elearning.uui.ac.id · web viewpenulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,...

50
KEHAMILAN DISERTAI PENYAKIT : KEHAMILAN DENGAN PENYAKIT DIABETES MELITUS DAN PENYAKIT JANTUNG Oleh : NIRA YUSRA NIM : 181010510001 DOSEN : CHAIRANISA ANWAR, SST., MKM

Upload: nguyenliem

Post on 30-Jun-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KEHAMILAN DISERTAI PENYAKIT : KEHAMILAN DENGAN PENYAKIT DIABETES MELITUS

DAN PENYAKIT JANTUNG

Oleh :

NIRA YUSRANIM : 181010510001

DOSEN :

CHAIRANISA ANWAR, SST., MKM

PROGRAM DIPLOMA IV KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS UBUDIYAH INDONESIA

BANDA ACEH2019

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan

hidayahnya penulis dapat menyelesaikan “Makalah Tentang Kehamilan Disertai

Penyakit : Kehamilan Dengan Penyakit Jantung dan Biabetes Melitus. Adapun

tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas akademi mata kuliah

Asuhan Kegawata Daruratan Maternal Neonatal di Prodi D-IV Kebidanan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ubudiyah Indonesia.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,

karena itulah kami mengharapkan kritik dan saran dan mengoreksi makalah kami

ini yang sifatnya membangun dari semua pihak yang membacanya. Dalam

kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

”Ibu Chairanisa Anwar, SST., MKM” yang telah membimbing kami dalam

menyelesaikan makalah ini.

Dalam penulisan ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh

dari kesempurnaan. Diharapkan kritikan dan saran untuk perbaikan penulisan di

masa yang akan datang untuk sempurnanya penulisan laporan ini. Akhirnya

penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua

pembaca.

Aceh Besar, Mei

2019

Penulis

DAFTAR ISI

HalamanKATA PENGANTAR................................................................................ vDAFTAR ISI............................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang..................................................................... 1B. Tujuan Penulisan.................................................................. 5C. Manfaat Penulisan................................................................ 5

BAB II TINJAUAN TEORITISA. Diabetes Melitus Pada Kehamilan....................................... 7B. Penyakit Jantung Pada Kehamilan....................................... 14

BAB III PENUTUPA. Kesimpulan........................................................................... 29B. Saran..................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegawatdaruratan obstetri dan neonatal merupakan suatu kondisi yang

dapat mengancam jiwa seseorang, hal ini dapat terjadi selama kehamilan,

ketika kelahiran bahkan saat hamil. Sangat banyak sekali penyakit serta

gangguan selama kehamilan yang bisa mengancam keselamatan ibu maupun

bayi yang akan dilahirkan. Kegawatan tersebut harus segera ditangani, karena

jika lambat dalam menangani akan menyebabkan kematian pada ibu dan bayi

baru lahir (Walyani & Purwoastuti, 2015).

Kejadian kematian dan kesakitan ibu masih merupakan masalah

kesehatan yang sangat serius di Negara-negara berkembang. Berdasarkan

hasil laporan World Health Organization (WHO) pada tahun 2017 Angka

Kematian Ibu (AKI) di dunia masih tinggi dengan jumlah 289.000 jiwa.

Beberapa Negara berkembang AKI yang cukup tinggi seperti di Afrika Sub-

Saharan sebanyak 179.000 jiwa, Asia Selatan sebanyak 69.000 jiwa, dan di

Asia Tenggara sebanyak 16.000 jiwa. AKI di Negara – Negara Asia Tenggara

salah satunya di Indonesia sebanyak 190 per 100.000 kelahiran hidup (WHO,

2017).

Di negara wilayah Asia Tenggara, Angka Kematian Ibu (AKI) di

Indonesia menempati urutan pertama yakni mencapai 214 per 100.000

kelahiran hidup (WHO, 2014). Berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar

Sensus (SUPAS) 2015, AKI di Indonesia mencapai 305 per 100.000

kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2015). Angka kematian ibu karena hipertensi

27,1%, dan kematian karena penyakit penyerta seperti penyakit kanker,

jantung, diabetes melitus dan tuberculosis (TBC) mencapai 40,8%

(Kemenkes R1, 2013).

Penyakit penyerta kehamilan seperti tuberculois, ginjal, jantung, asma,

gangguan hipertensi, hepatitis, malaria, dan diabetes selama kehamilan adalah

salah satu kondisi yang menyebabkan tingginya kematian ibu (Koblinsky,

2012). Penyakit penyerta yang sering dialamai ibu hamil adalah Diabetes

Mellitus (DM) dan Penyakit Jantung.

Diabetes melitus gestasional (DMG) adalah suatu gangguan toleransi

karbohidrat yang terjadi atau diketahui pertama kali pada saat kehamilan

sedang berlangsung. Keadaan ini biasa terjadi pada saat 24 minggu usia

kehamilan dan sebagian penderita akan kembali normal pada setelah

melahirkan. Secara global, jumlah penderita diabetes mengalami peningkatan

signifikan dari tahun ke tahun. Diabetes Atlas edisi ke-8 yang diterbitkan oleh

Federasi Diabetes Internasional 2017 menyatakan bahwa 425 juta dari total

populasi seluruh dunia, atau sekitar 8,8 persen orang dewasa berumur 20-79

tahun merupakan penderita diabetes. Data tersebut juga mengungkapkan

bahwa menempati peringkat ke-6 sebagai jumlah penderita diabetes dewasa

tertinggi di dunia dengan total lebih dari 10,3 juta orang. Angka ini diprediksi

akan terus mengalami peningkatan dan mencapai 16, 7 juta pada tahun 2045

(Suparman, 2013).

