rumahpendidikan.files.wordpress.com€¦ · web viewpublic relations atau yang dalam bahasa...

29

Click here to load reader

Upload: hatu

Post on 15-Apr-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: rumahpendidikan.files.wordpress.com€¦ · Web viewPublic Relations atau yang dalam bahasa Indonesia kerap diterjemahkan sebagai “Hubungan Masyarakat” merupakan sebuah fungsi

A. Mengenal Public RelationsPublic Relations atau yang dalam bahasa Indonesia kerap diterjemahkan sebagai

“Hubungan Masyarakat” merupakan sebuah fungsi manajemen yang membantu

menciptakan dan saling memelihara alur komunikasi, pengertian, dukungan, serta

kerjasama suatu organisasi/perusahaan dengan publiknya dan ikut terlibat dalam

menangani masalah-masalah atau isu-isu manajemen.

Definisi lain, seperti yang disebutkan oleh Cutlip, Center, dan Brown, menyebutkan

bahwa Public Relations adalah sebuah fungsi manajemen secara khusus yang

mendukung terbentuknya saling pengertian dalam komunikasi, pemahaman,

penerimaan dan kerja sama antara organisasi dengan publiknya.

Menurut Ardianto, dalam pelaksanaannya PR menggunakan komunikasi untuk

memberitahu, mempengaruhi, dan mengubah pengetahuan, sikap dan perilaku

publik sasarannya. Hasil yang dicapai dari kegiatan PR pada intinya adalah good

image (citra baik), goodwill (itikad baik), mutual understanding (saling pengertian),

mutual confindece (saling mempercayai), mutual appreciation (saling menghargai),

dan tolerance (toleransi).

J.C. Seidel, Public Relations Director Of Housing, State of  New York (dalam 

Saoemirat dan Ardianto, II00II : 1II), mengemukakan bahwa “Public Relations adalah

proses yang terus menerus dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh

goodwill dan pengertian dari para pelanggannya, para pekerjanya, dan masyarakat

luas, ke dalam dengan mengadakan analisis dan perbaikan-perbaikan terhadap diri

sendiri, ke luar dengan mengadakan pernyataan-pernyataan”.

Adapun Sukatendel (1990) dalam Ardianto (2004) menyatakan, “Suatu metode

komunikasi untuk penciptaan citra positif dari mitra institusi atas dasar kesadaran

untuk menghormati kepentingan bersama.”

Dalam definisi yang diungkapkan tersebut terdapat  sejumlah butir penting yaitu:

Public Relations (PR) adalah sebuah ilmu yang cabang keilmuannya berasal

dari ilmu komunikasi. Sebagai suatu cabang keilmuan maka PR bukan

sekadar isu semata tetapi mempunyai dasar berpikir yang dapat dijelaskan

Halaman 1 dari 19

Page 2: rumahpendidikan.files.wordpress.com€¦ · Web viewPublic Relations atau yang dalam bahasa Indonesia kerap diterjemahkan sebagai “Hubungan Masyarakat” merupakan sebuah fungsi

dan dipertanggung jawabkan melalui metode logika tertentu layaknya

pengujian terhadap cabang keilmuan lainnya.

Citra adalah obyek dari PR  yang telah menjadi kebutuhan dari institusi

layaknya sumber daya yang telah ada seperti sumbDer daya manusia,

sumber daya keuangan, sumber daya peralatan bahkan sumber daya

pengetahuan.

Mitra adalah subyek dari PR disamping institusi itu sendiri. Mitra adalah

bagian dari operasi sebuah institusi, tanpa mitra sebuah institusi tidak dapat

berjalan.

Kepentingan bersama adalah apa yang hendak dicari oleh II (dua) institusi

dalam koneksi satu dengan yang lain. Contoh yang nyata pembeli dan

penjual mempunyai tujuan bersama yaitu tercapai kesepakatan untuk

melakukan transaksi jual beli.

Salah satu komunikasi yang dibangun dalam kaitannya dengan fungsi Public

Realtions adalah hubungan manusiawi atau human relations.

B. Pengertian Human relationsTidaklah mudah untuk mencari sebuah kata dalam bahasa Indonesia yang benar-

benar tepat sebagai terjemahan dari istilah human relations. Ada yang

menerjemahkan menjadi hubungan manusia dan ada pula yang mengalih

bahasakan menjadi hubungan antarmanusia. Memang, secara harfiah terjemahan

human relations adalah hubungan antarmanusia. Kendati tidak salah, tetapi

terjemahan ini tidak mengandung makna human relations yang sebenarnya, sebab

titik berat human relations adalah “human”-nya atau manusianya. Baik pada istilah

hubungan manusia maupun hubungan antar manusia tidak terdapat ciri hakiki

human relations.

Ciri hakiki bukan dalam human relations bukan human (manusia) dalam pengertian

wujud manusia (human being), melainkan dalam makna proses rohaniah yang

tertuju kepada kebahagiaan, berdasarkan atas watak, sifat perangai, kepribadian

sifat tingkah laku. dan berbagai aspek kejiwaan lainnya yang terdapat dalam diri

manusia. Dengan kata lain, faktor manusia dalam relations ini bukan dalam

Halaman 2 dari 19

Page 3: rumahpendidikan.files.wordpress.com€¦ · Web viewPublic Relations atau yang dalam bahasa Indonesia kerap diterjemahkan sebagai “Hubungan Masyarakat” merupakan sebuah fungsi

wujudnya, melainkan sifat-sifat, watak, tingkah laku, atau aspek psikis lainnya pada

diri manusia.

