library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2doc/2012-2... · web viewmetode nilai...
TRANSCRIPT
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Capital Budgeting
Menurut Van Horne (2005,p324) penganggaran modal (capital budgeting)
merupakan proses mengidentifikasi, menganalisa dan menyeleksi kegiatan-kegiatan
investasi yang pengembaliannya (arus kas) diharapkan lebih dari satu tahun.
Penganggaran modal merupakan alat manajerial yang sangat dibutuhkan. Salah satu
tugas seorang manajer keuangan adalah untuk memilih investasi dengan arus kas dan
tingkat pengembalian yang memuaskan. Oleh karena itu, seorang manajer keuangan
harus mampu memutuskan apakah suatu investasi cukup berharga untuk ditanamkan
modalnya dan bisa memilih dengan cerdas antara dua atau lebih alternatif. Untuk
dapat melakukan ini diperlukan suatu prosedur untuk mengevaluasi,
membandingkan, dan memilih proyek yang diperlukan. prosedur ini juga bisa kita
sebut capital budgeting.
Capital expenditure adalah sejumlah dana yang dibutuhkanuntuk suatu
proyek yang diharapkan dapat memberikan pemasukan dalam kurun waktu tertentu
melebihi jangka waktu satu tahun. contoh proyek-proyek ini antara lain investasi
dibidang pertambangan,properti, pabrik dan peralatan, riset, proyek pengembangan
dan kampanye periklanan atau proyek-proyek lainnyayang membutuhkan
pengeluaran modal dan menciptakan perputaran uang dimasa yang akan datang.
Terdapat banyak kriteria untuk menentukan suatu proyek. Beberapa pemegang
saham mungkin menginginkan perusahaan memilih proyek yang dapat menghasilkan
pendapatan yang besar dalam waktu singkat, sementara itu pemegang saham lain
mungkin akan menekankan pada pertumbuhan jangka panjang dengan memberikan
6
7
lebih sedikitperhatian terhadap performa jangka pendek. Dilihat dari sudut pandang
ini, akan cukup sulit untuk memuaskan kepentingan yang berbeda-beda dari semua
pemegang saham. Dengan adanya keterbatasan modal, menejemen perlu secara hati-
hati memutuskanapakah proyek tertentu secara ekonomisbisa diterima karena itu
kepemimpinan CEO dibutuhkan dalam hal ini.
2.1.1 Pengertian Arus Kas
Menurut Kasmir dan jakfar (2010,p92) cash flow merupakan arus kas atau
aliran kas yang ada diperusahaan dalam suatu periode tertentu. Cash flow
menggambarkan beberapa uang yang masuk (cash in) ke perusahaan dan jenis-jenis
pemasukan tersebut. Cash flow juga menggambarkan beberapa uang yang keluar
(cash out) serta jenis-jenis biaya yang dikeluarkan.
Uang masuk dapat berupa pinjaman dari lembaga keuangan atau hibah dari
pihak tertentu. Uang masuk juga dapat diperoleh dari penghasilan atau pendapatan
dari yang berhubungan langsung dengan usaha yang sedang dijalankan seperti
penjualan.
Uang keluar merupakan sejumlah uang yang dikeluarkan perusahaan dalam
suatu periode, baik yang langsung berhubungan dengan usaha yang dijalankan,
maupun yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan usaha utama. Uang keluar
ini merupakan biaya-biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk berbagai
keperluan yang berkaitandengan kegiatan usaha, seperti pembayaran cicilan utang
dan bunga pinjaman, biaya produksi, biaya tenaga kerja dan biaya-biaya lainnya.
Dalam cash flow semua data pendapatan yang akan diterima dan biaya yang
akan dikeluarkan baik jenis, maupun jumlahnya diestimasi sedemikian rupa,
sehingga menggambarkan kondisi pemasukan dan pengeluaran di masa yang akan
datang.
8
Estimasi pendapatan dan biaya merupakan perkiraan beberapa pendapatan yang akan
diperoleh dan beberapa besarnya biaya yang harus dikeluarkan dalam suatu periode.
Kemudian jenis-jenis pendapatan dan biaya apa saja yang dikeluarkan serta berapa
besar pendapatan yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan tiap pos. Pada akhirnya
cash flow akan terlihat pada kas akhir yang diterima perusahaan.
Jadi arus kas adalah jumlah uang yang masuk dan keluar dalam suatu
perusahaan mulai dari investasi dilakukan sampai dengan berakhirnya investasi
tersebut.Dalam hal ini diinvestasikan disuatu usaha.
Menurut Farah Margaretha (2004,p58) jenis-jenis cash flow yang dikaitakan
dengan suatu usaha terdiri dari:
1. Cash outflow atau initial invesment outlay
Kategori pertama adalah cash flow yang segera dibutuhkan untuk
membiayai aktiva dan menyiapkan aktiva itu beroperasi. contoh:
a) harga pembelian aktiva,
b) biaya pemasangan,
c) modal kerja,
d) biaya pelatihan,
e) biaya tenaga ahli,
f) hasil penjualan mesin lama (replacement)
2. Cash inflow atau procced
Kategori kedua adalah arus kas masuk yang diperoleh dari hasil
aktiva atau investasi baru. contoh:
a) tambahan penjualan
b) penghematan tenaga kerja, bahan baku, bahan bakar dan lain-
lain
9
3. Terminal cash flow
kategori ketiga adalah cash flow yang berkaitan dengan penutupan
proyek. contoh:
a) nilai sisa aktiva atau nilai residu,
b) investasi modal kerja
2.1.2 Investasi
2.1.2.1 Pengertian Investasi
Menurut Pendapat Halim (2005, p4) Investasi pada hakikatnya
merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk
memperoleh keuntungan di masa mendatang.