Menurut WHO (2004), dikutip oleh Agency for Healthcare Research

and Quality (AHRQ), (2008) dijelaskan bahwa kejadian DMG meningkat

pada ibu hamil dengan faktor risiko antara lain peningkatan berat badan pada

masa kehamilan >0,5 kg/minggu, umur lebih dari 25 tahun, riwayat DM

dalam keluarga, riwayat DMG, dan ethnic. Penelitian yang dilakukan oleh

Taber Lisa, et al tahun 2010 menyebutkan bahwa faktor risiko ibu dengan

DMG adalah wanita yang didiagnosis dengan DM gestasional berada pada

risiko tinggi untuk diabetes masa depan, dengan 17%-63% diabetes tipe 2

dalam waktu 5-16 tahun dalam kelompok etnis yang berbeda. Sedangkan

anak-anak mereka dalam jangka panjang berada pada peningkatan risiko

obesitas dan intoleransi glukosa (Suparman, 2003).

Di Indonesia, prevalensi DMG sekitar 1,9–3,6% dan sekitar 40-60

wanita yang pernah mengalami DMG pada pengamatan lanjut pasca

persalinan akan mengidap Diabetes Mellitus atau gangguan toleransi glukosa.

Di Indonesia sendiri, berdasarkan data terbaru Riset Kesehatan Dasar 2018,

secara umum angka prevalensi diabetes mengalami peningkatan cukup

signifikan selama lima tahun terakhir. Di tahun 2013, angka prevalensi

diabetes pada orang dewasa mencapai 6,9 persen, dan di tahun 2018 angka

terus melonjak menjadi 8,5 persen. Sedangkan di Provinsi Aceh, prevalensi

diabetes mellitus gestasional yaitu 2,6% pada usia >14 tahun (Riskesdas,

2018).

Penyakit jantung dalam kehamilan juga menjadi penyebab kematian

maternal yang cukup penting. Sekitar 0,2-4% kehamilan di negara maju

disertai komplikasi penyakit kardiovaskuler. Penyakit jantung merupakan

penyebab utama kematian secara umum dan merupakan penyebab tersering

kematian pada kehamilan di negara berkembang. Di Washington, Amerika

Serikat, kehamilan dengan penyakit jantung kronik meningkat 22,4%,

kehamilan dengan penyakit jantung kongenital meningkat 21,8%, kehamilan

dengan gagal jantung meningkat 17,3%, kehamilan dengan penyakit jantung

iskemik meningkat 24,0%, dan kehamilan dengan hipertensi pulmonal

meningkat 72,7% pada periode tahun 1987 – 2009. Beberapa hal yang

mempengaruhi terjadinya peningkatan penyakit jantung tersebut adalah

karena faktor umur, dan gangguan metabolik (Simahendra, 2013).

Jumlah wanita yang terkena serangan jantung selama dan sesudah

kehamilan meningkat. Berdasarkan data terbaru di jurnal Mayo Clinic,

serangan jantung rentan terjadi pada saat di trimester akhir, saat melahirkan,

dan usai melahirkan. Peningkatan risiko serangan jantung naik drastis hingga

25 persen dari 2002 ke 2014. Peneliti mengolah data dari 49 juta kelahiran,

terdapat 1,061 yang terkena serangan jantung pada saat persalinan. Lalu, 922

wanita terkena serangan jantung saat hamil dan yang mencengangkan ada

2.390 wanita mengalami hal tersebut usai melahirkan (Simahendra, 2013).

Deteksi dini serta follow up yang teliti serta penatalaksanaan yang

agresif sangat membantu untuk menurunkan angka mortalitas bagi wanita

yang hamil dengan penyakit jantung. Dibutuhkan pengetahuan tentang

perubahan fisiologis pada system kardiovaskuler selama kehamilan dan

puerpurium, gejala dan tanda yang menyerupai penyakit jantung pada

kehamilan yang normal, efek dari perubahan fisiologis pada kehamilan pada

kelainan kardiovaskuler, dan diagnosis serta penatalaksanaan pada penyakit

kardiovaskuler yang sudah ada.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Umtuk mengetahui pengaruh penyakit yang menyertai kehamilan,

khususnya penyakit diabetes mellitus dan penyakit jantung.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengaruh penyakit diabetes mellitus pada ibu hamil

b. Untuk mengetahui pengaruh penyakit jantung pada wanita hamil

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pengetahuan dan melatih penulis

mengembangkan kemampuan berfikir secara objektif dalam kasus lainnya.

2. Bagi Petugas Kesehatan

Semoga dapat menjadi bahan masukan dan informasi kepada

petugas kesehatan agar dapat meningkatkan pemahaman dan peningkatan

pelayanan kesehatan khususnya tentang penyakit yang menyertai

kehamilan, agar kegawatdaruratan obstetric dapat di cegah.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Semoga dapat dijadikan referensi dan menambah khazanah

perpustakaan Universitas Ubudiyah Indonesia Fakultas Ilmu Kesehatan

Program Studi DIV Kebidanan di masa mendatang.

