· gambar 5.9 : cakupan penanganan komplikasi kebidanan provinsi sulawesi tenggara tahun 2012 s.d...

274

Upload: trantu

Post on 03-Apr-2019

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut
Page 2:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut
Page 3:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut
Page 4:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut
Page 5:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut
Page 6:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut
Page 7:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

i

PROFIL KESEHATAN SULAWESI TENGGARATahun 2016

DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA2017

Page 8:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

ii

TIM PENYUSUN

Pengarah

dr. H. AsrumTombili, M.KesKepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Ketua

Safiuddin Alibas, SP,MEKepala Bidang Pengembangan Program & SDK

Editor

Tusiman, SKM, M.KesKepala Seksi Data & Informasi

Anggota

Asnur Aim, S.Sos, M.SiSija Tiku, SKM

Hefri Mustamin Iga, SKMFitriani Safaa, S.Si

Wd. Dewi Fitriana, SKM

Kontributor

Badan Pusat Statistik Prov. Sultra;UPT Dinas Kesehatan Prov. Sultra;

Dinas Kesehatan Kab/Kota se-Sultra;Rumah Sakit se-Sultra;

Institusi Pendidikan Kesehatan se-Sultra;Bappeda Prov. Sultra;

Kabid, Kasie & Programmer Lingkup Dinkes Prov. Sultra

Page 9:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

iii

KATA PENGANTAR

Puji & syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya buku Profil KesehatanProvinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 ini, sebagai salah satu wujud partisipasi pembangunankesehatan seluruh jajaran kesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Buku profil kesehatan merupakan salah satu media publikasi data dan diseminasi informasikesehatan, sekaligus dapat menjadi instrumen dalam melakukan monitoring & evaluasi terhadap hasilpencapaian kinerja pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan pelayanan dibidang kesehatan pemerintah khususnya di Sulawesi Tenggara. Buku ini berisi data dan informasi yangmenggambarkan situasi dan kondisi kesehatan terkini di Provinsi Sulawesi Tenggara secarakomprehensif. Sumber data terutama berasal dari dinas kesehatan kabupaten/kota, unit pelaksanateknis kesehatan dan lintas program kesehatan lingkup Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara,serta instansi lintas sektor lain yang memiliki data yang relevan dengan tujuan penyusunan buku profilkesehatan ini. Sebelum tersusun dalam sebuah buku, data-data yang ditampilkan telah terlebih dahulumelewati proses pemutakhiran dan validasi serta analisa sehingga data yang disajikan dapatdipertanggung jawabkan.

Data yang ditampilkan dalam buku profil kesehatan ini dapat membantu kita dalammembandingkan situasi pembangunan kesehatan antar daerah di Sulawesi Tenggara dalam satu ataubeberapa periode waktu tertentu, mengukur capaian kinerja pembangunan kesehatan di daerah, sertasebagai dasar dan acuan untuk perencanaan program pembangunan kesehatan selanjutnya.

Sistematika penulisan dan struktur buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun2016 ini sedapat mungkin telah mengacu pada pedoman dan petunjuk tekhnis penyusunan profil dariPusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, dengan beberapa penyesuaian yang diperlukanuntuk menggambarkan situasi dan kondisi di Sulawesi Tenggara, sehingga dengan demikian, dalambuku ini pembaca dapat memperoleh data dan informasi serta gambaran mengenai demografi,sarana dan tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan, kesehatan keluarga, pengendalianpenyakit dan kesehatan lingkungan di Sulawesi Tenggara pada tahun 2016. Denganpenyesuaian tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih aktual dan manfaat yanglebih optimal bagi semua pihak yang membutuhkan, baik dari kalangan instansi pemerintah,organisasi non pemerintah, akademisi, institusi pendidikan, sektor swasta, maupun masyarakatumum, serta memberikan kontribusi secara positif bagi pembangunan kesehatan di SulawesiTenggara dan Indonesia.

Dalam proses penyusunan mulai dari awal sampai terbitnya buku profil ini, tentu tidakterlepas dari berbagai macam kendala dan hambatan, baik yang bersifat teknis maupun operasional,sehingga sangat mungkin pembaca sekalian akan menemukan beberapa atau banyak kekurangandalam terbitan ini, untuk itu kami mohon maaf, namun demikian kami selalu berkomitmen untukmenghasilkan yang terbaik dengan mengoptimalkan setiap sumber daya yang kami miliki. Kamimengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan berkontribusi secaralangsung maupun tidak langsung dalam penyusunan buku Profil Kesehatan Provinsi SulawesiTenggara Tahun 2016 ini. Untuk terus meningkatkan kualitas buku profil di masa yang akan datang,masukan, kritik dan saran selalu kami harapkan.

Kendari, April 2017

Kepala Bidang PengembanganProgram dan SDK

Safiuddin Alibas, SP, MENIP. 19700620 199203 1 004

Page 10:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

iv

KATA SAMBUTANKEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Puji dan Syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat-Nya yangterus menerus kepada kita sekalian sehingga Profil Kesehatan SulawesiTenggara edisi Tahun 2016 ini dapat terselesaikan tepat waktu.

Saya menyambut gembira atas terbitnya buku Profil KesehatanSulawesi Tenggara edisi tahun 2016 ini karena beberapa hal; yang pertamadan terutama yang perlu disadari bersama adalah bahwa data dan informasimerupakan salah satu komponen krusial dalam pembangunan kesehatanyang berperan penting dalam setiap tahapan; perencanaan, pelaksanaan danevaluasi maupun sebelum pengambilan suatu keputusan atau kebijakandilakukan. Selain itu buku profil kesehatan ini berfungsi sebagai media

publikasi data sekaligus pemenuhan hak bagi masyarakat terhadap akses untuk memperoleh informasikesehatan yang komprehensif di Sulawesi Tenggara, serta tentu saja sebagai salah satu wujudakuntabilitas dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara dalam upaya mendukung visi & misipembangunan sektor kesehatan baik di lingkup Provinsi Sulawesi Tenggara maupun nasional.

Berdasarkan tingginya permintaan data kesehatan selama ini, saya dapat menyimpulkanbahwa buku Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara masih sangat dibutuhkan dan dicari oleh banyakpihak di setiap edisinya, baik oleh internal sektor kesehatan, lintas sektor lain maupun masyarakatumum. Oleh karena itu saya berharap upaya perbaikan dan peningkatan kualitas profil kesehatan initerus menerus dilakukan baik dari segi isi maupun ketepatan waktu, sehingga ke depan profilkesehatan ini bisa hadir lebih cepat lagi dengan data yang lebih akurat, lebih valid dan sekaligus lebihmenarik, serta benar-benar menggambarkan kondisi kesehatan di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara.

Melalui kesempatan ini juga saya mengucapkan terimakasih dan memberikan apresiasi yangsetinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan berkontribusi dalam penyusunanBuku Profil Kesehatan ini, terutama kepada tim pengelola data provinsi dan kabupaten/kota se-Sulawesi Tenggara. Akhirnya, saya berharap semoga buku Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun2016 ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi pembangunan kesehatan danmasyarakat di Sulawesi Tenggara khususnya dan Indonesia pada umumnya. Wassalam.

Kendari, April 2017

Kepala Dinas KesehatanProvinsi Sulawesi Tenggara

dr. H. AsrumTombili, M.KesPembina Utama Madya, IV/dNIP. 19580130 198703 1 003

Page 11:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

v

DAFTAR ISI

Tim Penyusun......................................................................................................................... iiKata Pengantar ..................................................................................................................... iiiKata Sambutan ..................................................................................................................... ivDaftar Isi ................................................................................................................................ vDaftar Gambar ..................................................................................................................... viiDaftar Tabel .........................................................................................................................xiiiDaftar lampiran.................................................................................................................... xvDaftar Singkatan..................................................................................................................xxi

BAB 1 DEMOGRAFI ............................................................................................................... 1A. KONDISI GEOGRAFIS .............................................................................................. ..1B. KEADAAN PENDUDUK ................................................................................................ 2C. KEADAAN EKONOMI ..................................................................................................5D. KEADAAN PENDIDIKAN ............................................................................................. 7E. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA...........................................................................8

BAB 2 SARANA KESEHATAN ............................................................................................... 11A. PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT .......................................................................... 11B. RUMAH SAKIT .......................................................................................................... 16C. USAHA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) .........................18

BAB 3 TENAGA KESEHATAN................................................................................................ 23JUMLAH DAN RASIO TENAGA KESEHATAN................................................................... 231. JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS ...........................................................282. JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT ........................................................313. JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI INSTITUSI PENDIDIKAN DAN SARANA PELAYANAN

KESEHATAN LAINNYA.................................................................................................. 344. TENAGA KESEHATAN DENGAN STATUS PEGAWAI TIDAK TETAP .................................35

BAB 4 PEMBIAYAAN KESEHATAN....................................................................................... 37A. ANGGARAN KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA................................. 37B. JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT..................................................................38C. BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN................................................................40

BAB 5 KESEHATAN KELUARGA ........................................................................................... 43A. KESEHATAN IBU ....................................................................................................... 431. PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL.........................................................................442. PELAYANAN KESEHATAN IBU BERSALIN........................................................................ 463. PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS ............................................................................. 494. PELAYANAN PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN..................................................... 505. PELAYANAN KONTRASEPSI ......................................................................................56B. KESEHATAN ANAK .................................................................................................... 591. BERAT BADAN LAHIR BAYI........................................................................................... 602. PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL.....................................................................613. PELAYANAN KESEHATAN NEONATAL............................................................................. 644. PELAYANAN KESEHATAN BAYI/BALITA.......................................................................... 665. PELAYANAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF....................................................................... 70

Page 12:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

vi

6. CAKUPAN PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A BALITA ........................................................ 727. IMUNISASI .................................................................................................................. 738. PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA ......................................................................... 769. PELAYANAN KESEHATAN PADA SISWA SD DAN SETINGKAT ........................................... 77C. STATUS GIZI............................................................................................................. 781. STATUS GIZI PADA BALITA .......................................................................................... 782. CAKUPAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU (D/S) .................................................. 80

BAB 6 PENGENDALIAN PENYAKIT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN ................................ 83A. PENGENDALIAN PENYAKIT ..................................................................................... 83I. PENYAKIT MENULAR................................................................................................ 83a. TUBERKOLOSIS PARU .................................................................................................. 83b. HIV/AIDS .................................................................................................................... 87c. PNEUMONIA................................................................................................................ 90d. KUSTA ........................................................................................................................ 91e. DIARE......................................................................................................................... 94f. PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I)....................................... 94g. Demam Berdarah Dengue (DBD) .................................................................................. 96h. FILARIASIS ................................................................................................................. 98i. MALARIA..................................................................................................................... 99j. RABIES ..................................................................................................................... 100k. CHIKUNGUNYA, LEPTOSPIROSIS, ANTRAKS, FLU BURUNG ........................................... 100

II.PENYAKIT TIDAK MENULAR..................................................................................... 101B. KESEHATAN LINGKUNGAN .................................................................................... 102

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 107LAMPIRAN

Page 13:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

vii

DAFTAR GAMBARHal

GambarGambar

1.11.2

:

:

Peta Administrasi Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016Persentase Penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara Yang TinggalDi Wilayah Kepulauan Dan Daratan Tahun 2016

2

3Gambar 1.3 : Jumlah Penduduk Sulawesi Tenggara Menurut Jenis Kelamin

Tahun 2012-20163

Gambar 1.4 : Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Sulawesi TenggaraTahun 2016

4

Gambar 1.5 : Piramida Penduduk Sulawesi Tenggara Tahun 2016 5Gambar 1.6 : Laju Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Kemiskinan,Inflasi Harga

Dan Pengangguran Di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012-2016 6

Gambar 1.7 : Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang MelekHuruf Berdasarkan Jenis Kelamin Di Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2016 7

Gambar 1.8 : Penduduk 10 Tahun Ke Atas Berdasarkan Tingkat Pendidikan DiProvinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 8

Gambar 2.1 : Jumlah Puskesmas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d2016 12

Gambar 2.2 : Status Puskesmas (Rawat Inap Dan Non Rawat Inap) ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 12

Gambar 2.3 : Rasio Puskesmas Per 30.000 Penduduk Provinsi SulawesiTenggara Tahun 2012 S.D 2016 13

Gambar 2.4 : Rasio Puskesmas Per 30.000 Penduduk MenurutKabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 13

Gambar 2.5 : Jumlah Puskesmas Poned Menurut Kabupaten/Kota ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2016 15

Gambar 2.6 : Jumlah Puskesmas Yang Melaksanakan Kegiatan Pkpr MenurutKabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 16

Gambar 2.7 : Rasio Tempat Tidur Rumah Sakit Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2012-2016 18

Gambar 2.8 : Jumlah Posyandu Berdasarkan Strata Provinsi SulawesiTenggara Tahun 2012-2016 19

Gambar

Gambar

Gambar

Gambar

Gambar

2.9

2.10

2.11

2.12

3.1

:

:

:

:

:

Persentase Posyandu Aktif Menurut Kabupaten/Kota ProvinsiSulawesi Tenggaratahun 2016Rasio Posyandu Terhadap Desa/Kelurahan MenurutKabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016Persentase Desa Siaga Aktif Menurut Kabupaten/Kota ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2016Jumlah Poskesdes, Polindes & Posbindu MenurutKabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016Jumlah Dan Jenis Tenaga Kesehatan Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2016

20

20

21

22

24Gambar 3.2 : Rasio Dan Jenis Tenaga Kesehatan Terhadap 100.000 Penduduk

Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 24Gambar 3.3 : Rasio Dokter Spesialis Terhadap 100.000 Penduduk Menurut

Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 25

Page 14:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

viii

Gambar 3.4 : Rasio Dokter Umum Terhadap 100.000 Penduduk MenurutKabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 26

Gambar 3.5 : Rasio Perawat Terhadap 100.000 Penduduk MenurutKabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 27

Gambar 3.6 : Rasio Bidan Terhadap 100.000 Penduduk MenurutKabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

28

Gambar 3.7 : Jumlah & Jenis Tenaga Kesehatan Yang Bekerja Di PuskesmasProvinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 29

Gambar 3.8 : Rasio tenaga kesehatan terhadap puskesmas provinsi sulawesitenggara tahun 2012 s.d. 2016 30

Gambar 3.9 : Rasio & jenis tenaga kesehatan terhadap puskesmas Provinsisulawesi tenggara tahun 2016 30

Gambar 3.10 : Rasio Tenaga Bidan Terhadap Desa Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2012 s.d. 2016 31

Gambar 3.11 : Jumlah Tenaga Kesehatan Yang Bekerja Di Rumah Sakit ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2016 32

Gambar 3.12 : Distribusi Dan Jenis Tenaga Dokter Di Rumah Sakit MenurutKabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 32

Gambar

Gambar

3.13

3.14

:

:

Distribusi & Jenis Tenaga Dokter Umum dan Dokter Gigi Di RSKabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016Jumlah & Jenis Tenaga Kesehatan Pegawai Tidak Tetap (PTT)Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

33

35Gambar 4.1 : Pemanfaatan Dana TP-Bok Di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun

2016 41Gambar 5.1 : Persentase Cakupan Pelayanan K1 Dan K4 Ibu Hamil Provinsi

Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 44Gambar 5.2 : Cakupan Pelayanan K4 Ibu Hamil Menurut Kabupaten/Kota

Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 45Gambar 5.3 : Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Di Fasilitas

Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggaratahun 2012 s.d 2016 46Gambar 5.4 : Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Menurut

Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 47Gambar 5.5 : Proporsi Kelahiran Berdasarkan Tempat Bersalin, Di Indonesia,

Riskesdas Tahun 2013 48Gambar 5.6 : Proporsi Penolong Persalinan Dengan Kualifikasi Tertinggi Di

Indonesia, Riskesdas Tahun 2013 48Gambar 5.7 : Cakupan Ibui Bersalin Mendapat Yankes Nifas Provinsi Sulawesi

Tenggara Tahun 2016 49Gambar 5.8 : Cakupan Ibui Bersalin Mendapat Yankes Nifas Provinsi Sulawesi

Tenggara Tahun 2016 Tahun 2012 s.d 2016 50Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi

Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Kabupaten/Kota Provinsi sulawesi tenggara tahun 2016 52Gambar 5.11 : Penyebab Kematian Ibu Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

s.d 2016 53Gambar 5.12 : Jumlah Kematian Ibu Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012

s.d 2016 54Gambar 5.13 : Jumlah Kematian Ibu Menurut Kabupaten/Kota Provinsi

Sulawesi Tenggara Tahun 2012 S.D 2016 54

Page 15:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

ix

Gambar 5.14 : Angka Kematian Ibu (Aki) Per 100.000 Kelahiran Hidup ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 55

Gambar 5.15 : Angka Kematian Ibu (AKI) Menurut Kabupaten/Kota ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2016 56

Gambar 5.16 : Proporsi Penggunaan Kb Pada Wus Berstatus Kawin ProvinsiSulawesi Tenggara, Riskesdas 2013 57

Gambar 5.17 : Persentase Kb Pada Wus Berstatus Kawin Menurut TenagaYang Memberi Pemasangan Kb Provinsi Sulawesi Tenggara,Riskesdas 2013 57

Gambar 5.18 : Persentase Peserta KB Aktif Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun2012 s.d 2016 58

Gambar 5.19 : Persentase Peserta Kb Aktif Menurut Kabupaten/Kota ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2016 58

Gambar 5.20 : Persentase Peserta KB Aktif Berdasarkan Metode KontrasepsiProvinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 59

Gambar 5.21 : Persentase Berat Badan Bayi Lahir Rendah (Bblr) ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 60

Gambar 5.22 : Persentase Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) MenurutKabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 61

Gambar 5.23 : Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal Provinsi SulawesiTenggara Tahun 2012 s.d 2016 62

Gambar 5.24 : Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal MenurutKabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 62

Gambar 5.25 : Jumlah Kematian Neonatal Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun2012 s.d 2016 63

Gambar 5.26 : Angka Kematian Neonatal (AKN) Per 1000 Kelahiran HidupProvinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 64

Gambar 5.27 : Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) Dan KunjunganNeonatal Lengkap Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d2016 65

Gambar 5.28 : Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) MenurutKabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 65

Gambar 5.29 : Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap MenurutKabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 66

Gambar 5.30 : Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Kabupaten/Kota ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2016 67

Gambar 5.31 : Jumlah Kematian Bayi Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012s.d 2016 67

Gambar 5.32 : Angka Kematian Bayi (AKB) Per 1000 Kelahiran Hidup ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 68

Gambar 5.33 : Angka Kematian Bayi Per 1000 Kelahiran Hidup MenurutKabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 68

Gambar 5.34 : Jumlah Kematian Balita Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012– 2016 69

Gambar 5.35 : Kematian Balita Menurut Kabupaten/Kota Provinsi SulawesiTenggara Tahun 2016 69

Gambar 5.36 : Angka Kematian Balita (AKABA) Per 1000 Kelahiran HidupProvinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 - 2016 70

Gambar 5.37 : Cakupan Pemberian Asi Eksklusif Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2012 s.d 2016 71

Page 16:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

x

Gambar 5.38 : Cakupan Pemberian Asi Eksklusif Bagi Bayi 0-6 Bulan MenurutKabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 71

Gambar 5.39 : Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Provinsi SulawesiTenggara Tahun 2012 s.d 2016 72

Gambar 5.40 : Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Balita MenurutKabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 73

Gambar 5.41 : Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 74

Gambar 5.42 : Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kabupaten/KotaProvinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 74

Gambar 5.43 : Persentase Cakupan Imunisasi Campak MenurutKabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 75

Gambar 5.44 : Persentase Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap MenurutKabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 76

Gambar 5.45 : Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita MenurutKabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 77

Gambar 5.46 : Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD &Setingkat Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2016 78

Gambar 5.47 : Jumlah Kasus Gizi Buruk Pada Balita Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2012 s.d 2016 79

Gambar 5.48 : Jumlah Kasus Gizi Buruk Pada Balita Menurut Kabupaten/KotaProvinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 79

Gambar 5.49 : Cakupan penimbangan pada balita di posyandu (D/S) provinsisulawesi tenggara tahun 2012 s.d 2016 80

Gambar 5.50 : Cakupan Penimbangan Balita (D/S) Menurut Kabupaten/KotaProvinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 81

Gambar 6.1 : Jumlah Kasus Baru BTA+ Menurut Kabupaten Kota ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2016 84

Gambar 6.2 : Proporsi BTA+ DarI Seluruh Kasus TB Paru MenurutKabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 85

Gambar 6.3 : Angka Notifikasi Kasus (CNR) BTA+ Dan Seluruh Kasus Per100.000 Penduduk Sulawesi Tenggara Tahun 2012-2016 86

Gambar 6.4 : CNR BTA+ Menurut Kabupaten/Kota Per 100.000 PendudukSulawesi Tenggara Tahun 2016 87

Gambar 6.5 : Angka Kesembuhan Dan Keberhasilan Pengobatan TB BTA+Sulawesi Tenggara Tahun 2012 – 2016 88

Gambar 6.6 : Jumlah Kasus HIV+ Dan AIDS Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun2009-2016 89

Gambar 6.7 : Proporsi Kasus HIV+ Dan AIDS Menurut Jenis Kelamin ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2016 89

Gambar 6.8 : Proporsi Penderita AIDS Menurut Kelompok Umur ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2016 90

Gambar 6.9 : Jumlah Kematian Akibat Aids Menurut Jenis Kelamin DiSulawesi Tenggara Tahun 2012-2016 91

Gambar 6.10 : Persentase Kasus Balita Pneumonia Yang Ditemukan DanDitangani Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2016 92

Gambar 6.11 : Angka prevalensi kusta per 10.000 penduduk provinsi sulawesitenggara tahun 2012-2016 93

Page 17:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

xi

Gambar 6.12 : Jumlah Kasus Baru Kusta Menurut Tipe & Kabupaten/KotaProvinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 93

Gambar 6.13 : Proporsi Kasus Kusta Yang Tercatat Menurut Jenis Kelamin DanKabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 94

Gambar 6.14 : Persentase Kasus Diare Yang Ditangani Menurut KabupatenKota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 95

Gambar 6.15 : Jumlah Kasus Afp (Non Polio) Menurut Kabupaten/Kota ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2016 96

Gambar 6.16 : Angka Kesakitan (Ir) Demam Berdarah Dengue Provinsi SulawesiTenggara Tahun 2012-2016 97

Gambar 6.17 : Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue MenurutKabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 97

Gambar 6.18 : Jumlah Kasus Filariasis Menurut Kabupaten/Kota ProvinsiSulawesi Tenggara 98

Gambar 6.19 : Jumlah Kasus Dan Angka Kesakitan (API) Malaria ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2012-2016 99

Gambar 6.20 : Jumlah Kasus Malaria Menurut Kabupaten/Kota ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2016 100

Gambar 6.21 : Persentase Penduduk Menurut Sumber Air Minum ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2016

103

Gambar 6.22 : Persentase Penduduk Menurut Jenis Sarana Jamban RovinsiSulawesi Tenggara Tahun 2016

103

Gambar 6.23 : Persentase Desa Melaksanakan STBM Menurut Kabupaten/KotaProvinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 104

Gambar 6.24 : Persentase Rumah Tangga BerPHBS Menurut Kabupaten/KotaProvinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 105

Page 18:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

xii

Page 19:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

xiii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1.1 Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten/KotaProvinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012-2016 9

Tabel 2.1 Rasio Puskesmas Per 30.000 Penduduk & Rata-Rata PendudukPer Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota Provinsi SulawesiTenggara Tahun 2016 14

Tabel 2.2 Perkembangan Jumlah Rumah Sakit Menurut Kepemilikan Diprovinsi sulawesi tenggara tahun 2012-2016 17

Tabel 2.3 Jumlah Tempat Tidur Menurut Status Kepemilikan ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2012-2016 17

Tabel 3.1 Jumlah Tenaga Kesehatan Yang Bekerja Di Sarana KesehatanLainnya, Di Institusi Pendidikan, Dinas Kesehatan &Upt ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2016 34

Tabel 3.2 Persebaran Tenaga Kesehatan Pegawai Tidak Tetap MenurutKabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 36

Tabel 4.1 Alokasi Anggaran Kesehatan Menurut Sumber Anggaran DiProvinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 37

Tabel 4.2 Anggaran Kesehatan Bersumber APBD Menurut Kabupaten/KotaProvinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012-2016 38

Tabel 4.3 Kepesertaan Jaminan Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota DiProvinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 39

Tabel 4.4 Realisasi Anggaran TP BOK Menurut Kabupaten/Kota Di ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2016 40

Tabel 6.1 10 Penyakit Terbesar Sulawesi Tenggara Tahun 2016 101

Page 20:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

xiv

Page 21:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Tabel 1 Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah RT danKepadatan Penduduk menurut Kabupaten/Kota Tahun 2016

Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin & Kelompok Umur Provinsi SulawesiTenggara Tahun 2016

Tabel 3 Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf dan Ijazah TertinggiYang Dimiliki Menurut Jenis Kelamin Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Tabel 4 Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi SulawesiTenggara Tahun 2016

Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis KelaminKabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Tabel

Tabel

6

7

Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur Kabupaten/Kota ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2016

Kasus Baru TB BTA+, Seluruh Kasus TB, TB Pada Anak dan Case NotificationRate (CNR) Per 100.000 Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/KotaProvinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Tabel 8 Jumlah Kasus dan Angka Penemuan kasus TB Paru BTA+ Menurut Jenis KelaminKabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Tabel 9 Angka Kesembuhan TB paru BTA+ Serta Keberhasilan Pengobatan MenurutJenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Tabel 10 Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/KotaProvinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Tabel 11 Jumlah Kasus HIV, AIDS, dan Syphilis Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/KotaProvinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Tabel 12 Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV-AIDS Menurut Jenis KelaminProvinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Tabel 13 Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2016

Tabel 14 Jumlah kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2016

Tabel 15 Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis KelaminKabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Tabel 16 Jumlah Kasus dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta menurut Jenis KelaminKabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Page 22:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

xvi

Tabel

Tabel

17

18

Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat Menurut Jenis KelaminKabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Jumlah Kasus AFP (Non Polio) Menurut Kabupaten/Kota) Provinsi SulawesiTenggara Tahun 2016

Tabel 19 Jumlah kasus penyakit yang dapat di cegah dengan Imunisasi (PD3i) MenurutJenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Tabel 20 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) MenurutJenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Tabel 21 Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin Menurut Kabupaten/Kota ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2016

Tabel 22 Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis KelaminKabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

23

24

25

26

27

Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2016

Cakupan Pengukuran Takanan Darah Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/KotaProvinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Cakupan Pemeriksaan Obesitas Menurut Jenis Kelamin Kabupaten KotaProvinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan Metode IVA dan KankerPayudara Dengan Pemeriksaan Klinis (CBE) Menurut Kabupaten/Kota ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2016

Jumlah Penderita dan Kematian Pada KLB Menurut Jenis Kejadian Luar Biasa(KLB) Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Tabel 28 Kejadian Luar Biasa (KLB) Di Desa/Kelurahan Yang Ditangani < 24 Jam ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2016

Tabel 29 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Nakes dan PelayananKesehatan Ibu Nifas Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2016

Tabel

Tabel

30

31

Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Menurut Kabupaten/KotaProvinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Wanita Usia SUbur MenurutKabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Tabel 32 Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet FE1 dan FE3 MenurutKabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Tabel 33 Jumlah dan Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan dan Komplikasi

Page 23:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

xvii

Neonatal Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2016

Tabel 34 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi Kabupaten/Kota ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2016

Tabel 35 Proporsi Peserta KB Baru menurut Jenis Kontrasepsi Kabupaten/Kota ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2016

Tabel

Tabel

36

37

Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Kabupaten/Kota ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2016

Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Menurut Jenis Kelamin Kanupaten/Kotaprovinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Tabel

Tabel

38

39

Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/kota ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2016

Jumlah Bayi yang diberi ASI Eksklusif Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/KotaProvinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Tabel 40 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/KotaProvinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Tabel 41 Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kabupaten/Kota Provinsi SulawesiTenggara Tahun 2016

Tabel 42 Cakupan Imunisasi Hepatitis B < 7 Hari dan BCG Pada Bayi Menurut JenisKelamin, Kab/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Tabel 43 Cakupan Imunisasi Dpt-Hb/Dpt-Hb-Hib, Polio, Campak, dan Imunisasi DasarLengkap Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kab/Kota Provinsi SulawesiTenggara Tahun 2016

Tabel

Tabel

44

45

Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi, Anak Balita dan Ibu Nifas MenurutJenis Kelamin Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Jumlah Anak 0-23 Bulan Di Timbang Menurut Jenis Kelamin kabupaten/KotaProvinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Tabel 46 Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/KotaProvinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Tabel 47 Jumlah Balita di Timbang Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2016

Tabel 48 Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan Menurut JenisKelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Tabel 49 Cakupan Pelayanan (Penjaringan) Kesehatan Siswa SD dan Setingkat MenurutJenis Kelamin Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Page 24:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

xviii

Tabel

Tabel

Tabel

50

51

52

Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/KotaProvinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan Setingkat MenurutJenis kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin KabupatenKota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Tabel 53 Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk Menurut Jenis KelaminKabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Tabel 54 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap dan Kunjungan Gangguan Jiwa diSarana Pelayanan Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Tabel 55 Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Tabel 56 Indikator Kinerja Pelayanan Di Rumah Sakit Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun2016

Tabel 57 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Sehat Menurut Kabupaten/KotaProvinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Tabel

Tabel

58

59

Persentase Rumah Sehat Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2016

Penduduk Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas(Layak) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Tabel 60 Persentase Kualitas Air Minum Di Penyelenggara Air Minum Yang MemenuhiSyarat Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Tabel 61 Penduduk Dengan Akses Tarhadap Fasilitas Sanitasi Yang Layak (Jamban Sehat)Menurut Jenis Jamban, Kecamatan dan Puskesmas Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2016

Tabel 62 Desa Yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Provinsi SulawesiTenggara Tahun 2016

Tabel 63 Persentase Tempat-Tempat Umum Yang memenuhi Syarat Kesehatan MenurutKabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Tabel 64 Tempat Pengelolaan Makan (TPM) Menurut Status Higiene Sanitasi ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2016

Tabel 65 Tempat Pengelolaan Makanan Dibina dan Diuji Petik Provinsi SulawesiTenggara Tahun 2016

Tabel 66 Persentase ketersediaan Obat dan Vaksin Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun2016

Page 25:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

xix

Tabel

Tabel

67

68

Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2016

Persentase Sarana Kesehatan (RS) Dengan Kemampuan Pelayanan GawatDarurat (Gadar) Level 1 Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Tabel 69 Jumlah Posyandu Menurut Strata Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2016

Tabel

Tabel

70

71

Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) MenurutKabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Jumlah Desa Siaga Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun2016

Tabel 72 Jumlah Tenaga Medis Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun2016

Tabel 73 Jumlah Tenaga Keperawatan Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2016

Tabel 74 Jumlah Tenaga Kefarmasian Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2016

Tabel

Tabel

75

76

Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan Di FasilitasKesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Jumlah Tenaga Gizi Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun2016

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

77

78

79

80

Jumlah Tenaga Keterapian Fisik Di Fasilitas Kesehatan Provinsi SulawesiTenggara Tahun 2016

Jumlah Tenaga Keteknisian Medis Di Fasilitas Kesehatan Provinsi SulawesiTenggara Tahun 2016

Jumlah Tenaga Kesehatan Lain Di Fasilitas Kesehatan Provinsi SulawesiTenggara Tahun 2016

Jumlah Tenaga Penunjang/Pendukung Kesehatan Di Fasilitas KesehatanProvinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Tabel 81 Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Page 26:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

xx

Page 27:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

xxi

DAFTAR SINGKATAN

AFP : Acute Flaccid Paralysis

AIDS : Acute Immunodeficiency Syndrome

AKABA : Angka Kematian Balita

AKB : Angka Kematian Bayi

AKI : Angka Kematian Ibu

AKN : Angka Kematian Neonatal

APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja NegaraAPI : Annual Parasite Incidence/Angka Kesakitan Malaria

APS : Angka Partisipasi Sekolah

ASI : Air Susu Ibu

ASI ESKLUSIF : pemberian air susu ibu saja (eksklusif) tanpa tambahan makanan dan muniman bayi

sejak lahir sampai usia 6 bulan

BABS : Buang Air Besar Sembarangan

Bahteramas : Bangun Sejahtera Masyarakat Sultra

BB : Berat BadanBBLR : Bayi Berat Lahir Rendah

BOK : Bantuan Operasional Kesehatan

BPS : Badan Pusat Statistik

BTA+ : Basil Tahan Asam Positif

BUMN : Badan Usaha Milik Negara

CFR : Case Fatality Rate/Angka Kematian

CNR : Case Notification Rate/Angka Penemuan Kasus

CPNS : Calon Pegawai Negeri SipilCR : Cure Rate/Angka Kesembuhan

D/S : Datang & Ditimbang/Sasaran (Cakupan penimbangan balita di posyandu)

DAK : Dana Alokasi Khusus

DAU : Dana Alokasi Umum

DBD : Demam Berdarah Dengue

Dekon : Dekonsentrasi

Dinkes : Dinas Kesehatan

DM : Diabetes Mellitusdr : Dokter

GF : Global Fund

Page 28:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

xxii

HDI : Human Development Index

HIV : Human Immunodeficiency Virus

IDL : Imunisasi Dasar LengkapIPM : Indeks Pembangunan Manusia

IR : Incidence Rate/Angka Kesakitan

ISPA : Infeksi Saluran Pernapasan bagian Atas

Jamkesmas : Jaminan Kesehatan Masyarakat

K1 : Kunjungan Baru Ibu Hamil

K4 : Kontak minimal empat kali selama masa kehamilan untuk mendapatkan

pelayanan antenatal

KB : Keluarga Berencana

Kesling : Kesehatan LingkunganKF3 : Kunjungan Nifas

KH : Kelahiran Hidup

KIA : Kesehatan Ibu dan Anak

KIE : Komunikasi, informasi, dan edukasi

KLB : Kejadian Luar Biasa

KN : Kunjungan Neonatal

KN1 : Kunjungan Neonatal Pertama

Lapertakes : Laporan Tahunan Pembangunan KesehatanMAT : Mata Air terlindung

MB : Multi Basiler

MDG’s : Millenium Development Goals

Menkes : Menteri Kesehatan

MI : Madrasah Iptidaiyah

MTBM : Manajemen Terpadu Bayi Muda

Nakes : Tenaga Kesehatan

NCDR : New Case Detection RateP2M : Pemberantasan Penyakit Menular

P2PL : Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

P4K : Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi

PAH : Penampungan Air Hujan

PB : Pausi Basiler

PBB : Perserikatan Bangsa-Bangsa

PBI : Penerima Bantuan Iuran

PD3I : Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan ImunisasiPDAM : Perusahaan Daerah Air Minum

Page 29:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

xxiii

Permenkes : Peraturan Menteri Kesehatan

PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

PHLN : Pinjaman Hibah Luar NegeriPKPR : Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja

PNS : Pegawai Negeri Sipil

Polindes : Pos Bersalin Desa

Polri : Kepolisian Negara Republik Indonesia

PONED : Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergency Dasar

Posbindu : Pso Pembinaan Terpadu

Poskesdes : Pos Kesehatan Desa

Posyandu : Pos pelayanan terpadu

Promkes : Promosi KesehatanPSG : Pemantauan Status Gizi

PTM : Penyakit Tidak Menular

PTT : Pegawai Tidak Tetap

PUS : Pasangan usia subur

Puskesmas : Pusat kesehatan Masyarakat

Renstra : Rencana Strategis

Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar

RS : Rumah SakitRSIA : Rumah Sakit Ibu dan Anak

RT : Rumah Tangga

Salinakes : Persalinan oleh tenaga kesehatan

SBP : Sumur Bor dengan Pompa

SD : Sekolah Dasar

SDM : Sumber Daya Manusia

SGP : Sumur Gali dengan pompa

SGT : Sumur Gali TerlindungSMA : Sekolah Menengah Atas

SPM : Standar Pelayanan Minimal

SR : Succes Rate/Angka Keberhasilan Pengobatan

STBM : Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

STBP : Survey Terpadu Biologis dan Perilaku

Subbag : Sub Bagian

Sultra : Sulawesi Tenggara

TA : Terminal AirTB : Tinggi Badan

TB/TBC : Tuberkulosis/Tuberculosis

Page 30:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

xxiv

TNI : Tentara Nasional Indonesia

TP : Tugas Pembantuan

TT : Tempat Tidur (RS)TT : Tetanus Toxoid

UCI : Universal Child Immunization

UKBM : Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat

UKK : Upaya Kesehatan Kerja

UKM : Upaya Kesehatan Masyarakat

UKO : Upaya Kesehatan Olahraga

UKP : Upaya Kesehatan Perorangan

UPT : Unit Pelaksana Teknis

VCT : Voluntary, Counseling and TestingWHO : World Health Organization

WUS : Wanita Usia Subur

Page 31:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 1

A. KONDISI GEOGRAFIS

Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan daerah yang mencakup jazirah (daratan)tenggara pulau Sulawesi serta pulau-pulau besar dan kecil di sekitarnya (Pulau Muna,Buton, Wawonii, Kabaena dan Kepulauan Tukang Besi di Laut Banda). Berdasarkan datayang dipublikasikan oleh Kemendagri, Sulawesi Tenggara memiliki luas wilayah daratansebesar 38.067,70 km2 atau 3.067.700 ha dan wilayah perairan diperkirakan seluas110.000 km2 atau 11.000.000 ha. Secara geografis terletak di bagian selatan gariskhatulistiwa, memanjang dari utara ke selatan di antara 02045’-06015’ Lintang Selatan danmembentang dari barat ke timur di antara 120045’-124030’ Bujur Timur. Provinsi SulawesiTenggara di sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan dan ProvinsiSulawesi Tengah, sebelah selatan berbatasan Provinsi NTT di Laut Flores, sebelah timurberbatasan dengan Provinsi Maluku di Laut Banda dan sebelah barat berbatasan denganProvinsi Sulawesi Selatan di Teluk Bone.

Pasca otonomi daerah laju pemekaran daerah berjalan cepat yang berdampak padapertambahan jumlah kabupaten, kecamatan, desa dan kelurahan. Secara administratif,pada tahun 2016 Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri atas 17 wilayah kabupaten/kota, yaituKabupaten Buton, Buton Selatan, Buton Tengah, Muna, Muna Barat, Konawe, Kolaka,Konawe Selatan, Wakatobi, Bombana, Kolaka Utara, Buton Utara, Konawe Utara, KolakaTimur dan Konawe Kepulauan, serta dua kota, yaitu Kota Kendari dan Kota Bau-Bau.Jumlah kecamatan se-Sulawesi Tenggara sebanyak 214 kecamatan yang terdiri atas 2.277desa/kelurahan (Desa: 1.906; Kelurahan: 371). Data lengkap pembagian wilayahadministratif Provinsi Sulawesi Tenggara terdapat pada tabel 1 lampiran profil ini.

Kondisi topografi tanah di daerah Provinsi Sulawesi Tenggara umumnya memilikipermukaan yang bergunung-gunung, bergelombang dan berbukit-bukit. Di antara gunungdan bukit-bukit, terhampar dataran-dataran yang merupakan daerah pertanian danperkebunan yang subur. Sebagian besar penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara bermukimdi sepanjang wilayah pesisir dengan mata pencaharian utama sebagai nelayan dansebagian yang lain di daerah pedalaman dan bekerja sebagai petani. Fakta ini membuatSulawesi Tenggara memiliki keragaman budaya dan adat istiadat dengan karakteristik yangberbeda satu dengan yang lain, adanya keragaman dalam berbagai aspek tersebut jugaakan mempengaruhi perilaku masyarakat terhadap kesehatan.

1 DEMOGRAFI

Page 32:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

I Demografi2

GAMBAR 1.1PETA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2016

Page 33:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 3

B. KEADAAN PENDUDUKBerdasarkan data BPS kabupaten/kota tahun 2016 jumlah penduduk Sulawesi

Tenggara sebesar 2.591.860 jiwa, tingkat kepadatan penduduk sebesar 66,14 jiwa/km².Kepadatan tertinggi dialami Kota Kendari sebesar 1.215 jiwa/km², Kota Baubau sebesar699 jiwa/km² dan Kabupaten Wakatobi 170 jiwa/km², sedang kepadatan terendah terdapatdi Kabupaten Konawe Utara sebesar rata-rata 12 jiwa/km2 dan Kabupaten Buton Utara 32jiwa/km2.

Gambar 1.1. menunjukkan bahwa meskipun dari segi jumlah, mayoritas pendudukSulawesi Tenggara bermukim di wilayah daratan pulau besar Sulawesi yakni sebesar63,90%, berbanding 36,10% yang tinggal di wilayah kepulauan, tapi kepadatan pendudukwilayah kepulauan rata-rata lebih tinggi dari daratan, ini disebabkan luas lahan pemukimandi daerah kepulauan relatif lebih kecil dibanding daratan.

Distribusi penduduk yang tinggal di kepulauan dan daratan ditunjukkan pada gambar1.2.

GAMBAR 1.2PERSENTASE PENDUDUK PROVINSI SULAWESI TENGGARAYANG BERMUKIM DI WILAYAH KEPULAUAN & DARATAN

TAHUN 2016

Sumber : BPS Prov. Sultra

Laju pertumbuhan penduduk Sulawesi Tenggara pada kurun waktu 2012-2016adalah rata-rata di atas 2% pertahun. Berdasarkan jenis kelamin, laju pertumbuhanpenduduk Sulawesi Tenggara sejak tahun 2011 dapat dilihat pada gambar 1.3.

Page 34:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

I Demografi4

GAMBAR 1.3JUMLAH PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MENURUT JENIS KELAMIN

TAHUN 2012-2016

Sumber : BPS Kabupaten/Kota Tahun 2016

Pertumbuhan penduduk Sulawesi Tenggara baik laki-laki maupun perempuan relatifstabil dari tahun ke tahun dengan komposisi yang cenderung tetap, namun demikian upayauntuk mengatur dan membatasi jumlah kelahiran sejak dini perlu terus dilakukan untukmencegah pertambahan penduduk yang tidak terkendali, yang dapat menimbulkan problemsosial yang lebih kompleks, peran lintas sektor terkait seperti BKKBN diperlukan di sini. Jikapenduduk Sulawesi Tenggara dibandingkan menurut jenis kelamin, maka terlihat bahwaproporsi penduduk laki-laki relatif sedikit lebih tinggi dari perempuan dengan rasio 101,52yang berarti setiap 100 perempuan terdapat 101-102 laki-laki, sedikit bergeser dari tahunsebelumnya.

Distribusi penduduk Sulawesi Tenggara berdasarkan kabupaten/kota dapat dilihatpada gambar 1.4.

1.15

5.74

8

1.18

8.22

6

1.21

2.50

0

1.24

0.85

6 1.30

5.70

1

1.15

1.87

0

1.17

2.38

5

1.20

0.02

5

1.22

7.82

2 1.28

6.15

9

1.050.000

1.100.000

1.150.000

1.200.000

1.250.000

1.300.000

1.350.000

2012 2013 2014 2015 2016

Laki-Laki Perempuan

Page 35:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 5

GAMBAR 1.4JUMLAH PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA

SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : BPS Kabupaten/Kota

Gambar 1.4 menunjukan bahwa kabupaten/kota dengan jumlah penduduk terbesaradalah Kota Kendari, sedangkan yang terkecil adalah Kabupaten Konawe Kepulauan, hal initidak terlepas dari status Kota Kendari sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara yangmenjadi pusat kegiatan ekonomi, pendidikan dan pemerintahan, yang membawakonsekwensi sebagai kota tujuan urbanisasi dari daerah sekitarnya, sedangkan KonaweKepulauan adalah daerah otonomi baru hasil pemekaran tahun 2014 yang hanya berupasebuah pulau yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang juga sedikit. Di samping ituterjadi beberapa pergeseran, Kabupaten Buton yang selama ini dikenal sebagai salah satukabupaten yang berpenduduk besar dan berada diurutan ke-3, kini menjadi urutan 11. Iniadalah konsekwensi langsung dari pemekaran daerah, dimana pada tahun 2015 laluKabupaten Buton telah dimekarkan menjadi 3 kabupaten yaitu Kabupaten Buton, ButonTengah dan Buton Selatan.

359.371295.326

246.999238.067

211.622170.020

158.271156.803

142.61497.67094.98594.54193.983

77.08461.12459.67332.307

Kota KendariKonawe Selatan

KolakaKonawe

MunaBombana

Kota BaubauKolaka TimurKolaka Utara

ButonWakatobi

Buton TengahButon Selatan

Muna BaratButon Utara

Konawe UtaraKonawe Kepulauan

Page 36:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

I Demografi6

GAMBAR 1.5PIRAMIDA PENDUDUK SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2016

Sumber : BPS Prov. Sultra 2016

Gambar 1.5. menunjukkan bahwa struktur penduduk Sulawesi Tenggara termasukdalam struktur penduduk muda (0-24 tahun) yang berada di atas 50%, bila dibandingkandengan struktur penduduk tahun sebelumnya, terjadi sedikit pergeseran pada kelompokumur 10 tahun kebawah yang persentasenya lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya, baikpada laki-laki maupun perempuan. Secara keseluruhan gambar piramida di atas menunjukanmasih dominannya penduduk usia produktif terutama pada kelompok umur 20-29 tahun,baik laki-laki maupun perempuan.

Rincian jumlah penduduk menurut jenis kelamin, kelompok umur, kabupaten/kotadan rasio tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 1 dan 2 lampiran profil ini.

C. KEADAAN EKONOMI

Kondisi perekonomian merupakan salah satu aspek yang diukur dalam menentukankeberhasilan pembangunan suatu daerah. Data BPS menyebutkan bahwa selama tahun2012-2016, pertumbuhan ekonomi daerah Sulawesi Tenggara cukup stabil, meskipunmengalami fluktuasi, tapi terjadi peningkatan pada tahun terakhir. Rata-rata pertumbuhanekonomi pada periode ini juga masih lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional padaperiode tahun yang sama.

Kondisi perekonomian secara umum merupakan gabungan berbagai komponen danindikator makro, antara lain laju inflasi, tingkat pengangguran dan indeks penduduk miskin

152.417147.840

132.547119.642

108.199103.441

94.61089.076

79.54361.197

47.70236.418

26.18417.868

11.84012.340

143.343143.766

134.521123.156

117.283111.501

100.77592.992

79.25664.594

51.00339.492

28.94121.406

15.81418.314

Perempuan Lak-Laki

75+70-7465-6960-6455-5950-5445-4940-4435-3930-3425-2920-2415-1910-14

5-90-4

Page 37:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 7

di suatu daerah. Data BPS menyebutkan bahwa tingkat inflasi pada kurun waktu limatahun terakhir (2012-2016) cenderung berfluktuasi antara 5.23% hingga 3.07%. Tingkatinflasi tertinggi terjadi pada tahun 2014 (7.40). Tingkat inflasi yang dijadikan acuan iniadalah inflasi yang terjadi di Kota Kendari sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara.Tingkat pengangguran juga menjadi salah satu variabel yang menentukan keadaanekonomi suatu daerah. Dengan merujuk pada data BPS, tingkat pengangguran dalamkurun waktu 5 tahun terakhir cenderung naik turun meskipun tidak signifikan, tetapi padatahun terakhir tampak mengalami penurunan sebesar kurang lebih 2%. Gambar 1.6 dibawah ini menunjukkan indikator perekonomian Sultra tahun 2012-2016.

GAMBAR 1.6LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI, TINGKAT KEMISKINAN, INFLASI HARGA DAN

PENGANGGURANPROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2012-2016

Sumber: Statistik Kesra Sultra, BPS Sultra 2016

Selain pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan pengangguran, tingkat kemiskinanjuga merupakan salah satu isu krusial yang sangat terkait dengan dimensi ekonomi.Kemiskinan telah lama menjadi persoalan mendasar yang menjadi pusat perhatianpemerintah baik pusat maupun daerah dan berbagai kalangan.

Penduduk miskin (Statistik Kesra) didefinisikan sebagai penduduk yangpendapatannya kurang dari kebutuhan yang diperlukan untuk hidup secara layak diwilayah tempat tinggalnya. Dalam prakteknya pengukuran antara lain dilakukanberdasarkan kecukupan pengeluaran konsumsi makanan dan non makanan. Jumlahpenduduk miskin 13.05% pada tahun 2012, menurun pada tahun terakhir menjadi12.88%.

Kemiskinan menjadi isu yang cukup menyita perhatian berbagai kalangan termasukkesehatan. Keterjangkauan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan sangat terkaitdengan daya beli atau tingkat ekonomi. Kemiskinan juga menjadi hambatan besar dalam

2012 2013 2014 2015 2016Tingkat Pengangguran 4,04 4,38 4,43 5,55 3,78Inflasi Harga 5,23 5,92 7,40 1,64 3,07Pertumbuhan Ekonomi 11,45 7,65 6,23 7,46 7,65% Penduduk Miskin 13,05 13,73 12,77 13,74 12,88

0,002,004,006,008,00

10,0012,0014,0016,00

Page 38:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

I Demografi8

pemenuhan kebutuhan terhadap makanan yang sehat sehingga dapat melemahkan dayatahan tubuh yang dapat berdampak pada kerentanan individu terutama bayi dan balita.Fenomena gizi buruk dan gizi kurang sering dikaitkan dengan kondisi ekonomi yangrendah, jika merujuk pada fakta bahwa keterbatasan pemenuhan pangan dapatmenyebabkan gizi buruk, dan penyakit yang berhubungan dengan kekurangan vitamin(Xeropthalmia, Scorbut, dll).

Pembangunan ekonomi yang diupayakan pemerintah diharapkan mampumendorong kemajuan SDM, baik fisik, sosial, mental dan spiritual di segenap pelosoknegeri terutama wilayah yang tergolong daerah tertinggal. Suatu daerah dikategorikanmenjadi daerah tertinggal karena beberapa faktor penyebab, yaitu geografis, sumber dayaalam, sumber daya manusia, prasarana dan sarana, daerah rawan bencana dan konfliksosial, dan kebijakan pembangunan. Keterbatasan prasarana terhadap berbagai bidangtermasuk di dalamnya kesehatan menyebabkan masyarakat di daerah tertinggalmengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas ekonomi dan sosial.

D. KEADAAN PENDIDIKAN

Kondisi pendidikan merupakan salah satu indikator yang sering ditelaah dalammengukur tingkat pembangunan manusia suatu daerah. Melalui pengetahuan, pendidikanberkontribusi terhadap perubahan perilaku kesehatan. Pengetahuan yang dipengaruhi olehtingkat pendidikan merupakan salah satu faktor pencetus (predisposing) yang berperandalam mempengaruhi keputusan seseorang untuk berperilaku sehat. Pada bagian ini akandiuraikan mengenai kemampuan membaca-menulis, status pendidikan, dan tingkatkepesertaan sekolah.

Kemampuan membaca dan menulis (baca-tulis) penduduk tercermin dari AngkaMelek Huruf, yaitu persentase penduduk umur 10 tahun ke atas yang dapat membaca danmenulis huruf latin atau huruf lainnya

Bila dilihat berdasarkan jenis kelamin, persentase melek huruf pada laki-laki lebihbesar dibandingkan perempuan, yaitu 41.47% berbanding 34.25%. Perbandingan jumlahpersentase melek huruf penduduk berumur 10 tahun ke atas berdasarkan jenis kelamin diProvinsi Sulawesi Tenggara ditunjukan pada gambar 1.7.

Page 39:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 9

GAMBAR 1.7PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF

BERDASARKAN JENIS KELAMIN DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber: Statistik Kesra Prov. Sulawesi Tenggara Tahun 2016

Status pendidikan dilihat dengan banyaknya jumlah penduduk laki-laki ataupunperempuan yang menamatkan pendidikan berdasarkan jenjang pendidikan yang ada.Untuk tahun 2016 ini BPS Sulawesi Tenggara belum lagi melakukan survey terbarusehingga data yang ditampilkan lagi-lagi adalah hasil survey tahun 2013, persentasependuduk berumur 10t ahun keatas yang tidak memiliki ijazah/STTB di Sulawesi Tenggara,laki-laki (25.63%) lebih rendah dari perempuan (25.86%), namun pada pendidikan lanjutSLTA/MA persentase laki–laki (23.05%) lebih tinggi dari perempuan (19.18%). Perbedaanyang tidak terlalu signifikan juga ditunjukkan pada tingkat akademi/universitas, dimanalaki-laki (6,90%) sedikit lebih tinggi dibandingkan perempuan (6,06%). Hal inimenunjukkan secara umum di Provinsi Sulawesi Tenggara laki-laki mempunyai kesempatanlebih besar dalam melanjutkan pendidikan dibandingkan dengan perempuan, terutamatingkat SLTA dan pendidikan tinggi (universitas).

Persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas menurut ijazah/STTB tertinggi diProvinsi Sulawesi Tenggara tahun 2016 ditunjukkan pada gambar 1.8.

496.975 491.816

180.506 182.668

-

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

Laki-Laki Perempuan10 tahun ≤ 10 tahun ≤ Yang Melek Huruf

(36.32%) (37.14%)

Page 40:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

I Demografi10

GAMBAR 1.8PERSENTASE PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber: Statistik Kesra Prov. Sultra Tahun 2015

Data di atas mungkin sudah tidak relevan dengan kondisi saat ini, tapi masih dapatdigunakan untuk sekedar memberikan gambaran distribusi tingkat pendidikan di SulawesiTenggara.

Di samping penduduk melek huruf dan status pendidikan yang ditamatkan, hal lainyang menggambarkan keadaan pendidikan di daerah adalah Angka Partisipasi Sekolah(APS) yaitu angka yang menjelaskan besarnya persentase penduduk yang duduk di bangkusekolah. Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Statistik Kesra dikategorikan menjadi 4kelompok umur, yaitu 10-12 tahun mewakili umur setingkat SD, 13-15 tahun mewakiliumur setingkat SLTP, 16-18 tahun mewakili umur setingkat SMU, dan 19-24 tahun untukakademi dan perguruan tinggi.

E. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menetapkan suatu ukuran standarpembangunan manusia yaitu Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau HumanDevelopment Index (DHI). Indeks ini dibentuk berdasarkan empat indikator, yaitu angkaharapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah, dan kemampuan daya beli.Indikator angka harapan hidup dimensi umur panjang dan sehat. Selanjutnya angka melekhuruf dan rata-rata lama sekolah mencerminkan capaian pembangunan bidang pendidikan.Sedangkan indikator kemampuan daya beli masyarakat terhadap sejumlah kebutuhanpokok yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapita sebagai pendekatanyang mewakili capaian pembangunan untuk hidup lebih layak.

Tidak Tamat SD; 5,72

SD/MI; 17,94

SMP/MTs;11,56

SMA/MA; 9,98

SMK; 1,99

D I/II; 0,61

Akademi/D III;0,83

S1/D IV; 4,32

S2/S3 ; 0,08

Page 41:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 11

Indeks Pembangunan Manusia di Sulawesi Tenggara terakhir yang dikeluarkanBadan Pusat Statistik (BPS) sampai tahun 2016, dalam rentang 5 tahun (2012-2016)menunjukkan trend yang terus meningkat, dengan rata-rata IPM provinsi mencapai 69,31,capaian ini masih di bawah rata-rata nasional yang telah mencapai 73,81. Kabupaten/kotadengan IPM tertinggi tahun 2015 dicapai oleh Kota Kendari dengan 81,66, diikuti KotaBaubau sebesar 73,99. Capaian IPM kedua kota tersebut relatif lebih tinggi dibandingkankabupaten lainnya karena statusnya sebagai pemerintahan kota yang memiliki sarana danfasilitas umum yang lebih baik dan lebih lengkap, disamping sebagai destinasi ekonomi,bisnis dan pendidikan di daerah Sulawesi Tenggara.

Untuk IPM terendah dengan capaian di sekitaran 62,00 terdapat pada hampirsemua daerah yang baru dimekarkan pada tahun 2016. Hasil ini tidak terlepas dari kondisidaerah-daerah tersebut sebagai kabupaten baru, di mana sarana dan fasilitas umum sertainfrastruktur masih jauh dari memadai, sehingga kegiatan pelaksanaan programpembangunan serta data-datanya masih dalam tahap transisi dari kabupaten induk.

Data selengkapnya mengenai IPM di Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada tabel1.2.

Tabel 1.1.Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten/Kota

Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012-2015

No Kode Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016

1 7401 Buton 61.38 61.83 62.31 62.78 63,692 7402 Muna 63.76 64.67 65.09 65.99 66,963 7403 Konawe 67.51 68.23 68.68 69.56 69,844 7404 Kolaka 68.86 69.55 70.20 70.47 71,125 7405 Konawe Selatan 64.05 65.02 65.60 66.32 66,976 7406 Bombana 61.82 62.82 63.38 63.65 64,027 7407 Wakatobi 65.24 66.50 66.95 67.22 67,508 7408 Kolaka Utara 64.49 65.35 65.76 66.90 67,609 7409 Buton Utara 62.69 64.20 64.65 65.23 65,9510 7410 Konawe Utara 64.87 65.54 66.03 66.44 67,2011 7411 Kolaka Timur - 61.78 62.13 62.74 63,6012 7412 Konawe Kepulauan - 61.15 61.31 61.72 62,5613 7413 Muna Barat - - 61.92 62.29 62,5714 7414 Buton Tengah - - 61.69 62.13 62,5615 7415 Buton Selatan - - 61.51 62.00 62,5516 7471 Kota Kendari 79.97 80.91 81.30 81.43 81,6617 7472 Kota Bau-Bau 71.65 72.55 73.13 73.59 73,9918 7400 SULAWESI TENGGARA 67.07 67.55 68.07 68.75 69,31

Sumber: BPS Nasional/BPS Prov. Sultra Tahun 2016

Page 42:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

I Demografi12

IPM 3 kabupaten pemekaran baru yaitu Buton Selatan, Buton Tengah, dan MunaBarat baru mulai diterbitkan oleh BPS pada tahun 2014 sesuai dengan tahunpemekarannya, sebelum itu ketiganya dianggap masih mengacu ke IPM kabupateninduknya.

Page 43:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 13

Sarana kesehatan yang disajikan dalam bab ini meliputi: puskesmas, rumah sakit,sarana Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM), sarana kefarmasian dan alatkesehatan

A. PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2016 dikatakan bahwaPuskesmas adalah salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama memilikiperanan penting dalam sistem ketahanan nasional khususnya sistem upaya kesehatan.Kesehatan, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapaiderajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapaitujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam mendukung terwujudnyakecamatan sehat dalam penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKP) danpenyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama.

Dalam menjalankan fungsinya sebagai pusat pembangunan berwawasan kesehatan,pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer, danpusat layanan kesehatan perorangan primer, puskesmas berkewajiban memberikan upayakesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan.Upaya kesehatan wajib yang terdiri dari :1. Upaya Promosi Kesehatan2. Upaya Kesehatan Lingkungan3. Upaya Kesehatan Ibu dan anak dan KB4. Upaya Perbaikan Gizi5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular6. Upaya Pengobatan.

Puskesmas Provinsi Sulawesi Tenggara dalam perkembangannya dari tahun ke tahunterus menunjukkan peningkatan baik jumlah maupun status. Hal ini sebagai upaya untukmeningkatkan akses pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, terutama masyarakat yangberada di daerah terpencil. Perkembangan jumlah puskesmas tahun 2012-2016 ditunjukkanpada gambar 2.1.

2 SARANA KESEHATAN

Page 44:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

II Sarana Kesehatan14

GAMBAR 2.1JUMLAH PUSKESMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2012 S.D 2016

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016 dan Updating Data DasarPuskesmas Prov. Sultra, 2016

Gambar diatas menunjukkan perkembangan jumlah puskesmas Provinsi SulawesiTenggara dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016. Pada tahun 2015 terdapat 280puskesmas, namun pada tahun 2016 menjadi 279 puskesmas karena salah satu puskesmasyang berada di Kabupaten Kolaka Timur yaitu Puskesmas Ladongi Welala telahdialihfungsikan menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kolaka Timur. Dari 279puskesmas yang tercatat, masih terdapat 7 puskesmas yang belum memiliki nomorregistrasi puskesmas, namun sementara sudah dalam proses penerbitan.

Sama seperti jumlahnya, begitu juga dengan status puskesmas yaitu puskesmas rawatinap tiap tahun mengalami peningkatan. Status puskesmas di Provinsi Sulawesi Tenggaradalam kurun waktu 5 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar 2.2

GAMBAR 2.2STATUS PUSKESMAS (RAWAT INAP DAN NON RAWAT INAP)

PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012 s.d 2016

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota & Updating Data Dasar Puskesmas Prov. Sultra, 2016

252

264269

280 279

235240245250255260265270275280285

2012 2013 2014 2015 2016

77 79 86 94 95

175 185 183 186 185

0

50

100

150

200

250

300

2012 2013 2014 2015 2016

Rawat Inap Non Rawat Inap

Page 45:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 15

Salah satu indikator untuk menggambarkan terpenuhinya kebutuhan pelayananprimer oleh fasilitas pelayanan kesehatan dasar adalah rasio puskesmas terhadap 30.000penduduk. Rasio puskesmas terhadap 30.000 penduduk di Sulawesi Tenggara tahun 2012-2016 ditunjukkan pada gambar 2.3.

GAMBAR 2.3RASIO PUSKESMAS PER 30.000 PENDUDUK

PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012 s.d 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016 dan Updating Data Dasar PuskesmasProv. Sultra, 2016

Rasio puskesmas per 30.000 penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2016sebesar 3.2 berarti setiap 30.000 penduduk di Sulawesi Tenggara dilayani setidaknya oleh3 puskesmas, sedikit mengalami penurunan dari tahun lalu disebabkan oleh bertambahnyajumlah penduduk, di sisi lain jumlah puskesmas relatif tetap.

GAMBAR 2.4PETA KAB/KOTA MENURUT RASIO PUSKESMAS PER 30.000 PENDUDUK

PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016

3,2

3,3 3,3

3,4

3,23,1

3,153,2

3,253,3

3,353,4

3,45

2012 2013 2014 2015 2016

Page 46:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

II Sarana Kesehatan16

Gambar 2.4 menunjukkan bahwa rata-rata kabupaten/kota di Sulawesi Tenggaramemiliki 3-5 puskesmas untuk setiap 30.000 penduduk. Secara absolut, rasio tersebutdapat dianggap cukup, tetapi bila dikaitkan dengan kondisi di daerah, maka rasio tersebuttidak serta merta menggambarkan kondisi riil kemudahan akses masyarakat terhadappelayanan kesehatan dasar, sebagai contoh di Konawe Utara, Konawe Kepulauan danWakatobi memiliki rasio puskesmas yang tinggi (5<) disebabkan karena jumlah pendudukyang relatif sedikit tetapi memiliki wilayah kerja yang luas dan terdiri dari pulau-pulau yangsaling terpisah serta termasuk dalam kategori daerah sulit atau terpencil.

TABEL 2.1RASIO PUSKESMAS PER 30.000 PENDUDUK & RATA-RATA PENDUDUK PER PUSKESMAS

MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

No KAB/KOTARASIO PUSK/30.000Penduduk

Rata-rataPenduduk/Puskesmas

1 Buton 4.13 7.2642 Muna 3.88 7.7323 Konawe 3.47 8.4644 Kolaka 1.65 18.1825 Konawe Selatan 2.38 12.6056 Bombana 4.33 6.9287 Wakatobi 6.33 4.7398 Kolaka Utara 3.41 8.7989 Buton Utara 5.02 5.97610 Konawe Utara 11.30 2.65511 Kolaka Timur 3.25 9.231

12 KonaweKepulauan 6.63 4.525

13 Muna Barat 5.92 5.06814 Buton Tengah 3.98 7.53815 Buton Selatan 2.38 12.60516 Kota Kendari 1.29 23.25617 Kota Baubau 3.29 9.119

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016

Puskesmas yang melayani penduduk terbanyak terdapat di Kota Kendari, setiappuskesmas di Kota Kendari rata-rata melayani 23.256 penduduk, sementara yang terkeciladalah Konawe Utara.

Selain enam upaya kesehatan wajib yang diberikan di Puskesmas jugamenyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan pengembanganpuskesmas dapat berupa Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergency Dasar (PONED),

Page 47:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 17

Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR), Upaya Kesehatan Kerja, Upaya KesehatanOlahraga, Kesehatan Tradisional.

1. Puskesmas Dengan Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergency Dasar (PONED),Pada tahun 2016 jumlah puskesmas mampu PONED Sulawesi Tenggara sebanyak

73 puskesmas, Kabupaten Konawe adalah kabupaten dengan jumlah puskesmas PONEDterbanyak yakni 10 puskesmas. Distribusi puskesmas PONED menurut kabupaten/kotaditunjukan pada gambar 2.5.

GAMBAR 2.5JUMLAH PUSKESMAS PONED MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Laporan Tahunan Progam KIA & Updating Data Dasar Puskesmas Prov. Sultra, 2016

Dalam pelaksanaan puskesmas mampu PONED, meski sudah diupayakan untukmemenuhi standar dan persyaratannya, tapi dalam penerapannya masih terkendalabeberapa hal antara lain :

- Sumber daya manusia yang telah dilatih sering diganti/dipindahtugaskan, sehinggapuskesmas tersebut tidak mampu lagi memberikan pelayanan PONED secaraoptimal

- Sarana yang mendukung kegiatan PONED masih kurang memadai atau belumtersedia

- Sering pula terjadi alat dan sarana tersedia tetapi petugas yang menggunakantidak ada atau telah pindah.

