universitas teuku umarrepository.utu.ac.id/1138/1/bab i_v.docx · web viewikan tawes merupakan...

51
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan tawes merupakan salah satu ikan kosumsi yang mempunyai nilai komoditas dibidang sektor perikanan air tawar yang terus berkembang pesat. Permintaan konsumsi ikan tawes dari tahun ke tahun terus meningkat. Salah satu faktor yang sangat penting dalam usaha budidaya perikanan adalah ketersediaan benih yang berkualitas tinggi yang akan memacu perkembangan budidaya perikanan dengan cepat (Murtidjo, 2001) Budidaya perikanan merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan hasil sumberdaya perairan. Budidaya perikanan adalah kegiatan pengembangan suatu komoditi perikanan, dalam kegiatan budidaya perikanan secara umum mencakup kegiatan pembenihan, pendederan, dan pembesaran dalam upaya pengelolaan sumberdaya perairan. Peningkatan kualitas dan kuantitas produksi perikanan salah satunya dapat dilakukan melalui kegiatan pengusahaan. 1

Upload: others

Post on 20-Jul-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1138/1/BAB I_V.docx · Web viewIkan tawes merupakan salah satu ikan asli Indonesia terutama pulau Jawa. Hal ini juga yang menyebabkan tawes

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan tawes merupakan salah satu ikan kosumsi yang mempunyai nilai

komoditas dibidang sektor perikanan air tawar yang terus berkembang pesat.

Permintaan konsumsi ikan tawes dari tahun ke tahun terus meningkat. Salah satu

faktor yang sangat penting dalam usaha budidaya perikanan adalah ketersediaan

benih yang berkualitas tinggi yang akan memacu perkembangan budidaya

perikanan dengan cepat (Murtidjo, 2001)

Budidaya perikanan merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan

untuk memanfaatkan hasil sumberdaya perairan. Budidaya perikanan adalah

kegiatan pengembangan suatu komoditi perikanan, dalam kegiatan budidaya

perikanan secara umum mencakup kegiatan pembenihan, pendederan, dan

pembesaran dalam upaya pengelolaan sumberdaya perairan. Peningkatan

kualitas dan kuantitas produksi perikanan salah satunya dapat dilakukan melalui

kegiatan pengusahaan. Pengusahaan merupakan kegiatan dalam pemeliharaan

untuk memperbanyak (reproduksi), menumbuhkan (growth), serta

meningkatkan mutu biota akuatik, sehingga diperoleh keuntungan (Effendi,

2004).

Manajemen pemberian pakan merupakan salah satu usaha yang dilakukan

untuk mendukung keberhasilan usaha budidaya, dengan manajemen pemberian

pakan diharapkan agar pakan yang diberikan dapat dimanfaatkan oleh ikan secara

efektif dan efisien sehingga menghasilkan pertumbuhan ikan yang optimal.

Pembudidaya pada umumnya memberikan pakan pada ikan budidaya hanya

1

Page 2: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1138/1/BAB I_V.docx · Web viewIkan tawes merupakan salah satu ikan asli Indonesia terutama pulau Jawa. Hal ini juga yang menyebabkan tawes

menurut kebiasaan, tanpa mengetahui tentang kebutuhan nutrisi masing-masing

ikan budidaya, baik itu kualitas, kuantitas dan waktu pemberian pakan yang

tepat. Hal ini menyebabkan pakan yang diberikan kurang memberikan

pertumbuhan yang optimal bagi ikan karena tidak sesuai dengan kebutuhan ikan.

Manajemen pemberian pakan mengharuskan pakan yang diberikan kepada ikan

harus tepat secara kualitas, kuantitas dan tepat waktu pemberiannya demi

keberhasilan usaha budidaya (Effendi, 2004).

Pemberian pakan pada waktu yang tepat berkaitan dengan frekuensi

pemberian pakan yakni berapa kali pakan diberikan dalam satu hari pada

organisme budidaya. Konsumsi pakan ikan dipengaruhi oleh sejumlah faktor

diantaranya adalah ukuran tubuh, stadia, ketersediaan pakan, laju pengosongan

lambung, suhu air, aktifitas dan kesehatan tubuh ikan. Wardhani dkk. (2011)

berpendapat bahwa pemilihan pakan untuk ikan air tawar tidak hanya melibatkan

kriteria nilai gizi dan efisiensi biaya saja namun juga harus mempertimbangkan

kriteria lainnya seperti kecernaan, kandungan racun dan ketersediannya.

Pakan buatan adalah makanan yang kita ramu atau kita buat sendiri yang

terdiri dari bahan-bahan alami yang berupa bahan nabati dan hewani atau

dari beberapa macam bahan yang kemudian kita olah menjadi bentuk khusus

sebagaimana yang kita kehendaki. Fungsi dari pakan utama sendiri yaitu

untuk pemeliharaan tubuh dan mengganti jaringan tubuh yang rusak,

menunjang aktifitas metabolisme dan untuk pertumbuhan serta reproduksi

(Herawati, 2005).

Pakan buatan adalah makanan ikan yang dibuat dari campuran bahan-

bahan alami dan atau bahan olahan yang selanjutnya dilakukan proses

2

Page 3: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1138/1/BAB I_V.docx · Web viewIkan tawes merupakan salah satu ikan asli Indonesia terutama pulau Jawa. Hal ini juga yang menyebabkan tawes

pengolahan serta dibuat dalam bentuk tertentu sehingga tercipta daya tarik

(merangsang) ikan untuk memakannya dengan mudah dan lahap (Djarijah, 1996).

Pakan pelet komersial yang digunakan mengandung yaitu 33% protein, 5%

lemak, karbohidrat 6% (Mahyuddin, 2008).

1.2 Perumusan Masalah

Ketersediaan pakan menjadi salah satu faktor pembatas kegiatan

pembenihan dalam budidaya perikanan. Tahap benih merupakan tahap atau

stadia pada siklus hidup ikan dimana laju kurva pertumbuhan yang tinggi dan

kelangsungan hidup yang masih rentan.

Adapun beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah

:

1. Bagaimana pengaruh beberapa jenis pakan komersil yang diberikan

terhadap Laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan tawes

(Barbonymus gonionotus).

2. Manakah jenis pakan komersil yang baik terhadap laju pertumbuhan dan

kelangsungan hidup benih ikan tawes (Barbonymus gonionotus).

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengaruh pemberian pakan komersil yang berbeda terhadap

laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan tawes (Barbonymus

gonionotus).

2. Mengetahui pakan komersil yang terbaik terhadap laju pertumbuhan dan

kelangsungan hidup benih ikan tawes (Barbonymus gonionotus).

1.4 Manfaat

3

Page 4: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1138/1/BAB I_V.docx · Web viewIkan tawes merupakan salah satu ikan asli Indonesia terutama pulau Jawa. Hal ini juga yang menyebabkan tawes

Penulis mengetahui jenis pakan komensil yang terbaik untuk benih

ikan tawes air (Barbonymus gonionotus).

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Klasifikasi Ikan Tawes (Barbonymus gonionotus)

Ikan tawes merupakan jenis ikan herbivore atau pemakan tumbuhan

(Kottelat et al, 1993). Ikan tawes termasuk salah satu ikan air tawar yang mampu

hidup di air payau dengan salinitas 7 ppt. Oleh karena itu, ikan air tawar dapat

dibudidayakan, di tambak, waduk, bendungan dan perairan umum dapat dilakukan

dengan sistem jaring terapung dan keramba (Santoso dan Wikatma, 2001).

