askep infeksi pelvis

25

Click here to load reader

Upload: hajar-dewi-rizqi

Post on 19-Jun-2015

1.784 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ASUHAN KEPERAWATAN IBU DENGAN INFEKSI PELVISUntuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas Yang Telah Di BerikanDisusun Oleh :Hajar Dewi Rizqi(7307005)PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ’ULUMJOMBANGBAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Penyakit radang pelvis adalah suatu istilah umum bagi infeksi genital yang telah menyebar ke dalam bagian-bagian yang lebih dalam dari alat reproduksi wanita seperti rahim, tuba falopi da

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Infeksi Pelvis

ASUHAN KEPERAWATAN IBU

DENGAN INFEKSI PELVIS

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas Yang Telah Di Berikan

Disusun Oleh :

Hajar Dewi Rizqi (7307005)

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ’ULUM

JOMBANG

Page 2: Askep Infeksi Pelvis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit radang pelvis adalah suatu istilah umum bagi infeksi genital yang telah

menyebar ke dalam bagian-bagian yang lebih dalam dari alat reproduksi wanita seperti

rahim, tuba falopi dan/atau ovarium. Ini satu hal yang amat mengkhawatirkan. Suatu

infeksi serius dan sangat membahayakan jiwa. Infeksi tersebut juga sangat umum. Satu

dari 7 wanita Amerika telah menjalani perawatan karena infeksi ini dan kurang lebih satu

juta kasus baru terjadi setiap tahun, demikian menurut Gay Benrubi, M.D., profesor pada

Division of Gynegology Oncology, University of Florida di Jacksonville.

Kurang lebih 150 wanita meninggal per tahun sehingga cukup beralasan untuk

memperhatikan gangguan medis ini secara lebih serius. Namun, ada pula kekhawatiran

lainnya: Serangan infeksi ini diketahui sangat meningkatkan resiko seorang wanita untuk

menjadi mandul. Ketika bakteri-bakteri yang menyerang menembus tuba falopi, mereka

dapat menimbulkan luka di sepanjang lapisan dalam yang lunak, menyebabkan sukarnya

(atau tidak memungkinkannya) sebuah telur masuk ke dalam rahim, demikian Dr.

Benrubi menerangkan. Pembuluh yang tertutup juga menyebabkan sukarnya sperma yang

sedang bergerak melakukan kontak dengan sel telur yang turun. Akibatnya adalah

perkiraan yang mengkhawatirkan berikut ini: Setelah satu episode infeksi ini, resiko

seorang wanita untuk menjadi mandul adalah 10%.

Setelah infeksi kedua resikonya menjadi dua kali lipat yaitu 20%. Jika wanita ini

mendapatkan infeksi untuk ketiga kalinya, resikonya akan melambung menjadi 55%.

Secara keseluruhan, demikian Dr. Benrubi memperkirakan, penyakit radang pelvis

menyebabkan kurang lebih antara 125.000 hingga 500.000 kasus baru setiap tahun.

Kekhawatiran besar lainnya mengenai infeksi ini adalah bahwa gangguan medis ini dapat

meningkatkan resiko seorang wanita mengalami kehamilan di luar kandungan sebesar

Page 3: Askep Infeksi Pelvis

enam kali lipat. Alasannya: karena tuba falopi sering mendapatkan parut (bekas luka)

yang timbul karena infeksi ini, telur yang turun mungkin akan macet dan hanya tertanam

di dinding tuba. Kurang lebih 30.000 kehamilan di luar kandung per tahun dapat

dipastikan disebabkan oleh infeksi seperti ini, demikian kata Dr. Benrubi. Itu masalah

yang serius: Kehamilan di luar kandungan, demikian katanya, "dewasa ini menjadi

penyebab kematian ibu dengan prosentase sebesar 15% dan dengan segera akan menjadi

penyebab kematian ibu yang paling sering terjadi.

1.2 Tujuan

Untuk memenuhi tugas maternitas yang telah diberikan.

