adietcandra.files.wordpress.com file · web viewproposal rekayasa sarana sanitasi. mosquitrap...

22
PROPOSAL REKAYASA SARANA SANITASI MOSQUITRAP PENGENDALIAN VEKTOR DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) Disusun Oleh : KELOMPOK 10 Ade Saputra B0903001 Aditya Candra B0903002 Cahyaning B0903013 Kesehatan Lingkungan Semester IV A

Upload: buingoc

Post on 04-May-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: adietcandra.files.wordpress.com file · Web viewPROPOSAL REKAYASA SARANA SANITASI. MOSQUITRAP PENGENDALIAN VEKTOR. DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) Disusun Oleh : KELOMPOK 10. …

PROPOSAL REKAYASA SARANA SANITASI

MOSQUITRAP PENGENDALIAN VEKTOR

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

Disusun Oleh :

KELOMPOK 10

Ade Saputra B0903001

Aditya Candra B0903002

Cahyaning B0903013

Kesehatan Lingkungan Semester IV A

PROGRAM STUDI DIII KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK BANJARNEGARA

2011

Page 2: adietcandra.files.wordpress.com file · Web viewPROPOSAL REKAYASA SARANA SANITASI. MOSQUITRAP PENGENDALIAN VEKTOR. DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) Disusun Oleh : KELOMPOK 10. …

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan satu dari beberapa penyakit

menular yang menjadi masalah kesehatan terutama di negara yang beriklim

tropis dan negara berkembang seperti Indonesia. Penyakit Demam Berdarah

Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue

yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes sp. Nyamuk ini bersifat

antropofilik yang berarti lebih menyenangi mengisap darah manusia dibanding

dengan mengisap darah hewan.

Berdasarkan data yang diperoleh P2PL Dinkes Kabupaten Banjarnegara,

dari tahun 2007 sampai 2010 jumlah kasus DBD setiap tahun mengalami

peningkatan, yaitu tercatat pada tahun 2007 berjumlah 32, 2008 berjumlah 60,

2009 berjumlah 272 dan 2010 berjumlah 440 kasus (Dinkes, 2010). Hal ini

mengindikasikan belum berhasilnya kegiatan pengendalian DBD dalam

menurunkan populasi nyamuk serendah-rendahnya dalam mencegah

penularan DBD.

Dalam upaya pengendalian vektor DBD perlu mempelajari perilaku

nyamuk karena sampai saat ini belum ada obat dan vaksin yang

direkomendasikan untuk pengobatan penyakit tersebut. Surveilans merupakan

salah satu upaya yang sangat penting dilakukan dalam menentukan distribusi,

kepadatan populasi, habitat utama larva, faktor risiko berdasarkan waktu dan

tempat yang berkaitan dengan penyebaran DBD dan tingkat kerentanan atau

kekebalan insektisida yang berguna dalam memprioritaskan wilayah dan

musim untuk pelaksanaan pengendalian vektor.

Program pengendalian vektor dengan pengasapan (fogging) dinilai kurang

berhasil karena metode ini memerlukan biaya yang besar dan menimbulkan

resistensi akibat dosis yang tidak tepat (Sayono, 2008). Mosquitrap adalah

Page 3: adietcandra.files.wordpress.com file · Web viewPROPOSAL REKAYASA SARANA SANITASI. MOSQUITRAP PENGENDALIAN VEKTOR. DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) Disusun Oleh : KELOMPOK 10. …

suatu alat perangkap nyamuk sebagai upaya menurunkan populasi vektor

penyebab DBD dengan media air gula, rendaman jerami, rendaman udang

sebagai atraktan yang dipasang pada botol berwarna hitam yang disukai

nyamuk Aedes aegypti.

B. TUJUAN

1. Mengetahui efektivitas mosquitrap dalam menurunkan populasi nyamuk.

2. Mengetahui keuntungan pengendalian vektor dengan mosquitrap.

3. Mengetahui cara yang tepat dalam pengendalian vektor DBD dengan cara

memasang mosquitrap.

C. MANFAAT

1. Melatih kepekaan dan kreativitas mahasiswa dalam menciptakan alat

untuk menanggulangi masalah di bidang kesehatan.

