lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-t29958-alvin chandra.pdflontar.ui.ac.id

147
UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH EFEKTIVITAS KOMITE AUDIT TERHADAP RELEVANSI NILAI LABA BERSIH DAN ARUS KAS DARI KEGIATAN OPERASI TESIS ALVIN CHANDRA 1006792893 FAKULTAS EKONOMI MAGISTER MANAJEMEN JAKARTA DESEMBER 2011 Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Upload: ngokhuong

Post on 08-Mar-2019

260 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

i

UNIVERSITAS INDONESIA

PENGARUH EFEKTIVITAS KOMITE AUDIT TERHADAP

RELEVANSI NILAI LABA BERSIH DAN ARUS KAS DARI

KEGIATAN OPERASI

TESIS

ALVIN CHANDRA

1006792893

FAKULTAS EKONOMI

MAGISTER MANAJEMEN

JAKARTA

DESEMBER 2011

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 2: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

i

UNIVERSITAS INDONESIA

PENGARUH EFEKTIVITAS KOMITE AUDIT TERHADAP

RELEVANSI NILAI LABA BERSIH DAN ARUS KAS DARI

KEGIATAN OPERASI

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Manajemen

ALVIN CHANDRA

1006792893

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

KEKHUSUSAN MANAJEMEN KEUANGAN

JAKARTA

DESEMBER 2011

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 3: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Thesis ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Alvin Chandra

NPM : 1006792893

Tanda Tangan :

Tanggal : 4 Januari 2012

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 4: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Thesis ini diajukan oleh :

Nama : Alvin Chandra

NPM : 1006792893

Program Studi : Magister Manajemen

Judul Thesis : Pengaruh Efektivitas Komite Audit terhadap Relevansi Nilai

Laba Bersih dan Arus Kas dari Kegiatan Operasi

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima

sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar

Magister Manajemen pada Program Studi Magister Manajemen Fakultas

Ekonomi, Universitas Indonesia

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Dr. Ancella A. Hermawan (................................)

Penguji : Dr. Sylvia Veronica NPS (................................)

Penguji : Eko Rizkianto S.E., M.E. (................................)

Ditetapkan di : Jakarta

Tanggal : 4 Januari 2012

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 5: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

karya akhir ini tepat pada waktunya. Penulisan karya akhir ini dilakukan dalam

rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister

Manajemen pada program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia. Penulis menyadari bahwa hasil yang telah dicapai selama ini tidak

terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan dan ucapan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Rhenald Khasali, PhD selaku ketua program Magister

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia;

2. Ibu Dr. Ancella Anitawati Hermawan, MBA selaku dosen pembimbing yang

telah menyediakan tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan, berdiskusi,

memberikan masukan serta waktunya kepada penulis dalam penyusunan karya

akhir ini;

3. Seluruh dosen dan staf pengajar Magister Manajemen Universitas Indonesia

yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan berbagi pengalaman selama

masa perkuliahan;

4. Kedua orang tua W Bagus Chandra dan Yuke Aprilia, adik saya Andrea

Chandra, dan pacar saya Revina Setiadi yang telah memberikan dukungan

material dan moral serta dorongan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang

yang lebih tinggi;

5. Teman-teman seperjuangan bimbingan Ibu Ancella, Adisti Dwi Karina,

Amanda Ratna Rahmida, Wibisana Bagus Santosa, dan William Rusli atas

kebersamaan dan berbagi ilmu selama penyusunan karya akhir;

6. Teman-teman kelas A101 dan B101 atas kebersamaan yang telah dilalui

selama 1,5 tahun dalam suka dan duka, berjuang bersama-sama untuk

memberikan yang terbaik dalam setiap kelas yang kita hadiri;

7. Dan semua pihak lainnya yang telah membantu dengan tulus dan ikhlas

hingga karya akhir ini selesai.

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 6: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

v

Akhir kata, penulis berharap Tuhan YME berkenan membalas segala kebaikan

kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya akhir ini.

Semoga karya akhir ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu ke

depannya.

Jakarta, Desember 2011

Penulis

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 7: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

vi

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

bawah ini:

Nama : Alvin Chandra

NPM : 1006792893

Program Studi : Magister Manajemen

Departemen : Manajemen Keuangan

Fakultas : Ekonomi

Jenis karya : Tesis

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-

Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

“Pengaruh Efektivitas Komite Audit terhadap Relevansi Nilai Laba Bersih dan

Arus Kas dari Kegiatan Operasi”

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,

mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),

merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama

saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta

Pada tanggal : 18 Januari 2012

Yang menyatakan

( …………………………………. )

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 8: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

vii Universitas Indonesia

ABSTRAK

Nama : Alvin Chandra

Program Studi : Magister Manajemen

Judul : Pengaruh Efektivitas Komite Audit terhadap

Relevansi Nilai Laba Bersih dan Arus Kas dari

Kegiatan Operasi

Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah efektivitas komite audit

berpengaruh pada relevansi nilai laba bersih dan arus kas dari kegiatan

operasi. Efektivitas komite audit diukur berdasarkan skor dari tiga

karakteristik yang dikembangkan dalam penelitian Hermawan (2009) yaitu

aktivitas, ukuran, dan kompetensi dari komite audit. Pengujian hipotesis

dilakukan menggunakan model regresi berganda dengan sampel 264

observasi dari perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama

tahun 2010. Hasil penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa laba

bersih dan arus kas dari kegiatan operasi berpengaruh positif terhadap return

saham. Namun dari hasil pengujian hipotesis, efektivitas komite audit tidak

memberikan tambahan relevansi nilai laba bersih dan arus kas dari kegiatan

operasi.

Kata kunci :

Relevansi nilai, efektivitas komite audit, corporate governance

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 9: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

viii Universitas Indonesia

ABSTRACT

Name : Alvin Chandra

Study Program : Master of Management

Title : The Effect of Audit Committee Effectiveness on

Value Relevance of Net Income and Cash Flow

from Operations

This research conducted to prove if is there any effect of audit committee

effectiveness in value relevance of net income and cash flow from

operations. Audit committee efectiveness is measured by three

characteristics that are developed in Hermawan (2009) i.e. activity, size, and

competency of audit committee. Hypothesis is tested using multiple

regression linear with sample 264 companies which are listed in Indonesia

Stock Exchange in 2010. This research find that net income and cash flow

from operations have effect on stock return, but audit committee

efectiveness doesn‟t increase value relevance of net income and cash flow

from operations.

Key words:

Value relevance, audit committee effectivity, corporate governance

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 10: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

ix Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iv

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...................... vi

ABSTRAK ................................................................................................... vii

ABSTRACT ............................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii

DAFTAR RUMUS ..................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv

1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 4

1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 5

1.5 Sistematika Penulisan ..................................................................... 6

2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 8 2.1 Corporate Governance ................................................................... 8

2.1.1 Prinsip-prinsip Good Corporate Governance ......................... 8

2.1.2 Organ Perusahaan .................................................................. 10

2.1.3 Komite Audit ......................................................................... 12

2.2 Laba Akuntansi dan Arus Kas ...................................................... 24

2.2.1 Pengaruh Laba Bersih terhadap Return Saham ..................... 26

2.2.2 Pengaruh Arus Kas dari Kegiatan Operasi terhadap Return

Saham .................................................................................... 29

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Return Saham .................................. 31

2.3.1 Ukuran Perusahaan ................................................................ 31

2.3.2 Leverage ................................................................................ 32

2.3.3 Growth Opportunities ............................................................ 33

2.3.4 Risiko Perusahaan .................................................................. 34

3. METODE PENELITIAN ....................................................................... 36 3.1 Kerangka Konseptual .................................................................... 36

3.2 Pengembangan Hipotesis .............................................................. 39

3.3 Model Penelitian ........................................................................... 42

3.4 Definisi dan Pengukuran Variabel Penelitian ............................... 44

3.4.1 Variabel Dependen ................................................................ 44

3.4.2 Variabel Independen .............................................................. 45

3.4.3 Variabel Moderasi ................................................................. 48

3.4.4 Variabel Kontrol .................................................................... 49

3.5 Pengujian Empiris ......................................................................... 51

3.5.1 Statistik Deskriptif ................................................................. 51

3.5.2 Analisis Korelasi .................................................................... 51

3.5.3 Analisis Regresi ..................................................................... 52

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 11: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

x Universitas Indonesia

3.5.4 Uji Asumsi Klasik .................................................................. 52

3.5.5 Uji Hipotesis .......................................................................... 54

3.5.6 Uji Goodness of Fit (R2) ........................................................ 54

3.6 Populasi dan Sampel ..................................................................... 55

3.7 Pengumpulan Data ........................................................................ 55

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................ 57 4.1 Deskripsi Sampel Penelitian ......................................................... 57

4.2 Skor Efektivitas Komite Audit ...................................................... 58

4.3 Statistik Deskriptif ........................................................................ 62

4.4 Analisis Korelasi Antar Variabel Model Penelitian ...................... 65

4.5 Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................... 68

4.5.1 Uji Normalitas ....................................................................... 68

4.5.2 Uji Multikolinearitas .............................................................. 69

4.5.3 Uji Heteroskedastisitas .......................................................... 71

4.6 Uji Statistik F ................................................................................ 74

4.7 Analisis Goodness-of-Fit (Adjusted R2) ........................................ 76

4.8 Analisis Hasil Pengujian Hipotesis ............................................... 78

4.8.1 Pengaruh Laba Bersih terhadap Return Saham ..................... 79

4.8.2 Pengaruh Arus Kas dari Kegiatan Operasi terhadap Return

Saham .................................................................................... 80

4.8.3 Analisis Efektivitas Komite Audit Memperkuat Pengaruh

Laba Bersih terhadap Return Saham ..................................... 83

4.8.4 Analisis Efektivitas Komite Audit Memperkuat Pengaruh

Arus Kas dari Kegiatan Operasi terhadap Return Saham ...... 86

4.8.5 Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage,

Pertumbuhan Perusahaan, dan Risiko Perusahaan terhadap

Return Saham ......................................................................... 89

5. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 92 5.1 Kesimpulan ................................................................................... 92

5.2 Keterbatasan Penelitian ................................................................. 95

5.3 Saran .............................................................................................. 95

DAFTAR REFERENSI .............................................................................. 98

LAMPIRAN .............................................................................................. 103

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 12: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

xi Universitas Indonesia

DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Prosedur Penetapan Sampel ........................................................ 57

Tabel 4. 2 Distribusi Perusahaan Sampel Berdasarkan Industri .................. 58

Tabel 4. 3 Skor Aktivitas Komite Audit ...................................................... 59

Tabel 4. 4 Skor Ukuran Komite Audit ......................................................... 60

Tabel 4. 5 Skor Kompetensi Komite Audit ................................................. 61

Tabel 4. 6 Uji CronBach Alpha ................................................................... 61

Tabel 4. 7 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ...................................... 62

Tabel 4. 8 Analisis Korelasi Pearson .......................................................... 66

Tabel 4. 9 Hasil One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ............................ 69

Tabel 4. 10 Pengujian Multikolinearitas dengan Tolerance dan VIF .......... 70

Tabel 4. 11 Pengujian Heteroskedastisitas dengan Uji White ..................... 71

Tabel 4. 12 Hasil Regresi Model Penelitian ................................................ 72

Tabel 4. 12 Hasil Regresi Model Penelitian (lanjutan) ................................ 73

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 13: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

xii Universitas Indonesia

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual............................................................39

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas (normal P-P Plot)...............................67

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 14: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

xiii Universitas Indonesia

DAFTAR RUMUS

Rumus 3.1 Return Saham............................................................. 44

Rumus 3.2 Return Pasar............................................................... 44

Rumus 3.3 Market Adjusted Return............................................. 44

Rumus 3.4 Proksi Laba Bersih Perusahaan................................... 45

Rumus 3.5 Earnings per Share....................................................... 45

Rumus 3.6 Proksi Perubahan Laba Bersih Perusahaan..................... 46

Rumus 3.7 Perubahan Laba Bersih per share.................................... 46

Rumus 3.8 Proksi Arus Kas dari Kegiatan Operasi........................... 46

Rumus 3.9 Arus Kas dari Kegiatan Operasi per share...................... 46

Rumus 3.10 Proksi Perubahan Arus Kas dari Kegiatan Operasi 47

Rumus 3.11 Perubahan Arus Kas dari Kegiatan Operasi per share.... 47

Rumus 3.12 Logaritma Normal Total Aset..................................... 49

Rumus 3.13 Debt to Total Asset Ratio............................................ 49

Rumus 3.14 Price to Book Value..................................................... 50

Rumus 3.15 Book Value Equity per Share....................................... 50

Rumus 3.16 Single Index Model...................................................... 50

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 15: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

xiv Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Checklist Penilaian Efektivitas Komite Audit yang

dikembangkan dalam penelitian Hermawan (2009)...... 103

Lampiran 2 : DataVariabel Perusahaan Sampel.................................. 109

Lampiran 3 : Daftar Nama Perusahaan Sampel…………………….. 122

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 16: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Keputusan investasi di pasar modal memerlukan berbagai macam

informasi, termasuk di dalamnya informasi yang berhubungan dengan kinerja

perusahaan, salah satunya berasal dari laporan keuangan. Laporan keuangan

secara umum menggambarkan kondisi dan kinerja keuangan perusahaan dalam

suatu periode tertentu. Informasi laporan keuangan yang biasanya dipakai oleh

investor berasal dari tiga unsur, yaitu laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus

kas. Neraca dan laporan laba rugi lebih condong ke accrual basis, sedangkan

laporan arus kas lebih condong ke cash basis. Investor cenderung menggunakan

laporan yang bersifat cash basis karena kecil kemungkinan terjadinya manajemen

laba seperti yang bisa dilakukan dalam pelaporan laba rugi dan neraca.

Harga saham di pasar merupakan terjemahan informasi yang didapat oleh

investor mengenai kondisi dan kinerja keuangan perusahaan. Terdapat beberapa

indicator yang dapat dijadikan faktor yang mempengaruhi return saham sebuah

perusahaan. Namun yang lebih menonjol adalah mengenai pengaruh laba bersih

dari laporan laba rugi, dan pengaruh arus kas dari kegiatan operasi mempengaruhi

return saham perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Nichols dan Wahlen

(2004) membuktikan bahwa perubahan laba bersih perusahaan, dan perubahan

arus kas dari kegiatan operasi berpengaruh terhadap return saham dari perusahaan

itu.

Laba bersih sebagai bagian dari laporan laba rugi merupakan indikator

paling sederhana bagi para investor untuk menilai sebuah saham layak untuk

diinvestasikan. Laba bersih secara sederhana menggambarkan pertumbuhan

perusahaan ke depannya. Beberapa penelitian telah banyak membuktikan bahwa

laba bersih mempunyai pengaruh terhadap return saham, di antaranya penelitian

Ball dan Brown (1968) melakukan penelitian pertama kali tentang pengaruh

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 17: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

2

Universitas Indonesia

angka laba akuntansi terhadap perubahan harga saham di pasar, yang

menunjukkan bahwa laba akuntansi mempengaruhi pergerakan harga saham di

pasar. Penelitian yang dilakukan oleh Dastgir et al. (2004) yang memberikan hasil

bahwa salah satu komponen dalam laporan laba rugi yaitu laba bersih mempunyai

hubungan kuat dengan return saham perusahaan, dimana dalam penelitian ini juga

menunjukkan hubungan return saham terhadap laba bersih perusahaan lebih besar

daripada hubungan return saham terhadap komponen dalam arus kas. Begitu pula

penelitian yang dilakukan Nichols dan Wahlen (2004) juga menemukan bahwa

return saham tahunan secara signifikan dipengaruhi oleh adanya perubahan laba

tahunan.

Laporan arus kas sendiri juga digunakan oleh para investor untuk

mengevaluasi harga saham di pasar. Terdapat argumen bahwa laporan arus kas

tidak dapat dimanipulasi seperti layaknya terjadi manajemen laba dalam laporan

laba rugi perusahaan. Chen (2009) dalam penelitiannya tentang hubungan laba

akuntansi dan arus kas dari kegiatan operasi, dia mengemukakan bahwa arus kas

dan laba akuntansi dari kegiatan operasi dapat memprediksi return saham di masa

yang akan datang. Lebih spesifik lagi, Cheng et al. (1997) dalam penelitiannya

tentang value relevance dari arus kas dari kegiatan operasi mengemukakan bahwa

arus kas dari kegiatan operasi mempunyai kekuatan untuk menjelaskan return

saham perusahaan. Arus kas dari kegiatan operasi ini setidaknya sudah disusun

berdasarkan ketentuan SFAS no.95.

Namun, hanya dengan meneliti hubungan komponen komponen dalam

laporan keuangan dikaitkan dengan return suatu perusahaan tidak serta merta

dapat menjelaskan sepenuhnya hubungan antara keduanya. Terdapat faktor lain

yang turut mempengaruhi hubungan antara keduanya, salah satunya mengenai

kualitas pelaporan laporan keuangan. Kualitas pelaporan itu sendiri juga perlu

diperhatikan karena menunjang reliabilitas dari laporan keuangan, yang kemudian

nantinya berkaitan dengan corporate governance yang baik.

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 18: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

3

Universitas Indonesia

Corporate governance menjadi sesuatu yang sangat penting dalam dunia

usaha sekarang ini. Definisi umum tentang corporate governance adalah sistem

yang mengatur bagaimana perusahaan dikelola dan dikontrol (Cadburry

Committee, 1992). corporate governance juga mencakup hubungan antara

pemangku kepentingan (stakeholder) dengan organ perusahaan itu sendiri. Organ

perusahaan di sini adalah pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi.

Sedangkan stakeholder disini adalah karyawan, konsumen, distributor, pemasok

barang, kreditor, debitor, regulator, lingkungan, dan masyarakat luas. Di

Indonesia sendiri, lembaga yang bertugas memberikan pedoman tentang

corporate governance yang baik diberi nama KNKG (Komite Nasional Kebijakan

Governance) yang dibentuk pada tahun 2004 yang bertugas membuat panduan

bagi perusahaan dalam membangun, melaksanakan, dan mengkomunikasikan

praktek corporate governance terhadap pemangku kepentingan.

Dewan komisaris sebagai salah satu organ perusahaan mempunyai tugas

dan bertanggungjawab melakukan pengawasan serta memastikan perusahaan

melaksanakan corporate governance yang baik. Dalam melaksanakan tugasnya,

KNKG (2006) mengharuskan dewan komisaris1 membentuk sebuah komite audit

yang bertugas memastikan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Tentunya hal ini dimaksudkan

untuk menjamin kualitas pelaporan laporan keuangan yang disajikan oleh

perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Kamal dan Ferdousi (2006)

mengatakan bahwa efektivitas komite audit itu sangat penting, bahkan dikatakan

dalam penelitiannya bahwa dengan adanya independensi komite audit akan

memastikan berjalannya good corporate governance di perusahaan sehingga juga

mengamankan kepentingan stakeholder. Hermawan (2009) dalam penelitiannya

menunjukkan bahwa efektivitas komite audit melalui karakteristik komite audit

berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas informasi laba, dan aktivitas

komite audit sendiri memberikan pengaruh positif terhadap kualitas informasi

laba.

1Indonesia menganut two tier system dimana dewan komisaris dan dewan direksi terpisah,

sedangkan di negara Anglo-Saxon seperti Amerika Serikat menggunakan one tier system yaitu

Board of Directors.

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 19: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

4

Universitas Indonesia

Oleh karena itu penting sekali untuk meneliti relevansi nilai komponen

komponen dalam laporan keuangan yaitu laba bersih dan laporan arus kas dari

kegiatan operasional terhadap return saham perusahaan dengan menitikberatkan

pada keefektifan fungsi dari komite audit sebagai bagian dari good corporate

governance pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut :

1. Apakah informasi laba bersih yang disajikan dalam laporan keuangan

mempunyai relevansi nilai terhadap return saham?

2. Apakah informasi arus kas dari kegiatan operasi yang disajikan dalam

laporan keuangan mempunyai relevansi nilai terhadap return saham?

3. Apakah efektivitas komite audit memberikan tambahan relevansi nilai laba

bersih yang disajikan dalam laporan keuangan terhadap return saham?

4. Apakah efektivitas komite audit memberikan tambahan relevansi nilai arus

kas dari kegiatan operasi yang disajikan dalam laporan keuangan terhadap

return saham?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk melihat apakah informasi laba bersih yang disajikan dalam laporan

keuangan mempunyai relevansi nilai terhadap return saham.

2. Untuk melihat apakah informasi mengenai arus kas dari kegiatan operasi

yang disajikan dalam laporan keuangan mempunyai relevansi nilai

terhadap return saham.

3. Untuk melihat apakah efektivitas komite audit memberikan tambahan

relevansi nilai laba bersih yang disajikan dalam laporan keuangan terhadap

return saham.

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 20: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

5

Universitas Indonesia

4. Untuk melihat apakah efektivitas komite audit memberikan tambahan

relevansi nilai arus kas dari kegiatan operasi yang disajikan dalam laporan

keuangan terhadap return saham.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian antara lain :

Bagi investor

Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat membantu investor dalam

memilih saham untuk diinvestasikan berdasarkan faktor keefektifan fungsi

dari komite audit yang sudah terbentuk dalam perusahaan. Diharapkan

dengan adanya bukti empiris dari hasil penelitian ini, investor dapat

memberikan pandangan yang lebih mendalam dalam pengambilan

keputusan berinvestasi di saham sebuah perusahaan dengan melihat tidak

hanya sebatas angka yang tertera di laporan keuangan, namun juga melihat

informasi karakteristik dari komite audit perusahaan sebagai informasi

tambahan dalam melihat informasi dari laporan keuangan perusahaan.

Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan pedoman bagi

perusahaan untuk lebih meningkatkan fungsi komite audit sebagai sarana

kontrol terhadap kualitas pelaporan laporan keuangan perusahaan. Hal ini

juga dimaksudkan agar dengan adanya peningkatan kualitas pelaporan

laporan keuangan perusahaan dapat mengurangi adanya assymetric

information antara investor dengan perusahaan.

Bagi regulator

Hasil penelitian ini diharapkan dapat lebih mempertegas tentang

pentingnya fungsi komite audit dalam menjamin kualitas pelaporan

laporan keuangan sebagai bagian dari praktik corporate governance yang

baik. Dengan demikian hasil penelitian dapat memberikan masukan bagi

regulator pasar modal dalam menetapkan kebijakan kebijakan di masa

yang akan datang berkaitan dengan kualitas pelaporan laporan keuangan

sebagai bagian dari praktik corporate governance yang baik untuk

melindungi investor di pasar modal.

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 21: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

6

Universitas Indonesia

Bagi akademisi

Bukti empiris yang dihasilkan diharapkan akan lebih memperjelas fungsi

laporan keuangan perusahaan terutama komponen laba bersih serta arus

kas dari kegiatan operasi sebagai indikator penting dalam menentukan

return saham perusahaan. Hasil penelitian ini diharapkan juga akan lebih

memperkaya pengetahuan tentang bukti literatur penerapan good

corporate governance di Indonesia, khususnya dalam hal kualitas

pelaporan laporan keuangan dengan keberadaan fungsi komite audit, yang

merupakan informasi bagi investor dalam pengambilan keputusan

investasi.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada Karya Akhir ini tersusun atas lima bab yang

saling berkaitan yaitu :

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini menjelaskan latar belakang, perumusan masalah, dan

tujuan penelitian mengenai pengaruh laba bersih yang merupakan

komponen dalam laporan laba rugi, serta laporan arus kas, terhadap

return saham perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia.

Bab ini juga menerangkan sistematika penulisan.

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab ini menguraikan landasan teori yang berhubungan dengan

stock return, hubungan komponen dalam laporan keuangan seperti

laba bersih dan laporan arus kas terhadap stock return, serta

menguraikan tentang pentingnya fungsi komite audit dalam

penerapan Good Corporate Governance dalam menunjang kualitas

pelaporan laporan keuangan. Tinjauan pustaka berasal dari sumber

seperti buku, jurnal, maupun artikel. Hipotesis juga dibentuk dalam

bab ini.

Bab 3 Metode Penelitian

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 22: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

7

Universitas Indonesia

Bab ini menjabarkan secara detail tentang metode penelitian yang

akan digunakan termasuk tools, teknik pengolahan data, serta

langkah langkah penelitian yang akan dilakukan.

Bab 4 Analisis dan Pembahasan

Bab ini menjelaskan hasil pengujian hipotesis berdasarkan data-

data yang digunakan dalam penelitian ini. stock return berasal data

harga saham selama satu tahun. Laba bersih diambil dari laporan

laba rugi perusahaan, laporan arus kas dari kegiatan operasi

diambil laporan arus kas perusahaan.

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini merupakan kesimpulan dari permasalahan dari penelitian

ini, saran, dan keterbatasan yang ada sehubungan dengan

penelitian.

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 23: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

8 Universitas Indonesia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Corporate Governance

Corporate governance menurut Cadbury Committee (1992) adalah sistem

yang mengatur bagaimana perusahaan dikendalikan dan diarahkan. Board

bertugas untuk menjalankan perusahaan, sedangkan peran shareholder adalah

menentukan dan mengangkat direktur yang merupakan kepanjangan tangan

shareholder untuk menjalankan perusahaan. Menurut definisi Organization for

Economic Cooperation and Development (2004), corporate governance

melibatkan hubungan antara manajemen perusahaan, board, dan pemegang

sahamnya serta para stakeholder. Good corporate governance ditujukan untuk

mencapai tujuan perusahaan melalui berbagai insentif yang diberikan kepada

manajemen perusahaan serta board disertai dengan adanya kegiatan pengawasan

agar tidak melenceng dari tujuan perusahaan.

Meningkatnya perhatian terhadap corporate governance tidak lepas dari

pengalaman Amerika Serikat tentang kasus Enron Corporation dan Worldcom,

dimana kasus corporate governance yang buruk ini juga turut melibatkan jajaran

top executive dari perusahaan itu sendiri yang pada akhirnya meruntuhkan kedua

perusahaan tersebut. Di Indonesia sendiri, corporate governance yang buruk

kemudian disinyalir sebagai sebab terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1998,

yang kemudian mendorong pemerintah Indonesia membentuk Komite Nasional

Kebijakan Governance (KNKG) pada tahun 2004 yang bertugas membuat sebuah

pedoman dan panduan bagi perusahaan dalam membangun, melaksanakan, dan

mengkomunikasikan praktek corporate governance terhadap pemangku

kepentingan.

2.1.1 Prinsip-prinsip Good Corporate Governance

Stakeholder atau pemangku kepentingan mempunyai pengaruh yang

cukup besar bagi kelangsungan hidup perusahaan. Stakeholder disini antara lain

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 24: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

9

Universitas Indonesia

investor, karyawan, konsumen, distributor, pemasok barang, kreditor, debitor,

regulator, lingkungan, dan masyarakat luas. Untuk menjamin kepentingan para

stakeholder dijaga dengan baik, maka penerapan Good Corporate Governance

(GCG) sangat penting. Asas GCG menurut KNKG (2006) yaitu

Transparansi

Perusahaan menyediakan informasi bagi stakeholder untuk mendukung

mereka dalam membuat keputusan. Informasi ini harus mudah diakses,

disediakan tepat waktu, memadai, jelas dan akurat. Informasi perusahaan

meliputi visi misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan, kondisi

keuangan, susunan dan kompensasi pengurus, pemegang saham

pengendali, kepemilikan saham oleh anggota Direksi dan anggota Dewan

Komisaris beserta anggota keluarganya dalam perusahaan dan perusahaan

lainnya, sistem manajemen risiko, sistem pengawasan dan pengendalian

internal, sistem dan pelaksanaan GCG serta tingkat kepatuhannya, dan

kejadian kejadian penting yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan.

Akuntabilitas

Perusahaan yang dikelola dengan baik dan benar sesuai kepentingan

perusahaan harus tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham

dan pemangku kepentingan lain sehingga perusahaan juga harus

mempertanggungjawabkan kinerjanya secara wajar. Dengan demikian

perusahaan harus menetapkan rincian tugas dan tanggung jawab masing

masing organ organ perusahaan dan semua karyawan secara jelas dan

sesuai dengan visi misi, nilai nilai perusahaan, dan strategi perusahaan.

Selain itu perusahaan juga harus memiliki ukuran kinerja untuk semua

jajaran perusahaan yang konsisten dengan sasaran usaha perusahaan

melalui sebuah sistem pengendalian internal yang efektif dalam

pengelolaan perusahaan.

Responsibilitas

Perusahaan sebagai bagian dari lingkungan masyarakat dan Negara harus

mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung

jawab terhadap masyarakat dan lingkungan dengan peduli terhadap

masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar perusahaan

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 25: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

10

Universitas Indonesia

sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang

dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen.

Independensi

Dalam pelaksanaan asas good corporate governance, masing masing

organ perusahaan harus berjalan secara independen, tidak saling dominasi

dan intervensi satu sama lain, bebas dari benturan conflict of interest

sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan lebih objektif. Dengan

demikian masing masing organ perusahaan harus melaksanakan fungsi dan

tugasnya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-

undangan, tidak saling lempar tanggung jawab satu sama lain.

Kewajaran dan Kesetaraan

Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus memperhatikan

kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya sesuai

asas kewajaran dan kesetaraan dengan memberikan kesempatan kepada

pemangku kepentingan untuk memberikan masukan dan pendapat bagi

kepentingan perusahaan, memberikan perlakuan yang setara dan wajar

kepada pemangku kepentingan sesuai kontribusinya bagi perusahaan, dan

memberikan kesempatan yang sama dalam penerimaan karyawan untuk

berkarir dan melaksanakan tugasnya secara professional tanpa

membedakan suku, agama, ras, golongan, gender, dan kondisi fisik.

2.1.2 Organ Perusahaan

Menurut Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia yang

dikeluarkan oleh KNKG pada tahun 2006, perusahaan mempunyai organ yang

terdiri dari rapat umum pemegang saham (RUPS), dewan komisaris, dan dewan

direksi. Organ perusahaan ini harus menjalankan fungsinya sesuai dengan

ketentuan yang berlaku atas prinsip bahwa masing masing organ mempunyai

independensi dalam melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya untuk

kepentingan perusahaan.

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 26: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

11

Universitas Indonesia

2.1.2.1 Rapat Umum Pemegang Saham

Menurut KNKG (2006) RUPS merupakan sebuah organ perusahaan yang

memfasilitasi pemegang saham perusahaan untuk melakukan pengambilan

keputusan penting berkaitan dengan modal mereka yang ditanam di perusahaan.

Keputusan yang diambil dalam RUPS juga harus turut memperhatikan

kepentingan perusahaan dalam jangka panjang dan sesuai dengan ketentuan

anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan. RUPS tidak dapat melakukan

intervensi terhadap tugas, fungsi, dan wewenang Dewan Komisaris dan Dewan

Direksi dengan tidak mengurangi wewenang RUPS untuk menjalankan haknya

sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan, termasuk untuk

melakukan penggantian dan pemberhentian anggota Dewan Komisaris dan atau

Direksi.

2.1.2.2 Dewan Komisaris

Sebagai salah satu dari organ perusahaan, Dewan Komisaris menrutu

KNKG (2006) bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan

pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi dan memastikan bahwa

Perusahaan melakukan Good Corporate Governance. Dewan Komisaris terdiri

dari Komisaris yang bukan berasal dari pihak yang terafiliasi dengan pemegang

saham perusahaan sehingga sifatnya harus independen, selain itu salah satu

anggota dari Komisaris independen ini harus mempunyai latar belakang akuntansi

atau keuangan. Bagi perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia Indonesia

mengharuskan Dewan Komisaris untuk membentuk sebuah komite audit yang

bertugas membantu Dewan Komisaris melaksanakan fungsi pengawas

perusahaan. Dewan Komisaris harus menyampaikan laporan tahunan

pertanggungjawaban pengawasan atas pengelolaan perusahaan yang dijalankan

Direksi dalam rangka melunasi tanggung jawab nya terhadap RUPS.

2.1.2.3 Dewan Direksi

Dewan direksi menurut KNKG (2006) mempunyai tanggung jawab untuk

mengelola perusahaan dengan cakupan 5 tugas utama yaitu kepengurusan,

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 27: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

12

Universitas Indonesia

manajemen risiko, pengendalian internal, komunikasi, dan tanggung jawab sosial.

Dalam hal kepengurusan, Direksi harus menyusun visi, misi, dan nilai nilai serta

program jangka panjang serta jangka pendek perusahaan untuk dirapatkan dan

disetujui oleh Dewan Komisaris atau RUPS sesuai ketentuan anggaran dasar dan

kepentingan yang wajar dari para pemangku kepentingan. Dalam hal manajemen

risiko, Direksi harus menyusun sistem manajemen risiko perusahaan yang

mencakup seluruh kegiatan perusahaan dengan memperhitungkan keseimbangan

antara hasil dan beban risiko. Dalam hal pengendalian internal, Direksi harus

melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program perusahaan, memberikan saran

agar lebih proses pengendalian risiko lebih efektif, melakukan evaluasi kepatuhan

perusahaan terhadap pelaksanaan Good Corporate Governance dan perundang-

undangan, dan memfasilitasi kelancaran pelaksanaan audit oleh audit eksternal.

Satuan kerja pengawasan internal ini mempunyai hubungan fungsional dengan

dewan komisaris melalui komite audit.

2.1.3 Komite Audit

Salah satu prinsip dalam corporate governance adalah mengenai

akuntabilitas, khususnya implementasi pedoman corporate governance yang baik

untuk memastikan kegiatan perusahaan bertujuan untuk melindungi kepentingan

pemegang saham. Governance yang baik tentu akan berusaha memaksimalkan

kegiatan perusahaan demi kepentingan pemegang saham. Namun masalah ini

terbentur dengan adanya masalah agency problem dimana ternyata kepentingan

dari dewan direksi serta manajemen perusahaan tidak sejalan dengan kepentingan.

pemegang saham.

KNKG (2006) dalam pedoman tentang corporate governance

mengharuskan berjalannya fungsi pengawasan dari Dewan Komisaris khususnya

bagi perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia.

Disini disebutkan perusahaan negara, perusahaan daerah, perusahaan yang

menghimpun dan mengelola dana masyarakat, perusahaan yang produk dan

jasanya digunakan masyarakat luas, serta perusahaan yang mempunyai dampak

luas terhadap kelestarian lingkungan, sekurang kurangnya harus membentuk

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 28: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

13

Universitas Indonesia

sebuah komite audit. Komite audit ini yang nantinya bertugas membantu Dewan

Komisaris perusahaan untuk memastikan bahwa laporan keuangan disajikan

secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Komite audit

merupakan sebuah komite yang diwajibkan oleh Bapepam-LK untuk dibentuk

oleh perusahaan yang sudah listing di Bursa Efek Indonesia.

Setiap perusahaan yang listing Bursa Efek Indonesia atau perusahaan

publik wajib membentuk sebuah komite audit sesuai dengan peraturan Bapepam-

LK no. IX 1.5 tahun 2004 mengenai pembentukan dan pedoman pelaksanaan

kerja komite audit. Dalam peraturan ini, dijelaskan bahwa komite audit dibentuk

oleh dewan komisaris dimana dewan komisaris tidak mempunyai hubungan usaha

baik langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan usaha perusahaan publik,

dan tidak punya afiliasi dengan perusahaan publik tersebut. Komite audit

kemudian bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Peraturan Bapepam-LK

ini juga mewajibkan anggota dalam komite audit harus terdapat minimal satu

orang yang mempunyai latar belakang pendidikan akuntansi atau keuangan.

