-lap-kpii-pltg-tello

Upload: rachmat-guntur-dwi-putra

Post on 07-Apr-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    1/43

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1. LATAR BELAKANG MASALAH

    Seiring dengan perkembangan dunia industri, fabrikasi pengolahan dan

    perkembangan teknologi lainnya maka akan meningkat pula kebutuhan akan tenaga

    listrik karena energi listrik dapat dengan mudah dibangkitkan, ditransmisikan, lalu

    didistribusikan dengan melalui bentuk konversi energi dari energi yang satu menjadibentuk energi yang lainnya.

    Suatu sistem tenaga listrik tidak hanya didukung oleh sistem operasi yang

    optimal maupun pelayanan yang efisien, tapi juga tergantung pada sistem

    pengontrolan dan sistem proteksi itu sendiri. Tujuan sistem pengontrolan dalam

    sistem tenaga listrik adalah mengontrol agar segala peralatan listrik yang membangun

    sistem kelistrikan dapat bekerja secara maksimal mulai dari pengontrolan sistem

    pembangkitan ke beban sampai pada pengontrolan terhadap gangguan yang mungkin

    terjadi selama pengoperasian sistem itu sendiri.

    Salah satu sistem pengontrolan dari peralatan-peralatan kelistrikan adalah

    pengontrolan dari kerja generator, dimana tujuannya adalah mempertahankan kondisi

    kerja dari generator itu sendiri dengan mengatur parameter-parameter yang ada di

    dalamnya seperti frekuensi dan tegangan. Hal ini sebenarnya dilakukan untuk

    mempertahankan kesinambungan pelayanan kepada konsumen.

    Generator adalah alat untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik

    Generator menghasilkan energi listrik dengan digerakkan atau diputar oleh suatu

    penggerak mula (prime mover). Penggerak mula dari pada Generator dapat berupa

    turbin air (PLTA), turbin gas (PLTG), turbin uap (PLTU), mesin diesel (PLTD), dan

    lain-lain. Generator akan mengkonversi energi mekanik tersebut menjadi energi

    listrik yang kemudian dapat dipergunakan untuk melayani kebutuhan rumah tangga,

    1

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    2/43

    industri dan lain-lain.

    Seiring dengan meningkatnya kebutuhan listrik, maka pembangunan

    pembangkit listrik pun terus ditingkatkan seperti halnya di Sulawesi Selatan,

    misalnya PLTA Bakaru, PLTGU Sengkang (Swasta), PLTD Suppa dan

    PLTU/PLTG/PLTD Tello Makassar, serta masih banyak pembangkit yang ada di

    daerah-daerah kabupaten.

    Pembangkitan tenaga listrik yang terdapat di Tello menjadi tempat bagi kami,

    mahasiswa Teknik Elektro Universitas Hasanuddin, untuk melihat secara langsung

    proses pembangkitan energi listrik. Sebagai perusahaan nasional yang menunjang

    pendidikan, maka sangatlah tepat jika kami memilih perusahaan PT. PLN (Persero)

    Wilayah Sulselrabar Sektor Tello untuk melakukan kerja praktek.

    I.2. TUJUAN PENULISAN

    Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah :

    1. Sebagai sarana pelatihan bagi kami mahasiswa untuk mengetahui

    langkah-langkah kerja yang benar agar keputusan yang diambil bisa

    memberikan hasil yang optimal.

    2. Memberikan pemahaman dan pengalaman mengenai cara kerja

    peralatan dan hubungannya dengan sistem sehingga dapat pula

    menyelesaikan masalah pada suatu peralatan apabila dibutuhkan.

    3. Mengetahui prinsip dasar suatu proses pembangkitan energi listrik khususnya

    PLTG.

    4. Mengetahui sistem pengontrolan Generator dan sistem proteksi yang

    digunakan pada PLTG General electrik

    I.3. BATASAN MASALAH

    2

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    3/43

    Luasnya ruang lingkup pembangkit energi elektrik baik dari segi

    klasifikasinya maupun dari segi sistemnya, maka perlu kami batasi ruang lingkup

    masalah sesuai dengan keperluan, mengingat keterbatasan waktu dan instrumen

    pendukung serta kemampuan penyusun. Adapun masalah yang kami bahas adalah

    mengenai :

    Sistem Pengontrolan dan Proteksi Pada PLTG General Electric

    I.4. METODEOLOGI PENULISAN

    Adapun metode yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah sebagai

    berikut :

    1. Metode Pustaka

    Dalam metode ini dilakukan pengumpulan teori-teori dasar yang berkaitan

    dengan penulisan yang diperoleh dari literatur pada perpustakaan pusat

    UNHAS, perpustakaan Jurusan Teknik Elektro dan literatur-literatur lain yang

    mendukung.

    2. Metode Penelitian Lapangan

    Pada metode ini dilakukan pengamatan langsung dilapangan terhadap objek

    tertentu ataupun dengan mengadakan tanya jawab langsung kepada

    pembimbing lapangan guna mengumpulkan data-data.

    I.5. SISTEMATIKA PENULISAN

    3

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    4/43

    Sebagai gambaran umum tentang keseluruhan isi dari laporan ini, maka kami

    memaparkannya dalam beberapa bab sebagai berikut :

    BAB I : Merupakan bagian dari pendahuluan yang berisi latar belakang

    masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, metode penulisan, dan

    sistematika penulisan.

    BAB II : Berisi landasan teori tentang Pembangkit Listrik Tenaga Gas ( PLTG ).

    BAB III :Berisi tentang Sistem Pengontrolan, standart prosedur operasi, Proteksi

    PLTG GEBAB IV : Merupakan bagian akhir dari laporan ini yang berisi kesimpulan dan

    saran.

    BAB II

    4

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    5/43

    LANDASAN TEORI

    II.1 PRINSIP KERJA PLTG

    II.1.1 Pengertian

    Pembangkitan adalah proses produksi tenaga listrik yang dilakukan dalam

    pusat-pusat tenaga listrik atau sentral-sentral dengan menggunakan generator.

    PLTG adalah salah satu jenis pembangkit listrik yang menggunakan turbine

    sebagai prime movernya dengan gas sebagai fluida kerjanya. Dibandingkan denganpembangkit listrik lainnya, turbine gas merupakan pembangkit yang cukup sederhana

    yang terdiri atas empat komponen utama yaitu :

    1. Kompresor

    2. Ruang bakar

    3. Turbine gas

    4. Generator

    II.1.2 Prinsip Kerja

    Sistem turbine gas menggunakan compressor aksial, dikatakan kompresor

    aksial karena aliran udara yang melalui kompresor searah dengan poros dan rotor.

    Kompresor aksial dapat mencapai efesiensi 90% dan perbandingan tekanan yang

    dihasilkan setiap tingkat sekitar 1,05-1,15 atm, maka untuk menghasilkan

    perbandingan tekanan yang tinggi diperlukan jumlah tingkat yang lebih banyak (17

    tingkat atau lebih) hal ini mengakibatkan ukuran kompresor aksial menjadi lebih

    panjang . Udara atmosfer masuk ( air inlet ) melalui kompresor dan masuk ke pompa

    automiser yang ukurannya lebih kecil sehingga tekanan udaranya menjadi besar.

    Karena tekanan udara yang besar mengakibatkan temperatur udara naik. Kemudian

    udara yang bertekanan dan bertemperatur tinggi itu masuk ke dalam ruang bakar

    (combustion chamber). Di dalam ruang bakar, bahan bakar dan udara yang

    5

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    6/43

    dikabutkan kemudian diberi pengapian (ignition) dari busi sehingga terjadi proses

    pembakaran.

    Proses pembakaran adalah ekivalen dengan proses pemasukan kalor pada

    siklusBrayton. Proses pembakaran ini terjadi secara kontinu sehingga temperatur gas

    pembakaran harus dibatasi sesuai dengan kekuatan material sudu-sudu turbine. Hal

    ini perlu dilaksanakan karena kekuatan material akan turun dengan naiknya

    temperatur.

