-lap-kpii-pltg-tello
TRANSCRIPT
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
1/43
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG MASALAH
Seiring dengan perkembangan dunia industri, fabrikasi pengolahan dan
perkembangan teknologi lainnya maka akan meningkat pula kebutuhan akan tenaga
listrik karena energi listrik dapat dengan mudah dibangkitkan, ditransmisikan, lalu
didistribusikan dengan melalui bentuk konversi energi dari energi yang satu menjadibentuk energi yang lainnya.
Suatu sistem tenaga listrik tidak hanya didukung oleh sistem operasi yang
optimal maupun pelayanan yang efisien, tapi juga tergantung pada sistem
pengontrolan dan sistem proteksi itu sendiri. Tujuan sistem pengontrolan dalam
sistem tenaga listrik adalah mengontrol agar segala peralatan listrik yang membangun
sistem kelistrikan dapat bekerja secara maksimal mulai dari pengontrolan sistem
pembangkitan ke beban sampai pada pengontrolan terhadap gangguan yang mungkin
terjadi selama pengoperasian sistem itu sendiri.
Salah satu sistem pengontrolan dari peralatan-peralatan kelistrikan adalah
pengontrolan dari kerja generator, dimana tujuannya adalah mempertahankan kondisi
kerja dari generator itu sendiri dengan mengatur parameter-parameter yang ada di
dalamnya seperti frekuensi dan tegangan. Hal ini sebenarnya dilakukan untuk
mempertahankan kesinambungan pelayanan kepada konsumen.
Generator adalah alat untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik
Generator menghasilkan energi listrik dengan digerakkan atau diputar oleh suatu
penggerak mula (prime mover). Penggerak mula dari pada Generator dapat berupa
turbin air (PLTA), turbin gas (PLTG), turbin uap (PLTU), mesin diesel (PLTD), dan
lain-lain. Generator akan mengkonversi energi mekanik tersebut menjadi energi
listrik yang kemudian dapat dipergunakan untuk melayani kebutuhan rumah tangga,
1
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
2/43
industri dan lain-lain.
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan listrik, maka pembangunan
pembangkit listrik pun terus ditingkatkan seperti halnya di Sulawesi Selatan,
misalnya PLTA Bakaru, PLTGU Sengkang (Swasta), PLTD Suppa dan
PLTU/PLTG/PLTD Tello Makassar, serta masih banyak pembangkit yang ada di
daerah-daerah kabupaten.
Pembangkitan tenaga listrik yang terdapat di Tello menjadi tempat bagi kami,
mahasiswa Teknik Elektro Universitas Hasanuddin, untuk melihat secara langsung
proses pembangkitan energi listrik. Sebagai perusahaan nasional yang menunjang
pendidikan, maka sangatlah tepat jika kami memilih perusahaan PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar Sektor Tello untuk melakukan kerja praktek.
I.2. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah :
1. Sebagai sarana pelatihan bagi kami mahasiswa untuk mengetahui
langkah-langkah kerja yang benar agar keputusan yang diambil bisa
memberikan hasil yang optimal.
2. Memberikan pemahaman dan pengalaman mengenai cara kerja
peralatan dan hubungannya dengan sistem sehingga dapat pula
menyelesaikan masalah pada suatu peralatan apabila dibutuhkan.
3. Mengetahui prinsip dasar suatu proses pembangkitan energi listrik khususnya
PLTG.
4. Mengetahui sistem pengontrolan Generator dan sistem proteksi yang
digunakan pada PLTG General electrik
I.3. BATASAN MASALAH
2
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
3/43
Luasnya ruang lingkup pembangkit energi elektrik baik dari segi
klasifikasinya maupun dari segi sistemnya, maka perlu kami batasi ruang lingkup
masalah sesuai dengan keperluan, mengingat keterbatasan waktu dan instrumen
pendukung serta kemampuan penyusun. Adapun masalah yang kami bahas adalah
mengenai :
Sistem Pengontrolan dan Proteksi Pada PLTG General Electric
I.4. METODEOLOGI PENULISAN
Adapun metode yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah sebagai
berikut :
1. Metode Pustaka
Dalam metode ini dilakukan pengumpulan teori-teori dasar yang berkaitan
dengan penulisan yang diperoleh dari literatur pada perpustakaan pusat
UNHAS, perpustakaan Jurusan Teknik Elektro dan literatur-literatur lain yang
mendukung.
2. Metode Penelitian Lapangan
Pada metode ini dilakukan pengamatan langsung dilapangan terhadap objek
tertentu ataupun dengan mengadakan tanya jawab langsung kepada
pembimbing lapangan guna mengumpulkan data-data.
I.5. SISTEMATIKA PENULISAN
3
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
4/43
Sebagai gambaran umum tentang keseluruhan isi dari laporan ini, maka kami
memaparkannya dalam beberapa bab sebagai berikut :
BAB I : Merupakan bagian dari pendahuluan yang berisi latar belakang
masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, metode penulisan, dan
sistematika penulisan.
BAB II : Berisi landasan teori tentang Pembangkit Listrik Tenaga Gas ( PLTG ).
BAB III :Berisi tentang Sistem Pengontrolan, standart prosedur operasi, Proteksi
PLTG GEBAB IV : Merupakan bagian akhir dari laporan ini yang berisi kesimpulan dan
saran.
BAB II
4
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
5/43
LANDASAN TEORI
II.1 PRINSIP KERJA PLTG
II.1.1 Pengertian
Pembangkitan adalah proses produksi tenaga listrik yang dilakukan dalam
pusat-pusat tenaga listrik atau sentral-sentral dengan menggunakan generator.
PLTG adalah salah satu jenis pembangkit listrik yang menggunakan turbine
sebagai prime movernya dengan gas sebagai fluida kerjanya. Dibandingkan denganpembangkit listrik lainnya, turbine gas merupakan pembangkit yang cukup sederhana
yang terdiri atas empat komponen utama yaitu :
1. Kompresor
2. Ruang bakar
3. Turbine gas
4. Generator
II.1.2 Prinsip Kerja
Sistem turbine gas menggunakan compressor aksial, dikatakan kompresor
aksial karena aliran udara yang melalui kompresor searah dengan poros dan rotor.
Kompresor aksial dapat mencapai efesiensi 90% dan perbandingan tekanan yang
dihasilkan setiap tingkat sekitar 1,05-1,15 atm, maka untuk menghasilkan
perbandingan tekanan yang tinggi diperlukan jumlah tingkat yang lebih banyak (17
tingkat atau lebih) hal ini mengakibatkan ukuran kompresor aksial menjadi lebih
panjang . Udara atmosfer masuk ( air inlet ) melalui kompresor dan masuk ke pompa
automiser yang ukurannya lebih kecil sehingga tekanan udaranya menjadi besar.
Karena tekanan udara yang besar mengakibatkan temperatur udara naik. Kemudian
udara yang bertekanan dan bertemperatur tinggi itu masuk ke dalam ruang bakar
(combustion chamber). Di dalam ruang bakar, bahan bakar dan udara yang
5
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
6/43
dikabutkan kemudian diberi pengapian (ignition) dari busi sehingga terjadi proses
pembakaran.
Proses pembakaran adalah ekivalen dengan proses pemasukan kalor pada
siklusBrayton. Proses pembakaran ini terjadi secara kontinu sehingga temperatur gas
pembakaran harus dibatasi sesuai dengan kekuatan material sudu-sudu turbine. Hal
ini perlu dilaksanakan karena kekuatan material akan turun dengan naiknya
temperatur.
Tekanan ruang bakar berkisar antara 2,5-10 atm, temperature gas pembakaran
keluar dari ruang bakar sekitar berkisar antara 500-1100 C. Untuk membatasi
temperatur gas pembakaran keluar dari ruang bakar maka sistem turbine gas
memerlukan jumlah udara berlebih, dimana udara tersebut diperlukan untuk
menyempurnakan proses pembakaran dalam waktu sesingkat-singkatnya.
