03 bab 2.pdf

23
9 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Motivasi Belajar Belajar merupakan suatu proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku subjek belajar. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi proses belajar tersebut. Pengaruh itu bisa datang dari dalam diri subjek belajar dan pengaruh yang datang dari luar subjek belajar. Pengaruh- pengaruh tersebut sering dinamakan faktor intern dan faktor ekstern. Para ahli mengklasifikasikan faktor yang berasal dari dalam diri subjek belajar menjadi dua yaitu faktor biologis antara lain meliputi usia, kematangan dan kesehatan, dan faktor psikologis antara lain meliputi kelelahan, suasana hati, motivasi, minat, dan kebiasaan belajar. Sedangkan faktor yang bersumber dari luar diri subjek belajar juga diklasifikasikan menjadi dua yaitu faktor manusia dan faktor non manusia seperti alam, benda, hewan dan lingkungan fisik (Suharsimi Arikunto, 1990:2) dalam http://mediapemb.blogspot.com/2009/01/power-point- matematika-smp.html tanggal 12 Agustus 2012 pukul 12.00 WIB.

Upload: gunanto75

Post on 30-Dec-2014

59 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: 03 BAB 2.pdf

9

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Motivasi Belajar

Belajar merupakan suatu proses kegiatan untuk mengubah

tingkah laku subjek belajar. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi

proses belajar tersebut. Pengaruh itu bisa datang dari dalam diri subjek

belajar dan pengaruh yang datang dari luar subjek belajar. Pengaruh-

pengaruh tersebut sering dinamakan faktor intern dan faktor ekstern.

Para ahli mengklasifikasikan faktor yang berasal dari dalam diri subjek

belajar menjadi dua yaitu faktor biologis antara lain meliputi usia,

kematangan dan kesehatan, dan faktor psikologis antara lain meliputi

kelelahan, suasana hati, motivasi, minat, dan kebiasaan belajar.

Sedangkan faktor yang bersumber dari luar diri subjek belajar juga

diklasifikasikan menjadi dua yaitu faktor manusia dan faktor non manusia

seperti alam, benda, hewan dan lingkungan fisik (Suharsimi Arikunto,

1990:2) dalam http://mediapemb.blogspot.com/2009/01/power-point-

matematika-smp.html tanggal 12 Agustus 2012 pukul 12.00 WIB.

Page 2: 03 BAB 2.pdf

10

Di antara sekian banyak faktor yang memiliki pengaruh dalam

belajar itu faktor psikologis dalam belajar akan memberikan andil yang

cukup penting. Faktor psikologis akan senantiasa memberikan landasan

dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar secara optimal

(Sardiman AM, 1994: 38).

Motivasi merupakan faktor psikologis yang bersifat non

intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah,

merasa senang dan semangat untuk belajar (Sardiman AM., 1994: 5).

Dengan demikian seorang siswa yang memiliki motivasi yang kuat berarti

memiliki banyak energi untuk belajar. Motivasi sering dikatakan sebagai

penggerak tingkah laku ke arah suatu tujuan yang didasari adanya suatu

kebutuhan (Tabrani Rosyan dkk, 1989: 99). Anak yang memiliki inteligensi

tinggi mungkin akan gagal dalam pelajaran karena kekurangan motivasi.

Sedangkan hasil yang baik akan tercapai dengan motivasi yang kuat (S.

Nasution, 1986: 76).

Dari uraian di atas dapat dimengerti bahwa motivasi merupakan

tingkah laku seseorang yang erat kaitannya dengan soal kegiatan. Tanpa

adanya motivasi seseorang akan enggan melakukan suatu kegiatan.

Dengan demikian terdapat hubungan yang erat antara motivasi belajar

dengan hasil belajar siswa. Dengan dasar inilah peneliti ingin

meningkatkan motivasi belajar siswa.

