returnbigcms.bisnis.com/file-data/1/246/c1b8d09d_deltamakmurtbk.pdf · perjanjian jual beli saham...

1

Upload: dangdung

Post on 13-Mar-2019

298 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

JAKARTA—PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI) mem-bukukan penurunan laba bersih sebesar 31% menjadi Rp100,36 miliar pada paruh pertama tahun ini akibat meningkatnya beban operasional dan volatili-tas rupiah.

Menurut laporan keuangan perseroan yang dirilis beberapa waktu lalu, pendapatan bersih Mitra Adiperkasa sepanjang 6 bulan pertama tahun ini naik 26% menjadi Rp5,5 triliun dibandingkan dengan capaian pada periode sama 2013 senilai Rp4,38 triliun.

Fetty Kwartati, Sekretaris Perusahaan Mitra Adiperkasa, mengatakan permintaan konsu-men sepanjang paruh pertama tahun ini tetap tinggi. Namun, lanjutnya, pelemahan nilai tukar rupiah memberikan dampak negatif terhadap kinerja perse-roan.

“Pendapatan kembali terpe-ngaruh meningkatnya suku bunga dan fluktuasi nilai tukar valuta asing, serta peningkat-an biaya operasional,” ujar-nya dalam keterangan resmi yang dirilis beberapa waktu lalu. (Bisnis/man)

PO

RTO

FO

LIO

KINERJA MAPI TERTEKAN RUPIAH SRTG BELI 4,17% SAHAM GILANG AGUNGJAKARTA—PT Saratoga

Investama Sedaya Tbk. (SRTG) diketahui sedang dalam proses menandatangani perjanjian untuk penjualan dan pembelian saham pada PT Gilang Agung Persada dengan total harga US$5 juta.

Perjanjian jual beli saham ter-sebut memungkinkan Saratoga memiliki 4,17% saham di PT Gilang Agung Persada.

Berdasarkan perjanjian terse-but, Saratoga juga memiliki opsi untuk membeli exchangeable bonds sebesar US$167.000 yang setelah dikonversikan

akan memberikan tambahan saham di PT Gilang Agung Persada sampai dengan 1,67%.

Hal itu tertuang dalam peris-tiwa setelah periode pelaporan yang ada di laporan keuangan SRTG per 30 Juni 2014 seperti dikutip, Minggu (3/8).

Selain itu, anak usaha Saratoga yakni PT Saratoga Sentra Business, diketahui sedang menyelesaikan Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat dengan PT Prime Asia Capital dengan total harga transaksi sebesar US$5,61 juta. (Bisnis/vea)

JAKARTA—PT Sierad Produce Tbk. masih terus tertekan hingga semester I/2014, terlihat dari penurunan kinerja penda-patan sebesar 39,26% diikuti laba bersih yang juga menurun 43,57% dibandingkan dengan semester I/2013.

FX Awi Tantra, Sekretaris Perusahaan Sierad Produce, mengatakan tekanan terhadap kinerja perseroannya masih disebabkan oleh nilai rupiah yang masih di bawah Rp10.000. Hal itu menyebabkan biaya bahan baku produksi meningkat.

“Selain itu, peternak mandiri

yang menjadi konsumen untuk produk pakan ternak dan anak ayam sehari atau days old chick [DOC] masih mengalami krisis akibat bencana alam di awal tahun ini,” ujarnya selepas acara buka bersama pada Kamis (24/7).

Sampai semester I, emiten pakan ternak berkode SIPD itu mencatatkan penurunan pen-dapatan 39,26% menjadi Rp1,27 triliun dibandingkan dengan ta hun lalu pada periode yang sa ma senilai Rp2,1 triliun. Lalu, se mua lini usaha perseroan ter catat menurun 9%-59%. (Bisnis/102)

PENDAPATAN SIPD TURUN 39,26%

14 M A R K E T Senin, 4 Agustus 2014

JAKARTA—Pelarangan ekspor bijih mineral mentah oleh peme-rintah mengakibatkan penjualan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. anjlok sebesar 35% pada semester I/2014.

Tri Hartono, Sekretaris Perusahaan Antam mengatakan pada semester I/2014, nilai penjualan bersih tidak diaudit perseroan mencapai Rp3,99 triliun. Jumlah tersebut turun 35% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

“Seiring dengan penurunan harga komoditas utama Antam yakni nikel dan emas serta kebijakan pemerintah yang melarang ekspor bijih mineral mentah,” ungkapnya dalam kete-rangan pers baru-baru ini.

Emas tercatat menjadi kontributor terbesar terhadap penjualan bersih pada paruh pertama tahun ini sebe-sar 49% atau senilai Rp1,95 triliun.