    Tekanan ruang bakar berkisar antara 2,5-10 atm, temperature gas pembakaran

    keluar dari ruang bakar sekitar berkisar antara 500-1100 C. Untuk membatasi

    temperatur gas pembakaran keluar dari ruang bakar maka sistem turbine gas

    memerlukan jumlah udara berlebih, dimana udara tersebut diperlukan untuk

    menyempurnakan proses pembakaran dalam waktu sesingkat-singkatnya.

    Membandingkan bagian-bagian ruang bakar yang homogen. Gas panas yang

    dihasilkan dari proses pembakaran masuk ke dalam turbine dan berfungsi sebagai

    fluida kerja yang memutar rotor turbine bersudu yang terkopel dengan generator

    sinkron. Di dalam turbine terjadi proses ekpansi untuk menurunkan tekanan dan

    menambah kecepatan udara. Sekitar 60% daya yang dihasilkan dari turbine

    digunakan untuk memutar beban (generator listrik, pompa, compressor, baling-

    baling, dan sebagainya).

    II.1.3 Diagram Alir Turbine Gas

    Seperti juga PLTD, PLTG atau turbin gas merupakan mesin dengan proses

    pengoperasian dalam (internal combustion). Bahan bakar berupa minyak atau gas

    alam dibakar di dalam ruang pembakaran (combustor). Udara yang memasuki

    kompresor setelah mengalami tekanan bersama-sama dengan bahan bakar

    disemprotkan ke ruang pembakaran untuk melakukan proses pembakaran. Gas panas

    ini berfungsi sebagai fluida kerja yang memutar roda turbin bersudu yang terkopel

    dengan generator sinkron kemudian mengubah energi mekanis menjadi energi

    6

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    7/43

    listrik. (lihat gambar 1)

    PLTG

    merupakan mesin bebas getaran, tidak terdapat bagian mesin yang bergerak translasi

    (bolak-balik). Temperatur turbine gas (1000C) jauh lebih tinggi dari pada jenis

    turbine yang lain. Efesiensi konversi thermalnya mencapai 20%-30%. PLTG

    berfungsi memikul beban puncak karena membutuhkan bahan bakar yang sangat

    besar ( biaya investasi rendah tapi biaya operasi tinggi).

    II.1.4 Siklus Turbin Gas

    Sesuai dengan teori, bahwa turbine gas mengikuti siklus Brayton,. Pada siklus

    yang sederhana, proses pembakaran atau proses pembuangan gas bekas terjadi pada

    tekanan konstan sedangkan proses kompresi dan expansi terjadi secara kontinyu.

    Gambar di bawah ini menunjukkan proses secara sistematis dan berlangsung kontinu.

    Dari

    siklus

    7

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    8/43

    Brayton dapat dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut :

    Pada titik 1 udara dihisap masuk kedalam compressor (C) terjadi pemanfaatan udara

    sehingga udara tersebut bertekanan tinggi. Udara bertekanan tinggi tersebut dialirkan

    ke titik 2 dan dicampur dengan bahan bakar di dalam ruang bakar B (Combustion

    chamber). Hasil dari pembakaran tersebut gas panas yang bertekanan tinggi dialirkan

    ke titik 3, untuk selanjutnya menuju turbin (T) dan memutar rotor turbin dikeluarkan

    ke titik 4 (Exhaust). Gambar 3 memperlihatkan bagian - bagian utama suatu turbine

    gas beserta masing-masing komponennya .

    Data - data ini adalah untuk mempermudah pada saat dilakukan inspection,

    baik itu inspection combustion, hot gas path (HGP), maupun mayor inspection (MI)

    yang harus dilakukan pada periode tertentu. Hal mana untuk memperhitungkan

    bagian-bagian tersebut agar diperoleh efesiensi yang maksimum dalam melakukan

    inspection.

    8

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    9/43

    II.1.5. Proses Pengoperasian PLTG

    Secara garis besar urutan kerja dari proses pengoperasian PLTG tersebut sbb :

    1. Proses starting

    Pada proses start awal untuk memutar turbine menggunakan mesin diesel

    sampai putaran poros turbine/compressor mencapai putaran 3400 rpm maka

    secara otomatis diesel dilepas dan akan berhenti.

    2. Proses kompresi

    Udara dari luar kemudian dihisap melalui air inlet oleh kompresor dan masukke ruang bakar dengan cara dikabutkan bersama bahan bakar lewat nozzle

    secara terus menerus dengan kecepatan tinggi.

    3. Transformasi energi thermis ke mekanik

    Kemudian udara dan bahan bakar dikabutkan ke dalam ruang bakar diberi

    pengapian (ignition) oleh busi (spark plug) pada saat permulaan pembakaran.

    Pembakaran seterusnya terjadi terus menerus dan hasil pembakarannya

    berupa gas bertemperature dan bertekanan tinggi dialirkan ke dalam cakram

    melalui sudu-sudu yang kemudian diubah menjadi tenaga mekanis pada

    perputaran porosnya.

    4. Transformasi energi mekanik ke energi listrik.

    Poros turbine berputar hingga 5.100 rpm, yang sekaligus memutar poros

    generator sehingga menghasilkan tenaga listrik. Putaran turbin 5.100 rpm

    diturunkan oleh load gear menjadi 3000 rpm, dan kecepatan putaran turbine

    ini digunakan untuk memutar generator.

    Udara luar yang dihisap masuk compressor, kemudian dimanfaatkan hingga

    pada sisi keluarannya menghasilkan tekanan yang cukup tinggi. Bersama dengan

    udara yang yang bertekanan tinggi, bahan bakar dikabutkan secara terus menerus dan

    hasil dari pembakaran tersebut dengan suatu kecepatan yang tinggi mengalir dengan

    perantaraan transition piece menuju nozzle dan sudu - sudu turbine dan pada akhirnya

    9

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    10/43

    keluar melalui exhaust dan dibuang ke udara bebas.

    II.1.6 Bagian-Bagian Utama Turbin Gas

    Komponen - komponen utama pada suatu turbine gas meliputi :

    1. Saluran udara masuk

    2. Compressor

    3. Ruang bakar

    4. Turbine

    5. Saluran gas buang

    6. Bantalan

    Saluran Udara Masuk

    Udara pada pembakaran turbine gas diambil dari udara luar (ambient), sebelum

    udara dihisap dan masuk, compressor haruslah dijaga kelembaban dan

    kebersihan udaranya dari debu-debu. Sebab kelembaban yang tinggi

    memungkinkan udara menjadi basah, sehingga mengandung bintik-bintik air

    yang akan menimbulkan korosi pada permukaan sudu- sudu compressor.

    Untuk menghindari hal-hal tersebut maka pada saluran udara masuk dilengkapi

    dengan saringan- saringan penangkap bintik-bintik air dan debu.

    Kompressor

    Kompressor adalah alat yang digunakan untuk mengkompresikan udara dengan

    jumlah yang besar untuk keperluan pembakaran, pendinginan dan lain-lain.

    Compressor yang digunakan adalah jenis aksial dengan 17 tingkat yang seporos

    dengan turbine. Untuk melakukan proses kompresi, kompresor memerlukan

    tenaga yang sangat besar. Tenaga untuk memutar compressor adalah sekitar

    dari gaya yang dihasilkan oleh turbine. Karena pembebanan pada PLTG

    bervariasi maka jumlah udara yang masuk melalui filter diatur oleh inlet Guide

    Vane.

    10

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    11/43

    Ruang Bakar

    Unit turbin gas general electric ruang bakarnya terdiri dari sepuluh buah yang

    tersusun melingkar di sekitar compressor casing

    Bagian-bagian yang menunjang proses pembakaran pada ruang bakar antara lain:

    1. Sistem penyalaan

    2. Flame detector

    3. Cross fire tube

    Dari hasil pembakaran bahan bakar, gas panas yang dihasilkan digunakan untuk

    menggerakkan turbine.

    Turbine

    Turbine adalah bagian yang terpenting dari perangkat PLTG, turbine merupakan

    perangkat yang mengkonversikan energi panas dari hasil pembakaran di ruang

    bakar yang bertemperatur dan bertekanan tinggi ke suatu energi yang baru yaitu

    energi mekanik.