BAB II

PEMBAHASAN

A. DIABETES MELITUS PADA KEHAMILAN

1. Pengertian

Diabetes mellitus merupakan satu dari tiga (anemia dan saluran kemih)

komplikasi medis pada kehamilan yang paling sering. Terdapat dua tipe

diabetes mellitus. Tipe 1 (bergantung insulin) adalah diabetes yang diperantarai

oleh sistem imun dan timbul pada orang genetik rentan. Tipe 2 (tidak

bergantung insulin) adalah mulai terjadi lebih lambat dengan peningkatan

kadar insulin serum, mempunyai kmponen pewarisan yang kuat, biasa terjadi

pada orang dewasa yang kegemukan atau hamil (Prawirohardjo, 2008).

Klasifikasi diabetes pada kehamilan

Kelas Ciri KhasA Diabetes hanya didasarkan pada uji toleransi glukosa yang

abnormalB Onset diabetes diatas 20 tahun, lama diabetes 10-19 tahun,

tidak ada penyakit vascularC Onset diabetes antara 10-19 tahun, lama diabetes 10-19 tahun,

tidak ada penyakit vaskulerD Onset diabetes <10 tahun, lama diabetes >20 tahun, terdapat

penyakit vaskulerE Sama dengan kelas D, ditambah dengan pengapuran

pembuluh darahF Sama dengan kelas E, ditambah dengan nefropatiH Penyakit arteri coronerR Retinopati proliferasi meligna

2. Pengaruh DM terhadap Kehamilan dan Persalinan

a. Infertilitas dan abortus meningkat pada pasien diabetes yang tidak

terkontrol.

Mengontrol ketat glukosa akan menghindari resiko ini, keseimbangan cairan

dan elektrolit ibu terganggu sehingga ibu dan bayi dapat edema. Insiden

polihidramnion, peningkatan kelainan congenital (Prawirohardjo, 2008).

b. Kelainan

Kelainan yang paling umum adalah jantung dan sindrom regresi kaudal.

Persalinan dan kelahiran premature dan kemungkinan janin besar (giant

baby) >4000 gr. Resiko kematian janin meningkat karean ketidak stabilan

glukosa ibu (Prawirohardjo, 2008).

3. Diabetes Gestasional

Bahwa gangguan terjadi dipicu oleh kehamilan, mungkin akibat

perubahan fisiologis berlebihan pada metabolisme glukosa. Diabetes

gestasional adalah diabetes awitan dewasa atu tipe 2 yang terungkap atau

munsul selama kehamilan. Kekhawatiran perinatal adalah pertumbuhan

janin yang berlebihan, yang dapat menyebabkan trauma lahir. Yang

terpenting adalah pada waita yang mengalami diabetes gestasional

akhirnya akan mengalami diabetes overt dalam 20 tahun berikutnya dan

anak-anak akan rentang terhadap diabetes dan kegemukan (Manuaba,

2008).

Efek pada ibu dan janin dengan diabetes gestasional dengan

peningkatan glukosa puasa terjadi kematian janin saat lahir yang tida di

ketahui penyebabnya. Efek merugikan pada ibu mencakup peningkatan

frekuensi hipertensi dan seksio sesarea.

Pada bayi terjadi makrosomia yaitu bayi yang lahir dengan berat

badan yang berlebihan. Fokus perinatal adalh menghindari perlahiran sulit

akibat makrosomia disertai dengan distosia bahu. Secara spesifik, ibu yang

mengidap diabetes gestasional mengalami pengendapan lemak berlebih di

bahu dan badan, sehingga rentan distosia bahu. Bayi gemuk dari ibu

diabetik lebih sering memerlukan seksio sesarea atas indikasi disproposisi

sefalopelvik. Kegemukan ibu merupakan faktor resiko indipenden dan

lebih penting disbanding dengan intolerasi glukosa. Juga merupakan faktor

perancu dalam diagnosis diabetes gestasional (Manuaba, 2008).

4. Diabetes Overt

a. Efek pada Janin

Perbaikan suveilans janin, perawatan intensif dan pengendalian metabolik

ibu.

1) Abortus

Abortus spontan terjadi karena kontrol glikemik yang buruk selama

trimester 1. Wanita dengan diabetes tipe 1 yang konsentrasi

postprandial diatas 120 mg/dl yang tampak beresiko tinggi

mengalami abortus.

2) Persalinan Preterm

Diabetes overt yang muncul sebelum kehamilan adalah faktor resiko

pelahiran aterm.

3) Malformasi

Merupakan penyebab hampir separuh kematian perinatal pada

kehamilan dengan diabtes. Peningkatan malformasi adalah akibat

dari kurang terkontrolnya diabetes baik sebelum konsepsi ataupun

selama awal kehamilan. Anomaly janin berkaitan dengan tingginya

kadar hemoglobin terglikosilasi dan vaskulopati diabetes serta

durasi penyakit yang lebih dari 10 tahun (Prawirohardo, 2008).

b. Efek pada Ibu

Diabetes dan kehamilan saling berinteraksi secara sigifikan, sehingga

kesejahteran ibu dapat mengalami gangguan serius. Kematian saat

hamil jarang terjadi, namun pada wanita demgan diabetes kelas H

hanya separuh yang bertahan hidup selama hamil (Prawirohardo,

2008).

5. Pengobatan

Perawatan Antenatal

a. Maksimalkan terapi sebelum terjadi kehamilan

b. Penentuan dekstrosa dengan fingerstick : Glukosa darah harus

dipertahankan rata-rata 100mg/dl plus minus 10 mg/dl. Nilai

maksimum tidak boleh lebis dari 120 mg/dl.

c. Sesuaikan diet : Dengan keadaan gizi yang ideal berdasarkan tinggi

badan, berat badan dan bentuk tubuh. Yang tujuannya untuk mencegah

hiperglikemia selama keadaan puasa dan postpronidol (setelah makan).