Membandingkan bagian-bagian ruang bakar yang homogen. Gas panas yang
dihasilkan dari proses pembakaran masuk ke dalam turbine dan berfungsi sebagai
fluida kerja yang memutar rotor turbine bersudu yang terkopel dengan generator
sinkron. Di dalam turbine terjadi proses ekpansi untuk menurunkan tekanan dan
menambah kecepatan udara. Sekitar 60% daya yang dihasilkan dari turbine
digunakan untuk memutar beban (generator listrik, pompa, compressor, baling-
baling, dan sebagainya).
II.1.3 Diagram Alir Turbine Gas
Seperti juga PLTD, PLTG atau turbin gas merupakan mesin dengan proses
pengoperasian dalam (internal combustion). Bahan bakar berupa minyak atau gas
alam dibakar di dalam ruang pembakaran (combustor). Udara yang memasuki
kompresor setelah mengalami tekanan bersama-sama dengan bahan bakar
disemprotkan ke ruang pembakaran untuk melakukan proses pembakaran. Gas panas
ini berfungsi sebagai fluida kerja yang memutar roda turbin bersudu yang terkopel
dengan generator sinkron kemudian mengubah energi mekanis menjadi energi
6
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
7/43
listrik. (lihat gambar 1)
PLTG
merupakan mesin bebas getaran, tidak terdapat bagian mesin yang bergerak translasi
(bolak-balik). Temperatur turbine gas (1000C) jauh lebih tinggi dari pada jenis
turbine yang lain. Efesiensi konversi thermalnya mencapai 20%-30%. PLTG
berfungsi memikul beban puncak karena membutuhkan bahan bakar yang sangat
besar ( biaya investasi rendah tapi biaya operasi tinggi).
II.1.4 Siklus Turbin Gas
Sesuai dengan teori, bahwa turbine gas mengikuti siklus Brayton,. Pada siklus
yang sederhana, proses pembakaran atau proses pembuangan gas bekas terjadi pada
tekanan konstan sedangkan proses kompresi dan expansi terjadi secara kontinyu.
Gambar di bawah ini menunjukkan proses secara sistematis dan berlangsung kontinu.
Dari
siklus
7
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
8/43
Brayton dapat dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut :
Pada titik 1 udara dihisap masuk kedalam compressor (C) terjadi pemanfaatan udara
sehingga udara tersebut bertekanan tinggi. Udara bertekanan tinggi tersebut dialirkan
ke titik 2 dan dicampur dengan bahan bakar di dalam ruang bakar B (Combustion
chamber). Hasil dari pembakaran tersebut gas panas yang bertekanan tinggi dialirkan
ke titik 3, untuk selanjutnya menuju turbin (T) dan memutar rotor turbin dikeluarkan
ke titik 4 (Exhaust). Gambar 3 memperlihatkan bagian - bagian utama suatu turbine
gas beserta masing-masing komponennya .
Data - data ini adalah untuk mempermudah pada saat dilakukan inspection,
baik itu inspection combustion, hot gas path (HGP), maupun mayor inspection (MI)
yang harus dilakukan pada periode tertentu. Hal mana untuk memperhitungkan
bagian-bagian tersebut agar diperoleh efesiensi yang maksimum dalam melakukan
inspection.
8
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
9/43
II.1.5. Proses Pengoperasian PLTG
Secara garis besar urutan kerja dari proses pengoperasian PLTG tersebut sbb :
1. Proses starting
Pada proses start awal untuk memutar turbine menggunakan mesin diesel
sampai putaran poros turbine/compressor mencapai putaran 3400 rpm maka
secara otomatis diesel dilepas dan akan berhenti.
2. Proses kompresi
Udara dari luar kemudian dihisap melalui air inlet oleh kompresor dan masukke ruang bakar dengan cara dikabutkan bersama bahan bakar lewat nozzle
secara terus menerus dengan kecepatan tinggi.
3. Transformasi energi thermis ke mekanik
Kemudian udara dan bahan bakar dikabutkan ke dalam ruang bakar diberi
pengapian (ignition) oleh busi (spark plug) pada saat permulaan pembakaran.
Pembakaran seterusnya terjadi terus menerus dan hasil pembakarannya
berupa gas bertemperature dan bertekanan tinggi dialirkan ke dalam cakram
melalui sudu-sudu yang kemudian diubah menjadi tenaga mekanis pada
perputaran porosnya.
4. Transformasi energi mekanik ke energi listrik.
Poros turbine berputar hingga 5.100 rpm, yang sekaligus memutar poros
generator sehingga menghasilkan tenaga listrik. Putaran turbin 5.100 rpm
diturunkan oleh load gear menjadi 3000 rpm, dan kecepatan putaran turbine
ini digunakan untuk memutar generator.
Udara luar yang dihisap masuk compressor, kemudian dimanfaatkan hingga
pada sisi keluarannya menghasilkan tekanan yang cukup tinggi. Bersama dengan
udara yang yang bertekanan tinggi, bahan bakar dikabutkan secara terus menerus dan
hasil dari pembakaran tersebut dengan suatu kecepatan yang tinggi mengalir dengan
perantaraan transition piece menuju nozzle dan sudu - sudu turbine dan pada akhirnya
9
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
10/43
keluar melalui exhaust dan dibuang ke udara bebas.
II.1.6 Bagian-Bagian Utama Turbin Gas
Komponen - komponen utama pada suatu turbine gas meliputi :
1. Saluran udara masuk
2. Compressor
3. Ruang bakar
4. Turbine
5. Saluran gas buang
6. Bantalan
Saluran Udara Masuk
Udara pada pembakaran turbine gas diambil dari udara luar (ambient), sebelum
udara dihisap dan masuk, compressor haruslah dijaga kelembaban dan
kebersihan udaranya dari debu-debu. Sebab kelembaban yang tinggi
memungkinkan udara menjadi basah, sehingga mengandung bintik-bintik air
yang akan menimbulkan korosi pada permukaan sudu- sudu compressor.
Untuk menghindari hal-hal tersebut maka pada saluran udara masuk dilengkapi
dengan saringan- saringan penangkap bintik-bintik air dan debu.
Kompressor
Kompressor adalah alat yang digunakan untuk mengkompresikan udara dengan
jumlah yang besar untuk keperluan pembakaran, pendinginan dan lain-lain.
Compressor yang digunakan adalah jenis aksial dengan 17 tingkat yang seporos
dengan turbine. Untuk melakukan proses kompresi, kompresor memerlukan
tenaga yang sangat besar. Tenaga untuk memutar compressor adalah sekitar
dari gaya yang dihasilkan oleh turbine. Karena pembebanan pada PLTG
bervariasi maka jumlah udara yang masuk melalui filter diatur oleh inlet Guide
Vane.
10
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
11/43
Ruang Bakar
Unit turbin gas general electric ruang bakarnya terdiri dari sepuluh buah yang
tersusun melingkar di sekitar compressor casing
Bagian-bagian yang menunjang proses pembakaran pada ruang bakar antara lain:
1. Sistem penyalaan
2. Flame detector
3. Cross fire tube
Dari hasil pembakaran bahan bakar, gas panas yang dihasilkan digunakan untuk
menggerakkan turbine.
Turbine
Turbine adalah bagian yang terpenting dari perangkat PLTG, turbine merupakan
perangkat yang mengkonversikan energi panas dari hasil pembakaran di ruang
bakar yang bertemperatur dan bertekanan tinggi ke suatu energi yang baru yaitu
energi mekanik.
Kecepatan aliran gas panas yang melalui sudu tetap dan sudu gerak adalah
momentum gaya aksial kecepatan mendorong sudu yang disatukan dengan rotor
menimbulkan energi baru yaitu energi mekanik gerak putar poros.