107777

644

33333

22

11

0 2 4 6 8 10 12

KonaweKonawe Selatan

BombanaWakatobi

Kolaka UtaraKota Kendari

Buton TengahMunaButon

KolakaBaubau

Konawe UtaraKolaka TumurButon Selatan

Buton UtaraMuna Barat

Konawe Kepulauan

Page 48:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

II Sarana Kesehatan18

Kumulasi atau salah satu dari faktor-faktor di atas menyebabkan beberapapuskesmas yang tercatat berstatus PONED tapi dalam prakteknya sudah tidak aktif lagimemberikan pelayanan PONED.

2. Puskesmas Dengan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)

Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) yang dilaksanakan diPuskesmas terdiri dari penyuluhan, pelayanan klinis medis termasuk pemeriksaanpenunjang, konseling, pendidikan keterampilan hidup sehat, pelatihan pendidik sebaya dankonselor sebaya serta pelayanan rujukan. Pelayanan kesehatan yang dilakukan adalahkelompok remaja sekolah dan kelompok luar sekolah misalnya kelompok anak jalanan,karang taruna, remaja masjid/gereja,asrama dan kelompok remaja lainnya.

Kegiatan PKPR Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2016 hanya kegiatan pelatihanPKPR bagi petugas puskesmas. Berikut adalah jumlah puskesmas yang melaksanakankegiatan PKPR tahun 2016.

GAMBAR 2.6JUMLAH PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN PKPR MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Laporan Tahunan Progam KIA, 2016

Kabupaten dengan jumlah puskesmas yang sudah melaksanakan kegiatan PKPRtertinggi ada di Buton Tengah dan Buton Selatan yakni masing-masing 7 puskesmas dan 6puskesmas. Untuk Kabupaten Konawe Kepulauan belum ada puskesmas yang dilatihmelaksanakan kegiatan PKPR.

76

444444444444

31

0

0 1 2 3 4 5 6 7 8

Buton TengahButon Selatan

ButonMuna

KonaweKolaka

Konawe SelatanBombanaWakatobi

Kolaka UtaraKonawe Utara

Buton UtaraKota KendariKota BaubauMuna Barat

Kolaka TimurKonawe Kepulauan

Page 49:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 19

B. RUMAH SAKIT

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 147/Menkes/PER/I/2010 tentangperizinan rumah sakit mengelompokan rumah sakit berdasarkan kepemilikan, yaitu rumahsakit publik dan rumah sakit privat. Rumah Sakit Publik adalah rumah sakit yang dikelolahpemerintah, pemerintah daerah dan badan hukum yang bersifat nirlaba. Sedangkan rumahsakit privat adalah rumah sakit yang dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yangberbentuk perseroan atau persero.

1. Jumlah dan Jenis Rumah SakitSalah satu indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana pelayanan

kesehatan rujukan adalah ketersediaan rumah sakit. Untuk mengetahui ketersediaanrumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, dilakukandengan menghitung rasio ketersediaan tempat tidur dengan jumlah penduduk. Selamakurun waktu tahun 2012 – 2016 jumlah rumah sakit di Provinsi Sulawesi Tenggaramenunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Peningkatan jumlah rumah sakit tahun2012-2016 ditunjukkan pada tabel2.2.

TABEL 2.2PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT MENURUT KEPEMILIKAN

DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2012-2016

No Status KepemilikanJUMLAH RUMAH SAKIT

2012 2013 2014 2015 20161 Pemerintah Prov 3 2 2 2 22 Pemerintah Kab/Kota 12 12 12 14 163 TNI Polri 3 3 3 3 34 BUMN 1 1 1 1 15 Khusus (Jiwa/Ibu&Anak) 2 2 2 2 26 Swasta Umum 5 6 5 6 8

7 Swasta (RS/klinikbersalin) 5 5 6 5 4

8 Klinik Umum Swasta 2 4 4 4 5Total 33 35 35 37 41

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016

Jumlah rumah sakit di Provinsi Sulawesi Tenggara terus bertambah, dan tahun 2016sudah mencapai 41 RS. Jumlah tersebut termasuk RS Pemerintah Provinsi, PemerintahKabupaten/Kota, TNI/Polri, BUMN, RS Swasta, RSIA, Rumah Bersalin dan Klinik UmumSwasta. Daftar nama RS dapat dilihat pada tabel 54-56 lampiran profil kesehatan ini.Peningkatan jumlah rumah sakit diikuti dengan peningkatan jumlah tempat tidur rumahsakit. Peningkatan jumlah tempat tidur RS menurut status kepemilikan tahun 2012-2016ditunjukkan pada tabel 2.3.

Page 50:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

II Sarana Kesehatan20

TABEL 2.3JUMLAH TEMPAT TIDUR MENURUT STATUS KEPEMILIKAN

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2012-2016

No Status KepemilikanJumlah Tempat Tidur

2012 2013 2014 2015 20161 Pemerintah Prov 472 526 576 519 3142 Pemerintah Kab/Kota 932 938 1.066 1.184 1.1163 TNI Polri 79 103 102 126 1564 BUMN 60 60 60 60 605 Khusus (Jiwa/Ibu&Anak) - - - - 2056 Swasta Umum 247 296 315 382 634

7 Swasta (RS/klinikbersalin) 99 88 171 116 120

8 Klinik Umum Swasta 59 123 35 48 48Total 1.811 1.948 2.068 2.325 2.657

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016 dan Laporan Tahunan Program BUK 2016

Jumlah tempat tidur rumah sakit selama kurun waktu 5 tahun terakhir mengalamipeningkatan bila tahun 2012 baru terdapat 1.811 TT (Tempat Tidur), tahun 2016meningkat menjadi 2.604 TT. Penambahan tempat tidur untuk rumah sakit terbanyak dirumah sakit pemerintah kabupaten/kota. Penambahan ini disebabkan bertambahnyajumlah rumah sakit yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Konawe Kepulauan, dan Rumah SakitUmum Daerah Kolaka Timur, Muna Barat dan Buton Selatan.

Jika dilihat berdasarkan rasio tempat tidur rumah sakit di Provinsi Sulawesi Tenggaratahun 2012 - 2016 terus menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2016 rasio TT RS terhadappenduduk dapat dikatakan sudah memenuhi standar kebutuhan yang ditetapkan, yaitu 1 :1.646 dari standar 1 : 1.500. Rasio tempat TT rumah sakit terhadap penduduk ditunjukkanpada gambar 2.7.

Page 51:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 21

GAMBAR 2.7RASIO TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2012-2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016 dan Laporan Tahunan Program BUK 2016

Gambar 2.7 menunjukkan, secara umum rasio tempat tidur rumah sakit di SulawesiTenggara sudah mencapai standar yang telah ditetapkan, yaitu 1 : 1500 penduduk, namundemikian kenyataannya dalam pemanfaatan masih belum efektif karena berbagai faktor,diantaranya karena belum meratanya distribusi jumlah tempat tidur rumah sakit di daerah.

C. UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)

Dalam upaya meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan kepada masyarakatdilakukan pemanfaatan potensi dan sumberdaya yang ada di masyarakat. Masyarakatbersinergi membangun kondisi lingkungan yang kondusif untuk hidup sehat. Langkahtersebut tercermin dalam pengembangan sarana Upaya Kesehatan BersumberdayaMasyarakat (UKBM) di desa dan kelurahan, yaitu Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu),Polindes (Pondok Bersalin Desa), Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), Desa Siaga, Posbindu(Pos Pembinaan Terpadu) dan Pos UKK dan sebagainya.

a. Posyandu

Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal oleh masyarakat,dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5program prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi,imunisasi, dan penanggulangan diare. Posyandu dikelompokkan dalam 4 strata, yaituPosyandu Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama, dan Posyandu Mandiri. JumlahPosyandu berdasarkan strata tahun 2012 – 2016 ditunjukkan pada Gambar 2.8.

1.574 2.068 2.325 2.435 2.604

1.5381.574

1.608 1.646 1.728

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

2012 2013 2014 2015 2016Tempat Tidur Ratio

Page 52:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

II Sarana Kesehatan22

GAMBAR 2.8JUMLAH POSYANDU BERDASARKAN STRATA

PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012-2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016

Gambar 2.8 menunjukkan peningkatan jumlah posyandu madya, purnama danmandiri, sebagai konsewensinya jumlah posyandu pratama menurun karena beralih ke stratadi atasnya. Meski demikian masih perlu upaya-upaya intensif untuk meningkatkan strataposyandu purnama dan mandiri. Secara absolut jumlah posyandu di Provinsi SulawesiTenggara mengalami peningkatan, bila pada tahun 2012 berjumlah 2.902, maka pada tahun2016 berkembang menjadi 3.178 posyandu. Berdasarkan keaktifannya, pada tahun 2016posyandu yang aktif di Sulawesi Tenggara telah mencapai 60.86%, naik cukup signifikandibanding tahun 2015 yang hanya 42,97%, persentase posyandu aktif menurutkabupaten/kota dapat dilihat pada gambar 2.9.

GAMBAR 2.9PERSENTASE POSYANDU AKTIF MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016

680598 568

640552

1.152 1.142 1.158 1.153 1.247

927 1.063 1.114 1.068 1.129

231 213 263 283 262

-

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

2012 2013 2014 2015 2016PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI

100,00100,00100,0098,81

87,577,88

72,6760,68

56,7842,97

44,1442,77

35,9234,05

31,1729,66

14,29

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00

ButonKonKep

Muna BaratKonawe Selatan

Buton UtaraKendariBaubauProvinsi

Buton SelatanKolaka Utara

BombanaKonawe Utara

KonaweKolaka

Kolaka TimurWakatobi

Muna

Page 53:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 23

Posyandu aktif 100% tahun ini telah berhasil dicapai oleh 3 kabupaten masing-masing Muna Barat, Konawe Kepulauan dan Buton. Posyandu aktif terendah di KabupatenMuna yang hanya mencapai 14.29%. Catatan positif untuk pencapaian Kabupaten KonaweKepulauan yang pada tahun sebelumnya tidak melaporkan data posyandu aktif, tapi padatahun ini telah berhasil mencapai posyandu aktif 100%. Rasio posyandu dalam kurun waktu5 tahun (2012–2016) dengan rasio posyandu terhadap desa/kelurahan mencapai 1,38 atauterdapat 1-2 posyandu setiap desa/kelurahan. Peningkatan jumlah posyandumengindikasikan tingginya peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan. Berikut iniadalah rasio posyandu terhadap jumlah desa/kelurahan menurut kabupaten/kota ProvinsiSulawesi Tenggara tahun 2016.

GAMBAR 2.10RASIO POSYANDU TERHADAP DESA/KELURAHAN MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016

Gambar 2.10 menunjukkan rasio posyandu tertinggi terdapat di Kota Baubausebesar 3.37 kemudian Kota Kendari sebesar 3.23, rasio terendah terdapat di Konawe,Konawe Utara dan Konawe Kepulauan, di ketiga kabupaten tersebut rata-rata 1 desahanya dilayani 1 posyandu.

3,373,23

1,861,821,8

1,751,69

1,451,381,35

1,151,151,141,14

1,090,990,990,96

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4

BaubauKendari

MunaButon

BombanaButon TengahButon Selatan

KolakaProvinsi

Muna BaratWakatobi

Konawe SelatanButon Utara

Kolaka TimurKolaka Utara

Konawe UtaraKonawe

Konawe Kepulauan

Page 54:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

II Sarana Kesehatan24

b. Desa SiagaDesa Siaga Aktif merupakan desa/kelurahan yang penduduknya dapat mengakses

pelayanan kesehatan dasar dan mengembangkan UKBM yang dapat melaksanakansurveilans berbasis masyarakat (pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi,lingkungan dan perilaku), kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana, sertapenyehatan lingkungan sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih danSehat (PHBS). Salah satu kriteria desa siaga adalah memiliki minimal satu poskesdes.Tenaga poskesdes minimal 1 orang bidan dan 2 orang kader. Pada tahun 2016 terdapat1.813 desa siaga dari total 2.277 desa/kelurahan yang terdiri daristrata pratama sebanyak 920, madya sebanyak 510, purnama sebanyak 307 dan mandiri76 desa siaga. Dibanding tahun lau, terjadi pergeseran jumlah antar strata sebagaikonsekwensi dari peningkatan status dari beberapa desa. Berikut ini adalah persentasedesa siaga aktif menurut Kabupaten/Kota Tahun 2016.

GAMBAR 2.11PERSENTASE DESA SIAGA AKTIF MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016

c. Poskesdes/Polindes dan PosbinduSalah satu kriteria desa siaga adalah memiliki minimal satu poskesdes. Tenaga

poskesdes minimal 1 orang bidan dan 2 orang kader. Tahun 2016 poskesdes di ProvinsiSulawesi Tenggara berjumlah 869 unit, jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2015yang hanya sebanyak 792 unit. Distribusi Poskesdes dan Polindes menurut kabupaten/kotaditunjukan pada gambar 2.12.

100,00100,00100,00100,00100,00

94,0091,61

88,3283,16

80,1575,32

70,0068,0067,31

46,8836,05

27,82

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00

MunaKolaka

Konawe UtaraKendariBaubau

WakatobiBombana

KonaweButon

ProvinsiButon TengahButon Selatan

Buton UtaraKonawe Selatan

Konawe KepulauanMuna Barat

Kolaka Timur

Page 55:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 25

GAMBAR 2.12JUMLAH POSKESDES & POLINDES MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016

Gambar 2.12 menunjukkan jumlah poskesdes dan polindes di kabupaten/kotaProvinsi Sulawesi Tenggara. Bila dikomparasi dengan persentase Desa Siaga aktif dikabupaten/kota (gambar 2.11), terlihat bahwa jumlah UKBM di satu kabupaten/kota tidakselalu berdampak signifikan terhadap kenaikan persentase Desa Siaga aktif, dari 4kabupaten/kota dengan jumlah UKBM tertinggi, hanya Kolaka yang capaian Desa SiagaAktifnya mencapai 100%. Dalam pelaksanaan di lapangan, baik Poskesdes maupun Polindessaat ini fungsinya sudah diintegrasikan sehingga tidak ada lagi perbedaan peran yaitumemberikan pelayanan kesehatan umum kepada masyarakat di desa.

136

109

109

83

70

60

47

46

43

29

28

25

23

20

17

12

12

27

0

0

15

13

11

37

24

16

0

0

6

9

21

11

5

0

0 50 100 150

Konawe Selatan

Kolaka

Kolaka Utara

Konawe

Wakatobi

Kolaka Timur

Bombana

Muna

Baubau

Konawe Utara

Konawe Kepulauan

Buton

Muna Barat

Buton Tengah

Buton Selatan

Buton Utara

Kendari

Polindes Poskesdes

Page 56:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

II Sarana Kesehatan26

Page 57:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 27

Sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung dalam penyediaanpelayanan kesehatan yang berkualitas, yang diharapkan dapat meningkatkan derajatkesehatan masyarakat. Sumber daya kesehatan dikelompokkan menjadi beberapa bagian,yaitu sarana kesehatan, tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan. Gambaran sumberdaya kesehatan yang dipaparkan pada bab ini adalah kelompok tenaga kesehatan yangbekerja di fasilitas kesehatan baik di puskesmas, rumah sakit, institusi pendidikan, maupunsarana kesehatan lainnya termasuk klinik Dinas Kesehatan provinsi dan kabupaten/kota tahun2016.

Dalam Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatanmemutuskan bahwa tenaga kesehatan terdiri dari tenaga medis, tenaga keperawatan, tenagakefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik dan tenagaketeknisan medis. Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDM Kesehatan) di daerah terdiridari SDM Kesehatan yang bertugas di unit kesehatan (sarana pelayanan dan nonpelayanan) di provinsi dan kabupaten/kota, dengan status kepegawaian PNS, CPNS, PTT,TNI/POLRI dan swasta. SDM Kesehatan tersebut bekerja di dinas kesehatan provinsi danUnit Pelaksana Teknis (UPT), dinas kesehatan kabupaten/kota dan UPT (puskesmas),rumah sakit/poliklinik dan sarana kesehatan lainnya milik pemerintah pusat, pemerintahdaerah, TNI/POLRI dan swasta.

Tenaga kesehatan terdiri dari tenaga medis (dokter spesialis, umum, dan gigi),tenaga keperawatan (perawat, bidan), tenaga kefarmasian (apoteker, asisten apotekerdan analis farmasi), tenaga kesehatan masyarakat (epidemiolog kesehatan, entomologkesehatan, mikrobiologi kesehatan, penyuluhan kesehatan, administrator kesehatan dansanitarian), tenaga gizi (nutrisionis dan dietisien), tenaga keterapian fisik (fisioterapi,okupasiterapis dan terapiwicara) serta tenaga keteknisian medis (radiografer, radioterapis,teknis gigi, teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, otorikprostetik,teknisi transfusi dan perekam medis).

A. JUMLAH DAN RASIO TENAGA KESEHATAN

Pada tahun 2016 total tenaga kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak9.191 tenaga yang terdiri dari tenaga medis (dokter spesialis, dokter umum dan doktergigi) sebesar 818, 4.455 tenaga perawat, 2.944 tenaga bidan, 601 tenaga kefarmasian,1.677 tenaga kesehatan masyarakat, 602 tenaga gizi, 55 tenaga keterapian fisik dan 343keteknisan medis. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 3.1.

3 TENAGA KESEHATAN

Page 58:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

III Tenaga Kesehatan28

GAMBAR 3.1JUMLAH DAN JENIS TENAGA KESEHATAN

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan data dasar puskesmas Tahun 2016

Tenaga kesehatan yang terbesar jumlahnya di Sulawesi Tenggara adalah tenagaperawat (perawat dan perawat gigi) sebanyak 4.455 orang, jumlah ini meningkat darijumlah tahun 2015 yang mencapai 4.089. Rasio tenaga kesehatan terhadap 100.000penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada gambar 3.2.

GAMBAR 3.2RASIO DAN JENIS TENAGA KESEHATAN TERHADAP 100.000 PENDUDUK

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016

4.455

2.944

1.677

602

601

449

343

196

173

55

- 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000

Perawat

Bidan

Kesmas/Sanitarian

Gizi

Farmasi

dokter Umum

Keteknisan Medis

Dokter Gigi

Dokter Spesialis

Keterapian Fisik

216,89167,96

53,4724,95

17,8216,0015,3814,22

9,497,257,096,51

2,28

0,00 50,00 100,00 150,00 200,00 250,00

BidanPerawatKesmas

Gizidr. umumSanitarian

FarmasiKet. Medis

Apotekerdr. Gigi

dr.SpPerawat Gigi

Keterapian Fisik

Page 59:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 29

Tenaga kesehatan dengan rasio tertinggi adalah tenaga bidan sebesar 216.89 yangartinya setiap 100.000 penduduk dilayani oleh 216 sampai 217 bidan, kemudian tenagaperawat sebesar 168/100.000 penduduk. Sedangkan rasio terkecil adalah keterapian fisikhanya sebesar 2.28, artinya setiap 100.000 penduduk dilayani hanya oleh 2 tenagaketerapian fisik. Rasio Tenaga Kesehatan (Dokter Spesialis) terhadap 100.000 pendudukmenurut kabupaten/kota tahun 2016 ditunjukan pada gambar 3.3.

GAMBAR 3.3RASIO DOKTER SPESIALIS / 100.000 PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016

Rasio dokter spesialis tertinggi terdapat di Kota Baubau sebesar 22,75 lalu KotaKendari 18,37. Sedangkan rasio terendah terdapat di Wakatobi sebesar 1.05, KonaweUtara dan Bombana dimana setiap 100.000 penduduk hanya dilayani oleh 1-2 dokterspesialis. Untuk Kabupaten Buton Utara, Konawe Kepulauan, Muna Barat, Buton Tengah,dan Buton Selatan belum terdapat tenaga dokter spesialis. Untuk rata-rata provinsi, rasiodokter spesialis di Sulawesi Tenggara tahun 2016 sebesar 7,54 yang artinya setiap 100.000penduduk Sulawesi Tenggara dilayani oleh 7 sampai 8 dokter spesialis. Di samping dokterspesialis, dokter umum juga bisa dikatakan masih terbatas jumlahnya dilihat dari rasioterhadap jumlah penduduk.

Distribusi rasio tenaga dokter umum terhadap penduduk menurut kabupaten/kotadapat disimak pada gambar 3.4.

22,7518,37

8,917,54

7,177,01

5,672,552,102,03

1,761,671,0500000

0 5 10 15 20 25

Kota BaubauKota Kendari

KolakaProv. Sultra

ButonKolaka utara

MunaKolaka Timur

KonaweKonawe Selatan

BombanaKonawe Utara

WakatobiButon UtaraMuna Barat

Buton TengahButon Selatan

Konawe Kepulauan

Page 60:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

III Tenaga Kesehatan30

33,95

33,49

17,99

17,82

15,96

14,83

14,73

14,70

13,69

13,23

12,75

12,15

11,73

11,26

9,60

7,78

4,23

3,89

0 5 10 15 20 25 30 35 40

Kota Kendari

Kota Baubau

Buton Utara

Prov. Sultra

Konawe

Konawe Kepulauan

Kolaka Utara

Bombana

Wakatobi

Muna

Kolaka Timur

Kolaka

Konawe Utara

Buton

Buton Selatan

Konawe Selatan

Buton Tengah

Muna Barat

GAMBAR 3.4RASIO DOKTER UMUM TERHADAP 100.000 PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016

Rasio dokter umum tertinggi untuk kab/kota terdapat di Kota Kendari sebesar 33.95disusul Kota Baubau sebesar 33.49, sedangkan rasio terendah di Muna Barat sebesar 3,89.Adapun rasio dokter umum di Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 17,82, artinya setiap100.000 penduduk dilayani oleh 17 sampai 18 dokter umum.

Jenis tenaga kesehatan berikutnya adalah tenaga keperawatan yang terdiri dariperawat dan perawat gigi. Jumlah perawat tahun 2016 tercatat 4.197 orang dengan rasioper 100.000 penduduk adalah sebesar 173,97. Rasio perawat menurut kabupaten/kotatahun 2016 dapat dilihat pada gambar 3.5.

Page 61:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 31

GAMBAR 3.5RASIO PERAWAT TERHADAP 100.000 PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016

Gambar di atas menunjukkan bahwa rasio perawat tertinggi terdapat di KotaKendari yakni sebesar 265,74 dan Buton Utara sebesar 243,77, sedangkan terendah diMuna Barat yakni hanya sebesar 54,49 disusul Buton Selatan sebanyak 56,40 perawat.Rasio perawat terhadap penduduk Sulawesi Tenggara sebesar 173,97, artinya setiap100.000 penduduk di Sulawesi Tenggara dilayani oleh 173-174 tenaga perawat.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 tentangStandar Profesi Bidan, bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidanyang diakui oleh pemerintah dan organisasi profesi di wilayah negara Republik Indonesiaserta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sahmendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan.

Jumlah tenaga Bidan di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2016 tercatat sebanyak2.944 bidan dengan rasio terhadap penduduk sebesar 216,89 bidan per 100.000penduduk. Jumlah ini menurun dari tahun 2015 dimana bidan tercatat sebanyak 3.153bidan dengan rasio sebesar 262,66, hal ini di sebabkan karena adanya mutasi tenaga bidanke institusi lain, juga disebabkan adanya tenaga bidan yang melanjutkan pendidikan yangtidak linear dengan profesinya sehingga menjadi bias dan sering tidak dikategorikansebagai tenaga bidan lagi. Berikut adalah rasio bidan terhadap 100.000 penduduk menurutkabupaten/kota tahun 2016.

265,74243,77

235,04228,93228,44

195,63183,19

173,97143,34

133,26128,34127,36

122,5876,16

72,9361,2256,4

54,49

0 50 100 150 200 250 300

Kota KendariButon UtaraKota Baubau

KonaweKonawe Kepulauan

Kolaka UtaraWakatobi

Prov. SultraButonMuna

KolakaKonawe Utara

Konawe SelatanButon Tengah

BombanaKolaka Timur

Buton SelatanMuna Barat

Page 62:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

III Tenaga Kesehatan32

GAMBAR 3.6RASIO BIDAN TERHADAP 100.000 PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016

Rasio bidan tertinggi terdapat di Konawe Utara sebesar 390,85 dan Buton Utarasebesar 222,34, sedangkan terendah di Kolaka hanya sebesar 75,77.Untuk tingkat provinsisendiri, rasio tenaga bidan telah mencapai 271,63. Jika berdasarkan angka absolut saja,jumlah tersebut dapat dianggap memadai untuk melayani penduduk Sulawesi Tenggara,tetapi faktor yang juga penting dalam kecukupan tenaga adalah penempatan tenaga ataupersebarannya, seyogyanya tidak hanya menumpuk pada daerah-daerah tertentu,misalnya daerah perkotaan atau fasilitas kesehatan tertentu, sehingga akses terhadappelayanan kebidanan tetap tidak merata, terutama untuk daerah terpencil, pesisir danperbatasan.

Secara keseluruhan penurunan jumlah tenaga kesehatan secara signifikan daritahun sebelumnya (2015), yang terjadi pada beberapa jenis profesi kesehatan disebabkanadanya mutasi pegawai/tenaga kesehatan ke instansi lintas sektor lain (misalnya BadanNarkotika Nasional, Badan SAR, BKKBN, Badan Pemberdayaan Perempuan, atau SKPDlain), pendidikan lanjutan yang tidak linear dengan jenis profesi awal, dan verifikasi atauperbaikan pengkategorian jenis profesi berdasarkan definisi operasionalnya sehinggamengurangi terjadinya pencatatan ganda jumlah tenaga kesehatan, misalnya seorangperawat yang telah melanjutkan pendidikan ke bidang kesehatan masyarakat dalampencatatan tenaga sering terhitung ganda sebagai seorang perawat dan tenaga kesehatanmasyarakat.

354,87290,74

256,40216,89

173,03144,45

133,58122,24

117,9899,9996,00

88,3087,79

82,9180,0176,45

46,5633,79

0,00 50,00 100,00 150,00 200,00 250,00 300,00 350,00 400,00

Buton UtaraKonawe Kepulauan

Konawe UtaraProv. Sultra

MunaKolaka Utara

KonaweKonawe Selatan

Kota KendariBombana

Muna BaratButon SelatanButon TengahKolaka Timur

WakatobiKota Baubau

KolakaButon

Page 63:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 33

1. JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS

Berdasarkan Permenkes Nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas pada pasal17 dikatakan bahwa Tenaga Kesehatan di Puskesmas harus bekerja sesuai denganstandar profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional, etika profesi,menghormati hak pasien, serta mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasiendengan memperhatikan kesehatan dan keselamatan dirinya dalam bekerja.Jenis tenaga kesehatan yang dimaksudkan adalah sebagai berikut :- Dokter atau dokter layanan primer- Dokter gigi- Perawat- Bidan- Tenaga Kesehatan Masyarakat- Tenaga Kesehatan Lingkungan- Ahli teknologi laboratorium medik- Tenaga gizi- Tenaga kefarmasian- Tenaga Non KesehatanDistribusi tenaga kesehatan menurut jenis yang bekerja di puskesmas ditunjukkan padagambar 3.7.

GAMBAR 3.7JUMLAH & JENIS TENAGA KESEHATAN YANG BEKERJA DI PUSKESMAS

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016

Gambar di atas menunjukkan bahwa tenaga kesehatan tertinggi yang bekerja dipuskesmas adalah tenaga perawat dengan jumlah 2.421, kemudian bidan 2.240 orang,

2.421

2.240

540

304

261

234

162

127

99

59

49

1

- 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000

Perawat

Bidan

Kesmas

Gizi

Sanitarian

dr. Umum

Farmasi

dr. gigi

perawat gigi

Apoteker

Keteknisan Medis

Keterapian Fisik

Page 64:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

III Tenaga Kesehatan34

dan kesehatan masyarakat 540 orang. Sedangkan tenaga kesehatan paling sedikit adalahketerapian fisik dan keteknisan medis (analis kesehatan, teknik gigi, teknik elektromedis,rekam medis dan teknis transfusi darah) yang hanya terdapat 50 orang.

Permenkes Nomor 75 tahun 2014 menyatakan bahwa standar tenaga kesehatan dipuskesmas untuk tenaga dokter minimal 1 orang untuk puskesmas non rawat inap dan 2orang tenaga dokter untuk puskesmas rawat inap, dokter gigi minimal 1 orang baikpuskesmas rawat inap maupun non rawat inap, perawat minimal 5 orang untuk puskesmasnon rawat inap dan 8 orang perawat untuk puskesmas rawat inap, tenaga bidan minimal 4orang untuk puskesmas non rawat inap dan 7 orang bidang untuk puskesmas rawat inap.

Bila mengacu pada Permenkes tersebut di atas, berdasarkan angka dan rasio rata-rata provinsi, jumlah tenaga perawat dan bidan secara keseluruhan di Sulawesi Tenggaratelah memenuhi bahkan di atas standar kebutuhan tenaga puskesmas, akan tetapikenyataan di lapangan menunjukkan masih ditemui puskesmas yang kekurangan salahsatu atau kedua jenis tenaga tersebut, hal ini disebabkan distribusi dan penempatantenaga yang tidak merata, atau mutasi tenaga yang tidak berimbang dan tanpapertimbangan jumlah yang ideal untuk satu wilayah kerja, menyebabkan tenaga perawatdan bidan lebih banyak atau menumpuk di puskesmas perkotaan dan sekitarnya sehinggamengalami surplus tenaga, sementara di daerah terpencil, pesisir atau kepulauan justrukurang atau bahkan tidak ada sama sekali. Berikut ini adalah rasio tenaga kesehatandengan jumlah puskesmas di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun lima tahun terakhir (2011-2016).

GAMBAR 3.8RASIO TENAGA KESEHATAN TERHADAP PUSKESMAS

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2012 S.D. 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016

Gambar diatas menunjukkan bahwa rasio tenaga kesehatan dalam kurun waktu duatahun terakhir mengalami penurunan. Pada grafik diatas juga dapat diketahui bahwa diProvinsi Sulawesi Tenggara rata-rata tenaga kesehatan yang ada di puskesmas sebanyak22 sampai 23 orang per puskesmas.

26 26

27

26

23

21

22

23

24

25

26

27

28

2012 2013 2014 2015 2016

Page 65:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 35

GAMBAR 3.9RASIO & JENIS TENAGA KESEHATAN TERHADAP PUSKESMAS

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016

Gambar di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2016 rasio tenaga kesehatan yangtertinggi di puskesmas adalah tenaga bidan dan perawat yakni sebanyak rata-rata 8-9orang per puskesmas. Untuk tenaga kesehatan seperti dokter gigi dan keteknisan medisrasionya masih dibawah 1 atau 0,4, dengan kata lain baru sekitar 40% puskesmas diSulawesi Tenggara yang memiliki dokter gigi dan tenaga keteknisan medis minimal 1orang.

Bila mengacu pada Permenkes No. 75 Tahun 2014 secara umum beberapa jenistenaga kesehatan sudah mencapai rasio yang ditetapkan, namun pada kenyataannyamasih ada beberapa puskesmas yang tenaganya belum sesuai standar, hal ini disebabkankarena penempatan dan pendistribusian tenaga yang tidak merata atau kebijakan mutasiyang tidak mempertimbangkan kebutuhan tenaga. Berikut ini adalah rasio tenaga bidanterhadap jumlah desa di Sulawesi Tenggara tahun 2011-2016.

GAMBAR 3.10RASIO TENAGA BIDAN TERHADAP DESA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2012 S.D. 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016

8,28

8,03

1,94

1,09

0,94

0,84

0,79

0,46

0,18

- 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00

PerawatBidan

KesmasGizi

Sanitariandr. Umum

Farmasidr. Gigi

Keteknisan medis

0,9

1,21,4 1,4

1,3

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

1,4

1,6

2011 2012 2013 2014 2015

Page 66:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

III Tenaga Kesehatan36

Rasio tenaga bidan terhadap jumlah desa yang ada di Sulawesi Tenggara dalamkurun waktu lima tahun terakhir mengalami kenaikan. Rasio tersebut juga menunjukkanbahwa pada tahun 2016 setiap 1 desa di Sulawesi Tenggara dilayani oleh minimal 1-2orang bidan, walaupun fakta di lapangan masih ditemukan seorang bidan yang harusmenangani 2-3 desa. Hal ini disebabkan penempatan bidan yang tidak merata, juga karenatidak semua tenaga berkualifikasi bidan yang ditempatkan di puskesmas melaksanakantugas pokok dan fungsi sebagai bidan, melainkan lebih sering melaksanakan tugas-tugasadministrasi lainnya seperti bendahara, tata usaha, atau sebagai kepala puskesmas.

Secara umum permasalahan mengenai kecukupan tenaga yang ada di fasiltaspelayanan kesehatan tingkat primer adalah adanya petugas/tenaga kesehatan yang masihdibebani tanggungjawab ganda, sehingga banyak tenaga kesehatan yang potensial dalammenjalankan tugas dan fungsi utamanya juga sambil mengerjakan tugas-tugaskeadministrasian (laporan dan pertanggungjawaban keuangan, administrasi kepegawaian,dll). Sering terjadi tenaga kesehatan tersebut lebih fokus menyelesaikan pekerjaanadministratifnya yang merupakan tugas tambahan dibanding memberikan pelayanankesehatan yang optimal yang seharusnya menjadi tugas pokok dan fungsinya.

2. JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

Berdasarkan Permenkes Nomor 340/Menkes/PER/III/2010 tentang klasifikasi rumahsakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanankesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawatjalan dan gawat darurat.

Secara keseluruhan jumlah tenaga kesehatan yang bertugas di rumah sakit wilayahSulawesi Tenggara tahun 2016 sebanyak 3.237 tenaga kesehatan. Distribusi menurut jenisprofesi dapat dilihat pada gambar 3.11.

GAMBAR 3.11JUMLAH TENAGA KESEHATAN YANG BEKERJA DI RUMAH SAKIT

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016

1.842608

285244

203173160

143111

61585445

- 500 1.000 1.500 2.000

PerawatBidan

KesmasKeteknisan Medis

dr. Umumdr. Spesialis

Teknis FarmasiGizi

Apotekerdr. gigi

SanitarianKeterapian Fisik

Perawat Gigi

Page 67:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 37

Tenaga kesehatan yang bertugas di rumah sakit tahun 2016 cukup proporsionalsesuai kebutuhan, karena itu jumlah terbesar diisi oleh tenaga perawat dan bidan. Profesilain yang sangat dibutuhkan di rumah sakit adalah tenaga dokter dan dokter spesialis.Berikut ini adalah distribusi dan jenis tenaga dokter Spesialis di rumah sakit menurutkabupaten/kota tahun 2016.

GAMBAR 3. 12DISTRIBUSI TENAGA DOKTER SPESIALIS DI RUMAH SAKIT MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016

Tenaga dokter spesialis di rumah sakit Provinsi Sulawesi Tenggara yang berjumlah 165orang masih terpusat di kota-kota terutama ibu kota provinsi atau ibu kota kabupatenyang merupakan kabupaten-kabupaten induk, sedangkan kabupaten-kabupaten baru hasilpemekaran masih sangat sedikit atau bahkan belum ada. Masih terdapat 5 kabupaten yangbelum memiliki tenaga dokter spesialis yakni Buton Utara, Konawe Kepulauan, Muna Barat,Buton Selatan dan Buton Tengah. Keberadaan Dokter Spesialis di Provinsi SulawesiTenggara termasuk dokter spesialis kontrak atau residen.

Berikut ini adalah distribusi dan jenis tenaga dokter di rumah sakit menurutkabupaten/kota tahun 2016.

6636

2212

107

53

211

00000

0 10 20 30 40 50 60 70

KendariBaubauKolakaMuna

Kolaka UtaraButon

KonaweBombana

Kolaka TimurWakatobi

Konawe UtaraButon Utara

KonkepBusel

Muna baratButeng

Page 68:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

III Tenaga Kesehatan38

GAMBAR 3. 13DISTRIBUSI TENAGA DOKTER UMUM DAN DOKTER GIGI

DI RUMAH SAKIT MENURUT KABUPATEN/KOTAPROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016

Gambar di atas menunjukkan distribusi tenaga dokter umum dan gigi di SulawesiTenggara yang masih dominan bertempat di kabupaten/kota yang telah lama menjadipusat pemerintahan seperti Kendari, Baubau, Kolaka atau Muna. Disparitas yang jauhantara tenaga dokter terutama dokter spesialis di Kota Kendari dengan kabupaten/kotalainnya di Sulawesi Tenggara dapat dipahami dari status Kota Kendari sebagai ibu kotaprovinsi, yang membawa konsekwensi sebagai pusat bisnis, ekonomi, pendidikan danpolitik Sulawesi Tenggara, dengan kepadatan penduduk yang lebih tinggi dibandingkandaerah lain, sehingga fasilitas dan sarana kesehatan yang relatif lebih lengkap sepertirumah sakit rujukan, klinik, laboratorium kesehatan dan lain-lain sebagian besar berada diKota Kendari. Persebaran tenaga dokter di atas mencakup rumah sakit pemerintahprovinsi, rumah sakit pemerintah daerah, rumah sakit swasta, BUMN dan rumah sakitTNI/POLRI.

97

27

13

22

20

9

10

5

4

7

9

4

5

3

3

24

8

17

16

7

2

4

2

2

1

0

5

1

0

0

0

0

0 20 40 60 80 100 120 140

Kendari

Baubau

Kolaka

Kolaka Utara

Kolaka Timur

Muna

Konawe

Buton

Konawe Selatan

Bombana

Wakatobi

Buton Selatan

Buton Utara

Konawe Utara

Konawe Kepulauan

Muna barat

Buton Tengah

dr. Umum

dr. Gigi

Page 69:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 39

3. JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI INSTITUSI PENDIDIKAN DAN SARANA PELAYANANKESEHATAN LAINNYA

Pada pembahasan berikut ini diuraikan tentang tenaga kesehatan yangmelaksanakan tugas di sarana kesehatan lainnya, tenaga kesehatan di institusi pendidikan,dan tenaga kesehatan yang bekerja pada dinas kesehatan provinsi, dinas kesehatankabupaten/kota, termasuk unit pengelola teknis daerah. Untuk tahun 2016 total tenagakesehatan yang bekerja pada institusi pendidikan, sarana kesehatan lainnya, dan dinaskesehatan provinsi dan kabupaten/kota sebanyak 1.764 orang. Lebih jelasnya dapat dilihatpada tabel 3.1.

TABEL 3.1JUMLAH TENAGA KESEHATAN YANG BEKERJA DI SARANA KESEHATAN LAINNYA,

INSTITUSI PENDIDIKAN, DINAS KESEHATAN &UPTPROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2016

Institusi

Jenis Tenaga Kesehatan

dr.Umum

dr.Gigi Perawat Bidan Farmasi Kesmas Sanitarian Gizi Teknis

MedisKeterapianFisik Total

SarkesLainnya - 1 1 3 12 33 1 1 1 19 72InstitusiPendidikan 4 - 87 53 20 85 - 46 - 6 301Dinkes(Prov &Kab)

8 1 57 40 76 347 66 108 - 23 726

Total 12 2 145 96 108 465 67 155 1 48 1.099Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016

Tabel 3.1 menunjukkan bahwa tenaga kesehatan tertinggi bekerja di dinas kesehatandan UPT sebanyak 726 orang, kemudian di institusi pendidikan sebanyak 301 orang dan yangbekerja di sarana kesehatan lainnya 72 orang. Adapun jenis tenaga kesehatan terbanyakadalah tenaga kesehatan masyarakat yakni sebesar 465 orang dan tenaga Gizi sebanyak 155orang. Sedangkan tenaga kesehatan berjumlah paling kecil adalah keterapian fisik hanyaterdapat 48 orang dan tenaga medis (dokter umum dan dokter gigi) sebanyak 14 orang. Datalebih lengkap mengenai tenaga kesehatan yang bekerja di dinas kesehatan, institusipendidikan dan sarana kesehatan lainnya dapat dilihat pada tabel 72-80 lampiran profil ini.

Page 70:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

III Tenaga Kesehatan40

4. TENAGA KESEHATAN DENGAN STATUS PEGAWAI TIDAK TETAP

Pemenuhan tenaga kesehatan di pelayanan kesehatan terutama di puskesmas danjaringannya pada daerah terpencil, sangat terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan(DTPK) serta daerah bermasalah kesehatan (DBK) salah satunya di isi dengan carapengangkatan Pegawai Tidak Tetap (PTT) dan penugasan khusus. Hal ini dilakukan untukmengurangi kesenjangan distribusi tenaga kesehatan serta untuk meningkatkan danmenjamin akses pelayanan kesehatan masyarakat terutama di daerah terpencil, sangatterpencil dan daerah perbatasan. Pemenuhan tenaga kesehatan dengan status PTT diSulawesi Tenggara tahun 2016 terdiri dari dokter umum, dokter gigi dan bidan, sepertiditunjukkan gambar berikut.

GAMBAR 3. 14JUMLAH & JENIS TENAGA KESEHATAN PEGAWAI TIDAK TETAP (PTT)

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber: Laporan Tahunan Sub Bag. Kepegawaian Dinkes Prov. Sultra, 2016

Adanya tenaga kesehatan berstatus PTT di atas bahkan belum dapat mengatasikekurangan tenaga terutama tenaga medis di beberapa wilayah yang terpencil dan sangatterpencil, namun telah dapat mengurangi kesenjangan, meningkatkan akses terhadappelayanan kesehatan dan menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat disebagian besar wilayah Sulawesi Tenggara yang sebelumnya sulit untuk mendapatkanpelayanan kesehatan yang memadai.

Karena terbatasnya anggaran daerah, sampai saat ini tenaga kesehatan yangberstatus PTT baru sebatas tenaga medis (dokter umum, dokter gigi, dan bidan), meskipunada wacana untuk pengangkatan tenaga kesehatan lainnya sebagai nakes PTT. Prioritaspada tenaga medis tentu dengan pertimbangan bahwa pelayanan medis adalah yangpaling dibutuhkan saat ini oleh masyarakat di daerah terpencil dan kepulauan danmerupakan indikator utama pembangunan kesehatan. Tenaga kesehatan PTT tersebar diseluruh kabupaten/kota berdasarkan kuota dan kebutuhannya. Berikut adalah persebarantenaga kesehatan status PTT menurut kabupaten/kota tahun 2016.

-

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

Bidan PTT Dokter Umum PTT Dokter Gigi PTT

1.341

112

56

Page 71:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 41

TABEL 3.2JUMLAH DOKTER UMUM, DOKTER GIGI DAN BIDAN PTT

MENURUT KABUPATEN/KOTAPROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2016

Sumber : Laporan Tahunan Sub Bag. Kepegawaian Dinkes Prov. Sultra 2016

Data di atas menunjukkan bahwa penempatan tenaga kesehatan Pegawai TidakTetap (PTT) tersebar di diseluruh kabupaten/kota dengan jumlah dan jenis yangbervariasi. Meskipun terdapat perbedaan jumlah tenaga PTT yang cukup jauh antarabeberapa kabupaten/kota, perbedaan tersebut sebenarnya proporsional, karenapenempatan tenaga PTT disesuaikan dengan luas wilayah dan jumlah daerah terpencil,

21

1614

11

7 7 8

4 4 3 3

6

2 2 2 24 3 4 5 5 5

35 5 5 5

13 2

0 01

0

5

10

15

20

25dr. Umum dr. Gigi

141

106

46 40 39 33 31 30 3021 20 20 19 18 17 15

8

0

20

40

60

80

100

120

140

160Bidan PTT

Page 72:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

III Tenaga Kesehatan42

sangat terpencil, kepulauan dan perbatasan, yang tentu saja tidak sama antara kabupatenyang satu dengan lainnya. Sejauh ini penempatan tenaga kesehatan PTT sangat dirasakanmanfaatnya oleh masyarakat terutama di daerah terpencil dan jauh dari fasilitaskesehatan, dan turut berkontribusi dalam peningkatan pencapaian program kesehatan.

Page 73:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 43

A. ANGGARAN KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Uraian tentang pembiayaan kesehatan meliputi pembiayaan kesehatan olehpemerintah dan pembiayaan kesehatan oleh masyarakat yaitu mengenai pengeluaranrumah tangga untuk kesehatan dan perkembangan jaminan pemeliharaan kesehatan didaerah. Anggaran kesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2016 bersumber dariAPBD kabupaten/kota, APBD Provinsi, dan APBN (DAU, DAK, Dana BPJS, Dekon, danPHLN). Jumlah anggaran kesehatan menurut sumber pembiayaan di Provinsi SulawesiTenggara tahun 2016 ditunjukkan pada tabel 4.1.

TABEL 4.1ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN MENURUT SUMBER ANGGARAN

DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

No Sumber Anggaran Jumlah1 APBD Kab/Kota (Belanja Langsung) 1.348.101.568.682

2APBD Provinsi (Belanja Langsung & Tidaklangsung) 290.188.001.997

3 APBN : 939.002.656.274- Dana DAK 648.600.684.000- Dana Dekonsentrasi 62.781.694.000- Dana Badan Penyelenggara Jamsos Kesehatan 227.620.278.274

4 Pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN) 6.932.294.775- GF- TB 2.868.331.000- GF- Malaria 1.060.573.225- GF – HIV/AIDS 856.172.750- GF Kusta 232.310.000- GAVI 1.914.907.800TOTAL ANGGARAN KESEHATAN 2.584.224.521.728

Sumber:ProfilKesehatanKab/Kota 2016 dan Laporan Tahunan Sub Bag. Program 2016

Tabel 4.1 menunjukkan total anggaran kesehatan tahun 2016 dalam pembangunankesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 2.584.224.521.728,- anggaran terbesar dariAPBD kab/kota sebesar Rp 1.348.101.568.682,- dan anggaran kesehatan perkapita sebesar997.054,05,-Alokasi anggaran APBD menurut kabupaten/kota di Provinsi SulawesiTenggara tahun 2012 – 2016 ditunjukkan pada tabel 4.2.

4 PEMBIAYAAN KESEHATAN

Page 74:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

IV Pembiayaan Kesehatan44

TABEL 4.2ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER APBD MENURUT KABUPATEN/KOTA

DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2012-2016

KAB/KOTA 2012 2013 2014 2015 2016

BUTON 40.820.236.600 11.008.134.450 10.335.053.500 14.894.492.100 43.278.870.000

MUNA 41.977.558.980 37.749.055.043 41.500.271.961 29.196.714.000 67.072.970.000

KONAWE 45.418.872.053 33.631.857.965 29.765.442.000 29.889.032.039 265.350.458.447

KOLAKA 46.219.375.948 43.670.110.000 25.601.524.454 30.302.610.000 63,149.591.817

KONAWE SELATAN 27.266.927.186 23.253.582.000 30.708.581.500 26.178.426.300 54.355.953.428

BOMBANA 37.738.968.652 23.945.756.231 25.956.109.334 32.707.963.537 31.197.533.121

WAKATOBI 9.643.935.520 9.619.552.000 11.253.667.220 15.022.279.750 18.230.613.040

KOLAKA UTARA 24.613.036.364 40.248.036.000 24.304.882.718 59.826.876.936 30.570.132.579

KOTA KENDARI 43.915.907.161 60.816.016.260 23.462.580.315 29.012.643.839 39.549.133.278

KOTA BAUBAU 22.963.669.584 21.047.779.000 15.290.154.518 20.849.004.124 36.597.806.567

BUTON UTARA 17.223.121.605 20.431.635.254 18.991.917.053 27.875.892.103 41.328.906.849

KONAWE UTARA 9.643.935.520 28.431.635.254 38.985.453.682 19.058.510.282 18.928.836.340

KOLAKA TIMUR 15.075.034.573 19.554.074.344 14.553.332.530

KONAWE KEP 25.074.346.128 24.935.509.600 4.477.572.024

MUNA BARAT 4.367.414.500 16.248.810.000

BUTON TENGAH 24.127.516.000 17.267.864.100

BUTON SELATAN 3.298.541.756 21.007.925.130

JUMLAH (Rp) 408.265.781.733 374.238.527.211 336.305.018.956 407.097.501.210 783.166.309.250

Sumber: ProfilKesehatanKab/Kota 2016 dan Laporan Tahunan Sub Bag. Program 2016

Berdasarkan jumlah anggaran kesehatan tahun 2016 total APBD kab/kotasebesar Rp. 783.166.309.250,- jumlah ini meningkat dari tahun 2015 sebesar Rp.407.097.501.210,-. Secara umum, anggaran kesehatansemua kabupaten/kotadari tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami Peningkatan.

B. JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

Salah satu program jaminan kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintahadalah Program Jamkesmas dengan tujuan untuk meningkatkan akses dan mutupelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan hampir miskin agar tercapaiderajat kesehatan yang optimal secara efektif dan efisien. Melalui program Jamkesmasdiharapkan dapat menurunkan angka kelahiran disamping dapat terlayaninya kasus-kasuskesehatan bagi masyarakat miskin.

Pada tahun 2016 terdapat 100.770 orang yang memiliki jaminan kesehatan daritotal penduduk Sulawesi Tenggara tahun 2016 sebesar 2.591.860jiwa. Berikut ini adalahjumlah kepesertaan Jaminan Kesehatan menurut kabupaten/Kota Tahun 2016.

Page 75:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 45

TABEL 4.3KEPESERTAAN JAMINAN KESEHATAN MENURUT KABUPATEN/KOTA

DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

No Kab/KotaMemiliki Jaminan Jumlah

PendudukPBI NonPBI Jamkesda Prog.

BahteramasNONJKN

1 Buton 148.808 23.813 1.095 12.132 (60.031) 97.670

2 Muna 146.844 40.772 7.607 15.098 31.356 211.622

3 Konawe 111.407 48.073 26.010 20.049 66.654 238.067

4 Kolaka 118.438 51292 14.069 11.776 32.903 246.999

5 KonaweSelatan 140.190 39.174 9.999 19.598 115.587 295.326

6 Bombana 74.599 15.204 - 6.860 44.992 170.020

7 Wakatobi 47.530 14.075 5.078 7.624 42.840 94.985

8 KolakaUtara 64.578 16.144 2.065 3.731 50.912 142.614

9 ButonUtara 35.507 7.674 2.501 3.065 15.570 61.124

10 KonaweUtara 27.015 8.102 14.998 5.741 14.143 59.673

11 KolakaTimur 31.499 4.594 5.584 4.798 75.968 156.803

12 KonaweKepulauan 25.072 854 1.200 2.840 6.581 33.707

13 MunaBarat 1.215 53 - 4.176 76.736 77.084

14 ButonTengah 4.682 53 - 6.108 109.472 94.541

15 ButonSelatan 5.138 108 - 5.543 88.737 93.983

16 KotaKendari 71.162 160.414 5.891 12.262 94.870 359.371

17 KotaBaubau 52.659 44.850 4.673 8.998 51.079 158.271

Provinsi 1.106.343 475.249 100.770 159.518 858.369 2.591.860

Sumber: Laporan tahun Seksi Bimdal Pembiayaan Jaminan Kesehatan, 2016

Pada tabel diatas diketahui bahwa Jumlah PBI di Provinsi Sulawesi Tenggarasebanyak 1.106.343, Non PBI 475.249, Jamkesda sebanyak 100.770, program bahteramassebanyak 159.518, Non JKN sebesar 858.369. Kepemilikan kartu Jaminan Kesehatan initermasuk dengan program jaminan kesehatan daerah melalui program Bahteramas. Untuk

Page 76:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

IV Pembiayaan Kesehatan46

Penerima Bantuan Iuran (PBI) tertinggi di Butonyaitu sebanyak 148.808 jiwa, terendah diMuna Barat hanya sebesar 1.215 jiwa.

C. BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN

Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) merupakan Kebijakan KementerianKesehatan dalam membantu pemerintah kabupaten/kota meningkatkan akses danpemerataan pelayanan kesehatan masyarakat khususnya di puskesmas dan jaringannya.Upaya ini diharapkan dapat mendorong percepatan cakupan pelayanan kesehatan,khususnya yang berkaitan dengan pencapaian indikator SPM dan tercapainya target MDG’sbidang kesehatan.

Pemanfaatan dana BOK di fokuskan pada upaya promotif dan preventif yangmeliputi Kesehatan Ibu dan Anak, KB, Imunisasi, perbaikan gizi masyarakat, promosikesehatan, kesehatan lingkungan dan pemberantasan penyakit.Alokasi Dana BOK Tahun2016 tersebar di 280 puskesmas Provinsi Sulawesi tenggara dengan pagu anggaransebesar sebesar Rp. 44.839.354.000, dan realisasi sebesar Rp. 44.635.732.366,- (99,5%).Berikut adalah realisasi anggaran TP BOK menurut Kabupaten/Kota tahun 2015.

TABEL 4.4REALISASI ANGGARAN TP BOK MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

No KAB/KOTA PAGU REALISASI %

1 BUTON 3.458.000.000 3.458.000.000 100,02 MUNA 6.750.000.000 6.703.118.000 993 KONAWE 6.144.000.000 6.144.000.000 100,04 KOLAKA 3.000.000.000 2.826.444.000 945 KONSEL 5.911.000.000 5.907.384.501 100,06 BOMBANA 5.522.000.000 4.353.756.500 797 WAKATOBI 5.180.000.000 4.968.487.900 968 KOLAKA UTARA 4.048.000.000 4.047.820.000 100,09 BUTON UTARA 2.450.000.000 2.230.183.000 9110 KONAWE UTARA 3.735.000.000 3.734.637.500 100,011 KOTA KENDARI 3.225.000.000 3.206.191.000 9912 KOTA BAU-BAU 3.519.000.000 3.398.812.150 9713 KOLAKA TIMUR 3.224.000.000 3.219.500.000 100,014 KONAWE KEPULAUAN 1.694.000.000 1.694.000.000 100,015 MUNA BARAT 3.750.000.000 3.389.431.200 9016 BUTON SELATAN 2.128.000.000 792.725.000 3717 BUTON TENGAH 3.192.000.000 1.919.454.494 60Jumlah 66.930.000.000 58.604.514.045 88

Sumber: Laporan Tahunan Sub Bag. Program 2016

Page 77:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 47

Pada tahun 2016 terdapat 7 kabupaten/kota dengan realisasi TP BOK 100 % yakniButon, Konawe, Konawe Selatan, Kolaka Utara, Konawe Utara, KolakaTimur danKonaweKepulauan.

D. JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL)

Jaminan Persalinan (Jampersal) merupakan Kebijakan Kementerian Kesehatandalam membantu persalinan untuk ibu hamil untuk mendekatkan akses pada fasilitaskesehatan. Bantuan ini berupa Rumah Tunggu Kelahiran (RTK), biaya rujukan persalinan,biaya untuk pengantar ibu hamil beserta uang makan.

Berikut adalah realisasi anggaran jampersal menurut Kabupaten/Kota tahun 2016.

TABEL 4.4REALISASI ANGGARAN JAMPERSAL MENURUT KABUPATEN/KOTA

DI PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

No KAB/KOTA PAGU REALISASI %1 BUTON 1.435.780.000 50.596.140 42 MUNA 1.161.130.000 0 03 KONAWE 914.260.000 914.260.000 1004 KOLAKA 710.680.000 26.646.784 45 KONSEL 1.129.540.000 1.129.540.000 1006 BOMBANA 665.050.000 102.000.000 157 WAKATOBI 322.240.000 75.024.000 238 KOLAKA UTARA 517.630.000 374.968.538 729 BUTON UTARA 296.420.000 113.590.000 3810 KONAWE UTARA 243.850.000 0 011 KOTA KENDARI 3.312.171.340 460.927.000 1412 KOTA BAU-BAU 220.500.000 53.486.000 2413 KOLAKA TIMUR 621.670.000 611.169.604 9814 KONAWE KEPULAUAN 131.530.000 0 015 MUNA BARAT 1.079.320.000 0 016 BUTON SELATAN 1.204.000.000 0 017 BUTON TENGAH 1.146.100.000 0 0Jumlah 15.111.871.340 3.912.208.066 26

Sumber: Laporan Tahunan Sub Bag. Program 2016

Pada tahun 2016 terdapat 2 kabupaten/kota dengan realisasi anggaran jampersal100% yakni Konawe dan Konawe Selatan.

Page 78:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

IV Pembiayaan Kesehatan48

Page 79:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 49

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari sekelompok orangyang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dan biasanya memilikihubungan darah dan perkawinan, dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga memilikifungsi yang sangat strategis dalam mempengaruhi status kesehatan di antara anggotanya.

Anak dan Ibu merupakan dua anggota keluarga yang perlu mendapatkan prioritasdalam penyelenggaraan upaya kesehatan. Penilaian terhadap stutus kesehatan dan kinerjaupaya kesehatan ibu dan anak penting untuk dilakukan. Hal tersebut disebabkan AngkaKematian Ibu dan Anak merupakan dua Indikator yang peka terhadap kualitas fasilitaspelayanan kesehatan. Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaituupaya kesehatan masayarakat dan upaya kesehatan perorangan.

Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintahdan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan sertamencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Upayakesehatan masyarakat mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pemeliharaankesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular,penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat,kesehatan jiwa, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamananpenggunaan zat aditif dalam makanan dan minuman, pengamanan narkotika, psikotropika,zat aditif dan bahan berbahaya, serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan.

Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintahdan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan sertamencegah penyebaran penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. Upayakesehatan perorangan mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit,pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecatatanyang ditujukan terhadap perorangan.

A. KESEHATAN IBU

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2013, angkakematian ibu (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup Tinggi bila dibandingkan dengan negaratentangga. Di Tahun 2000, Kementerian Kesehatan RI memperkuat strategi investasisektor kesehatan untuk mengatasi kematian ibu dengan mencanangkan strategi MakingPregnancy Safer.

Upaya yang dilakukan pemerintah bersama masyarakat juga bertanggung jawabuntuk menjamin bahwa setiap ibu memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan ibu yangberkualitas, mulai dari saat hamil, pertolongan persalinan yang ditolong oleh tenagakesehatan terlatih, dan perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khususdan rujukan jika terjadi komplikasi.

5 KESEHATAN KELUARGA

K

Page 80:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

V Kesehatan Keluarga50

1. PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL

Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui pemberian pelayanan antenatalsekurang-kurangnya 4 kali selama masa kehamilan, dengan distribusi waktu minimal 1 kalipada trisemester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), minimal 1 kali pada trisemesterkedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan minimal 2 kali pada trisemester ke tiga (24minggu- lahir), standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindunganterhadap ibu hamil dan janin, berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan danpenanganan dini komplikasi kehamilan.Pelayanan antenatal diupayakan agar memenuhi standar kualitas yaitu :- Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan- Pengukuran tekanan darah- Pengukuran Lingkar Lengan Atas (Lila)- Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri)- Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid sesuai

status imunisasi- Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan- Penentuan presentase janin dan denyut jantung janin- Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling termasuk

program keluarga berencana)- Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin (Hb), pemeriksaan

protein urin dan pemeriksaan golongan darah- Tatalaksana kasus

Capaian pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan indikatorcapaian K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperolehpelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan, dibandingkan dengan jumlahsasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan CakupanK4 adalah jumlah ibu hamil yang memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standarpaling sedikit 4 kali sesuai jadwal yang dianjurkan.

Pelaksanaan kegiatan kesehatan ibu difokuskan pada upaya penurunan AKI.Sehubungan dengan upaya tersebut, maka prioritas kegiatan diarahakan pada : persentaseibu hamil yang telah K4 dengan target 74%, persalinan di faskes (target 77%), pelayananbufas dan pelaksanaan kesehatan ibu hamil (target 81%), serta pelaksanaan program P4K(target 83%)

Gambaran cakupan K1 dan K4 Provinsi Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu 5tahun terakhir dapat dilihat pada gambar 5.1

Page 81:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 51

GAMBAR 5.1PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K1 DAN K4 IBU HAMIL

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2012 s.d 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota, 2016 dan Laporan Tahunan Program KIA, 2016

Dari gambar 5.1 diketahui bahwa secara umum cakupan pelayanan kesehatan ibuhamil K1 dan K4 di Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu lima tahun terakhir menunjukanhasil yang berfluktuasi, untuk cakupan K1 pada tahun 2012 sampai tahun 2013 cenderungmenurun, sedangkan periode tahun 2013 sampai dengan tahun 2014 cenderungmeningkat, namun kembali menurun pada dua tahun terakhir. Hal yang sama terjadi padacakupan K4, dengan pola kecenderungan yang kurang lebih sama dengan K1.Kecenderungan ini perlu dievaluasi karena dengan semakin meningkatnya rasio tenagabidan seharusnya berbanding lurus dengan cakupan K1 dan K4.

Data lebih lengkap mengenai cakupan K4 menurut kabupaten/kota tahun 2016 dapatdilihat pada gambar 5.2

91,2683,45

96,14 92,988,10

80,36 75,48 81,41 80,5 73,96

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

2012 2013 2014 2015 2016

K1 K4

Page 82:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

V Kesehatan Keluarga52

GAMBAR 5.2CAKUPAN PELAYANAN K4 IBU HAMIL MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016

Bila mengacu pada target provinsi tahun 2016 (74%), cakupan K4 Provinsi SulawesiTenggara rata-rata belum mencapai target. Tercatat 8 daerah yang mencapai bahkanmelampaui target tersebut, Kota Kendari merupakan dearah dengan cakupan tertinggisebesar 94,24% sedangkan cakupan terendah terdapat di Kabupaten Konawe Selatan yanghanya sebesar 54,90%. Peningkatan cakupan K4 diharapkan dapat meningkatkan cakupanpersalinan oleh nakes, sekaligus menekan angka kematian ibu dan bayi.

Indikator kinerja cakupan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil K4 pada tahun 2016Sulawesi Tenggara hanya mencapai 73,96%, lebih rendah dari cakupan tahun sebelumnyayang mencapai 80,50%. Hasil ini masih berada sedikit di bawah target program KIA tahun2016 sebesar 74%, namun masih jauh di bawah target Renstra Kemenkes sebesar 95%.

94,24

83,07

82,46

81,28

79,34

79,22

77,93

74,53

73,96

73,45

71,21

70,64

66,26

64,89

59,38

58,58

57,76

54,90

0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00

Kendari

Baubau

Wakatobi

Kolaka

Kolaka Utara

Buton Selatan

Muna

Kolaka Timur

Provinsi

Bombana

Buton

Konawe Utara

Konawe

Muna Barat

Konawe Kepulauan

Buton Utara

Buton Tengah

Konawe Selatan

Target KIA 2016 = 74 %

Page 83:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 53

2. PELAYANAN KESEHATAN IBU BERSALIN

Upaya kesehatan ibu bersalin dilaksanakan dalam rangka mendorong agar setiappersalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter spesialis kebidanan dankandungan, dokter umum, dan bidan serta upayakan dilakukan di fasilitas pelayanankesehatan. Pertolongan persalinan adalah proses pelayanan persalinan yang dimulai padakala I sampai dengan kala IV persalinan. Pencapaian upaya kesehatan ibu bersalin diukurmelalui indikator persentase persalinan di tolong tenaga kesehatan terlatih (cakupan Pn).Berikut adalah gambaran cakupan persalinan tenaga kesehatan di fasilitas pelayanankesehatan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.

GAMBAR 5.3CAKUPAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2012 s.d 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016

Dari gambar 5.3 diketahui bahwa cakupan pertolongan persalinan oleh tenagakesehatan di Sulawesi Tenggara pada periode 2012 sampai dengan 2014 cenderungmeningkat, namun pada 2 tahun terakhir kembali menurun. Menurunnya cakupan Pn iniberkaitan dengan penurunan cakupan K1 dan K4, karena menurunnya angka kunjunganibu hamil ke tenaga kesehatan tentu bisa berimbas pada menurunnya angka persalinanoleh tenaga kesehatan. Jika mengacu pada target Program KIA provinsi sebesar 77%, hasildiatas telah melampaui target dalam lima tahun terakhir, namun demikian, secara nasionalcakupan Pn Sulawesi Tenggara belum mencapai target Renstra Kementerian Kesehatansebesar 90%.

79,52

81,95

85,81 85,19

80,85

76

78

80

82

84

86

88

2012 2013 2014 2015 2016

Page 84:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

V Kesehatan Keluarga54

GAMBAR 5.4CAKUPAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN

MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016

Gambar 5.4 menunjukkan bahwa rata-rata cakupan pertolongan persalinan olehtenaga kesehatan (salinakes) Sulawesi Tenggara tahun 2016 mencapai 80,85%, turun 8%dibanding tahun sebelumnya, dan telah mencapai target provinsi (77%) meskipun masih dibawah target Renstra Kementerian Kesehatan yang ditetapkan sebesar 90%. Jika dilihatberdasarkan capaian kabupaten/kota hanya 8 kabupaten/kota yang belum memenuhitarget provinsi sedangkan 9 daerah lainnya telah mencapai target, 2 daerah bahkan telahmencapai target Renstra yakni Kabupaten Kolaka dan Kota Kendari..

Dengan demikian secara keseluruhan masih ada 8 kabupaten/kota yang cakupannyabelum mencapai target, beberapa faktor menjadi penyebab, faktor sosial budaya di antaranyapilihan dan kepercayaan masyarakat terhadap dukun bersalin yang masih cukup tinggi, faktorekonomi antara lain biaya ke faskes maupun nakes yang relatif tinggi (meskipun ibu bersalintelah dijamin oleh Jampersal tapi program tersebut hanya menjamin biaya persalinan, tidakmencakup biaya transoprt dan biaya lain-lain baik untuk si ibu bersalin maupun keluarga yangmendampingi), faktor teknis diantaranya fasilitas kesehatan yang relatif sulit dijangakau,tenaga bidan maupun dokter yang terbatas, fasilitas dan peralatan yang kurang memadai, danfaktor-faktor nonteknis seperti kondisi geografis yang sulit dengan sarana transportasi yangkurang memadai, advokasi terhadap pemerintah setempat yang belum optimal, atau seringterjadi tenaga kesehatan (bidan desa) tidak berada di tempat pada saat dibutuhkan sehinggamasyarakat beralih ke dukun.

