kesehatan.kaltimprov.go.id · web viewharapan masyarakat indonesia, juga di kalimantan timur dimasa...
TRANSCRIPT
37
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan salah satu hak
dasar masyarakat yaitu hak untuk memperoleh pelayanan
kesehatan. Dasar-dasar pembangunan kesehatan pada
hakekatnya adalah nilai kebenaran dan aturan pokok sebagai
landasan untuk berfikir, berpijak dan bertindak dalam
penyusunan Visi, Misi dan Strategi serta sebagai petunjuk
pokok pelaksanaan pembangunan kesehatan daerah
Kalimantan Timur. Dasar-dasar pembangunan kesehatan
meliputi komitmen sikap dan tindakan agar kebenaran setiap
upaya kesehatan harus berlandaskan perikemanusiaan yang
dijiwai, digerakan dan dikendalikan oleh keimanan, ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sehingga setiap tenaga
kesehatan perlu mempunyai moralitas yang tinggi, berbudi
luhur, memegang teguh etika profesi, harus mampu
membangkitkan dan mendorong peran serta masyarakat
dalam memberi pelayanan tanpa memandang perbedaan suku,
golongan, agama dan status ekonomi sosialnya.
Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan
mengikuti IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit, dilaksanakan secara profesional, berhasilguna dan
memberikan manfaat yang sebesar - besarnya bagi
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Harapan Profil Kesehatan 2013
37
masyarakat Indonesia, juga di Kalimantan Timur dimasa depan
yang ingin dituju adalah tercapainya kemampuan hidup sehat
bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum dari tujuan nasional.
Gambaran derajat kesehatan yang optimal tersebut
ditandai dengan menurunnya angka kesakitan dan kematian
serta menurunnya kasus kekurangan gizi pada usia bayi, balita,
usia produktif dan kelompok usia rentan lainnya, membaiknya
faktor lingkungan dan membudayanya perilaku hidup sehat,
serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, memiliki
kualitas sumber daya manusia yang tangguh, sehat, cerdas,
kreatif dan produktif.
B. Dasar
Dasar pembangunan kesehatan adalah nilai kebenaran
dan aturan pokok yang menjadi landasan untuk berfikir dan
bertindak dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
Dasar-dasar berikut ini merupakan landasan dalam penyusunan
visi, misi dan strategi serta sebagai petunjuk pokok pelaksanaan
pembangunan kesehatan:
1. Perikemanusiaan
Setiap kegiatan program kesehatan harus berlandaskan
perikemanusiaan yang dijiwai, digerakkan dan dikendalikan
oleh keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
2. Pemberdayaan dan Kemandirian
Profil Kesehatan 2013
37
Individu, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya bukan
saja sebagai obyek namun sekaligus pula subyek kegiatan,
proyek, program kesehatan. Segenap komponen bangsa
bertangggung jawab untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan individu, keluarga, masyarakat
beserta lingkungannya. Setiap kegiatan, proyek, program
kesehatan harus mampu membangkitkan peran serta individu,
keluarga dan masyarakat sedemikian rupa sehingga setiap
individu, keluarga dan masyarakat dapat menolong dirinya
sendiri.
Dengan dasar ini, setiap individu, keluarga dan masyarakat
melalui kegiatan, proyek, program kesehatan difasilitasi agar
mampu mengambil keputusan yang tepat ketika
membutuhkan pelayanan kesehatan. Warga masyarakat harus
mau bahu membahu menolong siapa saja yang membutuhkan
pertolongan agar dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang
sesuai kebutuhan dalam waktu yang sesingkat mungkin. Di
lain pihak, fasilitas pelayanan kesehatan yang ada perlu terus
diberdayakan agar mampu memberikan pertolongan
kesehatan yang berkualitas, terjangkau, sesuai dengan norma
sosial budaya setempat serta tepat waktu.
3. Adil dan Merata
Setiap individu, keluarga dan masyarakat mempunyai
kesempatan yang sama untuk memperoleh pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan sehingga dapat mencapai
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Kesempatan
untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas,
terjangkau dan tepat waktu, tidak boleh memandang Profil Kesehatan 2013
37
perbedaan ras, golongan, agama, dan status sosial individu,
keluarga dan masyarakat.
Pembangunan kesehatan yang cenderung urban-based
harus terus diimbangi dengan upaya-upaya kesehatan yang
bersifat rujukan, bersifat luar gedung maupun yang bersifat
satelit pelayanan.
Dengan demikian pembangunan kesehatan dapat
menjangkau kantong-kantong penduduk beresiko tinggi yang
merupakan penyumbang terbesar kejadian sakit dan
kematian. Kelompok-kelompok penduduk inilah yang
sesungguhnya lebih membutuhkan pertolongan karena selain
lebih rentan terhadap penyakit, kemampuan membayar
mereka jauh lebih sedikit.
4. Pengutamaan dan Manfaat
Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan tekhnologi kedokteran
dan atau kesehatan dalam kegiatan, proyek, program
kesehatan harus mengutamakan peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit. Kegiatan, proyek dan program
kesehatan diselenggarakan agar memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya bagi peningkatan deajat kesehatan
masyarakat. Kegiatan, proyek dan program kesehatan
diselenggarakan dengan penuh tanggung jawab, sesuai dengan
standar profesi dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku serta mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh
kebutuhan dan kondisi spesifik daerah
C. Visi dan Misi
1. Visi
Profil Kesehatan 2013
37
Dalam mewujudkan gambaran masyarakat Provinsi
Kalimantan Timur di masa depan maka Dinas Kesehatan
Provinsi memiliki Visi ”Kesehatan untuk semua menuju
terwujudnya derajat kesehatan masyarakat
Kalimantan Timur terbaik diluar Jawa dan Bali”. Makna
dari visi tersebut adalah akses pelayanan konprehensif yang
bermutu dengan mudah diperoleh masyarakat dan
tercapainya MDG’s pada akhir 2013 dengan pencapaian
diatas rata-rata nasional dan lebih baik kawasan luar Jawa
Bali.
