ziyadah dalam utang piutang -...

96
ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG (Studi Kasus Utang Piutang Di Desa Kenteng Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu Syari’ah Oleh: ENI DWI ASTUTI 052311070 JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010

Upload: phamliem

Post on 28-Mar-2018

259 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG (Studi Kasus Utang Piutang Di Desa Kenteng Kecamatan Toroh

Kabupaten Grobogan)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1

Dalam Ilmu Syari’ah

Oleh:

ENI DWI ASTUTI

052311070

JURUSAN MUAMALAH

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2010

Page 2: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

Moh. Arifin, S.Ag. M.Hum.

Dra. Hj. Noor Rosyidah, M.SI.

PERSETUJUAN PEMBIMBINGLamp : 4 (empat) eks. Kpd Yth.

Hal : Naskah Skripsi Dekan Fakultas Syariah

A.n. Sdri. Eni Dwi Astuti IAIN Walisongo Semarang

Di Semarang

Assalamu'alaikum. Wr. Wb.

Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya bersama ini saya kirim

naskah skripsi saudari :

Nama : Eni Dwi Astuti

NIM : 052311070

Judul Skripsi : ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG (Studi Kasus Utang

Piutang Di Desa Kenteng Kecamatan Toroh Kabupaten

Grobogan).

Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudari tersebut dapat segera dimunaqosyahkan.

Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Semarang, 8 Juni 2010

Pembimbing I Pembimbing II

Moh. Arifin, S.Ag. M.Hum. Dra. Hj. Noor Rosyidah, M.SI.NIP. 19711012 199703 1 004 NIP. 19650909 199403 2 002

Page 3: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

KEMENTERIAN AGAMAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

FAKULTAS SYARI’AHJl.Prof. Dr. Hamka KM 2 Ngaliyan Telp. (024)7601291 Semarang 50185

PENGESAHAN

N a m a : Eni Dwi AstutiN I M : 052311070Fakultas/Jurusan : Syari’ah / MuamalahJudul Skripsi : ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG (Studi Kasus Utang

Piutang Di Desa Kenteng Kecamatan Toroh KabupatenGrobogan)

Telah Dimunaqosahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Syari’ah Institut Agama IslamNegeri Walisongo Semarang, pada tanggal:

______________

Dan dapat diterima sebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikan studiProgram Sarjana Strata I (S.1) tahun akademik 2010/2011 guna memperoleh gelarsarjana dalam Ilmu Syari’ah.

Semarang,Dewan Penguji

Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,

Muhammad Saifullah, M.Ag Dra. Hj. Noor Rosyidah,M.SI.NIP. 19700321 199603 1 003 NIP. 19650909 199403 2 002

Penguji I, Penguji II,

Rustam Dahar K.A.H, M.Ag. Maria Anna Muryani, SH.MH.NIP. 19690723 199803 1 005 NIP. 19620601 199303 1004Pembimbing I Pembimbing II

Moh. Arifin, S.Ag. M.Hum. Dra. Hj.Noor Rosyidah,M.SI.NIP. 19711012 199703 1 004 NIP. 19650909 199403 2 002

Page 4: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi

ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.

Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali

informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, Juni 2010

Deklarator,

Eni Dwi AstutiNIM: 052311070

Page 5: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

ABSTRAK

Utang piutang ini merupakan sebuah akad yang bertujuan untuk tolong menolong,bukan sebagai pengembangan modal. Sehingga syarat tambahan atau bunga yangditetapkan baik secara pribadi atau pun kesepakatan kedua belah pihak itu tidakdiperbolehkan. Karena hal ini pada dasarnya tidak sesuai dengan prinsip-prinsip hukumIslam.

Akan tetapi kenyatannya, banyak transaksi utang piutang yang mensyratkan lebihatau berbunga yang terjadi dalam masyarakat. Bahkan orang Islam pun banyak yangmelaksanakannya. Dalam scope yang terbatas, kenyataan ini dapat di saksikan di DesaKenteng Kec. Toroh Kab. Grobogan, yang mayoritas penduduknya beragama Islam.Praktek utang piutang yang dilakukan oleh masyarakat desa tersebut adalah utangpiutang dengan bunga atau yang lebih dikenal dengan istilah anakan. Dan masyarakat didesa tersebut sudah terbiasa dengan fenomena utang piutang semacam ini. Melihatfenomena ini penulis tertarik untuk menelitinya yang mengacu pada pokok masalahnyasebagai berikut: Bagaimana praktek utang-piutang dan faktor-faktor yangmelatarbelakangi transaksi utang-piutang di Desa Kenteng Kec. Toroh Kab. Grobogan?.Dan Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap tambahan dalam utang-piutang di DesaKenteng Kec. Toroh Kab. Grobogan?

Jenis penelitian ini dilihat dari objeknya termasuk penelitian lapangan atau fieldresearch yang dilakukan di Desa Kenteng Kec. Toroh Kab. Grobogan. Untukmendapatkan data yang valid, penulis menggunakan metode pengumpulan data yaituwawancara. Sumber data dalam penelitian ini ada dua yaitu sumber data primer dansumber data sekunder. Setelah data-data terkumpul maka penulis menganalisis denganmenggunakan metode deskriptif analisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

Pada akhirnya hasil penelitian ini berkesimpulan, dalam pelaksanaan utangpiutang di Desa Kenteng Kec. Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telahdipenuhi, maka praktek utang piutang ini sudah sah menurut hukum Islam. SedangkanFaktor-faktor yang melatarbelakangi adanya praktek tersebut dikarenakan adanyakemudahan dalam menutupi kebutuhan hidup masyarakat setempat. Ditambah denganminimnya pengetahuan tentang hukum transaksi tersebut dalam Islam. Bahwa tidaksetiap tambahan yang terdapat dalam utang piutang itu riba, tetapi lebih tergantung padalatar belakang serta akibat yang di timbulkan. Dengan demikian tambahan dalamtransaksi di desa tersebut tidak terlarang untuk di ambil karena dalam hal ini para pihaktidak ada yang dirugikan dan juga tidak mengakibatkan para pihak terpuruk dan susahdalam kehidupan ekonominya dengan adanya tambahan dalam transaksi tersebut.

Page 6: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

KATA PENGANTAR

ÉOó¡Î0«! $#Ç`» uH ÷q§•9 $#ÉOŠÏm §•9 $#

Segala puji kehadirat Ilahi Rabby yang telah melimpahkan rahmat dan hidayat-

Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Sholawat diiringi salam selalu tercurahkan kepada pahlawan revolusioner Nabi Besar

Muhammad SAW yang telah membawa pencerahan dalam kehidupan seluruh ummat

manusia.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini tidak akan

berhasil tanpa dukungan dari semua pihak dengan berbagai bentuk kontribusi yang

diberikan, baik secara moril ataupun materiil. Dengan kerendahan dan ketulusan hati

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang, Drs. Muhyidin, M. Ag beserta

seluruh stafnya yang telah memberikan berbagai kebijakan untuk memanfaatkan

segala fasilitas di Fakultas Syari’ah

2. Bapak Moh. Arifin S.Ag, M.Hum. dan Ibu Dra. Hj. Noor Rosydah, M. Si, selaku

dosen pembimbing skripsi yang telah mencurahkan waktu, pikiran, dan perhatian

serta dengan penuh kesabaran membimbing dalam proses penulisan skripsi.

3. Bapak Dede Rodin selaku dosen wali studi yang telah memberikan arahan dan

bimbingan selama menempuh perjalanan di kampus IAIN Walisongo Semarang.

4. Seluruh dosen Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo yang telah memberikan pelajaran

dan pengajaran kepada penulis sehingga dapat mencapai akhir perjalanan di

kampus IAIN Walisongo Semarang.

Page 7: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

5. Kepala Desa dan tokoh masyarakat Desa Kenteng Kec. Toroh Kab. Grobogan

beserta staf-stafnya yang telah mengizinkan penulis untuk penelitian. Terimakasih

atas waktu dan bantuannya.

6. Segenap masyarakat Desa Kenteng Kec. Toroh Kab. Grobogan khususnya para

pihak yang terlibat langsung dalam penelitian ini. Terimakasih atas waktu dan

bantuannya.

7. Bapak, Ibu dan keluarga tercinta yang selalu memberikan support, terimakasih atas

segala pengorbanan yang telah dilakukan. Do’a restu kalian menjadi kekuatan

untuk penulis.

8. Sahabat-sahabat, Fatim, Cahya, Mas Huda dan Sofi yang telah menemani penulis

dalam suka dan duka dalam mengarungi dinamika kehidupan kampus. Terima kasih

atas segala warna yang kalian berikan.

9. Ibu Kos dan Keluarga, Teman-Teman Kos “Wartel Sumber Agung” dan teman-

teman kos “Ringinsari” Fiqoh, Fuzi, Desi, Choris, Lia, Kak Daim, Yuli, Maesa,

Azizah, Indah dan yang lain, yang telah memberikan dukungan penuh demi

terselesaikannya skripsi ini.

10. Kawan-kawan sekelas MU-A `05 dan seluruh teman seangkatan. Terima kasih atas

pertemanan yang penuh kehangatan.

11. Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas

segala bentuk kontribusi yang diberikan kepada penulis.

Semoga amal baik kalian mendapat balasan dari Yang Maha Sempurna. Pada

akhirnya penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi

ini. Untuk itu penulis sangat mengharapkan masukan baik berupa saran maupun kritik

demi kelengkapan dan sempurnanya skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini

Page 8: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca yang budiman pada

umumnya.

Semarang, Juni 2010

Penulis,

ENI DWI ASTUTINIM.052311070

Page 9: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

v Bapak dan Ibu tercinta, kasih sayangmu tak lekang oleh waktu.

v Adekku tercinta, tetaplah optimis menghadapi hidup.

v Keluarga besarku, terimaksih atas sprit dan doa yang kalian berikan.

v My best friend, memey, aya, coffe, dan uyii, terima kasih atas sprit, waktu dan doa yang

kalian berikan.

v Temen-temen seangkatan dan temen-temen kost Ringin sari dan Tanjunsari terima

kasih atas spirit dan do a yang kalian berikan.

Page 10: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

MOTTO

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,

dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan

bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya

(QS. Al-Maidah: 2) 1

1 Depag, Al-Qur an dan terjemah, Semarang: Toha Putera, 2006, Hlm. 106

Page 11: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii

HALAMAN DEKLARASI .................................................................................... iv

HALAMAN ABSTRAK ........................................................................................ v

HALAMAN KATA PENGANTAR....................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. ix

HALAMAN MOTTO ............................................................................................ x

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................................ 7

C. Tujuan Penelitian.................................................................................... 7

D. Telaah Pustaka........................................................................................ 8

E. Metode Penelitian ................................................................................... 13

F. Sistematika Penulisan ............................................................................. 15

BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG UTANG PIUTANG

A. Pengertian Utang Piutang ....................................................................... 17

B. Dasar Hukum Utang Piutang .................................................................. 20

C. Rukun dan Syarat Utang Piutang ............................................................ 23

D. Hak Dan Kewajiban Kreditur dan Debitur .............................................. 30

E. Tambahan dalam Utang Piutang ............................................................. 33

Page 12: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

BAB III : PRAKTEK UTANG PIUTANG DI DESA KENTENG

KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN

A. Monografi dan Demografi Desa Kenteng Kec. Toroh Kab. Grobogan ....... 37

B. Praktek utang piutang di Desa Kenteng Kec. Toroh Kab. Grobogan ........... 42

C. Faktor-faktor yang melatarbelakangi praktek utang piutang di Desa Kenteng

Kec. Toroh Kab. Grobogan......................................................................... 48

BAB IV : ANALISIS UTANG PIUTANG DI DESA KENTENG KECAMATAN

TOROH KABUPATEN GROBOGAN

A. Analisis Terhadap Praktek Utang Piutang dan Faktor-faktor yang

Melatarbelaknginya di Desa Kenteng Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan 61

B. Analisis Hukum Islam Terhadap Tambahan dalam Utang Piutang di Desa

Kenteng Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan ....................................... 73

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................ 85

B. Saran .......................................................................................................... 86

C. Penutup ...................................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Secara sosiologis, kehidupan masyarakat di pedesaan ditandai dengan

kuatnya ikatan sosial. Mereka umumnya dipersatukan oleh ikatan primordial

(kesukuan) yang bersumber pada kesamaan leluhur dan gotong-royong (tolong-

menolong atau ta awun) merupakan adat mereka. Dalam masyarakat kekerabatan

yang beradat gotong-royong, tradisi meminjam barang dan utang-piutang

berkembang. Sebagaimana dalam era ini, ekonomi semakin sulit, namun kebutuhan

yang tidak terbatas terus mengejar, ditambah barang ekonomis melonjak dengan

harganya yang tinggi.

Utang-piutang seakan telah menjadi salah satu solusi dalam memenuhi

kebutuhan sehari-hari yang tidak terpisahkan ditengah hiruk-pikuk kehidupan di

pedesaan. Karena sudah lazim ada pihak yang kekurangan dan ada pula pihak yang

berlebih dalam hartanya. Ada pihak yang tengah mengalami kesempitan dalam

memenuhi kebutuhannya, dan ada pula pihak lain yang tengah dilapangkan

rezekinya. Namun itu semua adalah roda yang berputar. Biasa saja, yang kemarin

mungkin sebagai pihak pengutang, hari ini bisa berstatus sebagai pemberi

pinjaman. Semuanya saling mengisi dan berganti peran dalam sebuah panggung

bernama dunia.2

Utang-piutang dalam istilah Arab sering disebut dengan al-dain (jamaknya

al-duyun) dan al-qardh. Dalam pengertian yang umum, utang piutang mencakup

2 http://al-ilmu.com/magazines/detail.php, hlm. 1, diakses tgl 10 Januari 2010

Page 14: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

transaksi jual-beli dan sewa-menyewa yang dilakukan secara tidak tunai (kontan).

Transaksi seperti ini dalam fikih dinamakan mudayanah atau tadayun.3

Secara bahasa qardh merupakan bentuk mashdar dari qaradha asy-syai -

yaqridhuhu, yang berarti dia memutusnya. Qaradh adalah bentuk mashdar yang

berarti memutus. Dikatakan, qaradhtu asy-syai a bil-miqradh. Aku memutus

sesuatu dengan gunting.4 Adapun yang dimaksud dengan utang piutang adalah

memberikan ”sesuatu kepada seseorang dengan perjanjian dia akan membayar

yang sama dengan itu.5

Pengertian “sesuatu dari definisi diatas mempunyai makna yang luas,

selain dapat berbentuk uang, juga bisa saja dalam bentuk barang, asalkan barang

tersebut habis karena pemakaian.

Pengertian utang-piutang ini sama pengertiannya dengan perjanjian pinjam

meminjam yang dijumpai dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata pasal 1754

yang berbunyi : Pinjam meminjam adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang

satu memberikan kepada pihak yang lain suatu jumlah tertentu barang-barang yang

habis karena pemakaian, dengan syarat bahwa pihak yang lain ini akan

mengembalikan sejumlah yang sama dari macam dan keadaan yang sama pula.6

Utang-piutang (al-qardh) merupakan salah satu bentuk muamalah yang

bercorak ta awun (pertolongan) kepada pihak lain untuk memenuhi kebutuhannya.

Dalam al-Qur’an dan al-Hadist sangat kuat menyerukan prinsip hidup gotong-

royong seperti ini. Bahkan al-Qur’an menyebut piutang untuk menolong atau

3 Rachmat Syafe’i, Fiqih Muamalah, Bandung: Pustaka Setia, 2001, h. 1514 Taqdir Arsyad dan Abul Hasan (ed), Ensiklopedi Fiqih Muammalah Dalam Pandangan 4

Mazhab,Yogyakarta: Maktabah Al-Hanif, Cet. 1, 2009, h. 1535 Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian Dalam Islam, Jakarta: Sinar

Grafika, 1996, h. 1366 Ibid

Page 15: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

meringankan orang lain yang membutuhkan dengan istilah “mengutangkan kepada

Allah dengan hutang baik”.7

):( 8

Artinya: Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik,maka Allah akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dandia akan memperoleh pahala yang banyak . (al-Hadid:11).

Memberikan utang ini merupakan salah satu bentuk dari rasa kasih sayang.

Rasulullah menamakannya maniihah, karena orang yang meminjam

memanfaatkannya kemudian mengembalikannya kepada pengutang.

Ada yang mengatakan bahwa memberi utang lebih baik daripada

memberikan sedekah, karena seseorang tidak memberikan utang kecuali kepada

orang yang membutuhkannya9. Dalam hadist shahih Rasulullah bersabda:

: :

)(

Artinya: Dari Anas ibn Malik ra. Berkata, Rasulullah SAW. Bersabda: Padamalam aku diisra kan aku melihat pada sebuah pintu surga tertulisshadaqah dibalas sepuluh kali lipat dan utang dibalas delapan belas kalilipat . Lalu aku bertanya: Wahai Jibril mengapa mengutangi lebihutama dari pada shadaqah? Ia menjawab: Karena meskipun seorangpengemis meminta-minta namun masih mempunyai harta, sedangkanseorang yang berutang pastilah karena ia membutuhkannya.(H.R. IbnuMajah)

7 Gufron A. Mas’adi, Fiqh Muamalah Kontekstual, Ed. 1, Cet.1, Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2002, h. 169-171

8 Departemen Agama, Al-Qur an dan Terjemahannya, Semarang: Toha Putra, 1989, h. 9029 Saleh al-Fauzan, al-Mulakhasul Fiqhi, Jakarta: Gema Insani Press, Cet. 1, 2005, h. 410-41110 Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah , Juz Tsani, Beriut Lebanon: Darul Fikr, tt, h. 15

Page 16: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

Hukum qardh (utang-piutang) mengikuti hukum taklifi, terkadang boleh,

makruh, wajib dan terkadang haram. Hukumnya wajib jika memberikan kepada

orang yang sangat membutuhkan seperti tetangga yang anaknya sedang sakit keras

dan membutuhkan uang untuk menebus resep obat yang diberikan oleh dokter.

Hukumnya haram jika meminjamkan uang untuk maksiat atau perbuatan makruh,

misalnya untuk membeli narkoba atau yang lainnya. Dan hukumnya boleh jika

untuk menambah modal usahanya karena berambisi mendapatkan keuntungan

besar.11

Islam menganjurkan dan menyarankan orang yang memberikan pinjaman

dan membolehkan bagi orang yang diberi pinjaman, serta tidak memasukkannya ke

dalam kategori meminta-meminta yang dimakruhkan, karena debitur mengambil

harta untuk memanfaatkannya dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya, lalu

mengembalikan yang serupa dengannya.12

Disyaratkan untuk sahnya pemberian utang ini bahwa pemberi utang benar-

benar memiliki harta yang akan dipinjamkan tersebut dan juga diketahui jumlah

dan ciri-ciri harta yang dipinjamkan, agar dapat dikembalikan kepada pemiliknya.

Dengan demikian, piutang tersebut menjadi utang di tangan orang yang meminjam,

dan wajib mengembalikannya ketika mampu dengan tanpa menunda-nundanya. 13

Diharamkan bagi pemberi utang mensyaratkan tambahan dari utang yang ia

berikan ketika menggembalikannya. Para ulama’ sepakat, jika pemberi utang

mensyaratkan kepada pengutang untuk mengembalikan utangnya dengan adanya

tambahan, kemudian si penghutang menerimanya maka itu adalah riba. Jadi selama

11 Taqdir Arsyad dan Abul Hasan (ed), Op. Cit., h. 157-15812 Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah Jilid 4, Jakarta: Pena Peduli Aksara, 2009, h. 11513 Dimayuddin Djuwaini, Pengantar Fiqih Muamalah, , Yogyakarta: Pustaka Belajar, Cet. 1, 2008,

h. 256

Page 17: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

tambahan, hadiah atau manfaat tersebut disyaratkan, maka itu adalah riba. 14

Rasulullah SAW. bersabda:

:) .(

Artinya: Telah menceritakan padaku, Yazid bin Abi Khabib dari Abi Marzuq At-Tajji dari Fadholah bin Ubaid bahwa Rasulullah SAW. Bersabda:

Tiap-tiap piutang yang mengambil manfaat, maka itu salah satu daribeberapa macam riba (H.R. Baihaqi).

Namun dalam kenyataan hidup sehari-hari banyak orang yang beragama

Islam melaksanakan praktek hutang-piutang dalam berbagai hal, dalam rangka

pencaharian dan usaha mereka. Dalam scope yang terbatas, kenyataan ini dapat di

saksikan pada masyarakat Desa Kenteng Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan,

yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Utang-piutang yang dilakukan oleh

masyarakat desa tersebut adalah utang piutang dengan bunga atau yang lebih

dikenal dengan istilah anakan. Praktek utang-piutang anakan tersebut dengan cara:

seseorang berutang kepada orang lain, dalam hal ini adalah orang yang dianggap

terkaya di desa itu atau dari tabungan tahunan ibu-ibu arisan di desa tersebut, untuk

memberikan utang sesuai kebutuhan si pengutang. Sebagai konsekuensinya, pihak

yang berutang harus mengembalikan utang tersebut beserta tambahan atau

anakannya sesuai dengan perjanjian diawal dan didasarkan atas keridhoan kedua

belah pihak.

