· web viewpenjualan produk ini ditujukan untuk para penduduk di negara maju maupun berkembang...
TRANSCRIPT
PROPOSALPERANCANGAN PROYEK INDUSTRI“MINI RENGGINANG MR CRUNCHY”
Disusun oleh :1. Laylatul Laurieka F 1051007011110282. Aprilia Dian P 1051007011110303. Priska Yovita 1051007011110274. Magiarso Permadi 105100701111032
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG
2013
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangIndonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar luas
wilayahnya merupakan daratan yang subur. Beras merupakan salah satu hasil
pertanian yang banyak dihasilkan di Indonesia dan merupakan sumber
karbohidrat yang banyak dikonsumsi masyarakat. Beras merupakan makanan
pokok masyarakat Indonesia yang mudah didapat dengan harga yang relatif
murah sehingga dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat. Kandungan
karbohidrat yang tinggi pada beras dan kadar lemak yang rendah sangat
bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia.
Beras ketan adalah bahan makanan yang biasa dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia. Beras Ketan Putih mengandung energi sebesar 362
kilokalori, protein 6,7 gram, karbohidrat 79,4 gram, lemak 0,7 gram, kalsium 12
miligram, fosfor 148 miligram, dan zat besi 1 miligram. Selain itu di dalam Beras
Ketan Putih juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0,16 miligram
dan vitamin C 0 miligram. Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian
terhadap 100 gram beras ketan, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak
100 %.
Dengan alasan tersebut, maka muncullah ide, untuk membuat olahan
beras ketan. Yakni mini rengginang dengan varian rasa. Hal ini, dapat dijadikan
referensi usaha yang menjanjikan bagi pelaku industri. Karena mini rengginang
dengan varian rasa belum banyak dipasarkan di pasaran Indonesia. Dari aspek
bahan baku, beras ketan tersedia melimpah.
(BPS, 2003)
Dilihat dari aspek ekonomis, usaha mini rengginang merupakan bisnis
yang sangat menguntungkan. Peluang pasar dalam negeri maupun ekspor untuk
komoditi ini masih sangat terbuka. Hal ini dikarenakan mini rengginang
merupakan cemilan yang dapat dikonsumsi sehari-hari masyarakat sehingga
permintaan untuk mini rengginang relatif stabil bahkan cenderung mengalami
kenaikan. Selain mampu meningkatkan pendapatan bagi pengusaha, usaha ini
juga mampu membantu meningkatkan pendapatan penduduk sekitar yang
akhirnya berpengaruh pada perekonomian daerah.
Dilihat dari aspek sosial, usaha mempunyai dampak sosial yang positif.
Industri kecil rumah tangga ini mampu menyerap tenaga kerja dari lingkungan
sekitar. Secara tidak langsung ini merupakan upaya penciptaan lapangan kerja
yang mengurangi jumlah pengangguran di suatu wilayah. Dilihat dari sisi dampak
lingkungan, usaha mini rengginang tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.
Limbah yang dihasilkan dari usaha ini hanyalah air sisa pembersihan yang tidak
mengandung zat-zat kimia dan langsung meresap ke dalam tanah.
1.2 Ruang LingkupBatasan usaha ini adalah hanya akan memproduksi mini rengginang
dengan rasa balado, sapi panggang, dan keju. Dikemas dengan kemasan plastik
kedap udara. Bahan baku mini rengginang adalah beras ketan. Skala produksi
perhari mencapai 500kg perhari. Dengan jam kerja karyawan 10 jam perhari, hari
kerja senin-sabtu.
1.3 TujuanAdapun tujuannya adalah untuk meningkatkan nilai tambah rengginang
sebagai jajanan tradisional. Menasionalkan makanan tradisional dengan
menciptakan inovasi varian rasa. Sehingga nilai ekonomis rengginang
meningkat.
BAB II
KONSEP PRODUK
2.1 Karakteristik ProdukMr. Crunchy merupakan sebuah brand makanan ringan yang berbahan
dasar nasi ketan yang dikeringkan, merupakan salah satu makanan tradisional
khas Indonesia atau yang biasa dikenal oleh masyarakat Indonesia dengan
sebutan Rengginang. Dimana produk makanan ini, disajikan dengan cara yang
baru dan unik serta tersedia dalam berbagai varian rasa, mulai dari rasa keju,
sapi panggang, dan pedas. Nama produknya pun unik, karena pada Mr.Crunchy
sendiri merupakan singkatan dari Mini Rengginang.
Seringkali, produk rengginang sejenis yang kita temukan di pasaran
berbentuk besar dan hanya memiliki 1 jenis rasa, yaitu original atau gurih saja.
Disini kita melakukan inovasi terhadap produk rengginang, dari segi bentuk dan
rasa. Bentuknya yang besar diinovasi sedemikian rupa hingga berbentuk
rengginang dengan ukuran mini (diameter 3 cm), kemudian dari segi rasa, yang
pada awalnya hanya tersedia dalam 1 rasa yaitu original atau gurih saja,
diinovasi sedemikian rupa sehingga terciptalah rengginang dalam berbagai rasa,
mulai dari rasa keju, rasa sapi panggang, dan rasa pedas balado. Kemudian,
pada penilaian rasa, dimana rasa merupakan kombinasi dari penilaian terhadap
bentuk, warna, aroma, tekstur, dan kerenyahan dari suatu produk pangan.
Sehingga, rasa adalah yang paling berpengaruh dari suatu produk pangan.