Contoh komposisi dietnya adalah sebagai berikut:

50% karbohirat : 1050 kkal = 256 gram

25% protein : 525 kkal = 128 gram

25% lemak : 525 kkal = 56 gram

d. Juga berikan vitamin, mineral dan suplemen makanan sesuai dengan

kebutuhan.

e. Penyuluhan gizi penting dilakukan untuk:

1) Untuk memberikan zat gizi yang diperlukan ibu dan janinnya

2) Untuk mengendalikan kadar glukosa

3) Untuk mencegah kitosis akibat kelaparan

Berikut table asupan harian dan pertambahan berat badan selama hamil

yang dianjurkan bagi wanita dengan diabtes gestasional:

Berat saat ini (berkaitan dengan Berat ideal)

Asupan kalori harian (kkal/kg)

Pertambahan Berat yg dianjurkan selama Kehamilan

<80-90% 36-40 28-4080-120% (ideal) 30 25-35120-150% 24 15-25>150% 12-18 15-25

Olahraga

Olagraga yang sesuai adalah menggunakan otot tubuh bagian atas atau

tidak menimbulkan stres mekanik. Latihan kardiovaskuler untuk bagian

tubuh atas menurunkan kadar glukosa darah. Efek olahraga pada kadar

glukosa muncul setelah 4 minggu (Prawirohardjo, 2008).

Obat hipoglikemik oral : Obat penurunan glukosa oral tidak

dianjurkan pada ibu hamil.

Konsultasi

Memberikan insulin : Biasanya kebutuhan insulin lebih besar selama

kehamilan. Diet dan insulin harus diatur sesuai dengan kadar gula

darahnya. Zat-zat hipoglikemi oral yang bersifat teratogenik tidak boleh di

gunakan selama kehamilan. Kombinasi insulin biasanya insulin aksi

pendek dan menengah dan biasanya diberikan dalam 2-3 dosis/hari. Rasio

neutral protamine Hagedorn (NHP) per insulin regular sebaiknya 2:1 pagi

hari dan 1:1 pada malam hari, dan total pagi harus dua kali total malam

hari.

6. Penilaian rutin

a. Pemantauan janin

1) Persalinan dan Pelahiran

a) Pertimbangkan kelahiran elektif : Hampir semuanya dapat

melahirkan per vaginam jika presentasi vertex dan keadaan

lainnya memungkinkan.

b) Dosis insulin biasanya tidak diberikan saat persalinan dan

digunakan infus insulin untuk mengatasi glukosa darah yang

dipantau setiap jam.

b. Penatalaksanaan postpartum

Nilai status diabetes ibu selama nifas, karena dapat terjadi perubahan yang

luar biasa selam nifas ini. Misalnya, dosis insulin setelah melahirkan

hanya memerlukan sepertiga dosis insulin pada kehamilan lanjut

(Prawirohardjo, 2008).

c. Kontrasepsi

Tidak ada satupun metode kontrasepsi yang cocok untuk wanita dengan

diabetes. Diabetes membawa resiko penyakit vascular dan esterogen

dalam kontrasepsi oral secara statistic meningkatkan tromboembolisme,

stroke dan infark miokardium. Disarankan untyk tidak menggunakan

kontrasepsi oral. Para dokter pun juga tidak menganjurkan pemakaian

alat kontrasepsi dalam rahim pada wanita diabetic, karena kemungkinan

meningkatnya resiko infeksi panggul. Dengan alasan tersebut banyak

wanita atau ibu dengan diabetes terutama diabetes overt memilih

sterilisasi (Prawirohardjo, 2008).

7. Prognosis

Penanganan bersama ahli penyakit dalam, kebidanan dan ahli

kesehatan anak akan menurunkan kesakitan dan kematian iu dan perinatal.

Penanganan dan pengobatan yang tidak tepat merupakan faktor utama

penyebab kematian ibu yang sebenarnya. Peningkatan retinopati dan

nefropati diabetika terjadi pada sebagian besar pasien atau wanita selama

kehamilan (Prawirohardjo, 2008).

Faktor-faktor yang memepengaruhi kelangsungan hidup janin adalah

beratnya diabetes, pengendalian diabetes selama kehamilan, fungsi

plasenta, perdarahan plasenta, preeklampsia-eklampsia, polihidroamnion

dan penghentian kehamilan. Penghentian kehamilan dapat dibenarkan pada

keadaan-keadaan tertentu seperti retinopati diabetic, retinitis proliferans,

dan penyakit vascular berat (serebral atau koroner) (Prawirohardjo, 2008).

B. PENYAKIT JANTUNG PADA KEHAMILAN

1. Definisi

Menurut IKAPI (2008) dalam Gaya Hidup dan Penyakit Modern, penyakit

pada kardiovaskuler adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan

fungsi kerja jantung karena tidak adekuatnya aliran darah.

Pada ibu hamil, terjadi adaptasi fisiologis sehingga menyebabkan perubahan

signifikan pada sistem kardiovaskuler. Wanita dengan jantung normal dapat

beradaptasi dengan baik selama kehamilan. Sedangkan yang mengalami penyakit

jantung,terjadi komplikasi yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin,

bahkan dapat membahayakan nyawa ibu dan janin (Manuaba, 2008).

