repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/priandari... ·...

102
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR KOPI DI INDONESIA SKRIPSI PRIANDARI KUSANDRINA NIM : 1111092000038 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016M/1438H

Upload: phamdan

Post on 24-May-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

EKSPOR KOPI DI INDONESIA

SKRIPSI

PRIANDARI KUSANDRINA

NIM : 1111092000038

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016M/1438H

Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

EKSPOR KOPI DI INDONESIA

PRIANDARI KUSANDRINA

NIM : 1111092000038

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Agribisnis (S.Agr)

Pada Program Studi sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016M/1438H

Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat
Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

ii

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH

DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA

PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Oktober 2016

Priandari Kusandrina

1111092000038

Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA DIRI

Nama : Priandari Kusandrina

Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993

Alamat : Jl. Loncat Indah Blok A19/14

RT.003/RW.006 Sarua Permai,

Tangerang Selatan. 14516

Kewarganegaraan : Indonesia

Email : [email protected]

PENDIDIKAN

1999-2005 : SD Negeri 06 Bukit Indah, Tangerang Selatan

2005-2008 : SMP Negeri 2 Pamulang (SMP Negeri 9 Tangsel)

2008-2011 : SMA Muhammadiyah 25 Pamulang

2011-2016 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

PENGALAMAN KERJA

2014 : Praktek Kerja Lapang di CV Atom Indonesia

PENGALAMAN ORGANISASI

2008-2009 : Anggota Ikatan Pelajar Muhammadiyah

2013-2015 : Creative United Indonesia Chapter Tangerang

Selatan

2016-2018 : Bendahara United Indonesia Chapter Tangerang

Selatan

Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

iv

RINGKASAN

Priandari Kusandrina, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume

Ekspor Kopi di Indonesia. Di bawah bimbingan Iskandar Andi Nuhung dan

Iwan Aminudin.

Penelitian yang berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Volume Eskpor Kopi Di Indonesia ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi

faktor--faktor apa saja yang mempengaruhi ekspor kopi Indonesia, (2)

Menganalisis pengaruh faktor –faktor tersebut terhadap volume ekspor kopi

Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, berupa

data Time Series. Periode pengamatan mulai tahun 1991 sampai dengan

2014.Data bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Pertanian,

Kementerian Perdagangan, International Coffee Organization (ICO), AEKI, dan

Bank Indonesia. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi

linier berganda menggunakan software SPSS versi 20. Pengujian statistik dalam

penelitian ini menggunakan uji R2, Uji-t, dan Uji-F.

Hasil pengujian diperoleh nilai adjusted R2 sebesar 71%. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa volume ekspor kopi di Indonesiadapat dijelaskan oleh

variabel bebas yang digunakan dalam model yaitu produksi kopi domestik,

konsumsi kopi domestik, konsumsi kopi Negara terbesar, harga kopi riil domestic,

harga riil kopi internasional, dan nilai tukar rupiah terhadap dolla amerika.

Sedangkan sisanya yaitu 29% dijelaskan oleh variabel lain di luar model

penelitian ini. Hasil pengujian secara bersama-sama menunjukkan variabel

produksi kopi domestik, harga riil kopi domestic, dan harga kopi riil internasional

berpengaruh terhadap volume ekspor kopi di Indonesia dengan nilai Fhitung (6,939)

lebih besar dari Ftabel (2,70) atau nilai probabilitas 0,000< 0,05. Hasil pengujian

secara parsial diketahui bahwa variabel produksi kopi domestik dan harga riil kopi

internasional masing-masing berpengaruh secara signifikan terhadap volume

ekspor kopi Indonesia pada α = 0,05. Kemudian konsumsi kopi domestic, Negara

konsumen kopi terbesar, harga riil kopi domestik, dan nilai tukar rupiah terhadap

dollar amerika tidak berpengaruh secara signifikan terhadap volume ekspor kopi

di Indonesia.

Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

v

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr. Wb

Puji serta syukur atas rahmat dan karunia Allat SWT yang telah

memberikan nikmat iman, Islam, dan kesehatan kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Volume Ekspor Kopi di Indonesia” dengan baik. Shalawat serta

salam selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga,

sahabat, dan kita sebagai pengikutnya yang mudah-mudahan tetap istiqomah

terhadap ajaran sunnah-sunnahnya hingga akhir zaman.

Skripsi ini penulis lakukan sebagai bentuk tanggung jawab mahasiswa

untuk turut serta dalam mengamalkan salah satu poin Tri Dharma Perguruan

Tinngi, yaitu melakukan penelitian. Penelitian ini bukanlah sesuatu yang instant,

melainkan berangkat dari proses yang panjang, menyita segenap tenaga, waktu,

dan pikiran. Tanpa adanya motivasi, semangat, kesabaran, kerja keras, dan do‟a

rasanya penulis tidak dapat menyelesaikan penelitian ini. Penulis menyadari

dalam menyusun skripsi ini tidak terlepas dari kontribusi berbagai pihak. Oleh

karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan

terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang telah menganugrahi hidup penulis selama 23 tahun ini

dengan nikmat yang tiada terkira.

2. Kedua orang tua penulis, Bapak Henky dan Ibu Isti beserta seluruh keluarga

besar Bapak dan Ibu. Terima kasih atas segala cinta, kasih sayang,

Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

vi

pengorbanan, perhatian, nasihat, dan dukungan baik moril maupun materiil

serta do‟a yang tiada hentinya diberikan kepada penulis. Terima kasih selalu

memberikan semangat, kepercayaan, dan mengajarkan penulis untuk

menjadi pribadi yang lebih baik. Penyelesaian skripsi ini merupakan salah

satu bakti serta wujud kasih sayang dan cinta penulis kepada Bapak dan Ibu

dan seluruh keluarga.

3. Kakak tersayang, Priangga Kuswibowo S.H untuk semua motivasi, do‟a,

kecerewetan, keceriaan, dan cinta selama ini.

4. Ibu Ir. Armaeni Dwi Humaerah, M.Si selaku pembimbing akademik yang

telah memberikan perhatian, semangat, serta kasih sayangnya kepada

penulis.

5. Bapak Dr. Iskandar Andi Nuhung, MS dan Bapak Dr. Ir. Iwan Aminudin,

M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mencurahkan tenaga,

energi, pikiran, waktu, serta memberikan ilmu, arahan, serta dukungan yang

besar kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini sampai akhir.

6. Bapak Dr. Ir. Edmon Daris, MS dan Ibu Rizki Adi Puspita Sari, S.P, MM

selaku penguji skripsi yang telah memberikan ilmu, arahan, serta dukungan

yang besar kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini sampai akhir.

7. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, para Wakil Dekan I,

II, III, beserta seluruh staf dan karyawan FST.

8. Bapak Dr. Ir. Edmon Daris, MS dan Bapak Dr. Iwan Aminuddin, M.Si

selaku

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

vii

Ketua dan Sekretaris Program Studi Agribisnis yang telah memberikan

kesempatan dan dukungan kepada penulis untuk menimba ilmu

pengetahuan.

9. Seluruh dosen Prodi Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tidak

dapat disebutkan satu per satu tanpa mengurangi rasa hormat atas ilmu dan

pelajaran selama masa perkuliahan atau di luar perkuliahan.kepada penulis

hingga mendapatkan gelar Sarjana Pertanian.

10. Sahabat-sahabat penulis (Dhila, Amirah, Dini, Dina, Iyan, Dida, dan Opar)

yang selalu ada, menemani, dan membantu penulis sejak awal sampai

terselesaikannya penulisan skripsi ini. Terima kasih atas cinta, kasih sayang,

dukungan, nasihat, celotehan, tangisan, dan kebahagiaan yang telah kalian

bagi. Semoga persahabatan kita selamanya sampai surga, Amin.

11. Ryan Perdana Putera. Terimakasih atas semua bantuan, support, motivasi,

dan menemani penulis dalam keadaan suka duka selama ini, baik dalam

masa studi maupun kehidupan sehari-hari, dan terimakasih karena telah

memberikan cinta dan kasih sayang.

12. Ilma, Azizi, Reynaldi, Mbak Fika, Bang Rinal, Deffy, Athika, terima kasih

telah berbagi ilmu, dukungan, dan do‟a kalian. Semoga kebaikan kalian

dibalas oleh Allah.

13. Teman-teman seperjuangan, para pejuang skripsi, keluarga besar Agribisnis

2011 yang telah membantu penulis selama perkuliahan dan telah berbagi

ilmu dan pengalaman selama di bangku perkuliahan.

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

viii

14. Kepada keluarga KKN Kapten 2014 Desa Tanjungsari, Bogor. Terimakasih

atas dukungan kalian serta do‟a untuk penulis melakukukan skripsi ini.

15. Kakak-kakak senior Agribisnis 2010 (Kak Lia, Kak Gega, Kak Novi, dan

Kak Rendy) yang selalu memberikan informasi mengenai seluk-beluk

skripsi, serta Adik-adik junior 2012, 2013, dan 2014.

Sebagai penutup hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua urusan.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan baik

implementasi maupun dalam penulisa. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan pembaca pada

umumnya. Semoga Allah SWT meridhoi langkah serta amal ibadah yang telah

kita lakukan. Aamiiin yaa rabbal „aalamiin

Wasslamua‟alaikum Wr. Wb

Jakarta, Oktober 2016

Priandari Kusandrina

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN .............................................................. i

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... iii

RINGKASAN ................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian ....................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................... 5

1.3. Tujuan Penelitian .................................................................... 5

1.4. Manfaat Penelitian .................................................................. 6

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kopi ........................................................................................ 8

2.2. Teori Permintaan .................................................................... 9

2.3. Teori Penawaran .................................................................... 12

2.4. Perdagangan Internasional ..................................................... 12

2.5. Teori Ekspor ........................................................................... 14

2.6. Teori Nilai Tukar .................................................................. 15

2.7. Regresi Berganda ................................................................... 17

2.8. Penelitian Terdahulu .............................................................. 18

2.9. Kerangka Pemikiran Penelitian ............................................. 21

2.10. Hipotesis ............................................................................... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup dan Waktu Penelitian .................................. 26

3.2. Jenis dan Sumber Data .......................................................... 26

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

x

3.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data .................................. 26

3.3.1 Analisis Deskriptif ...................................................... 27

3.3.2 Analisis Regresi Linier Berganda ............................... 28

3.3.3 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik.............................. 28

3.3.3.1 Uji Normalitas ............................................ 29

3.3.3.2 Uji Heteroskedastisitas ................................ 30

3.3.3.3 Uji Multikolinieritas .................................... 31

3.3.3.4 Uji Autokorelasi .......................................... 31

3.3.4 Uji Hipotesis ............................................................... 32

3.3.4.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) .................. 32

3.3.4.2 Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F) ........ 33

3.3.4.3 Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ............. 34

3.4. Variabel dan Definisi Operasional ........................................ 35

BAB IV PERKEMBANGAN KOMODITI KOPI DI INDONESIA

4.1. Sejarah Kopi Di Indonesia ..................................................... 38

4.2. Perkembangan Produksi Kopi Indonesia ............................... 40

4.3. Perkembangan Konsumsi Kopi Domestik ............................ 41

4.4. Perkembangan Konsumsi Kopi Negara Terbesar .................. 42

4.5. Perkembangan Volume Ekspor Kopi Indonesia .................... 43

4.6. Perkembangan Harga Kopi Domestik dan Harga

Kopi Internasional .................................................................. 44

4.7. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar

Amerika .................................................................................. 45

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Indentifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Ekspor Kopi Di Indonesia ...................................................... 47

5.1.1 Hasil Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ................... 47

5.1.1.1 Uji Normalitas ............................................... 48

5.1.1.2 Uji Heteroskedastisitas ................................... 50

5.1.1.3 Uji Multikolinieritas ...................................... 51

5.1.1.4 Uji Autokorelasi ............................................ 53

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

xi

5.1.2 Hasil dan Model Regresi Linier Berganda ................. 55

5.1.3 Hasil Uji Statistik ....................................................... 57

5.1.3.1 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ............ 57

5.1.3.2 Hasil Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F) 58

5.1.3.3 Hasil Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 59

5.2 Pembahasan Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Ekspor Kopi di Indonesia ...................................................... 62

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan ............................................................................ 73

6.2. Saran ...................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 76

LAMPIRAN .................................................................................................... 79

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Luas areal perkebunan kopi di Indonesia menurut

pengusahaan tahun 1991-2014 .................................................... 2

Tabel 2. Hasil Uji Komologro-Smirnov .................................................... 49

Tabel 3. Hasil Uji Glejser .......................................................................... 51

Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas .......................................................... 52

Tabel 5. Hasil Uji Durbin-Watson ............................................................. 53

Tabel 6. Hasil Uji Run Test ....................................................................... 55

Tabel 7. Hasil dan Model Regresi Linear Berganda ................................. 56

Tabel 8. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)Model Volume

Ekspor Kopi Di Indonesia ........................................................... 57

Tabel 9. Hasil Uji F Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Ekspor Kopi Di Indonesia ........................................................... 58

Tabel 10. Hasil Uji T Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Ekspor Kopi Di Indonesia.............................................................. 59

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Volume Ekspor dan Produksi Kopi Indonesia Tahun

1991-2014 ................................................................................... 3

Gambar 2. Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Ekspor Bersih ..................... 16

Gambar 3. Kerangka Pemikiran ................................................................... 23

Gambar 4. Produksi Kopi di Indonesia Tahun 1991-2014................................ 40

Gambar 5. Perkembangan Konsumsi Kopi Domestik Tahun 1991-

2014 ............................................................................................ 41

Gambar 6. Perkembangan Konsumsi Kopi Negara Terbesar Tahun

1991-2014 ................................................................................... 42

Gambar 7. Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 1991-

2014 ............................................................................................ 42

Gambar 8. Perkembangan Harga Kopi Domestik dan Kopi

Internasional Tahun 1991-2014 .................................................. 44

Gambar 9. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar

Amerika Tahun 1991-2014 ......................................................... 45

Gambar 10. Skema Durbin Watson ................................................................ 54

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Penelitian Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Ekspor Kopi Di Indonesia .......................................................... 79

Lampiran 2. Hasil Regresi Linear Berganda Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Ekspor Kopi Di Indonesia ................................. 80

Lampiran 3. Lanjutan, Hasil Regresi Linear Berganda Analisis Faktor-

Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Kopi Di Indonesia ............. 81

Lampiran 4. Hasil Regresi Linear Berganda Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Ekspor Kopi Di Indonesia ................................. 82

Lampiran 5. Hasil Regresi Linear Berganda Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Ekspor Kopi Di Indonesia ................................. 83

Lampiran 6. Hasil Regresi Linear Berganda Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Ekspor Kopi Di Indonesia ................................. 84

Lampiran 7. Hasil Regresi Linear Berganda Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Ekspor Kopi Di Indonesia ................................. 85

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai negara agraris, Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya

akan hasil pertanian, sehingga menjadi suatu kelebihan yang tidak dimiliki banyak

negara lain. Dimana perkebunan sebagai salah satu sektor unggulan, karena

memiliki beberapa prospek komoditi yang sangat bagus namun masih perlu

dikembangkan baik budidaya, pengolahan maupun pemasarannya.

Sekian banyak hasil perkebunan yang ada, kopi merupakan salah satu

komoditi unggulan di Indonesia. Dimana kopi memegang peranan penting bagi

perekonomian nasional, khususnya sebagai sumber pendapatan para petani dan

sumber devisa negara. Saat ini, Indonesia menjadi negara produsen kopi terbesar

keenam di seluruh dunia. Walau sebelumnya, indonesia pernah menempati negara

produsen kopi terbesar keempat.

Total komoditas kopi yang diproduksi indonesia, sekitar 67% digunakan

untuk keperluan ekspor dan sisanya (33%) untuk memenuhi kebutuhan dalam

negeri. Menurut hasil survei LPEM UI pada 1989, konsumsi kopi indonesia

adalah sebesar 0,5 Kg/kapita/tahun. Saat ini (2014) konsumsi kopi domestik

diperkirakan telah mencapai 1,03 Kg/kapita/tahun. Sebagai negara produsen,

ekspor menjadi sasaran utama pemasaran produk-produk kopi yang dihasilkan

indonesia, di antaranya ke negara-negara tujuan ekspor seperti USA, negara-

negara Eropa, dan jepang.

