01 pelvis dan pe

75
e d i t o r Dr. Aloysius Suryawan, dr., SpOG(K) Heddy Herdiman, dr., M.Kes FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA UNTUK KALANGAN SENDIRI SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KAPITA SELEKTA

Upload: midian-midi

Post on 19-Dec-2015

63 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

kedokteran

TRANSCRIPT

Page 1: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

1

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

e d i t o r

Dr. Aloysius Suryawan, dr., SpOG(K)

Heddy Herdiman, dr., M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA UNTUK KALANGAN SENDIRI

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN

DAN PERKEMBANGAN

KAPITA SELEKTA

Page 2: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

2

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN

DAN PERKEMBANGAN

KAPITA SELEKTA

E d i t o r

Dr. Aloysius Suryawan, dr., SpOG(K)

Heddy Herdiman, dr., M.Kes

ii

Page 3: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

1

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

KATA SAMBUTAN

Puji syukur kehadirat Allah yang Maha Pengasih, berkat perkenan-Nya buku-buku materi

pengetahuan, penuntun praktikum, panduan tutorial dan buku keterampilan klinik edisi ketiga

dapat diterbitkan

Buku-buku tersebut diperlukan untuk kelancaran proses belajar mengajar dalam Kurikulum

Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas

Kristen Maranatha sejak tahun akademik 2006.

Khususnya buku materi pengetahuan merupakan gabungan pengetahuan preklinik dan klinik

yang isinya terbatas sesuai dengan blok atau sistim organ. Oleh sebab itu Mahasiswa diharapkan

membaca juga buku teks standard yang terkait untuk menambah pengetahuan karena KBK

menuntut active learning sehingga pada gilirannya menjadi lifelong learning. Lifelong learning

dapat diartikan lifelong, voluntary, and self-motivated.

Saya sangat menghargai para Kontributor, Editor dan Tim Medical Education Unit Fakultas

Kedokteran Universitas Maranatha atas jerih lelahnya sehingga buku-buku tersebut dapat

diterbit, terima kasih.

Karena keterbatasan manusia walaupun sudah direvisi tentu masih ada kekurangannya, mohon

asupan-asupan untuk melengkapi kekurangan dan untuk dilakukan perbaikan sebagaimana

mestinya.

Bandung, 10 Juni 2012

Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Maranatha

Jo Suherman,dr.,MS.,AIF

iii

Page 4: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

2

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

KATA SAMBUTAN

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih, karena berkat

perkenan-Nya Buku Materi Pengetahuan, Buku Panduan Kasus Tutorial, Buku Keterampilan

Klinis Dasar, Buku Penuntun Praktikum ini dapat diterbitkan.

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha mulai tahun Akademi 2006

melaksanakan Kurikulum Berbasis Kompetensi yaitu Kurikulum Inti Pendidikan Dokter

Indonesia (KIPDI) III. Dokter Pelayanan Primer/Dokter Keluarga.

Dengan Kurikulum baru, terjadi perubahan paradigma pembelajaran dari teacher

centered learning ke student centered learning. Untuk Implementasi student centered learning

maka Proses Belajar Mengajar mengacu pada belajar mandiri, active learning, integrated

learning.

Pembelajaran konvensional yang ditandai classical/ large group learning, berubah

dengan situasi pembelajaran small group learning/ tutorial. Dalam tutorial ini mahasiswa diberi

kesempatan untuk mengembangkan kemampuan dirinya dalam melakukan proses belajar untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan. Untuk itu perlu buku panduan, sehingga ada keragaman

dalam pelaksanaan PBM.

Sesuai program kerja tim Medical Educational Unit (MEU) FK-UKM, maka perlu

dilakukan revisi materi pembelajaran KBK. Revisi ini dilaksanakan mengngat ilmu pengetahuan

senantiasa memerlukan pembaharuan setiap waktu, apalagi sumber pembelajaran bukan terbatas

pada textbook saja.

Buku Materi Pengetahuan, Buku Panduan Kasus Tutorial, Buku Keterampilan Klinis

Dasar, Buku Penuntun Praktikum dalam pelaksanaannya masih perlu disempurnakan, oleh

karenanya saran dan kritik untuk perbaikan diharapkan dari berbagai kalangan. Dengan revisi

dan terbitnya seri buku materi terbaru, kami berharap dapat meningkatkan kualitas pembelajaran

di FK UKM.

Bandung, 11 Juni 2012

Ketua Medical Education Unit (MEU) FK-UKM,

Pinandojo Djojosoewarno, dr., Drs., AIF.

NIK : 110041

iv

Page 5: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

3

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih karena atas perkenan-Nya,

buku keterampilan klinis sistem hematologi-imunologi ini telah selesai disusun.

Buku ini disusun untuk membantu mahasiswa kedokteran dalam mempelajari teori-teori

mengenai ilmu pada sistem reproduksi, penyakit pada anak beserta tumbuh kembangnya, dan

diakhiri dengan materi aging yang kini sudah sangat update dan banyak perubahan-perubahan

keilmuan berdasarkan keilmuan anti aging medicine. Tentu saja buku materi pengetahun ini

bukanlah menjadi buku pegangan utama bagi pada mahasiswa kedokteran, diharapkan para

mahasiswa tetap mengikuti perkembangan zaman baik dari buku teks maupun jurnal-jurnal

penelitian terkini mengingat ilmu kedokteran bukanlah ilmu yang stabil namun akan selalu

berubah dari waktu ke waktu.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam

penyusunan buku ini. Terima kasih atas kerjasama yang telah terjalin dengan baik.

Kami menyadari bahwa meskipun telah berusaha sebaik mungkin, tetap ada kekurangan dan

kesalahan-kesalahan dalam buku ini, sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk

perbaikan buku ini sehingga isi buku dapat akurat dan selalu up to date.

Akhir kata, semoga buku ini dapat bermanfaat dalam menambah pengetahuan bagi para

pembacanya.

Editor

v

Page 6: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

4

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

DAFTAR KONTRIBUTOR

Dr. Aloysius Suryawan, dr., SpOG(K)

Dr. Anindita Adhika, dr., M.Kes.

Budi Widyarto, dr., M.H.

Dr. Diana K. Jasaputra, dr., M.Kes.

Djaja Rusmana, dr., M.Si.

Ellya Rosa Delima, dr., M.Kes.

Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes.

Fenny T, dr., SpPK., M.Kes.

Fen Tih, dr., M.Kes.

Franky Saputra, dr., SpA.

Frecillia Regina, dr. SpA

Dr. Hana Ratnawati, dr., M.Kes, PA(K)

Heddy Herdiman, dr., M.Kes.

Jo Suherman, dr., MS, AIF

Justin Ginting, dr., SpRad.

L. K. Liana, dr., SpPA, M.Kes.

Prof. Dr. H. R. Muchtan Sujatno, dr., SpFK(K)

Rimonta Gunanegara, dr., SpOG.

Sri Indajati, dr., SpA(K).

Sri Nadya Saanin, dr.,M.Kes.

Sonja Sutedja, dr.

Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes.

Prof. Dr. Susy Tjahjani, dr., M.Kes.

Triswaty Winata, dr., M.Kes.

Vera, dr., SpPD.

vi

Page 7: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

5

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN DEKAN

KATA SAMBUTAN KETUA MEU

PRAKATA

DAFTAR KONTRIBUTOR

DAFTAR ISI

1. Anatomi Pelvis Dan Perineum (Sistem Reproduksi Pria Dan Wanita)

Dr. Oeij Anindita A., dr., M.Kes.

Heddy Herdiman, dr., M.Kes.

2. Histologi Sistem Reproduksi Wanita

Dr. Hana Ratnawati, dr., M.Kes.

3. Histologi Sistem Reproduksi Pria

Sonja Sutedja, dr.

4. Faal Reproduksi Wanita

Jo Suherman, dr., MS, AIF.

5. Faal Reproduksi Pria

Jo Suherman, dr., MS, AIF.

6. Aspek Biokimiawi Hormon Reproduksi

Ellya Rosa Delima, dr., M.Kes.

7. Aspek Biokimiawi Hormon-Hormon Yang Mempengaruhi Perkembangan dan Diferensiasi

Ellya Rosa Delima, dr., M.Kes.

8. Mikronutrien: Vitamin dan Mineral dalam Reproduksi dan Tumbuh Kembang

Fen Tih, dr., M.Kes.

9. Patologi Klinik: Analisis Sperma

Fenny T, dr., SpPK., M.Kes.

10. Patologi Anatomi Sistem Reproduksi Pria

L. K. Liana, dr., SpPA, M.Kes.

11. Aspek Patologi Anatomi Traktus Genitalia Wanita

Sri Nadya J Saanin

12. Mikrobiologi Sistem Reproduksi: Fluor Albus

Triswaty Winata, dr., M.Kes.

13. Mikrobiologi Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpervirus

Djaja Rusmana, dr., M.Si.

14. Parasitologi dalam Sistem Reproduksi

vii

Page 8: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

6

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

Prof. Dr. Susy Tjahjani, dr., M.Kes.

15. Farmakologi Estrogen dan Antiestrogen

Prof. Dr. H. R. Muchtan Sujatno, dr., SpFK(K)

16. Farmakologi Androgen dan Antiandrogen

Prof. Dr. H. R. Muchtan Sujatno, dr., SpFK(K)

17. Farmakologi Kontrasepsi Hormonal

Dr. Diana K. Jasaputra, dr., M.Kes.

Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes.

18. Farmakologi Oksitosik dan Tokolitik

Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes.

19. Imaging Sistem Reproduksi Wanita

Justin Ginting, dr., SpRad.

20. Kehamilan Normal

Dr. Aloysius Suryawan, dr., SpOG(K)

21. Kehamilan Abnormal

Dr. Aloysius Suryawan, dr., SpOG(K)

22. Persalinan Normal

Rimonta Gunanegara, dr., SpOG.

23. Persalinan Abnormal

Rimonta Gunanegara, dr., SpOG.

24. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Kesehatan Reproduksi

Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes.

25. Tumbuh Kembang Pada Anak

Sri Indajati, dr., SpA(K).

26. Pemeriksaan Fisik Anak

Frecillia Regina, dr. SpA

27. Imunisasi Pada Anak

Franky Saputra, dr., SpA.

28. Proses Menua dan Implikasinya

Vera, dr., SpPD.

29. Etika Hubungannya dengan Reproduksi

Budi Widyarto, dr., M.H.

viii

Page 9: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

1

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

PELVIS DAN PERINEUM Anindita Adhika

Heddy Herdiman

Pelvis (L. basin) adalah bagian truncus yang terletak inferoposterior terhadap abdomen, serta

merupakan area transisi antara truncus dan membrum inferius. Cavitas pelvis merupakan bagian

paling inferior dari cavitas abdominis et pelvis. Pelvis dikelilingi oleh cingulum pelvicum, yakni

bagian dari skeleton appendiculare membrum inferius.

Pelvis dibagi menjadi pelvis major dan pelvis minor. Pelvis major atau cavitas pelvis

palsu dikelilingi oleh cingulum pelvicum superior. Pelvis major ditempati oleh viscera abdomen

inferior. Pelvis minor atau cavitas pelvis sebenarnya dikelilingi oleh cingulum pelvicum

inferior. Di luar, pelvis ditutupi oleh dinding abdomen anterolateralis di anterior, regio glutealis

di posterolateralis, dan perineum di inferior.

Perineum adalah area permukaan truncus yang terdapat di antara regio femoris dan

nates, membentang dari coccyx hingga pubis; juga merupakan kompartemen dangkal yang

terletak profundus (superior) terhadap area tersebut tapi inferior terhadap diaphragma pelvis.

Perineum meliputi anus dan genitalia externa.

Cingulum Pelvicum

Cingulum pelvicum menghubungkan columna vertebralis dengan dua femur. Pada orang

dewasa, cingulum pelvicum dibentuk oleh tiga tulang:

Os coxae kanan dan kiri: tulang besar, iregular, masing-masing merupakan fusi dari 3 tulang,

yaitu ilium, ischium, dan pubis.

Os sacrum yang dibentuk oleh fusi 5 vertebrae sacrales.

Pada anak-anak, os coxae terdiri dari 3 tulang terpisah yang disatukan oleh cartilago triradiat di

acetabulum, yakni depresi seperti cup di permukaan lateralis os coxae yang bersendian dengan

caput femoris. Setelah pubertas, ilium, ischium, dan pubis berfusi membentuk os coxae. Kedua

os coxae bersendian di anterior pada symphysis pubica dan di posterior dengan os sacrum pada

articulatio sacroiliaca.

Ilium dibedakan atas ala ossis ilii dan corpus ossis ilii. Pada aspek eksternal, corpus

ossis ilii ikut membentuk acetabulum. Crista iliaca adalah tepi bebas ala ossis ilii yang

melengkung di antara spina iliaca anterior superior dan spina iliaca posterior superior.

Permukaan konkaf anteromedialis ala ossis ilii membentuk fossa iliaca. Di posterior, facies

sacropelvica mempunyai facies auricularis dan tuberositas iliaca untuk junctura synovialis dan

syndesmosis dengan os sacrum.

1

Page 10: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

2

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Ischium mempunyai corpus ossis ischii dan ramus ossis ischii. Corpus ossis ischii ikut

membentuk acetabulum, sedangkan ramus ossis ischii ikut membentuk foramen obturatum.

Tonjolan posteroinferior yang besar dari ischium dinamakan tuber ischiadicum. Tonjolan

posteromedialis kecil di dekat pertemuan ramus dan corpus disebut spina ischiadica. Lekukan

konkaf antara spina ischiadica dan tuber ischiadicum disebut incisura ischiadica minor. Lekukan

yang lebih besar, incisura ischiadica major terletak superior terhadap spina ischiadica dan

merupakan bagian dari ilium.

Pubis disusun oleh ramus superior ossis pubis yang turut membentuk acetabulum, dan

ramus inferior ossis pubis yang ikut membentuk foramen obturatum. Penebalan pada bagian

anterior corpus ossis pubis disebut crista pubica, yang berakhir di lateralis sebagai tonjolan yang

disebut tuberculum pubicum. Bagian lateralis ramus superior ossis pubis mempunyai tonjolan

yang disebut pecten ossis pubis.

Pelvis dibagi menjadi pelvis major (false) dan pelvis minor (true) oleh bidang miring

apertura pelvis superior (pelvic inlet). Tepi tulang yang mengelilingi dan membatasi apertura

pelvis superior disebut pelvic brim yang dibentuk oleh:

Promontorium dan ala ossis sacri.

Linea terminalis kanan dan kiri yang terdiri dari:

Linea arcuata pada permukaan dalam ilium

Pecten ossis pubis (linea pectinea) dan crista pubica membentuk tepi atas ramus

superior ossis pubis dan corpus ossis pubis.

Arcus pubicus dibentuk oleh ramus ischiopubicus kedua sisi. Kedua rami bertemu di symphysis

pubica, tepi inferiornya membatasi angulus subpubicus. Besar angulus subpubicus ditentukan

oleh jarak antara tuber ischiadicum kanan dan kiri.

Apertura pelvis inferior (pelvic outlet) dibatasi oleh:

Arcus pubicus di anterior.

Tuber ischiadicum di lateralis.

Tepi inferior lig.sacrotuberale (berjalan di antara coccyx dan tuber ischiadicum) di

posterolateralis.

Ujung coccyx di posterior.

Pelvis major adalah bagian dari pelvis:

Superior terhadap apertura pelvis superior.

Dibatasi oleh ala ossis ilii di posterolateralis dan aspek anterosuperior vertebra sacralis I di

posterior.

2

Page 11: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

3

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Ditempati oleh viscera abdomen.

Pelvis minor adalah bagian dari pelvis:

Di antara apertura pelvis superior dan apertura pelvis inferior.

Dibatasi facies pelvica dari os coxae, os sacrum, dan coccyx.

Meliputi cavitas pelvis sebenarnya dan bagian profundus dari perineum, khususnya fossa

ischioanalis.

Yang penting dari aspek obstetris dan ginekologis.

Pada posisi anatomis, spina iliaca anterior superior kanan dan kiri serta aspek anterior

symphysis pubica terletak pada bidang vertikal yang sama.

Persendian pada Cingulum Pelvicum

Articulatio Sacroiliaca

Bagian anterior merupakan junctura synovialis yang dibentuk oleh facies auricularis

ossis sacri dan facies auricularis ossis ilii; bagian posterior merupakan junctura fibrosa

(syndesmosis) yang dibentuk oleh tuberositas iliaca dan tuberositas ossis sacri.Berbeda dengan

junctura synovialis lain, gerakan pada articulatio sacroiliaca terbatas, karena fungsinya

meneruskan berat badan ke os coxae.

Ligamentum sacroiliacum anterius merupakan bagian anterior capsula articularis dari

junctura synovialis. Ligamentum sacroiliacum interosseum yang berada di antara tuberositas

ossis sacri dan tuberositas iliaca berperan besar dalam transfer berat badan dari skeleton axiale

kepada kedua ilium.

Ligamentum sacroiliacum posterius adalah lanjutan posterior dari lig.sacroiliacum

interosseum. Karena serabut dari kedua ligamenta tersebut berjalan miring ke atas dan menjauhi

os sacrum, maka berat badan yang mendorong os sacrum ke bawah akan menarik ilium ke

medialis, sehingga mengompresi os sacrum di antara kedua ilium. Ligamentum iliolumbale

adalah ligamentum asesorius untuk mekanisme ini.

Di inferior, lig.sacroiliacum posterius bergabung dengan serabut yang membentang di

antara tepi posterior ilium dan basis dari coccyx membentuk lig.sacrotuberale. Ligamentum

sacrotuberale berjalan dari bagian posterior ilium dan bagian lateralis os sacrum dan coccyx

menuju tuber ischiadicum, mengubah incisura ischiadica menjadi foramen ischiadicum.

Ligamentum sacrospinale berjalan dari bagian lateralis os sacrum dan coccyx menuju spina

ischiadica membagi foramen ischiadicum menjadi foramen ischiadicum majus dan foramen

ischiadicum minus. Ligamentum sacrotuberale dan lig.sacrospinale mencegah rotatio dari

bagian superior os sacrum.

3

Page 12: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

4

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Symphysis Pubica

Symphysis pubica merupakan junctura cartilaginea sekunder yang dibentuk oleh discus

interpubicus dan ligamenta yang menyatukan corpus ossis pubis di planum medianum. Discus

interpubicus lebih lebar pada perempuan. Ligamenta yang menghubungkan kedua pubis

menebal di tepi superior dan tepi inferior symphysis membentuk lig.pubicum superius dan

lig.pubicum inferius (lig.arcuatum).

Articulatio Lumbosacralis

Vertebra lumbalis V dan vertebra sacralis I bersendian di anterior melalui symphysis

intervertebralis yang dibentuk oleh discus intervertebralis di antara kedua vertebrae, di posterior

melalui dua articulationes zygapophysiales. Sendi-senditersebut diperkuat oleh lig.iliolumbale

yang memancar dari processus transversus vertebra LV ke ilium.

Articulatio Sacrococcygea

Articulatio sacrococcygea merupakan junctura cartilaginea sekunder di antara apex

ossis sacri dan basis dari coccyx, diperkuat oleh lig.sacrococcygeum anterius dan

lig.sacrococcygeum posterius.

Perbandingan Pelvis Laki-Laki dan Perempuan

Pelvis Laki-laki Perempuan

Struktur umum Tebal dan berat Tipis dan ringan

Pelvis major Dalam Dangkal

Pelvis minor Sempit dan dalam Lebar dan dangkal, silindris

Apertura pelvis superior Heart-shaped, sempit Oval dan membulat; lebar

Apertura pelvis inferior Kecil Besar

Arcus pubicus dan angulus

subpubicus

Sempit (<70°) Lebar (>80°)

Foramen obturatum Bulat Oval

Acetabulum Besar Kecil

Incisura ischiadica major Sempit (70°); V terbalik Hampir 90°

Caldwell dan Moloy membagi pelvis menjadi 4 tipe berdasarkan bentuk apertura pelvis

superior, yaitu:

Gynecoid : bundar.

4

Page 13: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

5

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Android : jantung.

Anthropoid : oval memanjang dengan diameter anteroposterior lebih besar daridiameter

transversa.

Platypelloid: ovoid, diameter transversa lebih panjang dari diameter anteroposterior.

Pada perempuan, tipe yang paling banyak dijumpai adalah gynecoid (50%) dan merupakan tipe

yang paling baik untuk proses persalinan.

Apertura pelvis superior mempunyai tiga diameter yaitu diameter anteroposterior (conjugata),

diameter transversa, dan diameter obliqua. Conjugata vera (obstetrica) dari promontorium

hingga tepi posterosuperior symphysis pubica. Conjugata obstetrica merupakan jarak terpendek

antara symphysis pubica dan promontorium. Conjugata diagonalis dari tepi bawah symphysis

pubica sampai promontorium, merupakan diameter yang dapat dicapai dan diukur melalui

vagina. Bila pada pemeriksaan dalam, promontorium tidak dapat dicapai oleh jari, maka

diameter anteroposterior dianggap cukup lebar. Diameter transversa melalui bagian yang paling

lebar dari pelvic inlet. Diameter obliqua mulai dari articulatio sacroiliaca hingga eminentia

iliopubica.