Kemudian, penilaian yang terakhir adalah tekstur, yang meliputi tingkat
kekerasan dan kerenyahan dari suatu produk. Dimana, kekerasan dan
kerenyahan adalah kesan pertama kali yang dirasakan oleh konsumen pada saat
mencicipi suatu produk pangan, yang juga dipengaruhi oleh rasa, warna dan
aroma. Selain itu, keunikan lain juga terdapat pada desain kemasan produknya,
dimana kemasan produk ini didesain seminimalis dan semenarik mungkin agar
produk ini dapat memudahkan dan praktis untuk dibawa kapan dan dimana saja.
2.1 KemasanPada produk Mini rengginang ini terdapat 2 kemasan yaitu kemasan
primer yakni plastik kedap udara dengan design mini rengginag dan kemasan
sekunder berupa kardus karton untuk pengiriman paket dengan jumlah yang
banyak, untuk kepentingan distribusi. Tiap plastik mini rengginang seberat 300
gram. Dan 1 kardus, maksimal penumpukan adalah 5 bungkus. Jenis plastik
yang digunakan adalah Polipropilen (PP), Keras tapi fleksibel, kuat, permukaan
berlilin, tidak jernih tapi tembus cahaya, tahan terhadap bahan kimia, panas dan
minyak,melunak pada suhu 140C. Jenis kardus yang digunakan adalah kardus
dengan kualitas yang baik. Sehingga tidak mudah penyok.
2.2 Keunggulan dan KelemahanKeunggulan dari produk mini rengginang ini jika dibandingkan dengan
produk sejenis yang ada di pasaran adalah, produk ini memiliki bentuk yang mini
sekali lahap, memiliki banyak variasi rasa, dan desain kemasannya yang sangat
unik dan mewah. Produk mini rengginang ini memiliki bentuk yang lebih kecil,
sehingga terlihat imut jika dibandingkan dengan produk sejenis yang ada di
pasaran. Dari segi kerenyahan, mini rengginang ini sangat renyak tidak alot.
Kelemahan produk ini hanya saja, karena produk ini sangat berkualitas,
maka harga jual produk ini juga lebih mahal dari produk sejenis yang ada di
pasaran. Sehingga segmen pasar dari produk ini bukan untuk semua kalangan,
melainkan hanya untuk kalangan menengah ke atas. Karena harga yang
ditawarkan tinggi.
BAB IIIPASAR DAN PEMASARAN
3.1 STP (Segmenting, Targeting, Positioning) Mr. CrunchySegmentasi yang dituju berdasarkan demografi, penjualan dan
pemasaran produk mini rengginang ke seluruh wilayah Indonesia, khususnya di
kota-kota besar. Penjualan produk ini ditujukan untuk para penduduk di Negara
maju maupun berkembang yang memberikan perhatian lebih terhadap makanan
ringan tradisional. Mr. Crunchy mengutamakan wilayah kota-kota besar sebagai
sasaran geografik. Untuk mendukung keberadaan barang Mr.Crunchy menyebar
di supermarket, minimarket, café dll.
Target pasar yang akan dituju oleh produk rengginang Mr.Crunchy ini
adalah seluruh masyarakat Indonesia, tetapi dikhususkan untuk konsumen di
kota besar dengan tingkat pendapatan menengah keatas. Konsumen yang kami
tuju baik pria dan wanita dengan usia remaja sampai dewasa. Hingga merambah
ke pasaran anak-anak sebagai selingan cemilan anak-anak. Harga produk kami
yang lebih mahal karena cemilan mini rengginang dibuat dengan kreativitas
untuk menciptakan variasi rengginang yang telah ada di pasaran. Dengan
berbagai kelebihan yang kami berikan dalam produk ini, diharapkan produk ini
mampu menjadi salah satu pilihan cemilan yang disukai masyarakat Indonesia.
Produk rengginang Mr. Crunchy memberikan variasi yang berbeda
daripada rengginang yang lainnya. Mini rengginang Mr. Crunchy cenderung lebih
unggul dibandingkan produk sejenis pada unsur rasa, bentuk, kemasan yang
digunakan serta kualitas rengginang terbaik yang pada akhirnya mengubah
perilaku konsumen sebagai pengonsumsi cemilan ini. Maka, Mr.Crunchy
menempatkan diri sebagai produk camilan rengginang pertama yang melakukan
inovasi pada varian rasa rengginang yang berbeda dengan rengginang yang ada
di pasaran.
3.2 Potensi PasarMr. Crunchy merupakan cemilan yang terbuat dari beras ketan yang
dikenal sebagai cemilan tradisional khas Indonesia. Rengginang banyak dijumpai
di pulau Jawa misalnya Madura dan Jawa Tengah. Tetapi seiring perkembangan
gaya hidup, makanan tradisional seperti ini semakin menurun jumlahnya di
pasaran. Cemilan dari luar negeri seperti Nori Jepang mulai masuk ke pasar
makanan ringan Indonesia. Mini rengginang Mr. Crunchy diharapkan mampu
mengembalikan minat konsumen di Indonesia terhadap camilan asli dari
Indonesia ini. Menurut laporan United States Departement of Agriculture (USDA)
tahun 2004, pasar makanan ringan Indonesia terus tumbus setiap tahunnya, dan
pada tahun 2007 diprediksi permintaan sektor ini mampu mencapai nilai hingga
600 milyar rupiah lebih. Tentu nilai ini terus bertambah hingga tahun ini yang
diprediksi oleh Gabungan Pengusaha Makanan Minuman Indonesia pada 2011
meningkat 10%-15% menjadi Rp 17,6 triliun-Rp 18,4 triliun dari proyeksi tahun
lalu Rp 16 triliun.