Dengan demikian terjemahan yang paling mendekati makna dan maksud human

relations adalah hubungan manusiawi atau hubungan insani.

Sifat hubungan dalam human relations tidak seperti orang berkomunikasi biasa,

bukan hanya merupakan penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang

lain, melainkan hubungan antara orang-orang yang berkomunikasi itu mengandung

unsur-unsur kejiwaan yang amat mendalam.

Ditinjau dari ilmu komunikasi, hubungan manusiawi itu termasuk ke dalam

komunikasi antarpersona (interpersonal communication) sebab berlangsung pada

umumnya antara dua orang secara dialogis. Dikatakan bahwa hubungan manusiawi

itu komunikasi karena sifatnya action oriented, mengandung kegiatan untuk

mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang.

Komunikasi antarpribadi yang manusiawi berarti komunikasi yang telah memasuki

tahap psikologis yang komunikator dan komunikannya saling memahami pikiran,

perasaan dan melakukan tindakan bersama. Ini juga berarti bahwa apabila kita

hendak menciptakan suatu komunikasi yang penuh dengan keakraban yang

didahului oleh pertukaran informasi tentang identitas dan masalah pribadi yang

bersifat sosial.

C. Ruang Lingkup Human relationsBerdasarkan lingkupan human relations terdapat dua pengertian yakni human

relations dalam arti luas dan human relations dalam arti sempit.

1. Human relations dalam arti luas

Human relations dalam arti luas adalah interaksi antarmanusia yang biasanya

bersifat komunikasi persuasif yang dilakukan oleh seorang kepada orang lain

secara tatap muka, dalam semua situasi atau semua bidang kehidupan

sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasaan hati. Dengan demikian,

human relations dalam arti luas dapat terjadi di mana saja, seperti di rumah,

di jalanan, dalam kendaraan, dan lain-lain di mana setiap dapat

Halaman 3 dari 19

Page 4: rumahpendidikan.files.wordpress.com€¦ · Web viewPublic Relations atau yang dalam bahasa Indonesia kerap diterjemahkan sebagai “Hubungan Masyarakat” merupakan sebuah fungsi

melakukannya dengan komunikasi yang baik sehingga saling memuaskan

individu yang terlibat di dalamnya.

2. Human relations dalam arti sempit

Human relations dalam arti sempit adalah komunikasi persuasif yang

dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam situasi

kerja dan dalam organisasi kekaryaan atau dalam suatu kegiatan dengan

tujuan untuk menggugah, menggairahkan, atau membangkitkan semangat

kerja sama yang produktif dengan perasaan bahagia dan puas hati.

Contohnya komunikasi kekaryaan antara orang perorangan dalam struktur

organisasi formal, perusahaan, termasuk komunikasi antara mahasiswa

dengan warga masyarakat dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata,

D. Kunci Aktivitas dan Tujuan Human relationsKunci aktivitas human relations adalah memotivasi. Dengan demikian, dalam

kegiatan human relationss orang-orang yang berinteraksi di dalamnya harus mampu

memotivasi agar dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan, dengan cara

berkomunikasi yang bersifat manusiawi yang pada akhirya mereka mau bekerja,

bergerak, atau melakukan seuatu sehingga menimbulkan kepuasan pada kedua

belah pihak.

Jadi, sebuah komunikasi yang terjadi baru bisa dikatakan sebagai sebuah Human

relations apabila dalam komunikasi tersebut kedua belah pihak saling berinteraksi,

berkomunikasi, dan memberikan kepuasan batin serta kebahagiaan bagi kedua

belah pihak tersebut.

Bertolak dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa kunci aktivitas human

relationss adalah “Hubungan antar insani di mana terjadi komunikasi yang

persuasive-sugestif yang memberikan kepuasan batin kepada kedua belah pihak”.

Dalam suatu manajemen, suatu lingkungan kerja, atau suatu kegiatan, human

relationss sangat diperlukan. Mengapa? Karena bertujuanuntuk mempererat rasa

persaudaraan dan mendapatkan suatu kepuasan dari apa yang telah mereka

kerjakan. Selain itu, human relationss diperlukan, karena mempelajari bagaimana

Halaman 4 dari 19

Page 5: rumahpendidikan.files.wordpress.com€¦ · Web viewPublic Relations atau yang dalam bahasa Indonesia kerap diterjemahkan sebagai “Hubungan Masyarakat” merupakan sebuah fungsi

orang dapat berkerja atau berinteaksi dengan efektif dalam kelompoknya, sehingga

menimbulkan suatu keputusan, dalam pencapaian tujuan bersama maupun

pencapaian tujuan personal.

E. Teknik-teknik Human relationssMenurut R.F. Maier dalam bukunya, Principle of Human relations, “Hubungan

manusiawi dapat dilakukan untuk menghilangkan hambatan-hambatan komunikasi,

meniadakan salah pengertian, dan mengembangkan segi konstruktif sifat tabiat

manusia.”

Dalam kegiatan hubungan manusiawi ada cara untuk teknik yang bisa digunakan

untuk membantu mengembangkan dimensi konstruktif seseorang, yakni dengan apa

yang disebut counseling (karena tidak ada perkataan bahasa Indonesia yang tepat,

istilah ini dapat di-Indonesia-kan menjadi konseling).

Tujuan konseling ialah membantu konseli (counselee), yakni seseorang yang

menghadapi masalah atau yang menderita frustasi, untuk memecahkan masalahnya

sendiri atau mengusahakan terciptanya suasana yang menimbulkan keberanian

untuk memecahkan masalahnya. Ini tidak berarti bahwa konselor memberikan arah

yang khusus untuk dituruti oleh konseli. Konselor hanya memberikan nasihat.

