nadyaafina.files.wordpress.com  · web viewikan ini tidak mempunyai lambung yang benar yaitu...

21
I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Ikan merupakan salah satu jenis hewan vertebrata yang bersifat poikilotermis (berdarah dingin), memiliki ciri khas pada tulang belakang, insang dan siripnya serta tergantung pada air sebagai medium untuk kehidupannya. Ikan memiliki kemampuan di dalam air untuk bergerak dengan menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh arah angin. Sistem pencernaan (digestive system) adalah sistem yang terdiri dari pencernaan saluran dan organ-organ lain yang membantu tubuh memecah dan menyerap makanan. Organ-organ dalam system pencernaan di luar saluran pencernaan (disebut organ pencernaan aksesori) adalah lidah, kelenjar ludah, hati, pancreas dan kandung empedu. Bagian dari system saraf (yang disebut system saraf eneterik) dan perdaran darah juga berperan penting dalam system pencernaan. Sistem atau alat pencernaan pada ikan terdiri dari dua bagian, yaitu saluran pencernaan (Tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (Glandula digestoria). saluran pencernaan terdiri dari mulut, rongga mulut, farings, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan anus.

Upload: vudien

Post on 25-Jan-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Ikan merupakan salah satu jenis hewan vertebrata yang bersifat poikilotermis

(berdarah dingin), memiliki ciri khas pada tulang belakang, insang dan siripnya serta

tergantung pada air sebagai medium untuk kehidupannya. Ikan memiliki kemampuan

di dalam air untuk bergerak dengan menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan

tubuhnya sehingga tidak tergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh

arah angin. 

Sistem pencernaan (digestive system) adalah sistem yang terdiri dari pencernaan

saluran dan organ-organ lain yang membantu tubuh memecah dan menyerap

makanan.

Organ-organ dalam system pencernaan di luar saluran pencernaan (disebut organ

pencernaan aksesori) adalah lidah, kelenjar ludah, hati, pancreas dan kandung

empedu. Bagian dari system saraf (yang disebut system saraf eneterik) dan perdaran

darah juga berperan penting dalam system pencernaan.

Sistem atau alat pencernaan pada ikan terdiri dari dua bagian, yaitu saluran

pencernaan (Tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (Glandula digestoria).

saluran pencernaan terdiri dari mulut, rongga mulut, farings, esofagus, lambung,

pilorus, usus, rektum dan anus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan

pankreas yang berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan yang nantinya akan

bertugas membantu proses penghancuran makanan.

I.2 Tujuan Praktikum

Mahasiswa dapat mengenal bagian-bangian dari alat pencernaan makanan

dari beberapa jenis ikan yang termasuk dalam kelompok herbivore, karnivora dan

omnivora.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Secara umum, proses pencernaan ikan sama dengan vertebrata yang lain. Namun,

ikan memiliki beberapa variasi terutama dalam hubungannya dengan cara memakan.

Alat pencernaan ikan terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Pada

umumya, saluran pencernaan ikan berturut-turut dimulai dari segmen mulut, rongga

mulut, faring, esophagus, lambung, pylorus, usus, rectum, dan anus. Sedangkan sel

atau kelenjar pencernaan terdapat pada lambung, hati, dan pankeas (Fujaya, 2004).

Makanan ikan bertulang keras (Osteichthyes) berupa kepala serangga, molluska,

dan ikan-ikan kecil. Gigi pada ikan bertulang keras tidak digunakan untuk memakan

mangsa, tapi hanya menangkap mangsa (Boolootian, 1979).

Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris).  Pada

rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah

dan lidah pada dasar mulut yang tidak dapat digerakkan. Lidah ikan banyak

menghasilkan lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim). Dari rongga mulut,

makanan masuk ke esophagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang

kemudian makanan di dorong masuk ke lambung. Lambung ikan pada umumnya

membesar dan tidak memiliki batas yang jelas dengan usus. Dari lambung, makanan

masuk ke usus yang berupa pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya. Usus

bermuara pada anus.

