@ 5 makalah hukum pidana

42
TUGAS MAKALAH HUKUM PIDANA OLEH N a m a : AHMAD FARHAN N P M : 14.12.27.009 Kelas : MH 27 C Angkatan : MH 12 A  PROGRAM PASCA SARANA MAG!S"#R H$K$M $N!%#RS!"AS &ANDAR 'AMP$NG 201( 0

Upload: petrust-herwanto

Post on 06-Jan-2016

64 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Hukum Pidana

TRANSCRIPT

Page 1: @ 5 Makalah HUkum PIdana

7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana

http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 1/42

TUGAS MAKALAH

HUKUM PIDANA

OLEH

N a m a : AHMAD FARHANN P M : 14.12.27.009Kelas : MH 27 CAngkatan : MH 12 A

 

PROGRAM PASCA SARANA MAG!S"#R H$K$M$N!%#RS!"AS &ANDAR 'AMP$NG

201(

0

Page 2: @ 5 Makalah HUkum PIdana

7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana

http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 2/42

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hukum merupakan suatu pedoman yang mengatur pola hidup manusia yang

memiliki peranan penting dalam mencapai tujuan ketentraman hidup bagi

masyarakat. Oleh karena itulah, hukum mengenal adanya adagium ibi societes ibi

ius. Adagium ini muncul karena hukum ada karena adanya masyarakat dan

hubungan antar individu dalam bermasyarakat. Hubungan antar individu dalam

 bermasyarakat merupakan suatu hal yang hakiki sesuai kodrat manusia yang tidak 

dapat hidup sendiri karena manusia adalah makhluk polis, makhluk yang

 bermasyarakat ( zoon politicon).1 

emua hubungan tersebut diatur oleh hukum, semuanya adalah hubungan

hukum (rechtsbetrekkingen).!  "aka untuk itulah dalam mengatur hubungan#

hubungan hukum pada masyarakat diadakan suatu kodi$ikasi hukum yang

mempunyai tujuan luhur yaitu menciptakan kepastian hukum dan

mempertahankan nilai keadilan dari subtansi hukum tersebut. ekalipun telah

terkodi$ikasi, hukum tidaklah dapat statis karena hukum harus terus menyesuaikan

diri dengan masyarakat, apalagi yang berkaitan dengan hukum publik karena

 bersentuhan langsung dengan hajat hidup orang banyak dan berlaku secara umum.

eiring perkembangan %aman permasalahan di bidang hukumpun semakin

hari semakin rumit dan kompleks. &hususnya lagi dalam hukum pidana yang

mencita#citakan lahirnya sebuah kodi$ikasi baru pengganti &itab 'ndang#undang

1  arji armodiharjo hidarta,  Pokok-Pokok Filsafat Hukukum, Apa dan Bagaimana

 Filsafat Hukum Indonesia, *.+. ramedia *ustaka 'tama, -akarta, 1/, hlm. .! 2.-. van Apeldoorn, pengantar Ilmu hukum, *.+. *radnya *aramita, -akarta, !000, hlm. 3.

1

Page 3: @ 5 Makalah HUkum PIdana

7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana

http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 3/42

Hukum *idana (selanjutnya disebut &'H* saja) 4arisan kolonial yang telah

terlalu jauh tertinggal oleh %aman. *atut dicatat, pembaharuan hukum pidana

selalu menimbulkan pertentangan#pertentangan pendapat yang tidak hanya terjadi

antara para ahli hukum saja melainkan juga melahirkan pertentangan di tengah

masyarakat. *ertentangan yang terjadi tidak hanya mencakup persolan

 pembaharuan hukum pidana ( penal reform) nasional yang berkaitan dengan aturan

umum dan rumusan deliknya namun juga mencakup kebijakan criminal (criminal 

 policy) yang merupakan persoalan yang tak kalah penting guna mencegah

meluasnya perkembangan5kecendrungan kejahatan (crime trend ).

Hukum pidana yang domeinnya sebagai hukum publik membuat

 perkembangan hukum pidana selalu menjadi sorotan di tengah masyarakat.

6ontoh kecil yang dapat kita lihat ialah bagaimana respon masyarakat yang sangat

antusias terhadap 4acana penegasan ancaman pidana mati terhadap terhadap para

koruptor.

"enurut Hegel 7egara ialah realitas 8 oh9 atau kesadaran, yang menja4ab

 pertentangan dalam masyarakat. +anpa 7egara pertentangan yang ada di dalam

masyarakat tidak dapat diselesaikan.  "aka menyikapi permasalahan dan

 pertentangan yang terjadi di dalam pembaharuan hukum pidana, 7egaralah yang

harus mengambil kebijakan guna mencegah terjadi pertentangan yang semakin

meluas yang bukannya mendatangkan solusi melainkan melahirkan debat kusir 

yang tak bermakna.

  ebuah pro dan kontra atau pertentangan pendapat yang masih terus

 berlangsung dalam domein hukum pidana sebagaimana tersebut di atas ialah

 arsono *, !arl "ar# $konomi Politik dan Aksi-e%olusi, iadit "edia, -akarta, !003,hlm. !1.

!

Page 4: @ 5 Makalah HUkum PIdana

7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana

http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 4/42

mengenai keberadaan lembaga pidana mati baik dalam kedudukan sebagai hukum

 positi$ maupun dalam upaya pembaharuan hukum pidana sebagai bagian dari

hukuman (pidana). ebagaimana diketahui eksistensi lembaga pidana pidana mati

dituangkan dalam &'H*, yang secara terperinci menyatakan sebagai berikut :

Pasal 10. *idana terdiri atas:

a. *idana pokok :

1. pidana mati,

!. pidana penjara,

. kurungan,

;. denda.

 b. *idana tambahan

1. pencabutan hak#hak tertentu,!. perampasan barang#barang tertentu,

. pengumuman putusan hakim. ;

<erdasarkan uraian pasal 10 &'H* tersebut dapatlah diketahui bah4a

lembaga pidana mati merupakan salah satu hukuman yang masih jelas

keberadaannya sebagai bagian dari hukuman (pidana) yang dapat dijatuhkan.

*ro dan kontra mengenai pidana mati bukanlah suatu pertentangan yang

 baru timbul di tengah masyarakat luas dan para ahli hukum namun telah terjadi

semenjak dahulu dan sebagai bukti, persoalan ini pernah diangkat oleh

-.=.ahetapy dalam skripsinya yang berjudul 8*idana "ati dalam 7egara

*ancasila9 (telah dipublikasikan dalam judul yang sama). Apakah pidana mati

hanya merupakan suatu alasan murah bagi penguasa 7egara sebagai alat penegak 

untuk mempertahankan tertib hukum dalam memberantas penjahat#penjahat ulung

dan berkaliber besar dengan ancaman maut, belum termasuk da$tar perghitungan

terhadap orang#orang yang tak dapat dikenakan baju penjahat karena mereka

adalah seperti la%im diberi julukan penjahat politik / merupakan salah satu alasan

; "oeljatno, !itab &ndang &ndang Hukum Pidana, <umi Aksara, -akarta, !00/, hlm. /#3./

  -.=. ahetapy, Pidana "ati dalam 'egara Pancasila, *.+. 6itra Aditya <akti, <andung,!00, hlm. /#3.

Page 5: @ 5 Makalah HUkum PIdana

7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana

http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 5/42

 beliau untuk mempermasalahkan pidana mati dalam tulisannya mengenai

eksitensi pidana mati di 7egara *ancasila (baca >ndonesia).

elayaknya &'H* yang diberlakukan secara umum di keseluruhan 4ilayah

?epublik >ndonesia sejak tanggal ! eptember 1/@ (berdasarkan '' 7o.

+ahun 1/@, 27 +ahun 1/@ 7o. 1!), maka pidana mati beserta pidana lainnya

seperti yang termuat dalam pasal 10 &'H* juga berlaku secara keseluruhan di

4ilayah ?epublik >ndonesia (asas teritorialitas). ebelumnya &'H* juga

diberlakukan di >ndonesia namun didasarkan atas hukum transitoir (pasal >>

Aturan *eralihan 'ndang#'ndang asar 1;/) dan masih kental nuansa

dualismenya. 'ni$ikasi hukum pidana nasional ini menimbulkan suatu

kejanggalan karena sebagaimana diketahui &'H* yang merupakan 4arisan

kolonial (cerminan .v.. dari <elanda) tersebut masih memberlakukan pidana

mati sedangkan <elanda sebagai 7egara kiblat &'H* 7asional kita telah

menghapuskan ancama pidana mati sebagai hukuman (pidana) yang dapat

dijatuhkan terhadap orang yang dianggap bersalah oleh pengadilan dalam

(rimineel etboek nya (&'H* <elanda).

"emang tidak ada suatu keharusan untuk menerapkan hukum pidana di

>ndonesia harus seutuhnya sama dengan 7egara yang menjadi kiblat hukum

 pidana nasional kita, namun karena pidana mati berkaitan dengan hak hidup

seseorang maka tentu menimbulkan pertentangan yang melahirkan pro kontra atau

silang pendapat antara para ahli hukum pidana yang sampai pada saat ini belum

 jelas akhirnya. ajar pertentangan tersebut muncul, namun perlu sekali lagi

digaris ba4ahi bah4a 7egara tentu mempunyai pertimbangan khusus

;

Page 6: @ 5 Makalah HUkum PIdana

7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana

http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 6/42

memberlakukan pidana mati dalam hukum pidana kita sebagaimana tertuang

dalam pasal 10 huru$ a angka 1 &'H* tersebut.

imons dalam sebuah tulisannya pernah menyatakan, masalah adil#tidaknya

hukuman mati itu tidaklah dapat dipersoalkan, apabila sudah jelas bah4a tanpa

hukuman tersebut ketertiban hukum tidak dapat dipertahankan.3  "aka

 berdasarkan pendapat imons tersebut jelas di sini bah4a keberadaan lembaga

 pidana mati merupakan kebutuhan yang mutlak pada saat itu, mengingat

keberadaan 7egara >ndonesia yang belum stabil saat itu dan bila dilihat dari segi

adat istiadat di >ndonesia, hukuman (pidana) mati tidaklah bertentangan dengan

adat istiadat dan hukum agama, khususnya hukum pidana >slam yang juga

mengenal adanya hukuman mati (yang mana mayoritas arga 7egara >ndonesia

merupakan penganut agama >slam).

Adapun pengaturan tentang pidana mati yang diatur dalam beberapa pasal

di &'H* yaitu pasal 10;B pasal 111 ayat (!)B pasal 1!; ayat (1)B pasal 1!; bisB

 pasal 1;0 ayat ()B pasal ;0B pasal 3/ ayat (;)B pasal ;;;B pasal ;k ayat (!)

dan pasal ;o ayat (!), sedangkan aturan di luar &'H* yang mengatur tentang

 pidana mati antara lain terangkum dalam 'ndang#'ndang 7omor / +ahun 1

+entang *sikotropika (pasal / ayat (!))B 'ndang#'ndang 7omor !! +ahun 1

+entang 7arkotika (pasal @0 ayat (1) huru$ aB pasal @0 ayat (!) huru$ bB pasal @0

ayat () huru$ aB pasal @! ayat (1) huru$ aB pasal @! ayat (!) huru$ aB pasal @! ayat

() huru$ 'ndang#'ndang *emberantasan +indak *idana &orupsi (tahun 1

!001), 'ndang#'ndang *engadilan HA" (tahun !000) dan 'ndang#'ndang

*emberantasan +indak *idana +erorisme (tahun !00).

