acenale.files.wordpress.com file · web viewrangkuman materi perkuliahan“penelitian”. ma. salah...

63
RANGKUMAN MATERI PERKULIAHAN “PENELITIAN” I. MASALAH PENELITIAN A. Dari Mana Masalah Diperoleh? Untuk meningkatkan kemampuan melihat suatu masalah yang perlu diteliti, peneliti harus giat mencari masalah dari sumber-sumbernya. Menurut Margono, adapun yang menjadi sumber utama permasalahan, adalah: a. Bacaan b. Seminar, diskusi atau pertemuan ilmiah c. Pernyataan dari orang yang memiliki ototritas d. Pengamatan sekilas e. Pengalaman pribadi f. Perasaan dan ilham B. Masalah Menurut Sugiyono, masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan. Stonner mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui atau dicari apabila : 1

Upload: nguyenkien

Post on 13-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

RANGKUMAN MATERI PERKULIAHAN

“PENELITIAN”

I. MASALAH PENELITIAN

A. Dari Mana Masalah Diperoleh?

Untuk meningkatkan kemampuan melihat suatu masalah yang perlu diteliti,

peneliti harus giat mencari masalah dari sumber-sumbernya.

Menurut Margono, adapun yang menjadi sumber utama permasalahan, adalah:

a. Bacaan

b. Seminar, diskusi atau pertemuan ilmiah

c. Pernyataan dari orang yang memiliki ototritas

d. Pengamatan sekilas

e. Pengalaman pribadi

f. Perasaan dan ilham

B. Masalah

Menurut Sugiyono, masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang

seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek,

antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan. Stonner

mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui atau dicari apabila :

a. Terdapat penyimpangan antara pengalaman dan kenyataan

Di dunia ini yang tetap hanya perubahan, namun sering perubahan itu

tidak diharapkan oleh orang-orang tertentu, karena akan dapat

menimbulkan masalah.

b. Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan

kenyataan

Suatu rencana yang telah di tetapkan, tetapi hasilnya tidak sesuai dengan

tujuan dari rencana tersebut, maka tentu ada masalah.

c. Ada pengaduan

1

Dalam suatu organisasi sekolah yang tadinya tenang tidak ada masalah,

ternyata setelah ada pihak tertentu yang mengadukan produk maupun

pelayanan yang diberikan, maka akan timbul masalah dalam organisasi itu.

d. Ada kompetisi

Adanya saingan atau kompetisi sering dapat menimbulkan masalah besar,

bila tidak dapat memanfaatkan untuk kerjasama.

Disamping menarik, peneliti harus memikirkan masalah-masalah lain. Menarik

saja belum cukup menjamin terlaksananya penelitian. Ada kalanya peneliti sangat

ingin mancari jawaban atas sesuatu masalah tetapi faktor-faktor lain tidak

memungkinkan pelaksanaannya.

Menurut Arikunto, secara singkat dapat dikemukakan bahwa faktor-faktor kondisi

tersebut ada yang bersumber dari diri peneliti maupun dari luar. Apabila disarikan

ada empat hal yang harus dipenuhi bagi terpilihnya masalah penelitian, yaitu:

1. Penelitian harus sesuai dengan minat peneliti

2. Penelitian dapat dilaksanakan

3. Tersedia faktor pendukung

4. Hasil penelitian bermanfaat

C. Jenis Permasalahan

Permasalahan dalam penelitian sering pula disebut dengan istilah problema atau

problematik. Menurut Arikunto, secara garis besar dapat dikemukakan bahwa

peneliti mempermasalahkan fenomena atau gejala atas tiga jenis:

1. Problema untuk mengetahui status dan mendeskripsikan fenomena.

Sehubungan dengan jenis permasalahan ini terjadilah penelitian deskriptif

(termasuk di dalamnya survei), penelitian historis, dan filosofis.

2. Problema untuk membandingkan dua fenomena atau lebih (problema

komparasi).

Dalam penelitian ini peneliti berusaha mencari permasalahan dan

2

perbedaan fenomena, selanjutnya mencari arti atau manfaat dari adanya

persamaan dan perbedaan yang ada.

3. Problema untuk mencari hubungan antara dua fenomena (problema

korelasi).

Ada 2 macam problema korelasi, yaitu:

a. Korelasi sejajar, misalnya korelasi antara kemampuan berbahasa

Ingggris dan kesetian ingatan.

b. Korelasi sebab-akibat, misalnya korelasi antara teriknya sinar matahari

dan larisnya es mambo.

D. Latar Belakang Masalah

Melalui latar belakang masalah diharapkan pengalaman tentang permasalahan

penelitian yang sedang dihadapi menjadi lebih utuh. Sebab, suatu latar belakang

masalah yang baik biasanya mengungkapkan paling tidak empat hal, yaitu:

a. Mengungkapkan isu-isu (issues)

b. Mengungkapkan fakta-fakta (exiting information)

c. Mengungkapkan nilai guna untuk apa itu dipecahkan (need)

d. Memiliki tingkat kesukaran langka/jarang orang meneliti masalah Itu

(difficulty)

E. Rumusan Masalah

Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Kalau masalah itu merupakan suatu

kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi, maka rumusan masalah

itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui

pengumpulan data.

Perumusan masalah penelitian dipergunakan untuk mempertajam pokok

permasalahan . Perumusan masalah merupakan dasar pembuatan disain penelitian

serta menjelaskan judul penelitian.

3

Rumusan masalah sebaiknya konsisten, atau paling tidak, releven dengan latar

belakang masalah. Rumusan masalah hendaknya memuat variabel-variabel yang

akan diteliti dan teridentifikasi dengan jelas serta diperkirakan ada alternatif

penyelesaiannya.

Dalam merumuskan permasalahan ini tidak jarang peneliti, terutama yang

melakukan studi pustaka seadanya saja, yang tidak mampu membedakan mana

permasalahan sebenarnya, dan mana merupakan gejala.

Berikut ini akan diberikan beberapa hal yang yang didapat dari studi pustaka bila

kegiatan tersebut dilakukan dengan baik, yaitu:

1. Variable penting seperti variable yang berpengaruh terhadap masalah tidak

boleh tertinggal dalam penelitian.

2. Dapat diketahuinya beberapa hal tentang variable, yaitu ditemukannya

variable apa yang paling penting.

3. Pengujian dan replikasi terhadap temuan-temuan dari penelitian sekarang

dapat dipertinggi kualitasnya.

4. Pertanyaan terhadap permasalahan penelitian dapat dengan lebih akurat

dan jelas.

5. Untuk meyakinkan bahwa penelitian tidak dilakukan untuk sesuatu yang

telah diketahui, atau menghindari peneliti dari plagiat.

6. Masalah penelitian akan dirasakan relevan dan signifikasi oleh komunitas

ilmiah.

