37untb.ac.id/wp-content/uploads/2019/05/9.-kualitas-visual-lanskap-dan... · data hasil pengamatan...

4
ISSNNo.2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram|37 http://www.untb.ac.id/Maret-2019/ Volume 5, No.1, Maret-2019 KUALITAS VISUAL LANSKAP DAN KESESUAIAN PENGEMBANGAN WISATA ALAM PULAU KENAWA PADA KAWASAN KPHL BRANG REA UNIT VII BKPH SEJORONG MATAIYANG BRANG REA Oleh: Maiser Syaputra Program Studi Kehutanan Universitas Mataram Abstrak: Salah satu potensi sumberdaya alam dan jasa lingkungan Provinsi NTB berada pada KPHL Brang Rea Unit VII BKPH Sejorong Mataiyang Brang Rea. Selain potensi hutan lindung, hutan produksinya juga memiliki potensi wisata alam perairan dan pulau yang khas pada blok pemanfaatan yang tersebar pada kelompok hutan pulau Panjang RTK.73 dsk (sebagian) yaitu Pulau Kenawa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan penilaian kualitas visual lanskap objek wisata yang ada di dalam kawasan Pulau Kenawa serta untuk mengetahui alternatif pengembangan wisata yang dapat dilakukan di dalamnya..Penelitian ini menggunakan metode Berau land of management untuk mengetahui potensi kualitas lanskap masing-masing objek wisata alam yang ada dalam pulau tersebut. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini antaralain: (1). Objek wisata alam yang terdapat di Pulau Kenawa antara lain: Pantai Tepung, savana, mangrove dan bukit Kenawa. (2). Kualitas visual lanskap tertinggi (kelas A) berada pada objek wisata bukit Kenawa sedangkan terendah (kelas C) berada pada objek wisata savana dan (3). Pengembangan wisata yang dapat dilakukan di Pulau Kenawa antara lain: wisata tirta, wisata mangrove tracking dan wisata petualangan. Kata kunci: Wisata, visual, Kenawa PENDAHULUAN Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia nomor p.31/menlhk/setjen/kum.1/3/2016tentangpedoman kegiatan usaha pemanfaatan jasa lingkunganwisata alam pada hutan produksiwisata alam pada hutan produksi adalah kegiatanperjalanan atau sebagian dari kegiatan perjalanan yangdilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untukmenikmati gejala keunikan, keindahan alam,pembelajaran dan memahami lingkungan alam bersertaaktivitas usaha yang dilakukan pada kawasan hutanproduksi. Tujuan pengaturan usaha pemanfaatan jasa lingkunganwisata alam pada hutan produksi adalah untuk menjaminterselenggaranya pengusahaan pemanfaatan jasalingkungan wisata alam pada kawasan hutan produksisecara efektif, efisien dan lestari serta bertujuan untuk menyediakan dan mengelola jasa dan sarana yangdiperlukan oleh wisatawan/pengunjung dalam kegiatanwisata alam di hutan produksi, mencakup pengelolaanobyek dan destinasi wisata, penyediaan jasa, sarana, dankegiatan terkait dengan wisata alam. Salah satu potensi sumberdaya alam dan jasa lingkungan Provinsi NTB berada pada KPHL Brang Rea Unit VII BKPH Sejorong Mataiyang Brang Rea. Selain potensi hutan lindung, hutan produksinya juga memiliki potensi wisata alam perairan dan pulau yang khas pada blok pemanfaatan yang tersebar pada kelompok hutan pulau Panjang RTK.73 dsk (sebagian) yaitu PulauKenawa. Kegiatan penting dan awal yang harus dipenuhi oleh pengelola adalah inventarisasi potensi, salah satunya dalam bentuk penilaian kualitas visual lanskap. Oleh karena itu, dalam rangka mendukung pengembangan wisata alam di Pulau Kenawapada Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Brang Rea (Unit VII) Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan (BKPH) Sejorong Mataiyang Brang Rea Kabupaten Sumbawa Barat maka penilaian kualitas visual lanskap menjadi penting untuk dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan penilaian kualitas visual lanskap objek wisata yang ada di dalam kawasan Pulau Kenawa serta untuk mengetahui alternatif pengembangan wisata yang dapat dilakukan di dalamnya. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2019 berlokasi di kawasan Pulau Kenawa pada Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Brang Rea. Alat yang digunakan dalam penelitian ini antaralain: GPS, alat tulis, jam tangan / stopwatch, kamera, meteran, Tally sheet.

