yuswan armadian 072.13.125 (37)

38
MAKALAH REMOTE SENSING ( Penginderaan Jarak Jauh ) Nama : Yuswan Armadian Nim : 072001300125 i

Upload: christian-hendri-hasudungan

Post on 16-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

hmm

TRANSCRIPT

MAKALAH REMOTE SENSING

( Penginderaan Jarak Jauh )

Nama: Yuswan Armadian

Nim: 072001300125

Universitas Trisakti

Tahun Ajaran 2015/2016KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini saya membahas tentang Remote Sensing.

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Jakarta, 22 Juni 2015PenullisDAFTAR ISIKata PengantariDaftar Isiii

BAB I PENDAHULUAN1

1.1 Latar Belakang1

1.2 Rumusan Masalah1

1.3 Tujuan Masalah1

BAB II PEMBAHASAN2

2.1 Remote Sensing2

2.2 Tipe Satelit32.3 Jenis-Jenis Citra Satelit Cuaca42.4 Hasil-Hasil Penginderaan Jauh6

2.5 Pemanfaatan Penginderaan Jarak Jauh7

2.6 Keunggulan dan Keterbatasan Citra Penginderaan Jauh102.7 Membedakan Citra-Citra Satelit.112.8 Pola dan Ciri Kenampakan Alam Dari Hasil Pemetaan..12

2.9 Identifikasi Bentang Alam dan Bentang Budaya Melalui Citra Penginderaan Jauh..13BAB III PENUTUP213.1 Kesimpulan21DAFTAR PUSTAKA22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penginderaan jarak jauh (remote sensing) merupakan suatu teknik atau suatu cara yang dilakukan untuk memperoleh informasi berupa data cuaca atau gambar dari suatu obyek, daerah ataupun dari suatu wilayah yang sedang diamati.Atau dapat juga diartikan sebagai suatu gejala cuaca yang diperoleh melalui analisa data yang menggunakan suatu peralatan yang tidak berhubungan langsung dengan obyek, daerah, atau gejala yang sedang diamati (Lillesand dan Kiefer, 1979). Penginderaan jarak jauh (Remote sensing) dapat pula diartikan sebagai suatu teknik yang dikembangkan untuk perolehan data cuaca dan analisa informasi tentang bumi diman informasi tersebut khusus berbentuk radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan dari permukaan bumi (Lindgren, 1985). Dewasa ini banyak orang yang bisa mengambil manfaat dari Remote Sensing tersebut, setidaknya kita bisa mengetahui cuaca yang akan dating esok. 1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Remote Sensing?2. Berapakah tipe satelit dasar meteorology ?

3. Apa sajakah Komponen penting dalam Remote Sensing ?4. Apa saja Pemanfaatan Remote Sensing ?1.3. Tujuan Makalah1. Menjelaskan pengertian Remote Sensing2. Menjelaskan beberapa satelit yang ada didalam dasar meteorology3. Mempelajari apa saja komponen yang ada4. Mengetahui Pemanfaatan Remote Sensing

5. Memahami Identifikasi Bentang Alam dan Bentang Budaya Melalui Citra Penginderaan JauhBAB II

PEMBAHASAN2.1. Remote Sensing ( Penginderaan Jarak Jauh )Penginderaan jarak jauh (remote sensing) merupakan suatu teknik atau suatu cara yang dilakukan untuk memperoleh informasi berupa data cuaca atau gambar dari suatu obyek, daerah ataupun dari suatu wilayah yang sedang diamati.Atau dapat juga diartikan sebagai suatu gejala cuaca yang diperoleh melalui analisa data yangmenggunakan suatu peralatan yang tidak berhubungan langsung dengan obyek, daerah, atau gejala yang sedang diamati (Lillesand dan Kiefer, 1979). Penginderaan jarak jauh (Remote sensing) dapat pula diartikan sebagai suatu teknik yang dikembangkan untuk perolehan data cuaca dan analisa informasi tentang bumi diman informasi tersebut khusus berbentuk radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan dari permukaan bumi (Lindgren, 1985).Dan secara umum penginderaan jarak jauh (remote sensing) merupakan suatu proses membaca dengan menggunakan sensor yang merekam data dari jarak jauh yang kemudian ditafsirkan dan dianalisa untuk mendapat informasi tentang obyek tersebut atau fenomea-fenomena yang sedang diteliti. Dalam hal ini, alat yang digunakan dalam penginderaan jarak jauh adalah alat penginderaan sensor. Secara garis besar penginderaan jarak jauh dapat dibagi menjadi dua macam yaitu penginderaan jarak jauh aktif (contoh: LIDAR yang menggunakan sinar laser dan RADAR yang menggunakan gelombang pendek / microwave) dan penginderaan jarak jauh pasif (Contoh : satelit yang tidak memancarkan gelombang). Penginderaan jarak jauh aktif, sumber GEM nya berasal dari sumber GEM buatan, sedangkan penginderaan jarak jauh pasif, sumber GEM nya berasal dari alam, yaitu dari matahari, bumi atau objek itu sendiri. Maka di sini satelit merupakan penginderaan jarak jauh pasif, maksudnya adalah sensor yang tidak menghasilkan radiasi GEM hanya menerima dan tanggap terhadap radiasi gelombang yang jatuh pada sensor tersebut.2.2. Tipe Satelit Untuk mengetahui jenis, suhu, dan medan ketinggian awan. Sehingga satelit menggunakan sensor yang peka terhadap emisi radiasi dan pantulan GEM dari suatu obyek di permukaan bumi maupun yang ada di atmosfer. Sehingga dapat diketahui komposisi, struktur maupun keadaan fisis dari suatu obyek yang berada di permukan bumi maupun yang ada di atmosfer. Menurut orbitnya, satelit dibagi menjadi 2 macam yaitu satelit cuaca orbit geostasioner dan satelit cuaca orbit polar .