Menurut Bambang Wijayanta dan Aristanti Vidyaningsih (2007,
p130) pengertian investasi adalah pengeluran modal untuk pembelian aset
fisik seperti pabrik, mesin, peralatan dan persediaan, yaitu investasi fisik atau
rill.
Setiap investasi yang dilakukan mempunyai unsur ketidakpastian, pemodal
hanya bisa mengharapkan tingkat keuntungan yang akan diperoleh dan risiko
investasi yang akan diterima. Investasi diartikan sebagai pengorbanan dari
kekayaan yang dimiliki sekarang (sudah pasti) untuk memperoleh kekayaan
di masa yang akan datang (yang belum pasti).
2.1.2.2 Macam-macam Investasi
Menurut pendapat Halim (2005, p4) umumnya investasi dibedakan
menjadi dua, yaitu : investasi pada asset-asset finansial (financial assets) dan
investasi asset- asset rill (real assets). Investasi pada asset-asset finansial
10
dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial
paper, surat berharga pasar uang, dan lainnya. Investasi juga dapat dilakukan
di pasar modal misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi, dan lain-lain.
sedangkan investasi pada asset-asset rill dapat berbentuk pembelian asset
produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan
perkebunan dan lainnya.
2.1.2.3 Kebutuhan Investasi
Menurut Ahmad Subagyo (2007, p197) ketika mengadakan proses
analisis keuangan pengembangan usaha, tahap pertama yang dilakukan
adalah menentukan kebutuhan investasi untuk pengadaan harta tetap dan kebutuhan
modal kerja untuk operasional usaha atau sering disebut eksploitasi.
2.1.2.4 Penentuan biaya modal COC, WACC, MCC
Pengertian Cost of Capital menurut Jae K. Shim dan Joel G. Siegel
(2008, p157). adalah tingkat pengembalian yang perusahaan harus berikan
didalam securities perusahaan dalam rangka mempertahankan nilai pasarnya
Pengertian Weighted Average Cost of Capital menurut Rudianto
(2006, p363) adalah rata-rata tertimbang dari berbagai biaya modal khusus
pada saat tertentu. Biaya modal rata-rata tertimbang dihitung dengan cara
menjumlahkan biaya modal proporsional dari setiap jenis modal yang
digunakan perusahaan untuk berinvestasi.
Pengertian MCC menurut John Ogilvie (2009, p165) adalah
perbedaan antara total biaya dengan struktur modal yang ada dan total biaya
dengan struktur modal baru setelah investasi dilakukan.
11
2.1.3 Langkah-langkah Dalam Capital Budgeting
secara konseptual, capital budgeting mencangkup lima langkah yaitu:
a. Menghasilkan proposal kegiatan investasi yang sesuai dengan tujuan
strategis perusahaan.
b. Memperkirakan arus kas operasi tambahan setelah pajak bagi
kegiatan-kegiatan investasi.
c. Melakukan evaluasi arus kas tambahan dari kegiatan investasi.
d. Memilih kegiatan investasi berdasarkan kriteria nilai yang
memaksimalkan nilai.
e. Melakukan evaluasi setelah kegiatan investasi dilakukan dan
melakukan pemeriksaan audit setelah kegiatan investasi selesai,
secara berkesinambungan.
2.1.4 Kriteria Penetapan Perangkat Capital Budgeting
Menurut Subagiyo A. (2007) aspek keuangan membahas tentang kebutuhan
modal dan investasi yang diperlukan dalam mengembangkan usaha yang
direncanakan, kemudian merangkumnya dalam bentuk laporan keuangan dan
menganalisanya untuk menentukan kelayakan usaha tersebut.
Tujuan analisis ini adalah untuk mengevalusai keseluruhan pembahasan tiap-
tiap aspek yang membutuhkan dana dan modal kerja kedalam analisis investasi yang
ditinjau dari waktu pengembalian modal (payback period), tingkat pengembalian
(rate of return), tingat pengembalian investasi (return on invesment), dan nilai
sekarang bersih (net present value).
Penentuan kelayakan suatu proyek dapat dilakukan dengan menggunakan
beberapa metode perhitungan. Beberapa metode tersebut adalah sebagai berikut:
12
2.1.4.1 Payback period (PP)
Metode pemulihan investasi (Payback method) adalah metode
analisis kelayakan investasi yang berusaha untuk menilai
persoalan kelayakan investasi menurut jangka waktu waktu
pemulihan modal yang diinvestasikan. Jangka waktu pemulihan
modal (payback period) adalah jangka waktu yang di perlukan,
biasanya dinyatakan dalam satuan tahun, untuk mengembalikan
seluruh modal yang diinvestasikan.
2.1.4.2 Net present value (NVP)
Metode nilai sekarang adalah metode penilaian kelayakan
investasi yang menyelaraskan nilai yang akan datang arus kas
menjadi nilai sekarang dengan melalui pemotongan arus kas
dengan faktor pengurangan (diskon) pada tingkat biaya modal
tertentu yang diperhitungkan. Rumus dalam Metode Net Present
Value adalah :
Net Present Value = PV Proceed – PV Outlay
2.1.4.3 Profitability index (PI)
Indeks profitabilitas adalah rasio atau perbandingan antara
jumlah nilai sekarang arus kas selama umur ekonomisnya dan
pengeluaran awal proyek. Jumlah nilai sekarang arus kas selama
umur ekonomisnya hanya memperhitungkan arus kas pada tahun
pertama hingga akhir tahun, dan tidak termasuk pengeluaran awal.
