ahmadrustam14.files.wordpress.com  · web viewdisposisi matematis yang dimaksud yaitu sikap yang...

37
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang direncanakan ingin dicapai dalam penelitian, maka peneliti mendesain penelitian ini dengan menggunakan metode eksperimen. Penelitian ini menggunakan dua pendekatan yang berbeda yaitu pendekatan pembelajaran kontekstual pesisir yang diberikan pada siswa kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional yang diberikan pada siswa kelas kontrol. Pada kelompok eksperimen, peneliti memberi perlakuan dengan maksud untuk melihat gejala atau dampak yang ditimbulkan pada diri siswa terkait dengan kemampuan komunikasi matematis dan disposisi matematis siswa. Untuk dapat mengetahui hal tersebut, maka diperlukan kelompok subjek pembanding yang disebut kelompok kontrol. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan, atau membandingkan nilai rerata kemampuan komunikasi matematis dan disposisi 51

Upload: dangkhuong

Post on 20-Apr-2018

218 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: ahmadrustam14.files.wordpress.com  · Web viewDisposisi matematis yang dimaksud yaitu sikap yang dimiliki siswa dalam aspek yaitu: (1) menunjukkan rasa percaya diri dalam menggunakan

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang direncanakan

ingin dicapai dalam penelitian, maka peneliti mendesain penelitian ini dengan

menggunakan metode eksperimen. Penelitian ini menggunakan dua pendekatan

yang berbeda yaitu pendekatan pembelajaran kontekstual pesisir yang diberikan

pada siswa kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional yang diberikan pada

siswa kelas kontrol. Pada kelompok eksperimen, peneliti memberi perlakuan

dengan maksud untuk melihat gejala atau dampak yang ditimbulkan pada diri

siswa terkait dengan kemampuan komunikasi matematis dan disposisi matematis

siswa. Untuk dapat mengetahui hal tersebut, maka diperlukan kelompok subjek

pembanding yang disebut kelompok kontrol. Hal ini dilakukan untuk melihat

apakah ada perbedaan, atau membandingkan nilai rerata kemampuan komunikasi

matematis dan disposisi matematis pada kelompok eksperimen dengan kelompok

kontrol.

3.2. Variabel dan Desain Penelitian

3.2.1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu sebagai berikut:

a. Variabel bebas berupa perlakuan yakni pembelajaran kontekstual

pesisir (X1) dan pembelajaran konvensional (X2).

b. Variabel terikat berupa kemampuan komunikasi matematis (Y1) dan

disposisi matematis (Y2).

51

Page 2: ahmadrustam14.files.wordpress.com  · Web viewDisposisi matematis yang dimaksud yaitu sikap yang dimiliki siswa dalam aspek yaitu: (1) menunjukkan rasa percaya diri dalam menggunakan

52

3.2.2 Definisi Operasional Variabel

Secara operasional variabel perlu didefinisikan untuk menjelaskan makna

variabel penelitian. Menurut Singarimbun (1989:23), definisi operasional adalah

unsur penelitian yang memberikan petunjuk bagaimana variabel itu diukur. Sesuai

dengan penjelasan di atas agar tidak menimbulkan kesalahan penafsiran dalam

penelitian ini, maka variabel dapat didefinisikan sebagai berikut:

1. Kemampuan komunikasi Matematis

Komunikasi matematis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah: (1)

kemampuan menggambar, meliputi kemampuan menyatakan suatu situasi atau

ide-ide matematis dalam bentuk tabel atau gambar; (2) kemampuan membuat

ekspresi matematis, meliputi kemampuan menyatakan situasi, tabel atau gambar

ke dalam bahasa, simbol, ide, atau model matematika; (3) kemampuan

menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematis secara tertulis dan mengungkapkan

kembali suatu uraian atau paragraf matematika dalam bahasa sendiri.

2. Disposisi Matematis

Disposisi matematis yang dimaksud yaitu sikap yang dimiliki siswa dalam

aspek yaitu: (1) menunjukkan rasa percaya diri dalam menggunakan matematika,

(2) fleksibel dalam pembelajaran matematika yang meliputi mencari ide-ide

matematis dan mencoba berbagai alternatif penyelesaian masalah matematis, (3)

gigih dan ulet dalam mengerjakan soal matematika, (4) memiliki rasa ingin tahu

yang tinggi dalam bermatematika, (5) menunjukkan perhatian yang serius dalam

belajar matematika, (6) menghargai aplikasi matematika, dan (7) kemampuan

untuk berbagi dengan orang lain.

Page 3: ahmadrustam14.files.wordpress.com  · Web viewDisposisi matematis yang dimaksud yaitu sikap yang dimiliki siswa dalam aspek yaitu: (1) menunjukkan rasa percaya diri dalam menggunakan

53

3. Pembelajaran kontekstual pesisir

Pembelajaran kontekstual pesisir yang dimaksud adalah orientasi siswa

pada masalah kontekstual, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing

penyelidikan kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya,

menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, dan refleksi.

4. Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran Konvensional yang dimaksud adalah pembelajaran

ekspositori dimana guru menjelaskan materi pelajaran, kemudian siswa

mengerjakan latihan, dan siswa dipersilahkan untuk bertanya apabila tidak

mengerti, dan siswa belajar secara sendiri-sendiri.

5. Pengaruh

Pengaruh yang dimaksud adalah peningkatan kemampuan komunikasi

matematis dan disposisi matematis siswa setelah diajar dengan pembelajaran

kontekstual pesisir dan konvensional.

3.2.3 Desain Penelitian

Ruseffendi (1998: 40) mengemukakan bahwa ada enam karakteristik yang

dipersyaratkan untuk melakukan penelitian dengan menggunakan metode

eksperimen, yaitu sebagai berikut:

1) Kesetaraan subyek dalam kelompok-kelompok yang berbeda,

2) Paling tidak ada dua kelompok atau kondisi yang berbeda pada saat

yang sama atau kelompok tetapi untuk dua saat yang berbeda,

3) Variabel terikatnya diukur secara kuantitatif atau dikuantitatifkan,

4) Menggunakan statistik inferensial,

Page 4: ahmadrustam14.files.wordpress.com  · Web viewDisposisi matematis yang dimaksud yaitu sikap yang dimiliki siswa dalam aspek yaitu: (1) menunjukkan rasa percaya diri dalam menggunakan

54

5) Melakukan kontrol terhadap variabel-variabel luar, dan

6) Paling tidak terdapat satu variabel bebas yang dimanipulasi.

Dengan memperhatikan beberapa karakteristik yang dipersyaratkan untuk

melakukan penelitian dengan menggunakan metode eksperimen,, maka peneliti

menggunakan metode eksperimen yang memenuhi enam kriteria tersebut. Desain

yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain eksperimen dengan rancangan

Pretest-Posttest Control Group Design yang disajikan sebagai berikut: (Sugiyono,

2011: 112)

KE O1 X O2

KK O3 - O4

keterangan:

KE= Kelas eksperimen

KK = Kelas kontrol

X : Perlakuan dengan pembelajaran kontekstual pesisir

- : Perlakuan dengan pembelajaran konvensional

O1 : Kemampuan komunikasi matematis dan disposisi matematis

siswa kelas eksperimen sebelum pembelajaran

O2 : Kemampuan komunikasi matematis dan disposisi matematis

siswa kelas eksperimen setelah pembelajaran

O3 : Kemampuan komunikasi matematis dan disposisi matematis

siswa kelas kontrol sebelum pembelajaran

O4 : Kemampuan komunikasi matematis dan disposisi matematis

siswa kelas kontrol setelah pembelajaran

Page 5: ahmadrustam14.files.wordpress.com  · Web viewDisposisi matematis yang dimaksud yaitu sikap yang dimiliki siswa dalam aspek yaitu: (1) menunjukkan rasa percaya diri dalam menggunakan

55

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2014 pada

semester genap, di kelas VIII SMP Negeri 1 Tanggetada Tahun Ajaran

2013/2014.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa pada SMP Negeri 1

Tanggetada yang berada dekat pantai pada Kabupaten Kolaka. Adapun populasi

sasaran dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tanggetada

dengan alasan bahwa berdasarkan informasi dan pertimbangan dari guru bidang

studi matematika agar penentuan sampel tidak bersifat subjektif, maka alasan

dalam menentukan populasi sasaran dalam pemilihan subjek penelitian ini sebagai

berikut:

a. Dipilih siswa SMP kelas VIII dengan asumsi bahwa mereka telah beradaptasi

pada proses pembelajaran di sekolah dan tidak mengganggu program sekolah

untuk menghadapi ujian nasional. selain itu, kemampuan matematika siswa

sudah lebih homogen dibandingkan dengan kelas VII yang masih terpengaruh

dengan gaya belajar SD. Penelitian ini berfokus pada kemampuan komunikasi

matematis dan disposisi matematis siswa SMP melalui pembelajaran

kontekstual pesisir.

b. Siswa SMP kelas VII tidak dijadikan subjek penelitian, karena siswa kelas VII

baru mengalami masa transisi dari SD dan mereka masih terbiasa dengan gaya

belajar di SD, sehingga lebih sulit diarahkan dan khawatir penelitian ini tidak

berjalan sebagaimana yang diharapkan.

Page 6: ahmadrustam14.files.wordpress.com  · Web viewDisposisi matematis yang dimaksud yaitu sikap yang dimiliki siswa dalam aspek yaitu: (1) menunjukkan rasa percaya diri dalam menggunakan

56

c. Siswa SMP kelas IX tidak dijadikan subjek penelitian, karena siswa kelas

IX sudah dipersiapkan untuk menghadapi ujian nasional (UN) dan apabila

dijadikan subjek penelitian dikhawatirkan akan mengganggu kegiatan yang

telah dijadwalkan oleh pihak sekolah.