Dinding Pelvis

Cavitas pelvis berisi bagian terminalis ureter, vesica urinaria, rectum, organa genitalia,

vas sanguineum, nodus dan vas lymphaticum, serta nervus; kadang-kadang ileum, appendix

vermiformis, colon transversum, dan/atau colon sigmoideum). Cavitas pelvis mempunyai satu

dinding anteroinferior, dua dinding lateralis, satu dinding posterior, serta dasar.

Dinding anteroinferior paling dangkal dan dibentuk oleh corpus dan ramus ossis pubis

serta symphysis pubica.

Dinding lateralis dibentuk oleh os coxae kanan dan kiri, termasuk foramen obturatum

yang ditutupi oleh membrana obturatoria. Perlekatan proximalis m.obturatorius internus

menutupi dan membentuk bagian besar dinding pelvis lateralis. Permukaan medialis otot ini

ditutupi oleh fascia obturatoria yang menebal di tengah sebagai arcus tendineus musculi

levatoris ani dan merupakan tempat perlekatan diaphragma pelvis.

Dinding posterior(dinding posterolateralis dan atap) dibentuk oleh os sacrum dan os

coccygis di tengah dan di lateralis oleh m.piriformis, lig.sacroiliacum anterius, lig.sacrospinale,

dan lig.sacrotuberale.

Musculus piriformis muncul dari os sacrum superior, berjalan ke lateralis meninggalkan

pelvis minor melalui foramen ischiadicum majus untuk melekat pada trochanter major femoris.

Profundus (anteromedialis) terhadap otot ini (sering terbenam dalam otot ini) adalah nervi dari

plexus sacralis.

5

Page 14: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

6

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Dasar pelvis dibentuk oleh diaphragma pelvis yang disusun oleh m.levator ani dan

m.coccygeus beserta fasciae yang menutupi aspek superior dan inferior. Diaphragma pelvis

memisahkan cavitas pelvis dari perineum. Perlekatannya di fascia obturatoria membagi

m.obturatorius internus menjadi bagian pelvis superior dan bagian perineal inferior. Permukaan

atas dan permukaan bawah diaphragma pelvis ditutupi oleh fascia superior diaphragmatis pelvis

dan fascia inferior diaphragmatis pelvis.

Musculus coccygeus muncul dari aspek lateralis os sacrum bagian inferior dan coccyx, serabut

ototnya terletak dan melekat pada permukaan dalam lig.sacrospinale. Musculus levator ani

merupakan bagian diaphragma pelvis yang lebih besar dan lebih penting. Otot ini melekat pada

corpus ossis pubis di anterior, spina ischiadica di posterior, dan pada arcus tendineus musculi

levatoris ani di antara keduanya.

Diaphragma pelvis membentang di antara dinding anterior, dinding lateralis, dan

dinding posterior pelvis minor. Celah anterior di antara tepi medialis masing-masing m.levator

ani, yakni hiatus urogenitalis, dilalui oleh urethra dan pada perempuan, juga vagina. Otot ini

terdiri dari tiga bagian:

Musculus puborectalis merupakan bagian medialis m.levator ani, disusun oleh serabut

otot yang berjalan dari aspek posterior corpus ossis pubis, ke belakang dan bersatu dengan

otot kontralateralis membentuk sling di belakang anorectal junction, membatasi hiatus

urogenitalis.Musculus puborectalis berperan penting dalam mempertahankan fecal

continence.

Musculus pubococcygeus merupakan bagian intermediat yang muncul dari sebelah

lateralis m.puborectalis, dari aspek posterior corpus ossis pubis dan arcus tendineus

musculi levatoris ani. Serabut lateralisnya melekat pada os coccygis, sedangkan serabut

medialisnya bergabung dengan serabut kontralateralisikut membentuk corpus (ligamentum)

anococcygeum. Pada laki-laki, sebagian serabut medialis melekat pada prostata dan disebut

m.puboprostaticus; sedangkan pada perempuan, melekat pada urethra dan vagina serta

disebut m.pubovaginalis. Serabut-serabut yang lain membentuk m.puboperinealis dan

m.puboanalis.

Musculus iliococcygeus merupakan bagian posterolateralis yang muncul dari arcus

tendineus musculi levatoris ani dan spina ischiadica. Otot ini tipis dan sering kurang

berkembang (tampak lebih aponeurotik daripada muskular) dan bercampur dengan corpus

anococcygeum.

Peritoneum dan Cavitas Peritonealis dari Pelvis

6

Page 15: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

7

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Peritoneum parietale yang membatasi cavitas abdominis berlanjut ke inferior ke dalam

cavitas pelvis, tapi tidak mencapai dasar pelvis. Peritoneum parietale berefleksi pada viscera

pelvis dan terpisah dari dasar pelvis oleh viscera pelvis dan fascia pelvis. Kecuali ovarium dan

tuba uterina, viscera pelvis dilapisi secara tidak komplit oleh peritoneum dan terletak inferior

tehadap peritoneum. Peritoneum hanya menutupi permukaan superior dan superolateralis

viscera pelvis. Hanya tuba uterina (kecuali ostia, yang mana terbuka) yang intraperitoneal dan

digantung oleh mesenterium. Ovarium, walaupun tergantung dalam cavitas peritonealis oleh

mesenterium, sejatinya tidak diselubungi oleh peritoneum,tapi oleh epithelium germinalis.

Lapisan areolar (fatty) yang longgar di antara fascia transversalis dan peritoneum

parietale di bagian inferior dinding abdomen anterior memungkinkan vesica urinaria

berekspansi tatkala terdistensi oleh urine.

Pada perempuan, peritoneum menutupi tepi posterior permukaan superior vesica

urinaria, kemudian berefleksi ke aspek anterior uterus pada isthmus uteri (tidak berhubungan

dengan pars anterior fornix vaginae). Peritoneum berjalan melintasi fundus uteri dan menuruni

seluruh aspek posterior uterus hingga dinding vagina posterior sebelum berefleksi ke superior ke

dinding anterior dari rectum inferior (ampulla recti). Kantung yang terbentuk di antara uterus

dan rectum disebut excavatio rectouterina (pouch of Douglas; cul-de-sac of Douglas). Bagian

tengah excavatio rectouterina sering dinyatakan sebagai bagian paling inferior dari cavitas

peritonealis perempuan, tapi sering kali posisi bagian lateralis pada masing-masing sisi rectum,

yakni fossa pararectalis lebih dalam.

Plica rectouterina menjadi batas lateralis fossa pararectalis. Ketika peritoneum berjalan

melewati uterus di tengah cavitas pelvis, lig.latum uteri terbentuk di antara uterus dan dinding

pelvis lateralis, membentuk „partisi‟ yang memisahkan fossa paravesicalis dari fossa

pararectalis. Tuba uterina, ovarium, lig.ovarii proprium, dan lig.teres uteri terbungkus dalam

lig.latum uteri.

Pada laki-laki, peritoneum berjalan menuruni permukaan posterior vesica urinaria

hingga 2 cm, kemudian berefleksi ke superior ke permukaan anterior rectum inferior,

membentuk excavatio rectovesicalis. Pada laki-laki, plica ureterica yang terbentuk ketika

peritoneum berjalan melewati ureter dan ductus deferens pada facies posterior vesica urinaria,

memisahkan fossa paravesicalis dari fossa pararectalis.

Fascia Pelvis

Fascia pelvis didapatkandi antara peritoneum dan dinding pelvis muskular, serta dasar

pelvis yang tidak ditempati viscera pelvis. Fascia pelvis adalah lanjutan fascia endoabdominalis.

Fascia pelvis mempunyai komponen parietalis dan visceralis.

7

Page 16: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

8

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Fascia pelvis parietalis (fascia endopelvina) melapisi permukaan dalam dinding pelvis

(m.obturatorius internus, m.piriformis, m.coccygeus, m.levator ani, dan sebagian m.sphincter

urethrae). Bagian tertentu fascia pelvis parietalis dinamakan sesuai dengan musculus yang

dilapisinya (contoh: bagian yang melapisi m.obturatorius internus disebut fascia obturatoria).

Lapisan parietalis berlanjut sebagai fascia transversalis dan fascia iliopsoas.

Fascia pelvis visceralis merupakan fascia pembungkus organ pelvis dan membentuk

tunica adventitia. Lapisan parietalis dan visceralis menjadi kontinu pada tempat organ

menembus dasar pelvis; di sini fascia pelvis parietalis menebal, membentuk arcus tendineus

fasciae pelvis, suatu pita bilateral yang berjalan dari pubis hingga os sacrum di sepanjang dasar

pelvis berdekatan dengan viscera. Bagian paling anterior dari arcus tendineus

(lig.puboprostaticum pada laki-laki; lig.pubovesicale pada perempuan) menghubungkan prostata

dengan pubis pada laki-laki, atau dasar fundus vesicae dengan pubis pada perempuan. Bagian

paling posterior dinamakan lig.sacrogenitale yang berjalan dari os sacrum menuju prostata pada

laki-laki atau vagina pada perempuan. Pada perempuan, hubungan antara fascia pelvis visceralis

dari vagina dengan arcus tendineus fasciae pelvis disebut paracolpium.

Di antara lapisan parietalis dan visceralis, didapatkan banyak jaringan ikat yang dikenal

sebagai fascia endopelvina extraperitonealis (subperitonealis) dengan densitas dan isi yang

bervariasi. Sebagian merupakan jaringan areolar yang sangat longgar yang menciptakan ruang

potensial, antara lain di antara pubis dan vesica urinaria (spatium retropubicum) serta di antara

sacrum dan rectum (spatium retrorectale/presacrale). Kedua spatium „bertemu‟ pada hypogastric

sheath, yang merupakan penebalan fascia pelvis.

Hypogastric sheath dibagi menjadi 3 lamina yang berjalan menuju atau antar organ pelvis;

hypogastric sheath menghantarkan struktur neurovaskular dan berperan sebagai penyokong.

Lamina yang paling anterior, yakni lig.laterale vesicae menghantarkan a. dan v.vesicalis

superior. Lamina paling posterior, lig.laterale rectale menghantarkan a. dan v.rectalis

media.Pada laki-laki, lamina media membentuk septum rectovesicale; pada perempuan, lamina

media adalah lig.cardinale (lig.transversum cervicis).

Arteriae Pelvis

Arteria Iliaca Interna

Arteria iliaca interna merupakan arteria utama yang menyuplai darah untuk hampir

seluruh viscera pelvis dan sebagian kecil struktur muskuloskeletal pelvis, juga regio glutealis,

regio femoris medialis, dan perineum. Panjang pembuluh darah ini ±4 cm, merupakan bifurcatio

dari a.iliaca communis setinggi discus intervertebralis antara vertebra LV dan SI.

Ureter menyilang a.iliaca communis (atau cabang terminalnya) di atau distalis segera

terhadap bifurcatio. Arteria iliaca interna dipisahkan dari articulatio sacroiliaca oleh v.iliaca

8

Page 17: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

9

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

interna dan truncus lumbosacralis, kemudian turun posteromedialis ke dalam pelvis minor, di

sebelah medialis v.iliaca externa dan n.obturatorius, dan lateralis terhadap peritoneum.

Divisi Anterior dari Arteria Iliaca Interna. Walaupun umum ditemukan variasi,

a.iliaca interna biasanya berakhir di tepi superior foramen ischiadicum majus dengan terbagi

menjadi divisi anterior dan divisi posterior. Divisi anterior meliputi terutama cabang visceral,

selain cabang parietal yang menuju regio femoris dan nates. Susunan cabang visceral bervariasi.

Arteria Umbilicalis. Sebelum lahir, aa.umbilicales merupakan lanjutan utama a.iliaca

interna, melintas sepanjang dinding pelvis lateralis, kemudian menaiki dinding abdomen

anterior dan melalui anulus umbilicalis ke dalam funiculus umbilicalis. Jika funiculus

umbilicalis dipotong, bagian yang terletak distalis terhadap cabang-cabang yang menuju vesica

urinaria (aa.vesicales superiores) menjadi tidak berfungsi dan mengalami oklusi. Pars occlusa

inimembentuk lig.umbicale mediale.Pars patens dari a.umbilicalis berjalan di antara vesica

urinaria dan dinding pelvis lateralis.

Arteria obturatoria berjalan anteroinferior pada fascia obturatoria di dinding pelvis

lateralis dan berjalan di antara v.obturatoria dan n.obturatorius. Arteria obturatoria accessoria

(variasi, 20%) berasal dari a.epigastrica inferior dan berjalan turun ke dalam pelvis.

Arteria vesicalis inferior didapatkan hanya pada laki-laki, digantikan oleh a.vaginalis

pada perempuan.

Arteria uterina adalah cabang tambahan a.iliaca interna pada perempuan, biasanya

berasal dari a.iliaca interna; dapat juga dari a.umbilicalis. Menurut perkembangannya, a.uterina

merupakan homolog a.ductus deferentis pada laki-laki. Turun pada dinding pelvis lateralis,

anterior terhadap a.iliaca interna, dan berjalan ke medialis untuk mencapai daerah pertemuan

antara uterus dan vagina, di mana cervix uteri berprotrusi ke dalam vagina. Di medialis,

a.uterina berjalan superior terhadap ureter. Ketika mencapai sisi cervix uteri, a.uterina terbagi

menjadi cabang vaginal untuk cervix uteri dan vagina, serta cabang ascendens yang lebih besar

dan berjalan di tepi lateralis uterus. Cabang ascendens terbagi dua menjadi r.ovaricus dan

r.tubarius yang beranastomosis dengan rr.ovarici dan rr.tubarii dari a.ovarica.

Arteria vaginalis merupakan homolog a.vesicalis inferior pada laki-laki; sering muncul

dari bagian permulaan a.uterina.

Arteria rectalis media dapat berasal dari a.iliaca interna atau bersama dengan

a.vesicalis inferior atau a.pudenda interna.

Arteria pudenda interna lebih besar pada laki-laki daripada perempuan, berjalan

inferolateralis, anterior terhadap m.piriformis dan plexus sacralis. Meninggalkan pelvis di antara

m.piriformis dan m.coccygeus melalui bagian inferior foramen ischiadicum majus. Arteria

9

Page 18: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

10

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

pudenda interna berjalan di sekitar aspek posterior spina ischiadica atau lig.sacrospinale dan

memasuki fossa ischioanalis melalui foramen ischiadicum minus.

Arteria pudenda interna bersama v.pudenda interna dan cabang n.pudendus berjalan

dalam canalis pudendalis pada dinding lateralis fossa ischioanalis.

Arteria glutea inferior berjalan ke posterior di antara nn.sacrales (biasanya S2 dan S3)

dan meninggalkan pelvis melalui bagian inferior foramen ischiadicum majus.

Divisi Posterior dari Arteria Iliaca Interna. Arteria iliolumbalis berjalan

superolateralis menuju fossa iliaca, bercabang menjadi r.iliacus (menyuplai m.iliacus dan ilium)

dan r.lumbalis (menyuplai m.psoas major dan m.quadratus lumborum).

Arteria sacralis lateralis berjalan ke medialis dan turun anterior terhadap rami

anteriores sacrales, mempercabangkan rr.spinales yang berjalan melalui foramina sacralia

anteriora dan menyuplai meninges spinalis. Beberapa cabangnya berjalan dari canalis sacralis

keluar melalui foramina sacralia posteriora dan menyuplai m.erector spinae dan kulit yang

menutupi sacrum.

Arteria glutea superior merupakan cabang terbesar divisi posterior dan menyuplai

mm.glutei.

Arteria Ovarica berasal dari aorta abdominalis, inferior terhadap a.renalis, tapi

superior terhadap a.mesenterica inferior. Tatkala berjalan ke inferior, a.ovarica melekat ke

peritoneum parietale dan berjalan anterior terhadap ureter pada dinding abdomen posterior.

Ketika memasuki pelvis minor, a.ovarica menyilang pangkal vasa iliaca externa, kemudian

berjalan medialis, terbagi menjadi ramus ovaricus dan ramus tubarius.

Arteria Sacralis Mediana adalah arteria kecil yang tidak berpasangan yang berasal

dari aorta abdominalis, superior terhadap bifurcatio. Ketika menuruni os sacrum, a.sacralis

mediana mempercabangkan cabang parietal kecil yang beranastomosis dengan a.sacralis

lateralis, dan cabang visceral kecil untuk bagian posterior rectum yang beranastomosis dengan

a.rectalis superior dan a.rectalis media.

Arteria Rectalis Superior merupakan lanjutan a.mesenterica inferior. Arteria rectalis

superior menyilang v.iliaca communis kiri dan menuruni mesocolon sigmoideum menuju pelvis

minor. Pada level vertebra SIII, a.rectalis superior terbagi menjadi dua cabang yang menuruni

kedua sisi rectum menyuplai hingga level m.sphincter ani internus.

10

Page 19: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

11

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Venae Pelvis

Plexus venosus pelvis dibentuk oleh venae yang saling berhubungan di sekitar viscera

pelvis. Berbagai plexus dalam pelvis minor (rectalis, vesicalis, prostaticus, uterinus, dan

vaginalis) bersatu dan mengalir terutama ke v.iliaca interna, beberapa melalui v.rectalis superior

ke dalam v.mesenterica inferior atau melalui v.sacralis lateralis ke dalam plexus venosus

vertebralis internus.

Vena iliaca interna terbentuk superior terhadap foramen ischiadicum majus dan terletak

posteroinferior terhadap a.iliaca interna. Tributari v.iliaca interna lebih bervariasi daripada

cabang a.iliaca interna; tidak ada vena yang mendampingi a.umbilicalis, dan v.iliolumbalis

bermuara ke v.iliaca communis. Vena iliaca interna bergabung dengan v.iliaca externa

membentuk v.iliaca communis. Vena iliaca communis kanan dan kiri bersatu di level vertebra

LIV atau LV membentuk v.cava inferior.

Vena glutea superior merupakan tributari v.iliaca interna yang terbesar, kecuali pada

kehamilan, di mana v.uterina menjadi lebih besar.

Vena sacralis lateralis beranastomosis dengan plexus venosus vertebralis internus,

menyediakan lintasan kolateral untuk mencapai v.cava inferior atau v.cava superior, juga jalur

metastasis kanker prostata atau kanker ovarium ke daerah vertebra atau cranium.

Nodi Lymphoidei Pelvis

Nodi lymphoidei yang terletak di dalam atau berdekatan dengan pelvis dapat dibagi menjadi

empat grup yang dinamai sama dengan pembuluh darah dengan mana nodi lymphoidei tersebut

berhubungan:

Nodi iliaci externi: terletak di atas pelvic brim, sepanjang vasa iliaca externa; menerima

lympha terutama dari nodi inguinales, juga dari viscera pelvis bagian superior (dari organ

pelvis anterior hingga media). Nodi iliaci externi bermuara ke nodi iliaci communes.

Nodi iliaci interni tersebar di sekeliling divisi anterior dan posterior a.iliaca interna dan

pangkal a.glutea; menerima lympha dari viscera pelvis inferior, perineum profundus, dan

regio glutealis; bermuara ke nodi iliaci communes.

Nodi sacrales terletak di permukaan konkaf os sacrum; menerima lympha dari viscera

pelvis posteroinferior dan bermuara ke nodi iliaci interni atau nodi iliaci communes.

Nodi iliaci communes terletak superior terhadap pelvis, sepanjang vasa iliaca communis,

dan menerima lympha dari ketiga grup di atas.

NERVI PELVIS

Pelvis dipersarafi terutama oleh nn.sacrales dan n.coccygeus dan pars pelvica divisio

autonomica.

11

Page 20: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

12

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Nervus Obturatorius

Nervus obturatorius berasal dari rami anteriores nn.spinales L2-L4 dari plexus lumbalis

dalam abdomen. Nervus obturatorius memasuki pelvis minor dan berjalan dalam lemak

ekstraperitoneal sepanjang dinding pelvis lateralismenuju canalis obturatorius (bukaan dalam

membrana obturatoria). Tidak ada struktur pelvis yang disuplai oleh n.obturatorius.

Truncus Lumbosacralis

Pars descendens n.L4 bergabung dengan ramus anterior n.L5 membentuk truncus

lumbosacralis di atau superior terhadap pelvic brim. Truncus lumbosacralis berjalan inferior

pada permukaan anterior ala ossis sacri dan bergabung dengan plexus sacralis.

Plexus Sacralis

Plexus sacralis terletak di dinding pelvis posterolateralis. Dua nervi utama yang berasal dari

plexus ini adalah n.ischiadicus dan n.pudendus. Hampir seluruh cabang plexus sacralis

meninggalkan pelvis melalui foramen ischiadicum majus.

Nervus ischiadicus adalah nervus terbesar dalam tubuh. Nervus ini terbentuk sebagai

penyatuan rami anteriores nn.spinales L4-S3 pada permukaan anterior m.piriformis.

Nervus pudendusmerupakan nervus utama bagi perineum dan nervus sensoris utama genitalia

externa. Berjalan bersama a.pudenda interna meninggalkan pelvis melalui foramen ischiadicum

majus (infrapiriformis), lalu melengkung di sekitar spina ischiadica dan lig.sacrospinale, dan

memasuki perineum melalui foramen ischiadicum minus.

