03. bahan jalan

40
1 BAHAN JALAN BAHAN JALAN CER - 06 CER - 06

Upload: cashhman

Post on 23-Jun-2015

1.048 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: 03. BAHAN JALAN

11

BAHAN JALANBAHAN JALANCER - 06CER - 06

Page 2: 03. BAHAN JALAN

22

Bahan JalanBahan JalanCER - 06CER - 06

Fokus pembicaraan dalam modul ini tentang :Fokus pembicaraan dalam modul ini tentang : Bahan Jalan, jenis dan karakteristiknya.Bahan Jalan, jenis dan karakteristiknya. Bahan yang digunakan kontruksi jalan.Bahan yang digunakan kontruksi jalan. Perkerasan lentur.Perkerasan lentur. Perkerasan kaku.Perkerasan kaku.

Page 3: 03. BAHAN JALAN

33

I. PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN

1.1 Engineering1.1 Engineering Engineering = Rekayasa.Engineering = Rekayasa. Engineering = Bukan ilmu-ilmu murniEngineering = Bukan ilmu-ilmu murni Engineering = Adalah ilmu apklikasi ( ilmu Engineering = Adalah ilmu apklikasi ( ilmu

Terapan ) Terapan )

Engineering : Engineering : Adalah ilmu Aplikasi ( Terapan ), yang Adalah ilmu Aplikasi ( Terapan ), yang membahas cara memafaatkan sumber daya membahas cara memafaatkan sumber daya alam ( SDA ) yang ada, menjadi suatu alam ( SDA ) yang ada, menjadi suatu produk yang bermanfaat untuk orang produk yang bermanfaat untuk orang banyak ( manusia ).banyak ( manusia ).

Page 4: 03. BAHAN JALAN

44

1.2 Ekonomi1.2 EkonomiAgar ekonomis , perlu memperoleh bahan kontruksi yang Agar ekonomis , perlu memperoleh bahan kontruksi yang murah, yaitu dari sumber alam suatu daerah yang banyak murah, yaitu dari sumber alam suatu daerah yang banyak cadangannya ( deposit ).cadangannya ( deposit ).

Memenuhi standar Teknis :Memenuhi standar Teknis : Sesuai spesifikasi dan standar yang berlaku.Sesuai spesifikasi dan standar yang berlaku. Memenuhi ukuran, jenis, mutu, dan pembuatannya, sesuai syaratMemenuhi ukuran, jenis, mutu, dan pembuatannya, sesuai syarat

dalam gambar dan spesifikasi, disetujui tertulis Engineer.dalam gambar dan spesifikasi, disetujui tertulis Engineer. Semua produk harus baru.Semua produk harus baru.

Ekonomis : Ekonomis : MurahMurah Banyak jumlahnyaBanyak jumlahnya Mudah diperolehMudah diperoleh Tidak berdampak negatif pada lingkungan.Tidak berdampak negatif pada lingkungan.

Page 5: 03. BAHAN JALAN

55

1.3 Lingkungan Hidup.1.3 Lingkungan Hidup.Dalam mengeksploitasi ( menggali ) sumber bahan, harus Dalam mengeksploitasi ( menggali ) sumber bahan, harus

memperhatikan pengelolaan lingkungan.memperhatikan pengelolaan lingkungan.

1. Pemilihan lokasi sumber bahan :1. Pemilihan lokasi sumber bahan : Pilih lokasi yang sudah dibukaPilih lokasi yang sudah dibuka Sebanding antara kapasitas bahan, dengan lingkungan Sebanding antara kapasitas bahan, dengan lingkungan

kekayaan / sumber daya negara.kekayaan / sumber daya negara. Lokasi sumber bahan, dekat dengan proyek.Lokasi sumber bahan, dekat dengan proyek. Penggalian didaerah vital, harus dihindari.Penggalian didaerah vital, harus dihindari. Hindari penggalian dari dasar sungai.Hindari penggalian dari dasar sungai.

2. Penggalian didaerah lereng gunung, harus dengan2. Penggalian didaerah lereng gunung, harus dengan cara bertangga ( tersaring ), agar kelandaian tetap cara bertangga ( tersaring ), agar kelandaian tetap terjaga sehingga tidak longsor / rusak.terjaga sehingga tidak longsor / rusak.

Page 6: 03. BAHAN JALAN

66

II. PERKERASANII. PERKERASAN

2.1 Perkerasan Lentur2.1 Perkerasan Lentur Ada 6 tujuan dasar dalam menerapkan Ada 6 tujuan dasar dalam menerapkan

perkerasan Lentur :perkerasan Lentur :1.1. Mendukung beban Lalu Lintas.Mendukung beban Lalu Lintas.2.2. Melindungi tanah dasar, dari air.Melindungi tanah dasar, dari air.3.3. Memperkecil kemungkinan pelepasan butir pada permukaan.Memperkecil kemungkinan pelepasan butir pada permukaan.4.4. Memberikan textur permukaan yang memadai.Memberikan textur permukaan yang memadai.5.5. Lentur terhadap lapis tanah dasar.Lentur terhadap lapis tanah dasar.6.6. Tahan terhadap cuaca.Tahan terhadap cuaca.

Lapisan berbutir, meningkatkan stabiltas jalan, dan dapat mendukung beban lalu lintas Lapisan berbutir, meningkatkan stabiltas jalan, dan dapat mendukung beban lalu lintas yang lebih berat.yang lebih berat.Dengan lapisan berbutir, penyebaran beban lalu lints di distribusikan melebar, Dengan lapisan berbutir, penyebaran beban lalu lints di distribusikan melebar, sehingga lapisan tanah dasar dapat memberikan daya dukung yang lebih besar.sehingga lapisan tanah dasar dapat memberikan daya dukung yang lebih besar.

Page 7: 03. BAHAN JALAN

77

Komponen Perkerasan Lentur :Komponen Perkerasan Lentur :

Tanah, dengan tebal tak terhingga.

LAPISAN TANAH DASAR( subgrade )

Bisa terbuat dari :- Lapisan beraspal - Bahan berbutir - Bahan distabilisasi dengan

semen/kapur

LAPISAN PONDASI BAWAH( Subbase Course )

Bisa terbuat dari :- Lapisan beraspal- Bahan berbutir- Bahan distabilitasi dengan

semen/ kapur.

