pengaruh pelatihan loncat jongkok_angga (edit)

60
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Atletik adalah aktivitas jasmani atau pelatihan fisik yang berisikan gerakan-gerakan alami/wajar seperti: jalan, lari, lempar lompat dan lempar atau tolak dengan berbagai cara atletik telah dilakukan sejak awal sejarah manusia (Ballesteros, 1997: 26). Gerakan-gerakan tersebut telah dikenal sejak zaman purba yang semata-mata untuk mencari nafkah, dilain pihak untuk mempertahankan dirinya baik dari serangan musuh-musuhnya ataupun dari serangan binatang buas bukan untuk meningkatkan prestasi seperti pada zaman sekarang mi (Soenaryo Basoeki, 1999: 22). Dengan pelatihan atletik dapat meningkatkan kemampuan tubuh (fisik) atau prestasi secara umum. Tanpa atlet tersebut memiliki kemampuan dasar, mustahil akan dapat berprestasi dalam cabang olah raga yang ditekuninya (Aip Syarifuddin, 1994: 76). Nomor lompat merupakan

Upload: pitriani-luhde

Post on 22-Oct-2015

51 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Olahraga

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Pelatihan Loncat Jongkok_angga (Edit)

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah.

Atletik adalah aktivitas jasmani atau pelatihan fisik yang berisikan

gerakan-gerakan alami/wajar seperti: jalan, lari, lempar lompat dan lempar

atau tolak dengan berbagai cara atletik telah dilakukan sejak awal sejarah

manusia (Ballesteros, 1997: 26). Gerakan-gerakan tersebut telah dikenal

sejak zaman purba yang semata-mata untuk mencari nafkah, dilain pihak

untuk mempertahankan dirinya baik dari serangan musuh-musuhnya ataupun

dari serangan binatang buas bukan untuk meningkatkan prestasi seperti pada

zaman sekarang mi (Soenaryo Basoeki, 1999: 22). Dengan pelatihan atletik

dapat meningkatkan kemampuan tubuh (fisik) atau prestasi secara umum.

Tanpa atlet tersebut memiliki kemampuan dasar, mustahil akan dapat

berprestasi dalam cabang olah raga yang ditekuninya (Aip Syarifuddin,

1994: 76). Nomor lompat merupakan salah satu cabang atletik yang terdiri

dari lompat jauh, lompat tinggi, lompat jangkit, lompat tinggi galah. Dari

keempat nomor lompat ini dapat diterka bahwa jelas berbeda satu sama

lainnya (Jonath, 1996: 171). Dari keempat nomor lompat jauh tersebut dapat

dicari pula segi-segi persamaannya dan hal-hal yang sama dapat dirangkum:

pelompat harus membentuk momentum, pelompat harus mengubah

momentum mendatar ke momentum vertical (keatas), pelompat harus

mengadakan koordinasi momentum terhadap berat badan pada waktu

Page 2: Pengaruh Pelatihan Loncat Jongkok_angga (Edit)

menumpu, pelompat harus mengusahakan efisiensi dalam mengejar jarak

atau tinggi (Soebroto, 1997: 200).

Dari keempat nomor lompat ini dua diantaranya yang mempunyai

unsur kesamaan yaitu untuk mencapai jarak lompat yang sejauh-jauhnya

adalah nomor lompat jangkit dan lompat jauh (Jonath, 1996: 172). Ada

beberapa cara untuk meningkatkan kekuatan otot-otot terutama pada otot-

otot tungkai kaki seperti: loncat jongkok, loncat kodok ditempat atau ke

depan, lari jingkat bergantian, (Baley, 1998: 145).

1.2 Rumusan Masalah

Masalah adalah sesuatu yang dapat mempersulit, merintangi serta

menghambat bagi seseorang dalam usahanya mencapai sesuatu. Masalah

juga dijelaskan sesuatu yang merintangi, mempersulit atau mempersukar,

serta menghambat orang dalam mencapai tujuan (Winkel, 1991: 14). Pada

hakekatnya masalah itu sendiri merupakan segala bentuk pertanyaan yang

perlu dicarikan jawabannya, atau dapat juga dikatakan segala bentuk

hambatan, rintangan atau kesulitan yang muncul atau dihadapi dalam suatu

bidang yang perlu dihindari serta disingkirkan. Dari beberapa pendapat

tersebut, maka dapatlah dijelaskan yang dimaksud dengan masalah dalam

penelitian ini adalah sesuatu yang menghambat para siswa untuk dapat

meningkatkan prestasi. Dan kalau kita kaitkan dengan bidang prestasi

olahraga maka masalah sangat banyak bahkan tidak terhitung jumlahnya.

Berdasarkan atas latar belakang masalah, maka dapat dibuat rumusan

masalahnya sebagai berikut:

Page 3: Pengaruh Pelatihan Loncat Jongkok_angga (Edit)

Apakah ada pengaruh dan perbedaan pengaruh pelatihan loncat

jongkok pada tangga dalam 10 repetisi 4 set dan 4 repetisi 10 set terhadap

prestasi lompat jauh siswa putra kelas V SD N 2 Angantaka tahun pelajaran

2012/2013.

1.3 Tujuan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Untuk mencapai tujuan dan setiap langkah suatu kegiatan lebih-lebih

kegiatan penelitian ilmiah, maka sebelumnya harus ditentukan tujuan

penelitian yang diharapkan, sehingga setiap kegiatan yang hendak dilakukan

dapat memberikan petunjuk dan pedoman apa yang perlu dilakukan dan cara

mana yang paling baik di tempuh untuk sampai pada tujuan yang

diharapkan. Kegiatan penelitian selalu dilakukan sebagai upaya memahami

dan memecahkan masalah secara ilmiah, sistematis, dan logis. Pengertian

ilmiah di sini adalah mengandung pengertian berdasarkan kepada fakta-fakta

empiris dan bukan berdasarkan ide pribadi. Yang diperoleh dari

penyelidikan secara berhati-hati dan bersifat obyektif. Oleh karena itu

bekerja secara ilmiah memerlukan dan menempuh langkah yang sistematis

(menurut aturan tertentu) dan logis (sesuai dengan penalaran).

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian yang dimaksud dalam suatu penelitian ilmiah

adalah perlu dan pentingnya penelitian ini dilaksanakan baik bagi siswa, para

guru, lembaga pendidikan khususnya sekolah dan masyarakat luas, baik

secara teoritis maupun praktis.

Page 4: Pengaruh Pelatihan Loncat Jongkok_angga (Edit)

1.3.2.2.2 Bagi Mahasiswa dan Masyarakat

Untuk melengkapi kebutuhan perpustakaan pada lembaga pendidikan

khususnya di IKIP PGRI Bali yang mana nantinya dapat dipergunakan

sebagai bahan pertimbangan literatur bagi mahasiswa yang berkepentingan.

1.3.2.2.3 Bagi para Atlet / Siswa

Sebagai acuan atlet/siswa bahwa pelatihan yang rutin, kontinyu serta

berkesinambungan dengan beban yang cukup akan dapat meningkatkan

kekuatan daya tahan kelentukan tenaga ledak, koordinasi, otot-otot

khususnya otot-otot tungkai sehingga mampu melakukan gerakan melompat

yang sejauh-jauhnya.

1.4 Ruang Lingkup Permasalahan

Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan di dalam melakukan

gerakan lompat jauh antara lain kecepatan berlari, kekuatan otot tungkai

kaki, daya tahan otot tungkai dan kaki kelentukan persendian, kecepatan

reaksi dan tingkat keseimbangan dan lainnya. Mengingat demikian luasnya

masalah tersebut di atas dan karena terbatasnya fasilitas-fasilitas seperti:

biaya, tenaga, waktu dan kemampuan yang dimiliki maka ruang lingkup

penelitian ini hanya terbatas pada hal-hal sebagai berikut:

1.4.1 Obyek penelitian

Objek penelitian ini berkisar pada pelatihan loncat jongkok pada

tangga dalam 10 repetisi 4 set dan 4 repetisi 10 set terhadap prestasi lompat

jauh.

Page 5: Pengaruh Pelatihan Loncat Jongkok_angga (Edit)

1.4.2 Subyek penelitian

Subjek penelitian yang diteliti dalam penelitian ini terbatas pada siswa

putra kelas V SD N 2 Angantaka tahun pelajaran 2012/2013.