Page 3: 03 BAB 2.pdf

11

a. Pengertian Motivasi

Bimo Walgito (1985: 141) mengemukakan bahwa motif adalah

suatu kekuatan yang ada dalam diri organisme yang menyebabkan

suatu tindakan, atau dorongan yang datang dari dalam diri organisme

untuk berbuat/bertindak menuju suatu tujuan tertentu. Sedangkan

motivasi disini dimaksudkan sebagai daya penggerak atau dorongan

dalam diri organisme yang telah menjadi aktif berkenaan dengan

adanya suatu kebutuhan.

Sedangkan motivasi diartikan sebagai dorongan yang timbul pada

diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan

dengan tujuan tertentu, diartikan pula sebagai usaha yang dapat

menyebabkan seseorang atau sekelompok orang tertentu tergerak

melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan atau kepuasan

tertentu. Menurut istilah yang sering digunakan dalam psikologi motif

dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek

untuk melakukan aktivitas tertentu demi tujuan, bahkan selanjutnya

motif dikatakan merupakan suatu kondisi intern (kesiapsiagaan).

Sedangkan motivasi adalah diartikan sebagai daya penggerak yang

telah menjadi aktif, terutama bila dirasakan adanya suatu kebutuhan

yang mendesak (Sardiman AM, 1994: 73).

Page 4: 03 BAB 2.pdf

12

Sedangkan pengertian motivasi dalam hubungannya dengan

belajar adalah sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri

siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin

kelangsungan dari kegiatan belajar, dan memberikan arah pada

kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek

belajar itu dapat tercapai (Sardiman AM 1994: 75).

b. Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik

Menurut Sardiman AM (1994) yang dimaksud dengan motivasi

intrinsik adalah motif-motif yang telah menjadi aktif tanpa harus

dirangsang dari luar, karena dari dalam diri individu sudah ada

dorongan untuk melakukan sesuatu. Misalnya seseorang yang

mempunyai kesenangan membaca tanpa ada yang menyuruh

membaca ia sudah aktif dengan sendirinya, misalnya dengan mencari

buku-buku untuk dibaca. Selanjutnya kalau dilihat dari segi tujuan

kegiatan yang dilakukan (misalnya kegiatan belajar) maka yang

dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah ingin mencapai tujuan

yang terkandung di dalam kegiatan belajar itu sendiri. Sebagai contoh

konkrit seorang siswa yang melakukan kegiatan belajar karena ingin

benar-benar mendapat pengetahuan atau ketrampilan agar tingkah

lakunya berubah secara konstruktif tidak karena tujuan lain.

Page 5: 03 BAB 2.pdf

13

Sedangkan yang dimaksud dengan motivasi ekstrinsik adalah

motif-motif yang menjadi aktif karena perangsang dari luar. Misalnya

seseorang yang belajar karena besok akan ujian. Jadi tujuannya

adalah agar memperoleh nilai yang lebih baik, sehingga apabila dilihat

dari segi tujuannya kegiatan yang dilakukannya tidak secara langsung

bergayut dengan esensi dengan apa yang dilakukannya itu. Meskipun

demikian motivasi ekstrinsik tetap penting sebab kondisi anak

senantiasa dinamis atau mungkin komponen lain dalam komponen

belajar mangajar ada yang kurang menarik.

Dari sedikit uraian di atas dapat dimengerti bahwa motivasi

intrinsik adalah dorongan untuk mencapai tujuan-tujuan yang terletak

dalam suatu perbuatan, misalnya perbuatan belajar. Sedangkan

motivasi ekstrinsik adalah dorongan untuk mencapai tujuan-tujuan

yang terletak di luar suatu perbuatan. Misalnya dalam perbuatan

belajar seorang siswa ingin memperoleh nilai yang leih tinggi atau

angka yang lebih baik (A. Tabrani Rusyan dkk, 1989). Dengan demikian

maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa motivasi intrinsik yang

dimiliki oleh oleh seorang anak akan memberikan hasil yang lebih baik

dibandingkan dengan seorang anak yang hanya memiliki atau semata-

mata didorong oleh faktor dari luar dirinya (motivasi ekstrinsik). Akan

tetapi alangkah baiknya seandainya seorang anak yang belajar sudah

Page 6: 03 BAB 2.pdf

14

memiliki motivasi intrinsik kemudian dirangsang oleh faktor dari luar

(motivasi ekstrinsik).

