zuhro agustini

117
i HUBUNGAN ASUPAN LEMAK (LEMAK JENUH, TAK JENUH, KOLESTEROL) DAN NATRIUM TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSP BATU TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Gizi Oleh : Zuhro Agustini NIM : 115070309111002 PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013

Upload: naela-rizqi-ardiyanto

Post on 02-Feb-2016

83 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

M,N

TRANSCRIPT

Page 1: Zuhro Agustini

i

HUBUNGAN ASUPAN LEMAK (LEMAK JENUH, TAK JENUH,

KOLESTEROL) DAN NATRIUM TERHADAP TEKANAN

DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI POLI

PENYAKIT DALAM RSP BATU

TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Gizi

Oleh : Zuhro Agustini

NIM : 115070309111002

PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2013

Page 2: Zuhro Agustini

ii

Page 3: Zuhro Agustini

iii

Abstrak

Agustini, Zuhro. 2013. Hubungan Asupan Lemak (Lemak Jenuh, Tak Jenuh,

Kolesterol) dan Natrium terhadap Tekanan darah Pada Pasien

Hipertensi di Poli Penyakit Dalam RSP Batu. Tugas Akhir, Program studi

Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Pembimbing : (1)

Dr. Dr. Endang Sri Wahyuni,MS. (2) Fuadiyah Nila, S.Gz, MPH.

Hipertensi merupakan kelainan yang memiliki prevalensi cukup tinggi di

dunia. Salah satu penyebabnya adalah asupan lemak (lemak jenuh, tak jenuh,

kolesterol) dan Natrium. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara

asupan lemak (lemak jenuh, tak jenuh, kolestero) dan Natrium terhadap tekanan

darah pada pasien hipertensi di poli penyakit dalam RSP Batu. Metode penelitian

adalah survei cross sectional dengan menghubungkan antara variabel

independen dan dependen, yaitu antara asupan lemak (lemak jenuh, tak jenuh,

kolesterol) dan natrium dengan tekanan darah. Metode pemilihan sampel non

probability sampling. Besar sampel adalah sebanyak 68 responden. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara

asupan lemak jenuh dengan tekanan darah sistolik (p=0,572) dan diastolik

(p=0,915). Ada hubungan yang signifikan antara asupan lemak tak jenuh tunggal

dengan tekanan darah sistolik (p=0,041) dan diastolik (p=0,0470). Tidak ada

hubungan yang signifikan antara asupan lemak tak jenuh ganda dengan

tekanan darah sistolik (p=0,246) dan tekanan darah diastolik (p=0,257). Tidak

ada hubungan yang signifikan antara asupan kolesterol dengan tekanan darah

sistolik (p=0,228) dan diastolik (p=0,449). Tidak ada hubungan yang signifikan

antara asupan natrium dan tekanan darah sistolik (p=0,084) dan diastolik (p=-

0,229).Kesimpulan : ada hubungan yang signifikan antara asupan lemak tak

jenuh tunggal terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik.

Kata kunci : lemak jenuh, tak jenuh, kolesterol, natrium, tekanan darah, hipertensi

Page 4: Zuhro Agustini

iv

Abstrack

Agustini, Zuhro, 2013. The Relationship between of fat (Saturated Fatty acid,

Unsaturated Fatty acid, Cholesterol) and Natrium Intakes in the Blood

Pressure of The Hypertension Patient at Disease Polyclinic in RSP Batu.

Final assignment, Study Program of Nutrition Science, Faculty of

Medicine, Brawijaya University. Supervisor : (1) Dr. dr. Endang Sri

Wahyuni, MS, (2) Fuadiyah Nila, S.Gz, MPH.

Hypertension was a worldwide high prevalent disorder. One of its causes

was fat (saturated fatty acid, unsaturated fatty acid, cholesterol) and natrium

intakes. The objective of the research was to understand the relationship

between fat (saturated fatty acid, unsaturated fatty acid, cholesterol) and natrium

intakes in the blood pressure of the hypertension patient at Disease Polyclinic in

RSP Batu. Research method was cross-sectional survey which related

independent variable and dependent variable that were fat (saturated fatty acid,

unsaturated fatty acid, cholesterol) and natrium intakes. Sampling technique was

non-probability sampling. The sample included 68 respondents. Result of

research indicated that there was no significant relationship between the

saturated fatty acid intake with systolic blood pressure (p = 0.572) or with

diastolic blood pressure (p = 0.915). A significant relationship between

monounsaturated fatty acid intake with systolic blood pressure (p=0,041) or with

diastolic blood pressure (0,0470). A significant relationship was absent between

polyunsaturated fatty acid intake with systolic blood pressure (p = 0.246) or with

diastolic blood pressure (p = 0.257).A significant relationship was absent

between cholesterol intake with systolic blood pressure (p = 0.228) and diastolic

blood pressure (p = 0,449). A significant relationship was also not presented

between natrium intake with systolic blood pressure (p = 0.084) or with diastolic

blood pressure (p = -0.229). The conclusion that there was a significant

relationship between monounsaturated fatty acid intake with systolic and diastolic

blood pressures.

Keywords: saturated fatty acid, unsaturated fatty acid, cholesterol, natrium,

blood pressure, hypertension

Page 5: Zuhro Agustini

v

Halaman Peruntukan

Bismillahhirohmanirrohim

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhan-mulah hendaknya kamu berharap (QS. A Lam Nasyrah 94 : 6-8)

Tugas Akhir ini kupersembahkan

untuk ibunda, ayahanda dan ananda tercinta

yang senantiasa melimpahkan cinta dan

kasih sayangnya untukku

Page 6: Zuhro Agustini

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah memberi petunjuk dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan

judul ― Hubungan Asupan Lemak (Lemak Jenuh, Tak Jenuh, Kolesterol) Dan

Natrium Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Poli Penyakit

Dalam RSP Batu.‖

Dengan selesainya Tugas Akhir ini, penulis mengucapkan

terimakasih yang tak terhingga kepada :

1. Dr. dr. Karyono Mintoroem, Sp.PA, selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Brawijaya yang telah memberikan kesempatan penulis

menuntut ilmu di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.

2. Dr. dr. Endang Sri Wahyuni, MS, selaku Ketua Program Studi S1 Gizi

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang, dan juga

sebagai pembimbing pertama yang dengan sabar membimbing untuk

bisa menulis dengan baik dan senantiasa memberi semangat sehingga

penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

3. Fuadiyah Nila K, S.Gz, MPH, sebagai pembimbing kedua yang dengan

sabar membimbing dan memberi motivasi untuk bisa menulis dengan

baik sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

4. dr. Soemardini, MPd, sebagai Ketua Tim penguji Tugas Akhir.

5. Segenap anggota tim pengelolaan Tugas Akhir Fakultas Kedokteran

Universitas Brawijaya Malang.

6. Yang tercinta ibunda Supiani dan ayahanda Muhammad Suhud serta

Page 7: Zuhro Agustini

vii

ananda Mahendra Daffa atas segala pengertian, dan kasih sayangnya.

7. Teman-temanku Pak Irwan, Pak Hasan, Pak Rudi dan Ireka atas konsultasi,

saran, dan masukannya.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir yang

tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih

jauh dari sempurna, oleh karena itu saran yang bersifat membangun

sangat penulis harapkan perbaikan yang akan datang. Harapan penulis

Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Malang, Januari 2013

Penulis

Page 8: Zuhro Agustini

viii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................... i Halaman Pengesahan ............................................................................... ii Abstrak ...................................................................................................... iii Abstract ..................................................................................................... iv Kata Pengantar ......................................................................................... vi Daftar Isi .................................................................................................... viii Daftar Tabel ............................................................................................. x Daftar Gambar .......................................................................................... xi Daftar Lampiran ........................................................................................ xii Daftar Singkatan ...................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1 1.2 Rumusa Masalah ....................................................................... 3 1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 4 1.3.1 Tujuan Umum ................................................................... 4 1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................. 4 1.4 Manfaat penelitian .................................................................... 5 1.4.1 Manfaat Akademik ........................................................... 5 1.4.2 Manfaat Praktis ............................................................... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum Hipertensi ............................................... 6 2.2 Patofisiologi Hipertensi ........................................................ 7 2.3 Klasifikasi Hipertensi ........................................................... 9 2.4 Faktor Resiko Hipertensi .................................................... 13 2.5 Lemak ................................................................................. 20 2.6 Natrium ............................................................................... 22 2.7 Hubungan Asupan Lemak Terhadap Tekanan Darah ....... 23 2.7.1. Hubungan Asupan Lemak Jenuh Terhadap Tekanan Darah ......................................................................... 23 2.7.2. Hubungan Asupan Lemak Tak Jenuh Tunggal (MUFA) Terhadap Tekanan Darah .......................... 23 2.7.3 Hubungan Asupan Lemak Tak Jenuh Ganda (PUFA) Terhadap Tekanan Darah ......................................... 24 2.7.4 Hubungan Asupan Kolesterol Terhadap Tekanan Darah ........................................................................ 24 2.7.5 Hubungan Asupan Natrium Terhadap Tekanan Darah......................................................................... 25 2.8 Penyebab Hipertensi ........................................................... 26 2.9 Penanganan Hipertensi ..................................................... 27

2.9.1 Medis ........................................................................ 27 2.9.2 Non Medis ................................................................ 30 BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ............................................... 36

Page 9: Zuhro Agustini

ix

3.2 Hipotesis Penelitian ............................................................ 37 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian .......................................................... 38 4.2 Populasi dan Sampel Penelitian .......................................... 38 4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasioanal .................... 40 4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................. 41 4.5 Instrumen Penelitian ........................................................... 41 4.6 Pelaksana Penelitian .......................................................... 42 4.7 Prosedur Penelitian/Pengumpul Data ................................. 42 4.7.1 Metode Pengumpulan Data ....................................... 44 4.8 Analisa Data ....................................................................... 44 BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA 5.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Paru Batu .......................... 46 5.2 Analisa Data Gambaran Umum sampel Penelitian ............. 48

5.3 Data Deskriptif Tekanan Darah ........................................... 51 5.4 Analisa Hubungan Asupan Lemak (Jenuh, Tidak Jenuh, Kolesterol) dan Natrium Terhadap Tekanan Darah ........... 51

BAB VI PEMBAHASAN ............................................................................. 54 6.1 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................... 54 6.1.1 Analisa Data Gambaran Umum Sampel Penelitian .... 54

6.1.2 Analisa Data Hubungan Asupan Lemak (Jenuh, Tidak Jenuh, Kolesterol) dan Na Terhadap Tekanan Darah ............................................................................ 56 6.1.2.1 Analisa Data Hubungan Asupan Lemak Jenuh (SFA) Terhadap Tekanan Darah ........... 56 6.1.2.2 Analisa Data Hubungan Asupan Lemak tak Jenuh Tunggal (MUFA) Terhadap Tekanan Tekanan darah ................................................. 57 6.1.2.3 Analisa Data Hubungan Asupan Lemak Tak Jenuh Ganda (PUFA) Terhadap Tekanan Darah ............................................................ 58 6.1.2.4 Analisa Data Hubungan Asupan Kolesterol Terhadap Tekanan Darah ........................... 59 6.1.2.5 Analisa Data Hubungan Asupan Natrium Terhadap Tekanan Darah ............................ 61

6.2 Keterbatasan Penelitian ......................................................... 63

BAB VII PENUTUP ..................................................................................... 64 7.1 Kesimpulan ............................................................................. 64 7.2 Saran ..................................................................................... 64 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 65 LAMPIRAN ................................................................................................ 72

Page 10: Zuhro Agustini

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1 Klasifikasi hipertensi menurut JNC 7.......................................... 10 Tabel 2 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut WHO Tahun 2005 .............. 11 Tabel 3 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut WHO Tahun 2011 .............. 11 Tabel 4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .............................. 40 Tabel 5 Data Deskriptif Tekanan Darah Responden ............................... 51 Tabel 6 Analisis Hubungan Asupan Lemak (Lemak Jenuh, Tak Jenuh, Kolesterol) dan Natrium Terhadap Tekanan Darah Sistolik Dan Diastolik ...................................................................................... 51

Page 11: Zuhro Agustini

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Mekanisme Patofisiologi dari Hipertensi ................................ 8 Gambar 2 Grafik Distribusi Jenis Kelamin Pada Responden .................. 48 Gambar 3 Grafik Distribusi Umur Pada Responden .............................. 48 Gambar 4 Grafik Distribusi Pekerjaan Pada Responden .................... 49 Gambar 5 Grafik Distribusi Pendidikan Terakhir Pada Responden ...... 49 Gambar 6 Grafik Distribusi Kategori IMT Pada Responden ................. 50 Gambar 7 Grafik Distribusi Riwayat Hipertensi Pada Responden ........ 50

Page 12: Zuhro Agustini

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Persetujuan Menjadi Responden (Inform Consent) .... 72 Lampiran 2. Form Data Responden .............................................................. 73 Lampiran 3. Form Semi Quantitatif FFQ ...................................................... 75 Lampiran 4. Pernyataan Telah melaksanakan Informed Consent ............... 79 Lampiran 5. Pernyataan Keaslian Tulisan .................................................... 80 Lampiran 6. Output Uji Normalitas Data ........................................................ 81 Lampiran 7. Output Uji Rangking Data ......................................................... 82 Lampiran 8. Output Uji Korelasi Spearman‘s ............................................... 83 Lampiran 9. Data Frekuensi Gambaran Umum Sampel Penelitian .......... 86 Lampiran 10. Data Responden ................................................................... 88 Lampiran 11. Keterangan Kelaikan Etik ...................................................... 99 Lampiran 12. Permohonan Ijin Penelitian dan pengambilan Data .............. 100 Lampiran 13. Keterangan Selesai Penelitian ............................................... 101 Lampiran 14. Undangan Ujian Tugas Akhir ................................................. 102

Page 13: Zuhro Agustini

xiii

DAFTAR SINGKATAN

BB : Berat Badan

bj : biji sedang

ptg sdg : potong sedang

btr : butir

bh : buah

CO : Cardiac Output

cm : centi meter

FFQ : Food Frequency Quesioner

gls : gelas

HDL : High Density Lipoprotein

ICU : Intensive Care Unit

ICCU : Intensive Children Care Unit

IMT : Indeks Massa Tubuh

Jamkesmas : Jaminan Kesehatan Masyarakat

KB : Keluarga Berencana

kg : kilogram

MUFA : Monounsaturated Fatty Acid

LDL : Low Density Lipoprotein

PNS : Pegawai Negeri Sipil

PTH : Parathyroid Hormone

PUFA : Polyunsaturated Fatty Acid

RI : Republik Indonesia

RRC : Republik Rakyat Cina

Page 14: Zuhro Agustini

xiv

RS : Rumah Sakit

RSP : Rumah Sakit Paru

RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

RI : Republik Indonesia

RT : Rumah Tangga

sdm : sendok makan

sdt : sendok teh

SFA : Saturated Fatty Acid

SQFFQ : Semi Quantitatif Food Frequency Quesioner

SVR : Sympathetic Vascular Resistence

th : Tahun

UK : United Kingdom

UPT : Unit Pelaksana Teknis

USA : United States Of America

URT : Ukuran Rumah Tangga

SD : Sekolah Dasar

SMP : Sekolah Menengah Pertama

SMA : Sekolah Menengah Atas

WHO : World Health Organization

Page 15: Zuhro Agustini

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi seringkali disebut sebagai pembunuh diam-diam, sunyi

(silent killer), karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai

gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi penderitanya.

Kalaupun muncul gejala tersebut, seringkali dianggap sebagai gangguan

biasa, sehingga penderitanya terlambat menyadari akan datangnya penyakit

(Sustrani, 2006). Selain mengakibatkan angka kematian yang tinggi (high case

fatality rate), hipertensi juga berdampak pada mahalnya pengobatan dan

perawatan yang harus ditanggung para penderita. Bahkan, hipertensi

berdampak pula bagi penurunan kualitas hidup (Saraswati, 2009).

Hipertensi merupakan kelainan yang memiliki prevalensi cukup tinggi di

dunia. Bahkan menurut WHO, angka kejadian hipertensi berkisar antara 8 %

hingga 18 % (WHO, 2004). Berdasarkan data Riset kesehatan Dasar

Departemen Kesehatan 2007, tingkat prevalensi hipertensi di Indonesia

mencapai 31,7% dari total jumlah penduduk, dimana Jawa timur menempati

posisi pertama untuk propinsi dengan prevalensi hipertensi tertinggi yaitu

sebesar 37,4% (Kementerian Kesehatan RI, 2012). Sedangkan prevalensi di

kota Batu adalah sebesar 6,59 % (Dinas Kesehatan Kota Batu, 2011).

Berdasarkan data dari rekam medik RSP Batu dilaporkan bahwa jumlah

penderita hipertensi di poli penyakit dalam pada tahun 2011 adalah sebanyak

1838 atau prevalensinya sebesar 23% (Rekam Medik RSP Batu, 2011).

Page 16: Zuhro Agustini

2

Faktor penyebab utama terjadinya hipertensi adalah aterosklerosis yang

didasari dengan konsumsi lemak yang berlebih. Disamping itu makanan yang

mengandung natrium tinggi juga memicu terjadinya hipertensi (Saraswati, 2009).

Asupan natrium yang berlebihan, terutama dalam bentuk natrium

klorida, dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan tubuh,

sehingga menyebabkan edema atau asites dan/atau hipertensi. Dalam

keadaan demikian asupan garam natrium perlu dibatasi (Almatsier, 2010).

Faktor makanan modern sebagai penyumbang utama terjadinya hipertensi.

Makanan yang diawetkan dan garam dapur serta bumbu penyedap dalam

jumlah tinggi, misalnya monosodium glutamat (MSG), dapat menaikkan

tekanan darah karena mengandung natrium dalam jumlah yang berlebih

(Sustrani, 2006).

Ada dua jenis lemak dalam makanan, yaitu lemak jenuh dan lemak

tak jenuh. Lemak jenuh inilah yang meningkatkan kadar kolesterol dan

trigliserida. Sebaliknya, lemak tak jenuh bermanfaat menurunkan kadar

kolesterol dalam darah (Sutomo, 2009). Kolesterol adalah salah satu turunan

lemak. Bila kadar kolesterol dalam tubuh cukup, maka zat ini sangat berguna

bagi tubuh untuk menjalankan fungsi beberapa organ tubuh. Oleh karena itu,

apabila tubuh mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung kolesterol

secara berlebihan, maka kolesterol dalam darah akan cenderung meningkat

(Fifinella, 2009). Kadar kolesterol darah yang tinggi akan meningkatkan

pembentukan plak arteri. Akibatnya, arteri menyempit dan sulit

mengembang. Perubahan ini dapat meningkatkan tekanan darah (Yulianti,

2006).

Page 17: Zuhro Agustini

3

Makan terlalu banyak lemak (terutama lemak jenuh yang

ditemukan pada daging dan produk susu) tidak secara langsung dikaitkan

dengan peningkatan tekanan darah, namun tetap merupakan faktor resiko

penyakit kardiovaskuler. Lemak tak jenuh tunggal (misalnya minyak zaitun)

dan lemak tak jenuh ganda (misalnya lemak omega 3 dalam minyak ikan)

telah terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah,

sehingga keduanya dapat menurunkan resiko penyakit jantung (Palmer,

2005).

Hasil penelitian pada penduduk Turki sebanyak 1970 responden

menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif antara intake garam dan

tekanan darah sistolik dan diastolik (Erdem et al., 2010). Pada study perspektif

cohort pada 2245 orang Belanda dewasa ditemukan hubungan terbalik antara

intake produk susu dan intake rendah lemak dengan resiko kejadian hipertensi

(Engberink et al., 2009). Dari penelitian yang dilakukan University of Nagara

didapatkan hasil bahwa intake rendah lemak berhubungan dengan penurunan

kejadian hipertensi (Alonso et al., 2005).

