library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2doc/2014-2... · web viewjadi,...

46
BAB 2 LANDASAN TEORI Untuk menelaah masalah Reverberation Time (RT) yang sebelumnya dirumuskan, maka ada dua hal yang ditinjau, yaitu tinjauan umum dan tinjauan khusus. Tinjauan umum membahas mengenai akustik dan gereja katolik. Sedangkan tinjauan khusus membahas mengenai Reverberation Time (RT) dan sistem akustik adaptif. 2.1. Tinjauan Umum 2.1.1. Akustik Gereja Yang disebut dengan akustik ruang tertutup berarti secara fisik benar-benar tertutup, yaitu dibatasi oleh dinding, lantai, dan atap atau plafon. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “bunyi” memiliki beberapa definisi, yaitu sesuatu yang terdengar (didengar) atau ditangkap oleh telinga, nada, laras (pada alat musik atau nyanyian dan sebagainya), kesan pada pusat saraf sebagai akibat getaran gendangan telinga yang bereaksi karena perubahan-perubahan dalam tekanan udara, ucapan apa yang tertulis (surat, huruf, dan sebagainya). Menurut Wikipedia, bunyi atau suara adalah pemampatan mekanis atau gelombang longitudinal yang merambat melalui medium. Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat, gas. Jadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Prinsip kerja akustik pada ruang tertutup adalah saat terjadi bunyi, maka terdapat gelombang bunyi yang akan menumbuk dinding- 5

Upload: vannhu

Post on 14-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewJadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Prinsip kerja

BAB 2

LANDASAN TEORI

Untuk menelaah masalah Reverberation Time (RT) yang sebelumnya

dirumuskan, maka ada dua hal yang ditinjau, yaitu tinjauan umum dan tinjauan

khusus. Tinjauan umum membahas mengenai akustik dan gereja katolik. Sedangkan

tinjauan khusus membahas mengenai Reverberation Time (RT) dan sistem akustik

adaptif.

2.1. Tinjauan Umum

2.1.1. Akustik Gereja

Yang disebut dengan akustik ruang tertutup berarti secara fisik benar-benar

tertutup, yaitu dibatasi oleh dinding, lantai, dan atap atau plafon. Menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia, kata “bunyi” memiliki beberapa definisi, yaitu sesuatu yang

terdengar (didengar) atau ditangkap oleh telinga, nada, laras (pada alat musik atau

nyanyian dan sebagainya), kesan pada pusat saraf sebagai akibat getaran gendangan

telinga yang bereaksi karena perubahan-perubahan dalam tekanan udara, ucapan apa

yang tertulis (surat, huruf, dan sebagainya). Menurut Wikipedia, bunyi atau suara

adalah pemampatan mekanis atau gelombang longitudinal yang merambat melalui

medium. Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat, gas. Jadi,

gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara.

Prinsip kerja akustik pada ruang tertutup adalah saat terjadi bunyi, maka terdapat

gelombang bunyi yang akan menumbuk dinding-dinding suat ruang, kemudian

sebagian energinya akan dipantulkan (refleksi), diserap (absorpsi), disebarkan

(difusi), dibelokkan (difraksi) atau ditransmisikan ke ruang yang berdampingan,

tergantung pada sifat akustik dindingnya.

5

Page 2: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewJadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Prinsip kerja

6

(1) Bunyi datang / bunyi langsung(2) Bunyi pantul(3) Bunyi yang diserap oleh bagian

permukaan(4) Bunyi difus / bunyi yang disebar(5) Buyni difraksi atau bunyi yang

hilang dalam struktur bangunan(6) Bunyi yang ditransmisi(7) Bunyi yang hilang dalam struktur

bangunan(8) Bunyi yang dirambatkan oleh

struktur bangunan

Gambar. 3 Kelakuan Bunyi Dalam Ruang TertutupSumber : Environmental Acoustics (Leslie L. Doelle, 1986)

Gambar. 4 Reflector, Absorber, dan DiffuserSumber : Akustika Bangunan (Mediastika, 2005)

Manusia mendengar bunyi saat gelombang bunyi, yaitu getaran di udara

atau medium lain, sampai ke gendang telinga manusia. Batas frekuensi bunyi yang

dapat didengar oleh telinga manusia berkisar antara 20 Hz sampai 20 kHz pada

Page 3: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewJadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Prinsip kerja

7

amplitudo berbagai variasi dalam kurva responsnya. Suara di atas 20 kHz disebut

ultrasonik dan di bawah 20 Hz disebut infrasonik. Berdasarkan Menteri Kesehatan,

daerah dibagi sesuai dengan titik kebisingan yang diizinkan, sehingga gereja

termasuk dalam Zona A yaitu tempat sosial, dimana memiliki intensitas 35 - 45 dB.

Ukuran keseluruhan dari permukaan yang menonjol dan ukuran dari

tempelan lapisan penyerap harus cukup besar dibanding panjang gelombang bunyi

dalam seluruh jangkauan frekuensi audio. Proyeksi penonjolan permukaan yang tak

teratur harus mencapai paling sedikit sepertujuh panjang gelombang bunyi yang

harus didifusikan. Menurut Leslie L. Doelle, dalam rancangan akustik gereja, harus

diberikan perhatian pada persyaratan/kebutuhan akustik masing-masing ruangan ini.

1. Daerah mimbar harus cukup dinaikkan dan dikelilingi oleh pagar pemantul

supaya tersedia keadaan yang baik untuk memproyeksi pembicaraan ke arah

jemaat.

2. Organ dan paduan suara harus berada dalam daerah yang menyediakan

lingkungan akustik yang disukai untuk musik, dan mereka harus dikelilingi

oleh permukaan-permukaan pemantul tanpa menimbulkan gema, gaung,

atau pemusatan bunyi. Hubungan letak antara pemain organ, organ,

pemimpin paduan suara, dan paduan suara harus dipertimbangkan dengan

teliti.

3. Tiap sektor jemaat harus menikmati kondisi mendengar yang baik selama

tiap acara kebaktian. Karena ruang dalam auditorium gereja selalu lebih

banyak daripada yang dibutuhkan secara akustik, pengendalian RT akan

membutuhkan sejumlah lapisan akustik.

4. Ruang-ruang gandeng membutuhkan pengendalian dengung tersendiri

supaya kondisi dengung di dalamnya tidak bertentangan dengan kondisi

dengung yang berlaku dalam bagian utama auditorium gereja.

5. Perhatian yang luar biasa harus diberikan untuk mengeliminasi bising

sebagai kebutuhan awal untuk meditasi dan berdoa.

A. Gelombang Bunyi

Bunyi adalah gelombang longitudinal yang merambat melalui medium,

yang dihasilkan oleh getaran mekanis dan merupakan hasil perambatan energi.

Gelombang bunyi terdiri dari molekul-molekul udara yang tidak pernah merambat

melainkan bergetar maju-mundur. Tiap saat, molekul-molekul itu berdesakan di

beberapa tempat, sehingga menghasilkan wilayah tekanan tinggi, tapi di tempat lain

Page 4: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewJadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Prinsip kerja

8

merenggang, sehingga menghasilkan wilayah tekanan rendah. Gelombang

bertekanan tinggi dan rendah secara bergantian bergerak di udara, menyebar dari

sumber bunyi. Itulah alasannya mengapa gelombang bunyi adalah gelombang

longitudinal. Gelombang bunyi tidak berhenti saat bertemu dengan batas medium

atau saat bertemu dengan sebuah penghalang, tetapi akan terjadi pemantulan bunyi.

