web viewdalam mempelajari morfometri suatu das berkaitan erat dengan hidrologi. oleh karena itu...

26
ACARA II MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) II I. TUJUAN 1. Agar mahasiswa dapat menghitung luas DAS. 2. Agar mahasiswa dapat menghitung panjang sungai utama. 3. Agar mahasiswa dapat menghitung titik pusat berat DAS. 4. Agar mahasiswa bisa menghitung panjang maksimum DAS. 5. Agar mahasiswa bisa menghitung kemiringan rata- rata DAS. 6. Agar mahasiswa bisa menghitung Bifurcation ratio DAS (Rb). 7. Agar mahasiswa bisa menghitung Circularity rasio DAS (Rb). 8. Agar mahasiswa bisa menghitung Elongation rasio DAS (Re). 9. Agar mahasiswa bisa menghitung Kerapatan alur sungai DAS (D). 10. Agar mahasiswa bisa menghitung Rasio frekuensi orde sungai DAS. (F) 11. Agar mahasiswa bisa menghitung Luas Relatif DAS 12. Agar mahasiswa bisa menghitung Faktor Lebar DAS (W)

Upload: nguyenhuong

Post on 02-Feb-2018

242 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Web viewDalam mempelajari morfometri suatu DAS berkaitan erat dengan hidrologi. Oleh karena itu perlu adanya pendekatan hidromorfometri DAS untuk menerangkan proses-proses

ACARA II

MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) II

I. TUJUAN

1. Agar mahasiswa dapat menghitung luas DAS.

2. Agar mahasiswa dapat menghitung panjang sungai utama.

3. Agar mahasiswa dapat menghitung titik pusat berat DAS.

4. Agar mahasiswa bisa menghitung panjang maksimum DAS.

5. Agar mahasiswa bisa menghitung kemiringan rata-rata DAS.

6. Agar mahasiswa bisa menghitung Bifurcation ratio DAS (Rb).

7. Agar mahasiswa bisa menghitung Circularity rasio DAS (Rb).

8. Agar mahasiswa bisa menghitung Elongation rasio DAS (Re).

9. Agar mahasiswa bisa menghitung Kerapatan alur sungai DAS (D).

10. Agar mahasiswa bisa menghitung Rasio frekuensi orde sungai DAS. (F)

11. Agar mahasiswa bisa menghitung Luas Relatif DAS

12. Agar mahasiswa bisa menghitung Faktor Lebar DAS (W)

II. ALAT DAN BAHAN

1. Peta Rupabumi Indonesia Lembar 1507-444 Bungkal skala 1 : 25.000

2. Kertas kalkir

3. Block millimeter

4. Penggaris

5. Benang

6. Kalkulator

7. Alat tulis menulis

III. CARA KERJA

1. Menghitung luas DAS

2. Menghitung panjang sungai utama dari das yang telah ditentukan

3. Menghitung titik pusat berat DAS.

4. Menghitung panjang maksimum DAS

5. Menghitung kemiringan rata-rata sungai menggunakan millimeter block.

Page 2: Web viewDalam mempelajari morfometri suatu DAS berkaitan erat dengan hidrologi. Oleh karena itu perlu adanya pendekatan hidromorfometri DAS untuk menerangkan proses-proses

6. Menghitung Bifurcation ratio (Rb) DAS.

7. Menghitung Circularity rasio (Rb) DAS.

8. Menghitung Elongation rasio (Re) DAS.

9. Menghitung Kerapatan alur sungai (D) DAS.

10. Menghitung Rasio frekuensi orde sungai (F) DAS.

11. Menghitung Luas Relatif DAS

12. Menghitung Faktor Lebar DAS (W)

IV. DASAR TEORI

Dalam mempelajari morfometri suatu DAS berkaitan erat dengan

hidrologi. Oleh karena itu perlu adanya pendekatan hidromorfometri DAS

untuk menerangkan proses-proses hidrologi. Kepekaan DAS untuk mengubah

hujan menjadi limpasan (runoff) sangat ditentukan oleh DAS yang

bersangkutan.Keadaan DAS ini dapat ditinjau dari berbagai aspek, salah satu

aspek adalah keadaan hidromorfometrinya.Variabel hidromorfometri antara

satu DAS dengan DAS yang lainnya mempunyai karakteristik sendiri-

sendiri.Seberapa jauh perbedaan variabel morfometri ini dapat diketahui

dengan uji statistik (Seyhan, 1981).