    Kecepatan aliran gas panas yang melalui sudu tetap dan sudu gerak adalah

    momentum gaya aksial kecepatan mendorong sudu yang disatukan dengan rotor

    menimbulkan energi baru yaitu energi mekanik gerak putar poros.

    Saluran gas buang

    Saluran gas buang adalah suatu bagian dari sistem turbine, dimana gas yang

    telah dipergunakan untuk memutar poros turbine dan kemudian dibuang pada

    atmosfer udara. Rangka saluran gas buang dipasang pada bagian turbine shell

    dan diperkuat dengan baut. Pada rangka ini terdapat silinder - silinder luar dan

    dalam . Pada bagian luar dan dalam terdapat diffuser, dimana aliran gas bekas

    menjadi radial.

    11

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    12/43

    Bantalan

    Unit turbine gas menggunakan dua bantalan :

    - Journal bearing

    - Thrust bearing

    Fungsi bagian ini untuk menunjang rotor turbine sebagai penghubung rotor dan

    stator turbin.

    PLTG General Electric memiliki turbine dengan data sebagai berikut :

    Model : 6551B

    Manufaktur : General Electric

    Fuel : Distilate

    Base rating,Gas : N/A

    Base rating, Dist. : 33,44 kw

    Turbine stages : 3

    Made in : USA

    II.2 GENERATOR

    II.2.1 Prinsip Kerja Generator

    Prinsip kerja generator serempak berdasarkan induksi elektromagnetik. Setelah

    rotor digerakan pengerak mula dengan demikian kutub-kutub pada rotor akan

    berputar. Jika kumparan kutub diberi arus searah maka pada permukaan kutub akan

    timbul medan magnet searah yang berputar dan kecepatannya sama dengan putaran

    kutub.

    Garis-garis gaya yang berputar tersebut akan memotong kumparan jangkar

    tersebut timbul EMF atau GGL atau tegangan induksi,frekuensi EMF (ggl).

    Persamaan mengikuti persamaan :

    12

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    13/43

    HznP

    f120

    .=

    Dimana:

    P = jumlah kutub

    n = kecepatan putaran (rpm)

    Besarnya tegangan induksi yang ditimbulkan pada kumparan jangkar yang ada pada

    stator akan mengikuti persamaan :

    E = C.n.

    Dimana:

    C = konstanta mesin

    = fluks medan (weber)

    n = kecepatan putaran (rpm)

    II.2.2 Konstruksi Generator

    Konstruksi generator sinkron terdiri dari :

    1. Stator adalah bagian dari generator yang diam dan berbentuk silinder

    2. Rotor adalah bagian dari generator yang berputar dan berbentuk silinder.

    3. Celah udara adalah ruangan antara rotor dan stator.

    Konstruksi stator

    Konstruksi stator terdiri dari :

    1. Kerangka atau gandar dari besi tuang untuk menyangga inti

    jangkar.2. Inti jangkar dari besi lunak/baja silikon.

    3. Alur/parit/slot dan gigi tempat meletakkan belitan (kumparan)

    berbentuk alur terbuka dan setengah tertutup.

    4. Belitan jangkar terbuat dari tembaga yang diletakkan pada alur.

    13

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    14/43

    Konstruksi Rotor

    Konstruksi rotor terdiri dari dua jenis :

    1. Jenis kutub menonjol (salient pole) untuk generator dengan

    kecepatan rendah dan medium. Kutub menonjol terdiri dari inti

    kutub, badan kutub dan sepatu kutub. Belitan medan dililitkan

    pada badan kutub juga dipasang belitan peredam (damper

    winding). Belitan kutub dari tembaga, badan kutub dan sepatu

    kutub dari besi lunak.

    2. Jenis kutub silinder untuk generator dengan kecepatan tinggi,

    terdiri dari alur-alur yang dipasang kumparan medan juga ada

    gigi alur dan gigi tersebut terbagi atas pasangan kutub.

    Kumparan kutub dari dua macam kutub tersebut dihubungkan dengan

    cincin geser untuk memberikan tegangan arus searah sebagai penguat

    medan, tegangan arus searah tersebut dari sumbernya melalui sikat dan

    diberikan ke cincin geser.

    Belitan Jangkar

    Belitan jangkar ada pada stator dan selanjutnya disebut belitan stator dirangkai

    untuk hubung tiga fasa yang terdiri dari :

    a. Belitan satu lapis (single layer winding)

    b. Belitan dua lapis (double layer winding)

    Belitan satu lapis terdiri dari :

    1. Mata rantai (concentric or chain winding)

    2. Gelombang (wave)

    Belitan dua lapis terdiri dari :

    1. Jenis gelombang (wave)

    2. Jenis gelung (lap)

    Jarak antara sisi belitan dan cara meletakan belitan pada alur/slot menimbulkan

    14

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    15/43

    faktor kisar atau faktor distribusi.

    II.2.3 Karakteristik Generator PLTG GE

    Generator pada PLTG general electric yang terdiri atas dua unit,

    menggunakan generator sinkron tiga fasa ,ada pun karakteristik dari generator PLTG

    GE adalah sebagai berikut :

    Name plate : 2 poles , 3 phase, WYE connected, 50 Hz, 3000 rpm

    Tabel 1. Karakteristik Generator PLTG GE

    Ratings Peak

    Daya Output 45,40 MVA 46,56 MVA

    Armature ampere 2270 A 2337 A

    Armature volts 11,5 Kv 11,5 KV

    Field Amperes 756 752

    Exciter Volts 125 125

    Power Factor 0.8 0,85

    II.3 SISTEM PROTEKSI

    II.3.1. Filosofisi Sistem Proteksi

    Filosofi dasar dari sistem proteksi adalah bagaimana melindungi sistem tenaga

    listrik dari ekses gangguan yang terjadi pada sistem dengan cara memisahkan

    gangguan tersebut dari sistem lainnya dengan cepat dan tepat.

    Kualitas sistem proteksi yang diinginkan adalah yang cepat,sensitif,selektif dan andal.

    Cepat berarti, reaksi sistem proteksi tersebut harus secepat mungkin

    memisahkan daerah yang terganggu dari sistem lainnya, tanpa menimbulkan hal-hal

    lain yang menimbulkan bentuk gangguan baru pada sistem.

    Sensitif berarti, sistem proteksi tersebut bereaksi terhadap gangguan yang

    bagaimanapun kecilnya selama gangguan tersebut termasuk dalam tugasnya.

    15

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    16/43

    Selektifberarti, sistem proteksi tersebut harus bereaksi dengan tepat, sehingga

    yang dipisahkan dari sistem hanya bagian yang terganggu, tanpa menyebabkan

    bagian lain yang tidak seharusnya terpisah dari sistem turut dipisahkan dari sistem.

    Andalberarti, sistem proteksi tersebut akan bekerja sesuai apa yang diharapkan,

    dimana keandalan dapat mengacu pada konsepsecurityataudependability.

    Keandalan dengan konsep security berarti, suatu kepastian bahwa sistem

    proteksi tidak akan salah operasi, yang berarti sistem proteksi tidak akan bereaksi

    terhadap gangguan yang bukan diperuntukkan kepadanya bagaimanapun besarnya

    gangguan tersebut, sedangkan keandalan dengan konsep dependability berarti suatu

    kepastian bahwa sistem proteksi pasti bereaksi untuk kondisi yang dirasakan sebagai

    kondisi gangguan.

    Dalam banyak sistem kedua hal di atas tidak mungkin kedua duanya dipenuhi

    100%, sehingga banyak sistem yang merupakan sistem kompromi antar keduannya.

    Kesederhanaan, dimana digunakan peralatan dan rangkaian yang sederhana

    akan tetapi tujuan tercapai.

    Ekonomis, dimana dengan biaya yang minimum dapat dicapai fungsi proteksi

    yang maksimum

    II.3.2 Komponen yang Terdapat pada Suatu Sistem Proteksi

    Komponen-komponen yang terdapat pada suatu sistem proteksi tersebut adalah :

    1. Peralatan yang diperoteksi

    2. Sensor, yang mendeteksi perubahan parameter sistem dari peralatan

    yang diperoteksi

    3. Relay proteksi, yang merupakan otak yang mengevaluasi apakah

    perubahan parameter tersebut sudah dapat diklasifikasikan sebagai

    kondisi gangguan atau tidak (berdasarkan referensi yang diberikan

    kapada relay tersebut, yang pada masyarakat proteksi dikenal sebagai

    relay setting) dan apabila hasil evaluasi tersebut dianggap sebagai

    16

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    17/43

    gangguan maka relay proteksi akan mengeluarkan pertanda bahwa ada

    kondisi gangguan atau perintah eksekusi trip(membuka) circuit breaker

    yang terkait.