Membedakan Antara Pertanyaan Yang Layak Diteliti Dan Yang Tidak

a. Suatu pertanyaan dianggap layak untuk diteliti yaitu :

- Syarat pertama adalah bahwa masalah tadi memiliki signifikansi yang

tinggi baik secara teoritis maupun praktis .

- Syarat kedua, masalah penelitian yang akan diteliti seharusnya memiliki

keunikan dan keaslian tersendiri .

4

b. Pertanyaan yang tidak layak diteliti yaitu apabila merumuskan suatu

pertanyaan yang mana orang lain bisa mengetahui jawaban dari pertanyaan itu

tanpa harus melakukan penelitian

Karakteristik Pengajuan Pertanyaan Penelitian Yang Baik

a. Sistematik : suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan

sesuai sesuai dengan pola dan kaidah yang benar.

b. Logik : sesuatu dapat dikatakan benar bilamana dapat diterima

c. Empirik : Empirisme merupakan faham yang mendasari sekaligus menjadi

karakteristik suatu penelitian ilmiah

d. Replikasi : Suatu penelitian yang pernah dilaksanakan harus dapat diuji

kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bilamana

dilakukan dengan metode ,kriteria dan kondisi yang sama.

Soal – Soal :

1. Menurut anda, apa yang dimaksud dengan masalah?

2. Sebutkan beberapa hal yang dapat menjadi sumber utama permasalahan!

3. Sebutkan hal-hal yang harus terpenuhi bagi terpilihnya masalah penelitian!

4. Sebutkan dan jelaskan karakteristik pengajuan pertanyaan penelitian yang

baik!

5. Apa ciri-ciri dari pertanyaan yang layak diteliti dan yang tidak layak diteliti?

5

Jawaban Soal :

1. Masalah adalah penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang

benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan

pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan.

2. Beberapa hal yang dapat menjadi sumber utama permasalahan yaitu:

a. Bacaan

b. Seminar, diskusi atau pertemuan ilmiah

c. Pernyataan dari orang yang memiliki ototritas

d. Pengamatan sekilas

e. Pengalaman pribadi

f. Perasaan dan ilham

3. Hal-hal yang harus terpenuhi bagi terpilihnya masalah penelitian yaitu:

a. Penelitian harus sesuai dengan minat peneliti

b. Penelitian dapat dilaksanakan

c. Tersedia faktor pendukung

d. Hasil penelitian bermanfaat

4. Karakteristik pengajuan pertanyaan penelitian yang baik adalah:

a. Sistematik : suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara

berurutan sesuai sesuai dengan pola dan kaidah yang benar.

b. Logik : sesuatu dapat dikatakan benar bilamana dapat diterima.

c. Empirik : Empirisme merupakan faham yang mendasari sekaligus

menjadi karakteristik suatu penelitian ilmiah.

d. Replikasi : Suatu penelitian yang pernah dilaksanakan harus dapat diuji

kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama

bilamana dilakukan dengan metode, kriteria dan kondisi yang sama.

6

5. Ciri-ciri pertanyaan penelitian yang layak diteliti adalah

Syarat pertama adalah bahwa masalah tadi memiliki signifikansi yang

tinggi baik secara teoritis maupun praktis.

Syarat kedua, masalah penelitian yang akan diteliti seharusnya memiliki

keunikan dan keaslian tersendiri.

7

II. VARIABEL DAN HIPOTESIS

A. Variabel

1. Pengertian

Variabel adalah sesuatu yang berbeda atau bervariasi yang berfungsi

sebagai objek penelitian. Variabel dapat berubah-ubah dari individu yang

satu ke individu yang lain dari waktu ke waktu, namun ada juga variabel

yang bersifat tetap sepanjang waktu.(Tjokrosujoso, hal 52)

2. Jenis – Jenis Variabel

Variabel dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

a) Variabel kualitatif bersifat abstrak dan tidak dapat atau sulit

diangkakan.

Contoh : kemakmuran, kepandaian, kecerdasan dan sebagainya.

b) Variabel kuantitatif dapat diangkakan atau dapat dihitung dengan

angka.

Contoh : tinggi badan, berat badan, luas bangunan, umur, nilai tes, dan

sebagainya.

Variabel kuantitatif dapat digolongkan menjadi dua kelompok berdasarkan

cara pengukurannya, yaitu variabel deskrit dan variabel kontinum.

a) Variabel deskrit disebut juga variabel nominal, hanya dapat

dikategorikan atau dipilah menjadi dua atau lebih kategori atau macam

tanpa ada urutan.

b) Variabel kontinum menunjukkan suatu rangkaian yang tidak terputus,

suatu rangakaian yang berkelanjutan.

Jenis-Jenis Variabel Yang Lain :

a) Variabel Dependen (Dipengaruhi, Terikat, Output, Kriteria,

Konsekuen)

Merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat, karena adanya

variabel bebas. Contoh: Pengaruh Iklan Terhadap Motivasi Pembelian.

Motivasi Pembelian = Variabel Dependen.

8

b) Variabel Independen (Pengaruh, Bebas, Stimulus, Prediktor)

Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Contoh : “Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah

Dengan Prestasi Belajar Siswa”.

Variabel Independent = prestasi belajar siswa

c) Variabel Moderator

Merupakan variabel yang mepengaruhi (memperkuat atau

memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan

dependen. Contoh: Anak adalah variabel yang memperkuat hubungan

suami isteri. Pihak ketiga adalah variabel yang memperlemah

hubungan suami isteri.

B. HIPOTESIS

1. Pengertian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang perlu diuji

kebenarannya oleh data atau fakta yang dikumpulkan dari lapangan.

Peneliti dapat merumuskan hipotesis dengan baik kalau peneliti menguasai

atau memiliki pengetahuan atau teori yang relevan dengan masalah yang

diteliti. (Tjokrosujoso, hal 66).

Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang

menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak

dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis.

Hipotesis dibagi menjadi dua macam, yaitu : ( M.Subana, hal 75-76)

a. Hipotesis statistik adalah hipotesis bandingan dari hipotesis kerja yang

diuji peneliti dengan menggunakan perhitungan statistik. Hipotesis ini

terbagi menjadi dua yaitu: hipotesis statistik terarah dan tidak terarah.

b. Hipotesis penelitian adalah rumusan hipotesis yang disusun peneliti

dalam penelitiannya. Hipotesis ini terbagi menjadi dua yaitu: hipotesis

penelitian terarah dan tidak terarah.

9

2. Bentuk-bentuk Hipotesis

a. Hipotesis Deskriptif

Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masalah

deskriptif, yaitu yang berkenaan dengan variabel mandiri.

b. Hipotesis Komparatif

Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi

populasi dan sampelnya berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu

yang berbeda.

c. Hipotesis Asosiatif

Hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan

masalah asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua

variabel atau lebih.

