25eprints.umm.ac.id/35624/4/jiptummpp-gdl-nurkholifa-49352-4-babiii.pdf · menentukan...

21
BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Menurut Ardhana (2002:9) setiap pengembangan tentu dapat memilih dan menentukan langkah-langkah yang paling tepat bagi peneliti dengan mempertimbangkan kondisi yang dihadapi dalam proses pengembangan. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model penelitian dan pengembangan (Research & Development) yang dikemukakan oleh Lee & Owens. Alasan pemilihan model ini karena model ini merupakan model yang dikhususkan untuk mengembangkan multimedia (Lee & Owens, 2004:2). Model pengembangan ini dikatakan sebagai model prosedural karena urutan langkah dalam prosesnya tersusun secara sistematis dan setiap langkah pengembangan memiliki urutan langkah pengembangan yang tersusun jelas. Prosedur penelitian dan pengembangan dalam model Lee & Owens terdiri dari lima tahap, yaitu penilaian/analisis (assessment/analysis) yang meliputi analisis kebutuhan (need assessment) dan analisis awal akhir (front-end analysis), desain (design), pengembangan (development), implementasi (implementation), dan evaluasi (evaluation). Rancangan pengembangan produk disusun dalam bagan yang dapat dilihat di halaman selanjutnya : 25

Upload: lamdien

Post on 30-Mar-2019

245 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: 25eprints.umm.ac.id/35624/4/jiptummpp-gdl-nurkholifa-49352-4-babiii.pdf · menentukan langkah-langkah yang paling tepat bagi peneliti dengan mempertimbangkan kondisi yang dihadapi

25

BAB III

METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

A. Model Penelitian dan Pengembangan

Menurut Ardhana (2002:9) setiap pengembangan tentu dapat memilih dan

menentukan langkah-langkah yang paling tepat bagi peneliti dengan

mempertimbangkan kondisi yang dihadapi dalam proses pengembangan. Model

pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model penelitian dan

pengembangan (Research & Development) yang dikemukakan oleh Lee &

Owens. Alasan pemilihan model ini karena model ini merupakan model yang

dikhususkan untuk mengembangkan multimedia (Lee & Owens, 2004:2). Model

pengembangan ini dikatakan sebagai model prosedural karena urutan langkah

dalam prosesnya tersusun secara sistematis dan setiap langkah pengembangan

memiliki urutan langkah pengembangan yang tersusun jelas.

Prosedur penelitian dan pengembangan dalam model Lee & Owens terdiri

dari lima tahap, yaitu penilaian/analisis (assessment/analysis) yang meliputi

analisis kebutuhan (need assessment) dan analisis awal akhir (front-end analysis),

desain (design), pengembangan (development), implementasi (implementation),

dan evaluasi (evaluation). Rancangan pengembangan produk disusun dalam bagan

yang dapat dilihat di halaman selanjutnya :

25

Page 2: 25eprints.umm.ac.id/35624/4/jiptummpp-gdl-nurkholifa-49352-4-babiii.pdf · menentukan langkah-langkah yang paling tepat bagi peneliti dengan mempertimbangkan kondisi yang dihadapi

26

Gambar 3.1 : Model Prosedur Pengembangan Lee & Owens (2004:3)

B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan ini menggunakan prosedur pengembangan

yang meliputi 5 langkah penelitian yang dikemukakan oleh Lee & Owens. Hal ini

disebabkan karena langkah-langkah yang diambil disesuaikan dengan kebutuhan

penelitian dan pengembangan yang akan dilakukan. Adapun prosedur penelitian

dan pengembangan yang digunakan dalam pengembangan media pembelajaran

berbasis multimedia interaktif materi Proklamasi Kemerdekaan Republik

Indonesia dapat dilihat di halaman selanjutnya:

Penilaian/analisis

(assessment/analysis)

Penilaian kebutuhan (need assessment)

Analisis awal akhir (front-end analysis)

Desain (design)

Evaluasi (evaluation)

Pengembangan (development)

Implementasi (implementation)

Page 3: 25eprints.umm.ac.id/35624/4/jiptummpp-gdl-nurkholifa-49352-4-babiii.pdf · menentukan langkah-langkah yang paling tepat bagi peneliti dengan mempertimbangkan kondisi yang dihadapi

27

1. Tahap Pertama

Tahap pertama adalah tahap penilaian dan analisis (assessment/analysis)

yang dibagi menjadi dua bagian yaitu penilaian kebutuhan (need assessment) dan

analisis awal akhir (front-end analysis) (Lee & Owens, 2004:XXVIII).