Konseli sendiri yang harus mengambil kesimpulan dan keputusan berdasarkan jalan

yang dipilihnya sendiri. Jadi, konselor membantu konseli memperoleh pengertian

tentang masalahnya. Selama masalahnya belum dimengerti dengan jelas untuk

dihadapinya dengan jujur, tidak akan dapat diambil langkah-langkah pemecahannya.

Aspek ini menyangkut perasaan. Konselor akan berhasil apabila ia memahami

benar-benar frame of reference konseli, seperti pengalamannya, taraf

pengetahuannya, agamanya, pandangan hidupnya, dan sebagainya.

Ini pula yang harus dipahami oleh setiap mahasiswa yang sedang melakukan

kegiatan Kuliah Kerja Nyata, terutama bagi mereka yang berhadapan langsung

dengan masyarakat. Sebagai insane intelektual, seorang mahasiswa harus sudah

mampu menunjukan kualitas intelektualitasnya dengan membantu masyarakat untuk

memecahkan problem yang dihadapinya secara benar, tepat, dan akurat. Dalam

Halaman 5 dari 19

Page 6: rumahpendidikan.files.wordpress.com€¦ · Web viewPublic Relations atau yang dalam bahasa Indonesia kerap diterjemahkan sebagai “Hubungan Masyarakat” merupakan sebuah fungsi

kontrek itulah, seorang mahasiswa dapat betindak sebagai konselor, sedangkan

masyarakat adalah konseli-nya.

Dalam kegiatan human relations terdapat dua jenis konseling, bergantung pada

pendekatan (approach) yang dilakukan. Kedua jenis konseling tersebut ialah

directive counseling, yakni konseling yang lansung terarah, dan non-directive

counseling yakni konseling yang tidak langsung terarah.

F. Hambatan Human relationsHambatan human relations pada umumnya mempunyai dua sifat, yaitu objektif dan

subjektif. Hambatan yang sifatnya objektif adalah gangguan dan halangan terhadap

jalannya human relations yang tidak disengaja dibuat oleh pihak lain, tetapi mungkin

disebabkan oleh keadaan yang tidak menguntungkan. Misalnya, gangguan

kebisingan lalu lintas terhadap ceramah di sebuah tempat tepi jalan raya merupakan

rintangan yang berisfat objektif. Rintangan atau hambatan yang bersifat objektif ini

mungkin pula disebabkan oleh kurangnya kemampuan berkomunikasi, misalnya

seseorang memiliki “field of experience” yang tidak “in tune” antara komunikator dan

komunikan, pendekatan penyajian yang kurang baik, waktu yang tidak tepat,

penggunaan media yang keliru, dan sebagainya.

Hambatan yang bersifat subjektif ialah yang sengaja dibuat oleh orang lain sehingga

merupakan gangguan, penentangan terhadap suatu usaha komunikasi. Dasar

gangguan dan penentangan ini biasanya disebabkan karena adanya pertentangan

kepentingan, prejudice, tamak, iri hati, apatisme dan sebagainya.

Faktor kepentingan dan prasangka merupakan faktor yang paling berat karena

usaha yang paling sulit bagi seorang komunikator ialah mengadakan komunikasi

dengan orang-orang yang jelas tidak menyenangi komunikator atau menyajikan

pesan komunikasi yang berlawanan dengan fakta atau isinya yang mengganggu

suatu kepentingan.

Apabila seseorang dikonfrontasikan dengan suatu bentuk komunikasi yang tidak

disukainya karena mengganggu kedudukan pendidikan, atau kepentingannya maka

orang tersebut biasanya mencemoohkan komunikasi tersebut atau mungkin pula

Halaman 6 dari 19

Page 7: rumahpendidikan.files.wordpress.com€¦ · Web viewPublic Relations atau yang dalam bahasa Indonesia kerap diterjemahkan sebagai “Hubungan Masyarakat” merupakan sebuah fungsi

mengelakkan dan secara acuh tak acuh mendiskreditkan pesan komunikasi sebagai

hal yang sukar dimengerti.

Gejala mencemoohkan dan mengelakkan suatu komunikasi untuk kemudian

mendiskreditkan atau menyesatkan pesan komunikasi, dinamakan evasion of

communication.

G. Persepsi Interpersonal Dalam Human relations

Persepsi kita bukan sekadar rekaman peristiwa atau objek. Komputer hanya

mengolah input yang dimasukkan pada waktu punching. Bila pada kolom 12 ditulis

tujuh, komputer tidak akan mengubahnya menjadi delapan. Tidak begitu persepsi

manusia. Pengaruh kebutuhan, kesiapan mental, suasana emosional, dan latar

belakang budaya, menentukan interpretasi kita pada sensasi. Bila objek atau

peristiwa di dunia luar kita sebut distal stimuli dan persepsi kita tentang stimuli itu

kita sebut percept maka percept tidak selalu sama dengan distal stimuli. Proses

subjektif yang secara aktif menafsirkan stimuli disebut Fritz Heider sebagai

constructive process. Proses ini meliputi faktor biologis dan sosiopsikologis individu

pelaku persepsi.

Ada empat perbedaan antara persepsi objek dengan persepsi interpersonal.

