alchemist08.files.wordpress.com file · web viewbelajar konsep terjadi bila individu menghadapi...

49
BAB I Hakikat Belajar dan Pembelajaran A. Pengertian Belajar Menurut Gagne (1984: ) belajar didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman. Menurut Galloway dalam Toeti Soekamto (1992: 27) mengatakan belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan faktor-faktor lain berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya B. Ciri – Ciri Belajar . Morgan menyebutkan bahwa suatu kegiatan dikatakan belajar apabila memiliki tiga ciri-ciri sebagai berikut. (a). belajar adalah perubahan tingkahlaku; (b). perubahan terjadi karena latihan dan pengalaman, bukan karena pertumbuhan; (c). perubahan tersebut harus bersifat permanen dan tetap ada untuk waktu yang cukup lama. C. Jenis – jenis Belajar 1. Belajar Isyarat (signallearning) Belajar melalui isyarat adalah melakukan atau tidak melakukan sesuatu karena adanya tanda atau isyarat.

Upload: dodang

Post on 23-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: alchemist08.files.wordpress.com file · Web viewBelajar konsep terjadi bila individu menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian di tafsirka kedalam suatu pengertian atau makna

BAB IHakikat Belajar dan Pembelajaran

A. Pengertian Belajar

Menurut Gagne (1984: ) belajar didefinisikan sebagai suatu proses

dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman.

Menurut Galloway dalam Toeti Soekamto (1992: 27) mengatakan belajar

merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan

informasi, emosi dan faktor-faktor lain berdasarkan pengalaman-pengalaman

sebelumnya

B. Ciri – Ciri Belajar .

Morgan menyebutkan bahwa suatu kegiatan dikatakan belajar

apabila memiliki tiga ciri-ciri sebagai berikut. (a). belajar adalah perubahan

tingkahlaku; (b). perubahan terjadi karena latihan dan pengalaman, bukan

karena pertumbuhan; (c). perubahan tersebut harus bersifat permanen dan tetap

ada untuk waktu yang cukup lama.

C. Jenis – jenis Belajar

1. Belajar Isyarat (signallearning)

Belajar melalui isyarat adalah melakukan atau tidak melakukan sesuatu

karena adanya tanda atau isyarat.

2. Belajar stimulus-respon (stimulus response learning)

Belajar stimulus respon terjadi pada diri individu karena adanya

rangsangan dari luar.

3. Belajar Rangkaian (cbaining learning)

Belajar rangkaian terjadi melalui perpaduan berbagai proses

stimulusrespon (S-R) yang telah dipelajari sebelumnya sehingga

melahirkan perilaku yangsegera atau spontan.

4. Belajar Asosiasi Verbal (verbal association lernig)

Belajar asosiasi verbal terjadi bila individu telah mengetahui sebutan

bentuk dan dapat menangkap makna yang bersipat verbal.

Page 2: alchemist08.files.wordpress.com file · Web viewBelajar konsep terjadi bila individu menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian di tafsirka kedalam suatu pengertian atau makna

5. Belajar Membedakan (Discrimination Learning)

Belajar membedakan terjadi bila individu berhadapan pada benda, suasana,

pengalaman yang luas dan mencoba membeda-bedakan hal-hal yang

jumlahnya banyak itu.

6. Belajar Konsep (concept learning)

Belajar konsep terjadi bila individu menghadapi berbagai fakta atau data

yang kemudian di tafsirka kedalam suatu pengertian atau makna yang

abstrak.

7. Belajar Hukum atau Aturan (Rule Learning)

Belajar hukum/aturan terjadi bila individu menggunakan beberapa

rangkaian peristiwa atau perangkat data yang terdahulu atau yang

sebelumnya dan menerapkan atau menarik kesimpulan pada data

tersebutmenjadi suatu aturan.

8. Belajar Pemecahan Masalah (Problem Solving Learning)

Belajar pemecahan masalah terjadi bila individu menggunakan berbagai

konsep atau prinsip untuk menjawab suatu pertanyaan.

D. Pengertian Pembelajaran

Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar

dan mengajar. Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama.

Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran

formal lain.

Pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan

menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai

tujuan kurikulum. Jadi pembelajaran adalah suatu aktivitas yang dengan

sengaja untuk memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk

tercapainya suatu tujuan yaitu tercapainya tujuan kurikulum.

E. Ciri – Ciri Pembelajaran

Ciri – ciri pembelajaran adalah kegiatan yang mendukung proses

belajar siswa, adanya interaksi antara individu dengan sumber belajar, serta

Page 3: alchemist08.files.wordpress.com file · Web viewBelajar konsep terjadi bila individu menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian di tafsirka kedalam suatu pengertian atau makna

memiliki komponen-komponen tujuan, materi, proses, dan evaluasi yang saling

berkaitan.

Page 4: alchemist08.files.wordpress.com file · Web viewBelajar konsep terjadi bila individu menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian di tafsirka kedalam suatu pengertian atau makna

BAB IIPrinsip – Prinsip Belajar dan Pembelajaran

A. Unsur – unsur belajar dan pembelajaran

Proses belajar dan pembelajaran melibatkan banyak hal, yaitu :

1) Subjek yang dibimbing (peserta didik).

Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern

cenderung menyebut demikian oleh karena peserta didik (tanpa pandang

usia) adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui

keberadaannya.

2) Orang yang membimbing (pendidik).

Pendidik ialah orang yang bertanggung jawab terhadap

pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik

mengalami pendidikannya dalam tiga lingkungan yaitu lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Sebab itu yang

bertanggung jawab terhadap pendidikan yaitu orang tua, guru, pemimpin

program pembelajaran, pelatihan, dan masyarakat/organisasi.

3) Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif).

Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik

antar peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan

pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh

melalui proses berkomunikasi intensif dengan memanifulasikan isi,

metode serta alat-alat pendidikan. Ke arah mana bimbingan ditujukan

(tujuan pendidikan).

4) Tujuan

Tujuan pendidikan bersifat abstrak karena memuat nilai-nilai yang

sifatnya abstrak. Tujuan demikian bersifat umum, ideal, dan

kandungannya sangat luas sehingga sulit untuk dilaksanakan di dalam

praktek. Sedangkan pendidikan harus berupa tindakan yang ditujukan

kepada peserta didik dalam kondisi tertentu, tempat tertentu, dan waktu

tertentu dengan menggunakan alat tertentu.