Nervus gluteus superior meninggalkan pelvis melalui foramen ischiadicum majus, superior

terhadap m.piriformis untuk menyuplai otot regio glutealis.

Nervus gluteus inferiormeninggalkan pelvis melalui foramen ischiadicum majus, inferior

terhadap m.piriformis dan superficialis terhadap n.ischiadicus.

Plexus Coccygeus

Plexus coccygeus dibentuk oleh rami anteriores S4 dan S5 dan n.coccygeus; terletak pada

permukaan pelvis m.coccygeus dan menyuplainya, juga sebagian m.levator ani, dan articulatio

sacrococcygea. Nervus anococcygeus berasal dari plexus ini, menembus m.coccygeus dan

lig.anococcygeum untuk menyuplai kulit antara ujung coccyx dan anus.

Nervi Otonom Pelvis

Saraf otonom memasuki cavitas pelvis melalui:

12

Page 21: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

13

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Truncus sympathicus sacralis: terutama menyediakan persarafan simpatis bagi membrum

inferius; merupakan lanjutan truncus sympathicus lumbalis.

Plexus periarterialis:serabut postsinaptik, simpatis, vasomotor bagi a.rectalis superior,

a.ovarica, dan a.iliaca interna serta cabang-cabang arteriae tersebut.

Plexus hypogastricus (superior dan inferior): lintasan paling penting melalui mana serabut

simpatis dihantarkan ke viscera pelvis.

Nervi splanchnici pelvici: lintasan bagi persarafan parasimpatis viscera pelvis, colon

descendens, dan colon sigmoideum.

Persarafan Aferen Visceral Pelvis

Serabut aferen visceral berjalan bersama serabut saraf otonom; impuls sensoris

dihantarkan menuju pusat. Semua serabut aferen visceral yang menghantarkan sensasi refleksif

(informasi yang tidak mencapai kesadaran) berjalan bersama serabut parasimpatis. Serabut

tersebut berjalan melalui plexus hypogastricus inferior dan nn.splanchnici pelvici menuju

ganglion sensorium nervi spinalis S2–S4.

Jalur yang diikuti serabut aferen visceral yang menghantarkan nyeri dari viscera pelvis,

berbeda dalam arah dan tujuan, bergantung pada lokasi viscus atau bagian viscus dari mana

nyeri berasal, apakah superior atau inferior terhadap garis nyeri pelvis (pelvic pain line). Garis

nyeri pelvis bersesuaian dengan batas inferior peritoneum. Pada saluran cerna, garis nyeri

melintasi pertengahan colon sigmoideum.

Serabut aferen visceral yang menghantarkan impuls nyeri dari viscera abdominopelvis

superior terhadap garis nyeri mengikuti serabut simpatis, melalui plexus hypogastricus, plexus

aorticus, nn.splanchnici lumbales, truncus sympathicus lumbalis, dan ramus communicans alba

untuk mencapai ganglion sensorium nervi spinalis thoracica inferior/lumbalis superior. Inferior

terhadap garis nyeri, serabut aferen visceral mengikuti serabut parasimpatis melalui plexus

pelvicus, plexus hypogastricus inferior dan nn.splanchnici pelvici untuk mencapai ganglion

sensorium nervi spinalis S2–S4.

VISCERA PELVIS

Viscera pelvis meliputi bagian distalis systema urinarium dan systema digestorium, dan

systema genitale.

Organa Genitalia Masculina Interna

Organa Genitalia Masculina Interna terdiri dari testis, epididymis, ductus deferens, vesicula

seminalis, ductus ejaculatorius, prostata, dan glandula bulbourethralis.

13

Page 22: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

14

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Testis (Orchis)

Testis adalah sepasang kelenjar reproduktif berbentuk ovoid yang menghasilkan spermatozoa

dan hormon laki-laki, terutama testosteron. Testis tergantung dalam scrotum oleh funiculus

spermaticus dengan testis kiri biasanya lebih inferior daripada testis kanan.

Permukaan testis ditutupi oleh tunica vaginalis testis lamina visceralis, kecuali bagian di

mana testis melekat dengan epididymis dan funiculus spermaticus. Sinus epididymidis adalah

celah di antara corpus epididymidis dan permukaan posterolateralis testis. Di antara lamina

visceralis dan lamina parietalis dari tunica vaginalis terdapat cairan yang memungkinkan testis

bergerak bebas.

Testis mempunyai permukaan luar fibrosa padat yang disebut tunica albuginea, yang

menebal di aspek posterior yang disebut mediastinum testis. Dari mediastinum tampak septula

testis yang berjalan di antara lobuli testis yang berisi tubuli seminiferi contorti, di mana sperma

diproduksi. Tubuli seminiferi contorti berlanjut sebagai tubuli seminiferi recti hingga rete testis,

yakni jejaring saluran dalam mediastinum testis.

Arteria testicularis berasal dari aspek anterolateralis aorta abdominalis, inferior terhadap

a.renalis. Arteria testicularis berjalan miring retroperitoneal, menyilang ureter dan a.iliaca

externa untuk mencapai anulus inguinalis profundus; memasuki canalis inguinalis, keluar

melalui anulus inguinalis superficialis dan memasuki funiculus spermaticus untuk menyuplai

testis. Arteria testicularis atau salah satu cabangnya beranastomosis dengan a.ductus deferentis.

Venae yang berasal dari testis dan epididymis membentuk plexus venosus pampiniformis,

yakni jejaring 8–12 venae yang terletak di sebelah anterior ductus deferens dan mengelilingi

a.testicularis dalam funiculus spermaticus. Plexus pampiniformis, m.cremaster, dan m.dartos

membentuk sistem termoregulator yang mempertahankan temperatur konstan bagi testis. Venae

dari plexus pampiniformis mengerucut menjadi v.testicularis. Vena testicularis dextra bermuara

ke v.cava inferior, v.testicularis sinistra bermuara ke v.renalis sinistra.

Aliran lympha testis mengikuti a./v.testicularis menuju nodi lumbales dextri, nodi lumbales

sinistri, dan nodi preaortici. Saraf otonom untuk testis berasal dari plexus nervosus testicularis

yang berisi serabut parasimpatis vagal, serabut aferen visceral, dan serabut simpatis dari

segmentum T7 medullae spinalis.

14

Page 23: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

15

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Epididymis

Epididymis adalah struktur memanjang pada permukaan posterior testis. Ductuli efferentes

testis menghantarkan sperma yang baru terbentuk dari rete testis ke epididymis. Epididymis

terbentuk dari gulungan ductus epididymidis.Ukuran ductus epididymidis mengecil dalam

perjalanannya dari caput epididymidis hingga cauda epididymidis. Di cauda epididymidis,

ductus epididymidis berlanjut menjadi ductus deferens.

Epididymis terdiri dari:

Caput epididymidis: bagian superior yang tersusun dari lobuli epididymidis yang dibentuk

oleh ujung gulungan 12–14 ductuli efferentes testis.

Corpus epididymidis: disusun oleh gulungan ductus epididymidis.

Cauda epididymidis: berlanjut dengan ductus deferens yang menghantarkan sperma dari

epididymis ke ductus ejaculatorius untuk ekspulsi melalui urethra ketika ejakulasi.

Ductus Deferens

Ductus deferens (vas deferens) merupakan lanjutan ductus epididymidis. Ductus deferens

mempunyai dinding otot yang tebal dan lumen yang sempit, dimulai dari cauda epididymidis di

extremitas inferior testis, berjalan naik di sebelah posterior testis dan medialis terhadap

epididymis. Ductus deferens merupakan komponen utama funiculus spermaticus, menembus

dinding abdomen anterior melalui canalis inguinalis, menyilang vasa iliaca externa dan

memasuki pelvis. Selanjutnya, ductus deferens berjalan di sepanjang dinding pelvis lateralis di

luar peritoneum parietale. Ductus deferens bergabung dengan ductus excretorius vesicula

seminalis membentuk ductus ejaculatorius.

Selama perjalanannya dalam pelvis, ductus deferens berhubungan langsung dengan

peritoneum, menyilang superior terhadap ureter dekat sudut posterolateralis vesica urinaria,

berjalan di antara ureter dan peritoneum untuk mencapai fundus vesicae. Posterior terhadap

vesica urinaria, ductus deferens mula-mula terletak superior terhadap glandula seminalis,

kemudianturun medialis terhadap ureter dan glandula seminalis. Di sini ductus deferens

membesar membentuk ampulla ductus deferentis sebelum berakhir.

Suplai darah berasal dari a.ductus deferentis yang merupakan cabang a.vesicalis superior

(kadang-kadang a.vesicalis inferior) dan berakhir dengan beranastomosis dengan a.testicularis

di sebelah posterior testis. Venae dari hampir seluruh bagian ductus deferens bermuara ke

v.testicularis, sedangkan dari bagian terminalis bermuara ke plexus venosus prostaticus.

15

Page 24: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

16

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Glandula Seminalis

Glandula seminalis (glandula vesiculosa; vesicula seminalis) merupakan struktur

memanjang (panjang ±5 cm, kadang jauh lebih pendek) yang terletak di antara fundus vesicae

dan rectum. Glandula seminalis terletak miring superior terhadap prostata dan tidak menyimpan

sperma, glandula seminalis menyekresikan cairan alkalis kental dengan fruktosa dan agen

koagulasi yang bercampur dengan sperma ketika memasuki ductus ejaculatorius dan urethra.

Ujung superior glandula seminalis ditutupi peritoneum dan terletak posterior terhadap

ureter, di mana peritoneum dari excavatio rectovesicale memisahkannya dari rectum. Ujung

inferiornya berhubungan erat dengan rectum dan dipisahkan dari rectum hanya oleh septum

rectovesicale. Ductus excretorius glandula seminalis bergabung dengan ductus deferens

membentuk ductus ejaculatorius.

Arteriae untuk glandula seminalis berasal dari a.vesicalis inferior dan a.rectalis media.

Venae berjalan bersama arteriae dan mempunyai nama yang sama.

Ductus Ejaculatorius

Ductus ejaculatorius adalah tabung kecil tipis yang terbentuk dari penggabungan ductus

excretorius glandula seminalis dengan ductus deferens. Ductus ejaculatorius (panjang ± 2,5 cm)

terbentuk di dekat collum vesicae; keduanya berjalan berdekatan anteroinferior melalui bagian

posterior prostata dan sepanjang sisi utriculus prostaticus. Ductus ejaculatorius berakhir di

colliculus seminalis sebagai celah di kedua sisi lubang utriculus prostaticus.

Suplai darah berasal dari a.ductus deferentis. Venae dari ductus ejaculatorius bermuara

ke plexus venosus prostaticus dan plexus venosus vesicalis.

Prostata

Prostata (panjang ± 3 cm,lebar ± 4cm,tebalanteroposterior ± 2 cm) adalah kelenjar

asesorius terbesar pada sistem reproduksi laki-laki. Prostata mengelilingi pars prostatica

urethrae. Bagian glandular menyusun ± dua pertiga prostata, sepertiga adalah fibromuskular.

Capsula prostatica padat dan neurovaskular,meliputi plexus venosus prostaticus dan

plexus nervosus prostaticus. Semuanya dilapisi fascia pelvis visceralis, membentuk prostatic

sheath yang tipis di anterior, berlanjut ke anterolateralis dengan lig.puboprostaticum, dan padat

di posterior di manabercampur dengan septum rectovesicale. Prostata mempunyai:

Basis prostatae yang berhubungan erat dengan collum vesicae.

Apex prostatae yang bersentuhan dengan fascia dari aspek superior m.sphincter urethra

externa dan m.transversus perinei profundus.

16

Page 25: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

17

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Facies anterior muskular dengan arah serabut otot kebanyakan transversus membentuk

hemisphincter (rhabdosphincter) yang merupakan bagian dari sphincter urethrae. Facies

anterior dipisahkan dari symphysis pubica oleh lemak retroperitoneal dalam spatium

retropubicum.

Facies posterior yang berhubungan dengan ampulla recti.

Facies inferolateralis yang berhubungan dengan m.levator ani.

Walaupun tidak jelas secara anatomis, prostata dibagi menjadi:

Isthmus prostatae (commissura prostatae; lobus anterior) yang terletak di depan urethra,

fibromuskular dan mengandung sedikit jaringan glandular.

Lobus prostatae dexter et sinister, dipisahkan di anterior oleh isthmus dan di posterior oleh

lekukan longitudinal dangkal. Masing-masing dibagi lagi menjadi 4 lobulus yang

ditentukan berdasarkan hubungannya terhadap urethra dan ductus ejaculatorius:

(1) Lobulus inferoposterior yang terletak di belakang urethra dan di bawah ductus

ejaculatorius. Lobulus ini yang dipalpasi pada pemeriksaan colok dubur.

(2) Lobulus inferolateralis langsung di lateralis urethra, membentuk bagian utama lobi

prostatae dexter et sinister.

(3) Lobulus superomedialis, profundus terhadap lobulus inferoposterior, mengelilingi

ductus ejaculatorius ipsilateral.

(4) Lobulus anteromedialis, profundus terhadap lobulus inferolateralis, langsung di

lateralis pars prostatica urethrae.

Lobus medius embrionik menjadi (3) dan (4) di atas. Bagian ini cenderung mengalami

hipertrofi yang diinduksi hormon pada usia lanjut, membentuk lobus medius yang terletak di

antara urethra dan ductus ejaculatorius dan berhubungan erat dengan collum vesicae.

McNeal membagi prostata berdasarkan zona untuk memperjelas pengertian mengenai

struktur prostata yang dapat digunakan untuk kepentingan klinis. Prostata dibagi menjadi

beberapa zona dengan mengunakan pars prostatica urethrae sebagai acuan, masing-masing

mempunyai ductuli prostatici sendiri. Zona tersebut adalah zona perifer, zona sentral, zona

transisional dan kelenjar periurethral. Zona perifer, zona transisional, dan kelenjar periurethral

mempunyai gambaran histologis dan asal embriologis yang sama, yaitu dari sinus urogenitalis;

sedangkan zona sentral secara histologis berbeda dan berasal dari ductus Wolff. Zona perifer

merupakan 70% dari jaringan glandular prostata normal yang terletak di sekeliling urethra di

sebelah distal dari verumontanum. Bagian ini merupakan bagian yang sering terkena carcinoma

prostata. Zona sentral merupakan 25% dari jaringan kelenjar yang terletak di sekitar ductus

ejaculatorius. Zona transisional merupakan 5-10% dari jaringan kelenjar yang terdiri dari dua

lobulus kecil pada masing-masing sisi dari urethra bagian proksimal. Bagian ini merupakan asal

17

Page 26: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

18

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

dari terjadinya hipertrofi prostat benigna. Kelenjar periurethral merupakan kurang dari 1%

jaringan kelenjar prostata dan terletak di sekitar urethra bagian proksimal, juga merupakan asal

dari hipertrofi prostat benigna dan sering membentuk bagian yang disebut lobus medius.

Ductuli prostatici (20–30) bermuara terutama di sinus prostaticus yang terletak pada

kedua sisi colliculus seminalis. Cairan prostat menyusun ±20% volume semen.

Arteriae prostata terutama merupakan cabang a.vesicalis inferior, juga a.pudenda

interna dan a.rectalis media. Venae bergabung membentuk plexus disekeliling sisi dan basis

prostatae. Plexus venosus prostaticus ini terletak di antara capsula prostatica dan prostatic

sheath, bermuara ke v.iliaca interna. Plexus venosus prostaticus berlanjut ke superior dengan

plexus venosus vesicalis dan berhubungan di posterior dengan plexus venosus vertebralis

internus.

Glandula Bulbourethralis

Glandula bulbourethralis (Cowper’s glands) adalah dua kelenjar ukuran pea yang

terletak posterolateralis terhadap pars intermedia urethrae, sebagian besar terkubur dalam

m.sphincter urethrae externus.Ductus glandulae bulbourethralis menembus membrana perinei

bersama pars intermedia urethrae dan bermuara ke pars spongiosa urethrae dalam bulbus penis.

Persarafan Organa Genitalia Masculina Interna

Ductus deferens, glandula seminalis, ductus ejaculatorius, dan prostata dipersarafi oleh

serabut simpatis yang berlimpah. Serabut simpatis presinaptik berasal dari perikaryon yang

berada dalam columna intermediolateralis medullae spinalis T12–L2 (atau L3); melintasi

ganglia paravertebralia dari truncus sympathicus untuk menjadi komponen nn.splanchnici,

plexus hypogastricus, dan plexus pelvicus.

Serabut parasimpatis presinaptik dari segmenta S2 dan S3 medullae spinalis melintasi

nn.splanchnici pelvici, yang mana juga bergabung dengan plexus hypogastricus inferior/plexus

pelvicus. Sistem simpatis menstimulasi kontraksi m.sphincter urethrae internus untuk mencegah

ejakulasi retrograd. Secara simultan, juga menstimulasi kontraksi ductus deferens, kontraksi dan

sekresi dari glandula seminalis dan prostata, dan tenaga dorong untuk mengeluarkan sperma

pada ejakulasi. Fungsi persarafan parasimpatis organa genitalia tidak jelas; meskipun demikian,

serabut parasimpatis dalam plexus nervosus prostaticus membentuk nn.cavernosi yang menuju

badan erektil penis yang bertanggung jawab untuk ereksi penis.

18

Page 27: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

19

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Organa Genitalia Feminina Interna

Organa genitalia feminina interna meliputi ovarium, tuba uterina, uterus, dan vagina.

Ovarium

Ovarium adalah gonad perempuan dengan ukuran dan bentuk seperti almond di mana oocytus

berkembang. Ovarium juga kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon reproduksi. Ovarium

digantung oleh lipatan pendek peritoneum yang disebut mesovarium. Mesovarium merupakan

bagian dari lig.latum uteri.

Pada perempuan prepubertas, tunica albuginea yang menyusun permukaan ovarium

ditutupi oleh lapisan mesothelium ovarii atau epithelium germinalis yang merupakan lapisan

tunggal sel kuboid yang berwarna keabuan. Setelah pubertas, epithelium germinalismengalami

parut dan distorsi karena ruptura berulang folliculi ovarici dan pengeluaran oocytus selama

ovulasi.

Vasa ovarica, vasa lymphatici, dan nervi menyilang pelvic brim, berjalan dari aspek

superolateralis ovarium dalam lipatan peritoneum yang disebut lig.suspensorium ovarii, yang

berlanjut dengan mesovarium. Di medialisdi dalam mesovarium, lig.ovarii proprium

mengikatkan ovarium pada uterus. Ligamentum ovarii proprium menghubungkan extremitas

uterina ovarii dengan sudut lateralis uterus, inferior terhadap masuknya tuba uterina. Karena

ovarium digantung dalam cavitas peritonealis dan permukaannya tidak ditutupi peritoneum;

maka ketika ovulasi terjadi, oocytus masuk ke dalam cavitas peritonealis, ditangkap fimbriae

tubae uterinae, dibawa ke dalam ampulla tubae uterinae, di mana mungkin terjadi fertilisasi.

Ovarium terletak pada dinding pelvis lateralis, posisinya dipengaruhi oleh perubahan pada

uterus, misalnya pada waktu hamil, ovarium akan tertarik ke atas. Ovarium terletak dalam fossa

ovarii yang mempunyai batas depan a. umbilicalis yang terobliterasi dan batas belakang a.

iliaca interna dan ureter.

Ovarium mempunyai axis longitudinalis yang hampir vertikal, mempunyai facies lateralis dan

facies medialis, extremitas tubaria dan extremitas uterina, serta margo mesovaricus (anterior)

dan margo liber. Facies medialis sebagian besar tertutup oleh tuba uterina, sedangkan facies

lateralis berhubungan dengan peritoneum. Margo mesovaricus melekat pada mesovarium, di

sini terdapat hilum ovarii yaitu tempat masuk pembuluh darah dan saraf. Margo liber (posterior)

berhubungan dengan tuba uterina dan ureter. Pada extremitas tubaria melekat lig.suspensorium

ovarii, sedangkan pada extremitas uterina melekat lig.ovarii proprium.

Mesovarium menghubungkan bagian belakang ligamentum latum uteri dengan margo

mesovaricus. Ligamentum suspensorium ovarii (lig.infundibulopelvicum) berjalan ke atas

menuju jaringan ikat yang membungkus m. psoas. Ligamentum ini berisi vasa ovarica dan

19

Page 28: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

20

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

plexus nervosus ovaricus. Ligamentum ovarii proprium menghubungkan extremitas uterina dan

corpus uteri di bawah tempat masuknya tuba uterina.

Tuba Uterina

Tuba uterina (salpinx)menghantarkanoocytus yang dikeluarkan setiap bulan dari ovarium

selama masa reproduksi, dari cavitas peritonealis periovarii menuju cavitas uteri. Tuba uterina

juga merupakan tempat fertilisasi. Tuba memanjang ke lateralis dari cornu uteri dan membuka

ke dalam cavitas peritonealis dekat ovarium.

Tuba uterina (panjang ± 10 cm) terletak dalam mesosalpinx, membentuk tepi anterosuperior

yang terbebas dari lig.latum uteri.Tuba uterina dapat dibagi menjadi empat bagian, dari lateralis

ke medialis:

(1) Infundibulum tubae uterinae: ujung distalis berbentuk funnel yang membuka ke dalam

cavitas peritonealis melalui ostium abdominale tubae uterinae. Tonjolan seperti jari dari

infundibulum yang disebut fimbriae tubae uterinae, menyebar pada facies medialis ovarii;

satu yang besar, yaitu fimbria ovarica melekat ke kutub superior ovarium.