B. Refleksi

Refleksi biasa disebut dengan pemantulan bunyi. Berdasarkan

Environmental Acoustics, permukaan yang keras, tegar, dan rata, seperti beton, bata,

batu plester, atau gelas, memantulkan hampir semua energi bunyi yang jatuh

padanya. Sinar bunyi datang dan pantul terletak dalam bidang datar yang sama dan

sudut gelombang bunyi datang sama dengan sudut gelombang bunyi pantul (hukum

pemantulan) (Leslie L. Doelle, 1986). Berdasarkan Fisika Bangunan 2 (Satwiko,

2004), ukuran dan bentuk permukaan akan mempengaruhi bunyi yang mengenainya

dalam bentuk refleksi jika panjang atau lebar permukaan lebih besar dari empat kali

panjang gelombang bunyi, x>4λ.

Pemantulan yang terjadi dapat berupa pemantulan yang tersebar (bila

mengenai bidang batas mendatar atau bidang batas cembung) dan dapat juga berupa

pemantulan terfokus (bila mengenai bidang batas cekung). Pada bidang cembung

adalah buruk dalam memantulkan suara, dan pada bidang datar miring adalah paling

efektif dan ideal dalam memantulkan suara, dan terakhir, pada bidang cekung, terjadi

pemusatan suara dan sangat buruk dalam memantulkan suara.

Page 5: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewJadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Prinsip kerja

9

(1) Pemantulan merata(2) Penyebaran bunyi(3) Pemusatan bunyi

Gambar 5. Pemantulan Bunyi Dari Permukan Dengan Bentuk BerbedaSumber : Environmental Acoustics (Leslie L. Doelle, 1986)

Gambar 6. Pemantulan Bunyi Dari Permukan Dengan Bentuk BerbedaSumber : Environmental Acoustics (Leslie L. Doelle, 1986)

C. Absorbsi

Berdasarkan Fisika Bangunan 1 (Satwiko, 2003), absorpsi adalah

perbandingan antara energi yang tidak dipantulkan kembali dan energi bunyi

Page 6: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewJadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Prinsip kerja

10

keseluruhan yang datang, diukur dengan Sabine. Serapan bahan akan menentukan

lama waktu dengung. Bahan lembut, berpori, dan kain serta juga manusia, menyerap

sebagian besar gelombang bunyi yang menumbuk penyerap bunyi (Leslie L. Doelle,

1986).

Berdasarkan Environmental Acoustics, definisi dari penyerapan bunyi

adalah perubahan energi bunyi menjadi suatu bentuk lain, biasanya panas, ketika

melewati suatu bahan atau ketika menumbuk suatu permukaan. Jumlah panas yang

dihasilkan perubahan energi ini sangat kecil, sedangkan kecepatan perambatan

gelombang bunyi tidak dipengaruhi oleh penyerapan. Dalam penyerapan bunyi,

terdapat unsur-unsur yang yang dapat menunjang yaitu (1) lapisan permukaan

dinding, lantai, dan atap; (2) isi ruang seperti penonton, bahan tirai, tempat duduk

dengan lapisan lunak dan karpet; dan (3) udara dalam ruang. Efisiensi penyerapan

bunyi suatu bahan pada suatu frekuensi tertentu dinyatakan oleh koefisien

penyerapan bunyi. Koefisien penyerapan bunyi suatu permukaan adalah energi bunyi

datang yang diserap, atau tidak dipantulkan oleh permukaan, dan dinyatakan dalam

huruf Greek α.

Berdasarkan Akustika Bangunan (Mediastika, 2005), penyerapan

gelombang bunyi akan mengakibatkan berkurang atau menurunnya energi bunyi

yang menimpa batas tersebut. Penyerapan oleh elemen pembatas ruangan sangat

bermanfaat untuk mengurangi tingkat kekuatan bunyi yang terjadi, sehingga dapat

mengurangi kebisingan dalam ruang dan juga dapat bermanfaat untuk mengontrol

waktu dengung (RT). Tingkat penyerapan suatu material ditentukan oleh koefisien

serap/koefisien absorpsi material tersebut. Koefisien absorpsi adalah angka yang

menunjukkan jumlah/proporsi dari keseluruhan energi bunyi yang datang yang

mampu diserap oleh material tersebut. Beberapa jenis absorber yang umumnya

dijumpai adalah material berpori, panel penyerap, dan rongga penyerap.

D. Reverbrasi

Dalam bunyi, terdapat tolak ukur yang digunakan yaitu Reverberation Time

(RT). Reverberation Time (RT) biasa disebut juga sebagai waktu dengung. James

Cowan (2000) mengatakan bahwa reverberation (gema/gaung) merupakan

penumpukan bunyi dalam ruang, yang dihasilkan oleh pemantulan gelombang bunyi

yang berulang-ulang dari seluruh permukaan sebuah ruang. Bila waktu yang

dibutuhkan panjang, maka RT ruangan tersebut panjang, dan hal tersebut cocok

untuk ruangan untuk musik. Sedangkan bila waktu yang dibutuhkan pendek, maka

Page 7: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewJadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Prinsip kerja

11

RT ruangan tersebut pendek, sehingga cocok untuk speech (inteligibilitas perkataan

dan kejelasan bunyi).

E. Resonansi

Berdasarkan Akustika Bangunan (Mediastika, 2005), resonansi adalah

peristiwa ikut bergetarnya objek yang berada pada jarak tertentu dari sebuah objek

sumber bunyi yang bergetar, karena objek yang ikut bergetar tersebut memiliki

kesamaan atau kemiripan frekuensi dengan objek sumber bunyi yang bergetar.

Resonansi akan terjadi sangat kuat bila dua objek tersebut sama persis frekuensinya,

namun tidak terlalu kuat ketika kedua objek hanya berdekatan frekuensinya.

Resonansi juga terjadi lebih kuat ketika jarak kedua objek cukup dekat.

Selain diakibatkan oleh kesamaan atau kemiripan frekuensi, resonansi juga

dapat terjadi ketika objek sumber bunyi yang bergetar adalah objek yang memiliki

kekuatan getaran yang hebat (objek dengan panjang gelombang yang besar atau

objek dengan frekuensi rendah), sehingga mampu menggetarkan objek lain yang

tidak memiliki kedekatan frekuensi.

F. Difusi

Berdasarkan Fisika Bangunan 2 (Satwiko, 2004), ukuran dan bentuk

permukaan akan mempengaruhi bunyi yang mengenainya dalam bentuk difusi jika

kedalaman ceruk sama dengan panjang gelombang bunyi, x=λ. Berdasarkan

Environmental Acoustics (Leslie L. Doelle, 1986), difusi bunyi atau penyebaran

bunyi terjadi dalam ruang bila tekanan bunyi di setiap bagian suatu auditorium sama

dan gelombang bunyi dapat merambat dalam semua arah. Menurut buku Akustika

Bangunan (Mediatika, 2005), difusi adalah gejala terjadinya pemantulan yang

menyebar, karena gelombang bunyi menerpa permukaan yang tidak rata.