Upload: dokhanh

Post on 11-Aug-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ISSNNo.2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram|37

http://www.untb.ac.id/Maret-2019/ Volume 5, No.1, Maret-2019

KUALITAS VISUAL LANSKAP DAN KESESUAIAN PENGEMBANGAN WISATA ALAMPULAU KENAWA PADA KAWASAN KPHL BRANG REA UNIT VII BKPH SEJORONG

MATAIYANG BRANG REA

Oleh:

Maiser SyaputraProgram Studi Kehutanan Universitas Mataram

Abstrak: Salah satu potensi sumberdaya alam dan jasa lingkungan Provinsi NTB berada pada KPHLBrang Rea Unit VII BKPH Sejorong Mataiyang Brang Rea. Selain potensi hutan lindung, hutanproduksinya juga memiliki potensi wisata alam perairan dan pulau yang khas pada blok pemanfaatan yangtersebar pada kelompok hutan pulau Panjang RTK.73 dsk (sebagian) yaitu Pulau Kenawa. Tujuan daripenelitian ini adalah untuk melakukan penilaian kualitas visual lanskap objek wisata yang ada di dalamkawasan Pulau Kenawa serta untuk mengetahui alternatif pengembangan wisata yang dapat dilakukan didalamnya..Penelitian ini menggunakan metode Berau land of management untuk mengetahui potensikualitas lanskap masing-masing objek wisata alam yang ada dalam pulau tersebut. Kesimpulan yangdiperoleh dari penelitian ini antaralain: (1). Objek wisata alam yang terdapat di Pulau Kenawa antara lain:Pantai Tepung, savana, mangrove dan bukit Kenawa. (2). Kualitas visual lanskap tertinggi (kelas A)berada pada objek wisata bukit Kenawa sedangkan terendah (kelas C) berada pada objek wisata savanadan (3). Pengembangan wisata yang dapat dilakukan di Pulau Kenawa antara lain: wisata tirta, wisatamangrove tracking dan wisata petualangan.

Kata kunci: Wisata, visual, Kenawa

PENDAHULUAN

Berdasarkan Peraturan Menteri LingkunganHidup dan Kehutanan Republik Indonesia nomorp.31/menlhk/setjen/kum.1/3/2016tentangpedomankegiatan usaha pemanfaatan jasa lingkunganwisataalam pada hutan produksiwisata alam pada hutanproduksi adalah kegiatanperjalanan atau sebagiandari kegiatan perjalanan yangdilakukan secarasukarela serta bersifat sementara untukmenikmatigejala keunikan, keindahan alam,pembelajaran danmemahami lingkungan alam bersertaaktivitas usahayang dilakukan pada kawasan hutanproduksi.

Tujuan pengaturan usaha pemanfaatan jasalingkunganwisata alam pada hutan produksi adalahuntuk menjaminterselenggaranya pengusahaanpemanfaatan jasalingkungan wisata alam padakawasan hutan produksisecara efektif, efisien danlestari serta bertujuan untuk menyediakan danmengelola jasa dan sarana yangdiperlukan olehwisatawan/pengunjung dalam kegiatanwisata alamdi hutan produksi, mencakup pengelolaanobyekdan destinasi wisata, penyediaan jasa, sarana,dankegiatan terkait dengan wisata alam.

Salah satu potensi sumberdaya alam dan jasalingkungan Provinsi NTB berada pada KPHLBrang Rea Unit VII BKPH Sejorong MataiyangBrang Rea. Selain potensi hutan lindung, hutanproduksinya juga memiliki potensi wisata alamperairan dan pulau yang khas pada blokpemanfaatan yang tersebar pada kelompok hutan

pulau Panjang RTK.73 dsk (sebagian) yaituPulauKenawa.

Kegiatan penting dan awal yang harus dipenuhioleh pengelola adalah inventarisasi potensi, salahsatunya dalam bentuk penilaian kualitas visuallanskap. Oleh karena itu, dalam rangkamendukung pengembangan wisata alam di PulauKenawapada Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung(KPHL) Brang Rea (Unit VII) Balai KesatuanPengelolaan Hutan (BKPH) Sejorong MataiyangBrang Rea Kabupaten Sumbawa Barat makapenilaian kualitas visual lanskap menjadi pentinguntuk dilakukan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untukmelakukan penilaian kualitas visual lanskap objekwisata yang ada di dalam kawasan Pulau Kenawaserta untuk mengetahui alternatif pengembanganwisata yang dapat dilakukan di dalamnya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret2019 berlokasi di kawasan Pulau Kenawa padaKesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Brang Rea.Alat yang digunakan dalam penelitian iniantaralain: GPS, alat tulis, jam tangan / stopwatch,kamera, meteran, Tally sheet.