2. Terciptanya peluang usaha dengan memanfaatkan botol air mineral agar

lebih bernilai ekonomis.

Page 4: adietcandra.files.wordpress.com file · Web viewPROPOSAL REKAYASA SARANA SANITASI. MOSQUITRAP PENGENDALIAN VEKTOR. DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) Disusun Oleh : KELOMPOK 10. …

BAB II

LANDASAN TEORI

Nyamuk (Diptera : Culicidae) merupakan vektor beberapa penyakit baik pada

hewan maupun manusia. Banyak penyakit pada hewan dan manusia dalam

penularannya mutlak memerlukan peran nyamuk sebagai vector dari agen

penyakitnya, seperti filariasis dan malaria. Untuk dapat berperan sebagai vektor,

nyamuk harus ada dan hidup pada saat agen penyakit (virus, bakteri dan parasit)

ada di dalam tubuh inang. Nyamuk memiliki kemampuan terbang yang terbatas

maka tempat perindukan nyamuk harus dekat atau berada dalam wilayah yang

terjangkau oleh nyamuk dengan inang yang mengandung agen penyakit

(Service,1996; Soulsby,1982).

Aedes aegypti merupakan vektor utama penyakit demam berdarah dengeu

(DBD) yang ditularkan pada manusia melalui gigitan nyamuk yang mengandung

virus dengue. Nyamuk A. aegypti selama ini diketahui memiliki kebiasaan untuk

berkembang biak (breeding places) pada air tergenang yang jernih seperti bak

mandi, ban bekas, dan barang-barang bekas yang tergenang air hujan dan tempat

lainnya yang dapat menampung air hujan (Kasetyaningsih, 2006; Sintorini, 2007;

Sudarmaja, 2007; Troyo et al., 2008; Wulandari, 2001).

Nyamuk Aedes aegypti adalah nyamuk yang mempunyai sifat yang khas,

menggigit pada waktu siang yaitu pada pagi dan sore hari, hinggap antara lain di

gantungan baju, dan berkembang biak di tempat penampungan air bersih seperti

bak mandi, tempayan, tempat minum burung dan barang-barang bekas yang

dibuang sembarangan yang pada waktu hujan terisi air (Depkes RI, 2008).

Telur nyamuk biasanya diletakkan pada dinding-dinding sebelum tergenang

air karena telur A. aegypti tahan terhadap kekeringan. Apabila dinding tersebut

terisi air yang jernih, seperti air hujan maka telur akan segera menetas yang

mengakibatkan prevalensi penyakit demam berdarah cenderung meningkat ketika

musim hujan (Biran, 2003; Canyon et al, 1999; Sintorini, 2007; Wulandari, 2001).

Atraktan adalah sesuatu yang memiliki daya tarik terhadap serangga

(nyamuk) baik secara kimiawi maupun visual (fisik). Atraktan dari bahan kimia

Page 5: adietcandra.files.wordpress.com file · Web viewPROPOSAL REKAYASA SARANA SANITASI. MOSQUITRAP PENGENDALIAN VEKTOR. DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) Disusun Oleh : KELOMPOK 10. …

dapat berupa senyawa ammonia, CO2, asam laktat, octenol, dan asam lemak. Zat

atau senyawa tersebut berasal dari bahan organik atau merupakan hasil proses

metabolisme mahluk hidup, termasuk manusia. Atraktan fisika dapat berupa

getaran suara dan warna, baik warna tempat atau cahaya. Atraktan dapat

digunakan untuk mempengaruhi perilaku, memonitor atau menurunkan populasi

nyamuk secara langsung, tanpa menyebabkan cedera bagi binatang lain dan

manusia dan tidak meninggalkan residu pada makanan atau bahan pangan. CO2,

asam laktat, dan octenol merupakan atraktan yang dikenali dengan sangat baik,

senyawa yang terbukti mempengaruhi saraf penciuman nyamuk Aedes (Sayono,

Ludfi Santoso, M Sakundarno Adi, 2008).