Adapun gambaran populasi sasaran siswa kelas VIII SMPN 1 Tanggetada

disajikan Tabel 3.1 sebagai berikut,

Tabel 3.1 Deskriptif Siswa Kelas VIII SMPN 1 Tanggetada

No. N Mean Std. Deviation

Std. Error Minimum Maximum

1 27 35,0494 6,77269 1,30340 25,00 48,332 28 54,5952 7,84750 1,48304 43,33 78,333 25 59,4133 9,27825 1,85565 46,67 85,00

Total 80 49,5042 13,18963 1,47464 25,00 85,00

Jumlah siswa kelas VIII sebanyak 80 siswa yang tersebar pada 3 kelas

paralel yaitu kelas VIIIA sebanyak 27 siswa, kelas VIIIB sebanyak 28 siswa dan

kelas VIIIC sebanyakn 25 siswa. Sampel penelitian dipilih secara purposive

sampling. Menurut Sugiyono (2005: 54) Purposive sampling merupakan

penentuan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu. Teknik purposive sampling

yaitu mengambil dua kelas yang memiliki kemampuan matematika yang relatif

sama. Hasil uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov

menunjukkan bahwa data rata-rata kemampuan matematika siswa ketiga kelas

berdistribusi normal sebagaimana yang disajikan pada Tabel 3.2 berikut,

Page 7: ahmadrustam14.files.wordpress.com  · Web viewDisposisi matematis yang dimaksud yaitu sikap yang dimiliki siswa dalam aspek yaitu: (1) menunjukkan rasa percaya diri dalam menggunakan

57

Tabel 3.2 Uji Normalitas Data Rata-rata Kemampuan Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 1 Tanggetada

Kelas n Rata-rata Simpangan Baku Sig. Keterangan

VIIIA 27 35,0494 6,77269 0,903 Normal

VIIIB 28 54,5952 7,84750 0,594 Normal

VIIIC 25 59,4133 9,27825 0,418 Normal

Tabel 3.2 menunjukkan bahwa data rata-rata kemampuan matematika siswa ketiga

kelas berdistribusi normal pada taraf signifikansi α = 0,05, selanjutnya, uji

homogenitas ketiga kelas dilakukan sebagai prasyarat menentukan kelas mana

yang akan menjadi sampel penelitian. hasil uji homogenitas varians data rata-rata

kemampuan matematika siswa ketiga kelas adalah homogen disajikan pada Tabel

3.3 berikut,

Tabel 3.2 Uji Normalitas Data Rata-rata Kemampuan Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 1 Tanggetada

Test of Homogeneity of Variances

Rata-rata kemampuan Matematika

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1,144 2 77 ,324

Berdasarkan hasil di atas, maka dilanjutkan uji homogeneus subsets dengan

menggunakan analisis Post Hoc Multiple Comparisons dengan asumsi varians

sama, sehingga diperoleh hasil yang disajikan pada Tabel 3.3 berikut,

Page 8: ahmadrustam14.files.wordpress.com  · Web viewDisposisi matematis yang dimaksud yaitu sikap yang dimiliki siswa dalam aspek yaitu: (1) menunjukkan rasa percaya diri dalam menggunakan

58

Tabel 3.2 Uji Homogeneous Subsets Data Rata-rata Kemampuan Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 1 Tanggetada

ScheffeA N Subset for alpha = 0.05

1 21,00 27 35,04942,00 28 54,59523,00 25 59,4133Sig. 1,000 ,096

Berdasarkan hasil di atas menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan

matematika siswa kelas VIIIB dan siswa kelas VIIIC berada pada kelompok yang

sama. Hal ini menunjukkan bahwa kelas VIIIB da VIIIC secara signifikan

kemampuan siswa kedua kelas relatif sama. Sedangkan siswa VIIIA tidak

memeiliki pasangan pada kelompoknya. Dengan demikian, kelas yang dipilih

sebagai sampel penelitian adalah kelas VIIIB dan VIIIC. Untuk menentukan kelas

mana yang menjadi kelas eksperimen maka dialakukan random Sampling

pengambilan pertama adalah kelas eksperimen.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah

teknik tes dan teknik angket. Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data

yang berkaitan dengan kemampuan komunikasi matematis siswa baik pretes

maupun postes. Sedangkan teknik pemberian kuesioner digunakan untuk

mengumpulkan data yang berkaitan dengan disposisi matematis siswa.

Page 9: ahmadrustam14.files.wordpress.com  · Web viewDisposisi matematis yang dimaksud yaitu sikap yang dimiliki siswa dalam aspek yaitu: (1) menunjukkan rasa percaya diri dalam menggunakan

59

3.6 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, instrumen yang akan digunakan untuk

mengumpulkan data adalah instrumen tes dan instrumen non tes. Instrumen tes

berupa tes kemampuan komunikasi matematis dan instrumen non tes berupa

angket skala disposisi matematis, lembar observasi siswa, lembar wawancara

siswa dan lembar wawancara guru .

1. Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Tes kemampuan komunikasi matematis ini berupa tes uraian yang

diberikan pada saat pretes dan postes. Pretes dan postes diberikan pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Pretes diberikan di awal kegiatan penelitian dan

hasil pretes akan digunakan untuk mengukur kemampuan awal siswa. Sedangkan

postes diberikan di akhir kegiatan penelitian dan hasil postes ini digunakan untuk

melihat peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa baik di kelas

eksperimen maupun kelas kontrol.

Untuk memperoleh skor tes kemampuan komunikasi matematis siswa,

maka disusun pedoman penskoran Maryland Math Communication Rubric yang

dimodifikasi dan dikeluarkan oleh Maryland State Departement of Education

(1991) berupa holistic scale untuk kelas 8 matematika, disajikan pada Tabel 3.1

berikut:

Page 10: ahmadrustam14.files.wordpress.com  · Web viewDisposisi matematis yang dimaksud yaitu sikap yang dimiliki siswa dalam aspek yaitu: (1) menunjukkan rasa percaya diri dalam menggunakan

60

Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Butir Soal Tes Kemampuan Komunikasi Matematik

Skor Jawaban Siswa

4Menggunakan bahasa matematika (model, simbol, tanda, dan/atau representasi) dengan sangat efektif, tepat, dan teliti, untuk menjelaskan operasi, konsep, dan proses.

3Menggunakan bahasa matematika (model, simbol, tanda, dan/atau representasi) dengan cukup efektif, tepat, dan teliti, untuk menjelaskan operasi, konsep, dan proses.

2Menggunakan bahasa matematika (model, simbol, tanda, dan/atau representasi) dengan kurang efektif, tepat, dan teliti, untuk menjelaskan operasi, konsep, dan proses.

1 Ada usaha tapi respon yang diberikan salah.

0 Tidak ada usaha, jawaban yang diberikan tidak terbaca (tidak jelas maksudnya), kosong atau tidak cukup untuk diberikan skor.

Sebelum tes tersebut digunakan, terlebih dahulu dilakukan validasi

tampilan (muka) dan isi oleh pembimbing, dosen/pakar pendidikan matematika,

dan guru SMP sebagai penimbang. Validasi tampilan (muka), meliputi: kejelasan

dari segi bahasa, kejelasan dari sisi format penyajian, kejelasan dari segi

gambar/representasi. Validasi isi, meliputi: kesesuaian dengan materi pokok,

kesesuaian dengan indikator pencapaian hasil belajar, kesesuaian dengan

karakteristik kemampuan komunikasi matematis, kesesuaian dengan tingkat

kesukaran siswa kelas VIII SMP. Adapun hasil pertimbangan dari para ahli atau

panelis akan dianalisis menggunakan statistik Q-Cochran. Analisis ini dilakukan

dengan tujuan untuk mengetahui apakah para penimbang telah melakukan

penilaian atau penimbangan terhadap isi naskah tes kemampuan komunikasi

matematis secara seragam atau tidak.

Page 11: ahmadrustam14.files.wordpress.com  · Web viewDisposisi matematis yang dimaksud yaitu sikap yang dimiliki siswa dalam aspek yaitu: (1) menunjukkan rasa percaya diri dalam menggunakan

61

Selain melakukan uji validitas tampilan dan isi, pada tes kemampuan

komunikasi matematis peneliti juga melakukan uji validitas konkuren yaitu

analisis validitas butir soal dan reliabilitasnya. Perhitungan reliabilitas soal dan

validitas butir soal digunakan perangkat lunak SPSS-20 for Windows. Untuk

reliabilitas soal digunakan Cronbach-Alpha dan untuk validitas butir soal

digunakan korelasi product moment dari Karl Pearson, yaitu korelasi setiap butir

soal dengan skor total.

2. Skala pada Disposisi Matematis Siswa.

Disposisi matematis siswa dalam pembelajaran dengan kontekstual pesisir

ini diperoleh melalui kuesioner yang disusun dan dikembangkan berdasarkan

tujuh aspek disposisi matematis, yaitu: (1) menunjukkan rasa percaya diri dalam

menggunakan matematika, (2) fleksibel dalam melakukan kerja matematika

(bermatematika), (3) gigih dan ulet dalam mengerjakan soal matematika, (4)

memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dalam bermatematika, (5) menunjukkan

perhatian yang serius dalam belajar matematika, (6) menghargai aplikasi

matematika, dan (7) kemampuan untuk berbagi dengan orang lain. skala disposisi

matematis siswa dalam matematika terdiri atas 43 item pernyataan dengan lima

pilihan, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-Ragu (RR), Tidak Setuju (TS),

dan Sangat Tidak Setuju (STS).