Rumus yang digunakan dalam Profitability Indeks adalah :
13
Profitability Indeks = PV Proceed / PV Outlays
Kriteria keputusan dengan menggunakan indeks
keuntungan adalah menerima proyek jika Profitability Index lebih
besar atau sama dengan 1,00 dan menolak proyek jika Profitability
Index kurang dari 1,00.
1. Profitability Index (PI) ≥ 1,0 : Terima,
2. Profitability Index (PI) ≤ 1,0 : Tolak,
Kelemahan dan keuntungan dalam Profitability Index
yaitu:
A. Keuntungan :
a) Menggunakan arus kas.
b) Memakai nilai waktu luang.
B. Kelemahan :
a) Membutuhkan peramalan jangka panjang
yang detail mengenai pertambahan
keuntungan dan biaya.
2.1.4.4 Internal rate or return (IRR)
Metode tingkat pengembalian internal (IRR) adalah rasio laba
dari penanaman modal dalam jumlah tertentu dan dalam waktu
tertentu, dimana nilai arus kas masuk adalah sama dengan nilai
sekarang pengeluaran investasi inisial.
Pada tingkat bunga tersebut menggambarkan besarnya
Internal Rate of Return dari usul investasi tersebut, cara ini
dinamakan interpolasi.
14
Cara menghitung IRR:
Dimana ;
IRR = Internal Rate of Return yang dicari
P1 = Tingkat bunga ke- 1
P2 = Tingkat bunga ke- 2
C1 = NPV ke- 1
C2 = NPV ke- 2
2.1.4.5 Average Rate of Return
Metode Average Rate or Return atau sering disebut juga
dengan Accounting Rate of Return, menunjukkan prosentase
keuntungan netto sesudah pajak dihitung dari Average Investment
atau Initial Investment. Metode ini mendasarkan diri pada
keuntungan yang dilaporkan.
2.2 Studi Kelayakan Bisnis
2.2.1 Pengertian Studi Kelayakan
Berdasarkan pendapat Kamaludin (2004, p1-2) pengertian studi kelayakan
bisnis adalah suatu penelitian tentang tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan
pertimbangan akan mendapatkan manfaat ekonomis suatu bisnis. Pengertian tersebut
mempunyai tendensi bagi pelaku bisnis yang profit. Artinya, jika hasil penelitian dari
bisnis yang dilakukan memberikan tambahan kekayaan bagi pelaku bisnis maka
bisnis dianggap menguntungkan, dengan demikian ia akan mengambil bisnis
IRR = P1 – C1 xP2 – P1 C2 – C1
15
tersebut. Sebaliknya, jika hasil penelitian cenderung menunjukkan pengurangan
kekayaan bagi pelaku bisnis.
Menurut Subagyo (2008, p6) studi kelayakan bisnis adalah studi kelayakan
yang dilakukan untuk menilai kelayakan dalam pengembangan usaha.
Menurut Kashmir dan Jakfar (2007, p93) studi kelayakan bisnis adalah suatu
kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha yang
dijalankan, untuk menentukan layak atau tidaknya suatu bisnis dijalankan.
Berdasarkan beberapa definisi tentang studi kelayakan bisnis maka dapat
disimpulkan bahwa, studi kelayakan bisnis adalah sebuah penelitian bisnis yang
menganalisis layak tidaknya suatu bisnis dan juga apakah bisnis tersebut dapat
memberikan keuntungan kepada pemilik bisnis dalam jangka waktu tertentu.
2.2.2 Tujuan Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Kasmir dan Jakfar (2010, p12-13), paling tidak ada lima tujuan
mengapa sebelum suatu bisnis atau proyek dijalankan perlu adanya dilakukan studi
kelayakan, yaitu:
1. Menghindari resiko kerugian,
Untuk menghindari resiko kerugian di masa yang akan datang, karena dimasa
yang akan datang ada situasi ketidakpastian. Kondisi ini yang dapat
diramalkan akan terjadi atau memang dengan sendirinya terjadi tanpa dapat
diramalkan.
2. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan,
Dengan adanya berbagai rencana yang sudah disusun akan sangat
memudahkan pelaksaan bisnis. Para pelaksana yang mengerjakan bisnis
tersebut telah memiliki pedoman yang dapat dikerjaan. Kemudian pengerjaan
16
usaha dapat dilakukan secara sistematik sehingga tepat sasaran dan sesuai
dengan rencana yang sudah disusun.
3. Memudahkan perencanaan,
Jika kita dapat meramalkan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang,
maka akan mempermudah kita dalam melakukan perencanaa dan hal-hal apa
saja yang perlu direncanakan. Perencanaa meliputi beberapa jumlah dana
yang diperlukan, kapan usaha atau proyek akan dijalankan, dimana lokasi
proyek akan dibangun, siapa-siapa yang akan melaksanakanya, bagaimana
cara menjalankan, berapa besar keuntungan yang diperoleh, serta bagaimana
mengawasinya jika terjadi penyimpangan.
4. Memudahkan pengawasan,
Dengan telah dilaksanakannya suatu usaha atau proyek sesuai dengan
rencanayang disusun, maka akan memudahkan perusahaan untuk melakukan
pengawasan terhadap jalannya usaha. Pengawasan ini perlu dilakukan agar
pelaksanaan usaha tidak melenceng dari rencana yang telah disusun.