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

2

Perkebunan kopi di indonesia terdiri dari perkebunan rakyat (smallholder),

perkebunan besar negara (goverment), dan perkebunan besar swasta (private).

Dari luas areal yang tercatat pada tahun 2014 sebesar 1.246.810 ha dan produksi

kopi Indonesia sebesar 685.089 ton, maka dapat diketahui bahwa 94% berasal dari

perkebunan rakyat dan sisanya (6%) diusahakan bentuk perkebunan besar. Posisi

tersebut menunjukan bahwa peranan petani dalam perkembangan perkopian

nasional sangat dominan. Perinciannya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Luas Areal Perkebunan Kopi di Indonesia Menurut Pengusahaan Tahun

1991-2014

Tahun

Luas (Ha)

Perkebunan

Rakyat

Perkebunan

Besar Negara

Perkebunan

Besar Swasta Jumlah

1991 1,063,289 25,891 30,674 1,119,854

1992 1,076,474 26,092 31,332 1,133,898

1993 1,090,050 26,396 31,192 1,147,638

1994 1,080,532 25,493 33,260 1,139,285

1995 1,109,499 24,616 32,396 1,166,511

1996 1,103,615 24,169 31,295 1,159,079

1997 1,105,114 32,232 32,682 1,170,028

1998 1,068,064 39,139 46,166 1,153,369

1999 1,059,245 39,316 28,716 1,127,277

2000 1,192,322 40,645 27,720 1,260,687

2001 1,258,628 26,954 27,801 1,313,383

2002 1,318,020 26,954 27,210 1,372,184

2003 1,240,222 26,597 25,091 1,291,910

2004 1,251,326 26,597 26,020 1,303,943

2005 1,202,392 26,641 26,239 1,255,272

2006 1,255,104 26,644 26,983 1,308,731

2007 1,243,429 23,721 28,761 1,295,911

2008 1,236,842 22,442 35,826 1,295,110

2009 1,217,506 22,794 25,935 1,266,235

2010 1,162,810 22,681 24,873 1,210,364

2011 1,184,967 22,572 26,159 1,233,698

2012 1,187,669 22,565 25,056 1,235,290

2013 1,194,081 22,556 25,076 1,241,713

2014 1,198,962 22,581 25,266 1,246,809

Total 16,168,190 322,748 351,965 16,842,903

Sumber: Ditjenbun, 2015

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

3

Gambar 1. Volume Ekspor dan Produksi Kopi Indonesia Tahun 1991-2014

Sumber : Kemendag dan Ditjenbun, 2015 (diolah)

Pada gambar grafik diatas menunjukan bagaimana perkembangan ekspor

kopi indonesia pada tahun 1991-2014 ke berbagai negara tujuan utama.Namun,

dapat dilihat bahwa ekspor kopi indonesia pada tahun 1991-2000 mengalami

penurunan di tahun 1995.Volume ekspor pada tahun 1995 mencapai 226,350 ton,

dari yang sebelumnya pada tahun 1994 dengan volume 267,393 ton.Hal tersebut

menunjukkan adanya fluktuasi dalam ekspor kopi. Pada tahun-tahun berikutnya

juga terdapat tahun yang mengalami penurunan dalam ekspor kopi.

Sampai saat ini sasaran pasar komoditas kopi masih mengandalkan pasar

ekspor di berbagai negara, karena belum menunjukan tingkat konsumsi yang

cukup tinggi terhadap kopi, oleh karena itu peningkatan konsumsi dunia masih

menunjukan prospek yang baik. Adapun negara tujuan ekspor kopi Indonesia

terbesar adalah Jepang, Amerika, Itali, Jerman, dan Singapura.Bedasarkan data

BPS menunjukan bahwa ekspor kopi terutama ke negara tersebut setiap tahunnya

mengalami fluktuasi baik kuantitas ataupun nilai ekspornya.

0

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

Volume dan Produksi Kopi Indonesia

Volume Ekspor KopiIndonesia (Ton)

Produksi Kopi Domestik(Ton)

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

4

Bedasarkan perkembangan ekspor kopi Indonesia menurut negara tujuan

kecenderungan ekspor kopi ke berbagai negara tujuan ekspor berfluktuasi setiap

tahun, hal ini diduga diakibatkan oleh kondisi ekonomi negara pengimpor tersebut

ataupun kondisi perkopian Indonesia mulai dari harga, produksi, dan mutu.

Penurunan permintaan ekspor kopi Indonesia diduga disebabkan tingginya harga

di pasaran internasional, terjadi kenaikan dan penurunan kurs rupiah terhadap

dollar serta pertumbuhan ekonomi Negara.

Usman Hadi (Muhamad Fauzi, 1994) penurunan ekspor kopi indonesia

disebabkan oleh kegagalan ICO dalam menerapkan kebijakan kuota dan

meningkatnya produksi kopi Brazilia. Sedangkan menurut (Ruddy N Sasadara &

Dinie Suryani, 2005) menungkapkan permasalahan khusus yang dihadapi oleh

sektor ekspor indonesia menurut Gabungan Perusahaan ekspor Indonesia (GPEI)

antara lain, sebagai berikut :

Pertama, ekspor masih ditujukan ke negara-negara yang sama untuk waktu

yang lama, seperti Amerika Serikat, Jepang, Singapura, Malaysia, Korea Selatan,

Uni Eropa, Taiwan dan Australia. Sementara itu ekspor ke negara-negara kawasan

Arab dan afrika belum tergarap dengan baik. Kedua, masih relatif banyaknya

komoditi yang diekspor dalam bentuk bahan baku atau bahan mentah yang sering

mengakibatkan industri dalam negeri justru kesulitan memperolah bahan baku

tersebut.Ketiga, masih banyaknya pungutan yang ditentukan melalui peraturan

daerah dalam rangka mencapai target Pendapatan asli daerah (PAD), sehingga

mengganggu dan meningkatkan biaya tambahan bagi para pengusaha daerah-

daerah. Keempat, terdapatnya beberapa produk ekspor yang tidak dapat memasuki

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

5

pasar luar negeri karena masalah standarisasi produk yang berbeda dengan standar

Indonesia. Ekspor indonesia menghadapi persoalan rendahnya daya saing

diperngaruhi oleh lemahnya nilai tukar rupiah, ekonomi biaya tinggi, minimnya

prasarana dan tidak adanya investasi baru.

Bedasarkan uraian diatas maka penelitian ini perlu untuk diteliti karena

adanya penurunan ekspor kopi indonesia. Pada dasar itulah penulis menganalisis

faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor produk perkebunan komoditi kopi,

dalam hal ini judul yang penulis angkat adalah : “Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Ekspor Kopi Di Indonesia”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan data-data yang telah disajikan dari uraian sebelumnya, maka

permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ekspor kopi Indonesia ?

2. Bagaimana pengaruh faktor –faktor tersebut terhadap ekspor kopi di

Indonesia ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan

dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ekspor kopi

Indonesia.

2. Menganalisis pengaruh faktor–faktor tersebut terhadap ekspor kopi

Indonesia.

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

6

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan serta informasi yang

berguna bagi berbagai pihak yang berkepentingan, antara lain :

1. Para pengambil kebijakan khususnya pemerintah dan pelaku usaha

(eksportir) sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan perencanaan dan

pengambilan keputusan mengenai ekspor kopi Indonesia.

2. Bagi penulis

a) Sebagai masukan bagi pengembangan ilmu pertanian yang terkait

dengan permasalahan sekitar ekspor komoditi perkebunan.

b) Sebagai praktek pengalaman di dalam upaya menguji dan

membandingkan teori-teori yang diperoleh selama perkuliahan dengan

fakta-fakta (riil) di lapangan.

3. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

a) Sebagai bahan bacaan dan rujukan pustaka bagi penelitian sejenis dan

penelitian lanjutan.

b) Sebagai data dasar (bahan masukan data) untuk penelitian lebih lanjut

dalam bidangnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah maka penulis memiliki batasan

penelitian sebagai berikut:

1. Bedasarkan subyek penelitiannya, maka penelitian terhadap analisis faktor-

faktor yang mempengaruhi ekspor kopi di Indonesia dibatasi dengan

beberapa variabel yang berpengaruh seperti produksi kopi domestik,

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

7

konsumsi kopi domestik, Negara konsumsen kopi terbesar, harga kopi

domestik, harga kopi internasional, dan nilai tukar rupiah terhadap dollar.

2. Berdasarkan periode pengamatan, data yang dipergunakan dalam penelitian

merupakan data deret waktu (time series) tahunan, yaitu dari periode 1991-

2014.

3. Alat bantu analisis yang dipergunakan adalah Regresi Linier Berganda

dengan bantuan Program SPSS 20.

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kopi

Tanaman kopi adalah spesies tanaman berbentuk pohon yang termasuk

dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman kopi tumbuh tegak,

bercabang dan bila dibiarkan dapat tumbuh mencapai tinggi 12 m. Tanaman kopi

memiliki daun berbentuk bulat telur dengan ujung yang agak meruncing. Daun-

daun tersebut tumbuh berhadapan pada batang, cabang dan ranting-rantingnya.

Tanaman kopi mempunyai sistem percabangan yang berbeda dengan tanaman lain

(Siswoputranto, 1993).

Secara alami tanaman kopi memiliki sistem perakaran tunggang sehingga

tidak mudah rebah. Tetapi akar tunggang tersebut hanya dimiliki oleh tanaman

kopi yang bibitnya berupa bibit semaian atau bibit sambungan (okulasi) yang

batang bawahnya merupakan semaian. Tanaman kopi yang bibitnya berasal dari

stek, cangkokan atau bibit okulasi, yang batang bawahnya merupakan bibit stek,

tidak memiliki akar tunggang sehingga tidak mudah rebah. Meskipun kopi

merupakan tanaman tahunan, tetapi umumya mempunyai perakaran yang dangkal.

Oleh karena itu, tanaman ini mudah mengalami kekeringan pada kemarau panjang

bila di daerah perakarannya tidak diberi mulsa (Siswoputranto, 1993).

Menurut Siswoputranto (1993), tanaman kopi pada umumnya akan mulai

berbunga setelah berumur kurang lebih 2 tahun. Mula-mula bunga yang keluar

berasal dari ketiak daun yang terletak pada batang utama atau cabang reproduksi.

Tetapi bunga yang keluar dari kedua tempat tersebut biasanya tidak berkembang

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

9

menjadi buah, jumlahnya terbatas dan hanya dihasilkan oleh tanaman-tanaman

yang masih sangat muda. Bunga yang jumlahnya banyak akan keluar dari ketiak

daun yang terletak pada cabang primer. Bunga ini berasal dari kuncup-kuncup

sekunder yang reproduktif yang berubah fungsinya menjadi kuncup bunga.

Kuncup bunga kemudian berkembang menjadi bunga yang serempak dan

bergerombol.

Tanaman kopi, yang umumnya berasal dari benua Afrika, termasuk familia

Rubiaceae dan jenis kelamin Coffea. Kopi bukan produk homogen, ada banyak

varietas dan beberapa cara pengolahannya. Terdapat sekitar 4.500 jenis kopi di

seluruh dunia yang dapat dibagi dalam empat kelompok besar, yakni:

a) Coffea Canephora, yang salah satu jenis varietasnya menghasilkan kopi

dagang Robusta;

b) Coffea Arabica menghasilkan kopi dagang Arabika;

c) Coffea Excelsa menghasilkan kopi dagang Excelsa;

d) Coffea Liberica menghasilkan kopi dagang Liberika.

Genus Coffea merupakan salah satu genus penting yang mempunyai nilai

ekonomi dan dikembangkan secara komersial, terutama Coffea Arabica (Kopi

Arabika), Coffea Canephora dengan varietas Kopi Robusta dan Coffea Liberica

(Kopi Liberika) (Turnip, 2002).

2.2 Teori Permintaan

Permintaan adalah berbagai jumlah barang yang diminta oleh konsumen

pada berbagai tingkat harga pada periode tertentu.Teori permintaan menjelaskan

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

10

hubungan antara jumlah barang yang diminta oleh konsumen dengan harga yang

patuh menurut hukum permintaan (Kunawangsih & Pracoyo, 2006).

Ada tiga hal penting dalam konsep permintaan. Pertama, jumlah yang

diminta atau jumlah yang diinginkan (a desired quantity) pada harga barang

tersebut, pada harga barang lain, pendapatan konsumen, selera dan lain-lain

adalah tetap. Kedua, apa yang diinginkan (desired) tidak merupakan harapan

kosong, tetapi merupakan permintaan efektif, artinya jumlah dimana orang

bersedia membeli pada harga yang mereka harus bayar untuk komoditi tersebut.

Ketiga, kuantitas yang diminta menunjukkan arus pembelian yang terus-menerus

(Lipsey, 1995).

Variabel-variabel yang memengaruhi jumlah permintaan suatu komoditi

antara lain :

1. Harga komoditi itu sendiri

Berdasarkan hipotesis ekonomi dasar, bahwa harga suatu komoditi dan

kuantitas yang akan diminta berhubungan negatif, ceteris paribus. Semakin rendah

harga suatu komoditi maka jumlah komoditi yang diminta akan semakin besar,

begitu sebaliknya.

2. Rata-rata pendapatan rumah tangga (konsumen)

Untuk barang normal, jika pendapatan rata-rata rumah tangga meningkat,

maka jumlah barang yang akan dibeli semakin banyak walaupun harganya tetap

sama. Sebaliknya barang inferior, jika pendapatan rata-rata rumah tangga

meningkat jumlah barang yang diminta semakin sedikit.

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

11

3. Harga-harga lainnya

Kenaikan harga barang substitusi pada komoditi tertentu, akan menggeser

kurva permintaan kekanan yang menunjukkan peningkatan permintaan untuk

komoditi tersebut pada setiap tingkat harga. Penurunan harga pada barang

komplementer akan menggeser kurva permintaan kekanan yang menunjukkan

peningkatan permintaan untuk komoditi tersebut pada setiap tingkat harga.

4. Selera

Perubahan dalam selera yang menguntungkan suatu komoditi menyebabkan

pergeseran kurva permintaan kekanan. Artinya pada tiap tingkat harga akan dibeli

jumlah barang yang lebih banyak. Semakin besar selera atau kesukaan masyarakat

terhadap suatu komoditi maka akan meningkatkan permintaan komoditi tersebut.

5. Distribusi pendapatan

Perubahan dalam distribusi pendapatan akan menggeser kurva permintaan

kekanan yang menunjukkan peningkatan permintaan untuk komoditi yang dibeli

oleh mereka yang memperoleh tambahan pendapatan tersebut. Kurva permintaaan

akan menggeser kekiri yang menunjukkan penurunan permintaan komoditi yang

dibeli oleh mereka yang berkurang pendapatannya.

6. Jumlah penduduk

Kenaikan dalam jumlah penduduk akan menggeser kurva permintaan

terhadap komoditi tersebut kekanan. Artinya jika terjadi peningkatan jumlah

penduduk maka akan meningkatkan permintaan komoditi tersebut, ceteris paribus.

Permintaan ekspor ialah permintaan pasar internasional terhadap komoditas yang

dihasilkan oleh suatu negara. Teori permintaan ekspor bertujuan untuk

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

12

menentukan faktor-faktor yang memengaruhi permintaan ekspor suatu negara.

Faktor-faktor yang memengaruhi permintaan ekspor suatu negara adalah harga di

pasar internasional atau harga ekspor, harga kompetitor, pendapatan perkapita

negara pengimpor, nilai tukar riil, dan lain-lain (Salvatore, 1997).

2.3 Teori Penawaran

Teori penawaran menjelaskan hubungan antara jumlah barang yang

ditawarkan pada tingkat harga dan waktu tertentu dengan faktor-faktor yang

mempengaruhinya, faktor yang mempengaruhi penawaran tersebut adalah :

1. harga barang itu sendiri

2. Harga barang lain (substitusi)

3. Biaya produksi

4. Produksi

5. Organisasi pasar (kuota)

6. Selera masyarakat (konsumsi masyarakat)

Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor dapat dilihat dari sisi permintaan

dan sisi penawaran. Dari sisi permintaan, ekspor dipengaruhi oleh harga ekspor,

nilai tukar, pendapatan dunia dan kebijakan devaluasi. Sementara dari sisi

penawaran, ekspor dipengaruhi oleh harga ekspor, harga domestik, nilai tukar, dan

kapasitas produksi yang dapat diatasi melalui investasi, impor bahan baku dan

kebijakan deregulasi. (Salvatore , 1997)

2.4 Perdagangan Internasional

Menurut Lipsey (1997) perdagangan internasional adalah pertukaran barang

dan jasa yang terjadi melampaui batas-batas negara. Perdagangan internasional

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

13

diperlukan untuk mendapatkan manfaat yang dimungkinkan oleh spesialisasi.

