· web viewuntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit...

174
KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENANGGULANGAN BENCANA, KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA SEJAHTERA

Upload: lycong

Post on 26-May-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENANGGULANGAN BENCANA,

KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA SEJAHTERA

Page 2:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari
Page 3:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

BAB XVIII

KESEHA14N, KESEJAHTERAAN SOSIAL DANPENANGGULANGAN BENCANA, KEPENDUDUKAN

DAN KELUARGA SEJAHTERA

A. PENDAHULUAN

Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia; dengan Pancasila sebagai dasar, tujuan dan pedoman pembangunan nasional. Dalam mewujudkan pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia tersebut diupayakan berbagai kegiatan pembangunan yang antara lain meliputi bidang-bidang kesehatan, kesejahteraan sosial dan penanggulangan bencana, serta kependudukan dan keluarga sejahtera, yang dilaksanakan secara serasi dengan pembangunan bidang lainnya.

Dalam dua tahun pertama Repelita VI (1994195 dan 1995/96), antara lain telah dilaksanakan serangkaian kegiatan sebagai berikut.

XVIII/3

Page 4:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

Di bidang kesehatan; dalam rangka meningkatkan cakupan dan pemerataan pelayanan kesehatan, selama dua tahun pertama Repelita VI, melalui Inpres Bantuan Sarana Kesehatan telah dibangun sejumlah puskesmas baru dan puskesmas pembantu, serta pengadaan puskesmas keliling yang dilengkapi dengan pengadaan peralatan medis dan nonmedis. Di samping itu, pemberian bantuan obat per kapita disempurnakan dengan cara memberikan bantuan yang lebih besar terhadap penduduk di desa tertinggal. Dengan pola alokasi bantuan obat yang telah disempurnakan ini, maka bantuan obat rata-rata per kapita di Kawasan Timur Indonesia (KTI) menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata per kapita di Kawasan Barat Indonesia (KBI). Bantuan obat rata-rata per kapita di KTI adalah sebesar Rp788 per kapita, sedangkan di KBI sebesar Rp711 per kapita. Kegiatan lainnya untuk lebih meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan khususnya di daerah-daerah terpencil dilakukan melalui percepatan penempatan tenaga dokter, dokter gigi dan bidan dengan pola pegawai tidak. tetap (PTT). Dengan pola penempatan PTT ini maka penyebaran tenaga bagi daerah terpencil dapat lebih cepat dan merata, karena kepada mereka diberikan tunjangan khusus sesuai dengan tingkat keterpencilannya.

Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, selama dua tahun pertama Repelita VI sejumlah puskesmas ditingkatkan fungsinya menjadi puskesmas perawatan, yaitu puskesmas dengan tempat tidur. Puskesmas perawatan ini terutama

XVIII/4

Page 5:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

dibangun di lokasi-lokasi yang jauh dari rumah sakit, di jalur-jalur jalan raya yang rawan kecelakaan dan di tempat-tempat atau pulau-pulau terpencil. Di samping itu, untuk lebih meningkatkan mutu dan fungsi pelayanan puskesmas terutama yang berlokasi di daerah terpencil, diadakan perluasan ruang puskesmas untuk gudang obat.

Page 6:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

Bidan di desa berperanan besar dalam kegiatan pelayanan kesehatan terutama pemeliharaan kesehatan ibu clan anak, imunisasi, dan perbaikan gizi di perdesaan. Untuk mempercepat upaya penurun-an angka kematian ibu melahirkan dan angka kematian bayi dan anak, selama dua tahun pertama Repelita VI telah ditempatkan sebanyak lebih dari 17 ribu bidan PTT di desa, sehingga secara kumulatif jumlah bidan di desa sampai tahun 1995/96 tercatat sekitar 49 ribu orang atau mencakup sekitar 90 persen dari seluruh kebutuhan bidan di desa. Selain itu untuk mendukung kegiatan mereka diberikan bantuan alat transpor, biaya pemondokan, biaya operasional, dan peralatan bidan.

Imunisasi merupakan kegiatan penting di bidang pencegahan dan pemberantasan penyakit dalam upaya mempercepat penurunan angka kesakitan, kematian bayi dan anak. Pada tahun 1995/96 telah di-laksanakan pekan imunisasi nasional (PIN) untuk mencapai bebas Polio pada tahun 2000. Kegiatan ini dilaksanakan melalui pemberian vaksinasi polio kepada seluruh anak balita dalam dua putaran, bulan September 1995 dan Oktober 1995. Melalui PIN telah berhasil diberikan vaksinasi polio kepada seluruh anak balita, melebihi dari target yang direncanakan.

Dalam rangka meningkatkan mutu dan jenis pelayanan di rumah sakit, selama dua tahun pertama Repelita VI telah dilaksanakan peningkatan 33 rumah sakit kelas D sehingga dapat berfungsi setara dengan kelas C, yang memiliki empat pelayanan spesialisasi dasar yaitu bedah, anak, penyakit dalam, dan kebidanan dan kandungan. Dalam dua tahun itu telah ditempatkan lebih dari 650 tenaga dokter ahli dari empat keahlian dasar tersebut di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas C dan D. Selain itu, untuk mempercepat penempatan dokter ahli di rumah sakit kabupaten di daerah terpencil telah disediakan beasiswa untuk mengikuti pendidikan dokter ahli,

XVIII/5

Page 7:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

khususnya dalam empat keahlian dasar tersebut. Setelah lulus pendidikan mereka diwajibkan untuk menjalankan masa baktinya di rumah sakit kabupaten. Di samping itu untuk meningkatkan kualitas dan pemerataan pelayanan kesehatan rumah sakit, kepada para calon lulusan dokter ahli dibidang empat keahlian dasar tersebut diwajibkan magang dirumah-rumah sakit kelas C.

Secara keseluruhan, selama dua tahun pertama Repelita VI, peningkatan jumlah sarana pelayanan kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit menunjukkan penyebaran yang makin merata. Pertambah-an sarana ini didukung pula dengan peningkatan jumlah dan penye -baran tenaga kesehatan terutama dokter, dokter gigi, tenaga para-medik, dan bidan yang makin baik. Berbagai upaya tersebut diharap-kan dapat menurunkan angka kematian bayi dan balita, meningkatkan kesehatan ibu dan anak, meningkatkan keadaan gizi masyarakat, dan memperpanjang usia harapan hidup rata-rata penduduk.

Di bidang kesejahteraan sosial, upaya-upaya yang dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan mutu, profesionalitas, dan cakupan pelayanan sosial serta meningkatkan kesadaran, kesetiakawanan dan tanggung jawab sosial masyarakat untuk turut menangani masalah-masalah sosial. Untuk itu dalam tahun 1994/95 dan 1995/96 antara lain telah diberikan penyantunan bagi 441.086 orang anak terlantar dan 90.485 orang lanjut usia yang tidak mampu, rehabilitasi sosial penyandang cacat bagi 88.971 orang, serta pembinaan dan pemberian bantuan modal usaha kepada 42.870 kepala keluarga (KK) miskin di luar desa-desa IDT.

Untuk meningkatkan pembinaan. masyarakat terasing yang lebih berhasilguna, sejak tahun 1995/96 dilakukan persiapan pembinaan yang lebih matang untuk masyarakat terasing yang baru ditemukan melalui studi sosial budaya yang mendalam, bekerjasama dengan

XVIII/6

Page 8:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

universitas daerah. Untuk itu pembinaan masyarakat terasing pada tahun 1995/96 dilakukan bagi 5.993 KK.

Selanjutnya untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam menyelenggarakan pelayanan sosial dalam dua tahun pertama Repelita VI telah dilakukan pembinaan bagi 10.440 orang pekerja sosial masyarakat (PSM), pemberian bantuan paket sarana usaha bagi 5.835 karang taruna dan peningkatan kemampuan organisasi sosial (orsos) melalui pelatihan manajemen dan pekerjaan sosial serta pemberian bantuan pengembangan organisasi dan pelayanan sosial bagi 5.605 orsos.

Upaya penanggulangan bencana dilaksanakan secara lintas bidang dan lintas sektor. Kegiatannya meliputi kesiapsiagaan menghadapi bencana, tanggap darurat terhadap kejadian bencana, serta rehabilitasi dan rekonstruksi akibat bencana. Dalam tahun 1994/95 dan 1995/96 telah dilakukan pemetaan daerah rawan bencana, perbaikan dan pengendalian arus sungai, pengendalian daya rusak banjir lahar, peningkatan keselamatan penerbangan dan pelayaran serta peningkatan kemampuan pertahanan sipil dan perlindungan masya-rakat yang diikuti dengan pelatihan satuan tugas sosial penanggu-langan bencana (Satgasos PB). Di sawing itu telah pula dilakukan peningkatan upaya tanggap darurat terhadap kejadian bencana melalui peningkatan pelayanan jasa pencarian dan penyelamatan. Upaya rehabilitasi dan rekonstruksi ditempuh antara lain melalui perbaikan sarana umum dan pemberian bantuan rehabilitasi rumah yang rusak akibat bencana.

Pembangunan kependudukan dan keluarga sejahtera merupakan bagian penting dari pembangunan sumber daya manusia. Pem-bangunan kependudukan diarahkan untuk meningkatkan kualitas penduduk agar menjadi kekuatan pembangunan bangsa yang efektif

XVIII/7

Page 9:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

dan bermutu. Pembangunan keluarga sejahtera diarahkan untuk mewujudkan kehidupan keluarga yang berlandaskan nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa serta menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran masyarakat akan pentingnya norma keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera.

Selama dua tahun pertama Repelita VI, pembangunan kependudukan yang dilaksanakan secara lintas bidang telah berhasil menurunkan laju pertumbuhan penduduk menjadi 1,60 persen pada akhir tahun 1995; angka kematian kasar menjadi 7,7 per seribu penduduk; angka kelahiran kasar menjadi 23,6 per seribu penduduk; dan meningkatkan angka harapan hidup penduduk menjadi 63,5 tahun. Pada tahun 1995 jumlah penduduk Indonesia diperkirakan telah mencapai sekitar 195,3 juta orang, yang terdiri atas 97,4 juta penduduk laki-laki dan 97,9 juta penduduk perempuan, atau bertambah sekitar 3,1 juta orang jika dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 1994. Dengan semakin meningkatnya angka harapan hidup, jumlah penduduk usia lanjut (penduduk berumur 60 tahun ke atas) juga terus meningkat, dan pada tahun 1995 jumlahnya telah mencapai sekitar 12,86 juta orang, dimana sekitar 54,8 persen masih bekerja. Untuk mengurangi perpindahan penduduk dari perdesaan ke perkotaan dan meningkatkan kegiatan perekonomian di perdesaan agar perbedaan antara perdesaan dan perkotaan dapat diperkecil, pada tanggal 29 Juni 1995 di Yogyakarta telah dicanang-kan Gerakan Bangga Suka Desa (pembangunan keluarga modern dalam suasana kota di desa). Pada tahun 1995/96 gerakan ini secara serentak XVIII/8

Page 10:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

dilaksanakan di 20 desa di empat propinsi di Jawa yang padat penduduknya.

Dalam upaya mendukung terciptanya administrasi, pencatatan, dan statistik kependudukan pada tanggal 17 Agustus 1995 telah mulai diberlakukan kartu tanda penduduk (KTP) Nasional yang baru dan

Page 11:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

bernomor induk kependudukan (NIK). Untuk tahap pertama, pembuatan KTP baru ber-NIK tersebut dilaksanakan di DKI Jakarta, Kodya Bandung, Semarang, Surabaya, Samarinda, dan Ambon. Upaya lain yang dilakukan untuk mengembangkan statistik kepen-dudukan adalah pembuatan buku Profil Perkembangan Kependudukan Daerah di 27 propinsi yang disusun sejak tahun 1995.

Pembangunan keluarga sejahtera yang pelaksanaannya didukung oleh berbagai pembangunan lainnya telah berhasil menurunkan angka kelahiran total yang diperkirakan menjadi 2,75 anak per wanita pada tahun 1995. Di samping itu, pada tahun 1995/96 jumlah peserta KB baru mencapai 5,5 juta pasangan usia subur (PUS), atau meningkat sebanyak. hampir 1 juta PUS dibandingkan dengan tahun 1994/95. Jumlah peserta KB aktif telah mencapai 24,2 juta PUS atau meningkat 1,4 juta dibandingkan tahun sebelumnya. Melihat kemampuan pe-ningkatan sasaran KB yang cukup besar serta memperhatikan upaya peningkatan rata-rata pertumbuhan ekonomi menjadi 7,1 persen pertahun selama Repelita VI, pada bulan Desember 1995 telah diadakan perubahan terhadap sasaran Repelita VI. Untuk peserta KB baru diadakan peningkatan rata-rata sebesar 2 persen dibanding sasaran lama Repelita VI sedangkan untuk peserta KB aktif diadakan percepatan pencapaian dua tahun. Dengan demikian sasaran akhir Repelita VI untuk peserta KB aktif diperkirakan dapat terlampaui pada tahun ketiga Repelita VI.

B. KESEHATAN

1. Sasaran, Kebijaksanaan, dan Program Repelita VI

Sasaran pembangunan kesehatan dalam Repelita VI adalah meningkatnya derajat kesehatan melalui peningkatan kualitas dan

XVIII/9

Page 12:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

pelayanan kesehatan yang makin menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Dalam rangka itu, sasaran yang akan dicapai adalah meningkatnya angka harapan hidup waktu lahir menjadi sekitar 64,6 tahun, menurunnya angka kematian kasar menjadi sekitar 7,5 per seribu penduduk; menurunnya angka kematian bayi menjadi 50 per seribu kelahiran hidup; dan menurunnya angka kematian ibu melahirkan menjadi 225 per seratus ribu kelahiran hidup.

Sasaran keadaan gizi masyarakat pada akhir Repelita VI adalah menurunnya prevalensi empat masalah gizi kurang, yaitu gangguan akibat kurang iodium menjadi 18 persen; anemia gizi besi pada ibu hamil menjadi 40 persen, balita menjadi 40 persen dan tenaga kerja wanita menjadi 20 persen; kurang energi protein menjadi 30 persen; dan kurang vitamin A pada anak balita menjadi 0,1 persen.

Dalam rangka mencapai sasaran tersebut di atas, pokok kebijaksanaan pembangunan kesehatan dalam Repelita VI yang terpenting adalah meningkatkan mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan; meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan untuk penduduk miskin dan desa tertinggal; meningkatkan status gizi masyarakat; meningkatkan upaya pelayanan kesehatan pada tenaga kerja; meningkatkan penyuluhan kesehatan masyarakat; mengembangkan peran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mendukung pelayanan kesehatan dan gizi yang bermutu;

XVIII/ l0

Page 13:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

meningkatkan peran serta masyarakat dan organisasi profesi; meningkatkan mobilisasi dana masyarakat untuk pembiayaan kesehatan; meningkatkan manajemen upaya kesehatan; serta mengoptimasikan penyediaan, pengelolaan, dan pendayagunaan tenaga kesehatan.

Berdasarkan sasaran dan kebijaksanaan tersebut di atas digariskan tujuh program pokok yang meliputi (1) penyuluhan kesehatan masyarakat; (2) pelayanan kesehatan masyarakat; (3) pelayanan

Page 14:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

kesehatan rujukan dan rumah sakit; (4) pencegahan dan pemberantasan penyakit; (5) perbaikan gizi; (6) pengawasan obat dan makanan; dan (7) pembinaan pengobatan tradisional. Program-program di atas didukung oleh beberapa program penunjang, yang dilaksanakan secara terkoordinasi dengan program pembangunan bidang lainnya serta mengikutsertakan masyarakat dan dunia usaha. Beberapa program penunjang tersebut mencakup program penyediaan dan pengelolaan air bersih, penyehatan lingkungan permukiman, pendidikan dan pelatihan kesehatan, penelitian dan pengembangan kesehatan, dan pengembangan informasi kesehatan.

2. Pelaksanaan dan Hasil Pembangunan Tahun Kedua Repelita VI

Pembangunan kesehatan pada tahun kedua Repelita VI (1995/96) yang merupakan kelanjutan, perluasan dan peningkatan pelaksanaan program dari tahun-tahun sebelumnya, adalah untuk meningkatkan keadaan kesehatan dan gizi masyarakat melalui upaya pemerataan sarana pelayanan kesehatan dasar dan rumah sakit, didukung oleh peningkatan jumlah dan jenis tenaga kesehatan, peningkatan mutu pelayanan kesehatan, serta peningkatan peran serta masyarakat, dunia usaha dan organisasi profesi. Upaya tersebut dilaksanakan melalui program-program sebagai berikut.

a. Program Pokok

1) Program Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

Program penyuluhan kesehatan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat

Page 15:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

untuk hidup bersih dan sehat serta meningkatkan peran serta aktif masyarakat termasuk dunia usaha, dalam upaya mewujud-

XVIII/11

Page 16:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

kan derajat kesehatan yang optimal. Kegiatan pokok yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut, antara lain meliputi penyebarluasan informasi kesehatan, pengembangan dan pembinaan pengelolaan penyuluhan, dan pengembangan potensi swadaya masyarakat di bidang kesehatan.

Pada tahun 1995/96 dikembangkan kegiatan yang bersifat inovatif yaitu melalui strategi peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (SP2HBS). SP2HBS dikembangkan untuk memadukan berbagai konsep dan pendekatan dalam penyuluhan kesehatan hingga kegiatan penyuluhan dapat lebih efektif dan efisien.

Kegiatan, penyebarluasan informasi kesehatan dilaksanakan melalui sarana media cetak, elektronik dan media tradisionil. Dalam tahun kedua Repelita VI (1995/96) telah dilakukan penyebaran informasi kesehatan melalui radio sebanyak 49.357 kali siaran; melalui media televisi pemerintah maupun swasta sebanyak 610 kali tayangan dalam bentuk wawancara, penayangan filler, sinetron dan siaran pembangunan. Sedangkan penyebaran informasi kesehatan melalui poster, leaflet, buku pedoman dan kartu konsultasi sebanyak 1.196.735 lembar. Kegiatan penyuluhan kesehatan yang paling menonjol pada tahun 1995/96 adalah penyebarluasan informasi pelaksanaan pekan imunisasi nasional (PIN) polio, melalui berbagai media dan jalur kampanye, pendekatan kelompok dan individu secara intensif dengan peran besar dari pihak swasta dan masyarakat. Pelaksanaan PIN dapat dilakukan secara serentak mulai dari tingkat

XVIII/12

Page 17:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

pusat, propinsi, kabupaten dan kecamatan serta desa-desa di seluruh Indonesia, sehingga melampaui sasaran yang ditetapkan.

Upaya penyuluhan kesehatan memberikan prioritas pada penurunan angka kematian ibu dan anak serta pemasyarakatan gaya hidup sehat termasuk imunisasi dengan target penyebarluasan sampai

Page 18:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

ke. tingkat keluarga. Dalam rangka itu dilakukan berbagai pelatihan, perluasan tingkat pendidikan melalui tugas belajar, dan seminar. Dalam tahun 1995/96 jumlah petugas kesehatan yang mendapat latihan penyuluhan kesehatan ditingkat propinsi, kabupaten dan puskesmas meningkat menjadi 2.713 orang, atau lebih dari 7 kali lipat dibandingkan dengan tahun 1994/95., Sarana yang tersedia untuk penyelenggara penyuluhan kesehatan di tingkat propinsi dan kabupaten meningkat sebesar 61 persen, yaitu dari 1.050 paket pada tahun 1994/95 menjadi 1.691 paket pada tahun 1995/96. Dalam upaya meningkatkan kegiatan penyuluhan kesehatan di rumah sakit telah dilaksanakan penyuluhan kesehatan masyarakat di' rumah sakit (PKMRS) yang mencakup 400 rumah sakit. Pada tahun 1995/96 penyuluhan HIV/AIDS lebih digalakkan dan makin disempurnakan dengan peran serta aktif lembaga swadaya masyarakat (LSM). Penyuluhan yang lebih intensif diadakan di propinsi yang sangat rawan penyakit HIV/AIDS, yaitu propinsi DKI Jakarta, Riau, Bali dan Irian Jaya. Pada tahun sebelumnya (1994/95) kegiatan ini baru pada tingkat persiapan. Selain itu untuk mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat dilakukan pula penyuluhan lintas program dan sektoral antara lain melalui gerakan Jum'at bersih yang merupakan gerakan dari, oleh dan untuk masyarakat dengan bimbingan pemerintah, yang terutama digerakkan melalui tempat-tempat ibadah.

