implementasi cbr dalam penentuan obat yang …

16
E)(PLORE - llml Sistm Infomsi drn Td@l*, IMPLEMENTASI CBRDALAM PENENTUAN OBAT YANG TEPATBAGI PASIEN (STUDI KASUS RESEP ISPA) Ahmad Cucus', Progam StudiTelnik Informatika Fakultas llmu Komputer Uaiversitas Bandar Lampung In. Z.A. Pagar Alam No.26 Labuhan Ratu Bandar Lampung 35142 Telp.(0721) 701463, (0721) 701979 Fax. (0121) 701467 Web. wwlv ubl.ao.id E-mail: cucusahrnad@l ahoo.com" HandDhone: 085658991 557" Abstfttk Berdosarkon penelitian yang di lohtknn oleh Martin Khor pado tahun 2005, Data tentang tren dalam penggutaan obat -obaton menunjul,*an bahva rcta-rala jumlah obat yang digunakan menihgkat1990-20032,2-2,7per pasien. Hanya 10-5002 dari pasien diryrlahkan sesuoi dehgah pedonan pengobdtdn sM iar. Hosil Sunei Kesehatan Rumah Tanggo ditohun 1986 nenunjuk*an 12,2',4 boyi dan 40,6"2 balita yang sakit disebabl(an ISPA. Daa Puskesmas (1986) nenunjuk*an bahwo 5 1,0'l bayi dan 13,IoZ balita pengunjung pus*esmas mende ta ISPA- Pada SKRT1992 clitemukan bahwaproporsi kenatian bayi okibat ISPA adalah 36,0'Z di golongan umw 14 tohunadolah 13,004 yang sedangkan pado kelonpok umfi balila berhsar 2,3o/a sebdgian besar disebabkaholeh pneumohia. Untuk membantu menurunkan angka kenatian balito karena pneumonia, Sub.Dit. P2ISPADit. Jen. PPM- PLP telahmembuat BukuPedoman Pemberantasan Peqnkit ISPA.Dalom bulu tersebut, relah bahta disebulkoh sdlah sqtu luJuan progam ISPAyatlu nehurunkah pehggutaah ahlibiolik dah obat batuh yohg kutuhg tepat pada pehgobatah pehtabt ISPA (Enhy Muchlastriningsih SKM). Dengan nenggunakan Conputing Approach Case-Basedd Reosoning (CBR) yong dikombinasikan dengan Algoritmo Pembelojaron Mesin Mechine Leoming Algoritm) Nearesl Neighbor (NN) sebagai metodologiyang dtterapkanpada sebuah sistem penuhjang kepttusan, diharapkan namp) untuk membantu mengurahgi angka kesalahan dalampemberianobat dah rcsep padapasien. Xatt Kanci : Clrse-Basedd Reasoning, Nearest Neighbor, ISPA, Algoritma Klasifkasi, Al, Sislem Penunjang Keputusdn. I. PENDAHULUAN Pengobatan yang tidak tepal tidak €fektif dan ekonomis ,tida.k efisiennya penggunaan obal - obat umumnya drarnati dalarn sistem perawalan kesehatan di seluruh dunr4 terutama di negara-negara berkembang. Nam[n, berbagai benhrk resep yangtidal tepat sering tidak diketahui oleh or:rng-orang yang t€rlibat dalam pengambilan keputusan pacta sekor k€sehatan atau pelayanar kesehafan. Penggunaan obat yang tidak s€suai atuan hatrya akan merugikan pasien. Ironisny4 paien sering ti<lak menyadarinya" Pola pengobalan yang tidak rasional(l ational Use of Drug atau IRUD) senakin banyak terjadi. Bennrlnya bisa berupa polifarrnasi berupa pemberian beberapa obar s€kaligus yang tidak perlu maupur pernberian antibiotik dan steroid yang berlebihan, mengutamakanobat non- generik untuk mengarnbil keutunga4 juga obat-obatan yang pemal€iannya di luar indikasi resmi (olf label use), (Dr. Ambrose kah.). Hal diatas berakibat faral sepeni yang penelitianyang di lakukan oleh Martin Khor pada tahun 2005, Data tentang tren dalam penggunaan obal -obatan menunjukkan bahwa rara-ratd jumlah obat yang digunakan menrngkat l9s0-2003 2.2-2.7 per pasien-

Upload: others

Post on 29-Nov-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI CBR DALAM PENENTUAN OBAT YANG …

E)(PLORE - llml Sistm Infomsi drn Td@l*,

IMPLEMENTASI CBR DALAM PENENTUAN OBATYANG TEPAT BAGI PASIEN (STUDI KASUS RESEP ISPA)

Ahmad Cucus',Progam Studi Telnik Informatika

Fakultas llmu KomputerUaiversitas Bandar Lampung

In. Z.A. Pagar Alam No.26 Labuhan Ratu Bandar Lampung 35142Telp. (0721) 701463, (0721) 701979 Fax. (0121) 701467 Web. wwlv ubl.ao.id

E-mail: cucus ahrnad@l ahoo.com"HandDhone: 085658991 557"

Abstfttk

Berdosarkon penelitian yang di lohtknn oleh Martin Khor pado tahun 2005, Data tentangtren dalam penggutaan obat -obaton menunjul,*an bahva rcta-rala jumlah obat yang digunakanmenihgkat 1990-2003 2,2-2,7 per pasien. Hanya 10-5002 dari pasien diryrlahkan sesuoi dehgahpedonan pengobdtdn sM iar.

