lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-t29928-optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

�
UNIVERSITAS INDONESIA
OPTIMASI BIAYA MITIGASI FAKTOR RISIKO DOMINAN
YANG BERPENGARUH PADA KINERJA WAKTU
(STUDI KASUS PEKERJAAN PIPING
PROYEK X PADA PT Y)
TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Teknik
Disusun Oleh
MARUAHAL SIHOMBING
0806477560
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL KEKHUSUSAN MANAJEMEN PROYEK
JAKARTA JANUARI 2011
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

�
UNIVERSITAS INDONESIA
OPTIMASI BIAYA MITIGASI FAKTOR RISIKO DOMINAN
YANG BERPENGARUH PADA KINERJA WAKTU
(STUDI KASUS PEKERJAAN PIPING
PROYEK X PADA PT Y)
TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Teknik
Disusun Oleh
MARUAHAL SIHOMBING
0806477560
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL KEKHUSUSAN MANAJEMEN PROYEK
JAKARTA JANUARI 2011
224/FT.01/TESIS/03/2011
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

ii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar
Nama : Maruahal Sihombing
NIM : 0806477560
Tanda Tangan :
Tanggal :
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

iii
PENGESAHAN
Tesis ini diajukan oleh : Nama : Maruahal Sihombing NIM : 0806477560 Program Studi : Teknik Sipil Judul Tesis :
Optimasi Biaya Mitigasi Faktor Risiko Dominan Yang Berpengaruh Pada Kinerja Waktu (Studi Kasus Pekerjaan Piping Proyek X Pada PT Y).
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister Teknik pada Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia.
Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Yusuf Latief, MT. ( )
Pembimbing : Ir. Eddy Subiyanto, MM, MT. ( )
Penguji : Juanto Sitorus, S.Si, MT, CPM, PMP ( )
Penguji : Ir. Wisnu Isvara, MT ( )
Penguji : Bayu Aditya, ST, MT ( )
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : ..........................
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

iv
KATA PENGANTAR/UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan tesis ini. Penulisan tesis ini dilakukan
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister Teknik
Jurusan Teknik Sipil pada Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Saya menyadari
bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan
sampai pada penyusunan proposal tesis ini, sangatlah sulit bagi saya untuk
menyelesaikan proposal tesis ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih
kepada:
(1) DR. IR. Yusuf Latief, MT selaku dosen mata kuliah metode penelitian
sekaligus pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran
untuk mengarahkan saya dalam penyusunan proposal tesis ini;
(2) IR. Eddy Subiyanto, MM. MT selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan proposal tesis ini, dan semua dosen-dosen yang telah
memberikan masukan kepada saya dalam penyusunan proposal tesis ini;
(3) Orang tua, istri tercinta dan semua keluarga saya yang telah memberikan
bantuan dukungan materil dan moral; dan
(4) Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan proposal
tesis ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tesis ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu.
Jakarta, Januari 2011
Penulis
Maruahal Sihombing
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan
dibawah ini :
Nama : Maruahal Sihombing
NPM : 0806477560
Program Studi : Manajemen proyek
Departemen : Teknik Sipil
Fakultas : Teknik
Jenis Karya : Tesis
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif ( Non-Exclusive Royalty
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul
“OPTIMASI BIAYA MITIGASI FAKTOR RISIKO DOMINAN YANG
BERPENGARUH PADA KINERJA WAKTU
(Studi Kasus Pekerjaan Piping Proyek X Pada PT Y)”
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non
eksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalih media/
formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama.
Saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : Januari 2011
Yang menyatakan
(Maruahal Sihombing)
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

vi
Maruahal Sihombing Dosen Pembimbing : NPM. 0806477560 Prof. DR. Ir. Yusuf Latief, MT Departemen Teknik Sipil Ir. Eddy Subiyanto, MM, MT
OPTIMASI BIAYA MITIGASI FAKTOR RISIKO DOMINAN YANG BERPENGARUH PADA KINERJA WAKTU
(Studi Kasus Pekerjaan Piping Proyek X Pada PT Y)
ABSTRAK
Faktor risiko dan ketidakpastian selalu ada pada setiap proyek yang mengakibatkan menurunnya kinerja dari sasaran proyek, salah satunya kinerja waktu dan biasanya kinerja waktu berdampak pada kinerja biaya. Pengontrolan dan pengendalian proyek merupakan hal yang mutlak dalam mencapai sasaran proyek Sehingga ketika terjadi penyimpangan maka sebaiknya melakukan mitigasi sedini mungkin. Mengingat biaya adalah salah satu sasaran penting dari proyek, maka usaha yang dilakukan untuk mitigasi harus memperhitungkan biaya yang optimal. Sebelum melakukan mitigasi terlebih dahulu kita harus memahami faktor - faktor risiko apa saja yang berpengaruh pada kinerja waktu dan harus dapat menentukan mana faktor risiko dominan, memahami dampak dan penyebab dari faktor risiko dominan tersebut dan juga melakukan tindakan preventive dan corrective. Dalam melakukan mitigasi seharusnya terfokus pada faktor risiko dominan saja sehingga tindakan perbaikan menjadi tepat guna dan biaya yang digunakan benar – benar biaya yang optimal
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan biaya mitigasi yang optimal keterlambatan pekerjaan piping yang diakibatkan oleh faktor risiko dominan. Lewat survei, validasi pakar dan kuesioner akan didapatkan dampak, penyebab, tindakan preventive dan corrective. Selanjutnya dengan bantuan software analisa risiko berbasis @risk 4.5 akan dilakukan analisa dan simulasi data sampai didapatkan sasaran sesuai tujuan penelitian.
Hasil analisa dan simulasi menjadi pertimbangan bagi tim proyek dalam melakukan mitigasi. Dengan biaya preventive maka risiko dapat diantisipasi dan biaya corrective menjadi masukan buat tim proyek bahwa sebaiknya biaya mitigasi corrective ini sudah diperhitungkan dalam biaya risiko pada saat melakukan estimasi biaya proyek.
Kata – kata kunci : Kinerja Waktu, Risiko Dominan dan Optimasi Biaya.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

vii
Maruahal Sihombing College Instructor : NPM. 0806477560 Prof. DR. Ir. Yusuf Latief, MT Departement of Civil Engineering Ir. Eddy Subiyanto, MM, MT
MITIGATION COST OPTIMIZATION OF DOMINANT RISK FACTORS THAT INFLUENCE ON TIME PERFORMANCE
(Case Study : Piping Work Project X in PT Y)
ABSTRACT
Risk factors and uncertainties always exist in every project that resulted in a decreased performance of the project objectives, one of which the performance of the performance period of time and usually have an impact on cost performance. Control and project control is an absolute must in achieving project objectives so that when a deviation occurs then you should do as early as possible mitigation. Given the cost is one important goal of the project, the work done for mitigation must take into account the optimal cost. Before performing the mitigation we must first understand what are the risk factors that affect the performance of time and should be able to determine where the dominant risk factor, understanding the impact and causes of the dominant risk factor and also perform preventive and corrective actions. In doing mitigation should focus on the dominant risk factor just so appropriate corrective action to be used and the right optimal cost.
This study aims to find optimal mitigation costs piping work delays caused by the dominant risk factor. Through the survey, and questionnaire validation experts will get the impact, causes, preventive and corrective actions. Furthermore, analysis and simulation with risk analysis software @ risk 4.5 to obtain objective data for their intended research.
Results of analysis and simulation of a consideration for the project team to mitigate. With the cost of the risk can be anticipated preventive and corrective costs become inputs for the project team that this corrective mitigation costs should already be calculated into the cost of risk at the time of the estimated project cost.
Key Word : Time Performance, Dominant Risk and Cost Optimization.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
PERNYATAAN ORISINALITAS.................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................... iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH.......................... v
ABSTRAK ........................................................................................................ vi
ABSTRACT...................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ..................................................................... 3
1.2.1 Deskripsi Masalah ...... ......................................................... 3
1.2.2 Signifikansi Masalah ........................................................ 5
1.2.3 Rumusan Masalah .............................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian .... ...................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
1.5 Batasan Penelitian ...................................................................... 7
1.6 Metodologi Penelitian ............ ...................................................... 7
1.7 Sistematika Penulisan ............. ...................................................... 8
1.8 Referensi Penulisan ................ ...................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 10
2.1 Pendahuluan ............................................................................... 10
2.2 Project Scope Management ........................................................... 11
2.2.1 Project Scope Management .................................................. 11
2.2.2 Mengumpulkan informasi .................................................. 12
2.2.3 Mendefenisikan Ruang Lingkup Pekerjaan ......................... 12
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

ix
2.2.4 Menentukan Work Breakdown Structure (WBS)................. 13
2.2.5 Verifikasi Ruang Lingkup Kerja .......................................... 13
2.2.6 Pengontrolan ........................................................................ 13
2.3 Manajemen Waktu.......................................................................... 13
2.3.1 Tinjauan Umum …............................................................... 13
2.3.2 Manajemen Waktu ............................................................... 15
2.3.2.1 Menentukan Kegiatan ............................................... 15
2.3.2.2 Menentukan Urutan Pekerjaan .................................. 15
2.3.2.3 Estimasi Sumber Daya Untuk Pekerjaan.................... 16
2.3.2.4 Estimasi Durasi Kegiatan....... .................................. 16
2.3.2.5 Menyiapkan Jadwal Pekerjaan .................................. 16
2.3.2.6 Mengontrol Jadwal Pekerjaan .................................. 24
2.3.2.7 Produktfitas ........................... .................................. 30
2.4 Manajemen Biaya .......................................................................... 32
2.4.1 General ................. ............................................................... 32
2.4.2 Cost Estimating ................. .................................................. 35
2.4.3 Menentukan Anggaran Proyek ............................................. 36
2.4.4 Mengontrol Biaya ................................................................. 36
2.5 Manajemen Risiko ......................................................................... 37
2.5.1 General ................. ............................................................... 37
2.5.2 Manajemen Perencanaan Risiko .......................................... 38
2.5.3 Melakukan Identifikasi Risiko ............................................. 39
2.5.4 Melakukan Analisa Risiko Kualitatif dan Kuantitatif .......... 40
2.5.5 Melakukan Respon Terhadap Risiko ................................... 40
2.5.6 Melakukan Pengontrolan dan Monitoring Risiko ................ 41
2.5.7 Metode dan Cara dalam Manajemen Risiko ........................ 41
2.6 Sensitivitas Analisa Risiko ............................................................ 43
2.6.1 General ................. ............................................................... 43
2.6.2 @Risk Sebagai Alat Analisa Risiko ..................................... 43
2.7 Kerangka Penelitian ....................................................................... 47
2.8 Hipotesa Penelitian ........................................................................ 48
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

x
BAB III Metode Penelitian ........................................................................... 49
3.1. Pendahuluan ................................................................................. 49
3.2. Kerangka Pemikiran …………...................................................... 49
3.3. Pertanyaan Penelitian ..................................................................... 50
3.4. Strategi Penelitian........................................................................... 51
3.5. Proses Penelitian ............................................................................ 51
3.6. Variabel Penelitian ......................................................................... 54
3.7. Instrumen Penelitian........................................................................ 61
3.8. Teknik Pengumpulan Data dan Analisa Data ................................ 65
3.9. Kesimpulan ..................................................................................... 67
BAB IV Studi Kasus Proyek X ...................................................................... 68
4.1. Pendahuluan ............ …………...................................................... 68
4.2. Gambaran Umum EPC ................................................................... 68
4.3. Gambaran Umum Proyek X ........................................................... 69
BAB V Pengumpulan dan Analisa Data ....................................................... 71
5.1. Pendahuluan ............ …………...................................................... 71
5.2. Pengolahan Data dan Analisa Tahap Pertama ............................... 71
5.2.1 Uji Komparatif ...................................................................... 72
5.2.2 Analisa Deskriptif ................................................................. 72
5.2.3 Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................ 73
5.2.4 Uji Normalitas ....................................................................... 73
5.2.5 Analisa Hierarchy Process (AHP) ......................................... 74
5.2.6 Korelasi Non Parametris ....................................................... 74
5.3. Pengolahan Data dan Analisa Tahap Kedua .................................. 75
5.3.1 Faktor Risiko Dominan ......................................................... 75
5.3.2 Survey Lanjutan .................................................................... 76
5.3.3 Kuesioner Pendahuluan ......................................................... 81
5.3.4 Analisa Kualitatif .................................................................. 100
5.3.4 Analisa Kuantitatif.................................................................. 108
5.4. Kesimpulan ....... ............................................................................ 153
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

xi
BAB VI Pembahasan ...................................................................................... 155
6.1. Pendahuluan ............ …………...................................................... 155
6.2. Pembahasan ................................................... ............................... 155
6.2.1 Analisa Kualitatif dan Kuantitatif .................. ...................... 155
6.2.2 Validasi Data Aktual Dilapangan .................. ...................... 156
6.3. Kesimpulan dan Saran Saran .................. ...................................... 157
Daftar Acuan ..................................................................................................... 159
Daftar Pustaka ........... ....................................................................................... 164
Daftar Lampiran ........ ....................................................................................... 167
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 : Urutan Pekerjaan Untuk Pekerjaan Konstruksi ........................ 4
Gambar 2.1 : Project Scope Management Process ......................................... 12
Gambar 2.2 : Gambaran Manajemen Waktu .................................................. 16
Gambar 2.3 : Precedence Diagram Method ................................................. 17
Gambar 2.4 : Arrow Diagram Method ........................................................... 18
Gambar 2.5 : Pola Kebutuhan Sumber Daya (Berfluktuasi) .......................... 21
Gambar 2.6 : Pola Kebutuhan Sumber Daya (Tetap) .................................... 22
Gambar 2.7 : Pola Kebutuhan Sumber Daya (Bervariasi) ............................ 23
Gambar 2.8 : Gambaran Umum Manajemen Biaya ....................................... 33
Gambar 2.9 : Siklus Estimasi Biaya Menurut Asiyanto ................................ 36
Gambar 2.10 : Diagram Manajemen Risiko .................................................... 39
Gambar 2.11 : Beberapa Grafik Distribusi Probabilitas Risiko ...................... 46
Gambar 2.12 : Kerangka Berpikir Penelitian .................................................. 47
Gambar 3.1 : Proses dan Tahapan Penelitian ................................................. 52
Gambar 4.1 : Hubungan EPC dalam Siklus Proyek ....................................... 68
Gambar 5.1 : Grafik nilai mean, median dan modus ....................................... 72
Gambar 5.2 : Grafik Nilai Mean, Median, Modus Preventif .......................... 103
Gambar 5.3 : Grafik Nilai Mean, Median, Modus Korektif............................ 105
Gambar 5.4 : Hasil Simulasi Tindakan Preventif ........................................... 123
Gambar 5.5 : Optimasi Tindakan Korektif Sampai Dengan
Pebruari 2010 ........................................................................... 146
Gambar 5.6 : Optimasi Tindakan Korektif Sampai Dengan
Maret 2010 ............................................................................... 147
Gambar 5.7 : Optimasi Tindakan Korektif Sampai Dengan
April 2010 ................................................................................ 148
Gambar 5.8 : Optimasi Tindakan Korektif Sampai Dengan
Mei 2010 .................................................................................. 149
Gambar 5.9 : Optimasi Tindakan Korektif Sampai Dengan
Juni 2010 .................................................................................. 150
Gambar 5.10 : Optimasi Tindakan Korektif Sampai Dengan
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

xiii
Juli 2010 ................................................................................... 151
Gambar 6.1 : Biaya Korektif Terhadap Waktu................................................ 156
Gambar 6.2 : Perbandingan Analisa dan Data Aktual .................................... 157
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Persentase Rencana vs Realisasi s/d Bulan Kesembilan Belas 3
Tabel 1.2 : Progress Keseluruhan s/d Bulan Kesembilan Belas ............... . 3
Tabel 1.3 : Rencana vs Realisasi Konstruksi Bulan Kesembilan Belas ..... 4
Tabel 2.1 : Faktor – Faktor Keterlambatan Pada Tiap Aspek.................... 28
Tabel 3.1 : Strategi Penelitian .................................................................... 51
Tabel 3.2 : Variabel Awal Penelitian ......................................................... 56
Tabel 3.3 : Variabel Hasil Validasi Pakar .................................................. 59
Tabel 3.4 : Skala Penelitian Kuesiner Pendahuluan ................................... 63
Tabel 3.5 : Skala Penelitian Kuesiner Utama ............................................. 64
Tabel 5.1 : Faktor Risiko Dominan ............................................................ 76
Tabel 5.2 : Responden Survey Lanjutan .................................................... 77
Tabel 5.3 : Survey Pendahuluan Detail Dampak dan Penyebab ................ 77
Tabel 5.4 : Skala Penilaian Kuesioner Pendahuluan................................... 81
Tabel 5.5 : Kuesioner Pendahuluan............................................................. 82
Tabel 5.6 : Profile Pakar ............................................................................. 87
Tabel 5.7 : Nilai Mean, Median dan Modus Hasil Validasi Pakar Untuk
Variabel Dampak dan Penyebab .............................................. 88
Tabel 5.8 : Ringkasan Perubahan Dampak dan Penyebab Setelah
Validasi Pakar .......................................................................... 89
Tabel 5.9 : Skala Penilaian Kuesioner Utama ........................................... 90
Tabel 5.10 : Kuesioner Kualitatif ................................................................. 91
Tabel 5.11 : Profile Responden Untuk Kuesioner Utama ............................ 100
Tabel 5.12 : Hasil Tabulasi Kuesioner Untuk Tindakan Preventif .............. 102
Tabel 5.13 : Hasil Tabulasi Kuesioner Untuk Tindakan Korektif ............... 104
Tabel 5.14 : Tindakan Preventif Dengan Nilai Mean, Median dan Modus
< 3 ............................................................................................ 106
Tabel 5.15 : Tindakan Korektif Dengan Nilai Mean, Median dan Modus
< 3 ............................................................................................ 108
Tabel 5.16 : Tindakan Preventif Dengan Nilai Mean, Median dan Modus
> 3 ............................................................................................ 109
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

xv
Tabel 5.17 : Perhitungan Biaya Langsung Personil Proyek ........................ 111
Tabel 5.18 : Simulasi Perhitungan Biaya Langsung Personil Proyek ......... 112
Tabel 5.19 : Harga Satuan Manhour PT. X ........................................ ......... 112
Tabel 5.20 : Biaya Langsung Personil Tahun 2008 untuk tenaga ahli
S1/S2/S3.......................................................................... ......... 113
Tabel 5.21 : Analisa perbandingan harga yg didapat dan dikeluarkan oleh
kontraktor Proyek X ................................................................. 114
Tabel 5.22 : Analisa Biaya Tindakan PX1 ................................................... 115
Tabel 5.23 : Analisa Biaya Tindakan PX3 ................................................... 115
Tabel 5.24 : Analisa Biaya Tindakan PX4 ................................................... 116
Tabel 5.25 : Analisa Biaya Tindakan PX5 ................................................... 116
Tabel 5.26 : Analisa Biaya Tindakan PX6 ................................................... 116
Tabel 5.27 : Analisa Biaya Tindakan PX7 ................................................... 117
Tabel 5.28 : Analisa Biaya Tindakan PX9 ................................................... 117
Tabel 5.29 : Analisa Biaya Tindakan PX11.................................................. 117
Tabel 5.30 : Analisa Biaya Tindakan PX13.................................................. 118
Tabel 5.31 : Analisa Biaya Tindakan PX15.................................................. 118
Tabel 5.32 : Analisa Biaya Tindakan PX16.................................................. 119
Tabel 5.33 : Analisa Biaya Tindakan PX19.................................................. 119
Tabel 5.34 : Analisa Biaya Tindakan PX20.................................................. 119
Tabel 5.35 : Analisa Biaya Tindakan PX23.................................................. 120
Tabel 5.36 : Analisa Biaya Tindakan PX24.................................................. 120
Tabel 5.37 : Analisa Biaya Tindakan PX25.................................................. 120
Tabel 5.38 : Analisa Biaya Tindakan PX26.................................................. 121
Tabel 5.39 : Analisa Biaya Tindakan PX28.................................................. 121
Tabel 5.40 : Tindakan Korektif Dengan Nilai Mean, Median dan Modus
> 3 ............... ....................... ....................... ....................... .... 125
Tabel 5.41 : Analisa Biaya Tindakan CX1 .................................................. 127
Tabel 5.42 : Analisa Biaya Tindakan CX2 .................................................. 127
Tabel 5.43 : Analisa Biaya Tindakan CX7 .................................................. 128
Tabel 5.44 : Analisa Produktifitas dan Kebutuhan Tenaga Kerja ................ 129
Tabel 5.45 : Simulasi-1 ................................................................................ 137
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

xvi
Tabel 5.46 : Simulasi-2 ................................................................................ 138
Tabel 5.47 : Simulasi-3 ................................................................................ 139
Tabel 5.48 : Simulasi-4 ................................................................................ 140
Tabel 5.49 : Simulasi-5 ................................................................................ 141
Tabel 5.50 : Simulasi-6 ................................................................................ 142
Tabel 5.51 : Biaya Total Tindakan Korektif................................................. 143
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Hasil Simulasi Tindakan Korektif ............................................ 167
Lampiran 2 : Kuesioner Pendahuluan ............................................................ 168
Lampiran 3 : Kuesioner Utama ...................................................................... 169
Lampiran 4 : Lembar Asitensi ....................................................................... 170
Lampiran 5 : Risalah Sidang Tesis ................................................................ 171
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

1 Universitas Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Proyek adalah suatu kegiatan yang sifatnya unik yang dibatasi oleh
waktu dan sumber daya, baik berupa manusia, material, biaya ataupun alat
sehingga hal ini membutuhkan suatu manajemen proyek mulai dari fase awal
proyek hingga fase penyelesaian proyek. Semakin tinggi tingkat kompleksitas
proyek dan semakin langkanya sumberdaya maka dibutuhkan juga peningkatan
sistem pengelolaan proyek yang baik dan terintegrasi. Suksesnya manajemen
proyek ditentukan pencapaian sasaran proyek yang sesuai waktu, sesuai anggaran,
pemakaian sumberdaya yang efektif dan memuaskan pengguna jasa [1] (Harold
Kernzer, PhD,2003).
Perencanaan maupun pengendalian biaya dan waktu merupakan bagian
dari manajemen proyek secara keseluruhan. Kesuksesan proyek dapat diukur dari
pencapaian sasaran proyek yaitu tercapainya kualitas pekerjaan sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan, proyek dapat diselesaikan dalam waktu yang telah
ditetapkan dan masih dalam batas anggaran yang disediakan, bahkan kalau bisa
dibawah anggaran yang ada [2] (Ir. Asiyanto, MBA, IPM, 2005). Biaya yang telah
dikeluarkan dan waktu yang digunakan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan
harus diukur secara kontinyu penyimpangannya terhadap rencana. Adanya
penyimpangan waktu dan biaya yang signifikan mengindikasikan pengelolaan
proyek yang buruk.
Keterlambatan jadwal dan cost overrun dalam proyek menjadi perhatian
utama bagi pemilik proyek maupun kontraktor [3] (Massimoluigi, 2005).
Keterlambatan biasanya selalu berdampak pada biaya, sedangkan biaya selalu
terkait dengan tingkat suku bunga dan laju inflasi yang selalu berubah setiap
waktu sehingga keterlambatan proyek dapat menjadi faktor kritis dan menjadi
kontribusi utama terhadap terjadinya pembengkakan biaya proyek. Dampak lain
dari keterlambatan proyek adalah timbulnya masalah besar bagi semua tim proyek
yang terlibat baik itu owner ataupun kontraktor, tim proyek owner akan dianggap
gagal dalam mengelola proyek dan juga jadwal untuk pengoperasian akan
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

2
Universitas Indonesia
terlambat, tentunya akan berdampak pada sales value. Sedangkan kontraktor akan
terkena denda penalti sesuai dengan kontrak, cash in yang akan bermasalah
karena tidak bisa mengajukan invoice progres pekerjaan dan tentunya pihak lain
juga akan mengalami dampak negatif seperti subkontraktor dan vendor material
yang terlibat dalam proyek.
Masalah keterlambatan dalam dunia konstruksi menjadi fenomena yang
umum diseluruh dunia, hampir 60 – 70% proyek konstruksi mengalami
keterlambatan [4] (Murali S, 2007). Menurut laporan dari Standish Group dan
beberapa perusahaan konsultan bahwa 15% proyek gagal ditengah jalan dari 51%
proyek yang mengalami masalah waktu dan biaya, rata rata 43% mengalami cost
overrun [5] (Arlene, 2009).
Hasil studi yang dilakukan oleh CH2M HILL membuktikan bahwa
tingginya risiko dapat menyebabkan tutup beberapa perusahaan EPC di USA.
Hasil studi yang disampaikan pada World Coal Gasification Conference EPC
Company tanggal 12 April 2007, memaparkan di Amerika Serikat pada tahun
1967 terdapat 38 perusahaan yang bergerak dibidang Engineering Procurement
Construction (EPC) dan pembangkit, sedangkan pada tahun 2007 hanya tinggal
18 perusahaan saja. Tutup atau konsolidasinya banyak perusahaan EPC di USA
sebagian besar karena kegagalan menangani risiko dan mengendalikan proyek
EPC [6] (www.ch2mhill.com). Demikian juga dengan kondisi proyek EPC di
Indonesia cukup memprihatinkan, dari hasil survey pendahuluan pada beberapa
perusahaan yang bergerak dibidang EPC di Indonesia, dari beberapa proyek yang
berjalan selama tahun 2000 – 2007, terdapat 40% proyek mengalami
keterlambatan dan berdampak pada pembengkakan biaya. Kegagalan memenuhi
tujuan proyek sebagian besar disebabkan karena sistim pengontrolan yang kurang
memadai sehingga tidak ada peringatan sedini mungkin bagi tim proyek, gagal
menangani risiko dan juga strategi pengendalian risiko yang kurang bagus.
Jika permasalahan seperti ini dibiarkan berlarut-larut, tidak menutup
kemungkinan perusahaan EPC di Indonesia juga dapat mengalami kejadian yang
serupa seperti yang dialami perusahaan-perusahaan EPC di Amerika. Banyaknya
proyek yang mengalami kegagalan akibat tingginya risiko pada proyek EPC,
menjadi sangat menarik untuk diteliti risiko apa saja yang paling dominan yang
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

3
Universitas Indonesia
berpengaruh pada kinerja waktu, mengetahui penyebab dari faktor risiko
dominan, mengetahui dampak terhadap kinerja yang diukur, menghasilkan
rekomendasi perbaikan dan menghitung biaya perbaikan yang optimal terhadap
kinerja yang diukur.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
1.2.1 Deskripsi Masalah
Proyek X dengan scope pekerjaan EPC (Engineering, Procurement,
Conctruction) yang dikerjakan oleh PT. Y mengalami keterlambatan. Realisasi
pekerjaan di lapangan selalu lebih rendah dari rencana semula dan berlangsung
selama beberapa periode, seperti terlihat pada tabel 1.1
Bulan-12 Bulan-16 Bulan-17 Bulan-18 Bulan-19
1 Total Rencana 74,39% 80,02% 84,37% 87,92% 90,86%
2 Total Realisasi 72,80% 78,08% 83,62% 86,95% 90,41%
Deviasi -1,59% -1,94% -0,75% -0,97% -0,45%
PeriodeDeskripsiNo
Tabel 1.1 Persentase Rencana vs Realisasi Sampai Bulan Kesembilan Belas Sumber : Laporan Bulanan Proyek X
Jika keterlambatan ini terus terjadi, tentu akan sangat berpengaruh
dengan waktu penyelesaian akhir dari proyek tersebut. Sesuai dengan laporan
proyek pada bulan kelima, dapat dilihat bahwa kumulatif progres lebih rendah jika
dibandingkan dengan kumulatif rencana kontrak, terjadi deviasi sekitar 0.45%
seperti terlihat pada tabel 1.2 di bawah ini :
No Scope of Work WF (%) Cumm Progress (%)
Cumm Plan (%)
Variance (%)
1 Engineering 15 99,95 99,71 0,24
2 Procurement 45 98,13 95,62 2,51
3 Construction 40 78,15 82,18 -4,03
Overall 100 90,41 90,86 -0,45 Tabel 1.2 Progress Keseluruhan Pada Bulan Kesembilan Belas Sumber : Laporan Bulanan Proyek X
Dari tabel 1.2 di atas keterlambatan itu sendiri terjadi pada tahap
konstruksi, deviasi yang cukup besar yaitu sebesar 4.03%, sedangkan untuk
pekerjaan engineering dan procurement sendiri tidak terjadi keterlambatan.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

4
Universitas Indonesia
Keterlambatan pada tahap konstruksi akan menjadi masalah yang sangat besar
karena tahap konstruksi tersebut memiliki bobot yang cukup besar. Dari detail
progress konstruksi dapat diketahui komposisi masing - masing disiplin yang
mempunyai konstribusi penyebab keterlambatan seperti terlihat pada tabel 1.3 di
bawah ini :
No Scope of Work WF (%) Cumm Progress (%)
Cumm Plan (%)
Variance (%)
1 Site Preparation 8,83 100,00 100,00 02 Civil 24,67 92,78 95,70 -2,923 Mechanical 27,28 80,45 82,97 -2,524 Piping 28,83 69,37 77,96 -8,595 Electrical 4,29 49,86 49,61 0,256 Instrument 4,08 36,40 36,36 0,047 Insulation & Painting 2,02 40,45 50,49 -10,04
Overall 100 78,15 82,18 -4,03
Tabel 1.3 Rencana vs Realisasi Konstruksi Pada Bulan Kesembilan Belas Sumber : Laporan Bulanan Proyek X
Dari tabel 1.3 diatas terlihat sangat jelas bahwa keterlambatan yang
cukup besar terjadi pada pekerjaan piping (8.59%) dan insulation & painting
(10.04). Namun pengaruh terbesar adalah pada pekerjaan piping karena bobot
pekerjaan tersebut paling besar diantara pekerjaan lainnya. Sedangkan untuk
pekerjaan insulation & painting tidak berpengaruh besar walupun pekerjaan
tersebut terlambat karena hanya memiliki bobot yang rendah.
Pekerjaan antara engineering, procurement dan construction sangat
berhubungan satu dengan yang lain, sehingga keterlambatan pekerjaan
sebelumnya akan berdampak pada pekerjaan selanjutnya dan jika mengacu pada
project detail schedule untuk pekerjaan konstruksi, urutan pekerjaan konstruksi
seperti pada gambar 1.1
instrument
electrical
insulation
precomm
civil & building
mechanical
Piping
Gambar 1.1 Urutan Pekerjaan Untuk Pekerjaan Konstruksi Sumber : Schedule Proyek X
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

5
Universitas Indonesia
Dari gambar di atas jelas terlihat hubungan pekerjaan antara disiplin dan
jika pekerjaan piping mengalami keterlambatan akan berdampak terhadap
penyelesaian proyek secara keseluruhan dikarenakan peranan piping sebagai
interkoneksi antar equipment.
1.2.2 Signifikansi Masalah
Dengan mengacu pada identifikasi permasalahan dan data - data proyek
dapat disimpulkan ternyata pekerjaan piping memiliki kontribusi besar terhadap
keterlambatan proyek. Tentu saja jika hal ini terus terjadi, maka kinerja waktu
penyelesaian proyek akan bermasalah dan biaya akhir proyek kemungkinan besar
akan bertambah. Oleh karena itu studi kasus masalah pekerjaan piping ini menjadi
sangat penting untuk diteliti dikarenakan piping menjadi faktor dominan
penyebab keterlambatan yang harus dikendalikan, dilakukan perbaikan untuk
mencegah akibat yang ditimbulkan keterlambatan.
1.2.3 Rumusan Masalah
Pengontrolan dan pengendalian proyek merupakan hal yang mutlak
dalam mencapai sasaran proyek. Sehingga ketika terjadi penyimpangan maka
sebaiknya melakukan tindakan perbaikan sedini mungkin dan mengingat biaya
adalah salah satu sasaran penting dari proyek, maka usaha yang dilakukan untuk
mitigasi harus memperhitungkan biaya yang optimal.
Sebelum melakukan mitigasi terlebih dahulu kita harus memahami faktor
risiko apa saja yang berpengaruh pada kinerja waktu, selanjutnya menentukan
mana faktor risiko dominan dan yang tidak dominan. Dalam melakukan mitigasi
kita fokus pada faktor risiko dominan saja sehingga tindakan perbaikan menjadi
tepat guna dan biaya yang digunakan merupakan biaya yang optimal. Sehingga
dalam penyusunan karya tulis ini, timbul dua pertanyaan terhadap masalah yang
terjadi, yaitu :
- Faktor risiko dominan apa saja yang berpengaruh pada keterlambatan
pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping?
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

6
Universitas Indonesia
- Bagaimana mendapatkan biaya mitigasi yang optimal dari faktor risiko
dominan yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan tahap
konstruksi terutama pada pekerjaan piping?”
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk menjawab pertanyaan
yang timbul di dalam rumusan masalah yaitu :
- Mendapatkan faktor risiko dominan yang berpengaruh pada
keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan
piping. Didapatkan dari hasil penelitian sebelumnya.
- Melakukan analisa dari faktor risiko dominan yaitu mendetailkan
dampak dan penyebab, menjelaskan serta menentukan tindakan
preventif dan korektif yang paling berdampak pada biaya dan
selanjutnya melakukan analisa biaya tindakan preventif dan korektif
sehingga dapat ditentukan biaya mitigasi yang optimal.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan tujuan penelitian, penulis berharap penelitian yang disusun
ini dapat memberikan manfaat, diantaranya :
1. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pasca
sarjana Fakultas Teknik Sipil Kekhususan Manajemen Proyek
Universitas Indonesia.
2. Bagi bidang akademik Universitas Indonesia, untuk melanjutkan
beberapa penelitian yang relevan yang dapat dilihat dari sudut
pandang yang berbeda sesuai dengan masalah yang penulis angkat.
Kemudian diharapkan penelitian ini akan dilanjutkan kembali untuk
dianalisa lebih dalam dengan sudut pandang yang berbeda pula.
3. Bagi perusahaan jasa konstruksi dan EPC, untuk memberikan suatu
masukan bagaimana menganalisa suatu peristiwa risiko yang
kemungkinan terjadi pada proyek yang sedang berjalan.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

7
Universitas Indonesia
1.5 BATASAN PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa faktor risiko dominan yang
berpengaruh pada kinerja waktu dan berdampak pada biaya pada salah satu
proyek dari perusahaan EPC nasional yang ada. Di dalam penelitian ini dilakukan
beberapa pembatasan masalah sesuai dengan fokus masalah yang ingin penulis
angkat diantaranya :
1. Penelitian dilakukan dari sisi kontraktor.
2. Penelitian dilakukan pada proyek X.
3. Penelitian yang dilakukan adalah fokus pada tindakan preventif dan
korektif yang berpengaruh pada kinerja waktu dan berdampak pada
biaya.
1.6 METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus
keterlambatan proyek dengan data aktual dilapangan, kajian literatur yang
barkaitan dengan penelitian, observasi, wawancara langsung dengan pelaksana
proyek. Untuk identifikasi risiko sampai dengan didapatkannya faktor risiko
dominan akan mengacu pada hasil penelitian sebelumnya untuk obyek proyek
yang sama. Setelah semua data sudah dikumpulkan maka tahapan pertama yang
dilakukan adalah survei kepada Proyek X untuk mendetailkan dampak dan
penyebab terjadinya faktor risiko dominan, setelah itu variabel dampak dan
penyebab divalidasi dengan pakar untuk menentukan variabel dampak &
penyebab yang utama. Selanjutnya mendapatkan tindakan preventif dan korektif
untuk setiap variabel dampak & penyebab. Selanjutnya variabel tindakan
preventif dan korektif diolah menjadi kuesioner yang akan disebar kepada
responden untuk mendapatkan mana tindakan preventif dan korektif yang paling
berpengaruh pada waktu dan berdampak pada biaya. Selanjutnya dari hasil
pendapat responden dilakukan analisa biaya yang optimal untuk tindakan
preventif dan korektif. Simulasi untuk analisa biaya tindakan preventif dan
korektif dilakukan dengan bantuan program analisa risiko @risk 4.5.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

8
Universitas Indonesia
1.7 SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan dalam tesis ini adalah sebagai berikut
BAB I PENDAHULUAN
Berisikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, metodologi
penelitian dan sistematika penulisan
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Menguraikan tentang teori teori yang berhubungan dengan
penelitian dan dijadikan sebagai acuan dalam penelitian antara lain
: manajemen ruang lingkup, manajemen waktu, manajemen biaya,
manajemen risiko, pengolahan data dan analisa sensitivitas.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Menguraikan alur dan metode penelitian yang digunakan dalam
pengumpulan dan analisa data.
BAB IV GAMBARAN PROYEK SEBAGAI STUDI KASUS
Berisikan gambaran proyek yang dibahas sebagai obyek penelitian.
BAB V PENGUMPULAN DATA DAN ANALISA DATA
Berisikan semua data pendukung untuk penelitian dan berisi
tentang hasil analisa data.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Berisikan kesimpulan dan saran sesuai dengan topik penelitian.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

9
Universitas Indonesia
1.8 REFERENSI PENELITIAN
1. Feryan Fadhin (Skripsi 2010)
“Strategi Pengendalian Waktu Berbasis Risiko Dalam Pelaksanaan
Proyek EPC (Oil and Gas) (Studi Kasus : Proyek AB Pada PT. Y)”
2. Sarjono Puro (Tesis 2006)
“Tindakan Pencegahan Dan Perbaikan Terhadap Faktor Penyebab
Keterlambatan Pada Pekerjaan Pondasi Dalam Di Wilayah Jabotabek”
3. Praritama (Tesis 2005)
“Tindakan Korektif Dan Preventif Terhadap Sumber Resiko Yang
Menyebabkan Keterlambatan Pada Proyek Konstruksi Flyover Di
Propinsi DKI Jakarta”
4. Wahyu Hidayat (Tesis 2007)
“Faktor Faktor Risiko Yang Menyebabkan Rendahnya Produktifitas
Tenaga Kerja Terampil Yang Berpengaruh Terhadap Keterlambatan
Waktu Proyek”
5. Laode M Shaidin (Tesis 2003)
“Pengaruh Tindakan Koreksi Pada Proses Pengendalian Biaya terhadap
Kinerja Biaya Proyek”
6. Zul Effendi (Tesis 2003)
“Pengaruh Tindakan Koreksi Pada Proses Pengendalian Biaya Peralatan
Terhadap Peningkatan Kinerja Biaya Proyek”
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

10 Universitas Indonesia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENDAHULUAN
Untuk mendapatkan jawaban atas rumusan masalah yang sudah
ditentukan dalam bab 1, maka diperlukan dasar pemikiran ilmiah yang dilandasi
dengan teori - teori ilmiah yang berhubungan dengan topik penelitian. Dalam bab
ini akan difokuskan pembahasan teori yang meliputi manajemen scope,
manajemen waktu, manajemen biaya, manajemen risiko, analisa pengolahan data.
Sebagai landasan dasar maka dalam bab ini juga akan dijelaskan kerangka
berpikir untuk mendapatkan sasaran penelitian.
Sasaran utama suatu proyek sering disebut dengan triple constraints,
yaitu : waktu – biaya – ruang lingkup yang mencakup mutu. Batasan waktu adalah
ketersediaan waktu dalam menyelesaikan proyek, batasan biaya adalah anggaran
proyek yang sudah ditentukan sedangkan batasan ruang lingkup adalah ketentuan
yang harus dihasilkan sesuai dengan sasaran proyek [7] (Jason, 2003).
Mengacu pada PMBOK 4th edition, manajemen proyek terdiri dari 9
(sembilan) knowledge area yaitu [8] (PMBOK, 2008) :
1. Project Integration Management.
2. Project Scope Management.
3. Project Time Management.
4. Project Cost Management.
5. Project Quality Management.
6. Project Human Resources Management.
7. Project Communication Management.
8. Project Risk Management.
9. Project Procurement Management.
Sembilan knowledge area di atas berhubugan dengan project
management process groups yang terdiri dari [9] (PMBOK, 2008) :
1. Initiating : mendefenisikan sebuah proyek baru atau sebuah tahapan
baru dari proyek yang sudah ada untuk mendapatkan kapan proyek
dimulai.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

11
Universitas Indonesia
2. Planning : menetapkan lingkup pekerjaan, menentukan sasaran dan
menentukan cara yang diperlukan untuk mencapai sasaran proyek.
3. Executing : melaksanakan pekerjaan yang sudah ditentukan pada
rencana manajemen proyek sampai selesai dan sesuai dengan
spesifikasi.
4. Monitoring & Controlling : memonitor, mereview progres kemajuan
pekerjaan dan kinerja proyek, mengidentifikasi kemungkinan adanya
perubahan dari rencana dan menentukan hal yang berhubungan
dengan perubahan.
5. Closing : menyelesaikan semua kegiatan terhadap semua proses
yang ada untuk menutup proyek secara formal.
2.2 PROJECT SCOPE MANAGEMENT
Dalam sub bab ini akan dijelaskan proses dalam menentukan ruang
lingkup dalam satu proyek yang mencakup input, tools & technique dan
outputnya.
2.2.1 Project Scope Management
Project scope management adalah suatu proses untuk memastikan semua
deliverable proyek sampai selesai. Mengelola ruang lingkup proyek menjadi
perhatian utama dalam menentukan dan mengontrol mana yang termasuk ruang
lingkup dan mana yang bukan. Proses dalam ruang lingkup manajemen proyek
ada lima bagian seperti dijelaskan di bawah dan gambar 2.1 [10] (PMBOK, 2008)
- Mengumpulkan Informasi : mendefenisikan dan mengumpulkan
dokumen yang diperlukan stakeholder sesuai dengan sasaran proyek.
- Mendefenisikan ruang lingkup kerja : menyiapkan detail gambaran
proyek.
- Menentukan work breakdown structure (WBS) : menyiapkan
struktur pembagian kerja, pengelompokan paket paket pekerjaan dan
menjadi komponen yang mudah dikontrol.
- Memverifikasi ruang lingkup kerja : menyusun deliverable yang
sudah pasti secara keseluruhan dari proyek.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

12
Universitas Indonesia
- Pengontrolan : memonitor status proyek dan ruang lingkup serta
mengontrol jika ada perubahan.
Gambar 2.1 Project Scope Management Process Sumber : PMBOK, 2008
2.2.2 Mengumpulkan Informasi
Suksesnya sebuah proyek dipengaruhi oleh kemampuan untuk
memahami dan mengelola apa yang diinginkan proyek termasuk mengukur,
menentukan kebutuhan proyek dan keinginan dari semua stakeholder. Informasi
ini menjadi landasan dalam menentukan work breakdown structure (wbs), biaya,
jadwal, dan rencana pengendalian mutu [11] (PMBOK, 2008).
2.2.3 Mendefenisikan Ruang Lingkup Pekerjaan
Menyiapkan detail dari ruang lingkup proyek menjadi faktor yang
penting dalam suksesnya sebuah proyek dan menentukan deliverable yang utama,
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

13
Universitas Indonesia
asumsi asumsi yang berlaku dan batasan yang sudah ditentukan pada tahap
inisiasi proyek [12] (PMBOK, 2008).
2.2.4 Menentukan Work Breakdown Structure (WBS)
WBS adalah Pengelompokan elemen proyek yang berorientasi
deliverable yang melingkupi semua kegiatan proyek. Pekerjaan yang tidak masuk
dalam WBS merupakan pekerjaan diluar kegiatan proyek. Harus diidentifikasikan
dalam satuan yang mudah dikelola, dibudgetkan, dischedulkan dan dikendalikan.
WBS berfungsi sebagai baseline untuk pengukuran dan pengendalian kinerja
proyek, meningkatkan akurasi estimasi cost, schedule dan resources [13] (Radian
Z, 2009).
2.2.5 Verifikasi Ruang Lingkup Kerja
Verifikasi ruang lingkup pekerjaan yaitu mereview kembali apa yang
menjadi deliverable proyek dengan sponsor proyek dan menginformasikan ruang
lingkup secara formal kepada semua yang terlibat pada proyek [14] (PMBOK,
2008).
2.2.6 Pengontrolan
Pengontrolan proyek bertujuan untuk memonitor yang sudah
direncanakan dan memastikan semua perubahan, rekomendasi tindakan perbaikan
berjalan dengan baik [15] (PMBOK, 2008).
2.3 MANAJEMEN WAKTU
Dalam sub bab ini akan dijelaskan tinjauan teori yang mencakup proses
dalam manajemen waktu dan faktor - faktor yang berdampak pada manajemen
waktu.
2.3.1 Tinjauan Umum
Proses perencanaan adalah menentukan apa yang harus dikerjakan,
dikerjakan oleh siapa dan kapan akan dikerjakan. Ada sembilan komponen utama
dalam tahap perencanaan yaitu [16] (Harold Kernzer, 2003) :
- Objective (sasaran dan target).
- Program (strategi).
- Schedule (rencana mulai dan akhir pekerjaan).
- Budget (rencana biaya untuk mencapai sasaran).
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

14
Universitas Indonesia
- Forecast (proyeksi hal yang terjadi).
- Organization (team yang terlibat dan tanggung jawab).
- Policy (kebijakan yang berlaku).
- Procedure (prosedur).
- Standart (kriteria team atau individu yang memenuhi syarat).
Konsekwensi dari sebuah perencanaan yang tidak baik adalah [17]
(Harold Kernzer, 2003) :
- Inisiasi proyek yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.
- Semangat yang tidak jelas.
- Kekecewaan, kekacauan, mencari cari yang salah.
- Hukuman bagi yang tidak bersalah.
- Promosi team baru diluar proyek.
Beberapa masalah yang biasanya terjadi dalam menyiapkan sasaran
proyek [18] (Harold Kernzer, 2003) :
- Sasaran proyek bukan merupakan persetujuan semua tim proyek
dan sasaran proyek terlalu kaku untuk dirobah.
- Waktu yang tidak cukup dalam menentukan sasaran proyek.
- Sasaran yang tidak terukur dan dokumentasi yang kurang baik.
- Usaha antara client dan personel proyek yang tidak terkoordinasi.
- Keluar masuknya personil proyek.
Beberapa studi penelitian sudah dilakukan, bahwa adanya usaha yang
dilakukan sebelum perencanaan (pre-project planning) sangat berhubungan
dengan suksesnya suatu proyek, menetapkan hasil proyek dengan pre-project
planning mengurangi risiko dan meningkatkan kinerja schedule sampai dengan
40% [19] (Dr. Janaka, 2006).
Perencanaan sebuah proyek sama halnya dengan menyusun suatu puzzle,
yaitu mendapatkan setiap potongan tanpa ada yang hilang dan menyusun tiap
potongan dengan logika sehingga didapatkan suatu gambar yang bagus. Sama
halnya dengan perencanaan dalam konstruksi, harus ditentukan list yang komplit
dari semua kegiatan dan menyusun tiap kegiatan dengan berbagai cara untuk
mendapatkan kebutuhan proyek yang sesuai. Detail kegiatan dapat langsung
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

15
Universitas Indonesia
diambil dari gambar, dokumen kontrak, pengalaman proyek sebelumnya,
consultant dan masukan dari beberapa pihak [20] (Dr. Tarek Hegazi , 2006).
2.3.2 Manajemen Waktu
Manajemen waktu adalah proses untuk mengelola waktu penyelesaian
proyek dari awal sampai selesai, gambaran umum manajemen waktu menurut
PMBOK dijelaskan pada gambar 2.2. Secara garis besar manajemen waktu dibagi
menjadi enam bagian besar yaitu [21] (PMBOK, 2008) :
- Menentukan kegiatan.
- Menentukan urutan pekerjaan.
- Estimasi sumber daya untuk pekerjaan.
- Estimasi durasi pekerjaan.
- Menyusun jadwal kerja.
- Pengontrolan jadwal kerja.
2.3.2.1 Menentukan Kegiatan
Adalah proses identifikasi kegiatan yang spesifik untuk menghasilkan
deliverable proyek dan akan menjadi landasan dasar untuk estimasi, penjadwalan,
eksekusi dan pengontrolan [22] (PMBOK, 2008).
2.3.2.2 Menentukan Urutan Pekerjaan
Adalah proses menentukan urutan kegiatan dalam satu proyek dimana
antara kegiatan dihubungkan dengan masuk akal, tiap kegiatan harus dihubungkan
paling tidak terhadap pekerjaan sebelum atau pekerjaan sesudahnya [23]
(PMBOK, 2008).
Ada empat jenis hubungan antara kegiatan dalam satu proyek [24]
(PMBOK, 2008) :
FS (Finish to Start) : Mulainya suatu kegiatan bergantung pada
selesainya kegiatan pendahulunya.
SS (Start to Finish) : Mulainya suatu kegiatan bergantung pada
mulainya kegiatan pendahulunya.
FF (Finish to Finish) : Selesainya suatu kegiatan bergantung pada
selesai kegiatan pendahulunya.
SF (Start to Finish) : Selesainya suatu kegiatan bergantung pada
mulainya kegiatan pendahulunya.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

16
Universitas Indonesia
Gambar 2.2 Gambaran Manajemen Waktu Sumber : PMBOK, 2008
2.3.2.3 Estimasi Sumber Daya Untuk Pekerjaan
Estimasi jenis dan jumlah untuk material, manpower, alat dan persediaan
lain untuk mendukung pelaksanaan kegiatan [25] (PMBOK, 2008).
2.3.2.4 Estimasi Durasi Kegiatan
Estimasi perkiraan lamanya waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan dengan menggunakan acuan informasi dari ruang lingkup kerja, jenis
sumber daya, estimasi jumlah sumber daya dan kalender kerja [26] (PMBOK,
2008).
2.3.2.5 Menyiapkan Jadwal Pekerjaan.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

17
Universitas Indonesia
2.3.2.5.1 Tinjauan Umum.
Untuk menyiapkan jadwal pekerjaan maka perlu menganalisa urutan
pekerjaan, durasi, kebutuhan sumber daya dan batasan – batasan yang ada dan
biasanya prosesnya bisa berulang. Menentukan rencana mulai dan selesainya
proyek termasuk milestone [27] (PMBOK, 2008).
Tujuan utama dari penjadwalan adalah memberi gambaran yang
menjelaskan bagaimana dan kapan proyek akan selesai sesuai dengan yang sudah
ditentukan pada project scope oleh tim proyek [28] (PMI, 2007). Kebanyakan
orang cenderung langsung menggunakan software untuk scheduling dan berpikir
bisa menghasilkan manager proyek yang instan, merupakan ide yang salah karena
pada kenyataannya hampir tidak mungkin bisa menggunakan software scheduling
kecuali sudah memahami tentang project management dan scheduling. Awalnya
sistem penjadwalan hanya berupa diagram garis – garis (bar charts) yang dibuat
pertama kali oleh Henry Gantt dan sering kita sebut dengan Gantt Chart, tetapi
bar charts mempunyai kelemahan, susah menentukan dampak keterlambatan
suatu pekerjaan karena bar charts tidak menunjukkan ketergantungan antar
kegiatan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dibuatlah dua metode
penjadwalan yaitu : Critical Path Method yang dibuat oleh Du Pont dan Program
Evaluation and Review Technique yang dibuat oleh U.S Navy and The Booze, dua
duanya menggunakan diagram panah untuk menjelaskan sequence kerja dan
hubungan ketergantungan tiap aktivitas dalam proyek. Critical Path Method
dibagi menjadi dua bagian yaitu : Precedence Diagram Method (diagram
precedence) seperti dijelaskan pada gambar 2.3 dan Arrow Diagram Method
(diagram anak panah) seperti dijelaskan pada gambar 2.4 [29] (James P Lewis,
2007).
Gambar 2.3 Precedence Diagram Method (diagram precedence) Sumber : Fundamental of Project Management, 3rd edition, 2007
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

18
Universitas Indonesia
Precedence Diagram Method : informasi kegiatan dipresentasikan dalam
kotak dan hubugan antar kegiatan dengan garis penghubung, biasanya dimulai
dengan kegiatan yang paling kiri.
Gambar 2.4 Arrow Diagram Method (diagram anak panah) Sumber : Fundamental of Project Management, 3rd edition, 2007
Arrow Diagram Method : kegiatan digambarkan dalam bentuk panah
yang menyatakan deskripsi kegiatan, durasi dan sumber dayanya.
Keuntungan antara Precedence Diagram Method dan Arrow Diagram
Method antara lain [30] (James P Lewis, 2007) :
- Mengetahui apakah completion date project dapat tercapai
- Mengetahui mana kegiatan yang harus selesai pada waktunya, mana
kegiatan yang masih bisa diundur
- Mengetahui critical path (jalur kritis) dari suatu proyek yaitu
kegiatan yang mempunya durasi terpanjang dan tidak bisa dilakukan
paralel.
Teknik penjadwalan sangat membantu dalam mencapai sasaran proyek
dan yang umum dipakai adalah [31] (Harold Kerzner, 2003) :
1. Gantt or Bar Chart
2. Milestone Chart
3. Networks
- Program Evaluation and Review Technique (PERT)
- Arrow diagram method (ADM)
- Precedence diagram method (PDM)
- Graphical Evaluation and Review Technique (GERT)
Keuntungan dari network scheduling techniques antara lain :
- Formatnya menjadi landasan utama untuk perencanaan, prediksi dan
acuan bagi manajemen dalam mengambil keputusan bagaimana
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

19
Universitas Indonesia
menyiapkan sumber daya untuk melakukan proyek tepat waktu dan
sesuai sasaran.
- Membantu manajemen dalam mengevaluasi alternatif lain lewat
beberapa pertanyaan yang muncul seperti : berapa lama
keterlambatan yang berdampak pada penyelesain proyek, mana
kegiatan yang kritis dan mana kegiatan yang punya waktu luang.
- Membantu untuk mendapatkan kerangka untuk pelaporan.
- Membantu untuk mengidentifikasi jalur terpanjang, jalur kritis dan
membantu untuk penjadwalan analisa risiko.
2.3.2.5.2 Penjadwalan Sumber Daya.
Penjadwalan sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan, material dan
modal / biaya dapat merupakan bagian dari master schedul atau dapat juga
sebagai bagian yang terpisah dari master schedule.
Untuk proyek yang cukup kompleks, pemilahan schedule sumber daya
dari master schedule, dengan detailnya dilakukan subschedule, adalah langkah
terbaik untuk memudahkan monitoring. Tujuan penjadwalan sumber daya adalah
memastikan jumlah atau jenis sumber daya dapat diketahui sejak awal dan
tersedia biila dibutuhkan. Tetapi bila ketersediaan sumber daya terrbatas, maka
biasanya durasi proyek menjadi lebih lambat dari yang direncanakan. Sebaliknya,
dengan menambah jumlah sumber daya, durasi proyek dapaat dipercepat. Bila
ketersediaan sumber daya cukup tetapi distribusi selama berlangsungnya proyek
berfluktuasi, maka hal ini akan mengurangi tingkat efektivitas dan efisiensi
penggunaan sumber daya. Bila jumlah sumber daya yang dimiliki terbatas dan
ketersediaannya tidak mencukupi, sedangkan durasi adalah batasan kurun waktu
proyek, maka penjadwalan dapat dilakukan dengan perataan sumber daya
(resources leveling) [32] (Ir. Abrar Husen, MT, 2009).
2.3.2.5.3 Penjadwalan Sumber Daya Yang Terbatas.
Sumber daya yang terbatas adalah salah satu alasan mengapa
penjadwalan diperlukan. Penjadwalan dimaksudkan supaya pelaksanaan proyek
tetap dapat berlangsung, caranya dengan mengoptimalkan penggunaan sumber
daya.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

20
Universitas Indonesia
Sumber daya yang terbatas karena ketersediaannya yang memang langka
dapat membuat masalah besar bagi pelaksanaan proyek, karena hal ini akan
memengaruhi durasi proyek. Makin sedikit jumlah ketersediaannya, durasi proyek
akan semakin lama karena banyak kegiatan yang tidak dapat dilakukan. Ujung –
ujungnya adalah adanya sangsi dari pemilik proyek yang berupa denda atau
pemutusan hubungan kerja sepihak karena keterlambatan proyek. Oleh karena itu,
perencanaan sumber daya yang langka seperti peralatan / mesin dengan teknologi
tinggi, tukang khusus ukir / pahat, dan material yang harus diimpor harus
direncanakan dan dibuat sebaik mungkin agar kegiatannya, tidak terganggu [33]
(Ir. Abrar Husen, MT, 2009).
Ada dua jenis batasan (constraints) yang harus diperhatikan dalam
penjadwalan proyek, karena batasan tersebut berpengaruh terhadap waktu kerja
dari suatu kegiatan. Dua batasan tersebut adalah :
1. Logical constraints, batasan yang diakibatkan oleh hubungan antar
kegiatan
2. Resources constraints, batasan yang diakibatkan oleh ketersediaan
sumber daya
Selain itu, ada 4 aturan yang dapat diterapkan pada penjadwalan proyek
dalam hubungannya, dengan alokasi sumber daya yang terbatas, yaitu :
1. Aturan 1, memprioritaskan kegiatan yang mempunyai nomor J-node
terkecil, lalu dilakukan penjadwalan terhadap kegiatan tersebut
dengan basis kontinu (Continuous Basis)
2. Aturan 2, memberikan prioritas pada kegiatan kritis atau mendekati
kritis dengan total float paling rendah, lalu dilakukan penjadwalan
terhadap kegiatan tersebut dengan cara basis kontinu (Continuous
Basis)
3. Aturan 3, memberikan prioritas pada kegiatan yang mempunyai
durasi paling pendek, lalu dilakukan penjadwalan terhadap kegiatan
tersebut dengan cara basis kontinu (Continuous Basis)
4. Aturan 4, setelah salah satu dari 3 aturan diatas terpenuhi, diberikan
prioritas pada kegiatan dengan prioritas rendah dengan cara basis
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

