-anfis-paraparese

11
BAB I ANATOMI DAN FISIOLOGI TERAPAN Susunan saraf pusat meliputi : Otak Terletak di rongga tengkorak ( cavum cranii ) dan bertanggung jawab dalam mengurus organ dan jaringan untuk daerah kepala dan leher. Di dalam rongga tengkorak otak dibagi atas otak besar ( cerebrum ) dan otak kecil ( cerebellum ). Medula spinalis Sumsum tulang belakang yang terletak dalam canalis vertebralis yang dimulai dari foramen magnum hingga setinggi VL1. Dari medulla spinalis ini keluar saraf spinalis ( nervi spinalis ) yang terdiri dari 31 pasang saraf yang melalui canalis vertabralis. Pada orang dewasa medulla spinalis panjangnya sekitar 40-45 cm. Pada ujung serabut saraf spinal yang masuk ke dalam MS melalui bagian posterior didapatkan ganglion radiks dorsalis yang merupakan ganglion sensoris. Pembungkus paling dalam ddisebut piameter dan paling luar disebut durameter, diantara piameter dan durameter yaitu aracnoidea. Cabang-cabang plexus lumbosacralis yang merupakan perpanjangan medulla spinalis dan mengurus persarafan dari 1

Upload: hisyam-muhammad

Post on 28-Oct-2015

83 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: -AnFis-Paraparese

BAB I

ANATOMI DAN FISIOLOGI TERAPAN

Susunan saraf pusat meliputi :

Otak

Terletak di rongga tengkorak ( cavum cranii ) dan bertanggung jawab dalam

mengurus organ dan jaringan untuk daerah kepala dan leher. Di dalam rongga

tengkorak otak dibagi atas otak besar ( cerebrum ) dan otak kecil ( cerebellum ).

Medula spinalis

Sumsum tulang belakang yang terletak dalam canalis vertebralis yang dimulai

dari foramen magnum hingga setinggi VL1. Dari medulla spinalis ini keluar saraf

spinalis ( nervi spinalis ) yang terdiri dari 31 pasang saraf yang melalui canalis

vertabralis. Pada orang dewasa medulla spinalis panjangnya sekitar 40-45 cm.

Pada ujung serabut saraf spinal yang masuk ke dalam MS melalui bagian

posterior didapatkan ganglion radiks dorsalis yang merupakan ganglion sensoris.

Pembungkus paling dalam ddisebut piameter dan paling luar disebut durameter,

diantara piameter dan durameter yaitu aracnoidea.

Cabang-cabang plexus lumbosacralis yang merupakan perpanjangan medulla

spinalis dan mengurus persarafan dari tungkai. Diregio lumbosacralis, radix saraf berjalan

turun hampir vertical untuk keluar canalis vertebralis yang meliputi :

Arthrogen

Ryogenik dan neurologic

Sirkulasi darah Medula spinalis

Motorik

1

Page 2: -AnFis-Paraparese

BAB II

PATOFISIOLOGI

A. Pengertian

Paraparese adalah kelemahan sebagian atau seluruh tungkai /sebagian atau

keseluruhan otot-otot pungung.

B. Gejala

Adanya kerusakan sebagian atau keseluruhan dari medulla spinalis, dapat

menyebabkan hilangnya fungsi dari sel-sel yang mengalami cedera, sehingga

impuls saraf ke otak mulai dari daerah cedera ke bawah serta tractus dari sel-sel

yang menghantarkan impuls dari pusat motorik dan akan berakhir pada daerah

yang mengalami cedera. Gejala-gejala yang timbul tergantung dari penyebabnya,

bila terjadi secar tiba-tiba akan mengalami spinal shock yang ditandai dengan

flaccid paralysis. Kerusakan diatas L1 memberikan gambaran lesi UMN

sedangkan kerusakan di bawah L1 memberikan gambaran LMN.