Klasifikasi ikan tawes menurut Nelson (2006) adalah sebagai berikut :

Phyllum : Chordata

Sub Phylum : Vertebrata,

Super Kelas : Pisces,

Kelas : Osteichthyes

Sub Kelas : Teleostai

Ordo : Cypriniformes

Subordo : Cyprinoidae

Famili : Cyprininae

Sub Famili : Cyprininae

Genus Puntius Spesies : Barbonymus gonionotus

4

Page 5: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1138/1/BAB I_V.docx · Web viewIkan tawes merupakan salah satu ikan asli Indonesia terutama pulau Jawa. Hal ini juga yang menyebabkan tawes

Gambar 1. Ikan tawes (Barbonymus gonionotus)

Ikan tawes merupakan salah satu ikan asli Indonesia terutama pulau

Jawa. Hal ini juga yang menyebabkan tawes memiliki nama ilmiah Barbonymus

gonionotus. Namun, berubah menjadi Barbonymus gonionotus, dan terakhir

berubah menjadi puntius javanicus. Ikan tawes memiliki nama lokal tawes

(Indonesia), taweh atau tawas, Lampam Jawa (Melayu). Di danau Sidendreng

ikan tawes disebut Bale Kandea (Amri dan Khairuman, 2008).

2.2 Morfologi Ikan Tawes

Ikan tawes termasuk ke dalam famili Cyprinidae seperti ikan mas dan ikan

nilem. Bentuk badan agak panjang dan pipih dengan punggung meninggi, kepala

kecil, moncong meruncing, mulut kecil terletak pada ujung hidung, sungut sangat

kecil atau rudimenter. Di bawah garis rusuk terdapat sisik 5½ buah dan 3-3½

buah di antara garis rusuk dan permulaan sirip perut. Garis rusuknya sempurna

berjumlah antara 29-31 buah. Badan berwarna keperakan agak gelap di bagian

punggung. Pada moncong terdapat tonjolan-tonjolan yang sangat kecil. Sirip

punggung dan sirip ekor berwarna abu-abu atau kekuningan, dan sirip ekor

bercagak dalam dengan lobus membulat, sirip dada berwarna kuning dan sirip

dubur berwarna oranye terang. Sirip dubur mempunyai 6½ jari-jari bercabang

(Kottelat et al., 1993). Sisik dengan struktur beberapa jari-jari sejajar atau

melengkung ke ujung, sedikit atau tidak ada proyeksi jari-jari ke samping. Ada

tonjolan sangat kecil, memanjang dari tilang mata sampai ke moncong dan dari

dahi ke antara mata. Sirip dubur mempunyai 6½ jari-jari bercabang, 3-3½ sisik

antara gurat sisi dan awal sirip perut (Kotelat et al., 2003).

5

Page 6: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1138/1/BAB I_V.docx · Web viewIkan tawes merupakan salah satu ikan asli Indonesia terutama pulau Jawa. Hal ini juga yang menyebabkan tawes

2.3. Ekologi dan Habitat Ikan Tawes

Ikan Tawes merupakan spesies asli Indonesia yang banyak ditemukan

hampir di semua perairan tawar khususnya di perairan mengalir ( lotic ). Ikan

Tawes pertama ditemukan diperairan pulau Jawa oleh karena itu ikan Tawes

diberi nama latin Barbonymus gonionotus. Ikan Tawes mulai banyak ditemukan

tersebar di negara-negara Asia dan mulai membentuk strain atau ras. Pada

awalnya Ikan Tawes merupakan jenis ikan liar yang hidup di sungai-sungai yang

berarus deras. Kemudian lama kelamaan ikan ini mulai dibudidaya dan

dikembangbiakan (Susanto, 2000).

2.4 Pakan Buatan

Pakan buatan adalah makanan ikan yang dibuat dari campuran bahan-bahan

alami dan atau bahan olahan yang selanjutnya dilakukan proses pengolahan serta

dibuat dalam bentuk tertentu sehingga tercipta daya tarik (merangsang) ikan untuk

memakannya dengan mudah dan lahap (Djarijah, 1996). Pakan pelet komersial

yang digunakan mengandung yaitu 33% protein, 5% lemak, karbohidrat 6%

(Mahyuddin, 2008). Untuk menaikkan produksi ikan secara optimal perlu

diberikan pakan yang berkualitas tinggi, yang berarti bahwa pakan harus

memenuhi kebutuhan nutrisi atau kebutuhan gizi bagi ikan tersebut. Pakan

merupakan salah satu penunjang dalam perkembangbiakan ikan, dimana fungsi

utama pakan adalah untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan (Djajasewaka,

1985). Selanjutnya menurut Mudjiman (1994), agar kita dapat menyediakan

makanan dalam jumlah yang cukup, tepat waktu dan berkesinambungan serta

6

Page 7: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1138/1/BAB I_V.docx · Web viewIkan tawes merupakan salah satu ikan asli Indonesia terutama pulau Jawa. Hal ini juga yang menyebabkan tawes

memenuhi syarat gizi dan pencernaan, maka perlu diberi makanan buatan. Untuk

mendapatkan pertumbuhan ikan yang baik harus terus menerus diberikan pakan

yang dapat dimakan oleh ikan baik pakan alami atau buatan.

Pakan buatan yang banyak dijual di Kabupaten Aceh Barat meliputi pelet P1

PF 1000, P2 PF 999, P3 PF T 781 dan P4 PF T 79-2. Komposisi dan Harga pakan

buatan di Kabupaten Aceh Barat tahun 2016 adalah sebagai berikut :

Jenis Pakan Protein Lemak Harga/kg

P1 PF 1000 39 - 40 % 11 % Max 18000

P2 PF 999 40 % 11 % 16000

P3 PF T 781 31 - 33 % 10 – 13 % 12000

P4 PF T 79-2 25 % 3 % 12000

Gambar. Pelet komersil: a) P1 PF 1000, b) P2 PF 999, c) P3 PF T 781 dan d) P4 PF T 79-2

2.5 Laju Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup

Tolak ukur kegiatan pembenihan ikan adalah pertumbuhan. Dikarenakan

pertumbuhan dari larva hingga menjadi benih terlihat dalam kurva pertumbuhan

ikan sangat besar. Pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran panjang atau

bobot dalam suatu waktu. Pertumbuhan ikan dipengaruhi faktor internal dan

eksternal (Effendie, 1997). Faktor internal meliputi keturunan, kematangan

7

Page 8: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1138/1/BAB I_V.docx · Web viewIkan tawes merupakan salah satu ikan asli Indonesia terutama pulau Jawa. Hal ini juga yang menyebabkan tawes

gonad, parasit dan penyakit. Faktor eksternal meliputi suhu, oksigen,

makanan, padat penebaran dan bahan buangan metabolit. Apabila jumlah

ikan melebihi batas kemampuan suatu wadah maka ikan akan kehilangan

berat. Selain itu persaingan dalam hal makanan sangat penting karena

kompetisi untuk memperoleh makanan lebih tinggi pada padat penebaran yang

lebih tinggi dibandingkan padat penebaran yang lebih rendah. Oleh karena itu,

pada padat penebaran lebih tinggi ukuran ikan lebih bervariasi sedangkan padat

penebaran yang lebih rendah relatif seragam dan ukurannya lebih besar

(Serdiati, 1988). Sebagai data penunjang pertumbuhan diperlukan data

kelangsungan hidup. Kelangsungan hidup adalah perbandingan jumlah

organisme yang hidup pada akhir periode dengan jumlah organisme yang hidup

pada awal periode (Effendie, 2004).

