thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t30879.docx · web viewpenyembuhan luka adalah suatu...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perawat sebagai bagian dari profesi kesehatan mempunyai peran yang
sangat penting dalam peningkatan kesehatan masyarakat. Perkembangan
dinamika masyarakat Indonesia sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, pergeseran pola perilaku masyarakat yang buruk
dapat mengakibatkan perubahan dan dinamika perkembangan penyakit,
sehingga angka kesakitan terutama akibat perilaku dan keterbatasan
pemahaman masyarakat semakin meningkat .
Keperawatan sebagai suatu profesi telah disepakati pada Lokakarya
Nasional 1983, dan merupakan perkembangan keperawatan di Indonesia,
yang disyahkan pada Musyawarah Nasional Persatuan Perawat Nasional
Indonesia (MUNAS PPNI) tahun 2010 di Samarinda, mempertegas tentang
Defenisi Keperawatan yaitu sebagai suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada
ilmu dan kiat keperawatan (Persatuan Perawat Nasional Indonesia/PPNI,
2010).
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK. 02.02/
MENKES/142/2010 : Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktek Perawat,
pada BAB III di Pasal 8 telah mengatur alur izin dan penyelenggaraan
praktek perawat sebagai berikut :
1
1. Praktek keperawatan dilaksanakan pada fasilitas pelayanan ditujukan
kepada individu, keluarga dan masyarakat.
2. Praktek keperawatan sebagaimana dimaksud melalui kegiatan
pelaksanaan tindakan keperawatan komplementer
3. Tindakan keperawatan tersebut meliputi pelaksanaan tindakan, observasi
keperawatan, pendidikan dan konseling kesehatan, (Dep.Kes.R.I, 2010).
Pengembangan pengobatan dan perawatan alternatif dewasa ini terus
dikembangkan, manfaat dan faedah herbal yang banyak tersedia di Indonesia
masih harus dilakukan penelitian sehingga manfaat secara ilmiahnya bisa
dikembangkan dengan penelitian lebih lanjut, salah satunya manfaat tumbuhan
herbal yang banyak bermanfaat pada kehidupan manusia sejak jaman Nabi
Muhammad SAW adalah Jinten Hitam yang sering disebut dengan
habbatusaudah atau dalam bahasa latinnya yaitu Nigella sativa, khasiat yang
dikandungnya sudah banyak dikenal oleh masyarakat antara lain sebagai anti
parasit, anti mikroba, anti inflamasi, memperbaiki fungsi hepar dan ginjal,
mengobati gangguan pernafasan dan pencernaan, serta dapat meningkatkan
sistem kekebalan tubuh.
Kandungan kimia yang dominan terkandung pada tanaman jinten hitam
ini adalah thymoquinon yang salah satu fungsinya adalah sebagai hepatoprotektor,
dan merupakan salah satu komponen yang paling banyak ditemukan dalam
jintan hitam, memiliki beberapa khasiat antara lain aktivitas antioksidatif dan
anti-inflamasi. Kandungan kimia jintan hitam terdiri dari minyak atsiri,
minyak lemak, asam lemak tak jenuh (omega 3 dan omega 6) d-limonena,
2
simena, glukosida, saponin, zat pahit, jigelin, nigelon, dan timokuinon.
Minyak jinten hitam mengandung asam lemak yang terdiri dari: asam linoleat
56%; asam oleat 24,6%; asam palmitat 12%; asam stearat 3%; asam
eikosadienoat 2,5%; asam linolenat 0,7%, dan asam miristat 0,16% (Aftab.A,
2009).
Tanaman Jintan Hitam ini secara empirik telah digunakan selama
berabad-abad di Asia, Timur Tengah, dan Afrika. Secara tradisional, jintan
hitam digunakan sebagai antiseptik, obat sakit kepala, rematik, penurun panas,
obat maag, dan dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Beberapa penelitian
melaporkan bahwa jintan hitam memiliki aktivitas sebagai antidiabetes
(Khanam & Dewn, 2008) dalam Al-Ameen.N.H et.al, (2011), antiulcer,
antitumor dan antikanker (Ivankovic (2006), Medenica (1997) dalam Mbarek
(2007).