1.4.3 Data Yang Dianalisis

Data yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah data hasil dari tes

awal dan test akhir dari peningkatan prestasi lompat jauh sebelum dan

sesudah pelatihan loncat jongkok pada tangga dalam 10 repetisi 4 set dan 4

repetisi 10 set.

1.5 Hipotesis

Hipotesis dijelaskan suatu pernyataan yang masih lemah kebenarannya

dan masih perlu dibuktikan kebenarannya (Sujana, 1995: 12). Hipotesis

dapat dibagi menjadi dua yaitu hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif

(Ha). Hipotesis nol (Ho) yaitu hipotesis yang menolak sementara hasil

penelitian yang selalu menyatakan tidak ada pengaruh atau hubungan dan

dinyatakan dengan kalimat pernyataan negatif, sedangkan hipotesis alternatif

(Ha), yaitu hipotesis yang menerima sementara hasil penelitian dan selalu

ada pengaruh atau hubungan atau pertalian diantara dua variabel dan

biasanya dinyatakan dalam kalimat pernyataan positif (Sutrisno Hadi, 1994:

54). Untuk menjawab pokok permasalahan tersebut di atas maka dalam

penelitian ini hipotesis yang diajukan hipotesis alternatif yang berbunyi:

Ada pengaruh dan perbedaan pengaruh pelatihan loncat jongkok pada

tangga dalam 10 repetisi 4 set dan 4 repetisi 10 set terhadap prestasi lompat

jauh siswa putra kelas V SD N 2 Angantaka tahun pelajaran 2012/2013.

Page 6: Pengaruh Pelatihan Loncat Jongkok_angga (Edit)

1.6 Penjelasan Beberapa Istilah

Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini penulis menjelaskan

istilah menurut literatur yang ada dan dapat diuraikan berturut-turut istilah-

Istilah sebagai berikut:

1.6.1 Pengaruh

Pengaruh dijelaskan sebagai suatu perubahan dari keadaan semula

sebagai akibat dari pelatihan yang dilaksanakan (Kanca, 1990: 2). Pengaruh

adalah sesuatu yang menjadikan suatu perubahan. (Umar, 2001. 62). Seorang

pakar mengemukakan yang dimaksud dengan pengaruh adalah sesuatu yang

menyebabkan atau menjadikan terjadinya suatu perubahan misalnya dari

kecil menjadi besar, dari kurang menjadi lebih, dari rendah menjadi tinggi

dan lain-lain (Poerwadaminta, 1999: 264). Lebih lanjut ditegaskan bahwa

pengaruh adalah hubungan timbal balik yang terjadi antara dua variabel,

variabel yang dimaksud adalah dua bentuk pelatihan (Kosasih, 2001: 64).

Pengaruh juga berarti kuasa, kekuatan bathin yang menimbulkan reaksi

terhadap sesuatu atau benda (Sutan Muhamad Zain, 1995: 106). Sependapat

dengan di atas. Genikarsa menjelaskan tentang arti pengaruh adalah daya

yang ada dan sesuatu yang ikut membentuk watak, kepercayaan dan

perkataan atau tingkah laku seseorang (Genikarsa, 1994: 12). Pengaruh juga

dijelaskan sebagai daya yang ada atau timbul dari sesuatu yang berkuasa

atau berkekuatan yang ikut membentuk watak kepercayaan, tingkah laku,

karakteristik, kebiasaan serta perbuatan seseorang (Mazabar, 1994: 12). Aip

Syarifudin mengemukakan tentang pengaruh adalah sesuatu yang

Page 7: Pengaruh Pelatihan Loncat Jongkok_angga (Edit)

menyebabkan suatu perubahan (Aip Syarifudin, 1999: 10). Dalam penelitian

ini yang dimaksud pengaruh yaitu melakukan suatu pelatihan loncat jongkok

pada tangga dalam beberapa repetisi dan beberapa set sehingga terjadi

perubahan peningkatan kekuatan otot-otot tungkai yang dapat dipergunakan

untuk melakukan gerakan melompat yang sejauh-jauhnya dalam gerakan

lompat jauh dengan baik dan maksimal.

Berdasarkan pendapat diatas maka yang dimaksud dengan pengaruh

adalah sesuatu yang menjadikan suatu perubahan setelah mengadakan

Pengaruh pelatihan loncat jongkok pada tangga dalam 10 repetisi 4 set dan 4

repetisi 10 set terhadap prestasi lompat jauh.

1.6.2 Repetisi dan Set

Repetisi adalah jumlah ulangan mengangkat suatu beban

(Poerwadarmita 1995: 235) Pendapat lain mengemukakan repetisi adalah

ulangan dari pada pelatihan (Soekarman 1999: 33). Dalam penelitian ini

repetisi yang dipergunakan adalah sebanyak 10 repetisi dan 4 repetisi.

Set adalah suatu rangkaian kegiatan dari repetisi atau ulangan dari

pada pelatihan (Nala, 1997. 7). set yang dipergunakan dalam penelitian ini

adalah sebanyak 4 set dan 10 set.

Dalam pengembangan kekuatan otot tungkai dan kaki ada yang

cendrung mempergunakan repetisi dan set sebagai pedoman dalam

penambahan beban. Kekuatan otot-otot akan meningkat bila program

pelatihan memakai 5-12 repetisi sedangkan untuk set 5-10 set dengan beban

maksimum (Sajoto, 1990: 47).

Page 8: Pengaruh Pelatihan Loncat Jongkok_angga (Edit)

1.6.3 Loncat Jongkok

Yang dimaksud dengan loncat jongkok adalah melakukan suatu

rangkaian gerakan yang diawali dengan gerakan ke dua lengan ke belakanag

bertumpu dengan dua kaki bergerak dengan menjejakkan kaki dan

melayangkan tubuh ke atas, kedepan dilajutkan dengan pendaratan dengan

kedua kaki dengan posisi jongkok (Daryanto, 2003: 47). Di samping itu juga

dijelaskan loncat jongkok adalah suatu gerakan gerakan ke depan,

kesamping, kebelakang dengan bertumpu dua kaki, meloncat dengan

kekuatan otot tungkai, mendarat dengan kedua kaki secara bersamaan, berat

badan pada kedua kaki serta tetap menjaga keseimbangan tubuh dan

pelatihan ini sering dipergunakan untuk meningkatkan kontraksi otot tungkai

kaki sehingga menghasilkan kekuatan otot tungkai kaki yang baik dan dapat

melakukan gerakan melompat secara sempurna ( krempel, 2004: 128).

1.6.4 Prestasi Lompat jauh

Yang dimaksud dengan prestasi adalah kemampuan yang dicapai oleh

seorang pelompat semaksimal mungkin (sebisa-bisanya) (Pinayungan, 1998:

120). Prestasi lompat jauh juga dijelaskan kemampuan yang diperoleh

seseorang dari balok tumpuan ke jatuhnya badan yang terdekat dengan balok

tumpuan setelah melakukan lompatan yang benar (Gary, 2003: 78). Di

samping itu juga dijelaskan prestasi dalam penelitian ini adalah kemampuan

yang dicapai oleh seorang pelompat jauh dengan gaya tertentu (Kosasih,

2003: 127). Prestasi dalam penelitian ini prestasi lompat jauh sebelum dan

Page 9: Pengaruh Pelatihan Loncat Jongkok_angga (Edit)

sesudah pelatihan loncat jongkok pada tangga dalam 10 repetisi 4 set dan 4

repetisi 10 set.

1.6.5 Lompat jauh

Yang dimaksud dengan lompat jauh adalah suatu olahraga dari papan

lompatan ke daerah pendaratan yang berpasir (Rud Midgley, 2004: 312).

Lompat jauh juga dijelaskan sebagai gerakan melompat ke depan dengan

bertolak (Take Off) pada satu kaki untuk mencapai suatu kejauhan yang

dapat dijangkau (Aip Syarifudedin, 2003; 87). Lompat jauh juga dijelaskan

rangkaian gerakan berlari cepat (speed) menolak dan bertumpu pada balok,

melompat setinggi dan sejauh mungkin serta mengusahakan pendaratan

seefisien mungkin serta jatuhnya badan pada posisi yang menguntungkan

(Jamal, 2005: 86).

Dalam gerakan lompat jauh seorang pelari merupakan seorang

pelompat jauh yang jitu, namun harus diingat untuk menjaga posisi badan

dan mengurangi gerakan yang dapat menghambat jauhnya lompatan.

