lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-t29958-alvin chandra.pdflontar.ui.ac.id
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

i
UNIVERSITAS INDONESIA
PENGARUH EFEKTIVITAS KOMITE AUDIT TERHADAP
RELEVANSI NILAI LABA BERSIH DAN ARUS KAS DARI
KEGIATAN OPERASI
TESIS
ALVIN CHANDRA
1006792893
FAKULTAS EKONOMI
MAGISTER MANAJEMEN
JAKARTA
DESEMBER 2011
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

i
UNIVERSITAS INDONESIA
PENGARUH EFEKTIVITAS KOMITE AUDIT TERHADAP
RELEVANSI NILAI LABA BERSIH DAN ARUS KAS DARI
KEGIATAN OPERASI
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Manajemen
ALVIN CHANDRA
1006792893
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN
KEKHUSUSAN MANAJEMEN KEUANGAN
JAKARTA
DESEMBER 2011
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Thesis ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Alvin Chandra
NPM : 1006792893
Tanda Tangan :
Tanggal : 4 Januari 2012
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

iii
LEMBAR PENGESAHAN
Thesis ini diajukan oleh :
Nama : Alvin Chandra
NPM : 1006792893
Program Studi : Magister Manajemen
Judul Thesis : Pengaruh Efektivitas Komite Audit terhadap Relevansi Nilai
Laba Bersih dan Arus Kas dari Kegiatan Operasi
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima
sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar
Magister Manajemen pada Program Studi Magister Manajemen Fakultas
Ekonomi, Universitas Indonesia
DEWAN PENGUJI
Pembimbing : Dr. Ancella A. Hermawan (................................)
Penguji : Dr. Sylvia Veronica NPS (................................)
Penguji : Eko Rizkianto S.E., M.E. (................................)
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 4 Januari 2012
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya akhir ini tepat pada waktunya. Penulisan karya akhir ini dilakukan dalam
rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister
Manajemen pada program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia. Penulis menyadari bahwa hasil yang telah dicapai selama ini tidak
terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan dan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Rhenald Khasali, PhD selaku ketua program Magister
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia;
2. Ibu Dr. Ancella Anitawati Hermawan, MBA selaku dosen pembimbing yang
telah menyediakan tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan, berdiskusi,
memberikan masukan serta waktunya kepada penulis dalam penyusunan karya
akhir ini;
3. Seluruh dosen dan staf pengajar Magister Manajemen Universitas Indonesia
yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan berbagi pengalaman selama
masa perkuliahan;
4. Kedua orang tua W Bagus Chandra dan Yuke Aprilia, adik saya Andrea
Chandra, dan pacar saya Revina Setiadi yang telah memberikan dukungan
material dan moral serta dorongan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi;
5. Teman-teman seperjuangan bimbingan Ibu Ancella, Adisti Dwi Karina,
Amanda Ratna Rahmida, Wibisana Bagus Santosa, dan William Rusli atas
kebersamaan dan berbagi ilmu selama penyusunan karya akhir;
6. Teman-teman kelas A101 dan B101 atas kebersamaan yang telah dilalui
selama 1,5 tahun dalam suka dan duka, berjuang bersama-sama untuk
memberikan yang terbaik dalam setiap kelas yang kita hadiri;
7. Dan semua pihak lainnya yang telah membantu dengan tulus dan ikhlas
hingga karya akhir ini selesai.
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

v
Akhir kata, penulis berharap Tuhan YME berkenan membalas segala kebaikan
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya akhir ini.
Semoga karya akhir ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu ke
depannya.
Jakarta, Desember 2011
Penulis
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

vi
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : Alvin Chandra
NPM : 1006792893
Program Studi : Magister Manajemen
Departemen : Manajemen Keuangan
Fakultas : Ekonomi
Jenis karya : Tesis
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
“Pengaruh Efektivitas Komite Audit terhadap Relevansi Nilai Laba Bersih dan
Arus Kas dari Kegiatan Operasi”
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 18 Januari 2012
Yang menyatakan
( …………………………………. )
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

vii Universitas Indonesia
ABSTRAK
Nama : Alvin Chandra
Program Studi : Magister Manajemen
Judul : Pengaruh Efektivitas Komite Audit terhadap
Relevansi Nilai Laba Bersih dan Arus Kas dari
Kegiatan Operasi
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah efektivitas komite audit
berpengaruh pada relevansi nilai laba bersih dan arus kas dari kegiatan
operasi. Efektivitas komite audit diukur berdasarkan skor dari tiga
karakteristik yang dikembangkan dalam penelitian Hermawan (2009) yaitu
aktivitas, ukuran, dan kompetensi dari komite audit. Pengujian hipotesis
dilakukan menggunakan model regresi berganda dengan sampel 264
observasi dari perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama
tahun 2010. Hasil penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa laba
bersih dan arus kas dari kegiatan operasi berpengaruh positif terhadap return
saham. Namun dari hasil pengujian hipotesis, efektivitas komite audit tidak
memberikan tambahan relevansi nilai laba bersih dan arus kas dari kegiatan
operasi.
Kata kunci :
Relevansi nilai, efektivitas komite audit, corporate governance
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

viii Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name : Alvin Chandra
Study Program : Master of Management
Title : The Effect of Audit Committee Effectiveness on
Value Relevance of Net Income and Cash Flow
from Operations
This research conducted to prove if is there any effect of audit committee
effectiveness in value relevance of net income and cash flow from
operations. Audit committee efectiveness is measured by three
characteristics that are developed in Hermawan (2009) i.e. activity, size, and
competency of audit committee. Hypothesis is tested using multiple
regression linear with sample 264 companies which are listed in Indonesia
Stock Exchange in 2010. This research find that net income and cash flow
from operations have effect on stock return, but audit committee
efectiveness doesn‟t increase value relevance of net income and cash flow
from operations.
Key words:
Value relevance, audit committee effectivity, corporate governance
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

ix Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...................... vi
ABSTRAK ................................................................................................... vii
ABSTRACT ............................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii
DAFTAR RUMUS ..................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv
1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 5
1.5 Sistematika Penulisan ..................................................................... 6
2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 8 2.1 Corporate Governance ................................................................... 8
2.1.1 Prinsip-prinsip Good Corporate Governance ......................... 8
2.1.2 Organ Perusahaan .................................................................. 10
2.1.3 Komite Audit ......................................................................... 12
2.2 Laba Akuntansi dan Arus Kas ...................................................... 24
2.2.1 Pengaruh Laba Bersih terhadap Return Saham ..................... 26
2.2.2 Pengaruh Arus Kas dari Kegiatan Operasi terhadap Return
Saham .................................................................................... 29
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Return Saham .................................. 31
2.3.1 Ukuran Perusahaan ................................................................ 31
2.3.2 Leverage ................................................................................ 32
2.3.3 Growth Opportunities ............................................................ 33
2.3.4 Risiko Perusahaan .................................................................. 34
3. METODE PENELITIAN ....................................................................... 36 3.1 Kerangka Konseptual .................................................................... 36
3.2 Pengembangan Hipotesis .............................................................. 39
3.3 Model Penelitian ........................................................................... 42
3.4 Definisi dan Pengukuran Variabel Penelitian ............................... 44
3.4.1 Variabel Dependen ................................................................ 44
3.4.2 Variabel Independen .............................................................. 45
3.4.3 Variabel Moderasi ................................................................. 48
3.4.4 Variabel Kontrol .................................................................... 49
3.5 Pengujian Empiris ......................................................................... 51
3.5.1 Statistik Deskriptif ................................................................. 51
3.5.2 Analisis Korelasi .................................................................... 51
3.5.3 Analisis Regresi ..................................................................... 52
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

x Universitas Indonesia
3.5.4 Uji Asumsi Klasik .................................................................. 52
3.5.5 Uji Hipotesis .......................................................................... 54
3.5.6 Uji Goodness of Fit (R2) ........................................................ 54
3.6 Populasi dan Sampel ..................................................................... 55
3.7 Pengumpulan Data ........................................................................ 55
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................ 57 4.1 Deskripsi Sampel Penelitian ......................................................... 57
4.2 Skor Efektivitas Komite Audit ...................................................... 58
4.3 Statistik Deskriptif ........................................................................ 62
4.4 Analisis Korelasi Antar Variabel Model Penelitian ...................... 65
4.5 Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................... 68
4.5.1 Uji Normalitas ....................................................................... 68
4.5.2 Uji Multikolinearitas .............................................................. 69
4.5.3 Uji Heteroskedastisitas .......................................................... 71
4.6 Uji Statistik F ................................................................................ 74
4.7 Analisis Goodness-of-Fit (Adjusted R2) ........................................ 76
4.8 Analisis Hasil Pengujian Hipotesis ............................................... 78
4.8.1 Pengaruh Laba Bersih terhadap Return Saham ..................... 79
4.8.2 Pengaruh Arus Kas dari Kegiatan Operasi terhadap Return
Saham .................................................................................... 80
4.8.3 Analisis Efektivitas Komite Audit Memperkuat Pengaruh
Laba Bersih terhadap Return Saham ..................................... 83
4.8.4 Analisis Efektivitas Komite Audit Memperkuat Pengaruh
Arus Kas dari Kegiatan Operasi terhadap Return Saham ...... 86
4.8.5 Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage,
Pertumbuhan Perusahaan, dan Risiko Perusahaan terhadap
Return Saham ......................................................................... 89
5. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 92 5.1 Kesimpulan ................................................................................... 92
5.2 Keterbatasan Penelitian ................................................................. 95
5.3 Saran .............................................................................................. 95
DAFTAR REFERENSI .............................................................................. 98
LAMPIRAN .............................................................................................. 103
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

xi Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Prosedur Penetapan Sampel ........................................................ 57
Tabel 4. 2 Distribusi Perusahaan Sampel Berdasarkan Industri .................. 58
Tabel 4. 3 Skor Aktivitas Komite Audit ...................................................... 59
Tabel 4. 4 Skor Ukuran Komite Audit ......................................................... 60
Tabel 4. 5 Skor Kompetensi Komite Audit ................................................. 61
Tabel 4. 6 Uji CronBach Alpha ................................................................... 61
Tabel 4. 7 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ...................................... 62
Tabel 4. 8 Analisis Korelasi Pearson .......................................................... 66
Tabel 4. 9 Hasil One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ............................ 69
Tabel 4. 10 Pengujian Multikolinearitas dengan Tolerance dan VIF .......... 70
Tabel 4. 11 Pengujian Heteroskedastisitas dengan Uji White ..................... 71
Tabel 4. 12 Hasil Regresi Model Penelitian ................................................ 72
Tabel 4. 12 Hasil Regresi Model Penelitian (lanjutan) ................................ 73
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

xii Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual............................................................39
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas (normal P-P Plot)...............................67
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

xiii Universitas Indonesia
DAFTAR RUMUS
Rumus 3.1 Return Saham............................................................. 44
Rumus 3.2 Return Pasar............................................................... 44
Rumus 3.3 Market Adjusted Return............................................. 44
Rumus 3.4 Proksi Laba Bersih Perusahaan................................... 45
Rumus 3.5 Earnings per Share....................................................... 45
Rumus 3.6 Proksi Perubahan Laba Bersih Perusahaan..................... 46
Rumus 3.7 Perubahan Laba Bersih per share.................................... 46
Rumus 3.8 Proksi Arus Kas dari Kegiatan Operasi........................... 46
Rumus 3.9 Arus Kas dari Kegiatan Operasi per share...................... 46
Rumus 3.10 Proksi Perubahan Arus Kas dari Kegiatan Operasi 47
Rumus 3.11 Perubahan Arus Kas dari Kegiatan Operasi per share.... 47
Rumus 3.12 Logaritma Normal Total Aset..................................... 49
Rumus 3.13 Debt to Total Asset Ratio............................................ 49
Rumus 3.14 Price to Book Value..................................................... 50
Rumus 3.15 Book Value Equity per Share....................................... 50
Rumus 3.16 Single Index Model...................................................... 50
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

xiv Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Checklist Penilaian Efektivitas Komite Audit yang
dikembangkan dalam penelitian Hermawan (2009)...... 103
Lampiran 2 : DataVariabel Perusahaan Sampel.................................. 109
Lampiran 3 : Daftar Nama Perusahaan Sampel…………………….. 122
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Keputusan investasi di pasar modal memerlukan berbagai macam
informasi, termasuk di dalamnya informasi yang berhubungan dengan kinerja
perusahaan, salah satunya berasal dari laporan keuangan. Laporan keuangan
secara umum menggambarkan kondisi dan kinerja keuangan perusahaan dalam
suatu periode tertentu. Informasi laporan keuangan yang biasanya dipakai oleh
investor berasal dari tiga unsur, yaitu laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus
kas. Neraca dan laporan laba rugi lebih condong ke accrual basis, sedangkan
laporan arus kas lebih condong ke cash basis. Investor cenderung menggunakan
laporan yang bersifat cash basis karena kecil kemungkinan terjadinya manajemen
laba seperti yang bisa dilakukan dalam pelaporan laba rugi dan neraca.
Harga saham di pasar merupakan terjemahan informasi yang didapat oleh
investor mengenai kondisi dan kinerja keuangan perusahaan. Terdapat beberapa
indicator yang dapat dijadikan faktor yang mempengaruhi return saham sebuah
perusahaan. Namun yang lebih menonjol adalah mengenai pengaruh laba bersih
dari laporan laba rugi, dan pengaruh arus kas dari kegiatan operasi mempengaruhi
return saham perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Nichols dan Wahlen
(2004) membuktikan bahwa perubahan laba bersih perusahaan, dan perubahan
arus kas dari kegiatan operasi berpengaruh terhadap return saham dari perusahaan
itu.
Laba bersih sebagai bagian dari laporan laba rugi merupakan indikator
paling sederhana bagi para investor untuk menilai sebuah saham layak untuk
diinvestasikan. Laba bersih secara sederhana menggambarkan pertumbuhan
perusahaan ke depannya. Beberapa penelitian telah banyak membuktikan bahwa
laba bersih mempunyai pengaruh terhadap return saham, di antaranya penelitian
Ball dan Brown (1968) melakukan penelitian pertama kali tentang pengaruh
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

2
Universitas Indonesia
angka laba akuntansi terhadap perubahan harga saham di pasar, yang
menunjukkan bahwa laba akuntansi mempengaruhi pergerakan harga saham di
pasar. Penelitian yang dilakukan oleh Dastgir et al. (2004) yang memberikan hasil
bahwa salah satu komponen dalam laporan laba rugi yaitu laba bersih mempunyai
hubungan kuat dengan return saham perusahaan, dimana dalam penelitian ini juga
menunjukkan hubungan return saham terhadap laba bersih perusahaan lebih besar
daripada hubungan return saham terhadap komponen dalam arus kas. Begitu pula
penelitian yang dilakukan Nichols dan Wahlen (2004) juga menemukan bahwa
return saham tahunan secara signifikan dipengaruhi oleh adanya perubahan laba
tahunan.
Laporan arus kas sendiri juga digunakan oleh para investor untuk
mengevaluasi harga saham di pasar. Terdapat argumen bahwa laporan arus kas
tidak dapat dimanipulasi seperti layaknya terjadi manajemen laba dalam laporan
laba rugi perusahaan. Chen (2009) dalam penelitiannya tentang hubungan laba
akuntansi dan arus kas dari kegiatan operasi, dia mengemukakan bahwa arus kas
dan laba akuntansi dari kegiatan operasi dapat memprediksi return saham di masa
yang akan datang. Lebih spesifik lagi, Cheng et al. (1997) dalam penelitiannya
tentang value relevance dari arus kas dari kegiatan operasi mengemukakan bahwa
arus kas dari kegiatan operasi mempunyai kekuatan untuk menjelaskan return
saham perusahaan. Arus kas dari kegiatan operasi ini setidaknya sudah disusun
berdasarkan ketentuan SFAS no.95.
Namun, hanya dengan meneliti hubungan komponen komponen dalam
laporan keuangan dikaitkan dengan return suatu perusahaan tidak serta merta
dapat menjelaskan sepenuhnya hubungan antara keduanya. Terdapat faktor lain
yang turut mempengaruhi hubungan antara keduanya, salah satunya mengenai
kualitas pelaporan laporan keuangan. Kualitas pelaporan itu sendiri juga perlu
diperhatikan karena menunjang reliabilitas dari laporan keuangan, yang kemudian
nantinya berkaitan dengan corporate governance yang baik.
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

3
Universitas Indonesia
Corporate governance menjadi sesuatu yang sangat penting dalam dunia
usaha sekarang ini. Definisi umum tentang corporate governance adalah sistem
yang mengatur bagaimana perusahaan dikelola dan dikontrol (Cadburry
Committee, 1992). corporate governance juga mencakup hubungan antara
pemangku kepentingan (stakeholder) dengan organ perusahaan itu sendiri. Organ
perusahaan di sini adalah pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi.
Sedangkan stakeholder disini adalah karyawan, konsumen, distributor, pemasok
barang, kreditor, debitor, regulator, lingkungan, dan masyarakat luas. Di
Indonesia sendiri, lembaga yang bertugas memberikan pedoman tentang
corporate governance yang baik diberi nama KNKG (Komite Nasional Kebijakan
Governance) yang dibentuk pada tahun 2004 yang bertugas membuat panduan
bagi perusahaan dalam membangun, melaksanakan, dan mengkomunikasikan
praktek corporate governance terhadap pemangku kepentingan.
Dewan komisaris sebagai salah satu organ perusahaan mempunyai tugas
dan bertanggungjawab melakukan pengawasan serta memastikan perusahaan
melaksanakan corporate governance yang baik. Dalam melaksanakan tugasnya,
KNKG (2006) mengharuskan dewan komisaris1 membentuk sebuah komite audit
yang bertugas memastikan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Tentunya hal ini dimaksudkan
untuk menjamin kualitas pelaporan laporan keuangan yang disajikan oleh
perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Kamal dan Ferdousi (2006)
mengatakan bahwa efektivitas komite audit itu sangat penting, bahkan dikatakan
dalam penelitiannya bahwa dengan adanya independensi komite audit akan
memastikan berjalannya good corporate governance di perusahaan sehingga juga
mengamankan kepentingan stakeholder. Hermawan (2009) dalam penelitiannya
menunjukkan bahwa efektivitas komite audit melalui karakteristik komite audit
berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas informasi laba, dan aktivitas
komite audit sendiri memberikan pengaruh positif terhadap kualitas informasi
laba.
1Indonesia menganut two tier system dimana dewan komisaris dan dewan direksi terpisah,
sedangkan di negara Anglo-Saxon seperti Amerika Serikat menggunakan one tier system yaitu
Board of Directors.
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

4
Universitas Indonesia
Oleh karena itu penting sekali untuk meneliti relevansi nilai komponen
komponen dalam laporan keuangan yaitu laba bersih dan laporan arus kas dari
kegiatan operasional terhadap return saham perusahaan dengan menitikberatkan
pada keefektifan fungsi dari komite audit sebagai bagian dari good corporate
governance pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Apakah informasi laba bersih yang disajikan dalam laporan keuangan
mempunyai relevansi nilai terhadap return saham?
2. Apakah informasi arus kas dari kegiatan operasi yang disajikan dalam
laporan keuangan mempunyai relevansi nilai terhadap return saham?
3. Apakah efektivitas komite audit memberikan tambahan relevansi nilai laba
bersih yang disajikan dalam laporan keuangan terhadap return saham?
4. Apakah efektivitas komite audit memberikan tambahan relevansi nilai arus
kas dari kegiatan operasi yang disajikan dalam laporan keuangan terhadap
return saham?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk melihat apakah informasi laba bersih yang disajikan dalam laporan
keuangan mempunyai relevansi nilai terhadap return saham.
2. Untuk melihat apakah informasi mengenai arus kas dari kegiatan operasi
yang disajikan dalam laporan keuangan mempunyai relevansi nilai
terhadap return saham.
3. Untuk melihat apakah efektivitas komite audit memberikan tambahan
relevansi nilai laba bersih yang disajikan dalam laporan keuangan terhadap
return saham.
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

5
Universitas Indonesia
4. Untuk melihat apakah efektivitas komite audit memberikan tambahan
relevansi nilai arus kas dari kegiatan operasi yang disajikan dalam laporan
keuangan terhadap return saham.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian antara lain :
Bagi investor
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat membantu investor dalam
memilih saham untuk diinvestasikan berdasarkan faktor keefektifan fungsi
dari komite audit yang sudah terbentuk dalam perusahaan. Diharapkan
dengan adanya bukti empiris dari hasil penelitian ini, investor dapat
memberikan pandangan yang lebih mendalam dalam pengambilan
keputusan berinvestasi di saham sebuah perusahaan dengan melihat tidak
hanya sebatas angka yang tertera di laporan keuangan, namun juga melihat
informasi karakteristik dari komite audit perusahaan sebagai informasi
tambahan dalam melihat informasi dari laporan keuangan perusahaan.
Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan pedoman bagi
perusahaan untuk lebih meningkatkan fungsi komite audit sebagai sarana
kontrol terhadap kualitas pelaporan laporan keuangan perusahaan. Hal ini
juga dimaksudkan agar dengan adanya peningkatan kualitas pelaporan
laporan keuangan perusahaan dapat mengurangi adanya assymetric
information antara investor dengan perusahaan.
Bagi regulator
Hasil penelitian ini diharapkan dapat lebih mempertegas tentang
pentingnya fungsi komite audit dalam menjamin kualitas pelaporan
laporan keuangan sebagai bagian dari praktik corporate governance yang
baik. Dengan demikian hasil penelitian dapat memberikan masukan bagi
regulator pasar modal dalam menetapkan kebijakan kebijakan di masa
yang akan datang berkaitan dengan kualitas pelaporan laporan keuangan
sebagai bagian dari praktik corporate governance yang baik untuk
melindungi investor di pasar modal.
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

6
Universitas Indonesia
Bagi akademisi
Bukti empiris yang dihasilkan diharapkan akan lebih memperjelas fungsi
laporan keuangan perusahaan terutama komponen laba bersih serta arus
kas dari kegiatan operasi sebagai indikator penting dalam menentukan
return saham perusahaan. Hasil penelitian ini diharapkan juga akan lebih
memperkaya pengetahuan tentang bukti literatur penerapan good
corporate governance di Indonesia, khususnya dalam hal kualitas
pelaporan laporan keuangan dengan keberadaan fungsi komite audit, yang
merupakan informasi bagi investor dalam pengambilan keputusan
investasi.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada Karya Akhir ini tersusun atas lima bab yang
saling berkaitan yaitu :
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini menjelaskan latar belakang, perumusan masalah, dan
tujuan penelitian mengenai pengaruh laba bersih yang merupakan
komponen dalam laporan laba rugi, serta laporan arus kas, terhadap
return saham perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia.
Bab ini juga menerangkan sistematika penulisan.
Bab 2 Tinjauan Pustaka
Bab ini menguraikan landasan teori yang berhubungan dengan
stock return, hubungan komponen dalam laporan keuangan seperti
laba bersih dan laporan arus kas terhadap stock return, serta
menguraikan tentang pentingnya fungsi komite audit dalam
penerapan Good Corporate Governance dalam menunjang kualitas
pelaporan laporan keuangan. Tinjauan pustaka berasal dari sumber
seperti buku, jurnal, maupun artikel. Hipotesis juga dibentuk dalam
bab ini.
Bab 3 Metode Penelitian
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

7
Universitas Indonesia
Bab ini menjabarkan secara detail tentang metode penelitian yang
akan digunakan termasuk tools, teknik pengolahan data, serta
langkah langkah penelitian yang akan dilakukan.
Bab 4 Analisis dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan hasil pengujian hipotesis berdasarkan data-
data yang digunakan dalam penelitian ini. stock return berasal data
harga saham selama satu tahun. Laba bersih diambil dari laporan
laba rugi perusahaan, laporan arus kas dari kegiatan operasi
diambil laporan arus kas perusahaan.
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Bab ini merupakan kesimpulan dari permasalahan dari penelitian
ini, saran, dan keterbatasan yang ada sehubungan dengan
penelitian.
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

8 Universitas Indonesia
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Corporate Governance
Corporate governance menurut Cadbury Committee (1992) adalah sistem
yang mengatur bagaimana perusahaan dikendalikan dan diarahkan. Board
bertugas untuk menjalankan perusahaan, sedangkan peran shareholder adalah
menentukan dan mengangkat direktur yang merupakan kepanjangan tangan
shareholder untuk menjalankan perusahaan. Menurut definisi Organization for
Economic Cooperation and Development (2004), corporate governance
melibatkan hubungan antara manajemen perusahaan, board, dan pemegang
sahamnya serta para stakeholder. Good corporate governance ditujukan untuk
mencapai tujuan perusahaan melalui berbagai insentif yang diberikan kepada
manajemen perusahaan serta board disertai dengan adanya kegiatan pengawasan
agar tidak melenceng dari tujuan perusahaan.
Meningkatnya perhatian terhadap corporate governance tidak lepas dari
pengalaman Amerika Serikat tentang kasus Enron Corporation dan Worldcom,
dimana kasus corporate governance yang buruk ini juga turut melibatkan jajaran
top executive dari perusahaan itu sendiri yang pada akhirnya meruntuhkan kedua
perusahaan tersebut. Di Indonesia sendiri, corporate governance yang buruk
kemudian disinyalir sebagai sebab terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1998,
yang kemudian mendorong pemerintah Indonesia membentuk Komite Nasional
Kebijakan Governance (KNKG) pada tahun 2004 yang bertugas membuat sebuah
pedoman dan panduan bagi perusahaan dalam membangun, melaksanakan, dan
mengkomunikasikan praktek corporate governance terhadap pemangku
kepentingan.
2.1.1 Prinsip-prinsip Good Corporate Governance
Stakeholder atau pemangku kepentingan mempunyai pengaruh yang
cukup besar bagi kelangsungan hidup perusahaan. Stakeholder disini antara lain
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

9
Universitas Indonesia
investor, karyawan, konsumen, distributor, pemasok barang, kreditor, debitor,
regulator, lingkungan, dan masyarakat luas. Untuk menjamin kepentingan para
stakeholder dijaga dengan baik, maka penerapan Good Corporate Governance
(GCG) sangat penting. Asas GCG menurut KNKG (2006) yaitu
Transparansi
Perusahaan menyediakan informasi bagi stakeholder untuk mendukung
mereka dalam membuat keputusan. Informasi ini harus mudah diakses,
disediakan tepat waktu, memadai, jelas dan akurat. Informasi perusahaan
meliputi visi misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan, kondisi
keuangan, susunan dan kompensasi pengurus, pemegang saham
pengendali, kepemilikan saham oleh anggota Direksi dan anggota Dewan
Komisaris beserta anggota keluarganya dalam perusahaan dan perusahaan
lainnya, sistem manajemen risiko, sistem pengawasan dan pengendalian
internal, sistem dan pelaksanaan GCG serta tingkat kepatuhannya, dan
kejadian kejadian penting yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan.
Akuntabilitas
Perusahaan yang dikelola dengan baik dan benar sesuai kepentingan
perusahaan harus tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham
dan pemangku kepentingan lain sehingga perusahaan juga harus
mempertanggungjawabkan kinerjanya secara wajar. Dengan demikian
perusahaan harus menetapkan rincian tugas dan tanggung jawab masing
masing organ organ perusahaan dan semua karyawan secara jelas dan
sesuai dengan visi misi, nilai nilai perusahaan, dan strategi perusahaan.
Selain itu perusahaan juga harus memiliki ukuran kinerja untuk semua
jajaran perusahaan yang konsisten dengan sasaran usaha perusahaan
melalui sebuah sistem pengendalian internal yang efektif dalam
pengelolaan perusahaan.
Responsibilitas
Perusahaan sebagai bagian dari lingkungan masyarakat dan Negara harus
mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung
jawab terhadap masyarakat dan lingkungan dengan peduli terhadap
masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar perusahaan
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

10
Universitas Indonesia
sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang
dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen.
Independensi
Dalam pelaksanaan asas good corporate governance, masing masing
organ perusahaan harus berjalan secara independen, tidak saling dominasi
dan intervensi satu sama lain, bebas dari benturan conflict of interest
sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan lebih objektif. Dengan
demikian masing masing organ perusahaan harus melaksanakan fungsi dan
tugasnya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-
undangan, tidak saling lempar tanggung jawab satu sama lain.
Kewajaran dan Kesetaraan
Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus memperhatikan
kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya sesuai
asas kewajaran dan kesetaraan dengan memberikan kesempatan kepada
pemangku kepentingan untuk memberikan masukan dan pendapat bagi
kepentingan perusahaan, memberikan perlakuan yang setara dan wajar
kepada pemangku kepentingan sesuai kontribusinya bagi perusahaan, dan
memberikan kesempatan yang sama dalam penerimaan karyawan untuk
berkarir dan melaksanakan tugasnya secara professional tanpa
membedakan suku, agama, ras, golongan, gender, dan kondisi fisik.
2.1.2 Organ Perusahaan
Menurut Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia yang
dikeluarkan oleh KNKG pada tahun 2006, perusahaan mempunyai organ yang
terdiri dari rapat umum pemegang saham (RUPS), dewan komisaris, dan dewan
direksi. Organ perusahaan ini harus menjalankan fungsinya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku atas prinsip bahwa masing masing organ mempunyai
independensi dalam melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya untuk
kepentingan perusahaan.
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

11
Universitas Indonesia
2.1.2.1 Rapat Umum Pemegang Saham
Menurut KNKG (2006) RUPS merupakan sebuah organ perusahaan yang
memfasilitasi pemegang saham perusahaan untuk melakukan pengambilan
keputusan penting berkaitan dengan modal mereka yang ditanam di perusahaan.
Keputusan yang diambil dalam RUPS juga harus turut memperhatikan
kepentingan perusahaan dalam jangka panjang dan sesuai dengan ketentuan
anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan. RUPS tidak dapat melakukan
intervensi terhadap tugas, fungsi, dan wewenang Dewan Komisaris dan Dewan
Direksi dengan tidak mengurangi wewenang RUPS untuk menjalankan haknya
sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan, termasuk untuk
melakukan penggantian dan pemberhentian anggota Dewan Komisaris dan atau
Direksi.
2.1.2.2 Dewan Komisaris
Sebagai salah satu dari organ perusahaan, Dewan Komisaris menrutu
KNKG (2006) bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan
pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi dan memastikan bahwa
Perusahaan melakukan Good Corporate Governance. Dewan Komisaris terdiri
dari Komisaris yang bukan berasal dari pihak yang terafiliasi dengan pemegang
saham perusahaan sehingga sifatnya harus independen, selain itu salah satu
anggota dari Komisaris independen ini harus mempunyai latar belakang akuntansi
atau keuangan. Bagi perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia Indonesia
mengharuskan Dewan Komisaris untuk membentuk sebuah komite audit yang
bertugas membantu Dewan Komisaris melaksanakan fungsi pengawas
perusahaan. Dewan Komisaris harus menyampaikan laporan tahunan
pertanggungjawaban pengawasan atas pengelolaan perusahaan yang dijalankan
Direksi dalam rangka melunasi tanggung jawab nya terhadap RUPS.
2.1.2.3 Dewan Direksi
Dewan direksi menurut KNKG (2006) mempunyai tanggung jawab untuk
mengelola perusahaan dengan cakupan 5 tugas utama yaitu kepengurusan,
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

12
Universitas Indonesia
manajemen risiko, pengendalian internal, komunikasi, dan tanggung jawab sosial.
Dalam hal kepengurusan, Direksi harus menyusun visi, misi, dan nilai nilai serta
program jangka panjang serta jangka pendek perusahaan untuk dirapatkan dan
disetujui oleh Dewan Komisaris atau RUPS sesuai ketentuan anggaran dasar dan
kepentingan yang wajar dari para pemangku kepentingan. Dalam hal manajemen
risiko, Direksi harus menyusun sistem manajemen risiko perusahaan yang
mencakup seluruh kegiatan perusahaan dengan memperhitungkan keseimbangan
antara hasil dan beban risiko. Dalam hal pengendalian internal, Direksi harus
melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program perusahaan, memberikan saran
agar lebih proses pengendalian risiko lebih efektif, melakukan evaluasi kepatuhan
perusahaan terhadap pelaksanaan Good Corporate Governance dan perundang-
undangan, dan memfasilitasi kelancaran pelaksanaan audit oleh audit eksternal.
Satuan kerja pengawasan internal ini mempunyai hubungan fungsional dengan
dewan komisaris melalui komite audit.
2.1.3 Komite Audit
Salah satu prinsip dalam corporate governance adalah mengenai
akuntabilitas, khususnya implementasi pedoman corporate governance yang baik
untuk memastikan kegiatan perusahaan bertujuan untuk melindungi kepentingan
pemegang saham. Governance yang baik tentu akan berusaha memaksimalkan
kegiatan perusahaan demi kepentingan pemegang saham. Namun masalah ini
terbentur dengan adanya masalah agency problem dimana ternyata kepentingan
dari dewan direksi serta manajemen perusahaan tidak sejalan dengan kepentingan.
pemegang saham.
KNKG (2006) dalam pedoman tentang corporate governance
mengharuskan berjalannya fungsi pengawasan dari Dewan Komisaris khususnya
bagi perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia.
Disini disebutkan perusahaan negara, perusahaan daerah, perusahaan yang
menghimpun dan mengelola dana masyarakat, perusahaan yang produk dan
jasanya digunakan masyarakat luas, serta perusahaan yang mempunyai dampak
luas terhadap kelestarian lingkungan, sekurang kurangnya harus membentuk
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

13
Universitas Indonesia
sebuah komite audit. Komite audit ini yang nantinya bertugas membantu Dewan
Komisaris perusahaan untuk memastikan bahwa laporan keuangan disajikan
secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Komite audit
merupakan sebuah komite yang diwajibkan oleh Bapepam-LK untuk dibentuk
oleh perusahaan yang sudah listing di Bursa Efek Indonesia.
Setiap perusahaan yang listing Bursa Efek Indonesia atau perusahaan
publik wajib membentuk sebuah komite audit sesuai dengan peraturan Bapepam-
LK no. IX 1.5 tahun 2004 mengenai pembentukan dan pedoman pelaksanaan
kerja komite audit. Dalam peraturan ini, dijelaskan bahwa komite audit dibentuk
oleh dewan komisaris dimana dewan komisaris tidak mempunyai hubungan usaha
baik langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan usaha perusahaan publik,
dan tidak punya afiliasi dengan perusahaan publik tersebut. Komite audit
kemudian bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Peraturan Bapepam-LK
ini juga mewajibkan anggota dalam komite audit harus terdapat minimal satu
orang yang mempunyai latar belakang pendidikan akuntansi atau keuangan.
Tugas-tugas komite audit adalah sebagai berikut :
Melakukan pemeriksaan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan
oleh perusahaan seperti laporan keuangan, proyeksi, dan informasi
keuangan lainnya
Melakukan pemeriksaan atas ketaatan perusahaan terhadap peraturan
perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan peraturan perundangan
lainnya yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan
Melakukan pemeriksaan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh audit internal
Melaporkan kepada Dewan Komisaris berbagai risiko yang yang dihadapi
perusahaan dan pelaksanaan manajemen risiko oleh direksi
Melakukan pemeriksaan dan melaporkan kepada komisaris atas
pengaduan yang berkaitan dengan perusahaan public
Menjaga kerahasiaan dokumen, data, dan informasi perusahaan
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

