repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45207/1/kadir-fitk.pdfhitung...

16

Upload: lynhi

Post on 24-Jul-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45207/1/KADIR-FITK.pdfhitung = 4,32 dan t tabel = 2,00). Kesimpualan hasil penelitian ini adalah bahwa pembelajaran
Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45207/1/KADIR-FITK.pdfhitung = 4,32 dan t tabel = 2,00). Kesimpualan hasil penelitian ini adalah bahwa pembelajaran
Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45207/1/KADIR-FITK.pdfhitung = 4,32 dan t tabel = 2,00). Kesimpualan hasil penelitian ini adalah bahwa pembelajaran
Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45207/1/KADIR-FITK.pdfhitung = 4,32 dan t tabel = 2,00). Kesimpualan hasil penelitian ini adalah bahwa pembelajaran
Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45207/1/KADIR-FITK.pdfhitung = 4,32 dan t tabel = 2,00). Kesimpualan hasil penelitian ini adalah bahwa pembelajaran
Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45207/1/KADIR-FITK.pdfhitung = 4,32 dan t tabel = 2,00). Kesimpualan hasil penelitian ini adalah bahwa pembelajaran

299

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMECAHAN

MASALAH “LOOK FOR A PATTERN” TERHADAP

KEMAMPUAN PENALARAN ANALOGI MATEMATIK

SISWA SMP

Kadir dan Siti Mariam Juwaeni Ulfah

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Email: [email protected]

ABSTRAK: Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh strategi

pemecahan masalah look for a pattern terhadap kemampuan penalaran analogi

matematik siswa. Penelitian ini dilakukan di SMPN 1 Bayah Tahun Ajaran

2012/2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

eksperimen dengan desain penelitian Randomized Subjects Post-test Only Control

Group Design, yang melibatkan 60 siswa sebagai sampel. Penentuan sampel

menggunakan teknik cluster random sampling. Pengumpulan data setelah perlakuan

dilakukan dengan menggunakan tes kemampuan penalaran analogi matematik siswa.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kemampuan penalaran analogi matematik

siswa yang diajar dengan strategi pemecahan masalah look for a pattern lebih tinggi

dari pada siswa yang diajar dengan strategi konvensional. Hal ini dapat dilihat dari

nilai rata-rata hasil tes kemampuan penalaran analogi matematik siswa yang diajar

dengan strategi pemecahan masalah look for a pattern adalah sebesar 62,10 dan nilai

rata-rata hasil tes kemampuan penalaran analogi matematik siswa yang diajar dengan

strategi konvensional adalah sebesar 36,83 (thitung = 4,32 dan ttabel = 2,00).

Kesimpualan hasil penelitian ini adalah bahwa pembelajaran matematika pada pokok

bahasan barisan dan deret bilangan dengan menggunakan strategi pemecahan masa-

lah look for a pattern berpengaruh lebih efektif terhadap kemampuan penalaran

analogi matematik siswa dibandingkan yang menggunakan strategi konvensional.

Kata kunci: Strategi Pemecahan Masalah Look For A Pattern, Kemampuan

Penalaran Analogi Matematik Siswa

Dalam setiap kurikulum pendidikan

nasional, mata pelajaran matematika selalu

diajarkan disetiap jenjang pendidikan dan

disetiap tingkatan kelas dengan proporsi waktu

yang jauh lebih banyak daripada mata

pelajaran lainnya. Secara tidak langsung, hal

ini menunjukan bahwa mata pelajaran

matematika diharapkan dapat mengem-

bangkan kemampuan dan potensi peserta

didik.

Kemampuan-kemampuan mate-matik

yang diharapkan dapat dicapai siswa mulai

tingkat dasar hingga tingkat menengah sesuai

dengan standar proses menurut NCTM yaitu

kemampuan penalaran, pemecahan masalah,

koneksi, komunikasi dan representasi (NCTM,

2000: 29).

Kemampuan penalaran matematik

perlu dihadirkan secara intensif kepada siswa

mulai dari tingkat dasar hingga tingkat

menengah, agar siswa terlatih dalam

mengembangkan kemampuan penalarannya,

sehingga siswa memiliki kemampuan

penalaran yang baik. karena dengan

kemampuan penalaran yang baik, siswa akan

Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45207/1/KADIR-FITK.pdfhitung = 4,32 dan t tabel = 2,00). Kesimpualan hasil penelitian ini adalah bahwa pembelajaran

300, KNPM V, Himpunan Matematika Indonesia, Juni 2013

mampu mengambil keputusan yang bijak

dalam menghadapi permasalahan sehari-hari.

Bila kemampuan penalaran tidak

dikembangkan pada siswa, maka bagi siswa

matematika hanya akan menjadi materi yang

mengikuti serangkaian prosedur dan meniru

contoh-contoh tanpa mengetahui maknanya.

