analisis anggaran pendapatan dan belanja …

56
i ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA BERBASIS KINERJA (STUDI KASUS PADA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI BALI) PENULIS: LUH GEDE KRISNA DEWI, SE, M.SI, AK 198109052015042001 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA Juli 2018

Upload: others

Post on 21-Nov-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

i

ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJABERBASIS KINERJA

(STUDI KASUS PADA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANANTERPADU SATU PINTU PROVINSI BALI)

PENULIS:

LUH GEDE KRISNA DEWI, SE, M.SI, AK198109052015042001

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

Juli 2018

Page 2: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa Laporan Penelitianini akhirnya berhasil diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan Penelitian merupakan salahsatu kewajiban peneliti dalam menjalankan Tridarma Perguruan Tinggi.

Peneliti mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Dinas Penanaman Modaldan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali dan pihak-pihak yang telah banyakmembantu dalam proses penelitian ini. Laporan Penelitian ini bukanlah tanpa kelemahan, untukitu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat diharapkan.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantupenyelesaian laporan ini, dan semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Jimbaran, Juli 2018

Penulis

Luh Gede Krisna Dewi, S.E, M.Si, Ak

NIP. 198109052015042001

Page 3: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

iii

DAFTAR ISI

JUDUL .................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR................................................................................ ii

DAFTAR ISI......................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL...................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian.................................................................. 3

1.2.1 Tujuan Penelitian................................................................................. 3

1.2.2 Kegunaan Penelitian ............................................................................ 3

1.3 Metode Penelitian ......................................................................................... 4

1.3.1 Lokasi Dan Objek Penelitian.............................................. ………… 4

1.3.2 Jenis Dan Sumber Data........................................................................ 4

1.3.3 Metode Pengumpulan Data ................................................................. 4

1.3.4 Metode Analisis Data .......................................................................... 5

1.4 Sistematika Penyajian................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) ........................................... 7

2.2 Laporan Realisasi Anggaran......................................................................... 9

2.3 Pendapatan Asli Daerah ............................................................................. 11

2.4 Value for Money ......................................................................................... 9

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Tempat KPM................................................................. 16

3.1.1 Latar Belakang Pendirian Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu Provinsi Bali ........................................................................ 16

3.1.2 Visi Misi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu Provinsi Bali............................................................................. 22

Page 4: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

iv

3.1.3 Struktur Organisasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu Provinsi Bali..................................................................... 23

3.1.4 Uraian Tugas Struktur Organisasi ..................................................... 24

3.2 Analisis Sesuai dengan Tujuan Penelitian.................................................. 38

BAB IV PENUTUP

4.1 Simpulan..................................................................................................... 43

4.2 Saran ........................................................................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 45

LAMPIRAN......................................................................................................... 47

Page 5: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

v

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Struktur LRA Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu Provinsi Bali Tahun Anggaran 2016 ……………………...………………41

Tabel 3.2 Uraian Pendapatan Retribusi Daerah Dinas Penanaman modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali Tahun Anggaran 2016…...………42

Page 6: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu Provinsi Bali………………………………………...………………41

Page 7: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pemerintah adalah suatu organisasi yang diberi kekuasaan untuk mengatur

kepentingan Bangsa dan Negara. Lembaga pemerintah dibentuk umumnya untuk

menjalankan aktivitas layanan terhadap masyarakat luas dan sebagai organisasi

nirlaba yang mempunyai tujuan bukan untuk mencari keuntungan tetapi untuk

menyediakan layanan dan kemampuan meningkatkan layanan tersebut di masa

yang akan dating. (Makka, et.al., 2015). Anggaran merupakan salah satu

komponen dalam melaksanakan suatu program ataupun kegiatan. Sebelum

melaksanakan kegiatan, harus ada perencanaan yang matang untuk mencapai

tujuan kegiatan tersebut.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah suatu rencana

keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh

pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah

(Permendagri No. 22 Tahun 2011). APBD disusun dengan pendekatan kinerja.

Halim dan Iqbal (2012:173) mengartikan anggaran berbasis kinerja merupakan

metode penganggaran bagi manajemen untuk mengaitkan setiap pendanaan yang

dituangkan dalam kegiatan-kegiatan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan

termasuk efisiensi dalam pencapain hasil dari keluaran tersebut. Dalam menyusun

anggaran berbasis kinerja perlu memperhatikan prinsip-prinsip anggaran berbasis

Page 8: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

2

kinerja. Halim dan Iqbal (2012:174) prinsip-prinsip anggaran berbasis kinerja

salah satunya yaitu transparansi dan akuntabilitas anggaran.

Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan dan Undang-undang

No.1 tentang Perbendaharaan menegaskan atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah (APBD), kepada daerah menyampaikan rancangan peraturan

daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa

laporan keuangan yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca,

Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan. (Makka, et.al., 2015).

Sebagai instansi pemerintah yang memberikan pelayanan bagi masyarakat,

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali Dinas

harus dapat mengatur pengelolaan keuangannya dan menggunakan hasil dari

pengelolaan tersebut untuk memaksimalkan potensi yang ada untuk meningkatkan

pembangunan daerah. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu Provinsi Bali (DPMPTSP) dipilih sebagai objek karena merupakan unsur

pendukung tugas Gubernur yang mempunyai tugas menyelenggarakan segala

usaha dan kegiatan yang berhubungan dengan penanaman modal dan perizinan,

serta berdasarkan misi DPMPTSP Provinsi Bali yang bertujuan untuk

mewujudkan pelayanan publik cepat, efektif, efesien, transparan dan akuntabel.

Berdasarkan misi DPMPTSP Provinsi Bali dan latar belakang tersebut peneliti

tertarik ingin meneliti bagaimana “Analisis Anggaran Pendapatan dan Belanja

Berbasis Kinerja (Studi Kasus pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali)”

Page 9: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

3

1.2 Tujuan dan Kegunaan

1.2.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi

tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana realisasi anggaran

pendapatan dan belanja berbasis kinerja pada Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali.

1.2.2 Kegunaan Penelitian

1) Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih luas

kepada akademisi mengenai analisis realisasi anggaran pendapatan dan

belanja berbasis kinerja pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali.

2) Bagi Instansi

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang berharga

bagi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi

Bali terkait bagaimana analisis realisasi anggaran pendapatan dan belanja

berbasis kinerja.

Page 10: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

4

1.3 Metode Penelitian

1.3.1 Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali yang berlokasi di Jalan Raya

Puputan-Niti Mandala Renon Denpasar.

1.3.2 Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah realisasi anggaran pendapatan dan belanja

berbasis kinerja pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(DPMPTSP) Provinsi Bali. Batasan penelitian ini meliputi pendapatan dan belanja

berbasis kinerja digunakan, karena realisasi anggaran pendapatan dan belanja ini

lah yang digunakan di dinas terkait sebagai tolok ukur untuk mengetahui apakah

realisasi anggaran tersebut sudah berjalan secara efektif dan efisien atau belum.

1.3.3 Jenis dan Sumber Data

1) Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(1) Data kuantitatif merupakan data berupa angka atau data yang dapat

dihitung dengan satuan tertentu (Sugiyono, 2008:13). Data

kuantitatif dalam penelitian ini adalah data Laporan Realisasi

Anggaran (LRA) pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali.

(2) Data kualitatif yaitu adalah data yang berbentuk kata, skema, gambar

atau data yang berupa keterangan-keterangan dan tidak berbentuk

angka-angka (Sugiyono, 2008:13). Data kualitatif dalam penelitian

ini adalah sejarah berdirinya perusahaan, struktur organisasi, dan

Page 11: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

5

uraian pekerjaan pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali.

2) Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(1) Menurut Sugiyono (2008:225) Data sekunder merupakan sumberyang tidak memberikan informasi secara langsung kepada

pengumpul data. Sumber sekunder ini dapat berupa hasil pengolahan

lebih lanjut dari data primer yang disajikan dalam bentuk lain atau

dari orang lain. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah laporan keuangan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali.

(2) Menurut Sugiyono (2008:225) Data primer adalah sumber yang

secara langsung memberikan data kepada pengumpul data.

1.3.4 Metode Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah

metode observasi. Observasi yang dilakukan adalah observasi non participant.

