mkkssr04wonogiri.files.wordpress.com  · web viewsesuai dengan amanat peraturan menteri pendidikan...

32
LAPORAN SUPERVISI AKADEMIK PROGRAM PKB KEPALA SMP NEGERI 1 PRODEP TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh Harmoko PEMERINTAH KABUPATEN PRODEP DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 1 PRODEP Jl. Raden Wijaya No. 45 Telp. 0##-####### Kode Pos ##### Website: http://www.smpn 1prodep .sch.id , e-mail: smpnegeri prodep @yahoo.com Kabupaten ProDEP 2014 1

Upload: lehuong

Post on 03-Nov-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: mkkssr04wonogiri.files.wordpress.com  · Web viewSesuai dengan amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 bahwa seorang Kepala Sekolah harus

LAPORAN SUPERVISI AKADEMIKPROGRAM

PKB KEPALA SMP NEGERI 1 PRODEP

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh

Harmoko

PEMERINTAH KABUPATEN PRODEPDINAS PENDIDIKAN

SMP NEGERI 1 PRODEPJl. Raden Wijaya No. 45 Telp. 0##-####### Kode Pos #####

Website: http://www.smpn 1prodep .sch.id , e-mail: smpnegeri prodep @yahoo.com

Kabupaten ProDEP2014

1

Page 2: mkkssr04wonogiri.files.wordpress.com  · Web viewSesuai dengan amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 bahwa seorang Kepala Sekolah harus

IDENTITAS

Nama : Drs. Harmoko, M.Pd.

NIP : ##############

Pangkat/Gol : Pembina Tk.I/IVb

Jabatan : Kepala Sekolah

Unit Kerja : SMP Negeri 1 ProDEP

Alamat Kantor : Jl. R Wijaya No. 95 ProDEP

Telepon : ###-#######

Fax : ###-#######

Website : www.smpn1prodep.sch.id

Email : [email protected]

Kode Pos : #####

Alamat Rumah : ?????????????????????

Kecamatan : ????

Kabupaten : ProDEP

Telepon : ###-#######

HP : ###-#######

Email : [email protected]

2

Page 3: mkkssr04wonogiri.files.wordpress.com  · Web viewSesuai dengan amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 bahwa seorang Kepala Sekolah harus

KATA PENGANTAR

Puji syukur  Alhamdulillah kepada Illahirobbi, berkat rahmat dan hidayah-

Nya laporan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Kepala

Sekolah Bahan Pembelajaran Utama (BPU) Supervisi Akademik (SupAk) SMP

Negeri 1 ProDEP dapat tersusun.

Sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

(Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 bahwa seorang Kepala Sekolah harus

memiliki kompetensi supervisi yang meliputi: merencanakan program supervisi

akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru;

melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan

pendekatan dan teknik supervisi yang tepat; menindaklanjuti hasil supervisi

akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.

Supervisi yang merupakan salah satu kompetensi strategis didalam

meningkatkan kualitas guru yang bermuara pada peningkatan kualitas layanan

pembelajaran berdampak positif terhadap kualitas siswa.

Laporan program supervisi akademik ini terdiri atas: Pendahuluan;

Kerangka Pikir Pemecahan Masalah; Pendekatan dan Metode Supervisi; Hasil

Pelaksanaan Program Supervisi; dan Penutup.

Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan

laporan program supervisi akademik semester Gasal Tahun Pelajaran 2013/2014

ini terutama Pengawas Pembina yang telah memberi saran dan pendapat pada

program supervisi ini.

Mengetahui,                                                            ProDEP, 13 November 2014Pengawas Pembina                                                  Kepala SMP Negeri 1 ProDEP

Drs. H ABDUL KARIM, MM                            Drs. HARMOKO,M.Pd.NIP. ################## NIP ##################

3

Page 4: mkkssr04wonogiri.files.wordpress.com  · Web viewSesuai dengan amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 bahwa seorang Kepala Sekolah harus

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN IDENTITAS

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

BAB II KERANGKA PIKIR PEMECAHAN MASALAH

BAB III PENDEKATAN DAN METODE SUPERVISI

BAB IV HASIL PELAKSANAAN PROGRAM SUPERVISI

BAB V PENUTUP

LAMPIRAN

..............................

..............................

..............................

..............................

..............................

..............................

..............................

..............................

..............................

1

2

3

4

5

7

9

14

20

4

Page 5: mkkssr04wonogiri.files.wordpress.com  · Web viewSesuai dengan amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 bahwa seorang Kepala Sekolah harus

BAB I

P E N D A H U L U A N

A. Latar Belakang

Terkait dengan pelaksanaan supervisi, pada Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 dijelaskan bahwa seorang

Kepala Sekolah harus menguasai lima Kompetensi Standar sebagai Kepala

Sekolah yakni: kompetensi kepribadian; kompetensi manajerial; kompetensi

supervisi; kompetensi kewirausahaan; dan kompetensi sosial. Salah satu

kompetensi yang strategis didalam meningkatkan kualitas sekolah adalah

kompetensi supervisi. Supervisi yang dimaksudkan dalam hal ini adalah supervisi

akademis.