Page 5: alchemist08.files.wordpress.com file · Web viewBelajar konsep terjadi bila individu menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian di tafsirka kedalam suatu pengertian atau makna

5) Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan).

Dalam sistem pendidikan persekolahan, materi telah diramu dalam

kurikulum yang akan disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan. Materi

ini meliputi materi inti maupun muatan lokal. Materi inti bersifat nasional

yang mengandung misi pengendalian dan persatuan bangsa. Sedangkan

muatan lokal misinya mengembangkan kebhinekaan kekayaan budaya

sesuai dengan kondisi lingkungan.

6) Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode).

Alat dan metode pendidikan merupakan dua sisi dari satu mata

uang. Alat melihat jenisnya sedangkan metode melihat efisiensi dan

efektifitasnya. Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang

dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan

pendidikan.

7) Tempat peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan).

Lingkungan pendidikan biasa disebut tri pusat pendidikan yaitu

keluarga, sekolah dan masyarakat.

B. Prinsip – prinsip belajar dan pembelajaran

Prinsip belajar adalah konsep-konsep yang harus diterapkan

didalam proses belajar mengajar . Seorang guru akan dapat melaksanakan

tugasnya dengan baik apabila ia dapat menerapkan cara mengajar yang sesuai

dengan prinsip-prinsip orang belajar. Dengan kata lain supaya dapat mengotrol

sendiri apakah tugas-tugas mengajar yang dilakukannya telah sesuai dengan

prinsip-prinsip belajar maka guru perlu memahami prinisp-prinsip belajar itu.

Tugas guru mengelola pengajaran dengan lebih baik, efektif, dinamis, efisien,

ditandai dengan keterlibatan peserta didik secara aktif, mengalami, serta

memperoleh perubahan diri dalam pengajaran. Ada beberapa prinsip

pengajaran diantaranya adalah:

Page 6: alchemist08.files.wordpress.com file · Web viewBelajar konsep terjadi bila individu menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian di tafsirka kedalam suatu pengertian atau makna

a. Prinsip Motivasi

Motivasi berasal kata motive–motivation yang berarti dorongan atau

keinginan, baik datang dari dalam diri (instrinsik) maupun dorongan

dari luar diri seseorang (ekstrinsik). Motif atau biasa juga disebut

dorongan atau kebutuhan, merupakan suatu tenaga yang berada pada

diri individu atau siswa, yang mendorongnya untuk berbuat dalam

mencapai suatu tujuan.

b. Prinsip Kesiapan

Yang termsuk kesiapan : kematangan dan pertumbuhan fisik

Intelegensia

Latar belakang

Pengalaman.

c. Prinsip Persepsi

Yaitu pandangan anak terhadap sesuatu.

d. Prinsip Tujuan

Suatu diskripsi tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa

setelah berlangsungnya proses belajar

e. Prinsip belajar kognitif

f. Prinsip perbedaan individual

g. Prinsip transfer dan retensi

h. Prinsip belajar efektif

i. Prinsip belajar psikomor

Page 7: alchemist08.files.wordpress.com file · Web viewBelajar konsep terjadi bila individu menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian di tafsirka kedalam suatu pengertian atau makna

j. Prinsip evaluasi

Evaluasi adalah proses mendeskripsikan, mengumpulkan dan

menyajikan suatu informasi yang bermanfaat untuk pertimbangan

dalam pengambilan keputusan.

Page 8: alchemist08.files.wordpress.com file · Web viewBelajar konsep terjadi bila individu menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian di tafsirka kedalam suatu pengertian atau makna

BAB III

Masalah – Masalah Belajar dan Pembelajaran

A. Masalah Belajar

1. Faktor luar :

a. lingkungan keluarga :

kurangnya kelengkapan alat-alat belajar bagi anak di rumah

kurangnya biaya pendidikan yang disediakan orang tua

ekonomi keluarga yang terlalu lemah atau terlalu tinggi

kesehatan keluarga yang kurang baik

perhatian orang tua yang tidak memadai

kebiasaan dalam keluarga yang tidak menunjang

kedudukan anak dalam keluarga yang menyedihkan

anak terlalu banyak membantu orang tua.

b. lingkungan masyarakat :

dalam masyarakat terpatri strata sosial yang merupakan

penjelamaan dari : suku, ras, agama, pendidikan.

Anak yang hidup dala lingkungan masyarakat heterogen, maka

akan terjadi :

keributan

pertengkaran

perkelahian

perampokan

perkosaan

pembunuhan

dan lain-lain

Anak yang hidup dalam lingkungan yang kurang terpelajar, maka

akan terjadi :

keributan

lingkungan yang kotor

ketidak teraturan

Page 9: alchemist08.files.wordpress.com file · Web viewBelajar konsep terjadi bila individu menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian di tafsirka kedalam suatu pengertian atau makna

dll

c. lingkungan sekolah

pribadi guru yang kurang baik

guru tidak berkualitas

hubungan guru dengan murid yang kurang harmonis

guru menuntut standar pelajaran diatas kemampuan siswa

guru tidak memiliki kecakapan dalam mendiagnosis

kesulitan belajar

cara guru mengajar yang kurang menarik

alat media yang kurang memadai

perpustakaan yang kurang memadai

suasana sekiolah yang kurang menyenagkan

BP yang tidak berpungsi

Waktu sekolah dan disiplin yang krang.

2. Faktor Dalam

IQ anak yang kurang baik

Bakat yang tidak sesuai dengan bahan yang diberikan guru

Emosi yang kurang stabil : mudah tersinggung, pemarah,

pemurung, selalu bingung bila menghadapi masalah

Aktifitas tatap muka yang kurang.

B. Perbaikan Belajar

Page 10: alchemist08.files.wordpress.com file · Web viewBelajar konsep terjadi bila individu menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian di tafsirka kedalam suatu pengertian atau makna

BAB IVTeori – Teori Belajar

A. Teori belajar behavioristik

Rumpun teori ini disebut behaviorisme karena sangat menekankan

perilaku atau tingkah laku yang dapat diamati atau diukur. Teori-teori dalam

rumpun ini bersifat molekular, karena memandang kehidupan individu terdiri

atas unsur-unsur seperti halnya molekul-molekul.

Ada beberapa teori belajar yang termasuk pada rumpun behaviorisme ini,

antara lain:

a. Teori Koneksionisme

Menurut teori belajar ini, belajar pada hewan dan pada manusia

pada dasarnya berlangsung menurut prinsip-prinsip yang sama.