c. Fungsi Motivasi

Motivasi sebagai penggerak tingkah laku seseorang menuju suatu

tujuan didasari oleh adanya suatu kebutuhan. Dengan demikian maka

motivasi disini memiliki fungsi sebagaimana dikemukakan oleh

Sardiman, AM., 1994: 85 adalah sebagai berikut:

1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang dilakukan.

2) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat diberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tertentu.

Selain pendapat diatas, di dalam kegiatan belajar aspek motivasi

menjadi penting, terutama di dalam proses belajar dan mengajar,

bahkan motivasi merupakan faktor yang sangat penting di dalam

belajar yaitu:

1) Motivasi memberi semangat terhadap seorang peserta didik dalam kegiatan belajar.

2) Motivasi-motivasi kegiatan merupakan pemilih dari tiap tipe kegiatan-kegiatan dimana seseorang berkeinginan untuk melakukannya.

Page 7: 03 BAB 2.pdf

15

3) Motivasi memberi petunjuk pada tingkah laku. (A. Tabrani Rusyan, 1989:96) Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa motivasi yang

melepaskan energi/tenaga pada seseorang memiliki tiga fungsi yaitu:

(1) Mendorong manusia untuk bertindak, (2) menentukan arah

perbuatan dan (3) menyeleksi perbuatan.

Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menimbulkan hasil

yang baik pula, dengan ungkapan lain bahwa dengan adanya usaha

yang baik dan tekun dengan dilandasi motivasi maka seseorang yang

melakukan aktivitas belajar akan mendapat hasil belajar yang lebih

baik. Dengan demikian intensitas motivasi yang ada pada seseorang

akan sangat menentukan tingkat pencapaian hasil belajarnya.

Adapun motivasi yang ada pada setiap diri seseorang itu memiliki

ciri-ciri sebagai berikut sebagaimana dikemukakan oleh Sardiman AM,

1994):

1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai.

2) Ulet mengahadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak lekas puas dengan hasil yang dicapainya).

3) Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah untuk orang dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindak kriminal, amoral, dan sebagainya.

4) Lebih senang bekerja mandiri. 5) Cepat bosan dengan tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat

mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif. 6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan

sesuatu).

Page 8: 03 BAB 2.pdf

16

7) Tidak mudah melepaskan hal yang sudah diyakini itu, 8) Senang mencari dan memecahkan masalah.

d. Motivasi di Sekolah

Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik

maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Sebagaimana dikemukakan oleh

Sardiman AM., (1994: 91) seorang guru harus hati-hati dalam

menumbuhkan dan memberi motivasi bagi kegiatan belajar para anak

didik, khususnya untuk motivasi ekstrinsik.

Motivasi di sekolah perlu aktif dikembangkan, oleh karena tidak

setiap siswa yang mengikuti pelajaran memiliki motivasi intrinsik.

Selanjutnya Sardiman AM., berpendapat bahwa ada beberapa bentuk

dan Arif, Arti Pentingnya Motivasi cara untuk menumbuhkan motivasi

dalam kegiatan belajar di sekolah antara lain: (1) memberi angka, (2)

hadiah, (3) persaingan/kompetisi, (4) Ego-involvement, (5) memberi

ulangan, (6) mengetahui hasil, (7) Pujian, (8) hukuman, (9) hasrat

untuk belajar, (10) minat dan, (11) tujuan yang diakui.

Selain dari beberapa bentuk dan cara menumbuhkan motivasi di

sekolah seperti tersebut di atas, menurut S. Nasution (1986) ada

beberapa bentuk lagi antara lain: (1) kerja sama, (2) tugas yang

“challangging”, (3) teguran dan kecaman, (4) standar atau taraf

aspirasi dan, (5) suasana yang menyenangkan.

