yusiasmara.files.wordpress.com  · web viewcara yang dipakai adalah dengan menaikkan harga, karena...

33
Pengantar Teori Ekonomi Makro BAB 12 Inflasi dan Pengangguran ___________________________________________________________ ___________ Satuan Acara Perkuliahan 12 Sub Pokok Bahasan: Inflasi Pengangguran Hubungan antara Inflasi dan Pengangguran Deskripsi Singkat: Bab 12 ini akan menjelaskan tentang inflasi dan pengangguran. Uraian dimulai dari penjelasan tentang inflasi, meliputi pengertian, jenis-jenis, dan penyebabnya. Di sub bagian ini juga akan dijelaskan bagaimana dampak inflasi secara umum terhadap perekonomian. Uraian dilanjutkan dengan penjelasan mengenai pengangguran yang meliputi pengertian, jenis-jenis, penyebab dan dampak pengangguran terhadap perekonomian. Terakhir, uraian ditekankan pada hubungan antara inflasi dan pengangguran. Kegiatan Belajar-Mengajar : 1. Dosen menjelaskan pokok, sub pokok bahasan dan TIK pertemuan 2. Dosen menjelaskan materi dengan tetap memberi keleluasan kepada mahasiswa bertanya/menyanggah. Pertanyaan- XII - 1

Upload: lamkhanh

Post on 07-Mar-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: yusiasmara.files.wordpress.com  · Web viewCara yang dipakai adalah dengan menaikkan harga, karena ingin mendapatkan laba/keuntungan yang besar. c. Para spekulan, yaitu orang-orang

Pengantar Teori Ekonomi Makro

BAB 12

Inflasi dan Pengangguran______________________________________________________________________

Satuan Acara Perkuliahan 12

Sub Pokok Bahasan:

Inflasi

Pengangguran

Hubungan antara Inflasi dan Pengangguran

Deskripsi Singkat:

Bab 12 ini akan menjelaskan tentang inflasi dan pengangguran. Uraian dimulai dari

penjelasan tentang inflasi, meliputi pengertian, jenis-jenis, dan penyebabnya. Di sub

bagian ini juga akan dijelaskan bagaimana dampak inflasi secara umum terhadap

perekonomian. Uraian dilanjutkan dengan penjelasan mengenai pengangguran yang

meliputi pengertian, jenis-jenis, penyebab dan dampak pengangguran terhadap

perekonomian. Terakhir, uraian ditekankan pada hubungan antara inflasi dan

pengangguran.

Kegiatan Belajar-Mengajar :

1. Dosen menjelaskan pokok, sub pokok bahasan dan TIK pertemuan

2. Dosen menjelaskan materi dengan tetap memberi keleluasan kepada mahasiswa

bertanya/menyanggah. Pertanyaan-pertanyaan dalam slide harus dijawab

mahasiswa melalui diskusi kelompok kecil di kelas

3. Di akhir perkuliahan mahasiswa diberi tugas/latihan.

Dengan membaca bab ini, pembaca diharapkan dapat menjelaskan:

Apa, mengapa dan bagaimana Inflasi

Apa, mengapa dan bagaimana pengangguran

Apa hubungan inflasi dan pengangguran

dalam perekonomian

XII - 1

Page 2: yusiasmara.files.wordpress.com  · Web viewCara yang dipakai adalah dengan menaikkan harga, karena ingin mendapatkan laba/keuntungan yang besar. c. Para spekulan, yaitu orang-orang

Pengantar Teori Ekonomi Makro

12.1. INFLASI

12.1.1. Pengertian Inflasi

Beberapa pakar memberikan pengertian mengenai inflasi. Nopirin

mendefinisikan inflasi sebagai proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara

terus menerus selama peride tertentu. Sementara Samuelson dan Nordhaus menyatakan

inflasi sebagai kenaikan harga secara umum. Sehingga tingkat inflasi tahun ke-t (It)

sama dengan tingkat harga tahun ke-t (Pt) dikurangi dengan tingkat harga tahun

sebelumnya (Pt-1), atau It = Pt - Pt-1

Umumnya, inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang

secara terus menerus. Dari definisi di atas maka dapat dikatakan bisa terjadi inflasi

harus ada 3 komponen yaitu, (1) Kenaikan Harga yang berarti harga saat ini lebih tinggi

dibandingkan dengan periode sebelumnya, (2) kenaikan harga barang tersebut bersifat

umum, artinya, bahwa semua harga mengalami kenaikan, dan (3) kenaikan harga

berlangsung terus menerus (tidak terjadi sesaat), misalnya saja dalam periode minimal

satu bulan. Jadi, jika kenaikan harga hanya terjadi pada satu atau dua jenis barang saja

(tidak bersifat umum), atau kenaikan harga hanya terjadi sesaat, maka kondisi tersebut

belum cukup dikatakan telah terjadi inflasi. Kenaikan harga barang tertentu atau

kenaikan harga karena panen yang gagal misalnya, tidak termasuk inflasi.

Inflasi dapat juga dikatakan sebagai penurunan daya beli uang. Makin tinggi

kenaikan harga makin turun nilai uang.

12.1.2. Metode Pengukuran Inflasi

Tingkat inflasi biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase. Semakin tinggi

nilainya, makin tinggi kenaikan harga-harga barang secara umum. Jika kita pernah

mendengar berita di TV bahwa tingkat inflasi mencapai angka dua digit, itu berarti

tingkat inflasi sudah mencapai angka 10 % ke atas.

Umumnya kenaikan harga dalam inflasi dapat diukur dengan menggunakan

indeks harga. Ada beberapa indeks harga yang dapat digunakan untuk mengukur laju

inflasi (Nopirin,1987:25) antara lain:

a) Consumer Price Index (CPI) atau Cost Living Index. Indeks ini paling banyak

digunakan dalam menghitung tingkat inflasi. Sesuai dengan namanya, indeks ini

digunakan untuk mengukur berapa besar biaya atau pengeluaran rumah tangga

XII - 2

Page 3: yusiasmara.files.wordpress.com  · Web viewCara yang dipakai adalah dengan menaikkan harga, karena ingin mendapatkan laba/keuntungan yang besar. c. Para spekulan, yaitu orang-orang

Pengantar Teori Ekonomi Makro

(konsumen) dalam membeli sejumlah barang bagi keperluan kebutuhan hidupnya

(cost living). Satu paket barang yang mewakili pola pengeluaran konsumen/rumah

tangga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dipilih untuk selanjutnya dihitung

seberapa besar biaya yang diperlukan untuk membeli barang/jasa tersebut. Ada dua

penghitungan. Pertama, biaya-biaya tersebut diukur dengan harga pada saat

penghitungan dilakukan (harga berlaku). Kedua biaya dihitung berdasarkan harga

barang pada tahun dasar tertentu. Perbandingan kedua biaya inilah yang disebut

dengan CPI.

