khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/modul-02... · web viewdr santoso,...

117
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN PUSAT PELATIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Jl.Medan Merdeka Timur No. 16 Gedung Mina Bahari III Lt. Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi PELATIHAN PERENCANAAN PARIWISATA BERKELANJUTAN DI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN MENGANALISIS KELAYAKAN KEGIATAN PARIWISATA DI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN A.033106.002.01 Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan i

Upload: dangmien

Post on 10-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANANBADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN

PUSAT PELATIHAN KELAUTAN DAN PERIKANANJl.Medan Merdeka Timur No. 16 Gedung Mina Bahari III Lt. 8 Jakarta Pusat

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

PELATIHAN PERENCANAAN PARIWISATA BERKELANJUTAN DI KAWASAN KONSERVASI

PERAIRAN

MENGANALISIS KELAYAKAN KEGIATAN PARIWISATA DI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

A.033106.002.01

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

i

Page 2: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

ii

Keterangan

Modul ini disusun dengan memanfaatkan materi pelatihan Planning for Sustainable Tourism in Marine Protected Area yang disampaikan oleh Tim International MPA Capacity Building Program - National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) - dengan dukungan USAID/Indonesia dalam pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan di Balai Pendidikan dan Perikanan Aertembaga (September 2013), BP3 Belawan (Desember 2013), BP3 Ambon (Mei 2014). Penyesuaian dilakukan dengan memperhatikan usulan Standar Kompetensi Kerja Pemanfaatan Kawasan Konservasi Perairan tahun 2014 dan substansi dalam Pedoman Rencana Teknis Pemanfaatan Kawasan Konservasi Perairan. Penyusunan konsep modul ini didukung oleh Pusat Pelatihan BPSDM-KP, Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan - Ditjen KP3K, dan USAID-Marine Protected Area Governance (MPAG).

Saran untuk penyempurnaan modul ini harap disampaikan kepada:Bidang Penyelenggaraan Pelatihan,Pusat Pelatihan Kelautan dan PerikananBadan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan PerikananKementerian Kelautan dan PerikananGedung Mina Bahari III, Lantai 8Jl Merdeka Timur Nomor 16, Jakarta Pusatemail: [email protected]

Page 3: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Sambutan

Kepala Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan

Penyelenggaraan rangkaian pelatihan tentang pengelolaan kawasan konservasi perairan adalah salah satu agenda penting dalam penyiapan sumberdaya manusia untuk bidang kelautan dan perikanan guna memenuhi target tahun 2020, yaitu 20 juta hektar kawasan konservasi perairan yang dikelola secara efektif. Seiring dengan pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah memiliki kebijakan untuk mendukung penyelenggaraan program pelatihan tentang pengelolaan kawasan konservasi perairan. Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama para mitra telah dan sedang melakukan upaya-upaya khusus menyiapkan tenaga-tenaga profesional yang kompeten dalam melakukan perencanaan pariwisata berkelanjutan di kawasan konservasi perairan. Modul ini dirancang untuk membangun salah satu unit kompetensi yang perlu dikuasai mereka, yaitu "Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan - A.033106.002.01".

Penyusunan modul ini melibatkan banyak pihak. Salah satu di antaranya adalah Tim International MPA Capacity Building Program - NOAA yang memperkenalkan dan sekaligus berbagi materi pelatihan ini bersama Conservation International, The Nature Conservancy dan Worldwide Fund for Nature di bentang laut Kepala Burung, Papua. Selanjutnya, materi pelatihan ini disebarkan kepada audiens yang lebih luas lagi di Indonesia oleh Tim NOAA, bersama para pelatih Indonesia dengan dukungan LSM anggota konsorsium pelaksana USAID-CTSP/MPAG, yaitu Conservation International, The Nature Conservancy dan Worldwide Fund for Nature, Coral Triangle Center dan Wildlife Conservation Society. Kepada mereka semua, kami mengucapkan terima kasih.Kepada Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan, Ditjen Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, kami mengucapkan terima kasih atas kerjasamanya dalam menyempurnakan materi pelatihan ini sehingga substansinya relevan dengan kebijakan dan kebutuhan Ditjen KP3K.

Terakhir, kami mengucapkan terima kasih kepada para pelatih yang menyampaikan materi pelatihan ini, baik dari kalangan internal Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia maupun Direktorat Jenderal KP3K, dengan dukungan pihak-pihak yang berpengalaman di lapangan, terutama dari US NOAA dan kalangan LSM pemerhati lingkungan serta perguruan tinggi.

Semoga modul pelatihan ini berguna bagi berbagai pihak, terutama para pelatih, peserta latih dan penyelenggara pelatihan serta pihak-pihak penggiat konservasi di tanah air.

Apabila terdapat ketidak-sempurnaan dalam modul ini, kami mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikannya.

Jakarta, Desember 2014

Dr Santoso, MPhil.

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

iii

Page 4: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

iv

Page 5: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan

Dalam lima tahun terakhir ini, perhatian berbagai pihak terhadap konservasi kelautan dan perikanan semakin tinggi dan sangat menggembirakan. Akselerasi dalam penyiapan sumber daya manusia yang dikemas sebagai program pengembangan kapasitas pengelolaan kawasan konservasi perairan semakin terlihat jelas setelah Deklarasi Coral Triangle Initiative dalam World Ocean Conference pada tahun 2009 di Manado. Saat ini, kita menyaksikan adanya penyelenggaraan program pengembangan kapasitas yang semakin terpadu yang diwarnai dengan keterlibatan banyak pihak yang berpengalaman dan kompeten (khususnya dari kalangan LSM lingkungan) yang bekerja sama dengan kalangan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Modul berjudul "Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan - A.033106.002.01" ini memuat substansi yang perlu dikuasai pengelola kawasan konservasi dalam merencanakan pariwisata berkelanjutan. Kehadiran kegiatan pariwisata berkelanjutan di kawasan konsrvasi merupakan bukti manfaat sosial dan ekonomi dari penetapan kawasan konservasi perairan. Selama ini, pengelola kawasan konservasi perairan mendapat tantangan untuk membuktikan bahwa selain melindungi sumber daya alam yang ada di dalamnya, kawasan juga memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitarnya.

Kepada para mitra yang telah dan sedang melakukan upaya-upaya peningkatan pengembangan kapasitas pengelolaan kawasan konservasi perairan, di antaranya adalah Tim International MPA Capacity Building Program - NOAA, Conservation International, Worldwide Fund for Nature, The Nature Conservancy, Coral Triangle Center dan Wildlife Conservation Society, kami mengucapkan terima kasih.

Kepada Kepala Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan BPSDM-KP, kami juga mengucapkan terima kasih atas sinergi dan kerjasama dalam mengembangkan perangkat dan sistem penyelenggaraan pelatihan untuk bidang pengelolaan kawasan konservasi perairan. Output yang dihasilkan dari pelatihan ini adalah tenaga profesional yang sangat berharga untuk kemajuan keefektivan pengelolaan semua kawasan konservasi perairan di Indonesia dan regional.

Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih kepada para pelatih yang menyampaikan materi pelatihan ini, baik dari kalangan internal Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia maupun Direktorat Jenderal KP3K, US NOAA dan kalangan lembaga swadaya masyarakat di bidang lingkungan serta perguruan tinggi.

Jakarta, Desember 2014

Ir Agus Dermawan, MSi

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

v

Page 6: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

A.033106.002.01vi

Page 7: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Daftar Isi

MENGANALISIS KELAYAKAN KEGIATAN PARIWISATA DI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN (A.033106.002.01) 1

Bab 1 KEKUATAN DAN KELEMAHAN INTERNAL KAWASAN, SERTA PELUANG UNTUK PARIWISATA DAN ANCAMAN 1

1.1 Mengapa melakukan analisa SWOT? 11.2 Bagaimana analisis ini dilakukan? 2

Bab 2 MENYIAPKAN PENILAIAN KELAYAKAN PARIWISATA DI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN 3

2.1 Tujuan melakukan penilaian kelayakan bisnis pariwisata 32.2 Menentukan tim penilai kelayakan bisnis pariwisata ditentukan 42.3 Menentukan jenis informasi yang diperlukan untuk menilai kelayakan

bisnis pariwisata82.3.1 Jenis-jenis informasi.........................................................................................82.3.2 Cara mendapatkan informasi...........................................................................92.3.3 Pertanyaan untuk memandu penilaian..........................................................142.3.4 Perangkat untuk mengumpulkan informasi...................................................16

Bab 3 PENILAIAN KELAYAKAN PARIWISATA DI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN17

3.1 Menilai kelayakan sumberdaya kawasan sebagai daya tarik pariwisata di kawasan konservasi 17

3.2 Menilai kelayakan infrastruktur pariwisata di kawasan konservasi 18

Bab 4 MENYUSUN REKOMENDASI TERKAIT KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN 20

4.1 Dampak positif pariwisata terhadap kawasan 204.2 Dampak negatif pariwisata terhadap kawasan 214.3 Penilaian rekam jejak pariwisata 23

SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI 26A Sumber-Sumber Perpustakaan 26B Materi Pelatih 27C Media Visual 27D Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan 27

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

vii

Page 8: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

A.033106.002.01viii

Page 9: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

MENGANALISIS KELAYAKAN KEGIATAN PARIWISATA DI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

(A.033106.002.01)

Bab 1KEKUATAN DAN KELEMAHAN INTERNAL KAWASAN, SERTA

PELUANG UNTUK PARIWISATA DAN ANCAMAN

Bagaimana kita dapat melakukan langkah-langkah konkrit untuk mewujudkan visi pariwisata di kawasan konservasi perairan (KKP) menjadi kenyataan? Sebuah program pariwisata yang berkelanjutan harus direncanakan dengan seksama untuk mencapai keberhasilan. Proses perencanaan harus mencakup evaluasi menyeluruh terhadap segala sesuatu yang akan disuguhkan oleh KKP dan masyarakat lokal kepada wisatawan antara lain: invetarisasi tempat wisata dan ketersediaan prasarana, analisis permintaan pasar dan daya saing, dan elemen-elemen sosial-budaya. Selain itu, penilaian ini harus dilakukan dengan seksama mempertimbangkan isu-isu konservasi dan faktor-faktor lain yang dapat saja terkena dampak negatif dari pariwisata berkelanjutan.

Tujuan dari penilaian ini adalah menentukan apakah pembangunan pariwisata dapat dilakukan dengan sedemikian rupa sehingga akan memberikan kontribusi nyata terhadap pengentasan kemiskinan dan konservasi, mempertahankan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, memperoleh dukungan dari masyarakat, dan bisnis pariwisata akan layak secara ekonomis.

Untuk mengawali bahasan kita, bersama-sama kita akan meninjau perangkat untuk melakukan penilaian awal terhadap kekuatan dan kelemahan masyarakat. Perangkat ini beserta analisis SWOT, dapat membantu untuk menentukan apakah pariwisata berkelanjutan harus terus diupayakan bagi masyarakat dan KKP tertentu.

Analisis SWOT merupakan analisa untuk menilai kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat) yang ada di KKP dan masyarakat. Analisis ini merupakan kerangka kerja perencanaan di mana masyarakat dapat mengartikulasikan prioritas sosial ekonomi mereka, menentukan kepentingan mereka dalam pariwisata sebagai kegiatan peningkatan pendapatan yang potensial, kesiapan mereka dalam pembangunan, dan mengekspresikan keprihatinan mereka terkait dengan pengembangan pariwisata. Analisa ini sangat bermanfaat sebagai langkah pertama sebelum melanjutkan untuk melakukan penilaian yang lebih rinci.

1.1 Mengapa melakukan analisa SWOT?

Dukungan dan keterlibatan masyarakat dalam merancang dan melaksanakan rencana pariwisata berkelanjutan sangat penting demi mewujudkan keberhasilan program dalam jangka waktu yang panjang. Sebuah program pariwisata yang berkelanjutan harus memperhatikan manfaat pariwisata bagi masyarakat secara ekonomi, sosial, politik, budaya dan lingkungan. Dan, masyarakat harus "membeli" (percaya, berkomitmen dan

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

1

Page 10: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

mendukung rencana tersebut) pada semua tahapan perencanaan. Masyarakat “membeli” merupakan landasan yang solid untuk mengembangkan sebuah program yang berkelanjutan, tetapi harus ada manfaat yang disadari oleh masyarakat sebagai imbalan agar dukungan yang diberikan tetap berlanjut.

1.2 Bagaimana analisis ini dilakukan?

Biasanya, analisis SWOT dilakukan oleh warga masyarakat setempat (bersama dengan staf yang KKP yang terkait), dengan bimbingan tim penilaian. Berbagai anggota masyarakat harus dilibatkan untuk memberikan gambaran yang sebenarnya dari masyarakat secara keseluruhan. Pastikan bahwa tingkat melek huruf yang berbeda tidak akan menjadi penghalang bagi keterlibatan peserta – buatlah dokumen tertulis dapat diakses dalam percakapan, gambar dan sketsa.

Dengan menggunakan diagram SWOT, anggota masyarakat dapat menguraikan kekuatan internal utama, kelemahan internal, peluang eksternal, dan ancaman eksternal yang mempengaruhi atau berpotensi mempengaruhi keberhasilan pengembangan pariwisata dalam masyarakat tersebut. Membahas peta dan panduan dapat membantu memberikan rasa keterikatan antara masyarakat dengan sumber daya alam di sekitar mereka.

Kekuatan dan kelemahan “internal” yang mengacu pada kenyataan yang mempengaruhi masyarakat dan bahwa mereka dapat mengendalikan kekuatan dan kelemahan tersebut, misalnya kekuatan karena kawasan lindung terkelola dengan baik atau sebaliknya kelemahan karena kurangnya komunikasi yang dibangun antara para pemangku kepentingan pariwisata lokal.

Peluang dan ancaman "eksternal" mengacu pada kenyataan yang mempengaruhi masyarakat bahwa mereka tidak memiliki kendali langsung terhadap, misalnya peluang transportasi nasional yang handal atau ancaman karena ketidakstabilan politik nasional.

Setelah bagian ini diisi dengan lengkap, Tim Penilai dapat menganalisis hasil dan meminta peserta untuk menentukan tiga prioritas utama dari masing-masing bagian yang dinilai. Dengan menentukan prioritas, untuk sementara kita dapat menunda masalah-masalah kecil.

Analisa SWOT dapat mengungkapkan kepada Tim Penilai beberapa aspek yang diperlukan untuk perencanaan, sebagai berikut:

1) Masalah-masalah utama yang terkait dengan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dan bagaimana dampaknya dapat menyeimbangkan atau melebihi satu dengan yang lainnya.

2) Kemampuan masyarakat untuk berkomunikasi

3) Sikap kolektif masyarakat yang diperlihatkan oleh peserta lokal, apakah umumnya positif atau negatif?

4) Kekompakan mereka dan kemampuan untuk bekerja sama.

5) Struktur kawasan konsevasi, pemerintahan dan politik, untuk menentukan hal-hal yang memungkinkan dan kelayakan negosiasi antara masyarakat dan pihak-pihak yang berwenang di tingkat pusat.

A.033106.002.012

My Mine, 11/15/16,
Pertanyaan no 5. Bagaimana analisis SWOT dilakukan dalam perencanaan pariwisata berbasis konservasi?
My Mine, 11/15/16,
Pertanyaan no 4. Apa saja yang dapat diungkapkan dari analisis SWOT untuk perencanaan pariwisata berbasis konservasi: Masalah-masalah utama Dst
Page 11: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Keputusan akhir akan mencerminkan kesiapan masyarakat untuk mengembangkan pariwisata. Tim Penilai dapat merekomendasikan salah satu dari tiga tindakan berikut ini:

1) Penilaian tahap berikutnya tidak perlu dilanjutkan (antara lain karena pengembangan pariwisata berkelanjutan bukanlah, pada saat ini, sebuah cara yang praktis bagi masyarakat dan KKP);

2) Sebagian penilaian dapat dilanjutkan;

3) Penilaian keseluruhan dapat dilanjutkan.

Jika keputusannya adalah untuk melanjutkan penilaian, maka Tim Penilai dapat mengidentifikasi para pemangku kepentingan lokal kunci yang pantas dan dapat turut berpartisipasi. dalam perencanaan pariwisata.

Latihan 2.1: Melakukan analisis SWOT

Tujuan: melakukan langkah pertama untuk menilai apakah KKP cocok untuk pariwisata berkelanjutan atau tidak.

Kegiatan:

1) Membahas Pegangan Peserta 2.1 dan 2.2,

2) Menggunakan diagram SWOT dan bekerja dalam kelompok kecil untuk melakukan analisa SWOT KKP yang sedang diusahakan oleh tim,

3) Berdasarkan hasil analisis tersebut, membuat rekomendasi apakah penilaian akan dilanjutkan atau tidak.

4) Setelah analisis SWOT dilakukan, peserta berperan sebagai tim penilai, sajikan temuan kelompok kecil kepada kelompok besar.

Waktu: 35 menit

Pegangan Peserta 2.1: Diagram SWOT

Pegangan Peserta 2.2: Pertanyaan-pertanyaan SWOT

Bab 2MENYIAPKAN PENILAIAN KELAYAKAN PARIWISATA DI KAWASAN

KONSERVASI PERAIRAN

2.1 Tujuan melakukan penilaian kelayakan bisnis pariwisata

Setelah keputusan Anda bulat, melalui analisis SWOT atau perangkat serupa lainnya, ide untuk mengembangkan pariwisata berkelanjutan di kawasan konservasi patut dinilai lebih lanjut demi kepentingan KKP dan masyarakat lokal. Langkah berikutnya adalah menilai apa saja potensi yang dimiliki oleh KKP yang dapat disuguhkan atau ditawarkan kepada

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

3

Page 12: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

wisatawan. Sebagai contoh, ada pertanyaan tentang apakah bisnis pariwisata berkelanjutan adalah layak untuk diselenggarakan, dari segi kelayakan logistik, lingkungan dan finansial atau tidak.

Investasi pariwisata dapat meningkatkan kualitas kehidupan ekonomi masyarakat lokal melalui penyediaan lapangan kerja dan peluang kewirausahaan. Tetapi perencanaan yang buruk dan investasi yang tidak diatur dengan baik dapat menimbulkan akibat yang serius dalam aspek sosial dan lingkungan kawasan.

Penilaian dan diagnostik yang tepat merupakan langkah awal penting yang harus dilakukan. Hal-hal penting yang patut diperhatikan ketika merencanakan investasi pariwisata berkelanjutan adalah:

1) Adanya tata ruang zonasi yang mengatur pemanfaatan ruang sedmikian rupa sehingga sumber daya kawasan peka secara biologis akan terlindung.

2) Ditetapkannya segmen dan produk wisata yang jelas, terutama yang dapat mendatangkan uang dan mengendap di masyarakat lokal.

3) Adanya perencanaan yang memperhatikan manfaat dan biaya lingkungan. 4) Adanya kepastian sumber daya untuk melakukan pemantauan dan evaluasi

pariwisata.5) Regim property yang inovatif guna mengakomodasi harapan aspek sosial dan

ekonomi kedalam sistem investasi.

2.2 Menentukan tim penilai kelayakan bisnis pariwisata ditentukan

Perencanaan merupakan suatu tantangan kompleks yang harus dilakukan oleh tim interdisipliner. Pemilihan anggota tim harus dipikirkan dengan cermat untuk memastikan bahwa tim ini memiliki keterampilan, pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk mengembangkan dan memandu pelaksanaan rencana.

Tim inti harus yang dibentuk terdiri dari:

1) seorang pemimpin tim/perencana (seseorang yang mampu memimpin dengan berpedoman pada kerangka kerja)

2) seorang pembuat keputusan (pengelola kawasan lindung, pengawas, dll)

3) dua atau tiga staf kunci/tenaga ahli terkait dengan kawasan lindung

Individu yang sesuai dengan kriteria di atas penting untuk dilibatkan dalam tim inti. Selain anggota tim inti, berbagai konsultan juga dapat berpartisipasi dalam tahapan yang berbeda selama pengembangan rencana.

Petugas KKP harus memainkan peran utama selama proses penyusunan rencana pariwisata berkelanjutan di kawasan konservasi perairan (KKP). Salah satu alasannya adalah dia akan akan bertanggung jawab untuk melaksanakan rencana tersebut. Jika rencana itu berhasil, maka penting bagi tim perencanaan untuk menumbuhkan pemahaman dan kepemilikan staf terhadap rencana tersebut.

A.033106.002.014

Page 13: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Membuat sebuah rencana memerlukan banyak waktu dan tenaga, serta biasanya juga dana. Sehingga sejak awal sebelum pekerjaan ini mulai dilaksanakan, penting bagi pengelola maupun petugas KKP menyadari bahwa beban kerja mereka akan bertambah; mereka juga harus bersedia dan mampu berkomitmen ketika dibutuhkan. Komitmen ini harus dipegang teguh selama perencanaan. Jika anggota tim tidak hadir dalam pertemuan, tidak melakukan pekerjaan yang ditugaskan, atau keluar dari tim, maka besar kemungkinan rencana tersebut akan mengalami kegagalan. (Catatan: Kemampuan masyarakat membuat komitmen untuk berpartisipasi dalam tim dapat digunakan sebagai salah satu kriteria untuk memilih anggota tim perencana).