21
Universitas Indonesia
terputus (non continuous basis), kemudian dilakukan interupsi oleh
kegiaatan yang lebih tinggi prioritasnya.
2.3.2.5.4 Perataan Sumber Daya (Resources Leveling).
Perataan sumber daya adalah meratakan frekuensi alokasi sumber daya
dengan tujuan memastikan bahwa jumlah / jenis sumber daya dapat diketahui dari
awal dan tersedia bila dibutuhkan. Biasanya bila jumlah sumber daya dikurangi,
durasi akan bertambah, begitu juga sebaliknya.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam perataan sumber daya adalah
mengidentifikasikan sumber daya yang terbatas dan yang dibutuhkan untuk
seluruh jumlah durasi dari suatu proyek. Ini karena alokasi sumber daya yang
langka dan ketersediaannya terbatas harus diprioritaskan. Bila ketersediaannya
tidak mencukupi, pengadaannnya akan menimbulkan biaya yang lebih tinggi.
Perataan sumber daya dimaksudkan agar alokasi tingkat pemakaian sumber daya
dapat diketahui sehingga penyelesaian proyek menjadi lebih logis. Dalam
perataan sumber daya, biasanya durasi proyek dianggap tetap. Sedangkan jumlah
sumber daya diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan ketersediaan. Ada
beberapa pola distribusi sumber daya selama durasi proyek, yaitu :
1. Pola kebutuhan sumber daya sepanjang durasi proyek dengan bentuk
berfluktuasi
Gambar 2.5 Pola Kebutuhan Sumber Daya (Berfluktuasi)
Sumber : Ir. Abrar Husen, MT, 2009
Luas area = 1200 resources days adalah jumlah sumber daya yang
dibutuhkan selama durasi proyek 120 hari. Pola di atas dapat dilakukan
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

22
Universitas Indonesia
bila sumber daya tertentu seperti tukang, yang dibutuhkan dengan jumlah
maksimum 15 pada hari – hari tertentu, dikurangi pada hari yang lain.
Namun untuk sumber daya mobile crane hal ini agak sulit dilakukan
karena mobilisasi mobile crane terganggu dengan pemakaian yang
berfluktuasi seperti di atas.
2. Pola kebutuhan sumber daya sepanjang durasi proyek dengan jumlah
tetap
Gambar 2.6 Pola Kebutuhan Sumber Daya (Tetap)
Sumber : Ir. Abrar Husen, MT, 2009
Luas area = 1200 resources days adalah jumlah sumber daya yang
dibutuhkan selama durasi proyek 120 hari. Pola ini mempunyai tingkat
pemakaian sumber daya yang sama selama durasi proyek. Akan tetapi,
agak sulit melakukan penjadwalan proyek dengan tingkat kebutuhan
sumber daya yang selalu sama.
3. Pola kebutuhan sumber daya sepanjang durasi proyek dengan bentuk
bervariasi.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

23
Universitas Indonesia
Gambar 2.7 Pola Kebutuhan Sumber Daya (Bervariasi) Sumber : Ir. Abrar Husen, MT, 2009
Luas area = 1200 resources days adalah jumlah sumber daya yang
dibutuhkan selama durasi proyek 120 hari. Pola ini mempunyai tingkat
pemakaian sumber daya yang disesuaikan dengan kondisi proyek. Pada
awal proyek jumlahnya sedikit, kemudian pada pertengahan proyek
dibutuhkan sumber daya maksimum 12 per hari, dan turun hingga akhir
proyek.
Metode perataan sumber daya bertujuan mendapatkan pola
kebutuhan sumber daya yang sesuai. Metode ini dapat dilakukan dengan
cara :
1. Memulai seluruh kegiatan proyek berada di antara waktu mulai
paling awal (early start time) dan waktu mulai paling lambat (late
start time), sehingga durasi proyek tidak bertambah.
2. Berdasarkan ketersediaan waktu yang dibatasi dengan mengatur
jumlah sumber daya yang dibutuhkan.
3. Berdasarkan ketersediaan sumber daya yang terbatas dengan
menambah durasi proyek.
4. Berdasarkan penjadwalan dengan membuat diagram batang
nonkontinu.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

24
Universitas Indonesia
2.3.2.6 Mengontrol Jadwal Pekerjaan.
Mengontrol adalah memonitor status progres proyek dan mengontrol
setiap perubahan jadwal terhadap baseline schedule. Pengontrolan fokus pada hal
– hal di bawah ini [34] (PMBOK, 2008) :
- Menentukan status terbaru dari jadwal proyek.
- Memahami faktor yang berdampak pada perubahan jadwal.
- Menentukan jika ada perubahan jadwal kerja.
- Mengelola setiap perubahan jadwal yang terjadi.
Mengontrol identik dengan kekuatan dan perintah tetapi tidak jarang
seorang manajer proyek punya banyak tanggung jawab tetapi punya otoritas yang
kecil, hal ini dibuktikan lewat survey kepada beberapa coorporate officer
(presidents dan vice president) bahwa otoritas penuh pada coorporate office tidak
menjamin orang lain melakukan apa yang mereka inginkan [35] (James P Lewis,
2007).
Defenisi controlling dalam suatu proyek adalah tindakan
membandingkan aktual progress terhadap rencana semula sehingga tindakan
perbaikan dapat dilakukan secepatnya pada saat terjadi penyimpangan rencana.
Satu cara yang baik untuk mengontrol proyek adalah tiap individu dalam tim
proyek harus mengontrol pekerjaan masing masing dan beberapa hal yang perlu
diperhatikan oleh setiap individu dalam tim proyek adalah [36] (James P Lewis,
2007) :
- Apa yang harus dikerjakan harus jelas.
- Memahami rencana bagaimana melakukan pekerjaan tersebut.
- Pengalaman dan sumber daya yang cukup untuk melakukan
pekerjaan tersebut.
- Selalu ada masukan dari setiap pekerjaan yang dilakukan.
- Otoritas yang jelas dalam mengambil tindakan perbaikan ketika ada
penyimpangan rencana.
Project controlling pada dasarnya lebih sering berhubungan dengan
jadwal, laporan progress, laporan biaya. Nilai tambah dalam project control selain
sebatas laporan adalah analisa jadwal, analisa kecenderungan progres dan biaya
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

25
Universitas Indonesia
proyek,mengidentifkasi perubahan, dan tindakan koreksi ketika ditemukan adanya
penyimpangan pada proyek [37] (Mr. Nicholas, JC, 2005).
Beberapa tools dan technique dalam pengontrolan proyek [38] (PMBOK,
2008) :
- Project Review : membandingkan dan menganalisa kinerja jadwal
seperti jadwal mulai dan jadwal selesai, presentasi pekerjaan yg
sudah selesai, sisa waktu,biasanya dalam konsep earn value
mangement disebut dengan schedule varian.
- Varian Analysis : ukuran kinerja jadwal dalam hal ini schedule
varian (SV) dan schedule performance index (SPI) biasanya
digunakan untuk menilai besarnya penyimpangan terhadap baseline
schedule.
- Project Management Software : software manajemen proyek dapat
membantu untuk mengetahui selisih antara rencana dan aktual
dimulainya pekerjaan, juga mendapatkan prediksi berapa lama
penyimpangan jadwal dikarenakan adanya perubahan jadwal.
- Resources Leveling : mengoptimalkan pendistribusian sumber daya
pada pekerjaan.
- What if Scenario Analysis : dilakukan untuk keadaaan “apa yang
harus dilakukan jika penyimpangan setelah perbaikan tetap terjadi”
biasanya menggunakan sistim komputer untuk menemukan skenario
yang lain, monte carlo salah satu alat yang umum dipakai.
- Adjust Leads and Lags : digunakan untuk jadwal yang sudah
terlambat supaya tetap mengacu pada jadwal yang sudah
direncanakan.
- Schedule Compression : digunakan untuk jadwal yang sudah
terlambat supaya tetap mengacu pada jadwal yang sudah
direncanakan.
Keterlambatan proyek konstruksi dapat dikelompokkan menjadi tiga
bagian yaitu [39] (Mr. Khalid, 2005) :
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

26
Universitas Indonesia
- Excusable compensable delay : disebabkan oleh owner dan adanya
perpanjangan waktu dan penambahan biaya yang akan dibayar
owner.
- Excusable noncompensable delay : disebabkan oleh bencana alam
dan kontraktor bisa mengajukan perpanjangan waktu.
- Non-excusable delay : disebabkan oleh kontraktor dan owner akan
mengenakan finalti pada kontraktor.
Beberapa hal yang menyebabkan keterlambatan proyek [40] (Mr.
Massimoluigi C, 2005) :
- Pemahaman yang kurang tentang proyek (scope, technical,
specification, project environment).
- Pemahaman yang kurang terhadap kontrak.
- Kurang pengalaman pada proyek yang sama.
- Pengalaman manajerial yang kurang antara tim proyek.
- Kadang kapasita keuangan yang tidak memadai.
Jika dilakukan identifikasi penyebab keterlambatan proyek, maka
klasifikasi penyebab keterlambatan pada suatu proyek digunakan pendekatan
melalui pihak – pihak yang berperan atas keterlambatan yakni sebagai faktor
internal, serta faktor eksternal yang diuraikan sebagai berikut :
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah penyebab keterlambatan yang disebabkan
pleh pihak pelaksana proyek. pada proyek konstruksi, pihak pelaksana
proyek adalah kontraktor. Pada faktor internal atau faktor pelaksanaan,
aspek – aspek yang potensial dapat menyebabkan keterlambatan
diantaranya, karena faktor material, alat, pekerja serta manajemen
pelaksanaan [41] (Ahuya, H.N, 1976).
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor keterlambatan yang
disebabkan oleh pihak – pihak diluar pihak pelaksana proyek, tetapi
berperan secara langsung atas proses konstruksi. Faktor ekternal tersebut
dapat meliputi keterlambatan yang disebabkan oleh pihak owner,
pengawas, serta dari alam.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

27
Universitas Indonesia
- Penyebab yang disebabkan oleh keadaan alam [42] (Clark
Wilson, 2002) :
• Kondisi –kondisi lokasi yang tidak sesuai dengan yang
diharapkan
• Cuaca yang kurang baik dan Peperangan
• Bencana alami seperti banjir, api, dan gempa bumi
• Tindakan dari pejabat negara
- Penyebab dari pihak pemilik (Owner) [43] (CM Popescu, C
Charoengam, 1995) :
• Pembebasan lahan di sekitar lokasi proyek
• Keterlambatan memberikan Surat Perintah Kerja
• Penyediaan dana yang tidak mencukupi
• Kegagalan dalam menyediakan perlengkapan atau
komponen material
• Menghambat pekerjaan
Faktor – faktor keterlambatan yang mempengaruhi kinerja kontraktor
dapat dirangkum dalam tabel dibawah ini [44] (MZ Abd Majid and Ronald MC
Cafffer, 1998)
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

28
Universitas Indonesia
Tabel 2.1 Faktor – Faktor Keterlambatan Pada Tiap Aspek Sumber : MZ Abd Majid and Ronald MC Cafffer, 1998
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

29
Universitas Indonesia
Beberapa cara pengontrolan proyek yang dapat diaplikasikan pada
kontraktor dan owner [45] (Mr. Nicholas J. Candela, 2005) :
- Update Process : diskusikan langsung tiap individu mengapa proyek
terlambat dan temukan jawabanya jika akibat keterlambatan
dikarenakan oleh pihak lain.
- Standard Report : siapkan format laporan yang nyaman dipahami
tim proyek setiap minggu.
- Written Analysis : komunikasikan dan dokumentasikan hasil analisa,
forecasting termasuk dampak dari keterlambatan schedule, cost over-
runs, cost under-runs.
- Critical Path Analysis, schedule slippage and float analysis: analisa
jalur kritis, schedule yang terlambat dan float analysis harus selalu
dikomunikasikan dengan tim terkait.
- Productivity Analysis : untuk mengevaluasi kinerja sumber daya
terhadap waktu yang terpakai.
- Change Management Analysis : harus proactive sebagai acuan
manajemen dalam mengambil keputusan.
- Cost Forecasting and Analysis : analisa biaya yang sudah terpakai
dan rencana biaya sampai proyek selesai.
- Analysis of Project Curve : diagram yang simpel (S-curve atau
histogram) dapat menjelaskan ringkasan detail schedule, earn value
dan cost report.
Menurut R.J Mockler (1972), pengontrolan didefinisikan sebagai usaha
yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran dan tujuan
perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan
standar, menganalisis kemungkinan penyimpangan, kemudian melakukan
tindakan koreksi yang diperlukan agar sumber daya dapat digunakan secara
efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaraan dan tujuan.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengendalian
membutuhkan standar atau tolak ukur sebagai pembanding, alaat ukur kinerja, dan
tindakan koreksi yang akan dilakukan bila terjadi penyimpangan. Kegiatan yaang
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

30
Universitas Indonesia
dilakukan daalam proses pengendalian dapat berupa pengawasan, pemeriksaan
serta tindakan koreksi, yang dilakukan selama proses implementasi.
Sasaran dan tujuan proyek seperti optimasi kinerja biaya, mutu, waktu
dan keselamatan kerja harus memiliki format standar dan kriteria sebagai alat
ukur, agar dapat mengindikasikan pencapaian kinerja proyek. Alat ukur yang
digunakan dapat berupa jadwal, kuantitas pekerjaan, standar mutu/spesifikasi
pekerjaan, serta standar keselamatan dan kesehatan kerja, yang untuk selanjutnya
diproses dalam suatu sistem informasi. Sistem informasi ini mengolah data – data
yang kemudian menghasilkan informasi penting untuk pengambilan keputusan.
Bila hasil informasi mengindikasikan terdapat penyimpangan terhadap
standar yang telah ditentukan, tindakan selanjutnya adalah melakukaan koreksi,
seperti mengubah metode pelaksanaan, mengeluarkan biaya untuk penaambahan
tenaga kerja, peralatan, dan material serta perbaikan penjadwalan, perbaikaan
mutu pekerjaan yang disesuaikan dengan standar dan kebutuhan sesungguhnya
[46] (Ir. Abrar Husen, MT, 2009).
2.3.2.7 Produktifitas
Produktivitas memiliki beberapa pengertian. Dalam statistik
pembangunan nasional dinyatakan sebagai output yang dihasilkan dibagi dengan
input, seperti jam tenga kerja atau biaya tenaga kerja. Bagi pemilik (owner)
perusahaan atau proyek mungkin dapat berarti biaya per unit dari hasil yang
diproduksi oelh fasilitas yang dimiliki. Bagi kontraktor, ukurannya adalah jumlah
atau prosentase dari biaya lebih kecil atau dibawah dari pembayaran yang diterima
dari pemilik proyek [47] (Oglesby, 1989).
Nilai acuan dari produktivitas dihitung berdaasarkan setiap data lamanya
durasi jam kerja dan jumlah yang terpasang atau dihasilkan dalam harian dimana
tidak ada perubahan pekerjaan atau pekerjaan ulang, gangguan atau kerusakan dan
cuaca buruk [48] (H. Randolph Thomas, Carmen L. Napolitan. 1995)
Produktivitas mengacu pada total dari jumlah yang diproduksi dalam
periode waktu tertentu, sedangkan produktivitas mengacu pada jumlah yang
diproduksi per jam pekerja (work hour). Produktivitas yang buruk menghasilkan
biaya yang tinggi per unitnya. Untuk meningkatkantotal produktivitas, total jam
kerja harus dikurangi.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

31
Universitas Indonesia
Membicarakan produktivitas dalam konstruksi hendaknya pertama –
tama dilihat dari pihak – pihak yang terlibat dan peraturan yang berlaku. Dalam
proyek konstruksi, secara sederhana terdapat empat pihak atau grup penting yang
mempengaruhi produktivitas, yaitu pemilik (owner), perancang (designer),
kontraktor dan tenaga kerja (labor) [49] (Oglesby. Op.Cit h.13)
Dalam rangka pengajuan tender, produktivitas akan sangat besar
pengaruhnya terhadap biaya total proyek, minimal pada aspek jumlah tenaga kerja
dan fasilitas yang diperlukan. Proyek konstruksi pada umumnya berlangsung
dalam kondisi yang berbeda – beda, sehingga dalam merencanakan dan
mengalokasikan tenaga kerja sebaiknya dilengkapi dengan analisis tingkat
produktivitas berdasarkan faktor – faktor mempengaruhinya pada setiap lokasi
proyek. Faktor – faktor tersebut misalnya keadaan geografis, iklim, keterampilan
tenaga kerja yang ada, pengalaman dan pengaturan yang berlaku. [50] (Oglesby.
Op. Cit. H.14).
Nilai produktivitas merupakan suatu nilai prosentase dari seorang atau
gruup tenga kerja berdasarkan suatu acuan berupa waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut. Untuk mendapatkaan nilai tersebut, maka harus
dilakukan pengukuran, sebab pengukuran tersebut merupakan suatu alat
manajemen yang sangat penting dalam membantu mengevaluasi pengalokasian
dan kebutuhan tenaga kerja serta penghematan waktu yang dapat direalisasikan.
Produktivitas bervariasi berdasarkaan aplikasinya pada setiap pekerjaan
yang berbeda di industri konstruks. Dalam mengukur nilai produktivitas ada
beberapa model, yaitu economic models, project-specific models, dan activity
oriented models. Pada pelaksanaan proyek di lapangan, kontraktor sering tertarik
pada produktivitas tenaga kerja. Hal tersebut dapat dijelaskan dalam pengertian
dibawah ini [51] (Thomas and Mathew 1985) :
- Produktivitas tenaga kerja = Output / Labour Cost
- Produktivitas tenaga kerja = Output / Work – hour
Produktivitas juga dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Produktivitas = Output / input
- Produktivitas = Unit / work – hour
- Produktivitas = Total output / Total work hours
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

32
Universitas Indonesia
2.4 MANAJEMEN BIAYA
Dalam sub bab ini akan dijelaskan tinjauan teori yang mencakup proses
dalam manajemen biaya, faktor - faktor yang berdampak pada manajemen biaya
dan beberapa jurnal penelitian yang membahas tentang pengaruh manajemen
biaya pada proyek.
2.4.1 General
Manajemen biaya proyek adalah suatu proses yang mencakup
perencanaan, estimasi, penganggaran dan pengendalian biaya agar proyek dapat
diselesaikan dengan anggaran yang sudah ditentukan. Gambaran umum
manajemen biaya dapat dijelaskan pada gambar 2.8 dan manajemen biaya dibagi
atas tiga bagian besar [52] (PMBOK, 2008) :
- Estimasi biaya : melakukan penaksiran terhadap biaya yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.
- Menentukan anggaran : mengumpulkan estimasi tiap kegiatan atau
paket pekerjaan untuk menentukan total biaya yang akan dijadikan
acuan anggaran proyek.
- Mengontrol biaya : mengontrol status pengeluaran dalam proyek dan
memonitor perubahan terhadap rencana awal biaya.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

33
Universitas Indonesia
Gambar 2.8 Gambaran Umum Manajemen Biaya Sumber : PMBOK, 2008
Pengontrolan biaya pada umumnya hal yang sama penting buat semua
perusahaan tanpa memandang ukuran perusahaannya. Banyak orang tidak paham
dengan istilah pengontrolan biaya karena pengontrolan biaya tidak hanya sebatas
monitor dan menyalin data tetapi yang paling penting adalah menganalisa status
keuangan untuk melakukan tindakan koreksi sebelum terjadi kesalahan. Secara
komplit pengontrolan biaya menggambarkan manajeman biaya yang baik yang
harus meliputi [53] (Harold Kerzner, 2003) :
- Cost Estimating.
- Cost Accounting.
- Project Cash Flow.
- Company Cash Flow.
- Direct Labor Costing.
- Overhead Rate Costing.
- Cara lain seperti : insentif, finalty, dan bagi hasil
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

34
Universitas Indonesia
Aspek yang sangat penting dari pengontrolan biaya proyek adalah
memahami defenisi dari pengontrolan biaya. Dibawah ini merupakan hal- hal
yang diharapkan dari pengontrolan biaya [54] (Bill G T) :
- Sistim yang bisa menampilkan pemasukan dan pengeluaran setiap
satu produk selesai dilaksanakan.
- Mudah diakses untuk proyek yang sedang berjalan dan mudah
dianalisa status proyeknya setiap saat.
- Mudah membandingkan antara progress proyek dengan besarnya
pengeluaran.
- Meminimalkan pembengkakan biaya dengan mendeteksi sedini
mungkin dan mengarahkannya kembali.
Beberapa proyek mengalami kinerja yang tidak baik karena tidak tanggap
pada risiko dan kurang adanya tanggung jawab dalam mengambil keputusan.
Beberapa faktor yang menyebabkan suatu proyek overrun antara lain [55] (Dr.
Janaka R, 2010) :
- Kurang realistis pada saat estimasi biaya.
- Lama dan besarnya biaya dibawah estimasi.
- Contingensi terlalu rendah.
- Perubahan project specification dan design yang tidak
diperhitungkan pada biaya.
- Perbedaan nilai mata uang terabaikan.
- Perubahan quantity dan harga tidak dievaluasi.
- Tidak mempertimbangkan risiko lingkungan.
- Alokasi biaya untuk safety dan kebutuhan lingkungan terlalu rendah.
- Estimasi yang rendah pada inovasi teknologi yang berisiko tinggi.
Penelitian lain mengungkapkan beberapa faktor penyebab terjadinya
overruns biaya proyek antara lain [56] (Indriani Santoso) :
- Data dan informasi proyek yang kurang lengkap.
- Manajer proyek yang tidak kompeten.
- Kenaikan harga material.
- Kualitas tenaga kerja yang buruk.
- Tingginya harga sewa peralatan.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

35
Universitas Indonesia
- Cara pembayaran yang tidak tepat waktu.
- Selalu terjadi penundaan pekerjaan.
- Adanya kebijakan keuangan dari pemerintah.
Secara garis besar biaya suatu proyek dibagi menjadi dua bagian besar
yaitu [57] (Ir. Asiyanto, 2005) :
- Biaya langsung : seluruh biaya yang berkaitan langsung dengan fisik
proyek, yaitu meliputi seluruh biaya dari kegiatan yang dilakukan
diproyek dan biaya mendatangkan seluruh sumber daya yang
diperlukan oleh proyek tersebut.
- Biaya tidak langsung : seluruh biaya yang terkait secara tidak
langsung, yang dibebankan pada proyek. Biaya ini biasanya terjadi
diluar proyek seperti pemasaran, biaya overhead dikantor pusat,
jumlahnya relatif sama tiap bulannya.
2.4.2 Cost Estimating
Estimasi biaya melakukan penaksiran terhadap biaya yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan proyek, menggunakan prediksi berdasarkan informasi yang
ada saat itu. Biaya jual beli dan risiko juga harus dipertimbangkan seperti
pengadaan sendiri atau beli, beli atau sewa, berbagi sumber daya untuk
mengoptimalkan biaya proyek [58] (PMBOK, 2008).
Faktor yang mempengaruhi keakuratan dalam menyiapkan estimasi biaya
konstruksi seperti di bawah ini dan proses pembuatan estimasi sering diulang bila
mendapat angka yang kurang diinginkan, prosesnya merupakan suatu siklus yang
dapat ditunjukkan pada gambar 2.9 [59] (Ir. Asiyanto, 2005) :
- Jadwal konstruksi dan Metode kerja konstruksi.
- Dasar produktivitas tenaga kerja dan Metode estimasi.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

36
Universitas Indonesia
Gambar 2.9 Siklus Estimasi Biaya Menurut Asiyanto Sumber : Asiyanto, 2005
2.4.3 Menentukan Anggaran Proyek
Cost Budgeting adalah mengumpulkan estimasi tiap kegiatan atau paket
pekerjaan untuk menentukan total biaya yang akan dijadikan acuan anggaran
proyek [60] (PMBOK, 2008).
Estimasi biaya dan penentuan anggaran saling berkaitan, estimasi yang
jelek dapat menghasilkan anggaran yang tidak realistik, akibatnya dapat
kehilangan kontrol dan menjadi persoalan bagi keuangan. Perbedaan antara
estimasi biaya dengan anggaran adalah [61] (Ir. Asiyanto, 2005) :
- Estimasi biaya : diperlukan untuk menetapkan harga jual, diperlukan
untuk penyajian pihak luar perusahaan, formatnya sesuai dengan
permintaan pemilik proyek.
- Anggaran : diperlukan untuk menetapkan biaya produksi atau biaya
pelaksanaan, sebagai pedoman pembelanjaan dalam pelaksanaan
proyek, untuk keperluan sendir, formatnya lebih cenderung satu
macam.
2.4.4 Mengontrol Biaya
Mengontrol biaya yang dimaksud disini adalah memonitor status proyek
untuk mengetahui status budget proyek dan mengontrol jika ada perubahan
terhadap rencana biaya semula. Hal hal yang perlu diperhatikan pada
pengontrolan biaya proyek adalah [62] (PMBOK, 2008) :
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

37
Universitas Indonesia
- Memonitor kinerja biaya untuk mendeteksi dan mengerti faktor –
faktor yang menyebabkan prubahan pada cost baseline.
- Mencatat semua perubahan yang bertentangan dengan cost baseline
secara akurat.
- Melakukan pencegahan terhadap perubahan yang salah.
- Menginformasikan para stakeholder untuk menyetujui perubahan.
- Memastikan cost overruns yang diharapkan tidak melebihi batasan.
Ada beberapa metode pengontrolan biaya yang sering dipakai antara lain
: earn value management, forecasting, to-complete performance index,
performance reviews, variance analysis, project management software. [63]
(PMBOK, 2008).
2.5 MANAJEMEN RISIKO
Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai konsep manajemen risiko,
mulai dari pengertian risiko, bagian – bagian risiko dan tinjauan penelitian lain
mengenai risiko dalam satu proyek.
2.5.1 General
Manajemen risiko adalah suatu proses dalam melakukan perencanaan
risiko, identifikasi, analisa, respon, monitoring dan kontrol risiko pada satu
proyek. Adapun definisi lain adalah risiko adalah kemungkinan terjadinya suatu
yang berdampak negatif terhadap sasaran, diukur dengan melihat konsekuensi
yang mungkin terjadi dan besarnya probabilitas dari risiko tersebut. Sehingga
risiko merupakan fungsi dari probabilitas atau kemungkinan terjadinya dan akibat
dari tidak dapat dicapainnya tujuan proyek atau dinyatakan dengan model
matematik : Risiko = Probabilitas x Akibat. [64] (Risk Management Standards
Australia, AS/NZS 4360:1999).
Gambaran manajemen risiko suatu proyek digambarkan pada gambar
2.10 secara garis besar manajemen risko mencakup [65] (PMBOK, 2008):
- Manajemen perencanaan risiko : memutuskan bagaimana melakukan
pendekatan terhadap perencanaan dan pelaksanaan aktifitas dari
manajemen risiko untuk proyek yg dilaksanakan.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

38
Universitas Indonesia
- Melakukan identifikasi risiko : memastikan risiko mana saja yang
mungkin terjadi atau memberikan dampak terhadap proyek dan
mendokumentasikan karakteristik risiko – risiko tersebut.
- Melakukan analisa risiko qualitatif dan kuantitatif : memprioritaskan
risk untuk dianalisa lebih lanjut atau melakukan penilaian dan
menggabungkan kemungkinan – kemungkinan yang terjadi dan
berdampak .
- Melakukan respon terhadap risiko : mengembangkan pilihan dan
tindakan untuk meningkatkan kesempatan dan mengurangi ancaman
terhadap tujuan proyek.
- Melakukan pengontrolan dan monitor risiko : urutan identifikasi
risiko, mengawasi risiko yang tersisa, mengidentifikasi risiko baru,
pelaksanaan rencana respon terhadap risiko dan evaluasi seluruh
efektifitasnya dalam proyek secara keseluruhan.
2.5.2 Manajemen Perencanaan Risiko
Perencanaan manajemen risiko adalah proses untuk menentukan
pendekatan dan kegiatan – kegiatan menajemen risiko yang akan dilakukan.
Proses perencanaan manajemen risiko penting untuk menentukan tingkatan, jenis
dan kelayakan dari risiko yang dikaji, pengaruh proyek bagi
organisasi/perusahaan terhadap sumber daya dan waktu, dan untuk menentukan
acuan yang disepakati untuk mengevaluasi risiko. Proses perencanaan manajemen
risiko seharusnya dilakukan seawal mungkin selama perencanaan proyek.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

39
Universitas Indonesia
Gambar 2.10 Diagram Manajemen Risiko Sumber : PMBOK, 2008
2.5.3 Melakukan Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko dilakukan untuk menentukan risiko – risiko yang
mungkin mempengaruhi proyek dan mendokumentasikan karakteristiknya.
Identifikasi risiko merupakan proses yang berulang karena risiko baru mungkin
diketahui sejalan dengan progress proyek.
- Iterasi pertama dapat dilakukan oleh sebagian dari tim proyek atau
tim manajemen risiko.
- Iterasi kedua dapat dilakukan oleh tim proyek dan stakeholder
utama.
- Untuk menghindari analisis yang bias, orang – orang yang tidak
terlibat dalam proyek dapat dilibatkan pada iterasi terakhir
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

40
Universitas Indonesia
2.5.4 Melakukan Analisa Risiko Kualitatif dan Kuantitatif
Analisis kualitatif menggunakan bentuk kata atau skala deskriptif untuk
menerangkan besaran potensi konsekuensi dan kemungkinan terjadinya
konsekuensi tersebut. Skala – skala ini bisa diadaptasikan atau disesuaikan agar
cocok dengan situasi yang ada, dan deskrisi yang berbeda – beda bisa digunakan
untuk risiko – risiko yang berbeda – beda. Analisa qualitative yang digunakan
adalah :
- Sebagai suatu aktifitas penyaringan awal untuk mengidentifikasi
risiko – risiko yang membutuhkan analisis yang lebih rinci.
- Dimana level risiko tidak menjustifikasi (membenarkan) waktu dan
upaya yang dibutuhkan untuk melakukan suatu analisis yang lebih
lengkap
- Dimana data numeris tidak memadai untuk dilakukann ya suatu
analisis kuantitatif.
Analisis risiko kuantitatif dilakuakan pada risiko yang diprioritaskan.
Analisis risiko kuantitatif merupakan dampak dari kejadian risiko dan
memberikan penilaian numerik pada risiko tersebut. Analisis risiko kuantitatif
merupakan pendekatan kuantitatif untuk membuat keputusan dengan adanya
ketidakpastian. Dalam beberapa kasus, analisa kuantitatif mungkin tidak
diperlukan untuk menyusun respons yang efektif terhadap risiko.
2.5.5 Melakukan Respon Terhadap Risiko
Fokus pada item yang berisiko tinggi setelah melalui kualitatif dan
kuantitatif analisis. Mengidentifikasi dan menempatkan pihak tertentu untuk
menangani tiap risiko. Strategi yang digunakan pada risk monitoring and control
adalah :
- Avoidance : menghindari risiko dengan mengganti rencana proyek.
- Transference : pemindahan risiko kepada pihak lain yang dianggap
mampu mengambil langkah – langkah dan mengurangi risiko.
- Mitigation : mencoba mereduksi kemungkinan dan dampak dari
setiap risiko yang masih masuk akal, butuh biaya dan waktu tetapi
masih menjadi pilihan yang lebih baik dibanding tidak mengurangi
sama sekali.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

41
Universitas Indonesia
- Acceptance : manajer proyek dan tim memutuskan untuk menerima
risiko yang pasti dan mengidentifikasi setiap strategi untuk
menyelesaikan risiko.
2.5.6 Melakukan Pengontrolan dan Monitoring Risiko
Mengontrol dan memonitor risiko adalah berfungsi untuk tetap
mengidentifikasi risiko yang ada, risiko yang masih sisa dan kemungkinan risiko
yang baru, memastikan pelaksaaan respon pada risiko berjalan secara efektif.
Yang termasuk dalam risk monitoring dan control adalah :
- Memilih alternatif strategi lain untuk respon risiko.
- Mengimplementasikan rencana kontigensi.
- Menentukan tindakan koreksi.
- Merencanakan ulang proyek.
2.5.7 Metode dan Cara dalam Manajemen Risiko
Ada banyak cara dan alat untuk menganalisa risiko dan membuat
keputusan untuk hal yang tidak pasti mulai dari cara yang simpel sampai dengan
bantuan komputer. Manajemen risiko adalah salah satu aspek dalam ilmu
manajemen dan ada dua cara yang umum dipergunakan yaitu deterministic dan
probabilistic/stochastic. Asumsi untuk deterministic adalah nilai variabel sudah
pasti, sedangkan stokastik adalah faktor ketidakpastian yang tidak dapat
diprediksi, biasanya berlaku pada dunia konstruksi. Beberapa teknik mengambil
keputusan yang biasa dipakai pada manajemen risiko antara lain [66] (Roger
Planagan, 1993) :
- The risk premium..
- Risk adjsuted discount rate.
- Subjective probabilitas.
- Decision Analysis.
- Sensitivity Analysis.
Teknik analisa risiko sudah lama dikenal sebagai alat dalam membantu
mengambil keputusan untuk hal hal yang tidak pasti. Digunakan sangat terbatas
karena mahal, susah mengoperasikan dan butuh syarat tertentu dalam aplikasi
komputer. Tetapi perkembangan dunia komputer menjadi sangat memungkinkan
teknik dapat dioperasikan oleh banyak pihak. Salah satu tools yang terbaru adalah
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

42
Universitas Indonesia
“@risk, suatu tool analisa risiko yang berbasis excel. Dengan @risk dan excel
semua jenis risiko dapat diolah dalam bentuk pemodelan mulai dari bisnis
pengetahuan dan rekayasa [67] (Palisade, 2005).
Suatu proyek berskala besar harus mempunya framework yang
terintegrasi untuk mengelola risiko yang ada. Bagan kerja pengelolaan risiko
proyek yang konvensional cenderung menekankan risiko pada bisnis dan sering
kali mengabaikan risiko operasionalnya. Proyek sering kali gagal diakibatkan
karena rasiko operasional seperti : project leadership, contractor dan supplier
yang tidak kompeten, kerumitan dari sisi teknikal. Analytic Hierarchy Process
(AHP) salah satu alat yang sangat membantu untuk membuat keputusan yang
dinamis selama proyek berjalan. AHP dapat menghasilkan mekanisme monitoring
dan control yang efektif untuk semua stakeholder [68] (Dr. Prasanta Dey, 2009).
Analisa dan evaluasi risiko pada proyek konstruksi dengan menggunakan
Analytic Hierarchy Process juga sudah diterapkan lewat penelitian pada salah
satu proyek di canada. Penggunaan AHP pada konststruksi juga sangat luas,
sebuah metode estimasi risiko yang menggabungkan metode kualitatif dan
kuantitatif [69] (HU Xingfu, 2009).
Pengelolaan risiko dalam proyek juga tidak terbatas pada salah satu alat,
sebagian besar manager proyek dikorea dalam mengambil keputusan masih
menggunakan intuisi, pertimbangan dan belajar dari pengalaman sebelumnya
dibandingkan dengan menggunakan suatu sistim yang sudah formal dalam
mengelola risiko. Menurut hasil penelitian penulis bahwa hal ini terjadi karena
kurang familiar dengan konsep dan methode risiko [70] (Soon Kim,et all, 2000).
Risiko keterlambatan dalam proyek merupakan topik penelitian yang
banyak dalam area manajemen risiko. Analisa risiko sebagian besar menggunakan
metode PERT atau CPM, disamping itu monte carlo simulation juga menjadi
salah satu metode yang digunakan untuk melakukan analisa risiko proyek [71]
(Dr. Prasanta K Dey, 2001).
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

43
Universitas Indonesia
2.6 SENSITIVITAS ANALISA RESIKO
2.6.1 General
Penentuan tingkat probabilitas faktor risiko,sifatnya sangat subyektif dan
sulit diukur secara pasti, tetapi hal tersebut penting untuk dilakukan. Oleh karena
itu ada beberapa teknik untuk menentukan tingkat probabilitas antara lain [72] (
Ir. Asiyanto, 2009) :
- Brainstorming
- Sensitivity Analysis
- Probability Analysis
- Delphi Method
- Monte Carlo
- Decision Tree Analysis
- Utility Teori
- Decision Teory
Saat kita ingin mengolah data untuk keperluan forecast, mengembangkan
strategi dan membuat keputusan maka pasti kita akan mempertimbangkan dengan
analisa risiko. Dari beberapa alternatif tools yang ada untuk analisa risiko
software @risk 4.5 salah satu pilihan dimana @risk 4.5 mempunya kemampuan
untuk pemodelan tingkat tinggi dan berbasis excel [73] (Palisade, 2005).
2.6.2 @Risk Sebagai Alat Analisa Risiko [74] (Palisade, 2005)
Langkah pertama untuk menganalisa risiko dan pemodelan adalah
memahami risiko yang signifikan dan akan kebutuhannya. Beberapa contoh
dibawah ini membantu kita untuk memahami risiko yang signifikan:
- Risiko untuk pemasaran dan pengembangan produk yang baru :
apakah R&D sudah paham masalah tekniknya, apakah pesaing lain
akan memasuki pasar.
- Risiko untuk analisa dan manajemen aset: apakah manajemen baru
akan berdampak pada harga pasar.
- Risiko perencanaan dan manajemen operasi : apakah perlu stok
tertentu untuk kebutuhan pasar yang belum terprediksi.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

44
Universitas Indonesia
- Risiko untuk perencanaan dan konstruksi : apakah perlu forecast
untuk biaya material dan pekerja, apakah mogoknya karyawan
berdampak pada jadwal proyek.
- Risiko investasi dan risiko kebijakan.
Analisa risiko dengan @risk 4.5 adalah metode kuantitatif untuk
menentukan hasil dari suatu peluang yang terdistribusi. Secara umum teknik
analisa risiko @risk 4.5 ada empat langkah yaitu :
- Tentukan Model : menentukan permasalahan dalam worksheet excel.
- Identifikasi faktor ketidakpastian : variable dalam worksheet axcel,
tentukan variable yang tidak pasti untuk dianalisa.
- Lakukan simulasi untuk menganalisa model : untuk menentukan
range dan kemungkinan yang mungkin terjadi terhadap variable
worksheet.
- Buat keputusan : berdasarkan hasil dan beberapa pilihan.
2.6.2.1 Menentukan Model @Risk 4.5
@risk 4.5 dan excel akan sangat membantu untuk membentuk pemodelan
yang logis dan komplit dari setiap permasalahan yang ada dan kelebihan dari
@risk 4.5 adalah kita bekerja dengan excel yang sudah familiar dalam kehidupan
sehari hari.
Variabel sebagai masukan menjadi salah satu elemen dasar excel yang
perlu ditentukan untuk dianalisa, sebagai contoh jika pemodelan yang kita
inginkan adalah simulasi keuangan maka yang menjadi variabel pemodelan
adalah sesuatu tentang penjualan, biaya, pendapatan, keuntungan. Dalam
penelitian ini pemodelan yang akan dilakukan adalah analisa biaya yang
berdampak pada waktu, maka variabel yang akan dianalisa bisa berupa harga
satuan, detail harga dan jumlah.
2.6.2.2 Menganalisa Pemodelan dengan Simulasi
Simulasi dengan @risk 4.5 kadang disebut sebagai simulasi montecarlo.
Simulasi @risk 4.5 menggunakan metode distribusi hasil akhir yang dilakukan
komputer secara berulang ulang sampai didapatkan kombinasi nilai variabel yang
paling optimal.
Dalam @risk 4.5 simulasi menggunakan dua cara yang berbeda yaitu :
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

45
Universitas Indonesia
- Dengan memilih variabel nilai yang sudah ditentukan pada
worksheet excel.
- Melakukan kalkulasi ulang dengan nilai yang baru.
Ada dua cara pendekatan untuk analisa risiko dengan menggunakan
@risk 4.5 dimana kedua duanya baik yang bertujuan untuk mendapatkan peluang
distribusi yang mungkin terjadi untuk setiap variabel yang tidak pasti. Cara
pertama yaitu mendeskripsikan pemodelan yang kita inginkan dan @risk 4.5 akan
melakukan analisa yang cepat dengan fitur yang ada didalamnya, sangat efektif
untuk analisa data yang berjumlah besar. Sedangkan pendekatan kedua adalah
pendekatan analisis yaitu setiap variabel yang ingin kita analisa dibentuk dalam
persamaan matematika, hal ini kurang praktis untuk beberapa pengguna
komputer, cenderung sulit dan tingkat kerumitan yang tinggi.
2.6.2.3 Membuat Keputusan : Interprasi Hasil
Hasil analisa @risk 4.5 berupa tabel tabel distribusi kemungkinan,
sehingga sipengambil keputusan harus menginterpretaskan hasil analisa sebelum
mengambil keputusan.
Beberapa cara untuk menginterpretasikan hasil analisa yaitu :
- Interpretasi dengan cara tradisional : Sebagian besar pengambil
keputusan membandingkan hasil yang didapat terhadap satu standar
atau nilai minimum yang menjadi acuan. Jika hasilnya paling bagus
maka otomatis akan menggunakannya sebagai hasil tetapi banyak
pengambil keputusan tidak memahami bahwa hasil keputusan tidak
berdampak pada ketidakpastian.
- Interpretasi dengan @risk 4.5 analisis : hasil analisa @risk 4.5
memberikan gambaran penuh bagi sipengambil keputusan,
pengembangan yang luar biasa dalam melakukan pendekatan
terhadap keadaan terburuk, yang diharapkan dan keadaan yang
terbaik.
Gambar 2.11 menggambarkan beberapa contoh distribusi probabilitas
kejadian
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

46
Universitas Indonesia
Gambar 2.11 Beberapa Grafik Distribusi Probabilitas Risiko Sumber : Risk Analysis and Simulation add-in for Microsoft Excel, Palisade Coorporation, 2005
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

47
Universitas Indonesia
2.7 KERANGKA PENELITIAN
Kerangka penelitian akan dijelaskan seperti diagram gambar 2.12
`
Gambar 2.12 Kerangka Berpikir Penelitian Sumber : Olahan Sendiri
Proyek X mengalami keterlambatan secara berulang.
Dari hasil analisa deduktif maka penyebab keterlambatan proyek adalah pekerjaan piping.
PERMASALAHAN
Faktor risiko dominan apa saja yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping?
Bagaimana mendapatkan biaya mitigasi yang optimal dari faktor risiko dominan yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping?”
RUMUSAN PERMASALAHAN
Laporan Proyek
Buku dan jurnal jurnal ilmiah yang mencakup : Manajeman Scope, Manajemen waktu, manajemen biaya, manajemen risiko, analisa sensitivitas
TINJAUAN PUSTAKA
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus keterlambatan proyek, kajian literatur yang barkaitan dengan penelitian, analisa lanjut dari penelitian sebelumnya, survey lanjutan, analisa dan simulasi
Mengacu pada penelitian sebelumnya untuk mendapatkan faktor risiko dominan yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping
Mencari dampak & penyebab terjadinya faktor risiko dominan yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan piping dan mendapatkan tindakan preventif dan korektif. Analisa kualitatif dan kuantitatif
Melakukan simulasi untuk mendapatkan biaya mitigasi yang optimal dari tindakan preventif dan korektif
METODE PENELITIAN
Hasil Analisa dan Rekomendasi
Untuk menghasilkan rekomendasi tindakan perbaikan yang tepat harus terlebih dahulu mendapatkan faktor risiko dominan yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan piping.
Simulasi beberapa rekomendasi tindakan perbaikan (mitigasi) dengan bantuan program analisa risiko @risk 4.5 akan mempermudah kita untuk mendapatkan biaya mitigasi yang optimal dari faktor risiko dominan yang berpengaruh pada pada keterlambatan pekerjaan piping.
HIPOTESA
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

48
Universitas Indonesia
2.8 HIPOTESIS PENELITIAN
Dari hasil perumusan kerangka berpikir dan landasan teori maka
didapatkan hipotesa seperti dibawah ini :
1. Untuk menghasilkan rekomendasi tindakan perbaikan yang tepat
harus terlebih dahulu mendapatkan faktor risiko dominan yang
berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan piping.
2. Simulasi beberapa rekomendasi tindakan perbaikan (mitigasi)
dengan bantuan program analisa risiko @risk 4.5 akan
mempermudah kita untuk mendapatkan biaya mitigasi yang optimal
dari faktor risiko dominan yang berpengaruh pada pada
keterlambatan pekerjaan piping.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

49 Universitas Indonesia
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendahuluan
Bab ini membahas mengenai metodologi penelitian yang digunakan
dalam penulisan tesis, instrument penelitian dan langkah – langkah penelitian
mulai dari persiapan sampai dengan penyajian dan pengolahan data. Penelitian
dilakukan untuk optimasi biaya mitigasi faktor risiko dominan yang berpengaruh
pada kinerja waktu. Pada bab ini akan diuraikan mengenai tahapan penelitian
yang digunakan untuk mencapai tujuan penulisan yang terdiri dari kerangka
pemikiran, pertanyaan penelitian, strategi penelitian, proses penelitian, variabel –
variabel penelitian, instrument penelitian, proses pengumpulan dan analisa data.
3.2 Kerangka Pemikiran
Dari pembahasan teori – teori pada bab 2 maka dapat disusun kerangka
pemikiran sebagai berikut : sasaran dari setiap proyek adalah tepat waktu, sesuai
anggaran, sesuai dengan mutu dan memuaskan pelanggan. Mengingat setiap
proyek mempunyai risiko maka pengontrolan dan pengendalian proyek
merupakan hal yang mutlak dalam mencapai sasaran proyek. Sehingga ketika
terjadi penyimpangan maka sebaiknya melakukan mitigasi sedini mungkin dan
usaha yang dilakukan untuk mitigasi harus memperhitungkan biaya yang optimal.
Sebelum melakukan mitigasi terlebih dahulu kita harus memahami faktor
- faktor risiko apa saja yang berpengaruh pada kinerja yang diukur dan harus
dapat menentukan mana faktor risiko dominan dan yang tidak dominan. Dalam
melakukan mitigasi kita fokus pada faktor risiko dominan saja sehingga tindakan
perbaikan menjadi tepat guna dan biaya yang digunakan benar – benar biaya yang
optimal. Sehingga dalam penyusunan karya tulis ini, sangat perlu untuk
mengatahui tahapan – tahapan yang penting dalam melakukan tindakan perbaikan
dengan biaya yang optimal.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

50
Universitas Indonesia
3.3 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka pertanyaan dalam
penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah yang sudah ditentukan pada bab 1
yaitu :
- Faktor risiko dominan apa saja yang berpengaruh pada keterlambatan
pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping?
- Bagaimana mendapatkan biaya mitigasi yang optimal dari faktor risiko
dominan yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan tahap
konstruksi terutama pada pekerjaan piping?
Untuk menjawab Research Question pertama, penelitian ini mengacu
pada hasil penelitian sebelumnya yaitu untuk mendapatkan faktor risiko dominan
yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi terutama pada
pekerjaan piping. Tahapan penelitian sebelumnya akan dijelaskan secara umum
pada penelitian ini.
Untuk menjawab Research Question kedua, maka terlebih dahulu
mendetailkan dampak dan penyebab faktor risiko dominan lewat survey lanjutan
dalam bentuk wawancara kepada beberapa tim proyek yang berhubungan dengan
pekerjaan piping dan kajian dari laporan kemajuan proyek. Selanjutnya hasil
survey lanjutan ditabulasikan menjadi kuesioner pendahuluan untuk divalidasi
kepada pakar proyek. Hasil validasi kuesioner pendahuluan selanjutnya dilakukan
analisa deskriptif untuk mendapatkan nilai modus, dan variabel penyebab
dominan yang didapat adalah variabel yang memiliki nilai modus dengan angka
satu. Selanjutnya variabel penyebab dominan dikembalikan kepada pakar proyek
untuk mendapatkan tindakan preventif dan korektif. Semua variabel tindakan
preventif dan korektif yang sudah didapatkan dari pakar diolah menjadi kuesioner
utama untuk disebar kepada responden untuk mengukur sikap, pendapat dan
persepsi seseorang atau sekelompok tentang mana tindakan preventif dan korektif
yang paling berdampak pada biaya. Langkah selanjutnya melakukan analisa biaya
untuk tindakan preventif dan korektif dan simulasi dengan menggunakan program
analisa risiko @risk 4.5.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

51
Universitas Indonesia
3.4 Strategi Penelitian
Untuk memperoleh hasil penelitian sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai, maka diperlukan strategi penelitian yang tepat. Ada beberapa jenis
strategi penelitian antara lain : eksperimen, survey, analisa, historis dan studi
kasus. Masing masing strategi diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian
tertentu. Strategi penelitian perlu mempertimbangkan 3 (tiga) hal, yaitu jenis
pertanyaan yang digunakan, kendali terhadap peristiwa yang diteliti dan fokus
terhadap peristiwa yang sedang berjalan atau baru diselesaikan [75] (Yin, R. K,.
(1994)). Menurut Robet K Yin, ada beberapa strategi penelitian sesuai dengan
perumusan masalah yang ada, seperti tabel 3.1
Strategi
Bentuk Pertanyaan Penelitian Kontrol dari penel
iti dengan tindakan dari penelitian yang aktual
Tingkat fokus dari kesamaan penelitian yang
lalu
Eksperimen Bagaimana, Mengapa Ya Ya
Survey Siapa, Apa, Dimana, berapa banyak Tidak Ya
Analisis Siapa, Apa, Dimana, berapa banyak Tidak Tidak
Historis Bagaimana, Mengapa Tidak Tidak
Studi Kasus Bagaimana, Mengapa Tidak Ya
Tabel 3.1 Strategi Penelitian Sumber : Robet K Yin, “Studi Kasus Desain dan Metode”
Mengacu pada tabel di atas maka strategi penelitian yang cocok adalah
menggunakan strategi studi kasus dan analisis keterlambatan pekerjaan piping
proyek X pada PT Y.
3.5 Proses Penelitian
Proses atau tahapan dalam penelitian ini mengacu pada alur penelitan
seperti pada gambar 3.1.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

52
Universitas Indonesia
Gambar 3.1 Proses dan Tahapan Penelitian Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Studi Literatur & Mengumpulkan Data Sekunder
MULAI
Menentukan Variabel
Penelitian (Studi Literartur)
Validasi, Klarifikasi dan
Verifikasi Pakar
Kuesioner
Pengumpulan dan Tabulasi Data
Uji Validitas dan Realibilitas
Uji Normalitas
Pengolahan Data Dengan AHP
Didapatkan Faktor Risiko
Dominan
Mendetailkan Dampak & Penyebab Faktor Risiko
Dominan Sebagai Kuesioner Pendahuluan
Validasi Variabel Dampak & Penyebab Faktor Risiko
Dominan Pada Pakar
Mendapatkan Tindakan Preventif dan Korektif dari
Pakar Untuk Setiap Dampak & Penyebab
Tindakan Preventif & Korektif Selanjutnya Diolah Menjadi Kuesioner Utama
Untuk Disebar Kepada Responden Proyek X
Analisa Biaya dan Simulasi Tindakan Preventif &
Korektif Dengan Menggunakan Software
Analisa Risiko @Risk 4.5
Analisa dan Kesimpulan
Selesai
Mengolah Hasil Kuesioner Yang Diisi Oleh Responden Proyek X dan Menentukan
Tindakan Preventif & Korektif Yang Paling
Berdampak Pada Biaya (analisa deskriptif)
Uji Komparatif
Analisa Deskriptif
Korelasi Non Parametris
Analisa Deskriptif Hasil Validasi Pakar
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

53
Universitas Indonesia
Secara garis besar tahapan penelitian ini adalah tahap identifikasi, survey
lanjutan, validasi pakar, kuesioner, analisa kuesioner, analisa biaya, simulasi dan
kesimpulan.
1. Tahap Identifikasi
Tahap ini dimulai dengan merumuskan masalah dari latar
belakang yang telah dikemukakan, selanjutnya ditentukan topik
penelitian yang akan dibahas. Kemudian melakukan studi literatur
mengenai topik yang telah ditetapkan. Lalu dilakukan penyusunan
referensi-referensi yang berkaitan dengan topik tersebut. Tahap
selanjutnya adalah mengemukakan hipotesis serta menyusun alur
mengenai metode yang akan digunakan pada penelitian ini.
2. Data Primer dari Penelitian Sebelumnya
Mengacu pada hasil penelitian sebelumnya yaitu mendapatkan
faktor risiko dominan yang berpengaruh pada keterlambatan
pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping.
3. Survey Lanjutan
Melakukan survey lanjutan dalam bentuk wawancara kepada
beberapa tim proyek yang terlibat dengan pekerjaan piping dan
survey lewat laporan kemajuan proyek untuk mendapatkan dampak
dan penyebab terjadinya faktor risiko dominan yang berpengaruh
pada keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi terutama pada
pekerjaan piping. Hasil survey ini menjadi kuesioner pendahuluan
dan detail proses survey lanjutan akan dijelaskan pada sub bab
pengolahan dan analisa data.
4. Validasi Pakar
Hasil survey selanjutnya ditabulasikan untuk divalidasi ke pakar
proyek untuk memastikan variabel dampak dan penyebab yang
paling berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi
terutama pada pekerjaan piping. Hasil validasi pakar selanjutnya
dilakukan analisa deskriptif untuk menentukan mana variabel
penyebab yang dominan, dengan mengacu kepada nilai modus yang
bernilai satu. Selanjutnya variabel penyebab yang mempunyai nilai
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

54
Universitas Indonesia
modus sama dengan satu diserahkan kepada pakar untuk
menentukan tindakan preventif dan korektif. Hasil tindakan preventif
dan korektif selanjutnya diolah menjadi kuesioner utama yang akan
disebar kepada responden Proyek X untuk menilai mana tindakan
preventif dan korektif yang paling berdampak pada biaya.
5. Tahap Analisis, Simulasi dan Kesimpulan
Selanjutnya kuesioner utama yang sudah diisi oleh reponden
Proyek X diolah untuk mendapatkan tindakan preventif dan korektif
yang paling berdampak pada biaya, yang terlebih dahulu dilakukan
analisa deskriptif untuk mendapatkan variabel – variabel tindakan
preventif dan korektif yang palilng berdampak pada biaya.
Selanjutnya melakukan analisa biaya untuk tindakan preventif dan
korektif, melakukan simulasi dengan bantuan program analisa risiko
@risk 4.5 untuk mendapatkan berapa biaya yang optimal untuk
tindakan preventif dan korektif. Memberikan kesimpulan dan saran –
saran sesuai dengan hasil penelitian.
3.6. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini diperlukan pengukuran terhadap variabel - variabel
baik variabel bebas maupun variabel terikat. Secara teoritis, variable didefinisikan
sebagai atribut seseorang atau subyek yang mempunyai variasi antara satu orang
dengan orang yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain [76] (Prof. Dr.
Sugiyono, 2010).
Jadi dinamakan variabel karena ada variasinya (masing-masing dapat
berbeda). Contoh: tinggi badan, berat badan, motivasi, sikap, perilaku, kualitas,
harga, promosi, dan lain-lain. Jadi variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai
dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari atau ditarik kesimpulannya.
Macam-macam variabel penelitian adalah sebagai berikut :
1. Variabel Independen
Variabel ini sering disebut variabel stimulus, prediktor. Dalam
bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

55
Universitas Indonesia
bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
2. Variabel Dependen
Disebut variabel output, variabel tergantung adalah variabel
yang memberikan reaksi / respon jika dihubungkan dengan variabel
bebas. Variabel tergantung adalah variabel yang faktornya diamati
dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh
variabel bebas. Merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat,
karena adanya variabel bebas.
3. Variabel Moderator
Adalah variabel bebas kedua yang sengaja dipilih oleh peneliti
untuk menentukan apakah kehadirannya berpengaruh terhadap
hubungan antara variabel bebas pertama dan variabel tergantung.
Variabel moderat merupakan variabel yang faktornya diukur,
dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk mengetahui apakah
variabel tersebut mengubah hubungan antara variabel bebas dan
variabel tergantung. Merupakan variabel yang mepengaruhi
(memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel
independen dengan dependen. Variabel ini sering disebut sebagai
variabel independen kedua.
4. Variabel Intervening (Antara)
Merupakan variabel yang menghubungkan antara variabel
independen dengan variabel dependen yang dapat memperkuat atau
memperlemah hubungan namun tidak dapat diamati atau diukur.
5. Variabel Kontrol
Dalam penelitian peneliti selalu berusaha menghilangkan atau
menetralkan pengaruh yang dapat mengganggu hubungan antara
variabel bebas dan variabel tergantung. Suatu variabel yang
pengaruhnya akan dihilangkan disebut variabel kontrol. Variabel
kontrol didefinisikan sebagai variabel yang faktornya dikontrol oleh
peneliti untuk menetralisasi pengaruhnya. Jika tidak dikontrol
varibel tersebut akan mempengaruhi gejala yang sedang dikaji.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

56
Universitas Indonesia
Merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga
pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi
oleh faktor luar yang tidak diteliti.
Variabel penelitian biasanya disimbolkan dengan Y dan X. Apabila
variabel Y disebabkan oleh variabel X, maka Y merupakan variabel terikat
sedangkan X merupakan variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel yang
digunakan adalah variabel bebas dan terikat, dimana variabel terikat (Y) adalah
besarnya biaya yang optimal untuk tindakan preventif dan korektif dan variabel
bebas (X) adalah rekomendasi – rekomendasi yang berdampak pada biaya. Y =
f(X)
Dimana :
Y = Kinerja Waktu Yang Berdampak Pada Biaya
X = Faktor Risiko Dominan
Variabel awal untuk penelitian ini seperti tabel 3.2
Tabel 3.2 Variabel awal Penelitian
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

57
Universitas Indonesia
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

58
Universitas Indonesia
Variabel yang mengacu pada literatur, selanjutnya divalidasi sama pakar
yang berpengalaman dibidang proyek EPC (engineering, procurement,
construction) sehingga didapatkan variabel yang selanjutnya diolah menjadi
kuesioner yang akan disebar keresponden, seperti tabel 3.3 [77] (Ferian Fadhin,
2010).
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