Page 9: 03 BAB 2.pdf

17

Dari beberapa bentuk dan cara menumbuhkan motivasi seperti

tersebut di atas haruslah diingat bahwa perubahan yang diharapkan

dari kegiatan belajar itu bukan semata-mata perubahan aspek kognitif

saja. Akan tetapi menyangkut seluruh aspek kejiwaan manusia.

Dengan demikian perubahan itu harus menyangkut aspek kognitif,

afektif dan psikomotorik.

Menurut Lie (2004 : 3) Paradigma lama dimana guru memberikan

pengetahuan kepada siswa yang pasif sudah tidak bisa dipertahankan

lagi. Untuk itu guru perlu menyusun dan melaksanakan kegiatan

pembelajaran berdasarkan beberapa pokok pemikiran, yaitu : 1)

pengetahuan ditemukan, dibentuk, dan dikembangkan oleh siswa, 2)

Siswa membangun pengetahuan secara aktif, 3) guru perlu berusaha

mengembangkan kompetensi dan kemampuan siswa, 4) Pendidikan

adalah interaksi pribadi diantara para siswa dan interaksi antara guru

dan siswa.

Dalam penelitian ini, motivasi belajar siswa dalam proses

pembelajaran di kelas terlihat dengan indikator:

1) Dorongan ingin tahu, yang dapat ditunjukkan dengan sikap

antusiasme/penuh perhatian, kesungguhan, keuletan, suka

bertanya, suka berlatih.

Page 10: 03 BAB 2.pdf

18

2) Dorongan pemenuhan kepuasan, yang dapat ditunjukkan dengan

gairah belajar, tidak mudah jenuh, rasa s enang/ceria, ingin

mengulang perbuatan.

3) Dorongan percaya diri, yang dapat ditunjukkan dengan

keberanian, optimisme, kesiapan.

4) Dorongan untuk mencapai hasil, yang dapat ditunjukkan dengan

kerjasama, kreatif/banyak ide, dan komunikatif.

2. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar sangat erat hubungannya dengan prestasi belajar.

Hasil belajar biasanya dinyatakan dengan nilai. Menurut Winarno

Surahmad ( 1997 : 88 ) “Hasil belajar adalah hasil dimana guru melihat

bentuk akhir dari pengalaman interaksi edukatif yang diperhatikan adalah

menempatkan tingkah laku”. Dapat diartikan bahwa hasil belajar adalah

suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan diri seseorang yang

dinyatakan dengan cara bertingkah laku baru berkat pengalaman baru.

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku akibat dari interaksi dengan

lingkungannya. Perubahan tersebut menyangkut perubahan

pengetahuan, keterampilan, maupun nilai sikap. Hasil belajar dapat

dikatakan membekas atau konstan jika pembelajaran yang terjadi akibat

proses belajar tahan lama dan tidak mudah terhapus begitu saja. Jadi

yang dimaksud hasil belajar dalam penelitian ini hasil nilai berupa angka

dari ulangan dan mengerjakan tugas yang diberikan.

Robert M. Gagne dalam Hasibuan (2006: 5) megemukakan lima

macam kemampuan manusia yang merupakan hasil belajar, yaitu (1)

Keterampilan intelektual (yang merupakan hasil belajar terpenting dari

Page 11: 03 BAB 2.pdf

19

sistem lingkungan skolastik), (2) Strategi kognitif, megatur "cara belajar"

dan berfikir seseorang dalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan

memecahkan masalah, (3) Informasi verbal, pengetahuan dalam arti

informasi dan fakta, (4) Keterampilan motorik yang diperoleh di sekolah,

antara lain keterampilan menulis, mengetik, menggunakan jangka, dan

sebagainya, (5) Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas

emosional yang dimiliki seseorang sebagaimana dapat disimpulkan dari

kecenderungannya bertingkah-laku terhadap orang, atau kejadian.