Hosil Sunei Kesehatan Rumah Tanggo ditohun 1986 nenunjuk*an 12,2',4 boyi dan 40,6"2balita yang sakit disebabl(an ISPA. Daa Puskesmas (1986) nenunjuk*an bahwo 5 1,0'l bayi dan13,IoZ balita pengunjung pus*esmas mende ta ISPA- Pada SKRT 1992 clitemukan bahwa proporsiken atian bayi okibat ISPA adalah 36,0'Z di golongan umw 14 tohun adolah 13,004 yang sedangkanpado kelonpok umfi balila berhsar 2,3o/a sebdgian besar disebabkah oleh pneumohia. Untukmembantu menurunkan angka kenatian balito karena pneumonia, Sub. Dit. P2ISPA Dit. Jen. PPM-PLP telah membuat Buku Pedoman Pemberantasan Peqnkit ISPA. Dalom bulu tersebut, relah bahtadisebulkoh sdlah sqtu luJuan progam ISPA yatlu nehurunkah pehggutaah ahlibiolik dah obat batuhyohg kutuhg tepat pada pehgobatah pehtabt ISPA (Enhy Muchlastriningsih SKM).

Dengan nenggunakan Conputing Approach Case-Basedd Reosoning (CBR) yongdikombinasikan dengan Algoritmo Pembelojaron Mesin Mechine Leoming Algoritm) NeareslNeighbor (NN) sebagai metodologi yang dtterapkan pada sebuah sistem penuhjang kepttusan,diharapkan namp) untuk membantu mengurahgi angka kesalahan dalam pemberian obat dah rcseppada pasien.

Xatt Kanci : Clrse-Basedd Reasoning, Nearest Neighbor, ISPA, Algoritma Klasifkasi, Al, SislemPenunjang Keputusdn.

I. PENDAHULUAN

Pengobatan yang tidak tepal tidak €fektif danekonomis ,tida.k efisiennya penggunaan obal -obat umumnya drarnati dalarn sistemperawalan kesehatan di seluruh dunr4terutama di negara-negara berkembang.Nam[n, berbagai benhrk resep yang tidal tepatsering tidak diketahui oleh or:rng-orang yangt€rlibat dalam pengambilan keputusan pactasekor k€sehatan atau pelayanar kesehafan.

Penggunaan obat yang tidak s€suai atuanhatrya akan merugikan pasien. Ironisny4paien sering ti<lak menyadarinya" Polapengobalan yang tidak rasional (l ational Use

of Drug atau IRUD) senakin banyak terjadi.Bennrlnya bisa berupa polifarrnasi berupapemberian beberapa obar s€kaligus yang tidakperlu maupur pernberian antibiotik dan steroidyang berlebihan, mengutamakan obat non-generik untuk mengarnbil keutunga4 jugaobat-obatan yang pemal€iannya di luarindikasi resmi (olf label use), (Dr. Ambrosekah.).

Hal diatas berakibat faral sepeni yangpenelitian yang di lakukan oleh Martin Khorpada tahun 2005, Data tentang tren dalampenggunaan obal -obatan menunjukkan bahwarara-ratd jumlah obat yang digunakanmenrngkat l9s0-2003 2.2-2.7 per pasien-

Page 2: IMPLEMENTASI CBR DALAM PENENTUAN OBAT YANG …

Hanya 40-50% dan pasien diperlalukall sesuardengan pedomar pengobatan standar-

Dwr 4.'7 jlut^ kasus baru hepatitis B dan Cterdapat 2.3 juta yang mengalarni pengobalanyang tidak standdr. terjadi 160.000 kasus baiutlIV per lahun yarg disebabkan oieh 15 miliarinjeki per tahun.

Sedangkan 4% sarnpai l0o/o dari pasien rawatinap rumah sakit menderita rcaksi obat yangmerugikan di oegara maju. Hal Ini adalai yangkempat dari marn penlebab utana kematiandi. Ada peningkatan anti-mikob4 denganperlawanan hingga ?0 hingga 90% untuk asliantibiotil, liri pertarna unruk dis€ntri(shigella), pneumonia (pneumokokus) atauISPA, gonore, dan inf€ksi rumah sakit (staph.Aureus).

Dari fmomena di atas. pmyalit pneumoniamerupakan peflyakit yang sering melarda diIndonesia dan juga sering sekali terjadikesalalan dalam pengobatan. Penyakit InfeksiSaluran Pernapas€r Akut (ISPA) masihmerupakan penyebab utama kesakitan dankernatian balita di indonesia yaitu sebesar28%. WHO memperkirakar kematian akibatpneumonia mencapai l0olo - 2070 pertahun daris€luruh jun ah bila tidak diberi pengobatan.Kernatian balifa karena pneumoni secaranasional diperkirakar tcrdapat 6 per 1000balita per tahun atau sekitar 150.000 balitapertahun. Satal satu sasaran pemberantasanpenyakil ISPA pada balita adalah menumnkanangka kematian balita akibat pneumonia.

Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga(selanjuhya disingkat SKRT) 1986menunjukkan 42,2yo bayi dan 40,6% balitaymg sakit disebabkan ISPA. Data Puskesmas(t986) menunjuktar bahwa s 1,0% bayi dan43,1olo balita psngunjung puskesmas menderitaISPA. Pada SKRT 1992 ditemukan bahwaproporsi kernatian bayi atibat ISPA adalah36,0% di golongan umur 14 tahun adalah13,0Vo yang sedangkan pada kelompok umurbalita berkisar 2,3olo. sebagian besardisobabkan oleh pneumonia. Untuk membantumenurxnkan angka k€matian balita karenapneumoni4 Sub. Dit. P2ISPA Dit. Jen PPM-PLP lelah membuat Bulu PedomanPemb€rantasan Penyakit ISPA. Dalam bukutersebut, telah bahwa dis€butkan salah satu

D(PL()RE Juml Snlm hlbmDsi .,.n l elmtlo

tujusn progran ISPA yaitu menunmkanpenggunaan antibiotil da.n obat batuk yangkurang tepat pada pengobatan penyakit ISPA(L: n ny Muc hl o s t ri n i n gs i h SK M.).