59
Universitas Indonesia
Material Material disini adalah material yang dibutuhkan dalam pekerjaan piping 1 Terjadi kehilangan material dalam pelaksanaan pekerjaan karena rendahnya
pengawasan di gudang/tempat penyimpanan 2 Terjadi kerusakan material dalam pelaksanaan pekerjaan karena kesalahan
dalam proses pemindahan material 3 Terjadi kerusakan material dalam pelaksanaan pekerjaan akibat cara
penyimpanan yang buruk 4 Terjadi kesalahan dalam schedule pengadaan material dengan schedule
pekerjaan yang akan dilakukan akibat kesalahan perencanaan 5 Terjadi perbedaan kuantitas material yang dibutuhkan dalam kontrak dengan di
lapangan akibat kesalahan perencanaan 6 Terjadi kesalahan dalam penggunaan material akibat kecerobohan pekerja
dalam proses pekerjaan 7 Terjadi kekurangan material akibat kesalahan pekerja dalam urutan/sequence
pemasangan pipa 8 Terjadi reject material akibat tidak sesuainya material yang diadakan dengan
spesifikasi yang diinginkan
Tenaga Kerja
Seluruh tenaga kerja yang terlibat dalam pekerjaan piping
9 Terjadi penurunan kekompakan tim kerja akibat buruk/tidak adanya komunikasi antar tenaga kerja
10 Terjadi ketidaksesuaian kebutuhan jumlah pekerja akibat alokasi atau estimasi jumlah tenaga kerja yang tidak tepat
11 Terjadi pemborosan waktu kerja akibat keterampilan maupun keahlian tenaga kerja yang rendah
12 Terjadi penurunan produktivitas tenaga kerja akibat kurangnya kelengkapan yang dibutuhkan untuk menunjang proses pekerjaan
13 Terjadi penurunan semangat kerja akibat nilai upah tidak sesuai dengan yang diharapkan tenaga kerja
14 Terjadi penurunan motivasi kerja akibat tidak ada/sedikitnya nilai bonus yang didapatkan jika pekerjaan dapat selesai tepat/lebih cepat dari waktunya
15 Terjadinya protes dalam bentuk mogok kerja atau bermalas2an dalam bekerja akibat keterlambatan dalam pembayaran upah para pekerja
16 Terjadi kecemburuan antar tenaga kerja akibat adanya perbedaan dalam pemberian imbalan dan perhatian terhadap tiap tenaga kerja
17 Terjadi penurunan produktivitas tenaga kerja akibat kelelahan karena terlalu memaksakan diri dalam mengambil shift pekerjaan
18 Terjadi penurunan produktivitas tenaga kerja akibat perasaan jenuh dalam melakukan pekerjaan yang berulang dalam waktu yang lama
19 Terjadi penurunan produktivitas tenaga kerja akibat adanya perselisihan antar tenaga kerja
20 Terjadi penundaan pelaksanaan pekerjaan akibat adanya kecelakaan kerja di lapangan
21 Terjadi penurunan produktivitas tenaga kerja akibat pekerja yang merasa tertekan akibat tuntutan pekerjaan
22 Terjadi penurunan produktivitas tenaga kerja akibat kurangnya/tidak dipakainya APD (Alat Pelindung Diri) yang disediakan oleh pihak proyek
23 Terjadi penurunan efektifitas pekerjaan karena tingkat kedisiplinan tenaga kerja yang buruk
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

60
Universitas Indonesia
Peralatan Seluruh jenis peralatan yang digunakan dalam pekerjaan piping 24 Terjadi keterlambatan pengadaan peralatan akibat kesalahan dalam schedule
pengadaan 25 Terjadi penurunan efektifitas pekerjaan karena kurangnya jumlah/komposisi
peralatan 26 Terjadi kehilangan alat – alat ringan dalam pelaksanaan pekerjaan akibat
proses penyimpanan yang tidak baik 27 Terjadi ketidakcocokan kapasitas alat dengan pekerjaan yang dilakukan akibat
proses perencanaan yang kurang baik 28 Terjadi kerusakan alat akibat dari alat yang bekerja terlalu berat diluar batas
kewajaran 29 Terjadi kerusakan alat akibat rendahnya kemampuan operator/pekerja dalam
menggunakan alat 30 Terjadi idle time (pekerjaan berhenti) karena tidak tersedianya stand by unit
untuk menggantikan alat yang sedang diistirahatkan 31 Terjadi penurunan produktivitas pekerjaan akibat kemampuan
operator/pekerja yang rendah dalam menggunakan alat
Manajemen Proyek Konstruksi
Manajemen proyek yang mempengaruhi kinerja pekerjaan piping
32 Terjadi pemborosan waktu pekerjaan akibat pemilihan metode kerja pemipaan yang salah
33 Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan karena koordinasi dan komunikasi yang kurang antara kontraktor dan subkontraktor
34 Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian akibat kurangnya staf tenaga ahli yang berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan
35 Terjadi pekerjaan ulang karena kesalahan pekerja akibat kurangnya koodinasi dan pemahaman pekerja dalam melaksanakan pekerjaan
36 Terjadi pekerjaan ulang karena kesalahan pekerja akibat instruksi kerja yang kurang jelas dari pimpinan
37 Terjadi keterlambatan penyelesaian akibat tidak ada/kurangnya inovasi dari staff engineer dalam menghadapi permasalahan di lapangan
Perencanaan Pekerjaan
Seluruh perencanaan dari pekerjaan piping
38 Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan karena kesalahan dalam penyusunan urutan pekerjaan
39 Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan karena kesalahan dalam penyusunan jadwal untuk tenaga kerja
40 Terjadi kesalahan hasil pekerjaan karena kesalahan desain engineering 41 Terjadi ketidaksesuaian waktu penyelesaian pekerjaan karena perencanaan
estimasi waktu yang tidak akurat 42 Terjadi change order dari permintaan owner dan tidak ada/lambatnya
kesepakatan antara owner dan kontraktor mengenai waktu penyelesaian (apakah diberi waktu tambahan atau tidak, jika diberi apakah waktu tambahan sesuai dengan estimasi dari pihak kontraktor)
43 Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan karena instruksi/koordinasi yang tidak baik antara kontraktor dan sub kontraktor
44 Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan karena instruksi/koordinasi yang tidak baik di dalam tim kerja sub kontraktor
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

61
Universitas Indonesia
45 Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan akibat keterkaitan dengan suplier/sub kontraktor lain yang tidak berlangsung dengan baik
46 Terjadi keterlambatan dalaam penyelesaian pekerjaan akibat kurangnya monitoring dan pengendalian oleh kontraktor terhadap sub kontraktor
47 Terjadi kesalahan hasil pekerjaan karena mutu pekerjaan yang dihasilkan sub kontraktor tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan
48 Terjadi ketidakjelasan proses pekerjaan akibat terjadi permasalahan di dalam tubuh sub kontraktor (kesulitan finansial/kebangkrutan,perselisihan,dll)
Project Site Keadaan di lapangan yang mempengaruhi kelangsungan pekerjaan piping 49 Terjadi penurunan produktivitas tenaga kerja akibat penataan site layout yang
tidak baik dan tidak mendukung proses pelaksanaan pekerjaan 50 Terjadi penurunan produktivitas tenaga kerja akibat overcrowding/kepadatan
lokasi pekerjaan 51 Terjadi penurunan produktivitas tenaga kerja akibat kurangnya kenyamanan
kerja di lokasi proyek 52 Terjadi penurunan produktivitas tenaga kerja akibat kurangnya ketersediaaan
penerangan pada saat proses pelaksanaan 53 Terjadi penurunan produktivitas tenaga kerja akibat minimnya jumlah atau
jauhnya lokasi barak untuk para pekerja 54 Terjadi penurunan produktivitas tenaga kerja akibat minimnya atau jauhnya
lokasi dasilitas umum (musholla, MCK) bagi para pekerja Keadaan Lingkungan
Keadaan lingkungan/alam di dalam maupun di sekitar lokasi proyek yang berpengaruh pada kelangsungan pekerjaan piping
55 Terjadi penurunan produktivitas tenaga kerja akibat aksesibilitas menuju atau pun ddi dalam lokasi proyek tidak mendukung
56 Terjadi penundaan pelaksanaan pekerjaan akibat cuaca yang kurang baik dalam proses pelaksanaaan
57 Terjadi penundaan pelaksanaaan pekerjaaan akibat timbulnya bencana alam yang mempengaruhi kelangsungan pekerjaan
58 Terjadi penundaan pelaksanaan pekerjaan akibat adanya demonstrasi/protes warga sekitar kepada proyek yang dilaksanakan
59 Terjadi kerusakan lingkungan, polusi udara, atau air karena proyek yang dilaksanakan dan berakibat terhambatnya proses pelaksanaan pekerjaan
60 Terjadi hambatan dalam pelaksanaan pekerjaanakibat tuntutan budaya masyarakat sekitar
61 Terjadi hambatan dalam pelaksanaan pekerjaan karena adanya/banyaknya utilitas eksisting (pipa gas, air, listrik)yang tidak diketahui sebelumnya
3.7 Instrumen Penelitian
Data awal dalam penelitian yang dilakukan ini mengacu pada hasil
penelitian sebelumnya yaitu menggunakan faktor risiko dominan yang
berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi terutama pada
pekerjaan piping. Survey lanjutan dan kuesioner sebagai instrumen penelitian.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

62
Universitas Indonesia
1. Survey Lanjutan
Dalam bentuk wawancara langsung dengan tim proyek dan juga
survey lewat laporan kemajuan proyek untuk mendetailkan dampak
dan penyebab terjadinya faktor risiko dominan yang berpengaruh
pada keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi terutama pada
pekerjaan piping. Mengingat penelitian ini adalah studi kasus maka
survey difokuskan pada tim proyek yang benar benar memahami
pekerjaan dan permasalahan pekerjaan piping. Maka yang harus
diwawancara adalah tim yang mewakili pekerjaan enginering,
procurement dan construction yaitu : Project Control Engineer,
Scheduler, Piping Engineer, Piping Designer, Piping Procurement,
Piping Construction.
2. Kuesioner Pendahuluan
Kuesioner ini merupakan hasil tabulasi dari survey lanjutan
yang menjadi kuesioner pendahuluan yang ditujukan untuk pakar
proyek dengan tujuan untuk memvalidasi variabel dampak dan
penyebab faktor risiko dominan yang berpengaruh pada
keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan
piping yang didapatkan dari hasil wawancara sebelumnya dan
laporan kemajuan proyek. Sehingga didapatkan variabel dampak dan
penyebab yang berpengaruh pada waktu penyelesaian pekerjaan
piping lewat analisa deskriptif yaitu variabel dampak dan penyebab
dengan nilai modus sama dengan nilai satu. Langkah selanjutnya
adalah pakar proyek menentukan tindakan preventif dan korektif
untuk setiap variabel dampak dan penyebab. Hasil tabulasi tindakan
preventif dan korektif yang sudah ditentukan oleh pakar proyek
selanjutnya diolah menjadi kuesioner utama.
2.1 Kriteria Pakar
Kriteria pakar sebagai pihak yang melakukan validasi :
- Terlibat dalam proyek sejak awal
- Memahami proses proyek secara keseluruhan
- Memiliki pendidikan yang menunjang di bidangnya
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

63
Universitas Indonesia
- Pengalaman pada proyek refinery minimal 10 tahun
Dari kriteria diatas dan mengacu pada struktur organisasi yang
ada pada proyek maka pakar yang akan memvalidasi hasil survey
adalah : Vice President, Project Manager, Lead Project Engineer,
Project Control Manager, Chief Construction Control, Senior
Scheduler, Senior Designer, Construction Manager.
2.2 Skala Penelitian
Sebagai penilaian, dalam kuesioner ini menggunakan skala
Guttman yaitu skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat
jelas (tegas) dan konsisten. Misalnya Yakin – Tidak Yakin, Ya –
Tidak, Benar - Salah. Dalam penelitian ini digunakan 2 (dua) skala
nilai yang dimaksudkan agar hasil/data yang didapatkan lebih valid.
Keterangan skala penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut :
Skala Dampak dan Penyebab Keterangan
1 Signifikan Dampak dan Penyebab sangat
berpengaruh pada kinerja waktu
0 Tidak Signifikan Dampak dan Penyebab tidak
berpengaruh pada kinerja waktu
Tabel 3.4 Skala Penilaian Kuesioner Pendahuluan Sumber : Olahan Data Sendiri
3. Kuesioner Utama
Setelah mendapatkan tindakan preventif dan korektif
selanjutnya diolah menjadi kuesioner utama yang akan disebar
kepada seseorang atau sekelompok untuk mengukur sikap, pendapat
dan persepsi terhadap setiap tindakan preventif dan korektif.
3.1 Kriteria Responden
Kriteria responden yang diharapkan :
- Terlibat dalam proyek
- Memahami proses proyek secara keseluruhan
- Memiliki pendidikan yang menunjang di bidangnya
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

64
Universitas Indonesia
3.2 Skala Penelitian
Sebagai penilaian, dalam kuesioner ini menggunakan skala
Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok tentang tindakan preventif dan korektif
yang berdampak pada biaya. Dalam penelitian ini digunakan 5 (lima)
skala nilai yang dimaksudkan agar data yang didapatkan lebih valid.
Keterangan skala penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut :
Skala Kinerja Waktu Yang Berdampak Pada Biaya
Keterangan
1 Tidak Berpengaruh Kinerja waktu tidak berdampak pada biaya
2 Kurang Berpengaruh Kinerja waktu berdampak tidak signifikan pada biaya
3 Cukup Berpengaruh Kinerja waktu berdampak cukup signifikan pada biaya
4 Berpengaruh Kinerja waktu berdampak signifikan pada biaya
5 Sangat Berpengaruh Kinerja waktu berdampak sangat signifikan pada biaya
Tabel 3.5 Skala Penilaian Kuesioner Utama Sumber : Olahan Data Sendiri
3.8 Pengumpulan dan Analisa Data
3.8.1 Jenis Penelitian Berdasarkan Data
Jenis Penelitian secara umum dibagi menjadi dua, yaitu : Penelitian
Primer dan Penelitian Sekunder
1. Penelitian Primer
Penelitian primer membutuhkan data atau informasi dari
sumber pertama, dalam penelitian ini data primernya adalah faktor
risiko dominan yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan
tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping. Yang didapatkan
dari hasil penelitian sebelumnya dari hasil penelitian sebelumnya.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

65
Universitas Indonesia
2. Penelitian Sekunder
Penelitian sekunder menggunakan bahan yang bukan dari
sumber pertama sebagai sarana untuk memperoleh data atau
informasi untuk menjawab masalah yang diteliti. Data – data dan
informasi yang digunakan untuk mendukung penelitian ini
didapatkan dari tinjauan pustaka melalui buku, jurnal, artikel,
penelitian sebelumnya, dan media internet.
3.8.2 Teknik Pengumpulan dan Analisa Data
Tahap I
Mendapatkan faktor risiko dominan yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping. Data pada tahap pertama ini didapatkan dari hasil peneliti sebelumnya. Output penelitian sebelumnya ini menjadi inputan pada penelitian ini. Y = f(X1 + X2 + X3 + -- + Xn)
Tahap II
• Mendetailkan dampak dan penyebab terjadinya X1, X2, X3, -- , Xn dengan metode wawancara pada Project Control Engineer, Scheduler, Piping Engineer, Piping Designer, Piping Procurement, Piping Construction dan juga laporan kemajuan proyek. Hasil survey lanjutan ini menjadi kuesioner pendahuluan
• Tujuan dengan metode wawancara : untuk efisiensi waktu dan mendapatkan informasi yang akurat.
• Hasil yang diharapkan adalah sesuai dengan format tabel dibawah
No Faktor Dominan Dampak Penyebab
1 X-1 X-1.1 :............ X-1.1.1: ....................
X-1.2:............. X-1.1.2: ....................
2 X-2 X-2.1 :............ X-2.1.1: ....................
X-2.2 :............ X-2.1.2: ....................
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

66
Universitas Indonesia
Tahap III
• Melakukan validasi X1-1, X1-2, X2-1, X2-2, -- , Xn-n terhadap pakar • Menggunakan kuesioner, dengan skala penilaian seperti tabel 3.3 • Tujuannya untuk mendapatkan variabel dampak dan penyebab yang utama
dalam penyelesaian pekerjaan piping • Format kuesioner pendahuluan seperti pada tabel di bawah
No Dampak Penyebab Skala Penilaian
1 0
X-1.1.1 ................. ....................
X-2.1.1 ................. .....................
--- ................. .....................
Xn-n ................. .....................
Tahap IV
• Mendapatkan tindakan preventif dan korektif untuk setiap dampak dan penyebab, didapatkan dari pakar proyek dengan analisa deskriptif
• Hasil tindakan preventif dan korektif selanjutnya diolah menjadi kuesioner yang akan disebar ke responden untuk menilai tindakan preventif dan korektif yang paling berdampak pada biaya
No Penyebab &
Penyebab
Tindakan
Preventif
Tindakan
Korektif
X-1.1.1 ................. .................... ....................
X-2.1.1 ................. ..................... .....................
--- ................. ..................... .....................
Xn-n ................. ..................... .....................
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

67
Universitas Indonesia
3.9 Kesimpulan
Dalam penelitian ini digunakan dua metode penelitian yaitu survey
dan analisis. Metode penelitian survey digunakan untuk mendapatkan
dampak dan penyebab terjadinya faktor risiko dominan yang berpengaruh
pada keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan
piping, mendapatkan tindakan preventif dan korektif yang paling
berpengaruh kepada kinerja waktu dan berdampak pada biaya dan metode
analisi digunakan untuk mendapatkan biaya tindakan preventif dan
korektif yang optimal dari faktor risiko dominan yang berdampak pada
biaya penyelesaian pekerjaan piping dengan bantuan simulasi program
manajemen risiko @risk 4.5.
Tahap VI
• Olah data dan analisa kuesioner • Analisa biaya tindakan preventif dan korektif
Tahap VII
Kesimpulan dan Saran Saran
Tahap V
• Mengolah tindakan preventif dan korektif menjadi kuesioner utama • Skala penilaian menggunakan tabel 3.4 • Format kuesioner utama seperti si bawah ini
Pada Tahapan EPC – Terjadi Perisitwa
Dampak &
Penyebab Preventif Skala Penilaian Korektif Skala Penilaian
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
------------- --------------
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

68 Universitas Indonesia
BAB 4 STUDI KASUS PROYEK X
4.1 Pendahuluan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan biaya yang optimal
dalam melakukan mitigasi faktor risiko dominan yang menyebabkan
keterlambatan pekerjaan piping pada proyek X di PT. Y. Proyek X dengan ruang
lingkup pekerjaan EPC (engineering, procument dan construction). Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dan analisa terhadap pekerjaan
piping yang merupakan salah satu disiplin pekerjaan yang mengalami
keterlambatan pada Proyek X.
4.2 Gambaran Umum EPC (Engineering, Procurement, Construction)
EPC merupakan singkatan dari Engineering, Procurement, Construction.
Kadang-kadang juga ditambah Installation sehingga menjadi EPCI. Juga bisa
ditambah C lain menjadi EPCIC jika dimasukkan Commissioning (test unjuk
kerja). EPC adalah melakukan rekayasa (engineering) dari suatu proyek,
melakukan pembelian (procure) barang yang terkait dan kemudian membangun
(construct). Dalam pelaksanaannya perusahaan yang bergerak pada EPC
menjembatani dan mengkordinasikan seluruh bagian yang terkait dalam
pembangunan suatu proyek, mulai dari licensor, vendor, shipper bahkan sampai
operator. Proyek EPC terdiri dari tiga fase, hubungan interaksi antara ketiga fase
kegiatan dalam siklus proyek tersebut terlihat pada gambar 4.1 [78] [Radian Z.
2007]
Gambar 4.1 Hubungan EPC dalam siklus proyek Sumber : Rahdian Z, 2007
ENGINEERING
PROCUREMENT
CONSTRUCTION
Project Life Cycle
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

69
Universitas Indonesia
4.3 Gambaran Umum Proyek X
Sasaran Proyek X yang dilakukan PT. Y adalah Engineering,
Procurement, Construction, Commissioning dan Start up. Piping dalam suatu
industri adalah suatu yang unik, karena tidak hanya sebatas menentukan desain
saja, tapi kita juga harus bisa menentukan estetika untuk instalasi equipment yang
terkoneksi dengan pipa. Dari sisi engineering, maka piping tidak lepas dari
isometric drawing, dimana kaidah dalam isometric tidak hanya menjelaskan
sumbu pipanya saja tapi disertai informasi mengenai line number, spool number,
item number yang berhubungan dengan material list, weld number, dimensi pipe
spool, elevasi, posisi dan identifikasi pipe support juga beberapa hal yang
mungkin ingin ditambahkan oleh designer, seperti flow direction. Sebagian besar
tahapan pekerjaan untuk piping adalah welding yang biasanya dibagi dua bagian
besar yaitu field weld dan shop weld. Penentuan field weld maupun shop weld
berdasarkan pertimbangan mendasar yang harus dilakukan oleh designer, seperti
koneksi dengan equipment, tie-in dengan existing line dan sebagainya. Field dan
shop weld juga mempertimbangkan biaya persiapan welding yang mungkin mahal
karena harus mempersiapkan alat bantu akses contoh : scaffolding.
Sebagai tools engineering dalam mendesign piping salah satunya adalah
PDMS (Plant Design Management System), dengan program semacam PDMS
bisa langsung keluar draft requisition for inquiry untuk piping material, valve,
gasket, bolt & nuts, pipe support, dan lain-lain. Saat ini bisa dikatakan semua
perusahaan EPC besar telah menggunakan perangkat lunak yang bisa
menggambar 3D dalam merancang produknya. Ada kalanya diperlukan
penggambaran pipe routing secara 3D, kemudian memproyeksikannya dalam
pandangan isometric untuk memeriksa apakah ada clash dalam sistem
perpipaannya.
Field weld jelas lebih rumit dalam pengerjaannya dengan
mempertimbangkan aspek safety, accessibility, cost dan lebih besar
kemungkinannya terjadi weld defect pada field weld dibanding shop weld.
Isometric dibuat untuk memudahkan pipe fitter dalam memfabrikasi spool dengan
menunjukkan dimensi-dimensi kunci yang dibutuhkan, orientasi dan material-
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

70
Universitas Indonesia
material yang dibutuhkan sehingga spool tersebut bisa difabrikasi sesuai dengan
keinginan pihak client.
Risiko dalam dunia proyek suatu kejadian yang berpeluang terjadi dan
tidak terjadi, sehingga pemahaman dan pengelolaan risiko dalam Proyek X ini
sangatlah penting, terutama merespon risiko ketika ditemukan adanya
penyimpangan dari target yang diharapkan. Merespon risiko selalu identik dengan
biaya, untuk itu sangat diharapkan kalau risiko yang harus direspon adalah risiko
yang berdampak tinggi terhadap pekerjaan secara keseluruhan.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

71 Universitas Indonesia
BAB 5 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA
5.1 Pendahuluan
Bab ini menjelaskan proses pengumpulan dan analisis data yang
dilakukan untuk mendapatkan hasil sesuai dengan pertanyaan penelitian. Pertama
melakukan studi literatur yang mendukung topik penelitian, selanjutnya variabel
yang didapat dari studi literatur divalidasi kepada para pakar yang sudah
berpengalaman diproyek sehingga didapatkan variabel sebenarnya untuk diolah
menjadi kuesioner yang akan disebar kepada responden.
Setelah mendapatkan data kuesioner yang diisi responden maka
pengolahan dan analisa data dibagi menjadi dua bagian besar yaitu :
- Pengolahan dan analisa tahap pertama : menjelaskan secara umum
tahapan dan analisa sampai didapatkan pertanyaan penelitian
pertama, yaitu faktor risiko dominan yang berpengaruh pada kinerja
waktu.
- Pengolahan dan analisa tahap kedua : menjelaskan secara detail
tahapan dan analisa untuk mendapatkan pertanyaan penelitian yang
kedua, yaitu survei untuk mendetailkan dampak dan penyebab,
validasi hasil survei kepada pakar, menentukan tindakan preventif
dan korektif, survei responden untuk menentukan mana tindakan
preventif dan korektif yang paling berdampak pada biaya, analisa
data dan melakukan optimasi dengan bantuan software @risk 4.5
sampai didapatkan biaya yang optimal untuk tindakan preventif dan
korektif.
5.2 Pengolahan Data dan Analisa Tahap Pertama
Tahap pertama yang dilakukan adalah melakukan studi literatur dan
didapatkan 75 variabel awal untuk penelitian. Tahap kedua adalah melakukan
verifikasi, klarifikasi dan validasi kepada para pakar yang dianggap memiliki
kualifikasi dalam masalah keterlambatan pelaksanaan proyek. Dari hasil validasi
pakar didapatkan variabel penelitian sebanyak 61. Tahap ketiga adalah mengolah
variabel yang sudah disetujui oleh pakar menjadi kuesioner untuk didapatkan
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

72
Universitas Indonesia
jawaban atas besarnya pengaruh dan dampak atas seluruh pertanyaan risiko dari
variabel yang ada dan akan disebar kepada stakeholder yang terlibat langsung
dalam pelaksanaan proyek EPC. Tahap keempat, adalah melakukan uji dan olah
data hasil tanggapan responden untuk mendapatkan faktor risiko dominan yang
berpengaruh kepada kinerja waktu. Jumlah kuesioner yang mendapta tanggapan
dari responden adalah 25 buah dari total 64 yang disebar keresponden.
5.2.1 Uji Komparatif
Uji komparatif yang digunakan ialah dengan pengujian K Sample bebas
(Uji Kruskal Wallis H). Uji ini diadakan untuk menguji perbedaan jawaban
kuisoner oleh responden yang terdapat dalam sampel ke dalam dua kelompok
dengan dua kriteria yang berbeda. Uji ini digunakan untuk menguji beda dengan
menggunakan dua rata-rata variabel dan jumlah data sampel penelitian yang
sedikit (kurang dari 30). Uji ini diterapkan pada pengalaman kerja, pendidikan,
dan jabatan responden terhadap variabel yang ditanyakan.
Untuk X8, X25, X44, dan X60 dimana ada perbedaan persepsi
responden yang berbeda tingkat pengalaman. Untuk X2, X4, X5, X8, dan X18,
dimana ada perbedaan persepsi responden yang berbeda tingkat pendidikan.
Untuk variable X8 dimana ada perbedaan persepsi responden yang berbeda
jabatan kerja.
5.2.2 Analisa Deskriptif
Analisa deskriptif dilakukan untuk meringkas data hasil responden untuk
mengetahui nilai ringkasan statistik. Ringkasan nilai statistik bisa digambarkan
dalam bentuk tabulasi dan grafik. Dangan bantuan SPSS makan untuk variabel
kinerja waktu (Y) memiliki nilai mean sebesar 3.28, nilai median sebesar 3 dan
nilai modus sebesar 4.
Gambar 5.1 Grafik nilai mean, median dan modus Sumber : Ferian Fadhin, 2010
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

73
Universitas Indonesia
5.2.3 Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui konsistensi atau stabilnya suatu
jawaban. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapat
data tersebut valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunkan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur, dan instrumen dikatakan reliabel apabila
instrumen tersebut digunakan untuk obyek yang sama akan menghasilkan data
yang sama. Uji validitas dan reliabilitas dengan bantuan software SPSS maka
didapatkan beberapa variabel yang tidak valid yaitu :
- X1 = Terjadi kehilangan material dalam pelaksanaan pekerjaan
karena rendahnya pengawasan di gudang/tempat penyimpanan
- X3 = Terjadi kerusakan material dalam pelaksanaan pekerjaan
akibat cara penyimpanan yang buruk
- X7 = Terjadi kekurangan material akibat kesalahan pekerja dalam
urutan/sequence pemasangan pipa
- X10 = Terjadi ketidaksesuaian kebutuhan jumlah pekerja akibat
alokasi atau estimasi jumlah tenaga kerja yang tidak tepat
- X23 = Terjadi penurunan efektifitas pekerjaan karena tingkat
kedisiplinan tenaga kerja yang buruk
- X40 = Terjadi kesalahan hasil pekerjaan karena kesalahan desain
engineering
- X60 = Terjadi hambatan dalam pelaksanaan pekerjaanakibat
tuntutan budaya masyarakat sekitar
Variabel di atas dinyatakan tidak valid setelah dilakukan uji validitas
sehingga variabel tersebut harus dikeluarkan dalam pengolahan data selanjutnya.
5.2.4 Uji Normalitas
Uji normalitas tidak selalu diperlukan dalam analisis akan tetapi hasil uji
statistik akan lebih baik jika telah dilakukan uji normlitas [80] [Imam Ghozali,
2001]. Uji ini dilakukan untuk mengetahui distribusi dari data yang telah
didapatkan dari responden. Data dapat berdistribusi normal maupun tidak normal.
Jenis distribusi yang didapatkan menentukan apakah analisa selanjutnya
parametris atau non parametris. Hasil uji normalitas yang didapatkan bahwa data
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

74
Universitas Indonesia
terdistribusi tidak normal sehingga pengolahan data menggunakan non parametris
dimana salah satunya menggunakan Analisa Hierarchy Process (AHP).
5.2.5 Analisa Hierarchy Process (AHP)
Data yang telah ditabulasikan selanjutnya dianalisa dengan metode AHP
yang dimulai dengan perlakukan normalisasi matriks, perhitungan konsistensi
matriks, konsistensi hirarki dan tingkat akurasi, dan perhitungan nilai faktor yang
selanjutnya dibuat peringkat berdasarkan bobot hasil perhitungan.
Dari analisa normalisasi matriks, perhitungan konsistensi matriks, hirarki
dan tingkat akurasi, perhitungan nilai faktor maka didapatkan sepuluh variabel
yang memiliki nilai faktor risiko dominan yang dominan (High Risk), yaitu
variabel X4, X5, X6, X11, X15, X24, X43, X47, X48 dan X57. Variabel tersebut
kemudian yang akan dikelola lebih lanjut karena dianggap memiliki konstribusi
yang besar terhadap keterlambatan yang terjadi pada proyek yang menjadi
tinjauan.
5.2.6 Korelasi Non Parametris
Korelasi adalah suatu asosiasi (hubungan) antara variabel – variabel yang
diinginkan. Disini akan disoroti mengenai aspek untuk analisis korelasi, yaitu
apakah data sampel yang ada menyediakan bukti cukup bahwa ada kaitan antara
variabel – variabel dalam populasi asal sampel. Dan yang kedua, jika ada
hubungan, seberapa kuat hubungan anatar variabel tersebut. Keeratan hubungan
itu dinyatakan dengan nama koefisien korealasi [81] [Singgih Santoso, 2003].
Korelasi yang digunakan adalah menguji antara seluruh variabel X
dengan variabel Y dengan menggunakan uji hubungan asosiatif dengan bantuan
SPSS versi 17 memakai metode korelasi Spearman Rank. Metode korelasi
Spearman Rank tidak terikat oleh asumsi bahwa populasi yang diselidiki harus
berdistribusi normal. Untuk populasi sampel yang diambil sebagai sampel
maksimal 5 < n < 30 pasang [82] [Riduwan, 2006].
Dari sepuluh variabel yang paling berpengaruh variabel X15 dan X57
memang merupakan faktor risiko dominan yang dapat menyebabkan
keterlambatan dalam pelaksanaan pekerjaan piping, namun kedua variabel
teresbut tidak memiliki hubungan yang cukup kuat terhadapt variabel Y yaitu
kinerja waktu dari proyek yang menjadi fokus studi kasus yang dilakukan.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

75
Universitas Indonesia
Dengan begitu variabel tersebut selanjutnya tidak digunakan dalam pembahasan
selanjtunya. Sehingga didapatkan delapan faktor risiko dominan yang paling
berpengaruh kepada kinerja waktu penyelesaian pekerjaan piping yaitu :
- Variabel X5
Terjadi perbedaan kuantitas material yang dibutuhkan dalam kontrak
dengan di lapangan
- Variabel X4
Terjadi kesalahan dalam schedule pengadaan material dengan schedule
pekerjaan yang akan dilakukan
- Variabel X48
Terjadi ketidakjelasan proses pekerjaan akibat terjadi permasalahan di
dalam tubuh sub kontraktor (kesulitan
finansial/kebangkrutan,perselisihan,dll)
- Variabel X6
Terjadi kesalahan dalam penggunaan material
- Variabel X47
Terjadi kesalahan hasil pekerjaan karena mutu pekerjaan yang
dihasilkan sub kontraktor tidak sesuai dengan spesifikasi yang
diinginkan
- Variabel X24
Terjadi keterlambatan pengadaan peralatan
- Variabel X11
Terjadi pemborosan waktu kerja
- Variabel X43
Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan karena
instruksi/koordinasi yang tidak baik antara kontraktor dan sub
kontraktor
5.3 Pengolahan Data dan Analisa Tahap Kedua
5.3.1 Faktor Risiko Dominan
Dari hasil analisa data tahap pertama maka didapatkan delapan faktor
risiko dominan yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan piping seperti
dijelaskan pada tabel 5.1 [83] [Feryan Fadhin, 2010]
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

76
Universitas Indonesia
No Sub-Faktor Variabel Peristiwa 1 Material X5 Terjadi perbedaan kuantitas material yang dibutuhkan
dalam kontrak dengan di lapangan 2 Material X4 Terjadi kesalahan dalam schedule pengadaan material
dengan schedule pekerjaan yang akan dilakukan
3 Sub-Kontraktor X48
Terjadi ketidakjelasan proses pekerjaan akibat terjadi permasalahan di dalam tubuh sub kontraktor (kesulitan finansial/kebangkrutan,perselisihan,dll)
4 Material X6 Terjadi kesalahan dalam penggunaan material
5 Sub-Kontraktor X47
Terjadi kesalahan hasil pekerjaan karena mutu pekerjaan yang dihasilkan sub kontraktor tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan
6 Peralatan X24 Terjadi keterlambatan pengadaan peralatan
7 Tenaga Kerja X11 Terjadi pemborosan waktu kerja
8 Sub-Kontraktor X43
Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan karena instruksi/koordinasi yang tidak baik antara kontraktor dan sub kontraktor
Tabel 5.1 Faktor Risiko Dominan Sumber : Ferian Fadhin, 2010
5.3.2 Survei Lanjutan
Survei lanjutan adalah melakukan penelitian lanjut dari analisa dan
pengolahan data tahap pertama. Survei lanjutan ini dilakukan dalam bentuk
wawancara langsung dengan beberapa tim proyek yang terlibat langsung dengan
pekerjaan piping yang mewakili tahapan pekerjaan engineering, procurement dan
constuction. Dasar pertimbangan survei dalam bentuk wawancara adalah supaya
informasi yang didapatkan lebih cepat dan lebih akurat. Tujuan dari survei
lanjutan ini adalah untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin mengenai
penyebab dari faktor risiko dominan yang berdampak pada keterlambatan
pekerjaan Piping pada Proyek X di PT. Y, sasaran pertanyaan untuk kedelapan
faktor risiko dominan mewakili tahapan pekerjaan engineering, procurement dan
construction. Disamping wawancara langsung survei lanjutan juga dilakukan
terhadap laporan kemajuan proyek untuk mengetahui histori data pekerjaan
piping.
Responden yang terlibat dalam tahap survei lanjutan ini totalnya 11
orang yang mewakili engineering, procurement dan construction dan
ditabulasikan sesuai dengan tabel 5.2 dan detail hasil survei dari responden
didapatkan variabel dampak dan penyebab seperti pada tabel 5.3
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

77
Universitas Indonesia
No Urut Posisi Departemen Pengalaman
A Lead Project Engineer Engineering 13 Tahun
B Piping Engineer Engineering 9 Tahun
C Piping Engineer Engineering 9 Tahun
D PDS Lead Engineering 15 Tahun
E Purch Engineer Procurement 5 Tahun
F S/C Engineer Procurement 5 Tahun
G Sr. Scheduler Project Management 14 Tahun
H Sr. Const Control Construction 10 Tahun
I Project Control Engineer Construction 3 Tahun J Site Control Engineer Construction 6 Tahun
K QA/QC QA/QC 10 Tahun
Tabel 5.2 Responden Survei Lanjutan Sumber : Hasil Olah Sendiri No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab 1 X5 (Material)
Engineering & Construction
Terjadi perbedaan kuantitas material yang dibutuhkan dalam kontrak dengan di lapangan
Penambahan material dan Adanya kenaikan volume welding
Kesalahan perencanaan engineering
Kualitas pekerjaan rendah
Kesalahan perencanaan engineering
Waktu pengadaan akan menjadi lama
Engineer tidak memahami pekerjaan dan tools yang dipakai
Waktu pengadaan akan menjadi lama
Modifikasi dan drawing yang berubah rubah
Waktu pengadaan akan menjadi lama
Kurang memahami kontrak induk proyek
Penambahan Material Pemakaian material yang tidak efektif
Penambahan Jam Kerja dan penambahan biaya kerja
Rework pekerjaan dilapangan
Tabel 5.3 Survei Pendahuluan Detail Dampak dan Penyebab Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

78
Universitas Indonesia
No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab 2 X4 (Material)
Procurement Terjadi kesalahan dalam schedule pengadaan material dengan schedule pekerjaan yang akan dilakukan
Jadwal pengiriman material ke lapangan terlambat
Kesalahan perencanaan engineering
Pemasangan material menjadi tertunda
Penunjukan subkontraktor (contract administration) terlambat
Penyelesaian pekerjaan tidak sesuai dengan jadwal sebelumnya
Lamanya keputusan client terkait dengan pembelian material yang sesuai dengan spesifikasi yang diminta
3 X48 (Subkontraktor)
Construction & Engineering
Terjadi ketidakjelasan proses pekerjaan
Produktifitas menurun Instruksi kerja dan pengawasan tidak berjalan dengan baik
Koordinasi pekerjaan tidak berjalan dengan baik
Manajemen internal subkontraktor tidak bagus
Kinerja subkontraktor rendah
Salah memilih subkontraktor
Kualitas design rendah Gambar/Drawing engineering tidak sesuai
Kinerja subkontraktor rendah
Pekerja subkontraktor kurang berpengalaman
Kualitas pekerjaan rendah
Engineer yang kurang berpengalaman
4 X6 (Material)
Construction Terjadi kesalahan dalam penggunaan material
Penggunaan material tidak efektif
Kecerobohan pekerja dalam proses pekerjaan
Kualitas pekerjaan tidak seperti yang diharapkan
Pengawasan yang kurang dari kontraktor
Banyak material yang reject
Pemahaman pekerjaan yang kurang dari subkontraktor
Banyak material yang reject
Gambar/drawing engineering yang tidak sesuai
Banyak material yang reject
Engineer yang kurang berpengalaman
Tabel 5.3 Survei Pendahuluan Detail Dampak dan Penyebab - Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

79
Universitas Indonesia
No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab 5 X47
(Subkontraktor)
Engineering & Construction
Terjadi kesalahan hasil pekerjaan karena mutu pekerjaan yang dihasilkan sub kontraktor tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan
Produktifitas tidak sesuai dengan rencana
Gambar/drawing engineering yang tidak sesuai
Pemborosan waktu kerja karena akan terjadi rewok
Pengawasan yang kurang dari kontraktor
Pemborosan waktu kerja karena salah install
Penempatan pekerja yang tidak sesuai dengan keahliannya
6 X42(Peralatan)
Procurement Terjadi keterlambatan pengadaan peralatan
Mobilisasi peralatan ke lapangan akan terlambat
Kesalahan dalam schedule pengadaan
Produktivitas pekerjaan dilapangan akan berkurang
Kurang memahami sinkronisasi pekerjaan antar disiplin
Pemborosan waktu kerja dan penyelesaian pekerjaan akan terlambat
Pengawasan yang kurang dari kontraktor
Pemborosan waktu kerja dan penyelesaian pekerjaan akan terlambat
Pemahaman pekerjaan yang kurang dari subkontraktor
7 X11 (Tenaga Kerja)
Engineering, Procurment and Construction
Terjadi pemborosan waktu kerja akibat keterampilan maupun keahlian tenaga kerja yang rendah
Kualitas pekerjaan tidak sesuai dengan kontrak
Drawing terlambat
Fabrikasi akan terlambat
Lambat mengambil keputusan sehingga waktu kerja cenderung menunggu
Pemasangan dilapangan akan terlambat
Lambat mengambil keputusan sehingga waktu kerja cenderung menunggu
Penyelesaian pekerjaan tidak tepat waktu
Lambat mengambil keputusan sehingga waktu kerja cenderung menunggu
Tabel 5.3 Survei Pendahuluan Detail Dampak dan Penyebab - Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

80
Universitas Indonesia
No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab 8 X47
(Subkontraktor)
Engineering, Procurment and Construction
Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan karena instruksi/koordinasi yang tidak baik antara kontraktor dan sub kontraktor
Peralatan konstruksi masih kurang seperti crane, trolley welding machine
Kesalahan schedule mobilisasi peralatan dari kontraktor dan subkontraktor
Target Pekerjaan tidak sesuai dengan schedule yang sudah disepakati
Subkontraktor tidak punya target pekerjaan yang pasti
Pemasangan dilapangan akan terlambat
Tidak validnya data yang diterima subkontraktor dan tim konstruksi dilapangan
Produktifitas fabrikasi tidak sesuai dengan rencana semula
Permasalahan isometric dan review spool drawing
Pengiriman Material dari shop ke field terlambat
Kesalahan schedule pengiriman material dari shop ke field
Perpanjangan durasi proyek
Beberapa Line mengalami revisi sehingga menambah dan mengurangi Joint karena perubahan design
Perubahan schedule kerja dilapangan
Monitoring schedule yang kurang dari kontraktor dan subkontraktor
Cash flow bermasalah
tidak bisa claim progress invoice karena target pekerjaan selalu lebih rendah dari nilai yang sudah disepakati dalam kontrak
Produktifitas rendah
Hari libur dan perayaan hari besar keagamaan
Mulai Pekerjaan terlambat
Keterlambatan pengurusan ijin dilokasi kerja untuk pekerjaan tertentu seperti tie-in
Produktifitas rendah
Cuaca yang tidak mendukung
Koordinasi kerja tidak maksimal
Management Subcon tidak punya kapabilitas dan Subcon tidak bisa berkomunikasi yang baik
Tabel 5.3 Survei Pendahuluan Detail Dampak dan Penyebab - Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

81
Universitas Indonesia
5.3.3 Kuesioner Pendahuluan
5.3.3.1 Validasi Dampak dan Penyebab
Hasil survei pendahuluan selanjutnya diolah menjadi kuesioner awal
untuk divalidasi kepada pakar proyek. Tujuan dari validasi ini adalah untuk
menentukan mana variabel dampak dan penyebab dari faktor risiko dominan yang
paling tepat. Adapun kriteria pakar adalah :
- Memahami proses proyek secara keseluruhan
- Memiliki pendidikan yang menunjang didalamnya
- Pengalaman pada proyek refinery minimal 10 tahun
Pada tahap validasi ini setiap pakar memilih, mengoreksi dan memberi
tanggapan terhadap detail dampak dan penyebab dari delapan faktor risiko
dominan yaitu dengan menggunakan skala penilaian Guttman. Skala Guttman
adalah skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas dan konsisten.
Misalnya : Yakin – Tidak Yakin, Benar – Salah. Keterangan skala penilaian yang
digunakan adalah seperti pada tabel 5.4
Skala Dampak & Penyebab Keterangan 1 Signifikan Dampak & Penyebab sangat berpengaruh
pada kinerja waktu 0 Tidak Signifikan Dampak & Penyebab tidak berpengaruh
pada kinerja waktu Tabel 5.4 Skala Penilaian Kuesioner Pendahuluan Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Kuesioner pendahuluan untuk divalidasi oleh pakar proyek seperti pada
tabel 5.5
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

82 Tabel 5.5 Kuesioner Pendahuluan
No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab Skala Penilaian Tanggapan 1 0
Universitas Indonesia
1 X5 (Material) Engineering
& Construction
Terjadi perbedaan kuantitas material yang dibutuhkan dalam kontrak dengan di lapangan
1. Penambahan material
dan Adanya kenaikan volume welding
1. Kesalahan perencanaan engineering
2. Kualitas pekerjaan rendah
2. Kesalahan perencanaan engineering
3. Waktu pengadaan akan menjadi lama
3. Engineer tidak memahami pekerjaan dan tools yang dipakai
4. Waktu pengadaan akan menjadi lama
4. Modifikasi dan drawing yang berubah rubah
5. Waktu pengadaan akan menjadi lama
5. Kurang memahami kontrak induk proyek
6. Penambahan Material 6. Pemakaian material yang tidak efektif
7. Banyak Material yang tidak terpakai
7. Rework pekerjaan dilapangan
2 X4 (Material) Procurement Terjadi kesalahan dalam
schedule pengadaan material dengan schedule pekerjaan yang akan dilakukan
1. Jadwal pengiriman material ke lapangan terlambat
1. Kesalahan perencanaan pengadaan
2. Pemasangan material menjadi tertunda
2. Penunjukan subkontraktor (contract administration) terlambat
3. Penyelesaian pekerjaan tidak sesuai dengan jadwal sebelumnya
3. Lamanya keputusan client terkait dengan pembelian material yang sesuai dengan
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

83 Tabel 5.5 Kuesioner Pendahuluan
No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab Skala Penilaian Tanggapan 1 0
Universitas Indonesia
spesifikasi yang diminta 3 X48 (Sub-Kontraktor) Construction
& Engineering Terjadi ketidakjelasan proses pekerjaan 1. Produktifitas menurun
1. Instruksi kerja dan pengawasan tidak berjalan dengan baik
2. Koordinasi pekerjaan tidak berjalan dengan baik
2. Manajemen internal subkontraktor tidak bagus
3. Kinerja subkontraktor rendah
3. Salah memilih subkontraktor
4. Kualitas design rendah 4. Gambar engineering tidak sesuai
5. Kinerja pekerja subkontraktor rendah
5. Pekerja subkontraktor kurang berpengalaman
6. Kualitas pekerjaan rendah
6. Engineer yang kurang berpengalaman
4 X6 (Material) Construction Terjadi kesalahan dalam
penggunaan material 1. Penggunaan material
tidak efektif 1. Kecerobohan pekerja dalam
proses pekerjaan
2. Kualitas pekerjaan tidak seperti yang diharapkan
2. Pengawasan yang kurang dari kontraktor
3. Banyak material yang reject
3. Pemahaman pekerjaan yang kurang dari subkontraktor
4. Banyak material yang reject
4. Gambar/drawing engineering yang tidak sesuai
5. Banyak material yang reject
5. Engineer yang kurang berpengalaman
5 X47 (Sub-Kontraktor) Engineering & Terjadi kesalahan hasil 1. Produktifitas tidak sesuai 1. Gambar/drawing
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

84 Tabel 5.5 Kuesioner Pendahuluan
No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab Skala Penilaian Tanggapan 1 0
Universitas Indonesia
Construction pekerjaan karena mutu pekerjaan yang dihasilkan sub kontraktor tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan
dengan rencana engineering yang tidak sesuai
2. Pemborosan waktu kerja karena akan terjadi rewok
2. Pengawasan yang kurang dari kontraktor
3. Pemborosan waktu kerja karena salah install
3. Penempatan pekerja yang tidak sesuai dengan keahliannya
6 X24 (Peralatan) Procurement Terjadi keterlambatan
pengadaan peralatan 1. Mobilisasi peralatan ke
lapangan akan terlambat 1. Kesalahan dalam schedule
pengadaan
2. Produktivitas pekerjaan dilapangan akan berkurang
2. Kurang memahami sinkronisasi pekerjaan antar disiplin
3. Pemborosan waktu kerja dan penyelesaian pekerjaan akan terlambat
3. Pengawasan yang kurang dari kontraktor
4. Pemborosan waktu kerja dan penyelesaian pekerjaan akan terlambat
4. Pemahaman pekerjaan yang kurang dari subkontraktor
7 X11 (Tenaga Kerja) Engineering,
Procurment and Construction
Terjadi pemborosan waktu kerja akibat keterampilan maupun keahlian tenaga kerja yang rendah
1. Kualitas pekerjaan tidak sesuai dengan kontrak
1. Tidak Memahami Spesifikasi dalam kontrak
2. Pengadaan barang jadi terlambat
2. Metode kerja pengadaan yang kurang tepat
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

85 Tabel 5.5 Kuesioner Pendahuluan
No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab Skala Penilaian Tanggapan 1 0
Universitas Indonesia
3. Fabrikasi akan terlambat
3. Lambat mengambil keputusan sehingga waktu kerja cenderung menunggu
4. Pemasangan dilapangan akan terlambat
4. Lambat mengambil keputusan sehingga waktu kerja cenderung menunggu
5. Penyelesaian pekerjaan tidak tepat waktu
5. Lambat mengambil keputusan sehingga waktu kerja cenderung menunggu
8 X43 (Sub-kontraktor) Engineering,
Procurment and Construction
Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan karena instruksi/koordinasi yang tidak baik antara kontraktor dan sub kontraktor
1. Peralatan konstruksi masih kurang seperti crane, trolley welding machine
1. Kesalahan schedule mobilisasi peralatan dari kontraktor dan subkontraktor
2. Target Pekerjaan tidak sesuai dengan schedule yang sudah disepakati
2. Subkontraktor tidak punya target pekerjaan yang pasti dan kurang paham dengan managemen konstruksi
3. Pemasangan dilapangan akan terlambat
3. Tidak validnya data yang diterima subkontraktor dan tim konstruksi dilapangan
4. Produktifitas fabrikasi tidak sesuai dengan rencana semula
4. Permasalahan isometric dan review spool drawing,
5. Pengiriman Material dari shop ke field terlambat
5. Kesalahan schedule pengiriman material dari shop ke field
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

86 Tabel 5.5 Kuesioner Pendahuluan
No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab Skala Penilaian Tanggapan 1 0
Universitas Indonesia
6. Perpanjangan durasi
pekerjaan
6. Beberapa Line mengalami revisi sehingga menambah dan mengurangi Joint karena perubahan design
7. Perubahan schedule kerja dilapangan
7. Monitoring schedule yang kurang dari kontraktor dan subkontraktor
8. Cash flow bermasalah
8. tidak bisa claim progress invoice karena target pekerjaan selalu lebih rendah dari nilai yang sudah disepakati dalam kontrak
9. Produktifitas rendah 9. Hari libur dan perayaan hari besar keagamaan
10. Mulai Pekerjaan
terlambat
10. Keterlambatan pengurusan ijin dilokasi kerja untuk pekerjaan tertentu seperti tie-in
11. Produktifitas rendah
11. Cuaca yang tidak mendukung
12. Koordinasi kerja
tidak maksimal
12. Management Subcon tidak punya kapabilitas dan Subcon tidak bisa berkomunikasi yang baik
Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

87
Universitas Indonesia
Profile pakar yang terlibat untuk validasi kuesioner pendahuluan adalah
seperti pada tabel 5.6 No Pakar Umur Posisi Pengalaman Tanggapan
1 Yusairi 45 Tahun Vice President 20 Tahun Mengurangi variabel
2 Juanto S 41 Tahun PC Manager 15 Tahun Mengurangi variabel
3 Hadiwijaya 45 Tahun C C C 20 Tahun Mengurangi variabel
4 Yayan S 36 Tahun Lead PE Piping 13 Tahun Mengurangi variabel
5 Wukir T W 40 Tahun Sr. Scheduler 14 Tahun Mengurangi variabel
Tabel 5.6 Profile Pakar Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Setelah divalidasi oleh pakar proyek maka beberapa dampak dan
penyebab direvisi, maka dilakukan analisa deskriptif untuk mengetahui mana
variabel dampak dan penyebab yang paling dominan yaitu dengan mengacu
kepada nilai modus yang bernilai satu dari analisa deskriptif. Hasil analisa
deskriptif seperti pada tabel 5.7 dimana variabel dampak dan penyebab dengan
nilai modus bernilai < 1 selanjutnya dieliminir dan yang menjadi variabel dampak
dan penyebab yang utama adalah variabel dengan nilai modus > 1.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

88
Universitas Indonesia
X5‐1 X5‐2 X5‐3 X5‐4 X5‐5 X5‐6 X5‐7 X4‐1 X4‐2 X4‐3 X48‐1 X48‐2 X48‐3 X48‐4 X48‐5 X48‐6 X6‐1 X6‐2 X6‐3 X6‐4 X6‐5 X47‐1 X47‐2 X47‐3P1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1P2 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1P3 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1P4 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1P5 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Mean 1,00 0,60 1,00 0,40 0,00 0,80 1,00 0,80 0,20 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,40 1,00 0,60 1,00 0,20 0,40 0,60 0,60 1,00Median 1,00 1,00 1,00 0,00 0,00 1,00 1,00 1,00 0,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,00 1,00 1,00 1,00 0,00 0,00 1,00 1,00 1,00Modus 1,00 1,00 1,00 0,00 0,00 1,00 1,00 1,00 0,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,00 1,00 1,00 1,00 0,00 0,00 1,00 1,00 1,00
X5 X4 X48 X6 X47
X24‐1 X24‐2 X24‐3 X24‐4 X11‐1 X‐11‐2 X11‐3 X‐11‐4 X11‐5 X43‐1 X43‐2 X43‐3 X43‐4 X43‐5 X43‐6 X43‐7 X43‐8 X43‐9 X43‐10 X43‐11 X43‐12P1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0P2 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1P3 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1P4 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0P5 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0
Mean 1,00 1,00 0,20 1,00 0,80 0,60 0,80 0,20 0,40 1,00 0,80 0,20 0,20 1,00 0,80 1,00 1,00 1,00 0,20 0,60 0,40Median 1,00 1,00 0,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,00 0,00 1,00 1,00 0,00 0,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,00 1,00 0,00Modus 1,00 1,00 0,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,00 0,00 1,00 1,00 0,00 0,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,00 1,00 0,00
X24‐1 X11 X43
Tabel 5.7 Nilai Mean, Median dan Modus Hasil Validasi Pakar Untuk Variabel Dampak dan Penyebab Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

89
Universitas Indonesia
Dari hasil analisa deskriptif maka untuk variabel dampak dan penyebab
yang mempunyai nilai modus > 1 menjadi variabel utama untuk dampak dan
penyebab. Sehingga didapatkan perubahan variabel dampak dan penyebab seperti
pada tabel 5.8
No Faktor Risiko
Dominan
Jumlah Dampak dan
Penyebab Sebelum
Divalidasi
Jumlah Dampak dan Penyebab
Sesudah Divalidasi
1 X5 (Material) 7 buah 5 buah
2 X4 (Material) 3 buah 2 buah
3 X48 (Subkontraktor) 6 buah 5 buah
4 X6 (Material) 5 buah 3 buah
5 X47 (Subkontraktor) 3 buah 3 buah
6 X42 (Peralatan) 4 buah 3 buah
7 X11 (Tenaga Kerja) 5 buah 3 buah
8 X43 (Subkontraktor) 12 buah 7 buah
Tabel 5.8 Ringkasan Perubahan Dampak dan Penyebab Setelah Validasi Pakar Sumber : Hasil Olahan Sendiri
5.3.3.2 Menentukan Tindakan Preventif dan Korektif
Setelah mendapatkan dampak dan penyebab yang sudah pasti, langkah
selanjutnya adalah menentukan tindakan preventif dan korektif yang didapatkan
dari pakar proyek. Dari hasil survei dan wawancara dengan pakar maka
didapatkan tabulasi yang menjelaskan dampak dan penyebab dari setiap faktor
risiko dominan. Tindakan preventif dan korektif selanjutnya diolah menjadi
kuesioner utama yang akan disebar kepada seseorang atau sekelompok
stakeholder proyek X untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi terhadap
setiap tindakan preventif dan korektif. Adapun kriteria responden adalah :
- Terlibat dalam proyek dan memahami proses proyek secara
keseluruhan
- Memiliki pendidikan yang menunjang dibidangnya
Skala penilaian terhadap kuesioner utama ini menggunakan skala Likert
yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi stakeholder tentang
tindakan preventif dan korektif yang berdampak pada biaya. Dalam penelitian ini
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

90
Universitas Indonesia
digunakan 5 (lima) skala nilai yang dimaksudkan agar data yang didapatkan lebih
valid. Keterangan skala penelitian yang digunakan adalah seperti pada tabel 5.9 Skala Tindakan Yang Berdampak Pada Biaya Keterangan
1 Tidak Berpengaruh Tindakan tidak berdampak pada biaya
2 Kurang Berpengaruh Tindakan berdampak tidak signifikan pada biaya
3 Cukup Berpengaruh
Tindakan berdampak cukup signifikan pada biaya
4 Berpengaruh Tindakan berdampak signifikan pada biaya
5 Sangat Berpengaruh
Tindakan berdampak sangat signifikan pada biaya
Tabel 5.9 Skala Penilaian Kuesioner Utama Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Format skala kuesioner yang akan disebar kepada stakeholder proyek X
adalah seperti pada tabel 5.10
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

91
Universitas Indonesia
I Pada Tahap Engineering & Construction - Terjadi perbedaan kuantitas material yang dibutuhkan dalam kontrak dengan di lapangan
Dampak & Penyebab Tindakan Preventif Skala Pengukuran
Tindakan Korektif Skala Pengukuran
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1.1
Penambahan material dan adanya kenaikan volume welding - Kesalahan perencanaan engineering
Melakukan pemahaman kontrak pada saat proyek baru dimulai
Memberikan training tentang design piping pada engineer sampai benar benar paham
1.2
Kualitas pekerjaan rendah - Kesalahan perencanaan engineering
Merekrut tenaga piping engineer yang sudah berpengalaman
Menambah piping engineer yang senior untuk mendampingi piping engineer yang baru
1.3
Waktu pengadaan akan menjadi lama - Engineer tidak memahami pekerjaan & tools yang dipakai
Menyiapkan panduan design piping yang menjadi acuan bagi piping engineer baru
Meminjam material piping yang spesifikasinya sesuai dari proyek lain
1.4
Penambahan Material - Pemakaian material yang tidak efektif
Menyiapkan prosedur permintaan material piping dari warehouse
Menambah material handling supervisor untuk memperketat pengawasan permintaan material
1.5
Banyak material yang tidak terpakai- Rework pekerjaan dilapangan
Menyiapkan prosedur metode konstruksi pekerjaan piping
Selalu menggunakan drawing revisi terakhir sebagai acuan pemasangan piping
Tabel 5.10 Kuesioner Kualitatif Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

92
Universitas Indonesia
II Pada Tahap Procurement - Terjadi kesalahan dalam schedule pengadaan material dengan schedule pekerjaan yang akan dilakukan
Dampak & Penyebab Tindakan Preventif Skala Pengukuran
Tindakan Korektif Skala Pengukuran
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
2.1
Jadwal pengiriman material ke lapangan terlambat - Kesalahan perencanaan pengadaan
Menyiapkan schedule pengadaan material piping sesuai dengan kebutuhan konstruksi dan dikoordinasikan dengan tim pengadaan dan vendor
Pengiriman material piping secara berkala dan mengganti sistim transportasi pengiriman (yang tadinya pengiriman lewat darat menjadi lewat udara)
2.2
Penyelesaian pekerjaan tidak sesuai dengan jadwal sebelumnya- Lamanya keputusan client terkait dengan pembelian material yang sesuai dengan spesifikasi yang diminta
Menyiapkan prosedur untuk approval dokumen yang disepakati oleh client dan kontraktor
Membuat sistem yang mendukung approval client secara online (membuat sistim online yang bisa diakses orang orang tertentu untuk proses approve dokumen)
Tabel 5.10 Kuesioner Kualitatif - Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