Hasil belajar antara siswa yang satu dengan siswa yang lain

berbeda-beda. Menurut Djamarah (2002: 141 – 171), hasil belajar itu

dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor

eksternal. Faktor dari luar diri siswa, misalnya lingkungan alam dan sosial

budaya, kurikulum, program, sarana dan fasilitas dari guru. Sedangkan

faktor internal yaitu faktor dari dalam diri siswa itu sendiri, misalnya

bakat, minat, kecerdasan, kemampuan kognitif, motivasi, kreativitas dan

keadaan fisik.

Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua

siswa dari SD hingga SMA bahkan di Perguruan Tinggi. Pengajaran

matematika di SD – SMA adalah untuk mempersiapkan siswa agar dapat

menggunakan matematika secara tepat dalam kehidupan sehari-hari.

Cornelius dalam Abdurrahman (2003: 253) mengemukakan lima alasan

perlunya belajar matematika, yaitu (1) Matematika merupakan sarana

berfikir yang jelas dan logis, (2) Merupakan sarana untuk memecahkan

masalah kehidupan seharisehari, (3) Matematika merupakan sarana

Page 12: 03 BAB 2.pdf

20

mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4)

Matematika merupakan sarana untuk mengembangkan kreatifitas, dan

(5) Matematika merupakan sarana untuk meningkatkan kesadaran

terhadap perkembangan budaya.

Dalam melakukan proses belajar-mengajar, guru dapat memilih

dan mengunakan beberapa metode mengajar, dimana masing-masing

mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kekurangan metode mengajar

yang satu dapat ditutup dengan metode megajar yang lain. Pemilihan

metode perlu memperhatikan beberapa hal seperti materi yang

disampaikan, tujuan pembelajaran, waktu yang tersedia, banyaknya

siswa, serta hal-hal yang lain yang berkaitan dengan proses belajar

mengajar.

Dalam hal ini, pengajaran dengan menggunakan Lembar Kerja

Siswa (LKS) diharapkan siswa benar-benar aktif dan mandiri sehingga

dapat menyerap dan mengingat lebih lama terhadap apa yang

dipelajarinya. Dalam LKS memuat hal-hal yang perlu diketahui siswa dari

pertanyaan-pertanyaan atau masalah-masalah yang harus dipecahkan

oleh siswa. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti terdorong untuk

mengkaji tentang peningkatan hasil belajar matematika melalui

penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS).

3. Pengertian Media PowerPoint

Page 13: 03 BAB 2.pdf

21

a. Pengertian Media

Kata media, berasal dari bahasa Latin, bentuk jamak dari medium

secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah suatu

alat yang dipakai sebagai saluran (channel) untuk menyampaikan

pesan (message) atau informasi dari suatu sumber (resource) kepad

penerimanya (reciver) (Soeparno, 1988:1). Media adalah semua

bentuk perantara yang dipakai orang penyebar ide, sehingga ide atau

gagasan itu sampai pada penerima (Santoso S. hamijoyo). Media

merupakan segala bentuk yang digunakan untuk proses penyaluran

informasi AECT). Media adalah segala benda yang dimanipulasi,

dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang

digunakan untuk kegiatan tersebut (NEA). Media adalah segala alat

fisik yang dapat menyajikan pesan yang merangsang yang sesuai

untuk belajar (Brigg). Media merupakan segala sesuatu yang dapat

diindra yang berfungsi sebagai perantara, sarana, alat untuk proses

komunikasi belajar mengajar (Rohani, 1997: 2-3).

Dalam penelitian ini, yang dimaksud media adalah sarana atau

alat yang digunakan peneliti untuk menyampaikan materi pelajaran

dalam proses pembelajaran di kelas.

b. Pemanfaatan Media PowerPoint

Page 14: 03 BAB 2.pdf

22

Microsoft PowerPoint merupakan sebuah software yang dibuat

dan dikembangkan oleh perusahaan Microsoft, dan merupakan salah

satu program berbasis multi media. Di dalam komputer, biasanya

program ini sudah dikelompokkan dalam program Microsoft Office.