Dengan pertumbuhan permintaan tersebut, maka peluang dalam
memasuki pasar makanan ringan Indonesia cukup besar. Akan tetapi untuk
bertahan dalam pasar dan tetap disukai oleh konsumen, diperlukan usaha yang
besar. Industri makanan dan minuman pada 2012 diperkirakan tumbuh di bawah
10%, lebih rendah dibanding proyeksi pertumbuhan tahun ini sebesar 13%,
menurut asosiasi industri. Rendahnya pertumbuhan pada tahun depan karena
dampak krisis utang di Eropa dan Amerika Serikat yang diperkirakan
melemahkan permintaan ekspor. Hal ini berpengaruh pada biaya-biaya produksi
karena bahan baku yang harganya meningkat, tetapi permintaan dan daya beli
masyarakat terus meningkat. Terlebih lagi konsumen di Indonesia dikenal suka
coba-coba terhadap produk baru. Hal ini yang meyakinkan kami bahwa Mr.
Crunchy dapat menjadi salah satu variasi makanan ringan atau camilan berbeda
dari makanan ringan yang ada di pasaran.
Peningkatan konsumsi makanan ringan ini tidak hanya terjadi di
Indonesia saja. Di luar negeri, orang-orang mulai mengubah pola makan seiring
dengan perubahan gaya hidup. Gaya hidup saat ini berubah dimana hal yang
mudah dan praktis lebih disukai oleh konsumen. Makanan ringan menjadi salah
satu makanan yang cukup mudah dan praktis dikonsumsi dan mudah ditemui di
toko-toko. Produk rengginang ini juga berpotensi untuk diekspor ke luar negeri.
Tetapi camilan dari beras dengan bentuk lain yang berasal dari Jepang masih
mendominasi di pasar internasional.
3.3 Strategi pemasaran3.3.1 Product
Perusahaan kami melakukan pemasaran dan penjualan produk makanan
ringan bernama Rengginang yang terbuat dari beras ketan. Kami menggunakan
brand baru dengan nama Mr. Crunchy. Nama tersebut memiliki arti tersendiri. Mr.
merupakan singkatan dari mini rengginang karena produk rengginang kami
berukuran kecil dan bulat. Sedangkan Crunch berasal dari istilah bahasa Inggris
yang berarti renyah. Dengan brand nama tersebut kami berharap konsumen
dapat dengan mudah mengingat nama serta produk kami. Produk mini
rengginang ini kami jual dalam kemasan plastik yang berisi kemudian diletakkan
dalam kantong karton yang mudah dibawa. Produk mini rengginang ini adalah
produk makanan ringan dengan kualitas terbaik yang diproduksi dari bahan-
bahan yang terbaik yang ada di Indonesia.
3.3.2. Place Produk mini rengginang MR. Crunchy ini dijual dengan isi 300 gram
seharga Rp. 18.000. Varian rasa yang kami berikan yaitu keju, sapi panggang
dan rasa pedas balado. Kami memberikan diskon pembelian secara tiba-tiba.
Misalnya dengan pembelian paket Mr. Crunchy yang berisi 3 varian rasa dengan
harga RP. 45.000. Pembelian dapat dilakukan di agen-agen Mr. Crunchy
maupun di supermarket.
3.3.3 PromotionUntuk segi promosi produk mini rengginang, karena pada mulanya hanya
melalui blog dan penyebaran brosur, serta menjalin mitra dengan indomart dan
alfamart untuk menjual produk mini rengginang. Sebagai bentuk promosi awal,
maka pembelian satu paket, dengan tiga rasa, maka akan mendapat diskon
10%.
BAB IVASPEK TEKNIS-TEKNOLOGIS
4.1 Penentuan Lokasi IndustriLokasi usaha yang dipilih untuk produksi mini rengginang ini sebaiknya
berada di dekat sumber bahan baku yaitu beras ketan. Lokasi usaha terletak di
dekat dengan bahan baku, untuk memudahkan proses produksi. Dimana, daerah
penghasil beras ketan terbaik berada di kabupaten Lumajang.
Luas area Dari 2000 hektar areal tanam ketan di Lumajang, perhektar
dapat menghasilkan antara 6 - 8 ton per hektar, atau lebih dari 9000 ton beras
ketan yang diproduksi oleh petani ketan Lumajang. Akan tetapi, dengan keadaan
geografis daerah lumajang yang struktur tanahnya tidak rata, maka akan
menyulitkan proses distribusi bahan baku maupun produk. Oleh karena itu, lokasi
yang dipilih adalah kabupaten Indramayu. Dimana, Indramayu merupakan
daerah penghasil beras ketan terbaik kedua. Berikut adalah 5 daerah penghasil
padi terbesar di Indonesia.
Tabel 1. Lima daerah Penghasil padi terbesar di Indonesia
Kota / kabupaten Produksi (ton/tahun)
Indramayu 7.447.075
Karawang 6.681.452
Subang 6.279.037
Sukabumi 4.614.314
Tasikmalaya 4.074.753
Sumber : http://www.litbang.deptan.go.id
Dimana beras ketan termasuk salah satu varietas padi. Pabrik mini
rengginang ini memilih Indramayu sebagai lokasi untuk industri, karena di
kabupaten Indramayu ini mampu menyerap 10.000 tenaga kerja, belum
termasuk tenaga kerja di saluran distribusinya. Kapasitas produksinya per tahun
mencapai 5.000 ton.
