· dari segi penyerapan anggaran, bnn tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. sisa...

131

Upload: ngokhanh

Post on 07-Jun-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan
Page 2:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan
Page 3:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan
Page 4:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

1

CHECKLIST

REVIU LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

BADAN NARKOTIKA NASIONAL TA. 2017

No Pernyataan Y/T Keterangan

I Format 1. Laporan Kinerja (LKj) telah menampilkan data penting IP

Uraian singkat organisasi Y LKj sudah menyajikan uraian singkat organisasi pada bagian BAB I. Pendahuluan

Rencana & target kinerja yang ditetapkan

Y LKj sudah menyajikan rencana dan target kinerja pada bagian BAB II. Perjanjian Kinerja

Pengukuran Kinerja Y LKj sudah menyajikan kinerja sebanyak 9 (Sembilan) indicator Kinerja Utama (IKU) pada BAB III. Akuntabilitas Kinerja.

Evaluasi & Analisis kinerja untuk setiap sasaran strategis atau hasil program/kegiatan & kondisi terakhir yang seharusnya terwujud

Y LKj sudah dievaluasi dan dianalisis

2. LKj telah menyajikan

informasi target kinerja

3.

4.

5.

LKj telah menyajikan ringkasan/ikhtisat PK tahun yang bersangkutan

Y LKj telah menyajikan ringkasan/ikhtisar Perjanjian Kinerja (PK) tahun yang 2017 terdapat di BAB II. Perjanjian Kinerja dengan 9 (Sembilan) IKU yang menyajikan informasi target kinerja

Page 5:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

2

No Pernyataan Y/T Keterangan

3. LKj telah menyajikan

capaian kinerja IP yang

memadai

LKj telah menyajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi

Y Pada dasarnya penyajian capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi BNN dengan 9 (sembilan) IKU sudah cukup memadai tersaji pada BAB III

Untuk setiap capaian kinerja dilakukan analisis yang memadai (kriteria lihat tabel)

Y Penyajian capaian kinerja telah diformulasikan dalam table dan diikuti dengan penjelasannya.

Menyajikan perbandingan capaian kinerja antara realisasi tahun ini dengan realisasi tahun sebelumnya

Y Penyajian perbandingan capaian kinerja disajikan dalam bentuk grafik

4. Telah menyajikan dengan

lampiran yang

mendukung informasi

pada badan laporan

Adanya lampiran pendukung informasi

Y Data rinci sudah dijabarkan di badan laporan, jadi tidak dilampirkan lagi

5. Telah menyajikan upaya

perbaikan ke depan

Telah dibuat rekomendasi untuk perbaikan

Y Sudah, tetapi upaya perbaikan yang disampaikan masih bersifat umum, tidak spesifik sesuai dengan hamabatan/kendala yang dihadapi

6. Telah menyajikan

akuntablitas keuangan

Penyajian informasi keuangan harus mencerminkan dukungan terhadap nilai kinerja

Y Aspek pengukuran nilai kinerja terdiri dari aspek implementasi dan aspek manfaat

Page 6:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

3

No Pernyataan Y/T Keterangan

II Mekanisme

penyusunan

1. LKj IP disusun oleh unit kerja yang memiliki tugas fungsi untuk itu

LKj disusun sesuai Tupoksi Organisasi penyusunan atau Tim yang dibentuk dengan Keputusan Kepala BNN

Y LKj disusun sesuai dengan Tusi masing-masing satker sesuai dengan Perka BNN No.16 tahun 2014 dan Perka BNN No. 3 tahun 2015 sebagaimana yang telah dirubah pada Perka BNN No. 23 tahun 2017.

2. Informasi yang

disampaikan dalam LKj

telah didukung dengan

data yang memadai

Untuk setiap sasaran yang disajikan didukung dengan data resmi dari masing-masing Satker BNN

Y Telah mengkonfirmasi terhadap masing-masing satker

Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini

Y Telah disajikan dalam bentuk tabel

Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu

Y Telah disajikan dalam bentuk tabel

Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan

Y Telah dilakukan analisis

Page 7:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

4

No Pernyataan Y/T Keterangan

Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya

Y Telah dilakukan analisa

Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja

Y Sudah dilaksanakan

Realisasi anggaran yang digunakan dan dibandingkan dengan anggaran yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen perjanjian kinerja

Y Sudah dilaksanakan

3. Telah terdapat

mekanisme penyampaian

data dan informasi dari

unit kerja ke unit

penyusun LKj

4.

Adanya Surat Edaran yang berisis mekanisme penyampaian data dan informasi dari unit kerja ke unit penyusun LKj

Y Keputusan Kepala BNN No. 388 tahun 2015 tentang mekanisme penyajian LKIP

4. Telah ditetapkan

penanggung jawab

pengumpulan

data/informasi di setiap

unit kerja

5.

Penetapan penanggung jawab pengumpulan data/informasi di setiap unit kerja khususnya berkaitan dengan penyusunan LKIP

Y Telah ditunjuk penanggungjawab

Page 8:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

5

No Pernyataan Y/T Keterangan

5. Data/informasi kinerja

yang disampaikan dalam

LKj telah diyakini

keandalannya

Data yang disajikan telah didukung dengan informasi yang akurat dan diyakini kebenarannya

Y Telah dilakukan konfirmasi kepada masing-masing satker terkait

6. Analisis/penjelasan

dalam LKj telah diketahui

oleh unit kerja terkait

7.

Informasi yang disajikan telah dianalisis serta diberikan penjelasan oleh unit kerja terkait

Y Sudah disajikan dan paparkan kembali kepada masing-masing satker terkait

7. LKj IP bulanan merupakan gabungan partisipasi dari dibawahnya.

Masing-masing unit kerja telah membuat LKj dan berbeda dengan LKj IP

Y Masing-masing satker memiliki sasaran kinerja

III Substansi 1. Tujuan/sasaran dalam LKj telah sesuai dengan tujuan/sasaran dalam perjanjian kinerja

Target tujuan/sasaran telah ditentukan dalam renstra

Y Sasaran dalam LKj telah sesuai dengan sasaran dalam perjanjian kinerja

2. Tujuan/sasaran dalam

LKj telah selaras dengan

rencana strategis

Sasaran telah ditentukan dalam renstra

Y Sasaran dalam LKj telah selaras dengan rencana strategis

Page 9:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

6

No Pernyataan Y/T Keterangan

3. Jika butir 1 dan 2

jawabannya tidak, maka

terdapat penjelasan yang

memadai

- -

4. Tujuan/sasaran dalam LKj telah sesuai dengan tujuan/sasaran dalam Indikator Kinerja

Target Indikator telah ditentukan dalam renstra

Y Telah sesuai

5. Tujuan/sasaran dalam

LKj telah sesuai dengan

tujuan/sasaran dalam

Indikator Kinerja Utama

IKU telah ditentukan dalam Renstra

Y

6. Jika butir 4 dan 5

jawabannya tidak, maka

terdapat penjelasan yang

memadai

7. Telah terdapat

perbandingan data

kinerja dengan tahun

lalu, standar nasional

dan sebagainya yang

bermanfaat

- T Standar nasional belum ada

Page 10:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan
Page 11:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

i Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

KATA PENGANTAR

uji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat

dan hidayah-Nya, Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional (BNN)

Tahun 2017 ini, dapat diselesaikan sesuai dengan target waktu yang

ditentukan.

Penyusunan laporan kinerja ini dimaksudkan sebagai implementasi Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang bersih

dan bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang menetapkan, bahwa setiap

penyelenggara negara wajib mempertanggungjawabkan hasil akhir setiap program

dan kegiatan yang telah dilakukan kepada masyarakat.

Pelaksanaan pelaporan kinerja ini, juga sejalan dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah,

yang menegaskan bahwa setiap entitas pelaporan wajib menyusun dan menyajikan

laporan keuangan dan kinerja yang berisi tentang ringkasan keluaran dari masing-

masing progam dan kegiatan yang telah dilaksanakan

Tahun Anggaran 2017, BNN sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian,

telah melaksanakan 2 (dua) Program yaitu Program Dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN dan Program Pencegahan Pemberantasan

Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN), yang dalam implementasi

progam dan kegiatan mengacu pada rencana strategis lembaga dalam upaya

mewujudkan visi dan misi organisasi.

Sebagai penanggung jawab program dan kegiatan di bidang P4GN, kepala

BNN wajib melaporkan dan mempertanggung jawabkan kinerja secara akuntabel

baik kepada Presiden sebagai Kepala Negara maupun masyarakat sebagai

penerima manfaat program dan kegiatan yang digulirkan.

Sebagai gambaran bahwa capaian sasaran strategis yang telah ditetapkan

BNN, ada yang telah mencapai target dengan baik bahkan terdapat sasaran kinerja

yang melebihi target yang ditentukan, disisi lain juga masih terdapat target kinerja

yang belum mencapai hasil secara optimal, tentunya keberhasilan dan kegagalan

P

Page 12:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan
Page 13:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

iii Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN KINERJA

BADAN NARKOTIKA NASIONAL TAHUN 2017

Badan Narkotika Nasional (BNN) sebagai Lembaga Pemerintah Non

Kementerian telah melaksanakan 2 Program yaitu:

1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN.

2. Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap

Narkoba (P4GN).,

Capaian target kinerja BNN Tahun 2017, telah menggambarkan semakin

berfungsinya peran dari berbagai elemen masyarakat untuk berpartisipasi dalam

pengembangan program P4GN. Dukungan dan peran serta masyarakat ditandai

dengan semakin berkembangnya kerjasama dalam pelaksanaan program baik

dengan Kementerian/Lembaga/Instansi maupun Organisasi Kemasyarakatan

sedangkan Kerjasama Internasional sudah membuahkan hasil dengan informasi

yang jelas dan akurat yang berdampak pada hasil pengungkapan kasus

penyelundupan berbagai jenis narkotika yang diselundupkan untuk di edarkan di

Indonesia.

Berdasarkan evaluasi bahwa kinerja Satker setiap tahunnya sudah

menunjukkan peningkatan yang berarti, namun dibalik peningkatan kinerja tidak

lepas dari permasalahan dan kendala terkait dengan keterbatasan sumber daya

manusia baik secara kualitas maupun kuantitas, sumber daya manusia yang paling

dibutuhkan saat ini terutama bidang pemberantasan. Sampai saat ini bidang

pemberantasan di beberapa Satker di ke wilayahan belum terisi baik struktural

maupun fungsional.

Realiasi target kinerja kedua program tersebut di implementasikan melalui 5

(lima) Sasaran Strategis dengan 9 (sembilan) Indikator Kinerja Utama, dengan

kriteria capaian sebagai berikut:

1. Capaian di atas 100% sebanyak = 4 Indikator Kinerja Utama;

2. Capaian 90 s/d 100% sebanyak = 4 Indikator Kinerja Utama; dan

3. Capaian 30 sd 40% sebanyak = 1 Indikator Kinerja Utama.

Page 14:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

iv Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Langkah-langkah yang ditempuh untuk mengatasi kendala keterbatasan

sumberdaya dilakukan dengan pergeseran personil pada satuan kerja yang sangat

membutuhkan dan tergolong rawan peredaran narkoba. Disamping itu

mengoptimalkan anggaran yang tersedia khususnya yang berkaitan dengan belanja

pegawai.

Walaupun tahun 2017 pemerintah telah membuka keran penerimaan pegawai

negeri, namun BNN belum mendapatkan personil sesuai jumlah alokasi yang ada.

Penerimaan pegawai negeri dengan satu pintu diharapkan akan menghasilkan

pegawai yang profesional. Adapun upaya mengatasi kekurangan sumber daya

manusia sekarang ini tetap dengan kerjasama dengan pemerintah daerah. Disisi lain

pemerintah daerah juga mengalami hal yang sama karena dalam beberapa tahun

belakangan ini tidak ada penambahan pegawai, disisi lain pengurangan pegawai

secara alami karena pensiun dan juga oleh sebab lainnya.

Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran

sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang

dan Belanja Modal. Penambahan anggaran melalui APBNP yang pengesahannya

mendekati akhir tahun anggaran, sangat mungkin mengakibatkan keterlambatan

baik dalam pembayaran maupun dalam penyelesaian pekerjaan.

Page 15:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

v Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN KINERJA BADAN NARKOTIKA

NASIONAL TAHUN 2017 ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. vi

DAFTAR TABEL .................................................................................................... vii

DAFTAR GRAFIK ................................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Dasar Hukum ....................................................................................... 3

C. Kedudukan, Tugas, Fungsi, dan Kewenangan ..................................... 4

D. Struktur Organisasi ............................................................................... 7

E. Sistematika ........................................................................................... 8

BAB II PERENCANAAN KINERJA ...................................................................... 9

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ................................................................... 12

A. Capaian Kinerja Organisasi ............................................................... 12

B. Realisasi Anggaran ........................................................................... 67

BAB IV PENUTUP ................................................................................................ 73

Page 16:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

vi Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Alur Standar Layanan Rehabilitasi Berkesinambungan ................ 34

Gambar 2 Pencapaian Indikator Kinerja Fasilitas Rehabilitasi ....................... 35

Gambar 3 Pencapaian Kinerja Anggaran BNN pada Sismonev Kemenkeu ... 78

Page 17:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

vii Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Perjanjian Kinerja BNN Tahun Anggaran 2017 ................................. 11

Tabel 2 Realisasi Capaian Kinerja BNN Tahun 2017 ...................................... 12

Tabel 3 Tabel Tingkat Pemahaman dan Keaktifan dalam Mengajak untuk

Menjauhi Penyalahgunaan Narkoba untuk 371 Responden melalui

Media Sosial ......................................................................................... 15

Tabel 4 Tabel Tingkat Pemahaman dan Keaktifan dalam Mengajak untuk

Menjauhi Penyalahgunaan Narkoba untuk 49.000 Responden

melalui Media Sosial ............................................................................ 16

Tabel 5 Karakteristik Kriteria dalam IKP ......................................................... 23

Tabel 6 Bobot Penghitungan Indeks Kemandirian Partisipasi Masyarakat . 23

Tabel 7 Perhitungan Indeks Kemandirian Partisipasi Bidang

Pemberdayaan Masyarakat Tahun 2017 ............................................ 24

Tabel 8 Kategori Penilaian Standar Pelayanan Minimal Fasilitas

Rehabilitasi Instansi Pemerintah........................................................ 38

Tabel 9 Fasilitas Rehabilitasi Instansi Pemerintah yang Operasional

sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal ...................................... 39

Tabel 10 Penilaian Fasilitas Rehabilitasi Komponen Masyarakat yang

Sudah Beroperasional ......................................................................... 41

Tabel 11 Fasilitas Rehabilitasi Komponen Masyarakat yang Operasional

sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal ...................................... 42

Tabel 12 Kondisi Pertanggungjawaban Keuangan pada Badan Narkotika

Nasional dalam Opini BPK RI ............................................................. 56

Tabel 13 Perbandingan Nilai Hasil Capaian Kinerja BNN ................................ 61

Tabel 14 Kriteria Pengukuran Opini Publik terhadap Layanan BNN .............. 70

Tabel 15 Realisasi Anggaran BNN Tahun Anggaran 2017 .............................. 73

Tabel 16 Nilai Kinerja Anggaran BNN Berdasarkan PMK 249 Tahun 2011 .... 78

Page 18:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

viii Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Grafik Tingkat Pemahaman dan Keaktifan dalam Mengajak untuk

Menjauhi Penyalahgunaan Narkoba untuk 371 Responden

melalui Media Sosial ............................................................................ 15

Grafik 2 Grafik Tingkat Pemahaman dan Keaktifan dalam Mengajak untuk

Menjauhi Penyalahgunaan Narkoba untuk 49.000 Responden

melalui Media Sosial ............................................................................ 16

Grafik 3 Klasifikasi Pencapaian Indikator Responsif ...................................... 19

Grafik 4 Perbandingan Capaian Kinerja Bidang Pemberdayaan Masyarakat

Tahun 2016 dengan 2017 .................................................................... 24

Grafik 5 Jumlah Tingkat Kemandirian di 34 Provinsi pada Tahun 2017 ....... 26

Grafik 6 Proyeksi Skala IKP Tahun 2017-2019 ................................................. 29

Grafik 7 Jumlah Fasilitas Rehabilitasi Baik Milik Instansi Pemerintah

maupun Komponen Masyarakat yang Diberikan Peningkatan

Kemampuan ......................................................................................... 35

Grafik 8 Persebaran Fasilitas Rehabilitasi yang Sudah Operasional di

Setiap Provinsi ..................................................................................... 36

Grafik 9 Sebaran Pecandu, Penyalahguna, dan Korban Penyalahgunaan

Narkoba yang Direhabilitasi ............................................................... 36

Grafik 10 Jumlah Fasilitasi Program Pascarehabilitasi .................................... 37

Grafik 11 Penilaian terhadap 70 Fasilitas Rehabilitasi Instansi Pemerintah ... 41

Grafik 12 Kategori Fasilitas Rehabilitasi Komponen Masyarakat yang

Operasional sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal ................. 43

Grafik 13 Hasil Proses Pencapaian Indikator Kinerja Kegiatan Bidang

Rehabilitasi .......................................................................................... 44

Page 19:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

ix Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Grafik 14 Hasil Proses Pencapaian Indikator Kinerja Kegiatan Bidang

Rehabilitasi .......................................................................................... 45

Grafik 15 Jumlah Jaringan Sindikat Kejahatan Narkoba yang Terungkap .... 49

Grafik 16 Perbandingan Penanganan Berkas Perkara Tindak Pidana

Pencucian Uang Hasil Tindak Pidana Narkotika dan Prekursor

Narkotika yang P-21 Tahun 2016 dan Tahun 2017 ........................... 53

Grafik 17 Perbandingan Capaian Nilai Indeks Reformasi Birokrasi BNN ....... 65

Grafik 18 Persentase Rata-Rata Opini Publik terhadap BNN ........................... 70

Grafik 19 Komposisi Pagu BNN per Bidang Tahun Anggaran 2017 ................ 75

Grafik 20 Realisasi Anggaran BNN Tahun 2017 ................................................ 77

Page 20:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

x Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perjanjian Kinerja BNN Tahun Anggaran 2017 ............................. 81

Lampiran 2 Hasil Pengukuran Aspek Manfaat P4GN TA. 2016 ....................... 84

Lampiran 3 Sebaran Informasi Bidang Pencegahan ........................................ 97

Lampiran 4 Daftar Hasil Pemetaan Jaringan Sindikat Narkotika Tahun

2017 ................................................................................................ 102

Lampiran 5 Data Penanganan Kasus Narkotika Tahun 2010 – 2017 ............ 105

Page 21:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

BAB I

PENDAHULUAN

Page 22:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

1 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba yang melanda dunia juga

telah menjadi salah satu masalah yang menakutkan bagi masyarakat dan

bangsa Indonesia, Narkoba dan obat-obatan psikotropika sudah merambah ke

seluruh wilayah tanah air dan menyasar ke berbagai lapisan masyarakat tanpa

kecuali. Sasaran peredaran Narkoba bukan hanya tempat-tempat hiburan

malam, tetapi sudah merambah ke daerah pemukiman, kampus, ke sekolah-

sekolah, rumah kos, dan bahkan di lingkungan rumah tangga.

Penanganan permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap

Narkoba memerlukan keseriusan dan kerjasama oleh seluruh komponen

masyarakat, bangsa dan negara. Oleh karena permasalahan Narkoba

merupakan kejahatan yang luar biasa, terorganisir, tanpa batas (global), dan

sudah multi etnis (melibatkan berbagai suku bangsa).

Berdasarkan data yang ada di BNN, bahwa korban penyalahgunaan

Narkoba di Indonesia tidak terbatas pada kalangan kelompok masyarakat yang

mampu, tetapi juga sudah merambah ke kalangan masyarakat ekonomi

rendah. Modus untuk kalangan pemakai pemula, para bandar dan pengedar

tidak mematok harga, namun dilakukan dengan cara pemberian secara gratis

sampai si korban menjadi ketergantungan, dan setelah si korban

ketergantungan saat itulah keberhasilan bandar untuk mencari pangsa pasar

baru.

Mencermati perkembangan penyalahgunaan dan peredaran gelap

Narkoba yang terjadi akhir-akhir ini, menjadi situasi yang sangat

mengkhawatirkan, sehingga menjadi persoalan kenegaraan yang mendesak.

Pada awal pemerintahan Presiden Joko Widodo - Jusuf Kalla, telah

menyatakan kepada seluruh bangsa Indonesia, bahwa Indonesia berada dalam

situasi darurat narkoba. Perang besar terhadap Narkoba yang diserukan

Page 23:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

2 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

pemimpin bangsa ini menuntut seluruh elemen bangsa untuk bergerak

melawan kejahatan terorganisir yang bersifat lintas negara tersebut.

Korban penyalahgunaan Narkoba tidak hanya menyasar orang dewasa,

mahasiswa dan pelajar SMU tetapi sudah sampai pada pelajar setingkat SD.

Kaum remaja menjadi salah satu kelompok yang rentan terhadap

penyalahgunaan Narkoba, karena selain memiliki sifat dinamis, energik, selalu

ingin tahu. Mereka juga mudah putus asa dan mudah dipengaruhi oleh

pengedar yang berakibat jatuh pada masalah penyalahgunaan Narkoba.

Bahkan hasil temuan terakhir, ditemukan anak yang baru berusia 6 (enam)

bulan sudah terdeteksi kena narkoba. Hal ini menggambarkan bahwa orang tua

anak tersebut merupakan pengguna narkoba, yang apabila tidak dilakukan

penanganan serius akan berakibat bisa kehilangan generasi (lost generation)

Sebagai focal point penanggulangan Narkoba di tanah air, Badan

Narkotika Nasional (BNN) telah melakukan berbagai upaya penanggulangan

dengan melakukan ekstensifikasi dan intensifikasi P4GN kepada seluruh

lapisan masyarakat melalui Pencegahan, Pemberdayaan Masyarakat,

Rehabilitasi, dan Pemberantasan serta meningkatkan kerjasama nasional dan

internasional.

Pelaksanaan kerjasama Pencegahan dan Pemberantasan

Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) di tingkat pusat

dengan Kementerian/Lembaga/Instansi didukung dengan adanya perubahan

kebijakan pemerintah dalam sistem penganggaran dari semula penganggaran

berbasis fungsi (Money Follow Function) berubah menjadi penganggaran

berbasis program (Money Follow Program) yang berdampak pada kemudahan

bagi K/L/I mengalokasikan anggaran masing-masing dalam pelaksanaan

program P4GN.

Penulisan Laporan Kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban

Kepala BNN kepada Presiden dan para pemangku kepentingan lainnya atas

pelaksanaan Program dan Kegiatan yang telah diperjanjikan di awal tahun

anggaran 2017, dan dalam hal ini Kepala BNN juga melaksanakan amanat

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan

Kinerja Instansi Pemerintah.

Page 24:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

3 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

B. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Pemerintahan yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

3. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor

XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas

Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan

dan Kinerja Instansi Pemerintah.

5. Peraturan Presiden RI Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika

Nasional.

6. Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian

Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah.

8. Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 16 Tahun 2014

tentang Organisasi Tata Kerja Badan Narkotika Nasional.

9. Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 3 Tahun 2015 tentang

Organisasi Tata Kerja Badan Narkotika Nasional Provinsi dan Badan

Narkotika Nasional Kabupaten/Kota sebagaimana telah beberapa kali

mengalami perubahan terakhir dengan Peraturan Kepala Nomor 23

Tahun 2017.

10. Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 4 Tahun 2015 tentang

Tata Cara Peningkatan Kemampuan Lembaga Rehabilitasi Medis dan

Rehabilitasi Sosial yang Diselenggarakan oleh Pemerintah/Pemerintah

Daerah maupun Masyarakat.

Page 25:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

4 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

C. Kedudukan, Tugas, Fungsi, dan Kewenangan

1. Kedudukan

Badan Narkotika Nasional (BNN) adalah Lembaga Pemerintah Non

Kementerian (LPNK) yang berkedudukan di bawah dan

bertanggungjawab kepada Presiden melalui koordinasi Kepala Kepolisian

Negara Republik Indonesia dan BNN dipimpin oleh seorang Kepala.

2. Tugas

a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan nasional mengenai

pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran

gelap Narkoba.

b. Mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap

Narkoba.

c. Berkoordinasi dengan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia

dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan

peredaran gelap Narkoba.

d. Meningkatkan kemampuan lembaga rehabilitasi medis

danrehabilitasi sosial pecandu Narkotika, baik yang diselenggarakan

oleh pemerintah maupun masyarakat.

e. Memberdayakan masyarakat dalam pencegahan dan

pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.

f. Memantau, mengarahkan, dan meningkatkan kegiatan masyarakat

dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan

peredaran gelap Narkoba.

g. Melakukan kerjasama bilateral dan multilateral, baik regional

maupun internasional, guna mencegah dan memberantas

peredaran gelap Narkoba.

h. Mengembangkan laboratorium narkotika dan prekursor Narkotika.

i. Melaksanakan administrasi penyelidikan dan penyidikan terhadap

perkara penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.

j. Membuat laporan tahunan mengenai pelaksanaan tugas dan

wewenang.

Page 26:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

5 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Selain tugas sebagaimana dimaksud, BNN juga bertugas menyusun dan

melaksanakan kebijakan nasional mengenai pencegahan dan

pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap psikotropika,

prekursor, dan bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau

dan alkohol.

3. Fungsi

Dalam melaksanakan tugasnya, BNN menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan dan perumusan kebijakan nasional di bidang P4GN.

b. Penyusunan, perumusan dan penetapan norma, standar, prosedur

dan kriteria P4GN.

c. Penyusunan perencanaan, program dan anggaran BNN.

d. Penyusunan dan perumusan kebijakan teknis pencegahan,

pemberdayaan masyarakat, pemberantasan, rehabilitasi, hukum

dan kerja sama di bidang P4GN.

e. Pelaksanaan kebijakan nasional dan kebijakan teknis P4GN di

bidang Pencegahan, Pemberdayaan Masyarakat, Pemberantasan,

Rehabilitasi, Hukum dan Kerja Sama.

f. Pelaksanaan pembinaan teknis di bidang P4GN kepada instansi

vertikal di lingkungan BNN.

g. Pengoordinasian instansi pemerintah terkait dan komponen

masyarakat dalam rangka penyusunan dan perumusan serta

pelaksanaan kebijakan nasional di bidang P4GN.

h. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi di

lingkungan BNN.

i. Pelaksanaan fasilitasi dan pengoordinasian wadah peran serta

masyarakat.

j. Pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan penyalahgunaan

peredaran gelap Narkoba.

k. Pelaksanaan pemutusan jaringan kejahatan terorganisasi di bidang

Narkoba.

Page 27:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

6 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

l. Pengoordinasian instansi pemerintah terkait maupun komponen

masyarakat dalam pelaksanaan rehabilitasi dan penyatuan kembali

ke dalam masyarakat serta perawatan lanjutan bagi

penyalahgunaan dan/atau pecandu Narkoba.

m. Pengoordinasian peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi

medis dan rehabilitasi sosial pecandu Narkoba yang

diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat.

n. Peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi penyalahgunaan

dan/atau pecandu Narkoba berbasis komunitas terapeutik atau

metode lain yang teruji keberhasilannya.

o. Pelaksanaan penyusunan, pengkajian, dan perumusan peraturan

perundang-undangan serta pemberian bantuan hukum di bidang

P4GN.

p. Pelaksanaan kerja sama nasional, regional, dan internasional di

bidang P4GN.

q. Pelaksanaan pengawasan fungsional terhadap pelaksanaan P4GN

di lingkungan BNN.

r. Pelaksanaan koordinasi pengawasan fungsional instansi

pemerintah terkait dan komponen masyarakat di bidang P4GN.

s. Pelaksanaan penegakkan disiplin, kode etik pegawai BNN, dan kode

etik profesi penyidik BNN.

t. Pelaksanaan pendataan dan informasi nasional, penelitian dan

pengembangan, dan pendidikan dan pelatihan di bidang P4GN.

u. Pelaksanaan pengujian Narkoba.

v. Pengembangan laboratorium uji Narkoba.

w. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan

nasional di bidang P4GN.