Dalam utang-piutang ini, bunga atau anakannya bervariasi antara kreditur

yang satu dengan kreditur yang lain, yaitu antara 3% sampai 10%. Dengan jangka

14 Saleh Al-Fauzan, Op. Cit. h. 411-41215 Abi BakrAl-Baihaqi , Sunan Al- Kubra, juz 5, tp, Dar Al_Kutub Al-Ilmiah, tt, h. 350

Page 18: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

waktu pengembaliannya bervariasi pula yaitu antara jangka satu tahun dengan

semampunya pihak pengutang dapat melunasi tanggungannya tersebut. Dan

pelunasannya dapat di cicil sebulan sekali.

Transaksi utang piutang ini seakan menjadi bagian yang tidak terpisahkan

dalam kehidupan masyarakat Desa Kenteng Kec. Toroh Kab. Grobogan, yang

notabenya mayoritas masyarakatnya adalah petani dan wirausahawan. Sehingga

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari mereka mengandalkan dari hasil

pertanian yang mereka peroleh atau hasil usaha yang mereka jalankan. Oleh karena

itu, keberadaan utang piutang ini cukup membantu masyarakat Desa Kenteng Kec.

Toroh Kab. Grobogan apabila mengalami kesulitan. Karena ketika mereka

membutuhkan pinjaman untuk membeli pupuk atau untuk modal usaha, mereka

dengan mudah mendapatkan pinjaman tersebut tanpa meninggalkan barang

jaminan.

Berangkat dari uraian diatas, maka penulis terdorong untuk melakukan

penelitian dengan judul: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG (Studi Kasus

Utang Piutang Di Desa Kenteng Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka penulis

akan merumuskan beberapa pokok masalah yang akan menjadi pembahasan dalam

skripsi ini. Adapun pokok permasalahan tersebut adalah:

1. Bagaimana praktek utang-piutang dan faktor-faktor yang melatarbelakangi

transaksi utang-piutang di Desa Kenteng Kec. Toroh Kab. Grobogan?

Page 19: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

2. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap tambahan dalam utang-piutang di

Desa Kenteng Kec. Toroh Kab. Grobogan?

C. Tujuan Penulisan Skripsi

Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui praktek dan faktor-faktor yang melatarbelakangi utang-

piutang di Desa Kenteng Kec. Toroh Kab. Grobogan.

2. Untuk mengkaji dan mengetahui hukum Islam terhadap tambahan dalam utang

piutang di Desa Kenteng Kec. Toroh Kab. Grobogan.

D. Telaah Pustaka

Permasalahan utang piutang bukanlah hal yang baru untuk diangkat dalam

sebuah penulisan skripsi maupun literatur lainnya. Sebelumnya telah banyak buku-

buku atau karya ilmiah lainnya yang membahas tentang utang- piutang, diantaranya

yaitu:

Dalam buku Hukum Perjanjian Dalam Islam karyanya Chairuman

Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, membahas tentang rukun dan syarat utang-

piutang dan melebihkan pembayaran, baik kelebihan yang diperjanjikan ataupun

yang tidak diperjanjikan. Yang menyebutkan bahwa apabila kelebihan tersebut

tidak diperjanjikan di awal, maka hal itu dibolehkan (halal) dan merupakan

kebaikan bagi yang berhutang, tetapi bila kelebihan tersebut telah diperjanjikan di

awal, maka kelebihan tersebut haram.16

16 Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, Op. Cit., h. 137-138

Page 20: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

Thesis Muslihun, M.Ag. dengan judul harga barang sebagai standar

pengembalian utang piutang uang di lombok (tela ah aspek al- adalah dalam

ekonomi Islam. Thesis ini membahas tentang praktek utang-piutang yang mana

harga sebuah barang dijadikan standar sewaktu pengembalian utang piutang uang di

pulau Lombok persepektif ekonomi Islam. Dan hasil penelitian thesis ini

menyebutkan bahwa Landasan normatif-filosofis akad hutang-piutang (al-qardl)

dalam perspektif Ekonomi Islam berangkat dari asumsi bahwa utang piutang adalah

akad tabarru (akad sosial). Oleh karena itu, tidak dibenarkan bagi orang yang

mempiutangi mengambil keuntungan dari akad sosial (utang piutang) yang

dilakukannya. Tapi apabila mengikuti pola pikir kelompok modernis, seperti

Fazlurrahman dan M. Qurais Shihab, maka konsep al- adalah (juctice) dapat

menjadi alasan pembenaran utang-piutang (al-qardl) sejumlah uang dengan

menggunakan standar harga barang sewaktu pengembaliannya di Pulau Lombok

dalam perspektif ekonomi Islam. Hal ini dapat dilakukan dengan memperhatikan

dua kondisi, yakni kemungkinan harga barang naik dan kemungkinan harga barang

turun, dan harus dipastikan bahwa kedua belah pihak tidak ada yang dirugikan.

Sementara, jika mengikuti model cara berpikir kelompok neorevivalis, maka utang

piutang berstandarisasi harga barang ini tetap dianggap sebagai riba yang

diharamkan karena harga barang yang menjadi standar tersebut dapat naik,

kenaikan tersebut tetap dianggap riba yang diharamkan.17

Skripsi Lina Fadjria dengan judul Utang Piutang Emas

dengan Pengembalian Uang di Kampung Pandugo Kelurahan Penjaringan Sari

Kecamatan Rungkut Kota Surabaya dalam Perspektif Hukum Islam . Skripsi ini

17 Muslihun, M.Ag., harga barang sebagai standar pengembalian hutang piutang uang di lombok(tela ah aspek al- adalah dalam ekonomi Islam, Thesis Magister Studi Islam, Lombok, PerpustakaanIAIN Mataram, h. 25-26, t.d.

Page 21: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

membahas tentang praktek utang piutang emas dengan pengembalian uang di

kampung Pandugo Kelurahan Penjaringan Sari Kecamatan Rungkut Kota Surabaya.

Dan hasil penelitiannya menyebutkan bahwa praktek utang piutang di kampung

Pandugo tersebut tidak sesuai dengan hukum Islam, karena yang menjadi objek

utang piutang tersebut merupakan barang yang tidak sejenis.18

Skripsi Junainah, dengan judul Tinjauan Hukum Islam Terhadap

Pelunasan Utang Sapi untuk Penanaman Tembakau Berdasarkan Ketentuan

Kreditur di Ds. Sejati Kec. Camplong Kab. Sampang Madura . Skripsi ini

membahas tentang tinjauan Hukum Islam terhadap akad utang sapi di Ds. Sejati

yang dilakukan secara lisan dan tanpa saksi. Sedangkan pelunasannya mengikuti

ketentuan kreditur, yakni dikembalikan dengan sapi yang umur dan ukurannya

sesuai lamanya berutang atau sejumlah uang yang ditentukan langsung oleh

kreditur. Selain itu jika berutang gagal panen, maka dia mendapat perpanjangan

waktu dengan tambahan 5% dari jumlah pelunasan yang semula.

Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa akad yang dilaksanakan tanpa

adanya saksi bisa menyebabkan akadnya tidak sempurna. Sebab menurut pendapat

ulama’ saksi dalam transaksi adalah wajib. Sedangkan pelunasan yang berupa sapi

adalah mubah. Demikian ini karena terdapat kesesuaian antara hukum Islam yang

mewajibkan utang dikembalikan dengan benda yang sejenis dengan praktek utang

sapi kembali sapi. Utang sapi yang dikembalikan dengan sejumlah uang yang

ditentukan langsung oleh kreditur hukumnya haram. Sebab mengembalikan utang

dengan benda yang tidak sejenis, seperti sapi kembali uang itu diharamkan dalam

hukum Islam seperti penjelasan Hadis yang menerangkan adanya larangan

18 Lina Fadjria, Utang Piutang Emas dengan Pengembalian Uang di Kampung PandugoKelurahan Penjaringan Sari Kecamatan Rungkut Kota Surabaya dalam Perspektif Hukum Islam,Pustakawan IAIN Sunan Ampel Surabaya, Digital Library IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2009

Page 22: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

pengembalian utang perak dengan emas. Sedangkan perpanjangan waktu bagi yang

pailit dengan tambahan 5 % adalah haram. Hal ini dikarenakan jika ada tambahan

dalam pembayaran utang yang disyaratkan oleh kreditur dalam akadnya, menurut

kesepakatan ulama’ haram hukumnya. Sebab mengarah ke riba nasi ah.19

Skripsi Nurul Fadilah dengan judul "Tinjauan Hukum Islam Terhadap

Implementasi Utang Pupuk Dengan Gabah Di Desa Pucuk Kecamatan

Dawarblandong Kabupaten Mojokerto". Skripsi ini membahas tentang bagaimana

deskripsi implementasi utang pupuk dengan gabah di Desa Pucuk Kecamatan

Dawarblandong Kabupaten Mojokerto, dimana pihak debitur (petani) mengutang

pupuk kepada pihak kreditur (pedagang pupuk), yang kemudian orang yang

memberi utang melakukan kesepakatan tentang obyek yang diutangkan beserta

terjadinya proses kesepakatan antara keduanya mengenai waktu pengembaliannya.

Dengan mensyaratkan pelunasan utang harus berupa gabah kering, di mana harga

pupuk yang diutangkan sudah ditinggikan dari harga pasaran, namun apabila telah

tiba waktu jatuh temponya dan pengutang mengalami gagal panen, maka orang

yang mengutangi melakukan penyitaan terhadap barang-barang yang dianggap

berharga dengan ketentuan nilai sama dengan harga gabah kering.

Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa implementasi utang pupuk

dengan gabah yang terjadi di Desa Pucuk Kecamatan Dawarblandong adalah tidak

dibenarkan oleh Islam. Karena utang piutang dalam Islam mensyaratkan dalam hal

19 Junainah,, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelunasan Utang Sapi untuk Penanaman TembakauBerdasarkan Ketentuan Kreditur di Ds. Sejati Kec. Camplong Kab. Sampang Madura, Skripsi SarjanaSyariah jurusan Mu’amalah IAIN Sunan Ampel Surabaya, Digital Lebrary IAIN Sunan Ampel Surabaya,2009

Page 23: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

pengembalian utang harus sama dan sejenis. Bahkan dalam Islam memberi waktu

kelonggaran kepada orang yang kondisinya pailit.20

Meskipun semua hasil penelitian skripsi di atas sudah banyak yang

membahas masalah utang piutang, namun tidak menutup kemungkinan bagi penulis

untuk melakukan penelitian masalah utang piutang dari sudut pandang yang

berbeda yaitu dilihat dari konstruk sosial masyarakat desa Kenteng Kec. Toroh

Kab. Grobongan yang melakukan transaksi utang piutang yang berbunga, yang

notabenya mayoritas masyarakat daerah tersebut adalah muslim. Jika skripsi-skripsi

yang sudah ada telah banyak membahas tentang praktek utang piutang yang

dikaitkan dengan hukum Islam, akan tetapi pembahasan skripsi kali ini nantinya

akan dikaitkan dengan obyek yang berbeda yaitu bagaimana hukum Islam meninjau

fenomena utang piutang yang terjadi di desa Kenteng Kec. Toroh Kab. Grobogan.

Dan skripsi-skripsi yang sudah ada nantinya bisa penulis jadikan khazanah

dan acuan bagi penulis dalam penyelesaian skripsi. Oleh karena itu penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul ZIYADAH DALAM UTANG

PIUTANG (Studi Kasus Utang Piutang di Desa Kenteng Kec. Toroh Kab.

Grobogan)

E. Penegasan Istilah

Untuk memudahkan dan memahami dalam menginterprestasikan judul

tersebut, perlu dijelaskan dan ditegaskan istilah sebagai berikut :

20 Nurul Fadilah,, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Implementasi Hutang Pupuk Dengan GabahDi Desa Pucuk Kecamatan Dawarblandong Kabupaten Mojokerto, Skripsi Sarjana Syari’ah jurusanMu’amalah IAIN Sunan Ampel Surabaya, Digital Lebrary IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2009

Page 24: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

a. Ziyadah

Ziyadah adalah melebihi dari pokoknya.21 Yang dimaksud ziyadah dalam

penelitian ini adalah tambahan atau pengembalian utang yang melebihi dari

pokoknya dalam transaksi utang piutang yang terjadi di Desa Kenteng Kec.

Toroh Kab. Grobogan.

b. Utang

Utang adalah uang yang dipinjam dari orang lain.22 Yang dimaksud utang

dalam penelitian ini adalah sesuatu yang dipinjam oleh masyarakat Desa

Kenteng Kec. Toroh Kab. Grobogan yang mebutuhkan pinjaman.

c. Piutang

Piutang adalah uang yang dipinjam dari dan yang dipinjamkan oleh

orang lain. 23 Yang dimaksud piutang dalam penelitian ini adalah sesuatu yang

dipinjam dari pihak pemberi pinjaman kepada masyarakat Desa Kenteng Kec.

Toroh Kab. Grobogan yang membutuhkan pinjaman.

d. Desa Kenteng Kec. Toroh Kab. Grobogan

Merupakan salah satu desa di Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan.

Dengan demikian dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan dari judul

“Ziyadah Dalam Utang piutang (Studi Kasus Utang Piutang Di Desa Kenteng Kec.

Toroh Kab. Grobogan)” adalah suatu penelitian untuk mengetahui bagaimana

hukum ziyadah (tambahan) dalam utang piutang yang terjadi di Desa Kenteng Kec.

Toroh Kab. Grobogan persepektif hukum Islam.

21 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Ed. 1, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008, h. 5722 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Ed. 4,

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008, h. 154023 Ibid

Page 25: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu

suatu penelitian yang meneliti objek di lapangan untuk mendapatkan data dan

gambaran yang jelas dan konkrit tentang hal-hal yang berhubungan dengan

permasalahan yang di teiliti. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

dengan tujuan penelitian ini, didapat pencandraan secara sistematis, faktual dan

akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.24 Yaitu

masyarakat desa Kenteng Kec. Toroh Kab. Grobogan yang terlibat langsung

dengan transaksi utang piutang.

2. Sumber Data

Sumber data adalah subyek dari mana data bisa diperoleh.25 Ada dua

macam sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek

penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data

langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari.26 Data ini

diperoleh langsung dari masyarakat Desa Kenteng Kec. Toroh Kab.

Grobogan yang terlibat langsung dalam transaksi utang piutang tersebut

(dalam hal ini kreditur dan debitur) dan juga yang tidak terlibat langsung

dalam transaksi utang piutang yang dilakukan dengan cara wawancara.

Dalam penelitian ini, target populasinya adalah warga masyarakat

Desa Kenteng Kec. Toroh Kab. Grobogan yang terlibat langsung dengan

24 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian,Jakarta, Rajawali Pers (cet. VII), 1992, hlm. 1825 Ibid26 Saifuddin Azwar, Metode Penelitian Yogyakarta:, Pustaka Pelajar, 1999, h. 91.

Page 26: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

tarasaksi utang piutang ini dan beragama Islam. Untuk sekedar ancer-ancer

maka apabila subyeknya kurang dari 100, maka lebih baik semua sehingga

penelitiannya merupakan penerlitian populasi. Selanjutnya jika jumlah

subyeknya besar dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau

lebih.27

Karena target populasinya lebih dari 100 orang, maka cukup diambel

sampelnya saja. Sampel dari penelitian ini adalah sebagian sebagian warga

yang terlibat langsung dengan penelitian ini. Yaitu 10 orang yang terlibat

langsung dengan transaksi utang piutang di Desa Kenteng yang diambil 5

Rw dari 11 Rw yang ada di Desa Kenteng Kec. Toroh Kab. Grobogan.

Berdasarkan pengamatan peneliti, target populasi masyarakat Desa

Kenteng Kec. Toroh Kab. Grobogan adalah mereka yang sudah berumah

tangga.

b. Sumber Data Skunder

Sumber data skunder adalah sumber yang menjadi bahan penunjang

dan melengkapi suatu analisa. Dalam skripsi ini, yang dijadikan sumber

sekunder adalah buku-buku referensi yang akan melengkapi hasil

wawancara, yang telah ada.28

3. Metode Pengumpulan Data

Untuk menjawab masalah penelitian, diperlukan data yang akurat di

lapangan. Metode yang digunakan harus sesuai dengan obyek yang akan diteliti.

Dalam penelitian lapangan ini, penulis menggunakan beberapa metode:

a. Metode Wawancara (Interview)

27 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., h. 2028 Ibid

Page 27: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan

jalan komunikasi, yakni melalui kontak atau hubungan pribadi antara

pengumpul data (pewawancara) dengan sumber data (responden).29 Dalam

metode ini penulis akan melakukan wawancara secara langsung kepada

responden, diantaranya yaitu: kreditur atau yang berpiutang, debitur atau

yang berutang, dan masyarakat umum, misalnya tokoh masyarakat atau

masyarakat yang tidak terlibat langsung dengan transaksi utang piutang di

desa Kenteng Kec. Toroh Kab. Grobogan.

4. Metode Analisis Data

Setelah data terkumpul langkah selanjutnya adalah menganalisis data

dan mengambil kesimpulan data yang terkumpul.

Dalam menganalisis data dalam penelitian ini menggunakan metode

diskriptif normatif yaitu metode yang dipakai untuk membantu dalam

menggambarkan keadaan atau sifat yang dijadikan obyek dalam penelitian

dengan dikaitkan norma, kaedah hukum yang berlaku atau sisi normatifnya

untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum.30

G. Sistematika Penulisan

Untuk dapat memahami dengan mudah isi skripsi secara keseluruhan, maka

penulis akan menguraikannya dengan sistematika sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

29 Rianto Adi, Metodologi Penelitian sosial dan Hukum, Jakarta: Granit, 2004, h. 7230 Jhony Ibrahim, Teori dan Metode Penelitian Hukum Normatif, Malang: Bayumedia

Publishing, 2006, h. 302

Page 28: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

Dalam bab ini penulis akan menguraikan latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penulisan skripsi, telaah pustaka, penegasan istilah, metode

penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

Bab II : Tinjauan Umum Tentang Piutang

Bab ini merupakan landasan teori yang akan digunakan membahas bab-bab

selanjutnya. Bab ini meliputi: pengertian utang piutang, dasar hukum utang

piutang, syarat dan rukun utang piutang, hak dan kewajiban kreditur dan

debitur, dan tambahan dalam utang piutang.

Bab III : Praktek utang piutang di Desa Kenteng Kec.Toroh Kab. Grobogan

Bab ini merupakan data-data yang diperoleh dari lapangan yang kemudian

sebagai acuan untuk analisis pada bab IV. Bab ini meliputi keadaan

geografis dan demografi Desa Kenteng Kec.Toroh Kab. Grobogan, serta

praktek utang piutang di Desa Kenteng Kec.Toroh Kab. Grobogan dan

faktor-faktor yang melatarbelakangi keberadaan praktek utang piutang

tersebut.

Bab IV : Analisis terhadap utang piutang di Desa Kenteng Kec. Toroh Kab. Grobogan

Dalam bab ini, sebagai inti dari penulisan skripsi penulis akan menganalisa

praktek utang piutang dan faktor-faktor yang melatarbelakangi transaksi

tersebut serta hukum ziyadah dalam utang piutang di Desa Kenteng Kec.

Toroh Kab. Grobogan perspektif Islam.

Bab V : Penutup

Merupakan bab akhir dari penulisan skripsi ini. Berisi kesimpulan yang

merupakan hasil pemahaman, penelitian, dan pengkajian terhadap pokok

masalah, saran-saran, dan penutup.

Page 29: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG UTANG PIUTANG

A. Pengertian Utang Piutang (al-qardh)

Utang-piutang dalam istilah Arab sering disebut dengan al-dain (jamaknya

al-duyun) dan al-qardh. Dalam pengertian yang umum, utang piutang mencakup

transaksi jual-beli dan sewa-menyewa yang dilakukan secara tidak tunai (kontan).

Transaksi seperti ini dalam fikih dinamakan mudayanah atau tadayun.31

Secara bahasa qardh merupakan bentuk mashdar dari qaradha asy-syai -

yaqridhuhu, yang berarti dia memutusnya. Qaradh adalah bentuk mashdar yang

berarti memutus. Dikatakan, qaradhtu asy-syai a bil-miqradh. Aku memutus

sesuatu dengan gunting.32 Adapun yang dimaksud dengan utang piutang adalah

memberikan “sesuatu kepada seseorang dengan perjanjian dia akan membayar

yang sama dengan itu.33

Pengertian “sesuatu dari definisi diatas mempunyai makna yang luas,

selain dapat berbentuk uang, juga bisa saja dalam bentuk barang, asalkan barang

tersebut habis karena pemakaian.