Kegiatan pengembangan potensi swadaya masyarakat merupakan bagian dari program peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan, kekuatan, kesempatan

Page 19:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

dan peranan masyarakat untuk berkiprah dalam pembangunan kesehatan, sehingga meningkatkan jumlah dan mutu upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat. Upaya itu dilaksanakan dengan pembinaan dan pengembangan posyandu, pengembangan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat (JPKM),

XVIII/13

Page 20:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

peningkatan peran serta lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan peningkatan upaya kesehatan kerja.

Peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan ditingkatkan melalui pembinaan generasi muda dan peranan wanita dalam pembangunan kesehatan. Dengan pembinaan ini pada tahun 1995/96 dihasilkan kader-kader kesehatan dari generasi muda dan wanita di 301 kabupaten/kodya yang mampu membina kesehatan diri dan lingkungannya sebagai salah satu bentuk peran aktifnya dalam pembangunan kesehatan. Pada tahun 1995/96 dilaksanakan lomba pemanfaatan air susu ibu dan tanaman obat keluarga (ASI/TOGA) di 27 propinsi dan pemantapan kerjasama lintas sektor/lintas program dengan 30 LSM atau organisasi wanita ditingkat pusat dan propinsi. Selain itu pada tahun 1995/96 dilakukan pula pembinaan terhadap 49 LSM yang bergerak dalam upaya kesehatan melalui forum komunikasi dan pemberian paket bantuan proyek.

Pengembangan dana sehat melalui jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat (JPKM) telah dimulai sejak tahun 1994/95. Melalui kegiatan ini telah dilakukan kajilaksana di daerah Klaten Jawa Tengah yang bertujuan untuk menghasilkan suatu Dati II percontohan yang melaksanakan reformasi sistem pemeliharaan kesehatan yang paripurna, berkesinambungan dan bermutu dengan biaya yang terjangkau setiap lapisan penduduk. Sampai dengan akhir tahun 1995 basil kajilaksana di Klaten menunjukkan peningkatan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan diantaranya peningkatan

XVIII/14

Page 21:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dari 38 persen pada tahun 1994 menjadi 74 persen pada tahun 1995 dan peningkatan cakupan pemeriksaan ibu hamil dari 69 persen pada tahun 1994 menjadi 94 persen pada tahun 1995. Selain itu jumlah bayi dengan berat badan lahir rendah juga berkurang.

Page 22:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

2) Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Tujuan program pelayanan kesehatan masyarakat adalah untuk lebih memperluas cakupan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dasar serta menumbuhkembangkan sikap dan kemandirian dalam pemeliharaan kesehatan di lingkungan keluarga dan masyarakat. Program ini dilaksanakan secara terpadu melalui puskesmas dan jaringannya yaitu puskesmas perawatan, puskesmas keliling, puskesmas pembantu, dan bidan di desa. Program ini merupakan program pelayanan dasar dengan pendekatan yang lebih bersifat pencegahan dan peningkatan kesehatan yang, diselenggarakan secara serasi dengan kegiatan pengobatan dan pemulihan. Kegiatan pokok dari program ini mencakup pelayanan kesehatan keluarga, kesehatan sekolah dan remaja, kesehatan kerja, penyembuhan dan pemulihan, kesehatan olah raga, kesehatan matra, pelayanan laboratorium dan penyuluhan kesehatan masyarakat serta pembinaan peran serta masyarakat.

Dalam rangka memperluas jangkauan dan pemerataan pelayanan kesehatan terutama di desa-desa tertinggal, daerah terpencil, daerah transmigrasi, dan daerah permukiman masyarakat terasing, pada tahun 1995/96 melalui Inpres bantuan sarana kesehatan telah dibangun tambahan puskesmas baru sebanyak 30 unit, puskesmas pembantu, 500 unit, dan rumah dokter 230 unit (Tabel XVIII-1A). Dengan demikian sampai dengan tahun kedua Repelita VI telah tersedia sebanyak 7.014 bush puskesmas, 20.977 puskesmas pembantu, dan 4.024 buah rumah dokter

XVIII/15

Page 23:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

(label XVIII-1B). Untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan pada berbagai jenis puskesmas tersebut dilengkapi peralatan medis untuk puskesmas sebanyak 30 set, puskesmas pembantu 500 set, dan puskesmas keliling 360 set. Di samping itu dalam rangka meningkatkan mobilitas pelayanan

Page 24:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

kesehatan telah dilaksanakan pengadaan 530 buah puskesmas keliling dan pengadaan lebih dari 3.450 sepeda motor.

Bagi sarana pelayanan kesehatan yang mengalami kerusakan ringan atau berat pada tahun 1995/96 telah dilaksanakan perbaikan 430 buah puskesmas; termasuk 203 buah puskesmas perawatan, dan 1.560 buah puskesmas pembantu (Tabel XVIII-1A). Mulai tahun kedua Repelita VI biaya untuk perbaikan puskesmas, puskesmas pembantu, rumah dokter/dokter gigi, dan rumah paramedis termasuk pemeliharaannya dialokasikan dalam bentuk bantuan langsung (block grant) melalui Inpres Dati II, sehingga diharapkan dapat memberikan kewenangan dan keleluasaan yang lebih besar kepada daerah dalam menentukan lokasi dan biaya per unit perbaikan sesuai dengan kondisi setempat.

Sementara itu, dalam rangka pemerataan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan, bantuan obat melalui Inpres Sarana Kesehatan dilanjutkan dan ditingkatkan. Pola pemberian bantuan obat per kapita disempurnakan dengan cara memberikan bantuan yang lebih besar terhadap penduduk di desa tertinggal. Untuk itu, bantuan obat ditingkatkan dari Rp625 per kapita pada tahun 1994/95 menjadi Rp725 per kapita pada tahun 1995/96, dengan perhitungan Rp625 per penduduk diberikan secara merata untuk setiap Dati II. Sedangkan bagi desa tertinggal diberikan tambahan bantuan obat sebesar Rp400.000 per desa dan bagi penduduk desa tertinggal diberikan tambahan lagi sebesar Rp430 per penduduk. Dengan pola alokasi bantuan obat yang telah disempurnakan ini, maka rata-rata bantuan obat per kapita untuk Kawasan Timur Indonesia (KTI) sebesar Rp788 atau sekitar 11 persen lebih tinggi dari Kawasan Barat Indonesia (KBI) sebesar Rp711. Selain itu, bagi penduduk miskin terutama di desa tertinggal, sejak tahun 1994/95 di berikan 6 juta "kartu sehat" yang dapat dipergunakan untuk mendapatkan pelayanan penyembuhan

XVIII/1'6

Page 25:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

dan pemulihan kesehatan di puskesmas dan/atau rumah sakit secara cuma-cuma. Manfaat kartu sehat ini tidak hanya untuk berobat saja, namun juga untuk menggugah mereka yang menerimanya agar lebih banyak memperhatikan kesehatan diri dan keluarganya.

Kegiatan lainnya untuk meningkatkan pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan dilakukan melalui percepatan penempatan tenaga dokter, dokter gigi dan bidan dengan pola pegawai tidak tetap (PTT). Dengan pola penempatan PTT ini maka penyebaran tenaga bagi daerah terpencil dapat lebih cepat dan merata, karena kepada mereka diberikan tunjangan khusus sesuai dengan tingkat keterpencilannya. Pada tahun 1995/96 telah ditempatkan sebanyak 2.768 orang dokter PTT dan 704 dokter gigi PTT. Dengan demikian selama dua tahun pertama Repelita VI jumlah dokter dan dokter gigi PTT yang telah ditempatkan masing-masing berjumlah 6.084 dan 1.600 orang.

Pelayanan kesehatan keluarga merupakan salah satu kegiatan program pelayanan kesehatan masyarakat. Kegiatan pelayanan kesehatan keluarga terutama diarahkan untuk pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk pelayanan kontrasepsi, pemeliharaan anak dan ibu sesudah persalinan, perbaikan gizi dan pemberian imunisasi serta pelayanan kesehatan bagi kelompok usia lanjut.

Selain tenaga dokter, pelaksana utama kegiatan pelayanan kesehatan keluarga adalah tenaga bidan yang telah tersebar di desa-desa. Bidan di desa berperanan besar dalam kegiatan pelayanan kesehatan terutama pemeliharaan kesehatan ibu dan anak, imunisasi, dan perbaikan gizi di perdesaan. Untuk itu, dalam rangka memper-cepat upaya-upaya untuk menurunkan angka kematian ibu melahirkan dan angka kematian bayi dan anak, pada tahun 1995/96 telah ditempatkan sebanyak 8.155 bidan PTT di desa. Sampai dengan tahun kedua Repelita VI secara keseluruhan jumlah bidan desa yang telah

XVIII/17

Page 26:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

ditempatkan tercatat sekitar 49 ribu orang, sehingga diharapkan sesudah penempatan tahun ketiga Repelita VI, seluruh kebutuhan bidan desa sebanyak 54 ribu orang sudah dapat terpenuhi. Dengan demikian selanjutnya setiap desa akan mempunyai sekurang-kurangnya seorang bidan desa. Untuk mendukung kegiatan mereka diberikan bantuan alat transpor, biaya pemondokan, biaya operasional dan peralatan untuk bidan.

Dalam pelayanan kesehatan ibu, selain tenaga bidan peranan dukun bayi juga cukup penting. Dengan bekal pelatihan dan melalui pembinaan secara terus menerus, dukun bayi berperan besar dalam meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan ibu melahirkan. Jumlah dukun bayi yang dibina pada tahun 1995/96 adalah sebanyak 109 ribu orang, sedangkan dukun bayi yang dilatih mencakup 6.292 orang atau meningkat sebanyak lebih dari 4.800 orang dibandingkan dengan jumlah dukun yang dilatih pada tahun sebelumnya. Sebagai dampak dari bertambahnya tenaga bidan di desa dan makin intensifnya pembinaan dukun bayi maka cakupan pelayanan kepada ibu hamil pada tahun 1995/96 telah mencapai 75 persen, meningkat sebesar 5 persen dibanding tahun sebelumnya.

Anak balita dan anak pra sekolah di taman kanak-kanak (TK) merupakan' salah satu sasaran penting dari pelayanan kesehatan keluarga. Kunjungan anak balita ke sarana pelayanan kesehatan dasar dan pos pelayanan terpadu (posyandu) pada tahun 1995196 telah mencakup 70 persen atau meningkat sebesar 5 persen dibandingkan dengan besarnya cakupan pada

XVIII/18

Page 27:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

tahun sebelumnya. Di taman kanakkanak telah dilaksanakan pemeriksaan kesehatan bagi anak balita dan anak pra sekolah di 4.500 sekolah.

Kegiatan penting lainnya dari program pelayanan kesehatan masyarakat adalah kegiatan pelayanan kesehatan anak sekolah dan

Page 28:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

remaja. Kegiatannya diselenggarakan melalui wadah usaha kesehatan sekolah (UKS), meliputi penjaringan kesehatan anak sekolah, pela-yanan kesehatan bagi anak luar biasa (anak berkelainan) dan pelayan-an kesehatan bagi remaja. Pada tahun 1995/96 jumlah sekolah yang telah tercakup oleh kegiatan penjaringan kesehatan adalah sebanyak 117.500 sekolah.

Pelayanan kesehatan bagi anak luar biasa telah dilaksanakan oleh 693 puskesmas di 15 propinsi, meningkat lebih dari 22 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan diketahuinya kelainan yang diderita oleh anak sekolah tersebut, maka guru, orang tua dan petugas puskesmas akan bekerjasama untuk menanggulangi kelainan tersebut. Pada tahun 1995/96 kegiatan pelayanan kesehatan terhadap remaja dilaksanakan melalui penyuluhan dan konseling kesehatan serta pelatihan petugas yang mencakup seluruh propinsi, meningkat lebih dari 17 persen dibandingkan dengan tahun 1994/95.

Jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan mata juga telah makin diperluas. Pada tahun 1995/96 telah dilaksanakan pelayanan kesehatan mata di 958 puskesmas. Untuk meningkatkan kesegaran jasmani masyarakat terutama golongan usia sekolah, usia produktif, atlit dan golongan usia lanjut, dilaksanakan kesehatan olah raga. Kegiatannya berupa penyuluhan kesehatan olah raga yang dilaksanakan oleh petugas puskesmas. Selain itu dilaksanakan pula pelatihan bagi petugas yang akan menangani kesehatan olah raga baik di tingkat pusat maupun di daerah. Untuk meningkatkan prestasi atlit, maka ditingkat pusat telah dilaksanakan pembinaan kesehatan bagi para atlit bekerjasama dengan KONI pusat.

3) Program Kesehatan Rujukan dan Rumah Sakit

Program ini antara lain ditujukan untuk meningkatkan cakupan,

XVIII/19

Page 29:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

mutu, dan efisiensi pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit serta mengembangkan dan memantapkan pelayanan rujukan yang dilaksanakan dari puskesmas ke rumah sakit kabupaten, rumah sakit propinsi dan rumah sakit di tingkat pusat.

Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan dan rumah sakit telah dilaksanakan melalui berbagai kegiatan antara lain: pemerataan persebaran dan penambahan tenaga dokter ahli; penyediaan bantuan obat-obatan; penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan rumah sakit; pembangunan dan rehabilitasi rumah sakit; dan penggantian, perbaikan serta penyediaan peralatan medis disesuaikan dengan standar pelayanan di masing-masing rumah sakit.

Selain itu, untuk meningkatkan pelayanan kesehatan rujukan dan rumah sakit di setiap tingkat diupayakan pula peningkatan keteram-pilan petugas di berbagai bidang pelayanan, baik melalui pelatihan maupun pendidikan jangka panjang, dimulai dari rumah sakit kabupaten, propinsi maupun rumah sakit yang terletak di tingkat pusat. Di samping itu, untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas diberikan rujukan dokter ahli untuk melayani penderita di puskesmas.

Jumlah keseluruhan rumah sakit pada tahun 1995/96 tercatat sebanyak 1.868 buah dengan tempat tidur sebanyak 132.499 buah yang terdiri dari 850 buah rumah sakit umum (RSU) dengan 100.388 tempat tidur dan 1.018 rumah sakit khusus (RSK) dengan 32.111 tempat tidur (Tabel XVIII-2). Dengan demikian pada tahun kedua Repelita VI terjadi penambahan jumlah 127 buah rumah sakit dengan 3.791 tempat tidur.

Untuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah

XVIII/20

Page 30:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari empat keahlian dasar yaitu ahli bedah, ahli anak, ahli penyakit dalam serta ahli kebidanan dan kandungan, Untuk mempercepat penempatan para dokter ahli di rumah sakit kabupaten terutama di daerah-daerah terpencil, sejak tahun 1994/95 prioritas pemberian beasiswa pendidikan dokter ahli diberikan. kepada dokter yang ditempatkan atau akan ditempatkan di kabupaten, khususnya untuk. 4 keahlian dasar dan 3 keahlian penunjang yaitu ahli radiologi, anestesi, dan patologi klinik. Agar para dokter ahli tersebut dapat menjalankan masa baktinya di rumah sakit kabupaten secara optimal, disediakan berbagai paket peralatan sesuai kebutuhan. Pada tahun 1995/96 antara lain disediakan 121 paket peralatan keahlian dasar; 42 paket peralatan keahlian penunjang seperti ahli anestesi, radiologi, dan patologi klinik, serta 50 paket peralatan dokter spesialis lainnya. Di berbagai rumah sakit telah dilakukan pula penggantian atau penambahan peralatan medik sebanyak 610 unit, peralatan non-medik 1.326 unit dan 73 unit kendaraan atau ambulans. Selain itu, diberikan pula bantuan obatobatan dan peralatan medik kepada 9 rumah sakit swasta, terutama yang berlokasi di luar pulau Jawa dan Bali.

Biaya operasional dan pemeliharaan rumah sakit (OPRS) telah disediakan setiap tahun sejak tahun 1990/91. Pada tahun-tahun awal diprioritaskan untuk peningkatan penampilan fisik rumah sakit. Mulai tahun 1995/96 diarahkan untuk meningkatkan selain penampilan fisik juga peningkatan kualitas

XVIII/21

Page 31:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

pelayanan di seluruh rumah sakit pemerintah baik pusat maupun daerah. Pada tahun anggaran 1995/96 untuk 407 rumah sakit telah disediakan biaya OPRS sebanyak Rp60 milyar.

Dalam rangka mewujudkan kemandirian rumah sakit, secara bertahap rumah-rumah sakit pemerintah yang dinilai mampu mulai,

dikembangkan menjadi unit swadana, yaitu dengan memberikan otonomi yang lebih tinggi kepada rumah sakit terutama dalam

Page 32:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

pengelolaan pendapatan dan pengeluaran rumah sakit dengan tetap memperhatikan fungsi-fungsi sosial dan prinsip-prinsip ekonomi. Dengan demikian melalui pengembangan unit swadana ini dimungkinkan terjadinya subsidi silang kepada rumah sakit yang lemah, sedangkan rumah sakit yang telah mandiri dapat meningkatkan mutu pelayanannya. Di samping itu melalui pola ini dimungkinkan pula adanya subsidi silang antara penderita yang mampu kepada yang tidak mampu. Sampai dengan tahun 1995, sebanyak 13 rumah sakit telah terdaftar sebagai unit swadana.

Pada tahun 1995/96 pembangunan RS Dr. Wahidin Soediro Husodo di Ujung Pandang, RS Malalayang di Manado dan RS Adam Malik di Medan masih terus dilanjutkan untuk mengoptimalkan fungsinya sebagai RS Pendidikan. Di samping itu rencana induk (master plan) dan rencana detil pelaksanaan pembangunan rumah sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung sudah dapat diselesaikan pada tahun 1995/96. Sementara itu, pada tahun yang sama dilaksanakan pembangunan baru RS Bengkulu dan unit gawat darurat (UGD) RS Jember dan RS Abdul Muluk, serta penyelesaian pembangunan lanjutan RS Purwokerto dan RS Muwardi Solo.

Dalam rangka peningkatan dan perluasan pelayanan spesialistik kepada masyarakat, pada tahun 1995/96 sebanyak 20 rumah sakit kabupaten ditingkatkan dari kelas D menjadi kelas C. Selain itu dilaksanakan studi kelayakan terhadap 8 rumah sakit dan penyusunan rencana bagi 8 rumah sakit lainnya. Selanjutnya untuk meningkatkan kesehatan XVIII/22

Page 33:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

lingkungan rumah sakit telah dilaksanakan pembangunan instalasi pengolahan air limbah di 4 RS dan program analisa mengenai dampak lingkungan.(AMDAL) terhadap 2 RS.

Untuk meningkatkan kualitas dan pemerataan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, secara bertahap jumlah dokter gigi di-

Page 34:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

tambah setiap tahunnya baik yang ditempatkan di puskesmas maupun di rumah sakit. Selma tahun 1995/96 telah ditempatkan 704 orang dokter gigi sebagai pegawai tidak tetap (PTT). Selain itu, untuk meningkatan kualitas pelayanan kesehatan gigi dilaksanakan pula pengadaan peralatan bagi dokter gigi dan kegiatan pelayanan rujukan kesehatan gigi dari puskesmas ke rumah sakit. Sementara itu, mutu pelayanan kesehatan gigi sekolah semakin ditingkatkan antara lain melalui penambahan peralatan gigi di puskesmas sebanyak 158 unit, sehingga kebutuhan peralatan bagi dokter gigi dan perawat gigi dapat terpenuhi. Pada tahun 1995/96 cakupan pelayanan usaha kesehatan gigi sekolah telah meliputi 58.971 SD.

Untuk pelayanan penderita kusta telah dilaksanakan rujukan dokter ahli bedah kusta guna memberikan pelayanan bedah rekonstruksi di 12 rumah sakit kusta binaan. Di samping itu untuk meningkatkan kualitas pelayanan dilaksanakan pelatihan bagi paramedis bidang pelayanan penyakit kusta, rehabilitasi gedung dan prasarana lingkungan, serta pengadaan peralatan medis dan nonmedis.

4) Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

Program ini bertujuan untuk menurunkan angka kematian dan angka kesakitan penyakit terutama penyakit yang dapat menimbulkan wabah dan menyerang bayi, anak dan golongan usia produktif, serta mengurangi akibat buruk penyakit, baik yang menular maupun tidak menular. Kegiatan pokok program dilaksanakan secara terpadu melalui

Page 35:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

pelayanan kesehatan di puskesmas dan rujukan kesehatan yang didukung oleh sektor terkait dengan melibatkan peran serta masyarakat.

XVIII/23

Page 36:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

Penyakit menular yang masih banyak diderita oleh masyarakat berpenghasilan rendah dan terutama tinggal di daerah perdesaan adalah penyakit Tuberkulosa Paru (TB-Paru). Perhatian terhadap penyakit ini meningkat sejalan dengan meluasnya penyebaran penyakit Acquired Immuno Deficiency Syndrome. (AIDS), karena penyakit ini menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh penderita, sehingga pederita menjadi lebih mudah terjangkit penyakit TB-Paru. Sejak tahun pertama Repelita VI telah dilaksanakan upaya penyempurnaan dalam penanggulangan penyakit ini yang meliputi cara penemuan penderita, dan cara pengobatannya. Peralatan untuk diagnosa penderita yang sebelumnya menggunakan mikroskop monokuler, diganti menjadi mikroskop binokuler. Di samping itu upaya pemberantasan TB-Pam yang dilaksanakan melalui puskesmas juga terintegrasi dengan sarana pelayanan kesehatan lainnya seperti balai pengobatan penyakit pare (BP4) dan rumah sakit. Sementara itu, kerjasama dengan perkumpulan pemberantasan tuberkulosa Indonesia (PPTI) terus ditingkatkan. Pada tahun 1995/96 telah dilaksanakan pemeriksaan bakteriologis yang meliputi sekitar 335,3 ribu sediaan dahak dan pengobatan terhadap sekitar 30,2 ribu penderita (Tabel XVIII-3). Dengan demikian pada tahun kedua Repelita VI jumlah pemeriksaan dan pengobatan penderita TB-paru masing-masing meningkat sebesar 14.8 persen dan 13.5 persen dibandingkan tahun 1994/95.

Penyakit menular lain adalah penyakit AIDS, yang sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1987 menunjukkan kecenderungan meluas penyebarannya. Sampai akhir Maret 1996 tercatat 303 orang penderita yang terinfeksi virus penyebab penyakit ini (virus HIV), dan penderita AIDS sebanyak 103 orang. Kegiatan penanggulangan AIDS diinte-grasikan dengan pemberantasan penyakit kelamin yang meliputi sero survai AIDS dan sifilis, dan pemeriksaan (skrining) donor darah. Di samping itu kegiatan penyuluhan tentang upaya pencegahan AIDS me-

XVIII/24

Page 37:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

lalui media massa terus diintensifkan. Pada tahun kedua Repelita VI, kegiatan sero survai AIDS dan sifilis mencakup 910.250 sampel. Selain itu, dilaksanakan pula pemeriksaan (skrining) terhadap 850.000 kolf darah yang akan ditransfusikan. Dengan demikian darah yang akan ditransfusikan dijaga agar terbebas dari virus HIV.

Penyakit menular lainnya yang masih merupakan penyakit yang endemis adalah penyakit demam berdarah dengue (DBD). Penyebaran penyakit ini. dari tahun ke tahun makin meluas, dan sampai tahun kedua Repelita VI telah menyebar ke 27 propinsi serta mencakup 227 Dati II. Penyebaran penyakit ini meluas sejalan dengan meningkatnya arus transportasi antar wilayah serta, makin padatnya jumlah penduduk. Selain itu meluasnya penyebaran penyakit ini juga disebabkan oleh kebersihan lingkungan yang belum memadai dan rendahnya pengetahuan masyarakat tentang cara penularan penyakit ini. Upaya menanggulangi penyakit DBD dilakukan antara lain melalui abatisasi dan penyemprotan masal di tempat-tempat pembiakan nyamuk Aedes Aegypti, serta pengasapan (fogging) pada rumah-rumah yang tersangka menjadi sarang nyamuk. Pada tahun 1995/96, kegiatan abatisasi masal telah dilaksanakan terhadap sekitar 3,072 juta rumah, dan pengasapan terhadap sekitar 3,072 juta rumah (Tabel XVIII-3). Kegiatan abatisasi ini, meningkat dari tahun 1994/95 yang mencakup sekitar 2,5 juta rumah. Peningkatan ini dilaksanakan untuk mengantisipasi perluasan

XVIII/25

Page 38:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

penyebaran penyakit. Angka kesakitan DBD pada tahun 1995/96 masih cukup tinggi yaitu sekitar 18,4 per seratus ribu penduduk, sehingga perlu dilakukan pemantauan dan pengobatan penderita secara dini yang didukung oleh kegiatan pemberantasan penyakit menular secara terpadu dan efektif melalui berbagai sarana pelayanan kesehatan yang ada. Di samping itu kegiatan pemberantasan penyakit DBD juga dilaksanakan melalui peningkatan peran serta masyarakat dalam bentuk pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan cara menguras, mengubur dan menutup sarang nyamuk.

Page 39:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

Seperti halnya penyakit TB-Pam, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyakit menular lain yang penting. Penyakit yang mencakup saluran nafas bagian atas dan bagian bawah ini merupakan penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian bagi bayi dan anak. Kegiatan pemberantasan penyakit ISPA meliputi penemuan dan pengobatan penderita yang dilaksanakan melalui puskesmas dan jaringannya, serta rujukan ke rumah sakit untuk penanganan kasus ISPA yang berat. Pada tahun 1995/96 kegiatan pemberantasan ISPA telah dilaksanakan di seluruh propinsi, mencakup 304 kabupaten. Sedangkan jumlah penderita yang ditemukan dan diobati adalah sekitar 1,745 juta orang.

Penyakit diare merupakan penyakit menular lain yang menyebabkan tingginya angka kematian bayi dan anak. Penyebab penyakit diare berkaitan erat dengan keadaan kesehatan lingkungan yang masih rendah dan perilaku masyarakat yang kurang mendukung hidup sehat. Kegiatan utama pemberantasan penyakit ini dititikberatkan pada usaha menggiatkan pencarian dan pengobatan penderita diare sedini mungkin. Di samping itu dilaksanakan pula penyuluhan kesehatan terutama melalui puskesmas dan jaringannya serta posyandu. Materi penyuluhan ditekankan pada upaya pencegahan seperti membiasakan minum air yang telah dimasak, cara menggunakan oralit, cara membuat larutan gula garam sebagai pengganti oralit, serta Cara memelihara lingkungan yang sehat. Pada tahun 1995/96 telah dilaksanakan penemuan dan pengobatan terhadap sekitar 2,7 juta

XVIII/26

Page 40:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

penderita diare.

Kegiatan pemberantasan penyakit malaria semakin ditingkatkan dengan titik berat pada pemberantasan vektor melalui penyemprotan rumah penduduk dan lingkungannya dengan menggunakan insektisida jenis Fenetrothion yang mencakup sekitar 1,276 juta rumah (Tabel XVIII-3). Pemberantasan penyakit ini diprioritaskan pada daerah-

Page 41:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

daerah yang masih dianggap rawan, seperti daerah-daerah trans-migrasi, permukiman baru di luar pulau Jawa-Bali, dan daerah perbatasan. Untuk mengurangi dampak negatif dari penggunaan DDT terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat, maka penyemprotan daerah rawan penyakit malaria di Jawa dan Bali, yang semula menggunakan jenis insektisida DDT diganti dengan jenis insektisida yang mudah terurai yaitu Fenetrothion, Karbamat dan L-Sihalothrin.

Selain itu telah dilaksanakan penemuan dan pengobatan tersangka penderita malaria yang mencapai jumlah sekitar 3,350 juta orang. Dengan semakin intensifnya kegiatan penyemprotan dan pengobatan penderita, angka kesakitan penyakit malaria di Jawa dan Bali berhasil ditekan dari 0,17 per seribu penduduk pada tahun 1994/95 menjadi 0,06 per seribu penduduk pada tahun 1995/96. Namun demikian di luar Jawa dan Bali, penyakit ini masih merupakan masalah, sehingga pemberantasannya akan terus ditingkatkan.

Kegiatan penting lain dibidang pencegahan dan pemberantasan penyakit dalam upaya mempercepat penurunan angka kesakitan, kematian bayi dan anak adalah imunisasi. Sasaran cakupan imunisasi dasar (BCG, DPT, Polio, Campak) secara internasional telah ditetapkan pada konferensi tingkat tinggi anak sedunia (World Summit for Children). Pada konferensi tersebut ditetapkan sasaran yang disebut Universal Child Immunization (UCI), bahwa imunisasi dasar minimal harus mencakup 80 persen dari sasaran. Pada tahun 1995/96 rata-rata pencapaian sasaran nasional kegiatan imunisasi dasar pada bayi adalah 92 persen. Berarti secara nasional, sasaran UCI telah dilampaui. Untuk meningkatkan cakupan dan mutu kegiatan imunisasi, telah dilakukan pemantauan pelaksanaan di lapangan, terutama terhadap mutu vaksin serta ditingkatkan pula pelatihan petugas. Dalam rangka mencapai bebas polio pada tahun 2000 pada tahun kedua Repelita VI telah dilaksanakan pekan imunisasi nasional

XVIII/27

Page 42:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

(PIN). Kegiatan. ini dilaksanakan melalui pemberian vaksinasi polio kepada seluruh anak balita dalam dua putaran, September 1995 dan Oktober 1995. Pada PIN putaran pertama dan kedua telah dilaksanakan pemberian vaksinasi polio masing-masing kepada 22, 1 juta dan 23,1 juta anak balita. Dengan demikian jumlah anak balita yang diberikan vaksinasi polio baik pada PIN putaran pertama maupun putaran kedua telah berhasil melebihi target yang direncanakan.

Di samping itu dilaksanakan upaya pemberantasan penyakit menular lainnya seperti penyakit kaki gajah (filariasis), demam keong (schistosomiasis), gila anjing (rabies), pes, kusta, patek (frambusia). Pada tahun 1995/96 telah dilaksanakan pengobatan masal terhadap sekitar 180 ribu penderita kaki gajah, Di Lembah Lindu dan Napu, propinsi Sulawesi Tengah telah dilaksanakan pengobatan terhadap 794 penderita demam keong, selama 6 bulan dengan praziquantel. Selain itu dilaksanakan pula kegiatan penyuluhan, penyediaan sarana air bersih. dan jamban serta pemberantasan fokus-fokus keong penular. Kegiatan penanggulangan rabies dilaksanakan melalui vaksinasi hewan sebanyak 531 ribu ekor dan vaksinasi pada manusia, sebanyak 4.820 orang. Pemberantasan penyakit rabies dilaksanakan secara lintas sektoral. Kegiatan pemberantasan ini dilaksanakan melalui pengumpulan sediaan (spesimen) dan pengobatan terhadap tersangka.

5) Program Perbaikan Gizi

Tujuan dari program perbaikan gizi adalah meningkatkan mutu gizi konsumsi pangan sehingga berdampak pada perbaikan keadaan gizi masyarakat. Kegiatan utama program ini meliputi penyuluhan gizi masyarakat, usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK), upaya perbaikan gizi institusi dan peningkatan penerapan sistem kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG).

XVIII/28

Page 43:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

Penyuluhan gizi masyarakat bertujuan untuk memasyarakatkan pengetahuan gizi secara luas, guna menanamkan sikap dan perilaku yang mendukung kebiasaan hidup sehat dengan makanan yang bermutu gizi seimbang bagi masyarakat. Untuk- melaksanakan penyuluhan gizi telah disusun pedoman umum gizi seimbang (PUGS). Pedoman ini merupakan pegangan bagi petugas kesehatan dan petugas sektor terkait lainnya serta masyarakat luas tentang perilaku gizi yang baik dan benar. Untuk menyebarluaskan informasi tentang PUGS, dalam tahun 1995/96 telah dilaksanakan pelatihan untuk pelatih PUGS sebanyak 69 orang terdiri dari 15 orang dari pusat dan 54 orang dari 27 propinsi, pelatihan tentang peningkatan penggunaan air susu ibu (ASI) secara eksklusif terhadap 161 orang petugas. Selain itu disediakan bahan penyuluhan yang terdiri dari buku Pedoman Umum Gizi Seimbang sebanyak 24.000 buku, buku pedoman pelatihan PUGS sebanyak 5.000 buku, dan leaflet petunjuk makanan bayi sebanyak 10.000 lembar. Pesan-pesan gizi dilakukan melalui media TVRI sebanyak 52 kali tayangan dan melalui RRI sebanyak 52 kali siaran berbentuk drama serf dan kuis. Penyuluhan juga dilaksanakan melalui pameran pembangunan dan hari-hari besar seperti Hari Kesehatan Nasional, Hari Gizi Nasional, dan Hari Pangan Sedunia.

Usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK) merupakan gerakan sadar gizi masyarakat, bertujuan memacu upaya masyarakat agar mampu memenuhi kebutuhan gizinya, melalui pemanfaatan aneka ragam pangan sesuai dengan kemampuan ekonomi keluarga dan lingkungan masyarakat setempat. Kegiatannya meliputi penyuluhan gizi masyarakat perdesaan, pelayanan gizi di posyandu dan peningkatan pemanfaatan lahan pekarangan.

Page 44:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

Penyuluhan gizi masyarakat perdesaan dilaksanakan di posyandu yang tersebar di seluruh desa. Pada tahun 1995/96 jumlah posyandu

XVIII/29

Page 45:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

yang melaksanakan penyuluhan gizi adalah sebanyak 263.769 posyandu, meningkat dari keadaan tahun 1994/95 yaitu sebanyak 250.262 posyandu. Pelaksana penyuluhan adalah para kader di bawah bimbingan petugas kesehatan dan petugas sektor lainnya seperti petugas pertanian, BKKBN, agama, pamong desa dan penggerak PKK. Selain di posyandu, penyuluhan gizi juga dilaksanakan di luar posyandu dengan menggunakan pendekatan kelompok antara lain melalui kelompok pengajian, arisan, kelompok wanita tani, PKK dan kelompok pendengar, pembaca dan pemirsa (Kelompencapir).

Pelayanan gizi di posyandu, terutama ditujukan kepada kelompok masyarakat yang rawan gizi yaitu wanita pranikah, ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan anak balita. Posyandu merupakan ujung tombak dalam penanggulangan masalah gizi kurang seperti kurang vitamin A (KVA), gangguan akibat kurang iodium (GAKI), anemia gizi besi (AGB) dan kurang energi protein (KEP). Kegiatan pemantauan pelayanan gizi di posyandu antara lain meliputi pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak, pemberian paket pelayanan gizi, pemberian makanan tambahan dan pemantauan dini terhadap perkembangan kehamilan.

Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak, dilaksanakan melalui penimbangan berat badan bayi dan balita secara teratur sekali sebulan, yang hasilnya dapat diamati melalui kartu menuju sehat (KMS). Selain itu dilaksanakan pemberian paket pertolongan gizi, antara lain berupa pemberian kapsul iodium terhadap sekitar 12,5 juta penduduk terutama terhadap penduduk yang bertempat tinggal XVIII/30

Page 46:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

di desa endemik berat dan sedang. Selanjutnya dilakukan pula penyuluhan gizi untuk meningkatkan konsumsi garam beriodium. Dalam upaya menanggulangi masalah AGB pada ibu hamil telah didistribusikan tablet besi kepada sekitar 2,9 juta ibu hand. Prioritas pemberian tablet besi diberikan terhadap ibu hamil yang mempunyai risiko tinggi

Page 47:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

di desa tertinggal. Selain itu telah dilaksanakan pula kegiatan pemasaran sosial untuk meningkatkan konsumsi bahan makanan sumber zat besi.

Walaupun masalah KVA yang diukur dengan besarnya prevalensi Xeropthalmia sudah sangat rendah, namun prevalensi KVA diukur dari kadar serum vitamin A yang rendah masih memprihatinkan yang akan mengancam upaya penanggulangan Xeropthalmia. Oleh karena itu kapsul vitamin A dosis tinggi masih perlu diberikan bagi anak balita dan ibu nifas. Pada tahun 1995/96 telah didistribusikan kapsul vitamin A kepada sekitar 12,5 juta anak balita, diiringi dengan peningkatan penyuluhan tentang manfaat sayuran hijau dan buahbuahan berwarna kuning untuk pencegahan KVA.

Pemberian makanan tambahan untuk anak balita yang menderita KEP, kegiatannya dikaitkan dengan pemanfaatan lahan pekarangan melalui program diversifikasi pangan dan gizi dari sektor pertanian. Kegiatan pemberian makanan tambahan diupayakan menjadi tanggung jawab keluarga dan masyarakat setempat dengan bimbingan dan dukungan teknis dari petugas lintas sektor terkait seperti petugas gizi puskesmas, PPL, dan PUGS. Sebagai alat penyuluhan, kepada anak balita diberikan juga makanan tambahan di Posyandu.

Kegiatan utama lainnya dari program perbaikan gizi adalah usaha perbaikan gizi institusi (UPGI). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keadaan gizi kelompok masyarakat yang berada di suatu

XVIII/31

Page 48:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

lembaga atau institusi tertentu. Institusi yang dimaksud adalah yang mengelola dan melaksanakan pelayanan gizi bagi warganya Perhatian diberikan terutama kepada lembaga pendidikan, khususnya SD termasuk pesantren di daerah miskin, dan panti-panti sosial. Kegiatan UPGI antara lain meliputi pembinaan teknis, pelatihan, penyuluhan dan intervensi gizi.

Page 49:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

Upaya penting yang dilakukan untuk mengatasi masalah gizi anak sekolah adalah melalui program makanan tambahan anak sekolah (PMT AS). Prinsip dasar PMT-AS adalah sebagai sarana penyuluhan gizi dan kesehatan; diselenggarakan dengan melibatkan orangtua, murid, guru dan masyarakat dalam menuju kemandirian kesehatan untuk peningkatan prestasi belajar anak sekolah. Kegiatan rintisan PMT-AS diprioritaskan di desa tertinggal, yang dimulai tahun pada tahun 1991/92 di kawasan Indonesia Bagian Timur. Pada tahun 1995/96 telah berkembang meliputi 20 propinsi dan diberikan kepada 38.694 anak SD/MI di 460 SD daerah tertinggal. Tahun 1995/96 paket PMT-AS meliputi makanan jajanan, obat cacing, tablet besi untuk pencegahan anemia gizi besi (AGB) dan kegiatan penunjang seperti penyuluhan, pelatihan, dan supervisi. Makanan tambahan adalah berupa makanan jajanan yang mengandung 200-300 kilokalori, yang diberikan selama 9 bulan hari belajar efektif. Makanan jajanan dalam PMT-AS menggunakan bahan hasil pertanian desa setempat atau sekitarnya, dan pembuatan makanan jajanan dilaksanakan oleh kader-kader PKK bekerjasama dengan orang tua murid dan guru. Hasil evaluasi menyimpulkan bahwa PMT-AS terutama telah mengurangi absensi anak sekolah, meningkatkan semangat belajar, dan membuat makin baiknya tingkat kesehatan dan gizi anak sekolah.

6) Program Pengawasan Obat dan Makanan

Program pengawasan obat dan makanan

XVIII/32

Page 50:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

bertujuan: pertama, tersedianya obat dan alat kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat yang didukung oleh industri farmasi; kedua, terlindungnya masyarakat dari penggunaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan yang tidak memenuhi ketentuan standar dan persyaratan kesehatan lainnya; ketiga, terlindungnya masyarakat dari bahaya penyalahgunaan dan kesalahgunaan obat, narkotik, dan zat aditif,

Page 51:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

serta bahan berbahaya lainnya; dan keempat, meningkatnya pengguna-an obat tradisional yang terbukti bermanfaat untuk pelayanan kesehatan sejalan dengan program pengembangan pengobatan tradisional.