Page 10: Pengaruh Pelatihan Loncat Jongkok_angga (Edit)

BAB IILANDASAN TEORI

2.1 Umum

Untuk menciptakan peningkatan kondisi fisik, teknik dan mental atlet

perlu tindakan dan pengaturan program pelatihan yang sesuai dengan

kebutuhan atlet itu sendiri. Tanpa disadari dengan program pelatihan yang

baik akan adapat menghasilkan prestasi yang baik pula. Disamping itu untuk

dapat mencapai prestasi lompat jauh semaksimal mungkin (sejauh-jauhnya)

perlu diadakan program pelatihan yang membutuhkan waktu yang cukup

lama sesuai dengan program yang ditentukan. Harsono mengemukakan

tentang pelatihan adalah suatu proses yang sitematis dari berlatih yang

dilaksanakan secara berulang-ulang dengan kian hari menambah beban

pelatihan (Harsono, 1998; 40). Dalam penelitian ini pelatihan yang dimaksud

adalah pelatihan loncat jongkok pada tangga, dalam 10 repetisi 4 set dan 4

repetisi 10 set.

2.1.1 Pelatihan

Pelatihan merupakan sejumlah rangsangan yang dilaksanakan pada

jarak waktu tertentu dengan tujuan untuk menhigkatkan prestasi (Jonath,

1996: 2). Pelatihan adalah sejumlah rangsangan yang dilakukan dengan

teratur sistematis, berulang-ulang kian hari kian menambah jumlah beban

pelatihan. Pelatihan bermaksud untuk memobilisis cadangan kesanggupan

tubuh dengan jalan memberikan rangsangan gerakan pada organ-organ tubuh

sebagai akibat penyelesaian diri/adaptasi dari organ-organ tersebut dengan

Page 11: Pengaruh Pelatihan Loncat Jongkok_angga (Edit)

manifestasinya berupa fungsi yang lebih baik (Manuaba, 1993: 100).

Pelatihan berasal dari kata latihan yang mempunyai arti suatu proses

mempersiapkan organisasi atlet secara sistematis untuk mendapatkan suatu

prestasi yang mental yang tentu terarah meningkat dan berulang-ulang

waktunya (Suharno 1999: 7). Pelatihan merupakan sejumlah rangsangan

yang dilaksanakan pada jarak waktu tertentu dengan tujuan untuk

meningkatkan prestasi atau suatu rangsangan yang dilakukan dengan teratur

untuk meningkatkan kemampuan atau memperoleh suatu ketrampilan

(Poerwadarminta, 1993: 570). Harsono mengemukakan tentang pelatihan

adalah suatu Proses yang sitematis dari berlatih yang dilaksanakan secara

berulang-ulang dengan kian hari menambah beban pelatihan (Harsono. 1998:

40). Pelatihan adalah suatu yang sistematis dilakukan secara berulang-ulang

dengan beban semakin bertambah secara bertahan serta untuk

mempersiapkan seseorang atlit pada tingkat tertinggi penampilannya (Kanca,

1992: 2).Dalam melaksanakan pelatihan harus sesuai dengan prosedur

pelatihan yaitu: Sebelum melakukan pelatihan inti hendaknya dilakukan

warming up atau pemanasan, diikuti dengan pelatihan peregangan

(Stretching) yang dilanjutkan dengan pelatihan inti dan diakhiri dengan

pelatihan pendinginan (Cooling Down) serta pelatihan peregangan

(Stretching) untuk pemulihan kondisi setelah pelatihan yang melelahkan.

Pelatihan pemanasan (Warming Up) bertujuan untuk mengadakan perubahan

physiol&gis dalam tubuh dan menyiapkan organismenya dalam pelatihan

menghadapi aktifitas tubuh yang lebih berat, Pelatihan ini juga bertujuan

Page 12: Pengaruh Pelatihan Loncat Jongkok_angga (Edit)

untuk mengurangi ketegangan dan konsentrasi yang timbul dalam latihan

atau pertandingan. Pelatihan peregangan (Stretching) bertujuan untuk

menjaga unsur kelentukan tetap terjaga dengan baik dengan mencegah

terjadmya cedera (Syarifuddin, 1994: 56).

2.1.2. Tujuan Pelatihan

Tujuan utama dari pelatihan adalah untuk mencapai penyesuaian

biologis, agar dalam tugas khusus dapat terlaksana secara maksimal (Ardle,

1996: 271). Dijelaskan pula tujuan pelatihan merupakan suatu proses

kegiatan yang sistematis dalam waktu yang relatif lama makin meningkatkan

potensi individu yang bertujuan membentuk fungsi fisiologis-fisiologis

(Bompa, 1993: 97). Dengan demikian maka tujuan pelatihan untuk

meningkatkan kondisi fisik unium, untuk mengembangkan fisik khusus yang

ditentukan oleh olahragawan tersebut untuk menyempurnakan teknik

olahraga yang disiplin dan koordinasi gerak untuk mempertahankan

kesehatan atlet, mencegah cedera, untuk menjaniin dan mengamankan

persiapan secara optimal, meningkatkan kepribadian, kemauan yang keras

kepercayaan diri, ketekunan semangat dan disiplin, untuk memperkaya

pengetahuan, teori dengan memperhatikan dasar fisiologis, psikologi dan gizi

(Bompa, 1990: 97). Salah satu sifat pelatihan adalah meningkatkan

kemampuan kerja otot dengan memberikan pelatihan fisik sehingga mampu

menyesuaikan terhadap tekanan fisik.

Page 13: Pengaruh Pelatihan Loncat Jongkok_angga (Edit)

2.1.3 Lama Pelatihan

Seorang pakar menjelaskan lamanya pelatihan 6-8 minggu akan

memberi efek yang cukup berarti bagi seorang olahragawan atau atlet dan

mengalami peningkatan 10-25% Pelatihan yang dijalankan dengan tekun

akan nampak hasilnya (efek pelatihan) setelah 6-8 minggu pelatihan (Pete

1998: 241). Pada umumnya orang berpedoman bahwa kalau pelatihan lebih

sering dan lebih lama dilaksanakan maka hasilnya akan lebih besar. Tetapi

hams di ingat adanya waktu pemulihan asal dan juga tidak boleh adanya

kelebihan pelatihan (Over Training). Makin berat intensits pelatihan maka

lama pelatihan semakin pendek sebaliknya makin ringan intensitas pelatihan

maka makin lama pelatihan akan makin panjang (Nala 2002: 34). Seorang

pakar menjelaskan lamanya pelatihan 6-8 minggu akan memberi efek yang

cukup berarti bagi seorang olahragawan atau atlet dan mengalami

peningkatan 10-25%. Dijelaskan lama pelatihan fisik adalah 15 menit

sampai 60 menit (Syarifuddin, 1998: 35).

Dalam penelitian ini lama pelatihan dilaksanakan selama satu setengah

bulan atau 6 minggu.

2.1.4 Repetisi dan Set

Repetisi dijelaskan merupakan kegiatan atau gerakan yang dilakukan

secara teratur dan berulang-ulang seperti kegiatan atau gerakan pada awal

permulaan (Sakir, 1999: 85). Jadi yang dimaksud repetisi adalah ulangan

meloncat, yang dilaksanakan secara teratur dan berulang-ulang dengan 10

repetisi untuk kelompok I dan 10 repetisi untuk kelompok II 4 repetisi.

Page 14: Pengaruh Pelatihan Loncat Jongkok_angga (Edit)

Set adalah suatu rangkaian kegiatan dari repetisi atau ulangan suatu

pelatihan (Nala, 1997: 71). Set juga dijelaskan sebagai suatu rangkaian

kegiatan dari suatu repetisi misalnya seorang atlet dapat meloncat jongkok

sebanyak 8 kali kemudian istirahat ini berarti seorang atlet telah melakukan

8 repetisi dan 1 set (Engkos Kosasih, 1993: 10) jadi set yang dipergunakan

dalam penelitian ini adalah 4 set dan 10 set.

2.1.5 Prinsip-Prinsip Dasar pelatihan

Dikemukakan bahwa dalam melaksanakan pelatihan kita harus

berpegangan pada prinsip-prinsip yang akan menghasilkan kondisi fisik

yang baik (Krempel, 1996: 14). Untuk meningkatkan kekuatan otot-otot,

daya tahan khususnya otot tungkai dan kaki hendaknya memperhatihan

prinsip-prinsip pelatihan beban. Untuk meningkatkan kekuatan otot-otot

khususnya otot tungkai hendaknya memperhatihan prinsip-prinsip pelatihan

beban.