Struktur dan fungsi saluran pencernaan pada ikan dapat dijelaskan sebagai

berikut:

a. Mulut

Struktur anatomi mulut erat kaitannya dengan cara mendapatkan

makanan,ada mulut yang dapat disembulkan ke depan seperti ikan belanak. 

Adapula yang tidak dapat disembulkan. Di sekitar bibir pada beberapa ikan

tertentu terdapat sungut yang mencari makanan di dasar perairan. Sungut ini

berperan sebagai alat peraba atau pendeteksi makanan. Posisi mulut juga

berkaitan dengan kebiasaan makan ikan, misalnya ikan mas memiliki mulut yang

terletak di ujung hidung, sedangkan ikan julung-julung terletak di atas hidung

(Fujaya, 2004).

Posisi mulut pada ikan sangatlah bervariasi di setiap jenis ikan. Hal ini sangat

tergantung dari kebiasaan memakan ikan, jenis pakan yang dimakan serta ukuran

pakan yang sesuai dengan bukaan mulut ikan. Jadi fungsi dari mulut adalah

sebagai alat untuk memasukkan makanan. Makanan oleh ikan tidak dikunyah atau

dicerna seperti vertebrata kecuali beberapa jenis ikan herbivor. Mulut dan tepi

mulut dilengkapi dengan ujung saraf dan gigi yang berbeda-beda letak, jumlah

dan morfologinya. Lapisan rongga mulut terdiri dari sel epitel lendir berlapis

menempel pada membran dasar yang tebal dan dilekatkan pada tulang atau urat

daging dengan dermis yang tebal. Pada sebagian ikan ada yang memiliki

semacam lidah yaitu suatu penebalan dari bagian depan tulang archoyden yang

kaya akan sel mucus dan organ pengecap. Pada langit-langit bagian belakang

terdapat organ palatin, yang merupakan penebalan dari lapisan mucosa. Organ ini

terdiri atas lapisan otot dan serat kolagen yang berfungsi dalam proses penelanan

makanan dan membantu membuang kelebihan air pada makanan yang dimakan,

juga sangat penting dalam proses pemompaan air dari organ mulut ke bagian

rongga insang (Fujaya, 2004).

b. Faring

Pada ikan filter feeding proses penyaringan makanan terjadi pada segmen

inikarena tapis insang mengarah ke segmen faring. Lapisan permukaan faring

hampir sama dengan rongga mulut, kadangkala masih ditemukan organ

pengecap.  Jika material yang ditelan bukan makanan maka akan dibuang melalui

insang (Radiopoetro, 1984).

c. Esophagus

Permulaan dari saluran pencernaan yang berbentuk seperti pipa,

mengandung lendir untuk membantu penelanan makanan. Pada ikan laut

esophagus berperan dalam penyerapan garam melalui difusi pasif menyebabkan

konsentrasi garam air laut yang diminum menurun sehingga memudahkan

penyerapan air oleh usus belakang dan rectum (Fujaya, 2004).

d. Lambung

Lambung berfungsi sebagai penampung makanan. Pada ikan yang tidak

berlambung fungsi penampung makanan digantikan oleh usus depan yang

dimodifikasi menjadi kantong yeng membesar. Pada ikan tak bergigi (biasanya

herbivora) terdapat gizzard yang berfungsi untuk menggerus makanan. Seluruh

permukaan lambung ditutupi oleh sel mucus yang mengandung mukopolisakarida

yang agak asam berfungsi sebagai pelindung dinding lambung dri kerja asam

klorida. Di bagian luar sel epitellium terdapat lapisan lendir sebagai hasil sekresi

sel mucus tersebut. Sel-sel penghasil cairan gastric terletak di bagian bawah dari

lapisan epitellium mensekresikan pepsin dan asam klorida. Berbeda dengan

mamalia pada ikan pencernaan secara kimiawi dimulai di bagian lambung, bukan

di bagian rongga mulut, karena ikan tidak memiliki kelenjar air liur (Fujaya,

2004).

e. Pylorus

Pylorus merupakan segmen yang terletak antara lambung dan usus depan.