(2) Ampulla tubae uterinae: bagian yang paling lebar dan panjang, fertilisasi oocytus biasanya

terjadi dalam ampulla.

(3) Isthmus tubae uterinae: bagian dengan dinding tebal yang memasuki cornu uteri.

(4) Pars uterina: segmen intramural yang pendek, melalui dinding uterus dan membuka melalui

ostium uterinum tubae uterinae ke dalam cavitas uteri di cornu uteri.

Vasa Ovarium dan Tuba Uterina. Arteria ovarica berasal dari aorta abdominalis dan

berjalan turun di sepanjang dinding abdomen posterior. Di pelvic brim, menyilang vasa iliaca

externa dan memasuki lig.suspensorium ovarii, mendekati dari aspek lateralis ovarium dan tuba

uterina. Cabang ascendens a.uterina berjalan di sepanjang aspek lateralis uterus mendekati

aspek medialis ovarium dan tuba uterina. Arteria ovarica dan a.uterina berakhir sebagai

bifurcatio ramus ovaricus dan ramus tubarius yang saling beranastomosis.

Venae dari ovarium membentuk plexus venosus dalam lig.latum uteri di dekat ovarium

dan tuba uterina. Venae dari plexus bergabung membentuk satu vena ovarica yang

meninggalkan pelvis minor bersama a.ovarica. Vena ovarica dextra naik bermuara ke v.cava

inferior; v.ovarica sinistra bermuara ke v.renalis sinistra. Venae dari tuba uterina mengalir

menuju v.ovarica dan plexus venosus uterinus.

Persarafan Ovarium dan Tuba Uterina. Saraf yang menyuplai, sebagian berasal dari

plexus ovaricus, berjalan turun bersama vasa ovarica; sebagian lagi berasal dari plexus uterinus

(pelvicus). Ovarium dan tuba uterina adalah intraperitoneal, dengan demikian berada superior

terhadap garis nyeri pelvis. Serabut nyeri aferen visceral berjalan bersama serabut simpatis dari

20

Page 29: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

21

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

plexus ovaricus dan dan n.splanchnicus lumbalis menuju ganglion sensorium nervi spinalis

T11–L1. Serabut refleks aferen visceral mengikuti serabut parasimpatis melalui plexus uterinus,

plexus hypogastricus inferior, dan nn.splanchnici pelvici menuju ganglion sensorium nervi

spinalis S2–S4.

Uterus

Uterus adalah organ muskular berongga, berdinding tebal, berbentuk pear. Embrio dan fetus

berkembang dalam uterus. Dinding muskularnya beradaptasi terhadap pertumbuhan fetus dan

menyediakan tenaga untuk pengeluarannya pada persalinan. Uterus nongravid biasanya terletak

dalam pelvis minor, dengan corpus uteri terletak di atas vesica urinaria dan cervix uteri di antara

vesica urinaria dan rectum.

Uterus merupakan struktur yang sangat dinamik, ukuran dan proporsinya berubah sesuai

dengan berbagai perubahan selama hidup. Uterus dewasa biasanya anteversio dan anteflexio,

sehingga terletak di atas vesica urinaria. Sebagai akibatnya, ketika vesica urinaria kosong,

uterus terletak pada hampir bidang transversus. Walaupun ukuran uterus bervariasi, uterus

nongravid mempunyai panjang ± 7,5 cm, lebar ± 5 cm, tebal ± 2 cm, dan berat ± 90 gram.

Uterus dibagi menjadi corpus uteri dan cervix uteri.

Corpus uteri membentuk dua pertiga superior, meliputi fundus uteri, yaitu bagian

membulat yang terletak superior terhadap ostium uterinum tubae uterinae. Corpus terletak di

antara lapisan lig.latum uteri dan dapat digerakkan bebas; mempunyai dua permukaan: facies

vesicalis (anterior) dan facies intestinalis (posterior). Corpus dibatasi dari cervix oleh isthmus

uteri, bagian yang relatif konstriktif, panjangnya ± 1 cm.

Cervix uteri silindris, sepertiga bagian inferior yang relatif sempit, panjang ± 2,5 cm

pada perempuan dewasa nongravid. Cervix dibedakan menjadi portio supravaginalis cervicis

yang berada di antara isthmus uteri dan vagina, dan portio vaginalis cervicis yang berprotrusi ke

dalam vagina. Bagian vagina yang membulat mengelilingi ostium uteri, sehingga terbentuk

fornix vaginae di antara keduanya. Portio supravaginalis cervicis dipisahkan dari vesica urinaria

di anterior oleh jaringan ikat longgar dan dari rectum di posterior oleh excavatio rectouterina.

Cavitas uteri mempunyai panjang ± 6 cm. Cornu uteri adalah daerah superolateralis, di

mana tuba uterina masuk. Cavitas uteri berlanjut di inferior sebagai canalis cervicis uteri.

Canalis cervicis uteri bermula daribagian dalam isthmus uteri yang menyempit, yakni ostium

anatomicum uteri internum, kemudian melalui portiosupravaginalis cervicis dan portio vaginalis

cervicis, selanjutnya berhubungan dengan lumen vagina melalui ostium uteri. Cavitas uteri

(khususnya canalis cervicis uteri) dan lumen vagina membentuk birth canal.

Dinding corpus uteri terdiri dari tiga lapisan:

21

Page 30: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

22

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Perimetrium, tunica serosa adalah peritoneum yang disokong oleh lapisan tipis jaringan

ikat.

Myometrium, tunica muscularis berdistensi selama kehamilan. Cabang utama vasa dan

nervi uterus berada dalam lapisan ini.

Endometrium, tunica mucosa melekat erat ke myometrium. Endometrium terlibat aktif

dalam siklus menstruasi, struktur berbeda pada tiap stadium siklus.

Jumlah jaringan otot dalam cervix lebih sedikit daripada corpus uteri. Cervix uteri lebih fibrosa

dan disusun terutama oleh kolagen dengan sedikit otot halus dan elastin.

Ligamenta Uterus. Ligamentum ovarii proprium melekat pada uterus di sebelah

posteroinferiorpertemuan uterus dengan tuba. Ligamentum teres uteri melekat di sebelah

anteroinferior pertemuan ini. Kedua ligamenta ini adalah vestigium dari gubernaculum ovarii,

berhubungan dengan relokasi gonad dari posisi perkembangannya di dinding abdomen

posterior.

Ligamentum latum uteri adalah lapisan ganda peritoneum yang membentang dari kedua

sisi uterus ke dinding pelvis lateralis dan dasar pelvis. Ligamentum ini membantu

mempertahankan posisi uterus. Bagian terbesar lig.latum, yang disebut mesometrium terletak

inferior terhadap mesosalpinx dan mesovarium.

Penyokong dinamik uterus adalah diaphragma pelvis; tonusnya ketika duduk dan

berdiri, serta kontraksi aktifnya ketika tekanan intraabdominal naik ditransmisikan melalui

organ-organ pelvis di sekelilingnya dan fascia endopelvina. Penyokong pasif uterus adalah

posisi anterversio dan anteflexio uterus di atas vesica urinaria. Cervix uteri adalah bagian yang

paling kurang mobil karena adanya ligamenta:

Lig.cardinale (lig.transversum cervicis) membentang dari portio supravaginalis cervicis dan

fornix vaginae pars lateralis ke dinding pelvis lateralis.

Lig.rectouterinum (uterosacral ligament) berjalan ke superior dan sedikit posterior dari

kedua sisi cervix uteri ke pertengahan os sacrum; ligamentum ini dapat dipalpasi pada

pemeriksaan colok dubur.

Relasi Uterus. Peritoneum menutupi uterus di anterior dan superior, kecuali cervix uteri.

Peritoneum melipat ke anterior dari uterus ke vesica urinaria. Di posterior, peritoneum melipat

dari fornix vaginae pars posterior ke rectum. Di depan corpus uteri terpisah dari vesica urinaria

oleh excavatio vesicouterina; di posterior corpus uteri dan portio supravaginalis cervicis terpisah

dari colon sigmoideum oleh peritoneum dan cavitas peritonealis, dan dari rectum oleh excavatio

rectouterina. Ringkasan relasi uterus:

22

Page 31: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

23

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Di anterior: excavatio vesicouterina dan facies superior vesica urinaria; portio

supravaginalis cervicis berhubungan dengan vesica urinaria dan dipisahkan oleh jaringan

ikat fibrosa.

Di posterior: excavatio rectouterina berisi gelung intestinum tenue dan permukaan anterior

rectum.

Di lateralis: lig.latum uteri dan lig.cardinale.

Vasa Uterus. Suplai darah berasal terutama dari a.uterina, dengan suplai kolateral potensial dari

a.ovarica. Vena uterina memasuki lig.latum bersama a.uterina dan dibentuk oleh plexus venosus

uterinus pada tiap sisi cervix uteri. Vena uterina bermuara ke v.iliaca interna.

Vagina

Vagina adalah tabung muskulomembranosa yang dapat berdistensi (panjang 7–9 cm),

memanjang dari pertengahan cervix uteri hingga ostium vaginae(lubang ujung inferior vagina).

Ostium vaginae, ostium urethrae externum, dan ductus dari glandula vestibularis major dan

glandulae vestibulares minores bermuara di vestibulum vaginae, celah di antara labia minora.

Ujung superior vagina mengelilingi cervix uteri.

Vagina berperan sebagai saluran untuk darah haid, membentuk bagian inferior birth

canal, merupakan organ untuk kopulasi, berhubungan dengan canalis cervicis uteri di

superiordan vestibulum vaginae di inferior. Vagina biasanya kolaps, dinding lateralis

berhubungan satu dengan lainnya membentuk celah anteroposterior. Superior terhadap ostium

vaginae, dinding anterior dan dinding posterior berhubungan pada kedua sisi membentuk rongga

potensial transversus, yang berbentuk H pada potongan melintang, kecuali pada bagian di mana

cervix uteri menjadikannya terpisah. Vagina terletak posterior terhadap vesica urinaria dan

urethra (urethra menonjol ke dalam dinding anterior vagina inferior). Vagina terletak anterior

terhadap rectum, berjalan di antara tepi medialis kedua m.levator ani (m.puborectalis). Fornix

vaginae mempunyai pars anterior, pars posterior, dan pars lateralis. Pars posterior merupakan

bagian paling dalam dan berhubungan dengan excavatio rectouterina.

Empat otot mengompresi vagina dan bekerja sebagai sphincter: m.pubovaginalis,

m.sphincter urethrae externus, m.sphincter urethrovaginalis, dan m.bulbospongiosus.

Vagina berhubungan:

Di anterior dengan fundus vesicae dan urethra.

Di lateral dengan m.levator ani, fascia pelvis visceralis, dan ureter.

Di posterior (dari inferior ke superior) dengan canalis analis, rectum, dan excavatio

rectouterina.

23

Page 32: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

24

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Vasa Vagina. Arteriae yang menyuplai bagian superior vagina berasal dari a.uterina. Arteriae

yang menyuplai bagian tengah dan inferior vagina berasal dari a.vaginalis dan a.pudenda

interna.

Venae vagina membentuk plexus venosus vaginalis sepanjang sisi vagina dan dalam

tunica mucosa vagina, venae tersebut berlanjut dengan plexus venosus uterinus sebagai plexus

venosus uterovaginalis dan bermuara ke v.iliaca interna melalui v.uterina. Plexus tersebut juga

berhubungan dengan plexus venosus vesicalis dan rectalis.

Persarafan Vagina dan Uterus. Hanya ⅕-¼bagian inferior vaginayang mendapatkan

persarafan somatik dari n.perinealis profundus, yakni cabang n.pudendus yang menghantarkan

serabut simpatis dan aferen visceral, tapi tidak serabut parasimpatis. Hanya bagian yang

dipersarafisomatikyang sensitif terhadap raba dan temperatur, walaupun serabut somatik dan

aferen visceral mempunyai perikaryon di ganglion sensorium nervi spinalis yang sama (S2–S4).

Hampir seluruh vagina (¾−⅘bagian superior) mendapatkan persarafan visceral yang berasal

dari plexus nervosus uterovaginalis yang berjalan bersama a.uterina pada junctura dari dasar

lig.latum uteri dan bagian superior lig.transversum cervicis. Plexus nervosus uterovaginalis

disusun oleh serabut simpatis, parasimpatis, dan aferen visceral.

Persarafan simpatis berasal dari segmenta thoracica inferior dan berjalan melalui

n.splanchnicus lumbalis, plexus intermesentericus, plexus hypogastricus, dan plexus pelvicus.

Persarafan parasimpatis berasal dari segmenta sacralia S2–S4 dan berjalan melalui

nn.splanchnici pelvici ke plexus hypogastricus inferior, plexus uterovaginalis. Persarafan aferen

visceral dari bagian superior dan inferior uterus dan vagina berbeda dalam lintasan dan tujuan.

Serabut aferen visceral yang menghantarkan impuls nyeri dari fundus uteri dan corpus uteri

(superior terhadap garis nyeri pelvis) mengikuti saraf simpatis; sedangkan yang berasal dari

cervix uteri dan vagina (inferior terhadap garis nyeri pelvis) mengikuti saraf parasimpatis.

Aliran Lympha Viscera Pelvis

Bagian utama pembuluh limf pelvismengikuti tributari v.iliaca interna menuju nodi

iliaci interni secara langsung atau melalui nodi sacrales. Sedangkan, pembuluh limf dari struktur

yang terletak di superior dari bagian anterior pelvis mengalir menuju nodi iliaci externi, tidak

paralel dengan lintasan venae. Lympha dari nodi iliaci interni dan nodi iliaci externi melalui

nodi iliaci communes dan nodi lumbales, melalui truncus lumbalis ke dalam cisterna chyli.

Aliran Lympha Viscera Pelvis Masculina

24

Page 33: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

25

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Pembuluh limf dari ductus deferens, ductus ejaculatorius, dan bagian inferior glandula

seminalis mengalir ke nodi iliaci externi. Pembuluh limf dari bagian superior glandula seminalis

dan prostata berakhir terutama di nodi iliaci interni, beberapa di nodi sacrales.

Aliran Liympha Viscera Pelvis Feminina

Pembuluh limf dari ovarium, tuba uterina, dan fundus uterimengikuti v.uterina, berjalan

naik menuju nodi lumbales dextri dan sinistri.

Pembuluh limf dari uterus mengalir menuju beberapa arah, mengikuti pembuluh darah

yang menyuplainya dan ligamenta yang melekat kepadanya:

Kebanyakan pembuluh limf dari fundus uteri dan bagian superior corpus uteri berjalan

sepanjang vasa ovarica menuju nodi lumbales; tapi beberapa pembuluh dari fundus, di

dekat masuknya tuba uterina dan perlekatan ligg.teres berjalan sepanjang lig.teres uteri

menuju nodi inguinales superficiales.

Pembuluh limf dari kebanyakan corpus uteri beberapa dari dari cervix uteri berjalan dalam

lig.latum menuju nodi iliaci externi.

Pembuluh limf dari cervix uteri berjalan sepanjang vasa uterina, dalam lig.transversum

cervicis menuju nodi iliaci interni, dan sepanjang lig.uterosacrale menuju nodi sacrales.

Pembuluh limf dari vagina mengalir dari bagian vagina sebagai berikut :

Bagian superior: ke nodi iliaci interni dan nodi iliaci externi.

Bagian media: ke nodi iliaci interni.

Bagian inferior: ke nodi sacrales dan nodi iliaci communes.

Ostium vaginae: ke nodi ingunales superficiales.

25

Page 34: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

26

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

PERINEUM

Perineum merujuk kompartemen tubuh yang dibatasi apertura pelvis inferior dan

dipisahkan dari cavitas pelvis oleh fascia inferior diaphragmatis pelvis. Struktur yang

membatasi perineum adalah:

Symphysis pubica di anterior.

Ramus ischiopubicus di anterolateralis.

Tuber ischiadicum di lateralis.

Lig.sacrotuberale di posterolateralis.

Bagian paling inferior os sacrum dan coccyx di posterior.

Perineum dibagi dua oleh garis yang menghubungkan tuber ischiadicum kiri dan kanan

menjadi regio analis di belakang dan regio urogenitalis di depan. Regio urogenitalis “ditutup”

oleh membrana perinei yang membentang di antara kedua sisi arcus pubicus, menutupi bagian

anterior apertura pelvis inferior. Membrana perinei ditembus urethrae (pada laki-laki dan

perempuan), dan vagina pada perempuan

Titik tengah garis yang menghubungkan tuber ischiadicum kanan dan kiri adalah titik

pusat perineum. Titik pusat ini merupakan lokasi corpus perineale yang merupakan massa

iregular dan mengandung serabut kolagen dan elastik, otot skeletal dan otot polos. Corpus

perineale terletak profundus terhadap cutis, posterior terhadap vestibulum atau bulbus penis dan

anterior terhadap anus dan canalis analis. Corpus perineale terbentuk dari konvergensi dan

saling jalin serabut beberapa otot, meliputi m.bulbospongiosus, m.sphincter ani externus,

m.transversus perinei superficialis dan m.transversus perinei profundus, serabut otot polos dan

otot volunter dari m.sphincter urethrae externus, m.levator ani, dan lapisan otot dinding rectum.

Di anterior, corpus perineale bercampur dengan membrana perinei dan di superior dengan

septum rectovesicale atau septum rectovaginale.

Fasciae dan Spatia dari Regio Urogenitalis

Tela subcutanea perinei terdiri dari lapisan lemak superficialis dan stratum

membranosum yang disebut fascia perinei (Colles’ fascia). Fascia perinei terdiri dari lapisan

superficialis dan lapisan profundus.

Pada perempuan lapisan lemak superficialis dari tela subcutanea perinei menyusun labia

majora dan mons pubis. Pada laki-laki, lapisan lemak tersebut berkurang di regio urogenitalis,

digantikan m.dartos. Lapisan lemak ini berlanjut di posterior dengan corpus adiposum fossae

ischioanalis.

Fascia perinei tidak berlanjut ke regio analis; di posterior melekat ke membrana perinei

dan corpus perinei. Di lateralis, melekat ke fascia lata. Di anterior, pada laki-laki berlanjut

26

Page 35: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

27

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

dengan fascia dartos dari penis dan scrotum. Lapisan profundus fascia perinei (Gallaudet’s

fascia) membungkus m.ischiocavernosus, m.bulbospongiosus, dan m.transversus perinei

superficialis. Di anterior, berfusi dengan lig.suspensorium penis (lig.suspensorium clitoridis)

dan berlanjut dengan fascia profunda di abdomen.

Spatium Superficiale Perinei

Spatium superficiale perinei atau compartimentum superficiale perinei (superficial

perineal pouch) adalah ruang potensial di antara fascia perinei dan membranaperinei, dibatasi di

lateralis oleh ramus ischiopubicus. Isi spatium superficiale perinei:

Laki-laki Perempuan

Radix penis (crura dan bulbus penis),

m.ischiocavernosusdan m.bulbospongiosus

Clitoris dan m.ischiocavernosus

Bulbus vestibuli dan m.bulbospongiosus

Bagian proximalis pars spongiosa urethrae Glandula vestibularis major

M.transversus perinei superficialis M.transversus perinei superficialis

A./V./N. perinealis A./V./N. perinealis

Spatium Profundum Perinei

Saccus profundus perinei atau spatium profundum perinei (deep perineal pouch)

dibatasi di inferior oleh membrana perinei, di superior oleh fascia inferior diaphragmatis pelvis,

dan di lateralis oleh fascia obturatoria. Spatium profundum perinei meliputi recessus anterior

fossa ischionalis yang berisi lemak. Pada laki-laki dan perempuan berisi:

Urethra, di tengah.

Bagian inferior m.sphincter urethrae externus.

Ekstensi ke anterior dari corpus adiposum fossae ischioanalis.

Pada laki-laki berisi:

Pars intermedia urethrae

Musculus transversus perinei profundus

Glandula bulbourethralis, terbenam dalam m.transversus perinei profundus

Arteria, vena, dan n.dorsalis penis

Pada perempuan berisi:

Bagian proximalis urethra

Massa otot polos sebagai pengganti m.transversus perinei profundus pada tepi posterior

membrana perinei, berhubungan dengan corpus perineale.

Arteria, vena, dan n.dorsalis clitoridis.

27

Page 36: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

28

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Konsep Lampau tentang Spatium Profundum Perinei dan Musculus Sphincter

Urethrae Externus. Dahulu, diaphragma urogenitalis dideskripsikan sebagai penyusun spatium

profundum perinei dengan membrana perinei (fascia inferior diaphragmatis urogenitalis) di

inferior, fascia superior diaphragmatis urogenitalis di superior, dan m.transversus perinei

profundus, m.sphincter urethrae, dan glandula bulbourethralis di antaranya. Hanya deskripsi

mengenai membrana perinei dan m.transversus perinei profundus pada laki-laki yang didukung

oleh bukti.