93
Universitas Indonesia
III Pada Tahap Engineering & Construction - Terjadi ketidakjelasan proses pekerjaan
Dampak & Penyebab Tindakan Preventif Skala Pengukuran
Tindakan Korektif Skala Pengukuran
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
3.1 Kualitas design rendah- Gambar engineering tidak sesuai
Memahami secara mendalam spesifikasi piping yang dijelaskan dalam kontrak
Mengganti piping designer yang lebih berpengalaman
3.2
Produktifitas menurun - Instruksi kerja dan pengawasan tidak berjalan dengan baik
Subkontraktor harus menyiapkan metode kerja untuk piping yang direview oleh kontraktor
Menambah piping supervisor dilapangan untuk memperketat pengawasan pekerjaan subkontraktor
3.3
Koordinasi pekerjaan tidak berjalan dengan baik - Manajemen internal subkontraktor tidak bagus
Kontraktor seharusnya melakukan interview pada subkontraktor pada saat proses prakualifikasi
Mengganti manajemen subkontraktor sehingga perlu waktu untuk mereview dan memilih subkontraktor yang lebih mampu
3.4
Kinerja subkontraktor rendah- Salah memilih subkontraktor
Menyiapkan prosedur pemilihan subkontraktor yang sesuai dengan kebutuhan proyek
Memberikan finalti kepada subkontraktor sesuai dengan yang disepakati dalam kontrak
3.5
Kinerja pekerja subkontraktor rendah- Pekerja subkontraktor kurang berpengalaman
Kontraktor harus mereview calon pekerja subkontraktor sebelum diterjunkan ke lapangan
Memberikan training kepada subkontraktor
Tabel 5.10 Kuesioner Kualitatif - Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

94
Universitas Indonesia
IV Pada Tahap Construction - Terjadi Kesalahan Penggunaan Material
Dampak & Penyebab Tindakan Preventif Skala Pengukuran
Tindakan Korektif Skala Pengukuran
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
4.1
Penggunaan material tidak efektif - Kecerobohan pekerja dalam proses pekerjaan pengelasan
Kontraktor harus menyiapkan metode kerja pengelasan
Menambah welding supervisor untuk mengawasi proses pekerjaan pengelasan
4.2
Kualitas pekerjaan tidak seperti yang diharapkan- Pengawasan yang kurang dari kontraktor
Menyiapkan manpower planning dan menyiapkan job description yang menjadi acuan bagi setiap personil sesuai dengan kebutuhan dilapangan
Menambah QA/QC supervisor untuk meningkatkan pengawasan kualitas pekerjaan
4.3
Banyak material yang reject- Pemahaman pekerjaan yang kurang dari subkontraktor
Meminta subkontraktor menyiapkan Quality Plan yang direview oleh kontraktor
Memberikan pengarahan kepada subkontraktor sebelum pekerjaan dimulai
Tabel 5.10 Kuesioner Kualitatif - Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

95
Universitas Indonesia
V Pada Tahap Engineering & Construction - Terjadi kesalahan hasil pekerjaan karena mutu pekerjaan yang dihasilkan sub kontraktor tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan
Dampak & Penyebab Tindakan Preventif Skala Pengukuran
Tindakan Korektif Skala Pengukuran
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
5.1
Produktifitas tidak sesuai dengan rencana - Gambar engineering yang tidak sesuai dengan design yang sebenarnya
Memberikan training tentang basic design piping
Menambah jam kerja atau memberlakukan over time untuk mengejar ketertinggalan pekerjaan
5.2
Pemborosan waktu kerja karena akan terjadi rewok- Pemahaman pekerjaan yang kurang dari subkontraktor
Menyiapkan kontrak kerja yang jelas dan mudah dipahami oleh subkontraktor
Mengganti pekerja subkontraktor yang tidak berkualitas
5.3
Pemborosan waktu kerja karena salah install - Penempatan pekerja yang tidak sesuai dengan keahliannya
Kontraktor terlibat mereview pekerja subkontraktor sesuai dengan kualitas yang diinginkan
Mengarahkan pekerja subkontraktor sesuai dengan metode kerja yang sebenarnya
Tabel 5.10 Kuesioner Kualitatif - Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

96
Universitas Indonesia
VI Pada Tahap Procurement - Terjadi keterlambatan pengadaan peralatan
Dampak & Penyebab Tindakan Preventif Skala Pengukuran
Tindakan Korektif Skala Pengukuran
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
6.1
Mobilisasi peralatan ke lapangan akan terlambat- Kesalahan schedule mobilisasi/demobilisasi peralatan
Menyiapkan rencana mobilisasi equipment sesuai dengan kebutuhan dilapangan dan didiskusikan dengan tim terkait
Meminjam peralatan yang dibutuhkan dari proyek lain
6.2
Produktivitas pekerjaan dilapangan akan berkurang - Kurang memahami sinkronisasi pekerjaan antar disiplin
Menyiapkan metode I/O (input/output) proses supaya antar disiplin paham akan sequence pekerjaan
Meningkatkan produktivitas dengan meningkatkan sistim pengontrolan dari tim project control
6.3
Pemborosan waktu kerja dan penyelesaian pekerjaan akan terlambat- Pemahaman pekerjaan yang kurang dari subkontraktor
Subontraktor harus memahami secara detail isi kontrak kerja yang diberikan kontraktor
Menambah construction control engineer yang bisa membantu subkontraktor untuk memahami pekerjaan
Tabel 5.10 Kuesioner Kualitatif - Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

97
Universitas Indonesia
VII Pada Tahap Engineering, Procurement & Construction - Terjadi pemborosan waktu kerja akibat keterampilan maupun keahlian tenaga kerja yang rendah
Dampak & Penyebab Tindakan Preventif Skala Pengukuran
Tindakan Korektif Skala Pengukuran
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
7.1
Kualitas pekerjaan tidak sesuai dengan kontrak – Tidak memahami spesifikasi dalam kontrak
Menempatkan piping engineer yang mampu memahami kontrak dan spesifikasi piping
Melakukan reject dan rework pekerjaan secepat mungkin
7.2
Pengadaan barang jadi terlambat- Metode kerja pengadaan yang kurang tepat
Menyiapkan prosedur pengadaan material piping yang mudah dipahami
Membeli material yang ready stok
7.3
Fabrikasi akan terlambat- Lambat mengambil keputusan sehingga waktu kerja cenderung menunggu
Menyiapkan prosedur untuk approval dokumen pada setiap fabrikator
Menambah supervisor dan project control pada fabrikator
Tabel 5.10 Kuesioner Kualitatif - Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

98
Universitas Indonesia
VIII Pada Tahap Engineering, Procurement & Construction - Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan karena instruksi/koordinasi yang tidak baik antara kontraktor dan sub kontraktor
Dampak & Penyebab Tindakan Preventif Skala Pengukuran
Tindakan Korektif Skala Pengukuran
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
8.1
Perpanjangan durasi pekerjaan- Beberapa Line mengalami revisi sehingga menambah dan mengurangi Joint karena perubahan design
Finalisasi design proyek secara keseluruhan antara kontraktor dan owner proyek
Mempercepat proses review dan approve revisi design
8.2
Pengiriman material dari shop ke field terlambat-kesalahan schedule pengiriman material dari shop ke field
Setiap fabrikator harus menyiapkan schedule pengiriman material dari shop ke field yang disetujui oleh kontraktor dan pemilik proyek dan schedule harus mengacu kepada schedule induk proyek
Menambah project control disetiap fabrikator untuk memonitor schedule pengiriman setiap saat
8.3
Perubahan schedule kerja dilapangan-monitoring schedule yang kurang dari kontraktor dan subkontraktor
Menyiapkan metode pengontrolan schedule konstruksi yang efektif sebagai acuan bagi kontraktor dan subkontraktor
Menambah construction control engineer dari kontraktor dan subkontraktor
Tabel 5.10 Kuesioner Kualitatif - Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

99
Universitas Indonesia
Dampak & Penyebab Tindakan Preventif Skala Pengukuran
Tindakan Korektif Skala Pengukuran
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
8.4
Peralatan konstruksi masih kurang seperti crane, trolley welding mechine-kesalahan schedule mobilisasi peralatan dari kontraktor dan subkontraktor
Subkontraktor harus menyiapkan mobilisasi/demobilisasi peralatan sesuai dengan kebutuhan dilapangan dan direview oleh kontraktor
Penambahan peralatan konstruksi sesuai dengan kebutuhan
8.5
Target pekerjaan tidak sesuai dengan schedule yang sudah disepakati-subkontraktor tidak punya target pekerjaan yang pasti dan kurang paham dengan managemen konstruksi
Kontraktor mengarahkan subkontraktor untuk menyiapkan target pekerjaan dan metode pemasangan piping
Menambah personil project control untuk mengarahkan subkontraktor menyiapkan dan memonitor rencana dan target kerja
8.6
Cashflow bermasalah – tidak bisa claim progress invoice karena target pekerjaan selalu lebih rendah dari nilai yang sudah disepakati dalam kontrak
Menyiapkan schedule pekerjaan dilapangan lebih singkat daripada schedule yang disepakati pada owner proyek
Merevisi kontrak kerja yang mengatur soal claim progres invoice supaya invoice tetap bisa diclaim sesuai dengan progres yang tercapai
8.7
Produktifitas rendah – hari libur, perayaan hari besar keagamaan dan cuaca hujan
Mempertimbangkan hari libur, hari besar keagamaan dan cuaca pada saat menyiapkan schedule induk
Untuk hari libur dan hari besar keagamaan tetap bekerja dengan memberikan insentif kepada pekerja
Tabel 5.10 Kuesioner Kualitatif - Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

100
Universitas Indonesia
5.3.4 Analisa Kualitatif
5.3.4.1 Hasil Kuesioner Utama
Survei kuesioner utama dilakukan kepada para stakeholder yang terlibat
langsung dalam pelaksanaan proyek X. Kuesioner utama disebar sebanyak 48
buah dan responden yang memberikan tanggapan sebanyak 20 buah, berarti
tingkat pengembalian sebesar 42%. Profile responden yang memberikan
tanggapan terhadap kuesioner seperti pada tabel 5.11
Responden Jabatan Pengalaman
(Thn) Pendidikan
R1 Project Control Manager 15 S2 R2 Chief Construction Control 20 S1 R3 Lead Project Engineer Piping 13 S1 R4 Sr. Construction Control 10 S1 R5 Project Control 5 S2 R6 Sr. Scheduler 14 S2 R7 Construction Control 8 S1 R8 Piping Engineer 9 S1 R9 Piping Engineer 9 S1
R10 PDS Lead 15 S1
R11 Cost Control 8 S2 R12 Cost Control 9 S1 R13 Cost Control 8 S1 R14 Piping Field Engineer 8 S1 R15 Piping Suprintendent 15 S1 R16 Sr. Cost Control 20 S2 R17 Construction Manager 15 S1 R18 Purchase Coordinator 30 S1 R19 QC Engineer 10 S1 R20 Piping Engineer 7.5 S1
Tabel 5.11 Profile Responden Untuk Kuesioner Utama Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

101
Universitas Indonesia
Responden terdiri dari latar belakang pendidikan yang cukup memadai
dan bisa memahami sasaran pada setiap pernyataan dalam setiap tindakan
preventif dan korektif. Tiap responden mengisi kuesioner penelitian menentukan
skala penilaian tindakan preventif dan korektif. Untuk analisa kualitatif maka
hasil kuesioner dari setiap responden ditabulasikan seperti pada tabel 5.12 dan
tabel 5.13, dimana penulisan varibel untuk tindakan preventif adalah PX1, PX2,....
PX31. Sedangkan penulisan variabel untuk tindakan korektif adalah CX1, CX2,
..., CX31.
Hasil penilaian dari responden selanjutnya ditabulasikan untuk
mengetahui ringkasan statistik penilaian dari distribusi data yang ada. Biasanya
ukuran yang dipakai dalam ringkasan statistik adalah nilai mean, median, dan
modus yang dijelaskan dalam bentuk grafik seperti gambar 5.2 dan 5.3
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

102
Universitas Indonesia
PX1 PX2 PX3 PX4 PX5 PX6 PX7 PX8 PX9 PX10 PX11 PX12 PX13 PX14 PX15 PX16 PX17 PX18 PX19 PX20 PX21 PX22 PX23 PX24 PX25 PX26 PX27 PX28 PX29 PX30 PX31R1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 2 3R2 1 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3R3 2 2 1 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 4 3 3 4 3 3 2 3 2 3 4 2 2 2 2 2R4 3 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2R5 1 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 1 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3R6 2 1 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2R7 3 1 1 3 3 2 3 2 3 3 1 1 3 1 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 4R8 2 1 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 4 5 4 3 2 3 2 3 3 3 2 4 2 3 3R9 3 1 3 3 3 3 4 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 4 3 2 4 3 2 2 3 3 2 4 2R10 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 4 2 3 4 3 4 3 2 3 3 4 4 4 3 2 2R11 1 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3R12 3 2 3 2 3 3 3 2 4 3 4 2 3 3 2 2 2 1 3 3 2 2 2 4 4 4 2 3 3 2 2R13 3 2 3 3 2 2 2 4 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 4R14 2 1 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2R15 3 2 1 2 3 3 3 4 3 2 3 1 2 2 3 4 2 2 4 3 1 1 3 3 2 4 2 4 2 3 2R16 1 3 3 3 2 3 3 2 3 3 1 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3R17 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 4 2 3 3 2 4 3 2 4 3 2 3 3 4 4 3 2 4 2 3 4R18 3 1 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2R19 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1R20 2 1 2 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 1 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 2 3
Mean 2,15 1,85 2,30 2,55 2,45 2,65 2,65 2,45 2,70 2,35 2,60 2,30 2,65 2,20 2,65 2,90 2,45 2,60 3,05 2,85 2,35 2,30 2,90 2,85 2,90 3,00 2,55 2,95 2,50 2,55 2,60Median 2,00 2,00 2,50 3,00 2,50 3,00 3,00 2,00 3,00 2,00 3,00 2,00 3,00 2,00 3,00 3,00 2,00 2,50 3,00 3,00 2,00 2,00 3,00 3,00 3,00 3,00 2,50 3,00 2,50 2,50 2,50Modus 3,00 1,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 2,00 3,00 2,00 3,00 2,00 3,00 2,00 3,00 3,00 2,00 2,00 3,00 3,00 2,00 2,00 3,00 3,00 3,00 3,00 2,00 3,00 2,00 2,00 2,00 Tabel 5.12 Hasil Tabulasi Kuesioner Untuk Tindakan Preventif Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

103
Universitas Indonesia
Gambar 5.2 Grafik Nilai Mean, Median dan Modus dari Tindakan Preventif Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

104
Universitas Indonesia
CX1 CX2 CX3 CX4 CX5 CX6 CX7 CX8 CX9 CX10 CX11 CX12 CX13 CX14 CX15 CX16 CX17 CX18 CX19 CX20 CX21 CX22 CX23 CX24 CX25 CX26 CX27 CX28 CX29 CX30 CX31
R1 3 5 2 4 2 3 4 3 5 3 2 4 4 4 2 4 4 2 3 3 5 2 3 5 1 5 5 3 5 3 4R2 3 5 2 4 2 3 4 4 4 4 2 4 5 5 2 4 4 2 2 3 5 2 3 5 1 4 4 4 4 2 4R3 4 5 1 5 1 4 3 3 4 4 2 4 5 5 2 4 4 3 2 3 5 2 2 5 2 4 5 4 4 3 3R4 5 5 2 5 3 4 4 2 5 4 1 5 5 5 3 5 4 2 3 2 5 3 2 5 1 5 5 5 4 3 3R5 5 5 2 5 2 5 5 3 5 5 3 3 4 5 2 5 4 2 2 3 5 3 2 5 3 5 4 5 5 2 4R6 4 5 2 4 2 5 3 2 5 5 2 5 5 5 2 5 5 2 2 3 4 3 4 5 2 3 3 5 5 2 5R7 3 3 2 3 2 4 3 2 5 3 3 4 5 5 3 3 3 3 2 3 3 2 2 4 2 5 5 3 5 3 3R8 4 5 4 4 1 5 4 2 4 4 2 5 5 5 2 5 4 2 2 5 4 2 2 5 2 4 4 5 5 2 5R9 5 5 2 5 4 5 4 1 5 3 3 5 5 5 3 5 5 2 3 3 5 3 2 5 1 5 5 5 5 3 3R10 4 4 4 5 3 4 4 2 5 4 3 4 5 5 2 5 4 3 2 3 5 2 4 5 2 5 5 4 5 2 4R11 3 5 1 5 2 5 4 2 5 3 2 5 5 5 1 5 5 2 3 3 5 3 3 5 2 5 5 5 5 2 5R12 4 4 3 3 2 4 3 3 4 3 2 4 4 5 3 4 4 2 2 4 3 3 3 4 3 5 3 4 5 2 3R13 4 4 3 4 2 5 5 3 5 4 1 3 5 5 2 4 5 2 3 3 5 2 2 3 2 5 3 4 5 2 4R14 4 5 3 3 3 5 3 3 4 5 2 4 4 4 2 5 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 5 4 3 3R15 3 5 4 3 5 4 3 2 3 4 3 4 4 5 3 5 4 3 2 3 3 2 3 4 2 4 4 4 4 2 4R16 4 5 2 5 3 5 5 2 5 5 2 3 5 5 3 5 5 5 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 5 2 5R17 4 5 4 5 3 4 4 1 5 4 2 4 5 5 2 4 4 2 2 4 5 2 2 5 2 5 5 3 5 2 4R18 5 5 2 5 3 5 5 2 5 4 3 5 5 5 2 5 4 2 4 4 5 3 2 5 3 5 5 5 4 3 3R19 4 4 4 3 2 4 3 2 4 3 3 3 4 4 2 4 4 3 2 3 3 2 2 3 3 4 4 4 4 3 3R20 4 5 4 3 3 4 5 5 5 3 3 4 4 4 3 4 5 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 5
Mean 3,95 4,70 2,65 4,15 2,50 4,35 3,90 2,45 4,60 3,85 2,30 4,10 4,65 4,80 2,30 4,50 4,25 2,45 2,60 3,25 4,30 2,55 2,65 4,45 2,15 4,50 4,25 4,20 4,60 2,45 3,85Median 4,00 5,00 2,00 4,00 2,00 4,00 4,00 2,00 5,00 4,00 2,00 4,00 5,00 5,00 2,00 5,00 4,00 2,00 2,00 3,00 5,00 2,00 2,50 5,00 2,00 5,00 4,00 4,00 5,00 2,00 4,00Modus 4,00 5,00 2,00 5,00 2,00 4,00 4,00 2,00 5,00 4,00 2,00 4,00 5,00 5,00 2,00 5,00 4,00 2,00 2,00 3,00 5,00 2,00 2,00 5,00 2,00 5,00 5,00 4,00 5,00 2,00 3,00 Tabel 5.13 Hasil Tabulasi Kuesioner Untuk Tindakan Korektif Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

105
Universitas Indonesia
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
Mean
Median
Modus
Gambar 5.3 Grafik Nilai Mean, Median dan Modus dari Tindakan Korektif Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

106
Universitas Indonesia
5.3.4.2 Analisa Kualitatif Tindakan Preventif
Dari hasil ringkasan statistik tindakan preventif seperti pada tabel 5.12
maka didapatkan nilai ringkasan seperti berikut :
- Nilai Mean untuk semua variabel berkisar antara 2.05 sampai dengan 3.05
- Nilai Median untuk semua variabel berkisar antara 2.00 sampai dengan 3.00
- Nilai Modus untuk semua variabel berkisar antara 2.00 sampai dengan 3.00
Sebagian besar responden menilai bahwa tindakan preventif lebih
cenderung berdampak tidak signifikan. Tindakan preventif dilakukan diawal
sebelum peristiwa risiko terjadi, dalam studi kasus ini karena memang risiko
sudah terjadi maka tindakan preventif ini digunakan sebagai lesson learn untuk
proyek yang lain supaya tidak terjadi peristiwa risiko yang berulang.
Beberapa variabel tindakan preventif dengan nilai mean, median dan
modus < 3, seperti pada tabel 5.14 adalah “tindakan berdampak tidak signifikan
terhadap biaya” dan variabel tersebut otomatis dieliminir untuk analisa kuantitatif.
No
Variabel Tindakan
1 PX2 Merekrut tenaga piping engineer yang sudah berpengalaman
2 PX8 Memahami secara mendalam spesifikasi piping yang dijelaskan dalam kontrak
3 PX10 Kontraktor seharusnya melakukan interview pada subkontraktor pada saat proses prakualifikasi
4 PX12 Kontraktor harus mereview calon pekerja subkontraktor sebelum diterjunkan ke lapangan
5 PX14 Menyiapkan manpower planning dan menyiapkan job description yang menjadi acuan bagi setiap personil sesuai dengan kebutuhan dilapangan
6 PX17 Menyiapkan kontrak kerja yang jelas dan mudah dipahami oleh subkontraktor
7 PX18 Kontraktor terlibat mereview pekerja subkontraktor sesuai dengan kualitas yang diinginkan
8 PX21 Subontraktor harus memahami secara detail isi kontrak kerja yang diberikan kontraktor
9 PX22 Menempatkan piping engineer yang mampu memahami kontrak dan spesifikasi piping
10 PX27 Menyiapkan metode pengontrolan schedule konstruksi yang efektif sebagai acuan bagi kontraktor dan subkontraktor
Tabel 5.14 Tindakan Preventif Dengan Nilai Mean, Median dan Modus < 3 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

107
Universitas Indonesia
No
Variabel Tindakan
11 PX29 Kontraktor mengarahkan subkontraktor untuk menyiapkan target pekerjaan dan metode pemasangan piping
12 PX30 Menyiapkan schedule pekerjaan dilapangan lebih singkat daripada schedule yang disepakati pada owner proyek
13 PX31 Mempertimbangkan hari libur, hari besar keagamaan dan cuaca pada saat menyiapkan schedule induk
Tabel 5.14 Tindakan Preventif Dengan Nilai Mean, Median dan Modus < 3 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
5.3.4.3 Analisa Kualitatif Tindakan Korektif
Dari hasil ringkasan statistik tindakan korektif seperti pada tabel 5.13
maka didapatkan nilai ringkasan seperti berikut :
- Nilai Mean untuk semua variabel berkisar antara 2.15 sampai dengan 4.70
- Nilai Median untuk semua variabel berkisar antara 2.00 sampai dengan 5.00
- Nilai Modus untuk semua variabel berkisar antara 2.00 sampai dengan 5.00
Dari hasil ringkasan statistik diatas, maka didapatkan beberapa hasil
analisa sebagai berikut :
- Didapatkan 11 buah variabel korektif yang mempunyai nilai mean, median
dan modus < 3, sehingga dapat diartikan kalau tindakan korektif tersebut
mempunyai dampak yang tidak signifikan terhadap biaya. Kesebelas
variabel tersebut secara otomatis tidak akan dihitung dalam analisa
kuantitatif. Adapun kesebelas variabel tersebut adalah : CX3, CX5, CX8,
CX11, CX15, CX18, CX19, CX22, CX23, CX25 dan CX30.
- Dari hasil nilai mean, median dan modus sebagian besar responden menilai
bahwa tindakan korektif sangat berdampak pada biaya. Biaya untuk
tindakan korektif jauh lebih besar karena risiko sudah terjadi dan tindakan
korektif adalah tindakan untuk mengurangi dampak dari risiko tersebut.
- Beberapa variabel tindakan korektif dengan nilai mean, median dan modus
< 3, seperti pada tabel 5.15 adalah “tindakan berdampak tidak signifikan
terhadap biaya” dan variabel tersebut otomatis dieliminir untuk analisa
kuantitatif
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

108
Universitas Indonesia
No
Variabel Tindakan
1 CX3 Meminjam material piping yang spesifikasinya sesuai dari proyek lain
2 CX5 Selalu menggunakan drawing revisi trakhir sebagai acuan pemasangan piping
3 CX8 Mengganti piping designer yang lebih berpengalaman
4 CX11 Memberikan finalti kepada subkontraktor sesuai dengan yang disepakati dalam kontrak
5 CX15 Memberikan pengarahan kepada subkontraktor sebelum pekerjaan dimulai
6 CX18 Mengarahkan pekerja subkontraktor sesuai dengan metode kerja yang sebenarnya
7 CX19 Meminjam peralatan yang dibutuhkan dari proyek lain
8 CX22 Melakukan reject dan rework pekerjaan secepat mungkin
9 CX23 Membeli material yang ready stok
10 CX25 Mempercepat proses review dan approval design
11 CX30 Merevisi kontrak kerja yang mengatur soal claim progres invoice supaya invoice tetap bisa diclaim sesuai dengan progres yang dicapai
Tabel 5.15 Tindakan Korektif Dengan Nilai Mean, Median dan Modus < 3 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
5.3.5 Analisa Kuantitatif
Selain analisa kualitatif maka dalam penelitian ini juga dilakukan analisa
kuantitatif, untuk mendapatkan biaya yang optimal antara biaya tindakan preventif
dan tindakan korektif. Dalam analisa ini, dibagi dua yaitu analisa biaya tindakan
preventif dan analisa biaya tindakan korektif.
5.3.5.1 Analisa Biaya Untuk Tindakan Preventif.
Didapatkan 18 buah tindakan preventif yang mempunyai nilai mean,
median dan modus > 3, seperti pada tabel 5.16. Variabel ini akan dipakai sebagai
acuan untuk analisa kuantitatif, yaitu untuk mendapatkan total biaya yang optimal
untuk tindakan preventif.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

109
Universitas Indonesia
No Variabel Tindakan 1 PX1 Melakukan pemahaman kontrak pada saat proyek baru dimulai
2 PX3 Menyiapkan panduan design piping yang menjadi acuan bagi piping engineer baru
3 PX4 Menyiapkan prosedur permintaan material piping dari warehouse
4 PX5 Menyiapkan prosedur metode konstruksi pekerjaan piping
5 PX6 Menyiapkan schedule pengadaan material piping sesuai dengan kebutuhan konstruksi dan dikoordinasikan dengan tim pengadaan dan vendor
6 PX7 Menyiapkan prosedur untuk approval dokumen yang disepakati oleh client dan kontraktor
7 PX9 Subkontraktor harus menyiapkan metode kerja untuk piping yang direview oleh kontraktor
8 PX11 Menyiapkan prosedur pemilihan subkontraktor yang sesuai dengan kebutuhan proyek
9 PX13 Kontraktor harus menyiapkan metode kerja pengelasan
10 PX15 Meminta subkontraktor menyiapkan Quality Plan yang direview oleh kontraktor
11 PX16 Memberikan training tentang basic design piping 12 PX19 Menyiapkan rencana mobilisasi equipment sesuai dengan kebutuhan dilapangan
dan didiskusikan dengan tim terkait
13 PX20 Menyiapkan metode I/O (input/output) proses supaya antar disiplin paham akan sequence pekerjaan
14 PX23 Menyiapkan prosedur pengadaan material piping yang mudah dipahami
15 PX23 Menyiapkan prosedur untuk approval dokumen pada setiap fabrikator
16 PX25 Finalisasi design proyek secara keseluruhan antara kontraktor dan owner proyek
17 PX26 Setiap fabrikator harus menyiapkan schedule pengiriman material dari shop ke field yang disetujui oleh kontraktor dan pemilik proyek dan schedule harus mengacu kepada schedule induk proyek
18 PX28 Subkontraktor harus menyiapkan mobilisasi/demobilisasi peralatan sesuai dengan kebutuhan dilapangan dan direview oleh kontraktor
Tabel 5.16. Tindakan Preventif Dengan Nilai Mean, Median dan Modus > 3 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Dari semua tindakan preventif di atas maka analisa biaya yang digunakan
adalah total pemakaian manhour untuk melakukan tindakan preventif. Sebagai
landasan perhitungan untuk analisa biaya tindakan preventif mengacu pada
beberapa hal antara lain :
- Harga satuan yang digunakan mengacu pada proyek X
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

110
Universitas Indonesia
- Analisa pendekatan dengan mengacu kepada “Surat Edaran Bersama
Tentang Rencana Anggaran Biaya (RAB), yang dikeluarkan oleh
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional & Menteri Keuangan,
17 Maret 2000” dan “Pedoman Standar Minimal RAB & HPS, yang
dikeluarkan Inkindo 2008, sebagai Konsultan Owner Untuk Proyek
X”.
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan bagi kontraktor Proyek X
dalam mendapatkan harga satuan tenaga ahli kepada owner dan juga
pertimbangan untuk mengeluarkan harga satuan kepada tenaga ahli untuk
melaksanakan Proyek X :
- Mengingat sistim tender Proyek X ini bersifat terbuka maka proses
penentuan kontraktor pemenang mengacu kepada harga penawaran
yang sesuai dan lebih mendekati dengan owner estimate.
- Untuk proyek ini owner menggunakan harga satuan yang
dikeluarkan oleh konsultan Inkindo sebagai acuan dalam
menentukan owner estimate.
- Kontraktor Proyek X berusaha mendapatkan satuan harga manhours
yang optimal dari owner.
- Kontraktor Proyek X berusaha mengeluarkan satuan harga manhours
tenaga ahli lebih kecil dari harga yang ditawarkan kepada owner
tetapi harus tetap mengacu kepada “Surat Edaran Bersama Tentang
Rencana Anggaran Biaya (RAB), yang dikeluarkan oleh Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional & Menteri Keuangan, 17 Maret
2000”.
- Ketika susah mendapatkan sumber daya dalam kondisi tertentu,
kontraktor Proyek X berusaha mengeluarkan harga maksimal tetapi
tetap mempertimbangkan keuntungan.
Dari beberapa kondisi diatas maka kontraktor Proyek X mempunyai tiga
kondisi dalam menentukan harga satuan yang akan dikeluarkan kepada tenaga ahli
yang akan dilibatkan pada Proyek X, adapun kondisi harga satuan itu adalah :
- Harga Minimal : Harga dengan batasan minimal yang dikeluarkan
kontraktor untuk mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan dan
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

111
Universitas Indonesia
tetap mengacu kepada batasan minimal yang dikeluarkan oleh
Bappenas dan Menteri Keuangan tentang standar rencana anggaran
biaya tenaga ahli.
- Harga Medium : Harga aktual yang dipakai PT. Y pada Proyek X.
Harga ini tentunya sudah mempertimbangkan keuntungan. Data
aktual harga satuan ini bisa menjadi acuan dalam menentukan harga
minimal dan harga maksimal dengan mengacu kepada peraturan
yang dikeluarkan oleh Bappenas & Menteri Keuangan dan harga
satuan yang dikeluarkan oleh konsultan client.
- Harga Maksimum : Harga yang harus dikeluarkan kontraktor untuk
tetap memenuhi sumber daya sesuai dengan kebutuhan proyek. Pada
dasarnya harga akan semakin tinggi ketika permintaan meningkat
dengan sumber daya yang terbatas. Harga maksimum ini tentunya
tetap mempertimbangkan keuntungan kontraktor.
Surat edaran bersama tentang rencana anggaran biaya yang dikeluarkan
oleh Bappenas dan Menteri Keuangan 17 Maret 2000, Petunjuk penyusunan
Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk jasa konsultansi (Biaya Langsung Personil
(Remuneration) dan Biaya Langsung Non Personil (Direct Reimbursable Cost)).
Perhitungan Biaya Langsung Personil (BLP) dijelaskan seperti pada tabel 5.17
Tabel 5.17 Perhitungan Biaya Langsung Personil Proyek Sumber : Bappenas dan Menteri Keuangan, 2000
Simulasi dengan menggunakan tabel 5.17 maka kontraktor Proyek X
mendapatkan nilai minimum dan maksimum dari owner dan juga nilai minimum
dan maksimum yang dikeluarkan oleh kontraktor Proyek X, detailnya seperti pada
tabel 5.18
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

112
Universitas Indonesia
Minimal Maksimal Minimal MaksimalAsumsi Gaji Dasar ( Basic Salary) 1.000 1.000 1.000 1.000 Beban Biaya Sosial - BBS (Social Charge) 300 400 300 400 Beban Biaya Umum - BBU (Overhead) 500 1.300 Tunjangan Penugasan - TP 100 300 100 300 Keuntungan - K 100 100 Total Biaya Langsung Personel 2.200 3.100 1.400 1.700
Harga Yang Didapat Kontraktor Harga Yang Dikeluarkan KontraktorKomponen Gaji
Tabel 5.18 Simulasi Perhitungan Biaya Langsung Personil Proyek Sumber : Bappenas dan Menteri Keuangan, 2000
Dengan asumsi Gaji Dasar/Basic Salary sebesar IDR 1.000,- maka akan
didapatkan estimasi penawaran minimum dari kontraktor kepada owner sebesar
IDR 2.200 dan penawaran maksimun IDR 3.100. Sedangkan biaya yang
dikeluarkan kontaktor Proyek X tanpa memperhitungkan komponen BBU dan K,
sehingga didapatkan nilai minimal manhours yang harus diberikan kontraktor
kepada tenaga ahli ± 52.83% dan maksimum ± 64.15%.
Satuan harga manhours yang digunakan kontraktor Proyek X seperti pada
tabel 5.19 No Jabatan Mhrs Satuan 1 Project Manager 162.188 IDR 2 Project Procurement Manajer 166.258 IDR 3 Engineering Manager 156.088 IDR 4 Project Control Manager 161.836 IDR 5 HSE Manager 126.876 IDR 6 QC Manager 124.794 IDR 7 Construction Manager 140.806 IDR 8 Sr. Piping Engineer 128.383 IDR 9 Lead Engineer 121.383 IDR
10 Piping Engineer 60.497 IDR 11 Piping Field Engineer 62.860 IDR 12 IT Engineer 65.984 IDR 13 Project Control Engineer 57.953 IDR 14 Logistik Engineer 62.236 IDR 15 QC Engineer 63.912 IDR 16 Piping Designer 55.861 IDR 17 Construction Control Engineer 55.660 IDR 18 Cost Control 43.514 IDR 19 Material Handling Spv 35.634 IDR 20 Piping Supervisor 45.900 IDR 21 Welding Supervisor 48.508 IDR 22 QA/QC Supervisor 46.751 IDR 23 Supervisor Fabrikasi 38.923 IDR
Tabel 5.19 Harga Satuan Manhour PT. X Sumber : Proyek X pada PT. Y
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

113
Universitas Indonesia
Perhitungan konversi minimum biaya langsung personil menurut satuan
waktu yang dikeluarkan oleh Inkindo sebagai konsultan owner Proyek X adalah :
- SBOM = SBOS/4,1
- SBOH = (SBOB/22) X 1.1
- SBOJ = (SBOH/8) X 1,3
Dimana :
- SBOB = Satuan Biaya Orang Bulan
- SBOM = Satuan Biaya Orang Minggu
- SBOH = Satuan Biaya Orang Hari
- SBOJ = Satuan Biaya Orang Jam
Biaya Langsung Personil Tahun 2008 untuk tenaga ahli S1/S2/S3 dengan
undangan nasional berdasarkan pengalaman profesi yang setara, seperti pada tabel
5.20
Tabel 5.20 Biaya Langsung Personil Tahun 2008 untuk tenaga ahli S1/S2/S3 Sumber : Inkindo, 2008
Analisa pendekatan antara tabel 5.19 dan tabel 5.20, untuk beberapa
tenaga ahli dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman maka didapatkan
analisa perbandingan seperti pada tabel 5.21
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

114
Universitas Indonesia
NO POSISI TAHUN PENDIDIKAN INKINDOPENGALAMAN 2008 Mhrs % Terhadap Inkindo
1 PROJECT MANAGER 17 S1SBOB 33.250.000 SBOM 8.109.756 SBOH 1.662.500 SBOJ 270.156 162.188 60,03%
2 PROJECT PROCUREMENT MANAGER 20 S1SBOB 37.700.000 SBOM 9.195.122 SBOH 1.885.000 SBOJ 306.313 166.258 54,28%
3 ENGINEERING MENAGER 17 S1SBOB 33.250.000 SBOM 8.109.756 SBOH 1.662.500 SBOJ 270.156 156.088 57,78%
4 PROJECT CONTROL MANAGER 15 S2SBOB 41.200.000 SBOM 10.048.780 SBOH 2.060.000 SBOJ 334.750 161.836 48,35%
5 CONSTRUCTION MANAGER 15 S1SBOB 30.250.000 SBOM 7.378.049 SBOH 1.512.500 SBOJ 245.781 140.806 57,29%
6 LEAD PROJECT ENGINEER 13 S1SBOB 27.250.000 SBOM 6.646.341 SBOH 1.362.500 SBOJ 221.406 121.383 54,82%
7 Sr. SCHEDULER 14 S2SBOB 28.750.000 SBOM 7.012.195 SBOH 1.437.500 SBOJ 233.594 128.383 54,96%
8 PROJECT CONTROL 3 S1SBOB 12.350.000 SBOM 3.012.195 SBOH 617.500 SBOJ 100.344 57.953 57,75%
9 ENGINEER 9 S1SBOB 21.300.000 SBOM 5.195.122 SBOH 1.065.000 SBOJ 173.063 60.497 34,96%
PROYEK X
Tabel 5.21 Analisa perbandingan harga yg didapat dan dikeluarkan oleh
kontraktor Proyek X Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Dari tabel 5.21 maka didapatkan analisa pendekatan bahwa harga yang
dikeluarkan oleh kontraktor Proyek X sebesar ± 53.36% (berada antara 52.83%
dan ± 64.15%) dari harga yang didapat dari owner. Sehingga dari analisa – analisa
diatas didapatkan variabel harga satuan manhour yang dikeluarkan oleh
kontraktor Proyek X
Detail analisa biaya untuk tindakan preventif adalah :
1. Jenis tindakan preventif
2. Variabel biaya, bisa berupa manhours, mandays, material, dll
3. Total variabel yaitu jumlah variabel yang diperlukan untuk tindakan
preventif, didapatkan sesuai dengan analisa tindakan yang sudah disetujui
pakar proyek.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

115
Universitas Indonesia
4. Unit biaya dari variabel, yang dibagi tiga kondisi yaitu :
- Harga Minimum
- Harga Medium
- Harga Maksimum
5. Total biaya dari tindakan dengan menggunakan alat bantu program analisa
risiko @risk 4.5
Sebelum melakukan analisa biaya untuk tindakan preventive maka
terlebih dahulu deskripsi setiap tindakan diverifikasi kepada salah satu pakar
proyek.
PX1 = Melakukan pemahaman kontrak pada saat proyek baru dimulai.
Melakukan konsinyering kontrak proyek dan yang terlibat adalah tim inti proyek
(Manajer dan Engineer Level 1) yang dilaksanakan selama empat sampai lima
hari dikantor. Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel
5.22 Unit
Variabel Min Max Min Med Max1 Project Manager Mhrs 32 40 160.578 162.188 194.987 6.213.043 2 Procurement Manager Mhrs 32 40 164.607 166.258 199.880 6.368.947 3 Engineering Manager Mhrs 32 40 154.539 156.088 187.654 5.979.373 4 Project Control Manager Mhrs 32 40 160.229 161.836 194.564 6.199.544 5 Construction Manager Mhrs 32 40 139.408 140.806 169.281 5.393.944 6 Lead Project Engineer Tiap Disiplin Mhrs 224 280 120.178 121.383 145.930 32.549.265 7 Engineer Tiap Disiplin Mhrs 224 280 59.897 60.497 72.732 16.222.559 8 Scheduler Mhrs 32 40 57.378 57.953 69.673 2.220.040 9 Cost Control Mhrs 32 40 43.082 43.514 52.314 1.666.920 10 Project Control Mhrs 32 40 57.378 57.953 69.673 2.220.040
Total Biaya Preventif PX1 85.033.676
No Keterangan Total BiayaSatuan Harga VariabelTotal Variabel
Tabel 5.22 Analisa Biaya Tindakan PX1 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
PX3 = Menyiapkan panduan design piping yang menjadi acuan bagi
piping engineer baru. Panduan disiapkan oleh Lead Project Engineer selama tiga
sampai empat hari, direview oleh Engineering Manager dan di approve oleh
Project Manager.
Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.23 Unit
Variabel Min Max Min Med Max1 Project Manager Mhrs 3 5 160.578 162.188 194.987,45 690.338 2 Engineering Manager Mhrs 6 8 154.539 156.088 187.654,03 1.162.656 3 Lead Project Engineer Piping Mhrs 24 32 120.178 121.383 145.930,28 3.616.585 Total Biaya Preventif PX3 5.469.579
No Keterangan Satuan Harga Variabel Total BiayaTotal Variabel
Tabel 5.23 Analisa Biaya Tindakan PX3 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

116
Universitas Indonesia
PX4 = Menyiapkan prosedur permintaan material piping dari warehouse.
Disiapkan oleh Logistik Engineer selama tiga sampai empat hari, direview oleh
Procurement Manager dan approve oleh Project Manager.
Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.24 Unit
Variabel Min Max Min Med Max1 Project Manager Mhrs 3 5 160.578 162.188 194.987 690.338 2 Procurement Manager Mhrs 6 8 164.607 166.258 199.880 1.238.406 3 Logistik Engineer Mhrs 24 32 61.618 62.236 74.822 1.854.311 Total Biaya Preventif PX4 3.783.055
No Keterangan Satuan Harga VariabelTotal Variabel Total Biaya
Tabel 5.24 Analisa Biaya Tindakan PX4 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
PX5 = Menyiapkan prosedur metode konstruksi pekerjaan piping.
Disiapkan oleh Piping Engineer, Lead Project Engineer dan Construction
Manager selama empat sampai lima hari, direview oleh Engineering Manager dan
diapprove oleh Project Manager.
Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.25 Unit
Variabel Min Max Min Med Max1 Project Manager Mhrs 3 5 160.578 162.188 194.987 690.338 2 Engineering Manager Mhrs 6 8 154.539 156.088 187.654 1.162.656 3 Construction Manager Mhrs 32 40 139.408 140.806 169.281 5.393.944 4 Lead Project Engineer Piping Mhrs 32 40 120.178 121.383 145.930 4.649.895 5 Piping Engineer Mhrs 32 40 59.897 60.497 72.732 2.317.508 Total Biaya Preventif PX5 14.214.341
No Keterangan Satuan Harga VariabelTotal Variabel Total Biaya
Tabel 5.25 Analisa Biaya Tindakan PX5 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
PX6 = Menyiapkan schedule pengadaan material piping sesuai dengan
kebutuhan kontruksi dan dikoordinasikan dengan tim pengadaan dan vendor.
Disiapkan oleh Scheduler selama empat sampai lima hari, direview oleh Lead
Project Engineer, Engineering Manager, Project Control Manager, Procurement
Manager, Construction Manager dan diapprove oleh Project Manager.
Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.26 Unit
Variabel Min Max Min Med Max1 Project Manager Mhrs 3 5 160.578 162.188 194.987 690.338 2 Procurement Manager Mhrs 16 24 164.607 166.258 199.880 3.538.304 3 Engineering Manager Mhrs 6 8 154.539 156.088 187.654 1.162.656 4 Project Control Manager Mhrs 16 24 160.229 161.836 194.564 3.444.191 5 Construction Manager Mhrs 16 24 139.408 140.806 169.281 2.996.635 6 Lead Project Engineer Piping Mhrs 16 24 120.178 121.383 145.930 2.583.275 7 Scheduler Mhrs 32 40 57.378 57.953 69.673 2.220.040 Total Biaya Preventif PX6 16.635.440
No Keterangan Satuan Harga VariabelTotal Variabel Total Biaya
Tabel 5.26 Analisa Biaya Tindakan PX6 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

117
Universitas Indonesia
PX7 = Menyiapkan prosedur untuk approval dokumen yang disepakati
oleh client dan kontraktor. Disiapkan Project Control selama dua sampai tiga hari,
direview oleh Project Control Manager, Enginering Manager, Construction
Manager, Procurement Manager dan diapprove oleh Project Manager.
Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.27 Unit
Variabel Min Max Min Med Max1 Project Manager Mhrs 3 5 160.578 162.188 194.987 690.338 2 Engineering Manager Mhrs 6 8 154.539 156.088 187.654 1.162.656 3 Project Control Manager Mhrs 6 8 160.229 161.836 194.564 1.205.467 4 Procurement Manager Mhrs 6 8 164.607 166.258 199.880 1.238.406 5 Construction Manager Mhrs 6 8 139.408 140.806 169.281 1.048.822 6 Project Control Mhrs 16 24 57.378 57.953 69.673 1.233.356 Total Biaya Preventif PX7 6.579.045
No Keterangan Satuan Harga VariabelTotal Variabel Total Biaya
Tabel 5.27 Analisa Biaya Tindakan PX7 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
PX9 = Subkontraktor harus menyiapkan metode kerja untuk piping yang
direview oleh kontraktor. Disiapkan subkontraktor, direview selama satu sampai
dua hari oleh Lead Project Engineer Piping, Enginering Manager, Project Control
Manager, Construction Manager dan diapprove oleh Project Manager.
Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.28 Unit
Variabel Min Max Min Med Max1 Project Manager Mhrs 3 5 160.578 162.188 194.987 690.338 3 Engineering Manager Mhrs 8 16 154.539 156.088 187.654 1.993.124 4 Project Control Manager Mhrs 8 16 160.229 161.836 194.564 2.066.515 5 Construction Manager Mhrs 8 16 139.408 140.806 169.281 1.797.981 6 Lead Project Engineer Piping Mhrs 8 16 120.178 128.383 145.930 1.577.965 Total Biaya Preventif PX9 8.125.923
No Keterangan Satuan Harga VariabelTotal Variabel Total Biaya
Tabel 5.28 Analisa Biaya Tindakan PX9 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
PX11 = Menyiapkan prosedur pemilihan subkontraktor yang sesuai
dengan kebutuhan proyek. Disiapkan Lead Project Engineer dan Procurement
Engineer selama empat sampai lima hari, direview oleh Enginering Manager,
Procurement Manager, Project Control Manager, Construction Manager dan
diapprove oleh Project Manager.
Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.29 Unit
Variabel Min Max Min Med Max1 Project Manager Mhrs 3 5 160.578 162.188 194.987 690.338 2 Procurement Manager Mhrs 8 16 164.607 166.258 199.880 2.122.982 3 Engineering Manager Mhrs 8 16 154.539 156.088 187.654 1.993.124 4 Project Control Manager Mhrs 8 16 160.229 161.836 194.564 2.066.515 5 Construction Manager Mhrs 8 16 139.408 140.806 169.281 1.797.981 6 Lead Project Engineer Piping Mhrs 32 40 120.178 121.383 145.930 4.649.895 7 Procurement Engineer Mhrs 32 40 61.618 62.236 74.822 2.384.114 Total Biaya Preventif PX11 15.704.950
No Keterangan Total Variabel Total BiayaSatuan Harga Variabel
Tabel 5.29 Analisa Biaya Tindakan PX11 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

118
Universitas Indonesia
PX13 = Kontraktor harus menyiapkan metode kerja pengelasan.
Disiapkan selama tiga sampai empat hari oleh Lead Project Engineer, Piping
Engineer, QC Engineer, direview oleh Enginering Manager, Project Control
Manager, QA/QC Manager, Construction Manager dan diapprove oleh Project
Manager.
Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.30 Unit
Variabel Min Max Min Med Max1 Project Manager Mhrs 3 5 160.578 162.188 194.987 690.338 2 Engineering Manager Mhrs 8 16 154.539 156.088 187.654 1.993.124 3 Project Control Manager Mhrs 8 16 160.229 161.836 194.564 2.066.515 4 Construction Manager Mhrs 8 16 139.408 140.806 169.281 1.797.981 5 QA/QC Manager Mhrs 8 16 123.555 124.794 150.031 1.593.524 6 Lead Project Engineer Piping Mhrs 24 32 120.178 121.383 145.930 3.616.585 7 QC Engineer Mhrs 24 32 63.278 63.912 76.837 1.904.251 8 Piping Engineer Mhrs 24 32 59.897 60.497 72.732 1.802.507 Total Biaya Preventif PX13 15.464.825
No Keterangan Satuan Harga VariabelTotal Variabel Total Biaya
Tabel 5.30 Analisa Biaya Tindakan PX13 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
PX15 = Meminta subkontraktor menyiapkan Quality Plan yang direview
oleh kontraktor. Disiapkan oleh subkontraktor, direview selama satu sampai dua
hari oleh Lead Project Engineer, Enginering Manager, Project Control Manager,
QA/QC Manager, HSE Manager, Construction Manager dan diapprove oleh
Project Manager.
Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.31 Unit
Variabel Min Max Min Med Max1 Project Manager Mhrs 3 5 160.578 162.188 194.987 690.338 2 QA/QC Manager Mhrs 8 16 123.555 124.794 150.031 1.593.524 3 Engineering Manager Mhrs 8 16 154.539 156.088 187.654 1.993.124 4 Project Control Manager Mhrs 8 16 160.229 161.836 194.564 2.066.515 5 HSE Manager Mhrs 8 16 125.616 126.876 152.534 1.620.102 6 Construction Manager Mhrs 8 16 139.408 140.806 169.281 1.797.981 7 Lead Project Engineer Piping Mhrs 8 16 120.178 121.383 145.930 1.549.965 Total Biaya Preventif PX15 11.311.549
Total BiayaNo Keterangan Total Variabel Satuan Harga Variabel
Tabel 5.31 Analisa Biaya Tindakan PX15 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
PX16 = Memberikan training tentang basic design piping selama tiga
sampai empat hari. Trainernya Senior Piping Engineer dan Pesertanya Piping
Engineer sebanyak tiga orang dan Piping Designer sebanyak tiga orang.
Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.32
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

119
Universitas Indonesia
UnitVariabel Min Max Min Med Max
1 Sr. Piping Engineer Mhrs 24 32 127.108 128.383 154.346 3.825.149 2 Piping Engineer Mhrs 72 96 59.897 60.497 72.732 5.407.520 3 Piping Designer Mhrs 72 96 55.306 55.861 67.158 4.993.115 Total Biaya Preventif PX16 14.225.783
No Keterangan Total Variabel Satuan Harga Variabel Total Biaya
Tabel 5.32 Analisa Biaya Tindakan PX16 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
PX19 = Menyiapkan rencana mobilisasi equipment sesuai dengan
kebutuhan dilapangan dan didiskusikan dengan tim terkait. Disiapkan oleh
Scheduler selama tiga sampai empat hari, direview oleh Lead Project Engineer
Piping, Project Control Manager, Engineering Manager, Procurement Manager,
Construction Manager, QA/QC Manager, HSE Manager dan diapprove oleh
Project Manager .
Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.33 Unit
Variabel Min Max Min Med Max1 Project Manager Mhrs 3 5 160.578 162.188 194.987 690.338 2 Procurement Manager Mhrs 16 24 164.607 166.258 199.880 3.538.304 3 Engineering Manager Mhrs 16 24 154.539 156.088 187.654 3.321.874 4 Project Control Manager Mhrs 16 24 160.229 161.836 194.564 3.444.191 5 Construction Manager Mhrs 16 24 139.408 140.806 169.281 2.996.635 6 QA/QC Manager Mhrs 16 24 123.555 124.794 150.031 2.655.874 7 HSE Manager Mhrs 16 24 125.616 126.876 152.534 2.700.170 8 Lead PE Piping Mhrs 16 24 120.178 121.383 122.950 2.430.073 9 Scheduler Mhrs 24 32 57.378 57.953 69.673 1.726.698 Total Biaya Preventif PX19 23.504.157
No Keterangan Total Variabel Satuan Harga Variabel Total Biaya
Tabel 5.33 Analisa Biaya Tindakan PX19 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
PX20 = Menyiapkan Metode Input/Output proses supaya antar disiplin
paham akan sequences pekerjaan. Disiapkan oleh Project Control selama tiga
sampai empat hari, direview oleh Project Control Manager, Lead Project Engineer
Semua Disiplin, Engineering Manager, Procurement Manager, Construction
Manager, QA/QC Manager, HSE Manager dan dan diapprove oleh Project
Manager .
Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.34 Unit
Variabel Min Max Min Med Max1 Project Manager Mhrs 3 5 160.578 162.188 194.987 690.338 2 Procurement Manager Mhrs 8 16 164.607 166.258 199.880 2.122.982 3 Engineering Manager Mhrs 8 16 154.539 156.088 187.654 1.993.124 4 Project Control Manager Mhrs 8 16 160.229 161.836 194.564 2.066.515 5 Construction Manager Mhrs 8 16 139.408 140.806 169.281 1.797.981 6 QA/QC Manager Mhrs 8 16 123.555 124.794 150.031 1.593.524 7 HSE Manager Mhrs 8 16 125.616 126.876 152.534 1.620.102 8 Lead Project Engineer Semua Disiplin Mhrs 56 112 120.178 121.383 145.930 10.849.755 9 Project Control Mhrs 24 32 57.378 57.953 69.673 1.726.698 Total Biaya Preventif PX20 24.461.020
No Keterangan Total Variabel Satuan Harga Variabel Total Biaya
Tabel 5.34 Analisa Biaya Tindakan PX20 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

120
Universitas Indonesia
PX23 = Menyiapkan prosedur pengadaan material piping yang mudah
dipahami. Disiapkan selama dua sampai tiga hari oleh Lead Project Engineer
Piping bersama Procurement Engineer, direview oleh Procurement Manager dan
diapprove oleh Project Manager .
Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.35 Unit
Variabel Min Max Min Med Max1 Project Manager Mhrs 3 5 160.578 162.188 194.987 690.338 2 Procurement Manager Mhrs 6 8 164.607 166.258 199.880 1.238.406 3 Lead Project Engineer Piping Mhrs 16 24 120.178 121.383 145.930 2.583.275 4 Procurement Engineer Mhrs 16 24 61.618 62.236 74.822 1.324.508 Total Biaya Preventif PX23 5.836.527
No Keterangan Total Variabel Satuan Harga Variabel Total Biaya
Tabel 5.35 Analisa Biaya Tindakan PX23 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
PX24 = Menyiapkan prosedur approval dokumen pada setiap fabrikator.
Disiapkan oleh Project Control Engineer selama tiga sampai empat hari, direview
oleh Lead Project Engineer Piping, Procurement Manager, Project Control
Manager dan diapprove oleh Project Manager .
Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.36 Unit
Variabel Min Max Min Med Max1 Project Manager Mhrs 3 5 160.578 162.188 194.987 690.338 2 Procurement Manager Mhrs 8 16 164.607 166.258 199.880 2.122.982 3 Project Control Manager Mhrs 8 16 160.229 161.836 194.564 2.066.515 4 Lead Project Engineer Piping Mhrs 8 16 120.178 121.383 145.930 1.549.965 5 Project Control Mhrs 24 32 57.378 57.953 69.673 1.726.698 Total Biaya Preventif PX24 8.156.498
No Keterangan Total Variabel Satuan Harga Variabel Total Biaya
Tabel 5.36 Analisa Biaya Tindakan PX24 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
PX25 = Finalisasi design proyek secara keseluruhan antara kontraktor
dengan owner. Melakukan rapat rutin selama empat sampai lima hari antara
owner dan kontraktor. Tim kontraktor yang terlibat adalah : Lead Project Engineer
Semua Disiplin, Engineering Manager, Project Control Manager
Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.37 Unit
Variabel Min Max Min Med Max1 Engineering Manager Mhrs 32 40 160.578 162.188 194.987 6.213.043 2 Project Control Manager Mhrs 32 40 160.229 161.836 194.564 6.199.544 3 Lead Project Engineer Semua Disiplin Mhrs 224 280 120.178 121.383 145.930 32.549.265 Total Biaya Preventif PX25 44.961.853
No Keterangan Total Variabel Satuan Harga Variabel Total Biaya
Tabel 5.37 Analisa Biaya Tindakan PX25 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
PX26 = Setiap fabrikator harus menyiapkan schedule pengiriman
material dari shop ke field yang disetujui oleh kontraktor dan pemilik proyek dan
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

121
Universitas Indonesia
schedule harus mengacu kepada schedule induk proyek. Tim kontraktor hanya
mereview dan yang terlibat adalah : Project Control, Lead Project Engineer
Semua Disiplin, Scheduler, Project Control Manager dan approve oleh Project
Manager
Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.38 Unit
Variabel Min Max Min Med Max1 Project Manager Mhrs 3 5 160.578 162.188 194.987 690.338 2 Project Control Manager Mhrs 8 16 160.229 161.836 194.564 2.066.515 3 Lead Project Engineer Mhrs 56 112 120.178 121.383 145.930 10.849.755 4 Scheduler Mhrs 8 16 57.378 57.953 69.673 740.013 5 Project Control Mhrs 8 16 57.378 57.953 69.673 740.013 Total Biaya Preventif PX26 15.086.635
No Keterangan Total Variabel Satuan Harga Variabel Total Biaya
Tabel 5.38 Analisa Biaya Tindakan PX26 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
PX28 = Subkontraktor harus menyiapkan mobilisasi/demobilisasi
peralatan sesuai dengan kebutuhan dilapangan dan direview oleh kontraktor. Tim
kontraktor hanya mereview dan yang terlibat adalah : Lead Project Engineer
Semua Disiplin, Scheduler, Project Control, Project Control Manager,
Construction Manager, QA/QC Manager, HSE Manager dan diapprove oleh
Project Manager
Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.39 Unit
Variabel Min Max Min Med Max1 Project Control Manager Mhrs 5 8 160.578 162.188 194.987 1.121.799 2 Construction Manager Mhrs 8 16 139.408 140.806 169.281 1.797.981 3 Project Control Manager Mhrs 8 16 160.229 161.836 194.564 2.066.515 4 QA/QC Manager Mhrs 8 16 123.555 124.794 150.031 1.593.524 5 HSE Manager Mhrs 8 16 125.616 126.876 152.534 1.620.102 6 Lead Project Engineer semua Disiplin Mhrs 56 112 120.178 121.383 145.930 10.849.755 7 Project Control Mhrs 8 16 57.378 57.953 69.673 740.013 8 Scheduler Mhrs 8 16 57.378 57.953 69.673 740.013 Total Biaya Preventif PX28 20.529.703
No Keterangan Total Variabel Satuan Harga Variabel Total Biaya
Tabel 5.39 Analisa Biaya Tindakan PX28 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
5.3.5.1.1 Optimasi Biaya Tindakan Preventive
Untuk setiap biaya tindakan preventif dilakukan analisa optimasi biaya
dengan bantuan program analisa risiko @risk 4.5, tujuan dari optimasi ini adalah
untuk mendapatkan research question yang kedua yaitu melakukan optimasi
untuk mendapatkan biaya yang optimal dengan probabilitas tertinggi dari setiap
tindakan preventif.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

