litbang.deptan.go.id vol. vii no...

8
www.litbang.deptan.go.id Info LITBANG Bulan ini : Vol. VII No.4, April 2012 www.litbang.deptan.go.id enteri Pertanian Dr. Suswono mengatakan bahwa tema Rapat MKoordinasi Teknis (Rakornis) 2012 telah sejalan dengan program pembangunan pertanian saat ini, dimana semua upaya yang dilaksanakan juga berpusat pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat petani di pedesaan. “Penyelenggaraan Rakornis merupakan awal yang baik untuk menselaraskan program dan kegiatan di masing-masing sektor untuk mensejahterakan masyarakat desa,” ujarnya di Auditorium Gedung F, Kementerian Pertanian, Rabu (18/4/2012). Sebagai tuan rumah, Kementerian Pertanian mengusung tema 'Melalui Program TNI Manunggal Membangun Desa, Kita Tingkatkan Sinergitas Kegiatan dan Kerjasama Antara TNI, Polri, Lembaga Kementrian / LPNK, Pemerintah Daerah dan Segenap Komponen Masyarakat Untuk Mewujudkan Percepatan Pembangunan di Pedesaan Menuju Masyarakat yang Damai dan Sejahtera'. TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) yang sebelumnya dikenal dengan TNI ABRI Masuk Desa (AMD) merupakan salah satu wujud Operasi Bhakti TNI, yang merupakan program terpadu lintas sektoral antara TNI dengan Kementerian, Lembaga Pemerintah Non Kementerian dan Pemerintah Daerah serta komponen bangsa lainnya. Berkaitan dengan hal ini, Mentan juga menyampaikan bahwa perwujudan ketahanan pangan harus bertumpu pada sumberdaya dan kearifan lokal sehingga bangsa ini mampu mengembangkan budaya sekaligus mengembangkan pertanian dan menumbuhkan ketahanan pangan berbasis komoditas lokal. Selain itu, juga perlu mendorong kemandirian masyarakat pedesaan untuk memanfaatkan lahan pertanian yang dimiliki termasuk lahan pekarangan, pemanfaatan lahan pekarangan tersebut mempunyai potensi 10 Juta Ha. Kepala Staf Angkatan Darat selaku Penanggung Jawab Operasional (PJO) TMMD Jenderal Pramono Edhie Wibowo mengatakan bahwa melalui Rapat Koordinasi teknis ini diharapkan dapat memunculkan ide dan pemikiran yang kreatif serta inovatif untuk mewujudkan keberhasilan pelaksanaan program TMMD ke-88. Untuk memeriahkan sekaligus mengenalkan program dan hasil Kementerian Pertanian, ditampilkan berbagai program dan hasil unggulan Kementerian Pertanian. Badan Litbang Pertanian menampilkan Pertanaman Vertikultur sebagai penunjang Kawasan Rumah Pangan Lestari dan Aneka tepung serta aneka olahan pascapanen lainnya. S u m b e r : Sekretariat Diseminasi merupakan kata kunci dalam penyebarluasan hasil inovasi teknologi pertanian. Saluran diseminasi tersebut sangat beragam, antara lain melalui pameran, kerjasama hingga tayangan- tayangan di televisi. Badan Litbang Pertanian melalui program Spektrum Diseminasi Multi Channel (SDMC) juga telah melakukan berbagai upaya pengenalan hasil inovasi teknologi Badan Litbang, salah satunya melalui pameran TMMD yang digelar di Auditorium Gedung F Kementerian Pertanian, selain itu Badan Litbang juga telah membuat program tayangan televisi Agro Inovasi yang dapat disaksikan di TVRI, dua minggu sekali pada hari sabtu pukul 18.30 - 19.00 WIB.