3. Cara Merumuskan Hipotesis dalam Penelitian

Ada dua macam cara untuk merumuskan hipotesis dalam penelitian,

yaitu : (Masri, hal 45).

a. Hipotesis alternatif atau hipotesis kerja (Ha)

Menyebutkan adanya hubungan variabel X dan variabel Y, atau adanya

perbedaan antara variabel A dan variabel B. Hipotesis alternative

dirumuskan dalam bentuk kalimat positif.

b. Hipotesis statistik atau hipotesis nol (Ho) karena biasanya digunakan

dalam penelitian yang menguji hipotesisnya dengan menngunakan

perhitungan statistik. Hipotesis nol dirumuskan dalam kalimat negatif.

10

Soal – Soal :

1. Apa yang dimaksud dengan variabel dan hipotesis?

2. Apa yang dimaksud dengan variabel bebas dan variabel terikat? Berikan

contohnya!

3. Sebutkan dan jelaskan macam-macam hipotesis!

4. Sebutkan bentuk-bentuk hipotesis!

5. Bagaimana cara merumuskan hipotesis dalam penelitian?

Jawaban Soal :

1. Variabel adalah sesuatu yang berbeda atau bervariasi yang berfungsi sebagai

objek penelitian. Sedangkan, hipotesis adalah jawaban sementara terhadap

masalah yang perlu diuji kebenarannya oleh data atau fakta yang dikumpulkan

dari lapangan.

2. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel terikat.

Contoh: Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan

Prestasi Belajar Siswa.

Variabel bebasnya adalah : Prestasi Belajar Siswa

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas.

Contoh: Pengaruh Iklan Terhadap Motivasi Pembelian.

Variabel terikatnya adalah : Motivasi Pembelian

11

3. Hipotesis dibagi menjadi dua macam, yaitu :

a. Hipotesis statistik adalah hipotesis bandingan dari hipotesis kerja yang

diuji peneliti dengan menggunakan perhitungan statistik. Hipotesis ini

terbagi menjadi dua yaitu: hipotesis statistik terarah dan tidak terarah.

b. Hipotesis penelitian adalah rumusan hipotesis yang disusun peneliti dalam

penelitiannya. Hipotesis ini terbagi menjadi dua yaitu: hipotesis penelitian

terarah dan tidak terarah.

4. Bentuk-bentuk hipotesis yaitu:

a. Hipotesis Deskriptif

b. Hipotesis Komparatif

c. Hipotesis Asosiatif

5. Ada dua macam cara untuk merumuskan hipotesis dalam penelitian, yaitu :

a. penelitian yang menguji hipotesisnya dengan menngunakan Hipotesis

alternatif atau hipotesis kerja (Ha)

Menyebutkan adanya hubungan variabel X dan variabel Y, atau adanya

perbedaan antara variabel A dan variabel B. Hipotesis alternative

dirumuskan dalam bentuk kalimat positif.

b. Hipotesis statistik atau hipotesis nol (Ho) karena biasanya digunakan

dalam perhitungan statistik. Hipotesis nol dirumuskan dalam kalimat

negatif.

12

III. VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN PADA

PENELITIAN KUANTITATIF

A. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan reliabel dengan instrumen

yang valid dan reliabel. Validitas instrumen adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu

instrumen yang valid atau sahih mempunyai kevalidan yang tinggi, sebaliknya

instrumen yang kurang valid memiliki validitas rendah. Instrumen yang valid

berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.

Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur. Sedangkan Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang

bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan

menghasilkan data yang sama. Reliabilitas instrumen menunjukkan suatu

penelitian bahwa sebuah instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai pengumpulan data karena instrument itu sudah baik, sehingga mampu dan

dapat mengungkapkan data yang dipercaya.

Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan

data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Jadi

instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan

hasil penelitian yang valid dan reliabel.

Instrumen yang reliabel belum tentu valid. Reliabilitas instrumen merupakan

syarat untuk pengujian validitas instrumen. Oleh karena itu, walaiupun instrumen

yang valid umumnya pasti reliabel, tetapi pengujian reliabilitas instrumen perlu

dilakukan.

Instrumen yang mempunyai validitas internal bila kriteria yang ada dalam

instrumen secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur.

Sedangkan instrumen yang mempunyai validitas eksternal bila kriteria di dalam

instrumen disusun berdasarkan fakta-fakta empiris yang telah ada.

Validitas terbagi dua, yaitu validitas internal, apabila kriteria yang ada dalam

instrument secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur dan

13

validitas eksternal, apabila kriteria yang ada di dalam instrument disusun

berdasarkan fakta-fakta empiris yang ada.

B. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Pengujian Validitas Instrumen

Untuk menguji validitas instrument , dapat digunakan tiga cara, yaitu :

1) Pengujian Validitas Konstrak (Construct Validity)

Untuk menguji validitas konstrak, dapat digunakan pendapat dari (judgment

expert). Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspekaspek

yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya

dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang

instrumen yang telah disusun itu.

2) Pengujian Validitas Isi (Content Validity)

Untuk instrumen yang berbentuk test, pengujian validitas isi dapat dilakukan

dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang

telah diajarkan. Secara teknis pengujian validitas isi dapat dibantu dengan

menggunakan kisi-kisi instrumen, atau matrik pengembangan instrumen.

3) Pengujian Validitas Eksternal

Validitas eksternal instrumen diuji dengan cara membandingkan (untuk

mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-

fakta empiris yang terjadi di lapangan. Instrumen penelitian yang mempunyai

validitas eksternal yang tinggi akan mengakibatkan hasil penelitian

mempunyai validitas eksternal yang tinggi pula.

Pengujan Reliabilitas Instrumen

Untuk menguji reliabilitas instrument secara eksternal, dapat digunakan tiga cara,

yaitu :

1) Test-Retest

Instrumen penelitian yang reliabilitasnya diuji dengan test-retest dilakukan

dengan cara mencobakan instrumen beberapa kali pada responden. Jadi

dalam hal ini instrumennya sama, respondennya sama, dan waktunya yang

14

berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama

dengan yang berikutnya.

2) Ekuivalen

Instrumen yang ekuivalen adalah pertanyaan yang sacara bahasa berbeda,

tetapi maksudnya sama. Pengujian reliabilitas instrumen dengan cara ini

cukup dilakukan sekali, tetapi instrumennya dua, pada responden yang sama,

waktu yang sama, intrumen berbeda.

3) Gabungan

Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan cara mencobakan dua instrumen

yang ekuivalen itu beberapa kali, ke responden yang sama. Jadi cara ini

merupakan gabungan dari cara pertama dan kedua. Reliabilitas instrumen

dilakukan dengan mengkorelasikan dua instrumen, setelah itu dikorelasikan

pada pengujian kedua, dan selanjutnya dikorelasikan secara silang.

Sedangkan untuk menguji reliabilitas instrument secara internal, dapat digunakan

Internal Consistency. Pengujian reliabilitas dengan internal consistency,

dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang

diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk

memprediksi reliabilitas intrumen.

Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan teknik belah dua dari

Spearman Brown (Splitt half), KR 20, KR 21, dan Anova Hoyt.

Koefisien reliabilitas dapat dihitung dengan berbagai cara, tergantung pada

sumber kesalahan yang dipertimbangkan. Koefisien reliabilitas menunjukkan

sejauh mana kesalahan acak pengukuran mempengaruhi skor tes yang

bersangkutan. Salah-baku pengukuran memungkinkan kita menggunakan kurva

normal untuk menduga batas-batas wilayah tempat skor sejati seorang subyek

diharapkan berada. Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan cara

mencobakan instrument sekali saja kemudian dianalisis dengan teknik tertentu.

15

Soal –Soal :

1. Apa yang dimaksud dengan validitas instrumen dan reliabilitas instrumen?

2. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis validitas yang anda ketahui!

3. Sebutkan 3 cara pengujian validitas instrumen!

4. Sebutkan 3 cara pengujian reliabilitas instrumen secara eksternal!

5. Sebutkan teknik pengujian reliabilitas instrumen!

Jawaban Soal :

1. Validitas instrumen adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau

sahih mempunyai kevalidan yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang

valid memiliki validitas rendah.

Reliabilitas instrumen adalah suatu ukuran yang menunjukkan suatu

penelitian bahwa sebuah instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai pengumpulan data karena instrument itu sudah baik, sehingga mampu

dan dapat mengungkapkan data yang dipercaya.

2. Validitas terbagi dua, yaitu

Validitas internal, apabila kriteria yang ada dalam instrument secara rasional

(teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur dan

Validitas eksternal, apabila kriteria yang ada di dalam instrument disusun

berdasarkan fakta-fakta empiris yang ada.

3. Cara pengujian validitas instrumen yaitu:

a. Pengujian Validitas Konstrak (Construct Validity)

b. Pengujian Validitas Isi (Content Validity)

16

c. Pengujian Validitas Eksternal

4. Cara pengujian reliabilitas instrument secara eksternal yaitu:

a. Test-Retest

Instrumen penelitian yang reliabilitasnya diuji dengan test-retest dilakukan

dengan cara mencobakan instrumen beberapa kali pada responden.

b. Ekuivalen

Instrumen yang ekuivalen adalah pertanyaan yang sacara bahasa berbeda,

tetapi maksudnya sama.

c. Gabungan

Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan cara mencobakan dua

instrumen yang ekuivalen itu beberapa kali, ke responden yang sama.

5. Teknik pengujian reliabilitas instrumen yaitu teknik belah dua dari Spearman

Brown (Splitt half), KR 20, KR 21, dan Anova Hoyt.

17

IV. KAJIAN LITERATUR

Kajian literatur atau kajian teori, merupakan bagian dalam penelitian yang banyak

menguraikan landasan-landasan berpikir yang mendukung penyelesaian masalah

dari penelitian yang bersangkutan. Kajian literatur ini ditujukan agar tidak

terjadinya duplikasi penelitian, sebab pendekatan teori dan literatur suatu

penelitian akan menjadi ciri khas yang membedakannya dengan penelitian

lainnya.

Mark 1963, membedakan adanya tiga macam teori. Ketiga teori yang dimaksud

ini berhubungan dengan data empiris. Dengan demikian dapat dibedakan antara

lain:

a. Teori yang deduktif: memberi keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan

atau pikiran spekulasi tertentu ke arah data akan diterangkan.

b. Teori yang induktif: adalah cara menerangkan dari data kea rah teori. Dalam

bentuk ekstrim titik pandang yang positivistic ini dijumpai pada kau

behaviorist.

c. Teori yang fungsional: di sini tampak suatu interaksi pengaruh antara data dan

perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan

pembentukan teori kembali mempengaruhi data.

Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang tersusun secara

sistematis sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan

fenomena. Teori dapat dipandang sebagai :

1. Teori menunjuk pada sekelompok hukum yang tersusun secara logis.

2. Suatu teori juga dapat merupakan suatu rangkuman tertulis mengenai suatu

kelompok hukum yang diperoleh secara empiris dalam suatu bidang

tertentu.

3. Suatu teori juga dapat menunjuk pada suatu cara menerangkan yang

menggeneralisasi.

18

A. Maksud dan Ruang Lingkup Kajian Literatur

Kajian literatur mencakup : memilih teori-teori hasil penelitian, mengidentifikasi

literatur, dan menganalisis dokumen serta menerapkan hasil analisis tersebut

sebagai landasan teori bagi penyelesaian masalah penelitian. Maksud dari

kegiatan kajian literatur adalah untuk mencari teori atau landasan berpikir yang

tepat sebagai penguat. Landasan teori dapat berupa pendapat maupun hasil

penelitian.

Kajian literatur juga dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana penelitian yang

dilakukan tentang masalah yang akan diteliti (bila sudah pernah ada penelitian).

Maksud lain dari kajian literatur adalah untuk membantu menentukan metodologi

yang tepat sekaligus memberikan interpretasi tentang keberhasilan penelitian yang

dilakukan.

Sesuai dengan maksud dari kajian literatur, maka ruang lingkupnya pun meliputi :

pengidentifikasian, penjelasan, dan penguraian secara sistematis dokumen-

dokumen yang mengandung informasi yang berkaitan dengan masalah yang

dibahas. Literatur yang tidak terlalu banyak tetapi satar dengan kajian teori yang

relevan dan terorganisasi membuat kajian literatur itu lebih berkualitas.

B. Cara Mengumpulkan Literatur

Sumber literatur bisa dari majalah, koran, radio, hasil wawancara, jurnal, atau

hasil penelitian. Bisa pula literatur didapat dari internet atau kantor/lembaga

khusus yang menyediakan berbagai sumber literatur, misalnya : Kantor Badan

Arsip Nasional, Kantor Pusat Statistika, dan perpustakaan.

C. Cara Menulis Kajian Literatur

Aturan penulisan landasan teori mengacu pada tata tulis ilmiah. Pertama-tama

dengan membuat outline tentang kajian literatur yang akan ditulis. Kemudian

tuliskan subjudul-subjudulnya untuk kemudian diurutkan sedemikian sehingga

yang lebih umum dibahas terlebih dahulu sedangkan yang peling erat kaitannya

dengan masalah diuraikan terakhir untuk menuju pernyataan hipotesis. Pada

bagian akhir merupakan kesimpulan yang memperlihatkan inti tinjauan/telaahan.

19

Soal – Soal :

1. Apa yang dimaksud denga kajian literatur?

2. Sebutkan dan jelaskan macam-macam teori/literatur?

3. Jelaskan maksud dan ruang lingkup kajian literatur!

4. Bagaimana cara kita mengumpulkan literatur?

5. Bagaimana aturan penulisan kajian teori?

Jawaban soal :

1. Kajian literatur adalah suatu bagian dalam penelitian yang banyak

menguraikan landasan-landasan berpikir yang mendukung penyelesaian

masalah dari penelitian yang bersangkutan.