Pengembangan dan penelitian tentang metode perawatan luka telah
mengalami banyak perubahan dari konsep tradisional berkembang mengalami
perbaikan penambahan secara luas secara trial and error. Penerapan prinsip
utama dalam perawatan luka utama dalam perawatan yang dari zaman Mesir
sampai sekarang tetap digunakan yaitu pembersihan luka (wound cleansing),
penutupan luka (wound closure), dan perlindungan luka (wound coverage).
Pengetahuan tentang perawatan luka terutama dari pengalaman empiris,
membawa perubahan perkembangan dari konsep tradisional menjadi modern
dengan tidak meninggalkan fungsinya terus digali alternatip penggunaan
3
produk untuk pengelolaan luka meliputi topical agent dan pembalut
(dressing).
Pengembangan Topical agen melalui penelitian terutama yang berasal
dari bahan alami (herbal) sebagai terapi alternatif terus dilakukan yang
berhubungan dengan material perawatan luka yang tersedia. Material
perawatan luka meliputi pembersihan, penutupan dan perlindungan terhadap
luka. Hal tersebut mengupayakan terjadinya kondisi ideal luka supaya proses
penyembuhan luka tidak mengalami gangguan (Asmussen & Sollner (1995)
dalam Perdana Kusuma DS (2008).
Penyembuhan luka adalah suatu proses yang kompleks dengan
melibatkan banyak sel. Proses yang dimaksudkan disini karena penyembuhan
luka melalui beberapa fase. Fase tersebut meliputi; koagulasi, inflamasi,
proliferasi, dan fase remodeling (Suriadi, 2007). Terapi alternatif
komplementer saat ini sudah diterima pada area pelayanan kesehatan dan
sudah dibahas dalam literatur- literatur. Tanaman berkhasiat yang
mengandung antibodi yang saat ini menjadi fenomena dalam pengobatan
alternatif salah satunya adalah habbatussauda atau jintan hitam, sejak dahulu
kala nenek moyang bangsa Indonesia telah mengenal dan memanfaatkan
khasiatnya sebagai obat untuk menjaga kesehatan (Junaedi, 2006).
Jintan hitam atau Habbatussauda’ (Nigella Sativa) adalah sejenis
rempah – rempah yang dapat digunakan sebagai tanaman obat (Noviani Dika,
2012). Di Mesir, tanaman jintan hitam telah digunakan sejak zaman dahulu
kala. Kajian arkeologi, dari data yang ditemukan di makam Tritankhamun
4
(Fir’aun) jintan hitam memiliki peranan penting dalam kehidupan mesir kuno.
Para dokter pribadi Firaun menggunakan minyak dan salep habbatussauda
untuk mengobati gangguan pencernaan.
Ibnu Sina dalam the canon of medicine menyatakan bahwa jintan
hitam dapat menstimulasi energi di tubuh dan membantu dari kelelahan atau
kurang semangat. Keterangan Ibnu Sina tersebut sangat beralasan karena nabi
Muhammad SAW telah merekomendasikan jintan hitam atau habbatussauda,
“Gunakanlah habbatussauda “ hal ini bisa diartikan nabi Muhammad
menganjurkan penggunaan tanaman ini secara konsisten dalam mengatasi
problem kesehatan karenanya, tidak mengherankan jika jintan hitam ini juga
termasuk dalam daftar obat-obatan ilmiah dalam buku Al – Tibb, Al –
Nabawi, tentang pengobatan cara nabi (Junaedi, 2006).
Jinten hitam (Nigella sativa) merupakan tanaman herbal yang
berpotensi memiliki aktifitas biologis seperti antioksidan, anti-inflamasi,
antikanker dan antimikroba. Penelitian ini menggunakan ekstrak dari eter
yang paling efektif untuk mengurangi mitose dalam sel meristem akar,
terhadap bakteri Gram-positif (Ozmen, 2007). Jintan hitam (Nigella sativa)
yang diketahui mempunyai banyak khasiat seperti, menguatkan sistem
kekebalan tubuh, meningkatkan bioaktivitas hormon, meningkatkan daya
ingat, konsentrasi dan kewaspadaan, anti tumor (Al-Ameen.N.H. et.al, 2011).