Tingkat kelangsungan hidup dapat digunakan untuk mengetahui

toleransi dan kemampuan ikan untuk hidup. Dalam usaha budidaya, faktor

kematian yang mempengaruhi kelangsungan hidup larva atau benih. Mortalitas

ikan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor

dalam tubuh ikan yang mempengaruhi mortalitas adalah perbedaan umur dan

kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Faktor luar meliputi

kondisi abiotik, kompetisi antar spesies, meningkatnya predator, parasit, kurang

makanan, penanganan, penangkapan dan penambahan jumlah populasi ikan

dalam ruang gerak yang sama. Kematian ikan dapat disebabkan oleh beberapa

faktor antara lain adalah oleh kondisi abiotik, ketuaan, predator, parasit,

penangkapan dan kekurangan makanan (Kementerian Kelautan dan Perikanan,

2010).

8

Page 9: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1138/1/BAB I_V.docx · Web viewIkan tawes merupakan salah satu ikan asli Indonesia terutama pulau Jawa. Hal ini juga yang menyebabkan tawes

Dalam hal ini perlu upaya peningkatan kelangsungan hidup yang dapat

dilakukan dengan pengaturan padat tebar, kualitas air dan ketersediaan pakan

sesuai dengan kebutuhan ikan. Padat penebaran yang tepat akan menghasilkan

pertumbuhan yang optimal dan kelangsungan hidup yang maksimal. Tingkat

kelangsungan hidup akan menentukan produksi yang diperoleh dan erat

kaitannya dengan ukuran ikan yang dipelihara. Ikan yang lebih kecil akan

rentan terhadap penyakit dan parasit. Kelangsungan hidup ikan disuatu perairan

dipengaruhi oleh berbagai macam faktor diantaranya kepadatan dan kualitas air.

Umumnya laju kelangsungan hidup benih lebih tinggi dibandingkan larva,

karena benih lebih kuat (Effendi, 2004).

2.6 Kualitas Air

Kualitas air merupakan salah satu faktor pendukung eksternal, dimana

kualitas air diukur menggunakan alat ukur kualitas air diantaranya suhu, DO, dan

pH. Sehingga menjadi data tambahan untuk rujukan pada keberhasilan. Air yang

digunakan sebagai media pemeliharaan dalam penelitian ini adalah air yang

berasal dari galian sumur bor yang ditampung dalam bak tandon dialirkan ke

Akuarium menggunakan selang melalui instalasi air yang terdapat dalam ruang

pembenihan.

Tabel 1. Parameter kualitas air, satuan, dan nilai optimum.

No Parameter Satuan Nilai Optimum Sumber

1 Suhu oC 28 - 320C Masduqi (2009)

2 Oksigen terlarut mg/L 5 - 8 ppm Ahmad et al(1999)

3 Ph - 6 – 8 Masduqi (2009)

9

Page 10: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1138/1/BAB I_V.docx · Web viewIkan tawes merupakan salah satu ikan asli Indonesia terutama pulau Jawa. Hal ini juga yang menyebabkan tawes

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu Dan Tempat

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari hingga bulan Maret

2016 bertempat di hatchery Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas

Teuku Umar, Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel 2.Alat - alat yang digunakan dalam penelitian

Alat Kegunaan

Akuarium Wadah Penebaran Benih

Timbangan 600g Pengukuran Bobot Ikan Uji

pH indikator universal Pengukuran pH

Termometer TP3001 Pengukuran Suhu

Siphon Akuarium Membersihkan Kotoran

Batu Aerasi/selang udara/kontrol udara Instalasi Udara / Oksigen

Hiblow Sumber Oksigen

Kamera Dokumentasi

Alat Tulis Mencatat Data

Baskom/Toples Untuk menampung benih pada saat timbangan

10

Page 11: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1138/1/BAB I_V.docx · Web viewIkan tawes merupakan salah satu ikan asli Indonesia terutama pulau Jawa. Hal ini juga yang menyebabkan tawes

3.2.2.Bahan

Tabel 3 : Bahan yang digunakan dalam penelitian

Bahan Kegunaan

Benih Ikan Tawes Sebagai Ikan Uji (Ukuran 5-7 cm)

Pakan Buatan/Pellet Komensial yang digunakan adalah :P1 = Pelet tipe PF1000P2 = Pelet tipe PF 999P3 = Pelet tipe PF 781P4 = Pelet tipe FF 79-2

Untuk pakan benih selama 45 hari pemeliharaan

3.3 Rancangan Penelitian

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap

(RAL).Rancangan acak lengkap yang digunakan terdiri dari 4 Perlakuan dengan

masing-masing 3 kali ulangan.

3.4 Prosedur Kerja

Prosedur penelitian terdiri :

Wadah yang digunakan adalah Akuarium berukuran (70x40) cm3. Akuarium

tersebut ditempatkan di dalam ruang hachery. Jumlah Akuarium yang digunakan

untuk penelitian ini sebanyak 12 buah,

a. Akuarium tersebut dilengkapi dengan aerasi yang bertujuan untuk menambah

suplai oksigen dalam air. Air dalam Akuarium diisi setinggi 25 cm,

b. Penyiponan dilakukan 3 hari sekali agar kotoran yang mengendap di dasar

Akuarium tidak menumpuk sehingga kualitas air tetap terjaga.

11

Page 12: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1138/1/BAB I_V.docx · Web viewIkan tawes merupakan salah satu ikan asli Indonesia terutama pulau Jawa. Hal ini juga yang menyebabkan tawes

c. Akuarium diberi penutup berupa jaring untuk mencegah ikan meloncat

keluar dari wadah budidaya.

d. Pergantian air dilakukan tiap 5 hari sekali. Air yang diganti sebanyak 1/3-1/2

dari volume aquarium.

e. Ikan yang digunakan adalah benih tawes. Ikan tersebut berasal dari

pembenihan alami hasil produksi UPR Menasah Krung. Benih tawes

tersebut berumur 1,5 bulan dengan bobot rata-rata ±3 gram dan panjang

standar rata-rata ±4 cm.

f. Jumlah benih yang digunakan untuk tiap perlakuan dan ulangan adalah

sebanyak 15 ekor sehingga total kebutuhan benih tawes selama penelitian

sebanyak 180 ekor.

g. Benih tawes diadaptasikan dalam Akuarium selama dua hari agar benih

tersebut mampu menyesuaikan kondisi dengan lingkungan barunya.

h. Benih tersebut diamati perkembangan laju pertumbuhan dan

kelangsungan hidup selama masa pemeliharaan benih tawes adalah selama

45 hari.

i. Pakan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pakan buatan

komersil bentuk pellet.

j. Pemberian pakan dilakukan dengan metode at satiation,

12

Page 13: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1138/1/BAB I_V.docx · Web viewIkan tawes merupakan salah satu ikan asli Indonesia terutama pulau Jawa. Hal ini juga yang menyebabkan tawes

3.5 Parameter Uji

1. Pertumbuhan Berat Mutlak (W)

Pertumbuhan berat mutlak ikan uji dapat dihutung dengan mengunakan

rumus (Hasibuan. 2007) :

Keterangan:

W = Pertumbuhan berat mutlak (gram)Wt = Berat-rata-rata pada waktu t (gram)Wo = Berat rata-rata pada waktu 0 (gram)

2. Laju Pertumbuhan Spesifik

Laju pertumbuhan spesifik merupakan proses bertambahnya ukuran volume

dan berat suatu organisme yang dapat dilihat dari perubahan ukuran panjang dan

berat dalam satuan waktu. Pertumbuhan berat larva ikan tawes yang diamati setiap

harinya yaitu dengan melakukan pengamatan pertumbuhan berat harian yang

ditimbang setiap 10 hari sekali dan dilakukan perhitungan dengan rumus :

(Effendie, 1979 dalam Nirmala at.al, 2005).