Setelah melihat data tentang ketersediaan bahan baku yang ada, maka
kami memilih tiga daerah yang akan menjadi perbandingan dalam memiliki
potensi untuk mendirikan pabrik mini rengginang ini. Tiga daerah yang dipilih
adalah daerah Lumajang yang berada di Jawa Timur, Indramayu yang berada di
Jawa Barat, dan Subang yang berada di Jawa Barat. Pemilihan ini juga
didasarkan antara lain, pada ketersediaan lahan untuk membangun pabrik mini
rengginang ini. Untuk memilih diantara ketiga lokasi ini, maka dibuat matriks
dengan menggunakan analisa faktor kualitatif.
Tabel 2. Tabel analisa Faktor Kualitatif
Faktor–faktor
Relevan
Bobot
(faktor)
Lumajang Indramayu Subang
Skor Bobot
Skor
Skor Bobot
Skor
Skor Bobot
Skor
Pasokan
Bahan Baku
0,3 80 24 70 21 60 18
Tenaga Kerja 0,15 50 7,5 80 12 60 9
UMR 0,15 50 7,5 70 10,5 60 9
Harga Tanah 0,05 80 4 70 3,5 50 2,5
Biaya Hidup 0,05 70 3,5 60 3 70 3,5
Infrastruktur 0,2 50 1 60 12 60 12
Pasar 0,1 30 3 80 8 60 6
1 50,5 70 60
Berdasarkan hasil analisa tabel matriks diatas, maka daerah Indramayu
memiliki bobot skor yang lebih besar jika dibandingkan dengan kedua daerah
lainnya, yakni daerah lumajang dan Subang. Bobot skor yang lebih besar
menunjukkan bahwa lokasi tersebut memiliki potensial yang lebih tinggi dan lebih
memungkinkan untuk didirikannya pabrik mini rengginang yang berbahan dsasar
beras ketan ini. Oleh karena itu, lokasi yang dipilih untuk mendirikannya pabrik
mini rengginang ini adalah di Jalan terusan Cikampek km 48 Indramayu. Luas
tanah yang kosong dan memungkinkan untuk didirikannya pabrik ini adalah
seluas 12.385 m². Selain dekat dengan bahan baku, struktur tanah yang baik di
daerah Indramayu ini akan memudahkan dalam pendistribusian bahan baku
maupun produk jadi.
4.2 Perencanaan kapasitas produksiDari sumber bahan baku sendiri, di daerah Indramayu kapasitas produksi
per tahun mencapai 7.447.075. Sehingga tiap bulannya, kapasitas produksi
mencapai 545,24 ton, dan tiap harinya adalah 20,25 ton (BPS, 2009). Pabrik mini
rengginang ini beroperasi 6 hari dalam 1 minggu, sehingga hanya 24 hari kerja
dalam seminggu. Dilihat dari ketersediaan bahan baku yang ada serta mesin dan
peralatan yang dibutuhkan, maka pabrik mini rengginag ini memiliki kapasitas
produksi 500 kg tiap harinya. Rencana produksi perhari, Dengan tenaga kerja
bagian produksi yang hanya berjumlah 17 orang karyawan, dapat mengolah 500
kg beras ketan setiap harinya. Kapasitas produksi rata-rata yang dihasilkan
sebanyak 2000 bungkus yang masing-masingnya berisi 60 keping rengginang
dengan berat per-kemasan sebesar 300 gram.
4.3 Bahan BakuBahan baku yang digunakan dalam pembuatan mini rengginang adalah
beras ketan, garam dan gula, bumbu serbuk rasa keju, sapi, dan balado, serta
air. Supply bahan baku akan dilakukan oleh mitra supplier beras ketan di daerah
Lumajang. Penyuplaian akan dilakukan seminggu sekali sebanyak 10000 kg
beras ketan. Sehingga jika dipasaran beras ketan tiba-tiba kosong, maka dapat
dilakukan penyimpanan. Sedangkan untuk bahan pendukung lain yang sifatnya
mudah disimpan dalam jangka waktu lama seperti gula, garam, bumbu dalam
bentuk serbuk, dapat dibeli dalam jumlah yang banyak dan dapat disimpan.
Supplier berasal dari 3 mitra. Yakni CV Kencama wungu, CV Tirta Nusantara, CV
Lumbung Harapan.