Metode ini digunakan karena peneliti tidak terlibat langsung dalam aktivitas yang

ada di perusahaan tersebut melainkan hanya sebagai pengamat.

1.3.5 Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

deskriptif. Metode analisis deskriptif yang peneliti lakukan adalah suatu metode

penelitian yang menguraikan hasil analisis dari realisasi anggaran pendapatan dan

belanja yang berbasis kinerja pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali.

Page 12: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

6

1.4 Sistematika Penyajian

Sistematika penyajian disusun untuk mempermudah penulisan dan

pembahasan dalam laporan ini. Laporan ini bagi ke dalam 4 bab, yaitu :

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan

dan manfaat laporan, metode penelitian, serta sistematika penyajian

laporan.

BAB II Tinjauan Teoritis

Dalam bab ini diuraikan mengenai landasan teori yang relevan

dengan laporan yang disajikan.

BAB III Pembahasan

Pada bab ini diuraikan tentang gambaran umum tempat penelitian

serta pembahasan mengenai analisis anggaran pendapatan dan

belanja berbasis kinerja di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali.

BAB IV Simpulan dan Saran

Dalam bab ini diuraikan mengenai simpulan dari hasil pembahasan

serta saran-saran yang dipandang perlu untuk diajukan berdasarkan

simpulan tersebut.

Page 13: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

7

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Penjelasan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

tentang Perimbangan Keuangan Republik Indonesia menyelenggarakan

pemerintahan Negara dan pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat

adil,makmur, dan merata berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003

Pasal 1 ayat 8 tentang Keuangan Negara, APBD adalah rencana keuangan tahunan

pemerintah daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD). Namun dalam Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Pasal 1 ayat 7

tentang Dana Perimbangan. APBD adalah rencana keuangan tahunan

pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah

dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah. Pengertian APBD juga

terdapat dalam PP No. 58.

Mardiasmo (2004:122) APBD mempunyai beberapa fungsi utama, yaitu:

1. Sebagai Alat Perencanaan

APBD dibuat oleh Pemda untuk merencanakan tindakan apa yang akan

dilakukan, biaya yang dibutuhkan , serta hasil yang diperoleh dari belanja

yang dilakukan pemerintah. Hal ini berarti dalam APBD, setidak-tidaknya

tergambar tiga komponen utama yaitu:

1) Tindakan atau kegiatan yang akan dilakukan,

Page 14: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

8

2) Biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut,

3) Hasil yang akan diperoleh dari suatu kegiatan tersebut.

2. Sebagai Alat Pengendalian

APBD dapat memberikan detail atas pendapatan yang diperoleh Pemda

serta pengeluaran (belanja) yang dilakukan Pemda. Dengan demikian,

maka APBD dapat dipertanggung jawabkan kepada publik. Dengan

demikian setiap kegiatan atau program dalam APBD (Anggaran

Pendaparan dan Belanja Daerah) , hanya jelas sumber pembiayaannya,

misal berapa dana bersumber dari PAD (Pendapatan Asli Daerah), dan

berapa besar dari DAU (Dana Alokasi Umum) , atau mana kegiatan yang

dilakukan dengan biaya dari PAD murni dan mana dari DAU murni.

3. Sebagai Alat Kebijakan Fiskal

Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal digunakan untuk menstabilkan dan

mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan mempergunakan APBD.

Pemda dapat melakukan prediksi-prediksi serta estimasi ekonomi.

Kegiatan-kegiatan atau program dalam APBD harus juga dipertimbangkan

sebagai suatu estimasi.

4. Sebagai Alat Politik

APBD adalah political tool yang berfungsi sebagai bentuk komitmen

eksekutif dan kesepakatan legislatif atas penggunaan dana publik untuk

kepentingan tertentu.

Page 15: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

9

5. Sebagai Alat Koordinasi dan Komunikasi

APBD merupakan alat koordinasi antar bagian dalam sistem

kerjapemerintah. APBD yang disusun dengan baik akan mampu

mendeteksi terjadinya inskonsistensi suatu unit kerja dalam pencapaian

tujuan organisasi. Di samping itu anggaran publik juga berfungsi sebagai

alat komunikasi antar unit kerja dalam lingkaran eksekutif. Dalam hal ini

APBD berfungsi sebagai alat publik dalam bentuk penerapan dan

aktualisasi komitmen eksekutif dan legislatif sebagaimana diikrarkan

dalam bentuk visi dan misinya pada saat kampanye.

6. Sebagai Alat Penilaian Kinerja

APBD merupakan komitmen dari budget holder (eksekutif) kepada

pemberi wewenang (legislatif). Kinerja eksekutif akan dinilai berdasarkan

pencapaian target anggaran dan efisiensi pelaksannaan anggaran.

7. Sebagai Alat Motivasi

APBD dapat digunakan sebagai alat memotivasi manajer dan stafnya agar

bekerja secara ekonomis, efektif, dan efisien, dalam mencapai target dan

tujuan organisasi yang lebih ditetapkan.

2.2 Laporan Realisasi Anggaran

Nordiawan (2010:122) Laporan realisasi anggaran adalah Laporan yang

menyajikan ikhitsar sumber, alokasi dan pemakain sumber daya ekonomi yang

dikelola oleh pemerintah (pusat atau daerah), dalam satu periode pelaporan.

Page 16: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

10

Rudianto (2009:19) Laporan realisasi anggaran adalah Rencana kegiatan

keuangan yang berisi perkiraan belanja yang diusulkan dalam satu periode dan

sumber pendapatan yang diusulkan untuk membiayai belanja tersebut.

Berdasarkan definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa laporan realisasi

anggaran adalah merupakan suatu serangkaian aktivitas dalam menggunakan

sumber daya ekonomi yang dikelola dalam satu periode pelaporan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.71 tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintah yang disajikan berdasarkan PSAP No.02 Laporan realisasi

anggaran menyajikan informasi yang masing-masing diperbandingkan dengan

anggarannya dalam satu periode. Dalam laporan realisasi anggaran harus

diidentifikasikan secara jelas. Struktur Laporan Realisasi Anggaran menyajikan

informasi realisasi antara lain :

1. Pendapatan

a. Pendapatan (basis kas) adalah penerimaan oleh bendahara umum negara

atau bendahara umum daerah atau oleh entitas pemerintah lainnya yang

menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang

bersangkutan yang menjadi hak, pemerintah dan tidak perlu dibayar

kembali oleh pemerintah.

b. Pendapatan (basis akrual) adalah hak pemerintah yang diakui sebagai

penambah nilai kekayaan bersih.

2. Belanja

a. Belanja (basis kas) adalah semua pengeluaran oleh bendahara umum

negara atau bendahara umum daerah yang mengurangi ekuitas dana

Page 17: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

11

lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan

diperoleh pembayaran kembali oleh pemerintah.

b. Belanja (basis akrual) adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai

pengurang nilai kekayaan bersih.

3. Transfer

Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang dari suatu entitas

pelaporan kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan

dana bagi hasil.

4. Surplus atau Defisit

Surplus atau defisit adalah selisih lebih atau kurang antara pendapatan

dan belanja selama satu periode pelaporan.

5. Pembiayaan (Financing)

Pembiayaan (Financing) adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar

kembali atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun

anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang

dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup

defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.

2.3 Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan semua penerimaan yang diperoleh

daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungutberdasarkan

peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku

(Halim, 2004:96). Menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Pasal 3, PAD

Page 18: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

12

bertujuan memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mendanai

pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi daerah sebagai perwujudan

desentralisasi. Adapun sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)

sebagaimana diatur dalam Undnag-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Pasal 157,

yaitu :

1. Hasil Pajak Daerah

Pajak merupakan sumber keuangan pokok bagi daerah-daerah disamping

retribusi daerah.

2. Hasil Retribusi Daerah

Sumber pendapatan daerah yang penting lainnya adalah retribusi daerah.