14
Universitas Indonesia
2.1.3.1 Peran Komite Audit
Adanya komite audit ini akan membantu dalam penerapan good corporate
governance. Komite audit sendiri seperti sudah dijelaskan merupakan sebuah
komite yang dibentuk oleh dewan komisaris dalam rangka membantu dewan
komisaris melakukan tugas pengawasan. Beberapa penelitian membuktikan
bahwa efektivitas komite audit mempengaruhi penerapan corporate governance.
Seperti penelitian yang dilakukan di Bangladesh oleh Kamal dan Ferdousi (2006)
tentang keberadaan komite audit pada sektor usaha perbankan di Bangladesh
untuk memastikan terciptanya good corporate governance mengatakan bahwa
keberadaan komite audit itu sangat penting, bahkan dikatakan dalam penelitiannya
bahwa dengan adanya independensi komite audit akan memastikan berjalannya
good corporate governance di perusahaan sehingga juga mengamankan
kepentingan stakeholder. Lebih dalam lagi mereka menjelaskan bahwa dengan
adanya good corporate governance khususnya keberadaan komite audit akan
memberikan jaminan akuntabilitas sebagai salah satu prinsip GCG sehingga
secara tidak langsung dapat dikatakan laporan keuangan yang dihasilkan juga
baik. Laporan keuangan yang baik dari suatu perusahaan akan merefleksikan
penerapan good corporate governance sehingga penilaian investor di pasar modal
terhadap perusahaan yang telah menerapkan good corporate governance akan
berbeda dengan perusahaan yang belum menerapkan good corporate governance.
Oleh karena itu penting sekali peran komite audit dalam rangka menjaga kualitas
laporan keuangan perusahaan. Kualitas laporan keuangan tentunya erat berkaitan
dengan kemungkinan adanya manajemen laba yang terdiri dari dua jenis yaitu
manajemen laba akuntansi dan manajemen laba real Hashemi dan Rabiee (2011).
Manajemen laba akuntansi biasanya lebih banyak dikaitkan dengan manajemen
laba akrual.
Menurut penelitian Roychowdhury (2006) yang meneliti adanya
manajemen laba melalui manipulasi aktivitas real menjelaskan dalam
penelitiannya bahwa selain manajemen laba akuntansi, ternyata manajer bisa
melakukan manajemen laba real dengan melakukan manipulasi aktivitas operasi.
Dalam penelitiannya manipulasi aktivitas operasinya diukur dengan melihat arus
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

15
Universitas Indonesia
kas dari kegiatan operasi, biaya produksi, dan discretionary expense. Dari
penelitiannya membuktikan bahwa perusahaan bisa melakukan manajemen laba
real melalui adanya price discount untuk menambah jumlah penjualan, melakukan
overproduction, dan mengurangi discretionary expenditures secara agresif untuk
mempercantik laba. Berdasarkan penelitian Roychowdhury (2003) tentang
manipulasi aktivitas real yang mempengaruhi arus kas dari kegiatan operasi
menemukan bahwa ternyata perusahaan yang mempunyai abnormal arus kas dari
kegiatan operasi yang rendah disebabkan adanya kegiatan overproduction yang
didorong oleh adanya kegiatan price discount untuk menambah jumlah penjualan
perusahaan.
Dalam menjalankan tugasnya, komite audit harus berfungsi lebih jelas.
Fungsi lebih jelas dari komite audit dikemukakan melalui karakteristik komite
audit yang dipakai dalam penelitian Hermawan (2009) tentang efektivitas dewan
komisaris dan komite audit dihubungkan dengan earnings response coefficient
yang mencerminkan persepsi investor atas kualitas laba dalam laporan keuangan.
Penelitian ini melihat efektivitas dewan komisaris dan komite audit melalui
karakteristiknya yang terdiri dari independensi, aktivitas, jumlah anggota, dan
kompetensi komite audit untuk kemudian diteliti pengaruhnya terhadap kualitas
informasi laba perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas
komite audit melalui karakteristik komite audit berpengaruh secara signifikan
terhadap kualitas informasi laba, dan aktivitas komite audit sendiri memberikan
pengaruh positif terhadap kualitas informasi laba.
Penelitian penelitian lainnya lebih banyak meneliti tentang hubungan dari
ke empat faktor dari karaktertistik komite audit secara terpisah. Dhaliwal et al.
(2007) melakukan penelitiannya tentang pengaruh expertise keuangan dalam
komite audit (accounting, finance, dan supervisory expertise) terhadap kualitas
laba perusahaan dengan adanya governance komite audit yang kuat. Pengukuran
kuat tidaknya governance komite audit menggunakan tiga indikator, yaitu
independensi komite audit, size komite audit, dan jumlah frekuensi rapat dari
komite audit. Hasil penelitiannya memberikan hasil bahwa adanya financial
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

16
Universitas Indonesia
expertise memberikan pengaruh terhadap accruals quality secara positif, yang
kemudian hubungannya akan menjadi lebih kuat dengan keberadaan strong
governance dari komite audit yang diukur dari independensi komite audit, size
komite audit, dan jumlah frekuensi rapat dari komite audit.
Zhou dan Chen (2004) dalam penelitiannya pada bank-bank tentang
pengaruh komite audit, board characteristics terhadap adanya manajemen laba
mengemukakan bahwa ukuran komite audit, independensi komite audit, jumlah
meeting, dan ukuran Board membatasi perusahaan melakukan manajemen laba
pada bank-bank yang termasuk dalam manajemen laba tinggi. Kuang (2007) juga
dalam penelitiannya tentang hubungan karakteristik komite audit terhadap
kemungkinan terjadinya manajemen laba pada pasar berkapitalisasi rendah juga
mengungkapkan bahwa komite audit yang independen, dan terdiri dari minimal
satu orang independent expert mengurangi kemungkinan terjadinya manajemen
laba.
Penelitian yang dilakukan oleh Baxter (2007) tentang karakteristik dari
komite audit yaitu independensi komite audit, komposisi komite audit, aktivitas
komite audit, ukuran komite audit, dan tenure dari komite audit dihubungkan
kualitas pelaporan laporan keuangan menunjukkan hasil dengan menggunakan
modified Jones model (1991) bahwa dalam pembentukan komite audit
berpengaruh terhadap kualitas pelaporan laporan keuangan. Namun pengujian
multivariat yang dilakukan dalam penelitian ini justru menunjukkan hasil
mengejutkan bahwa tidak ada satupun karakteristik dari komite audit yang
berpengaruh terhadap kualitas pelaporan laporan keuangan. Penelitian yang
dilakukan oleh Garven (2009) tentang pengaruh karakteristik board dan komite
audit terhadap manajemen laba real memberikan kesimpulan bahwa ternyata
komite audit tidak berperan dalam membatasi kegiatan manajemen laba real. Hal
ini disebabkan karena kegiatan manajemen laba real tidak terlalu diperhatikan
oleh pemegang saham, auditor, dan lain-lain yang membuat komite audit tidak
berpikir untuk memperhatikan isu ini. Selain itu deteksi adanya manajemen laba
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

17
Universitas Indonesia
real lebih rumit dengan tools yang sedikit untuk mendeteksinya dibandingkan
dengan manajemen laba akrual.
Berdasarkan literatur yang beragam inilah, maka efektivitas peran komite
audit dapat dilihat dari empat karakteristik yaitu independensi komite audit,
aktivitas komite audit (rapat), ukuran (size) dari komite audit, dan komposisi dari
komite audit.
2.1.3.2 Independensi Komite Audit
Klein (2000) melakukan penelitian tentang komite audit dan karakteristik
dari Board memberikan pengaruh terhadap ada tidaknya manajemen laba yang
dilakukan oleh perusahaan. Manajemen laba ini erat kaitannya dengan kualitas
pelaporan laporan keuangan. Hasil penelitian memberikan pemahaman bahwa
semakin tinggi level independensi dari sebuah komite audit, maka semakin kecil
kemungkinan perusahaan akan melakukan manajemen laba. Sehingga dapat
dikatakan bahwa komite audit yang beranggotakan independen akan membatasi
kegiatan manajemen laba dalam perusahaan yang nanti berhubungan dengan
kualitas pelaporan laporan keuangan perusahaan. Chtourou et al. (2001) dalam
penelitiannya tentang pengaruh praktek corporate governance perusahaan
terhadap kualitas laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Disini
mereka menemukan bahwa manajemen laba dipengaruhi oleh praktek corporate
governance yang dilakukan oleh board of directors serta komite audit. Lebih
lanjut lagi ditemukan bahwa manajemen laba dipengaruhi negatif oleh
independensi komite audit.
Bedard et al. (2004) dalam penelitiannya tentang efek expertise dalam
komite audit, independensi komite audit, dan aktivitas komite audit terhadap
manajemen laba menemukan bahwa tingkat independensi komite audit
memberikan pengaruh negatif terhadap terciptanya manajemen laba di
perusahaan. Abbott et al. (2004) dalam penelitiannya tentang hubungan
karakteristik komite audit dengan adanya restatement memberikan hasil bahwa
independensi dari komite audit mempunyai hubungan yang negatif secara
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

18
Universitas Indonesia
signifikan terhadap kemungkinan terjadinya restatement. Abbott et al. (2000) juga
mengemukakan dalam penelitiannya tentang karakteristik komite audit
dihubungkan dengan adanya kemungkinan misstatement menunjukkan bahwa
level independensi dari komite audit memberikan hubungan negatif yang
signifikan terhadap kemungkinan terjadinya misstatement. Lary dan Taylor (2011)
dalam penelitiannya tentang peran independensi, kompetensi, dan aktivitas komite
audit (diligence) berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya restatement. juga
memberikan hasil bahwa tingkat independensi dari komite audit memberikan
pengaruh negatif yang signifikan terhadap kemungkinan terjadinya restatement.
Sori et al. (2009) dalam penelitiannya melalui kuesioner mengenai persepsi
banker terhadap independensi auditor yang dipengaruhi oleh keberadaan komite
audit mengemukakan bahwa level independensi dari komite audit menentukan
kefektifan dari komite audit, dan anggota komite audit harus terdiri dari orang
yang independen dan non-executive directors. Baxter (2007) dalam penelitiannya
tentang hubungan karakteristik dari komite audit terhadap kualitas pelaporan
laporan keuangan memberikan hasil bahwa dalam pengujian univariat ternyata
independensi dari komite audit berpengaruh positif terhadap kualitas laporan
keuangan.
Kang et al. (2008) melakukan penelitian tentang efektivitas komite audit
yang terdiri dari independensi komite audit, aktivitas komite audit, komposisi
komite audit, dan ukuran komite audit terhadap kualitas laporan keuangan
mengemukakan dalam kesimpulan penelitiannya bahwa independensi dari komite
audit berpengaruh signifikan negatif terhadap kualitas laporan keuangan. Carcello
dan Neal (2000) melakukan penelitian tentang hubungan komposisi komite audit
dengan kemungkinan auditor mengeluarkan laporan going concern. Disini
ditemukan bahwa level independensi yang dilihat melalui persentase director
(tidak independen) mempengaruhi laporan going concern. Semakin besar
persentase director (tidak independen) maka akan semakin kecil pula
kemungkinan keluarnya laporan audit going concern.
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

19
Universitas Indonesia
Kuang (2007) memberikan hasil berbeda dalam penelitiannya yang
dilakukan di Negara New Zealand. Dalam penelitiannya tentang hubungan
karakteristik komite audit terhadap kemungkinan terjadinya manajemen laba di
pasar saham New Zealand, dia menemukan bahwa tingkat independensi tidak
memberikan pengaruh terhadap agresivitas manajemen laba. Hal ini disebabkan
karena Negara New Zealand tidak mewajibkan perusahaan untuk melaporkan
informasi kegiatan corporate governance. Yusof (2010) melakukan penelitian
pada perusahaan di Malaysia tentang pengaruh komite audit dalam membatasi
discretional accruals. Karakteristik yang diuji dalam penelitian ini adalah
independensi komite audit, komposisi komite audit, dan aktivitas komite audit.
Dalam penelitiannya didapat hasil bahwa independensi komite audit tidak bisa
membatasi kebijakan kebijakan dalam discretionary accruals. Discretionary
accruals yang dimaksud disini adalah perkiraan beban dan pendapatan yang
diestimasi yang sudah tercatat namun belum direalisasikan. Hal ini disebabkan
karena terbatasnya akses komite audit terhadap informasi laporan keuangan
sehingga fungsi komite audit menjadi tidak efektif.
2.1.3.3 Aktivitas Komite Audit
Zhou dan Chen (2004) mengemukakan dalam penelitiannya pada bank
bank tentang pengaruh komite audit, board characteristics terhadap adanya
manajemen laba menemukan bahwa tendensi perusahaan melakukan manajemen
laba akan semakin kecil apabila komite audit nya aktif. Semakin sering jumlah
meeting yang dilakukan oleh komite audit, pengaturan komposisi anggota dalam
komite audit yang baik, dan jumlah meeting yang dilakukan Board membatasi
perusahaan untuk melakukan manajemen laba pada bank-bank yang termasuk
dalam manajemen laba kecil. Chtourou et al. (2001) dalam penelitiannya tentang
pengaruh praktek corporate governance perusahaan terhadap kualitas laporan
keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Disini mereka menemukan bahwa
manajemen laba dipengaruhi oleh praktek corporate governance yang dilakukan
oleh board of directors serta komite audit. Lebih lanjut lagi ditemukan bahwa
manajemen laba dipengaruhi negatif oleh aktivitas komite audit yang melakukan
pertemuan lebih dari dua kali dalam satu tahun.
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

20
Universitas Indonesia
Xie et al. (2003) dalam penelitiannya tentang peran board dan komite
audit dalam menghambat terjadinya manajemen laba memberikan kesimpulan
bahwa kecenderungan manajemen melakukan manajemen laba akan semakin
kecil ketika komite audit sering melakukan rapat. Aktivitas board dan komite
audit serta komposisi komite audit dikatakan menjadi faktor penting dalam
menghambat manajer untuk melakukan manajemen laba. Abbott et al. (2004) juga
mengemukakan dalam penelitiannya tentang karakteristik komite audit
dihubungkan dengan adanya kemungkinan restatement memberikan hasil dari
penelitiannya bahwa diligence dari komite audit diproksikan oleh independensi
komite audit dan aktivitas komite audit, mempunyai hubungan negatif terhadap
kemungkinan terjadinya restatement. Abbott et al. (2000) juga memberikan hasil
serupa dari penelitian mereka yang mencari hubungan antara independensi komite
audit, size komite audit, dan aktivitas komite audit melalui jumlah meeting bahwa
jumlah meeting yang dilakukan oleh komite audit mempunyai hubungan negatif
terhadap kemungkinan terjadinya misstatement.
Namun Lary dan Taylor (2011) dalam penelitiannya tentang pengaruh
independensi, kompetensi, dan aktivitas komite audit (dilligence) terhadap
kemungkinan terjadinya restatement. memberikan hasil lain bahwa tingkat
aktivitas dari komite audit (disebut diligence dalam penelitiannya) tidak
memberikan pengaruh signifikan terhadap kemungkinan terjadinya restatement
laporan keuangan.
2.1.3.4 Jumlah Anggota (size) dari Komite Audit
Jumlah anggota dari komite audit ternyata juga turut berpengaruh terhadap
kualitas laporan keuangan perusahaan. Zhou dan Chen (2004) dalam
penelitiannya pada bank bank tentang pengaruh komite audit, board
characteristics terhadap adanya manajemen laba mengemukakan bahwa ukuran
komite audit, independensi komite audit, jumlah meeting, dan ukuran Board
membatasi perusahaan melakukan manajemen laba pada bank-bank yang
termasuk dalam manajemen laba tinggi. Huang dan Thiruvadi (2010) memberikan
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

21
Universitas Indonesia
hasil bahwa ukuran (size) dari komite audit memberikan pengaruh untuk
mencegah terjadinya fraud, walau tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap
adanya fraud prevention. Baxter (2007) dalam penelitiannya tentang hubungan
karakteristik dari komite audit terhadap kualitas pelaporan laporan keuangan
memberikan hasil bahwa dalam pengujian univariat ternyata ukuran dari komite
audit berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan.
Xie et al. (2001) dalam penelitiannya tentang peran board dan komite
audit dalam menghambat terjadinya manajemen laba memberikan hasil yang
bertentangan bahwa ukuran (size) dari komite audit tidak mempunyai hubungan
yang signifikan terhadap adanya manajemen laba dalam perusahaan. Abbott et al.
(2004) dalam penelitiannya tentang karakteristik komite audit dihubungkan
dengan adanya kemungkinan misstatement juga memberikan hasil serupa bahwa
ukuran (size) dari komite audit yang terdiri dari minimal tiga orang tidak
mempunyai hubungan signifikan terhadap terjadinya restatement. Abbott et al.
(2000) juga dalam penelitiannya yang mencari hubungan antara independensi
komite audit, size komite audit, dan aktivitas komite audit melalui jumlah meeting
menemukan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara size komite audit
dengan kemungkinan terjadinya misstatement.
2.1.3.5 Kompetensi Komite Audit
Tugas komite audit erat hubungannya dalam hal pengawasan penyusunan
laporan keuangan dalam perusahaan sehingga dari sini dapat dilihat bahwa
komposisi komite audit setidaknya harus memiliki kompetensi di bidang
akuntansi maupun keuangan. Bapepam-LK mewajibkan anggota dalam komite
audit harus terdapat minimal satu orang yang mempunyai latar belakang
pendidikan akuntansi atau keuangan.
Carcello et al. (2006) melakukan penelitian tentang hubungan antara
anggota komite audit beranggotakan yang punya latar belakang keuangan,
alternative corporate governance dengan adanya manajemen laba. Mereka
menemukan bahwa komite audit beranggotakan yang mempunyai latar belakang
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

22
Universitas Indonesia
akuntansi menghambat terjadinya manajemen laba dalam perusahaan yang lemah
dalam mekanisme corporate governance. Keefektifan komite audit ini akan lebih
kuat ketika anggota komite audit dengan latar belakang akuntansi merupakan
seorang yang independen. Begitu pula dengan komite audit yang mempunyai
anggota dengan latar belakang keuangan haruslah bersifat independen, bukan
seseorang yang berasal dari perusahaan itu. Namun mereka juga menemukan
bahwa ketika komite audit dengan anggota berlatar belakang akuntansi dan
keuangan yang independen merupakan substitusi atas Good Corporate
Governance di perusahaan untuk menghambat terjadinya manajemen laba.
Dhaliwal et al. (2007) melakukan penelitian tentang komposisi komite
audit yang mempengaruhi kualitas pelaporan. Mereka menemukan bahwa anggota
komite audit yang beranggotakan orang yang profesional di bidang akuntansi
memberikan hubungan positif dengan kualitas pelaporan laporan keuangan.
Hubungan ini kemudian lebih diperkuat dengan adanya governance komite audit
yang kuat. Xie et al. (2001) dalam penelitiannya tentang peran board dan komite
audit dalam menghambat terjadinya manajemen laba memberikan kesimpulan
bahwa kecenderungan manajemen melakukan manajemen laba akan semakin
kecil bila komposisi komite audit punya latar belakang banking dan corporate.
Chtourou et al. (2001) dalam penelitiannya tentang pengaruh praktek corporate
governance perusahaan terhadap kualitas laporan keuangan yang diterbitkan oleh
perusahaan. Disini mereka menemukan bahwa manajemen laba dipengaruhi oleh
praktek corporate governance yang dilakukan oleh board of directors serta
komite audit. Lebih lanjut lagi ditemukan bahwa manajemen laba dipengaruhi
negatif oleh komposisi komite audit yang minimal terdapat satu orang yang
merupakan financial expertise.
Bedard et al. (2004) dalam penelitiannya tentang efek expertise dalam
komite audit, mengemukakan bahwa terdapat hubungan negatif antara financial
dan governance expertise terhadap kemungkinan adanya manajemen laba. Abbott
et al. (2004) dalam penelitiannya tentang hubungan karakteristik komite audit
dengan adanya restatement memberikan hasil bahwa dengan adanya paling tidak
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

23
Universitas Indonesia
ada satu anggota dalam komite audit yang ahli dalam keuangan atau akuntansi,
sesuai dengan prinsip dari Blue Ribbon Committee (BRC) memberikan hubungan
negatif yang signifikan terhadap kemungkinan terjadinya restatement. Lary dan
Taylor (2011) dalam penelitiannya tentang peran independensi, kompetensi, dan
aktivitas komite audit (diligence) berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya
restatement juga memberikan hasil bahwa tingkat kompetensi dari komite audit
memberikan pengaruh negatif yang signifikan terhadap kemungkinan terjadinya
restatement. Kang et al. (2008) melakukan penelitian tentang efektivitas komite
audit yang terdiri dari independensi komite audit, aktivitas komite audit,
komposisi komite audit, dan ukuran komite audit terhadap kualitas laporan
keuangan mengemukakan dalam kesimpulan penelitiannya bahwa keberadaan
financial expertise dalam komite audit berpengaruh signifikan negatif terhadap
kualitas laporan keuangan.
Abbott et al. (2000) dalam penelitiannya yang mencari hubungan antara
independensi komite audit, size komite audit, dan aktivitas komite audit melalui
jumlah meeting menunjukkan bahwa walaupun dengan adanya paling tidak satu
financial expertise (sesuai ketentuan Blue Ribbon Committee) dalam komposisi
komite audit tidak memberikan hubungan signifikan terhadap kemungkinan
terjadinya misstatement. Lisic et al. (2011) mengemukakan dalam penelitiannya
bahwa dengan adanya financial expert di dalam komposisi komite audit tidak
serta merta memberikan kepastian akan adanya efektivitas kegiatan pengawasan
dari komite audit, efektivitas ini dipengaruhi oleh adanya kekuatan yang berasal
dari top management. Yusof (2010) melakukan penelitian pada perusahaan di
Malaysia tentang pengaruh komite audit dalam membatasi discretional accruals.
Karakteristik yang diuji dalam penelitian ini adalah independensi komite audit,
komposisi komite audit, dan aktivitas komite audit. Dalam penelitiannya didapat
hasil bahwa komite audit yang beranggotakan senior auditor tidak menjamin
membatasi discretional accruals, sebaliknya berasosiasi positif terhadap accrual
yang lebih besar dalam laporan keuangan. Discretional accruals yang dimaksud
disini adalah perkiraan beban dan pendapatan yang diestimasi yang sudah tercatat
namun belum direalisasikan. Hal ini disebabkan karena senior auditor mungkin
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

24
Universitas Indonesia
beranggapan bahwa setiap perusahaan dengan karakteristik bisnis yang sama akan
memberikan discretional accruals yang berbeda beda tanpa ditelaah lebih lanjut.
2.2 Laba Akuntansi dan Arus Kas
Dalam prinsip akuntansi, terdapat dua jenis pelaporan bisnis yaitu cash
basis dan accrual basis. Konsep pelaporan dalam akuntansi pun didasarkan pada
adanya periode dalam suatu sistem pelaporan yang biasanya dapat disebut sebagai
accounting period. Dalam sebuah pelaporan pun akan muncul dua komponen
dasar yaitu pendapatan dan beban (pengeluaran).
Warren et al. (2005) menjelaskan bahwa melalui pendekatan cash basis,
suatu pendapatan atau beban baru akan diakui setelah kas diterima atau
dikeluarkan. Maksudnya disini adalah bahwa suatu pendapatan baru akan diakui
sebagai pendapatan ketika uang kas sudah diterima, begitu pula dengan beban
yang baru akan diakui ketika uang kas sudah keluar. Melalui pendekatan accrual
basis, suatu pendapatan atau beban diakui pada suatu periode tertentu terlepas
apakah uang kas sudah diterima atau dikeluarkan atau tidak sama sekali.
Contohnya adalah adanya revenue recognition concept sebagai bagian dari
accrual basis dimana suatu pendapatan akan diakui sebagai pendapatan ketika
barang atau jasa sudah diberikan kepada konsumen terlepas apakah uang kas
sudah diterima atau belum di periode yang sama. Dengan demikian konsep
accrual basis lebih dapat dipersepsikan sebagai matching concept.
Matching concept menurut Warren et al. (2005) berhubungan dengan
konsep akuntansi yang mengakui adanya pendapatan dan beban pada suatu
periode tertentu sehingga pada laporan laba rugi akan muncul laba bersih (rugi)
pada suatu periode tertentu. Laporan laba rugi memberikan laporan tentang
kegiatan perusahaan dalam hal pendapatan dan penerimaan dalam periode waktu
tertentu berbasis matching concept. Maksud matching concept disini adalah me-
matching-kan antara beban yang muncul dengan pendapatan yang dihasilkan
selama periode tertentu. Laporan laba rugi juga memberikan laporan apakah
terdapat kelebihan pendapatan atau kelebihan pembiayaan beban yang
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

25
Universitas Indonesia
direalisasikan dalam bentuk laba bersih atau rugi bersih. Laba bersih terjadi ketika
jumlah pendapatan lebih besar daripada jumlah beban yang dibiayakan. Rugi
bersih muncul ketika jumlah pendapatan lebih kecil daripada jumlah beban yang
dibiayakan
Laporan arus kas melaporkan arus penerimaan dan pengeluaran kas
perusahaan dalam satu periode tertentu. Menurut PSAK no. 2 (2009) informasi
tentang arus kas berguna bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai
kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Warren et al. (2005)
mendefinisikan laporan arus kas sebagai laporan yang berisi penerimaan dan
pengeluaran kas perusahaan dalam satu periode tertentu dalam rangka
menjalankan kegiatan bisnisnya yang berasal dari penerimaan kas dari kegiatan
operasi, kemampuan perusahaan untuk mempertahankan dan mengembangkan
kegiatan operasinya, dan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban
keuangan dan membayar dividen kepada pemegang saham. Warren et al. (2005)
juga membagi kegiatan arus kas menjadi tiga yaitu arus kas dari kegiatan operasi,
arus kas dari kegiatan investasi, dan arus kas dari kegiatan pendanaan.
Menurut PSAK no. 2 (2009) arus kas dari kegiatan operasi merupakan
indikator utama atau bottom line karena menentukan apakah kegiatan operasi
perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman,
memelihara kegiatan operasi perusahaan sendiri, membayar dividen, dan
melakukan kegiatan investasi tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar
perusahaan. PSAK no. 2 (2009) juga menyatakan bahwa penerimaan kas dari
kegiatan operasi berasal dari penjualan barang dan jasa serta pendapatan lain-lain
secara tunai, sedangkan pengeluaran kas dari kegiatan operasi berasal dari
pembayaran barang dan jasa secara tunai, asuransi sehubungan dengan premi,
pembayaran gaji karyawan secara tunai, dan pembayaran pajak penghasilan
perusahaan. Stice et al. (2004) juga mendefinisikan arus kas dari kegiatan operasi
sebagai kegiatan keluar masuk arus kas yang berasal dari transaksi transaksi yang
berasal dari perhitungan laba bersih. Arus kas masuk berasal dari penjualan
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

26
Universitas Indonesia
barang dan jasa secara tunai. Arus kas keluar berasal dari pembayaran beban gaji
karyawan, pembayaran barang yang dibeli kepada supplier, pembayaran beban
listrik, telepon, air, beban sewa, dan beban beban yang sejenis. Mereka juga
mengatakan bahwa kas yang disediakan dari kegiatan operasi merupakan bottom
line dari keseluruhan laporan arus kas. Arus kas dari kegiatan operasi menjadi
indikator keuangan perusahaan sehingga ketika arus kas dari kegiatan operasi
negatif menunjukkan terdapat ketidakberesan keuangan perusahaan.
Cheng et al. (1997) melakukan penelitian tentang penerapan prinsip SFAS
no.95 Statement of Cash Flows pada pelaporan arus kas dari kegiatan operasi.
Dalam penelitiannya memberikan bukti bahwa laba bersih dan arus kas dari
kegiatan operasi masing masing mempengaruhi secara signifikan dengan
hubungan positif terhadap return saham perusahaan. Karena arus kas dari
kegiatan operasi bisa dihitung oleh investor, maka penelitian ini juga
membuktikan bahwa estimasi arus kas dari kegiatan operasi yang dilakukan oleh
investor akan semakin relevan untuk menjelaskan return saham ketika data yang
digunakan adalah data keuangan yang sudah menerapkan SFAS no.95. Tambahan
informasi ini memberikan porsi yang signifikan dalam menjelaskan return saham,
yang tidak dapat dijelaskan oleh accrual earnings. Habib (2008) melakukan
penelitian dengan sampel 705 perusahaan yang berasal dari New Zealand dengan
rentang waktu dari tahun 1994 sampai 2004 tentang peran laba bersih dan arus kas
dari kegiatan operasi dalam menjelaskan return saham dengan moderasi firm
specific factors yaitu growth opportunities, financial leverage, firm size, dan
transitory of earnings. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa informasi
laba bersih lebih dapat menjelaskan return saham dari pada arus kas dari kegiatan
operasi, walaupun arus kas dari kegiatan operasi juga ditemukan dapat
menjelaskan return saham.
2.2.1 Pengaruh Laba Bersih terhadap Return Saham
Peruntukan penggunaan laba bersih dan arus kas berbeda satu sama lain.
Chen (2009) memberikan pemahaman dalam penelitiannya bahwa relevansi
komponen laba akuntansi dan arus kas dari kegiatan operasi tidak dapat
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

27
Universitas Indonesia
dipisahkan dalam memprediksi return dari saham. Untuk memprediksi return
saham di jangka panjang ternyata lebih cocok menggunakan laba akuntansi,
sedangkan untuk memprediksi return saham di jangka pendek ternyata lebih
cocok menggunakan arus kas dari kegiatan operasi.
Penggunaan laba bersih sebagai indikator menentukan return dari suatu
saham sudah lama dijadikan sebagai objek penelitian. Ball dan Brown (1968)
melakukan penelitian pertama kali tentang pengaruh angka laba akuntansi
terhadap perubahan harga saham di pasar. Hasil penelitian mereka menunjukkan
bahwa laba akuntansi mempengaruhi pergerakan harga saham di pasar. Penelitian
dilakukan dalam kurun waktu 1946 sampai 1966. Nichols dan Wahlen (2004)
melakukan penelitian tentang hubungan laba akuntansi dengan return saham
dengan cakupan waktu data yang digunakan sangat luas yaitu dari tahun 1988
sampai tahun 2002. Menariknya, mereka menemukan bahwa return saham
tahunan secara signifikan dipengaruhi oleh adanya perubahan laba tahunan.
Menurut mereka terdapat elemen penting dalam hubungan antara laba bersih dan
return saham yaitu adanya tambahan informasi yang didapat dari laba bersih.
Tambahan informasi dari laba bersih ini dapatdilihat dengen melihat perubahan
laba tahunan. Cheng et al. (1997) melakukan penelitian tentang penerapan prinsip
SFAS no.95 Statement of Cash Flows pada pelaporan arus kas dari kegiatan
operasi. Dalam penelitiannya juga memberikan bukti bahwa laba bersih dan
perubahan laba bersih berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan.
Dastgir et al. (2009) melakukan penelitian tentang hubungan komponen
dalam laporan laba rugi dan komponen dalam arus kas terhadap return saham.
Komponen dalam laporan laba rugi yang diuji pengaruhnya terhadap return
saham perusahaan antara lain laba kotor, laba operasional, laba sebelum pajak,
dan laba bersih. Sedangkan komponen dalam arus kas yang diuji hubungannya
dengan return saham adalah arus kas dari kegiatan operasi, arus kas dari kegiatan
investasi, dan arus kas dari kegiatan pendanaan. Hasil penelitian mereka
mengungkapkan bahwa laba bersih sebagai komponen dari laporan laba rugi
mempunyai hubungan positif yang sangat kuat dengan return saham. Namun
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

28
Universitas Indonesia
komponen dalam arus kas yang mempunyai hubungan kuat dengan return saham
adalah arus kas dari kegiatan investasi. Mereka melakukan penelitian pada Tehran
Stock Exchange dengan periode penelitian dari tahun 2003 sampai 2005.
Habib (2008) melakukan penelitian dengan sampel 705 perusahaan yang
berasal dari New Zealand dengan rentang waktu dari tahun 1994 sampai 2004
tentang peran laba bersih dan arus kas dari kegiatan operasi dalam menjelaskan
return saham dengan moderasi firm specific factors yaitu growth opportunities,
financial leverage, firm size, dan transitory of earnings. Hasil penelitian mereka
menunjukkan bahwa informasi laba bersih lebih dapat menjelaskan return saham
dari pada arus kas dari kegiatan operasi, walaupun komponen arus kas juga
ditemukan juga dapat menjelaskan return saham. Penelitian ini juga
mengungkapkan bahwa perubahan laba bersih berpengaruh positif terhadap return
saham. Mostafa (2011) dalam penelitiannya tentang explanatory power dari
earnings terhadap return saham menjelaskan bahwa perubahan laba bersih yang
kecil adalah bersifat permanen atau bukan sementara, sedangkan perubahan laba
bersih yang besar bersifat transitory atau hanya sementara. Hasil penelitiannya
juga memberikan hasil bahwa ketika level of earnings dan change of earnings
dimasukkan dalam satu model regresi untuk diuji pengaruhnya terhadap return
saham ternyata memberikan hasil terdapat explanatory power dari earnings
terhadap return saham.
Namun tidak selamanya laba bersih dapat mempengaruhi return saham.
Panahian dan Zolfaghari (2010) melakukan penelitian pada perusahaan di Iran
tentang hubungan arus kas dari kegiatan operasi serta laba operasional dengan
return saham. Dengan sampel penelitian dari tahun 2004 sampai 2007, mereka
mendapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara laba bersih dengan
return saham. Gee-jung (2009) dalam penelitiannya pada perusahaan di Korea
ingin menguji pengaruh dari book value equity, earnings, dan arus kas perusahaan
terhadap return saham memberikan hasil bahwa ketika earnings digabungkan
dengan book value equity ternyata tidak relevan lagi digunakan untuk
memprediksi return perusahaan. Begitu pula penelitian yang dilakukan Saeedi dan
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

