pada sisi aset dan liabilitas (dpk), sehingga kemungkinan terjadinya risiko mismatch pada balance...

20

Upload: others

Post on 01-Nov-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: pada sisi aset dan liabilitas (DPK), sehingga kemungkinan terjadinya risiko mismatch pada balance sheet perbankan Islam kecil, bahkan secara teoritis tidak diperlukan adanya manajemen
Page 2: pada sisi aset dan liabilitas (DPK), sehingga kemungkinan terjadinya risiko mismatch pada balance sheet perbankan Islam kecil, bahkan secara teoritis tidak diperlukan adanya manajemen
Page 3: pada sisi aset dan liabilitas (DPK), sehingga kemungkinan terjadinya risiko mismatch pada balance sheet perbankan Islam kecil, bahkan secara teoritis tidak diperlukan adanya manajemen
Page 4: pada sisi aset dan liabilitas (DPK), sehingga kemungkinan terjadinya risiko mismatch pada balance sheet perbankan Islam kecil, bahkan secara teoritis tidak diperlukan adanya manajemen
Page 5: pada sisi aset dan liabilitas (DPK), sehingga kemungkinan terjadinya risiko mismatch pada balance sheet perbankan Islam kecil, bahkan secara teoritis tidak diperlukan adanya manajemen

MAKROEKONOMI ISLAM

1. Sistem Finansial

Sistem Finansial Konvensional

Peran utama sistem finansial: untuk menciptakan insentif dan mekanisme untuk alokasi sumber daya keuangan dan nyata yang efisien

Beberapa peran sistem finansial lainnya:

1. Mobilisasi modal yang efisien 2. Alokasi risiko yang efisien 3. Penyatuan sumber daya dan diversifikasi kepemilikan. 4. Kontrak yang efisien. 5. Transparansi dan penemuan harga. 6. Tata kelola dan kontrol yang lebih baik. 7. Efisiensi operasional.

Sistem finansial yang efisien ditandakan dengan:

1. Memfasilitasi intermediasi keuangan yang efisien untuk mengurangi informasi dan biaya alokasi 2. Menyediakan sistem pembayaran yang stabil 3. Menyediakan pasar uang dan modal yang efisien dan likuid. 4. Menyediakan pasar yang berkembang dengan baik untuk perdagangan risiko, di mana agen ekonomi

dapat membeli dan menjual perlindungan terhadap risiko peristiwa serta risiko keuangan.

Sistem Finansial Islam

Sistem finansial secara umum berdiri diatas dua aktivitas utama yaitu transfer kredit dan transfer resiko, dimana tanpa dua aktivitas ini sistem finansial tidak akan berfungsi.

Sistem finansial Islam secara umum dicirikan oleh dua karakter utama:

1. Pelarangan riba. Pelarangan Riba secara esensial bermakna pelarangan “trading in credit”. ● Trading in credit bermakna pemutusan waktu dari transaksi riil. ● Ketika waktu dipisahkan dari transaksi riil melalui pinjaman berbasis bunga, hal ini membuat

tingkat utang meningkat sehingga biaya pembiayaan lebih besar melalui cost of debt services yang lebih tinggi. Bunga yang terakumulasi membuat utang terus tumbuh dan menjauhkan sektor keuangan dari sektor riil. Biaya bunga yang berlipat ganda telah membebani perekonomian jauh lebih besar dari biaya pembiayaan riil sebenarnya.

2. Pelarangan gharar. Pelarangan Gharar secara esensial bermakna pelarangan “trading in risk”. ● Trading in risk bermakna pemutusan resiko dari sektor riil. ● Pemutusan resiko dari sektor riil membawa pada resiko yang lebih besar dan biaya manajemen

resiko lebih tinggi. Komoditisasi resiko membuat sektor keuangan berlipat ganda dan bergerak semakin jauh dari transaksi riil. Biaya komoditisasi resiko juga membebani perekonomian jauh lebih besar dari biaya resiko riil.