Untuk mengetahui definisi dari penyakit infeksi pelvis.

Untuk mengetahui proses perjalanan penyakit infeksi pelvis.

Untuk mempelajari asuhan keperawatan pada klien dengan infeksi pelvis.

Page 4: Askep Infeksi Pelvis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Penyakit radang panggul adalah infeksi saluran reproduksi bagian atas. Penyakit

tersebut dapat mempengaruhi endometrium (selaput dalam rahim), saluran tuba, indung

telur, miometrium (otot rahim), parametrium dan rongga panggul. Penyakit radang

panggul merupakan komplikasi umum dari Penyakit Menular Seksual (PMS). Saat ini

hampir 1 juta wanita mengalami penyakit radang panggul yang merupakan infeksi serius

pada wanita berusia antara 16-25 tahun. Lebih buruk lagi, dari 4 wanita yang menderita

penyakit ini, 1 wanita akan mengalami komplikasi seperti nyeri perut kronik, infertilitas

(gangguan kesuburan), atau kehamilan abnormal.

Penyakit radang pelvis adalah suatu istilah umum bagi infeksi genital yang telah

menyebar ke dalam bagian-bagian yang lebih dalam dari alat reproduksi wanita -- seperti

rahim, tuba falopi dan/atau ovarium. Ini satu hal yang amat mengkhawatirkan. Suatu

infeksi serius dan sangat membahayakan jiwa.

2.2 Etiologi

Penyakit radang panggul terjadi apabila terdapat infeksi pada saluran genital

bagian bawah, yang menyebar ke atas melalui leher rahim. Butuh waktu dalam hitungan

hari atau minggu untuk seorang wanita menderita penyakit radang panggul. Bakteri

penyebab tersering adalah N. Gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis yang

menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan sehingga menyebabkan berbagai

bakteri dari leher rahim maupun vagina menginfeksi daerah tersebut. Kedua bakteri ini

adalah kuman penyebab PMS. Proses menstruasi dapat memudahkan terjadinya infeksi

karena hilangnya lapisan endometrium yang menyebabkan berkurangnya pertahanan dari

rahim, serta menyediakan medium yang baik untuk pertumbuhan bakteri (darah

menstruasi).

Page 5: Askep Infeksi Pelvis

Faktor Risiko

Wanita yang aktif secara seksual di bawah usia 25 tahun berisiko tinggi untuk

mendapat penyakit radang panggul. Hal ini disebabkan wanita muda

berkecenderungan untuk berganti-ganti pasangan seksual dan melakukan hubungan

seksual tidak aman dibandingkan wanita berumur. Faktor lainnya yang berkaitan

dengan usia adalah lendir servikal (leher rahim). Lendir servikal yang tebal dapat

melindungi masuknya bakteri melalui serviks (seperti gonorea), namun wanita muda

dan remaja cenderung memiliki lendir yang tipis sehingga tidak dapat memproteksi

masuknya bakteri. Faktor risiko lainnya adalah:

1. Riwayat penyakit radang panggul sebelumnya

2. Pasangan seksual berganti-ganti, atau lebih dari 2 pasangan dalam waktu 30

hari

3. Wanita dengan infeksi oleh kuman penyebab PMS

4. Menggunakan douche (cairan pembersih vagina) beberapa kali dalam sebulan

5. Penggunaan IUD (spiral) meningkatkan risiko penyakit radang panggul.

Risiko tertinggi adalah saat pemasangan spiral dan 3 minggu setelah

pemasangan terutama apabila sudah terdapat infeksi dalam saluran reproduksi

sebelumnya.

2.3 Patofisiologi

Infeksi dapat terjadi pada bagian manapun atau semua bagian saluran genital atas

endometrium (endometritis), dinding uterus (miositis), tuba uterina (salpingitis), ovarium

(ooforitis), ligamentum latum dan serosa uterina (parametritis) dan peritoneum pelvis

(peritonitis). Organisme dapat menyebar ke dan di seluruh pelvis dengan salah satu dari

lima cara.