Upload: hakiet

Post on 01-May-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: litbang.deptan.go.id Vol. VII No ...new.litbang.pertanian.go.id/download/127/file/april-upload.pdfkhususnya masyarakat petani di pedesaan. “Penyelenggaraan Rakornis merupakan awal

www.litbang.deptan.go.id

Info LITBANG Bulan ini :

Vol. VII No.4, April 2012

www.litbang.deptan.go.id

enteri Pertanian Dr. Suswono mengatakan bahwa tema Rapat MKoordinasi Teknis (Rakornis) 2012

telah sejalan dengan program pembangunan pertanian saat ini, dimana semua upaya yang d i l aksanakan j uga be rpusa t pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat petani di pedesaan. “Penyelenggaraan Rakornis merupakan awal yang baik untuk menselaraskan program dan kegiatan di masing-masing sektor untuk mensejahterakan masyarakat desa,” ujarnya di Auditorium Gedung F, Kementerian Pertanian, Rabu (18/4/2012).

Sebagai tuan rumah, Kementerian Pertanian mengusung tema 'Melalui Program TNI Manunggal Membangun Desa, Ki ta Tingkatkan Sinergitas Kegiatan dan Kerjasama Antara TNI, Polri, Lembaga Kementrian / LPNK, Pemerintah Daerah dan Segenap Komponen Masyarakat Untuk Mewujudkan Percepatan Pembangunan di Pedesaan Menuju Masyarakat yang Damai dan Sejahtera'.

TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) yang sebelumnya dikenal dengan TNI ABRI Masuk Desa (AMD) merupakan salah satu wujud Operasi Bhakti TNI, yang merupakan program terpadu lintas sektoral antara TNI dengan Kementerian, Lembaga Pemerintah Non Kementerian dan Pemerintah Daerah serta komponen bangsa lainnya.

Berkaitan dengan hal ini, Mentan juga menyampaikan bahwa perwu judan ketahanan pangan harus bertumpu pada sumberdaya dan kearifan lokal sehingga bangsa ini mampu mengembangkan budaya sekaligus mengembangkan pertanian dan menumbuhkan ketahanan pangan berbasis komoditas lokal. Selain itu, juga perlu mendorong kemandirian masyarakat pedesaan untuk memanfaatkan lahan pertanian yang dimiliki termasuk lahan pekarangan, pemanfaatan lahan pekarangan tersebut mempunyai potensi 10 Juta Ha.

Kepala Staf Angkatan Darat selaku Penanggung Jawab Operasional (PJO) TMMD Jenderal Pramono Edhie Wibowo mengatakan bahwa melalui Rapat Koordinasi teknis ini diharapkan dapat memunculkan ide dan pemikiran yang kreatif serta inovatif untuk mewujudkan keberhasilan pelaksanaan program TMMD ke-88.

Untuk memeriahkan sekaligus mengenalkan program dan hasil Kementerian Pertanian, ditampilkan berbagai program dan hasil unggulan Kementerian Pertanian. Badan Litbang Pertanian menampilkan Pertanaman Vertikultur sebagai penunjang Kawasan Rumah Pangan Lestari dan Aneka tepung serta aneka olahan pascapanen lainnya.

S u m b e r : S e k r e t a r i a t

Diseminasi merupakan kata kunci dalam penyebarluasan hasil inovasi teknologi pertanian. Saluran diseminasi tersebut sangat beragam, antara lain melalui pameran, kerjasama hingga tayangan-tayangan di televisi.

Badan Litbang Pertanian melalui program Spektrum Diseminasi Multi Channel (SDMC) juga telah melakukan berbagai upaya pengenalan hasil inovasi teknologi Badan Litbang, salah satunya melalui pameran TMMD yang digelar di Auditorium Gedung F Kementerian Pertanian, selain itu Badan Litbang juga telah membuat program tayangan televisi Agro Inovasi yang dapat disaksikan di TVRI, dua minggu sekali pada hari sabtu pukul 18.30 - 19.00 WIB.