Tim inti perencana sebaiknya diertahankan kecil, dengan jumlah 3-7 anggota orang. Tim harus tersusuna dari orang-orang berbagai perspektif dan disiplin ilmu, dan harus dapat mewakili berbagai petugas dan pengelola KKP. Tim ini perlu diberi arahan terkait dengan berbagai rincian. Itulah sebabnya paling baik jika pengelola KKP juga diamsukkan dalam dalam tim inti perencana. Jika pengelola berhalangan, maka wakil pengelola harus masuk dalam tim inti. Jika ada kasus seperti ini, pengelola tetap harus secara teratur diberitahu tentang perkembangan tim guna menghindari kejadian yang tidak diinginkan.

Tim inti dapat mengandalkan konsultan untuk membantu mereka dengan keterampilan dan kemampuan tambahan. Jumlah dan jenis konsultan serta lama waktu keterlibatan mereka akan bervariasi, tergantung pada kebutuhan dan kemampuan tim inti, serta karakteristik KKP. Beberapa konsultan bisa saja diambil dari luar KKP, antara lain dari organisasi, pemangku kepentingan dan lembaga penelitian terkait.

Untuk melakukan penilaian pariwisata berkelanjutan, tim perencana harus terdiri dari pakar di bidang:

1) Pengembangan pariwisata;

2) Analisa Bisnis dan riset pemasaran;

3) Warisan budaya dan sejarah lokal;

4) Kehidupan sumber daya laut, habitat, dan sumber daya alam lainnya yang berada di dalam dan di sekeliling KKP;

5) Konservasi lingkungan dan keanekaragaman hayati;

6) Pengembangan social ekonomi di kawasa perdesaan;

7) Pengelolaan sumber daya kelautan;

8) Pariwisata lokal, daerah dan/atau internasional.

Dari waktu ke waktu, tim juga dapat mengambil manfaat dari keterlibatan para pakar ini di bidang:

1) Penerjemahan dan pendidikan

2) Ilmu Sosial

3) Sistem Informasi Geografis

4) Keterlibatan Publik

5) Pengelolaan kawasan lindung

6) Ijin pengelolaan

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

5

Page 14: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

7) Penulis / editor

8) Perencanaan masyarakt

9) Fasilitator

10) Pelestarian kawasan bersejarah/cagar budaya

Tim perencana biasanya akan mengatur pertemuan dan acara untuk mengumpulkan sebuah tim yang jauh lebih besar dan sangat partisipatif termasuk sebanyak mungkin pemangku kepentingan yang dapat dihadirkan. Lembaga masyarakat lokal, operator pariwisata dan pemerintah juga harus dilibatkan. Beberapa dari perwakilan yang hadir mungkin juga dapat menyediakan penginapan, transportasi atau bahkan dukungan dana bagi tim perencana. Untuk memudahkan, tim kecil biasanya akan melakukan semua detil pekerjaan penilaian, pekerjaan administrasi, serta mengatur pertemuan, tetapi jangan lupa tim besar harus merasa mereka juga dilibatkan dalam keseluruhan proses.

Sumber: Drumm & Moore (2005)

A.033106.002.016

Page 15: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Masyarakat lokal harus dilibatkan sejak awal, dan jika dimungkinkan terwakili juga di dalam tim kecil perencana. Dukungan aktif dari masyarakat lokal sangat penting bagi keberhasilan setiap perusahaan pariwisata berkelanjutan.

Penting juga untuk menyadari isu-isu gender ketika melibatkan kelompok lokal. Harap diperhatikan bahwa dalam masyarakat tertentu peranan dan tanggung jawab yang berbeda diberikan berdasarkan gender (jenis kelamin). Tim penilai harus menghormati tradisi ini, inilah saatnya untuk memastikan bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengutarakan pendapat selama diskusi berlangsung. Misalnya, isu mana yang termasuk sensitif gender dan siapa calon yang paling tepat untuk mewakili masyarakat dan membahas isu tersebut?

Tim penilai pada akhirnya harus memutuskan siapa calon terbaik dengan alasan lokasi. Namun, dianjurkan bahwa calon terpilih harus memiliki beberapa atau semua kemampuan dan pengalaman berikut:

1) Kemampuan untuk dapat berinteraksi dengan mudah dengan sesama warga masyarakat dan wisatawan.

2) Kemampuan untuk mendengarkan pendapat orang lain dengan tidak bias dan memahami dan mengartikulasikan nilai-nilai, keprihatinan, dan sudut pandang.yang mereka utarakan,

3) Kemampuan untuk membangun hubungan dengan mudah dan menciptakan suasana nyaman dan kepercayaan.

4) Diakui sebagai tokoh masyarakat yang dihormati atau berpengaruh.

Pegangan Peserta 2.3: Pemangku kepentingan yang terlibat dalam perencanaan pariwisata di kawasan konservasi perairan

Latihan 2.2: Membentuk tim penilai

Tujuan: Menyatukan berbagai pengetahuan, minat dan keahlian yang tepat untuk melakukan penilaian dan perencanaan pariwisata berkelanjutan bagi KKP.

Kegiatan:

1) Bekerja bersama-sama dalam kelompok kecil, gunakan Lembar Kerja 2.1 sebagai panduan untuk memilih tim penilai,

2) Kelompok kecil kemudian akan menjelaskan "tim impian”nya kepada seluruh kelompok dan menjelaskan mengapa Anda ingin melibatkan orang-orang tersebut. Ingatlah untuk selalu berpatokan pada kriteria "kemampuan dan pengalaman" yang terdapat di halaman sebelumnya.

Waktu: 45 menit

Lembar Kerja 2.1: Membentuk Tim Penilai

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

7

Page 16: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

2.3 Menentukan jenis informasi yang diperlukan untuk menilai kelayakan bisnis pariwisata

2.3.1 Jenis-jenis informasi

Salah satu hal pertama yang akan dilakukan oleh tim penilai adalah melakukan inventarisasi apa saja yang dimiliki oleh KKP yang dapat disuguhkan kepada wisatawan, apakah pariwisata berkelanjutan memenuhi kelayakan finansial dan sekaligus juga dapat bertanggung jawab terhadap lingkungan dan kebudayaan. Tim Anda dapat mempelajari aspek-aspek di bawah ini dan memberikan penjelasan secara rinci sesuai Pegangan Peserta 2.4. Apakah semua topik tersebut relefan untuk kawasan Anda?

Apakah ada topik lain yang perlu dipelajari lebih lanjut?

1) Inventarisasi Daya Tarik - Daya tarik merupakan magnet untuk menarik wisatawan ke daerah tujuan wisata. Daya tarik sebuah kawasan antara lain pemandangan alamnya, spesies-spesies yang menarik, acara budaya (festival musik, dsb.), dan peluang untuk penyelanggaraan acara-acara khusus (selam, dsb.).

2) Inventarisasi Prasaran dan Layanan Jasa – Prasarana, transportasi dan pelayanan dasar yang tidak memadai dapat menghalangi perkembangan di daerah tujuan wisata, bahkan termasuk daerah tujuan yang memiliki daya tarik unik sekalipun.

3) Permintaan Pasar - Pasar potensial daerah tujuan wisata dapat ditentukan melalui penilaian tren pariwisata dan profil wisatawan. Dengan mempergunakan profil demografi wisata, penilaian dapat menganalisis apa saja yang diminati terkait dengan daerah tujuan wisata dan mengidentifikasi pasar perjalanan yang sudah ada dan yang akan ada.

4) Kompetisi - Penilaian terhadap persaingan di daerah tersebut dapat memberikan gagasan yang jelas bagi daerah tujuan wisata tentang apa yang dilakukan oleh pesaingnya dan bagaimana caranya untuk dapat bersaing dengan daerah tujuan wisata lokal lainnya. Cermati juga daerah tujuan wisata di seluruh dunia yang menawarkan produk serupa, karena mereka bersaing untuk menarik minat wisatawan yang sama.

5) Penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan - Pariwisata adalah bisnis yang berorientasi pada manusia dan tergantung pada kualitas layanan yang diberikan oleh pengelola dan karyawan yang terlatih.

6) Faktor Sosial-Ekonomi dan Budaya - Sikap masyarakat dan harapan mereka, kebutuhan pembangunan dan prioritas, dan situasi sosial-ekonomi, semuanya penting karena terkait dengan kemampuan masyarakat untuk mendukung pariwisata dan untuk memfasilitasi interaksi positif antara masyarakat dan wisatawan.

7) Dampak Konservasi – merupakan langkah penting untuk menilai potensi dampak, baik dampak negatif maupun positif yang diakibatkan oleh pengembangan pariwisata terhadap keanekaragaman hayati dan lingkungan.

A.033106.002.018

Page 17: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

2.3.2 Cara mendapatkan informasi

Paling sedikit ada 3 cara mendapat informasi yang diperlukan dalam menilai kelayakan bisnis pariwisata di suatu kawasan konservasi perairan. Setiap cara tersebut dijelaskan secara singkat di bawah ini.

Pengkajian bahan-bahan tertulis yang tersedia

Salah satu langkah pertama yang harus dilakukan oleh tim perencana adalah mengumpulkan dan mengkaji semua bahan-bahan tertulis tentang kawasan lindung yang telah terbentuk dan cocok bagi pariwisata. Bahan-bahan tersebut antara lain:

1) Rencana pengelolaan umum

2) Rencana manajemen umum

3) Dokumen yang terkait dengan undang-undang dan kebijakan

4) Studi ilmiah

5) Invetarisasi satwa liar

6) Survei dan profil wisatawan

7) Statistik pariwisata di KKP dan kawasan disekitarnya

8) Analisis tren pariwisata nasional

Penelitian lapangan

mengembangkan rencana pariwisata berkelanjutan yang layak. Tim perencana harus memperoleh pandangan yang komprehensif tentang KKP dan segala sesuatu yang dapat mempengaruhi pengembangan pariwisata berkelanjutan.

Pertama-tama, tim Anda harus mengenal dengan baik gambaran umum KKP, lokasi fitur alam dan budaya yang utama, kawasan yang telah dikunjungi dan yang memiliki potensi untuk dikunjungi, serta prasarana yang tersedia di dalam KKP, dan kawasan terdekat lainnya. Peta-peta yang telah dibuat, foto udara, citra satelit, dan analisis GIS juga akan bermanfaat.

Kedua, tim harus mengunjungi KKP dan mempergunakan perspektif seorang wisatawan ketika melakukan kunjungan. Tim harus mengunjungi setiap kawasan yang memiliki potensi apapun untuk mendukung pariwisata berkelanjutan, mengingat bahwa siapa saja dapat menjadi wisatawan mulai dari backpacker yang ingin melakukan pendakian dan berkemah hingga warga terpandang yang ingin bermalam di pondok atau kabin yang nyaman. Terkadang tugas ini dapat dilakukan oleh seorang asistan peneliti dengan melakukan eksplorasi awal di sekitar kawasan lindung, membuat foto dan catatan rinci untuk disampaikan kepada seluruh tim. Data ini akan membantu untuk melakukan

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

9

My Mine, 11/15/16,
Pertanyaan no. 3 3 cara mendapatkan informasi untuk menilai kelayakan bisnis pariwisata di suatu kawasan konservasi: Pengkajian bahan-bahan tertulis yang tersedia Penelitian lapangan Pengumpulan informasi dari orang lain
Page 18: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

identifikasi kawasan-kawasan kunci yang perlu diteliti lebih lanjut dan dapat mengesampingkan kawasan yang pada awalnya dianggap memiliki potensi.

Selanjutnya, Tim Perencana harus melakukan beberapa perjalanan serta berperilaku seolah-olah mereka adalah wisatawan - bermalam di hotel lokal yang sama, menggunakan jalan dan transportasi yang ada, dll. Tim dapat mengajukan pertanyaan seperti:

1) Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pindah dari satu tempat ke tempat lainnya?

2) Apakah KKP dapat diakses? Apakah situs-situs di dalam KKP dapat diakses?

3) Dimana letak tempat yang potensial untuk bermalam?

4) Apa saja daya tarik utama yang ada?

5) Apa saja kegiatan yang wisatawan ingin ikut terlibat di dalamnya?

6) Apa saja permasalahan yang dihadapi?

7) Apakah cukup aman?

8) Apakah cukup nyaman?

Sumber: Asia Rooms

Perhatian khusus harus diberikan kepada zona atau sektor yang telah ada, kawasan yang telah ada dan kawasan yang memiliki potensi untuk dikunjungi wisatawan, prasarana seperti pos jaga, daerah pantai, bukit-bukit dan gunung-gunung, jalur pendakian, bumi perkemahan, akses keluar masuk, danau, sungai, mata air, dll.

Pengumpulan informasi dari orang lain

Melalui wawancara, pertemuan, kuisoner atau survei, tim dapat mengumpulkan informasi dari orang lain yang memiliki pengetahuan yang berguna tentang KKP atau masyarakat lokal. Setiap orang memiliki pandangan yang berbeda. Semua pandangan sangat bermanfaat, dengan caranya sendiri. Misalnya, nelayan dapat memberikan informasi berharga tentang lokasi tempat ikan karang tertentu dapat ditemukan – walaupun wisatawan yang menyelam sebenarnya hanya ingin mengamati ikan tersebut tanpa berniat untuk menangkapnya. Para ilmuwan dapat mengetahui lokasi dan musim vegetasi dan satwa liar yang langka, dan lokasi populasi rapuh yang mungkin perlu mendapatkan perlindungan tambahan. Masyarakat lokal mungkin tahu tentang jalan, daya tarik potensial, bagaimana mengakses dan pemilik dari sejumlah informasi lainnya. Personil KKP, terutama staf lapangan, merupakan sumber informasi penting terkait dengan sumber daya, perilaku wisatawan, hubungan dengan masyarakat setempat.

Perspektif dari operator wisata juga penting. Mereka memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan peserta lain tentang wisatawan, dan apa yang diinginkan dan harapan mereka. Mereka dapat mengidentifikasi tantangan dan peluang yang mungkin tidak dilihat oleh peserta lain. Jika hanya ada sedikit atau tidak ada sama sekali kegiatan

A.033106.002.0110

Page 19: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

yang terjadi pada saat ini maka mewawancarai operator pariwisata tetap diperlukan, siapa tahu mereka kelak akan tertarik dengan pariwisata berkelanjutan. Kesediaan mereka untuk mengikuti pedoman pariwisata berkelanjutan (jumlah wisatawan yang terbatas, dampak yang rendah, dan manfaat ekonomi bagi kawasan lindung dan masyarakat setempat) akan menjadi sangat penting.

Pegangan Peserta 2.4: Inventarisasi Informasi

Pegangan Peserta 2.5: Sumber Informasi

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

11

Page 20: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

PROSES INVESTASI WISATA [diadaptasi dari WWF]

Mari kita lihat keseluruhan proses perencanaan, merancang, melaksanakan dan menilai investasi pariwisata. Perlu diketahui bahwa wisatawan memerlukan banyak barang dan jasa saat mereka bepergian. Sebagian besar wisatawan membutuhkan setidaknya lima jasa:

agen perjalanan transportasi akomodasi makanan jasa hiburan

Terkadang kita tidak dapat membedakan pengeluaran prasarana lokal yang mana yang terkait dengan pariwisata dan pengeluaran mana yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan pariwisata. Misalnya, pembangunan jalan baru ke bandara mungkin penting bagi bisnis pariwisata suatu daerah. Namun dampak jalan baru juga akan memiliki konsekuensi ekonomi yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan pariwisata. Orang tetap dapat memperdebatkan bahwa setiap pertambahan modal atau peningkatan kapasitas produktif dalam industri pariwisata dapat diklasifikasikan sebagai investasi pariwisata.

Berikut ini adalah urutan pendekatan ketika melakukan proses investasi di bidang pariwisata. Urutan ini tidak selamanya dapat dipergunakan untuk semua proyek pariwisata, namun mewakili sebagian besar proyek.

1. Tahap Pra-Proyek Investasi pariwisata dimulai dengan lahan, dan umumnya melibatkan perencanaan, peraturan dan pemantauan yang didorong oleh sektor publik. Bagaimana perencana lahan memutuskan untuk membagi-bagi ruang "kosong" menjadi petak-petak tanah sangat penting, dan hal tersebut biasanya menentukan peluang apakah suatu tujuan wisata dapat berkelanjutan. Bagaimana pembagian lahan dilakukan, kemungkinannya hanya dua melindungi atau memusnahkannya. Kawasan-kawasan yang memiliki kepekaan biologis harus dilindungi dari pemanfaatan yang intensif atau dari pembangunan prasarana. Sistem zonasi lahan dan rencana pemanfaatan lahan harus menyediakan zona penyangga untuk mengurangi dampak yang diakibatkan oleh berbagai kegiatan pemanfaatan lahan.

Peraturan dan regulator (pembuat aturan) yang baik memainkan peran kunci untuk mencapai keberhasilan. Regulator mengontrol izin dan kerangka hukum yang mendasari investasi pariwisata. Menghubungkan lahan yang berpotensi untuk dikembangkan dengan jaringan air, dreinase, listrik, dan jalan sekaligus juga membuka hubungan antara kawasan tersebut dengan masyarakat yang lebih luas dengan dampak positif maupun negatif yang dimilikinya. Mereka mengembangkan tujuan pariwisata, seperti bagaimana pendistribusian pendapatan diantara para pemangku kepentingan, dan bagaimana memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan risiko bagi masyarakat. Mereka dapat membuat kebijakan investasi yang akan mendorong atau menghambat pariwisata. Terlalu banyak regulasi juga dapat mencegah masuknya investor. Sebaliknya, aturan yang tidak memadai dapat menyebabkan wisatwan dan operator wisata berperilaku buruk, dan dapat mengurangi sumber daya negara.

Proses investasi pariwisata dimulai dengan melakukan penilaian lingkungan bisnis. Anda harus mempertimbangkan daya tarik kawasan, karakteristik khusus dan kemudahan transportasi dan daya tarik lainnya.

Kesemuanya ini harus menjadi bagian dari sistem zonasi lahan, rencana pemanfaatan lahan, dan dokumen terkait yang dapat dipergunakan sebagai senjata agar dokumen-dokumen kunci seperti rencana induk strategi pengembangan wisata harus mematuhinya. Analisa sementara yang terkait dengan pasar pariwisata dapat membantu Anda untuk melakukan penilaian tentang kompetisi, struktur pasar, dan ceruk pariwisata potensial beserta produknya. Anda juga perlu mempertimbangkan untuk memasukan variable seperti biaya dan waktu perjalanan, daya tarik daerah tujuan wisata, kemudahan transportasi, prasarana dan keamanan. Peramalan permintaan pariwisata dapat membantu Anda untuk memperkirakan arus wisatawan. Dan Anda juga perlu mempertimbangkan resiko ekonomi, politik dan lingkungan bagi kawasan itu.

A.033106.002.0112

Page 21: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

2. Desain Proyek

Tahap selanjutnya adalah membuat proposal yang terperinci dan melakukan evaluasi. Pada tahap ini, Anda akan mengidentifikasi jenis produk pariwisata dan segmen pasar yang ditargetkan. Konsep pariwisata akan dimasukkan ke dalam desain fisik produk.

Keuangan dan kemitraan harus dibicarakan. Anda akan menentukan berapa besar dana yang dibutuhkan dan untuk jangka waktu berapa lama, perkiraan pengembalian modal dan dan besarnya keuntungan yang diproyeksikan. Seorang pemodal asing akan menimbang faktor-faktor seperti tingkat risiko, tingkat pembangunan negara, seberapa jauh jangkauan internasional perusahan, dan pengendalian mutu terhadap proyek.

Proyek pariwisata yang besar biasanya membutuhkan negosiasi antara pemodal dan pemerintah. Pihak yang berasal dari sektor publik yang memiliki pengetahuan luas tentang Negara tidak boleh disepelekan dalam pembicaraan ini. Mereka dapat memanfaatkan pengetahuan yang dimiliki untuk mendapatkan kekuasaan dalam berurusan dengan perusahaan-perusahaan internasional dan pemodal asing. Semakin menarik daerah tujuan wisata dari sudut pandang bisnis, maka semakin besar juga kekuatan yang dimiliki oleh masyarakat lokal.

Beberapa pemerintah menawarkan keringanan pajak dan keuntungan keuangan lainnya untuk menarik ipemodal. Tapi tawaran seperti ini kadang-kadang bisa menjadi bumerang. Negosiasi harus memiliki kemampuan untuk melihat dalam jangka panjang, membahas prinsip-prinsip keberlanjutan dan termasuk penawaran mengenai tenaga kerja lokal dan kerja sama dagang dengan pengusaha lokal. Jika sektor publik di daerah tujuan wisata memiliki cukup pengaruh, maka daerah tersebut dapat memberlakukan persyaratan tertentu, seperti investasi dalam proyek-proyek sosial di kawasan yang miskin, atau pembiayaan untuk kawasan lindung di sekitarnya. Perlu diingat bahwa persetujuan dan otorisasi dari lembaga administrasi publik tetap diperlukan agar pelaksanaan proyek dapat terus dilanjutkan. Ini dapat dipakai sebagai alat tawar yang kuat.