Selanjutnya, dalam teori koneksionisme dikemukakan hukum-hukum

belajar sebagai berikut:

1) Hukum Kesiapan (Law of Readiness)

Dimana hubungan antara stimulus dan respons akan mudah terbentuk

manakala ada kesiapan dalam diri individu. Implikasi praktis dari

hukum ini adalah, bahwa keberhasilan belajar seseorang sangat

tergantung dari ada atau tidak adanya kesiapan.

2) Hukum Latihan (Law of Exercise)

Hukum ini menjelaskan kemungkinan kuat dan lemahnya hubungan

stimulus dan respons. Implikasi dari hukum ini adalah makin sering

suatu pelajaran diulang, maka akan semakin dikuasainya pelajaran itu.

3) Hukum Akibat (Law of Effect)

Hukum ini menunjuk kepada kuat atau lemahnya hubungan stimulus

dan respons tergantung kepada akibat yang ditimbulkannya. Implikasi

dari hukum ini adalah apabila mengharapkan agar seseorang dapat

mengulangi respons yang sama, maka harus diupayakan agar

menyenangkan dirinya.

b. Teori Pengkondisian (Conditioning)

Page 11: alchemist08.files.wordpress.com file · Web viewBelajar konsep terjadi bila individu menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian di tafsirka kedalam suatu pengertian atau makna

Teori pengkondisian (conditioning) merupakan pengembangan

lebih lanjut dari teori koneksionisme. Tokoh teori ini adalah Ivan Pavlov

(1849-1936). Ia adalah ahli psikologi-refleksologi dari Rusia.

c. Teori Penguatan (Reinforcement)

Kalau pada teori pengkondisian (conditioning) yang diberi kondisi

adalah perangsangnya (stimulus), maka pada teori penguatan yang

dikondisi atau diperkuat adalah responsnya. Seorang anak yang belajar

dengan giat dan dia dapat menjawab semua pertanyaan dalam ulangan atau

ujian, maka guru memberikan penghargaan pada anak itu dengan nilai

yang tinggi, pujian, atau hadiah. Berkat pemberian penghargaan ini, maka

anak tersebut akan belajar lebih rajin dan lebih bersemangat lagi. Hadiah

itu me-reinforce hubungan antara stimulus dan respons.

d. Teori Operant Conditioning

Psikologi penguatan atau “operant conditioning” merupakan

perkembangan lebih lanjut dari teori koneksionisme dan “conditioning”.

Tokoh utamanya adalah Skinner. Skinner adalah seorang pakar teori

belajar berdasarkan proses “conditioning” yang pada prinsipnya

memperkuat dugaan bahwa timbulnya tingkah laku adalah karena adanya

hubungan antara stimulus dengan respons.

B. Teori Belajar Kontruktivisme

Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan dikelompok dalam

teori pembelajaran konstruktivis (constructivist theories of learning)।Teori

konstruktivis ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan

mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan

aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi

sesuai। Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan

pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala

sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide।Teori ini

Page 12: alchemist08.files.wordpress.com file · Web viewBelajar konsep terjadi bila individu menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian di tafsirka kedalam suatu pengertian atau makna

berkembang dari kerja Piaget, Vygotsky, teori-teori pemrosesan informasi,

dan teori psikologi kognitif yang lain, seperti teori Bruner (Slavin dalam Nur,

2002: 8).

Menurut teori konstruktivis ini, satu prinsip yang paling penting

dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk

proses ini, dengan memberi kesempatan siswa untuk menemukan atau

menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan

secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat

memberi siswa anak tangga yang membawa siswa ke pemahaman yang

lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga

tersebut ( Nur, 2002 :8).

C. Teori belajar kognitif

Teori kognitif dikembangkan oleh para ahli psikologi kognitif.

Menurut teori ini, bahwa yang utama pada kehidupan manusia adalah

mengetahui (knowing) dan bukan respons. Suatu konsep yang penting dalam

psikologi Gestalt adalah tentang “insight”, yaitu pengamatan dan

pemahaman mendadak terhadap hubungan-hubungan antar bagian-bagian

dalam suatu situasi permasalahan.

Dalam perspektif psikologi kognitif, belajar pada asasnya adalah

peristiwa mental. Rumpun psikologi Gestalt bersifat molar, yaitu

menekankan keseluruhan yang terpadu, alam kehidupan manusia dan

perilaku manusia selalu merupakan suatu keseluruhan, suatu keterpaduan.

Beberapa prinsip penerapan teori belajar ini adalah:

Page 13: alchemist08.files.wordpress.com file · Web viewBelajar konsep terjadi bila individu menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian di tafsirka kedalam suatu pengertian atau makna

a. Belajar berkat insight

Telah dijelaskan bahwa insight adalah pemahaman terhadap hubungan

antar bagian di dalam suatu situasi permasalahan. Dengan demikian,

belajar itu akan terjadi manakala dihadapkan kepada suatu persoalan

yang harus dipecahkan. Belajar bukanlah menghafal fakta.

b. Belajar berdasarkan pengalaman

Pengalaman adalah kejadian yang dapat memberikan arti dan makna

kehidupan setiap perilaku individu.

D. Teori Belajar Humanisme

Teori humanisme klasik / Naturalisme (JJ Rousseau, Pestalozzi). Ia

mengumpulkan biografi orang-orang terkenal dari berbagai bidang. Semua

orang yang normal berpotensi untuk menjadi orang hebat. Manusia sebagai

satu kepribadian yang utuh jiwa manusia ada tiga aspek, antara lain : Afeksi,

Kognitif, Psikomotor.

Naturalisme Rousseau : Anak pada waktu dilahirkan adalah baik,

jika anak itu menjadi rusak itu karena pengaruh dari lingkungan disekitar

anak tersebut. Karena pada masa itu moral manusia pada level yang terpuruk.

Belajar : Biarlah anak tumbuh kembang secara alamiah, jangan diapa-apakan,

freedom to learn : biarlah anak belajar dengan bebas karena orang dapat

mengaktualisasi dirinya jika orang tersebut tidak diganggu.

Beberapa perbandingan antar teori belajar :

a. Pandangan Behavioristik dan Konstruktivistik tentang belajar:

BEHAVIORISTIK KONSTRUKTIVISTIK

Behavioristik memandang.

Bahwa pengetahuan adalah

obyektif, pasti dan tetap, tidak

berubah. Pengetahuan telah

Konstruktivistik memandang bahwa

pengetahuan adalah non obtektif

bersifat temporer, selalu berubah-

ubah tidak menentu

Page 14: alchemist08.files.wordpress.com file · Web viewBelajar konsep terjadi bila individu menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian di tafsirka kedalam suatu pengertian atau makna

terstruktur dengan rapi

Belajar adalah perolehan

pengetahuan, sedangkan mengajar

adalah memindahkan

pengetahuan kepada orang yang

belajar

Belajar adalah menyusun

pengetahuan dari pengalaman

kongkrit, aktifitas kolaborasi, dan

refleksi serta interprestasi. Sedangkan

mengajar meneta lingkungan agar si

belajar termotivasi dalam menggali

dan menghargai ketidakmenentuan

Si belajar diharapkan memiliki

pemahaman yang sama terhadap

pengetahuan yang di ajarkan.

Artinya apa yang dipahami oleh

pengajar itulah yang harus

dipahami oleh si belajar

Si belaja akan memiliki pemahaman

yang berbeda terhadap pengetahuan

tergantung pada pengalamannya. Dan

perspektif yang dipakai dalam

mengintrospeksikannya

b. Pandangan Behavioristik dan konstruktifistik tentang tujuan

pembelajaran: 

BEHAVIORISTIK KONSTRUKTIVISTIK

Tujuan pembelajaran ditentukan

pada penambahan pengetahuan

Tujuan pembelajaran ditentukan pada

belajar tentang bagaimana belajar

c. Pandangan Behavioristik dan konstruktifistik tentang strategi

pembelajaran: 

BEHAVIORISTIK KONSTRUKTIVISTIK

Penyajian isi menekankan pada

keterampilan yang terisolasi dan

terakumulasi fakta mengikuti

urutan dari bagian ke

keseluruhan

Penyajian isi menekankan pada

penggunaan pengetahuan secara

bermakna mengikuti urutan dari

keseluruhan ke bagian

Pembelajarasn mengikuti urutan

kurikulum secara ketat

Pembelajaran lebih banyak diarahkan

untuk meladeni atau melayani

pertanyaan dan pandangan si belajar

Aktifitas belajar lebih banyak

didasarkan pada buku teks dan

Aktifitas belajar lebih banyak

didasarkan pada data primer dan

Page 15: alchemist08.files.wordpress.com file · Web viewBelajar konsep terjadi bila individu menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian di tafsirka kedalam suatu pengertian atau makna

penekanan pada keterampilan bahan manipulatif dengan penekanan

pada keterampilan berpikir kritis

Pembelajaran dan evaluasi

menekankan pada hasil

Pembelajaran menekankan pada

proses

d. Pandangan Behavioristik dan konstruktifistik tentang evaluasi:

 BEHAVIORISTIK KONSTRUKTIVISTIK

Evaluasi menekankan pada

respon pasif. Keterampilan

secara terpisah dan biasanya

menggunakan “ paper dan

pencil test”

Evaluasi menekankan pada

penyusunan makna secara aktif yang

melibatkan keterampilan terintegrasi,

dengan menggunakan masalah dalam

konteks nyata

Evaluasi yang menuntut

jawaban benar menunjukkan

bahwa si belajar telah

menyelesaikan tugas belajar

Evaluasi yang menggali berpikis

secara divergen, pemecahan ganda,

bukan hanya jawaban benar

Evaluasi belajar dipandang

sebagai bagian terpisah dari

kegiatan pembelajaran dan

biasanya dilakukan setelah

kegiatan belajardengan

penekanan pada evaluasi

individu

Evaluasi merupakan bagian utuh dari

belajar dengan cara memberikan

tugas-tugas yang menuntut aktifitas

belajar bermakna serta menerapkan

apa yang dipelajari dalam konteks

nyata. Evaluasi akan menekankan

pada keterampilan dan proses dalam

kelompok

Page 16: alchemist08.files.wordpress.com file · Web viewBelajar konsep terjadi bila individu menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian di tafsirka kedalam suatu pengertian atau makna

e. Definisi belajar dari beragai pandangan :

Aliran Definisi

Behaviorisme

 

 

 Kognitivisme

 

 

Humanisme

 

 Konstruktuvisme

Proses perubahan perilaku hasil

pengalaman yang sifatnya relative

menetap (hasil hubungan stimulus

dan respon). 

Proses penerimaan, pegolahan dan

penyimpanan informasi dengan

mengaitkan pengetahuan baru

kedalam struktur kognitif yang

dimiliki pembelajar. 

Upaya aktualisasi dir dalam rangka

pemenuhan kebutuhan dasar sesuai

dengan potensi yang dimiliki. 

Upaya penyusunan pengetahuan.

Page 17: alchemist08.files.wordpress.com file · Web viewBelajar konsep terjadi bila individu menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian di tafsirka kedalam suatu pengertian atau makna

BAB VMotivasi Dalam Pembelajaran

A. Hakekat Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah proses internal yang mengaktifkan,

memandu dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Individu

termotivasi karena berbagai alasan yang berbeda, dengan intensitas yang

berbeda. Sebagai misal, seorang siswa dapat tinggi motivasinya untuk

menghadapi tes ilmu sosial dengantujuan mendapatkan nilai tinggi (motivasi

ekstrinsik) dan tinggi motivasinya menghadapi tes matematika karena tertarik

dengan mata pelajaran tersebut (motivasi intrinsik).

B. Peranan motivasi dalam pembelajaran

Pemberian motivasi guru dalam pembelajaran dapat terdiri atas

pemberian Penghargaan, yang dapat menumbuhkan inisiatif, kemampuan-

kemampuan yang kreatif dan semangat berkompetisi yang sehat, pemberian

penghargaan sebagai upaya pembinaan motivasi tidak selalu harus berwujud

atau barang, tetapi dapat juga berupa pujian-pujian dan hadiah-hadiah

immaterial. Pemberian perhatian yang cukup terhadap siswa dengan segala

otensi yang dimilikinya merupakanbentuk motivasi yang sederhana, karena

banyak yang tidak memiliki motivasi belajar diakibatkan tidak dirasakannya

adanya perhatian. Ajakan Berpartisipasi. Pada diri manusia ada sesuatu

perasaan yang dihargai apabila dia dilibatkan pada sesuatu kegiatan yang

dianggap berharga. Oleh karena itu guru, harus selalu mengajak dan

mengulurkan tangan bagi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses

pembelajaran guna lebih bergairah dalam belajar dan memperkaya proses

interaksi antar potensi siswa dalam proses pembelajaran.

C. Lingkungan belajar yang memotivasi belajar siswa

Banyak sekali batasan tentang belajar, tetapi menurut Jean Piaget,

yang pada intinya mengemukakan bahwa belajar merupakan interaksi antara

individu pebelajar (learner) dengan lingkungan. Dalam Language Two, oleh

Heidy Dulay, dkk mengemukakan adanya empat lingkungan makro dan tiga

lingkungan mikro yang bisa berpengaruh. Lingkungan makro ialah (1)

Page 18: alchemist08.files.wordpress.com file · Web viewBelajar konsep terjadi bila individu menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian di tafsirka kedalam suatu pengertian atau makna

kealamian bahasa yang didengar; (2) peranan pebelajar dalam komunikasi;

(3) ketersediaan alat acuan untuk memperjelas makna; dan (4) siapa yang

menjadi model bahasa sasaran. Lingkungan mikro terdiri dari (1) tonjolan

(salience), (2) balikan (feedback), dan (3) frekuensi.

Guru merupakan salah satu tonggak lingkungan: pada lingkungan

makro dia setidaknya bisa berposisi sebagai model, dan pada lingkungan

mikro guru berposisi sebagai pemberi balikan.

Page 19: alchemist08.files.wordpress.com file · Web viewBelajar konsep terjadi bila individu menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian di tafsirka kedalam suatu pengertian atau makna

BAB VIKurikulm Dalam Pembelajaran

A. Pengertian dan kedudukan kurikulum dalam pendidikan.

Secara etimologis, kurikulum berasal dari kata dalam Bahasa

Latim ”curir” yang artinya pelari, dan ”curere yang artinya ”tempat berlari”.

Jadi istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga pada zaman Romawi kuno

di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarah yang harus ditempuh

oleh pelari dari garis start sampai dengan finish.

Secara terminologis, istilah kurikulum yang digunakan dalam dunia

pendidikan dengan pengertian sebagai sejumlah pengetahuan atau mata

pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa untuk mencapai satu

tujuan pendidikan atau kompetensi yang ditetapkan. Sebagai tanda atau bukti

bahwa seseorang peserta didik telah mencapai standar kompetensi yang telah

ditetapkan adalah dengan sebuah ijazah atau sertifikat.

Dalam arti sempit, kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang

diberikan di sekolah.

Dalam arti luas, kurikulum adalah semua pengalaman belajar yang

diberikan seklah kepada siswa selama mereka mengikuti pendidikan di

sekolah itu.

Kurikulum adalah, seperangkat rencana dan pengaturan mengenai:

tujuan, isi, bahan pelajaran, dan cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

(UU.NO.20. Thn 2003)

B. Kedudukan kurikulum dalam dunia pendidikan:

Kurikulum dalam pendidikan formal menempati posisi yang sangat

strategis

Tanpa kurikulum pendidikan akan kehilangan jati dirinya serta arah dan

tujuan yang hendak dicapai

Kurikulum dijadikan sebagai pedoman dalam segala kegiatan

pendidikan yang dilakukan termasuk kegiatan belajar mengajar di kelas

Page 20: alchemist08.files.wordpress.com file · Web viewBelajar konsep terjadi bila individu menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian di tafsirka kedalam suatu pengertian atau makna

Kurikulum salah satu komponen penting dalam pendidikan

Kurikulum berfungsi sebagai acuan sekaligus pedoman pelaksanaan

pendidikan, baik oleh pengelola maupun pelaksana pendidikan

(khususnya kepala sekolah dan guru)

C. Landasan dan tingkatan dalam pengembangan kurikulum

Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan

nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964,

1968, 1975, 1984, 1994, dan direncanakan pada tahun 2004. Perubahan

tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem

politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan

bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu

dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang

terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan

landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada

penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam

merealisasikannya.

ASAS FILOSOFIS

Sekolah bertujuan mendidik anak agar menjadi manusia yang

“baik”, yang ditentukan oleh nilai-nilai, cita-cita atau filsafat yang dianut

negara, juga guru, orang tua, masyarakat, dan bahkan dunia.

Perbedaan filsafat dengan sendirinya akan menimbulkan perbedaan

dalam tujuan pendidikan, bahan pelajaran, cara mengajar, dan cara menilai.

ASAS PSIKOLOGIS

1) psikologi anak

Sekolah didirikan untuk kepentinagn anak, yakni menciptakan

situasi-situasi dimana anak dapat belajar untuk mengembangkan bakat dan

potensinya. selama berabad-abad anak lebih dipandang sebagai orang

dewasa kecil. baru setelah rousseau anak itu dikenal sebagai anak, dan

dilakukan penelitian ilmiah untuk lebih mengenalnya. Sejak permulaan

abad ke-20, anak kian mendapat perhatian sebagai salah satu asas dalam

Page 21: alchemist08.files.wordpress.com file · Web viewBelajar konsep terjadi bila individu menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian di tafsirka kedalam suatu pengertian atau makna

pengembangan kurikulum. Kurikulum yang sangat berorientasi pada minat

dan perkembangan anak disebut “child centered curriculum”. kurikulum

2. asas psikologi belajar

Kita harus memahami dengan baik, bagaimana proses belajar anak

itu berlangsung, serta dalam keadaan yang bagaimana belajar itu memberi

hasil yang sebaik-baiknya.

ASAS SOSIOLOGIS

Tiap masyarakat mempunyai norma-norma, adat kebiasaan yang

tak dapat tiada harus dikenal dan diwujudkan anak dalam pribadinya, lalu

dinyatakan dalam perilakunya. Tiap masyarakat memiliki anutan corak nilai

yang berlainan. tiap anak akan berbeda latar belakang kebudayaannya.

perbedaan ini harus dipertimbangkan dalam kurikulum, di samping perubahan

yang terjadi di masyarakat akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

ASAS ORGANISATORIS

Persoalan yang terkait dengan asas ini ialah bagaimana bahan

pelajaran akan disajikan? Apakah dalam bentuk mata pelajar-an yang

terpisah-pisah sebagaimana dianut oleh ilmu jiwa asosiasi yang berpendirian

bahwa keseluruhan sama dengan jumlah bagian-bagian-nya sehingga

cenderung memilih kurikulum yang bersifat subject-centered atau yang

berpusat pada mata pelajaran.

TINGKAT PENGEMBANGAN KURIKULUM

Pengembangan kurikulum dapat dilakukan dalam kadar kecil dan

sangat terbatas, dan dapat pula secara meluas dan mendasar.

Pengembangan kurikulum itu dapat berupa :

Substitusi

Pengembangan yang bersifat substitusi dapat berupa peng-gantian

suatu buku pelajaran dengan buku pelajaran yang dinilai lebih baik.

perubahan seperti itu sangat kecil karena hanya mengganti atau menukar

buku pelajaran.

Page 22: alchemist08.files.wordpress.com file · Web viewBelajar konsep terjadi bila individu menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian di tafsirka kedalam suatu pengertian atau makna

Alterasi

Alterasi, merupakan bentuk perubahan kurikulum dengan,

misalnya, menambah atau mengurangi jam pelajaran untuk bidang studi

tertentu, yang dapat mempengaruhi jam pelajaran bidang studi lain.

perubahan ini lebih sulit dibanding dengan substitusi, karena harus

dilakukan berdasarkan alasan mengapa jam pelajaran suatu bidang studi

ditambah, dan mengapa bidang studi lain harus dikurangi waktunya.

Variasi

Perubahan kurikulum dalam bentuk variasi dimaksudkan untuk

menerima dan menerapkan suatu metode yang berhasil di sekolah lain

untuk dijalankan di sekolah sendiri, dengan meniadakan metode yang

lama. perubahan seperti ini memerlukan perubahan pada guru yang harus

mempelajari dan menguasai metode baru tersebut. perubahan ini lebih sulit

dibandingkan dengan bentuk-bentuk perubahan sebelumnya.

Restrukturisasi

Restrukturisasi ialah bentuk perubahan kurikulum melalui

pemberian peran baru kepada guru dengan dukungan tenaga dan fasilitas

baru, seperti pengembangan team teaching, dan akhirnya, perubahan yang

paling besar risikonya ialah melalui restruktu-risasi, yaitu perubahan yang

berkaitan dengan penerapan nilai-nilai baru, misalnya, peralihan

kurikulum yang berpusat pada pengetahuan akademis (subject-centered)

menjadi unit approach, kurikulum yang berpusat pada anak, atau macam-

macam pendekatan lain dalam kurikulum.

D. Model – Model Pengembangan Kurikulum

correlated curriculum.

Bayangkan sebuah rantai! rangkaian sebuah rantai merupakan

ilustrasi yang cocok untuk menggambarkan correlated curriculum.kurikulum

ini menekankan pentingnya hubungan antara organisasi materi atau konsep

yang dipelajari dari suatu pelajaran dengan pelajaran lain, tanpa

menghilangkan perbedaan esensial dari setiap mata pelajaran. Dengan

Page 23: alchemist08.files.wordpress.com file · Web viewBelajar konsep terjadi bila individu menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian di tafsirka kedalam suatu pengertian atau makna

menghubungkan beberapa bahan tersebut, cakupan ruang lingkup materi

semakin luas.

unified atau concentrated curriculum

Sesuai dengan namanya, kurikulum jenis ini sangat kental dengan

disiplin ilmu. setiap disiplin ilmu dibangun dari berbagai macam tema

pelajaran.Pola organisasi bahan dalam suatu pelajaran di susun dalam tema-

tema pelajaran tertentu. Salah satu aplikasi kurikulum jenis ini terdapat pada

pembelajaran yang sifat-nya tematik. dari satu tema yang diajukan, misalnya

“lingkungan”, selanjutnya dikaji dari berbagai disiplin ilmu misalnya, sain,

matematika, sosial, dan bahasa.

integrated curriculum

Pola organisasi kurikulum ini memper-lihatkan warna disiplin

ilmu. bahan ajar diintegrasikan menjadi satu keseluruhan yang disajikan

dalam bentuk satuan unit. Dalam satu unit terdapat hubungan antarpel-ajaran

serta berbagai kegiatan siswa. dengan keterpaduan bahan pelajaran tersebut

diharapkan siswa mempunyai pemahaman suatu materi secara utuh.

Problem Solving Curriculum

Berisi pemecahan masalah yang terdapat dalam kehidupan sehari-

hari dengan menggunakan pengeta-huan serta keterampilan dari berbagai

disiplin ilmu.Pada kurikulum model ini, guru cenderung lebih banyak

dimaknai sebagai seseorang yang harus ”digugu” dan ”ditiru”.

MODEL (Robert S. Zais)

Model ini dikenal juga sebagai model desentralisasi karena inisiatif

dan upaya pengembangan kurikulum bukan berasal dari atas, melainkan dari

bawah yaitu guru dan sekolah. Model bisa berangkat dari sekelompok guru

yang mengadakan pengembangan kurikulum.Pengembangan itu sendiri dapat

hanya berupa bagian dari komponen kurikulum, beberapa bidang studi,

ataupun keseluruhan komponen kurikulum.Guru merupakan perencana,

Page 24: alchemist08.files.wordpress.com file · Web viewBelajar konsep terjadi bila individu menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian di tafsirka kedalam suatu pengertian atau makna

pelaksana, dan sekaligus penilai pengajaran di sekolah. kepala sekolah

sebagai pimpinan tim administrasi, juga bisa membantu guru dalam

membantu pengembangan kurikulum model ini.

Model terbalik

Secara umum model kurikulum dikembangkan secara deduktif.

tetapi, kurikulum yang dikembangkan oleh taba menggunakan cara

pengembangan induktif. oleh karena itu dinamakan model terbalik.

Pengembangan model ini diawali dengan melakukan percobaan dan

penyusunan teori serta diikuti dengan tahapan implementasi. Hal dilakukan

guna memper-temukan teori dan praktek.

Model administrasi

Pada umumnya administrator pendidikan ini terdiri dari pengawas,

kepala sekolah, dan staf pengajar inti. Tugas para administrator tersebut

adalah merumuskan konsep-konsep dasar, landasan-landasan, kebijaksa-naan

dan strategi utama dalam pengembangan kurikulum. Selanjutnya tim

membentuk kelompok kerja yang menyusun tujuan khusus pendidikan, garis

besar bahan pengajaran, dan kegiatan belajar. Hasil kerja kelompok

selanjutnya dikaji ulang oleh panitia pengarah yang telah dibentuk

sebelumnya dan para ahli lain di bidangnya. Langkah selanjutnya adalah

mengkaji ulang dengan cara melakukan uji coba untuk mengetahui

keefektifan dan kelayakannya. dengan cara-cara dan urutan semacam ini

terlihat bahwa dari sisi kebijakan model ini lebih bersifat sentralistik.

Model rogers

Roger, seorang ahli psikologi, memberikan warna yang cukup kuat

dalam pengem-bangan model kurikulum. ada empat model yang

dikembangkan oleh roger (model 1,2,3 dan 4). Model yang satu merupakan

perbaikan dari model sebelumnya.

Page 25: alchemist08.files.wordpress.com file · Web viewBelajar konsep terjadi bila individu menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian di tafsirka kedalam suatu pengertian atau makna

BAB VII Peranan Lingkungan Belajar dan Guru Dalam Pembelajaran

A. Peranan lingkungan belajar dan pembelajaran

Pendidikan yang berlangsung seumur hidup itu berlangsung pada

tiga lingkungan pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pelaksanaan

pendidikan dalam tiga lingkungan pendidikan sebagai penghasil tenaga yang

telah terdidik sebagai berikut :

 

 

Dari bagan tersebut di atas dapat diketahui bahwa keluarga

merupakan tempat pertama anak itu mendapatkan pendidikan. Sejak anak itu

berada dalam kandungan anak telah mendapatkan pendidikan. Seperti telah

diketahui di muka bahwa jenis pendidikan yang diberikan keluarga adalah

bermacam-macam. Pendidikan berlangsung secara informal. Dalam keluarga

orang tua merupakan pendidik utama dan pertama. Pada masyarakat yang

sederhana pendidikan berlangsung dalam keluarga dan masyarakat. Anak

meniru apa yang dikerjakan orang tua dan orang-orang dewasa dalam

Page 26: alchemist08.files.wordpress.com file · Web viewBelajar konsep terjadi bila individu menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian di tafsirka kedalam suatu pengertian atau makna

masyarakat. Setelah mendapatkan kemampuan yang diperlukan untuk hidup,

maka ia dilepaskan dalam masyarakat. Dalam. masyarakat mereka akan

menjadi tenaga kerja yang dibutuhkan masyarakat.

Dalam masyarakat yang lebih maju maka pendidikan di dalam

keluarga tidak cukup, oleh karena itu orang tua menyerahkan pendidikan pada

lembaga pendidikan formal yang disebut sekolah. Dalam sekolah anak diberi

berbagai pengetahuan baik pengetahuan yang berkaitan untuk pengembangan

pribadi, pengetahuan untuk bekal hidup dalam masyarakat, dan pengetahuan

untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi lebih lanjut.

Pendidikan di sekolah dilaksanakan secara bertingkat-tingkat, pada dasarnya

dibedakan pendidik dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Anak

yang telah selesai pada tingkat pendidikan tertentu yang memerlukan

keterampilan tertentu dapat masuk pada pendidikan nonformal dalam

lembaga pendidikan masyarakat. Setelah mendapatkan tambahan

keterampilan maka ia terjun kedunia kerja dalam masyarakat. Akan tetapi ada

juga yang setelah selesai pendidikan pada tingkat pendidikan tetrtentu

langsung memasuki dunia kerja dalam masyarakat. Masyarakat sebagai

pemakai hasil tiga pendidikan itu akan memberi balikan bagi masing-masing

penyelenggara pendidikan dalam ketiga lingkungan pendidikan.

B. Peranan Guru dalam Kegiatan Pembelajaran

Perkembangan baru terhadap pandangan belajar mengajar

membawa konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan peranan dan

kompetensinya karena proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa

sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Guru yang

kompeten akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa

berada pada tingat optimal. Berikut peranan guru yang dianggap paling

dominan :

a. Demonstrator

Melalui peranya sebagai demonstrator atau pengajar, guru hendaknya

senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan

Page 27: alchemist08.files.wordpress.com file · Web viewBelajar konsep terjadi bila individu menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian di tafsirka kedalam suatu pengertian atau makna

diajarkanya serta senantiasa mengembangkanya dalam arti

meningkatkan kemampuannya dalam ilmu yang dimiliki karena hal ini

akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai siswa. Salah satu

yang harus diperhatikan oleh guru bahwa ia sendiri adalah pelajar. Ini

berarti bahwa guru harus terus menerus belajar. Dengan cara demikian

ia akan memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan

sebagai bekal dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar dan

demonstrator sehingga mampu memeragakan apa yang diajarkanya

secara didaktis. Maksudnya agar apa yang disampaikanya itu betul-

betul dimiliki oleh siswa.

b. Guru sebagai pengelola kelas

Dalam peranya sebagai pengelola kelas, guru hendaknya mampu

mengelola kelas sebagai lingkunagn belajar serat merupakan aspek dari

lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Lingkungan ini diatur dan

diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan

pendidikan. Lingkungan yang baik adalah yang bersifat menantang,

dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan

kepuasan dalam mencapai tujuan.

c. Mediator

Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan

pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media

pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan

proses belajar mengajar. Dengan demikian media pendidikan

merupakan dasar yang diperlukan yang bersifat melengkapi dan

merupakan bagian integral demi berhasilnya proses pendidikan dan

pengajaran disekolah.

d. Fasilitator

Sebagai fasiltator, guru hendaknya mampu mengusahakan sumber

belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan

Page 28: alchemist08.files.wordpress.com file · Web viewBelajar konsep terjadi bila individu menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian di tafsirka kedalam suatu pengertian atau makna

proses belajar mengajar, baik yang berupa nara sumber, buku teks,

majalah ataupun surat kabar

e. Evaluator

Guru hendaknya menjadi seorang evaluator yang baik, kegiatan ini

dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan

itu tercapai atau belum, dan apakah materi yang diajarkan sudah cukup

tepat. Semua pertanyaan tersebut akan dapat dijawab melalui kegiatan

evaluasi atau penilaian. Dengan penialaian guru dapat

mengklasifikasikan apakah seorang siswa termasuk kelompok siswa

yang pandai, sedang, kurang atau cukup baik dikelasnya jika

dibandingkan dengan teman-temanya. Guru juga dapat mengetahui

apakah proses belajar yang dilakukan cukup efektif memberikan hasil

yang baik dan memuaskan atau sebaliknya.

f. Korektor

Sebagai korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik

dan mana nilai yang buruk. Kedua nilai yang berbeda ini harus betul-

betul dipahami dalam kehidupan di masyarakat.

g. Inspirator

Sebagai inspirator, guru harus memberikan inspirasi bagi kemajuan

belajar siswa. Persoalan belajar adalah masalah utama anak didik, guru

harus dapat memberikan petunjuk bagaimana cara belajar yang baik.

h. Organisator

Sebagai organisator adalah sisi lain dari peranan yang diperlukan guru,

dalam bidang ini guru memiliki kiegiatan pengelolaan. Kegiatan

akademik dan sebagainya. Semua diorganisasikan sehingga seperti

mencapai efektifitas dan efisiensi dalam belajar pada siswa.

i. Motivator

Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar

bergairah dan aktif belajar.

Page 29: alchemist08.files.wordpress.com file · Web viewBelajar konsep terjadi bila individu menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian di tafsirka kedalam suatu pengertian atau makna

j. Inisiator

Sebagai inisiator guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan

dalam pendidikan dan pengajaran

k. Pembimbing

Sebagai pembimbing guru hendaknya membimbing siswa menjadi

manusia dewasa susila yang cakap.

l. Supervisor

Sebagai supervisor, guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki

dan menilai secara kritis terhadap proses pengajaran. Tekhnik-tekhnik

supervise harus guru kuasai dengan baik agar dapat melakukan

perbaikan terhadap situasi belajar mengajar menjadi lebih baik .

C. Evaluasi Belajar dan Pembelajaran

Evaluasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana

untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan

hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu

kesimpulan.

Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan

untuk mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan

keputusan

Sesuai pendapat Grondlund dan Linn (1990) mengatakan bahwa

belajran adalah suatu proses mengumpulkan, menganalisis dan

menginterpretasi informasi secaras sistematik untuk menetapkan sejauh mana

ketercapaian tujuan pembelajaran.

Untuk memeperoleh informasi yang tepat dalam kegiatan evaluasi

dilakukan melalui kegiatan pengukuran. Pengukuran merupakan suatu proses

pemberian skor atau angka-angka terhadap suatu keadaan atau gejala

berdasarkan atura-aturan tertentu. Dengan demikian terdapat kaitan yang erat

Page 30: alchemist08.files.wordpress.com file · Web viewBelajar konsep terjadi bila individu menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian di tafsirka kedalam suatu pengertian atau makna

antara pengukuran (measurment) dan evaluasi (evaluation) kegiatan

pengukuran merupakan dasar dalam kegiatan evaluasi.

Evaluasi adalah proses mendeskripsikan, mengumpulkan dan

menyajikan suatu informasi yang bermanfaat untuk pertimbangan dalam

pengambilan keputusan. Evaluasi pembelajaran merupakan evaluasi dalam

bidang pembelajaran. Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk

menghimpun informasi yang dijadikan dasar untuk mengetahui taraf

kemajuan, perkembangan, dan pencapaian belajar siswa, serta keefektifan

pengajaran guru. Evaluasi pembelajaran mencakup kegiatan pengukuran dan

penilaian. Bila ditinjau dari tujuannya, evaluasi pembelajaran dibedakan atas

evaluasi diagnostik, selektif, penempatan, formatif dan sumatif. Bila ditinjau

dari sasarannya, evaluasi pembelajaran dapat dibedakan atas evaluasi

konteks, input, proses, hasil dan outcom. Proses evaluasi dilakukan melalui

tiga tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengolahan hasil dan

pelaporan.

Jenis-jenis Evaluasi Pembelajaran :

a. Jenis evaluasi berdasarkan tujuan dibedakan atas lima jenis evaluasi :

1. Evaluasi diagnostik

Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang di tujukan untuk menelaah

kelemahan-kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.

2. Evaluasi selektif

Evaluasi selektif adalah evaluasi yang di gunakan untuk memilih

siwa yang paling tepat sesuai dengan kriteria program kegiatan

tertentu.

3. Evaluasi penempatan

Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk

menempatkan siswa dalam program pendidikan tertentu yang sesuai

dengan karakteristik siswa.

4. Evaluasi formatif

Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk

memperbaiki dan meningkatan proses belajar dan mengajar.

5. Evaluasi sumatif

Page 31: alchemist08.files.wordpress.com file · Web viewBelajar konsep terjadi bila individu menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian di tafsirka kedalam suatu pengertian atau makna

Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan

hasil dan kemajuan bekajra siswa.

Page 32: alchemist08.files.wordpress.com file · Web viewBelajar konsep terjadi bila individu menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian di tafsirka kedalam suatu pengertian atau makna

b. Jenis evaluasi berdasarkan sasaran :

1. Evaluasi konteks

Evaluasi yang ditujukan untuk mengukur konteks program baik

mengenai rasional tujuan, latar belakang program, maupun

kebutuhan-kebutuhan yang muncul dalam perencanaan

2. Evaluasi input

Evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya

maupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.

3. Evaluasi proses

Evaluasi yang di tujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik

mengenai kalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor

pendukung dan faktor hambatan yang muncul dalam proses

pelaksanaan, dan sejenisnya.

4. Evaluasi hasil atau produk

Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai

sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki,

dimodifikasi, ditingkatkan atau dihentikan.

5. Evaluasi outcom atau lulusan

Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih

lanjut, yankni evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.

c. Jenis evalusi berdasarkan lingkup kegiatan pembelajaran :

1. Evaluasi program pembelajaran

Evaluais yang mencakup terhadap tujuan pembelajaran, isi program

pembelajaran, strategi belajar mengajar, aspe-aspek program

pembelajaran yang lain.

2. Evaluasi proses pembelajaran

Evaluasi yang mencakup kesesuaian antara peoses pembelajaran

dengan garis-garis besar program pembelajaran yang di tetapkan,

kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran,

kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Page 33: alchemist08.files.wordpress.com file · Web viewBelajar konsep terjadi bila individu menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian di tafsirka kedalam suatu pengertian atau makna

3. Evaluasi hasil pembelajaran

Evaluasi hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap

tujuan pembelajaran yang ditetapkan, baik umum maupun khusus,

ditinjau dalam aspek kognitif, afektif, psikomotorik.

D. Jenis evaluasi berdasarkan objek dan subjek evaluasi

Berdasarkan objek :

1. Evaluasi input

Evaluasi terhadap siswa mencakup kemampuan kepribadian, sikap,

keyakinan.

2. Evaluasi tnsformasi

Evaluasi terhadao unsur-unsur transformasi proses pembelajaran

anatara lain materi, media, metode dan lain-lain.

3. Evaluasi output

Evaluasi terhadap lulusan yang mengacu pada ketercapaian hasil

pembelajaran.

Berdasarkan subjek :

1. Evaluasi internal

Evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah sebagai evaluator,

misalnya guru.

2. Evaluasi eksternal

3.Evaluasi yang dilakukan oleh orang luar sekolah sebagai evaluator,

misalnya orangtua, masyarakat.