1. Interlumen

Penyakit radang panggul akut non purpuralis hampir selalu (kira-kira 99%) terjadi

akibat masuknya kuman patogen melalui serviks ke dalam kavum uteri. Infeksi

kemudian menyebar ke tuba uterina, akhirnya pus dari ostium masuk ke ruang

peritoneum. Organisme yang diketahui menyebar dengan mekanisme ini adalah N.

gonorrhoeae, C. Tracomatis, Streptococcus agalatiae, sitomegalovirus dan virus

herpes simpleks.

Page 6: Askep Infeksi Pelvis

2. Limfatik

Infeksi purpuralis (termasuk setelah abortus) dan infeksi yang berhubungan denngan

IUD menyebar melalui sistem limfatik seperti infeksi Myoplasma non purpuralis.

3. Hematogen

Penyebaran hematogen penyakit panggul terbatas pada penyakit tertentu (misalnya

tuberkulosis) dan jarang terjadi di Amerika Serikat.

4. Intraperitoneum

Infeksi intraabdomen (misalnya apndisitis, divertikulitis) dan kecelakaan intra

abdomen (misalnya virkus atau ulkus denganperforasi) dapat menyebabkan infeksi

yang mengenai sistem genetalia interna.

5. Kontak langsung

Infeksi pasca pembedahan ginekologi terjadi akibat penyebaran infeksi setempat dari

daerah infeksi dan nekrosis jaringan.

Terjadinya radang panggul di pengaruhi beberapa faktor yang memegang

peranan, yaitu:

1. Terganggunya barier fisiologik

Secara fisiologik penyebaran kuman ke atas ke dalam genetalia eksterna,

akan mengalami hambatan.

a. Diostium uteri internum

b. Di kornu tuba

c. Pada waktu haid, akibat adanya deskuamasi

endometrium maka kuman – kuman pada endometrium turut terbuang.

Pada ostium uteri eksternum, penyebaran asenden kuman – kuman

dihambat secara : mekanik, biokemik dan imunologik.

Pada keadaan tertentu, barier fisiologik ini dapat terganggu, misalnya pada

saat persalinan, abortus, instrumentasi pada kanalis servikalis dan insersi alat

kontrasepsi dalam rahim (AKDR):

Page 7: Askep Infeksi Pelvis

1. Adanya organisme yang berperang sebagai

vector.

Trikomonas vaginalis dapat menembus barier fisiologik dan bergerak

sampai tuba fallopi. Beberapa kuman pathogen misalnya E coli dapat melekat

pada trikomonas vaginalis yang berfungsi sebagai vektor dan terbawa sampai

tuba fallopi dan menimbulkan peradangan di tempat tersebut. Spermatozoa

juga terbukti berperan sebagai vektor untuk kuman – kuman N gonerea,

ureaplasma ureolitik, C trakomatis dan banyak kuman – kuman aerobik dan

anaerobik lainnya.

2. Aktivitas seksual

Pada waktu koitus, bila wanita orgasme, maka akan terjadi kontraksi

utrerus yang dapat menarik spermatozoa dan kuman – kuman memasuki

kanalis servikalis.

3. Peristiwa Haid

Radang panggul akibat N gonorea mempunyai hubungan dengan siklus

haid. Peristiwa haid yang siklik, berperan pentig dalam terjadinya radang

panggul gonore.

Periode yang paling rawan terjadinya radang panggul adalah pada minggu

pertama setelah haid. Cairan haid dan jaringan nekrotik merupakan media yang sangat

baik untuk tumbuhnya kuman – kuman N gonore. Pada saat itu penderita akan

mengalami gejala – gejala salpingitis akut disertai panas badan. Oleh karena itu gejala ini

sering juga disebut sebagai ”Febril Menses”.