Case Basedd Reasoning (CtsR) atau yangserints kila dengar sebagai penalaran berbasiskasus merniliki sejarah yang relatif muctaMetode ini bemsa.l dari penelitian dalam ilmukognitif. Kontribusi paling awal dari pcnelitianini berasal dari Roger Schank dan rekalFrekannya di Yale University.

Selarna periode 1977-1993, penelitian CBRdianggap sebagai model tingkat tinggi untukpanros€s:ur kognitif CBR berfokus padamasalah s€peni bagaimana manusiamempelajari keterampilan baru dan bagaimanamanusia menghasilkan hipotesis tentang situasrbaru tersebut berdasarkan pada pengalarnanmasa lalu merela Tujuan kognrtifini berbasispenelitian untuk membangun sistempendukung keputusan guna membantu orangb€lajar (Sanlar K. Pal & Simon S. K. Shiu2004).

CBR banyal dimanfaa&an untuk pengarnbilankeputusan pada dunia kedokteran, industri,bisnis, perekonornian, dan lainny4 karenaCBR memungkinkan kita untuk bekerja padapengalaman masa lalu tanpa pemahamanIengkap mekanisme yarg mendasari daripenelitian yang akar dilakukar. Begitu halnyadengan penilitian ini, akan menerapkan metod€CBR unhrk untuk mengembangkan sistemkeputusan dalan bidaig obat obatai. Olehkarena itu diperlukan alat bantu untukmengotomatisasi pengarnbilan k€putusandengan menggunakan aplikasi yangmenerapkan metode CBR sehinggapengambilan keputusan tercebut lebih efektifdan ai(urai. dan dapat di jadikan acuan bagiirstansi kesehatan.

1.1 ldentifik si Mesalah

Berdasarkan kenyalaan yang telah di sebutkansebelumny4 maka identilikasi masalah daripenelitian ini dapat di rumuskan sebagaiberikut:L Diperlukan adanya sistem penunjang

keputusan penentuan obat ISPA yangtepat bagi pasien, baik berupa rancangandataBased, sistem, maupun sofiwarenya.

22

I

Page 3: IMPLEMENTASI CBR DALAM PENENTUAN OBAT YANG …

2. Belum adanya kite.ia yang dapatdrgunakan unhrk menentukar obat ISPAs€hingga diperlukan sebagai stardardpemilihan obat.

1.2 Rueng Lirgkup Masalah

Mengingat akan keterbatasan waltu, dalr biayamala ruang lingkup penelitian ini dibatasipaala: Case Basedd Reasoning akar di terapkandalam sistem penuijang keputusan yang akanmenentukan obat-obatan untul ISPA yangtepat bagi pasien sesuai dengan paramet€ryang di tentukan.

1.3 Rumusan Masalah

Penrmusan masalah dalam penelitian rnadalahI Bagaimana menyusun sistem penunjang

kepurusan berbasis case Basedd reasoningunhrk menenrukan obat ISPA )ang sesuaiatau t€pat bagi pasien

2. Bagarmana monentukan kxiteria yangdigmakan untuk m€nentukai obat ISPAset agai stardard pemilihan obat.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian:L Mengadatan sistem penunjang keputusan

unhrk m€nentukan obat ISPA yang tepatbagi pasi€n dengan metode CBR.

2. Meldapatkan kiteria kiteria yangdigunakafl untut menennrkan obat ISPAsebagai standard pemilihan obat.

1,5 Mrnfaat Penelitiad

Manfaat dari penelidan Inr dari beberapa (egiyakni:l- Memberikan manfaat prakis adalah hasil

dari penelitian ini diharapkan bermanfaatbagi pasien maupun tenaga medis untukmenenhrkan obat ISPA yang tepat.

Memberikar Manfaat teoritis semogadapat memberikan sumbargan bagipengembangan teori pendidikan. Terutamadalam peng€mbangan software berbasisCBR

Dipffolehnya informasi dengan evaluasitinggi dengan kualitas perangkat lunatyarg baik.

l)er.oRE - Jmal S$tem irfomasr dan Tclmti!,

2. LANDASAN TNORI

2,1 Sistem P€ndukung KeputusanSistem penunjang keputusan juga dikenaldengan istilah DSS (Dicision Support System),dapat di artikan sebuah usaha untukmendapatkar solusi atau pemecalan masalaldari permasalahan yang di hadapi, pernecahanmasalah mungkin banyak memuat keputusan.Keputusan merupakan rangkaian tindakanya.ng perlu diikuti dalam mem€cailan maslahuntuk menghindari atau mengurangi dampaknegative atau unfuk memanfaatkanle'empatan.. DSS menyedralan rnformasipernechan masalah maupw kemampuanlomunikasi dalam memecal*an masalah semiters!_irktur.

Tahapan pengarnbilan keputusan menurutHerbert A. Simon, ahli Manajemen PemegangNobel dari Camegie-Molton University yaiut :

a. Kegiatan lnrelijen. mmganatilingkungan mencari kondisi - kondisiyarg perlu diperbaiki.

b. Kegiatan yang merancang, menemukan,mengemangkan dan menganalisaberbagai altemative tindakan yangmungkin.

c. Kegiatan Memilih, Memilih aturangkaian tindaka.n tertentu dariberbqapa yang tersedia.

d. Kegiatan Menelaah, menilai pilihan -pilihan yang lalu.