4. Kewenangan

Kewenangan BNN secara umum terlihat secara implisit pada

tugasnya, namun kewenangan yang dikhususkan oleh undang-undang

adalah tugas dalam melaksanakan pemberantasan jaringan sindikat

Narkoba, BNN berwenang melakukan penyelidikan dan penyidikan.

Page 28:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

7 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

D. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi sebagaimana disebut dalam Peraturan Kepala BNN

Nomor 16 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika

Nasional adalah sebagai berikut:

1. Kepala BNN;

2. Sekretariat Utama;

3. Inspektorat Utama;

4. Deputi Bidang Pencegahan;

5. Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat;

6. Deputi Bidang Pemberantasan;

7. Deputi Bidang Rehabilitasi;

8. Deputi Bidang Hukum dan Kerja Sama;

9. Pusat Penelitian, Data, dan Informasi; dan

10. Instansi Vertikal.

STRUKTUR ORGANISASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL

Page 29:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

8 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

E. Sistematika

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) di bidang P4GN ini disusun

dengan sistimatika sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan;

Bab II Perencanaan Kinerja;

Bab III Akuntabilitas Kinerja; dan

Bab IV Penutup.

Lampiran:

1. Perjanjian Kinerja; dan

2. Lain-lain yang dianggap perlu.

Page 30:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

Page 31:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

9 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

Sasaran pembangunan nasional terkait dengan penanganan permasalahan

narkoba difokuskan pada upaya penguatan pencegahan dan penanggulangan

penyalahgunaan narkoba dengan indikator keberhasilan terkendalinya angka

prevalensi penyalahgunaan narkoba. Hal tersebut disebabkan akibat dampak buruk

narkoba yang sangat luar biasa bagi kelangsungan dan kemajuan bangsa,

menjadikan permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba menjadi

salah satu agenda pembangunan nasional. Pernyataan tersebut telah tercantum

dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019

yaitu: Dengan memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem

dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat.

Adapun yang ingin diwujudkan dalam kurun waktu RPJM tersebut adalah

menguatnya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan Narkoba yang

ditandai dengan terkendalinya angka prevalensi penyalahgunaan Narkoba. Dalam

RPJMN tersebut telah ditetapkan Laju peningkatan Prevalensi Penyalahgunaan

Narkobadi Indonesia sebesar 0,03% per tahun.

Sedangkan arah kebijakan BNN dalam rangka mencapai sasaran menguatnya

pencegahan dan penanggulangan Narkoba adalah dengan:

1. Mengintensifkan upaya sosisalisasi bahaya penyalahgunaan Narkoba (demand

side);

2. Meningkatnya upaya terapi dan rehabilitasi pecandu dan korban

penyalahgunaan Narkoba (demand side); dan

3. Meningkatnya efektivitas pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran

gelap Narkoba (supply side).

Adapun strategi BNN untuk melaksanakan arah kebijakan di atas adalah:

1. Pelaksanaan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan

Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) di daerah;

2. Diseminasi informasi tentang bahaya Narkoba melalui berbagai media;

3. Penguatan lembaga terapi dan rehabilitasi;

Page 32:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

10 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

4. Rehabilitasi pada korban penyalahgunaan dan/atau pecandu Narkoba; dan

5. Kegiatan intelijen Narkoba.

Sejalan dengan RPJMN tersebut, BNN sebagai focal point penanggulangan

Narkoba di tanah air, menetapkan visi, misi, tujuandan sasaran strategis untuk

menjadi acuan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi seluruh unit kerja BNN sebagai

berikut:

Visi : “Menjadi lembaga yang profesional, tangguh, dan terpercaya dalam

pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap

narkotika”

Adapun misi yang dirumuskan untuk mewujudkan visi tersebut adalah:

1. Mengembangkan dan memperkuat kapasitas kelembagaan;

2. Mengoptimalkan sumber daya dalam penyelenggaraan pencegahan dan

pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika;

3. Melaksanakan pencegahan penyalahgunaan narkotika secara komprehensip;

dan

4. Memberantas peredaran gelap narkotika secara profesional.

Sedangkan Tujuan yang ditetapkan adalah:

1. Peningkatan perlindungan dan penyelamatan masyarakat dari ancaman

penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika;

2. Pelemahan jaringan sindikat peredaran gelap narkotika;

3. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan P4GN; dan

4. Peningkatan tata kelola sumber daya organisasi.

Adapun langkah yang ditetapkan dan diperjanjikan dalam upaya mewujudkan

visi, misi, tujuan dalam rangka peningkatan penanganan pencegahan dan

pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba ditetapkan melalui

Perjanjian Kinerja BNN Tahun 2017 sebagaimana tabel di bawah ini.

Page 33:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

11 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Tabel 1.

Perjanjian Kinerja BNN Tahun Anggaran 2017

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 1 2 3 4

1 Meningkatnya daya tangkal

(faktor protektif) masyarakat

terhadap pengaruh buruk

penyalahgunaan dan

peredaran gelap narkotika

Persentase pemahaman

masyarakat terhadap bahaya

penyalahgunaan narkotika

70%

Meningkatnya kesadaran dan

kepedulian masyarakat dalam

penanganan P4GN

Indeks kemandirian

masyarakat

2,8

Meningkatnya upaya

pemulihan pecandu narkotika

melalui layanan rehabilitasi

yang komprehensif dan

berkesinambungan

Jumlah fasilitas rehabilitasi

yang telah memenuhi standar

layanan minimal

140

Fasilitas

Meningkatnya pengungkapan

jaringan, penyitaan barang

bukti, dan aset sindikat

peredaran gelap narkotika

Jumlah jaringan sindikat tindak

pidana narkotika yang

terungkap

24

Jaringan

Persentase penyelesaian

penyidikan asset (TPPU)

tersangka tindak pidana

narkotika hasil tindak pidana

narkotika

100%

2 Terwujudnya manajemen

organisasi yang proporsional,

profesional, dan produktif

Opini Laporan Keuangan WTP

Nilai LKIP B

Nilai Indeks Reformasi

Birokrasi BNN

60

Opini publik terhadap BNN 70

Page 34:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

BAB III AKUNTABILITAS

KINERJA BNN

Page 35:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

12 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA BNN

A. Capaian Kinerja Organisasi

Pada awal tahun anggaran 2017, BNN sebagai Lembaga Pemerintah Non

Kementerian, telah melakukan penetapan Perjanjian Kinerja di lingkungan

BNN, Hal tersebut dimaksudkan sebagai bentuk komitmen dari pimpinan

organisasi untuk mewujukan setiap sasaran strategis yang diperjanjikan.

Adapun Perjanjian Kinerja Tahun 2017 ditetapkan 5 (lima) sasaran

strategis dengan 9 (sembilan) Indikator Kinerja Utama (IKU). Kelima sasaran

strategis tersebut, meliputi 4 (empat) sasaran bidang operasional yang

berhubungan langsung dengan kepentingan umum sedang 1 sasaran lainnya

menjadi penyanggah untuk memperkuat/mendukung pencapaian sasaran

kepentingan umum.

Berikut gambaran capaian, setiap sasaran dan indikator kinerja utama

sebagai berikut:

Tabel 2.

Realisasi Capaian Kinerja BNN Tahun 2017

No. Sasaran Strategis Indikator

Kinerja Utama

Target

2017

Realisasi

2017

Capaian

(%)

1 2 3 4 5 6

1. Meningkatnya daya

tangkal (faktor protektif)

masyarakat terhadap

pengaruh buruk

penyalahgunaan dan

peredaran gelap narkotika

Persentase

pemahaman

masyarakat

terhadap bahaya

penyalahgunaan

narkotika

70% 84% 120

2. Meningkatnya kesadaran

dan kepedulian

masyarakat dalam

penanganan P4GN

Indeks

kemandirian

masyarakat

2,8 2,71 96,78

3. Meningkatnya upaya

pemulihan pecandu

narkotika melalui layanan

rehabilitasi yang

komprehensif dan

berkesinambungan

Jumlah fasilitas

rehabilitasi yang

telah memenuhi

standar layanan

minimal

140

Fasilitas

127

Fasilitas

90,71

Page 36:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

13 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

No. Sasaran Strategis Indikator

Kinerja Utama

Target

2017

Realisasi

2017

Capaian

(%)

1 2 3 4 5 6

4. Meningkatnya

pengungkapan jaringan,

penyitaan barang bukti,

dan aset sindikat

peredaran gelap narkotika

Jumlah jaringan

sindikat tindak

pidana narkotika

yang terungkap

24

Jaringan

33

Jaringan

137,50

Persentase

penyelesaian

penyidikan asset

(TPPU)

tersangka tindak

pidana narkotika

hasil tindak

pidana narkotika

100% 38% 38

5. Terwujudnya manajemen

organisasi yang

proporsional, profesional,

dan produktif

Opini Laporan

Keuangan

WTP WTP 100

Nilai LKIP B B 100

Nilai Indeks

Reformasi

Birokrasi BNN

60 66,27 110,45

Opini publik

terhadap BNN

70 78,8 112,57

Capaian kinerja BNN selama kurun waktu tahun 2017, diuraikan melalui

pemantauan langsung kepada para penerima program melalui pelaksanaan

monitoring dan evaluasi dan juga melalui masukan baik langsung maupun tidak

langsung dari masyarakat, dan hasil masukan dari penerima program dilakukan

analisis data yang berkaitan dengan pencapaian kinerja tahun berjalan. Analisis

dilakukan dengan menyajikan perkembangan capaian, baik dalam bentuk

narasi maupun tabel atau grafik.

1. Sasaran : Meningkatnya daya tangkal (faktor protektif)

masyarakat terhadap pengaruh buruk penyalahgunaan dan

peredaran gelap narkotika

Keberhasilan sasaran strategis tersebut di atas diukur melalui Indikator

Kinerja Utama (IKU) berikut ini:

No. Indikator Kinerja Utama Target Realisasi % Capaian

1. Persentase pemahaman

masyarakat terhadap bahaya

penyalahgunaan narkotika

70% 84% 120

Page 37:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

14 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Secara definisi, yang dimaksud dengan tingkat pemahaman masyarakat

terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba merujuk pada hal-hal sebagai

berikut:

1. Pemahaman masyarakat akan bahaya penyalahgunaan narkoba baik

terhadap materi yang disampaikan/disebarkan melalui media elektronik

maupun non elektronik dan ditunjukan pula sampai pada

keaktifan/kemauan mengajak menjauhi bahaya penyalahgunaan

narkoba; dan

2. Responsifitas instansi/lembaga dalam melakukan kegiatan P4GN

ditunjukan dengan berbagai aktivitas dan peran serta aktif dalam

pencegahan.

Dari hasil pengukuran yang dilakukan terhadap Indikator Kinerja di atas

diperoleh hasil pemahaman masyarakat terhadap bahaya penyalahgunaan

narkotika sebesar 84%, dimana hasil kinerja tersebut dikaji kembali sejauh

mana efektivitas program pencegahan yang dilakukan melalui survei secara

langsung terhadap penerima program Bidang Pencegahan baik melalui media

diseminasi informasi maupun advokasi.

Pengukuran pemahaman masyarakat terhadap bahaya penyalahgunaan

narkoba dilakukan melalui survei terhadap seluruh sasaran masyarakat yang

mendapatkan informasi melalui media penyiaran, online, cetak, dan

konvensional.

Dari hasil survei tersebut dengan total responden sebanyak 49.371

(sampling dari 30% yang telah terpapar informasi P4GN) didapatkan data

sebagai berikut:

1. Kelompok survei terhadap pengguna media sosial sebanyak 371 orang

dengan hasil tingkat pemahaman dan keaktifan dalam mengajak untuk

menjauhi penyalahgunaan narkoba terlihat dari pertanyaan dalam

kuesioner: “Setelah melihat iklan bahaya penyalahgunaan narkoba di

media online, berniat turut aktif mengajak teman/saudara untuk

menghindari penyalahgunaan narkoba”.

Page 38:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

15 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Tabel 3.

Tabel Tingkat Pemahaman dan Keaktifan dalam Mengajak untuk

Menjauhi Penyalahgunaan Narkoba untuk 371 Responden melalui

Media Sosial

Item Jawaban

Sangat Berminat Sekali 54%

Berminat Sekali 17%

Berminat 15%

Cukup Berminat 8%

Rata-rata 94%

N = 371

Grafik 1.

Grafik Tingkat Pemahaman dan Keaktifan dalam Mengajak untuk

Menjauhi Penyalahgunaan Narkoba untuk 371 Responden melalui

Media Sosial

Sehingga tingkat pemahaman dan keaktifan dalam mengajak untuk

menjauhi penyalahgunaan narkoba untuk 371 responden melalui media

sosial sebesar 94%.

2. Kelompok survei di BNN dengan responden sebanyak 49.000 orang

dengan hasil tingkat pemahaman dan keaktifan dalam mengajak untuk

menjauhi penyalahgunaan narkoba terlihat dari pertanyaan dalam

kuesioner: “Setelah melihat iklan bahaya penyalahgunaan narkoba di

media online (website/instagram/twitter/facebook/youtube), berniat

turut aktif mengajak teman/saudara untuk menghindari

penyalahgunaan narkoba”.

Page 39:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

16 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Tabel 4.

Tabel Tingkat Pemahaman dan Keaktifan dalam Mengajak untuk

Menjauhi Penyalahgunaan Narkoba untuk 49.000 Responden

melalui Media Sosial

Item Jawaban

Sangat Berminat Sekali 50%

Berminat Sekali 28%

Berminat 14%

Cukup Berminat 5%

Rata-rata 97%

N = 49.000

Grafik 2.

Grafik Tingkat Pemahaman dan Keaktifan dalam Mengajak untuk

Menjauhi Penyalahgunaan Narkoba untuk 49.000 Responden

melalui Media Sosial

Sehingga tingkat pemahaman dan keaktifan dalam mengajak untuk

menjauhi penyalahgunaan narkoba untuk 49.000 responden melalui

media sosial sebesar 97%.

Dapat disimpulkan, dari Diseminasi Informasi tingkat pemahaman

masyarakat akan bahaya penyalahgunaan narkoba baik terhadap materi yang

disampaikan/disebarkan melalui media elektronik maupun non elektronik dan

ditunjukan pula sampai pada keaktifan/kemauan mengajak menjauhi bahaya

penyalahgunaan narkoba secara rata-rata berada pada angka 96%, dengan

perhitungan sebagai berikut:

Page 40:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

17 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Pemahaman responden

N = 371

Pemahaman responden

N = 49.000

94% 97%

∑ = 94% + 97%

= 191%

Sehingga tingkat pemahaman dua kelompok responden = 191% 2

= 96%

Selain mengukur tingkat pemahaman serta keaktifan dalam mengajak

menjauhi bahaya penyalahgunaan narkoba, dilakukan juga pengukuran

indikator lain yang relevan dan mendukung kondisi tersebut antara lain

pengukuran terhadap efektivitas media sosialisasi yang digunakan serta

pengaruhnya terhadap kemauan/niat dalam mengajak menghindari bahaya

narkoba dengan menggunakan analisa hubungan antar indikator. Dari hasil

survei didapatkan data untuk masing-masing media, baik tatap muka, TV,

Radio, Cetak, dan Online berada pada hubungan yang kuat antar masing-

masing variabel (dapat dilihat pada Lampiran 3).

Metode yang dilakukan secara ringkas sebagai berikut:

1. Responden:

a. Dilakukan secara massal dalam jangka waktu tertentu; dan

b. Dilakukan secara acak.

2. Metode Penarikan Sampel:

a. Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik kuota

sampling, dimana jumlah sampling ditentukan antara 30-40

responden pada tiap-tiap sub kelompok populasi;

b. Terdapat 2 kelompok penelitian yaitu:

1) Kelompok survei terhadap pengguna media sosial sebanyak

371 orang (terlampir); dan

2) Kelompok survei di BNNP dan BNN Kabupaten/Kota dengan

responden sebanyak 49.000 orang (terlampir).

3. Metode Pengumpulan Data:

a. Alat pengumpulan data adalah kuesioner (terlampir); dan

b. Sifat kuisioner adalah Close Ended Questionare.

Page 41:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

18 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

4. Pengukuran:

a. Menggunakan skala interval; dan

b. Teknik mengukuran semantic deferensial.

Sedangkan untuk tingkat pemahaman masyarakat terhadap bahaya

penyalahgunaan narkoba dalam konteks responsifitas dapat dipahami sebagai

adanya bentuk perwujudan komitmen dari sebuah instansi atau lembaga.

Dalam kaitannya dengan pembangunan berwawasan Anti Narkoba pada

instansi atau lembaga, maka program dan kegiatan disesuaikan dengan tugas

pokok dan fungsi masing-masing baik di lingkungan Pemerintahan,

Perusahaan, Pendidikan, maupun Organisasi Kemasyarakatan.

Untuk mengukur tingkat responsif yang dilakukan oleh instansi dan

lembaga, bahwa yang dimaksudkan adalah yang memenuhi 3 indikator sebagai

berikut:

1. Lembaga/Institusi memiliki regulasi atau kebijakan;

2. Lembaga/Institusi memiliki kegiatan dalam upaya P4GN; dan

3. Membentuk Relawan di lembaga/institusi.

Pendekatan advokasi yang dilakukan telah mampu mempengaruhi para

pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan agar memberikan dukungan

dan berperan aktif dalam program P4GN sesuai kewenangannya di lingkungan

setempat.

Guna mendapatkan realisasi pemahaman masyarakat terhadap bahaya

penyalahgunaan narkoba dalam konteks responsifitas dapat dipahami sebagai

adanya bentuk perwujudan komitmen dari sebuah instansi atau lembaga, BNN

melakukan survei terhadap institusi di kewilayahan terkait indikator responsif

yang dimaksud.

Dari hasil survei kinerja BNNP dan BNNK yang berada di wilayah

diperoleh data bahwa target sebanyak 555 lembaga yang menjadi sasaran

program melalui pendekatan Advokasi sudah menunjukkan respon dan

komitmen terhadap upaya P4GN sebanyak 72% dengan 3 kelas klasifikasi

dalam pencapaian indikator responsifnya.

Page 42:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

19 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Grafik 3.

Klasifikasi Pencapaian Indikator Responsif

Dalam pencapaian realisasi ini, dapat dilihat bahwa institusi dan lembaga

setelah adanya kegiatan advokasi selama tahun 2017 mampu mempengaruhi

para pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan agar memberikan

dukungan dan berperan aktif dalam program P4GN sesuai dengan

kewenangannya di lingkungan setempat, serta membentuk relawan di

lingkungan masing-masing.

Oleh karena itu, Persentase pemahaman masyarakat terhadap bahaya

penyalahgunaan narkotika di level outcome/indikator kinerja Bidang

Pencegahan dapat disimpulkan sebagai berikut:

Presentase Realisasi Kinerja Diseminasi Informasi +

Presentase Realisasi Kinerja Advokasi

2

96% + 72% 2

0

5000

BNNPBNNK

4672

1318

= 84% 989898%

Page 43:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

20 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Sehingga persentase pemahaman masyarakat terhadap bahaya

penyalahgunaan narkoba sebesar 84%.

Capaian tahun 2017 pada tingkat pemahaman ini tidak dapat

dibandingkan dengan capaian tahun 2016 dikarenakan adanya Reviu Renstra

tahun 2016.

Faktor keberhasilan tercapainya indikator kinerja program Bidang

Pencegahan antara lain:

1. Penyebaran informasi yang semakin massive di berbagai media;

2. Program BNN yang mendapat dukungan dari masyarakat; dan

3. Dukungan pemerintah pusat maupun daerah turut mendukung program

pembangunan berwawasan anti narkoba, diantaranya: Permenpan

Nomor 50 tahun 2017 tentang Pencegahan dan Pemberantasan

Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor

Narkotika di lingkungan Instansi Pemerintah dan Permendagri Nomor 31

tahun 2016 tentang Pedoman penyusunan anggaran pendapatan dan

belanja daerah tahun anggaran 2017.

Walupun program sudah menunjukkan keberhasilan, namun masih

dihadapkan pada permasalahan yang perlu dilakukan upaya perbaikan ke

depan, antara lain:

1. Intensitas Bimtek yang masih kurang efektif;

2. Peran Satker pembina fungsi dalam rangka monitoring dan evaluasi

kinerja Satker di kewilayahan masih belum optimal;

3. Disiplin pelaporan secara realtime/online masih kurang;

4. Sarana prasana untuk mendukung penyebaran informasi P4GN terutama

di wilayah/kawasan terpencil/wilayah terluar masih kurang;

5. Cascading mekanisme perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi dan

pelaporan masih harus terus ditingkatkan agar pusat dan daerah memiliki

pemahaman dan persamaan persepsi terhadap pelaksanaan program

dan kegiatan.

Page 44:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

21 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Adapun solusi dan rekomendasi sebagai langkah perbaikan ke depan

adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kapasitas sumber daya Bidang Pencegahan dengan

memperluas cakupan peserta bimtek;

2. Memperkuat peran dari pembina fungsi dalam melaksanakan monitoring

dan evaluasi kinerja Satker di kewilayahan;

3. Meningkatkan sarana prasana untuk mendukung penyebaran informasi

P4GN terutama di wilayah/kawasan terpencil/wilayah terluar masih

kurang;

4. Semakin meningkatkan sinergi dan kemitraan baik secara internal BNN

dan eksternal antar instansi pemerintah dan swasta, lingkungan

pendidikan, dan lingkungan masyarakat; dan

5. Sinkronisasi program dan kegiatan antara Bidang Pencegahan dan

Bidang Pemberdayaan Masyarakat.

Selanjutnya program P4GN dikembangkan dengan sasaran strategis

berikut di bawah ini, yaitu:

2. Sasaran : Meningkatnya kesadaran dan kepedulian masyarakat

dalam penanganan P4GN

Capaian sasaran strategis tersebut di atas diperoleh melalui implementasi

program dengan Indikator Kinerja Utama sebagai berikut:

No. Indikator Kinerja Utama Target Realisasi % Capaian

1. Indeks kemandirian masyarakat 2,8 2,71 96,78

Indeks kemandirian partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan P4GN

adalah akumulasi jumlah indeks (indikator) peran serta masyarakat yang

secara mandiri dalam P4GN. Masyarakat adalah kelompok-kelompok individu

yang ada di lingkungan masyarakat (desa, kelurahan, komunitas, orsosmas,

LSM, paguyuban, dll), lingkungan pendidikan (sekolah, kampus, pondok

pesantren, kursus, dll), dan lingkungan rawan Narkoba di perdesaan (wilayah

kultivasi Ganja) dan perkotaan (wilayah peredaran gelap Narkoba).

Page 45:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

22 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Metode pengukuran Indeks kemandirian partisipasi (IKP) dihitung dengan

menggunakan “nilai rata-rata tertimbang” masing-masing 10 kriteria yang terdiri

dari:

1. Adanya tokoh anti narkoba di suatu lingkungan masyarakat yang

menjadi figur dan biasa menyuarakan, mengajak, dan berbuat P4GN di

dalam dan di luar lingkungannya yang memiliki (bobot 2);

2. Adanya penggiat anti narkoba yaitu orang yang pernah mengikuti

pengembangan kapasitas, pelatihan, TOT pemberdayaan anti Narkoba

yang diadakan oleh BNN yang kemudian ditularkan kembali ke orang lain

di dalam dan di luar lingkungannya yang memiliki (bobot 1);

3. Adanya Pelatihan, Konseling, dan Pelaksanan Tes Urine atau

kegiatan lain yang membawa pesan P4GN memiliki (bobot 2);

4. Adanya penyuluhan, sosialisasi dan sebagainya yang dilakukan di

dalam dan di luar lingkungan masyarakat tersebut dan disampaikan oleh

tokoh anti narkoba, penggiat anti narkoba atau BNN memiliki (bobot 1);

5. Adanya anggaran secara swadaya untuk melaksanakan kegiatan P4GN

di dalam dan di luar lingkungan masing-masing yang memiliki (bobot 1);

6. Adanya anggaran dari Sponsorship atau bantuan pihak lain untuk

melaksanakan kegiatan P4GN di dalam dan di luar lingkungannya

memiliki (bobot 1);

7. Adanya sarana dan prasarana yang tidak tersedia yang diadakan

melalui kreativitas dan inovasi maupun sudah tersedia, yang digunakan

dalam mendukung pelaksanaan kegiatan P4GN di dalam dan di luar

lingkungannya yang memiliki (bobot 2);

8. Adanya sarana dan prasarana yang telah tersedia yang digunakan

dalam mendukung pelaksanaan kegiatan P4GN di dalam dan di luar

lingkungannya yang memiliki (bobot 1);

9. Adanya aturan yang mengikat yang digunakan untuk mendukung atau

memperkuat pelaksanaan kegiatan P4GN di lingkungan Masyarakat

tersebut (bobot 2); dan

10. Adanya aturan yang tidak mengikat yang digunakan untuk mendukung

atau memperkuat pelaksanaan kegiatan P4GN di lingkungan Masyarakat

tersebut (bobot 1).

Page 46:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

23 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Berdasarkan Perjanjian Kinerja (PK) Bidang Pemberdayaan Masyarakat

Tahun 2017 sesuai target indeks kemandirian partisipasi masyarakat 2,8

(mandiri), capaian target mencapai 2,71 (96,78%).

Yang dimaksud dengan Masyarakat Mandiri adalah: Masyarakat yang

telah memenuhi 10 kriteria di atas dengan nilai interval 2,51 ke atas sedangkan

Masyarakat kurang mandiri adalah masyarakat yang mencapai nilai interval

kurang dari 2,51. Sebagaimana tabel di bawah ini.

Tabel 5.

Karakteristik Kriteria dalam IKP

JAWABAN NILAI NILAI

INTERVAL KATEGORI KRITERIA

KUESIONER INTERVAL KONVERSI IKP MANDIRI

0 1,00 – 1,75 25,00 – 43,75 D Tidak Mandiri

1 1,76 – 2,50 43,76 – 62,50 C Kurang Mandiri

2 2,51 – 3,25 62,51 – 81,25 B Mandiri

3 3,26 – 4,00 81,26 – 100,00 A Sangat Mandiri

Bobot penghitungan Indeks Kemandirian Partisipasi masyarakat

sebagimana tabel di bawah ini:

Tabel 6.

Bobot Penghitungan Indeks Kemandirian Partisipasi Masyarakat

INDEKS NO. KRITERIA PENILAIAN BOBOT X

0 1 2 3 NILAI

ASPEK MANUSIA

1. Tokoh anti narkoba (2) X 2

2. Penggiat anti narkoba (1) X 2

ASPEK METODE

3. Metode 1, pelatihan, dll (2) X 2

4. Metode 2, penyuluhan (1) X 2

ASPEK ANGGARAN

5. Mandiri/swadaya (2) X 6

6. Sponsorship/bantuan (1) X 2

ASPEK SISTEM

7. Aturan mengikat (2) X 4

8. Aturan tidak mengikat (1) X 1

ASPEK SARPRAS

9. Sarpras yang diadakan (2) X 4

10. Sarpras yang telah tersedia (1) X 1

Jumlah Total Kemandirian Partisipasi 26

Capaian sasaran Program Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat

dalam mewujudkan kemandirian masyarakat untuk berpartisipasi dalam

pelaksanaan P4GN (Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan

Peredaran Gelapa Narkoba) sebesar 96,78%. Dari target 2,80 terealisasi 2,71.

Page 47:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

24 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2016 dari target 2,50 terealisasi 2,39

atau sebesar 95,07%. Apabila dihitung maka terjadi peningkatan kinerja

sebesar 1,08% dari kurun waktu 2016-2017. Hal ini disebabkan karena

meningkatnya jumlah tokoh yang mendukung P4GN, bertambahnya jumlah

Penggiat Anti Narkoba.