38|Jurnal Sangkareang Mataram ISSNNo.2355-929

Volume 5, No. 1, Maret 2019 http://www.untb.ac.id/Maret-2019/

Metode Pengambilan Data menggunakan studipustaka, wawancara dan survey lapangan. Studipustaka merupakan kegiatan mencari, membacadan menganalisis literatur, hasil penelitian terkait(khususnya mengenai kawasan Pulau Kenawa)(Martono, 2016).Kegiatan ini bertujuan untukmemperoleh gambaran umum mengenasi kondisilokasi penelitian.

Kegiatan wawancara dalam penelitian inidilakukan menggunakan metode indept interview,yaitu wawancara terarah tanpa menggunakankuisioner, wawancara bersifat mendalam, terbukadan bersifat semi terstruktur (Sugiyono, 2010).Pemilihan responden dilakukan denganmenggunakan kaidah snowball sampling yaituresponden diperoleh melalui proses bergulir darisatu responden ke responden yang lainnya. Prosessampling ini berjalan sampai didapatkan informasiyang cukup dan tidak ada rekomendasi selanjutnya.Dalam sampling snowball, identifikasi awaldimulai dari seseorang yang masuk dalam kriteriapenelitian, kemudian berdasarkan hubunganketerkaitan langsung maupun tidak langsung dalamsuatu jaringan, dapat ditemukan respondenberikutnya (Nurdiani 2014).

Kegiatan surveilapangan dilakukan dalamrangka memperoleh gambaran lebih jelas mengenaikondisi lokasi penelitian khususnya mengenaipotensi wisata alam Pulau Kenawa. Kegiatansurvey lapangan dilakukan menggunakan metodeBureau Lands ofManagements, yang merupakanmetode penilaian lanskap untuk potensi visualyangdidasarkan pada titik pusat perhatian denganparameter-parameter meliputi :bentuk lahan,vegetasi, air, warna, pemandangan, kelangkaan,dan modifikasi struktural(Fandeli, 2002).

Data hasil pengamatan dianalisa secaradeskriptif - kuantitatif dengan caramenyederhanakan, merata-ratakan, meringkas, danmenggolongkan data yang bertujuan untukmenajamkan dan mengorganisasi data sedemikianrupa sehingga didapat data utama yang menjadipokok penelitian serta mendapatkan kesimpulanakhir. Penyajian data dapat berupa tabel, tabelditribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang,piechart (diagram lingkaran), dan pictogram.Pembahasan hasil penelitian merupakan penjelasanyang mendalam dan interpretasi terhadap data-datayang telah disajikan (Sugiyono, 2010), sedangkandata hasil penilaian Bureau Lands ofManagements,dianalisa dengan cara dijumlahkan,kemudian kualitas dari lanskap dikelompokkansebagai berikut :1. Nilai 19-33, termasuk kelas A (kualitas tinggi)2. Nilai 12-18, termasuk kelas B (kualitas sedang)Nilai 0-11, termasuk kelas C (kualitas rendah)

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Objek Daya Tarik Wisata Alam PulauKenawa

Wisata alam adalah bentuk kegiatan wisatayang memanfaatkan potensi sumberdaya alam dantata lingkungan.Kegiatan wisata alam merupakankegiatan rekreasi dan pariwisata pendidikan,penelitian, kebudayaan dan cinta alam yangdilakukan di dalam obyek wisata (Suwantoro,1997). Berdasarakan Kriteria Penilaian Objek danDaya Tarik Wisata Alam Modifikasi PedomanAnalisis Daerah Operasi dan Daya Tarik Wisata,Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan danKonservasi Alam (2003) beberapa hal yangmenjadi aspek penilaian Objek Daya Tarik WisataAlam (ODTWA) di suatu kawasan antaralain dayatarik, aksesibilitas, akomodasi, dan saranaprasarana.

Daya tarik wisata menurut Kodhyat (1996)adalah segala sesuatu yang mendorong oranguntuk berkunjung dan singgah di daerah tujuanwisata yang bersangkutan. Berdasarkan Hasilpengamatan terdapat beberapa point of interestobjek wisata alam yang berada di dalam kawasanPulau Kenawa yaitu :

1. Pantai Tepung

Keunikan utama pada lokasi ini adalah pantaidengan tekstur berupa pasir halus seperti tepungsehingga dinamakan sebagai pantaitepung.Sumberdaya alam yang menonjol berupaunsur pasir dan pemandangan gradasi air laut.Kegiatan yang dapat dilakukan pada lokasi iniantara lain menikmati keindahan alam, melihatfauna khususnya burung pantai, dan kegiatanwisata air. Aspek kenyamanan, kebersihan, dankeamanan terjaga dengan baik.Kondisi visualpantai tepung dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Pantai Tepung.