Segmen ini sangat mencolok karena ukurannya yang mengecil. Pada beberapa

ikan terdapat usus-usus kecil dan pendek yang disebut pyloric caeca. Saat

menyempitnya saluran pencernaan pada segmen ini berarti bahwa segmen pylorus

berfungsi sebagai pengatur pengeluaran makanan (chyme) dari lambung ke

segmen usus (Fujaya, 2004).

f. Usus

Usus merupakan segmen yang terpanjang dari saluran penceraan. Pada

bagian depan usus terdapat dua saluran yang masuk ke dalam yaitu saluran yang

berasal dari kantung empedu dan yang berasal dari pancreas. Lapisan mukosa

usus tersusun oleh selapis sel epitellium dengan bentuk prismatic. Pada lapisan ini

terdapat tonjolan membentuk sarang tawon pada usus bagian depan dan lebih

beraturan pada usus bagian belakang, terutama pada ikan lele. Bentuk sel yang

umum ditemukan pada epithelium usus adalah enterosit dan mukosit. Enterosit

merupakan sel yang paling dominan dan diantara enterosit terdapat mukosit. 

Jumlah mukosit semakin meningkat ke arah bagian belakang usus. Enterosit

merupakan sel yang permukaan atasnya mengarah memiliki mikrovili yang

berperan dalam penyerapan makanan. Secara histologis enterosit pada ikan yang

telah menyerap zat makanan akan berwarna keputih-putihan dan berbeda sekali

dengan sel yang tidak menyerap zat makanan. Mukosit merupakan sel penghasil

lendir yang berbentuk piala. Bagian bawah mukosit mengandung mucigen yang

akan berubah menjadi lendir jika telah dilepaskan oleh sel dan bereaksi dengan air

(Fujaya, 2004).

g. Rectum

Rectum merupakan segmen saluran pencernaan terujung. Segmen rectum

berfungsi dalam penyerapan air dan ion. Adanya penyerapan air ini dapat dilihat

dari kondisi feces yang umumnya berbentuk kompak, berbeda dengan keadaannya

ketika masih terdapat dalam usus bagian belakang. Pada larva ikan selain fungsi

tersebut rectum juga berfungsi untuk penyerapan protein (Fujaya, 2004).

h. Anus

Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati

anus terletak di sebelah depan saluran genital.

III. MATERI DAN METODE

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gunting bedah, baki plastik,

kertas milimeterblok/penggaris, dan buku gambar

3.1.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah beberapa spesies ikan yang

mewakili kelompok herbivora (Osteochilus hasselti / ikan nilem), karnivora (Clarias

batrachus / ikan lele), dan omnivore (Oreochromis niloticus / ikan nila).

3.2 Prosedur Kerja

Bagian anus ditusuk dan diarahkan ke

ujung rongga perut bagian atas

Gunting diarahkan ke bagian bawah

hingga bawah perut

Buka daging yang telah tergunting

Gunting bagian kepala hingga terbelah

dua

Gunting bagian rectum

Organ pencernaan digambar dan diberi

nama

Lambung dan usus di ambil

Panjang lambung di ukur sampai

dengan usus

Ikan

Hasil

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Hasil Praktikum

1. Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)

Keterangan :

1. Hati

2. Usus

3. Lambung

4. Anus

5. Empedu

Panjang Total : 16,5 cm

Panjang Standar : 13,5 cm

Panjang Usus : 60 cm

1

2

45

3

Perbandingan :

PT : PU = 16,5 : 60 = 1 : 3,64

PS : PU = 13,5 : 60 = 1 : 4,4

V.