2.2 Case.Basedd R€asoning

Case-Basedd Reasoning (CBR) atau yang kitakenal dengan sistem penalaran berbasis karus,bulanlah sebuah teknologi seperti halnyapemrogaman Lin€ar, Jaringan saraf tiruan,aloritrna genetik namun CBR adalahperpaduan antma model cognitif dan metodeuntuk memba.ngun sebuai sistem palar hal rrudi ungkapar oleh Jaret Kolodner di taun 1993,hal senada juga di rmgkapkan oleh lan Watsondalam artikelnya balwa CBR adalah sebuahmetodologi bukan sebuah teknologi.

Case-Basedd reasoning (CBR) adalah teknikpenyelosaian masalah berdasarkan,tnowledgep€ngalaman yang lalu. Aamodt dar Plaza(19q4) menggarnbarkan tipe CBR sebaga:

3 .

Page 4: IMPLEMENTASI CBR DALAM PENENTUAN OBAT YANG …

suatu proses melingkar yang terdiri dari thefour Res:

L Ret ieve- Mendapatkan kasus-kasus yangmidp dibandingkan dengan kumpulankasus-kasus dimasa lalu.Dimulai dengantafiapan mengmdi masalah dar berakhir 4ketika kasus yang ingin dicad solusinyatelah ditemukan serupa dengan kasus yangtolah ada. Taiapan yang ada pada retrieveini antara lain :

a Identifikasi Masalah

b. Memular PeDcocokan

c- Menyeleksi

Reuse. Mengguna.kan kernbali kasus-kasusymg ada dan dicoba untuk menyelesaikansuatu masalah sekarang. Reus€ suatu kasusdalarn konteks kasus baru terfokus padadua aspek yaitu : perbedaan artara kasusyan8 ada dengan kasus yang baru danbagian mana dari retrieve case yang dapatdigunakan pada kasus yang baru. Ada duacara yang digmalan unhrk me-reuse kasusyang tela.b ada yaitu : reus€ solusi da.ikasus yang telah ada (trdnsfommtialrer6e) atau rcuse metode kasus yang ada,

3. Revise Merubah dan mengadopsi solusryang ditawarkan jika perlu. Terdapat duatugas uta.rna d€ri tahapan ini yaitu :

a. Evaluasi Solusi.

Evaluasi solusi adalah bagaima.nahasil yang didapatkan setelahmembandingkan solusi dengankeadaan yang sebenamya. Hal rnrbiasanya tahapan diluar dari sistimCBR. Pada tahap evaluasr iru seringmemerlukan waktu yang panjangter88ntung dari aplikasi apa yangsedang dikembangkan.

b. Mempcrbaiki Kesalahan.

Perbaikan su6tu kasus meliputipengenalan kesalahan dad solusi

D(PLoRE - Jr@l sistem Inlo@si .lan Telmtila

yang dibuar dan menganbil alaumembuat pe[jelasan tentangkesalahan telsebut.

Retain. Tetap memalGi solusi yargterakhir sebagai bagian dari kasus baru.Pada tahap ini terjadi suatu prosespenggabungan dari solusi kasus yang baruyanS benar ke knowledge yang telah ada.Terdapat tiga tahapan antara lain : extractindex dan integrat.

Gdnbat L Tahap CBR

2.2 ISPA

ISPA adalah infeksi saluran pemapasan yangberlangsung sampai 14 hari. Yang dimaksuddengan salwan pernapasan adalah organ mulaidari hidung sampai gelembung parq besertaorgan-organ disekitamya seperti : sinus, ruangtelinga tengah dan selaput paru.

Sebagian besar dad infeksi saluran pemapasanharya bersifat ringar s€perti batuk pilek dantidak memerlukal pengobatan denganantibiotih namun demikian anal akanmenderita pneumoni bila infeksi paru ini tidakdiobati dengar antibiotik dapal mengakibatkematian.

ISPA dapat ditula*an melalui air luda\ darah,bersin, udara pernapasan yang mengandungkuman yanS terhirup oleh oranS sehatkesaluan pemapasarmya.

RETAINRETRIEVE

REUS€

24

-l

Page 5: IMPLEMENTASI CBR DALAM PENENTUAN OBAT YANG …

Tand&tanda bahaya dapat dilihat berdasarkanlaDda-tsnd.a kltnis dan landa-tarda laboratoris.

Tatrdr-trndr klini!:

L Pada sistern respiratorik adalah: tachypne4napas tak terahf (apnea), reraksi dindinglhorak. napas cuping hidung. cyanosis.$ara napas lemah atau hilang, gruntingexpuatoir dan wheezing.

2. Pada sistem cardial adalah: tachycardiqbradycardiam, h)pertensi, h!?otensi dancardiac arrest.

3. Pada sistern cerebra.l adalai : gelisahmualah terangsang, sakir kepal4 bingul&papil bendun& kejang dan coma.

4. Pada hal unum adalah : letih danbdk€ringat banyak.

Tadda-trnds laborrtories:

l. Hypoxemia.2. Hyp€rcapnia.3. Acydosis

(melabolik dan atau rcspiratorik).

Tanda-lrnda bahaya pada anak golongan umur2 bulan sarnpai 5 tahun adatah: tidak bisaminurl kejan& kesadaran menuruq stridordan gizi buruh s€dangkan tanda bahaya padaanal golongan unNr kurang dari 2 bulanadalah: kurang bisa minum (kernampuanmmumnya meDurun ampai kurang darisetengah volurne yang biasa diminunnya),kejan& kesadaran menurun. snidor. Wheezing.demam dan dingin.