a. Need Assessment (Analisis Kebutuhan)

Analisis kebutuhan dilakuan dengan metode wawancara langsung dan

observasi. Pada tahap ini, peneliti melakukan observasi di SD Muhammadiyah

08 Dau. Peneliti melakukan wawancara awal terhadap guru dan siswa. Tujuan dari

analisis ini adalah untuk mengetahui kesenjangan antara kondisi nyata dan kondisi

yang diinginkan.

b. Front-end Analysis

Tahap front-end analysisbertujuan untuk mendapatkan informasi yang

lebih lengkap mengenai apa yang akan dikembangkan. Tahap ini dilakukan

audience analysis, technology analysis, situation analysis, taks analysis, critical

analysis, objective analysis, issue analysis, media analysis, extand-data analysis

dan cost analysis (Lee & Owens, 2004:XXVIII). Berikut penjelasan dari masing-

masing tahapan:

1) Audience Analysis (Analisis Siswa)

Analisis siswa adalah langkah untuk mengidentifikasi karakteristik siswa.

Hasil dari analisis ini yang akan disesuaikan dengan pengembangan media

pembelajaran. Analisis siswa ini meliputi jumlah siswa yang terdapat pada kelas 5

di SD Muhammadiyah 08 Dau, karakteristik siswa dalam proses pembelajaran,

respon siswa terhadap pembelaaran oleh guru. Berdasarkan informasi tersebut,

Page 4: 25eprints.umm.ac.id/35624/4/jiptummpp-gdl-nurkholifa-49352-4-babiii.pdf · menentukan langkah-langkah yang paling tepat bagi peneliti dengan mempertimbangkan kondisi yang dihadapi

28

guru dapat membuat dan menerapkan media pembelajaran sesuai dengan kondisi

dan karakteristik siswa.

2) Technology Analysis (Analisis Teknologi)

Analisis ini mengidentifikasi kemampuan teknologi yang ada di SD

Muhammadiyah 08 Dau. Sekolah tersebut memiliki berbagai fasilitas yang dapat

menunjang proses pembelajaran menggunakan multimedia pembelajaran

interaktif. Fasilitas yang disediakan adalah seperti laboratorium komputer,

proyektor, serta laptop yang dimiliki guru. Hasil dari analisis ini kemudian

dijadikan acuan dalam perancangan spesifikasi media.

3) Situation Analysis (Analisis Situasi)

Analisis ini mencakup analisis situasi lingkungan belajar peserta didik.

Terlihat dari segi letak geografis, SD Muhammadiyah 08 Dau Malang terletak

ditempat yang strategis. Analisis tempat sekolah dan kondisi lingkungan belajar

termasuk dalam analisis ini. Hasil dari analisis ini juga berpengaruh terhadap

perancangan media pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses

pembelajaran.

4) Taks Analysis (Analisis Tugas)

Analisis tugas merupakan prosedur untuk tugas-tugas yang perlu dikuasai

oleh siswa terhadap materi pembelajaran. Materi diambil pada pembelajaran yang

dianggap sulit dipahami oleh siswa. Pada tahap analisis ini peneliti mengkaji

tentang indikator dan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dalam proses

pembelajaran. Hasil dari analisis ini digunakan sebagai penentuan materi

pembelajaran yang akan digunakan dalam media.

Page 5: 25eprints.umm.ac.id/35624/4/jiptummpp-gdl-nurkholifa-49352-4-babiii.pdf · menentukan langkah-langkah yang paling tepat bagi peneliti dengan mempertimbangkan kondisi yang dihadapi

29

5) Critical Analysis (Analisis Kejadian Penting)

Analisis berikutnya yang dilakukan adalah Critical Analysis (analisis

kejadian penting). Analisis ini penting dilakukan untuk menentukan mana yang

harus diajarkan dan mana yang tidak harus diajarkan. Hal itu dilakukan guna

secara efektif dapat menetapkan kinerja yang dilakukan. Selain itu juga agar dapat

mengetahui apa yang diharapkan termasuk solusi masalah yang dihadapi.

6) Objective Analysis (Analisis Tujuan)

Menentukan tujuan atau sasaran pengembangan media pembelajaran.