Prevalensi hipertensi di RSP Batu pada tahun 2011 cukup tinggi, yaitu

sebesar 23%. Berdasarkan prevalensi tersebut, peneliti ingin mengetahui

hubungan tingkat asupan lemak (lemak jenuh, tak jenuh, kolesterol) dan natrium

terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi di poli penyakit dalam RSP Batu.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari

penelitian ini yaitu apakah ada hubungan antara asupan lemak (lemak

jenuh, tak jenuh, kolesterol) dan natrium terhadap tekanan darah pada

pasien hipertensi di poli penyakit dalam RSP Batu ?

Page 18: Zuhro Agustini

4

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara tingkat asupan lemak (lemak jenuh, tak

jenuh, kolesterol) dan natrium terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi

di poli penyakit dalam RSP Batu.

1.3.2 Tujuan Khusus

a) Mengetahui hubungan antara asupan lemak jenuh (SFA) terhadap

tekanan darah sistolik dan diastolik pasien hipertensi di poli penyakit

dalam RSP Batu.

b) Mengetahui hubungan antara asupan lemak tak jenuh tunggal

(MUFA) terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik pasien

hipertensi di poli penyakit dalam RSP Batu.

c) Mengetahui hubungan antara asupan lemak tak jenuh ganda

(PUFA) terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik pasien

hipertensi di poli penyakit dalam RSP Batu.

d) Mengetahui hubungan antara asupan kolesterol terhadap tekanan

darah sistolik dan diastolik pasien hipertensi di poli penyakit dalam

RSP Batu.

e) Mengetahui hubungan antara asupan natrium terhadap tekanan

darah sistolik dan diastolik pasien hipertensi di poli penyaki dalam

RSP Batu

Page 19: Zuhro Agustini

5

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai landasan

pengetahuan untuk meningkatkan dan mengembangkan ilmu

pengetahuan di bidang gizi dalam memberikan pelayanan yang

maksimum khususnya kepada penderita hipertensi.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk masukan dalam

menangani pasien hipertensi di Poli Penyakit Dalam RSP Batu.

Page 20: Zuhro Agustini

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gambaran Umum Hipertensi

Hipertensi adalah keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan

tekanan darah di atas normal atau kronis dalam waktu yang lama. Hipertensi

merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita. Satu-satunya cara

untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita

secara teratur (Saraswati, 2009). Hipertensi atau penyakit tekanan darah

tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang

mengakibatkan suplai oksigen dan zat gizi yang dibawa oleh darah

terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannnya (Sustrani,

2006).

Hipertensi adalah penyakit yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah

yang dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu hipertensi primer atau esensial

yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi skunder yang dapat

disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung, gangguan

anak ginjal, dll. Hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala, sementara

tekanan darah yang terus-menerus tinggi dalam jangka waktu dapat

menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu, hipertensi perlu dideteksi dini yaitu

dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala, yang dapat dilakukan pada

waktu check-up kesehatan atau saat periksa ke dokter. Biasanya dokter akan

mengecek dua kali atau lebih sebelum menentukan terkena darah tinggi atau

tidak. Apabila pada kesempatan tersebut tekanan darah berada pada 140/90

mmHg atau lebih maka akan didiagnosa sebagai hipertensi. Tekanan darah

Page 21: Zuhro Agustini

7

tinggi (hipertensi) menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke,

aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Tanpa melihat

usia atau jenis kelamin, semua orang bisa terkena penyakit jantung dan

biasanya tanpa ada gejala-gejala sebelumnya. Tekanan darah dalam kehidupan

seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki

tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa (Saryawati, 2008).

Hipertensi atau tekanan darah tinggi berarti ada tekanan tinggi di

dalam pembuluh darah arteri. Arteri merupakan pembuluh darah yang

membawa darah dari jantung menuju ke seluruh jaringan dan organ tubuh.

Jadi , darah tinggi bukanlah tekanan emosi yang berlebih meskipun kondisi

ini bisa memicu kenaikan tekanan darah (Sutomo, 2009).

2.2. Patofisiologi Hipertensi

Menurut Depkes (2006) tekanan darah arteri adalah tekanan yang

diukur pada dinding arteri dalam milimeter merkuri. Dua tekanan darah arteri

yang biasanya diukur, tekanan darah sistolik (TDS) dan tekanan darah diastolik

(TDD). TDS diperoleh selama kontraksi jantung dan TDD diperoleh setelah

kontraksi sewaktu bilik jantung diisi. Banyak faktor yang mengontrol tekanan

darah berkontribusi secara potensial dalam terbentuknya hipertensi, faktor-faktor

tersebut adalah (lihat gambar 1) :

Meningkatnya aktifitas sistem saraf simpatik (tonus simpatis dan/atau

variasi diurnal), mungkin berhubungan dengan meningkatnya respons

terhadap stess psikososial dll.

Produksi berlebihan hormon yang menahan natrium dan vasokonstriksi.

Asupan natrium (garam) berlebihan

Tidak cukupnya asupan kalium dan kalsium

Page 22: Zuhro Agustini

8

Meningkatnya sekresi renin sehingga mengakibatkan meningkatnya

produksi angiotensin II dan aldosteron.

Defisiensi vasodilator seperti prostasiklin, nitrik oxida (NO), dan peptide

natriureti

Perubahan dalam ekspresi sistem kallikrein-kinin yang mempengaruhi

tonus vaskular dan penanganan garam oleh ginjal

Abnormalitas tahanan pembuluh darah, termasuk gangguan pada

pembuluh darah kecil di ginjal.

Diabetes mellitus

Resistensi insulin

Obesitas

Meningkatnya aktivitas vascular growth factors

Perubahan reseptor adrenergik yang mempengaruhi denyut jantung,

karakteristik inotropik dari jantung, dan tonus vaskular.

Berubahnya transpor ion dalam sel

AME = apparent mineralcorticoid, CNS = central nervous system, GRA = glucorticoid remediable

aldosteroinism. Reproduced with permission from Crawford and Dimarco (2)

Gambar 1. Mekanisme patofisiologi dari hipertensi

Page 23: Zuhro Agustini

9

Menurut Wiryana (2008), secara umum hipertensi selalu dihubungkan

dengan ketidaknormalan peningkatan aktivitas simpatis, yaitu terjadi peningkatan

baseline dari curah jantung (CO), seperti pada keadaan febris, hipertiroidisme

atau terjadi peningkatan resistensi pembuluh darah perifer (SVR) atau dua-

duanya. Peningkatan SVR merupakan penyebab hipertensi pada mayoritas

penderita hipertensi. Pola perkembangan terjadinya hipertensi, awalnya CO

meningkat, tetapi SVR dalam batas-batas normal. Ketika hipertensi semakin

progresif, CO kembali normal tetapi SVR meningkat menjadi tidak normal.

Afterload jantung yang meningkat secara kronis menghasilkan LVH (left ventricle

hypertrophy) dan merubah fungsi diastolik. Hipertensi juga merubah autoregulasi

serebral sehingga cerebral blood flow (CBF) normal untuk penderita hipertensi

dipertahankan pada tekanan yang tinggi. Tekanan darah berbanding lurus

dengan curah jantung dan SVR.

2.3. Klasifikasi Hipertensi

Menurut Saraswati (2009), berdasarkan penyebabnya hipertensi dapat

digolongkan menjadi :

1. Hipertensi Esensial atau primer. Penyebab pasti dari hipertensi esensiel

sampai saat ini masih belum dapat diketahui. Namun berbagai faktor

diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti

bertambahnya umur, stress psikologis, dan hereditas (keturunan). Kurang

lebih 90% penderita hipertensi tergolong hipertensi primer, sedangkan 10 %

nya tergolong hipertensi skunder.

2. Hipertensi sekunder. Hipertensi skunder adalah hipertensi yang

penyebabnya dapat diketahui, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal,

Page 24: Zuhro Agustini

10

gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal

(hiperaldosteronisme), dan lain-lain.

Saat memeriksa tekanan darah, ada dua angka yang disebut, yaitu

tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Yang dimaksud tekanan

darah sistolik adalah tekanan saat jantung berdenyut atau berdetak (sistol), dan

sering disebut tekanan atas. Sedangkan tekanan darah diastolik adalah tekanan

saat jantung beristirahat di antara saat pemompaan, dan sering disebut tekanan

bawah. Tekanan sistolik dicatat sesuai dengan tekanan yang terlihat pada air

raksa saat terdengar bunyi, sedangkan tekanan diastolik dicatat saat bunyi hilang

(Wiryowidagdo dan Sitanggang, 2008).

Menurut The Joint National Committte 7 (JNC 7) on prevention,

detection, evaluation, and treatment of high blood pressure tahun 2003,

klasifikasi hipertensi dibagi atas prehipertensi, hipertensi derajat 1 dan 2 (lihat

tabel1).

Tabel 1. Klasifikasi hipertensi menurut JNC 7

Klasifikasi Tekanan Darah

Tekanan Darah Sistolik (mmHg)

Tekanan Darah Diastolik (mmHg)

Normal <120 <80

Prehipertensi 120-139 80-89

Hipertensi derajat 1 140-159 90-99

Hipertensi derajat 2 ≥160 ≥100

WHO menetapkan bahwa tekanan darah normal jika tekanan sistolik

di bawah 140 mmHg dan diastolik di bawah 90 mmHg. Seseorang

dikatakan menderita penyakit hipertensi jika tekanan sistolik sama atau di

atas 160 mmHg dan tekanan diastolik sama atau di atas 95 mm Hg.

Page 25: Zuhro Agustini

11

Sepanjang hari, tekanan darah akan berubah-ubah tergantung pada

aktivitas tubuh. Latihan yang berat dan stres cenderung meningkatkan

tekanan darah. Sebaliknya, dalam keadaan berbaring atau istirahat,

tekanan darah akan turun kembali. Hal ini merupakan keadaan normal

(Bangun, 2008).

WHO (2005) mengklasifikasikan hipertensi seperti pada tabel 2.

Tabel 2. Klasifikasi Tekanan Darah menurut WHO tahun 2005

Category Systolic BP (mmHg)

Diastolic BP (mmHg)

Optimal < 120 <80

Normal 120-129 80-84

High Normal 130-139 85-89

Grade I hypertension (mild) 140-159 90-99

Grade 2 hypertension (moderate) 160-179 100-109

Grade 3 hypertension (severe) ≥180 ≥110

Isolated systolic hypertension ≥140 <90

Sumber : WHO (2005)

Sedangkan WHO (2011) mengklasifikasikan hipertensi seperti pada

tabel 3.

Tabel 3. Klasifikasi Tekanan Darah Menurut WHO (2011)

Kategori Tekanan Darah Sistolik (mmHg)

Tekanan Darah Diastolik (mmHg)

Normal <120 mmHg < 80 mmHg

At risk (prehypertension) 120-139 mmHg 80-89 mmHg

High ≥140 mmHg ≥90 mmHg

Sumber : WHO (2011)

Page 26: Zuhro Agustini

12

Menurut Tapan (2004) para ahli membagi hipertensi berdasarkan sistolik

dan diastolik, yaitu :

1. Hipertensi sistolik, yaitu jika hanya tekanan darah sistolik yang melewati

batas (>140mmhg) sedangkan diastoliknya dalam ambang batas

(<90mmHg). Hipertensi sistollik ini umumnya dijumpai pada orang usia

lanjut, namun jika dijumpai masa puber/remaja atau dewasa muda, hal ini

menunjukkan kecenderungan orang tersebut akan menderita hipertensi

nantinya.

2. Hipertensi diastolik, yaitu tekanan diastolik yang meningkat melebihi 85

mmHg.

Kadang-kadang hanya pada angka sistolik tekanan darah meningkat. Ini

biasa terjadi seiring dengan pertambahan usia, khususnya yang sudah

melewati usia 60 tahun. Keadaan ini disebut isolated systolic hypertension.

Walaupun hanya angka sistolik yang naik, dokter kemungkinan akan

menyarankan pengobatan hipertensi ( Puspitorini, 2008). Hipertensi sistolik

terisolasi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih

dan tekanan darah diastolik kurang dari 90 mmHg ( Lawrence, 2002).

Sedangkan Kowalski (2007) mengatakan bahwa isolated systolic

hypertension adalah suatu kondisi ketika tekanan diastolik relatif normal dan

tekanan sistolik tinggi.

Sedangkan yang umumnya disebut hipertensi adalah hipertensi baik

sistolik maupun diastolik. Hipertensi jenis ini adalah peningkatan tekanan

darah baik sistolik maupun diastolik. Dua-duanya meningkat.

National Instiute of Health, sebuah lembaga kesehatan nasional di

Amerika mengklasifikasikan tekanan darah sebagai berikut :

Page 27: Zuhro Agustini

13

1. Tekanan Sistolik

< 119 mmHg : normal

120 – 139 mmHg : Pra- hipertensi

140 – 159 mmHg : Hipertensi derajat 1

160 mmHg : Hipertensi derajat 2

2. Tekanan Diastolik

< 79 mmHg : Normal

80 – 89 mmHg : Pra-hipertensi

90 – 99 mmHg : Hipertensi derajat 1

100 mmHg : Hipertensi derajat 2

Sumber : Utami (2010)

2.4. Faktor Resiko Hipertensi

Faktor resiko utama hipertensi yang tidak dapat dikontrol, yaitu :

Usia

Dengan bertambahnya usia, resiko terjadinya hipertensi meningkat.

Meskipun hipertensi bisa terjadi pada segala usia, namun paling sering

dijumpai pada orang berusia 35 tahun atau lebih. Sebenarnya wajar bila

tekanan darah sedikit meningkat dengan bertambahnya usia. Hal ini

disebabkan oleh perubahan alami pada jantung, pembuluh darah dan

hormon. Tetapi bila perubahan tersebut disertai faktor-faktor lain maka bisa

memicu terjadinya hipertensi (Gunawan, 2001; Staessen, 2003).

Ras

Suku berkulit hitam beresiko lebih tinggi terkena hipertensi. Di Amerika,

penderita hipertensi berkulit hitam 40% lebih banyak dibandingkan penderita

berkulit putih (Sutomo, 2009)

Page 28: Zuhro Agustini

14

Jenis kelamin

Pria lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan wanita. Pria dan wanita

menapouse mempunyai pengaruh yang sama untuk terjadinya hipertensi.

(Mansjoer, 2001). Wanita lebih banyak yang menderita hipertensi dibanding

pria, hal ini disebabkan karena terdapatnya hormon estrogen pada wanita

(Bustan, 1997).

Riwayat hipertensi pada keluarga

Orang-orang dengan sejarah keluarga yang mempunyai hipertensi lebih

sering menderita hipertensi. Riwayat keluarga dekat yang menderita

hipertensi terutama pada hipertensi primer. Keluarga yang memiliki

hipertensi dan penyakit jantung meningkatkan resiko hipertensi 2-5 kali lipat

(Chunfang, 2003).

Sedangkan faktor resiko hipertensi yang dapat dikontrol antara lain :

Kebiasaan merokok

Rokok juga dihubungkan dengan hipertensi. Hubungan antara rokok

dengan peningkatan resiko kardiovaskuler telah banyak dibuktikan

(Suyono, 2001). Selain dari lamanya, resiko merokok terbesar tergantung

pada jumlah rokok yang dihisap per hari. Seseorang lebih dari satu pak

rokok sehari menjadi 2 kali lebih rentan hipertensi daripada mereka yang

tidak merokok (Price, et al). Zat-zat kimia beracun, seperti nikotin dan

karbon monoksida yang diisap melalui rokok, yang masuk ke dalam aliran

darah dapat merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri dan

mengakibatkan proses aterosklerosis dan hipertensi (Nurkhalida, 2003).

Kebiasaan Konsumsi Minum Minuman Beralkohol

Page 29: Zuhro Agustini

15

Alkohol juga dihubungkan dengan hipertensi. Peminum alkohol berat

cenderung hipertensi meskipun mekanisme timbulnya hipertensi belum

diketahui secar pasti (Suyono, 2001). Mekanisme peningkatan tekanan

darah akibat alkohol masih belum jelas. Namun diduga, peningkatan kadar

kortisol dan peningkatan volume sel darah merah serta kekentalan darah

merah berperan dalam menaikkan tekanan darah (Nurkhalida, 2003).

Obesitas

Obesitas atau kegemukan merupakan salah satu faktor resiko terhadap

timbulnya hipertensi. Obesitas merupakan ciri dari populasi penderita

hipertensi. Curah jantung dan sirkulasi volume darah penderita hipertensi

yang obesitas lebih tinggi daripada penderita hipertensi yang tidak

obesitas. Pada obesitas tahanan perifer berkurang atau normal, sedangkan

aktivitas saraf simpatis meninggi dengan aktivitas renin plasma yang

rendah. Kurangnya olah raga dapat beresiko timbulnya obesitas akan

bertambah, dan apabila asupan garam bertambah maka resiko timbulnya

hipertensi juga akan bertambah (Suyono, 2001; Theodosa, 2000)

Olah raga

Kurangnya aktifitas fisik meningkatkan resiko menderita hipertensi karena

meningkatkan resiko kelebihan berat badan. Orang yang tidak aktif juga

cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi sehingga

otot jantungnya bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. Makin keras dan

sering otot jantung harus memompa, makin besar tekanan yang

dibebankan pada arteri (Sheps, 2005; Hernelahti, 1998).

Stress

Page 30: Zuhro Agustini

16

Hubungan antara stress dengan hipetensi diduga melalui aktivitas saraf

simpatis, yang dapat meningkatkan tekanan darah secara bertahap.

Apabila stress menjadi berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah

menjadi tetap tinggi. Hal ini secara pasti belum terbukti, akan tetapi pada

binatang percobaan yang diberikan pemaparan terhadap stress ternyata

membuat binatang tersebut menjadi hipertensi (Ferketich, 2000). Apabila

stress berlangsung lama dapat mengakibatkan peningkatan tekanan darah

yang menetap (Suyono, 2001).

Penggunaan pil KB

Estrogen adalah hormon yang digunakan dalam pil KB. Estrogen bersifat

menahan garam dan mempertinggi produksi angiotensin, suatu bahan

yang dapat meningkatkan tekanan darah dan mengurangi kelancaran

aliran darah ke ginjal. Dengan lamanya pemakaian kontrasepsi estrogen

(± 12 tahun berturut-turut) akan meningkatkan tekanan darah perempuan

(Bustan, 1997).

Asupan Natrium

Secara umum masyarakat sering menghubungkan antara

konsumsi natrium dengan hipertensi. Natrium merupakan hal yang sangat

penting pada mekanisme timbulnya hipertensi. Pengaruh asupan natrium

terhadap hipertensi melalui peningkatan volume plasma (cairan tubuh)

dan tekanan darah. Keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan ekskresi

kelebihan natrium sehingga kembali pada keadaan hemodinamik (sistem

pendarahan) yang normal. Pada hipertensi esensial mekanisme ini

terganggu, di samping ada faktor lain yang berpengaruh (Radecki, 2000).

Reaksi orang terhadap natrium berbeda-beda. Pada beberapa orang,

Page 31: Zuhro Agustini

17

baik yang sehat maupun yang mempunyai hipertensi, walaupun mereka

mengkonsumsi narium tanpa batas, pengaruhnya terhadap tekanan

darah sedikit sekali atau bahkan tidak ada. Pada kelompok lain, terlalu

banyak natrium menyebabkan kenaikan tekanan darah yang juga memicu

terjadinya hipertensi (Sheps, 2005).