Masing-masing akan memproduksi barang dan jasa yang dapat dilakukan secara

efisien sementara negara tersebut akan berdagang dengan negara lain untuk

memperoleh barang dan jasa yang tidak diproduksinya. Masing-masing negara

mempunyai perbedaan tingkat kapasitas produksi secara kuantitas, kualitas dan

jenis produksinya.

Faktor-faktor yang memengaruhi perdagangan internasional dapat dilihat

dari teori penawaran dan permintaan. Teori penawaran dan permintaan tersebut

dapat diperoleh kesimpulan, bahwa perdagangan internasional terjadi karena

adanya kelebihan produksi dalam negara (penawaran) dan kelebihan permintaan

negara lain. Teori ini menggunakan konsep dasar penawaran dan permintaan

domestik untuk kasus dua negara dengan satu komoditi perdagangan tertentu

(Salvatore, 1997)

Di pasar internasional, besarnya ekspor suatu komoditi dalam perdagangan

internasional akan sama dengan besarnya impor komoditi tersebut. Harga yang

terjadi pada pasar internasional merupakan keseimbangan antara penawaran dan

permintaan dunia. Kedua perubahan tersebut pada akhirnya akan memengaruhi

harga dunia (Salvatore, 1997). Hal ini menunjukkan bahwa ekspor suatu negara

sangat ditentukan jenis komoditas itu sendiri, harga komoditas itu sendiri, harga

internasional, komoditas subtitusinya di pasar internasional, serta keseimbangan

penawaran dan permintaan dunia. Selain itu, secara tidak langsung ditentukan

pula oleh perubahan nilai tukar mata uang suatu negara terhadap negara lain

(Salvatore, 1997).

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

14

Ekspor memberikan keuntungan bagi para pelakunya, adapun keuntungan-

keuntungan tersebut antara lain meningkatkan laba perusahaan dan devisa negara,

membuka pasar baru di luar negeri, memanfaatkan kelebihan kapasitas dalam

negeri, dan membiasakan diri bersaing dalam pasar internasional. Ekspor juga

meningkatkan pendayagunaan sumberdaya domestik disuatu negara, menciptakan

lapangan pekerjaan dan skala setiap produsen domestik agar mampu menghadapi

persaingan dari yang lainnya (Salvatore, 1997).

2.5 Teori Ekspor

Ekspor dapat diartikan suatu total penjualan barang yang dapat dihasilkan

oleh suatu negara, kemudian diperdagangkan kepada negara lain dengan tujuan

mendapatkan devisa. Suatu negara dapat mengekspor barang-barang yang

dihasilkannya ke negara lain yang tidak dapat menghasilkan barangbarang yang

dihasilkan negara pengekspor. Ekspor dan impor yang terjadi dalam suatu

perdagangan antar negara dalam kurun waktu tertentu, ditentukan oleh faktor yang

berbeda-beda. Oleh karena itu, terkadang perkembangan ekspor bertentangan

dengan perkembangan impor. Keadaan ini akan timbul suatu kebijakan

pemerintah (Lipsey, 1995).

Menurut Lipsey (1995) pertumbuhan ekspor suatu komoditas dipengaruhi

oleh beberapa faktor antara lain:

1. Adanya daya saing dengan negara-negara lain di dunia.

Oleh karena itu suatu negara hendaknya melakukan spesialisasi sehingga

negara tersebut dapat mengekspor komoditi yang telah diproduksi untuk

dipertukarkan dengan apa yang dihasilkan negara lain dengan biaya yang lebih

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

15

rendah dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekspor di negara

tersebut.

2. Adanya penetapan harga pasar dalam negeri dan harga pasar internasional.

Jika harga pasar internasional lebih tinggi daripada harga pasar domestik,

maka produsen akan lebih memilih untuk memasarkan komoditi yang diproduksi

ke pasar internasional sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekspor di negara

tersebut.

3. Adanya permintaan dari luar negeri.

Semakin tinggi permintaan dari luar negeri akan komoditi yang dihasilkan

oleh suatu negara, maka semakin tinggi pula pertumbuhan ekspor di negara

tersebut.

4. Nilai tukar mata uang.

Apabila suatu negara mengalami apresiasi nilai tukar, maka akan

menurunkan pertumbuhan ekspor di negara tersebut. Hal itu terjadi karena

apresiasi nilai tukar menyebabkan harga-harga komoditi domestik menjadi tinggi

di pasar internasional sehingga permintaan luar negeri untuk komoditi tersebut

akan menurun.

2.6 Teori Nilai Tukar

Nilai tukar adalah harga mata uang suatu negara yang dinyatakan dalam

mata uang lain yang dapat dibeli dan dijual (Lipsey, 1995). Ekonom membedakan

nilai tukar menjadi dua, yaitu nilai tukar nominal dan nilai tukar riil. Nilai tukar

nominal adalah harga relatif dari mata uang dua negara, sedangkan nilai tukar riil

adalah harga relatif dari barang-barang antar dua negara. Nilai tukar riil

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

16

menyatakan kondisi memperdagangkan barang-barang dari suatu negara untuk

barang lain. Nilai tukar riil disebut juga term of trade (Mankiw, 2007).

Pada kenyataannya, dalam dunia perdagangan terdapat banyak negara

dengan banyak jenis komoditi yang diperdagangkan. Oleh sebab itu, pengukuran

nilai tukar tidak semata-mata didasarkan pada perhitungan rasio harga antara dua

komoditi saja melainkan harus dirinci berdasarkan suatu indeks yang jauh lebih

rumit dan kompleks. Indeks tersebut harus memuat harga-harga dari berbagai

komoditi yang diekspor dan diimpor oleh negara-negara yang bersangkutan

(Salvatore, 1997).

Nilai tukar tinggi menyebabkan barang luar negeri relatif lebih murah dan

barang domestik relatif lebih mahal. Apabila hal tersebut terjadi maka penduduk

akan berkeinginan untuk membeli barang-barang impor sehingga ekspor netto

menjadi lebih rendah. Ekspor netto adalah nilai ekspor dikurangi nilai impor. Jadi

hubungan antara nilai tukar dengan ekspor netto adalah hubungan yang terbalik

(Gambar 2).

Gambar 2. Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Ekspor Bersih

Sumber : Mankiw, 2007

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

17

2.7 Regresi Berganda

Model dengan mempertimbangkan kemungkinan bahwa ada lebih dari satu

variabel penjelas yang mempengaruhi variabel tidak bebas. Model regresi dengan

lebih dari satu variabel penjelas disebut sebagai Model Regresi Berganda

(Gujarati, 2006: 180).

Analisis regresi linear berganda merupakan studi yang menjelaskan dan

mengevaluasi hubungan antara satu peubah endogen dengan beberapa peubah

eksogen dengan bertujuan untuk mengestimasi atau meramalkan nilai peubah tak

bebas didasarkan nilai peubah bebas yang diketahui (Gujarati, 1993:12).

Hubungan antara peubah-peubah tersebut dapat dirumuskan dalam bentuk

persamaan :

Yit = β0 + β1X1i + uit + ... + βpXpt + ε i = 1,2,..., n : t = 1,2,...,t

Dimana :

Y = peubah bebas

β0 = intersep

β1...βp = koefisien kemiringan parsial

ε = unsur gangguan

I = obesevasi ke-i

Pada penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda dengan

metode kuadrat terkecil atau Ordinary Least Square (OLS) yang berfungsi untuk

menduga parameter. Namun demikian, pada metode ini terdapat kelemahan.

Kelemahan tersebut yaitu seluruh asumsi-asumsi yang terkait di dalamnya harus

dapat dipenuhi oleh suatu model. Apabila salah satu asumsi tidak dapat

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

18

dipenuhioleh suatu model, maka akan menimbulkan masalah normalitas,

heteroskedasitas, multikolinearitas dan autokorelasi. Dengan demikian, diperlukan

suatu pengujian terhadap model tersebut.

Jika asumsi-asumsi yang telah disebutkan di atas dapat dipenuhi maka

penduga OLS akan dapat menghasilkan koefisien regresi yang memenuhi sifat-

sifat BLUE (Gujarati 1997), yaitu:

a. Best = efisien yang berat ragam atau variannya minimum dan konsisten,

dalam artian bahwa walaupun menambah jumlah sampel maka nilai

estimasi yang diperoleh tidak akan berbeda jauh di parameternya.

b. Linier = koefisien regresinya linier

c. Unbiased = Nilai estimasi dari sampel akan mendekati populasi, ini

mengindikasi bahwa suatu model tidak bias

d. Estimator = penduga parameter

Evaluasi model untuk mengetahui apakah model sudah baik atau belum

dapat dilakukan dengan pengujian secara statistik. Indikator untuk melihat

kebaikan model adalah R2

, F hitung dan t hitung. Ukuran tersebut digunakan

untuk menunjukkan signifikan atau tidaknya model yang diperoleh secara

keseluruhan.

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

19

2.8 Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti Judul Metode Penelitian Hasil dan Pembahasan

1. Arif Zainul Mustaqim

(2011)

Analisis Faktor-Faktor

yangMempengaruhi Ekspor

Kopi di Indonesia Tahun

1980-2008

a.Data Sekunder (time

series)1980-2008

b.Analisis ECM

c.Uji Jarque-Bera (JB)

Hasil uji t menunjukkan variabel yang

berpengaruh terhadap ekspor kopi

adalah variabel kurs valuta asing tahun

sebelumnya pada α =1% dalam jangka

panjang. Untuk variabel inflasi, volume

produksi dan variabel indeks harga

perdagangan besar tidak berpengaruh

pada α = 10% terhadap ekspor kopi baik

dalam jangka pendek maupun jangka

panjang. Hasil uji F menunjukkan

bahwa variabel independen secara

Page 36: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

20

bersama-sama berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen pada derajat

α = 10%. Nilai R2 adalah 0,559796

menunjukkan bahwa 55,9796% variasi

dari variabel ekspor kopi dapat

dijelaskan oleh variabel independen

dalam model. Sedangkan sisanya yaitu

44,0204% dijelaskan oleh variabel

bebas lain di luar model.

2. C Turnip (2002) Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Penawaran

Ekspor dan Aliran

Perdagangan Kopi Indonesia

a. Analisis Regresi

Linear Berganda

b. Model Gratvity

Penelitiannya menyatakan bahwa

variable produksi kopi domestic, harga

riil ekspor kopi, nilai tukar Rupiah

terhadap Dollar Amerika serta lag

volume ekspor kopi tahun sebelumnya

Page 37: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

21

berpengaruh positif terhadap ekspor

kopi Indonesia. Sedangkan variable

harga riil kopi domestic berpengaruh

positif.

3. Mico Anggoro

Dewanto (2014)

Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Volume

Ekspor Nanas Segar

Indonesia ke Singapura

a. Analisis Regresi

Linear Berganda

Hasil penelitian menunjukkan bahwa,

faktor-faktor yang paling

mempengaruhi nyata terhadap volume

ekspor nanas segar Indonesia ke

Singapura yaitu volume ekspor nanas

segar ke Singapura tahun sebelumnya,

devaluasi nilai tukar valuta asing rupiah

terhadap dollar Amerika, dan faktor

harga riil domestic nanas segar

Indonesia.

Page 38: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

22

2.9 Kerangka Penelitian

Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi untuk melakukan ekspor

hasil perkebunan, diantara hasil perkebunan yang diekspor salah satunya adalah

kopi. Kopi merupakan salah satu komoditi ekspor dari sub sektor agribisnis yang

dapat diunggulkan dan masih memiliki peluang yang cukup besar untuk

dikembangkan dan ditingkatkan melalui upaya penyempurnaan terhadap aspek-

aspek yang terkait.

Dalam penelitian ini dianalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor

kopi di Indonesia secara kuantitatif dan kualitatif. Metode kualitatif, untuk melihat

perkembangan ekspor kopi dapat dianalisis dengan metode deskriptif berdasarkan

perkembangan volume ekspor kopi. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan

untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kopi Indonesia dilakukan

analisis regresi berganda. Selanjutnya akan diestimasi dengan menggunakan

metode Ordinary Least Square (OLS). Variabel-variabel yang diestimasi

mempengaruhi ekspor kopi Indonesia dalam penelitian ini antara lain: produksi

kopidomestik, konsumsi kopi domestik, Negara konsumen kopi terbesar, harga

kopi domestik, harga kopi di pasar internasional, dan nilai tukar (exchange rate)

Rupiah terhadap Dollar Amerika.

Page 39: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

23

Keterangan : = Hubungan

= Alat Analisis

Gambar 3. Kerangka Pemikirian

Ekspor Kopi Indonesia

Data

Sekunder

Analisis Data

Faktor-Faktor yang Diduga Mempengaruhi Ekspor Kopi :

1. Produksi Kopi Domestik

2. Konsumsi Kopi Domestik

3. Negara Konsumsen Kopi Terbesar

4. Harga Riil Kopi Domestik

5. Harga Riil Kopi Internasional

6. Nilai Tukar Riil Rupiah Terhadap Dollar Amerika

Regresi Linear Berganda

Uji Asumsi Klasik

Uji Hipotesis :

- Koefisien

Determinasi R2

- Uji F

- Uji t

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Ekspor Kopi di Indonesia

Kesimpulan dan Saran

Page 40: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

24

2.10 Hipotesis

Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dijelaskan, tujuan penelitian

dan kerangka pemikiran yang telah disusun maka diajukanlah suatu hipotesa.

Hipotesa didasarkan pada teori perdagangan internasional dan ekspor yang diduga

ada beberapa peubah mempunyai hubungan signifikan terhadap ekspor kopi

Indonesia. Peubah-peubah tersebut dapat diukur dan data yang ada untuk masing-

masing peubah tersebut tersedia.

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Produksi kopi domestic diduga memiliki hubungan yang positif terhadap

ekspor kopi Indonesia yaitu apabila produksi domestic meningkat maka

ekspor akan meningkat.

2. Konsumsi kopi domestic diduga memiliki hubungan yang negative

terhadap ekspor kopi Indonesia yaitu apabila konsumsi domestic

meningkat maka ekspor kopi Indonesia akan menurun.

3. Negara konsumen kopi terbesar diduga memiliki hubungan yang positif

terhadap ekspor kopi Indonesia yaitu apabila konsumsi Negara konsumtif

meningkat maka ekspor kopi Indonesia akan meningkat.

4. Harga riil kopi domestic diduga memiliki hubungan yang negatif terhadap

ekspor kopi Indonesia yaitu apabila harga domestic meningkat maka

ekspor kopi Indonesia akan meningkat.

5. Harga riil kopi internasional diduga memiliki hubungan yang positif

terhadap ekspor kopi Indonesia yaitu apabila harga ekspor atau harga

Page 41: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

25

komoditi di luar negeri meningkat maka ekspor kopi Indonesia akan

meningkat.

6. Nilai tukar riil rupiah terhadap dollar Amerika Serikat diduga memiliki

hubungan yang positif dengan ekspor kopi Indonesia yaitu apabila nilai

tukar rupiah terhadap dollar Amerika menguat maka ekspor kopi

Indonesia akan meningkat.

Page 42: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

26

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup dan Waktu Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini meliputi analisis faktor-faktor yang

memperngaruhi ekspor kopi Indonesia secara umum pada periode 1991 sampai

dengan 2014. Aktivitas penelitian dimulai sejak September 2015.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, data-data digunakan adalah jenis data sekunder,

dimana data-data tersebut dikumpulkan dari beberapa instansi terkait seperti : BPS

(Badan Pusat Statistik), BI (Bank Indonesia), Kementerian Perdagangan,

Kementerian Pertanian, Direktorat Jendral Perkebunan, Kementerian

Perindustrian, ICO (International Coffee Organization), index mundi,AEKI

(Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia), dan Gabungan Eksportir Kopi Indonesia

(GAEKI).

