repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · hubungan...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA
BIDANG STUDI IPS DI SMP N 3 TANGERANG SELATAN
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
SOLAHUDIN
NIM: 104015000598
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2009 M/ 1431 H
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI IPS DI SMP N 3 TANGERANG SELATAN”. Telah diujikan pada sidang munaqosyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 09 Januari 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Strata (S1) pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Jakarta, 09 Januari 2009
Panitia Ujian Munaqosyah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan) Tanggal dan tanda tangan Drs. H. Nurochim, MM 09-12-2009 ……………………. NIP. 195907151984031003 Penguji I Drs. H. Nurochim, MM 09-12-2009…………………….. NIP. 195907151984031003 Penguji II Drs. Syarifullah, M.Si. 09-12-2009……………………...
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. H. Dede Rosyada,M.A. NIP. 19571005 198703 1 003
PERSETUJUAN PEMBIMBING
HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA
BIDANG STUDI IPS DI SMP N 3 TANGERANG SELATAN
Skripsi ini diajukan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Guna memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada jenjang Strata Satu (S1)
Oleh: Solahudin
NIM. 104015000598
Di bawah bimbingan
Drs. H. Nurochim MM. NIP. 195907151984031003
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TABIYAH & KEGURUAN
UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA
2009 M / 1431 H
SURAT PENYATAAN KARYA SENDIRI Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Solahudin Tempat/Tgl lahir : Bogor, 11 Januari 1983 NIM : 104015000598 Jurusan/Prodi : Pendidikan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Judul Skripsi : “HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI IPS DI SMP N 3 TANGERANG SELATAN”
Dosen Pembimbing : Drs. H. Nurochim, MM. Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya
sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salas satu syarat menempuh Ujian Munaqosah
Jakarta, 31 Desember 2009
Solahdin NIM 104015000598
KATA PENGANTAR
Segala puji dan sykur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, taufik, hidayah dan iradah-Nya. Shalawat dan salam semoga
senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya
serta seluruh umatnya yang selalu mengikutinya hingga akhir zaman.
Skripsi ini disusun sebagai persyaratan yang akan disajikan di akhir masa
perkuliahan sebagai salah satu prosedur untuk memenuhi program Strata 1 (S.Pd)
pada jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam Proses pembuatannya penulis menyadari bahwa skripsi dapat
terselesaikan bukan semata-mata karean penulis sendiri, melainkan karena adanya
dukungan dan bantuan materil maupun moral serta doa yang datang dari berbagai
pihak. Untuk itu sebagai rasa hormat yang sedalam-dalamnya, penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Drs. H. Nurochim, MM, ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Merangkap sebagai dosen pembimbing skripsi yang
banyak memberikan bimbingan dan arahan serta saran-saran yang amat
berharga dalam penulisan skripsi ini.
3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Supervisi Pendidikan (Jurusan
penulis terdahulu) dan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
(Jurusan Penulis yang baru) yang telah mendidik dan memberikan bekal
berupa Ilmu Pengetahuan kepada penulis.
4. Bapak dan Ibu Dosen mata kuliah Metodologi Penelitian, Statistik,
Evaluasi Pendidikan dan Seminar Proposal yang telah mengajar dan
mendidik penulis dengan begitu baiknya sehingga penulis mengetahui dan
memahami dengan jelas semua hal yang berkaitan dengan skripsi yang
penulis susun. Dari mulai prosedur penelitian dan teknik penulisan skripsi.
vi
5. Terlebih khusus penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada kedua orang yang paling penulis cintai dan sanjungi di dunia, ialah
Ayahanda dan Ibunda yang telah memberikan semua hal yang dimiliki
untuk penulis dari mulai memberikan nasehat-nasehat dan contoh yang
baik serta memenuhi semua kebutuhan materil sehingga penulisan skripsi
ini dapat terselesaikan.
6. Kakak dan kedua adik tersayang yang telah memberikan doa dan selalu
mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan kuliah sehingga penulis
termotivasi untuk menyelesaikan penulisan skripsi.
7. Seorang makhluk ciptaan Tuhan yang telah mengisi hati, Seorang manusia
yang telah menghiasi Nurani, dan seorang Hawa yang telah Membelenggu
Hati Nurani. Dia adalah seorang wanita yang penulis cintai dan sayangi,
“Vie-vie” Nur Alfi Laili, yang telah menemani selama proses penyusunan
skripsi dan membantu penulis dalam semua hal yang berkaitan dengan
skripsi, terutama motivasi dan nasehat sehingga meyakinkan hati penulis
untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
8. Kepala Sekolah dan Guru-guru SMP N 3 Tangerang Selatan yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian. Serta kepada
siswa kelas VIII SMP N 3 Tangerang Selatan yang telah bersedia untuk
menjadi responden dalam penelitian yang penulis lakukan sehingga
penyelesaian skripsi ini berjalan dengan baik.
9. Kawan-kawan IPS angkatan 2004: Adi Abdul Hadi, Bambang Sidik
Priyanto (yang baru saja melangsungkan pernikahannya), Haris, Hardi,
Dede Darmawan, Dwi, Faisal, Imanul Haq, Mahfud, Sarah Maria, Reni
Anggraeni, Tarminah “uci”, Siam Suani, Khasanah, Mariam Niswan, Yuli
Metri, dan Zahratun Na’imah (yang sudah menjadi seorang ibu), yang
lebih dahulu telah menyelesaikan kuliahnya sehingga membuat penulis
termotivasi untuk segera menyusul mereka. Lukman Hakim, Ade Husni
Mubarok, Soeharto, Saeful Makmur “Iphey”, Gilang Seno Aji, Ahmad
Fadhil, Ari, Umayah dan Euis Azizah yang masih menyelesaikan kuliah
vii
viii
dan penggarapan skripsi sehingga penulis termotivasi untuk mendahului
mereka.
10. Temen-temen Kosan Pak Usman: Suratno “Ano”, Ahmad Syafei”Feul”,
Ristiandi”Andi”, Ii Khoerul Sidik”Ii”, Agus Hermawan, Yang selalu
menyinggung dan memberikan sindiran tentang skripsi, sehingga membuat
semangat penulis muncul untuk segera menyeselesaikan penyusunan
skripsi ini.
11. Dan kepada sahabat-sahabat tidak tercantum namanya tapi tidak
mengurangi rasa hormat penulis akan kontribusi yang paling kecil maupun
besar sehingga membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Akhirnya kepada Allah SWT jualah penulis memohon dan berdoa, semoga
jasa baik yang telah diberikan dan disumbangkan kepada penulis menjadi amal
soleh dan mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Amin.
Akhir kata, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangan
ang terdapat dalam skripsi ini, dan dengan kerendahan hati penulis menerima
kritikdan saran yang sifatnya membangun, sangat diharapkan demi kesempurnaan
skripsi ini, serta besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat benar-benar
menjadi tangga awal bagi kelahiran keilmuan yang lebih baik.
Jakarta 04 Desember 2009
Penulis
Solahudin NIM. 104015000598
DAFTAR ISI Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................vi
DAFTAR ISI.................. .............................................................................ix
DAFTAR TABEL.... ..... .............................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN... ......................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................1
B. Masalah Penelitian ...........................................................................5
1. Identifikasi Masalah ....................................................................5
2. Pembatasan Masalah ...................................................................5
3. Perumusan Masalah ................................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 6
1. Tujuan Penelitian........................................................................6
2. Manfaat Penelitian..................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
1. Pembelajaran Terpadu
a. Pengertian Pembelajaran Terpadu...........................................7
b. Prinsip Dasar Pembelajaran Terpadu ....................................10
c. Karakteristik Pembelajaran Terpadu .....................................12
2. Hakikat IPS
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)............................15
b. Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial .................................17
c. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial ...........................................18
3. Pembelajaran IPS Terpadu
a. Pengertian IPS Terpadu.........................................................20
b. Konsep Pembelajaran IPS Terpadu.......................................21
4. Hakikat Minat Belajar
a. Pengertian Minat Belajar.......................................................22
b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar ...............29
c. Peranan dan Fungsi Minat Belajar ........................................31
C. Kerangka Berpikir.......................................................................34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu penelitian........................................................36
B. Metode dan variabel Penelitian….................................................36
C. Populasi dan Sample…. ................................................................37
D. Teknik Pengumpulan Data….. ......................................................39
E. Anallisis dan interpretasi data ........................................................42
F. Hipotesis Statistik...........................................................................45
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP N 3 TANGSEL........................................46
B. Deskripsi Data... ............................................................................50
C. Analisis Data ..... ............................................................................67
D. Interpetasi Data . ............................................................................69
BAB V PENUTUP
B. Kesimpulan.... ... ............................................................................71
A. Saran.... ............ ............................................................................72
DAFTAR PUSTAKA .... ............................................................................73
LAMPIRAN..……………………………………………………………….
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Dimensi IPS Dalam Kehidupan Manusia……………………………….17
Tabel 2: Populasi Dan Sampel……………………………………………………38
Tabel 3: Kisi-kisi Angket Pembelajaran Terpadu………………………………...39
Tabel 4: Kisi-kisi Angket Minat Belajar Siswa…………………………………...40
Tabel 5: Skala Prosentase…………………………………………………………42
Tabel 6: Interpretasi Kasar atau Sederhana……………………………………….43
Tabel 7: Jumlah Siswa SMP N 3 Tangerang Selatan……………………………..46
Tabel 8: Jenjang Pendidikan dan Status Guru…………………………………….47
Tabel 9: Data Jumlah Guru……………………………………………………….48
Tabel 10: Sarana dan Prasarana…………………………………………………...48
Tabel 11: Kesesuaian Tema Dengan Suatu Peristiwa……………………………..51
Tabel 12: Kesesuaian Tema Dengan Tingkat Kemampuan Siswa………………...51
Tabel 13: Keterkaitan Tema Dengan Suatu Tema Lain……………………………52
Tabel 14: Pemahaman Siswa Terhadap Tema……………………………………..52
Tabel 15: Tema Mudahkan Siswa Untuk Belajar Tema Selanjutnya……………...53
Tabel 16: Kesulitan Dalam Memahami Tema……………………………………..53
Tabel 17: Kesesuaian Tema Dengan Sumbel Belajar……………………………...54
Tabel 18: Dominasi Guru Dalam Proses Belajar Mengajar………………………..54
Tabel 19: Siswa Mencari Materi Sendiri…………………………………………...55
Tabel 20: Siswa Mengkaji Materi Sendiri………………………………………….55
Tabel 21: Guru Membimbing Siswa Dalam Pencarian dan Pengkajian Tema…….56
Tabel 22: Siswa Mempresentasikan Materi………………………………………..56
xi
Tabel 23: Guru Memberikan Waktu Siswa Untuk Bertanya…………………….57
Tabel 24: Guru Dan Siswa Menyimpulkan Materi Bersama-sama………………57
Tabel 25: Guru Memberikan Tugas Di akhir Jam Pelajaran……………………..58
Tabel 26: Siswa Mempunyai Keinginan Kuat Untuk Belajar……………………58
Tabel 27: Kehadiran Siswa Dalam Belajar………………………………………59
Tabel 28: Siswa Hadir Tepat Waktu Dalam Mengikuti Pelajaran……………….59
Tabel 29: Antusias Siswa Dalam Mengikuti Pelajaran…………………………..60
Tabel 30: Siswa Merasa Bosan Dalam Mengikuti Pelajaran…………………….60
Tabel 31: Siswa Mendengarkan Penjelasan Guru………………………………..61
Tabel 32: Siswa Mencatat Materi Yang Dipelajari………………………………61
Tabel 33: Siswa Membaca Materi Yang Dicatat Di Papan Tulis………………..62
Tabel 34: Siswa Bertanya Saat Pembelajaran……………………………………62
Tabel 35: Siswa Menjawab Pertanyaan…………………………………………..63
Tabel 36: Siswa Menunda Tugas…………………………………………………63
Tabel 37: Siswa Mengunjungi Perpustakaan……………………………………..64
Tabel 38: Siswa Berkonsultasi Dengan Orang Yang Lebih Dewasa……………..64
Tabel 39: Siswa Berdiskusi……………………………………………………….65
Tabel 40: Siswa Memiliki Minat Dalam Meningkatkan Pengetahuan……………65
Tabel 41: Koefisien Korelasi Variable X dan Variabel Y………………………...66
xii
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran secara substansial dapat dimaknai sebagai suatu proses
pengembangan moral keagamaan, aktivitas dan kreativitas siswa melalui berbagai
interaksi edukatif dan pengalaman belajar. Namun demikian pada tataran
implementasinya, proses pembelajaran masih banyak yang mengabaikan aktivitas
dan kreativitas siswa tersebut. Fenomena seperti ini, antara lain disebabkan oleh
penerapan dan sistem pembelajaran yang lebih banyak menekankan pada
penguasaan kemampuan intelektual (cognitive) saja, serta proses pembelajaran
terpusat pada aktivitas guru (teacher centered learning) dikelas sehingga
keberadaan siswa di kelas hanya menjadi objek, menunggu uraian dan penjelasan
guru, kemudian mencatat dan menghafalkannya.
Gaya dan model pembelajaran seperti tersebut di atas tentu saja akan menciptakan suasana kelas statis, menoton, membosankan, bahkan yang lebih memperihatikan akan mematikan aktivitas dan kreativitas siswa di kelas. Model pembelajaran ini dalam paradigma Paulo Friere dikenal dengan Banking concept learning, dimana siswa menjadi penampung pengetahuan dan informasi guru, sementara aktivitas dan kreativitas siswa tidak tersentuh dalam proses pembelajaran di kelas.1
1 Wahdi Sayuti, ”Model Pembelajaran Konstruktivisme”, dalam Didaktika Islamika, Jakarta, Vol. VI No. 01/ Juni/ 2005, h. 114.
1
2
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran
dalam tutorial. Selain itu model pembelajaran juga bisa dikatakan sebagai
kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Menurut Arends (1997), memilih istilah model pembelajaran berdasarkan dua alasan penting yaitu: pertama, istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada strategi, metode, atau prosedur. Kedua, model dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi yang penting, apakah yang di bicarakan tentang mengajar dikelas atau praktek mengawasi anak-anak. Dan model pembelajaran juga mempunyai empat ciri khusus yang membedakan dengan metode, strategi dan prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah: (1) rasional teoritik logis yang di susun oleh para pencipta atau pengembangnya; (2) landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar; (3) tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil;dan (4) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.2
Sejalan dengan adanya reformasi pendidikan, serta diberlakukannya
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) maka model dan pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada guru dan mengabaikan aktivitas dan kreativitas
siswa ini mulai dan “harus” ditinggalkan, karena selain akan menciptakan suasana
kelas yang menoton juga akan mengurangi kualitas lulusan(outcome) dan tidak
memiliki keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif. Oleh karena itu,
perlu dikembangkan sistem dan model pembelajaran yang mengedepankan
aktivitas dan kreativitas siswa di kelas(students active learning) yang dapat
merangsang keterlibatan aktif siswa dan mengurangi hegemoni guru di kelas.
Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar (SD/MI), sampai tingkat sekolah ,menengah atas (SMA/MA). Model pembelajaran terpadu pada hakekatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistic dan otentik.3
2 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), Cet. I, h. 5.
3 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu...., h. 128.
3
Melalui pembelajaran terpadu peserta didik dapat memperoleh pengalaman
langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan
memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya. dengan demikian
peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang
dipelajari secara holistik, bermakna, otentik dan aktif.
Salah satu arti penting dari pembelajaran terpadu dalam kegiatan belajar mengajar ialah memberikan peluang bagi siswa untuk mengembangkan tiga ranah sasaran pendidikan itu meliputi sikap(jujur, teliti, tekun, terbuka terhadap gagasan ilmian), keterampilan (memperoleh, memanfaatkan, dan memilih infomasi, menggunakan alat, bekerja sama, dan kepemimpinan), dan ranah kognitif (pengetahuan). Selain itu, pembelajaran terpadu memberikan hasil yang dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.4
Dalam suatu proses pembelajaran untuk mencapai hasil yang memuaskan baik
dalam pemahaman berpikir, dan keingintahuan terhadap suatu pembelajaran, di
pandang perlu menumbuhkan minat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran,
karena minat siswa yang tinggi akan mempengaruhi keaktifan siswa dalam
mengikuti porses pembelajaran. dan minat itu sendiri adalah salah satu faktor
endogen yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar.
Minat merupakan salah satu faktor pokok untuk meraih suskses dalam studi.
menurut William James dalam Mustaji bahwa “minat siswa merupakan faktor
utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa, jadi minat merupakan
faktor yang menentukan keterlibatan siswa secara efektif dalam belajar”.5
Tumbuhnya minat belajar siswa di pengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
ialah guru, bahan pelajaran, dan situasi belajar. Ketiga faktor tersebut berinteraksi
dalam suatu moment yaitu pembelajaran. Dalam pembelajaran, ke tiga faktor
tersebut saling melengkapi satu sama lain, guru sebagai pendidik atau pengajar
harus bisa mengetahui minat-minat siswa yang diajarnya, dan juga dalam
prakteknya seorang guru harus mempunyai beberapa kompetensi yang harus di
4 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu...., h. 13. 5 Mustaji, “Mengembangkan Minat Belajar Melalui Kegiatan Instruksional Pendahuluan”,
dalam Wahana Jakarta, Vol. V, No. 03/ Desember/ 2005, h. 104.
4
kuasai, seperti, kompetensi profesional, sosial dan kepribadian.
Kompetensi yang dimiliki guru akan sangat memudahkan dalam guru dalam
mengenal minat siswa dan bagaimana menumbuhkan minat itu sendiri. Selain hal
itu, biasanya seorang anak berminat kepada suatu pelajaran, dengan didahului
menyukai guru yang mengajar pelajaran tersebut. Suka atau tidaknya siswa
terhadap seorang guru tergantung pada kompetensi yang di punyai guru itu
sendiri, seperti: bagaimana dia menyampaikan materi dan memberikan
bimbingan, kepribadian di luar kelas atau di luar sekolah dan lain-lain.
Ketertarikan (minat) siswa kepada suatu pelajaran di tentukan oleh bagaimana
pelajaran itu di sajikan, penyajian yang menyenangkan dan menarik akan
menimbulkan motivasi siswa untuk belajar. Dengan begitu, minat siswa akan
tumbuh dengan sendirinya seiring dengan kemauan siswa untuk belajar. hal lain
yang mempengaruhi minat ialah situasi belajar yang di alami siswa. Situasi di saat
siswa belajar juga menentukan minat siswa itu ada, situasi itu memungkinkan
konsentrasi siswa dalam belajar dan tidak terganggu oleh hal lain di luar belajar.
Oleh karena situasi belajar yang nyaman, tenang dan tentram akan akan sangat
berpengaruh terhadap minat belajar siswa.
Atas dasar itu semua maka penulis ingin mengetahui pengaplikasian, Model
Pembelajaran IPS terpadu Yang kemudian penulis akan membahas permasalahan
itu semua dalam skripsi dengan judul: “Hubungan Pelaksanaan Pembelajaran
IPS Terpadu Dengan Minat Belajar Siswa pada Bidang Studi IPS (Studi Kasus
di SMPN 3 Tangerang Selatan)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
beberapa masalah sebagai berikut :
a. Banyak diantara Guru yang masih belum mengetahui dengan benar
tentang model pembelajaran terpadu
b. Banyak para Guru yang masih menganggap model pembelajaran
terpadu merupakan hal yang baru.
c. Kurangnya pengetahuan guru tentang sistem tindakan yang ditekankan
5
pada aktivitas guru, seperti : mendiagnosis, mengatur, mengelompokan
dan mengimplementasikan aktivitas pembelajaran dan pengalaman
belajar.
d. Proses dan pelaksanaan pembelajaran yang dilangsungkan di sekolah
selama ini masih banyak yang kurang efektif, tidak sesuai dengan
kebutuhan dan masih terkesan formalitas.
f. Hubungan pelaksanaan pembelajaran IPS terpadu dengan minat belajar
siswa.
C. Pembatasan Masalah Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka untuk
lebih memfokuskan penelitian ini, maka penulis hanya membatasi masalah ke
dalam hal berikut ini:
a. Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu Dalam Proses Belajar Mengajar.
b. Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Bidang Studi IPS
c. Hubungan Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu Dengan Peningkatan
Minat Belajar Siswa Pada Bidang Studi IPS.
D. Perumusan Masalah Dari pembatasan masalah di atas penulis merumuskan permasalahan ini
yaitu:
a. Bagaimana pelaksanaan Pembelajaran IPS Terpadu di SMP N 3
TANGERANG SELATAN.
b. Bagaimana Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran Bidang Studi IPS
c. Bagaimana Hubungan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Terpadu dengan
Minat Belajar Siswa Pada Bidang Studi IPS Di SMP N 3 TANGERANG
SELATAN.