    4. Circuit breaker adalah alat untuk menghubungkan atau memisahkan

    peralatan yang diproteksi dari sistem.

    5. Sumber DC, pada relay static dan relay numeric. Sumber DC merupakan

    sumber daya untuk mengaktifkan rangkaian operasi dari relay,

    sedangkan pada relay elektromekanis, hal ini tidak dibutuhkan.

    Sumber DC ini pun, pada umumnya dipakai sebagai sumber daya untuk closing

    dan tripping coil pada CB. Meskipun ada juga CB yang masih memakai sumber

    AC untuk kebutuhan tersebut.

    6. Kawat penghantar, merupakan link yang mengantar informasi antara peralatan

    peralatan tersebut.

    17

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    18/43

    BAB III

    SISTEM PENGONTROLAN DAN PROTEKSI

    GENERATOR PLTG GE

    III.1 SISTEM PENGONTROLAN GENERATOR PLTG GE

    Dalam melayani konsumen, sebuah sistem tenaga listrik harus memenuhi

    kualitas tertentu terutama tegangan dan frekuensi generator, yang mana sangat

    dipengaruhi oleh keseimbangan suplai daya listrik dengan beban terpasang. Tegangan

    dan frekuensi akan mengalami perubahan akibat fluktuasi beban. Tegangan dan

    frekuensi akan turun pada saat beban berlebih akibat fluktuasi beban, demikian pula

    jika beban berkurang maka tegangan dan frekuensi akan naik. Untuk itu maka

    pengaturan frekuensi dan tegangan sangat diperlukan untuk mengontrol perubahan

    beban dan frekuensi sehingga tetap dalam batas toleransi yang diperlukan.

    III.1.1 Sistem Penguatan (Exciter)

    Secara umum exciter Generator AC memiliki beberapa jenis :

    Direct Couple Exciter

    Gambar 4. Model Direct Couple Exciter

    Sistem ini termasuk sistem penguatan poros, di mana arus penguatan rotor

    18

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    19/43

    didapat dari generator arus searah yang dikopel seporos dengan rotor

    generator. Biasa dipakai generator shunt. Dengan mengatur arus eksitasinya

    maka tegangan stator arus bolak-balik bisa diatur. Bila arus eksitasi naik

    maka tegangan genertor naik dan sebaliknya

    Reduction Gear Excitation

    Gambar 5. Model Reduction Gear Excitation

    Sistem penguatan ini termasuk sistem penguatan sendiri, dimana arus

    penguatan rotor sendiri di dapat dari generator DC uang dikopel ke poros

    dengan reduction gear. Dengan mengatur arus eksitasi maka tegangan stator

    arus bolak-balik bisa diatur.

    Motor Generator Excitation

    Gambar 6. Model Motor Generator Excitation

    Sistem penguatan ini termasuk sistem penguatan terpisah di mana arus

    pernguatan arus rotor generator didapat dari generator DC yang digerakkan

    oleh notor AC yang diberi oleh suplai oleh sumber tersendiri. Dengan

    mengatur arus eksitasi maka tegangan stator arus bolak-balik bisa diatur.

    19

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    20/43

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    21/43

    III.1.2. Pengaturan Tegangan

    Pada umumnya beban generator tidak konstan. Hal ini menyebabkan tegangan

    pembangkit juga berubah besarnya. Agar tegangan pada pembangkit mengikuti

    perubahan beban luar maka tegangan generator harus diatur. Pengaturan tersebut pada

    prinsipnya dengan mengatur besar kecilnya arus penguat generator. Untuk mengatur

    tegangan generator (dengan arus penguat) secara otomatis dapat dilakukan dengan

    pengatur tegangan otomatis.

    Pengatur tegangan otomatis (Automatic Voltage Regulator , AVR ) dibagi

    menurut cara kerjanya , yaitu jenis kontinu (kontinu duty) dan jenis terputus

    (intermittent duty). Jenis pertama digunakan untuk mengatur tegangan dalam batas

    variasi yang kecil tetapi tidak ada untuk harga tertentu , jenis kedua untuk mengatur

    tegangan pada harga tertentu dalam batas toleransi tertentu pula . Selain jenis-jenis di

    atas, ada pula jenis tanpa kontak , jenis yang menggunakan tahanan secara langsung

    atau tidak langsung, dan jenis vibrasi. Jenis tanpa kontak dapat bekerja secara kontinu

    tanpa menggunakan kontak (mekanis), atau operasi mekanisnya dilakukan dengan

    menggunakan penguat magnetis (magnetic amplifier), penguat berputar (rotating

    amplifier), semikonduktor. Jenis yang menggunakan tahanan secara langsung disebut

    juga jenis berkontak banyak (multicontact type); di sini tahanan yang dipasang dalam

    rangkaian medan dari penguat (medan) diatur langsung oleh isyarat control. Pada

    jenis yang tidak menggunakan tahanan langsung, tahanan yang dipasang pada

    rangkaian medan diatur dengan perantara motor pengatur atau suatu mekanisme

    hidrolik . Jenis vibrasi menggunakan kontaktor untuk mengatur tegangan pada harga

    rata-rata yang konstan dengan menghubungkan atau memutuskan (on-off operation)

    sebagian atau seluruh tahanan yang terhubung pada rangkaian medan.

    21

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    22/43

    III.1.3 Pengaturan Frekuensi

    Tujuan pengaturan frekuensi adalah untuk mempertahankan agar

    pembangkitan daya aktif selalu sama dengan beban. Untuk mempertahankan

    frekuensi dalam batas toleransi yang diperbolehkan, penyediaan/pembangkitan daya

    aktif dalam sistem harus sesuai dengan kebutuhan pelanggan atas daya aktif, harus

    selalu sesuai dengan beban daya aktif. Pengaturan ini dilakukan dengan menambah

    atau mengurangi jumlah energi primer (bahan bakar), dan dilakukan pada governor.

    Alat yang mengontrol kondisi ini adalah LFC (Load Frekuensi Control). Kekurangan

    alat ini adalah tidak dapat mengembalikan frekuensi ke kondisi normalnya, hanyamembuatnya stabil pada frekuensi tertentu. Untuk itu digunakan AGC (Automatic

    Generation Control). Alat ini terdapat pada MARK V, dalam bentuk logic.

    III.1.4. Pengaturan Daya Reaktif (VAR)

    Tujuan dari pengaturan daya reaktif adalah untuk memenuhi kebutuhan akan

    daya reaktif dari sistem. Daya reaktif diperlukan guna memperbaiki cos dari sistem

    serta mengurangi loses dari sistem. Pengaturan daya reaktif diatur melalui arus

    eksitasi dengan menaikkan tegangan sumber eksitasi.

    III.1.5. Paralel Generator

    Tujuan paralel generator :

    o Untuk melayani beban yang berkembang (memperbesar

    kapasitas daya yang dibangkitkan).

    o Untuk menjaga kontinuitas pelayanan apabila ada mesin

    (generator) yang harus dihentikan (misal untuk reparasi)

    Syarat paralel generator :

    o Tegangan sama

    o Frekuensi sama

    22

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    23/43

    o Phasa sama

    o Urutan phasa sama

    Untuk sinkronisasi dipasang pearalatan

    o Lampu test sinkronisasi peralatan

    o Voltmeter Differensial

    o Sinkronoskop

    o Frekuensimeter Differential

    o Pensinkroniser

    o Relay pemeriksa sinkron

    III.2.OPERASI KELISTRIKAN PLTG GE

    III.2.1 Umum

    Pembangkit Listrik Tenaga Gas General Electric terdiri dari dua unit, Mesin

    PLTG dikopel langsung dengan generator sinkron 3 phasa berkutub dua salient. Daya

    output generator sinkron adalah 45,4 KVA, tegangan 11,5 KV. Titik bintang

    generator dihubungkan ke sistem pentanahan netral resistance. Daya output generator

    tersebut dihubungkan dengan kabel berisolasi ke annex switchgear 11,5 KV yang

    terdiri dari CB generator dan trafo pemakaian sendiri.