Jenis data yang digunakan untuk diolah adalah data deret waktu (time series)

berupa data tahunan dari tahun 1991 hingga 2014. Jenis data meliputi data volume

ekspor kopi indonesia (ton), produksi kopi indonesia (ton), konsumsi kopi

domestic (ton), Negara konsumen kopi terbesar (ton), harga riil kopi domestik

(Rp/Kg), harga riil kopi internasional (Rp/Kg), dan nilai tukar rupiah terhadap

dollar (Rp/U$),

3.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang sudah didapat diolah dan dianalisis dengan menggunakan dua

metode, yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif digunakan untuk

Page 43: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

27

mendeskripsikan kondisi ekspor kopi di Indonesia dan untuk menjelaskan isi tabel

atau data. Tabel atau data yang dimaksud berupa time series maupun data yang

dihasilkan dari analisis regresi linier berganda.

Analisis kuantitatif digunakan untuk melihathubungan faktor-faktor bebas

(independent) terhadap faktor terikatnya (dependent) atau tidak bebas. Metode

analisis yang dipergunakan adalah regresi linier berganda. Alat bantu yang

dipergunakan untuk mempermudah analisis regresi linier berganda adalah

program Statiscal Product for Service Solution (SPSS) versi 20.

3.3.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk

menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini

atau saat yang lampau. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat

deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai

fakta-fakta, sifat-sifat, atau hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir,

2005)

Fenomena-fenomena yang dideskripsikan dalam penelitian tentang analisis

faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kopi di Indonesia ini berupa

perkembangan-perkembangan kopi di Negara Indonesia, meliputi perkembangan

luas areal kopi Indonesia, perkembangan produksi kopi Indonesia, dan

perkembangan harga kopi Indonesia. Kemudian mendeskripsikan fenomena

perkembangan-perkembangan kopi dunia (pasar internasional, meliputi Negara

konsumen kopi terbesar dan harga kopi internasional.

Page 44: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

28

3.3.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan model

logarit natural. Transformasi model dalam bentuk log dapat mengurangi masalah

heteroskedastisitas, hal ini disebab kan oleh tranformasi yang menimbulkan skala

untuk pengukuran variabel, mengurangi perbedaan nilai dari sepuluh kali lipat

menjadi perbedaan duakali lipat (Gujarati, 1991: 38). Dugaan persamaan faktor-

faktor yang mempengaruhi ekspor kopi di indonesia dapat dirumuskan sebagai

berikut :

Y= B0 + b1X1 + b2X2 +b3X3 + b4X4 + b5X5+ b6X6 + e

Dimana :

Y = Ekspor kopi Indonesia ( Ton)

X1 = Produksi kopi di indonesia (Ton)

X2 = Konsumsi kopi dalam negeri (Ton/Tahun)

X3 = Negara konsumen kopi terbesar(Ton/Tahun)

X4= Harga riil ekspor kopi indonesia (Rp/Kg)

X5= Harga riil kopi domestik (Rp/Kg)

X6= Nilai tukar riil rupiah tehadap dollar amerika (Rp/US$)

e = Random eror

B0 = Konstanta

B1-3 = Parameter yang diduga ( n = 1,2...,6)

3.3.3 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

Pada penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda dengan

metode kuadrat terkecil atau Ordinary Least Square (OLS) yang berfungsi untuk

Page 45: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

29

menduga parameter. Namun demikian, pada metode ini terdapat kelemahan.

Kelemahan tersebut yaitu seluruh asumsi-asumsi yang terkait di dalamnya harus

dapat dipenuhi oleh suatu model. Apabila salah satu asumsi tidak dapat

dipenuhioleh suatu model, maka akan menimbulkan masalah normalitas,

heteroskeasitas, multikolinearitas dan autokorelasi. Dengan demikian, diperlukan

suatu pengujian terhadap model tersebut. Jika asumsi-asumsi yang telah

disebutkan di atas dapat dipenuhi maka penduga OLS akan dapat menghasilkan

koefisien regresi yang memenuhi sifatsifat BLUE (Gujarati 1997), yaitu:

a. Best = efisien yang berat ragam atau variannya minimum dan konsisten,

dalam artian bahwa walaupun menambah jumlah sampel maka nilai

estimasi yang diperoleh tidak akan berbeda jauh di parameternya.

b. Linier = koefisien regresinya linier

c. Unbiased = Nilai estimasi dari sampel akan mendekati populasi, ini

mengindikasi bahwa suatu model tidak bias

d. Estimator = penduga parameter

3.3.3.1 Uji Normallitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel terikat, variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal atau

tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau

penyebaran data statistik pada sumbu diagonal daari grafik distribusi normal

(Ghozali,2001).

Pengujian normalitas dalam penelitian ini digunakan dengan melihat

normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data

Page 46: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

30

sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari data normal.sedangkan dasar

pengambilan keputusan untuk uji normalitas data adalah (Ghozali,2001):

a) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan distribusi normal, maka

regresi memenuhi asumsi normalitas.

b) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogram tidak menunjukan distribusi normal, maka

model regresi memenuhi asumsi normalitas.

3.3.3.2 Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan ragam dari sisa satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Model regresi yang baik adalah model yang homokedasitas (tidak terjadi

heteroskedasitas). Terdapat dua cara untuk mengamati ragam dalam model regresi

yaitu dengan menggunakan uji metode grafis dan statistik. Metode grafis adalah

cara untuk melihat ada atau tidaknya pola tertentu yang tergambar pada

scatterplot. Sedangkan, pengujian dengan menggunakan metode statistik dapat

dilakukan dengan menggunakan metode Glejser, Park, White, Rank Spearman

dan Bresch-Pagan-Godfrey (BPG). Pada penelitian ini menggunakan metode

White dengan kriteria:

1. Jika nilai p-value > alpha (α = 5%), maka terjadi homoskedastisitas

2. Jika nilai p-value < alpha (α = 5%), maka terjadi heteroskedastisitas

Page 47: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

31

3.3.3.3 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah keadaan dimana antara dua variabel independen

atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linear sempurna atau mendekati

sempurna. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah

multikolinearitas (Priyatno, 2009:59). Yuwono (2005:151) menambahkan uji

multikolinearitas digunakan untuk mengukur hubungan linear antar variabel bebas

di dalam model. Deteksi multikolinearitas dilakukan dengan menggunakan nilai

VIF (Variance Inflation Factor) tidak lebih dari 10 maka model terbebas dari

multikolinieritas (Nugraha 2005, dalam Agus Eko Sujianto 2009:79). Hipotesis

untuk multikolinearitas ini adalah :

H0 = VIF > 10, maka terjadi multikolinearitas antar variabel bebas.

H1 = VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinearitas antar variabel bebas.

Menurut Ghozali (2011), ada banyak cara yang bisa digunakan untuk

memperbaiki hasil uji multikolinearitas seperti mengeluarkan variabel independen

yang mempunyai korelasi tinggi dari model regresi dan mengidentifikasikan

variabel independen lainnya untuk membantu prediksi, melakukan transformasi

data menjadi dalam bentuk logaritma natural dan bentuk first difference atau

delta. Bila cara tersebut masih belum bisa memperbaiki masalah multikolinearitas

maka bisa menggunakan metoda analisis yang lebih canggih seperti Bayesian

regression.

3.3.3.4 Uji Autokorelasi

Autokorelasi digunakanuntuk melihat apakah ada hubungan linear antara

error serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (data time series). Uji

Page 48: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

32

autokorelasi perlu dilakukan apabila data yang dianalisis merupakan data time

series (Gujarati, 1993) Nilai Durbin Watson kemudian dibandingkan dengan nilai

d-tabel. Hasil perbandingan akan menghasilkan kesimpulan seperti criteria

sebagai berikut :

a. Jika d < dl, berarti terdapat autokorelasi positif.

b. Jika d > (4-dl), berarti terdapat autokorelasi negative.

c. Jika du < d < (4-du), berarti tidak terdapat autokorelasi.

d. Jika dl < d < du atau (4-du) < d < (4-dl), berarti tidak dapat disimpulkan.

3.3.4 Uji Hipotesis

3.3.4.1 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) adalah proposi variasi dalam variabel dependen

dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen.nilai R2 menyatakan

kemampuan variabel penjelas dalam menjelaskan keragaman variabel endogen

yang diteliti. koefisien determinassi dapat dirumuskan sebagai berikut :

R2 =

Keterangan :

RSS = jumlah kuadrat regresi (residual sum of square)

TSS = jumlah kuadrat total (total sum of square)

Nilai R2 mempunyai interval dari 0 sampai 1.semakin besar nilai R

2

(mendekati 1), maka semakin baik hasil model regresi tersebut. dan sebaliknya

semakin mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat

menjelaskan variabel dependen (Irianto, 2004:206).

Page 49: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

33

3.3.4.2 Pengujian Serentak Parameter Dugaan (Uji-F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel

independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.

Pengujian yang dilakukan menggunakan distribusi F dengan membandingkan

antara nilai kritis F dengan nilai F-hitung yang terdapat pada hasil analisis.

Langkah-langkah analisis dalam pengujian hipotesis terhadap variasi nilai

variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi nilai variabel independen

adalah sebagai berikut:

1. Perumusan Hipotesis

H0 = variasi perubahan nilai variabel independen tidak dapat menjelaskan

variasi perubahan nilai variabel dependen.

H1 = variasi perubahan nilai variabel independen dapat menjelaskan variasi

perubahan nilai variabel dependen.

2. Perhitungan nilai kritis F-tabel dan F-hitung

Fhitung =

Dimana:

n = jumlah pengamatan (j = 1, 2, 3, …,n)

k = jumlah peubah bebas (i = 1, 2, 3,...,k)

3. Penentuan penerimaan atau penolakan H0

Fhitung< Ftabel : terima H0

Fhitung> Ftabel : tolak H0

Page 50: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

34

4. Apabila keputusan yang diperoleh adalah tolak H0 maka dapat disimpulkan

bahwa variasi perubahan nilai variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi

perubahan nilai semua variabel independen. Artinya, semua variabel

independen secara bersama-sama dapat berpengaruh terhadap variabel

dependen.

3.3.4.3 Pengujian Parameter Regresi Secara Tunggal (Uji-t)

Pengujian hipotesis dari koefisien dari masing-masing peubah bebas

dilakukan dengan uji t. Langkah-langkah analisis dalam pengujian hipotesis

terhadap koefisien regresi adalah:

1. Perumusan hipotesis

H0 : ai =0

H1 : ai< 0 atau ai>0

2. Penentuan nilai kritis Nilai kritis dapat ditentukan dengan mengunakan

tabel distribusi normal dengan memperhatikan tingkat signifikansi (α) dan

banyaknya sampel yang digunakan.

3. Nilai t-hitung masing-masing koefisien regresi dapat diketahui dari hasil

perhitungan komputer.

Statistik uji yang digunakan dalam uji-t adalah :

thitung= ai

(ai)

Dimana:

ai = nilai koefisien regresi atau parameter

S(ai) = standar kesalahan dugaan parame ter

Kriteria uji:

Page 51: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

35

t hitung< t tabel :terima H0

t hitung > t tabel : tolak H0

4. Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan letak nilai t-hitung masing-

masing koefisien regresi pada kurva normal yang digunakan dalam

penentuan nilai kritis. Jika letak t-hitung suatu koefisien regresi berada

pada daerah penerimaan H0, maka keputusannya adalah menerima H0.

artinya koefisien regresi tersebut tidak berbeda dengan nol. Dengan kata

lain, variabel tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap nilai variabel

dependen. Sebaliknya jika thitung menyatakan tolak H0 maka koefisien

regresi berbeda dengan nol dan berpengaruh nyata terhadap variabel

dependen.

3.4 Variabel dan Definisi Operasional

Variabel yang dipergunakan pada penelitian ini meliputi lima variabel yang

tersusun atas satu variabel terikat (Dependent Variable) dan enam variabel bebas

(independent variable). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah ekspor kopi

Indonesia sedangkan variabel bebas dalam penelitian ini adalah produksi kopi

indonesia, konsumsi kopi domestik , Negara konsumen kopi terbesar, harga riil

kopidomestik, harga riil kopi internasional, dannilai tukar riil rupiah terhadap

dollar amerika. Definisi dari variabel-variabel tersebut adalah :

1. Ekspor kopi Indonesia (Ton)

Jumlah total kopi yang diekspor dari Indonesia ke pasar internasional dan

dinyatakan dalam satuan (ton). Periode waktu yang digunakan adalah

tahun 1991-2014.

Page 52: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

36

2. Produksi Kopi Di Indonesia (Ton)

Jumlah produksi kopi yang terdapat di Indonesia mulai dari perkebunan

rakyat sampai dengan perkebunan milik negara. Jumlah produksi kopi ini

dinyatakan dalam (Ton).

3. Konsumsi Kopi dalam Negeri (Ton/Tahun)

Jumlah kopi yang dikonsumsi di dalam Indonesia yang dinyatakan dengan

satuan (Ton/Tahun).

4. Negara Konsumen Kopi Terbesar (Ton/Tahun)

Jumlah dari beberapa Negara seperti Jepang, Jerman, USA, Italy, dan

Inggris yang mengkonsumsi kopi terbanyak dari Indonesia. Jumlah yang

digunakan adalah rata-rata konsumsi ini dinyatakan dalam satuan (Ton).

5. Harga riil kopi domestik (Rp/Kg)

Harga merupakan nilai yang diberikan terhadap barang yang dihasilkan

dan diperdagangkan dalam kegiatan perdagangan. Harga kopi Indonesia

dinyatakan dengan menggunakan satuan (Rp/ Kg).

6. Harga riil ekspor kopi indonesia (Rp/Kg).

Harga merupakan nilai yang diberikan terhadap barang yang dihasilkan

dan diperdagangkan dalam kegiatan perdagangan. Harga kopi Indonesia

dinyatakan dengan menggunakan satuan (Rp/Kg).

7. Nilai tukar riil rupiah terhadap dollar Amerika (Rp/US$)

Kurs adalah suatu perbandingan nilai antara mata uang Rupiah terhadap

US$. Jika nilai tukar mata uang Rupiah lebih kuat / tinggi dari mata uang

US$ maka mata uang Rupiah tersebut mengalami apresiasi, sedangkan jika

Page 53: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

37

terjadi hal sebaliknya maka mata uang Rupiah tersebut mengalami

depresiasi. Dalam hal ini nilai tukar rupiah terhadap US$ yang digunakan

adalah kurs rata-rata.

Page 54: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

38

BAB IV

PERKEMBANGAN KOMODITI KOPI DI INDONESIA

4.1 Sejarah Kopi Di Indonesia

Kopi pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1696 dari jenis kopi Arabika.

Kopi ini masuk melalui Batavia (sekarang Jakarta) yang dibawa oleh Komandan

Pasukan Belanda Adrian Van Ommen dari Malabar - India, yang kemudian

ditanam dan dikembangkan di tempat yang sekarang dikenal dengan Pondok Kopi

-Jakarta Timur, dengan menggunakan tanah partikelir Kedaung. Sayangnya

tanaman ini kemudian mati semua oleh banjir, maka tahun 1699 didatangkan lagi

bibit-bibit baru, yang kemudian berkembang di sekitar Jakarta dan Jawa Barat

antara lain di Priangan, dan akhirnya menyebar ke berbagai bagian dikepulauan

Indonesia seperti Sumatera, Bali, Sulawesi dan Timor.

Kopi pun kemudian menjadi komoditas dagang yang sangat diandalkan oleh

VOC. Tahun 1706 Kopi Jawa diteliti oleh Belanda di Amsterdam, yang kemudian

tahun 1714 hasil penelitian tersebut oleh Belanda diperkenalkan dan ditanam di

Jardin des Plantes oleh Raja Louis XIV.

Ekspor kopi Indonesia pertama kami dilakukan pada tahun 1711 oleh VOC,

dan dalam kurun waktu 10 tahun meningkat sampai 60 ton / tahun. Hindia

Belanda saat itu menjadi perkebunan kopi pertama di luar Arab dan Ethiopia,

yang menjadikan VOC memonopoli perdagangan kopi ini dari tahun 1725 – 1780.

Kopi Jawa saat itu sangat tekenal di Eropa, sehingga orang-orang Eropa

Page 55: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

39

menyebutnya dengan “ secangkir Jawa”. ampai pertengahan abad ke 19 Kopi

Jawa menjadi kopi terbaik di dunia.