29
Universitas Indonesia
Ebrahimi (2010) tentang peran earnings dan arus kas dari kegiatan operasi dalam
menjelaskan return saham perusahaan dengan variabel moderasi firm specific
factors yang terdiri dari growth opportunities, financial leverage, firm size, dan
transitory of earnings. Mereka mendapatkan hasil bahwa nilai earnings dan
perubahan laba bersih tidak relevan digunakan untuk menjelaskan return saham
perusahaan di Iran. Hal ini bisa disebabkan oleh faktor-faktor lain yang
mempengaruhi keputusan investor Iran.
2.2.2 Pengaruh Arus Kas dari Kegiatan Operasi terhadap Return Saham
Walaupun demikian, informasi arus kas dari kegiatan operasi juga dapat
dijadikan indikator bagi investor dalam menjelaskan return saham. Cheng et al.
(1997) melakukan penelitian tentang penerapan prinsip SFAS no.95 Statement of
Cash Flows pada pelaporan arus kas dari kegiatan operasi. Hasil penelitiannya
memberikan bukti bahwa dengan adanya penerapan SFAS no.95 pada pelaporan
arus kas dari kegiatan operasi ternyata memberikan tambahan informasi yang
berguna untuk menjelaskan return saham perusahaan baik secara level maupun
secara perubahan dari arus kas dari kegiatan operasi. Karena arus kas dari
kegiatan operasi bisa dihitung oleh investor, maka penelitian ini juga
membuktikan bahwa estimasi arus kas dari kegiatan operasi yang dilakukan oleh
investor akan semakin relevan untuk menjelaskan return saham ketika data yang
digunakan adalah data keuangan yang sudah menerapkan SFAS no.95. Tambahan
informasi ini memberikan porsi yang signifikan dalam menjelaskan return saham,
yang tidak dapat dijelaskan oleh accrual earnings.
Nichols dan Wahlen (2004) melakukan penelitian tentang hubungan laba
akuntansi dengan return saham dengan cakupan waktu data yang digunakan
sangat luas yaitu dari tahun 1988 sampai tahun 2002. Menariknya, mereka juga
menemukan bahwa return saham tahunan secara signifikan dipengaruhi positif
oleh adanya perubahan arus kas dari kegiatan operasi tahunan walaupun tidak
sebesar pengaruh perubahan laba bersih terhadap return saham. Menurut mereka
informasi arus kas dari kegiatan operasi mempunyai informasi tambahan yang
dapat dilihat melalui perubahan arus kas dari kegiatan operasi tahunan.
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

30
Universitas Indonesia
Habib (2008) melakukan penelitian dengan sampel 705 perusahaan yang
berasal dari New Zealand dengan rentang waktu dari tahun 1994 sampai 2004
tentang peran laba bersih dan arus kas dari kegiatan operasi dalam menjelaskan
return saham dengan moderasi firm specific factors yaitu growth opportunities,
financial leverage, firm size, dan transitory of earnings. Menariknya, mereka
menemukan bahwa return saham tahunan dipengaruhi oleh arus kas dari kegiatan
operasi tahunan, namun tidak sebesar pengaruh laba tahunan terhadap return
saham. Namun ternyata perubahan arus kas dari kegiatan operasi ditemukan tidak
berpengaruh terhadap return saham dengan alasan adanya komponen transitory
atau komponen yang bersifat sementara di dalam arus kas dari kegiatan operasi.
Gee-jung (2009) dalam penelitiannya pada perusahaan di Korea ingin menguji
pengaruh dari book value equity, earnings, dan arus kas perusahaan terhadap
return saham memberikan hasil bahwa ketika earnings digabungkan dengan book
value equity ternyata tidak relevan lagi digunakan untuk memprediksi return
perusahaan. Namun ketika arus kas dari kegiatan operasi digabungkan dengan
book value equity memberikan relevansi yang besar untuk memprediksi return
saham di pasar.
Namun arus kas dari kegiatan operasi tidak selamanya mempengaruhi
return saham. Panahian dan Zolfaghari (2010) melakukan penelitian pada
perusahaan di Iran tentang hubungan arus kas dari kegiatan operasi serta laba
operasional dengan return saham. Dengan sampel penelitian dari tahun 2004
sampai 2007, mereka mendapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara
arus kas dari kegiatan operasi dengan return saham. Daraghma (2010) juga dalam
penelitiannya di Palestina untuk mengetahui apakah informasi laba operasional
dan arus kas dari kegiatan operasi mempengaruhi return saham. Ternyata
informasi laba operasional lebih memberikan dampak terhadap return saham
daripada arus kas dari kegiatan operasi. Begitu pula penelitian yang dilakukan
Saeedi dan Ebrahimi (2010) tentang peran earnings dan arus kas dari kegiatan
operasi dalam menjelaskan return saham perusahaan dengan variabel moderasi
firm specific factors yang terdiri dari growth opportunities, financial leverage,
firm size, dan transitory of earnings. Mereka mendapatkan hasil bahwa nilai arus
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

31
Universitas Indonesia
kas dari kegiatan operasi dan perubahan arus kas dari kegiatan operasi tidak
relevan digunakan untuk menjelaskan return saham perusahaan di Iran. Hal ini
bisa disebabkan oleh faktor-faktor lain yang mempengaruhi keputusan investor
Iran.
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Return Saham
Habib (2008) melakukan penelitian dengan sampel 705 perusahaan yang
berasal dari New Zealand dengan rentang waktu dari tahun 1994 sampai 2004
tentang peran laba bersih dan arus kas dari kegiatan operasi dalam menjelaskan
return saham menggunakan firm specific factors yaitu growth opportunities,
financial leverage, firm size, dan transitory of earnings. Firm specific factors ini
dalam penelitian mereka dikatakan memberikan pengaruh terhadap return saham
perusahaan. Mohanty (2007) melakukan penelitiannya di India tentang adanya
size effect terhadap return saham menemukan bahwa firm size dan price to book
value berkorelasi negatif terhadap return saham. Fama dan French (1992)
melakukan penelitian tentang pengaruh ukuran perusahaan dan book to market
equity terhadap rata rata return saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kedua faktor ini mempengaruhi rata rata return saham.
2.3.1 Ukuran Perusahaan
Quiroz dan Timmermann (1999) melakukan penelitian tentang hubungan
ukuran perusahaan (size) terhadap return saham. Dalam penelitiannya ternyata
ditemukan bahwa ukuran perusahaan mempengaruhi return saham perusahaan.
Semakin kecil ukuran perusahaan maka asymmetric information menjadi semakin
besar sehingga mempengaruhi return saham. Senthilkumar (2009) juga
mengatakan dalam penelitiannya tentang kaitan return saham dengan size dan
market to book ratio bahwa return saham ditentukan dari ukuran perusahaan
dengan hubungan negatif. Mereka juga mendapatkan bahwa ukuran perusahaan
yang kecil memberikan return saham yang lebih besar daripada perusahaan besar.
Fah et al. (2008) juga menemukan dalam penelitiannya tentang pengaruh ukuran
perusahaan terhadap harga saham. hasil penelitiannya menjelaskan bahwa
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

32
Universitas Indonesia
memang ada hubungan yang signifikan antara ukuran perusahaan dengan
perubahan harga saham yang mewakili return saham.
Namun Gomez et al. (1998) dalam penelitiannya tentang pengaruh ukuran
perusahaan terhadap return saham memberikan bukti bahwa ukuran perusahaan
yang diproksikan melalui total aset berpengaruh positif terhadap return saham
dengan catatan market value of equity sudah dikontrol. Ketika market value of
equity tidak dikontrol maka hubungannya berubah menjadi negatif. Namun
Martani et al. (2009) dalam penelitiannya tentang efek rasio keuangan, ukuran
perusahaan, dan arus kas dari kegiatan operasi berpengaruh terhadap return saham
perusahaan juga menggunakan total aset sebagai proksi ukuran perusahaan dan
memberikan hasil bahwa total aset tidak berpengaruh terhadap return saham
perusahaan dengan hubungan negatif.
2.3.2 Leverage
Penelitian tentang pengaruh financial leverage terhadap return saham
sudah banyak sekali dilakukan. Panahian dan Aminossadati (2011) menganggap
bahwa financial leverage merupakan indikator yang pas untuk digunakan sebagai
index dari capital structure perusahaan. Penelitiannya memberikan hasil bahwa
terdapat hubungan positif antara financial leverage dengan return saham
perusahaan. Moradi et al. (2010) dalam penelitiannya memberikan hasil bahwa
financial leverage suatu perusahaan berpengaruh positif terhadap return saham
perusahaannya. Murwaningsari dan Rachmanto (2011) dengan penelitiannya
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi economic value added dan return
saham menggunakan capital structure sebagai variable control dan memberikan
hasil bahwa capital structure memberikan pengaruh signifikan positif terhadap
return saham. Stice et al. (2004) juga memberikan pemahaman bahwa capital
structure diwakili leverage dengan melihat rasio debt to total asset. Ketika
perusahaan menambah utangnya diharapkan bisa melakukan pembelian aset baru
untuk menunjang kegiatan operasionalnya sehingga pada akhirnya laba bersih
akan meningkat.
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

33
Universitas Indonesia
Namun penelitian yang dilakukan Adami et al. (2010) justru memberikan
hasil berbeda dimana ternyata leverage perusahaan yang merupakan capital
structure perusahaan memberikan pengaruh negatif terhadap return saham
perusahaan. Hubungan negatif ini bisa dikarenakan perusahaan mendapatkan
utang dalam jumlah yang tidak terlalu besar namun perusahaan dapat
memaksimalkan kesempatan yang ada untuk melakukan ekspansi serta
meningkatkan kinerja keuangannya. Alasan lain bisa lebih dikarenakan dengan
semakin tinggi porsi utang dalam neraca maka perusahaan akan terpapar risiko
gagal bayar dan beban bunga yang semakin tinggi yang mengikis laba bersih
sehingga mengurangi return saham perusahaan di pasar. Martani et al. (2009)
dalam penelitiannya tentang efek dari rasio finansial, ukuran perusahaan, arus kas
dari kegiatan operasi dalam interim report terhadap return saham perusahaan di
Indonesia memberikan hasil yang sungguh berbeda bahwa leverage tidak
berpengaruh terhadap return saham perusahaan.
2.3.3 Growth Opportunities
Kesempatan perusahaan untuk tumbuh digunakan sebagai indikator akan
return saham dari perusahaan itu. Hal ini sudah banyak digunakan oleh beberapa
penelitian untuk dihubungkan dengan return saham perusahaan. Fama dan French
(1992) melakukan penelitian cross section dari ekspektasi return saham. Dalam
penelitiannya mengungkapkan bahwa nilai PBV mempunyai pengaruh negatif
terhadap return saham. Leledakis et al. (2004) dalam penelitiannya tentang
hubungan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap return saham memberikan
menemukan bahwa terhadap hubungan signifikan antara rata rata return dengan
market value of equity dengan catatan market of equity dimasukkan sebagai
variabel tambahan dalam pengujian beta saham berpengaruh terhadap rata-rata
return saham. Senthilkumar (2009) dalam penelitiannya di India tentang kaitan
return saham dengan size dan market to book ratio memberikan bukti bahwa
market to book equity ratio mempengaruhi return saham.
Martani et al. (2009) juga menggunakan PBV sebagai proksi growth
opportunities karena PBV bisa dijadikan sebagai strategi investasi untuk masa
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

34
Universitas Indonesia
depan. Dengan menggunakan rasio PBV, investor dapat melihat saham
perusahaan mana yang masih undervalued atau sudah overvalued. Namun hasil
penelitian Martani et al. (2009) membuktikan bahwa PBV justru berpengaruh
positif terhadap return perusahaan dengan alasan semakin kecil PBV maka
dianggap terdapat problem fundamental yang membelit perusahaan sehingga
harga sahamnya jatuh hingga hampir mendekati nilai buku ekuitas perusahaan
sehingga return yang dihasilkan dari saham perusahaan kecil. Semakin besar PBV
maka dianggap perusahaan sedang dalam kondisi keuangan yang sangat bagus
tanpa ada masalah fundamental di perusahaan, sehingga return saham perusahaan
juga akan semakin besar.
Namun menurut Rachmatika (2006) yang menguji pengaruh beta saham,
growth opportunities, return on asset, dan debt to equity ratio terhadap return
saham memberikan hasil bahwa secara partial growth opportunities yang diwakili
PBV tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini terjadi karena
kondisi perekonomian Indonesia yang tidak menentu selama periode
penelitiannya yaitu dari tahun 2001 sampai 2004.
2.3.4 Risiko Perusahaan
Beta atau yang biasa disebut sebagai indikator risiko pasar atau sistematic
risk merupakan indikator bagi investor untuk melihat hubungan antara return
saham perusahaan dengan return rata-rata di pasar. Risiko pasar ini dapat
dikatakan sudah melekat dan tidak dapat dihilangkan. Penelitian yang
menghubungkan akan hal ini, salah satunya yang dilakukan di Indonesia oleh
Murwaningsari dan Rachmanto (2011) yang melakukan penelitian tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi economic value added dan return saham. Dari hasil
penelitian mereka ditemukan bahwa beta saham berpengaruh positif terhadap
return saham. Penelitian yang dilakukan Leledakis et al. (2004) tentang apakah
ukuran perusahaan (size) berpengaruh terhadap return saham dengan ruang
lingkup penelitian adalah perusahaan yang terdaftar di London Stock Exchange
memberikan hasil bahwa terdapat hubungan positif antara market beta dengan
return saham.
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

35
Universitas Indonesia
Penelitian dengan hasil yang berbeda tentang pengaruh beta saham
terhadap return saham perusahaan dikemukakan oleh Rachmatika (2006) yang
menguji pengaruh beta saham, growth opportunities, return on asset, dan debt to
equity ratio terhadap return saham. Penelitiannya memberikan hasil bahwa secara
partial beta saham berpengaruh signifikan negatif terhadap return saham dengan
alasan kebijakan manajemen perusahaan yang cenderung hati-hati dalam
menanamkan investasinya ke dalam proyek investasi untuk meminimalkan risiko.
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

36 Universitas Indonesia
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual
Kualitas laporan keuangan yang baik tentu akan berpengaruh terhadap
informasi yang diberikan dalam laporan keuangan yang digunakan oleh investor
dalam berinvestasi di pasar modal. Komponen laporan keuangan yang biasa
dipakai investor dalam memprediksi return suatu saham di pasar modal adalah
laba bersih dan arus kas dari kegiatan operasi. Laba bersih merupakan komponen
penting dalam laporan laba rugi perusahaan karena menggambarkan kegiatan
operasional perusahaan dalam satu periode tertentu. Warren et al. (2005)
mengutarakan bahwa laba bersih merupakan produk akhir dari laporan laba rugi
dalam laporan keuangan yang memberikan laporan apakah terdapat kelebihan
pendapatan atau kelebihan pembiayaan beban yang direalisasikan dalam bentuk
laba bersih atau net loss. Arus kas dari kegiatan operasi yang merupakan
komponen dari laporan arus kas juga menjadi penting karena kaitannya dengan
kinerja perusahaan. Stice et al. (2004) mengemukakan bahwa arus kas dari
kegiatan operasi menggambarkan kegiatan operasional perusahaan dari sisi kas
yang menunjukkan apakah terdapat keseimbangan antara penerimaan dan
pengeluaran yang sudah terealisasi dalam bentuk kas. Arus kas dari kegiatan
operasi yang negatif menunjukkan performa keuangan perusahaan yang buruk
dalam menangani kegiatan operasinya.
Keduanya merupakan indikator yang sudah banyak digunakan dalam
berbagai penelitian yang ingin mengungkapkan pengaruh kedua komponen ini
terhadap return saham. Penelitian paling awal yang dilakukan Ball dan Brown
(1968) tentang pengaruh angka laba akuntansi terhadap perubahan harga saham di
pasar menunjukkan bahwa laba akuntansi mempengaruhi pergerakan harga saham
di pasar. Chen (2009) dalam penelitiannya mengungkapkan dalam penelitiannya
bahwa relevansi komponen laba akuntansi dan arus kas dari kegiatan operasi tidak
dapat dipisahkan dalam memprediksi return dari saham. Selain itu Cheng et al.
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

37
Universitas Indonesia
(1997) yang melakukan penelitian tentang penerapan prinsip SFAS no.95
Statement of Cash Flows pada pelaporan arus kas dari kegiatan operasi
memberikan bukti bahwa arus kas dari kegiatan operasi ternyata memberikan
tambahan informasi yang berguna untuk menjelaskan return saham perusahaan.
Dari penelitian ini juga didapat bahwa laba bersih mempengaruhi secara
signifikan dengan hubungan positif terhadap return saham perusahaan.
Komite audit sebagai salah satu perangkat yang dibentuk oleh dewan
komisaris dalam rangka membantu dewan komisaris menjalankan fungsi
pengawasan atas kegiatan operasional perusahaan yang dijalankan oleh dewan
direksi, berfungsi sangat vital bagi perusahaan untuk menjaga kualitas laporan
keuangan perusahaan. Kualitas laporan keuangan yang baik tentu menjadi salah
satu faktor yang berkaitan dengan relevansi laporan keuangan perusahaan yang
digunakan oleh investor dalam berinvestasi di pasar modal. Dengan berjalannya
fungsi komite audit tentu akan berperan dalam menjaga kualitas laporan keuangan
yang baik agar relevan digunakan oleh user dari laporan keuangan itu yang
nantinya akan berhubungan dengan harga saham perusahaan di pasar. Peran
komite audit dalam perusahaan diperjelas melalui empat karakteristik komite
audit yang dipakai dalam penelitian Hermawan (2009) yaitu independensi komite
audit, aktivitas komite audit (rapat), ukuran (size) dari komite audit, dan
komposisi dari komite audit.
Penelitian sebelumnya telah banyak membuktikan bahwa keberadaan
komite audit mempengaruhi kualitas laporan keuangan yang disajikan oleh
perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Hermawan (2009) tentang efektivitas
dewan komisaris dan komite audit dihubungkan dengan earnings response
coefficient yang mencerminkan persepsi investor atas kualitas laba dalam laporan
keuangan. Penelitian ini melihat efektivitas dewan komisaris dan komite audit
melalui karakteristiknya yang terdiri dari independensi, aktivitas, jumlah anggota,
dan kompetensi komite audit untuk kemudian diteliti pengaruhnya terhadap
kualitas informasi laba perusahaan. Penelitiannya membuktikan bahwa efektivitas
komite audit melalui karakteristik komite audit berpengaruh secara signifikan
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

38
Universitas Indonesia
terhadap kualitas informasi laba, dan aktivitas komite audit sendiri memberikan
pengaruh positif terhadap kualitas informasi laba. Dhaliwal et al. (2007) dalam
penelitiannya tentang pengaruh expertise keuangan dalam komite audit
(accounting, finance, dan supervisory expertise) terhadap kualitas laba perusahaan
dengan adanya governance komite audit yang kuat juga memberikan hasil dalam
penelitiannya bahwa adanya financial expertise memberikan pengaruh terhadap
accruals quality secara positif, yang kemudian hubungannya akan menjadi lebih
kuat dengan keberadaan strong governance dari komite audit yang diukur dari
independensi komite audit, size komite audit, dan jumlah frekuensi rapat dari
komite audit. Hasil penelitian Klein (2000) tentang komite audit dan karakteristik
dari Board memberikan pengaruh terhadap ada tidaknya manajemen laba yang
dilakukan oleh perusahaan menunjukkan bahwa semakin tinggi level
independensi dari sebuah komite audit, maka semakin kecil kemungkinan
perusahaan akan melakukan manajemen laba. Zhou dan Chen (2004)
mengemukakan dalam penelitiannya pada bank bank tentang pengaruh komite
audit, board characteristics terhadap adanya manajemen laba bahwa ukuran
komite audit, independensi komite audit, jumlah meeting, dan ukuran Board
membatasi perusahaan melakukan manajemen laba pada bank-bank yang
termasuk dalam manajemen laba tinggi.
Dengan demikian dapat disusun kerangka konseptual penelitian sebagai
berikut :
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

39
Universitas Indonesia
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual
3.2 Pengembangan Hipotesis
Sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk mempelajari pengaruh laba
bersih terhadap return dari saham perusahaan itu. Penelitian tentang hal ini
dilakukan pertama kali oleh Ball dan Brown (1968) yang meneliti tentang
pengaruh angka laba akuntansi terhadap perubahan harga saham di pasar dengan
hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa laba akuntansi mempengaruhi
pergerakan harga saham di pasar. Penelitian yang dilakukan oleh Dastgir et al.
(2009) juga mengikuti penelitian Ball dan Brown (1968) yang melakukan
penelitian tentang hubungan laba bersih terhadap return saham dimana mereka
membuktikan bahwa laba bersih berpengaruh terhadap return saham perusahaan.
Dastgir et al. (2009) melakukan penelitian di Tehran Stock Exchange dengan
periode waktu dari tahun 2003 sampai 2005 menguji beberapa variabel
independen yaitu komponen dalam laporan laba rugi yang diuji pengaruhnya
terhadap return saham perusahaan antara lain laba kotor, laba operasional, laba
sebelum pajak, dan laba bersih. Dari hasil penelitiannya ditemukan bahwa laba
bersih mempengaruhi return saham perusahaan. Berangkat dari hasil temuan
empiris maka hipotesis pertama dari penelitian ini adalah
Efektivitas Komite Audit :
aktivitas komite audit
ukuran komite audit
kompetensi komite
audit
Variabel kontrol :
Ukuran perusahaan
Leverage
Growth opportunities
Risiko perusahaan
Laba bersih perusahaan
Arus kas dari kegiatan operasi
perusahaan
Return saham perusahaan
Skor Komite Audit
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

40
Universitas Indonesia
H1a : Laba bersih perusahaan berpengaruh positif terhadap return saham
perusahaan.
Relevansi penggunaan arus kas dari kegiatan operasi sudah banyak
digunakan sebagai objek penelitian yang dihubungkan dengan return saham
perusahaan di pasar. Cheng et al. (1997) melakukan penelitian tentang penerapan
prinsip SFAS no.95 Statement of Cash Flows pada pelaporan arus kas dari
kegiatan operasi. Hasil penelitiannya memberikan bukti bahwa dengan adanya
penerapan SFAS no.95 pada pelaporan arus kas dari kegiatan operasi ternyata
memberikan tambahan informasi yang berguna untuk menjelaskan return saham
perusahaan. Selain itu arus kas dari kegiatan operasi mempengaruhi secara
signifikan dengan hubungan positif terhadap return saham perusahaan. Karena
arus kas dari kegiatan operasi bisa dihitung oleh investor, maka penelitian ini juga
membuktikan bahwa estimasi arus kas dari kegiatan operasi yang dilakukan oleh
investor akan semakin relevan untuk menjelaskan return saham ketika data yang
digunakan adalah data keuangan yang sudah menerapkan SFAS no.95. Tambahan
informasi ini memberikan porsi yang signifikan dalam menjelaskan return saham,
yang tidak dapat dijelaskan oleh accrual earnings.
Gee-jung (2009) dalam penelitiannya pada perusahaan di Korea ingin
menguji pengaruh dari book value equity, earnings, dan arus kas perusahaan
terhadap return saham memberikan hasil bahwa ketika arus kas dari kegiatan
operasi digabungkan dengan book value equity memberikan relevansi yang besar
untuk memprediksi return saham di pasar. Nichols dan Wahlen (2004) melakukan
penelitian tentang hubungan laba akuntansi dengan return saham. Cakupan waktu
data yang digunakan sangat luas yaitu dari tahun 1988 sampai tahun 2002.
Menariknya, mereka menemukan bahwa return saham tahunan secara signifikan
dipengaruhi oleh adanya perubahan laba tahunan. Lebih lanjut lagi ternyata
perubahan arus kas dari kegiatan operasi tahunan juga mempengaruhi return
saham, namun tidak sebesar pengaruh perubahan laba tahunan terhadap return
saham. Berdasarkan temuan empiris ini maka hipotesa kedua adalah
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

41
Universitas Indonesia
H2a : Arus kas dari kegiatan operasi berpengaruh positif terhadap return
saham perusahaan.
Karena penelitian tentang adanya pengaruh laba bersih perusahaan
terhadap return perusahaan dengan variabel moderasi peran komite audit belum
pernah dilakukan, maka penelitian ini mengambil beberapa penelitian terdahulu
yang meneliti tentang peran komite audit dalam mencegah terjadinya manajemen
laba yang berkaitan dengan kualitas laporan keuangan perusahaan. Kualitas
laporan keuangan perusahaan akan erat berkaitan dengan kualitas informasi laba
bersih serta arus kas dari kegiatan operasi yang disajikan dalam laporan keuangan.
Peran komite audit di sini menurut penelitian yang dilakukan Hermawan (2009)
terdiri dari independensi komite audit, aktivitas komite audit, ukuran komite audit,
dan kompetensi komite audit.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lary dan Taylor (2011) tentang
peran independensi, kompetensi, dan aktivitas komite audit (diligence)
berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya restatement memberikan hasil
bahwa tingkat independensi serta kompentensi dari komite audit masing masing
memberikan pengaruh negatif yang signifikan terhadap kemungkinan terjadinya
restatement. Abbot et al. (2000) yang meneliti tentang karakteristik komite audit
dihubungkan dengan adanya kemungkinan misstatement dan Abbot et al. (2004)
yang meneliti tentang karakteristik komite audit dihubungkan dengan
kemungkinan terjadinya restatement memberikan hasil dalam penelitiannya
bahwa aktivitas komite audit yang diproksikan melalui jumlah meeting ternyata
memberikan hubungan negatif terhadap kemungkinan terjadinya misstatement.
Zhou dan Chen (2004) dalam penelitiannya tentang pengaruh komite audit dan
board characteristics dihubungkan dengan manajemen laba mengemukakan
bahwa ukuran komite audit bersama sama dengan independensi komite audit,
jumlah meeting komite audit, serta ukuran board membatasi perusahaan bank
melakukan manajemen laba.
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

42
Universitas Indonesia
Manajemen laba sendiri terdiri dari dua jenis yaitu manajemen laba
akuntansi dan manajemen laba real. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Roychowdhury (2006) tentang manajemen laba yang dilakukan dengan
manipulasi aktivitas real memberikan hasil bahwa manajemen laba dapat
dilakukan dengan melakukan manipulasi kegiatan operasi yang berhubungan
dengan arus kas dari kegiatan operasi. Berdasarkan penelitian Roychowdhury
(2003) menemukan bahwa perusahaan yang mempunyai abnormal arus kas dari
kegiatan operasi yang rendah disebabkan karena adanya overproduction yang
didorong oleh adanya kegiatan price discount untuk mendorong jumlah penjualan
perusahaan.
Dari penelitian penelitian inilah ternyata peran komite audit sangat besar
dalam menjaga kualitas laporan keuangan. Dengan demikian dapat dikatakan
penggunaan laba bersih serta arus kas dari kegiatan operasi dalam hubungannya
dengan return saham perusahaan diharapkan akan berpengaruh lebih kuat dengan
adanya peran komite audit. Oleh karena itu disusun hipotesis selanjutnya
H3a : Skor komite audit akan memperkuat pengaruh laba bersih terhadap
return saham perusahaan.
H4a : Skor komite audit akan memperkuat pengaruh arus kas dari kegiatan
operasi terhadap return saham perusahaan.
3.3 Model Penelitian
Model penelitian ini menguji hipotesis yang sudah dikembangkan
menggunakan regresi berganda yaitu pengaruh laba bersih dan arus kas dari
kegiatan operasi terhadap return saham perusahaan, dan pengaruh laba bersih dan
arus kas dari kegiatan operasi terhadap return saham dengan adanya peran efektif
dari komite audit. Model ini juga menggunakan variabel lain yaitu ukuran
perusahaan, growth opportunities, risiko perusahaan, dan leverage perusahaan
sebagai variabel control yang sudah terbukti mempengaruhi return saham
perusahaan.
Untuk hipotesis 1 dan 2 menggunakan model penelitian di bawah ini :
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

43
Universitas Indonesia
Rit = β0 + β1.NIit + β2.DNIit + β3.SIZEit + β4.LEVit + β5.GROWTHit + β6.RISKit +
εi
Rit = β0 + β1.CFOit + β2.DCFOit + β3.SIZEit + β4.LEVit + β5.GROWTHit +
β6.RISKit + εi
Rit = β0 + β1.NIit + β2.DNIit + β3.CFOit + β4.DCFOit + β5.SIZEit + β6.LEVit +
β7.GROWTHit + β8.RISKit + εi
Sedangkan untuk hipotesis 3 dan 4 menggunakan model penelitian di bawah ini :
Rit = β0 + β1.NIit + β2.DNIit + β3.ACSCOREit + β4.NIit * ACSCOREit + β5.DNIit *
ACSCOREit + β6.SIZEit + β7.LEVit + β8.GROWTHit + β9.RISKit + εi
Rit = β0 + β1.CFOit + β2.DCFOit + β3.ACSCOREit + β4.CFOit * ACSCOREit +
β5.DCFOit * ACSCOREit + β6.SIZEit + β7.LEVit + β8.GROWTHit + β9.RISKit + εi
Rit = β0 + β1.NIit + β2.DNIit + β3.CFOit + β4.DCFOit + β5.ACSCOREit + β6.NIit *
ACSCOREit + β7.CFOit * ACSCOREit + β8.DNIit * ACSCOREit + β9.DCFOit *
ACSCOREit + β10.SIZEit + β11.LEVit + β12.GROWTHit + β13.RISKit + εi
Dimana,
Rit = return saham perusahaan i pada tahun t
NIit = laba bersih perusahaan i pada tahun t
DNIit = perubahan laba bersih perusahaan i pada tahun t
CFOit = arus kas dari kegiatan operasi perusahaan i pada tahun t
DCFOit = perubahan arus kasi dari kegiatan operasi perusahaan i pada
tahun t
SIZEit = ukuran perusahaan i yang diukur dari total aset pada tahun t
LEVit = rasio debt to equity perusahaan i pada tahun t
GROWTHit = rasio Price to Book Value (PBV) perusahaan i pada tahun t
RISKit = risiko perusahaan i yang diukur dengan beta pada tahun t
ACSCOREit = skor efektivitas komite audit perusahaan i pada tahun t
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

44
Universitas Indonesia
3.4 Definisi dan Pengukuran Variabel Penelitian
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai definisi dari setiap variabel yang
digunakan dalam penelitian, yaitu variabel dependen, variabel independen, dan
variabel kontrol. Variabel ini ditentukan berdasarkan kerangka konseptual, tujuan,
dan hipotesis penelitian.
3.4.1 Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel
lain. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah return saham perusahaan.
Beberapa penelitian terdahulu telah banyak memakai return saham perusahaan
sebagai variabel dependen dalam penelitiannya, salah satunya adalah penelitian
yang dilakukan oleh Dastgir et al. (2009). Data harga saham berasal dari harga
penutupan (adjusted closing price) mingguan pada awal periode dan akhir periode
yaitu dari awal bulan April 2010 sampai akhir bulan Maret 2011 karena laporan
keuangan tahunan perusahaan tiap tahun dipublikasikan setiap awal bulan April.
Return saham dihitung dengan menggunakan closing adjusted price mingguan
yang kemudian dirata-ratakan dengan perhitungan sebagai berikut (Martani et al.,
2009:47) :
Rit = 𝐶𝑃𝑖𝑡−𝐶𝑃𝑖𝑡−1
𝐶𝑃𝑖𝑡−1 (3.1)
Rmt = 𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1
𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1 (3.2)
Market adjusted return = Rit – Rmt (3.3)
Dimana,
Rit = return saham perusahaan i pada periode t
Rmt = return market pada periode t
CPit = closing price saham perusahaan i akhir periode (Maret 2011)
CPit-1 = closing price saham perusahaan i awal periode (April 2010)
IHSGt = indeks BEI akhir periode (Maret 2011)
IHSGt-1 = indeks BEI awal periode (April 2010)
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

45
Universitas Indonesia
3.4.2 Variabel Independen
Variabel independen merupakan variabel bebas yang tidak terkait dengan
variabel lain, tapi mampu mempengaruhi variabel lain. Variabel independen
dalam penelitian ini terdiri dari dua komponen yaitu laba bersih perusahaan dan
arus kas dari kegiatan operasi.
Beberapa penelitian empiris sebelumnya telah membuktikan bahwa laba
bersih digunakan untuk memprediksi return saham perusahaan. Dastgir et al.
(2009) menggunakan laba bersih sebagai variabel untuk memprediksi return
saham perusahaan. Laba bersih ini didapat dari laporan keuangan tahunan
perusahaan, yang diambil adalah laba bersih setelah pajak (Dastgir et al,. 2009).
Oleh karena itu variabel independen pertama adalah laba bersih perusahaan
sebelum kejadian luar biasa (extraordinary items), dihitung proksinya dengan
menggunakan rumus sebagai berikut (Cheng et al., 1997:7) :
NIi = 𝐸𝑃𝑆𝑖
𝐶𝑃𝑖𝑡−1 (3.4)
EPSi = 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖 ℎ 𝑖
𝑜𝑢𝑡𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒 𝑖 (3.5)
Dimana,
NIi = proksi laba bersih perusahaan i
EPSi = earnins per share before extraordinary item perusahaan i
CPit-1 = closing price saham perusahaan i awal periode laporan
keuangan
Outstanding share = jumlah saham beredar perusahaan i pada akhir periode
laporan keuangan
Penggunaan perubahan laba bersih terbukti memang berpengaruh terhadap
return saham, salah satunya dalam penelitian Habib (2008) bahwa perubahan laba
bersih berpengaruh terhadap return saham. Oleh karena itu variabel independen
kedua adalah perubahan laba bersih yang dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut (Cheng et al., 1997:7) :
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

46
Universitas Indonesia
∆ NIi = ∆EPS 𝑖
CPt −1 (3.6)
∆ EPSi = NIt−𝑁𝐼𝑡−1
𝑜𝑢𝑡𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒 (3.7)
Dimana,
∆ NIi = perubahan laba bersih perusahaan i
∆ EPS = perubahan laba bersih per share
CPt-1 = closing price saham perusahaan i awal periode laporan
keuangan
NIt = laba bersih perusahaan periode sekarang
NIt-1 = laba bersih perusahaan periode sebelumnya
Outstanding share = jumlah saham beredar perusahaan i pada akhir periode
laporan keuangan
Penggunaan arus kas dari kegiatan operasi telah banyak dibuktikan
melalui penelitian empiris terdahulu untuk menjelaskan return saham perusahaan,
salah satunya penelitian Cheng et al. (1997) yang membuktikan bahwa arus kas
dari kegiatan operasi memberikan tambahan informasi yang berguna untuk
menjelaskan return saham perusahaan. Oleh karena itu variabel independen ketiga
adalah arus kas dari kegiatan operasi yang dihitung proksinya dengan
menggunakan rumus sebagai berikut (Cheng et al., 1997:7):
CFOi = 𝐶𝐹𝑂𝑃𝑆𝑖
𝐶𝑃𝑖𝑡−1 (3.8)
CFOPSi = 𝐶𝐹𝐹𝑂𝑖
𝑜𝑢𝑡𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒 (3.9)
Dimana,
CFOi = proksi arus kas dari kegiatan operasi perusahaan i
CPit-1 = closing price saham perusahaan i awal periode laporan
keuangan
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