C. Perubahan Patologi

Tingkat kerusakan pada medulla spinalis :

- Pada daerah cervical

- Pada daerah thoraks

- Thoracolumbal

Penyebab :

- Faktor trauma tulang belakang

- Faktor infeksi myelin

- Tumor atau neoplasma pada medulla spinalis

- Abses tuberculosa

- Spina bifida thoracoumbal

- Proses degenerasi medulla spinlis

- Gangguan vaskularisasi

2

Page 3: -AnFis-Paraparese

BAB III

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI

A. Pemeriksaan ( Assesment )

1) Anamnesis

a. Umum

Nama : Irsan

Umur : 26 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Bantimurung, jl. Pakalu

Pekerjaan : -

Hobi : -

b. Khusus

Keluhan utama : Kelemahan kedua tungkai

Lokasi keluhan : Kedua tungkai

Sifat keluhan : Regional

Kapan terjadinya : ± 1 tahun yang lalu

Penyebab terjadinya : trauma ( kecelakaan )

RPP : ± 1 tahun yang lalu saat mengendarai motor pasien

mengalami kecelakaan da Kalimantan dan tidak

sadarkan diri kemudian pasien diopname di RSU

di Kalimantan selama ± 3 bulan, setelah itu

pasien sadar dan mengalami kelemahan pada

kedua tungkainya lalu pasien ke Makassar dan

baru ± 3 minggu yang lalu dirujuk ke fisioterapi

dengan kondisi tetraparese.

Riwayat pengobatan : - ± 3 bulan diopname di RSU Kalimantan

- Medica mentosa

3

Page 4: -AnFis-Paraparese

2) Inspeksi

a. Statis : kedua ankle dalam posisi plantar fleksi dan

supinasi serta kedua tungkai nampak spastic.

b. Dinamis : - Tremor

- Ada kelemahan otot saat menggerakkan tungkai

3) Pemeriksaan fungsi

a. Tes orientasi : - Pasien diminta untuk berjalan, tapi pasien tidak

mampu melakukannya.

- Pasien diminta menekuk lututnya, pasien mampu

tapi ada tremor.

b. SPK.FT C ( neuromuscular )

