ahmadrustam14.files.wordpress.com viewpenulis juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu...
TRANSCRIPT
MAKALAHMENGKAJI KURIKULUM 2013
dan
PERMASALAHAN-PERMASALAHAN PADA PROSES
PEMBELAJARAN DI DALAM KELAS
OLEH :
KELOMPOK 7
1. ARMIANA. M
2. MARIA RESKI
3. MAULIDA AGUSTIN
4. JUMARNI
5. ELSA SRI ASRIANI
PROGRAM STUDY PEND. MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA
2014/2015
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagai kewajiban atas
tugas mata kuliah “ Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika” mengenai
kajian kurikulum 2013 dan permasalah-permasalah pada proses pembelajaran di
dalam kelas tepat pada waktunya.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Dosen pengampu mata
kuliah ini Bapak Ahmad Rustam, S.Pd.,M.Pd yang membimbing kami dalam
pembuatan makalah ini, serta pihak-pihak lain yang bersangkutan.
Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka dari itu diharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kedepannya bisa
lebih baik.
Akhir kata penulis ucapkan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
Kolaka, Oktober 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................ii
DAFTAR ISI .................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Massalah...............................................................................2
C. Tujuan ..................................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum 2013..................................................................3
B. Mengenal Pelaksanaan Kurikulum 2013..............................................3
C. Proses Pembelajaran Kurikulum 2013 .................................................5
D. Aspek Penilaian ...................................................................................6
E. Mata Pelajaran .....................................................................................7
F. Permasalahan – permasalahan pada Kurikulum 2013 .........................8
G. Cara Meminimalisir Permasalahan pada proses pemb.........................10
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................................11
B. Saran.....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan
Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada
tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan,
dan keterampilan secara terpadu. Pengembangan Kurikulum 2013 mengacu
pada standar nasional pendidikan.
Pengembangan kurikulum 2013 diharapkan dapat menjadi jawaban untuk
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia hadapi perubahan dunia.
Pengembangan kurikulum 2013 sudah melalui proses panjang dan ditelaah
sehingga saatnya disampaikan ke publik agar dapat bisa memberi pandangan
lebih sempurna. Dengan segala konsekuensinya, perubahan kurikulum yang
akan dimulai 2013 harus dilakukan jika tidak ingin kualitas SDM Indonesia
tertinggal.
Pemerintah akan mengubah kurikulum Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Pertama, Sekolah Menengah Atas, serta Sekolah Menengah Kejuruan dengan
menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik melalui penilaian berbasis
tes dan portofolio saling melengkapi. Basis perubahan kurikulum 2013 terdiri
dari dua komponen besar, yakni pendidikan dan kebudayaan. Kedua elemen
tersebut harus menjadi landasan agar generasi muda dapat menjadi bangsa
yang cerdas tetapi berpengetahuan dan berbudaya serta mampu berkolaborasi
maupun berkompetisi. Adapun orientasi pengembangan kurikulum 2013
adalah tercapainya kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan,
dan pengetahuan, disamping cara pembelajarannya yang holistik dan
menyenangkan. Perubahan yang paling berdasar adalah nantinya pendidikan
akan berbasis science dan tidak berbasis hafalan lagi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kurikulum 2013 ?
2. Bagaimana cara mengenal pelaksanaan kurikulum 2013 ?
3. Bagaimana proses pembelajaran kurikulum 2013 ?
4. Bagaiaman Aspek penilaian kurikulum 2013 ?
5. Permasalahan – permasalahan kurikulum 2013 ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum 2013 ?
2. Untuk mengenal pelaksanaan kurikulum 2013 ?
3. Untuk mengetahui Bagaimana proses pembelajaran kurikulum 2013 ?
4. Untuk mengetahui Bagaiaman Aspek penilaian kurikulum 2013 ?
5. Untuk mengetahui Permasalahan – permasalahan kurikulum 2013 ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum 2013
Menurut (Hilda Taba, 2013) mengemukan Kurikulum adalah sebuah
rancangan pembelajaran, yang di susun dengan mempertimbangkan berbagai
hal mengenai proses pembelajaran serta perkembangan individu. Sedangkan
Menurut Murray Print “Kurikulum didefinisikan sebagai semua ruang
pembelajaran terencana yang diberikan kepada siswa oleh lembaga pendidikan
dan pengalaman yang dinikmati oleh siswa saat kurikulum itu diterapkan.”
Jadi dapat di simpulkan bahwa Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran
dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara
pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada
peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Dengan program itu,
para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar sehingga terjadi perubahan
dan perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan
pembelajran. Dengan kata lain, sekolah menyediakan lingkungan bagi siswa
yang memberikan kesempatan untuk belajar. Kurikulum 2013 merupakan
suatu kurikulum yang dibentuk untuk mempersiapkan lahirnya generasi emas
bangsa Indonesia,dengan sistem dimana siswa lebih aktif dalam kegiatan
belajar mengajar (KBM).