4.4 Proses Produksi4.4.1 Diagram Alir
4.4.2 Neraca Massa
In Berat/kg Out Berat/kg
Beras ketan 500 Beras ketan 499,5
scrab 0,5
Total 500 500
In Berat/kg Out Berat/kg
Beras Ketan 499,5 Beras Ketan 500
Air 10 Air 9,5
509,5 509,5
In Berat/kg Out Berat/kg
Beras Ketan
bersih
509,5 Rendaman Beras
ketan
519,5
Air 10
Total 519,5 519,5
Rendaman beras
ketan
519,5 Beras ketan 509,5
Air 10
Total 519,5 519,5
In Berat/kg Out Berat/kg
Beras ketan 509,5 Beras ketan 517,5
Air 10 Uap air 2
Total 519,5 Total 519,5
In Berat/kg Out Berat/kg
Beras ketan ½
tanak
517,5 Beras ketan ½
tanak dengan
bumbu
521,5
Bawang putih
halus
2
Garam 2
Total 521,5 Total 521,5
In Berat/kg Out Berat/kg
Beras ketan ½
tanak
521,5 Beras ketan tanak
dengan bumbu
529,5
Air 10 Uap air 2
Total 531,5 Total 531,5
In Berat/kg Out Berat/kg
Beras ketan
tanak dengan
bumbu
529,5 Beras ketan
dengan ukuran
yang diharapkan
529,5
Total 529,5 Total 529,5
In Berat/kg Out Berat/kg
Beras ketan
dengan ukuran
yang diharapkan
kering
529,5 Beras ketan
dengan ukuran
yang diharapkan
kering
Air
519,5
10
Total 529,5 Total 529,5
In Berat/kg Out Berat/kg
Beras ketan
dengan ukuran
yang diharapkan
kering
Minyak
519,5
5
Rengginang
Uap Air
498
26,5
Total 524,5 Total 524,5
In Berat/kg Out Berat/kg
Rengginang 498 Rengginang
Minyak
497
1
Total 498 Total 498
In Berat/kg Out Berat/kg
Rengginang
Bumbu
497
2
Rengginang 499
Total 499 Total 499
In Berat/kg Out Berat/kg
Rengginang
Plastik PP
499
1
Rengginang
dalam kemasan
500
Total 500 Total 500
4.4.3 OPC
4.4.4 Assembly Chart
4.4.5. Flow Process Chart
Nama Proses Simbol Jarak Jumlah
Waktu
Beras ketan datang * - 500 -Disortir * 1 500 15'Dicuci * - 509,5 5'Direndam * - 519,5 120'Ditiriskan * - 509,5 20'Dikukus 1/2 matang * 2 517,5 90'Dikukus matang * - 529,5 90'Dicetak * 1 529,5 5'Dikeringkan * 3 519,5 180'Digoreng * 1 498 30'Ditiriskan * - 497 5'Diberi perasa makanan * 2 499 5'Ditimbang * - 500 2'Dikemas * - 500 10'Disimpan * 1 500 -
11 577'
4.5 Kebutuhan Mesin Dan Peralatan4.5.1 Spesifikasi dan Kapasitas
No. Nama Proses Nama Mesin/Alat
Fungsi Kapasitas Jumlah Batch/Continue Spesifikasi Perawatan
1. Penyortiran Mesin Pengayak / Vibrator Screen
Memisahkan beras ketan dari kotoran-kotoran ringan seperti kulit
100 kg/jam 1 Batch Kapasitas 100kg/ jam
Dimensi : p = 150cm, l= 180cm, t= 60cm
Daya : 570 Watt
Bahan : Stainless Steel
Perawatan dilakukan 3 bulan sekali. Umur mesin 10 tahun
2. Pencucian Meja pencuci dgn 4 kran air
Mencuci beras ketan yang telah disortasi
100 kg/jam 2 Batch Dimensi: p= 2,5 m, l= 0.65 m, t= 1,25mBahan : stainless steel
Perawatan dilakukan setiap hari. Umur meja 10 tahun
Keranjang Tempat mencuci beras
1,5 kg/ keranjang
20 Dimensi : 35x30x30 cm3Bahan : plastic
Umur keranjang 3 tahun
3. Penirisan Meja Meniriskan beras sementara
50 10 Dimensi : 4x0,5x1,5 mBahan stainless steel
Umur meja 3 tahun
4. Perendaman Box Merendam beras
50 kg 10 Dimensi : 63,1x41,6x32 cmBahan : plastik
Umur box 3 tahun
5. Penirisan Keranjang peniris
Meniriskan beras
1,5 kg/ keranjang
20 Dimensi : 35x30x30 cm3Bahan : plastik
Umur simpan 3 tahun
Rak peniris Meniriskan beras
Umur rak 10 tahun. Perawatan dilakukan setiap hari
6. Pengukusan Mesin Rice Cooker
Mengukus beras
96 kg/jam 1 Batch Dimensi 140x67x156 cmBerat 270 kg
Umur mesin 10 tahun. Perawatan dilakukan setiap hari
7. Pelarutan Tong pencampur dan pengaduk
Melarutkan bumbu-bumbu
50-100 liter/ proses
1 Dimensi 90x80x130 cmDaya : 2 HP
Umur tong 3 tahun. Perawatan dilakukan setiap hari
8. Pencetakan Alat cetak rengginang (manual pekerja)
Mencetak rengginang (d = 1,5 cm)
30 kg/ hari 4 Batch Dimensi 20x15x35 cm
Umur pencetak 10 tahun. Perawatan 3 bulan sekali
Keranjang Tempat menampung hasil cetakan
1,5 kg/ keranjang
Dimensi : 35x30x30 cm3Bahan : plastik
Umur keranjang 3 tahun. Perawatan dilakukan setiap hari
Meja Tempat melakukan pencetakan
4 orang pekerja/meja
1 Dimensi 4x0,5x1,5 mBahan stainless steel
Umur 3 tahun. Perawatan dilakukan setiap hari
9. Pengeringan Oven Mengeringkan rengginang
12 loyang (1 loyang= 6-10 kg)
1 Continue Dimensi 120x60x180 cmBahan stainless steelDaya 300 watt
Umur oven 10 tahun. Perawatan 3 minggu sekali
10. Penggorengan Vaccum frying
Menggoreng rengginang
10 kg/ proses
5 Batch Dimensi 182x130x135 cmBahan stainless steelDaya 1500 watt (2 HP)
Umur vaccum 10 tahun. Perawatan 3 minggu sekali
11. Penirisan Mesin peniris Memisahkan minyak dari kerupuk
10 kg/ proses
5 Batch Dimensi 43x63 cmBahan stainless steelDaya 400 wattPutaran 500-600 rpm
Umur mesin 10 tahun. Perawatan dilakukan setiap hari
12 Pemberian perasa
Keranjang Mencampur bumbu bubuk pada rengginang