Program ini dirancang khusus untuk menyampaikan presentasi, baik

yang diselenggarakan oleh perusahaan, pemerintahan, pendidikan,

maupun perorangan, dengan berbagai fitur menu yang mampu

menjadikannya sebagai media komunikasi yang menarik. Beberapa

hal yang menjadikan media ini menarik untuk digunakan sebagai alat

presentasi adalah berbagai kemampuan pengolahan teks, warna, dan

gambar, serta animasi-animasi yang bisa diolah sendiri sesuai

kreatifitas penggunanya.

Pada prinsipnya program ini terdiri dari beberapa unsur rupa, dan

pengontrolan operasionalnya. Unsur rupa yang dimaksud, terdiri dari

slide, teks, gambar dan bidang-bidang warna yang dapat

dikombinasikan dengan latar belakang yang telah tersedia. Unsur

rupa tersebut dapat kita buat tanpa gerak, atau dibuat dengan

gerakan tertentu sesuai keinginan kita. Seluruh tampilan dari program

ini dapat kita atur sesuai keperluan, apakah akan berjalan sendiri

sesuai timing yang kita inginkan, atau berjalan secara manual, yaitu

dengan mengklik tombol mouse. Biasanya jika digunakan untuk

penyampaian bahan ajar yang mementingkan terjadinya interaksi

Page 15: 03 BAB 2.pdf

23

antara peserta didik dengan tenaga pendidik, maka kontrol

operasinya menggunakan cara manual. Penggunaan program ini pun

memiliki kelebihan sebagai berikut:

1) Penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf dan

animasi, baik animasi teks maupun animasi gambar atau foto.

2) Lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi

tentang bahan ajar yang tersaji.

3) Pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta didik.

4) Tenaga pendidik tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar yang

sedang disajikan.

5) Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai secara

berulang-ulang.

6) Dapat disimpan dalam bentuk data optik atau magnetik.

(CD/Disket/Flashdisk), sehingga paraktis untuk di bawa ke mana-

mana.

Presentasi memiliki beberapa tujuan. Tujuan presentasi akan

sangat menentukan bagaimana kita akan melakukan dan mendesain

presentasi. Tujuan presentasi tersebuta dalah sebagai berikut:

1) Menginformasikan: presentasi berisi informasi yang akan

disampaikan kepada orang lain. Presentasi semacam ini sebaiknya

menyampaikan informasi secara detail dan jelas (clear) sehingga

Page 16: 03 BAB 2.pdf

24

orang dapat menerima informasi dengan baik dan tidak salah

presepsi terhadap informasi yang diberikan tersebut.

2) Meyakinkan: presentasi berisi informasi, data, dan bukti-bukti

yang disusun secara logis sehingga menyakinkan orang atas suatu

topik tertentu. Kondradiksi dan ketidakjelasan informasi dan

penyusunan yang tidak logis akan mengurangi keyakinan orang

atas presentasi yang diberikan.

3) Membujuk: presentasi yang berisi informasi, data, dan bukti-bukti

yang disusun secara logis agar orang mau melakukan suatu

aksi/tindakan. Presentasi dapat berisi bujukan, atau rayuan yang

disertai dengan bukti-bukti sehingga orang merasa tidak ragu dan

yakin untuk melakukan suatu tindakan.

4) Menginspirasi: presentasi yang berusaha untuk membangkitkan

inspirasi orang.

5) Menghibur: presentasi yang berusahan untuk memberi

kesenangan pada orang melalui informasi yang diberikan.