Tugas-tugas komite audit adalah sebagai berikut :

Melakukan pemeriksaan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan

oleh perusahaan seperti laporan keuangan, proyeksi, dan informasi

keuangan lainnya

Melakukan pemeriksaan atas ketaatan perusahaan terhadap peraturan

perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan peraturan perundangan

lainnya yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan

Melakukan pemeriksaan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh audit internal

Melaporkan kepada Dewan Komisaris berbagai risiko yang yang dihadapi

perusahaan dan pelaksanaan manajemen risiko oleh direksi

Melakukan pemeriksaan dan melaporkan kepada komisaris atas

pengaduan yang berkaitan dengan perusahaan public

Menjaga kerahasiaan dokumen, data, dan informasi perusahaan

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 29: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

14

Universitas Indonesia

2.1.3.1 Peran Komite Audit

Adanya komite audit ini akan membantu dalam penerapan good corporate

governance. Komite audit sendiri seperti sudah dijelaskan merupakan sebuah

komite yang dibentuk oleh dewan komisaris dalam rangka membantu dewan

komisaris melakukan tugas pengawasan. Beberapa penelitian membuktikan

bahwa efektivitas komite audit mempengaruhi penerapan corporate governance.

Seperti penelitian yang dilakukan di Bangladesh oleh Kamal dan Ferdousi (2006)

tentang keberadaan komite audit pada sektor usaha perbankan di Bangladesh

untuk memastikan terciptanya good corporate governance mengatakan bahwa

keberadaan komite audit itu sangat penting, bahkan dikatakan dalam penelitiannya

bahwa dengan adanya independensi komite audit akan memastikan berjalannya

good corporate governance di perusahaan sehingga juga mengamankan

kepentingan stakeholder. Lebih dalam lagi mereka menjelaskan bahwa dengan

adanya good corporate governance khususnya keberadaan komite audit akan

memberikan jaminan akuntabilitas sebagai salah satu prinsip GCG sehingga

secara tidak langsung dapat dikatakan laporan keuangan yang dihasilkan juga

baik. Laporan keuangan yang baik dari suatu perusahaan akan merefleksikan

penerapan good corporate governance sehingga penilaian investor di pasar modal

terhadap perusahaan yang telah menerapkan good corporate governance akan

berbeda dengan perusahaan yang belum menerapkan good corporate governance.

Oleh karena itu penting sekali peran komite audit dalam rangka menjaga kualitas

laporan keuangan perusahaan. Kualitas laporan keuangan tentunya erat berkaitan

dengan kemungkinan adanya manajemen laba yang terdiri dari dua jenis yaitu

manajemen laba akuntansi dan manajemen laba real Hashemi dan Rabiee (2011).

Manajemen laba akuntansi biasanya lebih banyak dikaitkan dengan manajemen

laba akrual.

Menurut penelitian Roychowdhury (2006) yang meneliti adanya

manajemen laba melalui manipulasi aktivitas real menjelaskan dalam

penelitiannya bahwa selain manajemen laba akuntansi, ternyata manajer bisa

melakukan manajemen laba real dengan melakukan manipulasi aktivitas operasi.

Dalam penelitiannya manipulasi aktivitas operasinya diukur dengan melihat arus

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 30: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

15

Universitas Indonesia

kas dari kegiatan operasi, biaya produksi, dan discretionary expense. Dari

penelitiannya membuktikan bahwa perusahaan bisa melakukan manajemen laba

real melalui adanya price discount untuk menambah jumlah penjualan, melakukan

overproduction, dan mengurangi discretionary expenditures secara agresif untuk

mempercantik laba. Berdasarkan penelitian Roychowdhury (2003) tentang

manipulasi aktivitas real yang mempengaruhi arus kas dari kegiatan operasi

menemukan bahwa ternyata perusahaan yang mempunyai abnormal arus kas dari

kegiatan operasi yang rendah disebabkan adanya kegiatan overproduction yang

didorong oleh adanya kegiatan price discount untuk menambah jumlah penjualan

perusahaan.

Dalam menjalankan tugasnya, komite audit harus berfungsi lebih jelas.

Fungsi lebih jelas dari komite audit dikemukakan melalui karakteristik komite

audit yang dipakai dalam penelitian Hermawan (2009) tentang efektivitas dewan

komisaris dan komite audit dihubungkan dengan earnings response coefficient

yang mencerminkan persepsi investor atas kualitas laba dalam laporan keuangan.

Penelitian ini melihat efektivitas dewan komisaris dan komite audit melalui

karakteristiknya yang terdiri dari independensi, aktivitas, jumlah anggota, dan

kompetensi komite audit untuk kemudian diteliti pengaruhnya terhadap kualitas

informasi laba perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas

komite audit melalui karakteristik komite audit berpengaruh secara signifikan

terhadap kualitas informasi laba, dan aktivitas komite audit sendiri memberikan

pengaruh positif terhadap kualitas informasi laba.

Penelitian penelitian lainnya lebih banyak meneliti tentang hubungan dari

ke empat faktor dari karaktertistik komite audit secara terpisah. Dhaliwal et al.

(2007) melakukan penelitiannya tentang pengaruh expertise keuangan dalam

komite audit (accounting, finance, dan supervisory expertise) terhadap kualitas

laba perusahaan dengan adanya governance komite audit yang kuat. Pengukuran

kuat tidaknya governance komite audit menggunakan tiga indikator, yaitu

independensi komite audit, size komite audit, dan jumlah frekuensi rapat dari

komite audit. Hasil penelitiannya memberikan hasil bahwa adanya financial

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 31: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

16

Universitas Indonesia

expertise memberikan pengaruh terhadap accruals quality secara positif, yang

kemudian hubungannya akan menjadi lebih kuat dengan keberadaan strong

governance dari komite audit yang diukur dari independensi komite audit, size

komite audit, dan jumlah frekuensi rapat dari komite audit.

Zhou dan Chen (2004) dalam penelitiannya pada bank-bank tentang

pengaruh komite audit, board characteristics terhadap adanya manajemen laba

mengemukakan bahwa ukuran komite audit, independensi komite audit, jumlah

meeting, dan ukuran Board membatasi perusahaan melakukan manajemen laba

pada bank-bank yang termasuk dalam manajemen laba tinggi. Kuang (2007) juga

dalam penelitiannya tentang hubungan karakteristik komite audit terhadap

kemungkinan terjadinya manajemen laba pada pasar berkapitalisasi rendah juga

mengungkapkan bahwa komite audit yang independen, dan terdiri dari minimal

satu orang independent expert mengurangi kemungkinan terjadinya manajemen

laba.

Penelitian yang dilakukan oleh Baxter (2007) tentang karakteristik dari

komite audit yaitu independensi komite audit, komposisi komite audit, aktivitas

komite audit, ukuran komite audit, dan tenure dari komite audit dihubungkan

kualitas pelaporan laporan keuangan menunjukkan hasil dengan menggunakan

modified Jones model (1991) bahwa dalam pembentukan komite audit

berpengaruh terhadap kualitas pelaporan laporan keuangan. Namun pengujian

multivariat yang dilakukan dalam penelitian ini justru menunjukkan hasil

mengejutkan bahwa tidak ada satupun karakteristik dari komite audit yang

berpengaruh terhadap kualitas pelaporan laporan keuangan. Penelitian yang

dilakukan oleh Garven (2009) tentang pengaruh karakteristik board dan komite

audit terhadap manajemen laba real memberikan kesimpulan bahwa ternyata

komite audit tidak berperan dalam membatasi kegiatan manajemen laba real. Hal

ini disebabkan karena kegiatan manajemen laba real tidak terlalu diperhatikan

oleh pemegang saham, auditor, dan lain-lain yang membuat komite audit tidak

berpikir untuk memperhatikan isu ini. Selain itu deteksi adanya manajemen laba

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 32: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

17

Universitas Indonesia

real lebih rumit dengan tools yang sedikit untuk mendeteksinya dibandingkan

dengan manajemen laba akrual.

Berdasarkan literatur yang beragam inilah, maka efektivitas peran komite

audit dapat dilihat dari empat karakteristik yaitu independensi komite audit,

aktivitas komite audit (rapat), ukuran (size) dari komite audit, dan komposisi dari

komite audit.

2.1.3.2 Independensi Komite Audit

Klein (2000) melakukan penelitian tentang komite audit dan karakteristik

dari Board memberikan pengaruh terhadap ada tidaknya manajemen laba yang

dilakukan oleh perusahaan. Manajemen laba ini erat kaitannya dengan kualitas

pelaporan laporan keuangan. Hasil penelitian memberikan pemahaman bahwa

semakin tinggi level independensi dari sebuah komite audit, maka semakin kecil

kemungkinan perusahaan akan melakukan manajemen laba. Sehingga dapat

dikatakan bahwa komite audit yang beranggotakan independen akan membatasi

kegiatan manajemen laba dalam perusahaan yang nanti berhubungan dengan

kualitas pelaporan laporan keuangan perusahaan. Chtourou et al. (2001) dalam

penelitiannya tentang pengaruh praktek corporate governance perusahaan

terhadap kualitas laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Disini

mereka menemukan bahwa manajemen laba dipengaruhi oleh praktek corporate

governance yang dilakukan oleh board of directors serta komite audit. Lebih

lanjut lagi ditemukan bahwa manajemen laba dipengaruhi negatif oleh

independensi komite audit.

Bedard et al. (2004) dalam penelitiannya tentang efek expertise dalam

komite audit, independensi komite audit, dan aktivitas komite audit terhadap

manajemen laba menemukan bahwa tingkat independensi komite audit

memberikan pengaruh negatif terhadap terciptanya manajemen laba di

perusahaan. Abbott et al. (2004) dalam penelitiannya tentang hubungan

karakteristik komite audit dengan adanya restatement memberikan hasil bahwa

independensi dari komite audit mempunyai hubungan yang negatif secara

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 33: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

18

Universitas Indonesia

signifikan terhadap kemungkinan terjadinya restatement. Abbott et al. (2000) juga

mengemukakan dalam penelitiannya tentang karakteristik komite audit

dihubungkan dengan adanya kemungkinan misstatement menunjukkan bahwa

level independensi dari komite audit memberikan hubungan negatif yang

signifikan terhadap kemungkinan terjadinya misstatement. Lary dan Taylor (2011)

dalam penelitiannya tentang peran independensi, kompetensi, dan aktivitas komite

audit (diligence) berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya restatement. juga

memberikan hasil bahwa tingkat independensi dari komite audit memberikan

pengaruh negatif yang signifikan terhadap kemungkinan terjadinya restatement.

Sori et al. (2009) dalam penelitiannya melalui kuesioner mengenai persepsi

banker terhadap independensi auditor yang dipengaruhi oleh keberadaan komite

audit mengemukakan bahwa level independensi dari komite audit menentukan

kefektifan dari komite audit, dan anggota komite audit harus terdiri dari orang

yang independen dan non-executive directors. Baxter (2007) dalam penelitiannya

tentang hubungan karakteristik dari komite audit terhadap kualitas pelaporan

laporan keuangan memberikan hasil bahwa dalam pengujian univariat ternyata

independensi dari komite audit berpengaruh positif terhadap kualitas laporan

keuangan.

Kang et al. (2008) melakukan penelitian tentang efektivitas komite audit

yang terdiri dari independensi komite audit, aktivitas komite audit, komposisi

komite audit, dan ukuran komite audit terhadap kualitas laporan keuangan

mengemukakan dalam kesimpulan penelitiannya bahwa independensi dari komite

audit berpengaruh signifikan negatif terhadap kualitas laporan keuangan. Carcello

dan Neal (2000) melakukan penelitian tentang hubungan komposisi komite audit

dengan kemungkinan auditor mengeluarkan laporan going concern. Disini

ditemukan bahwa level independensi yang dilihat melalui persentase director

(tidak independen) mempengaruhi laporan going concern. Semakin besar

persentase director (tidak independen) maka akan semakin kecil pula

kemungkinan keluarnya laporan audit going concern.

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 34: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

19

Universitas Indonesia

Kuang (2007) memberikan hasil berbeda dalam penelitiannya yang

dilakukan di Negara New Zealand. Dalam penelitiannya tentang hubungan

karakteristik komite audit terhadap kemungkinan terjadinya manajemen laba di

pasar saham New Zealand, dia menemukan bahwa tingkat independensi tidak

memberikan pengaruh terhadap agresivitas manajemen laba. Hal ini disebabkan

karena Negara New Zealand tidak mewajibkan perusahaan untuk melaporkan

informasi kegiatan corporate governance. Yusof (2010) melakukan penelitian

pada perusahaan di Malaysia tentang pengaruh komite audit dalam membatasi

discretional accruals. Karakteristik yang diuji dalam penelitian ini adalah

independensi komite audit, komposisi komite audit, dan aktivitas komite audit.

Dalam penelitiannya didapat hasil bahwa independensi komite audit tidak bisa

membatasi kebijakan kebijakan dalam discretionary accruals. Discretionary

accruals yang dimaksud disini adalah perkiraan beban dan pendapatan yang

diestimasi yang sudah tercatat namun belum direalisasikan. Hal ini disebabkan

karena terbatasnya akses komite audit terhadap informasi laporan keuangan

sehingga fungsi komite audit menjadi tidak efektif.

2.1.3.3 Aktivitas Komite Audit

Zhou dan Chen (2004) mengemukakan dalam penelitiannya pada bank

bank tentang pengaruh komite audit, board characteristics terhadap adanya

manajemen laba menemukan bahwa tendensi perusahaan melakukan manajemen

laba akan semakin kecil apabila komite audit nya aktif. Semakin sering jumlah

meeting yang dilakukan oleh komite audit, pengaturan komposisi anggota dalam

komite audit yang baik, dan jumlah meeting yang dilakukan Board membatasi

perusahaan untuk melakukan manajemen laba pada bank-bank yang termasuk

dalam manajemen laba kecil. Chtourou et al. (2001) dalam penelitiannya tentang

pengaruh praktek corporate governance perusahaan terhadap kualitas laporan

keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Disini mereka menemukan bahwa

manajemen laba dipengaruhi oleh praktek corporate governance yang dilakukan

oleh board of directors serta komite audit. Lebih lanjut lagi ditemukan bahwa

manajemen laba dipengaruhi negatif oleh aktivitas komite audit yang melakukan

pertemuan lebih dari dua kali dalam satu tahun.

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 35: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

20

Universitas Indonesia

Xie et al. (2003) dalam penelitiannya tentang peran board dan komite

audit dalam menghambat terjadinya manajemen laba memberikan kesimpulan

bahwa kecenderungan manajemen melakukan manajemen laba akan semakin

kecil ketika komite audit sering melakukan rapat. Aktivitas board dan komite

audit serta komposisi komite audit dikatakan menjadi faktor penting dalam

menghambat manajer untuk melakukan manajemen laba. Abbott et al. (2004) juga

mengemukakan dalam penelitiannya tentang karakteristik komite audit

dihubungkan dengan adanya kemungkinan restatement memberikan hasil dari

penelitiannya bahwa diligence dari komite audit diproksikan oleh independensi

komite audit dan aktivitas komite audit, mempunyai hubungan negatif terhadap

kemungkinan terjadinya restatement. Abbott et al. (2000) juga memberikan hasil

serupa dari penelitian mereka yang mencari hubungan antara independensi komite

audit, size komite audit, dan aktivitas komite audit melalui jumlah meeting bahwa

jumlah meeting yang dilakukan oleh komite audit mempunyai hubungan negatif

terhadap kemungkinan terjadinya misstatement.

Namun Lary dan Taylor (2011) dalam penelitiannya tentang pengaruh

independensi, kompetensi, dan aktivitas komite audit (dilligence) terhadap

kemungkinan terjadinya restatement. memberikan hasil lain bahwa tingkat

aktivitas dari komite audit (disebut diligence dalam penelitiannya) tidak

memberikan pengaruh signifikan terhadap kemungkinan terjadinya restatement

laporan keuangan.

2.1.3.4 Jumlah Anggota (size) dari Komite Audit

Jumlah anggota dari komite audit ternyata juga turut berpengaruh terhadap

kualitas laporan keuangan perusahaan. Zhou dan Chen (2004) dalam

penelitiannya pada bank bank tentang pengaruh komite audit, board

characteristics terhadap adanya manajemen laba mengemukakan bahwa ukuran

komite audit, independensi komite audit, jumlah meeting, dan ukuran Board

membatasi perusahaan melakukan manajemen laba pada bank-bank yang

termasuk dalam manajemen laba tinggi. Huang dan Thiruvadi (2010) memberikan

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 36: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

21

Universitas Indonesia

hasil bahwa ukuran (size) dari komite audit memberikan pengaruh untuk

mencegah terjadinya fraud, walau tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap

adanya fraud prevention. Baxter (2007) dalam penelitiannya tentang hubungan

karakteristik dari komite audit terhadap kualitas pelaporan laporan keuangan

memberikan hasil bahwa dalam pengujian univariat ternyata ukuran dari komite

audit berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan.

Xie et al. (2001) dalam penelitiannya tentang peran board dan komite

audit dalam menghambat terjadinya manajemen laba memberikan hasil yang

bertentangan bahwa ukuran (size) dari komite audit tidak mempunyai hubungan

yang signifikan terhadap adanya manajemen laba dalam perusahaan. Abbott et al.

(2004) dalam penelitiannya tentang karakteristik komite audit dihubungkan

dengan adanya kemungkinan misstatement juga memberikan hasil serupa bahwa

ukuran (size) dari komite audit yang terdiri dari minimal tiga orang tidak

mempunyai hubungan signifikan terhadap terjadinya restatement. Abbott et al.

(2000) juga dalam penelitiannya yang mencari hubungan antara independensi

komite audit, size komite audit, dan aktivitas komite audit melalui jumlah meeting

menemukan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara size komite audit

dengan kemungkinan terjadinya misstatement.

2.1.3.5 Kompetensi Komite Audit

Tugas komite audit erat hubungannya dalam hal pengawasan penyusunan

laporan keuangan dalam perusahaan sehingga dari sini dapat dilihat bahwa

komposisi komite audit setidaknya harus memiliki kompetensi di bidang

akuntansi maupun keuangan. Bapepam-LK mewajibkan anggota dalam komite

audit harus terdapat minimal satu orang yang mempunyai latar belakang

pendidikan akuntansi atau keuangan.

Carcello et al. (2006) melakukan penelitian tentang hubungan antara

anggota komite audit beranggotakan yang punya latar belakang keuangan,

alternative corporate governance dengan adanya manajemen laba. Mereka

menemukan bahwa komite audit beranggotakan yang mempunyai latar belakang

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 37: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

22

Universitas Indonesia

akuntansi menghambat terjadinya manajemen laba dalam perusahaan yang lemah

dalam mekanisme corporate governance. Keefektifan komite audit ini akan lebih

kuat ketika anggota komite audit dengan latar belakang akuntansi merupakan

seorang yang independen. Begitu pula dengan komite audit yang mempunyai

anggota dengan latar belakang keuangan haruslah bersifat independen, bukan

seseorang yang berasal dari perusahaan itu. Namun mereka juga menemukan

bahwa ketika komite audit dengan anggota berlatar belakang akuntansi dan

keuangan yang independen merupakan substitusi atas Good Corporate

Governance di perusahaan untuk menghambat terjadinya manajemen laba.

Dhaliwal et al. (2007) melakukan penelitian tentang komposisi komite

audit yang mempengaruhi kualitas pelaporan. Mereka menemukan bahwa anggota

komite audit yang beranggotakan orang yang profesional di bidang akuntansi

memberikan hubungan positif dengan kualitas pelaporan laporan keuangan.

Hubungan ini kemudian lebih diperkuat dengan adanya governance komite audit

yang kuat. Xie et al. (2001) dalam penelitiannya tentang peran board dan komite

audit dalam menghambat terjadinya manajemen laba memberikan kesimpulan

bahwa kecenderungan manajemen melakukan manajemen laba akan semakin

kecil bila komposisi komite audit punya latar belakang banking dan corporate.

Chtourou et al. (2001) dalam penelitiannya tentang pengaruh praktek corporate

governance perusahaan terhadap kualitas laporan keuangan yang diterbitkan oleh

perusahaan. Disini mereka menemukan bahwa manajemen laba dipengaruhi oleh

praktek corporate governance yang dilakukan oleh board of directors serta

komite audit. Lebih lanjut lagi ditemukan bahwa manajemen laba dipengaruhi

negatif oleh komposisi komite audit yang minimal terdapat satu orang yang

merupakan financial expertise.

Bedard et al. (2004) dalam penelitiannya tentang efek expertise dalam

komite audit, mengemukakan bahwa terdapat hubungan negatif antara financial

dan governance expertise terhadap kemungkinan adanya manajemen laba. Abbott

et al. (2004) dalam penelitiannya tentang hubungan karakteristik komite audit

dengan adanya restatement memberikan hasil bahwa dengan adanya paling tidak

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 38: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

23

Universitas Indonesia

ada satu anggota dalam komite audit yang ahli dalam keuangan atau akuntansi,

sesuai dengan prinsip dari Blue Ribbon Committee (BRC) memberikan hubungan

negatif yang signifikan terhadap kemungkinan terjadinya restatement. Lary dan

Taylor (2011) dalam penelitiannya tentang peran independensi, kompetensi, dan

aktivitas komite audit (diligence) berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya

restatement juga memberikan hasil bahwa tingkat kompetensi dari komite audit

memberikan pengaruh negatif yang signifikan terhadap kemungkinan terjadinya

restatement. Kang et al. (2008) melakukan penelitian tentang efektivitas komite

audit yang terdiri dari independensi komite audit, aktivitas komite audit,

komposisi komite audit, dan ukuran komite audit terhadap kualitas laporan

keuangan mengemukakan dalam kesimpulan penelitiannya bahwa keberadaan

financial expertise dalam komite audit berpengaruh signifikan negatif terhadap

kualitas laporan keuangan.

Abbott et al. (2000) dalam penelitiannya yang mencari hubungan antara

independensi komite audit, size komite audit, dan aktivitas komite audit melalui

jumlah meeting menunjukkan bahwa walaupun dengan adanya paling tidak satu

financial expertise (sesuai ketentuan Blue Ribbon Committee) dalam komposisi

komite audit tidak memberikan hubungan signifikan terhadap kemungkinan

terjadinya misstatement. Lisic et al. (2011) mengemukakan dalam penelitiannya

bahwa dengan adanya financial expert di dalam komposisi komite audit tidak

serta merta memberikan kepastian akan adanya efektivitas kegiatan pengawasan

dari komite audit, efektivitas ini dipengaruhi oleh adanya kekuatan yang berasal

dari top management. Yusof (2010) melakukan penelitian pada perusahaan di

Malaysia tentang pengaruh komite audit dalam membatasi discretional accruals.

Karakteristik yang diuji dalam penelitian ini adalah independensi komite audit,

komposisi komite audit, dan aktivitas komite audit. Dalam penelitiannya didapat

hasil bahwa komite audit yang beranggotakan senior auditor tidak menjamin

membatasi discretional accruals, sebaliknya berasosiasi positif terhadap accrual

yang lebih besar dalam laporan keuangan. Discretional accruals yang dimaksud

disini adalah perkiraan beban dan pendapatan yang diestimasi yang sudah tercatat

namun belum direalisasikan. Hal ini disebabkan karena senior auditor mungkin

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 39: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

24

Universitas Indonesia

beranggapan bahwa setiap perusahaan dengan karakteristik bisnis yang sama akan

memberikan discretional accruals yang berbeda beda tanpa ditelaah lebih lanjut.

2.2 Laba Akuntansi dan Arus Kas

Dalam prinsip akuntansi, terdapat dua jenis pelaporan bisnis yaitu cash

basis dan accrual basis. Konsep pelaporan dalam akuntansi pun didasarkan pada

adanya periode dalam suatu sistem pelaporan yang biasanya dapat disebut sebagai

accounting period. Dalam sebuah pelaporan pun akan muncul dua komponen

dasar yaitu pendapatan dan beban (pengeluaran).

Warren et al. (2005) menjelaskan bahwa melalui pendekatan cash basis,

suatu pendapatan atau beban baru akan diakui setelah kas diterima atau

dikeluarkan. Maksudnya disini adalah bahwa suatu pendapatan baru akan diakui

sebagai pendapatan ketika uang kas sudah diterima, begitu pula dengan beban

yang baru akan diakui ketika uang kas sudah keluar. Melalui pendekatan accrual

basis, suatu pendapatan atau beban diakui pada suatu periode tertentu terlepas

apakah uang kas sudah diterima atau dikeluarkan atau tidak sama sekali.

Contohnya adalah adanya revenue recognition concept sebagai bagian dari

accrual basis dimana suatu pendapatan akan diakui sebagai pendapatan ketika

barang atau jasa sudah diberikan kepada konsumen terlepas apakah uang kas

sudah diterima atau belum di periode yang sama. Dengan demikian konsep

accrual basis lebih dapat dipersepsikan sebagai matching concept.

Matching concept menurut Warren et al. (2005) berhubungan dengan

konsep akuntansi yang mengakui adanya pendapatan dan beban pada suatu

periode tertentu sehingga pada laporan laba rugi akan muncul laba bersih (rugi)

pada suatu periode tertentu. Laporan laba rugi memberikan laporan tentang

kegiatan perusahaan dalam hal pendapatan dan penerimaan dalam periode waktu

tertentu berbasis matching concept. Maksud matching concept disini adalah me-

matching-kan antara beban yang muncul dengan pendapatan yang dihasilkan

selama periode tertentu. Laporan laba rugi juga memberikan laporan apakah

terdapat kelebihan pendapatan atau kelebihan pembiayaan beban yang

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 40: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

25

Universitas Indonesia

direalisasikan dalam bentuk laba bersih atau rugi bersih. Laba bersih terjadi ketika

jumlah pendapatan lebih besar daripada jumlah beban yang dibiayakan. Rugi

bersih muncul ketika jumlah pendapatan lebih kecil daripada jumlah beban yang

dibiayakan

Laporan arus kas melaporkan arus penerimaan dan pengeluaran kas

perusahaan dalam satu periode tertentu. Menurut PSAK no. 2 (2009) informasi

tentang arus kas berguna bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai

kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Warren et al. (2005)

mendefinisikan laporan arus kas sebagai laporan yang berisi penerimaan dan

pengeluaran kas perusahaan dalam satu periode tertentu dalam rangka

menjalankan kegiatan bisnisnya yang berasal dari penerimaan kas dari kegiatan

operasi, kemampuan perusahaan untuk mempertahankan dan mengembangkan

kegiatan operasinya, dan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban

keuangan dan membayar dividen kepada pemegang saham. Warren et al. (2005)

juga membagi kegiatan arus kas menjadi tiga yaitu arus kas dari kegiatan operasi,

arus kas dari kegiatan investasi, dan arus kas dari kegiatan pendanaan.

Menurut PSAK no. 2 (2009) arus kas dari kegiatan operasi merupakan

indikator utama atau bottom line karena menentukan apakah kegiatan operasi

perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman,

memelihara kegiatan operasi perusahaan sendiri, membayar dividen, dan

melakukan kegiatan investasi tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar

perusahaan. PSAK no. 2 (2009) juga menyatakan bahwa penerimaan kas dari

kegiatan operasi berasal dari penjualan barang dan jasa serta pendapatan lain-lain

secara tunai, sedangkan pengeluaran kas dari kegiatan operasi berasal dari

pembayaran barang dan jasa secara tunai, asuransi sehubungan dengan premi,

pembayaran gaji karyawan secara tunai, dan pembayaran pajak penghasilan

perusahaan. Stice et al. (2004) juga mendefinisikan arus kas dari kegiatan operasi

sebagai kegiatan keluar masuk arus kas yang berasal dari transaksi transaksi yang

berasal dari perhitungan laba bersih. Arus kas masuk berasal dari penjualan

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 41: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

26

Universitas Indonesia

barang dan jasa secara tunai. Arus kas keluar berasal dari pembayaran beban gaji

karyawan, pembayaran barang yang dibeli kepada supplier, pembayaran beban

listrik, telepon, air, beban sewa, dan beban beban yang sejenis. Mereka juga

mengatakan bahwa kas yang disediakan dari kegiatan operasi merupakan bottom

line dari keseluruhan laporan arus kas. Arus kas dari kegiatan operasi menjadi

indikator keuangan perusahaan sehingga ketika arus kas dari kegiatan operasi

negatif menunjukkan terdapat ketidakberesan keuangan perusahaan.

Cheng et al. (1997) melakukan penelitian tentang penerapan prinsip SFAS

no.95 Statement of Cash Flows pada pelaporan arus kas dari kegiatan operasi.

Dalam penelitiannya memberikan bukti bahwa laba bersih dan arus kas dari

kegiatan operasi masing masing mempengaruhi secara signifikan dengan

hubungan positif terhadap return saham perusahaan. Karena arus kas dari

kegiatan operasi bisa dihitung oleh investor, maka penelitian ini juga

membuktikan bahwa estimasi arus kas dari kegiatan operasi yang dilakukan oleh

investor akan semakin relevan untuk menjelaskan return saham ketika data yang

digunakan adalah data keuangan yang sudah menerapkan SFAS no.95. Tambahan

informasi ini memberikan porsi yang signifikan dalam menjelaskan return saham,

yang tidak dapat dijelaskan oleh accrual earnings. Habib (2008) melakukan

penelitian dengan sampel 705 perusahaan yang berasal dari New Zealand dengan

rentang waktu dari tahun 1994 sampai 2004 tentang peran laba bersih dan arus kas

dari kegiatan operasi dalam menjelaskan return saham dengan moderasi firm

specific factors yaitu growth opportunities, financial leverage, firm size, dan

transitory of earnings. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa informasi

laba bersih lebih dapat menjelaskan return saham dari pada arus kas dari kegiatan

operasi, walaupun arus kas dari kegiatan operasi juga ditemukan dapat

menjelaskan return saham.

2.2.1 Pengaruh Laba Bersih terhadap Return Saham

Peruntukan penggunaan laba bersih dan arus kas berbeda satu sama lain.

Chen (2009) memberikan pemahaman dalam penelitiannya bahwa relevansi

komponen laba akuntansi dan arus kas dari kegiatan operasi tidak dapat

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 42: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

27

Universitas Indonesia

dipisahkan dalam memprediksi return dari saham. Untuk memprediksi return

saham di jangka panjang ternyata lebih cocok menggunakan laba akuntansi,

sedangkan untuk memprediksi return saham di jangka pendek ternyata lebih

cocok menggunakan arus kas dari kegiatan operasi.

Penggunaan laba bersih sebagai indikator menentukan return dari suatu

saham sudah lama dijadikan sebagai objek penelitian. Ball dan Brown (1968)

melakukan penelitian pertama kali tentang pengaruh angka laba akuntansi

terhadap perubahan harga saham di pasar. Hasil penelitian mereka menunjukkan

bahwa laba akuntansi mempengaruhi pergerakan harga saham di pasar. Penelitian

dilakukan dalam kurun waktu 1946 sampai 1966. Nichols dan Wahlen (2004)

melakukan penelitian tentang hubungan laba akuntansi dengan return saham

dengan cakupan waktu data yang digunakan sangat luas yaitu dari tahun 1988

sampai tahun 2002. Menariknya, mereka menemukan bahwa return saham

tahunan secara signifikan dipengaruhi oleh adanya perubahan laba tahunan.

Menurut mereka terdapat elemen penting dalam hubungan antara laba bersih dan

return saham yaitu adanya tambahan informasi yang didapat dari laba bersih.

Tambahan informasi dari laba bersih ini dapatdilihat dengen melihat perubahan

laba tahunan. Cheng et al. (1997) melakukan penelitian tentang penerapan prinsip

SFAS no.95 Statement of Cash Flows pada pelaporan arus kas dari kegiatan

operasi. Dalam penelitiannya juga memberikan bukti bahwa laba bersih dan

perubahan laba bersih berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan.

Dastgir et al. (2009) melakukan penelitian tentang hubungan komponen

dalam laporan laba rugi dan komponen dalam arus kas terhadap return saham.

Komponen dalam laporan laba rugi yang diuji pengaruhnya terhadap return

saham perusahaan antara lain laba kotor, laba operasional, laba sebelum pajak,

dan laba bersih. Sedangkan komponen dalam arus kas yang diuji hubungannya

dengan return saham adalah arus kas dari kegiatan operasi, arus kas dari kegiatan

investasi, dan arus kas dari kegiatan pendanaan. Hasil penelitian mereka

mengungkapkan bahwa laba bersih sebagai komponen dari laporan laba rugi

mempunyai hubungan positif yang sangat kuat dengan return saham. Namun

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 43: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

28

Universitas Indonesia

komponen dalam arus kas yang mempunyai hubungan kuat dengan return saham

adalah arus kas dari kegiatan investasi. Mereka melakukan penelitian pada Tehran

Stock Exchange dengan periode penelitian dari tahun 2003 sampai 2005.

Habib (2008) melakukan penelitian dengan sampel 705 perusahaan yang

berasal dari New Zealand dengan rentang waktu dari tahun 1994 sampai 2004

tentang peran laba bersih dan arus kas dari kegiatan operasi dalam menjelaskan

return saham dengan moderasi firm specific factors yaitu growth opportunities,

financial leverage, firm size, dan transitory of earnings. Hasil penelitian mereka

menunjukkan bahwa informasi laba bersih lebih dapat menjelaskan return saham

dari pada arus kas dari kegiatan operasi, walaupun komponen arus kas juga

ditemukan juga dapat menjelaskan return saham. Penelitian ini juga

mengungkapkan bahwa perubahan laba bersih berpengaruh positif terhadap return

saham. Mostafa (2011) dalam penelitiannya tentang explanatory power dari

earnings terhadap return saham menjelaskan bahwa perubahan laba bersih yang

kecil adalah bersifat permanen atau bukan sementara, sedangkan perubahan laba

bersih yang besar bersifat transitory atau hanya sementara. Hasil penelitiannya

juga memberikan hasil bahwa ketika level of earnings dan change of earnings

dimasukkan dalam satu model regresi untuk diuji pengaruhnya terhadap return

saham ternyata memberikan hasil terdapat explanatory power dari earnings

terhadap return saham.

Namun tidak selamanya laba bersih dapat mempengaruhi return saham.

Panahian dan Zolfaghari (2010) melakukan penelitian pada perusahaan di Iran

tentang hubungan arus kas dari kegiatan operasi serta laba operasional dengan

return saham. Dengan sampel penelitian dari tahun 2004 sampai 2007, mereka

mendapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara laba bersih dengan

return saham. Gee-jung (2009) dalam penelitiannya pada perusahaan di Korea

ingin menguji pengaruh dari book value equity, earnings, dan arus kas perusahaan

terhadap return saham memberikan hasil bahwa ketika earnings digabungkan

dengan book value equity ternyata tidak relevan lagi digunakan untuk

memprediksi return perusahaan. Begitu pula penelitian yang dilakukan Saeedi dan

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 44: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

29

Universitas Indonesia

Ebrahimi (2010) tentang peran earnings dan arus kas dari kegiatan operasi dalam

menjelaskan return saham perusahaan dengan variabel moderasi firm specific

factors yang terdiri dari growth opportunities, financial leverage, firm size, dan

transitory of earnings. Mereka mendapatkan hasil bahwa nilai earnings dan

perubahan laba bersih tidak relevan digunakan untuk menjelaskan return saham

perusahaan di Iran. Hal ini bisa disebabkan oleh faktor-faktor lain yang

mempengaruhi keputusan investor Iran.