Seorang Kepala Sekolah dalam hal ini dituntut untuk melaksanakan supervisi

akademis yang meliputi: (1) merencanakan program supervisi akademik terhadap

guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru; (2) melaksanakan supervisi

akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi

yang tepat; dan (3) menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam

rangka peningkatan profesionalisme guru.

Sergiovanni, 1988, menegaskan supervisi pembelajaran (akademis) diartikan

sebagai usaha mendorong, mengkoordinir, dan menstimulir serta menuntun

pertumbuhan guru-guru secara berkesinambungan di suatu sekolah baik secara

individual maupun kelompok agar lebih efektif melaksanakan fungsi

pembelajaran. Untuk itu, aspek-aspek penting didalam supervisi akademik adalah:

bersifat bantuan dan pelayanan untuk pengembangan kualitas diri guru, untuk

pengembangan profesional guru, dan untuk memotivasi guru, melalui supervisi

akademis guru akan banyak dibantu untuk meningkatkan kualitas

pembelajarannya yang berujung pada peningkatan kualitas siswa.

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi dan Birokrasi

(Permenpan R &B) Nomor 16 Tahun 2009, pasal 6 ayat (a) menegaskan

kewajiban guru dalam melaksanakan tugas adalah merencanakan

pembelajaran/bimbingan, melaksanakan pembelajaran/ bimbingan yang bermutu,

5

Page 6: mkkssr04wonogiri.files.wordpress.com  · Web viewSesuai dengan amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 bahwa seorang Kepala Sekolah harus

menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran/ bimbingan, serta melaksanakan

pembelajaran/perbaikan dan pengayaan.

Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Badan Pengembangan

Sumberdaya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu

Pendidikan (2014:6) mengetengahkan dalam supervisi akademik pertama

dilakukan identifikasi masalah untuk menyusun perencanaan supervisi akademik

yang meliputi indikator: (a) Penentuan tujuan supervisi akademik, (b) Jadwal

pelaksanaan supervisi akademik, (c) Teknik supervisi akademik, (d) instrumen

supervisi akademik, (e) pelaksanaan supervisi akademik, (f) Pemberian umpan

balik (feedback) supervisi akademik, dan (g) Rencana Tindak Lanjut.

SMP Negeri 1 ProDEP pada tahun pelajaran 2013/2014 telah

menyelenggarakan Kurikulum 2013 secara mandiri. Hasil refleksi Supervisi

Akademik Pendidik SMP Negeri 1 ProDEP pada semester genap Tahun Pelajaran

2013/2014 menunjukkan 83% pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

belum mengkaitkan Kompetensi Inti 2 (KI-2) dengan ranah pengetahuan (KI-3)

maupun keterampilan (KI-4) sehingga pendidik ketika membelajarkan

pengetahuan dan atau keterampilan tidak mendidik sikap peserta didik. Hal ini

terlihat juga dari pengamatan proses pembelajaran. Disamping itu Permasalahan

ini menjadi Rencana Tindak Lanjut (RTL), untuk diimplementasikan pada

Supervisi Akademik semester gasal pada Tahun Pelajaran 2014/2015.

Melalui supervisi akademik secara rutin dan berkelanjutan melalui pemilihan

cara-cara yang efektif maka kompetensi guru sebagai agen perubahan akan

mampu meningkatkan kualitas siswa yang diampunya. Kepala Sekolah sebagai

supevisor perlu merencanakan dan menyusun laporan hasil supervisi akademik

secara menyeluruh dan sistematis, menjabarkan rencana kegiatan yang akan

dilakukan serta merencanakan tindak lanjut hasil supervisi untuk perbaikan.

6

Page 7: mkkssr04wonogiri.files.wordpress.com  · Web viewSesuai dengan amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 bahwa seorang Kepala Sekolah harus

3Analisis Hasil Pengamatan

4Pertemuan Setelah Pengamatan

BAB II

KERANGKA PIKIR PEMECAHAN MASALAH

Proses pembelajaran yang efektif pada hakikatnya merupakan hasil guna

yang diperoleh setelah pelaksanaan proses pembelajaran. Untuk mengetahui

keefektifan pembelajaran dalam dilakukan dengan menggunakan evaluasi

terhadap proses pembelajaran. Suatu pembelajaran dikatakan aktif, efektif dan

berkualitas, apabila memenuhi persyaratan utama yaitu: (1) presentasi waktu

belajar peserta didik yang tinggi dicurahkan terhadap proses pembelajaran; (2)

rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi di antara peserta didik; (3)

ketepatan antara kandungan materi pembelajaran dengan tingkat kemampuan

peserta didik (orientasi keberhasilan belajar) diutamakan; dan (4)

mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif, mengembangkan

struktur kelas yang mendukung pelaksanaan tugas peserta didik, tanpa

mengabaikan hubungan antara guru dan peserta didik.

Proses Supervisi Akademik di SMP Negeri 1 ProDEP dilakukan secara

sistemik seperti pada bagan berikut ini.