Page 2: litbang.deptan.go.id Vol. VII No ...new.litbang.pertanian.go.id/download/127/file/april-upload.pdfkhususnya masyarakat petani di pedesaan. “Penyelenggaraan Rakornis merupakan awal

S u m b e r : H u m a s - S e k r e t a r i a t

ada hari Kamis, 5 April 2012, bertempat di Auditorium Utama Ir. Sadikin Sumintawikarta Kampus Penelitian Pertanian Cimanggu, Kepala LIPI Pkembali mengukuhkan 3 (tiga) Profesor Riset Badan Litbang

Pertanian, Kementerian Pertanian, yaitu: Dr. Ir. Ishak Manti, M.S., Dr. Ir. Sugiono Moeljopawiro, M.Sc., dan Dr. Ir. Arief Harsono, M.S. Gelar Profesor Riset merupakan pengakuan, kepercayaan dan penghormatan yang diberikan atas keberhasilan seorang PNS dalam mengemban tugasnya di bidang litbang yang diberikan kepada Peneliti Utama setelah menyampaikan orasi ilmiah dalam suatu prosesi upacara pengukuhan. Dengan bertambahnya tiga Profesor Riset yang baru tersebut, Badan Litbang Pertanian sampai saat ini telah memiliki 100 orang Profesor Riset. Bertambahnya Profesor Riset di Kementerian Pertanian, diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dan peran Badan Litbang Pertanian, baik dalam mendukung Program Pembangunan Pertanian menghadapi berbagai tantangan yang semakin kompleks, maupun kiprahnya dalam penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi pertanian.

Menteri Pertanian, dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Badan Litbang Pertanian, Dr. Haryono, menyampaikan penghargaan dan selamat kepada ketiga Profesor Riset yang dikukuhkan. Menteri Pertanian juga mengharapkan agar ketiga Profesor Riset dapat menjadi motivator dan membina para peneliti muda, baik dalam kemampuan teknis serta kepakaran, maupun dalam pengembangan jatidiri, integritas dan profesionalisme. Selain itu, Menteri Pertanian sangat mendukung gagasan Kepala Badan Litbang Pertanian melalui Program Forum Komunikasi Profesor Riset (FKPR) untuk melakukan Kunjungan Kerja Tematik dan Penyusunan Program Percepatan Pembangunan Wilayah Perbatasan dan Lahan Sub-optimal di beberapa propinsi, "Peneliti, terutama para Professor Riset memang harus lebih dekat dan memahami real problem di lapang, agar lebih mudah dan lebih tepat merumuskan pemecahan masalah dan penyususnan model atau program pengembangan pembangunan pertanian yang tepat guna" tambahnya.

Prof. Dr. Ir. Ishak Manti, M.S. adalah Peneliti Utama Bidang Hama dan Penyakit Tanaman pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat. Peneliti yang lahir di Sumatera Barat, 14 Desember 1949, ini mendapatkan gelar Doktor jurusan Entomologi dari UPLB Filipina pada tahun 1989. Jabatan Peneliti Utama diperoleh pada tahun 2005. Orasi ilmiah yang disajikan berjudul Peran Musuh Alami dalam Pengendalian Wereng

Batang Coklat Mendukung Peningkatan Produksi Beras Nasional. Ishak Manti tercatat sebagai Profesor Riset Badan Litbang Pertanian yang ke-98.

Prof. Dr. Ir. Arief Harsono, M.S. lahir di Malang, 9 Oktober 1958. Peneliti bidang Budidaya Tanaman pada Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian ini menamatkan pendidikan program Doktor dalam bidang Agronomi di UGM pada tahun 2005. Jabatan Peneliti Utama dicapai pada tahun 2009. Orasi ilmiah yang disajikan berjudul Inovasi Teknologi Budidaya Berbasis Pengelolaan Tanaman Terpadu untuk Meningkatkan Produksi Kacang Tanah. Arief Harsono adalah Profesor Riset ke-100 pada Badan Litbang Pertanian.

Prof. Dr. Ir. Sugiono Moeljopawiro, M.Sc., Peneliti Utama Bidang Bioteknologi Pertanian pada Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian, lahir di Yogyakarta, 25 November 1947. Sugiono memperoleh gelar Doktor dari University of Arkansas, USA. Peneliti Utama yang tercatat sebagai Profesor Riset Badan Litbang Pertanian ke 99 ini menyajikan orasi ilmiah berjudul Dukungan Pemuliaan Molekuler dan Sumber Daya Genetik dalam Meningkatkan Produksi Padi.