6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka
penelitian ini bertujuan untuk:
a. Untuk mengetahui Pelaksanaan Model Pembelajaran IPS Terpadu dalam
Proses Belajar Mengajar di SMP N 3 Tangerang Selatan
b. Untuk Mengetahui Minat Belajar Siswa Pada Bidang Studi IPS di SMP
N 3 Tangerang Selatan
c. Untuk Mengetahui Hubungan antara Pelaksanaan Model Pembelajaran
Terpadu dengan Minat Belajar Siswa Pada Bidang Studi IPS Di SMP N 3
Tangerang Selatan
2. Manfaat Penelitian
Merupakan harapan penulis apabila penelitian ini bisa bermanfaat baik
secara teoritis maupun praktis kepada berbagai pihak sebagai berikut:
a. Manfaat teoritis untuk khazanah intelektual, sehingga menjadi sebuah
sumbangsih gagasan dan tawaran solusi terhadap pelaksanaan
pembelajaran terpadu yang selama ini masih dianggap oleh sebagian
besar guru sebagai sesuatu yang baru. Selain itu juga penelitian ini
diharapkan bisa meningkatkan daya berfikir dan daya nalar mengenai
masalah pembelajaran ke depan.
b. Manfaat praktis dari penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk para
guru, dalam memilih/menyusun model pembelaran yang lebih bagus dan
baik, serta sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL
1. Pembelajaran Terpadu
a. Pengertian Pembelajaran Terpadu Sebelum membahas lebih lanjut tentang pembelajaran terpadu, Terlebih
dahulu akan dijelaskan tentang pengertian dari pembelajaran, yaitu sebagai
berikut:
”Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik
dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan tingkah laku ke arah yang
lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya,
baik faktor internal yang datang dari dalam diri individu, maupun faktor eksternal
yang datang dari lingkungan”.1
Pembelajaran dapat di definisikan sebagai suatu usaha yang sengaja
melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk
mencapai tujuan kurikulum. Pembelajaran atau instruction biasanya terjadi dalam
situasi formal yang secara sengaja diprogramkan oleh guru dalam usahanya
menstransformasikan ilmu yang diberikannya kepada peserta didik, berdasarkan
kurikulum dan tujuan yang hendak di capai. Secara rinci tentang pengertian
pembelajaran itu sendiri telah banyak di jelaskan oleh para ahli. Antara lain
sebagai berikut;
1 Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
2007), Cet. III, h. 255
7
8
Dimyati dan Mudjiono ” pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang
ditujukan untuk membelajarkan siswa”.2 Dan Iskandar mengartikan
”pembelajaran sebagai upaya untuk membelajarkan siswa”.3
Pendapat lain yang diungkapkan oleh arief. S. Sadiman. Menyatakan bahwa
”pembelajaran adalah usaha-usaha yang terrencana dalam memanipulasi sumber-
sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa”.4
Sementara Zurinal dan Sayuti mendefinisikan kegiatan pembelajaran adalah suatu usaha dan proses yang dilakukan secara sadar dengan mengacu pada tujuan (pembentukan kompetensi). Yang dengan sistematik dan terarah pada terwujudnya tingkah laku. Sedangkan Aminudin mengatakan pembelajaran adalah proses yang terjadi yang membuat seseorang atau sejumlah orang, yaitu peserta didik melakukan proses belajar sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah diprogramkan. 5
Gagne dan Briggs mengartikan ”instruction atau pembelajaran ini adalah suatu
sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi
serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk
mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat
internal ”. 6
Sudjana mendefinisikan pembelajaran adalah ”penyiapan suatu kondisi agar
terjadinya belajar”. Sedangkan Mariana menyatakan pembelajaran adalah ”upaya
logis yang didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan belajar anak. pembelajaran
sangat tergantung kepada pemahaman guru tentang hakikat anak sebagai peserta
atau sasaran belajar”.7
Menurut Dunkin dan Biddle yang dikutip oleh Abdul Majid menerangkan
bahwa, Proses pembelajaran berada dalam empat variabel interaksi, yaitu :
1) Variabel pertanda (presage variables) berupa pendidik;
2 Sobri Sutikno, Menggagas Pembelajaran Efektif dan Bermakna, (Mataram: NTT Press, 2007). Cet. II, h. 49.
3 Sobri Sutikno, Menggagas Pembelajaran… (Mataram: NTT Press, 2007). Cet. II, h. 49. 4 Http://www.smu net.com/main.php?mode=1&act=pb&xkd=2(sumber: www.ut.ac.id),
19 November 2009 5 Aminudin Rasyad. Teori Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: Uhamka Press, 2003),
cet. IV, h. 14 6 Http://www.smu net.com/main.php?mode=1&act=pb&xkd=2(sumber: www.ut.ac.id),
19 November2009 7 Isjoni. Model Pembelajaran yang Efektif Pendidikan Anak Usia Dini. Yang dikutip dari
http://www.isjoni.net/web//content/view/44/4
9
2) Variabel konteks (contex variables ) berupa peserta didik;
3) Variabel proses (process variables)
4) Variabel produk (product variables) berupa perkembangan peserta didik
baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. 8
Dari beberapa pengertian yang telah di jelaskan oleh para ahli diatas dapat
dipahami bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mempunyai tujuan
untuk membelajarkan siswa. Pencapaian tujuan tersebut dilakukan dengan usaha-
usaha terrencana dengan menggunakan sumber-sumber belajar sehingga dapat
terjadi proses belajar dalam diri siswa.
Sedangkan yang dimaksud dengan Pembelajaran terpadu adalah sebagai suatu
pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk
memberikan pengalaman bermakna kepada anak didik. Dikatakan bermakna
karena adalam pengajaran terpadu, anak akan memahami konsep-konsep yang
mereka pelajari itu melalui pengamatan langsung dan menghubungkannya dengan
konsep lain yang mereka pahami.
Menurut Joni.T.R pembelajaran terpadu merupakan ”suatu sistem
pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun
kelompok, aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan
secara holistik, bermakna, dan otentik”.9
Senada dengan pendapat diatas menurut Hadisubroto pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain, yang dilakukan secara spontan atau direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih, dan dengan beragam pengalaman belajar anak, maka pembelajaran menjadi lebih bermakna.10
Adapun menurut Ujang Sukandi, dkk. Pengajaran terpadu pada dasarnya
dimaksudkan sebagai ”kegiatan mengajar dengan memadukan materi beberapa
mata pelajaran dalam satu tema. Dengan demikian, pelaksanaan kegiatan belajar
8 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2007), Cet. Ke-3, h. 111-112
9 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka 2007), Cet. 1, h. 128
10 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu... (Jakarta: Prestasi Pustaka 2007), Cet. 1, h. 128
10
mengajar dengan cara ini dapat dilakukan dengan mengajar beberapa materi
pelajaran disajikan tiap pertemuan”.11
Collinsdan Dixon menyatakan bahwa ”Integrated learning occurs when an
authentic event or exploration of a topic in the driving force in the curriculum.
Selanjutnya dijelaskan bahwa dalam pelaksanaannya anak dapat diajak
berpartisipasi aktif dalam mengeksplorasi topik atau kejadian, siswa belajar proses
dan isi (materi) lebih dari satu bidang studi pada waktu yang sama”.12
Dari penjelasan diatas bisa di katakan bahwa pembelajaran terpadu akan
terjadi jika ada kejadian yang wajar dan eksplorasi suatu topik merupakan inti
dalam pengembangan kurkulum. Dengan berperan secara aktif di dalam
eksplorasi tersebut, siswa akan mempelajari materi ajar dan proses belajar
beberapa bidang studi dalam waktu yang bersamaan.
Dalam pernyataan tersebut jelas bahwa sebagai pemacu dalam pelaksanaan
pembelajaran terpadu adalah melalui eksplorasi topik. Dalam eksplorasi topik
diangkatlah suatu tema tertentu. Kegiatan pembelajaran berlangsung di seputar
tema kemudian baru membahas masalah konsep-konsep pokok yang terkait dalam
tema.
b. Prinsip Dasar Pembelajaran Terpadu Pengajaran terpadu perlu memilih materi beberapa mata pelajaran yang
mungkin dan saling terkait. Dengan demikian, materi-materi yang dipilih dapat
mengungkapkan tema secara bermakna. Pengajaran terpadu tidak boleh
bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku, tetapi sebaliknya
pembelajaran terpadu harus mendukung pencapaian tujuan pembelajaran yang
termuat dalam kurikulum. Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu
11 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi
Pustaka 2007), Cet. 1, h. 7
12 http://rbaryans.wordpress.com/2007/04/19/mengapa-memilih-pembelajaran-terpadu/ . 09 November 2009
11
tema harus mempertimbangkan karakteristik siswa, seperti minat, kemampuan,
kebutuhan, dan pengetahuan awal.
Secara umum prinsip-prinsip pembelajaran terpadu dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
1. Prinsip Penggalian Tema a) Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat
digunakan untuk memadukan banyak mata pelajaran. b) Tema harus bermakna, maksudnya ialah tema yang dipilih untuk
dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya.
c) Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak.
d) Tema harus dikembangkan untuk mewadahi sebagian besar minat anak.
e) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik yang terjadi di dalam rentang waktu belajar.
f) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat (asas relevansi).
g) Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
2. Prinsip Pengelolaan Pembelajaran Menurut Prabowo bahwa dalam pengelolaan pembelajaran hendaklah guru berlaku sebagai berikut: a) Guru hendaknya tidak hanya menjadi single aktor yang
mendominasi pembicaraan dalam proses belajar mengajar. b) Pemberian tanggung-jawab individu dan kelompok harus jelas
dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok. c) Guru perlu mengakomodasi terhadap ide-ide yang terkadang sama
sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan. 3. Prinsip Evaluasi
Dalam hal ini untuk melaksanakan evaluasi dalam pembelajaran terpadu, maka diperlukan beberapa langkah-langkah positif antara lain: a) Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi
diri(self evaluation/ self assessment) di samping bentuk evaluasi lainnya.
b) Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.
4. Prinsip Reaksi Dampak pengiring yang penting bagi perilaku secara sadar belum tersentuh oleh guru dalam KBM. Karena itu guru dituntut agar mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sehingga tercapai secara tuntas tujuan-tujuan pembelajaran. Guru harus bereaksi
12
terhadap aksi siswa dalam semua peristiwa serta tidak mengarahkan aspek yang sempit melainkan ke suatu kesatuan yang utuh dan bermakna.13
Melihat dari beberapa prinsip-prinsip pembelajaran terpadu di atas bisa di
tarik kesimpulan bahwa pembelajaran terpadu merupakan suatu pembelajaran
yang menggunakan suatu tema yang tidak terlalu luas akan tetapi dapat
memadukan beberapa mata pelajaran, selain itu tema yang dibahas dalam
pembelajaran terpadu adalah tema yang memerhatikan tingkat minat siswa dan
disesuaikan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar lingkungan siswa.
Dalam segi proses pembelajaran terpadu ialah suatu pembelajaran dimana
siswalah yang menjadi aktor utama dalam mencari dan mengkaji materi karena
dalam pembelajaran terpadu siswa mencari dan mengkaji materi sendiri. Dan
dalam pembelajaran terpadu siswa dapat mengevaluasi hasil dari apa yang telah di
pelajarinya bersama-sama dengan guru yang mengajar.
c. Karakteristik Pembelajaran Terpadu Menurut Depdikbud pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai
beberapa karakteristik atau ciri-ciri, yaitu sebagai berikut:
1. Holistik Suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi. Pada gilirannya nanti, hal ini akan membuat siswa menjadi lebih arif dan bijak di dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada di depan mereka.
2. Bermakna Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek seperti yang dijelaskan di atas memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan yang disebut skemata. Hal ini akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari.
3. Otentik Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memahami secara langusng prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan
13 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi
Pustaka 2007), Cet. 1, h. 9-11
13
belajar secara langsung, mereka memahami dari hasil belajarnya sendiri, bukan sekedar pemberitahuan guru. Informasi dan pengetahuan yang diperoleh sifatnya menjadi lebih otentik. Guru memberikan bimbingan ke arah mana yang dilalui dan memberikan fasilitas seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan tersebut.
4. Aktif Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat dan kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk terus-menerus belajar. Dengan demikian pembelajaran terpadu bukan semata-mata merancang aktivitas-aktivitas dari masing-masing mata pelajaran yang saling terkait.14
Sesuai dengan pendapat Depdikbud tentang karakteristik pembelajaran
terpadu, dalam keterangan lain di jelaskan sebagai suatu proses pembelajaran
terpadu memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Pembelajaran terpusat pada anak
Pembelajaran terpadu dikatakan sebagai pembelajaran yang berpusat pada anak, karena pada dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memberikan keleluasaan pada siswa, baik secara individu maupun secara kelompok. Siswa dapat aktif mencari. Menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai dengan perkembangannya.
2. Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan
Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagai macam aspek yang membentuk semacam jalinan antar skemata yang dimiliki oleh siswa,sehingga akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari siswa. Hasil yang nyata didapat dari segala konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang dipelajari dan mengakibatkan kegiatan belajar menjadi lebih bermakna.hal ini diharapkan dapat berakibat pada kemampuan siswa untuk dapat menerapkan perolehan belajarnya pada pemecahan masalah-masalah yang nyata dalam kehidupannya.
14 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu….. h. 13-14
14
3. Belajar melalui proses pengalaman langsung
Pada pembelajaran terpadu diprogramkan untuk melibatkan siswa secara langsung pada konsep dan prinsip yang dipelajari dan memungkinkan siswa belajar dengan melakukan kegiatan secara langsung. Sehingga siswa akan memahami hasil belajarnya secara langsung. dan sesuai dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami, bukan sekedar informasi dari gurunya. Guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator yang membimbing kearah tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan siswa sebagai aktor pencari fakta dan informasi untuk mengembangkan pengetahuannya.
4. Lebih memperhatikan proses daripada hasil semata
Pada pembelajaran terpadu dikembangkan pendekatan discovery inquiry (penemuan terbimbing) yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai proses evaluasi. Pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan melihat keinginan, minat, dan kemampuan siswa sehingga memungkinkan siswa termotivasi untuk belajar terus-menerus.
5. Sarat dengan muatan keterkaitan
Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian suatu gejala atau peristiwa dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. Sehingga memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi, yang pada gilirannya nanti akan membuat siswa lebih arif dan bijak dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada.15
Dari beberapa karakteristik pembelajaran terpadu yang telah di jelaskan di
atas, dalam prosesnya pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa untuk
belajar, dan dalam hal ini ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh guru untuk
meningkatkan aktivitas peserta didik, bahwa kreativitas dapat dikembangkan
dengan memberi kepercayaan, komunikasi yang bebas, pengarahan diri, dan
pengawasan yang tidak terlalu ketat.
15 http://rbaryans.wordpress.com/2007/04/19/mengapa-memilih-pembelajaran-terpadu/ 09 November 2009
15
Dan proses belajar dalam pembelajaran terpadu ialah pembelajaran langsung
karena dengan begitu siswa akan lebih memahami apa yang sedang di pelajarinya
dan hal ini menunjukan bahwa pembelajaran terpadu ialah pembelajaran yang
tidak hanya menekankan hasil semata, tapi proses juga di perhatikan.
Selain itu karakteristik pembelajaran terpadu mempunyai kemiripan dengan
komponen-komponen kunci dalam model pembelajaran konstruktivisme,
komponen tersebut sebagai berikut:
a. Siswa membangun pemahamannya sendiri dari hasil belajarnya, bukan karena disampaikan atau diajarkan.
b. Pelajaran baru sangat tergantung pada pelajaran sebelumnya. c. Belajar dapat ditingkatkan dengan interaksi sosial d. Penugasan-penugasan dalam belajar dapat meningkatkan
kebermaknaan proses pembelajaran.16
Dari komponen pembelajaran konstruktivisme di atas bisa dilihat
kesamaannya dengan karakteristik pembelajaran terpadu. Dalam pembelajaran
terpadu salah satu karakteristiknya ialah aktif, hal ini sesuai dengan komponen
pembelajaran konstruktivisme nomor 1 (satu), selanjutnya di nomor 3 (tiga) sesuai
dengan karakteristik pembelajaran terpadu yaitu pembelajaran langsung.
2. Hakikat Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial Istilah Ilmu pengetahuan sosial dalam sistem pendidikan di indonesia baru di kenal sejak lahirnya kurikulum tahun 1975. sebelumnya, pembelajaran ilmu-ilmu sosial untuk tingkat persekolahan menggunakan istilah yang berubah-rubah sesuai dengan situasi politik pada masa itu. Misalnya kurikulum 1964 menggunakan istilah pendidikan kemasyarakatan. Ada dua kelompok mata pelajaran, aialah keolmpok dasar yang teridiri atas sejarah Indonesia dan Geografi Indonesia, Bahasa Indonesia dan civics dan kelompok cipta yang terdiri atas Sejarah Dunia dan Geografi Dunia. 17
16 Wahdi Sayuti, “Model Pembelajaran Konstruktivisme”, dalam Didaktika Islamika,
Jakarta, Juni 2005, vol. VI, No. 1, hlm. 115 17 Sapriya, Pendidikan IPS “konsep dan pembelajaran”, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya 2009), Cet. Ke-1, h. 77
16
Ilmu pengetahuan sosial adalah ”salah satu mata pelajaran yang di ajarkan
disekolah, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai kependidikan menengah
atas, pada jenjang pendidikan ini, pemberian mata pelajaran IPS dimaksudkan
untuk membekali siswa dengan pengetahuan dana kemampuan praktis, agar
mereka dapat menelaah, mempelajari dan mengkaji fenomena-fenomena serta
masalah sosial yang ada di sekitar mereka”.18
Ilmu pengetahuan sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu
sosial seperti: Sosiologi, Sejarah, Geografi, Ekonomi, Politik, Hukum, dan
Budaya. Ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena
sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-
cabang ilmu sosial.
Pada tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama), meliputi bahan kajian: Sosiologi, Sejarah, Geografi, Ekonomi. Bahan kajian itu menjadi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Mata pelajaran Ips bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap maslaah sosial yang terjadi masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang menjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa kehidupan masyarakat.19
Secara mendasar pengajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang
melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhan. IPS berkenaan dengan cara
manusia menggunakan usaha memenuhi keutuhan kejiwaannya, pemanfaatan
sumber daya yang ada dipermukaan bumi, mengatur serta mempertahankan
kehidupan masyarakat manusia.
Suwarma menjelaskan bahwa pendidikan IPS adalah program pendidikan
yang memilih bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang
diorganisir dan di sajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.20
Berdasarkan uraian diatas dapatlah dinyatakan bahwa IPS yang dimaksud
dalam studi ini adalah suatu mata pelajaran yang mengkaji kehidupan sosial yang
18 Syafrudin Nurdin, Model Pembelajaran yang Memperhatikan Individu Siswa dalam
Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Ciputat: Quantum Teaching, 2005), Cet. I, h.22 19 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi
Pustaka 2007), Cet. 1, h. 121 20Tanto Sukardi, Menggagas Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Yang
Konstruksivis, dalam Kajian Ilmu Sosial, Jakarta Oktober 2007, Vol. 1, No. 02, h. 35
17
bahannya didasarkan pada suatu kajian Sejarah, Geografi, Ekonomi/Akutansi,
Sosiologi, Antropologi, PPKN dan Tata Negara.
b. Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Mata pelajaran IPS di SMP/MTs memiliki beberapa karakteristik antara lain
sebagai berikut:
1) Ilmu pengetahuan sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur Geografi, Sejarah, Ekonomi, Hukum Politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama.
2) Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS berasal dari struktur keilmuan Geografi, Sejarah, Ekonomi, dan Sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik tertentu.
3) Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.
4) Standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti penemnuahn kebutuhan,kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan.
5) Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan (Puskur, 2007b: 8)ketiga dimensi tersebut disajikan di tabel berikut ini: 21
Tabel 1
Dimensi IPS Dalam Kehidupan Manusia
Dimensi dalam kehidupan manusia
Ruang Waktu Nilai / Norma
Area dan substansi pelajaran
Alam sebagai tempat dan penyedia potensi sumber daya
Alam dan kehidupan yang selalu berproses, masa lalu, saat ini, dan yang akan datang
Kaidah atau aturan yang menjadi perekat dan menjamin keharmonisan kehidupan manusia dan alam
21 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi
Pustaka 2007), Cet. 1, h. 126
18
Contoh kompetensi dasar yang dikembangkan
Adaptasi spasial dan eksploratif
Berpikir kronologis, prospektif, antisipatif
Konsisten dengan aturan yang disepakati dan kaidah alamian masing-masing disiplin ilmu
Altenatif penyajian dalam mata pelajaran
Geografi Sejarah Ekonomi, Sosiologi/Antropologi
Sumber : Trianto. ”Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek”.
c. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu pengetahuan sosial IPS bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
berfikir, sikap, dan nilai peserta didik sebagai individu maupun sebagai sosial
budaya. Kemudian dalam berbagai buku sosial, sering dijumpai bahwa para ahli
merumuskan tujuan IPS dengan mengaitkan pada usaha mempersiapkan murid
atau peserta didik menjadi warga negara yang baik.
