karyatulisilmiah.com file · web viewlaporan praktek belajar lapangan (pbl) laboratorium balai...

56
LAPORAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN (PBL) LABORATORIUM BALAI TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT (BTKLPP) KELAS 1 MEDAN OLEH KELOMPOK I Ketua : Andrian KEMENTERIAN KESEHATAN RI Lismasita Finhas Nurhayati Sri Ratna Putri Liza Ameliya Nuriyanti Cut Fitriyani Bukhari Nurul Husna Shahibul Auzar Tgk. Merissa Irda Fitria Yogi Pradifta Vebriadi

Upload: danganh

Post on 27-Mar-2019

239 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: karyatulisilmiah.com file · Web viewlaporan praktek belajar lapangan (pbl) laboratorium balai teknik kesehatan lingkungan dan. pengendalian penyakit (btklpp) kelas 1 medan. oleh

LAPORAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN (PBL)

LABORATORIUM BALAI TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN

PENGENDALIAN PENYAKIT (BTKLPP) KELAS 1 MEDAN

OLEH

KELOMPOK I

Ketua : Andrian

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLTEKKES KEMENKES ACEH

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

2012

Lismasita

Finhas

Nurhayati

Sri Ratna Putri

Liza Ameliya

Nuriyanti

Cut Fitriyani

Lila Qadari

Bukhari

Nurul Husna

Shahibul Auzar

Tgk. Merissa

Irda Fitria

Yogi Pradifta

Vebriadi

Page 2: karyatulisilmiah.com file · Web viewlaporan praktek belajar lapangan (pbl) laboratorium balai teknik kesehatan lingkungan dan. pengendalian penyakit (btklpp) kelas 1 medan. oleh

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Laporan Praktek Belajar Lapangan (PBL) kelompok I di Balai Teknik

Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Medan,

tanggal 19-29 November 2012 telah disetujui pada:

Hari/tanggal : Senin/ 03 Desember 2012

Waktu : 09.00 WIB s/d Selesai

Penulis : Kelompok I

Disetujui Oleh,

a.n Kepala BTKLPP Medan

Kepala Instalasi Diklat BTKLPP Medan

Erlan Aritonang, S.Si, M.Si

NIP 19580818 198203 1 01

Ketua kelompok I

Andrian

NIM PO7133010044

Page 3: karyatulisilmiah.com file · Web viewlaporan praktek belajar lapangan (pbl) laboratorium balai teknik kesehatan lingkungan dan. pengendalian penyakit (btklpp) kelas 1 medan. oleh

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan

indonesia. Adapun tujuan pembangunan kesehatan menuju indonesia sehat adalah

meningkatkan kesadaran, keamanan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar

terwujud kesehatan masyarakat yang optimal dan terciptanya masyarakat indonesia yang di

tandai oleh penduduk dalam lingkungan dan perilaku yang sehat, mempunyai kemampuan

untuk mencapai kesehatan yang bermutu secara merata, serta memiliki kesehatan yang

optimal.

Usaha peningkatan kesehatan diupayakan melalui upaya peningkatan (promotif),

pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan (kuratif), serta upaya pemulihan kesehatan

(rehabilitatif). Usaha – usaha tersebut dilakukan secara menyeluruh, terpada dan

berkesinambungan serta perlunya peningkatan pengamatan penyakit, pengkajian cara

penanggulangan secara terpadu dan penyelidikan tentang penularan penyakit. Dalam

mewujudkan upaya – upaya di atas, maka akan tercapai bila didukung oleh sarana dan

prasarana serta sumber daya manusia yang handal.

Dalam upaya mewujudkan kesehatan yang optimal, ada beberapa mempengaruhi.

Status kesehatan di pengaruhi oleh: lingkungan, prilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan.

Lingkungan merupakan kedua paling besar pengaruhnya terhadap derajat kesehatan manusia

sehingga pemerintah melalui Direktorat Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan (PP dan PL) Kementrian Kesehatan Republik Indonesia berupaya keras untuk

Page 4: karyatulisilmiah.com file · Web viewlaporan praktek belajar lapangan (pbl) laboratorium balai teknik kesehatan lingkungan dan. pengendalian penyakit (btklpp) kelas 1 medan. oleh

menekan angka kesakitan dan kematuan yang bersumber dari penyakit yang sebenarnya

dapat dicegah dan meningkatkan kualitas lingkungan serta pengawasan terhadap kesehatan

lingkungan.

Praktek Belajar Lapangan adalah proses belajar kerja agar mahasiswa dapat

meningkatkan keterampilan teknis dengan cara melibatkan diri dalam pekerjaan pada suatu

organisasi / instansi khusus yang dikelola, baik pemerintah maupun pihak swasta. Salah satu

Instansi Pemerintah adalah Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit

(BTKL & PP) Medan.

BTKL & PP Medan adalah salah satu Unit Pelaksanaan Teknik (UPT) dibidang

pelayanan kesehatan lingkungan yang secara teknis dibina Direktorat PP_PL yang

membidangi teknis pemberantasan penyakit dan penyehatan lingkungan indonesia. BTKL &

PP mempunyai tugas melaksanakan pemecahan masalah dibidang kesehatan lingkungan

melalui pengkajian dampak kesehatan lingkungan, penafsiran ilmu pengetahuan dan

teknologi (IPTEK) dibidang kesehatan lingkungan dan pengembangan teknologi tepat guna

dibidang kesehatan lingkungan yang berbaasis laboratorium.

1.2 Tujuan Praktek Belajar Lapangan (PBL)

1.2.1 Tujuan Umum

a. Agar mahasiswa dapat memahami dan mengaplikasi teori yang didapatkan

di bangku kuliah ke dunia kerja.

b. Untuk melaksanakan Praktek Belajar Lapangan (PBL) di BTKL & PPM

(Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit

Menular) Medan, sesuai dengan bidang ilmunya.

c. Meningkatkan hubungan kerja antara Perguruan Tinggi dengan dunia

usaha.

Page 5: karyatulisilmiah.com file · Web viewlaporan praktek belajar lapangan (pbl) laboratorium balai teknik kesehatan lingkungan dan. pengendalian penyakit (btklpp) kelas 1 medan. oleh

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui struktur organisasi dan program kerja BTKL & PPM

Medan.

b. Untuk mengetahui alat – alat teknologi laboratorium kimia, biologi dan

kimia fisika udara dan gas di BTKL & PPM Medan.

c. Ikut serta dalam kegiatan pemerikasaan sampel di laboratorium

d. Dapat melakukan analisa dan interpretasi hasil pengukuruan / kegiatan

1.3 Manfaat Praktek Belajar Lapangan (PBL)

Adapun manfaat yang diperoleh dalam pelaksanaan Praktek Belajar Lapangan

adalah sebagai berikut:

1. Bagi Mahasiswa

a. Untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman belajar mahasiswa

di lapangan mengenai kesehatan lingkungan.

b. Untuk lebih mengenal alat – alat teknologi laboratorium yang

digunakan dalam mengidentifikasi masalah kesehatan lingkungna dan

mengaplikasikannya sesuai dengan cara kerja yang berlaku.

c. Sebagai proses pengenalan dan pembelajaran mahasiswa tentang peran

dan fungsi dengan cara kerja yang berlaku.

2. Bagi Lembaga Pendidikan (POLTEKKES KEMENKES ACEH)

a. Terjalinnya hubungan kerja sama antara POLTEKKES KEMENKES

ACEH sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi dengan dunia kerja

(BTKL &PPM Medan).

b. POLTEKKES KEMENKES ACEH dapat meningkatkan mutu

lulusannya dengan menghubungkan pengetahuan di pengekuliahan

dengan pengetahuan di lapangan.

Page 6: karyatulisilmiah.com file · Web viewlaporan praktek belajar lapangan (pbl) laboratorium balai teknik kesehatan lingkungan dan. pengendalian penyakit (btklpp) kelas 1 medan. oleh

c. Sebagai masukan bagi dunia pendidikan apa yang kuran dan penting

sebagai pendukung peningkatan mutu pendidikan.

d. Menambah dokumentasi laporan Praktek Belajar Lapangan yang

akhirnya juga menambah pengetahuan bagi mahasiswa yang membaca

laporan ini.