Ada dua jenis tipe dasar satelit meteorologi: orbit geostationary dan orbit polar.1. Satelit Geostationary Satelit ini mengorbit di khatulistiwa pada tingkat kecepatan putar yang sama dengan rotasi bumi. Mereka mengorbit pada ketinggian 36000 km diatas titik tetap di permukaan bumi. Karena posisinya yang tetap, satelit ini mampu memonitor suatu region secara terus-menerus. Contohnya adalah GOES 9 (Geostationary Operational Environmental Satellite) yang merupakan satelit GOES terbaru dan diluncurkan pada tanggal 23 mei 1995. Citra yang diperoleh stelit ini merupakan citra real time, artinya begitu kamera mengambil gambar maka langsung ditampilkan , sehingga memungkinkan forecaster untuk memonitor proses dari sistem cuaca yang besar seperti fronts, storms and hurricanes. Arah dan kecepatan angin juga bisa diperkirakan berdasar monitoring pergerakan awan.2. Polar Orbiting Satellite Satelit ini mengorbit hampir paralel dengan garis meridien bumi. Mereka melewati kutub utara dan kutub selatan bumi tiap kali revolusi bumi. Saat bumi berotasi menuju timur dibawah satelit, tiap monitor mengoperkan gambar kebarat sehingga menghasilkan gambar dengan area yang lebih besar. Satelit polar memiliki keuntungan dalam memotret perawanan yang tepat berada dibawah mereka. Gambar satelit geostasioner untuk daerah kutub terdistorsi disebabkan sudut penglihatan satelit yang sempit kekutub. Satelit polar juga berputar pada ketinggian yang lebih rendah (kurang lebih 850 km) sehingga mampu menyediakan informasi badai dan sistem perawanan yang lebih mendetail. 2.3. Jenis-Jenis Citra Satelit CuacaCitra satelit cuaca merupakan gambaran rekaman daerah liputan awan di suatu daerah dimana citra tersebut terekam dalam sensor dengan menggunakan saluran yang sebagian besar merupakan saluran tampak (visible) dan saluran inframerah (IR).Sesuai tujuan awal untuk membantu manusia melakukan peramatan perawanan, citra satelit terbagi menjadi beberapa macam berdasarkan cara kerja dan sinar yang dipakai. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan yang saling melengkapi. Ada dua cara satelit cuaca memperoleh data, ialah dengan merekam sinaran tampak dengan kamera televisi dan perekaman sinaran infra merah dengan menggunakan radiometer.1. Data gambar tampak (visible data) Semua benda karena menerima sinaran dari matahari dapat menjadi sumber sinaran kedua. Sinaran dari matahari oleh benda itu umumnya sebagian diteruskan, sebagian diserap dan sebagian dipantulkan kembali sewaktu sinaran tersebut mengenai benda tersebut, sedangkan yang diserap dipancarkan kembali pada saat itu atau pada saat berikutnya. Dari sinaran yang dipantulkan, menjadikan benda tersebut dapat dilihat secara langsung baik oleh mata atau oleh alat. Mata mampu melihat benda apabila benda tersebut memantulkan cahaya sinaran dengan panjang gelombang 0,4 0,7 mikrometer sedangkan alat dapat melihat berbagai panjang gelombang. Sinaran dengan panjang gelombang 0,4 0,7 mikrometer tersebut dinamakan sinaran sinaran gelombang tampak (untuk mata). Umumnya satelit cuaca menggunakan alat yang dapat menerima sinaran pantul gelombang 6 mikrometer. Sinaran dengan panjang gelombang 6 mikrometer ini dipandang paling baik, karena secara nisbi gelombang ini sedikit sekali mengalami hamburan di atmosfer. Dengan alat ini yang direkam adalah banyaknya sinar pantulan atau albedo dari bendanya. Setiap benda, termasuk berbagai jenis awan mempunyai albedo yang besarnya berbeda beda. Perbedaan ini karena jenis permukaan dan struktur yang berbeda beda. Oleh karena itu banyak dan sedikitnya albedo dari suatu permukaan dapat digunakan untuk membeda bedakan benda atau awan yang memantulkan sinaran tersebut.Dengan kamera sinar tampak ini, benda atau awan yang paling banyak albedonya tampak paling putih. Awan Cumulonimbus (Cb) mempunyai albedo paling besar ( 92 %) dan Cumulus di cuaca cerah di atas permukaan daratan mempunyai albedo paling kecil ( 29%). Citra ini serupa dengan seolah-olah kita mengambil potret hitam-putih dari bumi. Bagian yang terang menunjukkan dimana sinar matahari dipantulkan kembali keangkasa akibat awan dan liputan salju. Berdasarkan citra ini awan dan salju terlihat sebagai warna yang cerah dan semakin tebal awan semakin cerah warnanya. Permukaan bumi ditampilkan sebagai abu-abu dan lautan nyaris mendekati hitam. Keterbatasan utama dari citra visible adalah ketersediaannya hanya pada waktu siang hari.2. Data Infra Merah Berbeda dengan data tampak, data infra merah diperoleh dengan cara merekam sinaran infra merah yang dipancarkan benda (awan) dengan menggunakan radiometer.Sinaran infra merah ini dipancarkan oleh benda karena benda tersebut telah menyerap sebagian sinaran matahari yang jatuh pada benda itu. Banyaknya sinaran infra merah sebanding dengan suhu benda yang memancarkannya.Makin sedikit benda menyerap sinaran, makin sedikit sinaran infra merah yang dipancarkan kembali dan makin rendah suhu benda tersebut. Bila untuk memperoleh albedo, yang diambil adalah gelombang 6 mikrometer, untuk memperoleh data sinaran infra merah diambil gelombang dengan panjang gelombang sekitar 10,5 sampai 12,5 mikrometer. Gelombang ini tidak atau sedikit sekali diserap atmosfer, tetapi banyak diserap / dipancarkan oleh butir butir awan. Dari foto infra merah yang dihasilkan oleh radiometer, menunjukkan bahwa makin rendah suhunya, warna foto makin putih.Seperti telah diuraikan, radiometer yang dipasang di satelit mengukur banyaknya sinaran infra merah yang sampai ke satelit. Sinaran tersebut berasal dari berbagai benda di permukaan bumi dan di dalam atmosfer. Oleh karena itu sering terlihat bahwa benda yang berlainan tetapi bersuhu sama tinggi, terlihat dalam warna yang sama. Dengan demikian pengukuran yang mendekati pada benda yang bersangkutan dapat diperoleh apabila benda tersebut jauh lebih luas daripada benda benda yang lain di sekitarnya. Untuk awan yang terpencar, sinarannya banyak tercampur dengan sinaran benda lain sehingga suhu yang diperhitungkan sering lebih tinggi dari sebenarnya.Jadi perlu diketahui bahwa perbedaan warna dalam foto tampak (visible) menyatakan perbedaan daya pantul dan perbedaan warna dalam foto infra merah (IR) menyatakan perbedaan suhu.2.4. Hasil Hasil Penginderaan JauhTelah diketahui bahwa objek-objek yang ada di muka bumi dapat direkam oleh sensor. Karena kamera atau sensor letaknya jauh dari objek yang diindera, maka diperlukan tenaga yang dapat dipancarkan/dipantulkan oleh objek atau benda tersebut.