Perbandingan capaian Kinerja Bidang Pemberdayaan Masyarakat Tahun

2016 dengan 2017 sebagai berikut:

Grafik 4.

Perbandingan Capaian Kinerja Bidang Pemberdayaan Masyarakat Tahun

2016 dengan 2017

Tabel 7.

Perhitungan Indeks Kemandirian Partisipasi Bidang Pemberdayaan

Masyarakat Tahun 2017

No. BNNP Lingja Lingmas Lingdik Rata-Rata

Kriteria

1 2 3 4 5 6 7

1 ACEH 1,74 2,04 2,77 2,18 Kurang Mandiri

2 SUMUT 1,67 2,51 2,83 2,34 Kurang Mandiri

3 SUMBAR 2,37 3,30 3,25 2,97 Mandiri

4 RIAU 2,12 1,62 2,27 2,00 Kurang Mandiri

5 JAMBI 3,82 3,90 3,83 3,85 Sangat Mandiri

6 SUMSEL 1,7 2,65 1,83 2,06 Kurang Mandiri

7 BENGKULU 3,46 3,60 3,73 3,60 Sangat Mandiri

8 BABEL 3,35 2,73 1,63 2,57 Mandiri

9 KEPRI 2,47 2,80 2,70 2,66 Mandiri

10 LAMPUNG 3,32 2,23 3,06 2,87 Mandiri

11 BANTEN 2,73 2,33 2,83 2,63 Mandiri

12 DKI JAKARTA 1,9 2 3 2,30 Kurang Mandiri

13 JABAR 0,98 - 1 1,09 Tidak Mandiri

14 JATENG 3,86 1,85 2,40 2,70 Mandiri

15 DI YOGYAKARTA 3,25 3 3,2 3,15 Mandiri

16 JATIM 2,21 0,63 0,93 1,25 Tidak Mandiri

9293949596979899100101

Target 2016 Realisasi 2016 Target 2017 Realisasi 2017

2,5

2,39

2,8 2,71

Page 48:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

25 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

17 KALBAR 2,57 2,65 2,90 2,71 Mandiri

18 KALTENG 2,8 1,9 3,8 2,83 Mandiri

19 KALSEL 3 3 2,9 2,97 Mandiri

20 KALTIM 2,6 3 2,6 2,73 Mandiri

21 KALTARA NIHIL NIHIL NIHIL NIHIL NIHIL

22 BALI 3,40 3,80 2,55 3,25 Mandiri

23 NTB 2,00 3,50 1,80 2,43 Kurang Mandiri

24 NTT 1,94 1,60 1,38 1,64 Tidak Mandiri

25 SULSEL 2,57 2,70 3,25 2,84 Mandiri

26 SULTRA 1,77 - 2,20 1,99 Kurang Mandiri

27 SULTENG 2,75 3,60 3,73 3,36 Sangat Mandiri

28 SULBAR 2,52 2,65 3,36 2,84 Mandiri

29 GORONTALO 2,80 3,38 3,10 3,09 Mandiri

30 SULUT 2,22 2,95 3,35 2,84 Mandiri

31 MALUKU 1,73 2,96 2,06 2,25 Kurang Mandiri

32 MALUKU UTARA 2,77 3,10 3,10 2,99 Mandiri

33 PAPUA BARAT 2,68 2,46 2,37 2,50 Mandiri

34 PAPUA 2,55 2,57 2,62 2,58 Mandiri

35 DIT. PSM 2,96 2,71 2,96 2,88 Mandiri

TOTAL 2,61 2,74 2,74 2,71 Mandiri

Pada tabel 7 di atas, dapat dijelaskan bahwa capaian IKP Masyarakat dan

IKP Stakeholder secara Nasional masuk ke dalam Kategori Mandiri dengan

capaian 2,71 atau sebesar 96,78% dari perhitungan rata-rata persentase

realisasi Indikator Kinerja Partisipasi. Sehingga sasaran strategis masyarakat

dan stakeholder dalam P4GN secara angka rata-rata nasional sudah mandiri,

namun secara individual masih terdapat 11 provinsi yang masih masuk kategori

kurang atau tidak mandiri.

Berikut, gambaran hasil pengukuran terkait dengan indeks kemandirian

masyarakat sebagai berikut:

1. Dari 10 kriteria di atas yang paling menonjol adalah kekurangan dukungan

sarana prasarana, dukungan anggaran, dan belum optimalnya aturan

yang mengikat.

2. Belum meratanya pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di

lingkungan target sasaran.

Upaya yang harus dilakukan dalam penguatan perlu adanya

pendampingan dan Bimbingan Teknis, dukungan anggaran di Bidang P2M

guna memetakan sasaran, melakukan pengembangan kapasitas, dan

membentuk penggiat Anti Narkoba.

Page 49:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

26 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Meningkatnya Indeks Kemandirian Partisipasi (IKP) Bidang Dayamas

disebabkan beberapa faktor bersinerginya antara Dayamas dan Sasaran

(Lingkungan Penggiat) dalam membimibing teknis penggiatnya.

Untuk Indeks Kemandirian Partisipasi (IKP) berskala rendah, disebabkan

kurangnya sinergi antara lingkungan penggiat, kurangnya bimbingan teknis

pada penggiat. Oleh karena itu kunci Indeks Kemandirian Partisipasi (IKP)

adalah sinergi program.

Berikut grafik jumlah Tingkat Kemandirian di 34 Provinsi pada tahun 2017.

Grafik 5.

Jumlah Tingkat Kemandirian di 34 Provinsi pada Tahun 2017

Analisis atas faktor-faktor keberhasilan capaian tersebut antara lain: (1)

SDM penggiat di lingkungan kerja pemerintah dan swasta dalam upaya P4GN

lebih siap) lebih 0,15 poin dibanding masyarakat; (2) Implementasi regulasi baik

di lingkungan kerja pemerintah (seperti Permendagri, Permen Perhubungan

dan lainnya tentang P4GN) dan lingkungan kerja swasta (Permenakertrans

tentang P4GN) telah di implementasikan dengan baik. Laporan Kinerja ini,

merupakan capaian program berasal dari peran serta masyarakat dan

pemberdayaan alternatif. Meskipun kegiatan alternatif tidak memberikan nilai

IKP secara langsung IKP Masyarakat ini, namun eksistensi kegiatan

pemberdayaan alternatif mendukung pencapaian program Dayamas secara

keseluruhan, terutama sinergi program antara K/L, Dunia Usaha, dan

Komponen Masyarakat.

3

20

8

31

Sangat Mandiri

Mandiri

Kurang Mandiri

Tidak Mandiri

Nihil

Page 50:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

27 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Berdasarkan analisis keberhasilan dan kegagalan dalam mencapai

sasaran didapat faktor-faktor sebagai berikut:

1. Faktor kurang optimalnya dalam pencapaian target IKP Masyarakat,

antara lain:

a. Terdapatnya beberapa target lingkungan sasaran pada tingkat pusat

yang belum memiliki penggiat anti narkoba, belum dilaksanakannya

pelatihan secara mandiri, belum adanya aturan yang mengikat di

lingkungan tersebut, tidak terdapat sarana dan prasarana guna

mendukung pelaksanaan P4GN, dan belum adanya kesadaran

sebagai penggiat anti narkoba hanya sekedar datang memenuhi

undangan;

b. Khusus di lingkungan masyarakat di tingkat pusat, di beberapa

wilayah dan lingkungan masyarakat masih belum dijumpai adanya

metode pelatihan dalam P4GN, metode penyuluhan juga belum

tepat guna, dan dana swadaya masyarakat belum diarahkan kepada

kepentingan P4GN;

c. Di beberapa wilayah masih ada wilayah yang belum menggunakan

dana sponsorship dalam upaya P4GN dan sarana dan prasarana

yang mendukung di wilayah tersebut masih belum diarahkan pada

kepentingan P4GN; dan

d. Permasalahan di wilayah yang menyebabkan tidak tercapainya

target 100% di antaranya belum adanya aturan tertulis yang

mengikat secara internal tentang P4GN. Norma-norma yang berlaku

atau aturan yang mengikat pun tidak mendukung program P4GN,

artinya budaya masyarakat hidup sehat belum muncul. Demikian

juga dengan sarana prasarana yang masih belum maksimal

diarahkan untuk kepentingan P4GN.

2. Faktor yang menghambat tercapaianya IKP Masyarakat, antara lain:

a. Faktor yang membuat lambat dan rendahnya IKP adalah respon

panitia pelaksana yaitu Tim Dayamas BNN dalam melakukan

bimbingan teknis kepada para penggiat. Seharusnya setiap kegiatan

Bimbingan Teknis mengacu pada waktu tiga bulan sejak penggiat

lulus dan mengukur IKP lingkungannya. Sehingga sepanjang tahun,

Page 51:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

28 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

waktu 3 bulan tersebut dapat dimanfaatkan secara efektif untuk

memonitor sejauh mana penggiat memahami hasil pengembangan

kapasitas dan semampu apa penggiat anti narkoba dapat

mengimplementasikan tugas menggiatkan P4GN di lingkungannya;

dan

b. Kurangnya optimalisasi waktu dalam bimbingan teknis. Dalam

pengisian IKP apabila dirasa dalam masa tiga bulan, capaian IKP

masih rendah (tidak mandiri), maka bimbingan teknis dapat

mengoptimalkan kegiatan P4GN para penggiat di lingkungannya,

bahkan jika diperlukan, Tim Dayamas BNN melakukan kunjungan ke

lokasi dimana penggiat kesulitan mengaplikasikan pelatihannya di

lingkungannya.

3. Langkah Antisipasi yang akan ditindaklanjuti faktor kurang optimalnya dan

hambatan tersebut, antara lain:

a. Melakukan monitoring dan evaluasi; dan

b. Melakukan penajaman program.

Capaian indeks kemandirian partisipasi ini dihimpun dari nilai skala IKP

dari satuan kerja Pemberdayaan Masyarakat baik di BNN dan 34 BNNP. Nilai

dan skala IKP di BNNP dihimpun dari 129 satuan kerja pemberdayaan

masyarakat di BNNK. Pengukuran IKP menggunakan kuesioner, isian,

perhitungan dan penilaian skala yang sama, baik di tingkat pusat, provinsi, dan

kabupaten/kota oleh para penggiat sendiri di lingkungannya.

Kemudian hasil capaian indikator kinerja sebesar 96,78% dihimpun dari

perhitungan rata-rata persentase realisasi Indikator Kinerja IKP pada

masyarakat dan IKP pada stakeholder secara nasional dengan skala 2,71

(katergori Mandiri). Artinya sasaran strategis masyarakat dan stakeholder

dalam P4GN secara nasional sudah terwujud secara mandiri namun perlu

ditingkatkan.

IKP Nasional menunjukkan ukuran skala, setinggi atau sebesar apa

masyarakat dapat secara mandiri melakukan pemberdayaan masyarakat atau

memiliki daya lawan melawan sindikat narkoba dan menciptakan lingkungan

Page 52:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

29 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

bersih dan bebas narkoba dengan 5M (Man, Methods, Money, Machine dan

Material) di lingkungannya. Semakin besar upaya memobilisasi 5M-nya maka

semakin tinggi bobot nilai IKP-nya, seperti: mampu menemukan tokoh

penggiat, mampu melakukan metode yang tidak sebatas hanya penyuluhan

saja, mampu melakukan pembiayaan mandiri, mampu menerbitkan aturan

tertulis dan mampu membuat bahan-bahan informasi P4GN di lingkungannya.

Grafik 6.

Proyeksi Skala IKP Tahun 2017-2019

Adapun analisis dan evaluasi dari capaian sasaran program ini, dibagi

menjadi: faktor keberhasilan dan faktor hambatan (gangguan dan kendala).

1. Faktor-faktor keberhasilan program, antara lain:

a. Meningkatnya sinergi program dan kegiatan dari instansi

pemerintah, dunia usaha dan komponen masyarakat. Indikator

peningkatan sinergi tersebut ditunjukkan dari responsif instansi

pemerintah (K/L, Pemda Provinsi dan Pemda Kabupaten/Kota),

dunia usaha, dunia pendidikan, dan komponen masyarakat (tomas,

todat, toga, toda, dll) dalam kegiatan P4GN. Salah satunya adalah

responsif dari K/L, Pemda Provinsi dan Pemda Kabupaten/Kota

dalam Grand Design of Alternative Development (GDAD) 2016-2025

di Provinsi Aceh;

b. Meningkatnya permintaan secara sukarela dan mandiri tes uji

narkoba dalam rangka deteksi dini lingkungan bersih narkoba,

sebagai implementasi regulasi fasilitasi pencegahan narkoba baik di

lingkungan kerja, lingkungan pendidikan, dan lingkungan

masyarakat, salah satunya BNN menjadi penjuru (leading sector)

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

2017 2018 2019

Page 53:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

30 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

dalam persyaratan tes urin bagi peserta Pilkada di Pusat dan

Daerah;

c. Meningkatnya responsif dunia usaha (swasta) dalam mendukung

program pemberdayaan masyarakat, meliputi pemberian CSR

(Corporate Social Responsibility), pelatihan, asistensi, dan akses

pemasaran produk binaan. Salah satunya, ibu-ibu di binaan

kawasan narkoba di Kampong Permata, Cengkareng, Jakarta Barat,

diberikan akses menjual kue hasil binaan hotel Aston Group untuk

konsumsi hotel dengan pendapatan dan omzet Rp 5 jutaan per

bulan;

d. Meningkatnya peran tokoh masyarakat dalam mengangkat harkat

kawasan rawan narkoba menjadi sentra industri usaha produktif dan

produk unggulan daerah di kawasan rawan. Salah satunya, peran

ibu Tri Rismaharini (Walikota Surabaya), peraih penghargaan utama

P4GN pada Peringatan HANI 2017 di Jakarta, yang menjadikan

produk-produk kawasan binaan alternatif di Gang Pandegiling, Kota

Surabaya menjadi ikon kebanggaan yang berdampak meningkatnya

permintaan produk dan sekaligus meningkat kesejahteraan

masyarakat binaan pemberdayaan alternatif Bidang P2M BNNK

Surabaya; dan

e. Meningkatnya minat dan eksistensi kelompok yang menghimpun

dan mengorganisasi diri sebagai masyarakat penggiat anti Narkoba

membantu tugas P4GN di Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam

penyuluhan P4GN, pendampingan korban narkoba, penggalangan

laporan dan informasi masyarakat dan memfasilitasi instansi

pemerintah daerah baik di provinsi maupun Kabupaten/Kota. Salah

satunya adalah kelompok penggiat anti narkoba di Kecamatan

Padang Barat, Kota Padang, Sumatera Barat.

2. Faktor-faktor penghambat program, antara lain:

a. Secara kuantitas, belum optimalnya upaya Bidang Pemberdayaan

Masyarakat memfasilitasi pemanfaatan CSR baik di Pusat dan

Daerah khususnya lingkungan dunia usaha yang sudah menjalin

kemitraan dan sinergi bidang P4GN dengan BNN, BNNP, dan

Page 54:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

31 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

BNNK. Padahal dana tersebut relatif besar dan selama ini

dimanfaatkan baik bagi kepentingan karyawan dan masyarakat di

luar lingkungan kerja, namun bukan untuk upaya P4GN (untuk

kepentingan P4GN masih relatif kecil);

b. Secara kualitas, belum dilakukan suatu metode (dalam bentuk

simulasi) dalam pengembangan kapasitas, bagaimana

memberdayakan penggiat anti narkoba selepas mereka mengikuti

program dan kegiatan pengembangan kapasitas (baik Workshop

maupun ToT), sehingga banyak penggiat anti narkoba yang kurang

optimal berperan dalam kapasitasnya untuk melakukan P4GN di

lingkungannya;

c. Masih terjadi kurang tepatnya pemilihan sasaran dalam rapat kerja

pemetaan sasaran dalam pengembangan kapasitas baik di

lingkungan kerja, lingkungan pendidikan, dan lingkungan

masyarakat yang tidak mendekat pada kawasan rawan yang dibina

dalam pemberdayaan alternatif, sehingga banyak sasaran calon

penggiat anti narkoba yang berada di zona nyaman yang kurang

peduli terhadap masalah narkoba;

d. Belum optimalnya pemilihan calon penggiat anti narkoba dari hasil

proses perekrutan relawan yang telah teregistrasi dari Bidang

Pencegahan, sehingga pembinaan SDM penggiat dirasakan kurang

lengkap jika tidak tersentuh tahapan pencegahan. Faktanya, banyak

penggiat anti narkoba yang berasal dari relawan lebih militan, lebih

bersemangat dibanding yang bukan dari relawan dari hasil

pembinaan Bidang Pencegahan;

e. Masih belum optimalnya bidang pelaksana teknis P2M baik untuk

menerapkan indikator kerawanan wilayah dengan 8 indikator pokok

dan 5 indikator pendukung, seperti yang dipandu dalam buku

petunjuk teknis pemberdayaan alternatif dan buku cetak biru

pemberdayaan masyarakat, sehingga perubahan kerawanan

narkoba wilayah menjadi kawasan yang tidak rawan sangat jarang

dipantau dan dievaluasi;

Page 55:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

32 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

f. Kurang update dan pedulinya mengumpulkan data tentang nama

dan identitas tokoh anti Narkoba di masyarakat yang ditemukan oleh

para penggiat dalam mengisi lembar kuesioner indeks kemandirian

partisipasi, padahal mereka berhak diajukan sebagai penerima

penghargaan dan dijadikan mitra BNN, BNNP, dan BNNK dalam

penguatan kapasitas pemberdayaan masyaralat di wilayah; dan

g. Belum diterimanya aspirasi pemberian anggaran bagi BNNP dan

BNNK untuk menyelenggarakan proses seleksi penerima

penghargaan di bidang P4GN, padahal pemberian penghargaan

adalah amanat pasal 110 UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang

Narkotika dan menjadi hak bagi setiap masyarakat untuk

berpartisipasi aktif dalam P4GN.

Efisiensi penggunaan sumber daya, sangat terdukung melalui

pemberitaan program P4GN melalui berbagai media (medsos, media cetak,

elektronik, dll). Dukungan masyarakat terhadap program semakin hari semakin

menunjukkan peningkatan. Hal ini bisa dilihat dari semakin banyaknya

tokoh/kelompok masyarakat yang sudah melaksanakan kerjasama dengan

BNN dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat.

Sasaran strategis selanjutnya adalah upaya pemulihan pecandu narkotika

dengan layanan rehabilitasi, untuk itu BNN menetapkan sasaran strategis

berikut ini yaitu:

3. Sasaran : Meningkatnya upaya pemulihan pecandu narkotika

melalui layanan rehabilitasi yang komprehensif dan

berkesinambungan

Sasaran Strategis tersebut di atas dicapai melalui implementasi program

dengan Indikator Kinerja Utama sebagaimana uraian berikut:

No. Indikator Kinerja Utama Target Realisasi % Capaian

1. Jumlah fasilitas rehabilitasi yang

telah memenuhi standar layanan

minimal

140

Fasilitas

127

Fasilitias

90,71

Page 56:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

33 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Penetapan indikator kinerja utama tersebut sesuai mandat Undang-

Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Bidang Rehabilitasi BNN

diberikan kewenangan dan tugas pokok sebagai salah satu dari 3 (tiga) pilar

lembaga BNN, yakni: meningkatkan kemampuan lembaga rehabilitasi medis

dan rehabilitasi sosial pecandu Narkotika, baik yang diselenggarakan oleh

institusi pemerintah maupun komponen masyarakat. Hal tersebut juga tertuang

dalam Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika

Nasional, dimana salah satu fungsi Deputi Bidang Rehabilitasi adalah

pelaksanaan peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan

rehabilitasi sosial bagi penyalahguna dan/atau pecandu narkotika.

Pada rencana strategis tahun 2015-2019 yang telah direviu, target fasilitas

rehabilitasi yang telah beroperasional sesuai standar pelayanan minimal

bertambah 20 setiap tahunnya, dimana tahun 2017 targetnya adalah 140

fasilitas. Kepada fasilitas yang telah memenuhi standar pelayanan minimal

tersebut akan dilakukan penilaian ulang oleh Deputi Bidang Rehabilitasi setiap

2 tahun sekali untuk memonitoring perkembangan standar layanan yang telah

dilakukan.

Definisi operasional indikator kinerja di atas adalah fasilitas rehabilitasi

milik instansi pemerintah dan komponen masyarakat yang mampu dan telah

melakukan layanan rehabilitasi kepada korban penyalahgunaan dan pecandu

narkotika secara berkesinambungan, dengan melakukan layanan rehabilitasi

sampai dengan pascarehabilitasi sesuai dengan standar pelayanan minimal

yang telah disusun secara bersama-sama antara Badan Narkotika Nasional,

Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, serta Kementerian Hukum dan

HAM.

Adapun alur standar layanan rehabilitasi berkesinambungan tersebut

dapat dilihat pada skema di bawah ini:

Page 57:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

34 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Gambar 1.

Alur Standar Layanan Rehabilitasi Berkesinambungan

Rehabilitasi berkelanjutan merupakan suatu program rehabilitasi yang

bertujuan untuk mempersiapkan para pengguna narkoba kembali ke

masyarakat dengan kondisi pulih, produktif, dan berfungsi sosial. Kondisi

tersebut tentu saja tidak dapat diperoleh dalam waktu pendek (6 bulan) seperti

yang disebutkan dalam alur di atas, akan tetapi setiap lembaga rehabilitasi

harus mempersiapkan program rawatan lanjutan yang melibatkan berbagai

stakeholder termasuk masyarakat dimana para pengguna tinggal. Mengingat

penyakit adiksi bersifat kronis dan kambuhan maka kondisi pulih, produktif, dan

berfungsi sosial merupakan impact dari suatu proses terapi dan rehabilitasi

yang dapat berlangsung dalam jangka panjang bahkan mungkin membutuhkan

waktu bertahun-tahun.

Pencapaian indikator kinerja fasilitas rehabilitasi baik milik instansi

pemerintah maupun komponen masyarakat yang beroperasional sesuai

dengan standar pelayanan minimal adalah 127 fasilitas atau 90,7% dari target

140 fasilitas yang terdiri dari 70 fasilitas rehabilitasi milik instansi pemerintah

serta 57 fasilitas rehabilitasi milik komponen masyarakat.

Outcome Jangka Panjang

Page 58:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

35 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Pencapaian indikator kinerja tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.

Pencapaian Indikator Kinerja Fasilitas Rehabilitasi

Pada tahun 2017, jumlah fasilitas rehabilitasi baik milik instansi

pemerintah maupun komponen masyarakat yang diberikan peningkatan

kemampuan adalah sebanyak 849 fasilitas yang terdiri atas 513 fasilitas

rehabilitasi milik instansi pemerintah dan 336 fasilitas rehabilitasi milik

komponen masyarakat. Berdasarkan hasil dari peningkatan kemampuan yang

diberikan kepada 849 fasilitas tersebut, sebanyak 662 fasilitas telah

operasional melakukan pelayanan rehabilitasi kepada pecandu, penyalahguna

dan korban penyalahgunaan narkotika. Fasilitas tersebut terdiri atas 438

fasilitas rehabilitasi milik instansi pemerintah dan 224 fasilitas rehabilitasi milik

komponen masyarakat sebagimana dapat dilihat dalam grafik di bawah ini:

Grafik 7.

Jumlah Fasilitas Rehabilitasi Baik Milik Instansi Pemerintah maupun

Komponen Masyarakat yang Diberikan Peningkatan Kemampuan

Page 59:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

36 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Apabila dilihat dari persebaran fasilitas rehabilitasi yang sudah

operasional di setiap provinsi maka akan terlihat seperti pada tabel di bawah

ini.

Grafik 8.

Persebaran Fasilitas Rehabilitasi yang Sudah Operasional di Setiap

Provinsi

Melalui fasilitas rehabilitasi yang telah operasional tersebut, sebanyak

18.776 orang pecandu, penyalahguna dan korban penyalahgunaan narkoba

telah direhabilitasi. Sebanyak 13.659 orang direhabilitasi di fasilitas rehabilitasi

milik instansi pemerintah, 3.411 orang direhabilitasi di fasilitas rehabilitasi

komponen masyarakat dan 1.706 orang direhabilitasi di Balai Rehabilitasi milik

BNN. Berikut grafik sebaran pecandu, penyalahguna, dan korban

penyalahgunaan narkoba yang direhabilitasi.

Grafik 9.

Sebaran Pecandu, Penyalahguna, dan Korban Penyalahgunaan Narkoba

yang Direhabilitasi

Page 60:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

37 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Selanjutnya kepada fasilitas rehabilitasi milik instansi pemerintah dan

komponen masyarakat yang telah beroperasional melakukan pelayanan

rehabilitasi tersebut dilakukan fasilitasi program pascarehabilitasi. Maksud dari

fasilitasi program pascarehabilitasi ini adalah mendorong fasilitas rehabilitasi

tersebut selain melakukan operasional layanan rehabilitasi, pada akhirnya juga

dapat melakukan layanan pascarehabilitasi yang merupakan kelanjutan dari

layanan rehabilitasi. Dengan demikian pelayanan yang diberikan kepada

pecandu, penyalahguna, dan korban penyalahgunaan narkotika tersebut dapat

terintegrasi, berkesinambungan, dan berkelanjutan. Fasilitas yang dilakukan

oleh Bidang Rehabilitasi melingkupi sosialisasi dan asistensi program serta

pelatihan pelayanan program pascarehabilitasi kepada para petugas di fasilitas

rehabilitasi tersebut. Namun setelah dilakukan fasilitasi program

pascarehabilitasi. Dari 662 fasilitas rehabilitasi yang operasional, terdapat 134

fasilitas rehabilitasi yang akhirnya juga mampu melakukan layanan

pascarehabilitasi. 134 fasilitas tersebut adalah Klinik IPWL BNN, 31 Klinik

Pratama di BNNP, 31 Klinik Pratama di BNNK, 26 BAPAS, 16 RS Bhayangkara,

25 Rumah Damping dan 4 fasilitas rehabilitasi komponen masyarakat.

Grafik 10.

Jumlah Fasilitasi Program Pascarehabilitasi

Dari 134 fasilitas yang melaksanakan program layanan pascarehabilitasi

tersebut, hanya 57 fasilitas yang melaksanakan program rehabilitasi

berkesinambungan mulai dari rehabilitasi sampai dengan pascarehabilitasi.

Sebanyak 57 fasilitas yang lain hanya melaksanakan layanan pascarehabilitasi

Page 61:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

38 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

saja yang merupakan rujukan dari fasilitas-fasilitas rehabilitasi milik instansi

pemerintah maupun komponen masyarakat.

Selanjutnya adalah pelaksanaan penilaian mutu layanan kepada fasilitas

rehabilitasi milik instansi pemerintah dan komponen masyarakat yang sudah

operasional tersebut. Penilaian yang dilakukan terbagi atas 2 (dua) jenis, yaitu

penilaian mutu layanan kepada fasilitas rehabilitasi milik instansi pemerintah

dan penilaian mutu layanan kepada fasilitas rehabilitasi komponen masyarakat.

Dari kedua jenis penilaian tersebut, mulai dari metode yang dilakukan sampai

dengan pengkategorian hasil penilaian adalah berbeda.

Penilaian mutu layanan yang dilakukan kepada fasilitas rehabilitasi milik

instansi pemerintah dilakukan pada lembaga/fasilitas rehabilitasi milik BNN

yaitu Balai Besar/Balai/Loka Rehabilitasi dan Klinik BNN/BNN

Provinsi/Kabupaten/Kota. Standar Pelayanan Minimal dibuat sebagai acuan

bagi lembaga rehabilitasi milik BNN dalam menyelenggarakan pelayanan

rehabilitasi berkelanjutan yang terstandar untuk pecandu dan korban

penyalahgunaan narkotika. Oleh karena itu, dilakukan penilaian untuk

memastikan implementasi layanan rehabilitasi sesuai dengan standar yang

telah ditentukan. Penilaian dilakukan dengan metode wawancara

menggunakan Instrumen Penilaian Standar Pelayanan Rehabilitasi bagi

Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkotika, telaah dokumen, dan

observasi. Instrumen tersebut mencakup 6 komponen yang dinilai yaitu

Kelembagaan, Jenis Pelayanan, SDM, Sarana dan Prasarana, Rekam

Rehabilitasi, dan Pengendalian Program. Nilai yang diperoleh kemudian

dikategorikan sebagaimana tabel di bawah ini.