2. Epidemiologi

Penyakit jantung merupakan penyebab kematian terbanyak pada wanita

diAmerika Serikat dan merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak pada

wanitausia 25– 44 tahun. Penyakit jantung berpengaruh pada sekitar 1 %

darikehamilan, dengan angka kematian maternal menurut Sach sebanyak 0,3

dari100.000 di Massachusetts. Namun angka kematian maternalmencapai 10 – 25

% walaupun adanya perkembangan diagnosis dan penanganan penyakit

kardiovaskular maternal pada zaman sekarang. Meskipun insidens penyakit

jantung dalam kehamilan sekitar 1 %, Gejala seperti sesak napas atau tanda seperti

bising ejeksi sistolik yang merupakan gejaladari penyakit jantung, dapat muncul

pada sekitar 90% dari populasi kehamilan sebagai konsekuensi perubahan

fisiologis pada tubuh yang diinduksi oleh kehamilan itu sendiri. Di antara

beberapa penyakit kardiovaskuler, hipertensi merupakan penyakit kardiovaskuler

yang tersering muncul pada kehamilan, sebanyak 6-8%dari seluruh kehamilan. Di

negara barat, penyakit jantung bawaan merupakanyang penyakit jantung yang

paling sering ditemukan selama kehamilan ( 75 – 82% ). Di luar Eropa dan

Amerika bagian utara hanya berkisar 9 – 19 %. Penyakit jantung reumatik

mendominasi di negara selain negara barat, berkisar 56 – 89 %dari seluruh

penyakit jantung dalam kehamilan. Kardiomiopati jarang ditemukan,tetapi

merupakan penyebab berat dari komplikasi penyakit jantung dalam kehamilan.

(WHO, 2010)

3. Etiologi

Penyebab dari penyakit jantung sendiri dibagi menjadi dua :

1. Kelainan Primer

Kelainan primer dapat berupa kelainan kongenital, bentuk kelainan katub,

iskemik dan cardiomiopati. Jadi kelainan primer ini sendiri lebih

disebabkan karena kelainan pada fisiologi jantungnya.

2. Kelainan Sekunder

Kelainan sekunder berupa penyakit lain, seperti hipertensi, anemia berat,

hipervolumia, perbesaran rahim, dll . untuk kelainan sekunder ini sendiri

lebih disebabkan oleh penyakit-penyakit lain

4. Faktor Resiko

a. Penyakit Jantung Akibat Demam Reumatik

Sebagian besar penyakit jantung pada kehamilan disebabkan oleh demam

rematik. Diagnosis demam rematik pada kehamilan sering sulit, bila

berpatokan pada criteria Jones sebagai dasar untuk diagnosis demam

rematik aktif. Manifestasi yang terbanyak adalah poliartritis migrant serta

karditis. Perubahan kehamilan yang menyulitkan diagnosis demam rematik

adalah nyeri sendi pada wanita hamil mungkin oleh karena sikap tubuh yang

memikul beban yang lebih besar sehubungan dengan kehamilannya serta

meningkatnya laju endap darah dan jumlah leukosit. Bila terjadi demam

rematik pada kehamilan, maka prognosisnya akan buruk.

Adanya aktivitas demam rematik dapat diduga bila terdapat:

1) Suhu subfebris dengan takikardi yang lebih cepat dari semestinya

2) Leukositosis dan laju endap darah yang tetap tinggi

3) Terdengar desir jantung yang berubah-ubah sifatnya maupun

tempatnya 

b. Penyakit Jantung Kongenital

     Biasanya kelainan jantung bawaan oleh penderita sebelum

kehamilan, akan tetapi kadang-kadang dikenal oleh dokter pada

pemeriksaan fisik waktu hamil. Dalam usia reproduksi dapat dijumpai

koarktatio aortae, duktus arteriosus Botalli persistens, defek septum serambi

dan bilik, serta stenosis pulmonalis. Penderita tetralogi Fallot biasanya tidak

sampai mencapai usia dewasa kecuali apabila penyakit jantungnya

dioperasi. Pada umunya penderita kelainan jantung bawaan tidak mengalami

kesulitan dalam kehamilan asal penderita tidak sianosis dan tidak

menunjukkan gejala-gejala lain di luar kehamilan.

Penyakit jantung bawaan dibagi atas : 

a. Golongan sianotik (right to left shunt)

b. Golongan asianotik (left to right shunt)

c. Penyakit jantung hipertensi

Penyakit jantung hipertensi sering dijumpai pada kehamilan, terutama

pada golongan usia lanjut dan sulit diatasi. Apapun dasar penyakit ini,

hipertensi esensial, penyakit ginjal atau koaktasio aorta, kehamilan akan

mendapat komplikasi toksemia pada 1/3 jumlah kasus disertai mortalitas

yang tinggi pada ibu maupun janin. Tujuan utama pengobatan penyakit

jantung hipertensi adalah mencegah terjadinya gagal jantung. Pengobatan

ditujukan kepada penurunan tekanan darah dan control terhadap cairan dan

elektrolit.

Perubahan tersebut disebabkan oleh :

a. Hipervolemia: dimulai sejak kehamilan 8 minggu dan mencapai

puncaknya pada 28-32 minggu lalu menetap.

b. Jantung dan diafragma terdorong ke atas oleh karena pembesaran

rahim.

Dalam kehamilan :

a. Denyut jantung dan nadi: meningkat

b. Pukulan jantung meningkat.

c. Tekanan darah menurun sedikit.

Maka dapat dipahami bahwa kehamilan dapat memperbesar penyakit

jantung bahkan dapat menyebabkan payah jantung (dekompensasi kordis).