3. Pelaksanaan Proyek

Ini adalah tahap konstruksi. Insinyur, arsitek dan kontraktor menentukan rincian proyek dan mempengaruhi keputusan tentang keberlanjutan. Promotor real estate harus mengawasi dengan cermat untuk memastikan bahwa pengembangan konstruksi patuh terhadap semua persyaratan yang telah ditetapkan di dalam dokumen proyek. Setelah fasilitas dibangun, promotor biasanya menjual atau menyewakan fasilitas tersebut. Pemantauan secara periodik diperlukan untuk memastikan bahwa tenggat waktu, komitmen keuangan dan tingkat kualitas terpenuhi.

4. Pengelolaan

Operator wisata biasanya perduli terhadap keberlanjutan jika dibandingkan dengan pemilik dan pengembang. Contohnya, operator lebih tertarik dengan biaya air dan listrik yang rendah, sedangkan pengembang tidak memperdulikannya. Jadi operator wisata memiliki alasan yang baik untuk terlibat sebelum bangunan/fasilitas selesai dibangun. Operator pariwisata adalah pihak yang bertanggung jawab sehari-hari terhadap pengelolaan fasilitas. Tanggung jawab ini menempatkan mereka dalam posisi yang baik untuk memastikan bahwa strategi pengelolaan lingkungan, seperti daur ulang dan langkah-langkah konservasi energi diikuti secara konsisten.

Operator wisata multinasional yang besar biasanya berada pada posisi yang dapat mempengaruhi bidang usaha yang lain, seperti misalnya maskapai penerbangan, jalur pelayaran, dan hotel. Seringkali operator besar tidak memiliki hak atas properti yang mereka kelola. Minat mereka dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, termasuk investasi dalam bentuk saham untuk memastikan peran mereka dalam mengendalikan pengelolaan; investasi saham minoritas dalam bentuk kerjasama usaha; perjanjian sewa-menyewa; kontrak manajemen; perjanjian waralaba. Tergantung pada negara tuan rumah, perusahaan-perusahaan transnasional akan menggabungkan moda operasi yang paling sesuai dengan kepentingan mereka. Mode operasi yang berbeda juga diterapkan dalam kelompok hotel, tergantung pada tujuan dan kelas hotel (Endo, 2006).

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

13

Page 22: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Sektor PublikSektor publik berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja yang ditawarkan oleh pariwisata, dan aspek lain yang terkait dengan kesejahteraan sosial. Isu-isu lingkungan seperti membatasi polusi, meminimalkan pembuangan limbah dan melindungi garis pantai juga penting bagi sektor publik.

Seiring dengan peningkatan kegiatan ekonomi, maka lebih banyak uang yang digalang melalui pajak. Terlalu sering, kementerian pariwisata nasional hanya fokus pada statistik peningkatan jumlah kedatangan internasional, tanpa mempertimbangkan durasi menetap, kebocoran ekonomi, pendapatan yang diterima per pengunjung, dan dampak negatif bagi lingkungan atau kehidupan sosial. Menghitung jumlah kedatangan itu hal yang mudah dilakukan, indikator ini bisa menunjukan makna tertentu tetapi bisa juga menjadi sulit untuk diukur.

Agar kebijakan pariwisata berkelanjutan dapat berjalan dengan baik, harus ada visi pariwisata bersama antara visi nasional dan visi internasional. Masyarakat setempat harus memiliki proses pengambilan keputusan yang memfasilitasi komunikasi antara para pemangku kepentingan lokal. Sebuah kebijakan pariwisata berkelanjutan yang berhasil juga harus mempertimbangkan biaya dan manfaat dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Perencanaan jangka panjang dapat menjadi tantangan, terutama dilokasi-lokasi yang pemerintahannya tidak stabil.

Namun, beberapa jasa penyedia keuangan swasta dan publik telah mematuhi prinsip-prinsip keberlanjutan. Beberapa contoh kode keberlanjutan antara lain Prinsip Ekuator, Prinsip untuk Investasi Bertanggung Jawab (PRI), dan Investasi Berkelanjutan dan Keuangan Jaringan Bagi Pariwisata (SIFT).

Pemodal swasta menggunakan Prinsip Equator untuk menyoroti manfaat yang terkait dengan mengidentifikasi, menilai dan mengelola isu-isu sosial dan lingkungan. Sementara para penandatangan bertujuan untuk mengeruk keuntungan, mereka juga menghargai bahwa mereka "berperan sebagai pemodal sehingga terbuka kesempatan untuk mempromosikan pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab dan pembangunan yang memiliki tanggung jawab sosial."

Sejak tahun 2009, Bank Pembangunan Inter-Amerika telah mensyaratkan agar Kartu Nilai Keberlanjutan Pariwisata (Tourism Sustainability Scorecard) wajib dilampirkan beserta permohonan untuk proyek-proyek investasi pariwisata. Kriteria kartu nilai ini didasarkan pada Kriteria Pariwisata Global Berkelanjutan. Dengan demikian, mendorong pengembang proyek untuk mempertimbangkan prinsip-prinsip keberlanjutan sejak dari awal, dan secara sistematis melakukan penilaian terhadap proyek-proyek baru.

Sektor Swasta Sektor swasta berkaitan dengan keunggulan kompetitif dan kelayakan ekonomi bagi organisasi maupun untuk daerah tujuan wisata. Pemerintah daerah di daerah tujuan wisata harus mengeluarkan keputusan yang memadai terkait dengan undang-undang yang mengatur zonasi lahan, produk wisata yang jelas dan peraturan pembangunan yang tepat. Pemerintah juga harus memantau berbagai prinsip-prinsip keberlanjutan. Jika mereka gagal untuk melakukan langkah-langkah tersebut, pemodal swasta dapat mengabaikan standar pariwisata berkelanjutan.

Banyak agen-agen swasta di daerah tujuan wisata mengatakan bahwa minimnya investasi untuk perlindungan lingkungan merupakan salah satu cara untuk memaksimalkan keuntungan jangka pendek. Tapi ada pengecualian. Beberapa investor yang bertanggung jawab menetapkan standar lingkungan yang lebih tinggi daripada yang diwajibkan oleh undang-undang, karena komitmen pribadi mereka. Akan tetapi yang seperti ini bukanlah sesuatu hal yang dapat diandalkan. Para pembuat kebijakan perlu menekankan efektivitas biaya jangka panjang dengan menggabungkan prinsip-prinsip keberlanjutan dan melaksanakannya dalam pengoperasian sehari-hari.

2.3.3 Pertanyaan untuk memandu penilaian

Mengembangkan metode untuk menilai kelayakan bisnis pariwisata di kawasan konservasi perairan mempunyai tantangan sendiri, yang berbeda dari jenis bisnis lainnya. Bisnis pariwisata di KKP harus dikembangkan sesuai dengan prinsi-pinsip pariwisata yang berkelanjutan. Oleh karena itu, dalam melakukan penilaian bisnis ada banyak hal yang perlu diketahui, secara garis besar ada 6 topik. Berikut ini penjelasan singkat untuk setiap topik yang perlu diketahui oleh para perencana pariwisata berkelanjutan.

A.033106.002.0114

Page 23: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Sumber Daya Alam - Topik ini meliputi setiap aspek sumber daya alam yang ada di KKP Anda - geografi, iklim, lingkungan, keanekaragaman hayati, spesies yang terancam punah, spesies karismatik, panorama, ekosistem rentan, dll. Pikirkan aspek yang mana yang memiliki potensi sebagai tempat wisata, dan aspek yang mana yang rentan terhadap dampak pariwisata . Pertimbangkan juga musim-musim yang terkait dengan sumber daya tertentu (misalnya, cuaca, spesies yang bermigrasi, musim berkembang biak).

Sumber Daya Kebudayaan - Topik ini meliputi profil penduduk, latar belakang budaya, tradisi dan adat istiadat setempat, tingkat penolakan atau penerimaan terhadap kedatangan wisatawan dari luar, kemiskinan dan tingkat pendidikan masyarakat lokal, situs bersejarah atau arkeologi, dll. Bagian ini juga membahas tentang situs bersejarah, arkeologi atau situs budaya yang ada pada saat ini dan acara-acara yang dapat menjadi daya tarik atau dapat mendorong eko-wisata.

Iklim Politik dan Ekonomi. Topik ini mencakup isu status hukum kawasan konservasi, antara lain, apakah ada perlindungan yang memadai untuk melindungi batas-batas wilayah, dan dukungan administratif dan ekonomi bagi pelaksanaan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.

Profil Wisatawan. Topik ini mencakup minat dan permintaan wisatawan akan mendorong program ekowisata di masa depan, maka penting juga untuk memahami sifat penggunaan wisatawan pada saat ini dan yang memiliki potensi. Pikirkan siapa yang ingin Anda pikat, dan kemudian lakukan penilaian tentang siapa yang dapat Anda pikat. Jenis wisatawan yang mana yang mungkin berminat dengan daya tarik yang dimiliki oleh KKP? Di mana mereka tinggal dan apa kepentingan/minat mereka? dll. Kecil kemungkinan akan ada banyak informasi yang tersedia, tetapi besar kemungkinan bagi Anda untuk mewawancarai atau melakukan survei wisatawan yang ada pada saat ini, atau wisatawan yang mengunjungi kawasan wisatawan terdekat.

Industri pariwisata. Topik ini mencakup dukungan operator pariwisata. Tanpa dukungan yang aktif dari operator wisata yang berpengalaman, pelaksanaan pariwisata berkelanjutan di kawasan lindung tidak akan berhasil. Pertama-tama, lakukan penilaian terhadap industri pariwisata yang telah ada – apa saja daya tarik yang telah ada, hotel dan layanan yang ada, kecenderungan umum menyangkut kedatangan. Kemudian mencari operator wisata untuk diwawancarai atau disurvei tentang kemungkinan keterlibatan pariwisata yang berkelanjutan di masa depan. Apakah operator wisata siap untuk bekerja dengan masyarakat lokal? Apakah mereka bersedia untuk mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak lingkungan mereka?

Masyarakat. Topik ini menyangkut masyarakat di dalam atau di sekitas kawasan konservasi perairar. Ini hampir sama pentingnya, memiliki informasi rinci tentang masyarakat di sekitar kawasan lindung untuk memahami sumber daya alam dan budaya

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

15

Page 24: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

yang terletak di dalam kawasan lindung. Masyarakat lokal dapat memiliki pengaruh yang besar pada setiap kegiatan pengelolaan KKP; hal ini benar terutama bagi pariwisata berkelanjutan. Idealnya, harus ada hubungan yang saling menguntungkan antara kawasan lindung dan masyarakat yang berbatasan dengan kawasan tersebut, saling memberi dan menerima manfaat.

Sejumlah contoh pertanyaan untuk menggali informasi yang diperlukan untuk penilaian dapat dilihat pada Pegangan Peserta 2.6.

Pegangan Peserta 2.6: Contoh Pertanyaan

2.3.4 Perangkat untuk mengumpulkan informasi

Berikut ini adalah beberapa perangkat yang paling banyak dipergunakan dan berguna untuk mengumpulkan informasi, yakni wawancara, kuesioner, survei wisatawan, dan pertemuan:

Wawancara - Wawancara adalah cara terbaik untuk mendapatkan informasi rinci dan melibatkan responden yang diwawancarai dengan semaksimal mungkin. Tarik ulur dalam percakapan wawancara memungkinkan responden untuk membicarakan topik dan pemikiran mereka yang bernilai, yang mungkin tidak ditangkap dalam kuesioner yang telah direncanakan. Membawa tamu untuk melakukan kunjungan lapangan ke KKP sering merupakan kesempatan yang baik untuk melakukan sebuah wawancara yang panjang dan menyenangkan bagi semua pihak, dan pemandangan yang dilihat langsung mungkin dapat mengingatkan responden yang diwawancarai tentang poin-penting penting yang seharusnya tidak diabaikan.

Kuesioner dan Survei - Kuesioner dan survei merupakan perangkat yang berguna untuk mendokumentasikan informasi yang diperoleh dari wawancara, dan penting dipergunakan untuk ukuran sampel yang sangat besar karena tidak praktis untuk melakukan wawancara. Kuesioner harus pendek dan dirancang dengan baik, sebaiknya dipersiapkan seseorang yang sudah profesional, dan harus diuji di lapangan dalam skala kecil sebelum digunakan secara luas. Seringkali melakukan setidaknya dua survey akan lebih bermanfaat: satu survei untuk wisatawan dan satu survei untuk penduduk setempat.

Peran kuesioner atau survei:

1) Kuesioner atau survei terdiri dari satu set pertanyaan yang dirancang khusus yang jawabannya akan dimasukan ke dalam formulir yang telah disiapkan.

2) Kesioner dapat memberitahukan siapa audiens Anda terkait dengan demografis dan psikografis.

3) Kuesioner atau survei dapat memberitahukan hal-hal tertentu tentang perilaku audiens dan gaya hidup mereka.

4) Kuesioner atau survei merupakan cara untuk mencari tahu apa yang diketahui oleh audiens dan apa yang mereka perlu ketahui tentang topik yang dibicarakan.

A.033106.002.0116

Page 25: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

5) Kuesioner atau survei dapat membantu dalam menyusun rekomendasi dan untuk menghasilkan iklan agar dapat mendanai rekomendasi tersebut.

Lokakarya dan Pertemuan - Kedua kegiatan ini berguna untuk menghadirkan para pemangku kepentingan bersama-sama dan mempromosikan pertukaran ide yang baik diantara semua peserta yang hadir. Lokakarya dan pertemuan sangat penting karena beberapa alasan: Pertama, merupakan perangkat yang berharga untuk memperoleh informasi dan pendapat praktis. Kedua, membuat stakeholder merasa terlibat dalam proses perencanaan. Ketiga, merupakan perangkat pendidikan – namun pertemuan tidak harus secara khusus dirancang untuk tujuan pendidikan, melainkan dapat digunakan untuk menginformasikan orang-orang tentang KKP, tujuannya, dan pariwisata berkelanjutan.

Harus selalu ada tindak lanjut untuk sebuah lokakarya atau pertemuan – yaitu menyampaikan ringkasan pertemuan dan poin utama yang diangkat oleh peserta, dan garis besar dari setiap keputusan dan langkah selanjutnya. Hasilnya harus disebarluaskan kepada semua orang yang berada dalam pertemuan itu. Dengan melakukannya maka peserta akan merasa bahwa pertemuan itu produktif dan pendapat mereka didengar.

Bab 3PENILAIAN KELAYAKAN PARIWISATA DI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

Penilaian akan dilakukan dalam dua bagian, bagian pertama adalah penilaian kelayakan sumber daya sebagai daya tarik wisata dalam kerangka pariwisata berkelanjutan. Bagian kedua adalah penilaian kelayakan infrastruktur atau prasarana dan sarana yang diperlukan untuk menunjang kegiatan pariwisata. Dari penilaian pertama akan diketahui apa saja yang layak dijadikan obyek wisata. Agar pengelolaan dapat mudah dilakukan secara fokus, urutan prioritas dari setiap sumber daya potensial akan ditentukan. Selanjutnya, dari penilaian kedua akan diketahui kondisi infrastruktur yang ada sekarang, dan yang diperlukan untuk mengakomodasi kegiatan pariwisata. Infrastruktur tersebut diperlukan untuk memberikan akses kepada wisatawan yang ingin mengunjungi obyek atau daya tarik wisata yang dipilih untuk ditawarkan. Namun tetap harus diingat bahwa infrastruktur yang dipilih untuk dikembangkan sebagai andalan pariwisata harus sesuai dengan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan.

3.1 Menilai kelayakan sumberdaya kawasan sebagai daya tarik pariwisata di kawasan konservasi

Latihan 2.3: Inventarisasi daya tarik wisata

Tujuan:

1) Mengevaluasi dan menilai apakah daerah KKP Anda memiliki jenis daya tarik wisata yang akan menarik minat wisatawan, dan

2) Menentukan apakah ada daya tarik wisata yang signifikan.

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

17

Page 26: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Kegiatan:

1) Dengan tim Anda, dan menggunakan empat kategori daya tarik wisata dalam Lembar Kerja 2.2, lakukan inventarisasi sumber daya kawasan, lokasi, dan hal-hal lain yang memiliki potensimenjadi daya tari wisata di kawasan konservasi perairan.

2) Setelah menyelesaikan Lembar Kerja 2.2, inventarisasi lanjutkan kegiatan anda untuk memberikan peringkat pada daya tarik wisata tersebut dengan menggunakan Lembar Kerja 2.3.

Catatan:

Bagaimana daya tarik wisata utama dapat sesuai dengan sumber daya sasaran yang dilindungi dalam KKP.

Waktu: 55 menit

Pegangan Peserta 2.7 Studi Kasus: Mengkaji Potensi Pariwisata di Pesisir Tanzania

Lembar Kerja 2.2. Daftar sumber daya kawasan dan penilaiannya sebagai obyek wisata di kawasan konservasi perairan

Lembar Kerja 2.3: Peringkat sumber daya kawasan sebagai obyek wisata

3.2 Menilai kelayakan infrastruktur pariwisata di kawasan konservasi

Sekarang Anda telah memiliki gambaran yang baik tentang tempat wisata potensial di daerah Anda, mari kita mempertimbangkan apakah KKP dan masyarakat setempat telah memiliki prasarana yang memadai untuk menampung wisatawan. Apa pembangunan perlu dilakukan sebelum pelaksanaan pariwisata berkelanjutan? Apakah wisatawan memiliki makanan, penginapan, dan transportasi yang berkualitas tinggi? Apakah daya tarik wisata memerlukan perbaikan atau materi-materi pendukung untuk menjelaskannya? Apakah tersedia panduan dan kapal untuk kegiatan wisata khusus seperti scuba diving, mengamati burung, memancing, dll?

Salah satu pertimbangan penting ketika mengembangkan program pariwisata yang berkelanjutan adalah mempertimbangkan apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh wisatawan, bukan hanya dalam hal pengalaman tentang lingkungan alam, tetapi juga menyangkut kebutuhan dasar manusia seperti berbagai pilihan akomodasi – mulai dari berkemah hingga pelayanan hotel yang lengkap, tersedia pilihan bagi wisatawan yang memiliki anggaran terbatas maupun bagi wisatawan ingin membayar demi kenyamanan.

A.033106.002.0118

Page 27: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Prinsip yang sama berlaku untuk ketersediaan layanan makanan, ada berbagai pilihan untuk membeli makanan atau tempat makan?

Pertimbangan lain menyangkut kebutuhan prasarana adalah kebutuhan yang paling mendasar ketika kita menjamu tamu, dan itu adalah kebutuhan jamban, tempat sampah dan sistem pembuangan, dan akses air bersih.

Terakhir, pertimbangan menyangkut akses. Bagaimana wisatwan dapat mencapai KKP. Apakah ada bandara terdekat? Apakah ada sistem jalan yang memadai dari dan menuju KKP. Apakah ada jasa bus atau kereta api? Apakah jalan terpelihara dengan baik dan ada marka-marka jalan, apakah ada pusat informasi wisatawan?

Menarik minat wisatawan untuk mengunjungi KKP bukanlah usulan dan upaya yang dilakukan satu kali saja. Daya tarik pariwisata yang berhasil didapat dari pelangan yang kembali berkunjung, yang membangikan pengalaman mereka dengan orang lain. Salah satu faktor yang penting untuk pengalaman sukses ini adalah kondisi sumber daya alam. Hal lainnya adalah kondisi dan ketersediaan peluang rekreasi dan prasarana yang mendukung kegiatan tersebut. Bagaimana kondisi dari kapal untuk pergi menyelam, peralatan menyelam? Apakah ada peluang lain seperti melihat satwa liar (mamalia laut, burung laut, penyu) dan bagaimana peluang ini diakses – dengan perahu, jalan kaki, atau kendaraan lainnya. Bagaimana kondisi kendaraan ini dan pengalaman ketika dipakai berkendara?

Bagian penting/inti dari proses ini dan harus terus diingat adalah daya tampung/dukung KKP - berapa banyak wisatawan yang dapat berkunjung tanpa mengganggu atau merusak sumber daya? Berapa banyak air bersih yang tersedia, misalnya, dan dapatkah kawasan tersebut menangani aliran limbah dari kapal pesiar atau hotel besar? (Kita akan membahas daya dukung lebih rinci dalam modul berikutnya.)

Latihan 2.4: Penilaian prasarana dan kapasitas

Tujuan: untuk menentukan apakah Anda memiliki prasarana dan kapasitas sumber daya manusia yang memadai untuk mendukung pariwisata di daerah Anda.

Kegiatan:

1) Mengikuti pedoman dan pertanyaan dalam enam bagian lembar kerja 2.4a-f, membuat gambaran apakah Anda memiliki prasarana dan kapasitas sumber daya manusia untuk mendukung pariwisata di dan sekitar KKP Anda (tim dapat dibagi menjadi 3 sub-tim, masing-masing menjawab 2 lembar),

2) Bersama seluruh tim membahas hasil dari lembar kerja dan membuat rekomendasi tentang apakah kawasan Anda telah siap untuk melanjutkan dengan mengembangkan rencana pariwisata berkelanjutan.