LAPISAN PONDASI ATAS ( Base Course )

Terdiri lapisan beraspalLAPISAN PERMUKAAN ( Surface Course )

Page 8: 03. BAHAN JALAN

88

Bila “ MUTU MATERIAL / BAHAN “ Bila “ MUTU MATERIAL / BAHAN “ tidak memenuhi syarat :tidak memenuhi syarat :1. CAMPURAN ASPAL :1. CAMPURAN ASPAL :

a.a. Stabilitas RendahStabilitas Rendah( Terjadi corrugation ( kriting ) atau shoving ( sungkur ) ( Terjadi corrugation ( kriting ) atau shoving ( sungkur )

a.a. Marshall Quotient Tinggi.Marshall Quotient Tinggi.( Campuran mudah retak )( Campuran mudah retak )

a.a. Rongga Udara Kecil.Rongga Udara Kecil.( Terjadi bleeding / kegemukan )( Terjadi bleeding / kegemukan )

a.a. Kelekatan bantuan terhadap aspal kurang, kekuatan Kelekatan bantuan terhadap aspal kurang, kekuatan rendah.rendah.

2. LAPISAN PONDASI AGREGAT :2. LAPISAN PONDASI AGREGAT :a.a. CBR Rendah, lapisan aspal diatasnya cepat retak.CBR Rendah, lapisan aspal diatasnya cepat retak.b.b. Abrasi agragat tinggi, agregat mudah pecah.Abrasi agragat tinggi, agregat mudah pecah.

Page 9: 03. BAHAN JALAN

99

Bila “ MUTU PELAKSANAAN “ tidak memenuhi Bila “ MUTU PELAKSANAAN “ tidak memenuhi syarat :syarat :

1. CAMPURAN ASPAL :1. CAMPURAN ASPAL : Suhu campuran, diatas 165o C.Suhu campuran, diatas 165o C. ( Terjadi perubahan sifat-sifat kimia aspal, sehingga ( Terjadi perubahan sifat-sifat kimia aspal, sehingga

mudah getas )mudah getas ) ( Stabilitas menjadi kurang, dan rongga udara besar, ( Stabilitas menjadi kurang, dan rongga udara besar,

sehingga kekuatan menurun / getas )sehingga kekuatan menurun / getas )

2. LAPIS PONDASI AGREGAT2. LAPIS PONDASI AGREGAT PEMADATAN Kurang.PEMADATAN Kurang.

( Maka CBR akan turun drastis ( tidak linear ), sehingga ( Maka CBR akan turun drastis ( tidak linear ), sehingga “ daya dukung menurun drastis”, akibatnya lapisan “ daya dukung menurun drastis”, akibatnya lapisan beraspal diatasnya mudah retak ).beraspal diatasnya mudah retak ).

Page 10: 03. BAHAN JALAN

1010

2.2 Perkerasan Kaku2.2 Perkerasan KakuPerbedaan prinsip dengan perkerasan Lentur, adalah modulusnya ( E ).Perbedaan prinsip dengan perkerasan Lentur, adalah modulusnya ( E ).

Perkerasan Kaku.Perkerasan Kaku.

Modulusnya tinggi, deformasi kecil, maka distribusi beban Modulusnya tinggi, deformasi kecil, maka distribusi beban melebar, sehingga tebal yang diperlukan tidak terlalu tebal.melebar, sehingga tebal yang diperlukan tidak terlalu tebal.

Perkerasan Lentur.Perkerasan Lentur.

Modulusnya rendah, deformasi besar, maka distribusi beban Modulusnya rendah, deformasi besar, maka distribusi beban mengkerucut kecil, sehingga tebal yang diperlukan besar. mengkerucut kecil, sehingga tebal yang diperlukan besar. Modulusnya sangat sensitif terhadap perubahan temperatur, dan Modulusnya sangat sensitif terhadap perubahan temperatur, dan waktu pembebanan.waktu pembebanan.

PERKERASAN KAKU

PERKERASAN LENTUR

Perkerasan kaku

Perkerasan lentur

Lebar

Lebar

Page 11: 03. BAHAN JALAN

1111

Komponen perkerasan kaku ( secara umum ) :Komponen perkerasan kaku ( secara umum ) :

SUB BASE

BETON SEMEN

CBR tidak terlalu berpengaruh terhadap tebal beton semen.

Tidak harus ada, biasanya digunakan cement treated sub-base ( CTSB ) atau Lean Cocreate

> K 400 ( yang dibutuhkan sebenarnya flexural strength / daya lentur 45 Kg/cm2, sehingga tebal beton semen sangat tergantung pada flexural strength.

SUB GRADE

Tanah Tak Terbatas

Page 12: 03. BAHAN JALAN

1212

Bila MUTU MATERIAL tidak memenuhi syarat :Bila MUTU MATERIAL tidak memenuhi syarat :Perkerasan Beton :Perkerasan Beton :

A. Daya lentur rendah.A. Daya lentur rendah.( Maka renggangan tarik besar, sehingga umur berkurang )( Maka renggangan tarik besar, sehingga umur berkurang )

B. Agregat Lunak / Kotor.B. Agregat Lunak / Kotor.( Permukaan jalan akan lepas-lepas, sehingga umur berkurang )( Permukaan jalan akan lepas-lepas, sehingga umur berkurang )

Bila MUTU PELAKSANAAN tidak memenuhi syarat :1. Perkerasan Beton :

Kerataan tidak memenuhi toleransi.Kerataan tidak memenuhi toleransi.( Kenyamanan pengendara berkurang, umur menurun )( Kenyamanan pengendara berkurang, umur menurun )

Pemadatan kurang sempurna.Pemadatan kurang sempurna.( timbul kropos dalam beton, mudah retak, tidak awet )( timbul kropos dalam beton, mudah retak, tidak awet )

Penggunaan air kebanyakan.Penggunaan air kebanyakan.( mutu beton rendah, tidak awet )( mutu beton rendah, tidak awet )

2. Cerment treated sub-base ( CTSB ) :Permukaan jalan tidak rata, bidang antara CTSB dan perkerasan beton tidak Permukaan jalan tidak rata, bidang antara CTSB dan perkerasan beton tidak diberi plastik/membran, maka perkerasan beton akan retak diseberang tempat, diberi plastik/membran, maka perkerasan beton akan retak diseberang tempat, bukan didaerah dowel.bukan didaerah dowel.

