ekofitrinur.files.wordpress.com€¦ · web viewmaaldiharapkan untuk mengelola modal dengan cara...

33
Oleh : 1. Moch Bagus Ardiansyah - 20130730089 2. Eko Fitri N – 20130730083 3. Raditya M Fadil – 20130730100 4. Afdhal Zikri Tri C – 20130730174 5. Haidar Luthfy - 20130730091 Sistem Informasi Manajemen Mudharabah dan Musyarakah B. Al-Mudharabah 1. Pengertian Mudharabah Menurut bahasa, kata mudharabah berasal dari adh- dharbu fil ardhi, yaitu melakukan perjalanan untuk berniaga. Allah swt berfirman: “Dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah.” (QS Al-Muzzammil : 20) . Mudharabah disebut juga qiradh, berasal dari kata qardh yang berarti qath (sepotong), karena pemilik modal mengambil sebagian dari hartanya untuk diperdagangkan dan ia berhak mendapatkan sebagian dari keuntungannya. Menurut istilah fiqh, kata mudharabah adalah akad perjanjian antara kedua belah pihak, yang salah satu dari keduanya memberi modal kepada yang lain supaya dikembangkan, sedangkan keuntungannya dibagi antara keduanya sesuai dengan ketentuan yang disepakati.

Upload: duongnhan

Post on 30-Jul-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ekofitrinur.files.wordpress.com€¦ · Web viewmaaldiharapkan untuk mengelola modal dengan cara tertentu untuk menciptakan laba yang optimal. 2. Jenis-Jenis mudharabah. a. Mudharabah

Oleh :1. Moch Bagus Ardiansyah - 201307300892. Eko Fitri N – 201307300833. Raditya M Fadil – 201307301004. Afdhal Zikri Tri C – 201307301745. Haidar Luthfy - 20130730091

Sistem Informasi Manajemen Mudharabah dan Musyarakah

B. Al-Mudharabah

1. Pengertian Mudharabah

Menurut bahasa, kata mudharabah berasal dari adh-dharbu fil ardhi, yaitu melakukan perjalanan untuk berniaga. Allah swt berfirman: “Dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah.” (QS Al-Muzzammil : 20) . Mudharabah disebut juga qiradh, berasal dari kata qardh yang berarti qath (sepotong), karena pemilik modal mengambil sebagian dari hartanya untuk diperdagangkan dan ia berhak mendapatkan sebagian dari keuntungannya. Menurut istilah fiqh, kata mudharabah adalah akad perjanjian antara kedua belah pihak, yang salah satu dari keduanya memberi modal kepada yang lain supaya dikembangkan, sedangkan keuntungannya dibagi antara keduanya sesuai dengan ketentuan yang disepakati.

Mudharabah adalah bentuk kerja sama antara dua atau lebih pihak, yaitu pemilik modal (shahibul amal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian di awal. Bentuk ini menegaskan kerja sama dengan kontribusi seratus persen modal dari pemilik modal dan keahlian mengelola keuangan dari pengelola.

Transaksi jenis mudharabah, tidak mewajibkan adanya wakil dari shahibul maal dalam manajemen proyek. Sebagai orang kepercayaan, mudharib harus bertindak hati-hati dan bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi akibat kelalaian dan tujuan penggunaan modal untuk usaha halal. Sedangkan, shahibul

Page 2: ekofitrinur.files.wordpress.com€¦ · Web viewmaaldiharapkan untuk mengelola modal dengan cara tertentu untuk menciptakan laba yang optimal. 2. Jenis-Jenis mudharabah. a. Mudharabah

maaldiharapkan untuk mengelola modal dengan cara tertentu untuk menciptakan laba yang optimal.

2. Jenis-Jenis mudharabah

a. Mudharabah Mutlaqah

Mudharabah Mutlaqah, yaitu pemilik modal (shahibul maal) memberikan keleluasaan penuh kepada pengelola (mudharib) untuk mempergunakan dana tersebut dalam usaha yang dianggapnya baik dan menguntungkan. Namun pengelola tetap bertanggung jawab untuk melakukan pengelolaan sesuai dengan praktik kebiasaan usaha normal yang sehat (uruf). Misalnya Mudharib membuka warung Tegal dan bisa juga membuka warung padang atau usaha lainnya

b. Mudharabah Muqayyadah

Mudharabah Muqayyadah, yaitu pemilik modal (shahibul maal) menentukan syarat dan pembatasan kepada pengelola dalam penggunaan dana tersebut dengan jangka waktu, tempat, jenis usaha dan sebagainya. Misalnya Mudharib membuka usaha warung Tegal berdasarkan kemauan pemilik modal (shahibul maal). Hal itu berarti tidak bisa membuka warung padang

3. Karakteristik Mudharabah

Karakteristik Mudharabah berdasarkan prinsip berbagi hasil dan berbagi risiko dikemukakan sebagai berikut.

a. Keuntungan dibagi berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya pada pelaksanaan akad

b. Kerugian finansial menjadi beban pemilik dana; sedangkan pengelola tidak memperoleh imbalan atas usaha yang telah dilakukan.

c. Pemilik dana tidak diperbolehkan mencampuri pengelolaan bisnis sehari-hari. Hal dimaksud, dikemukakan contoh Praktik Mudharabah dalam Perbankan Syariah

skema mudharabah bank syariah

Page 3: ekofitrinur.files.wordpress.com€¦ · Web viewmaaldiharapkan untuk mengelola modal dengan cara tertentu untuk menciptakan laba yang optimal. 2. Jenis-Jenis mudharabah. a. Mudharabah

Seorang pedagang yang memerlukan modal untuk berdagang dapat mengajukan permohonan untuk pembiayaan bagi hasil atau pembiayaan mudharabah kepada bank syariah. Selanjutnya, Bank bertindak selaku shahibul maal; Sedangkan pihak nasabah bertindak selaku pengelola (mudharib), dengan keuntungan dibagi menurut kesepakatan dimuka dan apabila rugi ditanggung oleh sahibul maal. Sebaliknya, bila kerugian itu terjadi dari akibat kelalaian mudharib maka kerugian itu ditanggung oleh mudharib. Misalnya. Mudharib membuka warung kopi. Warung kopi dimaksud, dibuka pada jam 10.00 pagi karena ia bangun jam 08.00 pagi. Padahal banyak peminum kopi antara jam 07.00-09.30. Akibat kerlambatan warung kopi dibuka pada setiap hari mengakibatkan kerugian pengelola dana (mudharib). Lain halnya, bila kerugian itu diakibatkan oleh bencana alam. Misalnya terjadi hujan disertai angin putih beliung yang mengakibatkan warung kopi itu ditimpa pohon sehingga alat-alat warung kopi hancur sehingga terjadi kerugian. Kerugian dimaksud, ditanggung oleh pemilik dana (sahibul maal)