Pertama, pada persepsi objek, stimuli ditangkap oleh alat indera kita melalui benda-

benda fisik: gelombang, cahaya, gelombang suara, temperatur dan sebagainya;

pada persepsi interpersonal, stimuli mungkin sampai kepada kita melalui lambang-

lambang verbal atau grafis yang disampaikan pihak ketiga. Misalnya, kita mungkin

belum pernah baru mengetahu kondisi suatu desa melalui layar televisi,

membacanya dari surat kabar, atau mendengar dari teman. Dalam hal ini, adanya

pihak ketiga yang menjadi mediasi stimuli, mengurangi kecermatan persepsi kita.

Kedua, bila kita menanggapi objek, kita hanya menanggapi sifat-sifat luar objek itu;

kita tidak meneliti sifat-sifat batiniah objek itu. Ketika kita melihat papan tulis, kita

tidak pernah mempersoalkan bagaimana perasaannya ketika kita amati. Pada

persepsi interpersonal, kita mencoba memahami apa yang tidak tampak pada alat

indera kita. Kita tidak hanya melihat perilakunya, kita juga melihat mengapa ia

Halaman 7 dari 19

Page 8: rumahpendidikan.files.wordpress.com€¦ · Web viewPublic Relations atau yang dalam bahasa Indonesia kerap diterjemahkan sebagai “Hubungan Masyarakat” merupakan sebuah fungsi

berperilaku seperti itu. Kita mencoba memahami bukan saja tindakan tetapi juga

motif tindakan itu. Dengan demikian, stimuli kita menjadi sangat kompleks. Kita tidak

akan mampu “menangkap” seluruh sifat orang lain dan berbagai dimensi

perilakunya. Kita cenderung memilih stimuli tertentu saja. Ini jelas membuat persepsi

interpersonal lebih sulit, ketimbang persepsi objek.

Ketiga, ketika kita mempersepsi objek, objek tidak bereaksi kepada kita; kita pun

tidak memberikan reaksi emosional padanya. Perasaan anda dingin saja ketika anda

memandang papan tulis; tetapi sedingin itu jugakah ketika anda memandang

seorang artis misalnya? Apakah artis itu juga juga akan diam saja ketika Anda

memandangnya tidak berkedip? Dalam persepsi interpersonal faktor-faktor personal

Anda, dan karakteristik orang yang ditanggapi serta hubungan anda dengan orang

tersebut menyebabkan persepsi interpersonal sangat cenderung untuk keliru.

Lagipula kita sukar menemukan kriteria yang dapat menentukan persepsi siapa yang

keliru: persepsi anda atau persepsi saya.

Keempat objek relatif tetap, manusia berubah-ubah. Papan tulis yang anda lihat

minggu yang lalu tidak berbeda dengan papan tulis yang kita lihat hari ini. Mungkin

tulisan pada papan tulis itu sudah berubah, mungkin sobekan kayu di sudut sudah

hilang tetapi secara keseluruhan papan tulis itu tidak berubah. Manusia selalu

berubah. Anda hari ini bukan anda yang kemarin, bukan anda esok hari. Kemarin

anda ceria karena baru menerima kredit mahasiswa Indonesia. Hari ini sedih karena

sepeda motor anda ditabrak becak. Esok anda gembira lagi karena ujian anda lulus.

Anda di fakultas bukan anda di rumah bukan anda di masjid. Perubahan ini kalau

tidak membingungkan kita, akan memberikan informasi yang salah tentang orang

lain. Persepsi interpersonal menjadi mudah salah.

Anehnya betapapun sulitnya kita mempersepsi orang lain, kita toh berhasil juga

memahami orang lain. Buktinya kita masih dapat bergaul dengan mereka, masih

dapat berkomunikasi dengan mereka dan masih dapat menduga perilaku mereka.

Dari mana kita memperoleh petunjuk tentang orang lain? Apa yang menyebabkan

kesimpulan kita bahwa X bersifat Y? Kita menduga karakteristik orang lain dari

petunjuk-petunjuk eksternal (external cues) yang dapat diamati. Petunjuk-petunjuk

itu adalah deskripsi verbal dari pihak ketiga, petunjuk proksemik, kinesik, wajah,

Halaman 8 dari 19

Page 9: rumahpendidikan.files.wordpress.com€¦ · Web viewPublic Relations atau yang dalam bahasa Indonesia kerap diterjemahkan sebagai “Hubungan Masyarakat” merupakan sebuah fungsi

paralinguistik dan artifaktual. Selain yang pertama, yang lainnya boleh disebut

sebagai petunjuk non verbal (non verbal cues). Semuanya kita sebut faktor-faktor

situasional.

H. Konsep Diri Dalam Human relations Ternyata kita tidak hanya menanggapi orang lain; kita juga mempersepsi diri kita.

Diri kita bukan lagi persona penanggap tetapi persona stimuli sekaligus.

Menurut Charles Horton Cooley, kita bisa menjadi subjek dan objek persepsi

sekaligus dengan membayangkan diri kita sebagai orang lain dalam benak kita.

Cooley menyebut gejala ini looking glass self (diri cermin) seakan-akan kita menaruh

cermin di depan kita. Pertama, kita membayangkan bagaimana kita tampak pada

orang lain; kita melihat sekilas diri kita seperti dalam cermin. Misalnya kita merasa

wajah kita jelek. Kedua, kita membayangkan bagaimana orang lain menilai

penampilan kita. Kita pikir mereka menganggap kita tidak menarik. Ketiga, kita

mengalami perasaan bangga atau kecewa; orang mungkin merasa sedih atau malu

(Vander Zanden, 1975: 79).

Dengan mengamati diri kita, sampailah kita pada gambaran dan penilaian diri kita.