5. Memudahkan pengendalian,
Pengawasan dan pengendalian dalam operasi sebuah perusahaan besar perlu
dilakukan secara berkesinambungan. Proses yang salah dari keduanya akan
memberikan dampak buruk baik untuk kesehatan lingkungan maupun masa-
lah sosial lainnya. Adanya studi kelayakan bisnis akan lebih memudahkan
bagi pihak yang berwenang atau perusahaan terkait untuk melakukan
pengawasan serta pengendalian.
2.2.3 Manfaat Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Kamalludin (2004, p2) manfaat yang ditimbulkan dari adanya studi
kelayakan bisnis adalah:
17
1. Manfaat Finansial
Artinya bisnis tersebut akan menguntungkan bagi pelaku bisnis sendiri
apabila bisnis dibandingkan dengan resiko yang ditanggung.
2. Manfaat ekonomi nasional
Artinya bisnis tersebut jika dijalankan mampu menunjukkan manfaat yang
lebih luas bagi Negara, misalnya semakin tenaga kerja yang terserap,
pendapatan masyarakat meningkat, dsb.
3. Manfaat social
Artinya masyarakat sekitar lokasi bisnis tersebut memperoleh manfaat atas
bisnis yang dilakukan tersebut secara langsung maupun tidak langsung.
2.2.4 Tahapan Studi Kelayakan Bisnis
Tahap-tahap studi kelayakan bisnis menurut Umar H (2005, p21) sebagai
berikut:
1. Tahap penemuan ide
Tahap dimana wirausaha memiliki ide usaha yang kemudian di rumuskan dan
diidentifikasi. Ide yang akan dijalankan mempunyai potensi yang
menguntungkan.
2. Tahap penelitian
Setelah ide proyek dipilih, selanjutnya dilakukan penelitian yang lebih
mendalam dengan memakai metode ilmiah. Dimulai dengan menugumpulkan
data, mengolah data berdasarkan teori yang releven, menganalisis dan
menginterpretasikan hasil pengolahan data dengan alat-alat analisis yang
sesuai, menyimpilkan hasil sampai pada pekerjaan membuat laporan hasil
penelitian tersebut.
3. Tahap evaluasi
18
Tahap dimana evalusai terhadap usulan bisnis untuk perkiraan saat dibangun
dan saat dioperasionalkan secara rutin. Hal yang dibandingkan dalamevalusai
bisnis adalah seluruh biaya yang akan ditimbulkan oleh usulan tersebut serta
manfaat yang diperkirakanakan diperoleh.
4. Tahap pengurutan usulan yang layak
Tahap dimana melakukan penelitian rencana bisnis yang dianggap paling
penting direalisasikan. Kemudian menentukan rencana yang
diprioritaskan,dimana rencana tersebut memiliki skor tertinggi jika
dibandingkan dengan usulan yang ada berdasarkan kriteria-kriteria penilaian
yang ditentukan.
5. Tahap rencana pelaksanaan
Tahap untuk membuat rencana kerja pelaksanaan pembangunan proyek.
Mulai dari menentukan jenis pekerjaan, waktu pengerjaan, jumlah dan
kualifikasi tenaga pelaksanaan, ketersediaan dana, kesiapan manajemen dan
lain-lain.
6. Tahap pelaksanaan
Tahap merealisasikan pembangunan proyek kemudian melaksanakan
operasional bisnis secara rutin yang berupa fungsi keuangan, pemasaran,
produksi atau operasi, SDM dan manajemen agar selalu bekerja efektif dan
efisien dalam rangka meningkatkan laba perusahaan.
2.2.5 Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis
2.2.5.1 Aspek Pasar dan Aspek Pemasaran
Dalam sebuah studi kelayakan bisnis aspek pasar dan pemasaran
merupakan salah satu aspek yang paling penting, karena aspek pasar dan
19
pemasaran menentukan hidup atau tidaknya sebuah perusahaan di dalam
industri. Apabila aspek pasar dan pemasaran tidak diteliti secara benar maka
prospek kedepan sebuah perusahaan tidak akan tercitrakan secara benar yang
akan mengakibatkan tidak tercapainya tujuan perusahaan.
Pengertian pasar secara sederhana adalah tempat bertemunya para
penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi. Menurut Umar (2005, p35),
pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli atau saling
bertemunya antara kekuatan permintaan dan penawaran untuk membentuk
suatu harga.
Dalam menjalankan sebuah pemasaran bagi produk perusahaan,
manajemen pemasaran menjalankan 4 strategi pemasaran yang dikenal
dengan bauran pemasaran (marketing mix) atau 4p dalam pemasaran yang
terdiri dari 4 empat komponen, yaitu produk (product), harga (price),
distribusi (place) dan promosi (promotion). Menurut Umar (2005,p70)
terdapat 4 kebijakan pemasaran yang digunakan manajemen pemasaran yang
lazim disebut bauran pemasaran (Marketing-Mix) atau 4P yang terdiri dari 4
komponen, yaitu :
- Product (Produk).
Barang atau jasa yang ditawarkan dipasar untuk mendapatkan
perhatian, permintaan, pemakaian atau komisi yang dapat
memenuhi keinginan atau kebutuhan.
- Price (Harga)
Sejumlah kompensasi (uang maupun barang) yang dibutuhkan
untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang atau jasa.
- Place (Tempat)
20
Saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan
produk sampe ke konsumen atau berbagai aktivitas perusahaan
yang mengupayakan agar produk sampai ke tangan konsumen.
- Promotion (Promosi)
Promosi adalah kegiatan yang secara aktif dilakukan
perusahaan untuk mendorong konsumen membeli produk yang
ditawarkan.