2.4 Tanda dan gejala

Gejala paling sering dialami adalah nyeri pada perut dan panggul. Nyeri ini

umumnya nyeri tumpul dan terus-menerus, terjadi beberapa hari setelah menstruasi

terakhir, dan diperparah dengan gerakan, aktivitas, atau sanggama. Nyeri karena radang

panggul biasanya kurang dari 7 hari. Beberapa wanita dengan penyakit ini terkadang

tidak mengalami gejala sama sekali. Keluhan lain adalah mual, nyeri berkemih,

perdarahan atau bercak pada vagina, demam, nyeri saat sanggama, menggigil, demam

Page 8: Askep Infeksi Pelvis

tinggi, sakit kepala, malaise, nafsu makan berkurang, nyeri perut bagian bawah dan

daerah panggul, dan sekret vagina yang purulen.

Biasanya infeksi akan menyambut tuba fallopi. Tuba yang tersumbat biasa

membengkak dan terisi cairan. Sebagai akibatnya bisa terjadi nyeri menahun, perdarahan

menstruasi yang tidak teratur dan kemandulan. Infeksi bisa menyebar ke strukstur di

sekitarnya, menyebabkan terbentuknya jaringan perut dan perlengketan fibrosa yang

abnormal diantara organ – organ perut serta menyebabkan nyeri menahun.

Di dalam tuba, ovarium – ovarium panggul bisa terbentuk abses (penimbunan

nanah). Jika abses pecah dan nanah masuk ke rongga panggul, gejalanya segera

memburuk dan penderita bisa mengalami syok. Lebih jauh lagi bisa terjadi penyebaran

infeksi ke dalam darah sehingga terjadi sepsis.

Page 9: Askep Infeksi Pelvis

Bakteri N. Gonorrhoae & Chlamydia trachomatis

Proses Menstruasi Aktivitas seksual dibawah usia 25 tahun

Hilangnya lapisan endometrium Kerusakan jaringan Berganti-ganti

pasangan seksual

Pertahanan rahim Invasi bakteri dari vagina dan leher rahim Lendir

servikal tipis

Proteksi terhadap bakteri

Pertumbuhan bakteri

Infeksi Pelvis

Terganggunya barier fisiologik

Masuknya bakteri

Pelepasan endotoksin

Aliran darah

Hipotalamus

Suhu tubuh

Hipertermi

Sepsis

Sistem imun

Sitokin teraktivasi

TNF

Kontraktilitas miokardium

Vasodilatasi

Cardiac Output

Penurunan perfusi jaringan

Tekanan darah

Anemia

Interlumen

Kuman patogen

Serviks

Tuba uterina

Abses (nanah)

Pembengkakan tuba

Nyeri

Gangguan rasa nyaman

Kesehatan

Aktivitas seksual

Disfungsi seksual

HDR

Semangat hidup

Kunjungan ke pelayanan kesehatan

Kurangnya informasi masalah kesehatan

Kurang pengetahuan

TIK

Nyeri kepala

Page 10: Askep Infeksi Pelvis

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

A. Biodata

B. Riwayat penyakit dahulu : KET, Abortus Septikus, Endometriosis.

C. Riwayat penyakit sekarang : Metroragia, Menoragia.

D. Pemeriksaan fisik

1. Suhu tinggi disertai takikardia

2. Nyeri suprasimfasis terasa lebih menonjol daripada nyeri di kuadran

atas abdomen. Rasa nyeri biasanya bilateral. Bila terasa nyeri hanya uniteral,

diagnosis radang panggul akan sulit dirtegakkan.

3. Bila sudah terjadi iritasi peritoneum, maka akan terjadi reburn

tenderness”, nyeri tekan dan kekakuan otot sebelah bawah.

4. Tergantung dari berat dan lamanya peradangan, radang panggul

dapat pula disertai gejala ileus paralitik.

5. Dapat disetai Manoragia, Metroragia.

E. Pemeriksaan penunjang

1. Periksa darah lengkap : Hb, Ht, dan jenisnya, LED.

2. Urinalisis

3. Tes kehamilan

4. USG panggul

3.2 Diagnosa Keperawatan

1. Hipertermia b/d efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada hipotalamus,

perubahan pada reagulasi temperatur.