Keterangan :

SGR = Laju pertumbuhan harianWo   = Berat ikan uji pada awal penelitian (g)Wt   = Berat ikan uji pada akhir penelitian (g)T      = Waktu penelitian (hari)

13

W = Wt - Wo

SGR = LnWt−LnWoT

x 100 %

Page 14: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1138/1/BAB I_V.docx · Web viewIkan tawes merupakan salah satu ikan asli Indonesia terutama pulau Jawa. Hal ini juga yang menyebabkan tawes

3. Kelangsungan Hidup

Kelangsungan hidup adalah dengan membedakan jumlah ikan yang hidup

pada akhir periode dengan jumlah ikan yang mati pada akhir periode tertentu.

Kelangsungan Hidup benih ikan tawes yang diamati setiap harinya yaitu dengan

melakukan sampling pengamatan setiap 15 hari sekali dan kelangsungan hidup

benih ikan tawes dilakukan perhitungan dengan rumus : (Effendie,1978

dalam Praseno et al, 2010).

Keterangan :

SR : Kelulushidupan benih tawes (%)

No : Jumlah benih diawal penelitian

Nt : Jumlah benih diakhir penelitian

3.7 Analisis Data

Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan gambar dan data

yang di peroleh selanjutnya dianalisis secara ragam dengan menggunakan

Analysis Of Varience (ANOVA).Jika terdapat perbedaan antar perlakuan akan

dilakukan uji lanjut BNT (Beda Nyata Terkecil).

14

SR = NtNo

x 100 %

Page 15: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1138/1/BAB I_V.docx · Web viewIkan tawes merupakan salah satu ikan asli Indonesia terutama pulau Jawa. Hal ini juga yang menyebabkan tawes

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Pertumbuhan Berat Mutlak (W)

Pertumbuhan mutlak dari benih ikan tawes yang diberi pakan komersil

yang berbeda pada awal penelitian berkisar rata-rata 48,80 gram dan setelah 45

hari berat ikan bertambah menjadi 61,47 gram. Hasil ANOVA menunjukkan

bahwa diantara perlakuan yang diterapkan tidak ada pengaruh perlakuan terhadap

Pertumbuhan Berat Mutlak (W). Berdasarkan hasil rata-rata pengamatan

Pertumbuhan Berat Mutlak (W) pada benih ikan tawes selama penelitian dari

berbagai perlakuan dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini :

P1 P2 P3 P4-5

0

5

10

15

20

25

15.8

19.4

-1.7

17.3

Pertumbuhan Mutlak (W)

Gambar 2. Pertumbuhan Mutlak

Pertumbuhan Mutlak dari Berat ikan pada akhir penelitian yang tertinggi

ada pada perlakuan P2= Pelet tipe PF 999 yakni sebesar 19,4 gram disusul

perlakuan P4= Pelet tipe 79-2 sebesar 17,3 gram, kemudian P1= Pelet tipe PF

1000 sebesar 15,8 gram dan yang terendah perlakuan P3 = Pelet tipe PF 781

15

Page 16: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1138/1/BAB I_V.docx · Web viewIkan tawes merupakan salah satu ikan asli Indonesia terutama pulau Jawa. Hal ini juga yang menyebabkan tawes

sebesar -1,7 gram. Hal ini menunjukkan bahwa pakan PF 999 mampu memberi

tingkat pertambahan berat lebih tinggi bila dibandingkan dengan pakan PF 1000,

PF 79 -2 dan PF 781.

4.1.2 Pertumbuhan Bobot Spesifik ( SGR)

Hasil ANOVA menunjukkan bahwa diantara perlakuan yang diterapkan

tidak ada pengaruh perlakuan terhadap SGR. Namun berdasarkan gambar 3. Laju

pertumbuhan bobot harian paling tinggi ada pada perlakuan P2= Pelet tipe PF

999 yakni sebesar 1,00 % disusul perlakuan P4= Pelet tipe 79 -2 sebesar 0,83 %,

kemudian P3 = Pelet tipe PF 781 sebesar 0,80 % dan yang terendah perlakuan

P1= Pelet tipe PF 1000 sebesar 0,63%. Hal ini menunjukkan bahwa pakan PF 999

mampu memberi tingkat pertambahan berat lebih tinggi bila dibandingkan

dengan pakan PF 1000, PF 781 dan PF 79-2.

Berdasarkan hasil rata-rata pengamatan SGR pada benih ikan tawes

selama penelitian dari berbagai perlakuan dapat dilihat pada gambar grafik di

bawah ini :

P1 P2 P3 P40.00

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

1.20

0,63%

1,00%

0,80 % 0,83 %

Pertumbuhan Bobot Spesifik ( SGR)

Series1

Gambar 3. Pertumbuhan Bobot Spesifik (SGR)16

Page 17: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1138/1/BAB I_V.docx · Web viewIkan tawes merupakan salah satu ikan asli Indonesia terutama pulau Jawa. Hal ini juga yang menyebabkan tawes

4.1.3 Tingkat Kelangsungan Hidup ( SR)

Tingkat kelangsungan hidup selama 45 hari masa pemeliharaan benih ikan

tawes mengalami penurunan pada masing-masing perlakuan. Hasil ANOVA

menunjukkan bahwa diantara perlakuan yang diterapkan tidak ada pengaruh

perlakuan terhadap tingkat kelangsungan hidup (SR) ikan tawes (gambar 4).

Namun berdasarkan gambar tersebut Nilai SR terendah diperoleh pada perlakuan

P3 = Pelet tipe PF781 71%, sedangkan nilai SR tertinggi diperoleh pada perlakuan

P1= Pelet tipe PF 1000 100% , pada P2= Pelet tipe PF 999 89 % dan P4= Pelet

tipe 79 -2 93%.

Berdasarkan hasil rata-rata pengamatan tingkat kelangsungan hidup ( SR)

pada benih ikan tawes selama penelitian dari berbagai perlakuan dapat dilihat

pada gambar garafik di bawah ini :

P1 P2 P3 P40%

20%

40%

60%

80%

100%

120%100%

89%

71%

93%

Tingkat Kelangsungan Hidup (SR)

Ikan Tawes

Gambar 4. Tingkat Kelangsungan Hidup (SR)

17

Page 18: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1138/1/BAB I_V.docx · Web viewIkan tawes merupakan salah satu ikan asli Indonesia terutama pulau Jawa. Hal ini juga yang menyebabkan tawes

4.1.3 Kualitas Air

Pengukuran parameter kualitas air pada penelitian ini dapat dilihat pada

(tabel 4) menunjukkan bahwa parameter kualitas airnya normal untuk kualitas air

ikan tawes. Manajemen Kualitas air dari hasil pengukuran kualitas air pada

penelitian ini meliputi Suhu dan pH menunjukkan bahwa kualitas air selama

penelitian tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup

benih ikan tawes. Data kualitas air selama penelitian dapat dilihat pada tabel

dibawah ini.