Selain itu Ilmu Pengetahuan Sosial juga bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di
masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan
yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik
yang menimpa dirinya sendiri maupun masyarakat secara umum. Dari rumusan
tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut.
a. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.
b. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu mengunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.
c. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat.
19
d. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.
e. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat.22
Melihat penjelasan di atas secara sederhana tujuan pengajaran ilmu
pengetahuan sosial kepada siswa adalah untuk dapat memahami bahwa
masyarakat itu merupakan suatu kesatuan (sistem) yang permasalaahannya
bersangkut paut dan pemecahannya memerlukan berbagai macam pendekatan
supaya siswa itu sendiri bisa survive dalam menjalankan kehidupan sehari-
harinya.
Pada dasarnya tujuan pendidikan IPS adalah ”untuk mendidik dan memberi
bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan
bakat minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi”.23
Selain beberapa tujuan yang telah di jelaskan di atas, ada empat pendapat yang
berbeda mengenai tujuan pengajaran IPS, di antaranya ialah:
Pertama, ada yang berpendapat bahwa tujuan pengajaran IPS di sekolah ialah untuk mendidik para siswa menjadi ahli ekonomi, politik, hukum. Sosiologi dan pengetahuan sosiologi dan pengetahuan sosial lainnya. Menurut faham ini, kurikulum pengajaran IPS harus di organisasikan secara terpisah-pisah sesuai dengan body of knowledge masing-masing disiplin ilmu sosial tersebut.
Kedua, pendapat ini sangat berbeda dengan pendapat yang pertama. Golongan ini berpendapat bahwa tujuan pengajaran IPS di sekolah ialah untuk menumbuhkan warga negara yang baik. Pengajaran di sekolah harus merupakan ” a unified coordinated holistic study of men living in societies”. (Hanna,1962). Menurut faham ini sifat warga negara yang baik akan lebih mudah ditumbuhkan pada siswa apabila guru mendidik mereka dengan jalan menempatkannya dalam konteks kebudayaannya dari pada memusatkan perhatian pada disiplin ilmu sosial yang terpisah-pisah seperti dilakukan di universitas. Karena itu, perorganisasian bahannya harus secara ilmiah dan
22 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi
Pustaka 2007), Cet. 1, h. 128 23 Etin Solihati & Raharjo, “Cooperative Learning ;analisis model pembelajaran IPS;”,
(Jakarta: PT. Bumi Aksara 2008), cet. Ke-2, h. 15
20
psikologis, golongan ini menghendaki agar program pengajaran mengkorelasikan bahkan harus mungkin mengintergrasikan beberapa disipin ilmu sosial, dalam unit program studi.
Ketiga, pendapat yang ini merupakan kompromi dari pendapat pertama dan kedua. Golongan ini mengakui kebenaran masing-masing golongan tersebut. Karena itu, organisasi bahan pelajaran harus dapat menampung tujuan para siswa yang akan meneruskan pendidikannya ke universitas maupun yang akan terjun langsung ke masyarakat. Tujuan program pengajaran IPS dengan demikian akan merupakan ”simplifikasi dan distilasi dari berbagai ilmu-ilmu sosial untuk kepentingan pendidikan” (wesley, 1964:3). Dengan demikian, tujuan pelajaran IPS di sekolah akan merupakan ” a body of predigisted and organized knowledge...storehouse of knowledge, skills, specific virtues, the pressumed product of research in teh social sciences, to be transmitted to teh students” (Gross dan Zeleny, 1958: 32). Golongan ini berpendapat pula bahwa bahan pelajaran IPS merupakan sebagian dari hasil penelitian dalam ilmu-ilmu sosial, untuk kemudian dipilih dan diramu agar cocok untuk program pengajaran disekolah.
Keempat, golongan ini berpendapat bahwa pengajaran IPS di sekolah di maksudkan untuk mempelajari bahan pelajaran yang sifatnya ”tertutup”(closed areas). Maksudnya ialah bahwa dengan mempelajari bahan pelajaran yang pantang(tabu) dibicarakan, para siswa akan memperoleh kesempatan untuk memecahkan konflik intrapersonal maupun antar-personal.24
Dari beberapa pendapat tentang tujuan pengajaran IPS di atas masih terlihat
umum, karena itu perlu adanya suatu cara bagaimana menjabarkan tujuan-tujuan
yang sifatnya masih umum menjadi suatu tujuan yang operasional. Dari berbagai
pendapat tentang tujuan yang tersebut di atas pada intinya ialah bagaimana tujuan
pengajaran IPS merupakan suatu tujuan yang menggambarkan domain kognitif,
afektif, dan keterampilan psikomototik bagi peserta didik.
3. Pembelajaran IPS Terpadu
a. Hakikat Pembelajaran IPS Terpadu
Pendekatan pembelajaran terpadu dalam IPS sering disebut dengan
pendekatan interdisipliner. Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya
merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik
secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali dan menemukan
24 Muhammad Numan Somantri, Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, (PT. Remaja Rosdakarya 2001), cet, ke-1, h. 260-261
21
konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik. Salah satu diantaranya
ialah memadukan kompetensi dasar.
Pada pendekatan pembelajaran terpadu, program pembelajaran disusun dari
berbagai cabang ilmu dalam rumpun ilmu sosial. Pengembangan pembelajaran
terpadu, dalam hal ini, dapat mengambil suatu topik dari suatu cabang ilmu
tertentu, kemudian dilengkapi, dibatasi, dan diperluas, dan diperdalam dengan
cabang-cabang ilmu yang lain.
b. Konsep Pembelajaran Terpadu dalam IPS
Dalam bukunya Trianto menjelaskan bahwa ada 3 pendekatan untuk
penerapan pembelajaran terpadu pada bidang studi IPS diantaranya ialah :
a). Model Integrasi Berdasarkan Topik
Dalam pembelajaran IPS keterpaduan dapat dilakukan berdasarkan topik
yang terkait, misalnya kegiatan ’Ekonomi Penduduk’. Kegiatan ekonomi
penduduk dalam contoh yang dikembangkan ditinjau dari berbagai displin
ilmu yang tercakup dalam IPS.
Kegiatan ekonomi penduduk dapat mempengaruhi interaksi sosial di
masyarakat atau sebaliknya. Secara historis dari waktu ke waktu kegiatan
ekonomi penduduk selalu mengalami perubahan. Selanjutnya penguasaan
konsep tentang jenis-jenis kegiatan ekonomi sampai pada taraf mampu
menumbuhkan kreativitas dan kemandirian dalam melakukan tindakan
ekonomi dapat dikembangkan melalui kompetensi yang berkaitan dengan
ekonomi.
b). Model Integrasi Berdasarkan Potensi Utama
Keterpaduan IPS dapat dikembangkan melalui topik yang didasarkan pada
potensi utama yang ada di wilayah setempat, contohnya, ’Potensi Bali
sebagai daerah tujuan wisata”. Dalam pembelajaran yang dikembangkan
dalam kebudayaan Bali dikaji dan ditinjau dari faktor alam, historis
kronologis dan kausalitas, serta perilaku masyarakat terhadap aturan.
22
Melalui kajian potensi utama yang terdapat di daerahnya, maka peserta
didik selain kondisi daerahnya juga sekaligus memahami kompetensi
dasar yang terdapat pada beberapa disiplin yang tergabung dalam IPS.
c). Model Integrasi Berdasarkan Permasalahan
Model pembelajaran terpadu pada IPS yang lainnya adalah berdasarkan
permasalahan yang ada, contohnya adalah ’ Pemukiman Kumuh’. Pada
pembelajaran terpadu, pemukiman kumuh ditinjau dari beberapa faktor
sosial yang mempengaruhinya. Diantaranya ialah faktor ekonomi, sosial
dan budaya juga dapat dari faktor historis kronologis dan kausalitas, serta
perilaku masyarakat terhadap aturan/norma.
4. Minat Belajar Siswa
a. Pengertian Minat Belajar
Minat belajar terdiri dari dua kata yakni minat dan belajar, dua kata ini beda
arti, untuk itu penulis akan mendefinisikan satu persatu, sebagai berikut :
a. Minat menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah kecenderungan hati
yang tinggi terhadap suatu gairah keinginan.
b. Menurut Alisuf Sabri minat adalah “suatu kecenderungan untuk selalu
memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus”.25
c. Minat menurut Crow dan Crow, minat atau interest di artikan sebagai
“kekuatan pendorong yang menyebabkan individu memberikan
perhatian kepada seseorang, sesuatu, atau kepada aktivitas-aktivitas
tertentu”. 26
d. William James (1890) melihat bahwa minat siswa merupakan “faktor
utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa. Jadi, minat
25 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya 2007), cet. Ke-3, hal. 84
26 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta: Kalam Mulia 1994), cet. 1, hal. 175
23
merupakan faktor yang menentukan keterlibatan siswa secara aktif
dalam proses belajar mengajar”.27
e. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang akan
diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang.
f. Minat adalah “suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal
atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah
penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di
luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar
minat”.28
g. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal
atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Berdasarkan Definisi-definisi di atas, bisa disimpulkan bahwa minat adalah
kecenderungan jiwa yang relatif menetap kepada diri seseorang terhadap sesuatu
dan biasanya disertai dengan perasaan senang. Menurut Berhard "minat" timbul
atau muncul tidak secara tiba-tiba, melainkan timbul akibat dari partisipasi,
pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja, dengan kata lain, minat
dapat menjadi penyebab kegiatan dan penyebab partisipasi dalam kegiatan.
Sedangkan pengertian belajar adalah sebagai berikut :
a. Cronbach berpendapat bahwa “learning is shown by change in behavior
as a result of experience. Belajar adalah suatu aktivitas yang di
tunjukan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman”.29
27 M. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2006),
cet. xix, h. 27 28 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta 2003), cet. Ke-IV, h. 180 29 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), cet. Ke-2,
hal. 13
24
b. Gagne, dalam buku The Conditions of Learning (1997) menyatakan
bahwa: “ belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan
isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga
perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke
waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.”30
c. Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai “kegiatan psiko-
fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti
sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu
pengetahuan yang merupakan sebagian dai kegiatan menuju
terbentuknya kepribdian seutuhnya”.31
d. Arief S. Sadiman dkk, menyatakan dalam bukunya bahwa belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak ia masih bayi hingga liang lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap(afektif).32
e. Ausubel (1968), dalam teori bermaknanya menjelaskan bahwa belajar merupakan proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Dimana kita tahu bagaimana mekanisme memori menyimpan pengetahuan, yang jelas informasi-informasi yang kita dapat tersimpan dalam otak, menurut ahli dalam penyimpanan informasi melibat banyak sel. Dengan berlangsungnya belajar, dihasilkan perubahan-perubahan dalam sel-sel otak, terutama sel-sel yang menyimpan informasi.33
f. Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap. Belajar mulai dalam masa kecil ketika bayi memperoleh sejumlah kecil keterampilan yang sederhana, seperti
30 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2007),
cet. Ke-5, hal. 84 31 Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada
2003), cet. Ke-10, hal. 20-21 32 Arief S. Sadirman dkk, Media Pendidikan (Jakarta : PT. Grafindo Persada 2008), cet.
Ke-1, hal. 2 33 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada
Press 2003), Cet. 103, h. 103
25
memegang botol susu dan mengenal ibunya. Selama masa kanak-kanak dan masa remaja, diperoleh sejumlah sikap, nilai dan keterampilan hubungan sosial, demikian pula diperoleh kecakapan dalam berbagai mata pelajaran sekolah.34
g. Bigss (1991) dalam pendahuluan Teaching for Learning The View frin Cognitive Psychology mendefinisikan belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu: rumusan kuantitatif; (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sbanyak-banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut berapa banyak materi yang dikuasai siswa. Rumusan institusional (tinjauan kelembagaaan), belajar dipandang sebagai proses validasi(pengabsahaan) terhadap pengusaan siswa atas materi-materi yang telah ia pelajari. Bukti institusional yang menunjukan siswa telah belajar dapat diketahui dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar. Rumusan Kualitatif (tinjuan mutu) ialahprose memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa.35
Dari definisi-definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar itu
menimbulkan suatu perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan perubahan itu
dilakukan lewat kegiatan, atau usaha yang disengaja dan belajar juga bisa
dikatakan sebagai perubahan perilaku seseorang akibat pengalaman yang ia dapat
melalui pengamatan, pendengaran, membaca, dan meniru.
Jadi, yang dimaksud dari minat belajar adalah aspek psikologi seseorang yang
menampakkan diri dalam beberapa gejala, seperti : Gairah, keinginan, perasaan
suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan
yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman, dengan kata lain, minat
belajar itu adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang (siswa) terhadap
belajar yang ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam
belajar.
34 Margaret E. Bell Greder, Belajar dan Membelajarkan, (Jakarta, PT. Grafindo Persada
2005), cet. 1, h. 1 35 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu 1999), cet. Ke-2, h.
63
26
Minat ini besar pengaruhnya terhadap belajar, karena minat siswa merupakan
faktor utama yang menentukan derajat keaktifan siswa, bila bahan pelajaran yang
dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan
sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya. Oleh karena itu, untuk
mengatasi siswa yang kurang berminat dalam belajar, guru hendaknya berusaha
bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa itu selalu butuh dan ingin
terus belajar. Dalam artian menciptakan siswa yang mempunyai minat belajar
yang besar, mungkin dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik, salah
satunya adalah mengembangkan variasi dalam gaya mengajar. Dengan variasi ini
siswa bisa merasa senang dan memperoleh kepuasan terhadap belajar.
Minat mengandung unsur-unsur kognisi (mengenal), emosi (perasaan), dan
konasi (kehendak). Oleh sebab itu, minat dapat dianggap sebagai respon yang
sadar, sebab kalau tidak demikian, minat tidak akan mempunyai arti apa-apa.
Unsur kognisi maksudnya adalah minat itu didahului oleh pengetahuan dan
informasi mengenai obyek yang dituju oleh minat tersebut unsur emosi, karena
dalam partisipasi atau pengalaman itu disertai oleh perasaan tertentu, seperti rasa
senang, sedangkan unsur konasi merupakan kelanjutan dari unsur kognisi. Setelah
mengenal suatu obyek maka selanjutnya akan timbul kehendak untuk mengenal
atau tidak mau mengenal lebih jauh.
Dari kedua unsur tersebut yaitu yang diwujudkan dalam bentuk kemauan dan
hasrat untuk melakukan suatu kegiatan, termasuk kegiatan-kegiatan yang ada di
sekolah seperti pembelajaran ataupun belajar.
Jadi minat sangat erat hubungannya dengan belajar, belajar tanpa minat
akan terasa menjemukan, dalam kenyataannya tidak semua belajar siswa didorong
oleh faktor minatnya sendiri, ada yang mengembangkan minatnya terhadap materi
pelajaran dikarenakan pengaruh dari gurunya, temannya, orang tuanya. Oleh
sebab itu, sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawab sekolah untuk
27
menyediakan situasi dan kondisi yang bisa merangsang minat siswa terhadap
belajar.
Membangkitkan minat belajar siswa itu juga merupakan tugas guru yang
mana guru harus benar-benar bisa menguasai semua keterampilan yang
menyangkut pengajaran, terutama keterampilan dalam bervariasi, keterampilan ini
sangat mempengaruhi minat belajar siswa seperti halnya bervariasi dalam gaya
mengajar, jika seorang guru tidak menggunakan variasi tersebut, siswa akan cepat
bosan dan jenuh terhadap materi pelajaran. Untuk mengatasi hal-hal tersebut guru
hendaklah menggunakan variasi dalam gaya mengajar, agar semangat dan minat
siswa dalam belajar meningkat, jika sudah begitu, hasil belajarpun sangat
memuaskan. Dan tujuan pembelajaran pun akan tercapai dengan maksimal.
Adapun indikator minat belajar pada penelitian ini sesuai dengan
penjelasan diatas ialah sebagai berikut :
1. Perasaan Senang
Perasaan ialah “suatu jiwa untuk dapat mempertimbang dan mengukur
sesuatu. Dan merupakan pernyataan jiwa yang sedikit banyak bersifat
subyektif ”.36 Seorang anak yang berminat akan mempunyai sikap
emosional yang tinggi salah satunya ialah perasaan senang. Perasaan
senang ini akan memotivasi siswa untuk selalu belajar pelajaran yang
diminatinya.
2. Perhatian
Untuk mencapai hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai
perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan atau materi
36 Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta
1991), cet. 1, h. 36
28
pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka minat belajarpun rendah,
jika begitu akan timbul kebosanan, siswa tidak bergairah belajar, dan
bisa jadi siswa tidak lagi suka belajar. Sebaliknya siswa akan
memperhatikan setiap penjelasan dari guru apabila dia minat terhadap
apa yang di berikan oleh guru tersebut.
3. Kemauan untuk tahu lebih banyak
Kemauan fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu dan merupakan
kekuatan dari dalam.37 Siswa yang memiliki minat akan mempunyai
kekuatan dari dalam diri mereka untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi
siswa yang memiliki minat terhadap suatu mata pelajaran akan
mempunyai kemauan untuk lebih mengenal apa yang ingin diketahuinya
4. Partisipasi
Dalam proses pembelajaran, selain perhatian yang menunjukan minat
siswa terhadap suatu pelajaran adalah partisipasi siswa pada saat
mengikuti jalannya proses belajar mengajar. Siswa yang memiliki minat
yang tinggi terhadap apa yang di pelajarinya akan selalu bertanya,
mengemukakan pendapat ketika berdiskusi atau menjawab setiap
pertanyaan yang diberikan oleh guru yang mengajarnya.
Dengan adanya indikator-indikator di atas, bisa diketahui, apakah siswa yang
sedang mengikuti pembelajaran itu berminat untuk mempelajari suatu mata
pelajarannya, jika siswa tidak berminat terhadap suatu materi pelajaran maka
indikator-indikator yang telah di jelaskan diatas tidak akan di tunjukan oleh siswa,
dan sebaliknya, bila siswa menunjukan indikator-indikator di atas maka bisa
dikatakan bahwa siswa itu memiliki minat terhadap apa yang sedang di
pelajarinya.
37 Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, Psikologi..., (Jakarta: PT. Rineka Cipta 1991), cet.
1, h. 38
29
b. Faktor-Faktor Mempengaruhi Minat Belajar
Berhasil atau tidak seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor-faktor
yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi
banyak jenisnya, tetapi digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern,
dan faktor ekstern, faktor intern adalah faktor yang ada dalam individu seperti
faktor, kesehatan, bakat perhatian, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang
ada diluar individu (dirinya) seperti Keluarga, sekolah, masyarakat.
Dibawah ini akan dikemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat
belajar tersebut.
1. Situasi Belajar
Apabila seorang siswa belum pernah mengenal atau mengetahui bahkan
mendengar tentang bidang studi tertentu maka siswa itu tidak akan
menaruh minat terhadap bidang studi tersebut. Tapi sebaliknya, apabila
seorang siswa mengenal dan mengetahui berbagai hal yang berkaitan
dengan suatu bidang studi, maka minat siswa akan timbul. Dan untuk
Mengenal dan mengetahui sesuatu seorang siswa harus melalui/melewati
suatu situasi/kondisi yaitu situasi/kondisi belajar, dengan begitu semakin
banyak belajar maka semakin besar pula minat yang akan timbul.
2. Motivasi
Yang dimaksud dengan motivasi adalah sebuah dorongan yang timbul dari
dalam diri seseorang ataupun binatang untuk melakukan sesuatu yang
lebih terarah. Motivasi akan terlahir apabila terdapat stimulus
(rangsangan) yang mampu menyentuh hasrat dan naluri seseorang dan
atau binatang. Hal ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh
Mc. Donald Motivasi adalah “suatu perubahan energi di dalam pribadi
30
seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi
untuk mencapai tujuan”.38
Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan. Mula-mula merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan suatu emosi. Suasana emosi ini menimbulkan kelakuan yang bermotif. Perubahan ini mungkin boleh terjadi dan mungkin juga tidak, kita hanya dapat melihatnya dalam perbuatan. Seseorang merasa hasil belajarnya rendah, padahal ia memiliki buku pelajaran yang lengkap. Ia merasa memiliki cukup waktu, tetapi ia kurang baik mengatur waktu belajar. Waktu belajar yang digunakannya tidak memadai untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Ia membutuhkan hasil belajar yang baik. Oleh karena itu ia mengubah cara-cara belajarnya. Dorongan ini ditimbulkan oleh perasaan.39
3. Pengalaman
Pengalaman masa lampau dan pengertian-pengertian yang telah dimiliki
anak sangat besar peranannya dalam kelangsungan proses belajar.