Terdapat hal penting yang harus diperhatikan dalam usaha pengadaan difusi

dalam ruang, yaitu permukaan tak teratur (permukaan elemen bangunan yang

ditonjolkan, langit-langit yang ditutup, dinding-dinding yang bergerigi, kotak-kotak

yang menonjol, dekorasi permukaan yang dipahat, bukaan jendela yang dalam, dan

lain-lain) harus banyak digunakan, dan harus cukup besar.

Page 8: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewJadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Prinsip kerja

12

(A) Ketidakteraturan permukaan(B) Permukaan penyerap bunyi dan

pemantul bunyi yang digunakan secara bergantian

(C) Lapisan akustik dengan penyerapan bunyi yang berbeda

Gambar 7. Jenis Permukaan Untuk Menghasilkan Difusi Bunyi Yang MerataSumber : Environmental Acoustics (Leslie L. Doelle, 1986)

Difusi bunyi yang cukup adalah ciri akustik yang diperlukan pada jenis-

jenis ruang tertentu, karena ruang-ruang itu membutuhkan distribusi bunyi yang

merata, mengutamakan kualitas musik dan pembicaraan aslinya, dan menghalangi

cacat akustik yang tak diinginkan. Difusi bunyi dapat diciptakan dengan beberapa

cara:

1. Pemakaian permukaan dan elemen penyebar yang tak teratur dalam jumlah

yang banyak sekali, seperti plaster, pier, balok-balok telanjang, langit-langit

yang berkotak-kotak, pagar balkon yang dipahat dan dinding-dinding yang

bergerigi.

2. Penggunaan lapisan permukaan pemantul bunyi dan penyerap bunyi secara

bergantian.

3. Distribusi lapisan penyerap bunyi yang berbeda secara tak teratur dan acak.

G. Difraksi

Page 9: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewJadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Prinsip kerja

13

Menurut Environmental Acoustics (Leslie L. Doelle, 1986), difraksi

memiliki definisi yaitu gejala akustik yang menyebabkan gelombang bunyi

dibelokkan atau dihamburkan sekitar pernghalang seperti sudut, kolom, dan balok.

Sehingga dapat dikatakan, difraksi adalah pembelokan dan penghamburan

gelombang bunyi sekeliling penghalang, lebih nyata pada frekuensi rendah daripada

frekuensi tinggi.

2.1.2. Tinjauan terhadap Gereja Katolik

A. Pengertian

Menurut buku “Gereja Katolik Memberi Kesaksian Tentang Makna Hidup”,

kata “gereja” berasal dari kata igreja dibawa ke Indonesia untuk kata Latin ecclesia,

yang ternyata berasal dari bahasa Yunani, ekklêsia. Kata Yunani itu sebetulnya

berarti “kumpulan” atau “pertemuan” atau “rapat”. Namun, ekklêsia bukan

sembarang kumpulan, melainkan kelompok orang yang sangat khusus. Untuk

menonjolkan kekhususan itu dipakailah kata asing itu, kadang-kadang dipakai juga

“jemaat” atau “umat". Kata Yunani, ekklêsia, berasal dari kata yang berarti

“memanggil”. Gereja adalah umat yang dipanggil Allah untuk hidup dalam

persekutuan kasih seperti diri-Nya.

Menurut Wikipedia, definisi dari gereja memiliki beberapa arti:

1. Arti pertama ialah “umat”, atau lebih tepat, “persekutuan” orang Kristen.

Arti ini diterima sebagai arti pertama bagi orang Kristen. Jadi, gereja

pertama-tama bukanlah sebuah gedung.

2. Arti kedua adalah sebuah perhimpunan atau pertemuan ibadah umat Kristen.

Bisa bertempat di rumah kediaman, lapangan, ruangan di hotel, maupun

tempat rekreasi.

3. Arti ketiga ialah mazhab (aliran) atau denominasi dalam agama Kristen.

Gereja Katolik, Gereja Protestan, dan lain-lain.

4. Arti keempat ialah lembaga (administratif) daripada sebuah mazhab Kristen.

Contoh kalimat “Gereja menentang perang Irak”.

5. Arti terakhir dan juga arti umum adalah sebuah “rumah ibadah” umat

Kristen, di mana umat bisa berdoa atau bersembahyang.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “gereja” berarti gedung

(rumah) tempat berdoa dan melakukan upacara agama Kristen, badan (organisasi)

umat Kristen yang sama kepercayaan, ajaran, dan tata cara ibadahnya. Menurut Data

Arsitek Jilid 2 (Ernest Neuefert), gereja merupakan bangunan yang sakral dengan

Page 10: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewJadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Prinsip kerja

14

lambang salib dan paduan suaranya, serta gereja seharusnya selalu berdekatan

dengan rumah pastor.

B. Bagian-bagian Gereja

Gereja memiliki ruang-ruang tertentu yang tidak dimiliki oleh bangunan-

bangunan lainnya. Menurut yang asli dan dari tradisi, ruangan dalam gereja haruslah

diusahakan untuk mengungkapkan dan mendukung secara menyeluruh kesatuan

umat beriman sebab merekalah subyek yang merayakan liturgi. Situasi ruangan

dalam selalu harus paling diperhitungkan dalam rancangan proyek, sebagai pusat

kegiatan liturgi dan menurun dari serambi depan, melebar dalam aula, dan

“menyimpul” ke pelataran iman, sebagai ruangan yang menjadi pusat perhatian

namun tak terpisahkan dari aula/ ruang umat.

Kemudian, jarak tempat duduk, ruas jalan untuk Komuni, ukuran dan

bentuk tempat duduk, jarak umat dari imam antara satu sama lain harus

diperhitungkan dengan memungkinkan kelancaran upacara perarakan, rasa

kebersamaan, tidak seperti menonton pertunjukan karena pelataran imam terlalu

tinggi; pokoknya tak sampai nilai-nilai itu diganggu oleh hambatan-hambatan

arsitektonis. Menurut Rm. Bosco da Cunha O.Carm, Komisi Liturgi KWI, bagian-

bagian yang harus ada dalam gereja adalah : altar, mimbar, tempat duduk pemimpin,

tempat pembabtisan dan sumber, tempat dan ruang duduk sakramen tobat,

tabernakel/persemayaman ekaristi, tempat duduk umat, tempat koor dan organis,

rancangan lukisan, kapel untuk misa harian, peralatan dan bahan-bahan, ruang

sakristi, pelataran masuk dan pintu utama, menara dan lonceng, bangunan untuk

pelayanan pastoral dan rumah paroki.

Dalam pembagian ruang dalam gereja terdapat yang disebut hirarki Sacred

Space dalam ruang Gereja Katolik. Menurut Mc Namara (1998) dalam laporan tugas

akhir Irfan Balindo Sidauruk, berikut adalah arsitektur ruang gereja katolik yang

mengadopsi konsep “sacred space”. Menurut Denis McNamara dalam bukunya

Catholic Church Architecture and the Spirit of the Liturgy, konsep tatanan ruang

sacred space dalam Arsitektur Gereja Katolik “mengadopsi” dari tatanan sacred

space Perjanjian Lama (Alkitab).