Pengertian utang piutang ini sama pengertiannya dengan perjanjian pinjam

meminjam yang dijumpai dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata pasal 1754

yang berbunyi : Pinjam meminjam adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang

satu memberikan kepada pihak yang lain suatu jumlah tertentu barang-barang yang

31 Rachmat Syafe’i, Loc. Cit.32Taqdir Arsyad dan Abul Hasan (ed), Loc. Cit.33 Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, Loc. Cit.

Page 30: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

habis karena pemakaian, dengan syarat bahwa pihak yang lain ini akan

mengembalikan sejumlah yang sama dari macam dan keadaan yang sama pula.34

Adapun definisinya secara syara adalah memberikan harta kepada orang

yang mengambil manfaatnya, lalu orang tersebut mengembalikan gantinya.35

Sedangkan para ulama’ berbeda pendapat dalam mengemukakan pengertian

utang piutang, diantaranya yaitu:

a. Menurut Mazhab Maliki yang dikutip oleh Mohammad Muslehuddin dalam

bukunya yang berjudul Sistem Perbankan Dalam Islam, mendefinisikan

“Qardh sebagai pinjaman atas benda yang bermanfaat yang diberikan hanya

karena belas kasihan, dan bukan merupakan bantuan (ariyah) atau

pemberian (hibah), tetapi harus dikembalikan seperti bentuk yang

dipinjamkan.”36

b. Menurut Wahbah al-Zuhayliy, piutang adalah penyerahan suatu harta

kepada orang lain yang tidak disertai dengan imbalan/tambahan dalam

pengembaliannya.37

c. Menurut Sayyid Sabiq dalam bukunya Fiqh Sunnah memberikan definisi

qardh sebagai harta yang diberikan oleh kreditor (pemberi pinjaman)

kepada debitur (pemilik utang), agar debitur mengembalikan yang serupa

dengannya kepada debitur ketika telah mampu.38

d. Berbeda dengan pengertian-pengertian di atas, Hasbi ash-Shiddieqy dalam

bukunya Pengantar Fiqh Muamalah mengartikan utang piutang dengan

34 Ibid35 Saleh Fauzan, Op. Cit., h. 41036 Mohammad Muslehuddin, Sistem Perbankan Dalam Islam, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. 1, 1990,

h. 7437 Wahbah al-Zuhayliy, al-Fiqh al-Islamiy wa Adillatuhu, juz IV, Bairut: Dar al-Fikr, 1998 h.

2915.38 Sayyid Sabiq, Op. Cit. h. 115

Page 31: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

akad yang dilakukan oleh dua orang di mana salah satu dari dua orang

tersebut mengambil kepemilikan harta dari lainnya dan ia menghabiskan

harta tersebut untuk kepentingannya, kemudian ia harus mengembalikan

barang tersebut senilai dengan apa yang diambilnya dahulu. Berdasarkan

pengertian ini maka “qard ( ) memiliki dua pengertian yaitu; “ arah

( ) yang mengandung arti tabarru ( ) atau memberikan harta kepada

orang dasar akan dikembalikan, dan pengertian mu awadlah, ( )

karena harga yang diambil bukan sekedar dipakai kemudian dikembalikan,

tetapi dihabiskan dan dibayar gantinya.39

Jadi dengan demikian piutang adalah memberikan sesuatu kepada seseorang

dengan pengembalian yang sama. Sedangkan utang adalah kebalikan pengertian

piutang, yaitu menerima sesuatu (uang/barang) dari seseorang dengan perjanjian dia

akan membayar atau mengembalikan utang tersebut dalam jumlah yang sama.

Selain itu, akad utang piutang pada dasarnya merupakan bentuk akad yang bercorak

ta awun (pertolongan) kepada pihak lain untuk memenuhi kebutuhannya.40

B. Dasar Hukum Utang Piutang

Utang piutang secara hukum dapat didasarkan pada adanya perintah dan

anjuran agama supaya manusia hidup dengan saling tolong menolong serta saling

bantu membantu dalam lapangan kebajikan.

Firman Allah SWT dalam surat Al-Maidah: 2

...)...:( 41

39 Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Pengantar Fiqih Muamalah, Semarang: PustakaRizki Putra, 1999, h. 103

40 Gufron A. Masadi, Op Cit, h. 17141 Depag, Al-Qur an dan Terjemahannya, Op. Cit., h. 156

Page 32: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

Artinya: ...dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dantakwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa danpelanggaran... (Al-Maidah: 2)

Dalam transaksi utang piutang terdapat nilai luhur dan cita-cita sosial yang

sangat tinggi yaitu tolong menolong dalam kebaikan. Dengan demikian, pada

dasarnya pemberian utang atau pinjaman pada seseorang harus didasari niat yang

tulus sebagai usaha untuk menolong sesama dalam kebaikan. Ayat ini berarti juga

bahwa pemberian utang atau pinjaman pada seseorang harus didasarkan pada

pengambilan manfaat dari sesuatu pekerjaan yang dianjurkan oleh agama atau jika

tidak ada larangan dalam melakukannya.

Selanjutnya, dalam transaksi utang piutang Allah memberikan rambu-rambu

agar berjalan sesuai prinsip syari ah yaitu menghindari penipuan dan perbuatan

yang dilarang Allah lainnya. Pengaturan tersebut yaitu anjuran agar setiap transaksi

utang piutang dilakukan secara tertulis42. Ketentuan ini terdapat dalam surat al-

Baqarah ayat 282 sebagai berikut;

)..... :(43

Artinya: Hai orang-orang yang beriman apabila kamu bermuamalah tidak secaratunai untuk waktu yang ditentukan hendaklah kamu menuliskannya. Danhendaklah seorang penulis diantara kamu menuliskannya denganbenar (Al-Baqarah: 282)

Karena pemberian utang pada sesama merupakan perbuatan kebajikan,

maka seseorang yang memberi pinjaman, tidak dibolehkan mengambil keuntungan

(profit). Yang menjadi pertanyaan selanjutnya, keuntungan apa yang diperoleh

42 http://bmtazkapatuk.wordpress.com/2009/02/16/utang-piutang-dalam-hukum-islam/, hlm. 2,diakses pada tgl 22 Maret 2010

43 Depag, Al-Qur an dan Terjemahannya, Op. Cit h. 70

Page 33: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

pemberi utang atau pemberi pinjaman? Tentang hal ini Allah menjawab dalam surat

al-Hadid ayat 11 sebagai berikut;44

) :(45

Artinya: Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik,maka Allah akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya,dan dia akan memperoleh pahala yang banyak . (al-Hadid:11).

Selain dasar hukum yang bersumber dari al-Qur’an sebagaimana di atas,

pemberian utang atau pinjaman juga didasari Hadi Rasulullah yang diriwayatkan

oleh Ibnu Majah sebagai berikut;

..:)( 46

Artinya: Dari Ibnu Mas ud bahwa Rasulullah SAW. Bersabda, Tidak adaseorang muslim yang mengutangi muslim lainnya dua kali kecuali yangsatunya seperti sedekah. (H.R. Ibnu Majah)

Maksud hadist diatas adalah bahwa memberi utang kepada seseorang disaat

dia membutuhkannya itu pahalanya lebih besar dari pada memberi sedekah. Karena

utang hanya dibutuhkan oleh orang yang dalam kesempitan.47

" : . . !

: . )(

44 http://bmtazkapatuk.wordpress.com , Op. Cit., h. 245 Depag, Al-Qur an dan Terjemahannya , Loc. Cit.46 Ibnu Majah, Loc. Cit.47 Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Koleksi Hadis-Hadis Hukum 7, Ed. 2, Semarang:

PT. Pustaka Rizki Putra, Cet. 3, 2001, h. 12348 Ibnu Majah, Loc. Cit.

Page 34: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

Artinya: Dari Anas ibn Malik r.a. Berkata, Rasulullah SAW. Bersabda: Padamalam aku diisra kan aku melihat pada sebuah pintu surga tertulisshadaqah dibalas sepuluh kali lipat dan utang dibalas delapan belas kalilipat . Lalu aku bertanya: Wahai Jibril mengapa mengutangi lebihutama dari pada shadaqah? . Ia menjawab: Karena meskipun seorangpengemis meminta-minta namun masih mempunyai harta, sedangkanseorang yang berutang pastilah karena ia membutuhkannya.(H.R. IbnuMajah)

Maksud hadist di atas adalah bahwa dalam hal ini, Nabi SAW. ingin

memberikan sugesti agar orang tidak berat dalam memberikan pinjaman. Karena

terkadang orang itu merasa keberatan bila harus memberikan pinjaman apalagi

bersedekah, bilamana ketika keadaan ekonominya pas-pasan. Tetapi dengan

jaminan pahala yang lebih, memberikan pinjaman akan terasa lebih ringan ketika

seseorang belum mampu memberikan sedekah.49

Selain dasar hukumnya berasal dari al-Qur’an dan Hadits Rasulullah, para

ulama telah bersepakat bahwa al-qardh boleh dilakukan. Kesepakatan ulama’ ini

didasari pada tabiat manusia yang tidak bisa hidup tanpa pertolongan dan bantuan

saudaranya. Tidak ada seorang pun yang memiliki segala barang yang ia butuhkan.

Oleh karena itu, pinjam-meminjam sudah menjadi satu bagian dari kehidupan di

dunia ini. Islam adalah agama yang sangat memperhatikan segenap kebutuhan

umatnya.50

C. Rukun dan syarat utang piutang

Syarkhul Islam Abi Zakaria al-Ansari memberi penjelasan bahwa rukun

utang piutang itu sama dengan jual beli yaitu:

49 M. Thalib, Pedoman Wiraswasta dan Manajemen Islamy, Solo: CV. Pustaka Mantiq, Cet 1,1992, h. 125

50 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktek, Jakarta: Gema Insani, 2001,h. 132-133

Page 35: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

a. Aqid )( yaitu yang berutang dan yang berpiutang.

b. Ma qud alayh )( yaitu barang yang diutangkan.

c. Shigat )( yaitu ijab qabul, bentuk persetujuan antara kedua belah pihak. 51

Demikian juga menurut Drs. Chairuman Pasaribu bahwa rukun hutang-

piutang ada empat macam:52

1. Orang yang memberi utang

2. Orang yang berutang

3. Barang yang diutangkan (obyek)

4. Ucapan ijab dan qabul (lafadz).53

Dengan demikian, maka dalam utang-piutang dianggap telah terjadi apabila

sudah terpenuhi rukun dan syarat daripada utang-piutang itu sendiri. Rukun adalah

unsur esensial dari sesuatu , sedang syarat adalah prasyarat dari sesuatu .

Adapun yang menjadi rukun dan syarat utang-piutang adalah:

1. Aqid (orang yang berutang dan berpiutang)

Orang yang berutang dan yang berpiutang boleh dikatakan sebagai

subyek hukum. Sebab yang menjalankan kegiatan utang-piutang adalah orang

yang berutang dan orang yang berpiutang. Untuk itu diperlukan orang yang

mempunyai kecakapan untuk melakukan perbuatan hukum.

Imam Syafi’i mengungkapkan bahwa 4 orang yang tidak sah akadnya

adalah anak kecil (baik yang sudah mumayyiz maupun yang belum mumayyiz)

orang gila, hamba sahaya, walaupun mukallaf dan orang buta.

51 Ghufron A. Mas‘adi, Op. Cit, h. 173.52 Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, Op. Cit., h. 13753 Ibid

Page 36: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

Sementara dalam Fiqh Sunnah disebutkan bahwa akad orang gila, orang

mabuk, anak kecil yang belum mampu membedakan mana yang baik dan yang

jelek (memilih) tidak sah. Dan anak kecil yang sudah mampu memilih akadnya

dinyatakan sah, hanya keabsahannya tergantung pada izin walinya.54

Sebagaimana Hadis Nabi SAW:

: :)(

Artinya: Dari Aisyah ra., sesungguhnya Nabi SAW bersabda: BahwasanyaAllah mengangkat penanya dari tiga orang yaitu: dari orang tidursampai dia bangun, orang gila sampai sembuh, dan dari anak kecilsampai dia baligh/ dewasa .(HR. Ibnu Majah )

Di samping itu orang yang berpiutang hendaknya orang yang mempunyai

kebebasan memilih, artinya bebas untuk melakukan perjanjian utang piutang

lepas dari paksaan dan tekanan. Sehingga dapat terpenuhi adanya prinsip saling

rela. Oleh karena itu tidak sah utang piutang yang dilakukan karena adanya

unsur paksaan.56

2. Obyek Utang

Di samping adanya ijab qabul dan pihak-pihak yang melakukan utang

piutang, maka perjanjian utang piutang itu dianggap terjadi apabila terdapat

obyek yang menjadi tujuan diadakannya utang piutang. Tegasnya harus ada

barang yang akan diutangkan.

Untuk itu obyek utang piutang harus memenuhi syarat-syarat sebagai

berikut:

54 Sayyid Sabiq, Op. Cit., h. 3855 Sunan Ibnu Majah, Op. Cit., h. 65856 Rahmat Syafi‘ie, Op. cit., h. 58

Page 37: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

a. Merupakan benda bernilai yang mempunyai persamaan dan penggunaannya

mengakibatkan musnahnya benda utang.

b. Dapat dimiliki

c. Dapat diserahkan kepada pihak yang berutang

d. Telah ada pada waktu perjanjian dilakukan.57

Abu Bakar Jabir al-Jaziri menjelaskan syarat-syarat obyek utang piutang

sebagai berikut:

a. Diketahui jumlahnya, baik dengan timbangan, takaran maupun hitungan.

b. Jika utang piutang itu berupa hewan, harus diketahui sifat-sifat umurnya.

c. Bahwa obyek utang harus merupakan harta seseorang yang pandai

membelanjakan/mentasyarrufkannya.58

Dalam perjanjian utang-piutang itu disyari‘atkan secara tertulis. Hal ini

untuk menjamin agar jangan sampai terjadi kekeliruan/lupa, baik mengenai

besar kecilnya utang/waktu pembayarannya59. Sebagaimana firman Allah SWT:

)... :(60

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidaksecara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamumenuliskannya . (QS. Al-Baqarah: 282)

Pencatatan ini disyaratkan, supaya mereka mudah dalam menuntut pihak

yang berutang untuk melunasi utangnya apabila sudah jatuh temponya. Di

samping disyari atkan secara tertulis, dalam utang-piutang itu diperlukan juga

adanya saksi.

57Abdurrahman al-Jaziri, Kitab Al-Fiqh Ala Al-Madzahib Al-Arba ah, Juz 2, Beirut: Darul KutubAl-Ilmiyah, 1996, h. 304

58 Ibid, h. 305.59 Abdul Aziz Dahlan (et al.), Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve, Cet. 1,

1996, h. 189260 Depag, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Loc. Cit.

Page 38: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

3. Shigat (Ijab dan Qabul)

Suatu bentuk muammalah yang mengikat pihak-pihak lain yang terlibat

di dalamnya yang selanjutnya melahirkan kewajiban, diperlukan adanya

perjanjian antara pihak-pihak itu. Perjanjian di dalam hukum Islam disebut

dengan “akad”.

Akad (perjanjian) dilakukan sebelum terlaksananya suatu perbuatan, di

mana pihak yang satu berjanji untuk melakukan sesuatu hal/tidak melakukan dan

lainnya itu berhak atas apa yang dijanjikannya itu untuk menuntutnya bila tidak

sesuai dengan perjanjian.

Akad menurut bahasa berarti menyimpulkan, mengikat (tali). Menurut

istilah adalah:

. 61

Artinya: Perikatan ijab dan qabul yang dibenarkan syara yang menetapkankeridhaan kedua belah pihak .

Dari definisi di atas dapat diambil pengertian, akad adalah perikatan

antara ijab dan qabul yang menunjukkan adanya kerelaan dari kedua belah

pihak. Sifat kerelaan itu bisa terwujud dan jelas apabila telah nyata-nyata

diucapkan secara lisan oleh keduanya.

Ijab adalah pernyataan dari pihak yang memberi utang dan qabul adalah

penerimaan dari pihak yang berutang. Ijab qabul harus dengan lisan, seperti

yang telah dijelaskan di atas, tetapi dapat pula dengan isyarat bagi orang bisu.62

Perjanjian utang piutang baru terlaksana setelah pihak pertama

menyerahkan uang yang diutangkan kepada pihak kedua dan pihak kedua telah

61 Hendi Suhendi, Op. Cit., h. 4662 Ghufron A, Mas’adi, Op. Cit, h., 90-91

Page 39: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

menerimanya dengan akibat bila harta yang diutangkan tersebut rusak atau

hilang setelah perjanjian terjadi tetapi sebelum diterima oleh pihak kedua, maka

resikonya ditanggung oleh pihak pertama.63 Berkaitan dengan pengertian akad

tersebut, maka terdapat ketentuan yang harus dipenuhi dalam akad. Ketentuan-

ketentuan tersebut adalah:

1. Pihak yang bertransaksi

Keduanya harus memenuhi persyaratan: dewasa (mampu bertindak), berakal

sehat, dan tidak berada pada pengampunan, sebagaimana firman Allah SWT:

) ... :(64

Artinya: Dan janganlah kalian serahkan harta orang-orang bodoh itukepadanya yang mana Allah akan memelihara kalian danberikanlah kepada mereka belanja dari hartanya itu (QS. An-Nisa : 5).

Dalam akad harus terdapat unsur kerelaan dari kedua belah pihak, serta

akad harus jelas dan dimengerti maksudnya oleh masing-masing pihak.

2. Mengenai suatu barang tertentu, barang yang menjadi obyek akad harus jelas

dari kesamaran.

3. Mengenai suatu barang yang halal, suci dari najis dan yang tidak haram

dimakan.65

Di atas telah disebutkan bahwa akad adalah perikatan antara ijab dan

qabul yang menunjukkan adanya kerelaan dari kedua belah pihak. Adapun yang

dimaksud dengan ijab dan qabul secara jelasnya adalah:

63 Ahmad Azhar Basyir, Asas-asas Hukum Muamalat, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008, h.38.

64 Depag, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Op. Cit., h. 11565 Ali Fikri, al-Mu allamatul Maiyah wal Adabiyah, Bab I, Beriut: Dar al-Fikr, tt, h. 34-39.

Page 40: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

.

. 66

Artinya: Ijab adalah permulaan penjelasan yang keluar dari salah satuseorang yang berakad, buat memperlihatkan kehendaknya dalammengadakan akad, siapa saja yang memulainya. Qabul adalahjawaban dari pihak yang lain sesudah adanya ijab, buat menyatakanpersetujuannya.

Dalam kaitannya dengan masalah utang diperlukan juga adanya akad ini

(ijab qabul). Sebagaimana pengertian ijab qabul di atas, maka dalam masalah

utang, pihak yang berutang dapat melakukan ijab.

Akad dalam masalah utang, adalah akad tamlik, karena itu tidak sah

kecuali dari orang yang boleh menggunakan harta (milik sendiri dan tidak

berada dalam pengampuan). Dan tidak sah pula kecuali dengan ijab dan qabul,

seperti akad jual beli dan hibah, karena itu akad dinyatakan sah dengan

memakai akad lafadz qirad, salaf dan semua lafadz yang mempunyai arti dan

maksud yang sama.67

D. Hak dan Kewajiban Debitur dan Kreditur

Kewajiban orang yang melakukan utang-piutang adalah dengan melakukan

persetujuan utang-piutang secara tertulis. Persetujuan tersebut disertai tanda terima

atau kwitansi yang menyebutkan besarnya utang, tanggal terjadinya utang-piutang,

66 M. Hasby as-Siddiqiy, Op. Cit. h. 2767 Sayyid Sabiq, Jilid 4, Op. Cit., h. 116

Page 41: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

maupun tanggal pengembaliannya68. Ketentuan ini terdapat dalam surat al-Baqarah

ayat 282 sebagai berikut;

)..... :(69

Artinya: Hai orang-orang yang beriman apabila kamu bermuamalah tidak secaratunai untuk waktu yang ditentukan hendaklah kamu menuliskannya. Danhendaklah seorang penulis diantara kamu menuliskannya denganbenar (Al-Baqarah: 282)

Kewajiban orang berutang-piutang selain hal diatas, adalah menghadirkan

saksi. Saksi sebaiknya terdiri atas 2 orang laki-laki. Apabila tidak ada 2 orang laki-

laki, maka boleh satu orang laki-laki dan 2 orang perempuan70. Ketentuan ini

terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 282 sebagai berikut;

......) ...... :(71

Artinya : Dan persaksikanlah dengan 2 orang saksi laki-laki (diantaramu), jikatidak ada 2 orang laki-laki, maka boleh seorang laki-laki dan 2 orangperempuan dari saksi-saksi yang kamu rida i, agar jika yang seoranglupa maka seorang lagi mengingatnya (Q.S. Al-Baqarah: 282)

Orang yang berhutang wajib mengembalikan utangnya kepada orang yang

meminjami utang sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati bersama. Jika

pengutang telah mampu mengembalikan utangnya sebelum waktu perjanjiannya

berakhir, sebaiknya ia segera mngembalikannya. Cara seperti ini dapat menambah

kepercayaan pemberi utang kepada penerima utang.72

68 http://matulessi.wordpress.com/2010/01/30/utang-piutag-menurut-islam/, hlm. 1, diakses tgl 20Mmaret 2010

69 Depag, Al-Qur an dan Terjemahannya, Loc. Cit.70http://matulessi.wordpress.com, Op. Cit., hlm. 171 Depag, Al-Qur an dan Terjemahannya, Loc. Cit.72 http://matulessi.wordpress.com, Op. Cit., hlm. 2

Page 42: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

Selain kewajiban-kewajiban diatas, seorang kreditur memiliki hak penuh

untuk menagih utangnya. Ia memiliki hak suara termasuk mengadukan ke

pengadilan bila si debitur membandel (malas membayar utangnya tersebut).73

Sedangkan hak dan kewajiban debitur dan kreditur menurut KUHPerdata

pasal 1759-1764, adalah sebagai berikut:

Kewajiban debitur adalah mengembalikan barang yang dipinjam dalam

jumlah yang sama pada waktu yang diperjanjikan (pasal 1763). Jika ia tidak mampu

memenuhi kewajibannya, maka ia diwajibkan membayar harga barang yang

dipinjamnya, dengan syarat ia harus memperhatikan waktu dan tempat barangnya,

sesuai dengan kontrak (pasal 1764).74 Sedangkan hak debitur adalah menerima

barang yang dipinjam dari kreditur.75

Kewajiban kreditur adalah tidak dapat meminta kembali barang yang telah

dipinjamkan sebelum lewat waktu yang ditentukan dalam perjanjian(pasal 1759).

