karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2016/05/makalah-klp-9.docx · web...

24
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak negara yang mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan persoalan yang pelik. Namun semuanya merasakan bahwa pendidikan merupakan salah satu tugas negara yang amat penting. Bangsa yang ingin maju, membangun, dan berusaha memperbaiki keadaan masyarakat dan dunia tentu mengatakan bahwa pendidikan merupakan kunci keberhasilan suatu bangsa. Pengemasan pendidikan, pembelajaran, dan pengajaran sekarang ini belum optimal seperti yang diharapkan. Hal ini terlihat dengan kekacauan-kekacauan yang muncul di masyarakat bangsa ini, diduga bermula dari apa yang dihasilkan oleh dunia pendidikan. Sesungguhnya pendidikan sangat banyak memberikan kontribusi terhadap kekacauan ini. Tantangan dunia pendidikan ke depan adalah mewujudkan proses demokratisasi belajar. Hal penting yang perlu ada dalam lingkungan belajar yang demokratis adalah realness. Lingkungan belajar yang bebas dan didasari oleh realness dari semua pihak yang telibat dalam proses pembelajaran akan dapat menumbuhkan sikap dan persepsi yang positif terhadap belajar. Bagi para guru, salah satu pertanyaan yang paling penting tentang belajar adalah kondisi seperti apa yang paling efektif untuk menciptakan perubahan yang

Upload: vungoc

Post on 28-Jun-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2016/05/Makalah-Klp-9.docx · Web viewSehubungan dengan hal tersebut, dengan ketidak terbatasannya akal dan keinginan manusia,

I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyak negara yang mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan

persoalan yang pelik. Namun semuanya merasakan bahwa pendidikan merupakan

salah satu tugas negara yang amat penting. Bangsa yang ingin maju, membangun,

dan berusaha memperbaiki keadaan masyarakat dan dunia tentu mengatakan bahwa

pendidikan merupakan kunci keberhasilan suatu bangsa. Pengemasan pendidikan,

pembelajaran, dan pengajaran sekarang ini belum optimal seperti yang diharapkan.

Hal ini terlihat dengan kekacauan-kekacauan yang muncul di masyarakat bangsa ini,

diduga bermula dari apa yang dihasilkan oleh dunia pendidikan.

Sesungguhnya pendidikan sangat banyak memberikan kontribusi terhadap kekacauan

ini.

Tantangan dunia pendidikan ke depan adalah mewujudkan proses demokratisasi

belajar. Hal penting yang perlu ada dalam lingkungan belajar yang demokratis adalah

realness. Lingkungan belajar yang bebas dan didasari oleh realness dari semua pihak

yang telibat dalam proses pembelajaran akan dapat menumbuhkan sikap dan persepsi

yang positif terhadap belajar.

Bagi para guru, salah satu pertanyaan yang paling penting tentang belajar adalah

kondisi seperti apa yang paling efektif untuk menciptakan perubahan yang

diinginkan dalam tingkah laku? Atau dengan kata lain, bagaimana bisa apa yang kita

ketahui tentang belajar diterapkan dalam instruksi? Sebelum kita menjawab

pertanyaan tersebut, kita harus melihat pada penjelasan-penjelasan psikologis tentang

belajar.

Manusia adalah makhluk individu dan sosial. Secara kodrati manusia akan selalu

hidup bersama. Dengan demikian, kegiatan hidup manusia akan selalu dibarengi

dengan proses interaksi atau komunikasi, baik interaksi dengan alam lingkungan,

interaksi dengan sesama, maupun interaksi dengan tuhannya, baik itu sengaja

maupun tidak disengaja.

Page 2: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2016/05/Makalah-Klp-9.docx · Web viewSehubungan dengan hal tersebut, dengan ketidak terbatasannya akal dan keinginan manusia,

Sehubungan dengan hal tersebut, dengan ketidak terbatasannya akal dan

keinginan manusia, untuk itu perlu dipahami secara benar mengenai pengertian

proses dan interaksi belajar. Belajar dan mengajar adalah dua kegiatan yang tunggal

tapi memang memiliki makna yang berbeda. Belajar diartikan sebagai suatu

perubahan tingkah-laku karena hasil dari pengalaman yang diperoleh. Sedangkan

mengajar adalah kegiatan menyediakan kondisi yang merangsang serta mangarahkan

kegiatan belajar siswa/subjek belajar untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan,

nilai dan sikap yang dapat membawa perubahan serta kesadaran diri sebagai pribadi.