3

  *.AC. 2amintang . imons,  !itab Pela*aran Hukum Pidana +eerboek an Het  'ederlanches .trafrecht), *ionir -aya, <andung, 1!, hlm. .

/

Page 7: @ 5 Makalah HUkum PIdana

7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana

http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 7/42

*enjatuhan pidana mati tersebut, tidaklah dijatuhkan kepada sembarangan

orang melainkan khusus kepada pelaku kejahatan khusus (e#traordinary crime),

yang dianggap pelakunya telah memperlihatkan dari perbuatannya bah4a ia

adalah individu yang sangat berbahaya bagi masyarakat, dan oleh karena itu harus

dibuat tidak berbahaya lagi dengan cara dikeluarkan dari masyarakat atau

 pergaulan hidup  (baca dipidana mati). alah satu tokoh yang mendukung

keberadaan lembaga pidana mati di negeri ini ialah ialah ?. antoso

*oedjosoebroto yang merupakan mantan 4akil ketua "ahkamah Agung,

 berpendapat pidana mati itu adalah merupakan senjata pamungkas atau akhir 

dalam keadilan,@ namun dalam penjatuhan pidana mati haruslah diperhatikan hal#

hal yang berkaitan dengan hak#hak si terpidana dan eksekusinya pun dilakukan

dengan cara yang patut dan berprikemanusiaan.

+idak dapat dipungkiri masih banyak ahli yang tak sependapat dengan hal

tersebut, namun keberadaan lembaga pidana mati haruslah dihargai dalam

kedudukannya sebagai suatu bagian dari hukum pidana positi$ >ndonesia. elain

ahetapy, masih banyak ahli yang menentang atau kontra terhadap eksistensi

lembaga pidana mati (namun tidak sepenuhnya menentang konsep pidana mati

yang tertuang ?&'H*) di >ndonesia yang salah satunya adalah udarto yang

 berpendapat :

Hilangnya nya4a berarti hilangnya manusia itu sendiri. Adakah alasan yang

cukup kuat untuk menghilangkan nya4a manusia itu sendiri D &ekeliruan

dari pengadilan selalu dapat terjadi, dan kalau hal ini terjadi dalam

 penjatuhan hukuman mati, maka tidak ada kemungkinan lain sama sekali

untuk memperbaiki. "an$aat dari pidana ini sangat diragukan.

 2eden "arpaung, Asas-/eori-Praktik Hukum Pidana, inar ra$ika, -akarta, !00/, hlm.10/.

@  joko *rakoso 7ur4achid, .tudi /entang Pendapat-Pendapat "engenai $fekti%itas

 Pidana "ati di Indonesia 0e1asa Ini, halia >ndonesia, -akarta, 1@;, hal /. ibib2, , hlm. 11

3

Page 8: @ 5 Makalah HUkum PIdana

7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana

http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 8/42

&eberadaan pidana mati bukan hanya menjadi sebuah permasalahan yang

terjadi di >ndonesia namun juga terjadi di banyak 7egara lainnya. Hal ini dapat

dilihat dari pendapat Eon Henting yang secara terang#terangan menolak mengenai

keberadaan lembaga pidana mati. <eliau berpendapat, ada pengaruh yang

kriminogen dari pada pidana mati ini terutama sekali disebabkan karena 7egara

telah memberikan suatu contoh yang jelek dengan pidana mati tersebut

sebenarnya 7egaralah yang berke4ajiban untuk mempertahankan nya4a manusia,

dalam keadaan yang bagaimanapun.10

elain mengenai hilangnya hak untuk hidup seseorang, pidana mati juga

menimbulkan permasalahan lain yang tak kalah pelik dan juga memiliki

keterkaitan erat dengan ranah hak asasi manusia yaitu mengenai kapan

 pelaksanaan eksekusi mati dilaksanakan. *eristi4a ini terjadi dikarenakan di

>ndonesia tidak ada peraturan yang mengatur limit   (batas) 4aktu pelaksanaan

eksekusi terhadap si terpidana. Hai inilah yang mengakibatkan terjadinya suatu

8kumulasi pidana9. ecara normati$, kumulasi pidana ini tidak akan pernah

didapati dasar hukum dan pengakuan mengenai keberadaannya, namun di dalam

 prakteknya akan sering kali diketumukan. "aka dapat penulis katakan bah4a

 penundaan eksekusi yang terlalu lama menyebabkan terjadinya 8kumulasi pidana9

 penjara dan pidana mati terhadap si terpidana.

<ila di lihat secara riil memang hal tersebut di atas mempunyai sisi positi$ 

 bagi si terdak4a, namun bila secara cermat diamati akan terlihat hal tersebut lebih

 banyak mendatangkan kerugian dari pada keuntungan bagi si terdak4a. 6ontoh

konkrit yang dapat kita lihat dari kasus &usni &asdut dan Hengki +upana4aei

yang menunggu selama lebih kurang !/ tahun, terlepas dari aspek yuridis

10 ibid2, hlm. 1!.

Page 9: @ 5 Makalah HUkum PIdana

7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana

http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 9/42

sesungguhnya merupakan pemidanaan tersendiri. Apalagi impliksai

sosiologisnya : menunggu kematian selama !/ tahun.11  -elaslah di sini bah4a

 penundaan eksekusi pidana mati merupakan suatu bentuk pengabaian terhadap

 penderitaan yang dialami oleh si terpidana. elain itu, dalam keberadaan terpidana

mati di 2embaga *emasyarakatan menjelang pelaksanaan eksekusi yang tak jelas

kapan 4aktunya tersebut tentu memposisiskan si terdak4a selayaknya

narapidana, bahkan si terpidana mati dipastikan akan jauh lebih banyak 

kehilangan hak#haknya di balik tembok tinggi tersebut dibandingkan narapidana

 penghuni 2embaga *emasyarakatan dikarenakan sistem pengamanan dan

 penga4asan yang jauh lebih ketat pasti akan diterapkan terhadapnya.

Analisis terhadap uraian di atas menunjukkan dengan jelas adanya

8pemerkosaan9 hak asasi manusia yang terjadi terhadap hak#hak si terpidana mati.

Hipotesa tersebut muncul karena menurut 'ndang#'ndang Hak Asasi "anusia

setiap orang diberikan hak untuk hidup tenteram, aman, damai, bahagia, sejahtera

lahir dan batin1!. -aminan tersebut juga merupakan conditio sine 3ua non (syarat

mutlak yang harus ada) terhadap semua orang termaksud terpidana yang

menjalani masa hukuman di 2embaga *emasyarakatan 4alaupun ada batasan

tertentu yang dapat dilanggar. <erdasarkan hal tersebut, timbullah pertanyaan,

dapatkah jaminan tersebut kita temui pada perasaan sanubari setiap terpidana mati

yang sampai sekarang gundah menunggu kapan maut dihadapakan padanya.

&ontradiksi yang sebagaimana tersebut di atas, memang juga terjadi pada

 penerapan pidana mati, namun dengan adanya putusan "ahkamah &onstitusi

terhadap uji materil keabsahan pidana mati yang diatur dalam '' 7o !! +ahun

11 -.=. ahetapy, 4p2(it, hlm. .1!

 *asal ayat (!) 'ndang#'ndang 7omor +ahun 1 +entang Hak Asasi "anusia(2embaran 7egara ?epublik >ndonesia +ahun 1 7omor 13/).

@

Page 10: @ 5 Makalah HUkum PIdana

7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana

http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 10/42

1 tentang 7arkotika yang memutuskan bah4a pidana mati tidaklah

 bertentangan dengan '' 1;/ (uji materil dimohonkan oleh pelaku kasus tindak 

 pidana narkotika) jelas mementalkan penolakan terhadap keberadaan lembaga

 pidana mati di >ndonesia. <erbeda dengan kumulasi yang disebutkan penulis di

atas yang jelas#jelas memperkosa hak asasi si terpidana mati karena tidak ada

kepastian hukum yang menentukan kapan regu tembak akan di hadapkan padanya

yang sudah barang tentu merampas rasa keadilan bagi si terpidana mati.

"engutip apa yang dituliskan oleh <ung &arno, %aman akan menjadi

hakim dan %aman akan menentukan siapa yang benar.1 ungguh benar apa yang

dikatakan oleh <ung &arno dan menurut penulis saat (%aman) inilah bangsa ini

harus menja4ab permasalahan 8kumulasi pidana9 tersebut. engan membiarkan

%aman berikutnya memutuskan dan menyelesaikan persoalan ini, maka sama saja

dengan membiarkan 8pemerkosaan9 hak asasi manusia terus berlangsung di depan

mata kita.

B. Masalah Pokok 

  <erdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka dapat

ditetapkan masalah pokok dalam penelitian ini ialah :

1. <agaimanakah +ujuan *emidanaan >ndonesiaD

!. <agaimana *engaturan +entang *idana *enjara dan *idana "ati D

. <agaimanakah *ro &ontra *idana "ati di >ndonesiaD

BAB II

1

  oekarno,  0iba1ah Bendera e%olusi,  *anitia *enerbit iba4ah <endera ?evolusi,-akarta, 13;, hlm. /!1.

Page 11: @ 5 Makalah HUkum PIdana

7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana

http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 11/42

TINJAUAN UMUM

A. Searah H!k!" P#$ana

Hukum pidana merupakan hukum yang masuk kedalam kategori hukum publik,

yaitu hukum yang mengatur kepentingan umum. Hukum pidana sendiri memiliki

 pengertian, yaitu Hukum yang mengatur tentang perbuatan#perbutan yang

dilarang oleh undang#undang beserta ancaman hukuman yang dapat dijatuhkan

terhadap pelanggarnya. Hukum pidana yang berlaku di >ndonesia sekarang ini,

 belumlah merupakan hukum yang asli lahir dan dibuat oleh bangsa kita sendiri,

melainkan 4arisan peninggalan bangsa <elanda dahulu. &'H* kita sekarang ini

masih merupakan terjemahan daripada &'H* <elanda (etboek van tra$rech).

1. H!k!" P#$ana Masa Kolon#al

*ada masa periodisasi ini sangatlah panjang, mencapai lebih dari empat abad.

>ndonesia mengalami penjajahan sejak pertama kali kedatangan bangsa

*ortugis, panyol, kemudian selama tiga setengah abad diba4ah kendali

<elanda. >ndonesia juga pernah mengalami pemerintahan diba4ah kerajaan

>nggris dan kekaisaran -epang. elama beberapa kali pergantian pemegang

kekuasaan atas nusantara juga membuat perubahan besar dan signi$ikan.

a. Faman EO6 (Eereenigde Oost >ndische 6ompagnie) +ahun 130!#1.