Konsep Baru tentang Spatium Profundum Perinei dan Musculus Sphincter Urethrae

Externus. Pada perempuan, tepi posterior membrana perinei ditempati oleh massa otot polos

sebagai pengganti m.transversus perinei profundus. Superior terhadap separuh posterior

membrana perinei, pada laki-laki didapatkan m.transversus perinei profundus yang datar, seperti

lembaran, m.sphincter urethrae externus. Sekarang dianggap bahwa fascia inferior

diaphragmatis pelvis merupakan batas superior spatium profundum perinei. Membrana perinei

merupakan batas inferior yang memisahkannya dari spatium superficiale perinei. Membrana

perinei dan corpus perineale merupakan penyokong pasif viscera pelvis.

Musculus sphincter urethrae externus laki-laki lebih seperti sebuah tabung daripada diskus.

Pada laki-laki, hanya bagian inferior yang mengelilingi (true sphincter) pars intermedia

urethrae. Pada perempuan, serabut dari m.sphincter urethrae externus berjalan ke collum vesicae

dan ramus ossis ischii (m.compressor urethrae), serta mengelilingi baik vagina maupun urethrae

(m.sphincter urethrovaginalis).

Regio Analis

Fossa Ischioanalis

Fossa ischioanalis adalah ruang yang terdapat di sisi kiri dan kanan dari canalis analis,

berbentuk segitiga, serta di antara cutis regio analis dan diaphragma pelvis. Apex dari tiap fossa

terletak di superior di mana m.levator ani muncul dari fascia obturatoria. Fossa ischioanalis

lebar di inferior, sempit di superior, diisi lemak dan jaringan ikat longgar. Kedua fossa

berhubungan melalui deep postanal space di atas lig.anococcygeum. Fossa ischioanalis dibatasi:

Di lateralis oleh ischium, m.obturatorius internus yang ditutupi fascia obturatoria.

Di medialis oleh m.levator ani dan m.sphincter ani externus

Di posterior oleh lig.sacrotuberale dan m.gluteus maximus.

Di anterior oleh corpus ossis pubis. Bagian anterior meluas ke dalam regio urogenitalis

hingga membrana perinei, dikenal sebagai recessus anterior dari fossa ischioanalis.

Fossa ischioanalis berisi corpus adiposum fossae ischioanalis yang menyokong canalis analis

dan memungkinkan ekspansi canalis analis pada pasase faeces. Corpus adiposum fossae

28

Page 37: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

29

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

ischioanalis dilalui oleh septa fibrosa, juga struktur neurovaskular meliputi vasa dan nervi

rectalis/analis, nervi cutanei, ramus perforans S2 dan S3, serta n.perinealis.

Canalis Pudendalis

Canalis pudendalis (Alcock’s canal) merupakan lintasan horizontalis dalam fascia obturatoria

yang menutupi aspek medialis m.obturatorius internus dan membatasi dinding lateralis fossa

ischioanalis. Arteria dan v.pudenda interna, n.pudendus, dan n.musculi obturatorii interni

memasuki canalis pudendalis pada incisura ischiadica minor, inferior terhadap spina ischiadica.

Vasa pudenda interna dan n.pudendusmengurus hampir seluruh perineum. Ketika memasuki

canalis, a.pudenda interna dan n.pudendus mempercabangkan a.rectalis inferior dan n.rectalis

inferior. Sebelum akhir canalis pudendalis, arteria dan nervus berbifurcatio menjadi arteria dan

n.perinealis (yang terdistribusi terutama ke spatium superficiale perinei) dan arteria dan

n.dorsalis penis atau clitoridis yang berjalan dalam spatium profundum perinei.

Nervus perinealis terbagi menjadi dua: n.perinealis superficialis yang mempercabangkan

rr.scrotales (labiales) posteriores dan n.perinealis profundus yang menyuplai otot di spatium

profundum perinei dan spatium superficiale perinei, kulit vestibulum, dan mukosa bagian paling

inferior vagina. Nervus rectalis inferior berhubungan dengan rr.scrotales (labiales) posteriores

dan n.perinealis. Nervus dorsalis penis (clitoridis) merupakan nervus sensoris utama untuk

organ laki-laki atau perempuan, terutama glans pada ujung distalis.

TRIGONUM UROGENITALE MASCULINUM

Trigonum urogenitale masculinum meliputi genitalia masculina externa dan mm.perinei.

Organa genitalia masculina externa meliputi urethra distalis, scrotum, dan penis.

Scrotum

Scrotum adalah kantung fibromuskular kutaneus untuk testis dan struktur terkait.Scrotum

terletak posteroinferior terhadap penis dan inferior terhadap symphysis pubica. Pembentukan

embrionik bilateralis scrotum ditunjukkan oleh raphe scroti yang berlanjut pada permukaan

ventralis penis dengan raphe penis dan di posterior sepanjang linea mediana perineum dengan

raphe perinei. Di dalam, profundus terhadap raphe scroti, scrotum terbagi menjadi dua

kompartemen, oleh perpanjangan fascia dartos, yakni septum scroti.

Scrotum terdiri dari dua lapisan: kulit berpigmentasi tinggi dan fascia dartos, yaitu lapisan

fascial bebas lemak termasuk serabut otot polos (m.dartos) yang bertanggung jawab atas

tampilan keriput scrotum. Karena m.dartos melekat ke kulit, kontraksinya menyebabkan

scrotum berkerut ketika dingin, mempertebal lapisan kulit seraya mengurangi area permukaan

scrotum dan membantu m.cremaster mempertahankan testis lebih dekat tubuh, semuanya untuk

29

Page 38: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

30

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

mengurangi kehilangan panas. Fascia dartos berlanjut ke anterior dengan stratum membranosum

(Scarpa’s fascia) dari tela subcutanea abdominis dan ke posterior dengan fascia perinei (Colles’

fascia).

Suplai Darah Scrotum. Arteria scrotalis anterior, cabang terminal a.pudenda externa (dari

a.femoralis), menyuplai aspek anterior scrotum. Arteria scrotalis posterior, cabang terminal

a.perinealis superficialis (cabang a.pudenda interna), menyuplai aspek posterior. Scrotum juga

menerima cabang dari a.cremasterica (cabang a.epigastrica inferior).

Aliran Vena dan Limfatik Scrotum.Venae scrotum berjalan bersama arteriae scrotum dan

bernama sama tapi mengalir terutama ke v.pudenda externa. Pembuluh limf dari scrotum

menuju nodi inguinales superficiales.

Persarafan Scrotum. Aspek anterior disuplai n.scrotalis anterior yang berasal dari

n.ilioinguinalis dan ramus genitalis n.genitofemoralis. Aspek posterior scrotum dipersarafi

n.scrotalis posterior, cabang dari ramus perinealis superficialis n.pudendus, dan ramus perinealis

dari n.cutaneus femoris posterior. Serabut simpatis dihantarkan oleh nervi tersebut membantu

termoregulasi testis, menstimulasi kontraksi m.dartos sebagai respon terhadap dingin atau

menstimulasi glandula sudorifera scrotum sembari menginhibisi kontraksi m.dartos sebagai

respon terhadap panas berlebihan.

Penis

Penis adalah organ kopulasi laki-laki, membawa urethra yang merupakan saluran keluar

bersama urine dan semen. Penis terdiri dari radix penis, corpus penis, dan glans penis. Penis

disusun oleh tiga badan kavernosaberbentuk silindris dari jaringan erektil: sepasang corpora

cavernosa di dorsalis dan sebuah corpus spongiosum di ventralis. Pada posisi anatomis, penis

tegak lurus; ketika flaccid, dorsum penis mengarah ke anterior. Tiap badan kavernosa

mempunyai penutup atau kapsul fibrosa luar, yaitu tunica albuginea. Superficialis terhadap

penutup luar adalah fascia penis (Buck’s fascia) yang merupakan lanjutan fascia perinei

profunda dan membentuk penutup membranosa yang kuat untuk corpora cavernosa dan corpus

spongiosum, mengikatnya bersama. Corpus spongiosum berisi pars spongiosa urethrae. Corpora

cavernosa bersatu pada planum medianum, kecuali di posterior di mana berpisah membentuk

crus penis. Di dalam, jaringan kavernosa corpora terpisah oleh septum penis.

Radix penis merupakan bagian yang melekat,terdiri dari crura, bulbus penis,

m.ischiocavernosus, dan m.bulbospongiosus. Radix penis bertempat dalam spatium superficiale

perinei, di antara membrana perinei di superior dan fascia perinei profunda di inferior. Crura

dan bulbus penis terdiri dari jaringan erektil. Tiap crus penis melekat pada bagian inferior dan

permukaan dalam ramus ossis ischii, di depan tuber ischiadicum. Bagian posterior yang

30

Page 39: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

31

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

membesar dari bulbus penis ditembus oleh urethra. terletak di antara kedua crus dan melekat

pada permukaan bawah membrana perinei. Permukaan bawah dan lateralis bulbus penis ditutupi

m.bulbospongiosus. Bagian atas dari permukaan belakang bulbus penis ditembus oleh urethra.

Corpus penis merupakan bagian yang bebas dan tergantung pada symphysis pubica. Kecuali

sedikit serabut m.bulbospongiosus dekat radix penis dan m.ischiocavernosus yang mengelilingi

crura, corpus penis tidak mempunyai otot.

Penis terdiri dari kulit tipis, jaringan ikat, pembuluh darah dan limf, fascia, corpora

cavernosa, dan corpus spongiosum berisi pars spongiosa urethrae. Di distal, corpus spongiosum

membentuk glans penis. Tepi glans penis dekat akhir corpora cavernosa menonjol membentuk

corona glandis. Collum glandis memisahkan glans penis dari corpus penis. Ostium urethrae

externum berada dekat ujung glans.

Kulit penis tipis, berwarna relatif lebih gelap dibandingkan kulit sekitarnya, dan

dihubungkan dengan tunica albuginea oleh jaringan ikat longgar. Pada collum glandis, kulit dan

fascia penis memanjang sebagai lapisan ganda kulit, yakni preputium penis. Frenulum preputii

adalah lipatan mediana yang berjalan dari lapisan dalam preputium ke facies urethralis glans.

Ligamentum suspensorium penis adalah kondensasi fascia profunda yang muncul dari

permukaan anterior symphysis pubica. Ligamentum berjalan ke bawah dan membentuk sling

yang melekat ke fascia profunda penis pada pertemuan antara radix dan corpus penis.

Ligamentum fundiforme penis adalah kondensasi serabut kolagen dan elastik dari tela

subcutanea yang berjalan turun pada garis tengah dari linea alba anterior terhadap symphysis

pubica. Ligamentum mengitari penis, kemudian bersatu dan bercampur di inferior dengan fascia

dartos membentuk septum scroti.

Suplai darah penis terutama dari cabang a.pudenda interna:

Arteria dorsalis penis berjalan bersisian dengan v.dorsalis penis pada lekukan antar corpora

cavernosa, menyuplai jaringan ikat sekeliling corpora cavernosa, corpus spongiosum dan

pars spongiosa urethrae, serta kulit penis.

Arteria profunda penis menembus crura di proximalis dan dan berjalan ke distalis dekat

pusat corpora cavernosa, menyuplai jaringan erektil struktur ini.

Arteria bulbi penis menyuplai bulbus penis dan urethra di dalamnya, juga glandula

bulbourethralis.

Arteria pudenda externa superficialis dan profunda pun menyuplai kulit penis, beranastomosis

dengan cabang a.pudenda interna.

Cabang-cabang a.profunda penis berakhir langsung ke dalam cavernae corporum

cavernosorum, disebut aa.helicinae.

31

Page 40: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

32

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Venae Penis. Darah dari cavernae dialirkan oleh plexus venosus yang bergabung dengan

v.dorsalis profunda penis di dalam fascia profunda. Vena dorsalis profunda penis memasuki

pelvis untuk bermuara ke dalam plexus venosus prostaticus. Darah dari cutis dan tela

subcutanea penis mengalir ke dalam v.dorsalis superficialis penis yang mengalir ke dalam

v.pudenda externa superficialis dan sedikit ke dalam v.pudenda interna.

Persarafan Penis. Nervi berasal dari medulla spinalis segmenta S2–S4 dan ganglia spinalia,

berjalan melalui nn.splanchnici pelvici dan n.pudendus. Persarafan sensoris dan simpatis

terutama oleh n.dorsalis penis (cabang terminal n.pudendus) menyuplai kulit dan glans penis.

Penis disuplai berlimpah oleh berbagai jenis akhiran saraf, khususnys glans penis. Cabang

n.ilioinguinalis menyuplai kulit radix penis. Nervi cavernosi penis menghantarkan serabut

parasimpatis dari plexus nervosus prostaticus untuk aa.helicinae.

Aliran Lympha Perineum Masculinum

Lympha dari kulit perineum, termasuk kulit tidak berambut inferior terhadap linea pectinata

(anorectum) kecuali glans penis, mengalir ke nodi inguinales superficiales. Lympha dari testis

mengalir sepanjang v.testicularis menuju nodi lumbales (cavales/aortici) dan nodi preaortici.

Aliran lympha dari bagian proximalis urethra, pars intermedia urethrae, dan badan kavernosa

mengalir ke dalam nodi iliaci interni, sedangkan lympha dari glans penis dan pars spongiosa

urethrae menuju nodi inguinales profundi.

Musculi Perinei Laki-laki

Musculi perinei yang superficialis bertempat di spatium superficiale perinei, meliputi

m.transversus perinei superficialis, m.bulbospongiosus, dan m.ischiocavernosus.

Musculus transversus perinei superficialis dan m.bulbospongiosus bersama dengan

m.sphincter ani externus melekat ke corpus perineale sekaligus menyokongnyadalam

membantu diaphragma pelvis menyokong viscera pelvis. Kontraksi simultan mm.perinei yang

superficialis (dan m.transversus perinei profundus) selama ereksi penis membentuk dasar yang

lebih kokoh untuk penis.

Musculus bulbospongiosus menjadi konstriktor yang mengompresi bulbus penis dan

corpus spongiosum, sehingga membantu mengosongkan pars spongiosa urethrae dari urine

residual dan/atau semen. Serabut anterior m.bulbospongiosus mengelilingi bagian paling

proximalis corpus penis, juga membantu ereksi dengan meningkatkan tekanan terhadap jaringan

erektil dalam radix penis. Pada waktu bersamaan, juga mengompresi v.dorsalis profunda penis,

mencegah aliran venosa dari cavernae dan membantu pembesaran dan turgiditas penis.

32

Page 41: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

33

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Musculus ischiocavernosus mengelilingi crura dalam radix penis. Musculus ini

memaksa darah dari cavernae dalam crura mengalir ke dalam bagian distalis corpora cavernosa,

yang mana meningkatkan turgiditas penis selama ereksi. Kontraksi m.ischiocavernosus juga

mengompresi tributari v.dorsalis profunda penis, sehingga merestriksi aliran venosa dari penis

dan membantu mempertahankan ereksi.

Trigonum Urogenitale Femininum

Trigonumurogenitale femininum meliputi organa genitalia feminina externa dan

mm.perinei. Organa genitalia feminina externa meliputi mons pubis, labia majora (menutupi

rima pudendi), labia minora (menutupi vestibulum vaginae), clitoris, bulbus vestibuli, dan

glandula vestibularis major.

Istilah sinonim vulva dan pudendum mencakup semua bagian tersebut; istilah pudendum

biasanya digunakan secara klinis. Vulva berperan:

Jaringan sensoris dan erektil untuk sexual arousal dan intercourse.

Mengarahkan aliran urine.

Mencegah masuknya materi asing ke dalam saluran urogenital.

Mons Pubis

Mons pubis adalah tonjolan lemak membulat yang terletak anterior terhadap symphysis

pubica, tuberculum pubicum, dan ramus superior ossis pubis. Tonjolan tersebut dibentuk oleh

massa lemak tela subcutanea. Jumlah lemak meningkat pada pubertas dan menurun setelah

menopause. Setelah pubertas,mons pubis ditutupi rambut pubik kasar.

Labium Majus Pudendi

Labia majora adalah lipatan menonjol dari kulit yang secara tidak langsung melindungi

clitoris, ostium urethrae externum, dan ostium vaginae. Labium majus pudendi diisi dengan

tonjolan digital seperti jari dari jaringan ikat longgar yang mengandung otot polos dan ujung

lig.teres uteri. Labium majus pudendi berjalan inferoposterior dari mons pubis menuju anus.

Labia majora terletak pada sisi depresi sentral yang disebut rima pudendi yang

ditempati labia minora dan vestibulum vaginae. Pada perempuan dewasa, aspek eksternalnya

ditutupi kulitberpigmen dan rambut pubik; juga mengandung banyak glandula sebacea.

Aspekinternalnya halus, pink, dan tidak berambut.

Labia majora menebal di anteriordan bertemu membentukcommissura labiorum anterior, di

posterior pada nullipara bertemu membentuk commissura labiorum posterior yang terletak di

33

Page 42: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

34

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

luar corpus perineale dan merupakan batas posterior vulva. Commissura labiorum posterior

biasanya menghilang setelah persalinan vaginal pertama.

Labium Minus Pudendi

Labium minus pudendi merupakan lipatan membulat dari kulit yang bebas lemak dan

tidak berambut. Labia minora terletak dalam rima pudendi, mengelilingi dan menutupi

vestibulum vaginae. Labia minora mempunyai bagian inti jaringan ikat spongiosa yang

mengandung jaringan erektil pada dasarnya dan banyak vasa kecil. Di anterior, labia minora

membentuk 2 laminae. Lamina medialis kedua sisi bersatu sebagai frenulum clitoridis. Lamina

lateralis bersatu di anterior glans clitoridis, membentuk preputium clitoridis. Pada perempuan

muda, khususnya perawan, labia minora dihubungkan di posterior oleh lipatan transversal kecil

yang disebut frenulum labiorum pudendi (fourchette). Meskipun permukaan dalam labium

minus mempunyai kulit tipis lembab, labium minus berwarna pink seperti membrana mucosa

dan mengandung banyak glandula sebacea dan akhiran saraf sensoris.

Clitoris

Clitoris adalah organ erektil yang berlokasi di mana labia minora bertemu di anterior.

Clitoris terdiri dari radix clitoridis dan corpus clitoridis, disusun oleh 2 crus, 2 corpus

cavernosum clitoridis, dan glans clitoridis. Crura melekat pada ramus inferior ossis pubis dan

membrana perinei, profundus terhadap labia. Corpus clitoridis ditutupi oleh preputium. Panjang

corpus dengan glans ± 2 cm dan diameter < 1 cm. Glans clitoridis merupakan bagian clitoris

yang paling banyak persarafannya dan disuplai secara kerap dengan akhiran

sensoris.Ligamentum suspensorium clitoridis melekatkan clitoris pada symphysis pubica.

Vestibulum Vaginae

Vestibulum vaginae merupakan ruang yang dikelilingi labia minorake dalam mana

ostium urethrae externum, ostium vaginae, dan ductus dari glandula vestibularis major dan

glandula vestibularis minor bermuara. Ostium urethrae externum terletak 2–3 cm posteroinferior

terhadap glans clitoridis dan anterior terhadap ostium vaginae. Pada masing-masing sisi ostium

urethrae externum didapatkan muara ductus dari glandula paraurethralis.Muara ductus dari

glandula vestibularis major berada di atas, aspek medialis labia minora, pada posisi jam 5 dan 7

relatif terhadap ostium vaginae pada posisi lithotomi.

Ukuran dan tampak ostium vaginae bervariasi bergantung pada kondisi hymen, lipatan

anular tipis dari membrana mucosa, yang mana menutupi sebagian atau seluruh ostium vaginae.

34

Page 43: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

35

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Setelah ruptur, tampak sisa hymen yang disebut carunculae hymenales membatasi vagina dari

vestibulum.

Bulbus Vestibuli

Bulbus vestibuli adalah sepasang massa jaringan erektil memanjang, panjang ± 3 cm.

Bulbus terletak sepanjang kedua sisi ostium vaginae, superior atau profundus terhadap (bukan di

dalam) labia minora, inferior segera terhadap membrana perinei. Bulbus vestibuli dilapisi di

inferior dan di lateralis oleh m.bulbospongiosus. Bulbus vestibuli homolog dengan bulbus penis.

Glandulae Vestibulares

Glandula vestibularis major (Bartholin’s gland)berdiameter ± 0,5 cm bertempat di

spatium superficiale perinei. Glandula vestibularis major terletak pada masing-masing sisi

vestibulum vaginae, posterolateralis terhadap ostium vaginae dan inferior terhadap membrana

perinei. Glandula vestibularis major berbentuk bulat atau oval dan tumpang tindih sebagian di

posterior dengan bulbus vestibuli. Seperti bulbus vestibuli, sebagian glandula ini dilapisi

m.bulbospongiosus. Ductus dari glandula ini berjalan profundus terhadap bulbus vestibuli dan

bermuara ke dalam vestibulum pada masing-masing sisi ostium vaginae.

Glandula vestibularis minor adalah glandula kecil pada masing-masing sisi vestibulum

vaginae dan bermuara ke dalamnya di antara ostium urethrae externum dan ostium vaginae.

Glandula ini menyekresikan mucus yang melembabkan labia dan vestibulum vaginae.