PowerPoint merupakan salah satu media untuk menyampaikan

presentasi. PowerPoint dapat merupakan bagian dari keseluruhan

presentasi maupun menjadi satu-satunya sarana penyampaian

informasi. PowerPoint sebagai pendukung presentasi misalnya

adalah PowerPoint sebagai alat bantu visual dalam presentasi

oral. PowerPoint dapat pula menjadi media utama penyampaian

Page 17: 03 BAB 2.pdf

25

presentasi, misalnya pada presentasi produk/iklan mini, profil

perusahaan, dan presentasi online. Presentasi semacam ini dapat

disertai dengan narasi dan ilustrasi suara, musik, atau video yang

dimainkan pada saat presentasi.

Dalam penelitian ini yang dimaksud media PowerPoint adalah sebuah

alat pembelajaran berbentuk file yang dijalankan menggunakan

seperangkat komputer dan multimedia projector (MMP).

4. LKS

a. Pengertian LKS

Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu alternatif

sumber pembelajaran yang tepat bagi siswa karena LKS

membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang

konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis

(Suyitno dalam Widiyanto, 2008:2). Sumber belajar adalah

merupakan bahan/materi kepada siswa di suatu kelas untuk

melakukan kegiatan atau aktivitas belajar mengajar. Lembaran ini

berisi petunjuk, tuntunan pertanyaan dan pengertian agar siswa

dapat mempeluas serta memperdalam pemahamannya terhadap

materi yang dipelajari. Sehingga dapat dikatakan bahwa LKS

merupakan salah satu sumber belajar yang berbentuk lembaran

yang berisikan materi secara singkat, tujuan pembelajaran,

Page 18: 03 BAB 2.pdf

26

petunjuk mengerjakan pertanyan-pertanyaan dan sejumlah

pertanyaan yang harus dijawab siswa.

b. Jenis-Jenis LKS

Menurut Sadiq (dalam Widiyanto, 2008:14) LKS dapat

dikategorikan menjadi 2 yaitu sebagai berikut:

1. Lembar Kerja Siswa Tak Berstruktur

Lembar kerja siswa tak berstruktur adalah lembaran yang

berisi sarana untuk materi pelajaran, sebagai alat bantu

kegiatan peserta didik yang dipakai untuk menyampaikan

pelajaran. LKS merupakan alat bantu mengajar yang dapat

dipakai untuk mempercepat pembelajaran, memberi

dorongan belajar pada tiap individu, berisi sedikit petunjuk,

tertulis atau lisan untuk mengarahkan kerja pada peserta

didik.

2. Lembar Kerja Siswa Berstruktur

Lembar kerja siswa berstruktur memuat informasi, contoh dan

tugas-tugas. LKS ini dirancang untuk membimbing peserta

didik dalam satu program kerja atau mata pelajaran, dengan

sedikit atau sama sekali tanpa bantuan pembimbing untuk

mencapai sasaran pembelajaran. Pada LKS telah disusun

Page 19: 03 BAB 2.pdf

27

petunjuk dan pengarahannya, LKS ini tidak dapat

menggantikan peran guru dalam kelas. Guru tetap mengawasi

kelas, memberi semangat dan dorongan belajar dan memberi

bimbingan pada setiap siswa.

Dalam penelitian ini, LKS yang dibuat adalah tipe tidak

berstruktur karena LKS ini diharapkan dapat dimanfaatkan

siswa sebagai penumbuh motivasi siswa dalam belajar dan

sebagai sarana untuk melatih keterampilan siswa dalam

memecahkan masalah.

c. Kegunaan LKS

Menurut Tim Instruktur PKG (dalam Andayani, 2005:10), kegunaan LKS dalam pengajaran matematika adalah : 1. Merupakan alternatif bagi guru untuk mengarahkan

pengajaran atau memperkenalkan suatu kegiatan tertentu sebagai variasi belajar mengajar.

2. Dapat mempercepat pengajaran dan mempersingkat waktu penyajian materi pelajaran sebab LKS ini dapat disiapkan di luar jam pelajaran.

3. Memudahkan penyelesaian tugas perorangan, kelompok, atau klasikal karena tidak setiap peserta didik dapat memahami persoalan itu pada keadaan bersamaan.