2. Ikan Lele (Clarias batrachus)

Keterangan :

1. Hati

2. Lambung

3. Empedu

4. Usus

5. Anus

Panjang total : 24,5 cm

Panjang Standar : 21,5 cm

Panjang Usus : 29,5 cm

1

3 4 5

2

Perbandingan

PT : PU = 24,3 : 29,5 = 1 : 1,2

PS : PU = 21,5 : 29,5 = 1 : 1,4

3. Ikan Nila

Keterangan:1. Hati2. Usus3. Lambung4. Anus5. Sperma6. Empedu

Panjang Total : 16 cm

Panjang Standar : 13,3 cm

Panjang Usus : 91,5 cm

5

4

32

1

6

Perbandingan

PT : PU = 16 : 91,5 = 1 : 57

PS : PU = 13,3 : 91,5 = 1 : 6,9

2.2 Pembahasan

Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melalui mekanisme fisik dan

kimiawi sehingga makanan menjadi bahan yang mudah diserap dan diedarkan ke seluruh tubuh

melalui sistem peredaran darah. Sistem pencernaan atau sistem gastrointestin, adalah sistem

organ multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta

mengeluarkan sisa proses tersebut. Sistem pencernaan antara satu  dengan yang lainnya bisa

sangat jauh berbeda.

Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh dibagi menjadi 3 bagian, yaitu

proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung.Selanjutnya adalah

proses penyerapan sari - sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran

sisa - sisa makanan melalui anus (Puspa, 2011).

Menurut hasil praktikum yang telah kita lakukan, perbandingan antara ikan herbivora,

karnivora dan omnivora yaitu dilihat dari panjang usus masing – masing kelompok ikan tersebut.

Seperti pada ikan herbivora, panjang usus lebih panjang dari panjang tubuh pada ikan tersebut.

Sedangkan ikan karnivora, panjang usus lebih pendek dari panjang tubuh ikan tersebut. Dan pada

ikan omnivora,panjang usus berada di antara panjang usus ikan karnivora dengan ikan herbivora.

Ikan herbivora merupakan golongan ikan yang memakan bahan tumbuhan yang hidup di

air atau di dalam lumpur, misal alga, hifa jamur, alga biru. Ikan golongan ini tidak mempunyai

gigi dan mempunyai tapis insang yang lembut sehingga dapat menyaring fitoplankton. Ikan ini

tidak mempunyai lambung yang benar yaitu bagian usus yang mempunyai jaringan otot yang

kuat, mengekskresi asam, mudah mengembang, dan terdapat di bagian muka alat pencerna

makanannya. Bentuk usus ikan golongan ini panjang berliku-liku dan dindingnya tipis (Saputra,

2009).

Saluran pencernaan ikan karnivora lebih pendek dari saluran ikan herbivora karena

daging yang dimakan memiliki dinding sel tipis berupa selaput sehingga lebih mudah dicerna.

Saluran pencernaan pada ikan karnivora hanya sepanjang tubuh saja sedangkan pada ikan

herbivora dapat mencapai tiga kali panjang tubuhnya. Lambung ikan karnivora membesar dan

berdinding tebal yang kuat mirip dengan ampel pada ayam (Rian, 2010).

Ikan omnivora merupakan golongan ikan yang memakan bahan makanan yang berasal

dari binatang dan tumbuhan. Ikan golongan ini mempunyai sistem pencernaan antara bentuk

herbivora dan karnivora. Menentukan jenis makanan ikan tertentu secara langsung tidaklah

mudah, karena usus ikan kadang-kadang kosong. Namun, pengamatan terhadap panjang usus dan

hubungannya dengan panjang badan dapat membantu untuk mengetahui jenis bahan makanan

yang dimakannya. Ikan herbivora, umumnya memiliki usus yang panjangnya 4-10 kali panjang

badannya. Ikan predator memiliki panjang usus yang lebih pendek atau sama panjang dengan

badannya (Saputra, 2009).

Panjang usus ikan yang berbeda berhubungan erat dengan jenis makanan. Usus yang

sangat panjang pada ikan herbivora merupakan kompensasi terhadap kondisi makanan yang

kadar seratnya tinggi dan keadaan villinya yarig relatif rendah. Makanan ikan herbivora

mangandung banyak serat sehingga rnemeriukan pencernaan yang lebih lama. Pencernaan yang

larna membutuhkan tempat pencernaan (saluran pencernaan) yang panjang. Sementara ikan

karnivora memiliki usus yang pendek. Dengan demikian panjang usus merupakan suatu bukti

bahwa dalam usus terjadi proses pencernaan makanan, jika tidak terjadi proses pencernaan

makanan maka panjang usus ikan herbovora maupun karnivora seharusnya sama (Marliyati,

2010).