B. Mengenal Pelaksanaan Kurikulum 2013
Hal mendasar dari kurikulum 2013, menurut Mulyoto adalah masalah
pendekatan pembelajarannya. Selama ini, pendekatan yang digunakan adalah
materi. Jadi materi di berikan pada anak didik sebanyak-banyaknya sehingga
mereka menguasai materi itu secara maksimal. Bahkan demi penguasaan
materi itu, drilling sudah diberikan sejak awal, jauh sebelum siswa
menghadapi ujian nasional. Dalam pembelajaran seperti ini, tujuan
pembelajaran tujuan pembelajaran yang dicapai lebih kepada aspek kgnitif
dengan menafikan aspek psikomotrik dan afektif.
Ketiga aspek tersebut sebenarnya sudahmendapat penekanan pada
kurikulum kita selama ini. Pada saat pemberlakuan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) 2003, aspek kognitif, psikomotorik dan afektif (yang
dikenal dengan taksonomi Bloom tentang tujuan pendidikan), telah juga
menjadi kompetensi integral yang harus dicapai. Lalu pada saat pemberlakuan
Kurikulum 2006, melalui pendidikan karakter, aspek afektif yang seolah
dilupakan para praktisi pendidikan, digaungkan.
Tapi dalam dataran praksis, hanya aspek kognitif yang dikejar.
Penyebabnya adalah kurikulum tidak dikawal dengan kebijakan yang sinergis,
tetapi malah dijegal dengan kebijakan ujian nasional.
Soal-soal ujian nasional hanya menguji pencapaian aspek kognitif.
Pencapaian aspek psikomotorik dan afektif tidak bisa diukur dengan
menggunakan tes ini. Padahal tes ini adalah penentu kelulusan. Maka
pembelajaran yang terjadi adalah pembelajaran yang berbasis materi tanpa
memedulikan penanaman keterampilan dan sikap.
Pada kenyataannya, sejak awal siswa-siswa telah dibiasakan menghadapi
soal-soal model ujian nasional. Pembelajaran mengacu pada kompetensi dasar
yang yang nanti akan diujikan dalam ujian nasional. Bahkan ada pula guru
yang menggunakan soal-soal ujian nasional yang telah diujikan pada tahun
sebelumnya sebagai acuan dalam pembelajaran. Menjelang menghadapi ujian
nasional, guru memberikan pembelajaran ujian nasional pada siswanya.
Apapun yang tidak ada kaitannya dengan ujian nasional ditiadakan.
Berdasarkaan pengalaman selama ini, hal tersebut harus didukung dengan
kebijakan yang konsisten, yaitu sistem avaluasi yang mengukur pencapaian
kemampuan kognitif, psikomotorik dan afektif secara berimbang. Tidak bisa
dipungkiri bahwa ujian nasional harus dihapuskan, sehingga penentu
kelulusan nantinya adalah transkrip nilai yang diperoleh dari nilai rapor tiap
semester. Karena nilai-nilai rapor sebagai hasil evaluasi pembelajaran
mengandung ketiga aspek secara menyeluruh, maka pembelajaran juga akan
diberikan seccara benyeluruh dalam ketiga aspek itu.
Dengan dihapusnya ujian nasional, wewenang mengadakan evaluasi
kembali kepada guru sehingga lengkaplah kewenangan guru; menyusun
rencana pembelajaran, melaksanakn kegiatan pembelajaran dan melaksanakan
kegiatan evaluasi. Hal ini sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
C. Proses Pembelajaran Kurikulum 2013
Proses pembelajaran Kurikulum 2013 terdiri atas pembelajaran intra-
kurikuler dan pembelajaran ekstra-kurikuler.
1. Pembelajaran intra kurikuler adalah proses pembelajaran yang berkenaan
dengan mata pelajaran dalam struktur kurikulum dan dilakukan di kelas,
sekolah, dan masyarakat.
Pembelajaran didasarkan pada prinsip berikut :
a. Proses pembelajaran intra-kurikuler Proses pembelajaran di SD/MI
berdasarkan tema sedangkan di SMP/MTS, SMA/MA, dan
SMK/MAK berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang
dikembangkan guru.
b. Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif
untuk menguasai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti pada tingkat
yang memuaskan (excepted).
2. Pembelajaran ekstra-kurikuler
Pembelajaran ekstra-kurikuler adalah kegiatan yang dilakukan untuk
aktivitas yang dirancang sebagai kegiatan di luar kegiatan pembelajaran
terjadwal secara rutin setiap minggu. Kegiatan ekstra-kurikuler terdiri atas
kegiatan wajib dan pilihan. Pramuka adalah kegiatan ekstra-kurikuler
wajib.