    Untuk mensuplai daya ke switch yard 150 KV outdoor, switchgear 11,5 KV

    dihubungkan dengan kabel tanah ke trafo step up tegangan 11,5/150 KV. Sisi

    tegangan tinggi dari trafo step up tersebut dihubungkan dengan switch yard 150 KV

    outdoor melalui saluran kabel tanah berisolasi. Titik bintang sisi tegangan tinggi

    dihubungkan ke tanah melayang (melalui lighting arrester).

    Untuk keperluan peralatan bantu , PLTG GE mempunyai trafo pemakaian

    sendiri dengan daya 1600 KVA, tegangan 11,5/380 KV. Sisi tegangan tinggi trafo

    pemakaian sendiri dihubungkan ke switchgear 11,5 KV melalui kabel berisolasi. Titik

    bintang sisi tegangan rendah dari tiap unit trafo pemakaian sendiri ditanahkan

    23

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    24/43

    langsung. AC power supply untuk start pada kondisi normal dan pada saat operasi,

    supply daya untuk start alat-alat bantu diperoleh dari trafo pemakaian sendiri.

    Karakteristik trafo pemakaian sendiri adalah :

    Daya output : 1600 KVA

    Tegangan input : 11,55 KV

    Tegangan output : 380 volt

    Arus Primer : 80,33 A

    Arus sekunder : 2430,95 A

    Jumlah Phasa : 3

    Frekuensi : 50 Hz

    Impedansi : 6 %

    BIL : HV LI95 AC 38/LI AC3

    Vektor Group : DYn-5

    Pendinginan : ONAN

    Standart : IEC-76

    Oil : 1240 Liter

    Berat Total : 4965 Kg

    Tahun Pembuatan : 1997

    Pabrikan : PT. Trafindo Perkasa

    Supply daya tersebut diperoleh dari tap trafo tenaga di sisi 11,5 KV dan diturunkan

    tegangannya melalui trafo pemakaian sendiri.

    Pada saat stop/start, supply daya AC untuk control alat Bantu diperoleh dari

    busbar 150 KV yang diturunkan tegangannya melalui trafo daya dan kemudian

    diturunkan lagi melalui trafo pemakaian sendiri 1600 KVA.

    Karakteristik trafo daya PLTG GE adalah :

    Daya output : 36/46 MVA

    Jumlah phasa : 3

    24

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    25/43

    Frekuensi : 50 Hz

    Tegangan Primer : 150 KV

    Tegangan sekunder : 11,5 KV

    Arus Primer : 356 A

    Arus sekunder : 928,8 A

    Vektor group : YnD-11

    Tegangan impedansi : 12 %

    Type pendinginan : ONAN/ONAF

    Berat Minyak : 8,3 T

    Berat total : 34,1 T

    Temperatur ijin belitan : 50C

    Temperatur ijin minyak : 55C

    Pabrikan : TAKAOKA

    III.2.2 Standart Operating Procedure (SOP)

    Persiapan Sebelum Start

    1. Periksa bahan bakar Diesel start (cukup)

    2. Periksa L.O diesel start (cukup)

    3. Periksa L.O Reservoir tangki (cukup)

    4. Perikasa Level air radiator (cukup)

    5. Periksa Level L.O compressor udara tangki cukup

    6. Periksa Level air compressor udara tangki cukup

    7. Periksa tekanan tangki compressor 6 kg/cm8. Periksa bahan bakar tangki harian cukup

    Prosedur Start

    1. Pastikan alat-alat bantu dan alat-alat proteksi dalam keadaan siap (ready

    to start), tampilkan pada layar monitor pada posisi START

    25

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    26/43

    UP/PERMISSIVES caranya arahkan kursor pada:

    EXIT (click)

    START UP PERMISSIVES (click)

    2. Untuk memposisikan unit pada signal Ready to Start, arahkan kursor

    pada:

    MAIN DISPLAY (click)

    Posisikan AUTO pada MASTER SELECT,

    arahkan kursor pada AUTO (click).

    Tampilkan kembali START

    UP/PERMISSIVES untuk memastikan siap

    untuk start (ready to start), caranya lakukan

    pada uraian nomor satu di atas.

    3. Apabila signal telah siap untuk start (ready to start), arahkan kursor pada :

    MAIN DISPLAY (click)

    Posisi start pada MASTER

    CONTROL, arahkan kursor pada :

    START (click)-EXECUTE

    COMMAND (click).

    Proses pembangkitan

    Pada saat perintah start dieksekusi maka pada awal mulanya mesin diesel

    start bekerja dimana mesin diesel ini seporos dengan turbin generator dan

    putaran turbin akan mengikuti putaran mesin diesel start. Hal ini dilakukan,

    karena jika tidak turbin akan membutuhkan gaya tekan yang sangat besar dan

    membutuhkan bahan bakar yang lebih besar pada awal start. Pada saat yangbersamaan bahan bakar disemprotkan melalui Nozzle ke dalam ruang bakar

    dalam bentuk kabut bersama dengan udara, dibakar (diberi pengapian) oleh

    busi untuk menghasilkan gas yang bertekanan untuk memutar turbin.

    Berputarnya turbin berarti rotor generator juga berputar. Karena rotor

    26

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    27/43

    berputar, maka generator mulai menghasilkan output (tegangan dan frekunsi)

    melalui proses induksi elektromagnetik.

    Ketika putaran turbin melebihi putaran diesel start maka diesel start akan

    lepas secara otomatis. Putaran turbin akan terus dinaikkan dengan

    penambahan bahan bakar yang diatur secara otomatis, Rotor generator yang

    seporos dengan turbin akan terus berputar hingga mencapai putaran ideal

    untuk menghasilkan tegangan dan frekuensi yang diinginkan atau siap untuk

    melakukan sinkronisasi.

    Proses sinkronisasi

    Untuk pengaturan sinkronisasi, dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan

    auto dan manual.

    Untuk dapat menampilkan prosedur sinkronisasi, arahkan kursor pada :

    EXIT (click)

    SYNCHHRONIZING DISPLAY (click)

    Akan tampak pada layar sinkronisasi.

    1. Sinkronisasi secara AUTO

    Posisikan auto sync. Pada sync. Mode, caranya

    arahkan kursor : AUTO SYNC (click)

    EXECUTE COMMAND (click). Bila telah

    dilaksanakan maka proses sinkronisasi akan berjalan

    secara auto, ditandai dengan masuknya CB generator

    (breaker close) antara jam 11.55-12.05.

    Atur beban sesuai kebutuhan secara bertahap. Bila

    dalam keadaan mendesak / Emergency, pengatur beban

    dapat diatur sesuai laju perubahan frekuensi.

    Atur tegangan, power factor (cos ), daya reaktif

    (MVAR), sesuai dengan batas yang ditetapkan.

    Untuk pengaturan beban dan tegangan dilakukan pada

    27

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    28/43

    MANUAL MODE atau pada SPEED / LOAD

    CONTROL, dengan mengarahkan kursor pada

    pengaturan RAISE atau LOWER. Caranya arahkan

    kursor pada RAISE (click) untuk menaikkan beban

    atau LOWER (click) untuk menurunkan beban.

    Bila sinkronisasi dan pengaturan beban telah selesai,

    posisikan kembali SYNC. MODE pada posisi OFF.

    Caranya arahkan kursor pada SYNC. OFF (click) -

    EXECUTE COMMAND (click)

    Untuk dapat memantau lebih jelas kondisi system pembangkitan

    tampilkan kembali layar pada posisi MAIN DISPLAY (click).

    2. Sinkronisasi secara MANUAL

    Sinkronisasi secara manual dapat dilaksanakan pada dua tempat, yakni

    pada Remote Control dan pada Panel Generator (local).