Sebelum instrumen ini digunakan, dilakukan uji coba empiris dalam dua

tahap. Tahap pertama dilakukan uji coba terbatas pada empat orang siswa di luar

sampel penelitian. Tujuan dari uji coba terbatas ini adalah untuk mengetahui

tingkat keterbacaan bahasa dan sekaligus memperoleh gambaran apakah

Page 12: ahmadrustam14.files.wordpress.com  · Web viewDisposisi matematis yang dimaksud yaitu sikap yang dimiliki siswa dalam aspek yaitu: (1) menunjukkan rasa percaya diri dalam menggunakan

62

pernyataan-pernyataan dari skala disposisi matematis dapat dipahami oleh siswa.

Dari hasil uji coba terbatas, ternyata diperoleh gambaran bahwa semua pernyataan

dapat dipahami dengan baik oleh siswa. Tahap kedua yaitu melakukan uji coba

pada kelas VIII SMPN 3 Tinondo dan SMPN 1 Pomalaa. Total responden dari

kedua sekolah yaitu 215 siswa. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui validitas

setiap item pernyataan.

3. Lembar Observasi Siswa dan Lembar Wawancara

Lembar observasi disusun berdasarkan penerapan pembelajaran

kontekstual pesisir. Lembar observasi ini bertujuan untuk mencatat respon-respon

yang muncul dari siswa berkaitan dengan situasi masalah yang diberikan guru

ketika pembelajaran dengan pembelajaran kontekstual pesisir. Sedangkan lembar

waawancara untuk mengetahui tanggapan siswa tentang penerapan pembelajaran

kontekstual pesisir dan penggunaan masalah konteks pesisir. Jumlah siswa yang

akan diwawancarai untuk diminta responya tentang penerapan pembelajaran

kontekstual pesisir yaitu sebanyak 8 orang dengan pengambilan berdasarkan

kemampuan komunikasi matematis mereka dalam menjawab soal-soal yang

diujikan (tinggi, sedang dan rendah). Wawancara yang dilakukan kepada guru

untuk meminta respon tentang penerapan pembelajaran kontekstual pesisir baik

dari segi model, pelanksanaan, maupun pemilihan konteks pesisir.

3.7. Teknik Analisis Data

Data yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah data tes kemampuan

komunikasi matematis dan data skala disposisi matematis siswa.

Page 13: ahmadrustam14.files.wordpress.com  · Web viewDisposisi matematis yang dimaksud yaitu sikap yang dimiliki siswa dalam aspek yaitu: (1) menunjukkan rasa percaya diri dalam menggunakan

n

XX

n

ii

1

63

1. Data Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Analisis data dilakukan secara kuantitatif. Teknik analisis data yang

digunakan adalah analisis uji-t berpasangan dan analisis perbedaan dua rata-rata

dengan menggunakan rumus uji-t. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka

harus ditentukan dahulu rata-rata skor hasil tes dan simpangan bakunya. Untuk

menentukan uji statistika yang akan digunakan, terlebih dahulu diuji normalitas

data dan homogenitas varians. Perhitungan dilakukan di Microsoft Excel dan

SPSS 20,0. Data yang diperoleh lebih jelas dianalisis dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Menentukan skor rata-rata hasil tes, dengan menggunakan rumus:

b. Menghitung simpangan baku skor hasil tes dengan menggunakan rumus

Arikunto (2006: 184):

s=√∑i=1

n

(x i−x )2

n−1

dimana:

s : standar deviasi

X : rata-rata nilai hasil belajar siswa

Xi : nilai setiap harga X

n : jumlah sampel

Page 14: ahmadrustam14.files.wordpress.com  · Web viewDisposisi matematis yang dimaksud yaitu sikap yang dimiliki siswa dalam aspek yaitu: (1) menunjukkan rasa percaya diri dalam menggunakan

64

c. Menghitung peningkatan kemampuan dengan rumus N-gain atau gain

ternormalisasi, dengan persamaan sebagai berikut:

Skor postes – Skor pretes N-gain =

Skor maksimal ideal – Skor pretesKriteria interpretasinya adalah (Hake, 1999: 1):

g- tinggi jika g > 0,7

g- sedang jika 0,3 < g ≤ 0,7

rendah, jika g ≤ 0,3.

keterangan: g ditulis sebagai N-Gain.

Rentang nilai N-gain adalah 0 sampai dengan 1. Selanjutnya, nilai N-gain

inilah yang diolah, dan pengolahannya disesuaikan dengan permasalahan dan

hipotesis yang diajukan.

d. Melakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji tes Kolmogorov-

Smirnov dengan taraf signifikansi 5%. Uji ini bertujuan untuk mengetahui

apakah hasil N-gain sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal.

Pengujian normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov,

dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut,

1) Perumusann hipotesis.

H0 : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

H1 : sampel berasal dari populasi tidak berdistribusi normal

2) Data diurutkan dari yang terkecil ke yang terbesar.