Komponen penting dalam penginderaan jauh antara lain :

1.Tenaga

Dalam penginderaan jauh digunakan tenaga yang bersifat alamiah yaitu sinar matahari, sinar bulan, maupun sinar buatan jika waktu pemotretan dilakukan malam hari. Yang umum digunakan adalah sinar matahari. Sinar matahari dalam mencapai permukaan bumi sangat dipengaruhi oleh waktu, letak, dan kondisi cuaca setempat. Penginderaan yang menggunakan tenaga sinar matahari disebut sistem pasif. Sedangkan kalau menggunakan tenaga buatan disebut sistem aktif.

2.Objek

Objek adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran dalam penginderaan jauh, antara lain meliputi atmosfer, biosfer, hidrosfer, dan litosfer.

3.Sensor

Sensor adalah suatu benda yang digunakan untuk merekam objek-objek di alam. Tiap sensor mempunyai kepekaan yang berbeda-beda pada bagian spektrum elektromagnetik. Selain itu, kepekaan sensor juga berbeda-beda dalam merekam objek terkecil yang masih dapat dikenali dan dibedakan terhadap objek lain yang ada di sekitarnya. Kemampuan sensor menyajikan gambar objek lain yang terkecil disebut kualitas sensor. Sensor berdasarkan proses perekamannya, dibedakan menjadi dua macam.

a)Sensor Fotografik adalah sensor yang berupa kamera yang bekerja pada spektrum tampak mata dan menghasilkan foto atau citra.

b)Sensor Elektromagnetik adalah sensor bertenaga elektrik dalam bentuk sinyal elektrik yang beroperasi pada spektrum yang lebih luas, yaitu dari sinar X sampai gelombang radio dan menghasilkan foto atau citra.

Tenaga terkait dengan jenis sensor yang digunakan di dalam penginderaan jauh antara lain berupa.