2.1.5.1 Prinsip Beban Berlebihan (Overload).

Dengan beban berlebihan akan dapat menimbulkan rangsangan pada

otot untuk meningkatkan kekuatan otot dibandingkan dengan pelatihan

sebelumnya, akan tetapi pemberian beban ini tidak dilakukan sekaligus pada

berat yang ditentukan sebelumnya. Kekuatan otot-otot yang sudah

meningkat sudah tentu beban pelatihan yang diberikan menjadi ringan, maka

beban harus dinaikkan, begitu seterusnya sampai mencapai kekuatan yang

ditetapkan sesuai dengan cabang olahraga (Kama, 1990: 9). Pada dasarnya

untuk mendapatkan efek pelatihan yang baik, maka organ tubuh harus diberi

Page 15: Pengaruh Pelatihan Loncat Jongkok_angga (Edit)

beban melebihi beban yang dibiasanya diterima dalam aktivitas sehari-hari,

beban yang diberikan bersifat individual tetapi pada prinsipnya diberikan

beban mendekati beban maksimal dengan melaksanakan prinsip beban

berlebihan, maka kelompok-kelompok otot akan berkembang kekuatannya

secara efektif. Beban yang lebih dapat memanfaatkan oksigen yang lebih

banyak pula pada saat melakukan pelatihan, bagi seorang olahragawan atau

atlet diberikan beban lebih secara terus menerus yang tentunya diimbangi

dengan interval yang cukup hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya

kelebihan pelatihan over training (pelatihan yang berlebihan yang dapat

mengakibatkan menurunnya prestasi atlet (Harsono, 2000: 24). Dalam

penelitian ini menggunakan waktu pelatihan 6-8 minggu akan berpengaruh

terhadap peningkatan kekuatan, daya tahan, dan kelenturan otot-otot,

sedangkan pelatihan yang dilakukan sepanjang tahun yang dicapai

mencakup semua unsur dan akan menjadi olahragawan profesional dalam

bidang yang ditekuninya, jadi untuk melatih kekutan otot saeseorang harus

mengikuti program yang benar dan teratur sehingga menghasilkan tujuan

yang diinginkan.

2.1.5.2 Prinsip Kenaikan Beban yang tetap, teratur dan ajeg

Peningkatan beban dilakukan sedikit demi sedikit secara bertahap,

sehingga dalam melakukan pelatihan seorang olahragawan atau atlet tidak

merasa menerima beban yang terlalu berat (Bagus Nugroho, 2005: 119).

Suatu pelatihan beban makin lama semakin berat merupakan keharusan

untuk menguatkan otot-otot sehingga nantinya dapat mencapai prestasi yang

Page 16: Pengaruh Pelatihan Loncat Jongkok_angga (Edit)

maksimal, kenaikan beban itu secara setingkat demi setingkat dengan teratur

dan ajeg, peningkatan beban pelatihan harus berpedoman pada ciri-ciri

loading: intensitas, volume, frekuensi, kenaikan beban yang terlalu cepat

akan menyebabkan rusaknya otot bagi orang yang melakukan pelatihan,

waktu itu perlu dibuatkan suatu program pelatihan dan berusaha

melaksanakan program itu dengan sesungguhnya. Di samping itu program

pelatihan ditentukan adanya peningkatan baik dalam hal beban, set, repetisi

maupun lamanya pelatihan (Nala, 1992: 32). Di dalam penelitian ini

mempergunakan beban yang tetap teratur dan ajeg baik repetisi dan set.

2.1.6 Sepuluh Komponen Bio motorik Yang diperlukan Dalam

Pelatihan

Pada dasarnya kebugaran fisik selalu identik dengan daya tahan

(endurance) padahal kebugaran fisik itu memiliki pengertian yang luas.

Kebugaran fisik menyangkut banyak unsur, unsur tersebut sering disebut

dengan komponen bio motorik kebugaran fisik. Sepuluh Komponen Bio

Motorik (Kebugaran Fisik) yang sangat penting dalam setiap kegitan lebih-

lebih kegiatan olahraga meliputi:

2.1.6.1 Kekuatan

Secara psikologis kekuatan dapat diartikan sebagai kemampuan

berdasarkan kemudahan bergerak proses sistem syaraf dan perangkat otot

untuk melakukan gerak dalam waktu tertentu. (Engkos Kosasih, 1995: 7).

Kekuatan otot adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tenaga

terhadap suatu tahanan di mana kekuatan otot itu adalah antara kontraksi otot

Page 17: Pengaruh Pelatihan Loncat Jongkok_angga (Edit)

secara maksimal sesuai dengan kebutuhan gerak yang digunakan, meskipun

banyak aktivitas olahraga memerlukan kelincahan atau lekentukan,

kecepatan dari otot tersebut (Redhana, 1995: 25). Kekuatan otot merupakan

komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam

mempergunakan otot-otot untuk menerima beban sewaktu melakukan

kegiatan atau bekerja (Aip Syarifuddin, 1998: 131). Dari difinisi di atas

dapat dinyatakan bahwa kekuatan adalah adanya otot seseorang untuk

membangkitkan tegangan dalam menerima beban waktu bekerja. Beban

dapat berupa anggota tubuh kita sendiri atau beban dari luar. Kekuatan

sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan, hal ini

disebabkan karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap anggota fisik,

kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi orang dari

kemungkinan cedera, dengan kekuatan atlet dapat melakukan kekuatan

secara maksimal. Kekuatan otot-otot melukiskan kontraksi maksimal yang

dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot dan kemampuan otot-otot

yang dimulai pada umumnya adalah otot-otot tangan, kaki, bahu, dada,

perut, tungkai kaki dan punggung, kekuatan otot tangan dan kaki penting

untuk memegang, mengangkat, mengayun, menarik, melempar, mendorong,

menolak, dan mendorong (Jess Jarver, 1992: 104). Sedangkan kekuatan otot-

otot tungkai berfungsi sebagai penyangga berat tubuh, melompat, berjalan,

berlari, menyepak, menggiring (Harsono, 2003: 96) Sedangkan otot-otot

yang lainnya merupakan dasar tumpuan agar tubuh dapat tegak dan kuat

sehingga lengan dan tangan serta lengan dan kaki dapat berfungsi dengan

Page 18: Pengaruh Pelatihan Loncat Jongkok_angga (Edit)

baik di samping otot-otot itu sendiri dapat berfungsi untuk membantu

gerakan. Kekuatan otot merupakan kemampuan otot untuk berkontraksi

ketika menerima beban (Nala, 1996: 56). Pelatihan yang dapat meningkatkan

kekuatan otot-otot adalah pelatihan dengan pembebanan yang cukup tanpa

menggunakan beban pelatihan kekuatan otot tidak akan bertambah dengan

pelatihan berbeban sel-sel otot akan semakin besar, makin besar sel otot,

maka kekuatannya semakin besar pula. Kekuatan otot didapat dari kontraksi

sekelompok otot atau beberapa kelompok otot. Mengembangkan kekuatan

otot merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan suatu prestasi, karena

kekuatan otot merupakan sumber perubahan (Iman Hidayat, 1998: 39).

Secara psikologis kekuatan dapat diartikan sebagai kemampuan berdasarkan

kemudahan bergerak proses sitem syaraf dan perangkat otot untuk

melakukan gerak dalam waktu tertentu (Kosasih, 1995: 7). Otot-otot

punggung berpungsi untuk menahan agar tubuh tetap tegak, sementara otot

lengan untuk melempar menarik mendorong, otot tungkai untuk menendang

dan meloncat sedangkan otot-otot dada di samping sebagai alat tumpuan

juga ikut membantu lengan dan tangan untuk menarik, mendorong,

melempar, menangkap, memukul menangkis dan menolak. Kekuatan otot-

otot tangan diukur dengan alat dinamometer tangan, otot dada dinamo meter

dada, otot punggung dinamo meter punggung serta otot tungkai

dinamometer tungkai (Sana 1993: 123). Adapun satuan untuk ukuran otot-

otot tersebut adalah kilogram, dengan menggunakan pengukuran

dinamometer ini kita akan mendapatkan kekuatan otot absolut. Sedangkan

Page 19: Pengaruh Pelatihan Loncat Jongkok_angga (Edit)

bila kekuatan otot dinyatakan per kg, berat badannya, maka kita akan

mendapatkan kekuatan otot relatif, kekuatan otot relatif ini adalah kekuatan

otot absolut dibagi dengan berat badan masing-masing yang diukur.