Saluran gas buang
Saluran gas buang adalah suatu bagian dari sistem turbine, dimana gas yang
telah dipergunakan untuk memutar poros turbine dan kemudian dibuang pada
atmosfer udara. Rangka saluran gas buang dipasang pada bagian turbine shell
dan diperkuat dengan baut. Pada rangka ini terdapat silinder - silinder luar dan
dalam . Pada bagian luar dan dalam terdapat diffuser, dimana aliran gas bekas
menjadi radial.
11
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
12/43
Bantalan
Unit turbine gas menggunakan dua bantalan :
- Journal bearing
- Thrust bearing
Fungsi bagian ini untuk menunjang rotor turbine sebagai penghubung rotor dan
stator turbin.
PLTG General Electric memiliki turbine dengan data sebagai berikut :
Model : 6551B
Manufaktur : General Electric
Fuel : Distilate
Base rating,Gas : N/A
Base rating, Dist. : 33,44 kw
Turbine stages : 3
Made in : USA
II.2 GENERATOR
II.2.1 Prinsip Kerja Generator
Prinsip kerja generator serempak berdasarkan induksi elektromagnetik. Setelah
rotor digerakan pengerak mula dengan demikian kutub-kutub pada rotor akan
berputar. Jika kumparan kutub diberi arus searah maka pada permukaan kutub akan
timbul medan magnet searah yang berputar dan kecepatannya sama dengan putaran
kutub.
Garis-garis gaya yang berputar tersebut akan memotong kumparan jangkar
tersebut timbul EMF atau GGL atau tegangan induksi,frekuensi EMF (ggl).
Persamaan mengikuti persamaan :
12
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
13/43
HznP
f120
.=
Dimana:
P = jumlah kutub
n = kecepatan putaran (rpm)
Besarnya tegangan induksi yang ditimbulkan pada kumparan jangkar yang ada pada
stator akan mengikuti persamaan :
E = C.n.
Dimana:
C = konstanta mesin
= fluks medan (weber)
n = kecepatan putaran (rpm)
II.2.2 Konstruksi Generator
Konstruksi generator sinkron terdiri dari :
1. Stator adalah bagian dari generator yang diam dan berbentuk silinder
2. Rotor adalah bagian dari generator yang berputar dan berbentuk silinder.
3. Celah udara adalah ruangan antara rotor dan stator.
Konstruksi stator
Konstruksi stator terdiri dari :
1. Kerangka atau gandar dari besi tuang untuk menyangga inti
jangkar.2. Inti jangkar dari besi lunak/baja silikon.
3. Alur/parit/slot dan gigi tempat meletakkan belitan (kumparan)
berbentuk alur terbuka dan setengah tertutup.
4. Belitan jangkar terbuat dari tembaga yang diletakkan pada alur.
13
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
14/43
Konstruksi Rotor
Konstruksi rotor terdiri dari dua jenis :
1. Jenis kutub menonjol (salient pole) untuk generator dengan
kecepatan rendah dan medium. Kutub menonjol terdiri dari inti
kutub, badan kutub dan sepatu kutub. Belitan medan dililitkan
pada badan kutub juga dipasang belitan peredam (damper
winding). Belitan kutub dari tembaga, badan kutub dan sepatu
kutub dari besi lunak.
2. Jenis kutub silinder untuk generator dengan kecepatan tinggi,
terdiri dari alur-alur yang dipasang kumparan medan juga ada
gigi alur dan gigi tersebut terbagi atas pasangan kutub.
Kumparan kutub dari dua macam kutub tersebut dihubungkan dengan
cincin geser untuk memberikan tegangan arus searah sebagai penguat
medan, tegangan arus searah tersebut dari sumbernya melalui sikat dan
diberikan ke cincin geser.
Belitan Jangkar
Belitan jangkar ada pada stator dan selanjutnya disebut belitan stator dirangkai
untuk hubung tiga fasa yang terdiri dari :
a. Belitan satu lapis (single layer winding)
b. Belitan dua lapis (double layer winding)
Belitan satu lapis terdiri dari :
1. Mata rantai (concentric or chain winding)
2. Gelombang (wave)
Belitan dua lapis terdiri dari :
1. Jenis gelombang (wave)
2. Jenis gelung (lap)
Jarak antara sisi belitan dan cara meletakan belitan pada alur/slot menimbulkan
14
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
15/43
faktor kisar atau faktor distribusi.
II.2.3 Karakteristik Generator PLTG GE
Generator pada PLTG general electric yang terdiri atas dua unit,
menggunakan generator sinkron tiga fasa ,ada pun karakteristik dari generator PLTG
GE adalah sebagai berikut :
Name plate : 2 poles , 3 phase, WYE connected, 50 Hz, 3000 rpm
Tabel 1. Karakteristik Generator PLTG GE
Ratings Peak
Daya Output 45,40 MVA 46,56 MVA
Armature ampere 2270 A 2337 A
Armature volts 11,5 Kv 11,5 KV
Field Amperes 756 752
Exciter Volts 125 125
Power Factor 0.8 0,85
II.3 SISTEM PROTEKSI
II.3.1. Filosofisi Sistem Proteksi
Filosofi dasar dari sistem proteksi adalah bagaimana melindungi sistem tenaga
listrik dari ekses gangguan yang terjadi pada sistem dengan cara memisahkan
gangguan tersebut dari sistem lainnya dengan cepat dan tepat.
Kualitas sistem proteksi yang diinginkan adalah yang cepat,sensitif,selektif dan andal.
Cepat berarti, reaksi sistem proteksi tersebut harus secepat mungkin
memisahkan daerah yang terganggu dari sistem lainnya, tanpa menimbulkan hal-hal
lain yang menimbulkan bentuk gangguan baru pada sistem.
Sensitif berarti, sistem proteksi tersebut bereaksi terhadap gangguan yang
bagaimanapun kecilnya selama gangguan tersebut termasuk dalam tugasnya.
15
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
16/43
Selektifberarti, sistem proteksi tersebut harus bereaksi dengan tepat, sehingga
yang dipisahkan dari sistem hanya bagian yang terganggu, tanpa menyebabkan
bagian lain yang tidak seharusnya terpisah dari sistem turut dipisahkan dari sistem.
Andalberarti, sistem proteksi tersebut akan bekerja sesuai apa yang diharapkan,
dimana keandalan dapat mengacu pada konsepsecurityataudependability.
Keandalan dengan konsep security berarti, suatu kepastian bahwa sistem
proteksi tidak akan salah operasi, yang berarti sistem proteksi tidak akan bereaksi
terhadap gangguan yang bukan diperuntukkan kepadanya bagaimanapun besarnya
gangguan tersebut, sedangkan keandalan dengan konsep dependability berarti suatu
kepastian bahwa sistem proteksi pasti bereaksi untuk kondisi yang dirasakan sebagai
kondisi gangguan.
Dalam banyak sistem kedua hal di atas tidak mungkin kedua duanya dipenuhi
100%, sehingga banyak sistem yang merupakan sistem kompromi antar keduannya.
Kesederhanaan, dimana digunakan peralatan dan rangkaian yang sederhana
akan tetapi tujuan tercapai.
Ekonomis, dimana dengan biaya yang minimum dapat dicapai fungsi proteksi
yang maksimum
II.3.2 Komponen yang Terdapat pada Suatu Sistem Proteksi
Komponen-komponen yang terdapat pada suatu sistem proteksi tersebut adalah :
1. Peralatan yang diperoteksi
2. Sensor, yang mendeteksi perubahan parameter sistem dari peralatan
yang diperoteksi
3. Relay proteksi, yang merupakan otak yang mengevaluasi apakah
perubahan parameter tersebut sudah dapat diklasifikasikan sebagai
kondisi gangguan atau tidak (berdasarkan referensi yang diberikan
kapada relay tersebut, yang pada masyarakat proteksi dikenal sebagai
relay setting) dan apabila hasil evaluasi tersebut dianggap sebagai
16
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
17/43
gangguan maka relay proteksi akan mengeluarkan pertanda bahwa ada
kondisi gangguan atau perintah eksekusi trip(membuka) circuit breaker
yang terkait.