Pengalaman dan pengertian masa lampau itu menjadi dasar utama untuk
menerima pengalaman dan pengertian yang baru. Pengalaman atau
pengetahuan siswa yang telah di miliki akan mempengaruhi besar
kecilnya minat siswa.
4. Guru
Guru adalah fasilitator, yang mana tugas mengarahkan dan membimbing
siswa untuk belajar dan merancang pembelajaran yang akan membuat
siswa melakukan proses belajar. proses interaksi yang dilakukan guru
dengan siswa juga harus di barengi dengan adanya ketertarikan siswa akan
apa yang harus di pelajari. Disinilah tugas guru untuk membangkitkan
minat siswa ataupun mengetahui minat siswa yang telah ada.
38 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), Ed. 2, Cet.
2. hal. 148 39 Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, (Jakarta : Gaung Persada
Perss, 2007), Cet. 1, h. 218.
31
5. Pelajaran
Minat seseorang terhadap suatu objek tertentu sangat tergantung dari daya
tarik yang dimiliki oleh objek itu sendiri sehingga dapat menimbulkan rasa
suka atau sebaliknya. Karena pada dasarnya minat itu adalah adanya rasa
suka atau ketertarikan seseorang terhadap sesuatu melebihi lainnya.
begitupun dengan suatu pelajaran apabila di sukai atau di senangi oleh
siswa maka secara tidak langsung siswa itu berminat terhadap mata
pelajaran tersebut. Dengan begitu pelajaran yang dikemas dengan baik dan
menarik serta disajikan dengan bagus maka akan dapat mempengaruhi
timbulnya minat belajar siswa. Atau dengan kata lain, untuk menimbulkan
rasa suka/ ketertarikan siswa, maka pelajaran itu harus diorganisir dengan
tepat dan disajikan dengan efektif serta efisien.
6. Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan sosial siswa yaitu
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. ketiga lingkungan ini akan
sangat membantu dalam peningkatan minat siswa.
c. Peranan Dan Fungsi Minat
Pada setiap manusia, minat memegang peranan penting dalam kehidupannya
dan mempunyai dampak yang besar atas perilaku dan sikap, minat menjadi
sumber motivasi yang kuat untuk belajar, anak yang berminat terhadap sesuatu
kegiatan baik itu bekerja maupun belajar, akan berusaha sekuat tenaga untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
Suatu minat dalam belajar merupakan suatu kejiwaan yang menyertai siswa
dikelas dan menemani siswa dalam belajar. Minat mempunyai fungsi sebagai
pendorong yang kuat dalam mencapai prestasi dan minat juga dapat menambah
kegembiraan pada setiap yang ditekuni oleh seseorang.
32
Adapun minat yang dapat menunjang belajar adalah “minat kepada
bahan/mata pelajaran dan kepada guru yang mengajarnya. Apabila siswa tidak
berminat kepada bahan/mata pelajaran juga kepada gurunya, maka siswa tidak
akan mau belajar”.40
Peranan minat dalam proses belajar mengajar adalah untuk pemusatan
pemikiran dan juga untuk menimbulkan kegembiraan dalam usaha belajar seperti
adanya kegairahan hati dapat memperbesar daya kemampuan belajar dan juga
membantunya tidak melupakan apa yang dipelajarinya, jadi belajar dengan penuh
dengan gairah, minat, dapat membuat rasa kepuasan dan kesenangan tersendiri.
Adapun peranan minat dalam belajar antara lain ialah :
a. Menciptakan, menimbulkan kosentrasi atau perhatian dalam belajar
b. Menimbulkan kegembiraan atau perasaan senang dalam belajar
c. Memperkuat ingat siswa tentang pelajaran yang telah diberikan guru
d. Melahirkan sikap belajar yang positif dan kontruktif
e. Memperkecil kebosanan siswa terhadap studi / pelajaran
Mengacu kepada beberapa peranan minat yang telah di jelaskan di atas, Alisuf
Sabri menjelaskan dalam bukunya bahwa minat akan berperan sebagai
“Motivating Force” yaitu sebagai kekuatan yang anak mendorong siswa untuk
belajar. Siswa yang berminat (sikapnya senang) kepada pelajaran akan tampak
terdorong terus untuk tekun belajar; berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya
menerima kepada pelajaran, mereka hanya bergerak untuk mau belajar tetapi sulit
untuk bisa terus tekun karena tidak ada pendorongnya”. 41
Selain itu menurut, Elizabeth B. Hurlock menulis tentang fungsi minat bagi
kehidupan anak sebagaimana yang ditulis oleh Abdul Wahid sebagai berikut:
40 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya 2007), cet. Ke-3,
h. 85 41 Alisuf, Psikologi…, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya 2007), cet. Ke-3, h. 85
33
a. Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita. Sebagai contoh anak yang berminat pada olah raga maka cita-citanya adalah menjadi olahragawan yang berprestasi, sedang anak yang berminat pada kesehatan fisiknya maka cita-citanya menjadi dokter.
b. Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat. Minat anak untuk menguasai pelajaran bisa mendorongnya untuk belajar kelompok di tempat temannya meskipun suasana sedang hujan.
c. Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas. Minat seseorang meskipun diajar oleh guru yang sama dan diberi
pelajaran tapi antara satu anak dan yang lain mendapatkan jumlah pengetahuan yang berbeda. Hal ini terjadi karena berbedanya daya serap mereka dan daya serap ini dipengaruhi oleh intensitas minat mereka.
d. Minat yang terbentuk sejak kecil/masa kanak-kanak sering terbawa seumur hidup karena minat membawa kepuasan.
Minat menjadi guru yang telah membentuk sejak kecil sebagai misal akan terus terbawa sampai hal ini menjadi kenyataan. Apabila ini terwujud maka semua suka duka menjadi guru tidak akan dirasa karena semua tugas dikerjakan dengan penuh sukarela. Dan apabila minat ini tidak terwujud maka bisa menjadi obsesi yang akan dibawa sampai mati.42
Di jelaskan di atas bahwa minat itu terbentuk sejak kecil, seiring
berjalannya waktu maka minat itu sendiri pun tumbuh dan berkembang. Dari
minat inilah seseorang akan mempunyai motivasi dalam melakukan beberapa hal
yang disukainya karena minat bisa menjadi pendorong yang kuat. Selain itu minat
juga bisa membantu pencapaian prestasi yang lebih baik apabila intensitas minat
itu sendiri besar.
B. Kerangka Berfikir
Minat merupakan dasar yang paling penting dalam keberhasilan proses
pembelajaran. Jika siswa merasa senang dalam belajar, maka akan dengan cepat
mengerti dan memahami materi yang diberikan guru. Karena minat adalah
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan memegang beberapa
kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran
yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka meraka tidak akan belajar
42 http://idb4.wikispaces.com/file/view/jj4006.2.pdf. 12 November 2009
34
dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya bahan pelajaran yang menarik perhatian
siswa, lebih mudah dipahami dan diingat karena minat menambah keinginan
belajar.
Selama ini, para siswa menganggap mata pelajaran IPS termasuk pelajaran
yang tidak menarik. Ketidaktertarikan siswa dalam mempelajari pelajaran IPS
akan membuat sebagian besar siswa bosan dalam belajar IPS, sehingga siswa
kurang berminat terhadap pelajaran IPS dan berimplikasi pada hasil yang
diperoleh kurang memuaskan, apalagi bila pembelajaran yang selama ini kurang
menarik dan menoton.
Banyak siswa mampu menyajikan tingkat hapalan yang baik terhadap materi
ajar yang diterimanya, tetapi pada kenyataanya mereka tidak memahaminya.
Sebagian besar dari siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang
dipelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dipergunakan atau di
manfaatkan.
Dihadapkan pada berbagai persoalan kompleks tentang pendidikan IPS
tersebut, maka perlu dikembangkan suatu model pembelajaran yang salah satunya
ialah model pembelajaran IPS Terpadu. Dalam model pembelajaran terpadu siswa
akan dituntut untuk tidak hanya menghafal materi yang dipelajarinya tetapi juga
dituntut untuk bisa mengerti dan memahaminya. Selain itu model pembelajaran
terpadu juga membantu siswa tentang pemahaman bagaimana pengetahuan yang
telah didapat digunakan dan dimanfaatkan. Dengan pelaksanaan pembelajaran IPS
terpadu inilah diharapkan minat belajar siswa bisa muncul dan berkembang.
Munculnya minat belajar pada diri siswa akan sangat membantu siswa dalam
melakukan belajar dan mengikuti proses pembelajaran. Selain itu berkembangnya
minat siswa akan membantu dalam peningkatan hasil belajar.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian adalah lokasi yang dijadikan salah satu aspek penelitian di
mana suatu penelitian akan diadakan. Tempat penelitian ini dilakukan di ( SMP N
3 Tangerang Selatan) penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2009.
B. Metode dan Variabel Penelitian Penelitian merupakan upaya yang dapat dilakukan peneliti dalam
mengumpulkan data dan mencari masalah yang diteliti. Penggunaan metode
penelitian yang dimaksud adalah untuk menemukan data yang valid, akurat dan
signifikan dengan permasalahan, sehingga dapat digunakan untuk mengungkap
masalah yang diteliti. Metode Penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi
ini adalah dengan melakukan penelitian kuantitatif yang berupa penelitian
lapangan (Field Research) dengan membuat angket yang diberikan kepada
responden serta melakukan observasi lapangan/pengamatan secara langsung
terhadap responden. Untuk melengkapi data yang dibutuhkan, maka penulis juga
melakukan Penelitian Kepustakaan (Library Research). Penelitian kepustakaan ini
dilakukan dengan cara mencari, mengumpulkan, membaca, dan menganalisa
buku-buku, tulisan-tulisan ilmiah dan sumber-sumber tertulis lainnya yang
mempunyai hubungan dengan topik yang dibahas.
35
36
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analisis yaitu metode
menganalisa dan menguraikan data-data yang ada kaitannya dengan judul
penelitian kemudian disimpulkan. Dalam hal ini penulis mendeskripsikan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat keadaan praktek
yang sedang berlangsung. Pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah
pendekatan kuantitatif kualitatif, sehingga terpadu dan saling melengkapi.
Istilah variabel dapat diartikan bermacam-macam. Dalam metodologi
penelitian, variabel yang dimaksud adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi
titik perhatian suatu penelitian.”1. Dalam variabel terdapat dua hal, yaitu variabel
yang mempengaruhi dan variabel akibat. Variabel yang mempengaruhi disebut
variabel penyebab, variabel bebas atau independent Variable (X), sedangkan
variabel akibat disebut variabel tidak bebas, variabel tergantung, variabel terikat
atau Dependent Variable (Y)2.
Adapun yang menjadi variabel bebas adalah Pembelajaran Terpadu di SMP
N 3 Tangerang Selatan (variabel X). Sedangkan variabel terikat (dependent)
adalah Minat Belajar siswa Pada Bidang Studi IPS di SMP N 3 Tangerang
Selatan.
C. Populasi dan Sampling Sebelum kita membahas berapa jumlah populasi dan sample yang akan
digunakan dalam penelitian ini, ada baiknya jika kita uraikan terlebih dahulu
tentang Populasi dan Sampel.
Populasi adalah keseluruhan gejala/satuan yang ingin diteliti. Sementara itu,
sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti. Oleh karena itu,
sampel harus dilihat sebagai suatu pendugaan terhadap populasi dan bukan
populasi itu sendiri.3
1Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Yogyakarta: Rineka
Cipta, 2006), Cet. XIII, h. 118. 2Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian...., h. 119. 3 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2007), Cet. I, h. 119
37
Dalam penarikan Sampel, Winarno. S mengungkapkan bahwa, jika populasi
cukup homogen, terhadap populasi di bawah 100 dapat dipergunakan sampel
sebesar 50% dan di atas 100 sebesar 15%. Untuk jaminan ada baiknya sampel
selalu ditambah sedikit lagi dari jumlah matematika tadi. Tetapi adakalanya
penarikan sampel ini ditiadakan sama sekali dengan memasukkan seluruh
populasi sebagai sampel yakni selama jumlah populasi itu diketahui terbatas4.
Sebagaimana telah di kemukakan diatas, bahwa didalam suatu penelitian
tidak mungkin menggunakan seluruh populasi bila mana terlalu besar dan luas,
tetapi cukup menggunakan apa yang disebut sample. Oleh karena itu dalam
penelitian masalah sample besar sekali peranannya. Cara menetapkan sample
inilah dinamakan sampling.
Dalam penelitian ini, yang dijadikan populasi adalah siswa kelas VIII yang
terbagi kepada ( 9 ) kelas dengan jumlah siswa ( 345 ) orang. Adapun yang
dijadikan sampel yaitu 15% dari jumlah keseluruhan siswa atau 50 siswa. Hal ini
dikarenakan responden berjumlah lebih dari 100 orang. Pengambilan sampel
dalam penelitian ini dengan cara Random Sampling.
Dalam penelitian ini, cara yang dipergunakan untuk random sampling ialah
dengan cara undian (lotre), dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a). Membuat daftar subyek (siswa) dengan di beri nomor urut
b). Membuat kode-kode yang berwujud angka dan pada setiap subyek
(siswa) dari populasi itu di atas kertas.
c). Kemudian menggulung kertas-kertas yang telah diberi nomor/angka di
atas dan memasukkan kedalam suatu tempat.
d). Kemudian mengambil kertas-kertas yang telah di masukan ke dalam
tempat sesuai dengan besarnya sample yang dibutuhkan.
Adapun sample yang akan di jadikan subyek dalam penelitian ini di jelaskan
dalam tabel dibawah ini:
4Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah; Dasar Metoda Teknik, (Bandung:
Penerbit Tarsito, 1998), Cet. VIII, h. 100.
38
Tabel 2
Populasi dan Sampel
No Kelas Populasi Sampel Keterangan
1 VIII - 1 40 6
2 VIII - 2 37 5
3 VIII - 3 39 6
4 VIII – 4 38 6
5 VIII – 5 38 5
6 VIII – 6 39 6
7 VIII – 7 37 5
8 VIII – 8 39 6
9 VIII – 9 38 5
Jumlah 345 50
Alasan penulis mengambil kelas VIII sebagai populasi sampel adalah
dikarenakan:
1. Jumlah siswa kelas VIII lebih sedikit di bandingkan dengan kelas VII
dan IX
2. Untuk siswa kelas VIII ini adalah tahun ke-2 mengikuti pembelajaran
IPS terpadu.
3. Siswa kelas VIII adalah siswa yang terbilang cukup aktif dalam
pembelajaran di kelas.
Sedangkan untuk siswa kelas VII, pembelajaran IPS terpadu merupakan tahun
pertama mereka mengikutinya hal ini penulis anggap akan mempengaruhi tingkat
pemahaman mereka akan pembelajaran IPS terpadu, dan siswa kelas IX dalam
upaya kestabilan belajar, karena mereka memerlukan konsentrasi belajar dan
banyaknya kegiatan yang harus di ikuti(tidak boleh di ganggu) untuk persiapan
menghadapi UAN(ujian akhir Nasional)
39
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian yang akan dilaksanakan ini, agar dapat diperoleh data yang
aktual dari lapangan, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data
sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi adalah “Instrumen lain yang sering dijumpai dalam penelitian
pendidikan. Dalam penelitian kuantitatif, instrumen observasi lebih sering
digunakan sebagai alat pelengkap instrumen lain, termasuk kuesioner dan
wawancara. Dalam observasi seorang peneliti lebih banyak menggunakan salah
satu pancainderanya yaitu indra penglihatan”.5 Dalam hal ini penulis mengamati
keadaan lingkungan sekolah seperti fasilitas, keadaan guru dan siswa, sarana
prasarana dan lain-lain.
2. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya dengan
responden dan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan
wawancara). Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara dengan bagian
kurikulum dan guru bidang studi IPS (Sejarah, Ekonomi dan Geografi) dengan
tujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPS terpadu di
sekolah.
3. Angket atau Kuesioner
Kuesioner adalah “sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan tentang pribadinya atau
hal-hal yang diketahuinya.” Kuesioner juga bisa diartikan “suatu daftar yang
berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan
diteliti.”6 Kuesioner atau angket ini penulis susun dengan beberapa pertanyaan
mengenai Pembelajaran IPS Terpadu dan Minat Belajar Siswa, kemudian
disebarkan kepada 50 orang siswa kelas II.
5 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan “ kompetensi dan praktiknya”, (Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2003), Cet. I, h. 78 6 Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004),
Cet. VI, h. 76.
40
Tabel 3 Instrumen Angket
Kisi-kisi Pembelajaran Terpadu
Nomor Item Variable Aspek Indikator Juml
Item + - Holistik
• Ruang lingkup tema/materi
4
1,2,3,7
Bermakna / menekankan pembentukan pemahaman
• Tema yang dipilih memberikan bekal untuk belajar selanjutnya
3 4,5, 6
Aktif / pembelajaran berpusat pada anak didik
• Guru tidak mendominasi pembelajaran
• Guru membimbing siswa
• Siswa menjadi aktor dalam pembelajaran
4
- 11 9,10
8
Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu
Otentik / Belajar melalui proses pengalaman langsung
• Siswa
mengevaluasi hasil belajarnya
• Siswa dan guru mengevaluasi hasil belajar secara bersama-sama
4
1213 1415
41
Tabel 4
Kisi-kisi Angket Minat belajar siswa
Nomor Item Variable Aspek Indikator Juml
Item + - Perasaan Senang
- Kehadiran - Antusias - Keinginan
untuk belajar - Tidak merasa
bosan
5
2,3 4 1 -
- - - 5
Perhatian
- Mendengarkan penjelasan guru
- Mencatat Materi
- Membaca catatan di papan tulis
3
6 7 8
- - -
Partisipasi
- Bertanya - Menjawab
pertanyaan - Mengerjakan
tugas
3
9 10 -
- - 11
Minat Belajar
Kemauan
untuk tahu
lebih
banyak
- Mengunjungi
perpustakaan - Berkonsultasi
dan mendiskusikan
- Meningkatkan Pengetahuan tentang pelajaran IPS
4
12 13, 14 15
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam pembahasan ini adalah langkah-langkah yang
ditempuh oleh penulis untuk memperoleh hasil akhir dalam penelitian. Adapun
beberapa langkah yang penulis tempuh dalam analisa data ini adalah :
42
1. Scoring
Pertanyaan angket yang telah dijawab oleh siswa akan ditabulasikan dengan
skor nilai setiap itemnya, dengan cara jawaban huruf diubah menjadi nilai angka
yaitu:
a. Alternatif jawaban A mempunyai bobot nilai 4
b. Alternatif jawaban B mempunyai bobot nilai 3
c. Alternatif jawaban C mempunyai bobot nilai 2
d. Alternatif jawaban D mempunyai bobot nilai 1
Namun sebaliknya, jika jawaban negatif maka skor tertinggi di hitung dari
jawaban d atau skor 4 dan nilai terendah dengan jawaban a skor 1.
2. Memperoleh nilai frekuensi dengan rumus:
P = F x 100 % N
Keterangan : P = Angka Prosentase
F = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Number of cases (jumlah responden)
Adapun skala prosentase yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Tabel. 5
Skala Prosentase
No Prosentase Penafsiran
1. 100% Seluruhnya
2. 90%-99% Hampir seluruhnya
3. 60%-89% Sebagian besar
4. 51%-59% Lebih dari setengahnya
5. 50% Setengahnya
6. 40%-49% Hampir setengahnya
7. 10%-39% Sebagian kecil
8. 1%-9% Sedikit sekali
9. 0 % Tidak ada sama sekali
43
3. Mencari angka korelasi
Dalam menguji pengaruh pembelajaran IPS terpadu terhadap minat belajar
siswa, digunakan statistik “r” korelasi Product Moment dengan rumus:
rxy = NΣXY- (ΣX) (ΣY)
√{N.ΣX²-(ΣX)²} . {NΣY²-(ΣY)²}
Keterangan: rxy = Angka indeks korelasi “r” Product Moment
N = Number of Cases
Σxy = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
ΣX = Jumlah seluruh skor X
ΣY = Jumlah seluruh skor Y7
Setelah diketahui hubungan dari dua variabel, langkah selanjutnya adalah
diadakan intepretasi data dengan dua cara, yaitu:
a. Interpretasi kasar atau sederhana, yaitu dengan mencocokan hasil
perhitungan dengan angka indeks korelasi “r” Product Moment seperti di
bawah ini:
Tabel. 6
Interpretasi Kasar atau Sederhana
Besarnya “r”
Product Moment Interpretasi
0,00 - 0,20 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi akan
tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah.
0,20 - 0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang
lemah atau rendah.
0,40 - 0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang
sedang atau cukup.