Dia mengungkapkan khusus kuar-tal II/2014 terjadi penurunan nilai penjualan sebesar 40% dibanding-kan dengan periode yang sama tahun sebelumnya menjadi Rp1,68 triliun.

Penurunan tertinggi terjadi pada produksi bijih nikel periode Januari-Juni 2014. Regulasi pemerintah yang melarang ekspor bijih mineral sejak 12 Januari 2014 mengakibatkan pro-duksi bijih nikel Antam anjlok tajam hingga 93%.

Total produksi bijih nikel periode Januari-Juni 2014 hanya mencapai 396.461 wmt, melorot dari periode yang sama tahun sebelumnya 6,07 juta wmt.

Penurunan terbesar terjadi pada bijih nikel kadar rendah yang kini tak lagi diproduksi oleh perseroan. Padahal, pada periode Januari-Juni 2013, produksi bijih nikel kadar ren-dah mencapai 2,01 juta wmt.

Regulasi pemerintah, sambung-nya, juga mengakibatkan volume penjualan bijih nikel merosot tajam hingga 95% menjadi 215.400 wmt sepanjang paruh pertama tahun ini. Periode Januari-Juni 2013, perseroan berhasil menjual bijih nikel sebanyak 4,49 juta wmt.

Penurunan volume penjualan ter-sebut, berdampak pada anjloknya pendapatan Antam dari bijih nikel hingga 95% menjadi Rp89 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Adapun volume produksi emas emiten berkode saham ANTM yang berasal dari Pongkor dan Cibaliung pada semester I/2014 tercatat 1.172 kg atau turun 7% year on year. Penurunan produksi emas disebab-kan oleh penurunan kadar bijih emas yang ditambang pada tambang Pongkor dan Cibaliung. (Sukirno)

Maftuh [email protected]

Data PT Bursa Efek Indonesia menunjukkan kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) sepanjang 6 bulan pertama 2014 lebih moncer dibandingkan dengan raihan pada periode sama tahun lalu yang hanya naik 11,6%.

Sementara itu, mengacu pada Danareksa Government Bond Index, total return selama semester I/2014 mencapai 6,1% dengan kontribusi dari capital gain sebesar 1,7%. Pada periode sama 2013, return obligasi pemerintah tercatat -13,1%.

William Surya Wijaya, analis PT Asjaya Indosurya Securities, menga-takan kinerja positif IHSG didukung oleh kondisi makroekonomi yang tetap stabil. Dirilisnya laporan keu-angan perusahaan yang didominasi pertumbuhan kinerja akan membe-rikan sentimen positif tambahan.

“Pergerakan IHSG masih berada dalam fase konsolidasi. Kekuatan naik masih cenderung stabil, ditunjang oleh capital inflow yang masih terus berlangsung,” katanya, Minggu (3/8).

Pada awal bulan ini, lanjutnya, pasar akan disambut oleh rilis data ekonomi nasional yang disinyalir masih stabil, sehingga akan membe-rikan faktor tambahan untuk meng-genjot laju IHSG ke depannya.

Setelah hasil pemilihan presiden 2014 diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), sejumlah sekuritas, dalam risetnya yang diteri-ma Bisnis beberapa waktu lalu, mere-visi target capaian IHSG mencapai level 6.000 dalam 12 bulan ke depan.

Yudistira Slamet, Head of Debt Research PT Danareksa Sekuritas, menuturkan terlepas dari depresiasi nilai tukar dan capital loss dari obli-gasi berdenominasi rupiah, kepe-milikan investor asing melonjak selama paruh pertama 2014.

“Kepemilikan asing di SBN [surat berharga negara] rupiah yang dapat diperdagangkan terus mencetak rekor tertinggi,” ujarnya.

Per akhir Juni 2014, kepemilikan asing di obligasi pemerintah menca-pai Rp403,6 triliun atau 35,7% dari total outstanding.

Secara proporsi, lanjutnya, kepe-milikan asing mendekati level ter-tinggi yang pernah dicapai dalam 10 tahun terakhir, yaitu 36,04% pada 12 September 2011.

Sementara itu, ungkapnya, kepe-milikan asing pada obligasi korporasi kembali meningkat seiring dengan sejumlah penerbitan baru. Per Juni 2014, kepemilikan asing pada obli-gasi korporasi mencapai Rp17,2 trili-un atau 7,83% dari total outstanding.

VOLATILITAS RUPIAHKendati demikian, dia menjelas-

kan terdapat beberapa isu yang harus diperhatikan dalam beberapa waktu ke depan, a.l. defisit transaksi berjalan, neraca perdagangan, dan volatilitas nilai tukar rupiah.