2. Misi
Misi Pembangunan Kesehatan di Kalimantan Timur adalah :
a. Memfasilitasi pemeliharaan dan peningkatan upaya
kesehatan yang bermutu, terjangkau dan berkeadilan
b. Mendorong dan menggerakkan pemberdayaan
masyarakat untuk hidup sehat dan membangun
kemitraan dengan lintas sektor
c. Mengembangkan sumber daya kesehatan yang memadai
dan berkesinambungan
d. Memantapkan manajemen kesehatan yang dinamis dan
akuntabel
3. Strategi
Adapun strategi dalam pembangunan kesehatan di
Provinsi Kalimantan Timur adalah sebagai berikut :
a. Memfasilitasi peningkatan dan pemerataan jumlah
Profil Kesehatan 2013
37
sarana/fasilitas/jaringan dan kualitas pelayanan
kesehatan termasuk daerah perbatasan dan terpencil
untuk meningkatkan akses pelayanan yang berkualitas
b. Peningkatan pencegahan dan pengendalian penyakit
menular, tidak menular dan wabah sejak dini dengan
penguatan sistem surveilance dan mendorong
partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan
lingkungan serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS).
c. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat di
bidang kesehatan melalui peningkatan pemahaman,
kesadaran, kemauan masyarakat untuk hidup sehat
sebagai upaya menurunkan angka kematian dan
meningkatkan usia harapan hidup.
d. Memfasilitasi pemerataan dan pengembangan sumber
daya tenaga kesehatan serta mengembangkan sistem
pembiayaan dan regulasi yang mampu meningkatkan
akses dan kualitas pelayanan kesehatan
e. Meningkatkan manajemen desentralisasi kesehatan
yang dinamis dan akuntabel melalui pengembangan
dan pemantapan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan serta pengendalian program kesehatan
dalam konteks desentralisasi dan sistem kesehatan
daerah.
Dalam rangka memberikan gambaran situasi
kesehatan di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 perlu
diterbitkan Buku Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan
Timur Tahun 2013. Media Profil Kesehatan Provinsi Profil Kesehatan 2013
37
Kalimantan Timur merupakan salah satu sarana untuk
menilai pencapaian kinerja pembangunan kesehatan
dalam rangka mewujudkan Provinsi Kalimantan Timur
Sehat.
Profil Kesehatan menyajikan berbagai data dan informasi
diantaranya meliputi data kependudukan, fasilitas
kesehatan, pencapaian program – program kesehatan,
masalah kesehatan dan lain-lain.
D. Tujuan
1. Umum
Tujuan disusunnya Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur
Tahun 2013 adalah tersedianya data dan informasi yang
relevan, akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan dalam rangka
meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan secara berhasil
guna dan berdaya guna sebagai upaya menuju Provinsi Kalimantan
Timur yang Sehat.
2. Khusus
Secara khusus tujuan penyusunan Profil
Kesehatan
a. Diperolehnya Data dan informasi umum dan lingkungan
yang
meliputi lingkungan fisik dan biologi, perilaku masyarakat
yang
berkaitan dengan kesehatan masyarakat, data
kependudukan
dan sosial ekonomi;
b. Diperolehnya Data / informasi tentang status kesehatan Profil Kesehatan 2013
37
masyarakat yang meliputi angka kematian, angka kesakitan
dan
status gizi masyarakat;
c. Diperolehnya Data / informasi tentang upaya kesehatan,
yang
meliputi cakupan kegiatan dan sumber daya kesehatan.
d. Diperolehnya Data / informasi untuk bahan penyusunan
perencanaan kegiatan program kesehatan;
e. Tersedianya alat untuk pemantauan dan evaluasi tahunan
program – program kesehatan;
f. Tersedianya wadah integrasi berbagai data yang telah
dikumpulkan oleh berbagai sistem pencatatan dan pelaporan
yang ada di Puskesmas, Rumah Sakit maupun Unit-Unit
Kesehatan lainnya;
g. Tersedianya alat untuk memacu penyempurnaan sistem
pencatatan dan pelaporan kesehatan.
E. Sistematika Penulisan
Untuk lebih menggambarkan situasi derajat kesehatan,
peningkatan upaya kesehatan dan sumber daya kesehatan di
Provinsi Kalimantan Timur pada Tahun 2013, maka diterbitkanlah
Profil Kesehatan 2013
37
Buku Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur yang disusun
dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
BAB II GAMBARAN UMUM
BAB III KEADAAN DERAJAT KESEHATAN DI PROVINSI KALIMANTAN
TIMUR
BAB IV UPAYA KESEHATAN DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
BAB V KEADAAN SUMBER DAYA KESEHATAN DI PROVINSI
KALIMANTAN
TIMUR
BAB VI KESIMPULAN
LAMPIRAN
Profil Kesehatan 2013
37
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Aspek Geografi
Kondisi geografi dan demografi merupakan dua faktor
penting dan mendasar yang menentukan keberhasilan
pembangunan. Kondisi Geografi akan memberikan gambaran
tentang ketersediaan sumber daya alam, mulai luas lahan,
mineral beserta flora dan fauna yang ada didalamnya.
Sedangkan kondisi demografi merupakan gambaran tentang
sumberdaya manusia baik ditinjau dari aspek kualitas maupun
kuantitasnya dalam rangka mendukung pelaksanaan
pembangunan.
1. Luas dan batas wilayah administrasi
Gambar. 1
Kalimantan Timur mempunyai luas wilayah sekitar 12.726.752 ha
yang terdiri dari daratan seluas 12.533.681 ha dan luas perairan darat
193.071 ha. Pengelolaan laut (0-4mil) seluas 25.656 km2 . Kalimantan
Timur merupakan Provinsi terluasProfil Kesehatan 2013
37
ketiga dengan luas wilayah mencapai 6,66% dari luas wilayah
Indonesia. Provinsi Kalimantan Timur terbagi menjadi 7 (tujuh)
Kabupaten (Berau, Kutai Kertanegara, Kutai Timur, Kutai Barat, Paser,
Penajam Paser Utara dan Mahakam Ulu) dan 3 (tiga) Kota (Balikpapan,
Bontang dan Samarinda)
Tabel 1.1Data Luas wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Sumber : BPS Prov.Kaltim, Tahun 2013
Posisi ProvinsiKalimantan Timur terletak antara 40 24’
Lintang Utara (LU) dan 20 25’ Lintang Selatan (LS), 1130 44’
Bujur Timur (BT) dan 1190 000 Bujur Timur (BT). Secara
administrasi batas wilayah Provinsi Kalimantan Timur adalah
sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Provinsi Kalimantan
Utara;
2. Sebelah Barat : Berbatasan dengan negara bagian
Serawak Malaysia, Provinsi Kalimantan Barat dan Provinsi
Kalimantan Tengah.