Karakteristik DAS yang pertama-tama mudah dilihat/ diketahui secara

sepintas adalah adalah luas DAS dan bentuk DAS.Luas DAS dapat dihitung,

tetapi bentuk DAS harus dapat diformulasikan menjadi bentuk numerik. Dalam

mengemukakan bentuk DAS, beberapa pakar menyajikan sebagai ‘form factor’

(Horton, 1932), ‘shape (s)’ (US Corps of Engineers), ‘circularity ratio’ dan

‘shape’ (Miller, 1953), ‘basin elongation’ (Schumm,1956), dan ‘lemniscate

ratio’ (chorley et.al.,1957) (dalam Selby, 1985)

Faktor bentuk DAS sangat mempengaruhi hidrograf yang dihasilkan,

apabila DAS mempunyai bentuk memanjang maka hidrograf alirannya akan

berbentuk landai. Sementara kalau bentuknya DAS bulat, hidrograf aliran yang

dihasilkan akan lebih tajam (Strahler dalam Selby, 1985).

Page 3: Web viewDalam mempelajari morfometri suatu DAS berkaitan erat dengan hidrologi. Oleh karena itu perlu adanya pendekatan hidromorfometri DAS untuk menerangkan proses-proses

Gambar 1. Hubungan antara factor bentuk DAS

dengan hidrografi aliran yang dihasilkan

Kerapatan aliran merupakan karakteristik DAS yang mudah untuk

membedakan kondisi DAS yang satu dengn yang lainnya.kenyataan yang

sering didapat, bahwa perhitungan kerapatan aliran untuk daerah yang sama

oleh berbagai sumber menunjukkan nilai yang berlainan. Hal ini bukan semata-

mata faktor ketelitian, tetapi sumber gambar/peta DAS yang dipergunakan

berlainan. Hasil yang didapat dari peta topografi akan berlainan dengan hasil

dari foto udara, dan akan lain juga dengan kerapatan aliran yang dihasilkan dari

citra radar. Oleh sebab itu, unsur teknologi dan sumber data juga harus

dipertimbangkan (McCoy dalam Gregory, 1985). Kerapatan aliran (D) dan

luas DAS (A) ternyata mempengaruhi ‘bankfull discharge’ (Qb), seperti

dirumuskan oleh Selby (1985) sebagai:

Qb= AD

Graig (1978), mengatakan bahwa volume banjir dengan periode ulang

tertentu (2, 5, 10, 25, dan 50 tahun) dipengaruhi oleh luas DAS (A), beda tinggi

antara outlet dengan titik tertinggi dalam DAS (Hm), dan kemiringan rata-rata

DAS. Dikatakannya juga, bahwa debit puncak dengan periode ulang tertentu

dipengaruhi dipengaruhi juga oleh kemiringan sungai (S), selain variabel-

variabel seperti tersebut di atas.

Pemilihan variabel hidromorfometri sebagai variabel bebas, ditentukan

semata-mata pada kemudahan pengumpulan datanya.Sebagai variabel

pengontrol (variabel tak bebas/’dependent variable’) adalah komponen

Page 4: Web viewDalam mempelajari morfometri suatu DAS berkaitan erat dengan hidrologi. Oleh karena itu perlu adanya pendekatan hidromorfometri DAS untuk menerangkan proses-proses

hidrograf satuan. Komponen hidrograf satuan ini maliputi waktu naik (time

rising, Tr), adalah waktu yang diukur dari pusat masa hujan hingga terjadinya

puncak hidrograf satuan; waktu dasar (time base,Tb), adalah waktu saat

mulainya hidrograf satuan hingga akhir hidrograf satuan; dan debit puncak

hidrograf satuan (unit hydrograph peak discharge, Qp), adalah harga debit

puncak hidrograf satuan.

Gambar 2. Komponen hidrograf satuan

Untuk variabel hidromorfometri DAS yang dipilih meliputi:

a. Luas daerah aliran sungai (area of watershed),

Luas daerah aliran sungai (area of watershed) adalah luas keseluruhan

DAS sebagai satu sistem sungai yang diproyeksikan secara horisontal pada

bidang datar. Untuk mengetahui luas DAS dapat digunakan planimeter,

kertas milimeter, atau dengan menggunakan digitizer-computer (ITC,

1988).Batas DAS ditentukan berdasarkan peta kontur.Batas DAS yang

dimaksud adalah batas DAS secara topografik (topographic drainage

boundary) (seyhan, 1979).

b. Panjang sungai utama (L).