2. Teori/literatur dapat dibedakan antara lain:

a. Teori yang deduktif: memberi keterangan yang dimulai dari suatu

perkiraan atau pikiran spekulasi tertentu ke arah data akan diterangkan.

b. Teori yang induktif: adalah cara menerangkan dari data kea rah teori.

Dalam bentuk ekstrim titik pandang yang positivistic ini dijumpai pada

kau behaviorist.

c. Teori yang fungsional: di sini tampak suatu interaksi pengaruh antara data

dan perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan

pembentukan teori kembali mempengaruhi data.

3. Maksud ldari kajian literatur adalah untuk membantu menentukan metodologi

yang tepat sekaligus memberikan interpretasi tentang keberhasilan penelitian

yang dilakukan.

20

Sedangkan ruang lingkup kajian literatur meliputi : pengidentifikasian,

penjelasan, dan penguraian secara sistematis dokumen-dokumen yang

mengandung informasi yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.

4. Literatur dapat kita kumpulkan atau kita peroleh dari majalah, koran, radio,

hasil wawancara, jurnal, atau hasil penelitian. Bisa pula literatur didapat dari

internet atau kantor/lembaga khusus yang menyediakan berbagai sumber

literatur, misalnya : Kantor Badan Arsip Nasional, Kantor Pusat Statistika, dan

perpustakaan.

5. Aturan penulisan landasan teori mengacu pada tata tulis ilmiah. Pertama-tama

dengan membuat outline tentang kajian literatur yang akan ditulis. Kemudian

tuliskan subjudul-subjudulnya untuk kemudian diurutkan sedemikian sehingga

yang lebih umum dibahas terlebih dahulu sedangkan yang peling erat

kaitannya dengan masalah diuraikan terakhir untuk menuju pernyataan

hipotesis. Pada bagian akhir merupakan kesimpulan yang memperlihatkan inti

tinjauan/telaahan.

21

V. SAMPLING

A. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek/ elemen penelitian yang jumlahnya bisa

terbatas maupun tidak. Sampel adalah bagian yang diamati dan harus bersifat

representative, yaitu menggambarkan karakteristik populasi secara maksimal

walaupun tidak merupakan duplikat dari populasi. Sampel yang demikian

disebut sampel tak bias (unibiased sample). Sebaliknya, sampel bias (biased

sample) adalah sampel yang tidak memberikan kesempatan yang sama pada

semua unsur populasi untuk dipilih.

Pada umumnya masalah sampling timbul apabila peneliti bermaksud untuk :

1. Mereduksi objek penelitiannya

2. Ingin mengadakan generalisasi dari hasil-hasil penyelidikannya

Petunjuk-petunjuk untuk pengambilan sampel :

1. Daerah generalisasi

2. Penegasan sifat-sifat populasi dan ketegasan batas-batasnya

3. Sumber-sumber informasi tentang populasi

4. Menetapkan besar kecilnya sampel

5. Menetapkan teknik sampling

Ada beberapa hal yang menjadi alasan peneliti menggunakan sampel dalam

penelitiannya, yaitu:

(a) Populasi demikian banyaknya sehingga dalam prakteknya tidak mungkin

seluruh elemen diteliti;

(b) Keterbatasan waktu penelitian, biaya, dan sumber daya manusia, membuat

peneliti harus telah puas jika meneliti sebagian dari elemen penelitian;

(c) Bahkan kadang, penelitian yang dilakukan terhadap sampel bisa lebih

reliabel daripada terhadap populasi –misalnya, karena elemen sedemikian

banyaknya maka akan memunculkan kelelahan fisik dan mental para

pencacahnya sehingga banyak terjadi kekeliruan. (Uma Sekaran, 1992);

22

(d) Jika elemen populasi homogen, penelitian terhadap seluruh elemen dalam

populasi menjadi tidak masuk akal, misalnya untuk meneliti kualitas jeruk

dari satu pohon jeruk.

B. Teknik-Teknik Sampling

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Teknik

sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :

a. Probability Sampling

Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan

peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih

menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi :

a. Simple Random Sampling

b. Proportionate Stratified Random Sampling

c. Disproportionate Stratified Random Sampling

d. Cluster Sampling (Area Sampling)

b. Nonprobability Sampling

Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak

memberikan peluang yang sama bagi setiap unsure atau anggota populasi

untuk dipilih menjadi sampel. Tekni ini meliputi:

a. Sampling Sistematis

b. Sampling Kuota

c. Sampling Incidental

d. Sampling Purposive

e. Sampling Jenuh

f. Snowball Sampling

C. Menentukan Populasi dan Ukuran Sampel yang Representatif

Ditinjau dari ukuran anggota populasi, maka populasi terdiri dari populasi

terbatas/ terhingga (Finite Population)., dan  populasi tak terbatas / tak

terhingga (Infinite Population). Namun dalam kenyataannya populasi

terhingga selalu menjadi populasi yang tak terhingga. Ditinjau dari sudut

23

sifatnya, maka populasi dapat bersifat  homogen, dan  heterogen. Bersifat

homogen artinya populasi tersebut mempunyai karakteristik yang sama,

sehingga tidak perlu mempersoalkan berapa banyak jumlah ukuran sampel

harus diambil.

Berkenaan dengan teknik pengambilan sampel, Nasution (2003: 53)

mengatakan bahwa “Mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya

sampel, akan tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teorinya, oleh desain

penelitiannya,serta mutu pelaksanaan dan pengolahannya”. Beberapa kriteria

yang perlu diperhatikan dalam mengambil sampel adalah sebagai berikut:

1.  Berilah batas-batas yang tegas tentang sifat-sifat / karakteristik populasi,

sehingga dapat menghindari kekaburan dan kebingungan.

2.  Tentukan sumber-sumber informasi tentang populasi. Ada beberapa

sumber informasi yang dapat memberi petunjuk tentang karakteristik suatu

populasi. Umpamanya didapat dari dokumen-dokumen.

3.  Pilihlah teknik sampling dan hitunglah besar anggota sampel yang sesuai

dengan tujuan penelitiannya.

4.  Tentukan ukuran sampel yang akan dianalisis.

Soal – Soal :

1. Apa yang dimaksud dengan populasi dan sampel?

2. Apa saja petunjuk pengambilan sampel?

3. Sebutkan macam-macam teknik sampling yang anda ketahui?

4. Mengapa dalam penelitian menggunakan sampel penelitian?

5. Sebutkan beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam mengambil sampel!

24

Jawaban Soal :

1. Populasi adalah keseluruhan objek/ elemen penelitian yang jumlahnya bisa

terbatas maupun tidak.