Menurut Arden N. Frandsen mengatakan bahwa hal yang mendorong seseorang

itu untuk belajar antara lain sebagai berikut.

1. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas;

2. adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk maju;

3. adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan teman-

teman;

4. adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang

baru, baik dengan koperasi maupun dengan kompetensi;

5. adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman; dan

6. adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari pada belajar. (Frandsen, 1961,

p. 216).

Secara luas teori belajar selalu dikaitkan dengan ruang lingkup bidang psikologi

atau bagaimanapun juga membicarakan masalah belajar ialah membicarakan sosok

manusia. Ini dapat diartikan bahwa ada beberapa ranah yang harus mendapat

perhatian. anah-ranah itu ialah ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.

Akan tetapi manusia sebagai makhluk yang berpikir, berbeda dengan binatang.

Binatang adalah juga makhluk yang dapat diberi pelajaran, tetapi tidak menggunakan

pikiran dan akal budi.

B. Rumusan Masalah

Makalah ini membahas tentang bagaimana proses belajar itu terjadi menurut

pandangan berbagai teori belajar, pemabahasan makalah ini memiliki beberapa

rumusan masalah sebagai berikut.

1. Apakah pengertian teori belajar Behaviorisme, Gestalt, Medan, dan

Eklektik?

Page 3: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2016/05/Makalah-Klp-9.docx · Web viewSehubungan dengan hal tersebut, dengan ketidak terbatasannya akal dan keinginan manusia,

2. Bagaimanakah konsep-konsep yang disusun atas dasar pemikiran

spekulatif?

3. Bagaimanakah penerapan teori-teori belajar tersebut?

C. Tujuan Pembahasan

Secara terperinci tujuan pembahasan dalam makalah ini sebagai berikut.

1. Untuk memahami berbagai macam teori belajar;

2. Untuk mengetahui bagaimana konsep-konsep atas dasar pemikiran

spekulatif; dan

3. Untuk mengetahui bagaimana cara menerapkan teori-teori belajar dalam

pendidikan.

Adapun penyusunan makalah ini bermanfaat secara (a) teoretis, untuk mengkaji

ilmu pendidikan khususnya dalam memahami implikasi pendidikan, pembelajaran,

pengajaran, prinsip-prinsip pembelajaran, dan perkembangan teori pembelajaran. (b)

praktis, bermanfaat bagi (1) para pendidik, agar pendidik tidak salah persepsi tentang

pendidikan, pembelajaran, dan pengajaran, serta dapat menerapkan prinsip-prinsip

pembelajaran dan teori pembelajaran yang sesungguhnya. (2) mahasiswa, agar

memahami tentang pengertian, prinsip, dan perkembangan teori pembelajaran.

D. Manfaat Pembahasan

Pembahasan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai:

1. Bahan diskusi pada mata kuliah Psikologi Pendidikan;

2. Bahan informasi dan telaah yang berguna bagi pengembangan pengetahuan

dan wawasan tentang teori-teori belajar; dan

3. Bahan informasi dan bacaan bagi mahasiswa, guru ataupun calon guru

dalam pengembangan strategi belajar di kelas.

Page 4: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2016/05/Makalah-Klp-9.docx · Web viewSehubungan dengan hal tersebut, dengan ketidak terbatasannya akal dan keinginan manusia,

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Belajar

1. Teori Behaviorisme

Behaviorisme merupakan salah satu pendekatan untuk memahami perilaku

individu. Behaviorisme memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah,

dan mengabaikan aspek–aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak

mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu

belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa

sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu. Teori kaum behavoris lebih

dikenal dengan nama teori belajar, karena seluruh perilaku manusia adalah hasil

belajar. Belajar artinya perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh lingkungan.

Behaviorisme tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional

atau emosional; behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya

dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan.

Dalam arti teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia.

Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap

lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka. Dari

hal ini, timbulah konsep ”manusia mesin” (Homo Mechanicus). Ciri dari teori ini

adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis,

menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon,

menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil

belajar,mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah

munculnya perilaku yang diinginkan.

Pada teori belajar ini sering disebut S-R psikologis artinya bahwa tingkah

laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward dan penguatan atau

reinforcement dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat

jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioural dengan stimulusnya. Guru yang

Page 5: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2016/05/Makalah-Klp-9.docx · Web viewSehubungan dengan hal tersebut, dengan ketidak terbatasannya akal dan keinginan manusia,

menganut pandangan ini berpandapat bahwa tingkahlaku siswa merupakan reaksi

terhadap lingkungan dan tingkahlaku adalah hasil belajar.

Macam-macam teori belajar menurut aliran ini adalah

1) Teori belajar Classical Conditioning

Teori ini dikembangkan oleh Ivan Petrovich Pavlov (14 September

1849-1936) di Ryazan Rusia. Ia mengemukakan bahwa dengan menerapkan strategi

ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara stimulus alami dengan stimulus

yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara

individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar

dirinya. Hal ini berdasarkan percobaan Pavlov terhadap anjing di laboratories. Dalam

percobaan ini anjing diberi stimulus bersarat sehingga terjadi reaksi bersarat pada

anjing.

Menurut teori ini, belajar adalah suatu proses perubahan yang terjadi

karena adanya syarat-syarat yang menimbulkan reaksi. Hal terpenting dalam belajar

disini adalah latihan dan pengulangan.

2) Teori belajar Operant Conditioning

Teori ini dikembangkan oleh Burr Federic Skinner (1904-1990). Dia

memandang bahwa manusia sebagai mesin yang bertindak secara teratur dan dapat

diramalkan responnya terhadap stimulus yang datang dari luar. Skinner mengadakan

eksperimen dengan menggunakan kotak yang di dalamnya terdapat pengungkit,

pemampung makanan, lampu, lantai dengan grill yang dialiri listrik (dikenal dengan

nama Skinner box). Skinner menggunakan tikus lapar sebagai hewan percobaannya.

Berdasarkan eksperimen tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

Reward dan reinforcement merupakan faktor penting dalam belajar karena

dapat meningkatkan kecepatan terjadinya respon.

Setiap respon yang diikuti dengan penguatan (reward atau reinforcing

stimuli) cenderung akan diulang kembali.

Skinner berpendapat bahwa tujuan psikologi adalah meramal, mengontrol

tingkah laku. Misalnya, guru memberi penghargaan hadiah atau nilai tinggi

sehingga anak akan lebih rajin.

Page 6: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2016/05/Makalah-Klp-9.docx · Web viewSehubungan dengan hal tersebut, dengan ketidak terbatasannya akal dan keinginan manusia,

Prinsip belajar Skinners adalah

a) Hasil belajar harus segera diberitahukan pada siswa jika salah dibetulkan

jika benar diberi penguat.

b) Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar. Materi pelajaran

digunakan sebagai sistem modul.

c) Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri, tidak

digunakan hukuman. Untuk itu lingkungan perlu diubah untuk menghindari

hukuman.

d) Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah dan sebaiknya hadiah

diberikan dengan digunakannya jadwal variable ratio reinforcer.

e) Dalam pembelajaran digunakan shapping.

3) Teori Thorndike: Koneksionisme atau Bond-psikology

Teori ini dikembangkan oleh Edward Thorndike (1874-1949). Menurut

Thorndike, belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara

peristiwa yang disebut stimulus dan respon. Thorndike menggambarkan proses

belajar sebagai proses pemecahan masalah. Hal ini didasarkan pada eksperimen

puzzle box miliknya. Dalam eksperimennya dia menggunakan kucing sebagai hewan

percobaan. Kucing tersebut dimasukkan ke kandang tertutup yang apabila pintunya

dapat dibuka secara otomatis bila knop di dalam kandang disentuh. Percobaan

tersebut menghasilkan teori trial dan error. Ciri-ciri belajar dengan trial dan error,

yaitu adanya aktivitas, berbagai respon terhadap berbagai situasi, eliminasi terhadap

berbagai respon yang salah, kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan.