Page 13: 03. BAHAN JALAN

1313

BAB III. BAHAN JALAN.BAB III. BAHAN JALAN.

3.1 Klasifikasi Tanah.3.1 Klasifikasi Tanah. Cara menggolongkan jenis tanah / klasifikasi tanah :Cara menggolongkan jenis tanah / klasifikasi tanah :

1. Primair :1. Primair :

Berdasarkan ukuran butirnya :Berdasarkan ukuran butirnya :

2. Sekunder :2. Sekunder :

Lebih Besar Dari 20 CmAntara 7.5 S/D 20 CmAntara 2.36 mm s/d 7.5 cmAntara 0.075 mm s/d 2.36 mmAntara 0.005 mm s/d 0.075 mmLebih kecil dari 0.005 mm

BerangkalKerakalKerikilPasirLanauLempung

RENTANG UKURAN BUTIRJENIS

Dilakukan pemeriksaan GradasiDilakukan pemeriksaan Sifat-sifat

Butiran ” lebih besar “ dari pasir Butiran “ lebih kecil “ dari pasir

Page 14: 03. BAHAN JALAN

1414

Standar rujukan untuk Klasifikasi TanahStandar rujukan untuk Klasifikasi Tanah1. USCS ( Unified Soil Clasification System )

a. Butiran > Pasir : Ukuran butir + Gradasinyaa. Butiran > Pasir : Ukuran butir + Gradasinya

Contoh : GW ( Grevel – Well Graded )Contoh : GW ( Grevel – Well Graded )

SP ( Sand – Poor Graded )SP ( Sand – Poor Graded )

b. Butiran < Pasir : Ukuran Butir + tinggi rendah batas cairb. Butiran < Pasir : Ukuran Butir + tinggi rendah batas cair

Contoh Contoh : LL ( Liquid Limit ): LL ( Liquid Limit )

LL > 50 => disebut HIGHLL > 50 => disebut HIGH

LL < 50 => disebut LOWLL < 50 => disebut LOW

2. AASHTO ( American Asociation Of Safe Highway & Tranportation Official )

a. Kelompok menurut ukuran butir :a. Kelompok menurut ukuran butir :

1. Material berbutir ( Granular Material )1. Material berbutir ( Granular Material )

2. Material Lempung – Lanau ( Silt Clay Material )2. Material Lempung – Lanau ( Silt Clay Material )

b. Kelompok menurut ATTERBERG dari material :b. Kelompok menurut ATTERBERG dari material :

Plastisitas Index ( Liquid Limit – Plastic Limit )Plastisitas Index ( Liquid Limit – Plastic Limit )

3. Sistem Klasifikasi lain ( Kecuali SNI = Standar Nasional Indonesia )

Page 15: 03. BAHAN JALAN

1515

MEMBEDAKAN JENIS TANAHMEMBEDAKAN JENIS TANAH

1.1. BrangkalBrangkalKrakalKrakalKrikilKrikilPasirPasir

2.2. Pasir halusPasir halusLanauLanau

3. 3. LanauLanauLempungLempung

Mudah dibedakanMudah dibedakan( menurut ukuran butiran secara visual )( menurut ukuran butiran secara visual )

Sulit dibedakan secara visual Sulit dibedakan secara visual ( dengan cara pengendapan setelah direndam air )( dengan cara pengendapan setelah direndam air )

Dibedakan dengan :Dibedakan dengan :- Indera peraba, diremas- Indera peraba, diremas- Lama endap ( Lanau - Lama endap ( Lanau >> 10 menit < 1 jam ) 10 menit < 1 jam )- - Mengguling –gulingkan bola tanah di telapak tangan Mengguling –gulingkan bola tanah di telapak tangan

( Lanau mengkilap, dan lempung tidak )( Lanau mengkilap, dan lempung tidak )- - Gumpalan lempung sulit kering, sedang lanau mudah keringGumpalan lempung sulit kering, sedang lanau mudah kering

- Lempung mudah dipilin, sedang lanau sulit dipilin- Lempung mudah dipilin, sedang lanau sulit dipilin

Page 16: 03. BAHAN JALAN

1616

3.2 Agregat.3.2 Agregat.

Jenis-jenis Agregat pada umumnya, sbb :Jenis-jenis Agregat pada umumnya, sbb :

1. Pasir 1. Pasir : Pasir angin: Pasir angin Pasir Danau atau Pantai Pasir Danau atau Pantai Pasir Sungai Pasir Sungai Pasir Batu ( Sirtu ) Pasir Batu ( Sirtu ) Pasir Gunung Pasir Gunung Pasir Buatan Pasir Buatan

2. Kerikil 2. Kerikil : Kerikil Kacang Polong ( ukuran ¼ “ s/d ½ “ ): Kerikil Kacang Polong ( ukuran ¼ “ s/d ½ “ ) Kerikil Sungai ( ukuran diatas ¼ “ ) Kerikil Sungai ( ukuran diatas ¼ “ ) Kerikil Gunung ( dari deposit alami ) Kerikil Gunung ( dari deposit alami )

3. Batu pecah : Batu pecah bergradasi.3. Batu pecah : Batu pecah bergradasi. Batu pecah campuran. Batu pecah campuran. Batu pecah dari Crusher Screenings Batu pecah dari Crusher Screenings Terak ( Slag ) = Bahan dari tungku logam, Terak ( Slag ) = Bahan dari tungku logam,

tapi bukan logam.tapi bukan logam.

Page 17: 03. BAHAN JALAN

1717

GRADASI AGREGAT untuk CAMPURAN GRADASI AGREGAT untuk CAMPURAN ASPALASPAL

1. 1. Gradasi Menerus ( Continius Graded ).Gradasi Menerus ( Continius Graded ). Adalah rongga antar butiran besar, diisi butiran kecil. Rongga antar Adalah rongga antar butiran besar, diisi butiran kecil. Rongga antar butiran kecil, diisi butiran yang lebih kecil lagi, dst. butiran kecil, diisi butiran yang lebih kecil lagi, dst. Disebut juga Gradasi Padat karena saling mengisi dan mengunci. Disebut juga Gradasi Padat karena saling mengisi dan mengunci. Pengendalian tolerasi Gradasi Menerus, dengan cara : Pengendalian tolerasi Gradasi Menerus, dengan cara : - Sumber masing-masing Agregat dipilih dengan cermat. - Sumber masing-masing Agregat dipilih dengan cermat. - Proses tiap Agregat pada sumbernya, diatur dengan cermat. - Proses tiap Agregat pada sumbernya, diatur dengan cermat. - Pencampuran Agregat yang berbeda, dilakukan secara - Pencampuran Agregat yang berbeda, dilakukan secara mekanik. mekanik. - Campuran Agregat diayak ulang, diatur porsinya, sebelum - Campuran Agregat diayak ulang, diatur porsinya, sebelum dicampur aspal. dicampur aspal.