Tabel 8.

Kategori Penilaian Standar Pelayanan Minimal Fasilitas Rehabilitasi

Instansi Pemerintah

KATEGORI INTERPRETASI

A Fasilitas tersebut telah memenuhi 81-100% dari standar yang

telah ditetapkan. Lembaga rehabilitasi dapat dijadikan role

model bagi unit/lembaga lain

B Fasilitas tersebut memenuhi 61-80% dari standar yang telah

ditetapkan.

Page 62:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

39 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

C Fasilitas tersebut hanya memenuhi 46-60% dari standar yang

telah ditetapkan. Lembaga tersebut merupakan prioritas yang

memerlukan dukungan tergantung dari variabel masing-

masing sesuai kebutuhan unit/lembaga tersebut

D Fasilitas tersebut hanya dapat memenuhi 45% atau kurang

(tidak memenuhi) dari standar yang telah ditetapkan. Lembaga

tersebut merupakan prioritas utama yang memerlukan

dukungan tergantung dari variabel masing-masing sesuai

kebutuhan unit/lembaga tersebut.

Berikut ini data fasilitas rehabilitasi instansi pemerintah yang

mendapatkan penilaian dari BNN sebagaimana tabel di bawah ini:

Tabel 9.

Fasilitas Rehabilitasi Instansi Pemerintah yang Operasional sesuai

dengan Standar Pelayanan Minimal

No. Provinsi No. Lembaga Kategori

1 Sulawesi Selatan

1 Balai Rehabilitasi Baddoka A

2 Klinik Adi Pradana BNNP Sulsel B

3 Klinik Marannu Deceng BNNK Bone B

2 Jawa Barat

4 Balai Besar Rehabilitasi Lido B

5 Klinik BNNK Depok B

6 Klinik BNNP Jabar B

3 Kalimantan Timur

7 Balai Rehabilitasi Tanah merah A

8 Klinik BNNP Kaltim A

9 Klinik BNNK Samarinda A

10 Klinik BNNK Balikpapan B

4 Kepulauan Riau

11 Loka Rehabilitasi Batam B

12 Klinik BNNP Kepri C

13 Klinik BNNK Batam C

5 Lampung 14 Klinik BNNP Lampung B

15 Loka Rehabilitasi Kalianda B

6 Sumatera Utara

16 Loka Rehabilitasi Deli Serdang B

17 Klinik BNNP Sumut A

18 Klinik BNNK Deli serdang A

19 Klinik BNNK Binjai C

7 Jambi

20 Klinik BNNP Jambi B

21 Klinik BNNK Jambi B

22 Klinik BNNK Batanghari C

8 Aceh 23 Klinik BNNP Aceh A

9 Riau

24 Klinik BNNP Riau B

25 Klinik BNNK Pekanbaru A

26 Klinik BNNK Palalawan A

10 Kalimantan Tengah 27 Klinik BNNP Kalimantan Tengah B

11 Sulawesi Utara 28 Klinik BNNP Sulut B

29 Klinik BNNK Manado C

12 Sulawesi Barat 30 Klinik BNNP Sulawesi Barat A

Page 63:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

40 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

No. Provinsi No. Lembaga Kategori

13 Sulawesi Tenggara

31 Klinik BNNP Sultra B

32 Klinik BNNK Kendari B

33 Klinik BNNK Kolaka B

14 Papua 34 Klinik BNNP Papua B

35 Klinik BNNK Jayapura A

15 Papua Barat 36 Klinik BNNP Papua Barat A

16 Bali 37 Klinik BNNP Bali A

38 Klinik BNNK Badung B

17 DI Yogyakarta 39 Klinik BNNP DI Yogyakarta A

18 Jawa Tengah 40 Klinik BNNP Jawa Tengah A

19 Maluku Utara 41 Klinik BNNP Maluku Utara A

20 Kalimantan Barat 42 Klinik BNNP Kalbar B

21 NTT 43 Klinik BNNP NTT B

44 Klinik BNNK Kupang B

22 Banten 45 Klinik BNNP Banten B

46 Klinik BNNK Tangsel B

23 NTB 47 Klinik BNNP NTB B

48 Klinik BNNK Mataram A

24 Gorontalo 49 Klinik BNNP Gorontalo A

25 Kalimantan Selatan 50 Klinik BNNP Kalsel A

51 Klinik BNNK Banjarmasin A

26 Ambon 52 Klinik BNNP Maluku A

27 Sumbar 53 Klinik BNNP Sumbar B

54 Klinik BNNK Payakumbuh C

28

Babel

55 Klinik BNNP Kep. Babel B

56 Klinik BNNK Pangkal Pinang B

29 Sumsel 57 Klinik BNNP Sumsel B

58 Klinik BNNK Ogan Ilir B

30

DKI Jakarta

59 Klinik BNNK Jakarta Selatan B

60 Klinik BNNK Jakarta Utara B

61 Klinik BNNP DKI Jakarta B

62 Klinik BNNK Jakarta Timur A

63 Klinik IPWL BNN Pusat B

31 Sulawesi tengah 64 Klinik BNNP Sulawesi Tengah B

65 Klinik BNNK Palu C

32 Jawa Timur

66 Klinik BNNP Jatim B

67 Klinik BNNK Sidoarjo B

68 Klinik BNNK Batu B

33 Bengkulu 69 Klinik BNNP Bengkulu A

70 Klinik BNNK Bengkulu Selatan A

Berdasarkan hasil penilaian terhadap 70 fasilitas tersebut diketahui bahwa

fasilitas mendapatkan penilaian B masih lebih besar yaitu 56%, sedangkan

fasilitas yang mendapatkan penilaian A sebanyak 34%, dan fasilitas

mendapatkan nilai C sebanyak 10%.

Page 64:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

41 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Grafik 11.

Penilaian terhadap 70 Fasilitas Rehabilitasi Instansi Pemerintah

Sedangkan penilaian yang dilakukan kepada fasilitas rehabilitasi

komponen masyarakat yang sudah beroperasional dilakukan kepada fasilitas

yang melakukan layanan rehabilitasi dengan setting layanan rawat inap sosial,

rawat jalan sosial, rawat inap medis, dan rawat jalan medis. Format penilaian

versi 2017 terdiri atas demografi lembaga dan 5 (lima) aspek penilaian utama

dengan indikator umum dan khusus untuk mengakomodir setting layanan

rehabilitasi di atas.

Tabel 10.

Penilaian Fasilitas Rehabilitasi Komponen Masyarakat yang Sudah

Beroperasional

No. Identitas dan Demografi

Fasilitas Rehabilitasi Aspek Penilaian Utama

1 Nama Fasilitas Kelembagaan

2 Alamat Fasilitas Perangkat Program

3 Nomor Akta Notaris Pelayanan

4 Tanggal Evaluasi Monitoring dan Evaluasi

5 Penanggung Jawab Program Sarana dan Prasarana

6 Tahun Mulai Operasional

7 Setting Layanan

8 Metode Layanan

9 Sumber Pendanaan

10 Komposisi Petugas

11 Pelatihan yang telah Diikuti

24 Klinik34,00%

7 Klinik56,00%

40 Klinik10,00%

Persentase Hasil Penilaian (%)Kategori A Kategori B Kategori C

Page 65:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

42 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Hasil akhir penilaian terdiri dari dua variabel yang berdiri sendiri, yaitu

perangkat umum dan perangkat khusus. Kedua variabel tersebut akan

menentukan total skor akhir (TA) dari lembaga yang dinilai. Bobot dari masing-

masing perangkat umum dan khusus sebagai berikut:

1. Perangkat Umum 70%

2. Perangkat Khusus 30%

Berdasarkan cara penghitungan di atas, maka hasil penilaian standar

pelayanan minimal yang dilakukan kepada fasilitas rehabilitasi komponen

masyarakat dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 11.

Fasilitas Rehabilitasi Komponen Masyarakat yang Operasional sesuai

dengan Standar Pelayanan Minimal

No. Fasilitas Kategori

1 Yayasan Sekar Mawar A

2 Yakita Ciawi A

3 Yayasan Penuai Indonesia B

4 Yayasan Breaktrough Mission A

5 Rumah Cemara Bandung A

6 Fan Campus A

7 Yayasan Agape B

8 Rumah Singgah PEKA A

9 Yayasan Cipta Wening Kuningan B

10 Rumah Sakit Islam Karawang B

11 CBU Kamboja B

12 Rumah Tenjo Laut B

13 Yayasan Katarsis B

14 Yayasan Bina Insan Mandiri B

15 Yayasan Kasih Indonesia Sukabumi B

16 Yayasan Kasih Indonesia Bekasi B

17 Pantura Plus Karawang B

18 Yayasan Mitra Alam B

19 Yayasan Rumah Damai B

20 Yayasan Bambu Nusantara B

21 Yayasan Plato B

22 RS Graha Husada Gresik B

23 Yayasan Orbit B

24 Hayunanto Medical Center (HMC) A

25 Yayasan Doulos Jatim B

26 Ponpes Bidayatussalikin A

27 Yayasan Kapeta A

28 Yayasan Kambal Care B

29 Yayasan Karitas Sani Madani (Karisma) B

30 Yayasan Al Jahu A

31 Yayasan Natura B

Page 66:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

43 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

No. Fasilitas Kategori

32 Lembaga Peduli Masyarakat Siammasei B

33 Yayasan Mitra Husada B

34 LPAIC B

35 Sibolangit Center B

36 Yayasan Caritas PSE A

37 Mutiara Abadi Binjai B

38 Yayasan Medan Plus B

39 Yayasan Bukit Doa Getsemani B

40 Yayasan Santo Yosef (Rumah Kita) A

41 Yayasan Mercusuar Doa B

42 Yayasan Ar-Rahman B

43 Yayasan Intan Maharani B

44 Yayasan New Padoe Jiwa B

45 Klinik Aqila A

46 Yayasan Suci Hati B

47 Yayasan Galilea Palangkaraya A

48 Pontianak Plus B

49 LSM Merah Putih Kota Singkawang B

50 Yayasan Siklus Pekanbaru B

51 Klinik Rehabilitasi Narkoba Ummi Medika B

52 Yayasan Musim Indonesia A

53 Yakeba A

54 Yakita Bali B

55 Aksi NTB B

56 House of Serenity B

57 Lembaga Rehabilitasi Ataraxis B

Adapun grafiknya dapat dilihat seperti di bawah ini:

Grafik 12.

Kategori Fasilitas Rehabilitasi Komponen Masyarakat yang Operasional

sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal

Dari hasil penilaian terhadap fasilitas rehabilitasi komponen masyarakat

tersebut diketahui bahwa 30% lembaga mendapatkan penilaian A. Sedangkan

fasilitas yang mendapatkan penilaian B sebanyak 70%.

Kategori A(17 Fasilitas: 30%)

Kategori B (40Fasilitas: 70%)

Kategori A Kategori B

Page 67:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

44 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Selanjutnya berdasarkan hasil proses pencapaian indikator kinerja

kegiatan Bidang Rehabilitasi di atas, apabila digambarkan dalam grafik maka

akan terlihat seperti di bawah ini:

Grafik 13.

Hasil Proses Pencapaian Indikator Kinerja Kegiatan Bidang Rehabilitasi

Pelaksanaan penilaian mutu layanan yang sesuai dengan standar

pelayanan minimal kepada fasilitas rehabilitasi milik instansi pemerintah dan

komponen masyarakat ini dilaksanakan pada triwulan keempat tahun 2017.

Maka dari itu, data perkembangan jumlah fasilitas rehabilitasi yang operasional

sesuai dengan standar pelayanan minimal tidak dapat dihitung dalam periode

tiga bulanan. Data yang tersedia adalah perkembangan jumlah fasilitas

tersebut dalam periode tahunan.

Sasaran indikator di atas tidak sama dengan sasaran indikator tahun 2015

dan tahun 2016 karena telah dilakukan reviu terhadap Rencana Strategis BNN

dan Deputi Bidang Rehabilitasi Tahun 2015-2019. Walaupun demikian,

kegiatan penilaian standar pelayanan minimal bagi fasilitas rehabilitasi baik

milik instansi pemerintah dan komponen masyarakat telah dilaksanakan sejak

tahun 2013. Jadi, walaupun capaian kinerja indikator sasaran tersebut tidak

dapat diperbandingkan dengan capaian tahun-tahun sebelumnya, namun

Bidang Rehabilitasi telah memiliki data perkembangan jumlah fasilitas

Page 68:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

45 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

rehabilitasi yang telah operasional sesuai dengan standar layanan minimal

tersebut. Adapun data-data tersebut dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:

Grafik 14.

Hasil Proses Pencapaian Indikator Kinerja Kegiatan Bidang Rehabilitasi

Berdasarkan grafik di atas, dapat terlihat bahwa pada tahun 2017 jumlah

fasilitas rehabilitasi yang telah beroperasional dan sesuai dengan standar

pelayanan minimal terus meningkat dari tahun sebelumnya, yaitu meningkat

sebesar 86,7% dari tahun 2015. Selain itu, persentase fasilitas rehabilitasi yang

telah beroperasional dari jumlah fasilitas yang mendapatkan peningkatan

kemampuan adalah 77,9% yang secara signifikan meningkat dari tahun

sebelumnya. Hal ini juga menunjukan kinerja Bidang Rehabilitasi yang lebih

efektif dan efisien dari tahun sebelumnya.

Potret permasalahan di lapangan yang perlu diperbaiki untuk mencapai

hasil kinerja yang lebih optimal adalah:

1. Fasilitas rehabilitasi yang direkomendasikan oleh BNNP dan BNNK untuk

bekerja sama dengan Deputi Bidang Rehabilitasi serta mendapatkan

peningkatan kemampuan lebih banyak merupakan fasilitas sosial dan

kesehatan umum yang akan menyelenggarakan layanan rehabilitasi atau

baru beroperasional selama 1 sampai dengan 2 tahun;

2. Fasilitas rehabilitasi yang sudah pernah bekerja sama dengan Deputi

Bidang Rehabilitasi dan sudah beroperasional namun telah ditunjuk

928

1323

849

326

496

662

12

127 13468

110 129

Fasilitas yang peroleh kat puan Fasilitas yang ops Fasilitas yang laks pasca Fasilitas yang SPM

Page 69:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

46 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

menjadi Institusi Penerima Wajib Lapor oleh Kementerian Kesehatan dan

Kementerian Sosial tidak direkomendasikan lagi oleh BNNP dan BNNK

karena tidak dapat menerima dukungan layanan rehabilitasi lagi dari

BNNP dan BNNK;

3. Pelayanan rehabilitasi pecandu, penyalahguna, dan korban

penyalahgunaan narkoba yang komprehensif, terintegrasi, dan

berkesinambungan belum dapat berjalan di wilayah karena kurangnya

sosialisasi sehingga sistem jejaring yang diharapkan dapat membuka

akses layanan rehabilitasi tidak dapat berjalan; dan

4. Terbatasnya kualitas petugas rehabilitasi dan pascarehabilitasi yang

terampil dan kompeten.

Berdasarkan kendala-kendala tersebut di atas, pada tahun 2018 Deputi

Bidang Rehabilitasi akan memprioritaskan pelaksanaan program pada

kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. Memberikan pembinaan teknis dan asistensi perencanaan, pelaksanaan,

serta evaluasi program kepada BNNP dan BNN Kabupaten/Kota sebagai

pelaksana program di wilayah;

2. Meningkatkan koordinasi, sinkronisasi, dan sinergitas kelembagaan lintas

sektoral di tingkat pusat, tingkat provinsi, dan kabupaten/kota;

3. Pembinaan, bimbingan teknis, serta supervisi program dan klinis yang

lebih optimal kepada fasilitas rehabilitasi yang bekerja sama dengan

Deputi Bidang Rehabilitasi;

4. Mengintensifkan peningkatkan keterampilan dan kompetensi petugas

rehabilitasi dan pascarehabilitasi melalui pelatihan-pelatihan dasar dan

lanjutan dalam bidang pelayanan rehabilitasi dan pascarehabilitasi

pecandu, penyalahguna, dan korban penyalahgunaan narkoba; dan

5. Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala pada layanan yang

diberikan fasilitas rehabilitasi secara berkala dengan melibatkan

BNNP/BNN Kota/Kab sebagai pelaksana di wilayah.

Sistem pendataan terintegrasi antara BNN, BNNP, dan BNNK sehingga

dapat memonitor pecandu yang mengikuti program Pascarehabilitasi.

Page 70:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

47 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Oleh karena masalah penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika

merupakan permasalahan penegakan hukum, untuk itu BNN menetapkan

sasaran strategis berikut ini:

4. Sasaran : Meningkatnya pengungkapan jaringan, penyitaan

barang bukti, dan aset sindikat peredaran gelap narkotika

Pencapaian dari sasaran strategis tersebut di atas, diuraikan melalui 2

(dua) Indikator Kinerja Utama sebagaimana uraian berikut:

No. Indikator Kinerja Utama Target Realisasi % Capaian

1. Jumlah jaringan sindikat tindak

pidana narkotika yang terungkap

24

Jaringan

33

Jaringan

137,50

Jaringan sindikat narkotika merupakan bentuk kejahatan yang terorganisir

(Organized Crime) baik individu maupun kelompok yang melakukan

perencanaan dan aktivitas ilegal yang terjadi di lebih dari satu wilayah atau

negara. Salah satu bentuk Organized Crime ini adalah perdagangan Narkoba

(National Institute of justice, 2007). Aktivitas perdagangan narkotika terdapat di

lebih dari satu negara yang bersifat transnasional. Adapun karakteristik

Organized Crime adalah dengan membentuk sebuah jaringan dalam

melakukan aktivitas kejahatan.

Dalam konteks indikator kinerja ini, bahwa yang dimaksud dengan jumlah

jaringan sindikat kejahatan narkotika yang terungkap adalah kelompok pelaku

tindak pidana peredaran gelap Narkoba yang terorganisir/terstruktur dengan

peran antara lain penyandang dana, pemilik narkotika, produsen, pengendali,

bandar besar, bandar, penjual/pengedar, dan kurir yang berhasil diungkap.

Semula dalam perjanjian kiinerja telah ditetapkan target pengungkapan

jaringan sindikat tindak pidana narkotika tahun 2017 adalah sebanyak 24

jaringan. Namun seiring dengan peningkatan operasional BNN dan kerjasama

dengan negara lain dan instansi/organisasi pemerintah dan komponen

masyarakat serta dukungan teknologi yang semakin baik, terpetakan sebanyak

99 jaringan narkoba di Indonesia. Dari jumlah 99 peta jaringan tersebut dapat

Page 71:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

48 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

diungkap sebanyak 33 jaringan yang dapat direalisasikan dengan dibuatkan

dalam Laporan Kasus Narkotika (LKN) dan Laporan Polisi (LP).

Metode pengukuran jaringan sindikat kejahatan narkotika yang terungkap

dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jumlah tersangka dalam satu jaringan sindikat yang terungkap;

2. Peran dari masing-masing tersangka yang tertangkap dalam satu jaringan

sindikat

3. Modus operandi yang digunakan oleh jaringan;

4. Alur transaksi keuangan hasil tindak pidana narkotika;

5. Jenis narkotika yang berhasil disita;

6. Hubungan komunikasi antar person jaringan;

7. Adanya anatomi jaringan sindikat narkotika; dan

8. Hasil pengumpulan informasi jaringan sindikat narkotika direalisasikan

dalam Laporan Kasus Narkotika (LKN) atau Laporan Polisi (LP).

Formula yang digunakan untuk mengukur persentase capaian kinerja

pada indikator kinerja utama yaitu:

No. Indikator

KinerjaUtama Formula

Hasil

Perhitungan Keterangan

1. Jumlah jaringan

sindikat kejahatan

Narkoba yang

terungkap

= (∑RJSKN /∑

TJSKN)*100%

= (24/33)*100%

= 137,50%

- ∑ RJSKN = Jumlah

Realisasi Jaringan

Sindikat Kejahatan

Narkoba

- ∑ TJSKN = Jumlah

Target Jaringan

Sindikat Kejahatan

Narkoba

Dari formula atau rumus di atas diperoleh bahwa persentase capaian

137,50%. Hasil tersebut diperoleh dengan membandingkan realisasi jaringan

sindikat kejahatan narkoba yang berhasil diungkap sejumlah 33 jaringan

dengan target jaringan sindikat kejahatan narkoba yang akan diungkap

sejumlah 24 jaringan dikalikan 100%.

Dari sisi target yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja tahun 2017,

capaian kinerja Bidang Pemberantasan telah melebihi dari target semula yaitu

target 24 dan realisasi sebesar 33 jaringan (137,5%). Walaupun dalam

Page 72:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

49 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

perjalanan waktu telah terpetakan 99 jaringan, namun dalam laporan ini yang

menjadi dasar perhitungan pencapaian target sasaran strategis ini

sebagaimana yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja.

Capaian Bidang Pemberantasan ini berkat dukungan kerjasama dengan

penegak hukum, instansi terkait, dan kerjasama Bilateral dengan agency

internasional dalam sharing informasi jaringan narkotika, koordinasi dan

komunikasi personil antara pusat dan daerah. Dalam pemetaan

jaringan/pengungkapan jaringan terhadap target yang sudah ditetapkan dapat

terorganisir dengan baik serta personel intelijen tingkat pusat dan daerah

mempunyai motivasi yang tinggi dalam pengungkapan jaringan sindikat

narkotika skala internasional/nasional

Perbandingan capaian kinerja digambarkan pada grafik di bawah ini.

Grafik 15.

Jumlah Jaringan Sindikat Kejahatan Narkoba yang Terungkap

Jika dibandingkan capaian tahun 2016 (31 jaringan) dengan capaian

tahun 2017 (33 jaringan) terjadi peningkatan capaian. Peningkatan capaian ini

merupakan prestasi yang perlu di apresiasi mengingat permasalahan

pengungkapan jaringan merupakan pekerjaan yang penuh resiko dan

tantangan yang luar biasa berat.

2224

3133

2016 2017

PERBANDINGAN CAPAIAN TARGET

Series1 Series2TARGET REALISASI

Page 73:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

50 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Faktor keberhasilan pelaksanaan program adalah sebagai berikut:

1. Dukungan Teknologi Intelijen (TI) yang telah dimiliki oleh BNN, khususnya

di Pusat;

2. Terjalinnya kerjasama yang lebih baik antar penegak hukum baik di dalam

negeri maupun di luar negeri, dalam bentuk sharing informasi jaringan

sindikat narkotika;

3. Komitmen yang kuat dari petugas pelaksana lapangan dalam

pemberantasan narkotika yang dilakukan secara profesional;

4. Koordinasi yang semakin baik antara BNN Pusat dengan BNN Provinsi

maupun aparat penegak hukum lainnya;

5. Laporan masyarakat yang langsung ditindaklanjuti oleh aparat BNN; dan

6. Kesigapan petugas dalam pengungkapan jaringan narkotika.

Sedangkan hambatan dan kendala dalam pelaksanaan program kegiatan

adalah:

1. Dalam pemanfaatan peralatan teknologi intelijen, satuan kerja daerah

masih sangat tergantung akan teknologi intelijen yang ada di Pusat;

2. Terbatasnya SDM khususnya di BNNP dan BNN Kabupaten/Kota yang

mempunyai keahlian di bidang narkotika, khususnya punya kualifikasi

bidang analis intelijen dalam kegiatan pengumpulan data jaringan sindikat

narkotika;

3. Untuk pelaksanaan kegiatan di wilayah, kurangnya persamaan

pemahaman dalam pemetaan jaringan sindikat narkotika, sehingga

capaian target kurang maksimal;

4. Peralatan Bantuan Teknologi Intelijen sangat terbatas, sehingga tidak

dapat mengcover kegiatan pengungkapan jaringan sindikat narkotika

yang ada di daerah;

5. Pola komunikasi dari para pelaku yang menggunakan sarana media sosial

(medsos) dan kemampuan peralatan di BNN belum support terhadap

pemantauan Media Sosial yang mengakibatkan jaringan sindikat

narkotika kurang termonitor dengan maksimal; dan

6. Standar Operasional Prosedur (SOP) belum dimanfaatkan secara

maksimal.

Page 74:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

51 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Langkah antisipatif atau rekomendasi ke depan yang akan diambil adalah:

1. Perlu peningkatan sarana dan prasarana teknologi Intelijen yang ada

untuk mendukung kegiatan BNNP dan BNN Kabupaten/Kota;

2. Perlu peningkatan jumlah personil yang bertugas dalam penanganan

intelijen;

3. Perlu peningkatan kemampuan tenaga analis intelijen dengan

memberikan pengarahan tugas, pelatihan teknis analis atau bimbingan

teknis (Bimtek), dan pemetaan jaringan;

4. Meningkatkan koordinasi antara penyelidik dan penyidik, serta antar

aparat penegak hukum lainnya di luar BNN;

5. Perlu peningkatan pengungkapan kasus yang dilakukan pelaku kejahatan

narkotika melalui media sosial dengan membentuk tim cybercrime anti

narkotika di BNN; dan

6. Perlu optimalisasai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada dalam

setiap pelaksanaan tugas operasional.

Bentuk efisiensinya adalah support data hasil analisis jaringan narkotika

yang ada di BNNP akan dikembangkan oleh personil di BNN, kemudian jika

sudah siap dilanjutkan ke tahap penyelidikan guna pemutusan sel jaringan

sindikat narkotika. Dengan demikian, keterbatasan sumber daya manusia

terbantu dengan ketersediaan sarana teknologi intelijen sehingga mampu

mencapai target yang telah ditetapkan.

Jaringan sindikat narkotika yang berhasil diungkap pada tahun 2017

merupakan jaringan sindikat narkotika baru dan tidak ada kaitan dengan

jaringan narkotika yang berhasil diungkap pada tahun-tahun sebelumnya.

Sebagai lanjutan pengungkapan jaringan, BNN menyasar pada Tindak

Pidana Pencucian Uang (TPPU) penetapan ini dimaksudkan dalam upaya

memutus rantai jaringan narkoba dengan tekad yang bulat bahwa para bandar

dan jaringannya harus dimiskinkan. Oleh karena itu, perlu ditingkatkan

penyelidikan harta kekayaan dari para bandar narkotika tersebut, untuk itu

ditetapkan indikator kinerja utama berikut ini:

Page 75:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

52 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

No. Indikator Kinerja Utama Target Realisasi % Capaian

2. Persentase penyelesaian

penyidikan asset (TPPU)

tersangka tindak pidana

narkotika hasil tindak pidana

narkotika

100% 38% 38

Penyelesaian penyidikan asset (TPPU) tersangka tindak pidana narkotika

hasil tindak pidana narkotika merupakan berkas tindak pidana pencucian uang

yang terkait tindak pidana asal narkotika dan prekursor narkotika yang

terungkap dan dilakukan penyidikan, setelah dinyatakan lengkap oleh Jaksa

Peneliti yang kemudian penyerahan tersangka dan barang bukti kepada Jaksa

Penuntut Umum (Tahap II).

Pengukuran berkas perkara tindak pidana pencucian uang hasil tindak

pidana narkotika dan prekursor narkotika yang P-21 adalah perbandingan

kasus perkara dengan target berkas perkara tindak pidana pencucian uang

hasil dari tindak pidana narkotika dan prekusor narkotika yang masih dalam

penyidikan.