Berdasarkan percobaan puzzle box di atas, Thorndike menemukan hukum-

hukum belajar sebagai berikut.

Hukum kesiapan (Law of Readiness)

Jika suatu organisme didukung oleh kesiapan yang kuat untuk memperoleh

stimulus maka pelaksanaan tingkah laku akan menimbulkan kepuasan individu

sehingga asosaiasi cenderung diperkuat.

Ada 3 keadaan yang menunjukkan berlakunya hukum ini, yaitu:

Apabila individu memiliki kesiapan untuk bertindak atau berperilaku dan

dapat melaksanakannya, maka dia akan puas.

Page 7: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2016/05/Makalah-Klp-9.docx · Web viewSehubungan dengan hal tersebut, dengan ketidak terbatasannya akal dan keinginan manusia,

Apabila individu memiliki kesiapan untuk bertindak atau berperilaku tapi

tidak dapat melaksanakannya, maka dia akan kecewa.

Apabila individu tidak memiliki kesiapan untuk bertindak atau

berperilaku dan dipaksa untuk melaksanakannya, maka akan

menimbulkan keadaan yang tidak memuaskan.

Hukum latihan (the law of excercise)

Hukum latihan berbicara kegunaan (use) dan ketidakgunaan (disuse) atau

makin kuat atau makin lemah hubungan S-R. Semakin sering suatu tingkah laku

dilatih atau digunakan maka asosiasi tersebut semakin kuat. Hukum ini tercermin

dalam perkataan repetioest mater studiorum atau practice makes perfect.

Hukum akibat (the law of effect)

Hubungan stimulus dan respon cenderung diperkuat bila akibat

menyenangkan dan cenderung diperlemah jika akibatnya tidak memuaskan.

Rumusan tingkat hukum akibat adalah suatu tindakan yang disertai hasil

menyenangkan cenderung untuk dipertahankan dan pada waktu lain akan diulangi.

Jadi, hukum akibat menunjukkan bagaimana pengaruh hasil suatu tindakan bagi

perbuatan serupa.

2. Teori Gestalt

Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang artinya “konfigurasi, pola,

kesatuan, keseluruhan”. Teori ini menyatakan bahwa belajar harus dimulai dari

keseluruhan dan dilanjutkan kepada bagian-bagian. Suatu keseluruhan terdiri atas

bagian-bagian yang mempunyai hubungan yang bermakna satu sama lain.

Salah satu hukum dari teori Gestalt yang terkenal adalah Hukum Pragnanz yang

berarti “teratur, seimbang, harmonis. Mencari dan mendapatkan Pragnanz merupakan

belajar yang memerlukan pemahaman (insight). Menurut Ernest Hilgard, ada enam

ciri dari belajar pemahaman ini, yaitu: (1) insight dipengaruhi oleh kemampuan

dasar, (2) insight dipengaruhi oleh pengalaman belajar yang lalu, (3) insight

tergantung kepada pengaturan situasi, (4) insight didahului oleh usaha coba-coba, (5)

belajar dengan insight dapat diulangi, (6) suatu insight yang telah sekali didapatkan

dapat diaplikasikan untuk insight situasi lain.

Page 8: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2016/05/Makalah-Klp-9.docx · Web viewSehubungan dengan hal tersebut, dengan ketidak terbatasannya akal dan keinginan manusia,

3. Teori Medan

Teori ini dikembangkan oleh Kurt Lewin (1890-1947). Teori ini

menyatakan bahwa perilaku ditentukan oleh totalitas situasi yang melingkupi

seseorang. Dalam teori medannya, 'lapangan' didefinisikan sebagai thetotality of

coexisting facts which are conceived of as mutually interdependent  (totalitas fakta-

fakta yang mengiringi dan dipahami saling tergantung atau terkait satu dengan yang

lainnya). Setiap individu berperilaku berbeda, sesuai dengan persepsi diri dan

lingkungannya bekerja. Medan psikologis atau lifespace, di mana orang berperilaku harus

ditinjau, dalam rangka memahami perilaku itu sendiri. Penilaian seseorang

berdasar  persepsi diri dan aspek lingkungan yang mendukungnya ini disebabkan

karena otak adalah sistem fisik, otak menciptakan medan yang mempengaruhi

informasi yang masuk ke dalamnya, seperti medan magnet memengaruhi partikel

logam. Medan kekuatan inilah yang mengatur pengalaman sadar.