Panjang sungai utama adalah alur sungai yang diukur mulai dari outlet

DAS hingga perpanjangan sungai sampai batas DAS.Kenyataannya cukup

sulit membedakan sungai utama dengan bukan sungai utama bila terdapat

percabangan sungai, untuk ini diambil suatu ketentuan bahwa sungai

utama adalah cabang sungai yang mempunyai daerah tangkapan

(catchment) yang lebih luas.

c. Panjang sungai utama dari outlet hingga pusat berat DAS (Lc).

Adalah panjang sungai utm yang diukur dari outlet DAS hingga titik pada

sungai utama yang terdekat dengan pusat berat DAS.Titik berat DAS

Page 5: Web viewDalam mempelajari morfometri suatu DAS berkaitan erat dengan hidrologi. Oleh karena itu perlu adanya pendekatan hidromorfometri DAS untuk menerangkan proses-proses

dapat diketahui dengan membuat grid pada DAS, kemudian dengan

menggunakan formulasi tertentu, koordinat titk berat dapat diketahui

(Seyhan, 1981). Agar lebih jelas diberikan contoh perhitungan titik berat

DAS sebagai berikut:

Gambar 4. Penentuan titik berat DAS

Untuk sumbu y

1 x 6 = 6

2 x 6 = 12

3 x 6 = 18

4 x 6 = 24 +

60

Untuk sumbu x

1 x 1 = 1

2 x 3 = 6

3 x 4 = 12

4 x 4 = 16

5 x 4 = 20

6 x 4 = 24

7 x 3 = 21

8 x 1 = 8 +

108

d. Panjang maksimum DAS (Lb).

Panjang maksimum DAS adalah panjang garis lurus yang ditarik mulai

dari outlet DAS, melewati titik berat DAS hingga batas DAS bagian hulu.

e. Kemiringan sungai rata-rata (S1).

Kemiringan sungai dapat dinyatakan dalam berbagai cara, misalnya dalam

derajat, persen (%), km/km. Kemiringan sungai merupakan perbandingan

beda tinggi penampang memanjang sungai dengan jarak mendatarnya.

Cara menentukan kemiringan sungai rata- rata adalah dengan

menggambarkan terlebih dulu penampang memanjang sungai utama dan

mengukur kemiringan garis lurus yang ditarik mulai dari outlet sehingga

luasan di atas dan dibawah garis lurus mendekati sama (Seyhan, 1981).

Page 6: Web viewDalam mempelajari morfometri suatu DAS berkaitan erat dengan hidrologi. Oleh karena itu perlu adanya pendekatan hidromorfometri DAS untuk menerangkan proses-proses

f. Bifurcation ratio (Rb)

Adalah nisbah antara jumlah orde sungai ke u+1 (Horton dalam Seyhan,

1977). Perhitungan bifurcation ratio ini didasarkan sitem pengordean

menurut cara strahler (dalam seyhan, 1977). Dalam menentukan nilai Rb

untuk kesluruhan sistem sungai digunakan niali rata- rata tertimbang

dengan cara sebagai berikut :

W Rb = Σ Rb u/u+1 ( Nu + Nu + 1 )

---------------------------------------

Nu

Dengan W Rb = Rb tertimbang

Rb u/u+1 = Rb antara orde sungai ke u dan u + 1

Nu = jumlah orde sungai ke u

Nu + 1 = jumlah orde sungai ke u+1

( Seyhan, 1977 )

Hubungan nilai Rb dengan aliran sungai adalah :

Rb < 3 : kenaikan muka air sungai cepat sedangkan penurunannya

berjalan lambat.

Rb 3 – 5 : kenaikan dan penurunan aliran sungai berjalan normal

(sedang).

Rb > 5 : kenaikan dan penurunan aliran sungai berjalan cepat.

g. Circularity ratio( Rc ). Menurut Miller ( dalam Seyhan, 1981 ), Rc

merupakan nisbah antara luas DAS dengan luas lingkaran yang

kelilingnya sama dengan keliling DAS.

Rc = A/Ac

h. Elongation ratio( Re ). Schumm ( dalam Seyhan, 1981 ), mengatakan

bahwa Re adalah nisbah antara garis tengah suatu lingkaran ( D ) yang

mempunyai luas sama dengan luas DAS , dengan panjang sungai utama

( L ).