7

1Pertemuan Pra

Pengamatan

2Proses Pengamatan

Pertemuan Pra Pengamatan

5Evaluasi Hasil Pengamatan 6

Laporan

Bagan 1Sistematikan Supervisi Akademik

Page 8: mkkssr04wonogiri.files.wordpress.com  · Web viewSesuai dengan amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 bahwa seorang Kepala Sekolah harus

Berdasarkan hasil analisis supervisi akademik pada semester genap tahun

pelajaran 2013/2014, diidentifikasi bahwa 83% guru SMP Negeri 1 ProDEP

belum mengkaitkan ranah sikap sosial (KI-2) ke dalam ranah pengetahuan

maupun Keterampilan. Hal ini teridentifikasi ketika supervisor melakukan

validasi berdasarkan instrumen yang telah dipersiapkan.

Dampak di dalam proses pembelajaran adalah tidak terjadi pembelajaran

dan penilaian sikap ketika siswa belajar tentang pengetahuan (konsep) maupun

Keterampilan sehingga belum terbentuk atau terbudaya sikap-sikap yang terkait

dengan penguasaan konsep maupun keterampilan misalnya, pada keterampilan

siswa bercerita naratif dengan percaya diri, pada saat diskusi untuk menemukan

konsep belum terbentuk sikap kerjasama, jujur ketika ulangan. Hal ini tercermin

pembelajaran yang kering.

Sebagai solusi maka dilakukan Supervisi Akademis pada:

1. Penulisan RPP (reviu) khususnya pada Tujuan Pembelajaran KI-3

Pengetahuan dan KI-4 Keterampilan yang dikaitkan dengan sikap

sosial (KI-2) yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.

2. Pengamatan di kelas untuk melihat konsistensi keterlaksaan

pembelajaran dan penilaian KI-3 dan KI-4 yang telah dikaitkan dengan

KI-2.

Melalui Supervisi Akademik mulai dari mereviu RPP sampai dengan

menerapkan hasil reviu tersebut maka proses pembelajaran akan sesuai dengan

perencanaan yang dibuat guru. Perencanaan yang baik akan berdampak pada

proses dan hasil yang baik pula.

8

Page 9: mkkssr04wonogiri.files.wordpress.com  · Web viewSesuai dengan amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 bahwa seorang Kepala Sekolah harus

BAB III

PENDEKATAN DAN METODE SUPERVISI

Sasaran utama supervisi akademik adalah kemampuan-kemampuan guru

dalam merencanakan kegiatan pembelajaran, melaksanakan kegiatan

pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, memanfaatkan hasil penilaian untuk

peningkatan layanan pembelajaran, menciptakan lingkungan belajar yang

menyenangkan, memanfaatkan sumber belajar yang tersedia, dan

mengembangkan interaksi pembelajaran (strategi, metode, teknik) yang tepat.

Supervisi akademik juga harus didukung oleh instrumen-instrumen yang sesuai.

Kepala sekolah yang akan melaksanakan kegiatan supervisi harus

menyiapkan perlengkapan supervisi, instrumen, sesuai dengan tujuan, sasaran,

objek metode, teknik dan pendekatan yang direncanakan, dan instrumen yang

sesuai, berupa format-format supervisi.

Secara umum kegiatan supervisi dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu:

supervisi umum dan supervisi akademik. Supervisi umum dilakukan untuk

seluruh kegiatan teknis administrasi sekolah, sedangkan supervisi akademik lebih

diarahkan pada peningkatan kualitas pembelajaran. Berikut ini akan dibahas lebih

mendalam mengenai supervisi akademik.

Gwyn (1961) membagi teknik supervisi akademik menjadi dua macam

yakni: (1) Individual dan (2) Kelompok. Secara rinci dijelaskan di bawah ini.

1. SUPERVISI INDIVIDUAL

Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi perseorangan

terhadap guru. Supervisor hanya berhadapan dengan seorang guru sehingga dari

hasil supervisi ini akan diketahui kualitas pembelajarannya. Teknik supervisi

individual ada lima macam yaitu: (a) Kunjungan kelas, (b) Observasi kelas, (c)

Pertemuan individual, (d) Kunjungan antar kelas, dan (e) menilai diri sendiri.

Secara rinci dijelaskan di bawah ini.

9

Page 10: mkkssr04wonogiri.files.wordpress.com  · Web viewSesuai dengan amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 bahwa seorang Kepala Sekolah harus

a. Kunjungan kelas

Kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh kepala sekolah untuk

mengamati proses pembelajaran di kelas. Tujuannya adalah untuk

menolong guru dalam mengatasi masalah di dalam kelas. Untuk

melaksanakan kunjungan kelas dapat dilakukan dengan atau tanpa

pemberitahuan terlebih dahulu tergantung sifat tujuan dan masalahnya atas

permintaan guru bersangkutan, supervisor sudah memiliki instrumen atau

catatan-catatan, dan tujuan kunjungan yang jelas.

Terdapat empat tahapan dalam hal ini yaitu: (1) Tahap persiapan,

pada tahap ini, supervisor merencanakan waktu, sasaran, dan cara

mengobservasi selama kunjungan kelas. (2) Tahap pengamatan selama

kunjungan. Tahapan ini, supervisor mengamati jalannya proses

pembelajaran berlangsung. (3) Tahap akhir kunjungan, yaitu supervisor

bersama guru mengadakan perjanjian untuk membicarakan hasil-hasil

observasi. (4) Tahap terakhir adalah tahap tindak lanjut.