Upaya pemakaian obat generik untuk menyediakan obat yang berkhasiat dan bermutu dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat secara bertahap terus ditingkatkan. Pada tahun 1995/96 cakupan penjualan obat generik pada sektor swasta meningkat menjadi sekitar 37 persen atau meningkat sebesar 5 persen dibandingkan dengan cakupan pada tahun sebelumnya. Sedangkan nilai penjualan obat generik pada tahun 1995/96 mencapai Rp326,42 milyar yang berasal dari dana Inpres, anggaran sektoral, Askes/PHB, Pemda, Instansi pemerintah/BUMN dan swasta, meningkat cukup tinggi dari tahun sebelumnya yaitu Rp282,14 miliar,

Untuk menunjang ketersediaan obat dan alat kesehatan yang merata maka pembinaan dan pengembangan industri farmasi terus ditingkatkan. Pada tahun 1995/96 tercatat sebanyak 224 industri farmasi dan 1.512 pedagang besar farmasi (PBF) yang pada tahun sebelumnya berjumlah 1.355 PBF. Sedangkan nilai ekspor obat meningkat dari 43 juta dollar pada tahun 1994/95 menjadi 47 juta dollar pada tahun 1995/96. Untuk menjaga kelangsungan industri farmasi dalam negeri, kemampuan untuk memproduksi bahan baku di dalam negeri terus ditingkatkan. Pada tahun 1994/95 bahan baku yang sudah bisa diadakan di dalam negeri adalah 10,1 persen dan pada tahun 1995/96 telah meningkat menjadi 12,5 persen.

Sarana, prasarana dan sumber daya manusia untuk pengawasan obat dan makanan ditingkatkan dengan sistem dan mekanisme operasional yang makin efisien. Pada tahun 1995/96 telah dilaksanakan pelatihan tenaga pengelola obat di gudang farmasi kabupaten (GFK) dan puskesmas sebanyak 497 orang.

XVIII/33

Page 52:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

Untuk melindungi masyarakat dari penggunaan produk farmasi, alat kesehatan dan makanan yang tidak memenuhi ketentuan standar dan persyaratan kesehatan lainnya, maka pemerintah melakukan upaya pengendalian mutu produk secara ketat dan menyeluruh. Upaya pengendalian mutu produk tersebut meliputi; pertama, persyaratan bahwa setiap produk obat yang beredar harus memenuhi cara-cara pembuatan obat yang baik (CPOB); kedua, penilaian produk sebelum dan sesudah beredar; ketiga, penetapan standar mutu; keempat, pengujian laboratorium dan kelima, dengan pemeriksaan sarana produksi dan distribusi. Pada tahun 1995/96 telah dilakukan penilaian registrasi data teknis terhadap 1.852 jenis obat, 4.637 jenis makanan, 5.490 jenis kosalkes (alat kosmetika, alat kesehatan dan peralatan kesehatan rumah tangga), dan 1.941 jenis obat tradisional. Penetapan standar upaya pengendalian mutu dilakukan dengan menyusun buku monografi yang tiap tahun diterbitkan. Pada tahun 1995/96 telah disusun buku yang mencakup 100 monografi bahan makanan tambahan, 200 monografi kosmetika, dan 100 monografi obat tradisional.

Pengujian laboratorium terhadap produk obat, makanan dan alat kesehatan dimaksudkan untuk melindungi masyarakat dari penggunaan produk yang tidak memenuhi syarat kesehatan dan gangguan kesehatan yang disebabkan karena produk yang dikonsumsi mengandung bahan yang berbahaya. Pada tahun 1995/96 telah dilakukan pengujian terhadap 30.039 sampel obat, 22.964 sampel XVIII/34

Page 53:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

makanan dan minuman, 11.681 sampel kosmetika dan alat kesehatan serta 10.256 sampel obat tradisional. Pada tahun sebelumnya jumlah sampel yang diuji tercatat untuk pengujian obat sebanyak 15.881 sampel, makanan dan minuman sebanyak 1.167 sampel, kosmetika dan alat kesehatan sebanyak 6.431 sampel dan obat tradisional sebanyak 5.579 sampel. Selain itu dilakukan juga pemeriksaan sarana produksi dan distribusi untuk menjamin kelayakan produk dan

Page 54:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

kelancaran distribusi produk, sehingga tetap terjaga mutunya sampai pada masyarakat. Pada tahun 1995/96 telah dilakukan pemeriksaan terhadap 8.961 unit sarana produksi dan distribusi obat, 8.928 unit sarana dan distribusi makanan dan minuman, 2.405 unit sarana dan distribusi kosmetika dan alat kesehatan dan 2.339 unit sarana dan distribusi obat tradisional. Dibandingkan tahun 1994/95 terjadi peningkatan pemeriksaan sarana produksi dan distribusi, di mana tercatat pada tahun tersebut pemeriksaan obat sebanyak 3.394 unit, makanan dan minuman sebanyak 4.200 unit, kosmetika dan alat kesehatan sebanyak 1.032 unit, dan obat tradisional sebanyak 653 unit.

Untuk melindungi masyarakat dari bahaya penyalahgunaan dan kesalahgunaan obat, narkotika, dan zat adiktif, serta bahan berbahaya lainnya, pada tahun 1995/96 telah dilakukan penyidikan obat dan makanan sebanyak 265 kasus, dengan jumlah kasus yang dapat diselesaikan sebanyak 18 kasus (6,8 persen). Dibandingkan tahun sebelumnya tercatat 444 kasus, dengan jumlah kasus yang diselesaikan sebanyak 13 kasus (2,9 persen). Selain itu juga dilakukan pengujian laboratorium terhadap 6.866 sampel narkotika dan bahan obat ber-bahaya yang baru mulai dilaksanakan pada tahun kedua Repelita VI.

7) Program Pengobatan Tradisional

Program ini bertujuan meningkatkan pendayagunaan obat dan cara pengobatan tradisional baik secara tersendiri atau terpadu dalam pelayanan kesehatan paripurna, dalam rangka mencapai derajad kesehatan masyarakat yang optimal.

Dalam rangka perluasan dan pemerataan pelayanan kesehatan diupayakan pengembangan obat tradisional melalui penggalian, penelitian, pengujian serta penemuan obat-obatan termasuk budidaya

XVIII/35

Page 55:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

obat tradisional yang secara medis dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu dibentuk sentra pengembangan dan penerapan pengobatan tradisional (P3T). Pada tahun 1995/96 telah terbentuk 4 sentra P3T di propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur dan Sulawesi Utara. Melalui sentra tersebut dilakukan penyiapan sarana dan prasarana Berta pendataannya, pembinaan petugas terlatih, dan penelitian potensi pengobatan tradisional untuk dapat digunakan di pelayanan kesehatan formal.

Obat tradisional juga berpotensi sebagai komoditi ekspor. Nilai ekspor obat tradisional pada tahun 1994 adalah Rp22,7 miliar dan pada tahun 1995 telah meningkat menjadi Rp25 miliar. Meningkatnya ekspor obat tradisional ini didukung oleh perkembangan industri obat tradisional yang meningkat cukup pesat. Pada tahun 1994/95 ada 456 perusahaan industri obat tradisional, dan pada tahun 1995/96 bertambah menjadi 540 perusahaan. Selain itu peredaran obat tradisional juga mengalami kenaikan, dari sebesar Rp 124,2 miliar tahun 1992 menjadi Rp128 miliar tahun 1994 dan Rp180 miliar pada tahun 1995.

Dalam rangka penyusunan pola pembinaan pengobatan tradi-sional, telah dilaksanakan pertemuan konsultasi pengelola program di 27 Propinsi dan pembentukan forum komunikasi lintas program dan lintas sektor di tingkat pusat dua kali setahun, tingkat propinsi dan kabupaten satu kali setahun. Untuk mengetahui potensi tenaga pengobat tradisional, dilaksanakan inventarisasi tenaga pengobat tradisional. Pada tahun 1995/96 jumlah tenaga pengobatan tradisional yang telah diinventarisasi mencapai 195.486 orang. Kepada tenaga pengobat tradisional tersebut secara bertahap diupayakan untuk memberikan pembinaan langsung antara lain melalui serangkaian sarasehan. Jumlah yang telah dicakup sampai tahun kedua Repelita VI baru mencapai 5.320 orang di 438 kecamatan.

XVIII/36

Page 56:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

Untuk meningkatkan kegiatan pengkajian metode pengobatan tradisional, pada tahun 1995/96 dilaksanakan pelatihan bagi 225 orang. Selain itu dilakukan pula penggalian/ dokumentasi pengobatan dan obat tradisional warisan budaya bangsa pada empat propinsi yaitu Sumatera Barat, Sumatera Utara, Kalimantan Barat dan Jambi.

Pengembangan dan pengadaan bibit tanaman obat dalam upaya budidaya tanaman obat dilakukan melalui penyuluhan taman obat keluarga (TOGA). Sasaran dari peningkatan budidaya difokuskan pada ketersediaan bahan baku secara kontinyu dan keseragaman mutu bahan. Pada tahun 1995/96, pengelolaan budidaya koleksi tanaman obat dilakukan pada areal seluas tiga hektar.

b. Program Penunjang

1) Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih

Tujuan dari program penyediaan dan pengelolaan air bersih di sub sektor kesehatan adalah untuk meningkatkan pengamanan kualitas air bagi berbagai kebutuhan dan kehidupan penduduk, baik yang berada di perdesaan maupun di perkotaan. Kegiatan pokok dari program ini meliputi pembakuan dan pengaturan kualitas air, pengawasan kualitas air, perbaikan kualitas air, dan pembinaan pemakai air serta kegiatan pendukung.

Pada tahun kedua Repelita VI telah dilaksanakan pengawasan kualitas air yang mencakup pemeriksaan terhadap sekitar 300 ribu sarana air bersih dan pengambilan serta pemeriksaan sampel air sebanyak 600 ribu sampel. Untuk menunjang pengawasan dan pemeriksaan kualitas air telah disusun profil penyediaan dan pengelolaan air bersih (PAB) pada 826 desa yang merupakan data

XVIII/37

Page 57:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

dasar atau gambaran mengenai keadaan sanitasi sarana dan kualitas air. Pengadaan berbagai sarana air dan pengawasan kualitasnya ditunjang dengan upaya perbaikan kualitas air. Pada tahun 1995/96 telah dilaksanakan perbaikan kualitas air di 2.500 desa atau meningkat lebih dari 38 persen dibandingkan dengan jumlah desa pada tahun sebelumnya.

Guna meningkatkan pengertian dan kesadaran serta kemampuan masyarakat untuk melakukan upaya pengawasan kualitas air dilaksanakan pembinaan pemakai air. Kegiatannya meliputi penyuluhan penyehatan air, pembinaan kelompok pemakai air dan pembentukan desa percontohan kesehatan lingkungan (DPKL). Pada tahun 1995/96 penyuluhan penyehatan air dan pembinaan kelompok pemakai air telah dilaksanakan di 2.500 desa, sesuai dengan jumlah desa yang melaksanakan perbaikan kualitas air. Pembentukan dan pembinaan kelompok pemakai air (Pokmair) merupakan upaya untuk menyediakan wadah bagi peran serta masyarakat dalam pembangunan, pemanfaatan, pemeliharaan dan pengembangan sarana penyediaan air bersih. Sementara itu telah dibentuk desa-desa percontohan kesehatan lingkungan di 13 propinsi yang meliputi 54 Dati II, 114 kecamatan dan 161 desa.

Dengan makin meningkat dan intensifnya kegiatan pengawasan dan perbaikan kualitas air, serta pembinaan terhadap pemakai air, hasil pemeriksaan sanitasi air bersih pada tahun 1995/96 menunjukkan adanya penurunan tingkat resiko XVIII/38

Page 58:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

pencemaran sarana air bersih. Berdasarkan pemeriksaan tersebut tercatat bahwa sarana air bersih dengan tingkat resiko pencemaran amat tinggi adalah sebesar 27,65 persen, tinggi 16,17 persen, sedang 27,48 persen dan rendah 20,23 persen atau masing-masing menurun sebesar 0,55 persen, 6,63 persen, 9,72 persen, dan 11,47 persen dibandingkan dengan tahun 1994/95. Sementara itu, secara keseluruhan cakupan penyediaan air

Page 59:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

bersih meningkat dari 53 persen pada Repelita V menjadi sekitar 60 persen pada tahun kedua Repelita VI.

2) Program Penyehatan Lingkungan Permukiman

Program ini bertujuan untuk mewujudkan lingkungan yang lebih sehat agar dapat melindungi. masyarakat dari segala kemungkinan kejadian yang dapat menimbulkan gangguan dan atau bahaya terhadap kesehatan. Kegiatannya meliputi pengawasan dan pemeliharaan kualitas lingkungan, penyuluhan kesehatan lingkungan, pendidikan dan pelatihan tenaga.

Pada tahun 1995/96 telah dilaksanakan pengawasan dan pemeliharaan kualitas lingkungan di 194 Dati II yang mencakup 33.485 sarana. Sarana yang dimaksud antara lain meliputi tempat pengelolaan makanan, pengelolaan pestisida, tempat pembuangan sampah, sarana angkutan umum dan kawasan industri. Sementara itu penyuluhan kesehatan lingkungan telah dilaksanakan di 1.722 desa, terutama di desa tertinggal, daerah kumuh perkotaan, daerah endemis penyakit menular, daerah transmigrasi, masyarakat terasing, daerah nelayan, desa pengrajin makanan. Penyuluhan dilakukan dengan melibatkan peran serta masyarakat secara aktif antara lain melalui desa percontohan kesehatan lingkungan dan "Gerakan Jum'at Bersih". Gerakan Jumat Bersih ini merupakan upaya masyarakat untuk mencip-takan lingkungan bersih dan sehat yang pada awalnya diprakarsai oleh tuan guru dan tokoh masyarakat di Nusa Tenggara Barat.

Pada tahun 1995/96 telah dilakukan pula pemantauan, pemaparan dan pengendalian pencemaran di 738 lokasi serta penanggulangan 23 kasus kejadian luar biasa. Untuk membangun kemampuan sumber daya manusia telah dilaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi 1.688

XVIII/39

Page 60:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

tenaga kesehatan lingkungan di tingkat puskesmas, Dati II dan Propinsi.

3) Program Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan

Program pendidikan dan pelatihan kesehatan terdiri atas dua komponen yaitu pendidikan kedinasan dan pelatihan tenaga kesehatan. Tujuan dari pendidikan kedinasan adalah menyediakan tenaga kesehatan. dalam jumlah, jenis dan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan program kesehatan. Sedangkan pelatihan tenaga kesehatan bertujuan meningkatkan mutu sumber daya di bidang kesehatan agar dapat meningkatkan hasil kerjanya dalam menunjang mutu pelayanan kesehatan, memperkuat tim kerja serta menunjang pengembangan karier.

Kegiatan pokok pendidikan kedinasan antara lain meliputi penyelenggaraan pendidikan kedinasan bidang kesehatan di berbagai jenis dan jenjang pendidikan, peningkatan kesempatan belajar (karya siswa), dan peningkatan mutu pendidikan kedinasan. Pada tahun 1995/96 dilaksanakan pendidikan tenaga bidan bagi 6.718 orang calon bidan melalui program A (lulusan SPK ditambah pendidikan bidan 1 tahun), dan 6:624 calon bidan melalui program C (lulusan SLTP ditambah pendidikan bidan 3 tahun). Di samping pendidikan tenaga bidan dan perawat, juga dididik berbagai tenaga kesehatan lainnya pada tingkat D-I dan D-III` untuk jurusan gizi, sanitasi, fisioterapi, XVIII/40

Page 61:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

radiodiagnostik dan radioterapi serta teknik elektromedik. Sementara itu, guns meningkatkan mutu pendidikan kedinasan pada tahun 1995/96 telah dilaksanakan peningkatan kualitas tenaga pendidik, termasuk guru bidan dan instruktur klinis. Melalui program AKTA III dan IV telah diberikan pendidikan bagi sebanyak 280 orang dan pendalaman bidang studi bagi 1.706 orang.

Page 62:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

Dalam komponen pelatihan tenaga kesehatan, kegiatan yang dilaksanakan antara lain meliputi pengembangan institusi pendidikan dan pelatihan (diklat), dan pengembangan sumber daya tenaga kesehatan. Dalam rangka pengembangan institusi diklat pada tahun 1995/96 dilaksanakan pembangunan balai pelatihan kesehatan (Bapelkes) di Gombong (Jawa Tengah), Jantho (DI Aceh), Pakanbaru (Riau), Jambi, Palangkaraya (Kalimantan Tengah), Ambon (Maluku) dan Abepura (Irian Jaya). Untuk melengkapi fasilitas Bapelkes yang telah ada disediakan 18 paket peralatan pendidikan. Bapelkes ini berfungsi sebagai lembaga penyelenggara pelatihan tenaga kesehatan. Pada tahun 1995/96 jumlah tenaga kesehatan yang dilatih baik di pusat maupun di daerah mencapai 42.641 orang terdiri dari pelatihan pra-jabatan sebanyak 12.446 orang, pelatihan penjenjangan sebanyak 390 orang, pelatihan teknis fungsional terpadu bagi bidan desa, dokter dan dokter gigi puskesmas sebanyak 3.888 orang, dan pelatihan teknis lainnya sebanyak 25.917 orang.

Untuk lebih memeratakan penyebaran tenaga kesehatan, pada tahun 1995/96 telah ditempatkan sekitar 16.946 orang tenaga kesehat-an, yang terdiri dari 2.768 orang dokter PTT, 704 orang dokter gigi PTT, 11.564 orang tenaga paramedis perawatan termasuk di dalam-nya 8.155 orang bidan PTT, 1.313 paramedis nonperawatan, dan 597 tenaga sarjana dan diploma bidang kesehatan (Tabel XVIII-4).

4) Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Program ini bertujuan untuk menunjang pembangunan kesehatan secara optimal khususnya yang menyangkut perluasan jangkauan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan, serta pengembangan ilmu kedokteran bagi kepentingan masyarakat banyak. Di samping itu, program ini ditujukan untuk memantapkan dan mengembangkan kemampuan institusional penelitian dan pengembangan kesehatan.

XVIII/41

Page 63:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

Pada tahun 1995/96 telah dilaksanakan 29 kegiatan penelitian yang meliputi penelitian di bidang ekologi kesehatan, penyakit menular dan tidak menular, farmasi, gizi, pelayanan kesehatan, dan pengkajian sumber daya kesehatan.

Untuk meningkatkan jaringan kerjasama penelitian antar instansi di bidang kesehatan, telah dilaksanakan kerjasama ilmiah baik ditingkat nasional maupun internasional, dengan melengkapi jaringan iptek kesehatan dengan jaringan iptek Dewan Riset Nasional (DRN), serta publikasi hasil-hasil penelitian.

5) Program Pengembangan Informasi Kesehatan

Program ini bertujuan untuk meningkatkan, mengembangkan dan memantapkan sistem informasi kesehatan yang mampu memberikan data dan informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan untuk proses pengambilan keputusan di berbagai tingkat adminitrasi. Selain itu juga bertujuan memberikan data dan informasi untuk peningkatan peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan dan menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan.

Pengelolaan data di tingkat propinsi terus ditingkatkan terutama dalam rangka peningkatan kemampuan manajemen kesehatan, penguasaan wilayah melalui penyusunan Profil Kesehatan, Laporan Eksekutif, Informasi Tenaga Kesehatan, Pembiayaan Kesehatan, penyampaian umpan batik ke Dati II, dan pengembangan Jaringan Informasi di propinsi. Pada tahun 1995/96 telah dilaksanakan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data berupa 27 profil kesehatan propinsi. Untuk meningkatkan kemampuan tenaga pengelola data dan informasi telah dilaksanakan kegiatan pelatihan bagi 84 orang tenaga pengelola data informasi kesehatan.

