· web viewpeninjauan lapangan ke rumah penduduk yang rumahnya berada persis garis diperbatasan,...

17
1 EXECUTIVE SUMMERY LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI I DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DALAM RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2009 – 2010 TANGGAL 8 – 11 DESEMBER 2009

Upload: ngothuan

Post on 31-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1:  · Web viewPeninjauan lapangan ke rumah penduduk yang rumahnya berada persis garis diperbatasan, dimana sebagian rumahnya ada di wilayah Indonesia dan sebagian lainnya ada di wilayah

1

EXECUTIVE SUMMERYLAPORAN KUNJUNGAN KERJA

KOMISI I DPR RI

KE PROVINSI KALIMANTAN TIMURDALAM RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2009 – 2010

TANGGAL 8 – 11 DESEMBER 2009

Page 2:  · Web viewPeninjauan lapangan ke rumah penduduk yang rumahnya berada persis garis diperbatasan, dimana sebagian rumahnya ada di wilayah Indonesia dan sebagian lainnya ada di wilayah

EXECUTIVE SUMMERY

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI I DPR RI

KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

DALAM RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2009 – 2010

TANGGAL 8 – 11 DESEMBER 2009

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Salam Sejahtera bagi kita semua,

Yang Saya Hormati, Pimpinan dan Anggota Komisi I DPR RI,

Pada kesempatan yang baik ini, marilah kita tidak henti-hentinya memanjatkan puji

dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas perkenan dan

karunia-Nya, pada hari ini kita dapat hadir dalam Rapat Pleno Komisi I dalam keadaan

sehat wal’afiat, guna mendengarkan laporan kunjungan kerja Komisi I ke Provinsi

Kalimantan Timur.

Kunjungan Kerja Komisi I DPR RI ke Provinsi Kalimantan Timur dilaksanakan

berdasarkan Surat Keputusan Pimpinan DPR RI Nomor: 84/PIMP/I/2009-2010 tanggal

26 November 2009 tentang Penugasan kepada Anggota Komisi I s/d Komisi XI dan

Badan Legislasi DPR RI untuk melakukan Kunjungan Kerja Berkelompok dalam reses

Masa Persidangan I Tahun Sidang 2009 – 2010.

Sehubungan dengan hal diatas, berdasarkan hasil keputusan Rapat Komisi I, pada

Masa Reses I Tahun Sidang 2009 – 2010, Komisi I mengadakan kunjungan kerja ke 3

(tiga) Provinsi yaitu Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi

Papua. Tujuan utama dari kunjungan kerja tersebut adalah dalam rangka

2

Page 3:  · Web viewPeninjauan lapangan ke rumah penduduk yang rumahnya berada persis garis diperbatasan, dimana sebagian rumahnya ada di wilayah Indonesia dan sebagian lainnya ada di wilayah

pengawasan terhadap pelaksanaan program-program pemerintah terutama yang

terkait dengan pembangunan di wilayah perbatasan dan permasalahan di wilayah

perbatasan dilihat dari aspek pertahanan, luar negeri serta komunikasi dan

informatika.

Provinsi Kalimantan Timur dipandang tepat untuk dijadikan sebagai salah satu tujuan

dari Kunjungan Kerja dalam rangka pengawasan terhadap pelaksanaan program-

program pemerintah terutama yang terkait dengan pembangunan di wilayah

perbatasan dan permasalahan di wilayah perbatasan, antara lain:

Pertama, Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang

berbatasan langsung dengan Malaysia dengan panjang perbatasan di darat mencapai

1.038 Km dimana terdapat terdapat wilayah-wilayah sengketa seperti halnya blok

Ambalat dan garis batas yang belum disepakati oleh Negara Indonesia ddan

Malaysia. Panjangnya garis perbatasan tersebut tidak sebanding dengan jumlah

perbatasan yang ada dan kondisi geografis juga mendukung timbulnya pos-pos illegal

sehingga menyebabkan timbulnya kerawanan-kerawanan seperti illegal logging,

human trafficking, illegal trading, narkoba, terorisme, dan sebagainya;