Jika telah ditetapkan sesuatu waktu, hakim berkuasa, apabila orang yang

meminjamkan menuntut pengembalian pinjamannya, menurut keadaan,

memberikan sekedar kelonggaran kepada si peminjam (pasal 1760). Oleh hakim

kelonggaran tersebut, apabila diberikan akan dicantumkan dalam putusan yang

menghukum si peminjam untuk membayar pinjamannya.76

Kalau orang yang meminjamkan, sebelum menggugat dimuka hakim, sudah

memberikan waktu secukupnya kepada si peminjam, maka tidak pada tempatnya

lagi kalau hakim masih juga memberikan pengunduran. Jika perjanjian pinjam uang

73 M. Thalib, Op. Cit., h. 13374 R. Subekti, S.H dan R. Tjitrosudibio., Kitab Undang-Udang Hukum Perdata, Jakarta: Pradnya

Paramita, Cet. 32, h. 45275 Salim H.S., Hukum Kontrak: Teori dan Tehnik Penyusunan Kontrak, Jakarta: Sinar Grafika, Cet.

1, 2003, h. 7976 Djoko Prakoso dan Bambang Riyadi Lany, Dasar Hukum Persetujuan Tertentu, Cet. 1, Jakarta:

Bina Aksara, 1987 h. 179

Page 43: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

itu dibuat dengan akte otentik (notaris). Maka, jika diminta oleh penggugat, hakim

harus menyatakan putusannya dapat dijalankan lebih dahulu meskipun ada

permohonan banding atau kasasi.77

Jika telah diadakan perjanjian, bahwa pihak yang meminjam sesuatu barang

atau sejumlah uang, akan mengembalikannya bila mana ia mampu untuk itu, maka

hakim, mengingat keadaan, akan menentukan waktunya pengembalian (pasal

1761).78

E. Tambahan dalam Utang Piutang

Akad perutangan merupakan akad yang dimaksudkan untuk mengasihi

manusia, menolong mereka menghadapi berbagai urusan, dan memudahkan sarana-

sarana kehidupan. Akad perutangan bukanlah salah satu sarana untuk memperoleh

penghasilan dan bukan salah satu metode untuk mengeksploitasi orang lain.

Oleh karena itu, diharamkan bagi pemberi utang mensyaratkan tambahan

dari utang yang ia berikan ketika mengembaliknnya. Para ulama sepakat, jika

pemberi utang mensyaratkan untuk adanya tambahan, kemudian si pengutang

menerimanya maka itu adalah riba.79

Dalam hal ini Nabi SAW, bersabda :

:) .(

77 R. Subekti, S.H., Aneka Perjanjian, , Bandung: PT. Citra Aditiya Bakti, Cet. 10, 1995, h. 12778 R. Subekti, S.H dan R. Tjitrosudibio, Op. Cit., h. 45279 Saleh Fauzan, loc. cit.80 Abi Bakr Al-Baihaqi , loc. cit., Juz 5.

Page 44: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

Artinya: Telah menceritakan padaku, Yazid bin Abi Khabib dari Abi Marzuq At-Tajji dari Fadholah bin Ubaid bahwa Rasulullah SAW. Bersabda:

Tiap-tiap piutang yang mengambil manfaat, maka itu salah satu daribeberapa macam riba (H.R. Baihaqi).

Yang dimaksud dengan mengambil manfaat dari hadist di atas adalah

keuntungan atau kelebihan atau tambahan dari pembayaran yang disyaratkan dalam

akad utang piutang atau ditradisikan untuk menambah pembayaran. Bila kelebihan

itu adalah kehendak yang ikhlas dari orang yang berutang sebagai balas jasa yang

diterimanya, maka yang demikian bukan riba dan dibolehkan serta menjadi

kebaikan bagi si pengutang.81 Karena ini terhitung sebagai husnul al-qadha

(membayar utang dengan baik). Sebagai mana hadist Nabi SAW. Sebagai berikut:

::.)(

Artinya: Dari Abu Hurairah r.a, berkata: Rasulullah SAW. Berhutang seekorunta, dan mengembalikannya sebagai bayaran yang lebih baik dari untayang diambilnya secara hutang, dan beliau bersabda: orang yang lebihbaik diantara kamu adalah orang yang paling baik pembayarannya .(HR. At-Turmudzy)

Dari hadist tersebut jelas pengembalian yang lebih baik itu tidak disyaratkan

sejak awal, tetapi murni inisiatif debitor (al-mustaslif). Itu juga bukan tambahan atas

jumlah sesuatu yang diutang karena tidak ada tambahan atas jumlah unta yang

dibayarkan dan tidak ada pula tambahan apapun atas unta yang diutang. Itu tidak

lain adalah pengembalian yang semisal dengan apa yang diutang; seekor hewan

dengan seekor hewan, namun lebih tua dan lebih besar tubuhnya. Itulah yang

dimaksud dengan pengembalian yang lebih baik (husn al-qadhâ ).83 Tapi jika

81 Amir Syarifuddin, Gari-Garis Besar Fiqh, , Jilid 1, Jakarta: Prena Media, Cet. 1, 2003, h. 224-225

82 Abi ‘Isa, Muhammad, Sunanu At-Tirmidzy, Juz 3, Beriut: Darul Kutb al-Ilmiyah, tt, h. 6083 http://hizbut-tahrir.or.id/2008/12/30/qardun-utang/, h. 2, diakses tgl 19 Maret 2010

Page 45: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

sebelum utang dinyatakan terlebih dahulu syarat tambahannya dan kedua belah

pihak setuju maka sama dengan riba. Sebagaimana sabda Nabi SAW. yang artinya

“Tiap-tiap piutang yang mengambil manfaat, maka itu salah satu dari beberapa

macam riba .84

Dalam hal ini, terdapat perbedaan pendapat dikalangan fuqaha Mazhab

mengenai boleh atau tidaknya menerima manfaat dari akad utang piutang tersebut,

yaitu sebagai berikut:

1. Menurut Mazhab Hanafiyah: jika keuntungan tersebut tidak dipersyaratkan

dalam akad atau jika hal itu tidak menjadi urf (kebiasaan di masyarakat) maka

hukumnya adalah boleh.

2. Menurut Mazhab Malikiyah: utang piutang yang bersumber dari jual beli,

penambahan pembayaran yang tidak dipersyaratkan adalah boleh. Sedangkan

dalam hal utang piutang (al-qardl), penambahan pembayaran yang tidak

dipersyaratkan dan tidak dijanjikan karena telah menjadi kebiasaan di

masyarakat, hukumnya adalah haram. Penambahan yang tidak dipersyaratkan

dan tidak menjadi kebiasaan di masyarakat baru boleh diterima.

3. Menurut Mazhab Syafii: penambahan pelunasan utang yang diperjanjikan oleh

muqtaridl (pihak yang berutang), maka pihak yang mengutangi makruh

menerimanya.

4. Menurut Mazhab Hambali: pihak yang mengutangi dibolehkan menerima

penambahan pelunasan yang diperjanjikan oleh muqtaridl (pihak yang berutang

dibolehkan menerimanya. 85

84 Sudarsono, Pokok-Pokok Hukum Islam, , Jakarta: Reineka Cipta, Cet. 1, 1992, h. 41985 Ghufron A, Mas’adi, Op. Cit., h. 173-174

Page 46: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

5. Sedangkan menurut Syekh Zainuddin al-Malibary menyebutkan bahwa boleh

bagi muqridl menerima kemanfaatan yang diberikan kepadanya oleh muqtaridl

tanpa disyaratkan sewaktu akad, misalnya kelebihan ukuran atau mutu barang

pengembalian dan pengembalian lebih baik dari yang diutangkan. Bahkan

melebihkan pengembalian utang adalah disunnahkan bagi muqridl sebagaimana

sabda Rasulullah SAW. yang berbunyi: “sesungguhnya yang paling baik di

antara kalian adalah yang paling bagus dalam membayar utangnya .86

Argumentasi para ulama tersebut memang sangat bervariasi. Hanya Imam

Hambali yang kelihatan agak longgar dengan membolehkan mengambil kelebihan

pelunasan dari yang berutang asalkan kelebihan itu dijanjikan oleh pihak yang

berutang.

86 Syaikh Zainuddin bin Abdul Azis al-Malibary, Fathul Mu in, Jilid II, Terj. Aliy As’adYogyakarta: Menara Kudus, 1979, h. 212.

Page 47: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

BAB III

PRAKTEK UTANG PIUTANG DI DESA KENTENG KEC.TOROH

KAB. GROBOGAN

A. Monografi dan Demografi Desa Kenteng Kec. Toroh Kab. Grobogan

1. Keadaan Monografi Desa Kenteng

Desa Kenteng merupakan salah satu desa di Kecamatan Toroh Kabupaten

Grobogan. Desa Kenteng adalah desa yang berada dalam benteng wilayah

dataran rendah yang terletak di pedesaan. Luas keseluruhan Desa Kenteng adalah

1.280,390 ha. Yang terbagi menjadi 5 bagian yaitu tanah persawah 333.005 ha,

pekarangan/bangunan 212.345 ha, tegalan/perkebunan 41.219 ha, hutan Negara

680.200, dan tanah lain-lain (sungai, jalan, kuburan saluran dll) 13.972 ha.

Berada pada ketinngian 32 m dari permukaan air laut. Sebelah utara desa

berbatasan dengan Desa Waru Karanganyar, sebelah selatan berbatasan dengan

hutan Negara, sebelah barat berbatasan dengan Desa Genengsari Tunggak,

sebelah timur berbatasan dengan Desa Ngerandah. Desa Kenteng terbagi menjadi

8 dusun dan memiliki 11 RW dan 54 RT. Jarak dari ibu kota kecamatan 12 km

dengan lama tempuh 30 menit. Sedangkan jarak dari ibu kota kabupaten adalah

14 km dengan lama tempuh adalah 60 menit. Panjang jalan beraspal atau beton 4

ha dan panjang jalan antar desa/kecamatan adalah 12 km.

Desa Kenteng memiliki hutan, lahan pertanian atau perkebunannya cukup

luas. Hasil dari pertanian atau perkebunannya adalah padi, jagung, kedelai dan

sayur-sayuran, misalnya kacang panjang dan terong. Selain itu hutan negaranya

juga cukup luas, yang akhir-akhir ini sedang ada program penghijauan kembali,

Page 48: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

sehingga hal ini dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Kenteng untuk dijadikan

lahan pertanian. Yaitu dengan ditanami jagung dan pisang.

2. Keadaan Demografi Desa Kenteng

Demografi Desa Kenteng Kec. Toroh Kab. Grobogan pada bulan Juli

sampai bulan Desember 2009 adalah sebagai berikut:

Jumlah penduduk Desa Kenteng berdasarkan buku monografi Desa

Kenteng tahun 2009 adalah sebanyak 8.011 orang. Terdiri dari 3.913 orang laki-

laki dan 4.098 orang perempuan dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 2.609

KK.

Seluruh penduduk Desa Kenteng beragama dan tidak seorangpun yang

menganut kepercayaan. Sebagian besar penduduknya beragama Islam. Adapun

jumlah penganut agama Islam adalah 7.987 orang, dan penganut agama Kristen

24 orang.

Sebagai desa yang terletak pada benteng wilayah dataran rendah, dengan

lahan pertanian atau perkebunan/tegalan yang cukup luas, maka sebagian besar

mata pencaharian penduduk Desa Kenteng adalah sebagai petani dan buruh tani.

Selain itu juga sebagai pedagang. Adapun datanya adalah sebagai berikut:

TABEL 1Mata Pencaharian Masyarakat Desa Kenteng Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan

No. Mata Pencaharian Jumlah

1. Pegawai Negeri 76 Orang

2. TNI/POLRI 8 Orang

3. Karyawan (Swasta) 680 Orang

Page 49: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

4. Tani 681 Orang

5. Buruh Tani 619 Orang

6. Jasa lainnya 3 Orang

7. Nelayan -

Sumber : Buku Monografi Desa Kenteng Kec. Toroh Kab. Grobogan Tahun2009

Karena Desa Kenteng terletak di pedesaan (jauh dari perkotaan),

sehingga untuk objek wisata dan kebudayaan tidak ada. Dan yang ada hanya

sebuah tradisi yaitu tradisi sedekah bumi yang diadakan setiap setahun sekali

yang jatuh pada bulan apit. Sedekah bumi ini diadakan sebagai ungkapan rasa

syukur atas hasil bumi (panen) yang melimpah.

Masyarakat Desa Kenteng adalah masyarakat yang suka bergotong

royong. Terlihat dari adanya kegiatan gotong royong atau sambatan dalam

pembangunan rumah, gotong royong menjaga kebersihan desa, gotong royong

membangun jembatan dan jalan, dll. Masyarakat desa Kenteng adalah

masyarakat yang guyub dan tidak individualisme. Hal ini terlihat dengan

adanya 9 kelompok majelis ta’lim, 8 majelis masjid, dan 8 remaja masjid.

Biasanya kelompok majelis ini diisi dengan kegiatan keagamaan, seperti

barjanji, yasinan, manaqiban dan tahlil.

B. Praktek Utang Piutang di Desa Kenteng Kec. Toroh Kab. Grobogan

1. Praktek utang piutang di Desa Kenteng

Praktek utang piutang yang ada di Desa Kenteng Kec. Toroh Kab.

Grobogan ini merupakan utang piutang yang berbunga atau di Desa Kenteng

Page 50: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

tersebut lebih mengenalnya dengan istilah utang piutang anakan. Utang piutang

anakan ini merupakan utang piutang yang beranak pinak, yaitu ketika seorang

debitur tidak dapat mencicil anakan atau bungannya pada waktu

pengembaliannya (biasanya setiap bulan sekali), maka anakan atau bunganya

akan bertambah sesuai dengan bunganya. Misalnya seorang debitur meminjam

Rp 500.000,00 dengan bunga 5% atau sekitar Rp 25.000,00 perbulan, maka

bulan berikutnya si debitur tersebut harus mengembalikan dengan bunga dari

bulan yang kemarin yang belum dibayar yaitu 5% dari Rp 25.000,00 atau sekitar

Rp 1.250,00,. Jadi akan bertambah terus sesuai dengan bunganya, sampai

debitur biasa melunasi hutangnya tersebut.87

Apabila si debitur belum bisa melunasi utang pokoknya, maka

dibolehkan hanya membayar bunganya terlebih dahulu, sedangkan batas waktu

untuk pelunasan tidak ditentukan. Misalnya harus dalam jangka waktu satu

tahun harus lunas, tapi bebas. Akan tetapi ada pula yang diberi batasan waktu

pengembalian yaitu dalam jangka waktu satu tahun harus lunas, yaitu apabila

seorang debitur melakukan pinjaman dari kelompok ibu-ibu arisan, karena uang

yang dipinjamkan merupakan uang tabungan dari anggota arisan tersebut yang

setiap satu tahun sekali akan dibuka.88

Sesungguhnya, asal mula utang piutang anakan ini ada karena

kesepakatan bersama, yaitu kesepakatan ibu-ibu arisan apabila ada yang

melakukan pinjaman di kelompok arisan tersebut, akan ditarik bunga yang

kemudian hasilnya akan dibagikan pada semua anggotanya pada akhir tahun.

87 Hasil wawancara dengan Ibu Maryati selaku salah satu kreditur di Desa Kenteng Kec. TorohKab. Grobogan, pada tanggal 31 Maret 2010

88 Hasil Wawancara dengan ibu Sutiyem selaku pengurus dan anggota arisan di Desa Kenteng,pada tanggal 2 April 2010

Page 51: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

Namun lambat laun, ada pula yang dilakukan oleh individu, yaitu oleh orang

yang dianggap kaya di daerah tersebut. Dengan tambahan atau bunga antara 3%

sampai dengan 10% dengan waktu pengembaliannya bebas, tidak ada batasan

waktu yaitu semampu orang yang meminjam untuk melunasi utangnya tersebut.

Dan bunga atau anaknya tidak sampai beranak pinak, maksudnya bunganya

tetap tidak sampai berbunga lagi, jika si debitur belum dapat mengembalikan

pada waktu pengembalian yaitu setiap sebulan sekali. 89

2. Pihak yang Bertransaksi

Dalam pelaksanaan praktek utang piutang ini ada 2 pihak yang terlibat,

yaitu:

a. Kreditur

Kreditur adalah yang berpiutang, yang memberikan kredit, penagih.90

Dalam hal ini yang menjadi kreditur adalah orang-orang yang dianggap kaya

di daerah tersebut atau dari kelompok arisan.

Adapun yang menjadi kreditur di Desa kenteng Kec. Toroh Kab.

Grobogan adalah sebagai berikiut:

1. Ibu Maryati

2. Bapak Huri

3. Bapak Tono

4. Ibu Dapi (ketua arisan ibu-ibu)

5. Bapak Hardi

6. Ibu Kusyati

7. Bapak Ginok

89 Ibid90 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembina dan Pengembang Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

ed. 2, Jakarta: Balai Pustaka, Cet. 3, 1994, h. 530

Page 52: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

b. Debitur

Debitur adalah orang atau lembaga yang berutang kepada

orang/lembaga lain.91 Dalam hal ini adalah masyarakat Desa Kenteng yang

membutuhkan pinjaman. Umumnya mereka adalah petani dan pedagang.

Kedua belah pihak tersebut (kreditur dan debitur) kemudian mengadakan

akad utang piutang beserta tambahan yang telah disepakati pada awal akad

secara lisan dan berupa catatan-catatan mengenai tanggal peminjaman,

jumlah peminjaman serta tambahan atas pinjaman tersebut dan tanpa adanya

saksi. Catatan tersebut hanya dimiliki oleh pihak kreditur saja. Sedangkan

akadnya dengan pihak debitur dilakukan secara lisan dan tanpa adanya

catatan (tulisan) atau saksi.

3. Akad

Utang piutang ini seakan sudah menjadi pilihan masyarakat Desa

Kenteng dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari ketika mereka berada

dalam kesulitan. Bahkan ada pula yang melakukan pinjaman untuk sekedar

memenuhi kebutuhan yang tidak begitu urgen, yaitu untuk membeli motor.

Sesungguhnya, secara mekanisme proses utang piutang yang

diberlakukan para kreditur di Desa Kenteng ini adalah sama. Yaitu ketika ada

seorang debitur datang untuk melakukan pinjaman kepada para kreditur,

kemudian para pihak (kreditur dan debitur) mengadakan kesepakatan mengenai

jumlah pinjaman beserta tambahan atau daerah sana lebih mengenalnya dengan

istilah anakannya tersebut pada awal.

91 Ibid., h. 215

Page 53: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

Cara pengembaliannya adalah dengan di cicil setiap sebulan yaitu berupa

pinjaman pokok beserta tambahan atau anakanya tersebut. Tapi bila si debitur

tidak dapat mengembalikan pinjaman pokok beserta anaknya, maka pihak

kreditur memberikan kelonggaran dengan dibolehkan hanya mencicil anakannya

saja. Atau bisa pula di cicil dua bulan sekali, bila dalam satu bulan tersebut si

debitur belum bisa mencicil, tapi tambahan atau anaknya tetap di hitung

perbulan. Selain itu, para kreditur tidak meminta pada para debitur untuk

meninggalkan barang sebagai jaminan atas pinjamannya tersebut. Karena yang

mereka jadikan dasar transaksi utang piutang tersebut adalah sikap saling

percaya, sehingga adanya barang jaminan tidak diberlakukan dalam transaksi

utang piutang ini. Akan tetapi yang membedakan antara kreditur yang satu

dengan yang lain adalah tambahan serta batasan waktu pengembalian yang

mereka berikan berbeda-beda.