47
Universitas Indonesia
CFOPSi = arus kas dari kegiatan operasi per share perusahaan i
CFFOi = arus kas dari kegiatan operasi perusahaan i
Outstanding share = jumlah saham beredar perusahaan i pada akhir periode
laporan keuangan
Perubahan arus kas dari kegiatan operasi juga terbukti berpengaruh
terhadap return saham. Hal ini juga dibuktikan dalam penelitian Habib (2008)
bahwa ternyata perubahan arus kas dari kegiatan operasi juga berpengaruh
terhadap return saham. Dengan demikian variabel independen ke empat dalam
penelitian ini adalah perubahan arus kas dari kegiatan operasi yang dihitung
dengan menggunakan proksi sebagai berikut (Cheng et al., 1997:7) :
∆ CFOi = ∆ CFOPSi
CPt −1 (3.10)
∆ CFOPSi = CFOt −CFOt −1
𝑜𝑢𝑡𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒 (3.11)
Dimana,
∆ CFOi = perubahan arus kas dari kegiatan operasi perusahaan i
∆ CFOPSi = perubahan arus kas dari kegiatan operasi per share
CPt-1 = closing price saham perusahaan i awal periode laporan
keuangan
CFOt = arus kas dari kegiatan operasi perusahaan periode
sekarang
CFOt-1 = arus kas dari kegiatan operasi perusahaan periode
sebelumnya
Outstanding share = jumlah saham beredar perusahaan i pada akhir periode
laporan keuangan
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

48
Universitas Indonesia
3.4.3 Variabel Moderasi
Variabel moderasi muncul ketika penelitian ingin membuktikan hubungan
antara dua variabel yang tergantung pada variabel ketiga yang disebut variabel
moderasi. Variabel moderasi ini mempengaruhi arah dan atau kekuatan hubungan
antara variabel independen dan variabel dependen. Variabel moderasi dalam
penelitian ini menggunakan peran komite audit yang diukur melalui tiga
karakteristik dari komite audit perusahaan yaitu aktivitas komite audit, ukuran
komite audit, dan kompetensi komite audit. Indepedensi komite audit dianggap
sudah otomatis independen. Karakteristik ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Hermawan (2009) dalam meneliti hubungan efektivitas dewan
komisaris dan komite audit terhadap kualitas laba perusahaan. Pengukuran
efektivitas komite audit menggunakan sistem scoring dalam penelitian Hermawan
(2009) yang termuat dalam lampiran 1. Apabila mendapat kategori good maka
mendapat skor 3, apabila mendapat kategori fair maka mendapat skor 2, apabila
mendapat kategori poor maka hanya mendapat skor 1. Skor dari masing-masing
pertanyaan kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan hasil skor akhir komite
audit dari perusahaan.
Untuk pengecekan reliabilitas skor efektivitas komite audit maka
menggunakan pengujian Cronbach Alpha untuk mengukur konsistensi setiap
pertanyaan erat sebagai satu grup. Apabila nilai CronBach Alpha di atas 0,7 maka
skor kriteria-kriteria yang ada dalam skor komite audit konsisten erat sebagai satu
grup sehingga dapat digunakan dalam penelitian (Malhotra, 2007). Sistem scoring
ini kemudian ditransformasi menggunakan dummy untuk menghilangkan masalah
multikolinearitas, dimana skor komite audit di atas nilai median diberi nilai 1,
diberi nilai 0 apabila di bawah nilai median. Median disini dihitung dari data cross
section perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian. Nilai 1 berarti peran
komite audit dalam perusahaan sudah efektif, sedangkan nilai 0 berarti peran
komite audit dalam perusahaan kurang efektif.
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

49
Universitas Indonesia
3.4.4 Variabel Kontrol
Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan
sehingga pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen tidak
dipengaruhi oleh factor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol dalam penelitian
ini antara lain :
Ukuran perusahaan
Ukuran perusahaan akan diukur dari total asset perusahaan pada akhir
tahun. Martani et al. (2009) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa
ukuran perusahaan diproksikan melalui total asset perusahaan. Quiroz dan
Timmermann (1999) mengemukakan bahwa ukuran perusahaan
mempengaruhi return saham perusahaan, semakin kecil ukuran
perusahaan maka terjadi asymmetric information sehingga berpengaruh
terhadap return saham perusahaan. Nilai total aset yang didapatkan
kemudian di-logaritma natural dengan persamaan sebagai berikut
(Martani et al., 2009:48):
Size = LN (log natural) total aset (3.12)
Leverage perusahaan
Kemampuan perusahaan untuk memanfaatkan dana yang ada untuk
kegiatan operasinya diwujudkan dalam rasio debt to total asset (porsi
utang dibandingkan dengan total aset perusahaan). Penelitian
Murwaningsari dan Rachmanto (2011) tentang faktor faktor yang
mempengaruhi economic value added dan return saham menggunakan
capital structure sebagai variable control dan memberikan hasil bahwa
capital structure memberikan pengaruh signifikan positif terhadap return
saham. Menurut Stice et al. (2004) Capital structure bisa menggunakan
debt to asset ratio. (Stice et al., 2004:1277)
Debt to total asset ratio = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑏𝑡
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡 (3.13)
Growth opportunities
Penelitian yang dilakukan Senthilkumar (2009) menjelaskan bahwa
market to book ratio dan ukuran perusahaan (size) mempengaruhi return
saham perusahaan. Growth opportunities diproksikan melalui market to
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

50
Universitas Indonesia
book ratio karena dapat memberikan gambaran bagaimana investor
menghargai perusahaan sehingga investor bersedia menanamkan
modalnya ke perusahaan dalam bentuk pembelian saham perusahaan.
Perusahaan yang berpotensi tumbuh akan mempunyai nilai pasar yang
lebih tinggi daripada nilai buku aktiva perusahaan. Selain itu menurut
Martani et al. (2009) juga menegaskan bahwa PBV digunakan untuk
melihat apakah sebuah perusahaan masih undervalued atau sudah
overvalued. (Stice et al., 2004:1277)
PBV = 𝑐𝑙𝑜𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑟𝑖𝑐𝑒
𝑏𝑜𝑜𝑘 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒 (3.14)
Book Value Equity per Share = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒 ℎ𝑜𝑙𝑑𝑒𝑟𝑠 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
𝑜𝑢𝑡𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒 (3.15)
Dimana,
PBV = price to book value
Closing price = harga penutupan saham pada akhir periode
laporan keuangan
Outstanding share = jumlah saham beredar perusahaan i pada akhir
periode laporan keuangan
Risiko perusahaan
Beta saham perusahaan sebagai proksi risiko perusahaan berdasarkan
penelitian Murwaningsari dan Rachmanto (2011) terbukti berpengaruh
terhadap return saham perusahaan. Risiko perusahaan atau beta diukur
dengan meregresi return adjusted dari harga saham mingguan dengan
return market (IHSG) mingguan. Beta didapat dari rumus Single Index
Model (Bodie et al.,2008:260) :
Rit = αi + βit Rmt + εit (3.16)
Dimana: Rit = return saham perusahaan i pada periode t
Rmt = return pasar pada periode t
bit = beta sekuritas perusahaan i pada saat periode t
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

51
Universitas Indonesia
Nilai beta dihitung berdasarkan harga saham periode mingguan (adjusted
price) dari bulan April 2010 sampai Maret 2011 karena laporan keuangan
tahunan perusahaan tiap tahun dipublikasikan setiap awal bulan April.
3.5 Pengujian Empiris
Pengujian empiris dilakukan untuk menguji hipotesis yang dibentuk
berdasarkan perumusan masalah penelitian. Rumusan masalah terbentuk melalui
pengumpulan data serta teori-teori yang digunakan dalam landasan teori untuk
kemudian dijawab melalui pengujian empiris. Pengujian empiris pada penelitian
ini akan menggunakan statistik deskriptif, analisis korelasi, analisis regresi linier
berganda dan pengujian model.
3.5.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan pemahaman tentang variabel yang
digunakan dalam penelitian seperti nilai rata-rata (mean), nilai tengah (median),
nilai standar deviasi, nilai minimum, dan nilai maksimum. Statistik deskriptif
dapat memberikan gambaran karakteristik dan kewajaran data observasi yang
digunakan sehingga dapat teridentifikasi outlier dalam data data observasi
penelitian.
3.5.2 Analisis Korelasi
Analisis korelasi merupakan teknik analisis pengukuran yang digunakan
untuk melihat hubungan asosiasi antara dua variabel. Dua variabel dikatakan
berasosiasi jika satu variabel mempengaruhi variabel yang lain. Kedua variabel
dikatakan independen ketika tidak terjadi hubungan antar dua variabel itu.
Pengukuran hubungan asosiasi antara dua variabel dapat menggunakan teknik
korelasi Pearson (data berskala interval atau rasio). Kuat lemahnya hubungan
diukur antara range 0 – 1 (Yamin et al., 2011).
Koefisien korelasi adalah suatu pengukuran statistik asosiasi antara dua
variabel. Korelasi dapat menguji hipotesis dua arah (two tailed).Korelasi searah
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

52
Universitas Indonesia
jika nilai koefisien positif, dan korelasi berlawanan arah jika nilai koefisien
negatif. Nilai koefisien korelasi yang tidak sama dengan nol menunjukkan adanya
ketergantungan antara dua variabel yang diuji. Nilai koefisien +1 menunjukkan
korelasi sempurna searah antara dua variabel, sedangkan nilai koefisien -1
menunjukkan korelasi sempurna dengan gerakan saling berlawanan antara dua
variabel.
3.5.3 Analisis Regresi
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
regresi berganda. Secara umum regresi berganda digunakan untuk menguji
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dengan jumlah variabel
independen lebih dari satu.
3.5.4 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan pengujian yang harus dilakukan pertama kali
dalam penelitian menggunakan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik
bertujuan agar model penelitian yang digunakan tidak bias, seperti persebaran data
harus normal, tidak adanya multikolinearitas, dan tidak adanya
heteroskedastisitas.
3.5.4.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi, variabel dependen mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas
dapat dilakukan dengan menggunakan Normal Probability Plot dalam perangkat
lunak SPSS. Model regresi yang baik adalah ketika persebaran data menyebar di
sekitar garis regresi yang lurus miring melintang. Namun model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas ketika persebaran data menyebar jauh dari garis
regresi. Untuk lebih meyakinkan asumsi normalitas, maka dilakukan uji
Kolmogorov-Smirnov melalui SPSS. Apabila signifikansi nilai uji Kolmogorov-
Smirnov di atas 0,05 maka model diasumsikan berdistribusi normal. (Yamin et al.
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

53
Universitas Indonesia
2011). Selain itu penggunaan jumlah data sampel penelitian di atas 30 juga sudah
memenuhi asumsi normalitas (Brook, 2008).
3.5.4.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan yang
sempurna antar variabel independen dalam model regresi. Model regresi yang
baik adalah tidak terjadi multikolinearitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya
multikolinearitas dapat menggunakan metode variance inflation factor (VIF) dan
Tolerance yang disediakan dalam software SPSS. Nilai VIF kurang dari 10
menunjukkan tidak ada masalah multikolinearitas antar variabel independen,
sedangkan nilai tolerance yang mendekati 1 juga menunjukkan tidak ada masalah
multikolinearitas antar variabel independen (Yamin et al. 2011).
3.5.4.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mendeteksi adanya penyebaran
atau pancaran dari variabel-variabel. Selain itu juga untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual dari pengamatan
ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika varian
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas menggunakan uji White (White’s
General Heteroscedastisity Test) yang tersedia dalam software Eviews. Model
regresi akan diasumsikan homoskedastisitas apabila nilai probabilitas dari uji
White di atas 0,05. Apabila nilai probabilitas dari uji White di bawah 0,05 maka
tidak memenuhi asumsi homoskedastisitas, namun dapat diatasi dengan metode
White Heteroscedasticity-Consistent Coefficient Covariance yang juga terdapat
dalam software Eviews. Dengan demikian model regresi sudah memenuhi asumsi
homoskedastisitas. (Yamin et al. 2011).
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

54
Universitas Indonesia
3.5.5 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi
berganda dengan tujuan memperoleh koefisien regresi yang signifikan secara
statistik yaitu tidak sama dengan nol. Terdapat dua metode pengujian hipotesis
yaitu uji statistik F dan uji statistik t.
3.5.5.1 Uji Statistik F
Uji ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara
bersama sama terhadap variabel dependen. Uji F ini direpresentasikan melalui
tabel ANOVA. Apabila nilai signifikansi dari F hitung kurang dari 0.05 maka
hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
beberapa variabel independen terhadap variabel dependen diterima.
3.5.5.2 Uji Statistik t
Uji statistik t dilakukan untuk menguji pengaruh masing masing variabel
independen terhadap variabel dependen. Apabila nilai signifikansi dari t hitung
kurang dari 0.05 maka hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen diterima.
3.5.6 Uji Goodness of Fit (R2)
Uji Goodness of Fit pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2
yang kecil berarti kemampuan
variabel variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variabel dependen.
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

55
Universitas Indonesia
3.6 Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan
non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011.
Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dimana
pengambilan sampel dilakukan berdasarkan kriteria di bawah ini :
Perusahaan menerbitkan annual report (laporan tahunan) pada tahun 2010.
Perusahaan memiliki laporan keuangan tahunan yang berakhir setiap
tanggal 31 Desember.
Perusahaan terus terdaftar pada BEI selama periode penelitian, yaitu tahun
2010 (tidak pernah terkena delisting, suspensi saham, atau go private)
selama periode penelitian.
Perusahaan tidak terlibat dalam corporate control action, seperti merger,
akuisisi, divestasi, selama periode penelitian.
Perusahaan memiliki laporan tahunan dengan informasi data yang lengkap
dan relevan sehingga dapat digunakan dalam penelitian ini.
Perusahaan memiliki data harga saham dan nilai harga saham individu
yang lengkap selama periode pengamatan.
Perusahaan tidak memiliki ekuitas (equity) negatif.
3.7 Pengumpulan Data
Data data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder
yang berasal dari sumber-sumber sebagai berikut :
Laporan tahunan dan laporan keuangan tahunan perusahaan periode tahun
2010 dan 2009 yang diperoleh melalui website BEI dan website masing-
masing perusahaan.
Data perhitungan rasio PBV diperoleh dari Indonesia Stock Exchange
(IDX).
Data beta dan return perusahaan dihitung dengan menggunakan data harga
saham mingguan perusahaan dari bulan April 2010 sampai dengan Maret
2011 yang berasal dari yahoo finance.
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

56
Universitas Indonesia
Data harga penutupan saham mingguan (adjusted) dari bulan Januari 2010
sampai dengan Desember 2010.
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

57 Universitas Indonesia
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Sampel Penelitian
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan perusahaan-
perusahaan non-keuangan yang terdaftar Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010.
Berdasarkan kriteria pemilihan sampel penelitian yang telah dijelaskan pada Bab
3, diperoleh sampel sebanyak 264 perusahaan dengan data lengkap pada periode
penelitian tahun 2010. Rincian nama perusahaan secara detail disajikan dalam
lampiran 1. Prosedur penetapan sampel ditunjukkan pada Tabel 4.1 berikut ini :
Tabel 4. 1 Prosedur Penetapan Sampel
Tahapan Kriteria Penetapan Sampel Jumlah
1
Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
per November 2011 434
2 Perusahaan yang bergerak di industri keuangan (73)
3 Perusahaan yang baru IPO di tahun 2010 - 2011 (38)
4 Perusahaan yang memiliki ekuitas negatif (14)
5 Perusahaan yang memiliki data tidak lengkap (45)
6 Jumlah sampel yang memenuhi kriteria 264
Dari tabel di atas maka dapat dikatakan penelitian ini mengambil sampel
data 264 perusahaan cross section yang tersebar di 8 jenis industri pada tahun
2010. Distribusi sampel berdasarkan industri disajikan pada Tabel 4.2 berikut :
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

58
Universitas Indonesia
Tabel 4. 2 Distribusi Perusahaan Sampel Berdasarkan Industri
No. Industri Jumlah Persentase
1 Perdagangan, Jasa, dan Investasi 76 29%
2 Properti, Real Estat, dan Konstruksi 43 16%
3 Industri Dasar dan Kimia 39 15%
4 Aneka Industri 25 9%
5 Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi 24 9%
6 Pertambangan 21 8%
7 Industri Barang Konsumsi 20 8%
8 Pertanian 16 6%
Total 264 100%
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa sampel penelitian paling
banyak disumbang oleh perusahaan yang berasal dari jenis industri perdagangan,
jasa, dan investasi yaitu 29%. Tempat kedua diikuti oleh perusahaan yang berasal
dari jenis industri properti, real estat, dan konstruksi dengan sumbangan dari total
sampel sebesar 16%. Tempat ketiga diisi oleh perusahaan yang bergerak di
industri dasar dan kimia dengan total sumbangan dari sampel sebesar 15%.
Sisanya kemudian diikuti oleh industri infrastruktur, utilitas, dan transportasi serta
aneka industri di urutan ke empat dan ke lima dengan persentase masing-masing
9%. Industri pertambangan serta industri barang konsumsi menempati urutan ke
enam dan ke tujuh dengan persentase masing-masing 8%. Terakhir industri
pertanian menyumbang hanya 6% dari total sampel penelitian.
4.2 Skor Efektivitas Komite Audit
Penelitian ini mengukur efektivitas komite audit dengan menggunakan
skor yang digunakan oleh Hermawan (2009) yang terlampir dalam Lampiran 3.
Skor efektivitas komite audit dibagi menjadi tiga bagian besar yaitu aktivitas
komite audit, ukuran komite audit, dan kompetensi komite audit. Ringkasan skor
dari sampel penelitian adalah sebagai berikut :
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

59
Universitas Indonesia
Tabel 4. 3 Skor Aktivitas Komite Audit
Skor komite audit Good % Fair % Poor % Total %
Aktivitas komite
audit
1 Evaluasi internal
control 170 64% 0 0% 94 36% 264 100%
2 Mengajukan auditor 41 16% 0 0% 223 84% 264 100%
3 Review laporan
keuangan 185 70% 0 0% 79 30% 264 100%
4 Evaluasi kepatuhan
peraturan 121 46% 0 0% 143 54% 264 100%
5 Menyiapkan laporan
komite audit 172 65% 0 0% 92 35% 264 100%
6 Jumlah meeting
dalam 1 tahun 57 22% 81 31% 126 48% 264 100%
7
Performa kehadiran
meeting dalam 1
tahun
113 43% 7 3% 144 55% 264 100%
8 Evaluasi auditor
eksternal 3 1% 87 33% 174 66% 264 100%
Kriteria pertama sampai dengan ke delapan merupakan bagian dari
aktivitas komite audit. Untuk kriteria pertama yaitu evaluasi internal control,
kategori good memiliki komposisi 64%, sedangkan kategori poor memiliki
komposisi 36% sehingga dapat dikatakan dari perusahaan-perusahaan dalam
sampel sudah melakukan kegiatan evaluasi internal control. Untuk kriteria kedua
yaitu mengajukan auditor, kategori good memiliki komposisi 16%, sedangkan
kategori poor memiliki komposisi 84%, menunjukkan kriteria ini masih jarang
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dalam sampel. Untuk kriteria ketiga adalah
review laporan keuangan, kategori good memiliki komposisi 70%, sedangkan
kategori poor memiliki komposisi 30% yang menunjukkan komite audit pada
perusahaan-perusahaan dalam sampel sebagian besar sudah melakukan review
laporan keuangan. Untuk kriteria ke empat keharusan adanya evaluasi kepatuhan
peraturan oleh komite audit, kategori good memiliki komposisi 46%, sedangkan
kategori poor memiliki komposisi 54% yang menunjukkan hampir setengah dari
sampel perusahaan mempunyai komite audit yang melakukan evaluasi kepatuhan
perusahaan terhadap peraturan yang berlaku. Kriteria kelima adalah menyiapkan
laporan komite audit tahunan, kategori good memiliki komposisi 65%, sedangkan
kategori poor memiliki komposisi 35% yang menunjukkan bahwa lebih dari
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

60
Universitas Indonesia
setengah sampel perusahaan sudah menyajikan laporan komite audit dalam
annual report nya.
Kriteria ke enam yaitu jumlah meeting dalam satu tahun, kategori good
memiliki komposisi 22%, kategori fair memiliki komposisi 31%, dan kategori
poor memiliki komposisi 48% yang menunjukkan bahwa komite audit pada
perusahaan-perusahaan dalam sampel sebagian besar melakukan kegiatan meeting
tahunan kurang dari 4 kali dalam 1 tahun. Kriteria ke tujuh yaitu performa
kehadiran meeting dalam 1 tahun, kategori good memiliki komposisi 43%,
kategori fair memiliki komposisi 3%, dan kategori poor memiliki komposisi 55%
yang menunjukkan bahwa setengah dari perusahaan-perusahaan yang menjadi
sampel menunjukkan performa kehadiran dalam meeting komite audit yang masih
buruk. Kriteria ke delapan yaitu evaluasi auditor eksternal, kategori good
memiliki komposisi 1%, kategori fair memiliki komposisi 33%, dan kategori poor
memiliki komposisi 66% yang menunjukkan bahwa kegiatan evaluasi auditor
eksternal oleh komite audit masih jarang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
dalam sampel.
Tabel 4. 4 Skor Ukuran Komite Audit
Skor komite audit Good % Fair % Poor % Total %
Ukuran komite audit
1 Jumlah anggota komite
audit 30 11% 210 80% 24 9% 264 100%
Kriteria dalam Tabel 4.4 merupakan bagian dari ukuran komite audit yaitu
jumlah anggota komite audit, kategori good memiliki komposisi 11%, kategori
fair memiliki komposisi 80%, dan kategori poor memiliki komposisi 9%. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan-perusahaan dalam sampel sudah
memiliki jumlah anggota komite audit tiga orang terlihat dari komposisi kategori
fair memberikan komposisi paling besar dalam kriteria ini.
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

61
Universitas Indonesia
Tabel 4. 5 Skor Kompetensi Komite Audit
Skor komite audit Good % Fair % Poor % Total %
Kompetensi
komite audit
1 Latar belakang
akuntansi 82 31% 65 25% 117 44% 264 100%
2 Umur anggota
komite audit 131 50% 6 2% 127 48% 264 100%
Kriteria pertama dan kedua dari Tabel 4.5 merupakan bagian dari
kompetensi komite audit. Kriteria pertama yaitu latar belakang akuntansi, kategori
good memiliki komposisi 31%, kategori fair memiliki komposisi 25%, dan
kategori poor memiliki komposisi 44% yang menunjukkan hampir setengah dari
sampel perusahaan komite auditnya minimal mempunyai lebih dari satu orang
yang mempunyai latar belakang akuntansi. Kriteria kedua dari Tabel 4.5 yaitu
umur anggota komite audit, kategori good memiliki komposisi 50%, kategori fair
memiliki komposisi 2%, dan kategori poor memiliki komposisi 48% yang
menunjukkan bahwa setengah dari sampel perusahaan memenuhi kriteria ini dan
hampir setengah dari sampel perusahaan belum memenuhi kriteria ini yaitu
anggota komite audit mempunyai umur rata-rata di atas 40 tahun.
Kriteria-kriteria yang tergabung sebagai skor efektivitas komite audit ini
kemudian diuji reliabilitasnya dengan menggunakan Cronbach’s Alpha.
Tabel 4. 6 Uji CronBach Alpha
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.803 .801 11 Sumber : data hasil pengolahan SPSS 19
Dari pengujian CronBach Alpha untuk menguji reliabilitas skor komite
audit didapat angka 0,803 yang lebih tinggi dari 0,7 sehingga dapat dikatakan
kriteria-kriteria dalam skor efektivitas komite audit yang terdiri dari 11 kriteria
konsisten berhubungan erat satu sama lain sebagai satu grup. Oleh karena itu
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

62
Universitas Indonesia
secara reliabilitas skor komite audit dapat digunakan dalam penelitian (Malhotra,
2007).
4.3 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran variabel-variabel yang digunakan
dalam penelitian ini. Sebelum diolah lebih lanjut, data diperiksa apakah memiliki
outlier dengan menggunakan winsorized approach yang digunakan dalam
penelitian Hermawan (2009) yaitu data yang terletak di luar batas angka 3 standar
deviasi di atas dan di bawah nilai rata-rata (mean) dari variabel tersebut.
Kemudian data outliers akan diganti dengan angka tertinggi atau terendah yang
terdapat dalam data observasi yang masih berada di dalam batas-batas 3 standar
deviasi. Dengan demikian tidak ada data yang dikeluarkan dari observasi. Semua
variabel di winsorized kecuali variabel skor komite audit. Berikut disajikan tabel
statistik deskriptif penelitian :
Tabel 4. 7 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Minimum Maximum Mean Std. Deviation
RETURN (0.03) 0.09 0.01 0.02
NI (Rp.) (7,641 miliar) 14,366 miliar 415 miliar 1,529 miliar
∆ NI (Rp.) (7,639 miliar) 5,500 miliar 91 miliar 742 miliar
CFO (Rp.) (2,206 miliar) 27,758 miliar 537 miliar 2,107 miliar
∆ CFO (Rp.) (8,428 miliar) 4,595 miliar (15 miliar) 851 miliar
ACSCORE 11 32 21.10 5.40
SIZE (Rp.) 15 miliar 112,857 miliar 5,251 miliar 12,740 miliar
LEVERAGE 0.00 0.91 0.29 0.24
GROWTH 0.07 80.39 2.64 5.71
RISK (2.22) 2.33 0.61 0.70
Sumber : data hasil pengolahan SPSS 19
Jumlah observasi : 264
RETURN = market adjusted return yaitu return saham dikurang dengan return market,
NI = laba bersih perusahaan, ∆ NI = perubahan laba bersih perusahaan, CFO = arus kas
dari kegiatan operasi perusahaan, ∆ CFO = perubahan arus kas dari kegiatan operasi
perusahaan, ACSCORE = skor komite audit perusahaan, SIZE = total aset perusahaan,
LEVERAGE = rasio total debt dibagi dengan total aset, GROWTH = rasio price to book
value yaitu harga pasar per saham dibagi nilai buku ekuitas per saham, RISK = nilai beta
perusahaan dihitung berdasarkan periode mingguan selama satu tahun.
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

63
Universitas Indonesia
Variabel RETURN adalah market adjusted return yaitu return saham
dikurang dengan return market, mempunyai rata-rata return sebesar 0,01. Hal ini
menunjukkan bahwa saham yang masuk dalam sampel penelitian memberikan
return rata-rata 1%. Dapat dilihat juga bahwa saham-saham yang masuk dalam
sampel penelitian paling kecil memberikan return sebesar (0.03) dan paling besar
memberikan return 0.09. Hal ini juga menunjukkan bahwa dari sampel 264
perusahaan yang diteliti, paling jelek memberikan return sebesar -3% dan paling
besar memberikan return hingga mencapai 9%.
Variabel NI adalah laba bersih perusahaan, memiliki rata-rata sebesar 415
miliar yang artinya perusahaan perusahaan yang masuk dalam sampel penelitian
mempunyai rata-rata laba bersih sebesar Rp. 415 miliar dengan variansi yang
cukup besar. Nilai minimum dari variabel ini adalah (Rp.7,641 miliar) yang
artinya terdapat perusahaan yang menghasilkan rugi sebesar Rp. 7 triliun,
sedangkan nilai maksimum dari variabel ini adalah Rp.14,366 miliar yang artinya
terdapat perusahaan yang menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 14 triliun.
Variabel ∆ NI adalah perubahan laba bersih perusahaan, memiliki rata-rata
perubahan laba bersih sebesar Rp. 91 miliar. Nilai minimum adalah sebesar (Rp. 7
triliun) yang menunjukkan terdapat perusahaan yang mengalami penurunan laba
bersih hingga mencapai Rp. 7 triliun. Nilai maksimum adalah sebesar Rp5 triliun
yang artinya terdapat perusahaan yang mengalami kenaikan laba bersih sebesar
Rp.5 triliun.
Variabel CFO adalah arus kas dari kegiatan operasi, memiliki rata-rata
sebesar Rp.537 miliar dengan variansi yang cukup besar pula. Nilai minimum dari
variabel ini adalah (Rp. 2,206 miliar) yang artinya terdapat perusahaan yang
mempunyai arus kas dari kegiatan operasi minus Rp. 2 triliun. Nilai maksimum
dari variabel ini adalah 27,758 miliar yang artinya terdapat perusahaan yang
mempunyai surplus arus kas dari kegiatan operasi sebesar Rp. 27 triliun.
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

64
Universitas Indonesia
Variabel ∆ CFO adalah perubahan arus kas dari kegiatan operasi, memiliki
rata-rata minus Rp. 15 miliar sehingga dapat dikatakan secara rata-rata perusahaan
dalam sampel mengalami penurunan arus kas dari kegiatan operasi mencapai Rp.
15 miliar. Nilai minimum dari variabel ini adalah (Rp. 8 triliun) menunjukkan
terdapat perusahaan yang mengalami penurunan saldo arus kas dari kegiatan
operasi sebesar Rp.8 triliun. Nilai maksimum dari variabel ini adalah Rp. 4 triliun
menunjukkan terdapat perusahaan yang mengalami kenaikan saldo arus kas dari
kegiatan operasi sebesar Rp. 4 triliun.
Variabel ACSCORE adalah skor efektivitas komite audit yang diukur
dengan menggunakan skor komite audit yang terlampir dalam lampiran 3.
Variabel ini memiliki rata-rata 21,10 yang artinya rata-rata perusahaan yang
dijadikan sampel mempunyai skor komite audit mendekati angka 33 sebagai
angka teratasnya. Hal ini menunjukkan peran komite audit sudah cukup efektif di
perusahaan-perusahaan yang dijadikan sebagai sampel.
Variabel SIZE diukur dengan melihat total aset perusahaan, memiliki rata-
rata sebesar 5,251 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan yang
digunakan dalam sampel mempunyai total aset sebesar Rp. 5 triliun. Nilai
minimum disini menunjukkan bahwa perusahaan yang masuk dalam sampel
mempunyai nilai aset paling kecil sebesar Rp. 15 miliar, sedangkan nilai
maksimum menunjukkan bahwa perusahaan yang masuk dalam sampel
mempunyai nilai aset paling besar sebesar Rp. 112 triliun.
Variabel LEVERAGE diukur dengan menggunakan rasio debt to total
asset, memiliki rata-rata sebesar 0.29. Dapat dikatakan bahwa perusahaan yang
masuk dalam sampel penelitian mempunyai rata-rata rasio debt to total asset yang
cukup rendah sebesar 29%. Artinya rata-rata perusahaan mempunyai komposisi
utang hanya sebesar 29% dari total asetnya. Nilai minimum disini sebesar 0
menunjukkan bahwa perusahaan yang termasuk dalam sampel tidak mempunyai
utang sama sekali, sedangkan nilai maksimum menunjukkan bahwa perusahaan
yang termasuk dalam sampel mempunyai komposisi utang 91% dari total asetnya.
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

65
Universitas Indonesia
Variabel GROWTH diukur dengan menggunakan rasio PBV (price to
book value) yang didapat dari perhitungan harga pasar per saham dibagi nilai
buku ekuitas per saham. Nilai rata-rata GROWTH dalam penelitian ini adalah
2.64 yang menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang digunakan dalam
sampel punya nilai pasar per saham rata-rata di atas book value ekuitas per saham
sebesar 2.64 kali nya. Nilai minimum sebesar 0.07 menunjukkan bahwa
perusahaan-perusahaan yang digunakan dalam sampel tidak ada yang mempunyai
nilai book value ekuitas per saham di bawah nilai pasar per saham. Nilai
maksimum sebesar 80.39 menunjukkan bahwa terdapat perusahaan dalam sampel
penelitian yang mempunyai nilai pasar 80.39 kali di atas nilai book value ekuitas
per sahamnya.
Variabel RISK merupakan systematic risk perusahaan yang diukur dengan
menggunakan beta perusahaan dihitung berdasarkan periode mingguan selama
satu tahun. Nilai rata-rata beta dalam sampel adalah 0.61 menunjukkan bahwa
rata-rata risiko perusahaan yang digunakan dalam sampel lebih rendah dari risiko
pasar sebesar 0.61 dengan hubungan positif. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal,
salah satunya karena perusahaan yang digunakan dalam sampel tidak aktif
diperdagangkan di pasar selama satu tahun.
4.4 Analisis Korelasi Antar Variabel Model Penelitian
Analisis korelasi dilakukan untuk memberikan gambaran umum tentang
hubungan antar variabel yang digunakan dalam model penelitian. Variabel yang
akan dilihat korelasinya adalah RETURN, NI, CFO, DNI, DCFO, ACSCORE,
SIZE, LEVERAGE, GROWTH, dan RISK. RETURN adalah market adjusted
return yaitu return saham dikurang dengan return market, NI adalah laba bersih
perusahaan, CFO adalah arus kas dari kegiatan operasi perusahaan, DNI adalah
perubahan laba bersih perusahaan, DCFO adalah perubahan arus kas dari kegiatan
operasi, ACSCORE adalah skor komite audit perusahaan dengan kriteria nilai 1
ketika skor lebih dari angka median, dan 0 apabila skor kurang sama dengan
median, SIZE adalah total aset perusahaan, LEVERAGE adalah rasio total debt
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

66
Universitas Indonesia
dibagi dengan total aset, GROWTH adalah rasio price to book value yaitu harga
pasar per saham dibagi nilai buku ekuitas per saham, RISK adalah nilai beta
perusahaan dihitung berdasarkan periode mingguan selama satu tahun.
Hasil analisis korelasi antar variabel model penelitian disajikan pada Tabel
4.8. Dari tabel terlihat bahwa variabel ACSCORE mempunyai hubungan negatif
terhadap variabel RETURN namun tidak signifikan yang artinya tidak terdapat
asosiasi antara return saham perusahaan dengan efektivitas komite audit.
Tabel 4. 8 Analisis Korelasi Pearson
RETURN NI CFO DNI DCFO
ACSCOR
E SIZE LEV GROWTH RISK
RETURN 1.00
NI
.3838*
* 1.00
(0.00)
CFO .337** .384** 1.00
(0.00) (0.00)
DNI .320** .753** .269** 1.00
(0.00) (0.00) (0.00)
(0.00
)
DCFO 0.031 -.137* .379** .154* 1.00
(0.61) (0.03) (0.00)
(0.01
)
ACSCORE -0.02 0.11 0.11 .123* 0.06 1.00
(0.74) (0.07) (0.09)
(0.03
)
(0.34
)
SIZE -.149* 0.06 -0.05 0.01 -0.08 .299** 1.00
(0.02) (0.19) (0.49)
(0.82
)
(0.19
) (0.00)
LEV -0.06 -0.11 0.08 -0.06 -0.03 0.03 .199** 1.00
(0.29) (0.08) (0.22)
(0.33
)
(0.59
) (0.64) (0.00)
GROWTH .166** -0.07 -.162** -0.07 0.01 0.034 .195** -0.04 1.00
(0.00) (0.25) (0.01)
(0.26
)
(0.88
) (0.59) (0.00)
(0.55
)
RISK -.252** 0.04 -0.08 0.01 -0.11 .174** .353** 0.02 0.05 1.00
(0.00) (0.53) (0.18)
(0.93
)
(0.07
) (0.00) (0.00)
(0.69
) (0.41)
Sumber : data hasil pengolahan SPSS
**. Signifikan pada level α = 1% (2-tailed), *. Signifikan pada level α = 5% (2-tailed)
Angka di dalam kurung menunjukkan p-value
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