Suplai Darah dan Aliran Venosa Vulva

Suplai darah berlimpah untuk vulva berasal dari a.pudenda externa dan a.pudenda

interna. Arteria pudenda interna menyuplai hampir seluruh kulit, genitalia externa, dan

mm.perinei. Arteriae untuk labia dan clitoris merupakan cabang a.pudenda interna. Venae dari

labia merupakan tributari v.pudenda interna.

Persarafan Vulva

Aspek anterior vulva dipersarafi oleh nn.labiales anteriores yang berasal dari

n.ilioinguinalis dan ramus genitalis n.genitofemoralis (keduanya derivat plexus lumbalis).

Aspek posterior vulva dipersarafi oleh derivat plexus sacralis: rr.perineales dari

n.cutaneus femoris posterior di lateralis dan n.pudendus di sentral. Nervus pudendus adalah

nervus utama bagi perineum. Nervus labialis posterior (cabang terminalis n.perinealis

superficialis) mempersarafi labia. Rami musculare n.perinealis dan n.perinealis profundus

35

Page 44: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

36

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

mempersarafi ostium vaginae dan mm.perinei yang superficialis. Nervus dorsalis clitoridis

mempersarafi mm.perinei yang profundus dan sensasi clitoris.

Bulbus vestibuli dan corpus cavernosum clitoridis menerima serabut parasimpatis

melalui nn.cavernosi dari plexus nervosus uterovaginalis. Rangsangan parasimpatis

meningkatkan sekresi vagina, ereksi clitoris, dan pembesaran jaringan erektil dalam bulbus

vestibuli.

Aliran Lympha Perineum Femininum

Lympha dari kulit perineum, termasuk anoderm di inferior terhadap linea pectinata dan

bagian paling inferior vagina, ostium vaginae, dan vestibulum vaginae mengalir ke nodi

inguinales superficiales. Lympha dari clitoris, bulbus vestibuli, dan labia minora anterior

mengalir ke nodi inguinales profundi atau langsung ke nodi iliaci interni, dan yang dari urethra

mengalir ke nodi iliaci interni atau nodi sacrales.

Musculi Perinei Perempuan

Musculi perinei yang superficialis meliputi m.transversus perinei superficialis,

m.ischiocavernosus, dan m.bulbospongiosus.

Ereksi, Emisi, Ejakulasi, dan Remisi

Ketika seorang pria terangsang secara erotis, anastomosis arteriovenosa di sekitar penis

tertutup. Otot polos pada trabeculae jaringan ikat dan aa.helicini mengalami relaksasi sebagai

stimulasi parasimpatis (nn.sacrales 2-4) melalui nn.cavernosi dari plexus nervosus prostaticus.

Akibatnya, aa.helicini yang pada mulanya berkelok seperti spiral kini menjadi lurus,

meregangkan lumennya dan menyebabkan darah mengalir ke dalamnya dan mendilatasikan

corporae cavernosae penis.

M.bulbospongiosus dan m.ischiocavernosus menekan vena-vena yang keluar dari

corporae cavernosae penis, dan menghambat aliran darah vena. Akibatnya, corporae cavernosae

penis dan corpus spongiosum penis terisi penuh oleh darah dan terjadilah ereksi.

Selama emisi, semen (sperma dan sekresi kelenjar lainnya) dialirkan ke pars prostatica

urethrae melalui ductus ejaculatorius melalui gerakan peristaltik dari ductus deferentes dan

glandula seminalis. Cairan prostata ditambahkan seiring dengan kontraksi otot polos prostata.

Emisi merupakan respon terhadal saraf simpatis (nn.lumbales 1-2). Selama ejakulasi, semen

dikeluarkan dari urethra melalui ostium urethrae externum.

36

Page 45: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

37

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Ejakulasi merupakan akibat dari:

Tertutupnya m.sphincter urethrae externa pada collum vesicae urinaria, sebagai respon

parasimpatis (nn.lumbales 1-2)

Kontraksi otot-otot urethra, sebagai respon parasimpatis (nn.sacrales 2-4)

Kontaksi m.bulbospongiosus, yang dipersarafi oleh n.pudendus (nn.sacrales 2-4)

Setelah ejakulasi, penis berangsur-angsur kembali ke posisi flasid (remisi), yang berasal

dari stimulasi simpatis, yang menyebabkan kontraksi otot polos di aa.helicini.

M.bulbospongiosus dan m.ischiocavernosus mengalami relaksasi, menyebabkan darah dialirkan

dari rongga pada corpora cavernosae penis ke v.dorsalis penis profundus.

HISTOLOGI SISTEM REPRODUKSI WANITA

( Female Reproductive System )

Hana Ratnawati

Sistem Reproduksi Wanita terdiri dari :

Organ reproduksi interna, yaitu : - Sepasang ovarium

- Sepasang tuba uterina Falopii

- Uterus

- Vagina

Organ genitalia externa : - Clitoris

- Labia mayora

- Labia minora

- Vestibularis

37

Page 46: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

38

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Gb. 1 Diagram skematis sistem reproduksi wanita

Dalam perkembangannya, organ reproduksi tidak mencapai tahap sempurna sampai

saat hormon gonadotropik disekresikan oleh glandula hypophise sebagai tanda dimulainya

masa pubertas. Setelah itu banyak perubahan akan terjadi pada sistem reproduksi, yaitu

differensiasi dari organ reproduksi dan terjadinya menarche (saat pertama kali seorang wanita

mendapatkan menstruasi, kurang lebih pada usia 13 tahun). Setelah menstruasi yang pertama

ini, maka dimulailah siklus menstruasi yang melibatkan banyak hormon, terjadi perubahan

secara histologis maupun psikologis. Menstruasi ini akan berulang setiap bulan (28 - 35 hari)

selama masa reproduksi, kecuali bila terjadi kehamilan. Ketika usia seorang wanita mendekati

akhir dari masa reproduksi, siklus menstruasinya menjadi tidak teratur dan terjadi kemunduran

fungsional. Terjadi perubahan hormonal dan neurological sebagai tanda dimulainya

menopause. Siklus menstruasipun berakhir, terjadi involusi dari organ reproduksi. Jadi sistem

reproduksi pada wanita dipengaruhi secara kompleks oleh beberapa faktor, yaitu sistem

hormonal, neurologik dan psikologik.

Meskipun glandula mammae tidak termasuk dalam sistem reproduksi wanita, tapi

secara fisiologis dan fungsional sangat berhubungan dengan sistem reproduksi , sebab itu akan

dibicarakan dalam bab ini.

38

Page 47: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

39

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Gb. 2 Sistem reproduksi wanita

OVARIUM

Terdapat sepasang ovarium yang letaknya di rongga pelvis, berbentuk seperti buah

almond, panjang 3 cm, lebar 1,5 – 2 cm dan tebalnya 1 cm. Ovarium berada dalam ligamen

latum yang tergantung oleh mesovarium yaitu suatu lipatan peritonium. Epitel permukaan yang

membungkus ovarium adalah modifikasi dari peritonium yang disebut epitel germinal yang

berbentuk selapis kuboid. Epitel ini dulu diduga yang memberi makanan pada sel oosit.

Meskipun sekarang diketahui bahwa itu tidak benar, tapi namanya tetap dipakai (epitel

germinal). Tepat disebelah luar dari epitel ini adalah tunika albuginea, suatu lapisan yang

miskin vaskularisasi, berupa jaringan pengikat kolagen irregular, dimana serabut kolagen

berjalan paralel di permukaan ovarium.

Ovarium terdiri dari bagian cortex yang kaya akan sel dan bagian medulla yang kaya

akan vaskularisasi dan jaringan pengikat longgar. Ovarium diperdarahi oleh Arteri Ovarica yang

masuk melalui hilus ke dalam medula, baru kemudian ke daerah cortex. Secara histologis batas

antara cortex dan medulla tidaklah jelas.

39

Page 48: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

40

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Gb. 3 Potongan transversal ovarium

CORTEX OVARIUM

Terdiri dari anyaman jaringan pengikat sebagai stroma, bermacam-macam folikel dan

sel stroma yang mirip sel fibroblast. Folikel primordial yang terdapat di cortex ovarium berasal

dari sel benih di dalam yolk sac (saccus vitellinus primitivum), kemudian mengalami

pembelahan mitosis beberapa kali dan bermigrasi ke kelenjar gonad untuk menetap di cortex

ovarium yang sedang berkembang. Folikel ini akan melanjutkan mitosis sampai mendekati akhir

bulan ke 5 fetus. Pada saat ini masing-masing ovarium terdiri dari 3 juta oogonia, tapi

kebanyakan dari oogonia ini akan mengalami atresia (mengalami degenerasi kemudian mati).

Oogonia yang berhasil bertahan, meneruskan pembelahan mitosisnya menjadi oosit primer

(Gambar 4). Sel-sel ini masuk stadium profase dari meiosis I, kemudian memasuki masa

istirahat. Oosit primer tetap berada pada stadium ini sampai saat sebelum ovulasi / saat pubertas.

Pada waktu menarche seorang wanita mempunyai 400.000 folikel dan biasanya satu

oosit mengalami ovulasi tiap 28 hari selama 30 – 40 tahun, jadi 450 oosit yang mengalami

ovulasi selama periode ini. Folikel lainnya akan berdegenerasi dan mati.

Folikel ovarium.

Folikel di ovarium terdiri dari oosit primer dan sel-sel folikel yang dikelilingi oleh jaringan

stroma. Ada 4 stadium perkembangan folikel :

40

Page 49: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

41

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

1. Folikel primordial

Folikel primordial banyak didapat pada saat sebelum lahir. Folikel primordial terdiri dari

oosit primer yang dikelilingi oleh selapis sel folikular gepeng.

Oosit primer ada dalam stadium prophase dari meiosis I, stadium ini dipertahankan sejak

intrauterine sampai menjelang pubertas. Oosit primer adalah suatu sel spheris berdiameter

25 um, mempunyai inti besar, eksentris, dan satu nukleolus. Nucleoplasmanya vesikular

karena adanya uncoiled chromosome, banyak mitokhondria, apparatus Golgi, endoplasmic

reticulum, tetapi ribosom hanya sedikit. Sel folikular gepeng mengelilingi oosit primer dan

dihubungkan satu dengan lainnya melalui desmosome, dan dipisahkan dari sel stroma oleh

lamina basalis.

2. Folikel primer

Folikel primordial berkembang menjadi folikel primer yang diameternya 100 – 150 m

dengan nukleus yang besar (disebut juga vesikula germinalis). Banyak didapatkan

kompleks Golgi, ribosom, mitokhondria yang tersebar diseluruh sel.

Sel folikel menjadi kuboid, bila hanya ada satu lapisan sel folikel kuboid maka disebut

folikel primer unilaminair. Bila sel folikel telah berproliferasi menjadi beberapa lapisan

(lebih dari 1 lapis sel folikel) maka disebut folikel primer multilaminair, dan sel-sel

folikel yang lebih dari satu lapis disebut sel granulosa.

Pada stadium folikel primer ini akan terbentuk suatu substansi aselular yang memisahkan

oosit dari sel folikel yaitu zona pellucida. Zona pellucida dibentuk oleh 3 macam

glikoprotein yaitu ZP1, ZP2 dan ZP3 yang disekresi oleh oosit. Microvilli dari oosit dan

filopodia dari sel folikel akan menginvasi zona pellucida untuk saling berhubungan dengan

membentuk suatu gap junctions.

Sel stroma disekeliling folikel primer mulai membentuk suatu lapisan sel yang disebut

theca interna yang banyak mengandung vaskularisasi dan theca externa yang terdiri dari

jaringan pengikat fibrosa. Sel yang membentuk theca interna diduga memproduksi steroid.

Sitoplasmanya banyak mengandung tetesan lemak dan mempunyai banyak endoplasmik

retikulum halus, krista mitokhondria berbentuk tubular. Sel theca interna memproduksi

hormon sex pria yaitu hormon androstenedione, yang akan masuk ke dalam sel granulosa

dan diubah menjadi estradiol. Sel granulosa tetap dipisahkan dari sel theca interna oleh

lamina basalis.

3. Folikel sekunder

41

Page 50: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

42

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Folikel primer multilaminair terus berkembang dan bertambah besar sampai mencapai

diameter 200 m. Proliferasi lanjut dari sel granulosa ini tergantung dari Follicle

stimulating hormon (FSH) yang dihasilkan oleh sel basophil pars anterior hypophise.

Suatu folikel besar akan terbentuk dengan beberapa lapis sel granulosa dan adanya cairan

yang tertimbun diantara sel-sel granulosa yaitu liquor folliculi. Cairan ini adalah suatu

exudat dari plasma, mengandung glycoaminoglycans dan steroid yang terikat pada protein

yang dihasilkan oleh sel granulosa. Selanjutnya mengandung progesteron, estradiol,

inhibin, folliostatin dan activin, yang meregulasi pengeluaran hormon Luteinizing

Hormon (LH) dan FSH. Sebagai tambahan, FSH menginduksi sel granulosa untuk

membentuk reseptor bagi LH, yang akan bersatu ke dalam plasmalemma. Begitu

didapatkan adanya liquor folliculi dalam folikel primer multilaminair, maka disebut

sebagai folikel sekunder. Semakin banyak cairan diproduksi maka vakuola-vakuola akan

bersatu membentuk antrum folliculi.

Sel granulosa akan berkumpul di satu kutub, disebut sebagai cumulus oophorus, dan satu

lapis sel granulosa disekeliling oosit primer disebut corona radiata.

Pada akhir stadium ini, sel stroma menjadi besar, dan sel theca interna diinvasi oleh

kapiler2 yang memberikan banyak makanan. Folikel yang mencapai tahap ini banyak yang

mengalami atresia, tetapi sel granulosanya tidak berdegenerasi dan mati, malahan

membentuk glandula interstitial yang mensekresi sejumlah kecil androgen sampai

menopause. Hanya sedikit sel folikel sekunder yang tetap bertahan dan menjadi matang.

42

Page 51: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

43

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Gb. 4 Diagram struktur ovarium dan perkembangan folikel

4. Folikel Graaf

Sel granulosa melanjutkan proliferasinya dan terbentuk antrum folliculi yang lebih besar,

sehingga folikel Graaf dapat berdiameter 2,5 cm pada saat ovulasi. Folikel yang matang ini

tampak sebagai benda transparant yang letaknya di permukaan ovarium dan besarnya

hampir sama dengan ovarium itu sendiri.

Sel-sel folikel yang menjadi dinding dari folikel itu disebut membrana granulosa.

Ovulasi

Pada hari ke 14 dari siklus menstruasi, produksi estrogen meningkat karena diproduksi

oleh sel-sel di folikel Graaf maupun folikel sekunder menyebabkan estrogen di darah

meningkat, hal ini akan menyebabkan :

1. Negative feed back inhibition terhadap FSH (menghambat sekresi FSH) dari hypophise

anterior.

43

Page 52: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

44

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

2. Peningkatan LH yang tiba-tiba oleh sel basophil hypophise anterior.

Lonjakan LH menyebabkan sirkulasi darah ke ovarium meningkat, dan kapiler di theca

externa mulai kekurangan plasma. akibatnya terjadilah oedem. Bersamaan dengan terjadinya

oedem, histamin, prostaglandin, dan collagenase dilepaskan dari folikel Graaf.

Dapat dikatakan, peningkatan LH menyebabkan :

1. Oosit primer dari folikel Graaf menyelesaikan stadium pembelahan meiosisnya yang

pertama, dan menghasilkan pembentukan 2 anak sel yaitu oosit sekunder dan polar

body I.

2. Oosit sekunder yang baru terbentuk masuk stadium pembelahan meiosis kedua dan

berada dalam stadium metaphase.

3. Oosit sekunder dan sel-sel folikelnya mengalami ovulasi

4. Sisa sel dari folikel Graaf berubah menjadi corpus hemorrhagicus/corpus rubrum

kemudian menjadi corpus luteum.

Pada saat menjelang ovulasi, folikel Graaf akan mendekati permukaan/cortex

superficial ovarium dan akan menekan tunica albuginea di daerah tersebut sehingga

mengalami ischaemia. Daerah yang avaskular dan menjadi pucat tersebut disebut stigma.

Jaringan pengikat di daerah stigma mengalami degenerasi, jaringannya menjadi sobek,

terbentuk ruangan antara antrum folikel dengan cavum peritoneum dimana oosit akan

dilepaskan (ovulasi). Ovulasi ini terjadi pada hari ke 14 dari siklus menstruasi yang 28 hari.

Bagian distal tuba uterina, yaitu fimbriae, akan menangkap oosit ini dan meneruskannya

ke infundibulum kemudian ke ampulla tuba uterina tempat fertilisasi berlangsung. Bila tidak

terjadi fertilisasi maka dalam 24 jam oosit sekunder akan mengalami degenerasi kemudian

difagositosis.

Corpus luteum

Setelah proses ovulasi, dengan dikeluarkannya oosit sekunder dan cairan follikuler

maka folikel menjadi kolaps, stratum granulosa dan lapisan theka interna melipat-lipat,

sedangkan lapisan theka externa tetap bentuknya. Pecah dan kolapsnya folikel disertai dengan

perdarahan, sehingga terbentuk bekuan darah pada sisa folikel. Pada keadaan ini disebut

Corpus hemorrhagicus / Corpus rubrum. Bekuan darah ini kemudian difagositosis dan

daerah ini diinvasi sel-sel stroma ovarium. Hormon LH juga menyebabkan terjadinya perubahan

dari corpus hemorrhagicum menjadi corpus luteum yang mempunyai fungsi seperti kelenjar

endokrin. Corpus luteum yang vaskuler ini dibentuk oleh sel granulosa lutein dan sel theca

lutein.

44

Page 53: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

45

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Sel granulosa lutein : sel ini berada di bagian tengah dari corpus luteum dan jumlahnya kurang

lebih 80 % dari keseluruhan sel di corpus luteum. Sel granulosa jadi bertambah besar, diameter

30 – 50 μm dan sitoplasmanya mengandung pigmen lutein, sel tampak pucat, disebut sebagai sel

granulosa lutein. Sel ini mempunyai microvilli yang sangat panjang. Di dalam sitoplasma

tampak banyak granular endoplasmic halus maupun kasar, mitokhondria, komplex Golgi yang

berkembang baik dan tetesan lipid tersebar di sitoplasma. Sel ini memproduksi progesteron.

Sel theca lutein : terletak di perifer dari corpus luteum, kurang lebih 20 % dari keseluruhan

populasi sel. Sel yang berwarna gelap ini, ukurannya kecil 15 μm, memproduksi progesteron,

sedikit estrogen dan androgen.

Progesteron dan estrogen yang disekresi oleh sel granulosa sel theca lutein,

menghambat sekresi LH dan FSH. Tidak adanya FSH menyebabkan tidak terjadinya

pembentukan folikel baru, sehingga menghambat terjadinya ovulasi. Tapi bila tidak terjadi

fertilisasi, tidak adanya LH menyebabkan degenerasi Corpus Luteum, membentuk corpus

luteum menstruasi. Bila ada kehamilan, hormon chorionic gonadotropin yang disekresi oleh

placenta mempertahankan adanya corpus luteum sampai 3 bulan. Sekarang disebut sebagai

corpus luteum gravidarum, yang diameternya dapat mencapai 5 cm dan tetap mensekresi

hormon untuk mempertahankan kehamilan.

Corpus albicans

Corpus luteum menstruasi diinvasi oleh fibroblast, menjadi fibrotik, mengalami autolisis

dan difagositosis oleh makrofag, terbentuk jaringan pengikat fibrosa, disebut sebagai

corpus albicans, yang akhirnya akan diresorbsi. Sisa corpus albicans akan menjadi jaringan

pengikat di permukaan ovarium.

Atresia folikel

Ovarium mempunyai banyak sekali folikel dengan berbagai stadium. Kebanyakan

folikel mengalami degenerasi sebelum mencapai kematangan. Beberapa folikel menjadi matang

membentuk folikel Graaf, tetapi umumnya hanya ada satu oosit primer yang berkembang

menjadi oosit sekunder kemudian mengalami ovulasi. Folikel lainnya mengalami atresia, yang

kemudian akan difagositosis oleh makrofag. Kadang-kadang ada dua folikel yang matang dan

mengalami ovulasi, menyebabkan kehamilan kembar bila kedua oosit difertilisasi. Meskipun

hanya 2 % dari seluruh folikel yang menjadi matang dan hanya 5 – 6 % dari itu yang

45

Page 54: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

46

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

mengalami ovulasi. Jadi dari semua folikel di ovarium saat menarche, hanya 0,1 % sampai 0,2

% yang berkembang menjadi matang dan mengalami ovulasi.

MEDULLA OVARIUM

Bagian tengah ovarium disebut medulla, terdiri dari fibroblast dan jaringan pengikat

longgar yang banyak serabut kolagen, juga mengandung serabut elastis. Medulla juga banyak

mengandung pembuluh darah, pembuluh lymph, dan serabut syaraf. Medulla ovarium yang

belum mengalami menstruasi mempunyai sekelompok sel epithelioid yaitu interstitial cells

yang mensekresi estrogen. Pada mamalia yang yang mempunyai banyak anak, ovariumnya

banyak mengandung sel interstitial dan sering disebut sebagai glandula interstitial. Pada

manusia, kebanyakan dari sel-sel interstitial berinvolusi pada saat siklus menstruasi dan tidak

begitu berfungsi.