Pengobatan:

l. Pneunonia berati diberikan antibiotikparentera.l, oksigendan sebagainya.

2. Pneumonia: diberi obat antibiouxkotrimoksasol peroral. Bila penderira tidakmungkin diberi kotrimoksasol atautqnyata dengan pernberian kontrrnoksasolke.adaan penderita menetap, dapat dipakaiobal antibiotik pengganti yaitu ampisilin,amoksisilin atau penisilin Fokain.

3. Bukan pneumonia: tanpa pemberian obatantibiotik. Diberilan perawatan di rumal\untuk batuk dapat digunalan obat batuktradisional atau obat batuk lain yang tidakmengandung zat yang merugikan s€pertikodein,deksbometodan dan, antihistaintD.

D(PLORLI@I Sntcn Infomsi dan T.lerolikn

Bila denEm diberikan obat penuun panasyartu parasehol. Penderita dengan gejalabatuk pilek bila pada pem€riksaantenggorokan didapat adanya bercak narBh(eksudat) disertai pembesalan kelenjargetah bening dileher, dianggap sebagaimdang tenggorokam oleh kumanstreptococcuss dan harus diberi antibiotik(penisilin) selama l0 hari.

3. Kerangk Pemikiren

Ganbn 2. Bagan Kerungka Peniikirun

3. METODE PENI,LITIAN

3.1 PcrrncangaD Pen€litian

Dalarn perancangan penelitian ini penulis akanmembagi bebefapa tugas yang a.kan di jadikansebagai kerangka kerja dimana kerangka kerjaterseul alan menjadi acuan bagi penulis lmtukmenyelesaikan penelitian ini. Kerangka kerjatersebut akan digarnbarkan dalam sebuahdiagram sebagai berikut:

Page 6: IMPLEMENTASI CBR DALAM PENENTUAN OBAT YANG …

t-!dd -

I I|.!bl,rrane.!.irn rl

I kdnrct brrbi !:r. qEI }I.ui brlrr:4 rtsl drF riu

Ganbat 3. Percnc. g1n Penelnian

Penelitian akan di lakukan dalam empat tahap,studi literatur, kemudiar dilanjutkan denganmenetapkan populasi dan sampel,pembangunan sistem, serta analisakeberhasilan sistem tersebut. Setiap tahapdilakukan secara beruruian untuk lebihmendapatkar hasil yang lebil baik.

S€lain largkahlangkah prosedural di ataspenulis juga mengembangkan pendekatanpenelitian, sebagai acuan agar penelitiam sesualdengan tujuan yang akan dicapai.

E @LORE Jllml Sist@ [email protected] r€l€mt*r

3.2 Jeob Penelitirtr

Penelitian ini berjenis Exp€rimental karenadilah*an dengan mengada.kan manipulasiterhadap oby€k penelitian serta diadakankontrol terhadap variabel tertenh! Jika dilihatmelalur hasrlnya mala penelitian ini berjenisApplied Reseach (Penelitian Terapan) karenamenDunyai alasan praktis, keinginan unh*m€ngetahui, bertujuan agar dapat melakukansesuatu yang lebih baik, efektii efisien.

3.3 Mctode P€ngumpulan Deta

Pengurnpulan data dilakukan dengan bebfiapacar4 yaitu dengan studi literatur melalui mediacetak dan elektronilq serta di lakukanwawancara dengan pakar untuk meldapalkan,dataBased yang berkaitan dengan Data Obattnoonesra,

3.3.1 Drtr (Primer dan sekunder)

1- PrirnerData didapat dengan mencari sumbermengenai pengobatan ISPA, hal hal yalgdapat mempengaruhinya sehingga akan didapatkan kiteria apa saja yang di ambilpara pakar dalam hal pengobatan ISPA

Tabel 2. Macan-nacan Obat ISPA

Ganbar 1. Dneran Pendekata,t I'enelitian

26

Page 7: IMPLEMENTASI CBR DALAM PENENTUAN OBAT YANG …

E)(PLORE Jlml Sisle.r llfolmsi ds T€lemtil:

ekunderEkstraksi data obat di dapat dari bul.u DataObat Indonesi4 sebagai contoh beberapabagiar dari lembaran bul:u DOI yangdatanya akan di eksaak dall dimasukankedalarn dataBased obat.

Tabel 3. Datut Obat hdarcsia

3,3.2 Pengumpulan Dats

Pengumpulan data di lakukan dengan sutylitentur maupun interview, nanun penulislebih banyak melahrkan searching di situssitus yang berisi pengalanai pakar untukpengbatan ISPA! juga dara di dapatkan d€nganelektronisasi Data Obat Indonesia yangterdapat dalan buku Data Obat Indonesia

4. Metode Analisis Data dan Pengukuren

Penelitad

Pada bagian iri akan dilakukan prosespanbandingan hasil pengukuran pen€litianyang telah didapatlan sebelumnya. Adapunmetode pembandingan ini adalah dengananalisa f-Terl. Metod€ ini digunakan ksrena /-lerl dapat digunakan untuk menguji kecocokalatas p€rbedaan pada suatu ekspe men yangmenggunakan satu kelompok sampel. Apabilasebelum melallrkan eksperimen, penelitimelakukan pengukuran awal Q)re lesl), mak^peneliti akan mempunyai dua kelompok nilaiyang berasal dari satu kelompok sampel.Apabila ekperimel itu mempunyai dampakterhadap hasil (tujuan eksperirnen), makakedua kelompok skor tersebut akan

2'1

Page 8: IMPLEMENTASI CBR DALAM PENENTUAN OBAT YANG …

menunjukkanperbedaan yang signifikan.Apabila hasil perhitungan tersebut berbedasecara signifikan, maka hipotesa ditenma.Untuk itu perlu diketalui beberapa vanabelyang menjadi parameter perhitungsn pada /-

L Derajat kebebasan (dk), yaitu suatuangka yang menjelaskan sekumpulanskor samp€l yaig bebas dari kesalahan.