Re = D/L

Page 7: Web viewDalam mempelajari morfometri suatu DAS berkaitan erat dengan hidrologi. Oleh karena itu perlu adanya pendekatan hidromorfometri DAS untuk menerangkan proses-proses

i. Kerapatan alur sungai( D ). Kerapatan alur sungai adalah nisbah antara

panjang sungai keseluruhan dengan luas DAS.

D = Ln / A ( Km/km²

j. Rasio frekuensi orde sungai (F)

Adalah nisbah antara jumlah keseluruhan orde sungai (sistem Strahler)

dengan luas DAS.

k. Luas relatif DAS (Rua)

Luas relatif DAS adalah nisbah luas DAS sebelah hulu dengan luas DAS

keseluruhan. Luas DAS sebelah hulu ditentukan berdasarkan garis yang

ditarik membelah DAS melewati titik berat DAS.

Rua = Au / A

l. Faktor lebar DAS (W)

Faktor lebar DAS adalah nisbah antara lebar DAS yang diukur pada jarak

0.75 panjang sungai utama dari outlet dengan lebar DAS yang diukur pada

jarak 0,25 panjang sungai yang diukur dari outlet.

W = W.75 / W. 25

Gambar 4. penentuan luas relatif DAS (Rua) dan faktor DAS (W)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Menghitung Luas DAS Pelem

Diketahui : n = 222

Ditanyakan: L Das... ?

Jawab :Luas DAS Pelem = n x luas grid x (skala) ²

Page 8: Web viewDalam mempelajari morfometri suatu DAS berkaitan erat dengan hidrologi. Oleh karena itu perlu adanya pendekatan hidromorfometri DAS untuk menerangkan proses-proses

= 222 x 1 cm² x ( 25.000 )²

= 222 x 1 cm² x 625.000.000

= 138.750.000.000 cm²

= 13,875 km²

2. Menghitung Panjang sungai utama DAS Pelem

Diketahui : panjang peta = 33,6 cm

Ditanyakan: panjang sungai utama... ?

Jawab :

Panjang sebenarnya = panjang pada peta x penyebut skala

= 33,6 cm x 25.000

= 840.000 cm

= 8,4 km

3. Menghitung titik pusat berat DAS

Diketahui : Jumlah titik (n) = 225

Ditanyakan : titik pusat berat ...?

Jawab :

Tabel Pertemuan Titik

sumbu x

sumbu

ke

jumlah

titik

sumbu x jumlah

titik

1 6 6

2 7 14

3 9 27

4 9 36

5 10 50

6 13 78

7 15 105

8 18 144

9 17 153

10 17 170

11 17 187

12 11 132

Page 9: Web viewDalam mempelajari morfometri suatu DAS berkaitan erat dengan hidrologi. Oleh karena itu perlu adanya pendekatan hidromorfometri DAS untuk menerangkan proses-proses

13 11 143

14 11 154

15 10 150

16 10 160

17 9 153

18 7 126

19 6 114

20 4 80

21 2 42

22 2 44

23 3 69

24 1 24

Jumlah 225 2361

sumbu y

sumbu

kejumlah titik sumbu x jumlah titik

1 5 5

2 7 14

3 18 54

4 18 72

5 18 90

6 18 108

7 17 119

8 18 144

9 18 162

10 17 170

11 14 154

12 11 132

13 11 143

14 11 154

Page 10: Web viewDalam mempelajari morfometri suatu DAS berkaitan erat dengan hidrologi. Oleh karena itu perlu adanya pendekatan hidromorfometri DAS untuk menerangkan proses-proses

15 6 90

16 5 80

17 5 85

18 4 72

19 3 57

20 1 20

Jumlah 225 1925

Koordinat ( x,y)

x¿jumlah (sumbu x jumlahtitik )

jumlah titik

¿ 2361225

= 10,5

y ¿ jumlah(sumbu x jumlahtitik )jumlahtitik

¿ 1925225

= 8,56

= 8,6

Koordinat titik berat (x,y) adalah ( 10,5 ; 8,6 )

4. Menghitung panjang maksimum DAS

Diketahui :Panjang sungai maksimum DAS = 23 cm

Ditanyakan : panjang maksimum DAS...?