Garam merupakan faktor yang sangat penting dalam patogenesis

hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa

dengan asupan garam yang minimal. Asupan garam kurang dari 3 gram

tiap hari menyebabkan prevalensi hipertensi yang rendah, sedangkan jika

asupan garam antara 5-15 gram per hari prevalensi hipertensi meningkat

menjadi 15-20%. Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi

terjadi melalui peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan

darah (Gunawan, 2005; Radecki, 2000).

Makanan modern adalah penyumbang utama terjadinya

hipertensi. Makanan yang diawetkan dengan garam dapur serta bumbu

penyedap dalam jumlah tinggi dapat meningkatkan tekanan darah karena

mengandung natrium dalam jumlah berlebih (Saraswati, 2009). Natrium

bersama klorida dalam garam dapur sebenarnya membantu tubuh

mermpertahankan keseimbangan cairan tubuh dan mengatur tekanan

darah. Namun, natrium dalam jumlah berlebih dapat menahan air

(retensi), sehingga meningkatkan jumlah volume darah. Akibatnya jantung

harus bekerja lebih keras untuk memompanya dan tekanan darah

menjadi naik. Selain itu natrium yang berlebihan akan menggumpal di

dinding pembuluh darah dan mengikisnya sehingga terkelupas. Kotoran

tersebut akan menyumbat pembuluh darah (Sustrani, 2004).

Page 32: Zuhro Agustini

18

Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh, karena

menarik cairan di luar sel agar tidak keluar, sehingga akan meningkatkan

volume dan tekanan darah. Pada manusia yang mengkonsumsi garam 3

gram atau kurang ditemukan tekanan darah rata-rata rendah, sedangkan

asupan garam sekitar 7-8 gram tekanan darahnya rata-rata lebih tinggi.

Konsumsi garam yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram/hari setara

dengan 110 mmol natrium atau 2400 mg/hari (Kaplan,1998; Nurkhalida,

2003; Radecki, 2000)

Natrium memegang peranan penting terhadap timbulnya

hipertensi. Konsumsi natrium yang berlebihan menyebabkan konsentrasi

natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya,

cairan intraseluler ditarik keluar sehingga volume cairan ekstra-seluler

meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstra-seluler tersebut

menyebabkan meningkatnya volume darah sehingga berdampak pada

timbulnya hipertensi (Saraswati, 2009).

Asupan Lemak

Mengatur diet atau pola makan rendah kolesterol dan lemak jenuh

adalah cara yang paling baik dalam menghindari tekanan darah tinggi.

Mengurangi konsumsi lemak dapat menurunkan tekanan darah.

Menurunnya kekentalan darah, sebagai akibat berkurangnya lemak dapat

menghasilkan perubahan yang menguntungkan dalam tekanan darah.

Kebiasaan konsumsi lemak jenuh erat kaitannya dengan peningkatan

berat badan yang beresiko terjadinya hipertensi (Sheps, 2005). Konsumsi

lemak jenuh juga meningkatkan resiko aterosklerosis yang berkaitan

dengan kenaikan tekanan darah (Hull, 1996; Sheps, 2005). Penurunan

Page 33: Zuhro Agustini

19

konsumsi lemak jenuh, terutama lemak dalam makanan yang bersumber

dari hewan dan peningkatan konsumsi lemak tidak jenuh secukupnya

yang berasal dari minyak sayuran, biji-bijian dan makanan lain yang

bersumber dari tanaman dapat menurunkan tekanan darah (Hull, 1996).

Kadar lemak yang tinggi di dalam menu sehari-hari akan berakibat

meningkatkan tekanan darah. Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah

kurang dari 30% total kalori. Tetapi lebih penting dari itu ialah harus

membatasi konsumsi lemak jenuh yang banyak terkandung dalam minyak

kelapa. Karena minyak kelapa mengandung lemak jenuh yang tinggi.

Kalau ada pilihan sebaiknya kita gunakan minyak jagung atau minyak

sayur yang kandungan lemak jenuhnya lebih rendah (Khomsan, 2003).

Lemak di dalam hidangan memberikan kecenderungan

meningkatkan kadar kolesterol darah, terutama lemak hewani yang

mengandung asam lemak jenuh rantai panjang. Kolesterol yang tinggi

bertalian dengan peningkatan prevalensi penyakit

hipertensi (Sediaoetama, 2008). Makanan hewani adalah sumber

kolesterol dalam diet, dengan sumber terkaya adalah kuning telur.

Absorpsi kolesterol berubah–ubah, tetapi biasanya kurang dari 50%.

Kandungan lemak yang berlebihan dalam darah, dapat menyebabkan

timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat membuat

pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan

meningkat. Kadar kolesterol dalam plasma, terutama yang diangkut

sebagai fraksi LDL, merupakan penentu utama ateroslerosis (Barasi,

2007).

Page 34: Zuhro Agustini

20

Asupan lemak yang berlebihan baik yang berasal dari bahan

makanan itu sendiri maupun dari minyak yang digunakan dalam

pemasakan dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah dan lambat

laun (20 – 30 tahun) akan mempunyai dampak pada pembuluh darah

yang berupa timbunan lemak.

a. Lemak

Lemak adalah salah satu dari tiga zat gizi utama dalam makanan

kita, bersama dengan protein dan karbohidrat. Semua kalori dari

makanan dihasilkan oleh ketiga molekul ini. Namun, lemak adalah sumber

energi yang paling besar dalam makanan (Moneysmith, 2003).

Sedangkan Dwijayanthi (2011) mengemukakan lemak adalah senyawa

organik yang larut dalam alkohol dan dalam larutan organik lainnya, tetapi

tidak larut air. Lemak mengandung karbon, hidrogen, dan oksigen.

Karena lemak lebih sedikit mengandung oksigen, kalori yang

dihasilkannya dua kali lebih banyak daripada karbohidrat dalam jumlah

yang sama.

Adapun jenis lemak, yaitu :

a. Lemak jenuh (Saturated fatty Acid), merupakan penyebab utama

peningkatan kolesterol dan LDL darah. Meningkatnya lemak jenuh

menurunkan aktivitas LDL reseptor sehingga menurunkan klirens

kolesterol dalam pembuluh darah, selain itu lemak jenuh meningkatkan

produksi LDL dan VLDL, dan pada akhirnya dapat meningkatkan resiko

terbentuknya aterosklerosis dini. Asupan lemak jenuh adalah salah satu

faktor yang berhubungan dengan tekanan darah. Asam lemak jenuh

mengandung atom hidrogen dalam jumlah maksimal pada setiap karbon,

Page 35: Zuhro Agustini

21

dan cenderung berwujud padat pada suhu kamar. Sumber lemak jenuh

yaitu : Minyak goreng, terutama minyak kelapa dan minyak kelapa sawit,

margarin, mentega, santan, disamping itu juga pengaruh lama

pemanasan, suhu dan komposisi lemak itu sendiri.

b. Lemak tak jenuh tunggal (Monounsaturated fatty acid/MUFA), jenis lemak

ini tidak mempengaruhi kolesterol darah dan LDL. Contohnya sumber

lemak ini yaitu zaitun. Asam lemak tak jenuh tunggal mengandung satu

ikatan rangkap. Dalam ikan berlemak, asam lemak tak jenuh tunggal

mungkin terdapat dalam jumlah sedikit.

c. Lemak tak jenuh ganda (Polyunsaturated fatty acid/PUFA), jenis lemak ini

terbukti menurunkan kadar kolesterol darah, banyak terdapat dalam

minyak jagung, minyak wijen, minyak bunga matahari, dan ikan. Asam

lemak tak jenuh ganda memiliki titik leleh paling rendah di antara semua

jenis asam lemak, karena keberadaan ikatan rangkap. Asam lemak tak

jenuh ganda berbentuk cair suhu kamar, ketika digunakan dalam produksi

lemak pengoles roti (seperti margarin), dilakukan emulsifikasi untuk

menghasilkan pengoles roti yang lebih padat.

d. Kolesterol.

Kolesterol, sebenarnya merupakan salah satu komponen lemak.

Disamping sebagai salah satu sumber energi, sebenarnya lemak atau

khususnya kolesterol memang merupakan zat yang sangat dibutuhkan

oleh tubuh kita. Kolesterol juga merupakan bahan dasar pembentukan

hormon steroid. Tetapi bila kolesterol dalam tubuh berlebih, maka akan

tertimbun di dalam dinding pembuluh darah dan akan menimbulkan suatu

kondisi yang disebut aterosklerosis, yaitu penyempitan pembuluh darah.

Page 36: Zuhro Agustini

22

Kolesterol merupakan sterol utama dalam tubuh. Zat ini disintesa dari

asetil koenzim A, di semua jaringan terutama hati. Zat ini memiliki peran

kunci dalam struktur membran dan transpor melalui membran, serta

dalam sintesis hormon dan asam empedu. Kolesterol terutama banyak

ditemukan pada lemak dari hewan, seafood (kecuali ikan), kuning telur,

serta jeroan (Poerwaningsih ,2004; Fifinella, 2009; Savitri, 2007; Barasi,

2007).

Selain faktor-faktor di atas, masih ada beberapa masalah kesehatan

serius yang bisa meningkatkan resiko hipertensi, yaitu kolesterol tinggi, diabetes,

apnea saat tidur dan gagal jantung. Faktor resiko yang saling berkaitan dan tidak

berdiri sendiri bisa memungkinkan seseorang mendapat hipertensi yang lebih

tinggi. Tetapi, tanpa faktor resiko pun hipertensi bisa dimiliki seseorang (Sutomo,

2009).

b. Natrium

Almatsier (2006) mengemukakan bahwa natrium adalah kation utama

dalam cairan ekstraseluler. Pengaturan keseimbangan natrium dalam darah

diatur oleh ginjal. Sumber utama natrium adalah garam dapur atau NaCl, selain

itu garam lainnya bisa dalam bentuk soda kue (NaHCO3), baking powder,

natrium benzoat, dan vetsin (monosodium glutamata). Kelebihan natrium akan

menyebabkan keracunan yang dalam keadaan akut menyebabkan edema dan

hipertensi. WHO menganjurkan bahwa konsumsi garam yang dianjurkan tidak

lebih dari 6 gram/hari setara dengan 110 mmol natrium atau 2400 mg/hari.

Berikut ini merupakan fungsi dari natrium, yaitu sebagai berikut :

1. Sebagai kation utama dalam cairan ekstraseluler, natrium menjaga

keseimbangan cairan dalam kompartemen tersebut.

Page 37: Zuhro Agustini

23

2. Mengatur osmolaritas cairan, pH, dan volume darah.

3. Membantu transmisi rangsangan saraf dan kontraksi otot.

2.7. Hubungan Asupan Lemak Terhadap Tekanan Darah

2.7.1. Hubungan Asupan Lemak Jenuh Terhadap Tekanan Darah

Manurung (2004) mengemukakan bahwa bahwa lemak jenuh dapat

menyebabkan dislipidemia. Sedangkan Anwar (2004) mengatakan bahwa

dislipidemia merupakan salah satu faktor utama resiko aterosklerosis.

Aterosklerosis ini akan meningkatkan resistensi dinding pembuluh darah yang

dapat memicu jantung untuk meningkatkan denyutnya. Denyut jantung yang

meningkat dapat meningkatkan volume aliran darah yang berefek terhadap

tekanan darah sistolik dan diastolik. Sedangkan Hull (1996) mengatakan bahwa

penurunan konsumsi lemak jenuh, terutama lemak dalam makanan yang

bersumber dari hewan dan peningkatan konsumsi lemak tak jenuh polivalen

secukupnya yang berasal dari minyak sayur, biji-bijian, dan makanan lain yang

bersumber dari tanaman dapat menurunkan tekanan darah.

Lemak jenuh memiliki kelemahan besar. Lemak jenuh menaikkan

produksi LDL, dan dikaitkan dengan aterosklerosis, atau yang biasa dikenal

dengan pengerassan arteri, yang mengakibatkan serangan jantung, stroke, dan

keadaan lain. ( Moneysmith, 2003).

2.7.2. Hubungan Asupan Lemak Tak Jenuh Tunggal (MUFA) Terhadap Te-

kanan Darah

Menurut Budiyanto ( 2002) lemak tak jenuh tunggal mempunyai

pengaruh sedikit terhadap peningkatan tekanan darah. Sedangkan Raharjo

(2004) mengatakan bahwa lemak tak jenuh tunggal dapat menurunkan kadar

Page 38: Zuhro Agustini

24

LDL. Menurut Moneysmith (2005), lemak tak jenuh tunggal baik untuk jantung

dan memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar kolesterol buruk LDL tanpa

mengubah kadar kolesterol baik HDL. Lemak tak jenuh tunggal juga berguna

untuk mengankut vitamin dan zat-zat berguna lainnya, seeta menurunkan

tekanan darah. Idealnya lemak tak jenuh tunggal harus mencapai 10-15 persen

dari total kalori setiap hari. Lemak tak jenuh tunggal juga berguna untuk

mengangkut vitamin dan zat-zat berguna lainnya, menurunkan tekanan darah,

dan melindungi kita dari benerapa penyakit tertentu.

2.7.3 Hubungan Asupan Lemak Tak Jenuh Ganda (PUFA) Terhadap Tekan-

an Darah.

Kumala (2000) mengatakan bahwa masyarakat dengan asupan lemak

tidak jenuh ganda omega-3 yang tinggi mempunyai tekanan darah yang lebih

rendah. Sedangka Arrigo (2010) mengemukakan bahwa intake atau suplemen

PUFA 2-4 gram per hari dapat menurunkan tekanan darah dan mencegah

peningkatan tekanan darah pada penderita hipertensi. Dan Budiyanto (2002)

mengatakan bahwa lemak tak jenuh ganda mempunyai pengaruh terhadap

penurunan kadar kolesteol darah. Menurut Kowalski (2007) bahwa PUFA akan

melindungi jantung dengan mengurangi pembentukan bekuan darah, meredakan

peradangan arteri, serta menurunkan baik kadar trigliserida maupun tekanan

darah.

2.7.4 Hubungan Asupan Kolesterol Terhadap Tekanan Darah.

Puspitorini (2008) mengemukakan bahwa kolesterol LDL berbahaya dan

sering disebut kolesterol jahat. Kolesterol ini mengangkut kolesterol paling

banyak dalam darah. Jadi kolesterol HDL dan LDL mempunyai fungsi saling

Page 39: Zuhro Agustini

25

berlawanan. Kolesterol HDL mengikat kolesterol LDL yang menempel di

pembuluh darah dan mengantarkannya ke hati untuk dimetabolisme kembali.

LDL dan HDL harus berada pada keseimbangan yang dinamik. Saat terjadi

ketidakseimbangan, misalnya LDL cenderung lebih tinggi, dapat terjadi

pengendapan kolesterol dalam arteri, membuat pembuluh darah menyempit dan

menghalangi aliran darah sehingga terjadi peningkatan tekanan darah.

Sedangkan Moneysmith (2003), mengemukakan bahwa salah satu elemen

umum dalam penyakit kardiovaskular adalah aterosklerosis, atau pengerasan

arteri. Hal ini terjadi jika arteri tersumbat oleh lapisan plak, yaitu gumpalan kecil

yang terbentuk jika lemak yang berwujud lilin, yang dikenal sebagai kolesterol,

bergabung dengan zat-zat lain di dalam darah. Jika plak ini terus menumpuk,

aliran darah di dalam arteri semakin melambat.

2.7.5 Hubungan Asupan Natrium Terhadap Tekanan Darah.

Astawan (2007) mengatakan bahwa konsumsi natrium yang berlebih

menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat.

Untuk menormalkannya, cairan intraseluler ditarik keluar, sehingga volume cairan

ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut

menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak pada

timbulnya peningkatan tekanan darah. Yogiantoro (2006) mengemukakan

bahwa konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan tubuh meretensi cairan

yang dapat meningkatkan volume darah.. Asupan natrium berlebih dapat

mengecilkan diameter arteri, menyebabkan jantung harus memompa keras

untuk mendorong volume darah melalui ruang yang semakin sempit, sehingga

tekanan darah menjadi naik, akibatnya terjadi hipertensi.

Page 40: Zuhro Agustini

26

2.8. Penyebab Hipertensi

Menurut Elsanti (2009), penyebab hipertensi yang sering terlihat

diantaranya : aterosklerosis (penebalan dinding arteri yang menyebabkan

hilangnya elastisitas pembuluh darah), keturunan, bertambahnya jumlah

darah yang dipompa ke jantung, penyakit ginjal, kelenjar adrenal, dan

sistem saraf simpatis. Pada ibu hamil yang memiliki kelebihan berat

badan, tekanan psikologis, stress, dan ketegangan bisa menyebabkan

hipertensi.

Berbagai faktor dapat memicu terjadinya hipertensi, walaupun sebagian

besar (90%) penyebab hipertensi tidak diketahui (hipertensi esensial). Penyebab

tekanan darah meningkat adalah kecepatan denyut jantung, peningkatan

resistensi (tahanan) dari pembuluh darah tepi, dan peningkatan volume aliran

darah. Aterosklerosis merupakan penyebab utama terjadinya hipertensi (Utami,

2010).

Hipertensi dapat disebabkan oleh peningkatan curah jantung, tekanan

perifer total, atau keduanya. Curah jantung meningkat akibat keadaan yang

meningkatkan denyut jantung dan isi sekuncup. Tekanan perifer meningkat

akibat faktor-faktor yang meningkatkan viskositas darah dan menurunkan

ukuran lumen pembuluh darah (Dwijayanthi, 2011).

Menurut Dwijayanthi (2011) hipertensi diperkirakan berasal dari :

perubahan dasar arteriola yang menyebabkan peningkatan tahanan vaskuler

perifer

peningkatan tonus yang abnormal pada sistem saraf sensorik yang berasal

dari pusat vasomotor, meningkatkan tekanan vaskuler perifer

Page 41: Zuhro Agustini

27

volume darah yang lebih banyak, disebabkan oleh disfungsi ginjal atau

hormonal

penambahan ketebalan arteriola yang disebabkan oleh faktor genetik,

menghasilkan peningkatan tahanan vaskuler perifer

pelepasan renin yang abnormal, menyebabkan pembentukan angiotensin II,

yang membuat arteriola terkonstriksi dan volume darah meningkat.

Sedangkan hipertensi sekunder, menurut Dwijayanthi (2011) disebabkan

oleh penyakit yang sudah ada sebelumnya atau penggunaan obat-obat tertentu :

penyakit vaskular ginjal atau parenkim

pheokromositoma

hiperaldosteronnisme primer

sindrom Chusing

diabetes melitus

disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau paratiroid

koarktasio aorta

preeklampsia-peningkatan tekanan darah yang bermakna selama 3 bulan

terakhir kehamilan

kelainan neurologis

penggunaan obat-obatan flu tertentu, dekongestan, pereda sakit yang dijual

bebas, dan obat yang diresepkan (termasuk kontrasepsi hormonal)

penggunaan kokain dan amfetamin.

2.9. Penanganan Hipertensi

2.9.1. Medis

Selain cara pengobatan nonfarmakologis, penatalaksanaan utama

hipertensi primer adalah dengan obat. Keputusan untuk mulai memberikan obat

Page 42: Zuhro Agustini

28

antihipertensi berdasarkan beberapa faktor seperti derajat peninggian tekanan

darah, terdapatnaya kerusakan organ target dan terdapatnya manifestasi klinis

penyakit penyakit kardiovaskuler atau faktor resiko lain (Suyono, 2001). Terapi

dengan pemberian obat antihipertensi terbukti dapat menurunkan sistole dan

mencegah terjadinya stroke pada pasien usia 70 tahun atau lebih (Staessen,

2000).