2.2.2 Pengaruh Arus Kas dari Kegiatan Operasi terhadap Return Saham

Walaupun demikian, informasi arus kas dari kegiatan operasi juga dapat

dijadikan indikator bagi investor dalam menjelaskan return saham. Cheng et al.

(1997) melakukan penelitian tentang penerapan prinsip SFAS no.95 Statement of

Cash Flows pada pelaporan arus kas dari kegiatan operasi. Hasil penelitiannya

memberikan bukti bahwa dengan adanya penerapan SFAS no.95 pada pelaporan

arus kas dari kegiatan operasi ternyata memberikan tambahan informasi yang

berguna untuk menjelaskan return saham perusahaan baik secara level maupun

secara perubahan dari arus kas dari kegiatan operasi. Karena arus kas dari

kegiatan operasi bisa dihitung oleh investor, maka penelitian ini juga

membuktikan bahwa estimasi arus kas dari kegiatan operasi yang dilakukan oleh

investor akan semakin relevan untuk menjelaskan return saham ketika data yang

digunakan adalah data keuangan yang sudah menerapkan SFAS no.95. Tambahan

informasi ini memberikan porsi yang signifikan dalam menjelaskan return saham,

yang tidak dapat dijelaskan oleh accrual earnings.

Nichols dan Wahlen (2004) melakukan penelitian tentang hubungan laba

akuntansi dengan return saham dengan cakupan waktu data yang digunakan

sangat luas yaitu dari tahun 1988 sampai tahun 2002. Menariknya, mereka juga

menemukan bahwa return saham tahunan secara signifikan dipengaruhi positif

oleh adanya perubahan arus kas dari kegiatan operasi tahunan walaupun tidak

sebesar pengaruh perubahan laba bersih terhadap return saham. Menurut mereka

informasi arus kas dari kegiatan operasi mempunyai informasi tambahan yang

dapat dilihat melalui perubahan arus kas dari kegiatan operasi tahunan.

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 45: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

30

Universitas Indonesia

Habib (2008) melakukan penelitian dengan sampel 705 perusahaan yang

berasal dari New Zealand dengan rentang waktu dari tahun 1994 sampai 2004

tentang peran laba bersih dan arus kas dari kegiatan operasi dalam menjelaskan

return saham dengan moderasi firm specific factors yaitu growth opportunities,

financial leverage, firm size, dan transitory of earnings. Menariknya, mereka

menemukan bahwa return saham tahunan dipengaruhi oleh arus kas dari kegiatan

operasi tahunan, namun tidak sebesar pengaruh laba tahunan terhadap return

saham. Namun ternyata perubahan arus kas dari kegiatan operasi ditemukan tidak

berpengaruh terhadap return saham dengan alasan adanya komponen transitory

atau komponen yang bersifat sementara di dalam arus kas dari kegiatan operasi.

Gee-jung (2009) dalam penelitiannya pada perusahaan di Korea ingin menguji

pengaruh dari book value equity, earnings, dan arus kas perusahaan terhadap

return saham memberikan hasil bahwa ketika earnings digabungkan dengan book

value equity ternyata tidak relevan lagi digunakan untuk memprediksi return

perusahaan. Namun ketika arus kas dari kegiatan operasi digabungkan dengan

book value equity memberikan relevansi yang besar untuk memprediksi return

saham di pasar.

Namun arus kas dari kegiatan operasi tidak selamanya mempengaruhi

return saham. Panahian dan Zolfaghari (2010) melakukan penelitian pada

perusahaan di Iran tentang hubungan arus kas dari kegiatan operasi serta laba

operasional dengan return saham. Dengan sampel penelitian dari tahun 2004

sampai 2007, mereka mendapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara

arus kas dari kegiatan operasi dengan return saham. Daraghma (2010) juga dalam

penelitiannya di Palestina untuk mengetahui apakah informasi laba operasional

dan arus kas dari kegiatan operasi mempengaruhi return saham. Ternyata

informasi laba operasional lebih memberikan dampak terhadap return saham

daripada arus kas dari kegiatan operasi. Begitu pula penelitian yang dilakukan

Saeedi dan Ebrahimi (2010) tentang peran earnings dan arus kas dari kegiatan

operasi dalam menjelaskan return saham perusahaan dengan variabel moderasi

firm specific factors yang terdiri dari growth opportunities, financial leverage,

firm size, dan transitory of earnings. Mereka mendapatkan hasil bahwa nilai arus

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 46: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

31

Universitas Indonesia

kas dari kegiatan operasi dan perubahan arus kas dari kegiatan operasi tidak

relevan digunakan untuk menjelaskan return saham perusahaan di Iran. Hal ini

bisa disebabkan oleh faktor-faktor lain yang mempengaruhi keputusan investor

Iran.

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Return Saham

Habib (2008) melakukan penelitian dengan sampel 705 perusahaan yang

berasal dari New Zealand dengan rentang waktu dari tahun 1994 sampai 2004

tentang peran laba bersih dan arus kas dari kegiatan operasi dalam menjelaskan

return saham menggunakan firm specific factors yaitu growth opportunities,

financial leverage, firm size, dan transitory of earnings. Firm specific factors ini

dalam penelitian mereka dikatakan memberikan pengaruh terhadap return saham

perusahaan. Mohanty (2007) melakukan penelitiannya di India tentang adanya

size effect terhadap return saham menemukan bahwa firm size dan price to book

value berkorelasi negatif terhadap return saham. Fama dan French (1992)

melakukan penelitian tentang pengaruh ukuran perusahaan dan book to market

equity terhadap rata rata return saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kedua faktor ini mempengaruhi rata rata return saham.

2.3.1 Ukuran Perusahaan

Quiroz dan Timmermann (1999) melakukan penelitian tentang hubungan

ukuran perusahaan (size) terhadap return saham. Dalam penelitiannya ternyata

ditemukan bahwa ukuran perusahaan mempengaruhi return saham perusahaan.

Semakin kecil ukuran perusahaan maka asymmetric information menjadi semakin

besar sehingga mempengaruhi return saham. Senthilkumar (2009) juga

mengatakan dalam penelitiannya tentang kaitan return saham dengan size dan

market to book ratio bahwa return saham ditentukan dari ukuran perusahaan

dengan hubungan negatif. Mereka juga mendapatkan bahwa ukuran perusahaan

yang kecil memberikan return saham yang lebih besar daripada perusahaan besar.

Fah et al. (2008) juga menemukan dalam penelitiannya tentang pengaruh ukuran

perusahaan terhadap harga saham. hasil penelitiannya menjelaskan bahwa

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 47: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

32

Universitas Indonesia

memang ada hubungan yang signifikan antara ukuran perusahaan dengan

perubahan harga saham yang mewakili return saham.

Namun Gomez et al. (1998) dalam penelitiannya tentang pengaruh ukuran

perusahaan terhadap return saham memberikan bukti bahwa ukuran perusahaan

yang diproksikan melalui total aset berpengaruh positif terhadap return saham

dengan catatan market value of equity sudah dikontrol. Ketika market value of

equity tidak dikontrol maka hubungannya berubah menjadi negatif. Namun

Martani et al. (2009) dalam penelitiannya tentang efek rasio keuangan, ukuran

perusahaan, dan arus kas dari kegiatan operasi berpengaruh terhadap return saham

perusahaan juga menggunakan total aset sebagai proksi ukuran perusahaan dan

memberikan hasil bahwa total aset tidak berpengaruh terhadap return saham

perusahaan dengan hubungan negatif.

2.3.2 Leverage

Penelitian tentang pengaruh financial leverage terhadap return saham

sudah banyak sekali dilakukan. Panahian dan Aminossadati (2011) menganggap

bahwa financial leverage merupakan indikator yang pas untuk digunakan sebagai

index dari capital structure perusahaan. Penelitiannya memberikan hasil bahwa

terdapat hubungan positif antara financial leverage dengan return saham

perusahaan. Moradi et al. (2010) dalam penelitiannya memberikan hasil bahwa

financial leverage suatu perusahaan berpengaruh positif terhadap return saham

perusahaannya. Murwaningsari dan Rachmanto (2011) dengan penelitiannya

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi economic value added dan return

saham menggunakan capital structure sebagai variable control dan memberikan

hasil bahwa capital structure memberikan pengaruh signifikan positif terhadap

return saham. Stice et al. (2004) juga memberikan pemahaman bahwa capital

structure diwakili leverage dengan melihat rasio debt to total asset. Ketika

perusahaan menambah utangnya diharapkan bisa melakukan pembelian aset baru

untuk menunjang kegiatan operasionalnya sehingga pada akhirnya laba bersih

akan meningkat.

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 48: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

33

Universitas Indonesia

Namun penelitian yang dilakukan Adami et al. (2010) justru memberikan

hasil berbeda dimana ternyata leverage perusahaan yang merupakan capital

structure perusahaan memberikan pengaruh negatif terhadap return saham

perusahaan. Hubungan negatif ini bisa dikarenakan perusahaan mendapatkan

utang dalam jumlah yang tidak terlalu besar namun perusahaan dapat

memaksimalkan kesempatan yang ada untuk melakukan ekspansi serta

meningkatkan kinerja keuangannya. Alasan lain bisa lebih dikarenakan dengan

semakin tinggi porsi utang dalam neraca maka perusahaan akan terpapar risiko

gagal bayar dan beban bunga yang semakin tinggi yang mengikis laba bersih

sehingga mengurangi return saham perusahaan di pasar. Martani et al. (2009)

dalam penelitiannya tentang efek dari rasio finansial, ukuran perusahaan, arus kas

dari kegiatan operasi dalam interim report terhadap return saham perusahaan di

Indonesia memberikan hasil yang sungguh berbeda bahwa leverage tidak

berpengaruh terhadap return saham perusahaan.

2.3.3 Growth Opportunities

Kesempatan perusahaan untuk tumbuh digunakan sebagai indikator akan

return saham dari perusahaan itu. Hal ini sudah banyak digunakan oleh beberapa

penelitian untuk dihubungkan dengan return saham perusahaan. Fama dan French

(1992) melakukan penelitian cross section dari ekspektasi return saham. Dalam

penelitiannya mengungkapkan bahwa nilai PBV mempunyai pengaruh negatif

terhadap return saham. Leledakis et al. (2004) dalam penelitiannya tentang

hubungan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap return saham memberikan

menemukan bahwa terhadap hubungan signifikan antara rata rata return dengan

market value of equity dengan catatan market of equity dimasukkan sebagai

variabel tambahan dalam pengujian beta saham berpengaruh terhadap rata-rata

return saham. Senthilkumar (2009) dalam penelitiannya di India tentang kaitan

return saham dengan size dan market to book ratio memberikan bukti bahwa

market to book equity ratio mempengaruhi return saham.

Martani et al. (2009) juga menggunakan PBV sebagai proksi growth

opportunities karena PBV bisa dijadikan sebagai strategi investasi untuk masa

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 49: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

34

Universitas Indonesia

depan. Dengan menggunakan rasio PBV, investor dapat melihat saham

perusahaan mana yang masih undervalued atau sudah overvalued. Namun hasil

penelitian Martani et al. (2009) membuktikan bahwa PBV justru berpengaruh

positif terhadap return perusahaan dengan alasan semakin kecil PBV maka

dianggap terdapat problem fundamental yang membelit perusahaan sehingga

harga sahamnya jatuh hingga hampir mendekati nilai buku ekuitas perusahaan

sehingga return yang dihasilkan dari saham perusahaan kecil. Semakin besar PBV

maka dianggap perusahaan sedang dalam kondisi keuangan yang sangat bagus

tanpa ada masalah fundamental di perusahaan, sehingga return saham perusahaan

juga akan semakin besar.

Namun menurut Rachmatika (2006) yang menguji pengaruh beta saham,

growth opportunities, return on asset, dan debt to equity ratio terhadap return

saham memberikan hasil bahwa secara partial growth opportunities yang diwakili

PBV tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini terjadi karena

kondisi perekonomian Indonesia yang tidak menentu selama periode

penelitiannya yaitu dari tahun 2001 sampai 2004.

2.3.4 Risiko Perusahaan

Beta atau yang biasa disebut sebagai indikator risiko pasar atau sistematic

risk merupakan indikator bagi investor untuk melihat hubungan antara return

saham perusahaan dengan return rata-rata di pasar. Risiko pasar ini dapat

dikatakan sudah melekat dan tidak dapat dihilangkan. Penelitian yang

menghubungkan akan hal ini, salah satunya yang dilakukan di Indonesia oleh

Murwaningsari dan Rachmanto (2011) yang melakukan penelitian tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi economic value added dan return saham. Dari hasil

penelitian mereka ditemukan bahwa beta saham berpengaruh positif terhadap

return saham. Penelitian yang dilakukan Leledakis et al. (2004) tentang apakah

ukuran perusahaan (size) berpengaruh terhadap return saham dengan ruang

lingkup penelitian adalah perusahaan yang terdaftar di London Stock Exchange

memberikan hasil bahwa terdapat hubungan positif antara market beta dengan

return saham.

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 50: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

35

Universitas Indonesia

Penelitian dengan hasil yang berbeda tentang pengaruh beta saham

terhadap return saham perusahaan dikemukakan oleh Rachmatika (2006) yang

menguji pengaruh beta saham, growth opportunities, return on asset, dan debt to

equity ratio terhadap return saham. Penelitiannya memberikan hasil bahwa secara

partial beta saham berpengaruh signifikan negatif terhadap return saham dengan

alasan kebijakan manajemen perusahaan yang cenderung hati-hati dalam

menanamkan investasinya ke dalam proyek investasi untuk meminimalkan risiko.

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 51: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

36 Universitas Indonesia

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Kualitas laporan keuangan yang baik tentu akan berpengaruh terhadap

informasi yang diberikan dalam laporan keuangan yang digunakan oleh investor

dalam berinvestasi di pasar modal. Komponen laporan keuangan yang biasa

dipakai investor dalam memprediksi return suatu saham di pasar modal adalah

laba bersih dan arus kas dari kegiatan operasi. Laba bersih merupakan komponen

penting dalam laporan laba rugi perusahaan karena menggambarkan kegiatan

operasional perusahaan dalam satu periode tertentu. Warren et al. (2005)

mengutarakan bahwa laba bersih merupakan produk akhir dari laporan laba rugi

dalam laporan keuangan yang memberikan laporan apakah terdapat kelebihan

pendapatan atau kelebihan pembiayaan beban yang direalisasikan dalam bentuk

laba bersih atau net loss. Arus kas dari kegiatan operasi yang merupakan

komponen dari laporan arus kas juga menjadi penting karena kaitannya dengan

kinerja perusahaan. Stice et al. (2004) mengemukakan bahwa arus kas dari

kegiatan operasi menggambarkan kegiatan operasional perusahaan dari sisi kas

yang menunjukkan apakah terdapat keseimbangan antara penerimaan dan

pengeluaran yang sudah terealisasi dalam bentuk kas. Arus kas dari kegiatan

operasi yang negatif menunjukkan performa keuangan perusahaan yang buruk

dalam menangani kegiatan operasinya.

Keduanya merupakan indikator yang sudah banyak digunakan dalam

berbagai penelitian yang ingin mengungkapkan pengaruh kedua komponen ini

terhadap return saham. Penelitian paling awal yang dilakukan Ball dan Brown

(1968) tentang pengaruh angka laba akuntansi terhadap perubahan harga saham di

pasar menunjukkan bahwa laba akuntansi mempengaruhi pergerakan harga saham

di pasar. Chen (2009) dalam penelitiannya mengungkapkan dalam penelitiannya

bahwa relevansi komponen laba akuntansi dan arus kas dari kegiatan operasi tidak

dapat dipisahkan dalam memprediksi return dari saham. Selain itu Cheng et al.

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 52: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

37

Universitas Indonesia

(1997) yang melakukan penelitian tentang penerapan prinsip SFAS no.95

Statement of Cash Flows pada pelaporan arus kas dari kegiatan operasi

memberikan bukti bahwa arus kas dari kegiatan operasi ternyata memberikan

tambahan informasi yang berguna untuk menjelaskan return saham perusahaan.

Dari penelitian ini juga didapat bahwa laba bersih mempengaruhi secara

signifikan dengan hubungan positif terhadap return saham perusahaan.

Komite audit sebagai salah satu perangkat yang dibentuk oleh dewan

komisaris dalam rangka membantu dewan komisaris menjalankan fungsi

pengawasan atas kegiatan operasional perusahaan yang dijalankan oleh dewan

direksi, berfungsi sangat vital bagi perusahaan untuk menjaga kualitas laporan

keuangan perusahaan. Kualitas laporan keuangan yang baik tentu menjadi salah

satu faktor yang berkaitan dengan relevansi laporan keuangan perusahaan yang

digunakan oleh investor dalam berinvestasi di pasar modal. Dengan berjalannya

fungsi komite audit tentu akan berperan dalam menjaga kualitas laporan keuangan

yang baik agar relevan digunakan oleh user dari laporan keuangan itu yang

nantinya akan berhubungan dengan harga saham perusahaan di pasar. Peran

komite audit dalam perusahaan diperjelas melalui empat karakteristik komite

audit yang dipakai dalam penelitian Hermawan (2009) yaitu independensi komite

audit, aktivitas komite audit (rapat), ukuran (size) dari komite audit, dan

komposisi dari komite audit.

Penelitian sebelumnya telah banyak membuktikan bahwa keberadaan

komite audit mempengaruhi kualitas laporan keuangan yang disajikan oleh

perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Hermawan (2009) tentang efektivitas

dewan komisaris dan komite audit dihubungkan dengan earnings response

coefficient yang mencerminkan persepsi investor atas kualitas laba dalam laporan

keuangan. Penelitian ini melihat efektivitas dewan komisaris dan komite audit

melalui karakteristiknya yang terdiri dari independensi, aktivitas, jumlah anggota,

dan kompetensi komite audit untuk kemudian diteliti pengaruhnya terhadap

kualitas informasi laba perusahaan. Penelitiannya membuktikan bahwa efektivitas

komite audit melalui karakteristik komite audit berpengaruh secara signifikan

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 53: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

38

Universitas Indonesia

terhadap kualitas informasi laba, dan aktivitas komite audit sendiri memberikan

pengaruh positif terhadap kualitas informasi laba. Dhaliwal et al. (2007) dalam

penelitiannya tentang pengaruh expertise keuangan dalam komite audit

(accounting, finance, dan supervisory expertise) terhadap kualitas laba perusahaan

dengan adanya governance komite audit yang kuat juga memberikan hasil dalam

penelitiannya bahwa adanya financial expertise memberikan pengaruh terhadap

accruals quality secara positif, yang kemudian hubungannya akan menjadi lebih

kuat dengan keberadaan strong governance dari komite audit yang diukur dari

independensi komite audit, size komite audit, dan jumlah frekuensi rapat dari

komite audit. Hasil penelitian Klein (2000) tentang komite audit dan karakteristik

dari Board memberikan pengaruh terhadap ada tidaknya manajemen laba yang

dilakukan oleh perusahaan menunjukkan bahwa semakin tinggi level

independensi dari sebuah komite audit, maka semakin kecil kemungkinan

perusahaan akan melakukan manajemen laba. Zhou dan Chen (2004)

mengemukakan dalam penelitiannya pada bank bank tentang pengaruh komite

audit, board characteristics terhadap adanya manajemen laba bahwa ukuran

komite audit, independensi komite audit, jumlah meeting, dan ukuran Board

membatasi perusahaan melakukan manajemen laba pada bank-bank yang

termasuk dalam manajemen laba tinggi.

Dengan demikian dapat disusun kerangka konseptual penelitian sebagai

berikut :

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 54: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

39

Universitas Indonesia

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

3.2 Pengembangan Hipotesis

Sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk mempelajari pengaruh laba

bersih terhadap return dari saham perusahaan itu. Penelitian tentang hal ini

dilakukan pertama kali oleh Ball dan Brown (1968) yang meneliti tentang

pengaruh angka laba akuntansi terhadap perubahan harga saham di pasar dengan

hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa laba akuntansi mempengaruhi

pergerakan harga saham di pasar. Penelitian yang dilakukan oleh Dastgir et al.

(2009) juga mengikuti penelitian Ball dan Brown (1968) yang melakukan

penelitian tentang hubungan laba bersih terhadap return saham dimana mereka

membuktikan bahwa laba bersih berpengaruh terhadap return saham perusahaan.

Dastgir et al. (2009) melakukan penelitian di Tehran Stock Exchange dengan

periode waktu dari tahun 2003 sampai 2005 menguji beberapa variabel

independen yaitu komponen dalam laporan laba rugi yang diuji pengaruhnya

terhadap return saham perusahaan antara lain laba kotor, laba operasional, laba

sebelum pajak, dan laba bersih. Dari hasil penelitiannya ditemukan bahwa laba

bersih mempengaruhi return saham perusahaan. Berangkat dari hasil temuan

empiris maka hipotesis pertama dari penelitian ini adalah

Efektivitas Komite Audit :

aktivitas komite audit

ukuran komite audit

kompetensi komite

audit

Variabel kontrol :

Ukuran perusahaan

Leverage

Growth opportunities

Risiko perusahaan

Laba bersih perusahaan

Arus kas dari kegiatan operasi

perusahaan

Return saham perusahaan

Skor Komite Audit

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 55: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

40

Universitas Indonesia

H1a : Laba bersih perusahaan berpengaruh positif terhadap return saham

perusahaan.

Relevansi penggunaan arus kas dari kegiatan operasi sudah banyak

digunakan sebagai objek penelitian yang dihubungkan dengan return saham

perusahaan di pasar. Cheng et al. (1997) melakukan penelitian tentang penerapan

prinsip SFAS no.95 Statement of Cash Flows pada pelaporan arus kas dari

kegiatan operasi. Hasil penelitiannya memberikan bukti bahwa dengan adanya

penerapan SFAS no.95 pada pelaporan arus kas dari kegiatan operasi ternyata

memberikan tambahan informasi yang berguna untuk menjelaskan return saham

perusahaan. Selain itu arus kas dari kegiatan operasi mempengaruhi secara

signifikan dengan hubungan positif terhadap return saham perusahaan. Karena

arus kas dari kegiatan operasi bisa dihitung oleh investor, maka penelitian ini juga

membuktikan bahwa estimasi arus kas dari kegiatan operasi yang dilakukan oleh

investor akan semakin relevan untuk menjelaskan return saham ketika data yang

digunakan adalah data keuangan yang sudah menerapkan SFAS no.95. Tambahan

informasi ini memberikan porsi yang signifikan dalam menjelaskan return saham,

yang tidak dapat dijelaskan oleh accrual earnings.

Gee-jung (2009) dalam penelitiannya pada perusahaan di Korea ingin

menguji pengaruh dari book value equity, earnings, dan arus kas perusahaan

terhadap return saham memberikan hasil bahwa ketika arus kas dari kegiatan

operasi digabungkan dengan book value equity memberikan relevansi yang besar

untuk memprediksi return saham di pasar. Nichols dan Wahlen (2004) melakukan

penelitian tentang hubungan laba akuntansi dengan return saham. Cakupan waktu

data yang digunakan sangat luas yaitu dari tahun 1988 sampai tahun 2002.

Menariknya, mereka menemukan bahwa return saham tahunan secara signifikan

dipengaruhi oleh adanya perubahan laba tahunan. Lebih lanjut lagi ternyata

perubahan arus kas dari kegiatan operasi tahunan juga mempengaruhi return

saham, namun tidak sebesar pengaruh perubahan laba tahunan terhadap return

saham. Berdasarkan temuan empiris ini maka hipotesa kedua adalah

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 56: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

41

Universitas Indonesia

H2a : Arus kas dari kegiatan operasi berpengaruh positif terhadap return

saham perusahaan.

Karena penelitian tentang adanya pengaruh laba bersih perusahaan

terhadap return perusahaan dengan variabel moderasi peran komite audit belum

pernah dilakukan, maka penelitian ini mengambil beberapa penelitian terdahulu

yang meneliti tentang peran komite audit dalam mencegah terjadinya manajemen

laba yang berkaitan dengan kualitas laporan keuangan perusahaan. Kualitas

laporan keuangan perusahaan akan erat berkaitan dengan kualitas informasi laba

bersih serta arus kas dari kegiatan operasi yang disajikan dalam laporan keuangan.

Peran komite audit di sini menurut penelitian yang dilakukan Hermawan (2009)

terdiri dari independensi komite audit, aktivitas komite audit, ukuran komite audit,

dan kompetensi komite audit.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lary dan Taylor (2011) tentang

peran independensi, kompetensi, dan aktivitas komite audit (diligence)

berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya restatement memberikan hasil

bahwa tingkat independensi serta kompentensi dari komite audit masing masing

memberikan pengaruh negatif yang signifikan terhadap kemungkinan terjadinya

restatement. Abbot et al. (2000) yang meneliti tentang karakteristik komite audit

dihubungkan dengan adanya kemungkinan misstatement dan Abbot et al. (2004)

yang meneliti tentang karakteristik komite audit dihubungkan dengan

kemungkinan terjadinya restatement memberikan hasil dalam penelitiannya

bahwa aktivitas komite audit yang diproksikan melalui jumlah meeting ternyata

memberikan hubungan negatif terhadap kemungkinan terjadinya misstatement.

Zhou dan Chen (2004) dalam penelitiannya tentang pengaruh komite audit dan

board characteristics dihubungkan dengan manajemen laba mengemukakan

bahwa ukuran komite audit bersama sama dengan independensi komite audit,

jumlah meeting komite audit, serta ukuran board membatasi perusahaan bank

melakukan manajemen laba.

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 57: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

42

Universitas Indonesia

Manajemen laba sendiri terdiri dari dua jenis yaitu manajemen laba

akuntansi dan manajemen laba real. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Roychowdhury (2006) tentang manajemen laba yang dilakukan dengan

manipulasi aktivitas real memberikan hasil bahwa manajemen laba dapat

dilakukan dengan melakukan manipulasi kegiatan operasi yang berhubungan

dengan arus kas dari kegiatan operasi. Berdasarkan penelitian Roychowdhury

(2003) menemukan bahwa perusahaan yang mempunyai abnormal arus kas dari

kegiatan operasi yang rendah disebabkan karena adanya overproduction yang

didorong oleh adanya kegiatan price discount untuk mendorong jumlah penjualan

perusahaan.

Dari penelitian penelitian inilah ternyata peran komite audit sangat besar

dalam menjaga kualitas laporan keuangan. Dengan demikian dapat dikatakan

penggunaan laba bersih serta arus kas dari kegiatan operasi dalam hubungannya

dengan return saham perusahaan diharapkan akan berpengaruh lebih kuat dengan

adanya peran komite audit. Oleh karena itu disusun hipotesis selanjutnya

H3a : Skor komite audit akan memperkuat pengaruh laba bersih terhadap

return saham perusahaan.

H4a : Skor komite audit akan memperkuat pengaruh arus kas dari kegiatan

operasi terhadap return saham perusahaan.

3.3 Model Penelitian

Model penelitian ini menguji hipotesis yang sudah dikembangkan

menggunakan regresi berganda yaitu pengaruh laba bersih dan arus kas dari

kegiatan operasi terhadap return saham perusahaan, dan pengaruh laba bersih dan

arus kas dari kegiatan operasi terhadap return saham dengan adanya peran efektif

dari komite audit. Model ini juga menggunakan variabel lain yaitu ukuran

perusahaan, growth opportunities, risiko perusahaan, dan leverage perusahaan

sebagai variabel control yang sudah terbukti mempengaruhi return saham

perusahaan.

Untuk hipotesis 1 dan 2 menggunakan model penelitian di bawah ini :

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 58: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

43

Universitas Indonesia

Rit = β0 + β1.NIit + β2.DNIit + β3.SIZEit + β4.LEVit + β5.GROWTHit + β6.RISKit +

εi

Rit = β0 + β1.CFOit + β2.DCFOit + β3.SIZEit + β4.LEVit + β5.GROWTHit +

β6.RISKit + εi

Rit = β0 + β1.NIit + β2.DNIit + β3.CFOit + β4.DCFOit + β5.SIZEit + β6.LEVit +

β7.GROWTHit + β8.RISKit + εi

Sedangkan untuk hipotesis 3 dan 4 menggunakan model penelitian di bawah ini :

Rit = β0 + β1.NIit + β2.DNIit + β3.ACSCOREit + β4.NIit * ACSCOREit + β5.DNIit *

ACSCOREit + β6.SIZEit + β7.LEVit + β8.GROWTHit + β9.RISKit + εi

Rit = β0 + β1.CFOit + β2.DCFOit + β3.ACSCOREit + β4.CFOit * ACSCOREit +

β5.DCFOit * ACSCOREit + β6.SIZEit + β7.LEVit + β8.GROWTHit + β9.RISKit + εi

Rit = β0 + β1.NIit + β2.DNIit + β3.CFOit + β4.DCFOit + β5.ACSCOREit + β6.NIit *

ACSCOREit + β7.CFOit * ACSCOREit + β8.DNIit * ACSCOREit + β9.DCFOit *

ACSCOREit + β10.SIZEit + β11.LEVit + β12.GROWTHit + β13.RISKit + εi

Dimana,

Rit = return saham perusahaan i pada tahun t

NIit = laba bersih perusahaan i pada tahun t

DNIit = perubahan laba bersih perusahaan i pada tahun t

CFOit = arus kas dari kegiatan operasi perusahaan i pada tahun t

DCFOit = perubahan arus kasi dari kegiatan operasi perusahaan i pada

tahun t

SIZEit = ukuran perusahaan i yang diukur dari total aset pada tahun t

LEVit = rasio debt to equity perusahaan i pada tahun t

GROWTHit = rasio Price to Book Value (PBV) perusahaan i pada tahun t

RISKit = risiko perusahaan i yang diukur dengan beta pada tahun t

ACSCOREit = skor efektivitas komite audit perusahaan i pada tahun t

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 59: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

44

Universitas Indonesia

3.4 Definisi dan Pengukuran Variabel Penelitian

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai definisi dari setiap variabel yang

digunakan dalam penelitian, yaitu variabel dependen, variabel independen, dan

variabel kontrol. Variabel ini ditentukan berdasarkan kerangka konseptual, tujuan,

dan hipotesis penelitian.

3.4.1 Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel

lain. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah return saham perusahaan.

Beberapa penelitian terdahulu telah banyak memakai return saham perusahaan

sebagai variabel dependen dalam penelitiannya, salah satunya adalah penelitian

yang dilakukan oleh Dastgir et al. (2009). Data harga saham berasal dari harga

penutupan (adjusted closing price) mingguan pada awal periode dan akhir periode

yaitu dari awal bulan April 2010 sampai akhir bulan Maret 2011 karena laporan

keuangan tahunan perusahaan tiap tahun dipublikasikan setiap awal bulan April.

Return saham dihitung dengan menggunakan closing adjusted price mingguan

yang kemudian dirata-ratakan dengan perhitungan sebagai berikut (Martani et al.,

2009:47) :

Rit = 𝐶𝑃𝑖𝑡−𝐶𝑃𝑖𝑡−1

𝐶𝑃𝑖𝑡−1 (3.1)

Rmt = 𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1

𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1 (3.2)

Market adjusted return = Rit – Rmt (3.3)

Dimana,

Rit = return saham perusahaan i pada periode t

Rmt = return market pada periode t

CPit = closing price saham perusahaan i akhir periode (Maret 2011)

CPit-1 = closing price saham perusahaan i awal periode (April 2010)

IHSGt = indeks BEI akhir periode (Maret 2011)

IHSGt-1 = indeks BEI awal periode (April 2010)

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 60: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

45

Universitas Indonesia

3.4.2 Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel bebas yang tidak terkait dengan

variabel lain, tapi mampu mempengaruhi variabel lain. Variabel independen

dalam penelitian ini terdiri dari dua komponen yaitu laba bersih perusahaan dan

arus kas dari kegiatan operasi.

Beberapa penelitian empiris sebelumnya telah membuktikan bahwa laba

bersih digunakan untuk memprediksi return saham perusahaan. Dastgir et al.

(2009) menggunakan laba bersih sebagai variabel untuk memprediksi return

saham perusahaan. Laba bersih ini didapat dari laporan keuangan tahunan

perusahaan, yang diambil adalah laba bersih setelah pajak (Dastgir et al,. 2009).

Oleh karena itu variabel independen pertama adalah laba bersih perusahaan

sebelum kejadian luar biasa (extraordinary items), dihitung proksinya dengan

menggunakan rumus sebagai berikut (Cheng et al., 1997:7) :

NIi = 𝐸𝑃𝑆𝑖

𝐶𝑃𝑖𝑡−1 (3.4)

EPSi = 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖 ℎ 𝑖

𝑜𝑢𝑡𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒 𝑖 (3.5)

Dimana,

NIi = proksi laba bersih perusahaan i

EPSi = earnins per share before extraordinary item perusahaan i

CPit-1 = closing price saham perusahaan i awal periode laporan

keuangan

Outstanding share = jumlah saham beredar perusahaan i pada akhir periode

laporan keuangan

Penggunaan perubahan laba bersih terbukti memang berpengaruh terhadap

return saham, salah satunya dalam penelitian Habib (2008) bahwa perubahan laba

bersih berpengaruh terhadap return saham. Oleh karena itu variabel independen

kedua adalah perubahan laba bersih yang dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut (Cheng et al., 1997:7) :

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 61: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

46

Universitas Indonesia

∆ NIi = ∆EPS 𝑖

CPt −1 (3.6)

∆ EPSi = NIt−𝑁𝐼𝑡−1

𝑜𝑢𝑡𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒 (3.7)

Dimana,

∆ NIi = perubahan laba bersih perusahaan i

∆ EPS = perubahan laba bersih per share

CPt-1 = closing price saham perusahaan i awal periode laporan

keuangan

NIt = laba bersih perusahaan periode sekarang

NIt-1 = laba bersih perusahaan periode sebelumnya

Outstanding share = jumlah saham beredar perusahaan i pada akhir periode

laporan keuangan

Penggunaan arus kas dari kegiatan operasi telah banyak dibuktikan

melalui penelitian empiris terdahulu untuk menjelaskan return saham perusahaan,

salah satunya penelitian Cheng et al. (1997) yang membuktikan bahwa arus kas

dari kegiatan operasi memberikan tambahan informasi yang berguna untuk

menjelaskan return saham perusahaan. Oleh karena itu variabel independen ketiga

adalah arus kas dari kegiatan operasi yang dihitung proksinya dengan

menggunakan rumus sebagai berikut (Cheng et al., 1997:7):

CFOi = 𝐶𝐹𝑂𝑃𝑆𝑖

𝐶𝑃𝑖𝑡−1 (3.8)

CFOPSi = 𝐶𝐹𝐹𝑂𝑖

𝑜𝑢𝑡𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒 (3.9)

Dimana,

CFOi = proksi arus kas dari kegiatan operasi perusahaan i

CPit-1 = closing price saham perusahaan i awal periode laporan

keuangan

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 62: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

47

Universitas Indonesia

CFOPSi = arus kas dari kegiatan operasi per share perusahaan i

CFFOi = arus kas dari kegiatan operasi perusahaan i

Outstanding share = jumlah saham beredar perusahaan i pada akhir periode

laporan keuangan

Perubahan arus kas dari kegiatan operasi juga terbukti berpengaruh

terhadap return saham. Hal ini juga dibuktikan dalam penelitian Habib (2008)

bahwa ternyata perubahan arus kas dari kegiatan operasi juga berpengaruh

terhadap return saham. Dengan demikian variabel independen ke empat dalam

penelitian ini adalah perubahan arus kas dari kegiatan operasi yang dihitung

dengan menggunakan proksi sebagai berikut (Cheng et al., 1997:7) :

∆ CFOi = ∆ CFOPSi

CPt −1 (3.10)

∆ CFOPSi = CFOt −CFOt −1

𝑜𝑢𝑡𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒 (3.11)

Dimana,

∆ CFOi = perubahan arus kas dari kegiatan operasi perusahaan i

∆ CFOPSi = perubahan arus kas dari kegiatan operasi per share

CPt-1 = closing price saham perusahaan i awal periode laporan

keuangan

CFOt = arus kas dari kegiatan operasi perusahaan periode

sekarang

CFOt-1 = arus kas dari kegiatan operasi perusahaan periode

sebelumnya

Outstanding share = jumlah saham beredar perusahaan i pada akhir periode

laporan keuangan

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 63: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

48

Universitas Indonesia

3.4.3 Variabel Moderasi

Variabel moderasi muncul ketika penelitian ingin membuktikan hubungan

antara dua variabel yang tergantung pada variabel ketiga yang disebut variabel

moderasi. Variabel moderasi ini mempengaruhi arah dan atau kekuatan hubungan

antara variabel independen dan variabel dependen. Variabel moderasi dalam

penelitian ini menggunakan peran komite audit yang diukur melalui tiga

karakteristik dari komite audit perusahaan yaitu aktivitas komite audit, ukuran

komite audit, dan kompetensi komite audit. Indepedensi komite audit dianggap

sudah otomatis independen. Karakteristik ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan Hermawan (2009) dalam meneliti hubungan efektivitas dewan

komisaris dan komite audit terhadap kualitas laba perusahaan. Pengukuran

efektivitas komite audit menggunakan sistem scoring dalam penelitian Hermawan

(2009) yang termuat dalam lampiran 1. Apabila mendapat kategori good maka

mendapat skor 3, apabila mendapat kategori fair maka mendapat skor 2, apabila

mendapat kategori poor maka hanya mendapat skor 1. Skor dari masing-masing

pertanyaan kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan hasil skor akhir komite

audit dari perusahaan.