Kegiatan ekstra-kurikuler adalah bagian yang tak terpisahkan dalam
kurikulum. Kegiatan ekstra-kurikulum berfungsi untuk:
a. Mengembangkan minat peserta didik terhadap kegiatan tertentu yang
tidak dapat dilaksanakan melalui pembelajaran kelas biasa,
b. Mengembangkan kemampuan yang terutama berfokus pada
kepemimpinan, hubungan sosial dan kemanusiaan, serta berbagai
ketrampilan hidup.
Kegiatan ekstra-kurikuler dilakukan di lingkungan:
a. Sekolah
b. Masyarakat
c. Alam
Kegiatan ekstra-kurikuler wajib dinilai yang hasilnya
digunakan sebagai unsur pendukung kegiatan intra-kurikuler.
D. Aspek Penilaian
1. Pengetahuan
Pengetahuan dalam kurikulum 2013 sama seperti kurikulum-
kurikulum sebelumnya, yaitu penekanan pada tingkat pemahaman siswa
dalam pelajaran. Nilai dari aspek pengetahuan bisa didapat dari Ulangan
Harian, Ujian Tengah/Akhir Semester, dan Ujian Kenaikan Kelas. Pada
kurikulum 2013, Pengetahuan bukan aspek utama seperti pada kurikulum-
kurikulum sebelumnya.
2. Keterampilan
Keterampilan merupakan aspek baru dalam kurikulum di Indonesia.
Keterampilan merupakan penekanan pada skill atau kemampuan. misalnya
adalah kemampuan untuk mengemukakan pendapat,
berdiksusi/bermusyawarah, membuat laporan, serta berpresentasi. Aspek
Keterampilan merupakan salah satu aspek penting karena hanya dengan
pengetahuan, siswa tidak dapat menyalurkan pengetahuan tersebut
sehingga hanya menjadi teori semata.
3. Sikap
Aspek sikap merupakan aspek yang agak sulit untuk dinilai. Sikap
meliputi sopan santun, adab dalam belajar, absensi, sosial, dan agama.
Diperlukan kerja sama yang baik antara orang tua,guru mata pelajaran,
wali kelas dan guru BK agar penilaian aspek ini lebih optimal. Agar
penilaian sikap dapat diterapkan setiap tatap muka, guru harus menyiapkan
lembar pengamatan penilaian sikap.
E. Mata Pelajaran
1. Sekolah Tingkat Dasar
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Matematika Bahasa Indonesia Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Sosial Seni Budaya dan Prakarya (Termasuk Muatan lokal) Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Termasuk Muatan lokal) Bahasa Daerah (Sesuai dengan kebijakan sekolah masing-masing)
Semua mata pelajaran di Sekolah Dasar disajikan secara terpadu integratif.
2. Sekolah Tingkat Menengah Pertama Kelompok A (Wajib)
o Pendidikan Agama dan Budi Pekertio Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraano Matematikao Bahasa Indonesiao Ilmu Pengetahuan Alamo Ilmu Pengetahuan Sosialo Bahasa Inggris
Kelompok B (Wajib)
o Seni Budaya (Rupa/Musik/Tari/Teater)o Pendidikan Jasmani dan Kesehatano Prakarya dan Kewirausahaan (Rekayasa / Kerajinan / Budidaya /
Pengolahan)o Bahasa Daerah (Sesuai dengan kebijakan sekolah masing-masing)
3. Sekolah Tingkat Menengah Atas
Kelompok A (Wajib) o Pendidikan Agama dan Budi Pekertio Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraano Matematikao Bahasa Indonesiao Sejaraho Sejarah Indonesiao Bahasa Inggris
Kelompok B (Wajib) o Seni Budaya (Rupa/Musik/Tari/Teater)o Pendidikan Jasmani dan Kesehatano Prakarya dan Kewirausahaan (Rekayasa / Kerajinan / Budidaya /
Pengolahan)
Kelompok C (Peminatan)
Ilmu alam Ilmu sosial Ilmu bahasa
Matematika
Pemintaan
Sejarah
Pemintaan
Bahasa Indonesia
Pemintaan
Fisika Geografi Bahasa Inggris
pemintaan
Biologi Ekonomi Bahasa Asing
Kimia Biologi Antropologi
Lintas Minat / Pendalaman Minat
Lintas Minat / Pendalaman Minat
F. Permasalahan – Permasalahan Pada Proses Pembelajaran
Matematika sebagai bagian dari kurikulum pendidikan dasar, memainkan
peranan strategis dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Sedangkan dari hasil penelitian yang dilakukan Rohmayasari (2010:68)
didapat bahwa sikap dan kemampuan berpikir matematika siswa masih rendah
dan belum memuaskan, diantaranya:
1. Para siswa masih merasa malas untuk mempelajari matematika karena
terlalu banyak rumus.