97,5792,17

89,3889,8786,5686,39

83,6381,0280,85

79,3376,10

75,0373,9573,4972,83

71,6066,74

61,75

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00

KOLAKAKOTA KENDARI

WAKATOBIBUTON SELATAN

KOLAKA TIMURMUNA

KOTA BAUBAUMUNA BARAT

PROVINSIKOLAKA UTARA

BUTONBOMBANA

KONAWE UTARABUTON UTARA

KONAWEKONAWE SELATAN

KONAWE KEPULAUANBUTON TENGAH

Target Provins 2016 = 77 %

Page 85:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 55

Gambar 5.1 dan 5.3 menunjukan bahwa baik cakupan pelayanan ibu hamil K4maupun pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan Sulawesi Tenggara selama 5 tahunterakhir cenderung berfluktuasi, namun di tahun terakhir (2016) cenderung menurundibandingkan tahun sebelumnya, hasil tersebut juga sekaligus memberikan gambaranbahwa capaian yang diperoleh secara nasional belum mencapai target yang ditetapkan,namun demikian, bila progress kedua indikator di atas dibandingkan menunjukkan hasilyang berbanding lurus terutama untuk 4 tahun terakhir, hal ini sekaligus menunjukkanbahwa kesenjangan data capaian yang dilaporkan semakin kecil, yang dapat diartikansemakin membaiknya kinerja tenaga kesehatan, baik petugas di lapangan maupunprogrammer tingkat kabupaten/kota termasuk juga dalam hal pencatatan danpelaporannya.

Pelayanan antenatal memiliki peranan yang sangat penting, diantaranya agar dapatdilakukan deteksi dan tata laksana dini komplikasi yang dapat timbul pada saat persalinan.Apabila seorang ibu datang langsung untuk bersalin di tenaga kesehatan tanpa adanyariwayat pelayanan antenatal sebelumnya, maka faktor resiko dan kemungkinan komplikasisaat persalinan akan lebih sulit diantisipasi. Bila melihat data program capaian persalinanoleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan tahun 2016 yakni sebesar 80,85%Provinsi Sulawesi Tenggara, diketahui bahwa sebagian besar persalinan dilakukan difasilitas pelayanan kesehatan yang ada (Rumah sakit, Puskesmas, Rumah Bersalin, Pustu,Polindes dan Poskesdes) atau hanya 14.19% persalinan yang tidak dilakukan di fasyankes.Data hasil Riskesdas menunjukkan hasil yang agak berbeda, berikut adalah proporsikelahiran berdasarkan tempat bersalin menurut Riskesdas di Sulawesi Tenggara.

GAMBAR 5.5PROPORSI KELAHIRAN BERDASARKAN TEMPAT BERSALIN DI SULAWESI TENGGARA

RISKESDAS TAHUN 2013

Sumber : Buku 1 RISKESDAS Prov. Sultra Tahun 2013

Hasil Riskesdas menunjukkan bahwa sebagian besar persalinan Sulawesi Tenggara(65.67%) dilakukan di rumah/tempat lain sedangkan persalinan di fasyankes hanya34.37%. Hal ini menunjukkan masih besarnya gap antara data program dengan dataRiskesdas.

RS; 14,10

RB/KLINIKBERSALIN;

6,10

PUSKESMAS/PUSTU; 11,13

POLINDES/POSKESDES;

3,00

RUMAH/LAINNYA;

65,67

Page 86:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

V Kesehatan Keluarga56

GAMBAR 5.6PROPORSI PENOLONG PERSALINAN DENGAN KUALIFIKASI TERTINGGI DI INDONESIA,

RISKESDAS TAHUN 2013

Sumber : Buku 1 RISKESDAS Prov. Sultra Tahun 2013

Dari gambar 5.6 terlihat bahwa penolong persalinan dengan persentase tertinggidilakukan oleh bidan (68,6%), kemudian oleh dokter (18,5%), lalu tenaga non kesehatan(11,8%), dan masih terdapat 0,8 % kelahiran dilakukan tanpa ada penolong, hanya 0,3 %kelahiran yang ditolong oleh perawat.

3. PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS

Nifas adalah periode dari 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan. Pelayanankesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada ibi nifas sesuai standar yangdilakukan sekurang-kurangnya 3 kali sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada 6 jamsampai dengan 3 hari pasca persalinan, pada hari ke -4 sampai dengan hari ke-28 pascapersalinan, dan pada hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 pasca persalinan.Jenis pelayanan ibu nifas yang diberikan meliputi :- Pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi, nafas dan suhu)- Pemeriksaan tinggi puncak rahim (fundus uteri)- Pemeriksaan lohkia dan cairan per vaginam lain- Pemeriksaan payudara dan pemberian ASI Eksklusif.- Pemberian komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)- Pelayanan keluarga berencana pasca persalinan.

Berikut adalah proporsi ibu bersalin mendapat pelayanan kesehatan nifas.

DOKTER;18,50%

BIDAN;68,60%PERAWAT;

0,30%

NON KES;11,80%

TIDAK ADAPENOLONG; 0

Page 87:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 57

GAMBAR 5.7CAKUPAN IBU BERSALIN/NIFAS MENDAPAT YANKES NIFAS

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016

Gambar 5.7 menunjukkan bahwa secara nasional cakupan pelayanan ibu nifas (KF3)di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2016 belum mencapai target baik target Program KIAprovinsi maupun Renstra Kesehatan, sedangkan Sulawesi Tenggara baru mencapai78,76%. Bila dipilah menurut kabupaten/kota, hanya 6 kabupaten/kota yang sudahmencapai target provinsi, 2 diantaranya telah mencapai target renstra yakni Kolaka danKota Kendari. 11 kabupaten/kota lainnya masih di bawah target, 8 di antaranya berada dibawah rata-rata provinsi. Hal ini menunjukkan adanya keterkaitan cakupan ibu bersalinmendapat yankes nifas dengan cakupan K1/K4 dan cakupan Pn karena memiliki indikatorprogram serta pola kecenderungan yang sama. Adanya Bantuan Operasional Kesehatan(BOK) yang disalurkan ke fasilitas kesehatan (puskesmas, polindes/poskesdes danposyandu) sangat bermanfaat khususnya dalam pengimplementasian upaya kesehatantermasuk di dalamnya pelayanan kesehatan ibu nifas, di antaranya kegiatan sweeping ataukunjungan rumah bagi yang tidak bisa datang ke fasilitas kesehatan. Faktor lain adalahadanya program Jampersal dimana program ibu nifas termasuk program yang dijamin olehJampersal.

Berikut ini adalah cakupan pelayanan ibu bersalin/nifas di Provinsi Sulawesi Tenggaradalam 5 tahun terakhir.

94,7891,74

88,3883,42

81,7981,69

79,2678,8578,5278,76

77,5077,01

75,0673,97

69,1068,17

63,3149,07

0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00

KolakaKendari

Buton SelatanBaubau

Kolaka UtaraWakatobi

ButonMuna

Muna BaratProvinsi

BombanaButon Utara

Konawe UtaraKolaka Timur

KonaweKonawe Selatan

Buton TengahKonawe Kepulauan

Target Provinsi 2016 = 81 %Target Renstra = 90 %

Page 88:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

V Kesehatan Keluarga58

GAMBAR 5.8CAKUPAN IBU BERSALIN/NIFAS MENDAPAT YANKES NIFAS

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2012 s.d 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016

Cakupan pelayanan kesehatan bagi ibu nifas selama tahun 2012-2016 ProvinsiSulawesi Tenggara menunjukan trend yang fluktuatif, cakupan tertinggi dicapai pada tahun2014 yakni sebesar 87,83%, pada 2 tahun terakhir cenderung menurun sejalan denganmenurunnya cakupan K1/K4 maupun Pn.

4. PELAYANAN/PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN

Komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifasdan atau janin dalam kandungan, baik langsung maupun tidak langsung termasuk penyakitmenular dan tidak menular yang dapat mengancam jiwa ibu atau janin, yang tidak disebabkan oleh trauma/kecelakaan. Pencegahan dan penanganan komplikasi kebidananadalah pelayanan kepada ibu dengan komplikasi kebidanan untuk mendapatkanperlindungan dan pencegahan serta penanganan defenitif sesuai standar oleh tenagakesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan.

Berikut adalah trend persentase cakupan penanganan komplikasi kebidanan 5 tahunterakhir Provinsi Sulawesi Tenggara.

77,7378,74

87,83

84,93

78,76

72747678808284868890

2012 2013 2014 2015 2016

Page 89:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 59

GAMBAR 5.9CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN (%)

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2012 s.d 2016

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016

Secara umum cakupan penanganan komplikasi kebidanan di Provinsi SulawesiTenggara dalam 5 tahun terakhir lebih cenderung turun dan masih berkisar 49% - 66%,hasil ini tergolong rendah, hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya:

- Pencatatan dan pelaporan kohort ibu dan partograf belum terlaksa dengan baik- Kompetensi bidan yang rendah, terutama dalam penanganan komplikasi obstetri- Kurangnya koordinasi antara puskesmas dan rumah sakit dalam hal rujukan pasien

bumil komplikasi- Puskemas mampu PONED banyak yang tidak aktif lagi dikarenakan tenaga yang sudah

terlatih pindah tugas/melanjutkan pendidikan- Distribusi/penempatan bidan yang tidak merata- Program P4K belum tersosialisasi dengan baik sampai ke tingkat puskesmas dan desa- Kemampuan tenaga bidan masih kurang khususnya dalam penyusunan laporan dan

pemahaman terhadap defenisi operasional.- Perkiraan sasaran bumil dengan komplikasi kebidanan yang tidak akurat, sehingga

perhitungan hasil cakupan menjadi rendah- Sarana dan prasaran yang tidak memadai terutama daerah pedesaan/terpencil

64,07 66,66

49,8255,65

49,24

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

2012 2013 2014 2015 2016

Page 90:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

V Kesehatan Keluarga60

GAMBAR 5.10CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016

Pada gambar 5.10 diatas menunjukkan distribusi cakupan penanganan komplikasikebidanan menurut kabupaten/kota tahun 2016. Bila mengacu pada target Renstra yangditetapkan, tercatat hanya 2 kabupaten yang telah mencapai target yaitu Kabupaten Munadan Kota Kendari. Rata-rata untuk tingkat provinsi baru mencapai 49,24 %, masih jauh dibawah target. Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan sangat penting dalam upayamencegah atau menurunkan angka kematian ibu, karena selalu menjadi salah satu faktorresiko terbesar dalam kejadian kematian ibu bersalin.

Salah satu tujuan Program kesehatan Ibu adalah mempercepat penurunan AngkaKematian dan Kesakitan Ibu. Angka Kematian Ibu (AKI) disamping memberikan gambaranstatus kesehatan masyarakat, juga dapat memberikan gambaran tingkat pelayanankesehatan terutama pelayanan ibu hamil, ibu melahirkan dan ibu masa nifas.

Penyebab kematian ibu terbesar di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah pendarahan,penyebab lain-lain dan ekslamsi atau hipertensi dalam kandungan (HDK). Kematian ibulima tahun terakhir Provinsi Sulawesi Tenggara tetap didominasi oleh pendarahan danpenyebab lain-lain.

Berikut adalah gambaran kematian ibu menurut sebab di Sulawesi Tenggara dalamwaktu dua tahun terakhir.

101,0688,14

54,8352,99

50,9949,24

47,0541,6841,6041,42

31,7828,28

26,5022,2521,64

17,216,23

0,00

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00

MUNAKOTA KENDARIMUNA BARAT

KOLAKAKONAWE SELATAN

PROVINSIKONAWE

KOTA BAUBAUBUTON TENGAH

BOMBANAKOLAKA TIMURKOLAKA UTARABUTON UTARA

BUTON SELATANKONAWE KEPULAUAN

BUTONWAKATOBI

KONAWE UTARA

Target Renstra 2016 = 75 %

Page 91:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 61

GAMBAR 5.11KEMATIAN IBU MENURUT PENYEBAB

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2015 & 2016

Sumber: Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016

Kematian ibu di Provinsi Sulawesi Tenggara umumnya disebabkan oleh pendarahan,penyebab lain-lain (retensio urine, asma bronkial, febris, post sc, sesak nafas, sesak nafaspost sc, dekompensasi cordis, plasenta previa, komplikasi tbc, gondok, gondok beracun,TBC,) dan HDK. Berbagai faktor menjadi penyebab seperti ekonomi, pengaruh budaya,rendahnya kunjungan ke tenaga kesehatan selama hamil, keterlambatan merujuk,terlambat sampai di fasilitas pelayanan kesehatan, atau terlambat mendapat pertolonganyang dapat mengakibatkan kematian.

Berbagai upaya yang dilakukan dalam penurunan AKI dan AKB salah satunya adalahmelalui program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) yangmenitikberatkan pada totalitas monitoring yang menjadi salah satu upaya deteksi dini,menghindari resiko pada ibu hamil serta menyediakan akses dan pelayanankegawatdaruratan obstetri dan neonatal di tingkat Puskesmas (PONED) dan PelayananKegawatdaruratan Obstetri dan Neonatal Konprehensif di Rumah Sakit (PONEK).Pelaksanaan P4K di desa-desa perlu dipastikan agar mampu membantu keluarga dalammembuat perencanaan persalinan yang baik dan meningkatkan kesiap siagaan keluargadalam menghadapi tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas agar dapat mengambiltindakan yang tepat.

Diperkirakan bahwa 20% kehamilan akan mengalami komplikasi, sebagian komplikasiini dapat mengancam jiwa, tetapi sebagian besar komplikasi dapat dicegah dan ditangani

22

18

15

0 0

8

2 0

23

12

17

9

6

2 3 20

5

10

15

20

25

Perdarahan Lain-lain Eklamsi Hipertensi(HDK)

Asma Infeksi Depresi RetensioPlasenta

2015 2016

Page 92:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

V Kesehatan Keluarga62

bila : 1) ibu segera mencari pertolongan ke tenaga kesehatan; 2) tenaga kesehatanmelakukan prosedur penangan yang sesuai, antara lain penggunaan partograf untukmemantau perkembangan persalinan, dan pelaksanaan manajemen aktif kala III untukmencegah perdarahan pasca salin; 3) Tenaga kesehatan mampu melakukan identifikasidini komplikasi; 4) apabila komplikasi terjadi, tenaga kesehatan dapat memberikanpertolongan pertama dan melakukan tindakan stabilisasi pasien sebelum melakukanrujukan; 5) proses rujukan efektif; 6) pelayanan di RS yang cepat dan tepat guna.

GAMBAR 5.12JUMLAH KEMATIAN IBU

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2012 s.d 2016

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016

Data di atas menunjukkan bahwa selama kurun waktu lima tahun terakhir jumlahkematian ibu di Sulawesi Tenggara berfluktuasi, cenderung menurun namun kembalimeningkat dalam 2 tahun terakhir, ini tidak sejalan dengan cakupan pelayanan ibu hamilyang menunjukkan peningkatan, begitu pula dengan pertolongan persalinan oleh tenagakesehatan, yang seyogyanya diharapkan dapat menekan dan menurunkan jumlahkematian ibu.

Kematian ibu yang di Provinsi Sulawesi Tenggara dapat terjadi pada berbagai tempatpersalinan maupun oleh tenaga penolong persalinan yang ada, apakah itu dokter, bidan,dukun bersalin, maupun penolong lain yang tidak memiliki background kesehatan. Padatahun 2016, dari 74 kasus kematian ibu bersalin, kasus kematian ibu tertinggi berdasarkantenaga penolong persalinan adalah kematian ibu bersalin yang ditolong oleh bidansebanyak 29 kasus dan dokter dengan 26 kasus. Gambaran kematiaan ibu berdasarkantenaga penolong persalinan dapat dilihat pada gambar berikut.

84 79

65 6774

0

20

40

60

80

100

2012 2013 2014 2015 2016

Page 93:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 63

GAMBAR 5.13KEMATIAN IBU MENURUT PENOLONG PERSALINAN

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber: Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016

Data yang ada menunjukkan bahwa jumlah kematian ibu bersalin tertinggi justruterjadi pada ibu hamil yang proses persalinannya ditolong oleh tenaga kesehatan yaitubidan dan dokter dengan jumlah 56 kasus atau lebih dari 75% total kematian ibu bersalin.Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas persalinan oleh tenagakesehatan dalam upaya menurunkan angka kematian ibu, tetapi bila ditelusuri lebih jauh,kecenderungan ini sebenarnya terjadi karena rendahnya kesadaran ibu hamil untukmemeriksakan kehamilan kepada tenaga kesehatan yang berkompeten selama proseskehamilannya. Akibatnya kelainan maupun komplikasi kehamilan yang mungkin terjadiselama masa kehamilan menjadi tidak terdeteksi, sehingga meningkatkan resiko kematianpada saat persalinan. Faktor keterampilan tenaga kesehatan dan serta kelengkapanfasilitas maupun sarana dan prasarana juga turut berperan.

Dalam banyak kasus kamatian ibu bersalin yang ditangani oleh tenaga kesehatan(bidan maupun dokter), umumnya baru meminta pertolongan pada tenaga kesehatan ataudirujuk ke fasyankes pada saat dalam kondisi kritis/gawat, sehingga upaya pertolonganapapun yang diberikan menjadi kurang efektif dan pada akhirnya sering berujung padakematian ibu maupun bayinya. Ironisnya, kasus kematian seperti ini kemudian tercatatsebagai kematian ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan (dokter/bidan), hal initentunya dapat menimbulkan interpretasi atau penafsiran yang keliru bila tidak disertaipenjelasan dan data yang akurat.

Selain penyebab kematian dan penolong persalinan, kematian ibu bersalindikelompokkan pula berdasarkan tempat meninggalnya.

2927

10

620

5

10

15

20

25

30

35

Bidan Dokter Tanpa Data Dukun Bersalin Non Kesehatan

Page 94:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

V Kesehatan Keluarga64

GAMBAR 5.14KEMATIAN IBU MENURUT TEMPAT MENINGGAL

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber: Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016

Rumah sakit merupakan tempat dengan jumlah kasus kematian ibu bersalin tertinggidibandingkan dengan tempat bersalin lainnya yang tercatat. Data ini tentunya jugamenimbulkan pertanyaan mengenai seberapa amannya melahirkan di rumah sakit. Sepertihalnya dengan kasus kematian ibu menurut tenaga penolong, kematian ibu menuruttempat meninggal sebenarnya memiliki kecenderungan sebab yang sama, yaitu kondisipasien/ibu bersalin yang sudah sangat kritis ketika tiba atau dirujuk ke rumah sakit. Hal iniakan memperkecil peluang bagi dokter maupun tenaga kesehatan lainnya untukmemberikan pertolongan optimal dalam upaya menyelamatkan jiwa baik ibu maupunbayinya, di sisi lain, kematian ibu bersalin dalam kasus seperti ini akan tetap tercatatsebagai ibu bersalin yang meninggal di rumah sakit atau puskesmas..

Faktor resiko berikut dalam variabel kematian ibu bersalin adalah usia ibumelahirkan. Dalam setiap jenjang usia ibu hamil, memiliki tingkat resiko yang berbedapula. Secara umum, kehamilan di bawah usia 20 tahun atau di atas 35 tahun lebih beresikotinggi dibanding jenjang usia lainnya, disamping faktor-faktor resiko lain yang ikutberperan. Distribusi jumlah kematian ibu berdasarkan usia ibu melahirkan ditunjukkanpada gambar berikut.

38

20

75 3 1

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Rumah Sakit Rumah Perjalanan Tempat Lain Puskesmas Klinik Dokter

Page 95:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 65

GAMBAR 5.15KEMATIAN IBU MENURUT USIA IBU MELAHIRKAN

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber: Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016

Berdasarkan kelompok umur, jumlah kematian ibu melahirkan tertinggi terdapat padajenjang usia 20-34 tahun sebanyak 40 kasus atau sebesar 54% dari total kasus kematianibu melahirkan. Meskipun jumlah tertinggi ditemukan pada kelompok umur 20-34, namuntidak serta merta dapat disimpulkan bahwa kelompok umur tersebut adalah yang palingberesiko, jumlah tersebut bisa terjadi karena kelompok umur 20-34 adalah usia palingproduktif dari perempuan sehingga dengan sendirinya populasi ibu hamil pada usia ini jauhlebih besar dari kelompok umur lainnya, sehingga walaupun secara jumlah absolut maupunpersentase kematian ibu umur 20-34 tampak lebih tinggi, jika diperbandingkan denganjumlah keseluruhan ibu hamil pada kelompok umur ini maka rasionya justru relatif lebihrendah.

Hal sebaliknya terjadi pada kelompok umur lainnya yang merupakan kelompok umurberesiko tinggi, yaitu usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 34 tahun. Meskipun secarajumlah absolut dan persentase tampak lebih rendah, tapi secara rasio sesungguhnya relatifjauh lebih tinggi dibanding kelompok umur 20-34 tahun. Hal ini bisa terjadi karena populasikeseluruhan ibu hamil pada kelompok umur ini jauh lebih sedikit, sehingga setiap kasuskematian ibu melahirkan yang terjadi akan menaikan rasionya secara signifikan.

Berdasarkan masa/fase kehamilan saat meninggal, kasus kematian ibu di SulawesiTenggara dapat pula dipilah dalam tiga fase, yaitu masa kehamilan, saat bersalin, danmasa nifas. Distribusi kematian ibu berdasarkan fasenya ini secara lebih rinci dapat dilihatpada gambar 5.16 berikut.

< 20 thn;6 kasus; 8%

20-34 thn;40 kasus; 54%

> 35 thn;28 kasus; 38%

Page 96:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

V Kesehatan Keluarga66

GAMBAR 5.16KEMATIAN IBU MENURUT FASE KEHAMILAN

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber: Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016

Data yang ada menunjukkan bahwa tahap pasca melahirkan atau masa nifas adalahmasa yang beresiko paling tinggi dalam fase atau tahapan seorang ibu hamil. Banyakfaktor yang dapat menjadi penyebab, baik berupa faktor tunggal maupun komplikasi,namun secara umum kematian ibu pada masa nifas biasanya disebabkan karena terjadinyaperdarahan yang disebabkan kontraksi uterus yang tidak normal, tertinggalnya sisaplasenta, robekan jalan lahir atau robekan pada serviks/uterus. Resiko menjadi bertambahbila pelayanan ANC yang diberikan tidak sesuai standar.

Hal berikut yang sangat penting dalam memberikan gambaran lengkap mengenaikasus kematian ibu di Sulawesi Tenggara adalah pemetaan kasus berdasarkan wilayahatau daerah adminstratif, dalam hal ini kabupaten/kota. Dari data berdasarkankabupaten/kota ini kemudian dapat dilihat sebaran kasus yang terjadi, daerah mana yangjumlah kematian tertinggi/terendah, naik atau turun. Sekaligus juga dapat dibandingkandengan upaya dan program apa saja yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah dalammenurunkan angka kematian di daerahnya.

Berikut adalah sebaran kasus kematian ibu berdasarkan kabupaten/kota di SulawesiTenggara tahun 2016.

MasaKehamilan;

19 kasus; 26%

Masa Bersalin;22 kasus; 30%

Masa Nifas;33 kasus; 44%

Page 97:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 67

GAMBAR 5.17SEBARAN KASUS KEMATIAN IBU MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016

Data di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2016 kasus kematian ibu terjadi disemua kabupaten/kota, jumlah kasus berkisar 1-10, dengan rata-rata 4 kasus perkabupaten. Jumlah keseluruhan kasus kematian ibu sebanyak 74 kasus. Tingginya jumlahkematian ibu di Sulawesi Tenggara disebabkan oleh beberapa faktor, antara lainketerlambatan penanganan pada kasus komplikasi, rendahnya pengetahuan dan kesadaranmasyarakat untuk memeriksakan kehamilan ke tenaga kesehatan, enggan melahirkan difasilitas kesehatan yang tersedia dan lebih memilih ke dukun ketika melahirkan. Datatersebut tampaknya berkaitan dengan cakupan kunjungan K4, di mana beberapakabupaten dengan kasus kematian ibu lebih tinggi adalah kabupaten dengan persentaseK4 yang relatif rendah.

Bila diasumsikan dengan pemantauan wilayah setempat (PWS) dan pelayanankesehatan ibu yang masih rendah, sistem pelaporan yang masih under reporting, makaWHO memprediksi bahwa apabila ditemukan 2 kematian ibu di suatu tempat khususnya dinegara berkembang maka sesunggunya ada 3 kematian ibu secara riil. Angka di atasadalah jumlah absolut, yang tidak selalu merepresentasikan besaran masalah. Untukmengetahui besaran masalah dari kasus kematian ibu diperlukan Angka Kematian Ibu(AKI), yaitu jumlah kematian ibu dalam setiap 100.000 kelahiran hidup. Trend Angka

≥7

Page 98:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

V Kesehatan Keluarga68

Kematian Ibu di Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu 5 tahun terakhir dapat dilihat padagambar 5.14.

GAMBAR 5.18ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) PER 100.000 KELAHIRAN HIDUP

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2012 s.d 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016

Angka Kematian Ibu dalam waktu lima tahun terakhir menunjukkan trend menurundari tahun 2012 sampai 2015, namun kembali meningkat pada tahun 2016. Biladibandingkan dengan target MDG’s 2016 yaitu sebesar 105 AKI/100.000 KH, dapatdikatakan bahwa target tersebut tidak tercapai, meskipun angkanya terus menurun dantelah menghampiri angka target, tapi pada tahun terakhir justru kembali menjauh. Namundemikian upaya menurunkan AKI juga tidak dapat sepenuhnya dikatakan gagal, walaupundiperlukan upaya yang lebih keras untuk dapat mencapai target yang harus diikutii denganpeningkatan pelayanan ANC (Ante Natal Care), PNC (Peri Natal Care), peningkatankompetensi tenaga kesehatan dan peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan yangmemenuhi standar. Berikut adalah distribusi Angka Kematian Ibu Tahun 2016 menurutkabupaten/kota.

277240

205

131149

0

50

100

150

200

250

300

2012 2013 2014 2015 2016

Page 99:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 69

GAMBAR 5.19ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016

Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2016 menurut kabupaten/kota yang tertinggiterdapat di Kabupaten Buton Tengah dan Konawe Utara. Sedangkan AKI terendahdicatatkan oleh Kota Kendari.

Tingginya AKI di sebagian kabupaten/kota disebabkan berbagai hal, di antaranyakondisi wilayah yang terpencil, tenaga kesehatan yang masih kurang, sarana transportasidan fasilitas kesehatan yang masih terbatas menyebabkan akses masyarakat ke fasilitaskesehatan yang ada relatif sulit dan jauh. Semua kondisi tersebut menyebabkan rendahnyakontak masyarakat terutama ibu hamil dengan tenaga kesehatan (bidan, dokter) dancenderung melahirkan dengan bantuan dukun setempat, sehingga kelainan padakehamilan menjadi tidak terdeteksi sejak dini, hal ini menjadi masalah serius bila terjadikomplikasi kehamilan atau kondisi persalinan yang membutuhkan rujukan. Upayaperbaikan pelayanan kesehatan untuk meningkatkan akses masyarakat terus dilakukan,baik perekrutan tenaga kesehatan baru, maupun perbaikan dan penambahan fasilitaskesehatan yang ada.

5. PELAYANAN KONTRASEPSIProgram Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu strategi untuk mengurangi

kematian ibu khususnya ibu dengan kondisi 4T : Terlalu muda melahirkan, Terlalu seringmelahirkan, Terlalu dekat jarak melahirkan, dan Terlalu tua melahirkan. Keluarga

429329

270233

211180

175174170167

149146143

126117

10697

38

- 100 200 300 400 500

Buton TengahKonawe Utara

Muna BaratButon Utara

Kolaka UtaraKonawe Kepulauan

Konawe SelatanButon Selatan

BaubauWakatobi

ProvinsiKolaka Timur

BombanaKonawe

KolakaButonMuna

Kendari

Page 100:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

V Kesehatan Keluarga70

Berencana (KB) merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkanketahanan keluarga, kesehatan, dan keselamatan ibu dan anak serta perempuan.

Program Keluarga Berencana (KB) dilakukan dalam rangka mengatur jumlahkelahiran atau menjarangkan kelahiran. Sasaran Program KB adalah Pasangan Usia Subur(PUS) yang lebih dititikberatkan pada kelompok Wanita Usia Subur (WUS) yang beradapada kisaran usia 15-49 tahun.

GAMBAR 5.20PROPORSI PENGGUNAAN KB PADA WUS BERSTATUS KAWIN

PROVINSI SULAWESI TENGGARARISKESDAS 2013

Sumber : Buku Riskesdas Libtang Kemenkes RI Prov. Sultra 2013

Menurut hasil Riskesdas 2013, proporsi penggunaan KB tertinggi terdapat diKabupaten Kolaka sebesar 65,7%, disusul Konawe Selatan sebesar 62,6% dan Konawesebesar 59,00%, terendah di Kabupaten Muna hanya sebesar 39,3% dan Baubau 40,1%.Untuk tingkat provinsi, proporsi pengguna KB di Sulawesi Tenggara mencapai 52.2%.

65,762,6

5955,8

52,251,8

50,850,1

43,742,8

40,240,1

39,3000

KolakaKonawe Selatan

KonaweKonawe Utara

Prov. SultraKolaka UtaraKota Kendari

BombanaButon

Buton UtaraWakatobi

BaubauMuna

Muna BaratButon SelatanButon Tengah

0 10 20 30 40 50 60 70

Page 101:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 71

GAMBAR 5.21PERSENTASE KB PADA WUS BERSTATUS KAWIN MENURUT TENAGA YANG MEMBERI

PEMASANGAN KBPROVINSI SULAWESI TENGGARA

RISKESDAS 2013

Sumber : Buku Riskesdas Libtang Kemenkes RI Prov. Sultra 2013

Berdasarkan tempat/tenaga pemasang, sebagian besar WUS (77%) di SulawesiTenggara menggunakan kontrasepsi dari bidan, sisanya berasal dari perawat, dokterkandungan dan dokter umum. Berikut adalah gambar persentase peserta KB Aktif ProvinsiSulawesi Tenggara lima tahun terakhir.

GAMBAR 5.22PERSENTASE PESERTA KB AKTIFPROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2012 s.d 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016

Persentase peserta KB aktif Provinsi Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu 5 tahunterakhir cenderung berfluktuasi tapi dengan margin yang tidak terlalu signifikan, selalu

DokterKandungan; 3%

Dokter Umum;1%

Bidan; 77%

Perawat; 6%

Tidak Berlaku;13%

69,9177,92 77,56

55,2161,05

0,0010,0020,0030,0040,0050,0060,0070,0080,0090,00

2012 2013 2014 2015 2016

Page 102:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

V Kesehatan Keluarga72

meningkat pada empat tahun sebelumnya, di tahun 2015 justru mengalami penurunansignifikan, namun kembali naik pada tahun 2016 ini.

GAMBAR 5.23PERSENTASE PESERTA KB AKTIF MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016

Jika mengacu pada target Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2016 sebesar 82%untuk peserta KB aktif, Provinsi Sulawesi Tenggara masih jauh dari target dengan capaianhanya 61,05%. Dilihat menurut kabupaten, tercatat hanya 1 kabupaten/kota yang sudahmencapai target, yaitu Kabupaten Kolaka Utara. Capaian terendah terjadi di KabupatenMuna Barat.

Metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah Suntik (55,8%) dan Pil(31,4%), selebihnya menggunakan alat kontrasepsi yang lain. Distribusi metodekontrasepsi yang digunakan lebih jelasnya ditunjukan pada gambar 5.22

84,3974,95

70,6070,43

68,4862,6862,2661,81

61,0559,43

58,1055,17

52,1147,85

46,7945,81

42,4032,16

0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00

Kolaka UtaraKota Kendari

Konawe UtaraKolaka

KonaweButon Tengah

ButonWakatobi

ProvinsiBombana

Kolaka TimurKonawe Selatan

Konawe KepulauanButon Selatan

Buton UtaraBaubau

MunaMuna Barat

Target Renstra 2016 = 82 %

Page 103:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 73

GAMBAR 5.24PERSENTASE PESERTA KB AKTIF BERDASARKAN METODE KONTRASEPSI

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016

Urutan komposisi ini tidak berubah dari tahun lalu, kecuali nilai persentasenya yangsedikit bergeser dibanding tahun lalu, di mana metode Suntik mengalami kenaikan sekitar8%, sebaliknya pengguna Pil turun kurang lebih 6%, metode yang lainnya relatif sama.

B. KESEHATAN ANAK

Upaya kesehatan anak antara lain diharapkan untuk mampu menurunkan angkakematian anak. Indikator angka kematian yang berhubungan dengan anak adalah AngkaKematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita(AKABA).

Untuk mencapai target penurunan AKB pada MDGs 2016 yaitu sebesar 23 per 1000kelahiran hidup maka peningkatan akses dan kualitas pelayanan bagi bayi baru lahir(neonatal) menjadi prioritas utama.

Data yang akan disajikan berikut ini yakni berbagai indikator kesehatan anak yangmeliputi prevalensi berat badan lahir rendah (BBLR), penanganan komplikasi neonatal,kunjungan neonatal, pelayanan kesehatan bayi, Pemberian ASI Eksklusif, pemberianVitamin A, penimbangan balita di posyandu, imusasi dasar, pelayanan kesehatan balita danpelayanan kesehatan pada siswa SD dan setingkat.

MOP; 0,2MOW; 0,9

IUD; 1,6

Kondom; 3,2

Implan; 6,9

Pil; 31,4

Suntik; 55,8

Page 104:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

V Kesehatan Keluarga74

1. BERAT BADAN LAHIR BAYI

Berat bayi lahir adalah berat badan bayi yang ditimbang dalam kurun waktu 1 jampertama setelah lahir. Hubungan antara waktu kelahiran dengan umur kehamilan,kelahiran bayi dapat dikelompokan : bayi kurang bulan (prematur), yaitu bayi yangdilahirkan dengan masa kehamilan < 37 minggu. Bayi cukup bulan, bayi yang dilahirkandengan masa kehamilan 37-42 minggu dan bayi lebih bulan, bayi yang dilahiran denganmasa kehamilan > 42 minggu.

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi lahir yang berat badannya saat lahirkurang dari 2500 gram. Berikut adalah gambar persentase Berat Badan Lahir Rendah(BBLR) dalam kurun waktu 5 tahun terakhir Provinsi Sulawesi Tenggara.

GAMBAR 5.25PERSENTASE BERAT BADAN BAYI LAHIR RENDAH (BBLR)

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2012 s.d 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016

Gambar 5.21 menunjukkan perkembangan jumlah bayi berat badan lahir rendah(BBLR) di Provinsi Sulawesi Tenggara, dalam rentang 5 tahun terakhir presentase BBLRsecara umum cenderung meningkat, sempat menurun pada tahun 2015, pada tahun 2016ini kembali mengalami peningkatan yang signifikan.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan peningkatan kejadian BBLR, beberapa diantaranya adalah isu klasik seperti tingkat ekonomi dan pengetahuan ibu, seperti telahdiketahui bahwa ibu hamil yang kurang gizi lebih berpotensi melahirkan bayi BBLRdibandingkan dengan ibu yang gizinya baik, kurangnya kesadaran untuk memeriksakankehamilan ke tenaga kesehatan juga turut memperbesar resiko BBLR, karena dengandemikian bumil anemi menjadi tidak terdeteksi sehingga tidak mendapatkan asupan tabletFe selama masa kehamilannya. Faktor lain yang menyebabkan naik atau turunnyapersentase kejadian BBLR adalah dari sisi pencatatan dan pelaporan yang akurasinyarendah, di mana penetapan sasaran program sering tidak konsisten misalnya dalampenentuan estimasi dan angka proyeksi. Apapun sebabnya, kejadian BBLR harus dicegah

1,66

2,22 2,12

1,51

3,26

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

2012 2013 2014 2015 2016

Page 105:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 75

dan ditekan serendah mungkin karena sangat mempengaruhi kualitas hidup bayi padatahap selanjutnya.

Distribusi persentase BBLR menurut kabupaten/kota di Sulawesi Tenggaraditampilkan pada gambar 5.22

GAMBAR 5.26PERSENTASE BERAT BADAN BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016

Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, secara keseluruhan persentase BBLR disemua kabupaten meningkat lebih dari 2 kali lipat. Dengan rata-rata BBLR provinsi sebesar3,26 %, angka ini tergolong tinggi, tapi bila diteliti lebih lanjut melonjaknya cakupanprovinsi disebabkan besarnya persentase BBLR yang dilaporkan oleh Kabupaten KolakaUtara dibandingkan dengan kabupaten lain. Terlepas dari anomali data Kolaka Utaratersebut, upaya penurunan angka BBLR di Sulawesi Tenggara perlu menjadi prioritas darilintas program terkait untuk menekan dan bila mungkin mengeliminasi kejadian BBLR diSulawesi Tenggara di masa mendatang, apalagi kasus-kasus gizi biasanya merupakanfenomena gunung es, di mana kasus yang tidak terlacak dan tidak ditemukan jauh lebihbesar dari kasus yang ditemukan dan dilaporkan. Catatan khusus untuk Kabupaten KonaweSelatan dengan kasus BBLR 0%, juga untuk Kabupaten Konawe Utara yang tidakmelaporkan data BBLRnya.

18,284,384,30

4,063,273,203,203,10

2,542,001,951,831,621,461,34

1,310,00-

0,00 5,00 10,00 15,00 20,00

Kolaka UtaraButon Utara

BombanaButon Selatan

ProvinsiMuna Barat

KolakaMuna

Buton TengahKolaka TimurKota Kendari

ButonWakatobi

Kota BaubauKonawe

Konawe KepulauanKonawe Selatan

Konawe Utara

Page 106:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

V Kesehatan Keluarga76

2. PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL

Neonatal dengan komplikasi adalah neonatal dengan penyakit dan atau kelainanyang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian, seperti asfiksia, ikterius, hipotermia,tentanus neonatorum, inspeksi/sepsis. Trauma lahir,BBLR (Berat Lahir <2.500 gram),sindroma gangguan pernafasan, dan kelainan kongenital maupun yang termasuk klasifikasikuning dan merah pada pemeriksaan dengan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)

Penanganan neonatal dengan komplikasi adalah penanganan terhadap neonatal sakitatau neonatal dengan kelainan atau komplikasi /kegawatdaruratan yang mendapatpelayanan sesuai standar oleh tenaga kesehatan terlatih baik dirumah, sarana pelayanankesehatan dasar maupun sarana pelayanan kesehatan rujukan.

Gambar berikut adalah gambar cakupan penanganan komplikasi neonatal dalamkurun waktu 4 tahun terakhir provinsi Sulawesi Tenggara.

GAMBAR 5.27CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2012 s.d 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016

Secara umum trend penanganan komplikasi neonatal di Sulawesi Tenggara padarentang waktu 5 tahun terakhir terlihat cukup baik dengan terus mengalami peningkatandari tahun ke tahun di mana pada tahun 2016 mengalami kenaikan yang cukup signifikan(35,95) atau naik 6 % dibandingkan tahun sebelumnya seperti ditunjukkan gambar 5.25.Untuk cakupan penanganan komplikasi neonatal berdasarkan kabupaten/kota dapat dilihatpada 5.26.

22,81 24,60 25,25

29,51

35,95

05

10152025303540

2012 2013 2014 2015 2016

Page 107:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 77

GAMBAR 5.28CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016

Secara keseluruhan cakupan rata-rata tahun 2016 naik sekitar 6% dibanding tahunsebelumnya. Terjadinya peningkatan cakupan penanganan komplikasi neonatal di tahun2016 hal ini menunjukkan kemampuan sarana pelayanan kesehatan dalam menanganikasus gawat darurat neonatal, yang kemudian ditindaklanjuti sesuai kewenangannya ataudirujuk ke tingkat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi. Namun jika merujuk pada targetRenstra Kemenkes tahun 2016 sebesar 80%, capaian tersebut masih jauh di bawah target,dari 17 kabupaten/kota, tercatat hanya Kabupaten Buton Selatan dan Kota Kendari yangtelah mencapai bahkan melampaui target, sedangkan kabupaten lainnya masih jauh dibawah target, sehingga masih diperlukan upaya berkesinambungan dari berbagai sisiuntuk mempercepat peningkatan cakupan penanganan komplikasi neonatal, baik dari segitenaga dalam bentuk peningkatan kompetensi tenaga kesehatan, peningkatan fasilitas,sarana dan prasarana, maupun dari segi pembiayaan, sehingga diharapkan dapat menekanjumlah kematian neonatal di Sulawesi Tenggara.

Gambar berikut ini adalah trend jumlah kematian neonatal selama 5 tahun terakhir diSulawesi Tenggara.

100,0083,49

49,9239,39

35,9535,80

31,4126,4026,04

21,5819,1519,12

18,0217,25

16,3514,38

8,450,00

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00

Buton SelatanKota Kendari

MunaKolaka

ProvinsiButon Utara

Konawe SelatanWakatobiBombana

Konawe KepulauanKonawe

Kolaka TimurKolaka Utara

BaubauButon Tengah

Muna BaratButon

Konawe Utara

Target Renstra 2016 = 80 %

Page 108:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

V Kesehatan Keluarga78

GAMBAR 5.29JUMLAH KEMATIAN NEONATAL

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2012 s.d 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016

Gambar di atas menunjukkan bahwa jumlah kematian neonatal (absolut) dalamkurun waktu 5 tahun terakhir mengalami fluktuasi dari 484 kasus di tahun 2012 menjadi332 kasus pad tahun 2016. Meskipun naik turun, secara umum jumlah kematian neonatalper tahunnya di Sulawesi Tenggara masih relatif tinggi. Bila diperbandingkan dengan trendAKN, trend jumlah kematian neonatal ini memiliki garis kecenderungan yang serupa yaituberfluktuasi, namun ada kecenderungan menurun.

Gambar berikut adalah gambaran Angka Kematian Neonatal (AKN) dalam setiap1000 kelahiran hidup di Sulawesi Tenggara untuk periode tahun 2012 – 2016.

484

390 427 406

332

0

100

200

300

400

500

600

2012 2013 2014 2015 2016

Page 109:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 79

GAMBAR 5.30ANGKA KEMATIAN NEONATAL (AKN) PER 1000 KELAHIRAN HIDUP

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2012 s.d 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016

Seperti pada grafik jumlah kematian neonatal, AKN/1000 kelahiran hidup jugamemiliki trend naik turun, namun secara umum lebih cenderung menurun, bahkan padatahun 2016 telah mencapai angka 7. Ini berarti bahwa pada tahun 2016 dalam setiap 1000kelahiran hidup terdapat 7 kematian neonatal. Bila dilihat garis trendnya, grafik estimasi diatas nampaknya memiliki kecenderungan yang sama dengan gambar 5.25 mengenaijumlah kematian bayi yang dilaporkan selama tahun 2012-2016, ini berarti sistempencatatan dan pelaporan kematian neonatal sudah semakin baik.

3. PELAYANAN KESEHATAN NEONATAL

Neonatal adalah bayi baru lahir yang berusia sampai dengan 28 har, dimana tejadiperubahan yang sangat besar dari kehidupan dalam rahim menjadi luar rahim. Bayi hinggausia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguankesehatan paling tinggi. Pada usian yang rentan ini berbagai masalah kesehatan bisamuncul. Tanpa penanganan yang tepat, bisa berakibat fatal. Beberapa upaya kesehatandilakukan untuk mengendalikan resiko pada kelompok ini diantaranya denganmengupayakan agar persalinan dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas layanankesehatan serta menjamin tersedianya pelayanan kesehatan sesuai standar padakunjungan bayi baru lahir.

Kunjungan neoanatal pertama (KN1) adalah cakupan pelayanan kesehatan bayi barulahir (umur 6 jam -48 jam) disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditanganisesuai standar oleh tenaga kesehatan terlatih diseluruh sarana pelayanan kesehatan.Pelayanan kesehatan yang diberikan saat kunjungan neonatal adalah pemeriksaan sesuaistandar Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) dan konseling perawatan bayi baru lahirtermasuk ASI eksklusif dan perawatan tali pusat. Selain KN1, indikator yangmenggambarkan pelayanan kesehatan bagi kesehatan bayi adalah Kunjungan Neonatal

16

1213

87

02468

1012141618

2012 2013 2014 2015 2016

Page 110:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

V Kesehatan Keluarga80

Lengkap yang mengharuskan agar setiap bayi baru lahir memperoleh pelayanan kunjunganneonatal minimal 3 kali, yaitu 1 kali pada 6-48 jam, 1 kali pada 3-71 hari dan 1 kali pada 8-28 hari.

Berikut ini adalah gambar cakupan kunjungan Neonatal pertama (KN1) danKunjungan Neonatal Lengkap dalam kurun waktu 43 tahun terakhir di Provinsi SulawesiTenggara.

GAMBAR 5.31CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL PERTAMA (KN1) DAN KUNJUNGAN NEONATAL LENGKAP

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2012 s.d 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016

Pada gambar di atas diketahui dalam kurun waktu 5 tahun terakhir cakupankunjungan neonatal peratama (KN1) dan kunjungan neonatal lengkap dari tahun 2012masing-masing mengalami trend naik turun (fluktuatif).

Meskipun naik turun, jika diambil nilai rata-rata dan dibandingkan dengan targetrencana strategi Kemenkes RI tahun 2013 khusus untuk cakupan KN-Lengkap sudahmencapai bahkan melebihi target Renstra yang sebesar 84%.

Berikut adalah cakupan KN1 menurut kabupaten/kota tahun 2016 di SulawesiTenggara.

98,11

88,29

93,75

91,4

99,1

95,01

86,02

91,5689,25

95,43

75

80

85

90

95

100

105

2012 2013 2014 2015 2016

KN1 KN-Lengkap

Page 111:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 81

GAMBAR 5.32CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL PERTAMA (KN1) MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016

Gambar 5.28 menunjukkan bahwa jika dibandingkan dengan target RenstraKemenkes RI untuk cakupan KN1 sebesar 90%, maka secara umum Sulawesi Tenggarasudah mencapai target dengan capaian sebesar 99.10%. Untuk tingkat kabupaten/kota,hanya 1 kabupaten yang belum mencapai standar Renstra yakni Kabupaten Buton Utara(82,54%). Beberapa kabupaten yang telah mencapai 100% atau lebih disebabkanpenentuan sasaran dengan menggunakan angka proyeksi atau estimasi tidak selalu tepatsama dengan angka riil di lapangan, dalam hal ini sasaran riil lebih besar dari sasaranproyeksi, sehingga capaian program berada di atas 100%.

Cakupan KN1 di kabupaten/kota yang relatif tinggi ini diharapkan dapat menurunkanangka kematian neonatal maupun kematian bayi di Sulawesi Tenggara, sekaligusmeningkatkan derajat kesehatan ibu, bayi dan anak dalam proses pertumbuhanselanjutnya.

Indikator berikutnya yang menggambarkan pelayanan kesehatan bayi adalahKunjungan Neonatal Lengkap (KN Lengkap). Cakupan KN Lengkap untuk kabupaten/kotadapat dilihat pada gambar berikut.

103,24101,37100,87

100,0099,8699,8699,7999,4799,4299,3399,1499,1098,9598,1698,03

96,2995,41

82,54

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00

Konawe KepulauanButon

Buton SelatanKonawe Selatan

KendariBombana

KolakaKolaka UtaraKolaka Timur

WakatobiButon Tengah

ProvinsiMuna

BaubauKonawe Utara

Muna BaratKonawe

Buton Utara

Target Renstra : 2016= 90 %

Page 112:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

V Kesehatan Keluarga82

GAMBAR 5.33CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL LENGKAP MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016

Cakupan KN lengkap tahun 2016, tercatat hanya 1 kabupaten/kota yang belummencapai target Renstra yakni Konawe Kepulauan, hanya saja gap yang ada dengankabupaten lain terlampau besar sehingga perlu diteliti apakah ada miss reporting/underreporting data dari Dinkes Kabupaten Konawe kepulauan. Secara nasional cakupankunjungan neonatal lengkap Provinsi Sulawesi Tenggara sudah mencapai target yakni95,43%, hal ini diyakini berpengaruh terhadap jumlah kematian neonatal yang tiap tahunmengalami penurunan.

4. PELAYANAN KESEHATAN BAYI/BALITA

Pelayanan kesehatan bayi termasuk salah satu dari beberapa indikator yang bisamenjadi ukuran keberhasilan upaya peningkatan kesehatan bayi dan balita. Pelayanankesehatan pada bayi ditujukan pada usia 29 hari sampai dengan 11 bulan denganmemberikan pelayanan kesehatan sesuai standar oleh tenaga kesehatan yang memilikikompetensi klinis kesehatan (dokter, bidan dan perawat), minimal 4 kali, yaitu pada hari29 hari – 2 bulan, 3-5 bulan dan 9 – 12 bulan sesuai standar di satu wilayah.

Pelayanan ini terdiri dari penimbangan berat badan, pemberian Imunisasi DasarLengkap, pemberian vitamin A pada bayi, penyuluhan perawatan kesehatan bayi sertapenyuluhan ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI dan lain-lain.

100,7499,0798,9198,9098,8398,13

97,1796,6596,2395,43

94,3494,11

92,9391,9191,86

89,113,24

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00

ButonButon Selatan

Kolaka UtaraKendari

Konawe SelatanButon Utara

KolakaWakatobi

MunaProvinsi

Muna BaratButon TengahKonawe Utara

KonaweBaubau

Kolaka TimurKonawe Kepulauan

Target Renstra : 2016=84%

Page 113:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 83

Berikut adalah gambar cakupan pelayanan kesehatan bayi menurut kabupaten/kotadi Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2016.

GAMBAR 5.34PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016

Bila mengacu pada target renstra Pelayanan Kesehatan Bayi (90%), pada tahun 2016di Sulawesi Tenggara hanya ada 3 kabupaten yang berhasil memenuhi target tersebutyakni Buton Tengah, Buton Selatan dan Wakatobi. 14 kabupaten lainnya masih belummencapai target, termasuk capaian rata-rata provinsi sebesar 78,22%, yang selain masihdi bawah target, juga menurun dibanding tahun sebelumnya (85,70%). Rendahnyacakupan pelayanan kesehatan pada bayi di beberapa kabupaten/kota kemungkinan karenatidak tuntasnya pelayanan yang diberikan kepada bayi, rata-rata kunjungan ke posyanduhanya sampai pada bayi usia 9 bulan atau setelah pemberian imunisasi campak.

Pelayanan kesehatan bayi salah satu tujuannya adalah menekan jumlah kematianbayi. Tinggi rendahnya jumlah kematian bayi tidak bisa dilepaskan dari berhasil atautidaknya program Pelayanan Kesehatan Bayi. Berikut ini adalah jumlah kematian bayidalam kurun waktu lima tahun terakhir di Sulawesi Tenggara.

96,2494,6294,24

89,9689,8687,3

86,4785,89

81,478,22

77,3874,8874,16

70,3660,5

40,9130,07

0 20 40 60 80 100 120

Buton TengahButon Selatan

WakatobiKolaka Utara

KendariKonawe

Konawe SelatanBombana

ButonProvinsiBaubau

Konawe UtaraMuna Barat

KolakaMuna

Buton UtaraKolaka Timur

Target Renstra : 2016= 90%

Page 114:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

V Kesehatan Keluarga84

GAMBAR 5.35JUMLAH KEMATIAN BAYI

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2012 s.d 2016

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016

Data yang ada menunjukkan adanya trend penurunan jumlah kematian bayi dalamkurun waktu 5 tahun terakhir di Sulawesi Tenggara, meskipun sempat mengalami sedikitkenaikan di tahun 2013 namun kemudian terus turun pada tahun-tahun berikutnyaterutama tahun 2016 yang menurun signifikan menjadi 153 kasus. Berikut ini adalahkecenderungani Angka Kematian Bayi (AKB) dalam 1.000 kelahiran hidup di SulawesiTenggara periode tahun 2012-2016.

GAMBAR 5.36ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2012 s.d 2016

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA; 2016

Estimasi Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 Kelahiran Hidup pada 3 tahun terakhirterus menurun. AKB pada tahun 2016 adalah 3 per 1000 Kelahiran Hidup yang berartidalam setiap 1000 kelahiran hidup di Sulawesi Tenggara terdapat rata-rata 3 kematianbayi. Bila dibandingkan dengan grafik jumlah kematian bayi untuk periode waktu yangsama (gambar 5.33), tampak bahwa grafik AKB di atas konsisten atau memiliki polakecenderungan yang sama, ini berarti sistem pencatatan dan pelaporan sudah berjalan

209 211

172157 153

50

100

150

200

250

2012 2013 2014 2015 2016

7 7

5

3 3

012345678

2012 2013 2014 2015 2016

Page 115:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 85

298308

270

233 241

100

150

200

250

300

350

2012 2013 2014 2015 2016

dengan baik. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup menurutkabupaten/kota tahun 2016 dapat dilihat pada gambar berikut.

GAMBAR 5.37ANGKA KEMATIAN BAYI PER 1000 KELAHIRAN HIDUP MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016

Setelah bayi, indikator utama berikutnya adalah kesehatan balita. Indikator terhadappelayanan kesehatan terhadap balita dapat dilihat antara lain dari jumlah kematian balitamaupun Angka Kematian Balita (AKABA) dalam kurun waktu tertentu. Gambaran kematianbalita 5 tahun terakhir Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada gambar berikut.

GAMBAR 5.38JUMLAH KEMATIAN BALITA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2012 - 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016

107

5555

4444

32222

11

0

0 2 4 6 8 10 12

Muna BaratWakatobi

Buton SelatanBombana

Kolaka TimurKonawe Utara

ButonMuna

Buton UtaraButon Tengah

ProvinsiBaubauKolaka

Konawe SelatanKolaka Utara

KendariKonawe

Konawe Kepulauan

Page 116:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

V Kesehatan Keluarga86

Jumlah kematian balita selama 5 tahun terakhir cenderung menurun, bila pada tahun2012 terdapat 298 kasus kematian balita, pada tahun 2016 turun menjadi 241 kasus. Datadibawah ini menggambarkan jumlah kasus kematian balita berdasarkan kabupaten/kotayang terjadi pada tahun 2016.

GAMBAR 5.39JUMLAH KEMATIAN BALITA MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016

Data di atas menunjukkan kematian balita di kabupaten/kota masih relatif tinggidengan rata-rata di atas 10 kasus. Secara absolut angka tersebut relatif kecil, tapi biladiproporsikan dengan jumlah balita pada masing-masing kabupaten tersebut, maka jumlahtersebut cukup signifikan.

Berikut ini adalah estimasi Angka Kematian Balita (AKABA) untuk tiap 1.000 kelahiranhidup di Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.

>20

Page 117:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 87

GAMBAR 5.40ANGKA KEMATIAN BALITA (AKABA) PER 1000 KELAHIRAN HIDUP

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2012 – 2016

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016

Angka Kematian Balita (AKABA) per 1.000 kelahiran hidup selama kurun waktu 5tahun terakhir cenderung mengalami penurunan. Untuk tahun 2016 masih ada 4 - 5kematian balita per 1000 kelahiran hidup, ini berarti untuk setiap 1000 kelahiran hidupterdapat 5 kematian balita. Grafik estimasi AKABA ini bila dikomparasi dengan grafikjumlah kematian balitai yang dilaporkan pada periode yang sama (gambar 5.36) memilikipola kecenderungan yang sama, ini berarti data yang dilaporkan telah cukup konsisten.Bila dibandingkan dengan target MDG’s 2016 untuk AKABA maksimal sebesar 32 per 1000KH (angka nasional) maka di Sulawesi Tenggara sudah mencapai target.

5. CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

Menyusui sejak dini mempunyai dampak positif baik bagi ibu maupun bayinya, bagibayi kehangatan saat menyusu menurunkan resiko kematian karen hypothermia(kedinginan), selain itu juga, bayi memperoleh bakteri tak berbahaya dari ibu,menjadikannya lebih kebal dari bakteri lain di lingkungan. Dengan kontak pertama, bayimemperoleh kolostrum, yang penting untuk kelangsungan hidupnya. Sedangkan manfaatbagi ibu menyusu adalah menyusui dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas karenaproses menyusui akan merangsang kontraksi uterus sehingga mengurangi perdarahanpasca melahirkan.

Hasil Riskesdas 2013 menggambarkan bahwa persentase proses mulai mendapat ASIkurang dari satu jam pada anak umur 0-23 bulan di Provinsi Sulawesi Tenggara tertinggi diKota Baubau sebesar 73,2% dan terendah di Wakatobi sebesar 16,3%.

10 109

5 5

0

2

4

6

8

10

12

2012 2013 2014 2015 2016

Page 118:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

V Kesehatan Keluarga88

GAMBAR 5.41CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2012 s.d 2016

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016

Angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Sulawesi Tenggara cenderungfluktuatif, peningkatan signifikan dilaporkan pada tahun 2015 dengan cakupan 54,15 %,atau naik sebesar 21,25 % dari tahun sebelumnya, namun di tahun 2016 kembali turunmenjadi 46,63%. Capaian yang fluktuatif mengindikasikan belum bakunya programpeningkatan cakupan ASI Ekslusif yang dilakukan oleh program teknis terkait.

Faktor lain yang menyebabkan rendahnya cakupan ASI eksklusif antara lainkebiasaan atau budaya masyarakat setempat yang cenderung menyapih terlalu dinidengan beragam alasan, belum maksimalnya kegiatan sosialisasi dan advokasi terkaitpemberian ASI, belum semua rumah sakit melaksanakan 10 langkah menuju keberhasilanmenyusui, kurangnya kepedulian tenaga kesehatan untuk berpihak pada pemenuhan hakbayi untuk mendapat ASI, tenaga konselor ASI yang masih kurang, maupun karenapencatatan dan pelaporan yang tidak lengkap dari fasilitas kesehatan.

Berikut adalah gambar capaian pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan menurutkabupaten/kota tahun 2016.

50,90

34,19 32,90

54,1546,63

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

2012 2013 2014 2015 2016

Page 119:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 89

GAMBAR 5.42CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BAGI BAYI 0-6 BULAN MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016

Cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di Provinsi SulawesiTenggara belum mencapai target (85%). Capaian ASI eksklusif baru mencapai 54,15%,meski naik signifikan dari tahun sebelumnya, namun masih jauh dibandingkan dengantarget nasional. Tercatat hanya Kabupaten Kolaka Utara yang mampu mencapai targettersebut dengan capaian 85,79%.

6. CAKUPAN PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A BALITA

Upaya perbaikan gizi juga dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakanbanyak mengalami kekurangan vitamin A. Pencegahan kekurangan vitamin A dilakukanmelalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan Balita yang diberikansebanyak 2 kali dalam satu tahun (Februari dan Agustus) dan pada ibu nifas diberikan 1kali.

Vitamin A adalah salah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh yang bergunauntuk meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) dan kesehatan mata. Anak yangmenderita kurang vitamin A, lebih mudah terserang campak, diare atau penyakit infeksilain, dan pada tingkat lanjut dapat mengakibatkan kematian.

Kekurangan vitamin A untuk jangka waktu lama dapat mengkibatkan terjadinyagangguan pada mata dan bila tidak segera mendapat vitamin A akan mengakibatkankebutaan. Cakupan pemberian vitamin A di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2012 – 2016ditunjukkan pada gambar berikut.

85,7966,70

65,6965,11

61,1560,65

57,7756,99

54,1551,57

49,5142,51

40,9138,9838,50

32,3330,68

28,71

0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00

Kolaka UtaraKolaka Timur

KendariKonawe Selatan

Buton TengahKonawe

ButonBombana

ProvinsiKonawe Utara

Konawe KepulauanWakatobi

Buton UtaraKolaka

BaubauMunaButonMuna

Page 120:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

V Kesehatan Keluarga90

GAMBAR 5.43CAKUPAN PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2012 s.d 2016

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2016

Seperti yang ditunjukan gambar di atas, secara umum cakupan pemberian kapsulvitamin A dala 5 tahun terakhir mengalami peningkatan. Penurunan hanya terjadi padatahun 2014, hal ini lebih karena adanya penetapan sasaran program yang tidak konsistenpada tahun tersebut, khususnya sasaran bayi dan balita. Berikut ini adalah distribusicakupan pemberian Kapsul Vitamin A menurut Kabupaten/Kota Tahun 2016.

GAMBAR 5.44CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BALITA MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2016

73,93 74,2

72,98

78,39

80,24

68

70

72

74

76

78

80

82

2012 2013 2014 2015 2016

97,0694,8494,3994,08

90,9690,1290,0189,26

87,8483,4683,3483,26

81,8381,40

80,3978,39

71,3621,56

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00

Kolaka timurKonawe Kepulauan

KolakaBaubau

Buton SelatanButon

WakatobiKonawe utara

KonaweButon Utara

Kolaka UtaraMuna Barat

Buton TengahBombana

KendariProvinsi

MunaKonawe Selatan

Page 121:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 91

Hasil distribusi kapsul vitamin A tahun 2016 di Sulawesi Tenggara cukup baik,dengan 15 kabupaten/kota mencapai hasil di atas 80%. Rata-rata provinsi sendirimencapai 78,39%, rendahnya rata-rata provinsi ini disebabkan anjloknya capaianKabupaten Konawe Selatan dengan hanya mencapai hasil 21,56%. Rendahnya cakupan diKabupaten Konawe Selatan perlu dicermati lebih jauh agar dapat diidentifikasipenyebabnya. Ada beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab antara lainpencatatan/pelaporan yang kurang cermat, kuranatau masih rendahnya kegiatan sweepingVitamin A, atau kurangnya sosialisasi tentang pemberian kaspsul Vitamin A kepadamasyarakat.

7. IMUNISASI

Program Imunisasi merupakan salah satu upaya untuk melindungi pendudukterhadap penyakit tertentu yang diberikan pada populasi yang dianggap rentan terjangkitpenyakit menular, yaitu bayi, anak usia sekolah, Wanita usia Subur dan ibu hamil.

UCI adalah gambaran suatu desa/kelurahan dimana >80% dari jumlah bayi (0-11)bulan yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap. PencapaianUniversal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan cakupan imunisasi secaralengkap pada sekelompok bayi. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayahtertentu, berarti dalam wilayah tersebut tergambarkan besarnya tingkat kekebalanmasyarakat atau bayi (herd immunity) terhadap penularan penyakit yang dapat dicegahdengan imunisasi (PD3I).

Berikut adalah gambaran desa/kelurahan UCI Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012s.d 2016 ditunjukkan pada gambar 5.41.

GAMBAR 5.45CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI)

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2012 s.d 2016

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Imunisasi Tahun 2016

Cakupan desa UCI selama 5 tahun terakhir masih berfluktuatif, meskipun secaraumum meningkat dari 75,36% di tahun 2012 menjadi 82,87% pada tahun 2016. Jika

75,36

60,59

85,37 82,38 82,87

0

20

40

60

80

100

2012 2013 2014 2015 2016

Page 122:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

V Kesehatan Keluarga92

dibandingkan dengan cakupan tahun lalu maka tahun 2016 relatif tetap. Hasil ini dapatdikatakan cukup baik, namun masih perlu terus ditingkatkan agar dapat mencakup selurhdesa/kelurahan di Sulawesi Tenggara.

Distribusi cakupan desa/kelurahan UCI menurut menurut Kabupaten/kota Tahun2016 dapat dilihat pada gambar 5.44.

GAMBAR 5.46CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Imunisasi Tahun 2016

Berdasarkan target Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2016, persentase desaUCI Sulawesi Tenggara belum mencapai target dimaksud karena baru mencapai 82,87%,sedikit di atas capaian tahun 2015 sebesar 82,38%. Meskipun secara rata-rata provinsibelum mencapai target, tapi setidaknya ada 3 kabupaten yang telah mencapai target yaituButon Tengah, Konawe Utara, dan Kota Kendari. Rendahnya cakupan Desa/Kelurahan UCIdisebabkan sistem pencatatan dan pelaporan yang tidak lengkap dari puskemas, kondisiwilayah yang sulit sehingga pada kondisi tertentu ada sebagian bayi tidak mendapatkanimunisasi dasar lengkap, faktor lainnya adalah keyakinan tertentu dan budaya setempatyang tidak mendukung imunisasi pada bayi.

98,4497,4096,60

90,2190,1189,4789,0088,37

86,6784,88

82,8781,9581,72

78,9576,35

74,3470,83

51,43

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00

Kota KendariButon TengahKonawe Utara

BombanaButon Utara

ButonWakatobi

BaubauKolaka

Muna BaratProvinsi

Kolaka UtaraKonawe Selatan

Kolaka TimurKonawe

MunaKonawe Kepulauan

Buton Selatan

Target Renstra : 2016= 95%

Page 123:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 93

a. Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi

Setiap bayi wajib mendapatkan lima Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) yang terdiri dari: 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis polio, 3 dosis hepatitis B dan 1 dosis campak. Dari kelima imunisasi dasar lengkap yang diwajibkan tersebut, campak merupakan imunisasi yangmendapat perhatian serius dari pemerintah, karena campak merupakan salah satupenyakit yang sering jadi penyebab kematian balita.

GAMBAR 5.47PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Imunisasi Tahun 2016

Rata-rata cakupan imunisasi campak Sulawesi Tenggara mencapai 90,31%,meningkat signifikan dibanding tahun lalu (70,90%), angka ini sudah mencapai target yangditetapkan yakni 90%. Untuk tingkat kabupaten, tercatat hanya 6 kabupaten yang belummencapai target, dengan capaian terendah dilaporkan oleh Muna Barat yang hanyamencapai 72,14%. Rendahnya cakupan imunisasi campak di beberapa kabupaten tersebutdisebabkan pencatatan dan pelaporan yang tidak lengkap, sosialisasi dan advokasi yangkurang optimal, serta tidak optimalnya peran lintas sektor maupun stake holder.