Keuangan Islam pada dasarnya adalah sistem keuangan yang disusun berdasarkan risk sharing -> Ini mendorong pembagian risiko dalam berbagai bentuknya, tetapi umumnya menghambat transfer risiko, khususnya pembiayaan utang berbasis bunga

Page 6: pada sisi aset dan liabilitas (DPK), sehingga kemungkinan terjadinya risiko mismatch pada balance sheet perbankan Islam kecil, bahkan secara teoritis tidak diperlukan adanya manajemen

Risk sharing adalah pengaturan kontrak atau sosial di mana hasil dari peristiwa acak ditanggung

bersama oleh sekelompok individu atau entitas yang terlibat dalam kontrak atau oleh individu atau entitas dalam komunitas.

2. Risk Sharing dalam Perbankan

Dalam ekonomi Islam sektor perbankan memiliki konsep inti risk-sharing dimana para pihak yang terlibat saling menanggung risiko pada fluktuasi ekonomi riil. Perbankan Islam memiliki fungsi penghimpunan dan penyaluran dana. Mereka menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali untuk masyarakat yang berhak. Dengan menggunakan akad mudharabah, secara ideal dan teoritis bank mempergunakannya ketika menghimpun dan menyalurkan dana. Dengan akad mudharabah yang berbasis risk-sharing perubahan nilai pada ekonomi riil akan mengubah nilai pada sisi aset dan liabilitas (DPK), sehingga kemungkinan terjadinya risiko mismatch pada balance sheet perbankan Islam kecil, bahkan secara teoritis tidak diperlukan adanya manajemen aset-liabilitas. Makna risk-sharing di sini bukan hanya hak klaim atas profit, namun tanggungan atas risiko penurunan nilai aset dan liabilitas. Dengan penggunaan risk-sharing, tidak terjadi pemutusan waktu antara sektor ekonomi riil dan keuangan.

Selain itu pada perbankan Islam yang menggunakan risk-sharing, konsekuensinya adalah pelarangan riba dan gharar. Riba dalam hal ini basis akad dilarang untuk menggunakan utang. Lalu, pada gharar adalah tidak adanya transfer of risk. Secara alamiah, risiko memang dibutuhkan, dan karenanya tidak dapat dipisahkan, dari aktivitas ekonomi riil yang produktif. Jika dibutuhkan untuk penciptaan kesejahteraan dan nilai tambah ekonomi, resiko/ketidakpastian adalah legitimate. Akan tetapi ekonomi Islam tidak membenarkan ketika hanya ada satu pihak yang menanggung risiko atas perubahan pada ekonomi riil.

3. Risk Sharing dalam Pasar Modal

Secara konsep pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak (perusahaan) yang membutuhkan dana dalam bentuk kepemilikan dan investor yang memiliki dana berlebih untuk diinvestasikan sesuai fungsi expected return. Pada hakikatnya, pasar modal merupakan salah satu konsep pada sektor keuangan yang sudah sesuai dengan inti ekonomi Islam, yakni “Risk-sharing.” Objek saham yang diperdagangkan pada pasar modal memiliki underlying-asset berupa kepemilikan perusahaan. Selain itu, fungsi dari harga saham dipengaruhi oleh variabel dividen yang dipengaruhi oleh performa pada perekonomian riil. Maka dari itu, pada pasar modal tidak ada pemutusan antara waktu pada sektor keuangan dengan sektor riil. Keterkaitan dengan risk-sharing adalah di sini investor sebagai pemilik aset—kepemilikan perusahaan—menanggung risiko atas perubahan performa perusahaan di sektor riil.

4. Upah dan faktor2 yang memengaruhi

Ekonomi konvensional: tingkat upah dipengaruhi oleh faktor-faktor terutama tingkat harga, tingkat pengangguran, dan tingkat pertumbuhan ekonomi. Ekonomi Islam: mementingkan juga faktor kemanusiaan.

● Faktor tingkat harga, pengangguran, dan pertumbuhan ekonomi (pada keseimbangan pasar tenaga kerja)

● Mempertimbangkan juga man to man brotherly relationship dan basis nishab sebagai batas upah minimum.