2.2.5.2 Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia
Dalam menganalisis studi kelayakan bisnis aspek manajemen dan
SDM penting dianalisis karena dalam menjalankan sebuah organisasi,
manajemen satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan pekerjaan. Suatu
organisasi selalu diibaratkan dengan sebuah tubuh, apabila akan melakukan
sebuah perubahaan namun sebagian dari organ tubuh tidak siap untuk
menerima perubahan tersebut maka perubahan yang telah direncanakan tidak
akan dapat dijalankan.
1. Macam-macam perencanaan
Proses perencanaan untuk menghasilkan suatu rencana atau
rencana-rencana dapat dilihat dari beberapa sisi penting, antara lain
yaitu dari sisi jangka waktu manfaat rencana serta dari sisi tingkat
manajemen,yaitu dari sisi strategis dan operasional sebagai berikut:
1. Sisi jangka waktu
Jika dilihat dari waktu yang digunakan untuk
pengaplikasian suatu rencana, dikenal tigas bentuk
perencanaan, yaitu :
1. Perencanaan jangka panjang,
21
perencanaan semacam ini menjangkau waktu
sekitar 20 sampai 30 tahun kedepan. Rencana-
rencananya masih berbentuk garis besar yang
bersofat strategis dan umum.
2. Perencanaan jangka menegah,
menjangkau sekitar 3 sampai 5 tahun
kedepan.Perencanaan jangka panjang dipecah-
pecah menjadi beberapa kali pelaksanaan rencana
jangka menegah sehingga setiap tahap hendaknya
disesuaikan dengan prioritas.
3. Perencanaan jangka pendek,
perencanaan ini menjangkau waktu paling lama 1
tahun. Perencanaa ini lebih konkret dan lebih
terperinci, karena lebih jelas sasaran yang harus
dicapai termasuk dalam hal penggunaan sumber
daya.
2. Sisi tingkatan manajemen
Pada umumnya perencanaan bila digolongkan ke dalam
tingkatan manajemen akan terbagi dua, yaitu :
1. Perencanaan strategis,
perencanaan ini merupakan bagian dari manajemen
strategis. Perencanaan strategis lebih berfokus pada
bagaimana puncak menentukan visi, misi, falsafah,
dan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan
perusahaan dalam jangka panjang.
22
2. Perencanaan operasional,
merupakan bagian dari strategi operasional yang
lebih mengarah pada bidang fungsional
perusahaan.
3. Struktur organisasi
Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan
hubungan antara bagian dan produksi dalam perusahaan.
Struktur organisasi menjelaskan pembagian aktifitas kerja,
serta memperhatikan hubungan fungsi dan aktifitas
tersebut sampai batas-batas tertentu. Ada empat elemen
dalam struktur, yaitu:
1. Spesialisasi aktifitas,
mengacu dapat spesifikasi tugas-tugas perorangan
dan kelompok kerja di seluruh organisasi.
2. Standarisasi aktifitas,
merupakan prosedur yang digunakan organisasi
untuk menuju kelayakan aktifitas.
3. Koordinasi aktifitas,
adalah prosedur yang digunakan dalam
memadukan fungsi-fungsi sub-unit dalam
organisasi.
4. Besar unit kerja,
hubungan dengan jumlah pegawai yang berada
dalam suatu kelompok kerja.
2. Sumber Daya Manusia
23
Aspek selanjutnya yang perlu dianalisis adalah kesiapan
perusahaan yang berkaitan dengan manajemen sumber daya manusia
mulai dari pengadaan karyawan sampai penempatan di jabatan
tertentu.
Analisis jabatan Menurut Dr. Suliyanto (2010, p173) analisis
jabatan diartikan sebagai sutu proses yang sistematis untuk
mengumpulkan, menganalisis, dan menyintesiskan data jabatan.
Uraian jabatan memuat hal-hal seperti identitas jabatan, fungsi
jabatan, uraian tugas, wewenang, tanggung jawab, dan lain
sebagainya.
Perencanaan SDM merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
secara sistemati untuk meramalkan kebutuhan SDM dalam suatu
bisnis atau perusahaan. Pengadaan Tenaga Kerja Dalam pengadaan
tenaga kerja ini terdapat beberapa tahap yaitu:
A. Prorecurement,
merupakan upaya untuk memperoleh jumlah dan jenis tenaga
kerja yang tepat untuk memenuhi kebutuhan organisasi dalam
mencapai tujuan.
B. Recuitment,
adalah upaya pencarian calon karyawan yang memenuhi syarat
tertentu sehingga dari mereka perusahaan dapat memilih
orang-orang yang tepat untuk mengisi lowongan yang ada.
C. Seleksi,
adalah suatu proses untuk memilih tenaga kerja yang
memenuhi syarat yang telah ditentukan organisasi.
24
D. Penempatan,
setelah seseorang diseleksi dan dinyatakan cocok dengan
jabatannya, maka selanjutnya dilakukan orientasi, di mana
tugas digunakan untuk menyampaikan informasi yang harus
dilaksanakan dan standar kerja yang layak.
E. Kompensasi
Kompensasi adalah penghargaan atau imbalan yang diterima
oleh para tenaga kerja atau karyawan atas kontribusinya dalam
mewujudkan tujuan perusahaan.
F. Pengembangan
Selanjutnya pihak manajemen perlu melaksanakan fungsi
pengembangan terhadap karyawannya melalui pendidikan dan
pelatihan. Pendidikan dan pelatihan diberikan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan
sehingga mampu memenuhi tuntutaan organisasi dalam
menghadapi persaingan.