Analisis tujuan dilakukan dalam rangka menentukan apa yang akan menjadi isi

(materi pengetahuan), bagaimana agar efektif diukur keberhasilannya, memilih

media yang digunakan. Perumusan tujuan juga disesuaikan dengan kompetensi

yang telah ditentukan. Terdapat lima domain belajar yang perlu diperhatikan

dalam rangka membuat tujuan yaitu, kognitif, afektif, gerak, psikomotor dan

metakognitif.

7) Issue Analysis (Analisis Masalah)

Mengidentifikasi pokok persoalan untuk menentukan media apa yang

dibutuhkan siswa. Kegiatan ini diperlukan karena untuk lebih fokus terhadap

produk yang dikembangkan. Identifikasi pokok persoalan ini lebih mengacu pada

tingkat pemahaman dan gaya belajar siswa. Hasil dari analisis ini digunakan

sebagai penentuan materi pembelajaran dan media yang sesuai dengan

permasalahan dan kebutuhan.

8) Media Analysis (Analisis Media)

Strategi penyampaian media yang sesuai berdasarkan hasil observasi dan

wawancara. Analisis media ini digunakan untuk menentukan bentuk dan isi dari

Page 6: 25eprints.umm.ac.id/35624/4/jiptummpp-gdl-nurkholifa-49352-4-babiii.pdf · menentukan langkah-langkah yang paling tepat bagi peneliti dengan mempertimbangkan kondisi yang dihadapi

30

media tersebut. Terdapat berbagai jenis media pembelajaran yang dapat

digunakan, media tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lapang.

Media pembelajaran ini harus disesuaikan dan berkaitan dengan hasil analisis

sebelumnya yang telah dilakukan.

9) Extand-Data Analysis (Analisis Data yang Sudah Ada)

Analisis berikutnya yang harus dilakukan adalah Extant Data Analysis

(analisis data). Analisis data dilakukan dalam rangka memecahkan masalah yang

ditemui. Untuk melaksanakan analisis data ada beberapa kegiatan yang harus

dilakukan yaitu:

a) Mengidentifikasi sumber informasi

b) Mengumpulkan informasi dan bahan-bahan pembelajaran

c) Mengevaluasi informasi berdasarkan tujuan, pembelajar dan kebutuhan

d) Putuskan apakah akan membeli atau membuat

e) Mengevaluasi apa yang sudah diputuskan

f) Dokumentasikan hasil-hasilnya

10) Cost Analysis (Analisis Biaya)

Analisis biaya merupakan analisis analisis akhir penleitian. Analisis ini

diperlukan untuk mengukur tingginya biaya yang diperlukan dalam pembuatan

media pembelajaran. Pada tahap analisis biaya ini mencakup kegiatan penentuan

biaya, penggunaan biaya dan mencatat hasil akhir biaya. Banyaknya biaya yang

diperlukan dalam pembuatan media dijelaskan secara rinci.

Page 7: 25eprints.umm.ac.id/35624/4/jiptummpp-gdl-nurkholifa-49352-4-babiii.pdf · menentukan langkah-langkah yang paling tepat bagi peneliti dengan mempertimbangkan kondisi yang dihadapi

31

2. Tahap Kedua

Tahap kedua adalah tahap desain. Tahap desain mencakup serangkaian

kegiatan seperti membuat jadwal dalam pengembangan multimedia. Pada tahap

ini juga meliputi kegiatan merancang spesifikasi media yang akan dikembangkan

dan merancang struktur materi yang akan dikembangkan dalam multimedia.

Pengembangan juga menyiapkan perangkat yang diperlukan dalam proses validasi

ahli dan uji coba audiens.

3. Tahap Ketiga

Tahap ketiga adalah tahap pengembangan produk yaitu menerjemahkan

spesifikasi produk ke dalam wujud fisik, yaitu software multimedia interaktif.

Tahap pengembangan ini meliputi pembuatan storyboard. Storyboard tersebut

berfungsi sebagai pedoman bagi pengembang dalam input materi, engembangkan

desain interface yang akan digunakan dalam produk multimedia interaktif.

Mengembangkan penyajian konten yang disajikan dalam multimedia interaktif,

melakukan review atau perbaikan yang diperlukan sehingga produk dinilai layak

untuk diimplementasikan dalam proses pembelajaran dan yang terakhir

pengemasan produk dalam bentuk CD (compact disk).