Selain itu, Penalaran membantu siswa

mendapatkan pemahaman yang mendalam

tentang konsep-konsep sehingga siswa

memiliki fondasi kokoh bagi pemahaman

matematika mereka pada masa mendatang.

Namun, kenyataan menunjukan bahwa

kemampuan penalaran matematik siswa

disalah satu sekolah di daerah Jakarta selatan

masih sangat rendah, siswa mendapat kesulitan

ketika dihadapkan pada soal-soal matematika

yang berbentuk penalaran dan guru kurang

memperhatikan pengembangan kemampuan

penalaran siswa dalam kegiatan

pembelajarannya. Hal inilah yang

menyebabkan lemahnya kemampuan

penalaran matematik siswa, akibatnya siswa

tidak mendapatkan pemahaman yang

mendalam tentang konsep-konsep yang

menyebabakan hasil belajar matematika

menjadi rendah. Secara internasional, aspek

kemampuan penalaran, hasil evaluasi TIMSS

patut menjadi rujukan yang dapat

dipertanggungjawabkan, yakni Indonesia

menduduki peringkat ke-38 dari 42 Negara

yang menjadi sampel (TIMSS, 2011).

Pembelajaran matematika ditingkat

SMP/MTs dan SMA/MA harus lebih banyak

berorientasi pada bagaimana cara

mengembangkan kemampuan penalaran siswa

dalam menyelesaikan persoalan-persoalan

dalam matematika dan tidak banyak

menekankan pada algoritma atau aturan-aturan

tertentu. Hal ini perlu mendapat penekanan

agar pembelajaran matematika lebih bermakna

dan bermanfaat dalam kehidupan siswa.

Kemampuan kemampuan penalaran

yang dimaksudkan dalam penelitian adalah

kemampuan penalaran analogi. Kemampuan

penalaran analogi merupakan salah satu

kemampuan penalaran yang penting dikusai

oleh siswa. karena analogi dapat dimanfaatkan

sebagai dasar penalaran.

Menurut Gelar Dwirahayu (2006: 61),

bahwa analogi adalah membandingkan satu hal

dengan yang lainnya. Ketika kita melakukan

penalaran analogi artinya kita menarik

kesimpulan tentang sesuatu hal berdasarkan

kesamaan yang ada dalam pengetahuan dan

pemahaman kita. Analogi dapat membantu

siswa memahami materi melalui perbandingan

dengan materi lain dengan cara mencari

keserupaan sifat diantara materi yang

dibandingkan. Penalaran analogi pun sering

digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Sehingga kemampuan penalaran analogi siswa

sangat penting untuk dikembangkan. Karena

itu desain pembelajaran matematika,

dipertimbangkan penggunaan strategi-strategi

pembelajaran yang mampu mengembangkan

kemampuan penalaran matematika siswa

terutama pada kemampuan penalaran analogi.

Salah satu strategi yang dapat digunakan

dalam pembelajaran matematika untuk

meningkatkan kemampuan penalaran siswa

yaitu dengan menggunakan strategi pemecahan

masalah.

Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45207/1/KADIR-FITK.pdfhitung = 4,32 dan t tabel = 2,00). Kesimpualan hasil penelitian ini adalah bahwa pembelajaran

Kadir dan Ulfah, Siti Mariam Juwaeni, Penerapan Strategi Pemecahan Masalah, 301

Strategi pemecahan masalah sangat

berkaitan erat dengan kemampuan penalaran

siswa karena dalam strategi pemecahan

masalah setiap langkah yang dilakukan

senantiasa muncul pertanyaan “apa yang saya

lakukan?” “hal apa yang bisa membantu saya

dalam menyelesaikan masalah?”. Sehingga di

dalam strategi pemecahan masalah terjadi

proses berpikir atau penalaran. Maka dapat

diasumsikan bahwa strategi pemecahan

masalah dapat membantu meningkatkan

kemampuan penalaran matematik siswa.

Salah satu strategi pemecahan masalah

adalah strategi pemecahan masalah look for a

pattern (menemukan pola). Strategi ini dapat

membantu meningkatkan kemampuan

penalaran analogi matematik siswa. Menurut

Fajar Shadiq (2004: 13), strategi pemecahan

masalah look for a pattern (menemukan pola)

yaitu berkaitan dengan pencarian keteraturan-

keteraturan. Dengan keteraturan yang sudah

didapatkan tersebut akan lebih memudahkan

kita untuk menemukan penyelesaian

masalahnya.