2 Alpha. laitu ringkat signilr-kansipengujian. Besaran nalai yang umumnyadigunakan adalal0,05.

3. Simpangan batu (Sd) yang dapatdihitung dengan rumus sebagai b€nkut:

,O=VE

4. Srandard error (sx) yang dapat dihitungberdasarkan rumus sebagai berilut:

(3.2)t, dapat dihitung

IjXPLORE - Juml Sslm l.fomsi dan Tclemlrka

mengenali masalah atau kasus baru yangtimbul dan berakhir ketika kasus yanSingin dicari solusinya telah ditemukanserupa dengan kasus yang telal ada.Tahapan yang ada pada rctrieve ini anlaralaln :a. Identiflkasi Masalah (Case

Representation)Pengumrmrpulan paramets apa saJayarg di jadikan para pakar untukmengidentifikasi penyakit ISPA.Setelah di lalcukan study Iiteratu makadidapatkan fenomena yang terjadiantar penyakit ispa, gejala gejalatersebut dapat kita cari yang sejenisdan kita jadikan kiteria yarg termasukdalam ge.jala gejala yang akan terjadiketika seseorang terkeM infeksisaluran pemafasan

'lhbel1. Dafiar Pe tnkit ISPA

(3 .1 )

5. Sedangkan untuk nilaidengan rumus berikut:

Dari hasil perhitungar tersebut, maka i hitungakan dibandingkan dengan t tabel. Jikaperbedar.nnya signifikan, mala disimpulkanbahwa hipotesa diterima. Untuk perhitunganini, dapat disederhanakan denganmengguuakan fungsi dari Microsoft Excelunhrk lldta ,4ral)rsri. Microsoft Excel dapatdigunakan untuk men-generale perhitungan /-tert dengan lebih mudah dan cepat tanpa perlumelalukan perhitungan nxnus secara detaildan manual,

5. Tahapen Computing Approrch denganStudi I('sus Masalah Penelitian

CBR memiliki empat tahapan umum yaitu.l- Retrieve

Mendapatlan kasus-kasus mengenaipenanganan penyalit ISPA yang dilakukanoleh para palar dan obat yang dihasilkandari diagnosa tersebut , kenudian

le!:!!If., , - c . l r ) h {E c . j r zLu___ . - ,

Dari tabei di atas kita bisa menank parametergejala apa saja lang bisa dr derita oleh pasieuya.ng terjangkr ISPA, seperti di bawah ini :

L

l

28

Page 9: IMPLEMENTASI CBR DALAM PENENTUAN OBAT YANG …

EI<PUIRE Jlful Snlm Info@si dan Telmdka

Tabel 5. Kesinpulan Case Representation

b. Memulai Pencocokar (Case Indexing)c. Menyeleksi (Case Retrieval)

Pencocokan di mulai dengan memasukan nilainilai paraneter dengan kasus yang di ternukan.

2. Reus€Setelah didapatkat hasil yang serupa malaakan di ambil solusi berupa obat - obatanapa ,ants disaranlan untuk pasienberdasarkan kasus yang telal t€dadi_

3. Revise.Merubah dan mengadopsi solusi yangditawarkan jika perlu. terdapat dua tugasutama dari tahapar ini yaitu I1. Evaluasi Solusi.

Evaluasi solusi adalah bagaimana hasil

l : - |i r ' . ; ! . r | l . !B- ' r -a rs , . I

-__-f.._l-

Gambar 5. Rangkann CBR dalan data obal

5.1 Analisa K€butuhan

Softwarc ini akan di t€rapkar dan di uji cobake dolder maupun apotik sebagai penunjangkeputusan dalan menentukan resep, adatyaadmin untuk menginput DOI dan basispengetahuan dan seomng end user untukmenggunakan mesin CBR tersebut danmenggunalan resep,

Software ini terlebih dahulu akan di isi dataDOI dengan parameter yang di tentukan olehseorang aalnin, serta admin alan menginputbasis pengetahuan yang datanya di dapatkandari para palar, jika s€mua sudah di lalekanbaruiah end user dapat menginput kasus daripasien baru untut mandapaikan resep.

Dalam pengernbaigan software tersebutbahasa pemrogmnan J^\a denganmenggunakan IDE Netbeans dipilih karenamempermudah dalan pembarguna softwarekarena berbasis GUI, Beberapa software diatas membutuhkan spesifikasi hardwar€ yangcukup besar agar kinerja dal kernampuarryam€Irjadi sesuai yang diharapkan

Berdasarkan analisa kebutuhan makakebutuhan akan sistem yang minimum adalahsebagai borikut:

l. Sistan Operasi WindowslWindows XP Fopesional

setelahmembandingkan solusi dengan keadaanyang sebenamya- Hal ifli biasanyatalapan diluar dad sistim CBR. padatalap evaluasi ini sering memerlukanwalftu yang panjang tergantung danaplikasi apa yang sedarg dikembangkan

2. Memperbaiki Kesalaiar.Perbailan sualu kasus meliputipengenalan kesalahan dari solusi yangdibuar dan mengambil atau membuatpe[jelasan tentang kesalahan tersebut.