b) Produsen Price Index (PPI) dikenal dengan Whosale Price Index. Index ini lebih

menitikberatkan pada perbandingan biaya yang dikeluarkan oleh produsen – dalam

hal ini perdagangan besar - seperti harga bahan mentah (raw material), bahan baku

atau barang setengah jadi. Seperti CPI, biaya yang dikeluarkan produsen untuk

sepaket barang mentah/faktor produksi dihitung, baik berdasarkan harga berlaku

(tahun berjalan) maupun tahun dasar. Perbandingan kedua biaya inilah yang disebut

dengan PPI.

c) GNP Deflator, yaitu jenis indeks yang berbeda dengan indeks CPI dan PPI. Indeks

ini mencangkup jumlah barang dan jasa yang termasuk dalam hitungan GNP,

sehingga jumlahnya lebih banyak dibanding dengan kedua indeks diatas. GNP

Deflator didefinisikan sebagai perbandingan GNP Nominal (GNP yang dihitung

berdasarkan harga berlaku) dengan GNP Riil-nya (GNP yang dihitung berdasarkan

harga kontans tahun tertentu).

GNP Deflator memiliki kelebihan, yaitu bahwa indeks ini bukan hanya

memperhitungkan harga barang konsumen atau pun produsen, tetapi juga harga barang

kapital dan barang ekspor.

XII - 3

Page 4: yusiasmara.files.wordpress.com  · Web viewCara yang dipakai adalah dengan menaikkan harga, karena ingin mendapatkan laba/keuntungan yang besar. c. Para spekulan, yaitu orang-orang

Pengantar Teori Ekonomi Makro

12.1.3. Jenis-jenis Inflasi

Jenis inflasi dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu menurut sifatnya

dan berdasarkan penyebabnya. Jenis inflasi menurut sifatnya dibagi menjadi 3, yaitu:

1. Inflasi Merayap (Creeping Inflation)

Creeping inflation ditandai dengan laju inflasi yang rendah (kurang dari 10% per

tahun). Kenaikkan harga berjalan sangat lambat dengan persentase yng kecil serta dalam

jangka yang relatif lama.

2. Inflasi Menengah (Galloping Inflation)

Galloping inflation ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar (biasanya

double digit atau triple digit) dan kadang-kadang berjalan dalam waktu yang relatif

pendek serta mempunyai sifat akselerasi, artinya harga-harga minggu atau bulan ini

lebih tinggi dari minggu/bulan lalu dan seterusnya. Efek terhadap perekonomian lebih

berat daripada inflasi yang merayap.

3. Inflasi Tinggi (Hyper Inflation)

Hyper inflation merupakan inflasi yang paling parah akibatnya. Harga-harga

naik sampai 5 atau 6 kali lipat. Masyarakat tidak lagi mau menyimpan uang, nilai uang

merosot sangat tajam sehingga ingin ditukarkan dengan barang. Perputaran uang makin

cepat, harga naik secara akselerasi. Biasanya keadaan ini timbul apabila pemerintah

mengalami defisit anggaran belanja (misalnya ditimbulkan oleh adanya perang) yang

dibelanjai atau ditutup dengan mencetak uang.

Sementara itu, berdasarkan penyebabnya, inflasi dapat dibagi ke dalam 2 jenis,

yaitu:

1. Demand Pull Inflation (Inflasi karena tarikan permintaan)

Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan permintaan total (agregate demand),

sedangkan produksi telah berada pada keadaan kesempatan kerja penuh (full

employment) atau hampir mendekati kesempatan kerja penuh. Dalam keadaan hampir

mendekati kesempatan kerja penuh, kenaikan permintaan total selain menaikkan harga

dapat juga menaikkan produksi tetapi jika keadaan full employment kenaikan

permintaan selanjutnya akan menaikkan harga barang saja.

XII - 4

Page 5: yusiasmara.files.wordpress.com  · Web viewCara yang dipakai adalah dengan menaikkan harga, karena ingin mendapatkan laba/keuntungan yang besar. c. Para spekulan, yaitu orang-orang

Pengantar Teori Ekonomi Makro

2. Cost Push Inflation (Inflasi karena dorongan biaya (produksi))

Cost-push inflation biasanya ditandai dengan kenaikkan harga serta turunnya

produksi. Inflasi ini biasanya dibarengi resesi. Keadaan ini timbul dimulai dengan

adanya penurunan dalam penawaran total (aggregate supply) sebagai akibat kenaikkan

biaya produksi yang dapat timbul karena beberapa faktor yaitu :

– Perjuangan serikat buruh yang berhasil untuk menuntut kenaikkan upah

– Industri monopolis managernya dapat menentukan

– Kenaikkan harga bahan baku industri

– Kenaikan biaya produksi akan menaikkan harga dan turunnya produksi. Kalau

proses ini berjalan terus maka timbullah cost-push inflation.

Penyebab inflasi pun dapat diidentifikasi dari ‘lokasi’ barang/jasa yang

mengalami kenaikan harga. Jika tingkat inflasi yang terjadi disebabkan oleh kenaikan

harga barang secara umum di dalam negeri, maka disebut domestic inflation.

Sebaliknya, Tingkat inflasi yang terjadi karena disebabkan oleh kenaikan harga-harga

barang import secara umum, maka disebut Imported Inflation.

12.1.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Inflasi

Samuelson dan Nordhaus menyebutkan bahwa ada 2 faktor yang menyebabkan

timbulnya inflasi, yaitu tarikan permintaan (demand pull) dan dorongan peningakatan

harga (cost push). Seperti telah dijelaskan sebelumnya, jika permintaan agregat

meningkat lebih cepat dibandingkan dengan potensi produktif perekonomian, maka

sesuai hukum ekonomi, maka kondisi ini akan menarik harga ke atas sehingga tercapai

keseimbangan baru pada tingkat penawaran dan permintaan agregat. Inflasi yang

disebabkan oleh meningkatnya permintaan agregat ini yang disebut dengan demand pull

inflation. Sementara itu, jika pada kondisi perekonomian di mana ada peningkatan

biaya, khususnya saat periode pengangguran tinggi dan penggunaan sumber daya yang

kurang efektif, maka ini pun akan mendorong kenaikan harga-harga barang/jasa secara

umum. Inflasi yang disebabkan oleh kenaikan biaya-biaya produksi inilah yang dikenal

dengan cost push inflation.