Juga dapat ditemukan sel hilus di medulla ovarium. Sel-sel ini mempunyai bentuk dan

organella yang sama seperti sel Leydig yang ada di testis. Sel ini menghasilkan androgen.

REGULASI HORMON DI OVARIUM

FSH dan LH berperan dalam maturasi/pematangan folikel dan ovulasi. Sekresi hormon

gonadotropik (FSH dan LH) yang dihasilkan oleh pars distalis hypophise anterior, dibawah

pengawasan hypothalamus yaitu melalui Gonadotropin-Releasing Hormone (Gn-RH) yang

diproduksi oleh neuron di hypothalamus. Perkembangan folikel primordial dan folikel primer

unilaminair tidak tergantung dari FSH, tapi belum diketahui apa penyebabnya. Tapi

perkembangan dari folikel primer multilaminair menjadi folikel sekunder tergantung dari FSH.

Ikatan antara GnRH dengan reseptor pada sel-sel di pars distalis hypophise

menginduksi pelepasan FSH dan menstimulasi sintesis FSH selanjutnya. Ikatan FSH dengan

reseptor di sel granulosa folikel primer multilaminair menstimulasi perkembangannya menjadi

folikel sekunder. FSH juga menginduksi sel theca interna untuk memproduksi androgen, yang

oleh sel granulosa diubah menjadi estrogen. Sel granulosa folikel sekunder juga memproduksi

beberapa hormon lain yaitu inhibin, folliostatin, dan activin yang membantu meregulasi

pelepasan FSH.

46

Page 55: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

47

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Gb. 5 Hormon yang berperan pada maturasi folikel dan ovulasi

Pada saat kadar estrogen dan hormon lainnya (inhibin, folliostatin, activin) di darah

meningkat, maka akan menstimulasi sekresi LH oleh sel-sel di pars anterior hypophise. Bila

konsentrasi estrogen darah mencapai ambang tertentu, akan membatasi sekresi FSH dengan 2

jalan: secara tidak langsung yaitu dengan mensupres pelepasan GnRH dari hypothalamus dan

secara langsung dengan menginhibisi pelepasan FSH dari hypophise anterior. Pada pertengahan

siklus menstruasi, konsentrasi estrogen yang tinggi di darah menyebabkan lonjakan pelepasan

LH dari hypophise Peningkatan kadar LH yang tiba-tiba menstimulasi oosit primer untuk

menyelesaikan meiosis pertamanya, menjadi oosit sekunder, yang akan memasuki meiosis II

stadium metaphase. Meiosis II akan tetap berada dalam stadium metaphase sampai saat

fertilisasi.

Lonjakan LH ini juga merangsang proses ovulasi, dimana oosit sekunder dilepaskan

dari folikel yang telah matang. Sel granulosa dan theca interna sisa dari folikel Graaf , dimana

terdapat reseptor LH, akan diaktivasi oleh LH untuk membentuk corpus luteum. Sel granulosa

dan sel theca berubah menjadi sel granulosa lutein dan sel theca lutein. Kedua sel ini aktif

memproduksi progesteron, meskipun terutama diproduksi oleh sel granulosa lutein. Inhibin,

folliostatin dan activin, sebagai feedback regulator dari pelepasan FSH, akan diteruskan

produksinya oleh corpus luteum. Bila fertilisasi dan implantasi tidak terjadi, aktifitas sekretori

dari corpus luteum akan berlangsung selama 14 hari, disebut sebagai corpus luteum

menstruasi. Bila fertilisasi terjadi, maka corpus luteum ukurannya meningkat dan dikenal

sebagai corpus luteum gravidarum yang akan melanjutkan fungsi sekresinya meskipun telah

terbentuk placenta.

47

Page 56: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

48

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Progesteron akan menstimulasi perkembangan endometrium uterus dan menghambat

produksi LH secara langsung maupun tidak langsung. Bila tidak terjadi kehamilan, LH akan

menurun dibawah level yang dibutuhkan untuk mempertahankan corpus luteum, dan proses

degenerasi corpus luteum pun dimulai. Bila terjadi kehamilan, hormon chorionic gonadotropin

akan diproduksi oleh placenta sebagai feedback positive terhadap corpus luteum gravidarum.

Pada kehamilan 4 bulan, regulasi hormonal lebih banyak dilakukan oleh placenta. Hormon lain

yang diproduksi placenta yaitu relaxin, memfasilitasi proses kelahiran dengan cara

melembutkan cartilago fibrosa pada symphisis pubis untuk melebarkan jalan lahir.

Gb. 6 Diagram skematis interaksi hormonal antara hypothalamus,

hypophise dan sistem reproduksi wanita.

TUBA UTERINA FALOPII (OVIDUCT)

Terdapat dua buah, di kiri dan kanan uterus dengan panjang 12 cm, diameter ± 1 cm. Salah satu

ujungnya bermuara di uterus, sedangkan ujung lainnya terbuka ke dalam rongga peritoneum

dekat ovarium.

Oviduct dibagi dalam 4 bagian :

1. Infundibulum

Bagian tuba yang terbuka ke rongga peritoneum, dekat ovarium. Di ujungnya terdapat

fimbriae yang akan membantu oosit masuk ke dalam tuba saat ovulasi.

2. Ampulla

48

Page 57: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

49

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Bagian tuba yang paling lebar dan mukosanya sangat berlipat-lipat. Disinilah terjadinya

fertilisasi.

3. Isthmus

Bagian tuba yang paling sempit

4. Pars intramuralis

Bagian tuba yang bermuara ke dalam uterus.

Struktur histologis :

Dinding tuba uterina terdiri dari 3 lapis, yaitu :

1. Mukosa

Pada mukosa tuba uterina terdapat banyak lipatan longitudinal dan yang paling banyak

lipatannya yaitu di bagian ampulla. Lipatan-lipatan ini akan berkurang dan lebih kecil

pada bagian tuba ke arah uterus, sehingga pada pars intramuralis hanya berupa tonjolan-

tonjolan kecil.

Mempunyai epitel selapis silindris dengan 2 macam sel, yaitu :

- peg cells (tidak bercilia)

- ciliated cells (bercilia)

Peg cells tidak mempunyai cilia tapi bersifat sekretoris dengan menghasilkan suatu

cairan kental yang berfungsi nutritive dan membantu pergerakan sprematozoa ke arah

oosit sekunder. Sekret ini juga membantu proses pematangan spermatozoa sehingga

dapat terjadi fertilisasi dengan ovum. Ovum juga mendapat nutrisi dari sekret tersebut,

demikian juga zygot yang terbentuk akan mendapat nutrisi dari sekret ini.

Ciliated cells yaitu sel dengan kinocilia dan sebagian besar gerakan cilianya ke arah

uterus sehingga membantu pergerakan ovum yang telah difertilisasi ke arah uterus.

Lamina propria merupakan jaringan pengikat longgar yang mengandung fibroblast,

mast cell, sel lymphoid, kolagen dan serabut retikular.

2. Lamina muscularis

Lapisan otot terdiri dari 2 lapisan otot polos :

- lapisan sebelah dalam berjalan circular

- lapisan sebelah luar berjalan longitudinal.

Tonus dan konstriksi lapisan otot ini dipengaruhi oleh rangsangan hormonal.

3. Lapisan serosa

Terdiri dari epitel selapis gepeng.

Jaringan pengikat diantara lapisan otot dan lapisan serosa banyak mengandung

pembuluh darah dan serabut saraf otonom.

49

Page 58: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

50

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Gb. 7 Gambaran mikroskopis potongan melintang tuba uterina. (M = lapisan

mukosa; I = lapisan otot circular; O = lapisan otot longitudinal).

Karena tuba uterina kaya akan vaskularisasi dan banyak pembuluh vena yang besar,

maka pada saat ovulasi lapisan otot berkontraksi, vena juga akan berkontraksi. Ini menyebabkan

tuba uterina menjadi tegang dan fimbriae menempel ke ovarium, untuk menangkap oosit yang

dilepaskan saat ovulasi.

UTERUS

Berbentuk seperti buah pear dan lokasinya di bagian tengah pelvis, panjang 7 cm, lebar

4 cm dan tebal 2,5 cm. Dibagi atas 3 bagian, yaitu :

- Corpus yaitu bagian yang paling besar dimana tuba uterina bermuara.

- Fundus yaitu di bagian atas corpus yang berbentuk bulat

- Cervix yaitu bagian bawah corpus yang sempit dan membuka kearah vagina.

CORPUS dan FUNDUS

Dinding uterus bagian corpus dan fundus mempunyai 3 lapisan yaitu endometrium,

myometrium dan tunika adventitia atau serosa.

Endometrium.

50

Page 59: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

51

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Merupakan lapisan mukosa uterus, terdiri dari epitel selapis silindris dan lamina

propria. Epitelnya terdiri dari 2 macam sel seperti di tuba uterina, yaitu sel yang mempunyai

cilia dan sel sekretori. Sedangkan di lamina propria banyak ditemukan glandula uterina yang

berbentuk tubular simpleks, juga dapat ditemukan jaringan pengikat kolagen irregular dengan

bermacam-macam sel berbentuk stelat, sel leukosit, makrofag dan serabut retikuler. Morfologi

dan fisiologi endometrium dipengaruhi oleh berbagai macam hormon.

Endometrium dibagi atas 2 daerah, yaitu

- stratum fungsionale yang divaskularisasi oleh arteri spiralis yang berkelok-kelok

sehingga disebut juga coiled arteri. A.Spiralis akan membentuk arteriol, kemudian

anyaman kapiler di permukaan endometrium. Stratum fungsionale akan dilepaskan

pada saat menstruasi.

- stratum basale yang divaskularisasi oleh A.Basalis yang berbentuk lurus dan

pendek. Lapisan ini penting untuk regenerasi endometrium setelah menstruasi.

A.Basalis dan A.Spiralis berasal dari A.Arcuata yang terletak di perbatasan myometrium dan

endometrium.

Gb. 8 Diagram vaskularisasi stratum fungsionale dan basale endometrium uterus

Myometrium

Merupakan lapisan otot polos yang tebal, terdiri dari 3 lapisan otot yang tidak berbatas

tegas. Lapisan yang paling luar dan paling dalam berjalan longitudinal, sedangkan lapisan yang

51

Page 60: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

52

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

di tengah berjalan circular. Pada lapisan yang ditengah terdapat pembuluh-pembuluh darah

besar sehingga disebut stratum vaskulare. Lapisan ini diperdarahi oleh A. Arcuata. Makin ke

arah cervix, sel-sel otot makin berkurang digantikan oleh jaringan pengikat fibrosa. Di cervix,

myometrium terdiri dari jaringan pengikat padat irregular yang banyak mengandung serabut

elastis dan hanya sedikit sel-sel otot polos. Ukuran dan jumlah sel-sel otot di myometrium

dipengaruhi oleh kadar hormon estrogen. Pada kehamilan sel-sel otot akan bertambah banyak

(hiperplasia) dan bertambah besar(hipertrofi), karena produksi hormon estrogen meningkat.

Sampai saat ini belum diketahui apakah penambahan jumlah sel-sel otot akibat pembelahan sel

atau adanya diferensiasi dari sel-sel lainnya menjadi sel otot. Setelah menstruasi hormon

estrogen berkurang, maka sel-sel otot juga akan mengecil, bahkan bila tidak ada estrogen maka

sel-sel otot myometrium akan mengalami atrofi.

Proses kontraksi uterus pada saat melahirkan disebabkan oleh faktor hormonal, yaitu :

1. Corticotropic hormone akan menyebabkan myometrium dan membran fetal

memproduksi prostaglandin.

2. Glandula hypophise akan mensekresi hormon oxytocin.

3. Hormon prostaglandin dan oxytocin menstimulasi kontraksi uterus.

4. Setelah proses kelahiran, oxytocin tetap menstimulasi kontraksi uterus, untuk mencegah

terjadinya perdarahan dari tempat perlekatan placenta.

Tunika serosa atau adventitia.

Bagian anterior uetrus ditutupi oleh tunika adventitia (jaringan pengikat tanpa sel-sel

epitel), jadi daerah ini terletak retroperitoneal. Sedangkan bagian fundus dan posterior ditutupi

oleh tunika serosa, yang terdiri dari selapis sel epitel gepeng yang disebut mesotel dan anyaman

penyambung jarang yang tipis.

CERVIX

Cervix adalah bagian bawah uterus dan ada bagian yang menonjol ke dalam vagina,

yaitu portio vaginalis cervicis. Dinding cervix terdiri dari jaringan pengikat padat dengan

serabut-serabut kolagen dan elastis dan hanya sedikit serabut-serabut otot.

Lapisan mukosanya merupakan epitel selapis silindris yang dapat mensekresi mukus,

sedangkan di bagian portio vaginalis cervicis epitelnya berubah menjadi epitel berlapis gepeng

tidak berkeratin (seperti di vagina). Meskipun mukosa cervix berubah pada siklus mentruasi,

tapi tidak dilepaskan saat menstruasi. Di lamina propria terdapat glandula cervicalis. Pada

52

Page 61: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

53

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

pertengahan siklus menstruasi, yaitu saat ovulasi, glandula cervicalis mensekresi cairan serous

yang akan membantu spermatozoa masuk ke dalam uterus. Pada saat lainnya dan saat hamil,

sekret menjadi kental membentuk mucus plug pada orificium cervix untuk mencegah masuknya

mikroorganisme dan spermatozoa ke dalam uterus. Perubahan viskositas sekret glandula

cervicalis ini dipengaruhi oleh hormon progesteron.

Pada saat melahirkan, hormon luteal lainnya yaitu relaxin menyebabkan lysisnya

kolagen pada dinding cervix, sehingga cervix bisa berdilatasi.

SIKLUS MENSTRUASI.

Endometrium akan mengalami siklus perubahan struktural yaitu siklus mentruasi sebagai akibat

kerja hormon-hormon ovarium dibawah rangsangan pars distalis hypophise dan dibawah

pengawasan hypothalamus. Lama siklus menstruasi berlainan, tetapi rata-rata 28 hari. Siklus

menstruasi dibagi menjadi 3 fase : fase menstruasi, fase proliferative (follicular), dan fase

sekretori (luteal).

Fase menstruasi. (hari ke 1 – 4).

Menstruasi adalah pengeluaran stratum fungsionale endometrium yang dilepaskan dan

mengalami desquamasi, bercampur dengan darah dari A. spiralis yang mengalami kerusakan.

Hal ini terjadi karena tidak terjadinya fertilisasi. Hari pertama fase menstruasi adalah saat

pertama darah keluar dari uterus, yang dapat berlangsung selama 3 – 4 hari. Dalam keadaan

normal darah yang keluar ± 35 ml, meskipun pada beberapa wanita dapat lebih dari itu.Corpus

luteum di ovarium hanya bertahan selama 14 hari, sehingga kadar progesteron dan estrogen

akan segera menurun.

Dua hari sebelum terjadinya menstruasi terjadi kemunduran endometrium yang

disebabkan kadar hormon progesteron dan estrogen dalam darah yang mendadak menurun

karena tidak terjadinya fertilisasi. Hal ini mengakibatkan matinya corpus luteum yang

merupakan sumber kedua hormon tersebut. A.Spiralis di stratum fungsionale mengalami

konstriksi, sehingga stratum fungsionale kekurangan oksigen, glandula uterina mengkerut dan

terinvasi oleh leukosit, terjadi iskhemia dan akhirnya nekrosis stratum fungsionale. Beberapa

saat kemudian terjadi vasodilatasi A.Spiralis sehingga mengalami ruptur, terjadilah menstruasi.

Stratum basale tetap bertahan karena tetap mendapat vaskularisasi dari A. Basalis. Pada hari ke

3 atau 4, sel di glandula uterina dan sel-sel stroma berproliferasi dan bermigrasi kearah

permukaan sehingga terjadi reepitelisasi dan regenerasi stratum fungsionale yang telah

dilepaskan, berarti mulai masuk ke fase proliferasi.

53

Page 62: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

54

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Fase Proliferasi/Folikular/Estrogenic/Regenerasi (Hari ke 4 - 14).

Pada awal fase proliferasi mukosa uterus menipis karena dilepaskannya stratum

fungsionale saat menstruasi. Selanjutnya terjadi re-epitelisasi permukaan endometrium,

regenerasi glandula uterina, jaringan pengikat dan arteri spiralis (disebut fase regenerasi).

Stratum fungsionale menjadi lebih tebal ( 2 – 3 mm), glandula uterina masih pendek-

pendek dan lurus tapi mulai menimbun glikogen. Sel-sel stroma dan sel di glandula uterina terus

berproliferasi, hingga pada hari ke 14 stratum fungsionale telah terbentuk lengkap dengan epitel,

glandula uterina, sel-sel stroma dan arteri spiralis.

Disebut juga fase folikular karena pada saat yang sama di ovarium sedang terjadi perkembangan

folikel ovarium. Fase ini dipengaruhi oleh hormon estrogen, sehingga disebut juga fase

estrogenik.

Gb. 9 Fase sekretori endometrium ( L= lumen gld.uterina dikelilingi sel stroma )

Fase Sekretori / Luteal / Progestational / Progravid (Hari ke 15 – 28).

Fase ini dimulai setelah ovulasi dan dipengaruhi oleh hormon progesteron (fase

progestational). Endometrium menjadi makin tebal akibat oedem pada stroma, sel-sel stroma

menjadi makin besar dan pucat akibat penimbunan glikogen dan lipid. Perubahan pada sel

stroma ini disebut reaksi decidua. Bila terjadi kehamilan maka reaksi decidua akan terus

berlanjut. Pada glandula uterina juga terjadi penimbunan glikogen, butir-butir glikogen yang

tadinya terletak di basal sel akan memenuhi daerah apex sel. Butir-butir glikogen ini merupakan

sumber makanan bagi zygot. Perubahan diatas akan menyebabkan endometrium menjadi lebih

54

Page 63: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

55

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

tebal ( ± 5 mm ) dan glandula uterina berkelok-kelok dengan sel-sel kelenjar yang penuh dengan

glikogen, siap untuk menerima kehamilan (fase progravid). Disebut juga fase luteal karena di

ovarium sedang terjadi pembentukan corpus luteum.Bila tidak terjadi fertilisasi, corpus luteum

akan mati, hormon progesteron dan estrogen menurun, terjadi iskhemi endometrium dan

selanjutnya masuk kembali ke fase menstruasi.

Gb.10 Diagram korelasi perkembangan folikel di ovarium, ovulasi, faktor

hormonal dan siklus menstruasi.

FERTILISASI, IMPLANTASI DAN PERKEMBANGAN PLACENTA.

Fertilisasi

Setelah ovulasi, dengan bantuan cilia dari sel-sel di mukosa tuba uterina dan kontraksi

otot polos tuba uterina, oosit akan tiba di pars ampullaris dimana akan bertemu dengan

spermatozoa yang juga telah melewati perjalanan panjang mulai dari vagina, cervix dan uterus

dan tiba di pars ampullaris tuba uterina. Selama perjalanan oosit akan mendapat nutrisi dari peg

cells di epitel mukosa tuba. Saat terjadi fertilisasi, corona radiata dan zona pellucida masih

55

Page 64: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

56

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

mengelilingi oosit sekunder. Suatu oligosakharida spesifik pada zona pellucida akan terikat

pada reseptor protein yang terdapat di bagian kepala spermatozoa, menstimulasi terjadinya

reaksi acrosome. Reaksi ini menyebabkan fusi antara plasmalemma spermatozoa dengan oosit,

sehingga nukleus spermatozoa akan masuk ke dalam sitoplasma oosit.

Kontak antara spermatozoa dan oosit menyebabkan terjadinya reaksi cortical, yaitu

pelepasan sejumlah granula cortical yang terletak di sitoplasma oosit ke ruang perivitelline.

Enzym dari granula cortical ini dapat merusak reseptor spermatozoa yang ada di zona pellucida,

sehingga melindungi oosit dari masuknya spermatozoa lainnya.

Masuknya nukleus spermatozoa juga menstimulasi oosit sekunder untuk menyelesaikan meiosis

II , dimana akan dihasilkan dua buah haploid sel, yaitu ovum dan polar body II. Nucleus dari

ovum (female pronucleus) akan berfusi dengan nukleus dari spermatozoa (male pronucleus),

membentuk zygote yang khromosomnya diploid. Ini adalah akhir dari proses fertilisasi. Waktu

antara ovulasi dan fertilisasi ± 24 jam, bila dalam waktu ini tidak terjadi fertilisasi, maka ovum

akan berdegenerasi dan difagositosis oleh makrofag.

56

Page 65: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

57

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Gb. 11 Diagram proses fertilisasi, pembentukan zygot, perkembangan morula dan

blastocyst, dan proses implantasi.

Implantasi.

Setelah fertilisasi, zygot akan meneruskan perjalanannya ke uterus sambil melakukan

pembelahan secara mitosis sehingga terbentuk suatu kelompokan sel-sel yang disebut morula.