    Prosedur stop unit

    Untuk prosedur penyetopan unit langkah yang dilakukan dengan menurunkan

    beban secara bertahap sampai pada beban minimal (0,5 MW) diikuti denganpelepasan Circuit Breaker (Breaker Trip), bila telah tercapai penyetopan dapat

    dilaksanakan, dengan memberikan sinyal stop pada turbin.

    Pelaksanaannya adalah :

    1. Arahkan kursor pada EXIT (click)

    2. SYNCHRONIZING DISPLAY (click). Bila telah

    dilaksanakan maka akan tampak sarana penurunan beban

    hingga pelepasan Circuit Breaker ( Breaker Trip)

    3. Untuk penurunan beban lakukan pada Manual Mode, pilih

    sarana LOWER LOAD, caranya arahkan kursor pada :

    LOWER(click) lakukan hingga beban mencapai beban

    minimal (0,5 MW), bila telah tercapai lepaskan circuit breaker

    28

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    29/43

    (breaker trip), caranya adalah : arahkan kursor pada

    BREAKER TRIP di MANUAL MODE.

    4. BREAKER TRIP (click). Perhatikan signal pada breaker, bila

    penunjukan breaker telah terbuka (open) maka proses

    pelepasan breaker telah selesai, selanjutnya penyetopan turbin

    bisa dilaksanakan, bila breaker open tunggu 5 menit untuk

    meyetop unit. Caranya :

    Arahkan kursor pada :

    MAIN DISPLAY (click)

    Posisikan stop pada MASTER

    SELECT, arahkan kursor pada :

    STOP (click)-EXECUTE

    COMMAND (click)

    Maka proses penyetopan unit telah tercapai, periksa kembali keadaan

    pembangkitan hingga kondisi dalam keadaan aman.

    Normal load operation (pembebanan)

    Pembebanan generator setelah synchronizing dapat dilakukan dengan duacara, yaitu :

    1. Pembebanan secara Manual (Manual Loading)Pembebanan Manual dapat dilakukan dengan menekan SPEED SP

    RAISE/SPEED SP LOWER pada CRT Main Display. Dapat juga

    dilakukan dengan cara mengatur governor control switch ( 70 R4/Cs)

    pada generator control panel. Untuk menaikan beban dilakukan dengan

    memutar switch ke kanan, dan sebaliknya untuk menurunkan beban

    dilakukan dengan memutar switch ke kiri.

    Pengaturan beban dengan menggunakan governor control switch ( 70R4/

    CS), untuk menaikan beban lebih besar dari 25 % full load tidak dapat

    dilakukan dalam satu menit.

    29

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    30/43

    2. Pembebanan secara AUTO ( Automatic Loading )

    Pada awal start jika tidak ada pilihan pembebanan, unit akan dibebani

    dengan SPINNING RESERVE load point. Dimana SPINNING

    RESERVE load point adalah sedikit lebih besar dari tidak ada beban,yaitu

    8 % dari beban dasar.

    Pada intermediate load point, PRE-SELECTED load, dan temperatur

    control load point BASE dan PEAK dapat dipilih setiap saat setelah

    sinyal start diberikan. Pemilihan akan ditampilkan pada CRT.

    Pembebanan unit sesuai dengan pilihan pembebanan yang telah dipilih.

    PRESELECTED LOAD adalah titik beban yang lebih besar dari

    SPINNING RESERVE dan kurang dari BASE, sekitar 50 %.

    Pengoperasian secara remote ( remote operation )

    Untuk memindahkan control turbin dari control compartemen ke lokasi

    peralatan remote. Pilih REMOTE pada CRT Main Display. Dengan

    kondisi ini, start turbin; automatially synhronized, dan pembebanan dapat

    dilakukan secara remote.

    Jika dilakukan synchronisasi secara manual dari remote control, maka

    selector switch ( 43 S ) pada panel generator control harus diposisikan pada

    OFF/REMOTE.

    Shutdown and cool down

    1. Normal Shutdown

    Normal Shutdown dapat dilakukan dengan memilih STOP pada CRT

    Main Display. Prosedur shutdown akan mengikuti secara automatic

    melalui pengurangan beban generator, perubahan kecepatan turbin,

    penutupan bahan bakar pada bagian-bagian kecepatan dan initial dari

    pada cooldown sequence yang pada akhirnya mesin stop.

    2. Emergency shutdown

    Emergency dilakukan dengan menekan tombol Emergency Stop.

    Emergency shutdown dapat dilakukan dengan cara mekanik yaitu dengan

    30

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    31/43

    mendorong / menekan manual emergency trip valve yang terletak pada

    gauge cabinet assembly, atau manual trip button pada overspeed trip

    mekanik yang terletak di samping accessory gear.

    3. Cooldown

    Setelah dilakukan shutdown, maka rotor harus tetap berputar selama masa

    pendinginan . Perputaran rotor turbin diperlukan gunanya adalah untuk

    mencegah lendutan rotor, resultant rubbing dan imbalance dan

    dihubungkan dengan kerusakan lain yang mungkin terjadi jika peralatan

    bantu start tanpa berhenti tanpa pendinginan terlebih dahulu. Turbin dapat

    dioperasikan dan dibebani setiap saat selama siklus pendinginan.

    Siklus pendinginan dapat dilakukan menggunakan bagian-bagian starting

    yang mana hal ini dilakukan pada operasi cranking speed. Pada unit-unit

    yang mempunyai electromotor sebagai starting device, operator harus

    memperhatikan petunjuk lamanya motor dapat beroperasi tanpa

    overheating.

    Peralatan yang diperlukan untuk putaran selama cooling down pada MS

    5000 dan MS 6001 adalah hydraulic ratchet yang dihubungkan dengan

    peralatan torque converter. Ratchet berputar sekali setiap 3 menit dan

    memutar rotor 47 derajat.

    Waktu minimum yang diperlukan untuk pendinginan turbine tergantung

    pada ambient temperature turbine. Faktor lain seperti udara langsung dan

    kelembaban udara di luar dan air drafts di dalam instalasi, dapat juga

    mempengaruhi waktu yang diperlukan untuk coolingdown.

    Rotor harus tetap berputar selama 24 jam sejak shutdown, untuk

    meyakinkan keamanan minimum dari rubs dan unbalance pada kondisi

    subsequent starting. GE Company, merekomendasikan bahwa

    pengoperasian putaran rotor terus menerus selama 48 jam setelah

    shutdown untuk memperoleh pendinginan rotor yang merata.

    4. Black Start Operation

    31

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    32/43

    PLTG GE mempunyai fasilitas black start yang dapat dioperasikan dalam

    kondisi blackout atau tidak ada sumber tegangan AC dari luar.

    Supply tegangan untuk peralatan control diperoleh dari sumber tegangan

    DC battery.

    Ignition atau pengapian dan internal AC control, diperoleh dari tegangan

    DC yang dikonversi menjadi tegangan AC oleh inverter

    Ketika turbine distart, DC Emergency Lub Oil beroperasi untuk

    mensupply pelumasan hingga Accessory gear mendrive main oil lub

    pump. Pompa emergency jalan terus sampai accelerating speed signal

    (14HA) menyala, yaitu pada kecepatan putaran 95%. Pompa emergency

    kemudian akan shutdown jika lube oil pressure switgh (63QL)

    menunjukkan tekanan yang cukup.

    Dalam pengoperasian black start juga dibutuhkan tambahan 88HR DC

    hydraulic ratghet pump assembly. Bagian ini diperlukan untuk

    mengontrol tekanan oli dalam menjalankan clutch dan rathet assembly.

    Untuk bahan bakar mesin, tekanan yang disupply ke turbine didrive oleh

    fuel oil pump diperoleh dari fuel forwading pump AC/DC.

    Motor DC akan menjalankan pompa sampai tegangan AC diperoleh

    untuk menjalankan motor AC. Kebutuhan tekanan bahan bakar yang

    tinggi dapat dicukupi oleh nomalnya accessory gear driven fuel pump.

    III.3. SISTEM PROTEKSI PLTG GE

    III.3.1 Alat Sensor

    Alat sensor berfungsi untuk mendeteksi perubahan parameter pada sistem dari

    peralatan yang diproteksi. Alat sensor ini berupa VT (voltage transformer) dan CT

    (current transformer).