4. Dasar Hukum pembiayaan Mudharabah

Dasar hukum pembiayaan Mudharabah dalam hukum Islam dikemukakan sebagai berikut.

a. Al Qur’an

1) Surat Al baqorah ayat 273

Lilfuqoroo’il ladzina uhshiru fi sabilillahi la yastathi’u na dharban fil ardhi “ (Berinfaklah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah, mereka tidak dapat (berusaha) di muka bumi,......” (Al Baqorah : 273). Kalimah : Dharban fil ardhi Penafsiran Ibnu Katsir : Maksudnya berjalan untuk berdagang dalam mencari penghidupan. Penafsiran Abu Bakr Jabir Al Jazaa’iri : Berjalan di bumi untuk mencari rezki dengan berdagang dan lainnya, berjalan di bumi untuk mengepung (memblokade) musuh orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah.

2) Surat Ali Imron ayat 156

Ya ayyuhallazina amanu la takunu kalladzina kafaru wa qolu li’ikhwanihim idza dharabu fil ardhi “ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu seperti orang-orang kafir(orang-orang munafik) itu, yang mengatakan kepada saudara-saudara mereka apabila mereka mengadakan perjalanan di muka bumi......( Ali Imran : 156).

Page 4: ekofitrinur.files.wordpress.com€¦ · Web viewmaaldiharapkan untuk mengelola modal dengan cara tertentu untuk menciptakan laba yang optimal. 2. Jenis-Jenis mudharabah. a. Mudharabah

Penafsiran Ibnu Katsir : Mereka berpergian untuk berdagang dan lainnya. Penafsiran Abu Bakr Jabir Al Jazaa’iri : Berjalan di bumi dengan jalan kaki dan terkadang berjalan untuk kebaikan orang-orang muslim. Di antara ayat-ayat Al Qur’an dimaksud, terdapat kata yang di jadikan oleh

sebagian besar ulama fiqh adalah kata dharaba fil ardhi menunjukkan arti perjalanan atau berjalan di bumi yang di maksud perjalanan untuk tujuan dagang.

b. Al Hadits

Sementara dalam hadits di katakan bahwa Nabi dan beberapa sahabat pun terlibat dalam perseroan mudharabah. Hal ini tampak dalam beberapa hadits yang artinya sebagai berikut :

1) Hadits yang pertama yang artinya: “Diriwayatkan dari ibnu Abbas bahwa Sayyidina Abbas bin Abdull Mutholib, jika memberikan dana ke mitra usahanya secara mudharabah ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya, atau membeli ternak. Jika menyalahi peraturan tersebut, yang bersangkutan bertanggung jawab atas dana tersebut. Disampaikanlah syarat-syarat tersebut kepada Rasululloh SAW dan Rosululloh pun membolehkannya.” ( HR Thabrani).

2) Hadits yang kedua yang artinya: “Dari Shalih bin Shuhaib r.a bahwa Rosulloh SAW bersabda,” Tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh, muqoradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk di jual.”(HR Ibnu Majah No 2280, Kitab At-Tijarah).

c. Literatur Fiqh

Di dalam kitab-kitab fiqh Syafi’iyah (madzhab Syafi’i) tidak ditemukan istilah mudharabah. Istilah mudharabah ini dipakai oleh madzhab Hanafi, Hambali, dan Zaydi (syi’ah), sedang dalam madzhab Maliki dan As-Syafi’i dipakai istilah Qiradh. Menurut para ulama fiqh perbedaan itu terletak dalam hal kebiasaan penyebutan dari tiap-tiap daerah Islam. Jadi tidak di salahkan bahwa waktu pertama didirikan Bank Islam di Indonesia banyak masyarakat dan ulama yang menentang dan ragu di karenakan pengetahuan mereka dalam bidang fiqh muamalah kurang menguasai dan di binggungkan dengan istilah dan dogma fanatik madzhab, yaitu mayoritas Muslim Indonesia yang mereka ketahui hukum Islam adalah fiqh Syafi’iyyah.

Page 5: ekofitrinur.files.wordpress.com€¦ · Web viewmaaldiharapkan untuk mengelola modal dengan cara tertentu untuk menciptakan laba yang optimal. 2. Jenis-Jenis mudharabah. a. Mudharabah

Keraguan dan penentangan masyarakat dan ulama atau fuqaha ( ahli hukum) sebenarnya telah terjadi masa-masa eksperimen awal untuk perbankan Islam berlangsung di Melayu pada pertengahan tahun 1940 an, di Pakistan pada akhir 1950 an, melaui Jama’at Islami pada 1969, Egypt’s Mit Ghamr Saving Bank(1963-1967),dan Nasser social Bank (1997). Satu-satunya institusi Islam yang bertahan pada periode awal ini adalah Nasser Social Bank(Mesir) dan Tabungan Haji (Malasyia). Hukum Mudharabah adalah boleh (ja’iz) menurut ijma(konsensus).’ Ja’iz adalah ukuran penilaian bagi perbuatan dalam kehidupan kesusilaan (akhlak atau moral) pribadi. Kalau mengenai benda misalnya makanan di sebut halal (bukan ja’iz). Mudharabah oleh ijma’ dihukumi boleh atau jaiz karena berdasar pada kaidah Fiqh “ Al Masyaqqoh tajlibu at taisir “ artinya Kesulitan akan mendorong kemudahan, Lafadz masyaqqah secara bahasa berarti sulit, berat,dan yang searti dengannya. Dalam bahasa Arab,ketika dikatakan syaqqa alayhi al-syai’ berarti ada sesuatu yang telah memberatkan seseorang. Di dalam al Qur’an terdapat lafadz yang berasal dari akar yang sama dengan masyaqqah, yakni syiqq al-anfus, sebagaimana terdapat dalam surat al-Nahl

ayat 7. Seperti halnya musaqah, qiradl (mudharabah) juga tetap di perbolehkan,walaupun mengandung gharar, karena adanya hajat atau kebutuhan umum masyarakat yang sudah mendekati kadar dlarurat. Gharar adalah sesuatu yang masih kabur atau tidak jelas akibatnya namun biasanya menimbulkan kerugian.