4. Tahap Keempat

Tahap keempat adalah implementasi. Pada tahap ini, dilakukan validasi

ahli media dan validasi ahli materi. Setelah produk dinyatakan layak oleh ahli,

selanjutnya diujicobakan kepada siswa. Tahap implementasi ini mencakup

serangkaian kegiatan uji coba audiens yang terdiri dari uji coba kelompok kecil

Page 8: 25eprints.umm.ac.id/35624/4/jiptummpp-gdl-nurkholifa-49352-4-babiii.pdf · menentukan langkah-langkah yang paling tepat bagi peneliti dengan mempertimbangkan kondisi yang dihadapi

32

dan uji coba kelompok besar. Kegiatan uji coba kelompok kecil dan uji coba

kelompok besar melibatkan siswa sebagai subjek uji coba. Uji coba kelompok

kecil melibatkan beberapa sampel siswa yang diambil berdasarkan tingkat

pemahaman materi atau hasil belajar yang dicapai melalui data nilai dari guru

kelas. Uji coba kelompok besar melibatkan siswa satu kelas, namun siswa yang

telah mengikuti uji coba kelompok kecil tidak di ikut sertakan pada uji coba

kelompok besar.

5. Tahap Kelima

Tahap kelima adalah tahap evaluasi, pengembang melakukan evaluasi

terhadap produk multimedia interaktif. Evaluasi yang dilakukan pada penelitian

pengembangan ini adalah evaluasi yang berorientasi pada kevalidan multimedia

yang dikembangkan melalui validasi ahli media, ahli materi serta hasil uji coba

produk. Tahap evaluasi ini berkaitan dengan tahap sebelumnya, yaitu tahap

keempat. Tahap evaluasi dilakukan setelah masing-masing serangkaian kegiatan

di tahap keempat (validasi ahli dan uji coba produk) dilakukan. Tahap evaluasi

dilakukan berdasarkan hasil validasi ahli dan uji coba produk.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di SD Muhammadiyah 08 Dau Malang.

Penelitian ini melibatkan siswa kelas V sekolah dasar sebagai subjek uji coba.

Peneliti memilih SDN ini karena terdapat permasalahan dalam pembelajaran.

Alasan lain yaitu karena belum pernah diadakan penelitian pembelajaran yang

Page 9: 25eprints.umm.ac.id/35624/4/jiptummpp-gdl-nurkholifa-49352-4-babiii.pdf · menentukan langkah-langkah yang paling tepat bagi peneliti dengan mempertimbangkan kondisi yang dihadapi

33

berkaitan dengan penggunaan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif

Pembelajaran IPS materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia kelas 5 sekolah

dasar.

2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan April 2017, pada tahun ajaran

2016-2017. Lamanya waktu penelitian disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi

di lapang.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan data

mengenai respon siswa terhadap penggunaan multimedia interaktif materi

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia menggunakan observasi, wawancara,

kuesioner dan dokumentasi.

1. Observasi

Merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan cara

mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi

merupakan kegiatan awal dalam prosedur pengembangan media. Observasi ini

untuk mengidentifikasi kebutuhan dalam pengembangan media. Observasi yang

digunakan peneliti adalah observasi terus terang atau tersamar. Observasi terus

terang atau tersamar yaitu dalam penelitian, peneliti terus terang kepada sumber

data bahwa melakukan penelitian, tetapi penelitijuga tidak terus terang yang dicari

merupakan data yang masih dirahasiakan (Sugiyono, 2015: 228).

Page 10: 25eprints.umm.ac.id/35624/4/jiptummpp-gdl-nurkholifa-49352-4-babiii.pdf · menentukan langkah-langkah yang paling tepat bagi peneliti dengan mempertimbangkan kondisi yang dihadapi

34

2. Wawancara

Menurut Sugiyono (2014:137) wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti. Wawancara atau yang sering

disebut interview merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan

ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topic

tertentu (Sugiyono, 2015: 231). Materi wawancara yang digunakan peneliti adalah

persoalan yang akan ditanyakan kepada narasumber.

3. Uji Coba Produk

Pengumpulan data uji coba produk, menggunakan angket penilaian.

Angket penilaian digunakan untuk mengetahui pendapat responden atau siswa

terhadap media pembelajaran berbasis multimedia interaktif materi Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia kelas V SD Muhammadiyah 08 Dau. Jenis angket yang

digunakan pada uji coba produk adalah angket tertutup. Pada angket tertutup,

pertanyaan atau pernyataan-pernyataan telah memiliki alternatif jawaban yang

tinggal dipilih oleh responden. Responden tidak dapat memberikan jawaban atau

respon lain kecuali yang telah tersedia sebagai alternatif jawaban (Nana Syaodih,

2006:219).

4. Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010:274) metode dokumentasi yaitu mencari data

mengenai hal-hal tau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,

majalah dan sebaginya. Pada penelitian ini metode dokumentasi untuk

mengumpulkan data berupa daftar nama siswa dan daftar nilai UAS dan UH mata

Page 11: 25eprints.umm.ac.id/35624/4/jiptummpp-gdl-nurkholifa-49352-4-babiii.pdf · menentukan langkah-langkah yang paling tepat bagi peneliti dengan mempertimbangkan kondisi yang dihadapi

35

pelajaran IPS siswa kelas V SD Muhammadiyah 08 Dau. Serta gambaran selama

pembelajaran berlangsung.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2009:184), instrumen penelitian adalah suatu alat yang

digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun untuk mengukur fenomena

sosial yang diamati secara spesifik. Semua fenomena tersebut disebut variabel

penelitian. Jadi, instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan pada

waktu meneliti untuk mengumpulkan data. Instrumen dalam penelitian ini

menggunakan lembar wawancara dan angket.

1. Instrumen Wawancara

Instrumen ini disusun sebelum mengembangakan media pembelajaran

berupa multimedia interaktif. Sebelum melakukan pengembangan media

pembelajaran, dilakukan wawancara kepada guru kelas V sekolah dasar untuk

mengetahui permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran. Hasil

wawancara ini akan dijadikan bahan masukan dalam pengembangan media

pembelajaran berupa multimedia interaktif.

2. Instrumen Angket

Angket merupakan salah satu alat pengumpulan data yang berisikan

pertanyaan-pertanyaan yang disusun secara tertulis yang diajukan untuk

memperoleh jawaban dari pertanyaan yang telah disusun (Ali, 2013:95). Menurut

Arikunto (2006:151), angket adalah pernyataan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-

hal yang ia ketahui. Sedangkan menurut Sugiyono (2008:199), angket atau

Page 12: 25eprints.umm.ac.id/35624/4/jiptummpp-gdl-nurkholifa-49352-4-babiii.pdf · menentukan langkah-langkah yang paling tepat bagi peneliti dengan mempertimbangkan kondisi yang dihadapi

36

kuesioner merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawab. Angket-angket yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa

aspek, yaitu :

a. Aspek Validasi

Instrumen validasi ini digunakan dengan memberikan penilaian terhadap

multimedia interaktif yang dikembangkan oleh peneliti. Validasi dilakukan oleh

para ahli. Validasi produk merupakan proses kegiatan menilai apakah rancangan

produk lebih efektif dari produk yang sekarang ini telah beredar (Sugiyono,

2009:267). Angket validasi menggunakan skala Rating Scale (Sugiyono, 2009:97-

98), dalam skala ini terdapat 4 kategori yaitu, sangat baik (4), baik (3), kurang

baik (2) dan sangat kurang baik (1). Beberapa validasi yang digunakan dalam

penelitian yaitu:

1) Instrumen untuk Ahli Media

Instrumen yang digunakan untuk ahli media berupa angket tertutup. Angket

tertutup terdiri atas pertanyaan atau pernyataan dengan sejumlah jawaban tertentu

sebagai pilihan (Nasution, 2012:128). Pada instrumen ahli media berisikan poin

tentang aspek yang berhubungan dengan media pembelajaran.

2) Instrumen untuk Ahli Materi

Instrumen yang digunakan untuk ahli materi berupa angket tertutup, sama

halnya dengan angket ahli media. Pada instrumen ahli materi berisikan poin

tentang aspek-aspek yang berhubungan dengan materi media pembelajaran

meliputi dari aspek pembelajaran, materi dan kebenaran isi.Poin-poin aspek

disesuaikan dengan kebutuhan penelitian dan pengembangan.

Page 13: 25eprints.umm.ac.id/35624/4/jiptummpp-gdl-nurkholifa-49352-4-babiii.pdf · menentukan langkah-langkah yang paling tepat bagi peneliti dengan mempertimbangkan kondisi yang dihadapi

37

3) Instrumen untuk Ahli Pembelajaran

Instrumen yang digunakan untuk ahli pembelajaran berupa angket tertutup.

Arikunto (2010:195) menjelaskan bahwa, angket tertutup adalah angket yang

sudah disediakan jawabannya sehingga reponden tinggal memilih.Pada instrumen

ahli pembelajaran berisikan poin tentang aspek tampilan, materi dan manfaat.