    32

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    33/43

    III.3.2 Relay Proteksi

    Pada PLTG GE relay proteksi yang digunakan adalah relay numeric yang

    mana dikendalikan oleh sebuah microprocessor. Relay numeric atau relay digital

    yang digunakan adalahDGP System. DGP system adalah sebuah mikroprosesor yang

    dikombinasikan dengan relay digital di mana menggunakan sampling bentuk

    gelombang dari arus dan tegangan input untuk keperluan proteksi, control, dan

    memonitor generator. Sampling tadi digunakan untuk menghitung arus dan phasa

    tegangan yang mana digunakan untuk fungsi alogaritma proteksi. DGP System

    menggunakan interface MMI (Man Machine Interface) dan DGP LINK software

    komunikasi yang sesuai dengan GE digital relay system.

    Di bawah ini beberapa fungsi proteksi yang ada pada DGP System :

    1. Stator Differential (87G)

    2. Current Unbalance (46)

    3. Loss of Exicitation (40)

    4. Antimotoring (32-1)

    5. Time overcurrent with voltage restraint (51V)

    6. Stator Ground (64G1)

    7. Ground Overcurrent ( 51 GN)

    8. Over exicitation (24)

    9. Overvoltage (59)

    10. Undervoltager (27)

    11. Over and Undefrequency (81)

    12. Voltage Transformer Fuse Failure (VTFF)

    Stator Differential

    Fungsi ini menyediakan Proteksi dengan kecepatan tinggi selama terjadi

    gangguan phasa-phasa, dan tiga phasa didalam stator generator. Stator

    33

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    34/43

    differential menggunakan sebuah produk restraint alogaritma dengan dual

    slope karakteristik..

    Stator differential tidak akan bekerja untuk gangguan berulang pada belitan

    mesin. Ini juga tidak akan bekerja untuk ganguan satu fasa ketanah, jika

    sistem tersebut tidak ditanahkan atau ditanahkan dengan impedansi yang

    tinggi.

    Proteksi terhadap hubung tanah akan berfungsi jika netral dari mesin ( atau

    salah satu mesin yang dioperasikan parallel) ditanahkan. Sebuah bagian kecil

    dari belitan sampai titik netral tidak dapat diproteksi, jumlah gangguan sangat

    ditentukan dari tegangan yang dapat menyebabkan arus pick-up minimum

    yang mengalir sampai titik netral dan impedansi pentanahan. Peralatan

    pembatas arus pada rangkaian netral tanah akan meningkatkan impedansi

    netral dan akan menurunkan fungsi proteksi gangguan tanah.

    Current Unbalance

    Di sini ada beberapa kondisi tidak normal pada generator, kondisi tidak

    normal ini dapat berupa ketidakseimbangan beban, gangguan pada sistem dan

    rangkaian terbuka. Komponen urutan negative (I2) dari arus stator

    berhubungan langsung dengan kondisi tidak normal ini dan pengaturan

    jumlah putaran fluks medan pada mesin. Kekurangan ini akan menyebabkan

    pemanasan pada inti rotor. Kemampuan dari mesin untuk bertahan dari

    pemanasan yang disebabkan oleh arus yang tidak terbatas (unbalance current).

    Proteksi current unbalance dari DGP sistem menyediakan karakteristik waktu

    operasi yang cepat sesuai I2 T = K. Sebuah karakteristik linear yang dibuat

    kira-kira untuk pendinginan mesin sementara pada kondisi arus yang tidak

    terbatas ( unbalance current ). Didalamya ditambahkan 46T, DGP sistem juga

    memasukkan sebuah alarm unbalance current (46A) yang mana dioperasikan

    oleh komponen urutan negative (I2) disesuaikan dengan pick-up dan time

    delay.

    Loss of Excitation

    34

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    35/43

    Fungsi ini digunakan untuk mendeteksi kekurangan eksitasi pada mesin

    sinkron. DGP sistem memasukkan dua karakteristik mho, untuk mendeteksi

    mesin, tiap bagian disesuaikan jangkauan, waktu mati dan pewaktuan. Logika

    disediakan dalam DGP system untuk memblok fungsi ini dari adanya

    tegangan urutan negative ( dideteksi oleh sebuah Voltage transformer fuse

    failure condition) dan sebuah eksternal VTFF Digital input DI6.

    Eksitasi dapat hilang karena tripnya field breaker, rangkaian terbuka atau

    hubung singkat pada belitan medan, kerusakan pada regulator, atau hilangnya

    sumber untuk meyupplai belitan medan. Ketika sebuah generator sinkron

    kehilangan eksitasi, ini cenderung membuatnya menjadi sebuah generator

    induksi. Jika ini berlangsung pada kecepatan normal, beroperasi dengan daya

    yang berkurang, dan penerimaan daya reaktif (VARS) dari sistem. Impedansi

    ini dilihat oleh relay, relay melihat generator bukan sebagai gangguan tetapi

    merupakan karakteristik mesin. Aliran daya sebelumnya berkurang akibat

    eksitasi.

    Studi mengindikasi bahwa fungsi dari zona mho dapat diset untuk mendeteksi

    kasus kegagalan eksitasi dalam waktu yang singkat. Dan zona kedua dapat

    mendeteksi semua kasus kegagalan eksitasi. Setting waktu yang lama

    dibutuhkan oleh second zone (40-2) untuk keamanan selama kondisi ayunan

    daya untuk sistem stabil.

    Anti Motoring

    Fungsi ini untuk mengatasi terjadinya aliran daya aktif dari sistem ke

    generator. Kondisi ini terjadi saat semua atau sebagian prime mover hilang

    daya putarnya, dan saat itu juga daya yang dibangkitkan kurang dari daya

    beban. Daya aktif / nyata akan mulai mengalir ke dalam generator dari sistem.

    Motoring power secara khusus membedakan jenis penggerak mula seperti

    yang ditunjukkan oleh Tabel di bawah. Untuk spesifikasi penggunaan,

    minimum penggerak daya dari generator dapat diperoleh dari supply setiap

    unit.

    35

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    36/43

    Tabel 2. Nilai Daya Penggerak Berdasarkan Penggerak

    mulanya

    Jenis penggerak mulaPenggerak daya dalam percent

    dari unit ratingGas turbine

    Diesel

    Hydraulic turbine

    Steam turbine

    10 100

    15 25

    2 100

    0,5 4

    DGP system menyediakan sebuah fungsi untuk reverse power (32-1) dan

    disesuaikan dengan time delay.

    Time overcurrent with voltage restraint (51V)

    Sebuah sistem harus dapat dilindungi dari gangguan, untuk itu time

    overcurrent with voltage restraint yang terdapat pada DGP sistem berfungsi

    untuk sebagai back up protection.

    Stator Ground (64G1)

    Fungsi ini untuk mendeteksi adanya gangguan stator ground fault dengan

    sebuah impedansi ground yang tinggi pada generator. Pada keadaan normal

    netral dari belitan stator mempunyai potensial tertutup terhadap ground.

    Ground Overcurrent ( 51 GN)

    Fungsi ini untuk mengatasi adanya arus lebih yang terjadi akibat adanya

    hubung singkat pada generator. Prinsip kerja dari Ground over current sama

    dengan prinsip kerja overcurrent relay.

    Over exicitation (24)

    Fungsi ini untuk mengatasi arus eksitasi yang berlebih pada rotor, eksitasi

    yang lebih pada generator dapat menaikkan temperatur pada belitan stator

    akibat arus yang besar sehingga dapat merusak belitan rotor.

    Over Voltage

    Fungsi ini untuk mengatasi adanya tegangan lebih pada generator. Tegangan

    36

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    37/43

    yang berlebih yang melampaui dari batas maksimum yang diijinkan dapat

    menyebabkan kerusakan isolasi dari belitan stator dan berakibat pada hubung

    singkat antara belitan. Selain itu overvoltage dapat mengakibatkan terjadinya

    overspeed dan merusak pengatur tegangan otomatis (AVR).