d. Dewan Syari’ah Nasional (DSN) dan Dewan Pengawas Syari’ah (DPS)

Fatwa DSN No.07/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Mudharabah (Qiradh). Dewan syari’ah Nasional secara resmi didirikan sebagai lembaga syari’ah yang bertugas mengayomi dan mengawasi operasional aktivitas perekonomian Lembaga Keuangan Syari’ah (LKS). Selain itu juga untukmenampung berbagai masalah/ kasus yang memerlukan fatwa agar diperoleh kesamaan dalam penangganannya oleh masing-masing LKS. DSN sebagai sebuah lembaga yang di bentuk oleh MUI secara struktural berada di bawah MUI. Sementara kelembagaan DSN sendiri belum secara tegas diatur dalam peraturan perundang-undangan.

C. Al-Musyarakah

Page 6: ekofitrinur.files.wordpress.com€¦ · Web viewmaaldiharapkan untuk mengelola modal dengan cara tertentu untuk menciptakan laba yang optimal. 2. Jenis-Jenis mudharabah. a. Mudharabah

1. Pengertian al-musyarakah

Untuk memberikan pengertian yang berkenaan Pembiayaan Musyarakah, penulis mengutip beberapa pendapat yang berkenaan dengan musyarakah. Hal itu, dikemukakan sebagai berikut.

a. Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

Akad musyarakah adalah Akad kerja sama di antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu yang masing-masing pihak memberikan porsi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan akan dibagi sesuai dengan kesepakatan; sedangkan kerugian ditanggung sesuai dengan porsi dana masing-masing.

b. Muhammad Syafi’i Antonio

Pembiayaan musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (amal/expertise) dengan kesepakatan bahwa keutungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

c. Jefril Khalil

Pembiayaan musyarakah adalah akad antara dua orang atau lebih dengan menyetorkan modal dan dengan keuntungan dibagi sesama mereka menurut porsi yang disepakati.

Berdasarkan beberapa pengertian pembiayaan musyarakah di atas, penulis berpendapat bahwa pembiayaan musyarakah adalah penggabungan modal dari dua orang atau lebih untuk membiayai suatu proyek/usaha, keuntungan akan di bagi berdasarkan proporsi modal; sedangkan bila terjadi kerugian maka akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan yang tertuang dalam akad/kontrak perjanjian.

Bila mengamati pembiayaan mudharabah dan musyarakah dalam masyarakat berdasarkan prinsip syariah, maka ditemukan beberapa contoh instrumen pembiayaan syariah yang sangat applicable dengan semangat modal ventura yang sesungguhnya dengan masih mengkaitkan ketiga instrumen pembiayaan modal ventura Indonesia yang ada sekarang. Instrumen pembiayaan syariah tersebut antara lain: Al Musyarakah untuk pendirian usaha.

atau proyek (dapat disejajarkan dengan instrumen pembiayaan saham), yaitu mencampurkan dana untuk mendirikan usaha atau kontrak proyek dengan

Page 7: ekofitrinur.files.wordpress.com€¦ · Web viewmaaldiharapkan untuk mengelola modal dengan cara tertentu untuk menciptakan laba yang optimal. 2. Jenis-Jenis mudharabah. a. Mudharabah

tujuan memperoleh keuntungan. Pemilik modal dalam musyarakah ini adalah dua pihak atau lebih (misalnya venture capital company, pengusaha dan silent partner). Keuntungan atau kerugian usaha atau kontrak proyek dinikmati atau ditanggung bersama-sama sesuai dengan porsi modal atau profit/loss sharing yang ditetapkan dalam kesepakatan/perjanjian awal.

Produk perbankan syariah berkenaan pembiayaan musyarakah mempunyai implementasi spesifik dalam bentuk saham. Saham dalam pasar modal syariah adalah suatu bukti penyertaan modal dalam suatu perusahaan sampai perusahaan ditutup / dilikuidasi. Adapun prinsip dasar saham secara syariah adalah: (a) bersifat musyarakah jika saham ditawarkan secara private; (b) bersifat mudharabah jika saham ditawarkan pada public; (c) tidak boleh ada pembedaan jenis saham karena risiko harus ditanggung oleh semua pihak; (d) seluruh keuntungan akan dibagi hasil, dan jika terjadi kerugian akan dibagi rugi setelah dilikuidasi; (e) investasi pada saham tidak dapat dicairkan dari usaha atau proyek yang bersangkutan kecuali dalam keadaan bangkrut atau dialihkan lewat jual beli investasi.

Ketentuan umum pembiayaan musyarakah dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Semua modal disatukan untuk dijadikan modal proyek pembiyaan musyarakah syirkatul milk dan dikelola bersama-sama. Setiap pemilik modal berhak turut serta dalam menentukan kebijakan usaha yang dijalankan oleh pelaksana proyek. Pemilik modal dipercaya untuk menjalankan proyek musyarakah dan tidak boleh melakukan tindakan seperti:

1) Menggabungkan dana proyek dengan harta pribadi.

2) Menjalankan proyek musyarakah dengan pihak lain tanpa izin pemilik modal lainnya.

3) Memberi pinjaman kepada pihak lain.

4) Setiap pemilik modal dapat mengalihkan penyertaan atau digantikan oleh pihak lain.

5) Setiap pemilik modal dianggap mengakhiri kerja sama apabila :

a) Menarik diri dari perserikatan.

b) Meninggal dunia.

Page 8: ekofitrinur.files.wordpress.com€¦ · Web viewmaaldiharapkan untuk mengelola modal dengan cara tertentu untuk menciptakan laba yang optimal. 2. Jenis-Jenis mudharabah. a. Mudharabah

c) Menjadi tidak cakap hukum.

b. Biaya yang timbul dalam pelaksanaan proyek dan jangka waktu proyek harus diketahui bersama. Keuntungan dibagi sesuai porsi kesepakatan, sedangkan kerugian dibagi sesuai dengan porsi kontribusi modal.

c. Proyek yang akan dijalankan harus disebutkan dalam akad. Setelah proyek selesai nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati untuk Bank.