Frekuensi penyakit jantung dalam kehamilan berkisar antara 1-

4%. Pengaruh kehamilan terhadap penyakit jantung, saat-saat yang

berbahaya bagi penderita adalah :

a. Pada kehamilan 32-36 minggu, dimana volume darah mencapai

puncaknya (hipervolumia).

b. Pada kala II, dimana wanita mengerahkan tenaga untuk mengedan dan

memerlukan kerja jantung yang berat.

c. Pada Pasca persalinan, dimana darah dari ruang intervilus plasenta

yang sudah lahir, sekarang masuk ke dalam sirkulasi darah ibu.

d. Pada masa nifas, karena ada kemungkinan infeksi

5. Klasifikasi

Kehamilan yang disertai penyakit jantung secara klinis dibagi menjadi empat

stadium (Manuaba, 2008) :

Kelas 1 :

- Tanpa gejala pada kegiatan biasa

- Tanpa batas gerak biasa

Kelas 2 :

- Waktu istirahat tidak terdapat gejala

- Gerak fisik terbatas

- Cepat lelah, palpitasi, sesak napas, dapat nyeri dada, edema

tangan/tungkai

Kelas 3 : Gerakan sangat terbatas karena gerak minimal saja dapat

menimbulkan gejala payah jantung.

Kelas 4 : Dalam keadaan istirahat sudah terjadi gejala payah jantung

6. Manifestasi Klinis

Beberapa tanda dan gejala pada ibu hamil yang memiliki penyakit jantung

selama kehamilan meliputi adanya nyeri dada terkait aktivitas dan emosi ibu,

sesak nafas berat baik itu saat istirahat maupun terjadi di malam hari, dan sinkop

(kehilangan kesadaran karena kekurangan suplai oksigen di otak). Akibat

beberapa gejala tersebut, ibu akan cepat merasa lelah dan susah beraktivitas

(Sinclair, 2010)

Sedangkan tanda dan gejala yang dapat ditemukan selama pemeriksaan fisik

dapat berupa murmur, baik itu sistolik maupun diastolic, sianosis, terdapat

distensi vena jugular, pembesaran hati sehingga menimbulkan nyeri tekan,

pembesaran jantung, denyut jantung terlalu cepat, denyut jantung tidak seperti

biasanya baik itu terlalu cepat maupun terlalu lambat (palpitasi) dan edema perifer

pada bagian tubuh, khususnya di ekstremitas tubuh. (Manuaba, 2008)

7. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan untuk mengetahui

mengenai penyakit jantung selama masa kehamilan menurut (Manuaba, 2004)

adalah sebagai berikut :

a. Foto thoraks bermanfaat untuk melihat gambaran jantung seperti

pembesaran jantung dan edema paru.

b. Elektrokardiografi (ECG) dapat mendeteksi adanya gangguan seperti

irama jantung, system konduksi jantung, dan lain sebagainya

c. Ekokardiografi untuk melihat struktur dan fungsi pembuluh darah, serta

merekam denyut jantung.

d. USG untuk memantau kesejahteraan janin dalam kandungan

e. Elektrolit serum untuk menilai kalium sebagai petunjuk terapi cairan dan

elektrolit

8. Penatalaksanaan

A. Pengawasan antenatal

1. Rawat bersama dengan ahli kardiologi.

2. Banyak istirahat karena jantung melakukan kerja ekstra saat hamil

dengan peningkatan sekitar 12-15 bpm selama hamil.

3. Pengawasan antenatal lebih sering disertai pemeriksaan EKG dan

Ekokardiografi.

4. Serial USG sehingga dapat dipantau kesejahteraan janin dalam Rahim.

5. Perhatikan saat kehamilan berusia 32-34 minggu karena puncak

hemodulasi besar kemungkinan terjadi akut dekompensasio kordis.

6. Pengobatan tergantung dari ahli kardiologi

- Tingkat I : Tanpa pengobatan

- Tingkat II : Perhatikan saat kehamilan berusia 28-34 minggu

Tingkat I-II

1. Frekwensi ANC trimester I-II setiap dua minggu

2. Pada trimester II:

- Setiap minggu

- Konsultasi dokter anak atau kardiolog

3. Nasihat dietnya:

- Kurangi garam

- Banyak minum yang memperlancar diuresis

4. Pengawasan ketat terhadap:

- Nadinya agar tidak melebihi 20-28 x/menit

- Temperature untuk menetapkan kemungkinan infeksi

- Perhatikan bertambahnya BB, tidak melebihi ½

kg/minggu

5. Berikan nasihat bila timbul keluhan agar segera datang

kembali

6. Setiap bulan, konsultasi rutin pada kardiolog atau bila

dipandang perlu

- Tingkat III-IV : rawat dirumah sakit bersama

Kelas III

1. Setiap minggu sejak trimester II

2. Perhatikan keluhan dan gejala dekompensasio kordisnya

3. Konsultasi dengan kardiolog / dokter anak sesuai dengan

indikasi atau dilakukan secara rutin

4. Sekitar 14 hari menjalang persalinan harus masuk rumah sakit

untuk persiapan definitive

Kelas IV

1. Sebagian besar waktunya di rumah sakit, dengan perawatan

bersama dokter anak, kardiolog

2. Persiapan untuk menghadapi persalinan sehingga terhindar dari

dekompensasio kordis

A. Pertolongan persalinan penyakit jantung pada kehamilan

Persalinan pada bumil yang menderita penyakit jantung disesuaikan dengan

tingkat penyakitnya, yaitu sebagai berikut:

a. Tingkat I : Dapat dengan persalinan spontan

Tingkat II-IV : Hindari kala dua panjang, profilaksis dengan forsep

ekstraksi

b. Postpartum

1. Perhatikan regurgitasi darah yang besar sehingga dapat terjadi

dekompensasio kordis akuta

2. Pada kasus dengan HPP dapat diberikan oksitosin transfuse hanya

dengan pack Cel.