Kemudian akan terbentuk rongga di tengah-tengah morula, saat ini disebut blastocyst. Di dalam

rongga ini tertimbun cairan dan sekelompokan sel pada salah satu kutub. Sel yang terletak di

perifer disebut trophoblast dan sel yang di dalam blastocyst disebut embryoblast. Blastocyst

tiba di uterus ± hari ke 4 setelah fertilisasi. Pada stadium blastocyst, zona pellucida mulai

menipis dan akhirnya menghilang. Hal ini menyebabkan sel-sel trophoblast mulai melakukan

penetrasi ke endometrium, proses ini disebut disebut implantasi. Type implantasi disini adalah

implantasi interstitial.

57

Page 66: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

58

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Trophoblast dari blastocyst menstimulasi perubahan sel stroma endometrium yang

berbentuk stelat menjadi sel desidua yang lebih besar dan pucat, karena terdapat penimbunan

glikogen untuk memberi nurtrisi pada embryo. Sel embryoblast akan berkembang menjadi

embryo, sedangkan sel trophoblast akan membentuk placenta dan kantung amnion. Selanjutnya

sel trophoblast akan berproliferasi secara cepat dan berdifferensiasi menjadi 2 lapisan, yaitu :

- syncytiotrophoblast, lapisan sel disebelah luar, sel-selnya membentuk sinsitium

sehingga terlihat multinuklear, batas sel tidak jelas, sel lebih kecil dan inti

hiperkromatik, tidak bermitosis.

- cytotrophoblast, lapisan sel disebelah dalam, sel lebih besar dan pucat,

mononuklear, aktif bermitosis. Syncitiotrophoblast akan membentuk vakuola yang

kemudian bersatu menjadi rongga-rongga yang saling berhubungan disebut lacunae.

Syncitiotrophoblast terus berpenetrasi ke dalam endometrium, sehingga pada hari

ke 11 setelah fertilisasi seluruh blastocyst telah tertanam di dalam endometrium

yang berada dalam fase sekretori.

Perkembangan placenta.

Sel-sel syncitiotrophoblast mempunyai kemampuan lytic sehingga pembuluh darah

vena dan arteri di endometrium pecah dan darah masuk ke dalam lacunae. Darah dari ibu ini

kaya akan nutrisi untuk memberi makanan kepada embryo, selanjutnya akan terbentuk placenta

sehingga terjadi pemisahan antara darah ibu dan darah foetal. Placenta yaitu suatu organ yang

berasal dari 2 individu yang berbeda, jadi ada pars maternal dan pars foetalis.

Seperti telah disebutkan diatas, implantasi embryo menyebabkan terjadinya perubahan-

perubahan pada sel stroma endometrium yang disebut reaksi decidua. Sel decidua berbentuk

poligonal, besar dan pucat. Decidua dibagi atas :

- Decidua basalis yang terletak antara embryo dan myometrium

- Decidua kapsularis, terletak antara embryo dan lumen uterus

- Decidua parietalis, merupakan sisa decidua lainnya.

Mula-mula embryo dikelilingi oleh decidua, kemudian didaerah decidua kapsularis sel-

sel trophoblast membentuk chorion yang permukaannya rata disebut chorion laeve. Daerah ini

akan mendapat vaskularisasi dari pembuluh darah maternal, dan disinilah akan terbentuk

placenta, dikenal sebagai fetal portion of placenta (placenta pars foetalis).

58

Page 67: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

59

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Gb. 12 Pertumbuhan embryo dan pembentukan placenta.

Dalam pertumbuhan selanjutnya, dari sel-sel trophoblast yang menghadap decidua

basalis akan tumbuh tonjolan-tonjolan yang memanjang yang disebut villi choriales. Daerah ini

disebut chorion frondosum atau dikenal sebagai maternal portion of placenta (placenta pars

maternal). Mula-mula terbentuk villi primer, yaitu villi yang hanya terdiri dari cytotrophoblast

dan syncitiotrophoblast. Kemudian terbentuk jaringan mesenkhim pada villi, disebut villi

sekunder yang terus tumbuh dan bercabang-cabang. Pembuluh darah mulai terbentuk pada

jaringan mesenkhim villi sekunder. Villi yang telah mengandung kapiler disebut villi tertier.

Villi akan terus tumbuh dan bercabang-cabang terutama di daerah decidua basalis. Di decidua

basalis akan terbentuk ruangan besar yang disebut lacunae, yang akan dibagi-bagi menjadi

ruangan-ruangan kecil oleh septum placenta yaitu tonjolan-tonjolan dari decidua basalis. Villi

choriales dapat berada bebas di lacunae yang berisi darah maternal (free villi) atau tertanam

dalam decidua basalis (anchoring villi). Di dalam villi terdapat darah foetal sedangkan di

bagian luar villi choriales adalah lacunae yang berisi darah maternal. Disini terjadi pertukaran

darah foetus dan darah maternal. Darah foetus dan darah ibu tidak bercampur, karena adanya

barrier placenta yaitu jaringan pemisah antara sirkulasi darah ibu dan sirkulasi darah foetus.

Pada kehamilan muda barrier placenta terdiri dari :

- syncitiotrophoblast

- cytotrophoblast

- jaringan pengikat di dalam villus choriales

- endotel kapiler darah foetus

59

Page 68: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

60

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Pada villi terjadi pertukaran zat-zat antara darah foetus dan darah ibu. Beberapa

substansi seperti air, oksigen, elektrolit, karbohidart, lipid, protein, hormon, vitamin, beberapa

obat dan beberapa antibodi (terutama IgG) akan dipindahkan dari darah ibu ke darah foetus.

Sedangkan dari darah foetus ke darah ibu dipindahkan CO2, air dan sisa-sisa metabolisme.

Tetapi kebanyakan macromolecule tidak dapat menembusnya.

Pada akhir kehamilan, cytotrophoblast tidak lagi kontinu dan kapiler-kapiler villi

letaknya dekat ke permukaan, maka dapat terjadi sedikit pertukaran sel-sel darah antara ibu dan

darah foetus.

Placenta tidak hanya sebagai tempat pertukaran zat antara ibu dan embryo tetapi juga

berperan sebagai kelenjar endokrin yang mensekresi bermacam-macam hormon terutama sel-sel

syncitiotrophoblastnya. Hormon yang dihasilkannya yaitu : human chorionic gonadotropin,

chorionic thyrotropin, progesteron, estrogen, dan chorionic somatomammotropin / lactogen

placenta yang merangsang pertumbuhan dan laktasi. Sel stroma jaringan pengikat pada

decidua juga mensintesis prolactin dan prostaglandin.

Gb. 13 Diagram pembentukan chorion, decidua dan sirkulasi placenta

60

Page 69: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

61

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Struktur histologis placenta .

Dalam sediaan histologis placenta, tampak :

- Pada permukaan atas adanya amnion yang merupakan epitel selapis gepeng/selapis

kuboid dengan inti yang hiperkromatis.

- Dibawahnya terdapat chorion, merupakan jaringan pengikat fibrosa dengan sedikit

sel-sel gepeng diantara serabut kolagen dan elastis.

- Dibawahnya lagi terdapat decidua kapsularis berupa jaringan pengikat fibrosa

padat dengan sel-sel desidua diantaranya.

- Selanjutnya tampak villi choriales yang terpotong dalam berbagai kemungkinan

potongan/penampang.

- Lapisan syncitiotrophoblast (lapisan paling luar villi choriales) : terlihat gelap

dengan banyak inti-inti kecil tersebar tidak beraturan. Sel ini mempunyai microvilli

dan dalam sitoplasmanya banyak mengandung tetes-tetes lipid. Diluar villi

(menempel pada villi) sering terlihat pengelompokan syncitiotrophoblast yang

disebut syncitial knot, yang sering terlepas dan terdapat bebas di dalam ruangan

interviller dan disebut pulau-pulau proliferasi.

- Lapisan cytotrophoblast (lapisan disebelah dalam syncitiotrophoblast) : disebut

juga lapisan Langhans, yang terdiri dari sel-sel yang besar dan pucat dengan

nukleus yang relatif besar. Sitoplasmanya mengandung vakuola dan glikogen, tetapi

tidak mengandung lipid. Lapisan ini mulai menghilang pada pertengahan trimester

II kehamilan, sehingga pada akhir kehamilan hanya terlihat sedikit kelompokan

cytotrophoblast.

- Dalam tiap villus terdapat kapiler darah foetal dengan endotelnya yang terletak

dalam jaringan pengikat mesenkhim. Pada stem villus (villus utama) dapat

ditemukan cabang A/V. Umbilicalis

- Sel Hofbauer : yaitu suatu sel yang bentuknya besar dengan nukleus yang besar,

diduga makrofag, terdapat di jaringan pengikat mesenkhim villus.

- Giant cell : yaitu sel syncitiotrophoblast yang berpenetrasi ke dalam decidua

basalis. Tampak sel besar dan multinuklei.

- Septum placenta : yaitu tonjolan-tonjolan pada decidua basalis yang membagi

placenta menjadi lobulus atau cotyledon.

- Hafzotte : yaitu villi yang terus memanjang sehingga menempel pada decidua

basalis atau septum placenta.

- Fibrinoid : yaitu suatu substansi berwarna eosinofilik, homogen dan biasanya

terdapat pada tempat perlekatan villi di decidua basalis/septum placenta. Fibrinoid

61

Page 70: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

62

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

ini dapat merupakan petunjuk umur suatu placenta, karena jumlahnya akan

bertambah banyak dengan bertambahnya umur placenta. Fibrinoid ini juga diduga

sebagai nonantigenic barrier terhadap reaksi-reaksi immunitas yang berpengaruh

terhadap foetus. Jadi fibrinoid dapat melindungi foetus dari transplantation

immunity.

Gb. 14 Mikroskopis villi choriales (atas); sel Hofbauer didalam villus (bawah)

Sirkulasi darah placenta.

Darah dari foetus akan mencapai placenta melalui 2 arteri umbilicalis dan

percabangannya di dalam villi dan akan kembali ke foetus melalui 1 vena umbilicalis.

Sedangkan darah maternal masuk ke dalam ruang interviller melalui A. Spiralis dan akan

kembali ke sirkulasi darah ibu melalui beberapa vena. Kontraksi myometrium dan gerakan nadi

foetus akan membantu sirkulasi darah pada placenta.

VAGINA

Vagina terdiri dari jaringan fibromuskular yang panjangnya 8 – 9 cm, terletak antara

cervix dan vestibularis genitalia externa. Dibagi atas 3 lapis, yaitu : mukosa, muskularis dan

adventitia.

syncitiotrophoblast

cytotrophoblast

Jaringan pengikat

Ruang interviller

62

Page 71: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

63

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Lapisan mukosa.

Mempunyai epitel berlapis gepeng tidak berkeratin, meskipun beberapa sel

superficial ada yang mengandung keratohyalin. Pada epitelnya juga terdapat sel Langerhans

yang diduga berperan bila ada antigen yang masuk, bekerja sama dengan Limfosit T dari

nodus limfatikus. Sel-sel epitel distimulasi oleh estrogen untuk mensintesa dan menimbun

glikogen dalam jumlah besar, yang akan dikeluarkan dari sel ke dalam lumen vagina.

Glikogen ini oleh bakteri yang secara normal ada di dalam vagina akan diubah menjadi

asam laktat yang menyebabkan pH vagina menjadi asam, terutama pada pertengahan siklus

menstruasi. Suasana asam / pH rendah ini merupakan proteksi terhadap tumbuhnya bakteri

patogen.

Lamina propria merupakan jaringan pengikat fibroelastis yang kaya akan vaskularisasi,

juga banyak terdapat limfosit dan netrofil yang berperan dalam proses immunitas. Meskipun

vagina tidak mempunyai kelenjar, tetapi terdapat sekret vagina yang berasal dari transudat

lamina propria dan sekret dari kelenjar cervix.

Lamina muskularis terdiri dari otot polos yang berjalan longitudinal di lapisan luar dan

circular di dekat lumen vagina. Pada lumen vagina yang menuju keluar terdapat sphinter vagina

yang dibentuk oleh otot skelet.

Tunica adventitia dibentuk oleh jaringan pengikat padat yang banyak mengandung serabut

elastis. Juga kaya akan vaskularisasi dan serabut saraf yang berasal dari serabut saraf splanchnic

pelvis.

GENITALIA EXTERNA

Genitalia externa terdiri dari labia majora, labia minora, vestibule dan clitoris.

Labia majora adalah 2 buah lipatan kulit yang banyak mengandung jaringan lemak dan lapisan

otot polos yang tipis, juga banyak terdapat glandula sebacea. Yang homolog dengan labia

majora pada genitalia pria adalah scrotum.

Labia minora, terletak disebelah medial dari labia majora, homolog dengan permukaan urethral

penis pada pria. Merupakan lipatan kulit dengan epitel berlapis gepeng berkeratin tipis dan

mengandung melanin. Tidak terdapat jaringan lemak, tetapi terdapat jaringan pengikat longgar

dengan anyaman serabut elastis. Banyak glandula sebacea, pembuluh darah dan akhiran syaraf.

Celah diantara kedua labia minora disebut vestibule, yaitu suatu rongga yang menerima sekret

dari glandula Bartholini (sepasang kelenjar yang menghasilkan mukus) dan glandula

vestibularis minor. Pada vestibule juga terdapat orificium urethra dan vagina. Didalam orificium

vagina terdapat lapisan epitel dan jaringan fibrovaskular disebut hymen.

63

Page 72: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

64

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Clitoris terletak di antara labia minora superior, dimana di bagian atas bersatu membentuk

prepusium diatas glandula clitoris. Clitoris homolog dengan bagian dorsal penis. Clitoris

dibentuk oleh epitel berlapis gepeng yang banyak mengandung pembuluh darah dan akhiran

syaraf, corpusculum Meissneri dan corpusculum Vater Pacini.

GLANDULA MAMMAE.

Glandula mammae pada anak wanita maupun pria sama strukturnya sampai saat

pubertas. Oleh pengaruh hormon estrogen dan progesteron dari ovarium dan juga prolactin dari

hypophise anterior akan merangsang perkembangan lobulus dan ductus terminal dari glandula

mammae anak wanita. Untuk perkembangan ductus di glandula mammae diperlukan

glucocorticoid yang akan diaktivasi oleh somatotropin. Jaringan ikat dan jaringan lemakpun

bertambah banyak sehingga glandula mammae membesar (ciri kelamin sekunder), tetapi belum

terjadi perkembangan pars sekretoris. Perkembangan penuh terjadi pada usia 20 tahun dan akan

terjadi perubahan sedikit sesuai dengan siklus menstruasi. Pada saat kehamilan dan menyusui

terdapat perbedaan struktur glandula mammae, disebut glandula mammae masa aktif. Pada usia

sekitar 40 tahun, pars sekretori, ductus dan jaringan pengikat mulai mengalami atrophi yang

akan berlangsung terus sampai masa menopause.

Glandula mammae adalah suatu kelenjar tubuloalveolar kompleks yang terdiri dari 15

- 25 lobus, dan tiap-tiap lobus dipisahkan oleh jaringan pengikat padat kolagen dan jaringan

lemak. Setiap lobus mempunyai saluran keluar sendiri melalui ductus lactiferus, yang

bermuara di papilla mammae. Sebelum mencapai papilla mammae, terdapat pelebaran ductus

lactiferus, disebut sinus lactiferus. Kemudian sinus lactiferus akan menyempit lagi sebelum

mencapai papilla mammae.

Struktur histologis glandula mammae berbeda-beda tergantung umur dan keadaan

fungsionalnya.

Glandula mammae pada masa istirahat. (Resting / nonsecreting mammary gland).

Pars sekretori (alveoli) belum berkembang, hanya terdapat sistem saluran saja yang

dimulai dari ductus intralobularis, ductus interlobularis, ductus lactiferus, sinus lactiferus yang

bermuara di papilla mammae. Ductus intralobularis dan interlobularis dibatasi oleh epitel selapis

silindris, sedangkan ductus lactiferus dan sinus lactiferus dibatasi oleh epitel berlapis kuboid,

ductus lactiferus yang dekat papilla mamme dibatasi epitel berlapis gepeng berkeratin. Diantara

sel epitel dan lamina basalis terdapat sel myoepitel yang akan membantu mengeluarkan sekret

dari ductus. Diantara ductus terdapat jaringan pengikat dan jaringan lemak.

64

Page 73: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

65

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

Glandula mammae masa aktif (lactating / active mammary glands).

Glandula mammae diaktivasi karena terjadinya lonjakan estrogen dan progesteron pada

saat kehamilan. Pada ujung-ujung saluran mulai tumbuh alveoli sekretoris, juga terjadi

hipertrofi parenkhim kelenjar dan alveoli mulai penuh dengan colostrum sehingga glandula

mammae pada saat kehamilan ukurannya lebih besar. Pada umur kehamilan 5 bulan, lobulus

telah penuh berisi alveoli, sehingga jaringan pengikat intralobularis terdesak oleh alveoli.

Beberapa hari setelah melahirkan, dimana kadar estrogen dan progesteron mulai menurun,

hypophise mulai mensekresi prolactin yang akan mengaktivasi pembentukan asi untuk

menggantikan colostrum.

Alveolus mempunyai epitel selapis silindris atau kuboid yang dikelilingi oleh sel-sel

myoepitel. Di dalam sitoplasma sel sekretori / sel alveolus ini banyak terdapat granular

endoplasmik retikulum, mitokhondria, kompleks Golgi, tetes-tetes lipid dan vakuola yang berisi

casein (protein susu) dan lactose. Sekret dari alveoli terdiri dari lipid dan protein. Lipid

dikeluarkan dari dalam sel secara apokrin, sedangkan protein dikeluarkan secara merokrin.

Gb. 15 Perbedaan antara glandula mammae inaktif dan aktif.

Areola dan papilla mammae.

Kulit di sekeliling papilla mammae mengandung banyak pigmen disebut areola

mammae. Dibawah areola mammae terdapat kelenjar keringat, glandula sebacea dan modifikasi

kelenjar sudorifera yang bersifat apokrin yaitu glandula areolaris Montgomery. Di tengah-

65

Page 74: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

66

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

tengah areola mammae terdapat papilla mammae, suatu jaringan pengikat padat kolagen dengan

banyak serabut elastis juga terdapat serabut otot polos yang ditutupi oleh epitel berlapis gepeng

berkeratin. Pada saat kehamilan areola mammae dan papilla mammae lebih banyak

mengandung pigmen sehingga warnanya lebih gelap.

Gb. 16 Glandula mammae masa istirahat (inaktif) dan masa aktif

Sekresi glandula mammae.

Ketika placenta telah keluar, maka hypophise anterior akan mensekresi prolactin yang

dapat menstimulasi produksi air susu. Dua sampai tiga hari sebelum melahirkan, akan disekresi

colostrum yang kaya akan protein, vitamin A, sodium dan chloride, juga mengandung limfosit

dan monosit, mineral, lactalbumin, dan antibodi (IgA) untuk memberi nutrisi dan melindungi

bayi yang baru lahir.

Air susu biasanya diproduksi pada hari ke 4 setelah partus. Air susu banyak

mengandung mineral, elektrolit, karbohidrat (termasuk lactose), immunoglobulin (terutama

IgA), protein (termasuk casein), dan lipid. Produksi air susu mula-mula distimulasi oleh

66

Page 75: 01 Pelvis Dan Pe

[Type text] [Type text] [Type text]

67

KAPITA SELEKTA

BLOK

15-16

SISTEM REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PELVIS DAN PERINEUM

prolaktin. Sekali terinisiasi, maka akan terus diproduksi. Bersamaan dengan produksi prolactin,

maka pars posterior hypophise akan mensekresi oxytocin yang menstimulasi milk ejection

reflex (reflex pengeluaran air susu) dengan cara menginduksi kontraksi sel myoepitel yang ada

disekeliling alveoli dan ductus.

Hal-hal yang mempengaruhi laktasi :

1. Hormonal

Hormon estrogen merangsang pertumbuhan ductus lactiferus dan percabangannya

Hormon progesteron merangsang pertumbuhan pars sekretoris glandula mammae.

Hormon lactogen placenta dan prolactin bertanggung jawab dalam sekresi air susu,

sedangkan untuk maintenance laktasi perlu insulin dan hormon thyroid.

Growth hormon dan adrenal glucocorticoids mempengaruhi pertumbuhan glandula

mammae.

2. Physical

Hisapan bayi pada papilla mammae merangsang reseptor-reseptor taktil yang

mengakibatkan pengeluaran hormon oxytocin. Hormon ini merangsang sel-sel

myoepitel untuk berkontraksi membantu pengeluaran air susu

3. Psychis

Faktor kejiwaan sangat mempengaruhi laktasi. Keadaan stress membuat produksi air

susu terhenti.

Daftar Pustaka

1. Eroschenko V.P. 2005. di‟Fiores Atlas of Histology, 10th ed. Lippincott Williams & Wilkins, Baltimore.

2. Gartner L.P., Hiatt J.L. 2001. Color Textbook of Histology, 2nd ed. Saunders, Philadelphia.

3. Gartner L.P., Hiatt J.L. 2006. Color Atlas of Histology, 4th ed. Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia.

4. Junquiera L.C., Carneiro J. 2003. Basic Histology, 10th ed. Lange, New York.

5. Young B., Health J.W. 2002. Wheather‟s Functional Histology, 4 th ed. Churchill Livingstone, Edinburg

67