67
Universitas Indonesia
Variabel SIZE memiliki asosiasi negatif signifikan di α = 5% terhadap
variabel RETURN, variabel LEVERAGE memiliki asosiasi negatif tidak
signifikan terhadap variabel RETURN, variabel GROWTH yang memiliki
asosiasi positif signifikan di α = 1% terhadap variabel RETURN, dan variabel
RISK memiliki asosiasi negatif signifikan di α = 1% terhadap variabel RETURN.
Terlihat pula bahwa variabel NI, DNI dan CFO berkorelasi positif terhadap
variabel RETURN dengan level signifikansi α = 1%.
Dari Tabel 4.8 terlihat bahwa variabel RETURN berkorelasi positif dan
signifikan terhadap variabel independen yang diujikan dalam penelitian ini yaitu
NI dan DNI yang mewakili laba bersih serta perubahan laba bersih dengan level
signifikansi α = 1%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar laba bersih dan
perubahan laba bersih maka akan meningkatkan return saham perusahaan. Angka
laba bersih dalam laporan laba rugi mencerminkan kegiatan operasi serta posisi
keuangan perusahaan sehingga bisa dijadikan acuan bagi investor apabila ingin
berinvestasi di saham perusahaan. Semakin tinggi nilai laba bersih maka semakin
bagus kinerja perusahaan membuat saham perusahaan makin diminati sehingga
harga sahamnya meningkat yang akhirnya memberikan return.
Dari Tabel 4.8, variabel CFO juga terlihat berkorelasi positif dengan
variabel RETURN dengan level signifikansi α = 1%. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin besar nilai arus kas dari kegiatan operasi maka semakin tinggi return
saham perusahaan. Arus kas dari kegiatan operasi merupakan angka laba bersih
yang bersifat cash basis, artinya segala komponen kegiatan operasional yang
bersifat accrual basis sudah dikeluarkan dari laba bersih sehingga angka yang
tertera pada arus kas dari kegiatan operasi benar-benar mencerminkan kegiatan
operasi perusahaan secara tunai. Arus kas dari kegiatan operasi merupakan bottom
line dari keseluruhan laporan arus kas karena merupakan indikator kesehatan
keuangan perusahaan dimana kegiatan operasi perusahaan merupakan tulang
punggung perusahaan dalam membiayai kelangsungan hidup perusahaan itu
sendiri. Semakin tinggi nilai arus kas dari kegiatan operasi maka kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan uang kas dari kegiatan operasi semakin besar
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

68
Universitas Indonesia
sehingga kelebihan uang ini bisa digunakan untuk membiayai kegiatan investasi
ataupun pendanaan untuk tujuan membuat perusahaan tumbuh berkembang
sehingga harga saham nya meningkat yang akhirnya memberikan return.
4.5 Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk memastikan bahwa model regresi yang
digunakan dalam penelitian tidak bias, seperti persebaran data harus normal, tidak
ada multikolinearitas, dan tidak adanya heteroskedastisitas.
4.5.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi variabel dependen mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas
dilakukan dengan menggunakan Normal Probability Plot dalam perangkat lunak
SPSS. Model regresi yang baik adalah ketika persebaran data menyebar di sekitar
garis regresi yang lurus miring melintang. Namun model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas ketika persebaran data menyebar jauh dari garis regresi. Untuk
lebih meyakinkan asumsi normalitas, maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov
melalui SPSS. Apabila signifikansi nilai uji Kolmogorov-Smirnov di atas 0,05
maka model diasumsikan berdistribusi normal. (Yamin et al. 2011).
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas (normal P-P Plot) Sumber : data hasil pengolahan SPSS 19
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

69
Universitas Indonesia
Berdasarkan grafik Normal Probability plot di atas terlihat data cenderung
mendekati dan mengikuti garis diagonal. Namun untuk lebih memastikan asumsi
normalitas maka perlu dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov.
Tabel 4. 9 Hasil One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Sumber : data hasil pengolahan SPSS 19
Setelah dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov ternyata angka signifikansinya di bawah 0.05 sehingga tidak memenuhi
asumsi normalitas menurut uji Kolmogorov-Smirnov. Namun menurut Brook
(2008) masalah normalitas dapat diatasi dengan penggunaan jumlah data sampel
penelitian di atas 30. Data penelitian ini berjumlah 264 sampel dan diasumsikan
sudah memenuhi asumsi normalitas sehingga model regresi sudah memenuhi
asumsi normalitas.
4.5.2 Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan
yang sempurna antar variabel independen dalam model regresi. Untuk mendeteksi
ada tidaknya multikolinearitas dapat menggunakan metode variance inflation
factor (VIF) dan Tolerance yang disediakan dalam software SPSS. Nilai VIF
kurang dari 10 dan nilai tolerance di atas 0,1 menunjukkan tidak ada masalah
multikolinearitas antar variabel independen (Yamin et al. 2011). Berdasarkan
tabel pengujian multikolinearitas untuk enam model regresi dapat dilihat bahwa
masing-masing model mempunyai nilai VIF di bawah 10 dan nilai tolerance di
atas 0,1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari enam model pada Tabel
4.10, seluruh variabel independen tidak terdapat multikolinearitas.
RETURN
N 264
Normal Parametersa,b Mean 0.006
Std. Deviation 0.015
Most Extreme Differences
Absolute 0.132
Positive 0.132
Negative -0.086
Kolmogorov-Smirnov Z 2.137
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.000
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

70
Universitas Indonesia
Tabel 4. 10 Pengujian Multikolinearitas dengan Tolerance dan VIF Model regresi 1
Rit = β0 + β1.NIit + β2.DNIit + β3.SIZEit + β4.LEVit + β5.GROWTHit + β6.RISKit + εi
Model regresi 2
Rit = β0 + β1.CFOit + β2.DCFOit + β3.SIZEit + β4.LEVit + β5.GROWTHit + β6.RISKit + εi
Model regresi 3
Rit = β0 + β1.NIit + β2.DNIit + β3.CFOit + β4.DCFOit + β5.SIZEit + β6.LEVit + β7.GROWTHit + β8.RISKit + εi
Model regresi 4
Rit = β0 + β1.NIit + β2.DNIit + β3.ACSCOREit + β4.NIit * ACSCOREit + β5.DNIit * ACSCOREit + β6.SIZEit + β7.LEVit + β8.GROWTHit + β9.RISKit + εi
Model regresi 5
Rit = β0 + β1.CFOit + β2.DCFOit + β3.ACSCOREit + β4.CFOit * ACSCOREit + β5.DCFOit * ACSCOREit + β6.SIZEit + β7.LEVit + β8.GROWTHit + β9.RISKit + εi
Model regresi 6
Rit = β0 + β1.NIit + β2.DNIit + β3.CFOit + β4.DCFOit + β5.ACSCOREit + β6.NIit * ACSCOREit + β7.CFOit * ACSCOREit + β8.DNIit * ACSCOREit + β9.DCFOit *
ACSCOREit + β10.SIZEit + β11.LEVit + β12.GROWTHit + β13.RISKit + εi
Variabel
Model 1 Model 2 Model 3 Model 4 Model 5 Model 6
Tolerance VIF Tolerance VIF Tolerance VIF Tolerance VIF Tolerance VIF Tolerance VIF
NI 0.424 2.359
0.370 2.704 0.272 3.681
0.207 4.827
CFO 0.822 1.217 0.623 1.604
0.310 3.229 0.224 4.456
DNI 0.431 2.318
0.429 2.333 0.281 3.553
0.254 3.939
DCFO 0.840 1.191 0.740 1.352
0.436 2.293 0.317 3.157
ACSCORE
0.775 1.290 0.665 1.503 0.646 1.548
NI * ACSCORE
0.139 7.194
0.124 8.060
CFO * ACSCORE
0.289 3.454 0.219 4.576
DNI * ACSCORE
0.151 6.621
0.141 7.087
DCFO * ACSCORE
0.483 2.071 0.401 2.493
SIZE 0.798 1.254 0.804 1.244 0.796 1.257 0.741 1.350 0.742 1.348 0.732 1.365
LEVERAGE 0.934 1.071 0.944 1.059 0.905 1.105 0.902 1.109 0.927 1.079 0.867 1.153
GROWTH 0.947 1.056 0.927 1.079 0.927 1.079 0.943 1.060 0.923 1.084 0.917 1.090
RISK 0.873 1.146 0.865 1.156 0.864 1.158 0.861 1.161 0.858 1.166 0.847 1.181
Sumber : data hasil pengolahan SPSS 19
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

71
Universitas Indonesia
4.5.3 Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi yang digunakan terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Pengujian heteroskedastisitas dengan
menggunakan uji White (White’s General Heteroscedastisity Test) yang tersedia
dalam software Eviews. Model regresi akan diasumsikan homoskedastisitas apabila
nilai probabilitas dari Obs*R-squared di atas 0,05. Hasil uji White masing-masing
model regresi ditampilkan pada tabel di bawah ini :
Tabel 4. 11 Pengujian Heteroskedastisitas dengan Uji White
Heteroskedasticity Test:
White Model 1 Model 2 Model 3 Model 4 Model 5 Model 6
Prob. Obs*R-squared 0.0008 0.0000 0.0007 0.0005 0.0000 0.0005
Sumber : data hasil pengolahan Eviews
Nilai probabilitas dari Obs*R-squared untuk model 1,2,3,4,5 dan 6
memberikan nilai di bawah 0.05 yang menunjukkan terjadinya heteroskedastisitas
sehingga asumsi model regresi bersifat homoskedastisitas tidak ada dapat diterima.
Model penelitian 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 kemudian diregresikan kembali dengan
menggunakan metode White Heteroskedasticity Consistent Coefficient Covariance.
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

72
Universitas Indonesia
Tabel 4. 12 Hasil Regresi Model Penelitian Model regresi 1
Rit = β0 + β1.NIit + β2.DNIit + β3.SIZEit + β4.LEVit + β5.GROWTHit + β6.RISKit + εi
Model regresi 2
Rit = β0 + β1.CFOit + β2.DCFOit + β3.SIZEit + β4.LEVit + β5.GROWTHit + β6.RISKit + εi
Model regresi 3
Rit = β0 + β1.NIit + β2.DNIit + β3.CFOit + β4.DCFOit + β5.SIZEit + β6.LEVit + β7.GROWTHit + β8.RISKit + εi
Expected
Sign
Hasil Regresi Model 1 Hasil Regresi Model 2 Hasil Regresi Model 3
Unstandardized
Coefficients t-
Statistic Sig.
Unstandardized
Coefficients t-
Statistic Sig.
Unstandardized
Coefficients t-
Statistic Sig.
B B B
(constant) 0.041 2.600 0.005 0.031 1.859 0.032 0.036 2.309 0.009
NI + 0.016 4.048 0.000*** 0.011 2.661 0.004***
DNI + 0.003 0.490 0.312
0.003 0.566 0.258
CFO + 0.017 4.601 0.000*** 0.010 2.526 0.007***
DCFO + -0.004 -1.561 0.060* -0.001 -0.583 0.292
SIZE - -0.003 -2.321 0.011*** -0.002 -0.998 0.052* -0.003 -2.146 0.013**
LEVERAGE + 0.002 0.396 0.346 -0.004 4.183 0.160 0.001 -0.178 0.491
GROWTH + 0.001 3.764 0.000*** 0.002 -3.319 0.000*** 0.002 4.255 0.000***
RISK + -0.005 -3.695 0.000*** -0.005 0.000 0.001*** -0.005 -3.555 0.000***
R-squared 0.283 0.255 0.328
Adjusted R-squared 0.266 0.238 0.307
F-statistic 16.909 14.695 15.570
Prob(F-statistic) 0.000 0.000 0.000
Sumber : data hasil pengolahan Eviews
*** signifikan pada level α = 1% (one-tailed)
** signifikan pada level α = 5% (one-tailed)
* signifikan pada level α = 10% (one-tailed)
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

73
Universitas Indonesia
Tabel 4. 12 Hasil Regresi Model Penelitian (lanjutan) Model regresi 4
Rit = β0 + β1.NIit + β2.DNIit + β3.ACSCOREit + β4.NIit * ACSCOREit + β5.DNIit * ACSCOREit + β6.SIZEit + β7.LEVit + β8.GROWTHit + β9.RISKit + εi
Model regresi 5
Rit = β0 + β1.CFOit + β2.DCFOit + β3.ACSCOREit + β4.CFOit * ACSCOREit + β5.DCFOit * ACSCOREit + β6.SIZEit + β7.LEVit + β8.GROWTHit + β9.RISKit + εi
Model regresi 6
Rit = β0 + β1.NIit + β2.DNIit + β3.CFOit + β4.DCFOit + β5.ACSCOREit + β6.NIit * ACSCOREit + β7.CFOit * ACSCOREit + β8.DNIit * ACSCOREit + β9.DCFOit * ACSCOREit + β10.SIZEit + β11.LEVit +
β12.GROWTHit + β13.RISKit + εi
Expected
Sign
Hasil Regresi Model 4 Hasil Regresi Model 5 Hasil Regresi Model 6
Unstandardized
Coefficients t-Statistic Sig.
Unstandardized
Coefficients t-Statistic Sig.
Unstandardized
Coefficients t-Statistic Sig.
B B B
(constant) 0.040 2.512 0.006 0.030 1.726 0.046 0.035 2.140 0.017
NI + 0.019 5.408 0.000*** 0.014 2.649 0.004***
DNI + 0.003 0.488 0.313
0.006 0.793 0.214
CFO + 0.019 4.321 0.000*** 0.010 1.709 0.044**
DCFO + -0.006 -3.502 0.000*** -0.001 -0.473 0.318
ACSCORE + 0.001 0.606 0.272 0.001 0.441 0.384 0.000 0.170 0.433
NI * ACSCORE + -0.008 -0.822 0.206
-0.005 -0.550 0.291
CFO * ACSCORE +
-0.004 -0.604 0.296 0.001 0.107 0.457
DNI * ACSCORE + 0.003 0.241 0.405
-0.004 -0.252 0.401
DCFO * ACSCORE +
0.000 0.849 0.199 0.000 0.072 0.471
SIZE - -0.003 -2.220 0.014** -0.002 -1.524 0.066* -0.003 -1.945 0.026**
LEVERAGE + 0.001 0.167 0.434 -0.005 -1.058 0.207 -0.001 -0.323 0.373
GROWTH + 0.001 3.681 0.000*** 0.002 4.270 0.000*** 0.002 4.180 0.000***
RISK + -0.005 -3.770 0.000*** -0.005 -3.295 0.001*** -0.005 -3.571 0.000***
R-squared 0.289 0.262 0.336
Adjusted R-squared 0.263 0.236 0.301
F-statistic 11.446 10.027 9.724
Prob(F-statistic) 0.000 0.000 0.000
Sumber : data hasil pengolahan Eviews *** signifikan pada level α = 1% (one-tailed), ** signifikan pada level α = 5% (one-tailed), * signifikan pada level α = 10% (one-tailed)
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

74
Universitas Indonesia
4.6 Uji Statistik F
Uji ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara
bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji F ini direpresentasikan melalui nilai
probabilitas dari F-statistic. Apabila nilai probabilitas dari F hitung kurang dari 0,05
maka hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
beberapa variabel independen terhadap variabel dependen diterima.
Dari Tabel 4.12 model regresi hasil pengujian metode White
Heteroskedasticity-Consistent Coefficient Covariance untuk model 1 dengan variabel
independen yaitu laba bersih (NI) dan perubahan laba bersih (DNI), serta variabel
kontrol total aset perusahaan (SIZE), rasio utang terhadap total aset perusahaan
(LEVERAGE), price to book value (GROWTH), dan risiko perusahaan (RISK)
menunjukkan nilai probabilitas dari F-statistic = 0,000 dan F-statistic sebesar 16,909
yang menunjukkan bahwa model 1 sudah memberikan gambaran bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan variabel independen dan variabel kontrol terhadap return
saham perusahaan (RETURN).
Begitu pula dari hasil pengujian metode White Heteroskedasticity-Consistent
Coefficient Covariance untuk model 2 pada Tabel 4.12 dengan variabel independen
yaitu arus kas dari kegiatan operasi (CFO) dan perubahan arus kas dari kegiatan
operasi (DCFO), serta variabel kontrol total aset perusahaan (SIZE), rasio utang
terhadap total aset perusahaan (LEVERAGE), price to book value (GROWTH), dan
risiko perusahaan (RISK) menunjukkan nilai probabilitas dari F-statistic = 0,000 dan
F-statistic sebesar 14,695 yang menunjukkan bahwa model 2 sudah memberikan
gambaran bahwa terdapat pengaruh yang signifikan variabel independen dan variabel
kontrol terhadap return saham perusahaan (RETURN).
Hasil pengujian metode White Heteroskedasticity-Consistent Coefficient
Covariance untuk model 3 pada Tabel 4.12 dengan variabel independen yaitu laba
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

75
Universitas Indonesia
bersih (NI), perubahan laba bersih (DNI), arus kas dari kegiatan operasi (CFO), dan
perubahan arus kas dari kegiatan operasi (DCFO) serta variabel kontrol total aset
perusahaan (SIZE), rasio utang terhadap total aset perusahaan (LEVERAGE), price
to book value (GROWTH), dan risiko perusahaan (RISK) menunjukkan nilai
probabilitas dari F-statistic = 0,000 dan F-statistic sebesar 15,570 yang menunjukkan
bahwa model 3 sudah memberikan gambaran bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan variabel independen dan variabel kontrol terhadap return saham
perusahaan (RETURN).
Hasil pengujian metode White Heteroskedasticity-Consistent Coefficient
Covariance untuk model 4 pada Tabel 4.12 dengan variabel independen yaitu laba
bersih (NI), perubahan laba bersih (DNI), skor efektivitas komite audit (ACSCORE),
moderasi laba bersih dengan adanya efektivitas komite audit (NI*ACSCORE), dan
moderasi perubahan laba bersih dengan adanya efektivitas komite audit (DNI *
ACSCORE), serta variabel kontrol total aset perusahaan (SIZE), rasio utang terhadap
total aset perusahaan (LEVERAGE), price to book value (GROWTH), dan risiko
perusahaan (RISK) menunjukkan nilai probabilitas dari F-statistic = 0,000 dan F-
statistic sebesar 11,446 yang menunjukkan bahwa model 4 sudah memberikan
gambaran bahwa terdapat pengaruh yang signifikan variabel independen dan variabel
kontrol terhadap return saham perusahaan (RETURN).
Hasil pengujian metode White Heteroskedasticity-Consistent Coefficient
Covariance untuk model 5 dengan variabel independen yaitu arus kas dari kegiatan
operasi (CFO), perubahan arus kas dari kegiatan operasi (DCFO), skor efektivitas
komite audit (ACSCORE), moderasi arus kas dari kegiatan operasi dengan adanya
efektivitas komite audit (CFO * ACSCORE), dan moderasi perubahan arus kas dari
kegiatan operasi dengan adanya efektivitas komite audit (DCFO * ACSCORE) serta
variabel kontrol total aset perusahaan (SIZE), rasio utang terhadap total aset
perusahaan (LEVERAGE), price to book value (GROWTH), dan risiko perusahaan
(RISK) menunjukkan nilai probabilitas untuk F-statistic = 0,000 dengan F-statistic
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

76
Universitas Indonesia
sebesar 10,027 menunjukkan bahwa model 5 sudah memberikan gambaran bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan variabel independen dan variabel kontrol terhadap
return saham perusahaan.
Berdasarkan hasil pengujian metode White Heteroskedasticity-Consistent
Coefficient Covariance untuk model 6 pada Tabel 4.12 dengan variabel independen
yaitu laba bersih (NI), perubahan laba bersih (DNI), arus kas dari kegiatan operasi
(CFO), perubahan arus kas dari kegiatan operasi (DCFO), skor efektivitas komite
audit (ACSCORE), moderasi laba bersih dengan adanya efektivitas komite audit
(NI*ACSCORE), moderasi perubahan laba bersih dengan adanya efektivitas komite
audit (DNI * ACSCORE), moderasi arus kas dari kegiatan operasi dengan adanya
efektivitas komite audit (CFO*ACSCORE), dan moderasi perubahan arus kas dari
kegiatan operasi dengan adanya efektivitas komite audit (DCFO*ACSCORE), serta
variabel kontrol total aset perusahaan (SIZE), rasio utang terhadap total aset
perusahaan (LEVERAGE), price to book value (GROWTH), dan risiko perusahaan
(RISK) menunjukkan nilai probabilitas dari F-statistic = 0,000 dan F-statistic sebesar
9,724 yang menunjukkan bahwa model 6 sudah memberikan gambaran bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan variabel independen dan variabel kontrol terhadap
return saham perusahaan (RETURN).
4.7 Analisis Goodness-of-Fit (Adjusted R2)
Uji Goodness of Fit adalah untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi
adalah antara nol dan satu. Nilai R2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

77
Universitas Indonesia
Dari Tabel 4.12 terlihat nilai adjusted R2 untuk model regresi 1 adalah sebesar
0,271 yang artinya bahwa kemampuan variabel independen yaitu NI, DNI, dan
variabel kontrol SIZE, LEVERAGE, GROWTH, dan RISK dalam model regresi 1
hanya mampu menjelaskan variabel RETURN sebesar 26,6%, sedangkan sisanya
sebesar 73,4% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam
model penelitian. Namun ketika variabel ACSCORE, NI*ACSCORE dan
DNI*ACSCORE dimasukkan ke dalam model regresi (model 4) sehingga variabel
independen dan variabel kontrol adalah NI, DNI, ACSCORE, NI * ACSCORE,
DNI*ACSCORE, SIZE, LEVERAGE, GROWTH, dan RISK memperlihatkan nilai
adjusted R2 sebesar 0,263 yang artinya bahwa kemampuan variabel independen dan
variabel kontrol dalam model regresi 4 hanya mampu menjelaskan return saham
perusahaan sebesar 26,3%, sedangkan sisanya sebesar 73,7% dijelaskan oleh faktor-
faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian. Dengan demikian
model regresi 1 dapat dikatakan lebih dapat menjelaskan variabel RETURN daripada
model regresi 4.
Berbeda dengan model regresi 2 dimana variabel independen adalah CFO,
DCFO, dan variabel kontrol adalah SIZE, LEVERAGE, GROWTH, dan RISK yang
memberikan nilai adjusted R2 hanya sebesar 0,238 yang artinya kemampuan variabel
independen dan variabel kontrol dalam model regresi 2 hanya mampu menjelaskan
return saham perusahaan sebesar 23,8%, sedangkan sisanya sebesar 76,2% dijelaskan
oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian. Ketika
variabel moderasi dimasukkan ke dalam model (model 5) maka variabel independen
menjadi CFO, DCFO, ACSCORE, CFO*ACSCORE, DCFO*ACSCORE, dan
variabel kontrol SIZE, LEVERAGE, GROWTH, dan RISK, nilai adjusted R2 untuk
model 4 menjadi sebesar 0,236 yang artinya kemampuan variabel independen dan
variabel kontrol dalam model regresi 5 hanya mampu menjelaskan return saham
perusahaan sebesar 23,6%, sedangkan sisanya sebesar 76,4% dijelaskan oleh faktor-
faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian. Oleh karena itu dapat
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

78
Universitas Indonesia
dikatakan bahwa model regresi 2 lebih dapat menjelaskan variabel RETURN
daripada model regresi 5.
Ketika variabel independen tanpa moderasi digabungkan menjadi satu model
yaitu model 3 maka variabel independen terdiri dari NI, CFO, DNI, DCFO, serta
variabel kontrol terdiri dari SIZE, LEVERAGE, GROWTH, dan RISK. Nilai
adjusted R2 untuk model 3 adalah sebesar 0,307 yang artinya kemampuan variabel
independen dan variabel kontrol dalam model regresi 3 hanya mampu menjelaskan
return saham perusahaan sebesar 30,7%, sedangkan sisanya sebesar 69,3% dijelaskan
oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian. Namun
pada saat variabel independen ditambahkan dengan variabel moderasi digabungkan
menjadi satu model yaitu model 6 maka variabel independen terdiri dari NI, CFO,
DNI, DCFO, ACSCORE, NI*ACSCORE, CFO*ACSCORE, DNI*ACSCORE,
DCFO*ACSCORE, serta variabel kontrol terdiri dari SIZE, LEVERAGE,
GROWTH, dan RISK. Nilai adjusted R2 untuk model 6 adalah sebesar 0,301 yang
artinya kemampuan variabel independen dan variabel kontrol dalam model regresi 6
hanya mampu menjelaskan return saham perusahaan sebesar 30,1%, sedangkan
sisanya sebesar 69,9% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan ke
dalam model penelitian. Dari sini dapat dikatakan bahwa model regresi 3 lebih dapat
menjelaskan variabel RETURN daripada model regresi 6.
4.8 Analisis Hasil Pengujian Hipotesis
Model regresi yang baik adalah setelah melewati uji asumsi klasik yaitu uji
normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas yang membuktikan
bahwa model regresi layak digunakan untuk uji hipotesis dengan melihat signifikansi
regresi yang didapat. Dari hasil regresi yang telah didapatkan dari pengolahan data
SPSS dan Eviews, maka selanjutnya dilakukan analisa atas hasil pengujian hipotesis.
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

79
Universitas Indonesia
4.8.1 Pengaruh Laba Bersih terhadap Return Saham
Pengujian hipotesis 1a adalah menguji tentang pengaruh laba bersih terhadap
return saham perusahaan dengan arah hubungan positif. Dari Tabel 4.12 hasil regresi
untuk model 1 didapat bahwa variabel NI yaitu laba bersih berpengaruh terhadap
variabel RETURN yaitu return saham dengan hubungan positif dengan tingkat
signifikansi di bawah α = 1%, artinya laba bersih berpengaruh positif terhadap return
saham dengan tingkat keyakinan 99%. Sedangkan variabel DNI yaitu perubahan laba
bersih tidak berpengaruh terhadap variabel RETURN karena tidak signifikan. Dari
Tabel 4.12 juga dapat dilihat hasil model regresi 3 yang menguji variabel NI, DNI,
CFO, dan DCFO dalam satu model terhadap variabel RETURN juga memberikan
hasil bahwa ketika variabel NI, DNI digabungkan dengan variabel CFO, DCFO
ternyata NI berpengaruh positif terhadap return saham, sedangkan DNI tidak
berpengaruh terhadap RETURN. Dengan demikian hipotesis 1a diterima.
Hasil ini mendukung beberapa penelitian sebelumnya yang telah meneliti
tentang relevansi nilai laba bersih terhadap return saham perusahaan. Dimulai dari
penelitian yang dilakukan oleh Ball dan Brown (1968) tentang pengaruh angka laba
akuntansi terhadap perubahan harga saham di pasar dengan periode penelitian dari
tahun 1946 sampai 1966 yang menunjukkan bahwa laba akuntansi mempengaruhi
pergerakan harga saham di pasar. Pergerakan harga saham di pasar inilah yang
digunakan dalam menghitung return saham perusahaan. Habib (2008) yang
melakukan penelitian pada perusahaan di New Zealand dengan rentang waktu dari
tahun 1994 sampai 2004 juga memberikan hasil bahwa informasi laba bersih lebih
dapat menjelaskan return saham. Dastgir et al. (2009) juga dalam penelitiannya
tentang hubungan komponen dalam laporan laba rugi dan komponen dalam arus kas
terhadap return saham. Komponen dalam laporan laba rugi yang diuji pengaruhnya
terhadap return saham perusahaan antara lain laba kotor, laba operasional, laba
sebelum pajak, dan laba bersih. Hasil penelitian mereka mengungkapkan bahwa laba
bersih sebagai komponen dari laporan laba rugi mempunyai hubungan yang sangat
kuat dengan return saham. Karena penelitian ini menggunakan sampel perusahaan
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

80
Universitas Indonesia
Indonesia, maka penelitian ini membuktikan bahwa laba bersih masih mempunyai
relevansi nilai untuk memprediksi return saham. Perubahan laba bersih yang tidak
signifikan terhadap return saham mungkin lebih dapat disebabkan karena perubahan
laba bersih ini hanya bersifat sementara, atau menurut penelitian Mostafa (2011)
jumlah perubahan laba bersih besar sehingga hanya bersifat sementara, sehingga
dapat dikatakan laba bersih mempunyai relevansi nilai terhadap return saham, namun
adanya komponen transitory earnings tidak memberikan relevansi nilai terhadap
return saham karena investor hanya memperhatikan komponen yang bersifat
permanen atau recurring, bukan yang bersifat transitory atau sementara.
Laba bersih mempengaruhi return saham secara positif dengan alasan paling
rasional adalah karena laporan laba rugi dengan hasil akhir laba bersih merupakan
informasi dasar yang digunakan oleh investor untuk kegiatan investasinya karena
sudah mencerminkan berbagai aktivitas perusahaan serta posisi keuangan perusahaan
selama tahun berjalan. Semakin tinggi nilai laba bersih maka semakin bagus kinerja
perusahaan membuat saham perusahaan makin diminati sehingga harga sahamnya
meningkat yang akhirnya memberikan return. Angka laba bersih sendiri digunakan
untuk melakukan estimasi atas arus kas serta future income perusahaan ke depannya
(Dastgir et al., 2009). Angka-angka future ini yang kemudian biasanya dipakai oleh
investor serta para analis untuk melakukan perhitungan valuasi nilai wajar saham
suatu perusahaan.
4.8.2 Pengaruh Arus Kas dari Kegiatan Operasi terhadap Return Saham
Pengujian hipotesis 2a adalah menguji tentang pengaruh arus kas dari
kegiatan operasi terhadap return saham perusahaan dengan arah hubungan positif.
Dari Tabel 4.12 hasil regresi untuk model 2 menunjukkan bahwa variabel CFO yaitu
arus kas dari kegiatan operasi berpengaruh terhadap variabel RETURN yaitu return
saham dengan hubungan positif dengan tingkat signifikansi di bawah α = 5%, artinya
arus kas dari kegiatan operasi berpengaruh positif terhadap return saham dengan
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

81
Universitas Indonesia
tingkat keyakinan 95%. Demikian pula variabel DCFO yaitu perubahan arus kas dari
kegiatan operasi berpengaruh negatif terhadap variabel RETURN dengan tingkat
signifikansi di bawah α = 10%. Namun dari Tabel 4.12 dapat dilihat hasil model
regresi 3 yang menguji variabel NI, DNI, CFO, dan DCFO dalam satu model
terhadap variabel RETURN memberikan hasil bahwa ketika variabel CFO, DCFO
digabungkan dengan variabel NI, DNI, ternyata CFO berpengaruh positif terhadap
return saham, sedangkan DCFO menjadi tidak berpengaruh terhadap RETURN.
Dengan demikian hipotesis 2a diterima.
Hasil ini juga mendukung penelitian sebelumnya yang memberikan bukti
bahwa arus kas dari kegiatan operasi berpengaruh terhadap return saham perusahaan
yaitu penelitian yang dilakukan Cheng et al. (1997) tentang penerapan prinsip SFAS
no.95 Statement of Cash Flows pada pelaporan arus kas dari kegiatan operasi. Hasil
penelitiannya memberikan bukti bahwa dengan adanya penerapan SFAS no.95 pada
pelaporan arus kas dari kegiatan operasi ternyata memberikan tambahan informasi
yang berguna untuk menjelaskan return saham perusahaan. Karena arus kas dari
kegiatan operasi bisa dihitung oleh investor, maka penelitian ini juga membuktikan
bahwa estimasi arus kas dari kegiatan operasi yang dilakukan oleh investor akan
memberikan relevansi nilai untuk menjelaskan return saham ketika data yang
digunakan adalah data keuangan yang sudah menerapkan SFAS no.95. Tambahan
informasi ini memberikan porsi yang signifikan dalam menjelaskan return saham,
yang tidak dapat dijelaskan oleh accrual earnings. Gee-jung (2009) juga memberikan
hasil serupa dalam penelitiannya di Korea tentang pengaruh dari book value equity,
earnings, dan arus kas perusahaan terhadap return saham bahwa ketika arus kas dari
kegiatan operasi digabungkan dengan book value equity memberikan relevansi yang
besar untuk memprediksi return saham di pasar. Habib (2008) dalam penelitiannya
tentang peran laba bersih dan arus kas dari kegiatan operasi dalam menjelaskan
return saham juga menemukan juga bahwa return saham dipengaruhi oleh arus kas
dari kegiatan operasi walaupun tidak sebesar pengaruh laba tahunan terhadap return
saham. Perubahan arus kas dari kegiatan operasi ditemukan tidak memberikan
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

82
Universitas Indonesia
pengaruh terhadap return saham dengan alasan nya ada komponen transitory yang
diwakili dalam perubahan arus kas dari kegiatan operasi, dan investor tidak
memperhatikan hal itu dan hanya memperhatikan komponen yang bersifat recurring
atau permanen yaitu arus kas dari kegiatan operasi. Dengan demikian dapat dikatakan
arus kas dari kegiatan operasi mempunyai relevansi nilai terhadap return saham
namun untuk komponen yang bersifat transitory tidak memberikan relevansi nilai
terhadap return saham.
Dengan adanya relevansi arus kas dari kegiatan operasi terhadap return saham
tentunya berkaitan dengan komponen-komponen yang tertera dalam laporan arus kas
dari kegiatan operasi dimana semuanya mewakili kegiatan operasi perusahaan selama
periode buku berjalan yang bersifat recurring. Arus kas masuk berasal dari penjualan
barang dan jasa secara tunai. Arus kas keluar berasal dari pembayaran beban listrik,
telepon, gaji karyawan, dan beban operasional lainnya. Secara umum arus kas dari
kegiatan operasi merupakan angka laba bersih yang bersifat cash basis, artinya segala
komponen kegiatan operasional yang bersifat accrual basis sudah dikeluarkan dari
laba bersih sehingga angka yang tertera pada arus kas dari kegiatan operasi benar-
benar mencerminkan kegiatan operasi perusahaan secara tunai. Arus kas dari kegiatan
operasi merupakan bottom line dari keseluruhan laporan arus kas karena merupakan
indikator kesehatan keuangan perusahaan dimana kegiatan operasi perusahaan
merupakan tulang punggung perusahaan dalam membiayai kelangsungan hidup
perusahaan itu sendiri. Arus kas dari kegiatan operasi yang negatif mencerminkan
ketidakberesan keuangan perusahaan (Stice et al., 2004). Semakin tinggi nilai arus
kas dari kegiatan operasi maka kemampuan perusahaan untuk menghasilkan uang kas
dari kegiatan operasi semakin besar sehingga kelebihan uang ini bisa digunakan
untuk membiayai kegiatan investasi ataupun pendanaan untuk tujuan membuat
perusahaan tumbuh berkembang sehingga investor melihat ini sebagai tanda positif
membuat harga saham nya meningkat yang akhirnya memberikan return.
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