Untuk pengecekan reliabilitas skor efektivitas komite audit maka

menggunakan pengujian Cronbach Alpha untuk mengukur konsistensi setiap

pertanyaan erat sebagai satu grup. Apabila nilai CronBach Alpha di atas 0,7 maka

skor kriteria-kriteria yang ada dalam skor komite audit konsisten erat sebagai satu

grup sehingga dapat digunakan dalam penelitian (Malhotra, 2007). Sistem scoring

ini kemudian ditransformasi menggunakan dummy untuk menghilangkan masalah

multikolinearitas, dimana skor komite audit di atas nilai median diberi nilai 1,

diberi nilai 0 apabila di bawah nilai median. Median disini dihitung dari data cross

section perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian. Nilai 1 berarti peran

komite audit dalam perusahaan sudah efektif, sedangkan nilai 0 berarti peran

komite audit dalam perusahaan kurang efektif.

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 64: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

49

Universitas Indonesia

3.4.4 Variabel Kontrol

Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan

sehingga pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen tidak

dipengaruhi oleh factor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol dalam penelitian

ini antara lain :

Ukuran perusahaan

Ukuran perusahaan akan diukur dari total asset perusahaan pada akhir

tahun. Martani et al. (2009) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa

ukuran perusahaan diproksikan melalui total asset perusahaan. Quiroz dan

Timmermann (1999) mengemukakan bahwa ukuran perusahaan

mempengaruhi return saham perusahaan, semakin kecil ukuran

perusahaan maka terjadi asymmetric information sehingga berpengaruh

terhadap return saham perusahaan. Nilai total aset yang didapatkan

kemudian di-logaritma natural dengan persamaan sebagai berikut

(Martani et al., 2009:48):

Size = LN (log natural) total aset (3.12)

Leverage perusahaan

Kemampuan perusahaan untuk memanfaatkan dana yang ada untuk

kegiatan operasinya diwujudkan dalam rasio debt to total asset (porsi

utang dibandingkan dengan total aset perusahaan). Penelitian

Murwaningsari dan Rachmanto (2011) tentang faktor faktor yang

mempengaruhi economic value added dan return saham menggunakan

capital structure sebagai variable control dan memberikan hasil bahwa

capital structure memberikan pengaruh signifikan positif terhadap return

saham. Menurut Stice et al. (2004) Capital structure bisa menggunakan

debt to asset ratio. (Stice et al., 2004:1277)

Debt to total asset ratio = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑏𝑡

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡 (3.13)

Growth opportunities

Penelitian yang dilakukan Senthilkumar (2009) menjelaskan bahwa

market to book ratio dan ukuran perusahaan (size) mempengaruhi return

saham perusahaan. Growth opportunities diproksikan melalui market to

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 65: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

50

Universitas Indonesia

book ratio karena dapat memberikan gambaran bagaimana investor

menghargai perusahaan sehingga investor bersedia menanamkan

modalnya ke perusahaan dalam bentuk pembelian saham perusahaan.

Perusahaan yang berpotensi tumbuh akan mempunyai nilai pasar yang

lebih tinggi daripada nilai buku aktiva perusahaan. Selain itu menurut

Martani et al. (2009) juga menegaskan bahwa PBV digunakan untuk

melihat apakah sebuah perusahaan masih undervalued atau sudah

overvalued. (Stice et al., 2004:1277)

PBV = 𝑐𝑙𝑜𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑟𝑖𝑐𝑒

𝑏𝑜𝑜𝑘 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒 (3.14)

Book Value Equity per Share = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒 ℎ𝑜𝑙𝑑𝑒𝑟𝑠 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

𝑜𝑢𝑡𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒 (3.15)

Dimana,

PBV = price to book value

Closing price = harga penutupan saham pada akhir periode

laporan keuangan

Outstanding share = jumlah saham beredar perusahaan i pada akhir

periode laporan keuangan

Risiko perusahaan

Beta saham perusahaan sebagai proksi risiko perusahaan berdasarkan

penelitian Murwaningsari dan Rachmanto (2011) terbukti berpengaruh

terhadap return saham perusahaan. Risiko perusahaan atau beta diukur

dengan meregresi return adjusted dari harga saham mingguan dengan

return market (IHSG) mingguan. Beta didapat dari rumus Single Index

Model (Bodie et al.,2008:260) :

Rit = αi + βit Rmt + εit (3.16)

Dimana: Rit = return saham perusahaan i pada periode t

Rmt = return pasar pada periode t

bit = beta sekuritas perusahaan i pada saat periode t

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 66: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

51

Universitas Indonesia

Nilai beta dihitung berdasarkan harga saham periode mingguan (adjusted

price) dari bulan April 2010 sampai Maret 2011 karena laporan keuangan

tahunan perusahaan tiap tahun dipublikasikan setiap awal bulan April.

3.5 Pengujian Empiris

Pengujian empiris dilakukan untuk menguji hipotesis yang dibentuk

berdasarkan perumusan masalah penelitian. Rumusan masalah terbentuk melalui

pengumpulan data serta teori-teori yang digunakan dalam landasan teori untuk

kemudian dijawab melalui pengujian empiris. Pengujian empiris pada penelitian

ini akan menggunakan statistik deskriptif, analisis korelasi, analisis regresi linier

berganda dan pengujian model.

3.5.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan pemahaman tentang variabel yang

digunakan dalam penelitian seperti nilai rata-rata (mean), nilai tengah (median),

nilai standar deviasi, nilai minimum, dan nilai maksimum. Statistik deskriptif

dapat memberikan gambaran karakteristik dan kewajaran data observasi yang

digunakan sehingga dapat teridentifikasi outlier dalam data data observasi

penelitian.

3.5.2 Analisis Korelasi

Analisis korelasi merupakan teknik analisis pengukuran yang digunakan

untuk melihat hubungan asosiasi antara dua variabel. Dua variabel dikatakan

berasosiasi jika satu variabel mempengaruhi variabel yang lain. Kedua variabel

dikatakan independen ketika tidak terjadi hubungan antar dua variabel itu.

Pengukuran hubungan asosiasi antara dua variabel dapat menggunakan teknik

korelasi Pearson (data berskala interval atau rasio). Kuat lemahnya hubungan

diukur antara range 0 – 1 (Yamin et al., 2011).

Koefisien korelasi adalah suatu pengukuran statistik asosiasi antara dua

variabel. Korelasi dapat menguji hipotesis dua arah (two tailed).Korelasi searah

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 67: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

52

Universitas Indonesia

jika nilai koefisien positif, dan korelasi berlawanan arah jika nilai koefisien

negatif. Nilai koefisien korelasi yang tidak sama dengan nol menunjukkan adanya

ketergantungan antara dua variabel yang diuji. Nilai koefisien +1 menunjukkan

korelasi sempurna searah antara dua variabel, sedangkan nilai koefisien -1

menunjukkan korelasi sempurna dengan gerakan saling berlawanan antara dua

variabel.

3.5.3 Analisis Regresi

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

regresi berganda. Secara umum regresi berganda digunakan untuk menguji

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dengan jumlah variabel

independen lebih dari satu.

3.5.4 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan pengujian yang harus dilakukan pertama kali

dalam penelitian menggunakan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik

bertujuan agar model penelitian yang digunakan tidak bias, seperti persebaran data

harus normal, tidak adanya multikolinearitas, dan tidak adanya

heteroskedastisitas.

3.5.4.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi, variabel dependen mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas

dapat dilakukan dengan menggunakan Normal Probability Plot dalam perangkat

lunak SPSS. Model regresi yang baik adalah ketika persebaran data menyebar di

sekitar garis regresi yang lurus miring melintang. Namun model regresi tidak

memenuhi asumsi normalitas ketika persebaran data menyebar jauh dari garis

regresi. Untuk lebih meyakinkan asumsi normalitas, maka dilakukan uji

Kolmogorov-Smirnov melalui SPSS. Apabila signifikansi nilai uji Kolmogorov-

Smirnov di atas 0,05 maka model diasumsikan berdistribusi normal. (Yamin et al.

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 68: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

53

Universitas Indonesia

2011). Selain itu penggunaan jumlah data sampel penelitian di atas 30 juga sudah

memenuhi asumsi normalitas (Brook, 2008).

3.5.4.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan yang

sempurna antar variabel independen dalam model regresi. Model regresi yang

baik adalah tidak terjadi multikolinearitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya

multikolinearitas dapat menggunakan metode variance inflation factor (VIF) dan

Tolerance yang disediakan dalam software SPSS. Nilai VIF kurang dari 10

menunjukkan tidak ada masalah multikolinearitas antar variabel independen,

sedangkan nilai tolerance yang mendekati 1 juga menunjukkan tidak ada masalah

multikolinearitas antar variabel independen (Yamin et al. 2011).

3.5.4.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mendeteksi adanya penyebaran

atau pancaran dari variabel-variabel. Selain itu juga untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual dari pengamatan

ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika varian

berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi

heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas menggunakan uji White (White’s

General Heteroscedastisity Test) yang tersedia dalam software Eviews. Model

regresi akan diasumsikan homoskedastisitas apabila nilai probabilitas dari uji

White di atas 0,05. Apabila nilai probabilitas dari uji White di bawah 0,05 maka

tidak memenuhi asumsi homoskedastisitas, namun dapat diatasi dengan metode

White Heteroscedasticity-Consistent Coefficient Covariance yang juga terdapat

dalam software Eviews. Dengan demikian model regresi sudah memenuhi asumsi

homoskedastisitas. (Yamin et al. 2011).

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 69: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

54

Universitas Indonesia

3.5.5 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi

berganda dengan tujuan memperoleh koefisien regresi yang signifikan secara

statistik yaitu tidak sama dengan nol. Terdapat dua metode pengujian hipotesis

yaitu uji statistik F dan uji statistik t.

3.5.5.1 Uji Statistik F

Uji ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara

bersama sama terhadap variabel dependen. Uji F ini direpresentasikan melalui

tabel ANOVA. Apabila nilai signifikansi dari F hitung kurang dari 0.05 maka

hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara

beberapa variabel independen terhadap variabel dependen diterima.

3.5.5.2 Uji Statistik t

Uji statistik t dilakukan untuk menguji pengaruh masing masing variabel

independen terhadap variabel dependen. Apabila nilai signifikansi dari t hitung

kurang dari 0.05 maka hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen diterima.

3.5.6 Uji Goodness of Fit (R2)

Uji Goodness of Fit pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien

determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2

yang kecil berarti kemampuan

variabel variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi

variabel dependen.

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 70: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

55

Universitas Indonesia

3.6 Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan

non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011.

Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dimana

pengambilan sampel dilakukan berdasarkan kriteria di bawah ini :

Perusahaan menerbitkan annual report (laporan tahunan) pada tahun 2010.

Perusahaan memiliki laporan keuangan tahunan yang berakhir setiap

tanggal 31 Desember.

Perusahaan terus terdaftar pada BEI selama periode penelitian, yaitu tahun

2010 (tidak pernah terkena delisting, suspensi saham, atau go private)

selama periode penelitian.

Perusahaan tidak terlibat dalam corporate control action, seperti merger,

akuisisi, divestasi, selama periode penelitian.

Perusahaan memiliki laporan tahunan dengan informasi data yang lengkap

dan relevan sehingga dapat digunakan dalam penelitian ini.

Perusahaan memiliki data harga saham dan nilai harga saham individu

yang lengkap selama periode pengamatan.

Perusahaan tidak memiliki ekuitas (equity) negatif.

3.7 Pengumpulan Data

Data data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder

yang berasal dari sumber-sumber sebagai berikut :

Laporan tahunan dan laporan keuangan tahunan perusahaan periode tahun

2010 dan 2009 yang diperoleh melalui website BEI dan website masing-

masing perusahaan.

Data perhitungan rasio PBV diperoleh dari Indonesia Stock Exchange

(IDX).

Data beta dan return perusahaan dihitung dengan menggunakan data harga

saham mingguan perusahaan dari bulan April 2010 sampai dengan Maret

2011 yang berasal dari yahoo finance.

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 71: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

56

Universitas Indonesia

Data harga penutupan saham mingguan (adjusted) dari bulan Januari 2010

sampai dengan Desember 2010.

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 72: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

57 Universitas Indonesia

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Sampel Penelitian

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan perusahaan-

perusahaan non-keuangan yang terdaftar Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010.

Berdasarkan kriteria pemilihan sampel penelitian yang telah dijelaskan pada Bab

3, diperoleh sampel sebanyak 264 perusahaan dengan data lengkap pada periode

penelitian tahun 2010. Rincian nama perusahaan secara detail disajikan dalam

lampiran 1. Prosedur penetapan sampel ditunjukkan pada Tabel 4.1 berikut ini :

Tabel 4. 1 Prosedur Penetapan Sampel

Tahapan Kriteria Penetapan Sampel Jumlah

1

Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

per November 2011 434

2 Perusahaan yang bergerak di industri keuangan (73)

3 Perusahaan yang baru IPO di tahun 2010 - 2011 (38)

4 Perusahaan yang memiliki ekuitas negatif (14)

5 Perusahaan yang memiliki data tidak lengkap (45)

6 Jumlah sampel yang memenuhi kriteria 264

Dari tabel di atas maka dapat dikatakan penelitian ini mengambil sampel

data 264 perusahaan cross section yang tersebar di 8 jenis industri pada tahun

2010. Distribusi sampel berdasarkan industri disajikan pada Tabel 4.2 berikut :

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 73: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

58

Universitas Indonesia

Tabel 4. 2 Distribusi Perusahaan Sampel Berdasarkan Industri

No. Industri Jumlah Persentase

1 Perdagangan, Jasa, dan Investasi 76 29%

2 Properti, Real Estat, dan Konstruksi 43 16%

3 Industri Dasar dan Kimia 39 15%

4 Aneka Industri 25 9%

5 Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi 24 9%

6 Pertambangan 21 8%

7 Industri Barang Konsumsi 20 8%

8 Pertanian 16 6%

Total 264 100%

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa sampel penelitian paling

banyak disumbang oleh perusahaan yang berasal dari jenis industri perdagangan,

jasa, dan investasi yaitu 29%. Tempat kedua diikuti oleh perusahaan yang berasal

dari jenis industri properti, real estat, dan konstruksi dengan sumbangan dari total

sampel sebesar 16%. Tempat ketiga diisi oleh perusahaan yang bergerak di

industri dasar dan kimia dengan total sumbangan dari sampel sebesar 15%.

Sisanya kemudian diikuti oleh industri infrastruktur, utilitas, dan transportasi serta

aneka industri di urutan ke empat dan ke lima dengan persentase masing-masing

9%. Industri pertambangan serta industri barang konsumsi menempati urutan ke

enam dan ke tujuh dengan persentase masing-masing 8%. Terakhir industri

pertanian menyumbang hanya 6% dari total sampel penelitian.

4.2 Skor Efektivitas Komite Audit

Penelitian ini mengukur efektivitas komite audit dengan menggunakan

skor yang digunakan oleh Hermawan (2009) yang terlampir dalam Lampiran 3.

Skor efektivitas komite audit dibagi menjadi tiga bagian besar yaitu aktivitas

komite audit, ukuran komite audit, dan kompetensi komite audit. Ringkasan skor

dari sampel penelitian adalah sebagai berikut :

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 74: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

59

Universitas Indonesia

Tabel 4. 3 Skor Aktivitas Komite Audit

Skor komite audit Good % Fair % Poor % Total %

Aktivitas komite

audit

1 Evaluasi internal

control 170 64% 0 0% 94 36% 264 100%

2 Mengajukan auditor 41 16% 0 0% 223 84% 264 100%

3 Review laporan

keuangan 185 70% 0 0% 79 30% 264 100%

4 Evaluasi kepatuhan

peraturan 121 46% 0 0% 143 54% 264 100%

5 Menyiapkan laporan

komite audit 172 65% 0 0% 92 35% 264 100%

6 Jumlah meeting

dalam 1 tahun 57 22% 81 31% 126 48% 264 100%

7

Performa kehadiran

meeting dalam 1

tahun

113 43% 7 3% 144 55% 264 100%

8 Evaluasi auditor

eksternal 3 1% 87 33% 174 66% 264 100%

Kriteria pertama sampai dengan ke delapan merupakan bagian dari

aktivitas komite audit. Untuk kriteria pertama yaitu evaluasi internal control,

kategori good memiliki komposisi 64%, sedangkan kategori poor memiliki

komposisi 36% sehingga dapat dikatakan dari perusahaan-perusahaan dalam

sampel sudah melakukan kegiatan evaluasi internal control. Untuk kriteria kedua

yaitu mengajukan auditor, kategori good memiliki komposisi 16%, sedangkan

kategori poor memiliki komposisi 84%, menunjukkan kriteria ini masih jarang

dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dalam sampel. Untuk kriteria ketiga adalah

review laporan keuangan, kategori good memiliki komposisi 70%, sedangkan

kategori poor memiliki komposisi 30% yang menunjukkan komite audit pada

perusahaan-perusahaan dalam sampel sebagian besar sudah melakukan review

laporan keuangan. Untuk kriteria ke empat keharusan adanya evaluasi kepatuhan

peraturan oleh komite audit, kategori good memiliki komposisi 46%, sedangkan

kategori poor memiliki komposisi 54% yang menunjukkan hampir setengah dari

sampel perusahaan mempunyai komite audit yang melakukan evaluasi kepatuhan

perusahaan terhadap peraturan yang berlaku. Kriteria kelima adalah menyiapkan

laporan komite audit tahunan, kategori good memiliki komposisi 65%, sedangkan

kategori poor memiliki komposisi 35% yang menunjukkan bahwa lebih dari

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 75: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

60

Universitas Indonesia

setengah sampel perusahaan sudah menyajikan laporan komite audit dalam

annual report nya.

Kriteria ke enam yaitu jumlah meeting dalam satu tahun, kategori good

memiliki komposisi 22%, kategori fair memiliki komposisi 31%, dan kategori

poor memiliki komposisi 48% yang menunjukkan bahwa komite audit pada

perusahaan-perusahaan dalam sampel sebagian besar melakukan kegiatan meeting

tahunan kurang dari 4 kali dalam 1 tahun. Kriteria ke tujuh yaitu performa

kehadiran meeting dalam 1 tahun, kategori good memiliki komposisi 43%,

kategori fair memiliki komposisi 3%, dan kategori poor memiliki komposisi 55%

yang menunjukkan bahwa setengah dari perusahaan-perusahaan yang menjadi

sampel menunjukkan performa kehadiran dalam meeting komite audit yang masih

buruk. Kriteria ke delapan yaitu evaluasi auditor eksternal, kategori good

memiliki komposisi 1%, kategori fair memiliki komposisi 33%, dan kategori poor

memiliki komposisi 66% yang menunjukkan bahwa kegiatan evaluasi auditor

eksternal oleh komite audit masih jarang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan

dalam sampel.

Tabel 4. 4 Skor Ukuran Komite Audit

Skor komite audit Good % Fair % Poor % Total %

Ukuran komite audit

1 Jumlah anggota komite

audit 30 11% 210 80% 24 9% 264 100%

Kriteria dalam Tabel 4.4 merupakan bagian dari ukuran komite audit yaitu

jumlah anggota komite audit, kategori good memiliki komposisi 11%, kategori

fair memiliki komposisi 80%, dan kategori poor memiliki komposisi 9%. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan-perusahaan dalam sampel sudah

memiliki jumlah anggota komite audit tiga orang terlihat dari komposisi kategori

fair memberikan komposisi paling besar dalam kriteria ini.

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 76: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

61

Universitas Indonesia

Tabel 4. 5 Skor Kompetensi Komite Audit

Skor komite audit Good % Fair % Poor % Total %

Kompetensi

komite audit

1 Latar belakang

akuntansi 82 31% 65 25% 117 44% 264 100%

2 Umur anggota

komite audit 131 50% 6 2% 127 48% 264 100%

Kriteria pertama dan kedua dari Tabel 4.5 merupakan bagian dari

kompetensi komite audit. Kriteria pertama yaitu latar belakang akuntansi, kategori

good memiliki komposisi 31%, kategori fair memiliki komposisi 25%, dan

kategori poor memiliki komposisi 44% yang menunjukkan hampir setengah dari

sampel perusahaan komite auditnya minimal mempunyai lebih dari satu orang

yang mempunyai latar belakang akuntansi. Kriteria kedua dari Tabel 4.5 yaitu

umur anggota komite audit, kategori good memiliki komposisi 50%, kategori fair

memiliki komposisi 2%, dan kategori poor memiliki komposisi 48% yang

menunjukkan bahwa setengah dari sampel perusahaan memenuhi kriteria ini dan

hampir setengah dari sampel perusahaan belum memenuhi kriteria ini yaitu

anggota komite audit mempunyai umur rata-rata di atas 40 tahun.

Kriteria-kriteria yang tergabung sebagai skor efektivitas komite audit ini

kemudian diuji reliabilitasnya dengan menggunakan Cronbach’s Alpha.

Tabel 4. 6 Uji CronBach Alpha

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.803 .801 11 Sumber : data hasil pengolahan SPSS 19

Dari pengujian CronBach Alpha untuk menguji reliabilitas skor komite

audit didapat angka 0,803 yang lebih tinggi dari 0,7 sehingga dapat dikatakan

kriteria-kriteria dalam skor efektivitas komite audit yang terdiri dari 11 kriteria

konsisten berhubungan erat satu sama lain sebagai satu grup. Oleh karena itu

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 77: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

62

Universitas Indonesia

secara reliabilitas skor komite audit dapat digunakan dalam penelitian (Malhotra,

2007).

4.3 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran variabel-variabel yang digunakan

dalam penelitian ini. Sebelum diolah lebih lanjut, data diperiksa apakah memiliki

outlier dengan menggunakan winsorized approach yang digunakan dalam

penelitian Hermawan (2009) yaitu data yang terletak di luar batas angka 3 standar

deviasi di atas dan di bawah nilai rata-rata (mean) dari variabel tersebut.

Kemudian data outliers akan diganti dengan angka tertinggi atau terendah yang

terdapat dalam data observasi yang masih berada di dalam batas-batas 3 standar

deviasi. Dengan demikian tidak ada data yang dikeluarkan dari observasi. Semua

variabel di winsorized kecuali variabel skor komite audit. Berikut disajikan tabel

statistik deskriptif penelitian :

Tabel 4. 7 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Minimum Maximum Mean Std. Deviation

RETURN (0.03) 0.09 0.01 0.02

NI (Rp.) (7,641 miliar) 14,366 miliar 415 miliar 1,529 miliar

∆ NI (Rp.) (7,639 miliar) 5,500 miliar 91 miliar 742 miliar

CFO (Rp.) (2,206 miliar) 27,758 miliar 537 miliar 2,107 miliar

∆ CFO (Rp.) (8,428 miliar) 4,595 miliar (15 miliar) 851 miliar

ACSCORE 11 32 21.10 5.40

SIZE (Rp.) 15 miliar 112,857 miliar 5,251 miliar 12,740 miliar

LEVERAGE 0.00 0.91 0.29 0.24

GROWTH 0.07 80.39 2.64 5.71

RISK (2.22) 2.33 0.61 0.70

Sumber : data hasil pengolahan SPSS 19

Jumlah observasi : 264

RETURN = market adjusted return yaitu return saham dikurang dengan return market,

NI = laba bersih perusahaan, ∆ NI = perubahan laba bersih perusahaan, CFO = arus kas

dari kegiatan operasi perusahaan, ∆ CFO = perubahan arus kas dari kegiatan operasi

perusahaan, ACSCORE = skor komite audit perusahaan, SIZE = total aset perusahaan,

LEVERAGE = rasio total debt dibagi dengan total aset, GROWTH = rasio price to book

value yaitu harga pasar per saham dibagi nilai buku ekuitas per saham, RISK = nilai beta

perusahaan dihitung berdasarkan periode mingguan selama satu tahun.

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 78: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

63

Universitas Indonesia

Variabel RETURN adalah market adjusted return yaitu return saham

dikurang dengan return market, mempunyai rata-rata return sebesar 0,01. Hal ini

menunjukkan bahwa saham yang masuk dalam sampel penelitian memberikan

return rata-rata 1%. Dapat dilihat juga bahwa saham-saham yang masuk dalam

sampel penelitian paling kecil memberikan return sebesar (0.03) dan paling besar

memberikan return 0.09. Hal ini juga menunjukkan bahwa dari sampel 264

perusahaan yang diteliti, paling jelek memberikan return sebesar -3% dan paling

besar memberikan return hingga mencapai 9%.

Variabel NI adalah laba bersih perusahaan, memiliki rata-rata sebesar 415

miliar yang artinya perusahaan perusahaan yang masuk dalam sampel penelitian

mempunyai rata-rata laba bersih sebesar Rp. 415 miliar dengan variansi yang

cukup besar. Nilai minimum dari variabel ini adalah (Rp.7,641 miliar) yang

artinya terdapat perusahaan yang menghasilkan rugi sebesar Rp. 7 triliun,

sedangkan nilai maksimum dari variabel ini adalah Rp.14,366 miliar yang artinya

terdapat perusahaan yang menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 14 triliun.

Variabel ∆ NI adalah perubahan laba bersih perusahaan, memiliki rata-rata

perubahan laba bersih sebesar Rp. 91 miliar. Nilai minimum adalah sebesar (Rp. 7

triliun) yang menunjukkan terdapat perusahaan yang mengalami penurunan laba

bersih hingga mencapai Rp. 7 triliun. Nilai maksimum adalah sebesar Rp5 triliun

yang artinya terdapat perusahaan yang mengalami kenaikan laba bersih sebesar

Rp.5 triliun.

Variabel CFO adalah arus kas dari kegiatan operasi, memiliki rata-rata

sebesar Rp.537 miliar dengan variansi yang cukup besar pula. Nilai minimum dari

variabel ini adalah (Rp. 2,206 miliar) yang artinya terdapat perusahaan yang

mempunyai arus kas dari kegiatan operasi minus Rp. 2 triliun. Nilai maksimum

dari variabel ini adalah 27,758 miliar yang artinya terdapat perusahaan yang

mempunyai surplus arus kas dari kegiatan operasi sebesar Rp. 27 triliun.

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 79: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

64

Universitas Indonesia

Variabel ∆ CFO adalah perubahan arus kas dari kegiatan operasi, memiliki

rata-rata minus Rp. 15 miliar sehingga dapat dikatakan secara rata-rata perusahaan

dalam sampel mengalami penurunan arus kas dari kegiatan operasi mencapai Rp.

15 miliar. Nilai minimum dari variabel ini adalah (Rp. 8 triliun) menunjukkan

terdapat perusahaan yang mengalami penurunan saldo arus kas dari kegiatan

operasi sebesar Rp.8 triliun. Nilai maksimum dari variabel ini adalah Rp. 4 triliun

menunjukkan terdapat perusahaan yang mengalami kenaikan saldo arus kas dari

kegiatan operasi sebesar Rp. 4 triliun.

Variabel ACSCORE adalah skor efektivitas komite audit yang diukur

dengan menggunakan skor komite audit yang terlampir dalam lampiran 3.

Variabel ini memiliki rata-rata 21,10 yang artinya rata-rata perusahaan yang

dijadikan sampel mempunyai skor komite audit mendekati angka 33 sebagai

angka teratasnya. Hal ini menunjukkan peran komite audit sudah cukup efektif di

perusahaan-perusahaan yang dijadikan sebagai sampel.

Variabel SIZE diukur dengan melihat total aset perusahaan, memiliki rata-

rata sebesar 5,251 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan yang

digunakan dalam sampel mempunyai total aset sebesar Rp. 5 triliun. Nilai

minimum disini menunjukkan bahwa perusahaan yang masuk dalam sampel

mempunyai nilai aset paling kecil sebesar Rp. 15 miliar, sedangkan nilai

maksimum menunjukkan bahwa perusahaan yang masuk dalam sampel

mempunyai nilai aset paling besar sebesar Rp. 112 triliun.

Variabel LEVERAGE diukur dengan menggunakan rasio debt to total

asset, memiliki rata-rata sebesar 0.29. Dapat dikatakan bahwa perusahaan yang

masuk dalam sampel penelitian mempunyai rata-rata rasio debt to total asset yang

cukup rendah sebesar 29%. Artinya rata-rata perusahaan mempunyai komposisi

utang hanya sebesar 29% dari total asetnya. Nilai minimum disini sebesar 0

menunjukkan bahwa perusahaan yang termasuk dalam sampel tidak mempunyai

utang sama sekali, sedangkan nilai maksimum menunjukkan bahwa perusahaan

yang termasuk dalam sampel mempunyai komposisi utang 91% dari total asetnya.

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 80: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

65

Universitas Indonesia

Variabel GROWTH diukur dengan menggunakan rasio PBV (price to

book value) yang didapat dari perhitungan harga pasar per saham dibagi nilai

buku ekuitas per saham. Nilai rata-rata GROWTH dalam penelitian ini adalah

2.64 yang menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang digunakan dalam

sampel punya nilai pasar per saham rata-rata di atas book value ekuitas per saham

sebesar 2.64 kali nya. Nilai minimum sebesar 0.07 menunjukkan bahwa

perusahaan-perusahaan yang digunakan dalam sampel tidak ada yang mempunyai

nilai book value ekuitas per saham di bawah nilai pasar per saham. Nilai

maksimum sebesar 80.39 menunjukkan bahwa terdapat perusahaan dalam sampel

penelitian yang mempunyai nilai pasar 80.39 kali di atas nilai book value ekuitas

per sahamnya.

Variabel RISK merupakan systematic risk perusahaan yang diukur dengan

menggunakan beta perusahaan dihitung berdasarkan periode mingguan selama

satu tahun. Nilai rata-rata beta dalam sampel adalah 0.61 menunjukkan bahwa

rata-rata risiko perusahaan yang digunakan dalam sampel lebih rendah dari risiko

pasar sebesar 0.61 dengan hubungan positif. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal,

salah satunya karena perusahaan yang digunakan dalam sampel tidak aktif

diperdagangkan di pasar selama satu tahun.

4.4 Analisis Korelasi Antar Variabel Model Penelitian

Analisis korelasi dilakukan untuk memberikan gambaran umum tentang

hubungan antar variabel yang digunakan dalam model penelitian. Variabel yang

akan dilihat korelasinya adalah RETURN, NI, CFO, DNI, DCFO, ACSCORE,

SIZE, LEVERAGE, GROWTH, dan RISK. RETURN adalah market adjusted

return yaitu return saham dikurang dengan return market, NI adalah laba bersih

perusahaan, CFO adalah arus kas dari kegiatan operasi perusahaan, DNI adalah

perubahan laba bersih perusahaan, DCFO adalah perubahan arus kas dari kegiatan

operasi, ACSCORE adalah skor komite audit perusahaan dengan kriteria nilai 1

ketika skor lebih dari angka median, dan 0 apabila skor kurang sama dengan

median, SIZE adalah total aset perusahaan, LEVERAGE adalah rasio total debt

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 81: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

66

Universitas Indonesia

dibagi dengan total aset, GROWTH adalah rasio price to book value yaitu harga

pasar per saham dibagi nilai buku ekuitas per saham, RISK adalah nilai beta

perusahaan dihitung berdasarkan periode mingguan selama satu tahun.

Hasil analisis korelasi antar variabel model penelitian disajikan pada Tabel

4.8. Dari tabel terlihat bahwa variabel ACSCORE mempunyai hubungan negatif

terhadap variabel RETURN namun tidak signifikan yang artinya tidak terdapat

asosiasi antara return saham perusahaan dengan efektivitas komite audit.

Tabel 4. 8 Analisis Korelasi Pearson

RETURN NI CFO DNI DCFO

ACSCOR

E SIZE LEV GROWTH RISK

RETURN 1.00

NI

.3838*

* 1.00

(0.00)

CFO .337** .384** 1.00

(0.00) (0.00)

DNI .320** .753** .269** 1.00

(0.00) (0.00) (0.00)

(0.00

)

DCFO 0.031 -.137* .379** .154* 1.00

(0.61) (0.03) (0.00)

(0.01

)

ACSCORE -0.02 0.11 0.11 .123* 0.06 1.00

(0.74) (0.07) (0.09)

(0.03

)

(0.34

)

SIZE -.149* 0.06 -0.05 0.01 -0.08 .299** 1.00

(0.02) (0.19) (0.49)

(0.82

)

(0.19

) (0.00)

LEV -0.06 -0.11 0.08 -0.06 -0.03 0.03 .199** 1.00

(0.29) (0.08) (0.22)

(0.33

)

(0.59

) (0.64) (0.00)

GROWTH .166** -0.07 -.162** -0.07 0.01 0.034 .195** -0.04 1.00

(0.00) (0.25) (0.01)

(0.26

)

(0.88

) (0.59) (0.00)

(0.55

)

RISK -.252** 0.04 -0.08 0.01 -0.11 .174** .353** 0.02 0.05 1.00

(0.00) (0.53) (0.18)

(0.93

)

(0.07

) (0.00) (0.00)

(0.69

) (0.41)

Sumber : data hasil pengolahan SPSS

**. Signifikan pada level α = 1% (2-tailed), *. Signifikan pada level α = 5% (2-tailed)

Angka di dalam kurung menunjukkan p-value

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 82: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

67

Universitas Indonesia

Variabel SIZE memiliki asosiasi negatif signifikan di α = 5% terhadap

variabel RETURN, variabel LEVERAGE memiliki asosiasi negatif tidak

signifikan terhadap variabel RETURN, variabel GROWTH yang memiliki

asosiasi positif signifikan di α = 1% terhadap variabel RETURN, dan variabel

RISK memiliki asosiasi negatif signifikan di α = 1% terhadap variabel RETURN.