Selain imunisasi campak, bayi juga wajib diberikan imunisasi lainnya yang dikenaldengan Imunisasi Dasar Lengkap. Berikut adalah gambar cakupan Imunisasi DasarLengkap (IDL) pada bayi menurut kabupaten/kota tahun 2016.

103,6599,41

96,9496,42

94,2994,2093,8893,5293,4692,99

90,7690,31

83,8283,01

81,8380,6180,26

72,14

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00

KendariKonawe Kepulauan

Buton UtaraBombana

KolakaBaubau

Konawe UtaraKolaka UtaraKolaka Timur

ButonWakatobi

ProvinsiKonawe

Buton SelatanKonawe Selatan

MunaButon Tengah

Muna Barat

Target Renstra : 2016= 90%

Page 124:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

V Kesehatan Keluarga94

GAMBAR 5.48PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI DASAR LENGKAP MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Imunisasi Tahun 2016

Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) Silawesi Tenggara tahun 2016 sebesar85,47%, meskipun masih di bawah target (90%), namun jika dilihat berdasarkankabupaten/kota tercatat 9 kabupaten yang telah mencapai target, naik signifikan dibandingtahun sebelumnya yang hanya 3 kabupaten.

8. PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA

Pelayanan kesehatan adalah pelayanan yang diberikan pada anak yang berada padakisaran umur 12 sampai dengan 59 bulan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan denganmemperoleh :

1. Pelayanan pemantauan pertumbuhab minimal 8 kali setahun (Penimbanganberat badan dn pengukuran tinggi badan minimal 8 kali dalam setahun)

2. Pemberian Vitamin A dua kali dalam setahun yakni setiap bulan Februari danAgustus

3. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Balita minimal 2 kalidalam setahun

4. Pelayanan Anak Balita Sakit sesuai standar menggunakan Manajemen TerpaduBalita Sakit (MTBS)

Capaian indikator pelayanan kesehatan anak balita pada tahun 2016 ProvinsiSulawesi Tenggara mencapai 65.11%, naik sekitar 7% dibanding tahun lalu, secara umum

97,1095,76

94,5393,4692,8292,6992,18

91,3091,15

86,0285,4784,80

80,2680,00

78,9473,6873,05

70,52

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00

Kolaka TimurBombana

Kolaka UtaraKolaka

Konawe KepulauanKonawe Utara

Buton UtaraBaubau

ButonKendariProvinsi

WakatobiButon Tengah

MunaKonawe Selatan

KonaweButon Selatan

Muna Barat

Target Renstra : 2016= 90%

Page 125:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 95

angka ini masih rendah. Ini berarti pula belum mencapai target Renstra KementerianKesehatan Tahun 2016 yang sebesar 85%. Distribusi pelayanan berdasarkankabupaten/kota dapat dilihat pada gambar 5.45.

GAMBAR 5.49CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Imunisasi Tahun 2016

Yang menjadi catatan adalah bukan hanya rataan provinsi yang masih relatif rendah,tetapi juga margin capaian kabupaten tertinggi dan terendah yang terpaut cukup jauh,karena ini bisa mengindikasikan perbedaan komitmen dan prioritas program olehkabupaten/kota dalam hal pengingkatan pelayanan kesehatan anak balita. Namundemikian terjadi peningkatan jumlah kabupaten yang mencapai target dari tahunsebelumnya hanya 1 kabupaten, tahun 2016 menjadi 5 kabupaten/kota. Pelayanankesehatan anak balita memang belum menjadi prioritas bagi orang tua balita di pedesaan,rata-rata mereka berkurang atensinya untuk berkunjung ke posyandu setelah putra-putrinya mendapat imunisasi lengkap atau kapsul vitamin A.

9. PELAYANAN KESEHATAN PADA SISWA SD DAN SETINGKAT

Anak usia sekolah merupakan sasaran yang strategis untuk pelaksanaan programkesehatan. Sasaran dari pelaksanaan kegiatan ini diutamakan untuk siswa SD/sederajatkelas 1 melalui penjaringan kesehatan terhadap murid SD/MI kelas 1.

Kegiatan Penjaringan kesehatan dimaksud terdiri dari :

95,5995,09

88,5887,66

85,4472,16

70,4365,11

60,4559,99

55,6849,3448,42

45,8038,96

35,2510,990,00

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00

WakatobiKendari

Buton selatanKonawe Selatan

MunaKolaka Utara

KonaweProvinsi

Konawe KepulauanBombana

BaubauKolaka

Buton TengahButon Utara

Kolaka TimurButon

Muna BaratKonawe Utara

Target Renstra : 2016= 85%

Page 126:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

V Kesehatan Keluarga96

- Pemeriksaan kebersihan perorangan (rambur, kulit dan kuku)- Pemeriksaan status gizi melalui pengukuran antropometri- Pemeriksaan ketajaman indra (penglihatan dan pendengaran)- Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut- Pemeriksaan Laboratorium untuk anemia dan kecacingan- Pengukuran kebugaran jasmani- Deteksi Dini masalah mental emosionalPenjaringan kesehatan dinilai dengan menghitung persentase SD/MI yang melakukan

penjaringan kesehatan terhadap seluruh SD/MI yang menjadi sasaran penjaringan.Cakupan penjaringan kesehatan Siswa SD dan setingkat di Provinsi Sulawesi

Tenggara tahun 2016 telah mencapai 96,77%, naik hampir 20% dibanding tahunsebelumnya. Hasil ini dapat dikatakan telah mencapai target renstra kementeriankesehatan tahun 2016. Cakupan pelayanan kesehatan (penjaringan) bagi siswa SD/MImenurut Kabupaten/Kota tahun 2016 dapat dilihat pada gambar 5.48

GAMBAR 5.50CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT

MENURUT KABUPATEN/KOTAPROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016

Penjaringan siswa SD dan setingkat di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016mencapai 77,59%. Dua kabupaten bahkan telah memiliki cakupan 100% yaitu KabupatenButon Utara dan Baubau, sedangkan dua kabupaten lain belum melaksanakan kegiatanpenjaringan yaitu Konawe Kepulauan dan Muna Barat

119,51100,00100,00

99,8096,77

95,2794,3693,5292,83

90,4789,84

83,4082,21

68,7567,2766,63

61,690,00

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00 140,00

Buton UtaraKonawe UtaraButon SelatanButon Tengah

ProvinsiButon

KendariBombana

MunaKolaka

Konawe SelatanBaubau

Kolaka TimurKonawe Kepulauan

Kolaka UtaraMuna Barat

WakatobiKonawe

Page 127:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 97

C. STATUS GIZI

1. STATUS GIZI PADA BALITA

Salah satu indikator kesehatan yang dinilai dalam pencapaian MDG’s adalah statuskesehatan Balita. Status gizi anak balita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dantingg badan (TB)

Menurut Riskesdas 2013 status gizi balita dikategorikan dalam hal ; Gizi buruk, gizikurang, gizi baik, gizi lebih, sangat pendek, pendek, normal, sangat kurus, kurus, normaldan gemuk. Berdasarkan hasil Riskesdas 2013 nilai tertinggi gizi baik Provinsi SulawesiTenggara sebesar 72,2%, gizi kurang sebesar 15,9%, gizi buruk 8,0% dan gizi lebihsebesar 3,9%. Gizi baik tertinggi terdapat di Kabupaten Wakatobi yakni sebesar 94,40%dan terendah di Buton sebesar 64,1%. Gizi kurang tertinggi ditemukan di Muna sebesar20,4% dan terendah di Wakatobi sebesar 3,9%. Gizi Buruk tertinggi terdapat di Butonyakni sebesar 14,7% dan terendah di Wakatobi yakni hanya mencapai 0,2%. Gambarberikut ini adalah jumlah kasus Gizi Buruk Provinsi Sulawesi Tenggara dalam 5 tahunterakhir.

GAMBAR 5.51JUMLAH KASUS GIZI BURUK PADA BALITA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2012 s.d 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2016

Jumlah kasus gizi buruk di provinsi Sulawesi Tenggara dalam 5 tahun terakhirmengalami penurunan, jika tahun 2012 ditemukan 385 kasus, maka pada tahun 2016tinggal 279 kasus, namun meningkat dari tahun lalu. Penurunan secara umum kasus giziburuk ini disebabkan karena kegiatan sweeping/pelacakan dan penanganan terhadap kasusgizi buruk semakin baik dari tahun ke tahun, melalui peningkatan kapasitas petugaspelaksana Pemantauan Status Gizi (PSG), sosialisasi dan advokasi gerakan nasional sadargizi yang tiap tahun dilaksanakan baik di sarana fasilitas kesehatan (puskesmas, polindesdan posyandu), juga di institusi pendidikan (SD/MI, SMP dan SMA).

385333

250 245 279

-

100

200

300

400

500

2012 2013 2014 2015 2016

Page 128:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

V Kesehatan Keluarga98

GAMBAR 5.52SEBARAN KASUS GIZI BURUK PADA BALITA MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2016

Gambar di atas menunjukkan tidak ada wilayah di Sulawesi Tenggara yang bebasdari kasus gizi buruk, bahkan rata-rata berada di atas 20 kasus gizi buruk, denganKabupaten Bombana dan Buton memiliki jumlah kasus tertinggi. Dalam upaya penanganangizi buruk, program gizi memiliki kriteria bahwa 1 kasus gizi buruk di suatu daerah sudahdapat dikategorikan ke dalam Kejadian Luar Biasa (KLB) Gizi Buruk. Mengacu pada kriteriaini, maka pada tahun 2016 di seluruh wilayah Sulawesi Tenggara telah terjadi KLB gizi.Banyak faktor yang dapat menyebabkan munculnya kasus gizi buruk, namun secara umumdisebabkan oleh kondisi ekonomi dan daya beli yang rendah, sebab lain adalah akses kepelayanan kesehatan terutama kunjungan ke posyandu sangat rendah, faktor pengetahuanorang tua dan sosial budaya setempat juga berpengaruh meskipun kecil. Sebagai catatanbahwa semua kasus gizi buruk yang ditemukan telah mendapat penanganan.

>20

Page 129:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 99

2. CAKUPAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU (D/S)

Cakupan penimbangan Balita di posyandu (D/S) merupakan indikator yang berkaitandengan cakupan pelayanan gizi pada Balita, cakupan pelayanan kesehatan dasar khususnyaimunisasi serta penanganan prevalnsi gizi kurang pada balita. Semakin tinggi D/Sseyogyanya semakin tinggi pula cakupan Vitamin A, semakin tinggi imunisasi dan diharapkansemakin rendah prevalensi gizi kurang.

Berdasarkan profil kabupaten/kota tahun 2016 dari jumlah Balita yang dilaporkansebanyak 269.807 Balita terdapat 191.735 Balita yang ditimbang (71.06%) dengan cakupantertinggi di Wakatobi sebesar 96.10% dan yang terendah di Kolaka Timur hanya mencapai48.34%.

Indikator D/S menggambarkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan programperbaikan gizi melalui kegiatan pemantauan pertumbuhan di Posyandu. Berdasarkan hasilProfil Kesehatan Kabupaten/Kota menjelaskan bahwa pencapaian indikator ini dari tahun2012 – 2016 dapat dilihat pada gambar berikut.

GAMBAR 5.53CAKUPAN PENIMBANGAN PADA BALITA DI POSYANDU (D/S)

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2012 s.d 2016

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2016

Trend cakupan penimbangan balita (D/S) di Provinsi Sulawesi Tenggara dalam kurunwaktu 5 tahun terakhir tampak mengalami fluktuasi namun ada kecenderungan meningkat,dari tahun 2012 cakupan D/S bisa mencapai 67,4%, dan pada tahun 2016 telah mencapai71.06%. Dari trendline yang ada dapat disimpulkan bahwa belum ada upaya atauterobosan baru untuk meningkatkan cakupan penimbangan balita di wilayah masing-masing, sehingga hasil cakupan pertahunnya hanya menunjukan peningkatan yang terlalusignifikan.

67,4

64,47

70,91 70,03

71,06

60

62

64

66

68

70

72

2012 2013 2014 2015 2016

Page 130:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

V Kesehatan Keluarga100

GAMBAR 5.54CAKUPAN PENIMBANGAN BALITA (D/S) MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2016

Rata-rata cakupan D/S Provinsi Sulawesi Tenggara adalah 71,06%, sedikit di atascakupan tahun lalu tapi hasil ini masih di bawah target, tapi tidak lagi terpaut jauh, 4kabupaten sudah berhasil mencapai target yaitu Kabupaten Buton dan Kolaka Utara, ButonUtara dan Wakatobi. Ke depan diharapkan cakupan penimbangan balita dapat terusditingkatkan, terutama di daerah-daerah dengan cakupan penimbangan yang rendah,untuk itu revitalisasi posyandu dan pemanfaatan dana BOK dapat lebih dioptimalkan.

96,1087,91

81,6581,64

78,9978,27

74,6871,06

69,9169,3768,49

66,4466,39

65,2464,84

63,0057,83

48,34

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00

WakatobiKolaka Utara

ButonButon Utara

BombanaKendariKolaka

ProvinsiKonawe

Konawe UtaraMuna Barat

Buton TengahButon Selatan

Konawe KepulauanMuna

Konawe SelatanBaubau

Kolaka Timur

Page 131:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 101

Bab 6 berisi pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan. Data mengenaipengendalian penyakit terdiri atas penyakit menular dan penyakit tidakmenular, sedangkankesehatan lingkungan terdiri atas air minum yang layak, STBM, dan PHBS. Situasi penyakitdan kondisi kesehatan lingkungan merupakan indikator dalam menilai derajat kesehatan suatumasyarakat.

A. PENGENDALIAN PENYAKIT

Selain membahas pengendalian penyakit yang menjadi prioritas pembangunankesehatan, pada sub bab ini juga dibahas mengenai penyakit yang belum dapat dieliminasi diSulawesi Tenggara.

I. PENYAKIT MENULAR

a. Tuberkulosis ParuTuberkulosis, lebih dikenal sebagai TBC, merupakan penyakit menular yang disebabkan

oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebar melalui droplet orangyang telah terinfeksi basil tuberkulosis.

Beban penyakit yang disebabkan oleh tuberkulosis dapat diukur dengan casenotification rate (CNR) dan prevalensi (didefinisikan sebagai jumlah kasus tuberkulosis padasuatu titik waktu tertentu) dan mortalitas/kematian (didefinisikan sebagai jumlah kematianakibat tuberkulosis dalam jangka waktu tertentu).

1. Kasus Baru BTA PositifPada tahun 2016 di Sulawesi Tenggara ditemukan 3.105 kasus baru BTA positif

(BTA+), menurun dibandingkan tahun 2015 dengan 3.268 kasus. Seperti trend yang terjadipada tahun-tahun sebelumnya, penemuan kasus baru tertinggi yang dilaporkan masih berasaldari 3 kabupaten yaitu Kabupaten Muna, Konawe dan Kota Kendari. Jumlah kasus baru di tigakabupaten tersebut mencapai ˃50% dari keseluruhan kasus baru BTA+ di Sulawesi Tenggara.

Berdasarkan jenis kelamin, seperti tahun sebelumnya, rata-rata kasus baru BTA+ padalaki-laki lebih tinggi daripada perempuan dengan 59% berbanding 41%. Secara rata-rataprovinsi, di hampir semua kabupaten jumlah penderita laki-laki lebih tinggi.

Dalam kasus TB anak, khususnya pada kelompok umur 0-14 tahun, jumlah kasus yangditemukan di Sulawesi Tenggara sebesar 0,79% dari seluruh kasus TB (tahun 2015; 1%),

6 PENGENDALIAN PENYAKIT&

KESEHATAN LINGKUNGAN

Page 132:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan102

meskipun proporsi tersebut tampak kecil, tapi masih berada sedikit di atas proporsi nasionaltahun 2016 yang hanya sebesar 0,7%, namun demikian trendnya makin mendekati angkanasional. Jumlah seluruh kasus baru BTA di Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada gambar 6.1.

GAMBAR 6.1.JUMLAH KASUS BARU BTA+ MENURUT KABUPATEN KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016

Data yang ada menunjukkan bahwa jumlah kasus baru BTA+ tertinggi rata-rata terjadidi kabupaten/kota yang berpenduduk besar, ini menunjukan bahwa kejadian kasus baru BTA+di Sulawesi Tenggara tidak merujuk pada karakteristik wilayah tertentu, tapi lebih kepadabesar kecilnya jumlah penduduk, ini berarti pula bahwa proporsi kasus BTA+ di masyarakatrelatif merata di semua kabupaten/kota.

2. Proporsi Pasien Baru BTA Positif Dari Semua Kasus TB

Proporsi pasien baru BTA+ dari semua kasus Tb menggambarkan prioritas penemuanpasien Tb yang menular di antara seluruh pasien Tb paru yang diobati. Dalam usahamengeliminir kasus Tb paru, angka ini diharapkan tidak lebih rendah dari 65%. Apabilaproporsi pasien baru BTA+ di bawah 65% maka hal itu menunjukan mutu diagnosis yangrendah dan kurang memberikan prioritas untuk menemukan pasien yang menular (pasienBTA+).

Proporsi pasien baru BTA+ dari seluruh kasus Tb di Sulawesi Tenggara dari tahun ketahun sudah cukup baik. Pada tahun 2015 proporsi Sulawesi Tenggara sudah mencapai 89%,sementara pada tahun 2016 capaian rata-rata dari kabupaten/kota menurun menjadi 79,55%.

583562

412219215

204176

127129

918585

575549

3323

0 100 200 300 400 500 600 700

KendariMuna

KonaweKonawe Selatan

KolakaBaubau

BombanaButon

Kolaka UtaraButon TengahButon SelatanKonawe Utara

WakatobiKolaka TimurButon UtaraMuna Barat

Konawe Kepulauan

Page 133:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 103

Meskipun mengalami penurunan dalam dua tahun terakhir, secara umum hasil tersebut masihcukup baik karena masih berada di atas target minimal nasional yang ditetapkan sebesar 65%.Proporsi pasien baru BTA+ menurut kabupaten/kota selengkapnya dapat dilihat pada gambar6.2.

GAMBAR 6.2PROPORSI BTA+ DARI SELURUH KASUS TB PARU MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016

Gambar 6.2 menunjukan bahwa rata-rata proporsi kasus baru BTA+ di SulawesiTenggara sudah melampaui target minimal (di atas 65%), namun demikian bila dilihat perkabupaten/kota, masih ada 4 kabupaten/kota yang capaiannya di bawah target nasional yaituKabupaten Kolaka Timur, Kolaka, Kolaka Utara, dan Buton.

3. Angka Notifikasi Kasus/Case Notification Rate (CNR)

Angka notifikasi kasus adalah angka yang menunjukkan jumlah pasien baru yangditemukan dan tercatat di antara 100.000 penduduk di suatu wilayah tertentu. Angka ini biladisusun dalam bentuk serial akan menggambarkan kecenderungan penemuan kasus daritahun ke tahun di wilayah tersebut. Angka ini berguna untuk menggambarkankecenderungan/trend meningkat, tetap, atau menurunnya penemuan kasus pada wilayahtersebut.

126,92100,00100,00

92,2888,6088,44

85,9685,0583,8883,33

81,4379,55

72,7665,1864,4764,18

59,8958,51

0,00 65,00 130,00 195,00

Muna BaratKonawe Utara

Konawe KepulauanMuna

KonaweBombana

Buton UtaraButon Tengah

KendariButon Selatan

WakatobiProvinsi

Konawe SelatanBaubau

ButonKolaka Utara

KolakaKolaka Timur

TargetMinimal

65%

Page 134:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan104

Angka notifikasi kasus baru Tb paru BTA+ dalam kurun waktu 5 tahun terakhirditampilkan pada gambar 6.3. Untuk tahun 2016 angka notifikasi kasus BTA+ di SulawesiTenggara sebesar 120 per 100.000 penduduk.

GAMBAR 6.3ANGKA NOTIFIKASI KASUS (CNR) BTA+ DAN SELURUH KASUS PER 100.000 PENDUDUK

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2012-2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016

Sejak tahun 2013 trend CNR Provinsi Sulawesi tampak terus menurun. CNR tertinggiterjadi pada tahun 2013 adalah 204 per 100.000 penduduk. Berdasarkan kabupaten, CNRtertinggi dicapai oleh Kabupaten Muna sebesar 265/100.000 penduduk, dan yang terendahterdapat di Muna barat sebesar 43/100.000 penduduk. Pencapaian CNR ini tidak selaluberbanding lurus dengan kasus baru BTA+ pada masing-masing kabupaten/kota, hal inidisebabkan oleh perbedaan jumlah penduduk yang cukup besar antar kabupaten/kota.

4. Angka Kesembuhan dan Keberhasilan Pengobatan

Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengendalikan penyakit TB setelah penemuankasus adalah dengan pengobatan. Tentu saja diharapkan semua kasus baru maupun lamayang ditemukan dapat diberikan intervensi berupa pengobatan yang komprehensif. Indikatoryang digunakan dalam evaluasi pengobatan adalah angka keberhasilan pengobatan (succesrate). Angka keberhasilan pengobatan ini berasal dari angka kesembuhan dan angkapengobatan lengkap.

Oleh programmer TB, telah dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan angkakesembuhan maupun keberhasilan pengobatan. Adapun perkembangan angka kesembuhandan keberhasilan pengobatan TB BTA+ di Sulawesi Tenggara pada kurun waktu 5 tahunterakhir (2012-2016) ditampilkan pada gambar 6.4 berikut.

152,84

203,93

157,59132,38

119,80

0

50

100

150

200

250

2012 2013 2014 2015 2016

Page 135:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 105

GAMBAR 6.4ANGKA KESEMBUHAN DAN KEBERHASILAN PENGOBATAN TB BTA+

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2012 – 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016

Jika pada tahun 2015 angka keberhasilan pengobatan Sulawesi Tenggara mencapai87,15%, maka pada tahun 2016 cakupan tersebut sedikit naik menjadi 88,40%. KementerianKesehatan menetapkan target Renstra untuk angka keberhasilan pengobatan tahun 2015sebesar 87%, angka nasional sendiri pada tahun 2015 telah mencapai 90,5%, sementaraWHO menetapkan angka keberhasilan pengobatan sebesar 85%. Dengan demikian padatahun 2016 Sulawesi Tenggara telah mencapai standar target Renstra Kemenkes, tapi masihdibawah standar WHO.

Data lebih lengkap dan terinci mengenai Tuberkulosis di Sulawesi Tenggara dapatdilihat pada lampiran 7-9 buku profil ini.

b. HIV/AIDS & Syphilis

HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi humanimmunodeficiency virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebutmenyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudahterinfeksi berbagai macam penyakit lain.

Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dahulu dinyatakan sebagai pengidapHIV positif. Jumlah pengidap HIV positif dapat diketahui dengan 3 metode, yaitu layananVoluntary, Counseling and Testing (VCT), Zero survey, dan Survei Terpadu Biologis danPerilaku (STBP).

1. Jumlah Kasus HIV Positif dan AIDSKejadian kasus HIV+ dan AIDS di Sulawesi Tenggara dari tahun ke tahun terus

mengalami peningkatan, baik jumlah maupun wilayah penyebarannya, meskipun berbagai

88,6291,61 92,29

87,15 88,40

81,1183,25

81,56 83,32 79,64

72,0074,0076,0078,0080,0082,0084,0086,0088,0090,0092,0094,00

2012 2013 2014 2015 2016

Keberhasilan Pengobatan (Succes Rate) Angka Kesembuhan (Cure Rate)

Page 136:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan106

upaya preventif dan promotif telah dilakukan. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari perkembanganekonomi dan sosial di Sulawesi Tenggara yang mempengaruhi gaya hidup dan perilakuberesiko tinggi. Upaya preventif dan promotif yang dilakukan juga belum optimal sehinggabanyak masyarakat yang belum mengetahui data dan fakta yang sesungguhnya mengenaipenyebaran kasus HIV dan AIDS di Sulawesi Tenggara, meskipun mayoritas masyarakat tahuresiko dan bahaya perilaku yang beresiko tinggi tertular HIV dan AIDS. Perkembangan kasusHIV+ dan AIDS dalam periode 2011-2016 ditunjukan pada gambar 6.5.

GAMBAR 6.5PERKEMBANGAN JUMLAH KASUS HIV+ & AIDS

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2011-2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016

Secara umum, temuan kasus HIV+ dan AIDS di Sulawesi Tenggara menunjukkantrend yang sangat mengkhawatirkan, dalam kurun waktu 6 tahun terakhir jumlah kasuskeseluruhan telah meningkat hampir 3 kali lipat. Bila pada kasus AIDS terjadi lonjakan kasusyang signifikan, pada kasus HIV, trendnya dari tahun ke tahun lebih konstan dibandingkandengan kasus AIDS. Peningkatan jumlah kasus tersebut disebabkan oleh dua faktor, pertamajumlah kasus yang terus bertambah akibat penularan atau masuknya penderita dari daerahlain ke Sulawesi Tenggara, atau yang kedua, pelacakan kasus yang semakin baik sehinggalebih banyak penderita yang terdeteksi, atau kombinasi dari keduanya. Khusus untuk kasusHIV, angka yang dilaporkan pada tahun 2016 tampak menunjukkan penurunan dibandingtahun sebelumnya, beberapa faktor dapat melatarbelakangi capaian ini; antara lainkemungkinan keberhasilan upaya preventif yang terus dilakukan oleh instansi terkait, dalamhal ini Dinas Kesehatan, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), dan unit lintas sektor lainnyamelalui promosi, sosialisasi, maupun penyuluhan tentang HIV/AIDS. Faktor lainnya adalahsebagian pengidap HIV telah bergeser statusnya menjadi pengidap AIDS.

Satu hal yang patut diwaspadai dari situasi ini adalah fenomena gunung es yangselalu menyertai data penyakit seperti ini, di mana jumlah kasus dan penderita sesungguhnya

52

73 60

126 120 126

17

52 51 59 6447

0

20

40

60

80

100

120

140

2011 2012 2013 2014 2015 2016

AIDS HIV

Page 137:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 107

jauh lebih besar dari yang tercatat atau terlaporkan, apabila fenomena ini terjadi di SulawesiTenggara, maka penyebaran HIV/AIDS sudah berada pada tahap yang sangatmengkhawatirkan.

2. Sebaran Kasus AIDS

a) Menurut WilayahKasus AIDS di Sulawesi Tenggara telah menyebar hampir diseluruh kabupaten/kota,

tepatnya 14 kabupaten kota melaporkan adanya penemuan kasus AIDS, praktis saat ini hanya3 kabupaten yang bebas kasus AIDS, yaitu Kabupaten konawe Utara, Konawe Kepulauan danMuna Barat. Jumlah kasus tertinggi ditemukan di 2 wilayah kota yaitu Kota Kendari dan KotaBaubau. Dua daerah tersebut memiliki kasus AIDS yang tinggi disebabkan oleh statusnyasebagai wilayah kota yang menjadi pusat hiburan dan bisnis di Sulawesi Tenggara, selain itusecara geografis, kedua daerah tersebut merupakan kota pelabuhan yang merupakan daerahtransit yang menghubungkan kawasan Indonesia tengah dan Indonesia timur. Faktor lainadalah kedua daerah tersebut memiliki fasilitas pemeriksaan yang cukup memadai sehinggalebih memungkinkan untuk penemuan kasus. Sebaran kasus AIDS di wilayah SulawesiTenggara dapat dilihat pada gambar 6.6.

GAMBAR 6.6PETA SEBARAN KASUS AIDS MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016

>50

Page 138:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan108

Di samping 2 wilayah kota, daerah lain yang masuk ke dalam zona ‘merah’ adalah 2daerah kepulauan yakni Kabupaten Buton dan Kabupaten Muna. Kedua kabupaten ini memilikijumlah penduduk yang relatif besar, salah satu faktor yang menyebabkan tingginya kasusAIDS di 2 kabupaten ini adalah karakteristik sebagian penduduknya yang gemar merantau danbekerja di daerah lain, baik di luar kabupaten, luar provinsi, bahkan ke luar negeri (sebagaiTKI/TKW). Sehingga sering terjadi para perantau tersebut tertular AIDS di perantauannya danketika pulang ke daerah asalnya dengan tidak menyadari bahwa dirinya telah tertularHIV/AIDS, tanpa sadar telah menularkan AIDS kepada keluarganya terutama istri/suaminyamasing-masing.

Gambar 6.6 menunjukan bahwa kasus AIDS telah menyebar hampir ke semua daerah(82% wilayah kab/kota)) di Sulawesi Tenggara, ini menjadi alarm bagi pemangku kebijakanuntuk segera mengambil langkah-langkah konkrit dalam upaya penanggulangan danpencegahan kasus AIDS agar tidak semakin menyebar luas. Dinas Kesehatan sendiri, baikprovinsi maupun kabupaten/kota, bersama-sama dengan stake holder seperti KPA, LSM, danlintas sektor terkait lainnya telah melakukan berbagai upaya preventif dan screening bagimasyarakat yang memiliki profesi maupun lingkungan beresiko tinggi tertular HIV/AIDS untukmeminimalisir penyebaran penyakit ini. Keberhasilan upaya ini tentu memerlukan dukungandari seluruh lapisan masyarakat.

b) Menurut Jenis KelaminBila diperbandingkan berdasarkan jenis kelamin, kasus HIV dan AIDS di Sulawesi

Tenggara tahun 2016 menunjukan proporsi yang berbeda dibanding tahun sebelumnya, dimana baik pada kasus HIV maupun AIDS, jumlah penderita laki-laki jauh lebih dominandaripada penderita perempuan. Hal ini dipengaruhi oleh kebiasaan dan pola hidup kaum laki-laki yang memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk berperilaku resiko tinggi dibandingkaum perempuan. Proporsi selengkapnya mengenai rasio jenis kelamin ini dapat dilihat padagambar 6.7.

GAMBAR 6.7PROPORSI KASUS HIV+ DAN AIDS MENURUT JENIS KELAMIN

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016

28;60%

19;40%

HIV+

85;67%

41;33%

AIDS

LAKI-LAKI PEREMPUAN

Page 139:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 109

c) Menurut UsiaBerdasarkan rentang usia atau kelompok umur, penderita AIDS tertinggi di Sulawesi

Tenggara terdapat pada kelompok umur 25-49 tahun yakni sebesar 82% (103 kasus), padatahun 2016 ini kasus AIDS di Sulawesi Tenggara hanya ditemukan pada 3 kelompok umur,padahal pada tahun sebelumnya ditemukan pada hampir semua kelompok umur,kemungkinan beberapa kasus yang sebelumnya tercatat pada kelompok umur tertentu telahberpindah pada kelompok umur di atasnya sesuai pertambahan usia, kemungkinan lainbeberapa penderita tersebut pindah ke daerah lain atau meninggal dunia. Proporsiberdasarkan kelompok umur selengkapnya ditampilkan pada gambar 6.7.

GAMBAR 6.8PROPORSI PENDERITA AIDS MENURUT KELOMPOK UMUR

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016

Kelompok penderita tertinggi ditemukan pada kelompok umur 25-49 tahun yangmencapai 82%. Fenomena ini tentu bisa dipahami karena pada rentang usia tersebutseseorang pada umumnya berada di puncak aktifitasnya, matang secara seksual dan ekonomi,bekerja di luar rumah dan cenderung bersosialisasi di luar rumah dalam kelompok pergaulantertentu, sehingga lebih berpotensi untuk berperilaku resiko tinggi dan terpapar terhadappenularan penyakit seksual termasuk HIV/AIDS, terutama apabila tidak memiliki kontrol dirimaupun kontrol sosial yang baik.

d) Menurut PekerjaanPenyakit seperti HIV/AIDS dapat terjadi pada siapa saja dan dalam profesi apa saja,

tapi berdasarkan karekteristik penyakit dan pola penyebarannya, beberapa jenis profesi tentuakan cenderung lebih beresiko dibanding profesi lainnya. Profesi yang dimaksud tidak selaluharus yang paling dekat dengan sumber-sumber utama penyebarannya seperti PSK, LGBT,dan pengguna narkoba, tapi bisa juga profesi yang sebenarnya ‘jauh’ dari sumber resiko tapijustru berpotensi besar tertular. Ini erat kaitannya dengan keterpaparan atau hubungan

20 - 24 TAHUN;13; 10%25 - 49 TAHUN;

103; 82%

≥ 50 TAHUN;10; 8%

Page 140:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan110

langsung seseorang dengan orang lain yang telah terjangkit HIV/AIDS, contohnya seorang iburumah tangga yang bersuamikan seorang yang tertular HIV/AIDS.

Kasus HIV/AIDS di Sulawesi Tenggara ditemukan hanya pada beberapa profesitertentu seperti yang ditunjukkan pada gambar 6.8.

GAMBAR 6.9PROPORSI PENDERITA AIDS MENURUT PEKERJAAN

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016

Dari keseluruhan kasus HIV/AIDS, ibu rumah tangga ternyata menjadi profesi denganpersentase tertinggi dengan 31% (54 kasus). Sebagaimana diketahui, sebagian besar para iburumah tangga yang tertular ini bukan karena aktivitasnya di luar rumah melainkan tertularlangsung dari suaminya yang berprofesi sebagai perantau atau bekerja di luar daerahnya.

Permasalahan umum yang dialami oleh kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara dalamupaya penanganan HIV/AIDS selama ini adalah sebagai berikut:

- Penemuan kasus relatif rendah karena masih kurangnya layanan KT HIV- Sistem surveilans kabupaten/kota belum tertata dengan baik- SDM terlatih P2 HIV/AIDS masih terbatas tertutama petugas teknis di puskesmas- Masih kuatnya stigma diskriminasi yang membuat penderita HIV/AIDS semakin sulit

membuka diri- Peran lintas sektor serta organisasi kemasyarakatan masih belum optimal

3. Kematian Akibat AIDSPenyakit AIDS termasuk salah satu wabah penyakit yang masih sulit diobati dan

disembuhkan, sehingga seringkali berakhir dengan kematian. Untuk Sulawesi Tenggara,meskipun secara jumlah kasus terus meningkat, tapi jumlah kematian akibat AIDS cenderungmenurun, namun kembali menunjukan kenaikan pada tahun 2015-2016 seperti yangditunjukan pada gambar 6.8.

Perantau; 49;28%

Ibu RT; 54; 31%

Karyawan; 32; 19%

Wiraswasta; 27;16%

Tidak Bekerja;11; 6%

Page 141:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 111

GAMBAR 6.10JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS MENURUT JENIS KELAMIN

DI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012-2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016

Bila dilihat dari angka saja, kecenderungan penurunan angka kematian tersebut dapatdianggap sebagai hal yang positif, tapi sesungguhnya belum ada data ataupun analisis lebihlanjut mengenai faktor yang mempengaruhi penurunan angka kematian akibat AIDS diSulawesi Tenggara, apakah karena dampak dari treatment petugas kesehatan terhadappenderita yang semakin baik sehingga mengurangi resiko kematian dan memperpanjangharapan hidupnya, atau panderita yang terdeteksi dan tercatat di Sulawesi Tenggara tapikemudian meninggal di tempat lain, atau sebenarnya angka kematian tetap tinggi tapi tidaktercatat atau dilaporkan, terlebih lagi dengan adanya fakta bahwa penyakit HIV/AIDS telahmendapat stigma sosial sebagai penyakit yang membawa aib bagi penderita maupunkeluarganya, sehingga keberadaannya sering dirahasiakan, begitu pula dengan catatankematiannya.

4. SyphillisKasus Syphillis yang ditemukan di Sulawesi Tenggara pada tahun 2016 sebanyak 51

kasus, 30 kasus di antaranya ditemukan pada laki-laki, dan 21 kasus lainnya pada perempuan.Berdasarkan kelompok umur, kasus syphillis ditemukan pada rentang usia 15 – 49 tahun,dengan penderita terbanyak pada kelompok umur 25-49 tahun sebanyak 39 kasus, kelompokumur 20-24 tahun 10 kasus, dan 2 kasus pada kelompok umur 15-19 tahun. Dengan demikiandapat disimpulkan bahwa usia paling rentan terhadap penyakit syphillis adalah kelompok umur25-49 tahun atau kategori dewasa produktif.

02468

1012141618

2012 2013 2014 2015 2016

17

4 45

7

11

3

1

7

3

LAKI-LAKI PEREMPUAN

Page 142:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan112

c. Pneumonia

Pneumonia adalah penyakit yang disebabkan kuman pnemococcus, staphylococcus,streptococcus dan virus. Gejala penyakit pneumonia yaitu menggigil, demam, sakit kepala,batuk, mengeluarkan dahak dan sesak napas. Populasi yang rentan terserang pneumoniaadalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut di atas 65 tahun dan orang yangmemiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi).

Salah satu upaya untuk menekan penyakit ini adalah dengan meningkatkan penemuanpneumonia pada balita. Perkiraan kasus pneumonia pada balita di suatu wilayah sebesar 10%dari jumlah balita di wilayah tersebut. Perkiraan balita penderita pneumonia di SulawesiTenggara sebesar 22.868 balita, sementara balita penderita pneumonia yang ditemukan danditangani baru mencapai 3.573 kasus atau sekitar 15,5% dari perkiraan penderita. Angka inimasih jauh di bawah target nasional sebesar 80%. Jika hasil ini adalah capaian riil maka dapatdimaknai positif bahwa angka penderita pneumonia pada balita cukup rendah, tetapi jika tidakmaka akses terhadap pelayanan kesehatan perlu ditingkatkan sehingga dapat meningkatkancakupan balita penderita pneumonia yang ditangani.

Gambaran dan proporsi balita pneumonia yang ditemukan dan ditangani menurutkabupaten/kota sebagai berikut.

GAMBAR 6.11PERSENTASE KASUS BALITA PNEUMONIA YANG DITEMUKAN DAN DITANGANI

MENURUT KABUPATEN/KOTAPROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016

71,6543,14

37,8715,9115,50

11,709,67

8,916,526,145,45

4,212,99

2,201,030,7300

0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00

Konawe SelatanMunaKolak

Buton SelatanProvinsiKonawe

Buton TengahKendari

BombanaButon

BaubauButon Utara

Kolaka UtaraKolaka Timur

Konawe KepulauanWakatobi

Muna BaratKonawe Utara

Page 143:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 113

Gambar 6.11 menunjukkan presentase balita pneumonia yang ditangani tertinggiterdapat di Kabupaten Konawe Selatan, terendah oleh Waktobi. Sementara itu ada 2kabupaten yang melaporkan tidak ada cakupan balita pneumonia yang ditangani yaitu KonaweUtara dan Muna barat. Tidak adanya catatan kasus pneumonia di dua kabupaten tersebutbukan berarti bahwa tidak ada balita pneumonia yang ditemukan atau ditangani, tetapi lebihkarena tidak adanya laporan atau catatan dari dinas kesehatan kabupaten yang bersangkutan.

d. Kusta

Penyakit Kusta dikenal juga sebagai penyakit Lepra atau penyakit Hansen, disebabkanoleh bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri ini mengalami proses pembelahan cukup lamaantara 2-3 minggu. Daya tahan hidup kuman kusta mencapai 9 hari di luar tubuh manusia.Kuman kusta memiliki masa inkubasi 2-5 tahun bahkan lebih. Penatalaksanaan kasus yangburuk dapat menyebabkan kusta menjadi progresif, sehingga menyebabkan kerusakanpermanen pada kulit, saraf, anggota gerak dan mata.

Pada Tahun 2016, jumlah kasus kusta baru di Sulawesi Tenggara sebesar 342 kasusdengan angka penemuan kasus baru (New Case Detection Rate/NCDR) per 100.000 penduduksebesar 13,20, meningkat dibanding tahun 2015 (285 kasus baru dan NCDR; 11,54).

Berdasarkan prevalensi, kasus kusta di Sulawesi Tenggara menunjukkan kurva menaikpada periode tahun 2012 - 2016, dengan prevalensi tertinggi terjadi pada tahun ini sebesar1,44.

Kecenderungan angka prevalensi dalam kurun waktu 5 tahun terakhir dapat dilihatpada gambar 6.12

GAMBAR 6.12ANGKA PREVALENSI KUSTA PER 10.000 PENDUDUK

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2012-2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016

1,38

1,28

1,18

1,25

1,44

1,00

1,10

1,20

1,30

1,40

1,50

1,60

2012 2013 2014 2015 2016

Page 144:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan114

Berdasarkan gambar, sebelum tahun 2016, angka prevalensi kusta Sulawesi Tenggarasempat menurun dengan angka terendah dicapai pada tahun 2014, tetapi kembali naik padadua tahun terakhir, bila merujuk pada target nasional yang ditetapkan mengenai prevalensikusta sebesar <1/10.000 penduduk (>10/100.000), maka prevalensi kusta Sulawesi Tenggarasebesar 1,44/10.000 penduduk makin menjauh dari target, setelah hampir mencapai targetpada tahun 2014. Tampaknya upaya penanggulangan kusta masih membutuhkan upaya yanglebih keras beberapa tahun ke depan agar angka prevalensi kusta Sulawesi Tenggara bisamencapai target nasional, selanjutnya agar dapat mengeliminasi penyakit kusta dari SulawesiTenggara.

Berdasarkan bebannya, kusta dibagi menjadi 2 kategori yaitu beban kusta tinggi (highburden) dan beban kusta rendah (low burden). Suatu daerah disebut ‘beban tinggi’ jika angkapenemuan kasus baru kusta (NCDR) mencapai ≥ 10 per 100.000 penduduk sedangkan ‘bebanrendah’ jika NCDR < 10 per 100.000 penduduk. Dengan NCDR mencapai 13,20 maka SulawesiTenggara termasuk ke dalam kategori provinsi dengan beban kusta tinggi (high burden).

Berdasarkan jenis, penyakit kusta terdiri atas 2 tipe, yaitu tipe kusta kering (Pausibasiler/PB) dan kusta basah (Multi Basiler/MB). Penemuan kasus baru kusta PB pada tahun2016 sebanyak 28 kasus, dan kusta MB sebanyak 275 kasus. Distribusi kasus baru kustamenurut kabupaten/kota selengkapnya ditampilkan pada gambar 6.11.

GAMBAR 6.13SEBARAN JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota & Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016

>30

Page 145:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 115

Bila dilihat berdasarkan jenis kelamin, penderita penyakit kusta lebih banyakditemukan pada laki-laki dengan 245 kasus (65,86%), sedangkan pada perempuan hanya127 kasus atau 34,14%. Rincian distribusi kasus menurut jenis kelamin dan kabupaten/kotaditampilkan pada gambar 6.14.

GAMBAR 6.14JUMLAH KASUS KUSTA YANG TERCATAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016

Kabupaten/kota dengan angka kasus kusta tertinggi masih didominasi daerah-daerahyang sejak beberapa tahun terakhir merupakan daerah endemik kusta, namun daerah lainjuga harus tetap mewaspadai penyebaran penyakit ini, karena angka yang dilaporkan mungkinhanya yang dapat ditemukan dan dicatat oleh petugas kesehatan, sedangkan kasus lain yangtidak terekspos masih banyak di tengah-tengah masyarakat, apalagi penyakit kusta adalahsalah satu penyakit dengan masa inkubasi yang relatif lama, sehingga sering tidak disadaridengan segera oleh si penderita. Data selengkapnya mengenai penyakit kusta di SulawesiTenggara dapat dilihat pada tabel 14-17 lampiran buku profil ini.

Permasalahan yang dialami oleh kabupaten/kota dalam penanganan penyakit kusta antaralain:

- Belum semua puskesmas melakukan Case Mapping sehingga penentuan desaendemis/non endemis belum maksimal

- Belum semua puskesmas memiliki petugas kusta dan dokter terlatih- Mutasi tenaga wasor kusta yang telah dilatih- Keterlibatan lintas sektor masih sangat kurang dalam penanganan kusta

4538

2728

2715

1215

1110

634

31

1822

2016

510

112

33

4534

1

0 10 20 30 40 50 60 70

WakatobiBombana

ButonBaubauKendariKolaka

Kolaka UtaraMuna

Konawe SelatanButon tengah

Konawe UtaraButon Utara

Kolaka TimurButon selatan

Konawe KepulauanKonawe

Muna Barat

Laki-LakiPerempuan

Page 146:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan116

e. Diare

Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakanpotensial KLB yang sering mengakibatkan kematian, tidak terkecuali di Sulawesi tenggara.Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 period prevalence diare di Sulawesi Tenggara sebesar7,3% dengan insiden diare pada balita sekitar 5%. Jumlah kasus diare yang ditangani padatahun 2016 sebanyak 35.864 kasus atau sebanyak 46,77% dari perkiraan kasus, menurundibandingkan dengan tahun 2015 sebanyak 41.071 kasus (77,74% dari perkiraan kasus).

Persentase kasus diare yang ditangani menurut kabupaten/kota dapat dilihat padagambar 6.15.

GAMBAR 6.15PERSENTASE KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT KABUPATEN KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016

Nilai persentase diare yang ditangani dihitung berdasarkan kasus diare yang ditanganidengan jumlah target penemuan, di mana jumlah target penemuan adalah hasil proyeksi darijumlah penduduk, jadi bukan merupakan nilai riil, melainkan berupa estimasi dan proyeksi.Penghitungan seperti ini menimbulkan kemungkinan munculnya cakupan di atas 100%,seperti yang terjadi di Kabupaten Buton Utara, karena jumlah kasus yang ditangani di saranakesehatan lebih besar dari target penemuan, sebaliknya cakupan yang sangat rendah bisadisebabkan oleh data jumlah penduduk hasil proyeksi yang jauh lebih besar dari jumlahpenduduk sesungguhnya. Oleh karenanya hasil cakupan kegiatan penanganan kasus diare disuatu daerah bisa menjadi bias, namun demikian setidaknya dapat menggambarkan kejadiankasus dan sejauh mana upaya penanganan yang telah dilakukan di suatu daerah.

114,9687,25

81,5781,49

93,6457,22

52,6547,3446,77

43,9139,22

33,8530,99

27,3122,88

7,132,892,49

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00 140,00

Buton UtaraKolakaButon

Buton SelatanButon Tengah

MunaKendari

Kolaka UtaraProvinsiKonaweBaubau

WakatobiKonawe Selatan

Konawe KepulauanBombana

Konawe UtaraKolaka Timur

Muna Barat

Page 147:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 117

f. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

1. Tetanus Neonatorum & PertusisTetanus Neonatorum disebabkan oleh basil clostridium tetani, yang masuk ke tubuh

melalui luka. Penyakit ini paling sering menginfeksi bayi baru lahir yang salah satunyadisebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril. Tidak ada kasus tetanusbaik tatanus neonatorum maupun non neonatorum yang dilaporkan pada tahun 2016 diSulawesi Tenggara, demikian pula dengan pertusis, laporan tetanus hanya muncul pada tahun2013 sebanyak 2 kasus yang ditemukan di Kabupaten Bombana, di mana 1 di antaranyadilaporkan meninggal dunia.

Tidak ditemukannya kasus tetanus di Sulawesi Tenggara pada beberapa tahun terakhirdapat merupakan indikasi keberhasilan program imunisasi tetanus pada bayi, bumil, dan WUSyang selama ini dilaksanakan.

2. CampakPenyakit Campak disebabkan oleh virus campak golongan paramyxovirus.

Penularannya dapat terjadi melalui udara yang telah terkontaminasi oleh droplet (ludah) orangyang telah terinfeksi. Sebagian besar kasus campak menyerang anak-anak usia pra sekolahdan usia SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka dia akan mendapatkankekebalan terhadap penyakit tersebut seumur hidupnya.

GAMBAR 6.16SEBARAN KASUS CAMPAK MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota & Program P2PL Dinkes Sultra; 2016

>20

Page 148:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan118

Selama tahun 2016 telah terjadi ledakan kasus campak secara masif pada 2kabupaten/kota yaitu di Kabupaten Muna dan Kota Kendari. Kasus campak yang ditemukan diKabupaten Muna sebanyak 427 kasus, sedangkan di Kota Kendari sebanyak 57 kasus. Keduadaerah tersebut telah ditetapkan sebagai daerah dengan Kejadian Luar Biasa (KLB) campakdan telah dilakukan tindakan penanganan oleh pihak terkait yaitu pemerintah daerah melaluidinas kesehatan kabupaten/kota masing-masing. Kabupaten lain yang melaporkan kejadiancampak namun masih di bawah kedua daerah tersebut adalah Kolaka (11), Wakatobi (11),Bombana (2), Kolaka Timur (2), Baubau (1) dan Muna barat (1).

3. DifteriPenyakit Difteri disebabkan oleh bakteri corynebacterium diptheriae yang menyerang

sistem pernapasan bagian atas. Penyakit ini pada umumnya menyerang anak-anak usia 1-10tahun.

Pada tahun 2016 ditemukan 1 kasus difteri di Kabupaten Konawe, kasus tersebutdilaporkan meninggal dunia. Temuan kasus difteri terakhir sebelum ini hanya dilaporkan padatahun 2013, yang ditemukan di Kabupaten Kolaka sebanyak 1 kasus.

4. Polio dan AFP (Acute Flaccid Paralysis/Lumpuh Layu Akut)Polio disebabkan oleh infeksi yang menyerang sistem syaraf sehingga penderita

mengalami kelumpuhan. Penyakit ini pada umumnya menyerang anak berusia 0-3 tahun,ditandai dengan munculnya demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku di leher, serta saki ditungkai dan lengan.

AFP merupakan kelumpuhan yang sifatnya flaccid yang bersifat lunglai, lemas ataulayu (bukan kaku), atau terjadi penurunan kekuatan otot, dan terjadi secara akut(mendadak). Sedangkan non polio AFP adalah kasus lumpuh layu yang diduga kasus poliosampai dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium bahwa bukan kasus polio. KementerianKesehatan menetapkan non polio AFP rate minimal 2/100.000 populasi anak usia < 15 tahun.

Pada tahun 2016 Non Polio AFP rate di Sulawesi Tenggara sebesar 2,42/100.000 usia<15 tahun, hasil ini sudah sedikit melewati standar yang ditetapkan, yang berarti timsurveilance telah berfungsi dengan baik. Jumlah keseluruhan kasus yang ditemukan sebanyak17 kasus dengan kasus tertinggi ditemukan di Kabupaten Muna sebanyak 7 kasus. Sebaranpenemuan kasus non polio AFP menurut kabupaten/kota selengkapnya ditampilkan padagambar 6.15.

Page 149:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 119

GAMBAR 6.17SEBARAN KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra;2016

g. Demam Berdarah Dengue (DBD)Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

dengue, yang masuk ke peredaran manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes,misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahundan dapat menyerang seluruh kelompok umur. Penyakit ini berkaitan erat dengan kondisilingkungan dan perilaku masyarakat.

Tahun 2016 merupakan tahun dengan kasus DBD tertinggi dalam beberapa tahunterakhir, jumlah penderita DBD di Sulawesi Tenggara yang dilaporkan sebanyak 3.433 kasus,melonjak lebih dari 2 kali lipat dibanding tahun sebelumnya, 33 kasus di antaranya meninggaldunia (Incidence Rate/Angka Kesakitan 132,5 per 100.000 penduduk dan Case Fatality Rate(CFR)/Angka Kematian = 1,0%, angka ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yangmencapai 1,4%. Trend IR DBD Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada gambar 6.16.

>4

Page 150:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan120

GAMBAR 6.18ANGKA KESAKITAN (IR) DEMAM BERDARAH DENGUE

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2012-2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra; 2016

Target Renstra Kementerian Kesehatan untuk angka kesakitan DBD tahun 2013 adalahsebesar ≤ 52 per 100.000 penduduk. Bila mengacu pada target tersebut, dengan IR DBD132,50 per 100.000 penduduk di Sulawesi Tenggara sangat jauh dari target.

GAMBAR 6.19ANGKA KESAKITAN (IR) DEMAM BERDARAH DENGUE MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra; 2016

18,16

49,50 35,4064,70

132,5

0

20

40

60

80

100

120

140

2012 2013 2014 2015 2016

372,80277,30

168,50141,70

132,50130,80

114,20109,30

90,7080,10

49,3048,80

38,8016,40

4,230,000,000,00

0,00 100,00 200,00 300,00 400,00

KendariKolaka

Konawe SelatanButon Utara

ProvinsiKonawe

Konawe UtaraBaubau

MunaKolaka Utara

BombanaKolaka Timur

WakatobiButon Tengah

ButonKonawe Kepulauan

Buton SelatanMuna Barat

Page 151:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 121

Dari 17 kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara, kasus DBD ditemukan di 15kabupaten/kota dengan jumlah kasus berbeda, seperti yang ditunjukan pada gambar 6.20.

GAMBAR 6.20SEBARAN KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016

Gambar 6.17 menunjukan sebaran kasus DBD menurut kabupaten/kota di mana dari17 daerah hanya 2 kabupaten yaitu Kabupaten Konawe Kepulauan dan Muna Barat yangbebas dari DBD, ini berarti penularan DBD telah menyebar pada hampir seluruhkabupaten/kota di Sulawesi Tenggara, 6 kabupaten/kota dengan jumlah kasus yang relatiftinggi adalah Kota Kendari, Baubau, Kabupaten Muna, Konawe Selatan, Kolaka, Konawe, danKolaka Utara. Kejadian kasus tertinggi dialami Kota Kendari yang mencapai 1.093 kasus, iniadalah jumlah kasus tertinggi dalam 6 tahun terakhir. Pada semua kabupaten/kota tersebuttelah ditetapkan sebagai daerah KLB DBD tahun 2016.

>100

Page 152:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan122

GAMBAR 6.21JUMLAH KEMATIAN AKIBAT DEMAM BERDARAH DENGUE MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016

Kematian akibat DBD yang dilaporkan sebanyak 33 orang dari total 3.433 kasus DBD,jumlah tersebut berasal dari 10 kabupaten/kota. Kasus kematian tertinggi dilaporkan oleh KotaKendari dan Konawe Selatan masing-masing dengan 7 dan 6 kasus. Kematian akibat DBDdikategorikan tinggi jika CFR > 2 %, CFR DBD Sulawesi Tenggara sebesar 1%, dengandemikian angka kematian akibat DBD di Sulawesi Tenggara masih berada pada kategorisedang. Meskipun CFR relatif turun, peningkatan kasus yang signifikan dari tahun ke tahunharus terus diwaspadai. Untuk itu diperlukan upaya yang lebih serius dalam hal peningkatankualitas lingkungan, kualitas pelayanan kesehatan dan peningkatan kualitas SDM di rumahsakit dan puskesmas (dokter, perawat, dll) termasuk peningkatan sarana penunjangdiagnostik dan penatalaksanaan bagi penderita di sarana-sarana pelayanan kesehatan gunamenekan peningkatan jumlah kematian akibat DBD di masa mendatang.

h. FilariasisFilariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit berupa cacing filaria, yang

terdiri dari tiga spesies yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia Tiomori. Penyakitmenginfeksi jaringan limfe (getah bening). Filariasis menular lewat gigitan nyamuk yangmengandung cacing filaria dalam tubuhnya. Dalam tubuh manusia, cacing tersebut tumbuhmenjadi cacing dewasa dan menetap di jaringan limfe sehingga menyebabkan pembengkakandi kaki, tungkai, payudara, lengan dan organ genital.

Tidak ada kasus baru filariasis yang ditemukan di Sulawesi Tenggara pada tahun 2016.22 kasus yang tercatat adalah kasus yang ditemukan tahun sebelumnya, yang dilaporkan oleh

7

6

5

4

3 3

2

1 1 10

1

2

3

4

5

6

7

8

Page 153:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 123

5 kabupaten yaitu Buton, Muna, Konawe, Konawe Selatan dan Kolaka Timur. Sebaran kasusmenurut wilayah kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar 6.18.

GAMBAR 6.22SEBARAN KASUS FILARIASIS MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016

Angka Kesakitan filariasis di Sulawesi Tenggara adalah 1/100.000 penduduk. Angka inimasih tergolong tinggi karena penyakit filariasis sebenarnya adalah penyakit yang seharusnyasudah dapat dieliminasi, apalagi pada tahun 2015 telah dilakukan program eliminasi filaria diSulawesi Tenggara.

i. Malaria

Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit plasmodium yang hidupdan berkembang biak dalam sel darah merah manusia, ditularkan oleh nyamuk malaria(Anopheles) betina, dan dapat menyerang semua orang baik laki-laki maupun perempuanpada semua kelompok umur.

≥7

Page 154:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan124

Pada tahun 2016 jumlah kasus positif malaria di Sulawesi Tenggara sebanyak 1.202dengan Angka Kesakitan (Annual Parasite Incidence/API) per 1000 penduduk beresiko sebesar0,46, sedikit meningkat dibanding tahun 2015. Trend kasus malaria dapat dilihat pada gambar6.19.

GAMBAR 6.23JUMLAH KASUS DAN ANGKA KESAKITAN (API) MALARIA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2012-2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016

Jumlah kasus penyakit malaria cenderung menurun dari tahun 2012-2015, namunpada tahun terakhir kembali mengalami peningkatan. Jika mengacu pada target RenstraKemenkes untuk Angka Kesakitan Malaria (API) tahun 2013 < 1,25 per 1000 penduduk,Sulawesi Tenggara dengan API 0,46 telah memenuhi target. Capaian API tersebut jugasekaligus menunjukan bahwa Sulawesi Tenggara termasuk dalam kategori rendah (API lebihkecil dari 1) untuk angka kesakitan malaria.

Permasalahan yang ditemui dalam pemberantasan penyakit malaria antara lain adalahkurangnya kegiatan yang dilakukan dalam rangka penemuan penderita, sehingga nilai ABER(Anual Blood Examination Rate) masih sangat rendah dan di sisi lain nilai SPR (Slide PositiveRate) masih cukup tinggi.

Sebaran kasus positif malaria berdasarkan kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar6.24.

2.015

1.640

1.2131.090

1.202

0,87

0,7

0,500,44 0,46

00,10,20,30,40,50,60,70,80,91

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

2012 2013 2014 2015 2016Jumlah Kasus API/1000 Pnddk

Page 155:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 125

GAMBAR 6.24SEBARAN KASUS MALARIA MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016

Gambar 6.24 menunjukkan tidak ada daerah di Sulawesi Tenggara yang bebas daripenyakit malaria. Kasus positif malaria tertinggi tahun 2016 dilaporkan oleh Kabupaten Munadengan 814 kasus yang tercatat. Sebagai catatan, Kabupaten Muna (bersama denganKabupaten Buton dan pemekarannya) telah lama dikenal sebagai daerah endemis malaria diSulawesi Tenggara, yang belum dapat dieliminasi atau dihilangkan sampai saat ini, hal initerkait dengan kondisi sosial ekonomi sebagian masyarakat setempat yang masih rendahsehingga mempengaruhi kebiasaan dan pola hidup yang cenderung tidak mendukung upayapemberantasan penyakit malaria, namun demikian pada tahun ini Kabupaten Buton dandaerah pemekarannya telah berhasil menekan angka kejadian malaria dibanding tahunsebelumnya. Dari seluruh kasus malaria yang tercatat, terdapat 2 kasus kematian yangdilaporkan, keduanya berasal dari Kabupaten Muna.

>50

Page 156:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan126

j. RabiesRabies merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus (golongan Rabdovirus)

yang ditularkan melalui gigitan hewan seperti anjing, kucing, kelelawar, kera, musang danserigala yang di dalam tubuhnya mengandung virus. Tidak ada kasus rabies akibat gigitananjing di Sulawesi Tenggara yang dilaporkan pada tahun 2016, kasus rabies terakhir yangdilaporkan terjadi pada tahun 2015 di Kabupaten Konawe Selatan, tepatnya di KecamatanLandono pada bulan februari 2015. Kasus tersebut telah tertangani dengan baik sehinggatidak mengakibatkan kematian.

Penyakit menular masih menjadi masalah kesehatan makro di Indonesia, demikianpula di Sulawesi Tenggara, meskipun penyakit tidak menular juga telah meningkat secarasignifikan dari tahun ke tahun. Penyakit menular masih menjadi sumber keresahan utama bagimasyarakat terutama masyarakat menengah ke bawah, juga masih yang paling besarmenelan biaya dan waktu (Economy Cost), termasuk dalam upaya pengendaliannya. Berikutini disajikan data 10 penyakit menular tertinggi di Sulawesi Tenggara pada tahun 2016.

TABEL 6.110 PENYAKIT MENULAR TERTINGGI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2016

No Jenis Penyakit Jumlah Kasus

1 ISPA bukan pneumonia 114.137

2 Diare 28.517

3 Influenza 19.113

4 Tersangka TBC Paru 4.694

5 Tipes Perut Klinis 4.641

6 Pneumonia 2.273

7 Demam Berdarah Dengue 2.243

8 Demam Dengue 1.761

9 TBC Paru BTA (+) 1.310

10 Diare Berdarah 1.150

Sumber : Laporan Tahunan Dinkes Prov. Sultra Tahun. 2016

Page 157:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 127

II. PENYAKIT TIDAK MENULAR

Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker, diabetesmellitus, dan penyakit paru obstruktif kronik serta penyakit kronik lainnya merupakanpenyebab 63% kematian di seluruh dunia (WHO, 2010). Di Sulawesi Tenggara sendiri,meskipun penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan utama, di saat yang samajumlah penderita PTM dan kematian akibat PTM terus meningkat. Hal tersebut mejadi bebanganda (double burden) dalam pelayanan kesehatan sekaligus menjadi tantangan yang harusdihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan di Sulawesi Tenggara.

Peningkatan PTM berdampak negatif terhadap ekonomi dan produktivitas. PengobatanPTM seringkali memakan waktu lama daan memerlukan biaya besar. Beberapa jenis PTMmerupakan penyakit kronik dan katastropik yang dapat mengganggu ekonomi penderita dankeluarganya, selain itu salah satu dampak PTM adalah kecacatan termasuk kecacatanpermanen. Secara global, regional dan nasional pada tahun 2030 diproyeksikan terjadi transisiepidemiologi dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular.

a. HipertensiHipertensi (Tekanan darah Tinggi) adalah suatu kondisi di mana tekanan sistolik darah

> 140 mmHg dan/atau diastolik > 90 mmHg (WHO, 2013). Pada populasi lanjut usia,hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg.Tekanan darah normal adalah 110/90 mmHg. Hipertensi merupakan produk dari resistensipembuluh darah perifer dan kardiak output.

Menurut WHO, 1 dari 3 orang menderita hipertensi atau darah tinggi dan data lainnyamenyebutkan bahwa 1 dari 10 orang menderita hipertensi juga terserang diabetes. Datastatistik yang dikeluarkan WHO tahun 2012 juga menyebutkan dapat memicu stroke yangmenyebabkan kematian hingga 51% dan memicu jantung koroner yang menyebabkankematian hingga 45%. Prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7%.

Di Sulawesi Tenggara, belum ada hasil penelitian atau survey tentang hipertensi. Datayang ada adalah data yang diperoleh dari kunjungan pada unit-unit pelayanan sepertiPuskesmas dan jaringannya. Dari 82.425 orang atau 8% penduduk berusia 18 tahun ke atasyang dilakukan pengukuran takanan darah, sebanyak 31.817 orang atau 38,60% yangmengalami hipertensi. Berdasarkan jenis kelamin, hipertensi lebih banyak ditemukan pada laki-laki yaitu sebesar 50,32%, sedangkan pada perempuan hanya sebesar 34,67%. Data inihanya berasal dari 11 kabupaten/kota, karena 6 daerah lainnya tidak melaporkan hasilpemeriksaan tekanan darah di wilayahnya, meskipun demikian data tersebut di atas dapatmenjadi acuan tentang gambaran kasus hipertensi di Sulawesi Tenggara yang persentasenyaberada di atas prevalensi nasional.

b. ObesitasObesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan, berbeda dengan overweight

(kelebihan berat badan). Obesitas dan kelebihan berat badan dalam dekade terakhir menjadimasalah global. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2005, sekitar 1,6miliar orang dewasa di atas usia 15 + kelebihan berat badan dan setidaknya 400 juta orangdewasa menderita obesitas. Obesitas atau kelebihan berat badan dapat ditentukan denganperhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT). Obesitas merupakan penyebab utama penyakit dapat

Page 158:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan128

dicegah dan penyebab kematian di Amerika. Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah orangyang kelebihan berat badan di negara-negara industri telah meningkat secara signifikan;meningkat begitu banyak sehingga WHO telah menyebutkan bahwa obesitas sebagai epidemi.Di Indonesia sendiri, sebanyak 40 juta orang dewasa mengalami kegemukan, dan Indonesiamasuk ke peringkat 10 daftar negara-negara dengan tingkat obesitas terbanyak di dunia.

Orang yang mengalami obesitas berada pada risiko yang lebih tinggi untuk penyakityang serius seperti tekanan darah tinggi, serangan jantung, stroke, diabetes, penyakitkandung empedu, dan kanker. Risiko pada orang yang mengalami obesitas beberapa kali lebihtinggi dari orang-orang yang memiliki berat badan yang sehat dan normal.

Hasil pemeriksaan obesitas di Sulawesi Tenggara pada tahun 2016 menunjukan dari86.430 penduduk yang berusia 15 tahun ke atas yang dilakukan pemeriksaan, 22.025 atau25,48% di antaranya mengalami obesitas. Berbeda dengan kasus hipertensi, pada obesitaslebih banyak ditemukan pada perempuan dengan jumlah 29,13% sedangkan pada laki-lakisebesar 13,20%. Hasil tersebut cukup mengkhawatirkan karena sejalan dengankecenderungan meningkatnya jumlah obesitas baik di Indonesia maupun dunia, padahalSulawesi Tenggara dalam hal gaya hidup dan pola konsumsi belumlah seperti kota ataudaerah yang lebih maju lainnya di Indonesia.

c. KankerPenyakit Kanker adalah sel jaringan tubuh yang tumbuh tidak normal dan terus

membelah diri dengan cepat dan tidak terkendali. Penyakit kanker merupakan salah satupenyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada tahun 2012, sekitar 8,2 juta kematiandisebabkan oleh kanker (Infodatin, 2013).