Page 7: pada sisi aset dan liabilitas (DPK), sehingga kemungkinan terjadinya risiko mismatch pada balance sheet perbankan Islam kecil, bahkan secara teoritis tidak diperlukan adanya manajemen

Makroekonomi Islam

Perbedaan konven dan islam

Makroekonomi islam diperlukan untuk konsistensi tujuan makro dan mikro dalam

ekonomi Islam. Dalam ekonomi konvensional, terdapat missing link antara tujuan makro dan

mikro.

Selain itu, makroekonomi Islam diperlukan dengan tujuan untuk:

- Membedakan teori ekonomi yang merupakan ‘kebenaran sunatullah’ dan teori ekonomi

yang dibaliknya membawa nilai-nilai normatif.

- Menyetujui dan menguatkan teori yang sejalan dengan nilai-nilai Islam dan mengkritik

teori-teori yang tidak sejalan.

Sistem ekonomi Islam memiliki kerangka institusi dan fitur sistem ekonomi yang berbeda

dengan ekonomi konvensional

– Kerangka institusi Aturan perilaku

o Property;

a. Mengakui bahwa kepemilikan permanen, konstan, dan invarian dari semua

properti merupakan milik Allah SWT,

b. Mengakui bahwa adanya perpindahan kepemilikan dari Allah SWT untuk

semua manusia, dimana manusia merupakan perantara yang menetapkan hak

kolektivitas

c. Memberikan kesempatan yang sama untuk mengakses semua sumber daya

alam yang disediakan oleh Allah SWT untuk dikombinasikan dengan tenaga

kerja agar menghasilkan barang dan jasa

d. Individu yang tidak memiliki hak katas kolektivitas aset akan kehilangan hak

kepemilikan baik untuk sumber daya alam maupun barang dan jasa,

e. Terdapat dua cara untuk memperoleh hak atas kepemilikan, yaitu

- Melalui pekerja yang kreatif

- Melalui pekerja yang sudah ahli dalam bidangnya,

Page 8: pada sisi aset dan liabilitas (DPK), sehingga kemungkinan terjadinya risiko mismatch pada balance sheet perbankan Islam kecil, bahkan secara teoritis tidak diperlukan adanya manajemen

f. Ketetapan hak milik, prinsip ketetapan hak milik berdasar pada hak dan

kewajiban

g. Mengakui bahwa kewajiban dari berbagi hasil atau pendapatan dan kekayaan

dari penjualan

h. Mengakui adanya batasan kepemilikan atas properti yang terbengkalai.

o Contracts and contractual obligations

Konsep Kontrak dan kewajibannya (contracts and contractual obligations)

menekankan bahwa sebuah kontrak dalam Islam tidak hanya transaksi yang

disepakati oleh kedua belah pihak, tetapi juga harus berdasarkan syariah dan

tanggung jawab ke tuhan.

o Trust

Kepercayaan (trust/amanah) memegang peran yang sangat penting dalam

hubungan sosial dalam Islam dan landasan hubungan individu dengan Allah SWT

dan dengan orang lain dalam masyarakat.

o Markets and the code of conduct;

Dalam ekonomi konvensional, sebagian ekonom berideologi pada

kebergantungan kepada pasar.

Lalu ekonomi Islam ?

Pasar tidak otomatis menjamin keadilan sosial ekonomi. Pasar adalah didorong

karena merupakan best signalling mechanism Tetapi market participants, both buyers

and sellers, must embrace a code of morality before they enter the market.

o Risk sharing;

o Wealth accumulation and utilization;

Kegiatan produksi disini dikualifikasikan sebagai penekanan bahwa kekayaan

hanya sebagai sarana untuk mencapai tujuan akhir, bukan merupakan tujuan

akhir.

Page 9: pada sisi aset dan liabilitas (DPK), sehingga kemungkinan terjadinya risiko mismatch pada balance sheet perbankan Islam kecil, bahkan secara teoritis tidak diperlukan adanya manajemen

Seimbang dengan indikator lain dalam maqashid pencapaian wealth digunakan

untuk pencapaian 4 indikator lainnya

o Wealth distribution and redistribution;

Adanya zakat sebagai rukun Islam

o Work and work ethics;

Dalam Islam, etos kerja didefinisikan oleh Al-Quran, dimana menekankan bahwa

pentingnya bekerja. bekerja merupakan sebuah dimensi yang tidak terpisahkan

oleh iman itu sendiri

o Competition and cooperation.