Melalui kontrak musyarakah, dua pihak atau lebih (termasuk Bank dan lembaga keuangan bersama nasabahnya) dapat mengumpulkan modal mereka untuk membentuk sebuah perusahaan (syirkah al-inan) sebagai sebuah badan hukum (legal entity). Setiap pihak memiliki bagian secara proporsional sesuai dengan kontribusi modal mereka dan mempunyai hak mengawasi (voting right) perusahaan sesuai dengan proporsinya. Untuk pembagian keuntungan setiap pihak menerima bagian keuntungan secara proporsional dengan kontribusi modal masing-masing atau sesuai dengan kesepakatan yang te!ah ditentukan sebelumnya, sedangkan bila. perusahaan merugi, maka kerugian tersebut juga dibebankan secara proporsional kepada masing-masing pemberi modal.

2. Dasar Hukum Musyarakah

a. Al-Qur’an

Al-Qur’an, Surah Annisa: 12; Surah Shaad:24 sebagai berikut.

الثلث شركاءف فهم

Terjemahnya:

…maka mereka berserikat pada sepertiga…(an-nisa : 12)

Terjemahnya:

“Dan, sesungguhnya kabanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh.”(Shaad:24)

Kedua ayat di atas menunjukkan perkenan dan pengakuan Allah SWT akan adanya perserikatan dalam kepemilikan harta. Hanya saja dalam surah an-nisa:

Page 9: ekofitrinur.files.wordpress.com€¦ · Web viewmaaldiharapkan untuk mengelola modal dengan cara tertentu untuk menciptakan laba yang optimal. 2. Jenis-Jenis mudharabah. a. Mudharabah

12 perkosian terjadi secara otomatis (jabr) karena waris; Sedangkan dalam surah Shaad: 24 terjadi atas dasar akad (ikhtiyari)

b. Al-hadis

Hadis yang diriwayatkan oleh abu hurairah yang artinya: Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfiman, ‘Aku pihak ketiga dari dua orang yang berserikat selama salah satuhnya tidak mengkhianati lainnya.” (HR Abu Dawud no 2936, dalam kitab al;buyu, dan hakim)

Hadits qudsi tersebut menunjukkan kecintaan Allah kepada hamba-hambanya yang melakukan perkongsian selama saling menjujung tinggi amanat kebersamaan dan menjauhi pengkhianatan.

c. Ijma

Ibnu Qudamah dalam kitabnya, al-Mugni telah berkata, “kaum muslimin telah berkonsensus terhadap legitimasi musyarakah secara global walaupun terdapat perbedaan pendapat dalam beberapa elemen darinya.”

3. Jenis-jenis al-musyarakah

Al-musyarakah ada dua jenis: (a) musyarakah pemilikan; dan (b) musyarakah akad (kontrak). Musyarakah pemilikan tercipta karena warisan, wasiat, atau kondisi lainnya yang mengakibatkan pemilikan satu aset oleh dua orang atau lebih. Dalam musyarakah ini, kepemilikan dua orang atau lebih berbagi dalam sebuah aset nyata dan berbagi pula dari keuntungan yang dihasilkan aset tersebut; Lain halnya musyarakah akad yang tercipta dengan cara kesepakatan, yaitu dua orang atau lebih setuju bahwa tiap orang dari mereka memberikan modal musyarakah. Mereka pun sepakat berbagi keuntungan dan kerugian.

Musyarakah akad terbagi menjadi: al-inan, al-mufawadah, al-amaal, al-wujuh.

a. Syirkah al-inan

Syirkah al-inan adalah kontrak antara dua orang atau lebih. setiap pihak memberikan suatu porsi dari keseluruhan dana dan berpatisipasi dalam kerja. Kedua pihak berbagi dalam keuntungan dan kerugian sebagaimana yang disepakati di antara mereka. Akan tetapi, porsi masing-masing pihak, baik

Page 10: ekofitrinur.files.wordpress.com€¦ · Web viewmaaldiharapkan untuk mengelola modal dengan cara tertentu untuk menciptakan laba yang optimal. 2. Jenis-Jenis mudharabah. a. Mudharabah

dalam dana maupun kerja atau bagi hasil, tidak harus sama dan identik sesuai dengan kesepakatan mereka. Mayoritas ulama membolehkan jenis al-musyarakah ini.

b. Syirkah Mufawadoh

Syirkah Mufawadah adalah kontrak kerja sama antara dua orang atau lebih. Setiap pihak memberikan suatu porsi dari keseluruhan dana dan berpatisipasi dalam kerja. Setiap pihak membagi keuntungan dan kerugian secara sama. Dengan demikian, syarat utama dari jenis al-musyarakah ini adalah kesamaan dana yang diberikan, kerja, tanggung jawab, dan bebang utang dibagi oleh masing-masingpihak.

c. Syirkah A’maal

Al-musyarakah ini adalah kontrak kerja sama dua orang seprofesi untuk menerima pekerjaan secara bersama dan berbagi keuntungan dari pekerjaan itu. Misalnya, kerja sama dua orang arsitek untuk menggarap sebuah proyek atau kerja sama dua orang penjahit untuk untuk menerima order pembuatan seragam sebuah kantor. Al-musyarakah abdan atau sanaa’i

d. Syirkah Wujuh

Syirkah wujuh adalah kontrak antara dua orang atau lebih yang memiliki reputasi dan prestise baik serta ahli dalam bisnis. Mereka membeli barang secara kredit dari suatu perusahaan dan menjual barang tersebut secara tunai. Mereka berbagi dalam keuntungan dan kerugian berdasarkan jaminan kepada penyuplai yang disediakan oleh tiap mitra. Jenis al-musyarakah ini tidak memerlukan modal karena pembelian secara kredit berdasarkan pada jaminan tersebut. Karenanya, kontrak ini pun lazim disebut sebagai mustarakah piutang

4. Aplikasi dalam Pembiayaan Musyarakah

Sebuah usaha dagang membutuhkan modal bernilai Rp 500.000.000. Usaha dimaksud, 3 (tiga) orang berserikat bermohon ke Bank syariah untuk mendapatkan modal pembiayaan. Ketiga orang dimaksud, disetujui oleh pihak Bank. Dua orang mendapat pembiayaan masing-masing sehingga menyetor modal Rp 200.000.000 dan seorang lagi mndapat pembiayaan sehingga menyetor uang Rp 100.000.000. Uang dimaksud dijadikan modal untuk berdagang beras. Hasil dagangan dimaksud, selama 6 (enam) bulan mendapatkan keuntungan Rp 10..000.000. Hasil keuntungan dimaksud, dibagi berdasarkan forsi modal, yaitu 2 (dua) orang masing-masing mendapat