G. Integrasi
Integrasi merupakan fungsi operatif dari manajemen SDM
yang berkaitan dengan penyesuaian keinginan karyawan
dengan organisasi.
H. Pemeliharaan
Pihak manajemen harus terus berupaya memelihara
karyawannya dengan berbagai cara agar mereka tetap betah
dan merasa dihargai dalam organisasi tersebut
25
I. Pemutusan Hubungan Kerja
Banyak hal yang dapat menjadi faktor penyebab terjadinya
pemutusan hubungan kerja seorang karyawan dengan
perusahaan beberapa diantaranya adalah pensiun, permintaan
pengunduran diri karena alasan pribadi, dan pemecatan karena
melakukan kesalahan.
2.2.5.3 Aspek Hukum
Analisis dalam aspek ini ditujukan untuk mengindentifikasi beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi layak atau tidaknya suatu rencana bisnis
dijalankan dari sisi hukum seperti siapa pelaksana bisnis, bisnis apa yang
akan dilaksanakan, waktu pelaksanaan bisnis, dimana bisnis akan
dilaksanakan, bagaimana bisnis dilaksanakan, dan peraturan-peraturan serta
perundang-undang yang berlaku. Analisis terhadap aspek ini penting untuk
dilakukan untuk menghindari pemberhentian suatu rencana bisnis oleh pihak
yang berwajib atau protes dari masyarakat.
2.2.5.4 Aspek Lingkungan Industri
Umar (2005, p268) dalam bukunya mengutip competitive strategy
yang dikemukakan oleh Michael E Porter, dimana konsep tersebut
menganalisis persaingan bisnis berdasarkan 5 aspek utama yang disebut
sebagai Lima Kekuatan Bersaing.
1. Persaingan di Antara Perusahaan Sejenis
Persaingan antara perusahaan sejenis biasanya merupakan kekuatan
terbesar dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh
suatu perusahaan dapat berhasil jika mereka memberikan keunggulan
26
kompetitif dibandingkan strategi yang dijalankan perusahaan pesaing.
Perubahan strategi oleh satu perusahaan mungkin akan mendapatkan
serangan balasan seperti menurunkan harga, meningkatkan kualitas,
menambahkan fitur, menyediakan jasa, memperpanjang garansi,
meningkatkan iklan, dan pembaharuan kemasan. Menurut Porter yang
dikutip Umar (2005,p270), tingkat persaingan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu :
A. Jumlah Kompetitor
B. Tingkat Pertumbuhan Industri
C. Karakteristik Produk
D. Biaya Tetap yang Besar
E. Kapasitas
F. Hambatan Keluar
2. Kemungkinan Masuknya Pesaing Baru
Pendatang baru dalam suatu industri akan membawa kapasitas baru,
inovasi baru, modal baru, pemasaran yang baru, keinginan mendapatkan
pangsa pasar. Akibatnya, harga dapat menjadi turun atau biaya
membengkak sehingga mengurangi profitabilitas. Ancaman masuknya
pendatang baru bergantung pada rintangan masuk dan reaksi pesaing
yang sudah ada dalam mengantisipasi pendatang baru. Jika hambatan
besar atau pendatang dan pendatang baru merasakan kesulitan bersaing
terhadap pesaing yang telah ada maka ancaman dari pendatang baru akan
rendah. Menurut Umar (2005,p268) terdapat faktor-faktor yang dapat
27
menghambat masuknya pendatang baru ke dalam industri, sebagai
berikut:
A. Skala Ekonomi
B. Diferensiasi Produk
C. Kecukupan Modal
D. Biaya Peralihan
E. Akses ke Saluran Distribusi
F. Ketidakunggulan Biaya Independen
G. Peraturan Pemerintah
3. Potensi Pengembangan Produk Substitusi
Persaingan tidak hanya terjadi di perusahaan yang menghasilkan produk
sejenis namun perusahaan juga bersaing dengan perusahaan yang
menghasilkan produk pengganti. Produk pengganti membatasi laba
potensial dari industri dengan menetapkan harga maksimum yang dapat
diberikan oleh perusahaan dalam industri. Semakin menarik alternatif
harga yang ditawarkan oleh produk pengganti, semakin ketat pembatasan
laba industri. Produk pengganti seringkali timbul dengan cepat ketika
suatu perkembangan meningkatkan persaingan di industri mereka, dan
menyebabkan penurunan harga atau perbaikan kinerja.
4. Kekuatan Tawar-menawar Pemasok
Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawarnya terhadap para peserta
industri, dengan menaikkan harga atau mengurangi kualitas produk yang
28
ditawarkan, hal ini memberikan kekuatan pada pemasok untuk menaikan
harga. Namun bila banyak pemasok untuk suatu jenis barang, maka
biasanya daya tawar pemasok semakin kecil. Menurut Umar (2005,p272),
pemasok akan kuat apabila beberapa kondisi berikut :
A. Jumlah pemasok sedikit
B. Produk/pelayanan yang ada adalah unk dan mampu menciptakan
switching cost yang besar.
C. Tidak tersedia produk subtitusi.
D. Pemasok mampu melakukan integrasi ke depan dan mengolah
produk yang dihasilkan menjadi produk yang sama dihasilkan
perusahaan.
E. Perusahaan hanya membeli dalm jumlah yang kecil dari pemasok.
5. Kekuatan Tawar-menawar Pembeli
Pembeli bersaing dengan industri dengan memaksa harga turun, tawar-
menawar terhadap mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik,
serta berperan sebagai pesaing. Kekuatan dari tiap-tiap pembeli yang
penting dalam indsutri tergantung pada sejumlah karakteristik situasi
pasarnya pada kepentingan relatif pembeliannya dari industri yang
bersangkutan dibandingkan dengan keseluruhan bisnis pembeli tersebut.