3 kg 25 Dimensi: 31x20x7.5 cmBahan: plastik PP
Umur keranjang 3 tahun. Perawatan dilakukan setiap hari
13. Penimbangan Timbangan Menimbang rengginang sesuai spesifikasi
6 Batch Dimensi: 20x30x7 cm
Umur timbangan 10 tahun. Perawatan dilakukan setiap hari
14. Pengemasan plastik
Mesin continous sealer
Menutup plastik isi rengginang
3 Continue Dimensi 900x480x380 mm
Umur 3 tahun. Perawatan dilakukan setiap
Bahan plat : stainless steelDaya : 500 watt
hari
Meja penimbangan dan pengemasan
Tempat untuk menimbang dan mengemas
Dimensi 4x0,5x1,5 mBahan stainless steel
Umur 3 tahun. Perawatan dilakukan setiap hari
15. Pengemasan karton
4.6 Tata Letak4.6.1 Tipe Tata Letak
Tipe tata letak fasilitas produksi PT Mr. Crunchy menggunakan tipe
Process Layout. Mesin disusun berdasarkan urutan proses produksi. Yakni
dimulai dari storage hingga warehouse. Penentuan penggunaan Process Layout
ini berdasarkan jenis produk yang dihasilkan menurut variasi-variasi produk
dengan ketentuan yang digunakan dari perusahaan. Berikut gambar layout
perusahaan dari PT Mr. Crunchy.
Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui bahwa bagiaan atas atau
bagian utara paerusahaan merupakan area produksi dan bagian selatan
merupakan area kantor. Selain area atau fasilitas kegiatan produksi, Perusahaan
juga dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas tambahan guna mendukung kegiatan
produksi maupun administrasi di sekitar kawasan perusahaan.
Untuk fasilitas produksi yang digunakan PT. Mr. Crunchy, seperti gambar
dibawah yaitu, dari proses penyortiran lalu proses pencucian, dilanjutkan dengan
penirisan dan perendaman, lalu pengukusan serta pelarutan, kemudian proses
dilanjutkan dengan pencetakan menggunakan dua alat, kemudian proses
pengeringan dengan bahan steinlis, selanjutnya proses penggorengan,
penirisan, serta pemberian perasa pada produk, kemudian produk dikemas dan
siap dipasarkan.
Area Allocation Diagram (AAD)
Penyortiran Pencucian Perendaman
REC Penirisan
Pengemasan Pemberian rasa Pengukusan
WHS Penimbangan Pencetakan
SHP Penggorengan Pengeringan
Bagian QC Bagian salesBagian
DesignKaryawan Supervisor
Cleaning
service
Bagian
Marketing
Manajer
R&DManajer Produksi
Manajer
Keuangan
SatpamManajer
Pemasaran
Manajer
PersonaliaSekretaris R. Direktur
Dalam lingkungan aliran bahan, pertimbangan kritis yang perlu diperhatikan
adalah pola umum aliran bahan. Pola umum aliran bahan dapat dipandang dari
beberapa perspektif, yaitu aliran bahan pada stasiun kerja mandiri, aliran bahan
pada departemen, dan aliran bahan antar departemen. Pertimbangan ergonomis
dan ekonomis gerakan merupakan hal utama yang menjadi perhatian dalam
perencanaan aliran bahan pada tingkat stasiun kerja mandiri. Pola umum aliran
bahan pada di tingkat departemen sangat tergantung pada tipe departemennya
atau tipe tata letak mesin yang diterapkan. Misalnya pada tipe tata letak mesin
berdasrkan produk, maka tipe aliran bahan tergantung pada penempatan mesin-
mesin. Misalnya , end to end, back to back, front to front, circular, atau odd
angle.
Pabrik rengginang MR. CRUNCHY menggunakan tipe aliran Zig-Zag disebut
pola aliran berbentuk ular dan sangat baik diterapkan bila aliran proses produksi
lebih panjang daripada panjang area yang tersedia. Panjangnya proses produksi
diatasi dengan membelokkan aliran produksi, sehingga garis aliran produksi
bertambang panjang tanpa harus memperluas area produksi. Pola aliran
demikian dapat mengatasi keterbatasan area serta bentuk dan ukuran bangunan
pabrik yang ada.Dalam produksi rengginang ini dilakukan pemisahan proses
produksi sehingga ada beberapa proses yang perlu berdekatan. Misalnya pada
proses sortasi, pencucian dan perendaman beras ketan. Ketiga proses tersebut
diletakkan berdekatan untuk meminimalkan jarak tempuh serta mengelompokkan
proses yang membutuhkan ketersedian air yang cukup banyak.
Analisis Keterkaitan antar Aktivitas
Keterkaitan Hubungan Kerja antar Kegiatan yaitu hubungan aktifitas atau
kegiatan antara masing-masing bagian yang digambarkan oleh penting tidaknya
kedekatan ruangan. Dalam suatu organisasi pabrik harus ada hubungan yang
terikat antara suatu kegiatan dengan kegiatan lainnya yang dianggap penting
dan selalu berdekatan demi kelancaran aktifitasnya. Kegiatan tersebut berupa
aktivitas produksi, pelayanan kebutuhan karyawan, administrasi, inventory, dan
lain sebagainya. Oleh sebab itu maka dalam perencanaan tata letak fasilitas
harus dilakukan penganalisaan yang optimal untuk mencegah adanya
penghamburan waktu dan biaya akibat harus terselenggaranya suatu aktivitas.