Jawab :

Panjang maksimum = panjang sungai maksimum DAS x skala

= 23 x 25.000

= 575000 cm

Page 11: Web viewDalam mempelajari morfometri suatu DAS berkaitan erat dengan hidrologi. Oleh karena itu perlu adanya pendekatan hidromorfometri DAS untuk menerangkan proses-proses

= 5,75 km

5. Menghitung kemiringan rata – rata

Diketahui :

Beda tinggi = 3, 6 cm

Jarak mendatar = 24,8 cm

Ditanyakan : Kemiringan rata - rata= … ?

Jawab

tan∝= beda tinggijarak mendatar

tan∝= 3 , 624 ,8

tan∝=0 ,145 cm

∝=arc tan 0 ,145

∝=8 , 25 °

6. Bifurcation ratio (Rb)

Diketahui :

Orde Nu Nu + 1

1 19 9

2 9 10

3 10 1

4 1 -

∑ 39 20

Ditanyakan: W Rb …. ?

Jawab :

Rb ¿ Nu(Nu+1)

Rb 1 = 199

= 2,1

Page 12: Web viewDalam mempelajari morfometri suatu DAS berkaitan erat dengan hidrologi. Oleh karena itu perlu adanya pendekatan hidromorfometri DAS untuk menerangkan proses-proses

Rb < 3 , kenaikan muka air sungai cepat

sedangkan penurunannya berjalan lambat.

Rb2 = 9

10

= 0,9

Rb < 3 , kenaikan muka air sungai cepat

sedangkan penurunannya berjalan lambat.

Rb 3 = 101

= 10

Rb > 5 , kenaikan dan penurunan aliran

sungai berjalan cepat.

Rb total = 2,1+0,9+10

= 13

maka

WRb¿∑ Rb u /u+1 (¿Nu+Nu+1)

(Nu)¿

WRb¿ 13 x (39+20)39

WRb¿ 13 x 5939

WRb¿ 76739

= 19,66

7. Circularity Ratio (Rc)

Diketahui :

A = 13, 875 Km2

keliling DAS = 77 cm

= 77 x 25.000

= 1925000 cm

Page 13: Web viewDalam mempelajari morfometri suatu DAS berkaitan erat dengan hidrologi. Oleh karena itu perlu adanya pendekatan hidromorfometri DAS untuk menerangkan proses-proses

= 19,25 km

Ditanyakan : Rc ..?

Jawab :

Rc = A

Ac

Ac = πr2

2πr= keliling DAS

r = 19,25

2 x 3,14

= 19,256,28

= 3,06 km

Ac = πr2

= 3,14 x ( 3,06 )2

= 29,40 km

Maka

Rc = A

Ac

= 13,87529,40

= 0,47

8. Elongation Ratio (Re)

Diketahui :

D=2√ luasπ

L = 8,4 km

Ditanyakan :Re ..?

Jawab

Re = D/L

D=2√ Aπ

Page 14: Web viewDalam mempelajari morfometri suatu DAS berkaitan erat dengan hidrologi. Oleh karena itu perlu adanya pendekatan hidromorfometri DAS untuk menerangkan proses-proses

D=2√ 13,8753,14

D=2√4,41

= 4,2

Re = 4,28,4

= 0,5

9. Kerapatan alur sungai (D)

Diketahui :

Ln = 30,8 Km

A = 13,875 Km2

Ditanyakan : D ...?

Jawab

D = lnA

= 30,8

13,875

= 2,22

10. Rasio frekuensi orde sungai (F)

Diketahui :

Jumlah keseluruhan ordo sungai = 39

Luas DAS = 13,875 km2

Ditanyakan : F ..?

Jawab

F = jumlahkeseluruhan orde

luas DAS

= 39

13,875

= 2,81

11. Luas Relatif DAS (Rua)

Diketahui

Page 15: Web viewDalam mempelajari morfometri suatu DAS berkaitan erat dengan hidrologi. Oleh karena itu perlu adanya pendekatan hidromorfometri DAS untuk menerangkan proses-proses

Au ( luas das hulu ) = n x ( 1 x 1 cm ) (25000)²

= 140 x 625.000.000

= 87.500.000.000 cm²

=8,75 km²

A = 13,875km2

Ditanyakan : Rua ..?

Jawab

Rua = AuA

= 8,75km2

13,875 km2

= 0,63 km2

12. Faktor Lebar DAS (W)

Diketahui :

W.075 = 4,7 cm x 25000

= 117500cm

=1,175 km

W. 0,25 = 14,5 cm x 25000

= 326.500 cm

= 3,265 km

Ditanyakan : W ..?

Jawab

W = W .0,75W .0,25

= 1,175 km3,625 km

= 0,32 km

B. Pembahasan

Page 16: Web viewDalam mempelajari morfometri suatu DAS berkaitan erat dengan hidrologi. Oleh karena itu perlu adanya pendekatan hidromorfometri DAS untuk menerangkan proses-proses

Berdasarkan hasil praktikum di atas dapat dilakukan pembahasan sebagai

berikut:

Dalam praktikum geologi dan geomorfologi acara II ini, DAS yang

digunakan adalah DAS Pelem. DAS Pelem dapat dilihat di peta RBI Lembar

1507-444 Bungkal tahun 2001. Peta RBI Lembar 1507-444 Bungkal dapat

dijadikan sebagai basemap dalam pembuatan peta DAS Pelem. Secara

administratif, DAS Pelem terletak di Desa Koripan, Desa Pelem, Desa

Munggu, Desa Cepoko, dan Desa Ngrayun yang terletak di Kecamatan

Bungkal Kabupaten Ponorogo.

Dalam menghitung luas DAS Pelem dapat diketahui dengan metode grid.

Penghitungan luas dengan metode segiempat atau grid( gridsquare ) ini

dilakukan dengan cara membuat petak - petak atau kotak bujur sangkar

dengan ukuran 1 cm x 1 cm pada daerah yang akan dihitung luasnya. Dari

hasil pengukuran yang ada dapat diketahui bahwa luas DAS Pelem adalah

13,875 km².

DAS Pelem mempunyai sungai utama yaitu sungai Pelem.Sungai

ini merupakan sungai yang terpanjang, sehingga untuk mengetahui panjang

sungai dapat diukur mulai dari bagian hulu hingga hilir. Untuk menghitung

panjang sungai dapat digunakan benang. Untuk menghitungnya dapat

dilakukan dengan mengikuti alur sungai terpanjang dengan menggunakan

benang hingga hulu. Kemudian diukur panjang sungai utama. Dari hasil

pengukuran yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa DAS Pelem

memiliki panjang 8,4 km

Dalam menentukan koordinat titik berat DAS dapat diketahui dengan

pembuatan grid ( 1 cm x 1cm ) yang meliputi keseluruhan bagian DAS, baik

hulu, tengah maupun hilir. Kemudian menentukan n ( titik - titik setiap

perpotongan garis yang ada di dalam DAS kemudian diberi nomor urut

( dihitung satu persatu ). Kemudian mencari / menentukan sumbu x dengan

menghitung angka yang tertera pada koordinat x ( sumbu ke - ) dikalikan

dengan jumlah titik (n). Begitupun sengan sumbu y dengan menghitung

angka yang tertera pada koordinat y( sumbu ke - ) dikalikan dengan jumlah

titik (n). Dari hasil perhitungan dari penjumlahan sumbu x dan sumbu y

Page 17: Web viewDalam mempelajari morfometri suatu DAS berkaitan erat dengan hidrologi. Oleh karena itu perlu adanya pendekatan hidromorfometri DAS untuk menerangkan proses-proses

kemudian dibagi jumlah total keseluruhan titik akan diperoleh titik berat DAS

yaitu koordinat titik (x,y). Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa

koordinat titik berat (x,y) adalah ( 10,5 ; 8,6 )

Dalam menghitung panjang maksimum DAS dapat diketahui dengan

menghitung panjang garis lurus yang ditarik dari outlet DAS melewati titik

berat DAS hingga batas DAS bagian hulu. Dari perhitungan dapat diketahui

bahwa panjang maksimum DAS Pelem adalah 5,75 km.

Dalam menentukan / menghitung kemiringan sungai rata – rata dengan

menggambar penampang memanjang sungai utama kemudian mengukur

kemiringan garis lurus yang ditarik dari outlet sehingga tampak terlihat

bahwa luasan di atas maupun di bawah garis lurus penampang terlihat

mendekati sama. Dari pengamatan tersebut dapat dimasukkan rumus bahwa

untuk mengetahui kemiringan sungai rata – rata dapat dilihat dari hasil bagi

antara beda tinggi penampang memanjang dengan jarak mendatarnya. Dari

hasil perhitungan dapat diketahui bahwa kemiringan sungai adalah 8,250

Dalam menentukan Bifurcation ratio (Rb) dapat dicari dengan

menggunakan rumus WRb ¿∑ Rb u /u+1 (¿Nu+Nu+1)