Air rendaman atau cucian udang dan kerang mengandung sisa hasil

metabolisme seperti feses, dan senyawa kimia lain, dalam bentuk gas maupun

cair. Udang windu misalnya, mengekskresi feses, ammonia dan karbon dioksia.

Ekskresi ammonia berkisar antara 26-30 gram per kilogram pakan yang

mengandung 35% pellet, sedangkan ekskresi CO2 1,25 kali dari konsumsi

oksigen (Sayono, Ludfi Santoso, M Sakundarno Adi, 2008).

Air rendaman jerami (hay infusion) dibuat dari 125 gram jerami kering,

dipotong dan direndam dalam 15 liter air selama 7 hari (Polson et al, 2002). CO2

dan Amonia juga dihasilkan dari fermentasi (rendaman) bahan organik seperti

jerami dan rumput P maximum, namun mungkin memiliki kuantitas dan kualitas

yang berbeda sehingga menimbulkan dayatarik yang berbeda terhadap nyamuk

Aedes (Sayono, Ludfi Santoso, M Sakundarno Adi, 2008).

Page 6: adietcandra.files.wordpress.com file · Web viewPROPOSAL REKAYASA SARANA SANITASI. MOSQUITRAP PENGENDALIAN VEKTOR. DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) Disusun Oleh : KELOMPOK 10. …

BAB III

DESAIN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA

A. DESAIN

1. Alat

a. Pisau Cutter

2. Bahan

a. Botol Air Mineral

b. Kertas Manila

c. Lem

d. Kertas Saring

e. Gula Pasir ¼

f. Jerami

g. Udang ¼

h. Ragi Fermipan 11 gr

3. Prosedur Kerja

Cara Pembuatan Alat

a. Menyiapkan alat dan bahan

b. Memotong botol menjadi 2 bagian dan simpan bagian atasnya

c. Membuat larutan atraktan (penarik)

1) Gula dan ragi : mencampurkan 200 ml air dengan 50 gr gula dan

dicampur dengan ragi fermipan dan tunggu 24 untuk proses

dekomposisi yang menghasilkan CO2.

2) Rendaman jerami : merendam jerami selama 7 hari sehingga

menghasilkan CO2 dan Amonia dari proses fermentasi.

3) Rendaman udang : rendaman udang mengandung sisa hasil

metabolisme seperti feses dan senyawa kimia lain, ammonia dan

karbon dioksia dalam bentuk gas maupun cair.

Page 7: adietcandra.files.wordpress.com file · Web viewPROPOSAL REKAYASA SARANA SANITASI. MOSQUITRAP PENGENDALIAN VEKTOR. DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) Disusun Oleh : KELOMPOK 10. …

d. Menutup botol dengan bagian atas botol dengan posisi terbalik.

e. Menempelkan kertas hitam dengan lem pada botol yang menjadi

kesukaan nyamuk Aedes.

f. Memasang mosquitrap di tempat yang gelap dan usahakan tempatkan

di sudut ruangan.

Cara Kerja Alat

a. Memanfaatkan botol warna hitam dan hasil fermentasi, yang

menghasilkan C02, Amonia, Octenol yang terbukti mempengaruhi

saraf penciuman nyamuk yang digunakan sebagai atraktan (penarik)

nyamuk Aedes.

Gb. Mosquitrap

Page 8: adietcandra.files.wordpress.com file · Web viewPROPOSAL REKAYASA SARANA SANITASI. MOSQUITRAP PENGENDALIAN VEKTOR. DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) Disusun Oleh : KELOMPOK 10. …

B. RENCANA ANGGARAN BIAYA

Botol Air Mineral 1 liter 4 buah @ Rp. 500 Rp. 2000,

Pisau Cutter Rp. 1000,

Kertas Manila Hitam 1 Lbr Rp. 2000,-

Lem Rp. 1000,-

Kertas Saring 1 Lbr Rp. 7000,-

Gula pasir ¼ Rp. 3500,-

Jerami Rp. 1000,-

Udang ¼ Rp. 1500,-

Ragi Fermipan 11 gr Rp. 3500,-

Jumlah Rp. 22500,-

Total Pengeluaran Rp. 22500 ,-

Page 9: adietcandra.files.wordpress.com file · Web viewPROPOSAL REKAYASA SARANA SANITASI. MOSQUITRAP PENGENDALIAN VEKTOR. DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) Disusun Oleh : KELOMPOK 10. …