Ikan omnivora memiliki lambung dengan menyerupai bentuk kantung dan usus sedang 5-

6 kali panjang tubuh, sedangkan karnifora memiliki lambung yang agak besar dan memanjang

besar dengan usus yang pendek, dan ikan herbivora memiliki lambung pendek, kecil dan hampir

tidak ada tetapi memiliki usus yang sangat panjang sehingga dapat beberapa kali lebih panjang

dari tubuh ikan (Lahiank, 2011).

1. Ikan Nilem

Ikan Nilem memiliki sistem pencernaan yang sama dengan kebanyakan ikan lainnya.

Sistem pencernaan Ikan Nilem terdiri atas lidah, hati, gastrum, intestine, pancreas, kantung

empedu. Jalur sistem pencernaan ikan adalah pertama rahang ikan yang mempunyai banyak gigi

kecil berbentuk kerucut untuk mengunyah makanan dan lidah kecil dalam di dasar rongga mulut

membantu. Setelah dari mulut lalu ke faring yang terdapat pada insang di sisi dan samping lalu

ke esophagus pendek mengikuti hingga timbul lambung atau gastrum (Storer, 1968).

Sistem pencernaannya terdiri atas lidah, hati, gastrum, intestine, pancreas, kantung

empedu. Rahang ikan mempunyai banyak gigi kecil berbentuk kerucut untuk mengunyah

makanan dan lidah kecil dalam di dasar rongga mulut membantu gerakan respirasi. Pyloric value

terpisah belakang dari intestine, tiga tubular pyloric caeca, fungsi mengabsorpsi, mengambil ke

intestine, dan tiga hati besar di dalam rongga tubuh dengan kantung empedu dan saluran ke

intestine (Nugrahani, 2012).

2. Ikan Lele

Sistem ikan Lele seperti kebanyakan ikan lainnya memiliki saluran pencernaan yang

terdiri dari mulut, rongga mulut, esofagus, lambung, usus, dan dubur. Usus yang dimiliki ikan

Lele lebih pendek dari panjang badannya. Hal ini merupakan ciri khas jenis ikan karnivora.

Sementara itu, lambungnya relatif besar dan panjang. Selain itu Lele mempunyai kebiasaan

makan di dasar perairan atau kolam (bottom feeder). Berdasarkan jenis pakannya, Lele

digolongkan sebagai ikan yang bersifat karnivora (pemakan daging). Di habitat aslinya, Lele

makan cacing, siput air, belatung, laron, jentik-jentik serangga, kutu air, dan larva serangga air.

Karena bersifat karnivora, pakan tambahan yang baik untuk Lele adalah yang banyak

mengandung protein hewani. Jika pakan yang diberikan banyak mengandung protein nabati,

pertumbuhannya lambat.

Tidak seperti ikan herbivora yang memiliki usus yang panjang, ikan Lele memiliki usus

yang pendek, sehingga makanan yang masuk akan diserap dalam waktu yang singkat dan akan

segera keluar kembali. Alhasil ikan Lele akan cepat lapar. Daya kecernaan lambung ikan Lele

cepat. Sehingga jika penyerapannya cepat dan makanan berada di usus ikan Lele tidak lama

maka makanan yang diberikan harus berprotein tinggi atau makanan itu harus sudah mengalami

proses pembusukan yang mudah diserap , makanan berprotein tinggi dan makanan yang

membusuk cepat diserap oleh ikan Lele.

Ikan Lele dari awal larva mereka sudah biasa makan di bawah atau di dasar perairan.

Sehingga baiknya dari ukuran 2-3 sampai panen ikan lele dibiasakan makan pakan baik

mengapung dan tenggelam secara bersamaan. Tujuannya kebiasaan makan tetap ada dan ikan

Lele yang berada di bawah tetap bisa memakan pakan. Sehingga anggapan ikan Lele harus

makan pakan apung dan berada di permukaan tidaklah benar (Randi, 2012).