Ini disebut konsep diri. Walaupun konsep diri merupakan tema utama psikologi

Humanistik yang muncul belakangan ini, pembicaraan tentang konsep diri dapat

dilacak sampai William James. James membedakan antara “The I” diri yang sadar

dan aktif dan “The Me” diri yang menjadi objek renungan kita. Pada psikologi sosial

yang berorientasi pada sosiologi, konsep diri dikembangkan oleh Charles Horton

cooley (1864 – 1929), George herbert Mead (1863 – 1931) dan memuncak pada

aliran interaksi simbolis yang tokoh terkemukanya adalah Herbert Blumer. Di

kalangan Psikologi sosial yang berorientasi pada psikologi, konsep diri tenggelam

ketika Behaviorisme berkuasa. Pada tahun 1943, gordon E. Allport menghidupkan

kembali konsep diri. Pada teori motivasi Abraham Maslow (1967, 1970) dan Carl

Rogers (1970) konsep diri muncul sebagai tema utama Psikologi Humanistik.

William D. Brooks mendefinisikan konsep diri sebagai “those physical, social and

psycological perceptions of ourselves that we have derived from experiences and

our interactions of ourselves that we have derived from experiences and our

Halaman 9 dari 19

Page 10: rumahpendidikan.files.wordpress.com€¦ · Web viewPublic Relations atau yang dalam bahasa Indonesia kerap diterjemahkan sebagai “Hubungan Masyarakat” merupakan sebuah fungsi

interaction with others” (1974: 40). Jadi konsep diri adalah pandangan dan perasaan

kita tentang diri kita. Persepsi tentang diri ini boleh bersifat psikologi sosial dan fisis.

I. Teori Self Disclosure dalam Humahn RelationPencetus teori ini adalah Joseph Luft. Sering disebut teori “Johari Window” atau

Jendela Johari. Para pakar psikologi kepribadian menganggap bahwa model teoritis

yang dia ciptakan merupakan dasar untuk menjelaskan dan memahami interaksi

antarpribadi secara manusiawi. Garis besar model teoritis Jendela Johari dapat

dilihat dalam gambar berikut ini.

Saya Tahu Saya Tidak TahuOrang Lain Tahu 1. TERBUKA 2. BUTA

Orang Lain Tidak Tahu 3. TERSEMBUNYI 4. TIDAK KENAL

Jendela Johari terdiri dari 4 bingkai. Masing-masing bingkai berfungsi menjelaskan

bagaimana tiap individu bisa memahami diri sendiri maka dia bisa mengendalikan

sikap dan tingkah lakunya di saat berhubungan dengan orang lain.

1. Bingkai 1, menunjukkan orang yang terbuka terhadap orang lain.

Keterbukaan itu disebabkan dua pihak (saya dan orang lain) sama-sama

mengetahui informasi, perilaku, sikap, perasaan, keinginan, motivasi,

gagasan, dan lain-lain. Johari menyebutnya “bidang terbuka”, suatu bingkai

yang paling ideal dalam hubungan dan komunikasi antar pribadi.

2. Bingkai 2, adalah bidang buta. “Orang Buta” merupakan orang yang tidak

mengetahui banyak hal tentang dirinya sendiri namun orang lain mengetahui

banyak hal tentang dia.

3. Bingkai 3, disebut “bidang tersembunyi” yang menunjukkan keadaan bahwa

pelbagai hal diketahui diri sendiri namun tidak diketahui orang lain.

4. Bingkai 4, disebut “bidang tidak dikenal” yang menunjukkan keadaan bahwa

pelbagai hal tidak diketahui diri sendiri dan orang lain.

Model Jendela Johari dibangun berdasarkan 8 asumsi yang berhubungan dengan

perilaku manusia. Asumsi-asumsi itu menjadi landasan berpikir para kaum

humanistik.

Halaman 10 dari 19

Page 11: rumahpendidikan.files.wordpress.com€¦ · Web viewPublic Relations atau yang dalam bahasa Indonesia kerap diterjemahkan sebagai “Hubungan Masyarakat” merupakan sebuah fungsi

1. Asumsi pertama, pendekatan terhadap perilaku manusia harus dilakukan

secara holistik. Artinya kalau kita hendak menganalisa perilaku manusia maka

analisis itu harus menyeluruh sesuai konteks dan jangan terpenggal-penggal.

2. Asumsi kedua, apa yang dialami seseorang atau sekelompok orang

hendaklah dipahami melalui persepsi dan perasaan tertentu meskipun

pandangan itu subjektif.

3. Asumsi ketiga, perilaku manusia lebih sering emosional bukan rasional.

Pendekatan humanistik terhadap perilaku sangat menekankan betapa

pentingnya hubungan antara faktor emosi dengan perilaku.

4. Asumsi keempat, setiap individu atau sekelompok orang sering tidak

menyadari bahwa tindakan-tindakannya dapat menggambarkan perilaku

individu atau kelompok tersebut. Oleh karena itu, para pakar aliran humanistik

sering mengemukakan pendapat mereka bahwa setiap individu atau

kelompok perlu meningkatkan kesadaran sehingga mereka dapat

mempengaruhi dan dipengaruhi orang lain.

J. Aplikasi Human relations dalam Menghadapi Masyarakat DesaBagi para mahasiswa, khususnya peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang langsung

diterjunkan ke desa-desa, konsep human relations sangat diperlukan. Hal ini karena

salah satu tujuan dari diadakannya (KKN) adalah untuk mewujudkan transformasi

pengetahuan dari mahasiswa sebagai kaum intelektual kepada masyarakat desa.