122
Universitas Indonesia
Ada beberapa langkah - langkah dalam melakukan optimasi dengan
bantuan program @risk 4.5 yaitu :
- Buka aplikasi @risk 4.5 dan file yang akan dioptimasi
- Menentukan output dari estimasi
- Menentukan setting iterasi
- Menentukan jenis report atau output dari nilai yang akan dioptimasi
- Running simulasi
Dari tahapan di atas maka untuk setiap nilai yang dioptimasi akan
didapatkan probabilitas terjadinya nilai yang dioptimasi. Optimasi biaya tindakan
untuk masing masing tindakan preventif disertakan dalam lampiran dan optimasi
biaya tindakan preventif secara keseluruhan seperti pada gambar 5.4
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

123
Universitas Indonesia
Simulation Results forTotal Biaya Untuk Tindakan Preventif / L219
Statistic Value %tile ValueMinimum 315.640.288 5% 329.037.280
Maximum 361.394.272 10% 331.215.648
Mean 339.080.097 15% 332.671.680
Std Dev 6.123.275 20% 333.859.264
Variance 3,74945E+13 25% 334.950.976
Skewness 0,052613345 30% 335.831.072
Kurtosis 2,931442763 35% 336.625.920
Median 339.028.704 40% 337.520.640
Mode 338.481.184 45% 338.286.688
Left X 329.037.280 50% 339.028.704
Left P 5% 55% 339.796.864
Right X 349.313.920 60% 340.618.176
Right P 95% 65% 341.411.552
Diff X 20.276.640 70% 342.279.200
Diff P 90% 75% 343.205.696
#Errors 0 80% 344.239.648
Filter Min 85% 345.408.544
Filter Max 90% 346.959.552
#Filtered 0 95% 349.313.920
Rank Name Regr Corr#1 Mhrs / Total Biaya / 0,340 0,343
#2 Mhrs / Total Biaya / 0,338 0,328
#3 Mhrs / Total Biaya / 0,338 0,332
#4 Mhrs / Total Biaya / 0,338 0,329
#5 Mhrs / Total Biaya / 0,331 0,318
#6 Mhrs / Total Biaya / 0,243 0,219
#7 Mhrs / Total Biaya / 0,232 0,219
#8 Mhrs / Total Biaya / 0,169 0,152
#9 Mhrs / Total Biaya / 0,120 0,117
#10 Mhrs / Total Biaya / 0,086 0,080
#11 Mhrs / Total Biaya / 0,082 0,072
#12 Mhrs / Total Biaya / 0,073 0,075
#13 Mhrs / Total Biaya / 0,072 0,077
#14 Mhrs / Total Biaya / 0,069 0,077
#15 Mhrs / Total Biaya / 0,063 0,076
#16 Mhrs / Total Biaya / 0,059 0,075
Workbook Name Analisa Tindakan Preventif Rev
Number of Simulations 1
Number of Iterations 10000
00:01:07
Number of Inputs 214
Number of Outputs 19
Sampling Type Latin Hypercube
Random Seed 75936538
Summary Information
Summary Statistics
Sensitivity
Simulation Start Time 13/12/2010 7:23
Simulation Stop Time 13/12/2010 7:24
Simulation Duration
Distribution for Total Biaya Untuk TindakanPreventif/L219
Val
ues
in 1
0 -
8
Values in Millions
0
1
2
3
4
5
6
7
Mean=3.390801E+08
315 327.5 340 352.5 365315 327.5 340 352.5 365
5% 90% 5% 329.0373 349.3139
Mean=3.390801E+08
Distribution for Total Biaya Untuk TindakanPreventif/L219
Values in Millions
0.000
0.200
0.400
0.600
0.800
1.000
Mean=3.390801E+08
315 327.5 340 352.5 365315 327.5 340 352.5 365
5% 90% 5% 329.0373 349.3139
Mean=3.390801E+08
Regression Sensitivity for Total BiayaUntuk Tindakan Pr...
Std b Coefficients
Mhrs / Total Biaya/L130 .071 Mhrs / Total Biaya/L198 .072 Mhrs / Total Biaya/L117 .073 Mhrs / Total Biaya/L178 .076 Mhrs / Total Biaya/L213 .08 Mhrs / Total Biaya/L159 .085 Mhrs / Total Biaya/L199 .086 Mhrs / Total Biaya/L12 .12 Mhrs / Total Biaya/L12 .168 Mhrs / Total Biaya/L190 .232 Mhrs / Total Biaya/L11 .245 Mhrs / Total Biaya/L159 .336 Mhrs / Total Biaya/L190 .339 Mhrs / Total Biaya/L213 .341 Mhrs / Total Biaya/L11 .342 Mhrs / Total Biaya/L199 .345
-1 -0.75 -0.5 -0.25 0 0.25 0.5 0.75 1
Gambar 5.4 Hasil Simulasi Tindakan Preventif Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

124
Universitas Indonesia
Dari hasil simulasi dengan program @risk 4.5 maka didapatkan beberapa
keputusan antara lain :
- Dari semua tindakan preventif maka probabilitas kejadian untuk biaya
tindakan preventif adalah 50.36%, artinya nilai sebesar IDR
339.084.559 untuk tindakan preventif terhadap peristiwa resiko diatas
probabilitasnya berada pada nilai rata – rata. Sehingga untuk
probabilitas yang lebih tinggi atau ≥ 95% maka diperlukan total biaya
tindakan preventif sebesar IDR 349.313.920
- Dari hasil simulai dengan program @risk 4.5, maka didapatkan lima
variabel yang memiliki nilai sensitivitas yang tinggi yang akan
mempengaruhi biaya tindakan korektif yaitu penggunaan manhour
Lead Project Engineer pada tindakan korektif PX26, PX1, PX28,
PX25, PX23, artinya tindakan preventif sangat dipengaruhi oleh
kemampuan Lead Project Engineer dalam mengidentifikasi tindakan
tindakan preventif diawal proyek untuk mencegah terjadinya risiko,
karena seorang Lead Project Engineer pada proyek X bertanggung
jawab penuh pada tahapan pekerjaan dari awal sampai akhir (seorang
Lead Project Engineer bertanggung jawab penuh terhadap semua
tahapan pekerjaan Engineering, Procurement dan Construction).
- Dari hasil simulasi diatas dapat disimpulkan bahwa peranan Lead
Project Engineer sangat diharapkan untuk memahami secara cermat
tindakan tindakan preventif yang mempengaruhi kinerja waktu
pekerjaan piping antara lain : kemampuan mereview dokumen
subkontraktor, memahami kontrak proyek sejak awal, menyiapkan
prosedur dan finalisasi design proyek secara keseluruhan antara
kontraktor dengan owner.
5.3.5.2 Analisa Biaya Untuk Tindakan Korektif.
Dari hasil analisa kualitatif maka didapatkan 11 variabel dari total 31
variabel yang mempunya nilai mean, median dan modus < 3, sehingga kesepuluh
varibel ini dieliminir dalam analisa kuantitatif. Total tindakan korektif yang
mempunyai nilai mean, median dan modus > 3, seperti pada tabel 5.40. Variabel
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

125
Universitas Indonesia
ini akan dipakai sebagai acuan untuk analisa kuantitatif, yaitu untuk mendapatkan
total biaya untuk tindakan korektif.
Beberapa yang menjadi acuan dasar untuk menentukan analisa biaya
tindakan korektif antara lain :
- Data proyek dan progres pekerjaan sampai dengan bulan Nopember
2009, ini bertujuan untuk mengetahui kinerja pekerjaan piping
sebelum melakukan tindakan korektif.
- Sisa pekerjaan piping terhitung mulai bulan Desember 2009, sebagai
dasar perhitungan untuk tindakan korektif supaya kinerja waktu tetap
dapat tercapai
- Harga satuan variabel untuk tindakan korektif adalah nilai medium dan
nilai maksimum, hal ini diasumsikan bahwa harga satuan tindakan
korektif cenderung jauh lebih besar dibanding dengan harga satuan
tindakan preventif. No Variabel Tindakan 1 CX1 Memberikan training tentang design piping pada engineer sampai benar benar
paham
2 CX2 Menambah piping engineer yang senior untuk mendampingi piping engineer yang baru
3 CX4 Menambah material handling supervisor untuk memperketat pengawasan permintaan material
4 CX6 Pengiriman material piping secara berkala dan mengganti sistim transportasi pengiriman (yang tadinya pengiriman lewat darat menjadi lewat udara)
5 CX7 Membuat sistem yang mendukung approval client secara online (membuat sistim online yang bisa diakses orang orang tertentu untuk proses approve dokumen)
6 CX9 Menambah piping supervisor dilapangan untuk memperketat pengawasan pekerjaan subkontraktor
7 CX10 Mengganti manajemen subkontraktor sehingga perlu waktu untuk mereview dan memilih subkontraktor yang lebih mampu
8 CX12 Memberikan training kepada subkontraktor
9 CX13 Menambah welding supervisor untuk mengawasi proses pekerjaan pengelasan
Tabel 5.40 Tindakan Korektif Dengan Nilai Mean, Median dan Modus > 3 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

126
Universitas Indonesia
No Variabel Tindakan 10 CX14 Menambah QA/QC supervisor untuk meningkatkan pengawasan kualitas
pekerjaan
11 CX16 Menambah jam kerja atau memberlakukan over time untuk mengejar ketertinggalan pekerjaan
12 CX17 Mengganti pekerja subkontraktor yang tidak berkualitas
13 CX20 Meningkatkan produktivitas dengan meningkatkan sistim pengontrolan dari tim project control
14 CX21 Menambah construction control engineer yang bisa membantu subkontraktor untuk memahami pekerjaan
15 CX24 Menambah supervisor dan project control pada fabrikator
16 CX26 Menambah project control disetiap fabrikator untuk memonitor schedule pengiriman setiap saat
17 CX27 Menambah construction control engineer dari kontraktor dan subkontraktor
18 CX28 Penambahan peralatan konstruksi sesuai dengan kebutuhan
19 CX29 Menambah personil project control untuk mengarahkan subkontraktor menyiapkan dan memonitor rencana dan target kerja
20 CX31 Untuk hari libur dan hari besar keagamaan tetap bekerja dengan memberikan insentif kepada pekerja
Tabel 5.40 Tindakan Korektif Dengan Nilai Mean, Median dan Modus > 3 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Berdasarkan area pekerjaan maka pekerjaan piping dibagi menjadi dua
area yaitu :
- ISBL (Inside Battery Limit Area)
- OSBL (Outside Battery Limit Area)
Sebagian besar pekerjaan piping adalah pekerjaan welding / pengelasan
dan komposisi pekerjaan welding dibagi menjadi dua kategori yaitu :
- Shop weld adalah pengelasan yang dilakukan ditempat fabrikasi
- Field Weld adalah pengelasan yang dilakukan di lapangan
Beberapa dasar analisa untuk tindakan korektif pekerjaan piping antara
lain :
- Data proyek X untuk pekerjaan piping menggunakan data per
Nopember 2009, untuk mengetahui kinerja pekerjaan piping.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

127
Universitas Indonesia
- Sisa pekerjaan untuk shop weld sudah harus diselesaikan Desember
2009 dan sisa pekerjaan untuk field weld sudah harus dikerjakan
Pebruari 2009, sehingga pekerjaan lain yang terkait dengan piping dan
pekerjaan test akan silaksanakan sampai dengan Juli 2010.
- Jika sisa pekerjaan field weld tidak terselesaikan sampai dengan
Pebruari 2010 maka akan dirubah metode pekerjaan, yaitu pekerjaan
yang berhubungan dengan piping dan test dilakukan secara paralel.
- Tindakan korektif disini tidak merubah critical path.
Detail Analisa Biaya Untuk Tindakan Korektif.
CX1 = Memberikan training tentang design piping pada engineer sampai
benar benar paham. Dari Laporan MM proyek X sampai dengan bulan Nopember
2010 terdapat 10 Engineer. Maka tindakan korektif untuk CX1 adalah melakukan
training semua engineer selama tiga sampai empat hari dan trainernya cukup
menggunakan Sr Engineer yang ada.
Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.41 Unit
Variabel Min Max Med Max1 Sr. Piping Engineer Mhrs 48 64 128.383 154.346 7.916.411 2 Piping Engineer Mhrs 240 320 60.497 72.732 18.652.063 Total Biaya Korektif CX1 26.568.475
No Keterangan Jumlah Variabel Biaya Variabel Total Biaya
Tabel 5.41 Analisa Biaya Tindakan CX1 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
CX2 = Menambah piping engineer yang senior untuk mendampingi
piping engineer yang baru. Total Sr. Engineer sampai dengan Nopember 2010 ada
dua orang sementara total Engineer 10 orang, untuk itu sebaiknya ada
penambahan Sr. Engineer satu atau dua orang selama tiga bulan.
Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.42 Unit
Variabel Min Max Med Max1 Sr. Piping Engineer Mhrs 600 1200 128.383 154.346 127.228.041
Total Biaya Korektif CX2 127.228.041
No Keterangan Total Variabel Biaya Variabel Total Biaya
Tabel 5.42 Analisa Biaya Tindakan CX2 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
CX7 = Membuat sistem yang mendukung approval client secara online.
Membuat suatu sistem jalur komunikasi online yang bisa diakses oleh tim tertentu
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

128
Universitas Indonesia
sesuai dengan otoritas yang sudah ditentukan. Disiapkan oleh IT engineer selama
tiga sampai emapt hari.
Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.43 Unit
Variabel Min Max Med Max1 IT Engineer Mhrs 24 40 65.984 79.328 2.324.987
Total Biaya Korektif CX7 2.324.987
No Keterangan Total Variabel Biaya Variabel Total Biaya
Tabel 5.43 Analisa Biaya Tindakan CX7 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Analisa biaya tindakan korektif untuk variabel : CX4, CX9, CX13,
CX10, CX13, CX14, CX20, CX21, CX24, CX26, CX27 dan CX29 akan
didapatkan setelah analisa produktifitas pekerjaan piping sampai bulan Nopember
2009 dan analisa kinerja sisa pekerjaan piping. Beberapa landasan analisa
tindakan korektif untuk variabel CX4, CX9, CX13, CX10, CX13, CX14, CX20,
CX21, CX24, CX26, CX27 dan CX29 antara lain :
- Variabel minimum dan maksimum didapat dengan acuan analisa
produktifitas pekerjaan.
- Target pertama tindakan korektif adalah menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan schedule awal proyek yaitu pekerjaan harus sudah
selesai Pebruari 2010 dan alternatif lainya adalah merobah metode
pekerjaan yaitu sisa pekerjaan tetap bisa diselesaikan mundur dari
schedule awal tetapi tidak merubah critical path dari proyek atau sisa
pekerjaan bisa diselesaikan bersamaan dengan pekerjaan yang lainya,
yaitu alternatif pertama pekerjaan diselesaikan Maret 2010, alternatif
kedua pekerjaan diselesaikan April 2010, alternatif ketiga pekerjaan
diselesaikan Mei 2010, alternatif pekerjaan diselesaikan Juni 2010 dan
alternatif terakhir pekerjaan diselesaikan bulan Juli 2010.
- Dasar analisa penambahan tenaga kerja untuk tindakan korektif
dijelaskan pada tabel 5.44
Detail analisa biaya tindakan korektif untuk variabel : CX4, CX9, CX13,
CX10, CX13, CX14, CX20, CX21, CX24, CX26, CX27 dan CX29 seperti pada
tabel 5.44
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

129
Universitas Indonesia
Shop Weld Total Pekerjaan 214.931 Dia‐Inch
Analisa Tindakan Korektif Shop weld Dengan Target Schedule Des 2009Des'09
Qty Unit Qty Unit
1 Fabrikator A ‐ OSBL Area 58.339 Dia‐Inch 51.626 Dia‐Inch 6.713 Welder 14 MMProductivity 252 DI/DayProductivity 18
Remaining Pekerjaan Harus Diselesaikan Des'2009 6.713 DI/Month292 DI/Day
Area Kerja 1 Fabrikasi 16 WelderPerlu Penambahan Welder dari subkontraktor 2 Welder
Manpower Dari KontraktorMin Mak Min Mak
1 Piping Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1 MMKebutuhan 1 1 MM ‐ ‐ MM
2 Material Handling‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐ MMKebutuhan 1 1 MM 1 1 MM
3 Piping Supervisor‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐ MMKebutuhan ‐ ‐ MM ‐ ‐ MM
4 Welding Supervisor‐Berdasarkan Total WelderManpower Sampai Nopember 2009 1 MMKebutuhan 2 2 MM 2 2 MM
5 QA/QC Supervisor‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐ MMKebutuhan 1 2 MM 1 2 MM
6 Supervisor Fabrikasi‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐ MMKebutuhan 1 2 MM 1 2 MM
7 Project Control/scheduler‐Berdasrkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐ MMKebutuhan 1 1 MM 1 1 MM
8 Const Control Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐ MMKebutuhan ‐ ‐ MM ‐ ‐ MM
2 Fabrikator A ‐ ISBL Area 156.591 Dia‐Inch 140.927 Dia‐Inch 15.664 Welder 20 MMProductivity 500 DI/DayProductivity 25
Remaining Pekerjaan Harus Diselesaikan Des'2009 15.664 DI/Month681 DI/Day
Area Kerja 1 Fabrikasi 27 WelderPerlu Penambahan Welder dari subkontraktor 7 Welder
Manpower Dari KontraktorMin Mak Min Mak
1 Piping Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1 MMKebutuhan 1 1 MM ‐ ‐ MM
2 Material Handling‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐ MMKebutuhan 1 1 MM 1 1 MM
3 Piping Supervisor‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐ MMKebutuhan ‐ ‐ MM ‐ ‐ MM
4 Welding Supervisor‐Berdasarkan Total WelderManpower Sampai Nopember 2009 1 MMKebutuhan 3 3 MM 2 2 MM
5 QA/QC Supervisor‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐ MMKebutuhan 1 2 MM 1 2 MM
6 Supervisor Fabrikasi‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1 MMKebutuhan 1 2 MM ‐ 1 MM
7 Project Control/scheduler‐Berdasrkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐ MMKebutuhan 1 1 MM 1 1 MM
8 Const Control Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐ MMKebutuhan ‐ ‐ MM ‐ ‐ MM
No Pekerjaan Qty UnitProgres s/d Nop'09 Remaining Pekerjaan
Kebutuhan MPUnit Unit
Tambahan MP
Kebutuhan MPUnit
Tambahan MPUnit
Tabel 5.44 Analisa Produktifitas dan Kebutuhan Tenaga Kerja Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

130
Universitas Indonesia
Field Weld Total Pekerjaan 256.015 Dia‐Inch
Analisa Tindakan Korektif Dengan Target Schedule Awal Feb 2010Des'09 Jan'10 Feb'10
Qty Unit Qty Unit
1 86.841 Dia‐Inch 46.648 Dia‐Inch 40.193 Welder 15 MMProductivity 195 DI/DayProductivity 13 DI/W/DayRemaining Pekerjaan Harus Diselesaikan Feb'2010 13.398 DI/Month
536 DI/DayArea Kerja 17 Area 41 WelderPerlu Penambahan Welder dari subkontraktor 26
Manpower Dari KontraktorMin Mak Min Mak
1 Piping Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4 MMKebutuhan 3 4 MM (1) 0 MM
2 Material Handling‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2 MMKebutuhan 3 4 MM 1 2 MM
3 Piping Supervisor‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4 MMKebutuhan 3 4 MM (1) 0 MM
4 Welding Supervisor‐Berdasarkan Total WelderManpower Sampai Nopember 2009 2 MMKebutuhan 4 5 MM 2 3 MM
5 QA/QC Supervisor‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1 MMKebutuhan 3 4 MM 2 3 MM
6 Supervisor Fabrikasi‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐ MMKebutuhan ‐ ‐ MM ‐ ‐ MM
7 Project Control/scheduler‐Berdasrkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1 MMKebutuhan 3 4 MM 2 3 MM
8 Const Control Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2 MMKebutuhan 3 4 MM 1 2 MM
2 ISBL Area 169.174 Dia‐Inch 65.716 Dia‐Inch 103.458 Welder 18 MMProductivity 234 DI/DayProductivity 13 DI/W/Day
Remaining Pekerjaan Harus Diselesaikan Feb'2010 34.486 1 Bulan1.379 Hari
Area Kerja 21 Area 106 WelderPerlu Penambahan Welder dari subkontraktor 88 WelderManpower Dari Kontraktor
Min Mak Min Mak1 Piping Engineer‐Berdasarkan Total Area Kerja
Manpower Sampai Nopember 2009 4 MMKebutuhan 4 5 MM 0 1 MM
2 Material Handling‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2 MMKebutuhan 4 5 MM 2 3 MM
3 Piping Supervisor‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4 MMKebutuhan 4 5 MM 0 1 MM
4 Welding Supervisor‐Berdasarkan Total WelderManpower Sampai Nopember 2009 2 MMKebutuhan 11 13 MM 9 11 MM
5 QA/QC Supervisor‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1 MMKebutuhan 4 5 MM 3 4 MM
6 Supervisor Fabrikasi‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐ MMKebutuhan ‐ ‐ MM ‐ ‐ MM
7 Project Control/scheduler‐Berdasrkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1 MMKebutuhan 4 5 MM 3 4 MM
8 Const Control Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2 MMKebutuhan 4 5 MM 2 3 MM
No Pekerjaan Qty Unit
OSBL Area
Progres s/d Nop'09 Remaining Pekerjaan
Kebutuhan MPUnit
Tambahan MPUnit
Kebutuhan MPUnit
Tambahan MPUnit
Tabel 5.44 Analisa Produktifitas dan Kebutuhan Tenaga Kerja-Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

131
Universitas Indonesia
Field Weld Total Pekerjaan 256.015 Dia‐Inch
Analisa Tindakan Korektif Dengan Target Maret 2010Des'09 Jan'10 Feb'10 Mar'10
Qty Unit Qty Unit1 86.841 Dia‐Inch 46.648 Dia‐Inch 40.193 Welder 15 MMProductivity 195 DI/DayProductivity 13 DI/W/Day
Remaining Pekerjaan Harus Diselesaikan Feb'2010 10.048 1 Bulan402 Hari
Area Kerja 17 Area 31 WelderPerlu Penambahan Welder dari subkontraktor 16
Manpower Dari KontraktorMin Mak Min Mak
1 Piping Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4 MM
Kebutuhan 3 4 MM (1) 0 MM2 Material Handling‐Berdasarkan Area Kerja
Manpower Sampai Nopember 2009 2 MMKebutuhan 3 4 MM 1 2 MM
3 Piping Supervisor‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4 MM
Kebutuhan 3 4 MM (1) 0 MM4 Welding Supervisor‐Berdasarkan Total Welder
Manpower Sampai Nopember 2009 2 MMKebutuhan 3 4 MM 1 2 MM
5 QA/QC Supervisor‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1 MM
Kebutuhan 3 4 MM 2 3 MM6 Supervisor Fabrikasi‐Berdasarkan Area Kerja
Manpower Sampai Nopember 2009 ‐ MMKebutuhan ‐ ‐ MM ‐ ‐ MM
7 Project Control/scheduler‐Berdasrkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1 MM
Kebutuhan 3 4 MM 2 3 MM8 Const Control Engineer‐Berdasarkan Total Area Kerja
Manpower Sampai Nopember 2009 2 MMKebutuhan 3 4 MM 1 2 MM
2 ISBL Area 169.174 Dia‐Inch 65.716 Dia‐Inch 103.458 Welder 18 MMProductivity 234 DI/DayProductivity 13 DI/W/DayRemaining Pekerjaan Harus Diselesaikan Feb'2010 25.865 1 Bulan
1.035 HariArea Kerja 21 Area 80 WelderPerlu Penambahan Welder dari subkontraktor 62 Welder
Manpower Dari KontraktorMin Mak Min Mak
1 Piping Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4 MMKebutuhan 4 5 MM 0 1 MM
2 Material Handling‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2 MMKebutuhan 4 5 MM 2 3 MM
3 Piping Supervisor‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4 MMKebutuhan 4 5 MM 0 1 MM
4 Welding Supervisor‐Berdasarkan Total WelderManpower Sampai Nopember 2009 2 MMKebutuhan 8 10 MM 6 8 MM
5 QA/QC Supervisor‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1 MMKebutuhan 4 5 MM 3 4 MM
6 Supervisor Fabrikasi‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐ MMKebutuhan ‐ ‐ MM ‐ ‐ MM
7 Project Control/scheduler‐Berdasrkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1 MMKebutuhan 4 5 MM 3 4 MM
8 Const Control Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2 MMKebutuhan 4 5 MM 2 3 MM
UnitProgres s/d Nop'09 Remaining Pekerjaan
OSBL Area
No Pekerjaan Qty
Kebutuhan MPUnit
Tambahan MPUnit
Kebutuhan MPUnit
Tambahan MPUnit
Tabel 5.44 Analisa Produktifitas dan Kebutuhan Tenaga Kerja-Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

132
Universitas Indonesia
Field Weld Total Pekerjaan 256.015 Dia‐Inch
Analisa Tindakan Korektif Dengan Target April 2010Des'09 Jan'10 Feb'10 Mar'10 Apr'10
Qty Unit Qty Unit
1 86.841 Dia‐Inch 46.648 Dia‐Inch 40.193 Welder 15 MMProductivity 195 DI/DayProductivity 13 DI/W/Day
Remaining Pekerjaan Harus Diselesaikan Feb'2010 8.039 1 Bulan322 Hari
Area Kerja 17 Area 25 WelderPerlu Penambahan Welder dari subkontraktor 10
Manpower Dari KontraktorMin Mak Min Mak
1 Piping Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4 MMKebutuhan 3 4 MM (1) 0 MM
2 Material Handling‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2 MMKebutuhan 3 4 MM 1 2 MM
3 Piping Supervisor‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4 MMKebutuhan 3 4 MM (1) 0 MM
4 Welding Supervisor‐Berdasarkan Total WelderManpower Sampai Nopember 2009 2 MMKebutuhan 2 3 MM 0 1 MM
5 QA/QC Supervisor‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1 MMKebutuhan 3 4 MM 2 3 MM
6 Supervisor Fabrikasi‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐ MMKebutuhan ‐ ‐ MM ‐ ‐ MM
7 Project Control/scheduler‐Berdasrkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1 MMKebutuhan 3 4 MM 2 3 MM
8 Const Control Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2 MMKebutuhan 3 4 MM 1 2 MM
2 ISBL Area 169.174 Dia‐Inch 65.716 Dia‐Inch 103.458 Welder 18 MMProductivity 234 DI/DayProductivity 13 DI/W/Day
Remaining Pekerjaan Harus Diselesaikan Feb'2010 20.692 1 Bulan828 Hari
Area Kerja 21 Area 64 WelderPerlu Penambahan Welder dari subkontraktor 46 Welder
Manpower Dari KontraktorMin Mak Min Mak
1 Piping Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4 MMKebutuhan 4 5 MM 0 1 MM
2 Material Handling‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2 MMKebutuhan 4 5 MM 2 3 MM
3 Piping Supervisor‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4 MMKebutuhan 4 5 MM 0 1 MM
4 Welding Supervisor‐Berdasarkan Total WelderManpower Sampai Nopember 2009 2 MMKebutuhan 6 8 MM 4 6 MM
5 QA/QC Supervisor‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1 MMKebutuhan 4 5 MM 3 4 MM
6 Supervisor Fabrikasi‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐ MMKebutuhan ‐ ‐ MM ‐ ‐ MM
7 Project Control/scheduler‐Berdasrkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1 MMKebutuhan 4 5 MM 3 4 MM
8 Const Control Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2 MMKebutuhan 4 5 MM 2 3 MM
Pekerjaan Qty UnitProgres s/d Nop'09 Remaining Pekerjaan
No
OSBL Area
Kebutuhan MPUnit
Tambahan MPUnit
Kebutuhan MPUnit
Tambahan MPUnit
Tabel 5.44 Analisa Produktifitas dan Kebutuhan Tenaga Kerja-Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

133
Universitas Indonesia
Field Weld Total Pekerjaan 256.015 Dia‐Inch
Analisa Tindakan Korektif Dengan Target Mei 2010Des'09 Jan'10 Feb'10 Mar'10 Apr'10 Mei'10
Qty Unit Qty Unit
1 86.841 Dia‐Inch 46.648 Dia‐Inch 40.193 Welder 15 MMProductivity 195 DI/DayProductivity 13 DI/W/Day
Remaining Pekerjaan Harus Diselesaikan Feb'2010 6.699 1 Bulan268 Hari
Area Kerja 17 Area 21 WelderPerlu Penambahan Welder dari subkontraktor 6
Manpower Dari KontraktorMin Mak Min Mak
1 Piping Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4 MMKebutuhan 3 4 MM (1) 0 MM
2 Material Handling‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2 MMKebutuhan 3 4 MM 1 2 MM
3 Piping Supervisor‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4 MMKebutuhan 3 4 MM (1) 0 MM
4 Welding Supervisor‐Berdasarkan Total WelderManpower Sampai Nopember 2009 2 MMKebutuhan 2 3 MM 0 1 MM
5 QA/QC Supervisor‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1 MMKebutuhan 3 4 MM 2 3 MM
6 Supervisor Fabrikasi‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐ MMKebutuhan ‐ ‐ MM ‐ ‐ MM
7 Project Control/scheduler‐Berdasrkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1 MMKebutuhan 3 4 MM 2 3 MM
8 Const Control Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2 MMKebutuhan 3 4 MM 1 2 MM
1 ISBL Area 169.174 Dia‐Inch 65.716 Dia‐Inch 103.458 Welder 18 MMProductivity 234 DI/DayProductivity 13 DI/W/Day
Remaining Pekerjaan Harus Diselesaikan Feb'2010 17.243 1 Bulan690 Hari
Area Kerja 21 Area 53 WelderPerlu Penambahan Welder dari subkontraktor 35 Welder
Manpower Dari KontraktorMin Mak Min Mak
1 Piping Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4 MMKebutuhan 4 5 MM 0 1 MM
2 Material Handling‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2 MMKebutuhan 4 5 MM 2 3 MM
3 Piping Supervisor‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4 MMKebutuhan 4 5 MM 0 1 MM
4 Welding Supervisor‐Berdasarkan Total WelderManpower Sampai Nopember 2009 2 MMKebutuhan 5 7 MM 3 5 MM
5 QA/QC Supervisor‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1 MMKebutuhan 4 5 MM 3 4 MM
6 Supervisor Fabrikasi‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐ MMKebutuhan ‐ ‐ MM ‐ ‐ MM
7 Project Control/scheduler‐Berdasrkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1 MMKebutuhan 4 5 MM 3 4 MM
8 Const Control Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2 MMKebutuhan 4 5 MM 2 3 MM
UnitProgres s/d Nop'09 Remaining Pekerjaan
Pekerjaan Qty
OSBL Area
No
Kebutuhan MPUnit
Tambahan MPUnit
Kebutuhan MPUnit
Tambahan MPUnit
Tabel 5.44 Analisa Produktifitas dan Kebutuhan Tenaga Kerja-Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

134
Universitas Indonesia
Field Weld Total Pekerjaan 256.015 Dia‐Inch
Analisa Tindakan Korektif Dengan Target Juni 2010Des'09 Jan'10 Feb'10 Mar'10 Apr'10 Mei'10 Jun'10
Qty Unit Qty Unit1 86.841 Dia‐Inch 46.648 Dia‐Inch 40.193 Welder 15 MMProductivity 195 DI/DayProductivity 13 DI/W/Day
Remaining Pekerjaan Harus Diselesaikan Feb'2010 5.742 1 Bulan230 Hari
Area Kerja 17 Area 18 WelderPerlu Penambahan Welder dari subkontraktor 3
Manpower Dari KontraktorMin Mak Min Mak
1 Piping Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4 MMKebutuhan 3 4 MM (1) 0 MM
2 Material Handling‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2 MMKebutuhan 3 4 MM 1 2 MM
3 Piping Supervisor‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4 MMKebutuhan 3 4 MM (1) 0 MM
4 Welding Supervisor‐Berdasarkan Total WelderManpower Sampai Nopember 2009 2 MMKebutuhan 2 2 MM (0) 0 MM
5 QA/QC Supervisor‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1 MMKebutuhan 3 4 MM 2 3 MM
6 Supervisor Fabrikasi‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐ MMKebutuhan ‐ ‐ MM ‐ ‐ MM
7 Project Control/scheduler‐Berdasrkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1 MMKebutuhan 3 4 MM 2 3 MM
8 Const Control Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2 MMKebutuhan 3 4 MM 1 2 MM
1 ISBL Area 169.174 Dia‐Inch 65.716 Dia‐Inch 103.458 Welder 18 MMProductivity 234 DI/DayProductivity 13 DI/W/DayRemaining Pekerjaan Harus Diselesaikan Feb'2010 14.780 1 Bulan
591 HariArea Kerja 21 Area 45 WelderPerlu Penambahan Welder dari subkontraktor 27 Welder
Manpower Dari KontraktorMin Mak Min Mak
1 Piping Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4 MMKebutuhan 4 5 MM 0 1 MM
2 Material Handling‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2 MMKebutuhan 4 5 MM 2 3 MM
3 Piping Supervisor‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4 MMKebutuhan 4 5 MM 0 1 MM
4 Welding Supervisor‐Berdasarkan Total WelderManpower Sampai Nopember 2009 2 MMKebutuhan 5 6 MM 3 4 MM
5 QA/QC Supervisor‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1 MMKebutuhan 4 5 MM 3 4 MM
6 Supervisor Fabrikasi‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐ MMKebutuhan ‐ ‐ MM ‐ ‐ MM
7 Project Control/scheduler‐Berdasrkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1 MMKebutuhan 4 5 MM 3 4 MM
8 Const Control Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2 MMKebutuhan 4 5 MM 2 3 MM
OSBL Area
Kebutuhan MPUnit
Tambahan MPUnit
Kebutuhan MPUnit
Tambahan MPUnit
No Pekerjaan Qty UnitProgres s/d Nop'09 Remaining Pekerjaan
Tabel 5.44 Analisa Produktifitas dan Kebutuhan Tenaga Kerja-Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

135
Universitas Indonesia
Field Weld Total Pekerjaan 256.015 Dia‐Inch
Analisa Tindakan Korektif Dengan Target Juni 2010Des'09 Jan'10 Feb'10 Mar'10 Apr'10 Mei'10 Jun'10 Jul'10
Qty Unit Qty Unit
1 86.841 Dia‐Inch 46.648 Dia‐Inch 40.193 Welder 15 MMProductivity 195 DI/DayProductivity 13 DI/W/Day
Remaining Pekerjaan Harus Diselesaikan Feb'2010 5.024 1 Bulan201 Hari
Area Kerja 17 Area 15 WelderPerlu Penambahan Welder dari subkontraktor 0
Manpower Dari KontraktorMin Mak Min Mak
1 Piping Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4 MMKebutuhan 3 4 MM (1) 0 MM
2 Material Handling‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2 MMKebutuhan 3 4 MM 1 2 MM
3 Piping Supervisor‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4 MMKebutuhan 3 4 MM (1) 0 MM
4 Welding Supervisor‐Berdasarkan Total WelderManpower Sampai Nopember 2009 2 MMKebutuhan 2 2 MM (0) (0) MM
5 QA/QC Supervisor‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1 MMKebutuhan 3 4 MM 2 3 MM
6 Supervisor Fabrikasi‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐ MMKebutuhan ‐ ‐ MM ‐ ‐ MM
7 Project Control/scheduler‐Berdasrkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1 MMKebutuhan 3 4 MM 2 3 MM
8 Const Control Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2 MMKebutuhan 3 4 MM 1 2 MM
1 ISBL Area 169.174 Dia‐Inch 65.716 Dia‐Inch 103.458 Welder 18 MMProductivity 234 DI/DayProductivity 13 DI/W/Day
Remaining Pekerjaan Harus Diselesaikan Feb'2010 12.932 1 Bulan517 Hari
Area Kerja 21 Area 40 WelderPerlu Penambahan Welder dari subkontraktor 22 Welder
Manpower Dari KontraktorMin Mak Min Mak
1 Piping Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4 MMKebutuhan 4 5 MM 0 1 MM
2 Material Handling‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2 MMKebutuhan 4 5 MM 2 3 MM
3 Piping Supervisor‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4 MMKebutuhan 4 5 MM 0 1 MM
4 Welding Supervisor‐Berdasarkan Total WelderManpower Sampai Nopember 2009 2 MMKebutuhan 4 5 MM 2 3 MM
5 QA/QC Supervisor‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1 MMKebutuhan 4 5 MM 3 4 MM
6 Supervisor Fabrikasi‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐ MMKebutuhan ‐ ‐ MM ‐ ‐ MM
7 Project Control/scheduler‐Berdasrkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1 MMKebutuhan 4 5 MM 3 4 MM
8 Const Control Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2 MMKebutuhan 4 5 MM 2 3 MM
No Pekerjaan Qty UnitProgres s/d Nop'09 Remaining Pekerjaan
OSBL Area
Kebutuhan MPUnit
Tambahan MPUnit
Kebutuhan MPUnit
Tambahan MPUnit
Tabel 5.44 Analisa Produktifitas dan Kebutuhan Tenaga Kerja-Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

136
Universitas Indonesia
Dari analisa produktifitas sesuai dengan tabel 5.44 didapatkan analisa
biaya tindakan korektif untuk variabel CX4, CX9, CX13, CX10, CX13, CX14,
CX20, CX21, CX24, CX26, CX27 dan CX29 dengan lima kondisi antara lain :
- Simulasi-1 : tindakan korektif untuk menyelesaikan sisa pekerjaan
shop weld sampai dengan akhir Desember 2009 dan pekerjaan field
weld selesai sampai dengan akhir Pebruari 2010, sesuai dengan tabel
5.45
- Simulasi-2 : tindakan korektif untuk menyelesaikan sisa pekerjaan
shop weld sampai dengan akhir Desember 2009 dan field weld sampai
dengan akhir Maret 2010, sesuai dengan tabel 5.46
- Simulasi-3 : tindakan korektif untuk menyelesaikan sisa pekerjaan
shop weld sampai dengan akhir Desember 2009 dan field weld sampai
dengan akhir April 2010, sesuai dengan tabel 5.47
- Simulasi-4 : tindakan korektif untuk menyelesaikan sisa pekerjaan
shop weld sampai dengan akhir Desember 2009 dan field weld sampai
dengan akhir Mei 2010, sesuai dengan tabel 5.48
- Simulasi-5 : tindakan korektif untuk menyelesaikan sisa pekerjaan
shop weld sampai dengan akhir Desember 2009 dan field weld sampai
dengan akhir Juni 2010, sesuai dengan tabel 5.49
- Simulasi-6 : tindakan korektif untuk menyelesaikan sisa pekerjaan
shop weld sampai dengan akhir Desember 2009 dan field weld sampai
dengan akhir Juli 2010, sesuai dengan tabel 5.50
- Nilai total variabel minimum dan maksimum untuk penambahan
manhours dibagi menjadi tiga kategori yaitu :
- Untuk piping engineer, material handling engineer, QA/QC
supervisor, project control dan construction control, didapatkan
nilai minumum variabel dengan kondisi 1 orang engineer
bertanggung jawab untuk 5 area, sedangkan untuk nilai
maksimum jika 1 orang engineer bertanggung jawab untuk 4
area kerja.
- Untuk welding supervisor, penambahan manhours tergantung
dari jumlah walder yang akan diawasi. Untuk nilai
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

137
Universitas Indonesia
minimumnya didapat jika 1 welding supervisor mengawasi 10
orang welder dan nilai maksimumnya didapat jika 1 orang
welding supervisor mengawasi 8 welder.
Sehingga didapatkan detail analisa untuk tindakan korektif antara lain Shop Weld ‐ Desember 2009 1 Bulan
No Keterangan Unit Total BiayaVariabel Min Max Med Max
OSBL AREA1 Piping Engineer Mhrs ‐ ‐ 60.497 72.732 ‐ 2 Material Handling Mhrs 250 250 62.236 74.822 17.132.256 3 Piping Supervisor Mhrs ‐ ‐ 45.900 55.182 ‐ 4 Welding Supervisor Mhrs 250 250 48.508 58.318 13.353.202 5 QA/QC Supervisor Mhrs 250 500 46.751 56.205 19.304.122 6 Supervisor Fabrikasi Mhrs 250 500 38.923 46.794 16.072.008 7 Project Control/scheduler Mhrs 250 250 57.953 69.673 15.953.222 8 Construction Control Engineer Mhrs ‐ ‐ 55.660 66.916 ‐ ISBL AREA
1 Piping Engineer Mhrs ‐ ‐ 60.497 72.732 ‐ 2 Material Handling Mhrs 250 250 62.236 74.822 17.132.256 3 Piping Supervisor Mhrs ‐ ‐ 45.900 55.182 ‐ 4 Welding Supervisor Mhrs 500 500 48.508 58.318 26.706.403 5 QA/QC Supervisor Mhrs 250 500 46.751 56.205 19.304.122 6 Supervisor Fabrikasi Mhrs ‐ 250 38.923 46.794 5.357.336 7 Project Control/scheduler Mhrs 250 250 57.953 69.673 15.953.222 8 Construction Control Engineer Mhrs ‐ ‐ 55.660 66.916 ‐ Total Biaya Shop Weld ‐ Des'09 166.268.148
Field Weld ‐ Februari 2010 3 Bulan
No Keterangan Unit Total BiayaVariabel Min Max Med Max
OSBL AREA1 Piping Engineer Mhrs ‐ ‐ 60.497 72.732 ‐ 2 Material Handling Mhrs 750 1.500 62.236 74.822 77.095.153 3 Piping Supervisor Mhrs ‐ ‐ 45.900 55.182 ‐ 4 Welding Supervisor Mhrs 1.500 2.250 48.508 58.318 100.149.013 5 QA/QC Supervisor Mhrs 1.500 2.250 46.751 56.205 96.520.609 6 Supervisor Fabrikasi Mhrs ‐ ‐ 38.923 46.794 ‐ 7 Project Control/scheduler Mhrs 1.500 2.250 57.953 69.673 119.649.162 8 Construction Control Engineer Mhrs 750 1.500 55.660 66.916 68.949.319 ISBL AREA
1 Piping Engineer Mhrs ‐ 750 60.497 72.732 24.980.442 2 Material Handling Mhrs 1.500 2.250 62.236 74.822 128.491.922 3 Piping Supervisor Mhrs ‐ 750 45.900 55.182 18.952.745 4 Welding Supervisor Mhrs 6.750 8.250 48.508 58.318 400.596.050 5 QA/QC Supervisor Mhrs 2.250 3.000 46.751 56.205 135.128.853 6 Supervisor Fabrikasi Mhrs ‐ ‐ 38.923 46.794 ‐ 7 Project Control/scheduler Mhrs 2.250 3.000 57.953 69.673 167.508.827 8 Construction Control Engineer Mhrs 1.500 2.250 55.660 66.916 114.915.531 Total Biaya Field Weld ‐ Peb'10 1.452.937.628
Total Variabel Biaya Variabel
Total Variabel Biaya Variabel
Tabel 5.45 Simulasi-1 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

138
Universitas Indonesia
Shop Weld ‐ Desember 2009 1 Bulan
No Keterangan Unit Total BiayaVariabel Min Max Med Max
OSBL AREA1 Piping Engineer Mhrs ‐ ‐ 60.497 72.732 ‐ 2 Material Handling Mhrs 250 250 62.236 74.822 17.132.256 3 Piping Supervisor Mhrs ‐ ‐ 45.900 55.182 ‐ 4 Welding Supervisor Mhrs 250 250 48.508 58.318 13.353.202 5 QA/QC Supervisor Mhrs 250 500 46.751 56.205 19.304.122 6 Supervisor Fabrikasi Mhrs 250 500 38.923 46.794 16.072.008 7 Project Control/scheduler Mhrs 250 250 57.953 69.673 15.953.222 8 Construction Control Engineer Mhrs ‐ ‐ 55.660 66.916 ‐ ISBL AREA
1 Piping Engineer Mhrs ‐ ‐ 60.497 72.732 ‐ 2 Material Handling Mhrs 250 250 62.236 74.822 17.132.256 3 Piping Supervisor Mhrs ‐ ‐ 45.900 55.182 ‐ 4 Welding Supervisor Mhrs 500 500 48.508 58.318 26.706.403 5 QA/QC Supervisor Mhrs 250 500 46.751 56.205 19.304.122 6 Supervisor Fabrikasi Mhrs ‐ 250 38.923 46.794 5.357.336 7 Project Control/scheduler Mhrs 250 250 57.953 69.673 15.953.222 8 Construction Control Engineer Mhrs ‐ ‐ 55.660 66.916 ‐ Total Biaya Shop Weld ‐ Des'09 166.268.148
Field Weld ‐ Maret 2010 4 Bulan
No Keterangan Unit Total BiayaVariabel Min Max Med Max
OSBL AREA1 Piping Engineer Mhrs ‐ ‐ 60497,35 72731,674 ‐ 2 Material Handling Mhrs 1000 2000 62236,055 74821,995 102.793.538 3 Piping Supervisor Mhrs ‐ ‐ 45899,543 55181,766 ‐ 4 Welding Supervisor Mhrs 1000 2000 48507,948 58317,665 80.119.210 5 QA/QC Supervisor Mhrs 2000 3000 46750,503 56204,814 128.694.146 6 Supervisor Fabrikasi Mhrs ‐ ‐ 38923,006 46794,369 ‐ 7 Project Control/scheduler Mhrs 2000 3000 57952,996 69672,777 159.532.216 8 Construction Control Engineer Mhrs 1000 2000 55660,225 66916,341 91.932.425 ISBL AREA
1 Piping Engineer Mhrs ‐ 1000 60497,35 72731,674 33.307.256 2 Material Handling Mhrs 2000 3000 62236,055 74821,995 171.322.563 3 Piping Supervisor Mhrs ‐ 1000 45899,543 55181,766 25.270.327 4 Welding Supervisor Mhrs 6000 8000 48507,948 58317,665 373.889.647 5 QA/QC Supervisor Mhrs 3000 4000 46750,503 56204,814 180.171.804 6 Supervisor Fabrikasi Mhrs ‐ ‐ 38923,006 46794,369 ‐ 7 Project Control/scheduler Mhrs 3000 4000 57952,996 69672,777 223.345.103 8 Construction Control Engineer Mhrs 2000 3000 55660,225 66916,341 153.220.708 Total Biaya Field Weld ‐ Mar'10 1.723.598.944
Total Variabel Biaya Variabel
Total Variabel Biaya Variabel
Tabel 5.46 Simulasi-2 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

139
Universitas Indonesia
Shop Weld ‐ Desember 2009 1 Bulan
No Keterangan Unit Total BiayaVariabel Min Max Med Max
OSBL AREA1 Piping Engineer Mhrs ‐ ‐ 60.497 72.732 ‐ 2 Material Handling Mhrs 250 250 62.236 74.822 17.132.256 3 Piping Supervisor Mhrs ‐ ‐ 45.900 55.182 ‐ 4 Welding Supervisor Mhrs 250 250 48.508 58.318 13.353.202 5 QA/QC Supervisor Mhrs 250 500 46.751 56.205 19.304.122 6 Supervisor Fabrikasi Mhrs 250 500 38.923 46.794 16.072.008 7 Project Control/scheduler Mhrs 250 250 57.953 69.673 15.953.222 8 Construction Control Engineer Mhrs ‐ ‐ 55.660 66.916 ‐ ISBL AREA
1 Piping Engineer Mhrs ‐ ‐ 60.497 72.732 ‐ 2 Material Handling Mhrs 250 250 62.236 74.822 17.132.256 3 Piping Supervisor Mhrs ‐ ‐ 45.900 55.182 ‐ 4 Welding Supervisor Mhrs 500 500 48.508 58.318 26.706.403 5 QA/QC Supervisor Mhrs 250 500 46.751 56.205 19.304.122 6 Supervisor Fabrikasi Mhrs ‐ 250 38.923 46.794 5.357.336 7 Project Control/scheduler Mhrs 250 250 57.953 69.673 15.953.222 8 Construction Control Engineer Mhrs ‐ ‐ 55.660 66.916 ‐ Total Biaya Shop Weld ‐ Des'09 166.268.148
Field Weld ‐ April 2010 5 Bulan
No Keterangan Unit Total BiayaVariabel Min Max Med Max
OSBL AREA1 Piping Engineer Mhrs ‐ ‐ 60497,35 72731,674 ‐ 2 Material Handling Mhrs 1250 2500 62236,055 74821,995 128.491.922 3 Piping Supervisor Mhrs ‐ ‐ 45899,543 55181,766 ‐ 4 Welding Supervisor Mhrs ‐ 1250 48507,948 58317,665 33.383.004 5 QA/QC Supervisor Mhrs 2500 3750 46750,503 56204,814 160.867.682 6 Supervisor Fabrikasi Mhrs ‐ ‐ 38923,006 46794,369 ‐ 7 Project Control/scheduler Mhrs 2500 3750 57952,996 69672,777 199.415.270 8 Construction Control Engineer Mhrs 1250 2500 55660,225 66916,341 114.915.531 ISBL AREA
1 Piping Engineer Mhrs ‐ 1250 60497,35 72731,674 41.634.070 2 Material Handling Mhrs 2500 3750 62236,055 74821,995 214.153.204 3 Piping Supervisor Mhrs ‐ 1250 45899,543 55181,766 31.587.909 4 Welding Supervisor Mhrs 5000 7500 48507,948 58317,665 333.830.042 5 QA/QC Supervisor Mhrs 3750 5000 46750,503 56204,814 225.214.755 6 Supervisor Fabrikasi Mhrs ‐ ‐ 38923,006 46794,369 ‐ 7 Project Control/scheduler Mhrs 3750 5000 57952,996 69672,777 279.181.379 8 Construction Control Engineer Mhrs 2500 3750 55660,225 66916,341 191.525.886 Total Biaya Field Weld ‐ Apr'10 1.954.200.655
Total Variabel Biaya Variabel
Total Variabel Biaya Variabel
Tabel 5.47 Simulasi-3 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

140
Universitas Indonesia
Shop Weld ‐ Desember 2009 1 Bulan
No Keterangan Unit Total BiayaVariabel Min Max Med Max
OSBL AREA1 Piping Engineer Mhrs ‐ ‐ 60.497 72.732 ‐ 2 Material Handling Mhrs 250 250 62.236 74.822 17.132.256 3 Piping Supervisor Mhrs ‐ ‐ 45.900 55.182 ‐ 4 Welding Supervisor Mhrs 250 250 48.508 58.318 13.353.202 5 QA/QC Supervisor Mhrs 250 500 46.751 56.205 19.304.122 6 Supervisor Fabrikasi Mhrs 250 500 38.923 46.794 16.072.008 7 Project Control/scheduler Mhrs 250 250 57.953 69.673 15.953.222 8 Construction Control Engineer Mhrs ‐ ‐ 55.660 66.916 ‐ ISBL AREA
1 Piping Engineer Mhrs ‐ ‐ 60.497 72.732 ‐ 2 Material Handling Mhrs 250 250 62.236 74.822 17.132.256 3 Piping Supervisor Mhrs ‐ ‐ 45.900 55.182 ‐ 4 Welding Supervisor Mhrs 500 500 48.508 58.318 26.706.403 5 QA/QC Supervisor Mhrs 250 500 46.751 56.205 19.304.122 6 Supervisor Fabrikasi Mhrs ‐ 250 38.923 46.794 5.357.336 7 Project Control/scheduler Mhrs 250 250 57.953 69.673 15.953.222 8 Construction Control Engineer Mhrs ‐ ‐ 55.660 66.916 ‐ Total Biaya Shop Weld ‐ Des'09 166.268.148
Field Weld ‐ Mei 2010 6 Bulan
No Keterangan Unit Total BiayaVariabel Min Max Med Max
OSBL AREA1 Piping Engineer Mhrs ‐ ‐ 60497,35 72731,674 ‐ 2 Material Handling Mhrs 1500 3000 62236,055 74821,995 154.190.307 3 Piping Supervisor Mhrs ‐ ‐ 45899,543 55181,766 ‐ 4 Welding Supervisor Mhrs ‐ 1500 48507,948 58317,665 40.059.605 5 QA/QC Supervisor Mhrs 3000 4500 46750,503 56204,814 193.041.219 6 Supervisor Fabrikasi Mhrs ‐ ‐ 38923,006 46794,369 ‐ 7 Project Control/scheduler Mhrs 3000 4500 57952,996 69672,777 239.298.324 8 Construction Control Engineer Mhrs 1500 3000 55660,225 66916,341 137.898.638 ISBL AREA
1 Piping Engineer Mhrs ‐ 1500 60497,35 72731,674 49.960.884 2 Material Handling Mhrs 3000 4500 62236,055 74821,995 256.983.845 3 Piping Supervisor Mhrs ‐ 1500 45899,543 55181,766 37.905.491 4 Welding Supervisor Mhrs 4500 7500 48507,948 58317,665 320.476.840 5 QA/QC Supervisor Mhrs 4500 6000 46750,503 56204,814 270.257.706 6 Supervisor Fabrikasi Mhrs ‐ ‐ 38923,006 46794,369 ‐ 7 Project Control/scheduler Mhrs 4500 6000 57952,996 69672,777 335.017.654 8 Construction Control Engineer Mhrs 3000 4500 55660,225 66916,341 229.831.063 Total Biaya Field Weld ‐ Mei'10 2.264.921.576
Total Variabel Biaya Variabel
Total Variabel Biaya Variabel
Tabel 5.48 Simulasi-4 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

141
Universitas Indonesia
Shop Weld ‐ Desember 2009 1 Bulan
No Keterangan Unit Total BiayaVariabel Min Max Med Max
OSBL AREA1 Piping Engineer Mhrs ‐ ‐ 60.497 72.732 ‐ 2 Material Handling Mhrs 250 250 62.236 74.822 17.132.256 3 Piping Supervisor Mhrs ‐ ‐ 45.900 55.182 ‐ 4 Welding Supervisor Mhrs 250 250 48.508 58.318 13.353.202 5 QA/QC Supervisor Mhrs 250 500 46.751 56.205 19.304.122 6 Supervisor Fabrikasi Mhrs 250 500 38.923 46.794 16.072.008 7 Project Control/scheduler Mhrs 250 250 57.953 69.673 15.953.222 8 Construction Control Engineer Mhrs ‐ ‐ 55.660 66.916 ‐ ISBL AREA
1 Piping Engineer Mhrs ‐ ‐ 60.497 72.732 ‐ 2 Material Handling Mhrs 250 250 62.236 74.822 17.132.256 3 Piping Supervisor Mhrs ‐ ‐ 45.900 55.182 ‐ 4 Welding Supervisor Mhrs 500 500 48.508 58.318 26.706.403 5 QA/QC Supervisor Mhrs 250 500 46.751 56.205 19.304.122 6 Supervisor Fabrikasi Mhrs ‐ 250 38.923 46.794 5.357.336 7 Project Control/scheduler Mhrs 250 250 57.953 69.673 15.953.222 8 Construction Control Engineer Mhrs ‐ ‐ 55.660 66.916 ‐ Total Biaya Shop Weld ‐ Des'09 166.268.148
Field Weld ‐ Juni 2010 7 Bulan
No Keterangan Unit Total BiayaVariabel Min Max Med Max
OSBL AREA1 Piping Engineer Mhrs ‐ ‐ 60497,35 72731,674 ‐ 2 Material Handling Mhrs 1750 3500 62236,055 74821,995 179.888.691 3 Piping Supervisor Mhrs ‐ ‐ 45899,543 55181,766 ‐ 4 Welding Supervisor Mhrs ‐ ‐ 48507,948 58317,665 ‐ 5 QA/QC Supervisor Mhrs 3500 5250 46750,503 56204,814 225.214.755 6 Supervisor Fabrikasi Mhrs ‐ ‐ 38923,006 46794,369 ‐ 7 Project Control/scheduler Mhrs 3500 5250 57952,996 69672,777 279.181.379 8 Construction Control Engineer Mhrs 1750 3500 55660,225 66916,341 160.881.744 ISBL AREA
1 Piping Engineer Mhrs ‐ 1750 60497,35 72731,674 58.287.698 2 Material Handling Mhrs 3500 5250 62236,055 74821,995 299.814.486 3 Piping Supervisor Mhrs ‐ 1750 45899,543 55181,766 44.223.073 4 Welding Supervisor Mhrs 5250 7000 48507,948 58317,665 327.153.441 5 QA/QC Supervisor Mhrs 5250 7000 46750,503 56204,814 315.300.657 6 Supervisor Fabrikasi Mhrs ‐ ‐ 38923,006 46794,369 ‐ 7 Project Control/scheduler Mhrs 5250 7000 57952,996 69672,777 390.853.930 8 Construction Control Engineer Mhrs 3500 5250 55660,225 66916,341 268.136.240 Total Biaya Field Weld ‐ Jun'10 2.548.936.094
Total Variabel Biaya Variabel
Total Variabel Biaya Variabel
Tabel 5.49 Simulasi-5 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