Tabel 4. Parameter Kualitas Air Selama Penelitian

NO ParameterWaktu

Awal Akhir

1 Suhu 270C 28 0C

2 pH 5 5

4.2 Pembahasan

4.2.1. Pertumbuhan Berat Mutlak (W)

Pertumbuhan mutlak dari benih ikan tawes yang diberi pakan komersil

yang berbeda berada pada kisaran 32,8 gram – 58,1 gram. Adanya perbedaan

asal pakan (merk) dan kandungan nutrisi dari pakan komersil yang digunakan

memberi pengaruh pada peningkatan pertumbuhan mutlak.

18

Page 19: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1138/1/BAB I_V.docx · Web viewIkan tawes merupakan salah satu ikan asli Indonesia terutama pulau Jawa. Hal ini juga yang menyebabkan tawes

Namun dari data yang diperoleh, Pertumbuhan Mutlak dari Berat ikan

pada akhir penelitian yang tertinggi ada pada perlakuan P2= Pelet tipe PF 999

yakni sebesar 19,4 gram disusul perlakuan P4= Pelet tipe 79-2 sebesar 17,3 gram,

kemudian P1= Pelet tipe PF 1000 sebesar 15,8 gram dan yang terendah perlakuan

P3 = Pelet tipe PF 781 sebesar -1,7 gram. Hal ini menunjukkan bahwa pakan PF

999 mampu memberi tingkat pertambahan berat lebih tinggi bila dibandingkan

dengan pakan PF 1000, PF 79 -2 dan PF 781. (Gambar 2).

Hasil Penelitian yang dilakukan pada ikan air tawar yaitu ikan tawes,

tidak berbeda jauh dengan hasil penelitian pada ikan air payau. Menurut

Anggraeni dan Nurlita (2013) bahwa, pemberian pakan kandungan protein 30 %

memperoleh hasil tertinggi pada minggu ke sepuluh sebesar 0,81 dan hasil

terendah terdapat pada minggu ke dua sebesar 0,29, dan pada perlakuan

pemberian pakan kandungan protein 16 % memperoleh hasil tertinggi pada

minggu ke enam sebesar 0,44 dan hasil terendah terdapat pada minggu ke dua

sebesar 0,29. Berdasarkan hasil penelitian, laju pertumbuhan harian ikan

bandeng dengan pemberian pakan kandungan protein 30 % memberikan hasil

lebih baik dari pemberian pakan kandungan protein 16 %, hal ini menunjukkan

bahwa ada perbedaan terhadap laju pertumbuhan harian ikan bandeng.

Menurut Sudarman (1988), bahwa kecepatan pertumbuhan tergantung

pada jumlah pakan yang dikonsumsikan, kualitas air dan faktor lain seperti

keturunan, umur, daya tahan serta kemampuan ikan tersebut memanfaatkan

pakan, selanjutnya Supranto (1997) menambahkan bahwa jumlah pakan yang

dikonsumsi harus lebih banyak dari pada jumlah yang digunakan untuk

pemeliharaan tubuh dan aktivitas agar ikan dapat melangsungkan 19

Page 20: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1138/1/BAB I_V.docx · Web viewIkan tawes merupakan salah satu ikan asli Indonesia terutama pulau Jawa. Hal ini juga yang menyebabkan tawes

pertumbuhannya. Jumlah pakan yang diberikan sangat penting karena bila terlalu

sedikit akan mengakibatkan pertumbuhan ikan lambat dan akan terjadi persaingan

pakan yang mengakibatkan variasi ukuran ikan dan dihasilkan sebaliknya apabila

pakan terlalu banyak akan menyebabkan pencemaran lingkungan dan tidak efisien

(C.E Boyd and Frank Licht Koppler, 1986).

4.2.2 Pertumbuhan Bobot Spesifik ( SGR)

Laju pertumbuhan bobot ikan selama 45 hari pemeliharaan dalam

pemberian pakan yang berbeda pada setiap perlakuan menunjukkan hasil yang

berbeda- beda, Laju pertumbuhan bobot harian paling tinggi ada pada perlakuan

P2= Pelet tipe PF 999 yakni sebesar 1,00 % disusul perlakuan P4= Pelet tipe 79 -2

sebesar 0,83 %, kemudian P3 = Pelet tipe PF 781 sebesar 0,80 % dan yang

terendah perlakuan P1= Pelet tipe PF 1000 sebesar 0,63%. Hal ini menunjukkan

bahwa pakan PF 999 mampu memberi tingkat pertambahan berat lebih tinggi bila

dibandingkan dengan pakan PF 1000, PF 781 dan PF 79-2.

Hal ini menunjukkan bahwa pakan PF 999 mampu memberi tingkat

pertambahan berat lebih tinggi bila dibandingkan dengan pakan PF 1000, PF 781

dan PF 79 -2. Pertumbuhan benih ikan tawes dari pemberian pakan komersil yang

berbeda berupa P1 = Pelet tipe PF 1000, P2 = Pelet tipe PF 999, P3 = Pelet tipe

PF 781, dan P4= Pelet tipe 79-2 memberikan hasil yang berbeda. Perbedaan

pertumbuhan dari empat pakan tersebut disebabkan oleh kandungan gizi pakan

yang berbeda. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Arisman (2004) dalam Kitri

(2010) menyatakan bahwa, kandungan gizi seperti karbohidrat, lemak , dan

protein merupakan sumber energi yang mempengaruhi pertumbuhan benih ikan.

20

Page 21: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1138/1/BAB I_V.docx · Web viewIkan tawes merupakan salah satu ikan asli Indonesia terutama pulau Jawa. Hal ini juga yang menyebabkan tawes

Serta Huet (1971) mengemukan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

ikan yaitu, keturunan, kemampuan memamfaatkan makanan, kualitas air, dan

ruang gerak. Juga dinyatakan bahwa pertumbuhan ikan akan terjadi jika jumlah

makanan yang dibutuhkan untuk mempertahankan hidup sesuai dengan

kebutuhannya.

Namun demikian, hasil penelitian ini masih lebih rendah dibanding hasil

penelitian Rachmawati et al. (2002) terhadap ikan nila gift, yang diberi

penyuplemenan lesitin dalam pakan, yang memberikan nilai SGR 0,614- 0,621%.

Pada hasil penelitian Hariyadi et al. (2002) pada ikan patin memberikan nilai SGR

sebesar 0,327 – 0,600 %. Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing jenis ikan

mempunyai nilai SGR tertentu, yang tergantung pada kualitas dan intake

pakannya untuk menunjang laju pertumbuhannya.

Penelitian Ahmad et al. (1992) juga menunjukkan bahwa laju

pertumbuhan spesifik ikan kerapu lumpur (Epinephelus tauvina) yang diberi

pakan berkadar protein 30%, 40%, 50% tidak berbeda nyata. Penelitian James et

al. 1998 dalam Suwirya, et al., 2001 mendapatkan pertumbuhan spesifik ikan

kerapu macan diperoleh nilai sebesar 5,19 ± 2,94% / hari dengan berat awal 0,76-

2,22 g dalam pemeliharaan 135 hari. Berdasarkan hasil analisis statistik ANOVA

(Gambar 3) dapat diketahui bahwa nilai Fhitung< F tabel. dengan demikian perlakuan

pemberian pakan komersil yang berbeda pada benih ikan tawes( Barbonymus

gonionotus) tidak ada pengaruh terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pellet tipe PF999 dengan protein

35 % lebih baik dibandingkan dengan pellet tipe PF 1000 dengan protein 35-40

21

Page 22: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1138/1/BAB I_V.docx · Web viewIkan tawes merupakan salah satu ikan asli Indonesia terutama pulau Jawa. Hal ini juga yang menyebabkan tawes

%, sehingga penggunaan pellet PF 999 disarankan untuk pembudidaya ikan guna

untuk mempercepat pertumbuhan.

