darmadi18.files.wordpress.com  · web viewkegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang...

61
PROPOSAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) PADA RUAS JALAN KARTINI/DIPONEGORO KOTA BATAM PROV. KEPULAUAN RIAU Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Sarjana Teknik Pada Fakultas Teknik Sipil Universitas Jayabaya Disusun Oleh Endi Aulia Garadian NIM : 2010731150039

Upload: doanxuyen

Post on 05-Apr-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)

PADA RUAS JALAN KARTINI/DIPONEGOROKOTA BATAM PROV. KEPULAUAN RIAU

Diajukan Untuk Memenuhi PersyaratanSarjana Teknik Pada Fakultas Teknik Sipil

Universitas Jayabaya

Disusun Oleh

Endi Aulia GaradianNIM : 2010731150039

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANJURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS JAYABAYA2014

Page 2: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

2RENCANA DAFTAR ISI

ABSTRAK iPRAKATA iiDAFTAR ISI iiiDAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN ivDAFTAR GAMBAR vDAFTAR TABEL viBAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang 1.2 Tujuan Penelitian 1.3 Pembatasan Masalah 1.4 Sistematika Pembahasan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fungsi dan Jenis Perkerasan Kaku

2.1.1 Lapisan Tanah Dasar 2.1.2 Lapisan Pondasi Bawah 2.1.3 Lapisan Atas Beton Semen

2.2 Beban Lalu Lintas . 2.2.1 Konfigurasi Sumbu dan Roda Kendaraan 2.2.2 Beban Sumbu 2.2.3 Beban Lalu Lintas Pada Lajur Rencana

2.3 Umur Rencana 2.4 Daya Dukung Tanah Dasar 2.5 Perencanaan Tebal Lapisan Perkerasan Kaku Metode Bina Marga 2003

2.5.1 CBR Tanah Dasar2.5.2 Lalu Lintas Rencana 2.5.3 Perencanaan Tebal Pelat2.5.4 Sambungan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian 3.2 Lokasi Penelitian 3.3 Pengumpulan Data 3.4 Pengolahan Data

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Data CBR 4.2 Data Lalu Lintas 4.3 Hasil Perencanaan Tebal Perkerasan 4.4 Perencanaan Dimensi Sambungan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan 5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN

Page 3: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

3

1.1 Latar Belakang

Jalan sebagai salah satu prasarana perhubungan hakekatnya merupakan unsur

penting dalam usaha pengembangan kehidupan bangsa dan pembinaan kesatuan dan

persatuan bangsa untuk mencapai Tujuan Nasional, yang hendak diwujudkan melalui

serangkaian program pembangunan yang menyeluruh, terarah dan terpadu serta

berlangsung secara terus-menerus. Jalan merupakan prasarana perhubungan darat

yang memegang peranan penting dalam kehidupan manusia..

Dampak pertumbuhan lalulintas di Jalan Kartini, kota Batam, provinsi

Kepulauan Riau menyebabkan kemacetan lalulintas terutama di jam –jam kerja.

Kemacetan ini tentusaja merugikan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Jalan

ini merupaka jalan Arteri yang sangat pentingyang menghubungkan kota Batam ke

arah bandara kota Batam.

Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama

dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk

dibatasi secara berdaya guna. Untuk meningkatkan kualitas dari kekuatan,

kenyamanan dan ketahanan dari Jalan Arteri tersebut bagi pengguna jalan, maka

perkerasan kaku adalah pilihan yang paling tepat yang dapat digunakan, disamping

itu biaya pemeliharan dari perkerasan kaku lebih murah dari pada perkerasan lentur

karena mempunyai umur rencana yang lebih lama.

Perkerasan jalan merupakan komponen utama dalam konstruksi jalan raya.

Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan ikat yang digunakan

untuk melayani beban lalu lintas. Lapisan perkerasan menerima dan menyebarkan

beban lalu lintas tanpa menimbulkan kerusakan yang berarti pada konstruksi jalan,

sehingga memberikan kenyamanan kepada pengemudi selama masa pelayanan

jalan tersebut. Oleh karena itu, dalam perencanaan perkerasan jalan perlu

dipertimbangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fungsi pelayanan

perkerasan jalan seperti: fungsi jalan, kinerja perkerasan, umur rencana, lalu lintas

Page 4: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

4yang menjadi beban perkerasan jalan, sifat tanah dasar, kondisi lingkungan, bentuk

geometrik lapisan perkerasan, dan sebagainya.

Atas dasar pemikiran tersebut, maka perlu dibuat suatu penambahan kapasitas

jalan dengan membangun satu ruas jalan di sebelahnya dengan perkerasan kaku

dengan Perencanaan Perkerasan kaku (rigid pavement) memakai metode Bina

Marga pada ruas jalan Kartini kota Batam Provinsi Kepulauan Riau .

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu menghasilkan suatu tebal perkerasan jalan yang

mampu mendukung beban lalulintas jalan di ruas jalan Kartini, kota Batam

Provinsi kepulauan Riau.

1.4 Batasan Penelitian

Untuk menyederhanakan permasalahan yang muncul selama penelitian

berlangsung, maka dibuat batasan-batasan masalah yang akan dibahas. Adapun

lingkup penelitian yaitu sebagai berikut:

a. Perhitungan tebal perkerasan beton yang digunakan untuk menghitung desain

perkerasan kaku adalah metode Bina Marga berdasarkan Pd T-14-2003

mengenai “Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen” yang mengadopsi

dari Austroads 1992 “A Guide to the Structural Design of Road Pavements”

yang merupakan acuan normatif dari metode Bina Marga.

b. Perhitungan desain perkerasan kaku berupa tebal beton semen, ukuran ruji,

batang pengikat, dan ukuran tulangan.

c. Perhitungan desain perkerasan kaku dikhususkan untuk Beton Bersambung

Tanpa Tulangan (BBTT).

Page 5: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

51.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir ini disusun dalam lima bab, dimana pada

masing-masing bab membahas hal-hal sebagai berikut:

Bab 1 Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan, identifikasi

permasalahan, tujuan dan manfaat dilakukan penelitian, batasan dan ruang lingkup

penelitian, dan sistematika penulisan yang disajikan.

Bab 2 Tinjauan Pustaka, menjelaskan landasan teori yang menjadi acuan pustaka

pada saat penelitian. Tinjauan kepustakaan dilakukan pada buku-buku literatur dan

berbagai sumber lainnya yang dapat mendukung penyusunan laporan skripsi.

Bab 3 Metodologi, berisi mengenai pendekatan atau tahapan yang digunakan

dalam penelitian, langkah-langkah perhitungan secara manual dan dengan

menggunakan program.

Bab 4 Hasil dan Pembahasan, menjelaskan perbandingan perhitungan secara

manual dan perhitungan dengan menggunakan program, pengujian validasi

program, dan analisa menggunakan program.

Bab 5 Kesimpulan dan Saran, menguraikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil

penelitian dan saran-saran dari penulis yang dapat digunakan untuk penelitian lebih

lanjut.

BAB 2 DASAR TEORI

Page 6: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

6

2.1 Perkerasan Jalan Raya

Kelancaran arus lalu lintas sangat tergantung dari kondisi jalan yang ada,

semakin baik kondisi jalan maka akan semakin lancar arus lalu lintas. Untuk itu

dalam perencanaan jalan, perlu dipertimbangkan beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi fungsi pelayanan jalan tersebut, seperti fungsi jalan, kinerja

perkerasan, umur rencana, lalu lintas yang merupakan beban dari perkerasan jalan,

sifat tanah dasar, kondisi lingkungan, sifat dan jumlah material yang tersedia di

lokasi yang akan dipergunakan sebagai bahan lapis perkerasan, dan bentuk

geometrik lapisan perkerasan.

Berdasarkan bahan pengikatnya, perkerasan jalan dibagi menjadi 3 jenis:

a. Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)

Perkerasan jalan yang bahan pengikatnya adalah aspal. Lapisan perkerasan

jalan berfungsi untuk menerima beban lalu lintas dan menyebarkannya ke

lapisan di bawahnya terus ke tanah dasar.

lapis permukaan (surface)

lapis pondasi atas (base)

lapis pondasi bawah (subbase)

tanah dasar (subgrade)

Gambar 2.1 Lapisan Perkerasan Lentur

Page 7: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

7

b. Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)

Perkerasan jalan yang bahan pengikatnya adalah beton semen, sehingga sering

disebut juga perkerasan beton semen (concrete pavement). Perkerasan beton

yang kaku dan memiliki modulus elastisitas tinggi, akan mendistribusikan

beban ke tanah dasar sehingga bagian terbesar dari kapasitas struktur

perkerasan diperoleh dari pelat beton sendiri.

ruji (dowel)

plat beton (concrete slab)

lapis pondasi bawah (subbase)

tanah dasar (subgrade)

Gambar 2.2 Lapisan Perkerasan Kaku

c. Perkerasan Komposit (Composite Pavement)

Merupakan gabungan konstruksi perkerasan kaku dan lapisan perkerasan lentur

di atasnya, dimana kedua jenis perkerasan ini bekerja sama dalam memikul

beban lalu lintas.

ruji (dowel)lapis permukaan (surface)

plat beton (concrete slab)

lapis pondasi bawah (subbase)

tanah dasar (subgrade)

Page 8: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

Gambar 2.3 Lapisan Perkerasan Komposit

Page 9: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

9

Terdapat beberapa perbedaan antara perkerasan kaku dan perkerasan lentur, seperti dapat dilihat pada Tabel 2.1 di bawah ini:Tabel 2.1 Perbedaan Antara Perkerasan Kaku dan Perkerasan Lentur

No Perbedaan Perkerasan Kaku Perkerasan Lentur

1. Bahan Ikat Beton semen Aspal

2.Ketahanan

(durability)

Umur rencana 15 – 40

tahun. Jika terjadi

kerusakan, maka

kerusakan dapat meluas

dalam waktu singkat

Umur rencana 5 – 10

tahun. Kerusakan tidak

merambat, kecuali jika

perkerasan terendam air

3. Indeks PelayananTetap baik selama umur

rencana

Berkurang seiring dengan

waktu dan frekuensi beban

lalu lintas

4.Biaya Konstruksi

AwalPada umumnya tinggi

Pada umumnya lebih

rendah

5.Biaya

Pemeliharaan

Tidak terlalu besar,

pemeliharaan rutin pada

sambungan

Umumnya dua kali lebih

besar dari perkerasan kaku

6.Pelaksanaan

Konstruksi

Relatif sederhana kecuali

pada sambungan

Cukup rumit karena harus

mengendalikan sejumlah

parameter, terutama

kendali temperatur

7. Peranan Lapisan

Kekuatan konstruksi

ditentukan oleh lapisan

beton, sedangkan pondasi

bawah sebagai lantai

kerja dan drainase

Kekuatan konstruksi

ditentukan oleh

kemampuan menyebarkan

tegangan oleh setiap

lapisan

(Sumber: Manu, Iqbal. (1995). Perkerasan Kaku (Rigid Pavement))

2.2 Perkerasan Kaku

Perkerasan kaku atau sering disebut juga perkerasan beton semen adalah

suatu susunan konstruksi perkerasan yang terdiri atas pelat beton semen yang

bersambung (tidak menerus) tanpa atau dengan tulangan, atau menerus dengan

tulangan, terletak di atas lapis pondasi bawah atau tanah dasar, tanpa atau dengan

lapis permukaan beraspal.

Page 10: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

10Pada perkerasan beton semen, daya dukung perkerasan terutama diperoleh

dari pelat beton. Sifat, daya dukung dan keseragaman tanah dasar sangat

mempengaruhi keawetan dan kekuatan perkerasan beton semen. Pelat beton semen

memiliki sifat yang cukup kaku serta dapat menyebarkan beban pada bidang yang

luas dan menghasilkan tegangan yang rendah pada lapisan-lapisan di bawahnya.