83
Universitas Indonesia
4.8.3 Analisis Efektivitas Komite Audit Memperkuat Pengaruh Laba Bersih
terhadap Return Saham
Pengujian hipotesis 3a adalah menguji tentang peran efektivitas komite audit
apakah memperkuat pengaruh laba bersih terhadap return saham perusahaan dengan
arah hubungan positif. Dari Tabel 4.12 hasil regresi untuk model 4 didapat bahwa
variabel NI yaitu laba bersih berpengaruh terhadap variabel RETURN yaitu return
saham dengan hubungan positif dengan tingkat signifikansi di bawah α = 1%, artinya
laba bersih berpengaruh positif terhadap return saham dengan tingkat keyakinan
99%. Sama seperti hasil model regresi 1, variabel DNI tidak berpengaruh terhadap
variabel RETURN yang artinya perubahan laba bersih tidak berpengaruh terhadap
return saham. Ketika variabel NI*ACSCORE yaitu laba bersih di moderasi dengan
efektivitas komite audit, dan variabel DNI*ACSCORE yaitu perubahan laba bersih di
moderasi dengan efektivitas komite audit, hasilnya menjadi tidak signifikan dimana
tingkat signifikansi di atas α = 5%. Hal ini kemudian diperkuat dengan nilai
signifikansi dari variabel ACSCORE yaitu efektivitas komite audit terhadap variabel
RETURN yang juga di atas tingkat signifikansi α = 5% yang memberikan bukti
bahwa efektivitas komite audit tidak memperkuat pengaruh laba bersih terhadap
return saham perusahaan.
Tabel 4.12 untuk hasil regresi model 6 juga menyajikan hasil yang sama
ketika variabel NI yaitu laba bersih, variabel DNI yaitu perubahan laba bersih,
variabel CFO yaitu arus kas dari kegiatan operasi, variabel DCFO yaitu perubahan
arus kas dari kegiatan operasi, variabel ACSCORE yaitu efektivitas komite audit,
variabel NI*ACSCORE yaitu laba bersih yang sudah dimoderasi dengan efektivitas
komite audit, variabel DNI*ACSCORE yaitu perubahan laba bersih yang sudah
dimoderasi dengan efektivitas komite audit, variabel CFO * ACSCORE yaitu arus
kas dari kegiatan operasi yang sudah di moderasi dengan efektivitas komite audit, dan
variabel DCFO*ACSCORE yaitu perubahan arus kas dari kegiatan operasi yang
sudah dimoderasi dengan efektivitas komite audit diuji bersama-sama pengaruhnya
terhadap variabel RETURN yaitu return saham dalam satu model regresi (hasil
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

84
Universitas Indonesia
regresi model 6) memberikan hasil bahwa variabel NI dan CFO berpengaruh terhadap
variabel RETURN dengan hubungan positif dengan tingkat signifikansi di bawah α =
1%, artinya laba bersih dan arus kas dari kegiatan operasi berpengaruh positif
terhadap return saham dengan tingkat keyakinan 99%. Variabel DNI dan DCFO dari
hasil regresi juga terbukti sama dengan hasil regresi model 3 yaitu tidak berpengaruh
terhadap variabel RETURN. Variabel ACSCORE, NI*ACSCORE, DNI*ACSCORE,
CFO*ACSCORE, dan DCFO*ACSCORE juga memberikan hasil tidak signifikan
dimana tingkat signifikansi di atas α = 5% memberikan bukti bahwa efektivitas
komite audit tidak memperkuat pengaruh laba bersih dan arus kas dari kegiatan
operasi terhadap return saham perusahaan. ACSCORE sendiri yang tidak signifikan
memberikan arti bahwa efektivitas komite audit tidak memberikan relevansi
tambahan terhadap penggunaan laba bersih untuk memprediksi return saham. Dengan
demikian hipotesis 3a ditolak.
Hal lain yang memperlihatkan efektivitas komite audit tidak memberikan
dampak terhadap return saham secara tidak langsung bisa mengacu kepada statistik
deskriptif penelitian ini dimana nilai rata-rata untuk skor komite audit sebesar 21,10.
Artinya dari total sampel 264 perusahaan, rata-rata memiliki skor komite audit 21,10
yang mana dapat dikatakan memiliki komite audit yang sudah berperan efektif.
Kemudian dari korelasi Pearson juga menunjukkan RETURN tidak berkorelasi
dengan ACSCORE sehingga rata-rata skor komite audit tidak ada hubungannya
dengan rata-rata return saham yang memberikan angka 0.01. Dari analisis adjusted R2
juga memberikan bukti bahwa pada model 1 variabel NI dan DNI serta variabel
kontrol bisa menjelaskan variabel RETURN sebesar 26,6%, namun ketika variabel
moderasi beserta skor komite audit dimasukkan ke dalam model (model 4), variabel
independen yang terdiri dari NI, DNI, ACSCORE, NI*ACSCORE, DNI*ACSCORE
hanya bisa menjelaskan variabel RETURN sebesar 26,3% saja atau berkurang 0,3%.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan hipotesis yang dikembangkan pada
penelitian bahwa dengan adanya peran komite audit dalam menjaga kualitas laporan
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

85
Universitas Indonesia
keuangan, maka penggunaan laba bersih dalam hubungannya dengan return saham
perusahaan akan diperkuat dengan adanya efektivitas komite audit. Beberapa
penelitian tentang peran komite audit dihubungkan dengan kualitas laporan keuangan
antara lain penelitian Lary dan Taylor (2011) tentang peran independensi,
kompetensi, dan aktivitas komite audit (diligence) berpengaruh terhadap
kemungkinan terjadinya restatement memberikan hasil bahwa tingkat independensi
serta kompentensi dari komite audit masing-masing memberikan pengaruh negatif
yang signifikan terhadap kemungkinan terjadinya restatement. Kemudian penelitian
oleh Hermawan (2009) tentang efektivitas dewan komisaris dan komite audit
dihubungkan dengan earnings response coefficient yang mencerminkan hubungan
antara return saham dengan adanya earnings announcement dari perusahaan sehingga
mencerminkan persepsi investor atas kualitas laba dalam laporan keuangan.
Penelitian ini melihat efektivitas dewan komisaris dan komite audit melalui
karakteristiknya yang terdiri dari independensi, aktivitas, jumlah anggota, dan
kompetensi komite audit untuk kemudian diteliti pengaruhnya terhadap earnings
response coefficient. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas komite audit
melalui karakteristik komite audit berpengaruh positif secara signifikan terhadap
earnings response coefficient, dan aktivitas komite audit sendiri memberikan
pengaruh positif terhadap kualitas earnings response coefficient. Penelitian Kamal
dan Ferdousi (2006) tentang keberadaan komite audit akan memastikan berjalannya
good corporate governance yang baik sehingga memberikan jaminan akuntabilitas
sebagai salah satu prinsip GCG yaitu prinsip akuntabilitas yang memastikan bahwa
laporan keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan adalah baik sehingga ketika peran
komite audit semakin efektif menekan terjadinya restatement, misstatement, atau
fraud.
Seharusnya dengan semakin baiknya kualitas laporan keuangan maka
informasi laba bersih perusahaan akan semakin relevan digunakan untuk
memprediksi return saham perusahaan. Namun tampaknya peran komite audit masih
belum terlalu diperhatikan oleh investor di Indonesia yang terbukti dari hasil uji
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

86
Universitas Indonesia
regresi model 4 dan model 6 pada Tabel 4.12, dimana efektivitas komite audit dan
laba bersih yang dimoderasi efektivitas komite audit tidak berpengaruh terhadap
return saham perusahaan. Hal ini bisa disebabkan karena efektivitas komite audit
belum memberikan relevansi tambahan terhadap angka laba bersih yang disajikan
dalam laporan keuangan. Investor melihat informasi laba bersih yang disajikan dalam
laporan keuangan sudah bernilai tanpa memperhatikan efektivitas komite audit,
sehingga relevansi nilai penggunaan laba bersih akan sama saja pada saat komite
audit efektif maupun tidak efektif. Kualitas laporan keuangan yang tidak
berhubungan dengan efektivitas komite audit juga tercermin dalam penelitian
Hermawan (2009) yaitu ketika variabel efektivitas dewan komisaris diuji bersama-
sama dengan efektivitas komite audit memberi hasil bahwa efektivitas komite audit
tidak berpengaruh terhadap earnings response coefficient. Selain itu investor
cenderung langsung merespon segala informasi yang diberikan di pasar mengenai
informasi laporan keuangan tanpa mencermati terlebih dahulu apakah informasi
laporan keuangan berkualitas atau tidak. Oleh karena peran komite audit pada sampel
perusahaan di Indonesia tidak memberikan relevansi tambahan terhadap laba bersih
maka bisa dikatakan bahwa investor kurang begitu memperhatikan efektivitas komite
audit dalam menjaga kualitas laporan keuangan khususnya komponen laba bersih,
komite audit belum memberikan sesuatu yang berbeda.
4.8.4 Analisis Efektivitas Komite Audit Memperkuat Pengaruh Arus Kas dari
Kegiatan Operasi terhadap Return Saham
Pengujian hipotesis 4a adalah menguji tentang peran efektivitas komite audit
apakah memperkuat pengaruh arus kas dari kegiatan operasi terhadap return saham
perusahaan dengan arah hubungan positif. Dari Tabel 4.12 hasil regresi untuk model
5 didapat bahwa variabel independen arus kas dari kegiatan operasi berpengaruh
terhadap variabel dependen yaitu return saham dengan hubungan positif dengan
tingkat signifikansi di bawah α = 1%, artinya variabel independen arus kas dari
kegiatan operasi berpengaruh positif terhadap return saham dengan tingkat keyakinan
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

87
Universitas Indonesia
99%. Berdasarkan hasil regresi model 5 juga terlihat bahwa variabel independen
perubahan arus kas dari kegiatan operasi berpengaruh negatif terhadap return saham
dengan tingkat signifikansi di bawah α = 1%. Namun ketika variabel independen arus
kas dari kegiatan operasi dan perubahan arus kas dari kegiatan operasi di moderasi
dengan efektivitas komite audit, hasil nya menjadi tidak signifikan dimana tingkat
signifikansi di atas α = 5%. Tingkat signifikansi dari efektivitas komite audit sendiri
terhadap return saham juga di atas tingkat signifikansi α = 5% yang menunjukkan
bahwa komite audit tidak memperkuat pengaruh arus kas dari kegiatan operasi
terhadap return saham perusahaan.
Hal ini juga terlihat pada Tabel 4.12 ketika semua variabel independen
dimasukkan ke dalam model (model 6) maka variabel independennya adalah NI yaitu
laba bersih, CFO yaitu arus kas dari kegiatan operasi, DNI yaitu perubahan laba
bersih, DCFO yaitu perubahan arus kas dari kegiatan operasi, ACSCORE yaitu
efektivitas komite audit, NI*ACSCORE yaitu laba bersih yang di moderasi
efektivitas komite audit, DNI*ACSCORE yaitu perubahan laba bersih yang di
moderasi efektivitas komite audit, CFO*ACSCORE yaitu arus kas dari kegiatan
operasi yang di moderasi efektivitas komite audit, DCFO*ACSCORE yaitu
perubahan arus kas dari kegiatan operasi yang di moderasi efektivitas komite audit,
yang kemudian diuji pengaruhnya terhadap variabel RETURN. Hasilnya
menunjukkan bahwa variabel NI dan CFO berpengaruh signifikan terhadap variabel
RETURN pada tingkat signfikansi di bawah α = 5% yang menunjukkan bahwa laba
bersih dan arus kas dari kegiatan operasi berpengaruh positif terhadap return saham.
Namun variabel DNI, DCFO (di hasil regresi model 5 signifikan), NI*ACSCORE,
DNI*ACSCORE, CFO*ACSCORE, dan DCFO*ACSCORE tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel RETURN pada tingkat signifikansi di atas α = 5%.
Empat variabel moderasi menjadi tidak signifikan karena variabel ACSCORE sendiri
ternyata tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel RETURN. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa efektivitas komite audit tidak memperkuat pengaruh arus kas
dari kegiatan operasi terhadap return saham. Dengan demikian hipotesis 4a ditolak.
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

88
Universitas Indonesia
Walaupun dari statistik deskriptif terlihat bahwa rata-rata ACSCORE dari
perusahaan-perusahaan sampel adalah 21,10 yang artinya komite audit sudah
berperan efektif secara rata-rata, namun dari korelasi Pearson menunjukkan bahwa
RETURN tidak berkorelasi dengan ACSCORE sehingga efektivitas komite audit
tidak ada hubungannya dengan return saham. Adapun analisis adjusted R2 juga
memberikan hasil bahwa pada model 2 variabel CFO dan DCFO serta variabel
kontrol bisa menjelaskan variabel RETURN sebesar 23,8%, namun ketika variabel
moderasi beserta skor komite audit dimasukkan ke dalam model (model 5), variabel
independen yang terdiri dari CFO, DCFO, ACSCORE, CFO*ACSCORE,
DCFO*ACSCORE, serta variabel kontrol hanya bisa menjelaskan variabel RETURN
sebesar 23,6% saja atau turun sebesar 0,2%.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan hipotesis yang dikembangkan pada
penelitian bahwa dengan adanya peran komite audit yang besar dalam menjaga
kualitas laporan keuangan, maka penggunaan arus kas dari kegiatan operasi sebagai
bagian dari laporan keuangan dalam hubungannya dengan return saham perusahaan
akan semakin mempunyai relevansi nilai dengan adanya efektivitas komite audit.
Hipotesis dikembangkan berdasarkan beberapa penelitian tentang peran komite audit
dihubungkan dengan kualitas laporan keuangan. Penelitian Lary dan Taylor (2011)
tentang peran independensi, kompetensi, dan aktivitas komite audit (diligence)
berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya restatement memberikan hasil bahwa
tingkat independensi serta kompentensi dari komite audit masing-masing
memberikan pengaruh negatif yang signifikan terhadap kemungkinan terjadinya
restatement. Penelitian Zhou dan Chen (2004) dalam penelitiannya tentang pengaruh
komite audit dan board characteristics dihubungkan dengan manajemen laba
mengemukakan bahwa ukuran komite audit bersama-sama dengan independensi
komite audit, jumlah meeting komite audit, serta ukuran board membatasi perusahaan
bank melakukan manajemen laba.
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

89
Universitas Indonesia
Namun hasil penelitian ini sesuai dengan temuan dari penelitian Garven
(2009) tentang pengaruh karakteristik board dan komite audit terhadap manajemen
laba real bahwa ternyata komite audit tidak berperan dalam membatasi kegiatan
manajemen laba real. Manajemen laba real menurut penelitian Roychowdhury (2003)
mempengaruhi arus kas dari kegiatan operasi melalui kegiatan overproduction yang
dipicu adanya price discount untuk menaikkan jumlah penjualan yang termasuk
dalam manipulasi kegiatan operasi. Komite audit kurang berperan dalam membatasi
manajemen laba real disebabkan karena kegiatan manajemen laba real tidak terlalu
diperhatikan oleh pemegang saham, auditor, dan lain-lain yang membuat komite audit
tidak berpikir untuk memperhatikan isu ini. Selain itu deteksi adanya manajemen laba
real lebih rumit dengan tools yang sedikit untuk mendeteksinya dibandingkan dengan
manajemen laba akrual. Dengan demikian dapat dikatakan efektivitas komite audit
tidak memberikan relevansi nilai tambahan terhadap arus kas dari kegiatan operasi,
dan oleh karena itu dapat dikatakan pula investor kurang begitu memperhatikan
efektivitas komite audit dalam menjaga kualitas laporan keuangan khususnya
komponen arus kas dari kegiatan operasi. Komite audit dianggap belum memberikan
sesuatu yang berbeda bagi informasi arus kas dari kegiatan operasi yang disediakan
dari laporan keuangan.
4.8.5 Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Pertumbuhan
Perusahaan, dan Risiko Perusahaan terhadap Return Saham
Pengujian pengaruh laba bersih dan arus kas dari kegiatan operasi dengan
moderasi efektivitas komite audit terhadap return saham perusahaan menggunakan
beberapa variabel kontrol yang secara empiris telah dibuktikan berpengaruh terhadap
return saham perusahaan. Keberadaan variabel kontrol sengaja dibuat konstan
sehingga pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen tidak dipengaruhi
oleh faktor lain yang tidak diamati. Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian
ini adalah ukuran perusahaan, leverage, pertumbuhan perusahaan, dan risiko
perusahaan.
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

90
Universitas Indonesia
Dari hasil regresi model 1, 3, 4, dan 6 pada Tabel 4.12 dapat terlihat bahwa
ukuran perusahaan yang diwakili oleh total aset perusahaan memberikan signifikansi
di bawah α = 5% dengan arah hubungan negatif, sedangkan pada model regresi 2 dan
5 total aset perusahaan memberikan signifikansi di bawah α = 10% juga dengan arah
hubungan negatif, artinya total aset berpengaruh negatif terhadap return saham
perusahaan yang sesuai dengan penelitian Quiroz dan Timmermann (1999) yang
melakukan penelitian tentang hubungan ukuran perusahaan (size) terhadap return
saham. Semakin kecil ukuran perusahaan maka asymmetric information menjadi
semakin besar sehingga mempengaruhi return saham.
Dari hasil regresi model 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 pada Tabel 4.12 dapat terlihat
bahwa struktur modal perusahaan atau leverage perusahaan yang diwakili oleh rasio
debt to total asset tidak memberikan pengaruh terhadap return saham perusahaan
karena tingkat signifikansi di atas α = 5% maupun α = 10% sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Martani et al. (2009) bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap
return saham perusahaan.
Hasil regresi model 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 pada Tabel 4.12 memberikan hasil
bahwa kesempatan perusahaan untuk tumbuh yang diwakili PBV (price to book
value) memberikan pengaruh positif terhadap return saham perusahaan karena tingkat
signifikansi di bawah α = 1% yang sesuai dengan hasil penelitian Martani et al.
(2009) yang membuktikan bahwa PBV berpengaruh positif terhadap return
perusahaan dengan alasan semakin kecil PBV maka dianggap terdapat problem
fundamental yang membelit perusahaan sehingga harga sahamnya jatuh hingga
hampir mendekati nilai buku ekuitas perusahaan sehingga return yang dihasilkan dari
saham perusahaan kecil. Semakin besar PBV maka dianggap perusahaan sedang
dalam kondisi keuangan yang sangat bagus tanpa ada masalah fundamental di
perusahaan, sehingga return saham perusahaan juga akan semakin besar.
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

91
Universitas Indonesia
Untuk hasil regresi model 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 pada Tabel 4.12 dapat terlihat
bahwa risiko perusahaan yang diproksikan oleh beta perusahaan berpengaruh
terhadap return saham perusahaan dengan tingkat signifikansi di bawah α = 1%. Beta
perusahaan ini mempengaruhi return saham perusahaan dengan arah negatif. Hal ini
sejalan dengan hasil penelitian Rachmatika (2006) dimana beta perusahaan
berpengaruh negatif terhadap return saham. Hal ini bisa saja dikarenakan beta
mewakili systematic risk perusahaan sehingga dapat dikatakan semakin tinggi risiko
perusahaan maka semakin kecil return saham perusahaan, dan sebaliknya semakin
rendah risiko perusahaan maka semakin besar return saham perusahaan.
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

92 Universitas Indonesia
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini pada dasarnya ingin melihat apakah terdapat pengaruh laba
bersih serta arus kas dari kegiatan operasi terhadap return saham perusahaan.
Kemudian apakah dengan adanya peran komite audit yang efektif dapat memperkuat
pengaruh laba bersih dan arus kas dari kegiatan operasi terhadap return saham
perusahaan karena dengan adanya peran komite audit yang efektif terbukti
berpengaruh terhadap kualitas pelaporan laporan keuangan sehingga diharapkan
dengan semakin baik kualitas laporan keuangan maka kandungan informasi dalam
laporan keuangan akan menjadi lebih baik. Kandungan informasi yang terdiri dari
laba bersih dan arus kas dari kegiatan operasi inilah yang kemudian dipakai untuk
melihat pengaruhnya terhadap return saham perusahaan.
Berdasarkan hasil pengujian dan analisis yang telah dilakukan, maka disusun
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari hasil penelitian didapat hasil bahwa laba bersih berpengaruh positif
terhadap return saham. Artinya investor pada dasarnya masih memperhatikan
relevansi nilai laba bersih yang bersifat recurring atau permanen saja dalam
laporan keuangan sebagai indikator untuk memprediksi return saham.
Semakin besar laba bersih yang dihasilkan maka semakin tinggi return yang
dihasilkan oleh perusahaan itu. Alasan paling rasional adalah karena laporan
laba rugi dengan hasil akhir laba bersih merupakan informasi dasar yang
digunakan oleh investor untuk kegiatan investasinya. Angka laba bersih
sendiri digunakan untuk melakukan estimasi atas arus kas serta future income
perusahaan ke depannya (Dastgir et al., 2009). Angka-angka future ini yang
kemudian biasanya dipakai oleh investor serta para analis untuk melakukan
perhitungan valuasi nilai wajar saham suatu perusahaan.
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

93
Universitas Indonesia
2. Dari hasil penelitian didapat hasil bahwa arus kas dari kegiatan operasi
berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan. Artinya arus kas dari
kegiatan operasi juga mempunyai relevansi nilai di mata investor dalam
memprediksi return saham. Relevansi nilai arus kas dari kegiatan operasi
hanya terbatas pada komponen yang bersifat recurring saja. Hal ini tentunya
berkaitan dengan komponen-komponen yang tertera dalam laporan arus kas
dari kegiatan operasi dimana semuanya mewakili kegiatan operasi perusahaan
secara simultan selama periode buku berjalan. Arus kas masuk berasal dari
penjualan barang dan jasa secara tunai. Arus kas keluar berasa dari
pembayaran beban listrik, telepon, gaji karyawan, dan beban operasional
lainnya. Arus kas dari kegiatan operasi merupakan bottom line dari
keseluruhan laporan arus kas karena merupakan indikator kesehatan keuangan
perusahaan dimana kegiatan operasi perusahaan merupakan tulang punggung
perusahaan dalam membiayai kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri.
Arus kas dari kegiatan operasi yang negatif mencerminkan ketidakberesan
keuangan perusahaan (Stice et al., 2004).
3. Dari hasil penelitian didapat hasil bahwa perusahaan yang memiliki komite
audit lebih efektif tidak memperkuat pengaruh laba bersih terhadap return
saham perusahaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa efektivitas
komite audit dalam menjaga kualitas laporan keuangan tidak memberikan
tambahan relevansi nilai laba bersih untuk memprediksi return saham.
Investor melihat laba bersih sudah bernilai sehingga relevansi nilai laba bersih
akan sama saja ada atau tanpa komite audit. Hal ini tercermin pada penelitian
Hermawan (2009) yaitu ketika variabel efektivitas komite audit diuji bersama-
sama dengan variabel efektivitas dewan komisaris, efektivitas komite audit
tidak berpengaruh terhadap earnings response coefficient yang mencerminkan
persepsi investor atas kualitas laba perusahaan.
4. Dari hasil penelitian didapat hasil bahwa perusahaan yang memiliki komite
audit lebih efektif tidak memperkuat pengaruh arus kas dari kegiatan operasi
terhadap return saham perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa efektivitas
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

94
Universitas Indonesia
komite audit yang bertugas menjaga kualitas laporan keuangan tidak
memberikan tambahan relevansi nilai penggunaan arus kas dari kegiatan
operasi untuk memprediksi return saham. Investor menganggap arus kas dari
kegiatan operasi sudah cukup bernilai untuk memprediksi return saham
sehingga dapat dikatakan investor kurang memperhatikan efektivitas komite
audit sehingga relevansi nilai arus kas dari kegiatan operasi akan sama saja
ketika ada atau tidak ada komite audit. Hal ini tercermin dalam penelitian
Garven (2009) bahwa komite audit tidak berperan dalam membatasi kegiatan
manajemen laba real. Manajemen laba real menurut penelitian Roychowdhury
(2003) mempengaruhi arus kas dari kegiatan operasi melalui manipulasi
kegiatan operasi seperti program diskon untuk menaikkan penjualan. Komite
audit tidak berperan dalam membatasi kegiatan manajemen laba real karena
kegiatan manajemen laba real tidak terlalu diperhatikan oleh pemegang
saham, auditor, dan lain-lain yang membuat komite audit tidak berpikir untuk
memperhatikan isu ini. Selain itu deteksi adanya manajemen laba real lebih
rumit dengan tools yang sedikit untuk mendeteksinya dibandingkan dengan
manajemen laba akrual.
Penelitian ini juga menggunakan beberapa variabel yang digunakan sebagai
variabel kontrol karena terbukti mempunyai relevansi nilai terhadap return saham,
yaitu ukuran perusahaan yang diwakili total aset, leverage yang diwakili rasio debt to
total asset, kesempatan untuk tumbuh yang diwakili rasio Price to Book Value, dan
risiko perusahaan yang diwakili beta. Penelitian ini juga bukti empiris bahwa ukuran
perusahaan, kesempatan untuk tumbuh, dan risiko perusahaan mempunyai relevansi
nilai terhadap return saham.
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

95
Universitas Indonesia
5.2 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut :
Sampel data yang digunakan adalah data cross section dimana data
perusahaan yang dimasukkan dalam penelitian merupakan data periode 1
tahun observasi yaitu tahun 2010 saja. Sampel yang digunakan juga tidak
memasukkan perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri keuangan.
Dalam sampel penelitian terdapat beberapa perusahaan yang sahamnya tidak
aktif diperdagangkan selama periode penelitian sehingga dapat mempengaruhi
perhitungan return saham serta beta perusahaan.
Variabel kesempatan untuk tumbuh menggunakan rasio PBV dengan asumsi
pertumbuhan nilai saham mencerminkan pertumbuhan perusahaan.
Tidak dimasukkannya variabel book value of equity. Berdasarkan penelitian
Collins et al. (1999) ketika laba bersih negatif, investor cenderung melihat
book value of equity.
5.3 Saran
Saran bertujuan agar hasil penelitian ini berguna bagi pihak-pihak di bawah ini:
Bagi Investor
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laba bersih serta arus kas dari
kegiatan operasi masih dapat digunakan oleh investor untuk memprediksi
return saham perusahaan karena dari hasil penelitian terbukti bahwa laba
bersih serta arus kas dari kegiatan operasi berpengaruh terhadap return saham
perusahaan. Selain itu investor diharapkan agar lebih memperhatikan
efektivitas komite audit dalam menjamin relevansi nilai atas angka laba bersih
dan arus kas dari kegiatan operasi.
Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan pedoman bagi
perusahaan untuk lebih meningkatkan dan mempertahankan fungsi komite
audit sebagai sarana kontrol terhadap kualitas pelaporan laporan keuangan
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

96
Universitas Indonesia
perusahaan. Hal ini dikarenakan berdasarkan deskriptif variabel skor komite
audit ditemukan bahwa setengah dari sampel perusahaan yang digunakan
dalam penelitian sudah menerapkan fungsi komite audit secara efektif.
Bagi Regulator
Hasil penelitian ini diharapkan dapat lebih mempertegas tentang pentingnya
fungsi komite audit dalam menjamin kualitas pelaporan laporan keuangan
sebagai bagian dari praktik corporate governance yang baik khususnya di
mata investor. Dengan demikian hasil penelitian dapat memberikan masukan
bagi regulator pasar modal dalam menetapkan kebijakan-kebijakan di masa
yang akan datang berkaitan dengan kualitas pelaporan laporan keuangan
sebagai bagian dari praktik corporate governance yang baik khususnya lebih
meningkatkan peran komite audit di perusahaan dalam menjamin kualitas
pelaporan laporan keuangan untuk melindungi investor di pasar modal.
Bagi Akademisi
Bukti empiris yang dihasilkan diharapkan akan lebih memperjelas fungsi
laporan keuangan perusahaan terutama komponen laba bersih serta arus kas
dari kegiatan operasi sebagai indikator penting dalam menentukan return
saham perusahaan. Hasil penelitian ini diharapkan juga akan lebih
memperkaya pengetahuan tentang bukti literatur penerapan good corporate
governance di Indonesia, khususnya dalam hal kualitas pelaporan laporan
keuangan dengan keberadaan fungsi komite audit, yang merupakan informasi
bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi.
Adapun hal-hal yang dapat disarankan untuk penelitian selanjutnya sebagai
berikut :
Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menambahkan variabel
perubahan laba bersih serta perubahan arus kas dari kegiatan operasi
ke dalam model regresi agar hasil yang didapat bisa lebih
mencerminkan pengaruh laba bersih serta arus kas dari kegiatan
operasi terhadap return saham perusahaan.
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

97
Universitas Indonesia
Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan data periode yang
lebih panjang yaitu 5 tahun sehingga diharapkan model regresi betul-
betul menggambarkan kondisi sebenarnya pengaruh variabel-variabel
yang digunakan secara lebih baik.
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

98 Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI
Abbot, Lawrence J., Parker, Susan, & Peters, Gary F. (2000). The effectiveness of
blue ribbons committee in mitigating financial misstatements: an
empirical study. Working paper. http://aaahq.org.
Abbot, Lawrence J., Parker, Susan, & Peters, Gary F. (2004). Audit Committee
Characteristics and restatements. Auditing: a journal of practice &
theory, 23 (1), 69-87.
Adami, Roberta, Gough, Orla, Muradoglu, Gulnur, & Sheeja Sivaprasad (2010).
The leverage effect on stock returns. Working Paper.
http://www.efmaefm.org.
Ball, R., Brown, Phillip (1968). An empirical evaluation of accounting income
numbers. Journal of Accounting Research (Autumn), 159-178.
Baxter, Peter J. (2007). Audit committees and financial reporting quality.
Dissertation of University of Southern Queensland.
Bedard, Jean, Chtourou, Sonda Marrakchi, & Courteau, Lucie (2004). The effect
of audit committee expertise, independence, and activity on aggresive
earnings management. Auditing : A Journal of Practice and Theory,
23, 13-35.
Bodie, Zvi, Kane, Alex, & Marcus, Alan J. (2008). Investment. 7th Edition.
Singapore : McGraw-Hill.
Brook, Chris (2008). Introductory econometrics for finance. New York :
Cambridge University Press.
Cadburry Committee (1992), The Financial Aspects of Corporate Governance.
http://www.ecgi.org.
Carcello, Joseph V., & Neal, Terry L. (2000). Audit committee composition and
audit reporting. Accounting Review, 75 (4), 453-467.
Carcello, Joseph V., Hollingsworth, Carl W., Klein, April, & Neal, Terry L.
(2006). Audit committee financial expertise, competing corporate
governance mechanisms, and earnings management. Working Paper.
http://www.ssrn.com.
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

99
Universitas Indonesia
Cheng, Agnes C.S., Liu, Chao-Shin, & Schaefer, Thomas F. (1997). The value
relevance of SFAS no.95 cash flow from operations as assessed by
security market effects. Accounting Horizons, 11 (3), 1-15.
Chtourou, Sonda Marrakchi, Bedard, Jean, & Courteau, Lucie (2001). Corporate
governance and earnings management. Working Paper.
http://www.ssrn.com.
Collins, Daniel W., Pincus, Morton, Xie, Hong (1999). Equity valuation and
negative earnings : the role of book value of equity. The Accounting
Review, 74 (1).
Dhaliwal, Dan, Naiker, Vic, & Navissi, Farshid (2007). Audit committee financial
expertise, corporate governance and accruals quality: an empirical
analysis. Working Paper. http://www.ssrn.com
Fama, Eugene F., French, Kenneth R. (1992). The cross-section of expected stock
returns. The Journal of Finance, 47 (2), 427-465.
Garven, Sarah A. (2009). The effect of board and audit committee characteristics
on real earnings management : do boards and audit committees play a
role in its constraint? Working Paper, http://www.cba.ua.edu.
Gee-Jung, Kwon (2009). The value relevance of book values, earnings, and cash
flows : evidence from Korea. International Journal of Business and
Management, 4 (10), 28-42.
Gomez, Xavier Garza, Hodoshima, Jiro, & Kunimura, Michio (1998). Does size
really matter in Japan? Financial analysts Journal, 54 (6), 22-34.
Habib A. (2008). The role of accruals and cash flows in explaining security
returns: Evidence from New Zealand, Journal of International
Accounting, Auditing and Taxation, 17(1), 51–66.
Hashemi, Seyed Abbas, Rabiee, Hamed (2011). The relation between real
earnings management and accounting earnings management : evidence
from Iran. Business and Management Review, 1(8), 25-33.
Hermawan, Ancella A. (2009). Pengaruh Efektivitas Dewan Komisaris dan
Komite Audit, Kepemilikan oleh Keluarga dan Peran Monitoring Bank
Terhadap Kandungan Informasi Laba. Disertasi Universitas
Indonesia.
Huang, Hua-Wei, Thiruvadi, Sheela (2010). Audit Committee characteristics and
corporate fraud. Working Paper. http://www.ijpis.net
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

100
Universitas Indonesia
Kamal, Md Yusuf, Ferdousi, Mosammat Moriom (2006). The presence of audit
committee in the banking sector to ensure corporate governance. The
Bangladesh Accountant, July – September 2006.
Kang, Won Sil, Kilgore, Alan, & Wright, Sue (2008). Audit committee
effectiveness and financial reporting quality : evidence from low and
mid tier Australian firms. Working Paper. http://www.aaahq.org.
Klein, April (2000). Audit committee, board of director characteristics, and
earnings management. Working Paper. http://www.ssrn.com.
Komite Nasional Kebijakan Governance (2006), Pedoman Umum Good
Corporate Governance Indonesia. http://www.governance-
indonesia.com.
Kuang, Chunli (2007). Audit Committee characteristics and earnings
management in New Zealand. Dissertation, Auckland University of
Technology Master of Business.
Lary, Akeel, Taylor, Dennis (2011). Governance characteristics and role
effectiveness of audit committees. Working Paper.
http://www.afaanz.org.
Leledakis, George, Davidson, Ian, & Smith, Jeremy (2004). Does firm size
predict stock returns? Evidence from London Stock Exchange.
Working Paper. http://www.ssrn.com
Lin J.W., Li J.F., & Yang J.S. (2006) The effect of audit committee performance
on earnings quality. Managerial Auditing Journal, 21 (9), 921-933.
Lisic, Ling L., Neal, Terry, & Zhang, Yan (2011). Audit committee financial
expertise and restatement: the moderating effect of CEO power.
Working Paper. http://www.ssrn.com.
Malhotra, N. K. (2007). Marketing Research an Applied Orientation. 5th Edition.
New Jersey : Pearson Education.
Martani, Dwi, Mulyono, & Khairurizka, Rahfiani (2009). The effect of financial
ratios, firm size, and cash flow from operating activities in the interim
report to the stock return. Chinese Business Review, 8 (6), 44-55.
Mohanty, Pitabas (2002). Evidence of size effect on stock returns in India.
Research Article Vikalpa, 27 (3), 27-37.
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