"asa pemberlakuan hukum pidana <arat dimulai setelah bangsa <elanda

datang ke 4ilayah 7usantara, yaitu ditandai dengan diberlakukannya

 beberapa peraturan pidana oleh EO6 (Eereenigde Oost >ndische

6ompagnie). EO6 sebenarnya adalah kongsi dagang <elanda yang

diberikan Gkekuasaaan 4ilayahG di 7usantara oleh pemerintah <elanda.

10

Page 12: @ 5 Makalah HUkum PIdana

7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana

http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 12/42

Hak keistime4aan EO6 berbentuk hak octrooi taten eneral yang

meliputi monopoli pelayaran dan perdagangan, mengumumkan perang,

mengadakan perdamaian dengan kerajaan#kerajaan di 7usantara, dan

mencetak uang. *emberian hak demikian memberikan konsekuensi bah4a

EO6 memperluas dareah jajahannya di kepulauan 7usantara. alam

usahanya untuk memperbesar keuntungan, EO6 memaksakan aturan#

aturan yang diba4anya dari =ropa untuk ditaati orang#orang pribumi.

 b. Faman <elanda. ebagai diketahui dari tahun 1@11 sampai tahun 1@1;

>ndonesia pernah jatuh dari tangan <elanda ke tangan >nggris. <erdasarkan

&onvensi 2ondon 1 Agustus 1@1;, maka bekas koloni <elanda

dikembaljkan kepada <elanda. *emerintahan >nggris diserah terimakan

kepada &omisaris -enderal yang dikirim dari <elanda.

c. Faman *endudukan -epang. *ada masa pendudukan -epang selama ,/

tahun, pada hakekatnya hukum pidana yang berlaku di 4ilayah >ndonesia

tidak mengalami perubahan yang signi$ikan. *emerintahan bala tentara

-epang (ai 7ippon) memberlakukan kembali peraturan jaman <elanda

dahulu dengan dasar un eirei melalui Osamu eirei.

*ertama kali, pemerintahan militer -epang mengeluarkan Osamu eirei

 7omor 1 +ahun 1;!. *asal undang#undang tersebut menyebutkan bah4a

semua badan pemerintahan dan kekuasaannya, hukum dan undang#undang

dari pemerintah yang dulu tetap diakui sah untuk sementara 4aktu, asalkan

tidak bertentangan dengan pemerintahan militer.

%. H!k!" P#$ana Pas&a Ke"er$ekaan

11

Page 13: @ 5 Makalah HUkum PIdana

7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana

http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 13/42

&eadaan pada %aman pendudukan -epang dipertahankan sesudah proklamasi

kemerdekaan. *asal >> Aturan *eralihan '' 1;/ berlaku pada tanggal 1@

Agustus 1;/ mengatakan : Gegala badan negara dan peraturan yang ada

masih langsung berlaku selama belum diadakan yang baru menurut 'ndang#

'ndang asar ini.G <arulah dengan 'ndang#'ndang 7omor 1 +ahun 1;3

diadakan perubahan yang mendasar atas v>. itentukan di dalam 'ndang#

'ndang 7omor 1 +ahun 1;3 tersebut bah4a hukum pidana yang berlaku

sekarang (mulai 1;3) iaiah hukum pidana yang berlaku pada tanggal @ "aret

1;! dengan pelbagai perubahan dan penambahan yang disesuaikan dengan

keadaan 7egara *roklamasi &emerdekaan >ndonesia dengan nama etboek 

van rra$recht mor 7ederlandsch >ndie diubah menjadi etboek van

tru$rech% yang dapat disebut &itab 'ndang # 'ndang Hukum *idana

(&'H*). engan berlakunya 'ndang#'ndang 7omor 1 +ahun 1;3 untuk 

seluruh >ndonesia berdasarkan 'ndang#'ndang 7omor +ahun 1/@, maka

hilanglah dualisme berlakunya dua macam undang#undang hukum pidana di

>ndonesia.

eperti yang telah diuraikan sebelumnya, yakni mengenai bab tentang sejarah

hukum pidana >ndonesia pasca kemerdekaan. ekarang saya akan

menguraikan kembali tahap demi tahap sejarah hukum nasioal >ndonesia

a. +ahun 1;/#1;

eperti yang telah dijelaskan di atas, dengan diproklamirkannya negara

>ndonesia sebagai negara yang merdeka pada tanggal 1 Agustus 1;/,

 bangsa >ndonesia menjadi bangsa yang bebas dan berdaulat. Oleh karena

itu, untuk mengisi kekosongan hukum (rechts vacuum) karena hukum

1!

Page 14: @ 5 Makalah HUkum PIdana

7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana

http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 14/42

nasional belum dapat di4ujudkan, maka '' 1;/ mengamanatkan

dalam *asal >> Aturan *eralihan agar segala badan negara dan peraturan

yang ada masih langsung berlaku, selama belum diadakan yang baru

menurut 'ndang # 'ndang asar ini.

 b. +ahun 1;#1/0

+ahun 1;#1/0 negara >ndonesia menjadi negara serikat, sebagai

konsekuensi atas syarat pengakuan kemerdekaan dari negara <elanda.

engan perubahan bentuk negara ini, maka '' 1;/ tidak berlaku lagi

dan diganti dengan &onstitusi ?epublik >ndonesia erikat. ebagai aturan

 peralihannya, *asal 1! &onstitusi ?> menyebutkan *eraturan#peraturan

undang#undang dan ketentuan#ketentuan tata usaha yang sudah ada pada

saat &onstitusi ini mulai berlaku, tetap berlaku dengan tidak berubah

sebagai peraturan#peraturan dan ketentuan#ketntuan ?epublik >ndonesia

erikat sendiri, selama dan sekadar peraturan#peraturan dan ketentuan#

ketentuan itu tidak dicabut, ditambah atau diubah oleh undang#undang dan

ketentuan#ketentuan tata usaha atas kuasa &onstitusi ini.

c. +ahun 1/0#1/

etelah negara >ndonesia menjadi negara yang berbentuk negara serikat

selama bulan 13 hari, sebagai trik politik agar <elanda mengakui

kedaulatan >ndonesia, maka pada tanggal 1 Agustus 1/0 >ndonesia

kembali menjadi negara republik#kesatuan. engan perubahan ini, maka

konstitusi yang berlaku pun berubah yakni diganti dengan ''

ementara. ebagai peraturan peralihan yang tetap memberlakukan hukum

 pidana masa sebelumnya pada masa '' ementara ini, *asal 1;! ''

1

Page 15: @ 5 Makalah HUkum PIdana

7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana

http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 15/42

ementara menyebutkan : G*eraturan#peraturan undang#undang dan

ketentuan#ketentuan tatausaha yang sudah ada pada tanggal 1 Agustus

10/0, tetap berlaku dengan tidak berubah sebagai peraturan#peraturan dan

ketentuanketntuan ?epublik >ndonesia sendiri, selama dan sekedar 

 peraturanperaturan dan ketentuan#ketentuan itu tidak dicabut, ditambah

atau diubah oleh undang#undang dan ketentuan#ketentuan tata usaha atas

kuasa 'ndang 'ndang asar iniG.

d. +ahun 1/#sekarang

etelah keluarnya ekrit *residen tanggal / -uli 1/, yang salah satunya

 berisi mengenai berlakunya kembali '' 1;/, maka sejak itu >ndonesia

menjadi negara kesatuan yang berbentuk republik dengan '' 1;/

sebagai konstitusinya. Oleh karena itu, *asal >> Aturan *eralihan yang

memberlakukan kembali aturan lama berlaku kembali, termasuk di sini

hukum pidananya. *emberlakuan hukum pidana >ndonesia dengan dasar 

'' 7omor 1 +ahun 1;3 pun kemudian berlanjut sampai sekarang.

B. T!!an Pe"#$anaan

ebagaimana telah terurai, pemidanaan secara sederhana dapat diartikan dengan

 penghukuman. *enghukuman yang dimaksud berkaitan dengan penjatuhan pidana

dan alasan#alasan pembenar ( *ustification) dijatuhkannya pidana terhadap

seseorang yang dengan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap

(incracht %an ge4ijsde) dinyatakan secara sah dan meyakinkan terbukti

melakukan tindak pidana. +entunya, hak penjatuhan pidana dan alasan pembenar 

1;

Page 16: @ 5 Makalah HUkum PIdana

7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana

http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 16/42

 penjatuhan pidana serta pelaksanaannya tersebut berada penuh di tangan negara

dalam realitasnya sebagai roh.

*atut diketahui, bah4a tidaklah semua $ilsu$ ataupun pakar hukum pidana

sepakat bah4a negaralah yang mempunyai hak untuk melakukan pemidanaan

( sub*ectief strafrech). Hal ini dapat terlihat jelas pada pendapat He%e4inkel#

uringa yang mengingkari sama sekali hak mempidana ini dengan mengutarakan

keyakinan mereka bah4a si penjahat tidaklah boleh dila4an dan bah4a musuh

tidaklah boleh dibenci.1;  *endapat ini dapat digolongkan sebagai bentuk 

negativisme, dimana para ahli yang sependapat dengan uringa tersebut

menyatakan hak menjatuhkan pidana sepenuhnya menjadi hak mutlak dari +uhan.

 7egativisme yang dimaksud di atas, penulis anggap sebagai bentuk 

 penegakan hukum secara utopis di masa sekarang ini, dikarenakan penegakan

hukum agama menganggap 7egara adalah perpanjangan tangan +uhan di dunia.

ementara itu, de4asa ini cenderung untuk mengkotomikan antara konsep#konsep

sistem pemerintahan dan penegakan hukum dengan ajaran#ajaran agama tertentu.

<agi kalangan religius hal ini dianggap menuju arah paham sekularisme

(4alaupun tidak secara absolut), namun hal ini semakin hari#hari semakin banyak 

dipraktekkan pada banyak 7egara pada sistem ketatanegaraan yang berimplikasi

 pada bentuk hukum pidana positi$. Hal ini dapat terlihat jelas pada 7egara kita

dengan tidak diberlakukannya hukum agama secara mutlak dalam hukum nasional

kita ($aktor kemajemukan sosial) dan juga pada 7egara#negara lainya.

1;

  irjono *rodjodikoro,  Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia, *+. ?e$ika Aditama,<andung, !00@, hlm. !.

1/

Page 17: @ 5 Makalah HUkum PIdana

7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana

http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 17/42

-adi, dapatlah kita berpedoman pada ma%hab 4iena yang menyatakan

hukum dan negara adalah identik, karena adalah tak lain daripada satu susunan

tingkah laku manusia dan satu ketertiban paksaan kemasyarakatan.1/

&embali berbicara mengenai tujuan pemidanaan, bah4a pada prinsipnya

tujuan tersebut termaktub dalam berbagai teori pemidanaan yang la%im

dipergunakan. ecara garis besar, teori pemidanaan terbagi dua dan dari

 penggabungan kedua teori pemidanaan tersebut lahir satu teori pemidanaan

lainnya. Adapun tiga teori pemidanaan yang dijadikan alasan pembenar 

 penjatuhan pidana :

1. +eori absolut atau teori pembalasan (%ergeldings theorien),

%. +eori relati$ atau teori tujuan (doeltheorien),

'. +eori gabungan (%erenigingstheorien).