Page 3: litbang.deptan.go.id Vol. VII No ...new.litbang.pertanian.go.id/download/127/file/april-upload.pdfkhususnya masyarakat petani di pedesaan. “Penyelenggaraan Rakornis merupakan awal

S u m b e r : B P T P - K a l i m a n t a n B a r a t

alah satu tantangan yang dihadapi dalam upaya peningkatan produksi padi di Kalimantan Barat adalah bagaimana Spenggunaan pupuk secara efisiensi dan dapat meningkatkan

produktivitas padi yang terkait langsung dengan peningkatan pendapatan petani dan kelestarian lingkungan.

Anjuran takaran pemupukan padi sawah secara nasional dinilai belum efisien karena beragamnya kondisi kesuburan tanah antar wilayah/lokasi. Penetapan rekomendasi takaran pemupukan yang bersifat nasional dinilai sudah kurang relevan karena berbagai faktor seperti kaitannya dengan kompetensi metode uji, daya dukung lahan, dan kebutuhan tanaman akan hara yang beragam.

Pada tahun 2011 - 2012 BPTP Kalimantan Barat melakukan kerjasama dengan Lembaga Penelitian Padi International (International Rice Research Institute/IRRI) tentang pemupukan hara spesifik lokasi padi sawah dan kajian petak omisi di Kalimantan Barat. Kegiatan dilakukan di Desa Sepang dan Kecurit, Kecamatan Toho, Kabupaten Pontianak pada musim penghujan (2011/2012) serta di musim kemarau tahun 2012 dilakukan di Desa Anjungan dan Pakbuluh Kecamatan Anjungan, Kabupaten Pontianak.Pemupukan Hara Spesifik Lokasi yang juga disebut PHSL merupakan suatu aplikasi dan pengelolaan hara secara dinamis disesuaikan dengan kebutuhan tanaman menurut lokasi dan musim. Aplikasi ini bertujuan untuk meningkatkan keuntungan petani melalui peningkatan hasil padi per unit pupuk yang digunakan, hasil padi yang lebih tinggi, dan berkurangnya kerusakan oleh hama dan penyakit.

PHSL ini adalah suatu aplikasi internet melalui website IRRI di http://webapps.irri.org/nm/id dan telepon seluler yang ditujukan bagi para penyuluh pertanian lapangan serta petani sebagai pedoman dalam menentukan takaran/dosis pupuk dan waktu pemberian pupuk untuk padi di lahan sawah.

PHSL dapat dijadikan acuan bagi Pemerintah Propinsi dan Kabupaten serta pemangku kepentingan lainnya guna merekomendasikan teknologi pemupukan spesifik lokasi untuk tanaman padi sawah, sehingga dapat meningkatkan produksi dan produktivitas padi. Selain itu, dapat memberikan sumbangan kepada Kementerian Pertanian terhadap penyediaan pangan nasional.

Hasil kajian menunjukkan bahwa petani padi di Desa Sepang dan Kecurit dapat menghemat pupuk sekitar 25% dan meningkatkan produksi sekitar 20% melalui rekomendasi pemupukan ini. Hasil yang sudah dipanen di Desa Sepang pada lahan sawah tadah hujan rata - rata produktivitas padi dengan rekomendasi pemupukan PHSL sebesar 4,7 t/ha sedang hasil dari pemupukan yang biasa dilakukan petani sebesar 4,1 t/ha.

Page 4: litbang.deptan.go.id Vol. VII No ...new.litbang.pertanian.go.id/download/127/file/april-upload.pdfkhususnya masyarakat petani di pedesaan. “Penyelenggaraan Rakornis merupakan awal

S u m b e r : S e k r e t a r i a t

epala Badan Litbang Pertanian Dr. Haryono bersama wartawan majalah Sains melakukan kunjungan Testimoni di KKawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Desa Seboto,

Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah Sabtu (31/3/2012). Dalam kesempatan tersebut rombongan mendengarkan komentar dan masukan dari para pelaku dan pengguna KRPL di daerah, seperti para Kepala Daerah, Lurah, Camat dan yang lebih penting lagi adalah dari para keluarga dan petani yang melakukan kegiatan ini.