Produksi kopi di Jawa mengalami peningkatan yang cukup siginificant,

tahun 1830 – 1834 produksi kopi Arabika mencapai 26.600 ton, dan 30 tahun

kemudian meningkat menjadi 79.600 ton dan puncaknya tahun 1880 -1884

mencapai 94.400 ton.

Selama 1 3/4 (Satu – tiga perempat) abad kopi Arabika merupakan satu-

satunya jenis kopi komersial yang ditanam di Indonesia. Tapi kemudian

perkembangan budidaya kopi Arabika di Indonesia mengalami kemunduran

hebat, dikarenakan serangan penyakit karat daun (Hemileia vastatrix) , yang

masuk ke Indonesia sejak tahun 1876. Akibatnya kopi Arabika yang dapat

bertahan hidup hanya yang berada pada ketinggian 1000 m ke atas dari

permukaan laut, dimana serangan penyakit ini tidak begitu hebat. Sisa-sisa

tanaman kopi Arabika ini masih dijumpai di dataran tinggi ijen (Jawa Timur) ,

Tanah Tinggi Toraja ( Sulawesi Selatan), lereng bagian atas Bukit Barisan (

Sumatera) seperti Mandhailing, Lintong dan Sidikalang di Sumatera Utara dan

dataran tinggi Gayo di Nangroe Aceh Darussalam.

Mengatasi serangan hama karat daun Pemerintah Belanda mendatangkan

Kopi Liberika (Coffea Liberica) ke Indonesia pada tahun 1875. Namun ternyata

jenis ini pun juga mudah diserang penyakit karat daun dan kurang bisa diterima di

pasar karena rasanya yang terlalu asam. Sisa tanaman Liberica saat ini masih

dapat dijumpai di daerah Jambi, Jawa Tengah dan Kalimantan.

Page 56: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

40

Usaha selanjutnya dari Pemerintah Belanda adalah dengan mendatangkan kopi

jenis Robusta ( Coffea Canephora) tahun 1900, yang ternyata tahan terhadap

penyakit karat daun dan memerlukan syarat tumbuh serta pemeliharaan yang

ringan , sedangkan produksinya jauh lebih tinggi . Maka kopi Robusta menjadi

cepat berkembang menggantikan jenis Arabika khususnya di daerah – daerah

dengan ketinggian di bawah 1000 m dpl dan mulai menyebar ke seluruh daerah

baik di Jawa, Sumatera maupun ke Indonesia bagian timur.

Semenjak Pemerintah Hindia Belanda meninggalkan Indonesia, perkebunan

rakyat terus tumbuh dan berkembang, sedangkan perkebunan swasta hanya

bertahan di Jawa Tengah, Jawa Timur dan sebagian kecil di Sumatera; dan

perkebunan negara (PTPN) hanya tinggal di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

4.2 Perkembangan Produksi Kopi Indonesia

Tanaman kopi di Indonesia menyebar di beberapa wilayah yaitu Sumatera,

Jawa, Sulawesi, dan Bali.Daerah-daerah penghasil kopi antara lain Propinsi

Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Lampung, Bengkulu, Jawa Timur, Nangroe

Aceh Darussalam, dan Sulawesi Selatan. Daerah penghasil kopi terbesar adalah

propinsi Sumatera Selatan. Tanaman kopi yang dikembangkan Indonesia adalah

jenis kopi Robusta dan Arabika.

Sensus kopi memberikan gambaran bahwa hamper seluruh luas areal tanaman

kopi yang diusahakan adalah golongan Robusta. Bedasarkan data Direktorat

Jendral Perkebunan, pada 2014 dari seluruh luas areal tanaman kopi (1.246.809

hektar) sekitar 927.040 hektar ditanami oleh kopi jenis Robusta dan hanya sekitar

319.769 hektar ditanami kopi Arabika.Produksi Kopi Indonesia tahun 2014

Page 57: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

41

mencapai 685.089 ton yang terdiri dari 517.788 ton kopi Robusta dan sekitar

167.301 ton kopi Arabika Gambar 4.

Gambar 4.Produksi Kopi di Indonesia Tahun 1991-2014

Sumber : Ditjenbun, 2015 (diolah)

4.3 Perkembangan Konsumsi Kopi Domestik

Minum kopi merupakan kegemaran masyarakat di wilayah perkotaan dan

perdesaan yang dapat dinikmati di rumah, kantor, dan tempat makan dengan

berbagai penyajiannya. Minum kopi disenangi pada waktu pagi dan sore hari,

namun tidak banyak yang mengkonsumsi di malam hari, kecuali untuk tujuan

tertentu seperti bekerja di malam hari, berjaga malam atau kegiatan lainnya.

Bila dibandingkan antara total produksi dengan jumlah konsumsi kopi

domestic, pada tahun 2014 pasar dalam negeri hanya menyerap 302.339 ton dari

total produksi kopi (685.089 ton). Sebagian besar kopi Indonesia diekspor yaitu

sebesar 382.750 ton dari total produksi pada tahun 2014.

0

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

Ton

Produksi Kopi Domestik (Ton)

Produksi Kopi Domestik(Ton)

Page 58: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

42

Konsumsi kopi domestic yang masih kecil dapat dikembangkan untuk

menumbuhkan pasar kopi yang potensial. ICO telah melakukan berbagai macam

cara untuk mempromosikan kepada masyarakat agar gemar minum kopi, seperti

member penjelasan bahwa secara ilmiah minum kopi tidak merusak kesehatan

dengan arti bahwa pada porsi yang tepat. Minum kopi juga tidak membahayakan

bagi anak-anak asalkan tidak berlebihan.

Gambar 5. Perkembangan Konsumsi Kopi Domestik Tahun 1991-2014

Sumber : ICO, 2015 (diolah)

4.4 Perkembangan Negara Konsumen Kopi Terbesar

Perkembangan Negara konsumen kopi terbesar merupakan beberapa Negara

yang tingkat konsumsi kopinya cukup tinggi di bandingkan Indonesia dan negara

lain. Pada periode tahun 1991-2014 cenderung mengalami peningkatan.Namun

ada di beberapa tahun yang mengalami penurunan.

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

19

91

19

93

19

95

19

97

19

99

20

01

20

03

20

05

20

07

20

09

20

11

20

13

Ton

Konsumsi Kopi Indonesia (Ton)

Konsumsi Domestik (Ton)

Page 59: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

43

Gambar 6.Perkembangan Negara Konsumen Kopi Terbesar Tahun 1991-2014

Sumber : ICO (Diolah)

4.5 Perkembangan Volume Ekspor Kopi Indonesia

Perkembangan volume kopi Indonesia pada periode tahun 1991-2014

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, dengan tingkat fluktuasi nilai ekspor

yang cukup tajam daripada volume ekspornya.

Gambar 7.Perkembangan Volume Ekspor Kopi Indonesia Tahun 1991-2014

Sumber: Ditjenbun, 2015 (diolah)

0

100000

200000

300000

400000

500000

600000

7000001

99

1

19

93

19

95

19

97

19

99

20

01

20

03

20

05

20

07

20

09

20

11

20

13

Negara Konsumen Kopi Terbesar (Ton)

Konsumsi Kopi NegaraTerbesar (Ton)

0

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

19

91

19

93

19

95

19

97

19

99

20

01

20

03

20

05

20

07

20

09

20

11

20

13

Ton

Volume Ekspor Indonesia (Ton)

Volume Ekspor KopiIndonesia (Ton)

Page 60: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

44

Dalam periode tahun 1991 sampai 2014 volume ekspor terendah terjadi

tahun 1995 sebesar 225,350 ton dan volume tertinggi terjadi pada tahun 2013

sebesar 532,140 ton karena liberalisasi ekspor kopi baik dari sisi pemerintah

Indonesia maupun dari organisasi kopi internasional (ICO). Sementara nilai

ekspor terendah terjadi pada tahun 2001 (US$ 188,492 ribu), dan nilai ekspor

tertinggi yang pernah tercapai adalah sebesar US$ 991,458 ribu pada tahun 2008

dan sebesar US$ 1,249,520 ribu pada tahun 2012.

Dengan membandingkan volume dan nilai ekspor tersebut dapat dilihat

bahwa tingginya nilai ekspor kopi Indonesia pada tahun 2008 dan 2012

disebabkan tingginya harga ekspor pada tahun tersebut.

4.6 Perkembangan Harga Kopi Domestik dan Harga Kopi Internasional

Harga kopi yang berlaku dalam pasar antara lain harga domestik yaitu harga

yang berlaku pada pasar dalam negeri, sedangkan harga internasional adalah

harga yang berlaku pada pasar dunia. Setiap tahunnya harga mengalami

perubahan, hal ini disebabkan ketidakstabilan permintaan dan penawaran terhadap

komoditas tersebut. Harga yang berfluktuasi mampu mempengaruhi jumlah

permintaan ataupun penawaran terhadap komoditas tersebut demikianpun

sebaliknya. Selain itu, perubahan harga juga dapat menjadi acuan daya saing

komoditas kopi terhadap perkembangan sektor perkebunan di pasar domestik

maupun pasar internasional.

Page 61: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

45

Gambar 8. Perkembangan Harga Kopi Domestik dan Kopi Internasional Tahun

1991-2014

Sumber : Kementrian Perdagangan dan ICO, 2015 (diolah

Bedasarkan gambar 8 perkembangan harga kopi domestic dan

internasional cenderung berfluktuatif.Dapat dilihat pada gambar tersebut bahwa

pertumbuhan harga tidak selamanya mengalami peningkatan tetapi pada tahun-

tahun tertentu mengalami penurunan.

4.7 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Amerika

Nilai tukar rupiah terhadap dollar amerika ditentukan oleh mekanisme pasar

uang yang dapat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian dalam negeri dan luar

negeri.Pada periode tahun 1991-2014, nilai tukar mengalami fluktuasi, namun

sejak tahun 2002, nilai tukar rupiah terhadap dollar amerika cenderung stabil yaitu

kisaran 9.150/US $.Perkembangan nilai tukar rupiah Indonesia selama periode

waktu 1991-2014 dapat dilihat pada gambar 9.

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

70000

19

91

19

93

19

95

19

97

19

99

20

01

20

03

20

05

20

07

20

09

20

11

20

13

Harga Kopi Domestik dan Internasional (Rp/Kg)

Harga Kopi Domestik (Rp/Kg)

Harga Kopi Internasional(Rp/Kg)

Page 62: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

46

Gambar 9. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Amerika Tahun

1991-2014

Sumber: Kemendag, 2015 (Diolah)

Melemahnya nilai tukar rupiah tidak terlepas dari dampak krisis global yang

terjadi.Penyebab melemahnya nilai tukar rupiah tidak hanya disebabkan oleh

faktor internal seperti inflasi dan defisitnya neraca pembayaran tetapi juga karena

ada pengaruh dari faktor eksternal. Tingginya inflasi yang terjadi akan

menimbulkan pemikiran para investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

Selain itu impor yang terlalu tinggi juga berdampak pada penurunan atau

melemahnya nilai tukar rupiah dan sebaliknya jika ekspor meningkat maka akan

memperkuat nilai tukar rupiah dan dapat meningkatkan cadangan devisa.

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

140001

99

1

19

93

19

95

19

97

19

99

20

01

20

03

20

05

20

07

20

09

20

11

20

13

Rp

/US$

Nilai Rupiah Terhadap Dollar Amerika

(Rp/US$)

Nilai Tupiah TerhadapDollar (Rp/US$)

Page 63: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

47

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Kopi di

Indonesia

Model analisis persamaan regresi linier berganda yang digunakan dalam

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi

ekspor kopi di Indonesia dan seberapa besar pengaruhya produksi kopi, konsumsi

kopi, harga kopi domestik, harga kopi internasional, dan nilai tukar Rupiah

terhadap Dollar Amerika sebagai variable independen terhadap ekspor kopi

sebagai variabel dependen di Indonesia. Data yang dipakai dalam penelitian ini

adalah deret waktu (time series) selama 24 tahun, yang dimulai dari tahun 1991

sampai dengan tahun 2014. Sebelum membuat model regresi linear berganda,

penulis melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu agar penelitian menjadi tidak

bias. Uji asumsi klasik yang dilakukan meliputi uji normalitas, uji

heteroskedastisitas, uji multikoliniearitas, dan uji autokorelasi. Penelitian ini juga

menggunakan uji statistik seperti Uji F (uji simultan), uji-t (uji parsial), dan uji

koefisien determinasi (R2).

5.1.1 Hasil Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik ini adalah persyaratanstatistic yang harus dipenuhi pada

analisis regresi linier berganda yang berbasis ordinary least square (OLS). Jadi

analisis regresi yang tidak bedasarkan OLS tidak memerlukan persyaratan asumsi

klasik, misalnya regresi logistic atau regresi ordinal. Demikian juga tidak semua

uji asumsi klasik harus dilakukan pada analisis regresi linear, misalnya uji

Page 64: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

48

multikolinearitas tidak dapat dipergunakan pada analisis regresi linear sederhana

dan uji autokorelasi tidak perlu diterapkan pada data cross sectional.

Setidaknya ada lima uji asumsi klasik, yaitu uji normalitas, uji

multikolinearitas, uji heteroskedasitas, uji autokorelasi, dan uji linearitas. Tidak

ada ketentuan yang pasti tentang urutan uji mana dulu yang harus dipenuhi.

Analisis dapat dilakukan tergantung pada data yang ada. Variable-variabel

penelitian diuji dengan asumsi klasik atau biasa dikenal dengan uji BLUE (Best

Linear Unbised Estimate) yaitu :

a. Uji normalitas, memiliki model regresi yang baik apabila nilai

residual yang terdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas, tidak terdapatnya masalah multikolinearitas.

c. Uji heteroskedastisitas, terdapatnya kesamaan varians dari residual

satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut

homoskedastisitas

d. Uji Autokorelasi, tidak terdapat autokorelasi.

5.1.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau

tidak. Model regresi yang baik memiliki distribusi data normal atau mendekati

normal. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan

melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari

distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal,

dan ploting data residual dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data

Page 65: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

49

residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan

mengikuti garis diagonalnya. Hasil uji normalitas bisa dilihat dalam grafik

Normal P-Plot pada (lampiran 5).

Lampiran 5, menunjukkan bahwa grafik Normal P-Plot memperlihatkan

titik-titik data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal sehingga dapat dikatakan bahwa data terdistribusi secara normal

sehingga model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Selain melihat grafik Normal P-Plot, uji normalitas bisa dilakukan dengan

menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S). Berikut ini

adalah hasil uji normalitas dengan menggunakan uji Komogorov-Smirnov yang

dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Uji Komologrov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 24

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation 39036.92144537

Most Extreme Differences

Absolute .105

Positive .092

Negative -.105

Kolmogorov-Smirnov Z .513

Asymp. Sig. (2-tailed) .955

Sumber : Data Sekunder (Diolah)

Dari hasil uji Komologrov-Smirnov diketahui bahwa data memiliki nilai

signifikan sebesar 0,955 lebih besar dari 0,05. Dari hasil ini menunjukkan bahwa

residual terdistribusi secara normal.

Page 66: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

50

5.1.1.2 Uji Heteroskedastisitas

Pengujian Uji heteroskedasitas pada model dilakukan agar kesalahan

pengganggu konstan pada semua variable bebas. Heteroskedasitas menyebabkan

estimator memiliki varian yang tidak lagi minimum. Semakin besar

kecenderungan varian tersebut akan mengakibatkan uji hipotesis yang dilakukan

tidak memberikan hasil yang baik (tidak valid). Uji heteroskedastisitas dapat

dilakukan dengan metode scatter plot dengan memplotkan niali ZPRED (nilai

prediksi) dengan SRESID (nilai residualnya). Model yang baik didapatkan jika

tidak terdapat pola tertentu pada grafik, seperti mengumpul di tengah, menyempit

kemudian melebar atau sebaliknya melebar kemudian menyempit. Berikut hasil

uji heteroskedasitas dalam penelitian ini disajikan pada (lampiran 6).

Lampiran 6,menunjukkan pada diagram scatterplot terlihat pada titik-titik

menyebar secara acak dan tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada

sumbu Y. Hal ini Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak untuk

dipakai.Oleh karena itu diperlukan uji statistic yang lebih dapat menjamin

keakuratan hasil.Salah satu uji yang biasa dilakukan adalah uji glejser.Tampilan

hasil uji glejser dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.