2. 2. Gradasi Senjang ( Gap Graded ).Gradasi Senjang ( Gap Graded ). Adalah ukuran butiran agregat, yang hampir tidak ada suatu Adalah ukuran butiran agregat, yang hampir tidak ada suatu rentang ukuran menengah ( bila ukuran butiran menengah yang rentang ukuran menengah ( bila ukuran butiran menengah yang berurutan diatas 10 % disebut Gradasi Menerus. ) berurutan diatas 10 % disebut Gradasi Menerus. )

3. 3. Gradasi Tunggal ( Single Graded ).Gradasi Tunggal ( Single Graded ). Adalah butiran agregat yang mayoritas (hampir semua) satu ukuran. Adalah butiran agregat yang mayoritas (hampir semua) satu ukuran. Gradasi ini tidak rawan segregasi, dan umumnya produk Crusher. Gradasi ini tidak rawan segregasi, dan umumnya produk Crusher. Sering disebut Gradasi terbuka ( Open Graded ). Sering disebut Gradasi terbuka ( Open Graded ).

Page 18: 03. BAHAN JALAN

1818

3.3 Bitumen3.3 BitumenAspal adalah bahan bitumen. Semua aspal dari destilasi minyak bumi mentah ( crude oil ), baik Aspal adalah bahan bitumen. Semua aspal dari destilasi minyak bumi mentah ( crude oil ), baik secara mekanik maupun alami.secara mekanik maupun alami.

Berdasarkan sumbernyaBerdasarkan sumbernya : :

1. 1. Aspal Alam Aspal Alam :: - - Terbentuk karena minyak mentah bumi “naik” kepermukaan bumiTerbentuk karena minyak mentah bumi “naik” kepermukaan bumi

- Akibat sinar matahari dan angin,maka minyak ringan dan gas menguap, - Akibat sinar matahari dan angin,maka minyak ringan dan gas menguap, “ “meninggalkan” residu yang plastis dan hitam disebut disebut aspalmeninggalkan” residu yang plastis dan hitam disebut disebut aspal

- Kebanyakan aspal alam bercampur lempung, pasir, krikil, ketika - Kebanyakan aspal alam bercampur lempung, pasir, krikil, ketika minyak mentah mengalir di cekungan permukaan bumi (Pulau Buton )minyak mentah mengalir di cekungan permukaan bumi (Pulau Buton )

2. 2. Aspal Minyak (Petrolium Asphalt)Aspal Minyak (Petrolium Asphalt) :: - - Destilasi minyak mentah menghasilkan bensin, solar, minyak tanah, Destilasi minyak mentah menghasilkan bensin, solar, minyak tanah,

dsb. Residu (ampas)nya adalah aspal (umumnya lunak–penetrasi 300)dsb. Residu (ampas)nya adalah aspal (umumnya lunak–penetrasi 300) - Melalui proses “semi blown”, menghasilkan aspal penetrasi 60 – 70, - Melalui proses “semi blown”, menghasilkan aspal penetrasi 60 – 70,

dan aspal keras (aspal semen)dan aspal keras (aspal semen)

Page 19: 03. BAHAN JALAN

1919

BERDASARKAN JENISNYA :BERDASARKAN JENISNYA :

1. Aspal Keras 1. Aspal Keras : - Bentuk padat dan keras ( cocok untuk pekerjaan jalan ): - Bentuk padat dan keras ( cocok untuk pekerjaan jalan ) - Penetrasi sekitar 40 /50, makin rendah penetrasi, makin keras- Penetrasi sekitar 40 /50, makin rendah penetrasi, makin keras - Untuk di gunakan harus dipanaskan agar cair- Untuk di gunakan harus dipanaskan agar cair

2. Aspal Cair2. Aspal Cair : A. Penguapan lambat : A. Penguapan lambat :: - Mengandung sedikit minyak berat ( aspal keras + residu )- Mengandung sedikit minyak berat ( aspal keras + residu ) - Umumnya untuk campuran dingin ( tapi harus di panaskan - Umumnya untuk campuran dingin ( tapi harus di panaskan

dulu )dulu ) B. Penguapan Sedang B. Penguapan Sedang :: - Aspal cair ini adalah campuran aspal keras + minyak tanah- Aspal cair ini adalah campuran aspal keras + minyak tanah C. Penguapan CepatC. Penguapan Cepat : : - Aspal cair ini dari campuran aspal keras + Bensin- Aspal cair ini dari campuran aspal keras + Bensin

3. Aspal Emulisi3. Aspal Emulisi : Bahan ketiga agar memperlambat pemisahan aspal dengan : Bahan ketiga agar memperlambat pemisahan aspal dengan pencampurnya, disebut “pengemulsi”pencampurnya, disebut “pengemulsi”

A. Aspal Kationik ( ion positif )A. Aspal Kationik ( ion positif ) Untuk semua jenis batuan Untuk semua jenis batuan

B. Aspal Emulsi Anionik ( ion negatif )B. Aspal Emulsi Anionik ( ion negatif ) Cocok untuk jenis batu yang mengandung ion positifCocok untuk jenis batu yang mengandung ion positif

Kecepatan reaksinyaKecepatan reaksinya : Cepat, Sedang, Lambat: Cepat, Sedang, Lambat

Page 20: 03. BAHAN JALAN

2020

3.4. Bahan Pengisi (Filler)3.4. Bahan Pengisi (Filler)

1. Loess - Material halus dan “porous” akibat angin.1. Loess - Material halus dan “porous” akibat angin.

- Butirannya lebih kecil dari pasir, lebih besar dari tanah- Butirannya lebih kecil dari pasir, lebih besar dari tanah

- Butirannya bersudut dan dapat dipadatkan.- Butirannya bersudut dan dapat dipadatkan.

- Berkarakteristik tersendiri, dan dapat digali vertikal.- Berkarakteristik tersendiri, dan dapat digali vertikal.