4. Circuit breaker adalah alat untuk menghubungkan atau memisahkan
peralatan yang diproteksi dari sistem.
5. Sumber DC, pada relay static dan relay numeric. Sumber DC merupakan
sumber daya untuk mengaktifkan rangkaian operasi dari relay,
sedangkan pada relay elektromekanis, hal ini tidak dibutuhkan.
Sumber DC ini pun, pada umumnya dipakai sebagai sumber daya untuk closing
dan tripping coil pada CB. Meskipun ada juga CB yang masih memakai sumber
AC untuk kebutuhan tersebut.
6. Kawat penghantar, merupakan link yang mengantar informasi antara peralatan
peralatan tersebut.
17
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
18/43
BAB III
SISTEM PENGONTROLAN DAN PROTEKSI
GENERATOR PLTG GE
III.1 SISTEM PENGONTROLAN GENERATOR PLTG GE
Dalam melayani konsumen, sebuah sistem tenaga listrik harus memenuhi
kualitas tertentu terutama tegangan dan frekuensi generator, yang mana sangat
dipengaruhi oleh keseimbangan suplai daya listrik dengan beban terpasang. Tegangan
dan frekuensi akan mengalami perubahan akibat fluktuasi beban. Tegangan dan
frekuensi akan turun pada saat beban berlebih akibat fluktuasi beban, demikian pula
jika beban berkurang maka tegangan dan frekuensi akan naik. Untuk itu maka
pengaturan frekuensi dan tegangan sangat diperlukan untuk mengontrol perubahan
beban dan frekuensi sehingga tetap dalam batas toleransi yang diperlukan.
III.1.1 Sistem Penguatan (Exciter)
Secara umum exciter Generator AC memiliki beberapa jenis :
Direct Couple Exciter
Gambar 4. Model Direct Couple Exciter
Sistem ini termasuk sistem penguatan poros, di mana arus penguatan rotor
18
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
19/43
didapat dari generator arus searah yang dikopel seporos dengan rotor
generator. Biasa dipakai generator shunt. Dengan mengatur arus eksitasinya
maka tegangan stator arus bolak-balik bisa diatur. Bila arus eksitasi naik
maka tegangan genertor naik dan sebaliknya
Reduction Gear Excitation
Gambar 5. Model Reduction Gear Excitation
Sistem penguatan ini termasuk sistem penguatan sendiri, dimana arus
penguatan rotor sendiri di dapat dari generator DC uang dikopel ke poros
dengan reduction gear. Dengan mengatur arus eksitasi maka tegangan stator
arus bolak-balik bisa diatur.
Motor Generator Excitation
Gambar 6. Model Motor Generator Excitation
Sistem penguatan ini termasuk sistem penguatan terpisah di mana arus
pernguatan arus rotor generator didapat dari generator DC yang digerakkan
oleh notor AC yang diberi oleh suplai oleh sumber tersendiri. Dengan
mengatur arus eksitasi maka tegangan stator arus bolak-balik bisa diatur.
19
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
20/43
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
21/43
III.1.2. Pengaturan Tegangan
Pada umumnya beban generator tidak konstan. Hal ini menyebabkan tegangan
pembangkit juga berubah besarnya. Agar tegangan pada pembangkit mengikuti
perubahan beban luar maka tegangan generator harus diatur. Pengaturan tersebut pada
prinsipnya dengan mengatur besar kecilnya arus penguat generator. Untuk mengatur
tegangan generator (dengan arus penguat) secara otomatis dapat dilakukan dengan
pengatur tegangan otomatis.
Pengatur tegangan otomatis (Automatic Voltage Regulator , AVR ) dibagi
menurut cara kerjanya , yaitu jenis kontinu (kontinu duty) dan jenis terputus
(intermittent duty). Jenis pertama digunakan untuk mengatur tegangan dalam batas
variasi yang kecil tetapi tidak ada untuk harga tertentu , jenis kedua untuk mengatur
tegangan pada harga tertentu dalam batas toleransi tertentu pula . Selain jenis-jenis di
atas, ada pula jenis tanpa kontak , jenis yang menggunakan tahanan secara langsung
atau tidak langsung, dan jenis vibrasi. Jenis tanpa kontak dapat bekerja secara kontinu
tanpa menggunakan kontak (mekanis), atau operasi mekanisnya dilakukan dengan
menggunakan penguat magnetis (magnetic amplifier), penguat berputar (rotating
amplifier), semikonduktor. Jenis yang menggunakan tahanan secara langsung disebut
juga jenis berkontak banyak (multicontact type); di sini tahanan yang dipasang dalam
rangkaian medan dari penguat (medan) diatur langsung oleh isyarat control. Pada
jenis yang tidak menggunakan tahanan langsung, tahanan yang dipasang pada
rangkaian medan diatur dengan perantara motor pengatur atau suatu mekanisme
hidrolik . Jenis vibrasi menggunakan kontaktor untuk mengatur tegangan pada harga
rata-rata yang konstan dengan menghubungkan atau memutuskan (on-off operation)
sebagian atau seluruh tahanan yang terhubung pada rangkaian medan.
21
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
22/43
III.1.3 Pengaturan Frekuensi
Tujuan pengaturan frekuensi adalah untuk mempertahankan agar
pembangkitan daya aktif selalu sama dengan beban. Untuk mempertahankan
frekuensi dalam batas toleransi yang diperbolehkan, penyediaan/pembangkitan daya
aktif dalam sistem harus sesuai dengan kebutuhan pelanggan atas daya aktif, harus
selalu sesuai dengan beban daya aktif. Pengaturan ini dilakukan dengan menambah
atau mengurangi jumlah energi primer (bahan bakar), dan dilakukan pada governor.
Alat yang mengontrol kondisi ini adalah LFC (Load Frekuensi Control). Kekurangan
alat ini adalah tidak dapat mengembalikan frekuensi ke kondisi normalnya, hanyamembuatnya stabil pada frekuensi tertentu. Untuk itu digunakan AGC (Automatic
Generation Control). Alat ini terdapat pada MARK V, dalam bentuk logic.
III.1.4. Pengaturan Daya Reaktif (VAR)
Tujuan dari pengaturan daya reaktif adalah untuk memenuhi kebutuhan akan
daya reaktif dari sistem. Daya reaktif diperlukan guna memperbaiki cos dari sistem
serta mengurangi loses dari sistem. Pengaturan daya reaktif diatur melalui arus
eksitasi dengan menaikkan tegangan sumber eksitasi.
III.1.5. Paralel Generator
Tujuan paralel generator :
o Untuk melayani beban yang berkembang (memperbesar
kapasitas daya yang dibangkitkan).
o Untuk menjaga kontinuitas pelayanan apabila ada mesin
(generator) yang harus dihentikan (misal untuk reparasi)
Syarat paralel generator :
o Tegangan sama
o Frekuensi sama
22
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
23/43
o Phasa sama
o Urutan phasa sama
Untuk sinkronisasi dipasang pearalatan
o Lampu test sinkronisasi peralatan
o Voltmeter Differensial
o Sinkronoskop
o Frekuensimeter Differential
o Pensinkroniser
o Relay pemeriksa sinkron
III.2.OPERASI KELISTRIKAN PLTG GE
III.2.1 Umum
Pembangkit Listrik Tenaga Gas General Electric terdiri dari dua unit, Mesin
PLTG dikopel langsung dengan generator sinkron 3 phasa berkutub dua salient. Daya
output generator sinkron adalah 45,4 KVA, tegangan 11,5 KV. Titik bintang
generator dihubungkan ke sistem pentanahan netral resistance. Daya output generator
tersebut dihubungkan dengan kabel berisolasi ke annex switchgear 11,5 KV yang
terdiri dari CB generator dan trafo pemakaian sendiri.