Pengertian retribusi daerah dapat ditelusuri dari pendapat-pendapat para

ahli, Kaho (2005:171) retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai

pembayaran pemakaian atau karena memperoleh jasa pekerjaan, usaha

atau milik daerah untuk kepentingan umum, atau karena jasa yang

diberikan oleh daerah baik langsung maupun tidak langsung. Dari

pendapat tersebut, dapat disimpulkan ciri-ciri pokok retribusi daerah,

yaitu:

1) Retribusi dipungut oleh daerah;

2) Dalam pungutan retribusi terdapat prestasi yang diberikan daerah

yang langsung dapat ditunjuk;

3) Retribusi dikenkaan kepada siapa saja yang memanfaatkan atau

menikmati jasa yang disediakan daerah.

3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan

Page 19: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

13

Kekayaan daerah yang dipisahkan berarti kekayaan daerah yang

dilepaskan dan penguasaan umum yang dipertanggungjawabkan

melalui anggaran belanja daerah dan dimaksudkan untuk dikuasai dan

dipertanggungjawabkan sendiri.

4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf d, meliputi:

1) Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan

2) Pendapatan bunga

3) Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing,

dan komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari

penjualan dan pengadaan barang dan jasa oleh daerah.

2.4 Value for Money

Mahmudi (2013:83) mengemukakan bahwa pengukuran kinerja value for

money adalah pengukuran kinerja untuk mengukur ekonomi, efisiensi, dan

efektivitas suatu kegiatan, program, dan organisasi. Pengukuran kinerja value for

money memberikan informasi yang dapat membentuk fungsi-fungsi pengendalian

serta mendorong tanggungjawab manajer dalam melaksanakan fungsi

akuntabilitas. Oleh karena itu, value for money dapat membantu pihak manajemen

dalam melakukan pengambilan keputusan yang lebih baik. Indikator kinerja harus

dapat memberikan manfaat kepada pihak internal yaitu berperan untuk

menunjukkan, memberikan indikasi atau memfokuskan perhatian pada bidang

yang relevan dilakukan tindakan perbaikan maupun kepada pihak eksternal yaitu

Page 20: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

14

mengontrol dan sekaligus memberikan informasi dalam rangka mengukur tingkat

akuntabilitas publik. Sedangkan Mardiasmo (2009:4) value for money merupakan

konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan pada 3 (tiga)

elemen utama yaitu: ekonomi, efisiensi, dan efektivitas.

1. Ekonomi

Perbandingan input dengan input value yang dinyatakan dalam satuan moneter.

Ekonomi menggambarkan hubungan antara harga pasar dan masukan atau dengan

kata lain ekonomi merupakan pemerolehan input dengan kualitas dan kuantitas

tertentu pada harga yang terendah. Input dalam hal ini merupakan sumber daya

yang digunakan untuk pelaksanaan suatu kebijakan, program, dan aktivitas.

Mahsun (2006:179) rasio ekonomi adalah mengukur tingkat kehematan dari

pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan organisasi sektor publik, dimana

pengukuran tersebut memerlukan data anggaran dan realisasinya. Ekonomi

merupakan ukuran relatif, berbagai pertanyaan yang perlu diperhatikan dalam

pengukuran ekonomi, antara lain ;

1) Apakah biaya organisasi lebih besar dari yang telah dianggarkan oleh

organisasi;

2) Apakah biaya organisasi lebih besar daripada biaya organisasi sejenis yang

dapat diperbandingkan; dan

3) Apakah organisasi telah menggunakan sumber daya finansial secara

maksimal

Page 21: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

15

Tiga pertanyaan ini dapat dikatakan sebagai pertanyaan mendasar, dan selanjutnya

masih dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan informasi yang dibutuhkan

dalam rangka mengetahui tingkat ekonomisnya.

2. Efisiensi

Efisiensi merupakan perbandingan output/input. Pencapaian output yang

maksimum dengan input tertentu atau penggunaan input terendah untuk mencapai

output tertentu. Dimana output dalam hal ini merupakan hasil yang dicapai dari

suatu program, aktivitas, dan kebijakan. Pengukuran kinerja value for money,

efisiensi dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:

1) Efisiensi alokasi yaitu terkait dengan kemampuan untuk mendayagunakan

sumber daya input pada tingkat kapasitas optimal.

2) Efisiensi teknis atau manajerial yaitu terkait dengan kemampuan

mendayagunakan sumber daya input pada tingkat output tertentu.

Halim (2008:164) rasio efisien adalah menggambarkan perbandingan besarnya

biaya yang dikeluarkan untuk memungut pendapatan dengan realisasi pendapatan

yang diterima.

3. Efektivitas

Efektivitas merupakan ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai

tujuannya. Bisa dikatakan bahwa efektivitas merupakan perbandingan antara

outcome dengan output. Outcome dalam hal ini adalah dampak yang ditimbulkan

dari suatu aktivitas tertentu. Halim (2008:234) rasio efektivitas adalah

menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam merealisasikan PAD yang

direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan.

Page 22: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

16

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum

3.1.1 Latar belakang Pendirian Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali

Masyarakat umum dan kalangan dunia usaha sering mengeluhkan proses

pelayanan perijinan oleh pemerintah yang berbelit-belit, tidak transparan, dan

perlu biaya ekstra. Mereka sering bolak-balik dari satu kantor ke kantor lain hanya

untuk mengurus suatu layanan perijinan. Tentu saja hal ini membuat masyarakat

menjadi merasa dipermainkan oleh aparat pemerintah, sehingga kinerja pelayanan

publik secara keseluruhan menjadi buruk. Bagi kalangan dunia usaha masalah

yang sering dikeluhkan adalah ketidakjelasan prosedur, biaya dan waktu

pemrosesan ijin yang tidak pasti selesainya, sehingga biaya yang dikeluarkan pada

akhirnya tinggi. Bagi masyarakat, kondisi ini menyebabkan kepercayaan kepada

pemerintah menurun. Merespon permasalahan tersebut, Pemerintah Provinsi Bali

berdasarkan Perda Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2008, tentang Susunan

Organisasi dan Perangkat Daerah Provinsi Bali. Membentuk Kantor Pelayanan

Perizinan Terpadu Provinsi Bali sebagai salah satu upaya Pemerintah Provinsi

Bali untuk meningkatkan Pelayanan Publik.

Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali (BPMP) adalah salah

satu SKPD di Provinsi Bali yang mempunyai tugas pokok membantu Gubernur

dalam bidang Penanaman Modal dan Perizinan. Pada sejarah kelahirannya di

Page 23: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

17

Provinsi Bali pada tahun 1973 pernah dibentuk Badan Koordinasi Penanaman

Modal Daerah (BKPMD) dengan Surat Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali

Nomor 35/Skep/46/EK-1/I/1973 tanggal 25 Oktober 1973.

Perkembangan selanjutnya BKPMD Propinsi Daerah Tingkat I Bali yang

dibentuk tahun 1973 ini dalam tahun 1974 dirubah menjadi Team Pembantu

Gubernur Urusan Penanaman Modal melalui Surat Keputusan Gubernur Kepala

Daerah Tingkat I Bali No.35/Skep/32/EK-I/1974 tanggal 30-4-1974. Dengan

demikian secara resmi keberadaan BKPMD Propinsi Bali sejak tanggal 30 April

1974 telah diubah menjadi sebuah Team Pembantu Gubernur yang menangani

urusan penanaman modal.

Perkembangan selanjutnya dalam tahun 1980 keluarlah Keputusan Presiden

RI No.20 tahun 1980 tanggal 29 Maret 1980 tentang Pembentukan BKPMD, dan

ditindak lanjuti dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri No.167 tahun 1980

tanggal 2 Agustus 1980 tentang Organisasi dan Tata Kerja BKPMD, serta

Instruksi Menteri Dalam Negeri No.3 tahun 1981 tanggal 10 Pebruari 1981

tentang Pelaksanaan Keputusan Menteri Dalam Negeri No.167 tahun 1980

tentang Organisasi dan Tata Kerja BKPMD.

Keputusan Presiden No.20 tahun 1980 dan Keputusan Menteri Dalam Negeri

No.167 tahun 1980 yang mendasari terbitnya Keputusan Menteri Dalam Negeri

No.177 tahun 1981 tanggal 30 Juli 1981 tentang Pembentukan Badan Koordinasi

Penanaman Modal Propinsi Daerah Tingkat I Riau, Bali, Sulawesi Tenggara dan

Maluku. Pasal 3 disebutkan bahwa dengan berlakunya Keputusan ini maka

satuan-satuan organisasi yang mempunyai tugas-tugas dibidang urusan

Page 24: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

18

penanaman modal dan ketentuan-ketentuan lain yang bertentangan dengan

Keputusan ini dinyatakan tidak berlaku lagi.

Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 177 tahun 1981 ini akhirnya ditindak

lanjuti dengan keluarnya Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali

No.68/HOT/IC/1981 tanggal 9 Desember 1981 tentang Pelaksanaan Keputusan

Menteri Dalam Negeri No.177 tahun 1981 tentang Pembentukan BKPMD

Propinsi Daerah Tingkat I Riau, Bali, Sulawesi Tenggara dan Maluku. Diktum

kelima Keputusan Gubernur ini disebutkan bahwa sejak berlakunya Keputusan

ini maka Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali tanggal 30 April

1974 No.35/Skep/32/I/1974 tentang Perubahan BKPMD menjadi Team Pembantu

Gubernur urusan Penanaman Modal dinyatakan tidak berlaku lagi.

Perkembangan selanjutnya terjadi pergeseran paradigma pemerintahan daerah

mengenai penyelenggaraan otonomi daerah yaitu dengan keluarnya Undang-

undang No.22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Oleh karena itu terjadi

perubahan kelembagaan. Selanjutnya keluarlah Perda Provinsi Bali No.2 tahun

2001 tanggal 21 Maret 2001 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata

Kerja Perangkat Daerah. Nomenklatur juga dirubah menjadi Badan Koordinasi

Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Provinsi Bali.

Selanjutnya dalam perkembangannya UU 22 tahun 1999 tentang

Pemerintahan Daerah direvisi lagi menjadi Undang-Undang No.32 tahun 2004.

Dengan dirubahnya Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah tersebut

konsekuensinya terjadi lagi perubahan kelembagaan. Selanjutnya keluarlah

Perda No.2 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah.

Page 25: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

19

Nomenklatur BKPMD dirubah menjadi BPM (Badan Penanaman Modal) Provinsi

Bali. Uraian tugas sesuai dengan Peraturan Gubernur No. 58 tahun 2008. Perda 2

tahun 2008, pada akhir tahun 2011 oleh Biro Organisasi telah dievaluasi dan

sudah ada Perda Perubahannya yaitu Perda 4 tahun 2011, namun belum berjalan

karena personilnya belum dilantik.

Badan Penanaman Modal dan Perizinan (BPMP) Provinsi Bali adalah salah

satu SKPD di Provinsi Bali yang kelembagaannya dibentuk berdasarkan Perda

No.4 Tahun 2011. Lembaga ini beroperasi sejak awal 2012 yang merupakan

penggabungan dari dua lembaga yaitu Badan Penanaman Modal (BPM) dengan

Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Provinsi Bali yang berlokasi di

Jalan Raya Puputan-Niti Mandala Renon Denpasar.

Berdasarkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 86 Tahun 2016 tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali, Peraturan

Gubernur Bali Nomor 71 Tahun 2015 tentang Rincian Tugas Pokok Badan

Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali (Berita Daerah Provinsi Bali

Tahun 2015 Nomor 71), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Jadi Badan

Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali kini menjadi Dinas Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali yang beralamat di Jalan

Raya Puputan-Niti Mandala Renon Denpasar.

Tugas Pokok Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Provinsi Bali yaitu membantu Gubernur melaksanakan urusan pemerintahan

bidang penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu yang menjadi

Page 26: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

20

kewenangan daerah, serta melaksanakan tugas dekonsentrasi sampai dengan

dibentuk Sekretariat Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat dan melaksanakan

tugas pembantuan sesuai bidang tugasnya. Dalam menyelenggarakan tugas pokok

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali

mempunyai fungsi :

1) Perumusan kebijakan teknis di bidang penanaman modal dan pelayanan

terpadu satu pintu yang menjadi kewenangan Provinsi;

2) Pelaksanaan kebijakan di bidang penanaman modal dan pelayanan terpadu

satu pintu yang menjadi kewenangan Provinsi;

3) Penyelenggaraan administrasi Dinas bidang penanaman modal dan

pelayanan terpadu satu pintu;

4) Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Dinas; dan

5) Penyelenggaraan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur terkait dengan

tugas dan fungsinya.

Perizinan yang ditangani, meliputi: Izin Pemasukan/Pengeluaran

Ternak/Hewan, Izin Pemasukan/Pengeluaran Sapi Potong, Izin Pemasukan/

Pengeluaran Ternak Potong selain Sapi Potong, Izin Pemasukan Pengeluaran

DOC (Day Old Chicken), Izin Pemasukan/Pengeluaran Hewan Kesayangan/

Satwa, Izin Pemasukan/Pengeluaran Produk Hewan Pangan, Izin Pemasukan/

Pengeluaran Produk Hewan Non Pangan, Izin Distributor Obat Hewan,

Rekomendasi ekspor hewan/ternak, produk hewan pangan dan non pangan,

Rekomendasi ekspor hewan/ternak, produk hewan pangan dan non pangan, Izin

Pertunjukan Kesenian untuk Pariwisata, Izin Lokasi Shooting Film/Rekaman

Page 27: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

21

Video di Daerah Bali, Izin Edar Film di Daerah Bali, Rekomendasi pertunjukan

ke luar negeri (bebas fiskal), Rekomendasi untuk kegiatan seni budaya di dalam

daerah/luar daerah, Izin Usaha Sarana Wisata Tirta, Izin mengenai Usaha Biro

Perjalanan Wisata (BPW), Izin Usaha Cabang Biro Perjalanan Wisata (BPW),

Izin Usaha Agen Perjalanan Wisata, Izin Usaha Biro Perjalanan Wisata Lanjut

Usia (BPW Lansia), Izin Usaha MICE (Meeting, Incentive, Convention,

Exhibition), Izin Usaha Jasa Pariwisata dan Izin Usaha dan rekomendasi

klasifikasi hotel berbintang, IMTA.

Penghargaan-penghargaan yang sudah berhasil didapatkan dari awal

pembentukan BKPMD, BPMP, hingga DPMPTSP saat ini, yaitu:

1) Predikat Kepatuhan Standar Pelayanan Publik Undang-undang 25 Tahun

2009 tentang Pelayanan Publik dari Ombudsman RI. Tanggal 18 Juli 2014

dengan nilai 960.

2) Certificate Of Registration ISO 9001:2008.

3) Investment Award Nominasi PTSP Bidang Penanaman Modal Terbaik

Tahun 2010 dari BKPM RI.

4) Piagam Citra Pelayanan Prima Peringkat I dalam Lomba Citra Pelayanan

Prima Tingkat Provinsi Bali Tahun 2012 dari Gubernur Bali.

5) Piagam Citra Pelayanan Prima atas Partisipasinya dalam Peningkatan

Kualitas Pelayanan Publik Tahun 2010 dari Gubernur Bali.

Adapun nama-nama yang pernah menjabat sebagai pimpinan dari awal

pembentukan BKPMD, BPMP, hingga DPMPTSP saat ini sebagai berikut :

1) Drs.H Mulyono (Tahun 1982 s/d 1 April 1984).

Page 28: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

22

2) Drs. Dewa Made Beratha (1 April 1984 s/d 7 Nopember 1989).

3) Drs. I Gede Wardana (7 Nopember 1989 s/d 31 Desember 1997).

4) Ir. A A Gde Harmoni (Tahun 1998 s/d Tahun 2001).

5) Drs. IB Yudara Pidada (Tahun 2002 s/d Desember 2003).

6) Dra. I Gusti Ayu Djanawati ( Januari 2004 s/d Tahun 2005 ).

7) Drs. I Made Kandiyuana P.HD (Tahun 2006 s/d Pebruari 2008).

8) Dewa Komang Adi, SH, MT (Pebruari 2008 s/d Juli 2008).

9) Drs. I Gusti Made Sudjana, M.Si (Juli 2008 s/d Pebruari 2009).

10) Ir.I Nyoman Suwirya Patra, MM (Pebruari 2009 s/d Mei 2011).

11) Ida Bagus Made Parwata, SE, M.Si (Juni 2011 s/d sekarang).

3.1.2 Visi Misi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu Provinsi Bali

1. Visi : Terwujudnya peningkatan penanaman modal yang berkelanjutan

dan pelayanan perizinan yang berkualitas menuju Bali yang maju, aman,

damai dan sejahtera berlandaskan Tri Hita Karana.