2. Debu berbutir - Debu dari batuan ( marmer ), atau semen, dsb.2. Debu berbutir - Debu dari batuan ( marmer ), atau semen, dsb.

- Debu berbutir ini ditambahkan pada campuran aspal, - Debu berbutir ini ditambahkan pada campuran aspal,

untuk mengisi rongga dan makin stabil.untuk mengisi rongga dan makin stabil.

3. Abu terbang - Diperoleh dari pembakaran batubara.3. Abu terbang - Diperoleh dari pembakaran batubara.

- Merupakan limbah besar, yang bisa untuk campuran - Merupakan limbah besar, yang bisa untuk campuran aspal.aspal.

Page 21: 03. BAHAN JALAN

2121

3.5. Bahan Tambah ( Additive )3.5. Bahan Tambah ( Additive )

Untuk meningkatkan daya lekat, titik lembek, dan Modulus.Untuk meningkatkan daya lekat, titik lembek, dan Modulus.

1. Daya lekat : Untuk meningkatkan daya lekat batuan, yang kelekatan 1. Daya lekat : Untuk meningkatkan daya lekat batuan, yang kelekatan

agregat terhadap aspal kurang memenuhi syarat.agregat terhadap aspal kurang memenuhi syarat.

2. Titik lembek : Untuk menaikkan titik lembek, karena mengubah sifat- 2. Titik lembek : Untuk menaikkan titik lembek, karena mengubah sifat-

sifat aspal.sifat aspal.

3. Modulus : Ada berjenis-jenis modifier di pasaran, untuk 3. Modulus : Ada berjenis-jenis modifier di pasaran, untuk

meningkatkan sifat campuran aspal agar lebih baik, meningkatkan sifat campuran aspal agar lebih baik,

tahan, dan awet.tahan, dan awet.

Page 22: 03. BAHAN JALAN

2222

BAB IV. JEMBATANBAB IV. JEMBATAN4.1. Bangunan jembatan terdiri dari :4.1. Bangunan jembatan terdiri dari :

A. Pondasi.A. Pondasi.

a. Pondasi Dangkal : 1. Pondasi telapak, untuk dangkal tanpa penggerusan.a. Pondasi Dangkal : 1. Pondasi telapak, untuk dangkal tanpa penggerusan.

2. Pondasi sumuran, untuk dangkal ada penggerusan.2. Pondasi sumuran, untuk dangkal ada penggerusan.

b. Pondasi dalam : 1. Pondasi tiang pancang.b. Pondasi dalam : 1. Pondasi tiang pancang.

2. Pondasi Bor Beton.2. Pondasi Bor Beton.

B. Bangunan Bawah ( Sub-StructureB. Bangunan Bawah ( Sub-Structure ). ).

a. Abutmen : Kepala jembatan dikedua ujung jembatan.a. Abutmen : Kepala jembatan dikedua ujung jembatan.

b. Pier : Pilar jembatan diantara abutmen.b. Pier : Pilar jembatan diantara abutmen.

c. Tie Beam : Untuk menahan goyangan, karena daya dukung lateral c. Tie Beam : Untuk menahan goyangan, karena daya dukung lateral

tanah, rendah.tanah, rendah.

C. Bangunan Atas ( Super Structure ).C. Bangunan Atas ( Super Structure ).

a. Gelagar : Balok-balok didalam, arah membujur.a. Gelagar : Balok-balok didalam, arah membujur.

b. Diafragma : Balok-balok melintang.b. Diafragma : Balok-balok melintang.

c. Lantai : Pelat murni dari gelagar, atau balok papan.c. Lantai : Pelat murni dari gelagar, atau balok papan.

Page 23: 03. BAHAN JALAN

2323

Keterangan tentang model PondasiKeterangan tentang model Pondasi Pondasi Sumuran, terdiri dari :Pondasi Sumuran, terdiri dari : a. Cincin sumuran, dari beton bertulang.a. Cincin sumuran, dari beton bertulang. b. Beton siklop (campuran beton struktur + batu besar) untuk isi campuran.b. Beton siklop (campuran beton struktur + batu besar) untuk isi campuran.

Tiang Pancang, dapat terbuat dari :Tiang Pancang, dapat terbuat dari :

a. Cerucuk kayu.a. Cerucuk kayu. b. Kayu, dengan atau tanpa pengawetan.b. Kayu, dengan atau tanpa pengawetan. c. Beton bertulang, bisa dari Pracetak atai bukan.c. Beton bertulang, bisa dari Pracetak atai bukan. d. Beton pratekan, bisa dari Pracetak atau bukan.d. Beton pratekan, bisa dari Pracetak atau bukan. e. Tiang Pancang, dari pipa baja.e. Tiang Pancang, dari pipa baja.

Tiang Pancang Betaon, dapat :Tiang Pancang Betaon, dapat :

a. Berbetuk segi tiga ( masif ).a. Berbetuk segi tiga ( masif ). b. Berbentuk bujur sangkar ( masif ).b. Berbentuk bujur sangkar ( masif ). c. Berbentuk bulat : dari beton atau Pipa Baja.c. Berbentuk bulat : dari beton atau Pipa Baja. d. Bor beton bertulang.d. Bor beton bertulang.

Page 24: 03. BAHAN JALAN

2424

4.2. Beton Bertulang.4.2. Beton Bertulang.

1. Beton Struktur :1. Beton Struktur :

- Standar untuk jembatan, minimum K 250.- Standar untuk jembatan, minimum K 250.

- Untuk lantai jembatan, plat beton bertulang K 250.- Untuk lantai jembatan, plat beton bertulang K 250.

2. Beton Tulangan : 2. Beton Tulangan :

- Ulir (deform) kode D untuk tegangan tariknya.- Ulir (deform) kode D untuk tegangan tariknya.

- Polos (plain) kode U untuk tegangan tariknya.- Polos (plain) kode U untuk tegangan tariknya.

Page 25: 03. BAHAN JALAN

2525

4.3. Beton Pratekan4.3. Beton Pratekan

1. Beton Struktur1. Beton Struktur : : - Untuk tiang pancang atau gelagar ( min. K 350 )- Untuk tiang pancang atau gelagar ( min. K 350 ) - Pada umumnya memiliki kuat tekan karakteristik - Pada umumnya memiliki kuat tekan karakteristik

tinggi.tinggi.