Page 11: ekofitrinur.files.wordpress.com€¦ · Web viewmaaldiharapkan untuk mengelola modal dengan cara tertentu untuk menciptakan laba yang optimal. 2. Jenis-Jenis mudharabah. a. Mudharabah

keuntungan Rp 2.000.000 dan seorang lagi mendapat keuntungan Rp 1.000.000; sedangkan pihak bank (shahibul mal) mendapatkan keuntungan Rp 5.000.000 berdasarkan kesepakatan antara pihak Bank dengan pihak pengelola dana (mudharib). Hal inilah yang dijadikan contoh musyarakah di satu pihak dan pihak lainnya dapat dijadikan contoh mudharabah

5. Manfaat al-musyarakah

Manfaat musyarakah dalam pembiayaan sistim perbankan, di antaranya sebagai berikut.

a. Bank akan menikmati peningkatan dalam jumlah tertentu pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat

b. Bank tidak berkewajiban membayar dalam jumlah tertentu kepada nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan /hasil usaha bank, sehingga bank tidak akan pernah mengalami negative spread.

c. Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow / arus kas usaha nasabah, sehingga tidak memberatkan nasabah.

d. Bank akan lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha yang benar-benar halal, aman, dan mengutungkan. Hal ini karena keuntungan yang riil dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan.

e. Prinsip bagi hasil dalam mudharabah / musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap dimana bank akan menagih penerima pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga berapa pun keuntungan yang dihasilkan nasabah, bahkan sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi.

Rukun Al Mudharabah

Al Mudharabah seperti usaha pengelolaan usaha lainnya memiliki tiga rukun:

1. Adanya dua atau lebih pelaku yaitu investor (pemilik modal) dan pengelola (mudharib).

2. Objek transaksi kerja sama yaitu modal, usaha dan keuntungan.

3. Pelafalan perjanjian.

Page 12: ekofitrinur.files.wordpress.com€¦ · Web viewmaaldiharapkan untuk mengelola modal dengan cara tertentu untuk menciptakan laba yang optimal. 2. Jenis-Jenis mudharabah. a. Mudharabah

Sedangkan imam Al Syarbini dalam Syarh Al Minhaaj menjelasakan bahwa rukun Mudharabah ada lima, yaitu Modal, jenis usaha, keuntungan, pelafalan transaksi dan dua pelaku transaksi. Ini semua ditinjau dari perinciannya dan semuanya tetap kembali kepada tiga rukun di atas.

Rukun pertama: adanya dua atau lebih pelaku.

Kedua pelaku kerja sama ini adalah pemilik modal dan pengelola modal. Disyaratkan pada rukun pertama ini keduanya memiliki kompetensi beraktifitas (Jaiz Al Tasharruf) dalam pengertian mereka berdua baligh, berakal, Rasyid dan tidak dilarang beraktivitas pada hartanya. Sebagian ulama mensyaratkan bahwa keduanya harus muslim atau pengelola harus muslim, sebab seorang muslim tidak ditakutkan melakukan perbuatan riba atau perkara haram. Namun sebagian lainnya tidak mensyaratkan hal tersebut, sehingga diperbolehkan bekerja sama dengan orang kafir yang dapat dipercaya dengan syarat harus terbukti adanya pemantauan terhadap aktivitas pengelolaan modal dari pihak muslim sehingga terlepas dari praktek riba dan haram.

Rukun kedua: objek Transaksi.

Objek transaksi dalam Mudharabah mencakup modal, jenis usaha dan keuntungan.

a. Modal

Dalam sistem Mudharabah ada empat syarat modal yang harus dipenuhi:

1. Modal harus berupa alat tukar/satuan mata uang (Al Naqd) dasarnya adalah ijma’ atau barang yang ditetapkan nilainya ketika akad menurut pendapat yang rojih.

Page 13: ekofitrinur.files.wordpress.com€¦ · Web viewmaaldiharapkan untuk mengelola modal dengan cara tertentu untuk menciptakan laba yang optimal. 2. Jenis-Jenis mudharabah. a. Mudharabah

2. Modal yang diserahkan harus jelas diketahui.

3. Modal yang diserahkan harus tertentu.

4. Modal diserahkan kepada pihak pengelola modal dan pengelola menerimanya langsung dan dapat beraktivitas dengannya.

Jadi dalam Mudharabah disyaratkan modal yang diserahkan harus diketahui dan penyerahan jumlah modal kepada Mudharib (pengelola modal) harus berupa alat tukar seperti emas, perak dan satuan mata uang secara umum. Tidak diperbolehkan berupa barang kecuali bila ditentukan nilai barang tersebut dengan nilai mata uang ketika akad transaksi, sehingga nilai barang tersebut yang menjadi modal Mudharabah. Contohnya seorang memiliki sebuah mobil toyota kijang lalu diserahkan kepada Mudharib (pengelola modal), maka ketika akad kerja sama tersebut disepakati wajib ditentukan harga mobil tersebut dengan mata uang, misalnya Rp 80 juta; maka modal Mudharabah tersebut adalah Rp 80 juta.

Kejelasan jumlah modal ini menjadi syarat karena menentukan pembagian keuntungan. Apabila modal tersebut berupa barang dan tidak diketahui nilainya ketika akad, bisa jadi barang tersebut berubah harga dan nilainya seiring berjalannya waktu, sehingga memiliki konsekuensi ketidakjelasan dalam pembagian keuntungan.

b. Jenis Usaha

Jenis usaha di sini disyaratkan beberapa syarat:

1. Jenis usaha tersebut di bidang perniagaan

2. Tidak menyusahkan pengelola modal dengan pembatasan yang menyulitkannya, seperti ditentukan jenis yang sukar sekali didapatkan, contohnya harus berdagang permata merah delima atau mutiara yang sangat jarang sekali adanya.