Page 67: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

51

Tabel 3. Hasil Uji Glejser

Variabel Independent t Sig.

Produksi Domestik -1.602 .128

Konsumsi Domestik 4.007 .101

NegaraKonsumenKopi -.947 .357

HargaRiilDomestik -.392 .700

HargaRiilInternasional -.144 .887

Nilai Valuta Asing 1.690 .109

Sumber : Data Sekunder (diolah)

Dalam Tabel 3 menunjukan bahwa variabel produksi domestic (0,128),

konsumsi domestic (0,101), Negara konsumen kopi terbesar (0,357), harga riil

domestic (0,700), harga riil internasional (0,887), dan nilai valuta asing (0,109)

memiliki nilai signifikan yang bernilai lebih besar dari 0,05. Hal tersebut

menyatakan bahwa tidak ada masalah heteroskedastisitas dalam model regresi ini,

dengan kata lain semua variabel independen yang terdapat dalam model ini

memiliki varian yang sama atau homogen.

5.1.1.3 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi

(keterkaitan) yang tinggi antara variable-variabel bebas dalam suatu model regresi

linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di antara variable-variabel

bebasnya, maka hubungan antara variable bebas terhadap variable terikatnya

menjadi terganggu. Multikolinearitas dapat dilihat dengan tolerance value dan

yang paling umum digunakan adalah varians inflation faktor (VIF). Berikut ini

merupakan syarat data penelitian dikatakan terjadi multikolinearitas atau tidak

(Ghozali, 2011) :

Page 68: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

52

a. Tolerance value < 0,10 dan VIF > 10 maka terjadi multikolinearitas atau

terdapat korelasi antar variable independen.

b. Tolerance value > 0,10 dan VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas

atau tidak tidak terdapat korelasi antar variable.

Setelah data diolah menggunakan aplikasi SPSS 20, maka hasilnya bisa

dilihat pada Tabel 4 :

Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Independent Collinearity Statistics

Tolerance VIF

(Constant)

Produksi Domestik .216 4.637

Konsumsi Domestik .210 4.764

NegaraKonsumenKopi .910 1.098

HargaRiilDomestik .176 5.682

HargaRiilInternasional .159 6.272

Nilai Valuta Asing .487 2.055

Sumber: Data Sekunder (Diolah)

Tabel 4 menunjukkan bahwa semua variable independent (produksi kopi,

konsumsi kopi domestik, negara konsumen kopi terbesar, harga riil kopi domestic,

harga riil kopi internasional, dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika)

memiliki nilai tolerance value > 0,10 dan nilai variance inflaction factor (VIF) <

10, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan tidak

terdapat multikolinearitas atau tidak terdapat korelasi antar variable.

Page 69: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

53

5.1.1.4 Uji Autokorelasi

Autokorelasi (autocorelation) dapat didefinisikan sebagai korelasi atau

keterkaitan antara serangkaian observasi yang ddiurutkan menurut waktu dan

ruang (Gujarati, 1991). Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala autokoreklasi

dalam perhitungan regresi atas penelitian ini maka digunakan Durbin-WatsonTest

(DWTest). Hasil uji autokorelasi disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil Uji Durbin-Watson

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-

Watson

1 .843a .710 .608 45406.185 2.567

Sumber : Data Sekunder (Diolah)

Bedasarkan Tabel 5, diketahui bahwa hasil uji Durbin-Watson (DW)

memiliki nilai sebesar 2,567. Dengan menggunakan tabel statistic d dan derajat

kepercayaan 95% jumlah observasi 24, serta jumlah variable independennya

sebanyak 6 maka diperoleh angka dl = 0,837 dan du = 2,035. Sedangkan untuk

nilai 4-du = 1,965 dan 4-dl = 3,163 dengan menggunakan uji statistic Durbin

Watson dua ujung (two tailed) maka patokan yang digunakan adalah sebagai

berikut :

a. Jika d < dl, berarti terdapat autokorelasi positif.

b. Jika d > (4-dl), berarti terdapat autokorelasi negative.

c. Jika du < d < (4-du), berarti tidak terdapat autokorelasi.

d. Jika dl < d < du atau (4-du) < d < (4-dl), berarti tidak dapat disimpulkan.

Page 70: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

54

Gambar 10. Skema Durbin Watson

Sumber: Data Sekunder (Diolah)

Widarjono (2010) mengemukakan jika nilai d mendekati 2 maka tidak ada

autokorelasi. sebaliknya jika nilai d mendekati 0 atau mendekati 4 maka diduga

ada korelasi positif atau autokorelasi negatif. Jika nilai (4-du) < DW < (4-dl)

maka ketentuan deteksi autokorelasi tidak dapat disimpulkan. Dalam penelitian ini

nilai DW lebih kecil dibandingkan dU dan lebih besar dibandingkan dL atau

1,965<2,567< 3,163 maka dalam penelitian ini, ketentuan deteksi autokorelasi

tidak dapat disimpulkan. Jika nilai Durbin Watson yang dihasilkan meragukan,

masalah autokorelasi dapat diketahui dengan melihat nilai signifikasi dengan

menggunakan Run Test. Hasil run test penelitian ini dapat dilihat pada tabel 6.

Page 71: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

55

Tabel 6. Hasil Uji Run Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea -20.17980

Cases < Test Value 12

Cases >= Test Value 12

Total Cases 24

Number of Runs 14

Z .209

Asymp. Sig. (2-tailed) .835

Sumber : Data Sekunder (Diolah)

Berdasarkan tabel 6 nilai signifikasi pada uji run test sebesar 0,835 yakni

lebih besar daripada batas yang ditetapkan sebesar 0,05 yang menunjukkan bahwa

tidak ditemukan gangguan autokorelasi pada penelitian ini sehingga model regresi

layak digunakan.

5.1.2 Hasil dan Model Regresi Linier Berganda

Analisis yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi ekspor kopi di Indonesia adalah analisis linier berganda dengan

bantuan SPSS 20. Analisis ini merupakan suatu analisis yang digunakan untuk

memngukur seberapa besar pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor

kopi di Indonesia yaitu produksi kopi domestik, konsumsi kopi domestik, Negara

konsumen kopi terbesar, harga kopi domestik, harga kopi internasional, dan nilai

tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika. Hasil analisis hasil yang diperoleh untuk

perhitungan regresi linear berganda dan faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor

kopi di Indonesia disajikan pada Tabel 7.

Page 72: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

56

Tabel 7.Hasil dan Model Regresi Linear Berganda

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) 25913.9

63

118159.83

1 .219 .829

Produksi Domestik .631 .168 1.058 3.762 .002

Konsumsi Domestik -.169 .351 -.137 -.481 .637

NegaraKonsumenKopi .094 .182 .071 .516 .612

HargaRiilDomestik -5.805 2.771 -.652 -2.095 .051

HargaRiilInternasional 4.704 2.134 .721 2.204 .042

Nilai Valuta Asing 235.423 319.655 .138 .736 .471

R Square 0,710

R Square Adjusted 0,608

F Statistik 6,939

Sig (F Statistik) 0,001

Sumber: Data Sekunder (Diolah)

Bedasarkan hasil perhitungan pada tabel7 dapat dibuat persamaan regresi

linier berganda sebagai berikut :

Y = 25913.963 + 0,631X1–0,169X2+0,094X3- 5,805X4+4,704X5+ 235.423X6

Keterangan :

Y = Ekspor Kopi di Indonesia (Ton)

X1 = Produksi Kopi Domestik (Ton)

X2 = Konsumsi Kopi Domestik (Ton/Tahun)

X3 = Negara konsumen kopi terbesar (Ton/Tahun)

X4 = Harga Kopi Domestik (Rp/Kg)

X5 = Harga Kopi Internasional (Rp/Kg)

X6 = Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Amerika (Rp/US$)

Page 73: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

57

Dari hasil regresi didapat nilai konstanta sebesar 25913,963. Hal ini

menunjukan apabila produksi kopi domestic, konsumsi kopi domestic, Negara

konsumen kopi terbesar, harga kopi domestic, harga kopi internasional, dan nilai

tukar rupiah terhadap dollar amerika sama dengan 0 maka ekspor kopi di

Indonesia adalah sebesar 25913,963.

5.1.3 Uji Statistik

Untuk memperoleh model regresi yang terbaik yang secara statistik

disebut BLUE (Best Linier Unbiased Eatimator) beberapa kriteria berikut harus

dipenuhi :

5..1.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Berdasarkan pengujian model akan didapatkan pula koefisien diterminasi

(R2), semakin tinggi koefisien determinasi maka akan semakin baik model

tersebut dalam arti semakin besar kemampuan variabel bebas menerangkan

variable tergantung. Nilai R2akan meningkat dengan bertambahnya jumlah

variabel bebas dalam persaman, namun dengan menambah jumlah variabel bebas,

derajat bebas akan semakin kecil, karena itu dipergunakan R2adjusted yang sudah

mempertimbangkan dereajat bebas, disamping itu dapat pula diketahui koefisien

determinasi partial (r2) yang menunjukkan seberapa besar kemampuan

masingmasing variabel bebas mempengaruhi variabel tergantung.

Tabel 8. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Ekspor Kopi Di Indonesia

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .843a .710 .608 45406.185

Sumber : Data Sekunder (Diolah)

Page 74: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

58

Dari tabel 8 diperoleh nilai koefisien determinasi (R square) sebesar 0,710

artinya bahwa 71% variable ekspor kopi Indonesia dapat dijelaskan oleh variable

produksi kopi domestic, konsumsi kopi domestic,Negara konsumen kopi terbesar,

harga riil kopi domestic, harga riil kopi internasional, dan nilai tukar rupiah

terhadap dollar Amerika. Sedangkan 29% mampu dijelaskan oleh variable-

variabel lain diluar model (yang tidak diteliti).

5.1.3.2 Uji Hipotesis Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variable-variabel independen

secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Uji ini

membandingkan antara nilai Fhitung dengan Ftabel. Hasil pengolahan Uji F pada

penelitian ini disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Hasil Uji F Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Kopi di

Indonesia

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 85831706160.527 6 14305284360.088 6.939 .001b

Residual 35049268426.431 17 2061721672.143

Total 120880974586.958 23

Sumber : Data Sekunder (Diolah)

Bedasarkan hasil perhitungan tabel9. Pada tingkat kepercayaan 95%

diperoleh Fhit 6,939 lebih besar dari Ftabel 2,70 (Fhit = 6,939> Ftabel = 2,70)

dengan nilai signifikansi 0,008 menyatakan bahwa lebih kecil dari taraf

signifikansi 0,05 (sig < 0,05) menunjukan bahwa secara bersama-sama (uji

serentak) ketujuh variable independent produksi kopi domestic, konsumsi kopi

domestic, Negara konsumsen kopi terbesar, harga riil kopi domestic, harga riil

Page 75: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

59

kopi internasional,dan nilai tukar riil valuta asing Rupiah terhadap Dollar

Amerika Serikat.

5.1.3.3 Uji Hipotesis Parsial (Uji T)

Untuk menguji hipotesis tersebut apakah H0 diterima atau ditolak maka

dilaksanakan uji t, dengan derajat bebas ( n – k ) dimana n adalah jumlah

observasi (24), k jumlah variabel (6), dapat diketahui t tabel signifikansi alfa 5 %

dengan derajat bebas 18 adalah 1,73406. Adapun tolak ukur penerimaan atau

penolakan H0 adalah sebagai berikut :

1. H0 ditolak jika t hitung lebih besar dari t tabel

2. H0 diterima jika t hitung lebih kecil dari t tabel

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan diperoleh hasil seperti pada Tabel 10.

Tabel 10. Hasil Uji T Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Kopi di

Indonesia

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) 25913.963 118159.831 .219 .829

Produksi Domestik .631 .168 1.058 3.762 .002

Konsumsi Domestik -.169 .351 -.137 -.481 .637

NegaraKonsumenKopi .094 .182 .071 .516 .612

HargaRiilDomestik -5.805 2.771 -.652 -2.095 .051

HargaRiil Internasional 4.704 2.134 .721 2.204 .042

Nilai Valuta Asing 235.423 319.655 .138 .736 .471

Sumber: Data Sekunder (Diolah)

Hasil estimasi dari model regresi yang disajikan dalam tabel 10

menunjukan bahwa variabel konsumsi domestik, Negara konsumen kopi terbesar,

dan nilai tukar mata uang (valuta asing) rupiah terhadap dollar berpengaruh tidak

Page 76: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

60

signifikan terhadap ekspor kopi Indonesia. Sedangkan variabel-variabel yang

berpengaruh signifikan terhadap ekspor kopi Indonesia adalah produksi domestic,

harga riil domestic, dan harga riil internasional. Besarnya signifikan menunjukan

ditolaknya Ho, sehingga dapat dianalisis sebagai berikut :

1. Pada tingkat kepercayaan 95% produksi kopi domestic dengan nilai

thitung sebesar 3,672 lebih besar dibandingkan ttabel yaitu 1,734 atau

memiliki nilai signifikasi lebih kecil dari nilai α 5% sebesar (0,002<

0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (thitung> ttabel atau sig

< α) yang berarti bahwa produksi kopi domestic (X1) memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap ekspor kopi di Indonesia (Y).

2. Pada tingkat kepercayaan 95% konsumsi kopi domestic dengan nilai

thitung sebesar -0,481. Tanda negative menunjukkan bahwa konsumsi

domestic berpengaruh negative terhadap ekspor kopi di Indonesia.

Konsumsi domestic memiliki thitung sebesar-0,481 lebih bkecil

dibandingkan ttabel yaitu 1,734 atau memiliki nilai signifikasi lebih

besar dari nilai α 5% sebesar (0,637> 0,05). Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa (thitung< ttabel atau sig > α) yang berarti bahwa

konsumsi kopi domestic (X2) memiliki pengaruh yang tidak signifikan

terhadap ekspor kopi di Indonesia (Y).

3. Pada tingkat kepercayaan 95% Negara konsumen kopi terbesar dengan

nilai thitung sebesar 0,516lebih kecil dibandingkan ttabel yaitu 1,734 atau

memiliki nilai signifikasi lebih besar dari nilai α 5% sebesar (0,612>

0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (thitung< ttabel atau sig

Page 77: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

61

> α) yang berarti bahwa Negara konsumen kopi terbesar (X3) memiliki

pengaruh yang tidak signifikan terhadap ekspor kopi di Indonesia (Y).

4. Pada tingkat kepercayaan 95% harga riil kopi domestik dengan nilai

thitung sebesar -5,805. Tanda negative menunjukkan bahwa harga riil

kopi domestik berpengaruh negative terhadap ekspor kopi di

Indonesia. Harga riil kopi domestik memiliki thitung sebesar -5,805lebih

besar dibandingkan ttabel yaitu 1,734 atau memiliki nilai signifikasi

lebih kecil dari nilai α 5% sebesar (0,051> 0,05). Dengan demikian

dapat disimpulkan (thitung> ttabel atau sig > α) yang berarti bahwa harga

riil kopi domestik (X4) memiliki pengaruh yang tidak signifikan

terhadap ekspor kopi di Indonesia (Y).

5. Pada tingkat kepercayaan 95% harga riil kopi internasional dengan

nilai thitung sebesar 4,704 lebih besar dibandingkan ttabel yaitu 1,734 atau

memiliki nilai signifikasi lebih besar dari nilai α 5% sebesar (0,042<

0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (thitung> ttabel atau sig

< α) yang berarti bahwa harga riil kopi internasional (X5) memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap ekspor kopi di Indonesia (Y).

6. Pada tingkat kepercayaan 95% nilai riil tukar valuta asing rupiah

terhadap dollar amerika serikat dengan nilai thitung sebesar 0,736 lebih

kecil dibandingkan ttabel yaitu 1,734 atau memiliki nilai signifikasi

lebih besar dari nilai α 5% (0,471> 0,05). Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa (thitung< ttabel atau sig > α) yang berarti bahwa nilai

riil tukar valuta asing rupiah terhadap dollar amerika serikat (X7) tidak

Page 78: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

62

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ekspor kopi di Indonesia

(Y).

5.2 Pembahasan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Kopi di

Indonesia

Ekspor kopi di Indonesia dipengaruhi oleh banyak faktor atau variable,

begitu pula dengan ekspor kopi di Indonesia ada beberapa faktor yang

mempengaruhinya.