0,70 - 0,90 Antara variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang
kuat atau tinggi.
0,90 - 1,00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang
sangat kuat atau sangat tinggi.
7 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian;Suatu Pendekatan Praktiki...., h. 275.
44
b. Interpretasi nilai “r” Product Moment dengan rumus:
df = N – nr
Keterangan: df = derajat bebas.
N = banyaknya responden yang diteliti.
nr = banyaknya variabel yang dikorelasikan.
Setelah itu hasilnya dicocokan dengan tabel koefisien korelasi “r” Product
Moment untuk berbagai df, baik pada taraf signifikansi 1% ataupun pada taraf
signifikansi 5%.
Selanjutnya untuk mencari dan mengetahui seberapa besar kontribusi
variabel X terhadap variabel Y dipergunakan rumus sebagai berikut:
KD = r2 X 100%
Keterangan:
KD = koefisien determination (kontribusi variabel X terhadap variabel Y.
r = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y.8
F. Hipotesis Statistik Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang sangat penting kedudukannya
dalam penelitian. Dari arti katanya, hipotesis berasal dari dua penggalan kata,
“hypo” yang artinya ”di bawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran”. Jadi
hipotesis yang kemudian cara penulisannya disesuaikan dengan Ejaan Bahasa
Indonesia yaitu hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis9. Hipotesis
merupakanpemecahan sementara atas masalah penelitian. Ia adalah pernyataan
sementara tentang hubungan yang diharapkan antara dua variabel atau lebih.
Dengan kata lain, hipotesis merupakan prediksi terhadap hasil penelitian yang
diusulkan10.
Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian. Pertama yaitu
Hipotesis Kerja atau hipotesis alternative (Ha). Hipotesis kerja menyatakan
adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua
8 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), h. 191.
9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik...., h. 71. 10 Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan,
(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1996), h. 61.
45
kelompok. Kedua, yaitu Hipotesis Nol (Ho), hipotesis nol menyatakan tidak
adanya perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X
terhadap variabel Y11.
Adapun hipotesis yang penulis ajukan adalah:
Ha : Adanya hubungan pembelajaran IPS terpadu dengan minat belajar
siswa pada bidang studi IPS di SMP N 3 Tangerang Selatan.
Ho : Tidak adanya hubungan pembelajaran IPS terpadu dengan minat
belajar siswa pada bidang studi IPS di SMP N 3 Tangerang Selatan.
11 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik...., h. 74.
46
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMPN 3 TANGSEL 1. Identitas sekolah
Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Tangerang Selatan
No. Statistik Sekolah : 201.280310.002
Tipe Sekolah : A = 27
.Alamat Sekolah : Jl. Ir. H. Juanda (samping UIN Jakarta)
Ciputat 15412 Kabupaten Tangerang
Telepon / Fax : (021) 7401312
Status Sekolah : Negeri
Status Pembinaan : Potensial
Luas Lahan/Tanah : 4.130 m2
Nilai Akreditasi Sekolah : 97,05
2. Visi, dan Misi SMP Negeri 3 Tangerang Selatan
a. Visi Sekolah :
Terunggul dalam Prestasi, Teladan dalam bersikap dan bertindak, serta
Konsisten dalam menjalankan ajaran agama
Indikator Visi :
1. Terunggul dalam perolehan nilai akademis
2. Terunggul dalam persaingan masuk SMA / SMK Negeri
3. Terunggul dalam lomba (olimpiade) MIPA
4. Terunggul dalam prestasi non akademis
5. Bersikap baik dan sopan kepada siapapun
6. Selalu taat menjalankan ajaran agama (ibadah) di manapun berada
47
b. Misi Sekolah :
1. Mewujudkan peningkatan kualitas / mutu lulusan
2. Mewujudkan peningkatan jumlah lulusan yang masuk SMA / SMK
Negeri
3. Membina sikap percaya diri, semangat gotong royong dan cinta
tanah air
4. Meningkatkan prestasi kerja yang diimbangi dengan penghargaan
yang layak serta dilandasi dengan semangat ketauladanan dan
keikhlasan
5. Meningkatkan status sekolah menjadi sekolah unggulan
3. Keadaan Guru dan Siswa
a. Siswa Siswa/siswi merupakan salah satu komponen sekolah yang sangat
penting, karena tidak mungkin suatu sekolah mengadakan pembelajaran jika
tidak mempunyai siswa/siswi.
Siswa/siswi di SMP N 3 TANGSEL berjumlah 1.125 orang. Pada
setiap kelas (VII, VIII dan IX) dibagi dalam beberapa kelas, yaitu kelas VII
sebanyak 10 kelas, kelas VIII sebanyak 9 kelas dan kelas IX sebanyak 10
kelas.
Tabel 7
Jumlah siswa SMP N 3 TANGSEL Tahun Ajaran 2009/2010
Jumlah Siswa No.
Data Kelas
Jumlah Rombel Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Kelas VII 10 184 204 388 2 Kelas VIII 9 177 182 359 3 Kelas IX 10 185 193 378 T o t a l 29 546 579 1.125
Sumber : Profil Sekolah 2009
Tabel di atas menunjukan bahwa jumlah keseluruhan murid di SMPN 3
TANGSEL 1.125. dan tabel di atas juga menunjukan adanya peningkatan jumlah
murid dari tahun ke tahun, itu bisa terlihat dari jumlah murid kelas VII lebih
48
banyak dari pada murid kelas VIII dan IX. Selain itu jumlah murid perempuan di
SMPN 3 TANGSEL lebih banyak di bandingkan murid laki-laki.
b. Guru Tentunya dalam instansi pendidikan harus ada tenaga pengajar sebagai sebuah
syarat utamanya atau yang lebih di kenal dengan guru, yang mana beliau-beliau
ini merupakan orang yang paling berjasa di dalam sebuah jalanya proses
pembelajaran disekolah, yang penuh kesabaran kasih sayang serta tanggung jawab
dalam mengemban tugas mulia.
Dibawah ini merupakan keterangan guru dari mulai latar belakang pendidikan,
status dan jumlah:
Tabel 8
Jenjang Pendidikan dan Status Guru
Status Guru Jenis Kelamin No
Tingkat Pendidikan GT GTT Laki-laki Perempuan
Juml
Ket.
1 S3 / S2 5 - 3 2 5 2 S1 35 3 12 26 38 3 D-4 - - - - - 4 D3/Sarmud 8 - 5 3 8 5 D2 3 - - 3 3 6 D1 1 1 2 - 2 7 SMA - - - - -
T o t a l 51 4 22 34 56
Sumber : Profil Sekolah 2009
Melihat tabel di atas, bisa di katakan bahwa hampir keseluruhan guru yang
mengajar di SMPN 3 TANGSEL lulusan SI. Dari jumlah 51 guru, 35 guru adalah
lulusan SI, 5 guru lulusan S2, 8 guru lulusan D3, 3 guru lulusan D2 dan hanya 1
guru yang lulusan DI. Itu berarti kualitas guru yang mengajar di SMPN 3
TANGSEL tidak diragukan lagi melihat dari latarbelakang pendidikannya.
49
Tabel 9
Data Jumlah Guru dan Statusnya
Status Guru No
Mata Pelajaran
Juml Guru PNS GTT Bantu Honor
1 Pendidikan Agama 3 3 - - - 2 Pendidikan
Kewarganegaraan 3 3 - - -
3 Matematika 7 6 - - 1 4 Bahasa Indonesia 7 7 - - - 5 Bahasa Inggris 7 6 - - 1 6 Ilmu Pengetahuan Alam 6 6 - - - 7 Ilmu Pengetahuan Sosial 6 6 - - - 8 Penjaskes 3 3 - - - 9 Pendidikan Seni Budaya 3 3 - - - 10 Tikom 3 2 - - 1 11 Muatan Lokal 3 3 - - - 12 BP / BK 4 3 - - 1 T o t a l 55 51 - - 4
Sumber : Profil Sekolah 2009
4. Sarana dan Prasarana Untuk keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah
tidak terlepas dari tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Suatu kegiatan
tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya sarana dan prasarana tersebut.
Adapun sarana dan prasarana yang ada di SMPN 3 TANGSEL diantaranya yaitu:
Tabel 10
Sarana dan Prasarana
Kondisi Ruangan
No
Jenis Ruangan /Bangunan
Jml
Ukuran P x L
B CB TB
Ket.
A RUANG BELAJAR :
1 Ruang Teori / Kelas 30 8 x 7 m 2 Ruang Perpustakaan 1 10 x 7 m 3 Ruang Lab. Bahasa - - 4 Ruang Lab. IPA 1 10 x 7 m 5 Ruang Lab. Komputer 2 8 x 7 m 6 Ruang Kesenian 1 6 x 7 m 7 Ruang Keterampilan - - 8 Ruang Serbaguna/Aula 1 12 x 7 m
50
9 Ruang Multi Media 1 8 x 7 m
B RUANG KANTOR :
1 Ruang Kepala Sekolah 1 6 x 7 m 2 Ruang Wkl Kepsek 1 3 x 7 m 3 Ruang Guru 1 10 x 7 m 4 Ruang Tata Usaha 1 6 x 7 m 5 Ruang Komite Sekolah 1 3 x 7 m
C RUANG PENUNJANG
1 Ruang Gudang 1 6 x 7 m 2 Ruang BP / BK 1 6 x 7 m 3 Ruang U K S 1 8 x 7 m 4 Ruang PMR/Pramuka 1 6 x 4 m 5 Ruang OSIS/Paskibra 1 6 x 4 m 6 Ruang Ibadah / Masjid 1 10 x 11 7 Raung WC Kepsek 1 2 x 2 m 8 Ruang WC Guru 1 2 x 2 9 Ruang WC Siswa 17 2 x 3 m 10 Ruang Koperasi 1 4 x 7 m 11 Ruang Kantin 1 8 x 7 m 12 Rumah Penjaga - - - 13 Pos Jaga / Satpam 1 3 x 3 m
D SARANA PENUNJANG
1 Lapangan Olah Raga : a. Lapangan Futsal 1 12 x 22 b. Lapangan Basket 1 12 x 22 c. Lapangan Volley 1 14 x 7 m d. Lapangan Badminton 1 12 x 6 m f. Meja Pingpong 2 4 x 2 m 2 Lapangan Upacara 1 25 x 100 3 Tempat Parkir 1 16 x 8 m 4 Kendaraan Operasional 1 Mini bus
Sumber : Profil Sekolah 2009
Keadaan sarana dan prasarana yang terdapat di SMPN 3 TANGSEL secara
keseluruhan dengan melihat tabel diatas dapat dikatakan cukup baik. Dan hampir
keseluruhan sarana dan prasarana yang dapat membantu berjalannya proses
pembelajaran telah di miliki oleh SMPN 3 TANGSEL. Dari mulai sarana yang
dapat mempermudah guru dalam melaksanakan tugasnya, seperti adanya ruang
kantor(Ruang kepsek, TU, guru, dll) dan sarana yang dapat menunjang aktivitas
51
belajar siswa seperti, ruang belajar(lab. Komputer, bahasa, IPA, dan Multi Media,
dll ). Selain itu juga tersedianya sarana olah raga yang dapat dikatakan cukup
lengkap seperti, adanya lapangan(basket, volley, dan futsal) dan adanya meja
pingpong.
B. DESKRIPSI DATA
Dalam penelitian ini data-data diperoleh melalui hasil observasi, angket
dan wawancara. Setelah data terkumpul. Penelitian objek yang bersangkutan
dimulai dengan penyebaran angket pernyataan tentang kegiatan proses belajar
mengajar dan minat belajar siswa. Setelah itu, data diedit dan ditabulasikan untuk
selanjutnya dihitung dalam bentuk prosentase. Langkah selanjutnya adalah
menganalisa dan menginterpretasikan data yang diperoleh.
Sedangkan dalam wawancara, penulis mengadakan komunikasi langsung
dengan Bag. Kurikulum dan guru bidang studi untuk mendapatkan data-data
mengenai permasalahan yang menjadi objek penelitian, yaitu:
1. Pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu.
2. Bagaimana minat belajar siswa terhadap bidang studi IPS.
Data tentang pembelajaran terpadu sebagai Variabel X dan minat belajar
siswa sebagai Variabel Y, diperoleh berdasarkan hasil penyebaran angket kepada
50 responden yang termasuk sampel sebagaimana yang telah ditetapkan dengan
menggunakan Random Sampling. Dalam hal ini pertanyaan diarahkan kepada 4
alternatif jawaban. Jika pertanyaan mengarah pada hal positif maka alternatif
jawaban A diberi skor 4, memilih B skor 3, memilih C skor 2, dan D diberi skor 1.
Tapi jika pertanyaan mengarah kepada yang negatif maka skor nilai untuk A
adalah 1, B diberi skor 2, C diberi skor 3, dan D mempunyai skor 4. Hasil
jawaban responden skala penilaian diatas dimasukan pada tabel konfersi nilai,
untuk variabel X terdiri dari empat kolom, yaitu nomor urut responden, nomor
responden, item jawaban responden dan jumlah jawaban responden. Adapun
rekapitulasi nilai angket tentang pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu dan minat
belajar siswa sebagai mana terlampir pada tabel-tabel dibawah.
52
Adapun rumusan yang dijadikan pedoman dalam mencari prosentase setiap
data adalah:
Keterangan: P = Prosentase
P = F x 100% N
F = Frekuensi
N = Jumlah Responden
Berikut ini penulis sajikan hasil angket dari 30 pertanyaan, yang terbagi 15
pertanyaan untuk variabel X dan 15 pertanyaan untuk variabel Y dan diberikan
kepada 50 responden.
1. Variabel X (Pembelajaran IPS Terpadu)
Tabel 11
Kesesuaian Tema dengan Suatu Peristiwa
Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase
A Selalu 8 16
B Sering 19 38
C Kadang-kadang 21 42
D Tidak pernah 2 4
Jumlah 50 100
Dari tabel diatas bisa di lihat 16% menjawab selalu, 38 % menjawab
sering dan yang menjawab kadang-kadang 42%. Sedangkan hanya 4% dari siswa
yang menjawab tidak pernah. itu berarti bahwa tema yang diberikan kepada siswa
mempunyai kesesuaian dengan peristiwa yang terjadi di sekitar mereka.
Tabel 12
Kesesuaian Tema dengan Tingkat Kemampuan siswa
Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase
A Selalu 8 16%
B Sering 15 30%
C Kadang-kadang 24 48%
D Tidak pernah 3 6%
Jumlah 50 100%
53
Melihat dari tabel di atas 24 siswa atau hampir setengahnya menjawab
kadang-kadang, dan 30% menjawab sering, 16% menjawab selalu serta hanya 6%
atau 3 siswa yang menjawab tidak pernah. Itu berarti tema yang di berikan kepada
siswa sesuai dengan tingkat kemampuan siswa itu sendiri.
Tabel 13
Keterkaitan Tema dengan suatu tema lain
Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase
A Selalu 10 20%
B Sering 17 34%
C Kadang-kadang 19 38%
D Tidak pernah 4 8%
Jumlah 50
Dari tabel diatas bisa di lihat bahwa siswa yang menjawab sering dan
kadang-kadang jumlahnya tidak terlalu jauh, 17 siswa menjawab sering dan 19
siswa menjawab kadang-kadang. Sedangkan yang menjawab selalu hanya 10
orang dan 4 orang yang menjawab tidak pernah.
Tabel 14
Pemahaman Siswa Terhadap Tema
Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase
A Selalu 16 32%
B Sering 16 32%
C Kadang-kadang 17 34%
D Tidak pernah 1 2%
Jumlah 50 100%
Tabel diatas menunjukan bahwa siswa yang menjawab selalu dan sering
berjumlah sama yaitu 16 orang, dan yang menjawab kadang-kadang 17 siswa atau
34%. Sedangkan siswa yang menjawab tidak pernah hanya 2% atau satu orang
saja. Ini berarti tema yang diberikan oleh guru dipahami siswa dengan baik.
54
Tabel 15
Tema yang di berikan memudahkan dalam
Mempelajari Tema Selanjutnya
Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase
A Selalu 12 24%
B Sering 20 40%
C Kadang-kadang 16 32%
D Tidak pernah 2 4%
Jumlah 50 100%
Pada tabel ini di tunjukan bahwa siswa merasa terbantu untuk belajar tema
selanjutnya dengan tema yang diberikan, itu terlihat dari 20 siswa menjawab
sering, 12 siswa menjawab selalu, 16 siswa menjawab kadang-kadang, dan hanya
4% dari keseluruhan responden yang menjawab tidak pernah.
Tabel 16
Kesulitan dalam Memahami Tema
Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase
A Selalu 1 2%
B Sering 4 8%
C Kadang-kadang 41 82%
D Tidak pernah 4 8%
Jumlah 50 100%
Tabel di atas menunjukan bahwa hampir keseluruhan siswa jarang
mengalami kesulitan dalam memahami tema yang diberikan, itu sangat jelas dari
41 siswa atau 82% menjawab kadang-kadang, 1 siswa menjawab selalu, 4 siswa
menjawab sering dan 4 siswa menjawab tidak pernah.
55
Tabel 17
Kesesuaian Tema dengan Sumber Belajar
Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase
A Selalu 24 48%
B Sering 17 34%
C Kadang-kadang 9 18%
D Tidak pernah 0 0
Jumlah 50 100%
Tabel di atas menunjukan bahwa tema yang di berikan mempunyai
kesesuaian dengan sumber belajar yang tersedia. itu terbukti dengan 24 siswa
menjawab selalu dan 17 siswa menjawab sering. dan hanya 9 siswa atau 18%
yang berpendapat kalau tema yang diberikan kadang-kadang sesuai dengan
sumber belajar.
Tabel 18
Dominasi Guru dalam Proses Belajar Mengajar
Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase
A Selalu 9 18%
B Sering 20 40%
C Kadang-kadang 17 34%
D Tidak pernah 4 8%
Jumlah 50 100%
Dari tabel di atas bisa di simpulkan bahwa dominasi guru pada saat proses
pembelajaran masih terbilang cukup tinggi, itu terlihat jelas dari jawaban siswa
yang menunjukan seringnya guru mendominasi pembelajaran adalah 20 siswa,
dan 9 siswa yang menjawab selalu, serta 17 siswa yang menjawab kadang-kadang.
Sedangkan yang menjawab tidak pernah hanya 4 siswa atau 8% dari jumlah
keseluruhan responden.
56
Tabel 19
Mencari Materi Sendiri
Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase
A Selalu 4 8%
B Sering 6 12%
C Kadang-kadang 32 64%
D Tidak pernah 8 16%
Jumlah 50 100%
Tabel di atas menunjukan 4 siswa menjawab selalu, 6 siswa menjawab
sering, 32 siswa menjawab kadang-kadang, serta 8 siswa yang menjawab tidak
pernah. Ini berarti selama proses pembelajaran, siswa mencari materi dengan
sendiri masih terbilang rendah.
Tabel 20
Mengkaji Materi Sendiri
Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase
A Selalu 6 12%
B Sering 7 14%
C Kadang-kadang 31 62%
D Tidak pernah 6 12%
Jumlah 50 100%
Dari tabel diatas dapat di lihat bahwa 62% siswa menjawab kadang-
kadang 14% menjawab sering, 12% menjawab selalu dan tidak pernah. Hal ini
menjelaskan bahwa dalam mengkaji materi siswa tidak melakukan secara rutin.
57
Tabel 21
Guru Membimbing dalam Pencarian dan Pengkajian materi
Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase
A Selalu 17 34%
B Sering 21 42%
C Kadang-kadang 10 20%
D Tidak pernah 2 4%
Jumlah 50 100%
Tabel di atas menjelaskan bahwa guru memberikan bimbingan kepada
siswa dalam mencari dan mengkaji materi. Itu dapat di lihat dari 21 siswa yang
menjawab sering, 17 menjawab selalu, dan 10 orang yang menjawab kadang-
kadang, sedangkan hanya 2 orang yang menjawab tidak pernah.
Tabel 22
Mempresentasikan Materi saat pembelajaran
Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase
A Selalu 9 18%
B Sering 12 24%
C Kadang-kadang 22 44%
D Tidak pernah 7 14%
Jumlah 50 100%
Melihat data yang terdapat dalam tabel di atas, bisa di katakan bahwa
siswa cukup rutin dalam mempresentasikan materi pelajaran. Itu dapat dilihat dari
jawaban 22 siswa menjawab kadang-kadang, 12 siswa menjawab sering, 9 siswa
menjawab selalu, dan hanya 7 siswa yang menjawab tidak pernah.
58
Tabel 23
Pemberian Waktu Untuk Bertanya
Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase
A Selalu 23 46%
B Sering 18 36%
C Kadang-kadang 8 16%
D Tidak pernah 1 2%
Jumlah 50 100%
Data di atas dapat di simpulkan bahwa siswa rutin di berikan waktu untuk
bertanya. Hal ini bisa dibuktikan dengan 46% siswa menjawab selalu, 36%
menjawab sering, dan 16% menjawab kadang-kadang, serta hanya 2% menjawab
tidak pernah.