Adapun hasil pengukuran berkas perkara tindak pidana pencucian uang

hasil tindak pidana narkotika dan prekursor narkotika yang P-21, sebagai

berikut:

1. Jumlah kasus TPPU yang ditangani selama tahun 2017 adalah 42 berkas;

2. Kasus TPPU yang sudah P21 hingga berakhirnya tahun 2017 adalah 12

berkas dan 4 berkas merupakan penyelesaian kasus tahun 2016,

sehingga total sebesar 16 berkas. Dengan demikian masih terdapat 30

berkas TPPU yang masih dalam proses pengembangan penyidikan tahun

berjalan; dan

3. Maka persentase penanganan kasus adalah persentase keberhasilan

yang sudah P21 dibandingkan dengan jumlah kasus TPPU yang ditangani

adalah: 16/42*100 = 38%.

Page 76:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

53 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Formula yang digunakan untuk mengukur berkas perkara tindak pidana

pencucian uang hasil tindak pidana narkotika dan prekursor narkotika yang P-

21 adalah sebagai berikut:

No. Indikator Kinerja

Utama Formula

Hasil

Perhitungan Keterangan

1. Persentase

penyelesaian

penyidikan asset

(TPPU) tersangka

tindak pidana narkotika

hasil tindak pidana

narkotika

= (Jumlah

TPPUP21/Jumlah

TTPPUP21)*100%

= (16/42)*100%

= 38%

- Jumlah TPPUP21 =

Jumlah Realisasi

berkas perkara TPPU

yang sudah P21

- Jumlah TTPPUP21 =

jumlah Target berkas

perkara TPPU.

Jika dibandingkan capaian kinerja tahun 2016 dengan 2017, secara

kualitas terlihat penurunan. Namun, dari sisi kuantitas penanganan kasus

terdapat peningkatan yang cukup signifikan. Berikut perbandingan capaian

kinerja dengan tahun lalu digambarkan pada grafik di bawah ini.

Grafik 16.

Perbandingan Penanganan Berkas Perkara Tindak Pidana Pencucian

Uang Hasil Tindak Pidana Narkotika dan Prekursor Narkotika yang P-21

Tahun 2016 dan Tahun 2017

Adapun penjelasan pada grafik perbandingan di atas adalah sebagai

berikut:

1. Lanjutan penanganan kasus tahun 2016 telah selesai P-21 di tahun 2017;

2. Pada tahun 2017 masih terdapat berkas perkara yang harus diselesaikan

di tahun 2018 sebanyak 26 berkas; dan

30

42

26

16

2016 2017

Target Realisasi

Page 77:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

54 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

3. Dari persentase kasus, capaian target berkas perkara yang terselesaikan

dan atau P-21 Tahun 2016 sebesar 86% dengan Tahun 2017 sebesar

38%.

Gambaran kekurangan pencapaian target tahun 2017 sebagai berikut:

1. Pengembangan penelusuran aset tersangka Tindak Pidana Pencucian

Uang yang berasal dari narkotika memerlukan waktu yang sangat panjang

guna pengembangan aset tersangka, sehingga untuk pencapaian target

penanganan berkas perkara P-21 tidak dapat dipaksakan harus selesai

dalam tahun anggaran berjalan;

2. Masih minimnya kuantitas dan kualitas penyidik pada BNN dalam

menangani kasus Tindak Pidana Pencucian Uang yang berasal dari

narkotika dan prekusor narkotika;

3. Belum meratanya pemahaman penyidik yang ada di BNN terkait dalam

penanganan kasus tindak pidana pencucian uang yang berasal dari

narkotika dan prekusor narkotika;

4. Perlunya penyamaan persepsi antara instansi terkait dalam penanganan

kasus tindak pidana pencucian uang.

Sebagai tindak lanjut dalam memaksimalkan pencapaian target kinerja

pada tahun 2018 untuk melemahkan jaringan peredaran gelap narkotika

Direktorat Tindak Pidana Pencucian Uang merekomendasi sebagai berikut:

1. Memaksimalkan monitoring dan evaluasi oleh Pembina Fungsi terhadap

penanganan kasus Tindak Pidana Pencucian Uang yang ada di

kewilayahan;

2. Mengusulkan:

a. Penambahan tenaga penyidik khususnya penyidik POLRI yang telah

mempunyai kompetensi dalam penyidikan Tindak Pidana Pencucian

Uang dan memaksimalkan penyidik BNN; dan

b. Pelatihan dan Pembinaan lanjutan kepada penyidik, baik yang

berada di Pusat maupun di kewilayahan tentang penanganan kasus

Tindak Pidana Pencucian Uang secara berkala;

3. Penanganan kasus Tindak Pidana Pencucian Uang yang dilakukan

penyidik di kewilayahan masih pelu pendampingan dari BNN Pusat; dan

4. Meningkatkan koordinasi dengan lembaga perbankan, non perbankan,

maupun instansi terkait lainnya, guna menyatukan pemahaman dalam

penanganan tindak pidana pencucian uang yang berasal dari narkotika

dan prekusor narkotika.

Page 78:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

55 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Sedangkan upaya peningkatan peran organisasi guna mendukung

operasional lembaga, maka BNN menetapkan sasaran strategis sebagai

berikut yaitu:

5. Sasaran : Terwujudnya manajemen organisasi yang

proporsional, profesional, dan produktif

Capaian sasaran strategis di atas, di ukur melalui 4 (empat) indikator

kinerja utama berikut:

No. Indikator Kinerja Utama Target Realisasi % Capaian

1. Opini Laporan Keuangan WTP WTP 100

Opini Laporan Keuangan terdiri dari 4 (empat) jenis, di antaranya:

1. Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)

Opini audit yang diterbitkan jika laporan keuangan dianggap memberikan

informasi yang bebas dari salah saji material. Selain itu, terdapat pula

opini Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelasan (WTP-

DPP). Opini tersebut diterbitkan karena dalam keadaan tertentu auditor

harus menambahkan suatu paragraf penjelasan dalam laporan audit,

meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian atas

laporannya.

2. Wajar Dengan Pengecualian (WDP)

Opini audit yang diterbitkan jika sebagian besar informasi dalam laporan

keuangan bebas dari salah saji material, kecuali untuk hal tertentu yang

menjadi pengecualian.

3. Tidak Wajar

Opini audit yang diterbitkan jika laporan keuangan mengandung salah saji

material, atau dengan kata lain laporan keuangan tidak mencerminkan

keadaan yang sebenarnya.

4. Tidak menyatakan Pendapat

Opini jenis ini diberikan jika pemeriksa (auditor) tidak bisa meyakini

apakah laporan keuangan wajar atau tidak.

Page 79:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

56 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Capaian dari kinerja indikator ini adalah nilai hasil pemeriksaan/audit yang

dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan terhadap laporan keuangan Badan

Narkotika Nasional atas kinerja serta pertanggungjawaban pelaksanaan APBN

Tahun Anggaran 2016 yang diperoleh pada tahun 2017, sedangkan penilaian

laporan keuangan tahun 2017 menjadi laporan nilai capaian pada tahun 2018.

Ini merupakan tahun kedua Badan Narkotika Nasional mengimplementasikan

akuntansi berbasis akrual dalam penyusunan laporan keuangan sebagaimana

ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah(PP) Nomor 71 Tahun 2010 tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan.

Hasil pemeriksaan BPK RI berupa opini laporan keuangan ini menjadi tolok

ukur (indikator) untuk menilai akuntabilitas Badan Narkotika Nasional. Hasil

pemeriksaan BPK-RI, baik dari sisi akademis dan aplikasi di lapangan, dapat

menaikkan atau menurunkan tingkat kepercayaan pemangku kepentingan atas

pelaporan yang disajikan oleh pihak yang diperiksa (auditan/auditee),dalam hal

ini Badan Narkotika Nasional. Untuk tahun 2016, Badan Narkotika Nasional

kembali memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian atas hasil pemeriksaan

BPK seperti opini yang diperoleh ditahun 2015.

Tabel 12.

Kondisi Pertanggungjawaban Keuangan pada Badan Narkotika Nasional

dalam Opini BPK RI

NO. TAHUN ANGGARAN OPINI

1. 2008 WTP dengan Paragraf Penjelasan

2. 2009 WTP dengan Paragraf Penjelasan

3. 2010 WTP dengan Paragraf Penjelasan

4. 2011 WTP

5. 2012 WTP

6. 2013 WTP dengan Paragraf Penjelasan

7. 2014 WTP

8. 2015 WTP

9. 2016 WTP

Beberapa faktor yang menyebabkan keberhasilan capaian kinerja adalah

sebagai berikut:

1. Dalam penyusunan RKA-K/L wajib disesuaikan dengan program

pemerintah, renstra, renja, dan kebijakan lain serta peraturan

Page 80:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

57 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

perundangan lain sampai dengan kesesuaian dengan standar biaya dan

kesesuaian akun agar dalam pelaksanaan anggaran dan

pertanggungjawaban hingga pelaporan keuangan dapat dilaksanakan

secara efektif dan efisien;

2. Seluruh satuan kerja di lingkungan BNN menyusun dan menyampaikan

laporan keuangan secara berjenjang dan tepat waktu;

3. Laporan keuangan yang disusun oleh seluruh Satker di lingkungan BNN

harus sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah dan pos/akun dan

kejadian penting lainnya wajib diungkapkan secara detail di dalam CALK

sesuai dengan kondisi kejadiannya secara akuntabel, transparan, dan

dapat ditelusuri;

4. Laporan BNN (semester/tahunan) yang disampaikan kepada

Kementerian Keuangan setelah dilakukan reviu oleh Inspektorat Utama;

5. Pertanggungjawaban keuangan atas pelaksanaan pencairan APBN

dibuat/disusun sesuai ketentuan peraturan perundangan dan

keterjadiannya;

6. Seluruh dokumen pertanggungjawaban keuangan dapat dibuktikan,

ditelusuri, dan sesuai dengan kejadiannya;

7. Dalam proses pencairan realisasi APBN, seluruh fungsi pengelola

keuangan melakukan verifikasi dan pemeriksaan dokumen serta

menyimpannya secara rapih dan tertib untuk menghindari

kesalahan/kecurangan sehingga proses pengendalian internal dapat

terwujud;

8. Pembinaan pengelolaan keuangan di lingkungan Badan Narkotika

Nasional, guna meningkatkan pemahaman seluruh Satker tentang

pengelolaan keuangan secara mandiri. Dalam rangka pembinaan

terhadap Satker-satker, Biro Keuangan senantiasa mengadakan kegiatan

penyusunan laporan keuangan secara tertib dan tepat waktu sehingga

tidak terjadi keterlambatan dalam penyampaian laporan keuangan

kepada Pemerintah melalui Menteri Keuangan;

9. Monitoring dan evaluasi pengelolaan keuangan di lingkungan Badan

Narkotika Nasional, guna untuk memonitor sejauh mana kesiapan Satker-

Page 81:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

58 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

satker dalam penyajian Laporan Keuangan yang sesuai dengan Standar

Akuntansi Pemerintahan (SAP); dan

10. Kerja sama dengan Balai Pendidikan dan Pelatihan Kementerian

Keuangan dalam hal penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknis

pengelolaan dan pelaporan keuangan di lingkungan Badan Narkotika

Nasional yang melibatkan PPK, bendahara, dan Unit Akuntansi. Kegiatan

ini dimaksudkan agar para pengelola keuangan di masing-masing Satuan

Kerja dapat mengelola anggaran sesuai dengan ketentuan-ketentuan

yang telah ditetapkan dan para unit akuntansi dapat menyusun laporan

keuangan sesuai SAP dan menyampaikannya secara berjenjang dan

tepat waktu.

Keberhasilan pencapaian target kinerja berupa Opini Wajar Tanpa

Pengecualian yang diperoleh BNN tidak lepas dari nilai kualitas laporan

keuangan yang disajikan. Ketepatan waktu dan keakuratan dalam penyusunan

laporan keuangan menjadi salah satu faktor penting dalam menilai kualitas

laporan keuangan. Selain itu, kelengkapan serta kepatuhan satuan kerja dalam

pelaporan keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan

juga menjadi ukuran dalam menilai kualitas laporan keuangan.

Seluruh satuan kerja di lingkungan Badan Narkotika Nasional adalah

sebagai entitas akuntansi yang dalam menyusun dan menyampaikan Laporan

Keuangan harus mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan serta tepat

waktu dalam penyampaiannya secara berjenjang. Penyusunan laporan

keuangan Badan Narkotika Nasional pada Tahun Anggaran 2016 telah

mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan serta disusun dan disajikan dengan basis akrual

sehingga akan mampu menyajikan informasi keuangan yang transparan,

akurat dan akuntabel. BNN telah mencapai hasil yang optimal dengan

terlaksananya laporan keuangan yang sesuai Sistem Akuntasi Pemerintah

(SAP) serta tersajinya laporan keuangan yang akurat, akuntabel, transparansi

dan dapat dipertanggungjawabkan, dan mendapat opini Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP).

Page 82:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

59 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Indikator kinerja kegiatan selanjutnya adalah indeks kepatuhan

penyelenggaraan layanan pembayaran tunjangan pegawai. Gaji dan tunjangan

pegawai merupakan kompensasi baik dalam bentuk uang maupun barang yang

diberikan kepada pegawai pemerintah, baik yang bertugas di dalam maupun di

luar negeri sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan.

Gaji dan tunjangan yang harus dibayarkan kepada pegawai pemerintah

berupa gaji pokok dan berbagai tunjangan yang diterima berkaitan dengan jenis

dan sifat pekerjaan yang dilakukan (tunjangan istri/suami, tunjangan anak,

tunjangan jabatan/yang dipersamakan dengan tunjangan jabatan, tunjangan

kompensasi kerja, tunjangan perbaikan penghasilan, tunjangan beras,

tunjangan pajak penghasilan, tunjangan irian jaya/papua, tunjangan

pengabdian wilayah terpencil, dan tunjangan umum) baik dalam bentuk uang

maupun barang. Sampai dengan Tahun Anggaran 2017, Biro Keuangan dalam

pencapaian kinerja terkait dengan indeks kepatuhan penyelanggaraan

pembayaran tunjangan pegawai mencapai skala 4 dari target 4 dengan capaian

75%

Selain keberhasilan di atas, dalam pencapaian target Kinerja Tahun

Anggaran 2017, beberapa kendala yang masih dihadapi, antara lain:

1. Masih kurangnya jumlah sumber daya manusia, sehingga terdapat satu

pegawai melaksanakan beberapa tugas/fungsi/jabatan;

2. Sumber daya manusia yang sering berganti dan sebagian besar tenaga

kontrak karya;

3. Kurangnya pegawai yang memahami/menguasai standar, prosedur, dan

peraturan terkait akuntansi, laporan keuangan, dan pertanggungjawaban

keuangan, serta pengendaliannya;

4. Masih terdapat beberapa Satker yang mengirimkan pesertanya adalah

bukan pelaksana/operator akuntansi dan penyusun laporan keuangan

dalam kegiatan penyusunan laporan keuangan BNN;

5. Kurang adanya perhatian dari sebagian pimpinan Satker terkait

pentingnya pelaporan keuangan; dan

6. Frekuensi perubahan kebijakan pemerintah yang cukup banyak dan cepat

terkait akuntansi dan pelaporan keuangan.

Page 83:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

60 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Tindak lanjut atas rekomendasi tahun lalu dan langkah-langkah antisiatif

yang diambil:

1. Pelaksanaan kerja sama dan instansi eksternal terkait (Kementerian

Keuangan, BPKP, dan BPK RI) dalam rangka peningkatan kemampuan

personil dalam pengelolaan dan pelaporan keuangan;

2. Pelaksanaan kerja sama dengan seluruh Satker internal: Settama BNN,

Inspektorat Utama, dan Deputi Bidang, serta Balai Pendidikan dan

Pelatihan BNN dalam rangka pembinaan dan peningkatan kemampuan

personil;

3. Monitoring dan evaluasi pengelolaan keuangan di lingkungan BNN, guna

untuk memonitor sejauh mana kesiapan Satker-satker dalam penyajian

Laporan Keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan

(SAP); dan

4. Pembinaan pengelolaan keuangan di lingkungan Badan Narkotika

Nasional, guna meningkatkan pemahaman seluruh Satker tentang

pengelolaan keuangan secara mandiri.

No. Indikator Kinerja Utama Target Realisasi % Capaian

2. Nilai LKIP B B 100

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) merupakan

pertanggungjawaban instansi pemerintah atas pelaksanaan program dan

kegiatan sebagaimana yang diperjanjikan oleh para pemangku kepentingan di

awal tahun anggaran dan dibuat secara periodik baik secara triwulan dan

tahunan. Laporan tersebut harus menggambarkan realisasi capaian program

dari setiap kegiatan sesuai dengan sasaran strategis/program dan indikator

kinerja yang diperjanjikan dalam mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi

secara tepat guna, berhasil guna, bersih, dan bertanggungjawab.

Untuk maksud tersebut, Presiden mengeluarkan Peraturan Presiden

Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah, yang menugaskan Kemenpan & RB sebagai Lembaga yang diberi

kewenangan mengkoordinir melakukan evaluasi kinerja

Kementerian/Lembaga, dengan unsur-unsur penilaian:

Page 84:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

61 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

1. Perencanaan Kinerja

2. Pengukuran Kinerja

3. Pelaporan Kinerja

4. Evaluasi Kinerja

5. Pencapaian Kinerja

Berdasarkan penilaian kinerja BNN (hasil sementara atas laporan kinerja

BNN atas evaluasi Kemenpan & RB), atas unsur-unsur penilaian tersebut di

atas, secara kumulatif BNN mendapatkan nilai kinerja tahun 2017 sebesar

60,05 dengan kategori (B). Meski masih berada pada predikat B, nilai ini

mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu Tahun 2015 sebesar 64,21

dan Tahun 2016 sebesar 62,54. Adapun perbandingan nilai hasil capaian

kinerja tahun 2017 dengan beberapa tahun sebelumya sebagaimana tabel di

bawah ini.

Tabel 13.

Perbandingan Nilai Hasil Capaian Kinerja BNN

No. Komponen yang Dinilai Bobot LAKIP

2015 Bobot

LAKIP

2016

LAKIP

2017

A. Perencanaan Kinerja 30 21,49 30 19,48 19,21

B. Pengukuran Kinerja 25 14,38 25 15,54 14,55

C. Pelaporan Kinerja 15 10,56 15 9,36 8,68

D. Evaluasi Kinerja 10 6,90 10 6,17 6,03

E. Capaian Kinerja 20 10,88 20 11,99 11,58

Hasil Nilai Evaluasi 100 64,21 100 62,54 60,05

Tingkat Akuntabilitas Kinerja - B - B B

Berdasarkan catatan dari evaluator, diperoleh beberapa faktor yang

menyebabkan turunnya nilai kinerja BNN sebagai berikut:

1. Kinerja BNN belum sepenuhnya menjawab mandat undang-undang dan

RPJMN;

2. Logical framework yang telah dibangun tidak diacu dalam penyusunan

perencanaan kinerja;

3. Laporan kinerja masih bersifat formalitas dan belum terdapat arah

perbaikan ke depan yang akan dilaksanakan;

4. Evaluasi internal belum mampu memacu perubahan tata kelola internal;

dan

Page 85:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

62 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

5. Keterbukaan informasi tentang kinerja (dokumen perencanaan maupun

laporan kinerja) belum dilaksanakan.

Jika dilihat dari Catatan Evaluasi SAKIP di atas, maka catatan tersebut

dapat dikelompokan dalam 2 (dua) kategori faktor penyebab yaitu:

1. Faktor Kebijakan (poin 1 dan 2); dan

2. Faktor Teknis Pelaksanaan dan Pengawasan (poin 3, 4, dan 5).

Faktor kebijakan terkait dengan dilakukannya reviu renstra pada tahun

2017 yang menyebabkan seakan terjadi downgrade target kinerja dan

framework yang telah disusun sebelumnya. Reviu perlu dilakukan agar kinerja

yang diperjanjikan dapat lebih terukur “SMART (Specific Measurable

Achievable Realistic Timely)”, dengan mempertimbangkan sumber daya

(resources) dan infrastruktur BNN yang masih sangat terbatas. Dengan

demikian konsep ideal dalam mencapai sasaran jangka menengah dikaji dan

direviu menjadi sasaran yang implikasinya dapat dicapai dalam rencana jangka

panjang.

Faktor Teknis Pelaksanaan dan Pengawasan sebagaimana dalam poin 3,

4, dan 5 lebih disebabkan:

1. Satuan kerja di BNN belum seluruhnya paham dan mengerti yang menjadi

sasaran dan target kinerja;

2. Sistem aplikasi monevgar (e-lkip) sebagai tools monitoring dan evaluasi

belum digunakan secara optimal;

3. Keterbukaan informasi dan permasalahan yang ada belum dieksplor

sebagai rekomendasi perbaikan ke depan; dan

4. Tindak lanjut atas rekomendasi tahun-tahun sebelumnya belum dilakukan

secara konsisten.

Berdasarkan permasalahan yang disebutkan di atas, beberapa hal upaya

perbaikan ke depan yang perlu dilakukan oleh BNN adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan kapasitas perencanaan melalui bimtek maupun diklat

bekerjasama dengan Balai Diklat BNN dan instansi terkait;

2. Secara konsisten melakukan analisa dan evaluasi kinerja ditindaklanjuti

dengan perbaikan yang akan dituangkan dalam dokumen LKIP;

Page 86:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

63 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

3. Evaluasi secara berkala dan penerapan sistem reward and punishment

atas pencapaian kinerja satuan kerja;

4. Optimalisasi penggunaan sistem aplikasi Monevgar BNN sebagai tools

kontrol, komunikasi, dan monitoring evaluasi capaian kinerja mulai pusat

hingga kewilayahan. Sistem aplikasi Monevgar BNN memfasilitasi fitur-

fitur monitoring, evaluasi, dan pengendalian kinerja mulai dari level output,

indikator kinerja kegiatan, indikator kinerja program, hingga indikator

kinerja utama BNN. Hal tersebut terprogram dalam bentuk web base

secara sistematis, terstruktur, logical frame analysis dengan cascading

kinerja, dikenal dengan e-lkip dan dashboard kinerja BNN; dan

5. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi secara langsung dan

berkesinambungan kepada stakeholder untuk mengukur kinerja BNN

(aspek manfaat) dalam menjalankan program P4GN.

Pada akhir tahun 2017 telah dilakukan Pengukuran Aspek Manfaat di 18

Provinsi di Indonesia, guna mengetahui sejauh mana perubahan yang

dirasakan oleh masyarakat atau pemangku kepentingan atas intervensi

program P4GN yang dilakukan oleh BNN. Kegiatan tersebut dilakukan melalui

Focus Group Discussion (FGD) dan pengisian kuesioner oleh peserta yang

berasal dari berbagai kelompok masyarakat dan instansi pemerintah, dengan

hasil indeks nilai aspek manfaat sebesar 3,36 dalam skala 4 likert atau dengan

capaian nilai 84 jika dikonversi ke dalam persentase, secara rinci terlampir

dalam lampiran.

Formula yang digunakan untuk mengukur persentase capaian kinerja

pada indikator kinerja utama “Nilai LKIP”, adalah sebagai berikut:

No. Indikator Kinerja

Utama Formula

Hasil

Perhitungan Keterangan

1. Nilai Akuntabilitas

Kinerja BNN

= RNA /TNA*100%

Konversi nilai:

B = 1

CC = 0.5

C = 0.25

= (1/1)*100%

= 100%

- RNA = Realisasi Nilai

Akuntabilitas

- TNA = Target Nilai

Akuntabilitas

Page 87:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

64 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Adapun Indikator Kinerja Utama lainnya yang terkait langsung dengan

sasaran strategis di atas sebagaimana uraian di bawah ini:

No. Indikator Kinerja Utama Target Realisasi % Capaian

3. Nilai Indeks Reformasi Birokrasi

BNN

60 66,27 110,45

Reformasi Birokrasi merupakan agenda nasional dimana pemerintah

mengharapkan terciptanya tata kelola pemerintahan yang lebih baik.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design

Reformasi Birokasi, pelaksanaan reformasi birokrasi bertujuan untuk:

1. Mengurangi dan akhirnya menghilangkan setiap penyalahgunaan

kewenangan publik oleh pejabat di instansi yang bersangkutan;

2. Menjadikan negara yang memiliki most-improved bureaucracy;

3. Meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat;

4. Meningkatkan mutu perumusan dan pelaksanaan kebijakan/program

instansi;

5. Meningkatkan efisiensi (biaya dan waktu) dalam pelaksanaan semua segi

tugas organisasi; dan

6. Menjadikan birokrasi Indonesia antisipatif, proaktif, dan efektif dalam

menghadapi globalisasi dan dinamika perubahan lingkungan strategis.

Badan Narkotika Nasional sebagai salah satu Lembaga Pemerintah Non

Kementerian (LPNK) telah melaksanakan reformasi birokrasi sejak tahun 2011.

Pelaksanaan reformasi birokrasi telah dilaksanakan sesuai dengan arah yang

telah ditetapkan, untuk itu dilakukan monitoring dan evaluasi berkala guna

mengetahui sejauhmana kemajuan dari hasil pelaksanaannya.

Kementerian PAN & RB sebagai lembaga yang berwenang dalam

pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan reformasi birokrasi

di seluruh Kementerian/Lembaga berpedoman pada Peraturan Menteri PAN &

RB Nomor 1 Tahun 2012 tentang Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi

Birokrasi (PMPRB) sebagaimana yang telah diperbarui dengan Peraturan

Menteri PAN & RB Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi

Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah.

Page 88:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

65 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

PMPRB digunakan sebagai instrumen untuk mengukur kemajuan

pelaksanaan reformasi birokrasi secara mandiri, yang akan dievaluasi oleh Tim

Kementerian PAN & RB. PMPRB terdiri dari 2 (dua) komponen penilaian, yaitu

pengungkit dan hasil, dengan capaian pada tahun 2017 sebesar 66,27.

Capaian kinerja tersebut telah melebihi target yang telah ditetapkan

sebelumnya dengan indeks PMPRB sebesar 60, namun nilai capaian ini

menurun jika dibandingkan dengan capaian tahun 2016 yaitu sebesar 68,81

sebagaimana tergambar dalam grafik di bawah ini.

Grafik 17.

Perbandingan Capaian Nilai Indeks Reformasi Birokrasi BNN

Nilai sementara yang dikeluarkan oleh Kementerian PAN & RB pada saat

Exit Meeting tanggal 20 Desember 2017 dan perbandingan capaian dengan

tahun lalu pada masing-masing komponen penilaian adalah sebagai berikut:

NO. KOMPONEN PENILAIAN NILAI

MAKS

NILAI

2016 2017* 2017**

A. PENGUNGKIT

1. Manajemen Perubahan 5,00 3,44 4,4 2,91

2. Penataan Peraturan Perundang-

Undangan

5,00 1,446 3,75 1,46

3. Penataan dan Penguatan

Organisasi

6,00 4,01 6,00 4,01

55

68,8160

66,27

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Target Capaian

PMPRB BNN

Tahun 2016 Tahun 2017

Page 89:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

66 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

4. Penataan Tata Laksana 5,00 3,34 4,46 3,21

5. Penataan Sistem Manajemen SDM 15,00 12,47 14,08 12,06

6. Penguatan Akuntabilitas 6,00 2,95 6,00 1,92

7. Penguatan Pengawasan 12,00 7,22 9,58 7,02

8. Peningkatan Kualitas Pelayanan

Publik

6,00 4,09 5,3 4,08

Sub Total Komponen Pengungkit 60,00 38,98 53,58 36,37

B. HASIL

1. Nilai Akuntabilitas Kinerja 14,00 8,99 8,76 8,76

2. Survey Internal Integritas

Organisasi

6,00 3,86 3,58 3,86

3. Survey Eksternal Persepsi Korupsi 7,00 5,50 5,285 5,50

4. Opini BPK 3,00 3,00 3,00 3,00

5. Survey Eksternal Pelayanan Publik 10,00 8,48 8,2 8,48

Sub Total Komponen Hasil 40,00 29,83 28,83 29,60

INDEKS REFORMASI BIROKRASI 100,00 68,81 82,4* 66,27

*Nilai Penilaian Mandiri yang dilakukan oleh BNN

**Nilai Semetara yang dikeluarkan oleh Menpan RB

Adapun faktor yang menyebabkan turunnya penilaian kinerja PMPRB

antara lain:

1. Aspek Internal, antara lain:

a. Kinerja BNN belum sepenuhnya menjawab mandat Undang-

Undang;

b. Terdapat indikator kinerja yang belum menggambarkan

tujuan/sasaran strategis yang akan diwujudkan;

c. Logical framework yang telah dibangun tidak diacu dalam

penyusunan perencanaan kinerja;

d. Evaluasi organisasi belum menganalisis kesesuaian antara mandat

(kinerja) yang diharapkan dengan kelembagaan yang ada untuk

memastikan efektivitas organisasi;

e. Pelaksanaan pengendalian internal (pengawasan dari atasan,

mitigasi risiko, dan gratifikasi) belum berjalan baik; dan

f. Belum terlaksananya Monev terkait implementasi Whistle Blowing

System, Penyelesaian pengaduan, dan benturan kepentingan.