2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan sepsis akibat infeksi.

3. Disfungsi seksual b/d perubahan kesehatan seksual.

4. Perubahan kenyamanan b/d infeksi pada pelvis.

5. Resiko terhadap infeksi (sepsis) b/d kontak dengan mikroorganisme.

6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.

Page 11: Askep Infeksi Pelvis

3.3 Intervensi

1. Diagnosa : Hipertermia b/d efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada

hipotalamus, perubahan pada reagulasi temperatur.

Kriteria hasil : Mendemonstrasikan suhu dalam batas normal, bebas dari kedinginan.

Tidak mengalami komplikasi yang berhubungan.

Intervensi Rasional

Mandiri

Pantau suhu pasien (derajat dan pola),

perhatikan menggigil/diaforesis

Suhu 38,9° - 41,1° C menunjukkan proses

penyakit infeksius akut. Menggigil sering

mendahului puncak suhu.

Pantau suhu lingkungan, batasi/tambahkan

linen tempat tidur, sesuai indikasi.

Suhu ruangan/jumlah selimut harus diubah

untuk mempertahankan suhu mendekati

normal.

Berikan kompres mandi hangat, hindari

penggunaan alkohol.

Dapat membantu mengurangi demam.

Kolaborasi

Berikan antipiretik, misalnya ASA (aspirin),

asetaminofen (Tylenol).

Digunakan untuk mengurangi demam dengan

aksi sentralnya pada hipotalamus, meskipun

demam mungkin dapat berguna dalam

membatasi pertumbuhan organisme, dan

meningkatkan autodestruksi dari sel-sel yang

terinfeksi.

Berikan selimut pendingin Digunakan untuk mengurangi demam

umumnya lebih besar dari 39,5° – 40° C pada

waktu terjadi kerusakan/gangguan pada otak.

2. Diagnosa : Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan sepsis akibat infeksi.

Page 12: Askep Infeksi Pelvis

Kriteria hasil : Menunjukkan perfusi adekuat yang dibuktikan dengan tanda-tanda vital

stabil, nadi perifer jelas, kulit hangat dan kering, tingkat kesadaran umum, haluaran

urinarius individu yang sesuai dan bising usus aktif.

Intervensi Rasional

Mandiri

Pertahankan tirah baring, bantu dengan

aktivitas perawatan.

Menurunkan beban kerja miokard dan

konsumsi O2, maksimalkan efektivitas dari

perfusi jaringan.

Pantau kecenderungan pada tekanan darah,

mencatat perkembangan hipotensi,dan

perubahan pada tekanan denyut.

Hipotensi akan berkembang bersamaan

dengan mikroorganisme menyerang aliran

darah, menstimulasi pelepasan, atau aktivasi

dari substansi hormonal maupun kimiawi

yang umumnya menghasilkan vasodilatasi

perifer, penurunan tahapan vaskuler sistemik

dan hipovolemia relatif.

Pantau frekuensi dan irama jantung. Bila terjadi takikardi, mengacu pada stimulasi

sekunder sistem saraf simpatis untuk

menekankan respon dan untuk menggantikan

kerusakan pada hipovolumia relatif dan

hipertensi.

Perhatikan kualitas/kekuatan dari denyut

perifer

Pada awal nadi cepat/kuat karena peningkatan

curah jantung. Nadi dapat menjadi

lemah/lambat karena hipotensi terus menerus,

penurunan curah jantung, vasokonstriksi

perifer jika terjadi status syok.

Kaji frekuensi pernafasan, kedalaman, dan

kualitas. Perhatikan dispnea berat.

Peningkatan pernafasan terjadi sebagai respon

terhadap efek-efek langsung dari endotoksin

pada pusat pernafasan di dalam otak, dan juga

perkembangan hipoksia, stres dan demam.

Page 13: Askep Infeksi Pelvis

Pernafasan dapat menjadi dangkal bila terjadi

insufisiensi pernafasan, menimbulkan resiko

kegagalan pernafasan akut.