“…..Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,

dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran..” (Q.S. Al-

Maidah ; 2).

Muslims are also urged to compete with one another in beneficial and righteous

deeds fastabiqul khairaat

– Fitur sistem ekonomi karakteristik khusus

o Keadilan social ekonomi

- Kesempatan dan kebabasan yang sama

- Keadilan dalam pertukaran

- Keadilan dalam distributive

o Pelarangan riba

o Economy based on risk sharing

o Peran negara

The state is primarily a vehicle for implementing Shariah and derives its

legitimacy from its enforcement of Shariah rules.

Page 10: pada sisi aset dan liabilitas (DPK), sehingga kemungkinan terjadinya risiko mismatch pada balance sheet perbankan Islam kecil, bahkan secara teoritis tidak diperlukan adanya manajemen

Pendapatan Nasional (GDP)

The conventional GDP measure falls short on many counts:

- Externalities are excluded

- Depletable natural resource (oil, gas, coal, etc.) is not comparable to the production of

goods from a sustainable base (corn, wheat, and other agricultural products, and most

other goods) and services.

3 Adjustments in Islamic GDP :

- Bbarang haram harus dikeluarkan

- Externalitas negative tidak dimasukan

- Nilai dari penggunaan produksi depletable natural resource tidak semata-mata dimasukan

ke GDP.

The ratio of conventionally measured Income to “theoretically correct Income” (for a country

whose total output is based on depletable resources) is:

For a country where a part of its output is based on natural resources :

With P = proportion of national output that is not based on depletable resources

Di Ekonomi Islam, dimunculkan adanya penghitungan Islamic gross social product of good and

services (IGSP) sebagai penghitungan agregat output barang dan jasa Orientasi Maqashid

(tujuan hukum Islam) sebagai indikator kesejahteraan

INFLASI

Page 11: pada sisi aset dan liabilitas (DPK), sehingga kemungkinan terjadinya risiko mismatch pada balance sheet perbankan Islam kecil, bahkan secara teoritis tidak diperlukan adanya manajemen

– Bagaimana dengan dampak inflasi terhadap nilai uang?

– Indexation adjustment in value over a period of time to compensate for the

change in value due to inflationary pressure

Indexation in Islamic Perspective

Indeksasi diperbolehkan selama hanya untuk gaji, upah dan pension, atau pembayaran keamanan

social. Tetapi, Syariah tidak mendukung indeksasi dalam asset keuangan.

In Islam, employers must pay a wage that is at least supports a minimum life provision

5 Argumen:

1. Menambahi jumlah pokok pinjaman dan mempertimbangkan apa pun yang melebihi itu

sebagai al-riba

2. daya beli investor atau pemberi pinjaman akan dipertaruhkan terlepas dari apakah uang

dipinjamkan sebagai pinjaman atas dasar non-al-riba atau diinvestasikan dalam jaminan

pengembalian

3. Meskipun diakui bahwa inflasi adalah hilangnya daya beli dan indeksasi adalah

kompensasi untuk kerugian semacam itu, masalahnya adalah bagaimana tidak jelas

mengidentifikasi dan menahan pihak tertentu yang bertanggung jawab atas bagiannya.

4. Konstituen indeks yang mewakili biaya hidup mungkin tidak berfungsi sebagai proxy

yang baik untuk kerugian dalam daya beli

5. Indeksasi bukanlah jawaban. Stabilitas harga dan disiplin fiskal harus dicapai untuk

memerangi inflasi

Pengangguran

1. Frictional unemployment yang lagi cari kerja karena berhenti dari kerjaan

sebelumnya.