Menurut Umar (2005, p272), ada beberapa kondisi yang dapat
memperkuat tawar menawar pembeli, yaitu :
a. Pembeli membeli dengan jumlah besar
29
b. Pembeli mampu memproduksi produk yang diperlukan
c. Sifat produk tidak terdiferensiasi dan banyak pemasok
d. Pembeli mempunyai tingkat profitabilitas yang rendah, sehinga
sensitif terhadap harga dan diferensiasi servis.
e. Produk perusahaan tidak terlalu penting bagi pembel, sehingga
pembeli dengan mudah mencari subsitusinya.
Gambar 2.1Strategi Lima Kekuatan Bersaing
2.2.5.5 Aspek AMDAL
Berkaitan dengan dampak yang diberikan kepada masyarakat karena
adanya suatu proyek tersebut:
1. Dari sisi budaya
Mengkaji tentang dampak keberadaan proyek terhadap kehidupan
masyarakat setempat, kebiasaan adat setempat.
2. Dari sudut ekonomi
Apakah proyek dapat mengubah atau justru mengurangi income per
capita penduduk setempat. Seperti seberapa besar tingkat pendapatan per
kapita penduduk, pendapatan nasional atau upah rata-rata tenaga kerja
setempat atau UMR.
30
3. Dan dari segi sosial
Apakah dengan keberadaan proyek wilayah menjadi semakin ramai, lalu
lintas semakin lancar, adanya jalur komunikasi, penerangan listrik dan
lainnya, pendidikan masyarakat setempat.
2.2.5.6 Aspek Keuangan
Dalam pembahasan studi kelayakan ini aspek keuangan adalah
merupakan suatu aspek yang sangat menentukan berjalannya invetasi yang
akan dilakukan. Karena aspek keuangan dapat menentukan rencana investasi
melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan cara
membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan
dana, biaya modal, kemampuan untuk membayar kembali investasi yang
telah dilakukan dalam waktu yang telah ditentukan, serta dapat menilai
apakah investasi tersebut berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Aspek
keuangan juga dapat dikatakan sebagai dasar terlaksana atau tidaknya suatu
investasi yang diinginkan. Maka dari itu dalam menilai investasi harus benar-
benar memperhatikan dana yang tersedia apakah dapat digunakan secara
maksimal demi mencapai tujuan dari perusahaan. Dalam aspek keuangan ini
juga membicarakan bagaimana memperkirakan kebutuhan dana yang
digunakan untuk aktiva tetap maupun untuk modal kerja.
2.3Pengertian Usaha Menengah
Pengertian usaha menengah didalam buku Restrukturisasi dan Penghapusan
Kredit Macet yang ditulis oleh Iswi Hariyani dan Rayendra L. Toruan (2010,p110)
yang dikutip dari pasal 1 dan pasal 6 UU 20/2008 adalah usaha ekonomi produktif
yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang
31
bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau
usaha besar, dan yang memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Memiliki kekayaan bersih laba lebih dari Rp 500 juta hingga Rp 10
miliar tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2,5miliar hingga Rp 5
miliar.
Kriteria Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) menurut UU ini digo-
longkan berdasarkan jumlah aset dan Omset yang dimiliki oleh sebuah usaha.
Asset Omzet
1. Usaha Mikro Maks. 50 Juta Maks. 300 Juta
2. Usaha Kecil > 50 Juta – 500 Juta > 300 Juta – 2,5 Miliar
3. Usaha Menengah > 500 Juta – 10 Miliar > 2,5 Miliar – 50 Miliar.
2.4Pengertian Storage (Alat Penyimpanan)
Menurut Kurweni Ukar (2006, p72) Storage adalah perangkat keras untuk
menulis data ke dalam media penyimpanan tersebut dan membacanya dari media
penyimpanan. Sedangkan secondary storage merupakan tempat penyimpanan luar
(external memory) karena tempat penyimpanan tersebut terpisah dengan computer itu
sendiri yang biasa digunakan untuk menyimpan data dan program dalam bentuk semi
permanent. Secondary storage ini umumnya disebut dengan storage saja. Tujuan
utama storage diantaranya untuk maksud sebagai berikut:
A. Menyimpan data dan program secara lebih permanent dan tidak
tergantung pada satu daya atau aliran listrik karena informasi yang
32
disimpan di memori (primary storage), khususnya RAM bersifat
volatile (informasi akan hilang jika listrik mati).
B. Alat pendistribusian, yaitu memindahkan data dan program dari satu
computer ke computer lain.
C. Sebagai cadangan (backup), guna mengamankan data yang telah
dimiliki.
Secondary storage terbagi menjadi 2 yaitu SAN (Storage Area Network) dan
NAS (Network Attached Storage), menurut Teguh Wahyono (2007, p105) pengertian
SAN (Storage Area Network) adalah merupakan suatu pengaturan jaringan untuk
melakukan distribusi asset storage yang dimiliki server dari sebuah jaringan. SAN
bias juga dikatakan sebagai jaringanberkecaoatan sangat tinggi yang khusus yang
terdiri dari server dan media penyimpanan (storage). Tujuan utama penerapan SAN
adalah untuk menangani lalu lintas data dalam jumlah besar antara server dan
peralatan penyimpanan, tanpa mengurangi bandwidth yang ada di jaringan baik LAN
maupun WAN. Secara umum setiap SAN memerlukan perangkat-perangkat sebagai
berikut:
A. Storage server seperti misalnya file servers, NAS atau intelligent array
lainnya.