2. Tendon Baja2. Tendon Baja : : - Bisa berupa batang atau anyaman kawat, harus - Bisa berupa batang atau anyaman kawat, harus memiliki memiliki

tegangan leleh yang tinggi ( min. 16.000 kg / cm2 )tegangan leleh yang tinggi ( min. 16.000 kg / cm2 ) Penarikan tendon baja, dengan cara :Penarikan tendon baja, dengan cara : - Pre Tensioning : ditarik sebelum pengecoran.- Pre Tensioning : ditarik sebelum pengecoran. - Post Tensioning : ditarik sesudah pengecoran.- Post Tensioning : ditarik sesudah pengecoran.

3. Baja Tulangan3. Baja Tulangan : : - Tetap diperlukan, meski sudah ada stresing Tandon- Tetap diperlukan, meski sudah ada stresing Tandon - Yang terpenting untuk sekitar jangkar ( end block ).- Yang terpenting untuk sekitar jangkar ( end block ).

Page 26: 03. BAHAN JALAN

2626

4.4 Komposit4.4 Komposit

Struktur komposit terdiri dari :Struktur komposit terdiri dari :

1. Gelagar Baja1. Gelagar Baja : Umumnya berbentuk I atau H: Umumnya berbentuk I atau H

2. Diagfragma2. Diagfragma : Umumnya terbuat dari rangka baja: Umumnya terbuat dari rangka baja

3. Plat Beton bertulang3. Plat Beton bertulang : Untuk lantai jembatan: Untuk lantai jembatan

Page 27: 03. BAHAN JALAN

2727

4.5 Rangka Baja4.5 Rangka Baja

1. Rangka Batang Baja : Pada umumnya memiliki plat penyambung di 1. Rangka Batang Baja : Pada umumnya memiliki plat penyambung di ujungnya, yang di smbung dengan “Baut” serta ujungnya, yang di smbung dengan “Baut” serta memperhitungkan kekuatan jepit dari memperhitungkan kekuatan jepit dari

pengencangan pengencangan baut, yang di ukur dengan :baut, yang di ukur dengan :

- Plat pengukur celah ring- Plat pengukur celah ring - Torsi- Torsi

2. Plat Beton Bertulang : Plat beton ini untuk lantai jembatan2. Plat Beton Bertulang : Plat beton ini untuk lantai jembatan

3. Ikatan Angin3. Ikatan Angin : Ikatan angin adalah bagian dari rangka batang, : Ikatan angin adalah bagian dari rangka batang, yang yang

tampak ikatan angin, yang diatastampak ikatan angin, yang diatas

Page 28: 03. BAHAN JALAN

2828

4.6 Lain – Lain4.6 Lain – Lain1. 1. Expansion JointExpansion Joint : - Dipasang antara akhir plat lantai jembatan dengan : - Dipasang antara akhir plat lantai jembatan dengan

Abutment atau Pier Jembatan. Abutment atau Pier Jembatan.

- Berfungsi memberi transisi yang mulus - Berfungsi memberi transisi yang mulus antara plat lantai jembatan denganAbutment atau Pier. antara plat lantai jembatan denganAbutment atau Pier. - Jenis – jenis Expansion Joint - Jenis – jenis Expansion Joint ::

a. Baja si ku-siku a. Baja si ku-siku b. Karet b. Karet c. Aspal Karet c. Aspal Karet

2. 2. Peletakan Peletakan : : a. a. Peletakan BajaPeletakan Baja : Untuk balok yg bersifat 1 sendi & 1 rol, sehingga : Untuk balok yg bersifat 1 sendi & 1 rol, sehingga

dapat bergerak horisontal sejajar dengan balok. dapat bergerak horisontal sejajar dengan balok.

b. b. Peletakan Bantalan KaretPeletakan Bantalan Karet : Untuk balok yang bersifat semi sendi, : Untuk balok yang bersifat semi sendi, sehingga pergerakan horisontal dapat terjadi karena sehingga pergerakan horisontal dapat terjadi karena perubahan bentuk bantalan karet. perubahan bentuk bantalan karet.

c. c. Peletakan StripPeletakan Strip : Perletakan sepanjang lebar Abutment dan Pier. : Perletakan sepanjang lebar Abutment dan Pier.

Page 29: 03. BAHAN JALAN

2929

BAB V. BAHAN JEMBATANBAB V. BAHAN JEMBATAN5.1 Agregat5.1 AgregatAgregat untuk campuran aspal, tidak sama untuk beton. Untuk beton semen harus Agregat untuk campuran aspal, tidak sama untuk beton. Untuk beton semen harus agregat yang lebih bersih. Pasir alam yang digunakan harus pasir kasar / pasir cor. agregat yang lebih bersih. Pasir alam yang digunakan harus pasir kasar / pasir cor. Agregat untuk beton semen, terdiri dari :Agregat untuk beton semen, terdiri dari :

1. 1. PasirPasir :: - Pasir sungai ( umumnya bebas dari lumpur ).- Pasir sungai ( umumnya bebas dari lumpur ).- Pasir gunung ( dari deposit alami )- Pasir gunung ( dari deposit alami )- Pasir buatan ( dari ayakan batu pecah mesin ).- Pasir buatan ( dari ayakan batu pecah mesin ).

2. 2. Kerikil Kerikil :: - Kerikil kacang polong ( bersih karena dari sungai )- Kerikil kacang polong ( bersih karena dari sungai ) - Kerikil sungai ( umumnya bersih dari lumpur ).- Kerikil sungai ( umumnya bersih dari lumpur ).

3. 3. Batu pecahBatu pecah : : - Batu pecah bergradasi ( diproduksi pada gradasi yang diinginkan - Batu pecah bergradasi ( diproduksi pada gradasi yang diinginkan

dengan pengayakan berbentuk persegi.)dengan pengayakan berbentuk persegi.)

- Terak atau Slag- Terak atau Slag ( bukan logam, tapi berasal dari “tungku ( bukan logam, tapi berasal dari “tungku pemanasan logam”, dan bermutu baik untuk pemanasan logam”, dan bermutu baik untuk

perkerasan.)perkerasan.)

Page 30: 03. BAHAN JALAN

3030

5.2 Semen Portland5.2 Semen Portland

1. Tipe I1. Tipe I : Jika sifat khusus dari tipe lain tidak diperlukan.: Jika sifat khusus dari tipe lain tidak diperlukan.