2. Structural unemployment permintaan lebih kecil dari penawaran

Kerangka Permintaan Agregat : Konsumsi

4 level konsumsi :

Page 12: pada sisi aset dan liabilitas (DPK), sehingga kemungkinan terjadinya risiko mismatch pada balance sheet perbankan Islam kecil, bahkan secara teoritis tidak diperlukan adanya manajemen

1. Konsumsi dunia- akhirat

2. Konsumsi saat ini – masa datang

3. Konsumsi berdasarkan prioritas maslahah

4. Konsumsi antara substitutable goods

Adanya tambah konsumsi non-materi ( spending for others)

M = f ( E1, E2 )

Dimana

M adalah konsumsi yang berorientasi pada maslahah

E1 = pengeluaran untuk konsumsi barang dan jasa : Marginal Utility ( tambahan manfaat yang

dirasakan) E1 adalah decreasing ( < 0 )

E2 = pengeluaran untuk orang lain ; pada level minimal adalah zakat ; Marginal utility E2 adalah

positif konstan.

Karakteristik konsumsi muslim :

1. Pengeluarannya ada yang untuk akhirat dan ada untuk dunia

2. Keranjang belanja lebih sedikit karena barang haram dikeluarkan

3. Mengonsumsi dengan rasionalitas dan tergantung level taqwa

4. Minimum limit E2 adalah zakat

5. Saving sangat dimungkinkan tetapi lebih baik di investasikan karena jika tidak produktif

akan ada denda yang dikenakan.

a. Dalam ekonomi konvensional saving yang tidak produktif tidak akan dipenalti

b. Konsekuensi yang terjadi adalah jumlah saving berkurang,jika ini diasumsikan

terjadi maka secara agregasi permintaan konsumsi akan naik

Maka yang terjadi adalah MPC yang meningkat

- Tahap 1 / General

Page 13: pada sisi aset dan liabilitas (DPK), sehingga kemungkinan terjadinya risiko mismatch pada balance sheet perbankan Islam kecil, bahkan secara teoritis tidak diperlukan adanya manajemen

Misalkan dalam level makro, analisa pengeluaran hanya difokuskan pada konsumsi barang dan

jasa untuk diri setiap individu saja (E1)

Ketika E = E1 , Maka Secara Makro:

E = C + S

Dimana,

C = c0 + cYD. (1)

YD ≡ Y − T ≡ C + S, (2)

Substitusi persamaan 1 ke

persamaan 2

S = YD − C = −c0 + (1 − c)YD (3)

- Tahap 2/ Islamisasi

Memasukkan komponen E2

Analisa dilakukan dengan membagi masyarakat menjadi 2 kelompok : kelompok dengan

pendapatan diatas nishab , dan mereka yang dibawah nishab

YU = kelompok dengan pendapatan diatas nishab

YL = kelompok yang dibawah nishab

E = E1 + E2

E2 = YU – E1+YL ; YU = Y* > Y = batas nishab

YU = pendapatan diatas batas nishab

YL = pendapatan dibawah nishab

E2 = F ( a, YU) ; E1 = F ( a, YL, YU )

a= F(T) ; T = Taqwa

Page 14: pada sisi aset dan liabilitas (DPK), sehingga kemungkinan terjadinya risiko mismatch pada balance sheet perbankan Islam kecil, bahkan secara teoritis tidak diperlukan adanya manajemen

Konsumsi lower group dipengaruhi oleh :

- Pendapatannya

- Pendapatan group upper disekitarnya

- Ketaqwaan

Konsumsi upper group dipengaruhi oleh :

- Pendapatannya

- Ketaqwaan

- Sehingga

Sehingga C = c0 + cY. ; C = CU + CL

- dimana

- CU = F (E2)

- CL = F (E1, E2)

Impact of E2 expenditure on

consumption in an Islamic Economy

Kondisi awal C is the initial consumption function with a0 the intercept, and a1 the marginal

propensity to consume of the rich upper classes

Ada saving SU.

• Ketika E2 dikeluarkan kepada masy miskin via zakat dsb, ada 2 konsekuensi :

1. Tidak ada Saving yang dipakai untuk E2

a0 intercept must rise to (a0 + E2).The marginal propensity of the rich to consume barang

dunia akan turun : sehingga slop akan turun menjadi C*(.

kurva konsumsi rotate

Page 15: pada sisi aset dan liabilitas (DPK), sehingga kemungkinan terjadinya risiko mismatch pada balance sheet perbankan Islam kecil, bahkan secara teoritis tidak diperlukan adanya manajemen

2. Ada saving

On the other hand jika orang kaya ingin mempertahankan tingkat konsumsi, tapi tetap

akan mengeluarkan E2 kurva akan shifting secara pararel sC a0 menjadi a0+E3.