Page 90:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

67 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

2. Aspek Eksternal, antara lain:

a. Sasaran pada level BNN Provinsi, masih berorientasi pada output

dan belum mereprentasikan perwakilan BNN pada level provinsi,

begitu juga pada level kabupaten/kota;

b. Pelaksanaan reformasi birokrasi pada BNN belum sepenuhnya

berjalan pada BNNP dan BNNK;

c. One agency one innovation belum terlihat dalam peningkatan

pelayanan publik; dan

d. Survei integritas jabatan menghasilkan bahwa di lingkungan BNN

terdapat:

11,29% memahami tugas dan fungsi serta memahami ukuran

keberhasilan pekerjaan;

83,87% memahami tugas dan fungsi tetapi tidak memahami

ukuran keberhasilan pekerjaan; dan

4,83% tidak memahami tugas dan fungsi serta tidak memahami

ukuran keberhasilan pekerjaan.

Adapun rekomendasi sebagai upaya perbaikan atas permasalahan atau

kendala yang dihadapi adalah sebagai berikut:

1. Aspek Internal, antara lain:

a. Diperlukan peningkatan pemahaman para pemangku jabatan

mengenai pentingnya pelaksanaan reformasi birokrasi;

b. Perlu peningkatan pelaksanaan sosialisasi reformasi birokrasi

kepada di kalangan pegawai BNN;

c. Mengimplementasikan e-government pada layanan utama yang

terintegrasi; dan

d. Melakukan evaluasi kebijakan secara berkala terhadap penanganan

gratifikasi, pengaduan masyarakat, whistler blower system dan

penanganan benturan kepentingan.

2. Aspek Eksternal, antara lain:

a. Menetapkan unit kerja menuju Wilayah Bebas Korupsi dan Wilayah

Birokrasi Bersih dan Melayani; dan

b. Mengusulkan pelayanan publik yang dapat mengikuti Kompetensi

Inovasi Pelayanan Publik.

Page 91:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

68 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Beberapa rekomendasi tahun-tahun sebelumnya yang telah

ditindaklanjuti oleh BNN dalam upaya perbaikan dalam meningkatkan kinerja

PMPRB adalah sebagai berikut:

1. BNN telah menerapkan manajemen perubahan secara sistematis seperti

terbentuknya Tim Reformasi Birokrasi. Tersedia road map reformasi

birokrasi Tahun 2015-2019 dan ditetapkannya agen perubahan;

2. BNN telah mengimplementasikan e-government pada layanan utamanya,

walaupun belum terintegrasi;

3. BNN telah menetapkan usaha peningkatan kualitas layanan publik

dengan menyediakan aplikasi pada beberapa layanan utama secara

online, gratifikasi, SPIP, pengaduan masyarakat, Whistle Blowing System

dan penanganan benturan kepentingan;

4. BNN telah melakukan usaha peningkatan kualitas layanan publik dengan

menyediakan aplikasi pada beberapa layanan utama secara online; dan

5. Sistem Infomasi Manajemen Kepegawaian BNN (SIMPEG BNN) berbasis

web base merupakan bentuk nyata efisiensi penggunaan sumber daya

dalam mencapai sasaran program dan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK).

SIMPEG BNN telah berperan sebagai pemeran utama dalam

mewujudkan reformasi birokrasi yang semakin baik. Hal ini terlihat dari

semakin mudahnya pegawai mendapatkan segala informasi dan

berinteraksi terkait kepegawaian dan tata kelola organisasi.

No. Indikator Kinerja Utama Target Realisasi % Capaian

4. Opini Publik terhadap BNN 70 78,8 112,57

BNN sebagai Lembaga pelayanan publik memberikan layanan tentang

program P4GN. Pelayanan publik dapat dirasakan secara langsung maupun

tidak langsung oleh masyarakat. Hal utama yang ingin dicapai bukan semata-

mata bentuk pelayanan secara langsung kepada masyakarat saja, akan tetapi

lebih mengarah kepada peran BNN dalam berbagai aspek kegiatan meliputi:

Pencegahan, Rehabilitasi, dan Pemberantasan Narkoba. Untuk mengetahui

seberapa besar peran BNN di dalam masyarakat maka perlu dilakukan

pengukuran dalam bentuk opini publik dari masyarakat terhadap layanan BNN.

Dikarenakan adanya keterbatasan untuk mengukur secara umum dampak

Page 92:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

69 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

signifikan dari kegiatan BNN, maka perlu ditentukan indikator-indikator

pengukuran yang akan digunakan untuk mengukur opini publik terhadap

layanan BNN. Sebagai contoh salah satu layanan BNN di bidang

pengungkapan kasus akan sangat sulit untuk mengukur secara detail dampak

signifikan dari pengungkapan kasus tersebut. Hasil dari pengungkapan kasus

belum bisa diukur secara riil kontribusinya terhadap Supply Reduction dan

Demand Reduction.

Opini Publik terhadap BNN adalah pendapat dari perorangan atau

kelompok masyarakat terhadap kegiatan yang dilaksanakan oleh BNN yang

diperoleh melalui metode kuesioner. Metode kuesioner saat ini dianggap paling

relevan guna mengetahui seberapa signifikan layanan yang diberikan oleh BNN

kepada masyarakat sebagai penerima manfaat. Hasil pengukuran layanan

akan menentukan baik tidaknya opini publik terhadap layanan BNN.

Pengumpulan kuesioner dilakukan pada akhir tahun anggaran untuk

melihat dampak dari layanan publik pada tahun anggaran berjalan.

Pengumpulan kuesioner meliputi berbagai hal berkaitan dengan aktivitas

pencegahan, rehabilitasi dan pemberantasan yang merupakan faktor-faktor

pembentuk opini BNN. Ketiga faktor ini yang menjadi pokok pembahasan dan

penekanan kepada responden dalam menilai opini publik terhadap layanan

BNN.

Pemberian kuesioner ditujukan kepada penerima program yang dilakukan

di 18 Provinsi dengan jumlah 587 responden. Pemilihan responden menyasar

segmen pelajar, mahasiswa, dan pekerja. Responden pada segmen ini

dianggap segmen yang paling rentan terhadap bahaya penyalahgunaan

narkotika sebagaimana hasil penelitian BNN bersama Puslitkes UI yang

menyebutkan angka prevalensi Tahun 2017 untuk pekerja dan mahasiswa

sebesar 2,9% lebih tinggi dari angka prevalensi umum Tahun 2017 sebesar

1,77%.

Pengumpulan kuesioner dilakukan secara random yang didahului dengan

mengundang responden pada suatu kegiatan monitoring evaluasi program

P4GN yang dilaksanakan oleh Biro Perencanaan Settama BNN. Hasil

Page 93:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

70 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

kuesioner kemudian diolah melalui Metode Linkert skala 4. Hasil kuesioner

dilakukan analisa atas penilaian/opini responden terhadap layanan yang telah

dilakukan oleh BNN.

Hasil pengukuran opini publik terhadap layanan BNN dikelompokkan

dalam 5 kriteria berdasarkan jawaban kuesioner yang dikonversi dalam bentuk

persentase sebagai berikut:

Tabel 14.

Kriteria Pengukuran Opini Publik terhadap Layanan BNN

NO. KATEGORI KRITERIA

1 < 50% Sangat Kurang

2 > 50% s.d < 60% Kurang

3 > 60% s.d < 80% Cukup

4 > 80% s.d < 90% Baik

5 > 90% Sangat Baik

Pengukuran opini publik terhadap layanan BNN diperoleh hasil

penilaian dengan angka capaian 78,8% (perhitungan penilaian opini publik

terlampir). Hal ini berarti capaian tersebut melebihi target yang telah ditetapkan

sebesar 70% dengan persentase capaian sebesar 112,5%. Namun demikian

hasil perhitungan ini belum dapat menggambarkan capaian riil untuk populasi

secara menyeluruh di Indonesia. Walaupun demikian hasil perhitungan opini

publik ini dapat menjadi barometer capaian pelaksanaan layanan publik BNN.

Berikut adalah gambar hasil evaluasi terkait layanan publik di 18 Provinsi

di Indonesia, sebagai berikut:

Grafik 18.

Persentase Rata-Rata Opini Publik terhadap BNN

70

72

74

76

78

80

82

84

Page 94:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

71 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Dari data di atas, diperoleh informasi bahwa Provinsi Gorontalo

memperoleh nilai opini publik terhadap layanan BNN tertinggi dengan capaian

angka 82,62% disusul oleh Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan

capaian angka 82,60%. Adapun peroleh capaian angka terendah terhadap

opini publik layanan BNN adalah di Provinsi Banten dengan angka capaian

74,77%.

Mengingat pengukuran capaian opini publik pertama kali dilakukan pada

tahun 2017 maka hasil pengukuran saat ini akan menjadi data awal (based

data) untuk pengukuran selanjutnya guna mengetahui perkembangan opini

publik terhadap layanan BNN. Dengan demikian, capaian opini publik tahun

2017 belum dapat dibandingkan dengan capaian tahun-tahun sebelumnya.

Capaian opini publik BNN yang dilakukan pada tahun 2017 apabila

dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan untuk tahun 2017 memiliki

selisih melebihi target sebesar 8,8% yang berarti BNN pada tahun 2017

melebihi target yang telah ditentukan. Untuk layanan tahun 2018 perlu

dilakukan evaluasi guna diperoleh aspek-aspek utama yang mampu

meningkatkan opini publik BNN pada angka capaian yang lebih baik.

Pencapaian keberhasilan perolehan opini publik sebesar 78,8%

disebabkan beberapa hal, yaitu:

1. Upaya menggalang seluruh komponen masyarakat baik instansi

pemerintah, tokoh agama, maupun lembaga sosial masyarakat dalam

kegiatan P4GN.

2. Pembentukan wadah dari kegiatan elemen masyarakat telah diatur dalam

MoU yang dilaksanakan oleh BNN dengan seluruh komponen

masyarakat.

3. Kebijakan pimpinan dalam penegakan hukum juga berperan positif

khususnya dalam penangkapan bandar-bandar besar narkoba seperti

Fredi Budiman, Chandra Halim, Sindikat Aceh, dan beberapa sindikat

internasional. Untuk mendukung peran BNN dalam penegakan hukum

juga dilakukan penyitaan aset tindak pidana pencucian uang (TPPU)

terhadap para bandar narkotika.

Page 95:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

72 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

4. Publikasi kinerja BNN dalam P4GN di berbagai media massa cetak,

elektronik, dan online. BNN saat ini tergabung dalam Forum Bakohumas

di seluruh Kementerian sehingga hal-hal yang memiliki nilai informasi

dapat dikomunikasikan dengan seluruh kementerian. Selain itu, BNN juga

melakukan MoU dengan beberapa stasiun TV untuk menyebarluaskan

informasi atas layanan BNN baik di Bidang Pencegahan, Rehabilitasi,

maupun Pemberantasan Narkotika.

Meskipun demikian, terdapat beberapa kendala yang masih dihadapi

dalam pencapaian target opini publik, di antaranya:

1. Pembentukan opini publik berdasarkan pada kinerja BNN. Publik menilai

BNN dari kinerja yang terpublikasikan oleh media massa. Tanpa adanya

pembentukan dan penggiringan opini publik melalui media informasi maka

persepsi atau citra instansi di mata masyarakat tidak akan terbentuk.

Pembentukan opini publik tersebut juga tidak lepas dari pengaruh

persepsi masyarakat terhadap BNN pada masa lampau;

2. Terbatasnya ketersediaan sarana prasarana BNN baik sarana prasarana

perkantoran, penyuluhan, rehabilitasi, maupun pemberantasan. Untuk

diketahui, bahwa sampai dengan saat ini BNN belum memiliki Gedung

Pusat yang memadai dan representatif untuk menyusun dan

melaksanakan kebijakan P4GN. Gedung yang ada saat ini berstatus

pinjam pakai dari Kepolisian Negara Republik Indonesia;

3. Untuk di beberapa daerah penyediaan gedung perkantoran masih

dilakukan melalui mekanisme sewa (milik pribadi/swasta) dan pinjam

pakai dari Pemerintah Daerah dengan kondisi yang sangat terbatas;

4. Dukungan anggaran untuk kegiatan P4GN dirasa masih kurang dimana

kegiatan satuan kerja daerah (BNNP dan BNN Kabupaten/Kota) masih

banyak diserap untuk pembiayaan kegiatan rutin (perkantoran) belum

optimal untuk kegiatan P4GN; dan

5. Pada satuan kerja daerah juga ditemukan kurangnya ketersediaan

Sumber Daya Manusia sehingga kegiatan P4GN belum dilaksanakan

sesuai SOP yang ditentukan.

Page 96:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

73 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Sebagai rekomendasi terhadap kendala yang dihadapi, upaya untuk

perbaikan tersebut sebagai berikut:

1. Penyediaan Sumber Daya Manusia yang berkualitas serta diberikannya

dispensasi moratorium pengadaan pegawai di lingkungan BNN;

2. Perlu kerja sama yang lebih intens di bidang penyebaran informasi baik

media elektronik, social, maupun cetak;

3. Komitmen kuat dari Pemerintah Pusat untuk penyediaan sarana

prasarana perkantoran, penyuluhan, rehabilitasi, maupun

pemberantasan;

4. Dukungan dari Pemerintah Daerah untuk dukungan penyediaan Lahan

sebagai lokasi pembangunan gedung kantor; dan

5. Komitmen Pemerintah Daerah dalam pemberian dukungan anggaran

P4GN.

B. Realisasi Anggaran

Alokasi anggaran BNN tahun 2017, sebesar Rp 1.942.717.790.000,-

(Satu triliun sembilan ratus empat puluh dua milyar tujuh ratus tujuh belas juta

tujuh ratus sembilan puluh ribu rupiah) dengan realisasi sebesar Rp

1.760.329.519.818 (Satu triliun tujuh ratus enam puluh milyar tiga ratus dua

puluh sembilan juta lima ratus sembilan belas ribu delapan ratus delapan belas

rupiah) atau sebesar (90,6%) untuk mendukung 2 Program yaitu Program

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN dan

Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran

Gelap Narkoba (P4GN) meliputi 3 jenis belanja yaitu:

Tabel 15.

Realisasi Anggaran BNN Tahun Anggaran 2017

JENIS BELANJA PAGU (Rp) REALISASI (Rp) SISA (Rp) %

51 Belanja Pegawai 433.657.322.000 425.447.386.593 8.209.935.407 98,1%

52 Belanja Barang 884.621.813.000 765.743.345.526 118.878.467.474 86,6%

53 Belanja Modal 624.438.655.000 569.138.787.699 55.299.867.301 91,1%

Total 1.942.717.790.000 1.760.329.519.818 182.388.270.182 90,6%

Page 97:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

74 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Adapun gambaran penyerapan anggaran, berdasarkan jenis belanja

adalah sebagai berikut:

1. Belanja Pegawai

Dari Total Pagu sebesar Rp 433.657.322.000,00 yang terserap sebesar

Rp 433.657.322.000,00 (98,1%), Penyerapan anggaran belanja pegawai

sudah optimal, dengan sisa anggaran tersisa sebesar 1,9%.

2. Belanja Barang

Dari Total Pagu sebesar Rp 884.621.813.000,00 yang terserap sebesar

Rp 765.743.345.526,00 (86,6%), Kurang optimalnya penyerapan Pagu

tersebut disebabkan adanya Pengadaan Barang/Jasa yang tidak bisa

dilaksanakan karena waktu yang sangat sempit (APBNP) lelang

pengadaan gagal sampai 2 kali, sedangkan barang yang dilelang

merupakan barang impor (peluru) yang tentunya membutuhkan waktu

yang relatif lama. Kegiatan lelang gagal lainnya terkait dengan pengadaan

yang memerlukan waktu cukup lama (pengadaan meubelair) dan karena

adanya kebijakan pimpinan untuk penghematan pengadaan dan sisa

lelang barang/jasa.

3. Belanja Modal

Dari Total Pagu sebesar Rp 624.438.655.000,00 yang terserap sebesar

Rp 569.138.787.699,00 (91,1%), dengan demikian Belanja Modal masih

menyisakan anggaran sebesar Rp 55.299.867.301,00 (8,9%). Sisa

anggaran tersebut karena adanya sisa-sisa lelang pengadaan dan juga

sebagai akibat adanya tagihan pihak ketiga yang ditolak SPM oleh KPPN

karena sudah melebihi batas waktu pengajuan pembayaran sebagaimana

yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan (KPPN).

Sedangkan komposisi anggaran berdasarkan sasaran Strategis dari

Lembaga adalah sebagai berikut:

Page 98:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

75 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Grafik 19.

Komposisi Pagu BNN per Bidang Tahun Anggaran 2017

Dukungan anggaran dalam rangka meningkatkan daya tangkal (faktor

protektif) masyarakat terhadap pengaruh buruk penyalahgunaan narkoba

adalah sebesar Rp 114.856.806.000,- dengan realisasi sebesar Rp

90.993.188.438,- (79,22%). Penyerapan anggaran yang kurang optimal,

disebabkan adanya pengadaan barang/jasa yang membutuhkan waktu

pelaksanaan yang relatif lama, sehingga pengadaan barang/jasa tidak

dapat di wujudkan sebagaimana rencana semula karena dan adanya

lelang gagal dan terjadi perubahan spektek barang. Pengadaan barang

tidak bisa optimal karena alokasi dana APBNP yang pengesahannya

sudah mendekati akhir tahun anggaran. Walaupun demikian

penanggungjawab program tetap berhasil meningkatkan kemampuan

organisasi Bidang Pencegahan BNN melalui peningkatan sarana

prasarana pemberian informasi kepada masyarakat melalui pemanfaatan

media sosial.

Dukungan anggaran dengan sasaran meningkatnya kesadaran dan

kepedulian masyarakat dalam penanganan P4GN tersedia sebesar Rp

131.042.727.000,- dengan realisasi Rp 122.996.823.707,- (93,86%)

sasaran program telah menunjukkan keberhasilan walaupun belum

optimal, mengingat pencapaian sasaran tersebut memerlukan waktu yang

relatif lama dan perlu kesinambungan program.

Page 99:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

76 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Sedangkan sasaran meningkatnya upaya pemulihan pecandu narkotika

melalui layanan rehabilitasi yang komprehensif dan berkesinambungan

dengan alokasi sebesar Rp 292.531.836.000,- dana yang terealisasi

sebesar Rp. 225.228.807.533,- (79,99%). Dari sisi penyerapan anggaran

dapat dikatakan realisasi sasaran tersebut belum optimal, oleh karena

pencapaian sasaran ini sangat dipengaruhi waktu pelaksanaan dan

koordinasi antar lembaga dan komponen masyarakat.

Untuk sasaran meningkatnya pengungkapan jaringan, penyitaan barang

bukti, dan aset sindikat peredaran gelap narkotika tersedia anggaran

sebesar Rp 490.487.587.000,- dengan realisasi sebesar Rp

444.535.691.618,- (90,63%) pemanfaatan anggaran ini untuk mendukung

sasaran strategis BNN dalam mengungkap jaringan narkotika baik

nasional maupun internasional. Pencapaian sasaran tersebut sangat

membutuhkan dukungan anggaran yang memadai untuk operasional di

lapangan ditambah dengan perlunya penambahan sarana prasarana

yang lebih up to date.

Sementara itu untuk mendukung sasaran terwujudnya manajemen

organisasi yang proporsional, profesional, dan produktif didukung alokasi

anggaran sebesar Rp 824.637.902.000,- terealisasi sebesar Rp

793.391.658.423,- (96,21%) sasaran program ini dimaksudkan guna

mendukung peningkatan organisasi BNN termasuk untuk keperluan gaji

dan tunjangan kinerja personil BNN dan juga untuk pengembangan dan

perawatan sarana prasarana peralatan perkantoran.

Oleh karena Indonesia saat ini darurat Narkoba (narkoba sudah menyebar

sampai kepelosok tanah air, dan sudah menimbulkan banyak korban nyawa

manusia maupun harta benda) semestinya Pagu anggaran untuk mencapai

sasaran strategis tersebut di atas masih sangat kurang memadai, mengingat

wilayah kerja BNN sudah menyebar di 34 Provinsi dan 172 Kabupaten/Kota,

dan 5 Balai/Loka rehabilitasi narkoba, minimnya anggaran tersebut berdampak

pada aktivitas Satker daerah menjadi terbatas.

Dari sisi pengelolaan Kinerja dan Anggaran, BNN telah berpedoman pada

rencana kerja program dan anggaran sesuai dengan fungsi yang ada. Secara

Page 100:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

77 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

umum target kinerja anggaran Satker telah terlaksana, hanya Bidang

Rehabilitasi yang kurang optimal, hal tersebut disebabkan oleh pelaksanaan

evaluasi terhadap pelaksaan rehabilitasi tahun sebelumnya yang berakibat

tidak semua kegiatan dapat terlaksana sejak awal tahun anggaran.

Adapun gambaran realisasi anggaran BNN Tahun 2017 tergambar dalam

grafik berikut ini.

Grafik 20.

Realisasi Anggaran BNN Tahun 2017

Pengukuran nilai kinerja anggaran berpedoman pada Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 249 tahun 2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

Atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian

Negara/Lembaga yang diukur pada 2 (dua) aspek pengukuran yaitu: Aspek

Implementasi dan Aspek Manfaat. Nilai kinerja anggaran dari kontribusi kedua

aspek tersebut adalah 87,21 kategori “Baik”, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 16.

Nilai Kinerja Anggaran BNN Berdasarkan PMK 249 Tahun 2011

No. Aspek Pengukuran Bobot Capaian Bobot x Capaian

1. Aspek Implementasi 33,3% 93,63 31,18

2. Aspek Manfaat 66,7% 84 56.03

Nilai Kinerja Anggaran 87,21

(Kategori “Baik”)

1.942.717.790.0001.760.329.519.818

182.388.270.182

Pagu Realisasi

Page 101:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

78 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Aspek Implementasi meliputi substansi penyerapan anggaran,

konsistensi atas rencana penarikan dana, capaian output, dan efisiensi dengan

capaian kinerja aspek implementasi sebesar 93,63 dengan kategori “Sangat

Baik” sebagaimana gambar berikut ini:

Gambar 3.

Pencapaian Kinerja Anggaran BNN pada Sismonev Kemenkeu

Page 102:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

BAB IV

PENUTUP

Page 103:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

79 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

BAB IV

PENUTUP

1. Pencapaian Target Kinerja Tahun Ketiga RPJMN 2015-2019.

Dari rata-rata capaian dari Pencapaian target kinerja BNN tahun 2017 adalah

sebesar 103%.

2. Pengukuran Kinerja Outcome.

Gambaran pencapaian IKU BNN tahun 2017 adalah sebagai berikut:

Urutan Jumlah

IKU Rentang Capaian %

I. 4 Capaian ≥100% 44,44

II. 4 85% ≤ Capaian < 100% 44,44

III. 0 70% ≤ Capaian < 85% 0

IV. 1 Capaian < 50% 11,12

3. Pengukuran Kinerja Anggaran.

Pencapaian kinerja anggaran BNN tahun anggaran 2017 setelah dilakukan

rekonsiliasi dan berdasarkan PMK 249 tahun 2011 adalah sebesar 87,21%

dengan rincian sebagai berikut:

No. Aspek Pengukuran Bobot Capaian Bobot x Capaian

1. Aspek Implementasi 33,3% 93,63 31,18

2. Aspek Manfaat 66,7% 84 56.03

Nilai Kinerja Anggaran 87,21

(Kategori “Baik”)

4. Langkah yang akan dilakukan untuk meningkatkan kinerja.

a. Peningkatan koordinasi dan pembinaan teknis ke seluruh satuan kerja

sesuai dengan bidang tugas.

b. Peningkatan koordinasi dan kerja sama dengan seluruh instansi

pemerintah dan suwasta serta organisasi kemasyarakatan lain, agar

berperan aktif dalam upaya P4GN.

c. Peningkatan pendidikan personil BNN baik struktural maupun fungsional.

Page 104:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan
Page 105:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 106:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

81 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja BNN Tahun Anggaran 2017

Page 107:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

82 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Page 108:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

83 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Page 109:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

84 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Lampiran 2. Hasil Pengukuran Aspek Manfaat Program P4GN TA. 2017

Bidang Pencegahan

No. Segmen Pengukuran Kinerja Rata-Rata Capaian

(%)

Capaian Likert

Skala 4 Kriteria

Aktivitas Diseminasi Informasi P4GN

1 Kegiatan tatap muka (sosialisasi/talkshow/insert konten) sangat menarik.

86,3% 3,45 (Baik)

2 Suasana kegiatan tatap muka (sosialisasi/talkshow/insert konten) sangat nyaman.

80,7% 3,23 (Baik)

3 Kegiatan tatap muka ini membuat Anda bersemangat untuk mengikutinya hingga akhir acara.

86,0% 3,44 (Baik)

4 Sikap pengisi acara (narasumber/praktisi) sangat ramah. 88,1% 3,52 (Baik)

5 Interaksi pengisi acara (narasumber/praktisi) dengan para peserta sangat interaktif.

85,2% 3,41 (Baik)

6 Kredibilitas narasumber/praktisi yang dihadirkan untuk menyampaikan informasi bahaya penyalahgunaan narkoba sangat kredibel.

85,9% 3,44 (Baik)

7 Materi yang disampaikan oleh narasumber penting untuk saya ketahui.

92,4% 3,69 (Sangat Baik)

8 Saya sangat paham mengenai inti informasi yang disampaikan oleh narasumber pada acara ini.

83,4% 3,33 (Baik)

9 Saya sangat sering melihat iklan bahaya penyalahgunaan narkoba di televisi (lokal/nasional).

82,1% 3,28 (Baik)

10 Setelah melihat iklan bahaya penyalahgunaan narkoba di televisi, saya berniat turut aktif mengajak teman/saudara untuk menghindari penyalahgunaan narkoba.

89,5% 3,58 (Baik)

11 Saya sangat sering mendengarkan iklan bahaya penyalahgunaan narkoba di radio (lokal/nasional).

76,6% 3,06 (Cukup)

12 Setelah mendengarkan iklan bahaya penyalahgunaan narkoba di radio, saya berniat turut aktif mengajak teman/saudara untuk menghindari penyalahgunaan narkoba.

86,8% 3,47 (Baik)

13 Saya memahami isi pesan iklan bahaya penyalahgunaan narkoba di media cetak (surat kabar/majalah).

86,0% 3,44 (Baik)

14 Setelah membaca iklan bahaya penyalahgunaan narkoba di media cetak, saya berniat turut aktif mengajak teman/saudara untuk menghindari penyalahgunaan narkoba.