Terlihat pula bahwa variabel NI, DNI dan CFO berkorelasi positif terhadap

variabel RETURN dengan level signifikansi α = 1%.

Dari Tabel 4.8 terlihat bahwa variabel RETURN berkorelasi positif dan

signifikan terhadap variabel independen yang diujikan dalam penelitian ini yaitu

NI dan DNI yang mewakili laba bersih serta perubahan laba bersih dengan level

signifikansi α = 1%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar laba bersih dan

perubahan laba bersih maka akan meningkatkan return saham perusahaan. Angka

laba bersih dalam laporan laba rugi mencerminkan kegiatan operasi serta posisi

keuangan perusahaan sehingga bisa dijadikan acuan bagi investor apabila ingin

berinvestasi di saham perusahaan. Semakin tinggi nilai laba bersih maka semakin

bagus kinerja perusahaan membuat saham perusahaan makin diminati sehingga

harga sahamnya meningkat yang akhirnya memberikan return.

Dari Tabel 4.8, variabel CFO juga terlihat berkorelasi positif dengan

variabel RETURN dengan level signifikansi α = 1%. Hal ini menunjukkan bahwa

semakin besar nilai arus kas dari kegiatan operasi maka semakin tinggi return

saham perusahaan. Arus kas dari kegiatan operasi merupakan angka laba bersih

yang bersifat cash basis, artinya segala komponen kegiatan operasional yang

bersifat accrual basis sudah dikeluarkan dari laba bersih sehingga angka yang

tertera pada arus kas dari kegiatan operasi benar-benar mencerminkan kegiatan

operasi perusahaan secara tunai. Arus kas dari kegiatan operasi merupakan bottom

line dari keseluruhan laporan arus kas karena merupakan indikator kesehatan

keuangan perusahaan dimana kegiatan operasi perusahaan merupakan tulang

punggung perusahaan dalam membiayai kelangsungan hidup perusahaan itu

sendiri. Semakin tinggi nilai arus kas dari kegiatan operasi maka kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan uang kas dari kegiatan operasi semakin besar

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 83: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

68

Universitas Indonesia

sehingga kelebihan uang ini bisa digunakan untuk membiayai kegiatan investasi

ataupun pendanaan untuk tujuan membuat perusahaan tumbuh berkembang

sehingga harga saham nya meningkat yang akhirnya memberikan return.

4.5 Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk memastikan bahwa model regresi yang

digunakan dalam penelitian tidak bias, seperti persebaran data harus normal, tidak

ada multikolinearitas, dan tidak adanya heteroskedastisitas.

4.5.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi variabel dependen mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas

dilakukan dengan menggunakan Normal Probability Plot dalam perangkat lunak

SPSS. Model regresi yang baik adalah ketika persebaran data menyebar di sekitar

garis regresi yang lurus miring melintang. Namun model regresi tidak memenuhi

asumsi normalitas ketika persebaran data menyebar jauh dari garis regresi. Untuk

lebih meyakinkan asumsi normalitas, maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov

melalui SPSS. Apabila signifikansi nilai uji Kolmogorov-Smirnov di atas 0,05

maka model diasumsikan berdistribusi normal. (Yamin et al. 2011).

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas (normal P-P Plot) Sumber : data hasil pengolahan SPSS 19

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 84: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

69

Universitas Indonesia

Berdasarkan grafik Normal Probability plot di atas terlihat data cenderung

mendekati dan mengikuti garis diagonal. Namun untuk lebih memastikan asumsi

normalitas maka perlu dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov.

Tabel 4. 9 Hasil One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Sumber : data hasil pengolahan SPSS 19

Setelah dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-

Smirnov ternyata angka signifikansinya di bawah 0.05 sehingga tidak memenuhi

asumsi normalitas menurut uji Kolmogorov-Smirnov. Namun menurut Brook

(2008) masalah normalitas dapat diatasi dengan penggunaan jumlah data sampel

penelitian di atas 30. Data penelitian ini berjumlah 264 sampel dan diasumsikan

sudah memenuhi asumsi normalitas sehingga model regresi sudah memenuhi

asumsi normalitas.

4.5.2 Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan

yang sempurna antar variabel independen dalam model regresi. Untuk mendeteksi

ada tidaknya multikolinearitas dapat menggunakan metode variance inflation

factor (VIF) dan Tolerance yang disediakan dalam software SPSS. Nilai VIF

kurang dari 10 dan nilai tolerance di atas 0,1 menunjukkan tidak ada masalah

multikolinearitas antar variabel independen (Yamin et al. 2011). Berdasarkan

tabel pengujian multikolinearitas untuk enam model regresi dapat dilihat bahwa

masing-masing model mempunyai nilai VIF di bawah 10 dan nilai tolerance di

atas 0,1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari enam model pada Tabel

4.10, seluruh variabel independen tidak terdapat multikolinearitas.

RETURN

N 264

Normal Parametersa,b Mean 0.006

Std. Deviation 0.015

Most Extreme Differences

Absolute 0.132

Positive 0.132

Negative -0.086

Kolmogorov-Smirnov Z 2.137

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.000

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 85: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

70

Universitas Indonesia

Tabel 4. 10 Pengujian Multikolinearitas dengan Tolerance dan VIF Model regresi 1

Rit = β0 + β1.NIit + β2.DNIit + β3.SIZEit + β4.LEVit + β5.GROWTHit + β6.RISKit + εi

Model regresi 2

Rit = β0 + β1.CFOit + β2.DCFOit + β3.SIZEit + β4.LEVit + β5.GROWTHit + β6.RISKit + εi

Model regresi 3

Rit = β0 + β1.NIit + β2.DNIit + β3.CFOit + β4.DCFOit + β5.SIZEit + β6.LEVit + β7.GROWTHit + β8.RISKit + εi

Model regresi 4

Rit = β0 + β1.NIit + β2.DNIit + β3.ACSCOREit + β4.NIit * ACSCOREit + β5.DNIit * ACSCOREit + β6.SIZEit + β7.LEVit + β8.GROWTHit + β9.RISKit + εi

Model regresi 5

Rit = β0 + β1.CFOit + β2.DCFOit + β3.ACSCOREit + β4.CFOit * ACSCOREit + β5.DCFOit * ACSCOREit + β6.SIZEit + β7.LEVit + β8.GROWTHit + β9.RISKit + εi

Model regresi 6

Rit = β0 + β1.NIit + β2.DNIit + β3.CFOit + β4.DCFOit + β5.ACSCOREit + β6.NIit * ACSCOREit + β7.CFOit * ACSCOREit + β8.DNIit * ACSCOREit + β9.DCFOit *

ACSCOREit + β10.SIZEit + β11.LEVit + β12.GROWTHit + β13.RISKit + εi

Variabel

Model 1 Model 2 Model 3 Model 4 Model 5 Model 6

Tolerance VIF Tolerance VIF Tolerance VIF Tolerance VIF Tolerance VIF Tolerance VIF

NI 0.424 2.359

0.370 2.704 0.272 3.681

0.207 4.827

CFO 0.822 1.217 0.623 1.604

0.310 3.229 0.224 4.456

DNI 0.431 2.318

0.429 2.333 0.281 3.553

0.254 3.939

DCFO 0.840 1.191 0.740 1.352

0.436 2.293 0.317 3.157

ACSCORE

0.775 1.290 0.665 1.503 0.646 1.548

NI * ACSCORE

0.139 7.194

0.124 8.060

CFO * ACSCORE

0.289 3.454 0.219 4.576

DNI * ACSCORE

0.151 6.621

0.141 7.087

DCFO * ACSCORE

0.483 2.071 0.401 2.493

SIZE 0.798 1.254 0.804 1.244 0.796 1.257 0.741 1.350 0.742 1.348 0.732 1.365

LEVERAGE 0.934 1.071 0.944 1.059 0.905 1.105 0.902 1.109 0.927 1.079 0.867 1.153

GROWTH 0.947 1.056 0.927 1.079 0.927 1.079 0.943 1.060 0.923 1.084 0.917 1.090

RISK 0.873 1.146 0.865 1.156 0.864 1.158 0.861 1.161 0.858 1.166 0.847 1.181

Sumber : data hasil pengolahan SPSS 19

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 86: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

71

Universitas Indonesia

4.5.3 Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam

model regresi yang digunakan terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Pengujian heteroskedastisitas dengan

menggunakan uji White (White’s General Heteroscedastisity Test) yang tersedia

dalam software Eviews. Model regresi akan diasumsikan homoskedastisitas apabila

nilai probabilitas dari Obs*R-squared di atas 0,05. Hasil uji White masing-masing

model regresi ditampilkan pada tabel di bawah ini :

Tabel 4. 11 Pengujian Heteroskedastisitas dengan Uji White

Heteroskedasticity Test:

White Model 1 Model 2 Model 3 Model 4 Model 5 Model 6

Prob. Obs*R-squared 0.0008 0.0000 0.0007 0.0005 0.0000 0.0005

Sumber : data hasil pengolahan Eviews

Nilai probabilitas dari Obs*R-squared untuk model 1,2,3,4,5 dan 6

memberikan nilai di bawah 0.05 yang menunjukkan terjadinya heteroskedastisitas

sehingga asumsi model regresi bersifat homoskedastisitas tidak ada dapat diterima.

Model penelitian 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 kemudian diregresikan kembali dengan

menggunakan metode White Heteroskedasticity Consistent Coefficient Covariance.

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 87: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

72

Universitas Indonesia

Tabel 4. 12 Hasil Regresi Model Penelitian Model regresi 1

Rit = β0 + β1.NIit + β2.DNIit + β3.SIZEit + β4.LEVit + β5.GROWTHit + β6.RISKit + εi

Model regresi 2

Rit = β0 + β1.CFOit + β2.DCFOit + β3.SIZEit + β4.LEVit + β5.GROWTHit + β6.RISKit + εi

Model regresi 3

Rit = β0 + β1.NIit + β2.DNIit + β3.CFOit + β4.DCFOit + β5.SIZEit + β6.LEVit + β7.GROWTHit + β8.RISKit + εi

Expected

Sign

Hasil Regresi Model 1 Hasil Regresi Model 2 Hasil Regresi Model 3

Unstandardized

Coefficients t-

Statistic Sig.

Unstandardized

Coefficients t-

Statistic Sig.

Unstandardized

Coefficients t-

Statistic Sig.

B B B

(constant) 0.041 2.600 0.005 0.031 1.859 0.032 0.036 2.309 0.009

NI + 0.016 4.048 0.000*** 0.011 2.661 0.004***

DNI + 0.003 0.490 0.312

0.003 0.566 0.258

CFO + 0.017 4.601 0.000*** 0.010 2.526 0.007***

DCFO + -0.004 -1.561 0.060* -0.001 -0.583 0.292

SIZE - -0.003 -2.321 0.011*** -0.002 -0.998 0.052* -0.003 -2.146 0.013**

LEVERAGE + 0.002 0.396 0.346 -0.004 4.183 0.160 0.001 -0.178 0.491

GROWTH + 0.001 3.764 0.000*** 0.002 -3.319 0.000*** 0.002 4.255 0.000***

RISK + -0.005 -3.695 0.000*** -0.005 0.000 0.001*** -0.005 -3.555 0.000***

R-squared 0.283 0.255 0.328

Adjusted R-squared 0.266 0.238 0.307

F-statistic 16.909 14.695 15.570

Prob(F-statistic) 0.000 0.000 0.000

Sumber : data hasil pengolahan Eviews

*** signifikan pada level α = 1% (one-tailed)

** signifikan pada level α = 5% (one-tailed)

* signifikan pada level α = 10% (one-tailed)

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 88: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

73

Universitas Indonesia

Tabel 4. 12 Hasil Regresi Model Penelitian (lanjutan) Model regresi 4

Rit = β0 + β1.NIit + β2.DNIit + β3.ACSCOREit + β4.NIit * ACSCOREit + β5.DNIit * ACSCOREit + β6.SIZEit + β7.LEVit + β8.GROWTHit + β9.RISKit + εi

Model regresi 5

Rit = β0 + β1.CFOit + β2.DCFOit + β3.ACSCOREit + β4.CFOit * ACSCOREit + β5.DCFOit * ACSCOREit + β6.SIZEit + β7.LEVit + β8.GROWTHit + β9.RISKit + εi

Model regresi 6

Rit = β0 + β1.NIit + β2.DNIit + β3.CFOit + β4.DCFOit + β5.ACSCOREit + β6.NIit * ACSCOREit + β7.CFOit * ACSCOREit + β8.DNIit * ACSCOREit + β9.DCFOit * ACSCOREit + β10.SIZEit + β11.LEVit +

β12.GROWTHit + β13.RISKit + εi

Expected

Sign

Hasil Regresi Model 4 Hasil Regresi Model 5 Hasil Regresi Model 6

Unstandardized

Coefficients t-Statistic Sig.

Unstandardized

Coefficients t-Statistic Sig.

Unstandardized

Coefficients t-Statistic Sig.

B B B

(constant) 0.040 2.512 0.006 0.030 1.726 0.046 0.035 2.140 0.017

NI + 0.019 5.408 0.000*** 0.014 2.649 0.004***

DNI + 0.003 0.488 0.313

0.006 0.793 0.214

CFO + 0.019 4.321 0.000*** 0.010 1.709 0.044**

DCFO + -0.006 -3.502 0.000*** -0.001 -0.473 0.318

ACSCORE + 0.001 0.606 0.272 0.001 0.441 0.384 0.000 0.170 0.433

NI * ACSCORE + -0.008 -0.822 0.206

-0.005 -0.550 0.291

CFO * ACSCORE +

-0.004 -0.604 0.296 0.001 0.107 0.457

DNI * ACSCORE + 0.003 0.241 0.405

-0.004 -0.252 0.401

DCFO * ACSCORE +

0.000 0.849 0.199 0.000 0.072 0.471

SIZE - -0.003 -2.220 0.014** -0.002 -1.524 0.066* -0.003 -1.945 0.026**

LEVERAGE + 0.001 0.167 0.434 -0.005 -1.058 0.207 -0.001 -0.323 0.373

GROWTH + 0.001 3.681 0.000*** 0.002 4.270 0.000*** 0.002 4.180 0.000***

RISK + -0.005 -3.770 0.000*** -0.005 -3.295 0.001*** -0.005 -3.571 0.000***

R-squared 0.289 0.262 0.336

Adjusted R-squared 0.263 0.236 0.301

F-statistic 11.446 10.027 9.724

Prob(F-statistic) 0.000 0.000 0.000

Sumber : data hasil pengolahan Eviews *** signifikan pada level α = 1% (one-tailed), ** signifikan pada level α = 5% (one-tailed), * signifikan pada level α = 10% (one-tailed)

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 89: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

74

Universitas Indonesia

4.6 Uji Statistik F

Uji ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara

bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji F ini direpresentasikan melalui nilai

probabilitas dari F-statistic. Apabila nilai probabilitas dari F hitung kurang dari 0,05

maka hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara

beberapa variabel independen terhadap variabel dependen diterima.

Dari Tabel 4.12 model regresi hasil pengujian metode White

Heteroskedasticity-Consistent Coefficient Covariance untuk model 1 dengan variabel

independen yaitu laba bersih (NI) dan perubahan laba bersih (DNI), serta variabel

kontrol total aset perusahaan (SIZE), rasio utang terhadap total aset perusahaan

(LEVERAGE), price to book value (GROWTH), dan risiko perusahaan (RISK)

menunjukkan nilai probabilitas dari F-statistic = 0,000 dan F-statistic sebesar 16,909

yang menunjukkan bahwa model 1 sudah memberikan gambaran bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan variabel independen dan variabel kontrol terhadap return

saham perusahaan (RETURN).

Begitu pula dari hasil pengujian metode White Heteroskedasticity-Consistent

Coefficient Covariance untuk model 2 pada Tabel 4.12 dengan variabel independen

yaitu arus kas dari kegiatan operasi (CFO) dan perubahan arus kas dari kegiatan

operasi (DCFO), serta variabel kontrol total aset perusahaan (SIZE), rasio utang

terhadap total aset perusahaan (LEVERAGE), price to book value (GROWTH), dan

risiko perusahaan (RISK) menunjukkan nilai probabilitas dari F-statistic = 0,000 dan

F-statistic sebesar 14,695 yang menunjukkan bahwa model 2 sudah memberikan

gambaran bahwa terdapat pengaruh yang signifikan variabel independen dan variabel

kontrol terhadap return saham perusahaan (RETURN).

Hasil pengujian metode White Heteroskedasticity-Consistent Coefficient

Covariance untuk model 3 pada Tabel 4.12 dengan variabel independen yaitu laba

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 90: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

75

Universitas Indonesia

bersih (NI), perubahan laba bersih (DNI), arus kas dari kegiatan operasi (CFO), dan

perubahan arus kas dari kegiatan operasi (DCFO) serta variabel kontrol total aset

perusahaan (SIZE), rasio utang terhadap total aset perusahaan (LEVERAGE), price

to book value (GROWTH), dan risiko perusahaan (RISK) menunjukkan nilai

probabilitas dari F-statistic = 0,000 dan F-statistic sebesar 15,570 yang menunjukkan

bahwa model 3 sudah memberikan gambaran bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan variabel independen dan variabel kontrol terhadap return saham

perusahaan (RETURN).

Hasil pengujian metode White Heteroskedasticity-Consistent Coefficient

Covariance untuk model 4 pada Tabel 4.12 dengan variabel independen yaitu laba

bersih (NI), perubahan laba bersih (DNI), skor efektivitas komite audit (ACSCORE),

moderasi laba bersih dengan adanya efektivitas komite audit (NI*ACSCORE), dan

moderasi perubahan laba bersih dengan adanya efektivitas komite audit (DNI *

ACSCORE), serta variabel kontrol total aset perusahaan (SIZE), rasio utang terhadap

total aset perusahaan (LEVERAGE), price to book value (GROWTH), dan risiko

perusahaan (RISK) menunjukkan nilai probabilitas dari F-statistic = 0,000 dan F-

statistic sebesar 11,446 yang menunjukkan bahwa model 4 sudah memberikan

gambaran bahwa terdapat pengaruh yang signifikan variabel independen dan variabel

kontrol terhadap return saham perusahaan (RETURN).

Hasil pengujian metode White Heteroskedasticity-Consistent Coefficient

Covariance untuk model 5 dengan variabel independen yaitu arus kas dari kegiatan

operasi (CFO), perubahan arus kas dari kegiatan operasi (DCFO), skor efektivitas

komite audit (ACSCORE), moderasi arus kas dari kegiatan operasi dengan adanya

efektivitas komite audit (CFO * ACSCORE), dan moderasi perubahan arus kas dari

kegiatan operasi dengan adanya efektivitas komite audit (DCFO * ACSCORE) serta

variabel kontrol total aset perusahaan (SIZE), rasio utang terhadap total aset

perusahaan (LEVERAGE), price to book value (GROWTH), dan risiko perusahaan

(RISK) menunjukkan nilai probabilitas untuk F-statistic = 0,000 dengan F-statistic

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 91: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

76

Universitas Indonesia

sebesar 10,027 menunjukkan bahwa model 5 sudah memberikan gambaran bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan variabel independen dan variabel kontrol terhadap

return saham perusahaan.

Berdasarkan hasil pengujian metode White Heteroskedasticity-Consistent

Coefficient Covariance untuk model 6 pada Tabel 4.12 dengan variabel independen

yaitu laba bersih (NI), perubahan laba bersih (DNI), arus kas dari kegiatan operasi

(CFO), perubahan arus kas dari kegiatan operasi (DCFO), skor efektivitas komite

audit (ACSCORE), moderasi laba bersih dengan adanya efektivitas komite audit

(NI*ACSCORE), moderasi perubahan laba bersih dengan adanya efektivitas komite

audit (DNI * ACSCORE), moderasi arus kas dari kegiatan operasi dengan adanya

efektivitas komite audit (CFO*ACSCORE), dan moderasi perubahan arus kas dari

kegiatan operasi dengan adanya efektivitas komite audit (DCFO*ACSCORE), serta

variabel kontrol total aset perusahaan (SIZE), rasio utang terhadap total aset

perusahaan (LEVERAGE), price to book value (GROWTH), dan risiko perusahaan

(RISK) menunjukkan nilai probabilitas dari F-statistic = 0,000 dan F-statistic sebesar

9,724 yang menunjukkan bahwa model 6 sudah memberikan gambaran bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan variabel independen dan variabel kontrol terhadap

return saham perusahaan (RETURN).

4.7 Analisis Goodness-of-Fit (Adjusted R2)

Uji Goodness of Fit adalah untuk mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi

adalah antara nol dan satu. Nilai R2

yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 92: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

77

Universitas Indonesia

Dari Tabel 4.12 terlihat nilai adjusted R2 untuk model regresi 1 adalah sebesar

0,271 yang artinya bahwa kemampuan variabel independen yaitu NI, DNI, dan

variabel kontrol SIZE, LEVERAGE, GROWTH, dan RISK dalam model regresi 1

hanya mampu menjelaskan variabel RETURN sebesar 26,6%, sedangkan sisanya

sebesar 73,4% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam

model penelitian. Namun ketika variabel ACSCORE, NI*ACSCORE dan

DNI*ACSCORE dimasukkan ke dalam model regresi (model 4) sehingga variabel

independen dan variabel kontrol adalah NI, DNI, ACSCORE, NI * ACSCORE,

DNI*ACSCORE, SIZE, LEVERAGE, GROWTH, dan RISK memperlihatkan nilai

adjusted R2 sebesar 0,263 yang artinya bahwa kemampuan variabel independen dan

variabel kontrol dalam model regresi 4 hanya mampu menjelaskan return saham

perusahaan sebesar 26,3%, sedangkan sisanya sebesar 73,7% dijelaskan oleh faktor-

faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian. Dengan demikian

model regresi 1 dapat dikatakan lebih dapat menjelaskan variabel RETURN daripada

model regresi 4.

Berbeda dengan model regresi 2 dimana variabel independen adalah CFO,

DCFO, dan variabel kontrol adalah SIZE, LEVERAGE, GROWTH, dan RISK yang

memberikan nilai adjusted R2 hanya sebesar 0,238 yang artinya kemampuan variabel

independen dan variabel kontrol dalam model regresi 2 hanya mampu menjelaskan

return saham perusahaan sebesar 23,8%, sedangkan sisanya sebesar 76,2% dijelaskan

oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian. Ketika

variabel moderasi dimasukkan ke dalam model (model 5) maka variabel independen

menjadi CFO, DCFO, ACSCORE, CFO*ACSCORE, DCFO*ACSCORE, dan

variabel kontrol SIZE, LEVERAGE, GROWTH, dan RISK, nilai adjusted R2 untuk

model 4 menjadi sebesar 0,236 yang artinya kemampuan variabel independen dan

variabel kontrol dalam model regresi 5 hanya mampu menjelaskan return saham

perusahaan sebesar 23,6%, sedangkan sisanya sebesar 76,4% dijelaskan oleh faktor-

faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian. Oleh karena itu dapat

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 93: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

78

Universitas Indonesia

dikatakan bahwa model regresi 2 lebih dapat menjelaskan variabel RETURN

daripada model regresi 5.

Ketika variabel independen tanpa moderasi digabungkan menjadi satu model

yaitu model 3 maka variabel independen terdiri dari NI, CFO, DNI, DCFO, serta

variabel kontrol terdiri dari SIZE, LEVERAGE, GROWTH, dan RISK. Nilai

adjusted R2 untuk model 3 adalah sebesar 0,307 yang artinya kemampuan variabel

independen dan variabel kontrol dalam model regresi 3 hanya mampu menjelaskan

return saham perusahaan sebesar 30,7%, sedangkan sisanya sebesar 69,3% dijelaskan

oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian. Namun

pada saat variabel independen ditambahkan dengan variabel moderasi digabungkan

menjadi satu model yaitu model 6 maka variabel independen terdiri dari NI, CFO,

DNI, DCFO, ACSCORE, NI*ACSCORE, CFO*ACSCORE, DNI*ACSCORE,

DCFO*ACSCORE, serta variabel kontrol terdiri dari SIZE, LEVERAGE,

GROWTH, dan RISK. Nilai adjusted R2 untuk model 6 adalah sebesar 0,301 yang

artinya kemampuan variabel independen dan variabel kontrol dalam model regresi 6

hanya mampu menjelaskan return saham perusahaan sebesar 30,1%, sedangkan

sisanya sebesar 69,9% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan ke

dalam model penelitian. Dari sini dapat dikatakan bahwa model regresi 3 lebih dapat

menjelaskan variabel RETURN daripada model regresi 6.

4.8 Analisis Hasil Pengujian Hipotesis

Model regresi yang baik adalah setelah melewati uji asumsi klasik yaitu uji

normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas yang membuktikan

bahwa model regresi layak digunakan untuk uji hipotesis dengan melihat signifikansi

regresi yang didapat. Dari hasil regresi yang telah didapatkan dari pengolahan data

SPSS dan Eviews, maka selanjutnya dilakukan analisa atas hasil pengujian hipotesis.

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 94: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

79

Universitas Indonesia

4.8.1 Pengaruh Laba Bersih terhadap Return Saham

Pengujian hipotesis 1a adalah menguji tentang pengaruh laba bersih terhadap

return saham perusahaan dengan arah hubungan positif. Dari Tabel 4.12 hasil regresi

untuk model 1 didapat bahwa variabel NI yaitu laba bersih berpengaruh terhadap

variabel RETURN yaitu return saham dengan hubungan positif dengan tingkat

signifikansi di bawah α = 1%, artinya laba bersih berpengaruh positif terhadap return

saham dengan tingkat keyakinan 99%. Sedangkan variabel DNI yaitu perubahan laba

bersih tidak berpengaruh terhadap variabel RETURN karena tidak signifikan. Dari

Tabel 4.12 juga dapat dilihat hasil model regresi 3 yang menguji variabel NI, DNI,

CFO, dan DCFO dalam satu model terhadap variabel RETURN juga memberikan

hasil bahwa ketika variabel NI, DNI digabungkan dengan variabel CFO, DCFO

ternyata NI berpengaruh positif terhadap return saham, sedangkan DNI tidak

berpengaruh terhadap RETURN. Dengan demikian hipotesis 1a diterima.

Hasil ini mendukung beberapa penelitian sebelumnya yang telah meneliti

tentang relevansi nilai laba bersih terhadap return saham perusahaan. Dimulai dari

penelitian yang dilakukan oleh Ball dan Brown (1968) tentang pengaruh angka laba

akuntansi terhadap perubahan harga saham di pasar dengan periode penelitian dari

tahun 1946 sampai 1966 yang menunjukkan bahwa laba akuntansi mempengaruhi

pergerakan harga saham di pasar. Pergerakan harga saham di pasar inilah yang

digunakan dalam menghitung return saham perusahaan. Habib (2008) yang

melakukan penelitian pada perusahaan di New Zealand dengan rentang waktu dari

tahun 1994 sampai 2004 juga memberikan hasil bahwa informasi laba bersih lebih

dapat menjelaskan return saham. Dastgir et al. (2009) juga dalam penelitiannya

tentang hubungan komponen dalam laporan laba rugi dan komponen dalam arus kas

terhadap return saham. Komponen dalam laporan laba rugi yang diuji pengaruhnya

terhadap return saham perusahaan antara lain laba kotor, laba operasional, laba

sebelum pajak, dan laba bersih. Hasil penelitian mereka mengungkapkan bahwa laba

bersih sebagai komponen dari laporan laba rugi mempunyai hubungan yang sangat

kuat dengan return saham. Karena penelitian ini menggunakan sampel perusahaan

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 95: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

80

Universitas Indonesia

Indonesia, maka penelitian ini membuktikan bahwa laba bersih masih mempunyai

relevansi nilai untuk memprediksi return saham. Perubahan laba bersih yang tidak

signifikan terhadap return saham mungkin lebih dapat disebabkan karena perubahan

laba bersih ini hanya bersifat sementara, atau menurut penelitian Mostafa (2011)

jumlah perubahan laba bersih besar sehingga hanya bersifat sementara, sehingga

dapat dikatakan laba bersih mempunyai relevansi nilai terhadap return saham, namun

adanya komponen transitory earnings tidak memberikan relevansi nilai terhadap

return saham karena investor hanya memperhatikan komponen yang bersifat

permanen atau recurring, bukan yang bersifat transitory atau sementara.

Laba bersih mempengaruhi return saham secara positif dengan alasan paling

rasional adalah karena laporan laba rugi dengan hasil akhir laba bersih merupakan

informasi dasar yang digunakan oleh investor untuk kegiatan investasinya karena

sudah mencerminkan berbagai aktivitas perusahaan serta posisi keuangan perusahaan

selama tahun berjalan. Semakin tinggi nilai laba bersih maka semakin bagus kinerja

perusahaan membuat saham perusahaan makin diminati sehingga harga sahamnya

meningkat yang akhirnya memberikan return. Angka laba bersih sendiri digunakan

untuk melakukan estimasi atas arus kas serta future income perusahaan ke depannya

(Dastgir et al., 2009). Angka-angka future ini yang kemudian biasanya dipakai oleh

investor serta para analis untuk melakukan perhitungan valuasi nilai wajar saham

suatu perusahaan.

4.8.2 Pengaruh Arus Kas dari Kegiatan Operasi terhadap Return Saham

Pengujian hipotesis 2a adalah menguji tentang pengaruh arus kas dari

kegiatan operasi terhadap return saham perusahaan dengan arah hubungan positif.

Dari Tabel 4.12 hasil regresi untuk model 2 menunjukkan bahwa variabel CFO yaitu

arus kas dari kegiatan operasi berpengaruh terhadap variabel RETURN yaitu return

saham dengan hubungan positif dengan tingkat signifikansi di bawah α = 5%, artinya

arus kas dari kegiatan operasi berpengaruh positif terhadap return saham dengan

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 96: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

81

Universitas Indonesia

tingkat keyakinan 95%. Demikian pula variabel DCFO yaitu perubahan arus kas dari

kegiatan operasi berpengaruh negatif terhadap variabel RETURN dengan tingkat

signifikansi di bawah α = 10%. Namun dari Tabel 4.12 dapat dilihat hasil model

regresi 3 yang menguji variabel NI, DNI, CFO, dan DCFO dalam satu model

terhadap variabel RETURN memberikan hasil bahwa ketika variabel CFO, DCFO

digabungkan dengan variabel NI, DNI, ternyata CFO berpengaruh positif terhadap

return saham, sedangkan DCFO menjadi tidak berpengaruh terhadap RETURN.

Dengan demikian hipotesis 2a diterima.

Hasil ini juga mendukung penelitian sebelumnya yang memberikan bukti

bahwa arus kas dari kegiatan operasi berpengaruh terhadap return saham perusahaan

yaitu penelitian yang dilakukan Cheng et al. (1997) tentang penerapan prinsip SFAS

no.95 Statement of Cash Flows pada pelaporan arus kas dari kegiatan operasi. Hasil

penelitiannya memberikan bukti bahwa dengan adanya penerapan SFAS no.95 pada

pelaporan arus kas dari kegiatan operasi ternyata memberikan tambahan informasi

yang berguna untuk menjelaskan return saham perusahaan. Karena arus kas dari

kegiatan operasi bisa dihitung oleh investor, maka penelitian ini juga membuktikan

bahwa estimasi arus kas dari kegiatan operasi yang dilakukan oleh investor akan

memberikan relevansi nilai untuk menjelaskan return saham ketika data yang

digunakan adalah data keuangan yang sudah menerapkan SFAS no.95. Tambahan

informasi ini memberikan porsi yang signifikan dalam menjelaskan return saham,

yang tidak dapat dijelaskan oleh accrual earnings. Gee-jung (2009) juga memberikan

hasil serupa dalam penelitiannya di Korea tentang pengaruh dari book value equity,

earnings, dan arus kas perusahaan terhadap return saham bahwa ketika arus kas dari

kegiatan operasi digabungkan dengan book value equity memberikan relevansi yang

besar untuk memprediksi return saham di pasar. Habib (2008) dalam penelitiannya

tentang peran laba bersih dan arus kas dari kegiatan operasi dalam menjelaskan

return saham juga menemukan juga bahwa return saham dipengaruhi oleh arus kas

dari kegiatan operasi walaupun tidak sebesar pengaruh laba tahunan terhadap return

saham. Perubahan arus kas dari kegiatan operasi ditemukan tidak memberikan

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 97: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

82

Universitas Indonesia

pengaruh terhadap return saham dengan alasan nya ada komponen transitory yang

diwakili dalam perubahan arus kas dari kegiatan operasi, dan investor tidak

memperhatikan hal itu dan hanya memperhatikan komponen yang bersifat recurring

atau permanen yaitu arus kas dari kegiatan operasi. Dengan demikian dapat dikatakan

arus kas dari kegiatan operasi mempunyai relevansi nilai terhadap return saham

namun untuk komponen yang bersifat transitory tidak memberikan relevansi nilai

terhadap return saham.

Dengan adanya relevansi arus kas dari kegiatan operasi terhadap return saham

tentunya berkaitan dengan komponen-komponen yang tertera dalam laporan arus kas

dari kegiatan operasi dimana semuanya mewakili kegiatan operasi perusahaan selama

periode buku berjalan yang bersifat recurring. Arus kas masuk berasal dari penjualan

barang dan jasa secara tunai. Arus kas keluar berasal dari pembayaran beban listrik,

telepon, gaji karyawan, dan beban operasional lainnya. Secara umum arus kas dari

kegiatan operasi merupakan angka laba bersih yang bersifat cash basis, artinya segala

komponen kegiatan operasional yang bersifat accrual basis sudah dikeluarkan dari

laba bersih sehingga angka yang tertera pada arus kas dari kegiatan operasi benar-

benar mencerminkan kegiatan operasi perusahaan secara tunai. Arus kas dari kegiatan

operasi merupakan bottom line dari keseluruhan laporan arus kas karena merupakan

indikator kesehatan keuangan perusahaan dimana kegiatan operasi perusahaan

merupakan tulang punggung perusahaan dalam membiayai kelangsungan hidup

perusahaan itu sendiri. Arus kas dari kegiatan operasi yang negatif mencerminkan

ketidakberesan keuangan perusahaan (Stice et al., 2004). Semakin tinggi nilai arus

kas dari kegiatan operasi maka kemampuan perusahaan untuk menghasilkan uang kas

dari kegiatan operasi semakin besar sehingga kelebihan uang ini bisa digunakan

untuk membiayai kegiatan investasi ataupun pendanaan untuk tujuan membuat

perusahaan tumbuh berkembang sehingga investor melihat ini sebagai tanda positif

membuat harga saham nya meningkat yang akhirnya memberikan return.