Seperti telah disinggung sebelumnya, penyebab inflasi pun dapat diidentifikasi

dari ‘lokasi’ barang/jasa yang mengalami kenaikan harga. Jika tingkat inflasi yang

terjadi disebabkan oleh kenaikan harga barang secara umum di dalam negeri, maka

XII - 5

Page 6: yusiasmara.files.wordpress.com  · Web viewCara yang dipakai adalah dengan menaikkan harga, karena ingin mendapatkan laba/keuntungan yang besar. c. Para spekulan, yaitu orang-orang

Pengantar Teori Ekonomi Makro

disebut domestic inflation. Sebaliknya, Tingkat inflasi yang terjadi karena disebabkan

oleh kenaikan harga-harga barang import secara umum, maka disebut Imported

Inflation.

Kejadian inflasi di negara-negara di dunia, khususnya di Indonesia dipengaruhi

oleh faktor ekonomi maupun non ekonomi. Faktor-faktor tersebut antara lain:

- Adanya peningkatan jumlah uang beredar. Peningkatan jumlah uang beredar ini di

Indonesia disebabkan antara lain oleh peristiwa:

* Kenaikan harga migas di luar negeri

* Meningkatnya bantuan luar negeri

* Masuknya modal asing, khususnya investasi portfolio di pasar uang

* Meningkatnya anggaran Pemerintah secara mencolok

* Depresiasi nilai Rupiah dan gejolak mata uang konvertibel

- Adanya tekanan pada tingkat harga umum, yang dapat dipengaruhi oleh kejadian-

kejadian berikut ini :

* Penurunan produksi pangan akibat musim kering yang berkepanjangan

* Peningkatan harga komoditi umum secara mendadak

* Pencabutan program subsidi BBM

* Kenaikan harga BBM yang mencolok

* Kenaikan tarif listrik

- Kebijakan Pemerintah dalam mendorong kegiatan ekspor non-migas; maupun

kebijakan lainnya yang bersifat distortif seperti antara lain:

* Lonjakan inflasi setelah dikeluarkannya kebijakan devaluasi

* Kebijakan tata niaga yang menciptakan pasar yang oligopolistis dan

monopolistis

* Pungutan-pungutan yang dikenakan dalam perjalanan lalu lintas barang dan

mobilitas tenaga kerja

* Kebijakan peningkatan tingkat upah minimum regional

- Peningkatan pertumbuhan agregat demand yang dipicu oleh perubahan selera

masyarakat, atau kebijakan pemberian bonus perusahaan dan faktor spekulatif

lainnya:

* Pemberian bonus THR mendekati jatuhnya Hari Raya.

* Pemberian bonus prestasi perusahaan

XII - 6

Page 7: yusiasmara.files.wordpress.com  · Web viewCara yang dipakai adalah dengan menaikkan harga, karena ingin mendapatkan laba/keuntungan yang besar. c. Para spekulan, yaitu orang-orang

Pengantar Teori Ekonomi Makro

* Perkembangan pusat belanja yang ekspansif dengan mematikan fungsi

keberadaan pasar tradisional di lokalitas tertentu.

Pada masa lalu pencetus inflasi di Indonesia lebih dipengaruhi oleh inflasi yang

berasal dari impor bahan baku dan penolong. Hal ini beralasan karena sebagian besar

dari bahan baku tersebut masih diimpor dari luar negeri, akibat struktur industri yang

sedikit mengandung local content.

Dua faktor dapat berpengaruh atas kenaikkan harga di dalam negeri. Jika terjadi

kelangkaan pasokan akibat gangguan logistik atau perubahan permintaaan dunia atas

bahan baku tersebut di dunia. Jika terjadi penurunan nilai rupiah kita terhadap mata

uang asing utama seperti dollar Amerika Serikat.

Saat ini inflasi di negara kita lebih banyak dipengaruhi oleh lonjakan harga

minyak bumi di pasar internasional, yang dapat mendorong lebih lanjut biaya

pengadaan sumber energi listrik dan bahan bakar untuk sebagian besar pabrik-pabrik

pengolahan.

Dimasa depan ancaman lonjakan harga minyak bumi masih akan mengancam

inflasi di negara kita. Potensi kelangkaan bahan baku batubara dan gas akan juga terjadi

dan mengakibat kan kenaikkan biaya energi. Disamping itu ancaman jangka menengah

atas kemungkinan terjadinya inflasi di beberapa daerah di Indonesia adalah akibat

adanya kelangkaan bahan makanan pokok masyarakat yang timbul akibat paceklik,

hama penyakit, dan penurunan produktivitas padi, kedelai dan kacang-kacangan.

Memang inflasi pada tingkat yang rendah merupakan perangsang bagi produsen

untuk menambah kapasitas produksinya; tetapi jika terlalu tinggi akan memberikan

dampak negatif atas meningkatnya ketidakpastian dan penurunan daya beli konsumen,

sekaligus potensi penjualan perusahaan.

12.1.5. Dampak Inflasi Terhadap Perekonomian

Tingkat inflasi merupakan variabel ekonomi makro paling penting dan paling

ditakuti oleh para pelaku ekonomi termasuk Pemerintah, karena dapat membawa

pengaruh buruk pada struktur biaya produksi dan tingkat kesejahteraan. Bahkan satu

rezim kabinet pemerintahan dapat jatuh hanya karena tidak dapat menekan dan

mengendalikan lonjakan tingkat inflasi. Tingkat inflasi yang naik berpuluh kali lipat,

seperti yang dialami oleh pemerintahan rezim Soekarno dan rezim Marcos, menjadi

XII - 7

Page 8: yusiasmara.files.wordpress.com  · Web viewCara yang dipakai adalah dengan menaikkan harga, karena ingin mendapatkan laba/keuntungan yang besar. c. Para spekulan, yaitu orang-orang

Pengantar Teori Ekonomi Makro

bukti nyata dari rawannya dampak negatif yang harus ditanggung para pengusaha dan

masyarakat.

Bagaimana pun inflasi adalah kejadian ekonomi yang sudah dianggap lumrah

dan tidak selamanya berdampak negatif. Secara ringkas, berikut ini adalah dampak

negatif dan positif inflasi:

a. Dampak negatif

Dampak negative inflasi umumnya terjadi saat inflasi disebabkan oleh cost push

inflation. Saat terjadi kenaikan harga-harga faktor produksi (input) dari perekonomian,

maka:

1. Harga barang-barang dan jasa yang dihasilkan (output) juga akan naik.

2. Nilai dan kepercayaan terhadap uang akan turun atau berkurang.

3. Menimbulkan tindakan spekulasi.

4. Banyak proyek pembangunan macet atau terlantar.

5. Kesadaran menabung masyarakat berkurang.

b. Dampak positif

Dampak positif inflasi biasanya terjadi jika jenis inflasi yang terjadi adalah

demand pull inflation. Saat permintaan agregat meningkat, maka:

1. Peredaran / perputaran barang lebih cepat.

2. Produksi barang-barang bertambah, karena keuntungan pengusaha bertambah.

3. Kesempatan kerja bertambah, karena terjadi tambahan investasi (pengusaha yang

untung memperbesar usahanya melalui investasi).