Satuannya adalah kilogram (kg/bb) dan teknik pada saat pengukuran

hendaknya diperhatikan betul dan gerakan sendi hendaknya seminimal

mungkin (Nala, 1998: 51). Untuk memperoleh kecepatan otot-otot secara

maksimum, dibutuhkan tenaga dan kekuatan yang bisa dikerahkan, tenaga

ini digunakan untuk melakukan gerakan memukul bola dari samping kiri

maupun samping kanan menuju kedepan melewati net dan tenaga ini hams

dikerahkan dalam urutan yang tepat mula-mula digunakan grup otot-otot

yang menimbulkan gerak lamban tetapi berkekuatan besar kemudian

digunakan kelompok otot yang relatif lebih lemah tetapi kerjanya lebih cepat

(Sugiyanto, 1998: 205).

2.1.6.2 Kelentukan

Daya lentuk/lentur adalah efektivitas seseorang dalam menyesuaikan

diri untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh yang luas. Hal ini akan

sangat mudah ditandai dengan fleksibilitas persendian dan seluruh tubuh.

Kelentukan/ kelenturan merupakan gerakan maksimal yang mungkin dapat

dilakukan oleh suatu persendian (Nala, 1998: 54). Kelentukan merupakan

persyaratan yang secara otomatis benar-benar diperlukan bagi kelangsungan

gerak dalam olahraga, kelentukan membuat sendi-sendi dapat digerakan

dengan baik dan sepenuhnya ke segala arah yang diinginkan. Perkembangan

kebutuhan tergantung kepada keadaan perseorangan kelentukan yang baik

Page 20: Pengaruh Pelatihan Loncat Jongkok_angga (Edit)

pada umumnya dicapai bila semua sendi tubuh menunjukan kemampuan

dapat bergerak dengan lancar sesuai dengan fungsinya (Sumarjono, 2002:

42). Kelentukan juga dijelaskan kemampuan seseorang untuk beraktivitas

dengan gerak yang luas dalam ruang sendi dan alat-alat disekitar

persendiannya. Kelentukan sangat penting sekali dalam hampir semua

cabang olahraga yang selalu menuntut gerakan sendi (Kama 1998: 120).

Kelentukan merupakan kemampuan sendi-sendi dalam melakukan gerakan

secara maksimal, baik kesegala arah yang diinginkan. Kelenturan adalah

gerakan maksimal yang mungkin dapat dilakukan oleh suatu persendian

(Nala, 1998: 27). Kelentukan merupakan Persyaratan yang secara otomatis

benar-benar diperlukan bagi kelangsungan gerak dalam olahraga, kelentukan

membuat sendi-sendi dapat digerakan dengan baik dan sepenuhnya ke segala

arah yang diinginkan. Kelentukan juga merupakan gerakan maksimal yang

mungkin dapat dilakukan oleh suatu persendian (Nala, 1998: 54). Dengan

kelentukan yang tinggi tubuh dan organ tubuh yang lainnya dapat melakukan

gerakan yang lebih luas kesegala arah. dalam gerakan-gerakan ini akan

melibatkan otot-otot, bentuk persendian, tendon dan ligamentum sekeliling

persendiaan, semakin berumur atau semakin tua usia seseorang kelentukan

akan semakin menurun yang disebabkan karena elastis otot semakin

berkurang. Dari difinisi tersebut dapat dijelaskan bahwa kelentukan adalah

kemampuan seseorang untuk beraktivitas dengan gerakan yang luas dalam

ruang sendi tanpa mengalami cedera pada persendiaan dan otot-otot di

sekitar persendiaan.

Page 21: Pengaruh Pelatihan Loncat Jongkok_angga (Edit)

Dengan adanya pelatihan-pelatihan mendorong, menarik lari jungkir

balik meloncat maupun melompat yang dilakukan secara teratur dan

berkesinambungan, sistematis dengan pembebanan yang cukup progresif

teratur serta berkelanjutan. Maka kelentukan tubuh dapat dicapai dengan

sempurna (Said, 2003: 52). Pelatihan-pelatihan kelentukan sangat panting

dan perlu dilaksanakan karena dapat memperbaiki keluwesan dan

kekenyalan, mengembangkan aliran darah yang lebih efisien dalam jaringan

kapiler untuk mengurangi cedera (Kosasih.1998: 15). Dengan demikian

gerakan kelentukan yang dilakukan otot tubuh dan bagian-bagian tubuh pada

daerah persendiaan sehingga dapat mengerakan anggota tubuh dengan

seluas-luasnya. Untuk mengukur kelentukan seseorang adalah dengan

menggunakan tes kebugaran fisik yaitu bentuk tegak ke depan. Pelatihan-

pelatihan senam adalah pelatihan yang cocok untuk meningkatkan

kelentukan bergerak (Sana, 1991:54).

2.1.6.3 Daya Tahan

Daya tahan merupakan faktor yang sangat menentukan seseorang

untuk dapat melakukan suatu aktivitas, tanpa adanya daya tahan yang tinggi

mustahil akan dapat menyelesaikan suatu aktivitas dengan waktu yang lama

(Gery, 2005: 27). Daya tahan adalah suau aktifitas yang menekankan pada

kemampuan tubuh dalam waktu yang agak lama dan terus menerus dan

dalam keadaan aerobik sedangkan daya tahan otot adalah kemampuan otot

melakukan gerak secara berulang-ulang dalam waktu yang lama (Nala,

1996: 47). Daya tahan juga dijelaskan keadaan atau kondisi tubuh yang

Page 22: Pengaruh Pelatihan Loncat Jongkok_angga (Edit)

mampu untuk bekerja dalam waktu yang lama, tanpa kelelahan yang

berlebihan setelah menyelesaikan suatu kegiatan. Daya tahan bagi setiap

individu sangat penting untuk mendukung aktivitas atau pelatihan yang

dilaksanakan, daya tahan ada 2 macam. Daya tahan umum meliputi kerja

jantung, paru-paru dan pembuluh darah dalam melakukan aktivitas dalam

jangka waktu yang lama, daya tahan otot adalah kemampuan otot melakukan

gerak secara berulang-ulang dalam waktu yang lama (Nala, 1996: 11). Daya

tahan adalah kemampuan organisme atlet atau seorang olahragawan dalam

melawan kelelahan yang timbul saat melakukan aktivitas dalam waktu yang

lama (Suharno HP, 1993: 23). Setiap olahragawan atau atlet tentu ingin

mempunyai otot-otot yang fcuat dengan daya tahan yang tinggi sebab otot

yang kuat dengan daya tahan yang tinggi merupakan modal untuk

melakukan aktivitas. Jika otot tidak kuat dan daya tahannya kurang baik

maka akan terjadi suatru kegiatan yang sia-sia. Bagi seorang olahragawan

atau atlet yang ingin berprestasi perlu memiliki daya tahan yang tinggi.

Bagai manapun tingginya keterampilan yang dimiliki oleh seorang

olahragawan atau atlet tanpa didukung oleh daya tahan yang baik semuanya

itu tidak ada artinya (Nala, 1996: 47). Faktor penentu daya tahan meliputi:

Jenis fibril otot kualitas pernapasan dan peredaran darah, proses

metabolisme dalam otot dan kerja hormon, pengaturan nerves sistem baik

pusat maupun perifer, kekuatan maksimal daya ledak dan power endurance,

koordinasi gerakan otot-otot irama gerakan dan pernapasan susunan lainnya

dalam otot dan umur, jenis kelamin (Suharno HP, 1993: 23).Untuk

Page 23: Pengaruh Pelatihan Loncat Jongkok_angga (Edit)

mengetahui daya tahan seseorang pengukuranya mempergunakan cara lari

aerobik yang pengukurannya menitik beratkan pada banyaknya oksigen yang

dikomsumsi selama mengikuti aktiviatas (Manuaba,1998: 47).

2.1.6.4 Kecepatan

Secara psikologis kecepatan dapat diartikan sebagai kemampuan

berdasarkan kemudahan bergerak, sistem syaraf dan perangkat otot untuk

melakukan gerak dalam waktu tertentu (Evelyn C.Pearce, 2004: 102).