XVIII/42

Page 64:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

TABEL XVIII — 1 APERKEMBANGAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS 1)

1993/94, 1994/95 — 1995/96

Repelita VINo. Jenis Kegiatan Satuan 1993/94 1994/95 1995/9

61. Pembangunan Puskesmas unit 140 30 30

2. Pembangunan Puskesmas Pembantu

gedung 1.387 500 500

3. Pembangunan Rumah Dokter rumah 300 230 230

4. Perbaikan Puskesmas gedung 1.575 1.168 430

5. Perbaikan Puskesmas Pembantu

gedung 2.900 2.931 1.560

6. Pengadaan Puskesmas Keliling

unit 720 528 530

1) Angka Tahunan

XVIII/43

Page 65:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

GRAFIK XVIII - 1PERKEMBANGAN JUMLAH PEMBANGUNAN

PUSKESMAS1993/94, 1994/95 - 1995/96

(

XVIII/44

Page 66:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

TABEL XVIII—1BPERKEMBANGAN JUMLAH PEMBANGUNAN PUSKESMAS

1993/94, 1994/95 — 1995/96

Repelita VINo. Jenis Kegiatan Satuan 1993/94 1994/95 1995/96

1. Pembangunan Puskesmas unit 6.954 6.984 7.014

2. Pembangunan Puskesmas Pembantu

gedung

19.977 20.477 20.977

3. Pembangunan Rumah Dokter rumah 3.564 3.794 4.024

4. Perbaikan Puskesmas gedung

14.613 15.781 16.211

5. Perbaikan Puskesmas Pembantu

gedung

18.539 21.470 23.030

6. Pengadaan Puskesmas Keliling unit 6:024 6.552 7.082

XVIII/45

Page 67:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

TABEL XVIII - 2PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT (RS) DAN TEMPAT TIDUR (TT)

1993/94,1994/95 - 1995/96

Repelita VINo Jenis Rumah Sakit 1993/94 1994/95 1995/96

Jumlah RS Jumlah Jumlah RS Jumlah Jumlah RS Jumlah(gedung) TT (gedung) TT (gedung) TT

1. Rumah Sakit Umum (RSU)

830 97.197 835 98.952 850 100.388a. RSU Pusat 16 9.2% 15 9.081 15 9.023

b. RSU 321 38.693 321 39.732 323 40.069c. RSU ABRI 110 11.125 110 10.822 110 10.752d. RSU Departemen Lain

84 7.541 78 7.273 73 7.246e. RSU Swasta 299 30.542 311 32.044 329 33.298

2. Rumah Sakit Khusus (RSK)

843 28.784 906 29.756 1.018 32.111a. RSK Pusat 44 9.514 45 9.883 45 9.714b. RSK Prop./Kab./Kodya

38 2.821 39 2.777 40 2.795c. RSK ABRI 20 392 20 392 20 392d. RSK Departemen Lain

10 161 10 161 10 161e. RSK Swasta 731 15.896 792 16.543 903 19.049

Jumlah 1.673 125.981 1.741 128.708 1.868 132.499

XVIII/46

Page 68:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

GRAFIK XVIII - 2PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT (RS)

1993/94, 1994/95 - 1995/96

XVIII/47

Page 69:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

TABEL XVIII – 3PERKEMBANGAN USAHA PEMBERANTASAN DAN PENCEGAHAN

PENYAKIT MENULAR 1)

1993/94, 1994/95 – 1995/96(ribuan)

1) Angka tahunan

XVIII/48

Page 70:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

TABEL XVIII — 4PELAKSANAAN PENEMPATAN BEBERAPA JENIS TENAGA

KESEHATAN1993/94,1994/95 — 1995/96

Repelita VINo. Jenis Tenaga 1993/94 1994/95 1995/96

1. Dokter 1.700 3.316 2.768

2. Dokter Gigi 336 896 704

3. Perawat Kesehatan 4.490 12.241 11.564

4. Paramedis Non Perawat dan 3.803 1.531 1.313

5.

Pekarya Kesehatan

Tenaga akademis bidang 605 2.070 597kesehatan

J u m l a h 10.934 20.054 16.946

XVIII/49

Page 71:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

Selain itu untuk menunjang pengembangan sistem informasi dilaksanakan pula pengadaan peralatan komputer sebanyak 209 set. Berbagai upaya tersebut telah menambah ketersediaan data yang akurat dan tepat waktu, sehingga kemampuan perencanaan, pengelola-an dan pengawasan pembangunan kesehatan pada berbagai tingkat administrasi makin meningkat.

C. KESEJAHTERAAN SOSIAL

1. Sasaran, Kebijaksanaan, dan Program Repelita VI

Sasaran pembangunan kesejahteraan sosial dalam Repelita VI adalah terlayani dan terehabilitasinya 230 ribu orang penyandang cacat, 15 ribu orang anak nakal dan korban penyalahgunaan narkotika dan 31 ribu orang tunasosial. Sasaran selanjutnya ialah terlayaninya 225 ribu orang lanjut usia, terbinanya 450 ribu orang anak yang terlantar, 48,3 ribu KK masyarakat terasing, 23 ribu karang taruna, 4.100 organisasi sosial, 62 ribu tenaga kesejahteraan sosial, dan 202,3 ribu KK fakir miskin. Sasaran lainnya adalah meningkatnya nilai-nilai kepeloporan, keperintisan dan kepahlawanan. Meningkatnya jumlah dan kualitas tempat-tempat penitipan anak dan balita bagi para ibu yang bekerja juga merupakan sasaran yang diupayakan.

Berbagai kebijaksanaan ditempuh untuk mencapai sasaran tersebut, antara lain dengan meningkatkan pelayanan clan rehabilitasi sosial penyandang cacat, anak nakal dan korban penyalahgunaan narkotika, serta tunasosial, meningkatkan pembinaan kesejahteraan sosial lanjut usia, meningkatkan pembinaan kesejahteraan sosial anak terlantar, melakukan pembinaan kesejahteraan sosial masyarakat terasing dan terpencil, meningkatkan pembinaan karang taruna, meningkatkan peranan organisasi sosial, meningkatkan pembinaan

XVIII/50

Page 72:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

kesejahteraan sosial fakir miskin, dan meningkatkan penyuluhan dan bimbingan sosial, serta meningkatkan upaya penanggulangan bencana.

Dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan untuk mencapai sasaran tersebut diatas, ditetapkan tiga program pokok yang meliputi program pembinaan kesejahteraan sosial; program pelayanan dan rehabilitasi sosial; dan program peningkatan partisipasi sosial masyarakat. Seluruh program pokok tersebut didukung oleh beberapa program penunjang yang pelaksanaannya dilakukan secara terpadu dengan program pembangunan bidang lainnya dan dengan mengikutsertakan masyarakat.

2. Pelaksanaan dan Hasil Pembangunan Tahun Kedua Repelita VI

Salah satu upaya untuk tercapainya keadilan sosial dilakukan melalui pembangunan kesejahteraan sosial. Kegiatan pembangunan kesejahteraan sosial dalam tahun kedua (1995/96) Repelita VI merupakan kelanjutan, peningkatan dan perluasan pelaksanaan program-program tahun pertama (1994/95), yaitu untuk meningkatkan mutu, profesionalitas dan cakupan pelayanan sosial serta meningkat -kan kesadaran, kesetiakawanan dan tanggung jawab sosial masyarakat untuk turut menangani masalah-masalah sosial melalui penyelenggara-an pelayanan sosial. Upaya-upaya tersebut dilakukan melalui program-program pokok dan penunjang sebagai berikut.

a. Program Pokok

1) Program Pembinaan Kesejahteraan Sosial

Program ini ditujukan untuk meningkatkan taraf kesejahteraan sosial masyarakat, khususnya penyandang masalah sosial, dan

XVIII/51

Page 73:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

mewujudkan kondisi sosial masyarakat yang dinamis untuk mendukung berkembangnya kesetiakawanan dan tanggung jawab sosial masyarakat. Untuk itu dilaksanakan kegiatan pokok yang meliputi pembinaan kesejahteraan sosial masyarakat terasing, pembinaan kesejahteraan sosial fakir miskin, pembinaan nilai-nilai kepeloporan, keperintisan, kepahlawanan, dan pembinaan kese-jahteraan sosial para lanjut usia, serta pembinaan kesejahteraan sosial anak yang terlantar.

a) Pembinaan Kesejahteraan Sosial Masyarakat Terasing

Untuk meningkatkan harkat dan martabat serta taraf kehidupan masyarakat terasing kearah yang lebih maju seperti yang telah dicapai oleh masyarakat di desa-desa sekitarnya, dilaksanakan kegiatan-kegiatan penyuluhan dan bimbingan sosial, penataan dan pembangun-an permukiman yang dilengkapi dengan penyediaan lahan, jaminan hidup, pemberian bimbingan keterampilan seperti pertanian dan peternakan termasuk pemberian bermacam bibit. Pembinaan bagi mereka dilakukan secara terpadu dengan berbagai sektor pembangun-an lainnya seperti kesehatan, pendidikan, agama, pertanian, kehutanan, transmigrasi, dan terutama dengan pemerintah daerah. Di samping itu pembinaan juga dilakukan bersama dengan organisasi sosial (Orsos), lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan organisasi keagamaan. Agar pembinaan bagi mereka lebih berhasilguna, sejak tahun kedua Repelita VI dilakukan persiapan pembinaan yang lebih matang bagi masyarakat

XVIII/52

Page 74:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

terasing yang baru ditemukan melalui studi kondisi sosial budaya yang mendalam, bekerjasama dengan 18 universitas daerah dan didukung oleh para ahli sosiologi dan antropologi, sehingga arah pembinaan tahun-tahun selanjutnya sesuai dengan kondisi dan aspirasi mereka. Mengingat sebagian terbesar masyarakat terasing merupakan bagian dari penduduk miskin, maka

Page 75:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

pembinaan bagi mereka merupakan salah satu upaya yang penting dalam penanggulangan kemiskinan.

Dibandingkan dengan pembinaan tahun 1994/95 sebanyak 6.500 KK, maka kegiatan pembinaan untuk tahun 1995/96 menurun menjadi 5.993 KK atau berkurang sebanyak 507 KK (Tabel XVIII-5). Penurunan tersebut merupakan suatu upaya untuk lebih memantapkan kualitas pembinaan pada masing-masing keluarga sehingga lebih berhasil guna. Dalam rangka itu pada tahun 1995/96 telah dilakukan Studi Budaya Masyarakat Terasing dan Lingkungan hidupnya. Melalui studi ini lebih dipahami prinsip-prinsip sosial budaya dan kondisi lingkungan yang melandasi pemanfaatan dan pengelolaan cumber daya masyarakat terasing. Hasil studi tersebut dijadikan tuntunan untuk menemukan strategi, macam kegiatan dan tahapan kegiatan pembinaan kesejahteraan masyarakat terasing yang spesifik untuk masing-masing lokasi. Pada tahun 1995/96, Studi Budaya Masyarakat Terasing antara lain menemukan suku terasing baru yaitu suku Poliho di Kabupaten Gorontalo, Propinsi Sulawesi Utara. Pembinaan oleh petugas juga makin diintensifkan didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana sosial yang makin baik di daerah permukiman.

Contoh pembinaan masyarakat terasing yang berhasil, antara lain adalah pembinaan masyarakat terasing di permukiman Labondua Propinsi Sulawesi Tenggara yang telah berhasil meningkatkan produksi perikanan. Permukiman Madobag II Propinsi Sumatera Barat berkembang menjadi tempat tujuan wisata dan merupakan desa budaya. Di permukiman Waelangi I di Kabupaten Sumba Barat Propinsi Nusa Tenggara Timur, warganya telah berhasil mengembangkan tanaman coklat dan ternak kambing sebagai mata pencaharian bahkan telah mampu memenuhi kebutuhan daerah lain.

XVIII/53

Page 76:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

b) Pembinaan Kesejahteraan Sosial Fakir Miskin

Sebagai bagian dari upaya penanggulangan kemiskinan, pembinaan kesejahteraan sosial fakir miskin diarahkan untuk menyiapkan kaum fakir miskin untuk memiliki kemampuan dan ke-terampilan mengakses dan memanfaatkan upaya-upaya pembangunan di berbagai sektor untuk meningkatkan taraf hidupnya. Untuk itu pada tahun 1995/96 dilanjutkan kegiatan-kegiatan yang terpadu dengan IDT, berupa pemberian motivasi, pembentukan kelompok, dan pemberian paket usaha produktif yang diawali dengan pelatihan keterampilan. Disamping itu untuk meningkatkan motivasi kelompok melaksanakan kegiatan usahanya, dilakukan pula lomba keberhasilan kelompok bersama (KUB) yang di desa IDT dikenal sebagai kelompok masyarakat (Pokmas) IDT dimulai dari tingkat kecamatan sampai propinsi. Kegiatan ini dilakukan bersama dengan pemerintah daerah.

Pada tahun 1995/96 keluarga miskin yang telah dibantu melalui program ini berjumlah kurang lebih 21.130 KK, tersebar di 571 desa di luar desa IDT di seluruh propinsi (Tabel XVIII-6). Di samping itu untuk mendukung pelaksanaan program IDT pada tahun 1995/96 dipersiapkan 718 orang petugas sosial kecamatan (PSK) yang ditempatkan di desa-desa miskin yang membutuhkan penanganan khusus sebagai pendamping purna waktu bagi kelompok masyarakat yang memperoleh bantuan program IDT.

c) Pembinaan Nilai-nilai Kepeloporan, Keperintisan dan Kepahlawanan

XVIII/54

Page 77:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

Melalui kegiatan ini diupayakan untuk memelihara dan melestarikan nilai-nilai kepeloporan, keperintisan dan kepahlawanan pada semua lapisan masyarakat, terutama generasi muda sebagai penerus bangsa. Dalam rangka ini termasuk kegiatan pembangunan

Page 78:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

dan pemugaran Taman Makam Pahlawan, Makam Pahlawan Nasional, Makam Perintis Kemerdekaan dan upaya-upaya penanaman dan penyebarluasan nilai-nilai perjuangan para pahlawan. Selain itu dilakukan juga upaya untuk memberikan penghargaan dan terima kasih atas jasa, pengorbanan dan perjuangan yang telah diberikan kepada nusa, bangsa dan negara, berupa pemberian bantuan sosial kepada keluarga para pahlawan nasional dan pejuang keperintisan yang kurang mampu.

Pada tahun 1995/96 telah dilaksanakan pemugaran 39 Taman Makam Pahlawan yang tersebar di 26 propinsi, 2 buah Makam Pahlawan Nasional dan 59 Makam Perintis Kemerdekaan. Bantuan perbaikan rumah telah diberikan pada tahun 1995/96 kepada 88 orang perintis kemerdekaan dan keluarganya. Di samping itu diselenggara-kan acara-acara peringatan hari-hari besar, dalam bentuk seminar dan sarasehan mengenai nilai-nilai kepahlawanan, kepeloporan, dan kepe-rintisan, untuk para pelajar SLTA, organisasi pemuda dan mahasiswa.

d) Pembinaan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia

Pemerintah memberikan perhatian khusus pada lanjut usia yang terlantar dan tidak mampu. Untuk itu kepada para lanjut usia diupaya-kan untuk memberi berbagai pelayanan sosial seperti bimbingan mental dan sosial, pelayanan kesehatan, kegiatan keagamaan, rekreasi, bimbingan keterampilan kerja, dan bantuan modal usaha bagi yang masih potensial untuk berusaha dan berkarya. Kegiatan pelayanan sosial tersebut dilakukan baik di dalam maupun di luar panti.

Pada tahun 1995/96 telah diberikan bantuan bagi 47.012 orang lanjut usia yang tidak mampu atau meningkat dengan sebanyak 3.539 orang bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya (Tabel XVIII-7).

XVIII/55

Page 79:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

Di samping itu telah direhabilitasi 10 panti lanjut usia (Panti Sosial Tresna Werdha) milik pemerintah dan masyarakat.

e) Pembinaan Kesejahteraan Sosial Anak yang Terlantar

Dengan sistem pendataan yang lebih intensif, jumlah anak terlantar yang tercatat pada tahun 1995 meningkat dari 2.319.00 orang pada tahun 1992 menjadi 2.635.600 orang. Anak-anak terlantar memerlukan pembinaan terutama dalam hal pendidikan, keagamaan, asuhan dan bimbingan sosial, pelatihan ketrampilan, serta pengadaan lapangan kerja. Pembinaan kesejahteraan sosial bagi anak yang terlantar berupaya memberikan pelayanan berupa asuhan dan bimbingan sosial, serta pelatihan keterampilan yang diikuti dengan pemberian kesempatan untuk mengikuti praktek belajar di perusahaan-perusahaan agar dapat mandiri.

Pada tahun 1995/96 telah diberikan pelayanan bagi 238.645 orang anak terlantar baik yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun masyarakat, meningkat 17,8 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya (Tabel XIII-7). Peningkatan jangkauan pelayanan ini terutama adalah yang dilakukan sendiri oleh masyarakat. Semakin besarnya peran masyarakat dalam menyantuni anak terlantar merupakan cerminan dari semakin besarnya rasa kesetiakawanan dan tanggung jawab sosial serta kemampuan masyarakat untuk menyelesaikan masalah-masalah sosial. Pada tahun 1995/96 telah diupayakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan 27 buah panti pemerintah dan masyarakat, serta memberikan pelatihan bagi para petugas pelayanan panti masyarakat.

XVIII/56

Page 80:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

2) Program Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

Program ini bertujuan untuk mengembalikan dan meningkatkan kemampuan warga masyarakat, baik perseorangan, keluarga maupun kelompok penyandang masalah sosial sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dan dapat hidup sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaannya. Adapun sasaran program ini meliputi para penyandang cacat, anak nakal dan korban penyalahgunaan narkotika, serta tunasosial.

Pelayanan sosial bagi para penyandang cacat diberikan kepada cacat veteran, cacat tubuh, cacat netra, cacat rungu wicara, cacat mental dan bekas penyandang penyakit kronis. Untuk memulihkan fungsi sosial dan meningkatkan kesejahteraan sosial mereka agar dapat menjadi manusia yang produktif, dilakukan bimbingan dan penyuluhan, rehabilitasi fisik, mental dan sosial, pelatihan keterampilan kerja yang diikuti dengan pemberian bantuan modal usaha, dan pemberian kesempatan praktek belajar kerja pada perusahaan, serta penyaluran mereka untuk bekerja di perusahaan-perusahaan. Kegiatan tersebut dilaksanakan baik di dalam maupun luar panti dengan mengikutsertakan keluarga dan masyarakat. Di samping itu diupayakan pula penyelenggaraan asrama bagi murid-murid sekolah luar biasa (SLB).

Pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang cacat pada tahun 1995/96 ditingkatkan kualitasnya antara lain melalui pemberian paket praktek belajar kerja yang lebih lengkap di perusahaan-perusahaan baik milik swasta maupun pemerintah. Dengan cara ini diharapkan kesempatan bagi para penyandang cacat untuk dapat bekerja menjadi lebih besar. Penyandang cacat yang dilayani dan direhabilitasi pada tahun 1995/96 berjumlah 45.025 orang (Tabel XVIII-8), atau meningkat sebanyak 1.079 orang bila dibandingkan

XVIII/57

Page 81:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

dengan tahun sebelumnya. Bila dibandingkan dengan target Repelita VI untuk tahun yang sama 44.000 orang, maka jumlah ini telah melampaui target. Disamping itu telah diberikan bantuan biaya asrama bagi 3.620 murid sekolah dasar luar biasa (SDLB) di 186 SDLB milik pemerintah daerah.

Untuk mendukung peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan sosial bagi penyandang cacat telah dilaksanakan rehabilitasi dan penyempurnaan 17 panti rehabilitasi sosial cacat milik pemerintah dan masyarakat dan diadakan 10 buah mobil unit rehabilitasi sosial keliling (URSK). Di samping itu untuk meningkatkan mutu dan profesionalisme pelayanan sosial dilakukan pelatihan pembuatan kaki dan tangan palsu bagi petugas pelayanan panti rehabilitasi cacat tubuh di RC Dr. Soeharso - Surakarta, pelatihan keterampilan pijat shiatsu bagi instruktur panti rehabilitasi cacat netra, dan pemantapan kemampuan penggunaan Bahasa Isyarat Bahasa Indonesia bagi petugas rehabilitasi rungu wicara.

Pada tahun 1995/96 telah dirintis penciptaan lapangan kerja bagi penyandang cacat netra, khususnya yang dibina pada Panti Sosial Bina Netra "Tan Miyat" Jakarta, yaitu sebagai tenaga operator telepon di beberapa perusahaan. Di tahun-tahun mendatang rintisan ini diharap-kan dapat dikembangkan dan ditingkatkan sebagai lapangan kerja baru bagi penyandang cacat netra.

Para penyandang cacat tubuh yang telah berhasil dibina melalui Panti Sosial Bina Daksa Bangil Jawa Timur telah mampu meningkatkan produksi kerajinan tangan dari rotan maupun kain sulaman sehingga dapat di ekspor ke Jepang dan Malaysia, Brunei Darussalam dan Thailand. Sedangkan Balai Penerbitan Braille Indonesia di Bandung Jawa Barat, selain telah berhasil me-ngembangkan produksi buku dan kaset rekaman Ilmu Pengetahuan

XVIII/58

Page 82:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

Umum dan Kesenian, pada tahun 1995/96 juga memproduksi Al Qur'an Braille, meskipun baru sampai pada beberapa juz.