3. Bagi BTKL & PP Medan

a. Adanya kerja sama antara dunia pendidikan dengan dunia kerja sehingga

BTKL & PP Medan deikenal oleh akademis.

b. Sebagai bahan masukan perbaikan dari sistem kinerja menuju yang lebih

efektif dan efisien.

c. Sebagai bahan masukan bagi BTKL & PP dalam rangka memajukan

pembangunan di bidang pendidikan.

Page 7: karyatulisilmiah.com file · Web viewlaporan praktek belajar lapangan (pbl) laboratorium balai teknik kesehatan lingkungan dan. pengendalian penyakit (btklpp) kelas 1 medan. oleh

BAB II

DESKRIPSI DAN STRUKTUR ORGANISASI BTKL - PPM KELAS I MEDAN

2.1 Serjarah berdirinya BTKLPP Medan

Pada mulanya BTKLPP bernama Laboratorium Kesehatan Lingkungan (LKL), yang

didirikan oleh pemerintah Belanda pada tahun 1909 di Manggarai, Jakarta. Pada tahun 1946

LKT pindah ke yogyakarta dan pada tahun 1978 LKT berganti nama menjadi Balai Tektik

Kesehatan Lingkungan (BTKL) dibawah pimpinan direktorat Jendral Pelayanan Medis

Kesehatan Lingkungan (Dirjen Yanmed Depkes). Kemudian pada tahun 1998 BTKL

dibawah pimpinan Direktorat Jendral Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Departemen Kesehatan (Dirjen PP – PL Depkes), BTKL Medan resmi didirikan pada tahun

1998 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan 392/Menkes/SK/V/1998 dan

beroperasi pada tahun 1999. Pada tahun 2011 BTKL Medan berubah nama menjadi BTKLPP

Medan. Saat ini lokasi BTKLPP Medan terletak di Jl. K.H Wahid Hasyim No. 15 Medan.

Kepala BTKLPP Medan saat ini adalah Ibu Dr. Dra. Indah Anggraini, M.Si.

2.2 Visi dan Misi BTKLPP Medan

2.2.1 Visi

Visi BTKLPP Medan adalah menjadi institut yang mampu memberikan

pelayanan secara paripurna kepada masyarakat dalam pemberantasan penyakit menular,

kesehatan lingkungan dan kesehatan mitra.

2.2.2 Misi

Page 8: karyatulisilmiah.com file · Web viewlaporan praktek belajar lapangan (pbl) laboratorium balai teknik kesehatan lingkungan dan. pengendalian penyakit (btklpp) kelas 1 medan. oleh

Misi BTKLPP Medan adalah:

1. Memantau kualitas kesehatan lingkungan (tanah, air dan udara) dari polutan

yang dihasilkan oleh kegiatan manusia dan alam,

2. Melaksanakan surveilans kesehatan lingkungan dan masyarakat,

3. Memberikan bantuan pemecahan kesehatan lingkungan bagi pemerintah,

maupun swasta,

4. Mengembangkan metode analisis specimen dibidang kesehatan lingkungan

dalam rangka meningkatkan monitoring kualitas lingkungan,

5. Memberikan pelayanan peningkatan pengetahuan dan ketercintaan kepada

semua kalangan.

2.3 Kedudukan dan Klasifikasi BTKLPP Medan

2.3.1 Kedudukan BTKLPP Medan

BTKLPP Medan merupakan Unit Pelaksanaan Unit (UPT) bidang teknik

kesehatan lingkungan dan pemberantasan penyakit menular adalah unit pelaksanaan

teknik di lingkungan Departemen Kesehatan yang berada dibawah dan tanggung jawab

Direktur Jendral Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan. Unit

pelaksanaan teknik kesehatan lingkungan dan pemberantasan penyakit menular masing

– masing dipimpin oleh seorang kepala.

2.3.2 Tugas dan Fungsi BTKL & PP Medan

Unit pelaksana teknis bidang teknik kesehatan lingkungan mempunyai tugas

melaksanakan surveilans epidemiologi, kajian dan penapisan teknologi, laboratorium

rujukan, kendali mutu, kalibrasi, pendidikan dan penelitian, pengembangan model dan

teknologi tepat guna, serta kewaspadaan dini dan penanggulangan kejadian luar biasa

Page 9: karyatulisilmiah.com file · Web viewlaporan praktek belajar lapangan (pbl) laboratorium balai teknik kesehatan lingkungan dan. pengendalian penyakit (btklpp) kelas 1 medan. oleh

(KLB) di bidang pemberantasan penyakit dan kesehatan lingkungan serta kesehatan

marta.

Dalam melaksanakan tugas unit pelaksanaan teknis bidang kesehatan

lingkungan menyelenggarakan fungsi:

1. Melaksanakan surveilans epidemiologi

2. Pelaksanakan analisa dampak kesehatan lingkungan

3. Pelaksanaan laboratorium rujukan

4. Pelaksanaan perkembangan model dan teknologi tepat guna

5. Pelaksanaan uji kendali mutu dan kalibrasi

6. Pelaksanaan penelitian dan respon cepat kewaspadaan dini dan

penanggulangan KLB wabah dan bencana

7. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan

8. Pelaksanaan kajian dan pengembangan teknologi pemberantasan penyakit

menular kesehatan lingkungan dan kesehatan marta

9. Pelaksanaan ketatausahaan dan lerumahtanggaan BTKL & PP Medan

2.3.3 Klasifikasi BTKLPP Medan

Unit pelaksanaan teknis bidang kesehatan lingkungan dan pemberantasan

penyakit menular diklasifikasikan dalam 3 kelas, antara lain:

1. Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit

kelas I (BTKLPP) Medan,

2. Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Kelas II

(BTKLPP Kelas II).

Page 10: karyatulisilmiah.com file · Web viewlaporan praktek belajar lapangan (pbl) laboratorium balai teknik kesehatan lingkungan dan. pengendalian penyakit (btklpp) kelas 1 medan. oleh

Unit pelaksanaan teknik bidang kesehatan lingkungan dan pemberantasan

menular (BTKLPP) Medan termasuk kedalam klasifikasi kelas I.

2.4 Wilayah Kerja BTKLPP Medan

Wilayah kerja BTKLPP Medan mencakup provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

(NAD), Sumatra Utara dan Sumatra Barat, dengan kondisi spesifik berikut:

1. Daerah agrobisnis daerah tujuan wisata,

2. Daerah industri kimia, semen, pupuk, insektisida, dan makanan – makanan ringan,

3. Daerah yang berbatasan dengan negara lain,

4. Pusar perekonomian di regional.

2.5 Struktur Organisasi

Berdasarkan PERMENKES RI No.2349/Menkes/PER/XI/2011 tenteng organisasi dan

tata kerja unit pelaksanaan teknis di bidang teknik kesehatan lingkungan dan pengendalian

penyakit, maka BTKL berubah menjadi lingkungan BTKLPP. BTKLPP adalah unit

pelaksanaan teknik (UPT) dibidang pelayanan kesehatan lingkungan secara teknis dibina oleh

Direktorat Jendral Departemen Kesehatan RI.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1251/Menkes/SK/VIII/2005 tentang

susunan jabatan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Kelas I

terdiri dari:

1. Kepala Balai,

2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha,

3. Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi,

4. Kepala Seksi Pengembangan Teknologi dan Laboratorium

Page 11: karyatulisilmiah.com file · Web viewlaporan praktek belajar lapangan (pbl) laboratorium balai teknik kesehatan lingkungan dan. pengendalian penyakit (btklpp) kelas 1 medan. oleh

5. Kepala Seksi Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan,

6. Kelompok Jabatan Fungsional yang ada di BTKLPP, yaitu:

6.1 Epidemiologi Kesehatan

6.2 Sanitarian

6.3 Pranata Labkes

7. Jabatan Fungsional Belum Berakreditasi, yaitu:

7.1 Entomologi

7.2 Bendaharawan

7.3 Operator Komputer

7.4 Pengadministrasi Umum

8. Tenaga honor di BTKLPP Medan

2.6 Uraian Tugas Struktur Organisasi

1. Sub Bagian Tata Usaha

Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan antara lain

penyusunan program, pengelolaan informasi, evaluasi, dan laporan urusan tata

usaha, keuangan, kepegawaian, perlengkapan dan rumah tangga.