Page 11: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewJadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Prinsip kerja

15

Gambar 8. Pembagian Ruang Gereja KatolikSumber : Catholic Church Architecture and the Spirit of the Liturgy (2009)

Pada bagian selanjutnya akan dibahas hirarki ruang dalam Gereja Katolik

yang secara mendasar dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : (1) Narthex (Lesssacred);

(2) Nave (sacred) dan (3) Sanctuary (most-sacred)

o Narthex : Less Sacred

Narthex adalah area yang less-sacred berupa ruang yang panjang dan

“sempit” (jika dibandingkan dengan keseluruhan luas Gereja) berupa teras

tertutup beratap; melintasi seluruh lebar gereja di pintu masuk. Narthex ini

biasanya dipisahkan dari area nave dengan kolom atau dinding.

o Nave : Sacred

Nave sacred adalah bagian dari Gereja Katolik yang menempati bagian

tengah Gereja yang membentang dari pintu masuk (narthex) ke transepts

(jika Gereja berbentuk salib, yaitu lorong melintang melintasi bagian tengah

di depan tempat kudus) atau jika tidak ada transepts, ke mimbar (daerah

sekitar altar).

o Sanctuary: Most Sacred

Sanctuary adalah bagian paling sacred dari Gereja Katolik. Kesucian ruang

ini ditandai dengan level yang lebih tinggi dibandingkan level nave. Pada

area Sanctuary ini diletakkan altar utama (jika ada altar kecil yang lain, altar

kecil diletakkan pada nave), Tabernakel dan Salib.

C. Aktivitas-aktivitas yang terjadi di Gereja

Dalam gereja, aktivitas-aktivitas yang dilakukan adalah berdoa, misa,

khotbah, paduan suara, acara-acara yang bersifat sakral seperti acara perkawinan,

Page 12: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewJadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Prinsip kerja

16

acara pembabtisan, dan sebagainya. Kegiatan utama yang dilakukan di gereja

adalah misa. Istilah Misa berasal dari kata bahasa Latin kuno “missa” yang secara

harafiah berarti pergi berpencar atau diutus.

Menurut Lima Perintah Gereja umat Katolik diwajibkan mengikuti misa

pada hari Minggu dan hari raya lain yang disetarakan dengan hari Minggu. Di luar

hari-hari itu juga diselenggarakan misa - yang oleh umat Katolik biasa dinamakan

misa harian - namun umat Katolik tidak diwajibkan untuk ikut serta. Pelaksanaan

Misa diatur berdasar Tata Perayaan Ekaristi (TPE).

Misa disebut sebagai perayaan ekaristi. Pada umumnya, misa selalu diiringi

oleh paduan suara. Berikut adalah tata perayaan ekaristi yang terjadi di gereja

katolik, menurut Wikipedia: Pembukaan, Liturgi Sabda, Liturgi Ekaristi, Komuni,

dan Penutup. Keseluruhan tata perayaan ekaristi tersebut tidak ada yang terlepas

dari peran paduan suara. Menurut Pdt. Jotje Hanri Karuh, paduan suara merupakan

salah satu bagian penting dalam ibadah jemaat. Dalam ibadah, paduan suara tidak

cuma sekedar sekelompok orang yang duduk terpisah dari warga gereja yang hadir

dalam ibadah lalu menaikkan pujian dengan lagu yang berbeda dengan lagu pujian

jemaat.

1. Pemberitaan firman. Paduan suara memberitakan firman melalui setiap

pujian yang mereka naikkan.

2. Memandu jemaat menyanyi dengan baik dan benar.

Selain misa dan paduan suara, di gereja juga sering diadakan acara-acara

seperti pernikahan, pembatisan, dan yang lainnya yang menerima sakramen secara

katolik dan bersifat sakral.

2.2. Tinjauan Khusus

2.2.1. Reverberation Time (RT)

Reverbrasi atau waktu dengung adalah perpanjangan bunyi akibat

pemantulan suara yang berulang-ulang dalam ruang tertutup setelah sumber bunyi

dimatikan, serta berpengaruh pada kejelasan suara. Selain itu, RT atau yang biasa

juga disebut waktu dengung, juga didefinisikan sebagai waktu agar tingkat tekanan

bunyi berkurang sebanyak/sebesar 60 dB sejak sumber suara dihentikan/dimatikan.

Untuk menghitung tingkat RT, menggunakan rumus Sabine:

Dengan: RT = waktu dengung / Reverberation Time, sekon (s)

Page 13: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewJadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Prinsip kerja

17

V = volume ruang, meter kubik (m3)

A = penyerapan ruang total, sabin meter persegi

x = koefisien penyerapan udara

A = ∑Sα

Dengan: S = luas masing-masing permukaan

α = koefisien penyerapan / α antara 0 dan 1

Koefisien penyerapan udara tergantung pada temperatur, kelembapan udara,

dan frekuensi bunyi. Nilai koefisien penyerapan udara x yang diperhatikan hanya

pada dan diatas 1000 Hz. Untuk menghitung waktu dengung, diambil pada anggapan

waktu dengung yang ideal, yaitu pada jangkauan frekuensi tengah (500-1000 Hz).

Dan berdasarkan rumus Sabine, maka makin besar volume ruang dan makin kecil

penyerapan ruang total, maka RT makin panjang. Dan makin banyak penyerapan

dimasukkan ke dalam ruang, makin rendah RT. Selain itu, rumus ini juga

menyatakan bahwa RT yang sama dapat diubah dengan menambah atau mengurangi

volume ruang (misalnya dengan menurunkan atau menaikkan langit-langit yang

dapat digerakkan). Reverberation dibutuhkan dalam ruangan yang diperuntukkan

untuk musik terutama musik klasik untuk memberi dan menambah kesan elegan pada

nada yang dihasilkan. Karena itu reverberation memiliki karakter yang berbeda

tergantung dari kegunaan sebuah ruang. Dalam Architectural Acoustics Design

Guide, optimalisasi mid frekuensi RT pada gereja atau katedral adalah 3.0 atau lebih

detik. Menurut Satwiko, standar RT speech untuk gereja katolik adalah 0.5-1.4 detik,

sedangkan standar RT musik untuk gereja katolik adalah 1.4-2.6 detik. RT yang

pendek cocok ntuk speech, sedangkan RT yang panjang cocok untuk musik. Dalam

hal ini, volume mempengaruhi hasil RT yang dihasilkan, sehingga bentuk ruang juga

harus diperhatikan.

A. Volume

o Bentuk ruang

Menurut ahli akustik gereja, Joseph de Buglio, bentuk ruang untuk

bangunan gereja sebaiknya tidak berbentuk bujur sangkar, oval, lingkaran, atau segi

delapan. Menurut buku “Architectural Acoustics Design Guide”, James Cowan

menyatakan bahwa:

1. Bentuk ruang dengan dinding rata akan mengakibatkan permukaan reflektif

yang dapat menyebabkan anomali akustik. Masalah yang terjadi adalah

gema dan suara menyebar secara tidak merata.

Page 14: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewJadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Prinsip kerja

18

2. Bentuk ruang dengan dinding datar paralel akan menyebabkan permukaan

reflektif yang dapat menyebabkan gema, gema bergetar, dan gelombang

berdiri.

3. Bentuk ruang dengan dinding cekung akan meminimalkan kubah reflektif

dan permukaan reflektif cekung lainnya yang dapat menyebabkan tempat

yang panas dan mati.

4. Bentuk ruang dengan dinding cembung dan tidak merata memungkinkan

untuk penyebaran suara (difusi) yang merata dan akan menyebabkan

dengung yang berlebihan.