Tabel 3.1 Kriteria Validator Penelitian Pengembangan Multimedia Interaktif

Validator Kriteria Bidang Ahli Dosen media pembelajaran Lulusan S2 Ahli media pembelajaran Dosen materi pembelajaran Lulusan S2 Ahli materi pembelajaran Guru Lulusan S1 Ahli pembelajaran sekolah dasar

(guru kelas 5 sekolah dasar)

Tabel 3.2 Kriteria Responden Penelitian Pengembangan Multimedia Interaktif

Responden Kriteria Uji coba kelompok kecil 5 orang siswa (kelas 5)

Siswa dipilih berdasarkan tingkat kemampuan siwa (dilihat dari hasil belajar siswa)

Uji coba kelompok besar Siswa satu kelas (kelas 5) Siswa yang belum mengikuti uji coba kelompok kecil.

Page 14: 25eprints.umm.ac.id/35624/4/jiptummpp-gdl-nurkholifa-49352-4-babiii.pdf · menentukan langkah-langkah yang paling tepat bagi peneliti dengan mempertimbangkan kondisi yang dihadapi

38

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen untuk Ahli Media

No. Aspek Komponen Indikator No.

Butir ∑

1 Tampilan a. Desain Layout/ tata letak

Ketepatan pemilihan background dengan materi

1 1

Ketepatan proporsi layout 2 1 b. Teks/

tipografi Ketepatan pemilihan font agar mudah dibaca

3 1

Ketepatan ukuran huruf agar mudah dibaca

4 1

Ketepatan warna teks agar mudah dibaca

5 1

c. Image Komposisi gambar 6 1 Ukuran gambar 7 1 Kualitas tampilan gambar 8 1

d. Animasi Kesesuaian animasi dengan materi

9 1

Kemenarikan animasi 10 1 e. Audio Ketepatan pemilihan

backsound dengan materi 11 1

Ketepatan sound effect dengan animasi

12 1

f. Video Ketepatan pilhan video dengan materi

13 1

Kualitas video 14 1 g. Kemasan Kemenarikan cover depan 15 1

Kesesuaian tampilan dengan isi

16 1

Keawetan media 17 1 2 Pemrograma

n h. Penggunaan Kesesuaian dengan pengguna 18 1

Fleksibilitas (dapat digunakan mandiri dan terbimbing)

19 1

Kelengkapan petunjuk penggunaan

20 1

Tampilan petunjuk penggunaan

21 1

Menyajikan tolok ukur keberhasilan pembelajaran

22 1

i. Navigasi dan interactive link

Ketepatan penggunaan tombol navigasi

23 1

Ketepatan kinerja interactive link

24 1

Jumlah 24

Page 15: 25eprints.umm.ac.id/35624/4/jiptummpp-gdl-nurkholifa-49352-4-babiii.pdf · menentukan langkah-langkah yang paling tepat bagi peneliti dengan mempertimbangkan kondisi yang dihadapi

39

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen untuk Ahli Materi

No. Aspek Komponen Indikator No.

Butir ∑

1 Isi Kurikulum Kesesuaian SK/KD IPS KTSP

1 1

Kesesuaian indikator dengan SK/KD

2 1

Kesesuaian materi dengan ruang lingkup IPS

3 1

Pengguna Kesesuaian media dengan karakteristik siswa

4 1

Kesesuaian cara penyampaian materi dengan perkembangan siswa

5 1

Memberi kesempatan untuk belajar sendiri

6 1

Menuntut aktivitas siswa 7 1 Memperhatikan perbedaan individu 8 1

2 Pembelajaran Tampilan Kemenarikan tampilan 9 1 Kesesuaian gambar dengan materi 10 1

Bahasa Ketepatan struktur kalimat 11 1 Keefektifan kalimat 12 1 Ketepatan penggunaan kaidah bahasa

13 1

Konsistensi penggunaan istilah dan symbol

14 1

Materi Penyajian materi 15,16 2 Kemudahan pemahaman materi 17,18 2 Kejelasasan soal evaluasi 19 1 Kesesuaian soal evaluasi dengan indikator

20 1

Pemberian contoh dalam evaluasi 21,22 2 Manfaat Kemudahan belajar 23 1

Ketertarikan siswa dalam menggunakan media

24 1

Jumlah 24

Page 16: 25eprints.umm.ac.id/35624/4/jiptummpp-gdl-nurkholifa-49352-4-babiii.pdf · menentukan langkah-langkah yang paling tepat bagi peneliti dengan mempertimbangkan kondisi yang dihadapi

40

Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen untuk Ahli Pembelajaran

No. Aspek Komponen Indikator No.