89,0% 3,56 (Baik)

15 Saya sangat sering melihat iklan bahaya penyalahgunaan narkoba di media online (website/instagram/twitter/facebook/youtube).

79,1% 3,17 (Cukup)

16 Setelah melihat iklan bahaya penyalahgunaan narkoba di media online (website/instagram/ twitter/facebook/youtube), saya berniat turut aktif mengajak teman/saudara untuk menghindari penyalahgunaan narkoba.

87,5% 3,50 (Baik)

17 Souvenir/merchandise yang pernah Anda dapatkan dari BNN, BNNP, atau BNNK sangat menarik.

77,6% 3,11 (Cukup)

18 Saya tahu bahwa ganja, shabu, ekstasi, heroin, dan kokain merupakan jenis-jenis narkotika.

92,6% 3,70 (Sangat Baik)

Page 110:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

85 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

No. Segmen Pengukuran Kinerja Rata-Rata Capaian

(%)

Capaian Likert

Skala 4 Kriteria

19 Saya mengetahui bahwa narkotika adalah jenis zat/obat yang berasal dari tanaman/bukan tanaman, baik sintetis ataupun semi sintetis, yang dapat mengubah kesadaran, menghilangkan rasa nyeri, dan menimbulkan ketergantungan.

91,6% 3,67 (Sangat Baik)

20 Orang yang menyalahgunakan narkoba akan berdampak kepada kesehatannya.

96,4% 3,86 (Sangat Baik)

21 Lingkungan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi seseorang untuk menyalahgunakan narkoba.

92,6% 3,71 (Sangat Baik)

22 Tidak mudah terpengaruh oleh teman merupakan salah satu cara menghindari penyalahgunaan narkoba.

92,8% 3,71 (Sangat Baik)

23 Penyimpangan perilaku dan gangguan mental merupakan dampak buruk dari penyalahgunaan narkoba.

91,9% 3,68 (Sangat Baik)

24 Terhadap teman/saudara yang melakukan penyalahgunaan narkoba, saya tidak mengucilkan, tetapi justru mengajak untuk segera direhabilitasi

91,4% 3,65 (Sangat Baik)

Aktivitas Advokasi: “Setelah Mengikuti Program Pembangunan Berwawasan Anti Narkoba (Bang Wawan), Bapak/Ibu/Sdr mendapatkan manfaat sebagai berikut:”

1 Mendapatkan pengetahuan tentang permasalahan narkoba di Indonesia.

90,3% 3,61 (Sangat Baik)

2 Mengetahui pentingnya peran serta seluruh komponen masyarakat/institusi/pendidikan/ swasta dalam upaya penanggulangan tentang narkoba.

92,1% 3,68 (Sangat Baik)

3 Mengetahui strategi pencegahan dalam upaya penanggulangan narkoba.

86,0% 3,44 (Baik)

4 Mendapatkan peningkatan kualitas sebagai relawan anti narkoba.

84,5% 3,38 (Baik)

5 Mampu menyusun rencana aksi dalam pelaksanaan anti narkoba.

80,4% 3,22 (Baik)

6 Jadwal pelaksanaan Program Bang Wawan sudah efektif. 76,7% 3,07 (Cukup)

7 Program Bang Wawan mendapat dukungan dari masyarakat/institusi/pendidikan/swasta.

81,6% 3,26 (Baik)

8 Secara keseluruhan Program Bang Wawan yang diberikan dapat dipahami.

82,0% 3,28 (Baik)

9 Penggunaan media pembelajaran dalam penyampaian materi program Bang Wawan sangat efektif.

82,2% 3,29 (Baik)

10 Kondisi darurat narkoba Progam Bang Wawan sangat tepat untuk upaya pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.

85,1% 3,41 (Baik)

11 Kegiatan Bang Wawan merupakan program yang inovatif. 83,9% 3,36 (Baik)

12 Narasumber sangat menguasai materi progam Bang Wawan yang disampaikan.

84,2% 3,37 (Baik)

13 Materi yang diberikan saling berkaitan dan berkesinambungan.

84,4% 3,38 (Baik)

14 Narasumber mampu memberikan motivasi. 84,1% 3,36 (Baik)

INDEKS AKUMULATIF CAPAIAN BIDANG PENCEGAHAN

86,5% 3,46 (Baik)

Page 111:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

86 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Bidang Pemberdayaan Masyarakat

No. Segmen Pengukuran Kinerja Rata-Rata Capaian

(%)

Capaian Likert

Skala 4 Kriteria

“Setelah Mengikuti Program pelatihan (TOT) dan Pengembangan Kapasitas (Workshop), Bapak/Ibu/Sdr sebagai Penggiat Anti Narkoba mendapatkan manfaat sebagai berikut:”

1 Mendapatkan bimbingan teknis dalam melaksanakan P4GN secara maksimal.

87,0% 3,48 (Baik)

2 Mengetahui hak dan kewajibannya dalam P4GN. 82,7% 3,31 (Baik)

3 Pelaksanaan kegiatan P4GN dapat dilakukan secara mandiri.

79,2% 3,17 (Cukup)

4 Memiliki metode dan model dalam penyuluhan P4GN. 82,2% 3,29 (Baik)

5 Adanya sumber dana dalam pelaksanaaan P4GN, baik secara swadaya maupun dari sponsorship.

73,5% 2,94 (Cukup)

6 Adanya sarana dan prasarana yang menunjang dalam pelaksanaan P4GN.

76,8% 3,07 (Cukup)

INDEKS AKUMULATIF CAPAIAN BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

80,2% 3,21 (Baik)

Bidang Rehabilitasi

No. Segmen Pengukuran Kinerja Rata-Rata Capaian

(%)

Capaian Likert

Skala 4 Kriteria

1. Setelah memperoleh peningkatan kompetensi yang diselenggarakan oleh BNN/BNNP/BNNKab/Kota, saya menjadi paham dan dapat melakukan:

a. Standar Pelayanan Rehabilitasi 90,5% 3,62

(Sangat Baik)

b. Cara melakukan asesmen yang benar 88,5% 3,54 (Baik)

c. Cara melakukan pemberian intervensi psikososial (konseling, psikoedukasi, dll)

85,3% 3,41 (Baik)

d. Alur rehabilitasi berkelanjutan 88,7% 3,55 (Baik)

2 Proses penyampaian materi dalam peningkatan kompetensi:

a Pemateri memiliki kompetensi yang memadai 85,4% 3,41 (Baik)

b Materi mudah dipahami 85,1% 3,40 (Baik)

c Materi sesuai dengan kebutuhan 84,9% 3,39 (Baik)

3 Pelayanan dan asistensi dari BNN/BNNP/BNNKab/Kota:

a Petugas BNN/BNNP/BNNKab/Kota melakukan pembinaan dengan baik

84,5% 3,38 (Baik)

b Bapak/Ibu/Sdr sudah mendapatkan pelayanan yang memadai ketika berhubungan dengan petugas BNN

87,9% 3,52 (Baik)

c Informasi layanan penanganan pecandu korban penyalahguna Narkoba mudah Bapak/Ibu/Sdr dapatkan

82,9% 3,32 (Baik)

4 Manfaat peningkatan kompetensi yang dirasakan:

a Bermanfaat dalam peningkatan jumlah klien yang mengakses layanan rehabilitasi

85,8% 3,43 (Baik)

b Bermanfaat dalam menurunkan angka kekambuhan di antara klien yang telah menerima layanan rehabilitasi

84,7% 3,39 (Baik)

Page 112:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

87 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

No. Segmen Pengukuran Kinerja Rata-Rata Capaian

(%)

Capaian Likert

Skala 4 Kriteria

5 Sinergitas Kelembagaan:

a BNN/BNNP/BNNK telah bersinergidengan institusi/lembaga terkait dalam melaksanakan Program Rehabilitasi

83,0% 3,32 (Baik)

b Pemberantasan peredaran gelap narkotika oleh aparat penegak hukum mempengaruhi peningkatan jumlah pecandu yang datang untuk mendapatkan program rehabiliatsi

85,7% 3,43 (Baik)

c Upaya pencegahan dan sosialisasi program rehabilitasi bagi pecandu/penyalah guna narkoba yang dilakukan oleh BNN dan instansi terkait selama ini dapat dikatakan sangat berhasil

85,5% 3,42 (Baik)

d Keberadaan BNN sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia

90,7% 3,63 (Sangat Baik)

INDEKS AKUMULATIF CAPAIAN BIDANG REHABILITASI

86,2% 3,45 (Baik)

Bidang Pemberantasan

No. Segmen Pengukuran Kinerja Rata-Rata Capaian

(%)

Capaian Likert

Skala 4 Kriteria

Penyelidikan

1 Memperoleh LI:

a Mampu memperoleh informasi tentang TP Narkotika. 88,4% 3,54 (Baik)

2 Memverifikasi/menilai LI:

a Mampu membedakan fakta dan opini dari sebuah informasi tindak pidana Narkotika.

83,9% 3,36 (Baik)

b Mampu menilai kebenaran dari sebuah informasi. 83,7% 3,35 (Baik)

c Mampu untuk menilai apakah sumber/pemberi informasi kompoten atau tidak.

85,2% 3,41 (Baik)

3 Melaporkan informasi:

a Mampu membuat produk laporan informasi. 85,0% 3,40 (Baik)

4 Kemampuan memilih cover yang tepat:

a Memahami dasar dan teori undercover. 85,1% 3,40 (Baik)

b Memilih cover yang tepat dengan kasus yang sedang diselidiki.

83,9% 3,36 (Baik)

5 Kemampuan backstopping:

a Memahami pengertian dan penerapan cover story. 80,5% 3,22 (Baik)

b Memahami pengertian dan penerapan backstopping. 78,3% 3,13 (Cukup)

6 Pemahamana terhadap cover:

a Cover akan lebih baik apabila seseorang memiliki latar belakang (experience) tertentu terhadap cover tersebut.

82,4% 3,29 (Baik)

b Bakat (talent) alami seseorang akan menentukan keberhasilan dalam menerapkan cover.

81,4% 3,26 (Baik)

c Cover yang baik memerlukan latihan yang cukup panjang/tidak dapat dilakukan secara singkat.

80,1% 3,21 (Baik)

7 Memahamai teknik surveillance:

a Memahami teknik-teknik Surveillance 85,3% 3,41 (Baik)

b Jarak terhadap target merupakan penentu keberhasilan dalam keamanan Surveillance.

82,9% 3,32 (Baik)

Page 113:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

88 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

No. Segmen Pengukuran Kinerja Rata-Rata Capaian

(%)

Capaian Likert

Skala 4 Kriteria

c Mengikuti seseorang dengan cara bergantian antar tim dalam beberapa waktu merupakan teknik ABC.

81,8% 3,27 (Baik)

d Menempel terus menerus dengan tidak bergantian dapat berpengaruh pada kegagalan operasi.

75,4% 3,02 (Cukup)

e Kegiatan Surveillance dapat dilakukan secara terbuka (sengaja memperlihatkan diri) untuk tujuan khusus.

61,9% 2,48 (Cukup)

8 Covering yang digunakan dalam surveillance:

a Pemilihan tampilan fisik yang kurang tepat dapat membuat target curiga.

81,2% 3,25 (Baik)

b Menggunakan cover saat melakukan Surveillance 82,3% 3,29 (Baik)

9 Kemampuan untuk matbar:

a Memiliki kemampuan pengamatan penggambaran. 87,1% 3,49 (Baik)

b Mampu membuat laporan pengamatan dan penggambaran.

85,2% 3,41 (Baik)

c Mampu memetakan wilayah operasi. 86,3% 3,45 (Baik)

d Memahami kondisi wilayah lebih penting dari pada memahami ciri-ciri target.

77,2% 3,09 (Cukup)

10 Kemampuan wawancara:

a Memiliki pemahaman dasar terkait kegiatan wawancara.

80,6% 3,23 (Baik)

b Menyusun daftar pertanyaan lebih penting daripada keberanian dalam melakukan wawancara.

70,2% 2,81 (Cukup)

c Memahami teknik-teknik dasar dalam Elisitasi. 78,0% 3,12 (Cukup)

11 Kemampuan meng-assessment objek wawancara:

a Memiliki kemampuan dalam menilai psikologis lawan bicara.

82,5% 3,30 (Baik)

b Dapat menilai apakah seseorang dapat dipercaya atau tidak.

84,5% 3,38 (Baik)

c Menganalisa CDR. 85,0% 3,40 (Baik)

12 Kemampuan mengolah data:

a Mengolah info lapangan/informasi menjadi informasi intelijen atau suatu kajian.

86,8% 3,47 (Baik)

b Membaca informasi imagery (peta). 84,0% 3,36 (Baik)

c Menilai kebenaran laporan informasi. 84,1% 3,36 (Baik)

d Memahami prinsip 5W 1H. 82,7% 3,31 (Baik)

e Mengelompokkan data dalam suatu kategori masalah.

81,9% 3,28 (Baik)

13 Kemampuan menulis laporan:

a Dapat membuat Laporan Hasil Analisa. 87,0% 3,48 (Baik)

b Membuat laporan/tu4lisan yang bersifat strategis. 84,8% 3,39 (Baik)

14 Kemampuan mempresentasikan data:

a Dapat membuat pemetaan masalah/ anatomi jaringan.

82,9% 3,31 (Baik)

b Dapat membuat presentasi power point. 81,3% 3,25 (Baik)

c Dapat menyajikan secara lisan dan terstruktur. 84,0% 3,36 (Baik)

15 Kemampuan meng-assessment psikologis target:

a Memahami teori-teori dasar psikologi. 76,9% 3,08 (Cukup)

b Dapat memberikan assessment dasar psikologis terhadap sasaran (ESTOM dan MICE).

75,2% 3,01 (Cukup)

Page 114:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

89 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

No. Segmen Pengukuran Kinerja Rata-Rata Capaian

(%)

Capaian Likert

Skala 4 Kriteria

16 Kemampuan membina target:

a Dapat membina dan mengendalikan relasi dengan sasaran.

79,9% 3,20 (Cukup)

b Hubungan keterikatan emosional merupakan sesuatu yang penting dalam proses membina hubungan.

76,4% 3,06 (Cukup)

17 Kemampuan untuk menilai target terhadap akses informasi:

a Dapat mendalami relasi dan akses sasaran terhadap informasi.

81,3% 3,25 (Baik)

Penyidikan

1 Administrasi penyidikan dan dasar hukumnya:

a Membuat administrasi penyidikan. 88,0% 3,52 (Baik)

b Memahami dasar-dasar hukum dalam setiap administrasi penyidikan.

88,8% 3,55 (Baik)

c Mengklasifikasikan administrasi penyidikan. 87,3% 3,49 (Baik)

d Mengetahui kegunaan setiap administrasi penyidikan yang dibuat.

88,4% 3,54 (Baik)

2 Kemampuan menyusun pertanyaan:

a Membuat pertanyaan dalam bahasa yang baku. 82,1% 3,28 (Baik)

b Memasukkan unsur-unsur pasal yang di persangkakan dalam pertanyaan dengan menggunakan bahasa baku.

85,2% 3,41 (Baik)

c Memasukkan pertanyaan yang mengedepankan HAM si terperiksa.

80,3% 3,21 (Baik)

3 Kemampuan mengembangkan pertanyaan:

a Mengembangkan pertanyaan dalam bahasa yang baku demi pembuktian.

84,2% 3,37 (Baik)

b Menggali dan menemukan temuan baru dari bukti yang ada dan terperikasa demi keseempurnaan kasus.

86,0% 3,44 (Baik)

4 Kemampuan merangkai peristiwa:

a Merangkai pertanyaan dari peristiwa awal yang terjadi selama proses penyelidikan hingga penangkapan guna pembuktian

86,9% 3,48 (Baik)

5 Kemampuan mengendalikan psikologis tersangka:

a Membuat suasana yang baik bagi terperiksa demi tujuan pembuktian.

87,7% 3,51 (Baik)

b Mengetahui Hak-hak Tersangka dalam proses Penyidikan.

88,8% 3,55 (Baik)

c Membuat tersangka percaya untuk mengungkapkan segala perbuatannya demi tercapainya pembuktian.

85,6% 3,43 (Baik)

6 Kemampuan mengendalikan diri:

a Mengendalikan diri dalam pemeriksaan dengan mengedepankan HAM

85,6% 3,42 (Baik)

7 Kemampuan mengembangkan kasus:

a Mengungkap kejanggalan dari perkara yang ditangani.

84,3% 3,37 (Baik)

b Mengembangkan dan mengungkap kejanggalan kasus yang ditangani hingga selesai.

84,3% 3,37 (Baik)

8 Pemusnakah Barang Bukti Narkotika:

a Mengetahui dasar hukum pemusnahan Barang Bukti. 87,5% 3,50 (Baik)

Page 115:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

90 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

No. Segmen Pengukuran Kinerja Rata-Rata Capaian

(%)

Capaian Likert

Skala 4 Kriteria

b Membuat Administrasi Pemusnahan Barang Bukti. 87,4% 3,49 (Baik)

c Mengundang Pihak yang wajib hadir dan terkait dalam pemusnahan Barang Bukti.

88,1% 3,53 (Baik)

d Menyiapkan Barang Bukti Untuk dimusnahkan 89,0% 3,56 (Baik)

9 Kemampuan menyusun berkas dan melengkapi kekurangannya:

a Menyusun surat/administrasi penyidikan serta BAP menjadi sebuah berkas yang tersusun.

88,3% 3,53 (Baik)

b Menjilid berkas. 88,5% 3,54 (Baik)

c Berkoordinasi dengan instasi lain (kejaksaan) dalam proses penyerahan berkas untuk diteliti.

88,9% 3,56 (Baik)

d Melengkapi kekuragan berkas apabila dari pihak peneliti berkas (kejaksaan) memberikan P19, baik secara formil maupun materil.

88,1% 3,52 (Baik)

10 Penyerahan Berkas Perkara, Tersangka, dan Barang Bukti:

a Menyiapkan berkas yang telah diperbaiki sesuai petunju P19 untuk diserahkan ke Kejaksaan.

88,9% 3,56 (Baik)

b Menyiapkan tersangka untuk hadir dalam proses penyerahan tersangka kepada jaksa.

88,6% 3,54 (Baik)

c Menyiapkan barang bukti sesuai surat penyitaan untuk diserahkan kekejaksaan.

88,6% 3,54 (Baik)

INDEKS AKUMULATIF CAPAIAN BIDANG PEMBERANTASAN

83,7% 3,35 (Baik)

Opini Laporan Keuangan

No. Segmen Pengukuran Kinerja Rata-Rata Capaian

(%)

Capaian Likert

Skala 4 Kriteria

1 Komitmen Pimpinan menjadi dasar untuk meraih opini WTP.

85,0% 3,40 (Baik)

2 Komitmen diwujudkan dengan memberikan arahan, bimbingan, serta petunjuk dalam setiap kegiatan bimbingan teknis, sosialisasi, dan kesempatan lainnya.

86,9% 3,47 (Baik)

3 Pakta Integritas sebagai salah satu bentuk komitmen untuk memperoleh keberhasilan menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan dengan capaian standar tertinggi / memperoleh opini WTP dari BPK RI.

83,6% 3,34 (Baik)

4 Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan sangat penting dibentuk untuk melaksanakan penyelenggaraan akuntansi, pelaporan keuangan, pengelolaan BMN dan Tindak Lanjut temuan BPK RI yang dibetuk di setiap Satker untuk memonitor Rencana Aksi (RA).

84,5% 3,38 (Baik)

5 Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan bertugas untuk meningkatkan pengelolaan laporan keuangan Satker melalui pelaksanaan Sistem Akuntansi Instansi (SAI).

87,6% 3,50 (Baik)

6 Kepala Satker bertanggung jawab dan mengawal secara langsung atas implementsi rencana aksi di lapangan dan memantau pelaksanaan Sistem Akuntansi Instansi.

87,3% 3,49 (Baik)

Page 116:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

91 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

No. Segmen Pengukuran Kinerja Rata-Rata Capaian

(%)

Capaian Likert

Skala 4 Kriteria

7 Anggota Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan terdiri dari pejabat/staf pengelola keuangan yang bertugas mengelola/menata Sistem Akuntansi Keuangan yang akan menghasilkan Laporan Keuangan.

87,1% 3,48 (Baik)

8 Anggota lainnya dari pejabat/staf pengelola sarana/prasarana/aset yang bertugas mengelola/menata Sistem Informasi Manajemen Barang Milik Negara untuk menghasilkan Laporan Barang Milik Negara.

82,8% 3,31 (Baik)

9 Perlunya membuat RA untuk mengantisipasi dan/atau menindaklanjuti temuan pemeriksaan BPK RI dengan fokus pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Internal, Ketaatan terhadap perundang-undangan, Kecukupan pengungkapan dalam Laporan Keuangan, dan kesesuaian Laporan Keuangan dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

80,5% 3,22 (Baik)

10 RA bertujuan sebagai pedoman/petunjuk/arah seluruh Satker termasuk jadwal dalam pelaksanaan APBN agar sesuai dengan peraturan perundangan dalam rangka memperoleh opini WTP.

82,1% 3,28 (Baik)

11 RA merupakan pernyataan tentang harmonisasi rangkaian langkah konkrit menuju tata kelola pemerintahaan yang baik dan bersih, terdiri dari:

a Langkah yang harus dilakukan. 80,7% 3,23 (Baik)

b Pihak pelaksana. 79,0% 3,16 (Cukup)

c Waktu pelaksanaan. 80,0% 3,20 (Baik)

d Input yang diperlukan. 80,6% 3,22 (Baik)

e Output yang dihasilkan. 84,0% 3,36 (Baik)

12 Langkah-langkah yang perlu disusun dalam RA adalah:

a Langkah-langkah penyesuaian temuan yang dilakukan.

78,5% 3,14 (Cukup)

b Langkah perbaikan kebijakan sistem dan prosedur. 79,5% 3,18 (Cukup)

13 Setelah RA disusun, RA diserahkan kepada BPK agar pihak BPK dapat melaksanakan evaluasi, apakah RA tersebut sudah memenuhi kriteria untuk memperoleh opini WTP sekaligus memonitor pelaksanaan dari rencana sebagaimana ditetapkan dalam jadwal.

76,9% 3,08 (Cukup)

14 Seluruh RA dimonitoring dan dievaluasi oleh Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Satker yang hasilnya dilaporkan kepada Kasatker.

80,3% 3,21 (Baik)

15 Untuk mendukung pelaksanaan RA, Tim perlu dukungan anggaran yang memadai melalui pembahansan dengan pihak terkait.

77,0% 3,08 (Cukup)

16 Untuk mengendalikan proses pengelolaan laporan keuangan penyelenggara kegiatan antara lain: Kas, Piutang, Persediaan, Aktiva Tetap, Belanja, dan lain-lain dengan perlu merancang Sistem Pengendalian Intern (SPI).

79,5% 3,18 (Cukup)

17 Sistem dan prosedur pengelolaan Lembaga perlu dukungan Peraturan Kepala Lembaga, dalam memenuhi kewajiban Lembaga untuk membuat Laporan Keuangan yang sesuai dengan SAP.

80,0% 3,20 (Baik)

Page 117:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

92 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

No. Segmen Pengukuran Kinerja Rata-Rata Capaian

(%)

Capaian Likert

Skala 4 Kriteria

18 Dalam rangka memperoleh opini WTP atas laporan keuangan, maka Lembaga harus menjaga agar laporan keuangan dapat diterbitkan tepat waktu, relevan, dapat diandalkan, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami oleh pengguna laporan, serta sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

86,9% 3,47 (Baik)

19 Laporan yang disajikan dalam Sistem Akuntansi Keuangan dan SIMAK BMN berjalan seiring, saling mendukung, saling melengkapi, dan tidak bertentangan serta sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

87,2% 3,49 (Baik)

20 Dalam rangka memperoleh opini WTP, Lembaga perlu segera menggunakan dan meningkatkan perangkat teknologi untuk memperbaiki pengelolaan keuangan lembaga.

81,9% 3,28 (Baik)

21 Permasalahan dalam memperoleh opini WTP terletak pada kuantitas dan kualitas SDM yang ada pada lembaga bersangkutan.

78,8% 3,15 (Cukup)

22 Untuk mensiasati permasalahan tersebut maka solusinya:

a Mengadakan pelatihan, bimtek, workshop, seminar, loka karya, atau program capacity building yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan.

86,0% 3,44 (Baik)

b Membentuk tim gabungan dengan pihak-pihak yang dianggap menguasai pengelolaan keuangan seperti APIP bahkan konsultan.

80,6% 3,22 (Baik)

c Melakukan kerjasama dengan pihak-pihak yang lebih menguasai sistem pengelolaan keuangan pemerintah.

81,5% 3,26 (Baik)

23 Optimalisasi peran APIP dalam upaya opini WTP:

a Sebagai tim pendamping selama pemeriksaan dilakukan oleh BPK RI.

81,6% 3,26 (Baik)

b Melakukan reviu laporan keuangan dengan tujuan memberikan keyakinan terhadap laporan keuangan yang disajikan, dengan sasaran mencakup Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan.

87,1% 3,48 (Baik)

24 Monitoring dan evaluasi pelaksanaan RA bertujuan untuk:

a Mengevaluasi implementasi hasil dan dampak dari RA.

79,2% 3,17 (Cukup)

b Mengidentifikasi hambatan yang ditemukan. 81,9% 3,28 (Baik)

c Melakukan penyesuaian RA. 80,3% 3,21 (Baik)

INDEKS AKUMULATIF CAPAIAN OPINI LAPORAN KEUANGAN

82,2% 3,29 (Baik)

Page 118:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

93 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Akuntabilitas Kinerja

No. Segmen Pengukuran Kinerja Rata-Rata Capaian

(%)

Capaian Likert

Skala 4 Kriteria

1 Setiap Satker berkewajiban menyusun LAPORAN KINERJA atas pelaksanaan Program dan Kegiatan dan anggaran masing-masing Satker.

94,7% 3,79 (Sangat Baik)

2 Para stakeholder wajib mengetahui arah dan kebijakan dan strategi yang akan di jalankan dan di kembangkan organisasi.

91,5% 3,66 (Sangat Baik)

3 Para stakeholder wajib mengetahui kerangka target kinerja dan kerangka pendanaan yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya.

87,9% 3,51 (Baik)

4 Rencana Strategi (Renstra) menjadi acuan bagi seluruh Satker sebagai dasar perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan Satker.

92,5% 3,70 (Sangat Baik)

5 Unsur pelaksana yang terlibat di dalam organisasi wajib mengetahui dan menjalankan rangkaian program dan kegiatan yang ada dalam Renstra masing-masing Satker.

88,7% 3,55 (Baik)

6 Untuk mendukung akuntabilitas kinerja maka setiap entitas akuntabilitas kinerja wajib menyusun lembar/dokumen Perjanjian Kinerja masing-masing sebagai dasar evaluasi kinerja.

86,7% 3,47 (Baik)

7 Perjanjian Kinerja tingkat Satker merupakan kesepakatan antara pimpinan unit organisasi dengan pimpinan Satker yang wajib di implementasikan oleh Satker terkait.

88,4% 3,54 (Baik)

8 Setiap entitas Akuntabilitas Kinerja wajib menyusun dan menyajikan Laporan Kinerja atas prestasi kerja yang dicapai berdasarkan penggunaan anggaran yang telah dialokasikan.

86,5% 3,46 (Baik)

9 Pengukuran kinerja perlu dilakukan untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran, dan tujuan yang ditetapkan dengan indikator keberhasilan sebelumnya.

90,0% 3,60 (Baik)

10 Perjanjian Kinerja yang telah ditetapkan diawal tahun anggaran wajib disesuaikan bila ada penyesuain kegiatan dan anggaran.

85,3% 3,41 (Baik)

11 Pelaksanaan monev ke lokasi kegiatan merupakan upaya sistematis pengukuran kinerja guna mengetahui keberhasilan dan kegagalan setiap pelaksanaan tugas.