Sampel adalah bagian yang diamati dan harus bersifat representative, yaitu

menggambarkan karakteristik populasi secara maksimal walaupun tidak

merupakan duplikat dari populasi.

2. Petunjuk pengambilan sampel diantaranya yaitu:

a. Daerah generalisasi

b. Penegasan sifat-sifat populasi dan ketegasan batas-batasnya

c. Sumber-sumber informasi tentang populasi

d. Menetapkan besar kecilnya sampel

e. Menetapkan teknik sampling

3. Macam-macam teknik sampling yaitu:

a. Probability Sampling

Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan

peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih

menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi : Simple Random Sampling,

Proportionate Stratified Random Sampling, Disproportionate Stratified

Random Sampling, dan Cluster Sampling (Area Sampling).

b. Nonprobability Sampling

Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak

memberikan peluang yang sama bagi setiap unsure atau anggota populasi

untuk dipilih menjadi sampel. Tekni ini meliputi: Sampling Sistematis,

Sampling Kuota, Sampling Incidental, Sampling Purposive, Sampling

Jenuh, dan Snowball Sampling.

4. Beberapa hal yang menjadi alasan peneliti menggunakan sampel dalam

penelitiannya, yaitu:

25

a. Populasi demikian banyaknya sehingga dalam prakteknya tidak mungkin

seluruh elemen diteliti;

b. waktu penelitian, biaya, dan sumber daya manusia, membuat peneliti harus

telah puas jika meneliti sebagian dari elemen penelitian;

c. Bahkan kadang, penelitian yang dilakukan terhadap sampel bisa lebih

reliabel daripada terhadap populasi –misalnya, karena elemen sedemikian

banyaknya maka akan memunculkan kelelahan fisik dan mental para

pencacahnya sehingga banyak terjadi kekeliruan. (Uma Sekaran, 1992);

d. Jika elemen populasi homogen, penelitian terhadap seluruh elemen dalam

populasi menjadi tidak masuk akal, misalnya untuk meneliti kualitas jeruk

dari satu pohon jeruk.

5. Beberapaka kriteria yang yang perlu diperhatikan dalam mengambil sampel

adalah sebagai berikut:

a. Berilah batas-batas yang tegas tentang sifat-sifat / karakteristik populasi,

sehingga dapat menghindari kekaburan dan kebingungan.

b. Tentukan sumber-sumber informasi tentang populasi. Ada beberapa

sumber informasi yang dapat memberi petunjuk tentang karakteristik suatu

populasi. Umpamanya didapat dari dokumen-dokumen.

c. Pilihlah teknik sampling dan hitunglah besar anggota sampel yang sesuai

dengan tujuan penelitiannya.

d. Tentukan ukuran sampel yang akan dianalisis.

26

VI. INSTRUMEN PENELITIAN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1. Pengertian Data dan Jenis Data

Segala keterangan mengenai variabel yang diteliti disebut data. Jenis-jenis

data antara lain :

a) Data Nominal (diperoleh dari pengukuran nominal)

b) Data Ordinal ( disusun berdasarkan jenjang atribut tertentu)

c) Data Kualitatif ( berkenaan dengan ukuran kualitas )

d) Data Kuantitatif ( berkenaan dengan jumlah )

e) Data Primer ( diperoleh dari tangan pertama)

f) Data Sekunder ( diperoleh dari tangan kedua )

g) Data Interval (Skor mentah dari tes hasil belajar atau tes kecerdasan)

h) Data Ratio (Memiliki jarak dalam satuan yang sama)

2. Instrumen dan Jenis Instrumen

Instrumen penelitian merupakan alat bantu untuk memperoleh data tentang

status sesuatu dibandingkan dengan standar atau ukuran yang telah ditentukan.

Jenis-jenis instrument :

a) Tes, dapat berupa tes objektif dan tes uraian

b) Nontes, dapat berupa angket, wawancara, observasi, atau studi dokumentasi.

3. Cara Pengumpulan Data

a) Cara sampling : cara mengumpulkan data dari populasi dengan mengambil

sebagian saja anggota populasi, tetapi sebagian anggota yang dipilih dari

populasi harus mempresentasikan populasinya.

b) Cara sensus : cara mengumpulkan data dari popolasi dengan mengambil

seluruh anggota populasi itu untuk diambil datanya.

4. Teknik Pengumpulan Data

a) Teknik observasi, diartikan sebagai pengalaman dan pecatatan secara

sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.

27

b) Teknik komunikasi, adalah teknik pegumpulan data melalui kontak atau

hubungan pribadi antara pengumpul data dengan sumber data, antara lain:

wawancara, angket atau kuesioner.

c) Teknik pengukuran, digunakan untuk mengumpulkan data bersifat kuantitatif.

(tes, daftar inventori, proyektif dan skala).

d) Teknik dokumentasi, dimungkinkan memperoleh informasi dari bermacam

sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau tempat.

e) Teknik sosiometris, dipakai untuk mempelajari organisasi kelompok-

kelompok kecil.

5. Analisis Data

a) Melakukan skoring, menskor yang paling baik adalah cara manual, karena

lebih teliti dan memiliki sensitivitas yang tinggi bila terjadi kesalahan. Prinsip

metode yang dilakukan secara manual dan komputer adalah sama. Yang perlu

diperhatikan dalam skoring adalah ketepatan yang tinggi atau dengan kata

lain kesalahan yang timbul harus minimal, untuk itu hasil skoring harus dicek

kembali, karena jika tidak dicek ada kemungkinan terjadi kesalahan dalam

skoring yang berakibat terjadinya kesalahan dalam langkah selanjutnya.

b) Proses tabulasi, setelah instrumen diskor, hasilnya ditransfer ke dalam bentuk

yang lebih ringkas dan mudah dilihat. Mencatat skor secara sistemtis akan

memudahkan pengamatan data dan memperoleh gambaran analisisnya. Dari

tabulasi, analisa dapat dilakukan secara sederhana, yaitu menggunakan prinsip

analisis deskripsi, yaitu mencari jumlah skor, nilai rata-rata, standar

penyimpangan, dan variansi penyebaraannya.

28

Soal – Soal :

1. Apa yang dimaksud dengan instrumen penelitian?

2. Sebutkan jenis-jenis data dan jenis-jenis instrumen!

3. Sebutkan cara pengumpulan data!

4. Sebutkan teknik-teknik pengumpulan data!

5. Bagaimana proses analisis data?

Jawaban Soal :

1. Instrumen penelitian adalah merupakan alat bantu untuk memperoleh data

tentang status sesuatu dibandingkan dengan standar atau ukuran yang telah

ditentukan.

2. Jenis-jenis data yaitu: Data Nominal (diperoleh dari pengukuran nominal),

Data Ordinal ( disusun berdasarkan jenjang atribut tertentu), Data Kualitatif

( berkenaan dengan ukuran kualitas ), Data Kuantitatif ( berkenaan dengan

jumlah ), Data Primer ( diperoleh dari tangan pertama), Data Sekunder

( diperoleh dari tangan kedua ), Data Interval (Skor mentah dari tes hasil

belajar atau tes kecerdasan), Data Ratio (Memiliki jarak dalam satuan yang

sama).