2.2.1 Lapisan Perkerasan Kaku

Lapisan-lapisan perkerasan kaku meliputi:

a. Lapisan Pelat Beton (Concrete Slab)

Lapisan pelat beton terbentuk dari campuran semen, air, agregat, dan bahan

tambahan. Bahan-bahan yang digunakan untuk pekerjaan beton harus diuji

terlebih dahulu dan harus bersih/bebas dari bahan-bahan yang merugikan

(lumpur, minyak, bahan organik, dll.).

b. Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course)

Lapisan pondasi bawah dapat berupa lean-mix concrete (campuran beton

kurus), bahan berbutir yang bisa berupa agregat atau lapisan pasir (sand

bedding), atau bahan pengikat seperti semen, kapur, abu terbang yang

dihaluskan. Lapis pondasi bawah tidak dimaksudkan untuk ikut

menahan beban lalu lintas, tetapi lebih berfungsi sebagai lantai kerja dan

drainase. Perkerasan kaku dapat menggunakan pondasi bawah atau

tanpa pondasi bawah. Beberapa alasan digunakan atau tidak

digunakannya lapis pondasi bawah, dapat dilihat pada Tabel 2.2 di bawah

ini:

Tabel 2.2 Alasan Digunakan dan Tidak Digunakannya Subbase

Digunakan Subbase Tidak Digunakan Subbase

1. Tanah dasar jenuh air sehingga

tidak dapat mencegah efek

pumping.

1. Tanah dasar cukup keras (tanah

berbutir/pasir).

Page 11: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

112. Tanah lempung/lanau yang sulit

mengalirkan air.

2. Tanah dasar granular/berpori,

mudah mengalirkan air.

3. Selama pelaksanaan konstruksi,

tanah dasar mudah rusak saat

dilalui alat berat.

3. Pelaksanaan konstruksi tidak

mensyaratkan perlunya subbase

yang keras untuk dilalui alat

berat.

(Sumber: Mochtar, I.B. (2002). Aspek Perencanaan Jalan Beton Semen)

Adapun fungsi dari lapis pondasi bawah yaitu:

- Menyediakan lapisan yang seragam, stabil, dan permanen sebagai

lantai kerja (working platform).

- Menaikkan nilai modulus reaksi tanah dasar (modulus of

subgrade reaction = k), menjadi modulus reaksi gabungan (modulus of

composite reaction).

- Mengurangi kemungkinan terjadinya retak-retak pada pelat beton.

- Menghindari terjadinya pumping, yaitu keluarnya butiran-butiran

halus tanah bersama air pada daerah sambungan, retakan, atau pada

bagian pinggir perkerasan, akibat lendutan atau gerakan vertikal pelat

beton karena beban lalu lintas, setelah adanya air bebas terakumulasi di

bawah pelat.

c. Tanah Dasar (Subgrade)

Persyaratan tanah dasar untuk perkerasan kaku sama dengan persyaratan

tanah dasar pada perkerasan lentur, baik mengenai daya dukung, kepadatan,

maupun kerataannya. Daya dukung ditentukan dengan pengujian CBR,

apabila tanah dasar mempunyai nilai CBR lebih kecil dari 2%, maka harus

dipasang pondasi bawah yang terbuat dari beton kurus (Lean-Mix Concrete)

atau lapisan yang lain ( misalnya Agregat klas A ) gabungan CBR akan

mempunyai nilai CBR tanah dasar efektif 5%.

Page 12: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

12

2.2.2 Jenis Perkerasan Kaku

Berdasarkan adanya sambungan dan tulangan pelat beton perkerasan kaku, maka

perkerasan kaku dibagi menjadi 4 jenis, yaitu:

a. Perkerasan Beton Bersambung Tanpa Tulangan (BBTT) / Jointed Plain

Concrete Pavement (JPCP)

Jenis perkerasan beton semen yang dibuat tanpa tulangan dengan ukuran

pelat mendekati bujur sangkar, dimana panjang dari pelatnya dibatasi oleh

adanya sambungan-sambungan melintang guna mencegah retak beton.

Umumnya perkerasan ini lebarnya 1 lajur dengan panjang 4 – 5 m.

Perkerasan ini tidak menggunakan tulangan, namun menggunakan ruji

(dowel) dan batang pengikat (tie bar).

4 - 5 m

3-3,5 m

sambungan memanjang batang pengikat(tie bar)

sambungan melintang ruji (dowel)3-3,5 m

Gambar 2.4 Perkerasan Beton Bersambung Tanpa Tulangan (BBTT)

Page 13: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

13b. Perkerasan Beton Bersambung Dengan Tulangan (BBDT) / Jointed

Reinforced Concrete Pavement (JRCP)

Jenis perkerasan beton semen yang dibuat dengan tulangan, yang ukuran

pelatnya berbentuk empat persegi panjang, dimana panjang dari pelatnya

dibatasi oleh adanya sambungan-sambungan melintang. Panjang pelat

berkisar antara 8 – 15 m.

8 - 15 m

batang pengikat(tie bar)

wire meshruji (dowel)

Page 14: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

Gambar 2.5 Perkerasan Beton Bersambung Dengan Tulangan (BBDT)

c. Perkerasan Beton Menerus Dengan Tulangan (BMDT) / Continuously

Reinforced Concrete Pavement (CRCP)

Jenis perkerasan beton semen yang dibuat dengan tulangan dan dengan

panjang pelat yang menerus yang hanya dibatasi adanya sambungan-

sambungan muai melintang. Panjang pelat lebih dari 75 m.

batang pengikat(tie bar)

wire mesh

Gambar 2.6 Perkerasan Beton Menerus Dengan Tulangan (BMDT)

d. Perkerasan Beton Prategang / Prestressed Concrete Pavement (PCP)

Jenis perkerasan beton semen yang menggunakan tulangan prategang untuk

mengurangi pengaruh susut, muai akibat perubahan suhu dan umumnya

tanpa tulangan melintang. Banyak digunakan untuk airport, apron, taxiway,

runway.

batang pengikat(tie bar)

tulangan prategang

Gambar 2.7 Perkerasan Beton Prategang

Page 15: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

2.2.3 Komponen Perkerasan Kaku

Komponen-komponen yang terdapat dalam perkerasan kaku meliputi:

a. Penyalur Beban

• Ruji (dowel)

Merupakan sepotong baja polos lurus yang dipasang pada setiap

sambungan melintang guna menyalurkan beban, sehingga pelat yang

berdampingan dapat bekerja sama tanpa terjadi penurunan yang berarti.

Batang ruji diletakkan di tengah tebal pelat.

Penyaluran Beban = 0%

Penyaluran Beban = 100%

Gambar 2.8 Ilustrasi Penyaluran Beban

Bagian batang ruji yang dapat bergerak bebas, harus dilapisi dengan

bahan pencegah karat dan dilapisi dengan pelumas serta ditutup dengan

topi pelindung muai (expansion cap).

digergaji dan diisi dengan joint sealer

ruji polos lapisan pelumas kemudian ditutup topi pelindung muai

Gambar 2.9 Ruji pada Sambungan Melintang

• Batang Pengikat (Tie Bar)

Batang pengikat merupakan batang baja ulir (deformed bar) yang

diletakkan tegak lurus sambungan memanjang, dengan fungsi untuk

Page 16: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

mengikat pelat agar tidak bergerak horizontal.

Page 17: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

digergaji dan diisi dengan joint sealer

batang pengikat berulir

Gambar 2.10 Batang Pengikat pada Sambungan Memanjang

pengunci

batang pengikat berulir

Gambar 2.11 Sambungan Memanjang dengan Pengunci

b. Baja Tulangan (Wire mesh)

Apabila perkerasan digunakan tulangan, maka tulangan berupa anyaman

kawat dilas atau anyaman batang baja. Baja tulangan harus bebas dari

kotoran, minyak, lemah, dll yang dapat mengurangi lekatan dengan beton.

Tujuan utama penulangan yaitu:

- membatasi lebar retak, agar kekuatan pelat dapat dipertahankan.

- memungkinkan penggunaan pelat yang lebih panjang agar dapat

mengurangi jumlah sambungan melintang sehingga meningkatkan

kenyamanan.

- mengurangi biaya pemeliharaan.

c. Sambungan (Joint)

Sambungan dipasang pada perkerasan beton semen untuk mengendalikan

retak beton akibat susut serta untuk menampung pemuaian pelat beton akibat

perubahan suhu dan kelembaban. Ada 2 jenis sambungan, yaitu:

• Sambungan Memanjang (Longitudinal Joint)

Pemasangan sambungan memanjang bermaksud untuk mengendalikan

Page 18: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

retak memanjang. Jarak antar sambungan memanjang sekitar 3 – 4 m.

• Sambungan Melintang (Transverse Joint)

Sambungan melintang dipasang tegak lurus sumbu jalan. Apabila

sambungan melintang dilaksanakan dengan cara menggergaji, maka

pengerjaan sambungan melintang harus diusahakan sebelum retak awal

terjadi. Beberapa jenis sambungan melintang, yaitu:

» Sambungan Susut (Contraction Joint)

Jenis sambungan melintang yang dibuat untuk mengendalikan retak

susut beton, serta membatasi pengaruh tegangan lenting yang timbul

pada pelat akibat pengaruh perubahan suhu dan kelembaban. Jarak

antara tiap sambungan umumnya dibuat sama.

» Sambungan Pelaksanaan (Construction Joint)

Jenis sambungan melintang atau memanjang yang dibuat untuk

memisahkan bagian-bagian yang dicor pada saat yang berbeda,

ditempatkan di antara beton hasil pengecoran lama dengan beton hasil

pengecoran baru.

• Sambungan Isolasi

Jenis sambungan melintang yang dibuat untuk membebaskan tegangan

pada perkerasan beton dengan cara menyediakan ruangan untuk

pemuaian. Sambungan muai ditempatkan di antara pertemuan bangunan

(misalnya lubang got/manhole, bak penampung) dengan pelat beton.

joint sealer

joint filler

Bangunan saluran, fasilitas umum, pekarangan, dll.

Page 19: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

19

Gambar 2.12 Sambungan Isolasi

d. Pengisi Sambungan dan Penutup Sambungan (Joint Filler and Joint Sealer)

Bahan penutup sambungan (joint sealer) dapat berupa expandite plastic,

senyawa gabungan bitumen karet yang dituangkan dalam keadaan panas,

atau bahan yang siap pakai seperti neoprene (penutup jadi yang ditekan).

Sebelum bahan penutup dipasang, celah sambungan harus dibersihkan dari

bahan-bahan asing.

2.2.4 Parameter Perencanaan Tebal Perkerasan Kaku Berdasarkan Metode Bina

Marga

Parameter-parameter yang digunakan dalam merencanakan perkerasan kaku

meliputi:

a. Jenis dan Tebal Pondasi Bawah

Jenis dan tebal pondasi bawah ditentukan berdasarkan nilai CBR tanah

dasar dan repetisi sumbu yang terjadi. Apabila tanah dasar mempunyai CBR

lebih kecil dari 2%, maka harus dipasang pondasi bawah yang terbuat dari

beton kurus (lean-mix concrete) setebal 15 cm. Jenis dan tebal minimum

lapis pondasi bawah yang disarankan dapat dilihat pada Gambar 2.13.