Misalnya di tempatnya Bapak Huri, tambahan yang diberikan kepada

seseorang yang meminjam di tempatnya adalah 3%, dengan batas waktu

pengembaliannya antara 5 bulan sampai dengan 10 bulan. Dan bila si peminjam

tidak dapat melunasi utangnnya tersebut sesuai batas waktunya, maka pihak

debitur akan diberi kelonngaran hanya mengembalikan utang pokoknya saja,

sedangkan tambahannya akan dianggap sudah diberikan. Dengan jumlah

pinjaman rata-rata bekisar antara Rp. 200.000,00., sampai dengan Rp.

1.000.000,00..92

Di tempatnya Ibu Maryati, tambahan yang diberikan kepada para debitur

yang melakukan pinjaman di tempat beliau adalah sebesar 5%. Dengan batas

92 Hasil wawancara dengan Bapak Huri selaku kreditur di Desa Kenteng pada tanggal 3 April 2010

Page 54: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

pelunasan pinjaman tersebut adalah bebas (semampu debitur untuk melunasi

utang tersebut). Dengan rata-rata pinjaman berkisar antara Rp. 300.000,00

sampai dengan Rp. 10.000.000,00.93

Hal tersebut sama sebagaimana yang diterapkan di tempatnya Bapak

Tono, akan tetapi tambahan yang dikenakan di tempat ini setiap ada pinjaman

adalah 10%. Dengan rata-rata pinjaman berkisar antara Rp. 200.000,00. Sampai

dengan Rp. 2.000.000,00. 94

Di tempat Ibu Dapi selaku ketua arisan di salah satu dusun di desa

tersebut. Di tempat ini, ketika ada seorang debitur yang datang untuk melakukan

pinjaman, tambahan beserta batasan waktu di jelaskan pada awal akad dibuat,

yaitu tambahan sebesar 10 % dengan jangka waktu pengembalian satu tahun

harus sudah lunas. Karena uang yang mereka pinjamkan kepada seorang debitur

berasal dari tabungan anggota arisan di dusun tersebut, yang setiap setahun

sekali akan dibuka dan hasilnya di bagi rata antar anggota. Dengan rata-rata

pinjaman berkisar antara Rp. 150.000,00. Sampai dengan Rp. 700.000,00. 95

Berbeda dengan mekanisme yang diberlakukan di tempatnya Bapak

Hardi, yaitu dengan menggunakan standar harga pupuk, yaitu seorang debitur

datang ketempatnya dengan tujuan untuk meminjam pupuk, kemudian ke dua

belah pihak akan membuat perjanjian bahwa harga pupuk tersebut akan

dinaikkan sekitar 10% dari harga semula ketika si debitur akan melunasi

pinjaman tersebut dengan jangka pengembalian adalah ketika musim panen tiba.

93 Hasil wawancara dengan Ibu Maryati selaku kreditur di Desa Kenteng pada tanggal 31 Maret2010

94 Hasil wawancara dengan Bapak Tono selaku kreditur di Desa Kenteng pada tanggal 1 April2010

95 Hasil wawancara dengan Ibu Dapi selaku kreditur di Desa Kenteng pada tanggal 3 April 2010

Page 55: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

Misalnya harga pupuk tersebut waktu awal dipinjam seharga Rp. 85.000,00.

Perkwintal, maka ketika setelah panen akan naik menjadi Rp. 93.500,00. Tetapi

bila ketika musim panen belum bisa mengembalikan, maka pihak kreditur akan

memberi kelonggaran sampai si debitur sanggup mengembalikan pinjaman

tersebut. Dengan rata-rata pinjaman pupuk antara 2 sampai dengan 3 kwintal

pupuk.96

Menurut para kreditur transaksi utang piutang tersebut hanya berlaku

untuk masyarakat Desa Kenteng saja, dan bukan untuk umum (masyarakat

selain dari Desa Kenteng). Hal itu dikarenakan, menurut para kreditur, transaksi

ini sifatnya hanya untuk menolong sesama serta untuk mempermudah

masyarakat desa tersebut dalam memenuhui kebutuhan hidup atau

mempermudah mereka untuk mendapatkan pinjaman.

C. Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Praktek Utang Piutang Di Desa Kenteng

Kec. Toroh Kab. Grobogan

Menurut Bapak Eko, salah seorang warga yang tidak terlibat langsung

dengan transaksi utang piutang tersebut, menyebutkan bahwa alasan orang Desa

Kenteng ini cenderung melakukan praktek utang piutang anakan ini ketimbang

melakukan pinjaman di bank-bank, yang sama-sama menarik tambahan,

dikarenakan menurut mereka, melakukan pinjaman di desa itu lebih mudah dan

tanpa harus meninggalkan barang jaminan. Di samping itu, pengembaliaannya juga

cukup mudah, yaitu semampu si debitur biasa mengembalikan pinjamannya

tersebut.97

96 Hasil wawancara dengan Bapak Hardi selaku kreditur di desa tersebut pada tanggal 1 April 201097 Hasil wawancara dengan Bapak Eko selaku masyarakat umum (yang tidak terlibat langsung

dengan transaksi utang piutang tersebut) pada tanggal 31 maret 2010

Page 56: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

Beliau juga menambahkan bahwa masyarakat desa itu cenderung takut untuk

melakukan pinjaman di bank, dikarenakan prosesnya yang ribet dan harus

meninggalkan barang jaminan. Dan ketika disinggung mengenai hukum transaksi

semacam ini menurut hukum Islam, beliau menuturkan beliau mengetahuinya, tetapi

yang di jadikan dasar transaksi ini berlaku adalah karena hal ini sudah menjadi

kebiasaan serta para pihak sama-sama menyetujui transaksi tersebut tanpa adanya

paksaan.98

Menurut Mbah Wagiyem, selaku salah satu debitur di Desa Kenteng

menyebutkan alasannya kenapa beliau lebih memilih melakukan pinjaman semacam

ini dari pada melakukan pinjaman di bank adalah karena pinjaman yang ia butuhkan

sedikit serta prosesnya lebih mudah dan lebih cepat. Sedangkan kalau di bank,

menurut beliau prosesnya ribet serta akses menuju ke sana juga jauh.99

Mengenai tambahan yang diberikan oleh kreditur cukup memberatkan atau

meringankan?. Menurut penuturan beliau tambahan yang diberikan oleh kreditur

cukup meringankan, karena sudah di niatkan. Dan ketika ditanyai tujuan

peminjaman serta sudah berapa kali kah melakukan peminjaman? Beliau

menuturkan bahwa tujuan peminjaman adalah untuk membeli pupuk. Dengan

jumlah pinjaman sebesar Rp. 300.000,00. dan ini merupakan pinjaman yang pertama

kali beliau lakukan. Begitulah penjelasan beliau. Sedangkan ketika disinggung

mengenai hukum transaksi utang piutang tersebut menurut hukum Islam, beliau

menuturkan bahwa hukum transaksi tersebut menurut hukum Islam adalah tidak

boleh. Tetapi karena kebutuhan dan transaksi ini sudah biasa dilakukan masyarakat

98 Ibid99 Hasil wawancara dengan Mbah Wagiyem selaku salah satu debitur di Desa Kenteng pada

tanggal 3 April 2010

Page 57: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

di desa sini. Jadi saya tinggal mengikuti aturan yang sudah ada saja, ditambah lagi

tidak ada paksaan dalam transaksi ini.

Menurut beliau, penghasilan yang beliau peroleh setiap kali musim panen

adalah sekitar Rp. 800.000,00 sampai dengan Rp. 1.500.000,00., sedangkan

penghasilan yang diperoleh perbulannya dengan berdagang krupuk singkong atau

daerah sana menyebutnya dengan istilah ladu adalah sekitar Rp. 300.000,00 sampai

dengan Rp. 500.000.00.. Dengan tanggungan utang yang sudah beliau cicil sebesar

Rp.200.000 beserta bunganya Rp. 15000,00, sedangkan sisanya akan di lunasi nanti

setelah panen jagung. Kira-kira kurang lebih 2 sampai dengan 3 bulan lagi.100

Alasan beliau melunasi tanggungan tersebut setelah panen dikarenakan

beliau sudah janji pada pihak kreditur untuk melunasi utangnya tersebut setelah

panen, disamping itu penghasilan dari hasil panen musim ini diperkirakan lebih

banyak dari biasanya. Semua itu dikarenakan musim tanam kali ini, beliau mendapat

dua bagian tanah dari perhutanan yang sedang mengadakan program penghijauan

kembali. Sehingga beliau mempunyai rencana untuk melunasi utangnya setelah

panen, agar beliau juga tenang karena sudah tidak punya tanggungan terhadap orang

lain.101

Hal tersebut sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibu Puji, Ibu Sularti, Ibu

Darti dan Bapak Siswo, selaku para debitur di desa tersebut, menuturkan bahwa

alasan mereka memilih transaksi ini adalah karena transaksi ini prosesnya lebih

mudah dan cepat. Dan ketika ditanyai mengenai tambahan yang diberikan oleh

100 Ibid101 Ibid

Page 58: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

kreditur cukup meringankan atau memberatkan, mereka menuturkan bahwa

tambahan yang diberikan cukup meringankan. 102

Mengenai hukum transaksi tersebut menurut hukum Islam, mereka

menuturkan bahwa mereka kurang mengetahuinya bahkan Ibu Sularti tidak

mengetahuinya sama sekali. Akan tetapi menurut Bapak Siswo, transaksi tersebut

menurut hukum Islam, tidak boleh dilakukan, namun karena adanya kebutuhan yang

mendesak serta tidak adanya paksaan dalam transaksi ini, jadi beliau tetap saja

melakukan pinjaman semacam ini. Selain itu, menurut mereka, yang dijadikan

pijakan dalam menjalankan transaksi ini adalah berdasarkan kebiasaan masyarakat

di desa tersebut dalam menjalankan transaksi ini yaitu utang piutang yang ada

tambahannya, selain itu juga di dasarkan atas kerelaan kedua belah pihak serta tanpa

adanya paksaan.103

Frekuensi peminjaman dan tujuan pemijaman antar para debitur berbeda-

beda. Misalnya Ibu Puji, beliau sudah dua kali melakukan peminjaman semacam ini.

Yaitu untuk membeli kendaraan bermotor dan untuk membeli pupuk. Beliau

menuturkan bahwa pinjaman tersebut dilakukan karena uang yang ada masih

kurang, sehingga untuk menambahi kekurangannya, beliau meminjam pada Ibu

Maryati selaku salah satu kreditur di desa tersebut. Dengan jumlah pinjaman sebesar

Rp. 500.000,00 dan Rp. 5.000.000,00.104

Mengenai penghasilan beliau perbulan, beliau menuturkan bahwa

penghasilan yang beliau peroleh perbulan adalah kurang lebih sebesar Rp.

102 Hasil wawancara dengan Ibu Puji, Ibu Sularti, Ibu Darti dan Bapak Siswo selaku para debitur diDesa Kenteng pada tanggal 30 Maret, 1 April dan 4 April 2010

103 Ibid104 Hasil wawancara dengan Ibu Puji selaku salah satu debitur di Desa Kenteng pada tanggal 30

Maret 2010

Page 59: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

1.000.000,00 sampai dengan 1.500.000,00, sedangkan penghasilan yang diperoleh

dari hasil setiap kali musim panen adalah rata-rata sekitar Rp. 3.000.000,00 sampai

dengan Rp. 4.000.000,00. Sedangkan tanggungan utang yang beliau miliki yang

pertama sudah lunas pada musim panen yang lalu, akan tetapi tanggungan utang

yang kedua baru beliau cicil sebesar Rp. 2.000.000,00 beserta bunganya sebesar Rp.

250.000,00 sedangkan sisanya rencananya akan di cicil lagi setelah dapat kiriman

dari suami dan anak-anaknya yang bekerja di Jakarta.105

Berbeda dengan Ibu Darti, ketika disinggung mengenai alasan beliau

melakukan peminjaman dan sudah berapa kali melakukan peminjaman, beliau

menuturkan bahwa alasan beliau melakukan peminjaman adalah untuk membeli

pupuk dan keperluan lainnya. Dan beliau sudah beberapa kali melakukan pinjaman

semacam ini. Dengan rata-rata pinjaman yang beliau pinjam berkisar antara Rp.

200.000,00 sampai dengan Rp. 300.000,00. Dan ketika disinggung mengenai

penghasilan beliau perbulan, beliau menuturkan bahwa penghasilan yang beliau

peroleh perbulan adalah berkisar antara Rp. 200.000,00 sampai dengan Rp.

300.000,00, sedangkan penghasilan yang diperoleh dari hasil panen setiap kali

musim panen adalah berkisar antara Rp. 1.500.000,00 sampai dengan Rp.

2.000.000,00. Dan tanggungan utang yang beliau miliki sudah lunas semua. 106

Menurut Ibu Sularti, beliau baru pertama kali melakukan peminjaman

semacam ini. Dan ketika disinggung mengenai tujuan peminjaman tersebut, beliau

menuturkan bahwa pinjaman ini digunakan untuk membeli sawah. Karena uang

yang ada masih kurang, sehingga untuk menambahi kekurangan tersebut beliau

105 Ibid106 Hasil wawancara dengan Ibu Darti selaku salah satu Debitur di Desa Kenteng pada tanggal 30

Maret 2010

Page 60: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

melakukan pinjaman tersebut. Dengan jumlah pinjaman sebesar Rp.

10.000.000,00.107

Mengenai penghasilannya perbulan, beliau menuturkan, bahwa

penghasilannya perbulan adalah berkisar antara Rp. 400.000,00 sampai dengan Rp.

600.000,00. Sedangkan penghasilannya dari hasil panen pada setiap musim panen

adalah berkisar antara Rp. 8.000.000,00 sampai dengan Rp. 10.000.000,00.

Sedangkan ketika disinggung mengenai mekanisme pembayaran utang yang beliau

terapkan, beliau menjelaskan, bahwa beliau telah mencicil utang beliau sebesar Rp.

5.000.000,00 beserta bunganya sebesar Rp. 500.000,00, sedangkan sisanya akan

dilunasi dengan uang hasil panen depan.108

Menurut Bapak Siswo, ketika disinggung mengenai berapa kali beliau

melakukan pinjaman dan tujuan pinjaman tersebut dilakukan untuk apa, beliau

menuturkan, bahwa beliau melakukan pinjaman baru pertama kali. Dan pinjaman

digunakan untuk tambahan modal usahanya. Dengan jumlah pinjaman sebesar Rp.

5.000.000,00. Dan ketika disinggung mengenai penghasilannya perbulan, beliau

menuturkan bahwa penghasilan yang diperoleh perbulan adalah berkisar antara Rp.

3.000.000,00 sampai dengan Rp. 6.000.000,00,. Dengan perincian penghasilan dari

hasil usahanya membuka warung makanan dan dari pekerjaan sebagai mandor

proyek di Jakarta. Beliau juga menuturkan, bahwa tanggungan utang yang beliau

miliki sudah di cicil sebanyak tiga kali dengan perincian cicilan pertama sebesar Rp.

2.000.000,00 beserta bunganya Rp. 250.000,00. kemudian cicilan yang kedua Rp.

107 Hasil wawancara dengan Ibu Sularti selaku salah seorang debitur di Desa Kenteng pada tanggal22 April 2010

108 Ibid

Page 61: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

1.500.000,00 beserta bunganya Rp. 150.000,00 dan cicilan ketiga sebesar Rp.

1.500.000,00 beserta bunganya Rp. 75000,00. 109

Mengenai utang ruginya dalam transaksi ini, secara umum tidak pernah

mereka perhitungkan sebelumnya. Mereka melakukan pinjaman karena memang

membutuhkan pinjaman tersebut, tanpa berfikir utang dan ruginya dikemudian hari.

Hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh para debitur yang lain. Karena selama

ini, mereka tidak merasa dirugikan dengan transaksi ini.

Berbeda dengan Ibu Ekowati, selaku salah seorang debitur yang melakukan

pinjaman pada kreditur dengan bunga 10%, mengatakan bahwa tambahan yang

diberikan oleh kreditur cukup memberatkan, tetapi karena ada kebutuhan yang

mendesak untuk tambahan modal usahanya sebagai penjual sayur keliling, maka hal

itu di kesampingkan.110

Mengenai frekuensi peminjaman serta tujuan pinjaman tersebut, beliau

menuturkan bahwa baru pertama kali melakukan pinjaman semacam ini dengan

jumlah pinjaman sebesar Rp. 500.000,00. Dan pinjaman tersebut sudah beliau cicil

sebesar Rp. 250.000,00 beserta bunganya Rp. 50.000, sedangkan sisanya akan

dilunasi setelah beliau dapat kiriman dari suaminya yang bekerja di Surabaya

sebagai tukang keramik.

Penghasilan yang diperoleh perbulan di tambahan penghasilan suaminya

adalah rata-rata berkisar antara Rp. 700.000,00 sampai dengan Rp. 1.200.000,00.

Sedangkan ketika disinggung mengenai transaksi tersebut dalam hukum Islam,

beliau menuturkan bahwa beliau tidak mengetahui hukum transaksi tersebut dalam

109 Hasil wawancara dengan Bapak Siswo selaku salah satu debitur di Desa Kenteng pada tanggal30 Maret 2010

110 Hasil wawancara dengan Ibu Ekowati selaku salah satu debitur di Desa Kenteng pada tanggal 3April 2010

Page 62: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

hukum Islam, sebab beliau hanya mengikuti para debitur yang lain dalam

menjalankan transaksi tersebut, tanpa mengetahui boleh atau tidaknya transaksi ini

dilakukan.111

Menurut Bapak Harto, selaku seorang tokoh masyarakat di desa tersebut,

menuturkan bahwa tambahan yang diberikan oleh para kreditur, ada yang

memberatkan dan ada pula yang meringankan, untuk tambahan 10%, cukup

memberatkan, apalagi untuk masyarakat di pedesaan, yang notabennya sebagian

besar masyarakatnya adalah seorang petani. Tetapi kalau untuk tambahan 3%/5%,

cukup meringankan. Namun itu semua tergantung pada situasi dan kondisi para

debitur.112

Tapi beliau membedakan antara pinjaman yang bersumber dari individu dan

koperasi. Bila dari koperasi menurut beliau cukup membantu dan tambahannya juga

cukup ringan, dikarenakan tambahannya hanya sekitar 2% sampai dengan 5%, yang

pada akhirnya tambahan tersebut akan dibagi antar anggotanya. Sehingga dapat

dikatakan bahwa pada dasarnya, tambahan tersebut akan kembali lagi pada si

debitur. Karena rata-rata yang melakukan pinjaman di kopersi adalah para

anggotanya itu sendiri.113

Bapak Harto ini dianggap sebagai seorang tokoh masyarakat di Desa

Kenteng tersebut dikarenakan beliau merupakan sosok yang disegani oleh

masyarakat di desa tersebut, baik muda, tua ataupun anak-anak. Dan di setiap rapat

atau kegiatan di desa tersebut, baik acara keagamaan ataupun acara sosial, beliau

111 Ibid112 Hasil wawancara dengan Bapak Harto selaku tokoh masyarakat di desa Kenteng Kec. Toroh

Kab. Grobogan pada tanggal 3 April 2010113 Ibid

Page 63: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

selalu yang menjadi tempat untuk dimintai pendapatnya dan menjadi panutan oleh

masyarakat di desa tersebut.