2. Seksi Surveilans Epidemiologi

Seksi surveilans epidemiologi mempunyai tugas melaksanaan pelaksanaan

perencanaan dan evaluasi dibidang surveilans epidemiologi, advokasi, fasilitas

kesiapan, dan penanggulangan KLB, kajian dan diseminasi informasi kesehatan

lingkungan, kesehatan mitra, kemitraan, dan jejaring kerja, serta pendidikan dan

pelatihan bidang surveilans epidemiologi.

3. Seksi Pengembangan Teknologi dan Laboratorium

Seksi Pengembangan Teknologi dan Laboratorium mempunyai tugas

melaksanakan perencanaan dan evaluasi, pengembangan dan penapisan teknologi

Page 12: karyatulisilmiah.com file · Web viewlaporan praktek belajar lapangan (pbl) laboratorium balai teknik kesehatan lingkungan dan. pengendalian penyakit (btklpp) kelas 1 medan. oleh

dan laboratorium, kemitraan dan jejaring kerja, kesehatan lingkungan, kesehatan

mitra, serta pendidikan dan pelatihan bidang pengembangan teknologi dan

laboratorium pemberantasan penyakit menular, kesehatan lingkungan dan kesehatan

matra.

4. Seksi Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan

Seksi Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan mempunyai tugas membuat

perencanaan dan evaluasi analisis lingkungan fisik dan kimia serta dampak

lingkungan biologi, pendidikan, dan pelatihan di bidang pemberantasan penyakit

menular dan kesehatan lingkungan.

5. Bagian Instalasi

Instalasi adalah suatu bagian yang terdapat pada BTKLPP yang merupakan

fasilitas penyelenggara kesehatan lingkungan dibawah pimpinan seorang kepala dan

memenuhi secara hukum untuk mengadakan, menyediakan dan mengelola seluruh

bagian penyediaan pembekalan kesehatan lingkungan yang berorientasi pada

kepentingan masyarakat. Ada beberapa instalasi di BTKLPP antara lain:

1. Berhubungan dengan laboratorium

1.1 Instalasi Laboratorium kimia

Mempunyai fungsi menerima, menangani dan melaksanakan

pemeriksaan sampel yang kemudian dicatat dalam buku penerimaan

sampel seperti parameter yang akan diperiksa, tanggal sampel, objek

(tempat sampel, jumlah sampel, dan nama petugas yang memeriksa

sampel).

1.2 Instalasi Bagian Biologi Lingkungan

Page 13: karyatulisilmiah.com file · Web viewlaporan praktek belajar lapangan (pbl) laboratorium balai teknik kesehatan lingkungan dan. pengendalian penyakit (btklpp) kelas 1 medan. oleh

Mempunyai fungsi menerima, menangani dan melaksanakan

pemeriksaan sampel biologis yang berkaitan di bidang parasitologi

dan mikrobiologi.

2. Instalasi Laboratoirum Fisika, Udara dan Radiasi (FUR)

Menerima, menangani dan melaksanakan pemeriksaan sampel di

bidang kimia, fisika dan gas berupa ambient dan emisi, kebisingan,

getaran, radiasi elektromagnetik, radiasi panas, dan radiasi sinar gamma.

3. Instalasi Laboratorium Entomologi

Mempunyai tugas untuk melakukan pemeriksaan nyamuk yang

dapat mengakibatkan penyakit menular, mengidentifikasi nyamuk,

membuat preparat dan awetan nyamuk. Selain itu juga melakukan

pemberantasan nyamuk yang mengakibatkan penyakit menular pada

suatu lingkungan.

4. Beberapa Instalasi lain yang terdapat di BTKLPP:

4.1 Instalasi Pelayanan Teknologi

4.2 Instalasi Diklat dan Perpustakaan

4.3 Instalasi Teknologi Tepat Guna

4.4 Instalasi Pemeliharaan Alat, Uji Mutu, dan Kalibrasi

4.5 Instalasi Penanggulangan Bencana dan Pengungsi.

4.6 Instalasi Penyakit Tidak Menular.

Page 14: karyatulisilmiah.com file · Web viewlaporan praktek belajar lapangan (pbl) laboratorium balai teknik kesehatan lingkungan dan. pengendalian penyakit (btklpp) kelas 1 medan. oleh

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biologi

Pengetahuan kualitas air secara microbiologis menurut ALPHA (American Public

Health Association) dan WHO (World Health Organization) dilakukan berdasarkan analisis

kehadiran jasad indikator – indikator, yaitu bakteri golongan Coli Fecal yang selalu

ditemukan didalam tinja manusia atau hewan berdarah panas, baik yang sehat maupun yang

sakit. Selain itu, prosedur pengujian kualitas air menggunakan Coli Fecal bersifat sangat

spesifik, artinya pengujian tidak memberikan hasil positif yang salah dan bersifat sangat

sensitif, yang artinya kualitas air sudah dapat ditentukan meskipun Coli Fecal tersebut

terdapat dalam jumlah yang sangat kecil, misalnya ditemukan 1 sel per mililiter sampel air.

Golongan Bakteri Coli merupakan indikator alami baik didalam air yang tampak jernih

maupun tampak kotor, yang memiliki karakteristik sebagai berikut: berbentuk batang, garam

negatif, tidak membentuk spora, pada temperatur 37oC dapat memferfentasikan laktosa

dengan membentuk asam dan dalam 48 jam dapat membentuk gas.

Bakteri Coli terdiri dari:

a. Kelompok Escherichia, misalnya Escherichia Coli, Escherichia Freundil dan

Escherichia Intermedia.

b. Kelompok Aerobacter, misalnya Aerobacter Aerogenes, A. Cloacea

c. Kelompok Klebsiela Pneumonie

Page 15: karyatulisilmiah.com file · Web viewlaporan praktek belajar lapangan (pbl) laboratorium balai teknik kesehatan lingkungan dan. pengendalian penyakit (btklpp) kelas 1 medan. oleh

Dari ketiga kelompok tersebut, kelompok Escherichia khususnya Escherichia Coli

merupakan bakteri yang paling tidak dikehendaki kehadirannya didalam air minum maupun

makanan. Aerobacter dan Klebsiela yang biasa disebut golongan perantara, mempunyai sifat

seperti Coli Fecal, tetapi tidak dapat hidup pada suhu diatas 37oC dan lebih sering dijumpai

didalam tanah dan air daripada didalam saluran pencernaan makanan manusia. Umumnya

genus – genus tersebut tidak patogen. Oleh karena itu kelompok Aerobacter dan Klebsiela

disebut kelompok Bakteri Coli non Fecal ( Non – Fecal Coliform Bacterial/Non-FCB).

2.1.1 Bakteri Escherichia Coli

Escherichia mula – mula ditemukan oleh Escherichia pada 1885 dari feses

seorang bayi. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa Escherichia juga banyak

ditemukan pada saluran pencernaan makanan manusia dewasa dan hewan – hewan

berdarah panas. Bakteri ini dapat hidup pada suhu 42oC. Dari sekitar 100 – 150 gram

feses yang setiap hari dikeluarkan oleh seorang manusia, ternyata didalamnya

mengandung sekitar 3x1011 (300 milyar) sel Bakteri Coli. Oleh sebab itu, kelompok

Escherichia lebih dikenal dengan sebutan kelompok Bakteri Coli Fecal (Fecal Coliform

Bacteri/FCB). Sejak saat itu, bila sumber air ditemukan bakteri Coli Fecal maka hal ini

dapat menjadi indikasi bahwa air tersebut telah mencemari pencemaran oleh feses

manusia atau hewan berdarah panas.