1. Produksi kopi domestic (X1)

Variabel produksi kopi domestic memiliki hubungan positif dan memiliki

nilai koefisien sebesar 0,631, hal ini sesuai dengan hipotesis awal. Variabel

ini menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,002 yang berarti lebih kecil dari

taraf nyata 5%, maka produksi kopi domestik berpengaruh nyata terhadap

ekspor kopi Indonesia. Artinya jika terjadi peningkatan 1% terhadap produksi

kopi domestik maka akan meningkatkan ekspor kopi Indonesia sebesar

0,631%.

Produksi adalah salah satu komponen utama dalam bidang agribisnis,

terutama dalam dunia ekspor. Hasil dari analisis pengaruh produksi kopi

domestik terhadap ekspor kopi di Indonesia berpengaruh langsung secara

positif. Produksi mampu meningkatkan ekspor kopi jika produk yang

dihasilkan oleh setiap daerah mampu meningkatkan kualitas dan mutu yang

telah ditetapkan oleh Negara tujuan ekspor kopi.

Page 79: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

63

Kementerian pertanian (2013) hampir 70% produksi kopi Indonesia

dipasarkan ke berbagai negara dan hanya sekitar 30% yang digunakan untuk

konsumsi domestik. Kondisi ini menggambarkan bahwa kopi Indonesia sangat

tergantung pada pasar ekspor. Dengan demikian produksi kopi domestic

mampu meningkatkan ekspor kopi. Begitupun sebaliknya, jika produksi

mengalami penurunan maka ekspor kopi akan mengalami penurunan karena

tidak ada barang untuk memenuhi permintaan konsumen.

Produksi kopi di Indonesia mengalami peningkatan dan penurunan pada

tahun 1992 hingga 2014. Dimana, jumlah produksi tertinggi berjumlah

698.016 ton pada tahun 2008. Sedangkan jumlah penurunan terendah

berjumlah 428.418 ton pada tahun 1997. Penurunan produksi sebagian besar

diakibatkan oleh gangguan cuaca, tanaman kopi membutuhkan cuaca yang

baik selama sehari semalam pada saat persarian dan pembuahan. Hal tersebut

sangat berpengaruh terhadap hasil produksi terutama pada mutu biji kopi.

Jika di Indonesia mengalami penurunan produksi kopi maka akan

berpengaruh terhadap ekspor kopi. Sebaliknya, dengan adanya peningkatan

produksi kopi di Indonesia maka ekspor juga akan meningkat. Hal tersebut

didasarkan pada setiap Negara pengimpor memiliki standar mutu untuk dapat

masuk kedalam pasarnya. Mutu yang baik atau sesuai dengan standarisasi

ekspor sesuai dengan SNI 01-2907-2008.

Namun, akhir-akhir ini muncul permasalahan karena lebih dari 65%

ekspor kopi Indonesia adalah Grade IV ke atas dan tergolong kopi mutu

rendah yang terkena larangan ekspor. Rendahnya mutu produksi kopi terutama

Page 80: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

64

disebabkan oleh pengelolaan kebun, panen dan penanganan pasca panen yang

kurang memadai karena hampir seluruhnya kopi diproduksi oleh perkebunan

rakyat. Budidaya kopi sebenarnya sudah dilakukan oleh petani sejak jaman

penjajahan, tetapi pengelolaannya masih tetap tradisional. Kesalahan yang

paling fatal yang umum dilakukan petani adalah pada fase pemetikan dan

penanganan pasca panen, sehingga menghasilkan kopi mutu rendah. Hampir

semua sentra produksi kopi, petani memetik buah kopi sebelum usia panen

(petik hijau) dengan berbagai alasan seperti desakan kebutuhan hidup dan

rawan pencurian.

Kemudian saat penanganan pasca panen, penjemuran kopi umumnya

dilakukan ditepi jalan atau tempat-tempat yang sanitasinya tidak memadai,

sehingga terkontaminasi berbagai kotoran. Disamping itu, penjemuran yang

dilakukan tidak dapat mencapai kadar air maksimum yang diizinkan yaitu

12,5%, sehingga biji kopi sering berjamur. Lebih lanjut, alat pengupas kopi

yang digunakan umumnya tidak memenuhi standar, sehingga biji kopi yang

dihasilkan banyak yang pecah. Disamping itu, cara dan tempat untuk

menyimpan hasil yang tidak memadai menyebabkan meningkatnya kadar

kotoran dan kadar air. Akibatnya mutu biji kopi yang dihasilkan petani adalah

grade IV. Penanganan pasca panen tersebut sulit diperbaiki karena tidak ada

insentif harga, kopi bermutu baik dihargai hampir sama dengan kopi bermutu

rendah. Petani merasa lebih untung menghasilkan kopi dengan mutu seadanya

tanpa harus mengorbankan waktu dan biaya untuk memperbaiki mutu kopi

Page 81: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

65

yang mereka hasilkan. Jadi selama ada pasar yang dapat menyerap produksi

mutu rendah, maka sulit diharapkan petani memperbaiki mutu kopinya.

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa perbaikan mutu kopi membutuhkan

kerja keras terutama untuk mensosialisasikannya kepada jutaan petani kopi

Indonesia dan tugas ini merupakan taruhan masa depan perkopian Indonesia.

Apabila hal ini tidak ditangani secara tepat maka ekspor kopi Indonesia akan

turun dan pasar kopi domestik akan kelebihan penawaran yang pada

gilirannya akan menurunkan harga kopi.

Jamilah dkk (2016) serupa denganpenelitian yang dilakukan yaitu

pengaruh nilai tukar rupiah, harga kopi internasional dan produksi kopi

domestik terhadap volume ekspor kopi Indonesia. Dapat diketahui dari

penelitian tersebut mendapatkan hasil bahwa produksi domestik terdapat

pengaruh yang signifikan positif terhadap volume ekspor. Hal ini bahwa

pengaruh tersebut dapat di terima oleh volume ekspor.

Siburian (2014) serupa dengan penelitian yang dilakukan yaitu produksi

gula domestik terhadap volume ekspor. Dapat diketahui hasil dari penelitian

tersebut menunjukkan bahwa jumlah produksi mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap volume ekspor gula Indonesia.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa adanya salah satu faktor yang

menyebabkan apabila melakukan ekspor lebih banyak maka semakin tinggi

suatu produksi di dalam negeri. Penelitian tersebut dengan demikian sesuai

dengan pendapat Lindert (1994)

Page 82: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

66

2. Konsumsi Kopi Domestik (X2)

Variabel konsumsi kopi domestic memiliki hubungan negative dan

memiliki nilai koefisien sebesar -0,169. Variabel ini menunjukkan nilai

probabilitas sebesar 0.637 yang berarti lebih besar dari taraf nyata 5%, maka

konsumsi kopi domestik berpengaruh nyata terhadap ekspor kopi Indonesia.

Artinya jika terjadi peningkatan 1% terhadap konsumsi kopi domestik maka

akan menurunkan ekspor kopi Indonesia sebesar 0,169%.

Konsumsi adalah salah satu pengaruh dari kegiatan ekspor. Jika suatu

Negara pengekspor mengkonsumsi komoditi yang di ekspor ke Negara tujuan

dengan tinggi maka akan menyebabkan ekspor bisa mengalami penurunan.

Namun, jika Negara pengekspor bisa menyeimbangi antara konsumsi dan

ekspor dengan baik maka ekspor akan tetap stabil.

Di Indonesia konsumsi kopi masih sebesar 30% dan sisanya di ekspor.

Pada tahun 1997-2014 mengalami peningkatan dan penurunan. Pada tahun

2003 mengalami penurunan sebesar 78.360 ton, sedangkan pada tahun 2002

sebesar 87.900 ton. Namun, pada tahun 2004-2014 konsumsi kopi Indonesia

terus mengalami peningkatan. Peningkatan ini dipengaruhi adanya modifikasi

biji kopi yang sudah diolah menjadi kopi instan dengan berbagai macam

berbentuk bubuk. Akan tetapi, konsumsi kopi Indonesia masih tergolong

rendah dibandingkan dengan Negara lain yang termasuk Negara pengekspor

terbesar.

3. Negara Konsumen Kopi Terbesar (X3)

Page 83: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

67

Variabel Negara konsumen kopi terbesar memiliki hubungan positif dan

memiliki nilai koefisien sebesar 0,094 hal ini sesuai dengan hipotesis awal.

Variabel ini menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,612 yang berarti lebih

besar dari taraf nyata 5%, maka Negara konsumen kopi terbesar tidak

berpengaruh nyata terhadap ekspor kopi Indonesia. Artinya jika terjadi

peningkatan 1% terhadap Negara konsumen kopi terbesar maka akan

meningkatkan ekspor kopi Indonesia sebesar 0,094%.

Dapat disimpulkan bahwa Negara konsumen kopi terbesar tidak

berpengaruh nyata terhadap ekspor kopi di Indonesia. Hal ini berlaku jika

permintaan akan Negara konsumen terbesar semakin meningkat maka ekspor

kopi di Indonesia akan meningkat. Namun, ada hal utama yang dapat

menyebabkan permintaan Negara konsumen terbesar menurun yaitu adanya

persaingan Negara ekspor lain dengan kopi yang berkualitas lebih baik

daripada Indonesia.

Rea dan Banatul (2011) menunjukan bahwa hasil penelitiannya bahwa

konsumsi kopi amerika memiliki pengaruh yang positif terhadap ekspor kopi

Indonesia ke Amerika. Hal tersebut juga sesuai dengan Dewi Anggraini, 2006

dimana setiap kenaikan konsumsi akan menaikkan permintaan terhadap

komoditi tersebut.

4. Harga riil kopi domestic (X4)

Variabel harga riil kopi domestic memiliki hubungan negative dan

memiliki nilai koefisien sebesar -5,805 hal ini sesuai dengan hipotesis awal.

Variabel ini menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,051 yang berarti lebih

Page 84: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

68

besar dari taraf nyata 5%, maka harga riil kopi domestic tidak berpengaruh

nyata terhadap ekspor kopi Indonesia. Artinya jika terjadi peningkatan 1%

terhadap harga riil kopi domestik maka akan menurunkan ekspor kopi

Indonesia sebesar 5,805%.

Harga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi ekspor kopi

Indonesia, jika harga yang berlaku di dalam negeri (domestic) tinggi, maka hal

tersebut berpengaruh pada penurunan ekspor dan jika harga di dalam negeri

rendah maka pengaruhnya adalah meningkatnya ekspor.

Perubahan harga domestic cenderung berfluktuasi setiap tahunnya, namun

sering terjadi peningkatan. Jika terjadinya peningkatan harga kopi domestic

maka akan menurunkan ekspor. Hal tersebut terjadi karena para petani kopi

akan lebih memilih menjual hasil produksinya ke dalam negeri dibandingkan

ke luar negeri (ekspor). Sebaliknya, jika harga kopi domestic mengalami

penurunan petani kopi akan lebih memilih hasil produksinya dijual ke luar

negeri (ekspor). Hubungan ini sesuai dengan teori ekonomi, dimana

meningkatnya harga domestic kopi akan menurunkan ekspor karena harga

domestik menjadi relative lebih mahal

Rea dan Banatul (2011) menunjukan bahwa hasil penelitiannya bahwa

harga kopi domestic berpengaruh negative yaitu Sesuai dengan teori

permintaan dimana, jika harga komoditi suatu barang naik maka permintaan

akan barang tersebut turun yang jika diperhatikan koefisiennya menunjukkan

bahwa harga kopi domestik terhadap ekspor kopi Indonesia bersifat inelastik

Page 85: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

69

dimana perubahan persentase jumlah kopi yang diminta lebih kecil dari

perubahan harga.

5. Harga riil kopi internasional (X5)

Variabel harga riil kopi internasional memiliki hubungan positif dan

memiliki nilai koefisien sebesar 4,704 hal ini sesuai dengan hipotesis awal.

Variabel ini menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0.042 yang berarti lebih

keci dari taraf nyata 5%, maka harga riil kopi internasionalberpengaruh nyata

terhadap ekspor kopi Indonesia. Artinya jika terjadi peningkatan 1% terhadap

harga riil kopi internasional maka akan meningkatkan ekspor kopi Indonesia

sebesar 4,704%.

Harga kopi internasional adalah harga kopi yang bersaing di pasar dunia.

Dalam penelitian ini harga kopi internasional memiliki pengaruh yang positif

dan signifikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa ekspor kopi Indonesia

terpengaruh dengan adanya perubahan harga kopi internasional. Hasil

penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Lipsey (1995), yang

menyatakan bahwa semakin tinggi harga suatu komoditi maka jumlah yang

ditawarkan oleh penjual semakin meningkat.

Rea dan Banatul (2011) menunjukan bahwa hasil penelitiannya bahwa

harga kopi internasional berpengaruh positif. Melihat daritanda yang positif

dapat disimpulkan bahwa kopi dunia merupakan barang substitusi bagikopi

Indonesia untuk masyarakat Negara tujuan ekspor. Saat harga kopi Indonesia

naik makakonsumen akan mencari barang pengganti dengan harga yang lebih

Page 86: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

70

murah dari harga kopi Indonesia dalam hal ini kopi Brazil, Kolombia,

Vietnam yang menjadi barangsubstitusi dari kopi Indonesia.

6. Nilai tukar riil rupiah terhadap dollar amerika (X6)

Variabel nilai tukar riil rupiah terhadap dollar amerika memiliki hubungan

positif dan memiliki nilai koefisien sebesar 235,423 hal ini sesuai dengan

hipotesis awal. Variabel ini menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,471 yang

berarti lebih besar dari taraf nyata 5%, maka nilai tukar riil rupiah terhadap

dollar amerika serikat tidak berpengaruh nyata terhadap ekspor kopi

Indonesia. Artinya jika terjadi peningkatan 1% terhadap harga riil kopi

domestik maka akan menaikkan ekspor kopi Indonesia sebesar 235,432%.

Nilai tukar riil rupiah terhadap dollar amerika tidak berpengaruh

signifikan, hal tersebut dapat disebabkan oleh adanya inflasi di Indonesia,

dimana tingkat inflasi lebih tinggi dibandingkan terapresiasinya dollar

terhadap rupiah. Pengaruh yang positif namun tidak signifikan berarti pada

permintaan ekspor kopi atau perubahan yang terjadi tidak memberikan

pengaruh yang berbeda bagi permintaan ekspor kopi di Indonesia. Hal ini

berarti naiknya nilai tukar rupiah terhadap dollar memungkinkan daya beli

meningkat. Tetapi pada penelitian ini perubahan nilai tukar tidak

menyebabkan peningkatan daya beli yang berarti sehingga berdampak pada

perubahan permintaan ekspor kopi Indonesia kurang berarti.

Dalam sistem kurs mengambang, depresiasiatau apresiasi nilai mata uang

akan mengakibatkanperubahan ke atas baik ekspor maupun impor. Jika kurs +

Page 87: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

71

dollar Amerika serikat mengalami depresiasi, nilai mata uang dalam negeri

melemah dan berarti nilai mata uang asing menguat kursnya (harganya) akan

menyebabkanekspor meningkat dan impor cenderung menurun.Jadi kurs

valuta asing mempunyai hubungan yangsearah dengan volume ekspor.

Apabila nilai kurs dollarAmerika Serikat meningkat, maka volume ekspor

jugaakan meningkat (Sukirno, 2000).

Jamilah dkk (2016) dalam penelitiannya mendapatkan hasil, bahwa nilai

tukar rupiah mempunyai pengaruh yang positif terhadap volume ekspor.

Dalam pengaruh tersebut dapat dikatakan apabila nilai tukar mengalami

kenaikan akan terjadi peningkatan yang disebut (Apresiasi) dan maka kulitas

ekspornya juga akan mengalami kenaikan.

Penelitian serupa juga telah dilakukan oleh Maygirtasari (2015) yang

melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi volume

ekspor crude palm oil (CPO) Indonesia diantaranya adalah nilai tukar rupiah

dengan volume ekspor CPO indonesia. Penelitian tersebut dapat menunjukkan

bahwa hasilnya adalah nilai tukar rupiah dapat berpengaruh positif terhadap

volume ekspor CPO indonesia. dengan kata lain, meskipun nilai tukar naik

maka naik pula volume ekspor.