Lewin berpendapat bahwa tingkahlaku merupakan hasil tindakan antar

kekuatan-kekuatan, baik yang dari dalam diri individu seperti tujuan, kebutuhan,

tekanan kejiwaan, maupun dari luar diri individu, seperti tantangan dan

permasalahan.

4. Teori Eklektik

Wilford A.Weber (1986) menyatakan bahwa teori/pendekatan dengan cara

menggabungkan semua aspek terbaik dari berbagai pendekatan belajar untuk

menciptakan suatu kebulatan atau keseluruhan yang bermakna secara filsofis,

teoretis, dan psikologis.

B. Konsep-konsep yang Disusun Atas Dasar Pemikiran Spekulatif

Adapun konsep-konsep yang berdasarkan pemikiran spekulatif sebagai berikut.

a) Belajar menurut ahli-ahli golongan skolastik

Menurut pendapat aliran skolastik, belajar itu pada hakikatnya adalah

mengulang bahan yang harus dipelajari. Dengan diulang-ulangi maka bahan

pelajaran akan makin diingat (dikuasai). Jadi, menurut aliran skolastik, inti

belajar itu adalah ulangan.

b) Belajar menurut golongan kontra reformasi

Page 9: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2016/05/Makalah-Klp-9.docx · Web viewSehubungan dengan hal tersebut, dengan ketidak terbatasannya akal dan keinginan manusia,

Ahli-ahli dari golongan kontra reformasi pada hakikatnya melanjutkan dan

mempertahankan  apa yang telah dirumuskan oleh ahli-ahli skolastik, jadi

mereka menganggap sebagai inti kegiatan belajar adalah ulangan. Adapun

sebuah semboyan yang masih populer hingga sekarang yang mengatakan

bahwa pokok atau induk belajar itu adalah “repetioest mater studiorum”

atau “practice makes perfect”.

c) Belajar menurut konsepsi ahli-ahli psikologi daya

Para ahli dari aliran psikologi daya ini memikirkan jiwa di analogikan

dengan raga atau jasmani. Sebagaimana raga (jasmani) itu mempunyai

tenaga atau daya, maka jiwa juga dianggap memiliki daya-daya, misalkan

daya untuk mengenal, mengingat, berkhayal, berfikir, merasakan,

menghendaki dan sebagainya.

d) Ebbinghaus merintis cara pendekatan eksperimental

Hermann ebbinghaus, sesuai dengan situasi zamannya, telah merintis cara

pendekatan eksperimental dalam membahas belajar ini. Ebbinghaus

berusaha menghafal sejumlah besar kombinasi-kombinasi huruf tanpa arti

secara berulang-ulang. Dari eksperimen yang dilakukan itu dapat ditarik

kesimpulan bahwa dalam konsep ebbinghaus inti dari belajar adalah

ulangan.

e ) P e n d a p a t H e r b a r t

Dia menentang konsepsi psikologi daya yang dipandangnya tidak

bersifatilmiah, karena psikologi daya tidak dapat menerangkan kehidupan

jiwa. Dia menghendaki supaya psikologi mampu menerangkan kehidupan

jiwa. Untuk itu dia mengemukakan teorinya yang terkenal dengan nama teori

tanggapan (vorstellungstheorie).

C. Aplikasi Teori Belajar

Berikut ini adalah teori belajar dan aplikasinya dalam kegiatan pembelajaran.

1. Teori Behaviorisme

Belajar adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi

antara stimulus dan respon. Perubahan perilaku dapat berujud sesuatu yang konkret

atau yang non konkret, berlangsung secara mekanik memerlukan penguatan. Aplikasi

teori belajar behaviorisme dalam pembelajaran, tergantung dari beberapa hal seperti

Page 10: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2016/05/Makalah-Klp-9.docx · Web viewSehubungan dengan hal tersebut, dengan ketidak terbatasannya akal dan keinginan manusia,

tujuan pembelajaran, sifat meteri pelajaran, karakteristik siswa, media dan fasilitas

pembelajaran yang tersedia.