Gambar 2.13 Tebal Minimum Pondasi Bawah(Sumber: Bina Marga. (2003). Pd T-14-2003)

Page 20: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

20Dalam program, grafik tebal pondasi bawah diubah menjadi persamaan

garis agar dapat dijalankan oleh program. Persamaan garis didapatkan dari

hasil interpolasi titik yaitu sebagai berikut:

Tebal pondasi 100 mm BP (Bahan Pengikat)

CBRBP100 = 0,0311× (repetisi)0,3317 .....................................................(2.1)

Tebal pondasi 125 mm BP (Bahan Pengikat)

CBRBP125 = 0,0306 × (repetisi)0,3024 ....................................................(2.2)

Tebal pondasi 150 mm BP atau 100 mm CBK (Campuran Beton Kurus)

CBRBP150 = 0,0238 × (repetisi)0,2868 ....................................................(2.3)

Tebal pondasi 125 mm CBK (Campuran Beton Kurus)

CBRCBK125 = 0,0185 × (repetisi)0,272 ...................................................(2.4)

b. CBR Efektif Tanah Dasar

Daya dukung tanah dasar ditentukan dengan pengujian CBR insitu

sesuai dengan SNI 03-1731-1989 atau CBR laboratorium sesuai dengan SNI

03-1744-1989. Apabila tanah dasar memiliki nilai CBR kurang dari 2 %

maka dianggap mempunyai nilai CBR efektif 5%. Nilai CBR tanah dasar

efektif dapat dilihat pada Gambar 2.14.

Gambar 2.14 CBR Tanah Dasar Efektif

Page 21: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

21(Sumber: Bina Marga. (2003). Pd T-14-2003)

Grafik CBR tanah dasar efektif juga diubah ke dalam bentuk persamaan

garis agar dapat dihitung dalam program. Dengan cara interpolasi titik, maka

diperoleh persamaan garis sebagai berikut:

Untuk 100 mm BP (Bahan Pengikat)

EfBP100 = 3,2608 × CBR0,8813 ...............................................................(2.6)

Untuk 125 mm BP (Bahan Pengikat)

EfBP125 = 5,0229 × CBR0,9216 ...............................................................(2.7)

Untuk 150 mm BP atau 100 mm CBK (Campuran Beton Kurus)

EfBP150 = 7,0691 × CBR0,9959 ...............................................................(2.8)

Untuk 125 mm CBK (Campuran Beton Kurus)

EfCBK125 = 9,631 × CBR1,052 ................................................................(2.9)

Untuk 150 mm CBK (Campuran Beton Kurus)

EfCBK150 = 10,864 × CBR1,1924...........................................................(2.10)

c. Koefisien Gesekan (µ)

Perencanaan didasarkan bahwa antara pelat dan pondasi bawah tidak

ada ikatan. Jenis pemecah ikatan dan koefisien geseknya dapat dilihat pada

Tabel

2.3 di bawah ini.

Tabel 2.3 Nilai Koefisien Gesekan (µ)

No. Lapis Pemecah Ikatan µ

1. Lapis resap ikat aspal di atas permukaan pondasi bawah 1,0

2. Laburan parafin tipis pemecah ikat 1,5

3. Karet kompon (A chlorinated rubber curing compound) 2,0

(Sumber: Bina Marga. (2003). Pd T-14-2003)

d. Kuat Tarik Lentur Beton (Flexural Strength)

Kekuatan beton harus dinyatakan dalam nilai kuat tarik lentur (flexural

strength) umur 28 hari. Kekuatan rencana harus dinyatakan dengan kuat tarik

lentur karakteristik fs = 45 k g/cm2 dan hasil tes beton yang dibulatkan

Page 22: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

22hingga 0,25 MPa (2,5 kg/cm2) terdekat.

Hubungan antara kuat tekan karakteristik dengan kuat tarik lentur beton

dapat dihitung pada rumus berikut:

f cf =K f c dalam MPa.....................................(2.12)

Page 23: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

dimana: f'c = kuat tekan beton karakteristik 28 hari

fcf = kuat tarik lentur beton 28 hari

K = 0,7 untuk agregat tidak pecah

= 0,75 untuk agregat pecah

e. Konfigurasi Sumbu

Penentuan beban lalu lintas rencana untuk perkerasan beton semen,

dinyatakan dalam jumlah sumbu kendaraan niaga (commercial vehicle),

sesuai dengan konfigurasi sumbu pada lajur rencana selama umur rencana.

Lalu lintas dianalisis berdasarkan hasil perhitungan volume lalu lintas dan

konfigurasi sumbu, menggunakan data terakhir atau 2 tahun terakhir.

Kendaraan yang ditinjau untuk perencanaan perkerasan beton semen adalah

yang mempunyai berat total minimum 5 ton.

Konfigurasi sumbu untuk perencanaan terdiri atas 4 jenis kelompok sumbu,

yaitu:

- Sumbu tunggal roda tunggal (STRT)

- Sumbu tunggal roda ganda (STRG)

- Sumbu tandem roda ganda (STdRG)

- Sumbu tridem roda ganda (STrRG)

f. Lajur Rencana dan Koefisien Distribusi (C)

Lajur rencana merupakan salah satu lajur lalu lintas dari suatu ruas jalan raya

yang menampung lalu lintas kendaraan niaga terbesar. Jika jalan tidak

memiliki tanda batas lajur, maka jumlah lajur dan koefisien distribusi (C)

kendaraan niaga dapat ditentukan dari lebar perkerasan seperti dapat dilihat

pada Tabel 2.4.

Page 24: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

Tabel 2.4 Jumlah Lajur Berdasarkan Lebar Perkerasan dan Koefisien

Distribusi (C) Kendaraan Niaga pada Lajur Rencana

Lebar Perkerasan (Lp)Jumlah Lajur

(n)

Koefisien Distribusi (C)

1 Arah 2 Arah

Lp < 5,50 m 1 lajur 1 1

5,50 m ≤ Lp < 8,25 m 2 lajur 0,70 0,50

8,25 m ≤ Lp <11,25 m 3 lajur 0,50 0,475

11,25 m ≤ Lp < 15,00 m 4 lajur - 0,45

15,00 m ≤ Lp < 18,75 m 5 lajur - 0,425

18,75 m ≤ Lp < 22,00 m 6 lajur - 0,40

(Sumber: Bina Marga. (2003). Pd T-14-2003)

g. Umur Rencana

Umur rencana perkerasan jalan adalah jumlah tahun dari saat jalan tersebut

dibuka untuk lalu lintas kendaraan sampai diperlukan suatu perbaikan yang

bersifat struktural. Umumnya perkerasan beton semen dapat direncanakan

dengan umur rencana (UR) 20 tahun sampai 30 tahun.

h. Pertumbuhan Lalu Lintas

Volume lalu lintas akan bertambah sesuai dengan umur rencana atau sampai

tahap dimana kapasitas jalan dicapai dengan faktor pertumbuhan lalu lintas

yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:

(1+i)UR

- 1 R = ------------------- ....................................(2.13)

I

Page 25: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

dimana: R = faktor pertumbuhan lalu lintas

i = laju pertumbuhan lalu lintas per tahun (%)

UR = umur rencana (tahun)

i. Lalu Lintas Rencana

Lalu lintas rencana adalah jumlah kumulatif sumbu kendaraan niaga pada

lajur rencana selama umur rencana, meliputi proporsi sumbu serta distribusi

beban pada setiap jenis sumbu kendaraan. Jumlah sumbu kendaraan niaga

selama umur rencana dihitung dengan rumus sebagai berikut:

JSKN = JSKNH × 365 × R × C ................................(2.14)

dimana: JSKN = jumlah sumbu total kendaraan niaga selama umur

rencana

JSKNH = jumlah total sumbu kendaraan niaga per hari pada saat

jalan dibuka

R = faktor pertumbuhan lalu lintas

C = koefisien distribusi kendaraan

j. Faktor Keamanan Beban

Pada penentuan beban rencana, beban sumbu dikalikan dengan faktor

keamanan beban (FKB) seperti dapat dilihat pada Tabel 2.5 di bawah ini.

Tabel 2.5 Faktor Keamanan Beban (FKB)

No. Peranan Jalan Nilai FKB

1. Jalan Tol 1,2

2. Jalan Arteri 1,1

3. Jalan Lokal 1,0

(Sumber: Bina Marga. (2003). Pd T-14-2003)

k. Tegangan Ekivalen dan Faktor Erosi

Untuk menentukan nilai tegangan ekivalen dan faktor erosi, digunakan

tabel yang terdapat pada Pedoman Bina Marga seperti dapat dilihat pada

Tabel 2.6 dan Tabel 2.7.

Page 26: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

Tabel 2.6 Tegangan Ekivalen dan Faktor Erosi untuk Perkerasan Tanpa Bahu BetonTebal Pelat (mm)

CBR Eff (%)

Tegangan Ekivalen Faktor Erosi Tanpa Ruji Dengan Ruji

STRT STRG STdRG STrRG STRT STRG STdRG STrRG STRT STRG STdRG STrRG150 5 1,7 2,72 2,25 1,68 2,8 3,4 3,5 3,55 2,6 3,21 3,3 3,37150 10 1,62 2,56 2,09 1,58 2,79 3,39 3,46 3,5 2,59 3,2 3,28 3,32150 15 1,59 2,48 2,01 1,53 2,78 3,38 3,44 3,47 2,59 3,2 3,27 3,3150 20 1,56 2,43 1,97 1,51 2,77 3,37 3,43 3,46 2,59 3,19 3,26 3,29150 25 1,54 2,37 1,92 1,48 2,77 3,37 3,42 3,44 2,59 3,19 3,25 3,28150 35 1,49 2,28 1,82 1,43 2,76 3,36 3,39 3,4 2,58 3,18 3,23 3,25150 50 1,43 2,15 1,73 1,4 2,74 3,34 3,36 3,37 2,57 3,17 3,21 3,22150 75 1,38 2,02 1,64 1,36 2,72 3,32 3,33 3,32 2,56 3,16 3,19 3,19

160 5 1,54 2,49 2,06 1,55 2,72 3,32 3,43 3,47 2,52 3,12 3,22 3,3160 10 1,47 2,34 1,92 1,44 2,71 3,31 3,39 3,43 2,51 3,11 3,2 3,26160 15 1,44 2,26 1,84 1,39 2,7 3,3 3,37 3,41 2,61 3,11 3,19 3,24160 20 1,41 2,22 1,8 1,37 2,69 3,29 3,36 3,4 2,5 3,1 3,18 3,23160 25 1,39 2,17 1,76 1,34 2,69 3,29 3,35 3,38 2,5 3,1 3,17 3,21160 35 1,34 2,07 1,87 1,29 2,68 3,28 3,32 3,34 2,49 3,09 3,15 3,18160 50 1,3 1,96 1,58 1,25 2,66 3,26 3,28 3,3 2,49 3,09 3,13 3,15160 75 1,24 1,85 1,49 1,23 2,64 3,24 3,26 3,25 2,48 3,08 3,12 3,12

170 5 1,41 2,27 1,93 1,44 2,64 3,24 3,37 3,43 2,44 3,04 3,15 3,24170 10 1,34 2,14 1,78 1,33 2,62 3,22 3,33 3,38 2,43 3,03 3,13 3,2170 15 1,31 2,07 1,71 1,28 2,62 3,22 3,31 3,35 2,43 3,03 3,12 3,18170 20 1,29 2,03 1,67 1,26 2,81 3,21 3,3 3,34 2,42 3,02 3,11 3,17170 25 1,27 1,99 1,63 1,23 2,81 3,21 3,28 3,32 2,42 3,02 3,1 3,15170 35 1,23 1,9 1,54 1,18 2,6 3,2 3,25 3,28 2,41 3,01 3,08 3,12170 50 1,19 1,81 1,46 1,14 2,58 3,18 3,22 3,24 2,4 3,01 3,06 3,08170 75 1,14 1,7 1,37 1,1 2,57 3,17 3,19 3,19 2,4 3 3,04 3,05