3) Menentukan kumulatif proporsi (kp)

4) Data ditransformasi ke skor baku: zi = X i−X

s

Page 15: ahmadrustam14.files.wordpress.com  · Web viewDisposisi matematis yang dimaksud yaitu sikap yang dimiliki siswa dalam aspek yaitu: (1) menunjukkan rasa percaya diri dalam menggunakan

65

5) Menentukan luas kurva z1 (z-tabel)

6) Menentukan a1 dan a2:

a2 : selisih Z-tabel dan kp pada batas atas (a2 = Absolut (kp - Ztab))

a1: selisih Z-tabel dan kp pada batas bawah (a1 = Absolut (a2 – fi/n)

7) Nilai mutlak maksimum dari a1 dan a2 dinotasikan dengan D0

8) Menentukan harga D-tabel.

Untuk n = 30 dan α = 0,05, diperoleh D-tabel = 242, sedangkan untuk n =

60 dan α = 0,05, diperoleh D-tabel = 1,36√n

= 1,36√60

= 0,17557.

9) Kriteria pengujian

Jika D0 ≤ D-tabel maka H0 diterima

Jika D0 > D-tabel maka H0 ditolak

10) Kesimpulan

D0 ≤ D-tabel: sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

D0 > D-tabel: sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

Analisis yang digukanan untuk uji Kolmogorov-Smirnov dengan

mengggunkan alat bantu SPSS-20.0.

e. Melakukan uji homogenitas varians dengan menggunakan uji tes Levene. Uji

ini bertujuan untuk mengetahui kedua distribusi kelas eksperimen dan kelas

kontrol apakah varians-variansnya sama atau tidak.

f. Melakukan uji hipotesis penelitian dengan menggunakan uji-t berpasangan.

Langkah-langkah uji-t sebagai berikut,

Hitung perbedaan masing-masing pasangan

di = xi2 – xi1

Page 16: ahmadrustam14.files.wordpress.com  · Web viewDisposisi matematis yang dimaksud yaitu sikap yang dimiliki siswa dalam aspek yaitu: (1) menunjukkan rasa percaya diri dalam menggunakan

66

Hitung (d ) dan (sd) dari perbedaan tersebut,

a.d=

∑i=1

n

di

n dan sd=√∑i=1

n

(d i−d )2

n−1

Nilai t-test

t= dsd

√nKeterangan:

d i : selisih postes dan pretes (beda)

d : mean beda

Sd : Standar Deviasi beda

n : jumlah sampel kelas eksperimen atau kelas kontrol

Kriteria pengujian adalah jika nilai t ≥ t-tabel maka tolah H0 dan H0 diterima

jika thitung < ttabel pada taraf kepercayaan 95% atau taraf kesalahan α = 0,05,

atau jika nilai probabilitas (sig.) lebih besar dari α = 0,05, maka H0 diterima,

dan H0 ditolak jika nilai probabilitas (sig.) lebih kecil dari α = 0,05.

g. Melakukan uji hipotesis penelitian dengan menggunakan uji perbedaan dua

rata-rata atau statistik uji-t.

Jika varians populasi homogen dan berdistribusi normal, maka uji-t

yang digunakan sebagai berikut (Sudjana, 1996: 239):

thitung=X1−X2

s√ 1n1

+ 1n2

Page 17: ahmadrustam14.files.wordpress.com  · Web viewDisposisi matematis yang dimaksud yaitu sikap yang dimiliki siswa dalam aspek yaitu: (1) menunjukkan rasa percaya diri dalam menggunakan

67

dengan:

s=√(n1−1 )s12+( n2−1)s

22

n1+n2−2

X1=∑ X1

n1dan X2=

∑ X2

n2

thitung : Nilai hitung untuk uji t

X̄1 : rata-rata kemampuan komunikasi matematis sampel

eksperimen

X̄2 : rata-rata kemampuan komunikasi matematis sampel kontrol

n1 : jumlah dari sampel eksperimen

n2 : jumlah dari sampel kontrol

s12 : varians data sampel eksperimen

s22 : varians data sampel kontrol

s : varians gabungan

Kriteria pengujian adalah tolak H0 jika thitung ≥ttabel dimana ttabel diperoleh

dari daftar distribusi t dengan derajar kebebasan (dk) = n1 + n2-2, dan H0

diterima jika thitung < ttabel pada taraf kepercayaan 95% atau taraf

kesalahan α = 0,05 (Sudjana, 1996: 245).

Jika varians populasi heterogen (non homogen) dan berdistribusi normal,

maka menggunakan uji-t’ sebagai berikut: (Sudjana, 1996: 241)

t ' hitung=x1− x2

s√ 1n1

+ 1n2

keterangan:

Page 18: ahmadrustam14.files.wordpress.com  · Web viewDisposisi matematis yang dimaksud yaitu sikap yang dimiliki siswa dalam aspek yaitu: (1) menunjukkan rasa percaya diri dalam menggunakan