Pencemaran bakteri Fecal sangat baik diharapkan. Pada suatu kadar tertentu

bakteri Escherichia Coli terbukti dapat menyebabkan berbagai infeksi, antara lain diare,

infeksi pada saluran kencing dan meningitis. Escherichia Coli tidak menimbulkan

penyakit kecuali apabila bakteri ini hidup dan berkembang dalam jumlah yang sangat

banyak Escherichia Coli menyebabkan diare akut dapat dikelompokkan menjadi 4

kategori, yaitu:

Page 16: karyatulisilmiah.com file · Web viewlaporan praktek belajar lapangan (pbl) laboratorium balai teknik kesehatan lingkungan dan. pengendalian penyakit (btklpp) kelas 1 medan. oleh

a. Echerichia Coli Enteropatogenik

Echerichia Coli Enteropatogenik menyebabkan gastroenteristis pada bayi

yang baru lahir hingga umur 2 tahun sehingga terjadi kegagalan pertumbuhan

pada bayi, khususnya di negara – negara berkembang. Echerichia Coli ini

menyebabkan lesu melalui pengikisan permukaan usus.

b. Echerichia Coli Enteroinflasive

Serotipe – serotipe Echerichia Coli tertentu enteropatogenik, ditemukan

sebagai penyebab diare akut pada anak – anak yang lebih berbadan orang

dewasa. Echerichia coli ini menyerang sel – sel epitel usus besar dan

menyebabkan sindrom klinis yang mirip dengan sindrom yang diakibatkan oleh

Shigella, yaitu demam, diare, muntah dan kram. Galur ini dikenal sebagai

enteroinfalsive, virulensi terhadap epitel usus dan penularan didukung dengan

sanitasi yang buruk.

c. Echerichia Coli Enterotoksigenik

Echerichia coli enterotoksigenik merupakan penyebab utama travellers

diarrhed (diare pelancong) yang menyerang bayi – bayi di negara yang

berkembang. Galur – galur enterotoksigenik menghasilkan satu atau dua macam

enterotoksin yang berbeda. Beberapa galur menghasilkan toksin yang tahan

panas (TP), sedangkan yang lain merupakan toksin yang tidak tahan panas

(TTP). Kedua macam toksin ini menyebabkan diare pada orang dewasa dan

anak – anak.

Page 17: karyatulisilmiah.com file · Web viewlaporan praktek belajar lapangan (pbl) laboratorium balai teknik kesehatan lingkungan dan. pengendalian penyakit (btklpp) kelas 1 medan. oleh

d. Echerichia Coli Enterohermoganik

Echerichia coli enterohermoganik sering dijumpai pada makanan yang

tercemar feses sapi. Coli jenis ini menghasilkan toksin hemoragik dan dapat

berkembang menjadi uremik hemofilik dan gagal ginjal akut.

2.1.2 Metode Most Probable Number (MPN)

Metode Most Probable Number (MPN) menggunakan pendekatan “pengenceran

berganda hingga punah” telah dibuktikan sangat baik untuk memperkirakan populasi

mikroba, terutama jika mikroba ada dalam jumlah yang sangat sedikit dalam makanan

dan sampel air. Selain echerichia coli saat ini metode MPN juga dapat digunakan untuk

memperkirakan jumlah mikroba Salmonella, Taphylococcus dan fecal coliform lainnya.

Metode MPN didasarkan pada pembagian sampel menjadi 3 macam

pengenceran. Akurasi dari satu kali pengujuan tergantung dari jumlah tabung yang

digunakan untuk tiap pengenceran. Lazimnya, digunakan sistem 5 tabung atau 3 tabung

untuk setiap pengenceran. Informasi yang sangat memuaskan akan diperoleh apabila

semua tabung dengan pengenceran rendah menunjukkan tidak adanya pertumbuhan.

Pengambilan sampel, pengiriman dan pemeriksaan sampel air harus dilakukan dengan

cara aseptis dan dapat mewakili air yang diperiksa. Penggunaan alat – alat, media dan

reagensia serta pelaksanaan pengujian harus sesuai dengan jenis bakteri yang akan

ditentukan.

Dalam pengujian sampel, disarankan untuk menggunakan satu set tabung dari

setiap pengenceran sebagai kontrol yang tidak diinokulasi. Contohnya, jika

menggunakan metode MPN 5 tabung, maka perlu ditambahkan 1 set berisi 5 tabung

lagi harus diinkubasi sebagai kontrol untuk meyakinkan bahwa medium yang

Page 18: karyatulisilmiah.com file · Web viewlaporan praktek belajar lapangan (pbl) laboratorium balai teknik kesehatan lingkungan dan. pengendalian penyakit (btklpp) kelas 1 medan. oleh

digunakan benar – benar steril. Selain itu temperatur inkubator juga harus dikontrol.

Pengenceran sampel dengan menggunakan metode MPN identik dengan prosedur untuk

perhitungan koloni. Tabung yang positif dari setiap kelompok pengenceran dicatat dan

hasilnya dalam bentuk nilai MPN/100 ml. Hasilnya tersebut perlu dikonversikan

menjadi nilai nyata, sehingga dapat diketahui jumlah sel yang sebenarnya / ml sampel,

dengan rumus sebagai berikut:

= nilai MPN 10

volume tes terbesar

Analisa kehadiram golongan Bakteri Coli secara kualitatif dilakukan dengan

tahapan – tahapan sebagai berikut:

a. Tes Pendugaan (Presumtif Tes)

Medium yang digunakan adalah kaldu laktosa. Bakteri coliform

menggunakan laktosa sebagai sumber kerbonnya. Tes ini dikatakan positif jika

setelah inkubasi 37oC selama 24 jam laktosa yang telah difermentasikan akan

berubah warna dan berbentuk gas yang ditampung oleh tabung durham yang

diletaklan terbalik.

b. Tes Konfirmasi (Confirmed Tes)

Merupakan tes selanjutnya dari tes pendugaan. Dari tabung yang positif

pada tes pendugaan, dilakukan tes menggunakan mediumm BGLB (Brilliant

Green Lactose Broth) yang dapat menghambat pertumbuhan pertumbuhan

bakteri gram negatif seperti coliform, selain itu dilakukan pula indokulasi pada

cawan petri yang berisi media EMB – agar (Eosine Matylene Blue) atau endo

agar. Jika setelah inkubasi 37oC dalam 24 jam, tumbuh koloni yang tampak

hijau berkilap logam pada EMB – agar maka tes dinyatakan positif. Bila

Page 19: karyatulisilmiah.com file · Web viewlaporan praktek belajar lapangan (pbl) laboratorium balai teknik kesehatan lingkungan dan. pengendalian penyakit (btklpp) kelas 1 medan. oleh

menggunakan Endo agar yang mengandung pewarna fuchsin merah muda

akibat adanya kandungan asam yang dihasilkan oleh coliform, disekitar koloni

Echerichia coli.

c. Tes Penentu atau Pelengkap (Completed tes)

Untuk menentukan hasil pemeriksaan benar – benar positif, maka mikroba

dari hasil tes konfirmasi hasil yang positif diinokulasikan pada kaldu laktosa

kembali. Selain itu ditumbuhkan pula pada agar miring. Jika timbul gas pada

kaldu laktosa, maka tes penentu dinyatakan positif.

Jumlah koliform dapat dihitung dengan menggunakan tabel Hopkins yang

dikenal dengan metode JPT (Jumlah Perkiraan Terdekat) atau MPN (Most

Probable Number).

2.2 Kimia

Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak,

bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar

tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain.

Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana, dengan

memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang. Aspek

penghematan dan pelestarian sumber daya air harus ditanam pada segenap pengguna air.

Saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh sumber air meliputi kualitas air yang sudah

tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan

domestik yang semakin menurun. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain. Kondisi ini

dapat menimbulkan gangguan, kerusakan dan bahaya bagi semua makhluk hidup yang

Page 20: karyatulisilmiah.com file · Web viewlaporan praktek belajar lapangan (pbl) laboratorium balai teknik kesehatan lingkungan dan. pengendalian penyakit (btklpp) kelas 1 medan. oleh

bergantung pada sumber daya air. Oleh karena itu diperlukan pengolahan dan perlindungan

sumber daya air secara seksama.

2.2.1 Sifat Air

Air memiliki yang khas yang tidak dimiliki oleh senyawa kimia yang lain.

Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pada kisaran suhu yang sesuai dengan kehidupan, yakni 0oC (32oF) –

100oC, air berwujud cair. Suhu 0oC merupakan titik beku (freezing polut)

dan suhu 100oC merupakan titik didih (boiling poin) air

2. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai

penyimpan panas yang baik. Sifat ini memungkinkan air tidak menjadi

panas ataupun dingin dalam seketika. Perubahan suhu air yang lambat

mencegah terjadinya stress pada makhluk hidup karena adanya perubahan

suhu yang mendadak dan memelihara suhu bumi agar sesuai bagi makhluk

hidup sifat ini juga menyebabkan air sangat baik digunakan sebagai

pendingin mesin.

3. Air memerlukan panas yang tinggi dalam proses penguapan. Penguapan

(evaporasi) adalah proses perubahan air menjadi uap air

4. Air merupakan pelarut yang baik. Air mampu melarutkan berbagai

senyawa kimia.

5. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi. Suatu cairan dikatakan

memiliki tegangan permukaan yang tinggi jika tekanan antar molekul

cairan tersebut tinggi.

6. Air merupakan satu – satunya senyawa yang merenggang ketika membeku.

Pada saat membeku, air merenggang sehingga es memiliki densitas

Page 21: karyatulisilmiah.com file · Web viewlaporan praktek belajar lapangan (pbl) laboratorium balai teknik kesehatan lingkungan dan. pengendalian penyakit (btklpp) kelas 1 medan. oleh

(massa/volume) yang lebih rendah dari pada air. Dengan demikian, es akan

mengapung didalam air.

2.2.2 Penggolongan Air

Adapun penggolongan air menurut peruntukannya adalah sebagai berikut:

a. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara

langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu

b. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum

c. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan

dan peternakan

d. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian,

usaha diperkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA)

2.2.3 Tujuan Pemantauan Kualitas Air

Pemantauan kualitas air suatu perairan memiliki tiga tujuan utama sebagai berikut:

1. Enviromental Surveillence, yakni tujuan untuk mendeteksi dan mengukur

pengaruh yang ditimbulkan oleh suatu pencemaran terhadap kualitas

lingkungan dan mengetahui perbaikan kualitas lingkungan setelah

pencemaran tersebut dihilangkan.

2. Establishing Water – Quality Criteria, yakni tujuan untuk mengetahui

hubungan sebab akibat antara perunahan sebab akibat antara perunahan

variabel – variabel ekologi perairan dengan parameter fisika dan kimia,

untuk mendapatkan mutu kualitas air

3. Apparsial of Resources, yakni tujuan untuk mengetahui gambaran kualitas

air pada suatu tempat secara umum

Page 22: karyatulisilmiah.com file · Web viewlaporan praktek belajar lapangan (pbl) laboratorium balai teknik kesehatan lingkungan dan. pengendalian penyakit (btklpp) kelas 1 medan. oleh

2.2.4 Parameter Air

2.2.4.1 Suhu

Suhu suatu bahan air yang dipengaruhi oleh musim, lintang (latitude)

ketinggian permukaan laut (altitude), waktu dalam air, sirkulasi udara,

penutupan awan, dan aliran serta kedalaman badan air. Perunahan suhu

berpengaruh terhadap proses fisika, kimia dan biologi badan air. Suhu juga

dapat berperan mengendalikan kondisi ekosistem perairan. Organisme akuatik

memiliki kisaran suhu tertentu (batas atas dan bawah) yang disukai pada

pertumbuhannya.

Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan viskositas, reaksi

kimia, evaporasi dan volatilasi. Peningkatan suhu juga menyebabkan

penurunan gas dalam air, misalnya gas O2, CO2, N2, CH4, dan sebagainya.

Selain itu, peningkatan suhu juga menyebabkan peningkatan kecepatan

peningkatan konsumsi oksigen. Peningkatan suhu perairan sebesar 10oC

menyebabkan terjadinya peningkatan konsumsi oksigen oleh organisme

akuatik sekitar 2 – 3 kali lipat. Namun peningkatan suhu ini disertai dengan

penurunan kadar oksigen terlarut sehingga keberadaan oksigen sering kali

tidak mampu memenuhi kebutuhan oksigen bagi organisme akuatik untuk

melakukan proses metabolisme dan respirasi. Peningkatan suhu juga

menyebabkan terjadinya peningkatkan dekomposisi bahan organik oleh

mikroba. Kisaran suhu optimum bagi pertumbuhan fitoplankton di perairan

adalah 20oC – 30oC.

Page 23: karyatulisilmiah.com file · Web viewlaporan praktek belajar lapangan (pbl) laboratorium balai teknik kesehatan lingkungan dan. pengendalian penyakit (btklpp) kelas 1 medan. oleh

2.2.4.2 Warna

Warna perairan biasanya dikelompokkan menjadi dua, yaitu warna

sesungguhnya (true color) dan warna tampak (apparent color). Warna

sesungguhnya adalah warna yang hanya disebabkan oleh bahan – bahan kimia

terlarut. Pada penentuan warna sesungguhnya, bahan – bahan tersuspensi yang

dapat menyebabkan kekeruhan dipisahkan terlebih dahulu. Warna tampak

adalah warna yang tidak hanya disebabkan oleh bahan terlarut, tetapi juga oleh

bahan tersuspensi.

Warna perairan ditimbulkan oleh adanya bahan organik dan bahan

anorganik, karena keberadaan plankton, humus, dan ion – ion logam (misalnya

besi dan mangan), serta bahan – bahan lain. Adanya oksidasi besi

menyebabkan air berwarna kecoklatan atau kehitaman, kadar besi sebanyak

0,3 mg/liter dan kadar mangan sebanyak 0,05 mg/liter sudah cukup dapat

menimbulkan warna pada perairan. Kalsium karbonat yang berasal dari daerah

berkapur menimbulkan warna kehijauan pada perairan. Bahan – bahan

organik, misalnya tanin, lignin, dan asam humus yang berasal dari

dekomposisi tumbuhan yang telah mati menimbulkan warna kecoklatan.

2.2.4.3 Bahan organik

Semua bahan organik mengandung karbon (C) berkombinasi dengan

satu atau lebih elemen lainnya. Bahan organik berasal dari tiga sumber utama

sebagai berikut:

1. Alam, misalnya fiber, minyak nabati dan hewani, lemak hewani,

alkaloid, selulosa, kanji gula dan sebagainya.

Page 24: karyatulisilmiah.com file · Web viewlaporan praktek belajar lapangan (pbl) laboratorium balai teknik kesehatan lingkungan dan. pengendalian penyakit (btklpp) kelas 1 medan. oleh

2. Sintesis, yang meliputi semua bahan organik yang diperoleh oleh

manusia

3. Fermentasi, misalnya alkohol, aseton, gliserol, antibioka, dan

asam, yang semuanya diperoleh melalui aktifitas

mikroorganisme.

Karakteristik bahan organik:

1. Mudah terbakar

2. Memiliki titik beku dan titik didih rendah

3. Biasanya lebih sukar larut dalam air

4. Bersifat isomerasasi: beberapa jenis bahan organik memiliki

rumus molekul yang sama

5. Reaksi dengan senyawa lain berlangsung lambat karena bukan

terjadi dalam bentuk ion, melainkan dalam bentuk molekul

6. Berat molekul biasanya sangat tinggi, dapat lebih dari 1000

7. Sebagian besar dapat berperan sebagai sumber makanan bagi

bakteri.