180 5 1,29 2,1 1,81 1,35 2,57 3,17 3,33 3,37 2,36 2,97 3,09 3,2180 10 1,23 1,98 1,66 1,24 2,55 3,15 3,28 3,32 2,35 2,96 3,07 3,15180 15 1,2 1,92 1,59 1,19 2,55 3,15 3,25 3,29 2,35 2,96 3,05 3,12180 20 1,18 1,88 1,55 1,17 2,54 3,14 3,24 3,28 2,35 2,95 3,04 3,11180 25 1,16 1,84 1,51 1,14 2,54 3,14 3,23 3,26 2,35 2,95 3,03 3,09180 35 1,12 1,76 1,43 1,09 2,53 3,13 3,2 3,22 2,34 2,94 3,01 3,06180 50 1,09 1,67 1,35 1,05 2,51 3,11 3,17 3,19 2,33 2,93 2,99 3,02180 75 1,03 1,57 1,26 1,01 2,49 3,1 3,13 3,14 2,32 2,92 2,97 2,99

190 5 1,19 1,95 1,69 1,27 2,5 3,11 3,28 3,32 2,29 2,8 3,03 3,15190 10 1,13 1,84 1,55 1,16 2,48 3,09 3,23 3,27 2,28 2,89 3 3,1190 15 1,1 1,78 1,49 1,11 2,48 3,08 3,2 3,24 2,28 2,88 2,98 3,07190 20 1,09 1,75 1,45 1,09 2,47 3,07 3,19 3,23 2,27 2,88 2,98 3,06190 25 1,07 1,71 1,41 1,06 2,47 3,07 3,17 3,21 2,27 2,88 2,97 3,04190 35 1,03 1,63 1,33 1,01 2,46 3,06 3,14 3,17 2,26 2,87 2,95 3190 50 1 1,55 1,26 0,97 2,44 3,04 3,1 3,14 2,26 2,86 2,93 2,97190 75 0,96 1,46 1,17 0,91 2,43 3,03 3,07 3,09 2,25 2,85 2,91 2,93

200 5 1,1 1,81 1,6 1,2 2,44 3,04 3,23 3,27 2,23 2,83 2,97 3,1200 10 1,05 1,7 1,46 1,1 2,42 3,02 3,18 3,22 2,22 2,82 2,95 3,05200 15 1,02 1,65 1,4 1,05 2,42 3,02 3,15 3,19 2,22 2,82 2,93 3,02200 20 1,01 1,62 1,36 1,02 2,41 3,01 3,14 3,18 2,21 2,81 2,92 3,01200 25 0,99 1,59 1,33 0,99 2,4 3,01 3,12 3,16 2,21 2,81 2,91 2,99200 35 0,96 1,52 1,25 0,94 2,39 3 3,09 3,12 2,2 2,8 2,89 2,95200 50 0,92 1,44 1,18 0,89 2,38 2,98 3,06 3,09 2,19 2,79 2,87 2,92200 75 0,89 1,36 1,1 0,84 2,36 2,96 3 3,04 2,18 2,78 2,85 2,88

210 5 1,02 1,69 1,5 1,14 2,38 2,99 3,18 3,23 2,17 2,77 2,92 3,06210 10 0,97 1,59 1,38 1,04 2,36 2,97 3,13 3,18 2,16 2,76 2,89 3,01210 15 0,94 1,54 1,32 0,99 2,36 2,96 3,1 3,15 2,15 2,75 2,87 2,98210 20 0,93 1,51 1,28 0,96 2,35 2,95 3,09 3,13 2,14 2,75 2,87 2,96210 25 0,92 1,48 1,25 0,93 2,34 2,95 3,07 3,11 2,14 2,75 2,86 2,94210 35 0,89 1,41 1,18 0,88 2,33 2,94 3,04 3,07 2,13 2,74 2,84 2,9210 50 0,86 1,35 1,11 0,83 2,32 2,92 3,01 3,04 2,13 2,73 2,81 2,86210 75 0,82 1,27 1,03 0,78 2,3 2,9 2,95 2,98 2,12 2,72 2,79 2,83

Page 27: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

Tabel 2.6 Tegangan Ekivalen dan Faktor Erosi untuk Perkerasan Tanpa Bahu Beton

(lanjutan)Tebal Pelat (mm)

CBR Eff (%)

Tegangan Ekivalen Faktor Erosi Tanpa Ruji Dengan Ruji

STRT STRG STdRG STrRG STRT STRG STdRG STrRG STRT STRG STdRG STrRG 220 5 0,94 1,58 1,42 1,08 2,33 2,93 3,14 3,19 2,11 2,71 2,87 3,02220 10 0,9 1,49 1,3 0,98 2,31 2,91 3,09 3,13 2,1 2,7 2,84 2,96220 15 0,88 1,44 1,25 0,93 2,3 2,9 3,06 3,1 2,09 2,69 2,82 2,93220 20 0,87 1,42 1,22 0,91 2,29 2,89 3,05 3,09 2,08 2,69 2,81 2,92220 25 0,85 1,39 1,18 0,88 2,29 2,89 3,03 3,07 2,08 2,69 2,8 2,9220 35 0,82 1,33 1,11 0,83 2,28 2,88 2,99 3,03 2,07 2,68 2,78 2,86220 50 0,79 1,27 1,04 0,79 2,26 2,88 2,96 3 2,07 2,67 2,76 2,83220 75 0,76 1,19 0,97 0,73 2,24 2,85 2,92 2,95 2,06 2,68 2,72 2,78

230 5 0,88 1,49 1,35 1,03 2,28 2,88 3,1 3,14 2,05 2,65 2,82 2,98230 10 0,84 1,41 1,24 0,94 2,26 2,86 3,05 3,09 2,04 2,64 2,79 2,92230 15 0,82 1,38 1,19 0,89 2,25 2,85 3,02 3,06 2,03 2,64 2,77 2,89230 20 0,81 1,34 1,16 0,87 2,24 2,84 3 3,05 2,03 2,63 2,76 2,88230 25 0,8 1,31 1,12 0,84 2,23 2,83 2,98 3,03 2,03 2,63 2,75 2,86230 35 0,77 1,25 1,05 0,78 2,21 2,81 2,94 2,99 2,02 2,62 2,73 2,82230 50 0,74 1,19 0,99 0,74 2,2 2,8 2,91 2,95 2,01 2,61 2,7 2,78230 75 0,71 1,12 0,91 0,7 2,19 2,79 2,86 2,91 2 2,6 2,68 2,74

240 5 0,82 1,4 1,29 0,98 2,23 2,83 3,06 3,11 1,99 2,6 2,78 2,94240 10 0,79 1,32 1,18 0,89 2,21 2,81 3,01 3,05 1,98 2,59 2,74 2,88240 15 0,77 1,28 1,13 0,85 2,2 2,8 2,98 3,02 1,98 2,58 2,72 2,85240 20 0,76 1,26 1,1 0,83 2,19 2,79 2,96 3,01 1,97 2,57 2,72 2,84240 25 0,75 1,23 1,06 0,8 2,18 2,78 2,94 2,99 1,97 2,57 2,71 2,82240 35 0,72 1,17 0,99 0,74 2,17 2,76 2,9 2,95 1,96 2,56 2,69 2,78240 50 0,69 1,12 0,94 0,7 2,15 2,75 2,88 2,91 1,95 2,55 2,66 2,74240 75 0,67 1,05 0,86 0,66 2,13 2,74 2,83 2,88 1,94 2,54 2,63 2,69

250 5 0,77 1,33 1,23 0,94 2,18 2,78 3,02 3,07 1,94 2,54 2,73 2,9250 10 0,74 1,25 1,12 0,86 2,16 2,76 2,97 3,01 1,93 2,53 2,7 2,85250 15 0,72 1,21 1,07 0,81 2,15 2,75 2,94 2,98 1,93 2,53 2,68 2,82250 20 0,71 1,18 1,04 0,79 2,14 2,74 2,93 2,97 1,92 2,52 2,67 2,8250 25 0,7 1,16 1,01 0,76 2,13 2,73 2,91 2,95 1,92 2,52 2,66 2,78250 35 0,68 1,11 0,95 0,71 2,12 2,71 2,87 2,91 1,91 2,51 2,64 2,74250 50 0,65 1,06 0,89 0,67 2,1 2,7 2,83 2,88 1,9 2,5 2,61 2,7250 75 0,63 0,99 0,82 0,61 2,08 2,69 2,79 2,83 1,89 2,49 2,59 2,65

260 5 0,73 1,26 1,18 0,9 2,13 2,73 2,99 3,03 1,89 2,49 2,69 2,87260 10 0,7 1,18 1,08 0,82 2,11 2,71 2,93 2,98 1,88 2,48 2,66 2,81260 15 0,68 1,15 1,03 0,78 2,1 2,7 2,9 2,95 1,88 2,48 2,64 2,78260 20 0,67 1,12 1 0,75 2,09 2,69 2,89 2,93 1,87 2,47 2,63 2,76260 25 0,66 1,1 0,97 0,73 2,08 2,69 2,87 2,91 1,87 2,47 2,62 2,74260 35 0,64 1,05 0,91 0,68 2,07 2,68 2,83 2,87 1,86 2,46 2,59 2,7260 50 0,61 1 0,85 0,64 2,05 2,65 2,8 2,84 1,85 2,45 2,56 2,67260 75 0,59 0,95 0,78 0,58 2,03 2,64 2,75 2,78 1,84 2,44 2,54 2,61

270 5 0,68 1,19 1,13 0,87 2,09 2,69 2,95 3 1,84 2,44 2,65 2,83270 10 0,66 1,12 1,03 0,79 2,07 2,67 2,9 2,94 1,83 2,43 2,62 2,78270 15 0,64 1,09 0,98 0,75 2,06 2,66 2,87 2,91 1,83 2,43 2,6 2,75270 20 0,63 1,06 0,96 0,72 2,05 2,65 2,85 2,9 1,82 2,42 2,59 2,73270 25 0,62 1,04 0,93 0,7 2,04 2,64 2,83 2,88 1,82 2,42 2,58 2,71270 35 0,6 0,99 0,87 0,65 2,02 2,63 2,79 2,84 1,81 2,41 2,55 2,67270 50 0,58 0,95 0,81 0,61 2 2,61 2,76 2,8 1,8 2,4 2,52 2,63270 75 0,56 0,89 0,74 0,57 1,99 2,59 2,7 2,75 1,79 2,39 2,5 2,58

280 5 0,65 1,13 1,08 0,83 2,05 2,65 2,92 2,97 1,8 2,4 2,62 2,8280 10 0,62 1,06 0,99 0,75 2,03 2,63 2,86 2,91 1,79 2,39 2,58 2,74280 15 0,6 1,03 0,94 0,72 2,01 2,62 2,83 2,88 1,78 2,38 2,56 2,71280 20 0,6 1,01 0,92 0,69 2 2,61 2,82 2,87 1,77 2,37 2,55 2,7280 25 0,59 0,99 0,89 0,67 1,99 2,6 2,8 2,85 1,77 2,37 2,54 2,68280 35 0,57 0,94 0,83 0,62 1,97 2,58 2,76 2,81 1,76 2,36 2,51 2,64280 50 0,55 0,9 0,78 0,59 1,96 2,56 2,72 2,77 1,75 2,35 2,48 2,6280 75 0,53 0,86 0,71 0,53 1,94 2,55 2,68 2,72 1,74 2,34 2,46 2,55

Page 28: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

Tabel 2.6 Tegangan Ekivalen dan Faktor Erosi untuk Perkerasan Tanpa Bahu Beton

(lanjutan)Tebal Pelat (mm)

CBR Eff (%)