BAB IV

ISI

A. Hasil

Tabel hasil uji coba mosquitrap terhadap nyamuk, telur nyamuk dan serangga

yang tertangkap, sebagai berikut :

No Jenis Atraktan Spesies tertangkap

1 Jerami Aedes sp, Culex sp dan Telur nyamuk

2 Udang Culex sp

3 Ragi dan Gula Muring (krongo)

4 Air biasa (kontrol) -

B. Pembahasan

Nyamuk merupakan ordo Diptera yang memiliki satu pasang sayap

membranus. Sayap belakang dimodofikasi menjadi alat pengatur

keseimbangan untuk terbang dan disebut halter. Alat-alat mulut berbentuk

pengisap dan membentuk probosis yang beradaptasi untuk merobek namun

tidak semua jenis serangga dapat menyebabkan penyakit, hanya serangga yang

terinfeksi virus, bakteri ataupun parasit yang mampu menyebabkan penyakit.

Maka dari itu preparasi serangga terutama nyamuk sangat berguna terutama

untuk media pembelajaran dan untuk kemudahan identifikasi.

Nyamuk salah satu serangga yang mengalami metamorfosis lengkap,

terdiri dari empat stadium yaitu telur, larva, pupa dan dewasa. Nyamuk

memerlukan darah, karena darah mengandung nutrisi yang diperlukan dalam

proses pematangan telurnya. Beberapa spesies nyamuk menghisap darah

terutama di malam hari seperti nyamuk Culex dan Anopheles, spesies lainnya

terutama siang hari (pagi sampai sore) misalnya nyamuk A.agypty dan

Armigeres.

Perkembang biakan nyamuk selalu memerlukan tiga macam tempat yaitu

tempat berkembang biak (breeding places), tempat untuk mendapatkan

Page 10: adietcandra.files.wordpress.com file · Web viewPROPOSAL REKAYASA SARANA SANITASI. MOSQUITRAP PENGENDALIAN VEKTOR. DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) Disusun Oleh : KELOMPOK 10. …

umpan/darah (feeding places) dan tempat untuk beristirahat (reesting palces).

Nyamuk mempunyai tipe breeding places yang berlainan seperti Culex dapat

berkembang di sembarangan tempat air, sedangkan Aedes hanya dapat

berkembang biak di air yang cukup bersih dan tidak beralaskan tanah

langsung, Mansonia senang berkembang biak di kolam-kolam, rawa-rawa,

danau yang banyak tanaman airnya dan Anopeheles bermacam breeding place,

sesuai dengan jenis Anopheles nya (Nurmaini, 2001).

Nyamuk biasanya meletakkan telur di tempat yang berair, pada tempat

yang keberadaannya kering telur akan rusak dan mati. Kebiasaan meletakkan

telur dari nyamuk berbeda-beda tergantung dari jenisnya :

1. Nyamuk Anopeles akan meletakkan telurnya dipermukaan air satu persatu

atau bergerombolan tetapi saling lepas, telur anopeles mempunyai alat

pengapung.

2. Nyamuk Culex akan meletakkan telur diatas permukaan air secara

bergerombolan dan bersatu berbentuk rakit sehingga mampu untuk

mengapung.

3. Nyamuk Aedes meletakkan telur dan menempel pada yang terapung diatas

air atau menempel pada permukaan benda yang merupakan tempat air

pada batas permukaan air dan tempatnya.

4. Nyamuk mansonia meletakkkan telurnya menempel pada tumbuhan-

tumbuhan air, dan diletakkan secara bergerombol berbentuk karangan

bungan. Stadium telur ini memakan waktu 1-2 hari (Nurmaini, 2001).