Menurut Ibu Kustini dan Bapak Erwanto, selaku masyarakat umum (tidak

terlibat langsung dengan transaksi tersebut), menuturkan bahwa tambahan yang

diberikan oleh para kreditur, ada yang memberatkan, namun ada pula yang

meringankan. Tambahan yang di anggap cukup meringankan adalah tambahan yang

rata-rata berkisar antara 3% sampai dengan 5%, tapi untuk tambahan yang berkisar

10%, menurut beliau cukup memberatkan. Karena untuk ukuran masyarakat desa

tambahan tersebut cukup berat. Tapi untuk tambahan 3% sampai dengan 5% cukup

meringankan. Karena transaksi utang piutang yang ada di desa Kenteng selama ini

adalah transaksi utang piutang yang menarik tambahan. Jadi ukuran meringankan

atau memberatkan adalah dilihat dari prosentase tambahan yang diberikan serta

tingkat ekonomi yang melakukan pinjaman. 114

Menurut beliau, transaksi tersebut dalam hukum Islam pada hakekatnya

tidak boleh, namun karena adanya kebutuhan yang mendesak serta prosesnya yang

cepat dan mudah, selain itu tidak adanya paksaan dalam transaksi ini, sehingga

membuat sebagian masyarakat seakan tidak memperhatikan larangan tersebut

ditambah lagi pemahaman masyarakat di daerah sini tentang larangan transaksi

tersebut dalam hukum Islam sangat minim, hanya sebagian masyarakat yang

mengetahuinya. Selain itu, transaksi ini sudah biasa dilakukan oleh masyarakat di

desa sini. Dan ketika disinggung mengenai alasan mengapa beliau tidak melakukan

pinjaman semacam ini? beliau menuturkan bahwa hal tersebut dikarenakan, beliau

114 Hasil wawancara dengan Ibu Kustini dan Bapak Erwanto selaku masyarakat umum (tidakterlibat langsung dengan transaksi ini) pada tanggal 3 April 2010

Page 64: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

belum membutuhkan pinjaman serta semua kebutuhan keluarganya sudah cukup

terpenuhi dengan hasil usahanya.115

Selain itu, ketika peneliti menyinggung mengenai alasan mereka (para

kreditur) memberikan pinjaman?, mereka hanya menuturkan bahwa alasan mereka

memberikan pinjaman adalah karena untuk menolong tetangga yang sedang

membutuhkan pinjaman. Sedangkan ketika disinggung mengenai tambahan yang

diberikan, mereka menuturkan bahwa tambahan itu hanyalah sebuah bentuk tanda

terimakasih yang diberikan oleh pihak debitur atas pinjamannya. Dan tambahan

tersebut telah mereka sepakati bersama, tanpa adanya paksaan. Semua itu

didasarkan atas kerelaan kedua belah pihak. Berbeda dengan tambahan yang ada

pada kelompok arisan. Tambahan tersebut ada karena kesepakatan antar

anggotanya, dengan harapan pada akhir tahun ada tambahan pada tabungan mereka.

Atau secara sederhana mereka mengatakan setidaknya bisa untuk membeli ayam

untuk acara lebaran. Namun semua ini juga atas kerelaan antar pihak, tanpa adanya

paksaan.

Alasan para kreditur individu (selain kelompok arisan) ikut memberikan

pinjaman adalah dikarenakan dari kelompok arisan hanya menerima pinjaman

dengan nominal yang kecil, sedangkan untuk nominal yang besar, di tempat tersebut

tidak bisa melayaninya. Hal tersebut dikarenakan dana yang ada juga terbatas serta

rata-rata yang melakukan pinjaman tersebut adalah para anggotanya sendiri. Sebab

dana yang ada hanya berasal dari tabungan para anggotanya. Oleh sebab itu, orang

yang dianggap kaya di tempat tersebut bersedia memberikan pinjaman sesuai

dengan kebutuhan seorang debitur. Baik dalam jumlah yang kecil atau pun yang

115 Ibid

Page 65: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

besar, akan tetapi tetap ada tambahannya. Hal tersebut dikarenakan para kreditur

individu mencoba untuk menyesuaikan dengan daerah tersebut dalam menjalankan

transaksi semacam ini.

Apabila dilihat secara lebih dalam lagi, tambahan yang diberikan oleh para

kreditur kepada para debitur tersebut cukup memberatkan. Namun seakan-akan

masyarakat Desa Kenteng tersebut tidak menyadarinya atau bisa dikatakan tidak

menghiraukannya. Semua itu dikarenakan, proses pengembaliannya yang bebas,

tanpa adanya batasan yang jelas. Sehingga membuat mereka tidak pernah berfikir

bahwa tambahan yang diberikan oleh para kreditur cukup memberatkan. Karena

yang mereka rasakan bahwa mereka (para debitur) merasa dibantu dengan adanya

transaksi ini. oleh karena itu mereka tidak begitu memperhatikan mengenai

tambahan yang ada, karena pinjaman yang berlaku di desa tersebut adalah pinjaman

yang ada tambahannya. Baik perorangan maupun koperasi. Dan seakan hal tersebut

sudah menjadi kebiasaan di desa tersebut.

Jika disinggung mengenai alasan mereka menganggap tambahan yang

diberikan oleh para kreditur cukup meringankan?, mereka menuturkan bahwa semua

itu dikarenakan masyarakat daerah tersebut sudah terbiasa melihat atau melakukan

transaksi tersebut, sehingga menjadikan masyarakat daerah tersebut tidak merasakan

keberatan dengan tambahan yang diberikan oleh para kreditur. Selain itu mereka

(para debitur) juga merasa dibantu dengan adanya transaksi ini. Sehingga

menjadikan masyarakat di daerah tersebut menganggap biasa saja dengan tambahan

yang ada, karena selain transaksi tersebut sudah biasa mereka lihat dan jalankan,

mereka juga merasa dibantu dengan transaksi ini. Begitu pula, ketika ditanyakan

mulai kapan transaksi ini berlangsung?, mereka menuturkan, bahwa mereka tidak

Page 66: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

mengetahui persis sejak kapan transaksi ini berjalan, yang mereka ketahui, transaksi

ini sudah ada sejak dahulu dan dijalankan sebagian besar masyarakat desa tersebut.

Faktor-faktor yang meletarbelakangi masyarakat Desa Kenteng ini

melakukan transaksi ini adalah dikarenakan adanya kebutuhan yang mendesak, tidak

adanya paksaan dalam transaksi ini serta prosesnya yang mudah dan cepat.

Disamping itu para debitur tidak harus meninggalkan barang jaminan pada kreditur

serta pengembaliannya yang tidak ditentukan (bebas, semampu debitur untuk

mengembalikan utangnya tersebut). Atau dengan kata lain mereka merasa

dimudahkan dalam menutupi kebutuhan hidup dengan adanya transaksi tersebut.

Ditambah lagi dengan minimnya pemahaman masyarakat di daerah tersebut

mengenai hukum transaksi tersebut dalam hukum Islam. Hanya sebagian

masyarakat saja yang mengetahui tentang hukum transaksi tersebut dalam hukum

Islam, itupun hanya sekedar tahu bahwa hukum transaksi tersebut dilarang dalam

hukum Islam, tanpa mengetahui mengapa transaksi tersebut dilarang. Sehingga

membuat transaksi semacam ini menjamur di daerah tersebut. Meskipun sebagian

besar penduduknya adalah muslim, akan tetapi tingkat pemahaman mereka tentang

fiqih muamalah sangat minim.

Page 67: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

BAB IV

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK UTANG

PIUTANG DI DESA KENTENG KEC. TOROH

KAB. GROBOGAN

A. Analisis terhadap praktek utang piutang dan faktor-faktor yang

melatarbelakangi terjadinya di Desa Kenteng Kec. Toroh Kab. Grobogan

Utang piutang seakan telah menjadi kebutuhan sehari-hari ditengah hiruk-

pikuk kehidupan manusia. Karena sudah lazim ada pihak yang kekurangan dan ada

pula pihak yang berlebih dalam hartanya. Ada pihak yang tengah mengalami

kesempitan dalam memenuhi kebutuhannya, dan ada pula pihak lain yang tengah

dilapangkan rezekinya. Kondisi inilah yang terkadang dimanfaatkan oleh orang-

orang yang tidak bertanggungjawab untuk memberikan pinjaman dengan syarat ada

tambahannya.

Sebagaimana yang terjadi dalam kehidupan masyarakat di Desa Kenteng

Kec. Toroh Kab. Grobogan, praktek utang piutang yang mereka laksanakan adalah

sistem utang piutang berbunga atau daerah sana lebih mengenal dengan istilah utang

piutang anakan. Yaitu seorang debitur datang kepada seorang kreditur untuk

melakukan pinjaman, kemudian kedua belah pihak membuat perjanjian bahwa

ketika si debitur akan mengembalikan pinjaman tersebut beserta bunga atau

tambahan yang telah disepakati pada awal perjanjian. Dengan jangka pengembalian

yang tidak ditentukan atau bebas (semampu pihak debitur untuk melunasi pinjaman

tersebut), disamping itu prosesnya mudah dan tidak diharuskan meninggalkan

barang jaminan.

Page 68: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

Praktek utang piutang yang terjadi di desa tersebut sudah berlangsung sejak

lama dan seakan telah menjadi kebiasaan masyarakat di daerah tersebut. Namun

masyarakat di desa tersebut kurang mengetahui sejak kapan praktek utang piutang

tersebut berlangsung. Karena masyarakat di daerah tersebut hanya meneruskan dari

praktek yang sebelumnya tanpa mengetahui sejak kapan transaksi tersebut dimulai.

Sedangkan alasan mengapa praktek tersebut ada, itu dikarenakan awalnya pinjaman

yang ada hanya dilakukan oleh kelompok ibu-ibu arisan. Dengan membuat

kesepakatan bahwa setiap ada seorang yang melakukan pinjaman di tempat tersebut

akan dikenai tambahan yang kemudian hasilnya akan dibagi rata antar anggota

arisan tersebut. Namun lambat laun, praktek tersebut tidak hanya dilakukan oleh

kelompok ibu-ibu arisan, tetapi juga oleh individu.

Hal tersebut dikarenakan dari kelompok arisan hanya menerima pinjaman

dengan nominal yang kecil, sedangkan untuk nominal yang besar, di tempat tersebut

tidak bisa melayaninya. Hal tersebut dikarenakan dana yang ada juga terbatas serta

rata-rata yang melakukan pinjaman tersebut adalah para anggotanya sendiri. Oleh

sebab itu, orang yang dianggap kaya di tempat tersebut bersedia memberikan

pinjaman sesuai dengan kebutuhan seorang debitur. Baik dalam jumlah yang kecil

ataupun yang besar, akan tetapi tetap ada tambahannya. Hal tersebut dikarenakan

para kreditur individu hanya menyesuaikan dengan daerah tersebut dalam

menjalankan transaksi semacam ini.

Kesepakatan dalam transaksi utang piutang ini adalah seorang debitur datang

kepada seorang kreditur untuk melakukan pinjaman, kemudian kedua belah pihak

(kreditur dan debitur) mengadakan kesepakatan mengenai jumlah pinjaman beserta

tambahan yang harus ia tanggung atas pinjamannya tersebut, namun waktu

Page 69: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

pengembalian bebas (semampu pihak debitur untuk mengembalikan atau

melunasinya). Dan perjanjian utang piutang ini sudah terlaksana sesuai dengan

ketentuan hukum Islam, karena dalam hal ini pihak kreditur telah menyerahkan uang

sebagai objek dalam akad utang piutang kepada si debitur. Dengan demikian, salah

satu syarat dan rukun utang piutang telah terpenuhi.

Selain itu objek dalam utang piutang ini juga telah memenuhi syarat

sebagaimana sahnya akad utang piutang tersebut diadakan. Yaitu objeknya

merupakan benda bernilai yang mempunyai persamaan dan penggunaannya

mengakibatkan musnahnya benda hutang yaitu berupa uang yang diterima oleh

debitur yang ketika digunakan akan musnah dzatnya, dapat dimiliki yang secara

otomatis uang tersebut telah berpindah tangan ke debitur sehingga uang tersebut

telah menjadi milik si debitur, dengan begitu uang sebagai objek dalam transaksi ini

dapat diserahkan kepada pihak yang berutang, dan telah ada pada waktu perjanjian

dilakukan. Dan hal tersebut telah terpenuhi dalam akad utang piutang yang ada di

desa tersebut.

Demikian juga dengan aqidnya dalam transaksi utang piutang telah sesuai

dengan rukun dan syarat sahnya akad dilakukan. Yaitu orang yang melakukan

transaksi utang piutang di desa tersebut merupakan orang yang dewasa, berakal dan

cakap dalam melakukan tindakan hukum. Begitu pula dengan shigat dalam transaksi

ini juga telah mereka penuhi, yaitu para pihak dalam transaksi ini adalah orang yang

dewasa, berakal serta cakap dalam tindakan hukum, adanya kerelaan para pihak,

objeknya jelas dan merupakan benda yang suci yaitu berupa uang yang pada

dasarnya merupakan sesuatu yang suci. Dan ijab qabulnya mempunyai maksud

Page 70: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

untuk berutang. Dengan demikian, akad dalam utang piutang tersebut telah sesuai

dengan ketentuan hukum Islam. Baik dari segi aqid, objek, maupun shigotnya.

Kesepakatan yang dibuat oleh kedua pihak tersebut dengan lisan dan tulisan

yang hanya dimiliki oleh pihak kreditur saja, sedangkan terhadap pihak debitur

hanya berupa lisan dan tanpa adanya saksi, karena yang dijadikan dasar dalam

transaksi ini adalah sikap saling percaya. Hal ini dapat dilihat betapa besar

kepercayaan yang dibangun oleh masing-masing pihak, yang berarti tingkat

kejujuran, keikhlasan, dan keterbukaan diantara mereka sudah tidak diragukan lagi.

Namun demikian betapa pentingnya sebuah kesepakatan hitam diatas putih untuk

mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan pada masa yang akan datang.

Jika dilihat, kehidupan para kreditur dan debitur yang terlibat dalam

transaksi ini, secara ekonomi mereka tergolong sebagai tingkatan ekonomi yang

menengah ke atas. Dan misalnya mereka tidak melakukan pinjaman, penghasilan

yang mereka peroleh pun cukup untuk menutupi semua kebutuhannya. Akan tetapi

mereka lebih memilih untuk melakukan pinjaman, dikarenakan mereka merasa

dibantu dengan transaksi tersebut, meskipun disisi lain, transaksi tersebut menarik

tambahan. Akan tetapi mereka tidak merasa terbebani dengan tambahan tersebut,

dikarenakan hal tersebut sudah biasa mereka lakukan.

Bila dilihat dari segi pendidikan tergolong dalam tingkatan pendidikan yang

rendah. Yaitu umumnya mereka hanya lulusan SD bahkan ada yang tidak lulus atau

tidak mengeyam pendidikan sama sekali. Hal tersebut dikarenakan kurangnya

perhatian mereka dalam segi pendidikan. Sehingga kemampuan mereka untuk

memang penghasilan dengan baik dan mengalokasikannya pada usaha lain cukup

sulit. Bahkan untuk melakukan pinjaman di lembaga keuangan yang resmi misalnya

Page 71: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

bank atau koperasi yang sama-sama menarik tambahan, cenderung enggan mereka

lakukan. Karena menurut mereka prosesnya yang ribet dan harus meninggalkan

barang jaminan serta batas waktu pengembalian yang ditentukan. Sedangkan

melakukan pinjaman di desa prosesnya mudah dan cepat serta tidak harus

meninggalkan barang jaminan dengan batas pengembalian yang bebas (semampu

debitur untuk melunasinya). Sehingga membuat mereka merasa cukup di bantu

dengan adanya transaksi tersebut. Ditambah pemahaman mereka tentang hukum

transaksi tersebut dalam Islam yang minim, meskipun notabennya masyarakatnya

adalah Muslim.

Jadi jika para kreditur dalam memberikan pinjaman secara murni (tanpa

menarik tambahan) pun jadi lebih baik. Karena dari segi finansial mereka termasuk

orang yang berlimpah. Akan tetapi kenyataan yang terjadi di desa tersebut tidak lah

demikian. Karena setiap kali seorang debitur yang melakukan pinjaman di desa

tersebut selalu ditarik tambahan. Dan menurut mereka tambahan tersebut sebagai

ungkapan tanda terimakasih karena atas pinjaman dan semua itu telah disepakati

oleh para pihak. Semuanya didasarkan atas kerelaan para pihak, tanpa adanya

paksaan.

Menurut penulis, dalam praktek di atas, memang dilakukan dengan cara

saling meridlai antarâdlin), namun tetap dianggap kurang tepat karena

“keridlaan dalam kasus di atas masih ada unsur keterpaksaan, meskipun para pihak

berdalih bahwa semuanya dilakukan dengan suka sama suka, akan tetapi pada

dasarnya bukanlah ridho, namun semi pemaksaan. Orang yang mengutangi

(kreditor) sebenarnya takut jika orang yang berhutang tidak ikut dalam mu amalah

riba semacam ini. Ini adalah ridho, namun kenyataannya bukan ridho, karena secara

Page 72: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

tidak langsung tambahan itu ada karena dibuat, bukan murni dari inisiatif debitur.

Sehingga hal tersebut menunjukkan bahwa pihak debitur harus mengembalikan

pinjamannya tersebut lebih dari modal (ra s al-mal).

Jadi, jika orang yang menghutangi mengambil tambahan tersebut, ini berarti

dia mengambil sesuatu tanpa melalui jalur yang dibenarkan. Jika orang yang

berhutang tetap ridho menyerahkan tambahan tersebut, maka ridho mereka pada

sesuatu yang syari’at ini tidak ridhoi tidak dibenarkan. Jadi, ridho dari orang yang

berhutang tidaklah teranggap sama sekali. Sebab, menurut sebagian ulama

betapapun kecilnya tambahan (ribâ) itu tetap haram. Berbeda dengan jual beli,

berapa pun tinggi harganya tetap sah, karena sudah jelas barang yang mau dibeli

walaupun labanya sampai tinggi, karena jual beli tersebut termasuk akd tijârah

(bisnis) dan akad timbal balik yang sempurna (mu âwadah kâmilah). Sementara,

transaksi pinjam-meminjam termasuk akd tabarru (kebaikan).

Transaksi tersebut merupakan transaksi yang tidak lazim dilakukan dan

bertentangan dengan tujuan transaksi utang piutang tersebut yaitu untuk menolong

sesama yang berada dalam kesusahan dengan memberi manfaat kepada si pengutang

untuk menggunakan pinjaman tersebut untuk memenuhi kebutuhan dan mengatasi

kesulitan yang sedang ia alami. Namun dengan disyaratkannya ada tambahan, maka

akan membebani si pengutang, karena disamping harus memikirkan pengembalian

pokoknya juga harus memikirkan tambahan/bunga yang di berikan oleh pihak

pemberi utang.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa transaksi

semacam ini tidak lazim dilakukan karena dengan dipersyratkan adanya tambahan

berarti akad ini telah keluar dari tujuan utamanya yaitu sebagai sarana tolong

Page 73: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

menolong yang mempunyai sisi-sisi sosial yang sangat tinggi, serta mengandung

nilai-nilai sosial yang cukup signifikan untuk pengembangan perekonomian

masyarakat, bukan sebagai sarana bisnis. Tapi dengan dipersyaratkan adanya

tambahan, maka hal ini akan menjadi sarana untuk mendapat penghasilan dengan

cara mengeksploitasi orang lain atau dalam hal ini adalah seorang debitur, karena si

kreditur akan mendapat laba dari tambahan yang diberikan oleh pihak pengutang

(debitur). Sehingga tujuan dari transaksi ini yang semula untuk tolong menolong

dan meringankan beban sesama tidak tercapai, dan berubah menjadi ladang bisnis.

Karena pihak kreditur kan mendapat laba dari tambahan yang ia pinjamkan kepada

si debitur. Meskipun kenyataannya di lapangan masyarakat di daerah tersebut

mengatakan cukup merasa dibantu dengan adanya transaksi semacam ini. Yang

kehidupannya secara ekonomi tetap stabil dan dinamis, meskipun mereka terlibat

dengan transaksi ini.

Di sisi lain, pihak kreditur juga cukup memberikan kelonggaran dengan

tidak menentukan batasan waktu pelunasan atau dengan pengembaliannya yang

bebas (semampu debitur untuk melunasinya) dan tanpa adanya barang jaminan. Dan

hal tersebut dapat dikatakan bahwa dalam transaksi ini juga ada unsur untuk

menolong pihak debitur. Walau pun disisi lain transaksi ini bisa dikatakan juga

meraup keuntungan dengan adanya tambahan yang mereka (para kreditur)

syaratkan. Akan tetapi bila tambahan tersebut tidak memberatkan dan cukup

membantu serta para pihak tidak ada yang dirugikan, maka tambahan dalam

transaksi tersebut tidak dilarang. Tetapi ada baiknya agar tidak terjerumus pada

transaksi yang terlarang, para pihak (kreditur dan debitur) tidak menggunakan akad

Page 74: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

utang piutang, akan tetapi akad kerjasama. Karena dengan begitu jelas perputaran

uang yang dipinjam.

Sistem utang piutang yang dilakukan adalah hal yang seakan sudah menjadi

kebiasaan masyarakat Desa Kenteng. Ketika peneliti mewawancarai sebagian dari

mereka, mereka mengatakan bahwa sistem utang piutang ini sudah ada sejak dulu

dan sudah biasa dilakukan, dan ketika disinggung mengenai tambahan yang

diberikan oleh para kreditur cukup memberatkan atau meringankan, mereka hanya

memberi penuturan bahwa tambahan yang diberikan biasa-biasa saja, tidak

meringankan atau pun memberatkan. Karena utang piutang yang ada selama ini

adalah sistem utang piutang yang berbunga atau yang menarik tambahan. Jadi

sistem utang piutang semacam ini sudah menjadi hal yang biasa bagi masyarakat

Desa Kenteng ini.