Page 14: ekofitrinur.files.wordpress.com€¦ · Web viewmaaldiharapkan untuk mengelola modal dengan cara tertentu untuk menciptakan laba yang optimal. 2. Jenis-Jenis mudharabah. a. Mudharabah

Asal dari usaha dalam Mudharabah adalah di bidang perniagaan dan bidang yang terkait dengannya yang tidak dilarang syariat. Pengelola modal dilarang mengadakan transaksi perdagangan barang-barang haram seperti daging babi, minuman keras dan sebagainya.

Pembatasan Waktu Penanaman Modal

Diperbolehkan membatasi waktu usaha dengan penanaman modal menurut pendapat madzhab Hambaliyyah. Dengan dasar dikiyaskan (dianalogikan) dengan sistem sponsorship pada satu sisi, dan dengan berbagai kriteria lain yang dibolehkan, pada sisi yang lainnya.

c. Keuntungan

Setiap usaha dilakukan untuk mendapatkan keuntungan, demikian juga Mudharabah. Namun dalam Mudharabah disyaratkan pada keuntungan tersebut empat syarat:

1. Keuntungan khusus untuk kedua pihak yang bekerja sama yaitu pemilik modal (investor) dan pengelola modal. Seandainya disyaratkan sebagian keuntungan untuk pihak ketiga, misalnya dengan menyatakan: ‘Mudharabah dengan pembagian 1/3 keuntungan untukmu, 1/3 untukku dan 1/3 lagi untuk istriku atau orang lain, maka tidak sah kecuali disyaratkan pihak ketiga ikut mengelola modal tersebut, sehingga menjadi qiraadh bersama dua orang. Seandainya dikatakan: ’separuh keuntungan untukku dan separuhnya untukmu, namun separuh dari bagianku untuk istriku’, maka ini sah karena ini akad janji hadiyah kepada istri.

2. Pembagian keuntungan untuk berdua tidak boleh hanya untuk satu pihak saja. Seandainya dikatakan: ‘Saya bekerja sama Mudharabah denganmu dengan keuntungan sepenuhnya untukmu’ maka ini dalam madzhab Syafi’i tidak sah.

3. Keuntungan harus diketahui secara jelas.

Page 15: ekofitrinur.files.wordpress.com€¦ · Web viewmaaldiharapkan untuk mengelola modal dengan cara tertentu untuk menciptakan laba yang optimal. 2. Jenis-Jenis mudharabah. a. Mudharabah

4. Dalam transaksi tersebut ditegaskan prosentase tertentu bagi pemilik modal (investor) dan pengelola. Sehingga keuntungannya dibagi dengan persentase bersifat merata seperti setengah, sepertiga atau seperempat. Apabila ditentuan nilainya, contohnya dikatakan kita bekerja sama Mudharabah dengan pembagian keuntungan untukmu satu juta dan sisanya untukku’ maka akadnya tidak sah. Demikian juga bila tidak jelas persentasenya seperti sebagian untukmu dan sebagian lainnya untukku.

Dalam pembagian keuntungan perlu sekali melihat hal-hal berikut:

1. Keuntungan berdasarkan kesepakatan dua belah pihak, namun kerugian hanya ditanggung pemilik modal. Ibnu Qudamah dalam Syarhul Kabir menyatakan: “Keuntungan sesuai dengan kesepakatan berdua.” Lalu dijelaskan dengan pernyataan: “Maksudnya dalam seluruh jenis syarikat dan hal itu tidak ada perselisihannya dalam Al Mudharabah murni.” Ibnul Mundzir menyatakan: “Para ulama bersepakat bahwa pengelola berhak memberikan syarat atas pemilik modal 1/3 keuntungan atau ½ atau sesuai kesepakatan berdua setelah hal itu diketahui dengan jelas dalam bentuk persentase.”

2. Pengelola modal hendaknya menentukan bagiannya dari keuntungan. Apabila keduanya tidak menentukan hal tersebut maka pengelola mendapatkan gaji yang umum dan seluruh keuntungan milik pemilik modal (investor). Ibnu Qudamah menyatakan: “Diantara syarat sah Mudharabah adalah penentuan bagian (bagian) pengelola modal karena ia berhak mendapatkan keuntungan dengan syarat sehingga tidak ditetapkan kecuali dengannya. Seandainya dikatakan: Ambil harta ini secara mudharabah dan tidak disebutkan (ketika akad) bagian pengelola sedikitpun dari keuntungan, maka keuntungan seluruhnya untuk pemilik modal dan kerugian ditanggung pemilik modal sedangkan pengelola modal mendapat gaji umumnya. Inilah pendapat Al Tsauri, Al Syafi’i, Ishaaq, Abu Tsaur dan Ashhab Al Ra’i (Hanafiyah).” Beliaupun merajihkan pendapat ini.

Page 16: ekofitrinur.files.wordpress.com€¦ · Web viewmaaldiharapkan untuk mengelola modal dengan cara tertentu untuk menciptakan laba yang optimal. 2. Jenis-Jenis mudharabah. a. Mudharabah

3. Pengelola modal tidak berhak menerima keuntungan sebelum menyerahkan kembali modal secara sempurna. Berarti tidak seorangpun berhak mengambil bagian keuntungan sampai modal diserahkan kepada pemilik modal, apabila ada kerugian dan keuntungan maka kerugian ditutupi dari keuntungan tersebut, baik kerugian dan keuntungannya dalam satu kali atau kerugian dalam satu perniagaan dan keuntungan dari perniagaan yang lainnya atau yang satu dalam satu perjalanan niaga dan yang lainnya dalam perjalanan lain. Karena makna keuntungan adalah kelebihan dari modal dan yang tidak ada kelebihannya maka bukan keuntungan. Kami tidak tahu ada perselisihan dalam hal ini.

4. Keuntungan tidak dibagikan selama akad masih berjalan kecuali apabila kedua pihak saling ridha dan sepakat. Ibnu Qudamah menyatakan: “Keuntungan jika tampak dalam mudharabah, maka pengelola tidak boleh mengambil sedikitpun darinya tanpa izin pemilik modal. Kami tidak mengetahui dalam hal ini ada perbedaan diantara para ulama.