ISSNNo.2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram|39

http://www.untb.ac.id/Maret-2019/ Volume 5, No.1, Maret-2019

2. Savana

Keunikan utama pada lokasi ini terdapat padalandskap berupa hamparan padang rumput dengantopografi datar. Sumberdaya alam menonjol berupavegetasi rumput yang pada musim hujan berwarnahijau sehingga menyejukkan mata. Kegiatan yangdapat dilakukan pada lokasi ini antara lainberkemah. Aspek kebersihan, kenyamanan, dankeamanan terjaga dengan baik.Lokasi ini sudahdigunakan sebagai Camping ground olehpengunjung.Kondisi visual savana Kenawa dapatdilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Savana Kenawa.

3. Mangrove

Keunikan utama pada lokasi ini adalahkeberadaan vegetasi mangrove, sumberdaya alamyang menonjol berupa unsur vegetasi mangrovedan gradasi air laut. Kegiatan yang dapat dilakukanpada lokasi ini antara lain menikmati keindahanalam, melihat fauna khususnya burung pantai dantrackingatau menjelajah. Aspek kenyamanan dankeamanan terjaga dengan baik. Pada aspekkebersihan, lokasi dipengaruhi oleh sampah yangdibawa oleh air laut.

4. Bukit Kenawa

Keunikan utama pada lokasi ini terdapat padalandskap berupa bukit yang menjulang tinggidengan pemandangan lepas kearah laut ketikaberada di puncaknya. Kegiatan yang dapatdilakukan pada lokasi ini antara lain menikmatikeindahan alam khususnya panorama pulau sekitardan tracking. Aspek kebersihan, kenyamanan, dankeamanan terjaga dengan baik.Kondisi visual bukitKenawa dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Bukit Kenawa.

b. Penilaian Kualitas Visual Lanskap

Dalam kegiatan penilaian kualitas visuallanskap penilaian dilakukan pada tiap point ofinterest, yaitu lokasi-lokasi yang memiliki potensiObjek Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA) Untukmempermudah pengambilan keputusan, tiap-tiaplokasi dinilai menggunakan tools penilaian kualitasvisual lanskap berdasarkan Bureau of LandManagement. Kriteria penilaian meliputi bentuklahan, vegetasi, warna, pemandangan sekitar,kekhasan, modifikasi struktural. Hasil penilaiandijelaskan secara deskriptif. Nilai potensi kualitasvisual lanskep diperoleh dari penjumla \han hasilskoring setiap unsur dan dibagi menjadi tiga kelasyaitu : a) Nilai 19 -33 termasuk Kelas A ataukualitas tinggi, b) Nilai 12 – 18 termasuk Kelas Batau kualitas sedang dan c) nilai 0 – 11 termasukKelas C atau kualitas rendah. Berdasarkan hasilpengamatan, penilaian kualitas visual point ofinterest dan potensi pengembangan usaha PulauKenawapada blok pemanfaatan KPHL Brang Readapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1.Penilaian Kualitas Visual Pulau Kenawa

No

Lokasi

Parameter Penialian Bureauof Land Management

1 2 3 4 5 6 ∑Kualitas

1 PantaiTepung

1 1 5 3 3 0 13 B

2 Savana 1 1 1 3 3 0 9 C

3 MangroveKenawa

1 5 3 0 1 2 12 B

4 BukitKenawa

5 1 5 5 3 0 19 A

Ket. 1 = Bentuk lahan, 2 = Vegetasi, 3 = Warna,4 = Pemandangan sekitar, 5 = Kekhasan,6 = Modifikasi struktural.

Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwaPulau Kenawa memiliki kualitas visual lanskapyang bevariasi mulai dari C (rendah) hingga A(tinggi). Nilai kualitas visual terendah berada padaobjek savana hal ini disebabkan oleh bentukanlahan yang cenderung datar atau topografi yanglandai, tidak adanya variasi vegetasi yang berdapada kawasan tersebut dan komposisi warna yangcenderung monoton (hijau).