Menurut mazhab Malikiyah, dalam hal utang piutang (al-qardl),

penambahan pembayaran yang tidak dipersyaratkan dan tidak dijanjikan karena

telah menjadi kebiasaan di masyarakat, hukumnya adalah haram. Penambahan yang

tidak dipersyaratkan dan tidak menjadi kebiasaan di masyarakat baru boleh

diterima.116

Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa tambahan yang diperbolehkan

dalam utang piutang adalah tambahan yang berasal dari inisiatif debitur sendiri

sebagai tanda terimakasih, bukan karena disyaratkan pada awal akad. Dan juga tidak

menjadi kebiasaan di masyarakat tertentu dalam melakukan transaksi semacam ini.

Akan tetapi kenyataan yang terjadi disana, tambahan tersebut berasal dari

kesepakatan kedua belah pihak dan sudah menjadi kebiasaan masyarakat desa

116 Gufron A. Mas’adi, Op. Cit.,h. 173-174

Page 75: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

tersebut dalam menjalankan transaksi semacam ini. Karena masyarakat di desa

tersebut sudah terbiasa dengan tambahan yang ada dalam transaksi semacam ini.

Sehingga mereka tidak merasa terbebani dengan tambahan yang ada tersebut.

Dengan demikian transaksi tersebut merupakan transaksi yang tidak sesuai dengan

konsep Islam.

Faktor-faktor yang melatarbelakangi praktek tersebut adalah karena adanya

kebutuhan yang mendesak serta prosesnya yang mudah dan cepat ditambah lagi para

kreditur tidak meminta barang jaminan pada pihak debitur serta pengembaliannya

yang bebas (semampu debitur untuk melunasi utangnya tersebut). Sehingga

membuat masyarakat desa tersebut merasa lebih ringan dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya. Ditambah lagi dengan pemahaman tentang hukum transaksi tersebut

dalam hukum Islam sangat minim, sehingga praktek tersebut bebas berkembang.

Misalnya untuk membeli pupuk, tambahan modal usaha atau untuk membeli

kendaraan bermotor.

Apabila kita mengamati hadist Nabi yang berbunyi : Tidak ada seorang

muslim yang mengutangi muslim lainnya dua kali kecuali yang satunya seperti

sedekah. . Dan yang dimaksud dengan hadist Nabi diatas adalah memberi hutang

kepada seseorang disaat dia memerlukannya, lebih besar pahalanya dari pada

memberi sedekah. Karena utang hanya diperlukan oleh orang yang dalam

kesempitan . 117

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa seseorang dibolehkan

berutang karena dalam keadaan yang darurat, yaitu untuk menutupi suatu hajat yang

mendesak. Bukan karena sesuatu yang dibiasakan, karena hal tersebut sangatlah

117 Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Koleksi Hadis-Hadis Hukum 7, Op. Cit., h. 123

Page 76: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

buruk akibatnya. Sebagaimana petunjuk Allah dalam al-Qur’an kepada umatnya

agar berlaku hemat dan jangan memboroskan harta bendanya, yaitu firman Allah,

Q.S. al- Isra’ ayat 26-27:

Ÿwur…..ö‘Éj‹t7 è?#·•ƒ É‹ö7 s?ÇËÏȨb Î)tûï Í‘Éj‹t6 ßJ ø9$#(#þq çR% x.tbºuq ÷z Î)Èûü ÏÜ» u‹ ¤±9$#(tb% x. urß`» sÜø‹ ¤±9$#¾Ïm În/ t• Ï9

#Y‘q àÿx.ÇËÐÈ) :-(118

Artinya Dan .jaganlah kalian menghambur-menghaburkan (hartamu) secaraboros. Sesungguhnya orang yang pemboros itu adalah kawan syetandan setan itu sangat ingkar pada Tuhan-Nya. (Q.S. Al- Isra ayat 26-27)

Demikian juga petunjuk agama yang menghendaki agar setiap muslim

bekerja keras untuk menutup kebutuhan hidup, dan tidak membiasakan menutup

kebutuhan hidup dengan jalan berutang. Dalam hal ini Rasulullah telah memberikan

bimbingan agar terhindar dari utang. Karena beliau menyamakan kekufuran dengan

utang, tapi bukan kesamaan dalam tingkatan besarnya dosa, melainkan pada akibat-

akibat buruk yang sama-sama membawa kepada kesulitan dan penderitaan yang

gawat di kemudian hari, karena itu keduanya perlu dijauhi.

Kenyataan berbeda pada era sekarang ini, seseorang berutang tidak hanya

untuk menutupi kebutuhan hidup yang mendesak, tapi juga sekedar untuk

memenuhi kepuasan pribadi saja. Misalnya untuk membeli sepeda motor atau yang

lainnya yang bersifat pelengkap saja. Hal ini pula yang menjadi faktor-faktor yang

melatarbelakangi masyarakat Desa Kenteng Kec. Toroh Kab. Grobogan untuk

melakukan praktek utang piutang semacam ini yaitu untuk memenuhi kebutuhan-

kebutuhan yang tidak begitu urgen. Meskipun ada yang melakukan pinjaman untuk

kebutuhan yang urgen, namun umumnya dari mereka yang melakukan transaksi

118 Depag, Al-Qur an dan Terjemahannya, Op. Cit. h. 428

Page 77: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

semacam ini hanya sebagai pemenuhan kebutuhan yang bersifat pelengkap saja.

Semua itu dikarenakan, mereka merasa lebih diringankan dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya dengan cara berutang, baik kebutuhan yang mendesak atau

kebutuhan yang biasa-biasa saja. Dan tentunya hal tersebut tidak sesuai dengan

alasan dibolehkannya berutang, karena pada dasarnya, seseorang boleh mengadakan

utang dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup yang urgen, bukan sekedar

pelengkap saja.

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa faktor-faktor yang

melatarbelakangi terjadinya transaksi utang piutang di desa tersebut adalah karena

masyarakat daerah tersebut merasa cukup dimudahkan dan diringankan dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan hidup urgen atau pun kebutuhan

yang tidak begitu urgen. Di tambah lagi dengan pemahamannya tentang hukum

transaksi tersebut dalam hukum Islam yang sangat minim. Meskipun mayoritas

masyarakatnya adalah Islam. Namun pemahaman tentang fiqih muamalahnya sangat

minim. Sehingga transaksi semacam ini seakan tidak ada legitimasinya. Karena

masyarakatnya sendiri pun menganggap transaksi semacam ini merupakan suatu hal

yang biasa mereka jalankan selama ini.

Berdasarkan faktor-faktor yang melatarbelakangi transaksi utang piutang di

desa tersebut, sekiranya bila pihak kreditur meminta tambahan atas pinjamannya

tersebut tidak dilarang tetapi juga tidak dianjurkan, karena pada dasarnya pinjaman

tersebut dipergunakan untuk usaha dan yang meminjam pun orang yang mampu,

sehingga ada baiknya bila pihak debitur mempunyai inisiatif untuk memberikan

tambahan sebagai tanda terimakasih atas pinjaman tersebut. Sebagai sabda Nabi

SAW. yang berbunyi yang artinya orang yang lebih baik diantara kamu adalah

Page 78: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

orang yang paling baik pembayarannya , dengan kata lain bahwa orang kaya yang

mengembalikan utangnya dengan tambahan termasuk orang yang terpuji, dan tidak

termasuk riba. Dan ini menjadi kebaikan bagi si pengutang (husn al-qadhâ ).

B. Analisis hukum Islam terhadap tambahan dalam utang piutang di Desa

Kenteng Kec. Toroh Kab. Grobogan

Utang piutang merupakan salah satu dari sekian banyak jenis kegiatan

ekonomi yang dikembangkan dan berlaku di masyarakat. Sebagai kegiatan ekonomi

masyarakat, utang piutang mempunyai sisi-sisi sosial yang sangat tinggi. Selain itu,

utang piutang juga mengandung nilai-nilai sosial yang cukup signifikan untuk

pengembangan perekonomian masyarakat.

Islam sebagai agama yang universal dan menyeluruh (kamil dan syamil),

memandang kegiatan ekonomi, di mana utang piutang juga termasuk di dalamnya,

sebagai tuntutan kehidupan manusia. Di sisi lain, kegiatan ekonomi merupakan

salah satu kegiatan yang dianjurkan dan memiliki dimensi ibadah dalam intensitas

yang cukup signifikan. 119

Dalam konsep Islam, utang piutang merupakan akad (transaksi ekonomi)

yang mengandung nilai ta awun (tolong menolong). Dengan demikian utang

piutang dapat dikatakan sebagai ibadah sosial yang dalam pandangan Islam juga

mendapatkan porsi tersendiri. Utang piutang juga memiliki nilai luar biasa terutama

guna bantu membantu antar sesama yang kebetulan tidak mampu secara ekonomi

atau sedang membutuhkan. Dari sini maka utang piutang dapat dikatakan sebagai

119http://bmtazkapatuk.wordpress.com/2009/02/16/utang-piutang-dalam-hukum-islam/, diaksespada tgl 22 maret 2010, h. 4-5

Page 79: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

salah satu bentuk transaksi yang mengandung unsur ta abbudi.120 Oleh karena itu,

diharamkan bagi pemberi utang mensyaratkan tambahan dari utang yang ia berikan

ketika mengembaliknnya.121

Hal tersebut sebagaimana hadis Nabi SAW,:

:) .(

Artinya: Telah menceritakan padaku, Yazid bin Abi Khabib dari Abi Marzuq At-Tajji dari Fadholah bin Ubaid bahwa Rasulullah SAW. Bersabda: Tiap-tiap piutang yang mengambil manfaat, maka itu salah satu dari beberapamacam riba (HR Baihaqi).

Dengan demikian, tidak dibenarkan bagi siapapun untuk mencari

keuntungan dalam bentuk apapun dari akad macam ini. Karena pada dasarnya akad

utang-piutang tersebut termasuk salah satu akad yang bertujuan untuk menolong dan

memberikan uluran tangan kepada orang yang membutuhkan bantuan.123

Hal tersebut semakin marak dilakukan sebagian masyarakat di sekitar kita,

bahkan umat Islam pun masih banyak yang melakukan praktek-praktek transaksi

yang batil tersebut. Baik dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan yang urgen atau

sekedar untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat pelengkap saja.

Sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Desa Kenteng

dalam menjalankan transaksi utang piutangnya. Yaitu transaksi utang piutang yang

mendatangkan manfaat, karena ada tambahan yang disyaratkan pada awal akad

120 Ibid121 Saleh Fauzan, Op. Cit., h. 441122 Abi Bakr Al-Baihaqi , Loc. Cit.123 http://www.aufklarungblog.co.cc/2009/06/yang-dimaksud-riba-dalam-islam.html, diakses tgl 10

Mei 2010, h. 4

Page 80: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

yang kemudian disepakati oleh kedua belah pihak. Dengan begitu si kreditur akan

menerima manfaat dari debitur berupa tambahan dari pinjamnnya tersebut.

Bila dikaitkan dengan konsep hukum Islam, transaksi tersebut merupakan

transaksi yang terlarang untuk dilakukan. Karena utang piutang yang mendatangkan

manfaat, merupakan salah satu bentuk transaksi yang mengandung unsur riba, yaitu

riba al qard. Riba qaradl adalah meminjam uang kepada seseorang dengan syarat

ada kelebihan atau keuntungan yang harus diberikan oleh peminjam kepada pemberi

pinjaman. Dengan kata lain merupakan pinjaman berbunga124 atau biasa disebut

sebagai riba nasiah/riba jahiliyah yaitu riba (tambahan) yang terjadi akibat

pembayaran yang tertunda pada akad tukar menukar dua barang yang tergolong ke

dalam komoditi riba, baik satu jenis atau berlainan jenis dengan menunda

penyerahan salah satu barang yang dipertukarkan atau kedua-duanya.125

Pengertian riba secara bahasa adalah tambahan, tumbuh, naik, bengkak,

meningkat dan menjadi besar dan tinggi. Kata riba juga digunakan dalam pengertian

bukit yang kecil. Semua penggunaan ini namapaknya memiliki satu makna yang

sama yaitu pertambahan, baik secara kualitas maupun kuantitas. Namun yang

dimaksud riba dalam ayat Al-Qur’an yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa

adanya transaksi pengganti atau penyeimbang yaitu transaksi bisnis atau komersial

yang melegitimasi adanya penambahan tersebut secara adil. Seperti transaksi jual

beli, gadai, sewa, atau bagi hasil proyek.126

Sedangkan pengertian riba menurut fiqih adalah:

124 Mervin K. Lewis, dan Latifa M. Algoud, Perbankan Syari ah: Prinsip, Praktek dan Prospek,Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2001, h. 57

125 http://www.almanhaj.or.id/content/2093/slash/ , diakses tgl 10 Mei 2010, h. 2126 http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg00255.html, diakses tgl 10

Mei 2010, h. 1

Page 81: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

Artinya: “tambahan dari modal yang dipinjam, baik ia sedikit atau banyak127.

Dengan kata lain, sedikit pun tambahan yang diambil seseorang dalam

transaksi yang komersial yang tidak adanya transaksi pengganti atau penyeimbang

adalah merupkan perilaku riba. Sehingga transaksi tersebut termasuk transaksi yang

bathil.

Hal tersebut sebagaimana Firman Allah Ta'ala sebagai berikut yang

merupkan salah satu dalil yang nyata-nyata menegaskan akan keharaman praktek

riba':

) :(128

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba denganberlipat ganda dan bertaqwalahkamu kepada Allah supaya kamumendapat keberuntungan."(Ali Imran 130.)

Ibnu Katsir rahimahullah ketika menafsirkan ayat ini berkata: "Allah Ta'ala

melarang hamba-hamba-Nya kaum mukminin dari praktek dan memakan riba yang

senantiasa berlipat ganda. Dahulu, di zaman jahiliyyah, bila piutang telah jatuh

tempo mereka berkata kepada yang berutang: engkau melunasi utangmu atau

membayar riba, bila ia tidak melunasinya, maka pemberi utangpun menundanya dan

orang yang berutang menambah jumlah pembayarannya. Demikianlah setiap tahun,

sehingga bisa saja piutang yang sedikit menjadi berlipat ganda hingga menjadi besar

jumlahnya beberapa kali lipat. Dan pada ayat ini Allah Ta'ala memerintahkan

127 Kahar Masyhur, Beberapa Pendapat Mengenai Riba, Jakarta: Kalim Mulia, Cet. Ke 2, 1992, h.4

128 Depag, Al-Qur an dan Terjemahannya, Op. Cit., h 97

Page 82: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

hamba-Nya untuk senantiasa bertakwa agar mereka selamat di dunia dan di akhirat."

129

Falsafah-falsafah yang terdapat dalam riba adalah karena riba itu merupakan

bentuk penganiyaan, sebagaimana firman Allah SWT:

) .:( 130

Artinya: Bila kamu telah tobat, maka kamu boleh mengambil modalmu, sehinggakamu tidak menganiaya orang dan kamu tidak pula dianiaya orang.(Q.S. al-Baqarah 279)

Menurut Ibnu Taimiyah, riba itu merupakan satu bentuk penganiayaan atas

yang membutuhkan pinjaman. Oleh sebab itu, ia merupakan lawan dari bersedekah.

Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan orang-orang kaya dengan kekayaannya

saja, tai mewajibkan atas mereka agar memberi fakir, karena keselamatan antara

orang kaya dan fakir tidak lengkap tanpa sedekah. bila orang kaya meriba

dengannya, maka ia bagaikan memperlakukan antara seorang laki-laki yang

berutang, maka ia menganiayanya dengan tidak mau memberikan pinjaman kecuali

bersedia bila ada tambahan. Padahal orang yang berutang dalam keadaan

membutuhkan utangnya tersebut. Jadi, riba merupakan satu bentuk penaniyaan yang

paling besar.131

Riba memutuskan keterkaitan antara kekayaan dan usaha. Orang yang

memperoleh manfaat dari harta, ia telah mendapat kekayaan tanpa usaha. Pada

dasarnya tidak ada masalah dengan ketiadaan kaitannya antara kekayaan dengan

usaha jika hal tersebut tidak mengganggu hak orang lain. Dalam Islam telah

membolehkan persewaan (ijarah) dan kerjasama (mudharabah). Disini pemilik

129 Muhammad Nasib Ar-Rifa’i, Tafsir Ibnu Katsir, Jilid. 1, Jakarta: Gema Insani, 1999. h. 404130 Depag, Al-Qur an dan Terjemahannya, Op. Cit., h. 70131 Kahar Masyhur, Op. Cit., h. 9

Page 83: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

tidak harta memperoleh keuntungan dari hartanya tanpa melakukan usaha tertentu,

bahkan kadang-kadang harta tersebut diperolehnya dari warisan. Jadi ini tidak bisa

dikatakan sebagai alasan riba dalam Islam.

Terdapat perbedaan antara riba dan persewaan atau mudharabah, yaitu

dalam riba antara modal dengan keuntungan terjamin. Sedangkan dalam persewaan

serta mudharabah, modal dan keuntungan tidak terjamin. Bahkan dalam persewaan,

modal bisa mengalami penyusutan.132

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak semua tambahan atau riba

itu adalah haram. Semua itu harus dilihat dari latar belakang keuntungan itu

diperoleh, serta dalam memperoleh keuntungan tersebut tidak mengganggu hak

orang lain.

Selain itu, riba akan menyebabkan pemilik harta tidak melakukan usaha dan

menghilangkan sumber daya manusia, sebagai akibatnya akan terjadi resesi

ekonomi. Karena dengan usaha seseorang bisa memenuhi kebutuhan materialnya,

karena itu islam menuntut untuk berusaha. Akan tetapi hal tersebut tidak bisa

dijadikan alasan pengharaman riba, karena pemilikan yang berlebih-lebihan dalam

kehidupan sehari-hari dalam juga dilarang dalam Islam. Karena dalam Islam tidak

memaksa seseorang untuk berusaha. 133 Jadi, dengan begitu seseorang diperbolehkan

untuk mendapat keuntungan dengan persewaan dan mudharabah, aslkan diperoleh

dengan cara yang sah dan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam.

Riba menjadi sebab terpilahnya masyarakat menjadi dua kelas, yaitu kelas

produkif dan non-produktif. Riba cenderung mengorbankan kelas produktif dan

menjadikannya kelas non-produktif. Yang pada akhirnya akan melemahkan kelas

132 Murtadha Muthahari, Pandangan Islam Tentang Asuransi dan Riba, Bandung: PustakaHidayah, Cet. 1, 1995, h. 14-15

133 Ibid., h. 15-16

Page 84: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

produktif, bahkan menghapuskannya, sehingga menyebabkan resensi ekonomi dan

hilangnya kesejahteraan masyarakat.

Akan tetapi bila jika pengambilan keuntungan itu tidak menyimpang dari

prinsip keadilan dan tidak menyalahgunakan prinsip supllay and demand

(penawaran dan permintaan), terlebih lagi dengan suku bunga yang rendah, maka

riba tidak akan melemahkan kelas produktif. Bahkan sebaliknya, riba meningkatkan

dan menambah kesejahteraan kelas produktif melalui pengembalian suku bunga

yang rendah.134 Dengan kata lain, selama suku bunga yang ditetapkan tidak

menyebabkan seseorang menjadi terpuruk dan hancur, bahkan menjadi lebih baik,

maka hal tersebut tidak di sebut sebagai suatu hal yang haram. Karena pengharaman

itu berlaku ketika dengan pengambilan tambahan tersebut membuat kehancuran.

Akan tetapi bila sebaliknya, maka penetapan dan pengambilan tambahan tersebut

tidak dilarang.

Riba termasuk diantara bentuk-bentuk usaha para pemilik modal, yakni

diantara keadaan dimana sebagian orang tidak melakukan usaha tetapi hanya

menanamkan usahanya saja. Jika pemilik modal juga melakukan suatu usaha selain

menanamkan modalnya, maka akan menyebabkan hilangnya persamaan

kesejahteraan diantara anggota-anggota masyarakat disebabkan adanya sebagian

orang yang memiliki usaha, sedangkan yang lain memiliki usaha dan modal

sekaligus. Maka lambat laun hilanglah persamaan sosial diantara anggota

masyarakat. Tetapi jika pemilik modal itu tidak melakukan usaha dan hanya

menanamkan modalnya, dan jika kondisi ini terus berlangsung, maka akan ada

134Ibid, h. 16-17

Page 85: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

sebagian orang yang berusaha dan dapat makan, sedangkan yang lain tidak berusaha

tetapi tetap dapat makan.