2. Misi :

(1) Mendorong minat dan peluang penanaman modal secara merata antar

wilayah dan antar sektor.

(2) Membangun iklim penanaman modal yang berdaya saing.

(3) Mewujudkan pelayanan publik cepat, efektif, efesien, transparan dan

akuntabel.

Page 29: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

23

3.1.3 Struktur Organisasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu Provinsi Bali

Struktur organisasi merupakan kerangka dasar yang bersifat menyeluruh dari

kegiatan dan fungsi dalam suatu organisasi, termasuk menetapkan hubungan

mengenai kedudukan, wewenang dan tanggung jawab diantara anggota dalam

melaksanakan fungsinya masing-masing. Dengan struktur organisasi yang baik,

akan terlihat susunan dan pembagian tugas pada masing-masing unit yang ada

dalam organisasi. Dengan telah ditetapkannya kedudukan dan peranannya melalui

struktur yang baku, maka akan semakin jelas jenjang hirarki diantara pejabat atau

pegawai yang terlibat di dalamnya sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dari

struktur itu pula dapat diketahui dengan jelas mengenai wewenang dan tanggung

jawab yang diemban dan rentang kendali yang harus dilakukan serta arah

komando sehingga pelaksanaan tugas-tugas yang merupakan misi organisasi

tersebut dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan prinsip dan tujuan organisasi.

Dilihat dari segi hubungan wewenang dan tanggung jawab pada Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali dapat

dikatakan bahwa struktur organisasinya memakai bentuk organisasi garis yaitu

dimana perintah datang dari atasan kepada bawahan yang berjalan satu arah,

demikian juga bawahannya bertanggung jawab kepada atasan yang

membawahinya, kemudian kepada pimpinan. Adapun Struktur Organisasi Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali dapat dilihat

pada Gambar 3.1

Page 30: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

24

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan TerpaduSatu Pintu Provinsi Bali

Sumber : Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu ProvinsiBali Tahun 2018.

3.1.4 Uraian Tugas Struktur Organisasi

1) Kepala Dinas mempunyai tugas :

(1) Menyelenggarakan perumusan dan penetapan program kerja Dinas;

(2) Membimbing dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan

pedoman dan ketentuan yang berlaku;

(3) Menilai prestasi kerja bawahan;

(4) Menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis di bidang penanaman

modal dan pelayanan terpadu satu pintu;

(5) Menyelenggarakan urusan pemerintahan provinsi di bidang

penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu, meliputi

Page 31: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

25

perencanaan, pengembangan iklim penanaman modal, promosi

penanaman modal, pengendalian pelaksanaan penanaman modal,

penyelenggaraan pelayanan perizinan dan non perizinan,dan

pengaduan, kebijakan dan pelaporan layanan;

(6) Menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan urusan pemerintahan

provinsi dibidang penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu;

(7) Menyelenggarakan pembinaan dan pengendalian teknis serta

pelaksanaan urusan pemerintahan provinsi dibidang penanaman modal

dan pelayanan terpadu satu pintu;

(8) Menyelenggarakan pengembangan di bidang penanaman modal dan

pelayanan terpadu satu pintu;

(9) Menyelenggarkan koordinasi dan kerjasama dengan instansi

pemerintah, swasta dan lembaga terkait lainnya, dalam dan luar negeri

di bidang penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu;

(10) Menyelenggarakan monitoring pelaksanaan urusan pemerintahan

provinsi di bidang penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu;

(11) Menyelenggarakan pembinaan administrasi dan pengadministrasian

Dinas;

(12) Menyelenggarakan perumusan bahan penyusunan Indikator Kinerja

Utama (IKU), Rencana Strategis (RENSTRA), Rencana Kerja

(RENJA), Rencana Kinerja Tahunan (RKT), Rencana Kerja Anggaran

(RKA), Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA), Daftar Isian

Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Perjanjian Kinerja, serta Laporan

Page 32: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

26

Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP), Laporan Keterangan Pertanggung

Jawaban (LKPJ), dan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

(LPPD) lingkup Dinas;

(13) Menyelenggarakan Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan

lingkup Dinas;

(14) Menyelenggarakan verifikasi, menyampaikan rekomendasi dan

pemantauan terhadap permohonan dan realisasi bantuan keuangan dan

hibah/bantuan sosial di bidang penanaman modal dan pelayanan

terpadu satu pintu;

(15) Menyelenggarakan penyampaian saran pertimbangan mengenai

bidang penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu sebagai

bahan penetapan kebijakan Pemerintah Daerah;

(16) Menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Dinas;

(17) Melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah;

(18) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan

sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan

(19) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Gubernur melalui

Sekretaris Daerah.

2) Sekretaris mempunyai tugas :

(1) Menyelenggarakan pengkajian program kerja Sekretariat dan Dinas;

(2) Memimpin seluruh kegiatan Sekretariat;

(3) Membimbing dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan

pedoman dan ketentuan yang berlaku;

Page 33: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

27

(4) Menilai prestasi kerja bawahan;

(5) Menyelenggarakan koordinasi dan menghimpun bahan kebijakan

teknis di bidang penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu,

yang dilaksanakan oleh Bidang-Bidang;

(6) Menyelenggarakan perencanaan dan pelaporan;

(7) Menyelenggarakan pelayanan administrasi keuangan meliputi

penganggaran, penatausahaan, serta pengelolaan sistem akuntansi dan

pelaporan keuangan Dinas;

(8) Menyelenggarakan pelayanan administrasi kepegawaian meliputi

pengusulan formasi, mutasi, pengembangan karir dan kompetensi,

pembinaan disiplin, kesejahteraan pegawai serta pensiun pegawai

Dinas;

(9) Mengkoordinasikan kajian dan pelaksanaan analisis jabatan dan

pengukuran beban kerja;

(10) Menyelenggarakan pelayanan administrasi umum meliputi

ketatausahaan, kerumahtanggaan, pengelolaan barang/aset,

kehumasan, pengelolaan dan pelayanan sistem informasi, keprotokolan

serta pengelolaan perpustakaan dan kearsipan Dinas;

(11) Menyelenggarakan pengkajian bahan penataan kelembagaan dan

ketatalaksanaan Dinas;

(12) Menyelenggarakan koordinasi penyusunan bahan rancangan dan

pendokumentasian peraturan perundang-undangan lingkup Dinas;

Page 34: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

28

(13) Menyelenggarakan pengumpulan dan pengolahan bahan Indikator

Kinerja Utama (IKU), Rencana Strategis (RENSTRA), Rencana Kerja

(RENJA), Rencana Kinerja Tahunan (RKT), Rencana Kerja Anggaran

(RKA), Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA), Daftar Isian

Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Perjanjian Kinerja, serta Laporan

Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP), Laporan Keterangan Pertanggung

Jawaban (LKPJ), dan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

(LPPD) lingkup Dinas;

(14) Menyelenggarakan koordinasi dan mengolah bahan Tindak Lanjut

Laporan Hasil Pemeriksaan lingkup Dinas;

(15) Menyelenggarakan koordinasi dan pengkajian bahan verifikasi, bahan

rekomendasi dan pemantauan terhadap permohonan dan realisasi

bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial di bidang penanaman

modal dan pelayanan terpadu satu pintu;

(16) Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan

pengambilan kebijakan;

(17) Menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Sekretariat dan Dinas;

(18) Melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah;

(19) Melaksanakan tugas kedinasan lainya yang ditugaskan oleh atasan

sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan

(20) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas.

3) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas :

(1) Menyusun rencana dan program kerja Sub Bagian;

Page 35: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

29

(2) Membimbing dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan

pedoman dan ketentuan yang berlaku;

(3) Menilai prestasi kerja bawahan;

(4) Melakukan penyusunan anggaran/pembiayaan kegiatan di Sub Bagian

untuk disampaikan kepada Sekretaris;

(5) Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksana

kegiatan di Sub Bagian setiap : bulan, triwulan, semester dan tahunan

untuk disampaikan kepada Sekretaris;

(6) Melaksanakan penerimaan, pendistribusian dan pengiriman surat;

(7) Melaksanakan urusan rumah tangga;

(8) Melaksanakan administrasi Pegawai ASN;

(9) Penatausahaan barang milik daerah;

(10) Menyiapkan bahan telaahan, kajian dan analisis pelaksanaan struktur

organisasi, ketatalaksanaan, analisis jabatan dan pengukuran beban

kerja;

(11) Menyiapkan dan meneliti bahan penyusunan produk hukum daerah,

kehumasan dan keprotokolan;

(12) Melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah;

(13) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan

sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan

(14) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Sekretaris.