Catat haluaran urin setiap jam dan bertat

jenisnya.

Penurunan haluara urin dengan peningkatan

berat jenis akan mengindikasikan penurunan

perfungsi ginjal yang dihubungkan dengan

perpindahan cairan dan vasokonstriksi

selektif.

Evaluasi kaki dan tangan bagian bawah untuk

pembengkakan jaringan lokal, eritema.

Stasis vena dan proses infeksi dapat

menyebabkan perkembangan trombosis.

Catat efek obat-obatan, dan pantau tanda-

tanda keracunan

Dosis antibiotik masif sering dipesankan. Hal

ini memiliki efek toksik berlebihan bila

perfusi hepar/ ginjal terganggu.

Kolaborasi

Berikan cairan parenteral Untuk mempertahankan perfusi jaringan,

sejumlah besar cairan mungkin dibutuhkan

untuk mendukung volume sirkulasi.

Pantau pemeriksaan laboratorium. Perkembangan asidosis respiratorik dan

metabolik merefleksikan kehilangan

mekanisme kompensasi, misalnya penurunan

perfusi ginjal dan akumulasi asam laktat.

3. Diagnosa : Disfungsi seksual b/d perubahan kesehatan seksual.

Page 14: Askep Infeksi Pelvis

Kriteria hasil : Menceritakan masalah mengenai fungsi seksual, mengekspresikan

peningkatan kepuasan dengan pola seksual. Melaporkan keinginan untuk

melanjutkan aktivitas seksual.

Intervensi Rasional

Kaji riwayat seksual mengenai pola seksual,

kepuasan, pengetahuan seksual, masalah

seksual

Mengetahui masalah-masalah seksual yang

dialami.

Identifikasi masalah penghambat untuk

memuaskan seksual.

Menemukan permasalahan seksual yang

sebenarnya.

Berikan dorongan bertanya tentang seksual

atau fungsi seksual.

Memberikan konseling aktivitas seksual yang

baik dan benar.

4. Diagnosa : Perubahan kenyamanan b/d infeksi pada pelvis.

Kriteria hasil : Mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan dan menurunkan nyeri

dapat mengidentifikasi dan menurunan sumber-sumber nyeri.

Intervensi Rasional

Berikan pengurang rasa nyeri yang optimal. Obat-obat analgesik untuk mengurangi rasa

nyeri.

Ajarkan teknik relaksasi. Bisa untuk mengontrol rasa nyeri.

Bicarakan mengenai ketakutan, marah dan

rasa frustasi klien.

Usaha terapeutik, memotivasi semangat klien.

Berikan privasi selama prosedur tindakan. Menjaga harga diri klien.

5. Diagnosa : Resiko terhadap infeksi (sepsis) b/d kontak dengan mikroorganisme.

Page 15: Askep Infeksi Pelvis

Kriteria hasil : Klien mampu memperlihatkan teknik cuci tangan yang benar, bebas

dari proses infeksi nasokomial selama perawatan dan memperlihatkan pengetahuan

tentang fakor resiko yang berkaitan dengan infeksi dan melakukan pencegahan yang

tepat.

Intervensi Rasional

Teknik antiseptik untuk membersihan alat

genetalia.

Mengurangi resiko infeksi.

Amati terhadap manefestasi kliniks infeksi Mengetahui tanda-tanda komplikasi yang

terjadi.

Infomasikan kepada klien dan keluarga

mengenai penyebab, resiko-resiko pada

kekuatan penularan dari infeksi.

Mengurangi infeksi silang (nosokomial).

Terafi antimikroba sesuai order dokter. Obat-obat antimikroba dengan dosis yang

sesuai dan sesuai dengan indikasi.

6. Diagnosa : Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.

Kriteria hasil : Menunjukan pemahaman akan proses penyakit dan prognosis, mampu

menunjukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan rasional dari tindakan dan

pasien ikut serta dalam program pengobatan.

Intervensi Rasional

Tinjau proses penyakit dan harapan masa

depan.