B. Perangkat koneksi seperti peralatan switc, hub, dan sebagainya.
C. Media transport seperti fibre channel, Ethernet, dan sebagainya.
Sedangkan pengertian NAS (Network Attached Storage) adalah storagehard
disk yang dikonfigurasi dengan memberikannya IPAddress dan dipasang di jaringan
LAN, sehingga dapat diakses oleh beberapa user sekaligus. Dengan cara
memindahkan akses ke storage beserta manajemennya dari server seperti ini, maka
program aplikasi dan file dapat diakses lebih cepat, tidak menggunakan resource
33
prosesor yang sama lagi. NAS ini terdiri dari harddisk storage (umumnya juga
termasuk sistem RAID multi disc) beserta software untuk mengkonfigurasinya.
NAS merupakan pilihan ideal untuk perusahaan yang ingin mencari cara
sederhana dan biaya efektif guna mencapai akses data yang cepat bagi banyak client
pada tingkat file. Pada awalnya NAS diperuntukkan kepada perusahaan kecil dan
menengah. Walaupun demikian, NAS tetap menjadi prioritas di kalangan enterprise
karena harga dan kemudahan penggunaannya. Khusus untuk perusahaan kecil, NAS
merupakan solusi terbaik karena NAS sangat mudah untuk diinstall, digunakan, dan
dikelola walaupun tanpa orang TI sekalipun. Berkat kemajuan teknologi disk drive,
mereka juga mendapatkan keuntungan dari biaya yang lebih rendah dalam arti kata
dapat menekan anggaran belanja TI.
Network-Attached Storage (NAS) device adalah sebuah sistem penyimpanan
yang mempunyai tujuan khusus yaitu untuk diakses dari jauh melalui data network.
Klien mengakses NAS melalui RPC (remote-procedure-call) seperti NFS untuk
UNIX atau CIFS untuk Windows. RPC dibawa melalui TCP atau UDP (User
Datagram Protocol) dari IP network biasanya dalam local-area network (LAN) yang
sama dengan yang membawa semua lalu lintas data ke klien. Unit NAS biasanya
diimplementasikan sebagai sebuah RAID array dengan software yang
mengimplementasikan interface RPC.
NAS menyediakan jalan yang cocok untuk setiap komputer dalam sebuah LAN
untuk saling berbagi pool penyimpanan dengan kemudahan yang sama seperti
menamai dan menikmati akses seperti HAS lokal. Umumnya cenderung untuk lebih
tidak efisien dan memiliki peforma yang lebih buruk dari penyimpanan direct-
attached.
34
ISCSI adalah protokol NAS terbaru. Protokol ini menggunakan protokol IP
network untuk membawa protokol SCSI. Host dapat memperlakukan
penyimpanannya seperti direct-attached, tapi storage-nya sendiri dapat berada jauh
dari host.
2.5Geometric Mean
Menurut Nawari (2010,p80) Rata-rata Geometrik (Geometric Mean) banyak
digunakan sebagai ukuran laju perubahan (Rate of Change) suatu variable menurut
waktu. Rumus dari Geometric Mean adalah:
Xg = ( X1 . X2 ………… Xn)1/n
Sedangkan untuk mendapatkan rata-rata geometris untuk tingkat pengembalian
konvensional, hasil dari geometric tersebut harus dikurang satu (1) sehingga
rumusnya menjadi:
Xg = ( X1 . X2 ………… Xn)1/n – 1
Ketika rata-rata geometrik digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan
rata-rata beberapa kuantitas, dan nilai-nilai awal dan akhir dan kuantitas telah
diketahui, jumlah dari ukuran tingkat pertumbuhan pada setiap langkah tidak perlu
diambil. Rumusnya akan menjadi :
Xg = (an / a0)1/n - 1
Dimana an adalah data terakhir dan a0 adalah data pertama, dan n adalah banyaknya
periode yang dilewati.
Dikutip dari buku Statistika Deskriptif dalam Bidang Ekonomi dan Niaga
karangan Purbayu Budi Santoso dan Mulyawan Hamdani (2007,p80) untuk
35
menghitung rata-rata perubahan suatu data yang terkait dengan perjalanan waktu,
penggunaan rata-rata hitung (Mean) bisa jadi tidak memberikan gambaran yang tepat
untuk setiap rentang waktu, untuk perhitungan yang lebih akurat bisa didapatkan
melalui perhitungan rata-rata ukur (Geometric Mean).
2.6 Kerangka Pemikiran
Kriteria penilaian yang akan digunakan dalam analisa kelayakan
pengembangan bisnis ini akan menggunakan aspek-aspek studi kelayakan. Namun
focus utama dalam penilaian adalah berdasarkan pada hasil perhitungan aspek
keuangan dan pemasaran. Berdasarkan teori-teori pendukung yang telah disampaikan
pada pembahasan sebelumnya, maka dibuat gambar kerangka pemikiran dalam
analisis kelayakan pengembangan bisnis seperti pada Gambar 2.2 dibawah ini:
36
PT. Mitra Computa Asia
Analisis Studi Kelayakan Bisnis
Aspek Pasar dan Pemasaran
Aspek Sumber DayaManusia
Aspek Lingkungan Industri
Aspek Hukum
Aspek AMDAL
Aspek Keuangan
Hasil Kelayakan
Bisnis
Kesimpulan dan Saran
Gambar 2.2Kerangka Pemikiran