Tegangan Ekivalen Faktor Erosi Tanpa Ruji Dengan Ruji

STRT STRG STdRG STrRG STRT STRG STdRG STrRG STRT STRG STdRG STrRG 290 5 0,61 1,08 1,04 0,8 2,01 2,61 2,89 2,93 1,75 2,35 2,58 2,77290 10 0,59 1,01 0,95 0,73 1,99 2,59 2,83 2,88 1,74 2,34 2,54 2,71290 15 0,58 0,98 0,9 0,7 1,97 2,58 2,8 2,85 1,74 2,34 2,52 2,68290 20 0,57 0,96 0,88 0,67 1,96 2,58 2,79 2,83 1,73 2,33 2,51 2,67290 25 0,56 0,94 0,85 0,65 1,95 2,56 2,77 2,81 1,73 2,33 2,5 2,65290 35 0,54 0,9 0,8 0,6 1,93 2,54 2,73 2,77 1,72 2,32 2,47 2,61290 50 0,52 0,86 0,75 0,56 1,92 2,52 2,69 2,74 1,71 2,31 2,44 2,56290 75 0,5 0,81 0,68 0,52 1,9 2,5 2,64 2,68 1,7 2,3 2,42 2,51

300 5 0,58 1,03 1 0,77 1,97 2,57 2,86 2,9 1,71 2,31 2,55 2,74300 10 0,56 0,97 0,91 0,7 1,95 2,55 2,8 2,85 1,7 2,3 2,51 2,68300 15 0,55 0,94 0,87 0,67 1,93 2,54 2,77 2,82 1,69 2,3 2,49 2,65300 20 0,54 0,92 0,85 0,65 1,92 2,53 2,76 2,8 1,68 2,29 2,48 2,64300 25 0,53 0,9 0,82 0,63 1,91 2,52 2,74 2,78 1,68 2,29 2,46 2,62300 35 0,51 0,86 0,77 0,58 1,89 2,5 2,7 2,74 1,67 2,28 2,43 2,58300 50 0,49 0,82 0,72 0,54 1,88 2,48 2,66 2,7 1,66 2,26 2,41 2,53300 75 0,47 0,78 0,65 0,5 1,86 2,46 2,61 2,65 1,65 2,26 2,37 2,48

310 5 0,55 0,98 0,97 0,74 1,94 2,54 2,83 2,88 1,67 2,27 2,51 2,71310 10 0,53 0,92 0,89 0,68 1,91 2,51 2,77 2,82 1,66 2,26 2,47 2,65310 15 0,52 0,89 0,84 0,65 1,89 2,49 2,65 2,79 1,65 2,25 2,45 2,62310 20 0,51 0,88 0,82 0,63 1,89 2,49 2,64 2,77 1,64 2,24 2,44 2,61310 25 0,5 0,86 0,79 0,6 1,88 2,48 2,64 2,75 1,64 2,24 2,43 2,59310 35 0,49 0,82 0,74 0,55 1,86 2,46 2,63 2,71 1,63 2,23 2,4 2,55310 50 0,47 0,78 0,69 0,51 1,84 2,44 2,62 2,67 1,62 2,22 2,37 2,5310 75 0,45 0,74 0,63 0,48 1,82 2,42 2,58 2,62 1,61 2,21 2,34 2,45

320 5 0,53 0,94 0,93 0,71 1,9 2,5 2,8 2,85 1,63 2,23 2,48 2,69320 10 0,51 0,88 0,85 0,65 1,87 2,48 2,74 2,79 1,62 2,22 2,44 2,63320 15 0,5 0,85 0,81 0,62 1,85 2,46 2,71 2,76 1,61 2,21 2,42 2,6320 20 0,49 0,84 0,79 0,6 1,85 2,45 2,7 2,74 1,6 2,2 2,41 2,58320 25 0,48 0,82 0,76 0,58 1,84 2,44 2,68 2,72 1,6 2,2 2,4 2,56320 35 0,46 0,78 0,71 0,54 1,82 2,42 2,64 2,68 1,59 2,19 2,37 2,52320 50 0,44 0,75 0,67 0,51 1,8 2,4 2,6 2,64 1,58 2,18 2,33 2,47320 75 0,43 0,71 0,61 0,45 1,78 2,38 2,55 2,59 1,57 2,17 2,31 2,42

330 5 0,5 0,9 0,9 0,69 1,87 2,47 2,78 2,82 1,59 2,19 2,45 2,66330 10 0,48 0,85 0,82 0,63 1,84 2,44 2,72 2,76 1,58 2,18 2,41 2,6330 15 0,47 0,82 0,79 0,6 1,82 2,42 2,69 2,73 1,57 2,17 2,39 2,57330 20 0,46 0,8 0,76 0,58 1,81 2,42 2,67 2,72 1,56 2,16 2,38 2,55330 25 0,46 0,78 0,74 0,56 1,8 2,41 2,65 2,7 1,56 2,16 2,36 2,53330 35 0,45 0,74 0,69 0,52 1,78 2,39 2,61 2,66 1,55 2,15 2,33 2,49330 50 0,42 0,71 0,64 0,48 1,76 2,36 2,57 2,62 1,54 2,14 2,3 2,45330 75 0,41 0,68 0,59 0,45 1,74 2,35 2,52 2,57 1,53 2,13 2,28 2,4

340 5 0,48 0,86 0,87 0,65 1,84 2,44 2,75 2,79 1,55 2,15 2,42 2,63340 10 0,46 0,8 0,79 0,61 1,81 2,41 2,69 2,74 1,54 2,14 2,38 2,57340 15 0,45 0,78 0,76 0,58 1,79 2,39 2,66 2,71 1,53 2,14 2,36 2,54340 20 0,44 0,77 0,73 0,57 1,78 2,38 2,64 2,69 1,52 2,13 2,35 2,52340 25 0,44 0,75 0,71 0,55 1,77 2,37 2,62 2,67 1,52 2,12 2,33 2,5340 35 0,43 0,72 0,66 0,51 1,75 2,35 2,58 2,63 1,51 2,11 2,3 2,46340 50 0,4 0,68 0,62 0,47 1,73 2,33 2,54 2,59 1,5 2,1 2,27 2,42340 75 0,39 0,65 0,56 0,43 1,71 2,31 2,49 2,54 1,49 2,09 2,24 2,37

350 5 0,46 0,83 0,85 0,63 1,8 2,41 2,72 2,77 1,51 2,11 2,39 2,61350 10 0,44 0,78 0,77 0,59 1,77 2,38 2,67 2,71 1,5 2,1 2,35 2,55350 15 0,43 0,75 0,74 0,56 1,75 2,36 2,64 2,68 1,5 2,1 2,33 2,52350 20 0,42 0,74 0,71 0,55 1,75 2,35 2,62 2,66 1,49 2,09 2,32 2,5350 25 0,42 0,72 0,69 0,53 1,74 2,34 2,6 2,64 1,49 2,09 2,3 2,48350 35 0,41 0,69 0,64 0,49 1,72 2,32 2,56 2,6 1,48 2,08 2,27 2,44350 50 0,39 0,65 0,6 0,46 1,69 2,29 2,52 2,56 1,46 2,07 2,24 2,39350 75 0,37 0,62 0,54 0,42 1,67 2,28 2,47 2,51 1,46 2,06 2,21 2,34

(Sumber: Bina Marga. (2003). Pd T-14-2003)

Page 29: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

Tabel 2.7 Tegangan Ekivalen dan Faktor Erosi untuk Perkerasan Dengan Bahu BetonTebal Pelat (mm)

CBR Eff (%)

Tegangan Ekivalen Faktor Erosi Tanpa Ruji Dengan Ruji

STRT STRG STdRG STrRG STRT STRG STdRG STrRG STRT STRG STdRG STrRG 150 5 1,42 2,16 1,81 1,45 2,34 2,94 2,99 3 2,14 2,74 2,78 2,81150 10 1,36 2,04 1,7 1,39 2,32 2,92 2,94 2,94 2,13 2,72 2,73 2,75150 15 1,33 1,98 1,65 1,36 2,32 2,92 2,91 2,91 2,12 2,72 2,7 2,72150 20 1,32 1,94 1,62 1,35 2,31 2,91 2,9 2,9 2,11 2,71 2,69 2,7150 25 1,3 1,9 1,59 1,33 2,3 2,9 2,88 2,88 2,1 2,7 2,67 2,67150 35 1,27 1,82 1,53 1,3 2,29 2,89 2,85 2,84 2,08 2,69 2,64 2,63150 50 1,23 1,74 1,49 1,3 2,27 2,87 2,82 2,81 2,06 2,67 2,6 2,59150 75 1,2 1,65 1,43 1,26 2,25 2,85 2,79 2,77 2,04 2,65 2,57 2,56

160 5 1,29 1,98 1,67 1,33 2,26 2,87 2,93 2,95 2,06 2,66 2,72 2,77160 10 1,24 1,87 1,56 1,26 2,24 2,85 2,88 2,89 2,04 2,64 2,67 2,69160 15 1,21 1,82 1,51 1,23 2,24 2,84 2,85 2,86 2,04 2,64 2,64 2,66160 20 1,2 1,79 1,49 1,21 2,23 2,83 2,84 2,84 2,03 2,63 2,62 2,64160 25 1,18 1,75 1,46 1,2 2,23 2,83 2,82 2,82 2,02 2,62 2,6 2,62160 35 1,15 1,67 1,41 1,17 2,22 2,82 2,79 2,78 2 2,61 2,56 2,57160 50 1,12 1,6 1,36 1,15 2,2 2,8 2,75 2,75 1,98 2,59 2,53 2,53160 75 1,1 1,52 1,3 1,13 2,18 2,78 2,72 2,69 1,97 2,57 2,5 2,49

170 5 1,17 1,83 1,55 1,22 2,19 2,8 2,88 2,9 1,99 2,59 2,66 2,72170 10 1,13 1,73 1,45 1,16 2,17 2,78 2,83 2,84 1,97 2,57 2,61 2,64170 15 1,11 1,68 1,4 1,13 2,17 2,77 2,8 2,81 1,96 2,57 2,58 2,61170 20 1,1 1,65 1,38 1,12 2,16 2,76 2,79 2,79 1,95 2,56 2,57 2,59170 25 1,08 1,62 1,35 1,1 2,16 2,76 2,77 2,77 1,95 2,55 2,55 2,57170 35 1,05 1,55 1,3 1,07 2,15 2,75 2,73 2,73 1,94 2,53 2,51 2,53170 50 1,03 1,49 1,25 1,04 2,13 2,73 2,7 2,7 1,91 2,51 2,47 2,48170 75 1,02 1,41 1,19 1,03 2,11 2,71 2,66 2,64 1,89 2,49 2,43 2,43

180 5 1,07 1,7 1,44 1,13 2,13 2,73 2,83 2,86 1,92 2,52 2,61 2,68180 10 1,03 1,6 1,35 1,07 2,11 2,71 2,78 2,79 1,9 2,5 2,56 2,6180 15 1,01 1,55 1,3 1,04 2,1 2,71 2,75 2,76 1,89 2,5 2,53 2,57180 20 1,01 1,53 1,28 1,03 2,09 2,7 2,73 2,74 1,88 2,49 2,51 2,54180 25 1 1,5 1,25 1,01 2,09 2,69 2,71 2,72 1,88 2,48 2,49 2,52180 35 0,98 1,44 1,2 0,98 2,08 2,68 2,67 2,68 1,87 2,46 2,45 2,47180 50 0,95 1,38 1,16 0,96 2,06 2,66 2,64 2,64 1,84 2,44 2,42 2,42180 75 0,94 1,31 1,1 0,94 2,04 2,64 2,61 2,6 1,82 2,42 2,36 2,37