Penyakit kanker dibedakan berdasarkan penyebab dan organ yang terkena, diantaranya adalah kanker leher rahim (kanker serviks) dan kanker payudara. Kanker leherrahim adalah tumor ganas/karsinoma yang tumbuh di dalam leher rahim/serviks, yaitu suatudaerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yangterletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina). Kanker ini biasanya terjadipada wanita yang telah berumur, tetapi bukti statistik menunjukan bahwa kanker leher rahimdapat juga menyerang wanita yang berumur antara 20 sampai 30 tahun. Kanker serviksdiberitakan sebagai penyebab kematian akibat kanker pada wanita nomor 1, setidaknya setiap2 menit ada 1 orang di dunia yang meninggal akibat kanker serviks. Kanker payudara adalahkanker pada jaringan payudara. Ini adalah jenis kanker paling umum yang diderita kaumwanita. Kaum pria juga dapat terserang kanker payudara, walaupun kemungkinannya lebihkecil dari 1 di antara 1000.

Upaya deteksi dini kanker yang telah dilakukan di Sulawesi Tenggara pada tahun 2016adalah deteksi dini kanker leher rahim dengan metode IVA (Inspeksi Visual dengan AsamLaktat) dan kanker payudara dengan pemeriksaan klinis (CBE/Clinical Breast Examination).Dari 3.223 perempuan usia 30-50 tahun yang diperiksa, ditemukan 50 kasus IVA positif(1,55%) dan 90 kasus tumor/benjolan pada payudara (2,79%). Kegiatan deteksi dini sepertiini sangat penting dan perlu terus ditingkatkan baik segi jangkauan, frekwensi maupun jenispemeriksaannya.

Di satu sisi kasus PTM semakin meningkat di masyarakat, namun di sisi lain datamengenai perkembangan PTM di Sulawesi Tenggara sangat minim, terutama di lingkup

Page 159:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 129

program dinas kesehatan, baik provinsi maupun kabupaten/kota. Hal ini disebabkan karenadeteksi dan penanganan PTM umumnya dilakukan di unit-unit teknis pelayanan kesehatanseperti rumah sakit dan jaringannya, di mana koordinasi pelaporannya tidak optimal, padahalbeberapa jenis PTM, seperti hipertensi dan Diabetes Mellitus (DM) selalu masuk dalam 10penyakit terbesar Sulawesi Tenggara setiap tahunnya, disamping penyakit tidak menularlainnya seperti jantung dan stroke. Tabel 6.1. berikut menunjukan distribusi 10 penyakit tidakmenular tertinggi di Sulawesi Tenggara tahun 2016.

TABEL 6.210 PENYAKIT TIDAK MENULAR TERTINGGI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2016

No Jenis Penyakit Jumlah Kasus

1 Hipertensi 18.054

2 Asma Bronchiale 3.081

3 Diabetes Mellitus 2.983

4 Cedera Kecelakaan Lalu Lintas 2.774

5 Cedera Akibat Lain 1.396

6 Obesitas 286

7 Penyakit Jantung Koroner 248

8 Stroke 246

9 PPOK 177

10 Penyakit Tiroid 76

Sumber : Laporan Tahunan Dinkes Prov. Sultra Tahun. 2016

Dalam tabel 10 besar penyakit di Sulawesi Tenggara, trend penyakit yang ada relatiftidak terlalu berbeda dari tahun ke tahun. Penyakit degeneratif atau penyakit tidak menularyang selalu ada dalam daftar ini adalah Hipertensi dan Diabetes Mellitus. Untuk tahun 2016,jenis PTM yang masuk dalam daftar 10 besar tidak bertambah, tapi yang menjadi catatanadalah kenaikan peringkatnya dalam daftar tersebut. Jika pada tahun 2015 Hipertensi beradapada urutan ke-4 dan DM di urutan ke-9, pada tahun 2016 urutan tersebut bergeser di manaHipertensi naik ke urutan 2 sedangkan DM di urutan 5. Hal tersebut secara eksplisitmenunjukkan meningkatnya jumlah penderita hipertensi dan DM di Sulawesi Tenggara setiaptahunnya. Hipertensi dan Diabetes Mellitus seringkali menjadi pemicu utama penyakit-penyakitdegeneratif lainnya.

Penyakit tidak menular berikutnya yang jumlah kejadiannya semakin meningkat adalahKanker dan Obesitas. Ini adalah fenomena global yang timbul akibat pola makan dan gaya

Page 160:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan130

hidup masyarakat yang berubah makin praktis dan serba cepat. Masyarakat SulawesiTenggara tidak terlepas dari fenomena ini. Meskipun angka pasti penderita kanker danobesitas tidak diketahui, tapi upaya pemeriksaan dan deteksi dini telah dilakukan oleh programterkait. Hasil lebih lengkap bisa dilihat pada tabel 25-26 lampiran buku profil ini.

B. KESEHATAN LINGKUNGAN

Kesehatan lingkungan mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, menurut WHO,kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia danlingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Ruang lingkup kesehatanlingkungan di antaranya meliputi penyediaan air minum serta pengelolaan air buangan danpengendalian pencemaran.

1. Air MinumMenurut Permenkes RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas

Air Minum, air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa prosespengolahan yang memenuhi syarat kesehatan daan dapat langsung diminum. Penyelenggaraair minum dapat berasal dari badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah, koperasi,badan usaha swasta, usahaa perorangan, kelompok masyarakat dan atau individual yangmelakukan penyelenggaraan air minum. Tidak semua air dapat diminum, syarat-syaratkualitas air minum harus standar Permenkes dimaksud.

Penduduk Sulawesi Tenggara menggunakan sumber air minum yang bervariasi, sepertisumur gali terlindung (SG T), sumur gali dengan pompa (SG P), sumur bor dengan pompa (SBP), terminal air (TA), mata air terlindung (MAT), penampungan air hujan (PAH) dan PDAM.Persentase penduduk Sulawesi Tenggara berdasarkan sumber air minum ditampilkan padagambar 6.22.

GAMBAR 6.25PERSENTASE PENDUDUK MENURUT SUMBER AIR MINUM YANG DIGUNAKAN

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016

SG T23%

SG P; 5%

SB P; 5%TA; 1%MAT

8%

PAH; 4%

PDAM35%

Lain-Lain19%

Page 161:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 131

Berdasarkan gambar di atas, sumber air minum yang paling banyak digunakanpenduduk Sulawesi Tenggara adalah PDAM dan Sumur Gali Terlindung. Ini menunjukanbahwa sumber air minum yang digunakan oleh mayoritas penduduk Sulawesi Tenggara relatifcukup layak, tetapi menilai kelayakan air minum tidak hanya berdasarkan sumbernya saja, tapijuga dengan pemeriksaan fisik meliputi warna, bau, dan rasa serta kandungan/kadarmikrobiologis maupun kimia. Melalui pemeriksaan kualitas air yang dilakukan beberapakabupaten terhadap penyelenggara air minum, rata-rata air minum yang diperiksa sudahcukup baik, di mana yang memenuhi syarat mencapai 81,32%, tapi pemeriksaan ini hanyadilaporkan oleh 8 kabupaten sehingga belum cukup representatif untuk disimpulkan sebagaihasil yang mewakili provinsi secara keseluruhan. Secara umum, persentase penduduk denganakses berkelanjutan terhadap air minum yang layak di Sulawesi Tenggara telah mencapai79,09%, meningkat cukup signifikan dibanding ahun sebelumnya sebesar 42,23%.

2. Sanitasi LayakProporsi sarana jamban yang digunakan penduduk Sulawesi Tenggara berdasarkan

jenisnya ditampilkan pada gambar 6.26.

GAMBAR 6.26PERSENTASE PENDUDUK MENURUT JENIS SARANA JAMBAN YANG DIGUNAKAN

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016

Data yang ada menunjukan sebagian besar penduduk Sulawesi Tenggaramenggunakan sarana jamban jenis leher angsa dengan presentase mencapai 49%. Secarakeseluruhan 69% penduduk telah memiliki dan menggunakan sarana jamban tetap, meskipunbelum semuanya memenuhi syarat. Namun demikian masih terdapat 31% penduduk yangmenggunakan sarana jamban lainnya yang tidak diketahui atau tidak tercatat/tidak dilaporkan,ini akan menjadi masalah bila penduduk tersebut tidak mempunyai jamban tetap danmelakukan aktifitas BAB di tempat terbuka atau sembarang tempat. Persentase pendudukyang memiliki akses terhadap sanitasi layak meningkat menjadi 56,16% (tahun 2015;41,36%). Bisa disimpulkan bahwa rata-rata penduduk Sultra telah menggunakan jambantetap, tetapi baru kurang lebih setengahnya yang memenuhi syarat jamban sehat atau layak.

Komunal9%

Leher Angsa49%

Plengsengan6%

Cemplung5%

Lain-Lain31%

Page 162:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan132

3. Sanitasi Total Berbasis MasyarakatSanitasi total berbasis masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan kualitas hidup

masyarakat melalui pengelolaan sanitasi secara menyeluruh oleh masyarakat itu sendiri.Pelaksanaan STBM di Sulawesi Tenggara mengalami peningkatan signifikan. Bila pada tahun2015 persentase desa yang melaksanakannya hanya sekitar 13%, pada tahun 2016 naikmenjadi 26,49%. Secara umum capaian tersebut dinilai masih rendah, tapi progres yang adacukup menjanjikan apabila dipertahankan. Rincian desa di Sulawesi Tenggara yang telahmelaksanakan STBM menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar 6.27.

GAMBAR 6.27PERSENTASE DESA MELAKSANAKAN STBM MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016

Hanya 2 daerah dengan presentase desa yang melaksanakan STBM di atas 70 %, yaituKota Kendari dan Kabupaten Buton. Dua kabupaten tidak melaporkan datanya atau tidakmelakukan pemicuan yaitu Konawe Kepulauan dan Buton Tengah. Rata-rata provinsi jugamasih sangat rendah yakni sebesar 26,61%. Capaian di atas tidak berkorelasi denganpenurunan persentase desa stop buang air besar sembarangan (Stop BABS) dari 8,08% tahun2015 menjadi 4,79% pada tahun 2016.

75,0073,68

67,1356,39

49,6339,00

26,6126,59

24,0620,93

16,4812,79

10,009,87

6,272,72

00

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00

KendariButon

BombanaKolaka Utara

KolakaWakatobi

ProvinsiKonawe Selatan

Kolaka TimurBaubau

Buton UtaraMuna Barat

Buton SelatanMuna

KonaweKonawe UtaraButon Tengah

Konawe Kepulauan

Page 163:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 133

4. Perilaku Hidup Bersih dan SehatPerilaku hidup masyarakat diukur dengan jumlah rumah tangga berperilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS) yang dinilai berdasarkan indikator yang telah ditetapkan. Dari373.663 RT yang dipantau di Sulawesi Tenggara (total RT 576.431), yang berPHBSmencapai 52,12% 44,75%, atau naik sekitar 8 % dari tahun 2016 . Urutan RT berPHBS diSulawesi Tenggara menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar 6.25.

GAMBAR 6.28PERSENTASE RUMAH TANGGA Ber-PHBS MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016

Gambar 6.28 menunjukan urutan jumlah RT PHBS di Sulawesi Tenggara. Secaraumum persentase RT berPHBS antar kabupaten/kota di Sultra hanya dipisahkan oleh marginyang relatif tipis, kecuali Kabupaten Kolaka yang merupakan kabupaten berPHBS terbaik diSulawesi Tenggara pada tahun 2016, dengan jumlah rumah tangga berPHBS hampir mencapai80%. Daerah lain yang mendekati hanyalah Kota Kendari dengan 60%, yang lain masih dibawah capaian tersebut, rata-rata Provinsi mencapai 52,12%, naik dibanding tahunsebelumnya yang hanya 44,75% .

79,9560,1159,90

56,0555,10

54,1552,7452,12

51,3550,83

47,6144,58

41,7836,99

33,4832,47

24,2421,60

0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00

KolakaKendari

Konawe UtaraKolaka Utara

Buton TengahKonawe

MunaProvinsi

WakatobiButon Utara

Buton SelatanBombana

ButonKonawe Kepulauan

BaubauKolaka Timur

Muna BaratKonawe Selatan

Page 164:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan134

Page 165:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016 135

Badan Pusat Statistik; Indikator Kesejahteraan Rakyat Sulawesi Tenggara Tahun 2016, BPS ProvinsiSulawesi Tenggara, Kendari, 2016;

Badan Pusat Statistik; Sulawesi Tenggara Dalam Angka 2015, BPS Provinsi Sulawesi Tenggara,Kendari, 2016;

Pusat Data dan Informasi; Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Edisi Data TerpilahMenurut Jenis Kelamin, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, 2013;

Kementerian Kesehatan RI; Profil Kesehatan Indonesia 2015, Pusat Data dan Informasi, KemenkesRI, Jakarta, 2016;

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara; Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara EdisiTahun 2011-2015, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, Kendari, 2011-2015;

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara; Laporan Hasil Kegiatan Program Lingkup Subdin DinasKesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara (Lapertakes) Tahun 2016, Dinkes Sultra, Kendari,2016.

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara; Laporan Pencapaian Indikator Standar PelayananMinimal (SPM) Kesehatan Tahun 2016, Dinkes Sultra, Kendari, 2016.

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara; Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Provinsi SulawesiTenggara Tahun 2016, Dinkes Sultra, Kendari, 2016.

DAFTAR PUSTAKA

Page 166:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

L P L + P SatuanA. GAMBARAN UMUM

1 Luas Wilayah 1.316.557 Km2 Tabel 12 Jumlah Desa/Kelurahan 2277 Desa/Kel Tabel 13 Jumlah Penduduk 1.305.701 1.286.159 2.591.860 Jiwa Tabel 24 Rata-rata jiwa/rumah tangga 4,5 Jiwa Tabel 15 Kepadatan Penduduk /Km2 2,0 Jiwa/Km2 Tabel 16 Rasio Beban Tanggungan 59,6 per 100 penduduk produktif Tabel 27 Rasio Jenis Kelamin 101,5 Tabel 28 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 36,32 37,14 35,62 % Tabel 39 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi

a. SMP/ MTs 27.760 16.646 85.655 % Tabel 3b. SMA/ SMK/ MA 26.149 13.946 79.816 % Tabel 3c. Sekolah menengah kejuruan 4.033 2.626 % Tabel 3d. Diploma I/Diploma II 1.795 1.730 10.290 % Tabel 3e. Akademi/Diploma III 1.573 1.591 3.164 % Tabel 3f. Universitas/Diploma IV 6.995 7.926 21.538 % Tabel 3g. S2/S3 (Master/Doktor) 0 0 9.067 % Tabel 3

B. DERAJAT KESEHATANB.1 Angka Kematian10 Jumlah Lahir Hidup 25.753 23.881 49.634 Tabel 411 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 11 9 10 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 412 Jumlah Kematian Neonatal 210 122 332 neonatal Tabel 513 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 8 5 7 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 514 Jumlah Bayi Mati 87 64 153 bayi Tabel 515 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 3 3 3 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 516 Jumlah Balita Mati 153 88 241 Balita Tabel 517 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 6 4 5 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 518 Kematian Ibu

Jumlah Kematian Ibu 74 Ibu Tabel 6Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 149 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 6

RESUME PROFIL KESEHATAN

ANGKA/NILAINO INDIKATOR No.Lampiran

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Page 167:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

L P L + P SatuanANGKA/NILAINO INDIKATOR No.

LampiranB.2 Angka Kesakitan19 Tuberkulosis

Jumlah kasus baru TB BTA+ 1.840 1.265 3.105 Kasus Tabel 7 Proporsi kasus baru TB BTA+ 59,26 40,74 % Tabel 7 CNR kasus baru BTA+ 141,64 97,85 119,80 per 100.000 penduduk Tabel 7 Jumlah seluruh kasus TB 2.327 1.576 3.903 Kasus Tabel 7 CNR seluruh kasus TB 179,13 121,90 150,59 per 100.000 penduduk Tabel 7 Kasus TB anak 0-14 tahun 0,79 % Tabel 7 Persentase BTA+ terhadap suspek 13,91 7,46 10,29 % Tabel 8 Angka kesembuhan BTA+ 80,66 78,12 79,64 % Tabel 9 Angka pengobatan lengkap BTA+ 8,03 9,86 8,76 % Tabel 9 Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ 88,68 87,98 88,40 % Tabel 9 Angka kematian selama pengobatan 2,54 1,55 2,51 per 100.000 penduduk Tabel 9

20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 15,77 14,79 15,47 % Tabel 1021 Jumlah Kasus HIV #REF! #REF! #REF! Kasus Tabel 1122 Jumlah Kasus AIDS #REF! #REF! #REF! Kasus Tabel 1123 Jumlah Kematian karena AIDS #REF! #REF! #REF! Jiwa Tabel 1124 Jumlah Kasus Syphilis #REF! #REF! #REF! Kasus Tabel 1125 Donor darah diskrining positif HIV 0,21 0,47 0,27 % Tabel 1226 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 0,00 0,00 0,00 % Tabel 1327 Kusta

Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 233 109 342 Kasus Tabel 14 Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 17,84 8,47 13,20 per 100.000 penduduk Tabel 14 Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 7,31 % Tabel 15 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 3,22 % Tabel 15 Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,42 per 100.000 penduduk Tabel 15 Angka Prevalensi Kusta 1,88 0,99 1,44 per 10.000 Penduduk Tabel 16 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 94,44 94,12 94,29 % Tabel 17 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 61,98 69,23 64,07 % Tabel 17

28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi AFP Rate (non polio) < 15 th 2,42 per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 18 Jumlah Kasus Difteri 0 1 1 Kasus Tabel 19 Case Fatality Rate Difteri 0 % Tabel 19 Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 19 Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 0 0 0 Kasus Tabel 19 Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) 0 % Tabel 19

Page 168:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

L P L + P SatuanANGKA/NILAINO INDIKATOR No.

Lampiran Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 19 Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum 0 % Tabel 19 Jumlah Kasus Campak 243 269 512 Kasus Tabel 20 Case Fatality Rate Campak 0 % Tabel 20 Jumlah Kasus Polio 0 0 0 Kasus Tabel 20 Jumlah Kasus Hepatitis B 27 73 76 Kasus Tabel 20

29 Incidence Rate DBD 130,57 134,37 132,45 per 100.000 penduduk Tabel 2130 Case Fatality Rate DBD 0,82 1,10 0,96 % Tabel 2131 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) 0,54 0,39 0,46 per 1.000 penduduk berisiko Tabel 2232 Case Fatality Rate Malaria 0,28 0,00 0,17 % Tabel 2233 Angka Kesakitan Filariasis 1 1 1 per 100.000 penduduk Tabel 2334 Persentase Hipertensi/tekanan darah tinggi 50,32 34,47 38,60 % Tabel 2435 Persentase obesitas 13,20 29,13 25,48 % Tabel 2536 Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun 1,55 % Tabel 2637 % tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-50 tahun 2,79 % Tabel 2638 Desa/Kelurahan terkena KLB ditangani < 24 jam 100,00 % Tabel 28

C. UPAYA KESEHATANC.1 Pelayanan Kesehatan39 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 88 % Tabel 2940 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 73,96 % Tabel 2941 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 80,85 % Tabel 2942 Pelayanan Ibu Nifas 78,76 % Tabel 2943 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 77,24 % Tabel 2944 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 59,43 % Tabel 3045 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 75,35 % Tabel 3246 Penanganan komplikasi kebidanan 49,24 % Tabel 3347 Penanganan komplikasi Neonatal 35,56 36,37 35,95 % Tabel 3348 Peserta KB Baru 8,85 % Tabel 3649 Peserta KB Aktif 61,05 % Tabel 3650 Bayi baru lahir ditimbang 91 95 93 % Tabel 3751 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 2,94 3,34 3,27 % Tabel 3752 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 98,48 99,83 99,13 % Tabel 3853 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 94,72 96,19 95,43 % Tabel 3854 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 45,28 47,96 46,63 % Tabel 3955 Pelayanan kesehatan bayi 88,58 90,50 88,74 % Tabel 40

Page 169:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

L P L + P SatuanANGKA/NILAINO INDIKATOR No.

Lampiran56 Desa/Kelurahan UCI 82,87 % Tabel 4157 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 90,29 90,32 90,31 % Tabel 4358 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 85,64 85,28 85,47 % Tabel 4359 Bayi Mendapat Vitamin A 77,82 80,30 79,05 % Tabel 4460 Anak Balita Mendapat Vitamin A 75,83 76,18 76,01 % Tabel 4461 Baduta ditimbang 78,62 78,60 78,61 % Tabel 4562 Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) 1,36 1,43 2,95 % Tabel 4563 Pelayanan kesehatan anak balita 64,60 65,62 65,11 % Tabel 4664 Balita ditimbang (D/S) 70,66 71,47 71,06 % Tabel 4765 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 2,43 2,50 2,46 % Tabel 4766 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100,00 100 100,00 % Tabel 4867 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 97,38 96,16 96,77 %

Tabel 4968 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 0,34 Tabel 5069 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 50,66 sekolah Tabel 5170 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 56,16 sekolah Tabel 5171 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 60,35 52,45 56,78 % Tabel 5172 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 80,35 85,78 83,02 % Tabel 5173 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan

mulut 80,35 85,78 83,02 % Tabel 5174 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 43,89 52,36 48,35 % Tabel 52

C.2 Akses dan Mutu Pelayanan KesehatanPersentase

75 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 48,15 49,83 48,98 % Tabel 5376 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 3.627 5.952 9.579 % Tabel 5477 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 2.837 4.767 7.604 % Tabel 5478 Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS #REF! #REF! #REF! per 100.000 pasien keluar Tabel 5579 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS #REF! #REF! #REF! per 100.000 pasien keluar Tabel 5580 Bed Occupation Rate (BOR) di RS #REF! % Tabel 5681 Bed Turn Over (BTO) di RS #REF! Kali Tabel 5682 Turn of Interval (TOI) di RS #REF! Hari Tabel 5683 Average Length of Stay (ALOS) di RS #REF! Hari Tabel 56

C.3 Perilaku Hidup Masyarakat

Page 170:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

L P L + P SatuanANGKA/NILAINO INDIKATOR No.

Lampiran87 Rumah Tangga ber-PHBS 52,12 % Tabel 57

C.4 Keadaan Lingkungan88 Persentase rumah sehat 58,72 % Tabel 5889 Penduduk yang memiliki akses air minum yang layak 79,09 % Tabel 5990 Penyelenggara air minum memenuhi syarat kesehatan 81,32 % Tabel 6091 Penduduk yg memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat) 56,16 % Tabel 6192 Desa STBM 2,11 % Tabel 6293 Tempat-tempat umum memenuhi syarat - % Tabel 63

TPM memenuhi syarat higiene sanitasi - % Tabel 64TPM tidak memenuhi syarat dibina - % Tabel 65TPM memenuhi syarat diuji petik - % Tabel 65

D. SUMBERDAYA KESEHATAND.1 Sarana Kesehatan94 Jumlah Rumah Sakit Umum 29,00 RS Tabel 6795 Jumlah Rumah Sakit Khusus 2,00 RS Tabel 6796 Jumlah Puskesmas Rawat Inap 91,00 Tabel 6797 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap 189,00 Tabel 67

Jumlah Puskesmas Keliling 141,00 Tabel 67Jumlah Puskesmas pembantu 372,00 Tabel 67

98 Jumlah Apotek 298,00 Tabel 6799 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 70,97 % Tabel 68100 Jumlah Posyandu 3.178,00 Posyandu Tabel 69101 Posyandu Aktif 60,86 % Tabel 69102 Rasio posyandu per 100 balita 1,08 per 100 balita Tabel 69103 UKBM

Poskesdes 869,00 Poskesdes Tabel 70Polindes 195,00 Polindes Tabel 70Posbindu 586,00 Posbindu Tabel 70

104 Jumlah Desa Siaga 1.799,00 Desa Tabel 71105 Persentase Desa Siaga 79,01 % Tabel 71

D.2 Tenaga Kesehatan106 Jumlah Dokter Spesialis #REF! #REF! #REF! Orang Tabel 72

Page 171:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

L P L + P SatuanANGKA/NILAINO INDIKATOR No.

Lampiran107 Jumlah Dokter Umum #REF! #REF! #REF! Orang Tabel 72108 Rasio Dokter (spesialis+umum) #REF! per 100.000 penduduk Tabel 72109 Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis #REF! #REF! #REF! Orang Tabel 72110 Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi Spesialis) #REF! per 100.000 penduduk111 Jumlah Bidan #REF! Orang Tabel 73112 Rasio Bidan per 100.000 penduduk #REF! per 100.000 penduduk Tabel 73113 Jumlah Perawat #REF! #REF! #REF! Orang Tabel 73114 Rasio Perawat per 100.000 penduduk #REF! per 100.000 penduduk Tabel 73115 Jumlah Perawat Gigi #REF! #REF! #REF! Orang Tabel 73116 Jumlah Tenaga Kefarmasian #REF! #REF! #REF! Orang Tabel 74117 Jumlah Tenaga Kesehatan kesehatan #REF! #REF! #REF! Orang Tabel 75118 Jumlah Tenaga Sanitasi #REF! #REF! #REF! Orang Tabel 76119 Jumlah Tenaga Gizi #REF! #REF! #REF! Orang Tabel 77

D.3 Pembiayaan Kesehatan120 Total Anggaran Kesehatan 1.989.008.011.837 Rp Tabel 81121 APBD Kesehatan terhadap APBD Kab/Kota 100,00 % Tabel 81122 Anggaran Kesehatan Perkapita 767.405,65 Rp Tabel 81

Page 172:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

LUAS RATA-RATA KEPADATANWILAYAH bps prov JIWA/RUMAH PENDUDUK

(km 2) TANGGA per km 2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 BUTON 1.181,20 7 83 12 95 97.670 267.729 23.924 4,08 82,692 MUNA 205.769,00 22 126 26 152 211.622 293.918 46.690 4,53 1,033 KONAWE 580.216,97 27 296 55 351 238.067 238.067 52.211 4,56 0,414 KOLAKA 3.538,14 12 103 32 135 246.999 190.765 47.335 5,22 69,815 KONAWE SELATAN 4.514,20 23 346 15 361 295.326 299.928 73.454 4,02 65,426 BOMBANA 3.316,16 22 121 22 143 170.020 170.020 32.383 5,25 51,277 WAKATOBI 559,54 8 75 25 100 94.985 95.209 30.863 3,08 169,768 KOLAKA UTARA 3.391,67 15 127 6 133 142.614 142.614 28.802 4,95 42,059 BUTON UTARA 1.923,00 6 79 12 91 61.124 61.124 15.508 3,94 31,7910 KONAWE UTARA 5.003,39 10 136 11 147 59.673 59.673 12.876 4,63 11,9311 KOLAKA TIMUR 413.658,00 12 117 16 133 156.803 182.012 27.659 5,67 0,3812 KONAWE KEPULAUAN 867,58 7 89 7 96 33.707 32.307 9.026 3,73 38,8513 MUNA BARAT 90.628,00 11 81 5 86 77.084 77.084 17.799 4,33 0,8514 BUTON TENGAH 958,31 7 67 10 77 94.541 94.541 22.978 4,11 98,6515 BUTON SELATAN 509,92 7 60 10 70 93.983 93.983 22.857 4,11 184,3116 KOTA KENDARI 295,89 10 0 64 64 359.371 359.371 85.090 4,22 1.21517 KOTA BAUBAU 226,31 8 0 43 43 158.271 158.271 26.976 5,87 699,35

JUMLAH (KAB/KOTA) 1.316.557,28 214 1906 371 2277 2.591.860 2.816.616 576.431 4,50 1,97

Sumber: - Badan Pusat Statistik 2016

JUMLAHKECAMATAN

JUMLAHPENDUDUK

JUMLAHNO KABUPATEN/KOTA

DESA KELURAHAN DESA +KELURAHAN

TABEL 1

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

JUMLAHRUMAH

TANGGA

Page 173:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 2

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR

JUMLAH PENDUDUKLAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN

1 2 3 4 5 6

1 0 - 4 150.309 143.343 293.653 104,86

2 5 - 9 152.221 143.766 295.986 105,88

3 10 - 14 140.233 134.521 274.754 104,25

4 15 - 19 126.561 123.156 249.717 102,76

5 20 - 24 115.955 117.283 233.238 98,87

6 25 - 29 109.512 111.501 221.013 98,22

7 30 - 34 99.408 100.775 200.183 98,64

8 35 - 39 92.894 92.992 185.886 99,90

9 40 - 44 81.002 79.256 160.258 102,20

10 45 - 49 66.699 64.594 131.293 103,26

11 50 - 54 52.214 51.003 103.217 102,37

12 55 - 59 41.379 39.492 80.871 104,78

13 60 - 64 28.875 28.941 57.816 99,77

14 65 - 69 20.577 21.406 41.983 96,13

15 70 - 74 13.873 15.814 29.688 87,73

16 75+ 13.989 18.314 32.303 76,38

JUMLAH 1.305.701 1.286.159 2.591.860 101,52ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 59,65

Sumber: - BPS Pusat - BPS Provinsi Sultra

NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Page 174:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+

PEREMPUAN1 2 3 4 5 6 7 8

1 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 496.975 491.816 1.019.706

2 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANGMELEK HURUF 180.506 182.668 363.174 36,32 37,14 35,62

3 PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANGDITAMATKAN:a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 15.769 13.458 93.465 3,17 2,74 9,17b. SD/MI 37.931 28.769 130.918 7,63 5,85 12,84c. SMP/ MTs 27.760 16.646 85.655 5,59 3,38 8,40d. SMA/ MA 26.149 13.946 79.816 5,26 2,84 7,83e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 4.033 2.626 12.325 0,81 0,53 1,21f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 1.795 1.730 10.290 0,36 0,35 1,01g. AKADEMI/DIPLOMA III 1.573 1.591 3.164 0,32 0,32 0,31h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 6.995 7.926 21.538 1,41 1,61 2,11i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 0 0 9.067 0,00 0,00 0,89

Sumber: BPS Prov. Sultra Tahun 2016

TABEL 3

JUMLAH PERSENTASE

PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF

NO VARIABEL

DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMINPROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2016

Page 175:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 4

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 BUTON 13 1.002 20 1.022 891 6 897 1.893 26 1.9192 MUNA 27 2.174 21 2.195 1.939 19 1.958 4.113 40 4.1533 KONAWE 27 2.653 38 2.691 2.116 7 2.123 4.769 45 4.8144 KOLAKA 13 2.213 29 2.242 2.069 16 2.085 4.282 45 4.3275 KONAWE SELATAN 23 2.993 39 3.032 2.717 35 2.752 5.710 74 5.7846 BOMBANA 22 1.710 34 1.744 1.798 25 1.823 3.508 59 3.5677 WAKATOBI 20 953 10 963 840 10 850 1.793 20 1.8138 KOLAKA UTARA 16 1.467 20 1.487 1.382 12 1.394 2.849 32 2.8819 BUTON UTARA 10 658 17 675 627 18 645 1.285 35 1.320

10 KONAWE UTARA 22 652 8 660 565 6 571 1.217 14 1.23111 KOLAKA TIMUR 12 1.077 7 1.084 980 12 992 2.057 19 2.07612 KONAWE KEPULAUAN 7 277 3 280 279 4 283 556 7 56313 MUNA BARAT 15 773 15 788 711 8 719 1.484 23 1.50714 BUTON TENGAH 12 884 13 894 747 9 756 1.631 22 1.65315 BUTON SELATAN 8 902 12 914 823 5 828 1.725 17 1.74216 KOTA KENDARI 15 3.892 0 3.892 3.933 6 3.939 7.825 6 7.83117 KOTA BAUBAU 17 1.473 13 1.486 1.464 10 1.474 2.937 23 2.960

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 25.753 299 26.049 23.881 208 24.089 49.634 507 50.14111,48 8,63 10,11

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi

ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN)

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

MATI HIDUP + MATI

LAKI-LAKI LAKI-LAKI + PEREMPUAN

HIDUP MATI HIDUP + MATI

JUMLAH KELAHIRAN

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

NO KABUPATEN/KOTA JUMLAHPUSKESMAS

HIDUP

PEREMPUAN

HIDUP MATI HIDUP + MATI

Page 176:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 5

JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 BUTON 13 9 5 2 7 5 4 3 6 14 9 5 13

2 MUNA 27 19 5 13 18 14 11 4 15 33 16 17 33

3 KONAWE 27 17 4 2 6 4 3 0 2 21 7 2 8

4 KOLAKA 13 32 10 3 13 10 6 3 9 42 16 16 22

5 KONAWE SELATAN 23 11 7 8 15 18 3 2 5 29 10 10 20

6 BOMBANA 22 23 3 1 4 14 1 1 2 37 4 2 6

7 WAKATOBI 20 13 14 4 16 2 2 1 1 15 16 5 17

8 KOLAKA UTARA 16 15 3 0 3 14 5 1 6 29 8 1 9

9 BUTON UTARA 10 6 9 1 16 5 9 1 15 11 18 2 31

10 KONAWE UTARA 22 9 4 0 4 0 3 1 3 9 7 1 7

11 KOLAKA TIMUR 12 16 7 3 10 11 2 1 3 27 9 4 13

12 KONAWE KEPULAUAN 7 4 0 0 6 4 2 1 3 8 2 1 9

13 MUNA BARAT 15 9 5 3 0 9 3 2 0 18 8 5 0

14 BUTON TENGAH 12 7 3 1 1 5 1 0 0 12 4 1 1

15 BUTON SELATAN 8 4 3 4 15 2 4 4 11 6 9 8 26

16 KOTA KENDARI 15 9 3 4 7 3 2 0 2 12 5 4 9

17 KOTA BAUBAU 17 7 2 3 12 2 3 0 5 9 5 3 17

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 210 87 52 153 122 64 25 88 332 153 87 2418,15 3,38 2,02 5,94 5,11 2,68 1,05 3,68 6,69 3,08 1,75 4,86

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi

BALITAANAKBALITA BAYIa

ANAKBALITANEONATAL NEONATAL

ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)

BAYIa BALITA BAYIaANAK

BALITA BALITANEONATALNO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUANJUMLAH KEMATIAN

Page 177:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 6

< 20tahun

20-34tahun

≥35tahun JUMLAH < 20

tahun20-34tahun

≥35tahun JUMLAH < 20

tahun20-34tahun

≥35tahun JUMLAH < 20

tahun20-34tahun

≥35tahun JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 BUTON 13 1.893 0 0 0 0 0 1 1 2 0 0 0 0 0 1 1 22 MUNA 27 4.113 0 0 0 0 0 3 0 3 0 0 1 1 0 3 1 43 KONAWE 27 4.769 0 0 0 0 0 2 4 6 0 0 0 0 0 2 4 64 KOLAKA 13 4.282 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 2 5 0 3 2 55 KONAWE SELATAN 23 5.710 0 1 1 2 0 1 1 2 0 5 1 6 0 7 3 106 BOMBANA 22 3.508 0 1 0 1 0 1 1 2 1 0 1 2 1 2 2 57 WAKATOBI 20 1.793 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 3 0 1 2 38 KOLAKA UTARA 16 2.849 2 1 3 6 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 3 69 BUTON UTARA 10 1.285 0 0 0 0 0 2 0 2 0 1 0 1 0 3 0 3

10 KONAWE UTARA 22 1.217 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 4 0 0 4 411 KOLAKA TIMUR 12 2.057 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 2 2 0 0 3 312 KONAWE KEPULAUAN 7 556 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 113 MUNA BARAT 15 1.484 0 1 1 2 0 1 0 1 1 0 0 1 1 2 1 414 BUTON TENGAH 12 1.631 2 0 1 3 0 0 1 1 1 1 1 3 3 1 3 715 BUTON SELATAN 8 1.725 0 1 0 1 0 1 1 2 0 0 0 0 0 2 1 316 KOTA KENDARI 15 7.825 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 3 0 2 1 317 KOTA BAUBAU 17 2.937 0 0 0 0 0 4 0 4 0 1 0 1 0 5 0 5

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 49.634 4 6 6 16 0 16 10 26 3 14 15 32 7 36 31 74ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 149

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016Keterangan:

- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi

JUMLAH KEMATIAN IBUNO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS JUMLAH LAHIRHIDUP

JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL

JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KABUPATEN/KOTAPROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2016

KEMATIAN IBUJUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS

Page 178:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 7

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 BUTON 13 49.517 48.153 97.670 74 58 53 41,73 127 110 56 87 44,16 197 7 3,552 MUNA 27 101.579 110.043 211.622 321 57 241 42,88 562 350 57 259 42,53 609 2 0,503 KONAWE 27 121.972 116.095 238.067 280 68 132 32,04 412 318 68 147 31,61 465 0 0,004 KOLAKA 13 128.162 118.837 246.999 133 62 82 38,14 215 228 64 131 36,49 359 5 1,395 KONAWE SELATAN 23 150.413 144.913 295.326 122 56 97 44,29 219 168 56 133 0,00 301 0 0,006 BOMBANA 22 85.781 84.239 170.020 110 63 66 37,50 176 125 63 74 37,19 199 1 0,507 WAKATOBI 20 45.612 49.373 94.985 32 56 25 43,86 57 39 56 31 44,29 70 0 0,008 KOLAKA UTARA 16 73.489 69.125 142.614 78 60 51 39,53 129 126 63 75 37,31 201 3 1,499 BUTON UTARA 10 30.690 30.434 61.124 23 47 26 53,06 49 27 47 30 52,63 57 0 3,51

10 KONAWE UTARA 22 24.464 35.209 59.673 48 56 37 43,53 85 48 56 37 43,53 85 0 0,0011 KOLAKA TIMUR 12 80.276 76.527 156.803 36 65 19 34,55 55 59 63 35 37,23 94 0 0,0012 KONAWE KEPULAUAN 7 17.135 16.572 33.707 14 61 9 39,13 23 14 61 9 39,13 23 2 8,7013 MUNA BARAT 15 36.734 40.350 77.084 15 45 18 54,55 33 9 35 17 65,38 26 0 0,0014 BUTON TENGAH 12 46.325 48.216 94.541 49 54 42 46,15 91 58 54 49 45,79 107 3 1,8715 BUTON SELATAN 8 47.773 46.210 93.983 54 64 31 36,47 85 64 63 38 37,25 102 0 0,0016 KOTA KENDARI 15 181.392 177.979 359.371 330 57 253 43,40 583 398 57 297 42,73 695 0 0,0017 KOTA BAUBAU 17 77.730 80.541 158.271 121 59 83 40,69 204 186 59 127 40,58 313 8 2,56

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 1.299.044 1.292.816 2.591.860 1.840 59 1.265 41 3.105 2.327 60 1.576 40,38 3.903 31 0,79

CNR KASUS BARU TB BTA+ PER 100.000 PENDUDUK 141,64 97,85 119,80

CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK 179,13 121,90 150,59

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016Keterangan:

Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll

KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUKMENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

KASUS TB ANAK0-14 TAHUNNO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS

JUMLAH PENDUDUKJUMLAH KASUS BARU TB BTA+

L PL+P

JUMLAH SELURUHKASUS TB

L PL+P

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Page 179:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 8

TB PARU

L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 BUTON 13 609 533 1.142 74 53 127 12,15 9,94 11,122 MUNA 27 1.662 2.392 4.054 321 241 562 19,31 10,08 13,863 KONAWE 27 1.756 2.527 4.283 280 132 412 15,95 5,22 9,624 KOLAKA 13 1.110 864 1.974 133 82 215 11,98 9,49 10,895 KONAWE SELATAN 23 891 1.283 2.174 122 97 219 13,69 7,56 10,076 BOMBANA 22 846 982 1.828 110 66 176 13,00 6,72 9,637 WAKATOBI 20 95 101 196 32 25 57 33,68 24,75 29,088 KOLAKA UTARA 16 639 604 1.243 78 51 129 12,21 8,44 10,389 BUTON UTARA 10 134 125 259 23 26 49 17,16 20,80 18,92

10 KONAWE UTARA 22 179 257 436 49 36 85 27,37 14,01 19,5011 KOLAKA TIMUR 12 220 145 365 36 19 55 16,36 13,10 15,0712 KONAWE KEPULAUAN 7 38 97 135 14 9 23 36,84 60 17,0413 MUNA BARAT 15 233 241 474 15 18 33 6,44 7,47 6,9614 BUTON TENGAH 12 379 545 924 49 42 91 0,00 0,00 9,8515 BUTON SELATAN 8 289 271 560 54 31 85 18,69 11,44 15,1816 KOTA KENDARI 15 3.129 4.503 7.632 330 253 583 10,55 5,62 7,6417 KOTA BAUBAU 17 1.024 1.474 2.498 121 83 204 11,82 5,63 8,17

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 13.233 16.944 30.177 1.841 1.264 3.105 13,91 7,46 10,29

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016Keterangan:

Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTAPROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2016

% BTA (+)TERHADAP SUSPEKBTA (+)NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS SUSPEK

Page 180:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 9

L P L + P JUMLAH % JUMLA

H % JUMLAH % JUMLA

H % JUMLAH % JUMLA

H % L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 BUTON 13 72 46 118 66 91,67 39 84,78 105 88,98 1 1,39 4 8,70 5 4,24 93,06 93,48 93,22 2 3 52 MUNA 27 404 282 686 323 79,95 212 30,90 535 93,73 14 45,30 21 22,41 35 4,18 125,25 53,31 97,91 0 0 83 KONAWE 27 286 185 471 216 75,52 139 75,14 355 75,37 16 5,59 7 3,78 23 4,88 81,12 78,92 80,25 4 1 54 KOLAKA 13 158 80 238 127 80,38 66 82,50 193 81,09 16 10,13 8 10,00 24 10,08 90,51 92,50 91,18 5 1 65 KONAWE SELATAN 23 189 88 277 146 77,25 59 21,30 205 90,64 0 0,00 3 3,31 3 0,75 77,25 24,61 91,39 0 0 46 BOMBANA 22 106 73 179 87 82,08 66 90,41 153 85,47 7 6,60 4 5,48 11 6,15 88,68 95,89 91,62 8 1 97 WAKATOBI 20 39 32 71 31 79,49 22 68,75 53 74,65 0 0,00 2 6,25 2 2,82 79,49 75,00 77,46 2 3 58 KOLAKA UTARA 16 69 46 115 60 86,96 29 63,04 89 77,39 9 13,04 10 21,74 19 16,52 100,00 84,78 93,91 0 3 39 BUTON UTARA 10 24 16 40 17 70,83 14 87,50 31 92,50 0 0,00 0 0,00 0 0,00 70,83 87,50 92,50 2 1 310 KONAWE UTARA 22 49 36 85 32 65,31 23 63,89 55 64,71 0 0,00 0 0,00 0 0,00 65,31 63,89 64,71 0 0 011 KOLAKA TIMUR 12 59 35 94 42 71,19 24 68,57 66 70,21 42 71,19 24 68,57 66 70,21 142,37 137,14 140,43 0 0 012 KONAWE KEPULAUAN 7 9 9 18 9 100,00 9 100,00 18 100,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 100,00 100,00 100,00 0 0 013 MUNA BARAT 15 25 46 71 14 56,00 29 63,04 43 60,56 11 44,00 17 36,96 28 39,44 100,00 100,00 100,00 0 0 014 BUTON TENGAH 12 40 33 73 29 72,50 23 69,70 52 71,23 11 27,50 9 27,27 20 27,40 100,00 96,97 98,63 0 0 015 BUTON SELATAN 8 43 36 79 33 76,74 31 86,11 64 81,01 6 13,95 0 0,00 6 7,59 90,70 86,11 88,61 4 5 916 KOTA KENDARI 15 335 219 554 325 97,01 210 95,89 535 96,57 2 0,60 4 1,83 6 1,08 97,61 97,72 97,65 4 1 517 KOTA BAUBAU 17 99 77 176 61 61,62 51 66,23 112 63,64 26 26,26 19 24,68 45 25,57 87,88 90,91 89,20 2 1 3

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 2.006 1.339 3.345 1.618 80,66 1.046 78,12 2.664 79,64 161 8,03 132 9,86 293 8,76 88,68 87,98 88,40 33 20 65ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK 3 2 3

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016Keterangan:

* kohort yang sama dari kasus yang dinilai kesembuhan dan pengobatan lengkapJumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll

ANGKA KEBERHASILANPENGOBATAN

(SUCCESS RATE/SR)P L + P

ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE)

NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

JUMLAH KEMATIANSELAMA PENGOBATAN

ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

L L + P

ANGKA PENGOBATAN LENGKAP(COMPLETE RATE)

L PBTA (+) DIOBATI*

Page 181:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 10

PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 BUTON 13 5.458 5.295 10.753 546 530 1.075 43 7,88 23 4,34 66 6,142 MUNA 27 9.587 10.089 19.676 731 793 802 209 28,58 166 20,95 375 43,13 KONAWE 27 11.682 10.963 22.645 1.168 1.096 2.265 144 12,3 121 11,0 265 11,74 KOLAKA 13 16.189 14.755 30.944 1.619 1.476 3.094 593 36,6 579 39,2 1.172 37,95 KONAWE SELATAN 23 15.040 15.653 30.693 557 579 1.136 396 71,1 415 71,7 814 71,76 BOMBANA 22 8.065 7.881 15.946 807 788 1.595 49 6,1 55 7,0 104 6,527 WAKATOBI 20 4.805 4.810 9.615 481 481 962 3 0,7 4 0,7 7 0,78 KOLAKA UTARA 16 6.658 6.400 13.058 666 640 1.306 24 3,6 15 2,3 39 3,09 BUTON UTARA 10 3.242 3.027 6.269 13 4 499 17 130,8 2 50,0 21 4,2

10 KONAWE UTARA 22 2.266 2.285 4.551 227 229 455 0 0,0 0 0,0 0 0,011 KOLAKA TIMUR 12 8.277 8.096 16.373 828 810 1.637 29 3,5 7 0,9 36 2,212 KONAWE KEPULAUAN 7 2.006 1.895 3.901 201 190 390 2 1,0 2 1,1 4 1,013 MUNA BARAT 15 3.253 3.386 6.639 325 339 664 0 0,0 0 0,0 0 0,014 BUTON TENGAH 12 6.512 5.966 12.478 177 185 362 13 0,0 22 0,0 35 9,715 BUTON SELATAN 8 4.893 5.165 10.058 489 517 1.006 72 14,7 88 17,0 160 15,916 KOTA KENDARI 15 18.839 19.563 38.402 1.884 1.956 3.840 179 9,5 163 8,3 342 8,917 KOTA BAUBAU 17 8.741 9.065 17.806 874 907 1.781 55 6,3 42 4,6 97 5,4

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 135.513 134.294 269.807 11.592 11.516 22.868 1.828 15,77386 1.704 14,7938 3.537 15,46723

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016Keterangan:

Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

PUSKESMAS

PNEUMONIA PADA BALITAPENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI

L P L + P

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

JUMLAH BALITA JUMLAH PERKIRAANPENDERITANO KABUPATEN/KOTA

Page 182:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 11

L P L+PPROPORSIKELOMPOK

UMURL P L+P

PROPORSIKELOMPOK

UMURL P L+P L P L+P

PROPORSIKELOMPOK

UMUR1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

≤ 4 TAHUN #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!

5 - 14 TAHUN #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!

15 - 19 TAHUN #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!

20 - 24 TAHUN #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!

25 - 49 TAHUN 15 15 30 #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!

≥ 50 TAHUN #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!

JUMLAH (KAB/KOTA) #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!

PROPORSI JENIS KELAMIN #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN

NO KELOMPOK UMUR

H I V AIDS SYPHILISJUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Page 183:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 12

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 171 BUTON 1.908 223 2.131 1.915 100 223 100 2.138 100 2 0,10 0 0,00 2 0,092 MUNA 569 121 690 569 100 121 100 690 100 0 0,00 0 0,00 0 0,003 KONAWE 750 419 1.169 750 100,00 419 100,00 1.169 100,00 4 1 6 1 10 0,864 KOLAKA 635 348 983 635 100 348 100 983 100,00 1 0,16 0 0,00 1 0,105 KONAWE SELATAN 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,006 BOMBANA 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,007 WAKATOBI 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,008 KOLAKA UTARA 856 174 1.030 856 100 174 100,00 1.030 100 3 0,35 0 0,00 3 0,299 BUTON UTARA 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

10 KONAWE UTARA 0 0,00 0,00 0 0,00 0,00 0,00 0 0,0011 KOLAKA TIMUR 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,0012 KONAWE KEPULAUAN 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,0013 MUNA BARAT 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,0014 BUTON TENGAH 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,0015 BUTON SELATAN 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,0016 KOTA KENDARI 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,0017 KOTA BAUBAU 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

JUMLAH 4.718 1.285 6.003 4.725 100,15 1.285 100,00 6.010 100,12 10 0,21 6 0 16 0,27

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

L + P L P L + PJUMLAH PENDONOR

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN

NO UNIT TRANSFUSI DARAH

DONOR DARAHSAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING

TERHADAP HIVL P

POSITIF HIV

Page 184:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 13

KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 BUTON 13 49.517 48.153 97.670 1.060 1.030 2.090 871 82,20 834 80,93 1.705 81,57

2 MUNA 27 101.579 110.043 211.622 2.174 2.355 4.529 1.547 71 1.682 71,42 3.229 57,22

3 KONAWE 27 121.972 116.095 238.067 2.610 2.484 5.095 1.853 70,99 384 15,46 2.237 43,91

4 KOLAKA 13 128.162 118.837 246.999 2.743 2.543 5.286 2.290 83 2.322 91 4.612 87,25

5 KONAWE SELATAN 23 150.413 144.913 295.326 3.219 3.101 6.320 2.527 31,11 2.415 30,86 4.942 30,99

6 BOMBANA 22 85.781 84.239 170.020 4.632 4.549 9.181 1.025 22,13 1.076 23,65 2.101 22,88

7 WAKATOBI 20 45.612 49.373 94.985 976 1.057 2.033 386 39,55 302 28,58 688 33,85

8 KOLAKA UTARA 16 73.489 69.125 142.614 3.968 3.733 7.701 1.844 46 1.802 48 3.646 47,34

9 BUTON UTARA 10 30.690 30.434 61.124 657 651 1.308 716 111 759 119 1.475 114,96

10 KONAWE UTARA 22 24.464 35.209 59.673 524 753 1.277 37 7,13 53,69 7,13 91 7,126064

11 KOLAKA TIMUR 12 80.276 76.527 156.803 4.335 4.132 8.467 141 3,25 104 2,52 245 2,89

12 KONAWE KEPULAUAN 7 17.135 16.572 33.707 925 895 1.820 248 26,80 249 27,82 497 27,31

13 MUNA BARAT 15 36.734 40.350 77.084 786 863 1.650 17 2,14 24,19 2,80 41 2,485455

14 BUTON TENGAH 12 46.325 48.216 94.541 991 1.032 2.023 772 77,87 830 80 1.602 79,18

15 BUTON SELATAN 8 47.773 46.210 93.983 823 836 1.659 640 77,76 712 85 1.352 81,49

16 KOTA KENDARI 15 181.392 177.979 359.371 3.882 3.809 7.691 2.022 52,09 2.027 53 4.049 52,65

17 KOTA BAUBAU 17 77.730 80.541 158.271 4.197 4.349 8.547 1.723 41,05 1.629 37 3.352 39,22

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 1.299.044 1.292.816 2.591.860 38.502 38.174 76.676 18.659 48,46 17.205 45,07 35.864 46,77ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 214

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

JUMLAH PENDUDUKDIARE

JUMLAH TARGET PENEMUAN DIARE DITANGANI

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

P L + PLNO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS

Page 185:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 14

KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 BUTON 13 0 1 1 24 13 37 24 14 382 MUNA 27 0 0 0 15 2 17 15 2 173 KONAWE 27 2 0 2 10 3 13 12 3 154 KOLAKA 13 0 0 15 9 24 15 9 245 KONAWE SELATAN 23 1 1 2 10 2 12 11 3 146 BOMBANA 22 4 1 5 31 16 47 35 17 527 WAKATOBI 20 3 1 4 30 7 37 33 8 418 KOLAKA UTARA 16 1 3 4 10 8 18 11 11 229 BUTON UTARA 10 0 0 0 3 1 4 3 1 4

10 KONAWE UTARA 22 1 0 1 5 4 9 6 4 1011 KOLAKA TIMUR 12 0 2 2 8 5 13 8 7 1512 KONAWE KEPULAUAN 7 0 0 0 1 1 2 1 1 213 MUNA BARAT 15 0 0 0 1 0 1 1 0 114 BUTON TENGAH 12 0 0 0 10 3 13 10 3 1315 BUTON SELATAN 8 0 0 0 5 2 7 5 2 716 KOTA KENDARI 15 1 2 3 14 4 18 15 6 2117 KOTA BAUBAU 17 1 3 4 27 15 42 28 18 46

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 14 14 28 219 95 314 233 109 342

50,00 50,00 69,75 30,25 68,13 31,87

ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 17,84 8,47 13,20

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

KABUPATEN/KOTA PUSKESMASKASUS BARU

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

PROPORSI JENIS KELAMIN

PB + MBPausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta BasahNO

Page 186:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 15

JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 81 BUTON 13 38 3 7,89 0 0,002 MUNA 27 17 3 17,65 0 0,003 KONAWE 27 15 0 0,00 0 0,004 KOLAKA 13 24 3 12,50 0 0,005 KONAWE SELATAN 23 14 0 0,00 0 0,006 BOMBANA 22 52 5 9,62 3 5,777 WAKATOBI 20 41 0 0,00 0 0,008 KOLAKA UTARA 16 22 4 18,18 2 9,099 BUTON UTARA 10 4 1 25,00 0 0,0010 KONAWE UTARA 22 10 1 10,00 1 10,0011 KOLAKA TIMUR 12 15 0 0,00 1 6,6712 KONAWE KEPULAUAN 7 2 0 0,00 0 0,0013 MUNA BARAT 15 1 0 0,00 0 0,0014 BUTON TENGAH 12 13 1 7,69 1 7,6915 BUTON SELATAN 8 7 0 0,00 0 0,0016 KOTA KENDARI 15 21 0 0,00 0 0,0017 KOTA BAUBAU 17 46 4 8,70 3 6,52

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 342 25 7,31 11 3,22ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 100.000 PENDUDUK 0,42

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

PENDERITA KUSTA0-14 TAHUN

KASUS BARU

CACAT TINGKAT 2NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS PENDERITAKUSTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Page 187:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 16

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 BUTON 13 0 0 0 27 20 47 27 20 472 MUNA 27 0 0 0 15 2 17 15 2 173 KONAWE 27 0 0 0 0 0 0 0 0 04 KOLAKA 13 1 2 3 14 8 22 15 10 255 KONAWE SELATAN 23 1 1 2 10 2 12 11 3 146 BOMBANA 22 4 1 5 34 21 55 38 22 607 WAKATOBI 20 4 3 7 41 15 56 45 18 638 KOLAKA UTARA 16 1 3 4 11 8 19 12 11 239 BUTON UTARA 10 0 0 0 3 5 8 3 5 8

10 KONAWE UTARA 22 1 0 1 5 4 9 6 4 1011 KOLAKA TIMUR 12 0 2 2 4 1 5 4 3 712 KONAWE KEPULAUAN 7 0 0 0 1 1 2 1 1 213 MUNA BARAT 15 0 0 0 0 0 0 0 0 014 BUTON TENGAH 12 0 0 0 10 3 13 10 3 1315 BUTON SELATAN 8 0 0 0 3 4 7 3 4 716 KOTA KENDARI 15 1 2 3 26 3 29 27 5 3217 KOTA BAUBAU 17 1 1 2 27 15 42 28 16 44

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 14 15 29 231 112 343 245 127 372ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 1,88 0,99 1,44

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS

KASUS TERCATAT

Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH

Page 188:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 17

PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1 BUTON 13 0 1 1 0 0 1 100 1 100 16 8 24 0 0 0 0,00 0 0

2 MUNA 27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 6 13 0 0 0 0 0 0

3 KONAWE 27 2 0 2 2 0 0 0 2 0 10 3 13 10 100 3 100 13 100

4 KOLAKA 13 1 2 3 1 100 2 100 3 100 14 8 22 14 100 8 100 22 100

5 KONAWE SELATAN 23 1 1 2 1 100 1 100 2 100 10 2 12 2 20 1 50 3 25,00

6 BOMBANA 22 3 5 8 3 100 5 100 8 100 22 10 32 17 77 9 90 26 81,25

7 WAKATOBI 20 3 2 5 3 100 1 0 4 80 11 8 19 5 45 7 88 12 63,16

8 KOLAKA UTARA 16 0 2 2 0 0 2 100 2 100 16 9 25 9 56 3 33 12 48,00

9 BUTON UTARA 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 3 2 100 1 100 3 100

10 KONAWE UTARA 22 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 -

11 KOLAKA TIMUR 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 3 2 0 1 0 3 0

12 KONAWE KEPULAUAN 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 1 0 0 0 1 0

13 MUNA BARAT 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0

14 BUTON TENGAH 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 3 13 7 70 2 67 9 69,23

15 BUTON SELATAN 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 2 7 0 0 0 0 0 0

16 KOTA KENDARI 15 1 2 3 1 100 2 0 3 100 26 3 29 22 85 3 100 25 86,21

17 KOTA BAUBAU 17 6 2 8 6 100 2 100 8 100 38 13 51 28 74 16 123 44 86,27

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 18 17 35 17 94,4 16 94,1 33 94,3 192 78 270 119 62 54 69 173 64,07

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

KUSTA (MB)KUSTA (PB)

PENDERITA MBaL + P

RFT MBL PL PNO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS RFT PB

L + PPENDERITA PBa

Page 189:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 18

NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS JUMLAH PENDUDUK<15 TAHUN

JUMLAH KASUS AFP(NON POLIO)

1 2 3 4 51 BUTON 13 39.960 32 MUNA 27 77.725 73 KONAWE 27 30.915 34 KOLAKA 13 82.765 25 KONAWE SELATAN 23 102.838 16 BOMBANA 22 57.060 07 WAKATOBI 20 32.541 08 KOLAKA UTARA 16 46.037 09 BUTON UTARA 10 22.755 0

10 KONAWE UTARA 22 20.384 011 KOLAKA TIMUR 12 48.044 112 KONAWE KEPULAUAN 7 11.720 013 MUNA BARAT 15 35.369 014 BUTON TENGAH 12 33.725 015 BUTON SELATAN 8 32.811 016 KOTA KENDARI 15 104,703 017 KOTA BAUBAU 17 49.313 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 703.578 17

AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN 2,42

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016Keterangan:

Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

Catatan : Jumlah penduduk < 15 tahun kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 2, yaitu sebesar:864.393

JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KABUPATEN/KOTAPROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2016

Page 190:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 19

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

JUMLAH KASUS PD3I

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 BUTON 13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 02 MUNA 27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 03 KONAWE 27 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 04 KOLAKA 13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 05 KONAWE SELATAN 23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 06 BOMBANA 22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 07 WAKATOBI 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 08 KOLAKA UTARA 16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 09 BUTON UTARA 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 KONAWE UTARA 22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 011 KOLAKA TIMUR 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 012 KONAWE KEPULAUAN 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 013 MUNA BARAT 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 014 BUTON TENGAH 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 015 BUTON SELATAN 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 016 KOTA KENDARI 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 017 KOTA BAUBAU 17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

CASE FATALITY RATE (%) 0,00 0,00 0,00

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

KABUPATEN/KOTA PUSKESMASDIFTERI

JUMLAH KASUS MENINGGAL

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

JUMLAH KASUS MENINGGAL

TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATORUMJUMLAH KASUS MENINGGAL

PERTUSISNO

Page 191:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 20

L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 BUTON 13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 02 MUNA 27 201 226 427 2 0 0 0 0 0 03 KONAWE 27 0 0 0 0 0 0 0 1 23 244 KOLAKA 13 6 5 11 0 0 0 0 0 0 05 KONAWE SELATAN 23 0 0 0 0 0 0 0 1 23 246 BOMBANA 22 1 1 2 0 0 0 0 1 7 87 WAKATOBI 20 6 5 11 0 0 0 0 0 0 08 KOLAKA UTARA 16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 09 BUTON UTARA 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 010 KONAWE UTARA 22 0 0 0 0 0 0 0 0 1 111 KOLAKA TIMUR 12 1 1 2 0 0 0 0 0 0 012 KONAWE KEPULAUAN 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 013 MUNA BARAT 15 1 0 1 0 0 0 0 0 0 014 BUTON TENGAH 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 015 BUTON SELATAN 8 0 0 0 0 0 0 0 0 19 1916 KOTA KENDARI 15 26 31 57 0 0 0 0 24 0 017 KOTA BAUBAU 17 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 243 269 512 2 0 0 0 27 73 76

0,4

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

JUMLAH KASUS PD3I

CASE FATALITY RATE (%)

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

CAMPAKJUMLAH KASUS MENINGGAL

POLIO HEPATITIS BNO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Page 192:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 21

JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 BUTON 13 14 26 40 1 0 1 7,1 0,0 2,52 MUNA 27 64 77 141 0 3 3 0,0 3,9 2,13 KONAWE 27 137 161 298 3 2 5 2,2 1,2 1,74 KOLAKA 13 387 366 753 1 3 4 0,3 0,8 0,55 KONAWE SELATAN 23 228 237 465 4 2 6 1,8 0,8 1,36 BOMBANA 22 40 43 83 0 0 0 0,0 0,0 0,07 WAKATOBI 20 38 43 81 1 2 3 2,6 4,7 3,78 KOLAKA UTARA 16 71 33 104 0 0 0 0,0 0,0 0,09 BUTON UTARA 10 22 64 86 0 0 0 0,0 0,0 0,0

10 KONAWE UTARA 22 28 29 57 1 0 1 3,6 0,0 1,811 KOLAKA TIMUR 12 24 31 55 0 2 2 0,0 6,5 3,612 KONAWE KEPULAUAN 7 0 0 0 0 0 0 0,0 0,0 0,013 MUNA BARAT 15 0 0 0 0 0 0 0,0 0,0 0,014 BUTON TENGAH 12 2 4 6 0 0 0 0,0 0,0 0,015 BUTON SELATAN 8 4 5 9 0 0 0 0,0 0,0 0,016 KOTA KENDARI 15 569 524 1.093 2 5 7 0,4 1,0 0,617 KOTA BAUBAU 17 77 85 162 1 0 1 1,3 0,0 0,6

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 1.705 1.728 3.433 14 19 33 0,8 1,1 1,0

130,6 134,4 132,5

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

NO KABUPATEN/KOTA MENINGGAL CFR (%)JUMLAH KASUSPUSKESMASDEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

Page 193:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 22

L P L+P L % P % L+P % L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1 BUTON 13 812 992 1.804 812 992 1.804 24 2,96 12 1 36 2,00 0 0 0 0 0 02 MUNA 27 996 1037 2.033 996 1037 2.033 433 43,47 381 37 814 40,04 2 0 2 0,46 0,00 0,253 KONAWE 27 876 911 1.787 876 911 1.787 10 1,18 11 1 21 1,18 0 0 0 0 0,00 0,004 KOLAKA 13 204 130 334 204 130 334 23 11,27 6 5 29 8,68 0 0 0 0,00 0 0,005 KONAWE SELATAN 23 557 580 1.137 557 580 1.137 24 4,31 1 0 25 2,20 0 0 0 0,00 0,00 0,006 BOMBANA 22 788 776 1.564 788 776 1.564 11 1,40 1 0 12 0,77 0 0 0 0,00 0 0,007 WAKATOBI 20 273 403 676 273 403 676 24 8,79 13 3 37 5,47 0 0 0 0,00 0,00 0,008 KOLAKA UTARA 16 215 223 438 215 223 438 9 4,19 3 1 12 2,74 0 0 0 0,00 0,00 09 BUTON UTARA 10 271 283 554 271 283 554 20 0,00 2 0 22 3,97 0 0 0 0,00 0,00 0,0010 KONAWE UTARA 22 230 239 469 230 239 469 0 0,00 1 0 1 0,21 0 0 0 0,00 0,00 011 KOLAKA TIMUR 12 67 46 113 67 46 113 6 0,00 0 0 6 5,31 0 0 0 0,00 0,00 0,0012 KONAWE KEPULAUAN 7 125 122 247 117 114 231 4 0,00 5 0 8 3,68 0 0 0 0,00 0,00 0,0013 MUNA BARAT 15 18 7 25 18 7 25 8 44,44 5 71 13 52,00 0 0 0 0,00 0,00 0,0014 BUTON TENGAH 12 261 272 533 261 272 533 36 0,00 18 0 54 10,13 0 0 0 0,00 0,00 0,0015 BUTON SELATAN 8 430 382 812 430 382 812 18 4,19 20 5 38 4,68 0 0 0 0,00 0,00 0,0016 KOTA KENDARI 15 1313 1367 2.680 1313 1367 2.680 32 2,44 14 1 46 1,72 0 0 0 0,00 0,00 0,0017 KOTA BAUBAU 17 571 2.163 2.734 640 2.163 2.803 22 3,44 6 0 28 1,00 0 0 0 0,00 0,00 0,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 8.007 9.933 17.940 8.068 9.925 17.993 704 8,72 499 5 1.202 6,68 2 0 2 0,284174 0 0,166322