142
Universitas Indonesia
Shop Weld ‐ Desember 2009 1 Bulan
No Keterangan Unit Total BiayaVariabel Min Max Med Max
OSBL AREA1 Piping Engineer Mhrs ‐ ‐ 60.497 72.732 ‐ 2 Material Handling Mhrs 250 250 62.236 74.822 17.132.256 3 Piping Supervisor Mhrs ‐ ‐ 45.900 55.182 ‐ 4 Welding Supervisor Mhrs 250 250 48.508 58.318 13.353.202 5 QA/QC Supervisor Mhrs 250 500 46.751 56.205 19.304.122 6 Supervisor Fabrikasi Mhrs 250 500 38.923 46.794 16.072.008 7 Project Control/scheduler Mhrs 250 250 57.953 69.673 15.953.222 8 Construction Control Engineer Mhrs ‐ ‐ 55.660 66.916 ‐ ISBL AREA
1 Piping Engineer Mhrs ‐ ‐ 60.497 72.732 ‐ 2 Material Handling Mhrs 250 250 62.236 74.822 17.132.256 3 Piping Supervisor Mhrs ‐ ‐ 45.900 55.182 ‐ 4 Welding Supervisor Mhrs 500 500 48.508 58.318 26.706.403 5 QA/QC Supervisor Mhrs 250 500 46.751 56.205 19.304.122 6 Supervisor Fabrikasi Mhrs ‐ 250 38.923 46.794 5.357.336 7 Project Control/scheduler Mhrs 250 250 57.953 69.673 15.953.222 8 Construction Control Engineer Mhrs ‐ ‐ 55.660 66.916 ‐ Total Biaya Shop Weld ‐ Des'09 166.268.148
Field Weld ‐ Juli 2010 8 Bulan
No Keterangan Unit Total BiayaVariabel Min Max Med Max
OSBL AREA1 Piping Engineer Mhrs ‐ ‐ 60497,35 72731,674 ‐ 2 Material Handling Mhrs 2000 4000 62236,055 74821,995 205.587.076 3 Piping Supervisor Mhrs ‐ ‐ 45899,543 55181,766 ‐ 4 Welding Supervisor Mhrs ‐ ‐ 48507,948 58317,665 ‐ 5 QA/QC Supervisor Mhrs 4000 6000 46750,503 56204,814 257.388.292 6 Supervisor Fabrikasi Mhrs ‐ ‐ 38923,006 46794,369 ‐ 7 Project Control/scheduler Mhrs 4000 6000 57952,996 69672,777 319.064.433 8 Construction Control Engineer Mhrs 2000 4000 55660,225 66916,341 183.864.850 ISBL AREA
1 Piping Engineer Mhrs ‐ 2000 60497,35 72731,674 66.614.512 2 Material Handling Mhrs 4000 6000 62236,055 74821,995 342.645.127 3 Piping Supervisor Mhrs ‐ 2000 45899,543 55181,766 50.540.654 4 Welding Supervisor Mhrs 4000 6000 48507,948 58317,665 267.064.033 5 QA/QC Supervisor Mhrs 6000 8000 46750,503 56204,814 360.343.608 6 Supervisor Fabrikasi Mhrs ‐ ‐ 38923,006 46794,369 ‐ 7 Project Control/scheduler Mhrs 6000 8000 57952,996 69672,777 446.690.206 8 Construction Control Engineer Mhrs 4000 6000 55660,225 66916,341 306.441.417 Total Biaya Field Weld ‐ Jul'10 2.806.244.208
Total Variabel Biaya Variabel
Total Variabel Biaya Variabel
Tabel 5.60 Simulasi-6 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

143
Universitas Indonesia
Dan biaya total tindakan korektif untuk masing masing simulasi adalah
seperti pada tabel 5.61
Total Tindakan Korektif Sampai Februari 2010 1.775.327.279
Total Tindakan Korektif Sampai Maret 2010 2.045.988.595
Total Tindakan Korektif Sampai April 2010 2.276.590.306
Total Tindakan Korektif Sampai Mei 2010 2.587.311.227
Total Tindakan Korektif Sampai Juni 2010 2.871.325.745
Total Tindakan Korektif Sampai Juli 2010 3.128.633.859
Tabel 5.61 Biaya Total Tindakan Korektif Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Sedangkan analisa tindakan korektif untuk variabel : CX6, CX12, CX16,
CX17, CX28, CX31 dilakukan dengan analisa pendekatan deskriptif.
CX6 = Pengiriman material piping secara berkala dan mengganti sistim
transportasi pengiriman (yang tadinya pengiriman lewat darat menjadi lewat
udara). Menurut studi literatur “The 2010 Global Construction Cost and
Reference Yearbook 10th Annual Edition” perubahan pengiriman material dari
inland freight menjadi air freight akan menaikkan biaya pengiriman sebesar :
5.5% - 6.5% dari total biaya material.
CX10 = Mengganti manajemen subkontraktor sehingga perlu waktu
untuk mereview dan memilih subkontraktor yang lebih mampu. Hal ini kurang
efektif dilakukan karena akan memperlambat proses pekerjaan, sehingga alternatif
lain adalah mengelola subkontraktor yang ada dengan penambahan pengawasan
dari kontraktor.
CX12 = Memberikan training kepada subkontraktor. Untuk efisiensi
waktu dan biaya diharapkan tindakan korektif ini dapat dilakukan berupa
pengarahan yang lebih intensif dari supervisor kepada subkontraktor.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

144
Universitas Indonesia
CX16 = Menambah jam kerja atau memberlakukan over time untuk
mengejar ketertinggalan pekerjaan. Mengingat semua pekerjaan pengelasan
dikerjakan oleh subkontraktor, maka penambahan jam kerja harus menyesuaikan
kemampuan dan ketersediaan dari subkontraktor.
CX17 = Mengganti pekerja subkontraktor yang tidak berkualitas. Hal ini
kurang efektif dilakukan karena akan memperlambat proses pekerjaan, sehingga
alternatif lain adalah mengelola subkontraktor yang ada dengan penambahan
pengawasan dari kontraktor.
CX28 = Penambahan peralatan konstruksi sesuai dengan kebutuhan.
Sebagian besar peralatan konstruksi untuk pekerjaan piping menjadi tanggung
jawab dari subkontraktor, sehingga penambahan peralatan konstruksi berdampak
tidak signifikan terhadap kontraktor.
CX31 = Untuk hari libur dan hari besar keagamaan tetap bekerja dengan
memberikan insentif kepada pekerja. Anggaran yang diberlakukan pada proyek X
untuk insentif adalah sebesar 0.83% dari nilai kontrak pekerjaan. Jika insentif ini
diberlakukan maka akan ada pengeluaran sebesar 0.83% dari nilai kontrak
pekerjaan piping.
5.3.5.2.1 Optimasi Biaya Tindakan Korektif
Untuk setiap biaya tindakan korektif dilakukan analisa optimasi biaya
dengan bantuan program analisa risiko @risk 4.5, tujuan dari optimasi ini adalah
untuk mendapatkan research question yang kedua yaitu melakukan optimasi untuk
mendapatkan biaya yang optimal dengan probabilitas tertinggi dari setiap
tindakan korektif.
Ada beberapa langkah - langkah dalam melakukan optimasi dengan
bantuan program @risk 4.5 yaitu :
- Buka aplikasi @risk 4.5 dan file yang akan dioptimasi
- Menentukan output dari estimasi
- Menentukan setting iterasi
- Menentukan jenis report atau output dari nilai yang akan dioptimasi
- Running simulasi
Dari tahapan di atas maka untuk setiap nilai yang dioptimasi akan
didapatkan probabilitas terjadinya nilai yang dioptimasi. Optimasi biaya tindakan
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

145
Universitas Indonesia
untuk masing masing tindakan korektif disertakan dalam lampiran dan optimasi
biaya tindakan korektif secara keseluruhan dengan enam simulasi adalah sebagai
berikut :
- Simulasi-1 : tindakan korektif untuk menyelesaikan sisa pekerjaan
shop weld sampai dengan akhir Desember 2009 dan pekerjaan field
weld selesai sampai dengan akhir Pebruari 2010, sesuai dengan gambar
5.5
- Simulasi-2 : tindakan korektif untuk menyelesaikan sisa pekerjaan
shop weld sampai dengan akhir Desember 2009 dan field weld sampai
dengan akhir Maret 2010, sesuai dengan gambar 5.6
- Simulasi-3 : tindakan korektif untuk menyelesaikan sisa pekerjaan
shop weld sampai dengan akhir Desember 2009 dan field weld sampai
dengan akhir April 2010, sesuai dengan gambar 5.7
- Simulasi-4 : tindakan korektif untuk menyelesaikan sisa pekerjaan
shop weld sampai dengan akhir Desember 2009 dan field weld sampai
dengan akhir Mei 2010, sesuai dengan gambar 5.8
- Simulasi-5 : tindakan korektif untuk menyelesaikan sisa pekerjaan
shop weld sampai dengan akhir Desember 2009 dan field weld sampai
dengan akhir Juni 2010, sesuai dengan gambar 5.9
- Simulasi-6 : tindakan korektif untuk menyelesaikan sisa pekerjaan
shop weld sampai dengan akhir Desember 2009 dan field weld sampai
dengan akhir Juli 2010, sesuai dengan gambar 5.10
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

146
Universitas Indonesia
Simulation Results forTotal Tindakan Korektif Sampai Februari 2010 / Total Biaya / I195
Statistic Value %tile ValueMinimum 1.550.722.944 5% 1.671.718.272
Maximum 1.998.967.936 10% 1.694.441.600
Mean 1.774.580.270 15% 1.709.266.176
Std Dev 62.388.554 20% 1.721.489.792
Variance 3,89233E+15 25% 1.731.941.504
Skewness 0,026939898 30% 1.741.234.176
Kurtosis 2,909161779 35% 1.749.797.632
Median 1.774.054.528 40% 1.758.301.440
Mode 1.679.420.288 45% 1.766.266.880
Left X 1.671.718.272 50% 1.774.054.528
Left P 5% 55% 1.782.110.848
Right X 1.878.273.920 60% 1.790.429.952
Right P 95% 65% 1.799.223.040
Diff X 206.555.648 70% 1.807.283.200
Diff P 90% 75% 1.816.707.328
#Errors 0 80% 1.827.282.432
Filter Min 85% 1.839.377.664
Filter Max 90% 1.855.094.144
#Filtered 0 95% 1.878.273.920
Rank Name Regr Corr#1 Mhrs / Total Biaya / 0,390 0,390
#2 Mhrs / Total Biaya / 0,370 0,364
#3 Mhrs / Total Biaya / 0,335 0,328
#4 Mhrs / Total Biaya / 0,241 0,246
#5 Mhrs / Total Biaya / 0,231 0,219
#6 Mhrs / Total Biaya / 0,230 0,223
#7 Mhrs / Total Biaya / 0,217 0,205
#8 Mhrs / Total Biaya / 0,214 0,198
#9 Mhrs / Total Biaya / 0,209 0,217
#10 Mhrs / Total Biaya / 0,208 0,206
#11 Mhrs / Total Biaya / 0,188 0,203
#12 Mhrs / Total Biaya / 0,184 0,176
#13 Mhrs / Total Biaya / 0,181 0,171
#14 Mhrs / Total Biaya / 0,174 0,170
#15 Mhrs / Total Biaya / 0,147 0,147
#16 Mhrs / Total Biaya / 0,109 0,107
Workbook Name l Analisa Tindakan Korektif Rev
Number of Simulations 1
Number of Iterations 10000
00:00:53
Number of Inputs 232
Number of Outputs 15
Sampling Type Monte Carlo
Random Seed 5005734
Summary Information
Summary Statistics
Sensitivity
Simulation Start Time 30/12/2010 22:15
Simulation Stop Time 30/12/2010 22:16
Simulation Duration
Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Februari...
Valu
es in
10
-9
Values in Billions
0
1
2
3
4
5
6
7
Mean=1,77458E+09
1,55 1,7 1,85 21,55 1,7 1,85 2
5% 90% 5% 1,6717 1,8783
Mean=1,77458E+09
Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Februari...
Values in Billions
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
Mean=1,77458E+09
1,55 1,7 1,85 21,55 1,7 1,85 2
5% 90% 5% 1,6717 1,8783
Mean=1,77458E+09
Regression Sensitivity for Cell I195
Std b Coefficients
Mhrs / Total Biaya/I69 ,114 Mhrs / Total Biaya/I71 ,143 Mhrs / Total Biaya/I67 ,175 Mhrs / Total Biaya/I69 ,179 Mhrs / Total Biaya/I60 ,18 Mhrs / Total Biaya/I59 ,186 Mhrs / Total Biaya/I63 ,212 Mhrs / Total Biaya/I72 ,214 Mhrs / Total Biaya/I62 ,22 Mhrs / Total Biaya/I71 ,221 Mhrs / Total Biaya/I65 ,232 Mhrs / Total Biaya/I57 ,235 Mhrs / Total Biaya/I66 ,239 Mhrs / Total Biaya/I68 ,339 Mhrs / Total Biaya/I68 ,37 Mhrs / Total Biaya/I14 ,392
-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1
Gambar 5.5 Optimasi Tindakan Korektif Sampai Dengan Pebruari 2010 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

147
Universitas Indonesia
Simulation Results forTotal Tindakan Korektif Sampai Maret 2010 / Total Biaya / I197
Statistic Value %tile ValueMinimum 1.755.001.088 5% 1.918.980.352
Maximum 2.341.331.200 10% 1.947.168.640
Mean 2.045.421.115 15% 1.965.669.760
Std Dev 76.798.778 20% 1.980.241.536
Variance 5,89805E+15 25% 1.992.422.144
Skewness 0,058659188 30% 2.004.180.864
Kurtosis 2,939801334 35% 2.015.619.584
Median 2.044.694.400 40% 2.025.520.000
Mode 1.967.211.392 45% 2.034.922.368
Left X 1.918.980.352 50% 2.044.694.400
Left P 5% 55% 2.054.593.792
Right X 2.172.138.240 60% 2.064.410.880
Right P 95% 65% 2.074.510.848
Diff X 253.157.888 70% 2.085.554.048
Diff P 90% 75% 2.096.521.088
#Errors 0 80% 2.110.444.416
Filter Min 85% 2.125.375.360
Filter Max 90% 2.145.208.576
#Filtered 0 95% 2.172.138.240
Rank Name Regr Corr#1 Mhrs / Total Biaya / 0,401 0,395
#2 Mhrs / Total Biaya / 0,314 0,302
#3 Mhrs / Total Biaya / 0,259 0,265
#4 Mhrs / Total Biaya / 0,258 0,245
#5 Mhrs / Total Biaya / 0,252 0,255
#6 Mhrs / Total Biaya / 0,250 0,232
#7 Mhrs / Total Biaya / 0,244 0,233
#8 Mhrs / Total Biaya / 0,241 0,232
#9 Mhrs / Total Biaya / 0,229 0,216
#10 Mhrs / Total Biaya / 0,226 0,214
#11 Mhrs / Total Biaya / 0,202 0,195
#12 Mhrs / Total Biaya / 0,198 0,191
#13 Mhrs / Total Biaya / 0,193 0,197
#14 Mhrs / Total Biaya / 0,192 0,177
#15 Mhrs / Total Biaya / 0,153 0,140
#16 Mhrs / Total Biaya / 0,122 0,119
Workbook Name l Analisa Tindakan Korektif Rev
Number of Simulations 1
Number of Iterations 10000
00:00:53
Number of Inputs 232
Number of Outputs 15
Sampling Type Monte Carlo
Random Seed 5005734
Summary Information
Summary Statistics
Sensitivity
Simulation Start Time 30/12/2010 22:15
Simulation Stop Time 30/12/2010 22:16
Simulation Duration
Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Maret 20...
Valu
es in
10
-9
Values in Billions
0
1
2
3
4
5
6
Mean=2,045421E+09
1,7 1,875 2,05 2,225 2,41,7 1,875 2,05 2,225 2,4
5% 90% 5% 1,919 2,1721
Mean=2,045421E+09
Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Maret 20...
Values in Billions
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
Mean=2,045421E+09
1,7 1,875 2,05 2,225 2,41,7 1,875 2,05 2,225 2,4
5% 90% 5% 1,919 2,1721
Mean=2,045421E+09
Regression Sensitivity for Cell I197
Std b Coefficients
Mhrs / Total Biaya/I93 ,124 Mhrs / Total Biaya/I95 ,153 Mhrs / Total Biaya/I93 ,19 Mhrs / Total Biaya/I91 ,192 Mhrs / Total Biaya/I84 ,194 Mhrs / Total Biaya/I83 ,2 Mhrs / Total Biaya/I87 ,23 Mhrs / Total Biaya/I96 ,232 Mhrs / Total Biaya/I86 ,239 Mhrs / Total Biaya/I95 ,242 Mhrs / Total Biaya/I89 ,253 Mhrs / Total Biaya/I92 ,258 Mhrs / Total Biaya/I81 ,258 Mhrs / Total Biaya/I90 ,258 Mhrs / Total Biaya/I14 ,318 Mhrs / Total Biaya/I92 ,404
-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1
Gambar 5.6 Optimasi Tindakan Korektif Sampai Dengan Maret 2010 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

148
Universitas Indonesia
Simulation Results forTotal Tindakan Korektif Sampai April 2010 / Total Biaya / I199
Statistic Value %tile ValueMinimum 1.941.428.480 5% 2.124.822.784
Maximum 2.612.318.464 10% 2.157.581.056
Mean 2.275.968.282 15% 2.179.523.328
Std Dev 92.204.068 20% 2.197.470.720
Variance 8,50159E+15 25% 2.211.895.040
Skewness ‐0,010723925 30% 2.226.201.088
Kurtosis 2,898605245 35% 2.240.321.536
Median 2.275.774.976 40% 2.251.868.160
Mode 2.056.361.600 45% 2.264.286.208
Left X 2.124.822.784 50% 2.275.774.976
Left P 5% 55% 2.288.235.008
Right X 2.425.434.368 60% 2.300.962.560
Right P 95% 65% 2.312.077.824
Diff X 300.611.584 70% 2.325.666.560
Diff P 90% 75% 2.338.536.448
#Errors 0 80% 2.354.180.608
Filter Min 85% 2.373.375.232
Filter Max 90% 2.393.811.968
#Filtered 0 95% 2.425.434.368
Rank Name Regr Corr#1 Mhrs / Total Biaya / $ 0,419 0,405
#2 Mhrs / Total Biaya / $ 0,271 0,265
#3 Mhrs / Total Biaya / $ 0,267 0,255
#4 Mhrs / Total Biaya / $ 0,266 0,265
#5 Mhrs / Total Biaya / $ 0,265 0,250
#6 Mhrs / Total Biaya / $ 0,251 0,252
#7 Mhrs / Total Biaya / $ 0,251 0,238
#8 Mhrs / Total Biaya / $ 0,240 0,231
#9 Mhrs / Total Biaya / $ 0,237 0,233
#10 Mhrs / Total Biaya / $ 0,201 0,184
#11 Mhrs / Total Biaya / $ 0,198 0,192
#12 Mhrs / Total Biaya / $ 0,197 0,201
#13 Mhrs / Total Biaya / $ 0,195 0,178
#14 Mhrs / Total Biaya / $ 0,190 0,188
#15 Mhrs / Total Biaya / $ 0,159 0,153
#16 Mhrs / Total Biaya / $ 0,135 0,129
Workbook Name il Analisa Tindakan Korektif Rev
Number of Simulations 1
Number of Iterations 10000
00:00:53
Number of Inputs 232
Number of Outputs 15
Sampling Type Monte Carlo
Random Seed 5005734
Summary Information
Summary Statistics
Sensitivity
Simulation Start Time 30/12/2010 22:15
Simulation Stop Time 30/12/2010 22:16
Simulation Duration
Distribution for Total Tindakan KorektifSampai April 20...
Valu
es in
10
-9
Values in Billions
0,000
0,500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
4,500
Mean=2,275968E+09
1,9 2,1 2,3 2,5 2,71,9 2,1 2,3 2,5 2,7
5% 90% 5% 2,1248 2,4254
Mean=2,275968E+09
Distribution for Total Tindakan KorektifSampai April 20...
Values in Billions
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
Mean=2,275968E+09
1,9 2,1 2,3 2,5 2,71,9 2,1 2,3 2,5 2,7
5% 90% 5% 2,1248 2,4254
Mean=2,275968E+09
Regression Sensitivity for Cell I199
Std b Coefficients
Mhrs / Total Biaya/I117 ,13 Mhrs / Total Biaya/I119 ,161 Mhrs / Total Biaya/I116 ,192 Mhrs / Total Biaya/I115 ,196 Mhrs / Total Biaya/I108 ,2 Mhrs / Total Biaya/I117 ,201 Mhrs / Total Biaya/I107 ,207 Mhrs / Total Biaya/I111 ,238 Mhrs / Total Biaya/I120 ,24 Mhrs / Total Biaya/I119 ,249 Mhrs / Total Biaya/I110 ,252 Mhrs / Total Biaya/I113 ,263 Mhrs / Total Biaya/I14 ,265 Mhrs / Total Biaya/I105 ,265 Mhrs / Total Biaya/I114 ,268 Mhrs / Total Biaya/I116 ,417
-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1
Gambar 5.7 Optimasi Tindakan Korektif Sampai Dengan April 2010 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

149
Universitas Indonesia
Simulation Results forTotal Tindakan Korektif Sampai Mei 2010 / Total Biaya / I201
Statistic Value %tile ValueMinimum 2.210.119.680 5% 2.407.431.680
Maximum 2.977.118.464 10% 2.444.477.440
Mean 2.587.615.814 15% 2.470.446.336
Std Dev 110.595.455 20% 2.490.875.392
Variance 1,22314E+16 25% 2.510.449.664
Skewness 0,062256717 30% 2.528.081.408
Kurtosis 2,810739366 35% 2.543.777.280
Median 2.587.118.592 40% 2.559.043.328
Mode 2.418.272.256 45% 2.573.325.312
Left X 2.407.431.680 50% 2.587.118.592
Left P 5% 55% 2.600.834.048
Right X 2.772.109.824 60% 2.614.725.376
Right P 95% 65% 2.628.472.832
Diff X 364.678.144 70% 2.645.399.552
Diff P 90% 75% 2.662.845.184
#Errors 0 80% 2.681.534.720
Filter Min 85% 2.704.327.424
Filter Max 90% 2.731.483.904
#Filtered 0 95% 2.772.109.824
Rank Name Regr Corr#1 Mhrs / Total Biaya / $ 0,417 0,427
#2 Mhrs / Total Biaya / $ 0,275 0,282
#3 Mhrs / Total Biaya / $ 0,268 0,266
#4 Mhrs / Total Biaya / $ 0,262 0,253
#5 Mhrs / Total Biaya / $ 0,250 0,255
#6 Mhrs / Total Biaya / $ 0,249 0,254
#7 Mhrs / Total Biaya / $ 0,240 0,233
#8 Mhrs / Total Biaya / $ 0,237 0,240
#9 Mhrs / Total Biaya / $ 0,216 0,214
#10 Mhrs / Total Biaya / $ 0,210 0,204
#11 Mhrs / Total Biaya / $ 0,206 0,198
#12 Mhrs / Total Biaya / $ 0,201 0,201
#13 Mhrs / Total Biaya / $ 0,196 0,200
#14 Mhrs / Total Biaya / $ 0,163 0,164
#15 Mhrs / Total Biaya / $ 0,155 0,154
#16 Mhrs / Total Biaya / $ 0,131 0,151
Workbook Name l Analisa Tindakan Korektif Rev
Number of Simulations 1
Number of Iterations 10000
00:00:53
Number of Inputs 232
Number of Outputs 15
Sampling Type Monte Carlo
Random Seed 5005734
Summary Information
Summary Statistics
Sensitivity
Simulation Start Time 30/12/2010 22:15
Simulation Stop Time 30/12/2010 22:16
Simulation Duration
Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Mei 2010...
Valu
es in
10
-9
Values in Billions
0,000
0,500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
Mean=2,587616E+09
2,2 2,4 2,6 2,8 32,2 2,4 2,6 2,8 3
5% 90% 5% 2,4074 2,7721
Mean=2,587616E+09
Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Mei 2010...
Values in Billions
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
Mean=2,587616E+09
2,2 2,4 2,6 2,8 32,2 2,4 2,6 2,8 3
5% 90% 5% 2,4074 2,7721
Mean=2,587616E+09
Regression Sensitivity for Cell I201
Std b Coefficients
Mhrs / Total Biaya/I141 ,13 Mhrs / Total Biaya/I140 ,153 Mhrs / Total Biaya/I143 ,16 Mhrs / Total Biaya/I139 ,199 Mhrs / Total Biaya/I132 ,2 Mhrs / Total Biaya/I141 ,202 Mhrs / Total Biaya/I131 ,21 Mhrs / Total Biaya/I14 ,221 Mhrs / Total Biaya/I135 ,238 Mhrs / Total Biaya/I144 ,24 Mhrs / Total Biaya/I143 ,249 Mhrs / Total Biaya/I134 ,252 Mhrs / Total Biaya/I137 ,261 Mhrs / Total Biaya/I138 ,269 Mhrs / Total Biaya/I129 ,269 Mhrs / Total Biaya/I140 ,417
-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1
Gambar 5.8 Optimasi Tindakan Korektif Sampai Dengan Mei 2010 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

150
Universitas Indonesia
Simulation Results forTotal Tindakan Korektif Sampai Juni 2010 / Total Biaya / I203
Statistic Value %tile ValueMinimum 2.417.510.400 5% 2.682.735.616
Maximum 3.305.537.536 10% 2.724.386.816
Mean 2.871.680.618 15% 2.752.646.144
Std Dev 114.457.355 20% 2.775.291.392
Variance 1,31005E+16 25% 2.794.444.800
Skewness ‐0,010640265 30% 2.811.620.608
Kurtosis 2,955199479 35% 2.828.786.688
Median 2.870.935.040 40% 2.843.810.048
Mode 2.609.683.456 45% 2.857.679.104
Left X 2.682.735.616 50% 2.870.935.040
Left P 5% 55% 2.886.481.920
Right X 3.060.617.216 60% 2.900.150.272
Right P 95% 65% 2.915.506.944
Diff X 377.881.600 70% 2.930.721.024
Diff P 90% 75% 2.949.279.488
#Errors 0 80% 2.968.067.840
Filter Min 85% 2.991.797.760
Filter Max 90% 3.019.137.280
#Filtered 0 95% 3.060.617.216
Rank Name Regr Corr#1 Mhrs / Total Biaya / 0,302 0,298
#2 Mhrs / Total Biaya / 0,302 0,303
#3 Mhrs / Total Biaya / 0,296 0,299
#4 Mhrs / Total Biaya / 0,283 0,279
#5 Mhrs / Total Biaya / 0,282 0,268
#6 Mhrs / Total Biaya / 0,272 0,271
#7 Mhrs / Total Biaya / 0,268 0,256
#8 Mhrs / Total Biaya / 0,230 0,218
#9 Mhrs / Total Biaya / 0,230 0,237
#10 Mhrs / Total Biaya / 0,227 0,231
#11 Mhrs / Total Biaya / 0,226 0,228
#12 Mhrs / Total Biaya / 0,215 0,211
#13 Mhrs / Total Biaya / 0,181 0,171
#14 Mhrs / Total Biaya / 0,153 0,140
#15 Mhrs / Total Biaya / 0,148 0,135
#16 Mhrs / Total Biaya / 0,139 0,140
Workbook Name il Analisa Tindakan Korektif Rev
Number of Simulations 1
Number of Iterations 10000
00:00:53
Number of Inputs 232
Number of Outputs 15
Sampling Type Monte Carlo
Random Seed 5005734
Summary Information
Summary Statistics
Sensitivity
Simulation Start Time 30/12/2010 22:15
Simulation Stop Time 30/12/2010 22:16
Simulation Duration
Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Juni 201...
Valu
es in
10
-9
Values in Billions
0,000
0,500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
Mean=2,871681E+09
2,4 2,65 2,9 3,15 3,42,4 2,65 2,9 3,15 3,4
5% 90% 5% 2,6827 3,0606
Mean=2,871681E+09
Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Juni 201...
Values in Billions
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
Mean=2,871681E+09
2,4 2,65 2,9 3,15 3,42,4 2,65 2,9 3,15 3,4
5% 90% 5% 2,6827 3,0606
Mean=2,871681E+09
Regression Sensitivity for Cell I203
Std b Coefficients
Mhrs / Total Biaya/I162 ,139 Mhrs / Total Biaya/I165 ,146 Mhrs / Total Biaya/I164 ,154 Mhrs / Total Biaya/I167 ,181 Mhrs / Total Biaya/I14 ,214 Mhrs / Total Biaya/I163 ,224 Mhrs / Total Biaya/I165 ,228 Mhrs / Total Biaya/I156 ,228 Mhrs / Total Biaya/I164 ,234 Mhrs / Total Biaya/I168 ,271 Mhrs / Total Biaya/I159 ,272 Mhrs / Total Biaya/I158 ,281 Mhrs / Total Biaya/I167 ,283 Mhrs / Total Biaya/I161 ,295 Mhrs / Total Biaya/I153 ,301 Mhrs / Total Biaya/I162 ,303
-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1
Gambar 5.9 Optimasi Tindakan Korektif Sampai Dengan Juni 2010 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

151
Universitas Indonesia
Simulation Results forTotal Tindakan Korektif Sampai Juli 2010 / Total Biaya / I205
Statistic Value %tile ValueMinimum 2.655.006.976 5% 2.920.618.752
Maximum 3.617.144.832 10% 2.966.793.472
Mean 3.131.399.460 15% 2.998.097.920
Std Dev 128.139.936 20% 3.023.865.856
Variance 1,64198E+16 25% 3.044.237.312
Skewness 0,033313771 30% 3.063.780.608
Kurtosis 2,916272663 35% 3.081.212.416
Median 3.130.614.016 40% 3.096.953.088
Mode 2.983.297.792 45% 3.114.086.656
Left X 2.920.618.752 50% 3.130.614.016
Left P 5% 55% 3.145.963.008
Right X 3.343.269.376 60% 3.162.371.328
Right P 95% 65% 3.180.666.624
Diff X 422.650.624 70% 3.198.409.216
Diff P 90% 75% 3.218.206.720
#Errors 0 80% 3.239.383.552
Filter Min 85% 3.266.586.112
Filter Max 90% 3.298.246.400
#Filtered 0 95% 3.343.269.376
Rank Name Regr Corr#1 Mhrs / Total Biaya / 0,307 0,306
#2 Mhrs / Total Biaya / 0,303 0,301
#3 Mhrs / Total Biaya / 0,297 0,303
#4 Mhrs / Total Biaya / 0,288 0,288
#5 Mhrs / Total Biaya / 0,284 0,261
#6 Mhrs / Total Biaya / 0,275 0,261
#7 Mhrs / Total Biaya / 0,272 0,274
#8 Mhrs / Total Biaya / 0,241 0,229
#9 Mhrs / Total Biaya / 0,239 0,229
#10 Mhrs / Total Biaya / 0,232 0,219
#11 Mhrs / Total Biaya / 0,225 0,218
#12 Mhrs / Total Biaya / 0,190 0,181
#13 Mhrs / Total Biaya / 0,184 0,163
#14 Mhrs / Total Biaya / 0,148 0,149
#15 Mhrs / Total Biaya / 0,144 0,159
#16 Mhrs / Total Biaya / 0,129 0,131
Workbook Name l Analisa Tindakan Korektif Rev
Number of Simulations 1
Number of Iterations 10000
00:00:53
Number of Inputs 232
Number of Outputs 15
Sampling Type Monte Carlo
Random Seed 5005734
Summary Information
Summary Statistics
Sensitivity
Simulation Start Time 30/12/2010 22:15
Simulation Stop Time 30/12/2010 22:16
Simulation Duration
Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Juli 201...
Valu
es in
10
-9
Values in Billions
0,000
0,500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
Mean=3,131399E+09
2,6 2,875 3,15 3,425 3,72,6 2,875 3,15 3,425 3,7
5% 90% 5% 2,9206 3,3433
Mean=3,131399E+09
Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Juli 201...
Values in Billions
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
Mean=3,131399E+09
2,6 2,875 3,15 3,425 3,72,6 2,875 3,15 3,425 3,7
5% 90% 5% 2,9206 3,3433
Mean=3,131399E+09
Regression Sensitivity for Cell I205
Std b Coefficients
Mhrs / Total Biaya/I182 ,132 Mhrs / Total Biaya/I186 ,144 Mhrs / Total Biaya/I189 ,149 Mhrs / Total Biaya/I191 ,185 Mhrs / Total Biaya/I14 ,191 Mhrs / Total Biaya/I187 ,227 Mhrs / Total Biaya/I180 ,233 Mhrs / Total Biaya/I189 ,233 Mhrs / Total Biaya/I188 ,241 Mhrs / Total Biaya/I192 ,272 Mhrs / Total Biaya/I183 ,274 Mhrs / Total Biaya/I191 ,288 Mhrs / Total Biaya/I182 ,288 Mhrs / Total Biaya/I185 ,298 Mhrs / Total Biaya/I186 ,304 Mhrs / Total Biaya/I177 ,308
-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1
Gambar 5.10 Optimasi Tindakan Korektif Sampai Dengan Juli 2010 Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

152
Universitas Indonesia
Dari hasil simulasi dengan program @risk 4.5 maka didapatkan beberapa
keputusan antara lain :
- Dari semua tindakan korektif sampai dengan Pebruari 2010 maka
probabilitas kejadian untuk biaya tindakan korektif adalah 50.79%,
artinya nilai sebesar IDR 1.775.327.279 untuk tindakan korektif
terhadap peristiwa resiko diatas probabilitasnya berada pada nilai rata
– rata. Sehingga untuk probabilitas yang lebih tinggi atau ≥ 95% maka
diperlukan total biaya tindakan preventif sebesar IDR 1.878.273.920.
- Dari semua tindakan korektif sampai dengan Maret 2010 maka
probabilitas kejadian untuk biaya tindakan korektif adalah 50.65%,
artinya nilai sebesar IDR 2.045.988.595 untuk tindakan korektif
terhadap peristiwa resiko diatas probabilitasnya berada pada nilai rata
– rata. Sehingga untuk probabilitas yang lebih tinggi atau ≥ 95% maka
diperlukan total biaya tindakan preventif sebesar IDR 2.172.138.240.
- Dari semua tindakan korektif sampai dengan April 2010 maka
probabilitas kejadian untuk biaya tindakan korektif adalah 50.33%,
artinya nilai sebesar IDR 2.276.590.306 untuk tindakan korektif
terhadap peristiwa resiko probabilitasnya dibawah nilai rata – rata.
Sehingga untuk probabilitas yang lebih tinggi atau ≥ 95% maka
diperlukan total biaya tindakan preventif sebesar IDR 2.425.434.368.
- Dari semua tindakan korektif sampai dengan Mei 2010 maka
probabilitas kejadian untuk biaya tindakan korektif adalah 50.07%,
artinya nilai sebesar IDR 2.587.311.227 untuk tindakan korektif
terhadap peristiwa resiko diatas probabilitasnya berada pada nilai rata
– rata. Sehingga untuk probabilitas yang lebih tinggi atau ≥ 95% maka
diperlukan total biaya tindakan preventif sebesar IDR 2.772.109.824.
- Dari semua tindakan korektif sampai dengan Juni 2010 maka
probabilitas kejadian untuk biaya tindakan korektif adalah 50.13%,
artinya nilai sebesar IDR 2.871.325.745 untuk tindakan korektif
terhadap peristiwa resiko diatas probabilitasnya berada pada nilai rata
– rata. Sehingga untuk probabilitas yang lebih tinggi atau ≥ 95% maka
diperlukan total biaya tindakan preventif sebesar IDR 3.060.617.216.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

153
Universitas Indonesia
- Dari semua tindakan korektif sampai dengan Juli 2010 maka
probabilitas kejadian untuk biaya tindakan korektif adalah 49.40%,
artinya nilai sebesar IDR 3.128.633.859 untuk tindakan korektif
terhadap peristiwa resiko diatas probabilitasnya berada pada nilai rata
– rata. Sehingga untuk probabilitas yang lebih tinggi atau ≥ 95% maka
diperlukan total biaya tindakan preventif sebesar IDR 3.343.269.376.
- Dari hasil simulai dengan program @risk 4.5, maka didapatkan lima
tindakan korektif yang paling sensitif kepada penambahan biaya
tindakan korektif yaitu : penambahan welding supervisor, penambahan
material handling engineer, penambahan piping engineer, penambahan
project control engineer dan penambahan construction control
engineer.
5.4 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan tahapan – tahapan analisa yang sudah dilakukan
maka didapatkan beberapa saran antara lain :
- Setelah melakukan beberapa tahap penelitian dan analisa pada studi
kasus penelitian ini, didapatkan perbandingan biaya untuk tindakan
preventif dan korektif, sebagai masukan buat proyek proyek kedepan
bahwa biaya tindakan pencegahan dampak dari suatu risiko jauh
lebih besar dari biaya tindakan pencegahan risiko tersebut.
- Untuk proyek – proyek kedepan diharapkan identifikasi dan analisa
risiko supaya benar – benar dilakukan secara cermat.
- Untuk proyek – proyek kedepan sangat perlu melakukan identifikasi
tindakan preventif dalam upaya mengurangi terjadinya peristiwa
risiko pada proyek maupun pada pekerjaan yang lebih spesifik.
- Dalam melakukan tindakan korektif harus melakukan analisa yang
mendalam berupa kajian atau optimasi, untuk mengetahui antara
biaya yang dikeluarkan dengan manfaat yang diperolah perusahaan
baik itu owner, kontraktor maupun subkontraktor.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

154
Universitas Indonesia
- Untuk mendapatkan biaya yang optimal dari suatu tindakan perlu
dilakukan beberapa tahapan analisa data yang lebih detail sehingga
didapatkan nilai yang optimal.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

155 Universitas Indonesia
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1 Pendahuluan
Setelah melakukan serangkaian penelitian terhadap study kasus
keterlambatan pekerjaan piping proyek X di PT. Y maka pada bab ini akan
dilakukan perbandingan analisa yang dilakukan pada penelitian terhadap validasi
data aktual yang didapatkan dari proyek X.
6.2 Pembahasan
6.2.1 Analisa Kualitatif dan Kuantitatif
Dari hasil analisa deskriptif maka didapatkan kesimpulan antara lain :
- Biaya tindakan korektif jauh lebih besar dibandingkan biaya tindakan
preventif, karena biaya untuk mengurangi dampak risiko yang sudah
terjadi jauh lebih besar dari biaya mencegah terjadinya risiko
tersebut.
- Adanya perbandingan biaya tindakan preventif terhadap biaya
tindakan korektif, menjadi lesson learn untuk proyek proyek kedepan
supaya identifikasi tindakan preventif suatu risiko dilakukan secara
cermat.
- Untuk mendapatkan biaya yang optimal perlu melakukan beberapa
tahapan analisa data sehingga biaya yang akan dikeluarkan
merupakan biaya yang benar benar optimal dan hasil yang didapatkan
maksimal.
- Identifikasi tindakan preventif sedini mungkin akan mempengaruhi
biaya penyelesaian pekerjaan dan semakin cepat melakukan tindakan
korektif maka dampak risiko akan semakin cepat dieliminir dan
tentunya biaya tindakan akan lebih sedikit.
- Tindakan korektif untuk mengurangi dampak risiko yang sudah
terjadi sangat mempengaruhi kinerja waktu suatu pekerjaan. Semakin
cepat tindakan korektif dilakukan maka kinerja waktu akan semakin
baik dan biaya tindakan perbaikannya cenderung lebih sedikit dan
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

156
Universitas Indonesia
semakin lama tindakan korektif dilakukan maka kinerja waktu akan
bermasalah dan biaya tindakannya cenderung lebih besar. Sesuai
dengan hasil dari serangkaian analisa sebelumnya maka semakin
lama tindakan korektif maka biaya yang akan dikeluarkan akan
semakin cenderung naik seperti dijelaskan pada gambar 6.1
1.500.000.000
2.500.000.000
3.500.000.000
1 2 3 4 5 6
Biaya Optimal Korektif vs Waktu
Gambar 6.1 : Biaya Korektif Terhadap Waktu Sumber : Hasil Olahan Sendiri
6.2.2 Validasi Hasil Analisa
Untuk memperkuat hasil analisa pada penelitian ini maka dilakukan
validasi data yaitu dengan membandingkan hasil analisa terhadap data aktual
proyek X. Didapatkan beberapa data aktual dari proyek X yang mendukung
analisa penelitian, antara lain :
- Rencana schedule untuk pekerjaan piping proyek X seharusnya
harus diselesaikan pada bulan Kesembilan belas pada jadwal proyek
dan aktualnya pekerjaan piping diselesaikan pada bulan kedua puluh
tiga.
- Sampai dengan bulan kedua puluh empat, ada perbedaan biaya
manpower pekerjaan piping antara rencana dan aktual, dimana nilai
aktual lebih rendah dari rencana (kekurangan manpower dari yang
sudah direncanakan).
- Mundurnya schedule penyelesaian pekerjaan piping juga berdampak
kepada penambahan biaya untuk material sebesar 42.44% dari
anggaran yang sudah ditentukan.
- Dampak dari penambahan biaya material sebesar 42.44% dari
anggaran yang sudah ditentukan juga berdampak kepada penambahan
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

157
Universitas Indonesia
biaya pemasangan pekerjaan piping sebesar 36.84% dari anggaran
yang sudah ditentukan.
6.3 Kesimpulan dan Saran Saran
Dari pembahasan di atas maka disimpulkan beberapa hal antara lain :
- Dari hasil analisa diharapkan adanya penambahan manpower dari sisi
engineering, procurement dan construction dengan biaya yang
optimal dengan tujuan supaya tiap tahapan pekerjaan dapat dilakukan
sesuai dengan schedule dan resources yang sudah direncanakan.
- Dari data aktual dilapangan diketahui bahwa aktual biaya manpower
tiap bulannya jauh lebih rendah dari biaya manpower yang sudah
direncanakan, sedangkan biaya material dan biaya pemasangan
mengalami penambahan yang cukup drastis.
- Kekurangan manpower pada tahap eksekusi untuk pekerjaan
engineering, procurement dan construction berdampak kepada
penambahan jumlah pekerjaan yang berdampak kepada penambahan
biaya material yang cukup signifikan. Penambahan jumlah material
yang cukup signifikan juga menyebabkan waktu penyelesaian
pekerjaan bertambah sehingga berdampak kepada penambahan biaya
pemasangan yang cukup signifikan juga.
- Kekurangan manpower sesuai dengan data aktual menjadi penguat
hasil analisa bahwa seharusnya ada penambahan manpower supaya
pembengkakan biaya material dan biaya pekerjaan dapat dikurangi.
Perbandingan kekurangan biaya manpower antara analisa dan data
aktual dijelaskan pada gambar 6.2.
1.500.000.000
2.500.000.000
3.500.000.000
1 2 3 4 5 6
Rencana
Analisa
Gambar 6.1 : Perbandingan Analisa dan Data Aktual Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

158
Universitas Indonesia
- Perlu ditingkatkan pemahaman dan penanganan risiko yang
berpengaruh pada kinerja waktu maupun biaya.
- Tindakan preventif terhadap suatu risiko jauh lebih baik
dibandingkan dengan tindakan korektif. Dampak biaya tindakan
korektif jauh lebih besar daripada tindakan korektif, dalam studi
kasus ini didapatkan perbandingan antara biaya korektif dan
preventif, yaitu biaya korektif lebih besar ±(5.2 – 9.2) X biaya
preventif.
- Pengelolaan risiko sebaiknya mempertimbangkan dampaknya
terhadap biaya penyelesaian pekerjaan dikarenakan biaya juga salah
satu kinerja utama dari proyek.
- Melakukan simulasi untuk mendapatkan harga tindakan yang optimal
sangat membantu untuk mengambil keputusan terhadap tindakan
yang akan dilakukan.
- Pemahaman yang mendalam alat bantu risiko sangat membantu untuk
mendapatkan analisa yang lebih akurat.
- Hasil analisa dalam penelitian ini menjadi lesson learn bagi PT. Y
untuk proyek yang sama, seharusnya memperhitungkan adanya biaya
biaya untuk pengelolaan risiko atau cost of quality yang dimasukkan
pada saat proposal.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

159 Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI
[1] Harold Kerzner, Ph.D, Project Management System Approach to
Planning, Scheduling and Controlling, 8th Edition. Hal 3
[2] Ir. Asiyanto, MBA, IPM., Construction Project Cost Manajement,
Pradnya Paramita, Jakarta, 2005. Hal. 151
[3] Massimoluigi C, PE CCE, Guidelines to Mitigate Schedule delay, from the
owner viewpoint, Cost Engineering Journal, 2005
[4] Murali S., Causes and effect of delay in Malasyan construction industri,
International Jurnal of Project Management, 2007
[5] Arlene M, Respect Triangle, Cost Engineering Journal Vol 5, 2009
[6] www.ch2mhill.com
[7] Jason W, Project Management Guide Book. Hal 4
[8] PMBOK Guide 4th edition. Hal 43
[9] PMBOK Guide 4th edition. Hal 39
[10] PMBOK Guide 4th edition, Hal 103
[11] PMBOK Guide 4th edition, Hhal 105
[12] PMBOK Guide 4th edition, Hal 113
[13] Radian Z, Bahan Kuliah Manajemen Proyek, 2009
[14] PMBOK Guide 4th edition, Hal 123
[15] PMBOK Guide 4th edition, Hal 125
[16] Harold Kerzner, Ph.D, Project Management a System Approach to
Planning, Scheduling and Controlling, 8th edition, 2003, Hal 380
[17] Ibid, hal 378
[18] Ibid, hal 387
[19] Dr. Janaka Y R, Project Planning and scheduling its impact to projct
outcome, AACE Journal, 2006
[20] Dr. Tarek Hegazi, P.Eng, Simplified Project Management for Construction
Practitioners, Cost Engineering Journal, 2006
[21] PMBOK Guide 4th edition, hal 129
[22] PMBOK Guide 4th edition, hal 133
[23] PMBOK Guide 4th edition, hal 137
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

160 Universitas Indonesia
[24] PMBOK Guide 4th edition, hal 128
[25] PMBOK Guide 4th edition, hal 142
[26] PMBOK Guide 4th edition, hal 147
[27] PMBOK Guide 4th edition, hal 153
[28] PMI Institut, The Practice Standard for Scheduling, PMI Global Standard,
2007. hal 1
[29] James P Lewis, Fundamental of Project Management, 3rd edition, 2007,
hal 72
[30] James P Lewis, Fundamental of Project Management, 3rd edition, 2007,
hal 73
[31] Harold Kerzner, Ph.D, Project Management a System Approach to
Planning, Scheduling and Controlling, 8th edition, 2003, hal 449 – 486
[32] Ir. Abrar Husen, MT, Manajemen Proyek, Andi, Yogyakarta, 2009, hal.
146.
[33] Ir. Abrar Husen, MT, Manajemen Proyek, Andi, Yogyakarta, 2009, hal.
147
[34] PMBOK Guide 4th edition, hal 161
[35] James P Lewis, Fundamental of Project Management, 3rd edition, 2007,
hal 100
[36] James P Lewis, Fundamental of Project Management, 3rd edition, 2007,
hal 102
[37] Mr. Nicholas J C, Analyse This, Project Control Analysis, AACE Journal,
2005
[38] PMBOK Guide 4th edition, hal 162
[39] Mr. Khalid S Al-Ghatani and Dr. Satish B. Mohan, Total Float
Management for Delay Analysis, AACE 2005
[40] Mr. Massimoluigi C, PE, CCE, Project Schedule Delay vs Strategic
Project Planning, AACE 2005
[41] Ahuja, H.N, “ Construction Performance Control by Network”, John
Willey&Sons, New York, 1976
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

161 Universitas Indonesia
[42] Clark Wilson,”An overview of Construction Claims : How they arised and
how to avoid them”, Seminar for construction contracting for public
entities in British Colombia, October, 31, 2002
[43] CM Popescu, C Charoengam, ”Project Planning, Scheduling, And Control
in Construction”,John Wiley & Sons, Canada, 1995, p.190
[44] MZ Abd Majid and Ronald MC Cafffer, “ Factors of Nonexcusable
Delays That Influence Contractors Performance”, Journal Of
Management In Engineering vol 14 May/June, 1998, p 42-48
[45] Mr. Nicholas J. Candela, Project Control Analysis, AACE 2005
[46] Ir. Abrar Husen, MT, Manajemen Proyek, Andi, Yogyakarta, 2009, hal.
162
[47] Oglesby. Productivity Improvement in Construction. Newyork. McGraw-
Hill. 1989 : 5
[48] H. Randolph Thomas, Carmen L. Napolitan. Quantitative Effect of
Construction Changes on Labor Productivity, Journal of Construction
Engineering and Management, September 1995 : 293
[49] Oglesby. Op.Cit h.13
[50] Oglesby. Op. Cit. H.14
[51] Thomas and Mathew 1985
[52] PMBOK Guide 4th edition, hal 165 – 167
[53] Harold Kerzner, Ph.D, Project Management a System Approach to
Planning, Scheduling and Controlling, 8th edition, 2003, hal 565
[54] Bill G Tompkins, Project Cost Control for Manager, Hal 6
[55] Dr. Janaka Ruwanpura and Dr. George J, P.Eng, Why Cost and Schedule
Overruns on Mega Oil Sands Projects?, Cost Engineering Journal, 2010
[56] Indriani Santoso, Analisa Overruns Biaya Pada Beberapa tipe Proyek
Konstruksi, Jurnal Teknik Sipil UK Petra
[57] Ir. Asiyanto,MBA,IPM, Construction Project Cost Management, Pradnya
Paramita, 2005.Hal 30
[58] PMBOK Guide 4th edition, hal 169
[59] Ir. Asiyanto, MBA, IPM, Construction Project cost management, PP 2005.
Hal 45
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

162 Universitas Indonesia
[60] PMBOK Guide 4th edition, hal 175
[61] Ir. Asiyanto,MBA,IPM, Construction Project Cost Management, Pradnya
Paramita, 2005.Hal 132
[62] PMBOK Guide 4th edition, hal 179
[63] PMBOK Guide 4th edition, hal 183
[64] Risk Management Standards Australia, AS/NZS 4360:1999
[65] PMBOK Guide 4th edition, hal 274
[66] Roger Planagan, Risk Management and Construction, Oxford 1993, Hal
97
[67] Palisade,Risk Analysis and Simulation add-in for Microsoft Excel, Palisade
Coorporation, 2005
[68] Dr. Prasanta Dey, Managing Risk of Large Scale Construction Projects,
Cost Engineering Jurnal, 2009
[69] HU Xingfu,Analysis and Evaluation on the Risk of the Construction
Project, Canadian Social Science Journal, 2009
[70] Soon Kim and Deepak Bajaj,Risk Management in Construction : An
Approach for Contractors in South Korea, Cost Engineering Jurnal, 2000
[71] Dr. Prasanta K Dey, Sthepen O O,Project Time Risk Analysis Through
simulation, Cost Engineering Jurnal, 2001
[72] Ir. Asiyanto, MBA,IPM, Manajemen Risiko Untuk Kontraktor, Pradnya
Paramita, 2009
[73] Palisade,Risk Analysis and Simulation add-in for Microsoft Excel, Palisade
Coorporation, 2005
[74] Palisade,Risk Analysis and Simulation add-in for Microsoft Excel, Palisade
Coorporation, 2005
[75] Robet K Yin, Studi Kasus Desain dan Metode, Rajagrafindo Perkasa,
Jakarta. 2002. hal 7
[76] Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,
Alfabeta, Jakarta. 2010. Hal 38
[77] Feryan Fadhin, Strategi Pengendalian Waktu Berbasis Risiko Dalam
Pelaksanaan Proyek EPC (Oil and Gas), UI, Jakarta. 2010. Hal 96
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

163 Universitas Indonesia
[78] Radian Z. Hosen, Presentasi EPC Project Overview, Jakarta, 24 Januari
2007
[79] Laporan bulanan Proyek X, 2010
[80] Imam Ghozali, 2001
[81] Singgih Santoso, 2003
[82] Drs. Ridwan, M.B.A,. Skala Pengukuran Variabel Variabel Penelitian,
Alfabeta Bandung 2002, hal 27
[83] Feryan Fadhin, Strategi Pengendalian Waktu Berbasis Risiko Dalam
Pelaksanaan Proyek EPC (Oil and Gas), UI, Jakarta. 2010. Hal 96, hal 159
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

164 Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Harold Kerzner, Ph.D, Project Management System Approach to Planning, Scheduling and Controlling, 8th Edition. Ir. Asiyanto, MBA, IPM., Construction Project Cost Management, Pradnya Paramita, Jakarta, 2005. Massimoluigi C, PE CCE, Guidelines to Mitigate Schedule Delay, from the Owner Viewpoint, Cost Engineering Journal, 2005. Murali S., Causes and effect of delay in Malasyan Construction Industri, International Jurnal of Project Management, 2007. Arlene M, Respect Triangle, Cost Engineering Journal Vol 5, 2009. www.ch2mhill.com. Jason W, Project Management Guide Book. PMBOK Guide 4th edition. Radian Z, Bahan Kuliah Manajemen Proyek, 2009 Dr. Janaka Y R, Project Planning and Scheduling its Impact to Projct Outcome, AACE Journal, 2006. Dr. Tarek Hegazi, P.Eng, Simplified Project Management for Construction Practitioners, Cost Engineering Journal, 2006. PMI Institut, The Practice Standard for Scheduling, PMI Global Standard, 2007. James P Lewis, Fundamental of Project Management, 3rd edition, 2007. Ir. Abrar Husen, MT, Manajemen Proyek, Andi, Yogyakarta, 2009. Mr. Nicholas J C, Analyse This, Project Control Analysis, AACE Journal, 2005. Mr. Khalid S Al-Ghatani and Dr. Satish B. Mohan, Total Float Management for Delay Analysis, AACE 2005. Ahuja, H.N, Construction Performance Control by Network, John Willey&Sons, New York, 1976. Clark Wilson, An overview of Construction Claims : How they arised and how to avoid them, Seminar for construction contracting for public entities in British Colombia, October, 31, 2002.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

165 Universitas Indonesia
CM Popescu, C Charoengam, Project Planning, Scheduling, And Control in Construction,John Wiley & Sons, Canada, 1995.
MZ Abd Majid and Ronald MC Cafffer, Factors of Nonexcusable Delays That Influence Contractors Performance, Journal Of Management In Engineering vol 14 May/June, 1998.
Mr. Nicholas J. Candela, Project Control Analysis, AACE 2005.
Oglesby. Productivity Improvement in Construction. Newyork. McGraw-Hill. 1989.
H. Randolph Thomas, Carmen L. Napolitan. Quantitative Effect of Construction Changes on Labor Productivity, Journal of Construction Engineering and Management, September 1995.
Thomas and Mathew 1985
Bill G Tompkins, Project Cost Control for Manager.
Dr. Janaka Ruwanpura and Dr. George J, P.Eng, Why Cost and Schedule Overruns on Mega Oil Sands Projects?, Cost Engineering Journal, 2010.
Indriani Santoso, Analisa Overruns Biaya Pada Beberapa tipe Proyek Konstruksi, Jurnal Teknik Sipil UK Petra.
Risk Management Standards Australia, AS/NZS 4360:1999.
Roger Planagan, Risk Management and Construction, Oxford 1993.
Palisade,Risk Analysis and Simulation add-in for Microsoft Excel, Palisade Coorporation, 2005.
Dr. Prasanta Dey, Managing Risk of Large Scale Construction Projects, Cost Engineering Jurnal, 2009.
HU Xingfu,Analysis and Evaluation on the Risk of the Construction Project, Canadian Social Science Journal, 2009.
Soon Kim and Deepak Bajaj,Risk Management in Construction : An Approach for Contractors in South Korea, Cost Engineering Jurnal, 2000.
Dr. Prasanta K Dey, Sthepen O O,Project Time Risk Analysis Through simulation, Cost Engineering Jurnal, 2001.
Ir. Asiyanto, MBA,IPM, Manajemen Risiko Untuk Kontraktor, Pradnya Paramita, 2009.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

166 Universitas Indonesia
Robet K Yin, Studi Kasus Desain dan Metode, Rajagrafindo Perkasa, Jakarta. 2002.
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Jakarta. 2010.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