Di samping untuk anak cacat, kegiatan rehabilitasi sosial juga melayani anak nakal dan korban penyalahgunaan narkotika. Mereka adalah anak nakal yang belum sampai pada tindak pidana termasuk korban penyalahgunaan narkotika, bahan adiktif lainnya, dan minuman keras. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembalikan mereka menjadi anggota masyarakat yang hidup secara .baik dan layak. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi bimbingan sosial, rehabilitasi, pelatihan keterampilan, dan pemberian bantuan modal usaha. Mulai tahun 1994/95 dalam kegiatan bimbingan sosial, dimasukkan pula penyuluhan tentang bahaya dan pencegahan penyakit AIDS. Jumlah anak nakal dan korban penyalahgunaan narkotika yang diberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial pada tahun 1995/96 hampir sama dengan tahun sebelumnya yaitu sebanyak 2.685 orang anak. Untuk menunjang kegiatan penyantunan terhadap anak nakal dan korban penyalahgunaan narkotika telah diperbaiki dan disempurnakan 7 (tujuh) buah panti.

Bagi para tunasosial, yaitu para gelandangan dan pengemis, tuna susila dan bekas narapidana pelayanan dan rehabilitasi sosial ditujukan untuk mengembalikan kemauan dan kemampuan mereka untuk hidup sebagai warga masyarakat yang berguna, berkualitas dan produktif. Untuk itu dilakukan kegiatan bimbingan, rehabilitasi, dan pelatihan keterampilan berusaha yang disertai dengan bantuan modal usaha. Di samping itu bagi mereka diberikan pula penyuluhan dan bimbingan tentang bahaya penyakit AIDS serta upaya-upaya pencegahan dan penanggulangannya. Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan mengikutsertakan berbagai sektor terkait, keluarga dan masyarakat. Dalam tahun 1995/96 telah direhabilitasi dan diresosialisasikan sebanyak 4.539 orang tunasosial yang terdiri dari 1.130 orang tuna

XVIII/59

Page 83:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

susila, 1.650 orang gelandangan dan pengemis, dan 1.759 orang bekas narapidana. Meskipun jumlah tersebut lebih besar dari jumlah yang dibina tahun 1994/95 yaitu sebanyak 3.943 orang tidak dapat dikatakan bahwa masalah tunasosial meningkat pada tahun 1995/96. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan intensitas penjaringan terhadap para tunasosial. Kegiatan bimbingan sosial khusus untuk pencegahan HIV/AIDS telah dilaksanakan di 170 lokasi dengan sasaran 17.000 orang di 27 propinsi.

3) Program Peningkatan Partisipasi Sosial Masyarakat

Program ini bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan peran serta masyarakat dalam kegiatan pembangunan kesejahteraan sosial secara melembaga dan terorganisasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, kegiatan yang dilakukan diarahkan pada upaya meningkatkan kepedulian dan kepekaan masyarakat terhadap permasalahan sosial dan lingkungannya, meningkatkan mutu pelayanan sosial secara profesional, dan mendorong golongan mampu untuk ikut berperan dalam pembangunan kesejahteraan sosial sebagai perwujudan kesadaran, kesetiakawanan dan tanggung jawab sosial serta membantu meningkatkan kesejahteraan sosial warga masyarakat yang tergolong rawan sosial ekonomi. Kegiatan pokok program ini meliputi penyuluhan dan bimbingan sosial pada masyarakat, pembinaan organisasi sosial, dan pembinaan tenaga kesejahteraan sosial masyarakat.

Sasaran kegiatan penyuluhan dan bimbingan sosial adalah seluruh warga masyarakat termasuk golongan masyarakat mampu terutama di wilayah yang rawan permasalahan sosial seperti di kawasan pemukiman kumuh, kawasan yang angka kriminalitas dan prosti -tusinya tinggi. Untuk menciptakan iklim dan suasana yang mendukung bagi peningkatan peran serta masyarakat dalam menghadapi per -

XVIII/60

Page 84:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

masalahan sosial, pada tahun 1995/96 telah dilaksanakan penyuluhan dan bimbingan sosial di 5.417 desa/kelurahan yang tersebar di semua propinsi yang dilaksanakan oleh Orsos, LSM, tokoh masyarakat, pemuda dan wanita, pemimpin formal dan informal dengan memanfaatkan berbagai media massa.

Apabila pada tahun 1994/95 jumlah orsos yang dibina adalah sebanyak 2.575 orsos, pada tahun 1995/96 jumlah tersebut meningkat menjadi 3.030 orsos. Pembinaan bagi orsos ini dilakukan melalui pelatihan manajemen dan profesi pekerjaan sosial bagi 2.400 orsos dan pemberian bantuan pengembangan organisasi dan pelayanan sosial bagi 630 orsos. Pelatihan-pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan orsos, yayasan dan lembaga sosial, termasuk LSM dan organisasi keagamaan, dalam kegiatan pelayanan sosial. Di samping itu dikembangkan. pula forum komunikasi antar orsos kuat dan lemah di 17 propinsi dan forum komunikasi antara orsos lemah dengan golongan masyarakat mampu di 7 propinsi. Sementara itu jumlah orsos yang bergerak di bidang pembangunan kesejahteraan sosial yang tercatat pada tahun 1995/96 hampir sama dengan tahun sebelumnya yaitu sebanyak 5.878 orsos.

Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat yang diandalkan untuk membantu pemberian pelayanan sosial bagi masyarakat baik di tingkat desa atau kelurahan adalah pekerja sosial masyarakat (PSM) dan tenaga relawan sosial yang umumnya berasal dari golongan masyarakat mampu. Pada tahun 1995/96 titik berat pembinaan PSM dan relawan sosial diletakkan pada upaya untuk mengembangkan, memantapkan keterampilan dan

Page 85:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

pengabdian PSM dan relawan sosial yang telah ada. Untuk itu pada tahun 1995/96 dilakukan pembinaan lanjutan bagi PSM dan relawan sosial yang telah dilatih pada tahun sebelumnya yaitu sebanyak 6.390 orang melalui forum komunikasi PSM dan relawan sosial. Di samping itu pada tahun 1995/96

XVIII/61

Page 86:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

dilakukan pula pelatihan bagi PSM yang baru bagi sebanyak 4.050 orang (Tabel XVIII-9). Sementara itu pembinaan bagi PSM satuan tugas sosial (SATGASOS) yang ditugaskan di daerah-daerah terpencil dan di daerah permukiman masyarakat terasing di 7 propinsi tetap dilanjutkan.

b. Program Penunjang

1) Program Pembinaan Generasi Muda

Upaya pembinaan generasi muda di bidang kesejahteraan sosial dalam Repelita VI ditekankan pada peran karang taruna dalam pembinaan pemuda di perdesaan dan perkampungan termasuk yang putus sekolah dan pengangguran. Karang taruna juga diarahkan untuk aktif ikut dalam mencegah kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkotika, serta berperan dalam menegakkan ketertiban dan keamanan lingkungan. Tujuan utama dari program ini adalah meningkatkan kualitas dan kelembagaan karang taruna sebagai organisasi kepemudaan di tingkat desa/kelurahan sehingga dapat berperan aktif dalam mencegah dan mengatasi permasalahan sosial dikalangan generasi muda.

Pada tahun 1995/96 telah dilaksanakan pelatihan dan pemberian bantuan modal kerja kepada 2.945 buah karang taruna di seluruh Indonesia (Tabel XVIII-10). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan manajemen dan organisasi serta bekal untuk memperoleh lapangan kerja. Pelatihan keterampilan berusaha meliputi pelatihan peternakan dan pertanian terpadu di Tapos, pelatihan pertanian di Balai Pelatihan Pertanian Ciawi, pembudidayaan XVIII/62

Page 87:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

udang windu di Jepara, kerajinan kayu di Ubud dan kerajinan rotan dan kulit di Sidoarjo. Di samping itu telah pula dilaksanakan bhakti sosial dan tukar menukar informasi dan pengalaman antar karang taruna di berbagai propinsi.

Page 88:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

2) Program Penelitian dan Pengembangan Sosial

Program ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial, serta menunjang perumusan kebijaksanaan dan meningkatkan kualitas perencanaan program pembangunan kesejahteraan sosial. Agar kebijaksanaan dan sistem pelayanan sosial benar-benar sesuai dengan keadaan dan perkembangan masalah sosial yang ada, maka penelitian yang dilaksanakan diarahkan untuk langsung menunjang kegiatan operasional .

Pada tahun 1995/96 telah dilaksanakan 6 buah penelitian mengenai peranan keluarga dalam pembinaan dan pelayanan lanjut usia, pola penanganan kemiskinan daerah perkotaan, peningkatan profesionalisasi organisasi sosial, pengembangan model pengelolaan tempat penitipan anak (TPA) dan kelompok bermain, peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesejahteraan sosial melalui nilai kesetiakawanan sosial dan pengembangan model asuransi sosial.

3) Program Pendidikan dan Pelatihan Sosial

Program ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah dan kemampuan, keahlian dan keterampilan tenaga kesejahteraan sosial baik pegawai Pemerintah maupun masyarakat sebagai pelaksana pembangunan kesejahteraan sosial, melalui pemberian kesempatan belajar untuk pendidikan D-IV, S-1, S-2 dan S-3, serta pelatihan administrasi dan profesi pekerjaan sosial

Untuk meningkatkan kemampuan administrasi pegawai, dalam tahun 1995/96 telah dilaksanakan Sekolah Pimpinan Administrasi Tingkat Madya (SEPADYA) bagi 30 orang, dan Sekolah Pimpinan

XVIII/63

Page 89:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

TABEL XVIII — 5PEMBINAAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT TERASING

MENURUT DAERAH TINGKAT I 1)1993/94, 1994/95 — 1995/96

(kepala keluarga)

No. Daerah Tingkat I/

Repelita VIPropinsi 1993/94. 1994/95 1995/96

1. Jawa Barat 100 80 802. Daerah Istimewa

Aceh246 286 286

3. Sumatera Utara — — —4. Sumatera Barat 238 313 2385. Riau 352 452 3776. J a m b i 317 317 1977. Sumatera Selatan 187 227 1808. Bengkulu — — —9. Kalimantan Barat 586 686 461

10. Kalimantan Tengah 210 290 24011. Kalimantan Selatan 192 260 26012. Kalimantan Timur 525 745 82013. Sulawesi Utara — — .5014.. Sulawesi Tengah 232 290 34015. Sulawesi Selatan 180 240 31516. Sulawesi Tenggara 247 322 37217. Maluku 203 283 34318. Nusa Tenggara Barat — — —19. Nusa Tenggara

Timur259 339 339

20. Irian Jaya 1.212 1370 1.095

Jumlah 5.286 6.500 5.993

1) Angka kumulatif

XVIII/64

Page 90:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

TABEL XVIII – 6PENYANTUNAN DAN PENGENTASAN

FAKIR MISKIN MENURUT DAERAH TINGKAT I1993/94, 1994/95 – 1995/96(desa dan kepala keluarga)

XVIII/65

Page 91:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

TABEL XVIII – 7PELAKSANAAN PENYANTUNAN KEPADA

PARA LANJUT USIA DAN ANAK TERLANTAR MENURUT DAERAH TINGKAT I1993/94, 1994/95 – 1995/96

(orang)

XVIII/66

Page 92:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

. TABEL XVIII - 8PELAKSANAAN PENYANTUNAN DAN

PENGENTASAN PARA CACAT MENURUT DAERAH TINGKAT 11993/94.1994/95 - 1995/96

(orang)

N. Daerah Tingkat I/ Repelita VIPropinsi 1993/94 1994/95 1995/96.

1. DKI Jakarta 1.504 1.565 1.3102. Jawa Barat 3.100 2.820 3.0453. Jawa Tengah 4.107 2.895 3.4434. DI Yogyakarta 1.263 1.240 1.3455. Jawa Timur 3.810 3.100 3.2306. Daerah Istimewa Aceh 1.785 1:870 1.9157: Sumatera Utara 2.144 2.460 2.4358. Sumatera Barat 1.920 1.985 1.9149, Riau 1.075 1.120 1.250

10. Jambi 910 957 1.16211.. Sumatera Selatan 2.570 1.980 2.20012. Bengkulu 1.753 1.460 1.49013. Lampung 1.180 1.485 1.33014. Kalimantan Barat 995 1.280 1.38515. Kalimantan Tengah 1.525 1.035 1.59016. Kalimantan Selatan 1.228 1.415 1.12517. Kalimantan Timur 1.190 1.645 1.16818. Sulawesi Utara 905 1.090 1.42019. Sulawesi Tengah 2.540 1.205 1.94220. Sulawesi Selatan 990 2.135 1.24521. Sulawesi Tenggara 1.215 1.230 1.08522. Maluku 880 1.055: 86523. Ba l i 1.607 854 1.54824. Nusa Tenggara Barat 1.400 1.545. 1.84825. Nusa Tenggara Timur 1.005 1.860 1.06526. Irian Jaya 1.015 1.460 1.50027. Timor Timur 1.085 1.200 1.170

Jumlah 44.701 43.946 45.025

XVIII/67

Page 93:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari
Page 94:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

TABEL XVIII — 9PEMBINAAN PEKERJA SOSIAL

MASYARAKAT (PSM) MENURUT DAERAH TINGKAT I 199$/94,1994/95 1995/96 .

(orang)

No. Daerah Tingkat I/ Repelita VIPropinsi 1993/94 1994/95 1995/96.

1. DKI Jakarta 150 150 902. Jawa Barat 1.260 600 2403. . Jawa Tengah 1.590 720 2704. DI Yogyakarta 300 120 905. Jawa Timur 1.110 600 3006. Daerah Istimewa Aceh 630 300 1807. Sumatera Utara 720 360 2108. Sumatera Barat 690 300 1209. Riau 210 150 90

10. Jambi 240 150 12011. Sumatera Selatan 510 270 15012. Bengkulu 300 150 9013. Lampung 600 150 15014. Kalimantan Barat 240 270 15015. Kalimantan Tengah 480 150 18016. Kalimantan Selatan 240 240 15017. Kalimantan Timur 360 150 15018. Sulawesi Utara 240 150 15019. Sulawesi Tengah 480 150 15020. Sulawesi Selatan 210 150 12021. Sulawesi Tenggara 270 150 12022. Maluku 540 180 12023. Bali 180 150 15024. Nusa Tenggara Barat 600 210 18025. Nusa Tenggara Timur 180 150 12026. Irian Jaya 270 150 9027. Timor Timur 150 90 120

Jumlah 12.750 6.390 4.050

XVIII/68

Page 95:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

TABEL XVIII - 10BANTUAN PANT SARANA

USAHA KARANG TARUNA MENURUT DAERAH TINGKAT I1993/94, 1994/95 — 1995/96

(Karang Thrum)

No. Daerah Tingkat I/

Repelita VIPropinsi 1993/94 1994/95 1995/96

1. DKI Jakarta 26 45 412. Jawa Barat 331 296 2733. Jawa Tengah 331 242 2614. DI Yogyakarta 36 44 415, Jawa Timur 341 307 3386. Daerah Istimewa

Aceh171 126 150

7. Sumatera Utara 202 168 1708. Sumatera Barat 151 131 1149. R i a u 71 72 62

10. J a m b i 56 69 8111. Sumatera Selatan 125 115 10312. Bengkulu 100 81 6113. Lampung 81 75 .9414. Kalimantan Barat 56 64 7415. Kalimantan

Tengah121 108 70

16. Kalimantan Selatan

56 67 13117. Kalimantan Timur 56 72 8418. Sulawesi Utara 66 81 6919. Sulawesi Tengah 106 121 8820. Sulawesi Selatan 53 46 11421. Sulawesi Tenggara 91 73 7722. Maluku 43 100 5423. Bal i 52 74 10524. Nusa Tenggara

Barat99 97 72

25. Nusa Tenggara Timur

46 88 8326. Irian Jaya 67 67 7827. Timor Timur 51 61 57

Jumlah 2.985 2.890 2.945

XVIII/69

Page 96:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

Administrasi Tingkat Lanjutan (SEPALA) bagi 60 Orang. Di samping itu telah dilaksanakan pendidikan S2 di dalam negeri untuk bidang ilmu kesejahteraan sosial bagi 30 orang dan pendidikan S3 di dalam negeri untuk bidang ilmu sosiologi bagi 2 orang. Untuk meningkatkan kemampuan profesional pegawai telah diselenggarakan pelatihan fungsional bagi 60 orang, pendidikan dan, pelatihan teknis bagi 832 orang dan pendidikan dan pelatihan tenaga kerja sosial masyarakat (TKSM) sebanyak 1.520 orang.

D. PENANGGULANGAN BENCANA

1. Sasaran, Kebijaksanaan, dan Program Repelita VI

Pada akhir Repelita VI penanggulangan bencana mengupayakan terwujudnya peningkatan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menanggulangi bencana dan musibah lainnya. Selain itu juga diupayakan peningkatan penguasaan teknologi penanggulangan bencana yang didukung oleh peralatan yang andal, tenaga pelaksana yang bermutu dan memadai jumlahnya. Dalam Repelita VI pemetaan daerah rawan bencana dilanjutkan dan informasi mengenai kerawanan suatu daerah dimanfaatkan secara optimal untuk penyusunan rencana umum tata ruang pada setiap tingkat pemerintahan. Untuk itu terus diupayakan adanya koordinasi yang makin meningkat dan mantap dalam menanggulangi bencana melalui penyusunan agent dan satuan perlindungan masyarakat (linmas)

XVIII/70

Page 97:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

serta mekanisme penanggulangan bencana secara nasional menyeluruh dan terpadu. Selanjutnya pada Repelita VI dapat terwujud satuan-satuan linmas di tingkat kecamatan dan ruang data pusat pengendalian operasional penanggulangan bencana di tingkat pusat. Undang-undang linmas diharapkan telah dapat diundangkan pada akhir Repelita VI.

Page 98:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

Untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dalam Repelita VI, disusun kebijaksanaan sebagai berikut. Dalam upaya penanggulangan bencana, prioritas tinggi diberikan kepada peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat dan jajaran pemerintah daerah setempat, khususnya di daerah rawan bencana dalam meng-hadapi terjadinya bencana. Dalam upaya pencarian, penyelamatan dan pemberian pengobatan serta perawatan korban, kemampuan petugas dan masyarakat ditingkatkan baik dalam kecepatan maupun ketepatan waktu penyelamatan dengan dukungan peralatan yang memadai.

Berdasarkan sasaran dan kebijaksanaan yang ditetapkan dalam Repelita VI, maka upaya penanggulangan bencana dilaksanakan secara lintas bidang dan lintas sektor melalui program penanggulangan bencana yang dilaksanakan oleh pemerintah bersama masyarakat.

2. Pelaksanaan dan Hasil Pembangunan Tahun Kedua Repelita VI

Program penanggulangan bencana memiliki tiga tujuan. Pertama untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana, serta meningkatkan kemampuan masya-rakat dalam menanggulangi akibat bencana, sehingga mengurangi jumlah korban serta kerugian materi. Kedua untuk memberi bantuan guns meringankan beban masyarakat, khususnya mereka yang tidak mampu, yang diberikan dalam bentuk bantuan bahan makanan, obatobatan dan bahan bangunan rumah untuk memperbaiki rumah mereka yang rusak atau hancur akibat bencana. Ketiga, bertujuan menolong dan menyelamatkan para korban bencana melalui bantuan darurat dan

Page 99:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

memulihkan kembali fungsi sosial perorangan, keluarga dan masyarakat korban bencana untuk hidup secara normal. Sasaran program ini meliputi masyarakat di daerah rawan bencana dan para korban bencana serta tenaga-tenaga di bidang penanggulangan bencana.