4) Kepala Sub Bagian Penyusunan Program, Keuangan, Evaluasi, dan

Pelaporan mempunyai tugas :

Page 36: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

30

(1) Menyusun rencana dan program kerja Sub Bagian;

(2) Membimbing dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan

pedoman dan ketentuan yang berlaku;

(3) Menilai prestasi kerja bawahan;

(4) Melakukan penyusunan anggaran/pembiayaan kegiatan di Sub Bagian

untuk disampaikan kepada Sekretaris;

(5) Menghimpun penyusunan anggaran/pembiayaan kegiatan pada

sekretariat dan masing-masing bidang untuk disampaikan kepada

Sekretaris;

(6) Menghimpun dan memverifikasi hasil monitoring, evaluasi dan

pelaporan pelaksanaan kegiatan pada sekretariat dan masing-masing

bidang setiap; bulan, triwulan, semester dan tahunan untuk

disampaikan kepada Sekretaris;

(7) Menghimpun bahan kebijakan dan menyusun Indikator Kinerja Utama

(IKU), Rencana Strategis (RENSTRA), Rencana Kerja (RENJA),

Rencana Kinerja Tahunan (RKT), Rencana Kerja Anggaran (RKA),

Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA), Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran (DIPA) dan Perjanjian Kinerja, serta Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah (LKIP), Laporan Keterangan Pertanggung

Jawaban (LKPJ), dan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

(LPPD) lingkup Dinas;

(8) Melaksanakan pengurusan gaji pegawai dan tunjangan lainnya;

(9) Melaksanakan penata usahaan keuangan;

Page 37: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

31

(10) Melaksanakan pengawasan keuangan;

(11) Menyusun dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban

keuangan;

(12) Melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah;

(13) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan

sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan

(14) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Sekretaris.

5) Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan Iklim Penanaman Modal,

mempunyai tugas :

(1) Menyusun rencana dan program kerja Bidang;

(2) Mengkoordinasikan program kerja masing-masing Seksi;

(3) Mengkoordinasikan para Kepala Seksi;

(4) Membimbing dan memberi petunjuk kepada Kepala Seksi dan

bawahan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku;

(5) Menilai prestasi kerja bawahan;

(6) Mengkoordinasikan penyusunan anggaran/pembiayaan kegiatan pada

Bidang untuk disampaikan kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris;

(7) Mengkoordinasikan hasil monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil

pelaksanaan kegiatan di Bidang setiap : bulan, triwulan, semester dan

tahunan untuk disampaikan kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris;

(8) Mengkaji, menyusun dan pengusulan deregulasi/kebijakan penanaman

modal lingkup daerah;

Page 38: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

32

(9) Mengembangkan potensi dan peluang penanaman modal lingkup

daerah dengan memberdayakan badan usaha melalui penanaman

modal, antara lain meningkatkan kemitraan dan daya saing penanaman

modal lingkup daerah;

(10) Melaksanakan verifikasi/validasi, pengolahan, analisa dan evaluasi

data perizinan dan non perizinan Penanaman Modal;

(11) Membangun dan mengembangkan serta pengelolaan system informasi

penanaman modal;

(12) Melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah;

(13) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan

sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan

(14) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas melalui

Sekretaris.

6) Kepala Bidang Promosi Penanaman Modal, mempunyai tugas :

(1) Menyusun rencana dan program kerja Bidang;

(2) Mengkoordinasikan program kerja masing-masing Seksi;

(3) Mengkoordinasikan para Kepala Seksi;

(4) Membimbing dan memberi petunjuk kepada Kepala Seksi dan

bawahan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku;

(5) Menilai prestasi kerja bawahan;

(6) Mengkoordinasikan penyusunan anggaran/pembiayaan kegiatan pada

Bidang untuk disampaikan kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris;

Page 39: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

33

(7) Mengkoordinasikan hasil monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil

pelaksanaan kegiatan di Bidang setiap : bulan, triwulan, semester dan

tahunan untuk disampaikan kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris;

(8) Menyusun dan mengembangkan kebijakan/strategi promosi

penanaman modal lingkup daerah;

(9) Merencanakan kegiatan promosi penanaman modal di dalam dan luar

negeri;

(10) Menyusun bahan, sarana dan prasarana promosi penanaman modal;

(11) Melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah;

(12) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan

sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan

(13) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas melalui

sekretaris.

7) Kepala Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal, mempunyai

tugas :

(1) Menyusun rencana dan program kerja Bidang;

(2) Mengkoordinasikan program kerja masing-masing Seksi;

(3) Mengkoordinasikan para Kepala Seksi;

(4) Membimbing dan memberi petunjuk kepada Kepala Seksi dan

bawahan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku;

(5) Menilai prestasi kerja bawahan;

(6) Mengkoordinasikan penyusunan anggaran/pembiayaan kegiatan pada

Bidang untuk disampaikan kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris;

Page 40: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

34

(7) Mengkoordinasikan hasil monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil

pelaksanaan kegiatan di Bidang setiap: bulan, triwulan, semester dan

tahunan untuk disampaikan kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris;

(8) Melaksanakan pemantauan realisasi penanaman modal;

(9) Melaksanakan pembinaan dan fasilitasi penyelesaian permasalahan

penanaman modal;

(10) Melaksanakan pengawasan kepatuhan dan kewajiban penanaman

modal sesuai ketentuan kegiatan usaha dan peraturan perundang-

undangan;

(11) Melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah;

(12) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan

sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan

(13) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas melalui

Sekretaris.

8) Kepala Bidang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan

A, mempunyai tugas :

(1) Menyusun rencana dan program kerja Bidang;

(2) Mengkoordinasikan program kerja masing-masing Seksi;

(3) Mengkoordinasikan para Kepala Seksi;

(4) Membimbing dan memberi petunjuk kepada Kepala Seksi dan

bawahan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku;

(5) Menilai prestasi kerja bawahan;

Page 41: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

35

(6) Mengkoordinasikan penyusunan anggaran/pembiayaan kegiatan pada

Bidang untuk disampaikan kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris;

(7) Mengkoordinasikan hasil monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil

pelaksanaan kegiatan di Bidang setiap : bulan, triwulan, semester dan

tahunan untuk disampaikan kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris;

(8) Mengkoordinir perencanaan penyelenggaraan pelayanan perizinan dan

nonperizinan yang meliputi Bidang Kesehatan, PU/ESDM,

Perhubungan dan Infokom, Lingkungan Hidup, Kehutanan,

Perkebunan, Peternakan, dan Kelautan dan Perikanan;

(9) Memimpin penyelenggaraan pelayanan perizinan dan nonperizinan

yang meliputi Bidang Kesehatan, PU/ESDM, Perhubungan dan

Infokom, Lingkungan Hidup, Kehutanan, Perkebunan, Peternakan; dan

Kelautan dan Perikanan;

(10) Mengkoordinir penyusunan laporan pelayanan perizinan dan

nonperizinan yang meliputi Bidang Kesehatan, PU/ESDM,

Perhubungan dan Infokom, Lingkungan Hidup, Kehutanan,

Perkebunan, Peternakan; dan Kelautan dan Perikanan;

(11) Melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah;

(12) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan

sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan

(13) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas melalui

Sekretaris.