Tabel 24
Guru dan Siswa Menyimpulkan
Materi Bersama-sama
Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase
A Selalu 20 40%
B Sering 15 30%
C Kadang-kadang 13 26%
D Tidak pernah 2 4%
Jumlah 50 100%
Tabel di atas menunjukan bahwa guru menyimpulkan materi pelajaran
cukup rutin, hal itu bisa di jelaskan dari 20 orang yang menjawab selalu, 15 siswa
menjawab sering,13 siswa menjawab kadang-kadang, dan 2 siswa yang menjawab
tidak pernah.
59
Tabel 25
Guru Memberikan Tugas di Akhir Pelajaran
Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase
A Selalu 16 32%
B Sering 24 48%
C Kadang-kadang 10 20%
D Tidak pernah 0 0
Jumlah 50 100%
Data di atas menunjukan 32% siswa menjawab selalu, 24% menjawab
sering, 20% menjawab kadang-kadang dan tidak satu siswa pun yang menjawab
tidak pernah. Ini berarti secara rutin guru memberikan tugas kepada siswa setiap
akhir pelajaran.
2. Variabel Minat Belajar Siswa (Y)
Tabel 26
Siswa Mempunyai Keinginan kuat untuk Belajar
Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase
A Selalu 14 28%
B Sering 15 30%
C Kadang-kadang 19 38%
D Tidak pernah 2 4%
Jumlah 50 100%
Siswa yang menjawab kadang-kadang berjumlah 19 orang, sering 15 orang,
14 orang menjawab selalu. Dan hanya 2 orang yang menjawab tidak pernah. Ini
berarti menunjukan bahwa sebagian besar siswa memiliki keinginan kuat untuk
belajar.
60
Tabel 27
Kehadiran Siswa dalam Belajar
Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase
A Selalu 38 76%
B Sering 12 24%
C Kadang-kadang 0 0
D Tidak pernah 0 0
Jumlah 50 100%
Melihat data yang terdapat pada tabel di atas, dapat di simpulkan bahwa
hampir keseluruhan siswa mengikuti pelajaran IPS, itu terbukti dengan 38 siswa
menjawab selalu, 12 siswa menjawab sering, sedangkan yang menjawab kadang-
kadang dan tidak pernah tidak ada seorang siswapun
Tabel 28
Siswa Hadir Tepat Waktu dalam Mengikuti Pelajaran
Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase
A Selalu 35 70
B Sering 11 22
C Kadang-kadang 2 4
D Tidak pernah 2 4
Jumlah 50 100%
Data diatas menunjukan bahwa dalam menghadiri pelajaran, hampir
seluruhnya siswa tepat waktu, itu dapat terlihat dari siswa yang menjawab selalu
35 siswa, 11 siswa menjawab sering, dan hanya 2 yang menjawab kadang-kadang
dan tidak pernah.
61
Tabel 29
Antusias Siswa dalam Mengikuti Pelajaran
Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase
A Selalu 11 225
B Sering 12 24%
C Kadang-kadang 25 50%
D Tidak pernah 2 4%
Jumlah 50 100%
Tabel diatas menunjukan 25 siswa menjawab kadang-kadang, sering 12
siswa, 11 siswa menjawab selalu, dan 2 siswa yang menjawab tidak pernah. Hal
ini menunjukan bahwa antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran IPS terbilang
cukup atau sedang.
Tabel 30
Siswa Merasa bosan dalam mengikuti pelajaran
Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase
A Selalu 0 0
B Sering 7 14%
C Kadang-kadang 28 56%
D Tidak pernah 15 30%
Jumlah 50 100%
Siswa yang menjawab sering ada 7 orang, kadang-kadang, 28 orang, dan 15
siswa yang menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukan bahwa perasaan bosan
siswa pada saat mengikuti pelajaran IPS masih terbilang cukup banyak.
62
Tabel 31
Siswa Mendengarkan Penjelasan Guru
Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase
A Selalu 18 36%
B Sering 25 50%
C Kadang-kadang 7 14%
D Tidak pernah 0 0
Jumlah 50 100%
Data pada tabel di atas menunjukan bahwa siswa yang mendengarkan
penjelasan guru terbilang cukup tinggi, hal ini bisa di lihat dari 25 siswa yang
menjawab sering, 18 siswa menjawab 18 selalu, dan hanya 7 siswa yang
menjawab kadang-kadang.
Tabel 32
Siswa Mencatat Materi yang dipelajari
Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase
A Selalu 22 44%
B Sering 17 34%
C Kadang-kadang 11 22%
D Tidak pernah 0 0
Jumlah 50 100%
Data di atas menunjukan 22 siswa menjawab selalu, 17 menjawab sering, dan
yang menjawab kadang-kadang 11 siswa, sedangkan yang menjawab tidak pernah
tidak seorang siswa pun. Ini berarti, siswa mencatat materi IPS pada setiap
pelajaran secara rutin.
63
Tabel 33
Siswa Membaca Materi yang dicatat di Papan Tulis
Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase
A Selalu 24 48%
B Sering 21 42%
C Kadang-kadang 5 10%
D Tidak pernah 0 0
Jumlah 50 100%
Data di atas menunjukan tingkat membaca siswa terhadap materi pelajaran
IPS yang di catat di papan tulis terbilang cukup tinggi. Hal ini dapat terlihat dari
24 siswa menjawab selalu, 21 siswa menjawab sering dan 5 siswa yang menjawab
kadang-kadang. Sedangkan tidak seorangpun yang menjawab tidak pernah.
Tabel 34
Siswa Bertanya saat Pembelajaran
Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase
A Selalu 2 4%
B Sering 3 6%
C Kadang-kadang 39 78%
D Tidak pernah 6 12%
Jumlah 50 100%
Tabel di atas menjelaskan bahwa dalam pembelajaran tingkat keaktifan siswa
dalam bertanya masih rendah. Hal itu dapat terlihat dari data yang tercatat pada
tabel di atas, 39 siswa menjawab kadang-kadang, 6 siswa menjawab tidak pernah,
3 siswa menjawab sering dan hanya 2 siswa yang menjawab selalu.
64
Tabel 35
Siswa Menjawab Pertanyaan
Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase
A Selalu 9 18
B Sering 14 28
C Kadang-kadang 26 52
D Tidak pernah 1 2
Jumlah 50 100%
Siswa yang menjawab tidak pernah hanya 1 siswa, 26 siswa menjawab
kadang-kadang, 14 siswa menjawab sering, dan 9 siswa menjawab selalu. Dengan
melihat data tersebut maka dapat di simpulkan bahwa level siswa dalam
menjawab pertanyaan dapat dikatakan cukup.
Tabel 36
Siswa Menunda Tugas
Butir Alternative jawaban Frekuensi Prosentase
A Selalu 0
B Sering 3
C Kadang-kadang 29
D Tidak pernah 18
Jumlah 50 100%
Tabel di atas menunjukan bahwa Tidak seorang siswa pun yang menjawab
selalu, 3 siswa menjawab sering, 29 siswa menjawab kadang-kadang, dan 18
siswa menjawab tidak pernah. Ini berarti bahwa tingkat penundaan tugas yang
dilakukan oleh siswa cukup rendah.
65
Tabel 37
Siswa Mengunjungi Perpustakaan
Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase
A Selalu 2 4%
B Sering 4 8%
C Kadang-kadang 22 44%
D Tidak pernah 22 44%
Jumlah 50 100%
Tingkat kunjungan siswa ke perpustakaan masih terbilang rendah. Hal itu
terbukti dengan data yang terdapat pada tabel di atas yang menunjukan, jumlah
siswa yang menjawab tidak pernah dan kadang-kadang sama yaitu 22 siswa,
sedangkan yang menjawab sering dan selalu masing-masing 4 siswa dan 2 siswa.
Tabel 38
Siswa Berkonsultasi dengan orang yang lebih dewasa
Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase
A Selalu 10 20%
B Sering 17 34%
C Kadang-kadang 15 30%
D Tidak pernah 8 16%
Jumlah 50 100%
Siswa menjawab selalu ada 10 siswa, yang menjawab sering 17 siswa, yang
menjawab kadang-kadang 15 siswa dan 8 siswa menjawab tidak pernah. Ini
berarti siswa cukup rutin berkonsultasi tentang materi pelajaran IPS.
66
Tabel 39
Siswa Berdiskusi
Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase
A Selalu 5 10%
B Sering 13 26%
C Kadang-kadang 28 56%
D Tidak pernah 4 8%
Jumlah 50 100%
Siswa yang menjawab selalu 5 siswa, 13 siswa menjawab sering, 28 siswa
menjawab kadang-kadang, dan 4 siswa yang menjawab tidak pernah. Ini berarti
siswa melakukan diskusi terbilang cukup.
Tabel 40
Siswa Memiliki Minat dalam Meningkatkan Pengetahuan
Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase
A Selalu 13 26%
B Sering 15 30%
C Kadang-kadang 22 44%
D Tidak pernah 0 0%
Jumlah 50 100%
Tabel di atas menunjukan bahwa siswa dalam meningkatkan pengetahuan
tentang pelajaran IPS cukup tinggi. Hal itu terbukti dari 13 siswa menjawab
selalu, 15 siswa menjawab sering, 22 siswa menjawab kadang-kadang, dan tidak
satu siswa pun yang menjawab tidak pernah.
67
C. ANALISIS DATA
Setelah memperoleh angka prosentase dari masing-masing angket, maka
langkah berikutnya adalah mencari angka korelasi antara Variabel X
(Pembelajaran IPS Terpadu) dan variabel Y (Minat Belajar Siswa) dengan
menggunakan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut:
Tabel
Koefisien Korelasi antara Pembelajaran IPS Terpadu ( X ) dan Minat Belajar Siswa ( Y )
No
Responden X Y XY X2 Y2
1 43 46 1978 1849 2116 2 41 43 1763 1681 1849 3 41 42 1722 1681 1764 4 37 42 1554 1369 1764 5 41 43 1763 1681 1849 6 44 39 1716 1936 1521 7 46 44 2024 2116 1936 8 44 41 1804 1936 1681 9 41 41 1681 1681 1681 10 34 41 1394 1156 1681 11 40 38 1520 1600 1444 12 46 49 2254 2116 2401 13 40 40 1600 1600 1600 14 40 44 1760 1600 1936 15 38 35 1330 1444 1225 16 38 39 1482 1444 1521 17 41 40 1640 1681 1600 18 46 50 2300 2116 2500 19 41 44 1804 1681 1936 20 40 42 1680 1600 1764 21 45 44 1980 2025 1936 22 44 46 2024 1936 2116 23 41 42 1722 1681 1764 24 51 46 2346 2601 2116 25 39 40 1560 1521 1600 26 44 43 1892 1936 1849 27 49 52 2548 2401 2704 28 39 32 1248 1521 1024 29 44 42 1848 1936 1764
68
30 46 47 2162 2116 2209 31 43 44 1892 1849 1936 32 43 41 1763 1849 1681 33 42 43 1806 1764 1849 34 47 46 2162 2209 2116 35 46 52 2392 2116 2704 36 38 42 1596 1444 1764 37 39 50 1950 1521 2500 38 42 43 1806 1764 1849 39 33 38 1254 1089 1444 40 37 37 1369 1369 1369 41 45 44 1980 2025 1936 42 40 41 1640 1600 1681 43 38 41 1558 1444 1681 44 41 44 1804 1681 1936 45 42 41 1722 1764 1681 46 42 44 1848 1764 1936 47 43 46 1978 1849 2116 48 46 52 2392 2116 2704 49 35 44 1540 1225 1936 50 36 51 1836 1296 2601
N = 50 2082 2161 90387 87380 94271 rxy = NΣXY- (ΣX) (ΣY)
√{N.ΣX²-(ΣX)²} . {NΣY²-(ΣY)²}
= 50 (90387) - (2082) (2161) √ {50 (87380) - (2082)2}{50 (94271) - (2161)2}
= 4519350 - 4499202 √ (4369000 - 4334724 ) (4713550 - 4669921)
= 20148 √ (34276) (43629)
= 20148 √ 1.495.427.604
= 20148 3867075903
= 0,521
69
Setelah melakukan perhitungan secara keseluruhan maka hasil yang
didapatkan hubungan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Terpadu Dengan Minat
Belajar Siswa diperoleh angka korelasi “r” Product Moment sebesar 0,521
A. Interpretasi Data
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka penulis memberikan
interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” Product Moment melalui dua cara,
yaitu:
1. Interpretasi secara sederhana/kasar
Interpretasi terhadap rxy dari perhitungan di atas ternyata angka korelasi
antara variabel X (Pembelajaran IPS Terpadu) dan variabel Y (Minat Belajar
siswa/siswi), tidak bertanda negatif. Berarti di antara kedua variabel tersebut
terdapat korelasi yang positif (korelasi yang berjalan searah). Dengan
memperhatikan besarnya rxy (yaitu 0,521) yang berkisar antara 0,40-0,70, berarti
terdapat hubungan yang positif antara variabel X (Pembelajaran IPS Terpadu) dan
variabel Y (Minat Belajar Siswa) yang korelasinya tergolong sedang atau cukup.
2. Interpretasi dengan menggunakan tabel nilai “r” Product Moment
Rumusan hipotesa alternatif (Ha) dan hipotesa nihil (Ho) yang penulis
ajukan adalah:
Ha : Adanya hubungan antara pembelajaran IPS terpadu dengan minat
Belajar siswa.
Ho : Tidak adanya hubungan antara pembelajaran IPS terpadu dengan
minat belajar siswa.
Adapun kriteria pengajuannya adalah, jika r hitung ≥ r tabel maka Ha
diterima dan Ho ditolak. Sebaliknya jika r hitung ≤ r tabel maka Ha ditolak dan
Ho diterima.
Untuk melihat apakah koefisien korelasi hasil perhitungan di atas
signifikan atau tidak, maka perlu dibandingkan dengan r tabel (rt) Product
Moment dengan terlebih dahulu mencari derajat bebas (df). Karena dalam
penelitian ini sampelnya berjumlah 50 dan variabel yang dicari korelasinya ada
70
dua yaitu Pembelajaran IPS Terpadu (X) dan Minat Belajar siswa (Y), maka
derajat bebasnya dapat dihitung dengan langkah sebagai berikut:
df = N – nr
= 50 – 2
= 48
Setelah diketahui df sebesar 48, diperoleh “r” Product Moment pada taraf
signifikansi 5% adalah 0,279 dengan demikian rxy lebih besar dari pada rt
(0,521>0,279). Karena rxy lebih besar, maka hipotesa alternatif (Ha) diterima,
sedang hipotesa nihil (Ho) ditolak. Dengan demikian berarti, ada hubungan positif
antara pembelajaran IPS terpadu dengan minat belajar siswa.
Setelah uji hipotesis dilakukan, maka untuk mengetahui berapa besar
pengaruh variabel X terhadap Y yang dinyatakan dalam persen, digunakan rumus
koefisien tertentu (determinasi) dengan r = 0,521
KD = rxy2 X 100%
= 0,5212 X 100%
= 0,27 X 100%
= 27%
Dari hasil koefisien determinasi di atas, dapat dinyatakan bahwa
pelaksanaan pembelajaran IPS terpadu memberikan kontribusi sebesar 27%
terhadap minat belajar siswa kelas VIII pada bidang studi IPS di SMP N 3
Tangerang Selatan dan sisanya sebesar 73% dari faktor lainnya.
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan dari referensi baik yang berupa buku-buku maupun bahan
lainnya, serta dari hasil penelitian dan analisa yang telah penulis uraikan pada
bab-bab terdahulu mengenai hubungan pembelajaran IPS Terpadu dengan Minat
belajar siswa, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu di SMP N 3 Tangerang selatan
khususnya pada kelas VIII berjalan dengan baik, hal ini terlihat dari
jawaban siswa terhadap angket yang diberikan cukup bagus. Selain hal itu,
dari hasil wawancara dengan bagian kurikulum dan guru bidang studi,
menyatakan bahwa buku yang di pakai merupakan buku IPS terpadu serta
metode yang digunakan oleh guru adalah metode yang dapat mengajak
siswa aktif dalam belajar. Dari pelaksanaan pembelajaran yang baik inilah
yang pada akhirnya dapat mempengaruhi minat belajar siswa. Dengan
begitu dapat dikatakan bahwa semakin baik pelaksanaan pembelajaran
IPS terpadu, maka akan semakin baik pulalah minat belajar siswa pada
bidang studi IPS, begitu juga sebaliknya, apabila pelaksanaan
pembelajaran IPS Terpadu kurang baik maka minat belajar siswa pada
bidang studi IPS akan sangat kurang.
2. Setelah diadakan penelitian, dengan cara pengisian angket (kuesioner),
minat belajar siswa SMPN 3 TANGSEL khususnya pada siswa kelas VIII
72
tergolong sedang/cukup. hal ini ditunjukkan dengan perolehan
penghitungan koefisien Determinasi sebesar 27%.
3. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan rumus korelasi
diperoleh hasil 0,521. Apabila angka tersebut dilakukan interpertasi secara
sederhana atau kasar, berada pada kisaran 0,40 – 0,70 sifat hubungannya
adalah sedang atau cukup. Kemudian apabila pemberian interpretasi
dengan jalan berkonsultasi pada tabel Nilai “r” Product Moment, ternyata
korelasi pembelajaran IPS terpadu dengan minat belajar siswa. adalah
korelasi positif yang signifikan, karena jika dilihat dari taraf signifikansi
5% = 0,279, maka rxy > dari r tabel. Angka koefisisen Determinasi
(koefisien tertentu) sebesar 27%, menunjukan bahwa pengaruh
pembelajaran IPS Terpadu terhadap minat belajar siswa sebesar 27%,
sedangkan sisanya 73% adalah merupakan pengaruh dari variabel lain.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti mengajukan saran :
1. Hendaknya Pihak sekolah, menyediakan atau menambah sumber belajar
yang dapat membantu proses pembelajaran supaya berjalan dengan efektif
dan efisien, khususnya dalam penerapan pembelajaran IPS Terpadu.
2. Bagi para guru hendaknya membantu siswa dalam membangkitkan minat
belajar dan menggunakan berbagai variasi metode mengajar yang
memungkinkan untuk mengurangi rasa bosan atau jenuh siswa dalam
belajar, serta mencari cara bagaimana minat siswa itu timbul dan
berkembang.
3. Bagi para siswa hendaknya lebih meningkatkan motivasi diri untuk
melaksanakan belajar, dengan harapan akan dapat merubah atau memberi
konstribusi yang positif bagi minat belajar.
73
DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya 2007), Cet. III.
Sutikno, Sobri, Menggagas Pembelajaran Efektif dan Bermakna, (Mataram: NTT
Press, 2007). Cet. II.
Http://www.smunet.com/main.php?mode=1&act=pb&xkd=2(sumber:www.ut.ac.i
d), 19 November 2009
Rasyad, Aminudin, Teori Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: Uhamka Press,
2003), cet. IV.
Http://www.smunet.com/main.php?mode1&act=pb&xd=2(sumber:www.ut.ac.id),
19 November2009
Isjoni. Model Pembelajaran yang Efektif Pendidikan Anak Usia Dini. Yang
dikutip dari http://www.isjoni.net/web//content/view/44/4
Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
2007), Cet. Ke-3.
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta:
Prestasi Pustaka 2007), Cet. 1.
http://rbaryans.wordpress.com/2007/04/19/mengapa-memilih-pembelajaran-
terpadu/ . 09 November 2009
Rosadi, Imran, Kemas, “ Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP):
Pembelajaran dan Penilaiannya”, dalam An-Nahdhah, Jambi, Edisi Juli-
Desember 2008, vol. 1, No. 2
Sayuti, Wahdi, “Model Pembelajaran Konstruktivisme”, dalam Didaktika
Islamika, Jakarta, Juni 2005, vol. VI, No. 1
Sapriya, Pendidikan IPS “konsep dan pembelajaran”, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya 2009), Cet. Ke-1
Nurdin, Syafrudin, Model Pembelajaran yang Memperhatikan Individu Siswa
dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Ciputat: Quantum Teaching,
2005), Cet. I
74
Sukardi, Tanto, Menggagas Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Yang
Konstruksivis, dalam Kajian Ilmu Sosial, Jakarta Oktober 2007, Vol. 1,
No. 02
Solihatin, Etin & Raharjo, “Cooperative Learning ;Analisis Model Pembelajaran
IPS;”, (Jakarta: PT. Bumi Aksara 2008), cet. Ke-2
Somantri, Nu’man, Muhammad, Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, (PT.
Remaja Rosdakarya 2001), cet, ke-1
Sabri, Alisuf, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya 2007), cet.