JUMLAH PENDUDUK BERISIKO 1.305.701 1.286.159 2.591.860

ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO 0,54 0,39 0,46

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

P L+P

SEDIAAN DARAH DIPERIKSAPOSITIF

L

KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

CFRMENINGGALSUSPEK

MALARIA

NO KABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

PUSKESMAS

Page 194:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 23

PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 BUTON 13 0 0 0 1 5 62 MUNA 27 0 0 0 1 0 13 KONAWE 27 0 0 0 2 1 34 KOLAKA 13 0 0 0 0 0 05 KONAWE SELATAN 23 0 0 0 3 5 86 BOMBANA 22 0 0 0 0 0 07 WAKATOBI 20 0 0 0 0 0 08 KOLAKA UTARA 16 0 0 0 0 0 09 BUTON UTARA 10 0 0 0 0 0 010 KONAWE UTARA 22 0 0 0 0 0 011 KOLAKA TIMUR 12 0 0 0 3 1 412 KONAWE KEPULAUAN 7 0 0 0 0 0 013 MUNA BARAT 15 0 0 0 0 0 014 BUTON TENGAH 12 0 0 0 0 0 015 BUTON SELATAN 8 0 0 0 0 0 016 KOTA KENDARI 15 0 0 0 0 0 017 KOTA BAUBAU 17 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 0 0 0 10 12 22ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) 1 1 1

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

JUMLAH SELURUH KASUSKASUS BARU DITEMUKANNO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS

PENDERITA FILARIASIS

Page 195:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 24

PENGUKURAN TEKANAN DARAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI +PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 BUTON 13 9.428 9.444 18.872 199 2,11 355 3,76 554 2,94 55 27,64 66 18,59 1212 MUNA 27 0 0 0 224 0,00 1.180 0,00 1.404 0,00 63 28,13 275 23,31 3383 KONAWE 27 9.881 9.577 19.458 77 0,78 434 4,53 511 2,63 36 46,75 281 64,75 3174 KOLAKA 13 78.876 73.476 152.352 872 1,11 1.322 1,80 2.194 1,44 872 100,00 1322 100,00 21945 KONAWE SELATAN 23 84.097 81.819 165.916 2.056 2,44 17.806 21,76 19.862 11,97 541 26,31 3815 21,43 43566 BOMBANA 22 55.087 54.791 109.877 1.089 1,98 4.393 8,02 5.482 4,99 359 32,97 1.375 31,30 17347 WAKATOBI 20 27.119 31.318 58.437 3.739 13,79 7.605 24,28 11.344 19,41 1.816 48,57 3.774 49,63 55908 KOLAKA UTARA 16 45.872 43.216 89.088 1.948 4,25 7.486 17,32 9.434 10,59 848 43,53 2.361 31,54 32099 BUTON UTARA 10 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 300 - 327 - 62710 KONAWE UTARA 22 14.771 21.258 36.029 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 - 0 - 011 KOLAKA TIMUR 12 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 - 0 - 012 KONAWE KEPULAUAN 7 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 - 0 - 013 MUNA BARAT 15 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 - 0 - 014 BUTON TENGAH 12 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 - 0 - 015 BUTON SELATAN 8 22.068 22.017 44.085 256 1,16 402 1,83 658 1,49 256 100,00 402 100,00 65816 KOTA KENDARI 15 175.337 172.159 347.496 4.510 2,57 5.032 2,92 9.542 2,75 4510 100,00 5032 100,00 954217 KOTA BAUBAU 17 0 6.515 0,00 14.925 0,00 21.440 0,00 1.155 17,73 1.976 13,24 3131

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 522.535 519.075 1.041.610 21.485 4,11 60.940 11,74 82.425 7,91 10.811 50,32 21.006 34,47 31.817

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

LAKI-LAKI +PEREMPUAN

HIPERTENSI/TEKANAN DARAH TINGGIDILAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI +PEREMPUANNO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS

JUMLAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUNLAKI-LAKI PEREMPUAN

Page 196:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

PENGUKURAN TEKANAN DARAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

%

18

21,8424,0762,04

100,0021,9331,6349,2834,02

------

100,00100,0014,60

38,60

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

LAKI-LAKI +PEREMPUAN

HIPERTENSI/TEKANAN DARAH TINGGI

Page 197:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 25

PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI +PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 BUTON 13 29.610 29.653 59.263 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 - 0 - 0 -2 MUNA 27 0 0 0 235 0,00 1.257 0,00 1.492 0,00 71 30,21 483 38,42 554 37,133 KONAWE 27 - - 30.915 75 0,00 499 0,00 574 1,86 44 58,67 278 55,71 322 56,104 KOLAKA 13 85.042 79.191 164.233 24 0,03 127 0,16 151 0,09 24 100,00 127 100,00 151 100,005 KONAWE SELATAN 23 38.399 37.164 75.563 2.076 5,41 17.770 47,82 19.846 26,26 246 11,85 5.531 31,13 5777 29,116 BOMBANA 22 56.642 56.318 112.960 1.310 2,31 7.204 12,79 8.514 7,54 233 17,79 2.450 34,01 2683 31,517 WAKATOBI 20 14.603 28.294 42.897 12.728 87,16 24.453 86,42 37.181 86,68 1.320 10,37 7.437 30,41 8757 23,558 KOLAKA UTARA 16 0 1.400 0,00 6.864 0,00 8.264 0,00 271 19,36 1.536 22,38 1807 21,879 BUTON UTARA 10 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0 0 010 KONAWE UTARA 22 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0 0 011 KOLAKA TIMUR 12 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0 0 012 KONAWE KEPULAUAN 7 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0 0 013 MUNA BARAT 15 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0 0 014 BUTON TENGAH 12 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0 0 015 BUTON SELATAN 8 28.018 28.221 56.239 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0 0 016 KOTA KENDARI 15 169.719 228.090 397.809 623 0,37 3.968 1,74 4.591 1,15 109 17,50 1.235 31,12 1344 29,2717 KOTA BAUBAU 17 0 1.328 0,00 4.489 0,00 5.817 0,00 296 22,29 334 7,44 630 10,83

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 422.033 486.931 908.964 19.799 4,69 66.631 13,68 86.430 9,51 2.614 13,20 19.411 29,13 22.025 25,48

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

OBESITAS

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUANNO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS

JUMLAH PENGUNJUNG PUSKESMAS DANJARINGANNYA BERUSIA ≥ 15 TAHUN

DILAKUKAN PEMERIKSAAN OBESITAS

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN

Page 198:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 26

CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE) MENURUT KABUPATEN/KOTA

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 BUTON 13 10.719 128 1,19 13 10,16 0 0,002 MUNA 27 41.603 71 0 0 0,00 0 0,003 KONAWE 27 31.064 209 1 0 0,00 0 0,004 KOLAKA 13 30.996 27 0 1 3,70 13 48,155 KONAWE SELATAN 23 41.794 269 1 0 0,00 0 0,006 BOMBANA 22 20.337 68 0 0 0,00 4 5,887 WAKATOBI 20 14.161 224 2 10 4,46 0 0,008 KOLAKA UTARA 16 21.639 1.650 8 2 0,12 72 4,369 BUTON UTARA 10 7.847 0 0 0 0,00 0 0,00

10 KONAWE UTARA 22 7.683 0 0 0 0,00 0 0,0011 KOLAKA TIMUR 12 19.316 0 0 0 0,00 0 0,0012 KONAWE KEPULAUAN 7 4.977 0 0 0 0,00 0 0,0013 MUNA BARAT 15 16.582 0 0 0 0,00 0 0,0014 BUTON TENGAH 12 9.269 0 0 0 0,00 0 0,0015 BUTON SELATAN 8 9.526 0 0 0 0,00 0 0,0016 KOTA KENDARI 15 50.228 388 1 15 3,87 0 0,0017 KOTA BAUBAU 17 20.516 189 1 9 4,76 1 0,53

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 358.258 3.223 1 50 1,55 90 2,79

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016Ket: IVA: Inspeksi Visual dengan Asam asetat

CBE: Clinical Breast Examination

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

PEMERIKSAAN LEHER RAHIMDAN PAYUDARA TUMOR/BENJOLAN

NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS PEREMPUANUSIA 30-50 TAHUN

IVA POSITIF

Page 199:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 27

DIKETAHUI DITANGGU-LANGI AKHIR L P L+P 0-7HARI

8-28HARI

1-11BLN

1-4THN

5-9THN

10-14THN

15-19THN

20-44THN

45-54THN

55-59THN

60-69THN

70+THN L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

1DBD (Kec. Wangi-Wangi dan Wangi-Wangi Selatan)

2 2 4/3/2016' 5/3/2016' 31/3/2016' 22 31 53 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 11.517 12.468 23.985 0,19 0,25 0,22 4,55 0,00 1,89

DBD (Kec. Tomia danTomia Timur) 2 5 9/9/2016' 9/11/2016' 31/12/2016' 15 13 28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 7.493 8.112 15.605 0,20 0,16 0,18 0,00 15,38 7

2 DBD (KOLAKA) 1 3 10/02/2016 11/02/2016 3 5 8 0 0 1 2 3 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 - 20,00 12,50

3 KERACUNANMAKANAN 1 1 14/05/2016 14/05/2016 15/05/2016 8 8 16 0 0 0 4 8 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 8 8 16 100,00 100,00 100,00 0 0 0

(BOMBANA)

4 KERACUNANPANGAN (BAUBAU) 1 1 15/06/2016 15/06/2016 2 10 12 0 0 0 0 0 1 1 4 2 2 2 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 10,00 8,33

5 MUNA :Keracunan Makanan (muna) 2 2 30/1/16 30/1/16 30/1/16 2 2 4 0 0 0 0 1 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00KLB Malaria 1 3 27/1/16 27/1/16 26/4/16 170 371 541 0 0 0 96 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0,59 0,27 0,37KLB Campak 1 1 3/10/16 3/10/2016 29/12/16 170 201 371 0 0 11 96 126 126 10 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00KLB Campak 1 3 13/12/16 13/12/2016 3/1/17 17 10 27 0 0 2 3 2 7 12 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00KLB Campak 1 1 15/12/16 15/12/2016 15/1/17 3 6 9 0 0 0 1 0 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00

6 KONAWE SELATANKeracunan Makanan (Palangga) 1 1 19/7/2016 19/7/2016 0 0 47 0 0 0 0 0 47 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - - - - -Keracunan Makanan (Landono) 1 1 15/11/2016 15/11/2016 2 5 7 0 0 0 0 3 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0DBD(Pamandati) 1 10/02/2016 15/02/2016 49 0 49 0 0 0 1 6 5 10 27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7 KOLAKA TIMUR 6 7 01/04/2016 01/04/2016 01/08/2016 24 31 55 0 0 0 4 12 10 14 10 5 0 0 0 0 2 2 9.217 6.146 15.363 0,26 0,50 0,36 - 6,45 3,64

8 KONAWEKeracunan Makanan 1 1 13 10 23 2 2 5 4 7 3 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - - -DIFTERI 1 1 1 1 1 1 1 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100,00 100,00

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

JUMLAH PENDUDUKTERANCAM

JUMLAHKEC

YANG TERSERANGWAKTU KEJADIAN (TANGGAL) KELOMPOK UMUR PENDERITA

JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)PROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2016

JUMLAHDESA/KEL

CFR (%)NO JENIS KEJADIAN LUAR

BIASA

ATTACK RATE (%)JUMLAH PENDERITA JUMLAH KEMATIAN

Page 200:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 28

JUMLAH DITANGANI <24 JAM %1 2 3 4 5 6

1 BUTON 13 0 0 02 MUNA 27 10 10 1003 KONAWE 27 2 2 1004 KOLAKA 13 3 3 1005 KONAWE SELATAN 23 3 3 1006 BOMBANA 22 1 1 1007 WAKATOBI 20 8 8 1008 KOLAKA UTARA 16 0 0 09 BUTON UTARA 10 0 0 0

10 KONAWE UTARA 22 0 0 011 KOLAKA TIMUR 12 1 1 10012 KONAWE KEPULAUAN 7 0 0 013 MUNA BARAT 15 0 0 014 BUTON TENGAH 12 0 0 015 BUTON SELATAN 8 0 0 016 KOTA KENDARI 15 0 0 017 KOTA BAUBAU 17 1 1 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 29 29 100

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

KLB DI DESA/KELURAHANNO PUSKESMASKABUPATEN/KOTA

KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAMPROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2016

Page 201:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 29

MENURUT KABUPATEN/KOTA

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 BUTON 13 2.237 2.197 98,2 1.593 71,21 2.310 1.758 76,10 1.831 79,26 1.892 81,902 MUNA 27 4.888 4.820 98,6 3.809 77,93 4.666 4.031 86,39 3.679 78,85 3.879 83,133 KONAWE 27 6.419 4.731 73,7 4.253 66,26 6.127 4.462 72,83 4.234 69,10 4.454 72,694 KOLAKA 13 4.878 4.860 99,6 3.965 81,28 4.314 4.209 97,57 4.089 94,78 4.246 98,425 KONAWE SELATAN 23 8.031 5.846 72,8 4.409 54,90 7.672 5.493 71,60 5.230 68,17 4.443 57,916 BOMBANA 22 4.636 3.987 86,0 3.405 73,45 4.422 3.318 75,03 3.427 77,50 3.522 79,657 WAKATOBI 20 2.087 1.916 91,8 1.721 82,46 2.195 1.962 89,38 1.793 81,69 1.799 81,968 KOLAKA UTARA 16 3.660 3.296 90,1 2.904 79,34 3.493 2.771 79,33 2.857 81,79 2.589 74,129 BUTON UTARA 10 1.755 1.365 77,8 1.028 58,58 1.675 1.231 73,49 1.290 77,01 1.194 71,28

10 KONAWE UTARA 22 1.703 1.358 79,7 1.203 70,64 1.624 1.201 73,95 1.219 75,06 665 40,9511 KOLAKA TIMUR 12 2.454 2.314 94,3 1.829 74,53 2.343 2.028 86,56 1.733 73,97 2.030 86,6412 KONAWE KEPULAUAN 7 901 707 78,5 535 59,38 860 574 66,74 422 49,07 578 67,2113 MUNA BARAT 15 1.760 1.590 90,3 1.142 64,89 1.718 1.392 81,02 1.349 78,52 1.259 73,2814 BUTON TENGAH 12 2.692 2.141 79,5 1.555 57,76 2.570 1.587 61,75 1.627 63,31 1.568 61,0115 BUTON SELATAN 8 1.992 1.796 90,2 1.578 79,22 1.902 1.650 86,75 1.681 88,38 1.679 88,2816 KOTA KENDARI 15 8.876 8.880 100,0 8.365 94,24 8.471 7.808 92,17 7.771 91,74 7.750 91,4917 KOTA BAUBAU 17 3.527 3.234 91,7 2.930 83,07 3.365 2.814 83,63 2.807 83,42 2.587 76,88

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 62.496 55.038 88,1 46.224 73,96 59.727 48.289 80,85 47.039 78,76 46.134 77,24

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS

IBU BERSALIN/NIFASIBU HAMILPERSALINAN

DITOLONG NAKESMENDAPAT

YANKES NIFASIBU NIFAS

MENDAPAT VIT AJUMLAH

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

K1 K4NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMASJUMLAH

Page 202:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 30

TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 BUTON 13 2.237 572 25,57 418 18,69 393 17,57 216 9,66 203 9,1 1.230 54,982 MUNA 27 4.888 851 17,41 820 16,78 673 13,77 473 9,68 393 8,04 2.359 48,263 KONAWE 27 6.419 3.102 48,33 2.738 42,65 200 3,12 121 1,89 113 1,76 3.172 49,424 KOLAKA 13 4.878 2.049 42,00 1.833 37,58 682 13,98 341 6,99 391 8,02 3.247 66,565 KONAWE SELATAN 23 8.031 891 11,09 834 10,38 1.121 13,96 919 11,44 1.037 12,91 3.911 48,706 BOMBANA 22 4.636 1.102 23,77 1.086 23,43 500 10,79 192 4,14 150 3,24 1.928 41,597 WAKATOBI 20 2.087 725 34,74 717 34,36 224 10,73 113 5,41 98 4,70 1.152 55,208 KOLAKA UTARA 16 3.660 733 20,03 716 19,56 792 21,64 728 19,89 487 13,31 2.723 74,409 BUTON UTARA 10 1.755 223 12,71 177 10,09 237 13,50 170 9,69 135 7,69 719 40,97

10 KONAWE UTARA 22 1.703 681 39,99 598 35,11 136 7,99 94 5,52 134 7,87 962 56,4911 KOLAKA TIMUR 12 2.454 1.017 41,44 996 40,59 623 25,39 500 20,37 552 22,49 2.671 108,8412 KONAWE KEPULAUAN 7 901 338 37,51 197 21,86 25 2,77 7 0,78 9 1,00 238 26,4213 MUNA BARAT 15 1.760 301 17,10 251 14,26 243 13,81 147 8,35 135 7,67 776 44,0914 BUTON TENGAH 12 2.692 596 22,14 413 15,34 251 9,32 143 5,31 116 4,31 923 34,2915 BUTON SELATAN 8 1.992 409 20,53 432 21,69 278 13,96 179 8,99 148 7,43 1.037 52,0616 KOTA KENDARI 15 8.876 4.809 54,18 4.597 51,79 1.690 19,04 1.250 14,08 984 11,09 8.521 96,0017 KOTA BAUBAU 17 3.527 651 18,46 576 16,33 419 11,88 270 7,66 305 8,65 1.570 44,51

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 62.496 19.050 30,48 17.399 27,84 8.487 13,58 5.863 9,38 5.390 8,62 37.139 59,43

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMILJUMLAH IBU

HAMILNO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KABUPATEN/KOTAPROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2016

Page 203:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 31

TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 BUTON 13 17.982 574 3,19 418 2,32 383 2,13 216 1,20 203 1,132 MUNA 27 55.018 860 1,56 828 1,50 687 1,25 484 0,88 420 0,763 KONAWE 27 46.540 2.353 5,06 2.038 4,38 404 0,87 322 0,69 243 0,524 KOLAKA 13 50.598 2.109 4,17 1.895 3,75 682 1,35 370 0,73 391 0,775 KONAWE SELATAN 23 59.655 913 1,53 928 1,56 1.132 1,90 927 1,55 1.041 1,756 BOMBANA 22 35.132 81 0,23 21 0,06 9 0,03 2 0,01 1 0,007 WAKATOBI 20 20.851 724 3,47 712 3,41 229 1,10 115 0,55 101 0,488 KOLAKA UTARA 16 29.804 130 0,44 54 0,18 30 0,10 33 0,11 36 0,129 BUTON UTARA 10 12.083 226 1,87 181 1,50 239 1,98 177 1,46 138 1,14

10 KONAWE UTARA 22 19.137 559 2,92 545 2,85 208 1,09 110 0,57 96 0,5011 KOLAKA TIMUR 12 31.577 737 2,33 675 2,14 227 0,72 184 0,58 148 0,4712 KONAWE KEPULAUAN 7 6.151 223 3,63 254 4,13 91 1,48 63 1,02 51 0,8313 MUNA BARAT 15 16.992 301 1,77 251 1,48 243 1,43 147 0,87 136 0,8014 BUTON TENGAH 12 16.892 597 3,53 413 2,44 251 1,49 143 0,85 116 0,6915 BUTON SELATAN 8 17.169 8 0,05 7 0,04 6 0,03 4 0,02 4 0,0216 KOTA KENDARI 15 76.101 5.137 6,75 4.751 6,24 1.864 2,45 1.312 1,72 1.034 1,3617 KOTA BAUBAU 17 41.098 606 1,47 560 1,36 399 0,97 235 0,57 231 0,56

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 552.780 16.138 2,92 14.531 2,63 7.084 1,28 4.844 0,88 4.390 0,79

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS JUMLAH WUS(15-39 TAHUN)

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA WUS

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KABUPATEN/KOTAPROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2016

Page 204:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 32

FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET)JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 81 BUTON 13 2.237 2.100 93,88 1.797 80,332 MUNA 27 4.888 4.208 86,09 3.826 78,273 KONAWE 27 6.419 4.008 62,44 4.019 62,614 KOLAKA 13 4.878 3.722 76,30 4.191 85,925 KONAWE SELATAN 23 8.031 4.775 59,46 4.698 58,506 BOMBANA 22 4.636 3.826 82,53 3.432 74,037 WAKATOBI 20 2.087 1.916 91,81 1.711 81,988 KOLAKA UTARA 16 3.660 3.262 89,13 2.958 80,829 BUTON UTARA 10 1.755 1.365 77,78 1.662 94,70

10 KONAWE UTARA 22 1.703 1.215 71,34 1.075 63,1211 KOLAKA TIMUR 12 2.454 2.249 91,65 1.797 73,2312 KONAWE KEPULAUAN 7 901 550 61,04 848 94,1213 MUNA BARAT 15 1.760 1.504 85,45 1.096 62,2714 BUTON TENGAH 12 2.692 1.865 69,28 1.528 56,7615 BUTON SELATAN 8 1.992 1.467 73,64 1.393 69,9316 KOTA KENDARI 15 8.876 6.257 70,49 8.398 94,6117 KOTA BAUBAU 17 3.527 2.854 80,92 2.664 75,53

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 62.496 47.143 75,43 47.093 75,35

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

KABUPATEN/KOTA JUMLAHIBU HAMILNO PUSKESMAS

JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KABUPATEN/KOTAPROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2016

Page 205:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 33

S % L P L + P L P L + P S % S % S %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 BUTON 13 2.237 447 77 17,21 1.002 891 1.893 150 134 284 9 5,99 15 11,22 24 8,452 MUNA 27 4.888 978 988 101,06 2.174 1.939 4.113 326 291 617 198 60,72 110 37,82 308 49,923 KONAWE 27 6.419 1.284 604 47,05 2.653 2.116 4.769 398 317 715 75 18,85 62 19,53 137 19,154 KOLAKA 13 4.878 976 517 52,99 2.213 2.069 4.282 332 310 642 140 42,18 113 36,41 253 39,395 KONAWE SELATAN 23 8.031 1.606 819 50,99 2.993 2.717 5.710 449 408 857 127 28,29 142 34,84 269 31,416 BOMBANA 22 4.636 927 384 41,42 1.710 1.798 3.508 257 270 526 55 21,44 82 30,40 137 26,047 WAKATOBI 20 2.087 417 26 6,23 953 840 1.793 143 126 269 28 19,59 43 34,13 71 26,408 KOLAKA UTARA 16 3.660 732 207 28,28 1.467 1.382 2.849 220 207 427 33 15,00 44 21,23 77 18,029 BUTON UTARA 10 1.755 351 93 26,50 658 627 1.285 99 94 193 35 35,46 34 36,15 69 35,80

10 KONAWE UTARA 22 1.703 341 0 - 652 565 1.217 98 85 183 - 0,00 - 0,00 - 0,0011 KOLAKA TIMUR 12 2.454 491 156 31,78 1.077 980 2.057 162 147 309 35 21,67 24 16,33 59 19,1212 KONAWE KEPULAUAN 7 901 180 39 21,64 277 279 556 42 42 83 7 16,85 11 26,28 18 21,5813 MUNA BARAT 15 1.760 352 193 55 773 711 1.484 116 107 223 18 15,52 14 13,13 32 14,3814 BUTON TENGAH 12 2.692 538 224 41,60 884 747 1.631 133 112 245 22 16,59 18 16,06 40 16,3515 BUTON SELATAN 8 1.992 400 89 22,25 902 823 1.725 27 25 52 27 100,00 25 100,00 52 100,0016 KOTA KENDARI 15 8.876 1.775 1444 81,34 3.892 3.933 7.825 584 590 1.174 485 83,08 495 83,91 980 83,4917 KOTA BAUBAU 17 3.527 705 294 41,68 1.473 1.464 2.937 221 220 441 41 18,56 35 15,94 76 17,25

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 62.496 12.499 6154 49,24 25.753 23.881 49.634 3.755 3.484 7.238 1.335 35,56 1.267 36,37 2.602 35,95

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

PERKIRAAN NEONATALKOMPLIKASI

PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL

L + PL P

PENANGANANKOMPLIKASIKEBIDANAN

JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATALMENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA

NO PUSKESMASKABUPATEN/KOTA JUMLAHIBU HAMIL

TAHUN 2016PROVINSI SULAWESI TENGGARA

JUMLAH LAHIR HIDUPPERKIRAAN

BUMILDENGAN

KOMPLIKASIKEBIDANAN

Page 206:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 34

PESERTA KB AKTIF

MKJP

IUD % MOP % MOW % IM PLAN % JUMLAH % KON DOM % SUNTIK % PIL % OBATVAGINA % LAIN NYA % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 BUTON 13 123 1,1 4 0,0 172 1,5 742 6,4 1.041 9,0 305 2,6 5.985 51,6 4.261 36,8 0 0,0 0 0,0 10.551 91,0 11.592 100,0

2 MUNA 27 83 0,5 44 0,3 77 0,5 510 3,3 714 4,7 134 0,9 7.731 50,7 6.674 43,8 0 0,0 0 0,0 14.539 95,3 15.253 100,0

3 KONAWE 27 427 3,9 22 0,2 143 1,3 1.372 12,5 1.964 17,9 1.234 11,2 3.889 35,4 3.902 35,5 0 0,0 0 0,0 9.025 82,1 10.989 100,0

4 KOLAKA 13 1.123 3,5 3 0,0 461 1,5 3.960 12,5 5.547 17,5 545 1,7 16.940 53,5 8.613 27,2 0 0,0 0 0,0 26.098 82,5 31.645 100,0

5 KONAWE SELATAN 23 32 0,1 0 0,0 16 0,1 643 2,3 691 2,5 325 1,2 21.853 78,9 4.828 17,4 0 0,0 0 0,0 27.006 97,5 27.697 100,0

6 BOMBANA 22 126 0,7 25 0,1 114 0,7 1.447 8,4 1.712 10,0 185 1,1 11.194 65,2 4.086 23,8 0 0,0 0 0,0 15.465 90,0 17.177 100,0

7 WAKATOBI 20 70 0,6 22 0,2 68 0,6 738 6,7 898 8,2 583 5,3 6.561 59,7 2.953 26,9 0 0,0 0 0,0 10.097 91,8 10.995 100,0

8 KOLAKA UTARA 16 228 1,1 1 0,0 262 1,3 2.505 12,2 2.996 14,6 1.127 5,5 9.259 45,2 7.115 34,7 0 0,0 0 0,0 17.501 85,4 20.497 100,0

9 BUTON UTARA 10 123 2,5 10 0,2 87 1,8 594 12,2 814 16,7 109 2,2 2.825 58,1 1.114 22,9 0 0,0 0 0,0 4.048 83,3 4.862 100,0

10 KONAWE UTARA 22 78 1,4 76 1,4 87 1,5 594 10,6 835 14,9 12 0,2 2.988 53,2 1.784 31,7 0 0,0 0 0,0 4.784 85,1 5.619 100,0

11 KOLAKA TIMUR 12 165 1,1 70 0,5 107 0,7 899 5,8 1.241 8,0 232 1,5 9.071 58,6 4.943 31,9 0 0,0 0 0,0 14.246 92,0 15.487 100,0

12 KONAWE KEPULAUAN 7 5 0,0 0 0,0 4 0,0 194 5,3 203 5,3 147 4,0 2.379 64,8 945 25,7 0 0,0 0 0,0 3.471 94,5 3.674 99,8

13 MUNA BARAT 15 22 0,5 14 0,3 21 0,5 449 9,8 506 11,0 14 0,3 2.923 63,6 1.152 25,1 0 0,0 0 0,0 4.089 89,0 4.595 100,0

14 BUTON TENGAH 12 47 0,4 42 0,4 79 0,7 212 1,9 380 3,4 1.025 9,3 5.140 46,6 4.478 40,6 0 0,0 0 0,0 10.643 96,6 11.023 100,0

15 BUTON SELATAN 8 31 0,4 30 0,4 99 1,3 258 3,5 418 5,6 368 5,0 4.320 58,2 2.325 31,3 0 0,0 0 0,0 7.011 94,4 7.429 100,0

16 KOTA KENDARI 15 1.075 2,4 28 0,1 45 0,1 1.421 3,2 2.569 5,8 1.414 3,2 23.985 54,2 16.305 36,8 0 0,0 0 0,0 41.704 94,2 44.273 100,0

17 KOTA BAUBAU 17 406 3,3 36 0,3 517 4,2 1.010 8,2 1.969 16,0 488 4,0 5.299 43,0 4.569 37,1 0 0,0 0 0,0 10.356 84,0 12.325 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 4.164 1,6 427 0,2 2.359 0,9 17.548 6,9 24.498 9,6 8.247 3,2 142.342 55,8 80.047 31,4 0 0,0 0 0,0 230.636 90,4 255.134 100,0

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI KABUPATEN/KOTA

MKJP +NON MKJP

% MKJP +NONMKJP

NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS NON MKJP

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Page 207:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 35

PESERTA KB BARUMKJP

IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % KONDOM % SUNTIK % PIL % OBATVAGINA % LAIN

NYA % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 271 BUTON 13 17 0,6 0 0,00 22 0,80 348 12,7 387 14,1 105 3,8 1.458 53,1 795 29,0 0 0,0 0 0,0 2.358 85,9 2.745 100,02 MUNA 27 35 0,67 1 0,02 13 0,25 172 3,3 221 4,2 64 1,2 2.806 53,9 2.111 40,6 0 0,0 0 0,0 4.981 95,8 5.202 100,03 KONAWE 27 0 0,0 0 0,00 0 0,00 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,04 KOLAKA 13 81 1,87 1 0,02 17 0,39 503 11,6 602 13,9 68 1,6 3.000 69,2 666 15,4 0 0,0 0 0,0 3.734 86,1 4.336 100,05 KONAWE SELATAN 23 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,06 BOMBANA 22 19 0,84 0 0,00 32 1,42 162 7,2 213 9,4 11 0,5 1.778 78,7 256 11,3 0 0,0 0 0,0 2.045 90,6 2.258 100,07 WAKATOBI 20 9 0,66 7 0,51 21 1,54 55 4,0 92 6,7 50 3,7 725 53,2 496 36,4 0 0,0 0 0,0 1.271 93,3 1.363 100,08 KOLAKA UTARA 16 46 2,13 0 0,00 70 3,25 339 15,72 455 21,1 105 4,9 1.159 53,7 438 20,3 0 0,0 0 0,0 1.702 78,9 2.157 100,09 BUTON UTARA 10 30 4,48 0 0,00 20 2,99 88 13,2 138 20,6 22 3,3 360 53,8 149 22,3 0 0,0 0 0,0 531 79,4 669 100,0

10 KONAWE UTARA 22 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 908 0,0 908 0,011 KOLAKA TIMUR 12 16 1,08 0 0,00 4 0,27 60 4,1 80 5,4 1 0,1 1.210 81,9 186 12,6 0 0,0 0 0,0 1.397 94,6 1.477 100,012 KONAWE KEPULAUAN 7 5 0,00 0 0,00 4 0,00 194 5,3 203 5 147 4,0 2.379 64,8 945 25,7 0 0,0 0 0,0 3.471 94,5 3.674 99,813 MUNA BARAT 15 5 0,43 0 0,00 11 0,95 181 15,7 197 17,1 1 0,1 624 54,2 330 28,6 0 0,0 0 0,0 955 82,9 1.152 100,014 BUTON TENGAH 12 7 0,36 22 1,13 9 0,46 136 7,0 174 8,9 272 14,0 927 47,6 573 29,4 0 0,0 0 0,0 1.772 91,1 1.946 100,015 BUTON SELATAN 8 9 0,92 0 0,00 0 0,00 1 0,1 10 1,0 53 5,4 531 54,5 380 39,0 1 0,1 0 0,0 965 99,0 975 100,016 KOTA KENDARI 15 131 0,92 0 0,00 0 0,00 328 2,3 459 3,2 892 6,3 7.411 52,0 5.487 38,5 0 0,0 0 0,0 13.790 96,8 14.249 100,017 KOTA BAUBAU 17 22 1,11 0 0,00 13 0,65 134 6,7 169 8,5 63 3,2 901 45,3 856 43,0 0 0,0 0 0,0 1.820 91,5 1.989 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 432 0,98 31 0,07 236 0,53 2.701 6,1 3.400 7,7 1.854 4,2 25.269 57,2 13.668 30,9 1 0,0 0 0,0 40.792 92,3 44.192 100,0

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI DI KABUPATEN/KOTA

NON MKJP MKJP +NONMKJP

% MKJP+ NONMKJP

NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Page 208:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 36

PESERTA KB BARUJUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 81 BUTON 13 18.620 1.867 10,03 11.592 62,262 MUNA 27 35.976 5.202 14,46 15.253 42,403 KONAWE 27 47.013 0,00 32.196 68,484 KOLAKA 13 44.929 4.336 9,65 31.645 70,435 KONAWE SELATAN 23 50.207 0 0,00 27.697 55,176 BOMBANA 22 28.903 2.260 7,82 17.177 59,437 WAKATOBI 20 17.789 1.363 7,66 10.995 61,818 KOLAKA UTARA 16 24.287 2.157 8,88 20.497 84,399 BUTON UTARA 10 10.391 669 6,44 4.862 46,79

10 KONAWE UTARA 22 11.225 908 8,09 7.925 70,6011 KOLAKA TIMUR 12 26.657 1.477 5,54 15.487 58,1012 KONAWE KEPULAUAN 7 7.050 680 9,65 3.674 52,1113 MUNA BARAT 15 14.288 1.152 8,06 4.595 32,1614 BUTON TENGAH 12 17.585 1.946 11,07 11.023 62,6815 BUTON SELATAN 8 15.526 118 0,76 7.429 47,8516 KOTA KENDARI 15 59.067 14.249 24,12 44.273 74,9517 KOTA BAUBAU 17 26.906 1.989 7,39 12.325 45,81

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 456.419 40.373 8,85 278.645 61,05

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KABUPATEN/KOTA

PESERTA KB AKTIFJUMLAH PUSNO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Page 209:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 37

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 BUTON 13 1.002 891 1.893 1.000 99,80 909 102,02 1.909 100,8 14 1,4 21 2,3 35 1,832 MUNA 27 2.174 1.939 4.113 2.153 99,03 1.917 98,87 4.070 99,0 54 2,5 72 3,8 126 3,103 KONAWE 27 2.653 2.116 4.769 2.202 83,00 2.058 97,26 4.260 89,3 0 0,0 0 0,0 57 1,344 KOLAKA 13 2.213 2.069 4.282 2.144 96,88 2.008 97,05 4.152 97,0 67 3,1 66 3,3 133 3,205 KONAWE SELATAN 23 2.993 2.717 5.710 2.300 76,85 2.222 81,78 4.522 79,2 0 0,0 0 0,0 0 0,006 BOMBANA 22 1.710 1.798 3.508 1.710 100,00 1.798 100,00 3.508 100,0 76 4,4 75 4,2 151 4,307 WAKATOBI 20 953 840 1.793 953 100,00 840 100,00 1.793 100,0 10 1,0 19 2,3 29 1,628 KOLAKA UTARA 16 1.467 1.382 2.849 1.459 1856,00 1.375 99,49 2.834 99,5 254 17,4 264 19,2 518 18,289 BUTON UTARA 10 658 627 1.285 654 99,39 626 99,84 1.280 99,6 23 3,5 33 5,3 56 4,38

10 KONAWE UTARA 22 652 565 1.217 0,00 0,00 0 0,0 #DIV/0! #DIV/0! 6 #DIV/0!11 KOLAKA TIMUR 12 1.077 980 2.057 1.070 99,35 980 100,00 2.050 99,7 27 2,5 14 1,4 41 2,0012 KONAWE KEPULAUAN 7 277 279 556 277 100,00 333 119,35 610 109,7 4 1,5 4 1,2 8 1,3113 MUNA BARAT 15 773 711 1.484 921 119,15 954 134,18 1.875 126,3 31 3,4 29 3,0 60 3,2014 BUTON TENGAH 12 884 747 1.631 881 99,55 736 98,66 1.617 99,1 23 2,6 18 2,4 41 2,5415 BUTON SELATAN 8 902 823 1.725 902 100,00 823 100,00 1.725 100,0 34 3,8 36 4,4 70 4,0616 KOTA KENDARI 15 3.892 3.933 7.825 3.458 88,85 3.571 90,80 7.029 89,8 66 1,9 71 2,0 137 1,9517 KOTA BAUBAU 17 1.473 1.464 2.937 1.473 100,00 1.464 100,00 2.937 100,0 10 0,7 33 2,3 43 1,46

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 25.753 23.881 49.634 23.557 91,47 22.614 94,69 46.171 93,02 693 2,9 755 3,3 1.511 3,27

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

BBLRJUMLAH LAHIR HIDUP L

BAYI BARU LAHIR DITIMBANGPNO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA

P LL + P L + P

Page 210:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 38

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14,00 15 16 17 18

1 BUTON 13 1.002 891 1.893 1.010 100,80 909 102,02 1.919 101,37 1.006 100,40 901 101,12 1.907 100,742 MUNA 27 2.174 1.939 4.113 2.153 99,03 1.917 98,87 4.070 98,95 2.100 96,60 1.858 95,82 3.958 96,233 KONAWE 27 2.653 2.116 4.769 2.375 89,52 2.175 102,79 4.550 95,41 2.290 86,32 2.093 98,91 4.383 91,914 KOLAKA 13 2.213 2.069 4.282 2.207 99,73 2.066 99,86 4.273 99,79 2.142 96,79 2.019 97,58 4.161 97,175 KONAWE SELATAN 23 2.993 2.717 5.710 2.993 100,00 2.717 100,00 5.710 100,00 2.968 99,16 2.675 98,45 5.643 98,836 BOMBANA 22 1.710 1.798 3.508 1.709 99,94 1.794 99,78 3.503 99,86 1.657 96,90 1.781 99,05 3.438 98,007 WAKATOBI 20 953 840 1.793 939 98,53 842 100,24 1.781 99,33 902 94,65 831 98,93 1.733 96,658 KOLAKA UTARA 16 1.467 1.382 2.849 1.459 1.856 1.375 99,49 2.834 99,47 1.452 98,98 1.366 98,84 2.818 98,919 BUTON UTARA 10 658 627 1.285 648 84,05 619 98,72 1.267 82,54 645 83,66 616 80,63 1.261 98,13

10 KONAWE UTARA 22 652 565 1.217 644 98,77 549 97,17 1.193 98,03 602 92,33 529 93,63 1.131 92,9311 KOLAKA TIMUR 12 1.077 980 2.057 1.071 99,44 974 99,39 2.045 99,42 965 89,60 868 88,57 1.833 89,1112 KONAWE KEPULAUAN 7 277 279 556 299 107,94 275 98,57 574 103,24 7 2,53 11 3,94 18 3,2413 MUNA BARAT 15 773 711 1.484 740 95,73 689 96,91 1.429 96,29 724 93,66 676 95,08 1.400 94,3414 BUTON TENGAH 12 884 747 1.631 881 99,55 736 98,53 1.617 99,14 830 93,79 705 94,50 1.535 94,1115 BUTON SELATAN 8 902 823 1.725 909 100,78 831 100,97 1.740 100,87 904 100,22 805 97,81 1.709 99,0716 KOTA KENDARI 15 3.892 3.933 7.825 3.884 99,79 3.930 99,92 7.814 99,86 3.831 98,43 3.908 99,36 7.739 98,9017 KOTA BAUBAU 17 1.473 1.464 2.937 1.441 97,83 1.442 98,50 2.883 98,16 1.369 92,94 1.329 90,78 2.698 91,86

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 25.753 23.881 49.634 25.362 98,48 23.840 99,83 49.202 99,1 24.394 94,72 22.971 96,19 47.365 95,43

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

JUMLAH LAHIR HIDUPNO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS L + P

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTAPROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2016

KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP)P L + PP L

KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1)L

Page 211:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 39

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12

1 BUTON 13 721 667 1.388 385 53,40 356 53,37 741 53,392 MUNA 27 1.622 1.753 3.375 1.176 72,50 1.214 69,25 2.390 70,813 KONAWE 27 1.240 1.291 2.531 796 64,16 828 64,16 1.624 64,164 KOLAKA 13 2.476 2.229 4.705 1.003 40,53 925 41,48 1.928 40,985 KONAWE SELATAN 23 78 82 160 38 48,75 40 48,75 78 48,756 BOMBANA 22 1.053 1.012 2.065 768 72,93 829 81,92 1.597 77,347 WAKATOBI 20 720 750 1.470 355 49,29 369 49,25 724 49,278 KOLAKA UTARA 16 983 773 1.756 427 43,44 428 55 855 48,699 BUTON UTARA 10 771 764 1.535 304 39,43 302 39,53 606 39,4810 KONAWE UTARA 22 139 154 293 85 61,15 122 79,31 207 70,6911 KOLAKA TIMUR 12 795 750 1.545 486 61,13 473 63,07 959 62,0712 KONAWE KEPULAUAN 7 184 179 363 72 39,33 70 38,90 142 39,1213 MUNA BARAT 15 2.881 2.771 5.652 118 4,10 122 4,42 240 4,2514 BUTON TENGAH 12 649 658 1.307 290 44,68 274 41,64 564 43,1515 BUTON SELATAN 8 343 360 703 157 45,77 169 46,94 326 46,3716 KOTA KENDARI 15 1.058 1.628 2.686 779 73,63 1.175 72,17 1.954 72,7517 KOTA BAUBAU 17 1.177 1.227 2.404 409 34,75 480 39,12 889 36,98

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 16.891 17.047 33.938 7.649 45,28 8.176 47,96 15.825 46,63

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIFUSIA 0-6 BULAN

L + PP

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA

NO KABUPATEN/KOTAJUMLAH BAYI

0-6 BULANPUSKESMAS L

Page 212:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 40

L P L + P JUMLAH % % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12

1 BUTON 13 1.018 1.014 2.032 1.162 114,1 1.032,0 101,8 2.194 108,02 MUNA 27 2.174 1.939 4.113 1.619 74,5 1.429,0 73,7 3.048 74,13 KONAWE 27 2.779 2.893 5.672 2.731 98,3 2.733,0 92,3 5.464 96,34 KOLAKA 13 2.348 2.106 4.454 2.316 98,64 2.194,00 104,18 4.510 101,265 KONAWE SELATAN 23 3.510 3.379 6.889 3.022 86,10 2.946,00 87,19 5.968 86,636 BOMBANA 22 2.096 2.012 4.108 1.586 75,67 1.600,00 79,52 3.186 77,567 WAKATOBI 20 1.501 1.043 2.544 2.244 149,50 2.031,00 370,80 4.275 168,048 KOLAKA UTARA 16 1.549 1.523 3.072 1.538 99,29 1.517,00 99,61 3.055 99,459 BUTON UTARA 10 771 764 1.535 691 89,62 675,00 88,35 1.366 88,99

10 KONAWE UTARA 22 617 887 1.504 624 101,13 477,00 53,78 1.101 73,2011 KOLAKA TIMUR 12 1.589 1.485 3.074 886 55,76 856,00 57,64 1.742 56,6712 KONAWE KEPULAUAN 7 388 335 723 274 70,62 235,00 70,15 509 70,4013 MUNA BARAT 15 773 711 1.484 378 48,90 365,00 51,34 743 50,0714 BUTON TENGAH 12 1.297 1.151 2.448 979 75,48 873,00 75,85 1.852 75,6515 BUTON SELATAN 8 930 901 1.831 708 76,13 797,00 88,46 1.505 82,2016 KOTA KENDARI 15 4.219 4.330 8.549 3.869 91,70 4.083,00 94,30 7.952 93,0217 KOTA BAUBAU 17 1.575 1.631 3.206 1.180 74,92 1.206,00 73,94 2.386 74,42

0

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 29.134 28.104 57.238 25.807 88,58 24.985,00 90,50 50.792 88,74

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

PELAYANAN KESEHATAN BAYI

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTAPROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2016

L + PLNO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS JUMLAH BAYIP

Page 213:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 41

1 2 3 4 5 6

1 BUTON 13 95 85 89,47

2 MUNA 27 152 113 74,34

3 KONAWE 27 351 268 76,35

4 KOLAKA 13 135 117 86,67

5 KONAWE SELATAN 23 361 295 81,72

6 BOMBANA 22 143 129 90,21

7 WAKATOBI 20 100 89 89,00

8 KOLAKA UTARA 16 133 109 81,95

9 BUTON UTARA 10 91 82 90,11

10 KONAWE UTARA 22 147 142 96,60

11 KOLAKA TIMUR 12 133 105 78,95

12 KONAWE KEPULAUAN 7 96 68 70,83

13 MUNA BARAT 15 86 73 84,88

14 BUTON TENGAH 12 77 75 97,40

15 BUTON SELATAN 8 70 36 51,43

16 KOTA KENDARI 15 64 63 98,44

17 KOTA BAUBAU 17 43 38 88,37

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 2.277 1.887 82,87

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) KABUPATEN/KOTA

% DESA/KELURAHANUCINO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS JUMLAH

DESA/KELURAHANDESA/KELURAHAN

UCI

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Page 214:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 42

BAYI DIIMUNISASIHb < 7 hari BCG

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 181 BUTON 13 1.002 891 1.893 839 83,73 772 86,64 1.611 85,10 1.163 116 1.104 124 2.267 1202 MUNA 27 2.174 1.939 4.113 1.421 65,36 1.273 65,65 2.694 65,50 2.442 112 2.238 115 4.680 1143 KONAWE 27 2.653 2.116 4.769 1.972 74,33 1.745 82,47 3.717 77,94 2.566 97 2.393 113 4.959 1044 KOLAKA 13 2.213 2.069 4.282 2.220 100,32 2.045 98,84 4.265 99,60 2.270 103 2.197 106 4.467 1045 KONAWE SELATAN 23 2.993 2.717 5.710 2.520 84,20 2.131 78,43 4.651 81,45 2.961 99 2.853 105 5.814 1026 BOMBANA 22 1.710 1.798 3.508 1.757 102,75 1.751 97,39 3.508 100,00 1.865 109 1.867 104 3.732 1067 WAKATOBI 20 953 840 1.793 739 77,54 644 76,67 1.383 77,13 893 94 874 104 1.767 998 KOLAKA UTARA 16 1.467 1.382 2.849 1.244 84,80 1.241 89,80 2.485 87,22 1.471 100 1.435 104 2.906 1029 BUTON UTARA 10 658 627 1.285 544 82,67 503 80,22 1.047 81,48 763 116 734 117 1.497 116

10 KONAWE UTARA 22 652 565 1.217 558 85,58 521 92,21 1.079 88,66 760 117 662 117 1.422 11711 KOLAKA TIMUR 12 1.077 980 2.057 1.103 102,41 986 100,61 2.089 101,56 1.230 114 1.131 115 2.361 11512 KONAWE KEPULAUAN 7 277 279 556 259 93,50 229 82,08 488 87,77 300 108 295 106 595 10713 MUNA BARAT 15 773 711 1.484 477 61,71 419 58,93 896 60,38 752 97 689 97 1.441 9714 BUTON TENGAH 12 884 747 1.631 769 86,99 651 87,15 1.420 87,06 1.107 125 1.070 143 2.177 13315 BUTON SELATAN 8 902 823 1.725 524 58,09 513 62,33 1.037 60,12 964 107 920 112 1.884 10916 KOTA KENDARI 15 3.892 3.933 7.825 5.018 128,93 4.998 127,08 10.016 128,00 4.810 124 4.721 120 9.531 12217 KOTA BAUBAU 17 1.473 1.464 2.937 1.315 89,27 1.235 84,36 2.550 86,82 1.702 116 1.536 105 3.238 110

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 25.753 23.881 49.634 23.279 90 21.657 91 44.936 91 28.019 109 26719 111,88 54738 110,28

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMASJUMLAH LAHIR HIDUP

L P

CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B < 7 HARI DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTAPROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2016

L + P L P L + P

Page 215:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 43

BAYI DIIMUNISASIDPT-HB3/DPT-HB-Hib3 POLIO 4a CAMPAK IMUNISASI DASAR LENGKAP

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 BUTON 13 1.293 1.160 2.453 1.185 91,65 1.010 87,07 2.195 89,48 1.155 89,33 986 85,00 2.141 87,28 1.181 91,34 1.100 94,83 2.281 92,99 1.151 89,02 1.085 93,53 2.236 91,152 MUNA 27 2.680 2.524 5.204 2.181 81,38 2.100 83,20 4.281 82,26 2.158 80,52 2.041 80,86 4.199 80,69 2.183 81,46 2.012 79,71 4.195 124,30 2.188 81,64 1.975 78,25 4.163 80,003 KONAWE 27 2.930 2.743 5.673 2.566 87,58 2.409 87,82 4.975 87,70 2.485 84,81 2.358 85,96 4.843 85,37 2.459 83,92 2.296 83,70 4.755 83,82 2.039 69,59 2.141 78,05 4.180 73,684 KOLAKA 13 2.592 2.224 4.816 2.241 86,46 2.104 94,60 4.345 90,22 2.226 85,88 2.140 96,22 4.366 90,66 2.348 90,59 2.193 98,61 4.541 94,29 2.314 89,27 2.187 98,34 4.501 93,465 KONAWE SELATAN 23 3.510 3.379 6.889 2.923 83,28 2.774 82,10 5.697 82,70 2.971 84,64 2.608 77,18 5.579 80,98 2.917 83,11 2.720 80,50 5.637 81,83 2.805 79,91 2.633 77,92 5.438 78,946 BOMBANA 22 2.096 2.012 4.108 1.967 93,85 1.878 93,34 3.845 93,60 1.882 89,79 1.814 90,16 3.696 89,97 2.026 96,66 1.935 96,17 3.961 96,42 2.008 95,80 1.926 95,73 3.934 95,767 WAKATOBI 20 1.027 986 2.013 844 82,18 822 83,37 1.666 82,76 837 81,50 762 77,28 1.599 79,43 920 89,58 907 91,99 1.827 90,76 855 83,25 852 86,41 1.707 84,808 KOLAKA UTARA 16 1.549 1.523 3.072 1.441 93,03 1.402 92,06 2.843 92,55 1.410 91,03 1.364 89,56 2.774 90,30 1.441 93,03 1.432 94,02 2.873 93,52 1.465 94,58 1.439 94,48 2.904 94,539 BUTON UTARA 10 771 765 1.535 743 96,37 752 98,30 1.495 97,39 741 96,11 734 95,95 1.481 96,48 740 95,98 748 97,78 1.488 96,94 711 92,22 704 92,03 1.415 92,1810 KONAWE UTARA 22 617 887 1.504 767 124,31 681 76,78 1.448 96,28 755 122,37 661 74,52 1.416 94,15 723 117,18 689 77,68 1.412 93,88 741 120,10 653 73,62 1.394 92,6911 KOLAKA TIMUR 12 1.589 1.485 3.074 1.019 64,13 905 60,94 1.924 62,59 1.149 72,31 1.111 74,81 2.260 73,52 1.558 98,05 1.315 88,55 2.873 93,46 1.570 98,80 1.415 95,29 2.985 97,1012 KONAWE KEPULAUAN 7 354 328 682 336 94,92 272 82,93 608 89,15 301 85,03 275 83,84 576 84,46 352 99,44 326 99,39 678 99,41 320 90,40 313 95,43 633 92,8213 MUNA BARAT 15 980 929 1.909 735 74,99 659 70,96 1.394 73,03 653 66,63 630 67,84 1.283 67,22 717 73,16 660 71,07 1.377 72,14 699 71,32 647 69,67 1.346 70,5214 BUTON TENGAH 12 1.297 1.150 2.447 1.004 77,41 1.008 87,65 2.012 82,22 1.023 78,88 993 86,34 2.016 82,39 983 75,80 981 85,30 1.964 80,26 983 75,80 981 85,30 1.964 80,2615 BUTON SELATAN 8 1.069 949 2.018 759 71,00 660 69,56 1.419 70,32 755 70,63 677 71,35 1.432 70,97 846 79,14 829 87,37 1.675 83,01 739 69,13 735 77,46 1.474 73,0516 KOTA KENDARI 15 4.219 4.330 8.549 4.627 109,67 4.457 102,93 9.084 106,26 4.101 97,20 4.548 105,03 8.649 101,17 4.268 101,16 4.593 106,07 8.861 103,65 3.726 88,31 3.628 83,79 7.354 86,0217 KOTA BAUBAU 17 1.575 1.631 3.206 1.612 102,35 1.481 90,80 3.093 96,48 1.610 102,22 1.507 92,40 3.117 97,22 1.559 98,98 1.461 89,58 3.020 94,20 1.505 95,56 1.422 87,19 2.927 91,30

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 30.148 29.005 59.152 26.950 89,39 25.374 87,48 52.324 88,46 26.212 86,94 25.209 86,91 51.427 86,94 27.221 90,29 26.197 90,32 53.418 90,31 25.819 85,64 24.736 85,28 50.555 85,47

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016Keterangan: a = khusus provinsi yang menerapkan 3 dosis polio maka diisi dengan polio 3

CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB/DPT-HB-Hib, POLIO, CAMPAK, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTAPROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2016

NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMASJUMLAH BAYI

(SURVIVING INFANT)L P L + PL PL P L + PL + P L P L + P

Page 216:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 44

BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN)

L P L+P S Ʒ % S % S % L P L+P S % S % S % L P L+P S % S % S %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 BUTON 13 1.301 1.196 2.497 1.256 96,54 1.154 96,49 2.410 96,52 4.596 4.458 9.054 4.289 93,32 4.231 94,91 8.520 94,10 5.897 5.654 11.551 5.852 99,24 5.385 95,24 11.237 97,28

2 MUNA 27 2.174 1.939 4.113 1.601 73,66 1.667 85,96 3.268 79,46 7.430 7.734 15.164 4.757 64,02 4.951 64,02 9.708 64,02 9.604 9.673 19.277 9.032 94,04 6.618 68,42 12.976 67,31

3 KONAWE 27 2.793 2.907 5.700 2.395 85,75 2.493 85,75 4.888 85,75 10.828 11.269 22.097 6.961 64,29 7.246 64,29 14.207 64,29 13.621 14.176 27.797 9.357 68,69 9.738 68,69 19.095 68,69

4 KOLAKA 13 2.348 2.106 4.454 1.734 73,86 1.568 74,45 3.302 74,14 13.104 11.970 25.074 11.944 91,14 10.943 91,43 22.887 91,28 15.452 14.076 29.528 14.838 96,03 12.511 88,89 27.350 92,62

5 KONAWE SELATAN 23 3.510 3.379 6.889 1.460 41,59 1.519 44,96 2.979 43,24 13.322 13.865 27.187 7.644 57,38 7.955 57,38 15.599 57,38 16.832 17.244 34.076 14.781 87,82 9.475 54,94 18.578 54,52

6 BOMBANA 22 1.981 1.827 3.808 1.759 88,79 1.630 89,22 3.389 89,00 7.038 6.495 13.533 6.211 88,25 5.732 88,25 11.943 88,25 9.019 8.322 17.341 8.797 97,54 7.362 88,46 16.159 93,18

7 WAKATOBI 20 526 548 1.074 520 98,88 542 98,88 1.062 98,88 4.324 4.500 8.824 4.186 96,80 4.356 96,80 8.542 96,80 4.850 5.048 9.898 4.844 99,88 4.898 97,03 9.604 97,03

8 KOLAKA UTARA 16 1.466 1.487 2.953 1.267 86,43 1.299 87,36 2.566 86,89 6.510 6.251 12.761 4.640 71,27 4.419 70,69 9.059 70,99 7.976 7.738 15.714 7.777 97,51 5.718 73,90 13.495 85,88

9 BUTON UTARA 10 792 786 1.578 714 90,15 704 89,57 1.418 89,86 2.456 2.326 4.782 2.140 87,13 2.009 86,37 4.149 86,76 3.248 3.112 6.360 2.854 87,87 2.713 87,18 5.567 87,53

10 KONAWE UTARA 22 617 887 1.504 303 49,08 315 35,53 618 41,09 2.017 2.099 4.116 1.460 72,38 1.519 72,38 2.979 72,38 2.634 2.986 5.620 2.320 88,07 1.834 61,43 4.154 73,92

11 KOLAKA TIMUR 12 1.589 1.485 3.074 1.167 73,44 1.146 77,17 2.313 75,24 6.671 6.612 13.283 3.755 56,29 3.789 57,30 7.544 56,79 8.260 8.097 16.357 4.922 59,59 4.935 60,95 9.857 60,26

12 KONAWE KEPULAUAN 7 388 335 723 329 84,79 286 85,37 615 85,06 1.618 1.560 3.178 1.131 69,89 1.097 70,34 2.228 70,11 2.006 1.895 3.901 1.947 97,06 1.383 72,99 3.330 85,37

13 MUNA BARAT 15 862 898 1.760 792 91,88 825 91,88 1.617 91,88 5.141 5.351 10.492 4.587 89,22 4.774 89,22 9.361 89,22 6.003 6.249 12.192 5.933 98,83 5.599 89,60 11.157 91,51

14 BUTON TENGAH 12 778 690 1.468 1.171 150,51 1.137 164,78 2.308 157,22 5.215 4.815 10.030 3.940 75,55 3.970 82,45 7.910 78,86 5.993 5.505 11.498 5.111 85,28 5.107 92,77 10.218 88,87

15 BUTON SELATAN 8 540 568 1.108 403 74,63 428 75,35 831 75,00 4.479 4.537 9.016 2.995 66,87 3.015 66,45 6.010 66,66 5.019 5.105 10.124 4.882 97,27 3.443 67,44 8.325 82,23

16 KOTA KENDARI 15 2.071 2.262 4.333 1.578 76,20 1.906 84,26 3.484 80,41 13.452 15.360 28.812 10.741 79,85 12.864 83,75 23.605 81,93 15.523 17.622 33.145 15.030 96,82 14.770 83,82 29.800 89,91

17 KOTA BAUBAU 17 988 963 1.951 792 80,16 864 89,72 1.656 84,88 5.294 5.384 10.678 4.684 88,48 4.418 82,06 9.102 85,24 6.282 6.347 12.629 6.086 96,88 5.282 83,22 11.368 90,02

-JUMLAH (KAB/KOTA) 279 24.725 24.262 48.987 19.242 77,82 19.482 80,30 38.724 79,05 113.494 114.587 228.081 86.063 75,83 87.290 76,18 173.353 76,01 138.219 138.849 277.008 124.363 89,98 106.772 76,90 222.270 80,24

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016Keterangan: Pelaporan pemberian vitamin A dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A dalam setahun

dihitung dengan mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan Februari dan yang mendapat vitamin A di bulan Agustus

CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTAPROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2016

BALITA (6-59 BULAN)

PMENDAPAT VIT A

LLNO KABUPATEN/KOTA

L + PJUMLAH

L + PMENDAPAT VIT APUSKESMAS

L + PJUMLAH BAYI MENDAPAT VIT AJUMLAH

PLP

Page 217:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 45

L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 181 BUTON 13 2.340 2.261 4.601 1.970 1.913 3.883 84,19 84,61 84,39 88 4,5 49 2,56 137 3,532 MUNA 27 4.427 4.673 9.100 3.224 3.340 6.564 72,83 71,47 72,13 0 0,00 0 0,00 1.764 26,873 KONAWE 27 5.117 4.889 10.006 4.354 3.788 8.142 85,09 77,48 81,37 0 0,00 0 0,00 0 0,004 KOLAKA 13 7.089 6.442 13.531 5.605 5.085 10.690 79,07 78,93 79,00 53 0,95 77 1,51 130 1,225 KONAWE SELATAN 23 6.978 6.701 13.679 5.331 5.119 10.450 76,40 76,39 76,39 0 0,00 0 0,00 0 0,006 BOMBANA 22 3.601 3.650 7.251 2.673 2.767 5.440 74,23 75,81 75,02 102 3,82 132 4,77 234 4,307 WAKATOBI 20 1.916 1.914 3.830 1.856 1.857 3.713 96,87 97,02 96,95 34 1,83 29 1,56 63 1,708 KOLAKA UTARA 16 2.845 2.791 5.636 1.867 2.414 4.281 65,62 86,49 75,96 0 0,00 0 0,00 0 0,009 BUTON UTARA 10 1.367 1.349 2.716 1.133 1.131 2.264 82,88 83,84 83,36 0 0,00 0 0,00 42 1,86

10 KONAWE UTARA 22 1.074 1.086 2.160 843 836 1.679 78,49 76,98 77,73 0 0,00 0 0,00 0 0,0011 KOLAKA TIMUR 12 2.544 2.418 4.962 1.955 1.878 3.833 76,85 77,67 77,25 24 1,23 23 1,22 47 1,2312 KONAWE KEPULAUAN 7 787 708 1.495 574 547 1.121 72,94 77,26 74,98 76 13,24 58 10,60 134 11,9513 MUNA BARAT 15 18.132 18.897 37.029 13.824 14.216 28.040 76,24 75,23 75,72 0 0,00 0 0,00 42 0,1514 BUTON TENGAH 12 2.567 2.278 4.845 2.136 2.110 4.246 83,21 92,63 87,64 21 0,00 24 0,00 45 0,0015 BUTON SELATAN 8 1.991 2.129 4.120 1.606 1.651 3.257 80,66 77,55 79,05 208 12,95 250 15,14 458 14,0616 KOTA KENDARI 15 9.500 9.885 19.385 8.069 8.345 16.414 84,94 84,42 84,67 6 0,07 10 0,12 16 0,1017 KOTA BAUBAU 17 3.359 3.489 6.848 2.444 2.397 4.841 72,76 68,70 70,69 196 8,02 200 8,34 396 8,18

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 75.634 75.560 151.194 59.464 59.394 118.858 78,62 78,60 78,61 808 1,36 852 1,43 3.508 2,95

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTAPROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2016

% (D/S) L P L+PNO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS

ANAK 0-23 BULAN (BADUTA)JUMLAH BADUTADILAPORKAN (S)

DITIMBANG BGMJUMLAH (D)

Page 218:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 46

ANAK BALITA (12-59 BULAN)

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 BUTON 13 5.352 5.360 10.712 1.854 34,64 1.922 35,86 3.776 35,252 MUNA 27 2.134 2.310 4.444 1.857 87,02 1.940 83,98 3.797 85,443 KONAWE 27 10.755 11.193 21.948 7.575 70,43 7.884 70,43 15.459 70,434 KOLAKA 13 13.104 11.970 25.074 6.369 48,60 6.002 50,14 12.371 49,345 KONAWE SELATAN 23 13.322 13.865 27.187 11.854 88,98 11.977 86,38 23.831 87,666 BOMBANA 22 7.038 6.495 13.533 4.213 59,86 3.905 60,12 8.118 59,997 WAKATOBI 20 3.974 3.915 7.889 3.577 90,01 3.964 101,25 7.541 95,598 KOLAKA UTARA 16 6.510 6.251 12.761 4.326 66,45 4.882 78,10 9.208 72,169 BUTON UTARA 10 3.094 2.963 6.057 1.412 45,64 1.362 45,97 2.774 45,80

10 KONAWE UTARA 22 2.017 1.519 3.536 0 0,00 0 0,00 0 0,0011 KOLAKA TIMUR 12 6.671 6.612 13.283 2.685 40,25 2.490 37,66 5.175 38,9612 KONAWE KEPULAUAN 7 1.618 1.560 3.178 941 58,16 980 62,82 1.921 60,4513 MUNA BARAT 15 4.587 4.774 9.361 509 11,10 520 10,89 1.029 10,9914 BUTON TENGAH 12 5.215 4.815 10.030 2.358 45,22 2.499 51,90 4.857 48,4215 BUTON SELATAN 8 5.512 5.343 10.855 5.173 93,85 4.442 83,14 9.615 88,5816 KOTA KENDARI 15 13.452 15.360 28.812 13.225 98,31 14.172 92,27 27.397 95,0917 KOTA BAUBAU 17 5.294 5.384 10.678 2.903 54,84 3.043 56,52 5.946 55,68

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 109.648 109.690 219.338 70.831 64,60 71.984 65,62 142.815 65,11

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

PUSKESMAS JUMLAH

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA

P L + PMENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)

LNO KABUPATEN/KOTA

Page 219:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 47

L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 181 BUTON 13 5.458 5.295 10.753 4.459 4.321 8.780 81,70 81,61 81,65 149 3,34 98 2,27 247 2,812 MUNA 27 9.587 10.089 19.676 6.272 6.485 12.757 65,42 64,28 64,84 864 13,78 900 13,87 1.764 13,833 KONAWE 27 11.682 10.963 22.645 8.054 7.777 15.831 68,94 70,94 69,91 41 0,51 43 0,55 84 0,534 KOLAKA 13 16.189 14.755 30.944 12.101 11.009 23.110 74,75 74,61 74,68 123 1,02 150 1,36 273 1,185 KONAWE SELATAN 23 15.040 15.653 30.693 9.475 9.862 19.337 63,00 63,00 63,00 225 2,37 218 2,21 443 2,296 BOMBANA 22 8.065 7.881 15.946 6.027 6.568 12.595 74,73 83,34 78,99 102 1,69 132 2,01 234 1,867 WAKATOBI 20 4.805 4.810 9.615 4.609 4.631 9.240 95,92 96,28 96,10 34 0,74 29 0,63 63 0,688 KOLAKA UTARA 16 6.658 6.400 13.058 5.850 5.629 11.479 87,86 87,95 87,91 31 0,53 32 0,57 63 0,559 BUTON UTARA 10 3.242 3.027 6.269 2.632 2.486 5.118 81,18 82,13 81,64 23 0,87 19 0,76 42 0,82