3. Cara pengumpulan data dibagi menjadi dua yaitu dengan cara sampling dan

cara sensus.

29

4. Teknik-teknik penggumpulan data yaitu:

a) Teknik observasi, diartikan sebagai pengalaman dan pecatatan secara

sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.

b) Teknik komunikasi, adalah teknik pegumpulan data melalui kontak atau

hubungan pribadi antara pengumpul data dengan sumber data, antara lain:

wawancara, angket atau kuesioner.

c) Teknik pengukuran, digunakan untuk mengumpulkan data bersifat

kuantitatif. (tes, daftar inventori, proyektif dan skala).

d) Teknik dokumentasi, dimungkinkan memperoleh informasi dari bermacam

sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau tempat.

e) Teknik sosiometris, dipakai untuk mempelajari organisasi kelompok-

kelompok kecil.

5. Proses analisis data yaitu:

a) Melakukan skoring, menskor yang paling baik adalah cara manual, karena

lebih teliti dan memiliki sensitivitas yang tinggi bila terjadi kesalahan.

Prinsip metode yang dilakukan secara manual dan komputer adalah sama..

b) Proses tabulasi, setelah instrumen diskor, hasilnya ditransfer ke dalam

bentuk yang lebih ringkas dan mudah dilihat. Mencatat skor secara

sistemtis akan memudahkan pengamatan data dan memperoleh gambaran

analisisnya. Dari tabulasi, analisa dapat dilakukan secara sederhana, yaitu

menggunakan prinsip analisis deskripsi, yaitu mencari jumlah skor, nilai

rata-rata, standar penyimpangan, dan variansi penyebaraannya.

30

VII. STATISTIK DESKRIPTIF

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan

cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum atau generalisasi. Penelitian yang dilakukan pada populasi ( tanpa diambil

sampel nya ) jelas akan menggunakan stastik deskriptif dalam analisisnya.

Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan

data sampel, dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi

dimana sampel di ambil. Tetapi bila peneliti ingin membuat kesimpulan yang

berlaku untuk populasi, maka teknik analisis yang digunakan adalah statistik

inferensial (Sugiono, 2007).

Yang termasuk analisis deskriptif pada umumnya termasuk mengukur tendensi

sentral, mengukur variabilitas, mengukur hubungan, mengukur perbandingan dan

mengukur posisi suatu skor :

1. Mengukur Tendensi sentral

Yang termasuk mengukur sentral tendensi itu termasuk menghitung :

Mean tidak lain adalah merupakan rerata skor dari data yang ada.

Mean Aritmatika : X̄=

∑i=1

n

X I

n , Mean Geometri : G=Antiog

∑i=1

n

log X i

n ,

dan Mean Harmonis :

H= n

∑i=1

n 1X I

Mode atau skor yang paling sering muncul dibanding skor-skor lainnya.

Median atau merupakan titik atau skor yang posisinya membagi 50%

diatas dan 50% di bawah.

31

2. Mengukur Variabilitas

Setelah rerata dihitung biasanya seorang peneliti juga menghitung variabilitas

atau jarak penyebaran surat skor terhadap garis mean tersebut. Yang termasuk

mengukur variabilitas itu termasuk diantaranya mengukur :

Pengukuran Nilai Fractile

a) Kuartil (Quartile) Q1 , Q2 , Q2 yang membagi nilai-nilai pengamatan

menjadi empat bagian yang sama banyaknya.

b) Kuintil (Quintile) Qn1 , Qn2 , Qn2, dan Qn4 yangmembagi nilai-nilai

pengamatan menjadi lima bagian yang sama banyaknya.

c) Desil (Decile) D1 , D2 ,…., D9 yang membagi nilai-nilai pengamatan

menjadi sepuluh bagian yang sama banyaknya.

d) Persentil (Percentile) P1 , P2 ,…, P99 yang membagi nilai-nilai

pengamatan menjadi seratus bagian yang sama banyaknya.

Pengukuran Nilai Dispersi

a) Range R= Xn – X1

b) Deviasi Kuartil

QD=Q3−Q1

2

c) Deviasi Persentil

PD=P90−P10

2

d) Deviasi Rata-rata

AD=

∑i=1

n

|X I−X̄|

n

e) Deviasi

Standart

f) Variance

S2=∑i=1

n

(X I−X̄ )2

n

g) Koefisien Variansi

CV = SX̄

×100

32

3. Mengukur Perbandingan dan Mengukur Posisi Skor :

Pengukuran Kurtosis (keruncingan dari kurva suatu distribusi frekuensi)

a. Leptokurtik : kurva menyempit dibagian puncak/ mendekati runcing.

b. Platikurtik : kurva agak tumpul bagian puncaknya.

c. Mesokurtik : kurvanya normal, berada diantara leptokutik dan

platikurtik.

Grafik Distribusi Frekuensi

a. Histogram : grafik kontinu yang berbentuk batang dari distribusi

frekuensi.

b. Frequency Polygon : grafik kontinu, berbentuk garis dari distribusi

frekuensi.

Soal – Soal :

1. Apa yang dimaksud dengan statistik deskriptif?

2. Hal-hal apa saja yang termasuk dalam analisis deskriptif?

3. Perhitungan apa saja yang termasuk dalam mengukur tendensi sentral?

4. Perhitungan apa saja yang termasuk dalam pengukuran nilai fractile?

5. Perhitungan apa saja yang termasuk dalam pengukuran nilai dispersi?

33

Jawaban Soal :

1. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum atau generalisasi.

2. Yang termasuk dalam analisis deskriptif yaitu termasuk mengukur tendensi

sentral, mengukur variabilitas, mengukur hubungan, mengukur perbandingan

dan mengukur posisi suatu skor

3. Yang termasuk mengukur sentral tendensi yaitu termasuk menghitung mean,

mode, dan median.

4. Yang termasuk mengukur nilai fractile yaitu termasuk menghitung nilai

kuartil, kuintil, desil, dan persentil.

5. Yang termasuk mengukur nilai dispersi yaitu termasuk menghitungg nilai

range, deviasi kuartil, deviasi persentil, deviasi rata-rata, deviasi standart,

variance, dan koefisien variansi.

34

VIII. PENULISAN LAPORAN PENELITIAN

Tahap terakhir yang merupakan tahap paling penting dalam proses pelaksanaan

penelitian adalah tahap menulis laporan hasil penelitian. Ada berbagai versi

laporan hasil penelitian tergantung dari lembaga ataupun pakar mana yang

menulisnya.