Tenaga bunyi : jenis sensor sonar

Tenaga elektromagnetik : jenis sensor kamera, termometer dan sebagainya

Tenaga gravitasi : jenis sensor gravitometer

Tenaga magnetik : jenis sensor magnetometer

Tenaga seismik : jenis sensor seismograf/seismometer

4.Citra/Keluaran

Citra adalah gambar objek yang tampak pada cermin melalui lensa kamera atau tampak langsung pada hasil cetakan. Benda yang tergambar pada citra dapat dekenali berdasarkan ciri yang terekam oleh sensor. Tiga ciri yang terekam oleh sensor adalah ciri spasial, ciri temporal, dan ciri spektural.2.5. Pemanfaatan Penginderaan JauhBidang Kehutanan

Bidang kehutanan berkenaan dengan pengelolaan hutan untuk kayu termasuk perencanaan pengambilan hasil kayu, pemantauan penebangan dan penghutanan kembali, pengelolaan dan pencacahan margasatwa, inventarisasi dan pemantauan sumber daya hutan, rekreasi, dan pengawasan kebakaran. Kondisi fisik hutan sangat rentan terhadap bahaya kebakaran maka penggunaan citra inframerah akan sangat membantu dalam penyediaan data dan informasi dalam rangka monitoring perubahan temperatur secara kontinu dengan aspek geografis yang cukup memadai sehingga implementasi di lapangan dapat dilakukan dengan sangat mudah dan cepat.

Bidang Penggunaan Lahan

Inventarisasi penggunaan lahan penting dilakukan untuk mengetahui apakah pemetaan lahan yang dilakukan oleh aktivitas manusia sesuai dengan potensi ataupun daya dukungnya. Penggunaan lahan yang sesuai memperoleh hasil yang baik, tetapi lambat laun hasil yang diperoleh akan menurun sejalan dengan menurunnya potensi dan daya dukunglahan tersebut. Integrasi teknologi penginderaan jauh merupakan salah satu bentuk yang potensial dalam penyusunan arahan fungsi penggunaan lahan. Dasar penggunaan lahan dapat dikembangkan untuk berbagai kepentingan penelitian, perencanaan, dan pengembangan wilayah. Contohnya penggunaan lahan untuk usaha pertanian atau budidaya permukiman.

Bidang Pembuatan Peta

Peta citra merupakan citra yang telah bereferensi geografis sehingga dapat dianggap peta. Informasi spasial yang disajikan dalam peta citra merupakan data raster yang bersumber dari hasil perekaman citra satelit sumber alam secara kontinu. Peta citra memberikan semua informasi yang terekam pada bumi tanpa adanya generalisasi. Peranan peta citra (space map) dimasa mendatang akan menjadi penting sebagai upaya untuk mempercepat ketersediaan dan penentuan kebutuhan peta dasar yang memang belum dapat meliput seluruh wilayah nasional pada skala global dengan informasi terbaru (up to date). Peta citra mempunyai keunggulan informasi terhadap peta biasa. Hal ini disebabkan karena citra merupakan gambaran nyata di permukaan bumi, sedangkan peta biasa dibuat berdasarkan generalisasi dan seleksi bentang alam ataupun buatan manusia. Contohnya peta dasar dan peta tanah.

Bidang Meteorologi (Meteosat, Tiros, Dan Noaa)

Manfaat penginderaan jauh di bidang meteorologi adalah sebagai berikut :

a.Mengamati iklim suatu daerah melalui pengamatan tingkat perawanan dan kandungan air dalam udara.

b.Membantu analisis cuaca dan peramalan/prediksi dengan cara menentukan daerah tekanan tinggi dan tekanan rendah serta daerah hujan badai dan siklon.

c.Mengamati sistem/pola angin permukaan.

d.Melakukan pemodelan meteorologi dan set data klimatologi.

Bidang Oseanografi (Seasat)

Manfaat penginderaan jauh di bidang oseanografi (kelautan) adalah sebagai berikut :

a.Mengamati sifat fisis laut, seperti suhu permukaan, arus permukaan, dan salinitas sinar tampak (0-200 m).

b.Mengamati pasang surut dan gelombang laut (tinggi, arah, dan frekwensi).

c.Mencari lokasi upwelling, singking dan distribusi suhu permukaan.

d.Melakukan studi perubahan pantai, erosi, dan sedimentasi (LANDSAT dan SPOT).

Bidang Hidrologi (Landsat/Ers, Spot)

Manfaat penginderaan jauh di bidang hidrologi adalah sebagai berikut :

a.Pemantauan daerah aliran sungai dan konservasi sungai.

b.Pemetaan sungai dan studi sedimentasi sungai.

c.Pemantauan luas daerah intensitas banjir.

Bidang Geofisika Bumi Padat, Geologi, Geodesi, Dan Lingkungan (Landsat, Geosat)

Manfaat penginderaan jauh di bidang geofisika, geologi, dan geodesi adalah sebagai berikut :

a.Melakukan pemetaan permukaan, di samping pemotretan dengan pesawat terbang dan menggunakan aplikasi GIS.

b.Menentukan struktur geologi dan macam batuan.

c.Melakukan pemantauan daerah bencana (kebakaran), pemantauan aktivitas gunung berapi, dan pemantauan persebaran debu vulkanik.

d.Melakukan pemantauan distribusi sumber daya alam, seperti hutan (lokasi, macam, kepadatan, dan perusakan), bahan tambang (uranium, emas, minyak bumi, dan batu bara).

e.Melakukan pemantauan pencemaran laut dan lapisan minyak di laut.

f.Melakukan pemantauan pencemaran udara dan pencemaran laut.

2.6. Keunggulan dan Keterbatasan Citra Penginderaan JauhDiukur dari jumlah penggunaan dan frekuensinya, akhir-akhir ini penggunan citra penginderaan jauh semakin meningkat. Ada beberapa alasan yang melandasi peningkatan penggunaan citra penginderaan jauh.

1.Citra menggambarkan objek atau daerah secara lengkap dengan wujud dan letak yang mirip wjud dan letak sebenarnya di muka bumi. Sebagai akibatnya, maka citra merupakan alat yang baik sekali bagi pembuatan peta, baik sebagai sumber data maupun sebagai kerangka letak.

2.Citra menjadi satu-satunya sumber untuk menetapkan daerah bencana seperti daerah yang sedang dilanda banjir dan gempa bumi secara cepat.

3.Citra dapat dibuat pada periode ulang yang pendek, yaitu tiap 16 hari bagi citra Landsat IV, tiap 6 jam bagi citra satelit cuaca NOAA, dan tiap setengah jam bagi citra satelit GMS. Oleh sebab itu, citra merupakan alat yang baik sekali untuk membantu perubahan cepat, seperti pengurangan luas hutan, pemekaran kota, penaksiran luas tanaman pertanian, aktivitas vulkanik suatu gunung berapi yang menunjukkan tanda-tanda akan meletus dan lain-lain.

Ada dua keterbatasan utama dari citra penginderaan jauh, yaitu sebagai berikut :

1.Tidak semua data dapat diinterpretasi. Data yang diperoleh, terbatas pada data objek atau gejala yang tampak langsung pada citra. Kelompok objek atau gejala ini meliputi jenis tanah, jenis batuan, air tanah, kualitas perumahan, dan pencemaran air. Objek atau gejala yang tidak mungkin disadap datanya dari citra antara lain migrasi, susunan penduduk, dan produksi padi per hektar.

2.Ketelitian hasil interpretasi citra sangat tergantung pada kejelasan wujud objek atau gejala pada citra.2.7. Membedakan Citra-citra SatelitCitra satelit atau citra nonfoto adalah citra yang cara pemotretannya dari luar angkasa melalui satelit. Citra nonfoto dapat dibedakan berdasarkan spektrum elektromagnetik, sensor, dan wahana yag digunakan.

1.Spektrum Elektromagnetik

Berdasarkan penggunaan spektrum elktromagnetik, citra nonfoto dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu citra inframerah termal dan citra radar.

Citra inframerah termalialah citra yang dibuat dengan spektrum inframerah termal. Penginderaannya didasarkan atas beda suhu objek dan daya pancarnya yang tercermin dengan rona atau warna yang berbeda.

Citra radarialah citra yang disebut dengan spektrum glombang mikro. Citra radar menggunakan sistem aktif atau tenaga buatan. Disamping itu juga ada citra glombang mikro yang menggunakan sistem pasir atau tenaga alamiah.

2.Sensor

Berdasakan sensor yang digunakan, citra nonfoto dibedakan menjadi dua, yaitu citra tunggal dan citra multispektral. Citra tunggal adalah citra yang dibuat dengan sensor tunggal. Citra multispektral adalah citra yang dibuat dengan saluran sensor jamak. Pada Landsat, citra multispektral sering dibedakan menjadi dua, yaitu citra Return Bean Vidicon (RBV) yang dibuat dengan kamera Return Bean dan citra Multi Spektral Scanner (MSS) dan dibuat dengan sensor MSS.

3.Wahana

Berdasarkan wahana yang digunakan, citra nonfoto dibedakan menjadi dua, yaitu citra dirgantara dan citra satelit. Citra dirgantara adalah citra yang dibuat dengan wahana yang berbeda di udara, misalnya citra inframerah termal, radar, dan MSS. Citra satelit adalah citra yang dibuat dari angkasa luar.

Citra satelit dapat dibedakan menjadi empat, yaitu :

a.Citra satelit untuk penginderaan planet. Misalnya citra satelit Ranger dan Viking (AS) serta citra satelit Runa dan Venera (Rusia).

b.Citra satelit untuk penginderaan cuaca. Misalnya citra NOAA (AS) dan citra satelit Meteor (Rusia).

c.Citra satelit untuk penginderaan sumber daya bumi. Misalnya citra Landsat (AS), citra Soyuz (Rusia), dan citra SPOT (Prancis).

d.Citra satelit untuk menginderakan laut. Misalnya citra Sesaat (AS) dan citra MOS (Jepang).2.8 Pola dan Ciri Kenampakan Alam Dari Hasil Pemetaan1. Pola dan Ciri Kenampakan Alam dari Hasil Pemetaan

Menafsirkan (menginterpretasi) peta adalah tindak lanjut dari membaca peta. Membaca dan menafsir merupakan suatu kesatuan yang bulat. Artinya, dalam membaca peta sudah sekaligus menafsir peta.

Interpretasi peta terdiri atas dua bagian, yaitu : interpretasi fisis dan interpretasi manusia.

a.Interpretasi Fisis

-Relief

Apabila dalam peta tergambar puncak-puncak pegunungan yang saling berdekatan dengan ketinggian yang seragam, maka dapat diperkirakan daerah tersebut bekas dasar lautan yang terangkat ke atas dan kemudian mengalami erosi lanjut.

-Hidrografi

Pola aliran sungai yang banyak belokannya menunjukkan bahwa daerahnya datar, gradien kecil, dan banyak terjadi erosi ke samping (lateral).

Pola aliran sungai yang lurus menunjukkan daerah tersebut daerah yang tinggi dan miring. Daerah semacam itu mempunyai gradien sungai yang cukup besar, banyak jeram, dan lembah sungai berbentuk V.

Interpretasi Manusia

Pola distribusi penduduk dapat memberikan petunjuk tentang keadaan relief suatu daerah, keadaan transportasi, dan tata air suatu tempat, dengan penjelasan sebagai berikut :

1.Pola sebaran scattered atau tersebar merata menunjukkan relief daerah tersebut datar, tanah subur, dan transportasi mudah.

2.Pola sebaran dot atau sporadis menunjukkan bahwa daerah itu merupakan daerah yang sulit, tidak ada air bersih, transportasi belum ada, daerah kapur, dan relief kasar.

3.Daerah yang tergambar dengan pemutusan-pemutusan penduduk selalu dapat ditafsirkan bahwa daerah tersebut memiliki persediaan air cukup, relief tidak menyulitkan, transportasi mudah dan tanahnya subur.2.9 Identifikasi Bentang Alam dan Bentang Budaya Melalui Citra Penginderaan JauhBeberapa Bentang Alam Hasil Penginderaan Jauh :1.Sungai

Pada foto udara hitam putih, warna permukaan air seragam. Air yang jernih berwarna gelap dan air yang keruh berwarna merah. Pada foto udara infra merah, warna pancaran terlihat gelap.

Arah sungai dikenal dengan : a.) Lebar sungai, yaitu makin lebar ke arah muara, b.) Tempat-tempat pertemuan yang umumnya menyusut, lancip ke arah aliran sungai, c.) Perpindahan meander, di samping perpindahan ke bawah aliran sungai, d.) Beda tinggi, yaitu makin rendah ke muara, e.) Bentuk gosong sungai (river bar) yang runcing dan melebar ke arah aliran.

2.Dataran Banjir

Permukaan rata dan letaknya lebih rendah dari sekitarnya. Kalau terjadi ketiraratan biasanya disebabkan oleh adanya danau tapak kudam point bar, bekas saluran, dan sebagainya.

Tampak sungainya, meskipun kadang-kadang jauh (bagian terlebar dari dataran banjir di sungai Missisippi mencapai 125 mil dari sungainya.

Rona seragam atau tidak seragam.

Pada umumnya digunakan untuk tanaman pertanian.

3.Hutan Bakau

Tidak memiliki rona yang hitam karena daya pantul sangat rendah.

Tinggi pohon seragam, yakni antara 7 - 13 meter.

Tumbuh pada pantai yang becek atau tepi sungai hingga batas air payau.

4.Hutan Rawa

Memiliki tinggi pohon yang berbeda-beda hingga 50 meter sehingga rona dan teksturnya tidak seragam.

Ke arah laut dibatasi oleh hutan bakau dan ke arah pedalaman dibatasi oleh hutan rimba.

Tampak air atau perairan di dekatnya.

Beberapa Bentang Budaya Hasil Penginderaan Jauh :

1. Rumah, dapat dikenal melalui bentuk, ukuran, dan bayangannya. Rumah tinggal umumnya berukuran kecil; gedung sekolah umumnya berukuran relatif lebih besar dari rumah tinggal; stasiun dapat dikenal dengan ukuran yang relatif besar, letaknya tersendiri, terdapat tangki air, gerbong kereta api, dan sebagainya. Pabrik dapat dikenal dari ukurannya yang besar dan panjang, terdapat tangki air, cerobong asap, rel kereta api, dan sebagainya.

2. Jalan dikenal dari rona dan teksturnya yang sangat kontras dengan lingkungan sekitarnya. Bentuknya memanjang dan lebarnya seragam. Jalan aspal bentuknya relatif lebih lurus dan lebarnya lebih seragam. Jalan kereta api dikenal dengan adanya pembatas kereta api dan pertemuan yang tajam dengan jalan biasa.

3. Persawahan, ditandai dengan kenampakan pematang-pematang yang memanjang dengan jalur-jalur tanaman. Bentuk sawah teratur pada tanah yang datar dan tak teratur pada daerah yang miring.

4. Daerah padang rumput, ditandai dengan rona kelabu putih sampai kelabu sedang dan teksturnya halus.

Penginderaan jauh didefinisikan sebagai suatu metoda untuk mengenal dan menentukan obyek dipermukaan bumi tanpa melalui kontak langsung dengan obyek tersebut. Banyak pakar memberi batasan, penginderaan jauh hanya mencakup pemanfaatan gelombang elektromaknetik saja, sedangkan penginderaan yang memanfaatkan sifat fisik bumi seperti kemaknitan, gaya berat dan seismik tidak termasuk dalam klasifikasi ini. Namun sebagian pakar memasukkan pengukuran sifat fisik bumi ke dalam lingkup penginderaan jauh. Empat komponen dasar dari sistem PJ adalah target, sumber energi, alur transmisi, dan sensor. Komponen dalam sistem ini berkerja bersama untuk mengukur dan mencatat informasi mengenai target tanpa menyentuh obyek tersebut. Sumber energi yang menyinari atau memancarkan energi elektromagnetik pada target mutlak diperlukan. Energi berinteraksi dengan target dan sekaligus berfungsi sebagai media untuk meneruskan informasi dari target kepada sensor. Sensor adalah sebuah alat yang mengumpulkan dan mencatat radiasi elektromagnetik. Setelah dicatat, data akan dikirimkan ke stasiun penerima dan diproses menjadi format yang siap pakai, diantaranya berupa citra. Citra ini kemudian diinterpretasi untuk menyarikan informasi mengenai target. Proses interpretasi biasanya berupa gabungan antara visual dan automatic dengan bantuan computer dan perangkat lunak pengolah citra.

1. Teknologi Penginderaan Jauh

Sebuah platform PJ dirancang sesuai dengan beberapa tujuan khusus. Tipe sensor dan kemampuannya, platform, penerima data, pengiriman dan pemrosesan harus dipilih dan dirancang sesuai dengan tujuan tersebut dan beberapa faktor lain seperti biaya, waktu dsb.

a. Resolusi Sensor

Rancangan dan penempatan sebuah sensor terutama ditentukan oleh karakteristik khusus dari target yang ingin dipelajari dan informasi yang diinginkan dari target tersebut. Setiap aplikasi penginderaan jauh mempunyai kebutuhan khusus mengenai luas cakupan area, frekuensi pengukuran dan tipe energy akan dideteksi. Oleh karena itu, sebuah sensor harus mampu memberikan resolusi spasial, spectral dan temporal yang sesuai dengan kebutuhan aplikasi.

Resolusi Spasial

Menunjukan level dari detail yang ditangkap oleh sensor. Semakin detail sebuah studi semakin tinggi resolusi spasial yang diperlukan. Sebagai ilustrasi, pemetaan penggunaan lahan memerlukan resolusi spasial lebih tinggi daripada pengamatan cuaca berskala besar.

Resolusi Spektral

Menunjukan lebar kisaran dari masing-masing band spectral yang diukur oleh sensor. Untuk mendeteksi kerusakan tanaman dibutuhkan sensor dengan kisaran band yang sempit pada bagian merah.

Resolusi Temporal

Menunjukan interval waktu antar pengukuran. Untuk memonitor perkembangan badai, diperlukan pengukuran setiap beberapa menit. Produksi tanaman membutuhkan pengukuran setiap musim, sedangkan pemetaan geologi hanya membutuhkan sekali pengukuran.

1. Platform

Ground-Based Platforms

sensor diletakkan di atas permukaan bumi dan tidak berpindah-pindah. Sensornya biasanya sudah baku seperti pengukur suhu, angin, pH air, intensitas gempa dll. Biasanya sensor ini diletakkan di atas bangunan tinggi seperti menara.

Aerial platforms

biasanya diletakkan pada sayap pesawat terbang, meskipun platform airborne lain seperti balon udara, helikopter dan roket juga bisa digunakan. Digunakan untuk mengumpulkan citra yang sangat detail dari permukaan bumi dan hanya ditargetkan ke lokasi tertentu. Dimulai sejak awal 1900-an.

Satellite Platforms

sejak awal 1960 an sensor mulai diletakkan pada satelit yang diposisikan pada orbit bumi dan teknologinya berkembang pesat sampai sekarang. Banyak studi yang dulunya tidak mungkin menjadi mungkin.

1. Komunikasi dan pengumpulan data

Pengiriman data yang dikumpulkan dari sebuah sistem RS kepada pemakai kadang-kadang harus dilakukan dengan sangat cepat. Oleh karena itu, pengiriman, penerimaan, pemrosesan dan penyebaran data dari sebuah sensor satelit harus dirancang dengan teliti untuk memenuhi kebutuhan pemakai.

Pada ground-based platforms, pengiriman menggunakan sistem komunikasi ground-based seperti radio, transmisi microwave atau computer network. Bisa juga data disimpan pada platform untuk kemudian diambil secara manual. Pada aerial Platforms, data biasanya disimpan on board dan diambil setelah pesawat mendarat. Dalam hal satellite Platforms, data dikirim ke bumi yaitu kepada sebuah stasiun penerima. Berbagai cara transmisi yang dilakukan:

Langsung kepada stasiun penerima yang ada dalam jangkauan,

Disimpan on board dan dikirimkan pada saat stasiun penerima ada dalam jangkauan,

Terus menerus, yaitu pengiriman ke stasiun penerima melalui komunikasi satelit berantai pada orbit bumi, atau

Kombinasi dari cara-cara tersebut. Data diterima oleh stasiun penerima dalam bentuk format digital mentah. Kemudian data tersebut akan diproses untuk pengkoreksian sistematik, geometrik dan atmosferik dan dikonversi menjadi format standard. Data kemudian disimpan dalam tape, disk atau CD. Data biasanya disimpan di stasiun penerima dan pemproses, sedangkan perpustakaan lengkap dari data biasanya dikelola oleh pemerintah ataupun perusahaan komersial yang berkepentingan.

1. Radiasi Elektromagnetik

Energi elektromagnetik adalah sebuah komponen utama dari kebanyakan system penginderaan jauh untuk lingkungan hidup, yaitu sebagai medium untuk pengirim informasi dari target kepada sensor. Energy elektromagnetik merambah dalam gelombang dengan beberapa karakter yang bisa diukur, yaitu: panjang gelombang/wavelength, frekuensi, amplitudo, kecepatan. Amplitudo adalah tinggi gelombang, sedangkan panjang gelombang adalah jarak antara dua puncak.

Frekuensi adalah jumlah gelombang yang melalui suatu titik dalam satu satuan waktu. Frekuensi tergantung dari kecepatan merambahnya gelombang. Karena kecepatan energy elektromagnetik adalah konstan (kecepatan cahaya), panjang gelombang dan frekuensi berbanding terbalik. Semakin panjang suatu gelombang, semakin rendah frekuensinya, dan semakin pendek suatu gelombang semakin tinggi frekuensinya.

Energy elektromagnetik dipancarkan atau dilepaskan oleh semua masa di alam semesta pada level yang berbeda-beda. Semakin tinggi level energy dalam suatu sumber energy, semakin rendah panjang gelombang dari energy yang dihasilkan, dan semakin tinggi frekuensinya. Perbedaan karakteristik energy gelombang di gunakan untuk mengelompokan energy elektromagnetik.

2. Spektrum Elektromagnetik

Susunan semua bentuk gelombang elektromagnetik berdasarkan panjang gelombang dan frekuensinya disebut spectrum elektromagnetik. Gambar spectrum elektromagnetik di bawah disusun berdasarkan panjang gelombang (diukur dalam satuan _m) mencakup kisaran energi yang sangat rendah, dengan panjang gelombang tinggi dan frekuensi rendah, seperti gelombang radio sampai ke energi yang sangat tinggi, dengan panjang gelombang rendah dan frekuensi tinggi seperti radiasi X-ray dan Gamma Ray.

3. Interaksi Energi

Gelombang elektromagnetik (EM) yang dihasilkan matahari dipancarkan (radiated) dan masuk ke dalam atmosfer bumi. Interaksi antara radiasi dengan partikel atmosfer bisa berupa penyerapan (absorption), pemencaran (scattering) atau pemantulan kembali (reflectance).Sebagian besar radiasi dengan energi tinggi diserap oleh atmosfer dan tidak pernah mencapai permukaan bumi. Bagian energi yang bisa menembus atmosfer adalah yang transmitted. Semua masa dengan suhu lebih tinggi dari 0 Kelvin (-273 C) mengeluarkan (emit) radiasi EM.

4. . Sensor

Radiometer yang dibawa oleh pesawat terbang atau satelit mengamati bumi dan mengukur level radiasi yang dipantulkan atau dipancarkan dari benda-benda yang ada di permukaan bumi atau pada atmosfer. Karena masing-masing jenis permukaan bumi dan tipe partikel pada atmosfer mempunyai karakteristik spectral yang khusus (atau spectral signature) maka data ini bisa dipakai untuk menyediakan informasi mengenai sifat target. Pada permukaan yang rata, hampir semua energi dipantulkan dari permukaan pada suatu arah, sedangkan pada permukaan kasar, energi dipantulkan hampir merata ke semua arah. Pada umumnya permukaan bumi berkisar diantara ke dua ekstrim tersebut, tergantung pada kekasaran permukaan. Contoh yang lebih spesifik adalah pemantulan radiasi EM dari daun dan air. Sifat klorofil adalah menyerap sebagian besar rasdiasi dengan panjang gelombang merah dan biru dan memantulkan panjang gelombang hijau dan near IR. Sedangkan air menyerap radiasi dengan panjang gelombang nampak tinggi dan near IR lebih banyak daripada radiasi nampak dengan panjang gelombang pendek (biru). BAB III

PENUTUP3.1. Kesimpulan

Remote Sensing atau Penginderaan Jarak Jauh (atau disingkatinderaja) adalah pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik melakukan kontak dengan objek tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh, (misalnya daripesawat,

luar angkasa" pesawat luar angkasa,satelit,kapalatau alat lain. Contoh dari penginderaan jauh antara lain satelit observasi bumi,satelit cuaca, memonitorjanindenganultrasonikdanwahana luar angkasayang memantau planet dari orbit. Di masa modern, istilah penginderaan jauh mengacu kepada teknik yang melibatkan instrumen di pesawat atau pesawat luar angkasa dan dibedakan dengan penginderaan lainnya sepertipenginderaan medisataufotogrametri. Walaupun semua hal yang berhubungan denganastronomisebenarnya adalah penerapan dari penginderaan jauh (faktanya merupakan penginderaan jauh yang intensif), istilah penginderaan jauh umumnya lebih kepada yang berhubungan dengan teresterial dan pengamatan cuaca.DAFTAR PUSTAKA http://chocittaisti.blogspot.com/2010/08/satelit-cuaca.html http://itsmeanin.tumblr.com/post/103613133679/literatur-penginderaan-jarak-jauh http://www.academia.edu/11011027/Tugas_geografi_inderaja_penginderaan_jarak_jauh_klas_12 http://www.lapan.go.id/index.php/subblog/read/2015/1177//1508Page 37

ii