101
Universitas Indonesia
Moradi, Mehdi, Salehi, Mahdi, & Erfanian, Zakiheh (2010). A Study of the effect
of financial leverage on earnings response coefficient through out
income approach: Iranian Evidence. International Review of
Accounting, Banking, and Finance, 2 (2), 104-116.
Mostafa, Wael (2011). The explanatory power of earnings for security returns :
further evidence for the UK. International Research Journal of
Finance and Economics, 63, 176-188.
Murwaningsari, Etty, Rachmanto, Aditya (2011). The factors which influence
economic value added and stock returns. Working Paper.
http://www.aaahq.org.
Nichols, D. Craig, Wahlen, James M. (2004). How do earnings number relate to
stock returns? A review of classic accounting research with updated
evidence. Accounting Horizons, 18 (4), 263-286.
Organization for Economic Co-operation and Development (2004), OECD
principles of corporate governance. http://www.oecd.org.
Panahian, Hossein, Aminossadati, Ali (2011). The relationship between capital
structure effect on earnings response coefficient for Tehran Stock
Exchange (TSE). International Bulletin of Business Administration,
issue 10.
Panahian, Hossein, Zolfaghari, Mehdi (2010). Investigation of relationship
between accrual items of operating income and cash flows from
operations with stock returns: evidence from I.R. Iran. European
journals of Economics, finance, and administrative sciences, issue 27.
Peraturan Bapepam No.IX.I.5 (Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-
29/PM/2004) Tentang “Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja
Komite Audit”.
PSAK no.2 (Revisi 2009) tentang “Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan Laporan Arus Kas”.
Rachmatika, Dian (2006). Analisis pengaruh beta saham, growth opportunities,
return on asset, dan debt to equity ratio terhadap return saham. Tesis
Universitas Diponegoro.
Roychowdhury, Sugata (2003). Management of earnings through the
manipulation of aktivitas real that affect cash flow from operations.
Working Paper, Sloan School of Management.
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

102
Universitas Indonesia
Roychowdhury, Sugata (2006). Earnings management through real activities
manipulation. Journal of Accounting and Economics, 42 (3), 335-370.
Senthilkumar, G. (2009). Behavior of stock return in size and market-to-book
ratio – evidence from selected Indian Industries. International
Research Journals of Finance and Economics, issue 33.
Sori, Muhamad Z., Ramadili, Shamser M., Karbhari, Yusuf (2009). Audit
committee and auditor independence: The Banker‟s Perception.
International Journal of Economics and Management, 3 (2), 317-331.
Stice, Earl K., Stice, James D., & K. Fred Skousen (2004). Intermediate
Accounting. Singapore : Thompson South Western.
Warren, Carl S., Reeve, James M., & Philip E. Fess (2005). Accounting.
Singapore : Thompson South Western.
Xie, Biao, Davidson, Wallace N., III, & DaDalt, Peter J. (2001). Earnings
management and corporate governance: the role of the board and the
audit committee. Working Paper. http://www.ssrn.com.
Yamin, Sofyan, Rachmah, Lien A., & Kurniawan, Heri (2011). Regresi dan
korelasi dalam genggaman anda. Jakarta : Salemba Empat.
Yusof, Mohd „Atef Md (2010). Does audit committee constraint discretionary
accruals in MESDAQ listed companies? International Journal of
Business and Social Science, 1 (3), 124-136.
Zhou, Jian, Chen, Ken Y. (2004). Audit committee, board characteristics and
earnings management by commercial banks. Working Paper.
http://www.ssrn.com
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

103
Lampiran 1 : Checklist Efektivitas Komite Audit yang dikembangkan oleh
Hermawan (2009)
No. Description Good Fair Poor
A. Audit Committee Activities
1--5 Assess the responsibilities fulfilled by the audit
committee during the year, include the following
items :
1. Evaluating internal control
2. Propose auditor
3. Financial report review
4. Evaluating legal compliance
5. Prepare a complete audit committee report for
disclosure
report for disclosure :
In each category, if the responsibility is fulfilled,
firms will receive a 'good' score. If the
responsibility is not fulfilled, or no information,
the company will receive a 'poor' score
Sumber : IICD (2005)
6 How many meetings were held during the year?
if the audit committee meets more than six times,
the firm will earn a 'good' score. If 4-6 meeting, the
firm will earn a 'fair' score, while less than four
time or no information will be scored as 'poor'
Sumber : IICD (2005)
7 What is the attendance performance of the audit
committee members during the year?
If the overall audit committee attendance for the
year is greater than 80%, the firm earns a 'good'
score. If attendance is 70 - 80% receives a 'fair'
score, and less than 70% or no information
receives a 'poor' score
Sumber : IICD (2005)
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

104
Lampiran 1 : Checklist Efektivitas Komite Audit yang dikembangkan oleh
Hermawan (2009) (lanjutan)
No. Description Good Fair Poor
B. Audit Committee Size
8 Does the audit committee evaluate the scope,
accuracy, cost effectiveness, independency and
objectivity of external auditor?
If the audit committee evaluate all of the items,the
firm has a 'good' score. If only some part of the
items was evaluated, the score will be 'fair'. And if
none of the items was evaluated, the score will be
'poor'
Sumber : Lampiran kep-339/BEJ/07-2001
9 What is the size of the audit committee?
If there is 3 person in the audit committee the score
will be 'fair', and if there is more than 3 person in
the audit committee, the score will be 'good'. If there
is no information, the score will be 'poor'.
Sumber : Lampiran kep-339/BEJ/07-2001
C. Audit Committee Expertise and Competence
10 Does the audit committee have an accounting
background?
If the company has more than 1 person with
accounting background, the firms will earn a 'good'
score. If the company has only 1 person with
accounting background, the firm earn a 'fair' score,
and if none has accounting background or no
information, the score will be 'poor'.
Sumber : Dhaliwal et al. (2007)
11 What is the average age of the audit committee?
If the average age of the audit committee is more
than 40 years old,the company will receive a 'good'
score. If the average age of the audit of the audit
committee is between 30 and 40 years old, the score
is 'fair', and if the average age is below 30 years old,
the score will be 'poor'.
Sumber : Anderson et al. (2004)
TOTAL SCORE
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

105
Lampiran 1 : Checklist Efektivitas Komite Audit yang dikembangkan oleh
Hermawan (2009) (lanjutan)
Kriteria Penetapan Nilai untuk Masing-Masing Pertanyaan pada Checklist
Penilaian Efektivitas Komite Audit
Penjelasan kriteria penetapan nilai untuk masing-masing pertanyaan sebagai
berikut :
A. Aktivitas Komite Audit
1. Pelaksanaan tanggung jawab komite audit : penilaian didasarkan pada
beberapa hal yang merupakan tanggung jawab komite audit, sesuai dengan
aturan yang ditetapkan oleh BEI dan Bapepam-LK, yaitu :
1.1.Evaluasi komite audit atas pengendalian internal perusahaan
1.2.Pengajuan usulan auditor eksternal dalam proses penunjukkan auditor
eksternal
1.3.Penelaahan atas laporan keuangan perusahaan
1.4.Evaluasi atas kepatuhan perusahaan terhadap hukum dan peraturan
yang berlaku
1.5.Menyiapkan laporan komite audit lengkap untuk pengungkapan dalam
laporan tahunan perusahaan
Kriteria penilaian untuk setiap poin tugas dan tanggung jawab tersebut di
atas :
Good : apabila terdapat informasi bahwa komite audit melaksanakan
tugas dan tanggung jawab tersebut
Poor : apabila tidak terdapat informasi bahwa komite audit
melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut.
2. Jumlah rapat komite audit dalam satu tahun : salah satu penentu efektivitas
pelaksanaan tugas komite audit adalah banyaknya pertemuan yang dilakukan
untuk keperluan pembahasan hal-hal yang terkait dengan tugas komite audit.
Kriteria penilaian yang digunakan :
Good : Apabila komite audit mengadakan rapat lebih dari 6 (enam)
kali dalam satu tahun
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

106
Lampiran 1 : Checklist Efektivitas Komite Audit yang dikembangkan oleh
Hermawan (2009) (lanjutan)
Fair : Apabila komite audit mengadakan rapat sebanyak 4 (empat) kali
dalam satu tahun
Poor : Apabila komite audit mengadakan rapat kurang dari 4 (empat)
kali dalam satu tahun
3. Tingkat kehadiran anggota komite audit dalam rapat komite audit selama satu
tahun : tingkat kehadiran dalam rapat bagi anggota komite audit dapat
mencerminkan keaktifan dari komite audit dalam menjalankan fungsinya.
Kriteria penilaian yang digunakan :
Good : Apabila tingkat kehadiran rata-rata anggota komite audit dalam
rapat komite audit selama setahun berjumlah lebih dari 80%.
Fair : Apabila tingkat kehadiran rata-rata anggota komite audit dalam
rapat komite audit selama setahun berjumlah antara 70%-80%.
Poor : Apabila tingkat kehadiran rata-rata anggota komite audit dalam
rapat komite audit selama setahun berjumlah kurang dari 70%.
4. Fungsi komite audit untuk memastikan adanya fungsi audit eksternal yang
efektif : salah satu tugas untuk komite audit adalah memastikan bahwa laporan
keuangan yang disajikan untuk pihak eksternal telah melalui proses audit
eksternal yang memadai. Juga perlu dipastikan bahwa komite audit telah
melaksanakan fungsinya untuk memonitor proses audit yang dilakukan audit
eksternal. Penilaian berdasarkan pada apakah komite audit melakukan
evaluasi atas lingkup kerja, keakuratan, efektivitas biaya, independensi, dan
objektivitas dari auditor eksternal, kriteria penilaian:
Good : Apabila komite audit melakukan evaluasi auditor eksternal atas
semua faktor yang disebutkan di atas.
Fair : Apabila komite audit melakukan evaluasi auditor eksternal
berdasarkan hanya sebagian dari faktor yang disebutkan di atas.
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

107
Lampiran 1 : Checklist Efektivitas Komite Audit yang dikembangkan
oleh Hermawan (2009) (lanjutan)
Poor : Apabila komite audit tidak melakukan evaluasi auditor
eksternal berdasarkan faktor yang disebutkan di atas.
B. Jumlah Anggota
5. Jumlah anggota komite audit : jumlah komite audit dapat mempengaruhi
efektivitas pelaksanaan fungsi komite audit. Berdasarkan ketentuan BEI dan
Bapepam-LK, jumlah anggota komite audit suatu perusahaan minimum adalah
3 (tiga) orang, Kriteria penilaian yang digunakan adalah :
Good : Apabila jumlah anggota komite audit lebih dari 3 (tiga) orang.
Fair : Apabila jumlah anggota komite audit adalah 3 (tiga) orang.
Poor : Apabila jumlah anggota komite audit kurang dari 3 (tiga) orang.
C. Kompetensi Komite Audit
6. Jumlah anggota komite audit yang memiliki latar belakang akuntansi : fungsi
komite audit banyak berkaitan dengan pelaporan keuangan, sehingga
pengetahuan mengenai akuntansi sangatlah diperlukan agar dapat
menjalankan fungsi komite audit dengan lebih efektif. Latar belakang
akuntansi dinilai berdasarkan latar belakang pendidikan di bidang akuntansi
khususnya, dan juga berdasarkan pengalaman kerja di bidang akuntansi.
Meski ketentuan Bapepam LK menyebutkan bahwa minimal satu orang
anggota komite audit harus memiliki latar belakang pendidikan akuntansi atau
keuangan, namun sesuai dengan hasil penelitian Dhaliwal et al. (2007), latar
belakang akuntansi secara spesifik yang dimiliki oleh komite audit
memberikan dampak yang berbeda terhadap manajemen laba perusahaan
dibandingkan latar belakang keuangan saja. Kriteria penilaian :
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

108
Lampiran 1 : Checklist Efektivitas Komite Audit yang dikembangkan oleh
Hermawan (2009) (lanjutan)
Good : Apabila jumlah anggota komite audit yang memiliki latar
belakang akuntansi lebih dari 1 (satu) orang.
Fair : Apabila jumlah anggota komite audit yang memiliki latar
belakang akuntansi 1 (satu) orang.
Poor : Apabila tidak satupun anggota komite audit memiliki latar
belakang akuntansi.
7. Rata-rata umur anggota komite audit : kompetensi seseorang dipengaruhi oleh
usianya, sehingga rata-rata umur anggota komite audit dapat menjadi proksi
kompetensi yang dimiliki oleh komite audit tersebut. Kriteria penilaian yang
digunakan :
Good : Apabila rata-rata usia anggota komite audit adalah di atas 40
tahun.
Fair : Apabila rata-rata usia anggota komite audit adalah di antara 30
tahun – 40 tahun.
Poor : Apabila rata-rata usia anggota komite audit adalah di bawah 30
tahun.
Sumber : Hermawan (2009)
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

109
Lampiran 2 : Daftar Nama Perusahaan Sampel
No. Kode Nama Perusahaan Industri
1 AALI Astra Agro Lestari Tbk Pertanian
2 BISI BISI INTERNATIONAL Tbk Pertanian
3 BRAM Indo Kordsa Tbk Pertanian
4 BTEK Bumi Teknokultura Unggul Tbk Pertanian
5 BWPT BW Plantation Tbk Pertanian
6 CPRO Central Proteinaprima Tbk Pertanian
7 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk Pertanian
8 GZCO Gozco Plantations Tbk Pertanian
9 INRU Toba Pulp Lestari Tbk Pertanian
10 LSIP PP London Sumatera Indonesia Tbk Pertanian
11 MBAI Multibreeder Adirama Ind. Tbk Pertanian
12 SGRO Sampoerna Agro Tbk Pertanian
13 SMAR SMART Tbk Pertanian
14 SPMA Suparma Tbk Pertanian
15 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk Pertanian
16 TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk Pertanian
17 AKKU ALAM KARYA UNGGUL Tbk Tbk Industri Dasar dan Kimia
18 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk Industri Dasar dan Kimia
19 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk Industri Dasar dan Kimia
20 APLI Asiaplast Industries Tbk Industri Dasar dan Kimia
21 ARNA Arwana Citramulia Tbk Industri Dasar dan Kimia
22 BRNA Berlina Tbk Industri Dasar dan Kimia
23 BTON Betonjaya Manunggal Tbk Industri Dasar dan Kimia
24 BUDI Budi Acid Jaya Tbk Industri Dasar dan Kimia
25 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk Industri Dasar dan Kimia
26 CTBN Citra Tubindo Tbk Industri Dasar dan Kimia
27 EKAD Ekadharma International Tbk Industri Dasar dan Kimia
28 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk Industri Dasar dan Kimia
29 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk Industri Dasar dan Kimia
30 IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk Industri Dasar dan Kimia
31 IKAI Intikeramik Alamasri Industri Tbk Industri Dasar dan Kimia
32 INAI Indal Aluminium Industry Tbk Industri Dasar dan Kimia
33 INCI Intanwijaya Internasional Tbk Industri Dasar dan Kimia
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

110
Lampiran 2 : Daftar Nama Perusahaan Sampel (lanjutan)
No. Kode Nama Perusahaan Industri
34 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Industri Dasar dan Kimia
35 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Industri Dasar dan Kimia
36 JPFA JAPFA Comfeed Indonesia Tbk Industri Dasar dan Kimia
37 JPRS Jaya Pari Steel Tbk Industri Dasar dan Kimia
38 KBLI KMI Wire and Cable Tbk Tbk Industri Dasar dan Kimia
39 KBRI Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk Industri Dasar dan Kimia
40 KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk Industri Dasar dan Kimia
41 LION Lion Metal Works Tbk Industri Dasar dan Kimia
42 LMSH Lionmesh Prima Tbk Industri Dasar dan Kimia
43 MAIN Malindo Feedmill Tbk Industri Dasar dan Kimia
44 NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk Industri Dasar dan Kimia
45 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk Industri Dasar dan Kimia
46 SIAP Sekawan Intipratama Tbk Industri Dasar dan Kimia
47 SIPD Sierad Produce Tbk Industri Dasar dan Kimia
48 SMCB Holcim Indonesia Tbk Industri Dasar dan Kimia
49 SRSN Indo Acidatama Tbk Industri Dasar dan Kimia
50 TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk Industri Dasar dan Kimia
51 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk Industri Dasar dan Kimia
52 TPIA Chandra Asri Petrochemical Tbk Industri Dasar dan Kimia
53 TRST Trias Sentosa Tbk Industri Dasar dan Kimia
54 UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk Industri Dasar dan Kimia
55 YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk Industri Dasar dan Kimia
56 ADES Akasha Wira International Tbk Tbk
Industri Barang
Konsumsi
57 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
Industri Barang
Konsumsi
58 CEKA Cahaya Kalbar Tbk
Industri Barang
Konsumsi
59 DAVO Davomas Abadi Tbk
Industri Barang
Konsumsi
60 DLTA Delta Djakarta Tbk
Industri Barang
Konsumsi
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

111
Lampiran 2 : Daftar Nama Perusahaan Sampel (lanjutan)
No. Kode Nama Perusahaan Industri
61 GGRM Gudang Garam Tbk
Industri Barang
Konsumsi
62 HMSP HM Sampoerna Tbk
Industri Barang
Konsumsi
63 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
Industri Barang
Konsumsi
64 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk
Industri Barang
Konsumsi
65 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk
Industri Barang
Konsumsi
66 KICI Kedaung Indah Can Tbk
Industri Barang
Konsumsi
67 KLBF Kalbe Farma Tbk
Industri Barang
Konsumsi
68 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk
Industri Barang
Konsumsi
69 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
Industri Barang
Konsumsi
70 MYOR Mayora Indah Tbk
Industri Barang
Konsumsi
71 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk
Industri Barang
Konsumsi
72 RMBA Bentoel International Investama Tbk
Industri Barang
Konsumsi
73 SKLT Sekar Laut Tbk
Industri Barang
Konsumsi
74 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry Tbk
Industri Barang
Konsumsi
75 UNVR Unilever Indonesia Tbk
Industri Barang
Konsumsi
76 AUTO Astra Otoparts Tbk
Infrastruktur, Utilitas,
dan Transportasi
77 BLTA Berlian Laju Tanker Tbk
Infrastruktur, Utilitas,
dan Transportasi
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

112
Lampiran 2 : Daftar Nama Perusahaan Sampel (lanjutan)
No. Kode Nama Perusahaan Industri
78 BTEL Bakrie Telecom Tbk
Infrastruktur, Utilitas,
dan Transportasi
79 CMNP Citra Marga Nusaphala Persada Tbk
Infrastruktur, Utilitas,
dan Transportasi
80 CMPP Centris Multi Persada Pratama Tbk
Infrastruktur, Utilitas,
dan Transportasi
81 DEWA Darma Henwa Tbk
Infrastruktur, Utilitas,
dan Transportasi
82 EXCL XL Axiata Tbk. Tbk
Infrastruktur, Utilitas,
dan Transportasi
83 GJTL Gajah Tunggal Tbk
Infrastruktur, Utilitas,
dan Transportasi
84 HITS Humpus Intermoda Transportasi Tbk
Infrastruktur, Utilitas,
dan Transportasi
85 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk
Infrastruktur, Utilitas,
dan Transportasi
86 INDX Tanah Laut Tbk
Infrastruktur, Utilitas,
dan Transportasi
87 INDY Indika Energy Tbk
Infrastruktur, Utilitas,
dan Transportasi
88 INVS Inovisi Infracom Tbk
Infrastruktur, Utilitas,
dan Transportasi
89 ISAT Indosat Tbk
Infrastruktur, Utilitas,
dan Transportasi
90 JSMR Jasa Marga Tbk
Infrastruktur, Utilitas,
dan Transportasi
91 LAPD Leyand International Tbk
Infrastruktur, Utilitas,
dan Transportasi
92 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
Infrastruktur, Utilitas,
dan Transportasi
93 PTRO Petrosea Tbk
Infrastruktur, Utilitas,
dan Transportasi
94 SMDR Samudera Indonesia Tbk
Infrastruktur, Utilitas,
dan Transportasi
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

113
Lampiran 2 : Daftar Nama Perusahaan Sampel (lanjutan)
No. Kode Nama Perusahaan Industri
95 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero)
Infrastruktur, Utilitas,
dan Transportasi
96 TMAS Pelayaran Tempuran Mas Tbk
Infrastruktur, Utilitas,
dan Transportasi
97 TRAM Trada Maritime Tbk
Infrastruktur, Utilitas,
dan Transportasi
98 WEHA Panorama Transportasi Tbk
Infrastruktur, Utilitas,
dan Transportasi
99 ZBRA Zebra Nusantara Tbk
Infrastruktur, Utilitas,
dan Transportasi
100 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk Pertambangan
101 ARTI Ratu Prabu Energi Tbk Pertambangan
102 ASIA Asia Natural Resources Tbk Pertambangan
103 ATPK ATPK Resources Tbk Pertambangan
104 BUMI Bumi Resources Tbk Pertambangan
105 BYAN Bayan Resources Tbk Pertambangan
106 CITA Cita Mineral Investindo Tbk Pertambangan
107 CNKO Exploitasi Energi Indonesia Tbk Pertambangan
108 CTTH Citatah Tbk Pertambangan
109 ELSA Elnusa Tbk Pertambangan
110 ENRG Energi Mega Persada Tbk Pertambangan
111 GTBO Garda Tujuh Buana Tbk Pertambangan
112 INCO International Nickel Indonesia Tbk Pertambangan
113 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk Pertambangan
114 KKGI Resource Alam Indonesia Tbk Pertambangan
115 MEDC Medco Energi Internasional Tbk Pertambangan
116 MITI Mitra Investindo Tbk Pertambangan
117 PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk Pertambangan
118 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Pertambangan
119 SQMI RENUKA COALINDO Tbk Pertambangan
120 TINS Timah (Persero) Tbk Pertambangan
121 ADMG Polychem Indonesia Tbk Aneka Industri
122 ADRO ADARO ENERGY Tbk Aneka Industri
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

114
Lampiran 2 : Daftar Nama Perusahaan Sampel (lanjutan)
No. Kode Nama Perusahaan Industri
123 ARGO Argo Pantes Tbk Aneka Industri
124 ASII Astra International Tbk Aneka Industri
125 CNTX Centex Tbk Aneka Industri
126 DOID Delta Dunia Makmur Tbk Aneka Industri
127 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk Aneka Industri
128 ESTI Ever Shine Textile Industry Tbk Aneka Industri
129 GDYR Goodyear Indonesia Tbk Aneka Industri
130 IKBI Sumi Indo Kabel Tbk Aneka Industri
131 INAF Indofarma Tbk Aneka Industri
132 INDR Indorama Synthetics Tbk Aneka Industri
133 JECC Jembo Cable Company Tbk Aneka Industri
134 KBLM Kabelindo Murni Tbk Aneka Industri
135 MERK Merck Tbk Aneka Industri
136 MYTX APAC Citra Centertex Tbk Aneka Industri
137 PTSN Sat Nusapersada Tbk Aneka Industri
138 PYFA Pyridam Farma Tbk Aneka Industri
139 RDTX Roda Vivatex Tbk Aneka Industri
140 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk Aneka Industri
141 SCCO
Supreme Cable Manufacturing
Corporation Tbk Aneka Industri
142 SCPI Schering Plough Indonesia Tbk Aneka Industri
143 SSTM Sunson Textile Manufacturer Tbk Aneka Industri
144 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk Aneka Industri
145 VOKS Voksel Electric Tbk Aneka Industri
146 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
147 ASRI ALAM SUTERA REALTY Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
148 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
149 BIPP Bhuwanatala Indah Permai Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

115
Lampiran 2 : Daftar Nama Perusahaan Sampel (lanjutan)
No. Kode Nama Perusahaan Industri
150 BKDP Bukit Darmo Property Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
151 BKSL Sentul City Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
152 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
153 CKRA Citra Kebun Raya Agri Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
154 COWL COWELL DEVELOPMENT Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
155 CTRA Ciputra Development Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
156 CTRP Ciputra Property Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
157 CTRS Ciputra Surya Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
158 DART Duta Anggada Realty Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
159 DGIK DUTA GRAHA INDAH Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
160 DILD Intiland Development Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
161 DUTI Duta Pertiwi Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
162 ELTY Bakrieland Development Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
163 GMTD
Gowa Makassar Tourism Development
Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
164 GPRA Perdana Gapura Prima Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
165 JKON
Jaya Konstruksi Manggala Pratama
Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
166 JRPT Jaya Real Property Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

116
Lampiran 2 : Daftar Nama Perusahaan Sampel (lanjutan)
No. Kode Nama Perusahaan Industri
167 KARK Dayaindo Resources International Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
168 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
169 KPIG Global Land Development Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
170 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
171 LCGP Laguna Cipta Griya Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
172 LPCK Lippo Cikarang Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
173 LPKR Lippo Karawaci Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
174 MDLN Modernland Realty Ltd Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
175 MKPI Metropolitan Kentjana Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
176 OMRE Indonesia Prima Property Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
177 PJAA Pembangunan Jaya Ancol Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
178 PUDP Pudjiadi Prestige Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
179 PWON Pakuwon Jati Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
180 RBMS Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
181 RODA Royal Oak Development Asia Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
182 SCBD Danayasa Arthatama Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
183 SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

117
Lampiran 2 : Daftar Nama Perusahaan Sampel (lanjutan)
No. Kode Nama Perusahaan Industri
184 SMRA Summarecon Agung Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
185 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
186 TOTL Total Bangun Persada Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
187 TRUB
Truba Alam Manunggal Engineering
Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
188 WIKA Wijaya Karya Tbk
Properti, Real Estat, dan
Konstruksi
189 ABBA Mahaka Media Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
190 ACES Ace Hardware Indonesia Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
191 AIMS Akbar Indomakmur Stimec Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
192 AKRA AKR Corporindo Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
193 ALKA Alakasa Industrindo Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
194 AMRT Sumber Alfaria Trijaya Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
195 ASGR Astra Graphia Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
196 BAYU Bayu Buana Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
197 BMSR Bintang Mitra Semestaraya Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
198 BNBR Bakrie & Brothers Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
199 CLPI Colorpak Indonesia Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
200 CSAP Catur Sentosa Adiprana Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

118
Lampiran 2 : Daftar Nama Perusahaan Sampel (lanjutan)
No. Kode Nama Perusahaan Industri
201 DNET Dyviacom Intrabumi Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
202 DSSA Dian Swastatika Sentosa Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
203 EPMT Enseval Putra Megatrading Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
204 FAST Fast Food Indonesia Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
205 FISH FKS Multi Agro Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
206 FORU Fortune Indonesia Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
207 FPNI Titan Kimia Nusantara Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
208 GMCW Grahamas Citrawisata Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
209 HERO Hero Supermarket Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
210 HEXA Hexindo Adiperkasa Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
211 IDKM Indosiar Karya Media Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
212 IIKP Inti Kapuas Arowana Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
213 INDS Indospring Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
214 INPP Indonesian Paradise Property Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
215 INTA Intraco Penta Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
216 JIHD
Jakarta International Hotels &
Development Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
217 JSPT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

119
Lampiran 2 : Daftar Nama Perusahaan Sampel (lanjutan)
No. Kode Nama Perusahaan Industri
218 JTPE Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
219 KBLV First Media Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
220 KOIN Kokoh Inti Arebama Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
221 KONI Perdana Bangun Pusaka Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
222 LMAS Limas Centric Indonesia Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
223 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
224 LPLI Star Pacific Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
225 LPPF Matahari Department Store Tbk Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
226 LTLS Lautan Luas Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
227 MAMI Mas Murni Indonesia Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
228 MAPI Mitra Adiperkasa Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
229 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
230 MDRN Modern Internasional Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
231 META Nusantara Infrastructure Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
232 MICE Multi Indocitra Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
233 MLPL Multipolar Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
234 MNCN Media Nusantara Citra Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

120
Lampiran 2 : Daftar Nama Perusahaan Sampel (lanjutan)
No. Kode Nama Perusahaan Industri
235 MPPA Matahari Putra Prima Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
236 MTDL Metrodata Electronics Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
237 MTSM Metro Realty Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
238 OKAS Ancora Indonesia Resources Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
239 PANR Panorama Sentrawisata Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
240 PDES Destinasi Tirta Nusantara Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
241 PGLI Pembangunan Graha Lestari Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
242 PLAS Polaris Investama Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
243 PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
244 PNSE Pudjiadi & Sons Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
245 POOL Pool Advista Indonesia Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
246 PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
247 PSKT Pusako Tarinka Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
248 PTSP Pioneerindo Gourmet International
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
249 RALS Ramayana Lestari Sentosa Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
250 RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
251 SCMA Surya Citra Media Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

121
Lampiran 2 : Daftar Nama Perusahaan Sampel (lanjutan)
No. Kode Nama Perusahaan Industri
252 SDPC Millennium Pharmacon International
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
253 SHID Hotel Sahid Jaya Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
254 SMSM Selamat Sempurna Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
255 SONA Sona Topas Tourism Industry Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
256 TGKA Tigaraksa Satria Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
257 TMPI AGIS Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
258 TMPO Tempo Inti Media Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
259 TRIL Triwira Insanlestari Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
260 TRIO Trikomsel Oke Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
261 TURI Tunas Ridean Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
262 UNTR United Tractors Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
263 WAPO Wahana Phonix Mandiri Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
264 WICO Wicaksana Overseas International Tbk
Perdagangan, Jasa, dan
Investasi
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

122
Lampiran 3 : Data Variabel Perusahaan Sampel
ACSCORE NI CFO DNI DCFO NI*ACSCORE CFO*ACSCORE DNI*ACSCORE DCFO*ACSCORE SIZE LEV GROWTH RISK RETURN
AALI 29 0.05 0.08 0.01 0.03 0.05 0.08 0.01 0.03 12.94 0.00 5.72 1.25 0.00
ABBA 12 0.01 -0.06 0.01 -0.08 0.00 0.00 0.00 0.00 11.60 0.15 6.95 0.07 0.04
ACES 20 0.07 0.04 0.01 -0.03 0.00 0.00 0.00 0.00 12.08 0.00 4.91 0.47 0.00
ADES 26 0.09 -0.08 0.04 -0.13 0.09 -0.08 0.04 -0.13 11.51 0.49 9.57 1.04 0.01
ADHI 30 0.27 -0.04 0.03 0.16 0.27 -0.04 0.03 0.16 12.69 0.17 1.90 1.53 0.01
ADMG 25 0.07 0.31 -0.03 0.10 0.07 0.31 -0.03 0.10 12.58 0.34 0.67 1.08 0.00
ADRO 24 0.04 0.04 -0.03 -0.07 0.04 0.04 -0.03 -0.07 13.61 0.35 4.39 1.30 0.00
AIMS 18 0.04 0.01 -0.02 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 11.16 0.00 0.70 -0.59 0.01
AISA 21 0.14 -0.04 0.08 -0.15 0.00 0.00 0.00 0.00 12.29 0.21 2.27 0.35 0.01
AKKU 24 -0.13 0.30 0.03 0.30 -0.13 0.30 0.03 0.30 10.45 0.00 2.00 -0.31 0.02
AKRA 24 0.07 0.10 0.01 -0.06 0.07 0.10 0.01 -0.06 12.88 0.56 2.52 1.24 0.01
ALKA 16 0.05 0.02 -0.04 -0.31 0.00 0.00 0.00 0.00 11.20 0.03 2.06 0.13 -0.02
ALMI 14 0.24 -0.40 0.09 -1.41 0.00 0.00 0.00 0.00 12.18 0.45 0.51 0.61 0.01
AMFG 26 0.43 0.63 0.34 0.18 0.43 0.63 0.34 0.18 12.38 0.00 1.35 1.53 0.02
AMRT 12 0.15 0.38 0.04 0.06 0.00 0.00 0.00 0.00 12.63 0.20 9.05 1.91 0.02
ANTM 23 0.08 0.09 0.05 0.05 0.08 0.09 0.05 0.05 13.09 0.06 2.44 1.32 -0.01
APLI 26 0.29 0.37 -0.07 -0.03 0.29 0.37 -0.07 -0.03 11.52 0.19 0.59 0.34 0.00
ARGO 26 -0.31 -0.02 -0.12 -0.16 -0.31 -0.02 -0.12 -0.16 12.15 0.55 2.06 0.01 -0.01
ARNA 26 0.30 0.43 0.06 0.10 0.30 0.43 0.06 0.10 11.94 0.43 1.30 1.66 0.00
ARTI 14 0.04 0.29 0.29 0.13 0.00 0.00 0.00 0.00 12.14 0.52 0.55 0.10 -0.01
ASGR 27 0.30 0.64 0.13 -0.05 0.30 0.64 0.13 -0.05 11.99 0.00 1.99 1.60 0.01
ASIA 11 0.01 0.00 -0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 10.81 0.04 3.50 0.68 -0.01
ASII 32 0.11 0.02 0.03 -0.06 0.11 0.02 0.03 -0.06 13.61 0.38 4.38 0.78 0.00
ASRI 27 0.15 0.41 0.10 0.34 0.15 0.41 0.10 0.34 12.66 0.19 2.39 1.61 0.01
ATPK 15 -0.13 -0.01 0.05 0.04 0.00 0.00 0.00 0.00 11.17 0.00 1.79 0.17 0.00
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

123
Lampiran 3 : Data Variabel Perusahaan Sampel (lanjutan)
ACSCORE NI CFO DNI DCFO NI*ACSCORE CFO*ACSCORE DNI*ACSCORE DCFO*ACSCORE SIZE LEV GROWTH RISK RETURN
AUTO 25 0.27 0.09 0.09 -0.05 0.27 0.09 0.09 -0.05 12.75 0.05 2.91 1.12 0.01
BAPA 16 0.30 0.36 0.09 -0.22 0.00 0.00 0.00 0.00 11.13 0.29 2.08 -1.26 0.03
BAYU 18 0.14 -0.02 0.13 -0.16 0.00 0.00 0.00 0.00 11.34 0.01 0.98 0.83 0.00
BIPP 25 -0.06 0.02 0.20 0.03 -0.06 0.02 0.20 0.03 11.28 0.30 0.88 0.00 -0.01
BISI 18 0.03 0.05 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 12.13 0.10 4.84 1.82 0.00
BKDP 12 -0.02 -0.03 -0.01 0.03 0.00 0.00 0.00 0.00 12.01 0.22 1.09 0.26 -0.01
BKSL 26 0.02 -0.06 0.02 -0.01 0.02 -0.06 0.02 -0.01 12.68 0.06 0.76 0.96 0.00
BLTA 27 -0.17 0.01 0.15 -0.10 -0.17 0.01 0.15 -0.10 13.41 0.69 0.62 0.57 -0.01
BMSR 22 -0.27 0.19 -0.17 0.24 0.00 0.00 0.00 0.00 11.87 0.14 0.79 1.48 0.02
BRAM 24 0.36 0.15 0.17 -0.40 0.36 0.15 0.17 -0.40 12.17 0.05 1.05 -0.24 0.02
BRNA 12 0.47 0.82 0.20 0.45 0.00 0.00 0.00 0.00 11.74 0.48 1.10 0.70 0.02
BSDE 18 0.03 0.05 0.01 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 13.07 0.20 2.57 1.60 0.00
BTEK 11 -0.05 -0.04 0.02 -0.03 0.00 0.00 0.00 0.00 10.90 0.00 10.31 -0.88 0.06
BTEL 27 0.00 0.18 -0.02 -0.07 0.00 0.18 -0.02 -0.07 13.08 0.38 1.29 0.63 0.01
BTON 29 0.18 0.46 -0.02 0.23 0.18 0.46 -0.02 0.23 10.95 0.00 0.84 1.44 0.01
BUDI 24 0.05 0.19 -0.12 -0.16 0.05 0.19 -0.12 -0.16 12.29 0.45 1.09 0.77 -0.01
BUMI 27 0.05 0.05 0.02 0.01 0.05 0.05 0.02 0.01 13.61 0.77 4.32 0.72 0.00
BWPT 23 0.11 0.16 0.03 0.11 0.11 0.16 0.03 0.11 12.42 0.37 4.61 1.09 0.00
BYAN 24 0.04 0.03 0.03 0.05 0.04 0.03 0.03 0.05 12.92 0.46 12.08 0.33 0.02
CEKA 11 0.09 -0.60 -0.06 -0.90 0.00 0.00 0.00 0.00 11.93 0.58 0.92 -0.30 -0.01
CITA 12 0.06 0.16 0.04 0.08 0.00 0.00 0.00 0.00 12.15 0.42 1.44 0.17 0.00
CKRA 18 -0.08 0.00 -0.08 -0.04 0.00 0.00 0.00 0.00 12.04 0.00 0.41 0.90 0.03
CLPI 11 0.06 0.01 -0.01 -0.15 0.00 0.00 0.00 0.00 11.44 0.23 0.79 1.34 0.00
CMNP 17 0.17 0.24 0.13 0.08 0.00 0.00 0.00 0.00 12.46 0.29 1.53 0.60 0.00
CMPP 14 0.02 -0.10 0.80 -0.05 0.00 0.00 0.00 0.00 10.81 0.51 0.36 0.85 0.03
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