Tidak dapat melakukannya karena tiga hal:

1. Keuntungan adalah cadangan modal, karena tidak bisa dipastikan tidak ada kerugian yang dapat ditutupi dengan keuntungan tersebut.sehingga berakhir hal itu tidak menjadi keuntungan

2. Pemilik modal adalah mitra usaha pengelola sehingga ia tidak memiliki hak membagi keuntungan tersebut untuk dirinya.

3. Kepemilikannya atas hal itu tidak tetap, karena mungkin sekali keluar dari tangannya untuk menutupi kerugian.

Namun apabila pemilik modal mengizinkan untuk mengambil sebagiannya, maka diperbolehkan; karena hak tersebut milik mereka berdua.”

Hak mendapatkan keuntungan tidak akan diperoleh salah satu pihak sebelum dilakukan perhitungan akhir terhadap usaha tersebut. Sesungguhnya hak

Page 17: ekofitrinur.files.wordpress.com€¦ · Web viewmaaldiharapkan untuk mengelola modal dengan cara tertentu untuk menciptakan laba yang optimal. 2. Jenis-Jenis mudharabah. a. Mudharabah

kepemilikan masing-masing pihak terhadap keuntungan yang dibagikan adalah hak yang labil dan tidak akan bersikap permanen sebelum diberakhirkannya perjanjian dan disaring seluruh bentuk usaha bersama yang ada. Adapun sebelum itu, keuntungan yang dibagikan itupun masih bersifat cadangan modal yang digunakan menutupi kerugian yang bisa saja terjadi kemudian sebelum dilakukan perhitungan akhir.

Perhitungan akhir yang mempermanenkan hak kepemilikan keuntungan, aplikasinya bisa dua macam:

Pertama: perhitungan akhir terhadap usaha. Yakni dengan cara itu pemilik modal bisa menarik kembali modalnya dan menyelesaikan ikatan kerjasama antara kedua belah pihak.

Kedua: Finish cleansing terhadap kalkulasi keuntungan. Yakni dengan cara penguangkan aset dan menghadirkannya lalu menetapkan nilainya secara kalkulatif, di mana apabila pemilik modal mau dia bisa mengambilnya. Tetapi kalau ia ingin diputar kembali, berarti harus dilakukan perjanjian usaha baru, bukan meneruskan usaha yang lalu.

Rukun ketiga: Pelafalan Perjanjian (Shighoh Transaksi).

Shighah adalah ungkapan yang berasal dari kedua belah pihak pelaku transaksi yang menunjukkan keinginan melakukannya. Shighah ini terdiri dari ijab qabul. Transaksi Mudharabah atau Syarikat dianggap sah dengan perkataan dan perbuatan yang menunjukkan maksudnya.

Syarat Dalam Mudharabah

Page 18: ekofitrinur.files.wordpress.com€¦ · Web viewmaaldiharapkan untuk mengelola modal dengan cara tertentu untuk menciptakan laba yang optimal. 2. Jenis-Jenis mudharabah. a. Mudharabah

Pengertian syarat dalam Al Mudharabah adalah syarat-syarat yang ditetapkan salah satu pihak yang mengadakan kerjasama berkaitan dengan Mudharabah. Syarat dalam Al Mudharabah ini ada dua:

1. Syarat yang shahih (dibenarkan) yaitu syarat yang tidak menyelisihi tuntutan akad dan tidak pula maksudnya serta memiliki maslahat untuk akad tersebut. Contohnya Pemilik modal mensyaratkan kepada pengelola tidak membawa pergi harta tersebut keluar negeri atau membawanya keluar negeri atau melakukan perniagaannya khusus di negeri tertentu atau jenis tertentu yang gampang didapatkan. Maka syarat-syarat ini dibenarkan menurut kesepakatan para ulama dan wajib dipenuhi, karena ada kemaslahatannya dan tidak menyelisihi tuntutan dan maksud akad perjanjian mudharabah.

2. Syarat yang fasad (tidak benar). Syarat ini terbagi tiga:

• Syarat yang meniadakan tuntutan konsekuensi akad, seperti mensyaratkan tidak membeli sesuatu atau tidak menjual sesuatu atau tidak menjual kecuali dengan harga modal atau dibawah modalnya. Syarat ini disepakati ketidak benarannya, karena menyelisihi tuntutan dan maksud akad kerja sama yaitu mencari keuntungan.

• Syarat yang bukan dari kemaslahatan dan tuntutan akad, seperti mensyaratkan kepada pengelola untuk memberikan Mudharabah kepadanya dari harta yang lainnya.

• Syarat yang berakibat tidak jelasnya keuntungan seperti mensyaratkan kepada pengelola bagian keuntungan yang tidak jelas atau mensyaratkan keuntungan satu dari dua usaha yang dikelola, keuntungan usaha ini untuk pemilik modal dan yang satunya untuk pengelola atau menentukan nilai satuan uang tertentu sebagai keuntungan. Syarat ini disepakati kerusakannya karena mengakibatkan keuntungan yang tidak jelas dari salah satu pihak atau malah tidak dapat keuntungan sama sekali. Sehingga akadnya batal.

Page 19: ekofitrinur.files.wordpress.com€¦ · Web viewmaaldiharapkan untuk mengelola modal dengan cara tertentu untuk menciptakan laba yang optimal. 2. Jenis-Jenis mudharabah. a. Mudharabah

Berakhirnya Usaha Mudharabah

Mudharabah termasuk akad kerjasama yang diperbolehkan. Usaha ini berakhir dengan pembatalan dari salah satu pihak. Karena tidak ada syarat keberlangsungan terus menerus dalam transaksi usaha semacam ini. Masing-masing pihak bisa membatalkan transaksi kapan saja dia menghendaki. Transaksi Mudharabah ini juga bisa berakhir dengan meninggalnya salah satu pihak transaktor, atau karena ia gila atau idiot.

Imam Ibnu Qudamah (wafat tahun 620 H) menyatakan: “Al Mudharabah termasuk jenis akad yang diperbolehkan. Ia berakhir dengan pembatalan salah seorang dari kedua belah pihak -siapa saja-, dengan kematian, gila atau dibatasi karena idiot; hal itu karena ia beraktivitas pada harta orang lain dengan sezinnya, maka ia seperti wakil dan tidak ada bedanya antara sebelum beraktivitas dan sesudahnya. Sedangkan Imam Al Nawawi menyatakan: Penghentian qiraadh boleh, karena ia diawalnya adalah perwakilan dan setelah itu menjadi syarikat. Apabila terdapat keuntungan maka setiap dari kedua belah pihak boleh memberhentikannya kapan suka dan tidak butuh kehadiran dan keridoan mitranya. Apabila meninggal atau gila atau hilang akal maka berakhir usaha terbut.”