Ad 1. +eori absolut atau teori pembalasan (%ergeldings theorien).

+eori ini juga dikenal dengan teori mutlak ataupun teori imbalan dan teori

ini lahir pada akhir abad ke#1@. "enurut teori#teori absolut ini, setiap kejahatan

harus diikuti dengan pidana tidak boleh tidak tanpa ta4ar#mena4ar.

eseorang mendapat pidana karena telah melakukan kejahatan.13 "aka, pemberian

 pidana disini ditujukan sebagai bentuk pembalasan terhadap orang yang telah

melakukan kejahatan.

Ada banyak $ilsu$ dan dan ahli hukum pidana yang menganut teori ini,

diantaranya ialah >mmanuel &ant, Hegel, Herbart, tahl, -- ?ousseau. ari

 banyak pendapat ahli tersebut penulis tertarik dengan pendapat yang disampaikan

Hegel mengenai argumennya terhadap hukuman bila dikolerasikan dengan teori

1/

 oetiksno, Filsafat Hukum Bagian I , *+. *radnya *aramita, -akarta, !00@, hlm. 3.13 *rodjodikoro ,oc2(it2 

13

Page 18: @ 5 Makalah HUkum PIdana

7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana

http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 18/42

absolut. imana hukuman dipandang dari sisi imbalan sehingga hukuman

merupakan dialectische %ergelding256  Hal ini memperlihatkan bah4a pembalasan

(%ergelding ) diuraikan dengan nuansa dialektika sebagaimana pola Hegel

 ber$ilsa$at.

 -adi, dalam teori ini pidana dapat disimpulkan sebagai bentuk pembalasan

yang diberikan oleh negara yang bertujuan menderitakan penjahat akibat

 perbuatannya. +ujuan pemidanaan sebagai pembalasan pada umumnya dapat

menimbulkan rasa puas bagi orang, yang dengan jalan menjatuhkan pidana yang

setimpal dengan perbuatan yang telah dilakukan.1@

Ad !. +eori relati$ atau teori tujuan (doeltheorien).

2ahirnya teori ini menurut penulis merupakan suatu bentuk negasi terhadap

teori absolut (4alaupun secara historis teori ini bukanlah suatu bentuk 

 penyempurnaan dari teori absolut) yang hanya menekankan pada pembalasan

dalam penjatuhan hukuman terhadap penjahat. +eori yang juga dikenal dengan

nama teori nisbi ini menjadikan dasar penjatuhan hukuman pada tujuan dan

maksud hukuman sehingga ditemukan man$aat dari suatu penghukuman (nut %an

destraf ).

+eori ini berprinsip penjatuhan pidana guna menyelenggarakan tertib

masyarakat yang bertujuan membentuk suatu prevensi kejahatan. ujud pidana

ini berbeda#beda: menakutkan, memperbaiki, atau mebinasakan. 2alu dibedakan

 prevensi umum dan khusus. *revensi umum menghendaki agar orang#orang pada

umumnya tidak melakukan delik.1 

1 "arpaung, oc2 (it21@

 joko *rakoso, Hukum Penitensier di Indonesia, 2iberty, Iogyakarta, 1@@, hlm. ;.1 Andi Ham%ah, 4p2cit2, hlm. ;.

1

Page 19: @ 5 Makalah HUkum PIdana

7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana

http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 19/42

Ceurbach sebagai salah satu $ilsu$ penaganut aliran ini berpendapat

 pencegahan tidak usah dilakukan dengan siksasaan tetapi cukup dengan

memberikan peraturan yang sedemikian rupa sehingga bila orang setelah

membaca itu akan membatalkan niat jahatnya.!0  elain dengan pemberian

ancaman hukuman, prevensi umum ( general pre%entie) juga dilakukan dengan

cara penjatuhan hukuman dan pelaksanaan hukuman (eksekusi). =ksekusi yang

dimaksud dilangsungkan dengan cara#cara yang kejam agar khalayak umum takut

dan tidak melakukan hal yang serupa yang dilakukan oleh si penjahat.

eiring perkembangan %aman, apa yang menjadi substansi tujuan

 pemidanaan sebagaimana yang terurai dalan prevensi umum menuai kritikan.

alah satu kritikan yang paling mendasar dapat penulis perlihatkan berdasarkan

 pendapat e4ey yang menyatakan :

<anyak pelaku kejahatan tidak mempertimbangkan hukuman. +erkadang

karena mereka mengalasakit ji4a ayau 8 feebleminded7 8 atau berbuat

diba4ah tekanan emosi yang berat. +erkadang ancaman hukuman itu

menjadikan mereka seolah#olah dibujuk. <anyak tahanan yang

mengemukakan reaksi keji4aaannya dikala proses dari pelanggaran

undang#undang. emua ini memperlihatkan bah4a sesunggyhnya hanya

sedikit yang mempertimbangkan undang#undang penghukuman.!1

*ada prevensi khusus, tujuan pemidanaan ditujukan kepada pribadi si

 penjahat agar ia tidak lagi mengulangi perbuatan yang dilakukannya. Ean Hamel

dalam hal ini menunjukkan bah4a prevensi khusus dari suatu pidana ialah :

1. *idana harus memuat suatu unsur menakutkan supaya mencegah penjahat

yang mempunyai kesempatan untuk tidak melakukan niat buruknya.

!. *idana harus mempunyai unsur memperbaiki si terpidana.

. *idana mempunyai unsur membinasakan penjahat yang tidak mungkin

diperbaiki.

;. +ujuan satu#satunya pidana ialah mempertahnkan tertib hukum.!!

!0 *rakoso, Hukum Penitensier di Indonesia, oc2 (it2!1 utherland 6ressey (disadur oleh udjono ), /he (ontrol of (rime Hukuman dalam

 Perkembangan Hukum Pidana, +arsito, <andung, 1;, hlm. 3!.!! Andi Ham%ah, 4p2cit2, hlm. 3.

1@

Page 20: @ 5 Makalah HUkum PIdana

7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana

http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 20/42

"aka dapat disimpulkan bah4a dalam teori relati$, negara dalam

kedudukannya sebagai pelindung masyarakat menekankan penegakkan hukum

dengan cara cara prenventi$ guna menegakkan tertib hukum dalam masyarakat.

Ad . +eori gabungan (%erenigingstheorien).

+eori gabungan merupakan suatu bentuk kombinasi dari teori absolut dan

teori relati$ yang menggabungkan sudut pembalasan dan pertahanan tertib hukum

masyarakat. alam teori ini, unsur pembalasan maupun pertahanan tertib hukum

masyarakat tidaklah dapat diabaikan antara satu dengan yang lainnya.

<erdasarkan penekanan atau sudut dominan dalam peleburan kedua teori

tersebut ke dalam bentuk teori gabungan, teori ini dibedakan menjadikan tiga

 bentuk yaitu, teori gabungan yang menitikberatkan unsur pembalasan, teori

gabungan teori gabungan yang menitikberatkan pertahanan tertib masyarakat, dan

teori gabungan yangmemposisikan seimbang antara pembalasan dan pertahanan

tertib masyarakat.

"enurut, irjono *rodjodikoro, bagi pembentuk undang#undang hukum

 pidana, bagi para jaksa dan hakim tidak perlu memilih salah satu dari ketiga

macam teori hukum pidana tersebut dalam menunaikan tugas.! *enulis dalam hal

ini secara tegas menyatakan sepakat dengan apa yang disampaikan irjono

*rodjodikoro dikarenakan nilai#nilai keadilan bukanlah didasarkan dari teori apa

yang dianut melainkan berdasarkan unsur humanis yang berkenaan dengan

kondisi masyarakat dan si pembuat (penjahat) yang diproses melalui perpaduan

logika dan hati yang terlahir dalam sebuah nurani.

(. P#$ana Mat# $an P#$ana Penara $# In$ones#a

! irjono *rodjodikoro, 4p2cit2, hlm. !.

1

Page 21: @ 5 Makalah HUkum PIdana

7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana

http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 21/42

*idana mati dan pidana penjara merupakan bagian dari jenis#jenis pidana

yang berlaku berdasarkan hukum pidana positi$ >ndonesia. ebagaimana diketahui

kedua bentuk pidana tidaklah dapat dikumulasikan. Hanya saja dalam tataran das

 sein hal ini sering terjadi terhadap terpidana mati. Oleh karena keganjilan tersebut

 penulis akan mencoba menguraikan pidana mati dan pidana penjara secara

terpisah serta korelasi kedua jenis pidana dalam permasalahan pidana mati guna

mempermudah memahami hasil penelitian penulis yang akan diuraikan pada bab

 berikutnya.

a. *idana *enjara

*idana penjara merupakan jenis hukuman yang berdasarkan

 pelakasanaannya mempunyai kemiripan pelaksanaan pidana kurungan. Hal ini

dapat dilihat dari pendapat atochid &artanegara yang menyatakan kedua bentuk 

hukuman ini sama#sama dilakukan dengan cara merampas kemerdekaan orang#

orang yang melanggar undang#undang. Hanya saja, pada pidana kurungan si

narapidana mempunyai beberapa hak istime4a yang tidak dipunyai oleh

narapidana hukuman penjara dan begitu juga sebaliknya. Adapun hak yang tidak 

dimiliki oleh narapidana hukuman penjara ialah hak  pistole, sebaliknya

narapidana pidana kurungan tidak berhak mendapatkan pembebasan bersyarat.

<erdasarkan sejarah, pelaksanaan pidana penjara sebagai bentuk hukuman

yang merampas kemerdekaan barulah dikenal pada a4al abad ke#1@. *ada saat itu

 pidana pejara lahir sebagai pidana baru yang berbentuk membatasi kebebasan

 bergerak, merampas kemerdekaan, menghilangkan kemerdekaan yang harus

dirasakan sebagai derita selama menjalani pidana penjara bagi narapidana.!;

!;

  4idja *riyatno, .istem Pelaksanaan Pidana Pen*ara di Indonesia, ?e$ika Aditama,<andung, !003, hlm. @@.

!0

Page 22: @ 5 Makalah HUkum PIdana

7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana

http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 22/42

>ndonesia sendiri mengenal pidana penjara secara normati$ sejak diberlakukan

 berdasarkan ordonantie10 esember 11 .taatsblad tahun 11 7o. 0@ yang

dikenal dengan 9estichtenreglement :;

 yang berinduk pada %.2 

*ada saat ini, pelaksanaan pidana penjara di >ndonesia dilaksanakan

 berdasarkan ketentuan 'ndang#'ndang 7omor 1! tahun 1/ +entang

*emasyarakatan dan dan berbagai peraturan diba4ahnya. alam hal itu,

 pelaksanaan pidana penjara disesuaikan dengan $ungi pokok 2embaga

*emasyarakatan sebagai tempat narapidana dibina selama menjalani pidana yang

dijatuhkan padanya dan dalam hal ini narapidana juga dikategorikan sebagai

4arga binaan 2embaga *emasyarakata. Adapun $ungsi pokok 2embaga

*emasyarakatan yaitu membina serta mempersiapkan para narapidana supaya

dapat hidup bermasyarakat tanpa menggangu dan merugikan anggota masyarakat

yang lain.!3

<erdasarkan pasal 1! ayat (1) &'H*, pidana penjara dibagi menjadi dua

yaitu seumur hidup dan selama 4aktu tertentu. ilihat dari sudut penjatuhan

 pidana dan juga sudut terpidana, pidana seumur hidup bersi$at pasti (definite

 sentence) karena si terpidana dikenakan jangka 4aktu yang pasti (a definite

 periode of time), yaitu menjalani pidana sepanjang hidup di dunia ini!. elain itu,

 pidana seumur hidup juga dianggap sebagai bentuk hukuman yang berlebihan

 bagi beberapa ahli hukum dan masyarakat pemerhati hak asasi manusia. <ahkan

ada pendapat seorang terpidana mati (oris Ann Coster) di salah satu 7egara

 bagian Amerika erikat yang secara $rontal menolak pidana penjara seumur hidup.