Dalam pabrik rengginang MR. CHRUNCHY ini, kami menata mesin dan alat
sesuai dengan proses produksinya. Kedekatan satu proses dengan proses yang
lain sangat mempengaruhi jalannya produksi. Beberapa proses pembuatan
produk digabungkan pada satu wilayah agar jarak antara proses tidak terlalu
jauh. Misalnya dari proses pencucian dan perendaman, diletakkan berdekatan
agar dapat dengan mudah memperoleh air untuk mencucoi dan merendam.
Sedangkan proses sortasi diletakkan agak berjauhan dari pencucian agar bahan
baku beras ketan tidak terkena air. Kemudian dari proses perendaman ke tempat
pengukusan diletakkan agak berjauhan agar tidak terkontaminasi antara beras
ketan yang sudah matang dengan yang belum matang. Kemudian untuk
menghemat waktu, meja tempat mencetak rengginang diletakkan berdekatan
sehingga dapat langsing dicetak. Untuk mesin oven dan penggorengan
diletakkan cukup dekat agar dapat langsung diproses. Dari mesin
penggorengan kemudian dibawa ke mesin peniris yang berada cukup dekat.
Selanjutnya untuk pengemasan, berada di ruang yang cukup jauh agar tidak
terkontaminasi dan berada di ruangan yang tertutup dan dengan kadar air di
udara yang sedikit agar tidak melempem (keras).
Fasilitas Kantor
No Nama FasilitasUkuran Luas
(m²)Ʃ
Fasilitas
Ʃ Luas Lantai (m²)P L
1 Ruang Direktur 5 5 25 1 252 Ruang sekretaris 3 3 9 1 9
3R. Manajer Personalia 4 4 16 1 16
4 R. Manajer Produksi 4 4 16 1 16
5R. Manajer Pemasaran 4 5 20 1 20
6 R. Manajer R&D 3 4 12 1 127 R. Manajer Keuangan 5 4 20 1 208 Ruang Bagian Design 4 4 16 4 649 R. Bagian Marketing 4 3 12 3 36
10 R. Bagian Sales 3 3 9 7 6311 Ruang Bagian QC 4 3 12 1 12
12Ruang Cleaning service 4 4 16 3 48
13 Ruang Satpam 3 4 12 3 3614 Ruang Karyawan 3 4 12 3 3615 Ruang supervisor 4 4 16 1 16
Fasilitas Pendukung
No Nama FasilitasUkuran Luas
(m²)Ʃ
FasilitasƩ Luas
Lantai (m²)P L1 Ruang Rapat 10 10 100 1 1002 Lobby 13,5 10 135 1 1353 Toilet 3 3 9 5 454 Tempat Ibadah 27 20 540 1 5405 Kantin 30 20 600 1 6006 Pantri 5 5 25 1 257 Ruang Fotocopy 5 3 15 1 158 R. Penyimpanan Dokumen 5 4 20 1 209 Parkir 40 30 1200 1 1200
10 Ruang Ganti Karyawan 10 7 70 1 70
Fasilitas Produksi
No Nama FasilitasUkuran Luas
(m²)
Kelonggaran Ʃ Kelonggara
n
Ʃ Mesin Aktual
Luas Total (m²)P L FAS
75%BB
25%TK
50%1 Penyortiran 5 4 20 15 5 10 30 1 502 Pencucian 5 4 20 15 5 10 30 1 503 Perendaman 5 3 15 11,25 3,75 7,5 22,5 1 37,54 Penirisan 5 3 15 11,25 3,75 7,5 22,5 1 37,55 Pengukusan 5 3 15 11,25 3,75 7,5 22,5 1 37,56 Pencetakan 5 6 30 22,5 7,5 15 45 1 757 Pengeringan 4 3 12 9 3 6 18 1 308 Penggorengan 4 4 16 12 4 8 24 1 409 Pemberian rasa 4 4 16 12 4 8 24 1 40
10 Penimbangan 4 3 12 9 3 6 18 1 3011 Pengemasan 4 3 12 9 3 6 18 1 30
Fasilitas Penggudangan
No Nama FasilitasUkuran Luas
(m²)
Kelonggaran Ʃ Kelonggara
n
Ʃ Mesin Aktual
Luas Total (m²)P L FAS
75%BB
25%TK
50%
1 Storage 8,84 10 88,49 66,367522,122
5 44,245 132,735 1221,22
52 Warehousing 12,075 8 96,6 72,45 24,15 48,3 144,9 1 241,53 Receiving 5,05 7 35,396 26,547 8,849 17,698 53,094 1 88,494 Shipping 9,66 4 38,64 28,98 9,66 19,32 57,96 1 96,6
BAB VASPEK LINGKUNGAN
5.1 Konsep dan Rencana Pengelolaan Limbah
Ketika akan memilih Indramayu, sebagai lokasi didirikannya pabrik mini
rengginang ini, maka ada beberapa hal yang dijadikan pertimbangan dalam
memilih lokasi tersebut, salah satunya adalah terkait dengan limbah yang
dihasilkan karena akan berdampak langsung pada masyarakat yang tinggal di
sekitar pabrik. Dimana, dalam pabrik mini rengginang ini, beras ketan merupakan
bahan baku utama pembuatan rengginang. Untuk limbah yang dihasilkan dari
proses pembuatan mini rengginang ini, adalah limbah cair berupa air cucian
beras ketan dan limbah minyak goreng hasil dari penggorengan rengginang.