Selanjutnya Farida Nursyahidah

(2011), mengemukakan bahwa strategi look for

a pattern (menemukan pola) adalah salah satu

strategi dalam problem solving dimana kita

dapat mengamati informasi yang diberikan

seperti gambar, angka, huruf, kata, warna, atau

suara. Dengan mengamati beberapa elemen

yang diberikan tersebut, kadang-kadang secara

berurutan kita dapat memecahkan masalah

yang diberikan dengan menentukan apa yang

menjadi elemen selanjutnya dan elemen

tersebut akan membentuk pola yang diberikan.

Strategi pemecahan masalah look for a

pattern dapat membantu siswa dalam

meningkatkan kemampuan penalaran

analoginya, karena dalam strategi ini siswa

dilatih untuk menemukan keteraturan-

keteraturan (pola), misalnya pada materi

barisan dan deret siswa mampu melihat

hubungan-hubungan pada barisan bilangan

atau barisan gambar kemudian

mempergunakan hubungan itu untuk

memperoleh bilangan-bilangan atau gambar-

gambar selanjutnya. Selain itu, pada langkah

terakhir dari strategi pemecahan masalah look

for a pattern terdapat kegiatan siswa untuk

menemukan cara lain yang berbeda dengan

cara yang sedang dipelajarai dalam

menyelesaikan masalah.

Berdasarkan uraian dan rasional yang

telah dipaparkan di atas, penulis tertarik untuk

mengkaji pengembangan kemampuan

penalaran analogi matematika ditinjau dari

implementasi strategi pemecahan masalah,

yaitu strategi pemecahan masalah Look For A

Pattern melalui penelitian.

KAJIAN PUSTAKA

Penalaran Analogi Matematik

Kata “Analogi” dalam bahasa

Indonesia adalah “persamaan atau persesuaian

antara dua benda atau hal yang berlainan

disebut juga dengan kias”. Sedangkan dalam

bahasa Arab adalah “qasa” yaitu mengukur

atau membandingkan. Berbicara tentang

analogi adalah berbicara tentang dua hal yang

berlainan dan dua hal yang berlainan itu

dibandingkan yang satu dengan yang lain

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45207/1/KADIR-FITK.pdfhitung = 4,32 dan t tabel = 2,00). Kesimpualan hasil penelitian ini adalah bahwa pembelajaran

302, KNPM V, Himpunan Matematika Indonesia, Juni 2013

kemudian dicari persamaan atau

persesuaiannya.

Dalam mengadakan perbandingan,

orang mencari persamaan dan perbedaan

diantara hal-hal yang diperbandingkan. Kalau

dalam perbandingan itu orang hanya

memperhatikan persamaannya saja, tanpa

melihat perbedaannya, timbulah analogi, yaitu

persamaan diantara dua hal yang berbeda.

Dengan demikian analogi dapat dimanfaatkan

sebagai penjelas atau sebagai dasar penalaran

(Soekadijo, 1981: 139).

Analogi menurut utari sumarmo

(2010: 5) adalah penarikan kesimpulan

berdasarkan keserupaan data atau proses.

Sedangkan menurut Mundiri (dalam Harry,

2011: 5), Analogi dibagi menjadi dua macam,

yaitu analogi induktif dan analogi deklaratif.

1. Analogi induktif yaitu analogi yang disusun

berdasarkan persamaan prinsipal yang ada

pada dua fenomena, kemudian ditarik

kesimpulan bahwa apa yang ada pada

fenomena pertama terjadi pula pada

fenomena kedua.

2. Analogi deklaratif atau penjelas yaitu

metode untuk menjelaskan atau

menegaskan sesuatu yang abstrak atau

belum dikenal atau masih samar, dengan

menggunakan hal yang sudah dikenal

sebelumnya.

Lawson (dalam Harry, 2011: 5)

mengungkapkan keuntungan analogi dalam

pengajaran antara lain:

1. Dapat memudahkan siswa dalam

memperoleh pengetahuan baru dengan cara

mengaitkan atau membandingkan

pengetahuan analogi yang dimiliki siswa;

2. Pengaitan tersebut akan membantu

mengintegrasikan struktur-struktur

pengetahuan yang terpisah agar

terorganisasi menjadi struktur kognitif yang

lebih utuh. Dengan organisasi yang lebih

utuh akan mempermudah proses

pengungkapan kembali pengetahuan baru;

3. Dapat dimanfaatkan dalam menanggulangi

salah konsep

Kemampuan penalaran analogi

matematik yang dimaksudkan dalam

penelitian adalah kemampuan penalaran

analogi yang diadaptasi dari Utari

Sumarmo yaitu siswa mampu menarik

sebuah kesimpulan dari dua hal yang

berbeda berdasarkan keserupaan data atau

proses.