!/ joko *rakoso, Hukum Penitensier di Indonesia, 4p2cit2, hlm. 31.!3 alil Adisubroto, Pembinaan 'arapidana sebagai .arana "erealisasikan /u*uan Pidana

 embaga Pemasyarakatan (isampaikan dalam eminar 7asional +entang *emasyarakatan :*engintegrasian +ujuan *emidanaan dengan istem *emasyarakatan "endatang. Cakultas Hukum

'>> !; -uli 1/.! 4idja *riyatno, 4p2cit2, hlm. 1.

!1

Page 23: @ 5 Makalah HUkum PIdana

7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana

http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 23/42

>a menyatakan, bah4a ia hanya mau mati atau dibebaskan (lebih baik mati dari

 pada pidana seumur hidup. I 1ant to die or to be free, katanya.!@ 

"enurut penulis, apa yang disampaikan Coster sangatlah menarik untuk 

dicermati, dikarenakan hampir sebagia besar terpidana mati memiliki pandangan

yang berbeda sengan Coster. 7amun,

*ada pidana penjara selama 4aktu tertentu ukuran pemidanaan ( strafmaat )

 paling pendek adalah satu hari dan paling lama lima belas tahun berturut#turut.

*idana penjara selama 4aktu tertentu dapat pula dijatuhkan dua puluh tahun

 berturut#turut dalam hal kejahatan yang diancam dengan pidana mati, pidana

seumur hidup dan pidana penjara selama 4aktu tertentu atau apabila terdapat

 perbarengan (concursus), pengulangan (recidi%e) ataupun ditentukan lain oleh

aturan perundang#undangan di luar &'H*.

elain pidana penjara seumur hidup, bentuk pidana penjara selama 4aktu

tertentu berdasarkan $ungsi pemidanaan tidak lagi sekedar penjeraan tetapi juga

merupakan suatu usaha rehabilitasi dan reintegrasi sosial 4arga binaan

 pemasyarakatan yang telah melahirakan suatu sistem pembinaan.! 

<erdasarkan penjelasan di atas, timbullah kontradiksi yang mencolok antara

 pidana seumur hidup dan pidana penjara selama 4aktu tertentu berdasarkan aspek 

tujuan pemidanaan. alam hal ini, <arda 7a4a4i arie$ berpendapat :

"engingat si$at5karakterisitik pidana seumur hidup yang demikian, maka

sebenarnya ada kontradiksi ide antara pidana seumur hidup dengan sistem

 pemasyarakatan ini. *idana penjara seumur hidup lebih berorientasi pad

aide perlindungan kepentingan masyarakat, sedangkan pidana penjara

dengan sistem pemasyarakatan lebih berorientasi pada ide perlindungan

kepentingan masyarakat, sedangkan pidana penjara denagn sistem

 pemasyarakatan lebih berorientasi pada ide perlindungan5pembinaan dan

!@ A. Ham%ah A. umangelipu, Pidana "ati di Indonesia di "asa alu, !ini dan di

 "asa 0epan, halia >ndonesia, -akarta, 1@/, hlm. ;.! 4idja *riyatno, 4p2cit2, hlm. .

!!

Page 24: @ 5 Makalah HUkum PIdana

7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana

http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 24/42

 perbaikan (rehabilitasi) si terpidana untuk dikembalikan kepada

masyarakat.0

-adi dapat penulis simpulkan bah4a ada ketidak singkronan pada sistem

 pemasyarakatan dengan bentuk pidana seumur hidup. Oleh karena itu, sudah

sepatutnya diadakan perbaikan#perbaikan pada pidana penjara sebagai sarana

 penal yang paling 8laris9 untuk menghindari kekeliruan yang dapat muncul di

kemudian hari.

 b. *idana "ati

<entuk pidana ini merupakan hukuman yang dilaksanakan dengan

merampas ji4a seseorang yang melanggar ketentuan undang#undang. *idana ini

 juga merupakan hukuman tertua dan paling kontroversial dari berbagai bentuk 

 pidana lainnya. +ujuan diadakan dan dilaksanakannya hukuman mati supaya

masyarakat memperhatikan bah4a pemerintah tidak menghendaki adanya

gangguan terhadap ketentaraman yang sangat ditakuti oleh umum.1

<erdasarkan sejarah pidana mati bukanlah bentuk hukuman yang relati$ 

 baru di >ndonesia. *idana ini telah dikenal sejak %aman kerajaan#kerajaan. Hal ini

dapat dibuktkan dengan memperhatikan jenis#jenis pidana menurut hukum adat

atau huum para raja dahulu, umpamanya :

a. mencuri dihukum potong tangan B

 b. pidana mati dilakukan dengan jalan memotong#motong daging dari badan

(sayab), kepala ditumbuk (sroh), dipenggal dan kemudian kepalanyaditusuk dengan gantar (tanjir), dan sebagainya.!

*elaksanaan eksekusi mati di 4ilayah >ndonesia tidak hanya terpatok pada

keterangan di atas. "isalnya, di Aceh eksekusi bisa dilaksanakan dengan lembing,

0 <arda 7a4a4i Arie$, Bunga ampai !ebi*akan Hukum Pidana, *+. 6itra Aditya <akti,

<andung, !00/, hlm. [email protected] ?. Abdoel jamali, Pengantar Hukum Indonesia +$disi e%isi), ?aja4ali *ers, -akarta,

!00/, hlm. 1@.!

 ?. oesilo, Pokok-Pokok Hukum Pidana Peraturan &mum dan 0elik-0elik !husus,*olitea, <ogor,hlm 1;.

!

Page 25: @ 5 Makalah HUkum PIdana

7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana

http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 25/42

di <ali dapat dilaksanakan dengan cara ditenggelamkan ke laut,sedangkan pada

suku batak dilaksanakan dengan sistem alternati$ dimana apabila pembunuh tidak 

membayar uang salah maka eksekusi bisa dilaksanakan, dan berbagai macam

 jenis#jenis eksekusi mati lainnya. engan memperhatikan kebiasaaan (adat) dan

hukum adat dari Aceh sampai >rian memperlihatkan kepada kita pidana mati

dikenal oleh semua suku di >ndonesia. Hingga penulis menarik kesimpulan bah4a

 bukan <elanda lah yang memperkenalkan pidana mati pada bangsa ini.

*enerapan hukum pidana oleh pemerintah <elanda di 4ilayah >ndonesia

diberlakukan berdasarkan pemberlakuan <et boek %an .trafrecht7 yang mulai

 berlaku pada 1 -anuari 11@. *ada ketentuan ini, pidana mati ditetapkan sebagai

salah satu jenis pidana pokok yang tertuang dalam pasal 10. *elaksanaan eksekusi

 pidana mati dilakukan dengan hukuman gantung sebagaimana diatur dalam pasal

10 &'H*. &emudian dengan .taatsblad  1;/ 7omor1! yang dikeluarkan oleh

 pemerintah <elanda, pidana mati dijatuhkan dengan cara ditembak mati. Hal ini

diperkuat dengan *enetapan *residen 7omor ! +ahun 13; tahun 13;, 2embaran

 7egara 13; 7omor @ kemudian ditetapkan menjadi 'ndang#undang nomor /

+ahun 13 yang menetapkan bah4a pidana mati dijalankan dengan cara

menembak mati terpidana. alam hal ini eksekusi harus dihadiri -aksa (&epala

&ejaksaan 7egeri) sebagai eksekutor dan secara tekhnis pelaksaan eksekusi

dilakukan oleh regu tembak kepolisian.

*atut diketahui bah4a pelaksanaan eksekusi terhadap terpidana mati

haruslah dilaksanakan setelah putusan pengadilan yang dijatuhkan padanya

 berkekuatan hukum tetap dan kepada si terpidana telah diberikan kesempatan

!;

Page 26: @ 5 Makalah HUkum PIdana

7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana

http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 26/42

untuk mengajukan grasi kepada *residen. *elaksanaan eksekusi dapat

dilaksanakan dengan terlebih dahulu melalui fiat e#ecutie (persetujuan *residen).

"aka jelaslah disini bah4a pidana mati pada dasarnya dan seharusnya

dijadikan sebagai sarana  penal   yang terakhir dan hanya dapat dipergunakan

terhadap orang#orang yang tidak dapat dilakukan pembinaan lagi dan dirasakan

membahayakan kehidupan masyarakat luas bahkan negara sekalipun

"engenai korelasi pidana penjara secara normati$ tidak ada kaitanya sama

sekali, hanya saja pidana mati dipergunakan sebagai sarana bagi 7egara untuk 

merampas kemerdekaan terpidana menjelang dilaksanakan eksekusi agar ia tidak 

melarikan diri. <erdasarkan hal tersebut, timbulah permasalahan dimana sarana

 pidana penjara seolah dijatuhkan 7egara sebagai bentuk hukuman tambahan

terhadap terpidana mati. ikatakan demikian karena kecendrungan yang terjadi di

negeri kita pelaksanaan eksekusi mati terhadap terpidana berlangsung dalam

4aktu yang relati$ lama. "aka di 7egara ini seolah#olah sebagian besar terpidana

mati menjalani dua bentuk hukuman sekaligus, yaitu dengan dia4ali pidana

 penjara terlebih dahulu, lalu barulah dilaksanakan pidana yang sesungguhnya

dijatuhkan padanya yaitu pidana mati.

*ermasalahan ini menyebabkan semakin kompleksnya problematika pada

 pidana mati. &ini topik pemberitaan seolah#olah bergeser menyangkut

 problematika penundaan eksekusi pidana mati.  Oleh beberapa alasan yang

 penulis sebutkan tersebutlah suatu pro dan kontra terhadap eksistensi mengenai

lembaga pidana mati.

D. Pro Kontra P#$ana Mat# $# In$ones#a

 -.=. sahetapy, 4p2cit2, hlm /.

!/

Page 27: @ 5 Makalah HUkum PIdana

7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana

http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 27/42

*idana mati merupakan bentuk hukuman yang sejak ratusan tahun lalu telah

menuai pro dan kontra. *ro dan kontra tersebut tidak hanya terjadi di >ndonesia,

namun terjadi hampir di seluruh 7egara yang ada pada saat ini. etiap ahli

hukum, aktivis hak asasi manusia dan lain sebagainya selalu menyandarkan

 pendapat pro dan kontra pada lembaga pidana mati dengan alasan yang logis dan

rasional.