4. Pendapatan nominal bertambah, tetapi riil berkurang, karena kenaikan pendapatan

kecil.

Dengan dampak negative dan positif di atas, maka saat terjadi inflasi akan ada

pihak-pihak yang diuntungkan dan ada yang dirugikan. Pihak-pihak yang mendapatkan

keuntungan adalah:

a. Para pengusaha, yang pada saat sebelum terjadinya inflasi, telah memiliki

stock/persediaan produksi barang yang siap dijual dalam jumlah besar.

b. Para pedagang, yang dengan terjadinya inflasi menggunakan kesempatan

memainkan harga barang. Cara yang dipakai adalah dengan menaikkan harga,

karena ingin mendapatkan laba/keuntungan yang besar.

XII - 8

Page 9: yusiasmara.files.wordpress.com  · Web viewCara yang dipakai adalah dengan menaikkan harga, karena ingin mendapatkan laba/keuntungan yang besar. c. Para spekulan, yaitu orang-orang

Pengantar Teori Ekonomi Makro

c. Para spekulan, yaitu orang-orang atau badan usaha yang mengadakan spekulasi,

dengan cara menimbun barang sebanyak-banyaknya sebelum terjadinya inflasi dan

menjualnya kembali pada saat inflasi terjadi, sehingga terjadinya kenaikan harga

sangat menguntungkan mereka.

d. Para peminjam, karena pinjaman telah diambil sebelum harga barang-barang naik,

sehingga nilai riil-nya lebih tinggi daripada sesudah inflasi terjadi, tetapi peminjam

membayar kembali tetap sesuai dengan perjanjian yang dibuat sebelum terjadi

inflasi. Misalnya, para pengambil kredit KPR BTN sebelum inflasi yang

mengakibatkan harga bahan bangunan dan rumah KPR BTN naik, sedangkan

jumlah angsuran yang harus dibayar kepada BTN tetap tidak ikut dinaikkan.

Sementara itu, pihak-pihak yang dirugikan antara lain:

a. Para konsumen, karena harus membayar lebih mahal, sehingga barang yang

diperoleh lebih sedikit jika dibandingkan dengan sebelum terjadinya inflasi.

b. Mereka yang berpenghasilan tetap, karena dengan penghasilan tetap, naiknya harga

barang-barang dan jasa, mengakibatkan jumlah barang-barang dan jasa yang dapat

dibeli menjadi lebih sedikit, sehingga pendapatan riil/nyata berkurang, sedangkan

kenaikan penghasilan atau pendapatan pada saat terjadi inflasi sulit diharapkan.

c. Para pemborong atau kontraktor, karena harus mengeluarkan tambahan biaya agar

dapat menutup pengeluaran-pengeluaran yang diakibatkan terjadinya inflasi dan

mengakibatkan berkurangnya keuntungan yang diperoleh dari proyek yang

dikerjakan.

d. Para pemberi pinjaman/kreditor, karena nilai riil dari pinjaman yang telah diberikan

menjadi lebih kecil sebagai akibat terjadinya inflasi. Misalnya, sebelum inflasi,

pinjaman Rp 500.000,00 = 25 gram emas, sesudah inflasi = 20 gram emas.

e. Para penabung, karena pada saat inflasi bunga yang diperoleh dari tabungan

dirasakan lebih kecil jika dibandingkan dengan kenaikan harga yang terjadi. Di

samping itu akibat naiknya harga barang-barang dan jasa, nilai uang yang ditabung

menjadi lebih rendah/turun, jika dibandingkan dengan sebelum terjadi inflasi.

Inflasi dapat menyebabkan gangguan pada stabilitas ekonomi di mana para

pelaku ekonomi enggan untuk melakukan spekulasi dalam perekonomian. Di samping

itu inflasi juga bisa memperburuk tingkat kesejahteraan masyarakat akibat menurunnya

XII - 9

Page 10: yusiasmara.files.wordpress.com  · Web viewCara yang dipakai adalah dengan menaikkan harga, karena ingin mendapatkan laba/keuntungan yang besar. c. Para spekulan, yaitu orang-orang

Pengantar Teori Ekonomi Makro

daya beli masyarakat secara umum akibat harga-harga yang naik. Selain itu distribusi

pendapatan pun semakin buruk akibat tidak semua orang dapat menyesuaikan diri

dengan inflasi yang terjadi.

12.2. PENGANGGURAN

12.2.1. Pengertian Pengangguran

Pengangguran adalah orang yang mencari kerja tetapi belum atau tidak

mendapat pekerjaan. Atau dapat juga dikatakan orang yang sudah dalam usia kerja (usia

15-64 tahun) dan masuk dalam angkatan kerja tetapi belum bekerja. Atau, penduduk

usia kerja yang belum pernah bekerja dan sedang berusaha mencari pekerjaan, yang

sudah pernah bekerja karena sesuatu hal berhenti atau diberhentikan dan sedang

berusaha memperoleh pekerjaan, yang dibebastugaskan baik akan dipanggil kembali

atau tidak tetapi sedang berusaha untuk mendapatkan pekerjaan.

Untuk lebih jelasnya, kita harus memahami pengelompokan penduduk

berdasarkan kelompok umur dan status pekerjaan seperti terlihat dalam bagan berikut

ini:

Gambar 12.1. Bagan Penduduk dan Tenaga Kerja

XII - 10

Total penduduk

Usia kerja (15-64) Bukan usia kerja

Anak (<15 th) Lanjut usia (65+)

Angkatan kerja Bukan Angkatan kerja

Bekerja

Pengangguran penuh

Sekolah Mengurus rumahtangga

Lain-lain

Bekerja penuh Setengah Pengangguran Sukarela Terpaksa

Page 11: yusiasmara.files.wordpress.com  · Web viewCara yang dipakai adalah dengan menaikkan harga, karena ingin mendapatkan laba/keuntungan yang besar. c. Para spekulan, yaitu orang-orang

Pengantar Teori Ekonomi Makro

Dari bagan di atas dapat dibuat definisi beberapa konsep ketenagakerjaan:

- Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15-64 tahun) yang bekerja atau

menganggur

- Bukan Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang sedang sekolah, mengurus

rumahtangga, atau tidak produktif secara ekonomi, karena cacat misalnya.