Untuk mensuplai daya ke switch yard 150 KV outdoor, switchgear 11,5 KV
dihubungkan dengan kabel tanah ke trafo step up tegangan 11,5/150 KV. Sisi
tegangan tinggi dari trafo step up tersebut dihubungkan dengan switch yard 150 KV
outdoor melalui saluran kabel tanah berisolasi. Titik bintang sisi tegangan tinggi
dihubungkan ke tanah melayang (melalui lighting arrester).
Untuk keperluan peralatan bantu , PLTG GE mempunyai trafo pemakaian
sendiri dengan daya 1600 KVA, tegangan 11,5/380 KV. Sisi tegangan tinggi trafo
pemakaian sendiri dihubungkan ke switchgear 11,5 KV melalui kabel berisolasi. Titik
bintang sisi tegangan rendah dari tiap unit trafo pemakaian sendiri ditanahkan
23
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
24/43
langsung. AC power supply untuk start pada kondisi normal dan pada saat operasi,
supply daya untuk start alat-alat bantu diperoleh dari trafo pemakaian sendiri.
Karakteristik trafo pemakaian sendiri adalah :
Daya output : 1600 KVA
Tegangan input : 11,55 KV
Tegangan output : 380 volt
Arus Primer : 80,33 A
Arus sekunder : 2430,95 A
Jumlah Phasa : 3
Frekuensi : 50 Hz
Impedansi : 6 %
BIL : HV LI95 AC 38/LI AC3
Vektor Group : DYn-5
Pendinginan : ONAN
Standart : IEC-76
Oil : 1240 Liter
Berat Total : 4965 Kg
Tahun Pembuatan : 1997
Pabrikan : PT. Trafindo Perkasa
Supply daya tersebut diperoleh dari tap trafo tenaga di sisi 11,5 KV dan diturunkan
tegangannya melalui trafo pemakaian sendiri.
Pada saat stop/start, supply daya AC untuk control alat Bantu diperoleh dari
busbar 150 KV yang diturunkan tegangannya melalui trafo daya dan kemudian
diturunkan lagi melalui trafo pemakaian sendiri 1600 KVA.
Karakteristik trafo daya PLTG GE adalah :
Daya output : 36/46 MVA
Jumlah phasa : 3
24
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
25/43
Frekuensi : 50 Hz
Tegangan Primer : 150 KV
Tegangan sekunder : 11,5 KV
Arus Primer : 356 A
Arus sekunder : 928,8 A
Vektor group : YnD-11
Tegangan impedansi : 12 %
Type pendinginan : ONAN/ONAF
Berat Minyak : 8,3 T
Berat total : 34,1 T
Temperatur ijin belitan : 50C
Temperatur ijin minyak : 55C
Pabrikan : TAKAOKA
III.2.2 Standart Operating Procedure (SOP)
Persiapan Sebelum Start
1. Periksa bahan bakar Diesel start (cukup)
2. Periksa L.O diesel start (cukup)
3. Periksa L.O Reservoir tangki (cukup)
4. Perikasa Level air radiator (cukup)
5. Periksa Level L.O compressor udara tangki cukup
6. Periksa Level air compressor udara tangki cukup
7. Periksa tekanan tangki compressor 6 kg/cm8. Periksa bahan bakar tangki harian cukup
Prosedur Start
1. Pastikan alat-alat bantu dan alat-alat proteksi dalam keadaan siap (ready
to start), tampilkan pada layar monitor pada posisi START
25
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
26/43
UP/PERMISSIVES caranya arahkan kursor pada:
EXIT (click)
START UP PERMISSIVES (click)
2. Untuk memposisikan unit pada signal Ready to Start, arahkan kursor
pada:
MAIN DISPLAY (click)
Posisikan AUTO pada MASTER SELECT,
arahkan kursor pada AUTO (click).
Tampilkan kembali START
UP/PERMISSIVES untuk memastikan siap
untuk start (ready to start), caranya lakukan
pada uraian nomor satu di atas.
3. Apabila signal telah siap untuk start (ready to start), arahkan kursor pada :
MAIN DISPLAY (click)
Posisi start pada MASTER
CONTROL, arahkan kursor pada :
START (click)-EXECUTE
COMMAND (click).
Proses pembangkitan
Pada saat perintah start dieksekusi maka pada awal mulanya mesin diesel
start bekerja dimana mesin diesel ini seporos dengan turbin generator dan
putaran turbin akan mengikuti putaran mesin diesel start. Hal ini dilakukan,
karena jika tidak turbin akan membutuhkan gaya tekan yang sangat besar dan
membutuhkan bahan bakar yang lebih besar pada awal start. Pada saat yangbersamaan bahan bakar disemprotkan melalui Nozzle ke dalam ruang bakar
dalam bentuk kabut bersama dengan udara, dibakar (diberi pengapian) oleh
busi untuk menghasilkan gas yang bertekanan untuk memutar turbin.
Berputarnya turbin berarti rotor generator juga berputar. Karena rotor
26
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
27/43
berputar, maka generator mulai menghasilkan output (tegangan dan frekunsi)
melalui proses induksi elektromagnetik.
Ketika putaran turbin melebihi putaran diesel start maka diesel start akan
lepas secara otomatis. Putaran turbin akan terus dinaikkan dengan
penambahan bahan bakar yang diatur secara otomatis, Rotor generator yang
seporos dengan turbin akan terus berputar hingga mencapai putaran ideal
untuk menghasilkan tegangan dan frekuensi yang diinginkan atau siap untuk
melakukan sinkronisasi.
Proses sinkronisasi
Untuk pengaturan sinkronisasi, dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan
auto dan manual.
Untuk dapat menampilkan prosedur sinkronisasi, arahkan kursor pada :
EXIT (click)
SYNCHHRONIZING DISPLAY (click)
Akan tampak pada layar sinkronisasi.
1. Sinkronisasi secara AUTO
Posisikan auto sync. Pada sync. Mode, caranya
arahkan kursor : AUTO SYNC (click)
EXECUTE COMMAND (click). Bila telah
dilaksanakan maka proses sinkronisasi akan berjalan
secara auto, ditandai dengan masuknya CB generator
(breaker close) antara jam 11.55-12.05.
Atur beban sesuai kebutuhan secara bertahap. Bila
dalam keadaan mendesak / Emergency, pengatur beban
dapat diatur sesuai laju perubahan frekuensi.
Atur tegangan, power factor (cos ), daya reaktif
(MVAR), sesuai dengan batas yang ditetapkan.
Untuk pengaturan beban dan tegangan dilakukan pada
27
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
28/43
MANUAL MODE atau pada SPEED / LOAD
CONTROL, dengan mengarahkan kursor pada
pengaturan RAISE atau LOWER. Caranya arahkan
kursor pada RAISE (click) untuk menaikkan beban
atau LOWER (click) untuk menurunkan beban.
Bila sinkronisasi dan pengaturan beban telah selesai,
posisikan kembali SYNC. MODE pada posisi OFF.
Caranya arahkan kursor pada SYNC. OFF (click) -
EXECUTE COMMAND (click)
Untuk dapat memantau lebih jelas kondisi system pembangkitan
tampilkan kembali layar pada posisi MAIN DISPLAY (click).
2. Sinkronisasi secara MANUAL
Sinkronisasi secara manual dapat dilaksanakan pada dua tempat, yakni
pada Remote Control dan pada Panel Generator (local).