Ekstrak metanol suling (Nigella sativa) menunjukkan aktivitas
antimikroba yang signifikan terhadap strain klinis untuk menguji Gram-positif
Staphylococcus aureus dan Gram-negatif Escherichia coli, Klebsiella
5
pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa dan bakteri proteus mirabilis. Hasil
menunjukkan dalam aktivitas sehari-hari yang diamati pada pecambah
berlangsung tergantung pada dosis juga efek anti mikroba yang signifikan,
Mohammad.H.I, et.al, (2013).
Jintan hitam (Nigella sativa) memiliki kemampuan sebagai
hepatoprotektor. Biji jintan hitam mengandung senyawa thymoquinone,
senyawa ini sangat efektif dalam melindungi lipid, protein, DNA mitokondria,
dan DNA nukleus dari kerusakan, sebagai antiinflamasi dan antivirus,
sehingga senyawa ini memiliki kemampuan sebagai hepatoprotektor, anti
inflamasi dan antivirus, (Hasan.N.A, et.al, 2011). Thymoquinone sangat
efektif dalam melindungi lipid, protein, DNA mitokondria, dan DNA nukleus
dari kerusakan yang diakibatkan oleh radikal bebas. Selain itu, thymoquinone
juga mempunyai kemampuan untuk mengaktifkan pertahanan imun dalam
tubuh dengan merangsang proliferasi sel imun dan juga bermanfaat sebagai
anti kanker. (Al-Jabre.S, et.al, 2003).
Ulasan menurut Bancham (2009), dalam Yuwono N.S (2012),
thymoquinone dapat bekerja langsung menstimulasi aktivitas beberapa enzim
antioksidan di dalam tubuh diantaranya superoxidedismutase (SOD),
gluthanione. Penelitiaan John dan Wilson (2002) dalam Nergiz.C.Otles.S,
(2013), menyajikan kedua peroxidase (GPx), dan catalase (CAT) juga
terdapat pada senyawa thymoquinone, studi fundamental yang berkaitan
dengan peran dan komponen utama dari golongan minyak Nigella sativa dan
elemen – elemen thymoquinone, sebagai potensi kemoterapi dan
6
chemopreventive agen anti-kanker. Mekanisme kerjadan faktor- faktor yang
menentukan konsentrasi dari unsur-unsur utama dalam minyak esensial juga
dikaji,. Salamah bahwa Abu Hurairah, meriwayatkan dari Rasulullah SAW
bersabda: “Hendaknya kalian mengkonsumsi jintan hitam karena jintan hitam
mengandung obat segala penyakit, kecuali kematian” (HR. Bukhairi dan
Muslim).
Survai data klinik perawatan luka Kitamura Pontianak dari tahun 2008
sampai 2011 menunjukkan angka kunjungan pasien rawat inap dan rawat jalan
dengan berbagai jenis luka setiap bulan dari tahun 2008 rata-rata jumlah
kunjungan 524 pasien, tahun 2009 meningkat menjadi 1209 orang, pada tahun
2010 mengalami penurunan jumlah kunjungan yaitu hanya 921 pasien, tahun
2011 meningkat jumlah junjungan menjadi 1681 pasien. Adapun yang
termasuk pada kategori 5 besar kasus penyakit yang ada di Klinik Perawatan
Luka Kitamura Pontianak dari tahun 2008 sampai dengan 2011 adalah sebagai
berikut Diabetic Ulcer, Neuropatic Ulcer, Venous Ulcer, Chronic Wound dan
Acute Wound. Rata-rata kunjungan rawat jalan Diabetic ulcer pada tahun 2012
sebanyak 60 orang perbulan. Pada bulan Januari sampai April 2013 rata-rata
kunjungan rawat jalan Diabetic ulcer meningkat menjadi 95 orang perbulan.
Melihat data kunjungan rawat jalan tersebut yang terus mengalami
peningkatan jumlahnya, sehingga dibutuhkan bukan saja kemampuan serta
keterampilan dari seorang perawat dalam memberikan pelayanan perawatan
luka seperti ganti balutan/ganti perban akan tetapi dibutuhkan juga inovasi
dan kreatifitas dari seorang perawat dengan melakukan penelitian dan telaah
7
perawatan luka, di tahap pembersihan luka (wound cleansing), penutupan
luka (wound closure), dan perlindungan luka (wound coverage), yang terbuat
dari bahan dan metode alternatif sebagai dampak dari pengembangan
pengobatan komplementer dengan mengoptimalkan fungsi kandungan zat-zat
alami yang belum banyak dilakukan kajian secara ilmiah pada kandungan zat-
zat herbal yang banyak tersedia didalamnya dan ada disekitar kita di bumi
Indonesia yang memang merupakan bumi khatulistiwa.