Strategi Pemecahan Masalah Look For A

Pattern

Dalam interpretasi pemecahan masalah

sebagai proses, untuk materi dan siswa pada

berbagai tingkat sekolah terdapat keserupaan

langkah atau strategi pemecahan masalah.

Polya (1981: 117), mengemukakan empat

langkah utama dalam pemecahan masalah

yaitu: (1) memahami masalah, (2)

merencanakan solusi atau penyelesaian, (3)

melaksanakan rencana, dan (4) memeriksa

kembali hasil yang diperoleh (looking back).

Beberapa strategi pemecahan masalah

yang mungkin diperkenalkan pada anak

sekolah antara lain:

a) Strategi Act It Out

Strategi ini dapat membantu siswa

dalam proses visualisasi masalah yang

tercakup dalam soal yang dihadapi. Dalam

pelaksanaanya. Strategi ini dilakukan

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45207/1/KADIR-FITK.pdfhitung = 4,32 dan t tabel = 2,00). Kesimpualan hasil penelitian ini adalah bahwa pembelajaran

Kadir dan Ulfah, Siti Mariam Juwaeni, Penerapan Strategi Pemecahan Masalah, 303

dengan melakukan gerakan-gerakan fisik

atau dengan menggerakan benda-benda

konkrit. Gerakan bersifat fisik ini dapat

membentu atau mempermudah siswa dalam

menemukan hubungan antara komponen-

komponen yang tercakup dalam sebuah

masalah.

b) Membuat Gambar (draw a picture)

Strategi ini dapat membantu siswa

untuk mengungkapkan informasi yang

terkandung dalam masalah sehingga

hubungan antar komponen dalam masalah

tersebut dapat terlihat dengan lebih jelas.

c) Menemukan pola (look for a pattern)

Kegiatan matematika yang terkait

dengan proses menemukan suatu pola (look

for a pattern) dari sejumlah data yang

diberikan, dapat mulai dilakukan melalui

sekumpulan gambar atau bilangan.

Kegiatan yang mungkin dilakukan antara

lain dengan mengobservasi sifat-sifat yang

dimiliki bersama oleh sekumpulan gambar

atau bilangan yang tersedia. Sebagai suatu

strategi untuk pemecahan masalah,

pencarian pola yang pada awalnya hanya

dilakukan secara pasif malalui klu yang

diberikan guru, pada suatu saat

keterampilan itu akan terbentuk dengan

sendirinya sehingga pada saat menghadapi

permasalahan tertentu, salah satu

pertanyaan yang mungkin muncul pada

benak seseorang antara lain adalah :

”adakah pola atau keteraturan tertentu yang

mengaitkan tiap data yang diberikan?”.

tanpa melalui latihan, sangat sulit bagi

seseorang untuk menyadari bahwa dalam

permasalahan yang dihadapinya terdapat

pola yang bisa diungkap.

d) Membuat tabel

Mengorganisasi data kedalam

sebuah tabel dapat membantu kia dalam

mengungkapkan suatu pola tertentu serta

dalam mengidentifikasi informasi yang

tidak lengkap. Penggunaan tabel

merupakan langkah yang snagt efisien

untuk melakukan klasifikasi serta

menyusun sejumlah besar data sehingga

apabila muncul pertanyaan baru berkenaan

dengan data tersebut, maka kita akan

dengan mudah menggunakan data tersebut,

sehingga jawaban pertanyaan tadi dapat

diselesaikan dengan baik.

e) Memperhatikan semua kemungkinan secara

sistematik

Strategi ini biasanya digunakan

bersamaan dengan strategi mencari pola

dan menggambar tabel. Dalam

menggunakan strategi ini kita mungkin

tidak perlu memperhatikan keseluruhan

kemungkinan yang bisa terjadi. Yang kita

perhatikan adalah semua kemungkinan

yang diperoleh dengan cara yang

sistematik. Yang dimaksud sistematik disini

misalnya dengan mengorganisasikan data

berdasarkan kategori tertentu. Namun

demikian, untuk masalah-masalah tertentu,

mungkin kita harus memperhatikan semua

kemungkinan yang bisa terjadi.

f) Tebak Periksa (Guess and Chek)

Strategi menebak yang dimaksudkan

disini adalh menebak yang didasrkan pada

alasan tertentu serta kehati-hatian. Selain itu,

untuk dapat melakukan tebakan dengan baik

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45207/1/KADIR-FITK.pdfhitung = 4,32 dan t tabel = 2,00). Kesimpualan hasil penelitian ini adalah bahwa pembelajaran

304, KNPM V, Himpunan Matematika Indonesia, Juni 2013

seseorang perlu memiliki pengalaman cukup

yang berkaitan dengan permasalahan yang

dihadapi.