10 KONAWE UTARA 22 2.266 2.285 4.551 1.564 1.593 3.157 69,02 69,72 69,37 14 0,91 15 0,93 29 0,9211 KOLAKA TIMUR 12 8.277 8.096 16.373 4.046 3.868 7.914 48,88 47,78 48,34 22 0,54 25 0,65 47 0,5912 KONAWE KEPULAUAN 7 2.006 1.895 3.901 1.287 1.258 2.545 64,17 66,38 65,24 76 5,90 58 4,61 134 5,2713 MUNA BARAT 15 3.253 3.386 6.639 2.228 2.319 4.547 68,49 68,49 68,49 21 0,92 21 0,92 42 0,9214 BUTON TENGAH 12 6.512 5.966 12.478 4.135 4.156 8.291 63,50 69,66 66,44 47 1,14 48 1,15 95 1,1515 BUTON SELATAN 8 4.893 5.165 10.058 3.327 3.351 6.678 68,00 64,88 66,39 219 6,58 238 7,10 457 6,8416 KOTA KENDARI 15 18.839 19.563 38.402 14.484 15.575 30.059 76,88 79,61 78,27 33 0,23 68 0,44 101 0,3417 KOTA BAUBAU 17 8.741 9.065 17.806 5.200 5.097 10.297 59,49 56,23 57,83 301 5,79 303 5,94 604 5,87

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 135.513 134.294 269.807 95.751 95.984 191.735 70,66 71,47 71,06 2.325 2,43 2.397 2,50 4.722 2,46

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTAPROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2016

PDITIMBANG

JUMLAH (D) % (D/S)NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS JUMLAH BALITA DILAPORKAN

(S)

BALITA

L+PBGM

L

Page 220:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 48

KASUS BALITA GIZI BURUK

L P L+P S % S % S % Buton 281 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Muna 45

1 BUTON 13 16 16 32 16 100 16 100 32 100Konawe 14

2 MUNA 27 21 10 31 21 100 10 100 31 100Kolaka 15

3 KONAWE 27 11 12 23 11 100 12 100 23 100Konawe Selatan 23

4 KOLAKA 13 1 8 9 1 100 8 100 9 100Bombana 31

5 KONAWE SELATAN 23 22 9 31 22 100 9 100 31 100Wakatobi 5

6 BOMBANA 22 12 23 35 12 100 23 100 35 100Kolaka Utara 14

7 WAKATOBI 20 5 3 8 5 100 3 100 8 100Buton Utara 4

8 KOLAKA UTARA 16 15 11 26 15 100 11 100 26 100Konawe Utara 8

9 BUTON UTARA 10 2 1 3 2 100 1 100 3 100Kolaka Timur 0

10 KONAWE UTARA 22 1 0 1 1,00 100 0 0 1 100Konawe Kepulauan 3

11 KOLAKA TIMUR 12 2 0 2 2 100 0 0 2 100Kota Kendari 10

12 KONAWE KEPULAUAN 7 2 0 2 2 100 0 0 2 100Kota Bau-Bau 8

13 MUNA BARAT 15 7 0 7 7 100 0 0 7 100Buton tengah 16

14 BUTON TENGAH 12 16 10 26 16 100 10 100 26 100Buton selatan 17

15 BUTON SELATAN 8 11 2 13 11 100 2 100 13 100Muna Barat 4

16 KOTA KENDARI 15 8 15 23 8 100 15 100 23 100 Provinsi 24517 KOTA BAUBAU 17 6 1 7 6 100 1 100 7 100

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 158 121 279 158 100 121 100 279 100

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

PUSKESMAS LJUMLAH DITEMUKAN

CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTAPROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2016

P L + PMENDAPAT PERAWATAN

NO KABUPATEN/KOTA

Page 221:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 49

MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 151 BUTON 13 1.215 1.278 2.493 1.260 103,7 1.115 87,2 2.375 95,3 122 122 100,002 MUNA 27 2.244 2.831 5.075 2.021 90,1 2.690 95,0 4.711 92,8 229 229 100,003 KONAWE 27 0 0 0 2.240 0,0 2.098 0,0 4.338 0,0 0 0 0,004 KOLAKA 13 2.460 2.252 4.712 2.266 92,1 1.997 88,7 4.263 90,5 198 194 97,985 KONAWE SELATAN 23 3.096 3.223 6.319 2.782 89,8 2.895 89,8 5.677 89,8 334 333 99,706 BOMBANA 22 1.738 1.719 3.457 1.621 93,3 1.612 93,8 3.233 93,5 168 168 100,007 WAKATOBI 20 823 900 1.723 521 63,3 542 60,2 1.063 61,7 99 99 100,008 KOLAKA UTARA 16 1.716 1.562 3.278 1.163 67,8 1.042 66,7 2.205 67,3 115 115 100,009 BUTON UTARA 10 421 348 769 495 117,6 424 121,8 919 119,5 77 46 59,74

10 KONAWE UTARA 22 54 66 120 54 100,0 66 100,0 120 100,0 13 11 84,6211 KOLAKA TIMUR 12 1.327 1.298 2.625 1.103 83,1 1.055 81,3 2.158 82,2 149 149 100,0012 KONAWE KEPULAUAN 7 431 433 864 302 70,0 292 67,5 594 68,8 49 49 100,0013 MUNA BARAT 15 1.292 1.345 2.637 861 66,6 896 66,6 1.757 66,6 94 94 100,0014 BUTON TENGAH 12 1.320 1.219 2.539 1.315 99,6 1.219 100,0 2.534 99,8 104 99 95,1915 BUTON SELATAN 8 1.323 1.330 2.653 1.323 100,0 1.330 100,0 2.653 100,0 72 56 77,7816 KOTA KENDARI 15 3.456 3.191 6.647 3.250 94,0 3.022 94,7 6.272 94,4 145 145 100,0017 KOTA BAUBAU 17 1.677 1.637 3.314 1.374 81,9 1.390 84,9 2.764 83,4 75 71 94,67

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 24.593 24.632 49.225 23.950 97,4 23.686 96,2 47.636 96,8 2.043 1.980 96,92CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT 97,4 96,2 96,8

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA

NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMASJUMLAH

MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN)L

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

P L + P

SD DAN SETINGKAT

JUMLAH

MENDAPATPELAYANANKESEHATAN

(PENJARINGAN)

%

Page 222:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 50

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUTTUMPATAN GIGI

TETAPPENCABUTAN GIGI

TETAPRASIO TUMPATAN/

PENCABUTAN1 2 3 4 5 61 BUTON 13 618 541 1,142 MUNA 27 0 0 0,003 KONAWE 27 0 0 0,004 KOLAKA 13 43 859 0,055 KONAWE SELATAN 23 10 142 0,076 BOMBANA 22 168 1120 0,157 WAKATOBI 20 134 832 0,168 KOLAKA UTARA 16 41 534 0,089 BUTON UTARA 10 3 392 0,0110 KONAWE UTARA 22 0 0 0,0011 KOLAKA TIMUR 12 31 380 0,0012 KONAWE KEPULAUAN 7 0 11 0,0013 MUNA BARAT 15 0 0 0,0014 BUTON TENGAH 12 5 269 0,0215 BUTON SELATAN 8 19 237 0,0816 KOTA KENDARI 15 1138 5425 0,2117 KOTA BAUBAU 17 1764 1002 1,76

JUMLAH (KAB/ KOTA) 279 3.974 11.744 0,34

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KABUPATEN/KOTA

NO PUSKESMASKABUPATEN/KOTA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Page 223:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 51

L P L + P L % P % L + P % L P L + P L % P % L + P %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 261 BUTON 13 122 28 22,951 122 100 1215 1278 2493 204 16,79 229 17,919 433 17,369 176 213 389 23 13,0682 0 0 23 5,91262 MUNA 27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 03 KONAWE 27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 04 KOLAKA 13 190 82 0 56 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 05 KONAWE SELATAN 23 283 243 85,866 243 85,866 27709 18056 45765 27709 100 18056 100 45765 100 830 1011 1841 830 100 1011 100 1841 1006 BOMBANA 22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 07 WAKATOBI 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 08 KOLAKA UTARA 16 115 63 54,783 53 46,087 9456 8830 18286 1163 12,299 1042 11,801 2205 12,058 0 0 0 0 0 0 0 0 09 BUTON UTARA 10 0 0 0 0 0 1094 604 1698 1349 123,31 915 151,49 2264 133,33 475 72 547 0 0 0 0 0 0

10 KONAWE UTARA 22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 011 KOLAKA TIMUR 12 144 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 012 KONAWE KEPULAUAN 7 50 9 18 9 18 71 66 137 71 100 66 100 137 100 0 0 0 0 0 0 0 0 013 MUNA BARAT 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 014 BUTON TENGAH 12 99 0 0 0 0 6748,28 7023,72 13772 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 015 BUTON SELATAN 8 69 15 21,739 28 40,58 6171,73 6248,79 12420,52 463 18,475 482 21,975 945 20,232 330 334 656 76 24,7904 85 33,089 161 29,217916 KOTA KENDARI 15 145 140 96,552 140 96,552 3636 3469 7105 3636 100 3469 100 7105 100 3636 3469 7105 3636 100 3469 100 7105 10017 KOTA BAUBAU 17 74 74 100 74 100 5607 5280 10887 2644 47,155 2413 45,701 5057 46,45 864 758 1622 506 58,5648 459 60,5541 965 59,4945

JUMLAH (KAB/ KOTA) 279 1.291 654 50,7 725 56,2 61.708 50.856 112.564 37.239 60,35 26.672 52,45 63.911 56,78 6.311 5.857 12.160 5.071 80,35 5.024 85,78 10.095 83,02

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

JUMLAH MURID SD/MI

UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH

JUMLAHSD/MI

JUMLAHSD/MI DGNSIKAT GIGI

MASSAL

JUMLAHSD/MI

MENDAPATYAN. GIGI

%

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTAPROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2016

%MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATANNO PUSKES

MASKABUPATEN/KOTA

Page 224:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 52

L P L+P L % P % L+P %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 BUTON 13 3.831 3.762 7.593 2.447 63,87 2.410 64,06 4.857 63,972 MUNA 27 3.803 3.959 7762 0 0 0 0 03 KONAWE 27 0 0 0 0 0 0 0 0 04 KOLAKA 13 2.093 5.578 7.671 1.976 94 5.134 92 7.110 92,695 KONAWE SELATAN 23 8.311 8.637 16.948 537 6 2.053 24 2.590 15,286 BOMBANA 22 4.366 5.058 9.424 0 0 0 0 0 0,007 WAKATOBI 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0,008 KOLAKA UTARA 16 3.884 3.907 7.791 2.380 61 2.403 62 4.783 61,399 BUTON UTARA 10 4.498 4.549 9.047 8.297 184 8.901 196 17.198 190,10

10 KONAWE UTARA 22 0 0 0 0 0 0 0,0011 KOLAKA TIMUR 12 5.621 4.974 10.595 0 0 0 0 0 0,0012 KONAWE KEPULAUAN 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0,0013 MUNA BARAT 15 1.267 1.186 2.453 1.267 100 1.186 100 2.453 100,0014 BUTON TENGAH 12 5.189 5.398 10.587 1.596 31 1.581 29 3.177 30,0115 BUTON SELATAN 8 3.185 3.158 6.343 1.334 42 1.339 42 2.673 42,1416 KOTA KENDARI 15 3.948 5.789 9.737 3.260 83 4.501 78 7.761 79,7117 KOTA BAUBAU 17 5.669 5.881 11.550 1.340 24 2.872 49 4.212 36,47

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 55.665 61.836 117.501 24.434 43,89 32.380 52,36 56.814 48,35

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN

USILA (60TAHUN+)

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA

NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Page 225:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 53

%L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Jaminan Kesehatan Nasional 499.719 508.311 1.008.030 38,27 39,52 38,89

1.1 Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN 434.833 441.442 876.274 33,30 34,32 33,81

1.2 PBI APBD 32.465 33.080 65.545 2,49 2,57 2,53

1.3 Pekerja penerima upah (PPU) 85.482 86.312 171.794 6,55 6,71 6,63

1.4 Pekerja bukan penerima upah (PBPU)/mandiri 22.795 23.748 46.543 1,75 1,85 1,80

1.5 Bukan pekerja (BP) 25.727 27.192 52.919 1,97 2,11 2,04

2 Jamkesda 26.787 28.406 55.193 2,05 2,21 2,13

3 Asuransi Swasta 640 667 1.307 0,05 0,05 0,05

4 Asuransi Perusahaan - - 0,00 0,00 0,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 628.729 640.846 1.269.576 48,15 49,83 48,98

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN

NO JENIS JAMINAN KESEHATANPESERTA JAMINAN KESEHATAN

JUMLAH

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Page 226:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 54

JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA

L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

PUSKESMAS : 0 0 0

1 BUTON 24.892 26.106 50.998 262 351 613 0

2 MUNA 30.186 31.419 61.605 0 0

3 KONAWE 0 0 0

4 KOLAKA 40.253 54.526 94.779 111 107 218 0

5 KONAWE SELATAN 57.695 60.050 117.745 1.375 1.431 2.806 0

6 BOMBANA 40.657 40.186 80.843 663 663 1.326 24 9 33

7 WAKATOBI 5.096 5.305 10.401 124 130 254 0

8 KOLAKA UTARA 16.456 20.566 37.022 143 249 392 0

9 BUTON UTARA 20.587 25.670 46.257 108 113 221 104

10 KONAWE UTARA 2.515 2.617 5.132 1 1 2 0

11 MUNA BARAT 16.600 17.278 33.878 0 5

12 BUTON TENGAH 18.316 22.970 41.286 84 133 217 0

13 BUTON SELATAN 12.325 14.868 27.193 43 73 116 0

14 KOLAKA TIMUR 18.498 21.730 40.228 337 554 891 21 10 31

14 KONAWE KEPULAUAN 5.293 5.584 10.877 62 75 137 0

16 KOTA KENDARI 174.734 218.359 393.093 2.048 2.668 4.716 451 403 854

17 KOTA BAU-BAU 46.455 69.604 116.059 52 74 126 0 0 00

SUB JUMLAH I 530.559 636.837 1.167.396 5.414 6.621 12.035 496 422 1.027RUMAH SAKIT :

1 RSUD PASAR WAJO 3.295 4.375 7.670 635 798 1.433 0

NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN

JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN

RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2015

Page 227:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA

L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH

2 RSUD MUNA 3.365 3.502 6.867 1.182 1.230 2.412 0

3 BLUD RSU UNAAHA 3.859 4.017 7.876 2.709 2.820 5.529 0

4 BLUD RSU BENYAMIN GULUH 22.565 20.924 43.489 3.406 3.734 7.140 0

5 BLUD RSU ANDOOLO 5.424 7.702 13.126 1.368 1.830 3.198 0

6 RSUD BOMBANA 6.498 2.175 8.673 802 1.229 2.031 0

7 RSUD WAKATOBI 1.358 1.413 2.771 623 649 1.272 0

8 RSUD DJAFAR HARUN 3.627 5.952 9.579 2.837 4.767 7.604 0

9 RSUD BUTON UTARA 734 764 1.498 1.078 1.122 2.200 0

10 RSUD OHEO 362 377 739 104 109 213 0

11 RSUD KOTA KENDARI 25.622 28.060 53.682 4.213 4.461 8.674 0

12 RSUD BAU-BAU 26.215 22.879 49.094 2.995 4.025 7.020 1.304

13 RSU. KOLTIM 3.073 3.191 6.264 439 739 1.178 8 2 10

14 RSU KONKEP 302 469 771 46 43 89 0

15 RSU BUTON SELATAN 425 591 1.016 54 60 114 0

16 RSU MUNA BARAT 228 225 453 120 124 0 0

17 BLUD RSU BAHTERAMAS 31.232 33.070 64.302 6.222 7.219 13.441 319 242 561

18 RS. JIWA 4.288 3.485 7.773 642 400 1.042 3.460 2.831 6.291

19 RSU TNI. Dr. ISMOYO 3.928 3.800 7.728 896 700 1.596 1 3 4

20 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI 8.419 7.593 16.012 2.119 2.764 4.883 0

21 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU 1.322 1.082 2.404 0 0 0

22 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA 12.558 11.645 24.203 817 758 1.575 0

23 RSU. SANTA ANNA 3.453 5.311 8.764 1.403 3.415 4.818 0

25 RSIA PERMATA BUNDA 619 1.752 2.371 868 1.143 2.011 0

Page 228:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA

L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH

26 RSU.PMI 109 152 261 90 444 534 0

27 RSU. ALIYAH 430 2.334 2.764 643 1.689 2.332 0

28 RSU. MURHUM BAU-BAU 0 0 0 490 579 1.069 0

29 RSU Mitra Sakinah Konawe

30 Rumah Sakit Umum Dewi Sartika 1.727 6.536 8.263 1.771 4.446 6.217 0

31 Rumah Sakit Siloam Buton 1.259 4.625 5.884 517 642 1.159 0

32 Rumah Bersalin Hati Mulia 1.064 15.575 16.639 244 930 1.174 0

33 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau 4 1.200 1.204 3 150 153 0

34 Rumah Bersalin Hayam Wuruk Bau-Bau 0 100 100 0 40 40 0

35 Klinik Bakti Medika Baubau 23 21 44 314 290 604 0

36 Klinik Bersalin Setia Bunda Konawe 0 0 0

37 Klinik Bersalin Kasih Ibu 0 0 0

38 Klinik Mekongga Kolala 0 0 0 0 0 0 0 0 0

39 Klinik Harifah Kolaka 0 0 0

40 Klinik Sehati Indonesia 325 388 713 6 10 16 0

41 Klinik Sejahtera 525 265 790 21 17 38 0

SUB JUMLAH II 178.238 205.549 383.787 39.678 53.375 92.809 3.788 3.078 8.1700 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 708.797 842.386 1.551.183 45.092 59.996 104.844 4.284 3.500 9.197JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 1.299.044 1.292.816 2.591.860 1.299.044 1.292.816 2.591.860CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 54,56 65,16 59,85 3,47 4,64 4,05

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2016 & Laporan Tahunan Program Bina Upaya Kes. Dasar & Rujukan, 2016Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan

Page 229:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 55

L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 181 RSUD PASAR WAJO 65 996 1.268 2.264 48 37 85 22 19 41 48,19 29,18 37,54 22,09 14,98 18,112 RSUD MUNA 69 5.625 6.677 12.302 63 74 137 46 11,20 11,08 11,14 - - 3,743 BLUD RSU UNAAHA 147 - - - - - 27,00 - - 10,004 BLUD RSU BENYAMIN GULUH 141 3.406 3.734 7.140 149 125 274 46 42 88 43,75 33,48 38,38 13,51 11,25 12,325 BLUD RSU ANDOOLO 50 1.182 1.776 2.958 30 28 58 17 15 32 25,38 15,77 19,61 14,38 8,45 10,826 RSUD BOMBANA 70 7.300 3.404 10.704 21 12 33 6 7 13 2,88 3,53 3,08 0,82 2,06 1,217 RSUD WAKATOBI 77 1.112 1.601 2.713 12 17 29 8 11 19 10,69 10,69 10,69 7,00 7,00 7,008 RSUD DJAFAR HARUN 109 2.235 3.784 6.019 81 70 151 20 30 50 36,24 18,50 25,09 8,95 7,93 8,319 RSUD BUTON UTARA 50 128 185 313 2 8 10 - 1 1 15,63 43,24 31,95 - 5,41 3,19

10 RSUD OHEO 28 - - - - - - - - -11 RSUD KOTA KENDARI 115 4.213 4.461 8.674 166 158 324 104 95 199 39,40 35,42 37,35 24,69 21,30 22,9412 RSUD BAU-BAU 132 2.864 4.121 6.985 169 244 413 68 98 166 59,13 59,13 59,13 23,77 23,77 23,7713 RSU. KOLTIM 24 439 739 1.178 6 7 13 5 6 11 13,67 9,47 11,04 11,39 8,12 9,3414 RSU KONKEP 10 46 43 89 7 4 11 7 4 11 152,17 93,02 123,60 152,17 93,02 123,6015 RSU BUTON SELATAN 15 54 60 114 1 - 1 - - - 18,52 - 27,00 - - 10,0016 RSU MUNA BARAT 14 120 124 244 1 1 - - 8,06 4,10 - - -17 BLUD RSU BAHTERAMAS 314 6222 7219 13.441 349 303 652 151 183 334 56,09 41,97 48,51 24,27 25,35 24,8518 RS. JIWA 205 661 258 919 2 - 2 2 - 2 3,03 - 2,18 3,03 - 2,1819 RSU TNI. Dr. ISMOYO 78 3400 3388 6.788 27 15 42 7 6 13 7,94 4,43 6,19 2,06 1,77 1,9220 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI 74 2.079 1.840 3.919 34 14 48 15 8 23 16,35 7,61 12,25 7,22 4,35 5,8721 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 022 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA 60 759 703 1.462 3 1 4 - 3,95 1,42 2,74 - - -23 RSU. SANTA ANNA 62 1403 2012 3.415 26 32 58 8 11 19 18,53 15,90 16,98 5,70 5,47 5,5625 RSIA PERMATA BUNDA 48 870 1155 2.025 2 3 5 1 1 2,30 2,60 2,47 - 0,87 0,4926 RSU.PMI 37 98 442 540 2 2 4 2 2 4 20,41 4,52 7,41 20,41 4,52 7,4127 RSU. ALIYAH 53 643 1689 2.332 3 4 7 - 4,67 2,37 3,00 - - -28 RSU. MURHUM BAU-BAU 38 490 579 1.069 - - - - - - - -29 RSU Mitra Sakinah Konawe30 Rumah Sakit Umum Dewi Sartika 91 1.771 4.446 6.217 5 13 18 4 7,00 11,00 2,82 2,92 2,90 2,26 1,57 1,7731 Rumah Sakit Siloam Buton 300 583 553 1.136 17 14 31 11 8 19 29,16 25,32 27,29 18,87 14,47 16,7332 Rumah Bersalin Hati Mulia 60 244 932 1.176 - 3 3 - - 3,22 2,55 - - -33 Rumah Bersalin Zafirah Bau-Bau 12 0 140 140 1 1 - - 7,14 7,14 - - -34 Rumah Bersalin Hayam Wuruk Bau-Bau 9 40 40 1 1 - - 25,00 25,00 - - -35 Klinik Bersalin kasih Ibu - - - - - - - - -36 Klinik Bakti Medika Baubau 26 314 290 604 1 4 5 - - 3,18 13,79 8,28 - - -37 Klinik Bersalin Setia Bunda Konawe 0 0 0 - 0 0 - 0 0 - - - - - - -38 Klinik Mekongga Kolala - - - - - - - - - - - - - - - -39 Klinik Harifah Kolaka 0 0 0 - 0 0 - 0 0 - - - - - - -40 Klinik Sehati Indonesia 5 6 10 16 - - - - - - -41 Klinik Sejahtera 0 0 0 - 0 0 - - - - - - -

2.592 49.263 57.673 106.936 1.226 1.195 2.421 503 554 1.103 2,49 2,07 2,26 1,02 0,96 1,03Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2016 & Laporan Tahunan Program Bina Upaya Kes. Dasar & Rujukan, 2016Keterangan: a termasuk rumah sakit swastaTermasuk Tempat Tidur Bayi baru lahir

KABUPATEN/KOTA

JUMLAHTEMPAT TIDUR

ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

GDR NDRPASIEN KELUAR MATIPASIEN KELUAR (HIDUP+ MATI)

PASIEN KELUAR MATI≥ 48 JAM DIRAWATNO NAMA RUMAH SAKITa

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2015

Page 230:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 56

INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT

NO NAMA RUMAH SAKITa JUMLAHTEMPAT TIDUR

PASIEN KELUAR(HIDUP + MATI)

JUMLAH HARIPERAWATAN

JUMLAH LAMADIRAWAT BOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 RSUD PASAR WAJO 65 2.264 11.447 48,2 34,83 5,42 0,00

2 RSUD MUNA 69 12.302 18.516 13.481 73,5 178,29 0,54 1,10

3 BLUD RSU UNAAHA 147 49,5 1,20 3,20 3,20

4 BLUD RSU BENYAMIN GULUH 141 7.140 37.218 30.078 72,3 50,64 2,00 4,21

5 BLUD RSU ANDOOLO 50 2.958 9.830 3 53,9 59,16 2,85 0,00

6 RSUD BOMBANA 70 10.704 6.693 3 26,2 152,91 1,76 0,00

7 RSUD WAKATOBI 77 2.713 6.004 4.674 21,4 35,23 8,15 1,72

8 RSUD DJAFAR HARUN 109 6.019 30.864 18.341 77,6 55,22 1,48 3,05

9 RSUD BUTON UTARA 50 313 744 807 4,1 6,26 55,93 2,58

10 RSUD OHEO 28 - - - 0,0 - 0,0 0,00

11 RSUD KOTA KENDARI 115 8.674 32.361 27.557 77,1 75,43 1,11 3,18

12 RSUD BAU-BAU 132 6.985 22.455 22.134 46,6 52,92 3,68 3,17

13 RSU. KOLTIM 24 1.178 2.923 33,4 49,08 5,0 0,00

14 RSU KONKEP 10 89 89 175 2,4 8,900 0,0 0,00

15 RSU BUTON SELATAN 15 114 169 173 3,1 8,000 47,0 2,00

16 RSU MUNA BARAT 14 124 321 233 6,3 8,857 0,0 0,00

17 BLUD RSU BAHTERAMAS 314 13.441 66992 53.551 58,5 42,81 3,54 3,98

18 RS. JIWA 205 919 54867 67.903 73,3 4,48 21,72 73,89

19 RSU TNI. Dr. ISMOYO 78 6.788 17266 5 60,6 60 2,00 4,00

20 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI 74 3.919 19907 16.593 73,7 52,96 1,81 4,23

21 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU 4 0 0 0 0 0 0,0 0,00

22 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA 60 1.462 4.326 9.295 19,8 24,37 12,02 6,36

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2015

Page 231:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

NO NAMA RUMAH SAKITa JUMLAHTEMPAT TIDUR

PASIEN KELUAR(HIDUP + MATI)

JUMLAH HARIPERAWATAN

JUMLAH LAMADIRAWAT BOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

23 RSU. SANTA ANNA 62 3.415 12558 12.260 55,5 55,08 2,95 3,59

25 RSIA PERMATA BUNDA 48 2.025 8767 6.015 50,0 42,19 4,32 2,97

26 RSU.PMI 37 540 1214 1.614 9,0 14,59 22,76 2,99

27 RSU. ALIYAH 53 2.332 0,0 44,00 8,30 0,00

28 RSU Mitra Sakinah Konawe

29 RSU. MURHUM BAU-BAU 38 1.069 2.037 1.930 14,7 28,13 11,07 1,81

30 Rumah Sakit Umum Dewi Sartika 91 6.217 20286 61,1 68,32 2,08 0,00

31 Rumah Sakit Siloam Buton 300 1.136 4030 3.954 3,7 3,79 92,8 3,48

32 Rumah Bersalin Hati Mulia 60 1.176 3.165 3.168 0,0 - 15,9 2,69

33 Rumah Bersalin Kasih Ibu 12 0,0 - 0,0 0,00

34 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau 12 140 - 0,0 11,67 0,0 0,00

35 Rumah Bersalin Hayam Wuruk Bau-Bau 9 40 0,0 4,44 0,0 0,00

36 Klinik Bakti Medika Baubau 26 604 1.391 1.403 14,7 23,23 0,0 0,00

37 Klinik Bersalin Setia Bunda Konawe - - - - 0,0 0 0,0 0,00

38 Klinik RSIA Mekongga Kolaka - - - - - 0,0 0 0,0

39 Klinik Harifah Kolaka - - - - 0,0 0 0,0 0,00

40 Klinik Sehati Indonesia 5 16 - - - 3,2 0 0,0

41 Klinik Sejahtera - - - - #DIV/0! #DIV/0! 0,0 0,00

#DIV/0! #DIV/0! 0 0,0

2.604 106.816 396.440 295.350 41,71 41,02 5,19 2,77

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2016 & Laporan Tahunan Program Bina Upaya Kes. Dasar & Rujukan, 2016Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta

KABUPATEN/KOTA

Page 232:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

JUMLAH JUMLAHDIPANTAU % DIPANTAU JUMLAH

BER- PHBS % BER- PHBS

1 2 3 4 5 6 7 8

1 BUTON 13 23.924 19.162 80,10 8.006 41,782 MUNA 27 46.690 29.495 63,17 15.555 52,743 KONAWE 27 52.211 44.510 73,14 24.104 54,154 KOLAKA 13 47.335 35.067 74,08 28.036 79,955 KONAWE SELATAN 23 73.454 5.666 7,71 1.224 21,606 BOMBANA 22 32.383 17.357 53,60 7.737 44,587 WAKATOBI 20 30.863 27.523 89,18 14.132 51,358 KOLAKA UTARA 16 28.802 28.802 100,00 16.143 56,059 BUTON UTARA 10 15.508 15.508 100,00 7.883 50,8310 KONAWE UTARA 22 12.876 8.222 63,86 4.925 59,9011 KOLAKA TIMUR 12 27.659 25.164 90,98 8.171 32,4712 KONAWE KEPULAUAN 7 9.026 4.534 50,23 1.677 36,9913 MUNA BARAT 15 17.799 9.585 53,85 2.323 24,2414 BUTON TENGAH 12 22.978 22.010 95,79 12.128 55,1015 BUTON SELATAN 8 22.857 10.602 46,38 5.048 47,6116 KOTA KENDARI 15 85.090 52.845 62,10 31.763 60,1117 KOTA BAUBAU 17 26.976 17.611 65,28 5.896 33,48

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 576.431 373.663 64,82 194.751 52,12

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

RUMAH TANGGA

TABEL 57

NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS

PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KABUPATEN/KOTAPROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2016

Page 233:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 BUTON 13 23.924 10.201 42,64 13.723 13.723 100,00 8.266 60,23 18.467 77,192 MUNA 27 45.869 26.797 58,42 19.072 18.997 99,61 - 26.797 58,423 KONAWE 27 43.540 9.284 21,32 3.322 - - - - - -4 KOLAKA 13 47.335 28.129 59,43 19.206 38.735 201,68 26.949 69,57 55.078 116,365 KONAWE SELATAN 23 61.060 11.266 18,45 10.557 10.557 100,00 6.281 100,00 17.547 52,726 BOMBANA 22 32.328 15.200 47,02 17.128 10.732 62,66 10.732 100,00 25.932 80,227 WAKATOBI 20 25.226 13.713 54,36 11.513 - - #DIV/0! 13.713 54,368 KOLAKA UTARA 16 29.665 21.306 71,82 8.359 7.939 94,98 7.939 100,00 29.245 98,589 BUTON UTARA 10 10.891 7.049 64,72 3.842 - - #DIV/0! 7.049 64,72

10 KONAWE UTARA 22 11.318 811 7,17 10.507 - #DIV/0! 811 7,1711 KOLAKA TIMUR 13 27.659 5.821 21,05 20.971 20.971 100,00 8.447 40,28 14.268 51,5912 KONAWE KEPULAUAN 7 5.785 4.744 82,01 1.041 - - #DIV/0! 4.744 82,0113 MUNA BARAT 15 17.882 - 17.882 - - #DIV/0! 7.800 43,6214 BUTON TENGAH 12 22.978 12.730 55,40 10.248 6.880 67,14 3.157 45,89 15.887 69,1415 BUTON SELATAN 8 14.650 2.418 16,51 12.232 - - #DIV/0! 2.418 16,5116 KOTA KENDARI 15 101.304 66.806 65,95 34.498 35.498 102,90 - - 66.806 65,9517 KOTA BAUBAU 17 27.755 15.824 57,01 11.931 8.309 69,64 87 1,05 15.911 57,33

JUMLAH (KAB/KOTA) 280 549.169 252.099 45,91 226.032 172.341 76,25 71.858 41,70 322.473 58,72

0

NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH

SELURUHRUMAH

-1

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program

TABEL 58

RUMAH MEMENUHISYARAT (RUMAH

SEHAT)

PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KABUPATEN/KOTA

RUMAH MEMENUHISYARAT (RUMAH SEHAT)

JUMLAHRUMAH YANG

BELUMMEMENUHI

SYARAT

RUMAH DIBINA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2015

RUMAH DIBINA MEMENUHISYARAT

Page 234:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 59

JUM

LAH

SAR

ANA

JUM

LAH

PEN

DU

DU

KPE

NG

GU

NA

JUM

LAH

SAR

ANA

JUM

LAH

PEN

DU

DU

KPE

NG

GU

NA

JUM

LAH

SAR

ANA

JUM

LAH

PEN

DU

DU

KPE

NG

GU

NA

JUM

LAH

SAR

ANA

JUM

LAH

PEN

DU

DU

KPE

NG

GU

NA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1 BUTON 13 97.670 2.288 22.625 2.265 22.625 1.470 11.515 1.468 11.515 - - - - 104 862 104 862 307

2 MUNA 27 211.622 8.800 96.788 6.599 74.141 2 15 2 15 33 375 33 375 70 2.579 70 2.579 41

3 KONAWE 27 238.067 - - - - - - - - - - - - - - - - -

4 KOLAKA 13 246.999 5.571 46.957 4.493 43.303 2.807 23.708 2.694 22.023 3.912 22.338 11.465 26.326 - - - - 207

5 KONAWE SELATAN 23 295.326 6.131 30.655 4.707 23.535 - - - - - - - - - - - - 323

6 BOMBANA 22 170.020 3.250 20.716 3.030 20.716 - - - - 795 10.092 725 10.092 - - - - 51

7 WAKATOBI 20 94.985 6.369 31.845 3.625 18.125 - - - - - - - - - - - - 2

8 KOLAKA UTARA 16 142.614 98 3.283 98 3.283 783 5.517 783 5.517 228 7.267 228 7.267 - - - - 533

9 BUTON UTARA 10 61.124 32.512 252.875 24.824 205.736 5.071 40.765 4.958 39.082 4.981 40.086 12.466 44.076 191 3.459 193 3.461 1.485

10 KONAWE UTARA 22 59.673 - - - - - - - - - - - - - - - - -

11 KOLAKA TIMUR 13 156.803 9.958 11.478 11.478 11.478 440 1.000 1.000 1.000 5.400 11.270 11.270 11.270 - - - - 1.325

12 KONAWE KEPULAUAN 7 33.707 340 502 340 349 - - - - - - - - - - - - 921

13 MUNA BARAT 15 77.084 3.880 27.612 3.290 24.301 - - - - - - - - - - - - 2

14 BUTON TENGAH 12 94.541 1.057 1.373 522 1.373 - - - - - - - - - - - - 34

15 BUTON SELATAN 8 93.983 315 2.640 230 2.090 1 5 1 5 - - - - - - - - 7

16 KOTA KENDARI 15 359.371 3.309 47.558 3.309 47.558 12.966 34.401 12.966 34.401 13.846 39.419 13.846 39.419 - - - - 27

17 KOTA BAUBAU 17 158.271 204 4.440 141 4.124 697 15.351 391 12.494 217 4.667 139 3925 7 659 7 659 13

JUMLAH (KAB/KOTA) 280 2.591.860 84.082 601.347 68.951 502.737 24.237 132.277 24.263 126.052 29.412 135.514 50.172 142.750 372 7.559 374 7.561 5.278

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KABUPATEN/KOTA

JUM

LAH

SAR

ANA

MATA AIR TERLINDUNGSUMUR GALI TERLINDUNG SUMUR GALI DENGAN POMPA SUMUR BOR DENGAN POMPA TERMINAL AIR

JUM

LAH

PEN

DU

DU

KPE

NG

GU

NA

JUM

LAH

SAR

ANA MEMENUHI SYARAT

NOMEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT

KECAMATAN PUSKESMAS PENDUDUK

JUM

LAH

SAR

ANA

JUM

LAH

PEN

DU

DU

KPE

NG

GU

NA

JUM

LAH

SAR

ANA

PROVINSI KABUPATEN KOTATAHUN 2015

BUKAN JARINGAN PERPIPAAN

JUM

LAH

PEN

DU

DU

KPE

NG

GU

NA

JUM

LAH

SAR

ANA MEMENUHI SYARAT

JUM

LAH

PEN

DU

DU

KPE

NG

GU

NA

Page 235:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 59

1 2 3 4

1 BUTON 13 97.670

2 MUNA 27 211.622

3 KONAWE 27 238.067

4 KOLAKA 13 246.999

5 KONAWE SELATAN 23 295.326

6 BOMBANA 22 170.020

7 WAKATOBI 20 94.985

8 KOLAKA UTARA 16 142.614

9 BUTON UTARA 10 61.124

10 KONAWE UTARA 22 59.673

11 KOLAKA TIMUR 13 156.803

12 KONAWE KEPULAUAN 7 33.707

13 MUNA BARAT 15 77.084

14 BUTON TENGAH 12 94.541

15 BUTON SELATAN 8 93.983

16 KOTA KENDARI 15 359.371

17 KOTA BAUBAU 17 158.271

JUMLAH (KAB/KOTA) 280 2.591.860

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KABUPATEN/KOTA

NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDUDUK

PROVINSI KABUPATEN KOTATAHUN 2015

JUM

LAH

SAR

ANA

JUM

LAH

PEN

DU

DU

KPE

NG

GU

NA

JUM

LAH

SAR

ANA

JUM

LAH

PEN

DU

DU

KPE

NG

GU

NA

JUM

LAH

SAR

ANA

JUM

LAH

PEN

DU

DU

KPE

NG

GU

NA

22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

5.677 302 5.677 64 1.291 65 1.281 8.793 27.865 8.792 27.865 69.825 71,490591

2.089 90 2.302 3.108 23.328 3.054 22.838 6.586 57.622 6.677 57.607 159.857 75,54

- - - - - - - - - - - - 0,00

2.719 12 316 6 70 6 70 71 128.260 71 128.260 220.298 89,19

16.150 155 7.750 91 910 5 50 507 - 227 - 31.335 10,61

1.200 51 1.200 1 12 1 12 4.521 38.777 1.421 38.777 70.797 41,64

- 2 10 3.096 15.480 1.358 6.790 47 - 47 51.785 76.710 80,76

63.446 533 63.446 - - - - 18 48.875 13 43.705 123.218 86,40

91.303 1.168 80.725 6.391 41.117 4.516 31.069 20.572 301.429 17.279 348.031 752.180 1230,58

- - - - - - - - - - - - 0,00

2.606 1.325 2.606 - - - - 10.100 4.701 10.071 4.701 31.055 19,81

- - - - - - - 100 - - - 349 1,04

20 2 20 20 200 20 200 - - - - 24.521 31,81

4 28 4 82 260 19 260 12.906 50.378 12.924 50.378 52.015 55,02

1.421 6 1.421 2.165 18.057 2.165 13.416 3.070 22.457 2.964 22.194 55.023 58,55

12.771 27 12.771 - - - - 35.223 162.376 35.223 162.376 296.525 82,51

6075 5 2194 0 0 0 0 4765 71913 4719 62893 86.289 54,52

205.481 3.706 180.442 15.024 100.725 11.209 75.986 ###### 914.653 100.428 998.572 2.049.997 79,09

PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KABUPATEN/KOTA

MEMENUHI SYARAT

PERPIPAAN (PDAM,BPSPAM)

JUM

LAH

SAR

ANA MEMENUHI SYARAT

PENAMPUNGAN AIR HUJAN

JUM

LAH

PEN

DU

DU

KPE

NG

GU

NA

JUM

LAH

PEN

DU

DU

KPE

NG

GU

NA

JUM

LAH

SAR

ANAMEMENUHI SYARAT

MATA AIR TERLINDUNG

JUM

LAH

PEN

DU

DU

KPE

NG

GU

NA

PROVINSI KABUPATEN KOTATAHUN 2015

PENDUDUK DENGANAKSES BERKELANJUTAN

TERHADAP AIR MINUMLAYAK

JUM

LAH

%

BUKAN JARINGAN PERPIPAAN

Page 236:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 60

JUMLAH %1 2 3 4 5 6 71 BUTON 13 1 1 1 1002 MUNA 27 1 0 0 -3 KONAWE 27 1 0 0 -4 KOLAKA 13 100 525 440 845 KONAWE SELATAN 23 35 10 9 906 BOMBANA 22 74 74 42 577 WAKATOBI 20 47 0 0 -8 KOLAKA UTARA 16 1 1 1 1009 BUTON UTARA 10 10 10 10 10010 KONAWE UTARA 22 1 0 0 -11 KOLAKA TIMUR 13 36 4 4 10012 KONAWE KEPULAUAN 7 1 0 0 -13 MUNA BARAT 15 19 0 0 -14 BUTON TENGAH 12 1 0 0 -15 BUTON SELATAN 8 11 0 0 -16 KOTA KENDARI 15 202 24 24 10017 KOTA BAUBAU 17 44 4 0 -

JUMLAH (KAB/KOTA) 280 585 653 531 81,32

PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN

JUMLAH SAMPELDIPERIKSA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2015

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

MEMENUHI SYARAT(FISIK, BAKTERIOLOGI, DAN

KIMIA)NO KECAMATANJUMLAH

PENYELENGGARAAIR MINUM

PUSKESMAS

Page 237:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 61

JUM

LAH

SAR

ANA

JUM

LAH

PEN

DU

DU

KPE

NG

GU

NA

% P

END

UD

UK

PEN

GG

UN

A

JUM

LAH

SAR

ANA

JUM

LAH

PEN

DU

DU

KPE

NG

GU

NA

% P

END

UD

UK

PEN

GG

UN

A

JUM

LAH

SAR

ANA

JUM

LAH

PEN

DU

DU

KPE

NG

GU

NA

% P

END

UD

UK

PEN

GG

UN

A

JUM

LAH

SAR

ANA

JUM

LAH

PEN

DU

DU

KPE

NG

GU

NA

% P

END

UD

UK

PEN

GG

UN

A

JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

1 BUTON 13 97.670 424 1.400 424 1.400 100,00 67.278 78.745 67.278 78.745 100,00 200 575 144 529 92,00 138 654 138 632 96,64 67.984 69,612 MUNA 27 211.622 141 1.111 131 1.035 93,16 22.993 109.468 22.040 105.467 96,35 1.470 4.066 1.246 2.995 73,66 10.815 34.554 4.076 17.572 50,85 127.069 60,053 KONAWE 27 238.067 134 207.068 868 748 0,36 12.516 - 15.893 101.225 0 2.047 0 1.462 23.120 0 9.503 0 3.592 48.945 0 04 KOLAKA 13 246.999 47 0 42 375 0 28.465 142.325 28.465 142.325 100,00 18.198 90.990 11.772 58.847 64,67 0 0 0 0 0 201.172 81,44655 KONAWE SELATAN 23 295.326 9809 0 315 0 0 28.890 144.450 11.249 7.955 5,51 11.203 56.015 2.552 29.535 52,73 43.288 43.288 11.069 11.069 25,57 48.874 16,556 BOMBANA 22 170.020 9 38 0 0 0 18.311 57.410 16.002 17.372 30,26 321 1.550 126 585 37,74 1.529 6.936 545 2.328 33,56 20.285 11,937 WAKATOBI 20 94.985 0 0 0 0 0 19.635 0 16.580 82.900 0 0 0 0 0 0 493 760 21 105 13,82 82.900 87,288 KOLAKA UTARA 16 142.614 3 63 3 63 100,00 21.196 96.050 19.377 87.722 91,33 246 1.299 245 1.298 99,92 2.052 6.555 1.827 6.152 93,85 98.392 68,999 BUTON UTARA 10 61.124 2260 12824 1617 9324 72,71 13.161 40.145 8.092 36.070 89,85 464 2.106 207 1.816 86,23 640 36.415 426 2.641 7,25 49.851 81,56

10 KONAWE UTARA 22 59.673 723 0 577 6995 0 473 0 556 2.875 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 011 KOLAKA TIMUR 13 156.803 5 50 5 50 100,00 6.048 29.978 5.681 27.647 92,22 0 0 0 0 0 1.225 6.632 0 0 0 0 012 KONAWE KEPULAUAN 7 33.707 8 65 8 65 100,00 5.175 19.256 5.175 19.256 100,00 0 0 0 0 0 37 143 37 143 100,00 0,00 013 MUNA BARAT 15 77.084 1.818 9.090 964 4.820 53,03 6.500 32.500 5.888 29.440 90,58 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 34.260 44,4514 BUTON TENGAH 12 94.541 25 215 25 215 100,00 12.233 61.320 12.233 61.320 100,00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 61.535 65,088215 BUTON SELATAN 8 93.983 541 5.185 541 5.213 100,54 7.844 49.604 6.877 42.971 86,63 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 45.480 57,1716 KOTA KENDARI 15 359.371 0 0 0 0 0 98.633 265.649 92.393 265.649 100,00 252 0 250 3.310 0 351 552 113 125 22,64 265.774 73,9617 KOTA BAUBAU 17 158.271 4 221 2 164 74,21 24.426 127.414 27.480 103.752 81,43 8 57 2 13 22,81 293 1.515 194 737 48,65 118.563 74,91

JUMLAH (KAB/KOTA) 280 2.591.860 15.951 237.330 5.522 30.467 12,84 393.777 1.254.314 361.259 1.212.691 96,68 34.409 156.658 18.006 122.048 77,91 70.364 138.004 22.038 90.449 65,54 1.455.655 56,16Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan

KECAMATAN

JUM

LAH

PEN

DU

DU

KKOMUNAL

JENIS SARANA JAMBAN

MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT

JUM

LAH

SAR

ANA

JUM

LAH

SAR

ANA

TAHUN 2015

NO PUSKESMAS

PLENGSENGAN CEMPLUNG

JUM

LAH

SAR

ANA

JUM

LAH

PEN

DU

DU

KPE

NG

GU

NA

PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN

JUM

LAH

PEN

DU

DU

KPE

NG

GU

NA

JUM

LAH

PEN

DU

DU

KPE

NG

GU

NA

JUM

LAH

SAR

ANA MEMENUHI SYARAT

PROVINSI SULAWESI TENGGARA

LEHER ANGSA

PENDUDUK DENGANAKSES SANITASILAYAK (JAMBAN

SEHAT)

JUM

LAH

PEN

DU

DU

KPE

NG

GU

NA

MEMENUHI SYARAT

Page 238:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 62

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 BUTON 13 95 70 73,68 29 30,53 - -

2 MUNA 27 152 15 9,87 - - - -

3 KONAWE 27 351 22 6,27 - - - -

4 KOLAKA 13 135 67 49,63 8 5,93 8 5,93

5 KONAWE SELATAN 23 361 96 26,59 - - - -

6 BOMBANA 22 143 96 67,13 3 2,10 - -

7 WAKATOBI 20 100 39 39,00 3 3,00 40 40,00

8 KOLAKA UTARA 16 133 75 56,39 12 9,02 - -

9 BUTON UTARA 10 91 15 16,48 10 10,99 -

10 KONAWE UTARA 22 147 4 2,72 - -

11 KOLAKA TIMUR 12 133 32 24,06 - - - -

12 KONAWE KEPULAUAN 7 96 - - - - - -

13 MUNA BARAT 15 86 11 12,79 - - - -

14 BUTON TENGAH 12 77 - - - - - -

15 BUTON SELATAN 8 70 7 10,00 7 10,00 -

16 KOTA KENDARI 15 64 48 75,00 - - -

17 KOTA BAUBAU 17 43 9 20,93 37 86,05 - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 2.277 606 26,61 109 4,79 48 2,11

DESA STOP BABS(SBS)

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2015

PUSKESMAS JUMLAH DESA/KELURAHAN

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program

DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

KECAMATAN DESA STBMNO DESA MELAKSANAKANSTBM

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)

Page 239:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 63

SD SLTP

SLTA

PUSK

ESM

AS

RU

MAH

SAKI

T U

MU

M

BIN

TAN

G

NO

NBI

NTA

NG

JUM

LAH

%

JUM

LAH

%

JUM

LAH

%

JUM

LAH

%

JUM

LAH

%

JUM

LAH

%

JUM

LAH

%

JUM

LAH

%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 BUTON 13 122 46 21 13 1 - 9 212 106 86,9 33 71,7 14 66,7 13 100 1 100 0 - 5 55,6 172 81,12 MUNA 27 228 82 53 27 1 - 14 405 203 89,0 70 85,4 45 84,9 27 100 - - 0 - 14 100 359 88,63 KONAWE 27 317 72 29 55 1 15 489 - - - - - - 0 - - - 0 - - - - -4 KOLAKA 13 182 41 27 13 3 19 19 304 136 74,7 27 65,9 23 85,2 13 100,00 3 100 17 89,5 13 68 232 76,35 KONAWE SELATAN 23 330 84 43 23 1 - 2 483 291 88,2 75 89,3 40 93,0 23 100 1 100 0 0 2 100 432 89,46 BOMBANA 22 171 68 31 22 1 - 17 310 126 73,7 47 69,1 24 77,4 19 86 1 100 0 - 11 64,7 228 73,57 WAKATOBI 20 116 48 25 20 1 - 58 268 100 86,2 40 83,3 25 100,0 20 100 1 100 0 - 44 76 230 85,88 KOLAKA UTARA 16 115 46 18 16 1 - 23 219 89 77,4 35 76,1 16 88,9 16 100 1 100 0 - 14 60,9 171 78,19 BUTON UTARA 10 77 38 24 10 1 - 18 168 66 85,7 21 55,3 15 62,5 10 100 1 100 0 - 18 100 131 78,0

10 KONAWE UTARA 22 97 32 16 22 1 - 2 170 97 100 32 100 16 100 22 100 1 100 0 - 2 - 170 100,011 KOLAKA TIMUR 13 150 53 25 12 1 - 2 243 150 100,0 53 100,0 25 100,0 12 100 1 100 0 - 2 100,0 243 100,012 KONAWE KEPULAUAN 7 48 21 9 7 1 - - 86 41 85,4 17 81,0 6 67 6 86 - - 0 - - - 70 81,413 MUNA BARAT 15 95 22 8 15 - - - 140 60 63,2 19 86,4 7 87,5 15 100 - - 0 - - - 101 72,114 BUTON TENGAH 12 102 45 31 12 - - 13 203 102 100,0 45 100,0 31 100,0 12 100 - - 0 - 13 100 203 100,015 BUTON SELATAN 8 70 35 18 20 1 - - 146 70 100,0 30 100,0 16 100,0 13 100 1 100 0 - - - 130 89,016 KOTA KENDARI 15 122 31 32 16 7 2 123 333 112 91,8 29 93,5 28 87,5 16 100,0 7 100 2 100,0 114 92,7 308 92,517 KOTA BAUBAU 17 76 25 18 17 2 - 35 173 71 93,4 22 88,0 17 94,4 16 94,1 2 100,0 0 - 34 97,1 162 93,6

JUMLAH (KAB/KOTA) 280 2.418 789 428 320 24 21 350 4.350 1.820 75,3 595 75,4 348 81,3 253 79,06 21 87,5 19 - 286 81,7 3.342 76,83

TEMPAT-TEMPATUMUM

MEMENUHI SYARAT KESEHATAN

BINTANG NON BINTANGSLTP SLTA RUMAH SAKITUMUM

HOTELSARANA PENDIDIKAN

YANG ADA

JUM

LAH

TTU

SARANA PENDIDIKAN

SD

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan

SARANAKESEHATAN

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2015

HOTELSARANA KESEHATAN

PUSKESMAS

PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KABUPATEN/KOTA

TEMPAT-TEMPAT UMUM

NO KECAMATAN PUSKESMAS

Page 240:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 64

JASABOGA

RUMAHMAKAN/

RESTORAN

DEPOTAIR

MINUM(DAM)

MAKANANJAJANAN TOTAL % JASA

BOGA

RUMAHMAKAN/

RESTORAN

DEPOTAIR

MINUM(DAM)

MAKANANJAJANAN TOTAL %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 161 BUTON 13 444 0 47 12 135 194 43,69 0 0 0 250 250 56,312 MUNA 27 645 27 96 39 24 186 28,84 10 91 9 349 459 71,163 KONAWE 27 49 1 1 2,04 48 48 97,964 KOLAKA 13 353 0 21 15 6 42 11,90 2 192 47 70 311 88,105 KONAWE SELATAN 23 680 15 116 57 309 497 73,09 2 36 17 128 183 26,916 BOMBANA 22 269 18 58 55 70 201 74,72 9 16 18 87 130 48,337 WAKATOBI 20 124 0 4 34 0 19 15,32 0 72 62 76 105 858 KOLAKA UTARA 16 138 0 37 48 0 85 61,59 0 52 0 0 52 37,689 BUTON UTARA 10 251 1 14 6 42 63 25,10 36 13 14 125 188 74,90

10 KONAWE UTARA 22 0 0 0 0 0 0 - 0 0 0 0 0 0,0011 KOLAKA TIMUR 13 229 16 60 3 36 115 50,22 1 45 0 68 114 49,7812 KONAWE KEPULAUAN 7 0 0 8 0 0 0 - 0 0 4 6 0 0,0013 MUNA BARAT 15 103 0 17 19 30 60 58,25 0 6 0 31 37 35,9214 BUTON TENGAH 12 1053 0 30 30 522 582 55,27 0 4 7 467 478 45,3915 BUTON SELATAN 8 11 0 0 11 0 11 100,00 0 0 0 0 0 #DIV/0!16 KOTA KENDARI 15 1.028 - 262 130 119 511 50 - 80 64 32 176 1717 KOTA BAUBAU 17 927 2 60 26 151 239 25,78 5 55 76 473 609 65,70

JUMLAH (KAB/KOTA) 280 6.304 79 831 485 1444 2806 44,51 65 662 366 2162 3140 49,81

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan

KECAMATAN

TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI

NO PUSKESMAS JUMLAHTPM

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2015

Page 241:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 65

JASA

BO

GA

RU

MAH

MAK

AN/

RES

TOR

AN

DEP

OT

AIR

MIN

UM

(DAM

)

MAK

ANAN

JAJA

NAN

TOTA

L

JASA

BO

GA

RU

MAH

MAK

AN/

RES

TOR

AN

DEP

OT

AIR

MIN

UM

(DAM

)

MAK

ANAN

JAJA

NAN

TOTA

L

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 BUTON 13 250 9 22 30 367 428 171,20 194 0 0 3 0 3 1,552 MUNA 27 486 12 83 12 221 328 67,49 125 0 8 12 148 168 134,403 KONAWE 27 0 0 0 48 0 48 0,00 0 0 0 0 0 0 04 KOLAKA 13 311 2 192 47 70 311 100,00 42 0 0 2 0 2 4,765 KONAWE SELATAN 23 183 0 1 0 0 1 0,55 497 0 0 0 0 0 0,006 BOMBANA 22 130 22 7 27 28 84 64,62 201 0 0 0 0 0 0,007 WAKATOBI 20 105 0 6 8 0 14 13,33 19 0 4 7 0 11 57,898 KOLAKA UTARA 16 52 0 52 0 0 52 100 85 0 0 0 0 0 0,009 BUTON UTARA 10 188 36 20 19 118 193 102,66 63 0 0 1 0 32 50,79

10 KONAWE UTARA 22 0 0 0 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0 0,0011 KOLAKA TIMUR 13 114 1 45 0 68 114 100 115 0 0 0 0 0 0,0012 KONAWE KEPULAUAN 7 10 0 0 0 0 0 0,00 8 0 0 0 0 0 0,0013 MUNA BARAT 15 37 0 6 0 31 37 100 66 0 17 19 30 55 83,3314 BUTON TENGAH 12 379 0 4 7 37 48 12,66 582 0 30 12 540 582 100,0015 BUTON SELATAN 8 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! 148 0 0 0 0 0 0,0016 KOTA KENDARI 15 176 0 0 0 0 0 0,00 583 0 0 0 0 0 0,0017 KOTA BAUBAU 17 609 0 0 0 0 0 0,00 239 6 83 72 398 559 233,89

JUMLAH (KAB/KOTA) 280 3.030 82 438 198 940 1658 54,72 2967 6 142 128 1116 1412 47,59

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan

TAHUN 2015

PER

SEN

TASE

TPM

DIB

INA

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK

JUM

LAH

TPM

MEM

ENU

HI S

YAR

ATH

IGIE

NE

SAN

ITAS

I

NO KECAMATAN

JUMLAH TPM DIBINA JUMLAH TPM DIUJI PETIK

JUM

LAH

TPM

TID

AKM

EMEN

UH

I SYA

RAT

PUSKESMAS

PER

SEN

TASE

TPM

DIU

JI P

ETIK

PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Page 242:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 66

NO NAMA OBAT SATUANTERKECIL KEBUTUHAN TOTAL

PENGGUNAAN SISA STOK JUMLAHOBAT/VAKSIN

PERSENTASEKETERSEDIAANOBAT/VAKSIN

1 2 3 4 5 6 7 81 Alopurinol tablet 100 mg tablet #DIV/0!2 Aminofilin tablet 200 mg tablet #DIV/0!3 Aminofilin injeksi 24 mg/ml tablet #DIV/0!4 Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) tablet #DIV/0!5 Amoksisilin kapsul 250 mg kapsul #DIV/0!6 Amoksisilin kaplet 500 mg kaplet #DIV/0!

7 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg botol #DIV/0!8 Metampiron tablet 500 mg tablet #DIV/0!9 Metampiron injeksi 250 mg ampul #DIV/0!10 Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium

Hidroksida 200 mg + Magnesium Hidroksida 200 mgtablet #DIV/0!

11 Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500 IU/g +polimiksin 10.000 IU/g

tube #DIV/0!

12 Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg +Heksaklorofen 250 mg

supp #DIV/0!

13 Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% + AsamSalisilat 3%

pot #DIV/0!

14 Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg tablet #DIV/0!15 Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg +

Levodopa 250 mgtablet #DIV/0!

16 Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen vial #DIV/0!17 Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg tablet #DIV/0!18 Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) tablet #DIV/0!19 Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) tablet #DIV/0!20 Atropin sulfat tablet 0,5 mg tablet #DIV/0!21 Atropin tetes mata 0,5% botol #DIV/0!22 Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) ampul #DIV/0!

23 Betametason krim 0,1 % krim #DIV/0!24 Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml ampul #DIV/0!

25 Deksametason tablet 0,5 mg tablet #DIV/0!26 Dekstran 70-larutan infus 6% steril botol #DIV/0!27 Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) botol #DIV/0!28 Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) tablet #DIV/0!

29 Diazepam Injeksi 5mg/ml ampul #DIV/0!30 Diazepam tablet 2 mg tablet #DIV/0!31 Diazepam tablet 5 mg tablet #DIV/0!32 Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) ampul #DIV/0!33 Diagoksin tablet 0,25 mg tablet #DIV/0!34 Efedrin tablet 25 mg (HCL) tablet #DIV/0!35 Ekstrks belladona tablet 10 mg tablet #DIV/0!36 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) ampul #DIV/0!37 Etakridin larutan 0,1% botol #DIV/0!38 Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml ampul #DIV/0!39 Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml ampul #DIV/0!40 Fenobarbital tablet 30 mg tablet #DIV/0!41 Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg tablet #DIV/0!42 Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg tablet #DIV/0!43 Fenol Gliserol tetes telinga 10% botol #DIV/0!44 Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml ampul #DIV/0!45 Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg tablet #DIV/0!46 Furosemid tablet 40 mg tablet #DIV/0!47 Gameksan lotion 1 % botol #DIV/0!48 Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g, Kalium

klorida 0,30 g, Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58 gsach #DIV/0!

49 Gentian Violet Larutan 1 % botol #DIV/0!50 Glibenklamida tablet 5 mg tablet #DIV/0!51 Gliseril Gualakolat tablet 100 mg tablet #DIV/0!52 Gliserin botol #DIV/0!53 Glukosa larutan infus 5% botol #DIV/0!54 Glukosa larutan infus 10% botol #DIV/0!55 Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) ampul #DIV/0!56 Griseofulvin tablet 125 mg, micronized tablet #DIV/0!57 Haloperidol tablet 0,5 mg tablet #DIV/0!58 Haloperidol tablet 1,5 mg tablet #DIV/0!59 Haloperidol tablet 5 mg tablet #DIV/0!60 Hidroklorotiazida tablet 25 mg tablet #DIV/0!61 Hidrkortison krim 2,5% tube #DIV/0!62 Ibuprofen tablet 200 mg tablet #DIV/0!63 Ibuprofen tablet 400 mg tablet #DIV/0!

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSINPROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2016

Page 243:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

NO NAMA OBAT SATUANTERKECIL KEBUTUHAN TOTAL

PENGGUNAAN SISA STOK JUMLAHOBAT/VAKSIN

PERSENTASEKETERSEDIAANOBAT/VAKSIN

1 2 3 4 5 6 7 8

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSINPROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2016

64 Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg tablet #DIV/0!65 Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg tablet #DIV/0!66 Kaptopril tablet 12,5 mg tablet #DIV/0!67 Kaptopril tablet 25 mg tablet #DIV/0!68 Karbamazepim tablet 200 mg tablet #DIV/0!69 Ketamin Injeksi 10 mg/ml vial #DIV/0!70 Klofazimin kapsul 100 mg microzine kapsul #DIV/0!71 Kloramfenikol kapsul 250 mg kapsul #DIV/0!72 Kloramfenikol tetes telinga 3 % botol #DIV/0!73 Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg tablet #DIV/0!74 Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) ampul #DIV/0!75 Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) ampul #DIV/0!76 Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) tablet #DIV/0!77 Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) tablet #DIV/0!78 Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg +

Sulfadoxin 500 mgtablet #DIV/0!

79 Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg+ Trimetoprim 40 mg/ 5 ml

botol #DIV/0!

80 Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi : Sulfametoksazol400 mg, Trimetoprim 80 mg

tablet #DIV/0!

81 Kotrimosazol DOEN II (pediatrik) Kombinasi :Sulfametoksazol 100 mg, Trimetoprim 20 mg

tablet #DIV/0!

82 Kuinin (kina) tablet 200 mg tablet #DIV/0!83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml ampul #DIV/0!84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml vial #DIV/0!85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml vial #DIV/0!86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml vial #DIV/0!87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram sach #DIV/0!88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml botol #DIV/0!89 Mebendazol tablet 100 mg tablet #DIV/0!90 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125

mgtablet #DIV/0!

91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml ampul #DIV/0!92 Metronidazol tablet 250 mg tablet #DIV/0!93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg tablet #DIV/0!94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % botol #DIV/0!95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % botol #DIV/0!96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % ampul #DIV/0!97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g tablet #DIV/0!98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g tablet #DIV/0!99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) botol #DIV/0!100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % tube #DIV/0!101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml vial #DIV/0!102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml ampul #DIV/0!103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml botol #DIV/0!104 Paracetamol tablet 100 mg tablet #DIV/0!105 Paracetamol tablet 500 mg tablet #DIV/0!106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) botol #DIV/0!107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg tablet #DIV/0!108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) tablet #DIV/0!109 Povidon Iodida larutan 10 % botol #DIV/0!110 Povidon Iodida larutan 10 % botol #DIV/0!111 Prednison tablet 5 mg tablet #DIV/0!112 Primakuin tablet 15 mg tablet #DIV/0!113 Propillitiourasil tablet 100 mg tablet #DIV/0!114 Propanol tablet 40 mg (HCL) tablet #DIV/0!115 Reserpin tablet 0,10 mg tablet #DIV/0!116 Reserpin tablet 0,25 mg tablet #DIV/0!117 Ringer Laktat larutan infus botol #DIV/0!118 Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap

4%tube #DIV/0!

119 Salisil bedak 2% kotak #DIV/0!120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) vial #DIV/0!121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) vial #DIV/0!122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) vial #DIV/0!123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) ampul #DIV/0!124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) vial #DIV/0!125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg ampul #DIV/0!126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % botol #DIV/0!127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% botol #DIV/0!128 Tetrasiklin kapsul 250 mg kapsul #DIV/0!129 Tetrasiklin kapsul 500 mg kapsul #DIV/0!130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml ampul #DIV/0!131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) tablet #DIV/0!132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp ampul #DIV/0!133 Triheksifenidil tablet 2 mg tablet #DIV/0!134 Vaksin Rabies Vero vial #DIV/0!135 Vitamin B Kompleks tablet tablet #DIV/0!

VAKSIN136 BCG vial #DIV/0!

Page 244:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

NO NAMA OBAT SATUANTERKECIL KEBUTUHAN TOTAL

PENGGUNAAN SISA STOK JUMLAHOBAT/VAKSIN

PERSENTASEKETERSEDIAANOBAT/VAKSIN

1 2 3 4 5 6 7 8

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSINPROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2016

137 T T vial #DIV/0!138 D T vial #DIV/0!139 CAMPAK 10 Dosis vial #DIV/0!140 POLIO 10 Dosis vial #DIV/0!141 DPT-HB vial #DIV/0!142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS vial #DIV/0!143 POLIO 20 Dosis vial #DIV/0!144 CAMPAK 20 Dosis vial #DIV/0!