B. Rumusan Masalah
Inovasi dan kreatifitas kemampuan perawat khususnya dibidang
woundcare, pembersihan luka (wound cleansing), penutupan luka (wound
closure), dan perlindungan luka (wound coverage), terus dikembangkan
sesuai dengan kemajuan teknologi dibidang keperawatan dan kesehatan.
Kemajuan dan perkembangan dibidang keperawatan komplementer terus
digalakkan, sehingga perawatpun berpartisipasi secara aktif dalam kajian
ilmiah dengan mengembangkan penelitian-penelitian dibidang
keperawatan khususanya bidang woundcare dilakukan untuk menghindari
keterbelakangan perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan khususnya
keperawatan. Jinten hitam aman dikonsumsi pada manusia, sehingga
peneliti mengembangkan untuk diperawatan luka dalambentuk salep.
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian
sebagai berikut : " Adakah perbedaan efektivitas pemberian salep jintan
hitam (Nigella sativa)10% dengan 20% pada penyembuhan Ulkus
Diabetik.”
8
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui efektivitas pemberian salep jintan hitam
(Nigella sativa)10% dengan 20% pada penyembuhan ulkus diabetik.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk :
a. Mengetahui karakteristik responden.
b. Menilai proses perkembangan luka Pre dan Post pemberian salep
jintan hitam (Nigella sativa)10% pada ulkus diabetik.
c. Menilai proses perkembangan luka Pre dan Post pemberian salep
jintan hitam (Nigella sativa) 20% pada ulkus diabetik.
d. Menganalisa perbedaan skor luka pada pemberian salep jintan
hitam (Nigella sativa) 10% dan 20% pada ulkus diabetik.
e. Menganalisa perbedaan proses penyembuhan luka pada kelompok
salep jintan hitam (Nigella sativa) 10% dan 20% .
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Rumah Sakit ( Klinik Perawatan Luka )
a. Penelitian ini diharapkan menjadi temuan evidence based dalam
pengembangan keperawatan khususnya bidang luka (wound care)
terutama pada temuan dressing modern dengan bahan dari herbal
9
sebagai penutup luka (wound closure), dan perlindungan luka
(wound coverage).
b. Bahan pertimbangan dalam pelaksanaan penelitian selanjutnya
dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan
tentang pemanfaatan topical agent pada wound dressing yang
dikembangkan secara terus menurus yang mengembangkan
potensi alami dari herbal yang banyak tersedia di alam sekitar kita
bagi mahasiswa.
c. Pengembangan herbal (jinten hitam) yang aman dikonsumsi
secara oral yang mampu menurunkan kadar gula darah, diubah
bentuknya menjadi topikal (salep) dengan harapan fungsi jinten
hitam yang mengandung Thymonoquinon sebagai anti peradangan
dapat mampu mempercepat pertumbuhan luka akibat diabetik.
2. Bagi Peneliti
a. Sebagai wujud nyata hasil penelitian yang sebelumnya telah
banyak dilakukan pada hewan uji , sekarang ini merupakan
langkah awal secara langsung pemberian topical agent dengan
salep jinten hitam (Nigella sativa) dari studi perbandingan antara
teori yang diperoleh dibangku perkuliahan yang di
implementasikan langsung pada manusia dipasien dengan Ulkus
Diabetik secara nyata dilapangan .
10
b. Penelitian ini diharapkan merupakan langkah awal untuk
pengembangan penelitian selanjutnya, pada proses penutupan luka
(wound closure), dan perlindungan luka (wound coverage), yang
mempergunakan herbal, sehingga dapat dikembangkan menjadi
media yang lebih efektif dalam penggunaannya, dimasa yang akan
datang. Sebagai inovasi perawat dalam pengembangan ilmu
khususnya pada penutupan luka (wound closure), dan
perlindungan luka (wound coverage), yang mempergunakan
herbal dan mendapatkan hak paten secara syah.
c. Penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif penggunaan
pemilihan topical agent pada dressing luka / wound dressing pada
perawatan luka atau tindakan ganti balutan dengan pemanfaat
herbal sebagai pengganti obat-obatan kimiawi secara langsung
pada manusia dalam bentuk kassa steril yang siap pake khususnya
pada pasien pasien diabetik yang memiliki luka.
d. Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang memerlukan
perawatan luka Diabetik Ulcer, yang menggunakan topical agent
herbal khususnya dengan bahan dasar jinten hitam (Nigella sativa)
sesuai dengan konsentrasi/kadarnya.