Penatalaksanaan dengan obat antihipertensi bagi sebagian besar pasien

dimulai dengan dosis rendah kemudian ditingkatkan secara titrasi sesuai umur

dan kebutuhan. Terapi yang optimal harus efektif selam 24 jam dan lebih disukai

dalam dalam dosis tunggal karena kepatuhan lebih baik, lebih murah dan dapat

mengontrol hipertensi terus menerus dan lancar, dan melindungi pasien terhadap

resiko kematian mendadak, serangan jantung, atau stroke akibat peningkatan

tekanan darah mendadak saat bangun tidur.Sekarang terdapat pula obat yang

berisi kombinasi dosis rendah 2 obat dari golongan yang berbeda. Kombinasi ini

terbukti memberikan efektifitas tambahan dan mengurangi efek samping. Setelah

diputuskan untuk memakai obat antihipertensi dan bila tidak terdapat indikasi

untuk memilih golongan obat tertentu, diberikan diuretik atau beta bloker. Jika

respon tidak baik dengan dosis penuh, dilanjutkan sesuai dengan algoritma.

Diuretik biasanya menjadi tambahan karena dapat meningkatkan efek obat yang

lain. Jika tambahan obat yang kedua dapat mengontrol tekanan darah dengan

baik minimal setelah 1 tahun, dapat dicoba menghentikan obat pertama melalui

penurunan dosis secara perlahan dan progresif (Mansjoer, 2001)

Menurut Saraswati (2009), jenis obat anti-hipertensi antara lain :

1. Diuretik.

Page 43: Zuhro Agustini

29

Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh

(lewat urin) sehingga volume cairan di tubuh berkurang yang

mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan. Contoh obat-

obatannya adalah Hidroklorotiazid.

2. Penghambat Simpatetik.

Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis

(saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas). Contoh obatnya adalah

Metildopa, klonidin, dan Reserpin.

3. Betabloker

Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya

pompa jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah

diketahui mengidap gangguan pernafasan, seperti asma bronkial. Contoh

obatnya adalah Metoprolol, Propanolol, dan Atenolol. Pada penderita

diabetes melitus, harus hati-hati, karena dapat menutupi gejala hipoglikemia

(kondisi ketika kadar gula dalam darah turun menjadi sangat rendah yang

bisa berakibat bahaya bagi penderitanya). Pada orang tua, terdapat gejala

bronkospasme (penyempitan saluran pernafasan) sehingga pemberian obat

harus hati-hati.

4. Vasodilator

Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi

otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah

Prosasin dan Hidralasin. Efek samping yang kemungkinan akan terjadi dari

pemberian obat ini adalah sakit kepala dan pusing.

Page 44: Zuhro Agustini

30

5. Penghambat Enzim Konversi Angiotensin

Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat

Angiotensin II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah).

Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek samping

yang mungkin timbul adalah batuk kering, pusing, sakit kepala, dan lemas.

6. Antagonis Kalsium

Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara

menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat

ini adalah Nifedipin, Diltiasem, dan Verapamil. Efek samping yang mungkin

timbul adalah sembelit, pusing, sakit kepala, dan muntah.

7. Penghambat Reseptor Angiotensin II

Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat Angiotensin

II pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung.

Obat-obatan yang termasuk dalam gplongan ini adalah Valsartan (Diovan).

Efek samping yang mungkin timbul adalah sakit kepala, pusing, lemas, dan

mual.

Obat-obatan memang tidak selalu dapat menyembuhkan, tetapi dapat

membantu mengendalikan tekanan darah. Obat terutama dibutuhkan untuk

mengendalikan hipertensi yang parah (Utami, 2010).

2.9.2. Non Medis

Pendekatan nonfarmakologis merupakan penanganan awal sebelum

penambahan obat-obatan hipertensi, disamping perlu diperhatikan oleh seorang

yang sedang dalam terapi obat. Sedangkan pasien hipertensi yang terkontrol,

pendekatan nonfarmakologis ini dapat membantu pengurangan dosis obat pada

sebagian penderita. Oleh karena itu, modifikasi gaya hidup merupakan hal yang

Page 45: Zuhro Agustini

31

penting diperhatikan, karena berperan dalam keberhasilan penanganan

hipertensi (Nurkhalida, 2003).

Pengobatan non farmakologis diantaranya adalah :

1) Menurunkan faktor resiko yang menyebabkan aterosklerosis

Penderita hipertensi dianjurkan untuk berhenti merokok dan mengurangi

asupan alkohol (Nurhkalida, 2003). Berhenti merokok penting untuk

mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena asap rokok diketahui

menurunkan aliran darah ke berbagai organ dan dapat meningkatkan beban

kerja jantung (Corwin, 2001).

2) Olah raga dan aktifitas fisik

Olah raga yang teratur dibuktikan dapat menurunkan tekanan perifer

sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga dapat menimbulkan

perasaan santai dan mengurangi berat badan sehingga dapat menurunkan

tekanan darah. Yang perlu diingat adalah bahwa olah raga saja tidak dapat

digunakan sebagai pengobatan hipertensi (Gunawan dan Lany, 2005;

Kusmana, 2002).

3) Perubahan pola makan

a) Mengurangi asupan natrium

Menurut Sheps (2005), jika dokter atau ahli gizi menyarankan agar

mengurangi natrium demi menurunkan tekanan darah, sebaiknya saran

itu diikuti. Bahkan sebelum disarankan pun sebaiknya kurangi natrium,

cobalah membatasi jumlah natrium setiap hari. Beberapa cara yang

dapat dilakukan :

Perbanyak makanan segar, kurangi makanan yang diproses.

Pilihlah produk dengan natrium rendah

Page 46: Zuhro Agustini

32

Jangan menambah garam pada makanan saat memasak

Jangan menambah garam saat di meja makan

Batasi penggunaan saus-sausan

Bilaslah makanan dalam kaleng

b) Diet rendah lemak jenuh dan kolesterol

Lemak dalam diet meningkatkan resiko terjadinya aterosklerosis yang

berkaitan dengan kenaikan tekanan darah. Penurunan konsumsi lemak,

terutama lemak dalam makanan yang bersumber dari hewan dan

peningkatan konsumsi lemak tidak jenuh secukupnya yang berasal

dari minyak sayuran, biji-bijian dan makanan lain yang bersumber dari

tanaman dapat menurunkan tekanan darah (Hull, 1996)

4) Menghilangkan stress

Stress menjadi masalah bila tuntutan dari lingkungan hampir atau bahkan

sudah melebihi kemampuan kita untuk mengatasinya. Cara untuk

menghilangkan stress yaitu perubahan pola hidup dengan membuat

perubahan dalam kehidupan rutin sehari-hari dapat meringankan beban

stress (Sheps, 2005).

Perubahan-perubahan itu ialah :

a) Rencanakan semua dengan baik.

b) Sederhanakan jadwal.

c) Bebaskan diri dari stress yang berhubungan dengan pekerjaan.

d) Siapkan cadangan untuk keuangan.

e) Berolah raga.

f) Makanlah yang benar.

g) Tidur yang cukup.

Page 47: Zuhro Agustini

33

h) Ubahlah gaya. Amati sikap tubuh dan perilaku saat sedang dilanda

stress.

i) Sediakan waktu untuk keluar dari kegiatan rutin.

j) Binalah hubungan sosial yang baik.

k) Ubalah pola pikir. Perhatikan pola pikir agar dapat menekan perasaan

kritis atau negatif terhadap diri sendiri.

l) Sediakan waktu untuk hal-hal yang memerlukan perhatian khusus

m) Carilah humor

n) Berserah diri pada Yang Maha Kuasa.

Sustrani dkk (2006) menjelaskan bahwa ada beberapa bahan makanan

yang bermanfaat dalam usaha mengendalikan hipertensi, yaitu :

1. Potasium

Bermanfaat mencegah dan mengendalikan tekanan darah. Konsumsi potasium

yang banyak akan meningkatkan konsentrasinya di dalam cairan intraselluler,

sehingga cenderung menarik cairan dari bagian ekstraselluler dan menurunkan

tekanan darah. Sumber asupan yang baik adalah buah-buahan, sayuran, produk

susu, dan ikan. Makanan yang kaya akan potasium adalah aprikot, pisang,

waluh, ikan lele, bayam, tomat, kacang-kacangan, kentang, susu yogurt.

2. Magnesium

Implikasi dari kekurangan magnesium adalah tekanan darah tinggi.

Magnesium menurunkan tekanan darah. Hal ini terjadi karena pengaruh

vasodilatasi pembuluh darah, depresi otot jantung dan hambatan gangguan

simpatis. Selain food supplement, makanan yang kaya akan magnesium

adalah kacang-kacangan, polong-polongan dan hasil olahannya, bahan

Page 48: Zuhro Agustini

34

makanan dari laut, kuaci tawar biji bunga matahari, kuaci tawar biji labu

kuning.

3. Kalsium

Selain penting untuk menjaga kesehatan secara umum, kalsium bermanfaat

untuk menurunkan tekanan darah. Kalsium memiliki kemampuan

menstabilkan membran, efek vasorelaxing pada sel-sel otot polos. Hal ini

juga mempengaruhi sistem saraf pusat dan perifer simpatik dan

memodifikasi hemeostasis kalsium, tindakan vaskular, serta tindakan elevasi

diinduksi PTH pada kalsium untuk pada gilirannya mengurangi tonus

vaskular. Selain dari food supplement, sumber kalsium yang baik adalah

polong-polongan dan hasil olahannya; sayuran hijau seperti bayam, kacang

panjang, sawi dan beragam sayuran hijau lainnya; daging sapi dan ayam

rendah lemak.

4. Asam Lemak Esensial

Suplementasi asam ionoleic menurunkan tekanan darah. Penderita

hipertensi pada umumnya kekurangan prostaglandin seri E dalam tubuhnya,

asam linoleic berfungsi menormalkan kondisi tersebut. Bahan makanan yang

kaya akan asam lemak esensial adalah ikan, terutama ikan laut dalam

seperti salmon, tuna, makerel; aneka kacang-kacangan seperti kenari,

kacang mete, walnut, pistachio, flaxseed.

5. Coenzyme Q10

Bahan ini adalah komponen yang penting bagi proses metabolik dalam

produksi energi. Penderita penyakit kardiovaskuler (termasuk hipertensi,

angina, dan gagal jantung) sering kekurangan Coenzyme Q10. Coenzym Q

10 dapat meningkatkan efektivitas obat tekanan darah tertentu.

Page 49: Zuhro Agustini

35

6. Vitamin C

Penderita hipertensi yang kekurangan serum vitamin C akan mengalami

tekanan darah tinggi. Oleh karena kapasitasnya sebagai antioksidan yang

meredam spesi oksigen reaktif yang dapat menyebabkan hipertensi. Vitamin

C dapat menurunkan rasio plasma C-reaktive protein, 8-isoprotane, dan

molondialdehyd—modifie LDL, meskipun tidak selalu diiringi oleh penurunan

tekanan darah. Selain food supplement, bahan makanan yang kaya vitamin

C adalah beragam buah-buahan terutama jambu biji, jeruk, mangga, pepaya,

rambutan; aneka sayuran yang disantap mentah seperti kol, kacang

panjang, daun katuk, cabai rawit, dan cabai merah yang disantap mentah.

7. Seng

Selain menjaga imunitas secara umum, seng juga bermanfaat dalam

mengendalikan tekanan darah. Seng dapat memantau detak jantung dan

menjaga fungsi saraf tetap terjaga.Selain dari food supplement, bahan

makanan yang kaya seng adalah daging rendah lemak, kerang, polong-

polongan, beras merah, kuaci tawar, dan aneka biji-bijian.

Page 50: Zuhro Agustini

36

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Keterangan :

: Yang diteliti

: Yang tidak diteliti

Faktor resiko tak dapat dikontrol : - Usia - Ras - Jenis kelamin - Riwayat hipertensi - Pil KB

Faktor resiko dapat dikontrol : - Kebiasaan merokok - Minum alkohol - Obesitas - Olah raga - Pil KB - Stress

- Asupan makanan bu- ruk

Asupan natrium

tinggi

Asupan lemak

tinggi

Retensi cairan Plak

Aterosklerosis

HIPERTENSI

Page 51: Zuhro Agustini

37

Penjelasan :

Faktor resiko terjadinya hipertensi dibedakan menjadi 2, yaitu faktor

resiko yang tidak dapat dikontrol dan faktor resiko yang dapat dikontrol. Faktor

resiko yang tidak dapat dikontrol meliputi : usia, ras, jenis kelamin, dan riwayat

hipertensi pada keluarga. Sedangkan faktor resiko yang dapat dikontrol meliputi

kebiasaan merokok, minum alkohol, obesitas, olah raga, penggunaan pil KB,

stress, serta asupan natrium dan lemak yang tinggi. Asupan natrium yang tinggi

menyebabkan tekanan darah akan meningkat akibat adanya retensi cairan dan

bertambahnya volume darah. Sedangkan asupan lemak yang tinggi

menyebabkan terjadinya endapan lemak pada dinding pembuluh darah atau

terjadi plak dan berakibat terjadinya aterosklerosis. Hal ini dapat menyebabkan

pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah meningkat.

3.2. Hipotesis Penelitian

Ada hubungan positif antara tingkat asupan lemak (lemak jenuh, tak jenuh,

kolesterol) dan natrium terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi di poli

penyakit dalam RSP Batu.

Page 52: Zuhro Agustini

38

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah menggunakan rancangan survei cross

sectional. Survei cross sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari

dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara

pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point

time approach). Artinya, tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan

pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat

pemeriksaan ( Notoatmodjo, 2010).

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah semua pasien yang didiagnosa hipertensi

di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Paru Batu. Sampel yang diambil

adalah pasien hipertensi yang menjalani rawat jalan di Poli Penyakit Dalam

Rumah Sakit Paru Batu. Teknik pengambilan sampel adalah dengan metode

Non Probability Sampling yaitu dengan Consecutive Sampling karena sampel

yang diambil berdasarkan pasien yang ada pada saat itu dan memenuhi

kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan.

Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Kriteria Inklusi :

Didiagnosa oleh dokter menderita hipertensi

Page 53: Zuhro Agustini

39

Bersedia menjadi responden atau sampel dan mau mengikuti

penelitian sampai selesai dan menandatangani form kesediaan

menjadi responden

Pasien dalam keadaan sadar dan mampu berkomunikasi dengan baik

Berusia 30-65 tahun

2. Kriteria Eksklusi

1. Pasien hipertensi dengan komplikasi

2. Memakai pil KB

Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan menurut Riwidikdo

(2008) dengan rumus :

n =Z21-α/2 P(1-P) d2

n = (1,96)2 × 0,23 (1-0,23) (0,1)2 n = (3,8416) x 0,23 (0,77) 0,01 n = (3,8416) x (0,1771) 0,01 n = 68 68 sampel

Keterangan :

n = besar sampel

Z1 – α/2 = derajat kemaknaan (biasanya 95% = 1,96)

P = proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi (Sumber : Rekam

Medis RSP Batu)

d = derajat penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan

Page 54: Zuhro Agustini

40

4.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Tabel 4. Variabel penelitian dan Definisi Operasional

NO Variabel Definisi Operasional Cara Pengambilan Data

Skala

1 Independen

Asupan

lemak Jenuh

Asupan

lemak tak

jenuh

Asupan

kolesterol

Jumlah rata-rata

konsumsi lemak

jenuh per hari yang

diperoleh dari hasil

wawancara dengan

semi quantitatif FFQ

dihitung sesuai daftar

makanan lemak

jenuh.

Jumlah rata-rata

konsumsi lemak tak

jenuh per hari yang

diperoleh dari hasil

wawancara dengan

semi quantitatif FFQ

dihitung sesuai daftar

makanan lemak tak

jenuh.

Jumlah rata-rata

konsumsi kolesterol

per hari yang

diperoleh dari hasil

wawancara dengan

semiquantitatif FFQ

dihitung dengan nutri

Wawancara

dengan

metode semi

quantitatif

FFQ

Wawancara

dengan

metode semi

quantitatif

FFQ

Wawancara

dengan

metode semi

quantitatif

FFQ

Rasio

Rasio

Rasio

Page 55: Zuhro Agustini

41

Asupan

natrium

survey

Jumlah rata-rata

konsumsi natrium per

hari yang diperoleh

dari hasil wawancara

dengan

semiquantitatif FFQ

dihitung dengan nutri

survey

Wawancara

dengan

metode semi

quantitatif

FFQ

Rasio

2 Dependen

Tekanan

darah

Hasil pengukuran

tekanan darah

responden, yang

menunjukkan tekanan

darah sistolik dan

diastolik pada saat

pengambilan data.

Melihat catatan

hasil

pengukuran

tekanan darah

responden

Rasio

4.4 Lokasi dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 Desember 2012 sampai dengan 17

Januari 2013 di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Paru Batu.

4.5. Instrumen Penelitian

1. Form pernyataan kesediaan menjadi responden :

Untuk bukti kesediaan menjadi responden

2. Form semi quantitatif FFQ :

Untuk wawancara konsumsi makanan responden untuk mendapatkan data

bahan makanan yang dikonsumsi responden sebagai sumber lemak (lemak

jenuh, tak jenuh, kolesterol) dan natrium.

3. Form data responden

Page 56: Zuhro Agustini

42

Untuk mengumpulkan data responden

4. Nutrisurvey :

Untuk menghitung tingkat asupan makan responden yang diperoleh dari

wawancara semi quantitatif FFQ dengan responden yang meliputi asupan

kolesterol dan natrium.

5. Program SPSS 16 for windows

Untuk uji statistik antar variabel.

6. Rekam Medis

Untuk melihat data tekanan darah.

4.6. Pelaksana Penelitian Pelaksana penelitian adalah penulis 4.7. Prosedur Penelitian/Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan ialah data primer dan data sekunder.

1. Data Primer, yaitu :

a. Data identitas responden diperoleh dengan cara wawancara terhadap

responden atau dengan keluarga responden

b. Data tingkat asupan lemak (jenuh, tak jenuh, kolesterol) dan tingkat

asupan Na diperoleh dengan cara wawancara makanan responden

dengan metode semi quantitatif FFQ.

2. Data Skunder, yaitu :

a. Data hasil pengukuran tekanan darah diperoleh melalui catatan hasil

pengukuran tekanan darah responden.

Page 57: Zuhro Agustini

43

Prosedur kerja dalam penelitian :

Penjelasan :

1. Pasien hipertensi diambil sebagai responden penelitian dengan cara

consecutive sampling.

2. Dari responden hipertensi didapatkan data tekanan darah responden.

3. Mengukur konsumsi makanan responden dengan metode semi quantitatif

FFQ.

Pasien Hipertensi

Consecutive

Sampling

Responden

Mengukur Konsumsi Makanan responden

dengan metode semi quantitatif FFQ

Menghitung Asupan Lemak (Lemak

Jenuh, Tak Jenuh, Kolesterol) dan Na

Data Tekanan

Darah

Responden

Data Asupan (Lemak jenuh,

Tak jenuh, Kolesterol) dan Na

Uji Statistik Untuk Mengetahui Hubungan Asupan Lemak (Lemak

Jenuh, Tak jenuh, Kolesterol) dan Na Terhadap Tekanan Darah.

Mengukur Tekanan

Darah

Page 58: Zuhro Agustini

44

4. Menghitung asupan lemak (lemak jenuh, tak jenuh, kolesterol) dan Na.

Dari penghitungan tingkat asupan didapatkan data tingkat asupan lemak

(lemak jenuh, tak jenuh, kolesterol) dan Na.

5. Dari data tekanan darah responden dan data asupan lemak (lemak jenuh,

tak jenuh, kolesterol) dan Na dilakukan uji statistik untuk mengetahui

hubungan asupan lemak(lemak jenuh, tak jenuh, kolesterol) dan Na

terhadap tekanan darah.