68

t ' : Nilai hitung untuk uji-t

x1 : rata-rata skor responden kelas eksperimen

x2 : rata-rata skor responden kelas kontrol

n1 : jumlah responden kelas eksperimen

n2 : jumlah responden kelas kontrol

s12 : Varians kelas yang diajar dengan menggunakan PKP

s22 : Varians kelas yang diajar dengan menggunakan pendekatan

konvensional

Kriteria pengujian: H0 diterima jika t ' <ttabel pada taraf kepercayaan 95%

atau taraf kesalahan α = 0,05 dan H0 ditolak jika t '≥t tabel . Nilai t tabel

diperoleh dari:

ttabel = w1 t1+w2 t 2

w1+w2 dimana;

w1=

s12

n1 dan w2=

s22

n2

dan

2. Data Skala Disposisi Matematis Siswa

Data yang diperoleh melalui angket akan dianalisis dengan menggunakan

cara pemberian skor butir skala sikap model Likert. Untuk mengubah data ordinal

menjadi data interval menggunakan Method of Successive Interval (MSI). Setelah

data ordinal ditransformasi menjadi data interval maka dilanjutkan dengan

menguji normalitas dan homogenitas varians. Kemudian dilanjutkan dengan uji-t

1;11 1 ntt )1();1(2 2 ntt

Page 19: ahmadrustam14.files.wordpress.com  · Web viewDisposisi matematis yang dimaksud yaitu sikap yang dimiliki siswa dalam aspek yaitu: (1) menunjukkan rasa percaya diri dalam menggunakan

69

(Independent-Sample T-Test) jika datanya berdistribusi normal dan homogen.

Tetapi jika datanya berdistribusi normal dan tidak homogen maka dilakukan uji-t’,

seperti halnya pada data kemampuan komunikasi matematis.

3.8. Hipotesis Statistik

Adapun yang akan menjadi hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. H0 :μg1=0 : tidak terdapat peningkatan rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa setelah mendapat pembelajaran kontekstual

pesisir.

H1 : μg1>0 : terdapat peningkatan rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa setelah mendapat pembelajaran kontekstual

pesisir.

keterangan:

μg1 : rata-rata peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa setelah

mendapat pembelajaran kontekstual pesisir.

b. H0 :μg2=0 : tidak terdapat peningkatan rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa setelah mendapat pembelajaran konvensional.

H1 :μg2>0 : terdapat peningkatan rata-rata kemampuan komunikasi

matematis siswa setelah mendapat pembelajaran konvensional.

keterangan:

μg2 : rata-rata peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa setelah

Page 20: ahmadrustam14.files.wordpress.com  · Web viewDisposisi matematis yang dimaksud yaitu sikap yang dimiliki siswa dalam aspek yaitu: (1) menunjukkan rasa percaya diri dalam menggunakan

70

mendapat pembelajaran konvensional.

Statistik uji yang digunakan pada hipotesis (a) dan (b) sebagai berikut:

d=∑i=1

n

di

n dan sd=√∑i=1

n

(d i−d )2

n−1

Nilai t-test

t= dsd

√n

Kriteria pengujian adalah jika nilai t ≥ t-tabel maka tolah H0 dan H0

diterima jika thitung < ttabel pada taraf kepercayaan 95% atau taraf kesalahan α =

0,05, atau jika nilai probabilitas (sig.) lebih besar dari α = 0,05, maka H0 diterima,

dan H0 ditolak jika nilai probabilitas (sig.) lebih kecil dari α = 0,05.

c. H0 :μg1=μg2 : rata-rata peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa

yang mendapat pembelajaran kontekstual pesisir tidak lebih

tinggi daripada rata-rata peningkatan kemampuan komunikasi

matematis siswa yang mendapat pembelajaran konvensional.

H1 :μ1>μ2

: rata-rata peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa

yang mendapat pembelajaran kontekstual pesisir lebih tinggi

daripada rata-rata peningkatan kemampuan komunikasi

matematis siswa yang mendapat pembelajaran konvensional.

Statistik uji yang digunakan sebagai berikut:

Page 21: ahmadrustam14.files.wordpress.com  · Web viewDisposisi matematis yang dimaksud yaitu sikap yang dimiliki siswa dalam aspek yaitu: (1) menunjukkan rasa percaya diri dalam menggunakan

71

thitung=x1−x2

s√ 1n1

+ 1n2

Kriteria pengujian adalah tolak H0 jika t ≥ttabel dimana ttabel diperoleh dari

daftar distribusi t dengan derajat kebebasan (dk) = n1 + n2-2, dan untuk harga t

lainnya H0 diterima pada taraf kepercayaan 95% atau taraf kesalahan α = 0,05.

d. H0 :μ1=μ2 : rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapat

pembelajaran kontekstual pesisir tidak lebih tinggi daripada rata-

rata kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapat

pembelajaran konvensional.

H1 :μ1>μ2 : rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapat

pembelajaran kontekstual pesisir lebih tinggi daripada rata-rata

kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapat

pembelajaran konvensional.

keterangan:

μ1 : rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapat

pembelajaran kontekstual pesisir.

μ2 : rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapat

pembelajaran konvensional.