Kecepatan adalah merupakan laju gerak otot baik untuk bagian tubuh

maupun untuk seluruh tubuh kemampuan atau juga dapat disebut kecepatan

bergerak atau berpindah tempat dalam melakukan gerakan yang sejenis

secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya (Harsono,

1990: 216). Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-

gerakan yang sejenisnya secara berturut - turut dalam waktu yang sesingkat-

singkatnya (Bagus Nugroho, 2003: 135). Kecepatan adalah kemampuan

seseorang untuk mengejar gerakan-gerakan yang berkesinambungan dalam

bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya (Jarver, 1998:

72). Jadi dapat dinyatakan bahwa kecepatan adalah kemampuan seseorang

melaksanakan setiap gerakan dalam tempo yang sesingkatnya. Untuk

memperoleh kecepatan maksimum maka dibutuhkan tenaga dan kekuatan

yang bisa dikerahkan. Tenaga ini digunakan untuk melakukan gerakan

berlari pada awalan lompat jauh atau pengambilan ancang-ancang.

Kecepatan juga dijelaskan kemampuan seseorang untuk mengerjakan

Page 24: Pengaruh Pelatihan Loncat Jongkok_angga (Edit)

gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang

sesingkat-singkatnya (Sajoto, 1990:17).

2.1.6.5 Keseimbangan

Keseimbangan dikemukakan sebagai kemampuan starts atau

mengontrol sistem neuro muskuilon dalam kondisi statis maupun dinamis

(Harsono, 1998. 123). Keseimbangan adalah kemampuan tubuh untuk

memepertahankan sikap atau posisi tubuh yang tepat pada waktu melakukan

gerakan (Hasnan Said, 1999: 54). Keseimbangan diartikan sebagai

kemampuan seseorang dalam mengontrol otot-otot bekerja (Nurhasan, 1996:

246). Keseimbangan juga di jelaskan kemampuan individu untuk

memelihara sistem neuromaskuler dalam kondisi statis untuk jawaban yang

efisien atau mengontrol dalam bentuk efisien yang khusus sambil bergerak

(Krempel, 1998: 11) Keseimbangan dikemukakan sebagai kemampuan statis

atau mengontrol sistem neuromusluilon dalam kondisi statis maupun

dinamis (Harsono, 1998: 223). Dari difinisi tersebut di atas dapatlah

dinyatakan bahwa keseimbangan adalah kemampuan untuk tetap

mempertahankan sistem neoromaskuler dalam kondisi statis maupun

dinamis.

2.1.6.6 Daya Ledak

Daya ledak otot adalah kemampuan otot melakukan kerja secara tiba-

tiba dan kuat atau kemampuan otot untuk mempergunakan kekuatan

maksimal dalam waktu yang sangat cepat (Harsono, 1996: 200). Daya ledak

juga dinyatakan kemampuan otot untuk mempergunakan kekuatan maksimal

Page 25: Pengaruh Pelatihan Loncat Jongkok_angga (Edit)

dalam waktu yang sangat cepat (Soekarman, 2001: 82). Pendapat lain

menjelaskan daya ledak merupakan kemampuan otot untuk melakukan kerja

secara ledakan (tiba-tiba dan kuat) tenaga ledak ini sangat dipengaruhi oleh

kekuatan dan kecepatan reaksi otot (Nala, 1998: 51). Sependapat dengan

penjelasan di atas yang dimaksud dengan daya ledak adalah" Kemampuan

otot untuk berkontraksi dengan kekuatan maksimal dalam waktu yang

singkat (Hasnan Said, 1999: 51). Daya ledak ialah kemampuan seseorang

untuk mempergunakan kekuatan maksimal yang digerakkan dalam waktu

yang sependeknya (Sajoto, 1990: 17). Dengan demikian yang dimaksud

dengan daya ledak adalah" Kemampuan otot untuk berkontraksi dengan

kekuatan maksimal dalam waktu yang singkat. Daya ledak sangat

dibutuhkan pada cabang-cabang olahraga yang memerlukan kekuatan

tungkai seperti cabang atletik khususnya lompat jauh, lompat tinggi,

permainan, bela diri dan lainnya. Gerakan ini dilakukan secara tiba-tiba

dengan kekuatan penuh dan cepat. Untuk mengukur daya ledak

dipergunakan cara melompat keatas tanpa awalan atau dengan lompat jauh

tanpa awalan (Hasnan Said, 1999: 51)

2.1.6.7 Kecepatan Reaksi

Kecepatan reaksi dijelaskan sebagai kemampuan melaksanakan gerak

dengan cepat ini tergantung dengan kekuatan otot, elastisitas otot, teknik

yang tepat dan dibatasi oleh bakat yang terpendam dalam diri seseorang

(Brunelle, 2003: 39). Kemampuan reaksi erat sekali kaitannya dengan

replek, kecepatan gerak, makin meningkat umur, kecepatan reaksi akan

Page 26: Pengaruh Pelatihan Loncat Jongkok_angga (Edit)

makin menurun puncaknya terdapat pada usia senja (Nala, 1994: 56).

Kecepatan reaksi adalah kemampuan tubuh untuk memberikan jawaban

secepatnya secara kinetis terhadap suatu rangsangan (Sumosarjono, 1999:

155). Disamping itu kecepatan reaksi erat sekali dengan kecepatan gerakan

dan jawaban respon. Reflek terjadi tanpa didahului oleh gerakan berpikir.

Beberapa faktor yang berpengaruh pada kecepatan reaksi ini adalah umur,

jeniskelamin, intensitas rangsangan, kesiapan dan lain-lainnya. Untuk

mengukur kecepatan reaksi cara yang paling mudah adalah dengan

menyuruh menangkap penggaris yang dijatuhkan tegak lurus kebawah.

Waktu dan jarak tangkapnya diukur. Untuk meningkatkan kecepatan reaksi

yang baik adalah lari sprint (lari cepat, menangkap bola yang dilempar

secara berturut-turut secara cepat dan sebagainya. Jadi yang dimaksud

dengan kecepatan reaksi adalah kemampuan tubuh untuk memberikan

jawaban secepatnya secara kinetis terhadap suatu rangsangan yang terjadi

secara reflek (tanpa didahului oleh gerakan berpikir). Dalam penelitian ini

adalah dengan melakukan gerakan menolakan kaki kedepan pada balok

tumpuan secara berulang-ulang.

2.1.6.8 Kelincahan

Kelincahan merupakan kemampuan seseorang mengubah posisi di area

tertentu atau seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang berbeda

dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang balk (Aip Syarifuddin, 1998:

132). Kelincahan juga dijelaskan adalah kemampuan untuk bereaksi secara

cepat (bagian tubuh atau seluruh tubuh) tanpa gangguan pada keseimbangan

Page 27: Pengaruh Pelatihan Loncat Jongkok_angga (Edit)

dalam olahraga yang sifatnya perorangan atletik dan permainan dan lain-

lainnya kelincahan ini sangat diperlukan (Nala, 1990: 53). Kelincahan

merupakan kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu atau

seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang berbeda dalam kecepatan

tinggi dengan koordinasi yang baik. (Jarver, 1998: 132). Dari beberapa

difinisi tersebut dapat dijelaskan bahwa kelincahan adalah kemampuan

seseorang untuk bergerak mengubah arah posisi tubuh dengan mudah, cepat

dan tepat tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi

tubuhnya. Pelatihan untuk mengembangkan kelincahan adalah bentuk

pelatihan yang mengharuskan seseorang untuk bergerak dengan cepat dan

mengubah arah dengan tangkas (Harsono, 1998: 72). Dalam melakukannya

tidak boleh kehilangan keseimbangan dan harus tetap sadar akan posisi

tubuhnya. Gerakan-gerakan yang demikian sering dilakukan dalam banyak

cabang olahraga, terutama dalam cabang atletik nomor lari jarak dekat,

lompat jauh. Kelincahan dalam penelitian ini adalah dapat berlari pada saat

awalan akan bertolak pada balok tumpuan kemudian menolak.

2.1.6.9 Ketepatan

Ketepatan adalah suatu proses upaya seseorang untuk mengendalikan

gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran (Sajoto, 2003: 76).Ketepatan

dikemukakan oleh sumosarjono adalah kemampuan tubuh untuk

menempatkan meletakan suatu benda dengan efektif, efisiensi sesuai dengan

kehendak dan mengurangi kesalahan sekecil mungkin (Sumosarjono, 1999:

65). Sedangkan Hasan menjelaskan tentang ketepatan adalah kemampuan

Page 28: Pengaruh Pelatihan Loncat Jongkok_angga (Edit)

seseorang dalam mengendalikan gerak-gerik bebas terhadap suatu sasaran

sasaran ini dapat merupakan suatu jarak atau mungkin suatu objek langsung

yang harus dikenai dengan salah satu bagian tubuh (Hasan, 1990: 34).