11
3. Bagi Ilmu Keperawatan
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan efesiensi biaya
perawatan luka yang lebih murah dan terjangkau bagi penderita
luka diabetik.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan
dalam pengembangan inovasi keperawatan dengan terciptanya
bentuk topical agent yang efektif dan efesien bagi penderita
diabetik yang memiliki luka.
c. Hasil peneliitian ini diharapkan dapat menambah khasanah
keilmuan dibidang Ilmu Keperawatan pada khususnya dibidang
wound dressing komplementer herbal pada proses penutupan luka
(wound closure), dan perlindungan luka (wound coverage), dan
ilmu kesehatan pada umumnya.
E. Penelitian Terkait
Berdasarkan penelusuran kepustakaan penulis menemukan beberapa
penelitian sejenis yang pernah dilakukan yang berhubungan dengan jinten
hitam dan diabetis, antara lain :
1. Hermansyah .A (2012) , penelitian tentang Efektivitas antara madu dan
jintan hitam (Nigella Sativa) serta Nacl terhadap proses penyembuhan luka
pada tikus (Ratus novergicus)”.
Hasil penelitian di kelompok minggu I (7 hari observasi) pada perlakuan
antara pemberian madu dan jintan hitam 5% menghasilkan efek yang
12
signifikan terhadap proses penyembuhan luka, yaitu pada hari ke-2 dan ke-
6 perawatan, dibandingkan dengan kontrol. Hasil pada kelompok minggu
II (14 hari observasi) dilihat dari fase-fase pada proses penyembuhan luka,
pada Madu dengan Nacl signifikan pada hari ke 8 dan 10 perawatan
dimana waktu tersebut merupakan fase proliferasi, antara Jintan hitam 5%
dengan Nacl signifikan pada hari ke 2 dan 4 fase inflamasi. Jadi dapat
disimpulkan terdapat perbedaan efektivitas antara pemberian Madu dan
Jintan Hitam 5% serta Nacl dalam proses penyembuhan luka. Perbedaan
penelitian yang akan dilakukan adalah efektifitas Nigella sativa 10% dan
20% pada penyembuhan ulkus diabetik pada manusia.
2. Penelitian Meslem A.(2012), tentang Aktivitas antibakteri madu murni dan
dengan kombinasi biji Nigella sativa terhadap infeksi Pseudomonas
aeruginosa. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi kegiatan vitro, dari
tiga sampel madu, dan Nigella sativa terhadap Pseudomonas aeruginosa
(P. aeruginosa) tunggal dan dalam kombinasi.
Hasil penelitian MIC untuk tiga jenis perlakukan madu murni tanpa N.
sativa terhadap P. aeruginosa berkisar antara 46% dan 50% (V/v).
Penambahan N. sativa (8%) mengakibatkan aktivitas bakterisida sinergis.
Sebuah penurunan MIC itu melihat dengan masing-masing varietas yaitu
berkisar antara 77,77% dan 84,21%. Kesimpulan dari penelitian ini sifat
antibakteri akan menjamin studi lebih lanjut pada aplikasi klinis dari N.
Sativa, dan madu terhadap p.aeruginosa.
13
Perbedaan penelitian yang akan dilakukan adalah efektifitas Nigella sativa
10% dan 20% pada penyembuhan luka diabetik pada manusia, dimana
proses penyembuhan ulkus diabetik faktor lainnya yang mempengaruhi
adalah bakteria aerob terutama pseudomonas aeruginosa.
3. Penelitian Sheikh.T.J,(2013), tentang Peran perlindungan Nigella sativa
secara eksperimen pada induksi DM tipe-II akibat kerusakan nuklir di
tikus Wistar.
Tujuan peneilitian adalah untuk mengetahui pengaruh anti-mutagenik
Nigella sativa pada eksperimen diinduksi diabetes kronis (tipe - II) di
Tikus Wistar. Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa tikus diabetes
yang diobati dengan Nigella sativa dapat menurunkan frekuensi
micronuclei di eritrosit sumsum tulang (P <0,05) dan meningkatkan status
antioksidan (P <0,05) pada tikus diabetes yang diobati dibandingkan
dengan kelompok kontrol. Kesimpulannya: Pengamatan menunjukkan
bahwa pasien diabetes lebih rentan terhadap mutasi sel yang terkait dengan
tingkat status oksidatif seluler dan itu bisa dikurangi dengan pemberian
Nigella sativa.
Perbedaan penelitian yang akan dilakukan adalah efektifitas salep Nigella
sativa 10% dan 20% pada penyembuhan luka diabetik pada manusia,
dimana proses penyembuhan ulkus diabetik faktor lainnya yang
mempengaruhi adalah kadar gula darah yang tinggi sehingga menghambat
pertumbuhan luka.
14
4. Shabeer A.N,(2011), penelitian tentang Aktifitas Anti katarak dari ekstrak
etanol Nigella Sativa dengan Kadar Glukosa Tinggi Akibat Katarak
dilensa Mata Kambing,
Hasil ini mendukung pandangan bahwa ekstrak biji N. sativa dengan
etanol secara in vitro, menghasilkan efek menurunkan kadar glukosa
sampai batas tertentu yang diinduksikan pada Lensa mata kambing.
Perbedaan penelitian yang akan dilakukan adalah efektifitas salep Nigella
sativa 10% dan 20% pada penyembuhan ulkus diabetik pada manusia,
dimana proses penyembuhan luka diabetik faktor lainnya yang
mempengaruhi adalah kadar gula darah yang tinggi sehingga menghambat
pertumbuhan luka.
5. Penelitian Ayman I. Elkady.(2012), tentang Ekstrak kasar Nigella sativa
menghambat proliferasi dan menginduksi apoptosis pada sel karsinoma serviks
He La pada manusia. Temuan ini menunjukkan bahwa Eens menghambat
proliferasi dan menginduksi apoptosis pada sel He La dan menyarankan ekstrak
nigella sativa ini dapat menjadi agen yang menjanjikan untuk pencegahan /
pengobatan kanker serviks manusia. Perbedaan penelitian yang akan
dilakukan adalah pada ulkus diabetik dengan pemberian salep Nigella
sativa 10% dan 20%, persamaan penelitian ini adalah sama-sama
dilakukan pada manusia.
6. Labib S.M,(2005), memaparkan tentang Imunomodulator dan sifat
terapeutik dari biji Nigella sativa Lien.
Temuan yang dipublikasikan memberikan bukti yang jelas bahwa baik
minyak dan bahan aktif, khususnya di thymoquinine , memiliki efek anti-
15
oksidan yang di peroleh dengan cara meningkatkan kerja sistem
pengempul oksidan, yang memberikan efek yang bersifat antitoksin yang
disebabkan oleh beberapa pemaparan. Minyak dan thymoquinine (TQ)
telah menunjukkan juga efek anti-inflamasi pada beberapa model berbasis
inflamasi pada metode eksperimental di kasus encephalomyelitis, kolitis,
peritonitis, oedama, dan arthritis melalui penindasan inflamasi mediator
prostaglandin dan leukotriens. Minyak dan bahan aktif tertentu
menunjukkan sifat imunomodulator menguntungkan, menambah
pembunuh tanggapan T cell dan alami diperantarai sel kekebalan tubuh.
Eksplorasi efek dari pengamat thymoquinine (TQ) pada antigen
presenting sel profesional, termasuk makrofag dan sel dendritik, serta efek
modulasi yang pada Th1- dan Th2-dimediasi penyakit imun inflamasi.
Pada akhirnya, hasil yang muncul dari studi tersebut secara substansial
akan meningkatkan Aplikasi immunotherapeutic dari thymoquinine (TQ)
dalam pengaturan klinis.
Perbedaan penelitian ini adalah pada ulkus diabetik dengan pemberian
salep Nigella sativa 10% dan 20%, persamaan penelitian ini adalah sama-
sama dilakukan pada manusia.
7. Penelitian Aisyah. Nor Hasan, et.al,(2013), Infeksi bakteri patogen telah
menjadi masalah kesehatan utama di seluruh dunia. Agen antimikroba baru
sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah ini. Dalam studi ini, aktivitas
antibakteri ekstrak biji Nigella sativa terhadap beberapa jenis bakteri
patogen (Streptococcus pyogene, Pseudomonas aeruginosa, Klebseilla
16
pneumoniae dan Proteus vulgaris) dievaluasi. Ekstrak metanol pada
konsentrasi 100 mg / mL memiliki sensitivitas yang luar biasa terhadap
semua bakteri yang diuji dalam penelitian ini. Penelitian kami juga
menunjukkan bahwa spesies, strain dan konsentrasi ekstrak Nigella sativa
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi sensitivitas bakteri
yang diuji.
Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti saat ini berbeda
dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian ini akan dilakukan
secara langsung pada manusia yang merupakan implikasi secara nyata
pada uji klinis dari penelitian-penelitian sebelumnya yang telah banyak
dilakukan pada hewan uji . Penelitian yang akan dilakukan ini adalah
tentang efektivitas pemberian salep jintan hitam (Nigella sativa) 10 % dan
20 % pada perawatan pasien dengan ulkus diabetik.
8. Penelitian Mohtashami R.A.N, et.al,(2011), tentang Penurunan Glukosa
Darah Efek dari Nigella Sativa L. Minyak Biji pada Relawan Sehat :Acak,
Double - Blind , Placebo - Controlled Clinical Trial. Beberapa formulasi
dari biji Nigella sativa L (Habbatussauda) telah digunakan pada obat
tradisional untuk pengobatan dan pencegahan berbagai penyakit termasuk
diabetes, pada sebuah studi klinis diperoleh hasil penurunan glukosa darah
yang merupakan efek dari minyak yang terkadung didalamnya. Penelitian
ini dilakukan untuk mengeksplorasi kemungkinan penurunan kadar
glukosa darah merupakan efek dari minyak biji hitam pada subyek yang
sehat .
17
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan glukosa darah
puasa dan kadar HbA1c dari Minyak biji hitam signifikan dibandingkan
dengan kelompok kontrol. Tidak penting efek samping yang muncul pada
hati, ginjal dan gastrointestinal yang diamati pada kedua kelompok ini.
Kesimpulan : Pemberian 5 ml minyak biji hitam setiap hari pada subyek
sehat selama dua bulan telah memberikan efek yang menguntungkan pada
peningkatan gambaran terjadinya glikemik tanpa efek samping .
Perbedaan penelitian yang akan dilakukan adalah efektifitas Nigella sativa
10% dan 20% pada penyembuhan ulkus diabetik pada manusia, dimana
salah satu faktor proses penyembuhan luka diabetik adalah adanya
peningkatan kadar glukosa dalam darah sehingga vaskulerisasi sebagai
pembawa makanan/nutrisi bagi jaringan terhambat.
9. Penelitian Kaleem.M,(2006), tentang Efek biokimia dari biji Nigella sativa
L pada tikus dengan diabetes. Pemberian oral ekstrak etanol dari biji
Nigella sativa (300 mg/kg berat badan/hari) sebagai streptozotocin pada
tikus yang diinduksi diabetes selama 30 hari secara signifikan
mengurangi kadar glukosa darah, lipid, plasma insulin dan meningkatkan
produksi dari peroksidasi lipid (TBARS dan hidroperoksida) dan enzim
antioksidan seperti katalase, superoksida dismutase dan glutathione
peroxidase di hati dan ginjal. Hasilnya aktivitas anti diabetes dari ekstrak
biji Nigella sativa pada diabetes memiliki efek antioksidan pada
eksperimental tikus diabetes.
18
Perbedaan penelitian yang akan dilakukan adalah efektifitas Nigella sativa
10% dan 20% pada penyembuhan ulkus diabetik pada manusia, dimana
salah satu faktor proses penyembuhan luka diabetik adalah dibutuhkan
antioksidan sebagai pengumpul oksigen dalam tubuh sehingga membantu
proses penyembuhan jaringan pada luka sehingga cepat tumbuh.
19