3.Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Provinsi Kalimantan
SelatanProfil Kesehatan 2013
37
4. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Selat Makasar dan
Laut Sulawesi
2. Kondisi Geografis
Geogafis Provinsi Kalimantan Timur merupakan satu dari 13
provinsi di Indonesia yang mempunyai wilayah perbatasan
antarnegara, yaitu dengan negara Malaysia. Selain itu posisi
Kalimantan Timur berada pada Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI)
II dari laut Sulawesi ke Samudra Hindia melalui selat Makassar dan
selat Lombok merupakan potensi perekonomian yang strategis.
Bagi Kaltim posisi AKLI II sangat bernilai strategis baik ditinjau
aspek ekonomi maupun politis, terbuka peluang berkembangnya
pelabuhan besar dan berstandar internasional yang dapat
mendorong perkembangan ekonomi daerah dan nasional.
Wilayah Provinsi Kaltim yang sangat luas menyebakan semua
karakteristik wilayah terdapat didaerah ini, mulai kawasan
perbatasan, pedalaman, terpencil, pengunungan, pesisir dan
kepulauan. Wilayah kaltim yang memiliki pantai sepanjang 1.185
Km mempunyai kawasan pesisir yang sangat luas, kota Bontang
dan Balikpapan merupakan dua kota yang terletak di pesisir pantai
Kaltim.
3. Kondisi Topografi
Lahan datar di Kalimantan Timur pada umumnya hanya terdapat
didaerah pantai dan daerah aliran sungai-sungai besar (0-2%), yang
luasnya sekitar 10,70%. Kemudian diikuti oleh lahan yang tingkat
kelerengan landai (2-15%) yang luasnya mencapai sekitar 16,16%.
Sisanya, lahan berbukit dengan tingkat kelerengan >15% dan yang
lebih terjal lagi dengan luasnya mencapai sekitar 73,14% dari luas
wilayah Kaltim. Pengembangan tanaman pangan hanya mungkin Profil Kesehatan 2013
37
dilakukan didaerah yang datar (kemiringan 0 – 2 %) hingga landai
(kemiringan 2 – 15%). Sedangkan lahan dengan tingkat kelerengan
yang lebih tinggi hanya cocok untuk tanaman tahunan dan kawasan
konservasi.
4. Kondisi Iklim
Seperti iklim wilayah Indonesia pada umumnya, Kalimantan Timur
beriklim tropik dan mempunyai dua musim yaitu musim kemarau
dan musim penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan
Mei sampai dengan bulan Oktober, sedangkan musim penghujan
terjadi pada bulan Nopember sampai dengan bulan April. Keadaan
ini terus berlangsung setiap tahun yang diselingi dengan musim
peralihan pada bulan-bulan tertentu. Selain itu karena letaknya
didaerah khatulistiwa maka iklim di Kalimantan Timur juga
dipengaruhi oleh angin Muso, yaitu angin Muson Barat Nopember –
April dan angin Muson Timur Mei- Oktober. Namun dalam tahun –
tahun terakhir ini, keadaan musim di Kalimantan Timur kadang
tidak menentu. Pada bulan – bulan yang seharusnya turun hujan
dalam kenyataannya tidak ada hujan sama sekali atau sebaliknya.
Kelembaban udara relative tinggi dengan rata-rata berkisar
antara 82-92 persen dengan kecepatan angin rata-rata 3-5 knot per
jam. Selanjutnya curah hujan di Kalimantan Timur pada tahun 2013
sangat beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat.
Catatan rata-rata curah hujan di Kalimantan Timur berada
pada kisaran 110,04 – 370,06 mm per tahun. Kondisi ini
menunjukkan bahwa curah hujan di Kalimantan Timur masih cukup
besar walaupun pada musim kemarau pernah mencapai 100 mm
per bulan berdasarkan stasiun metedologi Samarinda.
Profil Kesehatan 2013
37
B. DEMOGRAFI
Jumlah penduduk dan kepadatan penduduk pada suatu wilayah
dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk mengetahui kecenderungan
penyebaran penduduk. Jumlah penduduk yang besar cenderung
mengelompak pada tempat-tempat tertentu sehingga menyebabkan pola
penyebaran bervariasi. Kepadatan penduduk yang tinggi pada umumnya
dapat dijumpai pada daerah-daerah yang mempunyai aktifitas tinggi,
adanya sarana transfortasi yang memadai, dan keadaan social-ekonomi
yang lebih baik. Sebaliknya kepadatan penduduk yang rendah pada
umumnya terdapat pada daerah-daerah dengan aktivitas ekonomi yang
relative masih rendah dan keadaan sarana transportasinya masih sulit.
Tabel 1.2Data jumlah desa/kelurahan, jumlah penduduk,jumlah rumah tangga, dan kepadatan penduduk menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Kalimantan Timur
Sumber : BPS Prov. Kaltim, Tahun 2013
Profil Kesehatan 2013
37
Selain Kepadatan penduduk jumlah penduduk berdasarkan penggolongan
usia dan sex ratio juga dapat memberikan gambaran bagi kita tentang
jenis permasalahan kesehatan yang mengancam . Sehingga dalam
penetapan program kegiatan kesehatan selanjutnya data ini bisa menjadi
dasar dalam penentuan kegiatan sehingga tepat sasaran dan program
yang dihasilkan bermanfaat.
Tabel 1. 3
Data jumlah penduduk berdasarkan Jenis kelamin dan kelompok umur Provinsi Kalimantan Timur
Sumber : BPS Prov. Kaltim, Tahun 2013
Profil Kesehatan 2013
37
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN DI PROVINSI KALIMANTAN
TIMUR
Untuk menilai derajat kesehatan masyarakat, digunakan beberapa
indicator yang mencerminkan kondisi morbiditas (kesakitan), mortalitas
(kematian) dan keadaan status gizi. Pada bagian ini, derajat kesehatan
masyarakat di Indonesia digambarkan melalui Angka Mortalitas; terdiri
atas Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), dan
Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Morbiditas; angka kesakitan beberapa
penyakit serta Status Gizi pada balita dan dewasa.