2.2.4.4 Besi dan Mangan

Besi dan mangan yang teroksidasi dalam air berwarna kecoklatan dan

tidak larut, menyebabkan penggunaan air menjadi terbatas. Air tidak dapat

dipergunakan untuk keperluan rumah tangga dan industri. Kedua macam

bahan ini berasal dari larutan batu – batuan yang mengandung senyawa Fe

atau Mn seperti pyrite, kematit mangan dan lain – lain. Dalam limbah industri,

besi berasal dari korosi pipa – pipa air, material logam sebagai hasil reaksi

elektrokimia yang terjadi pada permukaan. Air yang mengandung padatan

Page 25: karyatulisilmiah.com file · Web viewlaporan praktek belajar lapangan (pbl) laboratorium balai teknik kesehatan lingkungan dan. pengendalian penyakit (btklpp) kelas 1 medan. oleh

terlarut mempunyai sifat menghantarkan listrik dan ini mempercepat

terjadinya korosi.

2.2.4.5 Klorida

Klorida banyak dijumpai dalam pabrik institut kaustik soda. Bahan ini

berasal dari proses elektrolisa, penjernihan garam dan lain – lain. Chlorida

merupakan zat terlarut dan tidak menyerap. Sebagai Chlor bebas berfungsi

desinfektans, tapi dalam bentuk ion yang bersenyawa dengan ion natrium

menyebabkan air menjadi asin dan merusak pipa – pipa instalasi (Agusnar,

H.2008).

2.2.4.6 Phosfat

Kandungan phosfat yang tinggi menyebabkan suburnya alga dan

organisme lainnya. Phosfat kebanyakan berasal dari bahan pembersih yang

mengandung senyawa phosfat. Dalam industri, kegunaan Phosfat terdapat

pada ketel uap untuk mencegah kesadahan. Maka pada saat penggantian air

ketel, buang ketel ini menjadi sumber phosfat.

Pengukutan kandungan phosfat dalam air limbah industri berfungsi

untuk mencegah tingginya kadar phosfat sehingga tidak merangsang

pertumbuhan tumbuh – tumbuhan dalam ait. Sebab pertumbuhan subur akan

menghalangi kelancaran arus air. Pada danau suburnya tumbuh – tumbuhan air

akan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut dan kesuburan tanaman

lainnya. (Agusnar, H.2008).

Page 26: karyatulisilmiah.com file · Web viewlaporan praktek belajar lapangan (pbl) laboratorium balai teknik kesehatan lingkungan dan. pengendalian penyakit (btklpp) kelas 1 medan. oleh

2.2.4.7 Nitrogen

Nitrogen dalam air limbah pada umumnya terdapat dalam bentuk

organik dan oleh bakteri berubah menjadi amonia. Dalam kondisi aerobic dan

dalam waktu tertentu bakteri dapat mengoksidasi ammonia menjadi nitrit dan

nitrat. Nitrat dapat digunakan oleh alga dan tumbuh – tumbuhan lain untuk

membentuk protein tanaman dan oleh hewan untuk membentuk protein hewan,

perusakan protein tanaman dan hewan oleh bakteri menghasilkan ammonia.

Nitrit menunjukkan jumlah zat nitrogen yang teroksidasi. Nitrit

merupakan hasil reaksi dan menjadi ammonia atau dioksidasi menjadi nitrit.

Kehadiran nitrogen ini seringkali dijumpai sebagai nitrogen nitrit. Cadmium

ditemukan dalam ruangan industri tekstil, elekto plating, pabrik kimia.

Chromium dijumpai dalam dua bentuk yaitu chrom valensi 6 dan chrom

valensi 3. Chrom valensi 6 ditemukan dalam ruangan pabrik aluminium dan

chad, sedang chrom trivalen ditemukan pada pabrik tekstil, industri gelas dan

keramik. Logam ini dengan konsentrasi tertentu membahayakan bagi manusia.

(Agusnar, H.2008)

Pengubahan dari nitrogen bebas diudara menjadi nitrat dapat

dilakukan secara biologis maupun kimia. Transformasi ini disebut fiksasi

(pengikatan) nitrogen. Halilintar menyebarkan fiksasi kimia nitrogen. Ledakan

petir yang melalui udara memberikan cukup energi untuk menyatukan oksigen

dan nitrogen membentuk nitrogen dioksida, NO2. Gas ini bereaksi dengan air

membentuk asam nitrat, NO3. (Kristanto,P.2002)

Ammonia merupakan hasil tambahan penguraian (pembusukan)

protein tanaman atau hewan, atau dalam kotoran. Jadi jika ammonia dalam air,

Page 27: karyatulisilmiah.com file · Web viewlaporan praktek belajar lapangan (pbl) laboratorium balai teknik kesehatan lingkungan dan. pengendalian penyakit (btklpp) kelas 1 medan. oleh

ada kemungkinan kotoran hewan masuk. Juga dapat terbentuk jika urea dan

asam urine dalam urine mengurai. Pupuk buatan juga mengandung ammonia

dan senyawanya, sehingga serbuk yang terbawa air dapat terurai dan

memberikan ammonia.

Amoniak dalam air tidak terlalu berbahaya jika air itu diberikan Klor.

Nitrit amat beracun dalam air, tetapi tidak dapat lama tahan. Jika kandungan

nitrat sudah menjadi 45 bbj akan berbahaya untuk diminum. Nitrat ini akan

berubah menjadi nitrat dalam perut. Keracunan akan menimbulkan muka biru

dan kematian. Dapat terjadi didaerah pertanian yang menggunakan pupuk

nitrar. (Sastrawijaya,T.2001)

2.2.4.8 Sulfur

Sulfat dalam jumlah besar akan menaikkan keasaman air. Ion sulfat

dapat terjadi secara proses alamiah. Sulfure dioxide dibutuhkan pada sintesa.

Pada industri kausit soda ion sulfat terdapat sewaktu pemurnian garam. Ion

sulfat oleh bakteri direduksi menjadi sulfide pada kondisi anaerob dan

selanjutnya sulfide diubah menjadi hydrogen sulfida. Dalam suasana anaerob

hydrogen sulfide teroksidasi secara bakteriologis menjadi sulfide. Dalam

bentuk H2S bersifat racun dan berbau busuk. Pada prosos digester lumpur gas

H2S yang bercampur dengan metana CH4 dan CO2 akan bersifat korosis.

2.2.4.9 Oksigen Terlarut (DO)

Oksigen adalah gas yang berwarna, tak berbau, tak berasa, dan hanya

sedikit larut dalam air. Untuk mempertahankan hidupnya makhluk yang

tinggal di air, baik tanaman maupun hewan bergantung kepada oksigen yang

Page 28: karyatulisilmiah.com file · Web viewlaporan praktek belajar lapangan (pbl) laboratorium balai teknik kesehatan lingkungan dan. pengendalian penyakit (btklpp) kelas 1 medan. oleh

terlarut ini. Jadi penentuan kadar DO dapat dijadikan untuk menentukan mutu

air. Kehidupan di air dapat bertahan jika ada DO sebanyak 5 mg oksigen setiap

liter air (5 ppm). Selebihnya bergantung kepada tekanan organisme derajat

keaktifannya, kehadiran pencemar, suhu air dan sebagainya. Umumnya laju

konsumsi kelarutan oksigen dalam air, jika udara yang bersentuhan dengan

permukaan air itu bertekanan 760 mm dan mengandung 21% oksigen. Oksigen

dapat merupakan faktor pembatas dalam penentuan kehadiran makhluk hidup

dalam air.

Kepekatan oksigen terlarut bergantung kepada suhu, kehadiran

tanaman fotosintesis, tingkat penetrasi cahaya yang bergantung kepada

kedalaman dan kekeruhan air, tingkat kederasan aliran air, jumlah bahan

organik yang diuraikan dalam air, seperti sampah, ganggang mati atau limbah

industri. Penentuan oksigen terlarut harus dilakukan berkali – kali, berbagai

lokasi, pada tingkat kedalaman yang berbeda pada waktu yang tidak sama.