Program KRPL Boyolali mulai dilaksanakan pada November 2011 dan saat ini sudah direplikasi di 103 Kepala Keluarga (KK), mempunyai satu Kebun Bibit Desa (KBD) dan satu Kebun Bibit Rumah Tangga (KBR). Program ini telah memberikan manfaat kepada para keluarga dalam menghemat belanja keluarga.

"Dulu para pedagang sayur ke desa Seboto untuk menjual sayur kepada kami, tetapi sekarang malah sebaliknya para pedagang sayur ke sini untuk kulakan sayur dari kami," tutur Ibu Tati, salah seorang pengelola KBD di desa Seboto. Berbagai macam sayuran ditanam di lokasi pekarangan bu Tati seperti terong, timun, sawi, bayam dan adas. Tak ketinggalan, kolam terpal untuk budidaya ikan lele.

KRPL Boyolali ini mendapat sambutan yang luar biasa dari Pemkab setempat. Pemkab Boyolali menyebut KRPL ini dengan nama lain yaitu "Kawasan Rumah Pangan Tersenyum" sedangkan masyarakat setempat menyebutnya dengan istilah "Karomahpari". Inti dari semua istilah tersebut adalah pemanfaatan setiap jengkal lahan dan pekarangan agar tertata dan bermanfaat.

Sejumlah program dan kegiatan pun diintegrasikan, seperti Desa Mandiri Pangan, Program P2KP, Pengembangan Kambing PE dan budidaya ikan lele (Dinas Pertanian dan Perikanan), pelatihan pengolahan aneka produk pertanian (Dinas Perindustrian dan Perdagangan) dan bantuan permodalan dan kelembagaan (Dinas Koperasi). Tujuan utama dari integrasi KRPL ini agar kedepan KRPL ini dapat berkembang secara swadaya.

Keberadaan KBD di desa Seboto didukung oleh rumah pupuk yang dikelola oleh warga kelompok tani "Mandiri Pangan". Bahan baku pupuk ini disuplai dari kotoran kambing yang juga dikelola oleh Kelompok Tani tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi multilayer effect dari kegiatan KRP. Hasil dari aneka tanaman sayuran ini juga dimanfaatkan oleh KWT Krida Wanita desa Seboto dengan pengolahan sedehana seperti kripik bayam, kripik sirih dan aneka olahan lain.

Page 5: litbang.deptan.go.id Vol. VII No ...new.litbang.pertanian.go.id/download/127/file/april-upload.pdfkhususnya masyarakat petani di pedesaan. “Penyelenggaraan Rakornis merupakan awal

S u m b e r : H u m a s - S e k r e t a r i a t

epala Badan Litbang Pertanian Dr. Haryono menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Kepala Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan, atas dukungannya terhadap program-program strategis Kementerian Pertanian Kdan sekaligus memberikan peluang bagi unit pelayanan teknis (UPT) pusat seperti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) dan

Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra) untuk turut berkiprah mendukung pembangunan pertanian di Provinsi Kalimantan Selatan.

"Badan Litbang Pertanian akan terus meningkatkan upaya untuk menghasilkan dan menyebarluaskan inovasi teknologi dan varietas unggul baru (VUB), khususnya tanaman pangan," ujar Kepala Badan pada acara Serah Terima Jabatan Kepala Balittra dan Kepala BPTP Kalimantan Selatan, Jumat (13/04/2012) di Banjarmasin.