Mengetahui kemungkinan-kemungkinan yang

akan terjadi.

Berikan informasi mengenai terafi obat-

obatan, interaksi, efek samping dan

pentingnya pada program.

Klien bisa mengerti dan mau melakukan

sesuai dengan anjuran demi keberhasilan

pengobatan.

Tinjau faktor-faktor resiko individual dan

bentuk penularan/tempat masuk infeksi.

Mengurangi infeksi nosokomial.

Tinjau perlunya pribadi dan kebersihan

lingkungan.

Mengurangi komplikasi penyakit.

3.4 Implementasi

Page 16: Askep Infeksi Pelvis

Memanatau kecenderungan pada tekanan darah, mencatat perkembangan

hipotensi, dan perkembangan pada denyut.

Memantau frekuensi & irama jantung perhatikan disritmia.

Memperhatikan kualias / kekuatan dari denyut perifer.

Memberikan isolasi / pantau pengnjung sesuai indikasi.

Mencuci tangan dan sesudah melakukan aktivitas walaupun menggunkan sarung

tangan steril.

Menginspeksi rongga mulut terhadap plak putih (sariawan) selidiki ras gatal /

peradangan vaginal / perineal.

Mengkaji proses penyakit, prosedur pembedahan dan harapan yang akan datang.

Mendiskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, makanan dan pemasukan

cairan yang adekuat.

3.5 Evaluasi

1. Klien dapat meningkatkan kesehatan di buktikan dengan bertambahnya

kemampuan dan pemahaman klien dalam berperilaku hidup bersih dan sehat.

2. klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang.

3. Klien memperoleh pengetahuan dan ketrampilan dalam menigkatkan

kemampuannya dalam memelihara kesehatan.

BAB IV

Page 17: Askep Infeksi Pelvis

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Penyakit radang Panggul adalah keadaan terjadinya infeksi pada genetalia interna,

yang disebabkan berbagai mikroorganisme dapat menyerang endometrium, tuba,

ovarium parametrium, dan peritoneum panggul, baik secara perkontinuinatum dan

organ sekitarnya, secara homogen, ataupun akibat penularan secara hubungan seksual.

Peradangan biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, dimana bakteri masuk

melalui vagina dan bergerak ke dalam rahim lalu ke tuba fallopi 90 – 95 % kasus PID

disebabkan oleh bakteri yang juga menyebanbkan terjadinya penyakit menular seksual

(misalnya klamidia, gonare, mikroplasma, stafilokokous, streptokus).

Gejala biasanya muncul segera setalah siklus menstruasi. Penderita merasakan

nyeri pada perut bagian bawah yang semakin memburuk dan disertai oleh mual atau

muntah.

Biasanya infeksi akan menyumbat tuba fallopi. Tuba yang tersumbat bisa

membengkak dan terisi cairan. Sebagai akibatnya bisa terjadi nyeri menahun,

perdarahan menstruasi yang tidak teratur dan kemandulan, infeksi bisa menyebar ke

struktur di sekitarnya, menyebabkan terbentuknya jaringan perut dan perlengketan

fibrosa yang abnormal diantara organ – organ perut serta menyebabkan nyeri menahun.

4.2 Saran

Jauhi free seks karena itu sangat berpotensi pada PMS. Jadi lindungi diri kita

sendiri karena masa depan yang cerah sedang menanti kita semua.

Page 18: Askep Infeksi Pelvis

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri dan Genekologi, 1981. Genekologi. Bandung: fakultas Kedokteran

Universitas Padjadjaran Bandung.

Bobak, 2005. Buku ajar Keperawatan Maternitas, Jakarta: EGC.

Doengoes, Marilyn. E. 2001. Rencana Keperawatan. Jakarta. EGC.

Glasier, Anna, Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta : EGC, 2005.

Rustam, 1976. Sinopsis Obstetri. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Scott, R. James, Danford, Buku Saku Obstetri dan Genetalia. Jkarta : Widya Medika, 2002.