Retain.Tetap memakai solusr yang lerallir sebagarbagian dan kasus baru Pada rahap milojadi suatu proses penggabungan darisolusi kasus yang baru yang benar k(knowledge yang telah ada. Terdapat tigalahapar anlara lain extract, index danint€grate.

yang didapatkan

Page 10: IMPLEMENTASI CBR DALAM PENENTUAN OBAT YANG …

5 .

2. Processor:Pentium4, 3.0 GHz

3. Memory yang diekomendasikan:2GB

Kapasitas Harddisk:160 GB

Software:.l. Netbeam 6.82. MySql

E)(PLORE JB I sistd lifo@si do Tel@t*t

6.2 PcrancangrnSe4tretrce Disgrom

Diafj/afir Sequehce metggambarkan interaksiantar objek di dalam dan di sekitar sistem(ten asuk pengguna, display, dan sebagairya)berupa message yang digambarkan teftadapwaktu. SeqLrence diagrml lerdiri atzu dimensivertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yallg terkait).

a. Perancrngsn Dirgrsm Sequence Login

Diagram berikut menggarnbarkan b€bsrapakelas yang terlibat pada kegiatan logiq adalogin fornL cek hak akses, user, dan m€nu for.

Ganbar 7. Seryence Diagan Adnin Login

b. Perancldgan Disgrom Sequ€nco AksesDrta DoI

Selain itu untuk membuat sebuah sistempenentu obat iri juga membutulrlan data dataobat yarg beredar di lndonesi4 data datatersebut terdapat dalam DOI serta basispengetahuan mengenai penyakit ISPA, yangakan di olah datanya untuk dapat memFediksircsep s€rta obat obatan yalng tepat bagi pasien.

6. UML Diagram

6,1 Penncadgrn Use Case Disgram

Diagram Use cdre di sini dijabarkaa secaragrafis dengan menggarnbarkan rderaksi :mtarasistelr1 dan pengguna. Dagr6m Ure c4reberikut menggamba*al seoraag user dana&nin sebagai penguna Yang akanmenggunakan sistern CBR untuk menentukanobar yaflg tepat bagi pasien sekaligusmenggambarkan bagaimana cam penggunaberinteraksi dengan sistem yang dibangun

o

/:::;\ //'--:::,-///

,.-=:::\

,-=r-<S'.."i..';==->/._--L--,_\-----/

q--:2

Ganbar 6. Use Case Diagran

30

Page 11: IMPLEMENTASI CBR DALAM PENENTUAN OBAT YANG …

D(PLOR! - Jlml Sistd Infomidan TeiemlF

d. Perancangin DiagrsE SequenceMemasukrn Data Krsus

O c

Cambar 8. Sequence Diagrdnt A*ses Data DOI

c Peta[cangsn Disgrsm SequenceMemasukan Datr Gejelt

Canbat 60 |r{ankatl Data ,v\asus

e" PerancaDgrtr Diagram SequenceMentasukan Data Resep

Ganbar 71 . Akses Data CBResep

9 o O

G@fiar 9.5 Mena$kan Data Geiala

Page 12: IMPLEMENTASI CBR DALAM PENENTUAN OBAT YANG …

EXPLORE - lml Sistd bforusi dd Tcl@tika

Gambar 13. Acnvity Diagan M?nlalankan ('BR

6.3 Pcradcangsn Cla$ Diagram

Ganbar IA Cbs Diaerutn

7. P€ngujitn SisteD

7,1 Whitebox TertiDg

Merupakan metode untuk mengetahui carakerja suatu perangkat lunat secam intemalserla menjamin operasFoperasi intemal sesuai

32

Gonbar 8. Seqrence Dayan Menjalanka" CBR

6.2.1 Menjshnkan CBR

Diakses User untuk menjalankanCBR

Page 13: IMPLEMENTASI CBR DALAM PENENTUAN OBAT YANG …

dengan spesifikasi yang telah ditetapkandengan menggunakan stnikt!.r kendali dariprosedur yang dirancarg-

Pelaksanaan pengujian white box antara lainL Menjamim seluruh independent path

di€ksekusi paling s€dikit satu kali.lndependent path adalah jalu dalarnprogram yang menuirjuld(an paling sedikitsatu kumpulan proses ataupun kondisibanl-

2. Menjalani logical decision pada srsi ttu eda false

3. Mengeksekusi pengdaigan (looping)dalarn batas-batas yang ditentulan

4. Mmguji struktur data htemal

Pen1.rtji^rr whitebox dapat dilaukan denganmelakulan pengukuran KompleksitasSiklomatis, yaitu pengukuran kuantitatifterhadap kompleksitas logis dari grafik aiirsuatu prograrn, menggunakan formula:

V(G)=E-N+2Difiatra:E = Jur ah edge grafik alir yang ditardakan

d€ngan gambar panahN = Julolah simpul gafik alir yang ditandakan

d€ngan gambar lingkaran sehinggakompleksitas sillomatisnya

Pada Pengujian Whitebox Tesling sistempemeringkatan ini akan dilakukan pada modulyang melakukan pencarian jarak terdekat(Nearest) da'i sampel yang dihitungsimilaritasnya dari masing-masing indikator.

7.2 Bhckbox T6tingMerupalan metode untul menguji fimgsi-fungsi khusus dari aplikasi serla menguji inputdan output untuk fungsi yang ada tanpamemperhatikan prosesnye

Beb€rapa jenis kesalahan yarg dapatdiidentifikasi antara lain r Fungsi tidak b€naratau hilang, kesalahan antar muk4 kesalahanpada struktur data (penga.ksesan basis data),kesalahan inisialisasi dan akhir program s€Ttakesalahan performasi.