Imam Syafi’i menyatakan: “Kapan pemilik modal ingin mengambil modalnya sebelum diusahakan dan sesudahnya dan kapan pengelola ingin keluar dari qiraadh maka ia keluar darinya.”

Apabila telah dihentikan dan harta (modal) utuh, namun tidak memiliki keuntungan maka harta tersebut diambil pemilik modal. Apabila terdapat keuntungan maka keduanya membagi keuntungan tersebut sesuai dengan kesepakatan. Apabila berhenti dan harta berbentuk barang, lalu keduanya sepakat menjualnya atau membaginya maka diperbolehkan, karena hak milik kedua belah pihak. Apabila pengelola minta menjualnya sedang pemilik modal

Page 20: ekofitrinur.files.wordpress.com€¦ · Web viewmaaldiharapkan untuk mengelola modal dengan cara tertentu untuk menciptakan laba yang optimal. 2. Jenis-Jenis mudharabah. a. Mudharabah

menolak dan tampak dalam usaha tersebut ada keuntungan, maka pemilik modal dipaksa menjualnya; karena hak pengelola ada pada keuntungan dan tidak tampak decuali dengan dijual. Namun bila tidak tampak keuntungannya maka pemilik modal tidak dipaksa.

Tampak sekali dari sini keadilan syariat islam yang sangat memperhatikan keadaan dua belah pihak yang bertransaksi mudharabah. Sehingga seharusnya kembali memotivasi diri kita untuk belajar dan mengetahui tata aturan syariat dalam muamalah sehari-hari.

Demikianlah sebagian pembahasn tentang Mudharabah semoga yang sedikit ini bermanfaat bagi kita semua…

Rukun Musyarakah antara lain :

a. Ijab-kabul (sighah) adalah adanya kesepakatan antara kedua belah pihak yang bertransakasi.

b. Dua pihak yang berakad (‘aqidani) dan memiliki kecakapan melakukan pengelolaan harta

c. Objek aqad (mahal) yang disebut juga ma’qud alaihi, yang mencakup modal atau pekerjaan

d. Nisbah bagi hasil

Syarat – syarat syirkah secara umum sebagai berikut:

1) Perserikatan merupakan transaksi yang bisa diwakilkan, menurut Iman Hanafi, semua jenis syirkah mengandung arti perwakilan. Berarti salah satu pihak diperbolehkan untuk menerima atau mengirimkan wakilnya untuk bertindak hukum terhadap objek perserikatan sesuai dengan izin pihak – pihak lainnya.

Page 21: ekofitrinur.files.wordpress.com€¦ · Web viewmaaldiharapkan untuk mengelola modal dengan cara tertentu untuk menciptakan laba yang optimal. 2. Jenis-Jenis mudharabah. a. Mudharabah

2) Presentase pembagian keuntunagn untuk masing-masing pihak yang berserikat hendaknya diketahui ketika berlangsungnya akad.

3) Keuntungan untuk masing – masing pihak ditentukan secara global berdasarkan presentase tertentu sesuai kesepakatan, tidak boleh ditentukan dalam jumlah tertentu/pasti.

SKEMA MUDHARABAH

MODAL

PEMBAGIAN KEUNTUNGAN

PROYEK USAHA

BANKNASABAH

PERJANJIAN BAGI HASIL

KEAHLIAN MODAL 100%

NISBAH X NISBAH Y

PENGAMBILAN MODAL POKOK

Page 22: ekofitrinur.files.wordpress.com€¦ · Web viewmaaldiharapkan untuk mengelola modal dengan cara tertentu untuk menciptakan laba yang optimal. 2. Jenis-Jenis mudharabah. a. Mudharabah

SKEMA MUSYARAKAH

Tantangan sistem Mudharabah dan musyarakah pada masa depan

Sistem mudharabah dan musyarakah merupakan salah satu produk yang hanya ada pada instansi pembiyaan berbasis syariah, tantangan yang dihadapi oleh bank syariah semakin besar seiring semakin ketatnya persaingan usaha perbankan yang semakin ketat dengan semakin mengglobalnya unit usaha perbankan. Sistem pembiayaan mudaharabah dan musyarakah yang sangat mementingkan pada saling sama untung baik nasabah maupun bank.

Dilihat dari sisi masyarakat yang masih belum banyak memahami prinsip dari mudharabah maupun musyarakah sehingga masyarakat masih enggan untuk memakai fasilitas yang ditawarkan oleh perbankan syariah sehingga diperlukan sosialisasi yang terus menerus kepada masyarakat baik kalangan menengah atas maupun bawah, disamping anggapan masyarakat luas bahwa sistem

KEUNTUNGAN

BANK

BAGI HASIL SESUAI NISBAH

NASABAH

PROYEK / USAHA

Page 23: ekofitrinur.files.wordpress.com€¦ · Web viewmaaldiharapkan untuk mengelola modal dengan cara tertentu untuk menciptakan laba yang optimal. 2. Jenis-Jenis mudharabah. a. Mudharabah

pembiayaan mudharabah maupun musyarakah terlalu sulit prosesnya dibanding memakai pembiayaan sistem konvensional.

Dalam sistem perbankan konvensional apabila nasabah ingin melakukan pembiayaan pada bank maka nasabah harus memiliki agunan yang senilai dengan nilai yang dipinjamnya dari bank, namun apabila kita melihat pada proses pembiayaan bank syariah maka apabila dilihat dari prinsip pembiayaan perbankan syariah, nasabah dan perbankan syariah melakukan patungan usaha bersama dengan persentase keuntungan yang telah disepakati bersama, sehingga yang ditakutkan adalah apabila patungan usaha tersebut mengalami kerugian, sehingga nasabah tidak dapat mengembalikan uang yang telah dipercayakan oleh pihak bank. Solusi yang ditawarkan adalah perbankan syariah harus lebih selektif lagi dalam menyeleksi nasabah dan harus lebih aktif berperan dalam mengawasi dan melakukan pemberdayaan pada nasabah, sehingga resiko kerugian akan semakin kecil, dan juga bank harus turut dalam sistem manajemen unit usaha nasabah tersebut, sehingga dapat turut mengambil keputusan dalam unit usaha yang dimodalinya.