Kriteria Kunjungan kelas antara lain; memiliki tujuan-tujuan

tertentu; mengungkapkan aspek-aspek yang dapat memperbaiki

kemampuan guru; menggunakan instrumen observasi untuk mendapatkan

data yang obyektif; terjadi interaksi antara pembina dan yang dibina

sehingga menimbulkan sikap saling pengertian; pelaksanaan kunjungan

kelas tidak menganggu proses pembelajaran; dan pelaksanaannya diikuti

dengan program tindak lanjut.

b. Observasi kelas

Observasi kelas adalah mengamati proses pembelajaran secara

teliti di kelas. Tujuannya adalah untuk memperoleh data obyektif aspek-

aspek situasi pembelajaran, kesulitan-kesulitan guru dalam usaha

memperbaiki proses pembelajaran.

Aspek-aspek yang diobservasi antara lain; usaha-usaha dan

aktivitas guru-siswa dalam proses pembelajaran, cara menggunakan media

pengajaran, variasi metode, ketepatan penggunaan media dengan materi, 10

Page 11: mkkssr04wonogiri.files.wordpress.com  · Web viewSesuai dengan amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 bahwa seorang Kepala Sekolah harus

ketepatan penggunaan metode dengan materi, dan reaksi mental para siswa

dalam proses belajar mengajar.

Pelaksanaan observasi kelas ini melalui tahap, persiapan,

pelaksanaan, penutupan, penilaian hasil observasi; dan tindak lanjut.

Dalam pelaksanaan observasi ini supervisor tentu sudah siap dengan

instrumen observasi, menguasai masalah dan tujuan supervisi, dan

observasi tidak mengganggu proses pembelajaran.

c. Pertemuan Individual

Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog,

dan tukar pikiran antara supervisor guru. Tujuannya antara lain untuk

memberikan kemungkinan pertumbuhan jabatan guru melalui

pemecahan kesulitan yang dihadapi; mengembangkan hal mengajar yang

lebih baik; memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan pada diri

guru; dan menghilangkan atau menghindari segala prasangka.

Swearingen (1961) mengklasifikasi empat jenis pertemuan

(percakapan) individual sebagai berikut: Classroom-conference, yaitu

percakapan individual yang dilaksanakan di dalam kelas ketika murid-

murid sedang meninggalkan kelas (istirahat). Office-conference, yaitu

percakapan individual yang dilaksanakan di ruang kepala sekolah atau

ruang guru, di mana sudah dilengkapi dengan alat-alat bantu yang dapat

digunakan untuk memberikan penjelasan pada guru. Causal-conference,

yaitu percakapan individual yang bersifat informal, yang dilaksanakan

secara kebetulan bertemu dengan guru. Observational visitation, yaitu

percakapan individual yang dilaksanakan setelah supervisor melakukan

kunjungan kelas atau observasi kelas.

Di dalam pelaksanaan pertemuan individual, supervisor harus

berusaha mengembangkan segi-segi positif guru, mendorong guru

mengatasi kesulitan-kesulitannya, memberikan pengarahan, dan

melakukan kesepakatan terhadap hal-hal yang masih meragukan.

11

Page 12: mkkssr04wonogiri.files.wordpress.com  · Web viewSesuai dengan amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 bahwa seorang Kepala Sekolah harus

d. Kunjungan antar kelas

Kunjungan antar kelas adalah guru yang satu berkunjung ke kelas

yang lain di sekolah itu sendiri. Tujuannya adalah untuk berbagi

pengalaman dalam pembelajaran.

Tata cara melaksanakan kunjungan antar kelas adalah: harus

direncanakan; guru-guru yang akan dikunjungi harus diseleksi; tentukan

guru-guru yang akan mengunjungi; sediakan segala fasilitas yang

diperlukan; supervisor hendaknya mengikuti acara ini dengan

pengamatan yang cermat; adakah tindak lanjut setelah kunjungan antar

kelas selesai, misalnya dalam bentuk percakapan pribadi, penegasan, dan

pemberian tugas-tugas tertentu; segera aplikasikan ke sekolah atau ke

kelas guru bersangkutan, dengan menyesuaikan pada situasi dan kondisi

yang dihadapi; adakan perjanjian-perjanjian untuk mengadakan

kunjungan antar kelas berikutnya.

e. Menilai diri sendiri

Menilai diri adalah penilaian diri yang dilakukan oleh diri sendiri

secara objektif. Untuk maksud itu diperlukan kejujuran diri sendiri.

Tata cara menilai diri sendiri dijelaskan sebagai berikut: Suatu

daftar pandangan atau pendapat yang disampaikan kepada murid-murid

untuk menilai pekerjaan atau suatu aktivitas. Biasanya disusun dalam

bentuk pertanyaan baik secara tertutup maupun terbuka, dengan tidak

perlu menyebut nama. Selanjutnya menganalisa tes-tes terhadap unit

kerja. Kegiatan terakhir adalah mencatat aktivitas murid-murid dalam

suatu catatan, baik mereka bekerja secara individu maupun secara

kelompok.