2. Tipe IA2. Tipe IA : Sama dengan tipe I, jika memerlukan air entraining.: Sama dengan tipe I, jika memerlukan air entraining.

3. Tipe II3. Tipe II : Jika memerlukan ketahanan sedang terhadap hidrasi panas.: Jika memerlukan ketahanan sedang terhadap hidrasi panas.

4. Tipe IIA4. Tipe IIA : Sama dengan tipe II, jika memerlukan air entraining .: Sama dengan tipe II, jika memerlukan air entraining .

5. Tipe III5. Tipe III : Jika memerlukan kekuatan yang tinggi.: Jika memerlukan kekuatan yang tinggi.

6. Tipe IIIA6. Tipe IIIA : Sama dengan tipe III, jika memerlukan air entraining.: Sama dengan tipe III, jika memerlukan air entraining.

7. Tipe IV7. Tipe IV : Jika memerlukan hidrasi panas rendah.: Jika memerlukan hidrasi panas rendah.

8. Tipe IVA8. Tipe IVA : Jika memerlukan ketahanan tinggi terhadap sulfat.: Jika memerlukan ketahanan tinggi terhadap sulfat.

Page 31: 03. BAHAN JALAN

3131

5.3. Baja Tulangan5.3. Baja Tulangan..

Terdiri dari :Terdiri dari :

1. Ulir (deform), 1. Ulir (deform),

Tegangan tariknya berkode D ( contoh D 32 )Tegangan tariknya berkode D ( contoh D 32 )

2. Polos ( plain ),2. Polos ( plain ),

Tegangan tariknya berkode U ( contoh U 24 )Tegangan tariknya berkode U ( contoh U 24 )

Page 32: 03. BAHAN JALAN

3232

5.4 Baja Struktur5.4 Baja StrukturSyarat baja struktur, tergantung jenis dan proses membuatnya :Syarat baja struktur, tergantung jenis dan proses membuatnya :

NoNo MATERIALMATERIAL RUJUKAN ASTMRUJUKAN ASTM

11

22

33

44

55

66

77

88

99

1010

Plat yang di lengkung dan di bentuk secara dinginPlat yang di lengkung dan di bentuk secara dingin

Paku keling bajaPaku keling baja

BautBaut

Baut tegangan tinggiBaut tegangan tinggi

Mur bajaMur baja

Baja corBaja cor

Penempaan ( Baja Karbon )Penempaan ( Baja Karbon )

Plat atau Strip yang di rol secara panasPlat atau Strip yang di rol secara panas

Pipa di bentuk dengan dinginPipa di bentuk dengan dingin

Pipa di bentuk dengan panas Pipa di bentuk dengan panas

A 283 / A283M. Grade C*A 283 / A283M. Grade C*

A502 Grade I*A502 Grade I*

A307* Grade AA307* Grade A

A325 / A325M A325 / A325M

A563 / A563MA563 / A563M

A27 / A27M Grade 65 – 35*A27 / A27M Grade 65 – 35*

A668 Kelas DA668 Kelas D

A570 / 570M. Grade 36A570 / 570M. Grade 36

A500 Grade BA500 Grade B

A501 A501

CATATAN : * Mempunyai tegangan leleh lebih rendah dari baja A36 / A36MCATATAN : * Mempunyai tegangan leleh lebih rendah dari baja A36 / A36M

Page 33: 03. BAHAN JALAN

3333

5.5 Kabel Baja Pra Tegang5.5 Kabel Baja Pra Tegang

Tendon baja, dapat berupa Tendon baja, dapat berupa batang atau batang atau kawat anyamankawat anyaman , ,

yang memiliki tegangan leleh tinggi, yang memiliki tegangan leleh tinggi,

paling tidak 16.000 kg / cmpaling tidak 16.000 kg / cm²²

Page 34: 03. BAHAN JALAN

3434

5.6 Bahan Tambah ( Additive)5.6 Bahan Tambah ( Additive)

Beberapa bahan tambahan untuk beton, antara lain :Beberapa bahan tambahan untuk beton, antara lain :

1. Retarder 1. Retarder : Bahan untuk memperlambat Setting Time ( Bahan digunakan : Bahan untuk memperlambat Setting Time ( Bahan digunakan bila jarak antara pusat pencampuran beton dengan lokasi bila jarak antara pusat pencampuran beton dengan lokasi

pengecoran, jauh )pengecoran, jauh )

2. Accelerator2. Accelerator : Bahan untuk mempercepat naiknya kekuatan ( Bahan : Bahan untuk mempercepat naiknya kekuatan ( Bahan digunakan digunakan

jika ingin mempercepat naiknya kekuatan beton, agar penyangga jika ingin mempercepat naiknya kekuatan beton, agar penyangga dapat segera di lepas )dapat segera di lepas )

3. Plasticcizer3. Plasticcizer : Bahan untuk memperbaiki kelacakan ( Untuk menghemat : Bahan untuk memperbaiki kelacakan ( Untuk menghemat pemakaian semen )pemakaian semen )

4. Dan sebagainya ….4. Dan sebagainya ….

Page 35: 03. BAHAN JALAN

3535

BAB VI. SIFAT – SIFAT BAHANBAB VI. SIFAT – SIFAT BAHAN

6.1. Spesifikasi6.1. Spesifikasi

- Spesifikasi, salah satu bagian penting dari dokuman lelang / kontrak- Spesifikasi, salah satu bagian penting dari dokuman lelang / kontrak

- Spesifikasi umum, segala ketentuan pekerjaan dari awal sampai dengan selesai- Spesifikasi umum, segala ketentuan pekerjaan dari awal sampai dengan selesai

- Ada dua jenis spesifikasi :- Ada dua jenis spesifikasi :

1. Spesifikasi hasil akhir1. Spesifikasi hasil akhir

2. Spesifikasi berjenjang / bertahap2. Spesifikasi berjenjang / bertahap

- Spesifikasi hasil akhir : Hanya mengatur hasil akhir yang harus di capai dari suatu - Spesifikasi hasil akhir : Hanya mengatur hasil akhir yang harus di capai dari suatu

pekerjaanpekerjaan

- Spesifikasi berjenjang : Mengatur semua hal dan tahapan dari awal sampai akhir- Spesifikasi berjenjang : Mengatur semua hal dan tahapan dari awal sampai akhir

Memiliki pola 3 – 2 – 5 artinya :Memiliki pola 3 – 2 – 5 artinya :