- Tes motorik

Reaksi ADL, hasilnya terganggu utamanya ADL berjalan

Reaksi keseimbangan, hasilnya terganggu

Reaksi transfer, hasilnya tidak dapat dilakukan dengan baik

Reaksi asosiasi, hasilnya pasien mampu melakukannya

Gerakan asosiasi, hasilnya pasien mampu melakukannya

Tes kekuatan otot

1. Tungkai kiri

- Fleksi hip joint : 3

- Ekstensi hip joint : 4

- Eksorotasi dan endorotasi hip joint : 2

- Abduksi dan adduksi hip joint : 3

- Fleksi knee : 3

- Ekstensi knee : 3

- Ankle joint : 0

2. Tungkai kanan

- Fleksi hip joint : 4

- Ekstensi hip joint : 4

- Abduksi dan adduksi hip joint : 4

- Eksorotasi dan endorotasi hip joint : 4

4

Page 5: -AnFis-Paraparese

- Fleksi knee : 4

- Ekstensi knee : 4

- Ankle joint : 0

- Tes sensorik

Tes arah gerakan, hasilnya bagus

Tes rasa gerak, hasilnya bagus

Tes rasa posisi, hasilnya bagus

Tes rasa sakit, hasilnya bagus

Tes beda titik, hasilnya bagus

- Tes refleks

KPR, hasilnya bagus

APR, hasilnya refleks tidak ada

- Tes koordinasi, hasilnya tremor sehingga koordinasinya lamban

- Tes tonus, hasilnya hipertonus

- Tes kognitif dan psikis, hasilnya bagus

4) Pemeriksaan spesifik

- Palpasi, hasilnya spasme pada m. gastrocnemius

- Nyeri tekan pada tendon Achilles

- Tes kontraktur, hasilnya kontraktur pada tendon achilles

5) Pemeriksaan tambahan

a. Vital sign

- Tekanan darah ` : 130 / 90 mmHg

- Denyut nadi : 64 x / menit

- Pernapasan : 19 x / menit

- suhu badan : 36º Celcius

b. X-Ray

c. Laboratorium

B. Diagnosa Fisioterapi

“ Gangguan ADL kedua tungkai akibat paraparese “

C. Problematik Fisioterapi

- Nyeri

5

Page 6: -AnFis-Paraparese

- Kontraktur

- Kelemahan otot

- Gangguan ADL

D. Tujuan Fisioterapi

1. Tujuan jangka panjang

Meningkatkan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional pasien.

2. Tujuan jangka pendek

- Mengurangi nyeri

- Mengurangi kontraktur

- Meningkatkan kekuatan otot

- Mengembalikan fungsi ADL

E. Intervensi Fisioterapi

1. SWD

F : 1 x sehari

I : 100 Hz

T : Coplanar

T : 8 menit

2. TENS

F : 1 x sehari

I : 40 Hz

T : 4 pad

T : 15 menit

3. Exercise therapy

F : 1 x sehari

I : 3 x repetisi

T : Strengthening exc, stretching, massage

T : 8 x hitungan / gerakan

F. Program latihan di Rumah ( home program )

- Mengulangi latihan-latihan yang diberikan di ruangan fisioterapi

- Kompres dengan air hangat

6

Page 7: -AnFis-Paraparese

BAB IV

EVALUASI, DOKUMENTASI DAN FOLLOW UP

A. Evaluasi

1. Evaluasi sesaat

Pasien nampak kelelahan

2. Evaluasi berkala

Pasien sudah merasakan tungkainya sedikit lebih ringan.

B. Dokumentasi

No Problematik fisioterapi Sebelum fisioterapi Sesudah fisioterapi

1

2

3

4

Nyeri

Kontraktur

Kelemahan otot

Gangguan ADL

VAS : 8,2 ( sangat nyeri )

Sangat keras apabila diulur

Sebelumnya pasien merasa berat pada tungkainya dengan nilai otot 2

Pasien belum mampu melakukan ADL tungkai dengan baik

VAS : 6,3 ( nyeri sedang )

Sudah sedikit lemas apabila diulur

Setelah beberapa kali terapi pasien merasa tungkainya agak lebih ringan dengan nilai otot tungkai kanan 4 dan tungkai kiri 3

Perkembangan ADL tungkai setelah terapi belum terlalu maksimal

C. Follow Up

NO Hari/Tanggal Problematik Modalitas Evaluasi1. Minggu I -Nyeri

-Kontraktur-Kelemahan otot-Gangguan ADL

-SWD-TENS-Exc. Therapy

- Nyeri berkurang

2. Minggu II -Nyeri-Kontraktur -Kelemahan otot-Gangguan ADL

-SWD-TENS-Exc. Therapy

- Nyeri berkurang- Ada

peningkatan nilai otot

- Kontraktur agak berkurang

7

Page 8: -AnFis-Paraparese

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Suatu penyakit yang berhubungan dengan sistem saraf pusat biasanya akan

mempengaruhi ekstremitas pada tubuh manusia yang berupa kelemahan bahkan

kelumpuhan, namun apabila pasien mempunyai semangat yang tinggi dan rajin untuk

melakukan terapi maka dampak dari kerusakan sistem saraf pusat tersebut dapat

diminimalkan dan dengan terapi pasien dapat diajarkan untuk mandiri melakukan

aktivitasnya sendiri.

B. Saran

Dalam menangani pasien dengan kondisi seperti pembahasan di atas baik pasien,

keluarga, maupun terapis harus sabar dalam melakukan pengobatan atau terapi serta

tetap bersemangat dan rajin untuk terapi.

8