A. MORBIDITAS
Morbiditas adalah agka kesakitan, dapat berupa angka insidensi
maupun angka prevalensi dari suatu penyakit. Morbiditas
menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi dan pada
kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam penilaian
terhadap derajat kesehatan masyarakat di suatu wilayah. Adapun 10
penyakit terbanyak di puskesmas adalah :
NO KODE JENIS PENYAKIT TOTAL %NAMA1 J00 Common Cold / ISPA 614,231 47.042 l10 Hipertensi Primer 190,866 14.623 K29 Gastritis 171,357 13.124 M79.1 Myalgia/Rhematoid 85,683 6.565 L30.9 Dermatitis, eksema 56,678 4.34
Profil Kesehatan 2013
37
6 K04 Peny pulpa & Jaringan Perapikal 48,527 3.72
7 A09Diare dan gastroenteritis Non spesifik 48,290 3.70
8 E14 Diabetes Melitus 34,793 2.669 X-10 Chepalgia 29,945 2.2910 Penyakit Degeneratif Lainnya 25,290 1.94 1,305,660 100
Sumber Data : Bidang Yankes\
Adapun Jenis penyakit lain yang terdapat di provinsi Kalimantan Timur gambarannya dapat terlihat sebagai berikut :
1. Penyakit Menular
a) Tuberkulosis Paru
Di tahun 2013 penemuan kasus TB-Paru BTA (+) di Kalimantan Timur mencapai 1.969. Angka kesembuhan tahun 2013 sebesar 96,12 %. Sedangkan untuk kecenderungan penemuan kasus baru TB Paru dari tahun 2012 mengalami penurunan begitu pula dengan kasus kematian karena TB Paru
Gambar. 2Trend Kesembuhan Penyakit TB
Profil Kesehatan 2013
37
Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota 2010-2013
b) HIV / AIDS
Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dulu
dinyatakan sebagai HIV positif. Jumlah HIV positif yang ada di
masyarakat dapat diketahui melalui 3 metode, yaitu pada
layanan Voluntary, Counseling, and Testing (VCT), sero survey,
dan survei Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP).
Gambar. 3Kasus Kematian karena AIDS
Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota 2010-2013
Berdasarkan tabel diatas terlihat angka kematian karena AIDS menurun dari tahun 2012 sebanyak 52 kasus menjadi 38 kasus pada tahun 2013.
c) Pneumonia
Profil Kesehatan 2013
37
Kasus Pneumonia di Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2013
dengan jumlah perkiraan kasus sebesar 37.310 kasus meningkat
dari tahun sebelumnya 2012 sebanyak 35.377 kasus. Sedangkan
untuk kasus pneumonia yang ditemukan dan ditangani pada
tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi 17,9 % dari 2,3 %
pad tahun 2012.
Gambar. 4Persentase Kasus Pneumonia yang ditangani
Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota 2010-2013
d) Kusta
Untuk kasus kusta di Kalimantan Timur pada tahun 2013 sebanyak 172 kasus Kusta angka ini turun dibandingkan tahun sebelumnya tahun 2012 yaitu sebanyak 261 kasus Kusta, jumlah ini total antara kusta kering maupun kusta basah.
Gambar. 5Kasus Kusta yang selesai beobat
Profil Kesehatan 2013
37
Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota 2010-2013
Meskipun terjadi penurunan jumlah kasus Kusta namun kasus
kusta yang selesai berobat dari tahun 2012 dan 2013 sama
sekitar 70%.
2. Penyakit PD3I (Penyakit Dapat Dicegah Dengan Imunisasi)
PD3I merupakan penyakit pada anak, balita dan bayi yang dapat
dicegah dengan pemberian Imunisasi, penyakit – penyakit tersebut
diantaranya Difteri, Pertusis, dan Tetanus non neonatorum dan Tetanus
Neonatorum (bayi 0-28 hari).
Difteri adalah penyakit yang menyerag saluran pernapasan penyakit ini
sangat menular dan dapat mematikan jika tidak ditangani secara cepat dan
benar. Jumlah kasus Difteri meningkat dari tahun 2012 sebesar 11 kasus
menjadi 42 kasus pada tahun 2013.
Tetanus Neonatorum adalah tetanus yang terjadi pada bayi 0 – 28
hari, dimana infeksi kuman tetanus bisa terjadi karena ketidak sterilan pada
pemotongan tali pusat atau dapat pula karena tidak diperolehnya vaksinasi
TT pada masa kehamilan ibu, dan ada pula Tetanus Non Neonatorum,
jumlahnya menurun pada tahun 2013 menjadi 1 kasus, sedangkan pada
tahun 2012 sebesar 2 kasus tetanus.
Gambar. 6Kasus Penyakit yag Dapat Dicegah Dengan Imunisasi tahun 2013
Profil Kesehatan 2013
37
Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota 2010-2013
3. Penyakit Yang Bersumber dari Binatang
a) Demam Berdarah Dengue ( DBD)
Demam berdarah dengue merupakan penyakit yang angka
kejadiannya cukup tinggi di antara penyakit yang bersumber dari
binatang.
Gambar. 7Kasus Demam berdarah Dengue
Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota 2010-2013
Angka penemuan kasus Demam Berdarah dengue meningkat
dari tahun 2012 sebanyak 2.724 kasus menjadi 3.694 kasus
pada tahun 2013.
b) Malaria
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Malaria,
pada umumnya Malaria merupakan penyakit endemik terutama
pada daerah hutan tropis termasuk Kalimantan.