4.7.1. Metode Pengumpulan Data

1. Data Gambaran Umum Sampel Penelitian

Data gambaran umum sampel penelitian (umur, jenis kelamin,

pekerjaan, dll) diperoleh dari wawancara langsung kepada responden dan

keluarga responden.

2. Data Asupan Lemak(lemak jenuh, tak jenuh dan kolesterol ) dan Na

diperoleh dengan cara mengukur konsumsi makanan responden dengan

metode semi quantitatif.

3. Data Tekanan Darah Responden

Data tekanan darah responden diperoleh dengan cara mengukur

tekanan darah responden.

4.8. Analisa Data

1. Data Gambaran Umum Sampel Penelitian

Data gambaran umum sampel penelitian yang meliputi (umur, jenis

kelamin, pekerjaan, dll) disajikan dalam bentuk grafik dan dianalisis secara

deskriptif.

Page 59: Zuhro Agustini

45

2. Data Deskriptif Tekanan Darah Responden

Data deskriptif tekanan darah responden disajikan dalam bentuk tabel

dan dianalisis secara deskriptif.

3. Data Hubungan Asupan Lemak (Jenuh, Tidak Jenuh, Kolesterol ) dan Na

Terhadap Tekanan Darah.

Data hubungan Asupan lemak (jenuh, tidak jenuh, kolesterol) dan Na

terhadap tekanan darah disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis

menggunakan uji statistik.

Untuk mengetahui hubunganantara asupan lemak (jenuh, tidak jenuh,

kolesterol) dan Na terhadap tekanan darah menggunakan uji statistik

korelasi.

Page 60: Zuhro Agustini

46

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA

5.1. Gambaran Umum Rumah Sakit Paru Batu

Rumah Sakit Paru Batu adalah Rumah Sakit Khusus UPT Dinas

Kesehatan Propinsi Jawa Timur dengan tugas pokok melaksanakan pelayanan

kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan

upaya penyembuhan, pemulihan kesehatan dan pencegahan di bidang penyakit

paru secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan, melakukan kegiatan

penyuluhan, pelatihan, penelitian dan pengembangan.

Rumah Sakit Paru Batu mengemban tugas pemerintah dalam

menyelesaikan masalah kesehatan paru di Indonesia, dengan menelusuri

sejarah berdirinya Tuberculosis Center Malang 1912 yang kemudian berubah

menjadi Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru tahun 1912 yang kemudian

berubah menjadi Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru tahun 1985 yang

selanjutnya merger dengan Sanatorium Batu yang didirikan pada tahun 1934.

Merger tersebut menjadi Rumah Sakit Paru Batu Malang dan ditetapkan sebagai

UPT Dinas Kesehatan propinsi Jawa Timur melalui Perda Propinsi Jawa Timur

nomor 37 tahun 2000 dengan Rumah Sakit Paru Batu Malang.

Rumah Sakit Paru Batu sudah hampir 100% memenuhi standar

pelayanan Rumah Sakit Paru kelas B. Dua (2) pelayanan yaitu Pelayanan

Intensif (ICU/ICCU) dan Pelayanan Rehabilitasi Medis masih dalam proses

pemenuhan tenaga, sarana dan prasarana.

Saat ini Rumah Sakit Paru Batu telah memiliki ijin operasional RS

Pemerintah dan mendapatkan Surat Keputusan menteri Kesehatan Republik

Page 61: Zuhro Agustini

47

Indonesia 4 Juni 2007 Nomor YM.02.04.3.3.3225 Tentang Pemberian Izin

Penyelenggaraan Rumah Sakit khusus dengan nama ―RUMAH SAKIT PARU

BATU‖JL. A. YANI 10-13 BATU PROPINSI JAWA TIMUR.

Sebagai salah satu rujukan pelayanan paru di Jawa Timur, Rumah Sakit

Paru Batu melayani pasien dari 14 kabupaten/kota bahkan dari propinsi di luar

Jawa Timur. Selain itu sebagai UPT Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur

Rumah Sakit paru Batu mendapat tugas dari Kepala dinas Kesehatan Propinsi

Jawa Timur sebagai pendamping program di 12 Kabupaten/Kota di Jawa Timur.

Rumah Sakit Paru Batu telah mengembangkan pelayanan sesuai

kebutuhan masyarakat, dan berfungsi sebagai Rumah Sakit Rujukan Pemerintah

di Kota Batu, karena Kota Batu tidak/belum memiliki Rumah Sakit, dengan

menambah pelayanan medis :

1. Pelayanan Kebidanan dan Kandungan

2. Pelayanan Bedah

3. Pelayanan Mata

4. Pelayanan Gigi

Sebagai bentuk implementasi NKRI, sekalipun Rumah Sakit Paru Batu

adalah UPT Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, Rumah Sakit Paru Batu

membangun jejaring dengan kota Batu sebagai rujukan 4 pelayanan rujukan

dasar rumah sakit kota, yaitu pelayanan kebidanan dan kandungan, pelayanan

kesehatan anak, pelayanan penyakit dalam dan pelayanan bedah, rujukan

pelayanan Jamkesmas, pelayanan kesehatan haji tingkat rumah sakit dan

sebagai bagian dari berbagai program pembangunan kesehatan di Kota Batu.

(Rumah Sakit Paru Batu, 2008)

Page 62: Zuhro Agustini

48

5.2 Analisa Data Gambaran Umum Sampel Penelitian

Analisa data gambaran umum penelitian yang meliputi umur, alamat, jenis

kelamin, pekerjaan, suku/ras, IMT, riwayat hipertensi disajikan dalam bentuk

grafik dan dianalisa secara deskriptif. Distribusi responden berdasar jenis

kelamin, umur, pekerjaan, pendidikan terakhir, IMT dan riwayat hipertensi dapat

dilihat pada grafik dibawah ini.

Gambar 2. Grafik Distribusi Jenis Kelamin Pada Responden

Berdasarkan gambar 2 diketahui bahwa responden sebesar 83,8%

adalah perempuan,dan sebanyak 16,2 % adalah laki-laki.

Gambar 3. Grafik Distribusi Umur Pada Responden

Page 63: Zuhro Agustini

49

Berdasarkan gambar 3 diketahui bahwa respoden berumur <41 tahun

adalah 1,5%, 41 – 50 tahun = 17,6%, 51-60 = 38,2%, dan > 60 tahun adalah

sebesar 42,6%.

Gambar 4. Grafik Distribusi Pekerjaan Pada Responden

Berdasarkan gambar 4 diketahui bahwa responden, terdiri dari ibu rumah

tangga = 32 (47,1%), pedagang = 8 (11,8%), petani = 7 (10,3%), pensiunan =7

(10,3%), buruh = 2 (2,9%), guru =4 (5,9%), PNS =3 (4,4%), dan swasta = 5

(7,4%).

Gambar 5. Grafik Distribusi Pendidikan Terakhir Pada Responden

Page 64: Zuhro Agustini

50

Berdasarkan gambar 5 diketahui bahwa pendidikan yang ditempuh

responden hipertensi adalah sebagai berikut : tidak sekolah = 4,4%, SD =

44,1%, SMP = 19,1%, SMA = 17,6%, dan sarjana = 14,7%.

Gambar 6. Grafik Distribusi IMT Pada Responden

Berdasarkan gambar 6 diketahui bahwa IMT kategori responden adalah

kekurangan BB tingkat berat = 3 (4,4%), normal = 27 (39,7%), kelebihan BB

tingkat ringan = 10 (14,7%), dan kelebihan BB tingkat berat = 28 (41,25).

Gambar 7. Grafik Distribusi Riwayat Hipertensi Pada Responden ‗

Page 65: Zuhro Agustini

51

Berdasarkan gambar 7. diketahui bahwa riwayat hipertensi responden

adalah tidak ada = 33 (48,5%), ada = 33 (48,5%), dan tidak tahu = 2 (2,9%).

5.3 Data Deskriptif Tekanan Darah

Tabel 5. Data Deskriptif Tekanan Darah

Tekanan Darah Satuan Mean Standar Deviasi

Tekanan Darah Sistolik mmHg 158,6785 16,56326

Tekanan Darah Diastolik mmHg 95,7353 14,99415

Tabel 5. Menunjukkan bahwa rata-rata tekanan darah sistolik adalah

158,6785 mmHg dengan standar deviasi sebesar 16,56326. Sedangkan rata-rata

tekanan darah diastolik adalah sebesar 95,7353 dengan standar deviasi

14,99415.

5.4 Analisa Hubungan Asupan Lemak (Jenuh, Tidak Jenuh, Kolesterol Dan

` Natrium Terhadap Tekanan Darah

Tabel 6. Analisa Korelasi Asupan Lemak (Lemak Jenuh, Tak Jenuh, Kolesterol) dan Natrium Terhadap Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik

Tingkat Asupan

Satuan

Mean

Std. Deviasi

Tekanan Darah Sistolik

Tekanan Darah

Diastolik

Nilai p

(pvalue)

Nilai Korelasi

(r)

Nilai p

(pvalue)

Nilai Korelasi

(r)

Lemak Jenuh (SFA)

gram 15,2868 8,12751 0,572 0,070 0,915 0,13

Lemak Tak Jenuh Tunggal (MUFA)

gram 6,5794 3,45364 0,041* -0,248 0,047* -0,241

Page 66: Zuhro Agustini

52

Lemak

Tak Jenuh Ganda (PUFA)

gram

3,9676

1,73114

0,246

-0,143

0,257

-0,139

Kolesterol gram 94,3338 72,57108 0,228 -0,148 0,449 -0,093

Natrium mg 2028,6676 359,78633 0,084 -0,211 0,060 -0,229

* p value signifikan (p<0,05) Dari tabel 6. diketahui bahwa hasil uji statistik dengan uji korelasi

Spearman‘s rho antara asupan lemak tak jenuh tunggal (MUFA) dengan tekanan

darah sistolik (p=0,041;r = -0,248) dan diastolik (p=0,047;r = -0,241). Hal ini

menunjukkan ada hubungan yang signifikan (nyata) antara asupan lemak tak

jenuh tunggal (MUFA) dengan tekanan darah sistolik dan diastolik. Besar korelasi

hubungan asupan lemak tak jenuh tunggal (MUFA) dengan tekanan darah

sistolik adalah -0,248 yang menunjukkan bahwa korelasinya lemah. Nilai korelasi

yang dihasilkan bernilai negatif. Dan besar korelasi hubungan asupan lemak tak

jenuh tunggal (MUFA) dengan tekanan darah diastolik adalah – 0,241 yang

menunjukkan bahwa korelasinya lemah. Nilai korelasi yang dihasilkan juga

bernilai negatif. Hal ini menunjukkan hubungan semakin tinggi asupan lemak

tak jenuh tunggal (MUFA), maka dapat membantu menurunkan tekanan darah.

Sedangkan hasil uji korelasi Spearman‘s rho antara asupan lemak jenuh,

lemak tak jenuh ganda (PUFA), kolesterol dan natrium terhadap tekanan darah

sistolik dan diastolik menujukkan tidak ada hubungan yang signifikan (nyata).

Untuk asupan lemak jenuh terhadap tekanan darah sistolik (p=0,572;r = 0,070),

asupan lemak tak jenuh ganda (PUFA) terhadap tekanan darah sistolik (p=0,246;

= -0,143), asupan kolesterol terhadap tekanan darah sistolik (p=0,228;r = -0,148),

dan natrium terhadap tekanan darah sistolik (p=0,084;r = -0,211). Sedangkan

asupan lemak jenuh terhadap tekanan darah diastolik (p=0,915;r = 0,13), asupan

Page 67: Zuhro Agustini

53

lemak tak jenuh ganda (PUFA) terhadap tekanan darah diastolik (p=0,257;r = -

0,139), asupan kolesterol terhadap tekanan darah diastolik (p=0,449; r = -0,093),

dan natrium terhadap tekanan darah diastolik (p=0,060;r = -0,229).

Page 68: Zuhro Agustini

54

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Pembahasan Hasil Penelitian

6.1.1 Analisa Data Gambaran Umum Sampel Penelitian

Dari hasil analisa data secara terperinci diketahui bahwa penderita

hipertensi sebesar 83,8% adalah perempuan, dan sebanyak 16,2 % adalah laki-

laki. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Apriani (2012) di RSUD

Tugurejo Semarang bahwa subyek penelitian sebagian besar adalah

perempuan. Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita.

Namun wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause.

Wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen

yang berperan dalam dalam meningkatkan kadar High Density lipoprotein (HDL).

Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah

terjadinya proses aterosklerosis (Kumar et all, 2005). Pada penelitian didapatkan

proporsi penderita hipertensi lebih banyak wanita daripada pria, hal ini

disebabkan jenis kelamin subyek penelitian lebih banyak perempuan yang

sudah berumur >60 tahun atau memasuki menopause.

Umur responden dari hasil analisa diketahui bahwa <41 tahun adalah

1,5%, 41 – 50 tahun = 17,6%, 51-60 = 38,2%, dan > 60 tahun adalah sebesar

42,6%. Hasil penelitian Apriani (2012) bahwa kejadian hipertensi prevalensinya

meningkat pada usia lanjut. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh

Oktora (2007), bahwa insiden hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan

umur. Hal ini merupakan pengaruh degenerasi yang terjadi pada orang yang

bertambah usianya.

Page 69: Zuhro Agustini

55

Pekerjaan penderita hipertensi sebagian besar adalah ibu rumah tangga

= 32 (47,1%). Hal ini disebabkan jenis kelamin responden lebih banyak

perempuan yang hanya menjadi ibu rumah tangga.

Tingkat pendidikan responden paling banyak yaitu SD = 44% atau

sekolah dasar. Pendidikan berkaitan dengan pengetahuan yang berperan

penting dalam perilaku yang berkaitan dengan kesehatan (Kanashiro, 2003).

Sedangkan IMT kategori penderita. Yang paling banyak adalah kelebihan

BB tingkat berat = 28 (41,25%). Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian

Fathina (2007) di Klinik Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Semarang bahwa ada

hubungan antara indeks massa tubuh dengan tekanan darah sistolik dan

tekanan darah diastolik. Menurut Brown (2006), pada orang dewasa baik laki-

laki maupun perempuan yang mempunyai umur lebih dari 20 tahun menyatakan

bahwa tekanan darah sistolik dan diastolik akan meningkat bersamaan

peningkatan IMT.

Proporsi riwayat penderita hipertensi antara ada dan tidak ada adalah

sama, yaitu = 33 (48,5%). Dari hasil analisa diketahui bahwa sebanyak 48,5%

responden mempunyai riwayat hipertensi. Hal ini sesuai dengan yang

dikemukakan oleh Wade (2003) bahwa adanya faktor genetik pada keluarga

tertentu akan menyebabkan keluarga itu mempunyai resiko menderita hipertensi.

Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan

rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium individu dengan orang tua

dengan hipertensi mempunyai resiko dua kali lebih besar untuk menderita

hipertensi daripada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat

hipertensi.

Page 70: Zuhro Agustini

56

6.1.2 Analisa Data Hubungan Asupan Lemak (Jenuh, Tidak Jenuh,

Kolesterol) dan Na Terhadap Tekanan Darah.

6.1.2.1 Analisa Data Hubungan Asupan Lemak Jenuh (SFA) Terhadap

Tekanan Darah.

Tabel 6. menunjukkan hasil uji statistik dengan uji korelasi Spearman‘s

rho antara asupan lemak jenuh dengan tekanan darah sistolik dan diastolik

secara statistik tidak terdapat hubungan yang signifikan (nyata). Hasil analisa ini

sama dengan hasil penelitian Savitri (2007) pada pasien yang terdiagnosa

hipertensi di RSUD Kota Tasikmalaya bahwa tidak terdapat hubungan antara

asupan lemak jenuh dengan tekanan darah sistolik dan diastolik. Demikian juga

penelitian yang dilakukan oleh Sugianty (2009) di Panti Wreda Pengayoman

Semarang bahwa tidak ada hubungan antara asupan lemak jenuh dengan

tekanan darah sistolik dan diastolik. Pada penelitian yang dilakukan oleh Fathina

(2007) di Rumah Sakit Umum Semarang juga ditemukan bahwa asupan lemak

jenuh tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan tekanan darah sistolik

dan diastolik.

Tetapi di sisi lain, teori yang dinyatakan oleh Manurung (2004)

mengatakan bahwa lemak jenuh dapat menyebabkan dislipidemia. Sedangkan

Anwar (2004) mengatakan bahwa dislipidemia merupakan salah satu faktor

utama resiko aterosklerosis. Aterosklerosis ini akan meningkatkan resistensi

dinding pembuluh darah yang dapat memicu jantung untuk meningkatkan

denyutnya. Denyut jantung yang meningkat dapat meningkatkan volume aliran

darah yang berefek terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik. Sedangkan

Hull (1996) mengatakan bahwa penurunan konsumsi lemak jenuh, terutama

lemak dalam makanan yang bersumber dari hewan dan peningkatan konsumsi

lemak tak jenuh polivalen secukupnya yang berasal dari minyak sayur, biji-bijian,

Page 71: Zuhro Agustini

57

dan makanan lain yang bersumber dari tanaman dapat menurunkan tekanan

darah.

Perbedaan teori tersebut dengan hasil penelitian ini disebabkan karena

responden juga mengkonsumsi obat-obatan hipertensi yang dapat

mempengaruhi tekanan darah, disamping daya ingat responden dalam

memberikan keterangan tentang bahan makanan sumber lemak jenuh

mengingat usia responden sebagian besar berusia > 60 tahun. Disamping itu

juga adanya kemungkinan responden yang tidak jujur pada saat wawancara

kebiasaan makan yang mengandung lemak jenuh. Selain itu, jumlah sampel

yang digunakan juga berbeda. Hal ini terlihat dari hasil penelitian Salonen (1983)

di Finlandia Timur pada sampel sebanyak 8479 subyek penelitian menunjukkan

adanya hubungan antara asupan lemak jenuh dan tekanan darah. Hasil ini

sangat berbeda dengan penelitian ini yang menggunakan sampel sebanyak 68

responden.

6.1.2.2 Analisa Data Hubungan Asupan Lemak Tak Jenuh Tunggal

(MUFA) Terhadap Tekanan Darah

Hasil uji statistik dengan uji korelasi Spearman‘s rho antara asupan

lemak tak jenuh tunggal (MUFA) dengan tekanan darah sistolik dan diastolik

secara statistik terdapat hubungan yang signifikan (nyata), sedangkan arah

hubungan menunjukkan bahwa semakin tinggi asupan lemak tak jenuh tunggal

(MUFA), maka dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik

Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Simon-Morton

(2006) bahwa asupan lemak tidak jenuh tunggal berhubungan dengan tekanan

darah sistolik dan diastolik. Hasil penelitian Rasmussen (2006) menunjukkan

bahwa asupan lemak tak jenuh tunggal (MUFA) dapat menurunkan tekanan

Page 72: Zuhro Agustini

58

darah sistolik dan diastolik. Menurut Budiyanto (2002) lemak tak jenuh tunggal

mempunyai pengaruh sedikit terhadap peningkatan tekanan darah. Sedangkan

Raharjo (2004) mengatakan bahwa lemak tak jenuh tunggal dapat menurunkan

kadar LDL. Menurut Moneysmith (2005), lemak tak jenuh tunggal ini sangat baik

untuk jantung dan memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar kolesterol

buruk LDL tanpa mengubah kadar kolesterol baik HDL. Lemak tak jenuh tunggal

juga berguna untuk mengangkut vitamin dan zat-zat berguna lainnya, serta

menurunkan tekanan darah. Idealnya lemak tak jenuh tunggal harus mencapai

10-15 persen dari total kalori setiap hari. Lemak tak jenuh tunggal juga berguna

untuk mengangkut vitamin dan zat-zat berguna lainnya, menurunkan tekanan

darah, dan melindungi kita dari beberapa penyakit tertentu.