Kedua, Provinsi Kalimantan Timur merupakan daerah transit Tenaga Kerja Indonesia

(TKI) yang ingin bekerja ke Malaysia. Besarnya minat TKI yang ingin bekerja

menyebabkan kerawanan-kerawanan karena terbatasnya pos-pos perbatasan dan

adanya TKI yang menyeberang ke Malaysia secara illegal;

Ketiga, Provinsi Kalimantan Timur memiliki sumber daya alam yang sangat besar

seperti minyak, gas, batubara kayu, dan ikan. Namun pembangunan di Provinsi

Kalimantan Timur belum merata dan khususnya pembangunan di daerah perbatasan

dirasakan masih jauh tertinggal dari Negara tetangga Malaysia, bahkan terdapat

sejumlah daerah yang sulit dijangkau (terisolasi) sehingga segala kebutuhan

hidupnya diperoleh dari Malaysia. Hal ini menyebabkan adanya perubahan orientasi

masyarakat di perbatasan yang cenderung ke Malaysia.

3

Page 4:  · Web viewPeninjauan lapangan ke rumah penduduk yang rumahnya berada persis garis diperbatasan, dimana sebagian rumahnya ada di wilayah Indonesia dan sebagian lainnya ada di wilayah

Pimpinan dan Anggota Komisi I yang Saya Hormati,

Kunjungan kerja Komisi I ke Provinsi Kalimantan Timur telah dilaksanakan selama 4

(empat) hari, yaitu tanggal 8 - 11 Desember 2009. Kunjungan tersebut diikuti oleh 7

(tujuh) orang Anggota Komisi I, yang terdiri dari nama-nama sebagai berikut:

NO. N A M A FRAKSI &

NO. ANGG.

KETERANGAN

1. H. HAYONO ISMAN, S.IP F.PD (A-450) KETUA TIM

2. Dra. Hj. SOEMIENTARSIH MUNTORO, M.Si

F.P HANURA (A-11)

SEKRETARIS TIM

3. Ir. FAYAKHUN ANDRIADI, M.Kom P.PG (A-200) ANGGOTA TIM

4. Drs. H.A. MUCHAMAD RUSLAN F.PG (A-211) ANGGOTA TIM

5. TANTOWI YAHYA F.PG (A-192) ANGGOTA TIM

6. ACHMAD BASARAH F.PDI PERJUANGAN (A-

357)

ANGGOTA TIM

7. H. ACHMAD DAENG SERE, S.Sos F. PPP (A-318) ANGGOTA TIM

Selama kunjungan kerja, Tim didampingi oleh 2 (dua) staf sekretariat Komisi I yaitu

Kasubag TU Sekretariat Komisi I Saudara Koko Surya Dharma, AKS, M.Si. dan Saudara

Agung Permata serta 1 (dua) orang Wartawan Kompas, yaitu Saudara Pascal S. Bin

Saju.

Dalam kunjungan kerja tersebut, Komisi I juga didampingi oleh pejabat dari Dephan,

Deplu dan Depkominfo, dengan nama-nama sebagai berikut :

4

Page 5:  · Web viewPeninjauan lapangan ke rumah penduduk yang rumahnya berada persis garis diperbatasan, dimana sebagian rumahnya ada di wilayah Indonesia dan sebagian lainnya ada di wilayah

Departemen Pertahanan1. BRIGJEN TNI PUGUH SANTOSO PEJABAT PENDAMPING DEPHAN

2. KOL. CTP. IR. HARMEN BATUBARA, MBA PEJABAT PENDAMPING DEPHAN

3 DEDEN DENI DORIS, S.E PENGHUBUNG DEPHAN

Departemen Luar Negeri4 HAMDANI PEJABAT PENDAMPING DEPLU

5. ARIEF IHSAN RATHOMY PENGHUBUNG DEPLU

Departemen Komunikasi dan Informasi6. DR. GATI GAYATRI, MA PEJABAT PENDAMPING DEPKOMINFO