Ketepatan adalah kemampuan tubuh untuk menempatkan meletakan suatu

benda dengan efektif, efisiensi sesuai dengan kehendak dan mengurangi

kesalahan sekecil mungkin (Syarifuddin, 2003: 126). Ketepatan juga

berfungsi saat menolak pada papan tumpuan sehingga jatuhnya tapak kaki

tepat pada sasaran.

Page 29: Pengaruh Pelatihan Loncat Jongkok_angga (Edit)

BAB IIIMETODELOGI PENELITIAN

3.1 Jenis- Jenis Penelitian Ilmiah

Berdasarkan cara pendekatan yang akan digunakan jenis penelitian

yang dipakai serta strategi yang dianggap paling efektif akan menentukan

suatu rancangan penelitian yang paling akhir akan menentukan katagori

(golongan) penelitian yang akan dilakukan Berbagai macam penggolongan

dapat diidentifikasi untuk menentukan jenis penelitian penggolongan dapat

dilakukan berdasarkan sifat-sifat masalah, Jenis-jenis penelitian meliputi:

penelitian deskriptif, penelitian historis (latar belakang) penelitian

eksperimen (Riduan, 1991: 47). jenis penelitian dalam suatu penelitian

ilmiah ada beberapa macam yaitu :

3.1.1 Penelitian Eksperimen

Penelitian eksperimen adalah suatu penelitian untuk mengetahui

hubungan sebab akibat dengan memberikan perlakukan satu atau lebih

pokok eksperimen dan membandingkan dengan satu atau lebih kelompok

(Suryabrata, 1993: 32). Ciri-ciri penelitian eksperimen ini adalah:

1). Menuntut pengaturan variabel-variabel dan kondisi-kondisi eksperimen

secara tertib, ketat baik dengan kontrol maupun manipulasi langsung tau

randomisasi.

2). Internal validitas merupakan tujuan utama pertimbangan mengenai

eksternal validitas (Suryabrata, 1993. 23).

Page 30: Pengaruh Pelatihan Loncat Jongkok_angga (Edit)

3.1.2 Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan secara

sistematis, faktual akurat mengenai faktor-faktor dan sifat-sifat populasi atau

daerah tertentu. (Sofian Effendi, 1999: 31). Ciri-ciri penelitian deskriptif ini

adalah: 1). Sifat membuat deskripsi umum dalam arti merupakan akumulasi

data dasar, dengan cara deskriptif semata. 2). Ruang lingkupnya adalah

mencari informasi, mengindentifikasi mendapatkan justisifikasi, membuat

komperasi dan evaluasi.

3.1.3 Penelitian Historis

Penelitian historis bertujuan untuk merekontruksi masa lampau secara

sitematis dan obyektif dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi,

memverifikasi serta mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakan fakta guna

memperoleh kesimpulan yang kuat. (Manning, 1999: 48). Adapun ciri-ciri

dari proses penelitian ini adalah:

1). Lebih tergantuiig pada data yang di observasi oleh orang lain dari pada

yang di observasi oleh peneliti itu sendiri.

2). Pelaksanaan harus tertib, ketat, sistematis dan tuntas untuk menghindari

informasi yang tak layak, tak reliabelitas dan berat sebelah

3). Berdasarkan informasi yang luas tidak terbatas pada dukumen yang

diterbitkan Sehubungan dengan penelitian yang sedang dilaksanakan

maka jenis penelitian yang dipergunakan adalah peneiitian eksperimen,

karena penelitian ini menggunakan kelompok ekperimen (percobaan)

Page 31: Pengaruh Pelatihan Loncat Jongkok_angga (Edit)

dengan dua kondisi perlakuan yang berbeda repetisi dan set dan

membandingkan hasilnya.

3.2 Lama, Waktu, Frekuensi dan Tempat Penelitian

3.2.1 Lama Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama satu setengah bulan atau 6 minggu

karena pelatihan-pelatihan yang telah dijalankan dengan tekun akan tampak

hasilnya 6 minggu pelatihan (Nala, 1996: 45) kemajuan yang telah dicapai

akan tampak hasilnya (efek pelatihan) setelah waktu itu, sedangkan tes awal

dan tes akhir lompatan yang sejauh-jauhnya dilakukan satu hari sebelum dan

satu hari sesudah pelatihan dilaksanakan tidak dimasukkan dalam lamanya

pelatihan

3.2.2 Waktu penelitian

Waktu pelaksanaan pelatihan dilaksanakan pada sore hari dari jam 15.00

sampai 17.00 wita sehingga tidak menggangu proses belajar mengajar. Dalam

penelitian ini pelatihan dilaksanakan mulai tanggal 15 Maret 2008 sampai

dengan 25 April 2008. Begitu pula tes awal dan tes akhir yang dilaksanakan

pada waktu sore hari.

3.2.3 Tempat Penelitian

Tempat penelitian di SDN 2 Angantaka, Abiansemal, tangga yang

dipergunakan 10 tangga dengan ukuran tinggi 30 cm dan lebar 40 cm

Page 32: Pengaruh Pelatihan Loncat Jongkok_angga (Edit)

3.3 Metode Penentuan Subjek Penelitian

Sebelum ditentukan beberapa jumlah sampel yang harus diambil dan

dipergunakan maka terlebih dahulu perlu diketahui jumlah populasinya.

3.3.1 Populasi penelitian

Populasi dikatakan sekelompok yang menarik peneliti dimana kelompok

tersebut oleh peneliti dijadikan sebagai objek untuk menggeneralisasikan juga

sebagai himpunan yang terdiri dari orang, hewan, tumbuh-tumbuhan atau

benda-benda yang mempunyai kesamaan sifat. (Sugiyono, 1999: 97). Yang

dimaksud dengan populasi adalah semua individu (orang) yang akan

dipergunakan sebagai efek penelitian atau sejumlah penduduk atau individu

yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama (Sutrisno Hadi, 1990:

220). Populasi juga dijelaskan adalah sekelompok individu tertentu yang

memiliki karakteristik umum yang menjadi pusat perhatian peneliti (Sanafiah

Faisal, 1992: 324). Populasi adalah totalitas semua nilai baik hasil menghitung

atau pengukuran jumlah dari pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan

objek yang lengkap dan jelas (Aryawati, 2004: 82). Sependapat dengan pakar

diatas Umar nienyatakan populasi subjek adalah semua individu yang

mendukung objek penelitian, sedangkan populasi objek adalah totalitas semua

nilai dari hasil menghitung mengukur kuantitatif maupun kualitatif dari pada

karakteristik tertentu yang menjadi pusat penelitian peneliti.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa putra kelas V SDN 2

Angantaka yang seluruhnya berjumlah 107 orang.

Page 33: Pengaruh Pelatihan Loncat Jongkok_angga (Edit)

3.3.2 Sampel penelitian

Penelitian terhadap sampel bertujuan untuk mereduksi subjek penelitian

dan mengadakan generalisasi penelitian, yaitu mengadakan penelitian pada

sebagian saja pada populasi, sedangkan mengadakan generalisasi hasil

penelitian maksudnya mengikut sertakan populasi penelitian pada kesimpulan

yang dicapai dalam penelitian terhadap sampel. Karena dalam suatu penelitian

ini populasinya relatif cukup besar maka untuk menentukan subjek penelitian

dipergunakan teknik sampling, yaitu suatu cara pengambilan subjek penelitian

di mana subjek yang akan diteliti terdiri jumlah individu yang mewakili

jumlah yang lebih besar.

Pada penelitian ini diperguanakan sampel penelitian untuk

menipermudah pelaksanaan penelitian mengingat pula terbatasnya waktu,

tenaga, biaya dan fasilitas yang ada.

Yang dimaksud dengan sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi

yang diteliti (Suharsini, 1997. 104). Sampel adalah Jumlah individu yang lebih

kecil yang dapat mewakili keseluruhan dari yang dipelajari atau yang

diselidiki (Chaval, 2003 : 86). Sampel juga dijelaskan adalah salah satu dari

sample yang baik adalah yang representatif atau mencerminkan popilasi

(Netra, 1996: 2). Sampel adalah suatu himpunanyang ditarik dari suatu

populasi penelitian (Bagus Nugroho, 2005: 128).