Lebih lanjut dijelaskan Kepala Badan Litbang Pertanian, bahwa salah satu dampak nyata dari peran inovasi teknologi tersebut adalah meningkatnya produktivitas dan produksi tanaman pangan. Lebih dari 200 inovasi teknologi unggulan telah dihasilkan Badan Litbang Pertanian, termasuk di dalamnya varietas unggul baru berdaya saing. "Hingga sekarang, lebih dari 90% varietas padi yang ditanam petani adalah varietas hasil Badan Litbang Pertanian," ucapnya.

Kepala Badan Litbang Pertanian pun berpesan kepada Kepala BPTP Kalsel yang baru yakni Dr. Muhammad Yasin serta Kepala Balittra yang baru Dr. Dedi Nursyamsi, agar BPTP dan Balittra terus melanjutkan kiprahnya dalam bekerjasama dengan pemerintah daerah, khususnya Provinsi Kalsel. "Saya minta kepada Kepala BPTP Kalsel dan Kepala Balitra yang baru untuk segera melakukan koordinasi dengan Dinas Pertanian/Bakorluh/Bapeluh/BPP/Biro/Kantor lingkup pertanian di provinsi Kalsel dan tentunya juga di Kabupaten/Kota untuk segera meningkatkan dukungannya dalam pembangunan pertanian," tutup Kepala Badan Litbang Pertanian.

epala Badan Litbang Pertanian Dr. Haryono mengatakan walau berbagai jurus dan strategi pemasaran telah dilakukan untuk menyebarluaskan hasil Kpenelitian Badan Litbang Pertanian, masih diperlukan cara yang lebih

efektif khususnya untuk mencapai seluruh wilayah RI yang begitu luas.

Salah satunya dengan meningkatkan berbagai macam aplikasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebagai salah satu pendekatan Sistem Diseminasi Multi Chanel (SDMC). Kerjasama diperlukan untuk mencapai hal tersebut.

"Maka dari itu kita gandeng Universitas Bina Nusantara sebagai salah satu perguruan tinggi yang maju untuk mengaplikasikan TIK-nya untuk menyebarluaskan berbagai macam hasil penelitian Badan Litbang Pertanian," ujar Kepala Badan, pada acara penandatanganan Nota Kesepahaman dengan Universitas Bina Nusantara guna Aplikasikan Teknologi Informasi dalam Upaya Menyebarluaskan Hasil Penelitian Pertanian, Rabu (4/4/2012).

Kepala Badan menambahkan bahwa kerjasama tersebut merupakan momentum yang baik bagi kedua belah pihak untuk bersama-sama memaknai dan selanjutnya mengaplikasikan teknologi informasi untuk mendukung pembangunan pertanian pada umumnya dan penelitian pertanian pada khususnya.S u m b e r : H u m a s - S e k r e t a r i a t

Page 6: litbang.deptan.go.id Vol. VII No ...new.litbang.pertanian.go.id/download/127/file/april-upload.pdfkhususnya masyarakat petani di pedesaan. “Penyelenggaraan Rakornis merupakan awal

S u m b e r : P u s l i t b a n g Ta n a m a n P a n g a n

udi daya ubikayu sambung sistem Mukibat telah lama dikenal di Jawa Timur, namun sejauh ini cara tersebut Btidak berkembang. Dengan meningkatnya permintaan

ubikayu sebagai bahan baku bioetanol, cara ini dikembangkan lagi oleh beberapa pemerintah daerah dan petani dengan harapan dapat meningkatkan produksi dan pendapatan petani.

Hasil survei usahatani menunjukkan belum adanya teknologi baku untuk ubikayu sambung di tingkat petani. Meskipun demikian, penanaman ubikayu sistem sambung Mukibat di Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Gunung Kidul dan di Lampung Tengah masing-masing menghasilkan 59 t, 72 t dan 59 t/ha serta keuntungan Rp 24.334.000,- (B/C ratio 3,0), Rp. 8.027.000,- (B/C ratio 1,3) dan Rp 22.315.000,- (B/C ratio 2,1).

Penyiapan bibit untuk ubikayu sambung sangat menentukan keberhasilan tanaman, oleh karena itu diperlakukan lebih khusus dibandingkan bibit ubikayu biasa (tanpa sambung).