Dalam hal ini, aspek utama yang perlu diperhatikan adalah dengan mengenal lebih

dahulu cirri-ciri masyarakat pedesaaan. Dalam buku Sosiologi karangan Ruman

Sumadilaga seorang ahli Sosiologi “Talcot Parsons” menggambarkan masyarakat

desa sebagai masyarakat tradisional (Gemeinschaft) yang mengenal ciri-ciri

masarakat desa sebagai berikut :

1. Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan

dan kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong

menolong, menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita orang lain

dan menolongnya tanpa pamrih.

Halaman 11 dari 19

Page 12: rumahpendidikan.files.wordpress.com€¦ · Web viewPublic Relations atau yang dalam bahasa Indonesia kerap diterjemahkan sebagai “Hubungan Masyarakat” merupakan sebuah fungsi

2. Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu

mereka mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka

akan orang yang berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan

keseragaman persamaan.

3. Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya

dengan keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu.

Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya

berlaku untuk kelompok tertentu saja.(lawannya Universalisme).

4. Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak

diperoleh berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan

suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawanya

prestasi).

5. Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan

antara pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa

menggunakan bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari

uraian tersebut (pendapat Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang

masih murni masyarakatnya tanpa pengaruh dari luar.

Sesuai dengan tujuan KKN untuk Community dan Personal Empowerment, maka

hal-hal terkait bagaimana memahami perilaku masyarakat desa menjadi penting

bagi keberhasilan program KKN yang akan di buat.

Masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup bermasyarakat, yang

biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi

tertentu, sebagian karakteristik dapat digeneralisasikan pada kehidupan masyarakat

desa di Jawa. Namun demikian, dengan adanya perubahan sosial religius dan

perkembangan era informasi dan teknologi, terkadang sebagian karakteristik

tersebut sudah “tidak berlaku”. Berikut ini disampaikan sejumlah karakteristik

masyarakat desa, yang terkait dengan etika dan budaya mereka, yang bersifat

umum yang selama ini masih sering ditemui. Setidaknya, ini menjadi salah satu

wacana bagi kita yang akan bersama-sama hidup di lingkungan pedesaan.

1. Sederhana

Halaman 12 dari 19

Page 13: rumahpendidikan.files.wordpress.com€¦ · Web viewPublic Relations atau yang dalam bahasa Indonesia kerap diterjemahkan sebagai “Hubungan Masyarakat” merupakan sebuah fungsi

Sebagian besar masyarakat desa hidup dalam kesederhanaan. Kesederhanaan ini

terjadi karena dua hal:

a. Secara ekonomi memang tidak mampu

b. Secara budaya memang tidak senang menyombongkan diri.

2. Mudah curiga

Secara umum, masyarakat desa akan menaruh curiga pada:

a. Hal-hal baru di luar dirinya yang belum dipahaminya

b. Seseorang/sekelompok yang bagi komunitas mereka dianggap “asing”

3. Menjunjung tinggi “unggah-ungguh”

Sebagai “orang Timur”, orang desa sangat menjunjung tinggi kesopanan atau

“unggah-ungguh” apabila:

a. Bertemu dengan tetangga

b. Berhadapan dengan pejabat

c. Berhadapan dengan orang yang lebih tua/dituakan

d. Berhadapan dengan orang yang lebih mampu secara ekonomi

e. Berhadapan dengan orang yang tinggi tingkat pendidikannya

4. Guyub, kekeluargaan

Sudah menjadi karakteristik khas bagi masyarakat desa bahwa suasana

kekeluargaan dan persaudaraan telah “mendarah-daging” dalam hati sanubari

mereka.

5. Lugas

“Berbicara apa adanya”, itulah ciri khas lain yang dimiliki masyarakat desa. Mereka

tidak peduli apakah ucapannya menyakitkan atau tidak bagi orang lain karena

memang mereka tidak berencana untuk menyakiti orang lain. Kejujuran, itulah yang

mereka miliki.

6. Tertutup dalam hal keuangan

Biasanya masyarakat desa akan menutup diri manakala ada orang yang bertanya

tentang sisi kemampuan ekonomi keluarga. Apalagi jika orang tersebut belum begitu

dikenalnya. Katakanlah, mahasiswa yang sedang melakukan tugas penelitian survei

Halaman 13 dari 19

Page 14: rumahpendidikan.files.wordpress.com€¦ · Web viewPublic Relations atau yang dalam bahasa Indonesia kerap diterjemahkan sebagai “Hubungan Masyarakat” merupakan sebuah fungsi

pasti akan sulit mendapatkan informasi tentang jumlah pendapatan dan pengeluaran

mereka.

7. Perasaan “minder” terhadap orang kota

Satu fenomena yang ditampakkan oleh masayarakat desa, baik secara langsung

ataupun tidak langsung ketika bertemu/bergaul dengan orang kota adalah perasaan

mindernya yang cukup besar. Biasanya mereka cenderung untuk diam/tidak banyak

omong.

8. Menghargai (“ngajeni”) orang lain

Masyarakat desa benar-benar memperhitungkan kebaikan orang lain yang pernah

diterimanya sebagai “patokan” untuk membalas budi sebesar-besarnya. Balas budi

ini tidak selalu dalam wujud material tetapi juga dalam bentuk penghargaan sosial

atau dalam bahasa Jawa biasa disebut dengan “ngajeni”.

9. Jika diberi janji, akan selalu diingat

Bagi masyarakat desa, janji yang pernah diucapkan seseorang/komunitas tertentu

akan sangat diingat oleh mereka terlebih berkaitan dengan kebutuhan mereka. Hal

ini didasari oleh pengalaman/trauma yang selama ini sering mereka alami,

khususnya terhadap janji-janji terkait dengan program pembangunan di daerahnya.