- Definisi umum “bekerja” (employed) adalah penduduk usia kerja yang bekerja

setidaknya 1 jam selama seminggu sebelum survei dilaksanakan. Definisi ini bisa

saja berbeda, tergantung dari jenis survei atau penyelenggaranya. Sejauh ini Badan

Pusat Statistik masih menggunakan definisi tersebut. Penduduk yang punya

pekerjaan namun sementara tidak bekerja karena sedang sakit, menunggu panen

atau cuti disebut bekerja.

- Bekerja penuh adalah orang yang bekerja biasanya berdasarkan jam kerja per

minggu, yaitu minimal 35 atau 40 jam per minggu

- Setengah pengangguran adalah orang yang bekerja dengan jam kerja di bawah

bekerja penuh.

- Pengangguran adalah penduduk usia kerja yang tidak bekerja atau sedang mencari

pekerjaan, baik yang ‘terpaksa’ karena memang belum ada pekerjaan yang

dipegang maupun ‘sukarela’, yaitu yang secara sengaja menganggur karena

misalnya mencari yang lebih baik padahal ada pekerjaan untuknya.

Untuk mengukur tingkat pengangguran pada suatu wilayah bisa didapat dari

prosentase membagi jumlah pengangguran dengan jumlah angkaran kerja.

Tingkat Pengangguran = Jumlah yang menganggur / Jumlah Angkatan Kerja x 100%

12.2.2. Jenis-jenis Pengangguran

Berdasarkan penyebabnya, pengangguran dapat dikelompokkan dalam beberapa

jenis:

1. Pengangguran Friksional

Pengangguran yang bersifat sementara, biasanya terjadi karena adanya kesenjangan

waktu, letak geografis, informasi antara pencari kerja dengan lowongan pekerjaan.

mendefinisikan ini sebagai pengangguran yang muncul karena adanya senjang

waktu bagi pekerja untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan selera dan

XII - 11

Page 12: yusiasmara.files.wordpress.com  · Web viewCara yang dipakai adalah dengan menaikkan harga, karena ingin mendapatkan laba/keuntungan yang besar. c. Para spekulan, yaitu orang-orang

Pengantar Teori Ekonomi Makro

kemampuan mereka. Atau pengangguran yang terjadi akibat pindahnya seseorang

dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain, dan akibatnya harus mempunyai tenggang

waktu dan berstatus sebagai penganggur sebelum mendapatkan pekerjaan yang lain

tersebut.

2. Pengangguran Struktural

Pengangguran yang sifatnya mendasar, dimana pencari kerja tidak mampu

memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk lowongan pekerjaan yang tersedia.

Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan

akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari

sebelumnya. Pengangguran ini umumnya disebabkan oleh ketidakcocokan antara

struktur para pencari kerja sehubungan dengan keterampilan, bidang keahlian,

maupun daerah lokasinya dengan struktur permintaan tenaga kerja yang belum

terisi. Atau pengangguran yang muncul karena jumlah pekerjaan yang tersedia di

pasar tenaga kerja tidak cukup untuk menyediakan pekerjaan bagi siapapun yang

menginginkannya.

3. Pengangguran Musiman

Pengangguran yang berkaitan erat dengan fluktuasi kegiatan ekoniomi jangka

pendek terutama di sektor pertanian.

4. Pengangguran Siklikal

Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik

turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada

penawaran kerja.

5. Pengangguran konjungtur

Pengangguran yang disebabkan oleh kelesuan/kemunduran kegiatan ekonomi.

Kemerosotan kegiatan ekonomi ini disebabkan oleh penurunan dalam pengeluaran

atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh perekonomian tersebut. Kelesuan ini

disebabkan oleh faktor dalam negeri berupa mayarakat mengurangi tingkat

pengeluarannya atau perusahaan swasta mengurangi investasinya, dan faktor luar

negeri berupa penurunan ekspor atau impor yang semakin besar

Seperti telah disinggung dalam definisinya di atas, pengangguran juga dapat

dibedakan atas pengangguran sukarela (voluntary unemployment) dan dukalara/terpaksa

XII - 12

Page 13: yusiasmara.files.wordpress.com  · Web viewCara yang dipakai adalah dengan menaikkan harga, karena ingin mendapatkan laba/keuntungan yang besar. c. Para spekulan, yaitu orang-orang

Pengantar Teori Ekonomi Makro

(involuntary unemployment). Pengangguran suka rela adalah pengangguran yang

menganggur untuk sementara waktu karna ingin mencari pekerjaan lain yang lebih baik.

Sedangkan pengangguran dukalara/terpaksa adalah pengangguran yang menganggur

karena sudah berusaha mencari pekerjaan namun belum berhasil mendapatkan kerja.

Jenis pengangguran lainnya adalah berdasarkan jumlah jam kerja penduduk

tersebut bekerja. Di sini, ada dua jenis pengangguran, yaitu pengangguran penuh dan

setengah pengangguran. Pengangguranpenuh berarti penduduk/orang tersebut belum

mendapatkan/sedang mencari pekerjaan (sama dengan definisi pengangguran secara

harfiah). Sementara itu, setengah pengangguran adalah penduduk/orang yang

sebenarnya bekerja namun jam kerjanya tidak seperti orang bekerja penuh. Biasanya,

dikatakan setengah pengangguran jika jam kerja <35 jam/minggu.

12.2.3. Faktor-faktor Penyebab Pengangguran

Dari jenis-jenis pengangguran di atas, kita dapat merumuskan faktor-faktor

penyebab pengangguran. Walaupun demikian, secara umum ada dua 2 faktor utama

penyebab pengangguran, yaitu faktor Pribadi dan faktor sosial ekonomi.

Faktor Pribadi

Dalam hal ini penyebab pengangguran bisa disebabkan oleh kemalasan, cacat/udzur

dan rendahnya pendidikan dan ketrampilan. Penjelasannya sebagai berikut :

1. Faktor kemalasan

Penganguran yang berasal dari kemalasan individu sebenarnya sedikit. Namun,

dalam sistem materialis dan politik sekularis, banyak yang mendorong masyarat

menjadi malas, seperti sistem penggajian yang tidak layak atau maraknya perjudian.

Banyak orang yang miskin menjadi malas bekerja karena berharap kaya mendadak

dengan jalan menang judi atau undian.