(Nu)¿. Dari hasil

perhitungan dapat diketahui bahwa Rb DAS Pelem adalah 19,66. Sedangkan

Circularity ratio( Rc ) dapat diketahui dengan nisbah antara luas DAS dengan

luas lingkaran yang kelilingnya sama dengan keliling DAS. Dari hasil

perhitungan dapat diketahui bahwa Rc Das Pelem adalah 0,47. Dalam

menentukan Elongation ratio (Re) dapat dicari dengan cara mencari nisbah

antara garis tengah suatu lingkaran (D) yang mempunyai luas sama dengan

luas DAS, dengan pnajang sungai utama (L). Dari hasil perhitungan dapat

diketahui bahwa Re DAS Pelem adalah 0,5. Dalam menentukan kerapatan

alur sungai ( D ) dapat dicari dengan nisbah antara panjang sungai

keseluruhan dengan luas DAS. Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa

kerapatan alur sungai di DAS Pelem adalah 2,22. Dalam menentukan rasio

frekuensi orde sungai (F) dapat dicari dengan mencari nisbah antara jumlah

keseluruhan orde sungai dengan luas DAS. Dari hasil perhitungan dapat

diketahui bahwa rasio frekuensi orde sungai di DAS Pelem adalah 2,81.

Page 18: Web viewDalam mempelajari morfometri suatu DAS berkaitan erat dengan hidrologi. Oleh karena itu perlu adanya pendekatan hidromorfometri DAS untuk menerangkan proses-proses

Dalam menentukan luas relatif DAS ( Rua ) dapat dicari dengan mencari

nisbah luas DAS sebelah hulu dengan luas DAS keseluruhan. Luas DAS

sebelah hulu ditentukan berdasarkan garis yang ditarik membelah DAS

melewati titik berat DAS. Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa luas

relatif DAS Pelem ( Rua ) adalah 0,63 km2 . Sedangkan faktor lebar DAS ( W

) dapat diketahui dengan mencari nisbah antara lebar DAS yang diukur pada

jarak 0.75 panjang sungai utama dari outlet dengan lebar DAS yang diukur

pada jarak 0,25 panjang sungai yang diukur dari outlet. Dari hasil perhitungan

dapat diketahui bahwa faktor lebar DAS Pelem adalah 0,32 km.

VI. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Karakteristik DAS Pelem dapat diketahui berdasarkan morfometri DAS

tersebut. Adapun variabel hidromorfometri DAS yang dipilih meliputi:

Luas daerah aliran sungai (area of watershed), Panjang sungai utama (L),

koordinat titik berat, panjang sungai utama dari outlet hingga pusat berat

DAS (Lc), Panjang maksimum DAS (Lb), Kemiringan sungai rata-rata

(S1), Bifurcation ratio (Rb)Circularity ratio( Rc ), Elongation ratio( Re ),

Kerapatan alur sungai( D ), Rasio frekuensi orde sungai (F), Luas relatif

DAS (Rua), dan faktor lebar DAS (W)

2. Adapun hasil perhitungan variabel tersebut antara lain : tersebut. luas DAS

Pelem adalah 13,875 km², Panjang sungai sebenarnya 8,4 km, koordinat

titik berat (x,y) adalah ( 10,5 ; 8,6 ), panjang maksimum DAS Pelem

adalah 5,75 km, kemiringan sungai adalah 8,250, Rc Das Pelem adalah

0,47, Re DAS Pelem adalah 0,5, kerapatan alur sungai di DAS Pelem

adalah 2,22, rasio frekuensi orde sungai di DAS Pelem adalah 2,81, luas

relatif DAS Pelem ( Rua ) adalah 0,63 km2, danfaktor lebar DAS Pelem

adalah 0,32 km

VII.DAFTAR PUSTAKA

Page 19: Web viewDalam mempelajari morfometri suatu DAS berkaitan erat dengan hidrologi. Oleh karena itu perlu adanya pendekatan hidromorfometri DAS untuk menerangkan proses-proses

Asdak, C.2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Bakosurtanal.2001.Peta Rupabumi Indonesia Lembar 1507-444 Bungkal skala 1 :

25.000. Cibinong : Bakosurtanal

Leo.2009. Hidrologi Dasar 1. http://leosejati.blogspot.com/2009/01/hidrologi-

dasar-1.html, dakses tanggal 21 Oktober 2012 pukul 20.56 WIB.