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

Page 245:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 67

PEMILIKAN/PENGELOLA

KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 RUMAH SAKIT UMUM 1 16 3 1 8 292 RUMAH SAKIT KHUSUS 1 0 0 0 1 2

1 PUSKESMAS RAWAT INAP 91 91 - JUMLAH TEMPAT TIDUR 966 966

2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 189 1893 PUSKESMAS KELILING 141 1414 PUSKESMAS PEMBANTU 372 372

1 RUMAH BERSALIN 10 102 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 1 8 8 26 433 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 32 3 354 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 37 1 221 2595 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 3 8 116 BANK DARAH RUMAH SAKIT 2 1 37 UNIT TRANSFUSI DARAH 1 3 0 4

1 INDUSTRI FARMASI -2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL -3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL -

4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN -5 PEDAGANG BESAR FARMASI 2 2

6 APOTEK 28 10 260 2987 TOKO OBAT 10 1 97 1088 PENYALUR ALAT KESEHATAN 23 23

2.586Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKANPROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2016

SARANA PELAYANAN LAIN

SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN

NO FASILITAS KESEHATAN

RUMAH SAKIT

PUSKESMAS DAN JARINGANNYA

Page 246:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 68

MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I

JUMLAH %1 2 3 4 5

1 RUMAH SAKIT UMUM 29 22 75,86

2 RUMAH SAKIT KHUSUS 2 0 -

JUMLAH (KAB/KOTA) 31 22 70,97

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I

NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Page 247:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 69

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 141 BUTON 13 4 2,31 37 21,39 91 52,60 41 23,70 173 173 100,002 MUNA 27 12 4,08 240 81,63 40 13,61 2 0,68 294 42 14,293 KONAWE 27 102 29,31 121 34,77 98 28,16 27 7,76 348 125 35,924 KOLAKA 13 41 22,16 81 43,78 59 31,89 4 2,16 185 63 34,05

5 KONAWE SELATAN 23 185 44,05 154 36,67 69 16,43 12 2,86 420 415 98,816 BOMBANA 22 47 18,36 96 37,50 78 30,47 35 13,67 256 113 44,147 WAKATOBI 20 21 17,80 62 52,54 35 29,66 11 9,32 118 35 29,668 KOLAKA UTARA 16 8 5,59 60 41,96 62 43,36 13 9,09 143 75 52,459 BUTON UTARA 10 0 0,00 13 12,50 78 75,00 13 12,50 104 91 87,50

10 KONAWE UTARA 22 41 25,79 50 31,45 68 42,77 0 0,00 159 68 42,7711 KOLAKA TIMUR 12 38 24,68 68 44,16 46 29,87 2 1,30 154 48 31,1712 KONAWE KEPULAUAN 7 42 44 50 52,08 4 4,17 0 0,00 96 96 100,0013 MUNA BARAT 15 1 0,85 39 33,33 73 62,39 4 3,42 117 117 100,0014 BUTON TENGAH 12 6 4,44 41 30,37 78 57,78 10 7,41 135 135 100,0015 BUTON SELATAN 8 0 0,00 51 43,22 48 40,68 19 16,10 118 67 56,7816 KOTA KENDARI 15 1 0,48 45 21,63 112 53,85 50 24,04 208 162 77,8817 KOTA BAUBAU 17 3 2,00 39 26,00 90 60,00 19 12,67 150 109 72,67

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 552 17,37 1247 39,24 1129 35,53 262 8,24 3.178 1934 60,861

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan

KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS

RASIO POSYANDU PER 100 BALITA

JUMLAH

STRATA POSYANDUPRATAMA

JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA DAN KABUPATEN/KOTA

MADYA PURNAMA MANDIRIPOSYANDU AKTIF

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

NO

Page 248:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 70

POSKESDES /POSKESKEL POLINDES POSBINDU

1 2 3 4 5 6 71 BUTON 13 95 25 6 472 MUNA 27 152 46 24 143 KONAWE 27 351 83 15 04 KOLAKA 13 135 109 0 22

5 KONAWE SELATAN 23 361 136 27 946 BOMBANA 22 143 47 37 707 WAKATOBI 20 100 70 13 358 KOLAKA UTARA 16 133 109 0 1339 BUTON UTARA 10 91 12 5 6

10 KONAWE UTARA 22 147 29 0 111 KOLAKA TIMUR 12 133 60 11 2912 KONAWE KEPULAUAN 7 96 28 0 513 MUNA BARAT 15 86 23 9 014 BUTON TENGAH 12 77 20 21 4315 BUTON SELATAN 8 70 17 11 016 KOTA KENDARI 15 64 12 0 3817 KOTA BAUBAU 17 43 43 16 49

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 2.277 869 195 586

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN

NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS DESA/KELURAHAN

UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Page 249:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 71

PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 BUTON 13 95 33 30 15 1 79 83,162 MUNA 27 152 152 0 - 0 152 100,003 KONAWE 27 351 88 107 88 27 310 88,324 KOLAKA 13 135 53 76 6 0 135 100,005 KONAWE SELATAN 23 361 158 62 20 3 243 67,316 BOMBANA 22 143 40 55 24 12 131 91,617 WAKATOBI 20 100 54 31 9 0 94 94,008 KOLAKA UTARA 16 133 132 1 - 0 133 100,009 BUTON UTARA 10 91 13 17 26 6 62 68,13

10 KONAWE UTARA 22 147 47 42 70 0 133 90,4811 KOLAKA TIMUR 12 133 22 12 3 0 37 27,8212 KONAWE KEPULAUAN 7 96 36 7 2 0 45 46,8813 MUNA BARAT 15 86 31 0 - 0 31 36,0514 BUTON TENGAH 12 77 26 15 12 5 58 75,3215 BUTON SELATAN 8 70 16 5 21 7 49 70,0016 KOTA KENDARI 15 64 13 14 23 14 64 100,0017 KOTA BAUBAU 17 43 6 36 0 1 43 100,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 279 2.277 920 510 319 76 1.799 79,01

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

DESA / KELURAHAN SIAGA

JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KABUPATEN/KOTA

NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMASJUMLAHDESA/

KELURAHAN

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016

Page 250:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 72

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

A PUSKESMAS - - - - - - - - - -1 BUTON - - - - - - 4 2 6 1 9 10 5 11 16 - 6 6 1 4 5 - - - 1 10 112 MUNA - - - - - - 7 12 19 - - - 7 12 19 2 9 11 - - - - - - 2 9 113 KONAWE - - - - - - 10 18 28 - - - 10 18 28 7 9 16 - - - - - - 7 9 164 KOLAKA - - - 2 15 17 2 15 17 1 4 5 - - - 1 4 55 KONAWE SELATAN - - - - - - 7 12 19 - - - 7 12 19 4 9 13 - - - - - - 4 9 136 BOMBANA - - - - - - 7 11 18 7 11 18 3 9 12 - - - 3 9 127 WAKATOBI - - - - - - 1 3 4 1 3 4 - - - - - - - - -8 KOLAKA UTARA - - - - - - 1 8 9 4 5 9 5 13 18 1 2 3 2 8 10 - - - 3 10 139 BUTON UTARA - - - - - - 3 3 6 - - - 3 3 6 2 4 6 - - - - - - 2 4 6

10 KONAWE UTARA - - - - - - - 4 4 - - - - 4 4 1 1 2 - - - - - - 1 1 211 MUNA BARAT - - - - - - - 3 3 - 3 3 - - - - - - - - -12 BUTON TENGAH - - - - - - 1 3 4 1 3 4 - 1 1 - - - - 1 113 BUTON SELATAN - - - - - - 3 4 7 - - - 3 4 7 1 3 4 - - - - - - 1 3 414 KOLAKA TIMUR - - - - - - 9 8 17 - - - 9 8 17 1 5 6 - - - - - - 1 5 615 KONAWE KEPULAUAN - - - 2 1 3 - 2 1 3 - - - - - - - - -16 KOTA KENDARI - - - 3 22 25 - 3 22 25 - 14 14 - - - - 14 1417 KOTA BAUBAU - - - 9 17 26 - 9 17 26 4 9 13 - - - 4 9 13

- - - - - - - - - -SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - 69 17 215 5 14 19 74 160 234 27 85 112 3 12 15 - - - 30 97 127Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016RUMAH SAKIT - - - - - - - - - -

1 RSUD PASAR WAJO 4 3 7 - - - 1 4 5 - - - 5 7 12 1 1 2 - - - - - - 1 1 22 RSUD MUNA 6 6 12 - - - 5 4 9 - - - 11 10 21 1 1 2 - - - - - - 1 1 23 BLUD RSU UNAAHA 3 2 5 - - - 4 6 10 - - - 7 8 15 - 4 4 - - - - - - - 4 44 BLUD RSU BENYAMIN GULUH 7 8 15 3 6 9 10 14 24 - 3 3 - 2 2 - 5 55 RS ANTAM POMALAA 4 3 7 2 2 4 6 5 11 6 5 11 - 1 1 6 6 126 BLUD RSU ANDOOLO 2 4 6 - - - 1 3 4 - - - 3 7 10 1 1 2 - - - - - - 1 1 27 RSUD BOMBANA 1 2 3 2 5 7 3 7 10 - 1 1 - - - - 1 18 RSUD WAKATOBI - 1 1 4 5 9 4 6 10 - - - - - - - - -9 RSUD DJAFAR HARUN 3 5 8 2 - 2 1 3 4 - - - 6 8 14 1 1 2 - - - - 1 1 1 2 3

10 RSUD BUTON UTARA - - - - - - 2 3 5 - - - 2 3 5 - 1 1 - - - - - - - 1 111 RSUD OHEO 1 - 1 - - - 2 1 3 - - - 3 1 4 - - - - - - - - - - - -12 RSUD KOTA KENDARI 6 7 13 5 4 9 11 11 22 1 2 3 - 1 1 1 3 413 RSUD BAU-BAU 10 4 14 5 2 7 15 6 21 1 3 4 - - - 1 3 414 RSU. KOLTIM - 4 4 - - - 1 2 3 - - - 1 6 7 - 1 1 - - - - - - - 1 115 RSU KONKEP - - - 1 2 3 1 2 3 - - - - - - - - -16 RSU BUTON SELATAN - - - - - - 1 3 4 - - - 1 3 4 - 1 1 - - - - - - - 1 117 RSU MUNA BARAT - - - - - - - - - - - - - - - - - -18 BLUD RSU BAHTERAMAS 23 23 46 15 18 33 38 41 79 - 4 4 - - - - 4 419 RS. JIWA 3 - 3 4 - 4 7 - 7 2 6 8 - - - 2 6 820 RSU TNI. Dr. ISMOYO 1 - 1 - - - 1 - 1 - 1 1 - - - - 1 121 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI 1 - 1 4 11 15 5 11 16 - 2 2 - - - - 2 222 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU - - - 1 1 2 1 1 2 - - - - - - - - -23 RS. SILOAM BUTON 2 3 5 4 8 12 6 11 17 - 1 1 - - - - 1 124 RSU. SANTA ANNA - - - 6 3 9 6 3 9 - 2 2 - - - - 2 225 RSIA PERMATA BUNDA 1 - 1 - 2 2 1 2 3 - 1 1 - - - - 1 126 RSU.PMI - - - 3 2 5 3 2 5 - - - - - - - - -27 RSU. ALIYAH - - - 2 5 7 2 5 7 - 1 1 - - - - 1 128 RSU. ALIYAH 2 - - - - - - - - - - - - - - - - - -29 RSU. MURHUM BAU-BAU 4 1 5 - - - 4 1 5 - 1 1 - - - - 1 1

DOKTER GIGI DOKTER GIGI(PTT)

DOKTERGIGI SPESIALISTOTALDOKTER UMUM

JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATANPROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2016

NO UNIT KERJA DR SPESIALIS a DR SPESIALIS(PTT)a TOTALDOKTER UMUM

(PTT)

Page 251:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P

DOKTER GIGI DOKTER GIGI(PTT)

DOKTERGIGI SPESIALISTOTALDOKTER UMUMNO UNIT KERJA DR SPESIALIS a DR SPESIALIS

(PTT)a TOTALDOKTER UMUM(PTT)

30 RSU. MITRA SAKINAH Konawe - - - - - - - - - -31 Rumah Sakit Umum Dewi Sartika - - - 3 2 5 3 2 5 - 1 1 - - - - 1 132 Rumah Bersalin Hati Mulia - 1 1 1 7 8 1 8 9 1 - 1 - - - 1 - 133 Rumah Bersalin Kasih Ibu - - - - - - - - - -34 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau 2 - 2 1 1 2 3 1 4 - - - - - - - - -35 Rumah Bersalin Hayam Wuruk Bau-Bau 1 - 1 - - - 1 - 1 - - - - - - - - -36 Klinik Bakti Medika Baubau 5 - 5 1 - 1 6 - 6 - - - - - - - - -37 Klinik Sehati Indonesia - - - 1 1 2 1 1 2 - 1 1 - - - - 1 138 Klinik Sejahtera 3 1 4 1 - 1 4 1 5 - - - 1 - 1 1 - 139 Klinik Bersalin Setia Bunda Konawe - - - - - - - - - -40 Klinik Mekongga Kolala41 Klinik Harifah Kolaka

- - - - - - - - - -SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 93 78 171 2 - 2 87 116 203 182 194 376 15 46 61 - - - 1 5 6 16 51 67SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN

1 BAPELKES KENDARI - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1 - - - - - - - 1 12 LABKES KENDARI - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -3 BALAI PENGELOLA FARMASI PERBEKKES - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

SUB JUMLAH PELAYANAN KES. LAIN - - - - - - - - - - - - - 1 1 - - - - 1 1KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - -

1 POLTEKKES KENDARI - - - - - - - - - -2 STIKES MANDALA WALUYA - - - - - - - - - -3 STIKES AVICENNA - - 4 - 4 4 - 4 - - - - -4 AKBID PELITA IBU - - - - - - - - - -5 AKPER PPNI KENDARI - - - - - - - - - -

SUB JUMLAH INSTITUSI DIKNAS - - - - - - 4 - 4 4 - 4 - - - - - - - - -

DI DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA - - - - - - - - - -DINKES PROVINSI - - - - - - - 1 1 - - - - 1 1 - 1 1 - - - - - - - 1 1DINKES KAB/KOTA - - - - - - 5 2 7 - - - 5 2 7 - - - - - - - - - - - -SUB JUMLAH DINKES PROV/KAB/KOTA - - - - - - 8 5 3 8 - 1 - - - - 1 1

JUMLAH (KAB/KOTA) 93 78 171 2 - 2 160 133 430 5 14 19 265 357 622 42 132 175 3 12 15 1 5 6 46 150 196RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 7,09 17,82 25,78 7,25 0,25 8,12

-

Keterangan : a termasuk S3Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2016 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2016

Page 252:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 73

L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

A PUSKESMAS 0 01 BUTON 20 118 20 81 101 13 48 61 3 6 92 MUNA 69 95 46 157 203 0 0 0 0 6 63 KONAWE 257 0 141 179 320 0 0 0 3 4 74 KOLAKA 83 39 117 156 0 4 10 145 KONAWE SELATAN 344 0 106 170 276 0 0 0 4 15 196 BOMBANA 156 30 62 92 0 0 0 2 2 47 WAKATOBI 57 20 87 107 0 0 0 0 2 28 KOLAKA UTARA 69 128 33 102 135 13 25 38 3 6 99 BUTON UTARA 91 0 31 83 114 0 0 0 1 5 6

10 KONAWE UTARA 140 0 21 37 58 0 0 0 0 0 011 MUNA BARAT 73 0 8 28 36 0 0 0 0 1 112 BUTON TENGAH 83 0 15 57 72 0 0 0 0 1 113 BUTON SELATAN 75 0 19 21 40 0 0 0 0 2 214 KOLAKA TIMUR 125 0 30 49 79 0 0 0 0 2 215 KONAWE KEPULAUAN 73 0 18 25 43 0 0 0 0 0 016 KOTA KENDARI 126 0 40 176 216 0 0 0 0 18 1817 KOTA BAUBAU 58 0 17 145 162 0 0 0 2 10 12

0SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1.899 341 634 1.576 2.210 26 73 99 22 90 112Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016RUMAH SAKIT 0

1 RSUD PASAR WAJO 10 0 4 30 34 0 0 0 0 3 32 RSUD MUNA 26 0 18 61 79 0 0 0 0 2 23 BLUD RSU UNAAHA 61 0 61 164 225 0 0 0 1 2 34 BLUD RSU BENYAMIN GULUH 23 16 102 118 0 2 2

JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATANPROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2016

NO UNIT KERJA BIDAN BIDAN(PTT)

PERAWAT PERAWAT (PTT)a PERAWAT GIGI

Page 253:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

L P L+P L P L+P L P L+PNO UNIT KERJA BIDAN BIDAN

(PTT)PERAWAT PERAWAT (PTT)a PERAWAT GIGI

5 BLUD RSU ANDOOLO 17 0 33 53 86 0 0 0 0 3 36 RSUD BOMBANA 14 7 25 32 1 1 27 RSUD WAKATOBI 19 24 43 67 1 4 58 RSUD DJAFAR HARUN 9 0 22 79 101 0 0 0 0 2 29 RSUD BUTON UTARA 17 0 3 32 35 0 0 0 0 0 0

10 RSUD OHEO 13 0 3 15 18 0 0 0 0 0 011 RSUD KOTA KENDARI 59 51 114 165 0 1 112 RSUD BAU-BAU 19 21 83 104 0 3 313 RSU. KOLTIM 5 0 7 10 17 0 0 0 0 2 214 RSU KONKEP 25 12 22 34 0 1 115 RSU BUTON SELATAN 3 0 1 9 10 0 0 0 0 0 016 RSU MUNA BARAT 1 2 4 6 017 BLUD RSU BAHTERAMAS 86 48 212 260 0 5 518 RS. JIWA 5 30 37 67 0 2 219 RSU TNI. Dr. ISMOYO 14 26 35 61 1 0 120 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI 19 18 23 41 1 2 321 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU 0 2 2 4 0 0 022 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA 4 12 22 34 1 1 223 RSU. SANTA ANNA 8 12 41 53 0 1 124 RSIA PERMATA BUNDA 10 3 3 6 0 0 025 RSU.PMI 15 6 11 17 0 0 026 RSU. ALIYAH 20 13 10 23 0 0 027 RSU. ALIYAH 2 0 0 0 0 0 0 028 RSU. MURHUM BAU-BAU 6 6 7 13 0 0 029 RSU. MITRA SAKINAH Konawe 0 030 Rumah Sakit Umum Dewi Sartika 49 10 18 28 1 1 231 Rumah Sakit Siloam Buton 10 15 48 63 0 0 032 Rumah Bersalin Hati Mulia 13 6 8 14 0 0 033 Rumah Bersalin Kasih Ibu 0 034 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau 18 0 5 5 0 0 035 Rumah Bersalin Hayam Wuruk Bau-Bau 4 0 1 1 0 0 036 Klinik Bakti Medika Baubau 4 6 5 11 0 0 037 Klinik Sehati 2 2 3 5 0 0 038 Klinik Sejahtera 0 3 2 5 0 0 0

Page 254:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

L P L+P L P L+P L P L+PNO UNIT KERJA BIDAN BIDAN

(PTT)PERAWAT PERAWAT (PTT)a PERAWAT GIGI

39 Klinik Bersalin Setia Bunda Konawe 0 040 Klinik Mekongga Kolala 0 041 Klinik Harifah Kolaka 0 0

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 608 503 1.339 1.842 7 38 45SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0

1 BAPELKES KENDARI 3 0 1 0 1 0 0 0 0 0 02 LABKES 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 BALAI PENGELOLA FARMASI DANPERBEKKES 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

SUB JUMLAH PELAYANAN KES. LAIN 3 1 0 1 0 0 0

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT1 POLTEKKES KENDARI 32 10 23 33 0 0 02 STIKES MANDALA WALUYA 0 0 5 4 9 0 0 03 STIKES AVICENNA 7 0 6 8 14 04 AKPER KOLAKA 0 0 4 4 8 05 AKPER BUTON 0 0 7 6 13 06 AKBID PELITA IBU 14 0 0 2 2 07 AKPER PPNI KENDARI 0 3 5 8 0

SUB JUMLAH INSTITUSI DIKNAS 53 35 52 87 0 0 0

DI DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTADINKES PROVINSI 4 0 1 6 7 0 0 0 0 0 0DINKES KAB/KOTA 36 0 31 19 50 0 0 0 1 1 2SUB JUMLAH DINKES PROV/KAB/KOTA 40 0 32 25 57 2

JUMLAH (KAB/KOTA) 2.603 341 1.205 2.992 4.197 26 73 99 29 128 159RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 216,89 173,97 6,59

Keterangan : a termasuk perawat anastesi dan perawat spesialisSumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2015 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2016

Page 255:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut
Page 256:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 74

TENAGA TEKNISKEFARMASIAN APOTEKERL P L + P L P L + P L P L + P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11A PUSKESMAS - - - - -1 BUTON 1 3 4 2 - 2 3 3 62 MUNA - 8 8 1 4 5 1 12 133 KONAWE 5 7 12 1 1 2 6 8 144 KOLAKA 1 19 20 1 9 10 2 28 305 KONAWE SELATAN 1 14 15 - 1 1 1 15 166 BOMBANA 2 12 14 2 10 12 4 22 267 WAKATOBI 1 9 10 - 2 2 1 11 128 KOLAKA UTARA 2 16 18 2 4 6 4 20 249 BUTON UTARA 2 6 8 - 1 1 2 7 910 KONAWE UTARA - - - - - - - - -11 MUNA BARAT - 1 1 - - - - 1 112 BUTON TENGAH - - - - 2 2 - 2 213 BUTON SELATAN - 1 1 - 1 1 - 2 214 KOLAKA TIMUR - 9 9 - 1 1 - 10 1015 KONAWE KEPULAUAN 1 2 3 - - - 1 2 316 KOTA KENDARI 3 25 28 - 11 11 3 36 3917 KOTA BAUBAU - 11 11 - 3 3 - 14 14

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 201619 143 162 9 50 59 28 193 221

B RUMAH SAKIT - - - - -1 RSUD PASAR WAJO 1 3 4 1 3 4 2 6 82 RSUD MUNA - 6 6 - 3 3 - 9 93 BLUD RSU UNAAHA 3 16 19 5 9 14 8 25 334 BLUD RSU BENYAMIN GULUH - 4 4 2 5 7 2 9 115 BLUD RSU ANDOOLO 5 8 13 - 2 2 5 10 156 RSUD BOMBANA 2 4 6 - 4 4 2 8 107 RSUD WAKATOBI - - - - -8 RSUD DJAFAR HARUN - 4 4 1 10 11 1 14 159 RSUD BUTON UTARA - 4 4 - 2 2 - 6 610 RSUD OHEO - - - - - - - - -

TENAGA KEFARMASIAN

TOTAL

JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATANPROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2016

NO UNIT KERJA

Page 257:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TENAGA TEKNISKEFARMASIAN APOTEKERL P L + P L P L + P L P L + P

TENAGA KEFARMASIAN

TOTALNO UNIT KERJA

11 RSUD KOTA KENDARI 1 5 6 - 7 7 1 12 1312 RSUD BAU-BAU 1 4 5 - 8 8 1 12 1313 RSU. KOLTIM - 1 1 - 1 1 - 2 214 RSU KONKEP - 3 3 - 1 1 - 4 415 RSU BUTON SELATAN 1 1 2 - 1 1 1 2 316 RSU MUNA BARAT - 1 - - - - - 1 117 BLUD RSU BAHTERAMAS 4 17 21 1 14 15 5 31 3618 RS. JIWA 1 7 8 2 1 3 3 8 1119 RS. SILOAM BAUBAU 4 6 10 1 1 2 5 7 1220 RSU TNI. Dr. ISMOYO 2 4 6 1 1 2 3 5 821 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI - 2 2 1 1 2 1 3 422 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU - - - - - - - - -23 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA - 3 3 - 1 1 - 4 424 RSU. SANTA ANNA - 4 4 - 8 8 - 12 1225 RSIA PERMATA BUNDA - 3 3 - 1 1 - 4 426 RSU.PMI 1 4 5 - 1 1 1 5 627 RSU. ALIYAH - 3 3 - 2 2 - 5 528 RSU. ALIYAH 2 - - - - - - - - -29 RSU. MURHUM BAU-BAU 3 1 4 1 - 1 4 1 530 RSU. MITRA SAKINAH konawe31 RSIA Mekongga - - - - -32 Rumah Bersalin Dewi Sartika - - - - - - - - -33 Rumah Bersalin Hati Mulia - 5 5 - 2 2 - 7 734 Rumah Bersalin Kasih Ibu - - - - -35 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau - 1 1 - 1 1 - 2 236 Rumah Bersalin Hayam Wuruk 1 - 1 - 1 1 1 1 237 Klinik Bakti Medika Baubau - 4 4 - 2 2 - 6 638 Klinik Sehati Indonesia Baubau - 1 1 - 1 1 - 2 239 Klinik Sakit Sejahtera Baubau - 2 2 - 1 1 - 3 340 Klinik Bersalin Setia Bunda Konawe - - - - -41 Klinik Harifah Kolaka

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 30 131 160 16 95 111 46 226 272

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - -1 BAPELKES KENDARI - - - 1 - 1 1 - 12 LABKES - - - - - - - - -3 GUDANG FARMASI KAB - 5 5 1 5 6 1 10 11

SUB JUMLAH PELAYANAN KES. LAIN - 5 5 2 5 7 2 10 12

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT

Page 258:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TENAGA TEKNISKEFARMASIAN APOTEKERL P L + P L P L + P L P L + P

TENAGA KEFARMASIAN

TOTALNO UNIT KERJA

1 POLTEKKES KENDARI - - - - -2 STIKES MANDALA WALUYA - 4 9 13 4 9 133 STIKES AVICENNA 3 3 6 - 1 1 3 4 74 AKBID PELITA IBU - - - - -5 AKPER PPNI KENDARI - - - - -

SUB JUMLAH INSTITUSI DIKNAS 3 3 6 4 10 14 7 13 20

DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTADINKES PROVINSI - 9 9 1 5 6 1 14 15DINKES KAB/KOTA 6 23 29 15 17 32 21 40 61SUB JUMLAH DINKES PROV/KAB/KOTA 6 32 38 16 22 38 22 54 76

JUMLAH (KAB/KOTA) 58 314 371 47 182 229 105 496 601RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 15,38 9,49 24,91

Keterangan : a termasuk analis farmasi, asisten apoteker, sarjana farmasiSumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2015 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2015

Page 259:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 75

L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8

A PUSKESMAS - -1 BUTON 4 12 16 2 14 16 - - -2 MUNA 8 29 37 6 31 37 - - -3 KONAWE 15 25 40 15 14 29 - - -4 KOLAKA 8 17 25 4 11 15 - - -5 KONAWE SELATAN 58 81 139 5 17 22 - - -6 BOMBANA 9 19 28 1 5 6 - - -7 WAKATOBI 6 25 31 6 14 20 - - -8 KOLAKA UTARA 10 28 38 5 14 19 - 1 19 BUTON UTARA 7 12 19 2 12 14 - - -

10 KONAWE UTARA - - - - - - - - -11 MUNA BARAT 1 3 4 - 2 2 - - -12 BUTON TENGAH 4 9 13 3 5 8 - - -13 BUTON SELATAN 7 3 10 - 6 6 - - -14 KOLAKA TIMUR 8 13 21 2 2 4 - - -15 KONAWE KEPULAUAN 8 9 17 2 6 8 - - -16 KOTA KENDARI 9 66 75 5 27 32 - - -17 KOTA BAUBAU - 27 27 4 19 23

- -SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 162 378 540 62 199 261 - 1 1Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016B RUMAH SAKIT - -

1 RSUD PASAR WAJO 1 2 3 - 1 1 - - -2 RSUD MUNA 2 17 19 2 2 4 - - -3 BLUD RSU UNAAHA 18 22 40 1 2 3 - - -4 BLUD RSU BENYAMIN GULUH 6 10 16 1 - 1 - - -5 BLUD RSU ANDOOLO 5 17 22 1 - 1 - - -6 RSUD BOMBANA 6 6 12 - 2 27 RSUD WAKATOBI 6 8 14 - 3 3 - - -8 RSUD DJAFAR HARUN 3 10 13 1 5 6 - - -9 RSUD BUTON UTARA 5 2 7 - 1 1 - - -

10 RSUD OHEO - - - - - - - - -11 RSUD KOTA KENDARI 7 13 20 - 3 3 - - -12 RSUD BAU-BAU 1 7 8 - 4 413 RSU. KOLTIM 2 2 4 1 2 3 - - -14 RSU KONKEP - 4 4 1 3 415 RSU BUTON SELATAN 2 2 4 - - - - - -16 RSU MUNA BARAT - 4 4 - 1 117 BLUD RSU BAHTERAMAS 17 48 65 2 10 12 - - -18 RS. JIWA 4 7 11 - 7 7 - - -19 RS. SILOAM BUTON - - - - - - - - -20 RSU TNI. Dr. ISMOYO 2 - 2 - - - - - -21 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI 3 1 4 - 1 1 - - -22 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU - - - - - - - - -23 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA - 2 2 - - - - - -

NO UNIT KERJAKESEHATAN

MASYARAKATaKESEHATAN

LINGKUNGANb

JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATANPROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2016

KESEHATANLINGKUNGAN (PTT)b

Page 260:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

L P L+P L P L+P L P L+PNO UNIT KERJA

KESEHATANMASYARAKATa

KESEHATANLINGKUNGANb

KESEHATANLINGKUNGAN (PTT)b

24 RSU. SANTA ANNA - 2 2 - 1 1 - - -25 RSIA PERMATA BUNDA 1 1 2 - - - - - -26 RSIA. Mekongga27 RSU.PMI - 1 1 - - - - - -28 RSU. ALIYAH - 1 1 - - - - - -29 RSU. ALIYAH 2 - - - - - - - - -30 RSU. MURHUM BAU-BAU - - - - - - - - -31 RSU. MITRA SAKINAH Konawe - -32 Rumah Sakit Umum Dewi Sartika - - - - - - - - -33 Rumah Bersalin Hati Mulia - 2 2 - - - - - -34 Rumah Bersalin Kasih Ibu - -35 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau - - - - - - - - -36 Rumah Bersalin Hayam Wuruk Bau-Bau - - - - - - - - -37 Klinik Bakti Medika Baubau - 3 3 - - - - - -38 Klinik Sehati Indonesia Baubau - - - - - - - - -39 Klinik Sejahtera Baubau - - - - - - - - -40 Klinik Bersalin Setia Bunda Konawe41 Klinik Harifah Kolaka

- -SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 91 194 285 10 48 58

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - -1 BAPELKES KENDARI 7 18 25 - 1 1 - - -2 LABKES 1 3 4 - - - - - -3 GUDANG FARMASI 1 3 4 - - - - - -

SUB JUMLAH PELAYANAN KES. LAIN 9 24 33 - 1 1

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT1 POLTEKKES KENDARI - -2 STIKES MANDALA WALUYA 23 27 50 - - -3 STIKES AVICENNA 9 15 24 - -4 AKPER KOLAKA 3 2 5 -5 AKPER BUTON 3 1 4 -6 AKBID PELITA IBU - -7 AKPER PPNI KENDARI 1 1 2 -

SUB JUMLAH INSTITUSI DIKNAS 39 46 85 - - -

DI DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA 165DINKES PROVINSI 29 61 90 4 7 11 - - -DINKES KAB/KOTA 88 168 257 22 34 55 - - -SUB JUMLAH DINKES PROV/KAB/KOTA 117 229 347 26 41 66

JUMLAH (KAB/KOTA) 418 871 1.290 98 289 386 - 1 1RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 53,47 16,00

Keterangan : 1.677

a termasuk tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga biostatistik dan kependudukan, tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga, tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan, epidemiolog kesehatanb termasuk tenaga sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2016 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2016

Page 261:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 76

DIETISIEN

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

A PUSKESMAS - - - - -1 BUTON 1 17 18 - - - - - - 1 17 182 MUNA 6 32 38 - - - - - - 6 32 383 KONAWE - - - - - - - - - - - -4 KOLAKA 2 19 21 - - - - - - 2 19 215 KONAWE SELATAN 7 41 48 - - - - - - 7 41 486 BOMBANA 4 24 28 - - - - - - 4 24 287 WAKATOBI 2 12 14 - - - - - - 2 12 148 KOLAKA UTARA 1 9 10 - 4 4 - - - 1 9 109 BUTON UTARA 2 8 10 - - - - - - 2 8 10

10 KONAWE UTARA - - - - - - - - - - - -11 MUNA BARAT 1 7 8 - - - - - - 1 7 812 BUTON TENGAH - 12 12 - - - - - - - 12 1213 BUTON SELATAN - 7 7 - - - - - - - 7 714 KOLAKA TIMUR 3 3 6 - - - - - - 3 3 615 KONAWE KEPULAUAN 3 5 8 - - - - - - 3 5 816 KOTA KENDARI 4 39 43 - - - - 2 2 4 41 4517 KOTA BAUBAU 1 30 31 - - - - - - 1 30 31

- - - - -SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 37 265 302 - 2 2 37 267 304Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016B RUMAH SAKIT - - - - -

1 RSUD PASAR WAJO 1 6 7 - - - - - - 1 6 72 RSUD MUNA - 6 6 - - - - - - - 6 63 BLUD RSU UNAAHA 2 2 4 - - - - - - 2 2 4

JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATANPROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2016

NO UNIT KERJANUTRISIONIS NUTRISIONIS

(PTT/KONTRAK) TOTAL

Page 262:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

DIETISIEN

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+PNO UNIT KERJA

NUTRISIONIS NUTRISIONIS(PTT/KONTRAK) TOTAL

4 BLUD RSU BENYAMIN GULUH - 12 12 - - - - - - - 12 125 BLUD RSU ANDOOLO - 5 5 - - - - - - - 5 56 RSUD BOMBANA 1 3 4 - - - - - - 1 3 47 RSUD WAKATOBI - 4 4 - - - - - - - 4 48 RSUD DJAFAR HARUN 1 5 6 - 2 2 - - - 1 5 69 RSUD BUTON UTARA - 4 4 - - - - - - - 4 4

10 RSUD OHEO - - - - - - - - - - - -11 RSUD KOTA KENDARI - 5 5 - - - - - - - 5 512 RSUD BAU-BAU - 6 6 - - - - - - - 6 613 RSU. KOLTIM 1 2 3 - - - - - - 1 2 314 RSU KONKEP 2 2 4 - - - - - - 2 2 415 RSU BUTON SELATAN - 2 2 - - - - - - - 2 216 RSU MUNA BARAT - - - - - - - - - - - -17 BLUD RSU BAHTERAMAS 1 24 25 - - - - 4 4 1 28 2918 RS. JIWA 4 12 16 - - - - - - 4 12 1619 RS. SILOAM BUTON - - - - - - - 2 2 - 2 220 RSU TNI. Dr. ISMOYO - 1 1 - - - - - - - 1 121 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI 1 3 4 - - - - - - 1 3 422 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU - - - - - - - - - - - -23 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA - 1 1 - - - - - - - 1 124 RSU. SANTA ANNA - 7 7 - - - - 1 1 - 8 825 RSIA PERMATA BUNDA - 1 1 - - - - - - - 1 126 RSU.PMI - 2 2 - - - - - - - 2 227 RSU. ALIYAH - 1 1 - - - - - - - 1 128 RSU. ALIYAH 2 - - - - - - - - - - - -29 RSU. MURHUM BAU-BAU - 1 1 - - - - - - - 1 130 RSU. MITRA SAKINAH Konawe - - - - -31 Rumah Sakit Umum Dewi Sartika - 2 2 - - - - - - - 2 232 Rumah Bersalin Hati Mulia - 1 1 - - - - - - - 1 133 Rumah Bersalin Kasih Ibu -34 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau - 1 1 - - - - - - - 1 135 Rumah Bersalin Hayam Wuruk Bau-Bau - - - - - - - - - - - -36 Klinik Bakti Medika Baubau - 1 1 - - - - - - - 1 137 Klinik Sehati Indonesia Baubau - - - - - - - - - - - -38 Klinik Sejahtera Baubau - - - - - - - - - - - -39 Klinik Bersalin Setia Bunda Konawe -40 Klinik Mekongga Kolaka -41 Klinik Harifah Kolaka -

-SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 14 122 136 - 7 7 14 129 143

Page 263:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

DIETISIEN

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+PNO UNIT KERJA

NUTRISIONIS NUTRISIONIS(PTT/KONTRAK) TOTAL

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - -1 BAPELKES KENDARI - 1 1 - - - - - - - 1 12 LABKES - - - - - - - - - - - -

3 BALAI PENGELOLA FARMASI &PERBEKKES - - - - - - - - - - - -

4 KKP KENDARI - - - - -SUB JUMLAH PELAYANAN KES. LAIN - 1 1 - - - - 1 1

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT1 POLTEKKES KENDARI 16 25 41 - 16 25 412 STIKES MANDALA WALUYA - - - - -3 STIKES AVICENNA 1 2 3 1 1 1 3 44 AKPER KOLAKA - 1 1 - - 1 15 AKBID PELITA IBU - - - - -6 AKPER PPNI KENDARI - - - - -

SUB JUMLAH INSTITUSI DIKNAS 17 28 45 - 1 1 17 29 46- - - -

DI DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA - - - -DINKES PROVINSI 37 37 74 - - - - - - 37 37 74DINKES KAB/KOTA 13 20 33 - - - 1 - 1 14 20 34SUB JUMLAH DINKES PROV/KAB/KOTA 50 57 107 1 51 57 108

JUMLAH (KAB/KOTA) 118 473 591 - 10 11 119 483 602RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 24,95

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2016 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2016

Page 264:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 77

FISIOTERAPIS OKUPASI TERAPIS TERAPIS WICARA AKUPUNKTURL P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17A PUSKESMAS - - - - - - -

1 BUTON - - - - - - - - - - - - - - -2 MUNA - - - - - - - - - - - - - - -3 KONAWE - - - - - - - - - - - - - - -4 KOLAKA - 1 1 - - - - - - - - - - 1 15 KONAWE SELATAN - - - - - - - - - - - - - - -6 BOMBANA - - - - - - - - - - - - - - -7 WAKATOBI - - - - - - - - - - - - - - -8 KOLAKA UTARA - - - - - - - - - - - - - - -9 BUTON UTARA - - - - - - - - - - - - - - -10 KONAWE UTARA - - - - - - - - - - - - - - -11 MUNA BARAT - - - - - - - - - - - - - - -12 BUTON TENGAH - - - - - - - - - - - - - - -13 BUTON SELATAN - - - - - - - - - - - - - - -14 KOLAKA TIMUR - - - - - - - - - - - - - - -15 KONAWE KEPULAUAN - - - - - - - - - - - - - - -16 KOTA KENDARI - - - - - - - - - - - - - - -17 KOTA BAUBAU - - - - - - - - - - - - - - -

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016- 1 1 - - - - - - - - - - 1 1

B RUMAH SAKIT - - - - - - -1 RSUD PASAR WAJO - 2 2 - - - - - - - - - - 2 22 RSUD MUNA - 1 1 - - - - - - - - - - 1 13 BLUD RSU UNAAHA 1 6 7 - - - - - - - - - 1 6 74 BLUD RSU BENYAMIN GULUH - 3 3 - - - - - - - - - - 3 35 BLUD RSU ANDOOLO - - - - - - - - - - - - - - -6 RSUD BOMBANA - 2 2 - - - - - - - - - - 2 27 RSUD WAKATOBI - - - - 1 1 - - - - - - - 1 18 RSUD DJAFAR HARUN 1 1 2 - - - - 2 2 - - - 1 3 49 RSUD BUTON UTARA 1 - 1 - - - - - - - - - 1 - 1

TENAGA KETERAPIAN FISIK TOTAL

JUMLAH TENAGA KETERAPIAN FISIK DI FASILITAS KESEHATANPROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2016

NO UNIT KERJA

Page 265:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

FISIOTERAPIS OKUPASI TERAPIS TERAPIS WICARA AKUPUNKTURL P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P

TENAGA KETERAPIAN FISIK TOTALNO UNIT KERJA

10 RSUD OHEO - - - - - - - - - - - - - - -11 RSUD KOTA KENDARI 2 - 2 - 1 1 - - - 1 - 1 3 1 412 RSUD BAU-BAU 1 7 8 - - - - - - - - - 1 7 813 RSU. KOLTIM - - - - - - - - - - - - - - -14 RSU KONKEP - - - - - - - - - - - - - - -15 RSU BUTON SELATAN - - - - - - - - - - - - - - -16 RSU MUNA BARAT - - - - - - - - - - - - - - -17 BLUD RSU BAHTERAMAS 1 9 10 - - - - - - - 1 1 1 10 1118 RS. JIWA 1 - 1 - - - - - - - - - 1 - 119 RS. SILOAM BUTON 1 1 2 - - - - - - - - - 1 1 220 RSU TNI. Dr. ISMOYO 2 - 2 - - - - - - - - - 2 - 221 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI 1 1 2 - - - - - - - - - 1 1 222 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU - - - - - - - - - - - - - - -23 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA - 1 1 - - - - - - - - - - 1 124 RSU. SANTA ANNA - - - - - - - - - - - - - - -25 RSIA PERMATA BUNDA - - - - - - - - - - - - - - -26 RSU.PMI - - - - - - - - - - - - - - -27 RSU. ALIYAH - - - - - - - - - - - - - - -28 RSU. ALIYAH 2 - - - - - - - - - - - - - - -29 RSU. MURHUM BAU-BAU - 1 1 - - - - - - - - - - 1 130 RSU. MITRA SAKINAH Konawe31 RSIA Mekongga - - - - - - -32 Rumah Sakit Umum Dewi Sartika - - - - - - - - - - - - - - -33 Rumah Bersalin Hati Mulia - - - - - - - - - - - - - - -34 Rumah Bersalin Kasih Ibu - - - - - - -35 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau - - - - - - - - - - - - - - -36 Rumah Bersalin Hayam Wuruk - - - - - - - - - - - - - - -37 Klinik Bhakti Medika - - - - - - - - - - - - - - -38 Klinik Sehati Indonesia Baubau - - - - - - - - - - - - - - -39 Klinik Sejahtera Baubau - 1 1 - - - - - - - - - - 1 140 Klinik Bersalin Setia Bunda Konawe - - - - - - - - - - - - - - -41 Klinik Harifah Kolaka - - - - - - - - - - - - - - -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 12 36 48 - 2 2 - 2 2 1 1 2 13 41 54

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN1 BAPELKES KENDARI - 1 1 - - - - - - - - - - 1 12 LABKES KENDARI - - - - - - - - - - - - - - -

3 BALAI PENGELOLA FARMASI & PERBEKKES - - - - - - - - - - - - - - -

4 KKP KENDARI - - - - - - -

Page 266:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

FISIOTERAPIS OKUPASI TERAPIS TERAPIS WICARA AKUPUNKTURL P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P

TENAGA KETERAPIAN FISIK TOTALNO UNIT KERJA

SUB JUMLAH PELAYANAN KES. LAIN - 1 1 - - - - - -

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT1 POLTEKKES KENDARI - - - - - - -2 STIKES MANDALA WALUYA - - - - - - -3 STIKES AVICENNA - - - - - - -4 AKBID PELITA IBU - - - - - - -5 AKPER PPNI KENDARI - - - - - - -

SUB JUMLAH INSTITUSI DIKNAS - - - - - - - - -

DI DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTADINKES PROVINSI - - - - - - - - - - - - - - -DINKES KAB/KOTA - - - - - - - - - - - - - - -SUB JUMLAH DINKES PROV/KAB/KOTA - - - - - - - - - - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 12 38 50 - 2 2 - 2 2 1 1 2 13 42 55RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 2,28

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2016 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2016

Page 267:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 78

L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

A PUSKESMAS - - - - - - - - - - - - -1 BUTON - - - - - - - - - - 1 1 1 - 1 - - - - - - 1 - 1 - - - - - - 2 1 32 MUNA - - - - - - - 2 2 - - - - 2 2 - - - - - - - - - - - - - - - - 4 43 KONAWE - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -4 KOLAKA - - - - - - - 1 1 - - - - 3 3 - - - - - - - 1 1 - - - - - - - 5 55 KONAWE SELATAN - - - - - - - - - - - - 3 4 7 - - - - - - - - - - - - - - - 3 4 76 BOMBANA - - - - - - - - - - - - 1 2 3 - - - - - - - - - - - - - - - 1 2 37 WAKATOBI - - - - - - - - - - - - - 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - - 1 18 KOLAKA UTARA - - - - - - - - - - - - -9 BUTON UTARA - - - - - - - - - - - - - 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1

10 KONAWE UTARA - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -11 MUNA BARAT - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -12 BUTON TENGAH - - - - - - - 1 1 - - - - 4 4 - - - - - - - 1 1 - - - - - - - 6 613 BUTON SELATAN - - - - - - 1 - 1 - - - 1 - 1 - - - - - - - - - - - - - - - 2 - 214 KOLAKA TIMUR - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -15 KONAWE KEPULAUAN - - - - - - - - - 1 4 5 - 2 2 - - - - - - - - - - - - - - - 1 6 716 KOTA KENDARI - - - - - - - - - - - - 1 4 5 - - - - - - - - - - - - - - - 1 4 517 KOTA BAUBAU - - - - - - - - - - - - 1 4 5 - - - - - - - - - - - - - - - 1 4 5

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016- - - - - - 1 4 5 1 5 6 8 27 35 - - - - - - 1 2 3 - - - - - - 11 38 49

B RUMAH SAKIT - - - - - - - - - - - - -1 RSUD PASAR WAJO 2 1 3 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1 2 - - - - - - 3 2 52 RSUD MUNA 1 1 2 - - - - - - - - - - 3 3 - - - - - - 1 1 2 - 2 2 - - - 2 7 93 BLUD RSU UNAAHA 3 2 5 - - - - 1 1 1 3 4 2 13 15 - - - - - - - 1 1 - - - - - - 6 20 264 BLUD RSU BENYAMIN GULUH - 1 1 - - - 1 - 1 - - - 2 4 6 1 - 1 - - - - - - - - - - - - 4 5 95 BLUD RSU ANDOOLO 1 1 2 - - - - - - - - - 2 7 9 - - - - - - - - - - - - - - - 3 8 116 RSUD BOMBANA 1 1 2 - - - - - - - - - 2 1 3 - - - - - - 2 1 3 - - - - - - 5 3 87 RSUD WAKATOBI 2 1 3 - - - - - - 1 - 1 - 3 3 - - - - - - - - - - - - - - - 3 4 78 RSUD DJAFAR HARUN - - - - - - - - - - - - -9 RSUD BUTON UTARA 2 1 3 - - - - - - - - - 1 3 4 - - - - - - - 2 2 - - - - - - 3 6 9

10 RSUD OHEO - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -11 RSUD KOTA KENDARI - 1 1 - - - - - - - 1 1 - 3 3 - - - - - - - 1 1 - - - - - - - 6 612 RSUD BAU-BAU 2 5 7 - - - 2 1 3 - - - 2 8 10 2 - 2 - - - 1 3 4 - - - - - - 9 17 2613 RSU. KOLTIM - 1 1 - - - - - - - - - - 1 1 - - - - - - - 1 1 - 1 1 - - - - 4 414 RSU KONKEP - - - - - - - - - - 1 1 1 - 1 - - - - - - - - - - - - - - - 1 1 215 RSU BUTON SELATAN - - - - - - - - - - - - 1 - 1 - - - - - - - - - - - - - - - 1 - 116 RSU MUNA BARAT - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -17 BLUD RSU BAHTERAMAS 4 4 8 - - - 2 - 2 1 1 2 3 10 13 1 - 1 - - - - 1 1 2 7 9 - - - 13 23 3618 RS. JIWA 2 - 2 - - - - - - - - - 2 - 2 - - - - - - - - - - - - - - - 4 - 419 RS. SILOAM BUTON 1 3 4 - - - - 1 1 - - - 1 6 7 - - - - - - - 3 3 1 - 1 - - - 3 13 1620 RSU TNI. Dr. ISMOYO 2 1 3 - - - - - - - - - 3 2 5 - - - - - - 1 1 2 - - - - - - 6 4 1021 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI 3 1 4 - - - - - - - - - 1 4 5 - - - - - - 2 4 6 - - - - - - 6 9 1522 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -23 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA - 2 2 - - - - - - - - - - 2 2 - - - - - - - - - - - - - - - - 4 424 RSU. SANTA ANNA 2 2 4 - - - - - - - - - 1 5 6 - - - - - - 1 4 5 - - - - - - 4 11 1525 RSIA PERMATA BUNDA - - - - - - - - - - - - - 1 1 - - - - - - - 1 1 - - - - - - - 2 226 RSU.PMI - - - - - - - - - - - - - 1 1 - - - - - - - 1 1 - - - - - - - 2 227 RSU. ALIYAH - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 - 1 - - - - - - 1 - 1

JUMLAHANALISISKESEHATAN

REFRAKSIONISOPTISIEN

ORTETIKPROSTETIK

REKAM MEDISDAN

INFORMASIKESEHATAN

TEKNISI TRANSFUSIDARAH

TEKNISIKARDIOVASKULER

JUMLAH TENAGA KETEKNISIAN MEDIS DI FASILITAS KESEHATANPROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2016

NO UNIT KERJA

TENAGA KETEKNISIAN MEDIS

RADIOGRAFER RADIOTERAPIS TEKNISIELEKTROMEDIS TEKNISI GIGI

Page 268:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P

JUMLAHANALISISKESEHATAN

REFRAKSIONISOPTISIEN

ORTETIKPROSTETIK

REKAM MEDISDAN

INFORMASIKESEHATAN

TEKNISI TRANSFUSIDARAH

TEKNISIKARDIOVASKULER

NO UNIT KERJA

TENAGA KETEKNISIAN MEDIS

RADIOGRAFER RADIOTERAPIS TEKNISIELEKTROMEDIS TEKNISI GIGI

28 RSU. ALIYAH 2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -29 RSU. MURHUM BAU-BAU 2 - 2 - - - - - - - - - 1 2 3 - - - - - - - 1 1 - - - - - - 3 3 630 RSU Mitra Sakinah Konawe31 RSIA Mekongga - - - - - - - - - - - - -32 Rumah Bersalin Dewi Sartika - - - - - - - - - - - - 1 3 4 - - - - - - - - - - - - - - - 1 3 433 Rumah Bersalin Hati Mulia - - - - - - - - - - - - 1 3 4 - - - - - - - - - - - - - - - 1 3 434 Rumah Bersalin Kasih Ibu - - - - - - - - - - - - -35 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -36 Rumah Bersalin hayam Wuruk - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -37 Klinik Bakti medika 1 1 2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1 238 Klinik Sehati Indonesia - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -39 Klinik Sejahtera - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -40 Klinik bersalin Setia Bunda Konawe - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -41 Klinik Harifah Kolaka - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

-SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 31 30 61 - - - 5 3 8 3 6 9 27 85 112 4 - 4 - - - 10 27 37 3 10 13 - - - 83 161 244

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN -1 BAPELKES KENDARI - - - - - - - - - - - - 2 - 2 - - - - - - - - - - - - - - - 2 - 22 LABKES - - - - - - - - - - - - 2 15 17 - - - - - - - - - - - - - - - 2 15 17

3 BALAI PENGELOLA FARMASI & PERBEKKES - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

4 KKP KENDARI - - - - - - - - - - - - -SUB JUMLAH PELAYANAN KES. LAIN - - - - - - - - - - - - 4 15 19 - - - - - - - - - - - - - - - 4 15 19

-KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT -

1 POLTEKKES KENDARI - - - - - 6 6 - - - - - - 6 62 STIKES MANDALA WALUYA - - - - - - - - - - - - -3 STIKES AVICENNA - - - - - - - - - - - - -4 AKBID PELITA IBU - - - - - - - - - - - - -5 AKPER PPNI KENDARI - - - - - - - - - - - - -

SUB JUMLAH INSTITUSI DIKNAS - - - - - - - - - - - - - 6 6 - - - - - - - - - - - - - - - - 6 6

DI DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA -1 DINKES PROVINSI - - - - - - - - - - - - 1 1 2 - - - - - - - - - - - - - - - 1 1 22 DINKES KAB/KOTA 1 1 2 - - - - 2 2 - - - 4 7 12 - - - - - - 2 2 4 - 2 2 - - - 7 14 23

SUB JUMLAH DINKES PROV/KAB/KOTA 1 1 2 - - - - 2 2 - 8 14 - - - - - - 4 2 - - - 8 15 25-

JUMLAH (KAB/KOTA) 32 31 63 - - - 6 9 15 4 11 15 39 141 186 4 - 4 - - - 11 29 44 3 10 15 - - - 106 235 343RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 14,22

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2016 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2016

Page 269:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 79

L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

A PUSKESMAS1 BUTON 5 15 20 - 1 1 5 16 212 MUNA - - - 1 5 6 1 5 63 KONAWE - - - - - - - - -4 KOLAKA - - - - 1 1 - 1 15 KONAWE SELATAN - - - - - - - - -6 BOMBANA 70 185 255 4 8 12 74 193 2677 WAKATOBI - - - - - - - - -8 KOLAKA UTARA - - - 4 2 6 4 2 69 BUTON UTARA - - - - - - - - -10 KONAWE UTARA - - - - - - - - -11 MUNA BARAT 1 - 1 - - - 1 - 112 BUTON TENGAH - - - - - - - - -13 BUTON SELATAN 17 34 51 1 1 2 18 35 5314 KOLAKA TIMUR - - - 10 13 23 10 13 2315 KONAWE KEPULAUAN - - - - - - - - -16 KOTA KENDARI - - - 10 24 34 10 24 3417 KOTA BAUBAU - - - 1 1 2 1 1 2

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 201693 234 327 31 56 87 124 290 414

B RUMAH SAKIT - - - - -1 RSUD PASAR WAJO - - - - - - - - -2 RSUD MUNA - - - - 4 4 - 4 43 BLUD RSU UNAAHA 7 - 7 80 78 158 87 78 1654 BLUD RSU BENYAMIN GULUH 2 7 9 - - - 2 7 95 BLUD RSU ANDOOLO - - - - - - - - -6 RSUD BOMBANA - 2 2 - - - - 2 27 RSUD WAKATOBI - - - - 7 7 - 7 78 RSUD DJAFAR HARUN - - - 3 5 8 3 5 89 RSUD BUTON UTARA - - - - - - - - -

JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATANPROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2016

NO UNIT KERJA

TENAGA KESEHATAN LAINTOTAL

PENGELOLA PROGRAMKESEHATAN

TENAGA KESEHATANLAINNYA

Page 270:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

L P L+P L P L+P L P L+P

NO UNIT KERJA

TENAGA KESEHATAN LAINTOTAL

PENGELOLA PROGRAMKESEHATAN

TENAGA KESEHATANLAINNYA

10 RSUD OHEO - - - - - - - - -11 RSUD KOTA KENDARI - - - - - - - - -12 RSUD BAU-BAU - - - 2 4 6 2 4 613 RSU. KOLTIM - - - - 1 1 - 1 114 RSU KONKEP - - - - - - - - -15 RSU BUTON SELATAN - - - - - - - - -16 RSU MUNA BARAT - - - - - - - - -17 BLUD RSU BAHTERAMAS - - - - - - - - -18 RS. JIWA - - - - - - - - -19 RS. SILOAM BUTON - - - 5 9 14 5 9 1420 RSU TNI. Dr. ISMOYO - - - 10 10 20 10 10 2021 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI - 4 4 7 16 23 7 20 2722 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU - - - - - - - - -23 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA - - - - - - - - -24 RSU. SANTA ANNA - - - - - - - - -25 RSIA PERMATA BUNDA - - - - - - - - -26 RSU.PMI - - - - - - - - -27 RSU. ALIYAH 1 1 2 1 1 2 2 2 428 RSU. ALIYAH 2 - - - - - - - - -29 RSU. MURHUM BAU-BAU - - - - - - - - -30 RSU Mitra Sakinah Konawe31 RSIA Mekongga - - - - -32 Rumah Bersalin Dewi Sartika - - - - - - - - -33 Rumah Bersalin Hati Mulia - - - - - - - - -34 Rumah Bersalin Kasih Ibu - - - - -35 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau - - - - - - - - -36 Rumah Bersalin Hayam Wuruk - - - - - - - - -37 Klinik Bakti Medika - - - - - - - - -38 Klinik Sehati Indonesia - - - - - - - - -39 Klinik Sejahtera - - - - - - - - -40 Klinik bersalin Setuia Bunda Konawe41 Klinik Harifah Kolaka

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 10 14 24 108 135 243 118 149 267

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN1 BAPELKES KENDARI - - - - -2 LABKES KENDARI - - - - -3 KKP KENDARI - - - - -

SUB JUMLAH PELAYANAN KES. LAIN - - - - - - - - -

Page 271:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

L P L+P L P L+P L P L+P

NO UNIT KERJA

TENAGA KESEHATAN LAINTOTAL

PENGELOLA PROGRAMKESEHATAN

TENAGA KESEHATANLAINNYA

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT1 POLTEKKES KENDARI - - - - -2 STIKES MANDALA WALUYA - - - - -3 STIKES AVICENNA - - - - -4 AKBID PELITA IBU - - - - -5 AKPER PPNI KENDARI - - - - -

SUB JUMLAH INSTITUSI DIKNAS - - - - - - - - -

DI DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTADINKES PROVINSI 10 10 20 - 10 10 20DINKES KAB/KOTA 46 74 120 33 42 74 65 95 160SUB JUMLAH DINKES PROV/KAB/KOTA 56 84 140 33 42 74 75 105 180

JUMLAH (KAB/KOTA) 159 332 491 172 233 404 317 544 861

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2016 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2016

Page 272:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 80

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

A PUSKESMAS - - - - - - - - - -1 BUTON 7 5 12 3 - 3 - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1 10 6 162 MUNA 25 16 41 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 7 16 23 32 32 643 KONAWE - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -4 KOLAKA 12 8 20 3 4 7 - - - - - - - - - - - - - - - 2 3 5 17 15 325 KONAWE SELATAN - - - 13 16 29 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 13 16 296 BOMBANA 17 5 22 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 17 5 227 WAKATOBI 3 5 8 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 3 5 88 KOLAKA UTARA 10 6 16 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 10 6 169 BUTON UTARA 4 7 11 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 4 7 11

10 KONAWE UTARA - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -11 MUNA BARAT 14 12 26 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 14 12 2612 BUTON TENGAH 4 7 11 1 - 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 5 7 1213 BUTON SELATAN 9 2 11 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1 2 10 3 1314 KOLAKA TIMUR 13 7 20 1 - 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 14 7 2115 KONAWE KEPULAUAN 6 5 11 - 1 1 - - - - - - - - - 2 - 2 1 - 1 1 5 6 10 11 2116 KOTA KENDARI - 5 5 14 8 22 1 - 1 - 1 1 - - - - - - - - - 15 14 2917 KOTA BAUBAU 12 31 43 1 10 11 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 13 41 54

- - - - - - - - - - -SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 136 121 257 36 39 75 1 - 1 - 1 1 - - - 2 - 2 1 - 1 11 26 37 187 187 374

B RUMAH SAKIT - - - - - - - - - - -1 RSUD PASAR WAJO 5 9 14 3 3 6 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 8 12 202 RSUD MUNA 5 9 14 9 23 32 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 14 32 463 BLUD RSU UNAAHA 5 9 14 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 75 69 144 80 78 1584 BLUD RSU BENYAMIN GULUH 5 9 14 - - - 1 - 1 - 9 9 - - - - - - - - - 5 5 10 11 23 345 BLUD RSU ANDOOLO 4 1 5 2 5 7 - - - 1 4 5 - - - - - - - - - - - - 7 10 176 RSUD BOMBANA 2 2 4 1 6 7 - - - 5 1 6 - - - - - - - - - - - - 8 9 177 RSUD WAKATOBI 7 7 14 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 7 7 148 RSUD DJAFAR HARUN 4 5 9 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 4 5 99 RSUD BUTON UTARA 2 3 5 - - - - - - - 2 3 5

10 RSUD OHEO - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -11 RSUD KOTA KENDARI 4 10 14 6 11 17 - - - - - - - - - - - - - - - 10 21 3112 RSUD BAU-BAU 7 7 14 3 9 12 - - - 1 - 1 - - - - - - - - - - - - 11 16 2713 RSU. KOLTIM 2 2 4 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2 2 414 RSU KONKEP 2 3 5 2 2 - 1 - 1 - - - - - - 1 - 1 1 1 2 5 6 1115 RSU BUTON SELATAN 1 4 5 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 4 516 RSU MUNA BARAT 2 1 3 - - - - - - - 2 1 317 BLUD RSU BAHTERAMAS 17 17 34 43 79 122 3 - 3 1 3 4 - - - - - - - - - 64 99 16318 RS. JIWA 12 5 17 28 27 55 - - - 3 1 4 - - - - - - 1 - 1 - 44 33 7719 RS. SILOAM BUTON 8 8 16 - - - - 2 2 - - - - 1 1 - - - - - - - - - 8 11 1920 RSU TNI. Dr. ISMOYO 8 4 12 7 12 19 1 - 1 4 - 4 2 1 3 2 1 3 7 3 10 - 31 21 5221 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI 6 1 7 5 2 7 - 1 1 1 1 2 - - - - - - - - - - 12 5 1722 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU 1 - 1 1 - 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2 - 2

STAF PENUNJANGPERENCANAAN TENAGA PENDIDIK TENAGA

KEPENDIDIKAN JURU

TENAGAPENUNJANGKESEHATAN

LAINNYA

JUMLAH TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATANPROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2016

NO UNIT KERJA

TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN

TOTALPEJABAT

STRUKTURALSTAF PENUNJANG

ADMINISTRASISTAF PENUNJANG

TEKNOLOGI

Page 273:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P

STAF PENUNJANGPERENCANAAN TENAGA PENDIDIK TENAGA

KEPENDIDIKAN JURU

TENAGAPENUNJANGKESEHATAN

LAINNYA

NO UNIT KERJA

TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN

TOTALPEJABAT

STRUKTURALSTAF PENUNJANG

ADMINISTRASISTAF PENUNJANG

TEKNOLOGI

23 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA 1 1 2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1 224 RSU. SANTA ANNA 12 20 32 - 6 6 1 - 1 2 1 3 - - - - - - 3 - 3 - 18 27 4525 RSIA PERMATA BUNDA - 5 5 1 1 2 1 - 1 - - - - - - - - - - - - - 2 6 826 RSU.PMI - - - 5 4 9 - 1 1 - - - - - - - - - - - - - 5 5 1027 RSU. ALIYAH - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -28 RSU. ALIYAH 2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -29 RSU. MURHUM BAU-BAU - - - - 2 2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2 230 RSU Mitra Sakinah Konawe31 RSIA Mekongga - - - - - - - - - - -32 Rumah Bersalin Dewi Sartika - - - 6 8 14 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 6 8 1433 Rumah Bersalin Hati Mulia - - - - 2 2 - - - 2 1 3 - - - - - - - - - - 2 3 534 Rumah Bersalin Kasih Ibu - - - - - - - - - - -35 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau - 2 2 - 1 1 - 1 1 - - - - - - - - - - - - - 1 1 - 5 536 Rumah Bersalin Hayam Wuruk - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -37 Klinik Bhakti Medika Baubau - - - - 3 3 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 3 338 Klinik Sehati Indonesia 1 - 1 1 - 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2 - 239 Klinik Sejahtera - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -40 Klinik Bersalin Setia Bunda41 Klinik Harifah Kolaka

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 123 144 267 121 206 327 7 5 12 21 21 42 2 2 4 2 1 3 12 3 15 81 76 157 369 458 827

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN1 BAPELKES KENDARI - - - - - - - 10 14 24 10 14 242 LABKES - - - - - - - 8 2 10 8 2 103 GUDANG FARMASI - - - - - - - 5 1 6 5 1 64 KKP KENDARI - - - - - - - - - - -

SUB JUMLAH PELAYANAN KES. LAIN - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 18 16 34 18 16 34

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT1 POLTEKKES KENDARI - - - - - - - 22 15 37 22 15 372 STIKES MANDALA WALUYA - - - - - - - - - - -3 STIKES AVICENNA - - - - - - - 17 9 26 17 9 264 AKPER KOLAKA 1 1 2 - 1 1 1 1 - - - - - 2 2 45 AKPER BUTON' 2 2 - - - - - - - 2 - 26 AKBID PELITA IBU - - - - - - - - - - -7 AKPER PPNI KENDARI - - - - - - - - - - -

SUB JUMLAH INSTITUSI DIKNAS - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 39 24 63 39 24 63

DI DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTADINKES PROVINSI 11 10 21 - 1 1 - - - 49 40 89 61 50 111DINKES KAB/KOTA 162 159 321 38 72 110 - - - 14 8 22 - - - - - - 4 - 4 6 11 17 224 250 474SUB JUMLAH DINKESPROV/KAB/KOTA 173 169 342 38 72 110 - - - 15 8 23 - - - - - - 4 - 4 55 51 106 285 300 585

JUMLAH (KAB/KOTA) 432 434 866 195 317 512 8 5 13 36 30 66 2 2 4 4 1 5 17 3 20 204 193 397 898 985 1.883

Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2016 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2016

Page 274:  · Gambar 5.9 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 51 Gambar 5.10 : Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut

TABEL 81

ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN

Rupiah %1 2 3 4

ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:

1 APBD KAB/KOTA 1.278.983.542.456 64,30a. Belanja Langsung 783.166.309.250b. Belanja Tidak Langsung 495.817.233.206

2 APBD PROVINSI 37.586.891.350 1,89a. Belanja Langsung 10.483.411.050b. Belanja Tidak Langsung 27.103.480.300

3 APBN : 672.290.367.931 33,80- Dana Alokasi Umum (DAU) 69.118.026.226 3,47- Dana Alokasi Khusus (DAK)Fisik - 0,001. DAK Pelayan Kesehatan Dasar 177.509.594.0002. Pelayanan Farmasi 103.398.973.0003. Rujukan (Rumah Sakit) 166.539.657.0004. Sarana dan Prasarana 71.772.554.000- Dana Dekonsentrasi - 0,00

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016- Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota - 0,00- Dana Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan -- Dana Bantuan Operasional Kesehatan (DAK Non Fisik) 66.930.000.000- DAK Akreditasi (RS dan Dinas) 2.319.206.000- Dana Jaminan Persalinan (DAK Non Fisik) 12.243.540.000- Dana Pajak Rokok 2.458.817.705- JKN -

0,00

4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 147.210.100 0,01- GF TB 31.109.000- GFMalaria 28.236.100-GF HIV-AIDS- NLR Kusta 11.275.000GAVI 76.590.000

5 SUMBER PEMERINTAH LAIN 0,00

1.989.008.011.837

1.278.983.542.456

100,00

767.405,65

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016

ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

TOTAL APBD KAB/KOTA

% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA

ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA

NO SUMBER BIAYA

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2016