&ecendrungan para ahli yang setuju pidana mati tetap dipertahankan

eksistensinya, umumnya didasarkan pada alasan konvensional yaitu kebutuhan

 pidana mati sangat dibutuhkan guna menghilangkan orang#orang yang dianggap

membahayakan kepentingan umum atau negara dan dirasa tidak dapat diperbaiki

lagi, sedangkan mereka yang kontra terhadap pidana mati la%imnya menjadikan

alasan pidana mati bertentangan dengan hak asasi manusia dan merupakan bentuk 

 pidana yang tidak dapat lagi diperbaiki apabila setelah eksekusi dilakukan

diemukan kesalahan atas vonis yang dijatuhkan hakim

elanjutnya, penulis akan menguraikan berbagai #alasan dan para ahli yang

 pro (mendukung) maupun kontra terhadap pidana mati, serta pandangan penulis

mengenai eksistensi lembaga pidana mati.

Adapun beberapa ahli maupun tokoh yang mendukung eksistensi pidana

mati ialah -onkers, 2ambroso, aro$alo, Ha%e4inkel uringa, Ean Hanttum,

<arda 7ama4i Arie$, Oemar enoadji, dan +.< imatupang.

-onkers mendukung pidana mati dengan pendapatnya bah4a 8alasan pidana

tidak dapat ditarik kembali, apabila sudah dilaksanakan9 bukanlah alasan yang

dapat diterima untuk menyatakan 9pidana mati tak dapat diterima. ebab di

 pengadilan putusan hakim biasanya didasarkan alasan#alasan yang benar.9;

; A. Ham%ah A. umangelipu, 4p2cit2, hlm !/ !3.

!3

Page 28: @ 5 Makalah HUkum PIdana

7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana

http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 28/42

 elanjutnya, 2ambroso dan aro$alo berpendapat bah4a pidana mati itu

adalah alat yang mutlak yang harus ada pada masyarakat untuk melenyapkan

individu yang tidak mungkin dapat diperbaiki lagi./

 >ndividu itu tentunya adalah

orang#orang yang melakukan kejahatan yang luar biasa serius (e#traordinary

crime)

*ada kesempatan lain, uringa berpendapat pidana mati merupakan suatu

 bentuk hukuman yang sangat dibutuhkan dalam suatu masa tertentu terutama

dalam hal transisi kekuasaan yang beralih dalam 4aktu yang singkat. *enulis

 bergumen seperti itu didasarkan pendapat uringa yang menyatakan bah4a

 pidana mati adalah suatu alat pembersih radikal yang pada setiap masa

revolusioner kita cepat dapat mempergunakanya.3

alah satu pakar hukum pidana dan tokoh pembaharuan hukum pidana

nasional <arda 7a4a4i Arie$ secara eksplisit dalam sebuah bukunya menyatakan

 bah4a pidana mati masih perlu dipertahankan dalam konteks pembaharuan &'H*

 7asional. Hal ini dapat penulis gambarkan, melalui pendapatnya yang

menyatakan :

8bah4a 4alaupun dipertahankan pidana mati terutama didasarkan sebagai

upaya perlindungan masyarakat (jadi lebih menitikberatkan atau berorintasi

 pada kepentingan masyarakat), namun dalam penerapannya diharapkan

 bersi$at selekti$, hati#hati dan berorientasi juga pada

 perlindungan5kepentingan individu (pelaku tindak pidana).

Hal yang disampaikan <arda ini hampir senada dengan apa yang pernah

disampaikan oleh seorang jenderal purna4ira4an dan tokoh gereja di >ndonesia

yang pada dasarnya sepakat apabila lembaga pidana mati dihapuskan

keberadaannya di >ndonesia, namun dengan pertimbangan lain ia juga secara tegas

/  Ibid2, hlm.!3

  Ibid2, hlm.! <arda 7a4a4i Arie$, 4p2cit2, hlm @.

!

Page 29: @ 5 Makalah HUkum PIdana

7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana

http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 29/42

menyatakan pidana mati masih harus dipertahnkan dikarenakan hukuman tersebut

adalah alat untuk menjaga ketentraman masyarakat. Hukuman mati harus

dibicarakan dari segi kepentingan masyarakat.@

<ahkan "arjono ?eksodiputro yang juga seorang tokoh pembaharuan

hukum pidana nasional mendukung keberadaan lembaga pidana mati dengan

membantah hipotesa yang meragukan e$ektivitas pidana mati melalui

 penndapatnya yang menyatakan hubungan ancaman hukuman mati dengan

mengurangi kejahatan atau tindak kejahatan sangat hipotetical . &urang bisa

dibuktikan, tetapi bukan berarti bah4a tidak dapat mengurangi. Orang yang

mengatakan hapuskan hukuman matipun tidak dapat membuktikan bah4a pidana

mati itu tidak e$ekti$.

<erdasarkan pendapat Andi Ham%ah dan A. umangelipu dinyatakan secara

tegas pidana mati sama sekali tidaklah bertentangan dengan *ancasila. Hal ini

tergambar dari bab empat (*idana "ati dalam *ancasila) buku mereka yang

 berjudul 8*idana mati di >ndonesia di "asa 2alu, &ini dan "asa epan9 yang

menggambarkan secara terperinci bah4a tidakaada di antara keseluruhan sila

dalam *ancasila yang bertentangan dengan keberadaan pidana mati di negra

>ndonesia.

elanjutnya, inkonstitusioanal atau tidaknya pidana mati sebenarnya telah

terja4ab dalam putusan "ahkamah &onstitusi pada *ermohonan *engujian

materil 'ndang#'ndang 7omor !! tahun 1 +entang 7arkotika terhadap

'ndang#'ndang asar 1;/ yang diajukan oleh empat terpidana mati kasus

narkotika melalui kuasa hukumnya berkenaan dengan inkonstitusionalitas pidana

@ A. Ham%ah A. umangelipu, 4p2cit2, hlm /.

Herliady , =$ektivitas Hukuman "ati, http:55herliady.blog.$riendster.com5e$ektivitas#hukuman#mati5. iakses pada ! April !00.

!@

Page 30: @ 5 Makalah HUkum PIdana

7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana

http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 30/42

mati yang termaktub di dalam 'ndang#'ndang 7omor !! tahun 1 +entang

 7arkotika. <erdasarkan putusan "ahkamah &onstitusi tersebut, secara tegas

dinyatakan bah4a ancaman pidana mati pada 'ndang#'ndang 7omor !! tahun

1 +entang 7arkotika tidaklah bertentangan dengan &onstitusi. ecara analogi

dapat ditrik sebuah kesimpulan bah4a pidana mati bukanlah suatu tindakan

inkonstituional.

'ntuk memperkuat argumen di atas, maka alangkah baiknya penulis

memperkuatnya dengan menyajikan bunyi dari &onklusi dari *utusan "ahkamah

&onstitusi terhadap permohonan tersebut, yang menyatakan :

&etentuan *asal @0 Ayat (1) huru$ a, Ayat (!) huru$ (a), Ayat () huru$ aB

*asal @1 Ayat () huru$ (a)B *asal @! Ayat (1) huru$ a, Ayat ! (huru$) a dan

Ayat () huru$ a dalam '' 7arkotika, sepanjang yang mengenai ancaman

 pidana mati, tidak bertentatangan dengan *asal !@A dan *asal !@> ayat (1)

'' 1;/.;0

<erdasarkan keterangan tersebut, sebenarnya dapatlah secara jelas bah4a

 pidana mati tidaklah bertentangan dengan &onstitusi 7egara kita dan masih layak 

dipertahankan keberadaannyanya dalam hukum pidana positi$. Hanya saja

 berdasarkan putusan tersebut pembaharuan hukum pidana yang berkaitan dengan

 pidana mati hendaknya untuk ke depan memperhatikan sungguh#sungguh hal

sebagai berikut :

a. pidana mati bukan lagi merupakan pidana pokok, melainkan sebagai pidana yang bersi$at khusus dan alternati$B

 b. pidana mati dapat dijatuhkan dengan masa percobaan selama sepuluh

tahun yang apabila terpidana berkelakuan terpuji dapat diubah dengan

 penjara seumur hidup atau selama !0 puluh tahunB

c. pidana mati tidak dapat dijatuhkan terhadap anak#anak yang belum

de4asaB

d. eksekusi pidana mati terhadap perempuan hamil dan seorang yang sakit

 ji4a ditangguhkan sampai perempuanhamil tersebut melahirkan dan

terpidana mati yang sakit ji4a tersebut sembuh.;1

;0

 *utusan "ahkamah &onstitusi;1 *utusan "ahkamah &onstistusi

!

Page 31: @ 5 Makalah HUkum PIdana

7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana

http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 31/42

-adi, berdasarkan uraian pendapat di atas dapat ditegaskan bah4a para

 pendukung pidana mati pada %aman modern ini semata#mata menjadikan pidana

mati sebagai instrumen untuk melindungi masyarakat dan 7egara baik dalam

 bentuk preventi$ maupun represi$. ?epresi$ di sini bukanlah menjadikan mereka

yang diperintah menjadi rentan dan lemah;!  layaknya kekuasaan otoriter yang

menjadikan pidana mati sebagai alat untuk menyingkirkan orang#orang yang

 bersebrangan dengan penguasa. elain itu, dalam perumusan &'H* 7asional

yang baru, dalam hal pidana mati haruslah memperhatikan buni putusan di atas.

emikian sebaliknya, para ahli dan tokoh yang kontra terhadap pidana mati

 pun tidaklah sedikit dan menyandarkan argumennya pada sebuah landasan

 berpikir yang ilmiah. eorang tokoh aliran klasik yang sangat terkenal karena

kevokalannya menetang pidana mati ialah seorang berkebangsaan >talia yang

 bernama <eccaria. Alasan <eccaria menentang pidana mati ialah proses yang

dijalankan dengan cara yang amat buruk sekali; terhadap seseorang yang dituduh

membunuh anaknya sendiri (beberapa 4aktu setelah eksekusi dapat dibuktikan

 bah4a putusan tersebut salah).

etelah keharuman nama <eccaria tenggelam, maka muncullah nama#nama

tokoh dan ahli yang menentang pidana mati. Adapun nama#nama tersebut adalah

Cerri, 2eo *olak, "odderman dan tokoh lainnya, sedangkan di >ndonesia tokoh

yang sanat vokal menentang pidana mati ialah ?oeslan aleh, -.=. ahetapy, dan

+odung "ulia 2ubis yang semenjak muda telah terang#terangan menolak 

keberadaan pidana mati sedari muda (serta tokoh dan ahli lainnya yang tidak 

 penulis sebutkan secara satu persatu).

;!

 *hilip 7onet *hilip el%nick, Hukum esponsif,  7usamedia, <andung, !00, hlm. .; A. Ham%ah A. umangelipu, 4p2cit2, hlm .