3. Pantau kemungkinan dekompensasio kordis pascanifas.Dapat

diberikan digalisasi atas saran ahli penyakit jantung.

Terdapat kemungkinan pendarah post partum sehingga memerlukan

uterotonika

- Untuk menimbulkan kontraksi otot uterus dapat diberikan oksitosin

bolus atau drip sehingga pendarahan post partum dapat

dikendalikan

- Jangan diberikan ergometrin-preparat ergot karena dapat

menimbulakn

1) Vasokrontriksi pembuluh darah sehingga tahanan perifer makin

meningkat

2) Dapat terjdi vasokontriksi pembuluh darah coroner sehingga

menambah beratya dekompensasio kordis.

Tindakan lain untuk menghentikan pendarahan adalah melakukan

massae bimanual. Pengawasan post partum dilakukan dirumah sakit

selama 14 hari, sampai dapat dijamin keaadaan jantungnya stabil

untuk aktivitas puerperiumnya.

B. Profilasis antibiotic yang di rekomendasikan

1. Untuk persalinan dan kelahiran

- Ampisilin 2 gram IM atau IV, gentamisin 1,5 mg/kg BB IM atau IV

pada persalinan aktif, dosis tunggal dilanjutkan diberikan 8 jam

kemudian dan post partum

2. Regimen oral untuk prosedur minor atau pada pasien beresiko

rendah dengan pasien alergi penisilin

- Amoksilin 3 gram per oral 1 jam sebelum prosedur dilakukan dan

1,5 gram 6 jam kemudian

- Vankomisin 1 gram IV secara perlahan selama 1 jam, plus

gentamisin 1,5 mg/kgBB IM atau IV yang diberikan 1 jam sebelum

prosedur dilakukan, dapat diulang sekali lagi 8 jam kemudian

9. Komplikasi

Ada beberapa macam komplikasi dari penyakit jantung pada kehamilan yaitu :

a. Eklampsia

Eklampsia adalah kejang grand mal akibat spasme serebrovaskular.

Kematian disebabkan oleh hipoksia dan komplikasi dari penyakit berat

yang menyertai.

b. Perdarahan serebrovaskular

Perdarahan serebrovaskular terjadi karena kegagalan autoregulasi

aliran darah otak pada MAP (Mean Arterial Pressure) diatas 140

mmHg.

c. Masalah liver dan koagulasi: HELLP Syndrome (hemolysis, Elevated

Liver Enzyme, Low Platelets Count).

Preeklampsia-eklampsia disertai timbulnya hemolisis, peningkatan

enzim hepar, disfungsi hepar dan trombositopenia.

d. Gagal ginjal

Diperlukan hemodialisis pada kasus yang berat.

e. Edema Paru

f. Kematian maternal

Munculnya satu atau lebih dari komplikasi tersebut dan muncul

secara bersamaan, merupakan indikasi untuk terminasi kehamilan

berapapun umur gestasi. Fetal Kematian perinatal dan morbiditas fetus

meningkat. Pada usia kehamilan 36 minggu, masalah utama adalah

IUGR. IUGR terjadi karena plasenta iskemi yang terdiri dari area

infark. Kelahiran prematur juga sering terjadi At-term, preeklampsia

mempengaruhi berat lahir bayi dengan penigkatan risiko kematian dan

morbiditas bayi. Pada semua umur gestasi terjadi peningkatan risiko

abrupsi plasenta.

- Komplikasi pada maternal

1. Gagal ginjal akibat tubuler nekrotik akut

2. Gagal jantung

3. Edema paru

4. Trombositopeni

5. Rupture plasenta yang menyebabkan pendarahan

- Komplikasi pada janin

a. Persalinan premature

b. Pertumubuhan janin terhambat

c. Kematian perinatal

d. IUGR (Intra Utery Growth Restriction)

10. Efek Penyakit Jantung Pada Ibu Hamil Dalam Kehamilan

Penyakit jantung selama kehamilan dapat menimbulkan perburukan gejala

dari ibu, hal ini dapat terlihat dari peningkatan aritmia dan CHF yang

membutuhkan peningkatan terapi obat kardiovaskuler salama kehamilan juga

perlu rawat inap. (Hammed, 2001)

Jika ibu terdeteksi memiliki gangguan atau penyakit jantung, maka

beberapa lembaga kesehatan, menyarankan untuk menghentikan kehamilan.