Terdapat tiga macam bibit di tingkat petani, yaitu bibit Sambungan Baru, bibit Randan, serta bibit Sambung Batang atau Sambung Pucuk.

Cara budidaya ini di beberapa daerah masih sangat beragam sehingga produksinya juga beragam. Seperti halnya dengan ubikayu biasa, setelah dilakukan pengolahan tanah sempurna kemudian tanah dibentuk sesuai dengan cara penanamannya yaitu cara kenongan (guludan per individu tanaman), guludan memanjang, dan cara lubang tanam.

Pada cara tanam kenongan dan guludan memanjang, jarak antar puncak guludan masih bervariasi yaitu 1,25 m x 1,50 m atau 1,5 m x 1,5 m sehingga populasi tanamannya berkisar antara 4.000 – 4.500 tanaman/ha. Sedangkan sistem lubang biasanya dibuat dengan jarak tanam 1 m x 1 m dan kedalaman 60 cm. Cara lubang hanya dilakukan pada penanaman di pekarangan.

Hasil percobaan di KP Genteng menunjukkan bahwa dengan cara sambung Mukibat, klon Adira-4, UJ-5, Kaspro dan lokal Dampit dapat mencapai hasil 90,4 t – 99,67 t/ha, sedangkan dengan cara biasa menghasilkan 54,3 t – 61,87 t/ha. Rata-rata kadar pati pada cara Mukibat lebih rendah dibandingkan cara biasa yaitu 20,8% dan 22,5%. Sedangkan kadar air umbi dan kadar HCN pada cara Mukibat cenderung lebih tinggi dibandingkan cara biasa. Kadar bahan kering dan kadar gula total relatif sama antara ubikayu sambung maupun ubikayu biasa.

Page 7: litbang.deptan.go.id Vol. VII No ...new.litbang.pertanian.go.id/download/127/file/april-upload.pdfkhususnya masyarakat petani di pedesaan. “Penyelenggaraan Rakornis merupakan awal

S u m b e r : S e k r e t a r i a t

urian (Durio zibethinus Murray) merupakan buah-buahan tropika asli Asia Tenggara, terutama Indonesia. Sumber Ddiversifikasi genetik tanaman durian terletak di Kalimantan

dan Sumatera. Kalimantan Timur diketahui mempunyai banyak spesies durian lokal salah satunya durian Lai (Durio kutejensis Hassk. Becc).

Lai memiliki tinggi pohon mencapai 24 meter dengan diameter batang 40 cm. Buahnya bertipe kapsul, berbentuk bulat telur sampai menjorong, bersegi lima, berukuran sampai 20 x 12 cm, berwarna kuning kusam, tertutup oleh duri-duri halus yang agak tumpul/tidak runcing dengan panjang 1-1,5 cm.

Memiliki bentuk biji menjorong dengan panjang hingga 4 cm, durian Lai berwarna coklat berkilap, terbungkus oleh aril yang berdaging. Rasa daging buahnya yang berwarna oranye cukup manis dan empuk dengan aroma tidak begitu harum. Sebagai durian yang tergolong genjah, Lai dapat berbuah setelah berumur 4-5 tahun dan memiliki profil pohon rindang.

Lai yang oleh masyarakat Dayak Kenyah disebut Durian Daun mempunyai lebar daun hampir sebesar telapak tangan orang dewasa dan banyak ditanam di sekitar rumah atau ladang pinggiran sungai Mahakam, Kutai, Kalimatan Timur.

Kelompok Lai diduga banyak kultivarnya, seperti di Kalimantan Timur saja dikenal 5-6 kultivar Lai, begitu pula pada daerah lain hanya penyebutannya pada masing-masing daerah berbeda-beda. Lai dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian tempat antara 50-200 m dpl dan penanaman sebaiknya dilakukan pada daerah-daerah yang mempunyai 2 bulan kering dan 9-12 bulan basah dengan curah hujan 1500-2500 mm per tahun merata sepanjang tahun. Lai dapat menjadi potensi besar dalam pengembangan tanaman durian lokal, sehingga dapat dikembangkan menjadi varietas durian unggul nasional.