124
Lampiran 3 : Data Variabel Perusahaan Sampel (lanjutan)
ACSCORE NI CFO DNI DCFO NI*ACSCORE CFO*ACSCORE DNI*ACSCORE DCFO*ACSCORE SIZE LEV GROWTH RISK RETURN
CNKO 23 0.26 0.05 0.25 0.02 0.26 0.05 0.25 0.02 12.08 0.11 0.90 1.16 0.01
CNTX 21 -0.35 0.72 1.22 -0.76 0.00 0.00 0.00 0.00 11.50 0.90 1.01 0.19 -0.01
COWL 24 0.03 0.04 -0.02 0.01 0.03 0.04 -0.02 0.01 11.43 0.22 0.71 1.75 -0.01
CPIN 29 0.30 0.33 0.08 0.07 0.30 0.33 0.08 0.07 12.81 0.11 6.66 0.43 0.02
CPRO 26 -0.26 0.05 -0.17 -0.02 -0.26 0.05 -0.17 -0.02 12.93 0.58 0.83 0.36 0.00
CSAP 22 0.12 -0.21 0.08 -0.24 0.00 0.00 0.00 0.00 12.23 0.48 0.65 0.63 0.00
CTBN 19 0.08 0.08 0.02 -0.03 0.00 0.00 0.00 0.00 12.39 0.31 2.02 0.10 0.00
CTRA 12 0.03 0.06 0.01 0.03 0.00 0.00 0.00 0.00 12.97 0.05 1.07 0.42 -0.02
CTRP 14 0.09 0.09 0.04 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 12.58 0.01 0.78 1.25 0.00
CTRS 20 0.08 0.08 0.03 0.06 0.00 0.00 0.00 0.00 12.42 0.12 0.88 1.07 -0.01
CTTH 12 0.48 0.50 -0.15 0.08 0.00 0.00 0.00 0.00 11.30 0.53 0.37 0.53 0.00
DART 29 0.05 0.11 -0.01 -0.14 0.05 0.11 -0.01 -0.14 12.41 0.67 0.72 1.64 0.00
DAVO 11 -0.04 -0.32 0.32 -0.31 0.00 0.00 0.00 0.00 12.46 0.79 0.95 0.80 0.01
DEWA 18 0.00 0.08 0.01 -0.07 0.00 0.00 0.00 0.00 12.62 0.18 0.51 1.04 -0.01
DGIK 24 0.15 0.76 0.01 0.59 0.15 0.76 0.01 0.59 12.29 0.22 0.83 0.71 0.00
DILD 26 0.09 -0.07 0.08 -0.08 0.09 -0.07 0.08 -0.08 12.66 0.06 1.23 0.67 -0.02
DLTA 22 0.17 0.04 0.02 -0.17 0.00 0.00 0.00 0.00 11.85 0.06 3.33 1.07 0.01
DNET 14 0.01 0.02 0.00 0.04 0.00 0.00 0.00 0.00 10.22 0.01 4.46 0.02 -0.01
DSSA 19 0.05 0.08 0.04 -0.03 0.00 0.00 0.00 0.00 12.78 0.39 4.61 0.34 0.05
DUTI 21 0.23 0.24 0.05 -0.03 0.00 0.00 0.00 0.00 12.67 0.21 1.41 -1.07 0.02
DVLA 12 0.14 0.16 0.05 0.15 0.00 0.00 0.00 0.00 11.93 0.00 1.96 0.51 0.00
EKAD 22 0.36 0.20 0.12 0.28 0.00 0.00 0.00 0.00 11.31 0.37 1.32 1.17 0.01
ELSA 26 0.03 0.01 -0.16 -0.10 0.03 0.01 -0.16 -0.10 12.57 0.35 1.22 0.67 -0.01
ELTY 27 0.02 -0.24 0.00 -0.20 0.02 -0.24 0.00 -0.20 13.23 0.33 0.78 1.53 -0.01
ENRG 25 -0.01 -0.07 0.20 -0.11 -0.01 -0.07 0.20 -0.11 13.07 0.38 0.86 1.01 0.00
EPMT 27 0.14 0.12 -0.04 0.07 0.14 0.12 -0.04 0.07 12.51 0.09 1.33 1.19 0.00
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

125
Lampiran 3 : Data Variabel Perusahaan Sampel (lanjutan)
ACSCORE NI CFO DNI DCFO NI*ACSCORE CFO*ACSCORE DNI*ACSCORE DCFO*ACSCORE SIZE LEV GROWTH RISK RETURN
ESTI 11 0.01 0.22 -0.06 -0.28 0.00 0.00 0.00 0.00 11.77 0.43 0.70 0.91 0.03
ETWA 22 -0.72 0.18 -0.72 0.13 0.00 0.00 0.00 0.00 11.73 0.21 0.74 0.62 0.00
EXCL 27 0.17 0.52 0.07 0.06 0.17 0.52 0.07 0.06 13.44 0.50 3.85 0.95 0.00
FAST 11 0.08 0.12 0.01 -0.03 0.00 0.00 0.00 0.00 12.09 0.01 4.05 0.30 0.02
FASW 25 0.08 0.33 0.00 0.09 0.08 0.33 0.00 0.09 12.65 0.51 3.88 0.60 0.01
FISH 24 0.15 -0.01 0.06 0.12 0.15 -0.01 0.06 0.12 12.04 0.12 2.15 -0.18 0.03
FORU 22 0.24 0.28 0.08 0.45 0.00 0.00 0.00 0.00 11.44 0.02 0.50 1.51 0.00
FPNI 26 0.18 0.00 -0.13 -0.53 0.18 0.00 -0.13 -0.53 12.47 0.22 0.62 1.32 -0.01
GDST 29 0.20 -0.04 0.37 0.02 0.20 -0.04 0.37 0.02 12.03 0.00 2.03 0.96 0.00
GDYR 16 0.19 0.50 -0.11 -0.46 0.00 0.00 0.00 0.00 12.06 0.34 1.23 0.67 -0.01
GGRM 23 0.10 0.07 0.02 -0.01 0.10 0.07 0.02 -0.01 13.49 0.18 3.54 0.67 0.01
GJTL 15 0.56 0.68 -0.05 -0.08 0.00 0.00 0.00 0.00 13.02 0.54 2.27 1.66 0.02
GMCW 26 0.03 0.05 0.00 -0.06 0.03 0.05 0.00 -0.06 10.19 0.03 6.45 0.16 0.00
GMTD 26 2.05 1.96 1.25 2.88 2.05 1.96 1.25 2.88 11.56 0.13 0.10 0.01 0.06
GPRA 21 0.08 0.27 0.01 0.30 0.00 0.00 0.00 0.00 12.07 0.14 0.72 0.90 0.00
GTBO 16 0.00 0.08 0.05 -0.27 0.00 0.00 0.00 0.00 11.64 0.00 0.61 0.83 -0.01
GZCO 16 0.14 0.10 -0.01 -0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 12.32 0.41 1.84 1.46 0.00
HERO 26 0.13 0.34 0.03 0.23 0.13 0.34 0.03 0.23 12.49 0.26 1.23 0.08 -0.01
HEXA 14 0.14 0.06 0.03 -0.25 0.00 0.00 0.00 0.00 12.36 0.04 5.07 1.56 0.01
HMSP 23 0.15 0.17 0.03 0.06 0.15 0.17 0.03 0.06 13.31 0.01 12.08 0.15 0.01
IDKM 24 0.03 0.61 0.00 0.25 0.03 0.61 0.00 0.25 11.98 0.61 5.43 -1.26 0.05
IGAR 26 0.24 0.63 0.06 0.41 0.24 0.63 0.06 0.41 11.54 0.03 0.92 -0.06 0.03
IIKP 21 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 11.61 0.00 4.24 -0.41 0.01
IKAI 28 -0.08 0.00 -0.01 -0.01 -0.08 0.00 -0.01 -0.01 11.81 0.53 0.35 1.70 -0.01
IKBI 26 0.01 -0.07 -0.05 -0.29 0.01 -0.07 -0.05 -0.29 11.78 0.00 0.57 1.15 0.00
IMAS 23 0.66 -0.64 0.48 -2.88 0.66 -0.64 0.48 -2.88 12.90 0.82 6.17 1.38 0.06
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

126
Lampiran 3 : Data Variabel Perusahaan Sampel (lanjutan)
ACSCORE NI CFO DNI DCFO NI*ACSCORE CFO*ACSCORE DNI*ACSCORE DCFO*ACSCORE SIZE LEV GROWTH RISK RETURN
INAF 25 0.05 0.09 0.04 -0.06 0.05 0.09 0.04 -0.06 11.87 0.43 0.80 0.86 0.00
INAI 16 0.45 -0.64 0.81 -3.45 0.00 0.00 0.00 0.00 11.59 0.41 0.72 -0.05 0.00
INCI 15 -0.58 0.10 -0.34 -0.27 0.00 0.00 0.00 0.00 11.13 0.00 0.35 0.14 0.00
INCO 26 0.11 0.16 0.07 0.11 0.11 0.16 0.07 0.11 13.29 0.08 2.94 1.36 0.00
INDF 23 0.09 0.22 0.03 0.14 0.09 0.22 0.03 0.14 13.61 0.58 2.55 0.96 0.00
INDR 23 0.83 1.96 0.47 -0.78 0.83 1.96 0.47 -0.78 12.71 0.16 0.43 0.54 0.04
INDS 21 2.05 0.22 0.37 -3.45 0.00 0.00 0.00 0.00 11.89 0.65 1.73 2.33 0.03
INDX 16 0.06 0.02 0.06 -0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 10.54 0.34 1.07 0.45 0.02
INDY 12 0.06 -0.04 0.00 -0.05 0.00 0.00 0.00 0.00 13.06 0.45 4.52 1.16 0.01
INKP 21 0.01 0.13 0.15 0.03 0.00 0.00 0.00 0.00 13.61 0.61 0.50 0.96 -0.01
INPP 16 0.12 0.12 0.10 0.13 0.00 0.00 0.00 0.00 11.91 0.00 0.88 -1.26 0.02
INRU 29 0.01 0.81 0.18 0.32 0.01 0.81 0.18 0.32 12.42 0.42 0.64 0.38 0.03
INTA 27 0.29 0.25 0.16 -0.56 0.29 0.25 0.16 -0.56 12.21 0.60 2.53 1.24 0.03
INTP 27 0.06 0.06 0.01 0.00 0.06 0.06 0.01 0.00 13.19 0.03 4.49 1.10 0.00
INVS 12 0.12 0.10 0.09 0.11 0.00 0.00 0.00 0.00 12.05 0.06 11.85 0.96 0.04
ISAT 29 0.03 0.26 -0.03 0.11 0.03 0.26 -0.03 0.11 13.61 0.61 1.65 0.96 -0.01
ITMG 25 0.05 0.06 -0.03 -0.04 0.05 0.06 -0.03 -0.04 12.99 0.00 8.85 1.24 0.00
JECC 25 -0.01 0.10 -0.23 -0.27 -0.01 0.10 -0.23 -0.27 11.75 0.51 0.95 1.63 -0.01
JIHD 24 0.06 0.09 -0.24 -0.25 0.06 0.09 -0.24 -0.25 12.68 0.34 0.98 0.76 0.00
JKON 12 0.07 0.07 -0.01 -0.11 0.00 0.00 0.00 0.00 12.29 0.21 3.12 -0.95 0.01
JPFA 22 0.34 0.39 0.05 0.15 0.00 0.00 0.00 0.00 12.84 0.48 2.12 1.44 0.02
JPRS 27 0.15 0.25 0.14 0.30 0.15 0.25 0.14 0.30 11.61 0.00 1.45 1.16 0.01
JRPT 12 0.15 0.37 0.04 0.16 0.00 0.00 0.00 0.00 12.52 0.01 2.35 0.11 0.01
JSMR 17 0.10 0.13 0.02 0.04 0.00 0.00 0.00 0.00 13.28 0.50 3.00 0.92 0.01
JSPT 22 0.07 0.14 0.02 0.03 0.00 0.00 0.00 0.00 12.39 0.40 1.44 0.57 0.00
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

127
Lampiran 3 : Data Variabel Perusahaan Sampel (lanjutan)
ACSCORE NI CFO DNI DCFO NI*ACSCORE CFO*ACSCORE DNI*ACSCORE DCFO*ACSCORE SIZE LEV GROWTH RISK RETURN
JTPE 27 0.45 0.58 0.30 0.40 0.45 0.58 0.30 0.40 11.37 0.32 2.64 -0.67 0.05
KAEF 23 0.19 0.19 0.10 0.08 0.19 0.19 0.10 0.08 12.22 0.14 0.77 1.18 0.00
KARK 11 0.04 0.00 0.03 -0.06 0.00 0.00 0.00 0.00 12.47 0.04 0.42 -0.29 -0.02
KBLI 22 0.22 0.36 0.13 0.14 0.00 0.00 0.00 0.00 11.77 0.19 1.10 1.00 0.01
KBLM 23 0.03 0.04 0.02 -0.02 0.03 0.04 0.02 -0.02 11.61 0.04 0.54 0.08 -0.01
KBLV 12 0.03 0.10 0.01 0.09 0.00 0.00 0.00 0.00 12.22 0.50 2.14 -0.65 0.00
KBRI 14 -0.10 0.00 -0.10 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 11.90 0.37 1.21 0.29 -0.02
KDSI 22 0.26 -0.34 0.10 -0.46 0.00 0.00 0.00 0.00 11.75 0.36 0.37 0.33 0.00
KIAS 20 0.01 0.02 -0.01 0.05 0.00 0.00 0.00 0.00 12.10 0.80 4.08 0.80 -0.03
KICI 30 0.46 1.04 1.20 0.90 0.46 1.04 1.20 0.90 10.93 0.09 0.40 1.10 0.05
KIJA 27 0.04 0.06 0.03 0.08 0.04 0.06 0.03 0.08 12.52 0.43 0.99 0.94 0.00
KKGI 14 0.30 0.32 0.24 0.27 0.00 0.00 0.00 0.00 11.72 0.04 11.94 0.34 0.03
KLBF 26 0.09 0.09 0.03 -0.01 0.09 0.09 0.03 -0.01 12.85 0.03 6.02 1.55 0.01
KOIN 16 0.04 0.09 0.00 0.31 0.00 0.00 0.00 0.00 11.71 0.38 1.41 -1.26 0.01
KONI 11 0.36 1.96 -1.06 2.88 0.00 0.00 0.00 0.00 10.93 0.70 0.32 -0.80 0.03
KPIG 20 0.16 0.01 0.04 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 12.32 0.05 0.71 0.07 0.00
LAMI 21 0.16 0.29 0.06 0.06 0.00 0.00 0.00 0.00 11.78 0.07 1.08 0.62 0.01
LAPD 16 0.00 0.08 0.01 0.05 0.00 0.00 0.00 0.00 12.10 0.57 1.98 1.30 0.00
LCGP 25 -0.01 0.12 0.01 0.12 -0.01 0.12 0.01 0.12 11.23 0.00 0.45 0.00 -0.01
LION 22 0.41 0.34 0.05 -0.19 0.00 0.00 0.00 0.00 11.48 0.00 0.77 0.72 0.03
LMAS 23 0.20 0.91 0.43 0.36 0.20 0.91 0.43 0.36 11.41 0.78 0.91 -0.02 -0.01
LMPI 28 0.01 0.10 -0.02 0.03 0.01 0.10 -0.02 0.03 11.78 0.15 0.68 0.88 0.00
LMSH 20 0.30 0.39 0.20 0.23 0.00 0.00 0.00 0.00 10.89 0.26 1.01 0.24 0.04
LPCK 26 0.40 1.52 0.24 1.11 0.40 1.52 0.24 1.11 12.22 0.00 0.49 0.96 0.01
LPIN 26 0.60 0.79 0.17 0.62 0.60 0.79 0.17 0.62 11.18 0.10 0.62 0.30 0.02
LPKR 25 0.05 -0.06 0.01 -0.07 0.05 -0.06 0.01 -0.07 13.21 0.40 1.91 1.10 0.00
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

128
Lampiran 3 : Data Variabel Perusahaan Sampel (lanjutan)
ACSCORE NI CFO DNI DCFO NI*ACSCORE CFO*ACSCORE DNI*ACSCORE DCFO*ACSCORE SIZE LEV GROWTH RISK RETURN
LPLI 23 2.05 -0.64 1.25 -0.30 2.05 -0.64 1.25 -0.30 12.13 0.01 0.22 0.82 0.00
LPPF 28 0.40 0.45 0.41 0.14 0.40 0.45 0.41 0.14 12.73 0.85 3.27 -0.79 0.01
LSIP 25 0.53 0.71 0.17 0.25 0.53 0.71 0.17 0.25 12.75 0.06 0.75 0.96 0.00
LTLS 20 0.16 -0.27 0.00 -2.02 0.00 0.00 0.00 0.00 12.56 0.69 0.73 0.55 0.00
MAIN 15 2.05 1.96 1.25 1.76 0.00 0.00 0.00 0.00 11.99 0.67 0.84 0.25 0.05
MAMI 24 0.01 0.08 -0.02 0.03 0.01 0.08 -0.02 0.03 11.81 0.05 0.20 0.19 -0.01
MAPI 24 0.19 0.73 0.04 0.47 0.19 0.73 0.04 0.47 12.56 0.42 3.02 1.28 0.03
MASA 22 0.14 0.41 0.00 0.27 0.00 0.00 0.00 0.00 12.48 0.33 1.24 1.38 0.00
MBAI 19 0.92 0.74 0.21 0.09 0.00 0.00 0.00 0.00 12.06 0.30 1.66 0.47 0.03
MDLN 19 0.10 -0.10 0.10 -0.48 0.00 0.00 0.00 0.00 12.31 0.25 0.67 1.14 0.01
MDRN 21 0.27 0.13 0.19 0.49 0.00 0.00 0.00 0.00 11.90 0.41 4.04 0.46 0.02
MEDC 26 0.09 0.09 0.07 0.01 0.09 0.09 0.07 0.01 13.31 0.57 1.59 1.20 0.00
MERK 18 0.07 0.10 -0.02 0.05 0.00 0.00 0.00 0.00 11.64 0.00 5.74 0.15 0.00
META 11 -0.02 0.03 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 12.28 0.46 4.56 0.10 0.01
MICE 21 0.18 -0.01 -0.01 -0.29 0.00 0.00 0.00 0.00 11.57 0.11 0.94 0.87 0.00
MITI 19 0.05 0.10 -0.01 -0.07 0.00 0.00 0.00 0.00 11.06 0.39 3.90 0.48 0.00
MKPI 20 0.12 0.19 0.01 0.07 0.00 0.00 0.00 0.00 12.26 0.09 2.07 0.61 -0.02
MLBI 21 0.14 0.10 0.03 -0.07 0.00 0.00 0.00 0.00 12.06 0.00 11.95 0.27 0.00
MLPL 23 1.50 0.31 1.25 -0.35 1.50 0.31 1.25 -0.35 13.15 0.19 0.48 0.60 0.01
MNCN 22 0.24 0.13 0.11 0.08 0.00 0.00 0.00 0.00 12.91 0.26 2.72 1.52 0.02
MPPA 23 2.05 0.20 1.25 -0.23 2.05 0.20 1.25 -0.23 13.06 0.06 1.16 0.60 0.01
MTDL 26 0.17 0.87 0.11 -0.67 0.17 0.87 0.11 -0.67 11.98 0.51 0.75 0.89 0.00
MTSM 12 0.04 0.16 0.02 0.13 0.00 0.00 0.00 0.00 11.04 0.00 0.74 -0.04 -0.01
MYOR 20 0.15 0.07 0.03 -0.06 0.00 0.00 0.00 0.00 12.64 0.39 4.14 -0.18 0.02
MYTX 13 -1.33 0.70 -1.06 2.66 0.00 0.00 0.00 0.00 12.27 0.90 1.59 0.33 0.00
NIKL 23 0.11 -0.07 0.05 -0.26 0.11 -0.07 0.05 -0.26 11.96 0.10 2.17 1.06 0.00
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

129
Lampiran 3 : Data Variabel Perusahaan Sampel (lanjutan)
ACSCORE NI CFO DNI DCFO NI*ACSCORE CFO*ACSCORE DNI*ACSCORE DCFO*ACSCORE SIZE LEV GROWTH RISK RETURN
OKAS 28 0.02 -0.05 0.00 -0.20 0.02 -0.05 0.00 -0.20 12.11 0.72 4.15 0.92 -0.01
OMRE 26 0.14 0.15 0.03 0.13 0.14 0.15 0.03 0.13 11.89 0.19 0.96 0.72 0.02
PANR 24 0.03 0.25 0.00 0.06 0.03 0.25 0.00 0.06 11.79 0.57 1.09 -0.27 0.00
PDES 12 0.05 -0.15 0.00 -0.39 0.00 0.00 0.00 0.00 11.32 0.39 1.19 0.75 0.01
PGAS 32 0.07 0.10 0.00 0.03 0.07 0.10 0.00 0.03 13.51 0.51 7.73 0.98 -0.01
PGLI 12 0.00 0.00 -0.01 -0.07 0.00 0.00 0.00 0.00 10.62 0.04 0.67 -0.09 0.01
PICO 14 0.13 -0.28 -0.01 -0.56 0.00 0.00 0.00 0.00 11.76 0.60 0.66 2.02 0.01
PJAA 13 0.18 0.46 0.01 0.09 0.00 0.00 0.00 0.00 12.20 0.11 1.22 0.46 0.00
PKPK 18 0.04 0.16 -0.14 -0.23 0.00 0.00 0.00 0.00 11.67 0.43 0.55 0.69 -0.01
PLAS 12 0.03 0.01 0.03 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 11.53 0.00 6.29 0.38 0.00
PLIN 25 0.06 0.03 0.03 0.00 0.06 0.03 0.03 0.00 12.65 0.41 3.21 0.77 0.00
PNSE 23 0.31 0.61 -0.02 0.17 0.31 0.61 -0.02 0.17 11.51 0.38 1.53 -0.52 0.05
POOL 29 0.22 0.08 0.06 -0.03 0.22 0.08 0.06 -0.03 11.17 0.00 0.41 -0.01 0.00
PRAS 25 0.00 1.48 0.58 1.48 0.00 1.48 0.58 1.48 11.66 0.78 0.40 2.02 -0.01
PSDN 23 0.07 -0.02 -0.10 0.20 0.07 -0.02 -0.10 0.20 11.62 0.50 0.83 0.09 0.00
PSKT 22 0.01 0.06 0.00 0.04 0.00 0.00 0.00 0.00 10.47 0.07 2.69 0.00 -0.01
PTBA 29 0.05 0.06 -0.02 -0.01 0.05 0.06 -0.02 -0.01 12.94 0.00 8.13 0.98 0.00
PTRO 22 0.42 0.63 0.40 0.25 0.00 0.00 0.00 0.00 12.30 0.36 2.43 0.98 0.03
PTSN 22 -0.06 0.32 0.12 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 11.92 0.00 0.30 0.65 -0.01
PTSP 15 0.26 0.43 0.08 0.12 0.00 0.00 0.00 0.00 11.04 0.45 1.42 -1.26 0.03
PUDP 22 0.17 0.06 0.06 0.08 0.00 0.00 0.00 0.00 11.46 0.06 0.42 0.66 0.00
PWON 18 0.05 0.11 0.03 0.09 0.00 0.00 0.00 0.00 12.60 0.53 6.32 0.89 0.00
PYFA 21 0.07 0.16 0.01 0.07 0.00 0.00 0.00 0.00 11.00 0.12 0.88 0.97 0.00
RALS 12 0.08 0.12 0.00 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 12.54 0.00 2.25 0.75 -0.01
RBMS 20 0.02 0.14 0.02 0.12 0.00 0.00 0.00 0.00 11.07 0.00 0.24 0.62 0.00
RDTX 21 0.45 0.40 0.18 0.05 0.00 0.00 0.00 0.00 11.93 0.01 0.81 0.21 0.00
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

130
Lampiran 3 : Data Variabel Perusahaan Sampel (lanjutan)
ACSCORE NI CFO DNI DCFO NI*ACSCORE CFO*ACSCORE DNI*ACSCORE DCFO*ACSCORE SIZE LEV GROWTH RISK RETURN
RICY 21 0.55 1.66 0.37 -1.57 0.00 0.00 0.00 0.00 11.79 0.37 0.35 -0.98 0.06
RMBA 27 0.05 0.13 0.09 0.12 0.05 0.13 0.09 0.12 12.69 0.39 2.64 1.00 0.01
RODA 16 -0.01 0.00 -0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 12.12 0.03 0.52 0.49 0.02
RUIS 28 0.09 0.12 -0.04 -0.39 0.09 0.12 -0.04 -0.39 11.77 0.58 0.72 0.87 -0.01
SCBD 23 0.03 0.04 -0.08 -0.10 0.03 0.04 -0.08 -0.10 12.54 0.01 1.02 0.23 0.01
SCCO 21 0.23 -0.11 0.16 -0.81 0.00 0.00 0.00 0.00 12.06 0.47 0.77 0.32 0.00
SCMA 24 0.51 0.66 0.23 0.29 0.51 0.66 0.23 0.29 12.40 0.29 4.39 0.36 0.04
SCPI 16 -0.07 0.01 -0.16 0.19 0.00 0.00 0.00 0.00 11.37 0.89 10.10 0.92 0.00
SDPC 23 0.01 -0.14 -0.07 -0.03 0.01 -0.14 -0.07 -0.03 11.44 0.55 0.58 0.37 -0.01
SGRO 24 0.08 0.10 0.03 0.06 0.08 0.10 0.03 0.06 12.46 0.12 2.81 1.20 0.00
SHID 24 0.04 -0.23 0.02 -0.26 0.04 -0.23 0.02 -0.26 11.79 0.30 3.74 1.09 0.01
SIAP 13 0.10 0.18 0.02 0.09 0.00 0.00 0.00 0.00 11.18 0.32 0.56 1.28 0.01
SIPD 24 0.13 0.05 0.05 0.07 0.13 0.05 0.05 0.07 12.31 0.27 0.54 0.68 0.00
SKLT 17 0.04 0.07 -0.07 -0.03 0.00 0.00 0.00 0.00 11.30 0.24 0.81 -0.36 0.00
SMAR 24 0.14 -0.03 0.06 -0.04 0.14 -0.03 0.06 -0.04 13.10 0.31 2.41 0.83 0.01
SMCB 22 0.07 0.09 -0.01 -0.04 0.00 0.00 0.00 0.00 13.02 0.35 2.44 1.23 -0.01
SMDM 25 0.00 0.10 -0.01 0.01 0.00 0.10 -0.01 0.01 12.31 0.11 0.32 -0.29 0.03
SMDR 17 0.11 0.44 0.14 0.06 0.00 0.00 0.00 0.00 12.75 0.60 0.39 0.80 0.00
SMRA 24 0.06 0.16 0.02 0.02 0.06 0.16 0.02 0.02 12.79 0.27 3.50 1.44 0.00
SMSM 25 0.14 0.14 0.02 -0.11 0.14 0.14 0.02 -0.11 12.03 0.36 2.90 1.12 0.00
SONA 12 0.12 0.15 0.07 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 11.80 0.40 2.10 -0.25 0.00
SPMA 24 0.09 0.26 0.01 0.01 0.09 0.26 0.01 0.01 12.17 0.49 0.49 0.54 -0.01
SQMI 11 0.37 -0.61 0.52 -0.46 0.00 0.00 0.00 0.00 10.34 0.00 2.31 -1.13 0.06
SRSN 26 0.02 0.02 -0.04 0.08 0.02 0.02 -0.04 0.08 11.56 0.35 1.58 0.70 -0.01
SSIA 26 1.42 1.15 1.20 1.98 1.42 1.15 1.20 1.98 12.38 0.48 1.26 -0.52 0.02
SSTM 23 0.03 0.06 -0.07 0.04 0.03 0.06 -0.07 0.04 11.94 0.53 0.82 -0.06 0.00
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

131
Lampiran 3 : Data Variabel Perusahaan Sampel (lanjutan)
ACSCORE NI CFO DNI DCFO NI*ACSCORE CFO*ACSCORE DNI*ACSCORE DCFO*ACSCORE SIZE LEV GROWTH RISK RETURN
TBLA 16 0.15 0.23 0.00 0.43 0.00 0.00 0.00 0.00 12.56 0.50 1.57 1.12 0.00
TGKA 20 0.50 0.10 0.26 -0.64 0.00 0.00 0.00 0.00 12.24 0.50 1.36 0.11 0.02
TINS 24 0.09 0.08 0.06 -0.07 0.09 0.08 0.06 -0.07 12.77 0.06 3.29 1.74 0.00
TIRT 21 -0.12 0.40 -0.27 -0.13 0.00 0.00 0.00 0.00 11.76 0.73 0.59 0.60 -0.01
TKIM 21 0.17 0.52 0.06 -0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 13.32 0.66 0.66 0.92 0.01
TLKM 26 0.06 0.15 0.00 -0.01 0.06 0.15 0.00 -0.01 13.61 0.35 3.61 0.49 -0.01
TMAS 26 -0.47 0.34 0.26 -0.25 -0.47 0.34 0.26 -0.25 12.11 0.79 0.95 0.29 0.00
TMPI 12 0.01 -0.01 0.02 0.13 0.00 0.00 0.00 0.00 12.15 0.17 0.87 0.91 0.01
TMPO 21 0.10 0.39 0.07 0.47 0.00 0.00 0.00 0.00 11.19 0.25 0.80 0.87 0.00
TOTL 24 0.13 0.33 0.05 0.01 0.13 0.33 0.05 0.01 12.20 0.10 1.56 1.03 0.00
TOTO 29 0.54 0.43 0.03 -0.20 0.54 0.43 0.03 -0.20 12.04 0.19 3.07 0.42 0.04
TPIA 15 0.20 0.34 -0.08 -0.04 0.00 0.00 0.00 0.00 12.48 0.15 1.22 0.59 0.01
TRAM 24 0.02 0.03 0.00 0.02 0.02 0.03 0.00 0.02 12.34 0.34 4.61 0.40 0.00
TRIL 16 0.01 0.00 0.00 -0.15 0.00 0.00 0.00 0.00 11.51 0.07 0.32 0.72 -0.01
TRIO 25 0.23 -0.32 0.10 0.26 0.23 -0.32 0.10 0.26 12.38 0.63 3.64 1.44 0.02
TRST 22 0.26 0.26 -0.01 -0.35 0.00 0.00 0.00 0.00 12.31 0.20 0.62 0.24 0.00
TRUB 22 -0.03 0.01 -0.13 0.18 0.00 0.00 0.00 0.00 12.81 0.62 0.66 0.82 -0.02
TSPC 14 0.16 0.19 0.04 0.03 0.00 0.00 0.00 0.00 12.56 0.06 2.95 0.98 0.01
TURI 29 0.11 0.12 -0.02 0.02 0.11 0.12 -0.02 0.02 12.32 0.28 2.64 1.25 0.00
ULTJ 17 0.06 0.16 0.03 0.15 0.00 0.00 0.00 0.00 12.30 0.25 2.69 0.27 0.01
UNIC 23 0.03 -0.06 0.00 -0.68 0.03 -0.06 0.00 -0.68 12.36 0.32 0.54 -0.29 0.01
UNTR 24 0.07 0.05 0.00 -0.05 0.07 0.05 0.00 -0.05 13.47 0.24 4.91 1.34 0.00
UNVR 27 0.04 0.04 0.00 0.00 0.04 0.04 0.00 0.00 12.94 0.14 12.08 0.91 0.00
VOKS 23 0.03 0.35 -0.13 0.26 0.03 0.35 -0.13 0.26 12.05 0.34 0.97 -0.37 0.01
WAPO 11 -0.26 -0.05 -0.26 -0.06 0.00 0.00 0.00 0.00 11.31 0.54 0.71 -0.42 0.01
WEHA 25 0.01 0.71 -0.10 0.25 0.01 0.71 -0.10 0.25 11.36 0.60 1.18 0.26 0.00
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

132
Lampiran 3 : Data Variabel Perusahaan Sampel (lanjutan)
ACSCORE NI CFO DNI DCFO NI*ACSCORE CFO*ACSCORE DNI*ACSCORE DCFO*ACSCORE SIZE LEV GROWTH RISK RETURN
WICO 12 -0.01 0.14 -0.14 -0.07 0.00 0.00 0.00 0.00 11.33 0.43 0.85 0.03 0.01
WIKA 28 2.05 1.96 1.25 -3.45 2.05 1.96 1.25 -3.45 12.80 0.14 0.07 1.26 0.01
YPAS 27 0.06 0.06 0.01 0.02 0.06 0.06 0.01 0.02 11.30 0.29 3.45 0.49 0.00
ZBRA 22 -1.33 0.38 -0.88 0.06 0.00 0.00 0.00 0.00 10.79 0.48 0.07 -0.07 -0.01
BNBR 31 -0.88 0.00 -0.88 0.00 -0.88 0.00 -0.88 0.00 13.50 0.80 0.57 0.63 -0.01
DOID 16 -0.01 0.10 0.00 0.13 0.00 0.00 0.00 0.00 12.88 0.91 12.08 0.81 0.00
HITS 14 -0.24 -0.03 -0.24 -0.05 0.00 0.00 0.00 0.00 12.25 0.33 3.17 1.78 -0.01
Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011