Waktu: 1 jam

Lembar Kerja 2.4: Penilaian infrastruktur pariwisata berkelanjutan

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

19

Page 28: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Bab 4MENYUSUN REKOMENDASI TERKAIT KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PARIWISATA

DI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

Penilaian rekam jejak merupakan salah satu penilaian yang paling penting yang akan dilakukan oleh tim. Tujuan penilaian ini adalah untuk mengantisipasi dampak lingkungan karena pembangunan pariwisata. Penilaian ini akan membentuk elemen kunci dari penilaian pariwisata Anda - salah satu faktor yang menentukan apakah akan proyek atau produk akan tetap dilanjutkan.

Penting untuk diingat disini bahwa tim tidak berperan untuk "menjual" konsep tertentu tentang pengembangan pariwisata kepada masyarakat. Peran Anda adalah untuk menganalisis informasi yang dikumpulkan selama penailaian dengan obyektif, angkat isu-isu potensial dan sampaikan peluang untuk perbaikannya. Pertimbangan ini kemudian harus digunakan untuk memandu apa saja jenis pengembangan pariwisata yang tepat jika memang ada.

4.1 Dampak positif pariwisata terhadap kawasan

Pariwisata dapat memberikan manfaat yang besar bagi KKP dan masyarakat lokal. Banyak dari manfaat tersebut diterjemahkan menjadi manfaat bagi lingkungan, demikian juga untuk:

1) Pendanaan untuk konservasi - Pengalokasian pemasukan untuk konservasi keanekaragaman hayati melalui beberapa mekanisme, retribusi masuk ke taman nasional, biaya sewa dan konsesi, pajak, hibah, dan sumbangan dari wisatawan.

2) Alternatif ekonomi— Ekonomi alternatif menyediakan penciptaan lapangan kerja dan kegiatan-kegiatan yang menghasilkan pendapatan bagi masyarakat lokal sebagai mata pencaharian alternative pengganti mata pencaharian yang sifatnya menimbulkan lebih banyak kerusakan seperti pertanian tebang dan bakar, penangkapan berlebihan dan pembalakan liar

3) Membangun konsensus — masyarakat lokal yang telah merasakan manfaat dari pengembangan pariwisata lebih termotivasi untuk melestarikan warisan alam dan budaya yang unik.

4) Dorongan bagi konservasi yang dilakukan oleh pihak swasta —permintaan wisatawan terkait dengan panorama alam yang murni dan kesempatan untuk melihat satwa liar dapat memberikan dorongan kepada investor swasta untuk melestarikan kawasan agar dapat permintaan tersebut.

Namun, perencanaan yang buruk atau ledakan pertumbuhan pariwisata dapat membanjiri sumber daya alam dan prasarana masyarakat. Misalnya, produk wisata yang direncanakan dengan buruk dapat mengganggu habitat satwa liar, menyebabkan penurunan di daerah aliran sungai dan mencemari sistem air, serta menambah masalah pengelolaan sampah.

A.033106.002.0120

Page 29: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

4.2 Dampak negatif pariwisata terhadap kawasan

Untuk memandu penelitian tentang potensi dampak lingkungan dan keanekaragaman hayati yang negatif, fokus pada bidang dan pertanyaan berikut. Daftar ini hanyalah sebagai awal memacu ide-ide - Anda dapat memikirkan pertanyaan tambahan yang sesuai dengan kawasan Anda.

Flora dan fauna - Apakah ada tanaman, burung, mamalia laut, laut reptil, amfibi, dan spesies ikan yang terancam di daerah tujuan wisata? Dimana habitat mereka? Mengapa mereka terancam? Apa hubungan mereka dengan pariwisata, yaitu apakah spesies ini terdapat di kawasan pariwisata yang potensial? Apakah mereka juga merupakan daya tarik wisata? Dalam kasus ini, maka kerumunan wisatawan yang ramai untuk melihat satwa liar dapat mengganggu siklus makan dan perkembangbiakan mereka sehingga mengakibatkan tingkat kematian yang lebih tinggi dan penurunan besar dalam pertumbuhan populasi mereka.

Habitat kritis - Kawasan mana yang membentuk habitat penting, mengapa menjadi penting dan bagaimana dampak pariwisata terhadap habitat tersebut? Seringkali spesies hewan yang terancam punah karena habitat mereka berangsur-angsur hilang Terutama yang bermasalah adalah hilangnya tempat berkembang biak, bersarang dan mencari makan karena perluasan lahan pertanian, penebangan dan bentuk-bentuk lain dari pembangunan yang dilakukan oleh manusia. Beberapa habitat kritis yang telah diidentifikasi kemudian ditunjuk sebagai kawasan cagar alam dan suaka, taman nasional, kawasan lindung, dan/atau penetapan zona inti dalam kawasan lindung. Penelitian dan wawancara dengan para ahli lokal dapat membantu mengidentifikasi daerah-daerah yang belum dilindungi dan yang patut menjadi perhatian.

Memfungsikan ekosistem - Pariwisata, seiring dengan perkembangan manusia, cenderung terjadi di beberapa ekosistem yang secara biologis memiliki keanekaragaman hayati paling besar. Daerah pesisir, sungai dan danau, pegunungan, hutan hujan, lahan basah dan padang rumput adalah tempat rekreasi yang populer. Masalah yang perlu diperhatikan antara lain gangguan proses ekologi dan ketergantungan yang rumit antara flora, fauna, dan atribut fisiknya. Misalnya, kebisingan dan cahaya lampu dapat mencegah penyu untuk naik dan bertelur di pantai, pembersihan vegetasi di sepanjang tepi sungai untuk memberikan pandangan yang indah dapat menyebabkan erosi tanah dan menghancurkan habitat ikan dan katak, dan penyelam scuba dan snorkelers menyebabkan kerusakan terumbu sehingga menghancurkan tempat pemijahan ikan.

Koridor biologis dan bentang alam fisik - Memastikan jumlah habitat yang memadai untuk memenuhi pola teritorial dan migrasi dan cukup akses untuk mendapatkan makanan yang merupakan faktor kritis bagi spesies mamalia seperti gajah, jaguar, atau ikan marlin. Pengembangan pariwisata dapat mengganggu wilayah penghubung antara sistem pegunungan, lembah, dataran, dan hutan hujan. Misalnya, pembangunan jalan dapat menjadi penghalang bagi beberapa spesies seperti kura-kura, katak dan kepiting; dan kepadatan lalu lintas mengakibatkan kematian spesies yang bermigrasi. Pada saat yang sama, pariwisata dapat direncanakan untuk mengurangi perpecahan dalam

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

21

Page 30: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

lingkungan melalui peningkatan perlindungan bagi sebuah kawasan dari berbagai bentuk pembangunan yang destruktif seperti misalnya pembalakan hutan.

Sumber air - Sumber air yang bersih, tidak tercemar, yang berasal dari sungai, danau, laguna, dan daerah tangkapan air, sangat penting bagi semua bentuk keanekaragaman hayati, termasuk bagi wisatawan yang mengunjungi suatu kawasan tertentu. Apa sumber air utama yang tersedia bagi populasi yang ada? Apakah sumber air tersebut sudah memadai? Apakah sumber air terlindungi dengan baik? Apa saja isu-isu saat ini yang terkait dengan pasokan air? Apakah dengan keikutsertaan pariwisata justru memperburuk isu-isu tersebut, antara lain menyebabkan pencemaran sumber daya penting atau kebutuhan air ternyata melampaui kapasita pasokan air.

Sumber energi - Di sebagian besar wilayah, pasokan energi merupakan masalah, yang dengan mudah dapat memperburuk pariwisata. Hal ini dapat menyebabkan masalah lingkungan yang lebih luas seperti polusi udara dari tenaga listrik yang dihasilkan oleh batubara. Hal ini juga dapat membawa dampak bagi keanekaragaman hayati lokal. Contohnya, di banyak daerah, mempergunakan kayu sebagai bahan bakar secara berlebihan dapat menyebabkan penggundulan hutan dan hilangnya sumber makanan dan tempat berkembang biak penting bagi banyak spesies burung dan hewan. Selanjutnya, pembuangan dari penggunaan bahan bakar seperti minyak, gas dan diesel dapat mencemari habitat air tawar dan laut.

Sistem pengelolaan limbah - Apakah sistem yang diterapkan saat ini sudah memadai untuk menangani pembuangan limbah dan sampah dengan aman? Dapatkah sistem tersebut menangani tambahan kebutuhan? Di banyak daerah, sistem pengelolaan limbah tidak memiliki kapasitas untuk secara efektif mengolah dan membuang limbah padat dan limbah cair. Apakah pariwisata menimbulkan bahaya nyata bagi sistem yang ada dan juga lingkungan alam? Sayangnya, kegiatan pariwisata sering menghasilkan sejumlah besar limbah dan Tim Penilai perlu memikirkan berbagai isu potensial menyangkut limbah cair, pengolahan limbah dan limbah padat.

Penjelasan berikut ini diadaptasi dari Conservation International’s Center for Environmental Leadership in Business:

Limbah cair - Limbah cair terutama berasal dari hasil mencuci, jamban dan limpasan. Limbah cair dapat mencemari sumber-sumber air dengan bakteri yang berbahaya seperti bakteri koliform yang terdapat dalam tinja yang dapat menyebabkan penyakit dan infeksi, atau pencemaran bahan kimia yang berasal dari bahan pemersih (deterjen), herbisida dan pestisida yang dapat membunuh spesies air tawar dan laut.

Pengolahan limbah yang buruk dapat menyebabkan pencemaran air tanah dan air permukaan serta penurunan sumber daya laut, seperti terumbu karang.

A.033106.002.0122

Page 31: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Limbah padat - Limbah padat sering dikumpulkan di tempat pembuangan sampah yang dirancang dengan buruk atau dibuang langsung ke laut, sungai dan danau. Selain bentuk visualnya yang tidak menarik, limbah yang dibuang dengan sembarangan dapat melarutkan zat pencemar yang menyebabkan pencemaran air dan tanah yang parah. Pencemar yang berasal dari barang-barang beracun seperti kaleng cat dan baterai juga sangat berbahaya. Tempat pembuangan sampah merupakan sarang perkembangbiakan lalat, yang menyebarkan penyakit bagi masyarakat disekitarnya, melepaskan bau busuk yang menyengat dan dapat mengakibatkan kebakaran beracun.

Membuang sampah sembarangan khususnya di alam bebas, dapat menarik satwa liar dan membuat mereka cedera dan terkena penyakit, seperti misalnya burung dan ikan yang mencoba untuk menelan puntung rokok. Selain itu, sebagian besar wisatawan sangat tidak menyukai sampah.

Pembangunan dan konstruksi - Apa saja isu potensial dari pembangunan fasilitas dan prasarana? Apakah idu yang terkait dengan asal bahan bangunan? Apa saja yang perlu dinilai ketika melakuka pengebangan suatu kawasan? Pariwisata seringkali memberikan dampak tertinggi terhadap lingkungan dan keanekaragaman hayati selama tahapan pembangunan dan konstruksi berlangsung. Di banyak Negara, pengembang biasanya melakukan pembersihan lahan dengan menebang habis vegetasi dan pohon agar dapat menyelesaikan survei batas tanah dan mempersiapkan lahan untuk konstruksi. Kawasan perkembangbiakan yang kritis bagi kebanyakan spesies laut akan musnah karena pembersihan hutan bakau dan reklamasi untuk memperluas lahan dan kawasan pantai. Pembangunan yang dilakukan dekat dengan garis pantai dapat menyebabkan erosi, menurunkan kejernihan air dan mendesak pertumbuhan terumbu. Seringkali bahan bangunan didatangkan dari kawasan setempat. Misalnya, penebangan pohon untuk kebutuhan kayu dapat menyebabkan penggundulan hutan, “penambangan pasir” atau mengambil kerikil dan batu dari sungai dan pantai dapat menyebabkan perubahan lingkungan fisik yang besar.

Masuknya spesies invasif - Apa isu-isu yang terkait dengan transportasi hewan dan tanaman eksotis? Pihak pabean (bea & cukai), dinas kehutan dan pertanian memiliki informasi tentang isu-isu kunci terkait dengan hewan dan tanaman eksotik. Spesies invasif dapat menjadi ancaman terbesar bagi keanekaragaman hayati. Spesies invasif bukanlah spesies tanaman dan hewan asli kawasan, spesies ini dapat berubah menjadi spesies pemangsa dan/atau bersaing untuk mendapatkan sumber makanan dan nutrisi. Wisatawan dapat juga dengan tidak sengaja memperkenalkan spesies invasif ke suatu daerah. Seringkali wisatawan memperoleh tanaman dan hewan eksotik dan membawa serta mereka ke habitat yang bukan habitat asli mereka. Wisatawan juga dapat membawa masuk buah dan sayuran yang mungkin menyimpan serangga invasif.

4.3 Penilaian rekam jejak pariwisata

Penilaian rekam jejak pariwisata dimulai dengan meneliti literatur yang ada tentang potensi dampak pariwisata terhadap lingkungan dan ancamannya terhadap keanekaragaman hayati. Dengan mengeksplorasi sumber data sekunder, tim bisa

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

23

Page 32: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

mendapatkan gambaran tentang isu-isu lingkungan dan keanekaragaman hayati utama di daerah tujuan wisata. Penelitian tentang dampak spesifik yang berhubungan dengan pariwisata, mungkin saja tidak tersedia. Kombinasi hasil penilaian tim sejauh ini tentang perkembangan pariwisata di daerah tujuan wisata dan pendapat ahli lokal dapat dipergunakan sebagai landasan/dasar untuk membuat matriks rekam jejak lingkungan dan keanekaragaman hayati yang potensial bagi pariwisata.

Untuk melacak beragam dampak lingkungan yang potensial terjadi, gunakan "matriks rekam jejak" untuk mengisi kerugian dan manfaat yang muncul dari pembangunan pariwisata. Kami mempergunakan proses dua-langkah untuk melakukan analisis awal rekam jejak.

Sama seperti yang telah Anda lakukan dalam rencana pengelolaan, langkah pertama adalah mengidentifikasi sumber daya sasaran yang dilindungi di dalam KKP - sumber daya ini dapat berupa biofisik, sosial, ekonomi atau budaya. Untuk masing-masing sumber daya sasaran, Anda diminta untuk melakukan analisis kepekaan berdasarkan kondisi sumber daya dan kepekaan mereka terhadap paparan dari kegiatan pemanfaatan/penggunaan yang dilakukan oleh manusia.

Langkah kedua adalah melihat kepekaan dari sudut pandang yang lain, dan menilik semua kegiatan wisata rekreasi dan apa saja dampaknya terhadap sumber daya sasaran. Analisis rekam jejak ini sangat spesifik dilakukan hanya bagi sumber daya sasaran dan tidak harus memperhitungkan dampak terhadap masyarakat setempat. Sebuah analisis biaya-manfaat akan lebih tepat dipergunakan untuk tujuan tersebut.

Studi kasus: Bali – pariwisata massal dan hilangnya ke-Bali-an:

sebuah rekam jejak sosial/budaya

Walaupun pariwisata membawa masuk banyak uang dan pekerjaan ke Bali, kebanyakan masyarakat pulau Bali merasakan sebaliknya, uang dan pekerjaan menurut mereka justru menghilangkan ke-Bali-an mereka. Kebalian artinya hal-hal dan tradisi yang membuat budaya Bali menjadi unik.

Pulau Bali telah lama menjadi daerah tujuan wisata terkemuka di Asia Tenggara. Pulau Bali gencar dipromosikan oleh pemerintah Indonesia sejak tahun 1950-an, ketika ribuan pulau yang terpencar membentuk satu negara. Pemerintah Jakarta mendanai pembangunan kawasan resor Nusa Dua pada tahun 1960, dan mendukung lebih banyak proyek pembangunan mega-resor awal tahun 1990-an.

Awalnya rencana itu dilaksanakan agar pariwisata terpusat di resor sehingga masuk keluar wisatwan tidak mengganggu kehidupan orang Bali. Tetapi maraknya pembangunan di kawasan Kuta-Legian dan naiknya angka kedatangan tahunan dari satu juta kedatangan di awal 1990-an menjadi sekitar 2,5 juta kedatangan pada saat ini, wisatawan di Bali tidak akan tertampung lagi.

Daya dukung pulau masih menjadi pertanyaan. Dengan jumlah penghuni sebanyak 3,5 juta jiwa, sebagian besar Bali sudah padat penduduknya.

A.033106.002.0124

Page 33: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Beberapa aktifis, seniman, pakar lingkungan dan tokoh masyarakat yang berasal dari Bali telah melancarkan protes karena lunturnya Kebalian. Seperti pengalaman banyak orang yang pernah mengalami hidup di bawah tindasan penjajah asing, orang Bali juga bertekad untuk menjaga budaya mereka. Dulu mereka dijajah oleh bangsa Belanda dan sekarang hingga tahap tertentu orang Bali dijajah oleh pulau tetangga yang kuat, Jawa. Beberapa pemimpin lokal terus menyuarakan protes menentang pariwisata massal, dan bukannya menyarankan model alternatif seperti ekowisata, agriwisata dan pariwisata berbasis masyarakat.

Latihan 2.5A: Analisa kepekaan (sensitivity analysis)

Tujuan: Melakukan penilaian awal mengenai kepekaan sumber daya sasaran yang terdapat di dalam kawasan konservasi perairan.

Kegiatan:

Bekerja di dalam tim dengan mempergunakan Lembar Kerja 2.5A untuk melakukan analisa awal mengenai kepekaan sumber daya sasaran.

Waktu:30 menit

Pegangan Peserta 2.8: Sumber-sumber informasi untuk analisis rekam jejak lingkungan

Pegangan Peserta 2.9: Contoh matriks rekam jejak ekologi

Latihan 2.5B: Penilaian cepat terhadap dampak kegiatan rekreasi

Tujuan: Mempertimbangkan semua dampak yang dapat ditimbulkan oleh pariwisata rekreasi terhadap sumber daya sasaran.

Kegiatan:

Bersama tim, lengkapilah Lembar Kerja 2.5B (format sama dengan Poster 2.1. Hasilnya berupa penilaian awal terhadap beberapa dampak yang sudah Anda perkirakan dapat terjadi dan dapat juga dipakai sebagai dasar untuk membuat strategi pengelolaan untuk mengatasi dampak penggunaan oleh wisatawan.

Waktu: 1 jam

Lembar Kerja 2.5A: Analisis kepekaan sumber daya

Pegangan Peserta 2.10: Contoh kajian terhadap kegiatan yang bersifat rekreasi

Lembar Kerja 2.5B / Poster 2.1: Penilaian cepat terhadap kegiatan rekreasi

Lembar Kerja 2.6: Penilaian rekam jejak individual

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

25

Page 34: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI

A Sumber-Sumber Perpustakaan

Modul ini merupakan adaptasi dari materi pelatihan MPA 101 dan Planning for Sustainable Tourism in Marine Protected Area yang disusun oleh Tim International MPA Capacity Building Program - NOAA, dalam rangka penyelenggaraan program pengembangan kapasitas bagi para pengelola kawasan konservasi perairan di Indonesia. Pelatihan tersebut diselenggarakan bersama Conservation International Indonesia bersama NGO lain yang tergabung dalam konsorsium pelaksana program USAID-Marine Protected Area di Balai Pelatihan dan Pendidikan Perikanan Aertembaga (September 2013), BP3 Belawan (Desembes 2013), BP3 Ambon (Mei 2014) dengan dukungan dari Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan - BPSDMKP dan Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan - Ditjen KP3K. Penyusunan modul ini merupakan bagian dari upaya untuk mewujudkan pelatihan berbasis kompetensi.

Daftar Pustaka

Byczek, C. (2011). Blessings for All? Community-Based Ecotourism in Bali Between Global, National, and Local Interests – A Case Study. ASEAS - Austrian Journal of South-East Asian Studies, 4(1), 81-106.

Chaudhary, R. G. Joshi, D., Mookerjee, A., Talwar V., and Menon, V. 2008. Turning the tide: the campaign to save Vhali, the whale shark (Rhincodon typus) in Gujarat. Wildlife Trust of India, NOIDA, Uttar Pradesh.

Christ, Costas, Oliver Hillel, Seleni Matus, and Jamie Sweeting. 2003. Tourism and Biodiversity, Mapping Tourism’s Global Footprint. Conservation International and UNEP, Washington, DC, USA.

Damon, A. 2010. Swimming with sharks saves lives. CNN June 7, 2010. http://www.cnn.com/2010/WORLD/asiapcf/06/04/eco.whale.shark/?hpt=C2

Coastlearn, Sustainable tourism case studies, http://www.coastlearn.org/tourism/casestudies_belek.html (accessed July, 2011)

Drumm, Andy and Moore, Alan. 2005. An Introduction to Ecosystem Planning, Second Edition. The Nature Conservancy, Arlington, Virginia, USA.

Gallagher, A.J. and Hammerschlag, N. 2011. Global shark currency: the distribution, frequency, and economic value of shark ecotourism. Current Issues in Tourism, 1-16.

Gutierrez, Eileen, Kristin Lamoureux, Seleni Matus, Kaddu Sebunya. 2005. Linking Communities, Tourism, & Conservation: A Tourism Assessment Process - Tools and Worksheets. Conservation International and the George Washington University.

Heinrichs, S. 2008, A Private Sector Approach – Conservation Agreements in support of Marine Protection. Asia-Pacific: Indonesia, Conserving in Papua, Indonesia through Ecotourism.