g) Strategi Kerja Mundur (Working

Backward)

Suatu masalah kadang-kadang

disajikan dalam suatu cara sehingga yang

diketahui itu sebenarnya merupakan hasil

dari proses tertentu, sedangkan komponen

yang ditanyakan merupakan komponen yang

seharusnya muncul lebih awal. Penyelesaian

masalah seperti biasanya dapat dilakukan

dengan strategi mundur.

h) Menentukan yang diketahui, yang ditanyakan,

dan informasi yang diperlukan

Strategi ini merupakan cara

penyelesaian yang sangat terkenal sehingga

seringkali muncul dalam buku-buku

matematika sekolah. Tugas-tugas dan

masalah matematika yang diberikan kepada

matematika sehingga mereka harus bekerja

dengan bilangan-bilangan yang ada pada soal

tersebut. Akan tetapi, di dalam dunia di luar

sekolah kejadian semacam itu sangat jarang

terjadi, sehingga diperlukan kemampuan

untuk mengidentifikasi informasi mana yang

penting dan mana yang tidak.

i) Menentukan kalimat terbuka

Strategi ini juga sering diberikan

dalam buku-buku matematika sekolah

dasar. Walaupun strategi ini termasuk

sering digunakan, akan tetapi pada langkah

awal anak seringkali mendapat kesulitan

untuk menentukan kalimat terbuka yang

sesuai. Untuk sampai pada kalimat yang

dicari, seringkali harus melalui penggunaan

strategi lain, dengan maksud agar hubungan

antar unsur yang terkandung didalam

masalah dapt dillihat secara jelas. Setelah

itu baru dibuat kalimat terbukanya.

j) Mengubah Sudut Pandang

Strategi ini seringkali digunakan

setelah kita gagal menyelesaikan masalah

dengan menggunakan strategi lainnya.

Waktu kita mencoba menyelesaikan

masalah, sebenarnya kita mulai dengan

suatu sudut pandang tertentu atau mencoba

menggunakan asumsi-asumsi tertentu.

Menemukan pola (look for a pattern)

adalah keterampilan yang sangat penting untuk

mengembangkan kemampuan penalaran dalam

matematika. Karena siswa akan terbiasa

menggunakan nalar atau pemikirannya dalam

setiap langkah-langkah menemukan pola.

Sebagaimana menurut MBE

(Managing Basic Education) yang didukung

oleh USAID, bahwa menemukan pola (look

for a pattern) dalam bilangan serta dalam

gambar, memang merupakan keterampilan

yang sangat penting untuk kompetensi berpikir

dalam matematika dan oleh karenanya perlu

didorong dan ditingkatkan secara terus

menerus oleh siswa (MBE, 2006: 61).

Menurut Fajar Shadiq (2004: 13),

strategi menemukan pola (look for a pattern)

berkaitan dengan pencarian keteraturan-

keteraturan. Dengan keteraturan yang sudah

didapatkan tersebut akan lebih memudahkan

kita untuk menemukan penyelesaian

masalahnya.

Menurut Farida Nursyahidah (2011),

strategi menemukan pola (look for a pattern)

adalah salah satu strategi dalam problem

solving dimana kita dapat mengamati

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45207/1/KADIR-FITK.pdfhitung = 4,32 dan t tabel = 2,00). Kesimpualan hasil penelitian ini adalah bahwa pembelajaran

Kadir dan Ulfah, Siti Mariam Juwaeni, Penerapan Strategi Pemecahan Masalah, 305

informasi yang diberikan seperti gambar,

angka, huruf, kata, warna, atau suara. Dengan

mengamati beberapa elemen yang diberikan

tersebut, kadang-kadang secara berurutan kita

dapat memecahkan masalah yang diberikan

dengan menentukan apa yang menjadi elemen

selanjutnya dan elemen tersebut akan

membentuk pola yang diberikan.

Ketika menggunakan strategi

menemukan pola (look for a pattern), biasanya

yang lebih banyak muncul adalah beberapa hal

yang spesifik dari sebuah masalah kemudian

memperhatikan untuk melihat sebuah pola

penting yang disarankan menjadi sebuah solusi

untuk semua masalah (Garry, 2004:15).

Pola memainkan peran besar dalam

solusi masalah dalam semua bidang

kehidupan. psikolog menganalisis pola-pola

perilaku manusia; meterologists mempelajari

pola cuaca; astronom mencari pola dalam

gerakan bintang dan galaksi; dan detektif

mencari pola antara petunjuk. menemukan

pola adalah strategi pemecahan masalah yang

berguna dalam matematika bahwa beberapa

menyebutnya seni matematika (Albert dan

Nelson, 2001: 19).