Profil Kesehatan 2013
37
Gambar. 8Kasus Penderita Malaria
Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota 2010-2013
Melihat data diatas dapat terlihat kasus kejadian Malaria masih berfluktuasi setiap tahunnya, walaupun terjadi penurunan dari tahun 2012 sebanyak 9.966 kasus turun menjadi 2.603 kasus.
c) FilariasisAngka penemuan kasus Filariasis di Kalimantan Timur pada tahun 2013 sebesar 180 kasus, jumlah ini lebih besar dari tahun 2012 sebesar 175 kasus kejadian Filariasis
Gambar. 9Kasus Penderita Filariasis yang ditangani
Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota 2010-2013
4. Penyakit Tidak Menular
Profil Kesehatan 2013
37
Perhatian terhadap penyakit tidak menular semakin
meningkat seiring meningkatnya frekuensi kejadian penyakit di
masyarakat. Di Indonesia terjadi perubahan pola penyakit yaitu dari
penyakit menular ke penyakit tidak menular, yang dikenal sebagai
transisi epidemiologi. Penyakit tidak menular yang utama adalah
penyakit jantung termasuk kardiovaskuler, paru-paru terutama yang
kronis, stroke dan kanker. Cakupan deteksi kanker rahim dengan
metode IVA pada tahun 2013 sebesar 514 pemeriksaan (1%) dan
pemeriksaan Klinis Payudara (CBE) sebesar 159 pemeriksaan
(0,47%).
B. MORTALITAS / KEMATIAN
Mortalitas dapat dijelaskan sebagai kejadian kematian pada suatu
masyarakat dari waktu ke waktu dan tempat tertentu yang dapat
menggambarkan status kesehatan masyarakat secara kasar, kondisi/
tingkat permasalahan kesehatan, kondisi lingkungan fisik dan biologik
secara tidak langsung. Selain itu dapat pula digunakan sebagai
indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan
program pembangunan kesehatan.
1. Kematian Bayi dan Balita
Seperti diketahui bahwa angka kematian bayi adalah jumlah
penduduk yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang
dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Usia bayi merupakan kondisi yang rentan baik terhadap kesakitan
maupun kematian. Pada tahun 2013, berdasarkan hasil laporan
kegiatan sarana pelayanan kesehatan, jumlah kematian bayi yang
terjadi di Provinsi Kalimantan Timur sebanyak 526 dari 43.065
kelahiran hidup , sehingga didapatkan Angka Kematian Bayi (AKB)
sebesar 12,21 per 1000 KH. Jika dibandingkan dengan target MDGs Profil Kesehatan 2013
37
dimana tahun 2015 target AKB sebesar 23 per 1.000 KH, maka AKB
Provinsi Kalimantan Timur telah dibawah target.
Gambar. 10Angka Kematian Anak (AKB/IMR) di Provinsi Kalimantan Timur
Sumber : Kesmas Dinkes Prov.Kaltim
1. Kejadian Kematian Ibu Maternal
Angka kematian ibu (Maternal Mortality Rate) menunjukkan
penurunan yang cukup berarti yakni pada tahun 2008 sebesar 228
per seratus ribu kelahiran hidup, dan pada tahun 2009 ini menjadi
99 dan Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup dan
sampai dengan posisi di tahun 2010 adalah 90 per 100.000
kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2011-2012 Angka
Kematian Ibu (AKI) meningkat menjadi 17 per 100.000,(Angka
Absolut AKI thn 2012 yakni 111.Untuk tahun 2013 sebasar : 125
kematian. pada tahun 2012-2013 Angka Kematian Ibu (AKI)
meningkat menjadi 14 per 100.000.
Gambar. 11Trend Kematian Maternal di Provinsi Kalimantan Timur tahun 2013
Profil Kesehatan 2013
37
C. STATUS GIZI
Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia.
Kekurangan gizi dapat menyebabkan beberapa efek serius seperti
kegagalan pertumbuhan fisik, menurunnya perkembangan kecerdasan,
menurunnya
produktivitas, menurunnya daya tahan terhadap penyakit serta
meningkatnya resiko kesakitan dan kematian. Undang-undang Nomor
36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa Upaya
Perbaikan Gizi bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan
dan masyarakat, antara lain melalui peningkatan pola konsumsi
makanan, perbaikan perilaku sadar gizi dan peningkatan akses dan
mutu pelayanan gizi dan kesejahteraan sesuai dengan kemajuan ilmu
dan teknologi. Upaya pembinaan gizi dilaksanakan secara bertahap
dan berkesinambungan sesuai dengan perkembangan masalah gizi,
pentahapan dan prioritas pembangunan nasional.
Sedangkan salah satu prioritas pembangunan nasional
sebagaimana tertuang pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional dan Rencana Strategis Kementrian Kesehatan
2010-2014 adalah perbaikan status gizi masyarakat. Sasaran jangka
menengah perbaikan gizi yang telah ditetapkan adalah menurunnya
Profil Kesehatan 2013
37
prevalensi gizi kurang menjadi setinggi-tingginya 15.0% dan prevalensi
pendek (stunting) menjadi setinggi-tingginya 32 % pada tahun 2014.
Berbagai data menunjukkan bahwa telah terjadi kecenderungan
perbaikan dan pergeseran masalah gizi masyarakat di Indonesia.
Prevalensi masalah kekurangan gizi seperti prevalensi gizi kurang,
prevalensi Kurang Vitamin A, prevalensi gangguan akibat kurang
yodium dan anemia gizi besi telah turun bermakna, sementara itu
prevalensi balita pendek ternyata masih cukup tinggi. Fenomena lain
adalah prevalensi gizi lebih, menunjukkan peningkatan pada balita
maupun pada kelompok dewasa.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010
secara Nasional prevalensi gizi kurang (BB/U) sebesar 17,4% menjadi
19,6 % pada tahun 2013 naik 1,7%, sedangkan angka prevalensi gizi
kurang Provinsi Kaltim pada tahun 2010 sebesar 17,1% menjadi 16,6%
pada tahun 2013 turun sebesar 0,50%. Prevalensi status gizi balita
pendek (TB/U) secara Nasional pada tahun 2010 sebesar 35,6% dan
pada tahun 2013 menjadi 37,2% naik 1,6%, sedangkan prevalensi
status gizi balita pendek Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2010
sebesar 29,1% dan pada tahun 2013 menjadi 27,6% turun sebesar
1,5%. Namun untuk prevalensi balita kurus (BB/TB) secara Nasional
pada tahun 2010 sebesar 13,3% menjadi 12,1% pada tahun 2013
turun 1,2%, sedangkan prevalensi balita kurus Provinsi Kalimantan
Timur pada tahun 2010 sebesar 12,9 % menjadi 12,1% pada tahun
2013 turun sebesar 0,8%.