Dalam Time Saver Standards for Building Types, bentuk-bentuk gereja

adalah:

1. Persegi

- Titik fokus tunggal

- Jarak pandang terlalu panjang dan jemaat di kursi belakang mengalami

kurang berpartisipasi jika kapasitas melebihi 500.

2. Salib

- Daerah altar biasanya terletak pada kepala salib.

- Tergantung pada pengaturan tempat duduk, kemungkinan dapat terjadi

kehilangan rasa kebersamaan.

3. Pusat

- Tidak semua tempat duduk memiliki sudut pandang yang baik.

4. Banyak fokus

- Tempat duduk yang permanen tidak cocok, karena akan menyebabkan

kebingungan.

Berdasarkan Fisika Bangunan 2 (Satwiko), sebagai pedoman volume

ruangan, jika gereja lebih banyak digunakan untuk musik, maka volume ruang per

orang antara 6 - 12 m3, sedangkan untuk khotbah, maka volume ruang per orang

antara 5 – 8 m3.

Dalam hampir semua auditorium, yang paling banyak menyerap adalah

penonton, yaitu sekitar 0,45 sabin meter persegi per orang. Volume per tempat

duduk penonton atau umat pada gereja katolik (Leslie L. Doelle, 1986) adalah

minimal 5,7 m3, optimum 8,5 m3, dan maksimum 12 m3.

B. Koefisien Penyerapan

Page 15: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewJadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Prinsip kerja

19

Dalam setiap material yang digunakan pada bangunan, terdapat koefisien

berbeda pada masing-masing material. Koefisien serap tersebut juga tergantung pada

tingkat frekuensi ruangan. Hal tersebut harus diperhatikan dalam menciptakan

tingkat RT yang sesuai standar.

Gambar 9. Koefisien Penyerapan Bunyi Bahan-bahan BangunanSumber : Environmental Acoustics (Leslie L. Doelle, 1986)

C. Penyerapan Suara Oleh Manusia

Page 16: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewJadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Prinsip kerja

20

Penyerapan suara oleh manusia merupakan bagian yang utama dalam

perencanaan suatu bangunan (disebabkan oleh pengaruh yang besar terhadap waktu

dengung). Pengaruh tersebut ditentukan oleh 2 hal yaitu jumlah pengunjung yang

bervariasi dan distribusi pengunjung. Untuk ruangan-ruangan yang datar dan bentuk

ruangan yang sederhana, Beranek (1986) cenderung menggunakan koefisien absorbsi

pengunjung sebagai berikut:

Tabel 2. Koefisien Absorpsi Pengunjung

Frekuensi

(Hz)125 250 500 1000 2000 4000

α

(m2 sabine)0,52 0,68 0,85 0,97 0,93 0,85

Sumber : Beranek (1986)

Faktor manusia berkaitan dengan luas material absorber karena distribusi

manusia berkaitan dengan dengan luas area pengunjung, yang dimana luas area

pengunjung berkaitan dengan luas material.

D. Frekuensi

Berdasarkan Akustika Bangunan (Mediastika, 2005), frekuensi adalah

jumlah atau banyaknya getaran yang terjadi dalam setiap detik. Frekuensi dihitung

dalam satuan Hz. Dalam Revebration Time, frekuensi merupakan aspek yang juga

berpengaruh pada tingkst RT yang terjadi dalam suatu ruang. Frekuensi untuk musik,

diusulkan suatu kurva yang pada frekuensi 125 Hz naik sampai ±1,5 kali nilai pada

500 Hz. Sedangkan untuk pidato atau speech, kurva harus tetap datar sampai 125 Hz.

Dan untuk auditorium yang serbaguna atau yang digunakan untuk kedua aktivitas

tersebut, musik dan speech, maka kurva waktu dengung dibawah 500 Hz boleh

berada dimana saja antara batas-batas ini. Sehingga untuk menghitung tingkat RT

musik dan speech untuk gereja menggunakan frekuensi sebesar 500 Hz.

2.2.2. Mekanisme Akustik Adaptif

Akustik adaptif menggunakan konsep arsitektur kinetik, dimana “bentuk

mengikuti fungsi”. Berdasarkan artikel dari Intelligent Kinetic System (Fox, Yeh, MIT

Kinetic Design Group), kinetik dalam konteks arsitektur didefinisikan sebagai

penerapan benda yang memiliki bagian mekanikal yang dapat diatur dalam gerak.

Tipologi kinetik dalam arsitektur terbagi menjadi 3, yaitu struktur kinetik tertanam

(embedded kinetic structure), struktur kinetik deployable (deployable kinetic

Page 17: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewJadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Prinsip kerja

21

structure), dan struktur kinetik dinamik (dynamic kinetic structure). Embedded

Kinetic Sturture adalah system yang terdapat dalam arsitektural keseluruhan yang

lebih besar pada lokasi yang tetap. Deployable Kinetic Structure umumnya terdapat

pada lokasi sementara dan mudah diangkut. Dynamic Kinetic Structure bergerak atau

beraksi secara bebas dengan teratur pada keseluruhan arsitektur. Sebagai contoh,

pada auditorium dengan konfigurasi langit-langit yang dapat berubah tergantung

pada lokasi penonton dan pengisi acara untuk memperoleh properti akustik yang

optimal. Ruang sakral gereja juga termasuk dalam auditorium oleh karena itu

menggunakan struktur kinetik dinamik.

Gambar 10. Diagram Tipologi Kinetik dalam ArsitekturSumber : Intelligent Kinetic Systems (Fox, Yeh, MIT Kineitc Design Group

Terdapat 6 jenis sistem gerakan untuk mengendalikan sistem kinetik:

Internal Control : Seperti engsel mekanik, yang tidak memiliki kontrol

langsung atau mekanisme.

Direct Control : di mana gerakan digerakkan langsung oleh sumber energi

eksternal ke peralatan.

In-Direct Control : berdasarkan sistem umpan balik sensor

Responsive In-Direct Control : optimalisasi beberapa sensor umpan balik.

Ubiquitous Responsive In-Direct Control : jaringan kontrol menggunakan

algoritma prediksi.

Heuristic, Responsive In-Direct Control : algoritma dimediasi jaringan yang

memiliki kemampuan belajar.

2.3. Studi Bangunan Sejenis

2.3.1. Gereja Maria Bunda Karmel

Gereja Maria Bunda Karmel atau yang biasa disebut Gereja MBK,

merupakan gereja yang berlokasi di Jl. Karmel Raya 2, Jakarta Barat, Indonesia.

Page 18: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewJadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Prinsip kerja

22

Gambar 11. Gereja Maria Bunda KarmelSumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 12. Model Gereja MBKSumber : Dokumentasi Pribadi

Plafon atau langit-langit bangunan gereja ini dibentuk tidak rata atau

terpatah-patah agar dapat menyebarkan suara dengan cara refleksi. Gereja ini

Page 19: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewJadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Prinsip kerja

23

menggunakan sound-system berupa speaker sebagai penyebar suara ke seluruh

bagian bangunan. Speaker diletakkan menyebar di dalam gereja untuk menyebarkan

suara ke setiap sisi bangunan, terdapat 2 speaker di kanan dan kiri altar, terdapat juga

di bagian belakang tempat duduk umat, dan beberapa speaker kecil di luar bangunan

untuk umat yang duduk di luar. Letak speaker di satu titik berarti suara tidak dapat

disebarkan secara merata, umat yang duduk dekat dengan speaker mungkin akan

menerima suara dengan tingkat yang lebih keras, sedangkan yang jauh mungkin akan

menerima suara yang lebih kecil. Hal ini diperoleh saat dilakukan wawancara dengan

beberapa umat yang berada di jarak yang berbeda-beda dengan speaker tersebut.