4. Mengoptimalkan penggunaan alat bantu pengajaran yang terbatas.

5. Membangkitkan minat belajar peserta didik jika LKS disusun secara menarik.

d. Langkah-langkah Penyusunan LKS

Langkah-langkah menyusun LKS adalah sebagai berikut : 1) Analisis kurikulum pada materi yang akan dibuatkan LKS. 2) Menyusun peta kebutuhan LKS. 3) Menentukan judul-judul LKS.

Page 20: 03 BAB 2.pdf

28

4) Penulisan LKS. 5) Rumusan kompetensi dasar LKS diturunkan dari buku

pedoman khusus pengembangan silabus 6) Menentukan alat penilaian 7) Menyusun materi (Abadi, Hartono, Junaedi dalam Widiyanto, 2008:4)

Untuk membuat atau menentukan sebuah LKS buatan guru yang

baik, ada beberapa petunjuk yang harus diperhatikan. Jones

(dalam Andayani, 2005:9) menyatakan LKS yang baik untuk

diberikan kepada peserta didik, haruslah:

1) Dapat menampung keragaman kemampuan siswa di kelas. 2) Bahasanya cukup dimengerti (Tidak terlalu sulit). 3) Format dan gambar harus jelas (mudah dipahami). 4) Mempunyai tujuan yang jelas. 5) Memiliki isian yang memerlukan pemikiran dan pemprosesan

infromasi. 6) Tetap memiliki gambaran umum (global disamping gambaran

detail)

LKS memiliki keunggulan, seperti yang dikatakan oleh Hartati

(2003) sebagai berikut:

1) Membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan.

2) Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi/individual sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal di dalam jiwa tersebut

3) Dapat membangkitkan kegairahan belajar siswa. 4) Mampu mengarahkan cara belajar siswa, sehingga lebih

memiliki motivasi yang kuat untuk belajar giat. 5) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk

berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Page 21: 03 BAB 2.pdf

29

Sehingga dapat disimpulkan bahwa, jika LKS disusun dengan

baik seperti langkah-langkah diatas maka dalam penggunaannya

LKS dapat membuat pembelajaran yang dilakukan berhasil karena

LKS dapat mengarahkan siswa untuk menemukan dan

mengembangkan konsep sendiri dengan atau tanpa bantuan guru

dan juga membangkitkan minat belajar siswa.

B. Penelitian yang relevan

Assssssssss

A

a

C. Kerangka berfikir

Berdasarkan kajian teori di atas, diduga bahwa motivasi belajar memegang

peranan penting dalam peningkatan hasil belajar siswa. Motivasi belajar dari

luar diri siswa dapat menumbuhkan motivasi dari dalam diri siswa sehingga

motivasi mereka menjadi lebih kuat. Motivasi dari luar, misalnya

pembelajaran menggunakan media PowerPoint akan meningkatkan motivasi

belajar siswa. LKS yang disusun sedemikian rupa, mulai dari yang mudah

berjenjang hingga yang sulit, akan menimbulkan tantangan dan sekaligus

motivasi bagi siswa. Dengan demikian, hasil belajar siswa akan meningkat.

Page 22: 03 BAB 2.pdf

30

Kerangka berpikir dalam penelitian ini digambarkan dalam skema berikut.

Page 23: 03 BAB 2.pdf

31

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka hipotesis tindakan yang dibuat

peneliti adalah:

1. Menggunakan media PowerPoint dan LKS dapat meningkatkan

motivasi belajar dan hasil belajar Faktorisasi Aljabar pada siswa kelas

VIII-1 SMP Satya Dharma Sudjana Gunung Madu Tahun Pelajaran

2012/2013.

2. Menggunakan media PowerPoint dan LKS dapat meningkatkan hasil

belajar Faktorisasi Aljabar pada siswa kelas VIII-1 SMP Satya Dharma

Sudjana Gunung Madu Tahun Pelajaran 2012/2013.