Sebagai upaya menjaga defisit transaksi berjalan pada kisaran yang dapat ditoleransi, Bank Indonesia telah menjaga nilai tukar rupiah agar tidak terapresiasi terlalu kuat sehingga dapat mendorong ekspor dan mengurangi impor.

“Lebih jauh lagi, tingkat suku bunga acuan BI Rate masih dita-han pada level 7,50% karena per-tumbuhan ekonomi yang lebih cepat berpotensi untuk mendorong peningkatan impor,” tuturnya.

JAKARTA—Pascalibur Idulfitri, pergerakan in-deks harga saham ga-bungan diprediksi side-ways pada pekan ini seba-gai dampak dari terpaan sentimen global, regional, dan dalam negeri.

Kepala Riset PT Uni-ver sal Broker Indonesia Satrio Utomo menilai sen-timen global dan re gional bakal lebih ber pengaruh terhadap per gerakan indeks har ga saham gabungan (IHSG) diban-dingkan de ngan data ekonomi na sional. “Dow Jones ikut terkoreksi, jadi Asia ikut terkena peng-aruh,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (3/8).

Namun, Satrio me-nga takan seberapa be sar pengaruh default Argentina belum bisa diprediksi. Dia memer-kirakan indeks akan berada di rentang sup-port 5.000-5.080 dan re-sisten di level 5.150.

Pada Jumat (25/7), IHSG ditutup pada le vel 5.088,8 atau turun 0,19% dari posisi sehari sebelumnya. Saat ini, indeks dinilai masih berada di area konsoli-dasi. Setelah sentimen Pilpres berakhir, IHSG bakal kembali ke kon-disi fundamental.

Satrio menyatakan kon solidasi diproyeksi ber langsung hingga per tengahan September lantaran tidak ada lagi penopang dari dalam negeri. (Annisa Margrit)

�LARANGAN EKSPOR

Penjualan Antam Turun 35%

Indeks Bakal Sideways

�KINERJA PASAR MODAL

Return Membaik

�Kenaikan pasar saham mencapai 14,1% dan obligasi 6,1%.

�Kinerja positif IHSG didukung oleh kondisi makroekonomi yang tetap stabil.

JAKARTA—Sepanjang paruh pertama tahun ini, kinerja pasar saham dan obligasi tercatat lebih baik dibandingkan dengan pencapaian pada

periode yang sama 2013, dengan return masing-masing mencapai 14,1% dan 6,1%.

JAKARTA—Bursa Efek Indo ne-sia tengah menyiapkan peluncur-an indeks baru yang mencakup saham-saham perusahaan pelat merah atau badan usaha milik negara.

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Friderica Widyasari Dewi mengatakan indeks baru itu akan diluncurkan kemungkinan pada September.

“Jumlahnya 12-13 emiten dari seluruh emiten BUMN. Diseleksi ka pitalisasi pasarnya, likuiditas, fre kuensi perdagangan, dan catat-an-catatan lain,” paparnya, Jumat (25/7).

Friderica menerangkan indeks tersebut dibuat dengan tujuan memudahkan investor dalam

memantau serta manajer investasi membuat produk derivatif seperti exchange trade fund (ETF), ditam-bah adanya permintaan dari pasar.

BEI berharap indeks tersebut dapat menjadi gambaran bagi saham blue chip dengan fun-damental yang baik. Pemilihan dilakukan agar emiten BUMN bergerak lebih aktif di bursa.

Menurutnya, saham badan usaha milik negara (BUMN) masuk dalam kategori blue chip tetapi perusahaan yang sudah go public terbilang sedikit.

Saat ini, terdapat 22 BUMN yang sudah melantai di bursa. Perusahaan itu bergerak di farmasi, konstruksi, infrastruktur, transpor-tasi, dan perbankan. (Annisa Margrit)

Indeks BUMN Segera Diluncurkan

Direktur PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Urip Prasetyo (dari kanan) berbincang dengan Direktur Adikin Basirun, Duta Besar Indonesia untuk Federasi Rusia dan Republik Belarusia Djauhari Oratmangun, dan Direktur BEI Friderica Widyasari Dewi

sebelum memulai diskusi pasar modal di Jakarta, baru-baru ini. Diskusi tersebut membahas perkembangan geoekonomi dan geopolitik Rusia.

�DISKUSI PASAR MODAL

Bisnis/Endang Muchtar

pusdok
Typewritten Text
Bisnis, 04-08-2014
pusdok
Typewritten Text