2. Faktor cacat /uzur

Dalam sistem kapitalis hukum yang diterapkan adalah ‘hukum rimba’. Karena itu,

tidak ada tempat bagi mereka yang cacat/uzur untuk mendapatkan pekerjaan yang

layak.

XII - 13

Page 14: yusiasmara.files.wordpress.com  · Web viewCara yang dipakai adalah dengan menaikkan harga, karena ingin mendapatkan laba/keuntungan yang besar. c. Para spekulan, yaitu orang-orang

Pengantar Teori Ekonomi Makro

3. Faktor rendahnya pendidikan dan keterampilan

Dampak dari rendahnya pendidikan tenaga kerja adalah rendahnya keterampilan

yang mereka milki. Belum lagi sistem pendidikan Indonesia yang tidak fokus pada

persoalan praktis yang dibutuhkan dalam kehidupan dan dunia kerja. Pada akhirnya

mereka menjadi pengangguran intelek.

Faktor Sistem Sosial dan Ekonomi

Faktor ini merupakan penyebab utama meningkatnya pengangguran di

Indonesia, di antaranya:

1. Ketimpangan antara penawaran tenaga kerja dan kebutuhan

Saat jumlah pencari kerja (penawaran tenaga kerja) melebihi lapangan pekerjaan

yang tersedia (permintaan tenaga kerja) maka akan ada pengangguran. Jumlah

pengangguran sejumlah mereka yang tidak tertampung dalam pasar tenaga kerja.

2. Kebijakan Pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat

Banyak kebijakan Pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat dan menimbulkan

pengangguran baru. Misalnya, kenaikan BBM telah menambah pengangguran.

Kebijakan Pemerintah yang lebih menekankan pada pertumbuhan ekonomi bukan

pemerataan juga mengakibatkan banyak ketimpangan dan pengangguran. Banyaknya

pembukaan industri tanpa memperhatikan dampak lingkungan telah mengakibatkan

pencemaran dan mematikan lapangan kerja yang sudah ada. Pencemaran telah

mengakibatkan penghasilan tambak/lahanpertanian yang menurun, tanah menjadi tidak

subur, dan seterusnya. Akibatnya, rakyat sekitar daerah industri tersebut menjadi orang-

orang miskin dan penganggguran.

3. Pengembangan sektor ekonomi non-real

Dalam sistem ekonomi kapitalis muncul transaksi yang menjadikan uang sebagai

komoditas yang di sebut sektor non-real, seperti bursa efek dan saham perbankan sistem

ribawi maupun asuransi. Sektor ini tumbuh pesat. Nilai transaksinya bahkan bisa

mencapai 10 kali lipat daripada sektor real.

Pertumbuhan uang beredar yang jauh lebih cepat daripada sektor real ini

mendorong inflasi dan penggelembungan harga aset sehingga menyebabkan turunnya

produksi dan investasi di sektor real. Akibatnya, hal itu mendorong kebangkrutan

XII - 14

Page 15: yusiasmara.files.wordpress.com  · Web viewCara yang dipakai adalah dengan menaikkan harga, karena ingin mendapatkan laba/keuntungan yang besar. c. Para spekulan, yaitu orang-orang

Pengantar Teori Ekonomi Makro

perusahan dan PHK serta pengangguran. Inilah penyebab utama krisis ekonomi dan

moneter di Indonesia yang terjadi sejak tahun 1997. Peningkatan sektor non-real juga

mengakibatkan harta beredar hanya di sekelompok orang tertentu dan tidak memilki

konstribusi dalam penyediaan lapangan pekerjaan.

Dalam tulisan lain, disebutkan pula faktor lain penyebab seseorang tidak

mendapat pekerjaan, seperti kurangnya informasi, tidak adanya sistem penerimaan

public, dan sulit menerapkan kepintarannya dalam dunia pekerjaan. Hal inilah yang

paling besar pengaruhnya dalam dunia kerja sekarang ini, kurangnya informasi dapat

menjadi faktor yang paling berpengaruh, hal ini diakibatkan keadaan lingkungan tempat

tinggal yang tidak memungkinkan untuk terus meng update informasi tentang lowongan

pekerjaan. Selain itu faktor penerimaan yang bisa disebut "diam-diam" juga sangat

berpengaruh, dimana sekarang banyak perusahaan yang mengutamakan standar

universitas (lembaga) daripada standar keahlian masing-masing pelamar kerja. Ada juga

pengaruh sulitnya membedakan antara kuliah dengan kerja, ini disebakan pengalaman

seorang tenaga kerja yang masih belum terasah, maka diperlukan sistem perkuliahan

yang bisa mendukung keahlian seseorang dan dapat langsung diterapkan didunia kerja,

tapi lagi-lagi pengaruh nama universitas besar tetap tidak dapat di kesampingkan.

Dalam beberapa literature ekonomi, secara teoritis (lihat jenis pengangguran

berdasarkan penyebabnya di bagian sebleumnya), pengangguran dapat terjadi karena

beberapa sebab, diantaranya :

1. Perubahan struktural. Seperti disebutkan Reynolds, Masters dan Moser jenis

pengangguran ini terjadi karena mismatch (tak sepadan/ketidakcocokan) antara

kualifikasi pekerja yang membutuhkan pekerjaan dengan persyaratan yang

diinginkan. Hal ini biasanya terjadi karena adanya perubahan struktur ekonomi.

Struktur ekonomi dapat diamati dari dominasi kontribusi sektoral terhadap produksi

nasional (regional).

Bila sektor industri memberikan kontribusi paling besar terhadap PDB dibanding

dengan sektor lainnya, maka struktur perekonomian tersebut adalah industri, atau

sebaliknya. Katakanlah dalam suatu negara atau daerah terjadi pergeseran struktur

ekonomi dari sektor pertanian ke industri. Dampak selanjutnya, adalah

dibutuhkannya kualifikasi tenaga kerja yang cocok di sektor industri. Ketika

XII - 15

Page 16: yusiasmara.files.wordpress.com  · Web viewCara yang dipakai adalah dengan menaikkan harga, karena ingin mendapatkan laba/keuntungan yang besar. c. Para spekulan, yaitu orang-orang

Pengantar Teori Ekonomi Makro

persyaratan ini tidak terpenuhi (mismatch), maka tenaga kerja yang ada menjadi

tidak  terpakai, kecuali terjadi  penyesuaian kualifikasi seperti yang dibutuhkan.