Prosedur stop unit
Untuk prosedur penyetopan unit langkah yang dilakukan dengan menurunkan
beban secara bertahap sampai pada beban minimal (0,5 MW) diikuti denganpelepasan Circuit Breaker (Breaker Trip), bila telah tercapai penyetopan dapat
dilaksanakan, dengan memberikan sinyal stop pada turbin.
Pelaksanaannya adalah :
1. Arahkan kursor pada EXIT (click)
2. SYNCHRONIZING DISPLAY (click). Bila telah
dilaksanakan maka akan tampak sarana penurunan beban
hingga pelepasan Circuit Breaker ( Breaker Trip)
3. Untuk penurunan beban lakukan pada Manual Mode, pilih
sarana LOWER LOAD, caranya arahkan kursor pada :
LOWER(click) lakukan hingga beban mencapai beban
minimal (0,5 MW), bila telah tercapai lepaskan circuit breaker
28
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
29/43
(breaker trip), caranya adalah : arahkan kursor pada
BREAKER TRIP di MANUAL MODE.
4. BREAKER TRIP (click). Perhatikan signal pada breaker, bila
penunjukan breaker telah terbuka (open) maka proses
pelepasan breaker telah selesai, selanjutnya penyetopan turbin
bisa dilaksanakan, bila breaker open tunggu 5 menit untuk
meyetop unit. Caranya :
Arahkan kursor pada :
MAIN DISPLAY (click)
Posisikan stop pada MASTER
SELECT, arahkan kursor pada :
STOP (click)-EXECUTE
COMMAND (click)
Maka proses penyetopan unit telah tercapai, periksa kembali keadaan
pembangkitan hingga kondisi dalam keadaan aman.
Normal load operation (pembebanan)
Pembebanan generator setelah synchronizing dapat dilakukan dengan duacara, yaitu :
1. Pembebanan secara Manual (Manual Loading)Pembebanan Manual dapat dilakukan dengan menekan SPEED SP
RAISE/SPEED SP LOWER pada CRT Main Display. Dapat juga
dilakukan dengan cara mengatur governor control switch ( 70 R4/Cs)
pada generator control panel. Untuk menaikan beban dilakukan dengan
memutar switch ke kanan, dan sebaliknya untuk menurunkan beban
dilakukan dengan memutar switch ke kiri.
Pengaturan beban dengan menggunakan governor control switch ( 70R4/
CS), untuk menaikan beban lebih besar dari 25 % full load tidak dapat
dilakukan dalam satu menit.
29
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
30/43
2. Pembebanan secara AUTO ( Automatic Loading )
Pada awal start jika tidak ada pilihan pembebanan, unit akan dibebani
dengan SPINNING RESERVE load point. Dimana SPINNING
RESERVE load point adalah sedikit lebih besar dari tidak ada beban,yaitu
8 % dari beban dasar.
Pada intermediate load point, PRE-SELECTED load, dan temperatur
control load point BASE dan PEAK dapat dipilih setiap saat setelah
sinyal start diberikan. Pemilihan akan ditampilkan pada CRT.
Pembebanan unit sesuai dengan pilihan pembebanan yang telah dipilih.
PRESELECTED LOAD adalah titik beban yang lebih besar dari
SPINNING RESERVE dan kurang dari BASE, sekitar 50 %.
Pengoperasian secara remote ( remote operation )
Untuk memindahkan control turbin dari control compartemen ke lokasi
peralatan remote. Pilih REMOTE pada CRT Main Display. Dengan
kondisi ini, start turbin; automatially synhronized, dan pembebanan dapat
dilakukan secara remote.
Jika dilakukan synchronisasi secara manual dari remote control, maka
selector switch ( 43 S ) pada panel generator control harus diposisikan pada
OFF/REMOTE.
Shutdown and cool down
1. Normal Shutdown
Normal Shutdown dapat dilakukan dengan memilih STOP pada CRT
Main Display. Prosedur shutdown akan mengikuti secara automatic
melalui pengurangan beban generator, perubahan kecepatan turbin,
penutupan bahan bakar pada bagian-bagian kecepatan dan initial dari
pada cooldown sequence yang pada akhirnya mesin stop.
2. Emergency shutdown
Emergency dilakukan dengan menekan tombol Emergency Stop.
Emergency shutdown dapat dilakukan dengan cara mekanik yaitu dengan
30
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
31/43
mendorong / menekan manual emergency trip valve yang terletak pada
gauge cabinet assembly, atau manual trip button pada overspeed trip
mekanik yang terletak di samping accessory gear.
3. Cooldown
Setelah dilakukan shutdown, maka rotor harus tetap berputar selama masa
pendinginan . Perputaran rotor turbin diperlukan gunanya adalah untuk
mencegah lendutan rotor, resultant rubbing dan imbalance dan
dihubungkan dengan kerusakan lain yang mungkin terjadi jika peralatan
bantu start tanpa berhenti tanpa pendinginan terlebih dahulu. Turbin dapat
dioperasikan dan dibebani setiap saat selama siklus pendinginan.
Siklus pendinginan dapat dilakukan menggunakan bagian-bagian starting
yang mana hal ini dilakukan pada operasi cranking speed. Pada unit-unit
yang mempunyai electromotor sebagai starting device, operator harus
memperhatikan petunjuk lamanya motor dapat beroperasi tanpa
overheating.
Peralatan yang diperlukan untuk putaran selama cooling down pada MS
5000 dan MS 6001 adalah hydraulic ratchet yang dihubungkan dengan
peralatan torque converter. Ratchet berputar sekali setiap 3 menit dan
memutar rotor 47 derajat.
Waktu minimum yang diperlukan untuk pendinginan turbine tergantung
pada ambient temperature turbine. Faktor lain seperti udara langsung dan
kelembaban udara di luar dan air drafts di dalam instalasi, dapat juga
mempengaruhi waktu yang diperlukan untuk coolingdown.
Rotor harus tetap berputar selama 24 jam sejak shutdown, untuk
meyakinkan keamanan minimum dari rubs dan unbalance pada kondisi
subsequent starting. GE Company, merekomendasikan bahwa
pengoperasian putaran rotor terus menerus selama 48 jam setelah
shutdown untuk memperoleh pendinginan rotor yang merata.
4. Black Start Operation
31
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
32/43
PLTG GE mempunyai fasilitas black start yang dapat dioperasikan dalam
kondisi blackout atau tidak ada sumber tegangan AC dari luar.
Supply tegangan untuk peralatan control diperoleh dari sumber tegangan
DC battery.
Ignition atau pengapian dan internal AC control, diperoleh dari tegangan
DC yang dikonversi menjadi tegangan AC oleh inverter
Ketika turbine distart, DC Emergency Lub Oil beroperasi untuk
mensupply pelumasan hingga Accessory gear mendrive main oil lub
pump. Pompa emergency jalan terus sampai accelerating speed signal
(14HA) menyala, yaitu pada kecepatan putaran 95%. Pompa emergency
kemudian akan shutdown jika lube oil pressure switgh (63QL)
menunjukkan tekanan yang cukup.
Dalam pengoperasian black start juga dibutuhkan tambahan 88HR DC
hydraulic ratghet pump assembly. Bagian ini diperlukan untuk
mengontrol tekanan oli dalam menjalankan clutch dan rathet assembly.
Untuk bahan bakar mesin, tekanan yang disupply ke turbine didrive oleh
fuel oil pump diperoleh dari fuel forwading pump AC/DC.
Motor DC akan menjalankan pompa sampai tegangan AC diperoleh
untuk menjalankan motor AC. Kebutuhan tekanan bahan bakar yang
tinggi dapat dicukupi oleh nomalnya accessory gear driven fuel pump.