0

Page 32: @ 5 Makalah HUkum PIdana

7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana

http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 32/42

Cerri yang juga seorang berkbangsaan >talia dalam hal menentang pidana

mati berpendapat bah4a untuk menjaga orang yang mempunyai pradisposisi

untuk kejahatan cukup dengan pidana penjara seumur hidup, tidak perlu dengan

 pidana mati.;; 

Apa yang disampaikan Cerri tidak jauh berbeda dengan yang diampaikan

krminolog OJvord, ?oger Hood yang menggunakan anaalisis e$ek jera pidana

mati dan penjara seumur hidup. Adapun pendapatnya adalah gegabah bila kita

menerima hipotesis bah4a hukuman mati atas pembunuhan menghasilkan e$ek 

 jera yang jauh lebih besar daripada yang dihasilkan oleh hukuman yang diangap

lebih ringan, yakni hukuman penjara seumur hidup.;/

"enurut penulis jelas pendapat Cerri maupun ?oger Hood bertentatangan

dengan apa yang telah disampaikan Coster (terpidana mati) yang lebih memilih

mati dibandingkan dipidana penjara seumur hidupnya. -elas, hal ini melahirkan

kontradiksi sikap batin yang sangat mencolok yang menurut penulis melahirkan

 pendapat yang apriori dikarenakan sikap batin pada setiap orang adalah relati$.

*endapat lainya yang disampaikan oleh "odderman menggunakan analogi

dalam menolak adanya pidana mati :

+okh saudara#saudara masih mendirikan kebun#kebun binatang di mana

dikumpulkan binatang#binatang buas, yang juga tidaklah mustahil dapat

meloloskan diri dari kekurangan#kekurangannya dan mengacau keamananmasyarakat. aya akan lebih takut andaikata tiba#tiba kepergok dengan

 binatang buas demikian, daripada kepergok denagn penjahat penjahat yang

dimaksudkan di atas.;3

*endapat ini sungguh kontras dengan yang terjadi di >ndonesia, dikarenakan

 beberapa tahun setelah pendapat "odderman disepakati mengenai penghapusan

;;  Ibid2, hlm. @.;/ +odung mulia 2ubis AleJander 2ay, !ontro%ersi Hukuman "ati Perbedaan Pendapat

 Hakim !onstitusi, &ompas "edia roup, -akarta, !00, hlm. 103.;3 A. Ham%ah A. umangelipu, 4p2cit2, hlm. ;!

1

Page 33: @ 5 Makalah HUkum PIdana

7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana

http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 33/42

 pidana mati, di >ndonesia malah diberlakukan pidana mati. <erdasarkan

 perbandingan hukum pidana dapat kita simak pendapat Andi Ham%ah,

sebagaimana terurai berikut :

i dalam &'H* >ndonesia tercantum pidana mati, sedangklan di <elanda

sejak tahun 1@0 sudah dihapus. Alasannya, ialah keadaan di >ndonesia

 berbeda dengan <elanda, ribuan pulau#pulau, beraneka ragam suku bangsa,

tenaga kepolisian kurang mencukupi, jadi perlu pidana yang lebih berat.

engan sendirinyap pasal#pasal yang berkaitan dengan pidana mati seperti

 pasal 3 dan pasal 11 (pelaksanaan pidana mati) terdapat dalam v>

(&'H*) tetapi tentu tidak ada dalam 7ed. v.;

ecara historis dapat kita ambil sebuah kesimpulan bah4a ketidak 

konsistenan <elanda dalam penolakan terhadap pidana mati sesungguhnya

didasakan pada konsep tirani untuk mempertahankan kekuasaan di negeri jajahan

>ndonesia.

ebuah kisah yag menarik dalam kontroversi pidana mati dapat juga kita

rasakan dari rasa pertobatan seorang terpidana mati. Hal ini dapat penulis

 perlihatkan melalui penggalan surat dari seorang terpidana mati tertanggal

$ebruari 13 berikut ini :

 0ear Rev. Khoo2 .o forgi%e me for this2 "y fare1ell letter being so brief,

and I fear incoherent2 0o you remember the day you first sa1 me here, ho1

 I kept repeating to you =I am an atheist> almost 1ith pride ? But as I 

1atched you come here so often, spending so much of your time and gi%ing 

 so much yourself to the Pulau .enang boys and the rest of us, e#pecting and 

recei%ing nothing in return, I asked myself, <hat is the moti%ates this man

 such altruistic acts ? Is there really a 9od as he so undoubtedly

belie%es ?7 But one day @ 56 th

 of 0ecember 5; @ apparent reason I 1aso%er 1h1lmed by desire to kneel do1n in prayer and pour out my heart to

9od, surrendering my self to him and admitting to Him that re%enge 1as in

my heart2 He listen and understood and as I got to kno1 Him better trought 

the succeeding days and 1eeks, He told me that I should be abo%e re%enge

and hate, that only lo%e and understanding should occupy my thoughts and 

 guide my action2 /hro yoi I found (hrist and thro him I shall find the

kingdom of hea%en2 /ill then, fare thee 1ell2 Cours in (hrist,  Sd. Sunny

 Ang.48

; Andi Ham%ah, Perbandingan Hukum Pidana Beberapa 'egara, inar ra$ika, -akarta,

!00@, hlm 11.;@ ahetapy, 4p2cit2, hlm 1! 1!;.

!

Page 34: @ 5 Makalah HUkum PIdana

7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana

http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 34/42

ecara jujur penulis sangat tersentuh dengan penggalan surat ini, namun

 patut diketahui +uhan juga menciptakan suatu hukuman bagi umatnya yang

 berbuat salah dan begitu jugalah hal ini terjadi dalam realitas kehidupan

 bernegara. <ila dibedah melalui pisau religius, sebenarnya keberadaan pidana

mati di sini memba4a sebuah anugerah kepada Ang, dengan hukuman tersebut

mengenal +uhan secara lebih dalam terlepaskan dari belenggu ateisme.

<erkaitan dengan keberadaan pidana mati dalam korelasinya dengan

*ancasila, ahetapy memiliki pendapat yang berbeda dengan Andi Ham%ah dan A.

umangelipu. ahetapy dalam skripsinya (telah dipublikasikan) menjelaskan;

 bah4a pidana mati bertentangan dengan norma dasar 7egara ini yaitu *ancasila.

Hal ini disandarkan pada pasal / ayat (!), 4alaupun pada saat itu telah

didekritkan kembali pada '' 1;/ (namun patut diketahui bah4a '' juga

dlahirkan dari *ancasila). elain bersandarkan alasan tersebut, ahetapy juga

menyatakan bah4a pidana mati merupan 4arisan kolonial yang tidaklah pantas

untuk dilanjutkan (sebagaimana diterangkan di atas).

 *ada putusan "ahkamah &onstitusi dalam *ermohonan *engujian materil

'ndang#'ndang 7omor !! tahun 1 +entang 7arkotika terhadap 'ndang#

'ndang asar 1;/ yang menyatakan bah4a pidana mati tidaklah bertentangan

dengan konstitusi terdapat empat pendapat berbeda (dissenting opinion) dari

hakim konstituisi. Hakim#hakim tersebut adalah Hakim &onstitusi H. Harjono,

Hakim &onstitusi H. Achmad ?oestandi, Hakim &onstitusi H.". 2aica "ar%uki,

dan Hakim &onstitusi "aruarar iahaan. alam hal ini penulis sedikit

; ahetapy, 4p2cit2, hlm 1;.

Page 35: @ 5 Makalah HUkum PIdana

7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana

http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 35/42

menyampaikan alasan Hakim &onstitusi "aruarar iahaan menolak adanya

 pidana mati. :

<agi hak untuk hidup, tidak terdapat petunjuk yang menyatakan pembatasan hak itu dapat dilakukan dengan menghilangkan hidup itu

sendiri, meskipun diakui dan telah menjadi bagian dari hak asasi orang lain

yang harus pula dihormati, hak untuk hidup boleh dibatasi karena hukum

membutuhuhkan keadilan untuk mengembalikan keseimbangan yang

dicederai oleh pelanggaran yang dilakukannya berupa pembatasan ruang

geraknya dengan ditempatkan dalam tempat khusus serta menjalani

 pembinaan#pembinaan tertentu yang di4ajibkan.

-elas pendapat Hakim &onstitusi "aruarar iahaan menitikberatkan pada

konsep hak asasi manusia. Hal ini sesuai dengan perkembangan penolakan

terhadap pidana mati de4asa ini (masa sebelumnya penolakan pidana mati

ditekankan atas pelaksanaan eksekusi yang kejam dan e$ektivitas pidana mati

tersebut).

"aka jelaslah, permasalahan pro dan kontra terhadap pidana mati

merupakan suatu permasalahan yang tidak mudah untuk digeneralisirkan dalam

satu pola pikir yang sama pada setiap orang.

&ontroversi penolakan (kontra) terhadap eksistensi lembaga pidana mati

memba4a sebuah ekses yang sangat luar biasa dahsyatnya, dimana banyak 

 7egara yang menghapuskan jenis pidana ini pada hukum pidana positi$ 

negaranya. <erdasarkan data Amnesty >nternational (!003) menyebutkan bah4a

sampai saat ini ada 1! negara yang telah menghapuskan pidana mati (death

 penalty) dari ketentuan hukum pidana positi$nya. ari data tersebut, @@ negara

menghapus hukuman mati secara total, 11 negara memberlakukannya secara

sangat spesi$ik, yaitu hanya untuk kejahatan di 4aktu perang (1ar time), dan 0

negara masih mempertahankannya dalam hukum nasionalnya namun tak pernah

lagi melaksanakannya dalam praktik.

;

Page 36: @ 5 Makalah HUkum PIdana

7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana

http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 36/42

"enurut ?oeslan aleh beberapa 7egara yang tidak lagi mengancamkan

 pidana mati pada &'H* nasionalnya ialah :

 *ortugal tahun 1@;3, 7egara <agian di Amerika erikat tahun 1@;, di an"arino tahun 1@;@, di Eene%uela tahun 13;, di ?hode >sland ('A) tahun

1@/!, di iscounsin tahun 1@/, di +oskane tahun 1@/, 6olumbia dan

?umania tahun 1@3;, di 7etherland tahun 1@0, di 6osta ?ica tahun 1@@0.

di "aine tahun 1@@, di >talia tahun 1@0, di <ra%ilia tahun 1@1, di

=Kuador dan *eru tahun tahun 1@/, di 7or4egia tahun 10!, ?usia tahun

10, (sekarang pidana mati berlaku di 'ni oviet), di Austria tahun 11@,

di 4edia tahun 1!1, 2ituania 1!!, di 7e4 Feland tahun 1!/, di

'ruguay tahun 1!3, di 6hili tahun 10 dan enmark tahun 1. +etapi

ada di antara yang tersebut di atas yang memberlakukan lagi pidana mati

sesuai dengan kebutuhan masyarakat./0 

ebagai contoh 7egara <elanda yang menghapuskan pidana mati pada

ketentuan hukum pidananya masih mencantumkan pidana mati pada &itab

'ndang#'ndang Hukum *idana "iliter 7egara tersebut. Hanya saja penjatuhan

hukuman tersebut hanya dapat dilakukan, apabila hakim berpendapat bah4a

keamanan dari negara itu menghendakinya demikian (pasal )./1  elain itu,

 7egara tetangganya <elgia mencantumkan pidana mati di dalam &'H* sipilnya,

diamana ketentuan tersebut tidak pernah lagi dilaksanakan lagi dalam prakteknya.

ementara itu, masih ada 3@ negara yang sampai kini masih konsisten

mempertahnkan pidana mati pada ketentuan hukum pidana nasionalnya. imana

>ndonesia adalah salah satu dari negara tersebut.