XVIII/71

Page 100:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

Bencana alam yang terjadi pada tahun 1995/96 relatif lebih besar daripada tahun 1994/95. Pada tahun 1995/96 bencana alam terjadi di enam propinsi meliputi propinsi Bengkulu, DI Aceh, Sulawesi Utara, DKI Jakarta, Jambi dan Irian Jaya. Bencana alam yang relatif besar yang terjadi pada tahun 1995/96 meliputi bencana alam banjir yang melanda kabupaten Rejang Lebong di propinsi Bengkulu, kabupaten Aceh Utara dan Aceh Timur di propinsi DI Aceh, kotamadya Manado di propinsi Sulawesi Utara dan di DKI Jakarta, serta bencana alam gempa bumi tektonik yang terjadi di kabupaten Kerinci di propinsi Jambi, dan di kabupaten Biak Numfor, Manokwari, Yapen Waropen, Jayapura di propinsi Irian Jaya. Untuk membantu para korban bencana alam tersebut bersama dengan masyarakat diberikan berbagai bantuan baik pada saat terjadi maupun setelah bencana terjadi. Bantuan pada saat terjadinya bencana diberikan dalam bentuk pelayanan gawat darurat berupa pertolongan pertama pada saat terjadinya bencana, pemberian bantuan darurat obat dan bahan kesehatan lainnya, pengobatan dan perawatan kesehatan baik di sekitar lokasi kejadian, di puskesmas-puskesmas terdekat maupun di rumah-rumah sakit bagi korban yang memerlukan perawatan khusus dokter ahli, serta pengungsian dan penampungan korban bencana di tempat yang lebih aman dengan didukung penyediaan dapur umum. Bantuan. yang diberikan setelah terjadinya bencana adalah berupa bantuan rehabilitasi dan pembangunan rumah serta sarana umum yang rusak akibat bencana.

Kegiatan pokok program penanggulangan bencana meliputi kesiapsiagaan menghadapi XVIII/72

Page 101:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

bencana, tanggap darurat terhadap kejadian bencana, serta .rehabilitasi dan rekonstruksi akibat bencana, yang dilaksanakan oleh berbagai instansi/departemen terkait.

Upaya-upaya untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana dilakukan melalui penelitian dan pemetaan daerah rawan

Page 102:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

bencana, penyuluhan, pendidikan dan pelatihan bagi petugas maupun masyarakat, dan pengembangan sistem informasi penanggulangan bencana.

Untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam geologis dilakukan kegiatan pemetaan, identifikasi, dan penyelidikan daerah-daerah rawan bencana. Dalam tahun 1995/96 telah dilakukan pemetaan seismik daerah rawan gempa berskala 1:250.000 sebanyak 8 lembar; pemetaan geologi gunung api skala 1:50.000 sebanyak 42 lembar; pemetaan daerah bahaya gunung api skala 1:10.000 sebanyak 20 lembar; dan pemetaan kerentanan gerakan tanah skala 1:100.000 sebanyak 14 lembar.

Dalam tahun 1995/96, kegiatan perbaikan dan pengendalian alur sungai dilaksanakan pada beberapa ruas sungai kritis sepanjang 295 km, antara lain dalam bentuk berbagai prasarana seperti; waduk tunggu, tanggul, perbaikan alur, perkuatan tebing, saluran banjir, dan stasiun pompa. ; Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan keamanan terhadap bencana banjir di kota-kota, antara lain Jakarta, Semarang, Surabaya dan Bandung, serta daerah rawan banjir di sepanjang pantai utara Jawa Tengah dan Jawa Barat. Selain itu, kegiatan pengendalian banjir juga dilaksanakan untuk mengamankan sentra produksi pertanian di sepanjang sungai-sungai antara lain Bengawan Solo, Brantas, Citanduy, Indragiri, dan Batanghari. Selanjutnya, untuk mengendalikan daya rusak banjir lahar akibat letusan gunung berapi yang sekaligus melindungi desa dan kota di bagian hilirnya, telah diselesaikan antara lain 3 unit bangunan pengendali dan kantung lahar di Gunung Semeru, 6 unit di Gunung Merapi, serta dilanjutkan pembangunan terowongan pengendali di Gunung Galunggung.

XVIII/73

Page 103:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

Upaya mendayagunakan dan menyiapkan tenaga pertahanan sipil (hansip) dan satuan perlindungan masyarakat (linmas) dalam penanggulangan bencana terus dilanjutkan. Guna memelihara kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana, pada tahun 1995/96 telah dilatih sebanyak 160 orang instruktur penanggulangan bencana, dan 640 orang satuan tugas sosial penanggulangan bencana (SATGASOS - PB).

Peningkatan upaya tanggap darurat terhadap kejadian bencana dilakukan melalui tiga cara; pertama, peningkatan kemampuan sumber daya manusia dan pembinaan fungsi satuan tugas pelaksana dalam pengelolaan dan koordinasi bantuan darurat; kedua, penyediaan sarana dan prasarana untuk melakukan pencarian, penyelamatan, dan pelayanan kesehatan serta pelayanan sosial terhadap korban bencana; dan ketiga meningkatkan kemampuan masyarakat dan petugas dalam mengkonsolidasi diri segera sesudah terjadi bencana melalui penyediaan sarana dan prasarana darurat agar akibat bencana tidak meluas dan berkepanjangan.

Peningkatan upaya tanggap darurat terhadap kejadian bencana pada tahun 1995/96 telah dilaksanakan melalui upaya-upaya peningkatan pelayanan jasa pencarian dan penyelamatan (search and rescue, SAR) yang difokuskan pada peningkatan kemampuan dan kecepatan tindak awal SAR.

Upaya rehabilitasi dan rekonstruksi akibat bencana ditujukan untuk memperbaiki dan membangun kembali sarana dan prasarana di lokasi

Page 104:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

bencana agar segera berfungsi kembali, dan memulihkan tata kehidupan dan penghidupan serta kemampuan masyarakat dalam menghadapi bencana berdasarkan azas kemandirian dilakukan melalui beberapa kegiatan. Pertama, kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi antara lain meliputi peningkatan pelayanan sosial terhadap korban

XVIII/74

Page 105:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

bencana melalui pemberian bantuan dan rehabilitasi permukiman serta sarana umum lainnya seperti tempat ibadah, gedung, sekolah, pasar dan air bersih. Kedua, kepada para korban diberikan bimbingan dan penyuluhan untuk mempercepat pemulihan kehidupan dan penghidupan mereka didukung dengan pemberian bantuan sarana usaha. Ketiga, perbaikan sarana dan prasarana dasar serta dalam keadaan tertentu pemindahan permukiman secara darurat maupun pemindahan penduduk secara permanen ke tempat atau daerah yang lebih aman baik secara lokal maupun melalui transmigrasi.

Upaya rehabilitasi dan rekonstruksi sarana umum dan rumah yang rusak akibat bencana telah dilaksanakan di 6 propinsi yang mengalami bencana alam yang besar. Selain itu pada tahun 1995/96 telah diberikan pula bantuan rehabilitasi rumah yang rusak akibat bencana alam lainnya yang telah terjadi di 11 propinsi bagi sebanyak 7.519 rumah.

E. KEPENDUDUKAN

1. Sasaran, Kebijaksanaan, dan Program Repelita VI

Pada akhir Repelita VI, sasaran laju pertumbuhan penduduk diturunkan menjadi 1,51 persen dengan jumlah penduduk sekitar 204,4 juta orang, yang terdiri atas 101,9 juta orang laki-laki dan 102,5 juta orang perempuan. Sasaran penurunan laju pertumbuhan penduduk tersebut dapat dicapai apabila angka kelahiran kasar dan angka kematian kasar dapat diturunkan sehingga menjadi masing-masing 22,6 dan 7,5 per seribu penduduk. Sasaran lainnya adalah menurunnya angka kematian bayi menjadi sekitar 50 kematian per seribu kelahiran

Page 106:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

hidup, dan meningkatnya angka harapan hidup menjadi sekitar 64,6 tahun.

XVIII/75

Page 107:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

Dalam Repelita VI, beberapa kebijaksanaan telah digariskan untuk mencapai sasaran pembangunan kependudukan yang meliputi lima kebijaksanaan yaitu peningkatan kualitas penduduk; pengendalian pertumbuhan dan kuantitas penduduk; pengarahan persebaran dan mobilitas penduduk; penyempurnaan sistem informasi kependudukan; dan pendayagunaan dan kesejahteraan penduduk usia lanjut.

Berdasarkan sasaran dan kebijaksanaan tersebut di atas, pembangunan kependudukan dilaksanakan dalam satu program, yaitu program kependudukan yang pelaksanaannya didukung oleh berbagai bidang pembangunan lainnya secara terpadu.

2. Pelaksanaan dan Hasil Pembangunan Tahun Kedua Repelita VI

Program kependudukan yang dilaksanakan secara lintas bidang telah berhasil- menurunkan laju pertumbuhan penduduk menjadi 1,60 persen pada akhir tahun 1995. Angka kelahiran kasar dan angka kelahiran total juga menunjukkan kecenderungan yang terus menurun. Sementara itu, kualitas penduduk semakin meningkat yang ditandai oleh semakin menurunnya angka kematian kasar dan angka kematian bayi seiring dengan meningkatnya angka rata-rata harapan hidup penduduk. Beberapa kegiatan untuk menyeimbangkan persebaran penduduk antara Pulau Jawa dan daerah di luar Pulau Jawa terus dilakukan antara lain melalui transmigrasi dan persebaran tenaga kerja antar daerah. Kegiatan penyempurnaan sistem informasi kepen-dudukan secara lintas sektor terus ditingkatkan dan dikembangkan.

a. Peningkatan Kualitas Penduduk

Berbagai kegiatan pembangunan yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas penduduk terus dilaksanakan secara lintas

XVIII/76

Page 108:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

bidang, sektor, dan program. Kegiatan tersebut dilakukan antara lain melalui peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan nasional, baik melalui jalur pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah. Selain derajat kesehatan ditingkatkan melalui peningkatan kualitas dan pemerataan pelayanan kesehatan yang makin menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Selanjutnya, peningkatan kualitas penduduk dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan peran aktif wanita dalam berbagai bidang pembangunan.

Peningkatan kualitas penduduk antara lain ditunjukkan oleh makin menurunnya angka kematian kasar dan angka kematian bayi. Berdasarkan data Sensus Penduduk 1990, angka kematian kasar diproyeksikan menurun dari 7,8 per seribu penduduk pada tahun 1994 menjadi 7,7 per seribu penduduk pada tahun 1995. Dalam periode yang sama angka kematian bayi juga menurun dari 57 per seribu kelahiran menjadi 55 per seribu kelahiran. Sementara itu, angka harapan hidup penduduk meningkat dari 63,1 tahun pada tahun 1994 menjadi 63,5 tahun pada tahun 1995. Kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya peningkatan kualitas penduduk secara lebih rinci telah dijabarkan pada laporan di berbagai sektor yang terkait dengan masalah kependudukan.

b. Pengendalian Pertumbuhan dan Kuantitas Penduduk

Kegiatan-kegiatan untuk mengendalikan pertumbuhan dan jumlah penduduk ditujukan untuk menciptakan suatu keseimbangan antara kuantitas penduduk dengan daya dukung dan daya tampung ling-kungannya. Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan

Page 109:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

oleh berbagai bidang dan sektor yang indikator keberhasilannya antara lain tampak

XVIII/77

Page 110:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

pada penurunan angka kelahiran, baik angka kelahiran total, maupun angka kelahiran kasar; penurunan angka kematian bayi; serta peningkatan usia kawin pertama.

Pada akhir tahun kedua pelaksanaan Repelita VI (1995) jumlah penduduk Indonesia diperkirakan telah mencapai sekitar 195,3 juta orang, yang terdiri atas 97,4 juta penduduk laki-laki dan 97,9 juta penduduk perempuan,, atau bertambah sekitar 3,1 juta orang jika .dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 1994. Laju pertumbuhan penduduk mengalami penurunan yaitu dari 1,63 persen pada tahun 1994 menjadi sekitar 1,60 persen pada tahun 1995. Pro-gram keluarga berencana yang didukung oleh program pembangunan lainnya telah dapat menurunkan angka kelahiran total dari 2,81 per wanita pada tahun 1994 menjadi 2,75 pada tahun 1995; serta menurunkan angka kelahiran kasar dari 24,1 menjadi 23,6 per seribu penduduk dalam periode yang sama. Di samping itu, usia perkawinan juga menunjukkan kecenderungan meningkat. Saat rata-rata usia kawin diperkirakan telah mencapai umur 22 tahun lebih untuk wanita dan umur 25 tahun lebih untuk pria.

c. Pengarahan Persebaran dan Mobilitas Penduduk

Persebaran dan mobilitas penduduk ditujukan untuk mencapai persebaran penduduk yang optimal, dan menyeimbangkan jumlah penduduk

XVIII/78

Page 111:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

dengan daya dukung alam dan sesuai dengan tata ruangnya. Upaya untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan oleh berbagai program pembangunan antara lain melalui pembangunan daerah yang disertai dengan peningkatan sarana dan prasarana penunjang pertumbuhan ekonomi daerah; pengarahan migrasi penduduk antardesa-kota, antar daerah, antarpulau dan antar negara sesuai dengan kesempatan kerja yang tersedia; dan perencanaan tata ruang.

Page 112:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam berbagai program dapat diikuti pada uraian di sektor yang bersangkutan.

d. Penyempurnaan Sistem Informasi Kependudukan

Proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi pembangunan kependudukan dan pembangunan bidang lainnya perlu didukung oleh tersedianya data dan informasi yang andal, akurat, dan menyeluruh. Untuk itu sejak awal Repelita VI telah dikembangkan sistem informasi kependudukan dan keluarga (SIDUGA) dengan melibatkan instansi pemerintah, perguruan tinggi, dan organisasi_ profesi dan kemasyarakatan. Beberapa kegiatan telah dilakukan dalam upaya meningkatkan kuantitas dan kualitas data serta lebih mendayagunakan sistem informasi tersebut. Sampai dengan tahun kedua Repelita VI (1995) jaringan SIDUGA telah dimanfaatkan oleh 15 instansi pemerintah, 3 organisasi profesi, dan 2 penyedia jaringan komunikasi data nasional. Sementara itu, pengenalan dan ujicoba akses dan penggunaan modul data terpadu melalui jaringan sambungan komunikasi data paket (SKDP) telah dilakukan di empat kota yaitu Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan. Denpasar. Dalam rangka menunjang kelancaran pelaksanaan SIDUGA sejak tahun 1995 telah diberikan bantuan berupa 18 buah komputer bagi 18 pusat studi kependudukan (PSK) di perguruan tinggi negeri di 18 propinsi.

XVIII/79

Page 113:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

Dalam upaya mendukung terciptanya administrasi, pencatatan, dan statistik kependudukan pada tanggal 17 Agustus 1995 telah mulai diberlakukan kartu tanda penduduk (KTP) Nasional yang baru dan bernomor induk kependudukan (NIK). Untuk tahap pertama, pembua-tan KTP Baru ber-NIK tersebut dilaksanakan di DKI Jakarta, Kodya Bandung, Semarang, Surabaya, Samarinda, dan Ambon, dengan sasaran utama adalah bayi yang baru lahir, penduduk yang memasuki

Page 114:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

usia 17 tahun, dan penduduk yang pindah alamat atau yang KTP-nya hilang. NIK terdiri dari 16 digit, antara lain masing-masing terdapat dua digit untuk menjelaskan kode propinsi, kode kotamadya-/kabupaten, kecamatan, kelurahan, tanggal lahir, dan nomor pendaftaran. Dengan KTP ber-NIK yang berlaku nasional, maka diharapkan tidak akan ada lagi penduduk yang ber-KTP ganda.

Upaya lain yang dilakukan untuk mengembangkan statistik kependudukan adalah pembuatan buku Profit Perkembangan Kependudukan Daerah di 27 propinsi yang disusun sejak tahun 1995 dan bekerjasama dengan pusat-pusat studi kependudukan (PSK) dan instansi-instansi di daerah. Buku tersebut berisi data dan informasi pembangunan kependudukan sehingga dapat dimanfaatkan oleh pemerintah daerah dalam merencanakan dan mengevaluasi pembangunan kependudukan dan pembangunan di bidang lainnya di daerahnya. Di samping itu, pada tahun 1995/96 telah dilakukan beberapa kegiatan pelatihan yaitu: pelatihan metode pengolahan dan penulisan profil kependudukan bagi 30 orang penulis dari 27 propinsi; pelatihan analisa data mobilitas penduduk bagi 22 orang peneliti muda dari 22 PSK; pelatihan statistik terapan bagi 15 orang staf PSK dan 6 orang perencana kependudukan; dan pelatihan studi dasar demografi bagi 15 orang staf PSK dan 5 orang perencana kependudukan.

e. Pendayagunaan dan Kesejahteraan Penduduk Usia Lanjut

XVIII/80

Page 115:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

Pendayagunaan dan kesejahteraan penduduk usia lanjut dimaksudkan untuk lebih mendayagunakan dan mensejahterakan penduduk usia lanjut baik yang masih produktif maupun yang lemah fisik dan mental.

Page 116:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

Bagi penduduk usia lanjut yang masih produktif diupayakan untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan dan keahliannya, sementara bagi mereka yang telah letih lemah disediakan fasilitas dan sarana pelayanan antara lain berupa pemberian penyantunan. Penyantunan diberikan bagi mereka yang tinggal di dalam dan di luar panti lanjut usia. Pada tahun 1995/96 jumlah penduduk usia lanjut yang telah menerima penyantunan adalah 47.012 orang, atau meningkat sebanyak 3.539 orang bila dibandingkan dengan jumlahnya pada tahun 1994/95 yaitu 43.473 orang.

Kemajuan pembangunan di segala bidang memberikan dampak bagi meningkatnya angka rata-rata harapan hidup, dan selanjutnya meningkat pula jumlah penduduk usia lanjut. Jika pada akhir Repelita V jumlah penduduk usia lanjut, yaitu penduduk berumur 60 tahun keatas, adalah sekitar 11,69 juta orang, maka pada tahun 1995 jumlahnya telah meningkat menjadi sekitar 12,86 juta orang yang terdiri atas 6,04 juts penduduk laki-laki dan 6,82 juta penduduk perempuan. Sementara itu, proporsi penduduk usia lanjut yang masih bekerja ternyata meningkat dari 49,0 persen pada akhir Repelita V menjadi 54,8 persen pada tahun 1995.

F. KELUARGA SEJAHTERA

1. Sasaran, Kebijaksanaan, dan Program Repelita VI

Dalam Repelita VI, sasaran pembangunan keluarga sejahtera menurunkan angka kelahiran total (TFR) menjadi 2,60 per wanita serta meningkatnya kepedulian dan peran serta masyarakat dalam rangka mewujudkan sikap dan perilaku kemandirian. Di samping itu, sasaran lainnya adalah terwujudnya tatanan gerakan keluarga berencana (KB) secara menyeluruh untuk dijadikan landasan pembangunan selanjutnya.

XVIII/81

Page 117:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

Dalam rangka mencapai sasaran tersebut kebijaksanaan pembangunan keluarga sejahtera ditempuh melalui, pengembangan ketahanan dan peningkatkan kualitas keluarga, untuk mewujudkan kehidupan keluarga sebagai wahana persemaian nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa; peningkatan kelembagaan gerakan KB, dengan menggalakkan keperdulian dan peran serta pemuka agama, pemuka masyarakat, organisasi kemasyarakatan serta lembaga kemasyarakatan lainnya; dan pengembangan kerjasama internasional program KB.

Program keluarga berencana merupakan program pokok untuk melaksanakan kebijaksanaan dalam mencapai sasaran pembangunan keluarga sejahtera yang didukung oleh berbagai bidang pembangunan lainnya secara terpadu serta partisipasi masyarakat.

2. Pelaksanaan dan Hasil Pembangunan Tahun Kedua Repelita VI

Program keluarga berencana path tahun kedua pelaksanaan Repelita VI merupakan kelanjutan, perluasan, dan peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Pelaksanaan program ini ditujukan untuk meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat terhadap pendewasaan usia perkawinan, penurunan angka kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga. Dalam mencapai tujuan tersebut dilaksanakan kegiatan: (a) komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE); (b) pelayanan keluarga berencana; dan (c) pemantapan kelembagaan serta pengelolaan program. Upaya-upaya tersebut telah meningkatkan jumlah peserta KB serta mengajak masyarakat melaksanakan KB secara mandiri.

XVIII/82

Page 118:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

a. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (ME)

Kegiatan penerangan dan motivasi ditujukan untuk mendorong terjadinya proses perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap penerimaan KB sebagai bagian dari kehi-dupannya dalam upaya mewujudkan norma keluarga kecil bahagia sejahtera secara mandiri. Untuk mewujudkan tujuan tersebut di atas, kegiatan penerangan dan motivasi yang dilaksanakan berbentuk penerangan massa, penerangan kelompok dan penerangan melalui tatap muka.