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 98: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

83

Universitas Indonesia

4.8.3 Analisis Efektivitas Komite Audit Memperkuat Pengaruh Laba Bersih

terhadap Return Saham

Pengujian hipotesis 3a adalah menguji tentang peran efektivitas komite audit

apakah memperkuat pengaruh laba bersih terhadap return saham perusahaan dengan

arah hubungan positif. Dari Tabel 4.12 hasil regresi untuk model 4 didapat bahwa

variabel NI yaitu laba bersih berpengaruh terhadap variabel RETURN yaitu return

saham dengan hubungan positif dengan tingkat signifikansi di bawah α = 1%, artinya

laba bersih berpengaruh positif terhadap return saham dengan tingkat keyakinan

99%. Sama seperti hasil model regresi 1, variabel DNI tidak berpengaruh terhadap

variabel RETURN yang artinya perubahan laba bersih tidak berpengaruh terhadap

return saham. Ketika variabel NI*ACSCORE yaitu laba bersih di moderasi dengan

efektivitas komite audit, dan variabel DNI*ACSCORE yaitu perubahan laba bersih di

moderasi dengan efektivitas komite audit, hasilnya menjadi tidak signifikan dimana

tingkat signifikansi di atas α = 5%. Hal ini kemudian diperkuat dengan nilai

signifikansi dari variabel ACSCORE yaitu efektivitas komite audit terhadap variabel

RETURN yang juga di atas tingkat signifikansi α = 5% yang memberikan bukti

bahwa efektivitas komite audit tidak memperkuat pengaruh laba bersih terhadap

return saham perusahaan.

Tabel 4.12 untuk hasil regresi model 6 juga menyajikan hasil yang sama

ketika variabel NI yaitu laba bersih, variabel DNI yaitu perubahan laba bersih,

variabel CFO yaitu arus kas dari kegiatan operasi, variabel DCFO yaitu perubahan

arus kas dari kegiatan operasi, variabel ACSCORE yaitu efektivitas komite audit,

variabel NI*ACSCORE yaitu laba bersih yang sudah dimoderasi dengan efektivitas

komite audit, variabel DNI*ACSCORE yaitu perubahan laba bersih yang sudah

dimoderasi dengan efektivitas komite audit, variabel CFO * ACSCORE yaitu arus

kas dari kegiatan operasi yang sudah di moderasi dengan efektivitas komite audit, dan

variabel DCFO*ACSCORE yaitu perubahan arus kas dari kegiatan operasi yang

sudah dimoderasi dengan efektivitas komite audit diuji bersama-sama pengaruhnya

terhadap variabel RETURN yaitu return saham dalam satu model regresi (hasil

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 99: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

84

Universitas Indonesia

regresi model 6) memberikan hasil bahwa variabel NI dan CFO berpengaruh terhadap

variabel RETURN dengan hubungan positif dengan tingkat signifikansi di bawah α =

1%, artinya laba bersih dan arus kas dari kegiatan operasi berpengaruh positif

terhadap return saham dengan tingkat keyakinan 99%. Variabel DNI dan DCFO dari

hasil regresi juga terbukti sama dengan hasil regresi model 3 yaitu tidak berpengaruh

terhadap variabel RETURN. Variabel ACSCORE, NI*ACSCORE, DNI*ACSCORE,

CFO*ACSCORE, dan DCFO*ACSCORE juga memberikan hasil tidak signifikan

dimana tingkat signifikansi di atas α = 5% memberikan bukti bahwa efektivitas

komite audit tidak memperkuat pengaruh laba bersih dan arus kas dari kegiatan

operasi terhadap return saham perusahaan. ACSCORE sendiri yang tidak signifikan

memberikan arti bahwa efektivitas komite audit tidak memberikan relevansi

tambahan terhadap penggunaan laba bersih untuk memprediksi return saham. Dengan

demikian hipotesis 3a ditolak.

Hal lain yang memperlihatkan efektivitas komite audit tidak memberikan

dampak terhadap return saham secara tidak langsung bisa mengacu kepada statistik

deskriptif penelitian ini dimana nilai rata-rata untuk skor komite audit sebesar 21,10.

Artinya dari total sampel 264 perusahaan, rata-rata memiliki skor komite audit 21,10

yang mana dapat dikatakan memiliki komite audit yang sudah berperan efektif.

Kemudian dari korelasi Pearson juga menunjukkan RETURN tidak berkorelasi

dengan ACSCORE sehingga rata-rata skor komite audit tidak ada hubungannya

dengan rata-rata return saham yang memberikan angka 0.01. Dari analisis adjusted R2

juga memberikan bukti bahwa pada model 1 variabel NI dan DNI serta variabel

kontrol bisa menjelaskan variabel RETURN sebesar 26,6%, namun ketika variabel

moderasi beserta skor komite audit dimasukkan ke dalam model (model 4), variabel

independen yang terdiri dari NI, DNI, ACSCORE, NI*ACSCORE, DNI*ACSCORE

hanya bisa menjelaskan variabel RETURN sebesar 26,3% saja atau berkurang 0,3%.

Hasil penelitian ini bertentangan dengan hipotesis yang dikembangkan pada

penelitian bahwa dengan adanya peran komite audit dalam menjaga kualitas laporan

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 100: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

85

Universitas Indonesia

keuangan, maka penggunaan laba bersih dalam hubungannya dengan return saham

perusahaan akan diperkuat dengan adanya efektivitas komite audit. Beberapa

penelitian tentang peran komite audit dihubungkan dengan kualitas laporan keuangan

antara lain penelitian Lary dan Taylor (2011) tentang peran independensi,

kompetensi, dan aktivitas komite audit (diligence) berpengaruh terhadap

kemungkinan terjadinya restatement memberikan hasil bahwa tingkat independensi

serta kompentensi dari komite audit masing-masing memberikan pengaruh negatif

yang signifikan terhadap kemungkinan terjadinya restatement. Kemudian penelitian

oleh Hermawan (2009) tentang efektivitas dewan komisaris dan komite audit

dihubungkan dengan earnings response coefficient yang mencerminkan hubungan

antara return saham dengan adanya earnings announcement dari perusahaan sehingga

mencerminkan persepsi investor atas kualitas laba dalam laporan keuangan.

Penelitian ini melihat efektivitas dewan komisaris dan komite audit melalui

karakteristiknya yang terdiri dari independensi, aktivitas, jumlah anggota, dan

kompetensi komite audit untuk kemudian diteliti pengaruhnya terhadap earnings

response coefficient. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas komite audit

melalui karakteristik komite audit berpengaruh positif secara signifikan terhadap

earnings response coefficient, dan aktivitas komite audit sendiri memberikan

pengaruh positif terhadap kualitas earnings response coefficient. Penelitian Kamal

dan Ferdousi (2006) tentang keberadaan komite audit akan memastikan berjalannya

good corporate governance yang baik sehingga memberikan jaminan akuntabilitas

sebagai salah satu prinsip GCG yaitu prinsip akuntabilitas yang memastikan bahwa

laporan keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan adalah baik sehingga ketika peran

komite audit semakin efektif menekan terjadinya restatement, misstatement, atau

fraud.

Seharusnya dengan semakin baiknya kualitas laporan keuangan maka

informasi laba bersih perusahaan akan semakin relevan digunakan untuk

memprediksi return saham perusahaan. Namun tampaknya peran komite audit masih

belum terlalu diperhatikan oleh investor di Indonesia yang terbukti dari hasil uji

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 101: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

86

Universitas Indonesia

regresi model 4 dan model 6 pada Tabel 4.12, dimana efektivitas komite audit dan

laba bersih yang dimoderasi efektivitas komite audit tidak berpengaruh terhadap

return saham perusahaan. Hal ini bisa disebabkan karena efektivitas komite audit

belum memberikan relevansi tambahan terhadap angka laba bersih yang disajikan

dalam laporan keuangan. Investor melihat informasi laba bersih yang disajikan dalam

laporan keuangan sudah bernilai tanpa memperhatikan efektivitas komite audit,

sehingga relevansi nilai penggunaan laba bersih akan sama saja pada saat komite

audit efektif maupun tidak efektif. Kualitas laporan keuangan yang tidak

berhubungan dengan efektivitas komite audit juga tercermin dalam penelitian

Hermawan (2009) yaitu ketika variabel efektivitas dewan komisaris diuji bersama-

sama dengan efektivitas komite audit memberi hasil bahwa efektivitas komite audit

tidak berpengaruh terhadap earnings response coefficient. Selain itu investor

cenderung langsung merespon segala informasi yang diberikan di pasar mengenai

informasi laporan keuangan tanpa mencermati terlebih dahulu apakah informasi

laporan keuangan berkualitas atau tidak. Oleh karena peran komite audit pada sampel

perusahaan di Indonesia tidak memberikan relevansi tambahan terhadap laba bersih

maka bisa dikatakan bahwa investor kurang begitu memperhatikan efektivitas komite

audit dalam menjaga kualitas laporan keuangan khususnya komponen laba bersih,

komite audit belum memberikan sesuatu yang berbeda.

4.8.4 Analisis Efektivitas Komite Audit Memperkuat Pengaruh Arus Kas dari

Kegiatan Operasi terhadap Return Saham

Pengujian hipotesis 4a adalah menguji tentang peran efektivitas komite audit

apakah memperkuat pengaruh arus kas dari kegiatan operasi terhadap return saham

perusahaan dengan arah hubungan positif. Dari Tabel 4.12 hasil regresi untuk model

5 didapat bahwa variabel independen arus kas dari kegiatan operasi berpengaruh

terhadap variabel dependen yaitu return saham dengan hubungan positif dengan

tingkat signifikansi di bawah α = 1%, artinya variabel independen arus kas dari

kegiatan operasi berpengaruh positif terhadap return saham dengan tingkat keyakinan

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 102: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

87

Universitas Indonesia

99%. Berdasarkan hasil regresi model 5 juga terlihat bahwa variabel independen

perubahan arus kas dari kegiatan operasi berpengaruh negatif terhadap return saham

dengan tingkat signifikansi di bawah α = 1%. Namun ketika variabel independen arus

kas dari kegiatan operasi dan perubahan arus kas dari kegiatan operasi di moderasi

dengan efektivitas komite audit, hasil nya menjadi tidak signifikan dimana tingkat

signifikansi di atas α = 5%. Tingkat signifikansi dari efektivitas komite audit sendiri

terhadap return saham juga di atas tingkat signifikansi α = 5% yang menunjukkan

bahwa komite audit tidak memperkuat pengaruh arus kas dari kegiatan operasi

terhadap return saham perusahaan.

Hal ini juga terlihat pada Tabel 4.12 ketika semua variabel independen

dimasukkan ke dalam model (model 6) maka variabel independennya adalah NI yaitu

laba bersih, CFO yaitu arus kas dari kegiatan operasi, DNI yaitu perubahan laba

bersih, DCFO yaitu perubahan arus kas dari kegiatan operasi, ACSCORE yaitu

efektivitas komite audit, NI*ACSCORE yaitu laba bersih yang di moderasi

efektivitas komite audit, DNI*ACSCORE yaitu perubahan laba bersih yang di

moderasi efektivitas komite audit, CFO*ACSCORE yaitu arus kas dari kegiatan

operasi yang di moderasi efektivitas komite audit, DCFO*ACSCORE yaitu

perubahan arus kas dari kegiatan operasi yang di moderasi efektivitas komite audit,

yang kemudian diuji pengaruhnya terhadap variabel RETURN. Hasilnya

menunjukkan bahwa variabel NI dan CFO berpengaruh signifikan terhadap variabel

RETURN pada tingkat signfikansi di bawah α = 5% yang menunjukkan bahwa laba

bersih dan arus kas dari kegiatan operasi berpengaruh positif terhadap return saham.

Namun variabel DNI, DCFO (di hasil regresi model 5 signifikan), NI*ACSCORE,

DNI*ACSCORE, CFO*ACSCORE, dan DCFO*ACSCORE tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel RETURN pada tingkat signifikansi di atas α = 5%.

Empat variabel moderasi menjadi tidak signifikan karena variabel ACSCORE sendiri

ternyata tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel RETURN. Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa efektivitas komite audit tidak memperkuat pengaruh arus kas

dari kegiatan operasi terhadap return saham. Dengan demikian hipotesis 4a ditolak.

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 103: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

88

Universitas Indonesia

Walaupun dari statistik deskriptif terlihat bahwa rata-rata ACSCORE dari

perusahaan-perusahaan sampel adalah 21,10 yang artinya komite audit sudah

berperan efektif secara rata-rata, namun dari korelasi Pearson menunjukkan bahwa

RETURN tidak berkorelasi dengan ACSCORE sehingga efektivitas komite audit

tidak ada hubungannya dengan return saham. Adapun analisis adjusted R2 juga

memberikan hasil bahwa pada model 2 variabel CFO dan DCFO serta variabel

kontrol bisa menjelaskan variabel RETURN sebesar 23,8%, namun ketika variabel

moderasi beserta skor komite audit dimasukkan ke dalam model (model 5), variabel

independen yang terdiri dari CFO, DCFO, ACSCORE, CFO*ACSCORE,

DCFO*ACSCORE, serta variabel kontrol hanya bisa menjelaskan variabel RETURN

sebesar 23,6% saja atau turun sebesar 0,2%.

Hasil penelitian ini bertentangan dengan hipotesis yang dikembangkan pada

penelitian bahwa dengan adanya peran komite audit yang besar dalam menjaga

kualitas laporan keuangan, maka penggunaan arus kas dari kegiatan operasi sebagai

bagian dari laporan keuangan dalam hubungannya dengan return saham perusahaan

akan semakin mempunyai relevansi nilai dengan adanya efektivitas komite audit.

Hipotesis dikembangkan berdasarkan beberapa penelitian tentang peran komite audit

dihubungkan dengan kualitas laporan keuangan. Penelitian Lary dan Taylor (2011)

tentang peran independensi, kompetensi, dan aktivitas komite audit (diligence)

berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya restatement memberikan hasil bahwa

tingkat independensi serta kompentensi dari komite audit masing-masing

memberikan pengaruh negatif yang signifikan terhadap kemungkinan terjadinya

restatement. Penelitian Zhou dan Chen (2004) dalam penelitiannya tentang pengaruh

komite audit dan board characteristics dihubungkan dengan manajemen laba

mengemukakan bahwa ukuran komite audit bersama-sama dengan independensi

komite audit, jumlah meeting komite audit, serta ukuran board membatasi perusahaan

bank melakukan manajemen laba.

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 104: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

89

Universitas Indonesia

Namun hasil penelitian ini sesuai dengan temuan dari penelitian Garven

(2009) tentang pengaruh karakteristik board dan komite audit terhadap manajemen

laba real bahwa ternyata komite audit tidak berperan dalam membatasi kegiatan

manajemen laba real. Manajemen laba real menurut penelitian Roychowdhury (2003)

mempengaruhi arus kas dari kegiatan operasi melalui kegiatan overproduction yang

dipicu adanya price discount untuk menaikkan jumlah penjualan yang termasuk

dalam manipulasi kegiatan operasi. Komite audit kurang berperan dalam membatasi

manajemen laba real disebabkan karena kegiatan manajemen laba real tidak terlalu

diperhatikan oleh pemegang saham, auditor, dan lain-lain yang membuat komite audit

tidak berpikir untuk memperhatikan isu ini. Selain itu deteksi adanya manajemen laba

real lebih rumit dengan tools yang sedikit untuk mendeteksinya dibandingkan dengan

manajemen laba akrual. Dengan demikian dapat dikatakan efektivitas komite audit

tidak memberikan relevansi nilai tambahan terhadap arus kas dari kegiatan operasi,

dan oleh karena itu dapat dikatakan pula investor kurang begitu memperhatikan

efektivitas komite audit dalam menjaga kualitas laporan keuangan khususnya

komponen arus kas dari kegiatan operasi. Komite audit dianggap belum memberikan

sesuatu yang berbeda bagi informasi arus kas dari kegiatan operasi yang disediakan

dari laporan keuangan.

4.8.5 Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Pertumbuhan

Perusahaan, dan Risiko Perusahaan terhadap Return Saham

Pengujian pengaruh laba bersih dan arus kas dari kegiatan operasi dengan

moderasi efektivitas komite audit terhadap return saham perusahaan menggunakan

beberapa variabel kontrol yang secara empiris telah dibuktikan berpengaruh terhadap

return saham perusahaan. Keberadaan variabel kontrol sengaja dibuat konstan

sehingga pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen tidak dipengaruhi

oleh faktor lain yang tidak diamati. Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian

ini adalah ukuran perusahaan, leverage, pertumbuhan perusahaan, dan risiko

perusahaan.

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 105: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

90

Universitas Indonesia

Dari hasil regresi model 1, 3, 4, dan 6 pada Tabel 4.12 dapat terlihat bahwa

ukuran perusahaan yang diwakili oleh total aset perusahaan memberikan signifikansi

di bawah α = 5% dengan arah hubungan negatif, sedangkan pada model regresi 2 dan

5 total aset perusahaan memberikan signifikansi di bawah α = 10% juga dengan arah

hubungan negatif, artinya total aset berpengaruh negatif terhadap return saham

perusahaan yang sesuai dengan penelitian Quiroz dan Timmermann (1999) yang

melakukan penelitian tentang hubungan ukuran perusahaan (size) terhadap return

saham. Semakin kecil ukuran perusahaan maka asymmetric information menjadi

semakin besar sehingga mempengaruhi return saham.

Dari hasil regresi model 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 pada Tabel 4.12 dapat terlihat

bahwa struktur modal perusahaan atau leverage perusahaan yang diwakili oleh rasio

debt to total asset tidak memberikan pengaruh terhadap return saham perusahaan

karena tingkat signifikansi di atas α = 5% maupun α = 10% sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Martani et al. (2009) bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap

return saham perusahaan.

Hasil regresi model 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 pada Tabel 4.12 memberikan hasil

bahwa kesempatan perusahaan untuk tumbuh yang diwakili PBV (price to book

value) memberikan pengaruh positif terhadap return saham perusahaan karena tingkat

signifikansi di bawah α = 1% yang sesuai dengan hasil penelitian Martani et al.

(2009) yang membuktikan bahwa PBV berpengaruh positif terhadap return

perusahaan dengan alasan semakin kecil PBV maka dianggap terdapat problem

fundamental yang membelit perusahaan sehingga harga sahamnya jatuh hingga

hampir mendekati nilai buku ekuitas perusahaan sehingga return yang dihasilkan dari

saham perusahaan kecil. Semakin besar PBV maka dianggap perusahaan sedang

dalam kondisi keuangan yang sangat bagus tanpa ada masalah fundamental di

perusahaan, sehingga return saham perusahaan juga akan semakin besar.

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 106: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

91

Universitas Indonesia

Untuk hasil regresi model 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 pada Tabel 4.12 dapat terlihat

bahwa risiko perusahaan yang diproksikan oleh beta perusahaan berpengaruh

terhadap return saham perusahaan dengan tingkat signifikansi di bawah α = 1%. Beta

perusahaan ini mempengaruhi return saham perusahaan dengan arah negatif. Hal ini

sejalan dengan hasil penelitian Rachmatika (2006) dimana beta perusahaan

berpengaruh negatif terhadap return saham. Hal ini bisa saja dikarenakan beta

mewakili systematic risk perusahaan sehingga dapat dikatakan semakin tinggi risiko

perusahaan maka semakin kecil return saham perusahaan, dan sebaliknya semakin

rendah risiko perusahaan maka semakin besar return saham perusahaan.

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 107: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

92 Universitas Indonesia

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini pada dasarnya ingin melihat apakah terdapat pengaruh laba

bersih serta arus kas dari kegiatan operasi terhadap return saham perusahaan.

Kemudian apakah dengan adanya peran komite audit yang efektif dapat memperkuat

pengaruh laba bersih dan arus kas dari kegiatan operasi terhadap return saham

perusahaan karena dengan adanya peran komite audit yang efektif terbukti

berpengaruh terhadap kualitas pelaporan laporan keuangan sehingga diharapkan

dengan semakin baik kualitas laporan keuangan maka kandungan informasi dalam

laporan keuangan akan menjadi lebih baik. Kandungan informasi yang terdiri dari

laba bersih dan arus kas dari kegiatan operasi inilah yang kemudian dipakai untuk

melihat pengaruhnya terhadap return saham perusahaan.

Berdasarkan hasil pengujian dan analisis yang telah dilakukan, maka disusun

beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari hasil penelitian didapat hasil bahwa laba bersih berpengaruh positif

terhadap return saham. Artinya investor pada dasarnya masih memperhatikan

relevansi nilai laba bersih yang bersifat recurring atau permanen saja dalam

laporan keuangan sebagai indikator untuk memprediksi return saham.

Semakin besar laba bersih yang dihasilkan maka semakin tinggi return yang

dihasilkan oleh perusahaan itu. Alasan paling rasional adalah karena laporan

laba rugi dengan hasil akhir laba bersih merupakan informasi dasar yang

digunakan oleh investor untuk kegiatan investasinya. Angka laba bersih

sendiri digunakan untuk melakukan estimasi atas arus kas serta future income

perusahaan ke depannya (Dastgir et al., 2009). Angka-angka future ini yang

kemudian biasanya dipakai oleh investor serta para analis untuk melakukan

perhitungan valuasi nilai wajar saham suatu perusahaan.

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 108: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

93

Universitas Indonesia

2. Dari hasil penelitian didapat hasil bahwa arus kas dari kegiatan operasi

berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan. Artinya arus kas dari

kegiatan operasi juga mempunyai relevansi nilai di mata investor dalam

memprediksi return saham. Relevansi nilai arus kas dari kegiatan operasi

hanya terbatas pada komponen yang bersifat recurring saja. Hal ini tentunya

berkaitan dengan komponen-komponen yang tertera dalam laporan arus kas

dari kegiatan operasi dimana semuanya mewakili kegiatan operasi perusahaan

secara simultan selama periode buku berjalan. Arus kas masuk berasal dari

penjualan barang dan jasa secara tunai. Arus kas keluar berasa dari

pembayaran beban listrik, telepon, gaji karyawan, dan beban operasional

lainnya. Arus kas dari kegiatan operasi merupakan bottom line dari

keseluruhan laporan arus kas karena merupakan indikator kesehatan keuangan

perusahaan dimana kegiatan operasi perusahaan merupakan tulang punggung

perusahaan dalam membiayai kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri.

Arus kas dari kegiatan operasi yang negatif mencerminkan ketidakberesan

keuangan perusahaan (Stice et al., 2004).

3. Dari hasil penelitian didapat hasil bahwa perusahaan yang memiliki komite

audit lebih efektif tidak memperkuat pengaruh laba bersih terhadap return

saham perusahaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa efektivitas

komite audit dalam menjaga kualitas laporan keuangan tidak memberikan

tambahan relevansi nilai laba bersih untuk memprediksi return saham.

Investor melihat laba bersih sudah bernilai sehingga relevansi nilai laba bersih

akan sama saja ada atau tanpa komite audit. Hal ini tercermin pada penelitian

Hermawan (2009) yaitu ketika variabel efektivitas komite audit diuji bersama-

sama dengan variabel efektivitas dewan komisaris, efektivitas komite audit

tidak berpengaruh terhadap earnings response coefficient yang mencerminkan

persepsi investor atas kualitas laba perusahaan.

4. Dari hasil penelitian didapat hasil bahwa perusahaan yang memiliki komite

audit lebih efektif tidak memperkuat pengaruh arus kas dari kegiatan operasi

terhadap return saham perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa efektivitas

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 109: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

94

Universitas Indonesia

komite audit yang bertugas menjaga kualitas laporan keuangan tidak

memberikan tambahan relevansi nilai penggunaan arus kas dari kegiatan

operasi untuk memprediksi return saham. Investor menganggap arus kas dari

kegiatan operasi sudah cukup bernilai untuk memprediksi return saham

sehingga dapat dikatakan investor kurang memperhatikan efektivitas komite

audit sehingga relevansi nilai arus kas dari kegiatan operasi akan sama saja

ketika ada atau tidak ada komite audit. Hal ini tercermin dalam penelitian

Garven (2009) bahwa komite audit tidak berperan dalam membatasi kegiatan

manajemen laba real. Manajemen laba real menurut penelitian Roychowdhury

(2003) mempengaruhi arus kas dari kegiatan operasi melalui manipulasi

kegiatan operasi seperti program diskon untuk menaikkan penjualan. Komite

audit tidak berperan dalam membatasi kegiatan manajemen laba real karena

kegiatan manajemen laba real tidak terlalu diperhatikan oleh pemegang

saham, auditor, dan lain-lain yang membuat komite audit tidak berpikir untuk

memperhatikan isu ini. Selain itu deteksi adanya manajemen laba real lebih

rumit dengan tools yang sedikit untuk mendeteksinya dibandingkan dengan

manajemen laba akrual.

Penelitian ini juga menggunakan beberapa variabel yang digunakan sebagai

variabel kontrol karena terbukti mempunyai relevansi nilai terhadap return saham,

yaitu ukuran perusahaan yang diwakili total aset, leverage yang diwakili rasio debt to

total asset, kesempatan untuk tumbuh yang diwakili rasio Price to Book Value, dan

risiko perusahaan yang diwakili beta. Penelitian ini juga bukti empiris bahwa ukuran

perusahaan, kesempatan untuk tumbuh, dan risiko perusahaan mempunyai relevansi

nilai terhadap return saham.

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 110: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

95

Universitas Indonesia

5.2 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut :

Sampel data yang digunakan adalah data cross section dimana data

perusahaan yang dimasukkan dalam penelitian merupakan data periode 1

tahun observasi yaitu tahun 2010 saja. Sampel yang digunakan juga tidak

memasukkan perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri keuangan.

Dalam sampel penelitian terdapat beberapa perusahaan yang sahamnya tidak

aktif diperdagangkan selama periode penelitian sehingga dapat mempengaruhi

perhitungan return saham serta beta perusahaan.

Variabel kesempatan untuk tumbuh menggunakan rasio PBV dengan asumsi

pertumbuhan nilai saham mencerminkan pertumbuhan perusahaan.

Tidak dimasukkannya variabel book value of equity. Berdasarkan penelitian

Collins et al. (1999) ketika laba bersih negatif, investor cenderung melihat

book value of equity.

5.3 Saran

Saran bertujuan agar hasil penelitian ini berguna bagi pihak-pihak di bawah ini:

Bagi Investor

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laba bersih serta arus kas dari

kegiatan operasi masih dapat digunakan oleh investor untuk memprediksi

return saham perusahaan karena dari hasil penelitian terbukti bahwa laba

bersih serta arus kas dari kegiatan operasi berpengaruh terhadap return saham

perusahaan. Selain itu investor diharapkan agar lebih memperhatikan

efektivitas komite audit dalam menjamin relevansi nilai atas angka laba bersih

dan arus kas dari kegiatan operasi.

Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan pedoman bagi

perusahaan untuk lebih meningkatkan dan mempertahankan fungsi komite

audit sebagai sarana kontrol terhadap kualitas pelaporan laporan keuangan

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 111: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

96

Universitas Indonesia

perusahaan. Hal ini dikarenakan berdasarkan deskriptif variabel skor komite

audit ditemukan bahwa setengah dari sampel perusahaan yang digunakan

dalam penelitian sudah menerapkan fungsi komite audit secara efektif.

Bagi Regulator

Hasil penelitian ini diharapkan dapat lebih mempertegas tentang pentingnya

fungsi komite audit dalam menjamin kualitas pelaporan laporan keuangan

sebagai bagian dari praktik corporate governance yang baik khususnya di

mata investor. Dengan demikian hasil penelitian dapat memberikan masukan

bagi regulator pasar modal dalam menetapkan kebijakan-kebijakan di masa

yang akan datang berkaitan dengan kualitas pelaporan laporan keuangan

sebagai bagian dari praktik corporate governance yang baik khususnya lebih

meningkatkan peran komite audit di perusahaan dalam menjamin kualitas

pelaporan laporan keuangan untuk melindungi investor di pasar modal.

Bagi Akademisi

Bukti empiris yang dihasilkan diharapkan akan lebih memperjelas fungsi

laporan keuangan perusahaan terutama komponen laba bersih serta arus kas

dari kegiatan operasi sebagai indikator penting dalam menentukan return

saham perusahaan. Hasil penelitian ini diharapkan juga akan lebih

memperkaya pengetahuan tentang bukti literatur penerapan good corporate

governance di Indonesia, khususnya dalam hal kualitas pelaporan laporan

keuangan dengan keberadaan fungsi komite audit, yang merupakan informasi

bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi.

Adapun hal-hal yang dapat disarankan untuk penelitian selanjutnya sebagai

berikut :

Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menambahkan variabel

perubahan laba bersih serta perubahan arus kas dari kegiatan operasi

ke dalam model regresi agar hasil yang didapat bisa lebih

mencerminkan pengaruh laba bersih serta arus kas dari kegiatan

operasi terhadap return saham perusahaan.

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 112: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

97

Universitas Indonesia

Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan data periode yang

lebih panjang yaitu 5 tahun sehingga diharapkan model regresi betul-

betul menggambarkan kondisi sebenarnya pengaruh variabel-variabel

yang digunakan secara lebih baik.

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 113: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

98 Universitas Indonesia

DAFTAR REFERENSI

Abbot, Lawrence J., Parker, Susan, & Peters, Gary F. (2000). The effectiveness of

blue ribbons committee in mitigating financial misstatements: an

empirical study. Working paper. http://aaahq.org.

Abbot, Lawrence J., Parker, Susan, & Peters, Gary F. (2004). Audit Committee

Characteristics and restatements. Auditing: a journal of practice &

theory, 23 (1), 69-87.

Adami, Roberta, Gough, Orla, Muradoglu, Gulnur, & Sheeja Sivaprasad (2010).

The leverage effect on stock returns. Working Paper.

http://www.efmaefm.org.

Ball, R., Brown, Phillip (1968). An empirical evaluation of accounting income

numbers. Journal of Accounting Research (Autumn), 159-178.

Baxter, Peter J. (2007). Audit committees and financial reporting quality.

Dissertation of University of Southern Queensland.

Bedard, Jean, Chtourou, Sonda Marrakchi, & Courteau, Lucie (2004). The effect

of audit committee expertise, independence, and activity on aggresive

earnings management. Auditing : A Journal of Practice and Theory,

23, 13-35.

Bodie, Zvi, Kane, Alex, & Marcus, Alan J. (2008). Investment. 7th Edition.

Singapore : McGraw-Hill.

Brook, Chris (2008). Introductory econometrics for finance. New York :

Cambridge University Press.

Cadburry Committee (1992), The Financial Aspects of Corporate Governance.

http://www.ecgi.org.

Carcello, Joseph V., & Neal, Terry L. (2000). Audit committee composition and

audit reporting. Accounting Review, 75 (4), 453-467.

Carcello, Joseph V., Hollingsworth, Carl W., Klein, April, & Neal, Terry L.

(2006). Audit committee financial expertise, competing corporate

governance mechanisms, and earnings management. Working Paper.

http://www.ssrn.com.

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 114: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

99

Universitas Indonesia

Cheng, Agnes C.S., Liu, Chao-Shin, & Schaefer, Thomas F. (1997). The value

relevance of SFAS no.95 cash flow from operations as assessed by

security market effects. Accounting Horizons, 11 (3), 1-15.

Chtourou, Sonda Marrakchi, Bedard, Jean, & Courteau, Lucie (2001). Corporate

governance and earnings management. Working Paper.

http://www.ssrn.com.

Collins, Daniel W., Pincus, Morton, Xie, Hong (1999). Equity valuation and

negative earnings : the role of book value of equity. The Accounting

Review, 74 (1).

Dhaliwal, Dan, Naiker, Vic, & Navissi, Farshid (2007). Audit committee financial

expertise, corporate governance and accruals quality: an empirical

analysis. Working Paper. http://www.ssrn.com

Fama, Eugene F., French, Kenneth R. (1992). The cross-section of expected stock

returns. The Journal of Finance, 47 (2), 427-465.

Garven, Sarah A. (2009). The effect of board and audit committee characteristics

on real earnings management : do boards and audit committees play a

role in its constraint? Working Paper, http://www.cba.ua.edu.

Gee-Jung, Kwon (2009). The value relevance of book values, earnings, and cash

flows : evidence from Korea. International Journal of Business and

Management, 4 (10), 28-42.

Gomez, Xavier Garza, Hodoshima, Jiro, & Kunimura, Michio (1998). Does size

really matter in Japan? Financial analysts Journal, 54 (6), 22-34.

Habib A. (2008). The role of accruals and cash flows in explaining security

returns: Evidence from New Zealand, Journal of International

Accounting, Auditing and Taxation, 17(1), 51–66.

Hashemi, Seyed Abbas, Rabiee, Hamed (2011). The relation between real

earnings management and accounting earnings management : evidence

from Iran. Business and Management Review, 1(8), 25-33.

Hermawan, Ancella A. (2009). Pengaruh Efektivitas Dewan Komisaris dan

Komite Audit, Kepemilikan oleh Keluarga dan Peran Monitoring Bank

Terhadap Kandungan Informasi Laba. Disertasi Universitas

Indonesia.

Huang, Hua-Wei, Thiruvadi, Sheela (2010). Audit Committee characteristics and

corporate fraud. Working Paper. http://www.ijpis.net

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 115: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

100

Universitas Indonesia

Kamal, Md Yusuf, Ferdousi, Mosammat Moriom (2006). The presence of audit

committee in the banking sector to ensure corporate governance. The

Bangladesh Accountant, July – September 2006.

Kang, Won Sil, Kilgore, Alan, & Wright, Sue (2008). Audit committee

effectiveness and financial reporting quality : evidence from low and

mid tier Australian firms. Working Paper. http://www.aaahq.org.

Klein, April (2000). Audit committee, board of director characteristics, and

earnings management. Working Paper. http://www.ssrn.com.

Komite Nasional Kebijakan Governance (2006), Pedoman Umum Good

Corporate Governance Indonesia. http://www.governance-

indonesia.com.

Kuang, Chunli (2007). Audit Committee characteristics and earnings

management in New Zealand. Dissertation, Auckland University of

Technology Master of Business.

Lary, Akeel, Taylor, Dennis (2011). Governance characteristics and role

effectiveness of audit committees. Working Paper.

http://www.afaanz.org.

Leledakis, George, Davidson, Ian, & Smith, Jeremy (2004). Does firm size

predict stock returns? Evidence from London Stock Exchange.

Working Paper. http://www.ssrn.com

Lin J.W., Li J.F., & Yang J.S. (2006) The effect of audit committee performance

on earnings quality. Managerial Auditing Journal, 21 (9), 921-933.

Lisic, Ling L., Neal, Terry, & Zhang, Yan (2011). Audit committee financial

expertise and restatement: the moderating effect of CEO power.

Working Paper. http://www.ssrn.com.

Malhotra, N. K. (2007). Marketing Research an Applied Orientation. 5th Edition.

New Jersey : Pearson Education.

Martani, Dwi, Mulyono, & Khairurizka, Rahfiani (2009). The effect of financial

ratios, firm size, and cash flow from operating activities in the interim

report to the stock return. Chinese Business Review, 8 (6), 44-55.

Mohanty, Pitabas (2002). Evidence of size effect on stock returns in India.