Gambar 13. Plafon GerejaSumber : Dokumentasi Pribadi

Gereja ini berbentuk simetris dan memanjang serta juga menggunakan

sistem terpusat, yaitu desain arsitektur diarahkan menuju ke pusat. Dalam setiap

gereja, yang merupakan pusat adalah altar, dimana terdapat salib. Yang dianggap

sebagai pusat adalah salib tersebut, oleh karena itu, semua tempat duduk atau yang

lainnya diarahkan ke arah salib dan altar.

Pada gereja ini dapat terdengar gema setiap kali menggunakan sound-

system. Dengan diukur menggunakan alat sound level meter, diperoleh hasil bahwa

tingkat tertinggi suara pada saat khotbah atau speech adalah 110 dB dengan rata-rata

48 dB, sedangkan pada saat musik adalah 94 dB, dengan rata-rata 45 dB. Tingkat RT

pada saat speech adalah 3,3 detik, sedangkan pada saat musik adalah 3,2 detik.

Page 20: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewJadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Prinsip kerja

24

Tetapi jika tidak menggunakan sound-system, suara tidak dapat terdengar dan

tersebar di dalam gereja. Gereja ini dapat menampung hingga kurang lebih 1.200

umat. Gereja ini memiliki volume 21345 m3. Material dinding adalah batu bata dan

beton, dengan banyak pintu kaca. Terdapat kursi untuk umat sebanyak kurang lebih

66 baris tersebar ke arah belakang, dengan bahan kayu. Maerial untuk lantai gereja

adalah granit, sedangkan plafonnya menggunakan material gypsum. Alat musik yang

digunakan adalah organ, dan paduan suara terdapat pada level yang lebih tinggi dari

tempat duduk umat, yaitu sejajar dengan altar.

2.3.2. Gereja Santo Andreas

Gereja Santo Andreas berlokasi di Perumahan Green Garden Blok J5 No. 1

Kelurahan Kedoya Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, kompleks gereja

ini mencapai Jalan Raya Kedoya No. 101 A, Kelurahan Kedoya Utara, Jakarta Barat.

Gambar 14. Gereja Santo AndreasSumber : Dokumentasi Pribadi

Gereja ini menggunakan sound-system yang berfungsi untuk aktivitas-

aktivisnya dalam menyebarkan suara. Dalam gereja terdapat speaker yang tersebar di

titik tertentu guna untuk agar memperoleh penyebaran suara yang merata bagi setiap

orang. Bentuk plafon atau langit-langit gereja ini juga dibentuk dengan ada tonjolan-

tonjolan sehingga menyebabkan plafon yang tidak merata, guna agar dapat

memantulkan suara.

Page 21: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewJadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Prinsip kerja

25

Gambar 15. Langit-Langit Bangunan Yang Tidak Rata dan Speaker yang TersebarSumber : Dokumentasi Pribadi

Terdapat dua tingkat dalam gereja ini, sehingga umat yang beribadah dapat

melihat ke altar dengan jelas.

Gambar 16. Tingkat 1 Ruang GerejaSumber : Dokumentasi Pribadi

Page 22: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewJadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Prinsip kerja

26

Gambar 17. Tingkat 2 Ruang GerejaSumber : Dokumentasi Pribadi

Bentuk bangunan gereja ini simetris dan dalam ruang Gereja Santo Andreas

ini, semua perabot, umat, dan hal-hal lainnya dipusatkan ke satu titik, yaitu letak altar

dan salib bangunan. Karena hal tersebut sudah merupakan salah satu kewajiban

desain sebuah gereja. Dengan diukur menggunakan alat sound level meter, diperoleh

hasil bahwa tingkat tertinggi suara pada saat khotbah atau speech adalah 81 dB

dengan rata-rata 42 dB, sedangkan pada saat musik adalah 87 dB, dengan rata-rata 46

dB. Tingkat RT pada saat speech adalah 1,9 detik, sedangkan pada saat musik adalah

2,8 detik. Tetapi jika tidak menggunakan sound-system, suara tidak dapat menyebar

di gereja. Material yang digunakan untuk dindingnya adalah batu bata dan beton,

sedangkan untuk lantai menggunakan granit, dengan karpet yang mengarah ke altar.

Plafon menggunakan material gypsum, dan memiliki kursi berbahan kayu sebanyak

kurang lebih 62 baris, dan dapat menampung sebanyak kurang lebih 1.000 orang.

Gereja ini memiliki volume 5255 m3. Alat musik yang digunakan adalah organ.

2.3.3. Gereja Maria Kusuma Karmel

Gereja Maria Kusuma Karmel atau yang biasa disebut sebagai Gereja MKK

ini berlokasi di Jl. Kesuma No. 01 Kav.DKI, Meruya Selatan, Jakarta.

Page 23: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewJadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Prinsip kerja

27

Gambar 18. Gereja Maria Kusuma KarmelSumber : Dokumentasi Pribadi

Gereja ini menggunakan sound-system seperti gereja-gereja lainnya untuk

menyebarkan suara, speaker yang tersebar di titik tertentu untuk menyebarkan suara

ke semua orang di dalam gereja pada saat aktivitas gereja. Langit-langit bangunan

dibentuk rata, tetapi ada kemiringan untuk merekayasa bunyi yang datang. Bentuk

bangunan simetris dan terpusat ke altar dan salib di dalam gereja. Dengan diukur

menggunakan alat sound level meter, diperoleh hasil bahwa tingkat tertinggi suara

pada saat khotbah atau speech adalah 84 dB dengan rata-rata 44 dB, sedangkan pada

saat musik adalah 91 dB, dengan rata-rata 49 dB. Tingkat RT pada saat speech

adalah 2,0 detik, sedangkan pada saat musik adalah 3,1 detik. Tetapi jika tidak

menggunakan sound-system, suara tidak dapat terdengar dan tersebar di dalam

gereja. Gereja ini memiliki kurang lebih 60 baris tempat duduk dengan bahan kayu

dan lantai yang berbahan granit. Untuk dinding, material yang digunakan adalah batu

bata dan beton, sedangkan untuk plafon menggunakan gypsum. Gereja ini dapat

menampung kurang lebih 980 orang. Gereja ini memiliki volume 8402 m3. Alat

musik yang digunakan adalah organ. Paduan suara terdapat pada sebelah altar

dengan level yang sedikit lebih tinggi dari tempat umat duduk.

Page 24: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewJadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Prinsip kerja

28

Gambar 19. Bentuk Gereja Yang TerpusatSumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 20. Langit-Langit GerejaSumber : Dokumentasi Pribadi

2.3.4. Gereja St.Petrus & Paulus

Gereja St.Petrus & Paulus berlokasi di Jl. Raya Mangga Besar 55, Jakarta

11170.

Page 25: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewJadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Prinsip kerja

29

Gambar 21. Gereja St.Petrus & PaulusSumber : Dokumentasi Pribadi

Gereja ini memiliki plafon atau langit-langit yang rata dengan aluminium

dan menggunakan lantai dengan bahan ubin atau teraso, dan sebagian dengan batu

alam. Kursi berbahan kayu yang ada sebanyak kurang lebih 73 baris dan dapat

menampung kurang lebih 1.400 orang. Gereja ini memiliki volume 15208 m3.

Gereja ini menggunakan penghawaan alami yaitu non-AC, sehingga gereja ini hanya

menggunakan kipas angin.

Gambar 22. Penghawaan Alami (Terbuka)Sumber : Dokumentasi Pribadi

Page 26: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewJadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Prinsip kerja

30

Gambar 23. Denah GerejaSumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 24. Interior GerejaSumber : Dokumentasi Pribadi

Page 27: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewJadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Prinsip kerja

31

Gambar 25. Plafon RataSumber : Dokumentasi Pribadi

Gereja ini menggunakan sound system untuk membantu menguatkan suara,

gereja ini juga menggunakan alat musik, organ, untuk membantu paduan suaranya.

Paduan suara terletak pada level atau tingkat yang sama dengan tempat duduk umat,

sedangkan altar terletak lebih tinggi. Bentuk bangunan gereja ini adalah persegi

panjang. Pada gereja ini dapat didengar suara dengung dari sound-system setiap kali

digunakan. Tetapi jika tidak menggunakan sound-system, suara tidak dapat tersebar

di dalam gereja. Dengan diukur menggunakan alat sound level meter, diperoleh hasil

bahwa tingkat tertinggi suara pada saat khotbah atau speech adalah 106 dB dengan

rata-rata 47 dB, sedangkan pada saat musik adalah 92 dB, dengan rata-rata 49 dB.

Tingkat RT pada saat speech adalah 2,5 detik, sedangkan pada saat musik adalah 4,1

detik.

2.3.5. Kesimpulan Studi Bangunan Sejenis

Studi bangunan sejenis ang telah dilakukan pada 4 gereja yaitu Maria bunda

Karmel, St. Andreas, Maria Kusuma Karmel, dan St. Petrus Paulus, maka diperoleh

kesimpulan bahwa gereja yang memiliki tingkat Reverberation Time paling buruk

adalah Gereja St. Pertrus Paulus, dikarenakan karena memiliki volume yang besar

dengan luas penyerapan total yang kecil, sehingga menyebabkan tingkat RT yang

besar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa volume dan luas penyerapan total

mempengaruhi tingkat RT yang dihasilkan, sehingga jenis material juga

Page 28: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewJadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Prinsip kerja

32

mempengaruhi. Bentuk langit-langit tidak terlalu mempengaruhi hasil RT yang

dihasilkan.

2.4. Unsur Kebaruan

Dalam mencari unsur kebaruan dari penelitian ini, maka diteliti 5 jurnal

berikut ini.

a. Lisayana. Indrani, Hedy C. 2013. Studi Sistem Akustik pada Gereja Katolik

Santa Maria Tak Bercela Surabaya. JURNAL INTRA Vol. 1, No. 2, 1-7.

Permasalahan yang terjadi pada gereja yang digunakan untuk penelitian ini

adalah gereja ini memiliki background noise yang sangat tinggi, Reverberation Time

yang belum mencapai standar dan adanya kebocoran suara pada ruang. Akustik pada

gereja perlu diperhatikan karena gereja mempunyai akustik yang unik karena gereja

mempunyai 2 aktivitas yaitu speech dan musik. Penelitian ini dilakukan agar gereja

ini dapat mengoptimalkan waktu dengung yang terjadi dalam gereja dan mencapai

akustik yang baik, dimana perlu diperhatikan pemilihan bahan material dan

pengaplikasian dalam ruang karena keduanya berperan penting dalam menciptakan

akustik yang baik dalam ruang. Metode yang digunakan adalah metode penelitian

kuantitatif dimana proses analisis dan verifikasi data lapangan yang dilakukan untuk

mengetahui kondisi background noise, Reverberation Time (RT) dan insulasi suara

yang baik untuk gereja. Proses ini menggunakan perhitungan manual dan

komputerisasi dengan bantuan program Autodesk Ecotect Analysis 2011. Dalam RT,

terdapat standar RT speech untuk gereja katolik adalah 0.5-1.4 detik, sedangkan

standar RT musik adalah 1.4-2.6 detik. Hasil yang diperoleh adalah untuk

mengoptimalisasi RT yang dihasilkan agar sesuai dengan standar maka dilakukan

dengan menambah dinding akustik dari yumen board dengan tebal 2.5cm

diaplikasikan pada dinding di kanan kiri lantai utama gereja. Pintu kayu single yang

sudah tidak difungsikan dikanan kiri dinding, ditutup dengan gypsum board.

Kemudian mengubah material pintu gudang dengan pintu kayu biasa. Penggantian

kaca bening pada jendela yang diganti dengan kaca halus yang akan diberi sealant.

Pengurungan kursi jemaat, kursi yang ada di mimbar, kursi paduan suara, meja kanan

kiri gereja dan speaker yang sudah tidak dipakai dan tidak difungsikan lagi, serta

memberi gorden pada pintu-pintu utama gereja. Serta dilakukan juga upaya insulasi

untuk meminimalisir kebocoran suara pada gereja yaitu menambahkan material

yumen board, glasswoll, akrilik, gorden, kaca yang di sealant, rubber pada pintu dan

penutup lubang pintu tanpa mengurangi suasana kesakralan gereja katolik itu sendiri.

Page 29: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewJadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Prinsip kerja

33

Kata kunci: Sistem Akustik, Gereja Katolik, Santa Maria Tak Bercela Surabaya

b. Rizaldy, Aziz. Dhanardono, Tutug. Asmoro, Wiratno A. 2012. Penataan

Ulang Akustik pada Ausitorium “STIKES Bina Sehat PPNI” Mojokerto.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, 1-6.

Masalah yang dipaparkan dalam penelitian ini adalah bahwa perancangan

suatu gedung pertunjukan tidak mempertimbangkan parameter-parameter akustik

yang mendukung keberhasilan ruangan untuk menjalankan fungsinya pada saat

digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menata ulang akustik dalam

auditorium. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

dan simulasi. hasil pengukuran lapangan yang didapatkan, diperoleh nilai waktu

dengung sebesar 2,55 detik. Hasil pengukuran tersebut kemudian diyakinkan kembali

dengan simulasi software pertama yang menunjukkan angka waktu dengung sebesar

2,51 detik dan software kedua sebesar 2,37 detik yang semuanya mengindikasikan

cacat akustik pada auditorium tersebut. Dari simulasi software, dihasilkan bahwa

penambahan elemen karpet pada seluruh luasan lantai 215,484 m2, gorden pada

seluruh luasan jendela 19,25 m2, dan gypsum serta acoustic tile untuk plafon masing-

masing seluas 158,72 m2 dan 79,360 m2 auditorium memenuhi standar kriteria

sebagai ruang multifungsi.

Kata Kunci: auditorium, bising latar belakang, waktu dengung.

c. Bueno, Ana Maria. Leon, Angel Luis. Galindo, Miguel. 2012. Acoustic

Rehabilitation of the Church of Santa Ana in Moratalaz, Madrid. Archives

of Acoustics – Volume 37, Number 4.