2. Para siswa menganggap bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran
yang membosankan.
3. Matematika masih sulit dipahami oleh siswa.
4. Soal matematika yang diberikan sulit untuk dikerjakan.
5. Siswa masih merasa bingung dalam mengaplikasikan konsep matematika
dalam kehidupan sehari-hari.
6. Soal yang diberikan adalah soal-soal rutin yang kurang meningkatkan
kemampuan berpikir matematika siswa.
7. Soal yang diberikan tidak berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dan
siswa belum terbiasa diberikan soal-soal tidak rutin.
Sehingga tidak hanya rendah pada kemampuan aspek mengerti
matematika sebagai pengetahuan (cognitive) tetapi juga aspek sikap (attitude)
terhadap matematika juga masih belum memuaskan. Sebagian besar siswa
masih menganggap matematika merupakan mata pelajaran yang sukar
dipelajari dan menakutkan bagi mereka. Hal ini disampaikan oleh Ruseffendi
(dalam Puspita, 2009), “Pelajaran matematika (ilmu pasti) bagi anak-anak
pada umumnya merupakan mata pelajaran yang tidak disenangi”. Anggapan
tersebut sudah melekat pada anak-anak, sehingga berdampak negatif terhadap
proses pembelajaran siswa dalam matematika. Siswa menganggap bahwa
pembelajaran matematika yang diikuti di sekolah kurang menarik dan kurang
menyenangkan. Mereka merasa tidak termotivasi untuk belajar matematika
dan sulit untuk bisa meyenangi matematika sehingga pada akhirnya
mengakibatkan hasil belajar matematika menjadi kurang memuaskan
Walaupun matematika dikenal sebagai ilmu yang sukar dipahami, akan
tetapi banyak faktor yang dapat membantu memudahkan pemahaman
matematika, salah satunya adalah cara penyampaian materi, misalnya saja
dengan menekankan kepada keterlibatan siswa secara aktif dalam proses
belajar mengajar sehingga potensi siswa dapat berkembang dengan baik.
Menyikapi permasalahan-permasalahan yang timbul dalam pendidikan
matematika di sekolah, terutama yang berkaitan dengan prestasi belajar siswa,
praktek pembelajaran di kelas, pentingnya meningkatkan kemampuan berpikir
matematis tingkat tinggi, salah satu solusinya adalah dengan meningkatkan
kualitas pembelajaran. Untuk membuat pelajaran matematika menjadi
bermakna, efektif serta banyak disukai oleh siswa maka perlu digunakannya
model pembelajaran yang menarik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum 2013 yang dilaksanakan secara benar dan konsisten berpotensi
untuk menjadikan generasi yang lebih baik dan kurikulum 2013 juga
berpotensi untuk mengembangkan kreativitas peserta didik.
Masalah belajar adalah suatu keadaan atau kondisi yang dialami oleh
siswa sehingga dapat menghambat kelancaran proses belajarnya. Kondisi
tertentu ini dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-
kelemahan yang dimilikinya dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan
yang tidak merugikan dan memberikan dampak buruk bagi dirinya. Masalah-
masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh siswa dengan kemampuan rendah
atau biasa-biasa saja, akan tetapi juga dapat dialami oleh siswa dengan tingkat
kecerdasan di atas rata-rata normal atau tinggi.
B. Saran
1. Apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan Makalah
ini, sangat diharapkan akan adanya perbaikan.
2. Pada kurikulum 2013 seharusnya guru memilki keahlian meracik
kurikulum secara terpimpin dan bertanggung jawab.
3. Diharapkan kepada para Guru agar lebih menyelenggarakan pembelajaran
yang optimal terhadap anak didiknya dan memberikan pemahaman yang
lebih luas tentang arti belajar itu sendiri.
4. Diharapkan kepada Guru selaku pendidik untuk tidak hanya
memfokuskan fungsinya selaku pengajar dan fasilitator, tetapi juga
perannya selaku motivator sehingga sukses dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Anoninim. 2013. http://tangisansangperi.blogspot.com/2013/01/kajian-kurikulum-2013.html. Diakses pada tanggal 6 Oktober 2014
Arif. 2013. http://www.wawasanews.com/2013/03/mengkaji-kurikulum-baru-2013.html. Diakses pada tanggal 6 Oktober 2014
Erlangga, D. 2012. http://www.bukuriau.com/2012/06/masalah-masalah-dalam-manajemen-kelas.html. Diakses pada tanggal 6 Oktober 2014
Setiawan, R. 2012. http://occiie23.wordpress.com/2012/07/05/masalah-masalah-dalam-belajar-dan-penanggulangannya-3/. Diakses pada tanggal 6 Oktober 2014