Komponen Laporan Penelitian

Sebuah laporan penelitian secara umum mengandung beberapa komponen, yaitu :

1. Judul

Judul merupakan identitas atau cermin dari seluruh isi karya ilmiah. Judul

harus jelas, khusus, informatif, menarik, serta mengidentifikasi subyek laporan

hasil penelitian.

2. Pendahuluan

Memaparkan konteks yang melatarbelakangi penelitian, permasalahan yang

dipecahkan, tujuan penelitian, serta manfaat yang diharapkan (mempertajam

apa yang ditulis dalam proposal).

3. Tinjauan Pustaka

Memaparkan kerangka teoritik yang melandasi penelitian serta kaitan

penelitian yang dikerjakan dengan hasil penelitian-penelitian sebelumnya

(memperinci apa yang ditulis dalam proposal).

4. Metode Penelitian

Memaparkan desain penelitian yang dilakukan, bahan dan peralatan yang

digunakan, serta langkah prosedur pengumpulan data serta pola analisis data

yang telah dilakukan (memperinci dan memodifikasi apa yang tertulis pada

proposal).

5. Temuan dan Pembahasan

Memaparkan data yang terkumpul (biasanya disajikan dalam bentuk tabel,

grafik, atau skema), interpretasi dan analisis peneliti terhadap data tersebut,

yang dipandang peneliti memberikan jawaban-jawaban terhadap persoalan

yang sedang diteliti, serta tinjauan secara integratif kaitan antara temuan-

35

temuan penelitian dengan teori dan hasil-hasil penelitian terkait yang

diungkapkan pada bab studi kepustakaan.

6. Kesimpulan dan Saran

Mengungkapkan apa yang menjadi hasil paling penting dari penelitan yang

telah dilakukan, serta saran-saran untuk penelitian lebih lanjut dan penerapan

praktisnya.

Tips Penulisan Laporan Penelitian

Cara penulisan yang baik mudah dicapai apabila terlebih dahulu dibuat garis besar

(outline) dari laporan. Cara penulisan yang baik dapat dicapai dengan:

• Tulislah laporan dengan sejelas mungkin

• Berhati-hatilah dalam mengajukan terminology

• Berilah perhatian secukupnya dalam hal tata bahasa,tata tulis dan tanda-tanda

baca.

• Berilah nomor untuk setiap bab,subbab,seksi,subseksi,tabel dan diagram

secara memadai dan konsisten.

• Gunakan footnote untik kutipan-kutipan yang ada, dan beri nomor secara

berututan.

Format Laporan

Bentuk format laporan penelitian yaitu :

Bahan Pendahuluan (Preliminary Materials)

1. Halaman judul

2. Kata pengantar

3. Daftar isi

4. Daftar tabel

5. Daftar gambar/ilustrasi atau diagram-diagram.

36

Gambar laporan (Body of the paper)

Bab I. Pendahuluan

A. Permasalahan

B. Rumusan Permasalahan

C. Tujuan penelitian

Bab II. Kajian Pustaka

A. Penemuan yang lalu

B. Teori yang melandasi

C. Ringkasan dan kerangka pikir peneliti

D. Hipotesis

Bab III. Metodologi

A. Pemilihan subjek dan teknik sampling

B. Desain dan pendekatan penelitian

C. Pengumpulan Data

Bab IV. Pelaksanaan Penelitian

A. Validitas Instrumen

B. Pengumpulan dan Penyajian Data

C. Analisis Data

D. Hasil Analisis

Bab V. Hasil Penelitian dan Pembahasan

A. Hasil Penelitian

B. Pembahasan

C. Diskusi

Bahan Penunjang

Untuk memperoleh gambaran sekilas sebelum bab I biasanya disajikan abstrak

atau ringkasan laporan.

37

Soal – Soal :

1. Apa sajakah komponen utama dalam sebuah laporan penelitian?

2. Bagaimanakah cara penulisan laporan penulisan yang baik?

3. Dalam format laporan penelitian, hal-hal apa saja yang dicantumkan dalam

bahan pendahuluan (Preliminary Materials)?

4. Hal-hal apa sajakah yang dibahas dalam Bab III Metodologi Penelitian?

5. Hal-hal apa sajakah yang dibahas dalam Bab IV Pelaksanaan Penelitian?

Jawaban Soal :

1. Komponen dalam sebuah laporan penelitian adalah :

a. Judul

b. Pendahuluan

c. Tinjauan Pustaka

d. Metodologi Penelitian

e. Temuan dan Pembahasan

f. Kesimpulan dan Saran

2. Cara penulisan laporan penelitian yang baik yaitu:

a. Tulislah laporan dengan sejelas mungkin

b. Berhati-hatilah dalam mengajukan terminology

c. Berilah perhatian secukupnya dalam hal tata bahasa,tata tulis dan tanda-

tanda baca.

d. Berilah nomor untuk setiap bab,subbab,seksi,subseksi,tabel dan diagram

38

secara memadai dan konsisten.

e. Gunakan footnote untik kutipan-kutipan yang ada, dan beri nomor secara

berututan.

3. Dalam format laporan penelittian, yang dicantumkan dalam bahan

pendahuluan (Preliminary Materials) yaitu:

a. Halaman judul

b. Kata pengantar

c. Daftar isi

d. Daftar tabel

e. Daftar gambar/ilustrasi atau diagram-diagram.

4. Hal-hal yang dibahas atau diuraikan dalam Bab III Metodologi adalah

Pemilihan subjek dan teknik sampling, Desain dan pendekatan penelitian, dan

Pengumpulan Data.

5. Hal-hal yang dibahas atau diuraikan dalam Bab III Pelaksanaan Penelitian

adalah Validitas Instrumen, Pengumpulan dan Penyajian Data, Analisis Data,

dan Hasil Analisis.

39

DAFTAR PUSTAKA

Afifuddin. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Pustaka Setia: Bandung.

Anggoro, M.Toha, dkk. 2007. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Yogyakarta: Rineka Cipta.

Furchan, Arief. 1982. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Surabaya : Usaha

Nasional.

Margono. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Moleong, Lexi J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Subana, Sudrajat. 2001. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung : Pustaka Setia.

Subana, M., dkk. 2005. Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Ilmiah (Pendekatan Kuantitatif, Kuaitatif dan

R&D). Bandung: Alfabeta

Umar, Husein. 2088. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Raja

Grafindo Persada : Jakarta.

40

DAFTAR ISI

Daftar Isi …………………………………………………………………….. i

I. Masalah Penelitian ……………………………………………………. 2

II. Variabel dan Hipotesis ……………………………………………….. 7

III. Validitas dan Reliabilitas Instrumen pada Penelitian Kuantitatif …….. 10

IV. Kajian Literatur ……………………………………………………...... 17

V. Sampling ……………………………………………………………… 21

VI. Instrumen Penelitian & Teknik Pengumpulan Data ………………….. 26

VII. Statistik Deskriptif …………………………………………………….. 30

VIII. Penulisan Laporan Penelitian …………………………………………. 34

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 39

41

i