190 5 0,99 1,58 1,35 1,05 2,07 2,67 2,78 2,82 1,86 2,46 2,57 2,64190 10 0,96 1,49 1,26 0,99 2,05 2,65 2,72 2,75 1,84 2,44 2,51 2,56190 15 0,94 1,44 1,21 0,97 2,04 2,64 2,7 2,72 1,83 2,43 2,48 2,53190 20 0,93 1,42 1,19 0,96 2,03 2,63 2,69 2,7 1,82 2,42 2,46 2,5190 25 0,92 1,4 1,17 0,94 2,03 2,63 2,67 2,68 1,81 2,41 2,44 2,48190 35 0,9 1,35 1,12 0,91 2,02 2,62 2,63 2,64 1,79 2,4 2,4 2,43190 50 0,88 1,29 1,08 0,88 2 2,6 2,6 2,6 1,77 2,38 2,36 2,38190 75 0,87 1,22 1,02 0,86 1,98 2,58 2,55 2,55 1,76 2,36 2,32 2,31

200 5 0,91 1,47 1,27 0,99 2,01 2,61 2,74 2,78 1,8 2,4 2,52 2,6200 10 0,89 1,39 1,18 0,93 1,99 2,59 2,69 2,71 1,78 2,38 2,46 2,52200 15 0,87 1,35 1,15 0,9 1,98 2,59 2,66 2,68 1,77 2,37 2,43 2,49200 20 0,86 1,33 1,12 0,89 1,97 2,58 2,64 2,66 1,76 2,36 2,42 2,48200 25 0,85 1,3 1,1 0,87 1,97 2,57 2,62 2,64 1,75 2,35 2,4 2,44200 35 0,83 1,25 1,05 0,84 1,96 2,56 2,58 2,6 1,73 2,33 2,36 2,39200 50 0,82 1,2 1,01 0,82 1,94 2,54 2,54 2,55 1,71 2,31 2,32 2,33200 75 0,81 1,14 0,95 0,8 1,92 2,52 2,51 2,5 1,69 2,3 2,27 2,28

210 5 0,85 1,38 1,2 0,93 1,96 2,56 2,7 2,75 1,74 2,34 2,48 2,57210 10 0,82 1,3 1,11 0,87 1,94 2,54 2,65 2,67 1,72 2,32 2,42 2,49210 15 0,8 1,27 1,08 0,84 1,93 2,53 2,62 2,64 1,71 2,31 2,39 2,45210 20 0,8 1,24 1,05 0,83 1,92 2,52 2,6 2,62 1,7 2,3 2,37 2,43210 25 0,79 1,22 1,03 0,81 1,91 2,51 2,58 2,6 1,69 2,29 2,35 2,4210 35 0,77 1,17 0,98 0,78 1,9 2,49 2,54 2,56 1,67 2,28 2,31 2,34210 50 0,76 1,13 0,94 0,76 1,88 2,48 2,51 2,51 1,65 2,26 2,27 2,29210 75 0,75 1,07 0,9 0,74 1,86 2,47 2,45 2,46 1,64 2,24 2,22 2,22

Page 30: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

30

Tabel 2.7 Tegangan Ekivalen dan Faktor Erosi untuk Perkerasan Dengan Bahu Beton

(lanjutan)Tebal Pelat (mm)

CBR Eff (%)

Tegangan Ekivalen Faktor Erosi Tanpa Ruji Dengan Ruji

STRT STRG STdRG STrRG STRT STRG STdRG STrRG STRT STRG STdRG STrRG 220 5 0,79 1,3 1,13 0,87 1,91 2,51 2,67 2,72 168 2,29 2,44 2,54220 10 0,77 1,22 1,05 0,81 1,89 2,49 2,61 2,64 1,66 2,27 2,38 2,46220 15 0,76 1,19 1,02 0,79 1,88 2,48 2,58 2,61 1,66 2,26 2,35 2,42220 20 0,75 1,17 0,99 0,78 1,87 2,47 2,56 2,58 1,65 2,25 2,33 2,39220 25 0,74 1,15 0,97 0,76 1,86 2,46 2,54 2,56 1,64 2,24 2,31 2,37220 35 0,72 1,11 0,92 0,73 1,85 2,45 2,5 2,52 1,62 2,22 2,27 2,32220 50 0,71 1,06 0,88 0,71 1,83 2,43 2,47 2,48 1,6 2,2 2,23 2,26220 75 0,7 1,01 0,85 0,69 1,81 2,41 2,41 2,41 1,58 2,18 2,18 2,19

230 5 0,74 1,22 1,08 0,82 1,86 2,46 2,63 2,69 1,63 2,23 2,4 2,5230 10 0,72 1,15 1 0,77 1,84 2,44 2,57 2,61 1,61 2,21 2,34 2,42230 15 0,71 1,12 0,97 0,75 1,83 2,43 2,54 2,58 1,6 2,21 2,31 2,39230 20 0,7 1,1 0,94 0,74 1,82 2,42 2,52 2,55 1,59 2,2 2,29 2,36230 25 0,69 1,08 0,92 0,72 1,81 2,41 2,5 2,53 1,58 2,19 2,27 2,34230 35 0,68 1,04 0,87 0,69 1,8 2,4 2,46 2,48 1,56 2,17 2,23 2,28230 50 0,67 1 0,83 0,67 1,78 2,38 2,43 2,44 1,54 2,15 2,19 2,22230 75 0,66 0,96 0,8 0,65 1,76 2,36 2,37 2,37 1,53 2,13 2,12 2,16

240 5 0,69 1,16 1,02 0,78 1,81 2,41 2,6 2,66 1,58 2,18 2,36 2,47240 10 0,67 1,09 0,95 0,72 1,79 2,39 2,54 2,58 1,56 2,17 2,3 2,39240 15 0,66 1,06 0,92 0,7 1,78 2,38 2,51 2,55 1,55 2,15 2,27 2,36240 20 0,65 1,04 0,89 0,69 1,77 2,37 2,49 2,52 1,54 2,14 2,25 2,33240 25 0,65 1,02 0,87 0,68 1,76 2,36 2,47 2,5 1,53 2,13 2,23 2,31240 35 0,64 0,98 0,83 0,66 1,75 2,35 2,43 2,45 1,51 2,11 2,19 2,25240 50 0,63 0,95 0,79 0,63 1,73 2,33 2,39 2,41 1,49 2,1 2,15 2,19240 75 0,62 0,89 0,76 0,61 1,71 2,31 2,34 2,34 1,48 2,08 2,1 2,13

250 5 0,65 1,09 0,98 0,73 1,77 2,37 2,56 2,63 1,54 2,14 2,32 2,45250 10 0,63 1,03 0,9 0,69 1,74 2,35 2,5 2,55 1,52 2,12 2,26 2,37250 15 0,62 1 0,87 0,67 1,73 2,34 2,47 2,52 1,5 2,11 2,23 2,33250 20 0,61 0,99 0,85 0,66 1,72 2,33 2,45 2,49 1,49 2,1 2,22 2,3250 25 0,61 0,97 0,83 0,64 1,72 2,32 243 2,47 1,48 2,09 2,2 2,28250 35 0,6 0,93 0,79 0,61 1,71 2,3 2,39 2,42 1,4 2,07 2,16 2,22250 50 0,59 0,9 0,75 0,59 1,68 2,28 2,36 2,38 1,44 2,05 2,11 2,16250 75 0,58 0,86 0,72 0,57 1,66 2,27 2,3 2,31 1,43 2,03 2,06 2,1

260 5 0,61 1,04 0,93 0,71 1,72 2,33 2,53 2,61 1,49 2,09 2,29 2,42260 10 0,6 0,98 0,86 0,66 1,7 2,3 2,47 2,53 1,47 2,07 2,23 2,34260 15 0,59 0,95 0,83 0,63 1,69 2,28 2,44 2,49 1,46 2,06 2,2 2,3260 20 0,58 0,94 0,81 0,62 1,68 2,28 2,42 2,46 1,45 2,05 2,18 2,28260 25 0,57 0,92 0,79 0,61 1,67 2,27 2,4 2,44 1,44 2,04 2,16 2,25260 35 0,56 0,88 0,75 0,59 1,66 2,26 2,36 2,39 1,42 2,02 2,12 2,19260 50 0,56 0,85 0,71 0,56 1,64 2,24 2,32 2,35 1,4 2 2,08 2,13260 75 0,55 0,81 0,68 0,54 1,62 2,22 2,27 2,28 1,38 1,98 2,01 2,06

270 5 0,57 0,99 0,89 0,66 1,68 2,28 2,5 2,58 1,45 2,05 2,25 2,39270 10 0,55 0,93 0,83 0,62 1,66 2,26 2,44 2,5 1,43 2,03 2,2 2,31270 15 0,55 0,9 0,8 0,6 1,65 2,25 2,41 2,47 1,41 2,02 2,17 2,27270 20 0,54 0,89 0,78 0,59 1,64 2,24 2,39 2,44 1,4 2,01 2,15 2,25270 25 0,54 0,87 0,76 0,58 1,63 2,23 2,37 2,42 1,39 2 2,13 2,22270 35 0,53 0,84 0,72 0,56 1,61 2,22 2,33 2,37 1,37 1,98 2,09 2,16270 50 0,53 0,8 0,68 0,53 1,59 2,2 2,29 2,32 1,35 1,96 2,04 2,11270 75 0,52 0,77 0,65 0,52 1,58 2,18 2,24 2,25 1,34 1,94 1,99 2,03

280 5 0,54 0,94 0,86 0,63 1,64 2,25 2,48 2,56 1,4 2,01 2,22 2,37280 10 0,52 0,89 0,79 0,6 1,62 2,22 2,41 2,48 1,38 1,99 2,16 2,29280 15 0,52 0,86 0,76 0,58 1,61 2,2 2,38 2,44 1,37 1,97 2,13 2,25280 20 0,51 0,85 0,74 0,57 1,6 2,2 2,36 2,42 1,36 1,96 2,12 2,22280 25 0,51 0,83 0,73 0,56 1,59 2,19 2,34 2,39 1,35 1,95 2,1 2,2280 35 0,5 0,8 0,69 0,54 1,57 2,18 2,3 2,34 1,33 1,93 2,06 2,14280 50 0,5 0,76 0,66 0,51 1,55 2,16 2,26 2,29 1,31 1,91 2,01 2,08280 75 0,49 0,74 0,62 0,49 1,54 2,14 2,21 2,22 1,29 1,89 1,96 2

Page 31: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

31

Tabel 2.7 Tegangan Ekivalen dan Faktor Erosi untuk Perkerasan Dengan Bahu Beton

(lanjutan)Tebal Pelat (mm)

CBR Eff (%)

Tegangan Ekivalen Faktor Erosi Tanpa Ruji Dengan Ruji

STRT STRG STdRG STrRG STRT STRG STdRG STrRG STRT STRG STdRG STrRG 290 5 0,51 0,9 0,82 0,6 1,61 2,21 2,45 2,54 1,36 1,97 2,19 2,34290 10 0,5 0,85 0,76 0,57 1,58 2,18 2,39 2,46 1,34 1,94 2,13 2,26290 15 0,5 0,82 0,73 0,55 1,56 2,16 2,36 2,42 1,33 1,92 2,1 2,22290 20 0,49 0,81 0,72 0,54 1,56 2,16 2,34 2,39 1,32 1,92 2,08 2,2290 25 0,49 0,79 0,7 0,53 1,55 2,15 2,32 2,37 1,31 1,91 2,06 2,17290 35 0,48 0,76 0,66 0,51 1,53 2,14 2,28 2,32 1,29 1,89 2,02 2,11290 50 0,47 0,73 0,63 0,49 1,51 2,12 2,23 2,27 1,27 1,87 1,98 2,05290 75 0,47 0,7 0,6 0,47 1,5 2,1 2,18 2,19 1,25 1,85 1,93 1,98