Sebaliknya bila janji itu tidak ditepati, bagi mereka akan menjadi “luka dalam” yang

begitu membekas di hati dan sulit menghapuskannya. Contoh kecil: mahasiswa

menjanjikan pertemuan di Balai Desa jam 19.00. Dengan tepat waktu, mereka telah

standby namun mahasiswa baru datang jam 20.00. Mereka akan sangat kecewa

dan selalu mengingat pengalaman itu.

10. Suka gotong-royong

Salah satu ciri khas masyarakat desa yang dimiliki dihampir seluruh kawasan

Indonesia adalah gotong-royong atau kalau dalam masyarakat Jawa lebih dikenal

dengan istilah “sambatan”. Uniknya, tanpa harus dimintai pertolongan, serta merta

mereka akan “nyengkuyung” atau bahu-membahu meringankan beban tetangganya

yang sedang punya “gawe” atau hajatan. Mereka tidak memperhitungkan kerugian

materiil yang dikeluarkan untuk membantu orang lain. Prinsip mereka: “rugi sathak,

Halaman 14 dari 19

Page 15: rumahpendidikan.files.wordpress.com€¦ · Web viewPublic Relations atau yang dalam bahasa Indonesia kerap diterjemahkan sebagai “Hubungan Masyarakat” merupakan sebuah fungsi

bathi sanak”. Yang kurang lebih artinya: lebih baik kehilangan materi tetapi

mendapat keuntungan bertambah saudara.

11. Demokratis

Sejalan dengan adanya perubahan struktur organisasi di desa, pengambilan

keputusan terhadap suatu kegiatan pembangunan selalu dilakukan melalui

mekanisme musyawarah untuk mufakat. Dalam hal ini peran BPD (Badan

Perwakilan Desa) sangat penting dalam mengakomodasi pendapat/input dari warga.

12. Religius

Masyarakat pedesaan dikenal sangat religius. Artinya, dalam keseharian mereka

taat menjalankan ibadah agamanya. Secara kolektif, mereka juga mengaktualisasi

diri ke dalam kegiatan budaya yang bernuansa keagamaan. Misalnya: tahlilan,

rajaban, Jumat Kliwonan, dll.

Kesebelas karakteristik tersebut, pada saat ini tidak bisa digeneralisasikan bagi

seluruh warga masyarakat desa. Ini disebabkan oleh adanya perubahan sosial

religius yang begitu besar pengaruhnya dalam tata pranata kehidupan masyarakat

pedesaan. Dampak yang terjadi meliputi aspek agama, ekonomi, sosial politik,

budaya dan pertahanan keamanan. (ingat: kasus kerusuhan yang terjadi di

beberapa pedesaan di pulau Jawa)

Selanjutnya, tentu setelah mengetahui berbagai cirri dan karakteristik masyarakat

desa tadi kita perlu belajar untuk menykapi dan beradaptasi. Berikut ini adalah

beberapa cara menyikapi atau beradaptasi dengan masyarakat desa.

1. Bersikap “andhap asor”

Sebagai “komunitas tamu” yang berasal dari luar komunitas masyarakat desa

seyogyanya kita mengambil posisi yang “merendah” atau minimal “seimbang”

sekalipun secara materi dan intelektualitas lebih tinggi mereka.

2. Bersahabat

Halaman 15 dari 19

Page 16: rumahpendidikan.files.wordpress.com€¦ · Web viewPublic Relations atau yang dalam bahasa Indonesia kerap diterjemahkan sebagai “Hubungan Masyarakat” merupakan sebuah fungsi

Sifat arogan harus dikikis habis, diganti dengan perilaku yang bersahabat dan

“sumedulur” (bersaudara). Sebagai tamu sudah semestinya tidak bersikap

arogan dan menunjukkan sifat dan perilaku kekotaan.

3. Menghargai

Sebagai reaksi atas sikap kekeluargaan dari masyarakat desa, sepantasnya

kita juga menghargai mereka. Sikap menghargai ini dapat diberikan dalam

hal:

Memahami pola pikir mereka yang berbeda kontra dengan pola pikir kita

Menerima pemberian sesuatu sebagai bentuk “tresno” (kasih sayang)

mereka kepada kita.

Memahami pola hidup mereka yang jauh berbeda dengan pola hidup kita

4. Sopan santun

Dalam rangka mengikuti adat/istiadat/kebiasaan yang berlaku di desa maka

sudah selayaknya kita menyesuaikan diri, diantaranya:

Dalam hal berpakaian, sebaiknya tidak mengenakan pakaian “ala kota”.

Dalam gaya hidup, sebaiknya tidak menunjukkan sikap yang menurut

mereka “pamer materi”. Misalnya: ber-handphone ria ditengah-tengah

mereka, ber-walkman ria sambil berbicara dengan mereka.

Dalam hal berbicara, sebaiknya tidak menggunakan kata-kata/kalimat

yang hanya bisa dipahami oleh kalangan mahasiswa. Misalnya: bahasa

Inggris/bahasa “ngilmiah”.

5. Terbuka

Sebagai reaksi positif atas keterbukaan yang ditunjukkan oleh masyarakat

desa maka seyogyanya kita juga menunjukkan sikap terbuka kepada mereka,

misalnya:

Jika tuan rumah sudah berbicara apa adanya tentang menu makanan

sehari-hari maka jika kita memang kurang suka sebaiknya “ngomong”.

Contoh: Si A tidak suka makan mie. Sebaiknya ngomong ke tuan rumah

daripada nggerundhel.