6.1.2.3 Analisa Data Hubungan Asupan Lemak Tak Jenuh Ganda (PUFA)

Terhadap Tekanan Darah Hasil uji statistik dengan uji korelasi Spearman‘s rho antara asupan

lemak tak jenuh ganda (PUFA) dengan tekanan darah sistolik dan diastolik

secara statistik tidak terdapat hubungan yang signifikan (nyata).

Hasil analisa ini diperkuat dengan hasil penelitian Fathina (2007) pada

pasien hipertensi di Rumah Sakit Umum Semarang bahwa asupan asam lemak

tidak jenuh ganda (PUFA) tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan

tekanan darah sistolik.

Kumala (2000) mengemukakan bahwa masyarakat dengan asupan

lemak tidak jenuh ganda omega-3 yang tinggi mempunyai tekanan darah yang

lebih rendah. Sedangkan Arrigo (2010) mengemukakan bahwa intake atau

suplemen PUFA 2-4 gram per hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan

mencegah peningkatan tekanan darah pada penderita hipertensi. Dan Budiyanto

Page 73: Zuhro Agustini

59

(2002) mengatakan bahwa lemak tak jenuh ganda mempunyai pengaruh

terhadap penurunan kadar kolesterol darah. Menurut Kowalski (2007)

mengemukakan bahwa PUFA akan melindungi jantung dengan mengurangi

pembentukan bekuan darah, meredakan peradangan arteri, serta menurunkan

baik kadar trigliserida maupun tekanan darah.

Perbedaan teori tersebut dengan hasil penelitian ini disebabkan karena

responden juga mengkonsumsi obat-obatan yang mempengaruhi tekanan darah,

dan juga daya ingat responden dalam memberikan keterangan bahan makanan

sumber lemak tak jenuh ganda karena responden sebagian besar berusia > 60

tahun. Disamping itu juga faktor instrumen semi quantitatif FFQ untuk menggali

data asupan lemak tak jenuh ganda belum sepenuhnya mencantumkan sumber

lemak tak jenuh ganda secara keseluruhan. Selain itu, jumlah sampel yang

digunakan juga berbeda. Hal ini terlihat dari hasil penelitian Simons-Morton

(1997) pada penduduk US sebanyak 662 responden didapatkan hubungan yang

signifikan antara hubungan antara asupan lemak tak jenuh ganda dan tekanan

darah. Hasil ini sangat berbeda dengan penelitian ini yang menggunakan

sampel sejumlah 68 responden.

6.1.2.4 Analisa Data Hubungan Asupan Kolesterol Terhadap Tekanan

Darah.

Hasil uji statistik dengan uji korelasi Spearman‘s rho antara asupan

kolesterol dengan tekanan darah sistolik dan diastolik secara statistik tidak

terdapat hubungan yang signifikan (nyata). Hasil Penelitian Sakurai (2011) pada

penduduk Jepang, RRC, UK dan USA bahwa asupan kolesterol berhubungan

langsung dengan tekanan darah sistolik, tetapi menunjukkan tidak ada hubungan

yang signifikan (nyata) dengan tekanan darah diastolik. Sedangkan hasil

Page 74: Zuhro Agustini

60

penelitian Irfan Maulana (2007) didapatkan hubungan kadar kolesterol total

dengan hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar

Banjarbaru.

Puspitorini (2008) mengemukakan bahwa bahwa Kolesterol LDL

berbahaya dan sering disebut kolesterol jahat. Kolesterol ini mengangkut

kolesterol paling banyak dalam darah. Jadi Kolesterol HDL dan LDL mempunyai

fungsi saling berlawanan. Kolesterol HDL mengikat kolesterol LDL yang

menempel di pembuluh darah dan mengantarkannya ke hati untuk

dimetabolisme kembali. LDL dan HDL harus berada pada keseimbangan yang

dinamik. Saat terjadi ketidakseimbangan, misalnya LDL cenderung lebih tinggi,

dapat terjadi pengendapan kolesterol dalam arteri, membuat pembuluh darah

menyempit dan menghalangi aliran darah sehingga terjadi peningkatan tekanan

darah. Sedangkan Moneysmith (2003), mengemukakan bahwa salah satu

elemen umum dalam penyakit kardiovaskular adalah aterosklerosis, atau

pengerasan arteri. Hal ini terjadi jika arteri tersumbat oleh lapisan plak, yaitu

gumpalan kecil yang terbentuk jika lemak yang berwujud lilin, yang dikenal

sebagai kolesterol, bergabung dengan zat-zat lain di dalam darah. Jika plak ini

terus menumpuk, aliran darah di dalam arteri semakin melambat.

Perbedaan teori tersebut dengan hasil penelitian ini disebabkan karena

responden juga mengkonsumsi obat-obatan hipertensi yang mempengaruhi

tekanan darah, dan juga daya ingat responden dalam memberikan keterangan

bahan makanan sumber kolesterol karena responden sebagian besar berusia

>60 tahun. Disamping itu juga karena faktor kurang kesiapan mental responden

dalam penelitian. Selain itu, jumlah sampel yang digunakan juga berbeda. Hal ini

terlihat dari hasil penelitian Oda (2009) pada wanita Jepang sebanyak 1448

Page 75: Zuhro Agustini

61

responden di Tachikawa Medical Center, Nagaoka, Japan ditemukan hubungan

yang signifikan antara asupan kolesterol dan tekanan darah. Hasil ini sangat

berbeda dengan penelitian ini yang menggunakan sampel sebanyak 68

responden.

6.1.2.5 Analisa Data Hubungan Asupan Natrium Terhadap Tekanan Darah

Hasil uji statistik dengan uji korelasi Spearman‘s rho antara asupan

natrium dengan tekanan darah sistolik dan diastolik secara statistik tidak terdapat

hubungan yang signifikan (nyata). Hasil analisa ini sama dengan hasil penelitian

Apriany (2012) pada pasien hipertensi di RSUD Tugurejo Semarang bahwa

secara statistik asupan natrium dengan tekanan darah sistolik dan diastolik

tidak ada keterkaitan. Hal ini karena dimungkinkan subyek penelitian

mengkonsumsi obat-obatan hipertensi yang dapat mempengaruhi tekanan

darah, dan juga prosedur penelitian tidak meneliti riwayat hipertensi. Suharjono

(2006) menyatakan bahwa kesukaan terhadap makanan mempunyai pengaruh

terhadap pemilihan makanan. Sehingga jika seseorang tidak suka terhadap

makanan sumber natrium maka akan cenderung tidak memilih makanan tersebut

untuk dikonsumsi oleh dirinya.

Astawan (2007) mengemukakan bahwa konsumsi natrium yang berlebih

menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat.

Untuk menormalkannya, cairan intraseluler ditarik keluar, sehingga volume cairan

ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut

menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak pada

timbulnya peningkatan tekanan darah. Yogiantoro ( 2006) mengemukakan

bahwa konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan tubuh meretensi cairan

yang dapat meningkatkan volume darah. Asupan natrium berlebih dapat

Page 76: Zuhro Agustini

62

mengecilkan diameter arteri, menyebabkan jantung harus memompa keras untuk

mendorong volume darah melalui ruang yang makin sempit, sehingga tekanan

darah menjadi naik akibatnya terjadi hipertensi.

Perbedaan teori tersebut dengan hasil penelitian ini disebabkan karena

responden juga mengkonsumsi obat-obatan hipertensi yang mempengaruhi

tekanan darah, dan juga daya ingat responden dalam memberikan keterangan

mengenai bahan makanan sumber natrium karena usia responden sebagian

besar > 60 tahun. Disamping itu juga karena karakteristik responden yang

mungkin tidak jujur dalam wawancara kebiasaan makan yang mengandung

natrium. Dan mungkin juga alat pengukur tensi yang kurang valid. Selain itu,

jumlah sampel yang digunakan juga berbeda. Hal ini terlihat dari hasil penelitian

Ostadrahimi (2003) di Marand menemukan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara intake natrium dengan tekanan darah sistolik dan diastolik pada

wanita tidak hamil sebanyak 195 responden dengan metode recal 24 jam selama

2 hari. Hasil ini sangat berbeda dengan penelitian ini yang menggunakan metode

semi quantitatif FFQ dengan jumlah sampel 68 responden.

Kesukaan, rasa atau kenikmatan terhadap makanan berpengaruh

terhadap pemilihan makanan. Makanan asin dan siap saji dapat meningkatkan

nafsu makan seseorang karena rasanya yang gurih. Sehingga jika seseorang

menyukai dan terbiasa mengkonsumsi makanan sumber natrium seperti ikan

asin, maka akan cenderung mengkonsumsinya terus-menerus (Suhardjono,

2006). Sensitivitas setiap orang akan asupan natrium berbeda-beda. Ada orang

yang lebih sensitif pada natrium dibanding orang lainnya. Hal ini sangat

dipengaruhi beberapa hal, antara lain ras/etnik, umur, massa tubuh dan kualitas

diet yang terdiri dari zat gizi mikro dan makro (Franco, et.al, 2006). Pada

Page 77: Zuhro Agustini

63

penelitian ini tidak meneliti sensitivitas responden terhadap natrium yang

dipengaruhi ras/etnik, umur, massa tubuh dan kualitas diet. Dengan demikian

didapatkan hasil penelitian secara statistik tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara asupan natrium dan tekanan darah sistolik dan diastolik.

6.2 Keterbatasan Penelitian

Hal-hal yang dapat diungkapkan terkait dengan hasil analisa tersebut

adalah bahwa proses pengumpulan data kemungkinan merupakan faktor yang

mempengaruhi hasil data yang terkumpul dan faktor lainnya kemungkinan

bersumber dari subyek penelitian.

Instrumen SQFFQ untuk menggali data asupan lemak jenuh, tak jenuh

tunggal, tak jenuh ganda, dan kolesterol belum sepenuhnya mencantumkan

sumber bahan makanan tersebut secara keseluruhan. Adapun alasan yang

mendasarinya adalah karena waktu yang diperlukan akan lama karena

banyaknya item pertanyaan sehingga akan mempengaruhi kesiapan subyek

penelitian. Selain itu subyek kemungkinan tidak jujur dalam menjawab

pertanyaan, atau subyek tidak ingat sewaktu menjawab kebiasaan makannya.

Faktor usia responden juga mempengaruhi hasil penelitian, karena

responden sebagian besar berusia di atas 60 tahun. Hal ini berpengaruh pada

daya ingat responden. Pada usia ini responden sering lupa dalam memberi

keterangan tentang bahan makanan yang biasa dikonsumsinya.

Page 78: Zuhro Agustini

64

BAB VII

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan hubungan asupan

lemak jenuh, tak jenuh tunggal, tak jenuh ganda, kolesterol, dan natrium

terhadap tekanan darah pasien hipertensi di poli penyakit dalam RSP Batu, maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1) Tidak ada hubungan yang signifikan (nyata) antara asupan lemak

jenuh (SFA) terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik.

2) Ada hubungan yang signifikan (nyata) antara asupan lemak tak jenuh

tunggal (MUFA) terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik

3) Tidak ada hubungan yang signifikan (nyata) antara asupan lemak tak

jenuh ganda (PUFA) terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik.

4) Tidak ada hubungan yang signifikan (nyata) antara asupan kolesterol

terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik.

5) Tidak ada hubungan yang signifikan (nyata) antara asupan natrium

terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik

7.2 Saran

1) Perlu adanya pengkajian lebih dalam dan lengkap terkait proses

pengumpulan data asupan lemak (jenuh, tak jenuh, dan kolesterol) dan

natrium.

2) Perlu adanya penyuluhan tentang pengaturan makanan pada penderita

hipertensi di Rumah SakitParu Batu.

3) Perlu adanya kerja sama yang baik antar petugas kesehatan untuk

perawatan penderita hipertensi di Rumah Sakit Paru Batu.

Page 79: Zuhro Agustini

65

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2006. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Almatsier S. 2010. Penuntun Diet. Jakarta : PT. Gramedia Alonso A, Beunza J J, Rodriguez MD, Martinez JA, Martinez MA, Gonzales. Low- fat dairy consumption and reduced risk of hypertension : the Seguimento Universidad de Navarra (SUN) cohort 1-3. Am J Clin Nutr, 2005;82:972-9. Anwar TB. 2004. Dislipidemia Sebagai Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner. Medan : Fakultas Kedokteran universitas Sumatra utara. Apriany REA, Mulyati T. Asupan Protein, Lemak Jenuh, Natrium, Serat dan IMT Terkait dengan Tekanan Darah Pasien hipertensi Di RSUD Tugurejo Semarang. Journal of nutrition College, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 700-714. Arrigo F.G.Gicero, Giuseppe derosa, Valentina Di gregori, Marillisa Bove, Antonio V. Gaddi, Claudio Borghi. Omega 3 Polyunsaturated fatty Acids Supplementation and Blood pressure Levels in Hypertriglyceridemic Patient With untreated Normal-High Blood Pressure and With or Without Metabolic Syndrome : Aretrospective Study. Clinical and Experimental Hypertension, 32, 137-144, 2010. Ageed A.B., B. Manketlow and J.E.F Pohl. Relationship Between Estimated Dietary Sodium Intake And blood Pressure In a Hypertension Clinic Population. American Journal of Hypertension 13, 283A (April 2000) / doi:10.1016/S0895-7061(00)01038-4. Astawan Made. 2007. Cegah Hipertensi dengan Pola Makan, (On Line), htttp://www.depkes.go.id. Diakses tanggal 24-1-2013. Barasi ME. 2007. Nutrition at a Glance. At a Glance Ilmu Gizi, Hermin Halim (penterjemah), 2009, PT. Gelora Aksara Pratama, Jakarta, Indonesia. Bangun AP. 2008. Terapi Jus dan Ramuan Tradisional Untuk Hipertensi. Jakarta : Agro Media Pustaka Brown CD, Higgins M, Donato KA, Rohde FC, Garrison R, Obarzanck E, et al. 2006. Body Mass Index and the Prevalence of Hypertension Dyslipidemia, (On Line). http://www.ajn.org/htm. Diakses tanggal 2-2- 2013. Budiyanto, Agus K. 2002. Gizi dan Kesehatan. Malang : UMM Press.

Bustan M.N, 1997. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta : Rineka Cipta.

Page 80: Zuhro Agustini

66

Chunfang Qiu, Michelle A. Williams, Wendy M. Leisenring. Family History of Hypertension. North Seattle : American Heart Association, Inc. 2003;41:408. Corwin, Elizabeth J. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Dwijayanti L. 2011. Ilmu Gizi Menjadi Sangat Mudah, Edisi 2. Jakarta : EGC. . Depkes. 2006. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi. Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan . Jakarta. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur. 2008. Bahan Bacaan Praktek Kerja Lapangan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Jurusan Gizi Universitas Brawijaya di Rumah Sakit Paru Batu. Elsanti S. 2009. Bebas Kolesterol, Stroke, Hipertensi dan Serangan Jantung. Yokyakarta : Araska. Engberink MF, Hendriksen MAH, Schouten EG, Van Rooij FJA, Hofman A, Witteman JCM, Geleijnse JM. Inverse Association Between Dairy Intake and Hypertension : The Rotterdam Study. Am J Clin Nutr, 2009;89:1877- 83. Erdem Y, Arici M, Altun B, Turgan C, Sindel S, Erbay B, Derici U, Karaton O, Hasanoglu E, Caglar S. The Relationship Between Hypertension and Salt Intake in Turkish Population : Salturk Study :Pp.23.418. Journal of Hypertension, June 2010 – Volume 28 – Issue p e371. Fathina UA. 2007. Hubungan Asupan Sumber Lemak dan Indek Massa Tubuh (IMT) Dengan Tekanan Darah Pada Penderita hipertensi. Thesis.. Tidak diterbitkan. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang. Ferketich . Link Among Depression, Race, Hypertension, and The Heart. USA : J Cardiovasc, Febr,7(1):2000;5-8. Fifinella N. 2009. Awas Bahaya Laten kolesterol. Yokyakarta : IN. Azna Book. Gunawan. 2001. Hipertensi. Jakarta : PT. Gramedia. Gunawan dan Lany. 2005. Hipertensi. Yokyakarta : Penerbit : Kanisius. Hernelahti M, Kujala UM, Kaprio J, et. al.; Hypertension in master endurance athletes. J. Hypertens 1998;16(11):1573-7(ISSN: 0263 – 6352). Hull-alison. 1996. Penyakit Jantung, hipertensi, dan Nutrisi. Jakarta : Bumi Aksara.

Page 81: Zuhro Agustini

67

Irfan Maulana. 2007. Hubungan Kadar Kolesterol Total Dengan Hipertensi Pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Besar Banjarbaru. Tenaga Pengajar Pada Akademi Keperawatan Intan Martapura. Kanashiro, bartolini HM, Fukumoto RM, Uribe MN, Robert TG, Rebecca C, et. al. Formative research to develop a nutrition education intervention to improve dietary iron intake among women and adolescent girls through community kitchens in Lima, Peru. Am J Clin Nutr 2003; 133: 3978S- 3991S. Kaplan MN. Measurement of Blood Pressure and Primary Hypertension : Pathogenesis in clinical hypertension : Seventh Edition. Baltimore, Maryland USA : Williams dan Walkins, 1998;28-46. Kementerian Kesehatan RI. 2012. Masalah Hipertensi di Indonesia, (On line), http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1909-masalah- hipertensi-di-indonesia-html, diakses 21 Juli 2012. Khomsan A. 2003. Pangan Dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Kotsis V, Stabouli S, Bouldin M, Low A, Taumanidio S, Zkopolous N. 2005. Impact of Obesity on 34 hour Ambulatory Blood Pressure and Hypertension,(OnLine),http://hyper.ahajournals.org/cgi/content/full/45/4/60 2. Diakses tanggal 3-1-2013. Kowalski RE, 2007. Terapi Hipertensi Program 8 Minggu, 2010, Ekawati RS (penterjemah), 2010, Penerbit qanita PT Mizan Pustaka, Bandung, Indonesia. Kumala M. 2000. Penatalaksanaan Nutrisi Pada Hipertensi. Dalam:Pegangan penatalaksanaan Nutrisi Pada Pasien. Jakarta : PDGMI. Kumar V, Abbas AK, Fausto N. Hypertension Vascular Disease. Dalam :Robn and Cotran Pathologic Basis of Disease, 7th edition. Philadelpia:Elsevier Saunders, 2005.p 528-529. Kusmana Dede. 2002. Olah Raga Bagi Kesehatan Jantung. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Lawrence M, Stephen J. McPhee, Maxine AP T, 2001 Diagnosis dan terapi kedokteran Penyakit Dalam), Gofir A, dkk (penterjemah), 2002, Penerbit Salemba Medika, Jakarta. Mansjoer A, dkk.2001. Kapita Selekta kedokteran Jilid I. Jakarta : Media Aesculapius FKUI.