Penanaman modal dan pengambilan keuntungannya, jika pemilikan

modalnya sah, maka ini tidak menyimpang dari prinsip keadilan dan dengan

sendirinya tidak ada masalah dengan munculnya perbedaan strata sosial, yang

bergantung pada kepribadian individu masing-masing. Adapun tidak adanya usaha,

tidak akan menghilangkan kekuatan ekonomi. Karena itu, tidak mungkin hal ini

menjadi alasan pengharaman riba, sebab Islam juga membolehkan sebagian

pemilikan kekayaan.135 Dengan demikian pengambilan keuntungan dari modal yang

seseorang punya itu tidak di larang, asalkan tidak bertentangan dengan rasa keadilan

serta merugikan orang lain.

Selain itu perjanjian riba hanya akan menimbulkan hubungan yang tegang

antar sesama yang pada akhirnya akan menimbulkan perpecahan dan perselisihan.

Sehingga lambat laun akan melucuti masyarakatnya dari kemakamuran. Karena

yang ada hanya perpecahan dan perselisihan, sehingga kemakmuran itupun akan

terkikis yang pada akhirnya akan hilang dengan sendirinya. Yang secara otomatis

telah memutus perbuatan baik dengan sesama, karena pada dasarnya tujuan utang

piutang itu adalah untuk menolong sesama yang tengah mengalami kesusahan, akan

tetapi dengan adanya tambahan atau riba, maka hal tersebut akan semakin

menambah beban bagi pengutang tersebut.136

Akan tetapi bila dalam hal ini hubungan antara pemberi pinjaman dengan

peminjam tidak ada perubahan, bahkan menjadi lebih baik lagi, karena pihak

peminjam merasa telah ditolong, maka pengambilan tersebut tidak dilarang. Karena

135 Ibid., h. 17-18136 Mervin K. Lewis, dan Latifa M. Algoud, Op. Cit., h. 58

Page 86: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

salah satu penyebab diharamkannya riba adalah dikhawatirkan akan terjadinya

kesenjangan sosial antara peminjam dengan pemberi pinjaman. Akan tetapi bila hal

tersebut tidaklah terjadi, maka transaksi tersebut tidak lah bermasalah, karena dalam

hal ini tidak ada yang merasa dirugikan.

Menurut penulis, pengharaman riba ini lebih didasarkan pada dampak yang

ditimbulkannya sangat buruk dan merugikan bagi siapa saja yang terlibat di

dalamnya. Karena akan menimbulkan kesenjangan sosial, karena akan terjadi

penumpukan harta pada satu pihak, bila hal tersebut tidak di legitimasi secara jelas

dan tegas. Sehingga rasa keadilan dalam transaksi ekonomi Islam tidak tercapai.

Selain itu juga akan membentuk pribadi yang malas-malasan dalam berusaha.

Karena cenderung mengandalkan tambahan dari pinjaman yang ia berikan. Serta

budaya mengeksploitasi orang lain semakin merajalela dan bebas berkembang.

Tetapi jika ditemukan sebuah kondisi dimana seorang peminjam tidak harus

disantuni karena ia tidak termasuk miskin. Maka dalam hal ini, seorang peminjam

dituntut untuk mengembalikan utang secepatnya dan sebaik mungkin, seperti

memberi tambahan sebagai tanda terimakasih atas jasa pemberi pinjaman.

Sebagaimana hadist Nabi SAW. yang artinya orang yang lebih baik diantara kamu

adalah orang yang paling baik pembayarannya , dengan kata lain bahwa orang

kaya yang mengembalikan utangnya dengan tambahan termasuk orang yang terpuji,

dan tidak termasuk riba. Dengan demikian tidak setiap tambahan atas jumlah

pinjaman dari pihak yang berutang itu dikatakan riba, tetapi, lebih tergantung pada

latar belakang dan akibat yang ditimbulkan.

Bila hal tersebut dikaitkan dengan kondisi ekonomi Negara–Negara yang

menggunakan mata uang yang “berlangganan” inflasi, maka petunjuk Nabi agar

Page 87: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

orang mampu (kaya) yang berutang mengembalikannya dengan sebaik-sebaiknya,

maka tambahan atas jumlah pinjaman tersebut harus diberikan. Sekarang, andai kata

besar inflasi suatu mata uang sebesar 10% setahun, maka orang membayar jumlah

pinjaman dengan tenggang waktu satu tahun, misalnya dengan tambahan 10%,

belum dapat dikatakan terpuji, karena sebenarnya ia baru membayar jumlah

pinjaman berdasarkan kurs ketika meminjam, belum memberikan tambahan yang

sesungguhnya. Apalagi tidak memberikan tambahan apa pun, tentu merugikan orang

lain.137 Dalam hal ini adalah pihak kreditur, karena pada dasarnya uang yang

dipinjam oleh kreditur tersebut bila diputarkan dalam usaha tertentu dalam jangka

satu tahun tentu sudah menghasilkan laba. Dengan demikian tidak berlebihan dan

dianggap kiranya jika seorang peminjam memberikan tambahan atas pinjamannya

tersebut kepada pihak kreditur.

Dengan begitu dapat diambil kesimpulan, bahwa tidak setiap tambahan

(ziyadah) yang terdapat dalam utang piutang itu adalah riba. Akan tetapi semua itu

tergantung pada latar belakang dan akibat yang ditimbulkannya. Misalnya apabila

pinjaman tersebut di gunakan untuk modal usaha dan peminjamnya orang yang

mampu (kaya), maka adanya tambahan tersebut dibolehkan. Dan tentunya dengan

tambahan yang rendah dan tidak mengakibatkan ia melemah dan hancur. Akan

tetapi bila pinjaman tersebut dipergunakan dalam rangka menutupi kebutuhan

hidupnya yang urgen, misalnya untuk membeli sembako, maka tidak diperbolehkan

menarik tambahan, karena tambahan tersebut merupakan riba dan merupakan

bentuk penganiayaan.

137 Muh. Zuhri, Riba Dalam al-Quran dan Masalah Perbankan: Sebuah Tilikan Antisipatif, Ed. 1,Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cet. I, 1996, h. 50-51

Page 88: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

Jadi dengan kata lain, tidak semua tambahan dalam transaksi utang piutang

itu dilarang. Pelarangannya bersifat fleksibel, tergantung dengan situasi dan kondisi

serta latar belakang dan sebab yang di timbulkannya. Bila dengan tambahan tersebut

tidak mengganggu kehidupan ekonominya dan bisa meningkatkan tingkat

ekonominya, maka menarik tambahan diperbolehkan. Akan tetapi bila sebaliknya

yaitu semakin memperburuk tingkat ekonominya maka hal tersebut tidak

diperbolehkan. Baik berasal dari inisiatif debitur sendiri sebagai ucapan terimakasih

atau disepakati pada awal akad. Yang terpenting tambahan tersebut tidak

mengakibatkan para pihak merasa dirugikan dan merasa tertipu dan sudah tentu

didasarkan pada keikhlasan dan kerelaan kedua belah pihak, dan bukan karena

keterpaksaan.

Sebagaimana dengan tambahan yang terdapat dalam transaksi utang piutang

yang terjadi di Desa Kenteng Kec. Toroh Kab. Grobogan, tambahan dalam transaksi

utang piutang tersebut merupakan tambahan yang boleh saja diambil karena rata-

rata pinjaman tersebut untuk modal usaha serta dengan tambahan tersebut tidak

menimbulkan keterpurukan dalam kehidupan ekonominya. Akan tetapi bukan

berarti ini sebuah anjuran, bila memang kedua belah pihak tidak ada yang dirugikan

dengan adanya tersebut, maka pengambilan tambahan dalam transaksi tersebut tidak

dilarang. Akan tetapi bila sebaliknya yaitu menyebabkan keterpurukan dan

kesusahan dalam kehidupan ekonominya, maka tambahan tersebut dilarang untuk

diambil. Semua tergantung latar belakang peminjaman serta akibat yang

ditimbulkan oleh tambahan tersebut.

Page 89: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari beberapa analisa yang telah penulis paparkan pada bab sebelumnya,

maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Praktek utang piutang yang terjadi di Desa Kenteng Kec. Toroh Kab. Grobogan telah

memenuhi rukun dan syarat sahnya akad dalam Islam yaitu dengan adanya para pihak

yang telah cakap melakukan tindakan hukum, objeknya yang jelas dan dapat dimiliki

serta shighatnnya yang menunjukkan maksud untuk melakukan pinjaman serta

kesepakatan yang terjalin diantara mereka didasarkan atas kerelaan kedua belah pihak.

Sedangkan faktor-faktor yang melatarbelakangi adanya praktek tersebut dikarenakan

adanya kemudahan dalam menutupi kebutuhan hidup masyarakat setempat serta

prosesnya yang mudah, cepat dan tidak harus meninggalkan barang jaminan. Ditambah

lagi, minimnya pengetahuan tentang hukum transaksi tersebut dalam hukum Islam.

2. Bahwa tidak setiap tambahan atas jumlah pinjaman dari pihak yang berutang itu

dikatakan riba, tetapi, lebih tergantung pada latar belakang dan akibat yang ditimbulkan.

Sebagaimana dengan tambahan yang terdapat dalam transaksi utang piutang yang

terjadi di Desa Kenteng Kec. Toroh Kab. Grobogan, tambahan dalam transaksi utang

piutang tersebut merupakan tambahan yang boleh saja diambil karena rata-rata

pinjaman tersebut untuk modal usaha serta dengan tambahan tersebut tidak

menimbulkan keterpurukan dalam kehidupan ekonominya. Akan tetapi bukan berarti ini

sebuah anjuran, bila memang kedua belah pihak tidak ada yang dirugikan dengan

adanya tersebut, maka pengambilan tambahan dalam transaksi tersebut tidak dilarang.

Akan tetapi bila sebaliknya yaitu menyebabkan keterpurukan dan kesusahan dalam

Page 90: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

kehidupan ekonominya, maka tambahan tersebut dilarang untuk diambil. Semua

tergantung latar belakang peminjaman serta akibat yang ditimbulkan oleh tambahan

tersebut.

B. Saran-saran

1. Bagi masyarakat Desa Kenteng Kec. Toroh Kab. Grobogan khususnya para pihak yang

terlibat dalam transaksi ini, dalam bermuamalah hendaknya selalu memperhatikan

prinsip-prinsip yang telah diajarkan Islam, agar tidak terjerumus kepada hal yang

dilarang oleh Islam.

2. Bagi tokoh masyarakat desa tersebut agar lebih memberikan pengarahan terhadap

masyarakat Desa Kenteng Kec. Toroh Kab. Grobogan dalam menjalankan kegiatan

muamalahnya agar sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

C. Penutup

Puji syukur kehadirat Rabby yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam

tak lupa penulis junjungkan kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW yang telah

membawa jalan kebenaran bagi ummat manusia, dialah pahlawan revolusioner

handal dan akhirul anbiya` yang dapat menjadi inspirasi bagi penulis untuk

mengerjakan skripsi ini. Tidak lupa ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang

telah membantu demi terwujudnya skripsi ini tepat pada waktunya.

Penulis sadar penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, karena

manusia tidak ada yang sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang membangun

sangat penulis harapkan demi sempurnanya skripsi ini. Dan penulis berharap semoga

Page 91: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada

umumnya. Dan akhirul kalam wallahul muwafiq ila aqwamitthoriq

wassalamu`alaikaum wa rahmatullahi wa barakatuhu.

Page 92: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Rianto, Metodologi Penelitian sosial dan Hukum, Jakarta: Granit, 2004

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : RinekaCipta, 1998

Arsyad, Taqdir dan Hasan, Abul (ed), Ensiklopedi Fiqih Muammalah DalamPandangan 4 Mazhab,Yogyakarta: Maktabah Al-Hanif, Cet. 1, 2009

Azwar, Saifuddin, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997

Azhar Basyir, Ahmad, Asas-asas Hukum Muamalat, Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2008

Al-Din Abd al-Azim al-Munziri, Al-Hafiz Zaki, Mukhtasir Sahih Muslim, Terj.Syinqity Jamaluddin dan Mochtar Zoerni

Al-Jaziri, Abdurrahman, Kitab Al-Fiqh Ala Al-Madzahib Al-Arba ah, Juz 2, Beirut:Darul Kutub Al-Ilmiyah, 1996

Al-Zuhayliy, Wahbah, al-Fiqh al-Islamiy wa Adillatuhu, Juz IV, Bariut: Dar al-fikr,1989

Bakr Al-Baihaqi, Abi, Sunan Al- Kubra, Juz 5, tp, Dar Al-Kutub Al Ilmiah, tt

Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian Dalam Islam, Jakarta,Sinar Grafika, 2004

Dahlan Abdul Aziz (ed. al.), Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: PT Ichtiar Baru VanHoeve, Cet. 1, 1968

Danim, Sudarwan , Menjadi Peneliti kualitatif, Bandung: Pustaka Setia, 2002

Departemen Agama, Al-Qur an dan Terjemahannya, Semarang: Toha Putra, 1989

Djuwaini, Dimayuddin, Pengantar Fiqih Muamalah, Cet. 1, Yogyakarta: PustakaBelajar, 2008

Fadilah, Nurul, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Implementasi Hutang Pupuk DenganGabah Di Desa Pucuk Kecamatan Dawarblandong Kabupaten Mojokerto,Skripsi Sarjana Syariah jurusan Mu’amalah IAIN Sunan Ampel Surabaya, D italLebrary IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2009

Fadjria, Lina, Utang Piutang Emas dengan Pengembalian Uang di Kampung PandugoKelurahan Penjaringan Sari Kecamatan Rungkut Kota Surabaya dalamPerspektif Hukum Islam, Pustakawan IAIN Sunan Ampel Surabaya, DigitalLibrary IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2009

Fikri, Ali, al-Mu allamatul Ma}iyah wal Adabiyah, Bab I, Beirut: Dar al-Fikr

Ghufron A. Mas’adi, Fiqh Mu amalah Kontekstual, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2002

Page 93: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

H.S, Salim, Hukum Kontrak: Teori dan Tehnik Penyusunan Kontrak, Jakarta: SinarGrafika, Cet. 1, 2003

Hasbi ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad, Pengantar Fiqih Mualalah, Semarang:Pustaka Rizki Putra, 1999

Ibrahim, Jhony, Teori dan Metode Penelitian Hukum Normatif, Malang: BayumediaPublishing, 2006

--------------------------------------------------------------, Koleksi Hadis-Hadis Hukum 7,Cet. 3, Ed. 2, Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2001

Junainah, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelunasan Utang Sapi untuk PenanamanTembakau Berdasarkan Ketentuan Kreditur di Ds. Sejati Kec. Camplong Kab.Sampang Madura, Skripsi Sarjana Syariah Jurusan Mu’amalah IAIN SunanAmpel Surabaya, Digital Lebrary IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2009

K. Lewis, Mervin, dan M. Algoud, Latifa, Perbankan Syariah: Prinsip, Praktik danProspek, Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2001

Majah, Ibnu, Sunan Ibnu Majah , Juz tsani, Beriut Lebanon: Darul Fikri

---------------, Sunan Ibnu Majah, Juz Awwal, Beriut Lebanon: Darul Fikri

Masyhur, Kahar, Beberapa Pendapat Mengenai Riba, Jakarta: Kalim Mulia, Cet. 2,1992

Muslehudidin, Muhammad, Sistem Perbankan Dalam Islam, Jakarta: Rineka Cipta, Cet.1, 1990

Muslihun, M.Ag., harga barang sebagai standar pengembalian hutang piutang uang dilombok (tela ah aspek al- adalah dalam ekonomi Islam, Thesis Magister StudiIslam, Lombok, Perpustakaan IAIN Mataram.

Muthahari, Murtadha, Pandangan Islam Tentang Asuransi dan Riba, Bandung: PustakaHidayah, Cet. 1, 1995

Nasib Ar-Rifa’i, Muhammad, Tafsir Ibnu Katsir, Jilid. 1, Jakarta: Gema Insani 1999

Prakoso, Djoko dan Riyadi Lany, Bambang, Dasar Hukum Persetujuan Tertentu,Jakarta: Bina Aksara, Cet. 1, 1987

R. Subekti, S.H, dan R. Tjitrosudibio., Kitab Undang-Udang Hukum Perdata, Jakarta:Pradnya Paramita, Cet. 32

R. Subekti, S.H., Aneka Perjanjian, Bandung: PT. Citra Aditiya Bakti, Cet. 10, 1995

Rachmat Syafe’i, Fiqih Muamalah, Bandung: Pustaka Setia, 2001

Sudarsono, Pokok-Pokok hukum Islam, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. 1, 1992

Suhendi, Hendi Fiqh Muamalah, Ed. 1, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008

Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta, Rajawali Pers (cet. VII), 1992

Syafi’i Antonio, Muhammad, Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktek, Jakarta: GemaInsani, 2001

Page 94: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

Syarifuddin, Amir Gari-Garis Besar Fiqh, Jilid 1, Jakarta: Prena Media, Cet. 1, 2003

Saleh al-Fauzan, al-Mulakhasul Fiqhi, , Jakarta: Gema Insani Press, Cet. 1, 2005

Sabiq, Sayyid, Fiqhus Sunnah, Jilid 4, Jakarta: Pena Peduli Aksara, 2009

Thalib, M., Pedoman Wiraswasta dan Manajemen Islamy, Solo: CV. Pustaka Mantiq,Cet. 1, 1992

Yaqub, Hamzah, Kode Etik Hukum Dagang Menurut Islam, Bandung: C.V.Diponegoro, 1984

Zainuddin bin Abdul Azis al-Malibary, Syaikh, Fathul Mu in, Jilid II, Terj. Aliy As’adYogyakarta: Menara Kudus, 1979

Zuhri, Muh. Riba Dalam al-Quran dan Masalah Perbankan: Sebuah Tilikan Antisipatif,Ed. 1, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cet. I, 1996

http://bmtazkapatuk.wordpress.com/2009/02/16/utang-piutang-dalam-hukum-islam/,diakses pada tgl 22 Maret 2010

http://matulessi.wordpress.com/2010/01/30/utang-piutag-menurut-islam/, diakses tgl 20Maret 2010

http://al-ilmu.com/magazines/detail.php, diakses tgl 10 Januari 2010

http://www.aufklarungblog.co.cc/2009/06/yang-dimaksud-riba-dalam-islam.html,diakses tgl 10 Mei 2010

http://www.almanhaj.or.id/content/2093/slash/, diakses tgl 10 Mei 2010

http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg00255.html, diaksestgl 10 Mei 2010

http://hizbut-tahrir.or.id/2008/12/30/qardun-utang/, diakses tgl 19 Maret 2010

Wawancara dengan Ibu Sutiyem selaku pengurus dan anggota arisan di Desa Kenteng

Wawancara dengan Bapak Huri selaku kreditur di desa tersebut pada tanggal 3 April2010

Wawancara dengan Ibu Maryati selaku kreditur di Desa Kenteng pada tanggal 31 Maret2010

Wawancara dengan Bapak Tono selaku kreditur di Desa Kenteng pada tanggal 1 April2010

Wawancara dengan Ibu Dapi selaku kreditur di di Desa Kenteng pada tanggal 3 April2010

Wawancara dengan Bapak Hardi selaku kreditur di Desa Kenteng pada tanggal 1 April2010

Wawancara dengan Bapak Eko selaku masyarakat umum (tidak terlibat langsungdengan transaksi utang piutang di desa Kenteng) pada tanggal 31 maret 2010

Page 95: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

Wawancara dengan Mbah Wagiyem selaku salah satu debitur di Desa Kenteng padatanggal 3 April 2010

Wawancara dengan Ibu Puji selaku salah satu debitur di Desa Kenteng pada tanggal 30Maret 2010

Wawancara dengan Ibu Darti selaku salah satu Debitur pada tanggal 30 Maret 2010

Wawancara dengan Ibu Sularti selaku salah satu debitur di Desa Kenteng pada tanggal22 April 2010

Wawancara dengan Bapak Siswo selaku salah satu debitur di Desa Kenteng padatanggal 30 Maret 2010

Wawancara dengan Ibu Ekowati selaku salah satu debitur di Desa Kenteng pada tanggal3 April 2010

Wawancara dengan Bapak Harto selaku tokoh masyarakat di desa Kenteng Kec. TorohKab. Grobogan pada tanggal 3 April 2010

Wawancara dengan Ibu Kustini dan Bapak Erwanto selaku masyarakat umum (tidakterlibat langsung dengan transaksi utang piutang di desa Kenteng) pada tanggal 3April 2010

Page 96: ZIYADAH DALAM UTANG PIUTANG - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Toroh Kab. Grobogan ini rukun dan syarat al-qardh telah dipenuhi,

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Eni Dwi Astuti

TTL : Grobogan, 14 Desember 1986

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Dsn. Sidomulyo RT 05 RW 06 Kel. Kenteng Kec. Toroh Kab.

Grobogan

Riwayat Pendidikan : SD Kenteng 04 lulus tahun 1999

MTS Yafalah Gubug lulus tahun 2002

MA Yafalah Gubug lulus tahun 2005

Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang

Demikian riwayat hidup penulis, dibuat dengan sebenar-benarnya untuk menjadikan

maklum adanya.

Grobogan, Juli 2010

Eni Dwi Astuti