2. SUPERVISI KELOMPOK

Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan

program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru

yang diduga, sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah atau 12

Page 13: mkkssr04wonogiri.files.wordpress.com  · Web viewSesuai dengan amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 bahwa seorang Kepala Sekolah harus

kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama dikelompokkan atau

dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama. Kemudian kepada mereka

diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan

yang mereka hadapi. Menurut Gwyn (1961), ada tiga belas teknik

supervisi kelompok yaitu: (a) kepanitiaan-kepanitiaan, (b) kerja

kelompok, (c) laboratorium dan kurikulum, (d) membaca terpimpin, (e)

demonstrasi pembelajaran, (f) darmawisata, (g) kuliah/studi, (h) diskusi

panel, (i) perpustakaan, (j) organisasi profesional, (k) buletin supervisi,

(l) pertemuan guru, dan (m) lokakarya atau konferensi kelompok.

Tidak satupun di antara teknik-teknik supervisi individual atau

kelompok di atas yang cocok atau bisa diterapkan untuk semua

pembinaan guru di sekolah. Oleh sebab itu, seorang kepala sekolah harus

mampu menetapkan teknik-teknik mana yang sekiranya mampu

membina keterampilan pembelajaran seorang guru.

Untuk menetapkan teknik-teknik supervisi akademik yang tepat

tidaklah mudah. Seorang kepala sekolah, selain harus mengetahui aspek

atau bidang keterampilan yang akan dibina, juga harus mengetahui

karakteristik setiap teknik di atas dan sifat atau kepribadian guru

sehingga teknik yang digunakan betul-betul sesuai dengan guru yang

sedang dibina melalui supervisi akademik.

Sehubungan dengan kepribadian guru, Lucio dan McNeil (1979)

menyarankan agar kepala sekolah mempertimbangkan enam faktor

kepribadian guru, yaitu kebutuhan guru, minat guru, bakat guru,

temperamen guru, sikap guru, dan sifat-sifat somatic guru.

Lima langkah yang disarankan memberikan umpan balik yang

efektif yaitu: (1) Memberikan Penghargaan, (2) Melakukan sendiri

Refleksi Kritis, (3) Merencanakan sendiri perbaikan-perbaikan, (4)

Memberi usul, saran, atau mendiskusikan hal-hal yang dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran, dan (5) Mengembangkan Rencana

Tindak Lanjut.

13

Page 14: mkkssr04wonogiri.files.wordpress.com  · Web viewSesuai dengan amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 bahwa seorang Kepala Sekolah harus

BAB IV

HASIL PELAKSANAAN PROGRAM SUPERVISI

Berdasarkan hasil refleksi Supervisi Akademik Pendidik SMP Negeri 1

ProDEP pada semester genap Tahun Pelajaran 2013/2014 menunjukkan 83% pada

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) belum mengkaitkan Kompetensi Inti 2

(KI-2) dengan ranah pengetahuan (KI-3) maupun keterampilan (KI-4) sehingga

pendidik ketika membelajarkan pengetahuan dan atau keterampilan tidak

mendidik sikap peserta didik. Hal ini terlihat juga dari pengamatan proses

pembelajaran. Disamping itu Permasalahan ini menjadi Rencana Tindak Lanjut

(RTL), untuk diimplementasikan pada Supervisi Akademik semester gasal pada

Tahun Pelajaran 2014/2015.maka pada implementasi rencana tindak lanjut

dijadwalkan sebagai berikut:

JADWAL SUPERVISI PENGAJAR SMP NEGERI 1 PRODEPTAHUN PELAJARAN 2014 – 2015

NO HARI / TANGGAL KELAS

JAM KE NAMA GURU NAMA SUPERVISOR

1 Senin , 3 November 2014 8,1 4,5 AMIR Drs. HARMOKO,M.Pd

2 Selasa , 4 November 2014 8,4 4,5 ROWI Drs. HARMOKO,M.Pd

3 Rabu , 5 November 2014 7,9 3,4 DIAN Drs. HARMOKO,M.Pd

4 Selasa , 11 November 2014 7,6 6,7 HERLINA Drs. HARMOKO,M.Pd

5 Selasa , 4 November 2014 7,4 1,2 SLAMET Drs. HARMOKO,M.Pd

6 Senin, 10 November 2014 8,1 4,5 RATNA Drs. HARMOKO,M.Pd

7 Kamis , 6 November 2014 7,6 3,4 SOETON DAROJI, S.Pd

8 Sabtu , 8 November 2014 7,9 3,4 BEKTIDI DAROJI, S.Pd

9 Jum'at , 7 November 2014 BK BK DIAH DAROJI, S.Pd

10 Senin , 3 November 2014 7,8 4,5 SUATI DAROJI, S.Pd

11 Selasa , 4 November 2014 7,1 6,7 SUSI DAROJI, S.Pd

12 Senin , 3 November 2014 8,7 2,3 RUKMANA JAROT P,S.Pd, M.Pd

13 Selasa , 4 November 2014 7,8 1,2 RONI JAROT P,S.Pd, M.Pd

14 Selasa , 11 November 2014 9,7 3,4 YANTI JAROT P,S.Pd, M.Pd

15 Jum'at , 7 November 2014 BK BK ABDUL ROZAK JAROT P,S.Pd, M.Pd

16 Selasa , 4 November 2014 8,7 3,4 DONA SUDARMAN,S.Pd

17 Rabu , 5 November 2014 8,9 5,6 SITI SUDARMAN,S.Pd

18 Sabtu , 8 November 2014 7,9 1,2 DODI SUDARMAN,S.Pd

19 Rabu , 5 November 2014 8,5 5,6 SANTOSO SUDARMAN,S.Pd

20 Jumat , 7 November 2014 8,1 4,5 PARLIN SUDARMAN,S.Pd

14

Page 15: mkkssr04wonogiri.files.wordpress.com  · Web viewSesuai dengan amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 bahwa seorang Kepala Sekolah harus

21 Senin , 3 November 2014 8,8 2,3 SRI LESTARI SUDARMAN,S.Pd

22 Rabu , 5 November 2014 7,4 1,2 ARJUNA Drs. MULYO

23 Kamis , 6 November 2014 8,1 3,4 SUDJIATI Drs. MULYO

24 Rabu , 12 November 2014 7,4 6,7 RIANI Drs. MULYO

25 Selasa , 4 November 2014 7,5 7,8 SUDIRMAN Drs. MULYO

26 Kamis , 6 November 2014 7,9 5 YULIA Drs. MULYO

27 Rabu , 12 November 2014 8,3 7,8 HARI Dra. SRI HARTINI

28 Rabu , 5 November 2014 7,9 1,2 SUNADI Dra. SRI HARTINI

29 Kamis , 6 November 2014 8,3 1,2 MULYONO Dra. SRI HARTINI

30 Selasa , 4 November 2014 8,3 3,4 UTAMI, Dra. SRI HARTINI

31 Selasa , 12 november 2014 7,4 4,5 NAINI, Dra. SRI HARTINI

32 Jumat , 7 November 2014 8,5 1,2 PRASETYO TARMIDI, S.Pd

33 Kamis , 6 November 2014 8,5 1,2 SAMIAJI, TARMIDI, S.Pd

34 Kamis , 13 November 2014 8,3 4,5 .ARIF TARMIDI, S.Pd

35 Kamis , 6 November 2014 HONO, TARMIDI, S.Pd

36 Senin , 3 November 2014 7,7 2,3 HARTONO TARMIDI, S.Pd

37 Rabu , 5 November 2014 7,7 6,7 DIONO, YULIANI,S.Pd

38 Kamis , 6 November 2014 8,2 7,8 RETNOWATI YULIANI,S.Pd

39 Senin , 10 November 2014 7,4 2,3 TARMIJI YULIANI,S.Pd

40 Rabu , 12 November 2014 8,1 4,5 GUNANDI YULIANI,S.Pd

41 Kamis , 6 November 2014 8,2 1,2 SUPARMAN, DWI S, S.Pd

42 Rabu , 5 November 2014 7,8 1,2 TRIDA DWI S, S.Pd

43 Senin , 3 November 2014 7,5 2,3 NISA, S.Pd DWI S, S.Pd

44 Kamis , 6 November 2014 8,9 7,8 . SUMINA DWI S, S.Pd

45 Kamis , 6 November 2014 7,1 3,4 RINI, SURAJI,S.Pd

46 Selasa , 4 November 2014 9,7 3,4 BAKRI, SURAJI,S.Pd

47 Jumat , 7 November 2014 7,8 3,4 MAIMUNAH SURAJI,S.Pd

ProDEP, 31 Oktober 2014

Kepala SMP Negeri 1 ProDEP

Drs.HARMOKO,M.Pd

NIP. XXXXXXXXX

Sebagai sampling dalam laporan Supervisi Akademik ini adalah:

1. Tarmiji. guru Matematika

2. Ratna. guru Matematika

3. Sunadi,. guru IPS.

4. Rini. guru Seni Budaya

5. Siti . guru IPA

15

Page 16: mkkssr04wonogiri.files.wordpress.com  · Web viewSesuai dengan amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 bahwa seorang Kepala Sekolah harus

6. Amir. Guru Bahasa Indonesia

Keenam orang pendidik ini memiliki masalah yang sama yakni pada RPP

belum mengkaitkan ranah sikap (KI-2) dengan ranah pengetahuan maupun

keterampilan. Hal ini dapat ditunjukkan di tujuan pembelajaran.

Pada implementasi RPP di kelas, guru tidak terlihat membelajarkan sikap-

sikap tersebut sehingga tidak terjadi pembelajaran sikap yang terkait dengan mata

pelajaran pada ranah pengetahuan maupun keterampilan selama proses

pembelajaran berlangsung dan tentunya tidak juga terjadi penilaiannya.