Manurung E. 2004. Hubungan Antara Asupan asam lemak Tak Jenuh Tunggal

dengan Kadar Kolesterol HDL Plasma Penderita Penyakit Jantung

Page 82: Zuhro Agustini

68

Koroner. Tesis. Tidak diterbitkan, Program Magister sains Ilmu Gizi Klinik Universitas Indonesia, Jakarta. Moneysmith M, 2003. User‘s Guide to Good Fats and Bad Fats. Sinardy Susilo (penterjemah), 2005, PT. Bhuana Ilmu Populer, Jakarta, Indonesia. Nurkhalida. 2003. Warta Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Depkes RI Notoatmodjo S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Oda Eiji, MD and Ryu kawai, MD. LDL Cholesterol Is associated with Blood pressure In Japanese Women. Diabetes Carecare. Diabetesjournals.org. doi: 10.2337/dc09-1025 Diabetes care september 2009 vol. 32 no. 9 e113 Oktora R. 2007. Gambaran Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap di Bagian Penyakit Dalam RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Periode Januari sampai Desember 2005. Skripsi. Tidak Diterbitkan. FK UNRI, Pekanbaru. Ostadrahimi AR. Relationship Between Blood Pressure and Daily Sodium, Potassium, Calcium Intake and BMI. The Journal of Qazvin university of Medical Science. 2003;7(2);36-40. Palmer A. 2005. Tekanan Darah Tinggi. Jakarta : Penerbit Erlangga. Poerwaningsih. 2004. Penatalaksanaan Gizi pada Klien Dengan Penyakit Jantung koroner dan Hipertensi. Kumpulan Makalah Seminar Sehari Dalam Rangka Hari Kesehatan TNI AL th. 2004 dan HUT ke 54 Rumkital Dr. Ramelan bekerja sama Dengan Fakultas Kedokteran UHT dan Akper Hang Tuah Surabaya. Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty. 1995. Hipertensi dalam Patofisiologi : Konsep klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta : penerbit Buku Kedokteran EGC. Puspitorini M. 2008. Hipertensi (Cara mudah mengatasi Tekanan Darah Tinggi). Jogjakarta : IMAGE PRESS Radecki Thomas E. J.D. Hypertension : Salt is a major Risk Factor. USA : J Cardiovasc, Feb;7(1) : 2000;5-8. Rahardja E.M. 2004. Faktor Gizi Dalam Regulasi Tekanan Darah. Ebers Papyrus volume 10 nomor 3. Rasmussen BM, Vessby B, Uusitupa M, Berglund L, Pedersen E, Riccardi G, Rivellese AA Tapsell L, Hermansen K. Effect of Dietary Saturated, Monounsaturated, and n-3 Fatty Acid on Blood Pressure in helthy Subjects. American journal of Clinical Nutrition, vol.83, No. 2, 221-226, February 2006.

Page 83: Zuhro Agustini

69

Riwidikdo H. 2008. Statistik Kesehatan. Yokyakarta : Mitra Cendikia Press. Sakurai M. Relationship of Dietary Cholesterol to Blood Pressure :the INTERMAP Study. Journal Hypertens, 2011, volume 29, issue 2, page 222-8. Salonen JT, Jaakko Tuomilehto, and Antti Tanskanen. Relation of Blood pressure to reported Intake of Salt, Saturated fats, and Alcohol in healthy Middle- Aged Population. Journal of Epidemiologyand Community health, 1983, 37, 32-37. Saraswati S.2009. Diet Sehat untuk Mencegah Penyakit Asam Urat, Diabetes, Hipertensi, dan Stroke. Yokyakarta : A Plus Book. Saryawati R, 2008. Faktor Risiko kejadian Hipertensi Pada Pekerja Industri Tekstil. Tesis. Tidak diterbitkan, Magister Kesehatan Lingkungan Program pasca Sarjana universitas Diponegoro, Semarang. Savitri E. 2007. Hubungan Antara Asupan Asam Lemak Jenuh dan Ukuran lingkar Pinggang Dengan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Kota Tasikmalaya. (Abstract). Undergraduate thesis, Program Studi Ilmu Gizi. Sheps, Sheldon G. 2005. Mengatasi Tekanan Darah Tinggi. Jakarta : PT. Intisari Mediatama. Simon_Morton GD, Hunsberger AS, Horn VL, Barton AB, Robson MA, McMahon PR, et al.1997. Nutrient Intake and Blood Pressure in the Dietary Intervention Study in Children, (On Line), http://hyper.ahajournals.org/cgi/content/fully/22/4/930. Diakses tanggal 24-1-2013. Staessen A Jan, jerzy Gasowsky, Ji G Wang, et. al. Risks of untreated and t reated Isolated Systolic hypetension in the Elderly : Meta analysis of Outcome Trials. The Lancet. Vol 355. March 11, 2000;856-865.. Jakarta : Sugianty D. 2009. Hubungan Asupan Karbohidrat, Protein, Lemak, natrium dan Serat dengan Tekanan Darah Pada Lansia. Thesis. Tidak diterbitkan, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang . Suhardjono. 2006. Hipertensi Pada usia Lanjut dalam Ilmu Penyakit Dalam, jilid III Edisi IV. Depok : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit dalam FKUI. Sustrani L. 2004. 2004. Hipertensi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Sutadarma IWG. 2010. Pengaruh Jus Bayam Terhadap Kadar Nox Serum dan Tekanan Darah pada Laki-Laki Dewasa Muda. Majalah Kedokt Indon, volum : 60, Nomor : 4, April 2010. Sutomo B. 2009. Menu Sehat Penakluk Hipertensi. Jakarta : PT. Agro Media Pustaka.

Page 84: Zuhro Agustini

70

Suyono S. 2001. Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid II. FKUI. Jakarta : Balai Pustaka. Sediaoetama AJ. 2008. Ilmu Gizi I. Jakarta : Penerbit Dian Rakyat. Staessen A Jan, Jiguang Wang, Giuseppe Bianchi, Willem H Binkenhager. Essential Hyppertension. The lancet, 2003; 1629-1635. Tapan E. 2004. Kesehatan Keluarga Penyakit Ginjal dan Hipertensi. Jakarta : PT. Gramedia. Teodosha SG, Lackland, Brent Egan, Robert Woolson. Effect of Total Obesity and Abdominal Obesity on Hipertension. Medical University of South Caroline, 2000; 123. The sevent report of Joint National Committee, 2003. On Prevention, detection, evaluation, and treatment of high blood pressure. NIH publication No. 03- 5233. Ulbak J, Lauritzen L, Hansen SH and Michaelsen FK. Diet and Blood Pressure in 2.5-y-old Danish Children, (On Line), http ://ajcn.org/sgi/content/full/8/9/605. Diakses tanggal 24-1-2013. Utami P. 2010. Solusi Sehat Mengatasi Hipertensi. Jakarta : PT. Agromedia Pustaka. WHO, 2004. Prevalence of Hypertension in Two Selected Villages of Kayin State, Myanmar, (Online), http://www.searo.who.int/en/section1234/section1310/section1343/section 1836/section 1839. Htm. diakses 21 Juli 2012. WHO, 2005. Clinical Guidelines for The Management of hypertension, (Online), (httpapplications.emro.who.intsafdsa234.pdf, diakses 21 Juni 2012). WHO, 2011. Hypertension Fact Sheet, (Online), (httpwww.searo.who.intlinkfilesnon_communicable_disease_Hypertension _fs.pdf, diakses 21 Juni 2012). Wade, A Hwheir, DN Cameron, A. 2003. Using a Problem Detection Study (PDS) to Identify and Compare health Care Privider and Consumer Views of Antihypertensive Therapy. Journal of Human hypertension, Jun Vol 17 Issu 6, p397. Wiryana M. Manajemen Perioperatif pada Hipertensi. Jurnal Penyakit Dalam, Volume 9 nomor 2 mei 2008. Wiryowidagdo S, Sitanggang M. 2002. Tanaman Obat untuk Penyakit Jantung, Darah Tinggi dan Kolesterol. Jakarta : PT. Agromedia Pustaka.

Page 85: Zuhro Agustini

71

Yogiantoro M. 2006. Hipertensi Esensial. Dalam : Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam Jilid I edisi IV. Jakarta : FK UI. Yulianti S. 2006. 30 Ramuan Penakluk Hipertensi. Jakarta : PT. Agromedia Pustaka.

Page 86: Zuhro Agustini

72

Lampiran 1. Surat Persetujuan Menjadi Responden Penelitian (Informed Con-

Sent)

No. Responden :

Saya telah mendapat penjelasan denga baik mengenai tujuan dan

manfaat penelitian yang berjudul ―Hubungan Tingkat Asupan Lemak (Lemak

Jenuh, Tak Jenuh, Kolesterol) Dan Natrium Terhadap Tekanan Darah Pada

Pasien Hipertensi Di Poli Penyakit Dalam RSP Batu‖.

Saya mengerti bahwa saya akan diminta untuk mengisi kuesioner

dan menjawab pertanyaan tentang konsumsi makan saya, yang memerlukan

waktu 15-20 menit. Saya mengerti bahwa resiko yang akan terjadi dalam

penelitian ini tidak ada.

Saya mengerti bahwa catatan mengenai data penelitian ini, akan

dirahasiakan, dan kerahasiaan akan dijamin.

Saya mengerti bahwa saya berhak menolak untuk berperan serta

dalam penelitian atau mengundurkan diri dari penelitian.

Saya telah diberi kesempatan untuk bertanya mengenai penelitian ini

atau mengenai peran serta saya dalam penelitian ini. Saya secara

sukarela dan sadar bersedia berperan serta dalam penelitian ini dengan

menandatangani Surat Persetujuan menjadi Responden Penelitian.

Batu, .......................2012.

Saksi : Responden,

1. .......................................

( ....................................) (.......................................)

2. .......................................

(.......................................)

Page 87: Zuhro Agustini

73

Lampiran 2

FORM DATA RESPONDEN

Kode responden : .................................

1. Identitas Responden

1 Nama

......................................................................

2 Jenis Kelamin

Laki-laki/perempuan

3 Tgl Lahir/Umur

....................................../......................th

4 Alamat

......................................................................

5 Pendidikan Terakhir* 1. Dasar (SD/SMP)

2. Lanjut (SMA/Diploma/Sarjana

6 Pekerjaan

......................................................................

7 Suku/ras

II. Data Antropomeri

1 BB/TB ........................kg/.....................cm

2 IMT ....................................................................

III. Anamnesis

1 Berobat pertama kali ke RS Tanggal :............................................

2 Menderita Hipertensi Tanggal :

3 Riwayat keluarga menderita hipertensi*

1. Ada 2. Tidak ada 3. Tidak Tahu.

4 Menggunakan pil KB* 1. Ya 2. Tidak

Page 88: Zuhro Agustini

74

IV. Data Tekanan Darah Tanggal : ..........................................................

NO Tekanan Darah Nilai pengukuran Nilai Normal

1 Tekanan darah sistolik

2 Tekanan darah diastolik

*Lingkari Nomor Pilihan

Page 89: Zuhro Agustini

75

Lampiran 3.

Nama Responden : Kode Responden :

Form Semi Quantitatif FFQ HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI LEMAK (LEMAK JENUH, TAK JENUH, KOLESTEROL)

DAN NATRIUM TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSP BATU

NO Bahan Makanan Frekuensi Penggunaan (berapa kali)

Porsi Yang Biasa Dikonsumsi

Rata-rata frekuensi per hari

Rata-rata jumlah per hari

Keterangan

Harian Mingguan Bulanan Tahunan Tidak Pernah

Ukuran Rumah Tangga (URT)

Gram

A Sumber Hidrat Arang

1 Beras 1 piring 100

2 Beras ketan 1 piring 100

3 Bihun 1 piring 50

4 Roti 2 potong 40

5 Kentang 1 bj sdg 100

6 Singkong 1 ptg sdg 100

B Sumber Protein Hewani

Page 90: Zuhro Agustini

76

NO Bahan Makanan Frekuensi Penggunaan (berapa kali)

Porsi Yang Biasa Dikonsumsi

Rata-rata frekuensi per hari

Rata-rata jumlah per hari

Keterangan

Harian Mingguan Bulanan Tahunan Tidak Pernah

Ukuran Rumah Tangga (URT)

Gram

7 Ayam 1 ptg sdg 75

8 Daging sapi 1 ptg sdg 50

9 Telur Ayam 1 btr 30

10 Ikan segar 1 ptg sdg 50

11 Ikan tongkol 1 ptg sdg 50

12 Udang ¼ gls 50

13 Sosis 1 bh 50

14 Ikan sardin 1 ptg 50

15 Daging kambing 1 ptg sdg 50

C Sumber Protein Nabati

16 Kacang hijau ¼ gls 25

17 Kacang tanah 1 sdm 10

18 Kecap 1 sdm 10

19 Tahu 1 ptg sdg 25

D Sayuran

20 Bayam 1 mangkuk 25

21 Daun pepaya 1 mangkuk 25

22 Buncis 1 mangkuk 25

23 Kacang polong 1/4 mangk 15

24 kapri 1/4 mangk 25

Page 91: Zuhro Agustini

77

NO Bahan Makanan Frekuensi Penggunaan (berapa kali)

Porsi Yang Biasa Dikonsumsi

Rata-rata frekuensi per hari

Rata-rata jumlah per hari

Keterangan

Harian Mingguan Bulanan Tahunan Tidak Pernah

Ukuran Rumah Tangga (URT)

Gram

25 ketimun ¼ potong 25

26 Kembang kol ¼ mangk 25

27 kol 1/2mangk 50

28 wortel ¼ mangk 25

29 tomat 1 buah 50

E Buah-buahan

30 Alpukat ½ bh besar 50

31 Anggur 10 buah 75

32 Apel hijau ½ buah bsr 75

33 Belimbing 1 bh besar 75

34 Jeruk manis 1 bh sdg 50

35 Pepaya 1 ptg sdg 100

36 Pisang 1 bh sdg 50

37 Sawo 1 bh sdg 50

F Susu

38 Susu sapi cair 1 gelas 100

39 Susu kental manis

¼ gls 25

40 Susu Full Cream Bubuk

4 sdm 25

41 Susu skim bbk 4 sdm 20

Page 92: Zuhro Agustini

78

NO Bahan Makanan Frekuensi Penggunaan (berapa kali)

Porsi Yang Biasa Dikonsumsi

Rata-rata frekuensi per hari

Rata-rata jumlah per hari

Keterangan

Harian Mingguan Bulanan Tahunan Tidak Pernah

Ukuran Rumah Tangga (URT)

Gram

G Lemak

42 Santan ¼ gls 50

43 Margarin ½ sdm 5

44 Minyak kelapa 1 sdm 10

H Lain-lain

45 Garam 1 sdt 4

46 Gula merah 1 ptg kecil 15

47 Gula pasir 1 sdm 15

48 Kopi 1 sdt 10

49 Teh 1 sdt 4

50 Madu 1sdt 10

Page 93: Zuhro Agustini

79

Lampiran 4.

PERNYATAAN TELAH MELAKSANAKAN INFORMED CONSENT

Yang bertanda tangan di bawah ini, N a m a : Zuhro Agustini

NIM : 115070309111002

Program Studi : Ilmu Gizi

Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya,

Menyatakan bahwa saya telah melaksanakan proses pengambilan data

penelitian sesuai dengan yang disetujui pembimbing dan telah memperoleh

pernyataan kesediaan dan persetujuan dari responden sebagai sumber data.

Malang, 18 Januari 2013.

Mengetahui: Yang membuat pernyataan,

Tim Etika penelitian FKUB,

(...............................................) (ZUHRO AGUSTINI) NIP. NIM. 115070309111002

Page 94: Zuhro Agustini

80

Lampiran 5.

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Zuhro Agustini

NIM : 115070309111002

Program Studi : Program Studi Ilmu Gizi

Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya,

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-

benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau

pikiran orang lain yang saya aku sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila di kemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil

jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 01-02-2013

Yang membuat pernyataan,

( Zuhro Agustini)

NIM. 115070309111002

.

Page 95: Zuhro Agustini

81

Lampiran 6. Output Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Asupan

Natrium

Asupan

Lemak

Jenuh

Asupan

Lemak Tak

Jenuh

Tunggal

(Mufa)

Asupan

Lemak

Tak

Jenuh

Ganda

(Pufa)

Asupan

Kolesterol

Tekanan

Darah

Sistolik

Tekanan

Darah

Diastolik

N 68 68 68 68 68 68 68

Normal Parametersa Mean 2028.6676 15.2868 6.5794 3.9676 94.3338 158.6765 95.7353

Std.

Deviation 359.78633 8.12751 3.45364 1.73114 72.57108 16.56326 14.99415

Most Extreme Differences Absolute .105 .165 .143 .148 .183 .200 .311

Positive .105 .161 .143 .148 .183 .200 .311

Negative -.098 -.165 -.121 -.116 -.105 -.135 -.307

Kolmogorov-Smirnov Z .862 1.358 1.181 1.220 1.509 1.648 2.562

Asymp. Sig. (2-tailed) .447 .050 .123 .102 .021 .009 .000

a. Test distribution is Normal.

Page 96: Zuhro Agustini

82

Lampiran 7. Uji Rangking Data

Created Variablesb

Source Variable

Functio

n New Variable Label

as_natriuma Rank Ras_natr Rank of as_natrium

as_lemak_jenuha Rank Ras_lema Rank of as_lemak_jenuh

as_lemak_tak_jnh_tggla Rank RAN001 Rank of as_lemak_tak_jnh_tggl

as_lemak_tak_jnh_gnda Rank RAN002 Rank of as_lemak_tak_jnh_gnd

as_kolesa Rank Ras_kole Rank of as_koles

tek_drh_sistolika Rank Rtek_drh Rank of tek_drh_sistolik

tek_drh_diastolika Rank RAN003 Rank of tek_drh_diastolik

a. Ranks are in ascending order.

b. Mean rank of tied values is used for ties.

Page 97: Zuhro Agustini

83

Lampiran 8. Uji Korelasi Spearman’s rho

Rank of

as_natri

um

Rank

of

as_le

mak_j

enuh

Rank of

as_lem

ak_tak_

jnh_tggl

Rank of

as_lem

ak_tak_

jnh_gnd

Rank

of

as_ko

les

Rank of

tek_drh_

sistolik

Rank of

tek_drh_diastolik

Spearman's rho Rank of as_natrium Correla

tion

Coeffici

ent

1.000 .180 .390** .408

** .467

** -.211 -.229

Sig. (2-

tailed) . .142 .001 .001 .000 .084 .060

N 68 68 68 68 68 68 68

Rank of as_lemak_jenuh Correla

tion

Coeffici

ent

.180 1.000 .434** .232 .281

* .070 .013

Sig. (2-

tailed) .142 . .000 .056 .020 .572 .915

N 68 68 68 68 68 68 68

Page 98: Zuhro Agustini

84

Rank of as_lemak_tak_jnh_tggl Correla

tion

Coeffici

ent

.390** .434

** 1.000 .673

** .658

** -.248

* -.241

*

Sig. (2-

tailed) .001 .000 . .000 .000 .041 .047

N 68 68 68 68 68 68 68

Rank of as_lemak_tak_jnh_gnd Correla

tion

Coeffici

ent

.408** .232 .673

** 1.000 .470

** -.143 -.139

Sig. (2-

tailed) .001 .056 .000 . .000 .246 .257

N 68 68 68 68 68 68 68

Rank of as_koles Correla

tion

Coeffici

ent

.467** .281

* .658

** .470

** 1.000 -.148 -.093

Sig. (2-

tailed) .000 .020 .000 .000 . .228 .449

N 68 68 68 68 68 68 68

Page 99: Zuhro Agustini

85

Rank of tek_drh_sistolik Correla

tion

Coeffici

ent

-.211 .070 -.248* -.143 -.148 1.000 .543

**

Sig. (2-

tailed) .084 .572 .041 .246 .228 . .000

N 68 68 68 68 68 68 68

Rank of tek_drh_diastolik

Correla

tion

Coeffici

ent

-.229

.013

-.241*

-.139

-.093

.543**

1.000

Sig. (2-

tailed) .060 .915 .047 .257 .449 .000 .