    Under Voltage

    Fungsi ini untuk mendeteksi mengatasi tegangan yang rendah pada output

    generator. Apabila generator bekerja pada tegangan yang rendah maka akibat

    pada beban. Tegangan yang rendah pada generator akan mengakibatkan daya

    yang dipasok ke beban berkurang sehingga merugikan. Apabila generator

    berada dalam interkoneksi maka akan mengakibatkan terjadinya aliran daya

    ke generator.

    Over and Under Frequency

    Fungsi ini untuk mendeteksi frekuensi generator, under frequensi dapat

    meyebabkan membukanya CB sehingga perlu dideteksi, untuk mengatasinya

    dengan dilakukan dengan menyeimbangkan beban dengan daya yang

    dibangkitkan. Over frequency dapat meyebabkan over speed, overvoltage

    sehingga dapat membahayakan generator.

    Voltage Transformer Fuse Failure (VTFF)

    Fungsi ini dapat operate untuk semua Partial loss dari tegangan AC yang

    disebabkan satu atau lebih blown fuses, jika tegangan AC hilang negative

    squence voltage detektor akan pickup dan positive squence detector akan

    akan drop out.

    III.3.3. Circuit Breaker (CB)

    Circuit breaker berfungsi sebagai switch atau saklar yang memutuskan dan

    menghubungkan peralatan yang diproteksi dari sistem. Circuit breaker bekerja

    berdasarkan perintah dari relay.

    37

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    38/43

    III.3.4. Sumber DC

    Sumber DC yang digunakan pada sistem proteksi Generator PLTG GE berasal

    dari sebuah batterai dengan tegangan 125 volt.

    III.3.5 Gangguan pada Generator

    Gangguan pada generator dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

    1. Gangguan Listrik (electric fault)

    2. Gangguan Mekanis/Panas (mechanical thermal fault)

    3. Gangguan Sistem (system fault)

    Gangguan Listrik (electrical fault)

    Jenis gangguan ini adalah gangguan yang timbul dan terjadi akibat gangguan

    pada bagian listrik dari generator. Gangguan ini meliputi :

    a. Hubung singkat tiga fasa

    b. Hubung singkat dua fasa

    c. Hubung singkat belitan stator ke tanah ( Stator ground fault

    )

    Kerusakan pada gangguan dua fasa dapat diperbaiki dengan

    menyambung (laping) atau mengganti sebagian dari konduktor, tetapi

    kerusakan akibat gangguan satu fasa ketanah yang bunga api dan

    merusak isolasi serta inti besi. Kerusakan ini sangat fatal dan

    memerlukan perbaikan total.

    d. Hubung singkat belitan rotor hubung tanah (rotor ground

    fault)

    Jika terjadi hubungsingkat satu titik ketanah belum memberikan

    pengaruh terhadap roror, namun jika hubung singkat ketanah terjadi pada

    dua titik maka akan seolah-olah hubung sinkat antara dua belitan.

    38

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    39/43

    Pengaruh dari hubung singkat dua titik adalah :

    Gaya tarik rotor menjadi tidak seimbang sehingga

    putarannya menjadi berayun

    Mempercepat kerusakan bantalan

    Bisa menyebabkan gesekan antara rotor dan stator,

    yang menyebabkan pemanasan pada bagian yang

    bergesek, sehingga dapat meyebabkan sifat isolasi

    dari belitan stator berubah. Dan selanjutnya

    mentebabkan hubungsingkat antara belitan atau

    hung tanah pada stator.

    e. Kehilangan arus eksitasi (loss excitation)

    Hilangnya arus eksitasi dapat menyebabkan putaran mesin menjadi naik

    dan mengubah fungsi generator sinkron menjadi generator induksi.

    Kondisi ini akan menyebabkan pemanasan lebih pada rotor akibat arus

    induksi yang bersirkulasi pada rotor.

    f. Tegangan lebih (overvoltage)Tegangan yang berlebih yang melampaui dari batas maksimum yang

    diijinkan dapat menyebabkan kerusakan isolasi sari belitan stator dan

    berakibat pada hubung singkat antara belitan. Selain itu overvoltage

    dapat mengakibatkan terjadinya overspeed dan merusak pengatur

    tegangan otomatis (AVR).

    Gangguan mekanis/panas (mechanical or thermal fault)

    Jenis-jenis gangguan mekanis atau panas adalah :

    a. Generator berfungsi sebagai motor

    Motoring adalah peristiwa berubahnya fungsi generator menjadi motor

    akibat adanya daya balik (reverse power)

    Daya balik (reverse power) terjadi akibat turunnya daya masukan dari

    39

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    40/43

    penggerak utama (prime mover). Sehingga torka listrik lebih besar dari

    torka mekanik, hal ini mengakibatkan terjadi perubahan bentuk dari

    sudu-sudu turbin (kavitasi sudu-sudu turbin).

    b. Pemanasan lebih pada stator

    Pemanasan lebih pada stator meyebabkan :

    Kerusakan laminasi

    Kendornya bagian-bagian tertentu pada

    generator seperti pasak-pasak stator (stator

    wedges), terminal /ujung belitan dan sebagainya.

    c. Kesalahan paralel

    Kesalahan dalam memparalelkan generator karena syarat-syarat paralel

    tidak terpenuhi mengakibatkan kerusakan pada bagian poros dan kopling

    generator dan penggerak utama karena terjadinya momen puntir.

    d. Gangguan pada pendingin stator

    Gangguan pada pendingin stator (pendingin dengan media udara,

    hydrogen atau air) menyebabkan kenaikan suhu belitan stator dan

    berakibat pada isolasi belitan.

    Gangguan sistem (system fault)

    Gangguan pada system yang berakibat pada generator yaitu :

    a. Terjadinya pelepasan beban secara mendadak ;

    Terjadinya gangguan hubung singkat baik itu tiga fasa, dua fasa, dua fasa

    ketanah, satu fasa ketanah dan open circuit menyebabkan bekerjanya relay

    proteksi dan berakibat pada pelepasan beban. Pelepasan beban

    mengakibatkan daya yang dibangkitkan lebih besar dari daya yang beban,

    akibatnya torka mekanik lebih besar dari torka listrik sehingga frekuensi

    dan tegangan generator menjadi naik.

    b. Lepas sinkron (loss sinkron)

    40

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    41/43

    Apabila kondisi pada point a. berlanjut terus maka akan mengakibatkan

    ketidak stabilan sistem. Hal ini mengakibat stress pada belitan generator

    dan gaya punter yang berfluktuasi dan beresonansi, sehingga akan

    merusak turbine dari generator. Pada kondisi ini Generator harus dilepas

    dari sistem.

    BAB IV

    PENUTUP

    IV.1 KESIMPULAN

    1. PLTG General electric pada PT. PLN WILAYAH SULSELRABAR

    SEKTOR TELLO terdiri atas dua unit dengan masing-masing unit

    berkapasitas 45,40 MVA.

    41

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    42/43

    2. Pengoperasian PLTG General Electric mencakup proses start, pembangkitan,

    proses sinkronisasi dan proses stop.

    3. Sistem proteksi dan kontrol pada PLTG General Electric menggunakan DGP

    System di mana sistem ini menggunakan mikroprocessor dan tergolong

    dalam relay numeric.

    IV.2. SARAN

    1. Sistem proteksi dan kontrol pada PLTG GE menggunakan sistem digital

    (komputerisasi) sehingga diperlukan pemeriksaan pada peralatan komputer

    secara berkala

    2. Sebaiknya diadakan diskusi secara rutin dengan Pembimbing Lapangan

    mengenai apa yang telah dilihat selama Kerja Praktek dilaksanakan.

    DAFTAR PUSTAKA

    GE Power System, Gas turbine operating manual, PLN ujung pandang sulawesi,

    Indonesia, 1997

    Taniadji, Sony . 2005 . Kuliah Sistem Proteksi. Makassar

    W. Culp JR, Archie . 1991 .Prinsip-prinsip konversi energi (terjemahan Ir Darwin

    sitompul, Meng) . Jakarta : Erlangga

    Zuhal . 1982 .Dasar Tenaga Listrik . Bandung : ITB

    42

  • 8/6/2019 -Lap-KPII-PLTG-Tello

    43/43