Halaman 16 dari 19

Page 17: rumahpendidikan.files.wordpress.com€¦ · Web viewPublic Relations atau yang dalam bahasa Indonesia kerap diterjemahkan sebagai “Hubungan Masyarakat” merupakan sebuah fungsi

Jika keluar dari rumah pondokan sebaiknya menjelaskan secara terbuka:

mau kemana, dengan siapa dan kapan pulang. Hal ini penting, karena

biasanya mahasiswa sudah dianggap sebagai anak sendiri.

6. Membantu tanpa pamrih

Mengacu pada karakteristik gotong-royong yang dimiliki masyrakat desa,

maka sudah semestinya kita menyesuaikan dan mengikuti kebiasaan itu.

Bekerja dan membantu masyarakat desa tanpa pamrih. Dengan senang hati

mengikuti setiap acara tradisional (misal: kenduri) yang diadakan di desa.

Sekalipun tetap memperhitungkan waktu kerja program COP.

7. Tepat waktu

Demi menjaga kepercayaan masyarakat desa, sebaiknya perlu diperhatikan

ketepatan waktu dalam setiap acara peretemuan yang melibatkan orang

banyak. Hal ini sangat penting agar masyarakat desa juga menaruh

kepercayaan kepada kita sehingga sosialisasi program dan keterlanjutan

pelaksanaannya dapat terjaga.

8. Silahturahmi

Sebagai “tamu asing” sudah menjadi kebiasaan yang lumrah jika kita harus

melakukan silaturahmi (= memperkenalkan diri) kepada warga masyarakat

desa agar didalam melakukan sosialisasi dan pelaksanaan program tidak

mengalami hambatan hanya dikarenakan belum kenal. Silaturahmi ini dapat

dilakukan secara formal maupun informal. Misal:

Ketika melakukan sosialisasi ketemu warga desa, sebaiknya langsung

memperkenalkan diri (informal)

Perkenalan diri secara formal di Balai Desa (formal)

9. “Srawung”

Selama menjalankan program KKN sebaiknya kita tetap menjaga hubungan

baik dengan masyarakat desa sehari-hari. Jangan sekali-kali kita mengucilkan

diri dan seolah membentuk kelompok “eksklusif orang kota”.

10.Gotong-royong

Halaman 17 dari 19

Page 18: rumahpendidikan.files.wordpress.com€¦ · Web viewPublic Relations atau yang dalam bahasa Indonesia kerap diterjemahkan sebagai “Hubungan Masyarakat” merupakan sebuah fungsi

Partisipatif, ini kata kuncinya ! Dalam menjalankan program kerja jangan

sampai meninggalkan prinsip dasar, yaitu PARTISIPASI MASYARAKAT.

Pada dasarnya program dapat berjalan karena ada partisipasi, baik dari

seluruh anggota kelompok maupun masyarakat setempat. Memunculkan

minat berpartisipasi tidaklah mudah, karena itu dibutuhkan komitmen yang

tinggi yang diawali dari diri sendiri.

11.Demokratis

Mencermati iklim demokrasi yang juga sudah merambah di desa, hendaknya

kita bersedia mengikuti proses yang berlangsung. Karena itu, dalam

merencanakan dan melaksanakan program kita harus melibatkan BPD

(Badan Perwakilan Desa). Ini juga berarti kita menghargai proses demokrasi

dalam sebuah “lembaga” yang namanya desa.

12.Religius

Menyikapi kenyataan ini, secara psikologis kita tidak perlu khawatir atau

bahkan takut karena justru akan menyulitkan kita untuk bersosialisasi. Sikap

menghargai, itulah yang mesti kita kembangkan ! Kita mesti tahu diri disaat

masyarakat desa sedang menjalankan ibadah agamanya. Karena itu dalam

menyusun suatu kegiatan, pertimbangan faktor “lima waktu” sangat penting

untuk diperhatikan.

Halaman 18 dari 19

Page 19: rumahpendidikan.files.wordpress.com€¦ · Web viewPublic Relations atau yang dalam bahasa Indonesia kerap diterjemahkan sebagai “Hubungan Masyarakat” merupakan sebuah fungsi

DAFTAR LITERATUR

Efendy, Uchjana. Drs. Prof. 2002. Hubungan Masyarakat Suatu Studi

Komunikologis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Efendy, Uchjana. Drs. Prof. 1993 . Human Relations dan Public Relations. Bandung:

CV. Mandar Maju.

Ruslan, Rosady. 1997. Manajemen Humas dan Komunikasi. Konsepsi dan Aplikasi. Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit PT. Raja Grafindo Persada.

Ruslan, Rosady. 1999. Praktik dan Solusi Public Relations Dalam Situasi Krisis dan Pemulihan Citra. Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.

Uchjana, Onong, Efendy. 1979. Human Relations dan Public Relation. Bandung: Penerbit CV. Mandar Maju.

Halaman 19 dari 19

Page 20: rumahpendidikan.files.wordpress.com€¦ · Web viewPublic Relations atau yang dalam bahasa Indonesia kerap diterjemahkan sebagai “Hubungan Masyarakat” merupakan sebuah fungsi

HUMAN RELATIONS DALAM MENDUKUNG KEBERHASILAN

KULIAH KERJA NYATA

Oleh:

Drs. H. SYAFRUDDIN AMIR, M.M.http://www.rumahpendidikan.wordpress.com

Makalah disampaikan pada:DIKLAT KKN

STAI-STISIP SYAMSUL’ULUM GUNUNGPUYUH SUKABUMI

Gedung Pendopo Kabupaten SukabumiAhad, 18 April 2010

Halaman 20 dari 19