N 68 68 68 68 68 68 68

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 100: Zuhro Agustini

86

Lampiran 9. Data Frekuensi Gambaran Umum Sampel Penelitian

Frequency Table

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Perempuan 57 83.8 83.8 83.8

Laki-laki 11 16.2 16.2 100.0

Total 68 100.0 100.0

Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid < 41 tahun 1 1.5 1.5 1.5

41- 50 tahun 12 17.6 17.6 19.1

51 - 60 tahun 26 38.2 38.2 57.4

> 60 tahun 29 42.6 42.6 100.0

Total 68 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ibu Rumah Tangga 32 47.1 47.1 47.1

Pedagang 8 11.8 11.8 58.8

Petani 7 10.3 10.3 69.1

Pensiunan 7 10.3 10.3 79.4

Buruh 2 2.9 2.9 82.4

Guru 4 5.9 5.9 88.2

PNS 3 4.4 4.4 92.6

Swasta 5 7.4 7.4 100.0

Total 68 100.0 100.0

Page 101: Zuhro Agustini

87

Pendidikan Terakhir

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Sekolah 3 4.4 4.4 4.4

SD 30 44.1 44.1 48.5

SMP 13 19.1 19.1 67.6

SMA 12 17.6 17.6 85.3

Sarjana 10 14.7 14.7 100.0

Total 68 100.0 100.0

Kategori IMT

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Kekurangan BB Tingkat

Berat 3 4.4 4.4 4.4

Normal 27 39.7 39.7 44.1

Kelebihan BB Tingkat

Ringan 10 14.7 14.7 58.8

Kelebihan BB Tingkat Berat 28 41.2 41.2 100.0

Total 68 100.0 100.0

Riwayat Hipertensi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Ada 33 48.5 48.5 48.5

Ada 33 48.5 48.5 97.1

Tidak Tahu 2 2.9 2.9 100.0

Total 68 100.0 100.0

Page 102: Zuhro Agustini

88

Nama Pasien Jenis Kelamin Umur Pekerjaan Pendidikan Terakhir

Suku/Ras IMT IMT Kategori

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

Ny. Suwarsih

Ny. Kastiyar

Tn. Kamari

Tn. Untung Suryo

Ny. Endang Suciana

Ny. Nasiah

Ny. Sri Riyatin

Ny. Sri Suhariyati

Ny. Masamah

Bpk. Samanun

Ny. Umi Kulsum

Bpk. Hardiono

Ny. Hairani

Ny. Isnaini

Ny. Tasmini

Ny. Suwarnik

Ny. Yuliati

Bpk. Rahmad

Ny. Karniati

Ny. Baiyah

Ny. Sumiyati

Ny. Sofiatun

Ny. Rusminingsih

Bpk. Dwi Setyo Utomo

Perempuan

Perempuan

Laki-laki

Laki-laki

Peremuan

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Perempuan

laki-laki

perempuan

Laki-laki

perempuan

perempuan

perempuan

perempuan

perempuan

perempuan

perempuan

perempuan

perempuan

perempuan

perempuan

Laki-laki

38 thn

49 thn

60 thn

64 thn

54 thn

62 thn

63 thn

56 thn

64 thn

65 thn

63 thn

58 thn

56 thn

51 thn

61 thn

52 thn

45 thn

65 thn

50 Thn

60 thn

51 thn

65 thn

65 thn

54 thn

Ibu Rumah Tangga

Pedagang sayur

Petani

Purnawirawan AD

Ibu Rumah Tangga

Petani

Ibu Rumah Tangga

Guru Agama

Pedagang Pracangan

Buruh harian Lepas

Ibu Rumah Tangga

guru SD

Pedagang konveksi

Ibu Rumah Tangga

Ibu Rumah Tangga

Guru SD (PNS)

Petani

Petani sayur

Pedagang sayur

Pedagang sayur

Ibu Rumah Tangga

Petani

Ibu Rumah Tangga

Purnawirawan TNI AD

SMA

tidak sekolah

SD

SMA

SMA

SD

SMP

Sarjana

SD

SD

tidak sekolah

sarjana

SD

SD

SMP

Sarjana

SD

SD

SD

SD

SD

SD

SMA

SMP

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

16,79

22

20,8

23

19,69

19,3

30,8

27,8

25,4

16,4

27

22,8

26,96

25,3

24,7

32,9

23,8

25

30

32

27,4

21,3

29,6

24,59

kurang

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

lebih

lebih

lebih

kurang

lebih

normal

lebih

lebih

normal

lebih

normal

lebih

lebih

lebih

lebih

normal

lebih

normal

Lampiran 10. Data Responden

Page 103: Zuhro Agustini

89

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

Ny. Siti Khotijah

Ny. Masrifah

Ny. Nurjannah

Ny. Suharti

Ny. Siti Maisaroh

Bpk Asari

Ny. Jannah

Ny. Sri Mulyati

Bpk. Choirul Umam

Ny. Rahayu D

Ny. Siti Chotimah

Ny. Mabruroh

Ny. Herma Sofia

Ny. Winarah

Ny. Sukemi

Ny. Iswati

Ny. Umi Kulsum

Ny. Warsiah

Ny. Sriatun

Ny. Sukartin

Ny. Sismianingsih

Ny. Saudah

Ny. Ngateni

Bpk. Sutrisno

Ny. Sumarsih

Ny. Sukarti

perempuan

perempuan

perempuan

perempuan

perempuan

laki-laki

perempuan

perempuan

Laki-laki

perempuan

perempuan

perempuan

perempuan

perempuan

perempuan

perempuan

perempuan

perempuan

perempuan

perempuan

perempuan

perempuan

perempuan

Laki-laki

perempuan

perempuan

61 thn

65 thn

57 thn

65 thn

44 thn

65 thn

65 thn

63 thn

57 thn

51 thn

58 thn

46 thn

65 thn

47 thn

65 thn

65 thn

48 thn

60 thn

65 thn

57 thn

48 thn

64 thn

65 thn

58 thn

53 thn

50 thn

Ibu Rumah Tangga

Ibu Rumah Tangga

guru TK

Ibu Rumah Tangga

Ibu Rumah Tangga

pensiunan pegadaian

Ibu Rumah Tangga

Ibu Rumah Tangga

Pensiunan PNS

Ibu Rumah Tangga

Pensiunan

Pedagang

Ibu Rumah Tangga

Ibu Rumah Tangga

Ibu Rumah Tangga

Ibu Rumah Tangga

PNS

Swasta

Ibu Rumah Tangga

Pedagang jamu

Ibu Rumah Tangga

Ibu Rumah Tangga

Ibu Rumah Tangga

Penjahit

Petani

Pedagang

SD

SD

sarjana

SD

SMP

SMP

SD

SMA

Sarjana

Sarjana

Sarjana

SMA

SMP

SMP

SMP

SMP

Sarjana

SD

SD

SD

SMA

SD

tdk tamat SD

SMP

SD

SD

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Sunda

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

25,39

19,8

27,7

31,58

23,3

22,98

31

29

24,2

27

23

39,58

25,65

29

34,5

24,58

32

29,8

30,8

23,57

22,2

33,3

14

19,28

30

26

lebih

normal

lebih

lebih

normal

normal

lebih

lebih

normal

lebih

normal

lebih

lebih

lebih

lebih

normal

lebih

lebih

lebih

normal

normal

lebih

kurang

normal

lebih

lebih

Page 104: Zuhro Agustini

90

51

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

Ny. Sulikah

Ny. Jumiah

Ny. Titik Sujiati

Bpk. Nur Yasin

Ibu Muslimatin

Ny. Warniati

Ny. Taminah

Ny. Siti Romlah

Ny. Supriati

Bpk. Sadikin

Ny. Misnah

Ny. Putu Wariyati

Ny. Rohartini

Ny. Wiyati

Ny. Marsini

Ny. Agustina

Ny. Supami

Ny. Sri Sumarni

perempuan

perempuan

perempuan

Laki-laki

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Laki-laki

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Perempuan

52 thn

44 thn

53 thn

64 thn

53 thn

58 thn

65 thn

51 thn

56 thn

65 thn

65 thn

65 thn

53 thn

65 thn

60 thn

50 thn

63 thn

47 thn

Buruh tani

Ibu Rumah Tangga

Petani

Pensiunan guru DEPAG

Ibu Rumah Tangga

Ibu Rumah Tangga

Pensiunan Janda ABRI

Guru TK

Ibu Rumah Tangga

Pensiunan

Ibu Rumah Tangga

Ibu Rumah Tangga

Ibu Rumah Tangga

Pensiunan Perhutani

Ibu Rumah Tangga

Ibu Rumah Tangga

Ibu Rumah Tangga

PNS (Bidan)

SD

SMA

SD

SMP

SD

SD

SD

Sarjana

SD

SMA

Tidak sekolah

SMA

SD

SMA

SMP

SMA

SMP

Sarjana

Jawa

Banjarmasin

Jawa- Madu

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

Jawa

20,8

25

30,8

24,35

38,235

23,2

22,99

28,3

25,7

22,35

21,85

25,36

23,5

30,5

22

37,5

40

29,1

normal

lebih

lebih

normal

lebih

normal

normal

lebih

lebih

normal

normal

lebih

normal

lebih

normal

lebih

lebih

lebih

Page 105: Zuhro Agustini

91

No Riwayat Hipertensi Asupan Natrium (mg)

Asupan Lemak Jenuh (gram)

Asupan Lemak Tak Jenuh Tunggal

(MUFA) (gram)

Asupan Lemak Tak Jenuh Ganda

(PUFA) (gram)

Asupan Kolesterol

(gram)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

Ada

Tidak ada

Tidak ada

Ada

Ada

Ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Ada

Ada

Ada

Tidak ada

Ada

Tidak ada

Ada

Tidak ada

Tidak ada

Ada

Ada

1914,8

1593,3

2208,5

1690,1

1879,3

2296,1

2118,1

1882,6

2451,8

713,5

2405,9

1679,1

1850,5

3025,9

2420,5

1888,6

1630,2

2213,2

1877,8

1975

1683,9

1734,9

15,6

24,1

14,2

16,7

22,9

11,9

14,3

11,8

15,4

2,4

11

9,9

25

17,7

9,8

11,9

10

3,5

24,1

57,1

12,2

13,9

8,7

4,1

12,4

5,2

7,9

8,6

4,6

5,6

11,8

4,3

3,5

3,6

4,9

8,9

3,4

11,6

3,6

9,9

3,8

8,9

4,5

7,3

4,7

2,9

6,9

3

2,8

5,5

3,9

2,9

5,9

2,9

3,9

2,3

3,1

8,2

2,3

7

2,5

5,7

2,4

2,5

4,4

2,1

145,6

20,9

82,4

32,5

69,3

191,5

52,7

84,6

111,8

83,7

57,6

11,8

53,7

240,3

85,1

132,6

68,6

81,8

43,4

134,3

72,4

21,7

Page 106: Zuhro Agustini

92

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

Tidak ada

Tidak ada

Tidak tahu

Ada

Ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Ada

Tidak ada

Ada

Ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Ada

Ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Ada

Ada

Tidak ada

Tidak ada

2458

1766,2

1823,2

2540,7

2057,6

1823,7

1883,6

1962

1796,6

1891,3

2259,8

1679

1603,4

2358,3

1722,4

2641,4

2721,5

2552

1710,3

1825,6

2391,8

2416,8

2000,4

2439,8

1817,6

2111,9

10,8

10,5

16,3

13,9

10,6

24,8

13,6

26,7

10,1

14,1

10,1

10,5

9,5

12,2

9,7

28,1

27,5

15,3

10,1

5,8

15,9

12,4

12,1

19,9

18,1

20,5

7,8

2,7

4,3

7,3

10,5

5,7

12,4

10

3,2

3,9

4,2

6,3

3,5

4,2

3,3

10,5

22,3

11,7

10,8

4,3

8,6

6,2

7,5

7,3

4,4

6,7

2,6

4

5,6

3,9

5,7

4,2

5,7

4,2

2,2

3

2,6

3,4

2,5

2,8

3,5

7,1

9,9

6,1

5,4

2,8

4,8

6,1

4,2

4,3

2,1

3,5

179,5

43,3

38,1

88,3

76,5

31,7

234,2

40,4

45,5

52,8

31,1

73,9

21,8

80,9

26,5

317,8

184,9

117,7

71,7

31,9

153,3

202,9

115,6

264

53,3

42,3

Page 107: Zuhro Agustini

93

49

50

51

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

Tidak ada

Tidak ada

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

Tidak tahu

Ada

Ada

Tidak ada

Tidak ada

Ada

Ada

Ada

Tidak ada

Ada

Ada

Tidak ada

1730,9

2116,2

2323,9

2415,3

2013,2

1941,7

2148,8

1682,4

1954,6

1765,7

1802,3

2248,4

2413,9

2052,7

1712,2

1712,2

1636,4

2256,4

2306,1

2327,6

18,3

4,4

21,3

14,2

13,2

32,5

12,1

1,7

15,9

28,3

13,3

9,9

9,6

17,9

12

10

16

16,8

15,4

12,2

4,2

5,3

8,4

6,8

4,4

13,2

3,3

1,6

3,7

8,1

6

3

3

6,3

4,4

4,9

4,2

4,6

8,8

6,5

2,8

3,8

3,9

3,4

2

5,7

2,4

3,2

1,9

4,4

3,9

2,5

3

3,4

2,3

2,3

2,7

3,9

3,5

8,8

137,7

264,3

145,5

97,1

75,6

259

29,2

4,2

69,4

166,1

151,8

17,5

15,3

111,8

57,3

57,3

28,9

67,2

157,8

3,5

Page 108: Zuhro Agustini

94

NO Tek.Darah Sistolik

Tek. Darah Diastolik

Ras_Natrium Ras_Jenuh Ras_Jenuh Tunggal

Ras_Jenuh Ganda

Ras_Koles Rtek_Sistol

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

150

150

170

160

170

170

150

150

150

150

150

150

170

210

160

150

170

140

150

160

160

170

150

170

100

90

80

100

100

90

90

90

90

90

90

100

100

110

90

90

90

90

90

90

80

90

90

110

32.0

2.0

45.0

10.0

27.0

50.0

43.0

28.0

62.0

1.0

56.0

7.0

25.0

68.0

60.0

30.0

4.0

46.0

26.0

36.0

9.0

16.0

63.0

18.0

44.0

59.5

38.5

49.0

58.0

23.5

40.0

22.0

42.5

2.0

21.0

10.5

62.0

51.0

9.0

23.5

12.5

3.0

59.5

68.0

29.0

35.5

20.0

17.5

53.0

16.0

65.5

32.0

48.0

51.5

28.5

34.0

64.0

22.0

9.5

11.5

30.5

55.5

8.0

62.0

11.5

57.0

14.0

55.5

27.0

44.0

47.0

2.0

51.0

24.0

63.0

27.0

20.5

54.0

40.5

24.0

60.0

24.0

40.5

7.5

29.0

66.0

7.5

64.0

13.5

57.5

10.5

13.5

49.5

3.5

16.5

44.0

54.0

6.0

40.0

15.0

31.0

61.0

22.0

42.0

46.5

41.0

28.0

3.0

25.0

64.0

43.0

50.0

30.0

39.0

20.0

51.0

34.0

7.0

59.0

19.0

23.5

23.5

51.0

38.5

51.0

51.0

23.5

23.5

23.5

23.5

23.5

23.5

51.0

68.0

38.5

23.5

51.0

7.5

23.5

38.5

38.5

51.0

23.5

51.0

Page 109: Zuhro Agustini

95

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

170

150

170

170

140

170

150

140

170

150

170

160

190

180

150

110

130

150

140

150

140

170

150

150

170

160

90

90

100

110

90

90

90

90

90

90

90

90

110

90

90

70

90

100

90

90

90

110

90

90

100

190

22.0

64.0

40.0

23.0

29.0

35.0

19.0

31.0

49.0

6.0

3.0

54.0

14.0

66.0

67.0

65.0

11.0

24.0

55.0

59.0

37.0

61.0

21.0

41.0

15.0

42.0

48.0

35.5

19.0

61.0

34.0

63.0

15.0

37.0

15.0

17.5

6.0

29.0

8.0

65.0

64.0

41.0

15.0

5.0

45.5

31.0

26.5

55.0

53.0

56.0

54.0

4.0

22.0

44.0

59.5

35.0

65.5

58.0

5.0

15.0

18.5

38.5

9.5

18.5

6.5

59.5

68.0

63.0

61.0

22.0

51.5

37.0

46.0

44.0

25.0

41.0

18.5

33.0

55.0

40.5

57.5

46.0

57.5

46.0

5.0

27.0

16.5

32.0

13.5

20.5

35.0

65.0

68.0

61.5

53.0

20.5

52.0

61.5

46.0

48.0

3.5

35.0

20.5

37.0

16.0

44.0

37.0

13.0

63.0

17.0

21.0

23.0

12.0

35.0

8.0

38.0

9.0

68.0

60.0

49.0

33.0

14.0

56.0

62.0

48.0

66.0

24.0

18.0

52.0

67.0

51.0

23.5

51.0

51.0

7.5

51.0

23.5

7.5

51.0

23.5

51.0

38.5

66.0

62.0

23.5

1.0

2.0

23.5

7.5

23.5

7.5

51.0

23.5

23.5

51.0

38.5

Page 110: Zuhro Agustini

96

51

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

140

150

140

150

140

180

190

160

180

180

150

170

180

160

190

170

140

140

90

90

90

90

90

100

110

100

100

100

90

100

90

110

140

100

90

90

52.0

58.0

38.0

33.0

44.0

8.0

34.0

17.0

20.0

47.0

57.0

39.0

12.5

12.5

5.0

48.0

51.0

53.0

57.0

38.5

32.0

67.0

26.5

1.0

45.5

66.0

33.0

10.5

7.0

52.0

25.0

12.5

47.0

50.0

42.5

29.0

50.0

42.0

25.0

67.0

6.5

1.0

13.0

49.0

36.0

3.5

3.5

38.5

25.0

30.5

18.5

28.5

54.0

40.0

40.5

32.0

2.0

57.5

10.5

30.0

1.0

49.5

40.5

13.5

27.0

32.0

7.5

7.5

18.0

40.5

35.0

67.0

53.0

45.0

36.0

65.0

11.0

2.0

32.0

58.0

55.0

5.0

4.0

46.5

26.5

26.5

10.0

29.0

57.0

1.0

7.5

23.5

7.5

23.5

7.5

62.0

66.0

38.5

62.0

62.0

23.5

51.0

62.0

38.5

66.0

51.0

7.5

7.5

Page 111: Zuhro Agustini

97

NO R_Tek. Sistolik Tek_drhsistolik Tek_drhdiastolik

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

52.5

24.5

2.5

52.5

52.5

24.5

24.5

24.5

24.5

24.5

24.5

52.5

52.5

63.0

24.5

24.5

24.5

24.5

24.5

24.5

2.5

24.5

24.5

63.0

24.5

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 1

prehipertensi

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

prehipertensi

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 1

Page 112: Zuhro Agustini

98

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

24.5

52.5

63.0

24.5

24.5

24.5

24.5

24.5

24.5

24.5

24.5

63.0

24.5

24.5

1.0

24.5

52.5

24.5

24.5

24.5

63.0

24.5

24.5

52.5

68.0

24.5

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 1

normal

prehipertensi

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

normal

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 1

Page 113: Zuhro Agustini

99

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

24.5

24.5

24.5

24.5

52.5

63.0

52.5

52.5

52.5

24.5

52.5

24.5

63.0

67.0

52.5

24.5

24.5

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 2

hipertensi derajat 1

hipertensi derajat 1

Page 114: Zuhro Agustini

100

. . .

Page 115: Zuhro Agustini

101

Page 116: Zuhro Agustini

102

Page 117: Zuhro Agustini

103