Research Article Vikalpa, 27 (3), 27-37.

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 116: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

101

Universitas Indonesia

Moradi, Mehdi, Salehi, Mahdi, & Erfanian, Zakiheh (2010). A Study of the effect

of financial leverage on earnings response coefficient through out

income approach: Iranian Evidence. International Review of

Accounting, Banking, and Finance, 2 (2), 104-116.

Mostafa, Wael (2011). The explanatory power of earnings for security returns :

further evidence for the UK. International Research Journal of

Finance and Economics, 63, 176-188.

Murwaningsari, Etty, Rachmanto, Aditya (2011). The factors which influence

economic value added and stock returns. Working Paper.

http://www.aaahq.org.

Nichols, D. Craig, Wahlen, James M. (2004). How do earnings number relate to

stock returns? A review of classic accounting research with updated

evidence. Accounting Horizons, 18 (4), 263-286.

Organization for Economic Co-operation and Development (2004), OECD

principles of corporate governance. http://www.oecd.org.

Panahian, Hossein, Aminossadati, Ali (2011). The relationship between capital

structure effect on earnings response coefficient for Tehran Stock

Exchange (TSE). International Bulletin of Business Administration,

issue 10.

Panahian, Hossein, Zolfaghari, Mehdi (2010). Investigation of relationship

between accrual items of operating income and cash flows from

operations with stock returns: evidence from I.R. Iran. European

journals of Economics, finance, and administrative sciences, issue 27.

Peraturan Bapepam No.IX.I.5 (Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-

29/PM/2004) Tentang “Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja

Komite Audit”.

PSAK no.2 (Revisi 2009) tentang “Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan Laporan Arus Kas”.

Rachmatika, Dian (2006). Analisis pengaruh beta saham, growth opportunities,

return on asset, dan debt to equity ratio terhadap return saham. Tesis

Universitas Diponegoro.

Roychowdhury, Sugata (2003). Management of earnings through the

manipulation of aktivitas real that affect cash flow from operations.

Working Paper, Sloan School of Management.

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 117: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

102

Universitas Indonesia

Roychowdhury, Sugata (2006). Earnings management through real activities

manipulation. Journal of Accounting and Economics, 42 (3), 335-370.

Senthilkumar, G. (2009). Behavior of stock return in size and market-to-book

ratio – evidence from selected Indian Industries. International

Research Journals of Finance and Economics, issue 33.

Sori, Muhamad Z., Ramadili, Shamser M., Karbhari, Yusuf (2009). Audit

committee and auditor independence: The Banker‟s Perception.

International Journal of Economics and Management, 3 (2), 317-331.

Stice, Earl K., Stice, James D., & K. Fred Skousen (2004). Intermediate

Accounting. Singapore : Thompson South Western.

Warren, Carl S., Reeve, James M., & Philip E. Fess (2005). Accounting.

Singapore : Thompson South Western.

Xie, Biao, Davidson, Wallace N., III, & DaDalt, Peter J. (2001). Earnings

management and corporate governance: the role of the board and the

audit committee. Working Paper. http://www.ssrn.com.

Yamin, Sofyan, Rachmah, Lien A., & Kurniawan, Heri (2011). Regresi dan

korelasi dalam genggaman anda. Jakarta : Salemba Empat.

Yusof, Mohd „Atef Md (2010). Does audit committee constraint discretionary

accruals in MESDAQ listed companies? International Journal of

Business and Social Science, 1 (3), 124-136.

Zhou, Jian, Chen, Ken Y. (2004). Audit committee, board characteristics and

earnings management by commercial banks. Working Paper.

http://www.ssrn.com

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 118: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

103

Lampiran 1 : Checklist Efektivitas Komite Audit yang dikembangkan oleh

Hermawan (2009)

No. Description Good Fair Poor

A. Audit Committee Activities

1--5 Assess the responsibilities fulfilled by the audit

committee during the year, include the following

items :

1. Evaluating internal control

2. Propose auditor

3. Financial report review

4. Evaluating legal compliance

5. Prepare a complete audit committee report for

disclosure

report for disclosure :

In each category, if the responsibility is fulfilled,

firms will receive a 'good' score. If the

responsibility is not fulfilled, or no information,

the company will receive a 'poor' score

Sumber : IICD (2005)

6 How many meetings were held during the year?

if the audit committee meets more than six times,

the firm will earn a 'good' score. If 4-6 meeting, the

firm will earn a 'fair' score, while less than four

time or no information will be scored as 'poor'

Sumber : IICD (2005)

7 What is the attendance performance of the audit

committee members during the year?

If the overall audit committee attendance for the

year is greater than 80%, the firm earns a 'good'

score. If attendance is 70 - 80% receives a 'fair'

score, and less than 70% or no information

receives a 'poor' score

Sumber : IICD (2005)

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 119: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

104

Lampiran 1 : Checklist Efektivitas Komite Audit yang dikembangkan oleh

Hermawan (2009) (lanjutan)

No. Description Good Fair Poor

B. Audit Committee Size

8 Does the audit committee evaluate the scope,

accuracy, cost effectiveness, independency and

objectivity of external auditor?

If the audit committee evaluate all of the items,the

firm has a 'good' score. If only some part of the

items was evaluated, the score will be 'fair'. And if

none of the items was evaluated, the score will be

'poor'

Sumber : Lampiran kep-339/BEJ/07-2001

9 What is the size of the audit committee?

If there is 3 person in the audit committee the score

will be 'fair', and if there is more than 3 person in

the audit committee, the score will be 'good'. If there

is no information, the score will be 'poor'.

Sumber : Lampiran kep-339/BEJ/07-2001

C. Audit Committee Expertise and Competence

10 Does the audit committee have an accounting

background?

If the company has more than 1 person with

accounting background, the firms will earn a 'good'

score. If the company has only 1 person with

accounting background, the firm earn a 'fair' score,

and if none has accounting background or no

information, the score will be 'poor'.

Sumber : Dhaliwal et al. (2007)

11 What is the average age of the audit committee?

If the average age of the audit committee is more

than 40 years old,the company will receive a 'good'

score. If the average age of the audit of the audit

committee is between 30 and 40 years old, the score

is 'fair', and if the average age is below 30 years old,

the score will be 'poor'.

Sumber : Anderson et al. (2004)

TOTAL SCORE

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 120: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

105

Lampiran 1 : Checklist Efektivitas Komite Audit yang dikembangkan oleh

Hermawan (2009) (lanjutan)

Kriteria Penetapan Nilai untuk Masing-Masing Pertanyaan pada Checklist

Penilaian Efektivitas Komite Audit

Penjelasan kriteria penetapan nilai untuk masing-masing pertanyaan sebagai

berikut :

A. Aktivitas Komite Audit

1. Pelaksanaan tanggung jawab komite audit : penilaian didasarkan pada

beberapa hal yang merupakan tanggung jawab komite audit, sesuai dengan

aturan yang ditetapkan oleh BEI dan Bapepam-LK, yaitu :

1.1.Evaluasi komite audit atas pengendalian internal perusahaan

1.2.Pengajuan usulan auditor eksternal dalam proses penunjukkan auditor

eksternal

1.3.Penelaahan atas laporan keuangan perusahaan

1.4.Evaluasi atas kepatuhan perusahaan terhadap hukum dan peraturan

yang berlaku

1.5.Menyiapkan laporan komite audit lengkap untuk pengungkapan dalam

laporan tahunan perusahaan

Kriteria penilaian untuk setiap poin tugas dan tanggung jawab tersebut di

atas :

Good : apabila terdapat informasi bahwa komite audit melaksanakan

tugas dan tanggung jawab tersebut

Poor : apabila tidak terdapat informasi bahwa komite audit

melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut.

2. Jumlah rapat komite audit dalam satu tahun : salah satu penentu efektivitas

pelaksanaan tugas komite audit adalah banyaknya pertemuan yang dilakukan

untuk keperluan pembahasan hal-hal yang terkait dengan tugas komite audit.

Kriteria penilaian yang digunakan :

Good : Apabila komite audit mengadakan rapat lebih dari 6 (enam)

kali dalam satu tahun

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 121: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

106

Lampiran 1 : Checklist Efektivitas Komite Audit yang dikembangkan oleh

Hermawan (2009) (lanjutan)

Fair : Apabila komite audit mengadakan rapat sebanyak 4 (empat) kali

dalam satu tahun

Poor : Apabila komite audit mengadakan rapat kurang dari 4 (empat)

kali dalam satu tahun

3. Tingkat kehadiran anggota komite audit dalam rapat komite audit selama satu

tahun : tingkat kehadiran dalam rapat bagi anggota komite audit dapat

mencerminkan keaktifan dari komite audit dalam menjalankan fungsinya.

Kriteria penilaian yang digunakan :

Good : Apabila tingkat kehadiran rata-rata anggota komite audit dalam

rapat komite audit selama setahun berjumlah lebih dari 80%.

Fair : Apabila tingkat kehadiran rata-rata anggota komite audit dalam

rapat komite audit selama setahun berjumlah antara 70%-80%.

Poor : Apabila tingkat kehadiran rata-rata anggota komite audit dalam

rapat komite audit selama setahun berjumlah kurang dari 70%.

4. Fungsi komite audit untuk memastikan adanya fungsi audit eksternal yang

efektif : salah satu tugas untuk komite audit adalah memastikan bahwa laporan

keuangan yang disajikan untuk pihak eksternal telah melalui proses audit

eksternal yang memadai. Juga perlu dipastikan bahwa komite audit telah

melaksanakan fungsinya untuk memonitor proses audit yang dilakukan audit

eksternal. Penilaian berdasarkan pada apakah komite audit melakukan

evaluasi atas lingkup kerja, keakuratan, efektivitas biaya, independensi, dan

objektivitas dari auditor eksternal, kriteria penilaian:

Good : Apabila komite audit melakukan evaluasi auditor eksternal atas

semua faktor yang disebutkan di atas.

Fair : Apabila komite audit melakukan evaluasi auditor eksternal

berdasarkan hanya sebagian dari faktor yang disebutkan di atas.

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 122: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

107

Lampiran 1 : Checklist Efektivitas Komite Audit yang dikembangkan

oleh Hermawan (2009) (lanjutan)

Poor : Apabila komite audit tidak melakukan evaluasi auditor

eksternal berdasarkan faktor yang disebutkan di atas.

B. Jumlah Anggota

5. Jumlah anggota komite audit : jumlah komite audit dapat mempengaruhi

efektivitas pelaksanaan fungsi komite audit. Berdasarkan ketentuan BEI dan

Bapepam-LK, jumlah anggota komite audit suatu perusahaan minimum adalah

3 (tiga) orang, Kriteria penilaian yang digunakan adalah :

Good : Apabila jumlah anggota komite audit lebih dari 3 (tiga) orang.

Fair : Apabila jumlah anggota komite audit adalah 3 (tiga) orang.

Poor : Apabila jumlah anggota komite audit kurang dari 3 (tiga) orang.

C. Kompetensi Komite Audit

6. Jumlah anggota komite audit yang memiliki latar belakang akuntansi : fungsi

komite audit banyak berkaitan dengan pelaporan keuangan, sehingga

pengetahuan mengenai akuntansi sangatlah diperlukan agar dapat

menjalankan fungsi komite audit dengan lebih efektif. Latar belakang

akuntansi dinilai berdasarkan latar belakang pendidikan di bidang akuntansi

khususnya, dan juga berdasarkan pengalaman kerja di bidang akuntansi.

Meski ketentuan Bapepam LK menyebutkan bahwa minimal satu orang

anggota komite audit harus memiliki latar belakang pendidikan akuntansi atau

keuangan, namun sesuai dengan hasil penelitian Dhaliwal et al. (2007), latar

belakang akuntansi secara spesifik yang dimiliki oleh komite audit

memberikan dampak yang berbeda terhadap manajemen laba perusahaan

dibandingkan latar belakang keuangan saja. Kriteria penilaian :

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 123: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

108

Lampiran 1 : Checklist Efektivitas Komite Audit yang dikembangkan oleh

Hermawan (2009) (lanjutan)

Good : Apabila jumlah anggota komite audit yang memiliki latar

belakang akuntansi lebih dari 1 (satu) orang.

Fair : Apabila jumlah anggota komite audit yang memiliki latar

belakang akuntansi 1 (satu) orang.

Poor : Apabila tidak satupun anggota komite audit memiliki latar

belakang akuntansi.

7. Rata-rata umur anggota komite audit : kompetensi seseorang dipengaruhi oleh

usianya, sehingga rata-rata umur anggota komite audit dapat menjadi proksi

kompetensi yang dimiliki oleh komite audit tersebut. Kriteria penilaian yang

digunakan :

Good : Apabila rata-rata usia anggota komite audit adalah di atas 40

tahun.

Fair : Apabila rata-rata usia anggota komite audit adalah di antara 30

tahun – 40 tahun.

Poor : Apabila rata-rata usia anggota komite audit adalah di bawah 30

tahun.

Sumber : Hermawan (2009)

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 124: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

109

Lampiran 2 : Daftar Nama Perusahaan Sampel

No. Kode Nama Perusahaan Industri

1 AALI Astra Agro Lestari Tbk Pertanian

2 BISI BISI INTERNATIONAL Tbk Pertanian

3 BRAM Indo Kordsa Tbk Pertanian

4 BTEK Bumi Teknokultura Unggul Tbk Pertanian

5 BWPT BW Plantation Tbk Pertanian

6 CPRO Central Proteinaprima Tbk Pertanian

7 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk Pertanian

8 GZCO Gozco Plantations Tbk Pertanian

9 INRU Toba Pulp Lestari Tbk Pertanian

10 LSIP PP London Sumatera Indonesia Tbk Pertanian

11 MBAI Multibreeder Adirama Ind. Tbk Pertanian

12 SGRO Sampoerna Agro Tbk Pertanian

13 SMAR SMART Tbk Pertanian

14 SPMA Suparma Tbk Pertanian

15 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk Pertanian

16 TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk Pertanian

17 AKKU ALAM KARYA UNGGUL Tbk Tbk Industri Dasar dan Kimia

18 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk Industri Dasar dan Kimia

19 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk Industri Dasar dan Kimia

20 APLI Asiaplast Industries Tbk Industri Dasar dan Kimia

21 ARNA Arwana Citramulia Tbk Industri Dasar dan Kimia

22 BRNA Berlina Tbk Industri Dasar dan Kimia

23 BTON Betonjaya Manunggal Tbk Industri Dasar dan Kimia

24 BUDI Budi Acid Jaya Tbk Industri Dasar dan Kimia

25 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk Industri Dasar dan Kimia

26 CTBN Citra Tubindo Tbk Industri Dasar dan Kimia

27 EKAD Ekadharma International Tbk Industri Dasar dan Kimia

28 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk Industri Dasar dan Kimia

29 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk Industri Dasar dan Kimia

30 IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk Industri Dasar dan Kimia

31 IKAI Intikeramik Alamasri Industri Tbk Industri Dasar dan Kimia

32 INAI Indal Aluminium Industry Tbk Industri Dasar dan Kimia

33 INCI Intanwijaya Internasional Tbk Industri Dasar dan Kimia

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 125: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

110

Lampiran 2 : Daftar Nama Perusahaan Sampel (lanjutan)

No. Kode Nama Perusahaan Industri

34 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Industri Dasar dan Kimia

35 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Industri Dasar dan Kimia

36 JPFA JAPFA Comfeed Indonesia Tbk Industri Dasar dan Kimia

37 JPRS Jaya Pari Steel Tbk Industri Dasar dan Kimia

38 KBLI KMI Wire and Cable Tbk Tbk Industri Dasar dan Kimia

39 KBRI Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk Industri Dasar dan Kimia

40 KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk Industri Dasar dan Kimia

41 LION Lion Metal Works Tbk Industri Dasar dan Kimia

42 LMSH Lionmesh Prima Tbk Industri Dasar dan Kimia

43 MAIN Malindo Feedmill Tbk Industri Dasar dan Kimia

44 NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk Industri Dasar dan Kimia

45 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk Industri Dasar dan Kimia

46 SIAP Sekawan Intipratama Tbk Industri Dasar dan Kimia

47 SIPD Sierad Produce Tbk Industri Dasar dan Kimia

48 SMCB Holcim Indonesia Tbk Industri Dasar dan Kimia

49 SRSN Indo Acidatama Tbk Industri Dasar dan Kimia

50 TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk Industri Dasar dan Kimia

51 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk Industri Dasar dan Kimia

52 TPIA Chandra Asri Petrochemical Tbk Industri Dasar dan Kimia

53 TRST Trias Sentosa Tbk Industri Dasar dan Kimia

54 UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk Industri Dasar dan Kimia

55 YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk Industri Dasar dan Kimia

56 ADES Akasha Wira International Tbk Tbk

Industri Barang

Konsumsi

57 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

Industri Barang

Konsumsi

58 CEKA Cahaya Kalbar Tbk

Industri Barang

Konsumsi

59 DAVO Davomas Abadi Tbk

Industri Barang

Konsumsi

60 DLTA Delta Djakarta Tbk

Industri Barang

Konsumsi

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 126: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

111

Lampiran 2 : Daftar Nama Perusahaan Sampel (lanjutan)

No. Kode Nama Perusahaan Industri

61 GGRM Gudang Garam Tbk

Industri Barang

Konsumsi

62 HMSP HM Sampoerna Tbk

Industri Barang

Konsumsi

63 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

Industri Barang

Konsumsi

64 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk

Industri Barang

Konsumsi

65 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk

Industri Barang

Konsumsi

66 KICI Kedaung Indah Can Tbk

Industri Barang

Konsumsi

67 KLBF Kalbe Farma Tbk

Industri Barang

Konsumsi

68 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk

Industri Barang

Konsumsi

69 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk

Industri Barang

Konsumsi

70 MYOR Mayora Indah Tbk

Industri Barang

Konsumsi

71 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk

Industri Barang

Konsumsi

72 RMBA Bentoel International Investama Tbk

Industri Barang

Konsumsi

73 SKLT Sekar Laut Tbk

Industri Barang

Konsumsi

74 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry Tbk

Industri Barang

Konsumsi

75 UNVR Unilever Indonesia Tbk

Industri Barang

Konsumsi

76 AUTO Astra Otoparts Tbk

Infrastruktur, Utilitas,

dan Transportasi

77 BLTA Berlian Laju Tanker Tbk

Infrastruktur, Utilitas,

dan Transportasi

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 127: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

112

Lampiran 2 : Daftar Nama Perusahaan Sampel (lanjutan)

No. Kode Nama Perusahaan Industri

78 BTEL Bakrie Telecom Tbk

Infrastruktur, Utilitas,

dan Transportasi

79 CMNP Citra Marga Nusaphala Persada Tbk

Infrastruktur, Utilitas,

dan Transportasi

80 CMPP Centris Multi Persada Pratama Tbk

Infrastruktur, Utilitas,

dan Transportasi

81 DEWA Darma Henwa Tbk

Infrastruktur, Utilitas,

dan Transportasi

82 EXCL XL Axiata Tbk. Tbk

Infrastruktur, Utilitas,

dan Transportasi

83 GJTL Gajah Tunggal Tbk

Infrastruktur, Utilitas,

dan Transportasi

84 HITS Humpus Intermoda Transportasi Tbk

Infrastruktur, Utilitas,

dan Transportasi

85 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk

Infrastruktur, Utilitas,

dan Transportasi

86 INDX Tanah Laut Tbk

Infrastruktur, Utilitas,

dan Transportasi

87 INDY Indika Energy Tbk

Infrastruktur, Utilitas,

dan Transportasi

88 INVS Inovisi Infracom Tbk

Infrastruktur, Utilitas,

dan Transportasi

89 ISAT Indosat Tbk

Infrastruktur, Utilitas,

dan Transportasi

90 JSMR Jasa Marga Tbk

Infrastruktur, Utilitas,

dan Transportasi

91 LAPD Leyand International Tbk

Infrastruktur, Utilitas,

dan Transportasi

92 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

Infrastruktur, Utilitas,

dan Transportasi

93 PTRO Petrosea Tbk

Infrastruktur, Utilitas,

dan Transportasi

94 SMDR Samudera Indonesia Tbk

Infrastruktur, Utilitas,

dan Transportasi

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 128: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

113

Lampiran 2 : Daftar Nama Perusahaan Sampel (lanjutan)

No. Kode Nama Perusahaan Industri

95 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero)

Infrastruktur, Utilitas,

dan Transportasi

96 TMAS Pelayaran Tempuran Mas Tbk

Infrastruktur, Utilitas,

dan Transportasi

97 TRAM Trada Maritime Tbk

Infrastruktur, Utilitas,

dan Transportasi

98 WEHA Panorama Transportasi Tbk

Infrastruktur, Utilitas,

dan Transportasi

99 ZBRA Zebra Nusantara Tbk

Infrastruktur, Utilitas,

dan Transportasi

100 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk Pertambangan

101 ARTI Ratu Prabu Energi Tbk Pertambangan

102 ASIA Asia Natural Resources Tbk Pertambangan

103 ATPK ATPK Resources Tbk Pertambangan

104 BUMI Bumi Resources Tbk Pertambangan

105 BYAN Bayan Resources Tbk Pertambangan

106 CITA Cita Mineral Investindo Tbk Pertambangan

107 CNKO Exploitasi Energi Indonesia Tbk Pertambangan

108 CTTH Citatah Tbk Pertambangan

109 ELSA Elnusa Tbk Pertambangan

110 ENRG Energi Mega Persada Tbk Pertambangan

111 GTBO Garda Tujuh Buana Tbk Pertambangan

112 INCO International Nickel Indonesia Tbk Pertambangan

113 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk Pertambangan

114 KKGI Resource Alam Indonesia Tbk Pertambangan

115 MEDC Medco Energi Internasional Tbk Pertambangan

116 MITI Mitra Investindo Tbk Pertambangan

117 PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk Pertambangan

118 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Pertambangan

119 SQMI RENUKA COALINDO Tbk Pertambangan

120 TINS Timah (Persero) Tbk Pertambangan

121 ADMG Polychem Indonesia Tbk Aneka Industri

122 ADRO ADARO ENERGY Tbk Aneka Industri

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 129: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

114

Lampiran 2 : Daftar Nama Perusahaan Sampel (lanjutan)

No. Kode Nama Perusahaan Industri

123 ARGO Argo Pantes Tbk Aneka Industri

124 ASII Astra International Tbk Aneka Industri

125 CNTX Centex Tbk Aneka Industri

126 DOID Delta Dunia Makmur Tbk Aneka Industri

127 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk Aneka Industri

128 ESTI Ever Shine Textile Industry Tbk Aneka Industri

129 GDYR Goodyear Indonesia Tbk Aneka Industri

130 IKBI Sumi Indo Kabel Tbk Aneka Industri

131 INAF Indofarma Tbk Aneka Industri

132 INDR Indorama Synthetics Tbk Aneka Industri

133 JECC Jembo Cable Company Tbk Aneka Industri

134 KBLM Kabelindo Murni Tbk Aneka Industri

135 MERK Merck Tbk Aneka Industri

136 MYTX APAC Citra Centertex Tbk Aneka Industri

137 PTSN Sat Nusapersada Tbk Aneka Industri

138 PYFA Pyridam Farma Tbk Aneka Industri

139 RDTX Roda Vivatex Tbk Aneka Industri

140 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk Aneka Industri

141 SCCO

Supreme Cable Manufacturing

Corporation Tbk Aneka Industri

142 SCPI Schering Plough Indonesia Tbk Aneka Industri

143 SSTM Sunson Textile Manufacturer Tbk Aneka Industri

144 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk Aneka Industri

145 VOKS Voksel Electric Tbk Aneka Industri

146 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

147 ASRI ALAM SUTERA REALTY Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

148 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

149 BIPP Bhuwanatala Indah Permai Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 130: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

115

Lampiran 2 : Daftar Nama Perusahaan Sampel (lanjutan)

No. Kode Nama Perusahaan Industri

150 BKDP Bukit Darmo Property Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

151 BKSL Sentul City Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

152 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

153 CKRA Citra Kebun Raya Agri Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

154 COWL COWELL DEVELOPMENT Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

155 CTRA Ciputra Development Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

156 CTRP Ciputra Property Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

157 CTRS Ciputra Surya Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

158 DART Duta Anggada Realty Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

159 DGIK DUTA GRAHA INDAH Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

160 DILD Intiland Development Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

161 DUTI Duta Pertiwi Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

162 ELTY Bakrieland Development Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

163 GMTD

Gowa Makassar Tourism Development

Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

164 GPRA Perdana Gapura Prima Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

165 JKON

Jaya Konstruksi Manggala Pratama

Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

166 JRPT Jaya Real Property Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 131: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

116

Lampiran 2 : Daftar Nama Perusahaan Sampel (lanjutan)

No. Kode Nama Perusahaan Industri

167 KARK Dayaindo Resources International Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

168 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

169 KPIG Global Land Development Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

170 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

171 LCGP Laguna Cipta Griya Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

172 LPCK Lippo Cikarang Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

173 LPKR Lippo Karawaci Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

174 MDLN Modernland Realty Ltd Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

175 MKPI Metropolitan Kentjana Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

176 OMRE Indonesia Prima Property Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

177 PJAA Pembangunan Jaya Ancol Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

178 PUDP Pudjiadi Prestige Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

179 PWON Pakuwon Jati Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

180 RBMS Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

181 RODA Royal Oak Development Asia Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

182 SCBD Danayasa Arthatama Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

183 SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 132: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

117

Lampiran 2 : Daftar Nama Perusahaan Sampel (lanjutan)

No. Kode Nama Perusahaan Industri

184 SMRA Summarecon Agung Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

185 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

186 TOTL Total Bangun Persada Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

187 TRUB

Truba Alam Manunggal Engineering

Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

188 WIKA Wijaya Karya Tbk

Properti, Real Estat, dan

Konstruksi

189 ABBA Mahaka Media Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

190 ACES Ace Hardware Indonesia Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

191 AIMS Akbar Indomakmur Stimec Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

192 AKRA AKR Corporindo Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

193 ALKA Alakasa Industrindo Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

194 AMRT Sumber Alfaria Trijaya Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

195 ASGR Astra Graphia Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

196 BAYU Bayu Buana Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

197 BMSR Bintang Mitra Semestaraya Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

198 BNBR Bakrie & Brothers Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

199 CLPI Colorpak Indonesia Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

200 CSAP Catur Sentosa Adiprana Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 133: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

118

Lampiran 2 : Daftar Nama Perusahaan Sampel (lanjutan)

No. Kode Nama Perusahaan Industri

201 DNET Dyviacom Intrabumi Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

202 DSSA Dian Swastatika Sentosa Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

203 EPMT Enseval Putra Megatrading Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

204 FAST Fast Food Indonesia Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

205 FISH FKS Multi Agro Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

206 FORU Fortune Indonesia Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

207 FPNI Titan Kimia Nusantara Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

208 GMCW Grahamas Citrawisata Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

209 HERO Hero Supermarket Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

210 HEXA Hexindo Adiperkasa Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

211 IDKM Indosiar Karya Media Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

212 IIKP Inti Kapuas Arowana Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

213 INDS Indospring Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

214 INPP Indonesian Paradise Property Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

215 INTA Intraco Penta Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

216 JIHD

Jakarta International Hotels &

Development Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

217 JSPT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 134: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

119

Lampiran 2 : Daftar Nama Perusahaan Sampel (lanjutan)

No. Kode Nama Perusahaan Industri

218 JTPE Jasuindo Tiga Perkasa Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

219 KBLV First Media Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

220 KOIN Kokoh Inti Arebama Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

221 KONI Perdana Bangun Pusaka Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

222 LMAS Limas Centric Indonesia Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

223 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

224 LPLI Star Pacific Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

225 LPPF Matahari Department Store Tbk Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

226 LTLS Lautan Luas Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

227 MAMI Mas Murni Indonesia Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

228 MAPI Mitra Adiperkasa Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

229 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

230 MDRN Modern Internasional Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

231 META Nusantara Infrastructure Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

232 MICE Multi Indocitra Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

233 MLPL Multipolar Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

234 MNCN Media Nusantara Citra Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 135: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

120

Lampiran 2 : Daftar Nama Perusahaan Sampel (lanjutan)

No. Kode Nama Perusahaan Industri

235 MPPA Matahari Putra Prima Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

236 MTDL Metrodata Electronics Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

237 MTSM Metro Realty Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

238 OKAS Ancora Indonesia Resources Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

239 PANR Panorama Sentrawisata Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

240 PDES Destinasi Tirta Nusantara Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

241 PGLI Pembangunan Graha Lestari Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

242 PLAS Polaris Investama Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

243 PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

244 PNSE Pudjiadi & Sons Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

245 POOL Pool Advista Indonesia Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

246 PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

247 PSKT Pusako Tarinka Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

248 PTSP Pioneerindo Gourmet International

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

249 RALS Ramayana Lestari Sentosa Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

250 RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

251 SCMA Surya Citra Media Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 136: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

121

Lampiran 2 : Daftar Nama Perusahaan Sampel (lanjutan)

No. Kode Nama Perusahaan Industri

252 SDPC Millennium Pharmacon International

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

253 SHID Hotel Sahid Jaya Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

254 SMSM Selamat Sempurna Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

255 SONA Sona Topas Tourism Industry Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

256 TGKA Tigaraksa Satria Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

257 TMPI AGIS Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

258 TMPO Tempo Inti Media Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

259 TRIL Triwira Insanlestari Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

260 TRIO Trikomsel Oke Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

261 TURI Tunas Ridean Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

262 UNTR United Tractors Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

263 WAPO Wahana Phonix Mandiri Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

264 WICO Wicaksana Overseas International Tbk

Perdagangan, Jasa, dan

Investasi

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 137: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

122

Lampiran 3 : Data Variabel Perusahaan Sampel

ACSCORE NI CFO DNI DCFO NI*ACSCORE CFO*ACSCORE DNI*ACSCORE DCFO*ACSCORE SIZE LEV GROWTH RISK RETURN

AALI 29 0.05 0.08 0.01 0.03 0.05 0.08 0.01 0.03 12.94 0.00 5.72 1.25 0.00

ABBA 12 0.01 -0.06 0.01 -0.08 0.00 0.00 0.00 0.00 11.60 0.15 6.95 0.07 0.04

ACES 20 0.07 0.04 0.01 -0.03 0.00 0.00 0.00 0.00 12.08 0.00 4.91 0.47 0.00

ADES 26 0.09 -0.08 0.04 -0.13 0.09 -0.08 0.04 -0.13 11.51 0.49 9.57 1.04 0.01

ADHI 30 0.27 -0.04 0.03 0.16 0.27 -0.04 0.03 0.16 12.69 0.17 1.90 1.53 0.01

ADMG 25 0.07 0.31 -0.03 0.10 0.07 0.31 -0.03 0.10 12.58 0.34 0.67 1.08 0.00

ADRO 24 0.04 0.04 -0.03 -0.07 0.04 0.04 -0.03 -0.07 13.61 0.35 4.39 1.30 0.00

AIMS 18 0.04 0.01 -0.02 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 11.16 0.00 0.70 -0.59 0.01

AISA 21 0.14 -0.04 0.08 -0.15 0.00 0.00 0.00 0.00 12.29 0.21 2.27 0.35 0.01

AKKU 24 -0.13 0.30 0.03 0.30 -0.13 0.30 0.03 0.30 10.45 0.00 2.00 -0.31 0.02

AKRA 24 0.07 0.10 0.01 -0.06 0.07 0.10 0.01 -0.06 12.88 0.56 2.52 1.24 0.01

ALKA 16 0.05 0.02 -0.04 -0.31 0.00 0.00 0.00 0.00 11.20 0.03 2.06 0.13 -0.02

ALMI 14 0.24 -0.40 0.09 -1.41 0.00 0.00 0.00 0.00 12.18 0.45 0.51 0.61 0.01

AMFG 26 0.43 0.63 0.34 0.18 0.43 0.63 0.34 0.18 12.38 0.00 1.35 1.53 0.02

AMRT 12 0.15 0.38 0.04 0.06 0.00 0.00 0.00 0.00 12.63 0.20 9.05 1.91 0.02

ANTM 23 0.08 0.09 0.05 0.05 0.08 0.09 0.05 0.05 13.09 0.06 2.44 1.32 -0.01

APLI 26 0.29 0.37 -0.07 -0.03 0.29 0.37 -0.07 -0.03 11.52 0.19 0.59 0.34 0.00

ARGO 26 -0.31 -0.02 -0.12 -0.16 -0.31 -0.02 -0.12 -0.16 12.15 0.55 2.06 0.01 -0.01

ARNA 26 0.30 0.43 0.06 0.10 0.30 0.43 0.06 0.10 11.94 0.43 1.30 1.66 0.00

ARTI 14 0.04 0.29 0.29 0.13 0.00 0.00 0.00 0.00 12.14 0.52 0.55 0.10 -0.01

ASGR 27 0.30 0.64 0.13 -0.05 0.30 0.64 0.13 -0.05 11.99 0.00 1.99 1.60 0.01

ASIA 11 0.01 0.00 -0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 10.81 0.04 3.50 0.68 -0.01

ASII 32 0.11 0.02 0.03 -0.06 0.11 0.02 0.03 -0.06 13.61 0.38 4.38 0.78 0.00

ASRI 27 0.15 0.41 0.10 0.34 0.15 0.41 0.10 0.34 12.66 0.19 2.39 1.61 0.01

ATPK 15 -0.13 -0.01 0.05 0.04 0.00 0.00 0.00 0.00 11.17 0.00 1.79 0.17 0.00

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 138: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

123

Lampiran 3 : Data Variabel Perusahaan Sampel (lanjutan)

ACSCORE NI CFO DNI DCFO NI*ACSCORE CFO*ACSCORE DNI*ACSCORE DCFO*ACSCORE SIZE LEV GROWTH RISK RETURN

AUTO 25 0.27 0.09 0.09 -0.05 0.27 0.09 0.09 -0.05 12.75 0.05 2.91 1.12 0.01

BAPA 16 0.30 0.36 0.09 -0.22 0.00 0.00 0.00 0.00 11.13 0.29 2.08 -1.26 0.03

BAYU 18 0.14 -0.02 0.13 -0.16 0.00 0.00 0.00 0.00 11.34 0.01 0.98 0.83 0.00

BIPP 25 -0.06 0.02 0.20 0.03 -0.06 0.02 0.20 0.03 11.28 0.30 0.88 0.00 -0.01

BISI 18 0.03 0.05 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 12.13 0.10 4.84 1.82 0.00

BKDP 12 -0.02 -0.03 -0.01 0.03 0.00 0.00 0.00 0.00 12.01 0.22 1.09 0.26 -0.01

BKSL 26 0.02 -0.06 0.02 -0.01 0.02 -0.06 0.02 -0.01 12.68 0.06 0.76 0.96 0.00

BLTA 27 -0.17 0.01 0.15 -0.10 -0.17 0.01 0.15 -0.10 13.41 0.69 0.62 0.57 -0.01

BMSR 22 -0.27 0.19 -0.17 0.24 0.00 0.00 0.00 0.00 11.87 0.14 0.79 1.48 0.02

BRAM 24 0.36 0.15 0.17 -0.40 0.36 0.15 0.17 -0.40 12.17 0.05 1.05 -0.24 0.02

BRNA 12 0.47 0.82 0.20 0.45 0.00 0.00 0.00 0.00 11.74 0.48 1.10 0.70 0.02

BSDE 18 0.03 0.05 0.01 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 13.07 0.20 2.57 1.60 0.00