Nilai kualitas visual tertinggi berada padaobjek bukit kenawa, hal ini merupakan akumulasidari tingginya nilai bentukan lahan yang berupa

40|Jurnal Sangkareang Mataram ISSNNo.2355-929

Volume 5, No. 1, Maret 2019 http://www.untb.ac.id/Maret-2019/

relief vertikal yang tinggi yang ditujukan adanyapuncak mencolok.Warna yang dipengaruhi olehcampuran komposisi antara gradisi air laut yangberwarna biru, vegetasi yang berwarna hijau danpermukaan tanah.Selain itu pemandangan sekitarjuga mendukung.

c. Kesesuaian Pengembangan Wisata PulauKenawa

Berdasarkan hasil analisa mengenai keberadaanobjek wisata yang ada di dalam kawasan PulauKenawa, alternatif pengembangan wisata yangdapat dikembangkan antaralain:

1. Wisata Tirta

Salah satu alternatif pengembangan pariwisatayang memiliki pasar yang cukup luas adalah atraksiwisata tirta, karena jenis wisata ini dapat diaksesoleh wisatawan dari segala usia dan kalangan.Atraksi wisata tirta erat kaitannya denganpemanfaatan potensi alam, seperti: pantai, airterjun, sungai, danau, dan waduk. Sesuai namanyasumber daya yang digunakan sebagai modal ataupotensi pengembangan atraksi wisata tirta adalahkondisi alam perairan. Kegiatan yang dapatdilakukan di pengunjung antara lain: berenang,bermain air, menikmati pemandangan alamdanolahraga air di sekitar pantai tepung.

2. Mangrove Tracking

Pulau Kenawa memiliki beberapa tema wisatayang dapat dilakukan, salah satunya Trackingmenyusuri hutan mangrove. Jalur hutan mangrovemenjadi pilihan bagi wisatawan yang inginmenikmati wisata tracking dengan berjalan kakisambil menikmati pemandangan hutan yang masihalami atau dapat pula dimasa mendatang dibangunjembatan untuk menyusuri hutan mangrove yangada.

3. Wisata Petualangan

Wisata petualangan yang ditawarkan olehPulau Kenawa utamanya adalah mendaki bukitKenawa. Di puncaknya pengunjung dapatmenikmati pemandangan alam yang indah yangmerupakan daya tarik utama wisatawan datang kepulau ini, selain berjalan kaki, menuju puncakKenawahal yang dapat dilakukan pengunjungadalah menikmati suasana alam dengan caraberkemah. Hal ini menjadi pilihan bagi wisatawanyang menyukai tantangan dan memiliki jiwapetualangan.Wisata petualangan erat kaitannyadengan kegiatan perjalanan yang menantang, suatuyang tidak biasa, dan mengandung unsur bahayaarau resiko.Dalam pariwisata petualangan,

wisatawan secara fisik mengeluarkan dan mengurastenaga serta ada unsur tantangan yang dihadapi.

PENUTUP

a. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan yangdiperoleh yaitu:

1. Objek wisata alam yang terdapat di PulauKenawa antara lain: Pantai Tepung, savana,mangrove dan bukit Kenawa.

2. Kualitas visual lanskap tertinggi (kelas A)berada pada objek wisata bukit Kenawasedangkan terendah (kelas C) berada padaobjek wisata savana.

3. Pengembangan wisata yang dapat dilakukan diPulau Kenawa antara lain: wisata tirta, wisatamangrove trackingdan wisata petualangan.

b. Saran

Berdasarkan hasil analisa, diperlukanpenelitian lebih lanjut terutama pada objek lainnyadari penelitian ini yaitu pengunjung, untukmengetahui persepsi pengunjung terhadappengelolaan wisata yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Fandeli C. 2002. Perencanaan KepariwisataanAlam. (Cetakan I). (Persero)Perhutani danFakultas Kehutanan Universitas GadjahMada. Yogyakarta

Kodhyat, H. 1996. Sejarah Pariwisata danPerkembangannya di Indones ia. PTGramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.

Martono N. 2016. Metode Penelitian Sosial:Konsep-Konsep Kunci.Rajawali. Jakarta.

Nurdiani N. 2014. Teknik Sampling SnowballDalam Penelitian Lapangan. Comtech. 5(2): 1110 – 1118.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup danKehutanan Republik Indonesia nomorp.31/menlhk/setjen/kum.1/3/2016 tentangpedoman kegiatan usaha pemanfaatan jasalingkungan wisata alam pada hutanproduksi.

PHKA (Perlindungan Hutan dan KonservasiAlam). 2003. Analisis Daerah Operasional– Objek Daya Tarik Wisata Alam.

Sugiyono.2010. Metode Penelitian KuantitatifKualitatif dan R&D. Alfabeta.Bandung.

Suwantoro, G. 1997. Dasar-Dasar Pariwisata.ANDI. Yogyakarta