Ke-3
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta: Kalam Mulia 1994), cet. 1
Usman, Uzer, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
2006), cet. xix
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta 2003), cet. Ke-IV
Djamarah, Bahri, Syaiful, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), cet.
Ke-2
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
2007), cet. Ke-5
Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada 2003), cet. Ke-10
Sadirman, Arief S, dkk, Media Pendidikan (Jakarta : PT. Grafindo Persada 2008),
cet. Ke-1
Yamin, Martinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung
Persada Press 2003), Cet. 103
Margaret E. Bell Greder, Belajar dan Membelajarkan, (Jakarta, PT. Grafindo
Persada 2005), cet. 1
Ahmadi, Abu & Supriyono, Widodo, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta 1991), cet. 1
http://idb4.wikispaces.com/file/view/jj4006.2.pdf. 12 November 2009
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
(Yogyakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet. XIII.
75
Prasetyo, Bambang & Jannah, Miftahul, lina, Metode Penelitian Kuantitatif,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2007), Cet. I.
Surakhmad, Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah; Dasar Metoda Teknik,
(Bandung: Penerbit Tarsito, 1998), Cet. VIII.
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2006).
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Jumlah Jawaban Angket (Variabel X dan Variabel Y)
Lampiran 2: Skor Item Variabel Pembelajaran IPS Terpadu
Lampiran 3: Skor Item Variabel Minat Belajar Siswa
Lampiran 4: Skor Setiap Siswa Untuk Variabel Pembelajaran IPS Terpadu ( X )
Lampiran 5: Skor Setiap Siswa Untuk Variabel Minat Belajar ( X )
Lampiran 6: Koefisien Korelasi Pembelajaran Terpadu (X) dan Minat Belajar (Y)
Lampiran 7: Berita wawancara dengan bag. Kurikulum dan guru bidang studi IPS
Lampiran 8: Lembar Uji Referensi
Lampiran 9: Surat Pengajuan Proposal Skripsi
Lampiran 10: Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 11: Surat Ganti Judul Skripsi
Lampiran 12: Surat Izin Penelitian
Lampiran 13: Surat Keterangan Dari Sekolah
Lampiran 14: Profil Sekolah
Lampiran 15: Data Nama-nama Siswa Kelas VIII
PROFIL SEKOLAH TAHUN 2009
1. Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Tangerang Selatan 2. No. Statistik Sekolah : 201.280310.002 3. Tipe Sekolah : A = 27 4. .Alamat Sekolah : Jl. Ir. H. Juanda (samping UIN Jakarta)
Ciputat 15412 Kabupaten Tangerang 5. Telepon / Fax : (021) 7401312 6. Status Sekolah : Negeri 7. Status Pembinaan : Potensial 8. Luas Lahan/Tanah : 4.130 m2
9. Status Kepemilikan : Hak Milik 10. Nama Kepala Sekolah : Maryono, SE. 11. Pendidikan Terakhir : Strata 1 ( S 1) Ekonomi 12. Masa Kerja Sebagai Kasek : 13. Nilai Akreditasi Sekolah : 97,05 14. No Rekening : 0924-01-000623-50-7 Bank BRI Unit Juanda 15. Visi, Misi dan Strategi SMP Negeri 3 Tangerang Selatan
a. Visi Sekolah : Terunggul dalam Prestasi, Teladan dalam bersikap dan bertindak, serta Konsisten dalam menjalankan ajaran agama Indikator Visi : 1. Terunggul dalam perolehan nilai akademis 2. Terunggul dalam persaingan masuk SMA / SMK Negeri 3. Terunggul dalam lomba (olimpiade) MIPA 4. Terunggul dalam prestasi non akademis 5. Bersikap baik dan sopan kepada siapapun 6. Selalu taat menjalankan ajaran agama (ibadah) di manapun berada
b. Misi Sekolah : 1. Mewujudkan peningkatan kualitas / mutu lulusan 2. Mewujudkan peningkatan jumlah lulusan yang masuk SMA / SMK Negeri 3. Membina sikap percaya diri, semangat gotong royong dan cinta tanah air 4. Meningkatkan prestasi kerja yang diimbangi dengan penghargaan yang
layak serta dilandasi dengan semangat ketauladanan dan keikhlasan 5. Meningkatkan status sekolah menjadi sekolah unggulan
16. Data Jumlah Kelas, Rombel, dan Siswa Tahun Pelajaran 2008/2009 :
Jumlah Siswa
No.
Data Kelas Jumlah Rombel Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Kelas VII 10 184 204 388 2 Kelas VIII 9 177 182 359 3 Kelas IX 10 185 193 378 T o t a l 29 546 579 1.125
17. Jenjang Pendidikan dan Status Guru :
Status Guru Jenis Kelamin
No Tingkat Pendidikan GT GTT Laki-laki Perempuan
Jumlah
Ket.
1 S3 / S2 5 - 3 2 5 2 S1 35 3 12 26 38 3 D-4 - - - - - 4 D3/Sarmud 8 - 5 3 8 5 D2 3 - - 3 3 6 D1 1 1 2 - 2 7 SMA - - - - -
T o t a l 51 4 22 34 56
18. Data Jumlah Guru dan Statusnya :
Status Guru
No
Mata Pelajaran Juml Guru PN
S GTT Bantu Honor
1 Pendidikan Agama 3 3 - - - 2 Pendidikan Kewarganegaraan 3 3 - - - 3 Matematika 7 6 - - 1 4 Bahasa Indonesia 7 7 - - - 5 Bahasa Inggris 7 6 - - 1 6 Ilmu Pengetahuan Alam 6 6 - - - 7 Ilmu Pengetahuan Sosial 6 6 - - - 8 Penjaskes 3 3 - - - 9 Pendidikan Seni Budaya 3 3 - - - 10 Tikom 3 2 - - 1 11 Muatan Lokal 3 3 - - - 12 BP / BK 4 3 - - 1 T o t a l 55 51 - - 4
19. Jenjang Pendidikan Tenaga Administrasi (TU) dan Statusnya :
Status Kepegawaian Jenis Kelamin
No Tingkat Pendidikan PNS Honor Laki2 Peremp
Jumlah
Ket.
1 S1 / S2 1 1 1 1 2 2 D3/Sarmud - 1 - 1 1 3 D2 - - - - - 4 D1 - - - - - 5 SMA 1 3 3 1 3
T o t a l 3 4 5 2 7
20. Tenaga Perpustakaan (Pustakawan) dan Laboratorium (Laboran) :
Status Jenis Kelamin
No
Jenis Tenaga PNS Honor Laki2 Perem Tingkat Pendid.
Juml
1 Tenaga Perpustakaan 1 1 - 2 S1/D3 2 2 Tenaga Lab. IPA - - - - - - 3 Tenaga Lab. Komp. 1 1 1 1 S1/D1 2 4 Tenaga Lab. Bahasa - - - - - - T o t a l 2 2 1 3 - 4
21. Buku Perpustakaan :
J u m l a h
No
Jenis Buku Judul Buku Exemplar Buku
Keterangan
1 Buku Paket 42 1.260 2 Buku Bacaan 126 252 3 Buku Referensi 38 84
T o t a l 206 1.596
22. Kepemilikan Ruang Belajar, Ruang Kantor, Ruang Penunjang, dan Sarana Penunjang.
Kondisi Ruangan
No Jenis Ruangan /Bangunan
Jml Ukuran P x L
B CB TB
Ket.
A RUANG BELAJAR :
1 Ruang Teori / Kelas 30 8 x 7 m 2 Ruang Perpustakaan 1 10 x 7 m 3 Ruang Lab. Bahasa - - 4 Ruang Lab. IPA 1 10 x 7 m 5 Ruang Lab. Komputer 2 8 x 7 m 6 Ruang Kesenian 1 6 x 7 m 7 Ruang Keterampilan - - 8 Ruang Serbaguna/Aula 1 12 x 7 m 9 Ruang Multi Media 1 8 x 7 m
B RUANG KANTOR :
1 Ruang Kepala Sekolah 1 6 x 7 m 2 Ruang Wkl Kepsek 1 3 x 7 m 3 Ruang Guru 1 10 x 7 m 4 Ruang Tata Usaha 1 6 x 7 m 5 Ruang Komite Sekolah 1 3 x 7 m
C RUANG PENUNJANG :
1 Ruang Gudang 1 6 x 7 m 2 Ruang BP / BK 1 6 x 7 m 3 Ruang U K S 1 8 x 7 m 4 Ruang PMR/Pramuka 1 6 x 4 m 5 Ruang OSIS/Paskibra 1 6 x 4 m 6 Ruang Ibadah / Masjid 1 10 x 11 7 Raung WC Kepsek 1 2 x 2 m 8 Ruang WC Guru 1 2 x 2 9 Ruang WC Siswa 17 2 x 3 m 10 Ruang Koperasi 1 4 x 7 m 11 Ruang Kantin 1 8 x 7 m 12 Rumah Penjaga - - - 13 Pos Jaga / Satpam 1 3 x 3 m
D SARANA PENUNJANG :
1 Lapangan Olah Raga : a. Lapangan Futsal 1 12 x 22 b. Lapangan Basket 1 12 x 22 c. Lapangan Volley 1 14 x 7 m d. Lapangan Badminton 1 12 x 6 m f. Meja Pingpong 2 4 x 2 m 2 Lapangan Upacara 1 25 x 100 3 Tempat Parkir 1 16 x 8 m 4 Kendaraan Operasional 1 Mini bus
Lampiran 1
Jumlah Jawaban Variabel X
Jawaban Soal No. Soal A B C D
Jumlah
1 8 19 21 2 50 2 8 15 24 3 50 3 10 17 19 4 50 4 16 16 17 1 50 5 12 20 16 2 50 6 1 4 41 4 50 7 24 17 9 0 50 8 9 20 17 4 50 9 4 6 32 8 50 10 6 7 31 6 50 11 17 21 10 2 50 12 9 12 22 7 50 13 23 18 8 1 50 14 20 15 13 2 50 15 16 24 10 0 50
Jumlah Jawaban Variabel Y
Jawaban Soal No. Soal A B C D
Jumlah
1 14 15 19 2 50 2 38 12 0 0 50 3 35 11 2 2 50 4 11 12 25 2 50 5 0 7 28 15 50 6 18 25 7 0 50 7 22 17 11 0 50 8 24 21 5 0 50 9 2 3 39 6 50 10 9 14 26 1 50 11 0 3 29 18 50 12 2 4 22 22 50 13 10 17 15 8 50 14 5 13 28 4 50 15 13 15 22 0 50
Lampiran 2
Variabel Pembelajaran IPS Terpadu (X)
Skor Item No Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 4 2 2 4 3 3 4 1 2 2 3 2 4 4 3 43 2 3 2 2 4 2 3 4 3 2 2 2 2 3 4 3 41 3 4 3 3 3 2 3 3 1 1 2 4 2 3 4 3 41 4 3 3 2 2 1 3 4 2 2 2 3 1 2 2 4 37 5 3 3 2 2 1 3 4 2 2 2 4 2 4 3 4 41 6 3 4 3 3 4 2 4 3 2 2 3 2 3 4 2 44 7 4 4 3 4 3 3 4 4 2 3 3 1 4 1 3 46 8 3 3 2 3 2 3 4 4 2 2 4 4 2 3 3 44 9 3 2 3 4 3 4 3 2 2 1 2 3 3 3 3 41 10 3 2 1 2 4 3 2 1 2 2 2 2 4 2 2 34 11 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 4 1 2 4 3 40 12 1 4 4 4 3 3 2 2 2 4 3 4 3 3 4 46 13 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 4 3 3 40 14 3 2 3 2 2 2 4 3 2 2 3 2 4 2 3 40 15 2 2 3 2 3 3 3 3 2 1 2 3 4 3 2 38 16 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 4 2 38 17 2 3 3 2 3 3 3 2 4 2 3 2 3 3 3 41 18 2 3 3 4 3 3 4 3 2 3 4 2 3 3 4 46 19 2 2 3 4 4 4 3 2 2 2 3 2 4 2 2 41 20 2 1 3 4 3 3 4 1 3 1 3 4 3 2 3 40 21 2 4 1 4 3 3 4 1 3 2 3 4 4 4 3 45 22 3 2 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 4 4 44 23 2 4 2 4 4 4 2 2 2 2 3 2 3 2 3 41 24 3 4 2 3 4 3 4 1 4 3 4 4 4 4 4 51 25 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 1 3 3 2 3 39 26 3 4 2 2 4 1 3 3 2 4 1 4 4 3 4 44 27 4 2 4 4 2 3 4 4 2 4 4 1 4 4 3 49 28 2 2 3 2 2 2 3 3 1 2 3 3 4 4 3 39 29 3 2 2 4 3 4 4 2 2 1 4 4 3 3 3 44 30 4 2 4 2 4 3 3 2 1 4 3 3 3 4 4 46 31 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 4 3 4 4 4 43 32 2 2 3 4 3 3 3 2 1 1 3 4 4 4 4 43 33 3 2 4 3 2 3 3 1 2 2 3 2 4 4 4 42 34 3 3 4 3 4 3 4 1 4 4 4 3 3 2 2 47 35 4 3 3 4 4 3 2 2 2 2 2 4 4 4 3 46
36 3 1 2 4 2 3 4 1 1 2 4 2 3 3 3 38 37 2 3 2 3 3 3 4 2 2 3 4 1 2 2 3 39 38 2 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 2 2 42 39 2 1 1 1 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 33 40 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 4 2 2 4 2 37 41 2 2 4 2 2 3 4 3 4 2 3 2 4 4 4 45 42 2 2 2 2 3 3 3 2 1 3 4 2 4 3 4 40 43 2 3 2 2 3 3 3 4 2 2 2 1 2 3 4 38 44 2 2 3 3 4 3 4 2 2 2 3 2 3 3 3 41 45 2 2 2 3 4 3 4 2 3 2 4 2 4 3 2 42 46 4 2 1 2 4 3 3 3 2 4 2 3 2 4 3 42 47 4 3 4 2 2 3 4 2 2 2 4 2 4 2 3 43 48 1 4 4 4 3 3 4 3 1 1 4 2 4 4 4 46 49 3 2 3 2 2 3 3 3 1 2 3 2 2 1 3 35 50 2 2 4 2 2 3 4 3 2 2 2 1 1 2 4 36
Lampiran 3
Variabel Minat Belajar Siswa (Y)
Skor Item No Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 ∑
1 3 4 4 1 4 3 4 4 2 3 4 2 3 2 3 46 2 2 4 4 3 2 4 4 3 2 3 3 2 2 3 2 43 3 3 4 4 3 2 3 2 4 2 3 2 1 3 2 4 42 4 2 4 4 2 3 4 4 4 2 2 4 1 2 2 2 42 5 3 4 4 2 3 2 2 4 3 3 3 1 3 4 2 43 6 2 4 3 2 3 3 3 2 3 2 3 1 3 2 2 39 7 4 4 4 4 4 3 2 3 1 3 2 2 3 1 4 44 8 2 4 4 2 4 3 4 4 2 2 3 1 1 2 3 41 9 2 3 3 2 4 3 3 3 2 3 4 2 2 2 3 41 10 4 3 4 4 3 2 2 4 2 1 3 1 1 4 3 41 11 1 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 1 3 2 2 38 12 4 4 4 2 3 4 4 4 2 4 4 1 2 3 4 49 13 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 40 14 4 4 4 2 4 4 3 2 1 4 4 1 1 3 3 44 15 2 4 4 2 3 2 2 3 2 2 3 1 1 2 2 35 16 2 4 3 2 3 3 3 3 2 2 3 1 2 3 3 39 17 2 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 1 3 2 3 40 18 3 4 4 4 3 4 4 3 2 3 4 2 4 3 3 50 19 2 3 4 2 3 4 4 4 2 3 3 2 3 2 3 44 20 3 3 4 3 3 4 4 2 1 2 4 1 3 2 3 42 21 4 4 1 4 4 2 3 4 2 2 3 2 2 3 4 44 22 1 4 4 2 3 4 4 4 4 2 4 2 3 3 2 46 23 3 4 4 2 4 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 42 24 4 4 4 2 3 4 3 4 2 2 4 1 2 3 4 46 25 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 40 26 4 4 4 2 3 3 2 4 2 4 3 1 2 3 2 43 27 4 3 3 4 4 3 4 4 2 4 4 2 4 3 4 52 28 2 4 1 2 2 2 4 3 2 2 3 1 1 1 2 32 29 4 3 4 3 4 4 4 3 2 2 3 2 1 1 2 42 30 3 3 4 4 3 3 3 2 2 4 3 2 4 4 3 47 31 2 4 4 3 4 3 2 3 3 3 4 2 3 2 2 41 32 2 4 4 1 3 4 4 4 2 2 4 1 2 2 2 41 33 3 3 4 3 3 4 3 4 2 2 3 2 3 2 2 43 34 4 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 4 4 4 46 35 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3 4 2 4 52
36 3 4 4 2 4 3 2 3 2 2 3 2 2 2 4 42 37 3 4 4 2 4 3 4 4 2 4 4 2 4 2 4 50 38 3 4 4 3 3 4 4 3 2 2 3 2 2 2 2 43 39 2 4 4 3 2 3 2 3 1 3 2 1 3 2 3 38 40 3 4 2 2 3 2 3 2 2 2 3 1 4 2 2 37 41 2 3 4 2 3 4 4 4 2 4 4 2 2 2 2 44 42 2 4 4 2 3 3 4 3 1 2 3 2 3 3 2 41 43 2 4 3 4 3 3 3 3 2 2 4 1 3 2 2 41 44 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 1 3 44 45 2 4 4 2 3 2 4 4 2 2 3 1 4 2 2 41 46 4 4 3 4 4 3 2 3 2 3 3 1 1 3 4 44 47 3 4 4 4 2 4 4 4 2 4 3 2 1 2 3 46 48 4 4 4 2 2 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 52 49 2 4 2 2 3 4 4 4 2 3 4 4 2 2 2 44 50 4 4 4 4 4 4 4 4 1 2 4 2 4 2 4 51
Lampiran 4
Tabel
Skor Variabel Pembelajaran IPS Terpadu (X)
No Nama Siswa Kelas L/P Skor Variabel X 1 Sulaiman Hawibowo VIII – 1 L 43 2 Hani Noviani VIII – 1 P 41 3 Dyah Kurniawati VIII – 1 P 41 4 Meina Muthia VIII – 1 P 37 5 Suci Fatikah Hapsari VIII – 1 P 41 6 Amelia S.R VIII – 1 P 44 7 Ramdhani Satria. N VIII – 2 L 46 8 Muaffan. A VIII – 2 L 44 9 Pribadi Wibowo VIII – 2 L 41 10 Ridmagus. W VIII – 2 L 34 11 Qayyum Hamidi Alius VIII – 2 P 40 12 Lutfi . R VIII – 3 L 46 13 Rinaldi Akbar. T VIII – 3 L 40 14 Naufal Irsyad VIII – 3 L 40 15 Inne Agustin VIII – 3 P 38 16 Alvi Achmad. M VIII – 3 L 38 17 Balraj Bir VIII – 3 L 41 18 Dwi Herlambang VIII – 4 L 46 19 Alief Bakries.M VIII – 4 L 41 20 Alda Trides Arrofie VIII – 4 P 40 21 Assryany Oktaviana VIII – 4 P 45 22 Kinanti Devin Saras
Putri VIII – 4 P 44
23 M. Haris Diponegoro VIII – 4 L 41 24 Putri Intan Ahsana VIII – 5 P 51 25 Ilham Haryo Wicaksono VIII – 5 L 39 26 Fachri Rahmantijo VIII – 5 L 44 27 Genta Maulidina VIII – 5 P 49 28 Saifudin VIII – 5 L 39 29 M. Ikhsan VIII – 6 L 44 30 Andi Paomey VIII – 6 L 46 31 Dani Triadi. P VIII – 6 L 43 32 Diana Septiani VIII – 6 P 43 33 Nadhilah Hasanudin VIII – 6 P 42 34 Novia Sari Dewi VIII – 6 P 47
35 Faisa Riza VIII – 7 L 46 36 Dede Firmansyah VIII – 7 L 38 37 Rafi Ilham VIII – 7 L 39 38 Bagus Wahyu. M VIII – 7 L 42 39 Arief Rahman Sidik VIII – 7 L 33 40 Belia Puji Lestari VIII – 8 P 37 41 Rahmawati VIII – 8 P 45 42 Fadhil Ruslan Sarzainis VIII – 8 L 40 43 Aditya Wijaksono VIII – 8 L 38 44 Ihsan Fikri Islami VIII – 8 L 41 45 Tiara Mahkotawati VIII – 8 P 42 46 Arif Cipta Virgiawan VIII – 9 L 42 47 Zahra Fathiya VIII – 9 P 43 48 Ghenasty VIII – 9 L 46 49 Irsalina Anestya VIII – 9 P 35 50 Meutia Wati Dewi VIII – 9 P 36
Lampiran 5
Tabel
Skor Variabel Minat Belajar Siswa (Y)
No Nama Siswa Kelas L/P Skor Variabel Y 1 Sulaiman Hawibowo VIII – 1 L 46 2 Hani Noviani VIII – 1 P 43 3 Dyah Kurniawati VIII – 1 P 42 4 Meina Muthia VIII – 1 P 42 5 Suci Fatikah Hapsari VIII – 1 P 43 6 Amelia S.R VIII – 1 P 39 7 Ramdhani Satria. N VIII – 2 L 44 8 Muaffan. A VIII – 2 L 41 9 Pribadi Wibowo VIII – 2 L 41 10 Ridmagus. W VIII – 2 L 41 11 Qayyum Hamidi Alius VIII – 2 P 38 12 Lutfi . R VIII – 3 L 49 13 Rinaldi Akbar. T VIII – 3 L 40 14 Naufal Irsyad VIII – 3 L 44 15 Inne Agustin VIII – 3 P 35 16 Alvi Achmad. M VIII – 3 L 39 17 Balraj Bir VIII – 3 L 40 18 Dwi Herlambang VIII – 4 L 50 19 Alief Bakries.M VIII – 4 L 44 20 Alda Trides Arrofie VIII – 4 P 42 21 Assryany Oktaviana VIII – 4 P 44 22 Kinanti Devin Saras
Putri VIII – 4 P 46
23 M. Haris Diponegoro VIII – 4 L 42 24 Putri Intan Ahsana VIII – 5 P 46 25 Ilham Haryo Wicaksono VIII – 5 L 40 26 Fachri Rahmantijo VIII – 5 L 43 27 Genta Maulidina VIII – 5 P 52 28 Saifudin VIII – 5 L 32 29 M. Ikhsan VIII – 6 L 42 30 Andi Paomey VIII – 6 L 47 31 Dani Triadi. P VIII – 6 L 44 32 Diana Septiani VIII – 6 P 41 33 Nadhilah Hasanudin VIII – 6 P 43 34 Novia Sari Dewi VIII – 6 P 46
35 Faisa Riza VIII – 7 L 52 36 Dede Firmansyah VIII – 7 L 42 37 Rafi Ilham VIII – 7 L 50 38 Bagus Wahyu. M VIII – 7 L 43 39 Arief Rahman Sidik VIII – 7 L 38 40 Belia Puji Lestari VIII – 8 P 37 41 Rahmawati VIII – 8 P 44 42 Fadhil Ruslan Sarzainis VIII – 8 L 41 43 Aditya Wijaksono VIII – 8 L 41 44 Ihsan Fikri Islami VIII – 8 L 44 45 Tiara Mahkotawati VIII – 8 P 41 46 Arif Cipta Virgiawan VIII – 9 L 44 47 Zahra Fathiya VIII – 9 P 46 48 Ghenasty VIII – 9 L 52 49 Irsalina Anestya VIII – 9 P 44 50 Meutia Wati Dewi VIII – 9 P 51
Lampiran 6
Tabel
Koefisien Korelasi antara Pembelajaran IPS Terpadu ( X ) dan Minat Belajar Siswa ( Y )
No Responden X Y XY X2 Y2
1 43 46 1978 1849 2116 2 41 43 1763 1681 1849 3 41 42 1722 1681 1764 4 37 42 1554 1369 1764 5 41 43 1763 1681 1849 6 44 39 1716 1936 1521 7 46 44 2024 2116 1936 8 44 41 1804 1936 1681 9 41 41 1681 1681 1681 10 34 41 1394 1156 1681 11 40 38 1520 1600 1444 12 46 49 2254 2116 2401 13 40 40 1600 1600 1600 14 40 44 1760 1600 1936 15 38 35 1330 1444 1225 16 38 39 1482 1444 1521 17 41 40 1640 1681 1600 18 46 50 2300 2116 2500 19 41 44 1804 1681 1936 20 40 42 1680 1600 1764 21 45 44 1980 2025 1936 22 44 46 2024 1936 2116 23 41 42 1722 1681 1764 24 51 46 2346 2601 2116 25 39 40 1560 1521 1600 26 44 43 1892 1936 1849 27 49 52 2548 2401 2704 28 39 32 1248 1521 1024 29 44 42 1848 1936 1764 30 46 47 2162 2116 2209 31 43 44 1892 1849 1936 32 43 41 1763 1849 1681 33 42 43 1806 1764 1849
34 47 46 2162 2209 2116 35 46 52 2392 2116 2704 36 38 42 1596 1444 1764 37 39 50 1950 1521 2500 38 42 43 1806 1764 1849 39 33 38 1254 1089 1444 40 37 37 1369 1369 1369 41 45 44 1980 2025 1936 42 40 41 1640 1600 1681 43 38 41 1558 1444 1681 44 41 44 1804 1681 1936 45 42 41 1722 1764 1681 46 42 44 1848 1764 1936 47 43 46 1978 1849 2116 48 46 52 2392 2116 2704 49 35 44 1540 1225 1936 50 36 51 1836 1296 2601
N = 50 2082 2161 90387 87380 94271
rxy = NΣXY- (ΣX) (ΣY)
√{N.ΣX²-(ΣX)²} . {NΣY²-(ΣY)²}
= 50 (90387) - (2082) (2161)
√ {50 (87380) - (2082)2}{50 (94271) - (2161)2}
= 4519350 - 4499202
√ (4369000 - 4334724 ) (4713550 - 4669921)
= 20148
√ (34276) (43629)
= 20148
√ 1.495.427.604
= 20148
3867075903
= 0,521
Lembar Uji Referensi Nama : Solahudin NIM : 104015000598 Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan : Pendidikan IPS Judul Skripsi : Hubungan Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu
Dengan Minat Belajar Siswa Pada Bidang Studi IPS di SMP N 3 Tangerang Selatan.