Sample penelitian adalah setengah atau lebih dari jumlah populasi yang

telah menjadi subjek penelitian. Sedangkan pengambilan sample sebagai wakil

populasi didasari atas pertimbangan-pertimbangan atau alasan tertentu.

Page 34: Pengaruh Pelatihan Loncat Jongkok_angga (Edit)

Nugroho menjelaskan: Pemilihan sample dilakukan karena alasan teknik

seperti keterbatasan waktu, tenaga dan biaya yang dimiliki, maka seorang

peneliti hanya meneliti sebagian saja dari populasi/individu tersebut. Sample

atau wakil populasi tersebut dipandang sebagai perwakilan populasi yang

dianggap representatif.

Salah satu syarat utama dari sample penelitian yang baik adalam sample

yang memiliki tingkat rerpresentatif yang tinggi atau dapat

mencerminkan/mewakili populasi. Alasan lainnya karena tidak mungkin

seorang peneliti meneliti secara langsung segenap populasi yang jumlahnya

cukup besar, padahal tujuan peneliti adalah menemukan gejala genaralisasi

uyang berlaku secara umum. Maka sering kali peneliti terpaksa

mempergunakan sebagaian saja dari populasi yakni sebuah sample yang dapat

dipandang representatif terhadap populasi itu. Sampel diperoleh dengan cara

acak (random) tanpa memandang siapa-siapa yang dipilih atau yang

dipergunakan sebagai sampel penelitian.

Metode sampling adalah suatu cara pengambilan subjek penelitian, di

mana subjek yang akan diteliti itu terdiri dari jumlah individu yang mewakili

jumlah yang lebih besar. Penelitian terhadap sampel bertujuan untuk

mereduksi subjek penelitian dan mengadakan generalisasi penelitian, yaitu

mengadakan penelitian pada sebagian saja dari populasi. Sedangkan

mengadakan generalisasi penelitian maksudnya mengikutsertakan populasi

penelitian pada kesimpulan yang dicapai dalam penelitian sampel.

Page 35: Pengaruh Pelatihan Loncat Jongkok_angga (Edit)

Dalam penelitian ini akan dipergunakan sampel sebanyak 100 orang dari

populasi yang berjumlah 107 orang. Dalam menentukan sampel sejumlah 100

orang dipergunakan teknik quota sampling yaitu penentuan jumlah sampel

yang diinginkan oleh peneliti terlebih dahulu (Netra, 1996: 72). Sedangkan

dalam penelitian lain jumlah populasi terdiri dari beberapa SDN 2. maka

dipergunakan teknik proporsional random sampling yaitu pemilihan sampel

didasarkan atas perbanidingan-perbandingan jumlah siswa putra pada masing-

masing SDN 1, 2, 3 Angantaka.

3.4 Variabel dan Data Penelitian

3.4.1 Variabel

Variabel dijelaskan konsep yang diberi lebih dari satu nilai (Singaribun,

2001: 47). Variabel ada dua variabel bebas (independent yaitu: variabel yang

menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lainnya. Sedangkan variabel

terikat/tergantung (Dependeri) adalah variabel yang dijelaskan atau yang

dipengaruhi oleh variabel bebas (Husin Umar, 2003: 63). Yang dimaksud juga

dengan variabel adalah .gejala yang menjadi fokus penelitian untuk diamati,

variabel itu sebagai akibat dari sekelompok orang atau obyek yang

mempunyai variasi (dalam hal ini repetisi dan set) dengan yang lainnya dalam

kelompok tersebut. (Nasrun, 2004: 51).

Dalam penelitian ini variabel yang dimaksud adalah variabel bebas

(independen) yaitu pelatihan loncat jongkok pada tangga dalam 10 repetisi 4

set dan 4 repetisi dalam 10 set, sedangkan variabel terikat (dependen) adalah

jauhnya lompatan dalam lompat jauh.

Page 36: Pengaruh Pelatihan Loncat Jongkok_angga (Edit)

3.4.2 Data

Data adalah adalah suatu fakta dan angka yang secara relatif belum

dapat dimamfaatkan bagi peneliti sehingga data yang ada perlu di

transformasikan terlebih dahulu (Sugiono, 2000: 75). Data adalah hasil yang

diperoleh yang akan diproses (diolah) sehingga menjadi suatu nilai yang

merupakan hasil dari penelitian. Data ada beberapa macam:

3.4.2.1 Data primer

Adalah data yang diperoleh langsung dari subyek yang bersangkutan

atau orang yang diteliti, data ini merupakan data kongkrit yang dihasilkan oleh

sampel penelitian. Data primer dalam penelitian ini adalah data tentang

jauhnya lompatan lompat jauh sebelum dan sesudah perlakukan.

3.5 Metode Pelaksanaan Pelatihan

Adapun rangkaian dari pelaksanaan pelatihan meliputi beberapa

langkah:

3.5.1 Tahap Pemanasan

Tahap pemanasan, pada tahap ini kedua kelompok yaitu kelompok

pelatihan 10 repetisi 4 set dan 4 repetisi 10 set melakukan gerakan lari pelan di

tempat selanjutnya melakukan gerakan, dengan menganggukkan kepala

kedepan, belakang, ke samping kiri kanan dalam 8 kali hitungan, gerakan

sendi bahu, siku dan pergelangan tangan 8 kali hitungan serta gerakan

pinggang, lutut, pergelangan kaki 8 kali hitungan. serta gerakan jongkok

bangun dilajutkan dengan geralan meloncat ditempat dengan tujuan untuk

Page 37: Pengaruh Pelatihan Loncat Jongkok_angga (Edit)

mempersiapkan organ-organ tubuh untuk menerima beban pelatihan

selanjutnya.

3.5.2 Tahap Pelaksanaan

Adapun pelaksanaan sampel berdiri tegak kemudian mengambil posisi

siap meloncat dengan jongkok dan posisi tangan di sebelah badan untuk

menjaga keseimbangan badan. Gerakan selanjutnya masing-masing sampel

meloncat jongkok menelusuri anak tangga demi anak tangga sampai tingkatan

paling atas kemudian turun dengan berjongkok ketangga yang lainnya sesuai

dengan repetisi dan set yang telah ditentukan masing-masing kelompok

pelatihan. dilanjutkan dengan sampel yang keberikutnya. Pelatihan loncat

jongkok ini dilaksanakan dengan mengutamakan loncatan dengan kedua kaki

dan begitu sterusnya sampai jumlah sampel yang melakukan telah habis.

3.5.3 Tahap Penutup

Pada tahap penutup ini semua sampel diberikan gerakan-gerakan ringan

dengan tujuan untuk pendinginan dari pada otot-otot tubuh yang telah

melakukan gerakan-gerakan pelatihan sehingga tidak terjadi cedera yang

berkepanjangan. Gerakan-gerakan ini berupa strecing melemaskan kedua

tangan, kedua kaki, leher, mengatur nafas secara pelan-pelan.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini ada 2

metode yaitu:

Page 38: Pengaruh Pelatihan Loncat Jongkok_angga (Edit)

3.6.1 Metode Tes

Yang dimaksud dengan tes adalah suatu cara untuk memperoleh data

yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang dikerjakan oleh

seseorang atau kelompok orang, yang dapat dibandingkan dengan suatu

standar, dan tes sering kali diadakan. Sebagai alat untuk mengumpulkan

keterangan-keterangan tersebut membuat ramalan mengenai niurid (Winarno

Surakhman, 1990: 11). Dalam penelitian ini tes yang dilakukan baik pada tes

awal dan akhir adalah tes perlakuan dengan melakukan lompat jauh

semaksimal mungkin dalam lompatan yang benar dengan tiga kali kesempatan

meloncat.

3.6.2 Metode Pengukuran

Pengukuran (measurement) hanyalah suatu deskripsi kuantitatif tentang

data yang terkumpul. Hasil pengukuran hanya berharga apabila dihubungkan

dengan semua faktor yang mempengaruhi anak dan disesuaikan dengan

seluruh situasi pendidikan yang dialami (Harahap, 1992: 11). Yang diukur

dalam penelitian ini adalah jauhnya lompatan masing-masing sampel dalam

lompatan yang benar sebanyak tiga kali di mana lompatan yang terjauh

diambil sebagai data dengan satuan ukur adalah cm.