III.3. SISTEM PROTEKSI PLTG GE
III.3.1 Alat Sensor
Alat sensor berfungsi untuk mendeteksi perubahan parameter pada sistem dari
peralatan yang diproteksi. Alat sensor ini berupa VT (voltage transformer) dan CT
(current transformer).
32
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
33/43
III.3.2 Relay Proteksi
Pada PLTG GE relay proteksi yang digunakan adalah relay numeric yang
mana dikendalikan oleh sebuah microprocessor. Relay numeric atau relay digital
yang digunakan adalahDGP System. DGP system adalah sebuah mikroprosesor yang
dikombinasikan dengan relay digital di mana menggunakan sampling bentuk
gelombang dari arus dan tegangan input untuk keperluan proteksi, control, dan
memonitor generator. Sampling tadi digunakan untuk menghitung arus dan phasa
tegangan yang mana digunakan untuk fungsi alogaritma proteksi. DGP System
menggunakan interface MMI (Man Machine Interface) dan DGP LINK software
komunikasi yang sesuai dengan GE digital relay system.
Di bawah ini beberapa fungsi proteksi yang ada pada DGP System :
1. Stator Differential (87G)
2. Current Unbalance (46)
3. Loss of Exicitation (40)
4. Antimotoring (32-1)
5. Time overcurrent with voltage restraint (51V)
6. Stator Ground (64G1)
7. Ground Overcurrent ( 51 GN)
8. Over exicitation (24)
9. Overvoltage (59)
10. Undervoltager (27)
11. Over and Undefrequency (81)
12. Voltage Transformer Fuse Failure (VTFF)
Stator Differential
Fungsi ini menyediakan Proteksi dengan kecepatan tinggi selama terjadi
gangguan phasa-phasa, dan tiga phasa didalam stator generator. Stator
33
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
34/43
differential menggunakan sebuah produk restraint alogaritma dengan dual
slope karakteristik..
Stator differential tidak akan bekerja untuk gangguan berulang pada belitan
mesin. Ini juga tidak akan bekerja untuk ganguan satu fasa ketanah, jika
sistem tersebut tidak ditanahkan atau ditanahkan dengan impedansi yang
tinggi.
Proteksi terhadap hubung tanah akan berfungsi jika netral dari mesin ( atau
salah satu mesin yang dioperasikan parallel) ditanahkan. Sebuah bagian kecil
dari belitan sampai titik netral tidak dapat diproteksi, jumlah gangguan sangat
ditentukan dari tegangan yang dapat menyebabkan arus pick-up minimum
yang mengalir sampai titik netral dan impedansi pentanahan. Peralatan
pembatas arus pada rangkaian netral tanah akan meningkatkan impedansi
netral dan akan menurunkan fungsi proteksi gangguan tanah.
Current Unbalance
Di sini ada beberapa kondisi tidak normal pada generator, kondisi tidak
normal ini dapat berupa ketidakseimbangan beban, gangguan pada sistem dan
rangkaian terbuka. Komponen urutan negative (I2) dari arus stator
berhubungan langsung dengan kondisi tidak normal ini dan pengaturan
jumlah putaran fluks medan pada mesin. Kekurangan ini akan menyebabkan
pemanasan pada inti rotor. Kemampuan dari mesin untuk bertahan dari
pemanasan yang disebabkan oleh arus yang tidak terbatas (unbalance current).
Proteksi current unbalance dari DGP sistem menyediakan karakteristik waktu
operasi yang cepat sesuai I2 T = K. Sebuah karakteristik linear yang dibuat
kira-kira untuk pendinginan mesin sementara pada kondisi arus yang tidak
terbatas ( unbalance current ). Didalamya ditambahkan 46T, DGP sistem juga
memasukkan sebuah alarm unbalance current (46A) yang mana dioperasikan
oleh komponen urutan negative (I2) disesuaikan dengan pick-up dan time
delay.
Loss of Excitation
34
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
35/43
Fungsi ini digunakan untuk mendeteksi kekurangan eksitasi pada mesin
sinkron. DGP sistem memasukkan dua karakteristik mho, untuk mendeteksi
mesin, tiap bagian disesuaikan jangkauan, waktu mati dan pewaktuan. Logika
disediakan dalam DGP system untuk memblok fungsi ini dari adanya
tegangan urutan negative ( dideteksi oleh sebuah Voltage transformer fuse
failure condition) dan sebuah eksternal VTFF Digital input DI6.
Eksitasi dapat hilang karena tripnya field breaker, rangkaian terbuka atau
hubung singkat pada belitan medan, kerusakan pada regulator, atau hilangnya
sumber untuk meyupplai belitan medan. Ketika sebuah generator sinkron
kehilangan eksitasi, ini cenderung membuatnya menjadi sebuah generator
induksi. Jika ini berlangsung pada kecepatan normal, beroperasi dengan daya
yang berkurang, dan penerimaan daya reaktif (VARS) dari sistem. Impedansi
ini dilihat oleh relay, relay melihat generator bukan sebagai gangguan tetapi
merupakan karakteristik mesin. Aliran daya sebelumnya berkurang akibat
eksitasi.
Studi mengindikasi bahwa fungsi dari zona mho dapat diset untuk mendeteksi
kasus kegagalan eksitasi dalam waktu yang singkat. Dan zona kedua dapat
mendeteksi semua kasus kegagalan eksitasi. Setting waktu yang lama
dibutuhkan oleh second zone (40-2) untuk keamanan selama kondisi ayunan
daya untuk sistem stabil.
Anti Motoring
Fungsi ini untuk mengatasi terjadinya aliran daya aktif dari sistem ke
generator. Kondisi ini terjadi saat semua atau sebagian prime mover hilang
daya putarnya, dan saat itu juga daya yang dibangkitkan kurang dari daya
beban. Daya aktif / nyata akan mulai mengalir ke dalam generator dari sistem.
Motoring power secara khusus membedakan jenis penggerak mula seperti
yang ditunjukkan oleh Tabel di bawah. Untuk spesifikasi penggunaan,
minimum penggerak daya dari generator dapat diperoleh dari supply setiap
unit.
35
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
36/43
Tabel 2. Nilai Daya Penggerak Berdasarkan Penggerak
mulanya
Jenis penggerak mulaPenggerak daya dalam percent
dari unit ratingGas turbine
Diesel
Hydraulic turbine
Steam turbine
10 100
15 25
2 100
0,5 4
DGP system menyediakan sebuah fungsi untuk reverse power (32-1) dan
disesuaikan dengan time delay.
Time overcurrent with voltage restraint (51V)
Sebuah sistem harus dapat dilindungi dari gangguan, untuk itu time
overcurrent with voltage restraint yang terdapat pada DGP sistem berfungsi
untuk sebagai back up protection.
Stator Ground (64G1)
Fungsi ini untuk mendeteksi adanya gangguan stator ground fault dengan
sebuah impedansi ground yang tinggi pada generator. Pada keadaan normal
netral dari belitan stator mempunyai potensial tertutup terhadap ground.
Ground Overcurrent ( 51 GN)
Fungsi ini untuk mengatasi adanya arus lebih yang terjadi akibat adanya
hubung singkat pada generator. Prinsip kerja dari Ground over current sama
dengan prinsip kerja overcurrent relay.
Over exicitation (24)
Fungsi ini untuk mengatasi arus eksitasi yang berlebih pada rotor, eksitasi
yang lebih pada generator dapat menaikkan temperatur pada belitan stator
akibat arus yang besar sehingga dapat merusak belitan rotor.
Over Voltage
Fungsi ini untuk mengatasi adanya tegangan lebih pada generator. Tegangan
36
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
37/43
yang berlebih yang melampaui dari batas maksimum yang diijinkan dapat
menyebabkan kerusakan isolasi dari belitan stator dan berakibat pada hubung
singkat antara belitan. Selain itu overvoltage dapat mengakibatkan terjadinya
overspeed dan merusak pengatur tegangan otomatis (AVR).