Bab No Keterangan Referensi
Hal Paraf Dosen
I 1 2
3
Wahdi Sayuti, ”Model Pembelajaran Konstruktivisme”, dalam Didaktika Islamika, Jakarta, Vol. VI No. 01/ Juni/ 2005, h. 114. Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), Cet. I, h. 5,13, 128. Mustaji, “Mengembangkan Minat Belajar Melalui Kegiatan Instruksional Pendahuluan”, dalam Wahana Jakarta, Vol. V, No. 03/ Desember/ 2005, h. 104.
1 2 3
II 1 2 3 4 5 6
Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2007), Cet. III, h. 255
Sobri Sutikno, Menggagas Pembelajaran Efektif dan Bermakna, (Mataram: NTT Press, 2007). Cet. II, h. 49.
Sobri Sutikno, Menggagas Pembelajaran… (Mataram: NTT Press, 2007). Cet. II, h. 49.
Http://www.smunet.com/main.php?mode=1&act=pb&xkd=2(sumber: www.ut.ac.id), 19 November 2009
Aminudin Rasyad. Teori Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: Uhamka Press, 2003), cet. IV, h. 14
Http://www.smunet.com/main.php?mode=1&act=pb&xkd=2(sumber: www.ut.ac.id), 19
7 8 8 8 8 8
7 8 9
10
11
12
13 14 15 16 17 18
November2009
Isjoni. Model Pembelajaran yang Efektif Pendidikan Anak Usia Dini. Yang dikutip dari
http://www.isjoni.net/web//content/view/44/4
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2007), Cet. Ke-3, h. 111-112
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka 2007), Cet. 1, h. 128
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu... (Jakarta: Prestasi Pustaka 2007), Cet. 1, h. 128
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka 2007), Cet. 1, h. 7
http://rbaryans.wordpress.com/2007/04/19/mengapa-memilih-pembelajaran-terpadu/ . 09 November 2009
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka 2007), Cet. 1, h. 9-11
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu….. h. 13-14
http://rbaryans.wordpress.com/2007/04/19/mengapa-memilih-pembelajaran-terpadu/ 09 November 2009
Wahdi Sayuti, “Model Pembelajaran Konstruktivisme”, dalam Didaktika Islamika, Jakarta, Juni 2005, vol. VI, No. 1, hlm. 115
Sapriya, Pendidikan IPS “konsep dan pembelajaran”, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2009), Cet. Ke-1, h. 77
8 8 9 9
10
10
10
12
13
14
15
15
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Syafrudin Nurdin, Model Pembelajaran yang Memperhatikan Individu Siswa dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Ciputat: Quantum Teaching, 2005), Cet. I, h.22
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka 2007), Cet. 1, h. 121
Tanto Sukardi, Menggagas Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Yang Konstruksivis, dalam Kajian Ilmu Sosial, Jakarta Oktober 2007, Vol. 1, No. 02, h. 35
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka 2007), Cet. 1, h. 128
Etin Solihati & Raharjo, “Cooperative Learning ;analisis model pembelajaran IPS;”, (Jakarta: PT. Bumi Aksara 2008), cet. Ke-2, h. 15
M. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2006), cet. xix, h. 27
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta 2003), cet. Ke-IV, h. 180
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), cet. Ke-2, hal. 13
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2007), cet. Ke-5, hal. 84
Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada 2003), cet. Ke-10, hal. 20-21
Arief S. Sadirman dkk, Media Pendidikan (Jakarta : PT. Grafindo Persada 2008), hal. 2
16
16
16
17
19
23
23
24
24
24
24
30 31 32 33 34 35 36 37 38
Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada Press 2003), Cet. 103, h. 103
Margaret E. Bell Greder, Belajar dan Membelajarkan, (Jakarta, PT. Grafindo Persada 2005), cet. 1, h. 1
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu 1999), cet. Ke-2, h. 63
Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, Psikologi..., (Jakarta: PT. Rineka Cipta 1991), cet. 1, h. 38
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), Ed. 2, Cet. 2. hal. 148
Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, (Jakarta : Gaung Persada Perss, 2007), Cet. 1, h. 218.
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya 2007), cet. Ke-3, h. 85
Alisuf, Psikologi…, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya 2007), cet. Ke-3, h. 85
http://idb4.wikispaces.com/file/view/jj4006.2.pdf. 12 November 2009
25
25
26
28
30
31
32
33
34
Yang menyatakakan
III 1
2 3 4
5
6 7 8 9 10
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Yogyakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet. XIII, h. 118.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian...., h. 119.
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), Cet. I, h. 119
Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah; Dasar Metoda Teknik, (Bandung: Penerbit Tarsito, 1998), Cet. VIII, h. 100.
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan “ kompetensi dan praktiknya”, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), Cet. I, h. 78
Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), Cet. VI, h. 76.
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), h. 191.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik...., h. 71.
Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1996), h. 61.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik...., h. 74.
37 37 37 38 39 40 44 45 45 45
Pembimbing Skripsi
Drs. H. Nurochim MM. NIP. 195907151984031003
PROFIL SEKOLAH 2009
1
PROFIL SEKOLAH TAHUN 2009
1. Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Tangerang Selatan 2. No. Statistik Sekolah : 201.280310.002 3. Tipe Sekolah : A = 27 A1 = 24 A2 = 21 B = 18 B1 = 15 B2 = 12 C = 9 C1 = 6 C2 = 3 4. Alamat Sekolah : Jl. Ir. H. Juanda (samping UIN Jakarta)
Ciputat 15412 Kabupaten Tangerang 5. Telepon / Fax : (021) 7401312 6. Status Sekolah : Negeri 7. Status Pembinaan : Potensial 8. Luas Lahan/Tanah : 4.130 m2
9. Status Kepemilikan : Hak Milik 10. Nama Kepala Sekolah : Maryono, SE. 11. Pendidikan Terakhir : Strata 1 ( S 1) Ekonomi 12. Masa Kerja Sebagai Kasek : 13. Nilai Akreditasi Sekolah : 97,05 14. No Rekening : 0924-01-000623-50-7 Bank BRI Unit Juanda 15. Visi, Misi dan Strategi SMP Negeri 3 Tangerang Selatan a. Visi Sekolah :
Terunggul dalam Prestasi, Teladan dalam bersikap dan bertindak, serta Konsisten dalam menjalankan ajaran agama
Indikator Visi : 1. Terunggul dalam perolehan nilai akademis
2. Terunggul dalam persaingan masuk SMA / SMK Negeri 3. Terunggul dalam lomba (olimpiade) MIPA 4. Terunggul dalam prestasi non akademis 5. Bersikap baik dan sopan kepada siapapun 6. Selalu taat menjalankan ajaran agama (ibadah) di manapun berada
b. Misi Sekolah : 1. Mewujudkan peningkatan kualitas / mutu lulusan
2. Mewujudkan peningkatan jumlah lulusan yang masuk SMA / SMK Negeri 3. Membina sikap percaya diri, semangat gotong royong dan cinta tanah air 4. Meningkatkan prestasi kerja yang diimbangi dengan penghargaan yang layak
serta dilandasi dengan semangat ketauladanan dan keikhlasan 5. Meningkatkan status sekolah menjadi sekolah unggulan
16. Jumlah Peserta Ujian Nasional : 2006/2007 2007/2008 392 siswa 335 siswa
17. Prosentase Lulusan : 2006/2007 2007/2008
99,50 % 100 %
PROFIL SEKOLAH 2009
2
18. Nilai Rata-rata Ujian Nasional :
Mata Pelajaran 2006/2007 2007/20081. B.Indonesia 8,06 7,30 2. B. Inggris 7,54 7,44 3. Matematika 7,38 6,48 4. I P A - - - 7,17 Rata2 Seluruh MP 7,66 7,10
19. Data Jumlah Kelas, Rombel, dan Siswa Tahun Pelajaran 2008/2009 :
Jumlah Siswa
No.
Data Kelas Jumlah Rombel Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Kelas VII 10 184 204 388 2 Kelas VIII 9 177 182 359 3 Kelas IX 10 185 193 378 T o t a l 29 546 579 1.125
20. Jenjang Pendidikan dan Status Guru :
Status Guru Jenis Kelamin
No Tingkat Pendidikan GT GTT Laki-laki Perempuan
Jumlah
Ket.
1 S3 / S2 5 - 3 2 5 2 S1 35 3 12 26 38 3 D-4 - - - - - 4 D3/Sarmud 8 - 5 3 8 5 D2 3 - - 3 3 6 D1 1 1 2 - 2 7 SMA - - - - -
T o t a l 51 4 22 34 56 21. Rata-rata Beban Mengajar Guru :
(29 kelas x 34 jam) : 54 guru = 986 : 54 = 18 jam 22. Data Jumlah Guru dan Statusnya :
Status Guru
No
Mata Pelajaran JumlahGuru PNS GTT Bantu Honor
1 Pendidikan Agama 3 3 - - - 2 Pendidikan Kewarganegaraan 3 3 - - - 3 Matematika 7 6 - - 1 4 Bahasa Indonesia 7 7 - - - 5 Bahasa Inggris 7 6 - - 1 6 Ilmu Pengetahuan Alam 6 6 - - - 7 Ilmu Pengetahuan Sosial 6 6 - - - 8 Penjaskes 3 3 - - - 9 Pendidikan Seni Budaya 3 3 - - - 10 Tikom 3 2 - - 1 11 Muatan Lokal 3 3 - - - 12 BP / BK 4 3 - - 1 T o t a l 55 51 - - 4
PROFIL SEKOLAH 2009
3
23. Jenjang Pendidikan Tenaga Administrasi (TU) dan Statusnya :
Status Kepegawaian Jenis Kelamin
No Tingkat Pendidikan PNS Honor Laki2 Peremp
Jumlah
Ket.
1 S1 / S2 1 1 1 1 2 2 D3/Sarmud - 1 - 1 1 3 D2 - - - - - 4 D1 - - - - - 5 SMA 1 3 3 1 3
T o t a l 3 4 5 2 7 24. Tenaga Perpustakaan (Pustakawan) dan Laboratorium (Laboran) :
Status Jenis Kelamin
No
Jenis Tenaga PNS Honor Laki2 Perem Tingkat Pendid.
Jumlah
1 Tenaga Perpustakaan 1 1 - 2 S1/D3 2 2 Tenaga Lab. IPA - - - - - - 3 Tenaga Lab. Komp. 1 1 1 1 S1/D1 2 4 Tenaga Lab. Bahasa - - - - - - T o t a l 2 2 1 3 - 4
25. Buku Perpustakaan :
J u m l a h
No
Jenis Buku Judul Buku Exemplar Buku
Keterangan
1 Buku Paket 42 1.260 2 Buku Bacaan 126 252 3 Buku Referensi 38 84
T o t a l 206 1.596 26.Kepemilikan Ruang Belajar, Ruang Kantor, Ruang Penunjang, dan Sarana Penunjang.
Kondisi Ruangan
No Jenis Ruangan /Bangunan
Jml Ukuran P x L B CB TB
Ket.
A RUANG BELAJAR :
1 Ruang Teori / Kelas 30 8 x 7 m 2 Ruang Perpustakaan 1 10 x 7 m 3 Ruang Lab. Bahasa - - 4 Ruang Lab. IPA 1 10 x 7 m 5 Ruang Lab. Komputer 2 8 x 7 m 6 Ruang Kesenian 1 6 x 7 m 7 Ruang Keterampilan - - 8 Ruang Serbaguna/Aula 1 12 x 7 m 9 Ruang Multi Media 1 8 x 7 m
B RUANG KANTOR :
1 Ruang Kepala Sekolah 1 6 x 7 m 2 Ruang Wkl Kepsek 1 3 x 7 m 3 Ruang Guru 1 10 x 7 m 4 Ruang Tata Usaha 1 6 x 7 m
PROFIL SEKOLAH 2009
4
5 Ruang Komite Sekolah 1 3 x 7 m
C RUANG PENUNJANG :
1 Ruang Gudang 1 6 x 7 m 2 Ruang BP / BK 1 6 x 7 m 3 Ruang U K S 1 8 x 7 m 4 Ruang PMR/Pramuka 1 6 x 4 m 5 Ruang OSIS/Paskibra 1 6 x 4 m 6 Ruang Ibadah / Masjid 1 10 x 11 7 Raung WC Kepsek 1 2 x 2 m 8 Ruang WC Guru 1 2 x 2 9 Ruang WC Siswa 17 2 x 3 m 10 Ruang Koperasi 1 4 x 7 m 11 Ruang Kantin 1 8 x 7 m 12 Rumah Penjaga - - - 13 Pos Jaga / Satpam 1 3 x 3 m
D SARANA PENUNJANG :
1 Lapangan Olah Raga : a. Lapangan Futsal 1 12 x 22 b. Lapangan Basket 1 12 x 22 c. Lapangan Volley 1 14 x 7 m d. Lapangan Badminton 1 12 x 6 m f. Meja Pingpong 2 4 x 2 m 2 Lapangan Upacara 1 25 x 100 3 Tempat Parkir 1 16 x 8 m 4 Kendaraan Operasional 1 Mini bus
Kondisi
E KELENGKAPAN ALAT RUANG :
Jenis Barang
Jml Merk/ Type B CB TB
Ket.
1 Ruang Lab. Bahasa - - - - - - Blm ada
2 Ruang Lab. IPA Alat/Bahan PC
Proyektor
471 1 unt 1 unt
Aneka Centrino Ben-Q
3 Ruang Lab. Komputer PC 48 Aneka 4 Ruang Kepala Sekolah 1. TV 29 ”
2. Laptop 3. Kulkas
1 1 1
Sanken Acer
Uchida
5 Ruang Tata Usaha 1. TV 29 ” 2. DVD 3. Komputer 4. Printer 5. Stencil 6. Kabinet 7. Dispenser
1 1 3 4 1 7 1
Sanken DMC IBM hp
Resso Lion Dazz
6 Ruang Multi Media 1. Laptop 2. Infocus 3. Handycam 4. Camera
2 2 2 2
Toshiba Toshiba
Sony Sony
PROFIL SEKOLAH 2009
5
5. OHP 2 JVC
7 Ruang Kesenian 1. Alat band 2. Gamelan 3. Sound S
1 set 1 set 1 set
Aneka Aneka Aneka
8 Ruang U K S 1. T. Tidur 2. Kasur 3. Lemari 4. Ktk obat 5. Tensi mtr 6. Timbangan
4 4 2 3 1 2
- - - - - -
9 Ruang Guru 1. TV 21 ” 2. Meja guru 3. Kursi 4. Dispenser
1 48 48 1
Panasonic - -
Sanex
10 Ruang Kelas 1. Meja siswa 2. Kursi sw
865 1200
- -
11 Ruang BP / BK 1. Meja 2. Kursi 3. Komputer 4. Printer 5. Lemari
2 8 1 1 2
- -
Pentium 4 Canon
-
12 Ruang Serba Guna - - - - - - - Ciputat, Juli 2009 Tim Sekolah Komite Sekolah Kepala Sekolah Endang Hamidin, SPd, MPd H. Uci Sanusi, BA Maryono, SE NIP. 131 421 456 NIP. 131 099 341