The slope of the function will not change; consumption would rise at the expense of

savings( ( saving turun untuk mempertahankan tingkat konsumsi )

Investasi

Investasi Dengan Pendekatan

Ekonomi Islam

Konsekuensi Penerapan Sistem Investasi

dalam Islam

Islamic Investment Function

I = f(Za, Zp,r,µ)

Jika ZA dan Zρ diasumsikan tetap (given) Sehingga Faktor yang mempengaruhi investasi adalah:

• Tingkat keuntungan yang diharapkan

• Pengeluaran lain-lain, penalti atas aset yang tidak produktif

Page 16: pada sisi aset dan liabilitas (DPK), sehingga kemungkinan terjadinya risiko mismatch pada balance sheet perbankan Islam kecil, bahkan secara teoritis tidak diperlukan adanya manajemen

Hubungan Antara Investasi Dengan Harapan Keuntungan (Expected Profit)

Fungsi Permintaan Investasi

1. Sebagian besar investasi dalam ekonomi Islam adalah otonom

2. Investor muslim mengharapkan keuntungan investasinya dalam batas-batas yang wajar,

dan menjauhi segala bentuk pemerasan

3. Fungsi tujuan investasi tidak memaksimumkan keuntungan, namun diganti oleh prinsip

kejujuran atau kesetiakawanan ekonomi

4. Investasi tidak dialokasikan pada proyek-proyek yang dilarang menurut hukum islam,

walaupun proyek itu memberikan keuntungan yang tinggi.

Peran Pemerintah

Page 17: pada sisi aset dan liabilitas (DPK), sehingga kemungkinan terjadinya risiko mismatch pada balance sheet perbankan Islam kecil, bahkan secara teoritis tidak diperlukan adanya manajemen

Fungsi ekonomi pemerintah

PENERIMAAN

Dampak Pajak Tetap Terhadap C

Dampak Pajak Tetap Terhadap S

Page 18: pada sisi aset dan liabilitas (DPK), sehingga kemungkinan terjadinya risiko mismatch pada balance sheet perbankan Islam kecil, bahkan secara teoritis tidak diperlukan adanya manajemen

Dampak Pajak Proporsional Terhadap C

PENGELUARAN

Pengaruh G terhadap AE

– G merupakan variabel kebijakan untuk mempengaruhi besar belanja agregat (agregate

expenditure)

Page 19: pada sisi aset dan liabilitas (DPK), sehingga kemungkinan terjadinya risiko mismatch pada balance sheet perbankan Islam kecil, bahkan secara teoritis tidak diperlukan adanya manajemen

Pengaruh kenaikan G dan T

– AE bertambah sebesar d

– Kenaikan pajak lump-sum sebesar d hanya mengurangi konsumsi sebesar -c.d

– Efek neto kenaikan G dan T sebesar d pada AE adalah d – c.d

– Karena 0 <c <1, maka d – c.d > 0 yakni efek netonya AE meningkat

Faktor yang Mempengaruhi G

– Belanja pemerintah → asumsi eksogen (nilainya tidak dipengaruhi oleh variabel-variabel

ekonomi lain)

– Belanja pemerintah → masalah optimasi pencapaian tujuan yang dikendala oleh

penerimaan (pengumpulan pajak, penjualan aset) yang bisa diperoleh

Page 20: pada sisi aset dan liabilitas (DPK), sehingga kemungkinan terjadinya risiko mismatch pada balance sheet perbankan Islam kecil, bahkan secara teoritis tidak diperlukan adanya manajemen

Tujuan Belanja Pemerintah

➢ Tujuan reguler belanja pemerintah:

• Membiayai pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur

• Membiayai layanan publik pemerintah

• Membayar gaji pegawai negeri

• Memberikan subsidi

➢ Tujuan insidental belanja pemerintah:

• Mendorong ekonomi di saat krisis

• Membiayai penyelamatan korban bencana dan rekonstruksi pasca bencana

• Membiayai penyelamatan sistem keuangan