Gambar . 12
Pervalensi Masalah Gizi Di Provinsi Kalimantan Timur
Profil Kesehatan 2013
37
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
A. Pogram Kegiatan Dinas kesehatan Provinsi Kalimantan Timur
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat kalimantan Timur memiliki program kegiatan kerja yaitu :1. Program peningkatan Keselamatan Ibu melahirkan dan Anak,
dimana didalamnya dilakukan kegiatan Pembinaan Kesehatan Ibu dan Reproduksi.
Gambar . 13Persentanse cakupan kunjungan bu hamil
Profil Kesehatan 2013
37
Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota 2010-2013
Untuk tahun 2013 cakupan kunjungan ibu hamil untuk
Kunjungan 1 mencapai 97,4%, pesentase cakupan kunjungan ini
meningkat dari tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2012
sebesar 90,13%, begitupula untuk K4 pada tahun 2012 sebesar
77,38% naik pada tahun 2013 menjadi 85%.
Gambar. 14Persentase Cakupan Persalinan yang ditolong Tenaga Kesehatan
Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota 2010-2013
Profil Kesehatan 2013
37
Persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan pada tahun 2012 sebesar 80,47 % , pers cakupan persentase ini meningkat pada tahun 2013 sebesar 86,8 %. Dengan peningkatan jumlah persentase ini menunjukan peningkatan pelayanan tenaga kesehatan pada ibu hamil dan ibu nifas.
2. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak balita, di dalamnya terdapat kegiatan Pembinaan Pelayanan Kesehatan Anak dan
BalitaGambar. 15
Cakupan Kunjungan Neonatus di Provinsi kalimantan Timur
Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota 2010-2013
Melihat gambaran trend cakupan kunjungan neonatusdari
baik kunjungan 1 dan kunjungan 3 menunjukkan kecenderungan
peningkatan cakupan, hanya saja terjadi penurunan dari tahun
2012 , untuk K1 sebesar 100% menjadi 88,90% dan K3 pada
tahun 2012 sebesar 100% turun pada tahun 2013 menjadi
94.60%
3. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan, dimana
terdapat kegiatan Kemitraan Asuransi Kesehatan Masyarakat,
Kemitraan Peningkatan Kualitas Dokter dan Paramedis dan
Kemitraan Pengobatan bagi pasien kurang mampu.
Profil Kesehatan 2013
37
4. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan, dengan kegiatan
evaluasi dan pengembangan Standar Pelayanan
5. Program pencegahan dan Penaggulangan Penyakit Menular, adapun
kegiatan yang dilakukan dalam program ini adalah ; Kegiatan
Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular; serta
Kegiatan Peningkatan Survellance Epidemiologi dan Penanggulangan
Wabah.
6. Program Kegiatan Pengembangan Lingkungan Sehat ; didalamnya
terdapat kegiatan Pengkajian pengembangan Lingkungan Sehat;
Penyuluhan Menciptakan Lingkungan Sehat dan Sosialisasi Kebijakan
Lingkungan Sehat. Gambaran hasil kegiatan dapat tergambar
sebagai berikut :
a) Perilaku Hidup Bersih sehat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga merupakan
sekumpulan perilaku yang dipraktikan anggota rumah tangga atas dasar
kesadaran menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan dan berperan
aktif dalam meningkatkan derajad kesehatan masyarakat.
Gambar. 16Rumah tangga dengan berprilaku Hidup bersih dan sehat
Profil Kesehatan 2013
37
Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota 2010-2013
Dari tabel diatas terlihat peningkatan Rumah tangga yang
ber-PHBS dari 53,4% pada tahun 2012 menjadi 62% pada tahun
2013.
b) Rumah Sehat
Rumah adalah kebutuhan dasar manusia, dan lingkungan yang sehat dapat berawal dari rumah yang sehat. Rumah tidak hanya sebatas tempat berteduh semata, rumah juga salah satu pembentuk karakter indifidu untuk berperilaku sehat.
Gambar. 17 Persentase Rumah sehat di Provinsi Kalimantan Timur
Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota 2010-2013
Melihat tabel diatas terjadi penurunan persentase rumah sehat di
provinsi Kalimantan Timur dimana pada tahun 2012 sebesar 72,86 % turun pada tahun 2013 menjadi 45,8%.
c) Jamban Sehat
Jamban keluarga merupakan suatu bangunan yang
digunakan untuk tempat membuang dan mengumpulkan
kotoran/najis manusia yang lazim disebut kakus atau WC,
sehingga kotoran tersebut disimpan dalam suatu tempat tertentu
dan tidak menjadi penyebab atau penyebar penyakit dan
mengotori lingkungan pemukiman. Pervalensi jamban sehat
Profil Kesehatan 2013
37
meningkat dari tahun 2012 sebesar 60,28% meningkat menjadi
77% pada tahun 2013.
Gambar. 18Pervalensi Jamban Sehan di Provinsi Kalimantan Timur
Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota 2010-2013
Melihat gambar diatas terlihat terjadi peningkatan pervalensi
Jamban Sehat dari 60, 28% pada tahun 2012 menjadi 77%
pada tahun 2013.
7. Program Perbaikan Gizi masyarakat, dengan beberapa kegiatan didalamnya yaitu ; Penyusunan Peta Informasi Masyarakat Kurang Gizi; Pemberian tambahan Makanan dan Vitamin; Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP) Anemia Gizi besi, Gangguan Akibat kurang Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A dan kurang zat gizi mikro lainya; dan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat untuk Pencapaian Keluarga Sadar Gizi.
8. Program promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, meliputi kegiatan ; Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat; Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat; dan Peningkatan tenaga penyuluh Kesehatan.
9. Program Upaya Kesehatan Masyarakat, meliputi kegiatan Revitalisasi Sistem Kesehatan; Peningkatan Kesehatan Masyarakat; dan peningkatan kesehatan khusus/kerja.