Menurut Murtidjo (2005) yang mengatakan bahwa, makanan bagi ikan

merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu budidaya

perikanan, disamping faktor-faktor lain seperti : benih, pengelolaan dan

pencegahan penyakit, ikan memerlukan zat-zat gizi untuk melengkapi kebutuhan

protein energi, mineral, dan lainnya. zat gizi tersebut digunakan untuk proses

pertumbuhan , produksi, reproduksi dan pemeliharaan tubuhnya. Makanan yang

mengandung nutrisi melakukan fungsi-fungsinya dalam tubuh ikan . namun zat-

zat nutrisi yang dikandung oleh setiap makanan tersebut sangat berbeda-beda.

Pertumbuhan spesifik dari penelitian ini juga dipengaruhi oleh faktor-

faktor lain juga seperti faktor lingkungan dan kondisi air sehingga setiap

perlakuan ada perbedaan pertambahan berat pertumbuhan . Sesuai dengan

pernyataan Huet ( 1971) dalam Susanti (2003) menyatakan bahwa pertumbuhan

ikan dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Proses pemberian pakan pada

benih ikan tawes (Barbonymus gonionotus) pada setiap perlakuan selama

penelitian diberikan secara ad-libitum (berlebih). Menurut Djarijah (1995) dalam

Sundari (1983) menyatakan bahwa pemberian pakan secara ad-libitum bertujuan

untuk penyediaan pakan secara berlebih agar tidak kekurangan pakan sehingga

kematian yang merupakan masalah utama dalam budidaya ikan dapat dicagah.

4.2.3 Tingkat Kelangsungan Hidup (SR)

Tingkat kelangsungan hidup selama 45 hari masa pemeliharaan benih ikan

tawes mengalami penurunan pada masing-masing perlakuan. Nilai SR terendah

22

Page 23: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1138/1/BAB I_V.docx · Web viewIkan tawes merupakan salah satu ikan asli Indonesia terutama pulau Jawa. Hal ini juga yang menyebabkan tawes

diperoleh pada perlakuan P3 = Pelet tipe PF 781 71%, sedangkan nilai SR

tertinggi diperoleh pada perlakuan P1= Pelet tipe PF 1000 100% , pada P2= Pelet

tipe PF 999 89 % dan P4= Pelet tipe 79 -2 93%.

Untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian pakan komersil yang

berbeda pada benih ikan tawes ( Barbonymus gonionotus) terhadap pertumbuhan

dan kelangsungan hidup, maka dilakukan analisis Varian (ANOVA). Berdasarkan

hasil analisis statistik Anova (lampiran 2) dapat diketahui bahwa nilai Fhitung< F

tabel. Dengan demikian perlakuan pemberian pakan komersil yang berbeda pada

benih ikan tawes (Barbonymus gonionotus) tidak ada pengaruh terhadap

perlakuan pertumbuhan dan kelangsungan hidup (SR).

Dari hasil penelitian Reksono et al., (2012) pengaruh pemberian pakan

kadar protein yang berbeda menujukkan bahwa tingkat kelangsungan hidup

ikan bandeng selama 70 hari pemeliharaan mengalami mortalitas atau kematian

yang disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kualitas air dan padat tebar.

Tingkat kelangsungan hidup ikan bandeng pada perlakuan dengan pemberian

pakan kandungan protein 30 % sebesar 84 % dan pada perlakuan dengan

pemberian pakan kandungan protein 16 % sebesar 84,7 %.

Menurut Fajar (1988) dalam Sukoso (2002) tingkat kelangsungan hidup

ikan dipengaruhi oleh manejemen budidaya yang baik antara lain padat tebar,

kualitas pakan, kualitas air, parasit atau penyakit. Selain itu menurut Mudjiman

(2000) pakan yang mempunyai nutrisi yang baik sangat berperan dalam

mempertahankan kelangsungan hidup dan mempercepat pertumbuhan ikan.

23

Page 24: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1138/1/BAB I_V.docx · Web viewIkan tawes merupakan salah satu ikan asli Indonesia terutama pulau Jawa. Hal ini juga yang menyebabkan tawes

4.2.3 Kualitas Air

Aspek kualitas air merupakan salah satu parameter yang sangat penting

dalam kegiatan budidaya perairan. Terdapat dua faktor yang berperan dalam

menurunkan kualitas air, yaitu faktor eksternal dan internal. kedua faktor tersebut

sangat berkaitan dan berhubungan erat, karena bila air yang dimasukkan kedalam

kolam adalah air yang telah tercemar atau kualitas airnya buruk maka

pertumbuhan ikan akan mengalami penurunan/ terhambat.

Nilai kualitas air menunjukkan bahwa parameter ini masih dalam batas

kelayakan untuk kehidupan ikan tawes. Hasil pengukuran suhu selama penelitian

ini berkisar antara 27-28 oC (Tabel). Menurut Santoso (1996) dalam Siti et al

(2009) menyatakan kisaran kelayakan temperatur air bagi ikan tawes adalah 14-

28oC.

Suhu mempengaruhi aktivitas metabolisme organisme, karena itu

penyebaran organisme baik dilautan maupun diperairan air tawar dibatasi oleh

suhu perairan tersebut. Secara umum laju pertumbuhan meningkatkan sejalan

dengan kenaikan suhu ,dapat menekan kehidupan hewan budidaya bahkan

menyebebkan kematian bila peningkatan suhu eksrim (Gufran,2007).

Ikan tawes dapat hidup pada suhu air antara 18 – 30 oC Huet (1971) dalam

Dewi (2001) sedangkan menurut Brown (1957) menyatakan bahwa temperatur

antara 26 - 30 oC merupakan temperatur yang optimal untuk ikan tawes , pada

suhu 10 oC ikan tawes akan berhenti makan dan terhambat pertumbuhannya jika

suhu mencapai 5 oC.

24

Page 25: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1138/1/BAB I_V.docx · Web viewIkan tawes merupakan salah satu ikan asli Indonesia terutama pulau Jawa. Hal ini juga yang menyebabkan tawes

Dari data Tabel 4 terlihat bahwa pH selama 45 hari percobaan adalah 5.

Menurut Evi (2001) pH air untuk budidaya tawes berkisar antara 6,7 sampai 8,6,

pH air selama masa penelitian ini masih dalam batas kisaran pH optimum untuk

budidaya tawes. Dari pH yang masih optimum tersebut, dapat diketahui bahwa

pakan buatan yang diberikan selama percobaan, tidak memberikan pengaruh

buruk terhadap kualitas air. Derajad keasaman (pH) merupakan salah satu

indikator kualitas lingkungan air. Air yang mendekati basa dapat lebih cepat

proses pembongkaran bahan anorganik menjadi garam mineral seperti amonia,

nitrat dan phosfat. Garam mineral tersebut akan diserap oleh tumbuh-tumbuhan

dalam air, yang menjadi makanan alami bagi ikan. Pada umumnya perairan yang

basa lebih produktif dari perairan yang asam (Soeseno, 1983). Jadi apabila dilihat

pada kisaran pH, perairan yang digunakan untuk penelitian ini termasuk produktif.