2. Pengaruh  musim. Perubahan musim terjadi bukan hanya di sektor pertanian saja,

tetapi sering pula terjadi pada sektor lain. Pada musim liburan dan tahun baru,

misalnya,  suasana sektor jasa transportasi dan pariwisata menjadi sangat sibuk (full

employed) dibanding dengan hari-hari biasa. Demikian pula pada saat menjelang,

sedang dan setelah bulan Suci Ramadhan, nampak permintaan terhadap barang dan

jasa meningkat (demand for good) yang selanjutnya akan membawa dampak

otomatis terhadap permintaan tenaga kerja (derived demand) di sektor yang

bersangkutan.

3. Adanya hambatan (ketidaklancaran) bertemunya pencari kerja dan lowongan kerja

(pengangguran friksional). Jenis pengangguran ini biasanya terjadi karena

hambatan teknis (misalnya waktu dan tempat). Sering terjadi pencari kerja tidak

memiliki informasi yang lengkap tentang lowongan kerja yang ada. Sehingga

mereka kehilangan kesempatan untuk memenuhi lowongan kerja tersebut. Mungkin

juga karena situasi kerja (tempat) yang  ditempati tidak cocok dengan harapan si

pencari kerja, sehingga membuat pudarnya semangat kerja. Pilihannya adalah lebih

baik tidak bekerja, karena lingkungan kerja tidak kondusif lagi. Pengangguran jenis

ini bisa juga terjadi karena perkembangan (dinamika) ekonomi yang terus-menerus

berubah, sehingga membawa dampak terhadap permintaan tenaga kerja yang

dinamis pula. Artinya pada situasi demikian sangat dibutuhkan tenaga kerja yang

mampu mengikuti perubahan jaman dengan cepat serta mampu melakukan adaptasi

keahlian terhadap tuntutan lingkungan eksternal yang dinamis tersebut. Bila situasi

ini tidak bisa diikutinya, maka ia akan kehilangan kesempatan kerja.

4. Rendahnya aliran investasi. Investasi merupakan komponen aggregate demand

yang mempunyai daya ungkit terhadap perluasan kesempatan kerja. Melalui

mekanisme efek multiplier, perubahan investasi membawa dampak terhadap

kenaikan output (pendapatan).  

Terdapat beberapa besaran (pengeluran otonom, seperti halnya investasi) yang

mempunyai dampak terhadap meningkatnya output  yaitu pengeluaran konsumsi

otonom, investasi otonom, pengeluaran pemerintah dan ekspor. Secara otomatis

meningkatnya output akan membutuhkan sumberdaya  untuk proses produksi

XII - 16

Page 17: yusiasmara.files.wordpress.com  · Web viewCara yang dipakai adalah dengan menaikkan harga, karena ingin mendapatkan laba/keuntungan yang besar. c. Para spekulan, yaitu orang-orang

Pengantar Teori Ekonomi Makro

(modal, tenaga kerja dan input lainnya).  Dengan demikian permintaan tenaga kerja

akan meningkat ketika terjadi peningkatan dalam pengeluaran otonom tadi.

Hubungan antara kenaikan output dengan permintaan tenaga kerja (penyerapan

tenaga kerja) dapat dijelaskan dengan konsep elastisitas penyerapan tenaga kerja.

Elastisitas penyerapan tenaga kerja mencerminkan persentase perubahan tenaga

kerja yang terserap sebagai akibat perubahan laju pertumbuhan ekonomi. Bila

koefisien Eks semakin besar (misalnya lebih besar dari satu atau elastis), ini berarti

persentase  kenaikan tenaga kerja yang terserap adalah lebih besar dibanding

dengan laju pertumbuhan ekonomi itu sendiri. Kondisi inilah yang sangat

diharapkan, karena pola hubungan sedemikian mencerminkan kegiatan ekonomi

yang pada karya (labor intensive). Artinya perubahan kesempatan kerja sangat peka

(sensitif) terhadap perubahan laju pertumbuhan ekonomi (economic growth rate).

5. Rendahnya tingkat keakhlian. Keahlian dan produktifitas sangat berkaitan erat.

Orang yang memiliki keahlian akan memiliki produktifitas tinggi, karena ia mampu

memanfaatkan potensi dirinya pada kegiatan ekonomi produktif. Untuk

meningkatkan keahlian dapat dilakukan berbagai cara, diantaranya adalah melalui

pendidikan dan latihan, magang, pendidikan formal, membangkitkan kecerdasan

tenaga kerja lewat pembinaan motivasi kerja dan corporate learning  (percepatan

belajar perusahaan).  

6. Diskriminasi. Diskriminasi tidak hanya terjadi pada warna kulit saja (race

discrimination), tetapi bisa terjadi pula pada aspek lain, misalnya pada sektor

pendidikan, ekonomi, hukum, Agama dan lainnya. Misalnya, ketika perlakukan

diskriminatif terjadi di bidang ekonomi, maka kemungkinan dampak yang akan

dirasakan adalah  hilangnya kesempatan berusaha dan kesulitan akses pada sumber-

sumber pertumbuhan ekonomi (modal, alam dan informasi, dll). Situasi inilah yang

pada gilirannya akan menghambat pada penciptaan lapangan kerja itu sendiri. Jadi

beban ketenagakerjaan akan berat sekali ketika perlakukan disriminatif di bidang

ekonomi masih ada. Demikian juga bila akses pendidikan dan pengembangan SDM

tidak diberikan seluas-luasnya kepada publik, dampak selanjutnya adalah

terpuruknya kualitas SDM, dan dalam jangka panjang kesempatan akan sulit diraih

oleh tenaga kerja.

XII - 17

Page 18: yusiasmara.files.wordpress.com  · Web viewCara yang dipakai adalah dengan menaikkan harga, karena ingin mendapatkan laba/keuntungan yang besar. c. Para spekulan, yaitu orang-orang

Pengantar Teori Ekonomi Makro

7. Laju pertumbuhan penduduk. Hal-hal yang tidak diinginkan dari persoalan

kependudukan diantaranya adalah apabila pertumbuhan penduduk bersamaan

dengan munculnya karakteristik sebagai berikut :

(a) tidak diimbangi dengan sarana dan prasaranan pendidikan yang memadai

(b) rendahnya anggaran pendidikan

(c) rendahnya tingkat kesehatan

(d) tidak seimbang dengan laju pertumbuhan kesempatan kerja

(e) rendahnya pembentukan modal

(f) rendahnya kualitas tenaga kependidikan

(g) rendahnya balas jasa di sektor pendidikan (gaji, honor, jasa riset dsb

(h) rendahnya daya beli masyarakat

(i) minimnya sumberdaya ekonomi yang bisa dieksploitasi

(j) masih rendahnya pemahaman tentang arti penting pendidikan

(k) rendahnya fasilitas dan kualitas kesehatan yang dibutuhkan masyarakat.

8. Aggregate demand unemployment. Pengangguran ini muncul karena rendahnya

permintaan output ekonomi, sehingga selanjutnya berdampak pada rendahnya

permintaan tenaga kerja (low derived demand). Sebaliknya, bila permintaan output

tinggi (high aggregate demand), bukan hanya akan menghilangkan pengangguran

jenis ini, tetapi malah akan tercipta lebih banyak lagi kesempatan kerja, bahkan

situasi ini dapat mengurangi pengangguran struktural dan friksional yang terjadi

sebelumnya.

Seiring perubahan kondisi sosial-ekonomi masyarakat yang semakin cepat,

penyebab pengangguran dapat saja berubah. Peserta mata kuliah dibebaskan

mencari/mengidentifikasi penyebab pengangguran yang ditemui di sekelilingnya

dan/atau mengkritisi berbagai penyebab yang telah diuraikan di atas.

12.2.4. Dampak Pengangguran

Tingkat pengangguran, khususnya yang tinggi, dapat berdampak terhadap

masalah perekonomian maupun sosial. Dampak ekonomi yang tampak adalah

“sumberdaya yang tidak terpakai”. Sementara itu, dampak sosialnya antara lain pada

diri/pribadi penganggur tersebut maupun lingkungannya. Secara psikologis,

menganggur menjadi salah satu sebagai penyebab depresi bagi sekelompok orang. Jika

XII - 18

Page 19: yusiasmara.files.wordpress.com  · Web viewCara yang dipakai adalah dengan menaikkan harga, karena ingin mendapatkan laba/keuntungan yang besar. c. Para spekulan, yaitu orang-orang

Pengantar Teori Ekonomi Makro

tidak bisa mengatasinya, bukan tidak mungkin seseorang yang depresi akan mengalami

gangguan jiwa, bunuh diri atau sejenisnya. Bagi lingkungan, tingginya tingkat

pengangguran dapat memunculkan masalah-masalah sosial seperti kriminalitas,

perkelahian, dll. Peserta mata kuliah dapat melihat dampak ini, baik secara langsung (di

sekitarnya) atau melalui media.

Dari sisi ekonomi, seorang ahli ekonomi, yaitu Okun bahkan mengeluarkan

pernyataan tentang hubungan antara pengangguran dengan pertumbuhan ekonomi, yang

dikenal dengan Hukum Okun (Okun’s Law). Okun’s Law memberikan gambaran

keterkaitan/link antara pasar output dgn pasar tenaga kerja dan hubungan antara

pergerakan jangka pendek GDP dan perubahan tingkat pengangguran. Hukum Okun

berbunyi bahwa setiap terjadi penurunan 2% GDP terhadap GDP Potential, Tingkat

Unemployment naik 1 % , demikian juga sebaliknya (lihat ilustrasi gambar di bawah

ini.

Gambar 12.2. Ilustrasi Hukum Okun

12.3. HUBUNGAN INFLASI DAN PENGANGGURAN

Ada hubungan antara inflasi dan pengangguran. Melalui penelitiannya, Profesor

A.W. Philip (1958) menggambarkan hubungan keduanya melalui sebuah kurva yang

disebut Kurva Philip (lihat Gambar 12.3). Dalam kurva tersebut digambarkan bahwa

hubungan antara inflasi dan pengangguran adalah negatif dan non linier. Saat ada

XII - 19

Page 20: yusiasmara.files.wordpress.com  · Web viewCara yang dipakai adalah dengan menaikkan harga, karena ingin mendapatkan laba/keuntungan yang besar. c. Para spekulan, yaitu orang-orang

Pengantar Teori Ekonomi Makro

kenaikan tingkat upah (inflasi tingkat upah/wage inflation) maka akan ada penurunan

pengangguran (Unemployment). Pada gambar, saat tingkat upah sebesar w3, maka

pengangguran sebesar C. Saat tingkat upah naik (inflasi) menjadi w2, maka

pengangguran turun menjadi B, dan saat tingkat upah kembali naik menjadi w1, maka

pengangguran pun semakin rendah, menjadi A. Dalam kondisi kurva Philips ini, inflasi

upah tenaga kerja berdampak positif, yaitu menurunnya pengangguran.

Peserta mata kuliah dapat mengkritisi hasil penelitian Profesor Philips ini

dengan membandingkannya dengan kondisi aktual di sekitar. Peserta mata kuliah dapat

mencari jawaban dari pertanyaan “apakah kurva Philips masih sesuai dengan kondisi

saat ini?”

Upah

w1 A

w2 B

w3 C

Pengangguran

Gambar 12.3. Kurva Philips

12.4. LATIHAN DAN/ATAU TUGAS

1. Pelajari kembali berbagai penyebab inflasi di bagian 12.1.2. Pilihlah salah satu

penyebab, boleh secara acak. Kritisilah. Apakah penyebab itu masih relevan dengan

kondisi saat ini? Jelaskan jawaban Anda!

2. Pelajari juga berbagai dampak inflasi di bagian 12.1.3. Pilihlah salah satu dampak,

boleh secara acak. Kritisilah. Apakah dampak itu masih relevan dengan kondisi saat

ini? Jelaskan jawaban Anda!

3. Kritisilah definisi pengangguran versi Badan Pusat Statistik, apakah definisi

tersebut relevan? Apa kelebihan dan kekurangannya? Jelaskan jawaban Anda!

XII - 20

Page 21: yusiasmara.files.wordpress.com  · Web viewCara yang dipakai adalah dengan menaikkan harga, karena ingin mendapatkan laba/keuntungan yang besar. c. Para spekulan, yaitu orang-orang

Pengantar Teori Ekonomi Makro

4. Seiring perubahan kondisi sosial-ekonomi masyarakat yang semakin cepat,

penyebab pengangguran dapat saja berubah. Temukan sekelompok pengangguran

di sekitar Anda dan identifikasilah apa penyebab pengangguran tersebut!.

5. Pelajari kembali berbagai penyebab pengangguran di bagian 12.2.2. Pilihlah salah

satu penyebab, boleh secara acak. Kritisilah. Apakah penyebab itu masih relevan

dengan kondisi saat ini? Jelaskan jawaban Anda!

6. Pelajari juga berbagai dampak pengangguran di bagian 12.2.3. Pilihlah salah satu

dampak, boleh secara acak. Kritisilah. Apakah dampak itu masih relevan dengan

kondisi saat ini? Jelaskan jawaban Anda!

7. Bandingkan hasil penelitian Profesor Philips ini dengan kondisi aktual di sekitar

Anda. Apakah kurva Philips masih sesuai dengan kondisi saat ini? Jelaskan

jawaban Anda!

XII - 21