Profil Kesehatan 2013
37
10.Program Obat dan Perbekalan Kesehatan, meliputi kegiatan Pengadaan Obat & Perbekalan Kesehatan; Peningkatan Pemerataan obat dan Perbekalan Kesehatan.
BAB V
KEADAAN SUMBER DAYA KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN
TIMUR
A. Sarana Kesehatan
1. Posyandu.
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang paling dikenal dewasa
ini. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 (lima) program
prioritas yaitu Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana,
Perbaikan Gizi, Imunisasi dan Penanggulangan Diare.
Untuk meningkatkan kualitas Posyandu telah dilakukan
pengelompokkan Posyandu ke dalam 4 tingkat perkembangan
yaitu (1) Posyandu Pratama, (2) Posyandu Madya, (3) Posyandu
Purnama, (4) Posyandu Mandiri. Jumlah Posyandu di Provinsi
Kalimantan Timur sejak tahun 2006 adalah 4.398 unit dan
meningkat lagi di tahun 2007 menjadi 4.405 unit serta
peningkatan lagi di tahun 2008 adalah 4.481 unit. Dalam kurun
waktu yang terus berjalan kenyataan dilapangan bahwa jumlah
Posyandu terus bertambah yakni menjadi 4.617 unit pada tahun
2010, Dan untuk Posyandu tahun 2013 menurut Starata Pratama
sebanyak 789, untuk Madya sebanyak 2242, untuk Purnama
sebanyak 1356, Mandiri sebanyak 436, untuk Posyandu Aktif
jumlahnya menjadi : 1793 (36,4%) Se-Kaltim. diharapkan
dengan penambahan tersebut menjadikan pelayanan kesehatan Profil Kesehatan 2013
37
di tingkat dasar menjadi baik dan berkualitas. Dan pada
kenyataannya sangat diharapkan tingkat derajat kesehatan
seperti angka kematian ibu, bayi, dan balita akan menurun
serta umur harapan hidup meningkat.
2. Puskesmas.
Puskesmas merupakan sarana pelayanan dasar yang
menyelanggarakan kegiatan promosi kesehatan, kesehatan
lingkungan, pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), temasuk
keluarga berencana (KB), perbaikan gizi, pemberantasan
penyakit menular.
Beberapa Puskesmas yakni Puskesmas Perawatan disamping
menyelenggarakan pelayanan kesehatan seperti Puskesmas
pada umumnya juga menyediakan fasilitas pelayanan rawat
inap.
Dengan demikian Puskesmas Perawatan juga berfungsi sebagai
‘Pusat Rujukan Antara” yang melayani penderita gawat darurat
sebelum dirawat ke Rumah Sakit. Adapun jumlah Puskesmas
seluruhnya di Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2008
adalah 208 unit.
Berdasarkan laporan yang ada bahwa telah adanya peningkatan
jumlah Puskesmas di tahun 2009 yakni 214 unit dan tahun 2010
adalah 217 unit, tahun 2011 adalah : 219 dan tahun 2012
adalah 224 unit. Untuk tahun 2013 ada pemekaran Provinsi
Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur , dengan adanya
pengurangan jumlah Puskesmas menjadi 2013 adalah 179 unit,
diharapkan mutu pelayanan kesehatan pun ditingkatkan. Untuk
meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan dasar, Puskesmas
Profil Kesehatan 2013
37
juga didukung oleh Puskesmas Pembantu dan Puskesmas
Keliling.
Gambar. 19Jumlah Puskesmas, Pusban dan Pusling
Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009-2013
Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota 2010-2013 (Tanpa Kaltara)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur telah membantu upaya
peninkatan pelayanan Puskesmas 24 jam yang jumlahnya hingga
tahun 2013 terdapat sebanyak 165 Puskesmas 24 jam tersebar
Kabupaten/Kota, dimana 16 Puskesmas berada di Kawasan
Perbatasan. Disamping itu telah dilaksanakan pelayaanan
kesehatan di daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan melalui
kegiatan dokter terbang.
Profil Kesehatan 2013
37
Gambar . 20Jumlah Puskesmas 24 Jam
Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009-2013
Sumber : Data Bidang Yankes
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan bagi
seluruh masyarakat di Kalimantan Timur maka dilaksanakan
peningkatan pelayanan kesehatan melalui Pelayanan yang ada
di Puskesmas di Kalimantan Timur yang berjumlah 224 unit
Puskesmas Induk, 740 unit Puskesmas Pembantu, dan 1 unit
puskesmas terapung serta puskesmas keliling sebanyak 323
unit. Dari 224 Puskesmas terdapat 165 puskesmas yang
melakukan pelayanan Kesehatan 24 Jam. Jumlah Puskesmas 24
Jam tersebut apabila dibandingkan dengan jumlah total
kecamatan di Kalimantan Timur maka target satu Kecamatan
satu Puskesmas 24 jam sudah terpenuhi bahkan melebihi target
yaitu 165 Puskesmas 24 jam berbanding dengan 145 jumlah
Kecamatan. Namun apabila dilihat distribusinya per
Kabupaten/Kota maka belum semua Kecamatan tersedia
Puskesmas 24 jam, yaitu:
Profil Kesehatan 2013
37
a. Kabupaten Kutai Barat yang memiliki 21 Kecamatan baru
tersedia 16 Puskesmas 24 jam.
b. Kabupaten Nunukan yang memiliki 15 Kecamatan baru
tersedia 12 Puskesmas 24 jam.
c. Kabupaten Malinau yang memiliki 12 Kecamatan baru
tersedia 8 Puskesmas 24 jam.
Untuk Kota Bontang yang memiliki 3 Kecamatan, saat ini
memiliki 1 Puskesmas 24 jam. Namun hal tersebut bukan
menjadi masalah untuk pelayanan kesehatan di Kota Bontang
karena fungsi Puskesmas 24 jam yang jumlahnya tidak sebanding
dengan jumlah Kecamatan dapat teratasi oleh penyediaan Dokter
Keluarga, Poliklinik 24 jam yang tersebar diseluruh Kota Bontang,
dan tersedianya Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta yang relatif
mudah dijangkau oleh warga Kota Bontang. Dari 224 Puskesmas
yang ada di Kalimantan Timur, terdapat 16 Puskesmas yang
berada di Daerah Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan ( DTPK ),
dimana 16 Puskesmas tersebut merupakan puskesmas rawat
inap yang dapat memberikan pelayanan kesehatan pada
masyarakat yang berada di daerah DTPK dengan harapan semua
masyarakat yang ada di Kalimantan Timur semua dapat
mengakses pelayanan kesehatan dengan mudah dan terjangkau.