167
DAFTAR LAMPIRAN 1 :
Hasil Simulasi Tindakan Korektif
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Simulation Results forTotal Biaya Korektif CX1 / Total Biaya / I8
Statistic Value %tile ValueMinimum 21.127.866 5% 23.411.284
Maximum 32.655.748 10% 24.001.164
Mean 26.549.102 15% 24.415.756
Std Dev 1.985.520 20% 24.767.458
Variance 3,94229E+12 25% 25.082.832
Skewness 0,136626032 30% 25.376.404
Kurtosis 2,523305482 35% 25.667.484
Median 26.490.206 40% 25.960.338
Mode 24.084.744 45% 26.228.906
Left X 23.411.284 50% 26.490.206
Workbook Name Analisa Tindakan Korektif Re
Number of Simulations 1
Number of Iterations 10000
00:00:53
Number of Inputs 232
Number of Outputs 15
Sampling Type Monte Carlo
Random Seed 5005734
Summary Information
Summary Statistics
Simulation Start Time 30/12/2010 22:15
Simulation Stop Time 30/12/2010 22:16
Simulation Duration
Distribution for Total Biaya KorektifCX1 / Total Biaya/I8
Val
ues
in 1
0 -7
Values in Millions
0,0000,2000,4000,6000,8001,0001,2001,4001,6001,8002,000
Mean=2,65491E+07
20 23,5 27 30,5 3420 23,5 27 30,5 34
5% 90% 5% 23,4113 29,9433
Mean=2,65491E+07
Distribution for Total Biaya KorektifCX1 / Total Biaya/I8
0,600
0,800
1,000 Mean=2,65491E+07 Mean=2,65491E+07
Left X 23.411.284 50% 26.490.206
Left P 5% 55% 26.749.526
Right X 29.943.286 60% 27.007.890
Right P 95% 65% 27.306.438
Diff X 6.532.002 70% 27.605.376
Diff P 90% 75% 27.943.254
#Errors 0 80% 28.325.760
Filter Min 85% 28.737.050
Filter Max 90% 29.250.524
#Filtered 0 95% 29.943.286
Rank Name Regr Corr#1 Mhrs / Total Biaya 0,767 0,771
#2 Mhrs / Total Biaya 0,500 0,490
#3 Mhrs / Total Biaya 0,332 0,315
#4 Mhrs / Total Biaya 0,212 0,216
#5 Mhrs / Total Biaya 0,000 ‐0,022
#6 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,019
#7 Mhrs / Total Biaya 0,000 ‐0,027
#8 Mhrs / Total Biaya 0,000 ‐0,021
#9 Mhrs / Total Biaya 0,000 ‐0,025
#10 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,023
#11 Mhrs / Total Biaya 0,000 ‐0,019
#12 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,025
#13 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,019
#14 Mhrs / Total Biaya 0,000 ‐0,020
#15 Mhrs / Total Biaya 0,000 ‐0,022
Sensitivity
Distribution for Total Biaya KorektifCX1 / Total Biaya/I8
Val
ues
in 1
0 -7
Values in Millions
0,0000,2000,4000,6000,8001,0001,2001,4001,6001,8002,000
Mean=2,65491E+07
20 23,5 27 30,5 3420 23,5 27 30,5 34
5% 90% 5% 23,4113 29,9433
Mean=2,65491E+07
Distribution for Total Biaya KorektifCX1 / Total Biaya/I8
Values in Millions
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
Mean=2,65491E+07
20 23,5 27 30,5 3420 23,5 27 30,5 34
5% 90% 5% 23,4113 29,9433
Mean=2,65491E+07
Regression Sensitivity for Total BiayaKorektif CX1 / To...
Std b Coefficients
Mhrs / Total Biaya/I187 ,001 Mhrs / Total Biaya/I139 ,001 Mhrs / Total Biaya/I38 ,001 Mhrs / Total Biaya/I182 ,001
Mhrs / Total Biaya/I92-,001 Mhrs / Total Biaya/I84 ,001
Mhrs / Total Biaya/I85-,001 Mhrs / Total Biaya/I117-,001 Mhrs / Total Biaya/I107-,001 Mhrs / Total Biaya/I115-,001
Mhrs / Total Biaya/I6 ,212 Mhrs / Total Biaya/I6 ,332 Mhrs / Total Biaya/I7 ,5 Mhrs / Total Biaya/I7 ,767
-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1
#15 Mhrs / Total Biaya 0,000 ‐0,022
#16 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,024
Distribution for Total Biaya KorektifCX1 / Total Biaya/I8
Val
ues
in 1
0 -7
Values in Millions
0,0000,2000,4000,6000,8001,0001,2001,4001,6001,8002,000
Mean=2,65491E+07
20 23,5 27 30,5 3420 23,5 27 30,5 34
5% 90% 5% 23,4113 29,9433
Mean=2,65491E+07
Distribution for Total Biaya KorektifCX1 / Total Biaya/I8
Values in Millions
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
Mean=2,65491E+07
20 23,5 27 30,5 3420 23,5 27 30,5 34
5% 90% 5% 23,4113 29,9433
Mean=2,65491E+07
Regression Sensitivity for Total BiayaKorektif CX1 / To...
Std b Coefficients
Mhrs / Total Biaya/I187 ,001 Mhrs / Total Biaya/I139 ,001 Mhrs / Total Biaya/I38 ,001 Mhrs / Total Biaya/I182 ,001
Mhrs / Total Biaya/I92-,001 Mhrs / Total Biaya/I84 ,001
Mhrs / Total Biaya/I85-,001 Mhrs / Total Biaya/I117-,001 Mhrs / Total Biaya/I107-,001 Mhrs / Total Biaya/I115-,001
Mhrs / Total Biaya/I6 ,212 Mhrs / Total Biaya/I6 ,332 Mhrs / Total Biaya/I7 ,5 Mhrs / Total Biaya/I7 ,767
-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Simulation Results forTotal Biaya Korektif CX2 / Total Biaya / I16
Statistic Value %tile ValueMinimum 77.952.816 5% 88.255.680
Maximum 184.856.912 10% 92.597.888
Mean 126.928.729 15% 97.076.376
Std Dev 25.416.371 20% 101.453.208
Variance 6,45992E+14 25% 105.436.720
Skewness 0,094046614 30% 109.721.424
Kurtosis 1,974286239 35% 113.887.064
Median 126.317.336 40% 117.843.384
Mode 92.606.824 45% 121.911.840
Left X 88.255.680 50% 126.317.336
Left P 5% 55% 130.541.624
Workbook Name Analisa Tindakan Korektif Re
Number of Simulations 1
Number of Iterations 10000
00:00:53
Number of Inputs 232
Number of Outputs 15
Sampling Type Monte Carlo
Random Seed 5005734
Summary Information
Summary Statistics
Simulation Start Time 30/12/2010 22:15
Simulation Stop Time 30/12/2010 22:16
Simulation Duration
Distribution for Total Biaya KorektifCX2 / Total Biaya/I16
Valu
es in
10
-8
Values in Millions
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
1,200
1,400
Mean=1,269287E+08
60 95 130 165 20060 95 130 165 200
5% 90% 5% 88,2557 168,2881
Mean=1,269287E+08
Distribution for Total Biaya KorektifCX2 / Total Biaya/I16
0,400
0,600
0,800
1,000 Mean=1,269287E+08 Mean=1,269287E+08
Right X 168.288.064 60% 134.983.136
Right P 95% 65% 139.148.896
Diff X 80.032.384 70% 143.698.304
Diff P 90% 75% 147.644.608
#Errors 0 80% 151.751.936
Filter Min 85% 156.402.512
Filter Max 90% 161.570.512
#Filtered 0 95% 168.288.064
Rank Name Regr Corr#1 Mhrs / Total Biaya 0,964 0,966
#2 Mhrs / Total Biaya 0,265 0,246
#3 Mhrs / Total Biaya ‐0,001 0,021
#4 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,017
#5 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,018
#6 Mhrs / Total Biaya 0,000 ‐0,020
#7 Mhrs / Total Biaya 0,000 ‐0,021
#8 Mhrs / Total Biaya 0,000 ‐0,022
#9 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,018
#10 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,021
#11 Mhrs / Total Biaya 0,000 ‐0,017
#12 Mhrs / Total Biaya 0,000 ‐0,019
#13 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,022
#14 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,018
#15 Mhrs / Total Biaya 0,000 ‐0,022
#16 Mhrs / Total Biaya 0,000 ‐0,024
Sensitivity
Distribution for Total Biaya KorektifCX2 / Total Biaya/I16
Valu
es in
10
-8
Values in Millions
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
1,200
1,400
Mean=1,269287E+08
60 95 130 165 20060 95 130 165 200
5% 90% 5% 88,2557 168,2881
Mean=1,269287E+08
Distribution for Total Biaya KorektifCX2 / Total Biaya/I16
Values in Millions
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
Mean=1,269287E+08
60 95 130 165 20060 95 130 165 200
5% 90% 5% 88,2557 168,2881
Mean=1,269287E+08
Regression Sensitivity for Total BiayaKorektif CX2 / To...
Std b Coefficients
Mhrs / Total Biaya/I106-,001 Mhrs / Total Biaya/I57-,001
Mhrs / Total Biaya/I158 ,001 Mhrs / Total Biaya/I138 ,001 Mhrs / Total Biaya/I113 ,001 Mhrs / Total Biaya/I161 ,001 Mhrs / Total Biaya/I191 ,001
Mhrs / Total Biaya/I143-,001 Mhrs / Total Biaya/I168-,001
Mhrs / Total Biaya/I45-,001 Mhrs / Total Biaya/I70 ,001
Mhrs / Total Biaya/I35-,001 Mhrs / Total Biaya/I153-,001
Mhrs / Total Biaya/I118 ,003 Mhrs / Total Biaya/I14 ,265 Mhrs / Total Biaya/I14 ,964
-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Simulation Results forTotal Biaya Korektif CX7 / Total Biaya / I25
Statistic Value %tile ValueMinimum 1.592.084 5% 1.763.007
Maximum 3.158.004 10% 1.842.789
Mean 2.322.066 15% 1.904.218
Std Dev 357.556 20% 1.964.885
Variance 1,27847E+11 25% 2.022.133
Skewness 0,067609239 30% 2.082.685
Kurtosis 2,049938884 35% 2.143.315
Median 2.323.487 40% 2.202.669
Mode 2.099.505 45% 2.263.843
Left X 1.763.007 50% 2.323.487
Left P 5% 55% 2.380.852
Workbook Name Analisa Tindakan Korektif Re
Number of Simulations 1
Number of Iterations 10000
00:00:53
Number of Inputs 232
Number of Outputs 15
Sampling Type Monte Carlo
Random Seed 5005734
Summary Information
Summary Statistics
Simulation Start Time 30/12/2010 22:15
Simulation Stop Time 30/12/2010 22:16
Simulation Duration
Distribution for Total Biaya KorektifCX7 / Total Biaya/I25
Valu
es in
10
-7
Values in Millions
0123456789
10
Mean=2322066
1,4 2 2,6 3,21,4 2 2,6 3,2
5% 90% 5% 1,763 2,9005
Mean=2322066
Distribution for Total Biaya KorektifCX7 / Total Biaya/I25
0,400
0,600
0,800
1,000 Mean=2322066 Mean=2322066
Right X 2.900.493 60% 2.440.587
Right P 95% 65% 2.494.560
Diff X 1.137.487 70% 2.550.621
Diff P 90% 75% 2.603.718
#Errors 0 80% 2.664.952
Filter Min 85% 2.729.943
Filter Max 90% 2.796.896
#Filtered 0 95% 2.900.493
Rank Name Regr Corr#1 Mhrs / Total Biaya 0,941 0,942
#2 Mhrs / Total Biaya 0,342 0,318
#3 Mhrs / Total Biaya 0,001 0,019
#4 Mhrs / Total Biaya 0,000 ‐0,017
#5 Mhrs / Total Biaya 0,000 ‐0,024
#6 Mhrs / Total Biaya 0,000 ‐0,017
#7 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,018
#8 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,023
#9 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,017
#10 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,024
#11 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,017
#12 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,018
#13 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,018
#14 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,023
#15 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,034
#16 Mhrs / Total Biaya 0,000 ‐0,018
Sensitivity
Distribution for Total Biaya KorektifCX7 / Total Biaya/I25
Valu
es in
10
-7
Values in Millions
0123456789
10
Mean=2322066
1,4 2 2,6 3,21,4 2 2,6 3,2
5% 90% 5% 1,763 2,9005
Mean=2322066
Distribution for Total Biaya KorektifCX7 / Total Biaya/I25
Values in Millions
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
Mean=2322066
1,4 2 2,6 3,21,4 2 2,6 3,2
5% 90% 5% 1,763 2,9005
Mean=2322066
Regression Sensitivity for Total BiayaKorektif CX7 / To...
Std b Coefficients
Mhrs / Total Biaya/I86-,001 Mhrs / Total Biaya/I90 ,001
Mhrs / Total Biaya/I138-,001 Mhrs / Total Biaya/I165 ,001
Mhrs / Total Biaya/I153-,001 Mhrs / Total Biaya/I35 ,001 Mhrs / Total Biaya/I115 ,001 Mhrs / Total Biaya/I81 ,001 Mhrs / Total Biaya/I105 ,001 Mhrs / Total Biaya/I159 ,001
Mhrs / Total Biaya/I134-,001 Mhrs / Total Biaya/I158 ,001 Mhrs / Total Biaya/I183 ,001 Mhrs / Total Biaya/I23 ,342 Mhrs / Total Biaya/I23 ,941
-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Simulation Results forTotal Biaya Field Weld ‐ Peb'10 / Total Biaya / I73
Statistic Value %tile ValueMinimum 1.268.560.256 5% 1.360.877.696
Maximum 1.637.102.464 10% 1.380.803.584
Mean 1.452.528.519 15% 1.393.673.344
Std Dev 56.301.821 20% 1.404.584.960
Variance 3,1699E+15 25% 1.413.560.704
Skewness 0,0469709 30% 1.421.630.976
Kurtosis 2,880951168 35% 1.429.831.424
Median 1.452.351.488 40% 1.437.495.936
Mode 1.341.261.184 45% 1.444.803.456
Left X 1.360.877.696 50% 1.452.351.488
Left P 5% 55% 1.459.398.528
Workbook Name l Analisa Tindakan Korektif Rev
Number of Simulations 1
Number of Iterations 10000
00:00:53
Number of Inputs 232
Number of Outputs 15
Sampling Type Monte Carlo
Random Seed 5005734
Summary Information
Summary Statistics
Simulation Start Time 30/12/2010 22:15
Simulation Stop Time 30/12/2010 22:16
Simulation Duration
Distribution for Total Biaya Field Weld- Peb'10 / Total...
Valu
es in
10
-9
Values in Billions
0
1
2
3
4
5
6
7
Mean=1,452529E+09
1,25 1,35 1,45 1,55 1,651,25 1,35 1,45 1,55 1,65
5% 90% 5% 1,3609 1,5468
Mean=1,452529E+09
Distribution for Total Biaya Field Weld- Peb'10 / Total...
0,400
0,600
0,800
1,000 Mean=1,452529E+09 Mean=1,452529E+09
Right X 1.546.763.520 60% 1.466.712.192
Right P 95% 65% 1.474.436.352
Diff X 185.885.824 70% 1.481.872.384
Diff P 90% 75% 1.490.650.368
#Errors 0 80% 1.500.103.168
Filter Min 85% 1.510.910.592
Filter Max 90% 1.525.758.848
#Filtered 0 95% 1.546.763.520
Rank Name Regr Corr#1 Mhrs / Total Biaya / 0,409 0,401
#2 Mhrs / Total Biaya / 0,370 0,363
#3 Mhrs / Total Biaya / 0,267 0,262
#4 Mhrs / Total Biaya / 0,259 0,240
#5 Mhrs / Total Biaya / 0,258 0,251
#6 Mhrs / Total Biaya / 0,245 0,237
#7 Mhrs / Total Biaya / 0,241 0,221
#8 Mhrs / Total Biaya / 0,234 0,237
#9 Mhrs / Total Biaya / 0,232 0,234
#10 Mhrs / Total Biaya / 0,206 0,220
#11 Mhrs / Total Biaya / 0,202 0,196
#12 Mhrs / Total Biaya / 0,199 0,188
#13 Mhrs / Total Biaya / 0,190 0,186
#14 Mhrs / Total Biaya / 0,159 0,159
#15 Mhrs / Total Biaya / 0,129 0,111
#16 Mhrs / Total Biaya / 0,121 0,111
Sensitivity
Distribution for Total Biaya Field Weld- Peb'10 / Total...
Valu
es in
10
-9
Values in Billions
0
1
2
3
4
5
6
7
Mean=1,452529E+09
1,25 1,35 1,45 1,55 1,651,25 1,35 1,45 1,55 1,65
5% 90% 5% 1,3609 1,5468
Mean=1,452529E+09
Distribution for Total Biaya Field Weld- Peb'10 / Total...
Values in Billions
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
Mean=1,452529E+09
1,25 1,35 1,45 1,55 1,651,25 1,35 1,45 1,55 1,65
5% 90% 5% 1,3609 1,5468
Mean=1,452529E+09
Regression Sensitivity for Total BiayaField Weld - Peb'...
Std b Coefficients
Mhrs / Total Biaya/I66 ,122 Mhrs / Total Biaya/I69 ,128 Mhrs / Total Biaya/I71 ,157 Mhrs / Total Biaya/I67 ,193 Mhrs / Total Biaya/I69 ,198 Mhrs / Total Biaya/I60 ,198 Mhrs / Total Biaya/I59 ,206 Mhrs / Total Biaya/I63 ,234 Mhrs / Total Biaya/I72 ,237 Mhrs / Total Biaya/I62 ,244 Mhrs / Total Biaya/I71 ,245 Mhrs / Total Biaya/I65 ,257 Mhrs / Total Biaya/I57 ,261 Mhrs / Total Biaya/I66 ,265 Mhrs / Total Biaya/I68 ,374 Mhrs / Total Biaya/I68 ,408
-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Simulation Results forTotal Biaya Field Weld ‐ Jul'10 / Total Biaya / I193
Statistic Value %tile ValueMinimum 2.339.646.208 5% 2.604.032.512
Maximum 3.295.397.632 10% 2.648.919.808
Mean 2.809.347.709 15% 2.678.787.072
Std Dev 125.315.689 20% 2.703.600.896
Variance 1,5704E+16 25% 2.723.884.544
Skewness 0,026541114 30% 2.742.773.248
Kurtosis 2,937432035 35% 2.760.280.576
Median 2.809.107.968 40% 2.776.748.032
Mode 2.584.052.480 45% 2.793.442.048
Left X 2.604.032.512 50% 2.809.107.968
Left P 5% 55% 2.823.965.696
Workbook Name il Analisa Tindakan Korektif Rev
Number of Simulations 1
Number of Iterations 10000
00:00:53
Number of Inputs 232
Number of Outputs 15
Sampling Type Monte Carlo
Random Seed 5005734
Summary Information
Summary Statistics
Simulation Start Time 30/12/2010 22:15
Simulation Stop Time 30/12/2010 22:16
Simulation Duration
Distribution for Total Biaya Field Weld- Jul'10 / Total...
Valu
es in
10
-9
Values in Billions
0,000
0,500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
Mean=2,809348E+09
2,3 2,55 2,8 3,05 3,32,3 2,55 2,8 3,05 3,3
5% 90% 5% 2,604 3,0166
Mean=2,809348E+09
Distribution for Total Biaya Field Weld- Jul'10 / Total...
0,400
0,600
0,800
1,000 Mean=2,809348E+09 Mean=2,809348E+09
Right X 3.016.610.048 60% 2.840.295.680
Right P 95% 65% 2.856.477.696
Diff X 412.577.536 70% 2.875.155.456
Diff P 90% 75% 2.893.931.264
#Errors 0 80% 2.915.436.544
Filter Min 85% 2.939.778.816
Filter Max 90% 2.972.761.856
#Filtered 0 95% 3.016.610.048
Rank Name Regr Corr#1 Mhrs / Total Biaya / 0,314 0,313
#2 Mhrs / Total Biaya / 0,311 0,307
#3 Mhrs / Total Biaya / 0,303 0,306
#4 Mhrs / Total Biaya / 0,297 0,292
#5 Mhrs / Total Biaya / 0,290 0,268
#6 Mhrs / Total Biaya / 0,281 0,268
#7 Mhrs / Total Biaya / 0,278 0,281
#8 Mhrs / Total Biaya / 0,251 0,232
#9 Mhrs / Total Biaya / 0,241 0,234
#10 Mhrs / Total Biaya / 0,239 0,225
#11 Mhrs / Total Biaya / 0,232 0,223
#12 Mhrs / Total Biaya / 0,190 0,173
#13 Mhrs / Total Biaya / 0,151 0,150
#14 Mhrs / Total Biaya / 0,147 0,163
#15 Mhrs / Total Biaya / 0,133 0,118
#16 Mhrs / Total Biaya / 0,132 0,133
Sensitivity
Distribution for Total Biaya Field Weld- Jul'10 / Total...
Valu
es in
10
-9
Values in Billions
0,000
0,500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
Mean=2,809348E+09
2,3 2,55 2,8 3,05 3,32,3 2,55 2,8 3,05 3,3
5% 90% 5% 2,604 3,0166
Mean=2,809348E+09
Distribution for Total Biaya Field Weld- Jul'10 / Total...
Values in Billions
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
Mean=2,809348E+09
2,3 2,55 2,8 3,05 3,32,3 2,55 2,8 3,05 3,3
5% 90% 5% 2,604 3,0166
Mean=2,809348E+09
Regression Sensitivity for Total BiayaField Weld - Jul'...
Std b Coefficients
Mhrs / Total Biaya/I192 ,13 Mhrs / Total Biaya/I182 ,134 Mhrs / Total Biaya/I186 ,147 Mhrs / Total Biaya/I189 ,152 Mhrs / Total Biaya/I191 ,189 Mhrs / Total Biaya/I187 ,233 Mhrs / Total Biaya/I180 ,238 Mhrs / Total Biaya/I189 ,238 Mhrs / Total Biaya/I188 ,246 Mhrs / Total Biaya/I192 ,278 Mhrs / Total Biaya/I183 ,28 Mhrs / Total Biaya/I182 ,293 Mhrs / Total Biaya/I191 ,294 Mhrs / Total Biaya/I185 ,304 Mhrs / Total Biaya/I186 ,311 Mhrs / Total Biaya/I177 ,315
-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Simulation Results forTotal Biaya Field Weld ‐ Jun'10 / Total Biaya / I169
Statistic Value %tile ValueMinimum 2.119.845.248 5% 2.366.094.848
Maximum 3.004.252.928 10% 2.407.847.680
Mean 2.549.628.866 15% 2.433.905.920
Std Dev 111.059.812 20% 2.457.518.592
Variance 1,23343E+16 25% 2.474.673.664
Skewness ‐0,014818351 30% 2.491.213.312
Kurtosis 2,926376123 35% 2.505.684.224
Median 2.550.367.488 40% 2.520.395.264
Mode 2.415.979.264 45% 2.535.866.624
Left X 2.366.094.848 50% 2.550.367.488
Left P 5% 55% 2.563.239.168
Workbook Name l Analisa Tindakan Korektif Rev
Number of Simulations 1
Number of Iterations 10000
00:00:53
Number of Inputs 232
Number of Outputs 15
Sampling Type Monte Carlo
Random Seed 5005734
Summary Information
Summary Statistics
Simulation Start Time 30/12/2010 22:15
Simulation Stop Time 30/12/2010 22:16
Simulation Duration
Distribution for Total Biaya Field Weld- Jun'10 / Total...
Valu
es in
10
-9
Values in Billions
0,000
0,500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
Mean=2,549629E+09
2,1 2,35 2,6 2,85 3,12,1 2,35 2,6 2,85 3,1
5% 90% 5% 2,3661 2,7329
Mean=2,549629E+09
Distribution for Total Biaya Field Weld- Jun'10 / Total...
0,400
0,600
0,800
1,000 Mean=2,549629E+09 Mean=2,549629E+09
Right X 2.732.940.544 60% 2.577.777.152
Right P 95% 65% 2.593.244.160
Diff X 366.845.696 70% 2.608.549.120
Diff P 90% 75% 2.624.241.664
#Errors 0 80% 2.643.675.904
Filter Min 85% 2.667.285.248
Filter Max 90% 2.694.022.144
#Filtered 0 95% 2.732.940.544
Rank Name Regr Corr#1 Mhrs / Total Biaya / 0,313 0,306
#2 Mhrs / Total Biaya / 0,313 0,312
#3 Mhrs / Total Biaya / 0,303 0,308
#4 Mhrs / Total Biaya / 0,290 0,276
#5 Mhrs / Total Biaya / 0,286 0,286
#6 Mhrs / Total Biaya / 0,282 0,280
#7 Mhrs / Total Biaya / 0,275 0,262
#8 Mhrs / Total Biaya / 0,239 0,226
#9 Mhrs / Total Biaya / 0,235 0,234
#10 Mhrs / Total Biaya / 0,235 0,242
#11 Mhrs / Total Biaya / 0,233 0,238
#12 Mhrs / Total Biaya / 0,186 0,175
#13 Mhrs / Total Biaya / 0,157 0,145
#14 Mhrs / Total Biaya / 0,155 0,139
#15 Mhrs / Total Biaya / 0,143 0,144
#16 Mhrs / Total Biaya / 0,134 0,127
Sensitivity
Distribution for Total Biaya Field Weld- Jun'10 / Total...
Valu
es in
10
-9
Values in Billions
0,000
0,500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
Mean=2,549629E+09
2,1 2,35 2,6 2,85 3,12,1 2,35 2,6 2,85 3,1
5% 90% 5% 2,3661 2,7329
Mean=2,549629E+09
Distribution for Total Biaya Field Weld- Jun'10 / Total...
Values in Billions
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
Mean=2,549629E+09
2,1 2,35 2,6 2,85 3,12,1 2,35 2,6 2,85 3,1
5% 90% 5% 2,3661 2,7329
Mean=2,549629E+09
Regression Sensitivity for Total BiayaField Weld - Jun'...
Std b Coefficients
Mhrs / Total Biaya/I158 ,132 Mhrs / Total Biaya/I162 ,144 Mhrs / Total Biaya/I165 ,15 Mhrs / Total Biaya/I164 ,158 Mhrs / Total Biaya/I167 ,186 Mhrs / Total Biaya/I163 ,231 Mhrs / Total Biaya/I165 ,234 Mhrs / Total Biaya/I156 ,235 Mhrs / Total Biaya/I164 ,242 Mhrs / Total Biaya/I168 ,278 Mhrs / Total Biaya/I159 ,281 Mhrs / Total Biaya/I158 ,289 Mhrs / Total Biaya/I167 ,291 Mhrs / Total Biaya/I161 ,303 Mhrs / Total Biaya/I153 ,311 Mhrs / Total Biaya/I162 ,313
-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Simulation Results forTotal Biaya Field Weld ‐ Mar'10 / Total Biaya / I97
Statistic Value %tile ValueMinimum 1.461.874.176 5% 1.605.568.000
Maximum 1.990.512.384 10% 1.629.882.752
Mean 1.723.369.364 15% 1.648.112.896
Std Dev 72.439.664 20% 1.662.039.040
Variance 5,2475E+15 25% 1.674.151.424
Skewness 0,064078627 30% 1.684.736.256
Kurtosis 2,922860779 35% 1.695.108.608
Median 1.722.033.408 40% 1.704.404.864
Mode 1.584.610.304 45% 1.712.768.640
Left X 1.605.568.000 50% 1.722.033.408
Left P 5% 55% 1.731.131.008
Workbook Name l Analisa Tindakan Korektif Rev
Number of Simulations 1
Number of Iterations 10000
00:00:53
Number of Inputs 232
Number of Outputs 15
Sampling Type Monte Carlo
Random Seed 5005734
Summary Information
Summary Statistics
Simulation Start Time 30/12/2010 22:15
Simulation Stop Time 30/12/2010 22:16
Simulation Duration
Distribution for Total Biaya Field Weld- Mar'10 / Total...
Valu
es in
10
-9
Values in Billions
0
1
2
3
4
5
6
Mean=1,723369E+09
1,4 1,6 1,8 21,4 1,6 1,8 2
5% 90% 5% 1,6056 1,8439
Mean=1,723369E+09
Distribution for Total Biaya Field Weld- Mar'10 / Total...
0,400
0,600
0,800
1,000 Mean=1,723369E+09 Mean=1,723369E+09
Right X 1.843.923.840 60% 1.740.860.416
Right P 95% 65% 1.750.574.720
Diff X 238.355.840 70% 1.760.979.072
Diff P 90% 75% 1.772.212.352
#Errors 0 80% 1.784.252.672
Filter Min 85% 1.799.198.976
Filter Max 90% 1.817.447.552
#Filtered 0 95% 1.843.923.840
Rank Name Regr Corr#1 Mhrs / Total Biaya / 0,427 0,424
#2 Mhrs / Total Biaya / 0,275 0,264
#3 Mhrs / Total Biaya / 0,273 0,278
#4 Mhrs / Total Biaya / 0,267 0,269
#5 Mhrs / Total Biaya / 0,265 0,244
#6 Mhrs / Total Biaya / 0,257 0,250
#7 Mhrs / Total Biaya / 0,257 0,244
#8 Mhrs / Total Biaya / 0,243 0,231
#9 Mhrs / Total Biaya / 0,239 0,229
#10 Mhrs / Total Biaya / 0,212 0,212
#11 Mhrs / Total Biaya / 0,209 0,202
#12 Mhrs / Total Biaya / 0,206 0,207
#13 Mhrs / Total Biaya / 0,203 0,187
#14 Mhrs / Total Biaya / 0,161 0,151
#15 Mhrs / Total Biaya / 0,134 0,128
#16 Mhrs / Total Biaya / 0,114 0,117
Sensitivity
Distribution for Total Biaya Field Weld- Mar'10 / Total...
Valu
es in
10
-9
Values in Billions
0
1
2
3
4
5
6
Mean=1,723369E+09
1,4 1,6 1,8 21,4 1,6 1,8 2
5% 90% 5% 1,6056 1,8439
Mean=1,723369E+09
Distribution for Total Biaya Field Weld- Mar'10 / Total...
Values in Billions
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
Mean=1,723369E+09
1,4 1,6 1,8 21,4 1,6 1,8 2
5% 90% 5% 1,6056 1,8439
Mean=1,723369E+09
Regression Sensitivity for Total BiayaField Weld - Mar'...
Std b Coefficients
Mhrs / Total Biaya/I90 ,126 Mhrs / Total Biaya/I93 ,132 Mhrs / Total Biaya/I95 ,163 Mhrs / Total Biaya/I93 ,203 Mhrs / Total Biaya/I91 ,203 Mhrs / Total Biaya/I84 ,204 Mhrs / Total Biaya/I83 ,212 Mhrs / Total Biaya/I87 ,245 Mhrs / Total Biaya/I96 ,246 Mhrs / Total Biaya/I86 ,254 Mhrs / Total Biaya/I95 ,258 Mhrs / Total Biaya/I89 ,269 Mhrs / Total Biaya/I90 ,273 Mhrs / Total Biaya/I81 ,273 Mhrs / Total Biaya/I92 ,274 Mhrs / Total Biaya/I92 ,429
-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Simulation Results forTotal Biaya Field Weld ‐ Mei'10 / Total Biaya / I145
Statistic Value %tile ValueMinimum 1.923.797.632 5% 2.089.322.240
Maximum 2.655.968.512 10% 2.125.925.248
Mean 2.265.564.063 15% 2.152.334.592
Std Dev 107.506.234 20% 2.173.646.336
Variance 1,15576E+16 25% 2.192.209.152
Skewness 0,062189912 30% 2.208.239.616
Kurtosis 2,86044548 35% 2.223.538.944
Median 2.264.896.768 40% 2.238.412.288
Mode 2.128.052.224 45% 2.251.422.208
Left X 2.089.322.240 50% 2.264.896.768
Left P 5% 55% 2.277.638.144
Workbook Name l Analisa Tindakan Korektif Rev
Number of Simulations 1
Number of Iterations 10000
00:00:53
Number of Inputs 232
Number of Outputs 15
Sampling Type Monte Carlo
Random Seed 5005734
Summary Information
Summary Statistics
Simulation Start Time 30/12/2010 22:15
Simulation Stop Time 30/12/2010 22:16
Simulation Duration
Distribution for Total Biaya Field Weld- Mei'10 / Total...
Valu
es in
10
-9
Values in Billions
0,000
0,500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
Mean=2,265564E+09
1,9 2,1 2,3 2,5 2,71,9 2,1 2,3 2,5 2,7
5% 90% 5% 2,0893 2,4464
Mean=2,265564E+09
Distribution for Total Biaya Field Weld- Mei'10 / Total...
0,400
0,600
0,800
1,000 Mean=2,265564E+09 Mean=2,265564E+09
Right X 2.446.448.896 60% 2.290.808.576
Right P 95% 65% 2.305.392.896
Diff X 357.126.656 70% 2.321.301.760
Diff P 90% 75% 2.337.703.424
#Errors 0 80% 2.356.861.696
Filter Min 85% 2.377.810.688
Filter Max 90% 2.404.886.016
#Filtered 0 95% 2.446.448.896
Rank Name Regr Corr#1 Mhrs / Total Biaya / 0,429 0,439
#2 Mhrs / Total Biaya / 0,280 0,289
#3 Mhrs / Total Biaya / 0,276 0,276
#4 Mhrs / Total Biaya / 0,268 0,260
#5 Mhrs / Total Biaya / 0,257 0,258
#6 Mhrs / Total Biaya / 0,254 0,266
#7 Mhrs / Total Biaya / 0,245 0,236
#8 Mhrs / Total Biaya / 0,245 0,249
#9 Mhrs / Total Biaya / 0,214 0,214
#10 Mhrs / Total Biaya / 0,211 0,207
#11 Mhrs / Total Biaya / 0,209 0,205
#12 Mhrs / Total Biaya / 0,202 0,205
#13 Mhrs / Total Biaya / 0,165 0,167
#14 Mhrs / Total Biaya / 0,158 0,162
#15 Mhrs / Total Biaya / 0,135 0,154
#16 Mhrs / Total Biaya / 0,116 0,129
Sensitivity
Distribution for Total Biaya Field Weld- Mei'10 / Total...
Valu
es in
10
-9
Values in Billions
0,000
0,500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
Mean=2,265564E+09
1,9 2,1 2,3 2,5 2,71,9 2,1 2,3 2,5 2,7
5% 90% 5% 2,0893 2,4464
Mean=2,265564E+09
Distribution for Total Biaya Field Weld- Mei'10 / Total...
Values in Billions
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
Mean=2,265564E+09
1,9 2,1 2,3 2,5 2,71,9 2,1 2,3 2,5 2,7
5% 90% 5% 2,0893 2,4464
Mean=2,265564E+09
Regression Sensitivity for Total BiayaField Weld - Mei'...
Std b Coefficients
Mhrs / Total Biaya/I138 ,127 Mhrs / Total Biaya/I141 ,133 Mhrs / Total Biaya/I140 ,159 Mhrs / Total Biaya/I143 ,165 Mhrs / Total Biaya/I139 ,204 Mhrs / Total Biaya/I132 ,206 Mhrs / Total Biaya/I141 ,208 Mhrs / Total Biaya/I131 ,216 Mhrs / Total Biaya/I135 ,245 Mhrs / Total Biaya/I144 ,246 Mhrs / Total Biaya/I143 ,257 Mhrs / Total Biaya/I134 ,258 Mhrs / Total Biaya/I137 ,268 Mhrs / Total Biaya/I129 ,277 Mhrs / Total Biaya/I138 ,277 Mhrs / Total Biaya/I140 ,43
-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Simulation Results forTotal Tindakan Korektif Sampai Februari 2010 / Total Biaya / I195
Statistic Value %tile ValueMinimum 1.550.722.944 5% 1.671.718.272
Maximum 1.998.967.936 10% 1.694.441.600
Mean 1.774.580.270 15% 1.709.266.176
Std Dev 62.388.554 20% 1.721.489.792
Variance 3,89233E+15 25% 1.731.941.504
Skewness 0,026939898 30% 1.741.234.176
Kurtosis 2,909161779 35% 1.749.797.632
Median 1.774.054.528 40% 1.758.301.440
Mode 1.679.420.288 45% 1.766.266.880
Workbook Name l Analisa Tindakan Korektif Rev
Number of Simulations 1
Number of Iterations 10000
00:00:53
Number of Inputs 232
Number of Outputs 15
Sampling Type Monte Carlo
Random Seed 5005734
Summary Information
Summary Statistics
Simulation Start Time 30/12/2010 22:15
Simulation Stop Time 30/12/2010 22:16
Simulation Duration
Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Februari...
Val
ues
in 1
0 -9
Values in Billions
0
1
2
3
4
5
6
7
Mean=1,77458E+09
1,55 1,7 1,85 21,55 1,7 1,85 2
5% 90% 5% 1,6717 1,8783
Mean=1,77458E+09
Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Februari...
0,600
0,800
1,000 Mean=1,77458E+09 Mean=1,77458E+09
Left X 1.671.718.272 50% 1.774.054.528
Left P 5% 55% 1.782.110.848
Right X 1.878.273.920 60% 1.790.429.952
Right P 95% 65% 1.799.223.040
Diff X 206.555.648 70% 1.807.283.200
Diff P 90% 75% 1.816.707.328
#Errors 0 80% 1.827.282.432
Filter Min 85% 1.839.377.664
Filter Max 90% 1.855.094.144
#Filtered 0 95% 1.878.273.920
Rank Name Regr Corr#1 Mhrs / Total Biaya / 0,390 0,390
#2 Mhrs / Total Biaya / 0,370 0,364
#3 Mhrs / Total Biaya / 0,335 0,328
#4 Mhrs / Total Biaya / 0,241 0,246
#5 Mhrs / Total Biaya / 0,231 0,219
#6 Mhrs / Total Biaya / 0,230 0,223
#7 Mhrs / Total Biaya / 0,217 0,205
#8 Mhrs / Total Biaya / 0,214 0,198
#9 Mhrs / Total Biaya / 0,209 0,217
#10 Mhrs / Total Biaya / 0,208 0,206
#11 Mhrs / Total Biaya / 0,188 0,203
#12 Mhrs / Total Biaya / 0,184 0,176
#13 Mhrs / Total Biaya / 0,181 0,171
/ /
Sensitivity
Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Februari...
Val
ues
in 1
0 -9
Values in Billions
0
1
2
3
4
5
6
7
Mean=1,77458E+09
1,55 1,7 1,85 21,55 1,7 1,85 2
5% 90% 5% 1,6717 1,8783
Mean=1,77458E+09
Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Februari...
Values in Billions
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
Mean=1,77458E+09
1,55 1,7 1,85 21,55 1,7 1,85 2
5% 90% 5% 1,6717 1,8783
Mean=1,77458E+09
Regression Sensitivity for Cell I195
Std b Coefficients
Mhrs / Total Biaya/I69 ,114 Mhrs / Total Biaya/I71 ,143 Mhrs / Total Biaya/I67 ,175 Mhrs / Total Biaya/I69 ,179 Mhrs / Total Biaya/I60 ,18 Mhrs / Total Biaya/I59 ,186 Mhrs / Total Biaya/I63 ,212 Mhrs / Total Biaya/I72 ,214 Mhrs / Total Biaya/I62 ,22 Mhrs / Total Biaya/I71 ,221 Mhrs / Total Biaya/I65 ,232 Mhrs / Total Biaya/I57 ,235 Mhrs / Total Biaya/I66 ,239 Mhrs / Total Biaya/I68 ,339 Mhrs / Total Biaya/I68 ,37 Mhrs / Total Biaya/I14 ,392
-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1#14 Mhrs / Total Biaya / 0,174 0,170
#15 Mhrs / Total Biaya / 0,147 0,147
Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Februari...
Val
ues
in 1
0 -9
Values in Billions
0
1
2
3
4
5
6
7
Mean=1,77458E+09
1,55 1,7 1,85 21,55 1,7 1,85 2
5% 90% 5% 1,6717 1,8783
Mean=1,77458E+09
Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Februari...
Values in Billions
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
Mean=1,77458E+09
1,55 1,7 1,85 21,55 1,7 1,85 2
5% 90% 5% 1,6717 1,8783
Mean=1,77458E+09
Regression Sensitivity for Cell I195
Std b Coefficients
Mhrs / Total Biaya/I69 ,114 Mhrs / Total Biaya/I71 ,143 Mhrs / Total Biaya/I67 ,175 Mhrs / Total Biaya/I69 ,179 Mhrs / Total Biaya/I60 ,18 Mhrs / Total Biaya/I59 ,186 Mhrs / Total Biaya/I63 ,212 Mhrs / Total Biaya/I72 ,214 Mhrs / Total Biaya/I62 ,22 Mhrs / Total Biaya/I71 ,221 Mhrs / Total Biaya/I65 ,232 Mhrs / Total Biaya/I57 ,235 Mhrs / Total Biaya/I66 ,239 Mhrs / Total Biaya/I68 ,339 Mhrs / Total Biaya/I68 ,37 Mhrs / Total Biaya/I14 ,392
-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Simulation Results forTotal Tindakan Korektif Sampai Maret 2010 / Total Biaya / I197
Statistic Value %tile ValueMinimum 1.755.001.088 5% 1.918.980.352
Maximum 2.341.331.200 10% 1.947.168.640
Mean 2.045.421.115 15% 1.965.669.760
Std Dev 76.798.778 20% 1.980.241.536
Variance 5,89805E+15 25% 1.992.422.144
Skewness 0,058659188 30% 2.004.180.864
Kurtosis 2,939801334 35% 2.015.619.584
Median 2.044.694.400 40% 2.025.520.000
Mode 1.967.211.392 45% 2.034.922.368
Workbook Name l Analisa Tindakan Korektif Rev
Number of Simulations 1
Number of Iterations 10000
00:00:53
Number of Inputs 232
Number of Outputs 15
Sampling Type Monte Carlo
Random Seed 5005734
Summary Information
Summary Statistics
Simulation Start Time 30/12/2010 22:15
Simulation Stop Time 30/12/2010 22:16
Simulation Duration
Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Maret 20...
Val
ues
in 1
0 -9
Values in Billions
0
1
2
3
4
5
6
Mean=2,045421E+09
1,7 1,875 2,05 2,225 2,41,7 1,875 2,05 2,225 2,4
5% 90% 5% 1,919 2,1721
Mean=2,045421E+09
Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Maret 20...
0,600
0,800
1,000 Mean=2,045421E+09 Mean=2,045421E+09
Left X 1.918.980.352 50% 2.044.694.400
Left P 5% 55% 2.054.593.792
Right X 2.172.138.240 60% 2.064.410.880
Right P 95% 65% 2.074.510.848
Diff X 253.157.888 70% 2.085.554.048
Diff P 90% 75% 2.096.521.088
#Errors 0 80% 2.110.444.416
Filter Min 85% 2.125.375.360
Filter Max 90% 2.145.208.576
#Filtered 0 95% 2.172.138.240
Rank Name Regr Corr#1 Mhrs / Total Biaya / 0,401 0,395
#2 Mhrs / Total Biaya / 0,314 0,302
#3 Mhrs / Total Biaya / 0,259 0,265
#4 Mhrs / Total Biaya / 0,258 0,245
#5 Mhrs / Total Biaya / 0,252 0,255
#6 Mhrs / Total Biaya / 0,250 0,232
#7 Mhrs / Total Biaya / 0,244 0,233
#8 Mhrs / Total Biaya / 0,241 0,232
#9 Mhrs / Total Biaya / 0,229 0,216
#10 Mhrs / Total Biaya / 0,226 0,214
#11 Mhrs / Total Biaya / 0,202 0,195
#12 Mhrs / Total Biaya / 0,198 0,191
#13 Mhrs / Total Biaya / 0,193 0,197
/ /
Sensitivity
Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Maret 20...
Val
ues
in 1
0 -9
Values in Billions
0
1
2
3
4
5
6
Mean=2,045421E+09
1,7 1,875 2,05 2,225 2,41,7 1,875 2,05 2,225 2,4
5% 90% 5% 1,919 2,1721
Mean=2,045421E+09
Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Maret 20...
Values in Billions
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
Mean=2,045421E+09
1,7 1,875 2,05 2,225 2,41,7 1,875 2,05 2,225 2,4
5% 90% 5% 1,919 2,1721
Mean=2,045421E+09
Regression Sensitivity for Cell I197
Std b Coefficients
Mhrs / Total Biaya/I93 ,124 Mhrs / Total Biaya/I95 ,153 Mhrs / Total Biaya/I93 ,19 Mhrs / Total Biaya/I91 ,192 Mhrs / Total Biaya/I84 ,194 Mhrs / Total Biaya/I83 ,2 Mhrs / Total Biaya/I87 ,23 Mhrs / Total Biaya/I96 ,232 Mhrs / Total Biaya/I86 ,239 Mhrs / Total Biaya/I95 ,242 Mhrs / Total Biaya/I89 ,253 Mhrs / Total Biaya/I92 ,258 Mhrs / Total Biaya/I81 ,258 Mhrs / Total Biaya/I90 ,258 Mhrs / Total Biaya/I14 ,318 Mhrs / Total Biaya/I92 ,404
-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1#14 Mhrs / Total Biaya / 0,192 0,177
#15 Mhrs / Total Biaya / 0,153 0,140
Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Maret 20...
Val
ues
in 1
0 -9
Values in Billions
0
1
2
3
4
5
6
Mean=2,045421E+09
1,7 1,875 2,05 2,225 2,41,7 1,875 2,05 2,225 2,4
5% 90% 5% 1,919 2,1721
Mean=2,045421E+09
Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Maret 20...
Values in Billions
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
Mean=2,045421E+09
1,7 1,875 2,05 2,225 2,41,7 1,875 2,05 2,225 2,4
5% 90% 5% 1,919 2,1721
Mean=2,045421E+09
Regression Sensitivity for Cell I197
Std b Coefficients
Mhrs / Total Biaya/I93 ,124 Mhrs / Total Biaya/I95 ,153 Mhrs / Total Biaya/I93 ,19 Mhrs / Total Biaya/I91 ,192 Mhrs / Total Biaya/I84 ,194 Mhrs / Total Biaya/I83 ,2 Mhrs / Total Biaya/I87 ,23 Mhrs / Total Biaya/I96 ,232 Mhrs / Total Biaya/I86 ,239 Mhrs / Total Biaya/I95 ,242 Mhrs / Total Biaya/I89 ,253 Mhrs / Total Biaya/I92 ,258 Mhrs / Total Biaya/I81 ,258 Mhrs / Total Biaya/I90 ,258 Mhrs / Total Biaya/I14 ,318 Mhrs / Total Biaya/I92 ,404
-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Simulation Results forTotal Tindakan Korektif Sampai April 2010 / Total Biaya / I199
Statistic Value %tile ValueMinimum 1.941.428.480 5% 2.124.822.784
Maximum 2.612.318.464 10% 2.157.581.056
Mean 2.275.968.282 15% 2.179.523.328
Std Dev 92.204.068 20% 2.197.470.720
Variance 8,50159E+15 25% 2.211.895.040
Skewness ‐0,010723925 30% 2.226.201.088
Kurtosis 2,898605245 35% 2.240.321.536
Median 2.275.774.976 40% 2.251.868.160
Mode 2.056.361.600 45% 2.264.286.208
Workbook Name il Analisa Tindakan Korektif Rev
Number of Simulations 1
Number of Iterations 10000
00:00:53
Number of Inputs 232
Number of Outputs 15
Sampling Type Monte Carlo
Random Seed 5005734
Summary Information
Summary Statistics
Simulation Start Time 30/12/2010 22:15
Simulation Stop Time 30/12/2010 22:16
Simulation Duration
Distribution for Total Tindakan KorektifSampai April 20...
Val
ues
in 1
0 -9
Values in Billions
0,000
0,500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
4,500
Mean=2,275968E+09
1,9 2,1 2,3 2,5 2,71,9 2,1 2,3 2,5 2,7
5% 90% 5% 2,1248 2,4254
Mean=2,275968E+09
Distribution for Total Tindakan KorektifSampai April 20...
0,600
0,800
1,000 Mean=2,275968E+09 Mean=2,275968E+09
Left X 2.124.822.784 50% 2.275.774.976
Left P 5% 55% 2.288.235.008
Right X 2.425.434.368 60% 2.300.962.560
Right P 95% 65% 2.312.077.824
Diff X 300.611.584 70% 2.325.666.560
Diff P 90% 75% 2.338.536.448
#Errors 0 80% 2.354.180.608
Filter Min 85% 2.373.375.232
Filter Max 90% 2.393.811.968
#Filtered 0 95% 2.425.434.368
Rank Name Regr Corr#1 Mhrs / Total Biaya / 0,419 0,405
#2 Mhrs / Total Biaya / 0,271 0,265
#3 Mhrs / Total Biaya / 0,267 0,255
#4 Mhrs / Total Biaya / 0,266 0,265
#5 Mhrs / Total Biaya / 0,265 0,250
#6 Mhrs / Total Biaya / 0,251 0,252
#7 Mhrs / Total Biaya / 0,251 0,238
#8 Mhrs / Total Biaya / 0,240 0,231
#9 Mhrs / Total Biaya / 0,237 0,233
#10 Mhrs / Total Biaya / 0,201 0,184
#11 Mhrs / Total Biaya / 0,198 0,192
#12 Mhrs / Total Biaya / 0,197 0,201
#13 Mhrs / Total Biaya / 0,195 0,178
/ /
Sensitivity
Distribution for Total Tindakan KorektifSampai April 20...
Val
ues
in 1
0 -9
Values in Billions
0,000
0,500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
4,500
Mean=2,275968E+09
1,9 2,1 2,3 2,5 2,71,9 2,1 2,3 2,5 2,7
5% 90% 5% 2,1248 2,4254
Mean=2,275968E+09
Distribution for Total Tindakan KorektifSampai April 20...
Values in Billions
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
Mean=2,275968E+09
1,9 2,1 2,3 2,5 2,71,9 2,1 2,3 2,5 2,7
5% 90% 5% 2,1248 2,4254
Mean=2,275968E+09
Regression Sensitivity for Cell I199
Std b Coefficients
Mhrs / Total Biaya/I117 ,13 Mhrs / Total Biaya/I119 ,161 Mhrs / Total Biaya/I116 ,192 Mhrs / Total Biaya/I115 ,196 Mhrs / Total Biaya/I108 ,2 Mhrs / Total Biaya/I117 ,201 Mhrs / Total Biaya/I107 ,207 Mhrs / Total Biaya/I111 ,238 Mhrs / Total Biaya/I120 ,24 Mhrs / Total Biaya/I119 ,249 Mhrs / Total Biaya/I110 ,252 Mhrs / Total Biaya/I113 ,263 Mhrs / Total Biaya/I14 ,265 Mhrs / Total Biaya/I105 ,265 Mhrs / Total Biaya/I114 ,268 Mhrs / Total Biaya/I116 ,417
-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1#14 Mhrs / Total Biaya / 0,190 0,188
#15 Mhrs / Total Biaya / 0,159 0,153
Distribution for Total Tindakan KorektifSampai April 20...
Val
ues
in 1
0 -9
Values in Billions
0,000
0,500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
4,500
Mean=2,275968E+09
1,9 2,1 2,3 2,5 2,71,9 2,1 2,3 2,5 2,7
5% 90% 5% 2,1248 2,4254
Mean=2,275968E+09
Distribution for Total Tindakan KorektifSampai April 20...
Values in Billions
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
Mean=2,275968E+09
1,9 2,1 2,3 2,5 2,71,9 2,1 2,3 2,5 2,7
5% 90% 5% 2,1248 2,4254
Mean=2,275968E+09
Regression Sensitivity for Cell I199
Std b Coefficients
Mhrs / Total Biaya/I117 ,13 Mhrs / Total Biaya/I119 ,161 Mhrs / Total Biaya/I116 ,192 Mhrs / Total Biaya/I115 ,196 Mhrs / Total Biaya/I108 ,2 Mhrs / Total Biaya/I117 ,201 Mhrs / Total Biaya/I107 ,207 Mhrs / Total Biaya/I111 ,238 Mhrs / Total Biaya/I120 ,24 Mhrs / Total Biaya/I119 ,249 Mhrs / Total Biaya/I110 ,252 Mhrs / Total Biaya/I113 ,263 Mhrs / Total Biaya/I14 ,265 Mhrs / Total Biaya/I105 ,265 Mhrs / Total Biaya/I114 ,268 Mhrs / Total Biaya/I116 ,417
-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Simulation Results forTotal Tindakan Korektif Sampai Mei 2010 / Total Biaya / I201
Statistic Value %tile ValueMinimum 2.210.119.680 5% 2.407.431.680
Maximum 2.977.118.464 10% 2.444.477.440
Mean 2.587.615.814 15% 2.470.446.336
Std Dev 110.595.455 20% 2.490.875.392
Variance 1,22314E+16 25% 2.510.449.664
Skewness 0,062256717 30% 2.528.081.408
Kurtosis 2,810739366 35% 2.543.777.280
Median 2.587.118.592 40% 2.559.043.328
Mode 2.418.272.256 45% 2.573.325.312
Workbook Name l Analisa Tindakan Korektif Rev
Number of Simulations 1
Number of Iterations 10000
00:00:53
Number of Inputs 232
Number of Outputs 15
Sampling Type Monte Carlo
Random Seed 5005734
Summary Information
Summary Statistics
Simulation Start Time 30/12/2010 22:15
Simulation Stop Time 30/12/2010 22:16
Simulation Duration
Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Mei 2010...
Val
ues
in 1
0 -9
Values in Billions
0,000
0,500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
Mean=2,587616E+09
2,2 2,4 2,6 2,8 32,2 2,4 2,6 2,8 3
5% 90% 5% 2,4074 2,7721
Mean=2,587616E+09
Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Mei 2010...
0,600
0,800
1,000 Mean=2,587616E+09 Mean=2,587616E+09
Left X 2.407.431.680 50% 2.587.118.592
Left P 5% 55% 2.600.834.048
Right X 2.772.109.824 60% 2.614.725.376
Right P 95% 65% 2.628.472.832
Diff X 364.678.144 70% 2.645.399.552
Diff P 90% 75% 2.662.845.184
#Errors 0 80% 2.681.534.720
Filter Min 85% 2.704.327.424
Filter Max 90% 2.731.483.904
#Filtered 0 95% 2.772.109.824
Rank Name Regr Corr#1 Mhrs / Total Biaya / $ 0,417 0,427
#2 Mhrs / Total Biaya / $ 0,275 0,282
#3 Mhrs / Total Biaya / $ 0,268 0,266
#4 Mhrs / Total Biaya / $ 0,262 0,253
#5 Mhrs / Total Biaya / $ 0,250 0,255
#6 Mhrs / Total Biaya / $ 0,249 0,254
#7 Mhrs / Total Biaya / $ 0,240 0,233
#8 Mhrs / Total Biaya / $ 0,237 0,240
#9 Mhrs / Total Biaya / $ 0,216 0,214
#10 Mhrs / Total Biaya / $ 0,210 0,204
#11 Mhrs / Total Biaya / $ 0,206 0,198
#12 Mhrs / Total Biaya / $ 0,201 0,201
#13 Mhrs / Total Biaya / $ 0,196 0,200
/ / $
Sensitivity
Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Mei 2010...
Val
ues
in 1
0 -9
Values in Billions
0,000
0,500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
Mean=2,587616E+09
2,2 2,4 2,6 2,8 32,2 2,4 2,6 2,8 3
5% 90% 5% 2,4074 2,7721
Mean=2,587616E+09
Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Mei 2010...
Values in Billions
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
Mean=2,587616E+09
2,2 2,4 2,6 2,8 32,2 2,4 2,6 2,8 3
5% 90% 5% 2,4074 2,7721
Mean=2,587616E+09
Regression Sensitivity for Cell I201
Std b Coefficients
Mhrs / Total Biaya/I141 ,13 Mhrs / Total Biaya/I140 ,153 Mhrs / Total Biaya/I143 ,16 Mhrs / Total Biaya/I139 ,199 Mhrs / Total Biaya/I132 ,2 Mhrs / Total Biaya/I141 ,202 Mhrs / Total Biaya/I131 ,21 Mhrs / Total Biaya/I14 ,221 Mhrs / Total Biaya/I135 ,238 Mhrs / Total Biaya/I144 ,24 Mhrs / Total Biaya/I143 ,249 Mhrs / Total Biaya/I134 ,252 Mhrs / Total Biaya/I137 ,261 Mhrs / Total Biaya/I138 ,269 Mhrs / Total Biaya/I129 ,269 Mhrs / Total Biaya/I140 ,417
-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1#14 Mhrs / Total Biaya / $ 0,163 0,164
#15 Mhrs / Total Biaya / $ 0,155 0,154
Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Mei 2010...
Val
ues
in 1
0 -9
Values in Billions
0,000
0,500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
Mean=2,587616E+09
2,2 2,4 2,6 2,8 32,2 2,4 2,6 2,8 3
5% 90% 5% 2,4074 2,7721
Mean=2,587616E+09
Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Mei 2010...
Values in Billions
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
Mean=2,587616E+09
2,2 2,4 2,6 2,8 32,2 2,4 2,6 2,8 3
5% 90% 5% 2,4074 2,7721
Mean=2,587616E+09
Regression Sensitivity for Cell I201
Std b Coefficients
Mhrs / Total Biaya/I141 ,13 Mhrs / Total Biaya/I140 ,153 Mhrs / Total Biaya/I143 ,16 Mhrs / Total Biaya/I139 ,199 Mhrs / Total Biaya/I132 ,2 Mhrs / Total Biaya/I141 ,202 Mhrs / Total Biaya/I131 ,21 Mhrs / Total Biaya/I14 ,221 Mhrs / Total Biaya/I135 ,238 Mhrs / Total Biaya/I144 ,24 Mhrs / Total Biaya/I143 ,249 Mhrs / Total Biaya/I134 ,252 Mhrs / Total Biaya/I137 ,261 Mhrs / Total Biaya/I138 ,269 Mhrs / Total Biaya/I129 ,269 Mhrs / Total Biaya/I140 ,417
-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Simulation Results forTotal Tindakan Korektif Sampai Juni 2010 / Total Biaya / I203
Statistic Value %tile ValueMinimum 2.417.510.400 5% 2.682.735.616
Maximum 3.305.537.536 10% 2.724.386.816
Mean 2.871.680.618 15% 2.752.646.144
Std Dev 114.457.355 20% 2.775.291.392
Variance 1,31005E+16 25% 2.794.444.800
Skewness ‐0,010640265 30% 2.811.620.608
Kurtosis 2,955199479 35% 2.828.786.688
Median 2.870.935.040 40% 2.843.810.048
Mode 2.609.683.456 45% 2.857.679.104
Workbook Name il Analisa Tindakan Korektif Rev
Number of Simulations 1
Number of Iterations 10000
00:00:53
Number of Inputs 232
Number of Outputs 15
Sampling Type Monte Carlo
Random Seed 5005734
Summary Information
Summary Statistics
Simulation Start Time 30/12/2010 22:15
Simulation Stop Time 30/12/2010 22:16
Simulation Duration
Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Juni 201...
Val
ues
in 1
0 -9
Values in Billions
0,000
0,500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
Mean=2,871681E+09
2,4 2,65 2,9 3,15 3,42,4 2,65 2,9 3,15 3,4
5% 90% 5% 2,6827 3,0606
Mean=2,871681E+09
Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Juni 201...
0,600
0,800
1,000 Mean=2,871681E+09 Mean=2,871681E+09
Left X 2.682.735.616 50% 2.870.935.040
Left P 5% 55% 2.886.481.920
Right X 3.060.617.216 60% 2.900.150.272
Right P 95% 65% 2.915.506.944
Diff X 377.881.600 70% 2.930.721.024
Diff P 90% 75% 2.949.279.488
#Errors 0 80% 2.968.067.840
Filter Min 85% 2.991.797.760
Filter Max 90% 3.019.137.280
#Filtered 0 95% 3.060.617.216
Rank Name Regr Corr#1 Mhrs / Total Biaya / 0,302 0,298
#2 Mhrs / Total Biaya / 0,302 0,303
#3 Mhrs / Total Biaya / 0,296 0,299
#4 Mhrs / Total Biaya / 0,283 0,279
#5 Mhrs / Total Biaya / 0,282 0,268
#6 Mhrs / Total Biaya / 0,272 0,271
#7 Mhrs / Total Biaya / 0,268 0,256
#8 Mhrs / Total Biaya / 0,230 0,218
#9 Mhrs / Total Biaya / 0,230 0,237
#10 Mhrs / Total Biaya / 0,227 0,231
#11 Mhrs / Total Biaya / 0,226 0,228
#12 Mhrs / Total Biaya / 0,215 0,211
#13 Mhrs / Total Biaya / 0,181 0,171
/ /
Sensitivity
Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Juni 201...
Val
ues
in 1
0 -9
Values in Billions
0,000
0,500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
Mean=2,871681E+09
2,4 2,65 2,9 3,15 3,42,4 2,65 2,9 3,15 3,4
5% 90% 5% 2,6827 3,0606
Mean=2,871681E+09
Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Juni 201...
Values in Billions
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
Mean=2,871681E+09
2,4 2,65 2,9 3,15 3,42,4 2,65 2,9 3,15 3,4
5% 90% 5% 2,6827 3,0606
Mean=2,871681E+09
Regression Sensitivity for Cell I203
Std b Coefficients
Mhrs / Total Biaya/I162 ,139 Mhrs / Total Biaya/I165 ,146 Mhrs / Total Biaya/I164 ,154 Mhrs / Total Biaya/I167 ,181 Mhrs / Total Biaya/I14 ,214 Mhrs / Total Biaya/I163 ,224 Mhrs / Total Biaya/I165 ,228 Mhrs / Total Biaya/I156 ,228 Mhrs / Total Biaya/I164 ,234 Mhrs / Total Biaya/I168 ,271 Mhrs / Total Biaya/I159 ,272 Mhrs / Total Biaya/I158 ,281 Mhrs / Total Biaya/I167 ,283 Mhrs / Total Biaya/I161 ,295 Mhrs / Total Biaya/I153 ,301 Mhrs / Total Biaya/I162 ,303
-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1#14 Mhrs / Total Biaya / 0,153 0,140
#15 Mhrs / Total Biaya / 0,148 0,135
Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Juni 201...
Val
ues
in 1
0 -9
Values in Billions
0,000
0,500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
Mean=2,871681E+09
2,4 2,65 2,9 3,15 3,42,4 2,65 2,9 3,15 3,4
5% 90% 5% 2,6827 3,0606
Mean=2,871681E+09
Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Juni 201...
Values in Billions
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
Mean=2,871681E+09
2,4 2,65 2,9 3,15 3,42,4 2,65 2,9 3,15 3,4
5% 90% 5% 2,6827 3,0606
Mean=2,871681E+09
Regression Sensitivity for Cell I203
Std b Coefficients
Mhrs / Total Biaya/I162 ,139 Mhrs / Total Biaya/I165 ,146 Mhrs / Total Biaya/I164 ,154 Mhrs / Total Biaya/I167 ,181 Mhrs / Total Biaya/I14 ,214 Mhrs / Total Biaya/I163 ,224 Mhrs / Total Biaya/I165 ,228 Mhrs / Total Biaya/I156 ,228 Mhrs / Total Biaya/I164 ,234 Mhrs / Total Biaya/I168 ,271 Mhrs / Total Biaya/I159 ,272 Mhrs / Total Biaya/I158 ,281 Mhrs / Total Biaya/I167 ,283 Mhrs / Total Biaya/I161 ,295 Mhrs / Total Biaya/I153 ,301 Mhrs / Total Biaya/I162 ,303
-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Simulation Results forTotal Biaya Shop Weld ‐ Des'09 / Total Biaya / I49
Statistic Value %tile ValueMinimum 142.642.896 5% 154.192.800
Maximum 191.558.448 10% 156.768.960
Mean 166.251.854 15% 158.485.472
Std Dev 7.382.569 20% 159.898.512
Variance 5,45023E+13 25% 161.148.224
Skewness 0,054161429 30% 162.253.984
Kurtosis 2,763101854 35% 163.241.472
Median 166.123.968 40% 164.211.920
Mode 154.135.456 45% 165.201.472
Left X 154.192.800 50% 166.123.968
Left P 5% 55% 167.083.648
Workbook Name Analisa Tindakan Korektif Re
Number of Simulations 1
Number of Iterations 10000
00:00:53
Number of Inputs 232
Number of Outputs 15
Sampling Type Monte Carlo
Random Seed 5005734
Summary Information
Summary Statistics
Simulation Start Time 30/12/2010 22:15
Simulation Stop Time 30/12/2010 22:16
Simulation Duration
Distribution for Total Biaya Shop Weld- Des'09 / Total ...
Valu
es in
10
-8
Values in Millions
0
1
2
3
4
5
6
Mean=1,662519E+08
140 153,75 167,5 181,25 195140 153,75 167,5 181,25 195
5% 90% 5% 154,1928 178,5173
Mean=1,662519E+08
Distribution for Total Biaya Shop Weld- Des'09 / Total ...
0,400
0,600
0,800
1,000 Mean=1,662519E+08 Mean=1,662519E+08
Right X 178.517.344 60% 168.071.632
Right P 95% 65% 169.111.056
Diff X 24.324.544 70% 170.205.408
Diff P 90% 75% 171.381.200
#Errors 0 80% 172.673.648
Filter Min 85% 174.084.192
Filter Max 90% 175.871.088
#Filtered 0 95% 178.517.344
Rank Name Regr Corr#1 Mhrs / Total Biaya 0,503 0,502
#2 Mhrs / Total Biaya 0,500 0,493
#3 Mhrs / Total Biaya 0,421 0,390
#4 Mhrs / Total Biaya 0,418 0,415
#5 Mhrs / Total Biaya 0,193 0,189
#6 Mhrs / Total Biaya 0,139 0,124
#7 Mhrs / Total Biaya 0,138 0,126
#8 Mhrs / Total Biaya 0,124 0,111
#9 Mhrs / Total Biaya 0,123 0,106
#10 Mhrs / Total Biaya 0,116 0,113
#11 Mhrs / Total Biaya 0,114 0,103
#12 Mhrs / Total Biaya 0,114 0,105
#13 Mhrs / Total Biaya 0,096 0,075
#14 Mhrs / Total Biaya 0,000 ‐0,024
#15 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,030
#16 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,027
Sensitivity
Distribution for Total Biaya Shop Weld- Des'09 / Total ...
Valu
es in
10
-8
Values in Millions
0
1
2
3
4
5
6
Mean=1,662519E+08
140 153,75 167,5 181,25 195140 153,75 167,5 181,25 195
5% 90% 5% 154,1928 178,5173
Mean=1,662519E+08
Distribution for Total Biaya Shop Weld- Des'09 / Total ...
Values in Millions
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
Mean=1,662519E+08
140 153,75 167,5 181,25 195140 153,75 167,5 181,25 195
5% 90% 5% 154,1928 178,5173
Mean=1,662519E+08
Regression Sensitivity for Total BiayaShop Weld - Des'0...
Std b Coefficients
Mhrs / Total Biaya/I189 ,001 Mhrs / Total Biaya/I60 ,002 Mhrs / Total Biaya/I46 ,038 Mhrs / Total Biaya/I35 ,096 Mhrs / Total Biaya/I47 ,113 Mhrs / Total Biaya/I38 ,115 Mhrs / Total Biaya/I37 ,116 Mhrs / Total Biaya/I42 ,123 Mhrs / Total Biaya/I33 ,124 Mhrs / Total Biaya/I36 ,138 Mhrs / Total Biaya/I45 ,14 Mhrs / Total Biaya/I44 ,192 Mhrs / Total Biaya/I37 ,419 Mhrs / Total Biaya/I46 ,42 Mhrs / Total Biaya/I45 ,501 Mhrs / Total Biaya/I36 ,504
-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