Berdasarkan hasil uji coba mosquitrap dari 3 jenis atraktan yaitu rendaman

jerami, rendaman udang, ragi dan gula serta 1 sebagai kontrol, didapatkan

efektivitas dari berbagai jenis atraktan yaitu rendaman jerami dengan hasil

nyamuk yang tertangkap adalah nyamuk Aedes sp, Culex sp dan telur nyamuk,

atraktan udang didapatkan nyamuk jenis Culex sp, atraktan ragi dan gula

didapatkan serangga jenis muring (krongo) hal ini dikarenakan bau dari

atraktan tersebut sehingga mempengaruhi dari syaraf penciuman muring

(krongo). Sedangkan untuk air biasa (kontrol) tidak mendapatkan hasil, hal ini

Page 11: adietcandra.files.wordpress.com file · Web viewPROPOSAL REKAYASA SARANA SANITASI. MOSQUITRAP PENGENDALIAN VEKTOR. DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) Disusun Oleh : KELOMPOK 10. …

dikarenakan tidak mengandung CO2, ammonia yang mempengaruhi syaraf

penciuman nyamuk.

Berikut ciri-ciri dari masing-masing nyamuk yang tertangkap, antara lain

nyamuk Aedes sp dan Culex sp.

Nyamuk Aedes sp :

Nyamuk Aedes sp merupakan vektor yang menyebabkan penyakit Demam

Berdarah, yaitu pada tubuhnya tampak berwarna bercak hitam-putih. Bila

dilihat dengan kaca pembesar, di sisi kanan-kiri punggungnya tampak gambar

dua buah arit berwarna putih. Biasanya sering terdapat pada baju-baju yang

menggantung, tempat-tempat gelap, seperti di bawah tempat tidur dan juga di

kebun.

Tempat bertelur di air yang bersih, seperti di tempayan, bak mandi, vas

bunga, bak mandi, tempayan, ban bekas, kaleng bekas bahkan di lubang-

lubang pohon. Telur atau jentik nyamuk bisa bertahan selama 2-3 bulan,

nyamuk ini menggigit di pagi dan sore hari, antara pukul 08.00 - 12.00 dan

15.00 - 17.00. Bila nyamuk ini sudah menggigit orang atau binatang, pada hari

ketiga nyamuk tersebut akan bertelur dan dua hari kemudian menetas. Setelah

8 hari, jentik tersebut sudah jadi nyamuk.

Nyamuk Culex sp

Nyamuk Culex sp merupakan salah satu vektor penyebab Chikungunya

dan Filariasis, yaitu pada tubuhnya tampak berwarna kecoklatan. Secara

umum nyamuk Aedes dan Culex memiliki ciri yang hampir sama yaitu pada

posisi menggigit sejajar dengan permukaan.

Nyamuk ini termasuk golongan Crepuscular yang berarti aktif sepanjang

hari, namun kebanyakan aktivitas di malam hari walaupun terdapat aktivitas

pagi dan sore hari. Selain itu nyamuk Culex juga dapat berkembangbiak di

semua jenis air, termasuk air kotor tercemar sekalipun karena biasanya disitu

terdapat bahan organik.

Page 12: adietcandra.files.wordpress.com file · Web viewPROPOSAL REKAYASA SARANA SANITASI. MOSQUITRAP PENGENDALIAN VEKTOR. DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) Disusun Oleh : KELOMPOK 10. …

Kendala-kendala yang dihadapi, yang mempengaruhi hasil dari

pemasangan alat mosquitrap, antara lain :

1. Pemasangan mosquitrap yang kurang tepat, yaitu pada tempat dengan

populasi nyamuk Aedes yang sedikit sehingga nyamuk dari spesies lain

yaitu Culex tertangkap.

2. Populasi nyamuk Aedes yang sedikit dan dinding mosquitrap yang

berwarna hitam sebagai atraktan nyamuk Aedes sehingga hasil kurang

maksimal.

3. Atraktan yang diletakan di luar rumah kalah bersaing dengan atraktan

alami dan juga tingginya curah hujan menyebabkan bau dari atraktan

tidak mempengaruhi syaraf penciuman nyamuk.

4. Atraktang ragi dan gula kebanyakan mempengaruhi serangga lain

seperti muring (krongo) dan semut.

5. Atraktan yang terlalu kental mempengaruhi daya kapilaritas kertas

saring dalam memberikan kelembabab di seluruh permukaan kertas

saring, sehingga efektivitas hanya 2-4 hari.