Aplikasi teori belajar behaviorisme menurut tokoh-tokoh antara lain:

a. Aplikasi Teori Pavlov

Contohnya yaitu pada awal tatap muka antara guru dan murid dalam

kegiatan belajar mengajar, seorang guru menunjukkan sikap yang ramah dan

memberi pujian terhadap murid-muridnya, sehingga para murid merasa terkesan

dengan sikap yang ditunjukkan gurunya.

b. Aplikasi Teori Thorndike

Sebelum guru dalam kelas mulai mengajar, maka anak-anak

disiapkan mentalnya terlebih dahulu. Misalnya anak disuruh duduk

yang rapi, tenang dan sebagainya.

Guru mengadakan ulangan yang teratur, bahkan dengan ulangan

yang ketat atau sistem drill.

Guru memberikan bimbingan, pemberian hadiah, pujian, bahkan bila

perlu hukuman sehingga memberikan motivasi proses belajar

mengajar.

c. Aplikasi Teori Skinner

Guru mengembalikan dan mendiskusikan pekerjaan siswa yang telah

diperiksa dan dinilai sesegera mungkin.

2. Teori Gestalt

Aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain:

1) Pengalaman tilikan (insight)

Dalam proses pembelajaran, hendaknya peserta didik memiliki

kemampuan tilikan yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur

dalam suatu obyek atau peristiwa.

2) Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning)

Hal-hal yang dipelajari peserta didik hendaknya memiliki makna yang

jelas dan logis dengan proses kehidupannya.

3) Perilaku bertujuan (pusposive behavior)

Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta didik mengenal

tujuan yang ingin dicapainya. Oleh karena itu, guru hendaknya

Page 11: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2016/05/Makalah-Klp-9.docx · Web viewSehubungan dengan hal tersebut, dengan ketidak terbatasannya akal dan keinginan manusia,

menyadari tujuan sebagai arah aktivitas pengajaran dan membantu

peserta didik dalam memahami tujuannya.

4) Prinsip ruang hidup (life space)

Perilaku individu memiliki keterkaitan dengan lingkungan dimana ia

berada. Oleh karena itu, materi yang diajarkan hendaknya memiliki

keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta

didik.

5) Transfer dalam Belajar

Yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi pembelajaran

tertentu ke situasi lain. Transfer belajar akan terjadi apabila peserta didik

telah menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu persoalan dan

menemukan generalisasi yang akan digunakan dalam pemecahan

masalah pada situasi lain. Oleh karena itu, guru hendaknya dapat

membantu peserta didik untuk menguasai prinsip-prinsip pokok dari

materi yang diajarkannya. Teori belajar gestalt secara umum sangat

berpengaruh dalam metode membaca dan menulis.

3. Teori Medan

Aplikasi teori Medan dalam proses pembelajaran antara lain:

1. Belajar sebagai perubahan sistem kognitif;

2. Hadiah dan hukuman sebagai situasi yang mengandung konflik; dan

3. Sukses memberikan mobilisasi energi cadangan sehingga kemampuan

individu menyelesaikan problem bertambah.

4. Teori Eklektri

Untuk dapat menerapkan pendekatan eklektik guru harus menguasai dua

syarat, yaitu:

1) Menguasai pendekatan manajemen kelas yang potensial, seperti

pendekatan pengubahan perilaku, penciptaan iklim sosio-emosional,

proses kelompok,

2) Dapat memilih pendekatan yang tepat dan melaksanakan prosedur

dengan baik sesuai dengan masalah manajemen kelas [M.Entang dan

T.Raka Joni, 1983:43].

Page 12: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2016/05/Makalah-Klp-9.docx · Web viewSehubungan dengan hal tersebut, dengan ketidak terbatasannya akal dan keinginan manusia,

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Teori behaviorisme, belajar adalah input yang berupa stimulus dan output

yang berupa respon. Teori gestalt, belajar harus dimulai dari keseluruhan

dan dilanjutkan kepada bagian-bagian. Teori medan, perilaku ditentukan

oleh totalitas situasi yang melingkupi seseorang.Teori eklektik adalah

teori/pendekatan dengan cara menggabungkan semua aspek terbaik dari

berbagai pendekatan.