Page 42: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

36

9) Kepala Bidang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan

B, mempunyai tugas :

(1) Menyusun rencana dan program kerja Bidang;

(2) Mengkoordinasikan program kerja masing-masing Seksi;

(3) Mengkoordinasikan para Kepala Seksi;

(4) Membimbing dan memberi petunjuk kepada Kepala Seksi dan

bawahan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku;

(5) Menilai prestasi kerja bawahan;

(6) Mengkoordinasikan penyusunan anggaran/pembiayaan kegiatan pada

Bidang untuk disampaikan kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris;

(7) Mengkoordinasikan hasil monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil

pelaksanaan kegiatan di Bidang setiap : bulan, triwulan, semester dan

tahunan untuk disampaikan kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris;

(8) Mengkoordinir perencanaan penyelenggaraan pelayanan perizinan dan

non perizinan yang meliputi Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik,

Sosial, Koperasi, Pariwisata, Kebudayaan, Penanaman Modal,

Perindustrian, Perdagangan, dan Ketenagakerjaan;

(9) Memimpin penyelenggaraan pelayanan perizinan dan nonperizinan

yang meliputi Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik, Sosial, Koperasi,

Pariwisata, Kebudayaan, Penanaman Modal, Perindustrian,

Perdagangan, dan Ketenagakerjaan;

(10) Mengkoordinir penyusunan laporan pelayanan perizinan dan

nonperizinan yang meliputi Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik,

Page 43: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

37

Sosial, Koperasi, Pariwisata, Kebudayaan, Penanaman Modal,

Perindustrian, Perdagangan, dan Ketenagakerjaan;

(11) Melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah;

(12) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan

sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan

(13) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas melalui

Sekretaris.

10) Kepala Bidang Pengaduan, Kebijakan, dan Pelaporan Layaan, mempunyai

tugas :

(1) Menyusun rencana dan program kerja Bidang;

(2) Mengkoordinasikan program kerja masing-masing Seksi;

(3) Mengkoordinasikan para Kepala Seksi;

(4) Membimbing dan memberi petunjuk kepada Kepala Seksi dan

bawahan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku;

(5) Menilai prestasi kerja bawahan;

(6) Mengkoordinasikan penyusunan anggaran/pembiayaan kegiatan pada

Bidang untuk disampaikan kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris;

(7) Mengkoordinasikan hasil monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil

pelaksanaan kegiatan di Bidang setiap : bulan, triwulan, semester dan

tahunan untuk disampaikan kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris;

(8) Mengkoordinir perencanaan penyelenggaraan pelayanan informasi,

penangananan pengaduan, pengendalian, pelayanan secara elektronik

Page 44: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

38

(PSE), peningkatan mutu layanan dan pelaporan pelayanan perizinan

dan nonperizinan;

(9) Memimpin penyelenggaraan pelayanan informasi, penangananan

pengaduan, pengendalian, pelayanan secara elektronik (PSE),

peningkatan mutu layanan dan pelaporan pelayanan perizinan dan

nonperizinan;

(10) Mengkoordinir penyusunan laporan pelayanan informasi,

penangananan pengaduan, pengendalian, pelayanan secara elektronik

(PSE), peningkatan mutu dan pelayanan perizinan dan nonperizinan;

(11) Melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah;

(12) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan

sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan

(13) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas melalui

Sekretaris.

3.2 Analisis Sesuai dengan Tujuan Penelitian

Pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi

Bali, penulis melakukan penelitian mengenai bagaimana analisis realisasi

anggaran pendapatan dan belanja berbasis kinerja. Pendapatan dan belanja dalam

Laporan Realisasi Anggaran (LRA) yang digunakan sebagai perbandingan tingkat

efisiensi. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) pada Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali yang terdiri dari Pendapatan Asli

Daerah (PAD) seperti Pendapatan Retribusi Daerah, dan Belanja Operasi seperti

Page 45: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

39

Belanja Pegawai dan Belanja Barang dan Jasa yang digambarkan dengan tabel

sebagai berikut :

Tabel 3.1 Struktur LRA Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu SatuPintu Provinsi Bali Tahun Anggaran 2016.

NO URAIAN ANGGARAN REFFCALK

TAHUN 2016

1 2 3 4 5

1 PENDAPATAN 725,310,000.005.1.1.

699,600,000.00

2PENDAPATAN ASLIDAERAH 725,310,000.00

5.1.1.1699,600,000.00

3 Pendapatan Retribusi Daerah 725,310,000.005.1.1.1.1

699,600,000.00

4 BELANJA 11,142,591,534.00 5.1.2. 10,370,024,631.00

5 BELANJA OPERASI 10,976,841,534.005.1.2.1.

10,216,992,131.00

6 Belanja Operasi 8,888,383,014.005.1.2.1.1.

8,252,813,473.00

7 Belanja Barang dan Jasa 2,088,458,520.005.1.2.1.2.

1,964,178,658.00

8 BELANJA MODAL 165,750,000.005.1.2.2.

153,032,500.00

9 Belanja Peralatan dan Mesin 144,300,000.005.1.2.2.1.

131,892,500.00

10Belanja Jalan, Irigasi danJaringan 21,450,000.00

5.1.2.2.2.21,140,000.00

11 SURPLUS/(DEFISIT) (10,417,281,534.00) (9,670,424,631.00)Sumber : Catatan Atas Laporan Keuangan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Bali 2016.

Berikut penjelasan Laporan Realisasi Anggaran selama tahun 2016 :

Pendapatan tahun anggaran 2016 secara keseluruhan ialah sebesar Rp.

699.600.000,00 dari target anggaran yang sebelumnya diharapkan sebesar Rp.

725.310.000,00. Yang termasuk ke dalam pendapatan daerah salah satunya

Page 46: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

40

pendapatan asli daerah. Pendapatan Asli Daerah merupakan pendapatan yang

bersumber dari pemanfaatan potensi sumber daya daerah yang dimiliki oleh

pemerintah daerah maupun yang terdapat di wilayah daerah bersangkutan, yang

mana pemungutannya merupakan tanggung jawab pemerintah daerah. Adapun

komponen pendapatan retribusi daerah dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 3.2 Uraian Pendapatan Retribusi Daerah Dinas Penanaman Modal danPelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali Tahun Anggaran 2016.

NO URAIANANGGARAN

SETELAHPERUBAHAN

REALISASI

(Rp) %

1RetribusiPemakaianKekayaan Daerah 3,600,000.00 3,600,000.00 100.00

2 Retribusi IzinPerikanan 721,710,000.00 696,000,000.00 96.44

Jumlah 725,310,000.00 699,600,000.00 96.46Sumber : Catatan Atas Laporan Keuangan DPMPTSP Provinsi Bali.

Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah dengan target anggaran setelah

perubahan sebesar Rp3.600.000,00 terealisasi sebesar Rp3.600.000,00 atau

100% dan Retribusi Izin Perikanan dengan target anggaran setelah perubahan

sebesar Rp721.710.000,00 terealisasi sebesar 696.000.000,00 atau 96,44%.

Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat adanya selisih antara target anggaran

dengan realisasinya, dimana realisasinya lebih kecil daripada target anggarannya.

Hal ini dikarenakan adanya penundaan penerbitan perizinan perikanan yang

hubungannya dengan penerapan mekanisme basis data kapal perikanan secara

online lingkup nasional yaitu SIMKADA (Sistem Informasi Izin Kapal Daerah)

yang dibuat oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan RI.

Page 47: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

41

Sedangkan Belanja pada tahun 2016 yang terdiri dari Belanja operasi dan

Belanja modal. Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa termasuk dalam pos

belanja operasi, kemudian Belanja Peralatan dan Mesin; Belanja Jalan, Irigasi,

dan Jaringan termasuk dalam pos Belanja Modal. Anggaran belanja tahun 2016

terealisasi sebesar Rp 10.370.024.631,00 dari target anggaran yang sebelumnya

diharapkan sebesar Rp 11.142.591.534,00. Berikut penjelasan pos belanja

operasi:

1. Belanja Pegawai, merupakan dana yang dikeluarkan untuk gaji dan

tunjangan pegawai tetap, tambahan penghasilan PNS, dan insentif

pemungutan retribusi daerah. Belanja pegawai yang ditargetkan dengan

anggaran sebesar Rp 8.888.383.014,00 kemudian terealisasi sebesar Rp

8.252.813.473,00 sehingga diperoleh selisih anggaran mencapai sebesar

Rp 635.569.514,00. Realisasi belanja pegawai yang lebih kecil daripada

target anggaran disebabkan karena belum adanya perubahan jumlah

pegawai tetap dan tidak adanya penambahan biaya tunjangan-tunjangan

dari tahun sebelumnya.