7. DRS. JAMES PARDEDE PEJABAT PENDAMPING DEPKOMINFO

8. WAGE WIDIYANTO DEPKOMINFO

9. RASYIDAH M. DEPKOMINFO

10. GUNADI DEPKOMINFO

11. SISWOKO DEPKOMINFO

12. AGUS PURNOMO DEPKOMINFO

13. BAMBANG APRILANA, S.E, MM PENGHUBUNG DEPKOMINFO

Pimpinan dan Anggota Komisi I yang Saya Hormati,

Dalam Kunjungan Kerja ke Provinsi Kalimantan Timur, Komisi I DPR RI mengadakan

kegiatan peninjauan lapangan dan serangkaian pertemuan dengan berbagai pihak

yang merupakan pemangku kepentingan atau stakeholders dari Pembangunan di

daerah perbatasan dan segala permasalahannya. Adapun kegiatan Komisi I dapat

kami sampaikan sebagai berikut:

Selasa, tanggal 8 Desember 2009

1. Berangkat menuju Balikpapan, Kalimantan Timur.

2. Peninjauan lapangan ke Barak Prajurit TNI AD di Balikpapan.

3. Berangkat menuju Kota Tarakan.

4. Pertemuan dengan Walikota Tarakan, Muspida dan masyarakat.

5

Page 6:  · Web viewPeninjauan lapangan ke rumah penduduk yang rumahnya berada persis garis diperbatasan, dimana sebagian rumahnya ada di wilayah Indonesia dan sebagian lainnya ada di wilayah

Rabu, tanggal 9 Desember 2009

1. Berangkat menuju Kabupaten Nunukan..

2. Dilanjutkan dengan perjalanan menuju Tawau di Negara Bagian Sabah, Malaysia

dengan menggunakan Speedboat.

3. Peninjauan lapangan ke Kantor Perwakilan Tawau untuk melihat proses

“pemutihan” atau pelayanan pembuatan dokumen bagi TKI sehingga memiliki

dokumen yang sah (legal).

4. Peninjauan ke Pusat Tahanan Sementara di Tawau, yaitu lokasi tahanan bagi

pekerja illegal di Malaysia. Di lokasi tersebut terdapat lebih dari 100 TKI illegal

yang ditahan dari 300-an tahanan yang mayoritas berasal dari Philipina.

5. Pertemuan dengan Kepala Kantor Perwakilan Tawau.

6. Kembali ke Kabupaten Nunukan lewat Pulau Sebatik dengan menggunakan

Speedboat.

7. Peninjauan Lapangan ke Pulau Sebatik

a. Peninjauan ke Pos Angkatan Laut Sungai Pancang.

b. Peninjauan ke lokasi sengketa terkait dengan kasus semenisasi.

c. Peninjauan lapangan ke rumah penduduk yang rumahnya berada persis garis

diperbatasan, dimana sebagian rumahnya ada di wilayah Indonesia dan

sebagian lainnya ada di wilayah Malaysia.

d. Peninjauan lapangan ke Pos Angkatan Darat Aji Kuning Satgas Pamtas Yonif

611/Tawanglong dilanjutkan dengan pertemuan dan ramah-tamah dengan

Dan Satgas Yonif 611/Tawanglong, Camat Sebatik Barat, Muspida, tokoh

masyarakat dan pemuda.

8. Kembali ke Kota Nunukan dengan speedboat.

9. Pertemuan dengan Bupati Nunukan dan Muspida.

Kamis, tanggal 10 Desember 2009.

1. Berangkat menuju Kota Tarakan.

2. Peninjauan lapangan ke RRI Tarakan

a. Melihat kondisi RRI Tarakan.

b. Pertemuan dan ramah-tamah dengan karyawan RRI Tarakan.

6

Page 7:  · Web viewPeninjauan lapangan ke rumah penduduk yang rumahnya berada persis garis diperbatasan, dimana sebagian rumahnya ada di wilayah Indonesia dan sebagian lainnya ada di wilayah

c.3. Pertemuan dengan Danlanal Tarakan dan Danlanud Tarakan.

4. Berangkat menuju Kota Balikpapan.

5. Pertemuan dengan Gubernur Provinsi Kalimantan Timur, Pangdam VI

Tanjungpura, dan Kapolda Kaltim.

6. Pertemuan dengan Kaposwil BIN.

Jum’at, tanggal 11 Desember 2009.

1. Peretemuan dengan Pimpinan PT. Telkom Kaltim, Pimpinan PT. Pos Kaltim,

Kepala Stasiun LPP TVRI Samarinda, Kepala Stasiun RRI Samarinda; Ketua KPID

Balikpapan, Kepala Balai Monitoring Balikpapan, dan Perwakilan Telepon

Seluler.

2. Kembali ke Jakarta.

Pimpinan dan Anggota Komisi I yang Saya Hormati,

Dari hasil pertemuan dan kunjungan ke lapangan di Provinsi Kalimantan Timur, Tim

Kunjungan Kerja Komisi I menemukan hal-hal sebagai berikut :

A. BIDANG PERTAHANAN

1. Panjang garis perbatasan di Provinsi Kalimantan Timur tidak sebanding

dengan ketersediaan pos perbatasan sehingga menimbulkan kerawanan-

kerawanan seperti penyelundupun, perdagangan manusia, infiltrasi,

terorisme, dan sebagainya. Oleh karena itu, perlu ada penambahan pos lintas

batas di daerah-daerah yang dianggap rawan dan mengoptimalkan pos lintas

batas yang sudah ada.

2. Kemampuan TNI dalam mengawal perbatasan sangat minim baik dari jumlah

personil (baru mencapai 71,37%) maupun sarana dan prasarana yang

menunjang kegiatan operasional TNI baik dari matra Darat, laut dan Udara.

7

Page 8:  · Web viewPeninjauan lapangan ke rumah penduduk yang rumahnya berada persis garis diperbatasan, dimana sebagian rumahnya ada di wilayah Indonesia dan sebagian lainnya ada di wilayah

Untuk meningkatkan keamanan di wilayah Kalimantan Timur Bagian Utara

perlu dukungan untuk meningkatkan kemampuan personil dengan

membentuk satuan baru dan penambahan dukungan alutsista.

3. Kedaulatan Negara di wilayah NKRI merupakan “harga mati” yang harus

dijaga dan dipertahankan. Terkait dengan klaim Malaysia terhadap Blok

Ambalat, TNI perlu memperkuat penjagaan disekitar perairan ambalat dengan

menambah patroli laut dan udara serta membangun bagan-bagan nelayan

yang nantinya dapat digunakan oleh nelayan juga sebagai pos laut TNI.

4. Untuk menjaga kedaulatan Negara di laut dalam rangka menghadapi sengketa

perbatasan dengan Malaysia serta menjaga keamanan di perairan Indonesia,

perlu segera merealisasikan perubahan status Lanal Tarakan menjadi

Lantamal.

5. Untuk menjaga kedaulatan di udara Lanud Tarakan perlu didukung dengan

kemampuan radar yang baik yang dapat menjangkau seluruh wilayah

Kalimantan bagian utara termasuk suku cadangnya sehingga dapat beroperasi

terus-menerus (tidak lagi terjadi blank spot) serta mengupayakan agar

kemampuan Runaway ditingkatkan sehingga dapat didarati oleh pesawat F-

16.

6. Dukungan Polri dalam pengamanan di daerah perbatasan masih sangat

terbatas. Dengan semakin meningkatnya kejahatan Trans Nasional, perlu ada

penambahan personil Polri dan Pos Polisi di daerah perbatasan.

7. Kesejahteraan TNI, Polri dan PNS di daerah perbatasan perlu ditingkatkan,

karena biaya hidup (living cost) di daerah perbatasan sangat tinggi. Perlu ada

tunjangan khusus untuk aparat yang bertugas di perbatasan dan terhadap

tunjangan yang sudah diterima perlu disesuaikan nilainya dengan tingkat

kemahalan di wilayah tersebut.

8

Page 9:  · Web viewPeninjauan lapangan ke rumah penduduk yang rumahnya berada persis garis diperbatasan, dimana sebagian rumahnya ada di wilayah Indonesia dan sebagian lainnya ada di wilayah

B. BIDANG LUAR NEGERI

1. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, masyarakat di daerah perbatasan

tergantung dari Malaysia yang bagi mereka lebih mudah untuk dijangkau.

Akibatnya, orientasi masyarakat khususnya generasi mudanya cenderung ke

Malaysia.

2. Untuk melindungi warga Negara Indonesia di Malaysia, Deplu telah membuka

pelayanan bagi Warga Negara di Kantor Perwakilan Tawau – Malaysia, untuk

melengkapi dirinya dengan dokumen agar dapat menjadi TKI legal. Sampai

saat ini masih banyak TKI yang masuk dan bekerja di Malaysia tidak dilengkapi

dengan dokumen resmi. Hal ini disebabkan karena:

a. Banyaknya jalur tidak resmi untuk masuk ke Malaysia;

b. Beberapa perusahaan di Malaysia yang lebih suka mempekerjakan TKI

illegal karena upahnya lebih murah;

c. Banyaknya TKI bermasalah sehingga status TKI yang semula legal menjadi

illegal karena dokumennya ditahan pihak tertentu (tekong); dan

d. Kurangnya sosialisasi Deplu mengenai layanan pembuatan dokumen bagi

TKI di Malaysia.

3. Keberadaan TKI illegal yang bekerja di Malaysia turut serta membawa

keluarga, akibatnya terdapat ribuan anak-anak TKI illegal yang terancam buta

huruf karena tidak bisa memperoleh pendidikan di Malaysia kecuali

mempunyai dokumen kependudukan dan akte yang sah. Terkait dengan hal

tersebut, Kantor Perwakilan Tawau perlu mengupayakan layanan pendidikan

formal maupun non formal kepada anak-anak TKI illegal dan mendorong para

TKI untuk segera menyelesaikan dokumen anak-anaknya (dokumen

kependudukan dan pembuatan akte kelahiran).

9

Page 10:  · Web viewPeninjauan lapangan ke rumah penduduk yang rumahnya berada persis garis diperbatasan, dimana sebagian rumahnya ada di wilayah Indonesia dan sebagian lainnya ada di wilayah

C. BIDANG KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

1. Jaringan seluler sudah mampu menjangkau sejumlah titik di daerah

perbatasan, bahkan jangkauannya sudah sampai ke Malaysia. Namun perlu

ditingkatkan jumlah jaringan seluler agar seluruh daerah diperbatasan dapat

menerima layanan telekomunikasi sehingga akses ke daerah terpencil semakin

terbuka dan lebih murah.Kendala utama dalam bidang komunikasi adalah

kurangnya pasokan listrik serta sulitnya menjangkau daerah terpencil karena

kondisi geografis dan infrastruktur jalan darat yang belum memadai.

2. Pelayanan Pos Indonesia sudah dapat menjangkau seluruh wilayah

perbatasan, namun masih terdapat kendala antara lain: biaya operasional

dibanding revenue tidak proporsional, peluang pasar sangat minim dan

terbatas (sisi bisnis tidak menguntungkan), kesejahteraan karyawan belum

sesuai standar (tidak ada tunjangan khusus), biaya hidup mahal, sarana dan

Prasarana infrastruktur terbatas dan mahal, potensi kerugian sangat besar,

dan Low Investment. Pemenuhan dana PSO tidak berdasarkan kebutuhan,

tetapi berdasarkan ketersediaan anggaran Negara. Dampak dana PSO kurang

dari usulan sehingga menyebabkan kerugian PT. POS antara lain: menurunkan

kinerja PT Pos Indonesia secara keseluruhan, menurunnya tingkat kualitas

pelayanan Pos di daerah pedesaan dan wilayah terpencil (perbatasan) dan

menurunkan kesejahteraan karyawan.

3. TVRI Kaltim mengalami kendala dalam mengoperasionalkan programnya

karena minimnya dukungan anggaran dan kondisi peralatan operasional yang

sudah menurun. Kondisi pemancar hanya 30%-40% sehingga tidak dapat

menjangkau seluruh wilayah perbatasan.

4. Dalam melaksanakan tugas operasional, RRI Samarinda mengalami

keterbatasan anggaran sehingga sulit untuk meningkatkan kualitas siaran.