300 5 0,49 0,86 0,79 58 157 2,17 2,42 2,52 1,32 1,93 2,16 2,32300 10 0,48 0,81 0,73 0,55 1,55 2,15 2,36 2,44 1,3 1,91 2,1 2,24300 15 0,47 0,78 0,7 0,53 1,53 2,14 2,33 2,4 1,29 1,89 2,07 2,2300 20 0,46 0,77 0,69 0,52 1,52 2,13 2,31 2,37 1,28 1,88 2,05 2,18300 25 0,48 0,76 0,67 0,51 1,51 2,12 2,29 2,35 1,27 1,87 2,03 2,15300 35 0,46 0,73 0,64 0,49 1,49 2,1 2,25 2,3 1,25 1,85 1,99 2,09300 50 0,45 0,7 0,6 0,46 1,48 2,08 2,2 2,24 1,23 1,83 1,95 2,03300 75 0,45 0,67 0,57 0,45 1,46 2,06 2,15 2,17 1,21 1,81 1,9 1,95

310 5 0,46 0,81 0,76 0,55 1,54 2,14 2,4 2,5 1,29 1,89 2,13 2,3310 10 0,4 0,77 0,7 0,52 1,51 2,11 2,33 2,42 1,27 1,87 2,07 2,22310 15 0,45 0,75 0,68 0,5 1,49 2,09 2,3 2,38 1,25 1,86 2,04 2,18310 20 0,44 0,74 0,66 0,5 1,49 2,09 2,28 2,35 1,24 1,85 2,03 2,15310 25 0,44 0,72 0,64 0,49 1,48 2,08 2,26 2,33 1,23 1,84 2,01 2,13310 35 0,43 0,69 0,61 0,47 1,48 2,06 2,22 2,28 1,21 1,82 1,97 2,07310 50 0,43 0,67 0,58 0,44 1,44 2,04 2,18 2,22 1,19 1,79 1,92 2,01310 75 0,42 0,63 0,54 0,43 1,42 2,02 2,13 2,15 1,17 1,77 1,87 1,93

320 5 0,44 0,78 0,74 0,53 1,5 2,11 2,37 2,48 1,25 1,85 2,1 2,27320 10 0,43 0,74 0,68 0,5 1,48 2,08 2,31 2,4 1,23 1,83 2,05 2,19320 15 0,43 0,72 0,65 0,48 1,46 2,06 2,28 2,36 1,22 1,82 2,02 2,15320 20 0,42 0,71 0,64 0,48 1,45 2,06 2,26 2,33 1,21 1,81 2 2,13320 25 0,42 0,69 0,62 0,47 1,44 2,05 2,24 2,31 1,2 1,8 1,98 2,1320 35 0,41 0,66 0,59 0,45 1,42 2,03 2,2 2,26 1,18 1,78 1,94 2,04320 50 0,41 0,64 0,55 0,43 1,41 2,01 2,15 2,2 1,15 1,76 1,89 1,98320 75 0,41 0,62 0,53 0,41 1,39 1,99 2,1 2,12 1,13 1,74 1,84 1,91

330 5 0,42 0,74 0,71 0,51 1,47 2,07 2,35 2,46 1,22 1,82 2,07 2,25330 10 0,41 0,71 0,65 0,48 1,44 2,05 2,29 2,38 1,19 1,79 2,02 2,17330 15 0,41 0,69 0,63 0,46 1,42 2,03 2,26 2,34 1,17 1,77 1,99 2,13330 20 0,4 0,68 0,62 0,46 1,42 2,02 2,24 2,31 1,17 1,77 1,97 2,11330 25 0,4 0,67 0,6 0,45 1,41 2,01 2,21 2,29 1,16 1,76 1,95 2,08330 35 0,39 0,64 0,57 0,43 1,39 1,99 2,17 2,24 1,14 1,74 1,91 2,02330 50 0,39 0,61 0,53 0,41 1,37 1,97 2,13 2,18 1,12 1,72 1,87 1,96330 75 0,39 0,59 0,51 0,39 1,35 1,95 2,06 2,1 1,1 1,7 1,8 188

340 5 0,4 0,71 0,69 0,49 1,44 2,04 2,33 2,44 1,18 1,78 2,05 2,23340 10 0,39 0,68 0,64 0,47 1,41 2,02 2,26 2,36 1,16 1,76 1,99 2,15340 15 0,39 0,66 0,61 0,45 1,39 2 2,23 2,32 1,15 1,75 1,96 2,11340 20 0,38 0,65 0,6 0,44 1,39 1,99 2,21 2,29 1,14 1,74 1,94 2,09340 25 0,38 0,64 0,58 0,43 1,38 1,98 2,19 2,27 1,13 1,73 1,92 2,06340 35 0,37 0,62 0,55 0,41 1,36 1,96 2,15 2,22 1,11 1,71 1,88 2340 50 0,37 0,59 0,52 0,39 1,34 1,94 2,1 2,16 1,08 1,69 1,84 1,94340 75 0,37 0,57 0,49 0,38 1,32 1,92 2,05 2,08 1,06 1,67 1,79 186

350 5 0,38 0,69 0,67 0,47 1,41 2,01 2,31 2,43 1,15 1,75 2,02 2,21350 10 0,37 0,65 0,62 0,45 1,38 1,98 2,24 2,35 1,13 1,73 1,97 2,13350 15 0,37 0,63 0,59 0,44 1,36 1,96 2,21 2,3 1,11 1,71 1,94 2,09350 20 0,36 0,62 0,58 0,43 1,36 1,96 2,19 2,28 1,1 1,7 1,92 2,07350 25 0,36 0,61 0,56 0,42 1,35 1,95 2,17 2,25 1,09 1,69 1,9 2,04350 35 0,36 0,59 0,53 0,4 1,33 1,93 2,13 2,19 1,07 1,67 1,86 1,98350 50 0,36 0,57 0,5 0,38 1,31 1,91 2,08 2,14 1,05 1,65 1,81 1,92350 75 0,35 0,55 0,47 0,36 1,29 1,89 2,03 2,06 1,03 1,63 1,76 1,84

(Sumber: Bina Marga. (2003). Pd T-14-2003)

Page 32: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

32

Tabel 2.8 Koefisien untuk Menghitung Tegangan EkivalenTanpa Bahu Beton Dengan Bahu Beton

Tipe Kelompok Sumbu Tipe Kelompok Sumbu

Koefisien STRT STRG STdRG STrRG STRT STRG STdRG STrRG

a 0,118 0,560 0,219 0,089 -0,051 0,330 0,088 -0,145

b 125,4 184,4 399,6 336,4 26,0 206,5 301,5 258,6

c -0,2396 -0,6663 -0,3742 -0,1340 0,0899 -0,4684 -0,1846 0,0080

d 26969 44405 -38 -10007 35774 28661 4418 1408

e 0,0896 0,2254 0,1680 0,0830 -0,0376 0,1650 0,0939 0,0312

f 0,19 19,75 -71,09 -83,14 14,57 2,82 -59,93 -61,25

g -352174 -942585 681381 1215750 -861548 -686510 280297 488079

h -0,0104 -0,0248 -0,0218 -0,0120 0,0031 -0,0186 -0,0128 -0,0058

i -1,2536 -4,6657 3,6501 5,2724 1,3098 -1,9606 4,1791 4,7428

j -1709 -4082 2003 4400 -4009 -2717 1768 2564

(Sumber: Austroads. (2001). Structural Design of Pavements)

Tabel 2.9 Koefisien untuk Menghitung Faktor Erosi Tanpa RujiTanpa Bahu Beton Dengan Bahu Beton

Tipe Kelompok Sumbu Tipe Kelompok Sumbu

Koefisien STRT STRG STdRG STrRG STRT STRG STdRG STrRG

a 0,745 1,330 1,907 2,034 0,345 0,914 1,564 2,104

b 533,8 537,5 448,3 440,3 534,6 539,8 404,1 245,4

c -0,2071 -0,1929 -0,1749 -0,2776 -0,1711 -0,1416 -0,1226 -0,2473

d -42419 -43035 -35827 -36194 -44908 -44900 -32024 -15007

e 0,0405 0,0365 0,0382 0,0673 0,0347 0,0275 0,0256 0,0469

f 27,27 26,44 0,64 15,77 20,49 16,37 -9,79 8,86

g 1547570 1586100 1291870 1315330 1676710 1654590 1150280 518916

h -0,0044 -0,0039 -0,0060 -0,0084 -0,0038 -0,0032 -0,0052 -0,0075

i -1,4656 -1,4547 1,0741 -1,2068 -1,3829 -0,9584 2,1997 1,5517

j -1384 -1344 50 -625 -913 -765 469 -599

(Sumber: Austroads. (2001). Structural Design of Pavements)

Page 33: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

33

Tabel 2.10 Koefisien untuk Menghitung Faktor Erosi Dengan RujiTanpa Bahu Beton Dengan Bahu Beton

Tipe Kelompok Sumbu Tipe Kelompok Sumbu

Koefisien STRT STRG STdRG STrRG STRT STRG STdRG STrRG

a 0,072 0,643 1,410 2,089 -0,184 0,440 0,952 1,650

b 679,9 684,5 498,9 351,3 602,3 609,8 544,9 359,4

c -0,0789 -0,0576 -0,1680 -0,3343 -0,0085 -0,0484 -0,0404 -0,1765

d -58342 -58371 -39423 -25576 -50996 -52519 -47500 -28901

e 0,0179 0,0128 0,0322 0,0723 -0,0122 0,0017 0,0179 0,0435

f 6,70 4,61 13,80 29,58 8,99 9,62 -31,54 -15,97

g 2139330 2131390 1437580 923081 1874370 1949350 1719950 1085800

h -0,0021 -0,0017 -0,0044 -0,0086 0,0008 -0,0007 -0,0051 -0,0084

i -0,5199 -0,2056 -0,0380 -1,6301 -0,4759 -0,6314 3,3789 3,2908

j -187 -185 -697 -1327 -374 -326 1675 758

(Sumber: Austroads. (2001). Structural Design of Pavements)

l. Analisa Fatik dan Erosi

Perencanaan perkerasan beton semen didasarkan pada 2 tipe

kerusakan yaitu:

- Retak fatik (lelah) tarik lentur pada pelat.

- Erosi pada pondasi bawah atau tanah dasar yang diakibatkan

oleh lendutan berulang pada sambungan dan tempat retak yang

direncanakan.

Prosedur perencanaan berdasarkan metode Bina Marga

mempertimbangkan ada tidaknya ruji pada sambungan atau bahu beton.

Analisa fatik dan erosi dilakukan untuk memperoleh repetisi beban

ijin dan persen kerusakan yang terjadi. Repetisi beban ijin dapat

diperoleh dengan menggunakan nomogram seperti pada Gambar 2.15,

2.16, dan 2.17.

.

Page 34: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

34

Gambar 2.15 Analisa Fatik dan Repetisi Beban Ijin Berdasarkan Rasio Tegangan

Dengan / Tanpa Bahu Beton(Sumber: Bina Marga. (2003). Pd T-14-2003)

Page 35: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

35

Gambar 2.16 Analisa Erosi dan Repetisi Beban Ijin Berdasarkan Faktor Erosi

Tanpa Bahu Beton(Sumber: Bina Marga. (2003). Pd T-14-2003)

Page 36: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

36

Gambar 2.17 Analisa Erosi dan Repetisi Beban Ijin Berdasarkan Faktor Erosi

Dengan Bahu Beton(Sumber: Bina Marga. (2003). Pd T-14-2003)

Page 37: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

40

2.2.5 Parameter Perencanaan Ruji, Batang Pengikat, dan Tulangan Berdasarkan

Metode Bina Marga

Parameter-parameter yang digunakan untuk merencanakan ruji, batang pengikat,

dan tulangan meliputi:

a. Diameter Ruji dan Batang Pengikat

Ukuran ruji dan batang pengikat yang disarankan oleh Portland Cement

Association dapat dilihat pada Tabel 2.9 dan 2.10 di bawah ini.