'ntuk menutup bab ini, penulis akan menguraikan pendapat pribadi

mengenai pidana mati. *ada dasarnya, penulis tidaklah sepakat dengan

keberadaan pidana mati dalam konteks hukum pidana nasional ataupun secara

global, namun secara rasional dengan memperhatikan kebutuhan pada saat ini

maupun ke depan, penulis menyadari pidana mati masih dibutuhkan sebagai suatu

/0

  Ibid2, hlm ;./1 *.AC. 2amintang . imons, 4p2cit2, hlm !.

/

Page 37: @ 5 Makalah HUkum PIdana

7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana

http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 37/42

alat untuk melindungi masyarakat. *erlunya pidana mati dipertahankan menurut

 penulis berdasarkan tiga alasan. Pertama, masalah keadilan dan kepastian hukum.

Apabila pidana mati dihapuskan dan kemudian diadakan kembali dengan

mengenyampingkan asas non retroaktif , lebih patut dipertanyakan dimana

keadilan yang seharusnya menjadi satu dalam bentuk kepastian hukum. >ni

dikarenakan suatu keadaan ke depan tidaklah dapat diprediksi dan dita$sirkan

secara mutlak dengan mengadakan pengandaian#pengandaian yang apriori. "aka,

lebih baik pidana mati tetap dipertahankan dengan catatan hanya ditujukan kepada

 pelaku kejahatan yang luar biasa serius (e#traordinary crime).

 !edua, masalah kebudayaan. +idaklah dapat disangkal bah4a 7egara kita

yang multi cultural ini mengenal pidana mati dalam berbagai peraturan adat

semenjak %aman kerajaan dahulu (sebelum terbentuknya 7egara >ndonesia).

'ntuk memperkuat pendapat ini, maka penulis menyandarkannya pada pendapat

Eon avigny yang menyatakan hukum adalah bagian dari budaya masyarakat.

Hukum tidak lahir dari suatu tindakan bebas (arbitrary act of a legislator ), tetapi

dibangun dan dapat ditemukan dalam ji4a masyarakat.

 !etiga, unsur religius. "emperhatikan norma dasar 7egara kita yang

memperlihatkan bah4a bangsa ini ialah bangsa yang cinta dan takut akan +uhan

yang berarti tidaklah dapat kita sangkal secara religius, agama mengakui hukuman

sebagai akibat dari sebuah tingkah laku yang jahat. ebagai contoh, >slam

mengenal hukuman mati (3ishas) sebagai bentuk hukuman terhadap *arimah yang

mutlak telah digariskan oleh A22AH dan hanya dapat hapus apabila keluarga

korban memberi maa$ dan barulah dapat diberlakukansemacam ganti rugi (diyat ).

3

Page 38: @ 5 Makalah HUkum PIdana

7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana

http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 38/42

<erdasarkan ketiga alasan tersebut, penulis beranggapan bah4a nilai#nilai

humanis yang berlebihanlah yang sebenarnya menyeret kita dalam penolakan

terhadap pidana mati. -ika sebelum pidana tersebut dilaksanakan diberikan

kesempatan terlebih dahulu kepada si terpidana untuk berertobat dan eksekusi pun

dilakukan dengan cara meringankan penderitaan#penderitaan $isik yang

 berlebihan, maka tidaklah beralasan untuk menolak pidana mati sebagai suatu

sarana perlindungan rakyat.

BAB III

PENUTUP

A. Kes#")!lan

*idana mati merupakan bentuk hukuman yang sejak ratusan tahun lalu

telah menuai pro dan kontra. *ro dan kontra tersebut tidak hanya terjadi di

>ndonesia, namun terjadi hampir di seluruh 7egara yang ada pada saat ini. etiap

Page 39: @ 5 Makalah HUkum PIdana

7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana

http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 39/42

ahli hukum, aktivis hak asasi manusia dan lain sebagainya selalu menyandarkan

 pendapat pro dan kontra pada lembaga pidana mati dengan alasan yang logis dan

rasional.

<entuk pidana ini merupakan hukuman yang dilaksanakan dengan

merampas ji4a seseorang yang melanggar ketentuan undang#undang. *idana ini

 juga merupakan hukuman tertua dan paling kontroversial dari berbagai bentuk 

 pidana lainnya. +ujuan diadakan dan dilaksanakannya hukuman mati supaya

masyarakat memperhatikan bah4a pemerintah tidak menghendaki adanya

gangguan terhadap ketentaraman yang sangat ditakuti oleh umum.

DA*TA+ PUSTAKA

1. B!k!

A. Ham%ah A. umangelipu, Pidana "ati di Indonesia di "asa alu, !ini dan

di "asa 0epan, halia >ndonesia, -akarta, 1@/.

Andi Ham%ah, Asas-Asas Hukum Pidana, ?ineka 6ipta, -akarta, 1;.

 LLLLLLLLLLLLL, Perbandingan Hukum Pidana Beberapa 'egara, inar ra$ika,

-akarta, !00@.

@

Page 40: @ 5 Makalah HUkum PIdana

7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana

http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 40/42

<arda 7a4a4i Arie$,  Bunga ampai !ebi*akan Hukum Pidana, *+. 6itra Aditya

<akti, <andung, !00/.

alil Adisubroto, Pembinaan 'arapidana sebagai .arana "erealisasikan /u*uan

 Pidana embaga Pemasyarakatan (isampaikan dalam eminar 7asional

+entang *emasyarakatan : *engintegrasian +ujuan *emidanaan dengan

istem *emasyarakatan "endatang. Cakultas Hukum '>> !; -uli 1/

arji armodiharjo hidarta,  Pokok-Pokok Filsafat Hukukum, Apa dan

 Bagaimana Filsafat Hukum Indonesia, *.+. ramedia *ustaka 'tama,

-akarta, 1/.

arsono *, !arl "ar# $konomi Politik dan Aksi-e%olusi, iadit "edia, -akarta,

!003.

joko *rakoso 7ur4achid, .tudi /entang Pendapat-Pendapat "engenai

 $fekti%itas Pidana "ati di Indonesia 0e1asa Ini, halia >ndonesia, -akarta,

1@;.

 LLLLLLLLLLLLL, Hukum Penitensier di Indonesia, 2iberty, Iogyakarta, 1@@.

4idja *riyatno, .istem Pelaksanaan Pidana Pen*ara di Indonesia, ?e$ika

Aditama, <andung, !003

Cakultas Hukum 'niversitas >slam ?iau,  Buku Panduan Penyusunan Penulisan

.kripsi, :DD62

H.A.. idjaja,  Penerapan 'ilai-'ilai Pancasila E HA" di Indonsia,  ?ineka

6ipta, -akarta, !000.

Hans &elsen, /eori /entang Hukum dan 'egara, 7usa "edia 7uansa,<andung, !003.

-.=. ahetapy,  Pidana "ati dalam 'egara Pancasila, *.+. 6itra Aditya <akti,

<andung, !00.

-imly AsshidiKie, Pokok-Pokok Hukum /ata 'egara Indonesia Pasca eformasi,

<uana >lmu *opuler, -akarta, !00@.

"oeljatno, !itab &ndang &ndang Hukum Pidana, <umi Aksara, -akarta, !00/.

Page 41: @ 5 Makalah HUkum PIdana

7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana

http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 41/42

*.AC. 2amintang . imons,  !itab Pela*aran Hukum Pidana +eerboek an

 Het 'ederlanches .trafrecht), *ionir -aya, <andung, 1!.

*hilip 7onet *hilip el%nick, Hukum esponsif,  7usamedia, <andung, !00.

?. Abdoel jamali,  Pengantar Hukum Indonesia +$disi e%isi), ?aja4ali *ers,

-akarta, !00/.

?. oesilo,  Pokok-Pokok Hukum Pidana Peraturan &mum dan 0elik-0elik 

 !husus, *olitea, <ogor 

?. +resna, Azas-Azaz Hukum Pidana, *.+. +iara, -akarta, 1/.

?id4an H?, Hukum Administrasi 'egara, ?aja ra$indo *ersada, -akarta, !003.

atochid &artanegara, Hukum Pidana Bagian .atu, <alai 2ektur "ahasis4a.

oerjono oekanto ri "amudji,  Penelitian Hukum 'ormatif .uatu /u*uan

.ingkat, *.+. ?ajara$indo *ersada, -akarta.

 LLLLLLLLLLLLL, Pengantar Penelitian Hukum, '>#*res, -akarta, 1@3.

oekarno,  0iba1ah Bendera e%olusi,  *anitia *enerbit iba4ah <endera

?evolusi, -akarta, 13;.

oetiksno, Filsafat Hukum Bagian I , *+. *radnya *aramita, -akarta, !00@.

ubekti ?. +jitrosoedibio, !amus Hukum, *.+. *radnya *aramita, -akata, 1@.

%. Internet

http:55444.inilah.com5berita5politik5!0051050515hukuman#mati#tidak#

 bertentangan#dengan#uud5). iakses pada tanggal ! eptember !00@.

http:55herliady.blog.$riendster.com5e$ektivitas#hukuman#mati5. iakses pada !

April !00.

http:55444.iddaily.net5!00@505terpidana#mati#sugeng#saya#lebih#senang.html.

iakses pada tanggal ! April !00.

;0

Page 42: @ 5 Makalah HUkum PIdana

7/17/2019 @ 5 Makalah HUkum PIdana

http://slidepdf.com/reader/full/-5-makalah-hukum-pidana 42/42

http:55thephenomena.4ordpress.com5!00@505!;5di#balik#eksekusi#mati#

sumiarsih#sugeng5. iakses pada tanggal ! April !00.

http:55444.iddaily.net5!00@505terpidana#mati#sugeng#saya#lebih#senang.html.

http:55thephenomena.4ordpress.com5!00@505!;5di#balik#eksekusi#mati#

sumiarsih#sugeng5.

http:55cetak.bangkapos.com5selebne4s5read51103/.html.

http:55444.suarakarya#online.com5ne4s.htmlDidM1@ .

'. Perat!ran Per!n$ang,Un$angan

'ndang#'ndang asar 1;/

'ndang#'ndang 7omor / +ahun 13 (*enpres 7omor ! +ahun 13; (27 13;

 7o @) yang ditetapkan menjadi undang#undang dengan '' 7o / +ahun

13.

'ndang#'ndang 7omor 1! +ahun 1/ +entang *emasyarakatan.

'ndang#'ndang 7omor +ahun 1 +entang Hak Asasi "anusia.

*eraturan *emerintah 7omor 1 +ahun 1 +entang *embinaan dan

*embimbingan arga <inaan *emasyarakatan.

'ndang#'ndang 7omor !! +ahun !00! +entang rasi.