2. Belanja Barang dan Jasa, ialah pengeluaran dana untuk belanja alat tulis

kantor, jasa perawatan alat, sewa perlengkapan dan peralatan kantor, dan

sebagainya. Sebelumnya ditargetkan dengan anggaran sebesar Rp

2.088.458.520,00 kemudian terealisasi sebesar Rp 1.964.178.658,00

sehingga diperoleh selisih anggaran sebesar Rp 124.279.862,00.

Berikut penjelasan pos belanja modal:

Page 48: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

42

1. Belanja Peralatan dan Mesin, merupakan pengeluaran untuk pengadaan

peralatan dan mesin yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan antara

lain biaya pembelian, biaya pengangkutan, biaya instalasi, serta biaya

langsung lainnya untuk memperoleh dan mempersiapkan sampai

peralatan dan mesin tersebut siap digunakan. Sebelumnya ditargetkan

dengan anggaran sebesar Rp 131.892.500,00 kemudian terealisasi sebesar

Rp 144.300.000,00 sehingga diperoleh selisih anggaran sebesar Rp

12.407.500,00.

2. Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan, Pengeluaran untuk memperoleh jalan

dan jembatan, irigasi dan jaringan sampai siap pakai meliputi biaya

perolehan atau biaya kontruksi dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan

sampai jalan dan jembatan, irigasi dan jaringan tersebut siap pakai.

Belanja jalan, irigasi dan jaringan yang ditargetkan dengan anggaran

sebesar Rp 21.450.000,00 kemudian terealisasi sebesar Rp 21.140.000,00

sehingga diperoleh selisih anggaran mencapai sebesar Rp 310.000,00.

Berdasarkan konsep value for money yang sudah di jelaskan pada

tinjauan teoritis. Penulis dapat menganalisis bahwa pengukuran kinerja value for

money pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan terpadu Satu Pintu

(DPMPTSP) sudah berjalan dengan efisien. Berdasarkan Laporan Realisasi

Anggaran Tahun 2016 ini ditunjukkan adanya penggunaan input terendah untuk

mencapai output tertentu, yang dapat dilihat dari belanja operasi maupun belanja

modal.

Page 49: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

43

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Seluruh uraian dan pembahasan yang dikemukakan pada Bab III

berdasarkan tinjauan yang di lakukan penulis berkaitan dengan Analisis Realisasi

Anggaran Pendapatan dan Belanja Berbasis Kinerja Pada Dinas Penanaman

Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali, maka penulis dapat

menarik kesimpulan bahwa Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah tahun 2016 ini telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun

2010. Bisa ditarik kesimpulan bahwa secara umum anggaran yang terealisasi pada

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi (DPMPTSP)

sudah diterapkan secara efisien namun belum efektif, bisa dilihat pada tabel pos

belanja yaitu realisasinya lebih kecil daripada target anggaran. Sedangkan pada

tabel pos pendapatan yaitu realisasinya lebih kecil daripada target anggarannya

dikarenakan adanya penundaan penerbitan perizinan perikanan yang

hubungannya dengan penerapan mekanisme basis data kapal perikanan secara

online lingkup nasional yaitu SIMKADA (Sistem Informasi Izin Kapal Daerah)

yang dibuat oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan RI.

4.1 Saran

Saran yang di berikan sebagai rekomendasi kepada Dinas Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali adalah :

Page 50: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

44

1. Tetap menerapkannya sistem laporan keuangan SKPD sesuai dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tanggal 22 Oktober 2010

tentang Standar Akuntansi Pemerintaham (SAP).

2. Meningkatkan transparansi publik agar bisa lebih dijabarkan lagi apa

saja potensi-potensi yang ditimbulkan dalam masing-masing pos

pendapatan dan belanja sehingga di dapat angka yang wajar seperti yang

tertera pada realisasi dan target dengan kenyataan yang ada di daerah

agar program kerja dapat dicapai dan di realisasikan sesuai dengan apa

yang diharapkan.

3. Peningkatan SIMKADA (Sistem Informasi Izin Kapal Daerah) agar

meminimalisir terjadinya penundaan penerbitan perizinan yang akan

mempengaruhi pendapatan retribusi daerah.

Saran untuk peneliti berikutnya :

1. Peneliti berikutnya diharapkan dapat menemukan faktor lain yang dapat

mempengaruhi efisiensi dan efektivitas kinerja pada DPMPTSP Provinsi

Bali.

2. Peneliti berikutnya diharapkan dapat menemukan solusi untuk

peningkatan sistem pada DPMPTSP Provinsi Bali.

Page 51: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

45

DAFTAR PUSTAKA

Halim, Abdul. 2004. Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah.Jakarta. Salemba Empat.

Halim, Abdul. 2008. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta. Salemba Empat.

Halim, Abdul, Muhammad Iqbal., 2012. Pengelolaan Keuangan Daerah.Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Kaho, Josef Riwu. 2005. Prospek Otonomi Daerah di Negara RepublikIndonesia:Identifikasi Faktor-Faktor yang mempengaruhi PenyelenggaraanOtonomi Daerah. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.

Mahmudi. 2013. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Edisi Kedua. Yogyakarta.Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Mahsun, M. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Edisi Pertama. Yogyakarta.BPFE.

Mardiasmo. 2004. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta :Andi Offset

Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik.Yogyakarta. Andi Offset

Makka Al Harry et all. 2015. Analisis Kinerja Belanja Daerah Dalam LaporanRealisasi Anggaran Pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan DanAset Daerah Di Kota Kotamobagu. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume15 No. 04 Tahun 2015

Nordiawan Dedi. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta : Salemba Empat.

Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Pasal 1 ayat 7 tentang DanaPerimbangan.

Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2008, tentang Susunan Organisasidan Perangkat Daerah Provinsi Bali.

Peraturan Pemerintah No.71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahyang disajikan berdasarkan PSAP No.02.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2011 Tentang AnggaranPendapatan dan Belanja Daerah.

Page 52: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

46

Rudianto. (2009). Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: Grasindo.

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. BandungAlfabeta.

Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 8 tentang Keuangan Negara.

Undang-Undang No.1 Tahun 2003 tentang Perbendaharaan menegaskan ataspelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang PerimbanganKeuangan Republik Indonesia.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Pasal 157 tentang sumber-sumberPendapatan Asli Daerah.

Page 53: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

47

LAMPIRAN

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu SatuPintu Provinsi Bali

Tabel 3.1 Struktur LRA Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu SatuPintu Provinsi Bali Tahun Anggaran 2016.

REFFCALK

1 2 3 4 5

1 PENDAPATAN 725,310,000.00 5.1.1. 699,600,000.002 PENDAPATAN ASLI DAERAH 725,310,000.00 5.1.1.1. 699,600,000.003 Pendapatan Retribusi Daerah 725,310,000.00 5.1.1.1.1. 699,600,000.00

4 BELANJA 11,142,591,534.00 5.1.2. 10,370,024,631.005 BELANJA OPERASI 10,976,841,534.00 5.1.2.1. 10,216,992,131.006 Belanja Pegawai 8,888,383,014.00 5.1.2.1.1. 8,252,813,473.007 Belanja Barang dan Jasa 2,088,458,520.00 5.1.2.1.2. 1,964,178,658.008 BELANJA MODAL 165,750,000.00 5.1.2.2. 153,032,500.009 Belanja Peralatan dan Mesin 144,300,000.00 5.1.2.2.1. 131,892,500.00

10 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 21,450,000.00 5.1.2.2.2. 21,140,000.00

11 SURPLUS / (DEFISIT) (10,417,281,534.00) (9,670,424,631.00)Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam laporan keuangan ini.

TAHUN 2016NO URAIAN ANGGARAN

Page 54: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …

48

Tabel 3.2 Uraian Pendapatan Retribusi Daerah Dinas Penanaman Modal dan PelayananTerpadu Satu Pintu Provinsi Bali Tahun Anggaran 2016.

Rp %

1Retribusi PemakaianKekayaan Daerah 3,600,000.00 3,600,000.00 100.00

2 Retribusi IzinPerikanan

721,710,000.00 696,000,000.00 96.44

725,310,000.00 699,600,000.00 96.46

No. URAIANAnggaran setelah

Perubahan

Realisasi

Jumlah

Page 55: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …
Page 56: ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA …