zat aditif (1)

10
Anda mungkin pernah mendengar pemberitaan, baik dari media cetak maupun media elektronik dan media-media lainnya tentang zat berbahaya yang ditambahkan ke dalam macam-macam makanan. Formalin dan boraks merupakan salah satu contoh zat berbahaya yang ditambahkan ke dalam mi, tahu, bakso, dan ikan laut agar awet dan bertahan lama. Sejak saat itu zat aditif dalam makanan menjadi topik hangat serta dianggap sebagai sesuatu yang menakutkan dan berbahaya. Namun, zat aditif makanan tidak hanya meliputi zat-zat berbahaya seperti yang disebutkan tadi. Saat kita memasak di dapur pun kira sering memasukkan zat tambahan seperti wortel, cabai, daun salam, kunyit dan masih banyak lagi dengan tujuan tertentu. Zat-zat tersebut juga merupakan zat aditif makanan. Meliputi apa saja, apa manfaatnya dan apa bahayanya, kita akan bahas dalam bab berikut ini. 1. Pengertian zat aditif Zat aditif atau zat tambahan makanan merupakan bahan yang ditambahkan ke dalam makanan, baik pada saat mengolah, memproses, mengemas atau menyimpan makanan tersebut. Sedangkan menurut peraturan pemerintah no. 28 tahun 2004 tentang keamanan, mutu, dan gizi pangan, yang dimaksud bahan tambahan adalah bahan yang dimasukkan ke dalam makanan untuk mempengaruhi sifat dan bentuk pangan. Fungsi zat aditi antara lain sebagai penyedap rasa, pewarna, sekuestran, antioksidan, pengasam, pemanis, pengembang, dan pengawet bahan makanan. Di indonesia sendiri, pemakaian zat aditif diatur oleh departemen kesehatan, sedangkan pengawasannya diatur oleh direktorat jenderal pengawasan obat dan makanan. Tujuan pemberian zat aditif anara lain secara garis besar adalah sebagai berikut : a. Untuk mempertahankan nilai gizi makanan karena selama proses pengolahan makanan, ada zat gizi yang rusak atau hilang. b. Agar makanan lebih menarik c. Agar makanan lebih tahan lama disimpan d. Agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga, dan e. Untuk konsumsi sebagian orang tertentu yang memerlukan diet

Upload: nurul-hasanah

Post on 08-Feb-2016

41 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Zat Aditif (1)

Anda mungkin pernah mendengar pemberitaan, baik dari media cetak maupun media elektronik dan media-media lainnya tentang zat berbahaya yang ditambahkan ke dalam macam-macam makanan. Formalin dan boraks merupakan salah satu contoh zat berbahaya yang ditambahkan ke dalam mi, tahu, bakso, dan ikan laut agar awet dan bertahan lama. Sejak saat itu zat aditif dalam makanan menjadi topik hangat serta dianggap sebagai sesuatu yang menakutkan dan berbahaya. Namun, zat aditif makanan tidak hanya meliputi zat-zat berbahaya seperti yang disebutkan tadi. Saat kita memasak di dapur pun kira sering memasukkan zat tambahan seperti wortel, cabai, daun salam, kunyit dan masih banyak lagi dengan tujuan tertentu. Zat-zat tersebut juga merupakan zat aditif makanan. Meliputi apa saja, apa manfaatnya dan apa bahayanya, kita akan bahas dalam bab berikut ini.

1. Pengertian zat aditif

Zat aditif atau zat tambahan makanan merupakan bahan yang ditambahkan ke dalam makanan, baik pada saat mengolah, memproses, mengemas atau menyimpan makanan tersebut. Sedangkan menurut peraturan pemerintah no. 28 tahun 2004 tentang keamanan, mutu, dan gizi pangan, yang dimaksud bahan tambahan adalah bahan yang dimasukkan ke dalam makanan untuk mempengaruhi sifat dan bentuk pangan.

Fungsi zat aditi antara lain sebagai penyedap rasa, pewarna, sekuestran, antioksidan, pengasam, pemanis, pengembang, dan pengawet bahan makanan.

Di indonesia sendiri, pemakaian zat aditif diatur oleh departemen kesehatan, sedangkan pengawasannya diatur oleh direktorat jenderal pengawasan obat dan makanan.

Tujuan pemberian zat aditif anara lain secara garis besar adalah sebagai berikut :

a. Untuk mempertahankan nilai gizi makanan karena selama proses pengolahan makanan, ada zat gizi yang rusak atau hilang.

b. Agar makanan lebih menarikc. Agar makanan lebih tahan lama disimpand. Agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga, dane. Untuk konsumsi sebagian orang tertentu yang memerlukan diet

2. Macam-macam zat aditifZat aditif dibagi menajdi dua macam, berdasarkan sumbernya, yaitu zat aditif alami dan zat aditif sintetis atau buatan.

A. Zat aditif alamiZat aditif alami merupakan zat tambahan dalam makanan yang dapat diperoleh dari alam, tanpa dibuat atau disintetis terlebih dahulu. Zat aditif alami lebih aman digunakan juga mudah diperoleh. Kebanyakan masyarakan pedesaan biasa menggunakan zat aditif jenis ini. Sayangnya, kelemahan zat aditif alami ini adalah tidak bisa digunakan dalam jumlah banyak, kurang stabil kepekatannya, dan kurang tahan lama.

Berikut adalah contoh zat aditif alami dan beberapa kegunaannya

a. Pewarna

Page 2: Zat Aditif (1)

1. WortelKegunaan wortel adalah sebagai zat pemberi warna oranye pada makanan. Wortel sering digunakan untuk pembuatan selai nanas. Selain untuk pewarnaan makanan, wortel juga dapat dimakan langsung dan diperas airnya untuk diminum karena mengandung provitamin A, yaitu betakaroten. Betakaroten tersebut yang memberikan warna oranye pada bahan makanan.

2. KunyitKegunaan kunyit adalah meberikan warna kuning agak gelap pada pembuatan makanan. Biasanya, kunyit digunakan pada pembuatan nasi kuning. Kunyit juga sering ditambahnka pada pengolahan daging ayam atau itik karena dapat menghilangkan bau amis dan menambah rasa yang khas.

3. Daun sujiKegunaan daun suji adalah untuk meberikan warna hijau pada makanan. Daun suji biasa digunakan pada pembuatan bahan minuman, seperti yang digunakan dalam pembuatan es cendol, warna hijau yang dikeluarkan berasal dari hasil perasan daun suji.

b. Pemanis1. Gula pasir atau gula tebu

Gula pasir didapat dari pengolahan tanaman tebu yang diperas airnya lalu di kristalkan. Selain sebagai pemanis, gula pasir juga digunakan sebagai pengawet, karena gula dapat menyerap kandungan air. Dengan tidak adanya air maka mikroorganisme di dalam makannan tidak akan berkembang dan akhirnya akan mati.

2. Gula arenGual aren dihasilkan dari nira bunga aren. Penggunaannya hampir sama dengan gula jawa. Hanya, gula aren lebih manis sehingga lebih sering digunakan pada pembuatan jenang dan dodol.

3. Gula jawa atau gula kelapaGula kepala dihasilkan dari buah kelapa. Gula kelapa sering digunakan sebagai pemanis minuman seperti dawet, eskelapa muda, sirup, dan lain-lain. Gula kelapa juga digunakan sebagai pemanis dalam memasak sayur.

4. MaduMadu merupakan pemanis yang sangat baik karena megandung zat-zat gizi yang alami. Jadi, selain untuk pemanis, pen ggunaan madu juga menambah kandungan gizi dalam makanan.

c. Pengawet1. Garam dapur

Page 3: Zat Aditif (1)

Garam dapur digunakan sebagai pengawet makanan karena dapat menghambat dan membunuh pertumbuhan bakteri dalam makanan. Hal ini disebabkan karena garam dapur menyrap kandungan air dalam makanan (higroskopis) seperti gula pasir. Garam dapur dapat didapat dari pengeringan air asin(air laut).

2. Bawang putihBawang putih yang dipotong atau diiris akan mengeluarkan allicin, yaitu suatu zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri, sehingga bawang putih dapat dipakai sebagai bahan pengawet.

3. Asam cukaNama kimia dari asam cuka adalah asam asetat. Dengan sifatnya yang asam, asam cuka mampu membunuh bakteri dalam makanan. Larutan asam asetat 4% dalam air merupakan asam cuka yang sering digunakan sebagai bahan pengawet roti untuk mencegah pertumbuhan kapang.

d. Penyedap1. Garam dapur

Garam dapur merupakan penyedap yang paling sering digunakan ke dalam makanan. Rasa asin dari garam dapur berasal dari natrium klorida (NaCl).

2. Bawang putihSelain sebagai pengawet bawang putih juga digunakan sebagai bahan penyedap. Selain mengandung allicin, bawang putih juga mengandung sulfur dan iodin yang tinggi.

3. Cabai merahCabai merah digunakan sebagai penyedap rasa sekaligus perangsang selera makan. Selain itu, cabai merah juga mempunyai kandungan vitamin C dan A. Sedangkan cabai hijau mengandung kedua vitamin tersebut dalam jumlah yang lebih kecil.

e. Pemberi aroma1. Vanili

Vanili memberi rasa dan aroma yang harum. Vanili banyak digunakan pada pembuatan roti atau pada pembuatan kolak, dan pada pembuatan kue-kue kering.

2. SeraiSerai baisanya digunakan sebagai penambah aroma pada minuman penghangat tubuh. Selain itu serai juga digunakan untuk menambah aroma segar pada makanan bersantan.

3. Daun pandanDaun pandan biasa ditambahkan pada saan memasak nasi agar nasi berbau harum dan tidak cepat basi. Selai itu, aroma harum dari daun pandan juga diman faatkan pada pembuatan kue, bubur, dan es.

f. Bahan pengasam

Page 4: Zat Aditif (1)

Bahan pengasam bertujuan untuk menghilangkan rasa eneg (mual) pada saat mengkonsumsi makanan. Bahan pengasam alami diataranya adalah jeruk nipis pada soto, sate, dan minuman.

B. Zat aditif buatan atau sintetisZat aditif buatan merupakan zat tambahan makanan yang diperoleh dari sintesis (pembuatan), baik di laboratorium maupun industri, dari bahan-bahan kimia yang sifatnya hampir sama dengan bahan alami yang sejenis. Keunggulan zat aditif sintetis adalah dapat diproduksi dalam jumlah besar, lebih stabil, takaran penggunaaanya lebih sedikit, dan biasanya tahan lebih lama. Sedangkan kelemahan zati aditif buatan ini adalah, dapat menimbulkan resiko penyakit kanker atau bersifat karsinogenik.

Beriku adalah beberapa contoh dan kegunaan zat aditif buatan

a. Pewarna

Pewarna berfungsi untuk memberi warna bahan makanan agar tampil menarik, sehingga dapat menarik konsumen untuk membeli dan mengkonsumsinya.

Nama WarnaDigunakan dalam bahan

makananFast green FCF Hijau Es krim dan buah kalengan

Sunset yellow FCF KuningMinuman ringan, perme,

selai, dan agar-agar

Brilliant FCF BiruEs krim, selai, jelly, buah

kalengan

Coklat HT CoklatMinuman ringan, agar-agar,

selai

Ponceau 4R MerahMinuman ringan, yoghurt,

jelly

Eritrosin MerahJelly, selai, saus, es krim,

buah kalengan

Walau peredaran zat pewarna tersebut sudah diberi izin oleh pemerintah, kita tetap harus berhati-hati dalam memilih makanan yang akan kita konsumsi. Ada beberapa zat pewarna yang penggunaanya dilarang yaitu, rhodamin-B, methanil yellow, dan amaranth

b. Pemanis

Pemanis sintetis adalah pemanis pengganti pemanis alami seperti gula pasir atau gula tebu atau sukrosa. Pemanis sintetis biasanya dipakai pada pembuatan sirup, sari buah, minuman ringan, dan macam-macam kue. Berikut adalah pemanis yang sering digunakan.

Sakarin, mempunyai tingkat kemanisan 300 kali lebih manis daripada gula. Aspartam, mempunyai tingkat kemanisan 200 kali lebih manis dari gula. Asesulfam, sama dengan aspartam 200 kali lebih manis dari gula. Siklamat, mempunyai 30 kali tingkat kemanisan dari gula. Sorbitol, dan

Page 5: Zat Aditif (1)

Dulsin

Melalui Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988 tentang bahan makanan tambahan, dulsin kini sudah dilarang penggunaanya karena pemanis ini adalah pemicu kanker.

c. Pengawet

Pengawet digunakan agar bahan makanan dapat bertahan lebih lama dan tidak cepat busuk bila disimpan. Bahan pengawet menghambat dan mematikan petumbuhan mikroba atau mikroorganisme yang dapat merusak dan dapan membusukkan makanan.

Berikut adalah contoh pengawet makanan tersebut.

Natrium benzoat, digunakan sebagai pengawet minuman ringan, kecap, margarin, manisan, saus, dan buah kalengan.

Natrium nitrit, digunakan sebagai pengawet untuk mempertahankan warna daging dan ikan.

Asam popionat, digunakan sebagai pengawet roti, keju, margarin, dan mentega. Asam sorbat, diigunakan untuk menghambat pertumbuhan kapang dan ragi,

juga mengawetkan roti, keju, acar,dan sari buah.

Beberapa zat pengawet yang sudah dilarang penggunaannya tetapi masih sering digunakan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab adalah formalin, boraks, dan terusi.

e. Antioksidan

Antioksidan berfungsi melindungi makanan yang mengandung lemak dan minyak dari rasa tengik. Rasa tengik terjad karena minyak dan lemak yang terkandung dalam makanan rusak oleh suatu proses oksidasi. Antioksidan yang diberikan dapat menghambat proses oksidasi tersebut. Berikut yang termasuk antioksidan adalah.

Butil hidroksi anisol dan butil hidroksi toluena, ditambahkan pada makanan yang mengandung minyak atau lemak agar tidak cepat tengik.

Asam askorbat, dtambahkan ke dalam daging olahan, makanan bayi, dan kaldu.

d. Penyedap

Makanan yag kita konsumsi sehari-hari tak lepas dari penyedap atau bumbu masak, karena memang zat tersebut menambah sedap dan menimbulkan selera makan. Penyedap yang biasa kita kenal adalah MSG yang dikenal dengan merek dagang seperti Ajinomoto, Miwon, Royco, Sasa, Maggie dan lain-lain. Dibalik kelezatannya, MSG pernah diduga menjadi peenyebab penyakit yang disebut Chinese Restaurant Syndrom (CRS). Gejala-gejala penyakit ini antara lain pusing kepala, wajah berkeringat, sesak dada bagian bawah, kesemutan, pada punggung dan leher, tahang bawah serta leher bagian bawah kemudian terasa panas. Namun, peranan MSG sebagai penyebab penyakit tersebut tidak dapat dibuktikan oleh para ahli, sehingga dugaan tersebut masih banyak diperdebatkan.

f. Sekuestran

Sekuestran merupakan bahan pesntabil yang digunakan dalam berbagai makanan olahan. Sekuestran mengikat logam dalam bahan makanan, sehingga menjaga

Page 6: Zat Aditif (1)

kestabilan bahan. Sekuestran yang paling sering digunakan adalah asam sitrat dan turunannya, fosfat, dan garam etilendiamintetrasat.

g. Penambah aromaZat tambahan ini digunakan untuk memberikan aroma buah-buahan. Berikut adalah contoh zat penambah aroma pada bahan makanan.

Etil butirat, untuk memberikan rasa buah nanas. Oktil asetat, memberikan rasa buah jeruk. Amil valerat, memberikan rasa buah apel. Amil asetat, memberikan rasa buah pisang. Butil asetat, rasa buah murbei. Benzaldehida, rasa buah lobi-lobi Isobutil popionat, rasa buah rum.

h. Pengatur keasamanZat aditif ini berfungsi sebagai pengasaman, penetralan, dan mempertahankan derajat keasaman makanan. Contoh pengatur keasaman sintetis antara lain, asam asetat, asam sitrat, asan tatrat, asam laktat, natrium bikarbonat, dan amonium bikarbonat.

3. Batas penggunaan zat aditifMenurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 722/Menkes/Per/IX/88 tentang bahan makanan, batas penggunaan zat aditif dalam makanan diantaranya sebagai berikut.

Nama zat aditifBatasan permenkes RI per kg

makananBatasan Adl per kg berat

bendaSakarin 50mg - 300mg -Siklamat 500mg – 3gr -

Asam aseta Secukupnya Tidak ada batasanAsam sitrat 5gr – 40 gr Tidak ada batasan

Asam benzoat 600mg – 1gr 0 – 5mgBHT 100mg – 1000mg 0 – 0,3mgBHA 100mg – 1000mg 0 – 0,125mg

Beta karoten 100mg – 600mg -Karamel 150mg – 300mg Tidak ada batasanEritrosin 30mg – 300mg 0 – 0,6mg

Page 7: Zat Aditif (1)

Kata pengantar

Ilmu pengetahuan alam (IPA) sangat erat kaitannya dengan dunia kehidupan kita. Ilmu pengetahuan alam berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi di dunia. Kini semua orang dapat menikmati ilmu-ilmu yang terkandung di seluruh dunia ini dengan mudah.

Ilmu pengetahuan alam (IPA) meliputi 3 bagian, yaitu Fisika, Biologi, dan Kimia. Fisika adalah cabang IPA yang mempelajari tentang energi dan perubahannyaserta bumi dan antariksa, Biologi adalah cabang IPA yang mempelajari tentang makhluk hidup dan proses kehidupan, dan Kimia sendiri adadlah cabang IPA yang mempelajari tentang materi dan sifat-sifatnya. IPA sangat erat kaitannya dengan kehidupan kita sehari-hari, mulai dari yang sederhana hingga ke hal-hal yang rumit sekalipun kita masih behubungan dengan unsur-unsur IPA.

Makalah IPA tentang Zat aditif dan kegunaannya ini telah disusun sesuai dengan standar kurikulum yang sudah ditetapkan di Sekolah Menengah Pertama hingga Sekolah Menengah Atas. Dalam makalah ini terdapat 7 halaman pembahasan tentang Zat aditif.

Saya mengucapkan Alhamdulillahirabbil’alamin, seiring dengan dirilisnya makalah ini, semoga makalah ini dapat berguna dan dapat memuaskan pembacanya.