Konsep-konsep yang disusun atas dasar pemikiran spekulatif, yaitu belajar

menurut ahli-ahli golongan skolastik; golongan kontra reformasi; konsepsi

ahli-ahli psikologi daya; Ebbinghaus merintis cara pendekatan

eksperimental; dan pendapat Herbart.

Manfaat dari beberapa teori belajar adalah

1. Membantu guru untuk memahami bagaimana siswa belajar dan mengelola kelas;

2. Membimbing guru untuk merancang dan merencanakan proses pembelajaran

efektif, efisien, dan produktif;

3. Membantu guru untuk mengevaluasi proses, perilaku guru sendiri, serta hasil

belajar siswa yang telah dicapai;

4. Membantu guru dalam memberikan dukungan dan bantuan kepada siswa

sehingga dapat mencapai hasil prestasi yang maksimal.

B. Saran

Pengertian, konsep, dan aplikasi teori pembelajaran hendaknya dipahami oleh

para pendidik dan diterapkan dalam dunia pendidikan dengan benar, sehingga

pendidikan yang berkembang di bangsa kita niscaya akan menghasilkan output-

output yang berkualitas yang mampu membentuk manusia Indonesia seutuhnya.

Page 13: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2016/05/Makalah-Klp-9.docx · Web viewSehubungan dengan hal tersebut, dengan ketidak terbatasannya akal dan keinginan manusia,

DAFTAR PUSTAKA

Sukmadinata, Nana Syaodih.2003.Landaan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung.

PT Remaja Rosdakarya.

http://riefahidayati.blogspot.com/2011/08/definisi-belajar.html

http://moshimoshi.netne.net/materi/psikologi_pendidikan/bab_7.htm

http://nuraeni68.blogspot.com/2011/10/makalah-teori-belajar-gestalt.html

http://www.scribd.com/doc/42404959/Makalah-Teori-Belajar-Kurt-Lewin

http://zidandemak.blogspot.com/2011/12/teori-belajar-behavioristik.html

www.scribd.com/doc/42404959/ Makalah - Teori - Belajar -Kurt-Lewin

 

Page 14: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2016/05/Makalah-Klp-9.docx · Web viewSehubungan dengan hal tersebut, dengan ketidak terbatasannya akal dan keinginan manusia,

Makalah

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

“TEORI BELAJAR”

OLEH

KELOMPOK 9:

FAIZAL FARIZA (1006103020090)

MAULIDAR (1006103020082)

SURASTA SARI DEWI (1006103020106)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

2011

Page 15: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2016/05/Makalah-Klp-9.docx · Web viewSehubungan dengan hal tersebut, dengan ketidak terbatasannya akal dan keinginan manusia,

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbila’lamin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas

berkat rahmat dan hidayah-Nya, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan

tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk

memenuhi tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan, pada semester IV, di tahun

ajaran 2012, dengan judul “Teori Belajar”.

Dalam penyelesaian karya ilmiah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama

disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat

bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, karya ilmiah ini dapat terselesaikan

dengan cukup baik. Mudah-mudahan amal dan jasa baik mereka diterima oleh Allah

SWT, dan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda. Amin.

Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran,

makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat

mengharapkan adanya kritik dan saran yang konstruktif, guna penulisan karya ilmiah

yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Harapan kami, semoga karya tulis ini

bermanfaat, khususnya bagi penulis, pembaca, dan bagi seluruh mahasiswa-

mahasiswi Universitas Syiah Kuala terutama mahasiswa/i Program Studi

Matematika.

Banda Aceh, Maret 2012

Penulis

Page 16: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2016/05/Makalah-Klp-9.docx · Web viewSehubungan dengan hal tersebut, dengan ketidak terbatasannya akal dan keinginan manusia,

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................................2

C. Tujuan Pembahasan...............................................................................................3

D. Manfaat Pembahasan.............................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Belajar........................................................................................4

B. Konsep-konsep yang Disusun Atas Dasar Pemikiran Spekulatif..........................8

C. Aplikasi Teori Belajar...........................................................................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................................12

B. Saran.....................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................13