Untuk melengkapi puskesmas di Daerah terpencil, Perbatasan
dan Kepulauan telah dilakukan pelatihan Penanganan Penderita
Gawat Darurat (PPGD) bagi tenaga kesehatan yang terdiri dari
Dokter,Bidan /Perawat di 16 Puskesmas DTPK ,Pelatihan
Penanganan Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED) .
Profil Kesehatan 2013
37
Disamping itu puskesmas perbatasan juga telah dilengkapi
dengan peralatan kesehatan seperti Emergency Kit.
3. Rumah Sakit.
Rumah Sakit merupakan pelayanan kesehatan rujukan tingkat
pertama, kedua dan ketiga. Pada tahun 2006 jumlah Rumah Sakit
adalah 40 unit di Kalimantan Timur dan tahun 2007 jumlah Rumah
Sakit menjadi adalah 43 unit. Tahun 2008 seluruh Rumah Sakit di
Kaltim baik milik Pemerintah maupun swasta adalah 48 unit.
Pergerakan dari tahun ke tahun memang dirasakan adanya
peningkatan Rumah Sakit dengan pelayanan yang lebih baik yang
diharapkan oleh lapisan masyarakat, di tahun 2009 tetap 48 unit,
ditahun 2010 menjadi 47, ada pengurangn 1 Rumah Sakit berubah
menjadi klnik (Rs St yosef tring) dan ditahun 2011 menjadi 48 unit
(Penambahan 1 Rumah Sakit yaitu Rs Siloam Balikpapan), untuk tahun
2012 menjadi 49 unit (Penambahan 1 RS di Samarinda yaitu RS
Bersalin H.Thaha Bhakri. Jumlah Rumah Sakit di Kalimantan Timur
hingga tahun 2013 berjumlah 45 unit (RS Pemerintah & Swasta)
tercatat 2 unit yang terdiri dari rumah sakit umum daerah, 13 untuk
unit, Rumah Sakit Pemerintah, 15 unit Rumah Sakit Swasta, Rumah
Sakit TNI 4 unit, Rumah Sakit BUMN 2 unit dan Rumah Sakit khusus 11
unit. Saat ini jumlah Rumah Sakit yang terakreditasi mengalami
peningkatan yaitu sebanyak 22 Rumah Sakit.
4. Tenaga kesehatan
Profil Kesehatan 2013
37
Jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di Provinsi Kalimantan Timur
pada tahun 2012 yang tercatat dan terlaporkan berjumlah 13056.
orang. Sedangkan perincian menurut kategori jenis tenaga adalah
sebagai berikut :
Gambar. 21Proporsi Tenaga Kesehatan
Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013
DATA TENAGA KESEHATAN KAB/KOTA 2013
No. Tenaga Puskesmas Kab/Kota1 Dokter Spesialis 3 5002 Dokter Umum 442 9353 Dokter Gigi 185 2764 Bidan 1375 21115 Perawat 1954 58066 Perewat Gigi 88 1347 Apoteker 47 1588 Tenaga Kefarmasian 185 5099 Tenaga Gizi 147 250
10 Tenaga Kesmas 211 48611 Tenaga Sanitasi 140 24512 Tenaga Teknis Medis 103 44613 Fisioterapis 5 74
JUMLAH 4,885 11,930
Profil Kesehatan 2013
37
Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota 2010-2013
5. Pembiayaan kesehatanAnggaran kesehatan provinsi Kalimantan Timur bersumber dari APBD Kab/Kota sebesar Rp. 1.784.690.470.204 (11.79%), APBD Provinsi Rp. 1.260.735.920.000 (8.33%) dan APBN sebesar Rp. 214.097.881.003 (14.00%) dan Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PHLN) sebesar Rp. 547. 848.000,-(0,04%).
BAB VI
KESIMPULAN
Berbagai upaya yang telah dilaksanakan dalam pembangunan kesehatan, antara lain upaya peningkatan dan perbaikan terhadap derajat kesehatan masyarakat, upaya pelayanan kesehatan, sarana kesehatan dan sumber daya kesehatan. Hasil-hasil kegiatan pembangunan kesehatan di semua wilayah kerja Puskesmas yang tersebar di 10 Kabupaten kota. Secara umum upaya-upaya yang telah dilakukan dalam pembangunan kesehatan telah menunjukkan hasil yang cukup baik, namun masih ada beberapa program kesehatan yang belum mencapai hasil yang optimal. Keberhasilan maupun kekurangan dalam pencapaian upaya-upaya pembangunan kesehatan di Provinsi Kalimantan Timur selama tahun 2013 dapat terlihat dalam buku profil ini.
Profil Kesehatan 2013
37
Keberhasilan – keberhasilan yang telah dicapai hendaknya menjadi semangat untuk mempertahankan program – program kegiatan yang telah berjalan. Keberhasilan program tersebut meliputi : penurunan angka kematian anak, pervalensi tahun 2012 sebesar 21% turun menjadi 20% pada tahun 2013, angka kesakitan penyakit menular, tidak menular maupun penyakit yang disebabkan karena binatang, namun masih ada beberapa kasus yang memerlukan perhatian, seperti masih meningkatnya angka kematian ibu, jumlah angka penemuan kasus DBD yang masih tinggi, pada tahun 2012 ditemukan 2.724 kasus meningkat pada tahun 2013 menjadi 3.694 kasus dan Persentase Rumah sehat yang turun menjadi 45,5% pada tahun 2013 sedangkan pada tahun sebelumnya mencapai 72 %.Anggaran Keuangan Kesehatan di peroleh dari APBD, APBN, pinjaman /Hibah luar negeri dan Sumber dari pemerintahan lain.
Dengan adanya Buku Profil Kesehatan tahun 2013 ini diharapkan menjadi dasar dalam membuat perencanaan program untuk tahun selanjutnya.
Profil Kesehatan 2013