•• 3 Tahap3 Tahap : Pengujian bahan baku, bahan olahan, bahan jadi: Pengujian bahan baku, bahan olahan, bahan jadi

• • 2 Lingkup2 Lingkup : Pengendalian dimensi dan pengendalian mutu: Pengendalian dimensi dan pengendalian mutu

•• 5 Struktur5 Struktur : Jenis pengujian – metode pengujian – frekwensi pengujian : Jenis pengujian – metode pengujian – frekwensi pengujian

– – persyaratan pengujian dan –toleransi yang di ijinkan persyaratan pengujian dan –toleransi yang di ijinkan

Page 36: 03. BAHAN JALAN

3636

Pengaturan lingkup dalam spesifikasi berjenjang :Pengaturan lingkup dalam spesifikasi berjenjang :1. Lingkup pekerjaan 1. Lingkup pekerjaan

2. Cuaca yang di ijinkan untuk bekerja2. Cuaca yang di ijinkan untuk bekerja

3. Bahan 3. Bahan

4. Pelaksanaan4. Pelaksanaan

5. Peralatan 5. Peralatan

6. Pengendalian mutu6. Pengendalian mutu

7. Cara pengukuran hasil kerja7. Cara pengukuran hasil kerja

8. Pembayaran8. Pembayaran

Persyaratan bahan :Persyaratan bahan :

Ditentukan di dalam spesifikasi pada seksi bahan dan seksi Ditentukan di dalam spesifikasi pada seksi bahan dan seksi

pengendalian mutu.pengendalian mutu.

Page 37: 03. BAHAN JALAN

3737

Bahan baku dan bahan olahan yang harus di perhatikan Bahan baku dan bahan olahan yang harus di perhatikan persyaratannya :persyaratannya :

1. Timbunan 1. Timbunan : :a. Timbunan biasaa. Timbunan biasab. Timbunan pilihanb. Timbunan pilihan

2. Lapis pondasi agregad2. Lapis pondasi agregad : :a. Agregad kasara. Agregad kasarb. Agregad halusb. Agregad halusc. Lapis pondasi agregadc. Lapis pondasi agregad

3. Lapis pondasi tanah semen :3. Lapis pondasi tanah semen :a. Tanaha. Tanah d. Lapis pondasi tanah semend. Lapis pondasi tanah semenb. Semen b. Semen c. Airc. Air

4. Campuran aspal4. Campuran aspal : :a. Aspal kerasa. Aspal keras d. Fillerd. Fillerb. Agregad kasarb. Agregad kasar e. Campuran aspale. Campuran aspalc. Agregad halusc. Agregad halus

5. Beton semen5. Beton semen : :a. Agregada. Agregad d. Aird. Airb. Gradasib. Gradasi e. Rasio air / semene. Rasio air / semenc. Semen portlandc. Semen portland f. Perkerasan beton semenf. Perkerasan beton semen

Page 38: 03. BAHAN JALAN

3838

6.2. Rujukan Lain Yang Disebut Dalam 6.2. Rujukan Lain Yang Disebut Dalam

Spesifikasi Spesifikasi Persamaan AASHTO dan SNI untuk bahan jalan / jembatan :Persamaan AASHTO dan SNI untuk bahan jalan / jembatan :

AASHTO M6 – 87AASHTO M6 – 87SK SNISK SNI

S – 02 – 1994 - 03S – 02 – 1994 - 03

Spesifikasi agregat halus, Spesifikasi agregat halus, untuk pekerjaan adukan dan untuk pekerjaan adukan dan plesteran, dengan bahan dasar plesteran, dengan bahan dasar semensemen

AASHTO M29 – 90AASHTO M29 – 90SK SNISK SNI

S – 02 – 1993 – 03S – 02 – 1993 – 03

Spesifikasi agregat halus, Spesifikasi agregat halus, untuk campuran perkerasan untuk campuran perkerasan aspal aspal

AASHTO M81 – 90AASHTO M81 – 90SNISNI

03 – 4800 – 199803 – 4800 – 1998Spesifikasi aspal cair, Spesifikasi aspal cair, penguapan cepatpenguapan cepat

AASHTO M82 – 75AASHTO M82 – 75SNISNI

03 – 4799 – 199803 – 4799 – 1998Spesifikasi aspal cair Spesifikasi aspal cair penguapan sedangpenguapan sedang

AASHTO M85 – 89AASHTO M85 – 89SNISNI

15 – 2049 – 199415 – 2049 – 1994Semen portlandSemen portland

AASHTO M28 - 87AASHTO M28 - 87SNISNI

03 – 4798 - 199803 – 4798 - 1998Spesifikasi aspal Emulsi Spesifikasi aspal Emulsi KationikKationik

Page 39: 03. BAHAN JALAN

3939

6.3. Rujukan Tambahan6.3. Rujukan Tambahan

Badan – badan organisasi yang merumuskan standar, sebagai Badan – badan organisasi yang merumuskan standar, sebagai rujukan dalam penggunaan bahan yang tercantum pada rujukan dalam penggunaan bahan yang tercantum pada spesifikasi :spesifikasi :

SIISII : Standar Industri Indonesia: Standar Industri IndonesiaSNISNI : Standar Nasional Indonesia: Standar Nasional IndonesiaAASHTOAASHTO : American Association Of State Highway and Transportation : American Association Of State Highway and Transportation OfficialOfficialACIACI : American Concerte Institute: American Concerte InstituteAISCAISC : American Institute Of Steel Construction: American Institute Of Steel ConstructionANSIANSI : American National Standar Institute: American National Standar InstituteASTMASTM : American Society For Testing and Materials: American Society For Testing and MaterialsAWSAWS : American Welding Society in Coorporation: American Welding Society in CoorporationCRSICRSI : Concerte Reinforcing Steel Institute: Concerte Reinforcing Steel InstituteNECNEC : National Ellectrical Code: National Ellectrical CodeBSBS : British Standar: British Standar

Page 40: 03. BAHAN JALAN

4040

BILA TELITI MEMILIH BAHANBILA TELITI MEMILIH BAHANHASIL KERJAAN KUAT DAN RAPIHHASIL KERJAAN KUAT DAN RAPIH

SAMPAI DISINI CUKUP SAMPAI DISINI CUKUP SEKIANSEKIAN

KAMI UCAPKAN TERIMA KASIHKAMI UCAPKAN TERIMA KASIH