Beberapa penelitian menyatakan jika beberapa janin dengan ibu yang

menderita penyakit jantung akan meninggal saat ibu melakukan tindakan

operasi bypass ini juga bisa disebabkan oleh operasi jantung darurat, usia

kehamilan yang belum cukup umur. (Siu, 2001)

Ibu dengan resiko penyakit jantung koroner dapat menyebabkan kerugian

dalam kehamilan diantaranya, berat lahri bayi sangat rendah juga kelahiran

kurang bulan (premature). (Sattar, Greer, 2002)

11. Efek Penyakit Jantung Pada Ibu Hamil Dalam Masa Persalinan

Beberapa efek pada ibu hamil dengan penyakit jantung yang dapat terjadi

selama proses intranatal atau persalinan antara lain :

a. Kegagalan jantung (dekompensasi kordis). Dapat terjadi pada ibu

selama persalinan akibat peningkatan beban kerja jantung, sedangkan

kondisi jantung ibu yang sudah dalam keadaan lemah atau sakit, dapat

semakin parah hingga gagal jantung, sehingga akan terjadi payah

jantung akibat kompensasi yang kurang baik dari jantung ibu selama

persalinan. (Farrer, 2001)

b. Hipoksemia pada ibu dan janin. Hal ini dapat terjadi pada ibu dengan

kelainan pembuluh darah coroner. Beban kerja jantung yang meningkat

selama proses intranatal membuat jantung harus bekerja ekstra untuk

memenuhi kebutuhan oksigen bagi ibu dan juga janin, namun dengan

adanya kelainan pada jantung ibu, pasokan oksigen untuk ibu dan janin

akan terganggu sehingga beresiko mengalami hipoksemia dan gawat

janin selama persalinan. (Manuaba, 2004)

c. Kematian maternal dan bayi. Selama persalinan kala I dan kala II, curah

jantung ibu meningkat lebih besar, sehingga kerja jantung berkali lipat

lebih cepat dari normal. Dengan adanya penyakit jantung pada ibu,

maka kerja jantung menjadi tidak optimal, dan bila terjadi henti jantung

selama persalinan, maka ibu dan janin akan berujung pada kematian.

(Manuaba, 2000)

12. Efek Penyakit Jantung Pada Ibu Hamil Dalam Masa Postpartum

Pada post partum terjadi perubahan hemodinamik ibu hamil :

a. Pirau retropalsenta berakhir sehingga darah akan kembali menuju

sirkulasi umum sebesar 500-600 cc

1) Terjadi retraksi otot jantung, sehingga tekanan perifer akan

meningkat.

2) Terjadi perubahan retensio air dan garam kembali menuju sirkulasi

umum untuk dapat dikeluarkan melalui ginjal

3) Terdapat kemungkinan pendarahan postpartum : Berdasarkan

pendapat kelompok , setelah periode post partum merupakan

periode yang berbahaya bagi semua kalangan wanita dengan

penyakit jantung, karena dapat terjadi peningkatan alirah darah ke

jantung yang disebabkan oleh perubahan tiba-tiba pada tekanan

abdomen saat melahirkan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kegawat daruratan obstetri dan neonatal merupakan suatu kondisi yang

dapat mengancam jiwa seseorang, hal ini dapat terjadi selama kehamilan,

ketika kelahiran bahkan saat hamil. Sangat banyak sekali penyakit serta

gangguan selama kehamilan yang bisa mengancam keselamatan ibu maupun

bayi yang akan dilahirkan. Kegawatan tersebut harus segera ditangani, karena

jika lambat dalam menangani akan menyebabkan kematian pada ibu dan bayi

baru lahir (Walyani & Purwoastuti, 2015).

Penyakit penyerta kehamilan seperti tuberculois, ginjal, jantung, asma,

gangguan hipertensi, hepatitis, malaria, dan diabetes selama kehamilan adalah

salah satu kondisi yang menyebabkan tingginya kematian ibu (Koblinsky,

2012). Penyakit penyerta yang sering dialamai ibu hamil adalah Diabetes

Mellitus (DM) dan Penyakit Jantung.

B. Saran

1. Bagi Penulis

Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan

dan pengetahuan dan melatih penulis mengembangkan kemampuan

berfikir secara objektif dalam kasus lainnya.

2. Bagi Petugas Kesehatan

Diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan informasi kepada

petugas kesehatan agar dapat meningkatkan pemahaman dan peningkatan

pelayanan kesehatan khususnya tentang penyakit yang menyertai

kehamilan, agar kegawatdaruratan obstetric dapat di cegah.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat dijadikan referensi dan menambah khazanah

perpustakaan Universitas Ubudiyah Indonesia Fakultas Ilmu Kesehatan

Program Studi DIV Kebidanan di masa mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

WHO.2010. The World Health Report 2010. (online) Diakses pada tanggal 29 April 2019 pukul 15.45 WIB melaui http:// www. who. int. /whr/2010/en/index.html

Manuaba, Ida B.G. 2008. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Sinclair, Constance. 2010. Buku Saku Kebidanan. Jakarta : EGC.

Siu SC, et al. 2001. Prospective multicenter study of pregnancy outcomes in women with heart disease

Farrer, Helen. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. Jakarta : EGC.

IKAPI. 2008. Gaya Hidup dan Penyakit Modern. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Hammed, Afshan et all. 2001. The Effect of Vulvular Heart Disease on Maternal and Fetal Outcome of Pregnancy Journal of The American Collage of Cardiology .(Online). Diakses pada 28 April 2019 pukul 23.45 http://content.onlinejacc.org/article.aspx?articleid=1127063

Prawirohardjo, Sarwono, 2009, “Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal “, Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Rukiah, Ai Yeyeh S.Si.T, “ Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan)”, Jakarta: Trans Info Media, 2010.

Sattar, N and Greer, Ian A. 2002. Pregnancy Complication and Maternal Cardiovascular Risk : Opportunities for Intervention and Screening. BMJ : Glasgow Royal Infirmary University. (Online) Diakses pada 29 November 2016, pukul 14.55 http://eprints.gla.ac.uk/100/1/BMJSattar2002.pdf