Menurut Yuskaitis, langkah-langkah

penyelesaian masalah look for a pattern

(menemukan pola) yaitu sebagai barikut:

a. Memahami masalah, meliputi:

1) Bacalah masalah dengan hati-hati atau

teliti.

2) Temukan atau cari informasi penting.

3) Tuliskan informasi penting tersebut.

4) Identifikasi masalah apa yang ingin di

selesaikan.

b. Merencanakan pemecahan masalah

1) Pilih strategi menemukan pola (look for

a pattern) sebagai alat untuk

menyelesaikan masalah.

2) Temukan sebuah pola dari soal untuk

memecahkan masalah sesuai dengan

informasi yang diperoleh pada langkah

pertama.

3) Kegiatan matematika yang terkait

dengan proses menemukan suatu pola

dari sejumlah data yang diberikan, dapat

mulai dilakukan melalui sekumpulan

gambar atau bilangan. Kegiatan yang

mungkin dilakukan antara lain dengan

mengobservasi sifat-sifat yang dimiliki

bersama oleh sekumpulan gambar atau

bilangan yang tersedia.

c. Menyelesaikan masalah

1) Gunakan aljabar atau perangkat lain

untuk memperoleh solusi dari soal yang

diberikan.

d. Memeriksa kembali jawaban

1) Periksalah jawaban atau baca kembali

jawaban dari langkah awal hingga

langkah terakhir.

2) Periksa apakah jawaban telah sesuai

dengan masalah yang ingin diselesaikan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Metode penelitian yang digunakan adalah

metode penelitian eksperimen. Perlakuan

dalam eksperimen ini adalah menguji coba

strategi pemecahan masalah look for a

pattern (kelompok eksperimen) untuk

meningkatkan kemampuan penalaran analogi

matematik melalui komparasi dengan siswa

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45207/1/KADIR-FITK.pdfhitung = 4,32 dan t tabel = 2,00). Kesimpualan hasil penelitian ini adalah bahwa pembelajaran

306, KNPM V, Himpunan Matematika Indonesia, Juni 2013

yang dalam pembelajarannya menggunakan

strategi konvensional (kelompok kontrol).

Desain penelitian yang digunakan adalah

randomized subjects postest only control

group design.

Group Variabel

bebas Postes

(R) Eksperimen X1 Y

(R) Kontrol X2 Y

Keterangan: R : Random X1:Perlakuan dengan strategi pemecahan masalah

look for a pattern

X2: Perlakuan dengan strategi konvensional

Y: Kemampuan penalaran analogi matematik

Teknik pengambilan sampel pada

penelitian ini menggunakan cluster random

sampling yaitu pengambilan sampel secara

acak kelas dengan cara merandom dua kelas

dari lima kelas, selanjutnya satu kelas akan

dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan

satu kelas lagi sebagai kelompok kontrol.

Kelompok eksperimen yang dalam

pembelajarannya menggunakan strategi

pemecahan masalah look for a pattern dan

kelompok kontrol dalam pembelajarannya

menggunakan strategi konvensional masing-

masing berjumlah 30 siswa.

Tes kemampuan penalaran analogi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah 7 buah

soal tes yang berbentuk pilihan ganda

beralasan yang diadaptasi dan dimodifikasi

dari Utari Sumarmo (2010). Sebelum

digunakan dalam penelitian, soal tes dianalisis

oleh pakar.

Tes Penalaran Analogi ini diberikan

kepada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol di akhir pembelajaran dan pada hari

yang sama. Perbandingan kemampuan analogi

matematik siswa kedua kelompok disajikan

pada tabel berikut.

Tabel 1. Perbandingan Kemampuan

Penalaran Analogi Matematik

Kelompok Eksperimen dan Kelompok

Kontrol

Statistika Exp Contr

Sampel (n) 30 30

Mean( X ) 62,10 36,83

Median(Me) 69,90 33,94

Modus(Mo) 80,30 34,13

Varians(s2) 631,13 397,25

Simp-baku(s) 25,12 19,93

Kemiringan )( 3 - 0,73 0,37

Kurtosis )( 4 0,14 0,20

Dalam penelitian ini, uji normalitas yang

digunakan adalah uji Lilliefors. Hasil dari uji

normalitas antara kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 2. Rangkuman Hasil Uji

Normalitas

Kelompok Sampel Lhitung

(L0)

Ltabel (α=0,05)