Statistik uji yang digunakan sebagai berikut:

Page 22: ahmadrustam14.files.wordpress.com  · Web viewDisposisi matematis yang dimaksud yaitu sikap yang dimiliki siswa dalam aspek yaitu: (1) menunjukkan rasa percaya diri dalam menggunakan

72

t hitung=X1−X2

√ s12

n1+

s22

n2

Kriteria pengujian adalah tolak H0 jika t ≥ttabel dimana ttabel diperoleh dari

daftar distribusi t dengan derajat kebebasan (dk) = n1 + n2-2, dan untuk harga t

lainnya H0 diterima pada taraf kepercayaan 95% atau taraf kesalahan α = 0,05.

e. H0 :μg3=0 : tidak terdapat peningkatan rata-rata disposisi matematis siswa

setelah mendapat pembelajaran kontekstual pesisir.

H1 : μg3>0 : terdapat peningkatan rata-rata disposisi matematis siswa setelah

mendapat pembelajaran kontekstual pesisir.

keterangan:

μg3 : rata-rata peningkatan disposisi matematis siswa setelah mendapat

pembelajaran kontekstual pesisir.

f. H0 :μg 4=0 : tidak terdapat peningkatan rata-rata disposisi matematis siswa

setelah mendapat pembelajaran konvensional.

H1 : μg 4>0 : terdapat peningkatan rata-rata disposisi matematis siswa

setelah mendapat pembelajaran konvensional.

keterangan:

μg 4 : rata-rata peningkatan disposisi matematis siswa setelah mendapat

pembelajaran konvensional.

Statistik uji yang digunakan pada hipotesis (e) dan (f) sebagai berikut:

Page 23: ahmadrustam14.files.wordpress.com  · Web viewDisposisi matematis yang dimaksud yaitu sikap yang dimiliki siswa dalam aspek yaitu: (1) menunjukkan rasa percaya diri dalam menggunakan

73

2.d=

∑i=1

n

di

n dan sd=√∑i=1

n

(d i−d )2

n−1

Nilai t-test

t= dsd

√n

Kriteria pengujian adalah jika nilai t ≥ t-tabel maka tolah H0 dan H0

diterima jika thitung < ttabel pada taraf kepercayaan 95% atau taraf kesalahan α =

0,05, atau jika nilai probabilitas (sig.) lebih besar dari α = 0,05, maka H0 diterima,

dan H0 ditolak jika nilai probabilitas (sig.) lebih kecil dari α = 0,05.

g. H0 :μg3=μg 4 : rata-rata peningkatan disposisi matematis siswa yang mendapat

pembelajaran kontekstual pesisir tidak lebih tinggi daripada rata-

rata peningkatan disposisi matematis siswa yang mendapat

pembelajaran konvensional.

H1 :μg3>μg 4

: rata-rata peningkatan disposisi matematis siswa yang mendapat

pembelajaran kontekstual pesisir lebih tinggi daripada rata-rata

peningkatan disposisi matematis siswa yang mendapat

pembelajaran konvensional.

Statistik uji yang digunakan sebagai berikut:

Page 24: ahmadrustam14.files.wordpress.com  · Web viewDisposisi matematis yang dimaksud yaitu sikap yang dimiliki siswa dalam aspek yaitu: (1) menunjukkan rasa percaya diri dalam menggunakan

74

t hitung=x1−x2

s√ 1n1

+ 1n2

Kriteria pengujian adalah tolak H0 jika t ≥ttabel dimana ttabel diperoleh dari

daftar distribusi t dengan derajat kebebasan (dk) = n1 + n2-2, dan untuk harga t

lainnya H0 diterima pada taraf kepercayaan 95% atau taraf kesalahan α = 0,05.

h. H0 :μ1=μ2 : rata-rata disposisi matematis siswa yang mendapat pembelajaran

kontekstual pesisir tidak lebih tinggi daripada rata-rata

kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapat

pembelajaran konvensional.

H1 :μ1>μ2 : rata-rata disposisi matematis siswa yang mendapat pembelajaran

kontekstual pesisir lebih tinggi daripada rata-rata disposisi

matematis siswa yang mendapat pembelajaran konvensional.

keterangan:

μ1 : rata-rata disposisi matematis siswa yang mendapat pembelajaran

kontekstual pesisir.

μ2 : rata-rata disposisi matematis siswa yang mendapat pembelajaran

konvensional.

Statistik uji yang digunakan sebagai berikut:

thitung=x1−x2

s√ 1n1

+ 1n2

Page 25: ahmadrustam14.files.wordpress.com  · Web viewDisposisi matematis yang dimaksud yaitu sikap yang dimiliki siswa dalam aspek yaitu: (1) menunjukkan rasa percaya diri dalam menggunakan

75

Kriteria pengujian adalah tolak H0 jika t ≥ttabel dimana ttabel diperoleh dari

daftar distribusi t dengan derajat kebebasan (dk) = n1 + n2-2, dan untuk harga t

lainnya H0 diterima pada taraf kepercayaan 95% atau taraf kesalahan α = 0,05.