(Sastrawijaya,T.2001)

2.2.4.10 Biochemical Oxigen Demand (BOD)

Dalam air buangan terdapat zat organik yang terdiri dari unsur

karbon, hidrogen dan oksigen dengan unsur tambahan yang lain seperti

nitrogen, belerang, dan lain – lain yang cenderung menyerang oksigen.

Oksigen tersebut digunakan untuk menguraikan senyawa organik, akhirnya

kadar oksigen dalam air buangan menjadi keruh dan kemungkinan berbau.

Pengukuran terhadap nilai BOD adalah kebutuhan oksigen yang

terlarut dalam air buangan yang dipergunakan untuk menguraikan senyawa

organik dengan bantuan mikroorganisme pada kondisi tertentu. Pada

Page 29: karyatulisilmiah.com file · Web viewlaporan praktek belajar lapangan (pbl) laboratorium balai teknik kesehatan lingkungan dan. pengendalian penyakit (btklpp) kelas 1 medan. oleh

umumnya proses penguraian terjadi secara baik yaitu pada temperatur 20oC

dan waktu 5 hari. Oleh karena itu, satuanya biasa dinyatakan dalam mg/liter

atau kg. (Kristanto,P.2002)

2.2.4.11 Chemical Oxigen Demand (COD)

Bentuk lain untuk mengukur kebutuhan oksigen ini adalah COD.

Pengukuran ini diperlukan untuk mengukur kebutuhan oksigen terhadap zat

organik yang sukar dihancurkan secara oksigen. Oleh karena itu kebutuhan

bantuan pereaksi oksidator yang kuat dalam suasana asam. Nilai BOD selalu

lebih kecil dari pada nilai COD diukur pada senyawa organik yang dapat

diuraikan maupun senyawa yang tidak dapat terurai (Kristanto,P.2002)

2.2.4.12 Nilai pH

Nilai pH air yang normal adalah sekitar netral, yaitu antara 6 – 8,

sedangkan pH air yang tercemar, misalnya air limbah (buangan), berbeda –

beda tergantung pada jenis limbahnya.

Perubahan keasaman pada air limbah, baik arah alkali (pH naik)

maupun kearah asam (pH turun), akan mengganggu ikan dan hewan air. Selain

itu, air limbah yang mempunyai pH yang rendah. Suatu asam lemah

mempunyai keasaman yang tinggi, aritnya mempunyai potensi untuk

melepaskan hidrogen. Contohnya adalah asam karbonat, asam asetat, dan

asam organik lainnya. (Kristanto,P.2002)

2.2.4.13 Kesadahan

Kesadahan air dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:

Page 30: karyatulisilmiah.com file · Web viewlaporan praktek belajar lapangan (pbl) laboratorium balai teknik kesehatan lingkungan dan. pengendalian penyakit (btklpp) kelas 1 medan. oleh

1. Kesadahan sementara (temporer), dan

2. Kesadahan tetap (permanen)

Kesadahan sementara disebabkan karena garam – garam karbonat

(CO3-) dan di karbonat (HCO3

-) dari kalsium (Ca) dan magnesium (Mg).

Garam karbonat merupakan garam yang larut. Oleh karena itu, semakin tinggi

konsentrasi karbondioksida di udara, semakin tinggi kelarutannya, dalam

bentuk reaksi dalam berikut:

CaCO3 + CO2 + H2O ----- Ca (HCO3)2

Tidak larut terlarut

Kesadahan air ini bersifat sementara, karena dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan, dimana terbentuk garam kalsium karbonat yang tidak

larut dan mengendap, sehingga dapat dihilangkan dengan mudah.

Ca (HCO3)2 ----- CaCO3

Dipanaskan mengendap

Kesadahan tetap disebabkan adanya garam – garam klorida (Cl-) dan

sulfat (SO4) dari kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Kesadahan karena garam

– garam tersebut bersifat tetap dan sangat sukar dihilangkan.

(Kristanto,P.2002)

2.2.4.14 TDS dan TSS

Padatan yang tersispensi dalam air umumnya terdiri dari fitoplankton,

zooplankton, kotoran manusia, kotoran hewan, lumpur, sisa tanaman dan

hewan, dan limbah industri. Padatan tersuspensi total suatu contoh air ialah

jumlah bobot bahan tersuspensi dalam suatu volume air tertentu. Biasanya

Page 31: karyatulisilmiah.com file · Web viewlaporan praktek belajar lapangan (pbl) laboratorium balai teknik kesehatan lingkungan dan. pengendalian penyakit (btklpp) kelas 1 medan. oleh

diberikan dalam mg/L atau bagian perjuta (bbj) turbiditas diukur dengan alat

turbidiuster yang mengukur kemampuan cahaya untuk melewati contoh air itu

partikel yang tersuspensi itu akan menghamburkan cahaya yang datang.

Sehingga menurunkan intensitas cahaya yang ditransmisikan.

Suatu kenaikan yang mendadak padatan tersuspensi dapat ditafsirkan

karena erosi tanah akibat hujan lebat atau pabrik pembakaran sampah kota

kapasitasnya menurun jika ada hujan lebat. Padatan sampah lebih berat

masalahnya dibanding pengotoran tanah karena emosi. Sampah yang

kebanyakan zar organik ini banyak memerlukan oksigen selama diuraikan.

Padatan terlarut total mencerminkan jumlah kepekatan padatan dalam

suatu contoh air, juga dinyatakan dalam mg/liter atau dalam bagian juta.

Misalnya suatu contoh air dengan padatan terlarut total 200 artinya dalam satu

liter air terdapat 200 mg padatan terlarut.

Padatan terlarut dan tersuspensi mempengaruhi ketransparan dan

warna air. Sifat transparan ada hubungan dengan produktivitas. Transparan

yang rendah menunjukkan produktifitas tinggi. Cahaya tidak dapat tembus

banyak jika konsentrasi bahan tersuspensi tinggi. Warna air juga ada hubungan

dengan kualitas air. (Sastrawijaya,T.2001)

2.3 Fisika Udara dan Radiasi

Udara adalah campuran gas secara mekanis dan bukan merupakan senyawa kimia.

Udara merupakan komponen yang membentuk atmosfir, yang membentuk zona kehidupan

pada permukaan bumi.

Page 32: karyatulisilmiah.com file · Web viewlaporan praktek belajar lapangan (pbl) laboratorium balai teknik kesehatan lingkungan dan. pengendalian penyakit (btklpp) kelas 1 medan. oleh

Udara terdiri dari berbagai gas dalam kadar yang tetap pada permukaan bumi, kecuali

gas methane, ammonia, hidrogen sulfida, karbon monoksida dan nitrogen oksida mempunyai

kadar yang berbeda – beda tergantung daerah / lokasi. Umumnya konsentrasi methana,

ammonia, hidrogen sulfide, karbon monoksida sangat tinggi di areal rawa – rawa atau

industri kimia.

2.3.1 Sampling Gas dan Uap

Mekanisme penangkapan kotaminan di udara berbentuk uap dan gas sangat

bergantung pada sifat kimiawi kontaminan. Pada dasarnya terdapat empat mekanisme

utama yang dapat terjadi untuk menangkap kontaminan udara gas dan uap, yaitu:

a. Adsorpsi, kontaminan gas dan uap ditangkap pada permukaan suatu media

sorben padat (solid sorbent)

b. Absorpsi, kontaminasi gas dan uap dilewatkan melalui suatu cairan atau

bereaksi dengan reagent untuk menghasilkan derivative

c. Reaksi antara kontaminan gas dan uap dengan reagent yang terdapat pada

suatu filter (reagent coated on filter)

d. Garb sampling, kontaminan yang dalam udara ditarik kedalam container di

lanjutkan dengan analisis selanjutnya.(Lestari,F.2007)

2.3.2 Ozon (O3)

Merupakan bentuk allopotik dari unsur oksigen, mempunyai kemampuan

oksidasi yang kuat sekali

1. Sifat fisik

a. Ozon dalam bentuk gas tampak biru cerah, berbau tajam sekali.