Hal ini karena pH pada air kolam yang digunakan untuk penelitian mendekati

basa.

25

Page 26: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1138/1/BAB I_V.docx · Web viewIkan tawes merupakan salah satu ikan asli Indonesia terutama pulau Jawa. Hal ini juga yang menyebabkan tawes

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pemberian pakan komersil yang berbeda tidak berpengaruh terhadap laju

pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan tawes (Barbonymus

gonionotus).

2. Pakan komersial dengan perlakuan P2 Pelet tipe PF 999 merupakan pakan

yang terbaik terhadap pertumbuhan benih ikan tawes (Barbonymus

gonionotus), dan perlakuan P1 Pellet tipe PF 1000 merupakan jenis pellet

terbaik terhadap kelangsungan hidup benih ikan tawes (Barbonymus

gonionotus).

5.2 Saran

Hasil penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan adanya penelitian

lanjutan mengenai penambahan hari ataupun masa pemeliharaan benih ikan

tawes. Disarankan menggunakan Pellet yang terbaik dan termurah adalah Pellet

tipe PF 999 dengan harga Rp.16000 dibandingkan Pellet lain yang protein 40 %

tetapi harganya lebih mahal.

26

Page 27: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1138/1/BAB I_V.docx · Web viewIkan tawes merupakan salah satu ikan asli Indonesia terutama pulau Jawa. Hal ini juga yang menyebabkan tawes

DAFTAR PUSTAKA

Adipu., Y, H. Sinjal, J. Watung. 2011. Pengenceran sperma terhadap motilitas spermatozoa, fertilitas dan daya tetas ikan lele (Clarias sp). Ejournal Unsrat, 7 (1): 48-55.Amri., Khairuman. 2008. Buku Pintar Budidaya 15 Ikan konsumsi. Agromedia. Jakarta.

Ahmad, Taufik. M. Ardiansyah, dan D. Usmunandar. 1992. Pengaruh pemberian pakan berkadar protein berbeda terhadap pertumbuhan kerapu lumpur (Epinephelus tauvina). J. Penelitian Budidaya Pantai, 7(2):71-80.

Andayani, S. 2005. Manajemen Kualitas Air. Penerbit Brillian Internasional. Surabaya. 75 – 95 hal.

Anggraeni, N. M dan Nurlita, A. 2013. Pengaruh Pakan Alami Dan Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan Ikan Betutu (Oxyeleotris Marmorata) Pada Skala Laboratorium. Jurnal Sains dan Seni Pomits II (1) : 2337-3520

Boyd, C.E., 1988, Water Quality Management for Pond Fish Culture, Elsevier Scientific Publishing Company, New York.

Cahyono, B. 2011. Untung Berlipat Budi Daya Tawes Sebagai Bahan Baku Keripik. Lili Publisher, Yogyakarta. 110 hal.

Djajasewaka.H., J. Subagja; A. Widiyati, R.Samsudin Dan Winarlin. 2005.Pengaruh Kadar Protein Terhadap Produksi Dan Kualitas Telur Induk Ikan Nilem (Osteochilus hasselti). Seminar Hasil Penelitian Balai Riset Perikanan Budiaya Air Tawar,Bogor.

Effendi. 1997. Biologi perikanan. Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Effendie, M. I. 2004. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri, Bogor, 112 hlm.

Evi, R. 2001. Usaha Perikanan di Indonesia. Penerbit Mutiara Sumber Widya, Jakarta, 150 hlm.

27

Page 28: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1138/1/BAB I_V.docx · Web viewIkan tawes merupakan salah satu ikan asli Indonesia terutama pulau Jawa. Hal ini juga yang menyebabkan tawes

Fajar, M. 1988. Budidaya Perairan Intensif. Nuffic/ Unibraw/ Luw/ Fish. Fish Project. Universitas Brawijaya Malang. Dalam Sukoso.2002. Pemanfaatan Mikroalga dalam Industri Pakan Ikan. Agritek YPN. Jakarta.

Hariyadi, B., F.N. Rachmawati, dan S. Sukmaningrum. 2002. Uji efektivitas penggunaan protein pakan pada ikan patin (Pangasius sp.) melalui pendekatan pada keefisienan pakan, produktivitas protein dan retensi energinya. Laporan Penelitian. Fakultas Biologi, Unsoed. Purwokerto.

Herawati,V.E.2005. Manajemen Pemberian Pakan Ikan. Laporan Pengembangan Program Mata Kuliah. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Diponegoro

Hoar, W.S.D. J. Randall dan J. R. Brett. 1979. Fish Physiologi Volume VIII. Academic Press. Inc.

Huet, M. 1971. Text book of fish culture breeding and cultivation of fish. Fishing New Books, Ltd., England

Kottelat, M., S. N. Kartikasari, A. J. Whitten dan S. Wirjoatmodjo. 1993. Freshwater Fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Perplus Edition (HK) Ltd. Jakarta. Indonesia.

Kottelat, M. 2004. Botia kubotai, A new Species of Loach (Teleostei:Cobitidae) From The Ataran River Basin (Myanmar), With Comments on Botiine Nomenclature and Diagnosis of A New Genus. Zootaxa 401.

Masduqi. 2009. Manajemen Kualitas Air. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Muchlisin, Z.A., and M. Siti Azizah. 2009. Influence of cryoprotectants on abnormality and motility of baung (Mystus nemurus) spermatozoa after long-term cryopreservation. Cryobiology, 58(2):166-169

Mudjiman, A. 2008. Makanan Ikan Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta. 192 hal.

Mulyadi, M. T. Usman dan Suryani. 2010. Pengaruh Frekuensi Pemberian Pakan yang Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Kelulus hidupan Benih Ikan Selais (Ompok hypothalmus). Berkala Perikanan Terubuk., 38(2)

Murtidjo, 2001. Usaha Pembenihan dan pemberantasan ikan tawes. Penebar Swadaya , Jakarta

28

Page 29: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1138/1/BAB I_V.docx · Web viewIkan tawes merupakan salah satu ikan asli Indonesia terutama pulau Jawa. Hal ini juga yang menyebabkan tawes

Murtiningsih. 2007. Pengaruh Frekuensi Pemberian Pakan terhadap Efisiensi Pemberian Pakan dan Pertumbuhan Benih Lele Dumbo “Sangkuriang” (Clarias garipienus). [SKRIPSI]. FPIK UniversitasDiponegoro, Semarang, 45 hlm.

Nelson., S. Joseph. 2006 Fisher of the World. Wiley. Canada.

Reksono, B. H. Hamdani, dan Yuniarti, 2012. Pengaruh Padatan Penebaran Gracilaria Sp Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Ikan Bandeng Pada Budidaya.

Rachmawati, F.N., B. Hariyadi, dan U. Susilo. 2002. Aplikasi penggunaan lesitin pada pakan buatan untuk meningkatkan pertumbuhan dan keefisienan pakan ikan nila gift (Oreochromis sp.). Makalah disampaikan pada Seminar Biologi Nasional ke-3 di ITS Surabaya, 27 Agustus 2002.

Soeseno, S. 1983. Budidaya Ikan dan Bandeng dalam Tambak. Jakarta: Penerbit Gramedia.

Steel, R.G.D. and J.H. Torrie. 1980. Principles and procedures of statistics. McGraw Hill, New York, USA. 481p.

Sudarman, 1988. Budidaya Udang Windu. Pembesaran Di Tambak, Agricultural Tehnical Boston W.D.C Surabaya.