SAKSIKAN TAYANGAN AGRO INOVASI DI

Badan Litbang Pertanian bekerjasama dengan TVRI Stasiun Pusat Jakarta menayangkan program yang dikemas dalam acara

'Agro Inovasi, Kreatifitas Tiada Henti Untuk Kesejahteraan Petani.

Setiap Sabtu (2 Minggu Sekali)

Pukul 18.30 - 19.00 WIB

di TVRI

Page 8: litbang.deptan.go.id Vol. VII No ...new.litbang.pertanian.go.id/download/127/file/april-upload.pdfkhususnya masyarakat petani di pedesaan. “Penyelenggaraan Rakornis merupakan awal

8 -

PENANGGUNG JAWAB : Mappaona REDAKTUR : Endro GunawanM. Sabran;

EDITOR : Hermanto; Iwa Mara T; Ifan Mutaqien; Linda Yunia; Ashari; Ida Noviatri; Widhya Adhy; Sri Wahyuni Adi

A. Subaidi; Bambang Ngaji ; Misgiyarta DESAIN LAYOUT : Sanuki P; Gagad R; Irawan R; Yanuar Budi; Gatot Gito

SEKRETARIAT : Widi Hastini; Agus Setiadi; Lely Sulistiani; Sri Ratnawati; Teguh Wahyudi; Kristina Nova

ALAMAT REDAKSI : Badan Litbang Per

S u m b e r : B A L I T K A B I

S u m b e r : B A L I T T R O

alai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat merilis kunyit varietas Turina untuk Bmendukung industri obat dan farmasi.

Cheppy Syukur.dkk, dalam penelitian melaporkan bahwa semakin tinggi kadar kurkumin pada kunyit, semakin baik untuk mendukung industri obat, farmasi maupun indstri jamu tradisional. Varietas Turina 1, 2 dan tiga mampu berproduksi 20 ton/ha, bahkan pada lahan yang subur mampu berproduksi 40-60 ton/ha dan relatif tahan terhadap hama dan penyakit.

Pada umumnya industri obat/jamu tradisional atau farmasi membutuhkan kunyit yang mempunyai kadar kurkumin tinggi/stabil. Warna daging dan rimpang yang semakin pekat, berkorelasi dengan aroma, rasa dan kadar kurkumin. Walaupun pada umumnya para petani kunyit menanam di bawah tegakan hutan jati sehingga ternaungi, tetapi masih dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan. Tetapi kini banyak petani kunyit menanam dengan cara monokultur sehingga terbebas dari naungan sehingga mendapat hasil rimpang yang bagus dan mempunyai kandungan kurkumin yang tinggi pula.

enguatan dan perluasan areal tanam kedelai terus dipacu. Salah satunya dengan penanaman di areal peremajaan Ptanaman jati di kawasan hutan jati Bojonegoro. Areal

peremajaan hutan jati di KPH Bojonegoro, pada tahun 2012 sangat luas, mencapai ratusan hektar, dan ini merupakan peluang untuk pengembangan kedelai.

Observasi yang dilakukan oleh peneliti Badan Litbang Pertanian Dr. Yusmani Prayogo, Kamis (12/04/2012), bersama Staf Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bojonegoro, menunjukkan bahwa peluang pemanfaatan lahan di kawasan hutan jati masih dapat dilakukan hingga empat tahun ke depan.

Administratur KPH Bojonegoro mengatakan, kunjungan peneliti diperlukan untuk memberikan pembekalan kepada petani pesanggem sehingga pemahaman dan pengetahuan petani akan kedelai dapat meningkat. Bojonegoro memang merupakan salah satu sentra produksi kedelai di Jawa Timur.

Pengembangan kedelai di kawasan hutan jati, akan menjadi salah satu penyedia benih kedelai untuk pertanaman kedelai di lahan sawah. Jabalsim harus digerakkan, dan dapat dimulai dari kedelai di kawasan hutan jati ini.