Keuntungan yang diperoleh setelah praktikum, antara lain :

1. Mengetahui tempat-tempat yang disukai oleh nyamuk untuk

berkembangbiak.

2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pemasangan alat.

3. Mengetahui hasil perbandingan antara teori yang telah ada dengan

aplikasi alat di lapangan.

4. Mengetahui komposisi yang tepat untuk atraktan.

5. Mengetahui pemilihan atraktan yang cocok untuk perangkap nyamuk.

Page 13: adietcandra.files.wordpress.com file · Web viewPROPOSAL REKAYASA SARANA SANITASI. MOSQUITRAP PENGENDALIAN VEKTOR. DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) Disusun Oleh : KELOMPOK 10. …

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Mosquitrap efektif dalam menurunkan populasi nyamuk karena atraktan

yang digunakan dapat mempengaruhi syaraf penciuaman nyamuk.

2. Keuntungan yang dapat diperoleh pengendalian vektor dengan mosquitrap

antara lain bahan baku mudah didapat, murah, pembuatan mudah, ramah

lingkungan dan dapat memanfaatkan sampah air mineral menjadi lebih

bernilai ekonomis.

3. Cara yang tepat dalam pengendalian vektor dengan mosquitrap antara lain

dengan memperhatikan tempat pemasangan, komposisi atraktan, populasi

vektor di tempat tersebut dan faktor-faktor lain seperti curah hujan.

B. Saran

1. Komposisi pembuatan araktan perlu diperhatikan agar populasi nyamuk

yang tertangkap banyak dan tidak mengundang serangga lain untuk

datang.

2. Pemanfaatan pembuatan mosquitrap sebagai peluang usaha dalam

memanfaatkan sampah agar lebih bernilai ekonomis.

3. Melakukan persiapan sebelum pemasangan alat agar hasil dapat maksimal

dan dapat meminimalisir adanya kegagalan.

Page 14: adietcandra.files.wordpress.com file · Web viewPROPOSAL REKAYASA SARANA SANITASI. MOSQUITRAP PENGENDALIAN VEKTOR. DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) Disusun Oleh : KELOMPOK 10. …

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Ovitrap. http://id.wikipedia-ovitrap.htm. Diakses tanggal 4 Maret 2011.

Levine, N.D.1990. Parasitologi Veteriner. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press.

Nuraini, Devi. 2004. Pemberantasan Arthopoda yang Penting dalam Hubungan

dengan Kesehatan Mayarakat. Digitized by USU digital library.

Sayono, Ludfi Santoso, M Sakundarno Adi, 2008. Pengaruh Modifikasi Ovitrap

Terhadap Jumlah Nyamuk Aedes Yang Terperangkap. Semarang: Staf

Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah

Semarang.

Service,M. 2008. Medical Entomology for Student Fourth Edition. Cambridge:

Cambridge University Press.

Soedarto. 1993. Entomologi Kedokteran. Jakarta : EGC.

Sutanto, Inge. 2009. Parasitologi Kedokteran Edisi Keempat. Jakarta: FKUI.

Sudarmaja, I Made, Sugeng Juwono Mardihusodo. 2009. Pemilihan Tempat

Bertelur Nyamuk Aedes Aegypti Pada Air Limbah Rumah Tangga Di

Laboratorium. Jurnal Veteriner Desember 2009 Vol. 10 No. 4: 205-207.

Page 15: adietcandra.files.wordpress.com file · Web viewPROPOSAL REKAYASA SARANA SANITASI. MOSQUITRAP PENGENDALIAN VEKTOR. DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) Disusun Oleh : KELOMPOK 10. …

LAMPIRAN

A. JADWAL PENELITIAN

Tabel Jadwal Kegiatan

No Jenis KegiatanBulan 1 Bulan 2 Bulan 3

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41. PERSIAPANa. Pengajuan tema dan judul                        b. Penyusunan proposal                        c. Presentasi proposal                        d. Evaluasi proposal                        

Bulan 4 Bulan 5 Bulan 62. PELAKSANAAN 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4a. Survei harga dan belanja                        b. Pembuatan alat                        c. Uji coba alatd. Pengambilan hasil