Page 33: karyatulisilmiah.com file · Web viewlaporan praktek belajar lapangan (pbl) laboratorium balai teknik kesehatan lingkungan dan. pengendalian penyakit (btklpp) kelas 1 medan. oleh

b. Dalam bentuk cair atau padat, tampak biru kehitaman dengan tidak

tembus cahaya (opaque) seperti warna tinta.

c. Masa jenis gas pada 0oC tekanan udara atmosfer 2,154 gr/liter

d. Massa jenis bentuk cair pada -111,9oC adalah 1,354 gr/ml dan pada -

183oC adalah 1,573 gr/ml.

e. Titik didh pada tekanan udara 1 atm : -111,9oC

f. Titik lebur dari bentuk padat : -192,5oC

2. Sifat kimia

a. Ozon terdiri dari 3 atom oksigen

b. Mempunyai daya oksidasi sangat kuat dengan menimbulkan panas.

Dipakai sebagai pembasmi hama (bacik bakteri atau virus) lebih cepat

dan kuat dari hydrogen peroksida (H2O2), klorin atau sulfur oksida

(SO2)

c. Dipakai untuk teatment air siap diminum.

d. Menghilangkan rasa bau dan rasa yang tidak enak dari bahan

hidrokarbon.

e. Besi dan senyawa mangan yang memberi warna pada air dapat

dihilangkan dengan memakai ozon.

3. Sumber ozon

a. Ozon terdapat di atmosfer bumi : dekat permukaan bumi, kadar ozon

sekitar 0,02-0,03 ppm, kalau ada kabut kadar ozon akan berkurang.

b. Pada ketinggian 20 km pada atmosfer bumi, ozon dibentuk melalui

proses fotokemis yaitu oksigen berubah menjadi ozon.

c. Kadar ozon tertinggi pada ketinggian 30 km.

d. Ozon terbentuk oleh pengaruh ultra violet dari sinar matahari.

Page 34: karyatulisilmiah.com file · Web viewlaporan praktek belajar lapangan (pbl) laboratorium balai teknik kesehatan lingkungan dan. pengendalian penyakit (btklpp) kelas 1 medan. oleh

2.3.3 Hidrogen Sulfida (H2S)

Hidrogen sulfide merupakan gas yang sangat sedikit sekali jumlahnya di

dalam atmosfer.

1. Sifat fisik gas H2S

a. Gas ini berbau seperti telur busuk

b. Gas berwarna kekuningan

2. Terbentuknya H2S

Ada beberala cara terbentuknya H2S, yaitu:

a. Memalui aksi bakteri, tanaman dan hewan yang disuplai dengan

sulfur secara kontinyu maka sulfur akan bersenyawa didalam tubuh

hewan dan tanaman kemudian di sintesis menjadi asam amino dan

protein. Proses ini terjadi karena hasil kerja bakteri sulfur. Kemudian

apabila tanaman atau tanaman mati, atas perilaku bakteri anaerob

maka bakteri tanaman atau hewan akan menghasilkan gas H2S dan

selanjutnya akan bereaksi dengan logam besi.

b. Melalui proses di atmosfer

c. Sulfur hasil letusan gunung berapi berada di atmosfer akan

bersenyawa dengan hydrogen pada tem2peratur yang cukup tinggi.

2H2 + S2 -> 2H2S

d. Demikian pula sulfur hasil olahan industri akan melayang di dalam

atmosfer dan bereaksi dengan hidrogen pada temperatur yang cukup

tinggi.

3. Sumber H2S

a. Berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan yang mati (materi organic)

b. Berasal dari letusan, muntahan gunung berapi.

Page 35: karyatulisilmiah.com file · Web viewlaporan praktek belajar lapangan (pbl) laboratorium balai teknik kesehatan lingkungan dan. pengendalian penyakit (btklpp) kelas 1 medan. oleh

c. Berasal dari limbah atau bangunan industri.

2.3.4 Nitrogen Oksidasi

Nitrogen terdapat 78% didalam atmosfer bumi, oleh pengaruh organisme, sinar

kosmik, cahaya fikasi nitrogen atau bersenyawa berbagai elemen berbentuk senyawa

nitrogen yang berguna bagi tumbuh – tumbuhan dan hewan dalam pertumbuhan.

Nitrogen yang berada di dalam udara bereaksi dengan oksigen membentuk 3

macam senyawa, yaitu:

1. N2O (nitrous oksida), merupakan gas yang tidak berwarna, tidak bereaksi

terhadap ozon, oksigen maupun hydrogen, merupakan gas alam dengan

konsentrasi pada atmosfer sebesar 0,15 ppm

2. NO (Nitrit Oksida), merupakan gas yang beracun, adanya NO disebabkan

pembakaran temperatur yang tinggi dan tekanan yang tinggi sehingga

nitrogen yang terdapat di atmosfer akan berubah menjadi nitrit oksida

(NO). Nitrit oksida oleh pengaruh oksigen atau ozon akan berubah

menjadi nitrogen dioksidasi (NO2)

3. NO2, nitrogen dioksida merupakan gas yang beracun yang berwarna

coklat kemerah – merahan dan berbau pedas seperti asam nitrat

Asam dari nitrogen dari dalam atmosfer

a. Asal dari pembakaran sarana transportasi; motor, diesel, kereta api

b. Asal dari pembakaran, kayu, minyak, batu bara, hutan

c. Asal dari sampah padat

d. Asal dari tanaman/arang yang terbakar

e. Asal dari proses industri

Page 36: karyatulisilmiah.com file · Web viewlaporan praktek belajar lapangan (pbl) laboratorium balai teknik kesehatan lingkungan dan. pengendalian penyakit (btklpp) kelas 1 medan. oleh

Efek yang disebabkan senyawa nitrogen:

a. Nitrogen Oksida (N2O) merupakan gas alam yang tidak berefek apa – apa

terhadap manusia maupun lingkungan

b. Nitrit oksida (NO) merupakan karbon bonoksida mempunyai sifat

menghalangi sel darah mengangkut oksigen. NO di dalam udara akan

beraksi dengan uap air sehingga membentuk asam nitrat.

2 NO + O2 2 HNO2

c. NO2 berasal dari NO akan bereaksi dengan oksigen di dalam udara

2 NO + O2 2NO2

d. Gas NO menyebabkan iritasi mata, hidung, saluran pernafasan dan paru –

paru.

2.3.5 Sulfur Oksida

Pencemaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua komponen gas

yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO2) dan sulfur trioksida (SO3). Kedua

jenis gas ini dikenal dengan SOx. Sulfur dioksida mempunyai karakteristik bau yang

tajam dan tidak terbakar di udara, sedangkan sulfur trioksida merupakan komponen

yang tidak reaktif.

Perbandingan antara konsentrasi H2SO4 dan SO2 dipengaruhi oleh beberapa

faktor diantaranya adalah:

a. Jumlah uap air di udara

b. Selang waktu dimana kontaminan sulfur terdapat di udara

c. Jumlah partikel kualitik yang terdapat di udara

d. Intensitas sinar matahari

e. Jumlah pengendapan

Page 37: karyatulisilmiah.com file · Web viewlaporan praktek belajar lapangan (pbl) laboratorium balai teknik kesehatan lingkungan dan. pengendalian penyakit (btklpp) kelas 1 medan. oleh

SO2 jika bereaksi dengan kabut yang berisi uap air akan membentuk asam

sulfat. Kedua zat ini berbahaya bagi kehidupan manusia, disamping juga menimbulkan

korosi pada logam. Akibat utama dari polutan SOx terhadap manusia adalah terjadinya

iritasi pada sistem pernapasan. (Kristanto,O.2002)

2.3.6 Ammonia (NH3)

Gas ammonia dihasilkan pabrik pencelupan, eksplorasi minyak dan pupuk.

Gas ini berbahaya bagi pemanfaatan dan baunya sangat merangsang. Pada konsentrasi

25% mudah meledak.