Simpulan

Exp 30 0,151 0,161 Normal

Cont 30 0,157 0,161 Normal

Selanjutnya hasil analisis homogenitas

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas

Kelas Samp

pel

Varians

(s2) Fhit Ftabel

(α=0,05) Simpulan

Exp 30 631,13 1,59 1,86 Homogen

Contr 30 397,25

Selanjutnya dilakukan pengujian

hipotesis yaitu dengan uji-t. Pengujian

dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata

tes kemampuan penalaran analogi matematik

siswa kelompok eksperimen yang

menggunakan strategi pemecahan masalah

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45207/1/KADIR-FITK.pdfhitung = 4,32 dan t tabel = 2,00). Kesimpualan hasil penelitian ini adalah bahwa pembelajaran

Kadir dan Ulfah, Siti Mariam Juwaeni, Penerapan Strategi Pemecahan Masalah, 307

look for a pattern lebih tinggi secara signifikan

dibandingkan dengan rata-rata tes kemampuan

penalaran analogi matematik siswa kelompok

kontrol yang menggunakan strategi

konvensional. Hasil perhitungan uji hipotesis

disajikan pada table berikut ini:

Tabel 4. Hasil Uji-t

thitung ttabel (α=0,05)

4,32 2,00

Berdasarkan tabel terlihat bahwa thitung

lebih besar dari ttabel (4,32 2,00). Hal ini

menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan

penalaran analogi matematik siswa yang

diajarkan dengan menggunakan strategi

pemecahan masalah look for a pattern lebih

tinggi daripada kemampuan penalaran analogi

matematik siswa yang diajarkan dengan

menggunakan strategi konvensional.

Hasil wawancara terhadap siswa

kelompok yang memperoleh nilai tinggi,

sedang dan rendah, mengungkapkan bahwa

respon positif terhadap diterapkannya strategi

pemecahan masalah look for a pattern dalam

pembelajaran matematika.

Dari hasil pengujian hipotesis terdapat

perbedaan rata-rata kemampuan penalaran

analogi matematik siswa antara kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Hal

tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran

matematika dengan strategi pemecahan

masalah look for a pattern lebih baik dari

pada pembelajaran dengan strategi

konvensional. Hal ini karena dalam strategi

pemecahan masalah look for pattern, siswa

dapat mengembangkan kemampuan penalaran

analoginya melalui menemukan keteraturan-

keteraturan (pola) pada barisan bilangan atau

barisan gambar yaitu dengan melihat

hubungan-hubungan dari keteraturan-

keteraturan tersebut. Hal ini didukung oleh

penelitian Sastrosudirjo (1988) dalam Herdian

(2010) mengungkapkan bahwa analogi

kemampuan melihat hubungan-hubungan,

tidak hanya hubungan-hubungan benda-benda

tapi juga hubungan ide-ide dan kemudian

mempergunakan hubungan itu untuk

memperoleh benda-benda atau ide-ide lain.

Selain itu juga, dalam langkah-langkah strategi

pemecahan masalah look for a pattern siswa

dapat mengembangkan kemampuan penalaran

analoginya melalui tahap menyelesaikan soal

dengan cara yang lain. Hal ini serupa dengan

penelitian yang dilakukan Herdian (2010)

bahwa terdapat beberapa alasan mengapa

dengan metode Discovery dapat meningkatkan

kemampuan penalaran analogi diantaranya

adalah siswa dapat mengaitkan konsep yang

ditemukannya dengan konsep yang sedang

dipelajari. Dengan demikian, strategi

pemecahan masalah look for a pattern sangat

efektif dalam mengembangkan kemampuan

penalaran analogi matematik siswa.

Berikut ini contoh hasil pengerjaan

siswa pada LKS dalam menemukan pola

barisan gambar dengan menggunakan strategi

pemecahan masalah look for a pattern:

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45207/1/KADIR-FITK.pdfhitung = 4,32 dan t tabel = 2,00). Kesimpualan hasil penelitian ini adalah bahwa pembelajaran

308, KNPM V, Himpunan Matematika Indonesia, Juni 2013

Selanjutnnya kemampuan analogi matematik

siswa kelompok eksperimen dengan strategi

pemecahan masalah look for a pattern

disajikan pada temuan-temuan berikut.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan temuan dan pembahasan

hasil penelitian, kesimpulan penelitian ini

sebagai berikut:

1. Kemampuan penalaran analogi matematik

siswa yang pembelajarannya mengguna-

kan strategi pemecahan masalah look for a

pattern lebih tinggi dari pada kemampuan

penalaran analogi matematik siswa yang

pembelajarannya mengguna-kan strategi

konvensional. Hal ini dapat dilihat dari nilai

rata-rata hasil tes kemampuan penalaran

analogi matematik kelompok eksperimen

adalah sebesar 62,10 dan nilai rata-rata

hasil tes kemampuan penalaran analogi

matematik kelompok kontrol adalah

sebesar 36,83. Pada hasil pengujian

hipotesis diperoleh thitung = 4,32 dan ttabel =

2,00 dengan taraf signifikan 5%, atau ( =

0,05) sehingga thitung lebih besar dari ttabel

(4,32 > 2,00). Dengan demikian, “strategi

pemecahan masalah look for a pattern

berpengaruh nyata terhadap kemampuan

penalaran analogi matematik siswa”.