Butir ∑

1 Isi Kurikulum Kesesuaian SK/KD IPS KTSP

1 1

Kesesuaian indikator dengan SK/KD

2 1

Kesesuaian materi dengan ruang lingkup IPS

3 1

Pengguna Kesesuaian media dengan karakteristik siswa

4 1

Kesesuaian cara penyampaian materi dengan perkembangan siswa

5 1

Memberi kesempatan untuk belajar sendiri

6 1

Menuntut aktivitas siswa 7 1 Memperhatikan perbedaan individu

8 1

2 Pembelajaran Pembukaan Kemenarikan judul 9 Kesesuaian apersepi dengan tujuan dan materi pembelajaran

10 1

Inti Keruntutan penyajian materi

11 1

Kebenaran materi 12 1 Kejelasan materi 13 1 Kedalaman materi 14 1 Keluasan materi 15 1 Kemenarikan penyajian materi

16 1

Kesesuaian penyajian contoh

17 1

Kelengkapan penyajian contoh

18 1

Kesesuaian bahasa dengan EYD

19 1

Kesesuaian bahasa dengan sasaran pengguna

20 1

Penutup Kesesuaian soal latihan dengan indikator

21 1

Sistematika soal latihan 22 1 Proporsi soal latihan 23 1 Kualitas umpan balik 24 1

Jumlah 24

b. Respon Siswa

Media pembelajaran berupa multimedia interaktif dikatakan praktis dilihat

dari respon pengguna.Instrumen yang digunakan untuk siswa berupa angket

Page 17: 25eprints.umm.ac.id/35624/4/jiptummpp-gdl-nurkholifa-49352-4-babiii.pdf · menentukan langkah-langkah yang paling tepat bagi peneliti dengan mempertimbangkan kondisi yang dihadapi

41

tertutup. Angket tertutup teridiri atas pertanyaan atau pernyataan dengan sejumlah

jawaban tertentu sebagai pilihan (Nasution, 2012:128). Instrumen untuk pengguna

ditinjau dari aspek pembelajaran, materi, desain tampilan.

Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen untuk Siswa (Pengguna)

No. Aspek Indikator No.

Butir ∑

1. Tampilan Kemenarikan tampilan 1 1 Kejelasan teks 2 1 Kejelasan dan kesesuaian gambar 3,4 2

2. Materi Penyajian materi 5,6 2 Kemudahan memahami materi 7,8 2 Kejelasan kalimat 9,10 2 Kejelasan soal evaluasi 11 1 Kesesuaian soal evaluasi 12 1 Pemberian contoh dalam soal evaluasi 13,14 2 Kejelasan symbol 15 1

Interaktifitas media 16 1

3. Manfaat Kemudahan belajar 17,18 2

Ketertarikan menggunakan media 19,20 2

Peningkatan motivasi belajar 21 1

Jumlah 21

Jawaban angket respon peserta didik menggunakan angket skala Guttman.

Skala Guttman yang digunakan terdiri dari dua kategori yang dibuat dalam bentuk

pilihan “Ya atau Tidak” dengan menggunakan checklist (√) (Sugiyono, 2015:96).

Adapun kategori skala Guttman pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.7 Kategori Penilaian pada Skala Guttman

No Skor Keterangan 1 Skor 1 Ya 2 Skor 0 Tidak

Page 18: 25eprints.umm.ac.id/35624/4/jiptummpp-gdl-nurkholifa-49352-4-babiii.pdf · menentukan langkah-langkah yang paling tepat bagi peneliti dengan mempertimbangkan kondisi yang dihadapi

42

F. Teknik Analisis Data

Data yang telah terkumpul dari hasil pemantauan harus secepatnya diolah

dan dimaknai sehingga segera dapat diketahui apakah tujuan penelitian tercapai

atau tidak (Arikunto, 2008:126). Analisis data yang digunakan dalam penelitian

dan pengembangan pembelajaran Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ini

menggunakan teknik analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.

1. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis hasil pengumpulan data dari

evaluasi para ahli menggunakan pendekatan kualitatif berupa wawancara. Data

kualitatif ini dapat berupa saran, masukan, komentar dan lain-lain.

2. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis hasil pengumpulan data dari

evaluasi para ahli menggunakan pendekatan kuantitatif dengan melakukan

penyebaran angket. Berikut merupakan berbagai aspek hasil analisis kuantitatif:

a. Analisis Kuantitatif Data Kevalidan Multimedia Interaktif

Analisis data dari hasil kevalidan media pembelajaran dengan menentukan

nilai rata-rata (X̄ ) total aspek kevalidan media pembelajaran berupa multimedia

interaktif. Untuk mengetahui nilai akhir dari berbagai butir pertanyaan, maka

dapat dilakukan dengan mencari nilai rata-rata setiap validator dengan

menghitung jumlah nilai semua aspek yang dibagi dengan banyaknya pertanyaan

atau indikator yang diberikan kepada responden. Dapat dirumuskan dengan

perhitungan pada halaman selanjutnya (Akbar, 2013:83):

Page 19: 25eprints.umm.ac.id/35624/4/jiptummpp-gdl-nurkholifa-49352-4-babiii.pdf · menentukan langkah-langkah yang paling tepat bagi peneliti dengan mempertimbangkan kondisi yang dihadapi

43

P = �

�� x 100%

Keterangan :

P = Presentase

x = Jumlah skor penilaian

xi = Jumlah skor ideal (maksimal)

Setelah nilai rata-rata setiap validator diketahui, maka selanjutnya adalah

menghitung rata-rata total dengan menjumlahkan nilai rata-rata semua validator

dan membagi dengan jumlah validator. Dapat dirumuskan dengan perhitungan

sebagai berikut (Akbar, 2013:83)):

P = ∑�

∑�� x 100%

Keterangan :

P = Presentase

∑x = Jumlah nilai rata-rata semua validator

∑xi = Jumlah validator

Hasil yang diperoleh berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan rumus di

atas digunakan untuk menentukan kevalidan media pembelajaran berupa

multimedia interaktif. Kevalidan multimedia interaktif ditentukan berdasarkan

interval penentuan tingkat kevalidan pada table dibawah ini (Arikunto, 2008:43):

Tabel 3.8 Interval Tingkat Kevalidan

Besarnya X̄ Kategori Keterangan

80% ≤ x ≤ 100% Valid Digunakan 66% ≤ x ≤ 80% Cukup Valid Digunakan 56% ≤ x ≤ 66% Kurang Valid Diganti 40% ≤ x ≤ 56% Tidak Valid Diganti 0% ≤ x ≤ 40% Tidak Valid Diganti

Page 20: 25eprints.umm.ac.id/35624/4/jiptummpp-gdl-nurkholifa-49352-4-babiii.pdf · menentukan langkah-langkah yang paling tepat bagi peneliti dengan mempertimbangkan kondisi yang dihadapi

44

b. Analisis Kuantitatif Data Respon Siswa Multimedia Interaktif

Analisis data respon siswa multimedia interaktif dilihat dari respon siswa

terhadap media pembelajaran yang telah dikembangkan oleh peneliti. Persentase

respon siswa dapat dilihat dari data yang diperoleh dengan cara sebagai berikut

(Utomo, 2009:136):

RS = �

� x 100%

Keterangan :

RS = Rata-rata persentase respon siswa

f = Jumlah skor yang diperoleh

n = Jumlah skor maksimal

Setelah nilai rata-rata setiap siswa diketahui, maka selanjutnya adalah menghitung

rata-rata total dengan menjumlahkan nilai rata-rata semua siswa dan membaginya

dengan jumlah siswa. Dapat dirumuskan dengan perhitungan sebagai berikut

(Utomo, 2009:137):

RtS = ∑�

� x 100%

Keterangan :

RtS = Rata-rata total persentase siswa

∑f = Jumlah nilai rata-rata semua siswa

n = Jumlah siswa

Page 21: 25eprints.umm.ac.id/35624/4/jiptummpp-gdl-nurkholifa-49352-4-babiii.pdf · menentukan langkah-langkah yang paling tepat bagi peneliti dengan mempertimbangkan kondisi yang dihadapi

45

Setelah mendapat nilai RStotal, maka nilai dicocokkan kedalam interval

kepraktisan nilai RStotal seperti pada tabel di halaman selanjutnya (Utomo,

2009:137):

Tabel 3.9 Presentase Hasil Evaluasi Respon siswa

Prosentase Hasil Nilai Respon Siswa Kriteria

85% ≤ x ≤ 100% Sangat Baik

70% ≤ x ≤ 84% Baik

55% ≤ x ≤ 69% Cukup

40% ≤ x ≤ 54% Kurang

0% ≤ x ≤ 39% Sangat Kurang