Dalam rangka meningkatkan efektifitas penyampaian pesan-pesan KIE sejak tahun 1994/95 telah dikembangkan KIE dengan melibatkan khalayak sasaran dan berupaya untuk mencari pemecahan masalah pendekatan tersebut yang lebih dikenal dengan pendekatan "development broadcasting unit" (DBU System). Kegiatan tersebut telah dilaksanakan di 3 stasiun TVRI dan 15 stasiun RRI. Selanjutnya pada tahun 1995/96 kegiatan tersebut dikembangkan lagi di 3 stasiun RRI lainnya yaitu di Sulawesi Tengah, Kalimantan Tengah, dan Bali.

Upaya lainnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan KIE pada tahun 1995/96 antara lain berupa: peningkatan kepedulian dan peran serta institusi masyarakat/LSOM melalui trevelling seminar bagi tokoh/pimpinan agama; orientasi bagi penulis naskah cerita, sutradara, dan produser; pelatihan dan pertemuan rutin antar petugas KIE; penyusunan buku petunjuk pelaksanaan penataan jaringan KIE, penerbitan 8 buah judul booklet mengenai fungsi-fungsi keluarga, serta

XVIII/83

Page 119:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

pengembangan materi KIE penanggulangan HIV AIDS melalui poster dan leaflet. Selama itu juga diusahakan untuk melengkapi kebutuhan sarana dan prasarana KIE, seperti pusat media produksi di seluruh propinsi, mobil unit penerangan di seluruh Kodya/Kabupaten. Untuk tingkat kecamatan pada tahun 1995/96 telah diadakan 500 set

Page 120:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

alat penerangan/komunikasi (public address), sedangkan tahun 1994/95 sebanyak 328 set.

Melalui penyebarluasan pesan-pesan ME KB tersebut dan dengan dukungan dari berbagai sektor pembangunan lainnya rata-rata usia perkawinan telah berhasil ditingkatkan. Saat ini rata-rata usia kawin diperkirakan sudah mencapai umur 22 tahun lebih untuk wanita dan umur 25 tahun lebih untuk pria. Data yang ada menunjukkan bahwa saat ini pasangan usia subur yang melaksanakan KB diperkirakan sudah mencapai angka 55 persen. Semakin dewasanya usia kawin dan semakin banyaknya pasangan usia subur yang melaksanakan KB diharapkan akan makin cepat menurunkan angka kelahiran total (TFR).

b. Pelayanan Keluarga Berencana

Pelayanan KB pada umumnya disediakan di rumah sakit dan klinik KB. Untuk mendekatkan pelayanan KB agar mudah dijangkau oleh masyarakat, pelayanan KB diberikan pula oleh bidan-bidan di desa. Di samping itu pelayanan KB dilaksanakan melalui kegiatan tim KB keliling (TKBK) terutama untuk daerah-daerah terpencil dan untuk pemakaian kontrasepsi efektif seperti IUD dan implant.

Pada tahun 1994/95 masyarakat yang berhasil diajak menjadi peserta KB baru secara keseluruhan berjumlah 4,6 juta PUS dan meningkat menjadi 5,5 juta PUS pada tahun 1995/96. Peningkatan hampir 1 juta PUS tersebut disebabkan tingginya pencapaian di wilayah Jawa-Bali dan Luar Jawa-Bali I. Sedangkan

XVIII/84

Page 121:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

jumlah pencapaian peserta KB baru di wilayah Luar Jawa-Bali II ternyata masih berada di bawah sasaran Repelita (Tabel XVIII-11). Tidak tercapainya sasaran di wilayah Luar Jawa-Bali II yang sebagian besar adalah propinsipropinsi yang berada dalam Kawasan Timur Indonesia (KTI)

Page 122:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

kemungkinan disebabkan karena kurang memadainya sarana dan prasarana yang tersedia dibandingkan wilayah-wilayah lainnya. Di samping itu relatif jauhnya jarak ke pusat-pusat pelayanan KB telah menyebabkan pula rendahnya tingkat pencapaian. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, di wilayah Luar Jawa-Bali II terus diupayakan penambahan peralatan pelayanan KB khususnya bagi tenaga bidan di desa seperti obgyn bed, IUD-kit, implant-kit. Pada tahun 1995/96 penambahannya masing-masing adalah 1.756 buah, 1.426 set, dan 754 set. Pada tahun 1994/95 jumlah yang- diadakan adalah obgyn bed sebanyak 126 buah, IUD-kit sebanyak 952 set, dan implant-kit sebanyak 75.1 set. Upaya mendekatkan pelayanan KB dilakukan pula melalui pelayanan klinik terapung untuk daerah-daerah kepulauan dan pantai, serta dengan mendatangkan dokter-dokter ahli untuk mengadakan kunjungan-kunjungan secara khusus di wilayah pedalaman dan terpencil.

Dalam Repelita VI diupayakan mendorong pemakaian kontrasepsi yang lebih efektif dalam penanggulangan kelahiran. Jenis kontrasepsi efektif tersebut terdiri dari IUD, suntikan, dan implant. Pada tahun 1994/95 jumlah peserta KB baru yang memakai kontrasepsi efektif mencapai 66,7 persen dan meningkat menjadi 71,4 persen tahun 1995/96. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya peserta KB yang menggunakan kontrasepsi suntikan, yaitu naik dari 42,0 persen meningkat menjadi 47,0 persen dari seluruh jumlah peserta KB baru. Dengan peningkatan pemakaian kontrasepsi efektif tersebut diharapkan angka kelahiran akan turun semakin tajam (Tabel XVIII-12).

Pasangan usia subur (PUS) yang berhasil diajak menjadi peserta KB perlu dibina kelangsungan dalam pemakaian alat kontrasepsi. PUS yang secara terus menerus memakai alat kontrasepsi disebut peserta KB aktif. Data yang ada menunjukkan bahwa jumlah peserta KB aktif

XVIII/85

Page 123:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

terus mengalami peningkatan. Pada tahun 1994/95 jumlah peserta KB aktif adalah sebesar 22,8 juta PUS dan meningkat menjadi 24,2 juta PUS pada tahun 1995/96 (Tabel XVIII-13). Dengan pencapaian tersebut berarti sasaran akhir Repelita VI yaitu sebesar 25,2 juta PUS sudah hampir tercapai.

Peningkatan jumlah peserta KB aktif mencerminkan semakin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya berkeluarga beren-cana. Di samping itu jenis alat/obat kontrasepsi yang dipergunakan ikut pula menentukan kelestarian pemakaian alat kontrasepsi karena dapat dipakai dalam jangka waktu yang relatif lebih lama. Pada tahun 1994/95 jumlah peserta KB aktif yang memakai kontrasepsi efektif adalah 13,9 juta PUS atau 61,1 persen, dan meningkat menjadi 15,3 juta PUS atau 63,3 persen pada tahun 1995/96 (Tabel XVIII-14).

Berdasarkan pengamatan pada bulan Oktober 1995 diperkirakan baik sasaran peserta KB baru maupun peserta KB aktif tahun 1995/96 akan jauh terlampaui. Melihat kemampuan upaya pencapaian peserta KB dan dalam rangka mendukung peningkatan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 7,1 persen, pada bulan Desember 1995 telah dilakukan revisi terhadap sasaran Repelita VI sebagaimana tercantum dalam Tabel XVIII-15. Dengan sasaran baru tersebut jumlah peserta KB baru dinaikkan rata-rata sebesar 2 persen dari sasaran lama sedangkan jumlah peserta KB aktif mengalami percepatan dua tahun. Hal ini dimungkinkan karena peserta KB baru lebih

XVIII/86

Page 124:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

diarahkan pada pemakaian kontrasepsi efektif yang mempunyai tingkat kelangsungan pemakaian relatif lebih lama. Untuk implant misalnya, masa pemakaian dapat berlangsung hingga 5 tahun. Dalam tabel tersebut terlihat bahwa sasaran baru peserta KB baru yang menggunakan kontrasepsi kurang efektif (Pil) sedikit diturunkan sedangkan yang lebih efektif (implant) rata-rata pertahun dinaikkan 2 kali lipat dari sasaran lama dalam 4 tahun terakhir Repelita VI.

Page 125:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

Upaya peningkatan kelestarian atau kelangsungan peserta KB selain dilaksanakan melalui kegiatan penyuluhan dan pelayanan KB juga dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan pembinaan, berupa pembinaan bagi keluarga balita (BKB), bina keluarga remaja (BKR), dan bina keluarga lanjut usia (BKL). Di samping itu, diupayakan pula peningkatan pendapatan bagi masyarakat melalui usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera (UPPKS). Secara nasional perkem-bangan pemberian pinjaman modal pada kelompok UPPKS pada bulan Maret 1996 telah mencapai Rp15,3 miliar dan uang yang beredar mencapai Rp25,8 miliar dengan melibatkan 7.720 kelompok. Kelompok UPPKS yang berhasil dibina sampai dengan tahun 1994/95 berjumlah 92 ribu kelompok dan meningkat menjadi 97 ribu kelompok pada tahun 1995/96.

c. Pemantapan Pelembagaan Program

Pelembagaan pelaksanaan KB diupayakan melalui pembinaan dan peningkatan institusi masyarakat. Upaya tersebut diharapkan lebih meningkatkan kualitas peranserta masyarakat, sehingga secara bertahap peran masyarakat dalam pengelolaan keluarga berencana semakin besar.

Lembaga-lembaga masyarakat yang telah lama secara aktif membantu pelaksanaan program KB adalah pembantu pembina KB desa (PPKBD) di tingkat desa atau kelurahan, dan Sub-PPKBD di tingkat RW atau dukuh/kampung. Di samping itu telah dikembangkan pula kelompok-kelompok peserta KB yang terdiri dari 5-10 orang peserta KB. Kelompok-kelompok tersebut mengadakan pertemuan secara rutin minimal 1 kali dalam 1 bulan untuk membicarakan permasalahan KB yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok tersebut. Apabila terdapat permasalahan yang belum terpecahkan akan ditindaklanjuti ke forum-forum yang lebih tinggi atau ke petugas

XVIII/87

Page 126:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

lapangan KI3 (PLKB) atau langsung dikonsultasikan ke bidan atau klinik terdekat dan seterusnya. Di samping itu, baik PPKBD, Sub-PPKBD, maupun kelompok peserta KB diberi wewenang untuk mengadakan pelayanan ulang oral kontrasepsi seperti pil dan kondom. Perkembangan jumlah PPKBD, Sub-PPKBD, dan kelompok peserta KB terus mengalami perkembangan. Pada tahun 1994/95 telah terbentuk 668,6 ribu kelompok KB dan pada tahun 1995/96 meningkat menjadi 671,2 ribu.

Upaya pemantapan kelembagaan juga dilaksanakan melalui peningkatan kerja sama dengan pemuka-pemuka agama, tokoh-tokoh masyarakat, dan lembaga swadaya dan organisasi masyarakat.

Dalam rangka memantapkan dan mempercepat penerimaan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera di masyarakat, pada tahun 1995/96 untuk tingkat nasional diberikan penghargaan bagi peserta KB lestari yang diwakili oleh 1 pasangan usia subur (PUS) untuk setiap kabupaten/kodya. Kegiatan tersebut dilaksanakan setiap 2 tahun sekali. Di tingkat propinsi dilaksanakan pula hal yang sama setiap tahun. Pada tahun 1994/95 telah diberikan penghargaan KB lestari kepada 349,5 .ribu PUS dan pada tahun 1995/96 meningkat menjadi 2.001;9 ribu PUS. Upaya peningkatan pemantapan peserta KB ditempuh pula melalui pemberian beasiswa bagi anak peserta KB lestari yang berbakat bekerjasama dengan Yayasan Supersemar. Pada tahun 1994/95 dan tahun 1995/96 masing-masing telah diberikan beasiswa bagi 16,4 ribu siswa dan 12,6 ribu siswa.

d. Pendidikan dan Pelatihan

Sejalan dengan perkembangan kemajuan masyarakat diupayakan peningkatan kualitas penerangan, pelayanan, dan pengelolaan program KB. Untuk itu dilakukan berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan.

XVIII/88

Page 127:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

Pada tahun 1994/95 telah mengikuti pelatihan 2.705 orang dokter dan 5.370 orang bidan/pembantu bidan. Pada tahun 1995/96 dilaksanakan pelatihan pengelolaan KB bagi penyuluh KB sebanyak 9.146 orang, dokter sebanyak 4.535 orang, dan bidan/pembantu bidan sebanyak 8.124 orang. Selanjutnya untuk mendukung Inpres Nomor 3 Tahun 1996 telah dilaksanakan pelatihan pengelolaan tabungan keluarga sejahtera (Takesra) dan kredit usaha keluarga sejahtera bagi penyuluh KB, pembantu pembina KB desa (PPKBD), dan Sub-PPKBD sebanyak 25.249 orang.

Upaya menanamkan kesadaran dan kepedulian bagi masyarakat pada masalah-masalah keluarga berencana ditempuh dengan memberi-kan bekal sedini mungkin. Kegiatan tersebut pada tahun 1995/96 telah dilaksanakan melalui pendidikan KB, antara lain bagi generasi muda yang makin diperluas cakupannya dengan mengikutsertakan Saka Kencana (unit Pramuka), Karang Taruna, mahasiswa KKN, generasi muda di lingkungan Katholik dan Muhammadiyah. Di samping itu dilaksanakan pula berbagai kegiatan penerangan melalui media massa.

Dalam rangka kerjasama internasional program KB pada tahun 1994/95 telah mengadakan studi banding di Indonesia 447 peserta asing yang terutama berasal dari negara-negara berkembang (GNB). Pada tahun 1995/96 kegiatan yang sama diikuti oleh 460 peserta. Pada tahun 1995/96 telah diadakan pula program magang yang diikuti oleh peserta dari Ghana, Tanzania, dan Malawi masing-masing sebanyak 4 orang.

e. Pelaporan dan Penelitian

Sistem pencatatan dan pelaporan diarahkan untuk menjamin tersedianya data secara teratur, benar, tepat waktu. Sistem pencatatan dan pelaporan terus disempurnakan antara lain melalui penye -

XVIII/89

Page 128:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

derhanaan pencatatan dan pelaporan di tingkat lapangan. Dengan sistem yang makin sempurna ini diupayakan untuk menyediakan data dan informasi yang makin lengkap dan terpilih sesuai dengan kebutuhan gerakan KB di wilayah setempat. Di samping itu juga untuk mempermudah pekerjaan para pelaksana pencatatan dan pelaporan di lapangan supaya lebih efisien dan tepat waktu.

Dalam upaya meningkatkan gerakan KB yang makin berkembang dan meluas cakupannya, sejak tahun 1994/95 telah dikembangkan desentralisasi sistim pencatatan dan pelaporan yang memberikan peran lebih besar kepada daerah tingkat II, untuk mengolah, menganalisa dan memanfaatkan data semaksimal mungkin dalam rangka pelaksa-naan program KB di masing-masing daerah.

Untuk mendukung gerakan KB telah dilakukan berbagai kegiatan penelitian dan pengembangan. Penelitian dan pengembangan kontrasepsi dilanjutkan untuk memperoleh informasi mengenai segi-segi keamanan, efek samping dan efektifitas pemakaian alas kontra -sepsi. Pada tahun 1995/96 dikembangkan pemakaian kontrasepsi sejenis implant yaitu implanon yang lebih sederhana bentuk dan pemasangannya dibandingkan kontrasepsi implant. Di samping itu pada tahun 1995/96 telah dilaksanakan penelitian-penelitian mengenai kualitas pelayanan kontrasepsi melalui "pelayanan tim mobil", pengembangan indikator dan aplikasi 8 fungsi keluarga; model penggarapan keluarga sejahtera di Sulawesi Selatan dan Jawa Barat; pengembangan indikator kemandirian KB; dan penelitian tentang pasca pemakaian implant selama 5 tahun di 17 propinsi.

XVIII/90

Page 129:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

TABEL XVIII — 11PENCAPAIAN HASIL SASARAN PESERTA KB BARU

1993/94, 1994/95, 1995/96( ribu orang )

Repelita VINo. Wilayah 1993/9

41994/95 1995,9

6

1, Jawa — BaliSasaran Repelita 2.755,

92.693,4 2.698,

0Pencapaian 2.320, 2331;3 3.367,Persentase 84,2% 94,0% 124,8

%2. Luar Jawa — Bali I

Sasaran Repelita 1:283,8

1.173,8 1.199,Pencapaian 1.420,4 1509,8 1386,4Persentase 110,6% 128,6% 132,3

%3. Luar Jawa -- Bali II

Sasaran Repelita 437,6 528,8 600,0Pencapaian 474,6 527,4 589,9Persentase 108,5% 99,7% 98,3%

4. IndonesiaSasaran Repelita 4.477,

34.396,0 4.497,

0Pencapaian 4215,9 4568,5- 5344,Persentase 94,2% 103,9% 123,3

%.

XVIII/91

Page 130:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

TABEL XVIII - 12JUMLAH PESERTA

KELUARGA BERENCANA BARU MENURUT METODE KONTRASEPSI

1993/94, 1994/95, 1995/96( ribu orang )

Repelita VINo. Metode

Kontrasepsi1993/94 1994/95 1995/96

1. Pil 1.249,0 1.334,1 1.408,829,6% 29,2% 25,4%

2. IUD 660,1 642,5 779,715,7% 14,1% 14,1%

3 Kondom 70,2 71,1 69,81,7% 1,6% 1,2%

4. Suntikan 1.776,6 1.919,9 2.603,742,1% 42,0% 47,0%

5. Lain - lain . 118,2 115,8 110,42,8% 2,5% 2,0%

6 Implant 341,8 485,1 571,88,1% 10,6% 10,3%

Jumlah 4.215,9 4.568,5 5.544,2100,0% 100,0% 100,0%

XVIII/92

Page 131:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

TABEL XVIII — 13PENCAPAIAN HASIL SASARAN PESERTA KB AKTIF

1993/94,1994/95,.1995/96( ribu orang )

Repelita VINo. Wilayah 1993/94 1994/95 1995/96

1. Jawa — BaliSasaran 14.179,2 14.578, 14.889,2Pencapaian 14.371,0 15.066, 15.674,4Persentase 101,4% 103,4% 105,3%

2. Luar Jawa — Bali ISasaran 5560,2 5.660,0 5.417,0

Pencapaian 5.075,7 5.467,4 6.040,1Persentase 91,3% 96,6% 111,5%

3. Luar Jawa — Bali HSasaran 1.720,6 2.261,7 2.370,6

Pencapaian 2.039,4 2.298,4 2.488,8Persentase 118,5% 101,6% 105,0%

4. IndonesiaSasaran 21.460,0 22.500, 22.676,8Pencapaian 21.486,1 22.832, 24203,3Persentase 100,1% 101,5% 106,7%

XVIII/93

Page 132:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

TABEL XVIII — 14JUMLAH PESERTA KELUARGA

BERENCANA AKTIFMENURUT METODE KONTRASEPSI

1993/94, 1994/95, 1995/96( ribu orang )

Repelita VINo. Metode

Kontrasepsi1993/94 1994/95 1995/96

1. Pil 6.929,4 7.160,1 7.173,6

32,3% 31,4% 29,6%2. IUD 5.135,7 5.069,9 5.330,

923,9% 22,2% 22,0%3. Kondom 383,7 364,0 354,7

1,8% 1,6%' 1,5%4. Suntikan 6.283,7 7.056,5 7.860,

029,2% 30,9% 32,5%5. Lain — lain. 1.211,0 1.354,6 1.365,

95,6% 5,9% 5,6%6. Implant 1.542,6 1.827,6 2.118,

27,2% 8,0% 8,8%

Jumlah 21.486,1 22.832,7 24.203,3100,0% 100,0% 100,0%

XVIII/94

Page 133:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari

TABEL XVIII – 15REVISI SASARAN PESERTA KB BARU PESERTA KB AKTIF MENURUT METODE KONTRASEPSI

1995/96 – 1998/99(ribu orang)

XVIII/95

Page 134:  · Web viewUntuk memenuhi kebutuhan dokter ahli di berbagai rumah sakit terutama di rumah sakit kelas D dan C pada tahun 1995/96 telah ditempatkan 244 tenaga dokter ahli baru dari