2. Strategi pemecahan masalah look for a

pattern dapat meningkatkan respon positif

siswa terhadap pembelajaran matematika di

kelas. Hal ini dapat dilihat dari hasil

wawancara dengan siswa pada kelompok

eksperimen dan dari hasil pengamatan

selama proses pembelajaran di kelas yaitu

siswa terlihat sangat antusias dalam

menyelesaikan soal-soal yang terdapat

dalam LKS dengan menggunakan strategi

pemecahan masalah look for pattern dan

siswa lebih berani dalam mengemukakan

pendapat.

Saran

Terdapat beberapa saran peneliti

terkait hasil penelitian pada hasil laporan

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45207/1/KADIR-FITK.pdfhitung = 4,32 dan t tabel = 2,00). Kesimpualan hasil penelitian ini adalah bahwa pembelajaran

Kadir dan Ulfah, Siti Mariam Juwaeni, Penerapan Strategi Pemecahan Masalah, 309

penelitian ini, diantaranya adalah sebagai

berikut:

1. Guru yang hendak menggunakan strategi

pemecahan masalah look for a pattern

dalam pembelajaran matematika di kelas

diharapkan dapat mendesain pembelajaran

dengan seefektif mungkin sehingga

pembelajaran bisa selesai tepat waktu.

2. Strategi pemecahan masalah look for a

pattern sebaiknya lebih sering digunakan

dalam proses pembelajaran matematika

terutama materi soal menemukan pola

seperti dalam kegiatan menemukan rumus

Phytagoras, pola sudut, pola bangun datar

dan lain-lain agar siswa dapat terbiasa

menggunakan kemampuan penalaran

analogi mereka.

3. Dengan adanya beberapa keterbatasan

dalam melaksanakan penelitian ini,

sebaiknya dilakukan penelitian lanjut yang

meneliti tentang pembelajaran dengan

strategi pemecahan masalah look for a

pattern pada pokok bahasan lain,

mengukur aspek yang lain atau jenjang

sekolah yang berbeda.

DAFTAR RUJUKAN

Adji, Nahrowi. 2006. Pemecahan masalah

matematika. Bandung: UPI Press.

Alan, H. S. 2011. “learning to think

mathematically: problem solving,

metacognition, and sense-making in

mathematics”, dari

http://hplengr.engr.wisc.edu/Math_Scho

enfeld.pdf. Diakses pada 15 Januari

2012. Pkl 13.50 wib.

Bennet, A. B dan Nelson L.T. Mathematics for

elementary teachers a Conceptual

Approach. New York: Mc-Graw-Hill

Companies, 2001.

Dwirahayu, Gelar. 2006. Pengaruh pendekatan

analog terhadap peningkatan

kemampuan penalaran matematika

siswa SMP. Algoritma.

International Association for The Evaluation of

Education. Trends in International

Mathematics and Science Study (TIMSS).

2012. h.7 dari

http://www.eaqao.com/pdf_e/12TIMSS_

Ontario_report_2011

Kadir. 2010. Statistika Untuk Penelitian Ilmu-

Ilmu Sosial, Cet.I. Jakarta: Rosemata

Sampurna. 2010.

Musser, G. L., Burger W. F and Peterson B. E.

2004. Essentials of Mathematics for

Elementary Teachers. USA: WILEY.

Senjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran;

Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Shadiq, Fadjar. Pemecahan Masalah, Penalaran

dan Komunikasi. Yogyakarta: Pusat

Pengembangan penataran guru (PPPG)

Matematika. Dari

www.fadjarp3g.files.wordpress.com,

2004.

Soekadiji, R.G. Logika Dasar: tradisional,

simbolik, dan induktif. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 1981.

Sumarmo, utari. 2012. Rujukan filsafat, teori dan

praksis ilmu pendidikan. Bandung: UPI

Press.

Sumarmo, utari. 2010. Berfikir dan Disposisi

Matematik. FPMIPA UPI. Dalam

makalah matematika. Bandung: UPI

Press.

Suwangsih, Erna dan Tiurlina. 2006. Model

Pembelajaran Matematika. Cet.I.

Bandung: UPI PRESS.

Tim Managing Basic Education (MBE). Asyik

Belajar Dengan PAKEM:

MATEMATIKA. Jakarta: Managing

Basic Education, 2006.

Van de welle, John A. Sixth edition elementary

and middle schoole mathematics,

teaching developmentally. America:

Pearson Education, inc, 2007.