89,1% 3,56 (Baik)

12 MONEVGAR menjadi salah satu pendukung akuntabilitas kinerja masing-masing Satker.

88,4% 3,54 (Baik)

13 Rencana Penarikan Dana (RPD) setiap Satker pada MONEVGAR menjadi dasar mengimplementasikan Perjanjian Kinerja dari Kasatker.

84,0% 3,36 (Baik)

14 Penyusunan Laporan Kinerja adalah tanggungjawab bersama oleh pelaksana kegiatan.

89,3% 3,57 (Baik)

15 Pelaporan kinerja dilakukan secara berantai mulai dari Kabupaten ke Provinsi, kemudian dari Provinsi ke Kepala BNN dan Tembusan kepada pembina fungsi dan APIP.

90,8% 3,63 (Sangat Baik)

16 Tunjangan kinerja seharusnya berbanding lurus dengan peningkatan kinerja.

91,9% 3,68 (Sangat Baik)

17 Penyusunan Laporan Kinerja harus didukung dengan data yang terintegrasi mulai dari input-kegiatan-output-outcome dan berakhir pada dampak.

89,5% 3,58 (Baik)

Page 119:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

94 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

No. Segmen Pengukuran Kinerja Rata-Rata Capaian

(%)

Capaian Likert

Skala 4 Kriteria

18 Akuntabilitas kinerja merupakan upaya bersama seluruh unsur yang terlibat dalam organisasi.

88,1% 3,52 (Baik)

19 Akuntabilitas kinerja BNN tidak akan naik secara signifikan bila para pelaksana belum melaksanakan pedoman kerja secara baik dan benar.

87,8% 3,51 (Baik)

20 Upaya menaikkan tunjangan kinerja merupakan tanggung jawab bersama sebagai wujud pelaksanaan tugas yang akuntabel.

91,4% 3,66 (Sangat Baik)

INDEKS AKUMULATIF CAPAIAN AKUNTABILITAS KINERJA

89,1% 3,56 (Baik)

Nilai Indeks Reformasi Birokrasi BNN

No. Segmen Pengukuran Kinerja Rata-Rata Capaian

(%)

Capaian Likert

Skala 4 Kriteria

Budaya Organisasi dan Sistem Anti Korupsi

1 Petugas/Pegawai/Pejabat di instansi saya menangani tugas-tugas/pekerjaan mereka secara terbuka dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan.

77,6% 3,11 (Cukup)

2 Petugas/Pegawai/Pejabat di instansi saya melaksanakan tugasnya tanpa menerima pemberian (uang/ hadiah/ hiburan/ dan kemudahan(fasilitas atau janji).

86,2% 3,45 (Baik)

3 Petugas/Pegawai/Pejabat di instansi saya dalam melaksanakan tugas/pekerjaan memberikan perlakukan yang sama tanpa membedakan daerah asal (kesukuan), sekolah asal,kekerabatan, agama.

90,1% 3,60 (Sangat Baik)

4 Petugas/Pegawai/Pejabat di instansi saya melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku tanpa menawarkan/ mengajak untuk membantu secara ilegal.

84,8% 3,39 (Baik)

5 Pelapor kejadian korupsi dan pelapor terkait pelanggaran kepentingan publik/masyarakat dilindungi secara efektif di instansi saya.

76,8% 3,07 (Cukup)

6 Petugas/Pegawai/Pejabat di instansi saya yang melakukan pelanggaran, diproses secara tegas/adil sesuai peraturan yang berlaku.

86,9% 3,48 (Baik)

7 Sistem pencegahan korupsi di internal di instansi saya telah berjalan secara efektif.

80,5% 3,22 (Baik)

Integritas Kerja terkait Pengelolaan SDM

1 Dalam Instansi saya, Proses penerimaan pegawai telah bersih dari KKN.

79,6% 3,18 (Cukup)

2 Dalam Instansi saya, Proses penempatan/ redistribusi pegawai telah bersih dari KKN.

83,1% 3,32 (Baik)

3 Dalam Instansi saya, Proses promosi/kenaikan jabatan telah bersih dari KKN.

83,1% 3,32 (Baik)

4 Dalam Instansi saya, Proses pemilihan/persetujuan pegawai yang akan ikut dalam program pengembangan kompetansi (diklat/beasiswa dll) telah bersih dari KKN.

79,4% 3,18 (Cukup)

5 Dalam Instansi saya, Proses pengurusan kenaikan pangkat telah bebas dari KKN.

81,9% 3,27 (Baik)

6 Dalam Instansi saya, Proses pengurusan gaji berkala telah bebas dari KKN.

84,6% 3,39 (Baik)

Page 120:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

95 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

No. Segmen Pengukuran Kinerja Rata-Rata Capaian

(%)

Capaian Likert

Skala 4 Kriteria

7 Dalam Instansi saya, Proses pengelolaan absensi pegawai telah bebas dari manipulasi.

81,1% 3,24 (Baik)

Integritas Kerja dan Pelaksanaan Anggaran

1 Dalam Instansi saya, pengelolaan anggaran pada pengeluaran perjalanan dinas dan biaya operasional telah bebas dari penyalahgunaan/ penyimpangan.

79,9% 3,20 (Cukup)

2 Dalam Instansi saya, pengelolaan anggaran pengadaan barang dan jasa (PBJ) telah bebas dari penyalahgunaan/ penyimpangan.

75,7% 3,03 (Cukup)

3 Dalam Instansi saya, Pengelolaan anggaran biaya penunjang pelaksanaan kegiatan (honorarium/lembur) telah bebas dari penyalahgunaan/ penyimpangan.

80,5% 3,22 (Baik)

4 Dalam Instansi saya, telah terbebas praktik pemalsuan bukti transaksi.

76,9% 3,08 (Cukup)

Integritas Kerja dan Kesesuaian Perintah Atasan dengan Aturan dan Norma

1 Atasan di Instansi saya bertanggungjawab atas pekerjaan sesuai tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan.

83,5% 3,34 (Baik)

2 Atasan di Instansi saya selalu menaati dan memberikan perintah kerja sesuai aturan.

83,0% 3,32 (Baik)

3 Atasan di Instansi saya memberikan teguran/ peringatan/hukuman saat saya melakukan pekerjaan/tugas yang tidak sesuai dengan aturan tersebut.

81,0% 3,24 (Baik)

4 Atasan di Instansi saya selalu mematuhi kode etik dan aturan disiplin organisasi.

81,0% 3,24 (Baik)

INDEKS AKUMULATIF CAPAIAN REFORMASI BIROKRASI BNN

81,7% 3,27 (Baik)

Opini Publik terhadap BNN

No. Segmen Pengukuran Kinerja Rata-Rata Capaian

(%)

Capaian Likert

Skala 4 Kriteria

1 BNN/BNNP/BNNKab/Kota telah menyelenggarakan acara Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Narkoba (P4GN) dengan baik dan tepat waktu.

81,0% 3,24 (Baik)

2 Narkoba merupakan musuh bersama yang harus dilawan secara bersama-sama oleh seluruh unsur/elemen masyarakat bangsa dan negara.

96,2% 3,85 (Sangat Baik)

3 Materi Pencegahan penyalahgunaan Narkoba yang disampaikan oleh petugas BNN/BNNP/BNNKab/Kota telah mampu meningkatkan pemahaman saya tentang bahaya narkoba.

87,4% 3,50 (Baik)

4 Materi Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba yang disampaikan oleh petugas BNN/BNNP/BNNK/Kota telah disertai dengan alat peraga dengan menggunakan berbagai macam media (media cetak, media audio visual, media elektronik, media luar ruang).

82,8% 3,31 (Baik)

5 Petugas BNN/BNNP/BNNK/Kota telah memberikan pelayanan kepada masyarakat secara simpatik dan menjauhkan diri dari KKN.

80,5% 3,22 (Baik)

Page 121:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

96 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

No. Segmen Pengukuran Kinerja Rata-Rata Capaian

(%)

Capaian Likert

Skala 4 Kriteria

6 Pemberantasan Narkoba sebaiknya hanya ditangani oleh satu instansi yaitu BNN/BNNP/BNNKab/Kota.

50,2% 2,01 (Kurang)

7 Program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh BNN/BNNP/BNNKab/Kota telah mampu mengurangi peredaran gelap narkoba di masyarakat.

73,7% 2,95 (Cukup)

8 Pemberantasan narkoba yang dilakukan BNN/BNNP/BNNKab/Kota selama ini telah berhasil menekan laju peredaran narkoba di tanah air.

73,3% 2,93 (Cukup)

9 Program rehabilitasi yang dilakukan BNN/BNNP/BNNKab/Kota sangat mendukung masyarakat bebas dari penyalahgunaan narkoba.

81,3% 3,25 (Baik)

10 Program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh BNN/BNNP/BNNKab/Kota telah mampu mengurangi peredaran gelap narkoba di masyarakat.

77,0% 3,08 (Cukup)

11 BNN/BNNP/BNNK/Kota telah memberikan pelayanan prima kepada pelanggan.

77,0% 3,08 (Cukup)

12 BNN/BNNP/BNNK/Kota perlu menjadi lembaga pemerintah setingkat kementerian guna mewujudkan masyarakat Indonesia “IMUN” dari bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.

85,5% 3,42 (Baik)

INDEKS AKUMULATIF CAPAIAN OPINI PUBLIK TERHADAP BNN

78,8% 3,15 (Cukup)

No. Segmen Pengukuran Kinerja Rata-Rata Capaian

(%)

Capaian Likert

Skala 4 Kriteria

1 Bidang Pencegahan 86,5% 3,46 (Baik)

2 Bidang Pemberdayaan Masyarakat 80,2% 3,21 (Baik)

3 Bidang Rehabilitasi 89,3% 3,45 (Baik)

4 Bidang Pemberantasan 83,7% 3,35 (Baik)

5 Opini Laporan Keuangan 82,2% 3,29 (Baik)

6 Akuntabilitas Kinerja 89,1% 3,56 (Baik)

7 Indeks Reformasi Birokrasi 81,7% 3,27 (Baik)

8 Opini Publik terhadap BNN 78,8% 3,15 (Cukup)

Indeks Akumulatif Capaian Kinerja BNN 83,9% 3,36 (Baik)

Page 122:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

97 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Lampiran 3. Sebaran Informasi Bidang Pencegahan

NO. SATKER HASIL JUMLAH SEBARAN INFORMASI

KONVEN SIONAL

CETAK PENYIARAN ONLINE

ZONA A

ACEH

1 BNNP Aceh 470 - - -

2 BNNKab Aceh Selatan 300 750 - -

3 BNNKab Gayo Lues 150 - - -

4 BNNKab Pidie Jaya 270 - - -

5 BNNKota Sabang 230 - 5.000 -

6 BNNKota Lhokseumawe - - - -

7 BNNKota Langsa - - - -

8 BNNKab Bireuen - - - -

9 BNNKab Pidie 93 - - -

10 BNNKab Aceh Tamiang 30 - - -

SUMATERA UTARA

11 BNNP Sumatera Utara 875 - - -

12 BNNKab Karo - - 150.000 -

13 BNNKota Binjai 480 6.000 1.000 1.000

14 BNNKota Tanjung Balai 600 7.149 7.541 2.000

15 BNNKota Gunungsitoli - - - -

16 BNNKab Deli Serdang 420 - - -

17 BNNKota Pematang Siantar - - - -

18 BNNKab Langkat - 5.000 - -

19 BNNKab Asahan 1.040 - 1.053.000 -

20 BNNKab Mandailing Natal 800 6.500 1.000 2.000

21 BNNKab Tapanuli Selatan 733 - - -

22 BNNKab Serdang Bedagai - - - -

23 BNNKota Tebing Tinggi - - - -

SUMATERA BARAT

24 BNNP Sumatera Barat 4.917 - 2.000 -

25 BNNKota Sawahlunto 298 17.500 283.000 -

26 BNNKota Payakumbuh 3.500 149.370 230.218 504.675

27 BNNKab Solok 30 - - -

RIAU

28 BNNP Riau - 437.400 265.000 -

29 BNNKab Kuantan Singingi - 26.000 22.000 109.500

30 BNNKab Pelalawan 3.388 3.000 20.400 2.153

31 BNNKota Pekanbaru - 95.180 16.000 -

JAMBI

32 BNNP Jambi - - - -

33 BNNKab Tanjung Jabung Timur 90 - - -

34 BNNKota Jambi 30 742.816 - -

35 BNNKab Batanghari - - - -

SUMATERA SELATAN

36 BNNP Sumatera Selatan 2.980 84.000 500.000 68.000

37 BNNKab Ogan Ilir - - - -

38 BNNKota Pagaralam - - - -

39 BNNKota Lubuklinggau - - - -

40 BNNKab Empat Lawang - - - -

41 BNNKota Prabumulih 7.000 5.400

42 BNNKab Muara Enim - - - -

43 BNNKab Musi Rawas - - - -

Page 123:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

98 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

NO. SATKER HASIL JUMLAH SEBARAN INFORMASI

KONVEN SIONAL

CETAK PENYIARAN ONLINE

ZONA B

BENGKULU

44 BNNP Bengkulu - 52.000 10.000 -

45 BNNKab Bengkulu Selatan - - - -

46 BNNKota Bengkulu 684 20.000 2.000 -

LAMPUNG

47 BNNP Lampung - - - -

48 BNNKab Tanggamus - - - -

49 BNNKab Lampung Selatan - - - -

50 BNNKab Lampung Timur - - - -

51 BNNKota Metro 320 - - -

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

52 BNNP Kepulauan Bangka Belitung 519 5 180.000

53 BNNKab Bangka 50 2.436.000 4.464 105.272

54 BNNKota Pangkal Pinang - 4.900 7.000 1.500

55 BNNKab Belitung 40 12.000 25.000 400

KEPULAUAN RIAU

56 BNNP Kepulauan Riau 2.020 542.303 1.637.707 2.851.928

57 BNNKab Karimun - - - -

58 BNNKota Batam - - - -

59 BNNKota Tanjung Pinang - 14.500 90.850 -

DKI JAKARTA

60 BNNP DKI Jakarta 92.346 1.320 1.000.500 -

61 BNNKota Jakarta Selatan 230 - - -

62 BNNKota Jakarta Timur 40 144.000 40.015 4.484

63 BNNKota Jakarta Utara - 12.240 5.000 6.963

JAWA BARAT

64 BNNP Jawa Barat 10.750 192.000 91.000 -

65 BNNKab Cianjur - - - -

66 BNNKota Bandung 1.050 192.525 376.587 -

67 BNNKota Cirebon 480 66.000 29.000 -

68 BNNKota Cimahi - 59.240 566.000 -

69 BNNKab Sukabumi 6.493 130.000 330.000 -

70 BNNKab Bogor - - - -

71 BNNKab Garut - 19.500 5.600.000 -

72 BNNKab Kuningan 942 45.360 20.000 40.000

73 BNNKab Ciamis 120 26.925 80.710 4.523

74 BNNKota Depok 600 35.000 300 -

75 BNNKab Karawang - 96.110 174.423 532.732

76 BNNKab Bandung Barat 1.241 - - -

77 BNNKota Tasikmalaya 10.104 16.600 - -

ZONA C

JAWA TENGAH

78 BNNP Jawa Tengah 240 105.000 223.250 666.000

79 BNNKota Tegal 22.399 26.700 3.000 12.000

80 BNNKab Banyumas 180 959.885 - -

81 BNNKab Temanggung 470 146.297 17.500 265.900

82 BNNKab Cilacap 21.815 33.000 17.000 23.000

83 BNNKab Kendal - 290.000 46.787 -

84 BNNKab Batang - 65.000 8.500 -

85 BNNKab Purbalingga 160 699.121 346.000 -

Page 124:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

99 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

NO. SATKER HASIL JUMLAH SEBARAN INFORMASI

KONVEN SIONAL

CETAK PENYIARAN ONLINE

JAWA TIMUR

86 BNNP Jawa Timur 11.750 304.000 10.013.800 4.253

87 BNNKota Mojokerto 12.421 7.610 62.000 10.000

88 BNNKab Sumenep 5.581 6.834.000 8.545.000 282.870

89 BNNKota Malang 11.683 10.000 - -

90 BNNKota Batu 20.949 49.860 14.000 800

91 BNNKab Tulungagung - - 70.000 -

92 BNNKab Nganjuk 5.926 11.935 1.600 -

93 BNNKab Sidoarjo 40 5.700 2.500 1.500

94 BNNKota Surabaya - - - -

95 BNNKota Kediri 20 77.000 15.600 -

96 BNNKab Malang 200 79.355 131.000 -

97 BNNKab Gresik 1.000 23.700 7.500 580

98 BNNKab Trenggalek 1.522 12.000 3.000 -

99 BNNKab Lumajang - - - -

100 BNNKab Blitar - 150 - 367.685

101 BNNKab Kediri 38.825 15.000 37.000 150.000

DI YOGYAKARTA

102 BNNP DIY 750 1.744.724 495.795 2.199.217

103 BNNKab Sleman 750 103.534 1.125.641 2.175.908

104 BNNKota Yogyakarta 245 20.107 108.000 -

BANTEN

105 BNNP Banten - - - -

106 BNNKota Tangerang Selatan 70 45.000 - -

107 BNNKota Cilegon - - - -

BALI

108 BNNP Bali 288 636.789 84.550 60.000

109 BNNKota Denpasar - 406.804 3.605.406 11.085

110 BNNKab Badung 350 109.400 4.286 24.492

111 BNNKab Gianyar 5.257 80.000 - -

NUSA TENGGARA BARAT

112 BNNP Nusa Tenggara Barat 8.775 82.000 189.700 250.407

113 BNNKab Bima - - - -

114 BNNKota Mataram 937 16.850 196.452 5.700

115 BNNKab Sumbawa Barat - 5.000 175 750

116 BNNKab Sumbawa 519 - - -

ZONA D

NUSA TENGGARA TIMUR

117 BNNKab Belu - - - -

118 BNNP Nusa Tenggara Timur - - - -

119 BNNKota Kupang - 246.515 93.686

120 BNNKab Rote Ndao - - - -

KALIMANTAN BARAT

121 BNNP Kalimantan Barat - - - -

122 BNNKab Sintang - - - -

123 BNNKab Bengkayang 100 - - -

124 BNNKota Pontianak 4.130 20.000

125 BNNKota Singkawang - - - -

126 BNNKab Sanggau 1.030 - - -

127 BNNKab Mempawah - - - -

128 BNNKab Kubu Raya - - - -

Page 125:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

100 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

NO. SATKER HASIL JUMLAH SEBARAN INFORMASI

KONVEN SIONAL

CETAK PENYIARAN ONLINE

KALIMANTAN TENGAH

129 BNNP Kalimantan Tengah 50 - - -

130 BNNKab Kota Waringin Barat - - - -

131 BNNKota Palangkaraya 10.157 - - -

KALIMANTAN SELATAN

132 BNNP Kalimantan Selatan 53.660 - - -

133 BNNKab Barito Kuala 1.605 2.000 150.000 -

134 BNNKota Banjarmasin 100 21.000 59.900 -

135 BNNKota Banjarbaru 60 20.000 45.000 -

136 BNNKab Balangan - 37.463 180.000 -

137 BNNKab Hulu Sungai Selatan 150 - - -

KALIMANTAN TIMUR

138 BNNP Kalimantan Timur - - - -

139 BNNKota Balikpapan 1.900 - 640.000 4.841

140 BNNKota Samarinda - 93.000 153.000 151.500

SULAWESI UTARA

141 BNNP Sulawesi Utara - 548 16.000 -

142 BNNKab Bolaang Mongondow - - - -

143 BNNKota Bitung 750 75.000 147.500 27.000

144 BNNKota Manado 2.450 103.413 221.560 -

145 BNNKab Kepulauan Sangihe 620 - - -

SULAWESI TENGAH

146 BNNP Sulawesi Tengah 500 92.128 1.515.000 1.500.000

147 BNNKab Banggai Kepulauan 120 - - -

148 BNNKab Morowali - - - -

149 BNNKota Palu - 3.152 4.500

150 BNNKab Donggala - - - -

151 BNNKab Poso 1.751 2.336 1.020 -

152 BNNKab Tojo Una-Una - 6.000 10.000 -

ZONA E

SULAWESI SELATAN

153 BNNP Sulawesi Selatan - - - -

154 BNNKab Bone - - - -

155 BNNKab Tana Toraja 540 - 58.560 3.755

156 BNNKota Palopo - - - -

SULAWESI TENGGARA

157 BNNP Sulawesi Tenggara 24 1.150.420 386.410 -

158 BNNKab Muna 369 43.550 36.252 -

159 BNNKab Kolaka - - - -

160 BNNKota Kendari - - - -

GORONTALO

161 BNNP Gorontalo 30 210.000 214.000 -

162 BNNKab Boalemo 40 - 10.000 -

163 BNNKota Gorontalo 857 876.464 82.102 63.184

164 BNNKab Bone Bolango - - - -

SULAWESI BARAT

165 BNNP Sulawesi Barat - - - -

MALUKU

166 BNNP Maluku 440 10.000 11.300

167 BNNKab Buru Selatan - - - -

168 BNNKota Tual - - - -

Page 126:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

101 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

NO. SATKER HASIL JUMLAH SEBARAN INFORMASI

KONVEN SIONAL

CETAK PENYIARAN ONLINE

MALUKU UTARA

169 BNNP Maluku Utara 534 - - -

170 BNNKab Pulau Morotai - - - -

171 BNNKota Tidore Kepulauan - 935 - -

172 BNNKab Halmahera Utara - - - -

PAPUA

173 BNNP Papua - 18.000 - -

174 BNNKab Mimika - - - -

175 BNNKab Jayapura 50 - - -

PAPUA BARAT

176 BNNP Papua Barat - - - -

KALIMANTAN UTARA

177 BNNKota Tarakan - - - -

178 BNNKab Nunukan - - - -

JUMLAH 411.373 21.737.152 52.062.952 12.679.557

TOTAL KESELURUHAN SEBARAN INFORMASI

86.891.034

Page 127:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

102 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Lampiran 4. Daftar Hasil Pemetaan Jaringan Sindikat Narkotika Tahun 2017 Hasil pemetaan jaringan sindikat narkotika target 53 Peta Jaringan terealisasi

sebanyak 99 Peta jaringan, dengan perincian BNN Pusat berhasil memetakan

jaringan sebanyak 45 Peta jaringan dan BNNP dapat memetakan jaringan sebanyak

54 Peta Jaringan, dari jumlah 99 peta jaringan yang berhasil dipetakan tersebut,

jaringan sindikat narkotika dapat diungkap sebanyak 33 jaringan yang dapat

direalisasikan dengan dibuatkan dalam 31 LKN, 2 Laporan Polisi) sedangkan 66

jaringan lainnya sudah terpetakan, adapun data jaringan sebagai berikut:

A. Jaringan sindikat narkotika yang sudah terungkap (LKN/LP)

1. Jaringan S

2. Jaringan AV

3. Jaringan JG Bogor

4. Jaringan U als. BP

5. Jaringan J Aceh

6. Jaringan AB Kaltara

7. Jaringan A Pontianak

8. Jaringan CLM Jabar

9. Jaringan H Surabaya

10. Jaringan H Kalbar

11. Jaringan H Palembang

12. Jaringan KA Jakarta

13. Jaringan G Medan

14. Jaringan DW Surabaya

15. Jaringan A Bali

16. Jaringan M dan S

17. Jaringan A WN China

18. Jaringan B Tarakan

19. Jaringan M

20. Jarigan Diskotik Bandung

21. Jaringan T Kalbar

22. Jaringan KT Aceh

23. Jaringan D Lapas P

24. Jaringan HT Kaltara

25. Jaringan R-Ganja Jabar

26. Jaringan Kapal Aceh-Malaysia

27. Jaringan Ganja P

28. Jaringan F Pare-Pare Sulsel

29. Jaringan Ganja G

30. Jaringan A Aceh – Malaysia

31. Jaringan A Aceh – Malaysia

Page 128:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

103 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

32. Jaringan D Aceh – Malaysia

33. Jaringan PCC DRS

B. Jaringan Sindikat Narkotika yang terpetakan

34. Jaringan MAP

35. Jaringan Supplier Narkotika SAA

36. Jaringan Y Riau

37. Jaringan YST

38. Jaringan Narkotika KGI Lombok

39. Jaringan H Lapas B

40. Jaringan Narkoba Kelompok Public Figure FA

41. Jaringan A Tebing tinggi

42. Jaringan UT Lapas T

43. Jaringan YK

44. Jaringan R Riau

45. Jaringan Public Figure seniman R

Hasil pemetaan jaringan sindikat narkotika yang dilaksanakan oleh 11 BNNP dengan

target 33 jaringan terealisasi sebanyak 54 jaringan.

A. BNNP BALI

1. Jaringan DS

2. Jaringan DG

3. Jaringan N

4. Jaringan S

5. Jaringan LA

6. Jaringan L

7. Jaringan B

8. Jaringan B

9. Jaringan JC - SG

10. Jaringan R Kerobokan

11. Jaringan R (Ganja Aceh)

12. Jaringan O Gianyar

13. Jaringan AT

B. BNNP SULAWESI UTARA

14. Jaringan AK, IM (Jaringan antar provinsi)

15. Jaringan IT – IK

16. Jaringan ZL (Jaringan S – Menado)

C. BNNP JAWA TIMUR

17. Jaringan A

18. Jaringan H

19. Jaringan A

20. Jaringan Y

Page 129:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

104 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

21. Jaringan B

22. Jaringan H

23. Jaringan CM

24. Jaringan Y “B”

25. Jaringan PB

26. Jaringan L @ P

27. Jaringan D @ B

D. BNNP DKI JAKARTA

28. Jaringan A (Lapas C)

29. Jaringan BS

E. BNNP SULAWESI SELATAN

30 Jaringan W

31 Jaringan PP

32 Jaringan A

33 Jaringan S (Lapas B/Rutan S)

F. BNNP D.I. YOGYAKARTA

34. Jaringan B @F (Aceh – Jakarta – Yogya)

G. BNNP JAWA BARAT

34. Jaringan R (Lapas G)

35. Jaringan R Cirebon

36. Jaringan A Aceh

37. Jaringan P Bogor

H. BNNP SUMATERA UTARA

34. Jaringan Z

35. Jaringan ESG

36. Jaringan NN

37. Jaringan SR

38. Jaringan EH

39. Jaringan Medan – Palembang

I. BNNP KEPULAUAN RIAU

34. Jaringan M

35. Jaringan W

36. Jaringan Madura

37. Jaringan H

38. Jaringan Kp. Aceh

J. BNNP Kalimantan Timur

39. Jaringan SR

40. Jaringan SH

41. Jaringan DA

42. Jaringan S

43. Jaringan MA

Page 130:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan

105 Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2017

Lampiran 5. Data Penanganan Kasus Narkotika Tahun 2010 – 2017

TAHUN LAPORAN TERSANGKA ASET YANG DISITA

2010 2 LKN 8 Rp. 3.628.442.314

2011 9 LKN 16 Rp. 33.173.753.301

2012 14 LKN 18 Rp. 24.620.666.864

2013 15 LKN 18 Rp. 52.375.590.387

2014 11 LKN 12 Rp. 83.207.159.514

2015 12 LKN 14 Rp. 85.330.158.337

2016 21 LKN 30 Rp. 279.113.413.345

2017 30 LKN 37 Rp. 114.911.000.000

TOTAL 144 LKN 154 Rp. 673.360.184.062

Aset tersangka yang disita penyidik, terdiri dari:

1. Uang tunai, uang dalam rekening, tanah, rumah, apartemen, ranmor (KR 2 + KR 4) dan perhiasan.

2. Dikonversi dengan rupiah sesuai indeks saat disita.

Page 131:  · Dari segi penyerapan anggaran, BNN Tahun 2017 berhasil menyerap anggaran sebesar 90,6%. Sisa anggaran merupakan sumbangan dari sisa Belanja Barang dan Belanja Modal. Penambahan