168
DAFTAR LAMPIRAN 2 :
Kuesioner Pendahuluan
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

OPTIMASI BIAYA MITIGASI FAKTOR RISIKO DOMINAN YANG BERPENGARUH PADA KINERJA WAKTU
(Studi Kasus: Proyek X Pada PT. Y)
KUESIONER PENELITIAN TESIS KEPADA PAKAR PROYEK
MARUAHAL SIHOMBING
08064775605
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
KEKHUSUSAN MANAJEMEN PROYEK SALEMBA
OKTOBER 2010
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

2
Pendahuluan
Proyek X Yang dikerjakan oleh PT Y dengan ruang lingkup pekerjaan EPC (Engineering, Procurement & Construction) mengalami keterlambatan beberapa periode, dengan mengacu pada data proyek ditemukan salah satu penyebab keterlambatan proyek adalah pekerjaan piping. Keterlambatan pekerjaan piping ini akan berdampak kepada kinerja waktu proyek dan juga kinerja biaya. Keterlambatan pekerjaan piping menjadi sangat menarik untuk diteliti. Sebelumya untuk keterlambatan pekerjaan piping ini sudah dilakukan penelitian yaitu mengidentifikasi faktor – faktor risiko apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya keterlambatan pada pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping. Penelitian tahap pertama pada studi kasus ini didapatkan “delapan faktor risiko dominan yang menyebabkan terjadinya keterlambatan pekerjaan piping”. Untuk itu sangat perlu dilakukan penelitian lanjut untuk mengetahui seberapa besar dampak keterlambatan terhadap biaya yang diperlukan untuk melakukan mitigasi (tindakan perbaikan) supaya proyek tetap dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah menindaklanjuti penelitian sebelumnya, mengetahui
dampak dan penyebab faktor risiko dominan yang sudah didapatkan dari penelitian sebelumnya, menyusun tindakan preventive dan corrective selanjutnya menghitung biaya yang optimal dalam melakukan mitigasi sehingga pekerjaan tetap bisa diselesaikan tepat waktu.
Kerahasiaan Informasi
Seluruh informasi yang diberikan dalam survey ini akan dirahasiakan dan hanya dipakai untuk keperluan akademis sesuai dengan peraturan pada Program Pasca Sarjana Teknik Sipil Kekhususan Manajemen Proyek Universitas Indonesia. Mengetahui :
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

3
Data Peneliti
Nama : Maruahal Sihombing
NPM : 0806477560
Apabila anda memiliki pertanyaan dan memerlukan keterangan lebih lanjut mengenai kuisioner ini, silahkan hubungi kami pada :
Nama Telepon Email Maruahal Sihombing 081383962772 [email protected] Prof. Ir. Yusuf Latief, MT. 08158977999 [email protected] Ir. Edy Subiyanto, MM, MT. 0816918124 [email protected]
Data Responden
1. Nama (Pengisi Kuisioner) :
2. Jenis Kelamin :
3. Umur :
4. Nama Proyek :
5. Jabatan Pada Proyek :
6. Proyek Mulai : Tanggal Bulan Tahun
7. Rencana Selesai : Tanggal Bulan Tahun
8. Lokasi Proyek :
9. Pemilik Proyek :
10. Perusahaan :
11. Pengalaman Kerja : (tahun)
12 Pendidikan Terakhir : SLTA / D3 / S1 / S2 / S3 (coret yang tidak perlu)
13. Tanda tangan :
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

4
Petunjuk Pengisian
a. Kepada Bapak/ Ibu/ Saudara, mohon kesabarannya untuk membaca kuisioner dengan teliti.
b. Kepada Bapak/ Ibu/ Saudara, setelah membaca dengan teliti mohon untuk memberikan tanda (√) pada salah satu kolom skala penilaian. Beri tanda (√) pada kolom yang bertanda 1 Jika pernyataan pada kolom “Penyebab” benar dan beri tanda (√) pada kolom yang bertanda 0 Jika pernyataan pada kolom “Penyebab” tidak benar.
c. Kepada Bapak/ Ibu/ Saudara, mohon kesediaannya untuk mengisi kolom tanggapan sesuai dengan pemahaman Bapak/ Ibu/ Saudara dan berhubungan dengan pernyataan yang ada.
Atas kesediaan Bapak / Ibu / Saudara untuk dapat berpartisipasi dalam penelitian ini, Kami ucapkan terima kasih.
Keterangan untuk skala penilaian
Skala Penilaian Keterangan
1 Ya Dampak dan Penyebab sangat berpengaruh pada kinerja waktu
0 Tidak Dampak dan Penyebab tidak berpengaruh pada kinerja waktu
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

5
Contoh Pengisian
No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab Skala Penilaian Tanggapan 1 0 1 Engineering &
Construction Terjadi perbedaan kuantitas material yang dibutuhkan dalam kontrak dengan di lapangan
Penambahan material Kesalahan perencanaan engineering
√
Amandemen kontrak pengadaan material
Tenaga engineer yang kurang berpengalaman
Setalah membaca dengan seksama dan pernyataan pada kolom penyebab benar, maka beri tanda pada kolom bertanda “1”
Beri tanggapan untuk pernyataan yang ada sesuai dengan pemahaman bapak/ibu/saudara
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

6
BATASAN PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan dampak dan penyebab dari faktor risiko dominan
yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan piping pada Proyek X dan selanjutnya
menyusun tindakan preventive dan corrective, sehingga dapat dihitung berapa biaya yang
optimal untuk melakun mitigasi. Di dalam penelitian ini dilakukan beberapa pembatasan masalah
sesuai dengan fokus masalah yang ingin penulis angkat diantaranya :
1. Penelitian dilakukan dari sisi internal perusahaan PT. Y
2. Penelitian dilakukan pada proyek X yang masih berlangsung (rentang waktu tahun
2008 - 2010).
3. Proyek tersebut merupakan proyek yang mengalami penyimpangan waktu
(keterlambatan)
4. Fokus penelitian ini adalah untuk mendapatkan tindakan preventive dan corrective
dan biaya yang optimal untuk melakukan mitigasi.
KUISIONER PENELITIAN
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab Skala Penilaian Tanggapan 1 0
7
1 X5 (Material) Engineering &
Construction Terjadi perbedaan kuantitas material yang dibutuhkan dalam kontrak dengan di lapangan
1. Penambahan material dan
Adanya kenaikan volume welding
1. Kesalahan perencanaan engineering
2. Kualitas pekerjaan rendah 2. Kesalahan perencanaan engineering
3. Waktu pengadaan akan menjadi lama
3. Engineer tidak memahami pekerjaan dan tools yang dipakai
4. Waktu pengadaan akan menjadi lama
4. Modifikasi dan drawing yang berubah rubah
5. Waktu pengadaan akan menjadi lama
5. Kurang memahami kontrak induk proyek
6. Penambahan Material 6. Pemakaian material yang tidak efektif
7. Banyak Material yang tidak terpakai 7. Rework pekerjaan dilapangan
2 X4 (Material) Procurement Terjadi kesalahan dalam
schedule pengadaan material dengan schedule pekerjaan yang akan dilakukan
1. Jadwal pengiriman material ke lapangan terlambat
1. Kesalahan perencanaan pengadaan
2. Pemasangan material menjadi tertunda
2. Penunjukan subkontraktor (contract administration) terlambat
3. Penyelesaian pekerjaan tidak sesuai dengan jadwal sebelumnya
3. Lamanya keputusan client terkait dengan pembelian material yang sesuai dengan spesifikasi yang diminta
3 X48 (Sub-Kontraktor) Construction &
Engineering Terjadi ketidakjelasan proses pekerjaan 1. Produktifitas menurun 1. Instruksi kerja dan pengawasan
tidak berjalan dengan baik
2. Koordinasi pekerjaan tidak berjalan dengan baik
2. Manajemen internal subkontraktor tidak bagus
3. Kinerja subkontraktor rendah 3. Salah memilih subkontraktor
4. Kualitas design rendah 4. Gambar engineering tidak sesuai
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab Skala Penilaian Tanggapan 1 0
8
5. Kinerja pekerja subkontraktor rendah
5. Pekerja subkontraktor kurang berpengalaman
6. Kualitas pekerjaan rendah 6. Engineer yang kurang berpengalaman
4 X6 (Material) Construction Terjadi kesalahan dalam
penggunaan material 1. Penggunaan material tidak
efektif 1. Kecerobohan pekerja dalam
proses pekerjaan
2. Kualitas pekerjaan tidak seperti yang diharapkan
2. Pengawasan yang kurang dari kontraktor
3. Banyak material yang reject 3. Pemahaman pekerjaan yang kurang dari subkontraktor
4. Banyak material yang reject 4. Gambar/drawing engineering yang tidak sesuai
5. Banyak material yang reject 5. Engineer yang kurang berpengalaman
5 X47 (Sub-Kontraktor) Engineering &
Construction Terjadi kesalahan hasil pekerjaan karena mutu pekerjaan yang dihasilkan sub kontraktor tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan
1. Produktifitas tidak sesuai dengan rencana
1. Gambar/drawing engineering yang tidak sesuai
2. Pemborosan waktu kerja karena akan terjadi rewok
2. Pengawasan yang kurang dari kontraktor
3. Pemborosan waktu kerja karena salah install
3. Penempatan pekerja yang tidak sesuai dengan keahliannya
6 X24 (Peralatan) Procurement Terjadi keterlambatan
pengadaan peralatan 1. Mobilisasi peralatan ke
lapangan akan terlambat 1. Kesalahan dalam schedule
pengadaan
2. Produktivitas pekerjaan dilapangan akan berkurang
2. Kurang memahami sinkronisasi pekerjaan antar disiplin
3. Pemborosan waktu kerja dan penyelesaian pekerjaan akan terlambat
3. Pengawasan yang kurang dari kontraktor
4. Pemborosan waktu kerja dan penyelesaian pekerjaan akan terlambat
4. Pemahaman pekerjaan yang kurang dari subkontraktor
7 X11 (Tenaga Kerja) Engineering, Terjadi pemborosan waktu 1. Kualitas pekerjaan tidak 1. Tidak Memahami Spesifikasi
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

OPTIMASI BIAYA MITIGASI FAKTOR RISIKO DOMINAN YANG BERPENGARUH PADA KINERJA WAKTU
(Studi Kasus: Proyek X Pada PT. Y)
KUESIONER PENELITIAN TESIS KEPADA PAKAR PROYEK
KUISIONER-2
MARUAHAL SIHOMBING
08064775605
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
KEKHUSUSAN MANAJEMEN PROYEK SALEMBA
OKTOBER 2010
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Pendahuluan
Proyek X Yang dikerjakan oleh PT Y dengan ruang lingkup pekerjaan EPC (Engineering, Procurement & Construction) mengalami keterlambatan beberapa periode, dengan mengacu pada data proyek ditemukan salah satu penyebab keterlambatan proyek adalah pekerjaan piping. Keterlambatan pekerjaan piping ini akan berdampak kepada kinerja waktu proyek dan juga kinerja biaya. Keterlambatan pekerjaan piping menjadi sangat menarik untuk diteliti. Sebelumya untuk keterlambatan pekerjaan piping ini sudah dilakukan penelitian yaitu mengidentifikasi faktor – faktor risiko apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya keterlambatan pada pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping. Penelitian tahap pertama pada studi kasus ini didapatkan “delapan faktor risiko dominan yang menyebabkan terjadinya keterlambatan pekerjaan piping”. Setelah didapatkan variabel dampak dan penyebab pada kuisioner pertama, selanjutnya perlu untuk diketahui tindakan tindakan preventive maupun tindakan corrective untuk setiap variabel penyebab. Dimana tindakan preventive adalah tindakan yang semestinya dilakukan sebelum peristiwa terjadi sedangkan tindakan corrective adalah tindakan perbaikan yang seharusnya dilakukan supaya kinerja waktu tetap bisa dicapai dan tidak berdampak pada kinerja biaya.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah menindaklanjuti penelitian sebelumnya, mengetahui
dampak dan penyebab faktor risiko dominan yang sudah didapatkan dari penelitian sebelumnya, menyusun tindakan preventive dan corrective selanjutnya menghitung biaya yang optimal dalam melakukan mitigasi sehingga pekerjaan tetap bisa diselesaikan tepat waktu.
Kerahasiaan Informasi
Seluruh informasi yang diberikan dalam survey ini akan dirahasiakan dan hanya dipakai untuk keperluan akademis sesuai dengan peraturan pada Program Pasca Sarjana Teknik Sipil Kekhususan Manajemen Proyek Universitas Indonesia. Mengetahui :
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Data Peneliti
Nama : Maruahal Sihombing
NPM : 0806477560
Apabila anda memiliki pertanyaan dan memerlukan keterangan lebih lanjut mengenai kuisioner ini, silahkan hubungi kami pada :
Nama Telepon Email Maruahal Sihombing 081383962772 [email protected] Prof. Ir. Yusuf Latief, MT. 08158977999 [email protected] Ir. Edy Subiyanto, MM, MT. 0816918124 [email protected]
Data Responden
1. Nama (Pengisi Kuisioner) :
2. Jenis Kelamin :
3. Umur :
4. Nama Proyek :
5. Jabatan Pada Proyek :
6. Proyek Mulai : Tanggal Bulan Tahun
7. Rencana Selesai : Tanggal Bulan Tahun
8. Lokasi Proyek :
9. Pemilik Proyek :
10. Perusahaan :
11. Pengalaman Kerja : (tahun)
12 Pendidikan Terakhir : SLTA / D3 / S1 / S2 / S3 (coret yang tidak perlu)
13. Tanda tangan :
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Petunjuk Pengisian
Kepada Bapak/ Ibu/ Saudara, mohon kesediaannya untuk mengisi kolom tindakan preventive dan tindakan corrective untuk setiap dampak & penyebab yang sudah saudara tentukan pada kuisioner pertama.
Atas kesediaan Bapak / Ibu / Saudara untuk dapat berpartisipasi dalam penelitian ini, Kami ucapkan terima kasih.
Contoh Pengisian
No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab Tindakan Preventive
Tindakan Corrective
1 Engineering & Construction
Terjadi perbedaan kuantitas material yang dibutuhkan dalam kontrak dengan di lapangan
Penambahan material Kesalahan
perencanaan engineering
Amandemen kontrak pengadaan material
Tenaga engineer yang kurang berpengalaman
Untuk setiap dampak dan penyebab yang sudah disetujui pada kuisioner pertama, mohon supaya memberikan tindakan preventivenya
Untuk setiap dampak dan penyebab yang sudah disetujui pada kuisioner pertama, mohon supaya memberikan tindakan correctivenya
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

BATASAN PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan tindakan preventive dan corrective, sehingga dapat
dihitung berapa biaya yang optimal untuk melakun mitigasi. Di dalam penelitian ini dilakukan
beberapa pembatasan masalah sesuai dengan fokus masalah yang ingin penulis angkat
diantaranya :
1. Penelitian dilakukan dari sisi internal perusahaan PT. Y
2. Penelitian dilakukan pada proyek X yang masih berlangsung (rentang waktu tahun
2008 - 2010).
3. Proyek tersebut merupakan proyek yang mengalami penyimpangan waktu
(keterlambatan)
4. Fokus penelitian ini adalah untuk mendapatkan tindakan preventive dan corrective
dan biaya yang optimal untuk melakukan mitigasi.
KUISIONER PENELITIAN
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab Tindakan Preventive Tindakan Corrective
1 X5 (Material) Engineering &
Construction Terjadi perbedaan kuantitas material yang dibutuhkan dalam kontrak dengan di lapangan
Penambahan material dan Adanya kenaikan volume welding
Kesalahan perencanaan engineering
• Semua tim inti proyek seharusnya melakukan pemahaman yang mendalam tentang deliverable proyek/memahami isi kontrak pada saat proyek baru dimulai
• Memberikan training pada engineer
• Menambah engineer yang sudah senior mendampingi engineer yang baru terlibat dalam proyek
Kualitas pekerjaan rendah
Tenaga engineer yang kurang berpengalaman
• Menyiapkan prosedur rekruitmen tim proyek lengkap dengan requirement engineer yang diperlukan
• Seleksi engineer yang akan terlibat dalam proyek sudah berpengalaman dalam proyek yang sama
• Memberikan training pada engineer yang terlibat
• Menambah engineer senior mendampingi engineer baru
Waktu pengadaan akan menjadi lama
Engineer tidak memahami pekerjaan dan tools yang dipakai
• Menyiapkan prosedur / panduan design yang menjadi acuan bagi engineer baru
• Semua engineer yang terlibat dengan design engineering diberikan training tools yang dipakai pada proyek
• Memberikan training kembali sampai engineer benar benar paham
Modifikasi dan drawing yang berubah rubah
• Memberikan training khusus pada tim piping untuk memahami pekerjaan design
• Melakukan training secara periodik
• Melibatkan senior engineer untuk coaching tim designer
Kurang memahami kontrak induk proyek
Penambahan Material Pemakaian material yang tidak efektif
• Menyiapkan prosedur untuk request material ke warehouse
• Pembelian material yang ready stock
• Pengawasan yang lebih ketat
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab Tindakan Preventive Tindakan Corrective
Penambahan Jam Kerja dan penambahan biaya kerja
Rework pekerjaan dilapangan
• Menyiapkan prosedur sebagai acuan dalam memilih subkontraktor yang sudah berpengalaman pada proyek yang sama
• Subkontraktor harus menyiapkan prosedur metode kerja dan harus direview oleh kontraktor
• Penambahan pengawasan yang ketat dari kontraktor
• Menambah jam kerja
2 X4 (Material) Procurement Terjadi kesalahan
dalam schedule pengadaan material dengan schedule pekerjaan yang akan dilakukan
Jadwal pengiriman material ke lapangan terlambat Kesalahan perencanaan
engineering
• Semua tim inti proyek seharusnya melakukan pemahaman yang mendalam tentang deliverable proyek/memahami isi kontrak pada saat proyek baru dimulai
• Pengiriman material secara berkala
• Membeli material yang ready stock
• Mengganti moda transportasi pengiriman
Pemasangan material menjadi tertunda
Penunjukan subkontraktor (contract administration) terlambat
Penyelesaian pekerjaan tidak sesuai dengan jadwal sebelumnya
Lamanya keputusan client terkait dengan pembelian material yang sesuai dengan spesifikasi yang diminta
• Menyiapkan prosedur untuk approval dokumen yang disepakati oleh client dan kontraktor
• Menambah jam kerja dan resources terkait
• Melakukan rapat koordinasi secara berkala
3 X48 (Subkontraktor) Construction &
Engineering Terjadi ketidakjelasan proses pekerjaan
Produktifitas menurun
Instruksi kerja dan pengawasan tidak berjalan dengan baik
• Menyiapkan prosedur sebagai acuan dalam memilih subkontraktor yang sudah berpengalaman pada proyek yang sama
• S/C harus menyiapkan prosedur metode kerja yang direview oleh kontraktor
• Menambah supervisor pengawasan
• Melakukan refresh untuk memahami tujuan proyek
• Menambah jam kerja
Koordinasi pekerjaan tidak berjalan dengan baik
Manajemen internal subkontraktor tidak bagus
• Menyiapkan prosedur panduan dalam memilih S/C yang sesuai
• Mengganti manajemen S/C sehingga perlu waktu untuk mereview dan
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab Tindakan Preventive Tindakan Corrective
• Kontraktor seharusnya melakukan interview pada S/C pada saat prakualifikasi
memilih S/C yang lebih mampu
Kinerja subkontraktor rendah
Salah memilih subkontraktor
• Menyiapkan prosedur panduan dalam memilih S/C yang sesuai
• Proses pemilihan S/C harus lebih ketat
• Menambah jumlah supervisor dilapangan berikut resources yang terkait
Kualitas design rendah
Gambar/Drawing engineering tidak sesuai
• Semua tim inti proyek seharusnya melakukan pemahaman yang mendalam tentang deliverable proyek/memahami isi kontrak pada saat proyek baru dimulai
• Memberikan training pada engineer
• Melibatkan engineer senior mendampingi engineer yang baru
Kualitas pekerjaan rendah Engineer yang kurang berpengalaman
• Memberikan pelatihan dan training kepada engineer
• Menyiapkan buku panduan yang bisa menjadi panduan bagi engineer
• Menambah personil QA supaya pengawasan kualitas pekerjaan lebih ketat
4 X6 (Material) Construction Terjadi kesalahan
dalam penggunaan material
Penggunaan material tidak efektif
Kecerobohan pekerja dalam proses pekerjaan
• Kontraktor harus menyiapkan metode kerja dan prosedur handling material
• Melakukan training • Penambahan supervisor
Kualitas pekerjaan tidak seperti yang diharapkan
Pengawasan yang kurang dari kontraktor
• Menyiapkan manpower planning dan menyiapkan job description yang menjadi acuan bagi setiap personil sesuai dengan kebutuhan dilapangan
• Penambahan pengawasan • Menambah QA untuk mengawasi pekerjaan dilapangan
Banyak material yang reject
Pemahaman pekerjaan yang kurang dari subkontraktor
• Meminta S/C menyiapkan Quality Plan yang direview oleh kontraktor
• Penambahan pengawasan dari kontraktor
Gambar/drawing engineering
yang tidak sesuai
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab Tindakan Preventive Tindakan Corrective
Engineer yang kurang
berpengalaman • Memberikan pelatihan dan training pada saat awal proyek
• Menyiapkan panduan kerja untuk engineer baru
• Menambah personil QA supaya pengawasan kualitas pekerjaan lebih ketat
5 X47 (Subkontraktor) Engineering &
Construction Terjadi kesalahan hasil pekerjaan karena mutu pekerjaan yang dihasilkan sub kontraktor tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan
Kualitas pekerjaan tidak sesuai dengan kontrak
Gambar/drawing engineering yang tidak sesuai
• Semua tim inti proyek seharusnya melakukan pemahaman yang mendalam tentang deliverable proyek/memahami isi kontrak pada saat proyek baru dimulai
• Memberikan pelatihan dan training
• Melakukan kembali pelatihan dan training
• Melibatkan engineer senior dan berpengalaman untuk segera koreksi pekerjaan yang salah
Pemborosan waktu kerja karena akan terjadi rewok
Pengawasan yang kurang dari kontraktor
Pemahaman pekerjaan yang kurang dari subkontraktor
• S/C harus benar benar memahami kontrak kerjanya dengan kontraktor sesuai dengan scope pekerjaan
• Melakukan training secara khusus untuk pemahaman design
• Menambah Pengawasan
Penempatan pekerja yang tidak sesuai dengan keahliannya
• S/C Menyiapkan prosedur pengadaan manpower yang direview oleh kontraktor
• Membentuk tim rekruitmen menentukan kriteria pekerja yang melibatkan orang lokal
• Melakukan training dan coaching terhadap S/C
6 X42 (Peralatan) Procurement Terjadi keterlambatan
pengadaan peralatan Mobilisasi peralatan ke lapangan akan terlambat
Kesalahan dalam schedule pengadaan
• Menyiapkan detail schedule pengadaan yang disepakati dengan semua tim terkait
• Mempercepat mobilisasi peralatan kelapangan
• Menambah jam kerja dengan mengoptimalkan peralatan yang ada
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab Tindakan Preventive Tindakan Corrective
Produktivitas pekerjaan
dilapangan akan berkurang Kurang memahami sinkronisasi pekerjaan antar disiplin
• Menyiapkan prosedur metode kerja dan metode I/O proses supaya antar disiplin paham akan sequence pekerjaan
• Menambah supervisor dari kontraktor
• Meningkatkan target pekerjaan
Pemborosan waktu kerja dan
penyelesaian pekerjaan akan terlambat
Pengawasan yang kurang dari kontraktor
Pemahaman pekerjaan yang kurang dari subkontraktor
• S/C harus memahami kontrak kerja
• S/C harus menyiapkan metode kerja yang direview oleh kontraktor
• Menambah supervisor dari kontraktor
• Meningkatkan target pekerjaan
7 X11 (Tenaga Kerja) Engineering,
Procurment and Construction
Terjadi pemborosan waktu kerja akibat keterampilan maupun keahlian tenaga kerja yang rendah
Kualitas pekerjaan tidak sesuai dengan kontrak
Drawing terlambat
• Memberikan pelatihan dan training
• Memahami isi kontrak secara teknis
• Menambah engineer yang senior dan lebih berpengalaman dalam design
Pengadaan barang jadi terlambat
Metode kerja yang kurang tepat
• Menyiapkan prosedur metode kerja
• Mengganti moda pengiriman material
• Membeli material read stock
Fabrikasi akan terlambat Lambat mengambil keputusan sehingga waktu kerja cenderung menunggu
• Menyiapkan prosedur untuk approval dan communication procedure
• Menambah jam kerja • Menambah manpower dan resources lainya
Pemasangan dilapangan akan terlambat
• Menambah jam kerja
Penyelesaian pekerjaan tidak tepat waktu
• Menambah jam kerja
8 X43 (Subkotraktor) Engineering,
Procurment and Construction
Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan karena instruksi/koordinasi yang tidak baik antara kontraktor dan sub
Pengadaan barang jadi terlambat
Drawing dari engineering selalu berubah dan approval drawing tidak cepat dari sisi owner dan kontraktor
• Menyiapkan prosedur untuk review dan approval
• Melakukan diskusi rutin antara owner/kontraktor dan S/C
• Mengganti moda transportasi
• Pengiriman partial
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab Tindakan Preventive Tindakan Corrective
kontraktor • Prioritas sesuai dengan
pengiriman dilapangan Fabrikasi akan terlambat Waktu yang relatif lama bagi
engineering untuk memberi keputusan pada saat eksekusi pekerjaan dilapangan.
• Menyiapkan prosedur untuk approval dokumen
• Menempatkan engineer senior yang bisa jadi decision maker dilapangan
• Menambah jam kerja • Menambah supervisor • Menambah pekerja
Pemasangan dilapangan akan terlambat
Tidak validnya data yang diterima subkontraktor dan tim konstruksi dilapangan
• Semua tim inti proyek seharusnya melakukan pemahaman yang mendalam tentang deliverable proyek/memahami isi kontrak pada saat proyek baru dimulai
• Menambah jam kerja dan resources yang terkait
Produktifitas fabrikasi tidak sesuai dengan rencana semula
Permasalahan isometric dan review spool drawing, sehingga persiapan shop di masing‐masing area yang masih terdapat kekurangan
Cash flow proyek akan bermasalah
Resources yang belum mencukupi
• Menyiapkan manpower plan sebelum proyek dimulai
• Meningkatkan produktifitas supaya progress bisa dikejar dan bisa submit invoice penagihan
Perpanjangan durasi proyek Beberapa Line mengalami revisi sehingga menambah dan mengurangi Joint karena perubahan design
• Menyiapkan prosedur drafting
• Melakukan training
• Menambah engineer yang senior
• Menambah QA/QC • Menambah drafter
Pembengkakan biaya proyek untuk memperpanjang penggunaan alat
Modifikasi erection sesuai dengan perubahan drawing
• Melakukan training • Menyiapkan prosedur drafting
• Menyiapkan prosedur
• Melakukan erection method yang sepatutunya
Perubahan schedule kerja dilapangan
• Develop project detail schedule yang benar benar direview oleh tim proyek inti
• Merubah metode kerja, untuk beberapa pekerjaan yang memungkikan dilakukan paralel
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab Tindakan Preventive Tindakan Corrective
Pengiriman material dari
shop ke field terlambat. • Menyiapkan prosedur pengiriman material yang sudah disepakati dengan vendor
• Mengirim material secara partial
• Menggangti moda pengiriman material
Piping belum bisa dikerjakan menunggu equipment terpasang
Peralatan konstruksi masih kurang seperti crane belum ada, trolley welding mechine
• Menyiapkan equipment plant yang sudah disepakati bersama antara devisi pengadaan dan devisi konstruksi
• Menambah eqipment sesuai dengan kebutuhan di lapangan
S/C tidak punya target pekerjaan yang pasti dan kurang paham dengan managemen konstruksi.
• S/C seharusnya Menyiapkan project manajemen plan yang disetujui dan direview oleh kontraktor
• Pembinaan S/C lewat training, membantu review dan diskusi dalam rapat
Hari libur dan perayaan hari besar keagamaan yang mempengaruhi produktivitas
• Develop project detail schedule dengan mempertimbangkan hari hari libur pada calender schedule
• Memberikan intensif • Menambah jam kerja pada hari kerja lain
Keterlambatan pengurusan ijin dilokasi kerja untuk pekerjaan tertentu seperti tie‐in
Cuaca sangat mempengaruhi produktivitas pekerjaan konstruksi
• Pada saat Develop project detail schedule harus mempertimbangkan rencana produktifitas pada musim hujan
• Memberikan intensif • Menambah jam kerja pada hari kerja lain
Subcon tidak bisa berkomunikasi yang baik
Management Subcon tidak punya kapabilitas
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab Skala Penilaian Tanggapan 1 0
9
Procurment and Construction
kerja akibat keterampilan maupun keahlian tenaga kerja yang rendah
sesuai dengan kontrak dalam kontrak
2. Pengadaan barang jadi terlambat
2. Metode kerja pengadaan yang kurang tepat
3. Fabrikasi akan terlambat
3. Lambat mengambil keputusan sehingga waktu kerja cenderung menunggu
4. Pemasangan dilapangan akan terlambat
4. Lambat mengambil keputusan sehingga waktu kerja cenderung menunggu
5. Penyelesaian pekerjaan tidak tepat waktu
5. Lambat mengambil keputusan sehingga waktu kerja cenderung menunggu
8 X43 (Sub-kontraktor) Engineering,
Procurment and Construction
Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan karena instruksi/koordinasi yang tidak baik antara kontraktor dan sub kontraktor
1. Peralatan konstruksi masih kurang seperti crane, trolley welding machine
1. Kesalahan schedule mobilisasi peralatan dari kontraktor dan subkontraktor
2. Target Pekerjaan tidak sesuai dengan schedule yang sudah disepakati
2. Subkontraktor tidak punya target pekerjaan yang pasti dan kurang paham dengan managemen konstruksi
3. Pemasangan dilapangan akan terlambat
3. Tidak validnya data yang diterima subkontraktor dan tim konstruksi dilapangan
4. Produktifitas fabrikasi tidak sesuai dengan rencana semula
4. Permasalahan isometric dan review spool drawing,
5. Pengiriman Material dari shop ke field terlambat
5. Kesalahan schedule pengiriman material dari shop ke field
6. Perpanjangan durasi
pekerjaan
6. Beberapa Line mengalami revisi sehingga menambah dan mengurangi Joint karena perubahan design
7. Perubahan schedule kerja dilapangan
7. Monitoring schedule yang kurang dari kontraktor dan subkontraktor
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab Skala Penilaian Tanggapan 1 0
10
8. Cash flow bermasalah
8. tidak bisa claim progress invoice karena target pekerjaan selalu lebih rendah dari nilai yang sudah disepakati dalam kontrak
9. Produktifitas rendah 9. Hari libur dan perayaan hari besar keagamaan
10. Mulai Pekerjaan
terlambat
10. Keterlambatan pengurusan ijin dilokasi kerja untuk pekerjaan tertentu seperti tie-in
11. Produktifitas rendah 11. Cuaca yang tidak mendukung
12. Koordinasi kerja
tidak maksimal
12. Management Subcon tidak punya kapabilitas dan Subcon tidak bisa berkomunikasi yang baik
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

169
DAFTAR LAMPIRAN 3 :
Kuesioner Utama
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

OPTIMASI BIAYA MITIGASI FAKTOR RISIKO DOMINAN YANG BERPENGARUH PADA KINERJA WAKTU
(Studi Kasus: Proyek X Pada PT. Y)
KUESIONER PENELITIAN TESIS
MARUAHAL SIHOMBING
08064775605
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
KEKHUSUSAN MANAJEMEN PROYEK SALEMBA
OKTOBER 2010
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Pendahuluan
Proyek X Yang dikerjakan oleh PT Y dengan ruang lingkup pekerjaan EPC (Engineering, Procurement & Construction) mengalami keterlambatan beberapa periode, pekerjaan piping salah satu penyebab keterlambatan. Keterlambatan pekerjaan piping ini akan berpengaruh kepada kinerja waktu dan berdampak pada biaya proyek. Keterlambatan pekerjaan piping ini menarik untuk diteliti dan sebelumnya untuk keterlambatan pekerjaan piping ini sudah dilakukan penelitian yaitu mengidentifikasi faktor – faktor risiko dominan apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya keterlambatan pada pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping. Penelitian tahap pertama pada studi kasus ini didapatkan “delapan faktor risiko dominan yang menyebabkan terjadinya keterlambatan pekerjaan piping”. Penelitian ini merupakan lanjutan penelitian sebelumnya, sehingga tahapan selanjutnya adalah menjelaskan dampak dan penyebab dari delapan faktor risiko dominan, menentukan tindakan preventive dan corrective untuk setiap penyebab. Menentukan mana tindakan preventive dan corrective yang paling berdampak pada biaya. Menghitung biaya yang optimal untuk tindakan preventive dan corrective.
Tindakan preventive adalah tindakan yang semestinya dilakukan sebelum peristiwa terjadi sedangkan tindakan corrective adalah tindakan perbaikan yang seharusnya dilakukan supaya kinerja waktu tetap bisa dicapai.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah : Mengetahuai mana tindakan preventive dan corrective yang paling berdampak pada biaya penyelesaian pekerjaan piping dan menghitung biaya yang optimal untuk tindakan preventive dan corrective pada Proyek X di PT Y.
Kerahasiaan Informasi
Seluruh informasi yang diberikan dalam survey ini akan dirahasiakan dan hanya dipakai untuk keperluan akademis sesuai dengan peraturan pada Program Pasca Sarjana Teknik Sipil Kekhususan Manajemen Proyek Universitas Indonesia. Mengetahui :
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Data Peneliti
Nama : Maruahal Sihombing
NPM : 0806477560
Apabila anda memiliki pertanyaan dan memerlukan keterangan lebih lanjut mengenai kuisioner ini, silahkan hubungi kami pada :
Nama Telepon Email Maruahal Sihombing 081383962772 [email protected] Prof. Ir. Yusuf Latief, MT. 08158977999 [email protected] Ir. Edy Subiyanto, MM, MT. 0816918124 [email protected]
Data Responden
1. Nama (Pengisi Kuisioner) :
2. Jenis Kelamin :
3. Umur :
4. Nama Proyek :
5. Jabatan Pada Proyek :
6. Proyek Mulai : Tanggal Bulan Tahun
7. Rencana Selesai : Tanggal Bulan Tahun
8. Lokasi Proyek :
9. Pemilik Proyek :
10. Perusahaan :
11. Pengalaman Kerja : (tahun)
12 Pendidikan Terakhir : SLTA / D3 / S1 / S2 / S3 (coret yang tidak perlu)
13. Tanda tangan :
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Petunjuk Pengisian
1. Jawaban merupakan persepsi Bapak/Ibu. Mohon memberikan pilihan pada setiap pernyataan
apakah tindakan preventive dan corrective berdampak pada biaya sesuai dengan skala
pengukuran yang sudah ditentukan.
2. Pengisian kuesioner dilakukan dengan memberikan tanda X pada kolom yang telah
disediakan.
Atas kesediaan Bapak / Ibu / Saudara untuk dapat berpartisipasi dalam penelitian ini, Kami
ucapkan terima kasih.
Keterangan Penilaian Untuk Dampak Dari Terjadinya Risiko
Skala Tindakan Yang Berdampak Pada Biaya
Keterangan
1 Tidak Berpengaruh Tindakan tidak berdampak pada biaya
2 Kurang Berpengaruh Tindakan berdampak tidak signifikan pada biaya
3 Cukup Berpengaruh Tindakan berdampak cukup signifikan pada biaya
4 Berpengaruh Tindakan berdampak signifikan pada biaya
5 Sangat Berpengaruh Tindakan berdampak sangat signifikan pada biaya
Batasan Penelitian
Di dalam penelitian ini dilakukan beberapa pembatasan masalah sesuai dengan fokus masalah
yang ingin penulis angkat diantaranya :
1. Penelitian dilakukan dari sisi internal perusahaan PT. Y
2. Proyek tersebut merupakan proyek yang mengalami penyimpangan waktu (keterlambatan)
3. Fokus penelitian ini adalah untuk mendapatkan tindakan preventive dan corrective yang
paling berdampak pada biaya.
4. Pada kolom “Dampak & Penyebab” Tulisan cetak miring merupakan penyebab
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

KUISIONER PENELITIAN I Pada Tahap Engineering & Construction ‐ Terjadi perbedaan kuantitas material yang dibutuhkan dalam kontrak dengan di lapangan
Dampak & Penyebab Tindakan Preventive Skala Pengukuran
Tindakan Corrective Skala Pengukuran
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1
Penambahan material dan adanya kenaikan volume welding ‐ Kesalahan perencanaan engineering
Melakukan pemahaman kontrak pada saat proyek baru dimulai
Memberikan training tentang design piping pada engineer sampai benar benar paham
2
Kualitas pekerjaan rendah ‐ Kesalahan perencanaan engineering
Merekrut tenaga piping engineer yang sudah berpengalaman
Menambah piping engineer yang senior untuk mendampingi piping engineer yang baru
3
Waktu pengadaan akan menjadi lama ‐ Engineer tidak memahami pekerjaan & tools yang dipakai
Menyiapkan panduan design piping yang menjadi acuan bagi piping engineer baru
Meminjam material piping yang spesifikasinya sesuai dari proyek lain
4
Penambahan Material ‐ Pemakaian material yang tidak efektif
Menyiapkan prosedur permintaan material piping dari warehouse
Menambah material handling supervisor untuk memperketat pengawasan permintaan material
5
Banyak material yang tidak terpakai‐ Rework pekerjaan dilapangan
Menyiapkan prosedur metode konstruksi pekerjaan piping
Selalu menggunakan drawing revisi terakhir sebagai acuan pemasangan piping
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

II Pada Tahap Procurement ‐ Terjadi kesalahan dalam schedule pengadaan material dengan schedule pekerjaan yang akan dilakukan
Dampak & Penyebab Tindakan Preventive Skala Pengukuran
Tindakan Corrective Skala Pengukuran
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
6
Jadwal pengiriman material ke lapangan terlambat ‐ Kesalahan perencanaan pengadaan
Menyiapkan schedule pengadaan material piping sesuai dengan kebutuhan konstruksi dan dikoordinasikan dengan tim pengadaan dan vendor
Pengiriman material piping secara berkala dan mengganti sistim transportasi pengiriman (yang tadinya pengiriman lewat darat menjadi lewat udara)
7
Penyelesaian pekerjaan tidak sesuai dengan jadwal sebelumnya‐ Lamanya keputusan client terkait dengan pembelian material yang sesuai dengan spesifikasi yang diminta
Menyiapkan prosedur untuk approval dokumen yang disepakati oleh client dan kontraktor
Membuat sistem yang mendukung approval client secara online (membuat sistim online yang bisa diakses orang orang tertentu untuk proses approve dokumen)
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

III Pada Tahap Engineering & Construction ‐ Terjadi ketidakjelasan proses pekerjaan
Dampak & Penyebab Tindakan Preventive Skala Pengukuran
Tindakan Corrective Skala Pengukuran
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
8 Kualitas design rendah‐ Gambar engineering tidak sesuai
Memahami secara mendalam spesifikasi piping yang dijelaskan dalam kontrak
Mengganti piping designer yang lebih berpengalaman
9
Produktifitas menurun ‐ Instruksi kerja dan pengawasan tidak berjalan dengan baik
Subkontraktor harus menyiapkan metode kerja untuk piping yang direview oleh kontraktor
Menambah piping supervisor dilapangan untuk memperketat pengawasan pekerjaan subkontraktor
10
Koordinasi pekerjaan tidak berjalan dengan baik ‐ Manajemen internal subkontraktor tidak bagus
Kontraktor seharusnya melakukan interview pada subkontraktor pada saat proses prakualifikasi
Mengganti manajemen subkontraktor sehingga perlu waktu untuk mereview dan memilih subkontraktor yang lebih mampu
11
Kinerja subkontraktor rendah‐ Salah memilih subkontraktor
Menyiapkan prosedur pemilihan subkontraktor yang sesuai dengan kebutuhan proyek
Memberikan finalti kepada subkontraktor sesuai dengan yang disepakati dalam kontrak
12
Kinerja pekerja subkontraktor rendah‐ Pekerja subkontraktor kurang berpengalaman
Kontraktor harus mereview calon pekerja subkontraktor sebelum diterjunkan ke lapangan
Memberikan training kepada subkontraktor
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

IV Pada Tahap Construction ‐ Terjadi Kesalahan Penggunaan Material
Dampak & Penyebab Tindakan Preventive Skala Pengukuran
Tindakan Corrective Skala Pengukuran
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
13
Penggunaan material tidak efektif ‐ Kecerobohan pekerja dalam proses pekerjaan pengelasan
Kontraktor harus menyiapkan metode kerja pengelasan
Menambah welding supervisor untuk mengawasi proses pekerjaan pengelasan
14
Kualitas pekerjaan tidak seperti yang diharapkan‐ Pengawasan yang kurang dari kontraktor
Menyiapkan manpower planning dan menyiapkan job description yang menjadi acuan bagi setiap personil sesuai dengan kebutuhan dilapangan
Menambah QA/QC supervisor untuk meningkatkan pengawasan kualitas pekerjaan
15
Banyak material yang reject‐ Pemahaman pekerjaan yang kurang dari subkontraktor
Meminta subkontraktor menyiapkan Quality Plan yang direview oleh kontraktor
Memberikan pengarahan kepada subkontraktor sebelum pekerjaan dimulai
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

170
DAFTAR LAMPIRAN 4 :
Lembar Asistensi
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

V Pada Tahap Engineering & Construction ‐ Terjadi kesalahan hasil pekerjaan karena mutu pekerjaan yang dihasilkan sub kontraktor tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan
Dampak & Penyebab Tindakan Preventive Skala Pengukuran
Tindakan Corrective Skala Pengukuran
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
16
Produktifitas tidak sesuai dengan rencana ‐ Gambar engineering yang tidak sesuai dengan design yang sebenarnya
Memberikan training tentang basic design piping
Menambah jam kerja atau memberlakukan over time untuk mengejar ketertinggalan pekerjaan
17
Pemborosan waktu kerja karena akan terjadi rewok‐ Pemahaman pekerjaan yang kurang dari subkontraktor
Menyiapkan kontrak kerja yang jelas dan mudah dipahami oleh subkontraktor
Mengganti pekerja subkontraktor yang tidak berkualitas
18
Pemborosan waktu kerja karena salah install ‐ Penempatan pekerja yang tidak sesuai dengan keahliannya
Kontraktor terlibat mereview pekerja subkontraktor sesuai dengan kualitas yang diinginkan
Mengarahkan pekerja subkontraktor sesuai dengan metode kerja yang sebenarnya
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

VI Pada Tahap Procurement ‐ Terjadi keterlambatan pengadaan peralatan
Dampak & Penyebab Tindakan Preventive Skala Pengukuran
Tindakan Corrective Skala Pengukuran
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
19
Mobilisasi peralatan ke lapangan akan terlambat‐ Kesalahan schedule mobilisasi/demobilisasi peralatan
Menyiapkan rencana mobilisasi equipment sesuai dengan kebutuhan dilapangan dan didiskusikan dengan tim terkait
Meminjam peralatan yang dibutuhkan dari proyek lain
20
Produktivitas pekerjaan dilapangan akan berkurang ‐ Kurang memahami sinkronisasi pekerjaan antar disiplin
Menyiapkan metode I/O (input/output) proses supaya antar disiplin paham akan sequence pekerjaan
Meningkatkan produktivitasdengan meningkatkan sistim pengontrolan dari tim project control
21
Pemborosan waktu kerja dan penyelesaian pekerjaan akan terlambat‐ Pemahaman pekerjaan yang kurang dari subkontraktor
Subontraktor harus memahami secara detail isi kontrak kerja yang diberikan kontraktor
Menambah construction control engineer yang bisa membantu subkontraktor untuk memahami pekerjaan
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

VII Pada Tahap Engineering, Procurement & Construction ‐ Terjadi pemborosan waktu kerja akibat keterampilan maupun keahlian tenaga kerja yang rendah
Dampak & Penyebab Tindakan Preventive Skala Pengukuran
Tindakan Corrective Skala Pengukuran
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
22
Kualitas pekerjaan tidak sesuai dengan kontrak – Tidak memahami spesifikasi dalam kontrak
Menempatkan piping engineer yang mampu memahami kontrak dan spesifikasi piping
Melakukan reject dan rework pekerjaan secepat mungkin
23
Pengadaan barang jadi terlambat‐ Metode kerja pengadaan yang kurang tepat
Menyiapkan prosedur pengadaan material piping yang mudah dipahami
Membeli material yang ready stok
24
Fabrikasi akan terlambat‐ Lambat mengambil keputusan sehingga waktu kerja cenderung menunggu
Menyiapkan prosedur untuk approval dokumen pada setiap fabrikator
Menambah supervisor dan project control pada fabrikator
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

VIII Pada Tahap Engineering, Procurement & Construction ‐ Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan karena instruksi/koordinasi yang tidak baik antara kontraktor dan sub kontraktor
Dampak & Penyebab Tindakan Preventive Skala Pengukuran
Tindakan Corrective Skala Pengukuran
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
25
Perpanjangan durasi pekerjaan‐ Beberapa Line mengalami revisi sehingga menambah dan mengurangi Joint karena perubahan design
Finalisasi design proyek secara keseluruhan antara kontraktor dan owner proyek
Mempercepat proses review dan approve revisi design
26
Pengiriman material dari shop ke field terlambat‐kesalahan schedule pengiriman material dari shop ke field
Setiap fabrikator harus menyiapkan schedule pengiriman material dari shop ke field yang disetujui oleh kontraktor dan pemilik proyek dan schedule harus mengacu kepada schedule induk proyek
Menambah project control disetiap fabrikator untuk memonitor schedule pengiriman setiap saat
27
Perubahan schedule kerja dilapangan‐monitoring schedule yang kurang dari kontraktor dan subkontraktor
Menyiapkan metode pengontrolan schedule konstruksi yang efektif sebagai acuan bagi kontraktor dan subkontraktor
Menambah construction control engineer dari kontraktor dan subkontraktor
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

VIII Pada Tahap Engineering, Procurement & Construction ‐ Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan karena instruksi/koordinasi yang tidak baik antara kontraktor dan sub kontraktor ‐ Lanjutan
Dampak & Penyebab Tindakan Preventive Skala Pengukuran
Tindakan Corrective Skala Pengukuran
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
28
Peralatan konstruksi masih kurang seperti crane, trolley welding mechine‐kesalahan schedule mobilisasi peralatan dari kontraktor dan subkontraktor
Subkontraktor harus menyiapkan mobilisasi/demobilisasi peralatan sesuai dengan kebutuhan dilapangan dan direview oleh kontraktor
Penambahan peralatan konstruksi sesuai dengan kebutuhan
29
Target pekerjaan tidak sesuai dengan schedule yang sudah disepakati‐subkontraktor tidak punya target pekerjaan yang pasti dan kurang paham dengan managemen konstruksi
Kontraktor mengarahkan subkontraktor untuk menyiapkan target pekerjaan dan metode pemasangan piping
Menambah personil project control untuk mengarahkan subkontraktor menyiapkan dan memonitor rencana dan target kerja
30
Cashflow bermasalah – tidak bisa claim progress invoice karena target pekerjaan selalu lebih rendah dari nilai yang sudah disepakati dalam kontrak
Menyiapkan schedule pekerjaan dilapangan lebih singkat daripada schedule yang disepakati pada owner proyek
Merevisi kontrak kerja yang mengatur soal claim progres invoice supaya invoice tetap bisa diclaim sesuai dengan progres yang tercapai
31
Produktifitas rendah – hari libur, perayaan hari besar keagamaan dan cuaca hujan
Mempertimbangkan hari libur, hari besar keagamaan dan cuaca pada saat menyiapkan schedule induk
Untuk hari libur dan hari besar keagamaan tetap bekerja dengan memberikan insentif kepada pekerja
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

170
DAFTAR LAMPIRAN 4 :
Lembar Asistensi
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

171
DAFTAR LAMPIRAN 5 :
Risalah Sidang Tesis
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Universitas Indonesia
UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PROYEK
PROGRAM PENDIDIKAN S2 SALEMBA
PERNYATAAN PERBAIKAN PROPOSAL TESIS
Dengan ini menyatakan bahwa:
Hari : Jumat, 07 Januari 2011
Jam : 15.00 WIB - Selesai
Tempat : Ruang A101 Pasca Sarjana Depok
Telah berlangsung Ujian Tesis Semester Ganjil 2010/2011 Program Studi Teknik Sipil, Program Pendidikan Magister Bidang Ilmu Teknik Manajemen Proyek, Fakultas Teknik Universitas Indonesia dengan peserta:
Nama Mahasiswa : Maruahal Sihombing
No Mahasiswa : 0806477560
Judul Tesis : Optimasi Biaya Mitigasi Faktor Risiko
Dominan Yang Berpengaruh Pada Kinerja Waktu
(Studi Kasus Pekerjaan Piping Proyek X Pada PT Y)
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Universitas Indonesia
Dan dinyatakan harus menyelesaikan perbaikan tesis yang dimintakan Dosen Penguji, yaitu:
Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Yusuf Latief, MT
No Pertanyaan dan Saran Perbaikan yang sudah dilakukan 1 Apakah faktor risiko dominan dari
penelitian sebelumnya divalidasi lagi? Hasil penelitian sebelumnya sudah divalidasi dan tidak perlu dilakukan validasi ulang. Penjelasan pada bab 5 – Hal 75
2 Munculkan Perbandingan antara biaya preventif dan korektif
Analisa sudah ditambah dan dimasukkan pada pembahasan pada bab 6 – Hal 157
Dosen Pembimbing: Ir. Eddy Subiyanto, MM, MT
No Pertanyaan Perbaikan yang sudah dilakukan 1 Harga satuan dapat dari mana ? Harga satuan didapat dari data aktual
proyek X, analisa pendekatan Surat Edaran Bersama Tentang Rencana Anggaran Biaya (RAB), yang dikeluarkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional & Menteri Keuangan, 17 Maret 2000. Analisa dibahas pada bab 5 – Hal 110 - 115
2 Analisa biaya hasilnya divalidasi ? Divalidasi/dibandingkan dengan data aktual proyek X. Analisa dibahas pada bab 5 – Hal 115
3 Bagaimana menentukan biaya respon ? Sesuai dengan tindakan yang didapat dari pakar proyek X. Analisa dibahas pada bab 5 – Hal 115
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Universitas Indonesia
Dosen Penguji I: Juanto Sitorus, S.Si, MT, CPM, PMP
No Pertanyaan Perbaikan yang sudah dilakukan 1 Revisi latar belakang masalah Bab 1 sudah revisi – Hal 2 2 Revisi latar belakang proyek Bab 4 sudah revisi – Hal 68
Dosen Penguji II: Ir. Wisnu Isvara, MT
No Pertanyaan Perbaikan yang sudah dilakukan 1 Bagaimana menentukan resources untuk
tindakan preventif dan korektif ? Sesuai dengan tindakan yang didapat dari pakar proyek X. Analisa dibahas pada bab 5 – Hal 115
2 Bagaimana menentukan unit cost untuk tindakan preventif dan korektif ?
Harga satuan didapat dari data aktual proyek X, analisa pendekatan Surat Edaran Bersama Tentang Rencana Anggaran Biaya (RAB), yang dikeluarkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional & Menteri Keuangan, 17 Maret 2000. Analisa dibahas pada bab 5 – Hal 110 - 115
3 Bagaimana validasinya ? Divalidasi/dibandingkan dengan data aktual proyek X. Analisa dibahas pada bab 5 – Hal 115
Dosen Penguji III: Bayu Aditya, ST, MT
No Pertanyaan Perbaikan yang sudah dilakukan 1 Faktor faktor resiko dominan diperoleh
dari mana ? Dari hasil penelitian sebelumnya. Penjelasan pada bab 5 – Hal 76
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Universitas Indonesia
Tesis ini telah selesai diperbaiki sesuai dengan Ujian Tesis tanggal 07 Januari 2011 dan telah mendapat persetujuan dari dosen pembimbing
Jakarta, Januari 2011
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
(Prof. Dr. Ir. Yusuf Latief, MT) (Ir. Eddy Subiyanto, MM, MT)
Penguji I Penguji II
(Juanto Sitorus, S.Si, MT, CPM, PMP) (Ir. Wisnu Isvara, MT)
Penguji III
(Bayu Aditya, ST, MT)
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011