IUCN 2004. Managing Marine Protected Areas: A Toolkit for the Western Indian Ocean. IUCN Eastern African Regional Programme, Nairobi, Kenya.

A.033106.002.0126

Page 35: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Pine, R. 2007. Donsol: Whale shark tourism and coastal resource management, A Case Study of the Philippines. WWF-Philippines, Quezon City, Philippines. 41 pp.

Norman, B. and Catlin, J. 2007. Economic importance of conserving whale sharks. Report for the International Fund for Animal Welfare, Australia. 1-18 pp.

Shark Savers, Ecotourism: Dollars and Sense, http://www.sharksavers.org/en/education/the-value-of-sharks/sharks-and-ecotourism/ Accessed September 13, 2012

Udelhoven, J, Carter, E. Gilmer, B, 2010. MCA Feasibility Analysis – Final Interim Findings Public Version, August 4, 2010, The Nature Conservancy.

United Nations Environment Programme Mediterranean Action Plan and Priority Actions Programme, 2004. Guide to Good Practice in Tourism Carrying Capacity Assessment

B Materi Pelatih

Materi yang disiapkan pelatih berupa materi presentasi slide, lembar kerja, pegangan peserta, dan poster yang diperlukan dalam proses pelatihan.

C Media Visual

Materi modul dalam bentuk tayangan film dengan menyebutkan judul, penerbit dan tahun penerbitan.

D Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan

1. Daftar Peralatan/Mesin

a. White board

b. Peta Singkap (Flip Chart)

c. Laptop

d. Proyektor Infocus

e. Sound system wireless dan mikrofon

2. Daftar Bahan

a. Modul pelatihan

b. Buku-buku referensi

c. Bahan-bahan untuk dinamika kelompok

d. Gambar-gambar kawasan konservasi perairan

e. Kertas koran polos

f. Kertas manila (plano)

g. Kertas adhesive aneka warna

h. Taplak meja

i. Kelengkapan peserta

j. Alat tulis kantor

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

27

Page 36: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Lampiran

A.033106.002.0128

Page 37: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Pegangan Peserta 2.1: Analisis SWOT

SWO

Kekuatan internal KKP∙ Kelemahan internal∙

Peluang eksternal∙ Ancaman eksternal∙

Gutierrez, Eileen, Kristin Lamoureux, Seleni Matus, Kaddu Sebunya. 2005. Linking Communities, Tourism, & Conservation: A Tourism Assessment Process - Tools and Worksheets. Conservation International and the George Washington University.

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

29

Page 38: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Pegangan Peserta 2.2: Pertanyaan untuk melakukan analisis SWOT

Kekuatan Kelemahan

1) Apakah Anda memiliki daerah tujuan wisata yang menarik?

2) Apa saja aspek lingkungan dan peninggalan sejarah yang dikelola dengan baik?

3) Apakah ada orang yang memiliki pengetahuan yang baik yang bekerja di bidang pengelolaan pariwisata dan peninggalan bersejarah?

4) Sebutkan kekuatan yang dimiliki oleh staf atau orang yang terlibat di dalam pariwisata?

1) Apakah pendekatan penerjemahan agak ketinggalan jaman atau memerlukan perbaikan?

2) Apakah ada faktor fisik kawasan yang sedikit menghambat pengelolaan pengunjung?

3) Apakah ada faktor-faktor tertentu yang menghambat pemasaran?

4) Apa saja hasil evaluasi dan umpan balik yang agar dapat memperbaiki kinerja?

5) Apakah ada kekurangan pelatihan atau penguatan kapasitas?

Peluang Ancaman

1) Apakah ada peluang untuk mempromosikan aset alam dan budaya kepada wisatawan?

2) Apakah ada orang yang mungkin tertarik untuk bekerja di bidang pariwisata dan pengelolaan peninggalan sejarah?

3) Apakah pariwisata dapat mendorong pemanfaatan prasarana yang terbengkalai (misalnya bangunan-bangunan bersejarah)

4) Apakah ada peluang bagi kemitraan dan kerjasama?

1) Apakah ada ancaman terhadap nilai peninggalan sejarah di suatu tempat atau kawasan?

2) Apakah ada ancaman fisik terhadap lokasi peninggalan sejarah?

3) Apa saja ancaman terhadap mata pencaharian atau kelangsungan ekonomi atau sosial masyarakat lokal?

4) Apa saja ancaman yang ada terhadap kelangsungan bisnis?

5) Apa saja ancaman yang terlihat dari hasil analisa resiko potensial?

A.033106.002.0130

Page 39: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Pegangan Peserta 2.3: Pemangku kepentingan yang terlibat dalam perencanaan pariwisata di kawasan konservasi perairan

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

31

Page 40: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Pegangan Peserta 2.4: Informasi invetarisasi untuk pelaksanaan penilaian

Inventarisasi Daya Tarik Wisata

1) Mengidentifikasi sumber daya alam (daya tarik alam liar dan rekreasi, misalnya, fotografi, mendaki, memancing, berselancar, menyelam), bangunan (monumen bersejarah, bangunan, dll), dan acara khusus (festival, ritual, upacara, acara olahraga, dan festival musik).

2) Kriteria: Nilai estetika atau pemandangan, nilai keanekaragaman hayati, nilai budaya, nilai sejarah, kegunaan dan kegiatan, partisipasi masyarakat, pengendalian, akses, dan potensi pengembangan produk.

Inventarisasi Prasarana dan Pelayanan

1) Mengidentifikasi aksesibilitas: komunikasi, transportasi, makanan, pelayanan publik seperti air, listrik, kesehatan, dan keamanan; kesehatan masyarakat, lingkungan hidup; dan pemanfaatan dan ketersediaan lahan umum

Inventarisasi Kebutuhan Pasar (Pariwisata)

1) Mengidentifikasi tren wisata dan profil pengunjung untuk menentukan minat perjalanan dalam mengunjungi kawasan tujuan wisata.

2) Mengidentifikasi pasar perjalanan yang ada dan yang akan ada di masa depan menurut kebangsaan /negara asal dan/atau segmen.

3) Mengumpulkan informasi mengenai kegiatan wisata, motivasi untuk melakukan perjalanan dan perilaku wisatawan.

Inventarisasi Supply dan Daya Saing

1) Mengidentifikasi persaingan (lokal dan global) antara daya tarik wisata, produk dan pelayanan jasa.

2) Menganalisa struktur, ukuran dan kondisi fasilitas serta pelayanan pariwisata di kawasan wisata.

3) Mengidentifikasi pasar potensial dan peluang untuk membangun kemitraan dan kerjasama.

Inventarisasi Kapasitas Manusia dan Kelembagaan

1) Mengidentifikasi sumber daya manusia yang tersedia dan yang potensial berdasarkan kawasan tujuan wisata.

2) Menentukan bagaimana setiap masyarakat dapat ikut berpartisipasi untuk mengembangkan pariwisata berkelanjutan.

A.033106.002.0132

Page 41: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

3) Mengidentifikasi dukungan kelembagaan yang ada dan yang potensial untuk diberikan.

Inventarisai Sosial – Ekonomi, Budaya dan Sumber Daya Alam (Dampak Masyarakat)

1) Mengidentifikasi manfaat potensial dari pariwisata yang terkait dengan dinamika sosial, budaya dan ekonomi dan potensinya bagi keuntungan sosial, budaya ekonomi dan sumber daya alam.

2) Mengidentifikasi akibat pariwisata yang terkait dengan budaya, ekonomi dan sumber daya lokal

Inventarisasi Rekam Jejak Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati (Ekologis)

1) Mempergunakan tenaga ahli untuk mengidentifikasi flora dan fauna, ekosistem yang berfungsi, kondisi fisik bentang alam, kawasan dimana keanekaragaman hayati penting berada, sumber air dan energi, sistem pengelolaan limbah, dan pertimbangan-pertimbangan umum lainnya yang terkait dengan ekologi dan lingkungan.

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

33

Page 42: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Pegangan Peserta 2.5: Sumber informasi untuk membuat karakteristik kawasan konservasi perairan dan pengembangan pariwisata

Informasi yang dibutuhkan

Manfaat Sumber informasi potensial

Geografi, iklim, dan topografi

Perencanaan logistik dan pemahaman akan hal-hal fisik yang mungkin terkait dengan atraksi dan kegiatan wisata

Internet, buku panduan wisata, peta topografi, kantor pariwisata nasional dan regional

Konteks sosial-ekonomi, politik, dan budaya

Konteks umum dimana tim akan bekerja

Website pemerintah, buku panduan wisata, surat kabar, jurnal ekonomi, sosial dan antropologi, artikel majalah, buku sejarah

Kebijakan pariwisata, master plan, dan strategi pemasaran

Untuk mengerti pendekatan strategi yang dilakukan pemerintah untuk pengembangan pariwisata

Website promosi investasi pemerintah, badan pariwisata, dan website kantor pengembangan ekonomi

Lingkungan, keanekaragaman, dan isu pemanfaatan sumber daya alam

Pengertian akan prioritas konservasi, isu pemanfaatan lahan dan sumber daya

Terbitan dan website dari lembaga konservasi lokal, organisasi internasional seperti Conservation International, World Wildlife Fund, dan the Nature Conservancy; rencana pengelolaan sumber daya alam dan daerah konservasi

Struktur pasar Pemahaman akan kondisi wisata saat ini, segmen pasar utama, produk yang ditawarkan dan tren.

Referensi statistik dari World Tourism Organization, website pemerintah, buku panduan wisata, publikasi wisata dan hospitality, website asosiasi lokal pariwisata

Dukungan Lembaga Umum

List organisasi yang saat ini terlibat dalam pengembangan pariwisata

Pemerintah, badan atau administrasi pariwisata, kantor promosi investasi, pelayanan dan taman satwa liar, website asosiasi pariwisata lokal.

A.033106.002.0134

Page 43: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Pegangan Peserta 2.6: Contoh-contoh pertanyaan dalam proses penilaian

Sumber Daya Alam 1) Apa sumber daya alam utama yang terdapat di kawasan Anda? 2) Apa saja permasalahan lingkungan yang dihadapi (saat ini atau berpotensi terjadi)? 3) Jenis ekosistem apa saja yang terdapat di KKP Anda?

Apa saja daya tarik individual dan ekosistem? 1) Apakah ada spesies “karismatik” yang dapat menarik minat wisatawan?

Apakah inventarisasi spesies telah dilakukan? Apa saja yang diinventarisasikan? Apa saja spesies atau kelompok tumbuhan/hewan yang langka atau terancam

punah? Dimana letaknya? 2) Apa saja daya tarik alam yang ada di kawasan lindung?

Dimana saja bagian-bagian yang masih asli di dalam kawasan lindung? 3) Apakah daya tarik wisata tersebut biasanya terjadi dalam musim-musim tertentu?

Apakah ada spesies atau ekosistem yang rentan pada musim-musim tertentu?

Variabel budaya 4) Apakah ada situs bersejarah atau arkeologis di dalam atau di sekitar KKP?

Apakah situs-situs tersebut berada pada kondisi yang rentan terhadap kerusakan? Apakah ada lembaga lain yang perlu dilibatkan unntuk melakukan penggalian,

restorasi, perlindungan dan menerjemahkan situs-situs tersebut? 5) Apakah ada masyarakat adat dan kebudyaan lokal yang harus dihormati dalam

mengembangkan pariwisata berkelanjutan di situs-situs ini? Dapatkah mereka berpartisipasi dan menjadi penerima manfaat?

Iklim politik dan ekonomi 1) Apakah KKP dilindungi secara legal?

Mengapa kawasan ini menjadi penting untuk dilindungi? Apakah perlindungannya sudah efektif? Jika tidak, apa saja elemen yang hilang agar dapat memberikan perlindungan yang efektif?

2) Siapa yang mengelola kawasan? Apakah ini merupakan bagian dari sistem perlindungan? Jika demikian, jelaskan sistem dan pengelolaannya. Apakah sistem pengelolaan sudah efektif? Berapa jumlah staf yang dipekerjakan di kawasan lindung? Jelaskan fungsi mereka. Apakah mereka pekerja tetap atau paruh waktu? Apakah mereka adalah penduduk lokal atau berasal dari luar kawasan? Apakah ada relawan yang bekerja di kawasan lindung? Jika ada, apa yang mereka lakukan? Apakah jumlah tenaga yang dipekerjakan sekarang sudah memenuhi tanggung

jawab pengelolaan pada saat ini dan yang telah direncanakan?

3) Apa saja ancaman utama terhadap kawasan lindung? Ancaman dapat berupa tekanan pembangunan ekonomi seperti pariwisata dan pembangunan lainnya. Sumber daya mana yang terancam? Seberapa penting dan parah akibat dari ancaman tersebut?

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

35

Page 44: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Apa strategi yang dipergunakan untuk mengatasi ancaman tersebut? 4) Jelaskan dampak yang dibawa oleh wisatawan (perbaikan ekonomi, prasarana)?

Apakah sudah ada yang mencoba untuk melakukan penilaian dampak? 5) Apakah sistem pemantauan sumber daya telah tersedia di kawasan lindung? Jika

sudah ada, berikan penjelasan. Apakah sistem pemantauan tersebut efektif? Jika tidak, mengapa demikian?

Profil pengunjung 6) Siapa yang ingin Anda pikat?

Siapa yang dapat Anda pikat? Dimana mereka tinggal? Seberapa mudah mereka dapat melakukan perjalanan untuk mengunjungi

kawasan wisata? Apa tujuan kunjungan mereka? 7) Apakah tersedia data statistik pengunjung yang mengunjungi kawasan lindung? Siapa

yang mengumpulkan data tersebut? Apa bahasa yang dipakai oleh pengunjung untuk berkomunikasi (membaca dan

menulis) Apa yang sedang menjadi tren pada saat ini?

8) Apakah pengunjung melakukan perjalanan sendiri atau ditemani oleh pemandu wisata? Jika ada pemandu wisata, apakah mereka adalah staf dari kawasan lindung, pemandu lokal atau pemandu dari luar?

1) Apakah pengunjung juga melakukan kunjungan ke masyarakat ketika mereka mengunjungi kawasan lindung? Bagaimana penilaian pengunjung berdasarkan hasil kunjungan mereka ke kawasan wisata?

2) Apa jenis prasarana yang dimiliki oleh kawasan lindung? Apakah ada sistem jalan? Tempat untuk berlabuh? Tempat pengisian bahan bakar dan sistem pengolahan limbah?

3) Apa jenis program pendidikan lingkungan yang dimiliki oleh kawasan lindung? Apakah ada pusat informasi pengunjung? Materi pendidikan? Apakah pendidikan juga diperhatikan?

Rencana dan Kebijakan Pariwisata 1) Apakah sudah ada rencana pengelolaan, rencana pariwisata dan zonasi? 2) Apakah pariwisata alam atau ekowisata sudah termasuk dalam rencana pengelolaan

tersebut? Apakah sudah ada rencana konservasi dan pengembangan ekonomi nasional?

3) Apa saja aturan, undang-undang atau kebijakan yang mempengaruhi pariwisata di kawasan Anda?

4) Apa saja peluang yang ada bagi Anda untuk dapat ikut memainkan peranan dalam perencanaan dan pengambilan kebijakan di tingkat lokal, regional dan nasional?

5) Apakah Anda sudah merasa puas dengan rencana dan kebijakan yang ada pada saat ini terkait dengan pariwisata alam/ekowisata? Apakah sudah tersedia sistem untuk tarif masuk? Apakah sistem tersebut

efektif? Apa yang dilakukan dengan dana/uang yang diterima dari tarif masuk dan tarif lainnya?

Apakah sudah ada kebijakan yang terkait dengan kegiatan sektor swasta di kawasan lindung? Jika belum ada, apakah swasta juga perlu dilibatkan?

A.033106.002.0136

Page 45: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Bagaimana Anda melakukan perbaikan terhadap rencana dan kebijakan yang telah ada pada saat ini? Apakah Anda akan menambahkan beberapa hal baru?

1) Apakah ada undang-undang yang sedang ditangguhkan atau yang akan diberlakukan terkait dengan kawasan lindung?

Apakah ada peluang bagi Anda untuk dapat terlibat dalam proses ini? Apakah undang-undang tersebut merupakan peluang yang baik untuk dapat membantu mengarahkan pariwisata di kawasan ini?

Masyarakat LokalBagaimana keadaan masyarakat yang berada dekat dengan atau di dalam kawasan lindung? Bagaimana keadaan ekonomi mereka? Bagaimana mereka diorganisir, diedukasi? Apa saja nilai yang mereka miliki, kepemimpinan? Apakah ada karakteristik tertentu yang dimiliki oleh masing-masing kelompok?1) Bagaimana sejarah hubungan antara masyarakat dan kawasan lindung dan tumbuhan

serta hewan yang terkandung di dalamnya? 2) Apakah ada hubungan yang perlu dirubah? 3) Apakah dengan membuat perubahan dapat bertentangan dengan tradisi setempat? 4) Apakah masyarakat lokal juga mengunjugi kawasan lindung? Mengapa? Apakah

mereka menemui kesulitan untuk mendapatkan akses menuju kawasan lindung karena meningkatnya kunjungan wisata?

5) Apakah masyarakat turut terlibat dalam kegiatan yang terkait dengan wisata alam? 6) Bagaimana peluang kerja bagi warga lokal? 7) Berapa banyak warga yang memiliki atau mengelola usaha? 8) Apakah usaha pariwisata di kawasan ini mendatangkan keuntungan? Keuntungannya

bagi masyarakat atau kepada operator wisata dari luar? Apakah produk yang tersedia merupakan buatan lokal atau diimport?

9) Sejauh ini, apakah yang dirasakan oleh masyarakat lokal tentang dampak pariwisata terhadap mereka?

10) Apakah Anda mengetahui jika masyarakat ingin meneruskan atau tidak tertarik untuk melanjutkan pariwisata?

11) Bagaimana Anda membangun sistem komunikasi dengan masyarakat lokal?

Kemitraan 1) Apakah ada hubungan kemitraan yang aktif dengan warga lokal? 2) Badan atau pegawai pemerintah? 3) Pegawai, industri atau operator pariwisata? 4) Dengan pihak perguruan tinggi? 5) Lembaga swadaya masyarakat (LSM)? 6) Dengan pendidik atau guru (ditingkat masyarakat, regional, nasional)?7) Siapa yang menginisiasi masing-masing hubungan tersebut dan mengapa? 8) Apakah hubungan berjalan dengan baik dengan semua mitra? 9) Apakah ada pertukaran informasi yang dinamis sehingga adaptasi dapat diperlakukan

sebagai perubahan kondisi? 10) Hubungan kemitraan yang mana saja yang berhasil? Mengapa? Apakah ada juga yang

gagal? Mengapa gagal?

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

37

Page 46: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Pemasaran dan Promosi 1) Apakah kawasan lindung Anda cukup dikenal secara lokal? Regional? Internasional? 2) Apakah kawasan lindung juga dipromosikan sebagai bagian dari kampanye pariwisata

nasional atau regional? 3) Apakah LSM aktif di kawasan Anda? 4) Bagaimana kondisi pasar pariwisata di kawasan Anda? 5) Apa saja bentuk promosi formal yang dimiliki (brosur, video, atau web site) 6) Apakah ada juga informasi informal yang diberikan (dilakukan oleh pengunjung

sebelumnya)? Apakah ada cari lain untuk mempromosikan kawasan lindung Anda?

Peluang dan hambatan 1) Apa saja faktor yang dapat mengubah permintaan pariwisata (seperti meningkatkan

prasarana, mempromosikan masyarakat yang sejahtera) 2) Apakah ada peristiwa yang terjadi baru-baru ini yang dapat mempengaruhi

pariwisata, di satu sisi, dan kawasan lindung, di sisi lain? Apakah ancaman yang dirasakan semakin bertambah? Apa sudah ada perubahan status kawasan lindung? Apakah pendanaan meningkat?

3) Bagaimana dengan kebijakan? Lokal, regional, atau eksternal? 4) Apakah sudah ada wisatawan yang mengunjungi kawasan lain, yang mungkin saja

tertarik untuk mengunjungi kawasan Anda juga? 5) Apakah ada konferensi di negara Anda yang terkait dengan pariwisata alam? 6) Apakah hambatan politis yang patut dipertimbangkan? 7) Apakah ada potensi terjadi konflik atau apakah kawasan Anda relatif aman? 8) Apakah pernah terjadi bencana alam, seperti badai yang melanda kawasan Anda?

Bagaimana kerusakan yang ditimbulkannya? 9) Apakah nilai tukar mata uang Anda cukup stabil?

(Sumber: Drumm, Andy and Moore, Alan. 2005. An Introduction to Ecosystem Planning, Second Edition. The Nature Conservancy, Arlington, Virginia, USA.)

A.033106.002.0138

Page 47: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Pegangan Peserta 2.7 Studi Kasus: Mengkaji Potensi Pariwisata di Pesisir Tanzania

Disarikan dari: Tanzania Coastal Tourism Situation Analysis, 2001

Pariwisata kini menjadi salah satu sektor ekonomi terkemuka di Tanzania dan memiliki potensi yang tidak terbatas untuk memberikan sumbangan pada pembangunan negara. Saat ini, industri pariwisata sangat mengandalkan sumber daya kehidupan liar sebagai daya tarik utamanya, dengan 90% turis berpartisipasi pada kegiatan safari kehidupan liar atau berburu. Baru-baru ini, ada kebutuhan yang telah diakui baik oleh publik maupun oleh sektor swasta, untuk membuat diversifikasi terlepas dari wisata kehidupan liar (tetapi saling melengkapi) dan mengembangkan daya tarik lainnya. Zona pesisir adalah salah satu wilayah yang memiliki potensi yang belum dimanfaatkan untuk menarik investasi pariwisata.

Di tahun 2001, sebuah tim multi pemangku kepentingan melakukan kajian lengkap pada pantai Tanzania dan potensinya untuk pariwisata berkelanjutan. Kelompok Kerja Wisata Pesisir (Coastal Tourism Working Group CTWG) ini, dibentuk oleh Divisi Pariwisata (Tourism Division) dan Dewan Pengelola Lingkungan Nasional (National Environment Management Council) melalui Kemitraan Pengelolaan Pesisir Tanzania (Tanzania Coastal Management Partnership TCMP), yang terdiri dari anggota badan pemerintahan dan sektor swasta. Semua anggota memiliki pengalaman yang luas dalam bidang yang terkait dengan wisata pesisir, termasuk, perencanaan tata guna lahan, pengembangan dan pemasaran pariwisata, pembangunan infrastruktur, benda-benda purbakala, keamanan, dan pengelolaan lingkungan. Bila diperlukan, kelompok ini juga berkonsultasi dengan para ahli dari bidang lain, baik dari nasional maupun internasional.

Pendekatan CTWG pada kajian potensi Tanzania untuk wisata pesisir berkelanjutan melalui berbagai sudut yang berbeda. Mereka mempelajari:

• Kecenderungan pariwisata & permintaan pasar untuk Tanzania

• Inventarisasi atraksi di sepanjang garis pantai

• Inventarisasi akomodasi/infrastruktur di sepanjang garis pantai

• Aksesibilitas ke pantai melalui jalan darat, perahu dan udara.

CTWG berusaha mengidentifikasi lokasi-lokasi tertentu yang memiliki potensi kuat untuk pariwisata berdasarkan berbagai daya tarik unik yang mereka miliki, kemudian menyelidiki apakah ada akomodasi dan aksesibilitas di daerah tersebut. Mereka memandang bahwa ketiga faktor ini – atraksi/daya tarik, akomodasi, dan aksesibilitas – merupakan tiga faktor penting dalam pariwisata berkelanjutan. Dalam mengumpulkan informasi, CTWG meneliti dan meninjau sumber daya informasi primer dan sekunder yang ada. Dengan menggunakan berbagai isu dan pertanyaan yang telah diidentifikasi selama tinjauan literatur awal ini, tim kecil dari kelompok melakukan kunjungan lapangan ke sebagian besar distrik di pesisir untuk mempelajari berbagai perspektif dari pemerintah daerah, pemilik hotel dan operator tur, dan masyarakat pesisir. Anggota

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

39

Page 48: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

kelompok juga berkonsultasi dengan perwakilan masyarakat dan sektor swasta juga dengan Kelompok Kerja TCMP lainnya.

Kecenderungan pariwisata

Pariwisata sudah menjadi komponen utama dalam ekonomi Tanzania. Tanzania memiliki peringkat ke 9 di Afrika dalam hal kedatangan pengunjung internasional. Pariwisata tumbuh dengan tajam di akhir tahun 1990an, dari 295.312 di tahun 1995 menjadi 627.325 di tahun 1999. Pada tahun 1999, pariwisata diperkirakan menyumbang 13% dari Produk Domestik Bruto Tanzania.

CTWG menemukan bahwa sebagian besar pengunjung internasional ke Tanzania berasal dari Inggris, Amerika Serikat, Skandinavia, Jerman dan Jepang. Rata-rata lamanya turis tinggal di Tanzania selama 7 malam, tetapi ini hanya rata-rata dari dua kelompok turis yang berbeda. Dua per tiga dari seluruh turis yang mengunjungi Tanzania ikut dalam tur Afrika, biasanya masuk ke Tanzania melalui Kenya, menghabiskan 4 malam di Tanzania kemudian kembali ke Kenya. Sepertiga turis lainnya bepergian terutama ke Tanzania, dan tinggal lebih dari seminggu.

Sebagian besar wisatawan internasional datang ke Tanzania karena kehidupan liarnya yang amat mengesankan. Lebih dari 90% turis Tanzania turut serta dalan tur yang berbasis alam dan kehidupan liar, termasuk safari fotografi, safari berjalan kaki dan berburu. Pariwisata yang berbasis sumber daya laut atau pesisir saat ini sangat minim, walaupun jadwal perjalanan turis tertentu seringkali termasuk safari di Sirkuit bagian Utara (Northern Circuit) kemudian relaksasi beberapa hari di pantai, terutama di Zanzibar. Diperkirakan bahwa kecenderungan untuk liburan berbasis kehidupan liar akan terus berlanjut, tetapi ada potensi tak terbatas untuk membuat paket tambahan di pantai atau pesisir yang akan meningkatkan kepuasan pengunjung dan, pada waktunya, menjadi daya tarik turis tersendiri.

Daya tarik alam

Beberapa pantai yang menarik ditemukan di sepanjang pantai Tanzania dan menjadi salah satu daya tarik wisata pesisir utama. Sejumlah pantai telah menarik investasi pariwisata dan merupakan rumah untuk sejumlah kegiatan manusia, termasuk pariwisata, penangkapan ikan, budidaya laut, dll. Tim juga menemukan pantai-pantai menarik lainnya yang saat ini hanya sedikit atau tidak ada investasi pariwisatanya. Secara umum, wilayah pantai dijumpai dalam kondisi baik, dengan perkecualian di beberapa bagian (di wilayah Kunduchi) di mana erosi pantai terjadi karena buruknya praktik konstruksi dan telah mengurangi wilayah laut secara dramatis selama dekade terakhir.

Satu kendala dalam pengembangan wisata pesisir adalah banyak terdapat zona pasang surut yang tidak menarik di pantai-pantai Tanzania saat pasang laut perbani often

A.033106.002.0140

Page 49: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

unattractive inter-tidal zone of Tanzanian beaches at neap tide. Pada saat ini, laut tidak bisa diakses oleh turis yang ingin berenang, snorkeling atau menyelam. Kendala alam ini mencerminkan adanya kebutuhan besar untuk mencari atraksi wisata lainnya di wilayah yang berdekatan sehingga turis bisa merencanakan hari-harinya berdasarkan jadwal pasang laut.

Ada juga beberapa kawasan suaka hutan di sepanjang pantai, termasuk hutan bakau dan hutan pesisir. Kawasan suaka pesisir ini bisa dikembangkan menjadi daya tarik wisata bila dikelola dan dipromosikan dengan baik. Sebuah Proyek Pengelolaan Mangrove saat ini tengah mengkaji kemungkinan untuk membangun fasilitas ekowisata di beberapa kawasan suaka bakau terpilih. Saat ini, di satu distrik, hutan-hutan bakau yang ditemukan di mulut Sungai Pangani merupakan daya tarik atraksi dengan berperahu wisata di sungai yang dikelola oleh Pangani Coast Cultural Tourism Program melalui beberapa hotel di dalam wilayah tersebut. Wilayah lain yang memiliki potensi serupa untuk perjalanan dengan kapal, dan berjalan di jalan setapak dan di trotoar papan juga dapat dikembangkan. Tim penilai merekomendasikan untuk membangun sebuah pusat informasi, trotoar papan, dan rambu-rambu, demikian juga pelatihan untuk pemandu lokal. Masyarakat lokal bisa mendapat manfaat dari meningkatnya kunjungan ke kawasan suaka dengan menjadi pemandu wisata, menyediakan akomodasi dan layanan makanan dan minuman, juga dengan menjual kerajinan tangan tradisional.

Tim juga mencatat beberapa atraksi unik di sepanjang garis pantai Tanzania. Suaka Margasatwa Saadani merupakan satu-satunya tempat di bagian timur Afrika di mana binatang besar dapat dilihat di sepanjang pantai atau mandi-mandi di Samudera Hindia. Dengan peningkatan pada infrastruktur dan upaya pemasaran (contoh, “ketika semak bertemu pantai”), potensi untuk meningkatkan kunjungan sangat baik. Hanya di sebelah utara kawasan suaka ini terdapat Pantai Madete, tempat yang tidak banyak diketahui dan jarang dikunjungi merupakan tempat bertelur penyu hijau. Kawasan ini bisa dikembangkan menjadi paket perjalanan malam yang menarik dan informatif baik dari Pangani maupun dari suaka margasatwa itu sendiri. Atraksi ini perlu dikembangkan dan dikelola secara cermat karena penyu yang sedang bertelur mudah terganggu dengan cahaya dan suara yang asing.

Tanzania juga memiliki dua Taman Laut dan beberapa Kawasan Suaka Alam Laut, yang juga merupakan daya tarik turis dengan potensi tinggi. Daya tarik alam unik lainnya di sepanjang pantai Tanzania adalah mata air belerang alami di Distrik Tanga. Pada waktu itu, mata air tersebut digunakan untuk mandi belerang, dan banyak orang yang datang untuk menikmatinya. Sejak atraksi ini dijadikan milik negara, maka mata air dan kolamnya belum dimanfaatkan. Pemerintah Distrik ingin agar atraksi tersebut dikembangkan dan dipromosikan, tetapi mereka tidak pada posisi untuk melakukannya sendiri. Ini merupakan wilayah di mana kemitraan kuat antara publik/swasta/masyarakat lokal bisa dikembangkan.

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

41

Page 50: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Olah raga memancing merupakan kegiatan lain yang mungkin dapat menarik turis. Memancing ikan besar dapat ditemukan di berbagai titik di sepanjang pantai, tetapi saat ini hanya sangat sedikit operator yang mengambil keuntungan dari sumber daya ini.

Daya tarik budaya

Pantai Swahili di Tanzania memiliki beberapa lokasi budaya kelas dunia yang pada waktunya bisa dikembangkan menjadi atraksi turis tersendiri. Terutama, reruntuhan di Kilwa Kisiwani dan Songo Mnara, yang telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, memiliki potensi yang tidak terbatas untuk menarik turis.

Daya tarik budaya lainnya, seperti pertunjukan musik lokal taraab, perikanan rakyat dan pertanian serta produksi kerajinan tangan tradisional juga ada, tetapi tidak dikelola atau dipromosikan secara sistematis sehingga sulit untuk menilai berapa banyak turis yang menikmati pengalaman seperti ini. Namun demikian, paling tidak di kota pesisir, Pangani, sebuah program wisata budaya telah dikembangkan untuk mempromosikan pariwisata berbasis desa lokal di wilayah tersebut. Keberhasilan inisiatif ini bisa ditiru di wilayah pesisir lainnya untuk mempromosikan budaya lokal.

Hal ini penting untuk dicatat, bahwa perkembangan seni dan budaya pertunjukan trandisional menjadi atraksi turis bisa berdampak pada budaya lokal itu sendiri. Sebagai contoh, kelompok taraab lokal bisa mengadakan pertunjukan untuk turis secara rutin, sehingga masyarakat lokal yang merupakan penikmat aslinya mulai merasa tidak sepenting kelompok turis yang membayar. Kemudian timbul konflik karena yang tadinya adalah acara komunitas untuk masyarakat kini berubah menjadi kelompok pertunjukan untuk turis asing. Jenis perubahan budaya seperti ini tidak bisa terelakkan terutama ketika orang-orang dari berbagai latar belakang berkumpul. Sampai sejauh mana perubahan ini masih bisa diterima hanya dapat ditentukan oleh masyarakat lokal itu sendiri.

Secara umum, situs warisan budaya di sepanjang pantai berada dalam kondisi yang memprihatinkan dan karenanya saat ini tidak disiapkan untuk menerima turis. Kebanyakan lokasi di bawah pengawasan Departemen Purbakala yang hanya ditangani oleh seorang petugas saja. Sehingga perlu dilakukan banyak kegiatan untuk konservasi dan rehabilitasi.

Akomodasi

CTWG melakukan kajian yang cermat mengenai ketersediaan akomodasi untuk turis, bepergian di sepanjang garis pantai dan mencatat jenis dan jumlah penginapan yang ada di setiap desa, contohnya:

Kilwa

A.033106.002.0142

Page 51: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

“Ada beberapa penginapan/guesthouse kecil milik penduduk di Kilwa Masoko dan Kilwa Kivinje. Dimiliki oleh penduduk lokal dan telah beroperasi dengan menawarkan akomodasi dasar kurang dari 5.000 Tsh. Sebuah perkemahan tenda kecil baru-baru ini juga telah dibuat di pantai Jimbiza – pemiliknya telah berencana untuk mengembangkannya menjadi pondok mewah di lokasi yang sama dalam waktu dekat.”

Kebanyakan lokasi dikaji dengan cara ini. Fokus tim terutama pada konsep “nilai uangnya” – apakah akomodasi hotel dan kualitasnya sesuai dengan harga yang mereka berikan. Mereka mewawancarai pemilik hotel mengenai opini, rencana dan tujuan mereka. Berbagai kesulitan yang teridentifikasi untuk memperbaiki akomodasi hotel adalah: kurangnya infrastruktur (kebanyakan hotel harus menyediakan air, listrik dan pembuangan sampah sendiri); pajak yang berlebihan (mencapai 40% dari pemasukan); buruknya komunikasi, yang menghambat kemampuan hotel untuk membuka pemesanan melalui telpon atau internet, dan kesulitan bila ada kasus darurat; serta kurangnya staf yang terlatih.

Aksesibilitas

Tujuan utama dari CTWG adalah untuk mengidentifikasi apakah turis bisa mencapai lokasi atraksi dan akomodasi. CTWG telah mempelajari dan bepergian sepanjang jalan, jalur ferry sungai serta maskapai penerbangan yang menghubungkan masyarakat pedesaan pesisir Tanzania ke kota-kota besar di mana turis tersebut tiba, dan antara berbagai atraksi potensial. Mereka mengidentifikasi masalah utama aksesibilitas yang perlu diperbaiki (dijelaskan berikut ini).

Meletakkan semua secara bersama-sama: Mengidentifikasi Lokasi-lokasi dengan Potensi Terbaik untuk Pariwisata

Dengan mempertimbangkan keunikan dan keragaman atraksi alam dan budaya, CWTG mengidentifikasi tiga daerah yang memiliki potensi terbaik untuk menarik pariwisata:

1. Distrik Kilwa, dan Kawasan Suaka Mangrove di sebelahnya serta gua-gua di dekatnya. Reruntuhan purba yang ditemukan di Distrik Kilwa cukup luas dan unik, karena inilah mengapa pada tahun 1981 UNESCO menetapkannya sebagai Situs Warisan Dunia. Reruntuhan tersebut terletak di pulau tropis yang indah, sehingga perjalanan menuju pulau-pulau Kilwa Kisiwani dan Songo Mnara sama menyenangkannya dengan wisata ke reruntuhan itu. Selain reruntuhan itu, ada juga kota tua Kilwa Kivinje, yang merupakan andalan pariwisata di wilayah tersebut dengan atraksi alaminya, seperti pantai-pantainya, bakau, kolam-kolam kuda nil, dan gaya hidup lokalnya, seperti taraab dan perikanan rakyat, merupakan atraksi terbaik yang mereka miliki.

Keragaman atraksi ini memiliki potensi untuk menjadikan Kilwa menjadi salah satu tujuan wisata pesisir terbaik di wilayah ini. Namun demikian, seperti yang telah disebutkan

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

43

Page 52: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

sebelumnya, memiliki satu komponen penting tanpa dua komponen lainnya dapat menghambat pengembangan pariwisata di daerah itu. Akses yang relatif buruk serta kurangnya akomodasi yang memadai di daerah tersebut perlu diatasi sebelum Kilwa benar-benar menjadi tujuan wisata kelas dunia.

2. Suaka Margasatwa Saadani dan daerah yang berdekatan, dengan Pangani di sebelah utara dan Bagamoyo/Kinondoni di sebelah selatan. Saadani memiliki daya tarik unik kelas dunia yaitu hewan besar di pinggir pantai. Keterkaitan Saadani dengan dua daerah lainnya bisa menyajikan beragam atraksi unik dan berbagai kegiatan untuk turis di kawasan yang relatif kecil. Suaka Margasatwa Saadani adalah daya tarik yang sangat baik, tetapi mengalami kesulitan karena kurangnya akomodasi dan akses yang buruk. Baik kota Pangani maupun Bagamoyo memiliki daya tarik dan akomodasi yang baik, namun aksesnya perlu diperbaiki. Saadani, Pangani dan Bagamoyo secara sendiri tidak bisa benar-benar membangun menjadi daerah tujuan wisata kelas dunia. Kawasan ini memerlukan perbaikan akses jalan dan air, pembangunan lebih banyak hotel, serta pengembangan dan pemasaran rencana pariwisata yang menyatu untuk seluruh wilayah sehingga memudahkan turis untuk berpindah di ketiga kawasan itu.

3. Kawasan Pulau Mafia. Pulau Mafia semakin menjadi terkenal karena memiliki tempat penyelaman terbaik di Samudera Hindia bagian timur. Pengembangan Taman Nasional Laut Pulau Mafia telah membantu menempatkan pulau ini dalam peta pariwisata, dan telah mendapat pujian mulut ke mulut dari pengunjung yang merasa puas. Daya tarik utamanya adalah menyelam dan snorkeling yang luar biasa, tetapi kawasan ini juga memiliki daya tarik lain, seperti pantai yang indah di sisi barat pulau utama, dengan pulau-pulau kecil yang mengelilingi pulau utama, beberapa reruntuhan dari penduduk sebelumnya dan secara keseluruhan merupakan kawasan yang relatif belum tersentuh. Daya tarik lainnya adalah Delta Rufiji, yang jauhnya hanya seperjalanan singkat dengan perahu, dan memiliki jenis burung dan hewan unik, seperti kelelawar buah dan dugong Comoros.

Akomodasi di pulau ini sebagian besar untuk pasar atas, tetapi pondok TAHI bisa ditingkatkan untuk memberikan pilihan yang lebih murah untuk pasar turis menengah. Salah satu hambatan utama bagi kawasan ini untuk menjadi tujuan wisata kelas dunia adalah tingginya biaya transportasi terkait dengan pengembangan pariwisata di pulau-pulau terpencil. Selain biaya dan perjalanan udara yang tidak bisa diandalkan, banyak turis yang akhirnya lebih memilih perjalanan ke tempat yang lebih murah dan lebih mudah seperti mengunjungi Zanzibar. Memperbaiki transportasi relatif bisa mempercepat laju investasi, namun demikian, perlu untuk jangka pendek tetap peru dipastikan bahwa ekosistem pesisir yang rentan telah dilindungi.

Ketiga kawasan ini telah diidentifikasi sebagai 'permata’ pantai Swahili Tanzania. Kawasan lainnya juga memiliki daya tarik yang baik, tetapi ketiga kawasan prioritas ini yang paling potensial karena keunikan lokasi dan sumber dayanya, dan keragaman atraksinya di kawasan yang cukup kecil.

A.033106.002.0144

Page 53: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Beberapa Rekomendasi Prioritas untuk Wisata Pesisir di Tanzania:

1. Mengembangkan prosedur investasi yang efisien untuk membangun hotel di pesisir.

Para investor akan mendapat manfaat dari proses yang lebih konsisten dan tidak terlalu birokratis, yang akan memfasilitasi investasi baru dalam industri ini. Prosedur yang efisien bisa diambil dari Panduan Investasi untuk Pembangunan Hotel Pesisir. Masalah utama yang akan disorot dalam Panduan bisa berupa akuisisi lahan, peran dari otoritas lokal dan masyarakat dalam meninjau proses dan pentingnya melakukan Kajian Dampak Lingkungan (Environmental Impact Assessments) yang akan mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan, sosial dan budaya.

2. Mengidentifikasi kawasan prioritas untuk pengembangan wisata pesisir dan membangun rencana pengelolaan pariwisata yang komprehensif untuk kawasan tersebut.

Ketika seluruh kawasan pantai memiliki potensi untuk menjadi daerah tujuan wisata yang baik, sementara sumber daya yang ada terbatas, maka perlu untuk mengidentifikasi kawasan-kawasan dengan potensi terbaik serta memfokuskan upaya dan sumber daya pada kawasan tersebut. Selain itu, tim juga mencatat karena banyaknya atraksi yang berada di bawah pengawasan sektor pemerintahan yang berbeda, maka perlu dibangun suatu rencana komprehensif yang mencakup semua daya tarik alam dan budaya serta akomodasinya. Untuk melaksanakan rekomendasi ini, perlu dikembangkan Rencana Pengelolaan Pariwisata yang komprehensif untuk kawasan-kawasan prioritas ini.

3. Meningkatkan Aksesibilitas ke Kawasan Wisata Pesisir

Aksesibilitas menuju pantai masih sangat terbatas. Tanpa mode transportasi yang aman dan efisien menuju ke kawasan wisata pesisir dari pusat-pusat wisata lainnya, maka wisata pesisir akan tetap terbatas. Beberapa rekomendasi khusus untuk meningkatkan aksesibilitas adalah:

Memperbaiki infrastruktur jalan menuju pantai, terutama jalan-jalan di pesisir dari Dar es Salaam-Bagamoyo-Saadani-Pangani-Tanga dan dari Dar es Salaam-Kilwa-Lindi.

Mempertimbangkan kemungkinan untuk membangun jembatan di atas Sungai Pangani dan Wami.

Memperbaiki bandara di Mafia dan menyesuaikan jadwal penerbangan untuk meminimalkan persinggahan/transit.

Meningkatkan layanan ferry untuk menyeberangi sungai di Sungai Pangani, Wami dan Rufiji.

Mencari tahu kelayakan untuk membangun layanan ferry laut di sepanjang pantai, khususnya dari Dar es Salaam ke Tanga (dengan pemberhentian di Bagamoyo, Saadani dan Pangani) dan antara Dar es Salaam, Mafia dan Kilwa.

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

45

Page 54: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

4. Mempromosikan investasi lokal di kawasan wisata pesisir.

Salah satu cara untuk memastikan bahwa wisata pesisir memberikan manfaat bagi masyarakat lokal di sepanjang pantai, demikian pula untuk investor lokal, adalah dengan mengidentifikasi dan mempromosikan usaha khusus yang dapat dilakukan oleh masyarakat lokal. Setelah usaha ini diidentifikasi, maka perlu membangun program pelatihan bisnis untuk masyarakat lokal serta memastikan bahwa investor lokal memiliki informasi mengenai potensi sumber modal. Jenis-jenis usaha yang bisa melibatkan masyarakat lokal di antaranya produksi kerajinan tangan, bahan makanan dan produk lainnya yang menggunakan bahan-bahan lokal untuk dijual ke hotel-hotel, dan layanan pendukungnya, seperti para pemandu wisata, transportasi lokal dan restoran-restoran.

5. Melakukan analisis ekonomi tentang biaya dan manfaat dari berbagai jenis akomodasi di pesisir dan mengembangkan ramuan yang tepat untuk insentif investasi.

Kebijakan Pariwisata Nasional secara jelas menyatakan bahwa Tanzania bertujuan untuk menarik dan mempromosikan pasar atas pariwisata, dan menghindari pengembangan pariwisata massal. Namun demikian, panduan khusus mengenai ukuran dan jenis akomodasi hotel tidak tersedia. Isu-isu lainnya yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan jenis dan ukuran akomodasi perlu dipromosikan, termasuk dampak lingkungan dari pembangunan dan operasional, tingkat di mana masyarakat lokal mendapat manfaat dari barbagai jenis hotel dan kepastian sistem angkutan udara yang mencukupi untuk seluruh negeri, yang berarti perlu menarik dan memberikan layanan bagi cukup turis untuk mempertahankan layanan angkutan udara internasional.

A.033106.002.0146

Page 55: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Pegangan Peserta 2.8: Sumber-sumber informasi untuk analisis rekam jejak lingkungan

Tim bisa mulai mengeksplorasi isu-isu lingkungan dan keanekaragaman hayati penting dengan meninjau kembali informasi yang sudah ada. Sumber-sumbernya bisa berasal dari:

1) Publikasi, literatur dan informasi daring (dalam jaringan = online) dari berbagai organisasi lingkungan dan konservasi lokal dan internasional. Contohnya, Country Program Executive Program Summaries CI, publikasi Hotspots, dan Critical Environmental Partnership Profiles yang tersedia di www.cepf.net.

2) Daftar Merah IUCN untuk spesies yang tersedia di www.iucn.org dan di www.redlist.org. Daftar ini menggolongkan spesies yang masuk dalam kriteria Terancam Punah Kritis dan Genting.

3) Berbagai rencana pengelolaan taman nasional dan kawasan konservasi serta berbagai peraturan zonasi (dokumen-dokumen ini harus ada di taman nasional dan kawasan konservasi yang sudah mapan).

4) Berbagai laporan dan tulisan dari para ilmuwan dan organisasi konservasi yang bekerja di wilayah tersebut.

5) Tinjauan Kajian Penggunaan Sumber Daya Alam, Budaya, dan Sosial Ekonomi, untuk memberikan wawasan mengenai bagaimana konteks sosial-budaya dapat memengaruhi atau memberi manfaat pada isu keanekaragaman hayati dan lingkungan. Isu-isu dan berbagai peluang yang teridentifikasi nantinya akan ditambahkan dalam matriks jejak.

Menarik Para Ahli Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati

Ketika penelitian awal telah memberikan dasar yang cukup untuk diskusi lanjutan, Tim Penilai dapat mengandalkan hasil wawancara dan konsultasi dengan para ahli lingkungan dan keanekaragaman hayati lokal untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai berbagai dampak dan peluang potensial di wilayah lokal. Para ahli ini termasuk:

1) Ahli biologi konservasi;

2) Ahli botani;

3) Spesialis kehidupan liar;

4) Ahli ekologi;

5) Peneliti;

6) Profesor di perguruan tinggi;

7) Staf pengelola KKP dan kawasan konservasi;

8) Para pemimpin di berbagai asosiasi dan organisasi yang secara aktif terlibat dalam isu-isu keanekaragaman hayati dan konservasi sebagai fokus tujuannya.

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

47

My Mine, 11/15/16,
Pertanyaan no 1. Siapa saja ahli lingkungan dan keanekaragaman hayati yang diperlukan dalam perencanaan pariwisata berbasis konservasi?
Page 56: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Contoh Wawancara untuk Analisis Jejak

1) Dampak apa yang Anda perkirakan akan terjadi (cantumkan kategori dampak yang sesuai, misalnya dampak pada flora dan fauna, sumber daya air, dll.)?

2) Dari dampak-dampak yang Anda tuliskan, apakah Anda rasa dampak tersebut bisa diterima atau tidak bisa diterima?

a Bila dampak tersebut tidak bisa diterima, hal-hal penting apa yang perlu ditangani?

b Seberapa jauh dampak potensial ini dapat dikendalikan?

c Seberapa besar kemungkinan hal itu akan terjadi?

d Berapa lama dampak ini akan bertahan?

e Akan seberapa besar tingkat dampaknya?

3) Apakah pariwisata berkelanjutan bisa dimodifikasi sehingga dapat mengatasi hal-hal penting tersebut dan membuat dampak tersebut bisa diterima?

4) Apakah ada masalah yang bisa diselesaikan dengan pengembangan pariwisata berkelanjutan? (Berikan contohnya dari matriks Anda)

5) Kelompok atau pemangku kepentingan kunci mana yang perlu dilibatkan dalam menangani apakah pariwisata berkelanjutan ini merupakan suatu peluang atau ancaman?

Sumber: Gutierrez, Eileen, Kristin Lamoureux, Seleni Matus, Kaddu Sebunya. 2005. Linking Communities, Tourism, & Conservation: A Tourism Assessment Process - Tools and Worksheets. Conservation International and the George Washington University.)

A.033106.002.0148

Page 57: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Yth, Bapak/Ibu/Sdr. _____________________.

Kami ingin mengetahui opini Anda mengenai berbagai dampak potensial, demikian juga peluang untuk pengembangan pariwisata di wilayah ini (jelaskan potensi untuk pariwisatanya, berdasarkan inventarisasi atraksi/daya tarik dan permintaan pasar).

1) Dampak apa yang Anda perkirakan akan terjadi (cantumkan kategori dampak yang sesuai, misalnya dampak pada flora dan fauna, sumber daya air, dll.)?

2) Dari dampak-dampak yang Anda tuliskan, apakah Anda rasa dampak tersebut bisa diterima atau tidak bisa diterima?

a Bila dampak tersebut tidak bisa diterima, hal-hal penting apa yang perlu ditangani?

b Seberapa jauh dampak potensial ini dapat dikendalikan?

c Seberapa besar kemungkinan hal itu akan terjadi?

d Berapa lama dampak ini akan bertahan?

e Akan seberapa besar tingkat dampaknya?

3) Apakah pariwisata berkelanjutan bisa dialihkan dalam beberapa cara untuk mengatasi hal-hal penting tersebut dan membuat dampak tersebut bisa diterima?

4) Apakah ada masalah yang bisa diselesaikan dengan pengembangan pariwisata berkelanjutan? (Berikan contohnya dari matriks Anda)

5) Kelompok atau pemangku kepentingan kunci mana yang perlu dilibatkan dalam menangani apakah pariwisata berkelanjutan ini merupakan suatu peluang atau ancaman?

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

49

Page 58: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Pegangan Peserta 2.9: Contoh matriks rekam jejak ekologi

Contoh Matriks Jejak Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati

Jenis ancaman Dampak-dampak potensial pariwisata

Peluang potensial dan asumsi kunci

Pemangku kepentingan kunci

Ahli / orang yang bisa dihubungi Potensi dampak

Isilah dengan deskripsi ancaman

yang terlibat atau terpengaruh

(Isilah setiap kotak dengan tanda +, 0,

atau) - )

Pencurian spesies yang terancam punahdi dalam kawasan konservasi

Kegiatan pariwisata dapat meningkatkan penghasilan penduduk lokal, sehingga mereka dapat membeli peralatan berburu yang lebih baik (misalnya senapan, perangkap dan jerat, alat pelacak yang lebih bagus)

Orang melakukan pencurian spesies yang terancam punah karena terbatasnya mata pencaharian alternatif. Pariwisata dapat menciptakan mata pencaharian alternatif dan menjelaskan alasan pentingnya melindungi spesies-spesies tersebut. Petugas perlu melakukan kampanye lebih giat lagi

1. Desa-desa dan dusun lokal di sekitar kawasan konservasi

2. Pengelola Kawasan Konservasi

1. Ahli biologi lokal, para peneliti

2. Staf Pengelola Kawasan Konservasi

3. Para ahli di bidang sosial budaya

4. Survei sosial ekonomi

( - )

Perluasan lahan pertanian ke kawasan lindung yang tidak terjaga baik

Bertambahnya pengunjung akan meningkatkan kebutuhan makanan, di antaranya produk-produk pertanian. Penduduk lokal akan meningkatkan kegiatan produktif dengan berbagai cara, termasuk peralatan baru dan perluasan lahan.

Ekowisata merupakan alasan pentingnya melakukan konservasi. Ekowisata dapat memberikan insentif kepada penduduk lokal untuk menerapkan pertanian organik, berkelanjutan dsb. Hal ini akan semakin menguatkan alasan untuk menetapkan suatu kawasan konservasi, budaya dan konteks yang tepat berpihak pada konservasi

Asosiasi Ekowisata Lokal

Anggota masyarakat

Kantor Pemerintah dan Kementerian

Petugas Pengembangan Pertanian

Ahli biologi lokal

Ahli ekonomi

Survei sosial ekonomi

( - )

Sumber: Gutierrez, Eileen, Kristin Lamoureux, Seleni Matus, Kaddu Sebunya. 2005. Linking Communities, Tourism, & Conservation: A Tourism Assessment Process - Tools and Worksheets. Conservation International and the George Washington University.)

A.033106.002.0150

Page 59: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Pegangan Peserta 2.10: Contoh kajian terhadap kegiatan yang bersifat rekreasi

KEGIATAN PEGUNJUNG

Sumber daya alam dan budaya yang terkena dampak kegiatan pengunjungSarang Burung

Gundukan pasir atau vegetasi pesisir

Mamalia Laut

Lokasi Penyu

Bertelur

Pulau-pulau kecil yang tak berpenghuni

Lokasi ikan berbiak

dalam jumlah besar

Lahan basah

Padang Lamun

Sumber Daya Budaya yang Tak Nampak

Kegiatan di DaratBerkemah Berjalan kaki/mendaki gunung

Melihat kehidupan liar

Parasailing Kegiatan di Pantai

Menyusuri pantai Memancing di pantai BerenangKayak

Kegiatan di LautJet Ski Memancing untuk rekreasi

Berlayar Berperahu Menyelam

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

51

Page 60: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Lembar Kerja 2.1: Membentuk tim penilaian pariwisata di kawasan konservasi perairan

PERAN FUNGSIONAL DARI TIM PERENCANAAN

PENGETAHUAN DASAR KKP KEAHLIAN PENGETAHUAN KHUSUS

NAM

A &

JABA

TAN

NAM

A DI

NAS

, LE

MBA

GA, L

SM, A

TAU

KE

LOM

POK

PEM

ANGK

U

KEPE

NTI

NGA

N

INFO

RMAS

I TER

KAIT

LA

INN

YA

Kew

enan

gan

peng

elol

aan

terh

adap

ata

u di

da

lam

KKP

Peng

eta-

huan

te

ntan

g m

asal

ah-

mas

alah

huk

um

Pere

nca-

naan

St

rate

gis

Disip

lin Il

mu

Keah

lian

Geos

pasia

l (GI

S)

Anal

i-sa

Kepe

-kaa

n

Peni

lai-a

n Ce

pat

Pem

an-t

auan

dan

Ev

alua

si

Pras

aran

a Pe

sisir

dan

Pant

ai

Pers

edia

an &

Ko

mpe

tisi /

Pe

rsai

ngan

Tena

ga K

erja

Lain

nya

KEWENANGAN PENGELOLAAN atau YURISDIKSI

Pengelola KKP

X X X Ahli Biologi Kelautan

X Asril Ubud KKP Butana Akan member-kan

rekomen-dasi akhir

Praktisi KKP

Pengelola Zona Pesisir

Pengelola Pariwisata

Pengelola DAS (Daerah Aliran Sungai)

KEAHLIAN TEKNIS

Keahlian Geospasial

Pemantauan dan Evaluasi

DISPLIN ILMU

A.033106.002.0152

Page 61: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

PERAN FUNGSIONAL DARI TIM PERENCANAAN

PENGETAHUAN DASAR KKP KEAHLIAN PENGETAHUAN KHUSUS

NAM

A &

JA

BATA

N

NAM

A DI

NAS

, LE

MBA

GA,

LSM

, ATA

U

INFO

RMAS

I TE

RKAI

T LA

INN

YA

Ilmu Kelautan

BiologI

Ekonomi

Hidrologi

Sosiologi

Antropolgi

MASYARAKAT KUNCI ATAU WAKIL-WAKIL PEMANGKU KEPENTINGAN (STAKEHOLDER)

LAINNYA

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

53

Page 62: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Lembar Kerja 2.2. Daftar sumber daya kawasan dan penilaiannya sebagai obyek wisata di kawasan konservasi perairan

1 – Wisata Alam

Jelaskan jenis-jenis keunikan atau obyek wisata alam di kawasan konservasi perairan Anda. Upayakan untuk membuat penjelasan yang lebih rinci, hindari penjelasan yang terlalu singkat dan umum.

Nama obyek wisata

Lokasi1 Kemudahan akses (dari setiap jalan masuk)2

Potensi Pemanfaatan

Aspek ekologi yang rawan3

Kekhawatiran sosial dan budaya lokal4

Jenis wisatawan potensial5

Muara sungai Cisadane

Desa Caringin, 20 km dari kota Bekasi, xx LS xx BT.

Mudah, 20 menit jalan kaki dari kantor balai desa.

Tempat makan, pemancingan, sewa perahu, Cocok sebagai obyek sekunder wisata ke kuil Cheng Ho

Tempat bertelur buaya pada bulan xx, banjir pada bulan Okt-Des,

Menggangu aktivitas nelayan lokal,

1 Nama, jarak dari titik rujukan, posisi geografi2 Mudah (berjalan kaki hingga1 jam); Sedang (berbukit-bukit, berjalan kaki 1 hingga 2 jam); Sulut (jalan mendaki dan curam, lebih dari 2 jam)3 Tempat peneluran dan sarang satwa liar yang terancam punah, tumbuh-tumbuhan langka, sumber air, terlalu bising dan ramai, pengelolaan limbah4 Pemanfaatan tradisional dan kepercayaan, tabu, berpotensi terganggu, isu kepemilikan lahan5 paket wisata satu hari, paket wisata akhir pekan, paket wisata menginap lama

A.033106.002.0154

Page 63: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Nama obyek wisata

Lokasi Kemudahan akses (dari setiap jalan masuk)

Potensi Pemanfaatan

Aspek ekologi yang rawan

Kekhawatiran sosial dan budaya lokal

Jenis wisatawan potensial

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

55

Page 64: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

2 –Daya Tarik Budaya

Petunjuk: ketika memberikan penjelasan mengenai daya tarik budaya, tunjukan apa yang menjadi keunikan dari daya tarik tersebut dan cobalah untuk menghindari penggunaan gambaran umum seperti “menurut cerita”.

Nama obyek wisata

Lokasi6 Kemudahan akses (dari setiap jalan masuk)7

Potensi Pemanfaatan

Aspek ekologi yang rawan8

Kekhawatiran sosial dan budaya lokal9

Jenis wisatawan potensial10

6 Nama, jarak dari titik rujukan, posisi geografi7 Mudah (berjalan kaki hingga1 jam); Sedang (berbukit-bukit, berjalan kaki 1 hingga 2 jam); Sulut (jalan mendaki dan curam, lebih dari 2 jam)8 Tempat peneluran dan sarang satwa liar yang terancam punah, tumbuh-tumbuhan langka, sumber air, terlalu bising dan ramai, pengelolaan limbah9 Pemanfaatan tradisional dan kepercayaan, tabu, berpotensi terganggu, isu kepemilikan lahan10 paket wisata satu hari, paket wisata akhir pekan, paket wisata menginap lama

A.033106.002.0156

Page 65: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

3 –Daya Tarik Sejarah dan Pusaka

Petunjuk: Ketika memberikan penjelasan tentang daya tarik peninggalan bersejarah, tunjukan apa yang menjadi keunikan dari daya tarik tersebut dan cobalah untuk menghindari penggunaan gambaran umum seperti “tugu peringatan”.

Nama obyek wisata

Lokasi11 Kemudahan akses (dari setiap jalan masuk)12

Potensi Pemanfaatan

Aspek ekologi yang rawan13

Kekhawatiran sosial dan budaya lokal14

Jenis wisatawan potensial15

11 Nama, jarak dari titik rujukan, posisi geografi12 Mudah (berjalan kaki hingga1 jam); Sedang (berbukit-bukit, berjalan kaki 1 hingga 2 jam); Sulut (jalan mendaki dan curam, lebih dari 2 jam)13 Tempat peneluran dan sarang satwa liar yang terancam punah, tumbuh-tumbuhan langka, sumber air, terlalu bising dan ramai, pengelolaan limbah14 Pemanfaatan tradisional dan kepercayaan, tabu, berpotensi terganggu, isu kepemilikan lahan15 paket wisata satu hari, paket wisata akhir pekan, paket wisata menginap lama

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

57

Page 66: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

4 –Kegiatan Rekreasi

Petunjuk: memberikan penjelasan tentang apa saja kegiatan potensial yang unik. Hindari penjelasan umum seperti “mendaki”.

Nama obyek wisata

Lokasi16 Kemudahan akses (dari setiap jalan masuk)17

Potensi Pemanfaatan

Aspek ekologi yang rawan18

Kekhawatiran sosial dan budaya lokal19

Jenis wisatawan potensial20

16 Nama, jarak dari titik rujukan, posisi geografi17 Mudah (berjalan kaki hingga1 jam); Sedang (berbukit-bukit, berjalan kaki 1 hingga 2 jam); Sulut (jalan mendaki dan curam, lebih dari 2 jam)18 Tempat peneluran dan sarang satwa liar yang terancam punah, tumbuh-tumbuhan langka, sumber air, terlalu bising dan ramai, pengelolaan limbah19 Pemanfaatan tradisional dan kepercayaan, tabu, berpotensi terganggu, isu kepemilikan lahan20 paket wisata satu hari, paket wisata akhir pekan, paket wisata menginap lama

A.033106.002.0158

Page 67: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Lembar Kerja 2.3: Menentukan peringkat sumber daya kawasan sebagai obyek wisata

Sumber daya yang menjadi

potensial menjadi

obyek wisata

Ketersediaan Sumber Daya

Kemampuan sumber daya

untuk menghadapi

dampak kegiatan

pengunjung

Potensi sumber daya

untuk menarik

pengunjung

Pentingnya sumber daya

dalam pembentukan KKP

(terkait dengan tujuan, alasan dan

tema pendirian KKP)

Lokasi atau fitur penting di kawasan tujuan wisata, manfaat, dan tema yang ditetapkan KKP Di

dalam KKP

Di luar KKP

Terumbu Karang

5 4 3 5 5 Bagian dari alasan penetapan kawasan sebagai KKP, daya tarik bagi penyelam dan nelayan

Pari manta dan habitatnya

1 1 3 5 4 Salah satu alasan penetapan kawasan sebagai KKP, ada spesies karismatik

Burung cenderawasih dan habitatnya

1 1 1 4 5 Dengan melindungi habitat burung, maka hutan juga akan terlindung dari bahaya logging, sehingga menghindari adanya sedimentasi bagi pesisir dan juga memberikan sumber pendapatan untuk masyarakat

1 = langka2 = jarang3 = tidak umum4 = umum 5 = melimpah

1 = sangat sensitif3 = sensitif5 = tidak sensitif

1 = sangat rendah2 = rendah3 = sedang4 = tinggi5 = sangat tinggi

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

59

Page 68: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Lembar Kerja 2.3: Menentukan peringkat sumber daya kawasan sebagai obyek wisata

Sumber daya yang menjadi

potensial menjadi

obyek wisata

Ketersediaan Sumber Daya

Kemampuan sumber daya

untuk menghadapi

dampak kegiatan

pengunjung

Potensi sumber daya

untuk menarik

pengunjung

Pentingnya sumber daya

dalam pembentukan KKP

(terkait dengan tujuan, alasan dan

tema pendirian KKP)

Lokasi atau fitur penting di kawasan tujuan wisata, manfaat, dan tema yang ditetapkan KKP Di

dalam KKP

Di luar KKP

A.033106.002.0160

Page 69: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

1 = langka2 = jarang3 = tidak umum4 = umum 5 = melimpah

1 = sangat sensitif3 = sensitif5 = tidak sensitif

1 = sangat rendah2 = rendah3 = sedang4 = tinggi5 = sangat tinggi

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

61

Page 70: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Lembar Kerja 2.4. Penilaian infrastruktur pariwisata berkelanjutan

A . Transportasi

Petunjuk: Gunakan lembar kerja ini untuk membuat daftar prasarana dan jasa, baik yang tersedia pada saat ini maupun yang sedang direncanakan, yang dapat dimanfaatkan oleh para wisatawan untuk mencapai daerah tujuan wisata mereka.