Karena limbah cair merupakan air sisa hasil proses produksi yang sudah tidak
dapat dimanfaatkan lagi dan harus dikelola agar tidak menimbulkan pencemaran
dan penurunan kualitas lingkungan. Untuk limbah cair yang berbahaya, yaitu
minyak hasil penggorengan yang sudah digunakan berkali–kali, maka harus
dibuat kolam penampungan air limbah. Untuk limbah cair dari hasil pencucian
beras ketan, dibuang dengan cara dialirkan ke saluran pembuangan ke kolam
limbah yang ada di pabrik, karena tidak terlalu berbahaya jika limbah tersebut
meresap ke dalam tanah.
Karena, seiring dengan didirikannya pabrik mini rengginang ini, maka
akan bertambah juga pemukiman penduduk di sekitar pabrik. Hal ini
dikarenakan, untuk memudahkan mereka dalam bekerja. Karena, tenaga kerja di
pabrik mini rengginang ini adalah berasal dari masyarakat yang tinggal di sekitar
pabrik. Suatu industri atau pabrik memiliki konsep yang berbeda dalam
mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan dari setiap kali proses produksi. Salah
satunya adalah dengan cara minimasi limbah, dimana minimasi limbah
merupakan implementasi untuk mengurangi jumlah dan tingkat cemaran limbah
yang dihasilka dari suatu proses produksi dengan cara pengurangan,
pemanfaatan dan pengolahan limbah lebih lanjut. Jika dalam proses produksi
mini rengginang ini menghasilkan product reject, atau dengan kata lain produk
yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi atau standar kualitas yang
ditetapkan, maka produk tersebut akan masuk ke proses produksi untuk diolah
lagi dan akan dijual ke pasar dengan harga yang lebih rendah. Hal ini dilakukan
untuk mengurangi jumlah limbah yang ada dengan cara menggunakan kembali
limbah dengan cara yang efisien.
Model Sumur Peresapan untuk Limbah
5.2 Tata cara pengolahan limbah minyak pada PT. CrunchyA. Proses pengolahan
Proses pengolahan secara biologis dapat dilakukan secara aerob
maupun anearob, beberapa teknik yang dapat diterapkan adalah landfarming,
biopile, composting atau teknik-teknik lain yang layak digunakan.
1. Bahan pencampur dapat ditambahkan pada limbah dengan tujuan untuk
mengoptimalkan proses penguraian limbah minyak buminoleh
mikroorganisme dengan persyaratan perbandingan maksimum antara limbah
dan bahan pencampur adalah 1:1
2. Bahan penggembur (bulking agent) dapat ditambahkan untuk
meningkatkan porositas campuran limbah minyak bumi dengan
memanfaatkan bahan yang tersedia di sekitar lokasi pengolahan.
3. Pada proses pengolahan yang dilakukan secara aerob, maka pemberian
oksigen (aerasi) perlu dilakukan dengan cara mensuplai oksigen melalui
pipa-pipa, pengadukan manual atau dengan alat berat.
4. Kelembaban optimum dari proses pengolahan perlu dijaga dengan cara
menyiramkan atau menyemprotkan dengan air.
5. Pengaturan pH optimum (mendekati pH netral) terhadap proses
pengolahan merupakan faktor yang perlu diperhatikan.
6. Penambahan zat makanan atau unsur hara untuk meningkatkan proses
penguraian limbah minyak bumi dapat dilakukan dengan mempertimbangkan
faktor-faktor lain, seperti kemungkinan terjadinya pencemaran lain atau
timbulnya bau yang mengganggu.
7. Untuk mempercepat proses penguraian limbah minyak, mikroorganisme
pengurai limbah minyak local dapat diaktifkan dengan cara memberikan
zat makanan/unsure hara dan mengoptimalkan kondisi lingkungan.
8. Mikroorganisme pengurai limbah minyak yang diperoleh dari luar
dipersyaratkan bukan merupakan organisme pathogen, bukan termasuk
organisme hasil rekayasa genetic dan apabila produk import digunakan harus
seijin dari instansi Departemen Pertanian.
9. Bahan surfaktan yang digunakan pada proses pengolahan biologis harus
bersifat mudah diurai dan non-toksik (disertai MSDS).
10. Proses pencampuran atau pengadukan (mixing) dilakukan secara teratur
dan periodic untuk mengoptimalkan proses pengolahan secara biologis.
11. Air luapan atau air lindi yang berada di kolam penampung dapat disirkulasi
kembali ke unit pengolahan untuk menjaga kelembaban.
12. Jika air luapan atau air lindi tersebut dibuang ke lingkungan maka limbah cair
tersebut diperlakukan sebagai limbah cair.
Setelah dilakukan pengelolaan limbah, maka PT Crunchy akan melakukan
evaluasi kinerja pengolahan. Yakni sebagai berikut :
1. Keberhasilan proses pengolahan secara biologis dalam menurunkan kadar
TPH/ oil content sampai memenuhi criteria yang dipersyaratkan dievaluasi
untuk melihat efektifitas penguraian limbah minyak bumi secara biologis
dengan ketentuan waktu maksimum pengolahan adalah 8 (delapan) bulan.
2. Jika proses pengolahan memakan waktu lebih dari 8 (delapan) bulan,
maka evaluasi ulang dilakukan untuk meningkatkan kinerja proses
pengolahannya.