Untuk mereduksi kelemahan ini penulis sebagai supervisor menawarkan

beberapa teknik supervisi akademik secara individu maupun kelompok. Hasil

kesepakatan para guru memilih supervisi akademik secara Kelompok melalui

Teknik Pertemuan Guru. Di SMP Negeri 1 ProDEP memiliki aktivitas Monday

Smart yaitu forum pertemuan guru untuk membahas dan mencari solusi dari

permasalahan-permasalahan pembelajaran yang dialami guru atau dampak dari

pemikiran kreatif yang menimbulkan perubahan. Karena itu, permasalah yang

sama dapat ditentukan solusinya bersam pada pertemuan guru tersebut.

Hasil analisis RPP yang diperoleh dari Supervisi Akademik secara Kelompok

melalui Teknik Pertemuan Guru dijelaskan di bawah ini.

HASIL SUPERVISI AKADEMIK PEMANTAUAN RPP

SMP NEGERI 1 PRODEP

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

NO NAMA PERMASALAHAN HASIL SUPERVISI RENCANA TINDAK LANJUT

1 Tarmiji Belum mengkaitkan KI-2 (sikap sosial) dengan KI-3 dan KI-4.

Tidak mencantumkan Tujuan Pembelajaran di RPP

Sudah mencantumkan Tujuan Pembelajaran di RPP

Sudah mengkaitkan 3 sikap sosial yaitu: konsisten, teliti dan tidak mudah menyerah pada tujuan pembelajaran dan terdapat alat ukur penilaiannya.

Implementasi pembelajaran dengan mengkaitkan 3 sikap sosial konsisten, teliti dan tidak mudah menyerah.

2 Ratna Belum mengkaitkan KI-2 (sikap sosial)

Sudah mengkaitkan 1 sikap sosial yakni

Implementasi pembelajaran

16

Page 17: mkkssr04wonogiri.files.wordpress.com  · Web viewSesuai dengan amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 bahwa seorang Kepala Sekolah harus

dengan KI-3 dan KI-4. Percaya diri. dengan mengkaitkan 1 sikap sosial Percaya diri.

3 Sunadi Belum mengkaitkan KI-2 (sikap sosial) dengan KI-3 dan KI-4.

Sudah merencanakan pembelajaran 2 sikap sosial yakni bertanggung jawab dan Percaya diri, tetapi tidak terkait langsung dengan KI-3 dan KI-4.

Implementasi pembelajaran dengan mengkaitkan 2 sikap sosial bertanggung jawab dan diri.

4 Rini Belum mengkaitkan KI-2 (sikap sosial) dengan KI-3 dan KI-4.

Sudah mengkaitkan 1 sikap sosial yaitu jujur tetapi pemilihan sikap ini kurang tepat lebih tepat percaya diri.

Implementasi pembelajaran dengan mengkaitkan 1 sikap sosial jujur.

5 Siti Sudah mengkaitkan 1 KI-2 (sikap sosial) jujur dengan KI-3 dan KI-4.

Sudah mengkaitkan 4 sikap sosial yaitu jujur tekun, tanggung jawab dan bekerja sama.

Implementasi pembelajaran dengan mengkaitkan 1 sikap sosial jujur, tekun, tanggung jawab dan bekerja sama.

6 Amir Belum mengkaitkan KI-2 (sikap sosial) dengan KI-3 dan KI-4.

Sudah mengkaitkan 2 sikap sosial yaitu jujur dan percaya diri.

Implementasi pembelajaran dengan mengkaitkan 2 sikap sosial jujur, dan percaya diri.

Untuk penerapan hasil revisi RPP di kelas disepakati menggunakan supervisi

akademik secara individu melalui teknik Kunjungan antar kelas. Sesuai dengan

tata cara melaksanakan kunjungan antar kelas maka kunjungan harus

direncanakan melalui jadwal kunjungan; guru-guru yang akan mengunjungi

maupun yang dikunjungi adalah keenam guru sampling tersebut. Supervisor

mempersiapkan instrumen pengamatan agar pengamatan dapat diidentifikasi

dengan cermat, dan merencanakan tindak lanjut setelah kunjungan antar kelas

selesai.

Hasil pengamatan Kunjungan Kelas pada proses pembelajaran dilaporkan

sebagai berikut:

17

Page 18: mkkssr04wonogiri.files.wordpress.com  · Web viewSesuai dengan amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 bahwa seorang Kepala Sekolah harus

HASIL SUPERVISI AKADEMIK TENTANG PENGAMATAN PROSES

PEMBELAJARAN DI KELAS

SMP NEGERI 1 PRODEP TAHUN PELAJARAN 2014/2015

NO HARI/ TANGGAL NAMA

TINDAK LANJUT SUPERVISI

SEBELUMNYAHASIL SUPERVISI RENCANA

TINDAK LANJUT

1 Senin, 10 November 2014

Tarmiji. Implementasi pembelajaran dengan mengkaitkan 3 sikap sosial konsisten, teliti dan tidak mudah menyerah.

Konsisten melaksanakan Implementasi pembelajaran dengan mengkaitkan 3 sikap sosial konsisten, teliti dan tidak mudah menyerah serta melakukan penilainnya, tetapi di dalam melakuakn penilaian sikap belum melibatkan siswa.

Guru melakukan penilaian sikap yang melibatkan siswa dan mendesain format dan rubrik penilaiannya.

2 Senin, 10 November 2014

Ratna Implementasi pembelajaran dengan mengkaitkan 1 sikap sosial Percaya diri.