BTEK 11 -0.05 -0.04 0.02 -0.03 0.00 0.00 0.00 0.00 10.90 0.00 10.31 -0.88 0.06

BTEL 27 0.00 0.18 -0.02 -0.07 0.00 0.18 -0.02 -0.07 13.08 0.38 1.29 0.63 0.01

BTON 29 0.18 0.46 -0.02 0.23 0.18 0.46 -0.02 0.23 10.95 0.00 0.84 1.44 0.01

BUDI 24 0.05 0.19 -0.12 -0.16 0.05 0.19 -0.12 -0.16 12.29 0.45 1.09 0.77 -0.01

BUMI 27 0.05 0.05 0.02 0.01 0.05 0.05 0.02 0.01 13.61 0.77 4.32 0.72 0.00

BWPT 23 0.11 0.16 0.03 0.11 0.11 0.16 0.03 0.11 12.42 0.37 4.61 1.09 0.00

BYAN 24 0.04 0.03 0.03 0.05 0.04 0.03 0.03 0.05 12.92 0.46 12.08 0.33 0.02

CEKA 11 0.09 -0.60 -0.06 -0.90 0.00 0.00 0.00 0.00 11.93 0.58 0.92 -0.30 -0.01

CITA 12 0.06 0.16 0.04 0.08 0.00 0.00 0.00 0.00 12.15 0.42 1.44 0.17 0.00

CKRA 18 -0.08 0.00 -0.08 -0.04 0.00 0.00 0.00 0.00 12.04 0.00 0.41 0.90 0.03

CLPI 11 0.06 0.01 -0.01 -0.15 0.00 0.00 0.00 0.00 11.44 0.23 0.79 1.34 0.00

CMNP 17 0.17 0.24 0.13 0.08 0.00 0.00 0.00 0.00 12.46 0.29 1.53 0.60 0.00

CMPP 14 0.02 -0.10 0.80 -0.05 0.00 0.00 0.00 0.00 10.81 0.51 0.36 0.85 0.03

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 139: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

124

Lampiran 3 : Data Variabel Perusahaan Sampel (lanjutan)

ACSCORE NI CFO DNI DCFO NI*ACSCORE CFO*ACSCORE DNI*ACSCORE DCFO*ACSCORE SIZE LEV GROWTH RISK RETURN

CNKO 23 0.26 0.05 0.25 0.02 0.26 0.05 0.25 0.02 12.08 0.11 0.90 1.16 0.01

CNTX 21 -0.35 0.72 1.22 -0.76 0.00 0.00 0.00 0.00 11.50 0.90 1.01 0.19 -0.01

COWL 24 0.03 0.04 -0.02 0.01 0.03 0.04 -0.02 0.01 11.43 0.22 0.71 1.75 -0.01

CPIN 29 0.30 0.33 0.08 0.07 0.30 0.33 0.08 0.07 12.81 0.11 6.66 0.43 0.02

CPRO 26 -0.26 0.05 -0.17 -0.02 -0.26 0.05 -0.17 -0.02 12.93 0.58 0.83 0.36 0.00

CSAP 22 0.12 -0.21 0.08 -0.24 0.00 0.00 0.00 0.00 12.23 0.48 0.65 0.63 0.00

CTBN 19 0.08 0.08 0.02 -0.03 0.00 0.00 0.00 0.00 12.39 0.31 2.02 0.10 0.00

CTRA 12 0.03 0.06 0.01 0.03 0.00 0.00 0.00 0.00 12.97 0.05 1.07 0.42 -0.02

CTRP 14 0.09 0.09 0.04 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 12.58 0.01 0.78 1.25 0.00

CTRS 20 0.08 0.08 0.03 0.06 0.00 0.00 0.00 0.00 12.42 0.12 0.88 1.07 -0.01

CTTH 12 0.48 0.50 -0.15 0.08 0.00 0.00 0.00 0.00 11.30 0.53 0.37 0.53 0.00

DART 29 0.05 0.11 -0.01 -0.14 0.05 0.11 -0.01 -0.14 12.41 0.67 0.72 1.64 0.00

DAVO 11 -0.04 -0.32 0.32 -0.31 0.00 0.00 0.00 0.00 12.46 0.79 0.95 0.80 0.01

DEWA 18 0.00 0.08 0.01 -0.07 0.00 0.00 0.00 0.00 12.62 0.18 0.51 1.04 -0.01

DGIK 24 0.15 0.76 0.01 0.59 0.15 0.76 0.01 0.59 12.29 0.22 0.83 0.71 0.00

DILD 26 0.09 -0.07 0.08 -0.08 0.09 -0.07 0.08 -0.08 12.66 0.06 1.23 0.67 -0.02

DLTA 22 0.17 0.04 0.02 -0.17 0.00 0.00 0.00 0.00 11.85 0.06 3.33 1.07 0.01

DNET 14 0.01 0.02 0.00 0.04 0.00 0.00 0.00 0.00 10.22 0.01 4.46 0.02 -0.01

DSSA 19 0.05 0.08 0.04 -0.03 0.00 0.00 0.00 0.00 12.78 0.39 4.61 0.34 0.05

DUTI 21 0.23 0.24 0.05 -0.03 0.00 0.00 0.00 0.00 12.67 0.21 1.41 -1.07 0.02

DVLA 12 0.14 0.16 0.05 0.15 0.00 0.00 0.00 0.00 11.93 0.00 1.96 0.51 0.00

EKAD 22 0.36 0.20 0.12 0.28 0.00 0.00 0.00 0.00 11.31 0.37 1.32 1.17 0.01

ELSA 26 0.03 0.01 -0.16 -0.10 0.03 0.01 -0.16 -0.10 12.57 0.35 1.22 0.67 -0.01

ELTY 27 0.02 -0.24 0.00 -0.20 0.02 -0.24 0.00 -0.20 13.23 0.33 0.78 1.53 -0.01

ENRG 25 -0.01 -0.07 0.20 -0.11 -0.01 -0.07 0.20 -0.11 13.07 0.38 0.86 1.01 0.00

EPMT 27 0.14 0.12 -0.04 0.07 0.14 0.12 -0.04 0.07 12.51 0.09 1.33 1.19 0.00

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 140: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

125

Lampiran 3 : Data Variabel Perusahaan Sampel (lanjutan)

ACSCORE NI CFO DNI DCFO NI*ACSCORE CFO*ACSCORE DNI*ACSCORE DCFO*ACSCORE SIZE LEV GROWTH RISK RETURN

ESTI 11 0.01 0.22 -0.06 -0.28 0.00 0.00 0.00 0.00 11.77 0.43 0.70 0.91 0.03

ETWA 22 -0.72 0.18 -0.72 0.13 0.00 0.00 0.00 0.00 11.73 0.21 0.74 0.62 0.00

EXCL 27 0.17 0.52 0.07 0.06 0.17 0.52 0.07 0.06 13.44 0.50 3.85 0.95 0.00

FAST 11 0.08 0.12 0.01 -0.03 0.00 0.00 0.00 0.00 12.09 0.01 4.05 0.30 0.02

FASW 25 0.08 0.33 0.00 0.09 0.08 0.33 0.00 0.09 12.65 0.51 3.88 0.60 0.01

FISH 24 0.15 -0.01 0.06 0.12 0.15 -0.01 0.06 0.12 12.04 0.12 2.15 -0.18 0.03

FORU 22 0.24 0.28 0.08 0.45 0.00 0.00 0.00 0.00 11.44 0.02 0.50 1.51 0.00

FPNI 26 0.18 0.00 -0.13 -0.53 0.18 0.00 -0.13 -0.53 12.47 0.22 0.62 1.32 -0.01

GDST 29 0.20 -0.04 0.37 0.02 0.20 -0.04 0.37 0.02 12.03 0.00 2.03 0.96 0.00

GDYR 16 0.19 0.50 -0.11 -0.46 0.00 0.00 0.00 0.00 12.06 0.34 1.23 0.67 -0.01

GGRM 23 0.10 0.07 0.02 -0.01 0.10 0.07 0.02 -0.01 13.49 0.18 3.54 0.67 0.01

GJTL 15 0.56 0.68 -0.05 -0.08 0.00 0.00 0.00 0.00 13.02 0.54 2.27 1.66 0.02

GMCW 26 0.03 0.05 0.00 -0.06 0.03 0.05 0.00 -0.06 10.19 0.03 6.45 0.16 0.00

GMTD 26 2.05 1.96 1.25 2.88 2.05 1.96 1.25 2.88 11.56 0.13 0.10 0.01 0.06

GPRA 21 0.08 0.27 0.01 0.30 0.00 0.00 0.00 0.00 12.07 0.14 0.72 0.90 0.00

GTBO 16 0.00 0.08 0.05 -0.27 0.00 0.00 0.00 0.00 11.64 0.00 0.61 0.83 -0.01

GZCO 16 0.14 0.10 -0.01 -0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 12.32 0.41 1.84 1.46 0.00

HERO 26 0.13 0.34 0.03 0.23 0.13 0.34 0.03 0.23 12.49 0.26 1.23 0.08 -0.01

HEXA 14 0.14 0.06 0.03 -0.25 0.00 0.00 0.00 0.00 12.36 0.04 5.07 1.56 0.01

HMSP 23 0.15 0.17 0.03 0.06 0.15 0.17 0.03 0.06 13.31 0.01 12.08 0.15 0.01

IDKM 24 0.03 0.61 0.00 0.25 0.03 0.61 0.00 0.25 11.98 0.61 5.43 -1.26 0.05

IGAR 26 0.24 0.63 0.06 0.41 0.24 0.63 0.06 0.41 11.54 0.03 0.92 -0.06 0.03

IIKP 21 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 11.61 0.00 4.24 -0.41 0.01

IKAI 28 -0.08 0.00 -0.01 -0.01 -0.08 0.00 -0.01 -0.01 11.81 0.53 0.35 1.70 -0.01

IKBI 26 0.01 -0.07 -0.05 -0.29 0.01 -0.07 -0.05 -0.29 11.78 0.00 0.57 1.15 0.00

IMAS 23 0.66 -0.64 0.48 -2.88 0.66 -0.64 0.48 -2.88 12.90 0.82 6.17 1.38 0.06

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 141: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

126

Lampiran 3 : Data Variabel Perusahaan Sampel (lanjutan)

ACSCORE NI CFO DNI DCFO NI*ACSCORE CFO*ACSCORE DNI*ACSCORE DCFO*ACSCORE SIZE LEV GROWTH RISK RETURN

INAF 25 0.05 0.09 0.04 -0.06 0.05 0.09 0.04 -0.06 11.87 0.43 0.80 0.86 0.00

INAI 16 0.45 -0.64 0.81 -3.45 0.00 0.00 0.00 0.00 11.59 0.41 0.72 -0.05 0.00

INCI 15 -0.58 0.10 -0.34 -0.27 0.00 0.00 0.00 0.00 11.13 0.00 0.35 0.14 0.00

INCO 26 0.11 0.16 0.07 0.11 0.11 0.16 0.07 0.11 13.29 0.08 2.94 1.36 0.00

INDF 23 0.09 0.22 0.03 0.14 0.09 0.22 0.03 0.14 13.61 0.58 2.55 0.96 0.00

INDR 23 0.83 1.96 0.47 -0.78 0.83 1.96 0.47 -0.78 12.71 0.16 0.43 0.54 0.04

INDS 21 2.05 0.22 0.37 -3.45 0.00 0.00 0.00 0.00 11.89 0.65 1.73 2.33 0.03

INDX 16 0.06 0.02 0.06 -0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 10.54 0.34 1.07 0.45 0.02

INDY 12 0.06 -0.04 0.00 -0.05 0.00 0.00 0.00 0.00 13.06 0.45 4.52 1.16 0.01

INKP 21 0.01 0.13 0.15 0.03 0.00 0.00 0.00 0.00 13.61 0.61 0.50 0.96 -0.01

INPP 16 0.12 0.12 0.10 0.13 0.00 0.00 0.00 0.00 11.91 0.00 0.88 -1.26 0.02

INRU 29 0.01 0.81 0.18 0.32 0.01 0.81 0.18 0.32 12.42 0.42 0.64 0.38 0.03

INTA 27 0.29 0.25 0.16 -0.56 0.29 0.25 0.16 -0.56 12.21 0.60 2.53 1.24 0.03

INTP 27 0.06 0.06 0.01 0.00 0.06 0.06 0.01 0.00 13.19 0.03 4.49 1.10 0.00

INVS 12 0.12 0.10 0.09 0.11 0.00 0.00 0.00 0.00 12.05 0.06 11.85 0.96 0.04

ISAT 29 0.03 0.26 -0.03 0.11 0.03 0.26 -0.03 0.11 13.61 0.61 1.65 0.96 -0.01

ITMG 25 0.05 0.06 -0.03 -0.04 0.05 0.06 -0.03 -0.04 12.99 0.00 8.85 1.24 0.00

JECC 25 -0.01 0.10 -0.23 -0.27 -0.01 0.10 -0.23 -0.27 11.75 0.51 0.95 1.63 -0.01

JIHD 24 0.06 0.09 -0.24 -0.25 0.06 0.09 -0.24 -0.25 12.68 0.34 0.98 0.76 0.00

JKON 12 0.07 0.07 -0.01 -0.11 0.00 0.00 0.00 0.00 12.29 0.21 3.12 -0.95 0.01

JPFA 22 0.34 0.39 0.05 0.15 0.00 0.00 0.00 0.00 12.84 0.48 2.12 1.44 0.02

JPRS 27 0.15 0.25 0.14 0.30 0.15 0.25 0.14 0.30 11.61 0.00 1.45 1.16 0.01

JRPT 12 0.15 0.37 0.04 0.16 0.00 0.00 0.00 0.00 12.52 0.01 2.35 0.11 0.01

JSMR 17 0.10 0.13 0.02 0.04 0.00 0.00 0.00 0.00 13.28 0.50 3.00 0.92 0.01

JSPT 22 0.07 0.14 0.02 0.03 0.00 0.00 0.00 0.00 12.39 0.40 1.44 0.57 0.00

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 142: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

127

Lampiran 3 : Data Variabel Perusahaan Sampel (lanjutan)

ACSCORE NI CFO DNI DCFO NI*ACSCORE CFO*ACSCORE DNI*ACSCORE DCFO*ACSCORE SIZE LEV GROWTH RISK RETURN

JTPE 27 0.45 0.58 0.30 0.40 0.45 0.58 0.30 0.40 11.37 0.32 2.64 -0.67 0.05

KAEF 23 0.19 0.19 0.10 0.08 0.19 0.19 0.10 0.08 12.22 0.14 0.77 1.18 0.00

KARK 11 0.04 0.00 0.03 -0.06 0.00 0.00 0.00 0.00 12.47 0.04 0.42 -0.29 -0.02

KBLI 22 0.22 0.36 0.13 0.14 0.00 0.00 0.00 0.00 11.77 0.19 1.10 1.00 0.01

KBLM 23 0.03 0.04 0.02 -0.02 0.03 0.04 0.02 -0.02 11.61 0.04 0.54 0.08 -0.01

KBLV 12 0.03 0.10 0.01 0.09 0.00 0.00 0.00 0.00 12.22 0.50 2.14 -0.65 0.00

KBRI 14 -0.10 0.00 -0.10 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 11.90 0.37 1.21 0.29 -0.02

KDSI 22 0.26 -0.34 0.10 -0.46 0.00 0.00 0.00 0.00 11.75 0.36 0.37 0.33 0.00

KIAS 20 0.01 0.02 -0.01 0.05 0.00 0.00 0.00 0.00 12.10 0.80 4.08 0.80 -0.03

KICI 30 0.46 1.04 1.20 0.90 0.46 1.04 1.20 0.90 10.93 0.09 0.40 1.10 0.05

KIJA 27 0.04 0.06 0.03 0.08 0.04 0.06 0.03 0.08 12.52 0.43 0.99 0.94 0.00

KKGI 14 0.30 0.32 0.24 0.27 0.00 0.00 0.00 0.00 11.72 0.04 11.94 0.34 0.03

KLBF 26 0.09 0.09 0.03 -0.01 0.09 0.09 0.03 -0.01 12.85 0.03 6.02 1.55 0.01

KOIN 16 0.04 0.09 0.00 0.31 0.00 0.00 0.00 0.00 11.71 0.38 1.41 -1.26 0.01

KONI 11 0.36 1.96 -1.06 2.88 0.00 0.00 0.00 0.00 10.93 0.70 0.32 -0.80 0.03

KPIG 20 0.16 0.01 0.04 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 12.32 0.05 0.71 0.07 0.00

LAMI 21 0.16 0.29 0.06 0.06 0.00 0.00 0.00 0.00 11.78 0.07 1.08 0.62 0.01

LAPD 16 0.00 0.08 0.01 0.05 0.00 0.00 0.00 0.00 12.10 0.57 1.98 1.30 0.00

LCGP 25 -0.01 0.12 0.01 0.12 -0.01 0.12 0.01 0.12 11.23 0.00 0.45 0.00 -0.01

LION 22 0.41 0.34 0.05 -0.19 0.00 0.00 0.00 0.00 11.48 0.00 0.77 0.72 0.03

LMAS 23 0.20 0.91 0.43 0.36 0.20 0.91 0.43 0.36 11.41 0.78 0.91 -0.02 -0.01

LMPI 28 0.01 0.10 -0.02 0.03 0.01 0.10 -0.02 0.03 11.78 0.15 0.68 0.88 0.00

LMSH 20 0.30 0.39 0.20 0.23 0.00 0.00 0.00 0.00 10.89 0.26 1.01 0.24 0.04

LPCK 26 0.40 1.52 0.24 1.11 0.40 1.52 0.24 1.11 12.22 0.00 0.49 0.96 0.01

LPIN 26 0.60 0.79 0.17 0.62 0.60 0.79 0.17 0.62 11.18 0.10 0.62 0.30 0.02

LPKR 25 0.05 -0.06 0.01 -0.07 0.05 -0.06 0.01 -0.07 13.21 0.40 1.91 1.10 0.00

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 143: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

128

Lampiran 3 : Data Variabel Perusahaan Sampel (lanjutan)

ACSCORE NI CFO DNI DCFO NI*ACSCORE CFO*ACSCORE DNI*ACSCORE DCFO*ACSCORE SIZE LEV GROWTH RISK RETURN

LPLI 23 2.05 -0.64 1.25 -0.30 2.05 -0.64 1.25 -0.30 12.13 0.01 0.22 0.82 0.00

LPPF 28 0.40 0.45 0.41 0.14 0.40 0.45 0.41 0.14 12.73 0.85 3.27 -0.79 0.01

LSIP 25 0.53 0.71 0.17 0.25 0.53 0.71 0.17 0.25 12.75 0.06 0.75 0.96 0.00

LTLS 20 0.16 -0.27 0.00 -2.02 0.00 0.00 0.00 0.00 12.56 0.69 0.73 0.55 0.00

MAIN 15 2.05 1.96 1.25 1.76 0.00 0.00 0.00 0.00 11.99 0.67 0.84 0.25 0.05

MAMI 24 0.01 0.08 -0.02 0.03 0.01 0.08 -0.02 0.03 11.81 0.05 0.20 0.19 -0.01

MAPI 24 0.19 0.73 0.04 0.47 0.19 0.73 0.04 0.47 12.56 0.42 3.02 1.28 0.03

MASA 22 0.14 0.41 0.00 0.27 0.00 0.00 0.00 0.00 12.48 0.33 1.24 1.38 0.00

MBAI 19 0.92 0.74 0.21 0.09 0.00 0.00 0.00 0.00 12.06 0.30 1.66 0.47 0.03

MDLN 19 0.10 -0.10 0.10 -0.48 0.00 0.00 0.00 0.00 12.31 0.25 0.67 1.14 0.01

MDRN 21 0.27 0.13 0.19 0.49 0.00 0.00 0.00 0.00 11.90 0.41 4.04 0.46 0.02

MEDC 26 0.09 0.09 0.07 0.01 0.09 0.09 0.07 0.01 13.31 0.57 1.59 1.20 0.00

MERK 18 0.07 0.10 -0.02 0.05 0.00 0.00 0.00 0.00 11.64 0.00 5.74 0.15 0.00

META 11 -0.02 0.03 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 12.28 0.46 4.56 0.10 0.01

MICE 21 0.18 -0.01 -0.01 -0.29 0.00 0.00 0.00 0.00 11.57 0.11 0.94 0.87 0.00

MITI 19 0.05 0.10 -0.01 -0.07 0.00 0.00 0.00 0.00 11.06 0.39 3.90 0.48 0.00

MKPI 20 0.12 0.19 0.01 0.07 0.00 0.00 0.00 0.00 12.26 0.09 2.07 0.61 -0.02

MLBI 21 0.14 0.10 0.03 -0.07 0.00 0.00 0.00 0.00 12.06 0.00 11.95 0.27 0.00

MLPL 23 1.50 0.31 1.25 -0.35 1.50 0.31 1.25 -0.35 13.15 0.19 0.48 0.60 0.01

MNCN 22 0.24 0.13 0.11 0.08 0.00 0.00 0.00 0.00 12.91 0.26 2.72 1.52 0.02

MPPA 23 2.05 0.20 1.25 -0.23 2.05 0.20 1.25 -0.23 13.06 0.06 1.16 0.60 0.01

MTDL 26 0.17 0.87 0.11 -0.67 0.17 0.87 0.11 -0.67 11.98 0.51 0.75 0.89 0.00

MTSM 12 0.04 0.16 0.02 0.13 0.00 0.00 0.00 0.00 11.04 0.00 0.74 -0.04 -0.01

MYOR 20 0.15 0.07 0.03 -0.06 0.00 0.00 0.00 0.00 12.64 0.39 4.14 -0.18 0.02

MYTX 13 -1.33 0.70 -1.06 2.66 0.00 0.00 0.00 0.00 12.27 0.90 1.59 0.33 0.00

NIKL 23 0.11 -0.07 0.05 -0.26 0.11 -0.07 0.05 -0.26 11.96 0.10 2.17 1.06 0.00

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 144: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

129

Lampiran 3 : Data Variabel Perusahaan Sampel (lanjutan)

ACSCORE NI CFO DNI DCFO NI*ACSCORE CFO*ACSCORE DNI*ACSCORE DCFO*ACSCORE SIZE LEV GROWTH RISK RETURN

OKAS 28 0.02 -0.05 0.00 -0.20 0.02 -0.05 0.00 -0.20 12.11 0.72 4.15 0.92 -0.01

OMRE 26 0.14 0.15 0.03 0.13 0.14 0.15 0.03 0.13 11.89 0.19 0.96 0.72 0.02

PANR 24 0.03 0.25 0.00 0.06 0.03 0.25 0.00 0.06 11.79 0.57 1.09 -0.27 0.00

PDES 12 0.05 -0.15 0.00 -0.39 0.00 0.00 0.00 0.00 11.32 0.39 1.19 0.75 0.01

PGAS 32 0.07 0.10 0.00 0.03 0.07 0.10 0.00 0.03 13.51 0.51 7.73 0.98 -0.01

PGLI 12 0.00 0.00 -0.01 -0.07 0.00 0.00 0.00 0.00 10.62 0.04 0.67 -0.09 0.01

PICO 14 0.13 -0.28 -0.01 -0.56 0.00 0.00 0.00 0.00 11.76 0.60 0.66 2.02 0.01

PJAA 13 0.18 0.46 0.01 0.09 0.00 0.00 0.00 0.00 12.20 0.11 1.22 0.46 0.00

PKPK 18 0.04 0.16 -0.14 -0.23 0.00 0.00 0.00 0.00 11.67 0.43 0.55 0.69 -0.01

PLAS 12 0.03 0.01 0.03 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 11.53 0.00 6.29 0.38 0.00

PLIN 25 0.06 0.03 0.03 0.00 0.06 0.03 0.03 0.00 12.65 0.41 3.21 0.77 0.00

PNSE 23 0.31 0.61 -0.02 0.17 0.31 0.61 -0.02 0.17 11.51 0.38 1.53 -0.52 0.05

POOL 29 0.22 0.08 0.06 -0.03 0.22 0.08 0.06 -0.03 11.17 0.00 0.41 -0.01 0.00

PRAS 25 0.00 1.48 0.58 1.48 0.00 1.48 0.58 1.48 11.66 0.78 0.40 2.02 -0.01

PSDN 23 0.07 -0.02 -0.10 0.20 0.07 -0.02 -0.10 0.20 11.62 0.50 0.83 0.09 0.00

PSKT 22 0.01 0.06 0.00 0.04 0.00 0.00 0.00 0.00 10.47 0.07 2.69 0.00 -0.01

PTBA 29 0.05 0.06 -0.02 -0.01 0.05 0.06 -0.02 -0.01 12.94 0.00 8.13 0.98 0.00

PTRO 22 0.42 0.63 0.40 0.25 0.00 0.00 0.00 0.00 12.30 0.36 2.43 0.98 0.03

PTSN 22 -0.06 0.32 0.12 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 11.92 0.00 0.30 0.65 -0.01

PTSP 15 0.26 0.43 0.08 0.12 0.00 0.00 0.00 0.00 11.04 0.45 1.42 -1.26 0.03

PUDP 22 0.17 0.06 0.06 0.08 0.00 0.00 0.00 0.00 11.46 0.06 0.42 0.66 0.00

PWON 18 0.05 0.11 0.03 0.09 0.00 0.00 0.00 0.00 12.60 0.53 6.32 0.89 0.00

PYFA 21 0.07 0.16 0.01 0.07 0.00 0.00 0.00 0.00 11.00 0.12 0.88 0.97 0.00

RALS 12 0.08 0.12 0.00 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 12.54 0.00 2.25 0.75 -0.01

RBMS 20 0.02 0.14 0.02 0.12 0.00 0.00 0.00 0.00 11.07 0.00 0.24 0.62 0.00

RDTX 21 0.45 0.40 0.18 0.05 0.00 0.00 0.00 0.00 11.93 0.01 0.81 0.21 0.00

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 145: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

130

Lampiran 3 : Data Variabel Perusahaan Sampel (lanjutan)

ACSCORE NI CFO DNI DCFO NI*ACSCORE CFO*ACSCORE DNI*ACSCORE DCFO*ACSCORE SIZE LEV GROWTH RISK RETURN

RICY 21 0.55 1.66 0.37 -1.57 0.00 0.00 0.00 0.00 11.79 0.37 0.35 -0.98 0.06

RMBA 27 0.05 0.13 0.09 0.12 0.05 0.13 0.09 0.12 12.69 0.39 2.64 1.00 0.01

RODA 16 -0.01 0.00 -0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 12.12 0.03 0.52 0.49 0.02

RUIS 28 0.09 0.12 -0.04 -0.39 0.09 0.12 -0.04 -0.39 11.77 0.58 0.72 0.87 -0.01

SCBD 23 0.03 0.04 -0.08 -0.10 0.03 0.04 -0.08 -0.10 12.54 0.01 1.02 0.23 0.01

SCCO 21 0.23 -0.11 0.16 -0.81 0.00 0.00 0.00 0.00 12.06 0.47 0.77 0.32 0.00

SCMA 24 0.51 0.66 0.23 0.29 0.51 0.66 0.23 0.29 12.40 0.29 4.39 0.36 0.04

SCPI 16 -0.07 0.01 -0.16 0.19 0.00 0.00 0.00 0.00 11.37 0.89 10.10 0.92 0.00

SDPC 23 0.01 -0.14 -0.07 -0.03 0.01 -0.14 -0.07 -0.03 11.44 0.55 0.58 0.37 -0.01

SGRO 24 0.08 0.10 0.03 0.06 0.08 0.10 0.03 0.06 12.46 0.12 2.81 1.20 0.00

SHID 24 0.04 -0.23 0.02 -0.26 0.04 -0.23 0.02 -0.26 11.79 0.30 3.74 1.09 0.01

SIAP 13 0.10 0.18 0.02 0.09 0.00 0.00 0.00 0.00 11.18 0.32 0.56 1.28 0.01

SIPD 24 0.13 0.05 0.05 0.07 0.13 0.05 0.05 0.07 12.31 0.27 0.54 0.68 0.00

SKLT 17 0.04 0.07 -0.07 -0.03 0.00 0.00 0.00 0.00 11.30 0.24 0.81 -0.36 0.00

SMAR 24 0.14 -0.03 0.06 -0.04 0.14 -0.03 0.06 -0.04 13.10 0.31 2.41 0.83 0.01

SMCB 22 0.07 0.09 -0.01 -0.04 0.00 0.00 0.00 0.00 13.02 0.35 2.44 1.23 -0.01

SMDM 25 0.00 0.10 -0.01 0.01 0.00 0.10 -0.01 0.01 12.31 0.11 0.32 -0.29 0.03

SMDR 17 0.11 0.44 0.14 0.06 0.00 0.00 0.00 0.00 12.75 0.60 0.39 0.80 0.00

SMRA 24 0.06 0.16 0.02 0.02 0.06 0.16 0.02 0.02 12.79 0.27 3.50 1.44 0.00

SMSM 25 0.14 0.14 0.02 -0.11 0.14 0.14 0.02 -0.11 12.03 0.36 2.90 1.12 0.00

SONA 12 0.12 0.15 0.07 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 11.80 0.40 2.10 -0.25 0.00

SPMA 24 0.09 0.26 0.01 0.01 0.09 0.26 0.01 0.01 12.17 0.49 0.49 0.54 -0.01

SQMI 11 0.37 -0.61 0.52 -0.46 0.00 0.00 0.00 0.00 10.34 0.00 2.31 -1.13 0.06

SRSN 26 0.02 0.02 -0.04 0.08 0.02 0.02 -0.04 0.08 11.56 0.35 1.58 0.70 -0.01

SSIA 26 1.42 1.15 1.20 1.98 1.42 1.15 1.20 1.98 12.38 0.48 1.26 -0.52 0.02

SSTM 23 0.03 0.06 -0.07 0.04 0.03 0.06 -0.07 0.04 11.94 0.53 0.82 -0.06 0.00

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 146: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

131

Lampiran 3 : Data Variabel Perusahaan Sampel (lanjutan)

ACSCORE NI CFO DNI DCFO NI*ACSCORE CFO*ACSCORE DNI*ACSCORE DCFO*ACSCORE SIZE LEV GROWTH RISK RETURN

TBLA 16 0.15 0.23 0.00 0.43 0.00 0.00 0.00 0.00 12.56 0.50 1.57 1.12 0.00

TGKA 20 0.50 0.10 0.26 -0.64 0.00 0.00 0.00 0.00 12.24 0.50 1.36 0.11 0.02

TINS 24 0.09 0.08 0.06 -0.07 0.09 0.08 0.06 -0.07 12.77 0.06 3.29 1.74 0.00

TIRT 21 -0.12 0.40 -0.27 -0.13 0.00 0.00 0.00 0.00 11.76 0.73 0.59 0.60 -0.01

TKIM 21 0.17 0.52 0.06 -0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 13.32 0.66 0.66 0.92 0.01

TLKM 26 0.06 0.15 0.00 -0.01 0.06 0.15 0.00 -0.01 13.61 0.35 3.61 0.49 -0.01

TMAS 26 -0.47 0.34 0.26 -0.25 -0.47 0.34 0.26 -0.25 12.11 0.79 0.95 0.29 0.00

TMPI 12 0.01 -0.01 0.02 0.13 0.00 0.00 0.00 0.00 12.15 0.17 0.87 0.91 0.01

TMPO 21 0.10 0.39 0.07 0.47 0.00 0.00 0.00 0.00 11.19 0.25 0.80 0.87 0.00

TOTL 24 0.13 0.33 0.05 0.01 0.13 0.33 0.05 0.01 12.20 0.10 1.56 1.03 0.00

TOTO 29 0.54 0.43 0.03 -0.20 0.54 0.43 0.03 -0.20 12.04 0.19 3.07 0.42 0.04

TPIA 15 0.20 0.34 -0.08 -0.04 0.00 0.00 0.00 0.00 12.48 0.15 1.22 0.59 0.01

TRAM 24 0.02 0.03 0.00 0.02 0.02 0.03 0.00 0.02 12.34 0.34 4.61 0.40 0.00

TRIL 16 0.01 0.00 0.00 -0.15 0.00 0.00 0.00 0.00 11.51 0.07 0.32 0.72 -0.01

TRIO 25 0.23 -0.32 0.10 0.26 0.23 -0.32 0.10 0.26 12.38 0.63 3.64 1.44 0.02

TRST 22 0.26 0.26 -0.01 -0.35 0.00 0.00 0.00 0.00 12.31 0.20 0.62 0.24 0.00

TRUB 22 -0.03 0.01 -0.13 0.18 0.00 0.00 0.00 0.00 12.81 0.62 0.66 0.82 -0.02

TSPC 14 0.16 0.19 0.04 0.03 0.00 0.00 0.00 0.00 12.56 0.06 2.95 0.98 0.01

TURI 29 0.11 0.12 -0.02 0.02 0.11 0.12 -0.02 0.02 12.32 0.28 2.64 1.25 0.00

ULTJ 17 0.06 0.16 0.03 0.15 0.00 0.00 0.00 0.00 12.30 0.25 2.69 0.27 0.01

UNIC 23 0.03 -0.06 0.00 -0.68 0.03 -0.06 0.00 -0.68 12.36 0.32 0.54 -0.29 0.01

UNTR 24 0.07 0.05 0.00 -0.05 0.07 0.05 0.00 -0.05 13.47 0.24 4.91 1.34 0.00

UNVR 27 0.04 0.04 0.00 0.00 0.04 0.04 0.00 0.00 12.94 0.14 12.08 0.91 0.00

VOKS 23 0.03 0.35 -0.13 0.26 0.03 0.35 -0.13 0.26 12.05 0.34 0.97 -0.37 0.01

WAPO 11 -0.26 -0.05 -0.26 -0.06 0.00 0.00 0.00 0.00 11.31 0.54 0.71 -0.42 0.01

WEHA 25 0.01 0.71 -0.10 0.25 0.01 0.71 -0.10 0.25 11.36 0.60 1.18 0.26 0.00

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011

Page 147: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298770-T29958-Alvin Chandra.pdflontar.ui.ac.id

132

Lampiran 3 : Data Variabel Perusahaan Sampel (lanjutan)

ACSCORE NI CFO DNI DCFO NI*ACSCORE CFO*ACSCORE DNI*ACSCORE DCFO*ACSCORE SIZE LEV GROWTH RISK RETURN

WICO 12 -0.01 0.14 -0.14 -0.07 0.00 0.00 0.00 0.00 11.33 0.43 0.85 0.03 0.01

WIKA 28 2.05 1.96 1.25 -3.45 2.05 1.96 1.25 -3.45 12.80 0.14 0.07 1.26 0.01

YPAS 27 0.06 0.06 0.01 0.02 0.06 0.06 0.01 0.02 11.30 0.29 3.45 0.49 0.00

ZBRA 22 -1.33 0.38 -0.88 0.06 0.00 0.00 0.00 0.00 10.79 0.48 0.07 -0.07 -0.01

BNBR 31 -0.88 0.00 -0.88 0.00 -0.88 0.00 -0.88 0.00 13.50 0.80 0.57 0.63 -0.01

DOID 16 -0.01 0.10 0.00 0.13 0.00 0.00 0.00 0.00 12.88 0.91 12.08 0.81 0.00

HITS 14 -0.24 -0.03 -0.24 -0.05 0.00 0.00 0.00 0.00 12.25 0.33 3.17 1.78 -0.01

Pengaruh efektivitas..., Alvin Chandra, FE UI, 2011