Susanto, H. 2000. Usaha Pembenihan dan pemberantasan ikan tawes. Penebar Swadaya , Jakarta

Wardhani, L.K, M. Safrizal dan A. Chariri. 2011. Optimasi Komposisi Bahan Pakan pada Ikan Air Tawar menggunakan metode multi-objective genetic algorithm. dalam Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) di Yogyakarta Tanggal 17-18 Juni 2011. pp. 112-117.

29

Page 30: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1138/1/BAB I_V.docx · Web viewIkan tawes merupakan salah satu ikan asli Indonesia terutama pulau Jawa. Hal ini juga yang menyebabkan tawes

LAMPIRAN GAMBAR

30

Pellet PF 79-2

Penimbangan Berat Akhir

Pellet PF 1000

Pellet yang diberikan (g)

Pellet PF 781

Pemberian Pellet diberikan

Pengukuran Berat Awal Penyifonan

Pengambilan Benih

Page 31: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1138/1/BAB I_V.docx · Web viewIkan tawes merupakan salah satu ikan asli Indonesia terutama pulau Jawa. Hal ini juga yang menyebabkan tawes

Lampiran 1 Pertumbuhan Mutlak (W)

ANOVASource of Variation SS df MS F P-value F crit

Between Groups 1728,967

3 576,322475 3,050886894 0,092037408 4,066180557

Within Groups 1511,226

8 188,9032583

Total 3240,193

11

F Hitung < F TabelBerarti tidak ada pengaruh perlakuan terhadap SGR ikan sehingga tidak perlu uji lanjut

Lampiran 2 Pertumbuhan Bobot Spesifik ( SGR)ANOVA

Source of Variation SS df MS F P-value F crit

Between Groups 0,223158333 3 0,074386111 0,366238597 0,779477778 4,066180557

Within Groups 1,624866667 8 0,203108333

Total 1,848025 11

F Hitung < F TabelBerarti tidak ada pengaruh perlakuan terhadap SGR ikan sehingga tidak perlu uji lanjut

Lampiran 3 Tingkat Kelangsungan Hidup (SR)ANOVA

Source of Variation SS df MS F P-value F crit

Between Groups 1384,917 3 461,6389 1,843483084 0,217474421 4,066180557

Within Groups 2003,333 8 250,4167

Total 3388,25 11

F Hitung < F Tabel

Berarti tidak ada pengaruh perlakuan terhadap SR ikan sehingga tidak perlu uji

lanjut

31

Page 32: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1138/1/BAB I_V.docx · Web viewIkan tawes merupakan salah satu ikan asli Indonesia terutama pulau Jawa. Hal ini juga yang menyebabkan tawes

Data Mentah Pertumbuhan Mutlak (W)

W = Wt - Wo

Keterangan:W = Pertumbuhan berat mutlak (gram)Wt = Berat-rata-rata pada waktu t (gram)Wo = Berat rata-rata pada waktu 0 (gram)

Perlakuan UlanganBobot rata-rata (Gram)

Bobot Awal Bobot Akhir Wt-Wo

P1 1 47,29 64,11 16,82

2 48,79 67,56 18,77

3 48,51 60,23 11,72

Total 144,59 191,9 47,31

Rata-rata 48,19666667 63,96666667 15,77

P2 1 48,39 77,32 28,93

2 49,52 41,08 -8,44

3 48,43 66,36 17,93

Total 146,34 204,44 58,1

Rata-rata 48,78 68,14666667 19,36666667

P3 1 52,66 19,82 -32,84

2 48,89 31,71 -17,18

3 48,95 52,46 3,51

Total 150,5 145,4 -5,1

Rata-rata 50,16666667 48,46666667 -1,7

P4 1 48,75 72,97 24,22

2 45,69 60,08 14,39

3 49,76 50,81 1,05

Total 144,2 195,97 51,77

32

Page 33: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1138/1/BAB I_V.docx · Web viewIkan tawes merupakan salah satu ikan asli Indonesia terutama pulau Jawa. Hal ini juga yang menyebabkan tawes

Rata-rata 48,06666667 65,32333333 17,25666666

Data Mentah Pertumbuhan Bobot Spesifik ( SGR)

Keterangan :SGR = Laju pertumbuhan harianWo   = Berat ikan uji pada awal penelitian (g)Wt   = Berat ikan uji pada akhir penelitian (g)T      = Waktu penelitian (hari)

Perlakuan Ulangan Bobot rata-rata (Gram)Bobot awal Bobot akhir rata2

WoRata2

WtLN Wt-LN

WoLNwt,Lnwo /45

X 100 SGR

P1 1 47,29 64,11 3,15 4,27 0,30 0,007 100 0,68

2 48,79 67,56 3,25 4,50 0,33 0,007 100 0,72

3 48,51 60,23 3,23 4,02 0,22 0,005 100 0,48

Total 144,59 191,9 9,64 12,79 0,85 0,019 100 1,88

Rata-rata

48,19666667 63,96666667 3,21 4,26 0,28 0,006 100 0,63

P2 1 48,39 77,32 3,23 5,15 0,47 0,010 100 1,04

2 49,52 56,02 3,30 5,09 0,43 0,010 100 0,96

3 48,43 71,1 3,23 5,08 0,45 0,010 100 1,01

Total 146,34 204,44 9,76 15,33 1,36 0,030 100 3,01

Rata-rata

48,78 68,14666667 3,25 5,11 0,45 0,010 100 1,00

P3 1 52,66 49,55 3,51 8,26 0,86 0,019 100 1,90

2 48,89 39,64 3,26 3,30 0,01 0,000 100 0,03

3 48,95 56,21 3,26 4,02 0,21 0,005 100 0,46

Total 150,5 145,4 10,03 15,58 1,08 0,024 100 2,39

Rata-rata

50,16666667 48,46666667 3,34 5,19 0,36 0,008 100 0,80

P4 1 48,75 72,97 3,25 4,86 0,40 0,009 100 0,90

2 45,69 64,37 3,05 4,60 0,41 0,009 100 0,92

3 49,76 58,63 3,32 4,51 0,31 0,007 100 0,68

33

SGR = LnWt−LnWoT

x 100 %

Page 34: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1138/1/BAB I_V.docx · Web viewIkan tawes merupakan salah satu ikan asli Indonesia terutama pulau Jawa. Hal ini juga yang menyebabkan tawes

Total 144,2 195,97 9,61 13,97 1,12 0,025 100 2,49

Rata-rata

48,06666667 65,32333333 3,20 4,66 0,37 0,008 100 0,83

Data Mentah Tingkat Kelangsungan Hidup (SR)

Keterangan :SR : Kelulushidupan benih tawes (%)No : Jumlah benih diawal penelitian Nt : Jumlah benih diakhir penelitian

Tingkat Kelangsungan Hidup ( SR) Ikan Tawes

Perlakuan Ulangan Jumlah Ikan (Ekor) SR(%)Awal Akhir

P1 1 15 15 1002 15 15 1003 15 15 100

P2 1 15 15 1002 15 11 733 15 14 93

P3 1 15 6 402 15 12 803 15 14 93

P4 1 15 15 1002 15 14 93,33 15 13 87

TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP

PERLAKUAN ULANGAN TOTAL RATA-RATA

1 2 3P1 100 100 100 300 100P2 100 73 93 267 89P3 40 80 93 213 71P4 100 93 87 280 93

TOTAL 340 347 373 1060 353RATA-RATA 136 139 149 424 88

34

SR = NtNo

x 100 %