10

Page 11:  · Web viewPeninjauan lapangan ke rumah penduduk yang rumahnya berada persis garis diperbatasan, dimana sebagian rumahnya ada di wilayah Indonesia dan sebagian lainnya ada di wilayah

5. Terjadi tumpang tindih aturan dengan Ditjenpostel berdasarkan UU No 36

Tahun 1999 dan UU Penyiaran. Perlu mengembalikan kewenangan KPI

sebagaimana yang diatur pasal 33 ayat (4) huruf d yang menyatakan bahwa

alokasi dan penggunaan spektrum frekuensi radio oleh pemerintah atas usul

KPI.

6. Terkait dengan penggunaan dan pengawasan frekuensi, kemampuan Bali dan

Loka Monitoring perlu ditingkatkan baik dari segi peralatan maupun personil

agar pengawasannya dapat menjangkau seluruh wilayah di Kalimantan Timur.

Pimpinan dan Anggota Komisi I yang Saya Hormati,

Berdasarkan temuan yang kami sampaikan di atas, Tim Kunjungan Kerja Komisi I ke

Provinsi Kalimantan Timur menyampaikan saran sebagai berikut :

1. Perlu dilakukan pembangunan yang terpadu dan komprehensif di wilayah

perbatasan untuk memacu perumbuhan ekonomi dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat di daerah perbatasan dalam rangka melindungi

wilayah NKRI dan warga Negara dari ancaman terhadap kedaulatan Negara dan

disintegrasi.

2. Perlu dibentuk suatu badan/lembaga yang secara khusus menangani wilayah

perbatasan, dimana badan tersebut bertangung jawab langsung kepada Presiden.

3. TNI harus berada di seluruh titik perbatasan wilayah Indonesia, termasuk di

sekitar perairan Ambalat. Oleh karena itu, sarana dan prasarana TNI baik AD, AL,

dan AU di daerah perbatasan dari segi kualitas maupun kuantitas perlu

ditingkatkan.

4. Kesejahteraan Prajurit TNI, Polri, dan PNS yang bertugas di daerah perbatasan

perlu ditingkatkan dan disesuaikan besarannya dengan kondisi geografis daerah

tempat mereka bertugas dan biaya hidup (living cost).

11

Page 12:  · Web viewPeninjauan lapangan ke rumah penduduk yang rumahnya berada persis garis diperbatasan, dimana sebagian rumahnya ada di wilayah Indonesia dan sebagian lainnya ada di wilayah

5. Pemerintah perlu melakukan sosialisasi yang lebih intensif ke perkebunan-

perkebunan tempat konsentrasi TKI illegal agar mereka secara sadar mau

melengkapi dirinya dengan dokumen resmi.

6. Pelayanan Pos dan telekomunikasi di Wilayah Perbatasan tetap harus mendapat

perhatian pemerintah karena keberadaannya sangat strategis. Oleh karena itu,

dana PSO untuk Pos Indonesia perlu disesuaikan dengan kebutuhan terutama

untuk daerah-daerah perbatasan terpencil.

7. Sarana dan prasarana bagi RRI dan TVRI khususnya di wilayah perbatasan harus

ditingkatkan agar masyarakat diperbatasan dapat menerima informasi dari media

nasional dalam rangka mempertahankan nasionalisme dan kesadaran berbangsa

masyarakat diperbatasan.

Pimpinan dan Anggota Komisi I yang Saya Hormati,Demikian Executive Summery Laporan Tim Kunjungan Kerja Komisi I DPR RI ke

Provinsi Kalimantan Timur. Laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan

bagi Komisi I dalam melakukan pembahasan dengan pemerintah khususnya mitra

kerja Komisi I pada Masa Sidang II Tahun Sidang 2009 – 2010.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Jakarta, 13 Januari 2010

TIM KUNJUNGAN KERJA KOMISI I DPR RIKE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

KETUA, SEKRETARIS,

Ttd ttd

H. Hayono Isman S.IP Dra. Hj. Soemientarsi Muntoro, MSi

12