Institusi pemerintahan yang bertanggungjawab menangani perencanaan bangunan fisik, sarana dan prasarana transportasi dan komunikasi dapat dihubungi untuk mendapatkan informasi yang diperlukan.

Catatan: Bagi setiap jenis transportasi, tuliskan juga cakupan layanan dan hubungannya dengan moda transportasi yang lain. Misalnya, pada sebuah bandara internasional juga terdapat penerbangan domestik untuk menjangkau daerah tujuan wisata di tempat sekitarnya. Kenyamanan, kebersihan dan pelayanan, seperti kamar mandi, harus dinilai dalam topik Kondisi Umum. Infrastruktur transportasi yang menyebabkan masalah lingkungan yang signifikan (misalnya, jalan raya yang menyebabkan erosi) perlu ditulis. Juga masalah-masalah potensial dan peluang perbaikannya demi keberlanjutan atau insiatif yang sedang dilakukan bagi masing-masing kategori (usaha penyewaan mobil dengan kendaraan yang telah dirancang ulang).

Lokasi yang Dilayani Pelayanan & Koneksi

Dapat Diandalkan dan Keamanan

Kondisi secara Umum

Ramah Lingkungan / Tidak

Jalan raya Hanya ada di Waisai, menghubungkan Waisai dengan beberapa lokasi (Saporkren, Waiwo, Warsamdin), jalan dari Waisai ke bandara

Ya, aman Baik Tidak ramah lingkungan, tidak adanya jalur hijau di pesisir, sehingga berpotensi mengakibatkan sedimentasi.

Jalan sekunder -

Jalan lain -

Bandara/penerbangan Sorong dan Waisai

Sorong: dapat diandalkan dan cukup

Sorong: baik

A.033106.002.0162

Page 71: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Lokasi yang Dilayani Pelayanan & Koneksi

Dapat Diandalkan dan Keamanan

Kondisi secara Umum

Ramah Lingkungan / Tidak

aman.

Waisai: belum berfungsi regular.

Waisai: belum siap

Waisai: tidak ramah lingkungan, mengakibatkan sedimentasi ke perairan sekitarnya.

Penyewaan mobil Waisai, Warsambin, Waiwo

Ya dan aman Baik

Operator tur dari luar yang membawa tamu ke dalam lokasi

Operator dari Sorong dan Waisai.

Sorong: dapat diandalkan

Waisai: belum dapat diandalkan.

Taxi -

Terminal & pelayanan bus Bus melayani Waisai dan Warsamdin. Tidak ada terminal.

Tidak dapat diandalkan. Tidak nyaman.

Kurang.

Stasiun & pelayanan kereta api

-

Pelabuhan sungai & pelabuhan laut/kapal laut

Ada di Waisai dan di setiap kampung.

Iya. Kurang. Banyak yang tidak ramah lingkungan (tidak memperhatikan kondisi dasar laut, memakai bahan yang tidak ramah lingkungan)

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

63

Page 72: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Lokasi yang Dilayani Pelayanan & Koneksi

Dapat Diandalkan dan Keamanan

Kondisi secara Umum

Ramah Lingkungan / Tidak

Untuk jenis kapal lainnya

Ketinting

Di kampung. Tidak memenuhi syarat keselamatan.

Bervariasi.

Sepeda

Penyewaan sepeda motor Di Waisai Dapat diandalkan

Lumayan bagus.

Lainnya

1) Jalan raya

2) Jalan sekunder

3) Jalan lain

4) Bandara/penerbangan

5) Penyewaan mobil

6) Operator tur dari luar yang membawa tamu ke dalam lokasi

7) Taxi

8) Terminal & pelayanan bus

9) Stasiun & pelayanan kereta api

10) Pelabuhan sungai & pelabuhan laut/kapal laut

11) Untuk jenis kapal lainnya

12) Ketinting

13) Sepeda

14) Penyewaan sepeda motor

15) Lainnya

A.033106.002.0164

Page 73: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Sumber: Gutierrez, Eileen, Kristin Lamoureux, Seleni Matus, Kaddu Sebunya. 2005. Linking Communities, Tourism, & Conservation: A A Tourism Assessment Process - Tools and Worksheets. Conservation International and the George Washington University.

B – Ringkasan akses untuk menjangkau tujuan wisata

Petunjuk: Tinjau kembali Lembar Kerja 6 dan lakukan identifikasi bidang-bidang utama yang perlu diperbaiki atau yang memiliki peluang.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:

1) Apakah jenis/moda transportasi yang paling banyak dipergunakan oleh pengunjung ketika melakukan kunjungan ke daerah tujuan wisata?

2) Apakah penumpang terhubung dengan baik dengan jenis transportasi/informasi (taksi, penyewaan mobil, bus transit, pusat informasi pengunjung, pemandu wisata, papan-papan penunjuk/informasi)

3) Apakah papan penunjuk arah jalan ketempat tujuan wisata bagi wisatawan sudah memadai?

4) Apakah penunjuk arah ke tempat tujuan wisata menunjukan ilustrasi yang positif (gambar-gambar yang bagus) yang menggambarkan kawasan wisata?

5) Dapatkah jalan bebas hambatan menampung lebih banyak lagi pengguna dengan jadwal dan dana pemeliharan yang tersedia pada saat ini? Dan juga, tidak akan menambah tingkat kepadatan?

6) Apakah ada peluang untuk jenis transporatasi lainnya untuk meningkatkan akses menuju pasar wisata lainnya? Jika ada,

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

65

Page 74: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

model transportasi seperti apa yang dapat dikembangkan? Pikirkan bebagai jenis wisatawan yang akan berkunjung dan juga bagaimana agar jenis-jenis trasportasi lokal dapat turut dipromosikan sebagai bagian dari wisata.

7) Apa saja isu sosial dan lingkungan yang patut diatasi? Apakah ada usulan bagaimana persoalan ini dapat diatasi?

8) Apakah tersedia pusat informasi bagi wisatawan atau tempat dimana informasi dapat didistribusikan kepada wisatawan?

9) Apakah transportasi yang terrsedia umumnya sudah efisien dan aman? Bagaimana caranya agar layanan ini dapat ditingkatkan?

Sumber: Gutierrez, Eileen, Kristin Lamoureux, Seleni Matus, Kaddu Sebunya. 2005. Linking Communities, Tourism, & Conservation: A A Tourism Assessment Process - Tools and Worksheets. Conservation International and the George Washington University.

A.033106.002.0166

Page 75: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

C. Pelayanan umum

No. Pertanyaan Komentar / Rekomendasi1 Apakah kepolisian siap

dengan tugas tambahan: mengontrol masa, membantu pengunjung, mengatasi kemungkinan meningkatnya tingkat kriminalitas?

Ya Tidak

2 Apakah jalan untuk keadaan darurat tersedia?

Ya Tidak

3 Apakah pengunjung dapat memperoleh layanan kesehatan darurat?

Ya Tidak

4 Jika tidak ada, berapa jarak rumah sakit terdekat? dan berapa lama ditempuh?

Jarak: ...... km, W]waktu tempuh: .... menit, dengan cara ....................Komentar/rekomendasi:

5 Apakah ada ambulans di lokasi?

Ya Tidak

6 Apakah ada pemadam kebakaran di lokasi?

Ya Tidak

7 Apakah sumber air di lokasi cukup untuk melayani peningkatan jumlah pemakai dengan adanya pengunjung?

Ya Tidak

8 Apakah kualitas sumber air dapat diterima pengunjung (rasa, bau, warna)?

Ya Tidak

9 Apakah ada WC umum di lokasi? Bentuknya?

Ya Tidak

10 Apakah WC umum terpelihara dan bersih?

Ya Tidak

11 Apakah ada sistim pengolahan air buangan umum?

Ya Tidak

12 Apakah ada jasa layanan pengelolaan pertamanan untuk daerah terbuka sehingga penggunaan oleh pengunjung dapat di kelola? (pembersihan sampah, pemeliharaan pohon dan tanaman)

Ya Tidak

13 Jika ada sistim pengolahan air buangan umum, dapatkah

Ya Tidak

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

67

Page 76: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

sistim tersebut melayani tambahan yang berasal dari fasilitas untuk pengunjung? Berapa banyak?

14 Apakah air buangan dikelola secara ramah lingkungan dan aman?

Ya Tidak

15 Apakah ada tempat penampungan daur ulang?

Ya Tidak

16 Apakah tempat penampungan sampah dan daur ulang terpelihara dan dikosongkan secara berkala?

Ya Tidak Seberapa seringkah tempat penampungan ini dikosongkan? Tempat sampah: Daur ulang:

17 Apakah jalan dan tempat umum terjaga kebersihannya?

Ya Tidak Siapa yang bertanggung jawab untuk hal ini?Seberapa sering jalan dibersihkan?

18 Apakah jalan masih dapat melayani bertambahnya pemakaian tanpa menimbulkan kemacetan?

Ya Tidak Siapa yang menangani pemeliharaan jalan?

19 Apakah jalan masih dapat menangani lalu lintas yang bertambah namun dengan anggaran pemeliharaan yang ada saat ini dan jadwal?

Ya Tidak

20 Apakah layanan telpon tersedia untuk: Sambungan internasional Ya TidakInternet Ya TidakHandphone Ya Tidak

21. Apakah pelayanan bank tersedia untuk:1) Penukaran mata uang

asingYa Tidak

2) Penarikan uang dengan kartu kredit

Ya Tidak

3) Penukaran “traveler check”

Ya Tidak

Sumber: Gutierrez, Eileen, Kristin Lamoureux, Seleni Matus, Kaddu Sebunya. 2005. Linking Communities, Tourism, & Conservation: A A Tourism Assessment Process - Tools and Worksheets. Conservation International and the George Washington University.

A.033106.002.0168

Page 77: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

D – Tenaga Kerja

Menginventarisasikan kapasitas manusia dan lembaga (tenaga kerja)

1. Penduduk di kawasan atau sekitarnya

a. Jumlah: _____ Tren: _____

b. Struktur umur

Kelompok umur (tahun) Jumlah (orang) Tren

< 20

20-30

31-50

51-65

> 65

2. Angkatan Kerja

a. Total angkatan kerja Tren: _____

b. Jumlah pengangguran Tren: _____

c. Jenis pekerjaan

Jenis pekerjaan Jumlah (orang)

Rata-rata upah per jam (Rp)

Keterangan

Pertanian:

Pertambangan:

Konstruksi:

Manufaktur:

Kehutanan:

Transportasi:

Perdagangan:

Keuangan/Asuransi/Perumahan:

Jasa:

Pemerintah:

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

69

Page 78: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

d. Tingkat Pendidikan Lokal:

Pendidikan % Keterangan

Tamat SD

Tamat SMP

Tamat SMA

Tamat S1

Tamat S2

Tamat S3

Jasa:

Pemerintah:

Jumlah yang menerima pelatihan khusus dalam industri pariwisata (orang)

Jenis Jasa Pariwisata (mempergunakan survey jasa pariwisata)

Jumlah Pemilik/Pengelola (orang)

Tenaga kerja (orang)

3. Apakah ada kecenderungan tertentu yang dapat dilihat dalam perekonomian? Apakah ada perpindahan penduduk masuk atau keluar dari kawasan?Apakah ada orang atau kelompok tertentu yang pindah?Apakah pemuda memilih untuk menetap atau meninggalkan kampung?Setelah dididik, apakah angkatan kerja akan pergi juga?

A.033106.002.0170

Page 79: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

E - Kebutuhan tenaga kerja pariwisata

1. Ketersediaan Angkatan Kerja

Apakah angkatan kerja yang tersedia pada saat ini telah cukup memenuhi kebutuhan pariwisata?

Apakah ketersediaan angkatan kerja mengalami peningkatan atau penurunan?

Apakah faktor utama yang menyebabkan terjadinya kecenderungan tersebut?

Apakah atau akankah terjadi peningkatan kebutuhan tenaga kerja dari sektor industri yang lain selain pariwisata?

Apakah keahlian yang dibutuhkan untuk dapat bekerja dalam sektor-sektor industri lain tadi dapat juga dipergunakan dalam industri pariwisata?

2. Kebutuhan Tenaga Kerja dalam Pariwisata

Apakah ada atau akankah terjadi peningkatan kebutuhan tenaga kerja dalam industri pariwisata? Mengapa?

Apa saja yang khusus dibutuhkan dari tenaga kerja dalam industri pariwisata?

Apa saja tantangan utama atau peluang yang bagi angkatan kerja yang bekerja di industri pariwisata pada saat ini atau di masa yang akan datang?

Sumber: Gutierrez, Eileen, Kristin Lamoureux, Seleni Matus, Kaddu Sebunya. 2005. Linking Communities, Tourism, & Conservation: A A Tourism Assessment Process - Tools and Worksheets. Conservation International and the George Washington University.

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

71

Page 80: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

F – Evaluasi lingkungan sekitar

Petunjuk: Kualitas lingkungan fisik sangat penting bagi wisatwan. Dengan memiliki lingkungan yang baik dari segi estetika dan kesehatan yang terkait dengan manusia, bangunan, lalulintas, jalan, air bersih, tingkat pencemaran yang rendah (termasuk bunyi), akan memberikan tingkat kepuasan yang signifikan bagi wisatawan selama mereka berlibur. Mempertimbangkan dan menilai faktor-faktor berikut, dimodifikasi sesuai kebutuhan agar sesuai dengan konteks lokal.

Faktor Kondisi Komentar/RekomendasiKualitas Air

Tingkat kebisingan

Lalu lintas jalan raya

Pengelolaan limbah padat (misalnya sampah)Kondisi rumah dan bangunan

Sumber air bersih (mis: resapan air, sungai)

Risiko kesehatan

Lansekap alami

Kondisi

A.033106.002.0172

Page 81: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Faktor Kondisi Komentar/Rekomendasikesehatan dari atraksi alami (mis: pantai, sungai)Pengolahan air buangan dan limbah

Lainnya

Sumber: Gutierrez, Eileen, Kristin Lamoureux, Seleni Matus, Kaddu Sebunya. 2005. Linking Communities, Tourism, & Conservation: A A Tourism Assessment Process - Tools and Worksheets. Conservation International and the George Washington University.

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

73

Page 82: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

LEMBAR KERJA 2.5A: Analisa kepekaan (sensitivitas) sumber daya kawasan

Sumber Daya Wisata

Kelangkaan sumber daya di

dalam KKP(terancam atau

langka)

Kelangkaan sumber daya di luar atau sekitar KKP (terancam

atau langka)

Keunikan sumber daya

(misalnya endemik)

Tingkat paparan terhadap

faktor penyebab

stress selain dari pariwisata

Kepekaan sumber daya

terhadap faktor

pengunjung

Total

Puncak karst 4 5 (tingkat

kelangkaannya tinggi artinya

langka sekali dan terancam)

5 1 3 18

Terumbu Karang

2 4 3 4 3 16

Lokasi budidaya kerang mutiara

3 3 1 4 3 14

Manta 5 5 4 2 5 21

Semakin TINGGI total nilai, semakin tinggi kepekaan dan kerentanan sumber daya

Skala (1-5): 1 = rendah 3 = sedang 5 = tinggi (langka dan terancam)

Semakin tinggi nilai total, semakin sensitif dan semakin peka sumber daya tersebut.

A.033106.002.0174

Page 83: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

LEMBAR KERJA 2.5A: Analisa kepekaan sumber daya sasaran

Sumber Daya Wisata

Kelangkaan sumber daya di

dalam KKP(terancam atau

langka)

Kelangkaan sumber daya di luar atau sekitar KKP (terancam

atau langka)

Keunikan sumber daya

(misalnya endemik)

Tingkat paparan terhadap

faktor penyebab

stress selain dari pariwisata

Kepekaan sumber daya

terhadap faktor

pengunjung

Total

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

75

Page 84: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

A.033106.002.0176

Page 85: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Lembar Kerja 2.5.B:

Poster 2.1: Penilaian cepat dampak kegiatan pariwisata terhadap sumber daya kawasan konservasi perairan

KEGIATAN PENGUNJUNGSumber daya kawasan konservasi perairan (biofisik, kegaitan ekonomi, sosial-budaya, sejarah)

1Manta

2Puncak karst

3Terumbu karang

4Lokasi

budidaya kerang mutiara

5. 6. 7. 8. 9.

KEGIATAN DI DARATa. Mendakib. Mengamati burungc. Menginapd. Berkemahe. Jalan-jalanf. Kuliner di tempat makang. Belanja (souvenir dari biota laut)

KEGIATAN DI PESISIRa. Snorkelingb. Berenang c. Jetskid. Kayake. Memberi makan ikan liar

KEGIATAN DI LAUTa. Divingb. Memancingc. Berlayar/berperahu

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

77

Page 86: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Lembar Kerja 2.6: Penilaian rekam jejak individual

Karena Anda sekarang sedang menginap di hotel dan mungkin saja mengkonsumsi lebih banyak sumber daya daripada yang biasa dilakukan di rumah, mulailah untuk menghitung rekam jejak (sebanyak yang dikonsumsi oleh wisatawan) selama 16 jam ke depan. Berikan tanda centang dalam kotak sesuai dengan berapa kali Anda mempergunakan masing-masing sumber daya. Untuk mendapatkan angka total konsumsi, kalikan setiap kotak yang dicentang dengan berapa kali Anda menggunakan sumber daya (yang ada di kolom bagian atas), kemudian jumlahkan semuanya untuk mendapatkan nilai akhir. Bagaimana menurut Anda, hasil dari penilaian ini jika dibandingkan dengan konsumsi sehari-hari di rumah? Bayangkan jika angka ini dikalikan dengan jumlah turis dalam 365 hari setahun.

Pemanfaatan Sumber Daya Tidak ada

1x 2x 3x 4x+

1. KONSUMSI ENERGI 1. Berapa kali Anda mempergunkan lift? 2. Apakah Anda mempergunakan pengering rambut? 3. Apakah Anda mempergunakan pengering rambut? 4. Berapa banyak air hangat/panas yang Anda

pergunakan ketika mandi? 5. Berapa banyak lampu yang dinyalakan?6. Lainnya?

2. KONSUMSI AIR 1. Berapa kali Anda mandi?2. Apakah Anda berenang di kolam renang? 3. Berapa kali Anda menyiram jamban?4. Berapa banyak air kemasan plastika yang Anda

minum? 5. Lainnya?

3. PENGUNAAN SUMBER DAYA 1. Berapa banyak handuk yang Anda pakai? 2. Berapa banyak perlengankapan mandi yang Anda

pergunakan (sabun, sampo, dll.)?3. Apakah Anda makan coklat sambil tidur? 4. Berapa banyak peralatan sekali pakai yang Anda

pergunakan di restoran (serbet, cangkir, piring, dll.)

5. Lainnya?4. TRANSPORTASI

1. Apakah Anda bepergian dengan taksi? 2. Apakah Anda bepergian dengan bus? 3. Apakah Anda bepergian dengan perahu? 4. Lainnya?

SUB-TOTAL:TOTAL:

A.033106.002.0178

Page 87: khodijahismail.comkhodijahismail.com/wp-content/uploads/2017/09/Modul-02... · Web viewDr Santoso, MPhil. Sambutan Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Dalam lima tahun terakhir

Poster 2.1: Penilaian cepat dampak kegiatan pariwisata terhadap sumber daya kawasan konservasi perairan

KEGIATAN PENGUNJUNGSumber daya kawasan konservasi perairan (biofisik, kegaitan ekonomi, sosial-budaya, sejarah)

1Manta

2Puncak karst

3Terumbu karang

4Lokasi

budidaya kerang mutiara

5. 6. 7. 8. 9.

KEGIATAN DI DARATa. Mendakib. Mengamati burungc. Menginapd. Berkemahe. Jalan-jalanf. Kuliner di tempat makang. Belanja (souvenir dari biota laut)

KEGIATAN DI PESISIRa. Snorkelingb. Berenang c. Jetskid. Kayake. Memberi makan ikan liar

KEGIATAN DI LAUTa. Divingb. Memancingc. Berlayar/berperahu

Menganalisis Kelayakan Kegiatan Pariwisata di Kawasan Konservasi Perairan

79