Under Voltage
Fungsi ini untuk mendeteksi mengatasi tegangan yang rendah pada output
generator. Apabila generator bekerja pada tegangan yang rendah maka akibat
pada beban. Tegangan yang rendah pada generator akan mengakibatkan daya
yang dipasok ke beban berkurang sehingga merugikan. Apabila generator
berada dalam interkoneksi maka akan mengakibatkan terjadinya aliran daya
ke generator.
Over and Under Frequency
Fungsi ini untuk mendeteksi frekuensi generator, under frequensi dapat
meyebabkan membukanya CB sehingga perlu dideteksi, untuk mengatasinya
dengan dilakukan dengan menyeimbangkan beban dengan daya yang
dibangkitkan. Over frequency dapat meyebabkan over speed, overvoltage
sehingga dapat membahayakan generator.
Voltage Transformer Fuse Failure (VTFF)
Fungsi ini dapat operate untuk semua Partial loss dari tegangan AC yang
disebabkan satu atau lebih blown fuses, jika tegangan AC hilang negative
squence voltage detektor akan pickup dan positive squence detector akan
akan drop out.
III.3.3. Circuit Breaker (CB)
Circuit breaker berfungsi sebagai switch atau saklar yang memutuskan dan
menghubungkan peralatan yang diproteksi dari sistem. Circuit breaker bekerja
berdasarkan perintah dari relay.
37
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
38/43
III.3.4. Sumber DC
Sumber DC yang digunakan pada sistem proteksi Generator PLTG GE berasal
dari sebuah batterai dengan tegangan 125 volt.
III.3.5 Gangguan pada Generator
Gangguan pada generator dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Gangguan Listrik (electric fault)
2. Gangguan Mekanis/Panas (mechanical thermal fault)
3. Gangguan Sistem (system fault)
Gangguan Listrik (electrical fault)
Jenis gangguan ini adalah gangguan yang timbul dan terjadi akibat gangguan
pada bagian listrik dari generator. Gangguan ini meliputi :
a. Hubung singkat tiga fasa
b. Hubung singkat dua fasa
c. Hubung singkat belitan stator ke tanah ( Stator ground fault
)
Kerusakan pada gangguan dua fasa dapat diperbaiki dengan
menyambung (laping) atau mengganti sebagian dari konduktor, tetapi
kerusakan akibat gangguan satu fasa ketanah yang bunga api dan
merusak isolasi serta inti besi. Kerusakan ini sangat fatal dan
memerlukan perbaikan total.
d. Hubung singkat belitan rotor hubung tanah (rotor ground
fault)
Jika terjadi hubungsingkat satu titik ketanah belum memberikan
pengaruh terhadap roror, namun jika hubung singkat ketanah terjadi pada
dua titik maka akan seolah-olah hubung sinkat antara dua belitan.
38
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
39/43
Pengaruh dari hubung singkat dua titik adalah :
Gaya tarik rotor menjadi tidak seimbang sehingga
putarannya menjadi berayun
Mempercepat kerusakan bantalan
Bisa menyebabkan gesekan antara rotor dan stator,
yang menyebabkan pemanasan pada bagian yang
bergesek, sehingga dapat meyebabkan sifat isolasi
dari belitan stator berubah. Dan selanjutnya
mentebabkan hubungsingkat antara belitan atau
hung tanah pada stator.
e. Kehilangan arus eksitasi (loss excitation)
Hilangnya arus eksitasi dapat menyebabkan putaran mesin menjadi naik
dan mengubah fungsi generator sinkron menjadi generator induksi.
Kondisi ini akan menyebabkan pemanasan lebih pada rotor akibat arus
induksi yang bersirkulasi pada rotor.
f. Tegangan lebih (overvoltage)Tegangan yang berlebih yang melampaui dari batas maksimum yang
diijinkan dapat menyebabkan kerusakan isolasi sari belitan stator dan
berakibat pada hubung singkat antara belitan. Selain itu overvoltage
dapat mengakibatkan terjadinya overspeed dan merusak pengatur
tegangan otomatis (AVR).
Gangguan mekanis/panas (mechanical or thermal fault)
Jenis-jenis gangguan mekanis atau panas adalah :
a. Generator berfungsi sebagai motor
Motoring adalah peristiwa berubahnya fungsi generator menjadi motor
akibat adanya daya balik (reverse power)
Daya balik (reverse power) terjadi akibat turunnya daya masukan dari
39
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
40/43
penggerak utama (prime mover). Sehingga torka listrik lebih besar dari
torka mekanik, hal ini mengakibatkan terjadi perubahan bentuk dari
sudu-sudu turbin (kavitasi sudu-sudu turbin).
b. Pemanasan lebih pada stator
Pemanasan lebih pada stator meyebabkan :
Kerusakan laminasi
Kendornya bagian-bagian tertentu pada
generator seperti pasak-pasak stator (stator
wedges), terminal /ujung belitan dan sebagainya.
c. Kesalahan paralel
Kesalahan dalam memparalelkan generator karena syarat-syarat paralel
tidak terpenuhi mengakibatkan kerusakan pada bagian poros dan kopling
generator dan penggerak utama karena terjadinya momen puntir.
d. Gangguan pada pendingin stator
Gangguan pada pendingin stator (pendingin dengan media udara,
hydrogen atau air) menyebabkan kenaikan suhu belitan stator dan
berakibat pada isolasi belitan.
Gangguan sistem (system fault)
Gangguan pada system yang berakibat pada generator yaitu :
a. Terjadinya pelepasan beban secara mendadak ;
Terjadinya gangguan hubung singkat baik itu tiga fasa, dua fasa, dua fasa
ketanah, satu fasa ketanah dan open circuit menyebabkan bekerjanya relay
proteksi dan berakibat pada pelepasan beban. Pelepasan beban
mengakibatkan daya yang dibangkitkan lebih besar dari daya yang beban,
akibatnya torka mekanik lebih besar dari torka listrik sehingga frekuensi
dan tegangan generator menjadi naik.
b. Lepas sinkron (loss sinkron)
40
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
41/43
Apabila kondisi pada point a. berlanjut terus maka akan mengakibatkan
ketidak stabilan sistem. Hal ini mengakibat stress pada belitan generator
dan gaya punter yang berfluktuasi dan beresonansi, sehingga akan
merusak turbine dari generator. Pada kondisi ini Generator harus dilepas
dari sistem.
BAB IV
PENUTUP
IV.1 KESIMPULAN
1. PLTG General electric pada PT. PLN WILAYAH SULSELRABAR
SEKTOR TELLO terdiri atas dua unit dengan masing-masing unit
berkapasitas 45,40 MVA.
41
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
42/43
2. Pengoperasian PLTG General Electric mencakup proses start, pembangkitan,
proses sinkronisasi dan proses stop.
3. Sistem proteksi dan kontrol pada PLTG General Electric menggunakan DGP
System di mana sistem ini menggunakan mikroprocessor dan tergolong
dalam relay numeric.
IV.2. SARAN
1. Sistem proteksi dan kontrol pada PLTG GE menggunakan sistem digital
(komputerisasi) sehingga diperlukan pemeriksaan pada peralatan komputer
secara berkala
2. Sebaiknya diadakan diskusi secara rutin dengan Pembimbing Lapangan
mengenai apa yang telah dilihat selama Kerja Praktek dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
GE Power System, Gas turbine operating manual, PLN ujung pandang sulawesi,
Indonesia, 1997
Taniadji, Sony . 2005 . Kuliah Sistem Proteksi. Makassar
W. Culp JR, Archie . 1991 .Prinsip-prinsip konversi energi (terjemahan Ir Darwin
sitompul, Meng) . Jakarta : Erlangga
Zuhal . 1982 .Dasar Tenaga Listrik . Bandung : ITB
42
-
8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello
43/43