Metode blackbox adalah pengujian rerinle(ace dim?.l].a setelah sistem pemeringkatanperguruan tinggi dipublikasilan harus dapat

E)(PLOR!: - Illul Sistm Infomsi drn Tel@rik!

dipastikan sislern beroprasikan sesuai denganrancangan. Metode pengujian ini diterapkanuntul mernastikan apakah sistem berjalansesuai dengan everl yang diberikan terhadapsistenl apabila keluaran yang dihasilkan sesuaryang diharapkan maka dapat dikatakan bahwasistem pemeringkatan teisebut lolos daripengrjiat blackbox.

Tabel 5. Hasil Pengujian Blackbor

Pengujian ini dilakukan terhadap seluruhmodul yang ada yang hasilnya sesuar denganrancangan. Pada pengujian ini dilalolan jugapengujian terhadap input, prcses dan outptrt.Berdasarkan output dan hasil pengujia4 makadapat di simpulkan bahwa sistem telah lolosterhadap proses pengujian Blackbox.

4. MPLEMENTASI

4.1 Target User

Sistem ini ditujukan sebagai penurjangkeputusan untuk para penentu resep, sepertidokter di rurnal sakil membuka prakeksendiri maupun mantri yang ada di beberapatempat. Sistem ini berfimgsi sebagai pedunjangkeputusan, yang akan memberikan tiga buahsaran resep yang berasal dari kasus kasus yangtelah lerjadi, sehingga al6n di carikedekatannya dengan kasus yang ada.

Target user terutarna sekali di fujukan untukmanfii, maupun dokte umum yang merekatidak mempelajari secara mendalan suatupenyakit tertentu misalkan saluran pemafasar!sehingga di harapkan software ini daparmenjadi rujukan sebagai sebuah alternatifkeputusan untuk menentukan resep yang tepat-

33

Page 14: IMPLEMENTASI CBR DALAM PENENTUAN OBAT YANG …

L\PLURE ]unl Snhlnfoma$ dln Telmr*a

4.2 Waktu

waktu implemertasi sistem dilakukan setelalsistem dan software selesar di buat.

hpot Case Sased

Fin6h: 13/05/10 owr 7 d.y5

Tenin4 Sinnl.r|ir,rs Xnsfls9.rtr t9/05I10 IO: 2Fhkhr ?i/05/10 Du: 3d.ye

)

)

)

5t.4: 2al05/10 IO: 3

Retoninq Userst&tl 02/06/10 l0: 4F irhr 02lo6Jl0 oqr I d.y?

,1.3 Strafegi Implementasikan

Dalan mengimplementasikan sistem ini adabeberapa tahap yang di lakukan untukmemastikan apakal software dan sistem rnrdapat di paldi. rahapar) tersebut sebagaiberilut:L Penginputan Case Bas€d berdasarkan resep

dari dokter spesialis, atau baltkanpenginputan case Basedd dilakukan olehdoker spesialis itu sendiri.

2. Testing software untul dicari apalal saranyang di suguhkan sebagai hasil akhirpcnelitian ini sudah sesuai dengan intursrpara patar.

3. lmplemeotasi dilak_ukan pada mant ataudoker setempat apabila soltware maupunbasis pengetaluan sudai dapatdipertanggung jawabkan.

Ganbar 11. Printutt Hasil CBR

5. SIMPIJLAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penetitia4 yang dimulai daritahap peralcangan hingga pengujjan SistemPemeringkatan dmgan mengimplemtasikanMetodologi Case-Basedd Reasoning makadapat diambil kesimpulan:L lmplementasi Meodologi Cased-Based

Reasoning dapat diterapkan untukmenentukan obat dalan hal ini diterapkan pada penyakit ISPA.

2. Kriteria kriieria diterapkar dapatdigunakan untuk menentukan obat ISPAseb€ai stardard pemilihan obat.

5.2 Saren

Dari hasil penelitian dan pembahasan terhadapImplementasi Merode Case-Basedd ReasoningPada Pemeringkatm Perguruan tinggi makasaran yang diusulkar adalah sebagai berikulL Penerapan Case Basedd Reasoning dapat

di kembangkan untuk penyalit lainny4culop dengai mengganti gejala dankiteria yang berkaitan dengan penyakitte$ebut.

2. Sistem Penunjang Keputusan ini dapat dikembarglar dalarn media situs, sehinggapara pengambil k€putusan dapatbednteraksi secara online.

l | | )plernerl . rs l pni ln r |ser

I

Fini.h: 0trdf,llo nr:7 div.

34

Page 15: IMPLEMENTASI CBR DALAM PENENTUAN OBAT YANG …

DAFTAR PUSTAKAAamolt E. P. (1994). A. Aanodt, E. Plaza

(1994); Case-Basedd Reasoning:Foundotiotol Issues, MelhodologicdlVaiations, and System Approches.Cataloni4 Spain.: AI Communioations.IOS Press.

Grudic, G. (2004). Nearest Netghbor Leaming.Notes borrowed from Thonas G.Dietterich and Tom Mitchell.

E,(PLOR!-rut l Silia tdo|lui d.! T.l@lib

Hoffer, J. A. (2006). Modem DataBasedMahogemehL Dayton: PearsonInt€rnational Edition.

Mantras, R. L. (2005). Retrieval,Reuse.Revision. and Relention in Cose-BaseM Reasonihg. United Kingdom:Cambridge Univclsity Press DOL

Siq S. K. (2004). Fohdatiohs Of SoJl Case-Basedd Reasoning. Canada: Publi3hod byJohn Wil€y & Sotrs, Inc., Hobokar\ NewJersey.

Page 16: IMPLEMENTASI CBR DALAM PENENTUAN OBAT YANG …

D@LoRE - .,mal sist@ infolmsi dm T€lemtita

36