Telah melakukan pembelajaran dan penilain sikap tetapi tidak dikaitkan dengan KI-3 dan KI-4 alat ukur berupa rubrik penilaian sikap berdiri sendiri

Penilaian sikap percaya diri memiliki 3 indikator yaitu: berusaha bertanya, tidak mudah putus asa, mendiskusikan materi dan mencoba menemukan penyelesaian masalah.

Melakukan reviu rubrik penilaian sikap yang terkait langsung dalam proses pembelajaran konsep dan atau keterampilan dan menyusun rubrik yang lebih tepat.

3 Rabu , 5 November 2014

Sumadi,S.Pd. Implementasi pembelajaran dengan mengkaitkan 2 sikap sosial bertanggung jawab dan diri.

Telah melakukan pembelajaran sikap walaupun sekedar sosialisasi/informatif dan melakukan penilain sikap tetapi belum dikaitkan dengan

Melakukan reviu rubrik penilaian sikap yang terkait langsung dalam proses pembelajaran konsep dan atau keterampilan dan

18

Page 19: mkkssr04wonogiri.files.wordpress.com  · Web viewSesuai dengan amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 bahwa seorang Kepala Sekolah harus

KI-3 dan KI-4 alat ukur berupa rubrik penilaian sikap berdiri sendiri

Penilaian yang dilakukan konsisten yaitu bertanggung jawab dan diri.

menyusun rubrik yang lebih tepat.

4 Kamis , 6 November 2014

Rini. Implementasi pembelajaran dengan mengkaitkan 1 sikap sosial jujur.

Belum melakukan pembelajaran dan penilaian sikap sosial jujur walaupun di dalam tujuan pembelajaran sudah tertulis.

Mereviu RPP dan melakukan secara konsisten melakukan pembelajaran berdasarkan tujuan pembelajaran.

5 Rabu, 5 November 2014

Siti Implementasi pembelajaran dengan mengkaitkan 4 sikap sosial teliti, cermat, tekun, tanggung jawab dan bekerja sama.

Telah melakukan pembelajaran dan penilaian sikap sosial tetapi hanya satu yang terkait yaitu percaya diri yang sikap tersebut tidak tercantum pada tujuan pembelajaran.

Mereviu ulang penulisan RRP khususnya konsistensi antara tujuan pembelajaran dan alat penilaiannya.

6 Senin , 3 November 2014

Amir Implementasi pembelajaran dengan mengkaitkan 2 sikap sosial yaitu: jujur, dan percaya diri.

Telah melakukan pembelajaran dan penilaian sikap jujur pada pembelajaran konsep.

Penilaian percaya diri dengan 5 indikator belum dikaitkan dengan KI-3 dan KI-4.

Mereviu ulang penulisan RRP agar lebih konsistensi antara sikap sosial pada tujuan pembelajaran dengan alat penilaiannya.

Hasil Supervisi Akademik ini akan ditindak lanjuti pada semester genap

Tahun Pelajaran 2014/2015 sesuai dengan Rencana Tindak Lanjut yang

dibutuhkan guru. Dengan cara ini kelemahan-kelemahan guru akan teratasi secara

cermat.

19

Page 20: mkkssr04wonogiri.files.wordpress.com  · Web viewSesuai dengan amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 bahwa seorang Kepala Sekolah harus

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan Supervisi akademik yang dilakukan dengan berpegang apada Rencana

Tindak Lanjut hasil supervisi sebelumnya sangat efektif bagi guru, karena guru mendapatkan gambaran awal sebelum disupervisi melalaui pemantauan RPP maupun pengamatan di dalam kelas. Apalagi guru bebas memilih cara dan teknik supervisi akademik yang diinginkan mereka akan lebih senang sehingga hasil supervisi akademik dapat menghasilkan informasi yang optimal. Dalam kesempatan ini guru dapat melakukan konsultasi tentang pembelajaran yang akan dilakukan. Pada saat pelaksanaan guru dan siswa merasa kondusif karena supervisor juga bisa berperan sebagai guru apabila terdapat hal-hal yang belum dikuasai guru. Pada akhir supervisi guru dapat melakukan refleksi untuk mengungkapkan kekuatan dan kelemahanya dan mampu menentukan cara-caranya sendiri, sebagai supervisor dapat memberikan saran-saran yang dibutuhkan sebagai Rencana Tindak Lanjut terhadap Supervisi yang telah dilakukan.

B. SaranUntuk melaksanakan supervisi akademik dengan cara ini disarankan agar:1. Supervisor memahami terlebih dahulu langkah-langkah pelaksanaannya.2. Guru yang disupervisi dan didampingi perlu disosialisasikan agar mampu

mengubah mind set, sehingga pelaksanaannya dapat tercapai sesuai harapan.

20

Page 21: mkkssr04wonogiri.files.wordpress.com  · Web viewSesuai dengan amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 bahwa seorang Kepala Sekolah harus

PERTEMUAN

21

Page 22: mkkssr04wonogiri.files.wordpress.com  · Web viewSesuai dengan amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 bahwa seorang Kepala Sekolah harus

22