Jurnal ini melakukan penelitian mengenai perilaku akustik dari Gereja Santa

Ana dan hubungannya dengan struktur, spasial, dan karaktristik material

pembungkus yang unik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh

rehabilitasi akustik pada gereja Santa Ana. Metode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah dengan simulasi menggunakan model 3 dimensi yang dikembangkan

menggunakan perangkat lunak CAD, yang kemudian disimulasikan dengan

perangkat lunak CATT-Acoustic v8.0k yang merupakan perangkat lunak akustik.

Analisis kondisi akustik saat ini, dengan waktu yang tinggi dengung (hingga 6 detik)

dan kejelasan yang buruk pada penonton, menjadi dasar untuk membuat proposal

rehabilitasi akustik yang memberikan kontribusi untuk meningkatkan kondisi suara

bangunan untuk penggunaan yang dimaksudkan, tanpa distorsi tata ruang, aspek

formal dan material dengan yang arsitek dikandung proyek. Hasil yang diperoleh

Page 30: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewJadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Prinsip kerja

34

dari dilakukannya penelitian ini adalah rehabilitasi akustik yang diusulkan untuk

mencapai koreksi kekurangan-kekurangan ini dengan memperkenalkan unsur-unsur

penyerap secara sepenuhnya reversibel dan tidak mendistorsi ruang, aspek formal

dan material yang arsitek dikandung untuk proyek tersebut, sementara yang

kompatibel dengan status gereja sebagai bangunan arsitektur dilindungi. Rehabilitasi

tersebut dilakukan dengan mengubah material-material permukaan menjadi karpet

wol, panel dinding rockwool, pintu kaca, panel rockwool akustik, dan plinth.

Kata Kunci : akustik ruangan, akustik ibadah, simulasi akustik, suara-penguatan,

rehabilitasi akustik.

d. Kosala, Krzysztof, Engel, Zbigniew Witold. 2013. Assessing The Acoustic

Properties Of Roman Catholic Churches: A New Approach. Departemen

Mekanika dan Vibroacoustics, Polandia. Elsevier: Applied Acoustics vol. 74

(2013): 1144–1152.

Jurnal ini melakukan penelitian mengenai properti akustik di gereja Roman

Katolik dengan pendekatan yang baru. Tujuan dari penelitian ini dilakukan adalah

untuk memperoleh pendekatan baru untuk dibandingkan dengan metode klasik

penilaian akustik. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan

berbeda untuk penilaian kualitas akustik gereja didasarkan pada perubahan pada

perubahan informasi dalam jumlah besar yang terkandung dalam data masuk yang

saling berkorelasi, dimana parameter akustik diperoleh dari respons impuls interior,

ke dalam set komponen independen. Indeks global yang diusulkan dapat digunakan

dengan cara yang sederhana dalam penyelidikan simulasi dan peramalan akustik

perubahan berkualitas di gereja-gereja, yang disebabkan oleh solusi struktural dan

materi baru selama adaptasi akustik mereka atau dengan memperhatikan variabel

pekerjaan gereja. Akustik dalam gereja dipengaruhi oleh peringkat objek,

perbandingan sifat akustik, kondisi dengung, suara musik, kejelasan berbicara dan

gangguan eksternal, dan variabel pekerjaan/kegiatan di gereja.

Kata kunci: akustik Gereja, parameter akustik, Gereja, Singular Value

Decomposition (SVD)

e. Cirillo, Ettore, Martellotta, Francesco. 2013. Acoustics Of Apulian-

Romanesque Churches: Correlations Between Architectural And Acoustic

Parameters. Building Acoustics 01/2003; 10(1): 55-76.

Jurnal ini menjelaskan tentang analisis hasil survei akustik dilakukan pada

sembilan gereja Romanesque yang dibangun di Apulia (di Italia selatan). Peneliti

Page 31: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewJadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Prinsip kerja

35

menggunakan metode teknik pengukuran, survei ke gereja, menganalisis hasil rata-

rata ruang, menyelidiki parameter akustik rata-rata setiap ruang, meneliti parameter

akustik pada waktu dengung. Dengan melakukan itu, peneliti menyimpulkan bahwa

volume dan bahan memainkan peran penting dalam akustik suatu ruang. Selain itu,

peneliti juga menyimpulkan bahwa parameter mono dapat dinyatakan sebagai fungsi

dari jarak sumber-penerima dan satu atau dua dari parameter volume ruang atau

parameter total luas penyerapan bunyi, seperti koefisien absorpsi, panjang total dan

waktu dengung. Dan pada akhirnya, peneliti menjelaskan bahwa nilai dari setiap

parameter akustik tersebut menggambarkan kejelasan secara signifikan berkorelasi

satu dengan yang lain. Parameter arsitektural meliputi pendeskripsian dari

karakteristik akustik material. Dari hasil penelitian, juga diperoleh bahwa

Reverberation Time (RT) berhubungan erat dengan volume ruang.

f. Kesimpulan

Dari jurnal-jurnal yang sudah dibaca dan diteliti, maka dapat disimpulkan

bahwa untuk suatu tempat yang mewadahi kegiatan berkarakter speech dan kegiatan

berkarakter musik maka desainnya harus mampu dengan mudah beradaptasi terhadap

kedua karakter tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memodifikasi desain

peletakan bahan-bahan absorptif atau reflektif pada elemen interiornya. Untuk

meningkatkan kriteria untuk kualitas suara pembicaraan, maka digunakan bahan-

bahan absortif untuk permukaan, sedangkan untuk meningkatkan kualitas musik,

digunakan bahan reflektif. Sifat geometris permukaan (komposisi materi, ukuran,

bentuk) dalam sebuah ruang akan mempengaruhi tiap-tiap frekuensi bunyi secara

berbeda. Ada beberapa hal yang mempengaruhi kualitas suara atau bunyi yaitu

material untuk permukaan dan sifat geometris, permukaan lokasi tempat duduk,

jumlah ornament yang terdapat dalam gereja, gaya arsitektur yang digunakan,

permukaan interior, material, dan peringkat objek yang terletak di dalam bangunan.

Untuk speech, penambahan elemen karpet, gorden berbahan fabric molleton dapat

membantu memenuhi karakteristik yang dibutuhkan, sedangkan untuk musik,

gypsum dan acoustic tile untuk plafon. Selain itu, mengenai kualitas suara, perlu

diketahui bahwa RT (Reverberation Time) berhubungan erat dengan volume ruang,

serta kondisi dengung mempengaruhi kualitas suara yang dihasilkan. Serta perlu juga

diketahui bahwa RT untuk masing-masing speech dan musik berbeda sehingga

dibutuhkan sesuatu yang dapat beradaptasi sesuai dengan kebutuhan. Menurut salah

Page 32: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewJadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Prinsip kerja

36

satu jurnal, standar RT Speech untuk gereja katolik adalah 0.5-1.4 detik, sedangkan

standar RT Musik untuk gereja katolik adalah 1.4-2.6 detik.

Dari jurnal-jurnal tersebut diperoleh unsur kebaruan dari penelitian ini yaitu

belum ada yang memperbaiki gereja cacat akustik dengan menggunakan akustik

adaptif dan memfokuskan pada Reverberation Time.

2.5. Kerangka Berpikir

Page 33: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2... · Web viewJadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Prinsip kerja

37