Tabel 2.11 Ukuran Ruji (Dowel)

Tebal Pelat

(cm)

Diameter Ruji

(mm)

Panjang Ruji

(mm)

Jarak Spacing Antar Ruji

(cm)

12,5 16 300 30

15,0 19 350 30

17,5 22 350 30

20,0 25 350 30

22,5 29 400 30

25,0 32 450 30

(Sumber: Portland Cement Association. (1975). PCA)

Tabel 2.12 Ukuran Batang Pengikat (Tie Bar)

Tebal Pelat

(cm)

Diameter Tie

Bar (mm)

Panjang Tie

Bar (mm)

Jarak Spacing Antar Tie

Bar (cm)

12,5 12 600 75

15,0 12 600 75

17,5 12 600 75

20,0 12 600 75

22,5 12 750 90

25,0 16 750 90

(Sumber: Portland Cement Association. (1975). PCA)

Page 38: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

41

b. Luas Penampang Tulangan

Digunakan dalam perhitungan Beton Bersambung Dengan Tulangan (BBDT).

Luas penampang tulangan yang dibutuhkan dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut:

As µ.L.M.g.h

2.fs........................................................(2.26)

dimana: As = luas penampang tulangan (mm2/m lebar pelat)

fs = kuat tarik ijin tulangan (MPa) = 0,6 × fy

g = gravitasi (m/det2)

h = tebal pelat beton (m)

L = jarak antar sambungan yang tidak diikat / tepi bebas pelat (m)

M = berat per satuan volume pelat (kg/m2)

µ = koefisien gesek antara pelat beton dengan pondasi bawah

sebagaimana pada Tabel 2.3.

CATATAN: Luas penampang minimum yang disyaratkan adalah 0,1% luas

penampang beton.

c. Presentase Luas Tulangan yang Dibutuhkan Terhadap Luas Penampang

Beton

Digunakan untuk perhitungan Beton Menerus Dengan Tulangan (BMDT).

Ps100.fct .(1,3 0,2µ,)

..........................................(2.27)fy n.f ct

dimana: Ps = presentase luas tulangan yang dibutuhkan terhadap luas

penampang beton (%)

fct = kuat tarik langsung beton = (0,4 – 0,5 fcf) (kg/cm2)

Page 39: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

2

fy = tegangan leleh rencana baja (kg/cm2)

n = angka ekivalensi antara baja dan beton = Es/Ec

µ = koefisien gesekan antara pelat beton dan pondasi bawah

sebagaimana pada Tabel 2.3

Es = modulus elastisitas baja = 2,1 × 106 (kg/cm2)

Ec = modulus elastisitas beton = 14850 f c (kg/cm2)

CATATAN: Presentase minimum yang disyaratkan adalah 0,6% luas

penampang beton.

d. Jarak Teoritis Antar Retakan

Lcr

f ct2

.......................................(2.28)n.p .u.f b. (ε s .E

c

f ct )

dimana: Lcr = jarak teoritis antar retakan (cm)

p = perbandingan luas tulangan memanjang dengan luas

penampang beton

u = perbandingan keliling terhadap luas tulangan = 4/d

fb = tegangan lekat antara tulangan dengan beton = (1,97

(kg/cm2)

εs = koefisien susut beton = 400 × 10-6

fct = kuat tarik langsung beton = (0,4 – 0,5 fcf) (kg/cm2)

n = angka ekivalensi antara baja dan beton = Es/Ec

Es = modulus elastisitas baja = 2,1 × 106 (kg/cm2)

f c )/d

Ec = modulus elastisitas beton = 14850 f c (kg/cm2)

Page 40: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

Untuk menjamin agar didapat retakan-retakan halus dan jarak antara retakan

yang optimum, maka:

- Presentase tulangan dan perbandingan keliling dan luas tulangan harus

besar.

- Perlu menggunakan tulangan ulir (deformed bar) untuk memperoleh

tegangan lekat yang lebih tinggi.

CATATAN: - Jarak retakan yang dihitung menggunakan persamaan (2.28)

harus memberikan hasil antara 150 dan 250 cm.

- Jarak antar tulangan 100 – 225 mm dengan diameter berkisar

antara 12 – 20 mm.

Page 41: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian Tugas Akhir dengan judul ”Perencanaan Tebal Perkerasan Kaku

(Rigid Pavement) Pada Ruas Jalan Kartini kota Batam Provinsi Kepulauan Riau”, seperti

pada gambar 3.1 berikut ini.

AWAL

Gambar 3.1. Peta Lokasi Penelitian

AWAL

AKHIR

Page 42: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

Sumber : Pemerintah Kota Batam, 2012

Gambar 3.2. Foto Lokasi Penelitian

Sumber : survai lapangan Kota Batam, 2012

3.2. Jadwal/Waktu Penelitian

Adapun jadwal/waktu kegiatan penulisan Tugas Akhir ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut.Tabel 3.1 Jadwal/Waktu Penelitian

No

Bulan Nop2014 Des2014 Jan2015 Feb2015Kegiatan

1. Persiapan2. Penyusunan

Proposal3. Pengumpulan

Data4. Analisis Data5. Penulisan

Laporan6. Seminar

Page 43: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

7. Persiapan Ujian8. Ujian TA

3.2. Proses PenelitianUntuk mencapai tujuan dari penulisan tugas akhir maka kegiatan-kegiatan yang harus

dilaksanakan serta keluaran yang dihasilkan dari kegiatan tersebut yaitu sebagai berikut :

1. Kegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data

dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan LHR (Lampiran ).

2. Mencatat kondisi fisik ruas jalan (existing) panjang, lebar dan lain-lain.

3. Menghitung jumlah/jenis kendaraan yang lewat pada jalan tersebut (LHR), yaitu

mulai dari sepeda, sepeda motor, mobil penumpang, truk ringan sampai dengan alat

berat.

4. Menetapkan panjang ruas jalan tersebut yang perlu dilaksanakan kontruksi perkerasan

kaku (Rigid Pavement).

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang sesuai dengan masalah yang diteliti atau akan dibahas,

maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Teknik kepustakaan yaitu dengan mendapatkan informasi dan data mengenai teori-

teori yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang diperoleh dari literatur-

literatur, bahan kuliah, majalah konstruksi, media internet dan media cetak lainnya.

2. Data dalam pekerjaan Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) pada Ruas Jalan dari Jalan

Diponegoro kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.

3. Wawancara : data yang diperoleh melalui wawancara lagsung (Direct interview)

dengan berbagi pihak yang terkait dengan pekerjaan tersebut.

3.3.1. Data Survey Lapangan

Untuk merencanakan kontruksi Perkerasan Kaku (Rigid Pavement), maka diperlukan

data lapangan sebagai berikut :

a. Data Geometrik Jalan, data ini diambil dengan menggunakan meteran dan mencakup

pengukuran lebar mulut simpang, panjang serta batas-batas garis pemisah arus, lebar

jalan dan lain-lain.

b. Data Volume Lalu Lintas, data ini diambil secara manual berdasarkan Tata Cara

Pelaksanaan Survei perhitungan Lalu Lintas No. 016/T/BNKT/1990 yang diterbitkan

Page 44: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

oleh Direktorat Pembinaan Jalan Kota Direktorat Jendral Bina Marga, dimana survei

lapangan dilakukan selama dua hari dengan pertimbangan bahwa arus lalu lintas yang

lewat pada setiap harinya dapat terwakili pada hari tersebut. Pangambilan data

dilakukan mulai dari pukul 06.00 pagi sampai dengan pukul 18.00 sore. Pemilihan

jam tersebut adalah berdasarkan survei pendahuluan (preliminary Survey) selama dua

hari untuk mengetahui waktu arus lalu lintas puncak terjadi. Hasil perhitungannya

dapat dilihat pada lampiran.

c. Dokumentasi lokasi penelitian.

3.3.3. Data LHR

Lalu lintas harian rata-rata (LHR) dan pertumbuhan lalu lintas.

Ciri pengenalan penggolongan kendaraan adalah seperti dibawah ini,

Tabel 3.2. Penggolongan kendaraan sesuai Pedoman Teknis No.Pd.T-19-2004.

No. Type Kendaraan Golongan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Sedan, Jeep, St. Wagon

Oplet, P. Oplet, Sub-urban, Combi, Minibus

Pick up, M. Truck dan Mobil hantaran atau

Pick up Box

Bus Kecil

Bus Besar

Truck ringan 2 sumbu

Truck sedang 2 sumbu

Truck 3 sumbu

Truck Gandengan

Truck Semi Trailer

2

3

4

5a

5b

6a

6b

7a

7b

7c

Sumber : Petunjuk survai IRMS Departemen PU Jakarta

3.3.4. Data Curah Hujan

Untuk data curah hujan diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Kota

Sendawar. Data curah hujan berfungsi menentukan nilai Faktor Regional (Fr).

3.3.5. Data CBR

Data CBR (California Bearing Ratio) adalah perbandingan antara beban yang

dibutuhkan untuk penetrasi sehingga dicapai nilai daya dukung yang dinyatakan dalam

persen.

Page 45: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

Data CBR dilapangan dipergunakan untuk menilai kekuatan tanah dasar atau bahan

lain yang hendak dipakai untuk pembuatan perkerasan. Pengambilan sampel tanah untuk test

dilapangan sepanjang trase jalan.

3.4. Prosedur Perencanaan

Prosedur perencanaan tebal perkerasan kaku didasarkan atas dua model kerusakan

yaitu :

1. Retak fatik (lelah) pada pelat beton.

2. Erosi pada pondasi bawah atau tanah dasar yang diakibatkan oleh lendutan

berulang pada sambungan tempat retak yang direncanakan.

Page 46: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

Sumber : Pd T-14-2003

Gambar 3.3. Sistem Perencanaan Tebal Perkerasan

Gambar 3.3. adalah system perencanaan perkerasan kaku berawal dari penilaian CBR

tanah dasar sampai perhitungan kerusakan erosi dan fatik terhadap pelat beton yang

direncanakan.

3.5. Metode Analisis Data

Metode analisis data pada perhitungan yang dilakukan adalah meliputi :

1. Perhitungan tebal perkerasan kaku (rigid pavement) diameter Dowel dan Tie Bar pada ruas jalan tersebut.

2. Perhitungan biaya pekerjaan perkerasan kaku (rigid pavement) pada ruas jalan tersebut.

3.5.1. Perhitungan Tebal Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)

Page 47: darmadi18.files.wordpress.com  · Web viewKegiatan persiapan yaitu, menyediakan format yang dipakai untuk pengambilan data dilapangan yaitu nilai-nilai CBR rencana dan perhitungan

Analisis dan perhitungan tentang tebal perkerasan kaku (rigid pavement), adalah, meliputi :

1. Kekuatan Lapisan Tanah dasar.2. Kekuatan Beton. 3. Perhitungan Lalu Lintas Rencana.4. Lapisan Pondasi Bawah (Sub Base Course).5. Tebal Pelat Beton.

3.5.2. Perhitungan Diameter Dowel dan Tie Bar

Analisis dan perhitungan tentang diameter Dowel dan Tie Bar yang disyaratkan sesuai tebal perkerasan kaku (rigid pavement) pada ruas jalan tersebut, meliputi :

1. Perencanaan Dimensi Tulangan Dowel dan Tie Bar.2. Sambungan dan bentuk-bentuk sambungan.3. Geometrik sambungan.4. Dimensi bahan penutup sambungan.

3.5.3. Hasil Analisis/Perhitungan

Dari hasil analaisis dan perhitungan, akan diperoleh sebagai berikut:1. Tebal perkerasan kaku (rigid pavement) pada ruas jalan tersebut.2. Diameter Dowel dan Tie Bar yang disyaratkan sesuai tebal perkerasan kaku (rigid

pavement) pada ruas jalan tersebut.3. Rencana Anggaran Biaya perkerasan kaku (rigid pavement) pada ruas jalan

tersebut.