Anggi Meiri dkk (2013) dalam penelitiannya nilai riil tukar rupiah

memiliki pengaruh yang tidak signifikan.Hal ini menunjukkan bahwa

perubahan pada peubah tersebut tidak mempengaruhi volume ekspor kopi

Indonesia ke setiap negara tujuan. Tidak signifikannya peubah tersebut

dikarenakan beberapa negara tujuan ekspor kopi Indonesia seperti Jepang,

Page 88: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

72

Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Italia, dan Belgia merupakan negara yang

masuk ke dalam kategori negara dengan pendapatan per kapita yang tinggi

menurut World Bank, dimana pendapatan per kapita negara-negara tersebut

lebih besar dari US$ 12.476 (World Bank, 2013). Pendapatan per kapita yang

tinggi menyebabkan daya beli masyarakat negara tersebut tidak terlalu

terpengaruh oleh fluktuasi nilai tukar (Shane et al., 2008). Selain itu, kopi juga

merupakan komoditas yang bersifat inelastis sehingga jika terjadi perubahan

atau peningkatan harga maka konsumen akan tetap mengkonsumsi kopi (Kang

dan Kennedy, 2009; Webb dan Hall, 2009).

Page 89: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

73

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Bedasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap faktor-faktor yang

mempengaruhi ekspor kopi di Indonesia dengan menggunakan uji regresi linear

berganda, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi volume ekspor kopi di Indonesia yang

telah dianalisis dalam penelitian ini adalah produksi kopi domestic,

konsumsi kopi domestic, Negara konsumen kopi terbesar, harga kopi

domestic harga riil kopi internasional, dan nilai tukar Rupiah terhadap

Dollar Amerika. Hasil uji F menunjukkan secara simultan (bersama-sama)

variable bebas yang diteliti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

variable terikat dengan nilai R-Squared sebesar 71%.

2. Faktor yang berpengaruh nyata terhadap volume ekspor kopi di Indonesia

yaitu produksi kopi domestic dan harga riil kopi internasional, sedangkan

faktor konsumsi kopi domestic, Negara konsumen kopi terbesar, harga riil

kopi domestic, dan nilai tukar rupiah terhadap dollar amerika tidak

berpengaruh nyata terhadap volume ekspor kopi di Indonesia dengan taraf

nyata (α) lima persen.

a. Produksi kopi domestic memiliki pengaruh positif terhadap ekspor

kopi di Indonesia dengan β = 0,631, pada saat produksi mengalami

peningkatan maka penawaran dalam negeri dan luar negeri juga

Page 90: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

74

meningkat. Hal inilah yang mengakibatkan apabila produksi kopi

meningkat, maka volume ekspor kopi juga meningkat.

b. Konsumsi kopi domestic, negara konsumen kopi terbesar, harga riil

kopi domestik memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap

ekspor kopi di indonesia.

c. Harga kopi internasional memiliki pengaruh positif terhadap eskpor

kopi di Indonesia dengan β = 4,704. Hal ini berarti kopi dunia

merupakan barang substitusi bagi kopi Indonesia untuk masyarakat

negara tujuan ekspor.

d. Nilai tukar riil Rupiah terhadap dollar amerika memiliki pengaruh

yang tidak signifikan terhadap ekspor kopi di Indonesia.

6.2 Saran

1. Perlunya peningkatan produksi kopi dalam negeri, karena produksi

berperan dalam ekspor kopi. Sehingga besarnya produksi dalam negeri

akan meningkatkan ekspor kopi di Indonesia dan dapat memenuhi

permintaan-permintaan dari dalam negeri dan juga negara pengekspor.

2. Adanya perubahan nilai tukar rupiah yang dilakukan pemerintah tidak

menyebabkan peningkatan daya beli yang berarti sehingga berdampak

pada perubahan permintaan ekspor kopi Indonesia kurang berarti. Oleh

karena itu, dengan naik atau turunnya nilai tukar rupiah ekspor kopi akan

tetap berlangsung.

3. Bagi ilmu pengetahuan yang bermaksud melakukan penelitian lebih

lanjut, disarankan agar memperluas objek penelitiannya pada variable-

Page 91: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

75

variabel lainnya yang memiliki kaitan volume ekspor kopi Indonesia,

ataupun bisa menambahkan Negara tujuan ekspor. Karena dalam

penelitian ini koefisien masih 71%, sehingga masih adanya 29% yang

dapat dipengaruhi oleh variable lain yang tidak diteliti.

Page 92: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

76

DAFTAR PUSTAKA

Anggara, Anies, dan Sri Marini. KOPI Si Hitam Yang Menguntungkan Budidaya

dan Pemasaran. Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka, 2011

Anggraini, Dewi. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Ekspor Kopi

Indonesia Dari Amerka Serikat. [Tesis] Universitas Diponegoro

Semarang. Program Studi Magister Ilmu Ekonomi dan Studi

Pembangunan

Badan Pusat Statistik (BPS). Volume dan Nilai Ekspor Kopi Indonesia (2001-

2013)

Dewanto, Mico Anggoro. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Volume

Ekspor Nanas Segar Indonesia Ke Singapura [Skripsi]. Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta :Fakultas Sains dan Teknologi. 2014

Direktorat Jendral Perkebunan. Statistik Perkebunan Indonesia 2013-2015.Jakarta

: Kementrian Pertanian, 2014

Dwi, Priyatno. 5 Jam Belajar Olah Data Dengan SPSS 17. Yogyakarta: Andi,

2009

Hamdi, Asep Saepul. Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi dalam

Pendidikan.Yogyakarta: Deepublish, 2014

Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan SPSS.Semarang : Badan

Penerbit Universitas Dipenogoro, 2001

Gujarati, Damodar N. Ekonometrika Dasar, Penerjemah Sumarno Zain. Jakarta:

Penerbit Erlangga, 1997

Gujarati, Damodar N. Dasar-Dasar Ekonometrika Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit

Erlangga, 2006

International Coffee Organization (ICO).Domestic Consumption By All Exporting

Countries. 3 Halaman.http://www.ico.org//, 2015

______________________________ . ICO Composite and Group Indicator

Prices (Annual and Monthly Averages).7 Halaman.http://www.ico.org//,

2015

Page 93: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

77

_______________________________ . Disappearance (Consumption) In

Selected Countries.2 Halaman.http://www.ico.org//, 2015

Jamilah, Ma’rifatul, Edy Yulianto, dan Mukhammad Kholid Mawardi.Pengaruh

Nilai Tukar Rupiah, Harga Kopi internasional, dan produksi Kopi

domestic terhadap volume ekspor kopi Indonesia.Jurnal Administrasi

bisnis, JAB 36(1). 2016. Hal 62 Malang: Fakultas Ilmu Administrasi

Universitas Brawijaya, 2016

Kang, H. and P. L. Kennedy. 2009. Empirical Evidences from a Coffee Paradox:

an Export Supply/Price Asymmetry Approach. Journal of Rural

Development 32 (3): 107-137.

Lipsey, R.G, P.N Courant, D.D Purvis, dan P.O Steiner. Pengantar

Makroekonomi. Jaka W, Kirbrandoko, Budijanto [Penerjemah].

Terjemahan dari Economics, 10th

Edition. Jakarta: Binarupa Aksara, 1995

Lindert, Peter. Ekonomi Internasional.Jakarta: Bumi Aksara,1994

Mankiw, N.G. Teori Makroekonomi. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga, 2007

Meiri, Anggi, Rita Nurmalia, dan Amzul Rifin. Analisis Perdagangan Kopi

Indonesia Di Pasar Internasional.Jurnal Agribisnis. Bogor: Fakultas

Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor, 2013

Mustaqim, Arif Zainul. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Kopi

di Indonesia Tahun 1980-2008. [Skripsi] Universitas Muhammadiyah

Surakarta: Fakultas Ekonomi, 2011

Purba, Rea Efraim dan Banatul Hayati, SE, M.Si.Analisis Ekspor Kopi Indonesia

ke Amerika dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jurnal Ilmiah.

Semarang: Universitas Diponegoro, 2011

Rahardjo, Pudji. KOPI Panduan Budi Daya dan Pengolahan Kopi Arabika dan

Robusta. Jakarta: Penebar Swadaya, 2012

Salvatore, D. Ekonomi Internasional. Jilid I. Edisi Kelima. Haris Munandar

[Penerjemah]. Jakarta: Erlangga, 1997

Shane, M., T. Roe, and A. Somwaru. 2008. Exchange rates, foreign income, and

U.S. agricultural exports. Agricultural and Resource Economics Review 37

(2): 160-175.

Siburian, Dermonto, Kadarisman Hidayat, dan Sunarti. Pengaruh Harga Gula

Internasional Dan Produksi Gula Domestik Terhadap Volume Ekspor Gula

Page 94: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

78

Di Indonesia.Jurnal Administrasi Bisnis, JAB 15(1). 2014. Hal 6 Malang:

Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, 2014

Siswoputranto. Kopi Internasional dan Indonesia. Jakarta: Kanisius, 1993

Sukirno, S. Makroekonomi Modern. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000

Turnip, C.Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor dan

Aliran Perdagangan Kopi Indonesia [skripsi]. Institut Pertanian Bogor:

Fakultas Pertanian. 2002

Page 95: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat
Page 96: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

79

Lampiran 1. Data Penelitian Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Kopi Di Indonesia

Tahun Volume

Ekspor (Ton)

Produksi

Domestik

(Ton)

Konsumsi

Domestik

(Ton/Tahun)

Negara Konsumen

Kopi Terbesar

(Ton/Tahun)

Harga Riil

Kopi

Domestik

(Rp/Kg)

Harga Riil

Kopi

Internasional

(Rp/Kg)

Nilai Riil

Kurs

(Rp/US$)

1991 380,666 428,305 76,800 434,430 9,833.86 21,190.39 1,992

1992 269,352 436,930 79,140 477,840 14,215.73 16,292.35 2,062

1993 349,916 438,868 81,540 524,448 15,412.82 17,558.08 2,110

1994 289,288 450,191 84,000 467,124 33,668.71 36,802.91 2,200

1995 230,201 457,801 86,580 498,648 23,339.26 36,323.59 2,308

1996 366,602 459,206 89,160 500,076 13,977.72 25,614.11 2,383

1997 313,430 428,418 91,920 489,444 36,466.55 61,727.17 4,650

1998 357,550 514,451 94,680 505,872 41,919.30 54,722.12 8,025

1999 352,967 531,687 97,560 510,468 19,838.22 31,610.59 7,100

2000 340,887 554,574 100,560 499,596 13,733.69 30,874.38 9,595

2001 250,818 569,234 120,000 516,084 8,987.43 21,300.77 10,400

2002 325,009 682,019 106,740 503,292 13,789.37 17,084.17 8,940

2003 323,520 671,255 109,980 530,460 11,267.93 16,551.16 8,465

2004 344,077 647,386 120,000 437,544 11,787.60 20,469.39 9,290

2005 445,829 640,365 150,000 420,276 17,845.84 28,395.73 9,900

2006 413,500 682,158 169,980 428,856 19,996.07 24,508.75 9,020

2007 321,404 676,476 199,980 547,044 23,612.20 27,048.53 9,419

2008 468,749 698,016 199,980 566,532 22,217.68 33,052.53 10,950

2009 433,600 682,690 199,980 557,868 15,292.55 25,201.44 9,400

2010 433,595 686,921 199,980 566,184 20,206.51 29,185.87 8,991

2011 346,493 638,646 199,980 565,596 19,373.61 39,921.78 9,068

2012 448,591 691,163 220,020 561,948 19,606.23 30,336.88 9,670

2013 534,023 675,881 250,020 584,316 20,555.56 27,469.48 12,189

2014 382,750 644,605 250,020 375,132 20,613.97 32,705.13 11,885

Page 97: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

80

Lampiran 2. Hasil Regresi Linear Berganda Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Eskpor Kopi Di Indonesia

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Volume Ekspor 363450.71 72496.169 24

Produksi Domestik 485798.10 121539.903 24

Konsumsi Domestik 140775.00 58904.575 24

Negara Konsumen Kopi 502878.2500 54475.13852 24

Harga Riil Domestik 19481.6015 8145.77038 24

Harga Riil Internasional 29414.47 11111.414 24

Nilai Valuta Asing 138.6228 42.45495 24

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics Durbin-Watson

R Square

Change

F Change df1 df2 Sig. F Change

1 .843a .710 .608 45406.185 .710 6.939 6 17 .001 2.567

a. Predictors: (Constant), Nilai Valuta Asing, Harga Domestik, Rata2KonsumsiNegara, Produksi Domestik, Konsumsi Domestik, Harga Internasional

b. Dependent Variable: Volume Ekspor

Page 98: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

81

Lampiran 3. Lanjutan, Hasil Regresi Linear Berganda Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Eskpor Kopi Di Indonesia

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 85831706160.527 6 14305284360.088 6.939 .001b

Residual 35049268426.431 17 2061721672.143

Total 120880974586.958 23

a. Dependent Variable: Volume Ekspor

b. Predictors: (Constant), Nilai Valuta Asing, Harga Domestik, Rata2KonsumsiNegara, Produksi Domestik, Konsumsi Domestik, Harga Internasional

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. Correlations Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1

(Constant) 25913.96

3 118159.831

.219 .829

Produksi Domestik .631 .168 1.058 3.763 .002 .789 .674 .491 .216 4.637

Konsumsi Domestik -.169 .351 -.137 -.481 .637 .681 -.116 -.063 .210 4.764

Negara Konsumen Kopi .094 .182 .071 .516 .612 .236 .124 .067 .910 1.098

Harga Riil Domestik -5.805 2.771 -.652 -2.095 .051 -.015 -.453 -.274 .176 5.682

Harga Riil Internasional 4.704 2.134 .721 2.204 .042 .027 .471 .288 .159 6.272

Nilai Valuta Asing 235.423 319.655 .138 .736 .471 -.418 .176 .096 .487 2.055

Page 99: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

82

Lampiran 4. Lanjutan, Hasil Regresi Linear Berganda Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Eskpor Kopi Di Indonesia

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Eigenvalue Condition

Index

Variance Proportions

(Constant) Produksi

Domestik

Konsumsi

Domestik

Rata2Konsum

siNegara

Harga

Domestik

Harga

Internasional

Nilai Valuta

Asing

1

1 6.562 1.000 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00

2 .245 5.176 .00 .01 .05 .00 .02 .01 .03

3 .137 6.911 .00 .00 .01 .00 .05 .02 .10

4 .027 15.571 .03 .04 .02 .10 .14 .13 .23

5 .017 19.737 .01 .13 .50 .04 .15 .20 .45

6 .008 28.473 .03 .51 .30 .28 .43 .42 .00

7 .004 41.437 .93 .31 .11 .57 .21 .22 .20

a. Dependent Variable: Volume Ekspor

Page 100: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

83

Lampiran 5. Lanjutan, Hasil Regresi Linear Berganda Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Eskpor Kopi Di Indonesia

Page 101: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

84

Lampiran 6. Lanjutan, Hasil Regresi Linear Berganda Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Eskpor Kopi Di Indonesia

Uji Glejser

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 22845.922 42078.488 .543 .594

Produksi Domestik -.096 .060 -.539 -1.602 .128

Konsumsi Domestik .501 .125 1.367 4.007 .101

Negara Konsumen

Kopi -.061 .065 -.155 -.947 .357

Harga Riil Domestik -.387 .987 -.146 -.392 .700

Harga Riil Internasional -.109 .760 -.056 -.144 .887

Nilai Valuta Asing 192.412 113.834 .379 1.690 .109

a. Dependent Variable: ABS_RES

Page 102: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43427/1/PRIANDARI... · Kusandrina. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Agustus 1993. Alamat : Jl. Loncat

85

Lampiran 7. Lanjutan, Hasil Regresi Linear Berganda Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Eskpor Kopi Di Indonesia

Uji Komologrov Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 24

Normal

Parametersa,b

Mean 0E-7

Std.

Deviation

39036.9214453

7

Most Extreme

Differences

Absolute .105

Positive .092

Negative -.105

Kolmogorov-Smirnov Z .513

Asymp. Sig. (2-tailed) .955

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Uji Run Test

Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea -20.17980

Cases < Test Value 12

Cases >= Test

Value 12

Total Cases 24

Number of Runs 14

Z .209

Asymp. Sig. (2-

tailed) .835

a. Median